Perbandingan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa antara Yang Tinggal Di Pondok Dan Yang Tidak Tinggal Di Pondok Dalam Mata Pelajaran Matematika Edi Prio Baskoro, Hendry Sugianto Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Tarbiyah, STAIN Cirebon, Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia, Telepon: +62 231 481264 Hasil belajar siswa dalam belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah metode pembelajaran. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapat interaksi pembelajaran antara siswa dengan murid yang terlihat monoton dalam penyampaian materi dikelas, ditambah dengan pekerjaan rumah yang diberikan guru kepada siswa lumayan banyak Hal ini yang menyebabkan siswa akhirnya merasa ‘enggan’ untuk belajar matematika. Selain itu, kondisi lingkungan siswa tinggal juga berbeda dalam artian terdapat siswa yng tinggal di pondok (asrama) dan siswa yang tidak tinggal di pondok selepas pulang sekolah, sehingga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan metode pembelajaran pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa yang tinggal dipondok dengan yang tidak tinggal dipondok. Penelitian ini bertitik tolak pada pemikiran bahwa hasil dalam belajar matematika memerlukan suatu metode yang baik untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik, selain itu juga lingkungan tempat tinggal juga menentukan keberhasilan siswa seperti siswa yang tinggal di pondok dengan siswa yang tidak tinggal dipondok. Dengan adanya metode pemecahan masalah dalam belajar matematika, maka hal ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan Proportional Random Sampling (siswa mendapatkan porsi yang sama). Dari populasi target yaitu kelas VIII SMP dengan jumlah 6 kelas sebanyak 206 maka hanya diambil 25% dari seluruh populasi yaitu hanya 2 kelas yaitu kelas VIII A dan VIII D, karena di setiap kelas tersebut terdapat dua karakter yang berbeda yaitu antara siswa yang tinggal di pondok dan siswa yang tidak tinggal di pondok. Pengumpulan data yang digunakan yaitu tes untuk mengetahui seberap besar perbedaan pengaruh penggunaan metode belajar pemecahan masalah dengan menggunakan uji anova dua jalur dan uji lanjut yaitu uji tukey. Pada uji lanjut yaitu uji tukey diperoleh Qh > Qtabel yaitu 5,91.> 4,08 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran pemecahan masalah antara siswa yang tinggal di pondok maupun siswa yang tidak tinggal di pondok. Hasil uji anova dua jalur dilanjutkan dengan uji tukey, diperoleh siswa yang belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah dan tinggal di pondok hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode pemecahan masalah dan tidak tinggal di pondok. Kata Kunci : metode pemecahan masalah, hasil belajar.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi era globalisasi perlu terus dilakukan. Dengan harapan sumber daya manusia ini mampu mengembangkan, bahkan menguasai dan bisa memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan bangsa kearah yang lebih baik lagi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan berfokus pada pengembangan kemampuan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki melalui suatu proses pembelajaran. Sebagian siswa beranggapan bahwa matematika itu sebagai mata pelajaran yang paling menyeramkan dan tidak disukai. Dalam hal ini disebabkan konsep matematika umumnya sulit dicerna dan dipahami. Peran guru sebagai pendidik dan pengajar haruslah meningkatkan
Perbandingan Metode Pemecahan …. (Edi Prio Baskoro dan Hendry Sugianto)
| 151
kompetensi diantaranya meliputi cara mengajar dan membimbing siswa agar lebih baik lagi, seperti dalam penggunaan metode belajar. Seperti kita ketahui banyak metode pembelajaran yang bisa kita terapkan, seperti metode mengajar yang dikemukakan Ruseffendi (2006:285) ”yaitu ceramah, ekspositori, laihan hafal (Drill), Latihan praktek (practice), tanya jawab, demonstrasi, diskusi, kegiatan lapangan, laboratorium, permainan, karyawisata, penemuan (inkuiri), pemecahan masalah (problem solving), pemberian tugas dan metode proyek”. Masingmasing metode tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan serta dapat disampaikan sesuai materi yang disampaikan. Selain faktor diatas banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar atau hasil belajar (E.P. Hutabarat, 2000:203). Menurut Slamet (2000:9) “belajar yang penting adalah penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah problem yang dihadapi, ”belajar yang penting adalah penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulang hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Teori ini dikenal dengan teori Gestalt yang dikemukakan oleh Koffa dan Kohler dari Jerman. Dalam teori ini lebih banyak belajar melalui pengalaman, oleh karena itu pengajaran lebih diarahkan kepada siswa untuk melakukan pemecahan masalah. Dari hasil studi pendahuluan di sekolah, terlihat bahwa terdapat interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang terlihat monoton dalam penyampaian materi dikelas dan pekerjaan rumah yang diberiken guru kepada siswa lumayan banyak. Hal ini yang menyebabkan siswa akhirnya merasa ‘enggan’ untuk belajar matematika. Selain itu, kondisi lingkungan siswa tinggal juga berbeda dalam artian terdapat siswa yang tinggal di pondok (asrama) dan juga terdapat siswa yang tidak tinggal dipondok selepas pulang sekolah, sehingga dapat mempengruhi hasil belajar siswa. Oleh karena berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, dan dengan banyaknya sistem pendidikan yang menyediakan pondokan (asrama), maka menggugah penulis untuk mencoba melakukan penelitian tentang hasil belajar siswa antara yang tinggal di pondok dan yang tidak tinggal di pondok dalam mata pelajaran matematika. Untuk itulah penulis mengangkat sebuah judul penelitian ini yaitu : Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Antara Yang Tinggal Di Pondok Dan Yang Tidak Tinggal Di Pondok. Adapun rumusan masalahnya adalah : seberapa besar pengaruh metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa antara yang tinggal di pondok?, seberapa besar pengaruh metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa antara yang tidak tinggal di pondok?, apakah terdapat perbedaan pengaruh metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa yang tinggal di pondok dengan yang tidak tinggal di pondok pada bidang studi matematika. MATERI DAN METODA 152 |
EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 151 - 158
Sampel. Adapun sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan cara proportional random sampling (siswa mendapatkan porsi yang sama). Sebagaimana dijelaskan dalam Suharsimi Arikunto (2002:112), apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 – 25 % atau lebih. Karena di kelas VIII SMP ITUS Jalaksana terdapat 210 siswa maka hanya diambil 25 % dari jumlah seluruhnya yaitu kelas VIII A dan kelas VIII. Teknik eksperimen. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode tes guna memperoleh data kuantitatif sample diambil sebanyak dua kelas yaitu kelompok kelas siswa yang belajar menggunakan metode pemecahan masalah yang didalamnya terdapat siswa yang tinggal di pondok dan siswa yang tidak tinggal di pondok, dan kelompok kelas yang belajar menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah yang didalamnya juga terdapat siswa yang tinggal di pondok dan siswa yang tidak tinggal di pondok. Setelah siswa mengalami proses belajar, kemudian kedua kelompok diberi tes soal yang sama. Hasil tes tersebut kemudian diolah, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan metode pembelajaran pemecahan masalah. Desain penelitian ini menggunakan faktorial 2 x 2. Kelompok
X1 (Metode pemecahan masalah)
X2 (Metode Konvensional)
A1=Tinggal dipondok
A1 X1
A1 X2
A2 =Tidak tinggal di pondok
A2 X1
A2 X2
Adapun analisis data yakni : uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, uji anova dua jalur, uji tukey. HASIL Deskripsi Data. Hasil belajar adalah pola-pola informasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Data-data dari tes hasil belajar matematika siswa pada operasi aljabar yang belajar mengunakan metode pembelajaran pemecahan dengan siswa yang belajar dengan menggunakan metode ceramah antara siswa yang tinggal di pondok dengan siswa yang tidak tinggal di pondok. Dari data hasil belajar siswa antara yang belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah dengan yang belajar menggunakan metode ceramah antara siswa yang tinggal di pondok dan siswa yang tidak tinggal di pondok diperoleh nilai tertinggi oleh siswa yang belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah dan tinggal di pondok dengan skor nilai 95, sedangkan terendah diperoleh oleh siswa yang tidak tinggal di pondok dan yang belajar menggunakan metode ceramah dengan nilai skor 30. dengan rata-rata : A1X1 =81,3 , A1X2= 69,7 A2 X1 = 67,3 A2 X2 = 45,7 . Uji Normalitas
Perbandingan Metode Pemecahan …. (Edi Prio Baskoro dan Hendry Sugianto)
| 153
Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pemecahan masalah. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data hasil tes, maka dengan menggunakan rumus chi kuadrat diperoleh harga X 2hitung = 3,497 sedangkan X2tabel dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan 3 adalah = 7,81 dengan demikian X2hitung < X2tabel. Maka data nila tes hasil belajar siswa yang belajar menggunakan metode pemecahan masalah dalam belajar matematika berdistribusi normal. Hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data hasil tes, maka dengan menggunakan rumus chi kuadrat diperoleh harga X 2hitung = 4,186 sedangkan X2tabel dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan 3 adalah = 7,81 dengan demikian X2hitung < X2tabel. Maka data nila tes hasil belajar siswa yang belajar menggunakan metode ceramah dalam belajar matematika berdistribusi normal. Uji Anova dua jalur Tabel 5 Hasil Uji anova dua jalur diperoleh Sumber Varian(SV) Antar (A) Antar (B) Antar (AB) Dalam (D) Residu Total
group
Jumlah Kuadrat (JK) 5.415
Derajat Bebas (db) 1
Kuadrat Rerata (KR) 5.415
F
F
hitung
tabel
93,78
α
group
4.166,6
1
4.166,6
72,16
α
group
375,07
1
375,07
6,49
α
group
3.233,33
56
57,74
-
13.190
59
-
-
0.01 = 7,12 0.01 = 7,12 0.01 = 7,12 -
Dari tabel anova diatas menunjukan adanya: a. Faktor (A) : FA hitung > FA table , yaitu 93,78 > 7,12 maka disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yng tinggal dipondok dengan siswa yang tidak tinggal dipondok. b. Faktor (B) : FB hitung > FB table , yaitu 72,16> 7,12 maka disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang belajar dengan metode pemecahan masalah dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah. c. Faktor (AB) : FAB hitung > FAB table , yaitu 6,49 < 7,12 maka disimpulkan tidak terdapat interaksi antar kedua faktor. Uji Hipotesis
154 |
EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 151 - 158
Untuk memudahkan perhitungan dengan uji tukey maka dapat dilihat pada tabel desain factorial 2x2, sebagai berikut : Tabel 6 X1 Metode pemecahan masalah A1 X1
Kelompok
−
A1=Tinggal dipondok
x
A2 =Tidak tinggal di pondok
−
x
A1 X1 = 81.3 A2 X1 A2 X1 = 67,3
X2 Metode Konvensional A1 X2
−
x −
x
A1 X2 = 69,7 A2 X2 A2 X2 = 45,5
Untuk faktor A :
1.
2.
A1 X1 dengan A1 X2 Q h = 5,91 , Q tabel : Q(0,05;4;15) = 4,08 , Q tabel : Q(0,01;4;15) = 5,25. karena Qh > Q tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan, maka disimpulkan hasil belajar siswa yang tinggal di pondok dan belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah hasil belajarnya lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tinggal dipondok dan belajar dengan metode ceramah. A2 X1 dengan A2 X2, Q h = 11,12, Q tabel : Q(0,05;4;15) = 4,08, Q tabel : Q(0,01;4;15) = 5,25. karena Qh > Q tabel,, maka terdapat pengaruh yang signifikan, maka disimpulkan hasil belajar siswa yang tidak tinggal di pondok dan belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah hasil belajarnya lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak tinggal dipondok dan belajar dengan metode ceramah.
Untuk faktor B : 1. A1 X1 dengan A2 X1, Q h = 7,14 , Q tabel : Q(0,05;4;15) = 4,08, Q tabel : Q(0,01;4;15) = 5,25. karena Qh > Q tabel,, maka terdapat pengaruh yang signifikan, maka disimpulkan hasil belajar siswa yang tinggal di pondok dan belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah hasil belajarnya lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak tinggal di pondok dan belajar dengan metode pemecahan masalah. 2. A1 X2 dengan A2 X2, Q h = 12,34, Q tabel : Q(0,05;4;15) = 4,08, Q tabel : Q(0,01;4;15) = 5,25, karena Qh > Q tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan, maka disimpulkan hasil belajar siswa yang tinggal di pondok dan belajar dengan menggunakan metode konvensional hasil belajarnya lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak tinggal di pondok dan belajar dengan metode ceramah. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh hasil bahwa. Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pemecahan masalah berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data hasil tes, maka dengan menggunakan rumus chi kuadrat diperoleh harga X 2hitung = 3,497 sedangkan X2tabel dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan 3 adalah Perbandingan Metode Pemecahan …. (Edi Prio Baskoro dan Hendry Sugianto)
| 155
= 7,81 dengan demikian X2hitung < X2tabel. Maka data nila tes hasil belajar siswa yang belajar menggunakan metode pemecahan masalah dalam belajar matematika berdistribusi normal. Serta hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data hasil tes, maka dengan menggunakan rumus chi kuadrat diperoleh harga X 2hitung = 4,186 sedangkan X2tabel dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan 3 adalah = 7,81 dengan demikian X2hitung < X2tabel. Maka data nila tes hasil belajar siswa yang belajar menggunakan metode ceramah dalam belajar matematika berdistribusi normal. Selain berdistribusi normal, kedua data tersebut homogen. Analisis selanjutnya yaitu uji anova dua jalur diperoleh a. Faktor (A) : FA hitung > FA table , yaitu 93,78 > 7,12 maka disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yng tinggal di pondok dengan siswa yang tidak tinggal di pondok. b. Faktor (B) : FB hitung > FB table , yaitu 72,16> 7,12 maka disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang belajar dengan metode pemecahan masalah dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah. c. Faktor (AB) : FAB hitung > FAB table , yaitu 6,49 < 7,12 maka disimpulkan tidak terdapat interaksi antar kedua faktor. Hal ini menunjukan adanya perbedaan pada faktor (A) yaitu hasil belajar siswa yang tinggal dipondok dan siswa yang tidak tinggal di pondok, serta adanya perbedaan pada faktor (B) yaitu hasil belajar kelompok siswa antara yang menggunakan metode pemecahan masalah dengan kelompok siswa yang belajardengan metode ceramah. Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian terlihat bahwa terdapat pegaruh terhadap penggunaan metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa antara yang tinggal dipondok dan yang tidak tinggal dipondok, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Gagne (Ruseffendi, 2006:335) menyatakan “pemecahan masalah adalah tipe belajar yang tingkatannya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar lainnya”. Selain itu metode pemecahan masalah mempunyai tujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, tuntas serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Sesuai data yang terkumpul serta dianalisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode pemecahan masalah mempunyai pengaruh yang lebih baik bagi hasil belajar siswa yang tinggal di pondok hal ini dilihat dari uji anova dua jalur dan dilanjutkan dengan uji lanjut yaitu uji tukey diperoleh ; A 1 X1 dengan A2 X1, Q h = 7,14, Q tabel : Q(0,05;4;15) = 4,08 , Q tabel : Q(0,01;4;15) = 5,25 , karena Qh > Q tabel,, maka terdapat pengaruh yang signifikan, maka disimpulkan hasil belajar siswa yang tinggal di pondok dan belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah hasil belajarnya lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak tinggal dipondok dan belajar dengan metode pemecahan masalah. 2. Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran pemecahan masalah bagi siswa yang tinggal di 156 |
EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 151 - 158
3.
pondok dan siswa yang tidak tinggal dipondok hal ini dapat dilihat dari uji anova dua jalur, diperoleh : a. Faktor (A) : FA hitung > FA table , yaitu 93,78 > 7,12 maka disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yng tinggal di pondok dengan siswa yang tidak tinggal di pondok. b. Faktor (B) : FB hitung > FB table , yaitu 72,16> 7,12 maka disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang belajar dengan metode pemecahan masalah dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah. c.. Faktor (AB) : FAB hitung > FAB table , yaitu 6,49 < 7,12 maka disimpulkan tidak terdapat interaksi antar kedua faktor. Hal ini menunjukan adanya perbedaan pada faktor (A) yaitu hasil belajar siswa yang tinggal di pondok dan siswa yang tidak tinggal di pondok, serta adanya perbedaan pada faktor (B) yaitu hasil belajar kelompok siswa antara yang menggunakan metode pemecahan masalah dengan kelompok siswa yang belajar dengan metode ceramah. Karena terdapat signifikan pada setiap faktor maka dilanjutkan dengan uji tukey, untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pemecahan masalah terhadap siswa yang tinggal di pondok dengan siswa yang tidak tinggal di pondok. Uji Tukey; A 1 X1 dengan A2 X1, Q h = 7,14, Q tabel : Q(0,05;4;15) = 4,08, Q tabel : Q(0,01;4;15) = 5,25. Karena Qh > Q tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh pengunaan metode pembelajaran bagi siswa yang tinggal di pondok dan yang tidak tinggal dipondok.. Maka pada tingkat kepercayaan 0,99% disimpulkan hasil belajar siswa yang tinggal di pondok dan belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah hasil belajarnya lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak tinggal dipondok dan belajar dengan metode pemecahan masalah. Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa terhadap penggunaan metode ceramah bagi siswa yang tinggal di pondok dan siswa yang tidak tinggal di pondok hal ini dapat di lihat dari : A 1 X2 dengan A2 X2, Q h = 12,34, Q tabel : Q(0,05;4;15) = 4,08, Q tabel : Q(0,01;4;15) = 5,25. Karena Qh > Q hasil tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan, maka disimpulkan belajar siswa yang tinggal di pondok dan belajar dengan menggunakan metode ceramah hasil belajarnya lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak tinggal di pondok dan belajar dengan metode ceramah. DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin maknun,2000, Psikologi Kependidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung Adinawan Cholik, 2002, Matematika Untuk SMP, Erlangga, Jakarta Arikunto Suharsimi, 2006, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta Cunayah Cucun, 2007, Ringkasan dan Bank Soal Matematika Untuk SMP, Yrama Widya, Bandung Erman, 2003, Evaluasi Pembelajaran Matematika,JICA UPI,Bandung.
Perbandingan Metode Pemecahan …. (Edi Prio Baskoro dan Hendry Sugianto)
| 157
Muhibbin Syah, 1995., Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (edisi revisi), PT. Remaja Rosda Karya, Bandung Nurhayadi, Dadi. 2005. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Yang Pembelajarannya Menggunakan Metode Diskusi Dengan Metode Pemecahan Masalah. Skripsi UNSIL : Tidak Dipublikasikan. Purwa W.J.S Darminta, 1984, Kamus Besar bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka, Jakarta Rahim Husni, 2001, Arah baru Pendidikan Islam di Indonesia, Logos, Jakarta Ruseffendi,2006, Pengajaran Matematika Untuk meningkatkan CBSA. Tarsito, Bandung Soelaiman Joesoef.1992, Konsep Pendidikan Luar Sekolah. Bumi Aksara, Jakarta Subana,2005, Statistik Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung Sudjana Nana, 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Rosda Karya, Bandung. Sudjana. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. Sugiyono, 2008, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Suharsimi Arikunto, 2001, Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta Suprijono Agus,2009, Cooperative Learning Teori dan aplikasi Paikem,Pustaka Belajar, Yogyakarta. Suryabrata Sumadi, 2003, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta Syuaeb kurdie dan Taqiyuddin Masyhuri, 2002, Dasar falsafah dan Sistem Manajemen Pendidikan Luar sekolah. STAIN Cirebon, CV Alawiyah. Tafsir Ahmad, 2000, Ilmu pendidikan Dalam Perspektif Islam, Rosda Karya, Tim MPKBM,2001, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA UPI, Bandung Uyanto Stanislaus S, 2006, Pedoman Analisis Data Dengan SPSS, Graha Ilmu, Yogyakarta
158 |
EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 151 - 158