ECONOMIC POTENTIAL MAPPING ANALYSIS IN THE DISTRICT OF JEMBER Diana Dwi Astuti STIE MANDALA JEMBER e-mail :
[email protected] ABSTRACT The paradigm change of government in the form of regional autonomy has implications for the regional authority, to explore and develop the economic potential in the development and improve the people's welfare in the region. This study aimed to: 1) Determine the structure of the economy Jember, 2) Knowing the balance of economic resources, 3) Analyze potential sectors to be developed based on the rate of growth and productivity. The results achieved in this study are: 1) The economic structure of Jember is still dominated by agriculture sector followed by trade, hotels and restaurants, and the manufacturing sector. 2) Balance of economic resources in Jember for the agricultural sector and the reduction of mining occurred within the last 2 years (2013-2014). But the changes in the production of the agricultural sector more than the reduction in the addition in 2013 and 2014, even for the poultry production sector is not a reduction in the year 2013 and 2014. 3) The results of the analysis of LQ in the period 2009-2013 crop that became the basis are soybean, peanut, and sweet potatoes which are the basis .Horticulture: plants, large chilli and beans. Plantation crops which are the basis: kapok and nut crops. Farms that form the basis: dairy cattle, buffalo, horses, and pigs. Shift Share Based on the results, the rice plants have little competitive advantage in 31 districts. Maize, soybean, and cassava have no competitive value. Peanut and sweet potato has a very competitive value. Keywords: Economic structure, Balance of economic resources, Location Quotient, Shift Share
yang luas nyata dan bertanggungjawab ini
BAB 1. PENDAHULUAN Perubahan
membawa
paradigma
konsekuensi
terbukanya
pemerintahan dari sentralistik menjadi
peluang sekaligus tantangan bagi daerah
desentralistik memberikan energi politik
untuk
berupa
untuk
dalam menyelenggarakan wewenangnya.
sendiri.
Namun diakui atau tidak, potensi ekonomi
berimplikasi
di daerah masih belum tergali dan
kewenangan
daerah
mengatur
rumah
tangganya
Otonomi
daerah
juga
terhadap
kewenangan
daerah
membuktikan
terpetakan
untuk
dengan
kemampuannya
baik,
sehingga
menggali dan mengelola sumber-sumber
pembangunan yang dicanangkan dengan
potensi ekonomi di wilayahnya dalam
harapan untuk peningkatan kesejahteraan
rangka pembangunan dan meningkatkan
masyarakat masih belum berjalan dengan
kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
baik. Kabupaten
Daerah memiliki peluang untuk lebih
Jember
sejak
dini
mengoptimalkan potensi ekonomi daerah
diharapkan dapat mempersiapkan diri
yang dimiliki. Pemberian otonomi daerah
dalam menghadapi kondisi perekonomian
16
17
global yang makin terbuka.Untuk dapat
mempunyai peta wilayah potensi ekonomi
berkembang dengan maksimal, orientasi
yang
pengembangan wilayah yang benar-benar
pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu
terintegrasi perlu mendapatkan perhatian
cara
yang lebih luas, dengan salah satu
masyarakat.
konsepnya adalah pengembangan wilayah
pada
akhirnya
meningkatkan
prasyarat
yang
ekonomi (economic base).
menjamin
usaha
pemerintah
pembangunan daerah
ekonomi,
berperan
kesejahteraan
Sebagai langkah awal, salah satu
Kabupaten Jember yang berbasis pada
Dalam
menciptakan
dibutuhkan
untuk
peningkatan
dan
pengembangan produksi yang efektif dan
dan
efisien adalah melalui identifikasi sektoral
bertanggung jawab dalam meningkatkan
yang meliputi keunggulan dan potensi
taraf hidup dan kesejahteraan di daerah
setiap
tersebut. Menurut Arsyad (2009: 108),
keunggulan
pembangunan ekonomi daerah merupakan
membuat analisis tentang keunggulan
suatu proses di mana pemerintah daerah
komparatif dan keunggulan kompetitif
dan
mengelola
(comparative dan competitive advantage)
sumberdaya-sumberdaya yang ada dan
untuk masing-masing sektor ekonomi.
membentuk suatu pola kemitraan antara
Sedangkan
Pemerintah Daerah dengan sektor swasta
dilakukan dengan menganalisis potensi
untuk menciptakan lapangan kerja dan
pengembangan sektoral dan sub sektor di
merangsang
masa yang akan datang.
masyarakatnya
perkembangan
sektor
ekonomi.
bisa
Identifikasi
dilakukan
identifikasi
dengan
potensi
dapat
perkembangan kegiatan ekonomi atau
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah
pertumbuhan ekonomi dalam wilayah
di Indonesia, termasuk kabupaten Jember
tersebut
ditentukan oleh kontribusi pertumbuhan 9
Oleh karena itu, salah satu strategi
sektor ekonomi. Pertumbuhan masing-
pengembangan wilayah yang tidak bisa
masing
sektor
tidak harus dilakukan saat ini dan tahun-
berbeda,
sehingga
tahun mendatang adalah peningkatan dan
perubahan struktur perekonomian suatu
pengembangan
daerah. Ditinjau dari
produksi
dari
sektor-
ekonomi
berpengaruh
pada
kontribusi sektor
sektor ekonomi unggulan dan potensial
ekonomi
yang mampu meningkatkan pendapatan
Jember (Berdasarkan data Badan Pusat
dan pada akhirnya dapat meningkatkan
Statistik
kesejahteraan masyarakat diwilayahnya.
tahun2014), maka sumbangan terbesar
Dengan
adalah dari sektor pertanian sebesar rata-
diharapkan
menggunakan pendekatan ini Kabupaten
Jember
rata
terhadap
cenderung
(2014),
44%,
PDRB
pada
kabupaten
triwulan
IV
sedangkan kontribusi dari
18
sektor lain adalah sektor perdagangan,
tujuan penelitian ini adalah untuk :
hotel, dan restoran sebesar rata-rata 20%,
1)Mengetahui struktur perekonomian di
sektor jasa sebesar rata-rata 10%, sektor
Kabupaten Jember. 2) Mengetahui neraca
industri pengolahan 7 %, sektor keuangan,
sumberdaya
sektor persewaan dan jasa perusahaan
Jember. 3) Menganalisis sektor yang
sebesar rata-rata
potensial
untuk
sisanya merupakan kontribusi dari sektor
berdasarkan
laju
lain.
produktifitas di Kabupaten Jember.
6%, sedangkan 13%
ekonomi
di
Kabupaten
dikembangkan pertumbuhan
dan
Namun demikian, perlu disadari bahwa keunggulan dan potensi sektor-
BAB 3. METODOLOGI
sektor ekonomi tidak akan bermanfaat
Secara
garis
besar,
secara optimal untuk mencapai tujuan
analisis
utama
dijelaskan sebagai berikut:
pembangunan
(meningkatnya
kesejahteraan masyarakat) apabila tidak
data
yang
Pertama,
metode
dilakukan
Analisa
dapat
Struktur
diikuti dengan kebijakan dan strategi yang
Ekonomi, digunakan untuk mengetahui
tepat. Kebijakan dan strategi yang tepat
sumbangan atau peranan setiap kegiatan
harus dirumuskan secara komprehensif
ekonomi atau sektor dalam perekonomia
yang
kabupaten
mencakup
tidak
hanya
aspek
ekonomi saja, tetapi juga aspek-aspek lain
dan
kelembagaan.
keseluruhan
dalam
periode 1 (satu) tahun terakhir
seperti aspek sosial, budaya, geografis (infrastruktur),
secara
Kedua,
Analisa
Neraca
Sumberdaya Ekonomi, digunakan untuk
Selanjutnya, yang tak kalah penting
mengetahui
adalah Menurut Arsyad (2009: 108),
sumberdaya ekonomi dalam kurun waktu
pembangunan ekonomi daerah merupakan
2 (dua) tahun di Kabupaten Jember.
suatu proses di mana pemerintah daerah
Setelah diketahui struktur ekonomi yang
dan
mengelola
paling tinggi dari 9 sektor ekonomi yang
sumberdaya-sumberdaya yang ada dan
ada di Kabupaten Jember, maka masing-
membentuk suatu pola kemitraan antara
masing dari sektor ekonomi yang tinggi
Pemerintah Daerah dengan sektor swasta
dicari berapa kenaikkan dan penurunan
untuk menciptakan lapangan kerja dan
setiap sub sektor dalam kurun waktu 2
merangsang
tahun di Kabupaten Jember
masyarakatnya
perkembangan
perkembangan kegiatan ekonomi atau
perubahan
Ketiga,
potensi
Analisa
Location
pertumbuhan ekonomi dalam wilayah
Quotient
tersebut
mengetahui sektor basis dan non basis
Berdasarkan paparan tersebut maka
sumberdaya
(LQ),
digunakan
ekonomi
di
untuk
Kabupaten
19
Jember.
Metode
Location
Quotient
BAB 4. HASIL DAN
menyajikan perbandingan relatif antara
PEMBAHASAN
kemampuan suatu sektor yang sama pada
1. Struktur Perekonomian Kabupaten
daerah yang lebih luas. Berdasarkan
Jember
proporsi yang dihasilkan dapat diketahui
Kabupaten
Jember
merupakan
tingkat pelayanan masing-masing sektor
daerah
di setiap unit analisis. Wilayah yang
sumbangan terhadap PDRB Kabupaten
memiliki nilai Location Quotient (LQ)
Jember sebesar 34% berasal dari sektor
lebih dari (>)1 (satu) berarti lebih
pertanian. Hal tersebut dapat dimengerti
terspesialisasi
karena luas lahan di kabupaten Jember,
pada
kegiatan
yang
agraris,
dapat
dilihat
dari
bersangkutan dan mempunyai potensi
lebih
untuk memasarkan produknya ke wilayah
pertanian
lain. Sebaliknya, apabila nilai LQ kurang
perkebunan, serta peternakan. Kabupaten
dari (<) 1 maka sektor ini dikategorikan
Jember merupakan salah satu gudang
sebagai sektor non-basis, yang berarti
pangan untuk wilayah Jawa Timur dan
bahwa luas lingkup produksi dan daerah
merupakan salah satu sentra produksi
pasar sektor non-basis hanya bersifat
tembakau baik untuk kebutuhan lokal
lokal.
maupun kebutuhan ekspor. Selain itu juga
Rumus dari LQ adalah : Sib/Sb LQ= Sia/Sa dimana: Sib = Sub sektor i pada tingkat Kecamatan, Sb = Total semua sektor pada tingkat Kecamatan, Sia = Sub sektor i pada Kabupaten Jember, Sa = Total semua sektor pada Kabupaten Jember.
terdapat perkebunan karet, kopi, kakao,
Keempat, Analisa Mix Share atau
Shift
Share,
memonitor perkembangan
digunakan
kecenderungan lokal
sehingga
untuk (trend) dapat
diketahui apakah suatu sektor tertentu masih kompetitif untuk dikembangkan pada wilayah tersebut (lokal).
dan
diperuntukkan
sebagai
lahan
pangan
dan
tanaman
lainnya.
Sumbangan
berikutnya
berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, yaitu sebesar 28%. Sub sektor yang sangat besar menyumbang dan sangat tinggi perkembangannya adalah sub sektor perdagangan besar, yaitu pusatpusat
perbelanjaan
menjamur,
yang
semakin
di
kota-kota
terutama
kecamatan. Dengan semakin tumbuhnya pusat perbelanjaan jenis retail, seperti indomart, meningkatkan
alfamart, sumbangan
semakin sektor
perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Jember. Sektor
industri
pengolahan
menyumbang sebesar 11% terhadap total
20
PDRB
Kabupaten
Jember.
menunjukkan
bahwa
industrialisasi
untuk
Hal
ini
sumbangan sub sektor jasa sosial dan
program
kemasyarakatan.
menopang
Sektor keuangan, persewaan, dan
pengolahan hasil sektor pertanian belum
jasa perusahaan yang demikian megah
tercapai. Sub sektor terbesar sebagai
terlihat
penyumbang dalam industri pengolahan
perkembangannya di Kabupaten Jember
adalah industri pengolahan tembakau. Ini
hanya menyumbang sebesar 5,51 (5%)
membuktikan bahwa Kabupaten Jember
terhadap total PDRB Kabupaten Jember.
memang
industri
Sub sektor penyumbang terbesar adalah
tembakau untuk kebutuhan ekspor dan
sub sektor bank. Ini membuktikan, bahwa
hasil olahannya, seperti cerutu
perkembangan sub sektor bank yang ada
merupakan
sentra
Sektor jasa-jasa menyumbangkan
serta
demikian
pesat
di Kabupaten Jember sebagian besar ada
sebesar 10,81% (11%) terhadap PDRB
sumbangannya
Kabupaten Jember, Sektor ini didominasi
Kabupaten Jember.
oleh sub sektor jasa pemerintahan umum
terhadap
PDRB
struktur
ekonmi
Gambaran
dan pertahanan serta sub sektor jasa
Kabupaten Jember tahun 2015 dengan
perorangan
kontribusi pertumbuhan dari 9 sektor
dan rumah
tangga. Jasa
hiburan dan kebudayaan sumbangannnya sangat
kecil
jika
dibanding
ekonomi adalah sebagai berikut :
dengan
PDRB KABUPATEN JEMBER 2015 5%
3% 2%
1%
Pertanian
5% 34%
Perdagangan, Hotel dan Restoran Industri Pengolahan
11%
Jasa-jasa 11% Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 28%
Pengangkutan dan Komunikasi
Gambar 1. PDRB Kabupaten Jember 2015
2. Perkembangan PDRB Kabupaten Jember
Perkembangan
PDRB
Kabupaten Jember disumbangkan oleh
21
sektor
perdagangan,
hotel
dan
tahun 2009 sampai dengan tahun
restoran.
Walaupun
secara
2013. Hal ini memprihatinkan, karena
keseluruhan
sembangannya
hanya
sektor ini merupakan penyumbang
PDRB
terbesar terhadap PDRB. Penyebab
sebesar
28%
Kabupaten
terhadap Jember,
tetapi
utamanya
adalah
semakin
pertumbuhannya sejak tahun 2009
berkurangnya
hingga
menunjukkan
produktif kelas A berganti menjadi
peningkatan yang positif, terutama
kawasan pemukiman dan pusat-pusat
antara tahun 2011-2012 dan 2012-
perdagangan.
2013. Antara tahun 2009-2010 dan
pertanian diikuti oleh peningkatan
tahun 2010-2011, sebenarnya masih
sektor industri pengolahan, karena
terjadi
program
tahun
2013
peningkatan,
peningkatannya dibanding
tetapi
lebih
peningkatan
rendah 2011-2012,
tetapi secara rata-rata menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sektor
pertanian
lahan
pertanian
Penurunan
Pemerintah
sektor
adalah
meningkatkan perkembangan sektor industri
untuk
menopang
sektor
pertanian. Gambar
perkembangan
merupakan
kontribusi 9 sektor ekonomi terhadap
penyumbang terbesar dalam PDRB
PDRB Kabupaten Jember tahun 2015
Kabupaten
sebagai berikut :
Jember,
menunjukkan
penurunan yang terus-menerus sejak
22
Gambar 2 Perkembangan PDRB 2009-2013 Kabupaten Jember 2,0 Pertanian 1,5 1,0
Pertambangan dan penggalian
0,5
Industri Pengolahan
1
2
3
Listrik, gas dan air bersih
4
(0,5)
Bangunan (1,0) Perdagangan, Hotel dan Restoran
(1,5) (2,0)
Pengangkutan dan Komunikasi
(2,5)
Tanaman
3. Neraca Sumberdaya Ekonomi
komoditas beras (padi) dan komoditas
Sektor Pertanian Neraca sumberdaya alam dan
informasi
akan
memberikan
mengenai
(penambahan
dapat
dikelompokkan menjadi 2 dua), yaitu
Kabupaten Jember
lingkungan
pangan
(jagung,
kedele,
kacang
tanah, ubi kayu dan ubi jalar). Seluruh komoditas
tanaman
pangan
pengurangan)
mempunyai nilai strategis dari segi
produksi di sektor pertanian dalam
peranannya sebagai bahan makanan
kurun waktu tertentu. Informasi yang
pokok, bahan baku industri atau
digunakan adalah data sekunder dari
sumber pendapatan bagi masyarakat
Biro Pusat Statistik Kabupaten Jember
petani.
tahun
2014
dan
perubahan
palawija
dan
Dengan
Berdasarkan perhitungan neraca
pertanian
sumberdaya alam dan lingkungan,
antara tahun 2013 dan 2014, maka
komoditas padi, jagung, kedelai, ubi
akan nampak potensi yang mampu
kayu
dikembangkan
penambahan produksi dalam kurun
membandingkan
2015.
produk
oleh
pemerintah
dan
ubi
jalar
2013-2014.
mengalami
kabupaten melalui berbagai kebijakan
waktu
Penambahan
strategis sektor pertanian.
tertinggi adalah komoditas padi, yaitu
Kondisi Komoditas Pangan
483.460 Kw, sedangkan komoditas
23
kedelai mengalami penambahan yang
pemerintah daerah. Beras merupakan
relative
rendah
makanan
komoditas
pangan
dibandingkan
sebagian
besar
yaitu
masyarakat di Kabupaten Jember.
25.200 Kw. Dari informasi tersebut,
Permintaan akan beras meningkat dari
nampaknya komoditas padi memiliki
waktu
potensi untuk dikembangkan sebagai
bertambahnya
bahan
Untuk itu, pilihan pemerintah daerah
pangan
Kabupaten
lainnya,
pokok
bagi
Jember
masyarakat. yang
ke
waktu
seiring
jumlah
dengan
penduduk.
dikenal
harus mampu memenuhi kebutuhan
sebagai wilayah penghasil kedelai,
pangan, khususnya produksi beras
ternyata dalam kurun waktu 2013-
harus selalu ditingkatkan. Selain upaya
2014, komoditas kedelai mengalami
peningkatan
ketersediaan
pangan,
kenaikkan yang tidak terlalu tinggi
dibutuhkan
pula
strategi
dibanding dengan ubi kayu, yaitu
menggerakkan
potensi
181,730 Kw, sedangkan kacang tanah
khususnya wilayah pedesaan agar
mengalami penurunan sebesar 10,030
pendapatan masyarakat meningkat. Di
Kw.
beberapa wilayah kecamatan sampel Komoditas
di
penelitian, masih dijumpai masyarakat
Kabupaten Jember dalam kurun waktu
yang masih terbatas aksesnya terhadap
2013-2014 mengalami penambahan
komoditas
produksi yang masih relatif rendah
wilayahnya memiliki potensi pasokan
atau
pangan yang cukup berlimpah.
kurang
pertahun.
pangan
ekonomi
dari
Padahal
100.000 program
Ton Dinas
produktifitas
dan
padahal
Potensi Komoditas Perkebunan
Pertanian Tanaman Pangan berupaya meningkatkan
pangan,
Sejak
diberlakukannya
otonomi daerah serta memperhatikan
produksi tanaman pangan, khususnya
komoditas
komoditas beras yang dinilai sangat
komoditas ekspor, maka program
strategis dalam memenuhi kebutuhan
pembangunan
pangan. Komoditas pangan merupakan
bagian
kebutuhan dasar yang pemenuhannya
pembangunan daerah yang tujuan
tidak dapat ditunda-tunda sehingga
pokoknya
usaha
sumberdaya
untuk
merupakan
pemenuhan
prioritas
utama
pangan bagi
perkebunan
sebagai
perkebunan
integral
adalah
memperhatikan
dari
sebagai program
meningkatkan
perkebunan
dengan
keunggulan
24
komparatif
daerah.
Sehingga
dikembangkan.
Sementara
itu,
pembangunan perkebunan mempunyai
penurunan
produksi
arti penting dalam rangka memacu
tembakau
Na-Oogst
perkembangan industri dan ekspor-
penurunan
yaitu
ekspor
perkebunan,
tembakau tersebut menghasilkan nilai
meningkatkan kesempatan kerja serta
jual yang sangat tinggi. Terkait dengan
pendapatan masyarakat petani
tembakau Na-Oogst, dengan semakin
hasil
Hasil
perhitungan
neraca
terjadi
pada
mengalami
771,40
padahal
gencarnya kampanye anti merokok di
sumberdaya potensi sektor perkebunan
berbagai
di
tembakau bahan cerutu mengalami
Kabupaten
tembakau
Jember
merupakan
unggulan,
karena
tanaman komoditas
kontribusi
yang
belahan
kemerosotan.
tembakau
sumber
Nusantara.
pedagang,
penyerap
bagi
petani,
tenaga
kerja,
Gejala
pasar
ini
terus
merembet ke sentra-sentra produksi
besar bagi sektor ekonomi, baik segi pendapatan
dunia,
di
berbagai
belahan
Kondisi Komoditas Hortikultura
sumber devisa maupun efek ganda
Komoditas hortikultura sering
(multiflier effect) terhadap berbagai
dianggap sebagai komoditi pertanian
kegiatan ekonomi. Berdasarkan data
masa
statistik, terdapat 4 (empat) jenis
berbagai keuntungan. Pengembangan
tembakau yang diusahakan masyarakat
hortikultura
petani, yaitu tembakau Na-Oogst,
memberi nilai tambah yang besar bagi
Voor Oogst kasturi, Voor Oogst
produsen dan industri pengguna. Bagi
rajang, danVoor Oogst white burley
konsumen juga dapat memperbaiki
dan. Tembakau Voor Oogst kasturi
perimbangan
dalam
dalam pola makanannya yang saat ini
kurun
waktu
2013-2014
depan
yang
menjanjikan
diharapkan
dan
kecukupan
bertumpu
dibandingkan jenis tembakau lainnya,
hortikultura terbagi menjadi tanaman
yaitu 25.493,40 Kw. Kondisi tersebut
sayur-sayuran dan buah-buahan.
menunjukkan bahwa tembakau Voor
Sayur-sayuran
kasturi
yang
diusahakan
masyarakat
memiliki
potensi
umumnya petani, untuk
beras.
gizi
mengalami penambahan relatif tinggi
Oogst
pada
mampu
Berdasarkan produksi
tanaman
Komoditas
data sayuran
statistik, dalam
kurun waktu 2013-2014 mengalami
25
penambahan, terutama untuk tanaman
cukup efektif dari aspek penghijauan,
kembang kol, sawi, cabe besar, cabe
dikarenakan masyarakat diharapkan
rawit, tomat, terung, buncis, labu siem,
akan memelihara tanaman yang ada
kangkung, bayam, melon, semangka,
karena merupakan salah satu usaha
bawang
yang
merah
dan
jamur.
Penambahan tertinggi adalah tanaman
dapat
menghasilkan
dan
menopang pendapatan keluarga.
cabe rawit, yaitu 98.276 Kw banyak
Kabupaten Jember merupakan
diperoleh di Kecamatan Gumuk Mas
salah
dan semangka yaitu 78.326 Kw.
tanaman Jeruk Siem di Propinsi Jawa
Semangka
Timur,
merupakan
buah
yang
satu
sentra
terutama
pengembangan
di
kecamatan
banyak mengandung vitamin dan juga
Umbulsari dan Sumberbaru. Pada
dapat menurunkan penyakit darah
kurun
tinggi (hipertensi).
penambahan
Tanaman
sayuran
waktu
2013-2014, yang
tinggi
terjadi untuk
yang
tanaman jeruk siem, yaitu 455.853
mengalami penurunan dalam kurun
Kw. Jeruk siem Jember memiliki
waktu 2013-2014, tertinggi adalah
potensi untuk dikembangkan dimasa
tanaman kubis, yaitu 34,960 Kw.
mendatang baik dari aspek produksi
Kubis menyukai tanah yang sarang
maupun pendpatan yang diperoleh
dan tidak becek. Meskipun relatif
petani.
tahan terhadap suhu tinggi, produk
tanaman
kubis ditanam di daerah pegunungan
penurunan yang sangat menyolok
(400m dpl ke atas) di daerah tropis. Di
sekali adalah tanaman jambu biji,
dataran rendah, ukuran krop mengecil
yaitu sebesar 14.149 Kw.
dan tanaman sangat rentan terhadap
Kondisi Ternak
ulat pemakan daun Plutella.
Kurun
waktu
2013-2014
buah
yang
mengalami
Pengusahaan peternakan yang dilakukan masyarakat saat ini masih
Buah-buahan Pengembangan tanaman buah-
dianggap sebagai usaha sampingan
buahan dapat dijadikan salah satu
dan belum dilakukan secara intensif.
alternatif dalam upaya memperbaiki
Namun
kondisi lahan pertanian yang relative
pengembangan peternakan memiliki
kurang
subur.
prospek yang cukup baik, hal ini
tanaman
buah-buahan
Pengembangan diharapkan
disisi
lain
potensi
didukung oleh ketersediaan hijauan
26
yang cukup serta permintaan terhadap
berfluktuasi dari tahun ke tahun dengan
produk peternakan sangat besar.
perkembangan yang terjadi. Hasil analisis
Sapi potong memiliki potensi
Location Quotient (LQ) menggambarkan
untuk dikembangkan di Kabupaten
keunggulan komparatif berbagai komoditi
Jember,
dari
data
yang
diperoleh
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2013-2014, terjadi penambahan 18.435 ekor, merupakan penambahan tertinggi. Sedangkan yang mengalami penurunan adalah ternak babi sebesar 35 ekor. Produksi kurun
waktu
penambahan
hewan
unggas
2013-2014 dan
tidak
dalam
mengalami mengalami
pengurangan. Penambahan tertinggi untuk hewan unggas adalah ayam pedaging, yaitu 83.978 ekor, sedangkan terendah adalah itik, yaitu 2.847 ekor. Pengusahaan unggas
ayam
pedaging,
umumnya
dikelola secara intensif dengan perlakukan tertentu, karena unggas tersebut sangat peka terhadap perubahan lingkungan dan mudah terserangan penyakit dibandingkan dengan ayam Ras. 4. Analisis Location Quotient (LQ) Tiap Kecamatan Analisis Location Qoutient (LQ) dilakukan dengan menggunakan ukuran jumlah produksi (Kwintal) yang terdapat disetiap wilayah sampel di Kabupaten Jember. Periode analisis yang dilakukan terhadap nilai LQ yaitu selama 5 tahun, terhitung mulai tahun 2009-2013. Hal ini penting
dilakukan
untuk
mengetahui
kondisi umum dari produksi selama kurun waktu tersebut. Nilai LQ cenderung
tanaman pangan tanaman perkebunan, hortikultura dan peternakan disajikan perkecamatan selam tahun 2009-2013, sebagai berikut :
27
No
Tabel 1. Hasil Location Quotient (LQ) yang menjadi sektor basis per kecamatan selama 5 tahun (2009 – 2013) Kecamatan Kedelai Kcg tanah Ubi Kayu Cabe Besar Kcg Panjang Kapuk Pinang Sapi Perah Kerbau
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kencong Gumukmas Puger Wuluhan Ambulu Tempurejo Jenggawah Ajung Rambipuji Balung Umbulsari Semboro Jombang Sumberbaru Tanggul Bangsalsari Panti Arjasa Pakusari Kalisat Ledokombo Sumberjambe Sukowono Jelbuk Kaliwates Sumbersari Patrang
Babi
Kuda
28
Growth
5. Analisis Shift Share Berdasarkan hasil Location
menggambarkan
laju
pertumbuhan total produksi pangan.
Quotient Analysis untuk produksi
Proportional
pangan dapat dijustifikasi dengan
menggambarkan perubahan relatif
Shift-Share
Analysis
Growth
yang
dapat
guna
mengenai
posisi
produksi
kemajuan produksi suatu komoditi
komoditi
tanaman
pangan
Differential
Shift
menggambarkan
pada
suatu
wilayah
mengetahui
konsentrasi
masing-masing
jenis pangan.
menunjukkan
dibandingkan dengan total produksi
tingkat keunggulan kompetitif suatu
pangan di wilayah referensinya. Pada
jenis komoditi pangan berkaitan
analisis ini, ada tiga komponen
dengan
analisis yang diperhatikan, yaitu:
produksi. Hasil analisis selengkapnya
economic growth (a), proportional
terdapat pada tabel 2.
perkembangan
tingkat
shift (b), dan differential shift (c). Tabel 2: Shift Share Analysis Produksi Komoditas Pangan di Kabupaten Jember pada Titik waktu Tahun 2009-2013 Karakteristik
jenis komoditi pangan Padi
Jagung
Kedelai
Economic Growth Proportional Shift Kecamatan Kencong
Kcg Tanah
Ubi Kayu
Ubi Jalar
78,11 0,07
-0,50
-13,26
49,26
-33.41
85.95
Differential shift 0
-0,01
-0,44
3,34
0,44
-0,01
0,03
0,02
0,35
7,41
1,13
8,44
-0,04
-0,11
-3,23
-3,05
-0,46
0
0
-0,04
(1,32)
3,84
-0,8
9,12
Ambulu
-0,05
-0,13
-3,55
-4,34
-0,87
5,57
Tempurejo
-0,01
-0,04
-1,07
1,65
-0,31
5,5
Silo
0,01
0
0
2,97
-0,17
0
Mayang
0,01
-0,01
-2,09
2,66
-0,37
4,2
Mumbulsari
-0,02
-0,05
-3,28
-0,22
0,02
4,3
Jenggawah
0,18
0,27
9,96
0
0
Ajung
0
-0,02
-0,62
2,69
0,86
5,42
Rambipuji
0
-0,01
-0,46
3,17
0,2
5,53
Balung
0
-0,02
-0,67
2,82
1,15
0
0,01
0,01
0,2
0
0
0
Semboro
0
-0,01
-0,26
1,81
0,42
3,15
Jombang
0,02
0,01
0,2
10,45
1,28
0
Gumukmas Puger Wuluhan
Umbulsari
-
29
Sumberbaru
-0,02
-0,07
3,72
1,81
-21,26
0
0,01
-0,01
-0,36
4,61
-0,23
7,09
0
-0,04
-1,18
3,02
-3,60
0
Panti
-0,01
-0,03
-3,46
1,84
-0,26
5,55
Sukorambi
-0,01
-0,03
-0,82
0,61
-1,19
3,26
Arjasa
-0,02
-0,05
-2,25
-1,69
-5,93
1,85
0
-0,02
0
0
0,45
0
0,01
-0,04
(1,15)
0,26
-0,14
3,93
0
-0,01
(0,49)
2,22
-0,81
4,3
-0,01
-0,02
0
6,22
0,76
0
0,01
0,01
0
0
1,05
4,64
-0,01
-0,02
0
0,04
-2,72
0
0
-0,01
(0,20)
-1,67
-0,01
0
-0,01
-0,03
(1,73)
0
0,44
1,96
0
-0,01
0,94
-3,21
-2,48
2,15
Tanggul Bangsalsari
Pakusari Kalisat Ledokombo Sembejambe Sukowono Jelbuk Kaliwates Sumbersari Patrang
Tabel 2 memberikan ilustrasi bahwa
laju
pertumbuhan
sektor
pangan berdasarkan tingkat produksi mengalami positif.
pertumbuhan Hal
ini
pertumbuhan
tidak
masing-masing
keunggulan
kompetitif di 31 kecamatan yang menjadi wilayah sampel penelitian.
yang
disebabkan
memiliki
Berdasarkan Share,
analisis
menunjukkan
rendahnya
laju
Shift bahwa
perkembangan
komoditas pangan relatif fluktuatif.
komoditas padi yang merupakan
Padi mengalami pertumbuhan yang
bahan pangan utama bagi masyarakat
sangat
di Kabupaten Jember dapat dipahami
kecil
(0,07).
Komoditas
jagung, kedelai dan ubi kayu tidak
bahwa
mengalami pertumbuhan (-0,50; -
mengalami
13,26; -33,41). Laju pertumbuhan
signifikan, demikian juga dengan
yang
keberadaan teknologi yang mampu
cukup
tinggi
dibanding
luas
komoditas lain adalah ubi jalar dan
meningkatkan
kedelai.
Sehingga
Komoditas
padi
yang
komoditas
areal
sawah
pertambahan
produksi dikatakan padi
tidak yang
padi. bahwa
cenderung
merupakan bahan makanan pokok
mengalami pertumbuhan yang relatif
sumber
mengalami
stabil dibanding komoditas lainnya,
pertumbuhan yang relatif rendah
terkait dengan sifat komoditas yang
energi
(0,07). Secara partial, komoditas padi
30
memiliki nilai sosial, ekonomi dan
Hal ini disebabkan karena luas
politik.
lahan yang semakin menyempit. Jika ditelaah kembali bahwa
3. Dalam kurun waktu 2 tahun
31 kecamatan di Kabupaten Jember
terakhir
memiliki
atau
perubahan
pada
pengurangan)
potensi
keunggulan
ekonomi
komparatif
(2013-2014),
terjadi
(penambahan
dan
produksi
di
beberapa komoditas pangan justru
berbagai sub sektor pertanian
sering diabaikan. Komoditas jagung
mengalami penambahan produksi.
merupakan bahan pangan kedua
4. Hasil analisis LQ tahun 2009 –
setelah padi, ternyata tidak memiliki
2013 tanaman pangan berada di
nilai
beberapa
wilayah basis tanaman kedelai,
kecamatan. Komoditas ubi kayu juga
kacang tanah, dan ubi kayu.
menjadi alternatif bagi masyarakat
Kedelai
dalam memenuhi kebutuhan pangan,
kompetitif
di
di
kecamatan
Kencong,
Puger,
Ambulu,
bahkan di beberapa wilayah barat di
Tempurejo,
Jenggawa,
Jawa Timur, ubi kayu yang diolah
rambipuji,
Balung,
dalam bentuk gaplek merupakan
Tanggul,
dan
bahan pangan utama setelah padi
Tanaman kacang tanah berada di
yang banyak dikonsumsi masyarakat.
kecamatan Kencong, Gumukmas, Puger,
ada
Wuluhan,
Ajung, Semboro,
Bangsalsari.
Sumberbaru,
BAB 5. KESIMPULAN DAN
Tanggul,
Bangsasari,
SARAN
Arjasa, Kalisat, dan Ledokombo.
Kesimpulan
Ubi
1. PDRB kabupaten Jember masih
Tempurejo,
didominasi oleh sektor pertanian
Bangsalsari.
kayu ada di
Panti,
kecamatan
Sumberbaru,
dan
disusul sektor perdagangan, hotel
5. Hasil analisis LQ tahun 2009 –
dan restoran, serta sektor industri
2013 tanaman holtikultura ada di
pengolahan.
wilayah basis tanaman cabe besar
2. Perkembangan penurunan yang
dan kacang panjang. Cabe besar
sangat tajam terjadi pada sektor
ada di kecamatan Gumukmas dan
pertanian, terutama pada kurun
Ambulu.
waktu 2011 sampai dengan 2013.
panjang ada di kecamatan Puger.
Tanaman
kacang
31
6. Hasil analisis LQ tahun 2009 –
kayu
tidak
memiliki Tanaman
nilai
2013 tanaman perkebunan ada di
kompetitif.
wilayah basis tanaman kapuk dan
tanah dan ubi jalar memiliki nilai
pinang. Tanaman kapuk ada di
yang sangat kompetitif.
kecamatan Gumukmas, Balung,
Saran
Umbulsari, Tanggul, Bangsalsari,
1. Pengembangan
Arjasa,
Ledokombo,
menunjang
kacang
industri aspek
yang
pertanian
Sumberjambe, Sumbersari, dan
(agroindustri)
Patrang. Tanaman pinang berada
mengoptimalkan pemanfaatan dan
di kecamatan Jenggawa, Kalisat,
pengelolaan
Ledokombo,
berkelanjutan
Sumberjambe,
Sukowono, dan Jelbuk.
sebagai
SDA
dimiliki
secara dengan
memanfaatkan
7. Hasil analisis LQ tahun 2009 –
upaya
potensi
Kabupaten
yang Jember
2013 peternakan ada di wilayah
(kondisi perekonomian, kebijakan
basis sapi perah, kerbau, kuda,
Pemda
dan babi. Ternak sapi perah
geografis) serta kerjasama dengan
berada di kecamatan Arjasa dan
pihak swasta/lainnya.
Kaliwates. Ternak kerbau ada di kecamatan
Gumukmas,
Puger,Ambulu,
Umbulsari,
Kab.
Jember,
letak
2. Menemukan dan mempromosikan citra
komoditi
unggulan
dan
daerah
produk sehingga
Semboro, dan Jombang. Ternak
memberikan nilai tambah (PDRB
kuda
dan PAD) bagi masyarakat daerah
berada
di
kecamatan
Semboro, Jombang, Sumberbaru,
dengan
Tanggul,
potensi nilai tambah langsung
Bangsalsari,
panti,
menggunakan
Pakusari, Kalisat, ledokombo, dan
suatu
Sukowono. Ternak babi ada di
keluarga miskin.
kecamatan Ambulu, Umbulsari, dan Semboro.
memiliki
kompetitif
di
31
bagi
3. Menciptakan iklim usaha yang kondusif
8. Hasil Shift Share, tanaman padi sedikit
komoditi/produk
kriteria
daerah
untuk
mendukung
membangun
keunggulan
memperluas
kecamatan.
daerah dan memperluas basis
Tanaman jagung, kedelai, dan ubi
kapasitas
dengan fiskal
produktif sektor ekonomi rakyat.
32
4. Faktor
ekonomi:
berdasarkan
strategisnya
adalah
karakteristik potensi wilayah di
mengembangkan
Kabupaten
nampak
pertanian (pangan, hortikultura
bahwa aktivitas pertanian dan
dan perkebunan) dan peternakan
hortikultura,
dan
secara terintegrasi atau konsep
sumber
keterpaduan antar sektor yang
peternakan
Jember,
perkebunan merupakan
pertumbuhan perekonomian yang perlu
digerakkan.
pengusahaan
saling mendukung.
Pilihan
DAFTAR PUSTAKA Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. PT. PradnyaParamita, Jakarta. Dumairy.1996. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga, Jakarta. Dwiastuti, R. 2004.Analisis Perubahan Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan di Kabupaten Klaten [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor, Bogor. Fudjaja,L. 2002.Dinamika Kesempatan KerjaSektorPertanian dan Industridi SulawesiSelatan[tesis]. ProgramPascasarjana,Instit utPertanianBogor, Bogor. Hermanto, 2000, Analisis Spesialis Regional, Lincolin, Arsyad, 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Made Antara, Kebutuhan Investasi sektor Basis dan Non Basis Dalam Perekonomian Regional Bali, E-journal
Unud, Universitas Udayana, diunduh 29 Maret 2012, 12.30 WIB Moenek, Reydonnyzar, 1997, Financing Local Government Throught Greater Private Sector nvolvement In Indonesia : Current Thinking. Chiang Mai Thailand. Makalah Seminar Pada Forum Administrasi daerah Lokal ASEAN Nurzaman,S.S.2002.Perencanaan Wilayahdi Indonesia pada Masa Sekitar Krisis. Penerbit ITB, Bandung. Purwanto, Iwan, 2008, Manajemen Strategi, Cetakan II, Yrama Widya, Bandung Priyarsono, Sahara, dan M. Firdaus. 2007. Ekonomi Regional. Universitas Terbuka, Jakarta. Prijambodo, Bambang, 1995, New Growth Theory : Tinjauan Teoritis Singkat dan Implikasi Kebijaksanaannya. Makalah Intern Bappenas. Saragih,B.dan B .Krisnamurthi. 1992. Agroindustri Sebagai Suatu Sektor yang Memimpin dalam PJP-II.
33
Makalah Pendidikan dan Penelitian Menuju Pengembangan Agroindustri dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap II.Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sagir, Suharsono, 1999, Makalh Pembekalan Teknis Identifikasi Potensi daerah; Strategi Keuangan Daerah Tingkat II Dalam Menghadapi Otonomi Daerah dan Era Persaingan Global. Bandung, LPM ITB dan Dirjen PUOD Depdagri Sondari, D. 2007.Analisis Sektor
Unggulan dan Kinerja Ekonomi Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Fakultas Ekonomidan Manajemen,Institut Pertanian Bogor,Bogor. Tarigan, R.2005.Perencanaan PembangunanWilayah.Bu miAksara, Jakarta. Umar, Husein, 1999, Riset Strategi Perusahaan, PT. Gramedia, Jakarta. Wibowo R dan Sutriono, 2004, Konsep Teori, dan Landasan ANALISIS WILAYAH, Edisi Pertama, Bayumesia Publishing, Malang