HABITALK! APRIL 2016
A P R I L 2016
e -Newsletter
CATATAN REDAKSI
"World Health Day"
S
etiap pergantian musim, baik itu dari musim kemarau ke
musim penghujan dan sebaliknya, akan muncul berbagai
masalah kesehatan, seperti demam berdarah (dengue fever), diare, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut), flu, dan se-
bagainya.
Ini adalah beberapa contoh penyakit yang muncul karena
pengaruh perubahan cuaca. Selain itu, masih banyak penyakit yang disebabkan oleh buruknya kualitas lingkungan tempat tinggal
manusia. Pun pula perilaku manusia untuk sadar akan kebersihan lingkungan masih minim. Ambilah contoh perilaku masyarakat di
wilayah Kecamatan Mauk, Tangerang, Banten yang masih menggu-
nakan air sungai kotor dan tercemar untuk mencuci pakaian, mereka juga masih terbiasa buang air besar di sawah, parit, dan halaman, bahkan pekarangan rumah pun manjadi tempat sampah.
Patutlah bersyukur bila perilaku masyarakat Mauk serta di
berbagai wilayah dimana HFH Indonesia berkarya, seperti Batam,
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Bitung sudah mulai berubah. Kehadiran HFH Indonesia bukan sekedar dilatarbelakangi oleh ke-
prihatinan akan rumah tidak layak huni, akan tetapi juga memerhatikan soal kesehatan lingkungan hidup. HFH Indonesia juga memberi
kesadaran pada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dan kesehatan, melalui pembangunan MCK, saluran air bersih, pe-
nyuluhan, pelatihan pengolahan sampah, serta pendampingan untuk
DAFTAR ISI Catatan Redaksi
1
HABITAT YOUNG LEADERS BUILD
2
AMBASSADORS DIG
4
HABINION HABIPARTNER HABIFIGURE JENDELA TANGGAP BENCANA OCEHAN SI IJO HABIHOME
6 7 8 9
MITRA BULAN INI dan INFORMASI
10 11 12
membangun kesadaran hidup sehat.
Menyongsong hari Kesehatan Dunia yang dirayakan setiap
tanggal 7 April, HFH Indonesia turut membangun kesadaran
masyarakat untuk peduli pada kesehatan. Masih panjang perjuangan yang harus dilakukan oleh HFH Indonesia. Sebab, masih banyak
masyarakat Indonesia yang masih tinggal di lingkungan kotor, di
rumah tidak layak huni, tidak memiliki akses air bersih, serta berperilaku kurang sehat.
Melalui Habitalk! bulan ini yang mengusung tema Hari Ke-
sehatan Dunia, HFH Indonesia mengajak para pembaca untuk
semakin giat dan terlibat dalam membangun Indonesia yang bersih dan sehat. Kebersihan lingkungan adalah awal dari kesehatan.
Masyarakat yang sehat akan membentuk individu-individu yang hebat bagi kemajuan bangsa.
-Punjung Widodo
1
HABITALK! APRIL 2016
E V E N T S
We Play, Lead, and Share
T
angerang, Habitalk!– Rumah adalah tempat hatimu berada,” begitu kata Nabila (16), salah satu peserta Habitat Young Leaders Build 2016 (HYLB) yang digelar di Desa Sasak, Mauk, Tangerang, Banten (2/4/16). Nabila dengan penuh semangat merangkai besi yang akan digunakan untuk pondasi salah satu rumah keluarga mitra HFH Indonesia. Bersama puluhan pemuda lainnya yang datang dari sekolah Global Sevilla, Pulo Mas, Jakarta, Nabila menjadi relawan sekaligus menjadi bagian dari kampanye HLYB 2016. Para peserta sebelum memulai pembangunan rumah menyerukan Play-Lead-Share, sebagai bagian dari anak muda yang peduli akan rumah tidak layak huni. Program HYLB sendiri dilakukan serentak pada 2 April 2016 oleh Habitat for Humanity seluruh Asia-Pasifik. HFH Indonesia pun tidak mau ketinggalan dengan menggandeng pelajar dari Sekolah Global Sevilla. Selain itu juga hadir Youth Ambassador HFH Indonesia Vanesa TM, Rene I. Widjaja selaku Ketua Dewan Pembina HFH Indonesia, Kepala Desa Sasak Ahmad Bustomi, serta warga sekitar. Dalam sambutannya, Rene Widjaja menegaskan bahwa, “HFH Indonesia telah melayani lebih dari 46 ribu keluarga di seluruh Indonesia. Namun masih banyak keluarga yang masih
2
tinggal di rumah tidak layak huni. Oleh karena itu saya mengajak kaum muda untuk terlibat bersama HFH Indonesia untuk membangun rumah layak huni. Meski itu dalam bentuk kecil, bila dilakukan dengan penuh kasih, pastilah dampak untuk kehidupan akan besar.” Vaneza TM juga memberikan semangat kepada kaum muda, “Hari ini kita akan bekerja di bawah terik matahari, lalu kita akan pulang dan kembali pada rutinitas kehidupan kita. Namun, apa yang sudah kita lakukan hari ini memberikan dampak bagus bagi keluarga mitra. Mereka tidak akan melupakan kita. Meskipun kita akan lelah dan capek, tapi jangan khawatir untuk terus menjadi relawan bersama HFH Indonesia untuk membangun kehidupan mayarakat yang lebih baik.”
HABITALK! APRIL 2016
Para relawan tampak semangat ketika mencangkul, merangkai besi, dan mengecat rumah. Mereka tidak peduli lagi akan penampilan mereka. Satu hal yang mereka harapkan adalah kehidupan keluarga yang dibantu akan berubah. Seperti yang diungkapkan oleh Riski, “Kehadiran dan bantuan kami tidaklah seberapa bagi mereka. Namun semoga, dengan memiliki rumah baru yang lebih baik, hidup mereka pun berubah. Saya juga senang, karena apa yang kami kumpulkan dari uang saku kami, berwujud nyata untuk orang miskin yang kami bantu.”
Kehadiran dan bantuan kami tidaklah seberapa bagi mereka. Namun semoga, dengan memiliki rumah baru yang lebih baik, hidup mereka pun berubah.
S U M B E R F O TO : P U N J U N G W I D O D O / D I M A S / M A N U E L / H FH INDONESIA.
3
HABITALK! APRIL 2016
Belasan Duta Besar Menjadi Kuli Bangunan
B
OGOR, Habitalk!– Belasan duta besar negara sahabat menjadi kuli bangunan di Bojong Koneng, Babakan Madang, Bogor (19/4/16). Mereka tidak takut kotor untuk mencangkul, mengaduk semen, dan mengangkat batu untuk membangun 3 rumah layak huni bagi keluarga berpenghasilan rendah. Kegiatan ini digagas oleh Habitat for Humanity Indonesia yang mengajak 13 duta besar negara sahabat. Mereka yang datang antara lain dari Hungaria, Armenia, Bosnia, Kanada, Mesir, Italia, Swedia, Ceko, Mongolia, Papua Nugini, Romania, Amerika Serikat, dan Vietnam. Selain duta besar dan perwakilan negara sahabat, aksi ini juga diikuti oleh beberapa perusahaan besar seperti Coca Cola Amatil Indonesia, Swing Golf, dan Kempinski. Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia James Tumbuan menyampaikan kegembiraan atas terlibatnya para Duta Besar, “Dalam segala kesibukan dan kode etik diplomatiknya, mereka tetap berusaha menunjukkan kepedulian pada keluarga-keluarga berpenghasilan rendah di Indonesia,” ujar James. Aksi nyata para Duta Besar ini, diharap-
4
kan menjadi teladan bagi banyak kalangan dan pengambil keputusan untuk berkomitmen membantu pembangunan rumah layak huni. Salah satu Duta Besar, Rober O. Blake menyatakan, “Ini adalah kali keempat saya terlibat dalam ‘Ambassadors Dig’ bersama HFH Indonesia. Saya di sini bersama para Duta Besar lainnya untuk membangun rumah layak huni. Saya berharap HFH Indonesia semakin banyak membantu keluarga kurang mampu, sehingga mereka mendapat kehidupan yang lebih baik. Juga dari segi kesehatan, pendidikan, serta akses air bersih dan sanitasi.” Kegembiraan juga tampak dari wajah Edi, salah satu keluarga mitra HFH Indonesia yang rumahnya dibangun oleh para Duta Besar. “Saya sungguh bangga rumah saya dibangun oleh orang penting di negeri ini. Semoga keluarga saya semakin baik, dan sejahtera dikemudian hari,” ujar Edi. Masih ada jutaan keluarga yang tinggal di rumah tidak layak huni. Aksi nyata para Duta Besar ini, semoga memberikan inspirasi bagi bayak kalangan untuk bekerja sama dengan HFH Indonesia dalam membangun Indonesia yang lebih baik. (PJ)
HABITALK! APRIL 2016
Saya sungguh bangga rumah saya dibangun oleh orang penting di negeri ini. Semoga keluarga saya semakin baik, dan sejahtera dikemudian hari.
SUMB ER F OTO: DIMAS / M ANUE L / HF H INDONE S IA.
5
HABITALK! APRIL 2016
H A B I N I O N
Pengendalian Diri Obat Manjur Diabetes
B
adan kesehatan dunia, WHO menetapkan setiap tanggal 7 April sebagai peringatan Hari Kesehatan Dunia. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dunia agar menyadari berbagai masalah besar mengenai kesehatan.
Tema Hari Kesehatan Dunia tiap tahun selalu berubah, dan tahun ini WHO menetapkan “Beat Diabetes” sebagai temanya. Kesadaran masyarakat dunia mengenai penyakit diabetes bisa dibilang masih rendah. Dalam catatan Dr. Saukhat M. Sadikot selaku President of International Diabetic Federation (IDF) pada tahun 2011 setiap 7 detik satu orang meninggal karena diabetes di dunia. Bahkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 6 detik. Sedangkan bagi masyarakat Indonesia, menurut Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADI), Prof. Shidhartawan Soegondo dari 5,7% penderita diabetes di Indonesia, sebanyak 70% dari mereka tidak tahu yang mereka derita, sebab penyakit ini tidak ada gejalanya. (http://lifestyle.kontan.co.id/news/kesadaran-masyarakat-akandiabetes-sangat-rendah). Tingkat kesadaran yang masih rendah ini sungguh memrihatinkan. Apakah kita menunggu sampai angka kematian karena diabetes semakin meningkat, baru kita bertindak? Membangun kesadaran tidaklah mudah. Sementara itu, produsen makanan cepat saji, dan instan tidak kalah gencarnya menawarkan produk-produknya. Jangan sampai hanya menyalahkan berbagai produk makanan cepat saji dan instan sebagai salah satu sumber diabetes. Atau hanya sekedar menyalahkan pola hidup kita yang tidak sehat. Kita gampang memberi penilaian, namun sulit untuk menilai diri sendiri. Untuk itu, akan lebih baik bila kita sendiri yang mengetahui kemampuan pengendalian diri kita. Maraknya tawaran, tuntutan gaya hidup membutuhkan kebijaksanaan serta kedisiplinan dari diri kita. Tentunya dengan memupuk sikap pengendalian diri, niscaya kita akan memiliki sikap yang bijaksana. Bahaya diabetes bisa dialami oleh siapa saja. Bukan hanya mereka yang secara keturunan mendapatkan penyakit ini yang kudu berjaga-jaga, tapi kita semua. Tahu kemampuan sendirilah sebagai obat pencegah yang paling ampuh.
6
HABITALK! APRIL 2016
H A B I P A R T N E R
Mereka Tidak Lagi Gampang Sakit
S
uatu malam hujan datang dengan derasnya. Jannes Tambunan (47) pun sibuk mencari kaleng, panci, dan ember untuk menampung tetesan air hujan. Air menetes semakin deras karena atap rumah yang terbuat dari seng sudah banyak lubang dan lapuk. Lasmian Tampubolon (40), istri Jannes Tabunan hanya bisa memeluk keempat anaknya yang terus menangis karena takut. Akhirnya, hampir semua perabotan basah, termasuk juga kasur. Akhirnya mereka hanya bisa duduk berhimpitan menahan dingin. Anak-anak Jannes pun kerap sakit karena kondisi rumah yang lembab. Selain itu banyak tikus berkeliaran di dalam rumah. “Pusing kami rasanya, karena hampir tiap bulan harus mengeluarkan biaya untuk ke dokter, sementara kami hanya pemulung,” kata Jannes. Itulah kisah sedih yang sering mereka alami. Namun penderitaan ini tak lagi mereka alami. Warga Blok J, No. 39 Kabil, Nongsa, Batam ini, kini tinggal di sebuah rumah yang bagus, bersih, kuat, dan nyaman. Wajah ceria kini mewarnai keluarga pemulung ini. “Hidup kami telah berubah sejak Habitat membangun rumah kami. Kami tidak lagi repot karena anak yang sakit, karena mereka tidak lagi sakit-sakitan. Rumah yang bersih membuat
SU MB ER FOTO: PUNJUNG WIDODO/ HF H INDONE S IA.
hidup kami semakin sehat,” ujar Lasmian. Anak-anak Jannes tampak semakin sehat, karena kebersihan rumah. Mereka pun semakin rajin belajar, karena tempat yang nyaman. Selain itu mereka tidak lagi minder, kerena malu dengan kondisi rumah mereka. “Saya senang karena teman-teman bermain dan belajar di rumah, saya tidak malu lagi,” kata Wahyu (15) yang kini kelas 2 SMP.
Hidup kami telah berubah sejak Habitat membangun rumah kami. Kami tidak lagi repot karena anak yang sakit, karena mereka tidak lagi sakit-sakitan. Rumah yang bersih membuat hidup kami semakin sehat,
7
HABITALK! APRIL 2016
H A B I F I G U R E
8
Mustori dan Puisi
D
esaku, sebuah coretan hati seorang Mustori, warga Desa Gunungsari, Mauk, Tangerang. Kecintaan akan desanya sungguh tak terkirakan, namun apalah daya ketika melihat kenyataan yang ada di sekitar. Bahwasanya, hanya kemiskinan dan penderitaan yang dialami oleh warga, meski mereka hidup di tanah yang dikatakan subur. Sebab tanah-tanah itu bukanlah milik mereka, dan mereka hanya menjadi buruh tani. Mereka tak mampu membuat rumah yang layak, banjir dan penyakit menjadi sahabat mereka. Namun, kini semua telah berubah. Kehadiran HFH Indonesia memberikan angin segar perubahan. Rumah layak pun dimiliki, hidup sehat telah dijalani, impian hidup yang lebih baik kini dalam pelukan.
S U M B E R F O TO : P U N J U N G W I D O D O / H F H I N D O N ESIA.
HABITALK! HABITALK!MARET2016 APRIL 2016
J ENDELA TANGGAP BENCANA Oleh: Johanes Juliasman (Disaster Risk Reduction and Response Manager HFH Indonesia)
Tindakan Saat Bencana Gempa Bumi Pertama-tama tetap berada di tempat aman selama terjadi gempa. Waspadai gempa susulan yang terkadang guncangannya lebih kuat. Tetap berada di tempat aman sampai guncangan berhenti.
a
b
Ketika di dalam ruangan
Melakukan tindakan “Drop Cover and Hold on” Merunduk hingga menyentuh lantai; cari perlindungan dibawah meja atau perabot lain yang kuat; dan tunggu hingga guncangan berhenti. Jauhi gelas, jendela, atau apa pun yang mungkin menimpa anda. Tetap di tempat tidur apabila terjadi gempa, lindungi kepala Anda dengan bantal. Apabila ada kemungkinan benda berat akan menimpa Anda, segera menuju ke sisi terdekat yang aman. Tetap di dalam ruang hingga guncangan berhenti, dan keluarlah ketika sudah aman. Waspadai segala kemungkinan yang timbul akibat arus pendek. Jangan menggunakan lift.
Ketika di luar ruangan
Tetaplah di luar Jauhi dari gedung, lampu jalan, atau jaringan berkabel. Ketika di luar, tetaplah di luar hingga guncangan berhenti. Bahaya paling besar berada langsung di luar bangunan; pada pintu keluar, exterior sepanjang dinding luar.
SUMB ER FOTO: INTER NE T.
c
Di dalam kendaran
d
Ketika terjebak di dalam reruntuhan
Menepi dan berhenti segera. Tetap tinggal di dalam kendaraan. Hindari berhenti di dekat atau di bawah bangunan, pohon, jembatan, atau pun jaringan berkabel. Lanjutkan berkendara setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau halangan yang telah rusak akibat gempa.
Jangan menyalakan api Jangan bergerak atau apa pun yang menimbulkan debu. Tutupi mulut Anda dengan sapu tangan atau kain. Munculkan suara pada pipa atau dinding sehingga tim SAR dapat mencari posisi Anda. Gunakan peluit apabila tersedia. Berteriak adalah jalan terakhir yang dapat dilakukan, tapi hal ini dapat menyebabkan akan menghirup debu.
BERSAMBU NG ...
9
HABITALK! HABITALK! FEBRUARI APRIL 2016
Tentang Berdoa Seorang rahib yang suci pada suatu malam sedang berdoa. Ia merasa terganggu oleh suara seekor kodok raksasa. Semua usahanya untuk mengabaikan suara itu tidak berhasil. Maka ia berteriak dari jendela: “Diam! Aku sedang berdoa.” Karena rahib ini seorang yang suci, maka perintahnya segera dipatuhi. Setiap mahluk hidup menahan suaranya supaya tercipta suasana diam yang menguntungkan bagi doanya. Tetapi kini suara lain mengganggu ibadat sang rahib, berupa suara dari dalam hatinya, “Mungkin Tuhan sama senangnya dengan koakan kodok tadi selain nyanyian mazmurmazmurmu.” “Apa yang dapat berkenan pada Tuhan dari teriakan kodok?” Itu tanggapan sang rahib menghina. Tetapi suara itu mendesak, tidak mau diam,“Mengapa kamu berpikir bahwa Tuhan mencari suara?”
Ocehan si
Ijo
Sang rahib memutuskan untuk mencari mengapa jadi seperti ini. Ia mengeluarkan tubuhnya dari jendela dan memerintahkan “Nyanyi!” Kodok raksasa mengoak berirama memenuhi alam, diiringi oleh suara kodok-kodok kecil di sekitarnya. Dan ketika Rahib mendengarkan suara itu dengan penuh perhatian, kaoakan kodok tidak lagi mengganggu, karena ia menemukan bahwa kalau ia berhenti menolak suara-suara itu, nyatanya suara-suara itu memperkaya keheningan malam. Dengan penemuan itu hati sang rahib menjadi selaras dengan alam semesta; untuk pertama kali dalam hidupnya ia mengerti apa artinya berdoa.
Cerita Hasidin Pada suatu hari ketika hari sudah petang, seorang petani miskin pulang dari pasar, dan menyadari bahwa ia lupa membawa buku doanya. Roda gerobaknya terlepas tepat di tengah hutan, dan ia menyesal bahwa hari akan lewat tanpa bisa mengucapkan doanya. Maka inilah doa yang dibuatnya, “Perbuatanku amat bodoh ya Tuhan. Aku meninggalkan rumah pagi tadi tanpa membawa buku doa. Dan ingatanku ini begitu pendek sedemikian rupa sehingga doa satu pun tak dapat kukatakan tanpa buku. Maka inilah yang hendak kukatakan, Aku akan mengucapkan a-b-c… lima kali pelan-pelan dan Engkau, yang mengetahui semua doa, bisa mengatur hurufhurufnya, untuk membentuk doa, yang tak dapat kuingat.” Dan Tuhan berkata kepada para malaikatNya, “Dari segala doa yang Aku dengar hari ini, satu ini niscaya yang paling baik, karena datang dari hati yang sederhana dan jujur.”
10
SUMB ER FOTO: INT E R NE T.
HABITALK! APRIL 2016
H A B I H O M E
Rumah Adat Baduy Dalam Sarat Makna
M
asyarakat Baduy Dalam seperti daerah Kenekes, yakin bahwa daerahnhya sebagai pusat alam semesta. Karena itu, mereka pantang untuk mencangkul tanah. Bahkan bila tanah untuk rumah tidak rata, mereka tidak mau meratakannya. Rumah tetap didirikan, dan tiang-tiang disesuaikan dengan kondosi tanah. Hasilnya tiang- tiang pun tidak sama tingginya. Rumah panggung merupakan ciri khas masyarakat Baduy Dalam. Hal ini seturut dengan kepercayaan bahwa rumah itu memiliki kekuatan netral. Terletak antara dunia bawah dan dunia atas. Tiang- tiang kolong rumah harus di beri alas batu atau umpak. Atap rumah yang terbuat dari Ijuk atau daun Kelapa sebelah kiri lebih panjang dari atap kanan. Sebab, selain supaya hangat, sisi atap menjadi lebih rendah, sehingga bisa untuk menambah ruangan. Pada pucuk atap kiri dan kanan di buat cabik untuk mengatur air agar tidak masuk ke dalam rumah, serta seturut kepercayaan mengenai lambang lingkaran hidup. Rumah ini tanpa jendela. Aliran udara dapat diperoleh dari lobang lantai yang terbuat dari bambu (palupuh). Sedangkan pembagian ruangan terdiri dari bagian depan (sosoro) sebagai ruang
tamu. Bagian tengah sebagai ruang tidur, dan bagian belakang sebagai dapur. Pembagian ini berdasarkan kepercayaan bahwa rumah identik dengan bumi (alam semesta), yang terdiri dari 3 bagian atas, tengah, bawah. Para tamu yang tak dikenal hanya boleh masuk bagian depan. Dilarang keras untuk masuk ke bagian tengah. Sebab mereka percaya bahwa setiap orang asing membawa pengaruh buruk, itu sebabnya bagian tangah disebut bagian netral, karena bagian buruk disaring dibagian depan.
SUMB ER FOTO: INTERNE T.
11
HABITALK! APRIL 2016
Terima Kasih kepada para Mitra yang telah Mendukung Program dan Kegiatan Kami
Terimakasih kepada Media: Daai TV, Kompas.com, Tribune News.com
INFORMASI
12