?I}iGARUH PEMBERIAN PRO GRE SS IW MU S CLE RE I-AXATION (PMR) TERIIADAP PENURUNAN STRES PADA PASIEN YANGMENJALANI HEMODIALISN DI RSUP DR. M DJAMIL PADAI\G Fitria Alisa* ABSTRAK Hemodialisis merupakan terapi yang paling banyak dilakukan pada pasien Penyakit ang penting untuk mengatasi komplikasi adalah an pembatasan cairan dapat dipengaruhi oleh ifrkasi pengaruh pemberi an pr o gr e s s iv e mu s cl e a pasien yang menjalani hemodialisis di RSUP. & 16 Dfamil padang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasi \ron - equivalent kontrol group.Jumlah sampel adal e-il; d rc*r*p"k yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol
rda penelitian ini
il
adalah stres. Hasil penelitian memrnjukkan ada R) terhadap pemrnrnan stres pada kelompok ak terjadi penumnan stres. Saran dari penelitian il*mt*h menambahkan variabel-variabel penelitian ke arah yang lebih spesifik misalnya diet, penyerta, pekerjaan, jaminan dan dukungan keluarga.
Mohir
K-wa
kunci
{Lmat
'\s.
:
Hemodialisis, PMR, stres
koresPondensi
FitriaAlisa, S.KeP, M'KeP
Dmsen Program Studi 51 Keperawatan
MERCT]BAKTIJAYA PADANG .xL Jramal Jamil Pondok Kopi - Siteba STIKCS
MNM Volume 8 Nomor 2 Oktober 2015
stres pada pasien yang
menjalani teknik relaksasi Progressive Muscle Relaxation (PMR) sehingga membuat pasien merasakan relaksasi sehingga stres dapat berkurang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Djamil Padang teknik RSUP Dr. progressive muscle relaxation (PMR). Teknik PMR ini belum dilakukan di RSUP Dr. M Djamil Padang. Oleh karena itu penelitian bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan berikut : pengaruh pemberian "Apakah progressive muscle relaxation (PMR) terhadap penunman stres pada pasien yang me4jalani hemodialisis di RSUP Dr. M Djamil Padang".
AI\
"E
hemodialisis perlu dilahrkan
pevalensi Pasien Yang aktif
ihodialisis
meningkat dari tahun B:rdasarkan data Indonesia Renal dni PERNEFRI, menyebutkan F*n yang aktif melalcukan Er meningkat dari tahun 2009 LNl pasien menjadi 5.184 Pada DfO, drn pada tahun 20ll sebanyak
M
ini
F*n. Data RSUP Dr. M Djamil ra - rata pasien yang menjalani is perbulan kira
-
ada
kira 102 Pasien.
Hi*lisis
adalah pengalihan darah &i nrbuhnya melalui dialiser Yang scara difusi dan ultrafiltrasi, dilah kembali lagi ke tubuh (O'Callaghan, 2009). Hemodialisis
METODA PENELITIAII
terapi yang paling banYak pada pasien. Ketergantungan &nnkit Ginjal Kronik (PGK)
ini
tetapi tidak dapat menyembuhkan hanya daPat memPerPanjang usla jelas.
merupakan penelitian Quasi el<speriment Non - equivalent kontrol group dengan desain penelitian Non equivalent Control group. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu satu kelompok mendapatkan intervensi dan satu
menjalani hemodialisis Pasien
kelomPok
alat
fi '
ini
hemodiliasis
Penelitian
sePanjang
kelompok lagi merupakan
kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dengan metoda Purposive Sampling dan telatr memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditetapkan.
mampu mengikuti penatalaksaan bersifat konservatif. Salah satu yang paling penting adalah cairan. Pembatasan cairan salah satu progrirm yang diterapkan menjalani mencegah si ginjal. akibat ditimbulkan yang akan filasalah dibatasi per4asukan cairan dapat E HEk pada kardio'vaskuler. Masalah pada ffiovaskuler ini daPat menYebabkan lrrrtirn, maka diperlukan penanganan 5ry cermat untuk mengatasi masalah. Salah sh frktor yang mempengaruhi pembatasan cirm adalah kepatuhan Pasien. Kepatuhan pasien terhadap pembatasan Girm perlu diperhatikan mengingat efek dri pembatasan cairan ini daPat rcrimbulkan kematian. Kepatuhan pasien i dTd dipengaruhi oleh faktor psikologis (ges). Salah satu cara untuk mengurangi
Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 20 orungyang terbagi ke dalam l0 orang termasuk kelompok intervensi, sedangkan 10 orang lagi termasuk ke dalam kelompok kontrol.
'B<
HASIL DAN PEMBAIIASAN
1. Karakteristik Tabel
I
1
responden
Karakteristik responden ol /o
Karakteristik
No
Menurut Price (2006), menye6utkan bahwa pasien penyakit ginjal kronik lebih ban dialami oleh lalo laki (57,3 Yo;, Kecendrungan laki laki lebih ban penyakit ginjal terkena kronik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor k pertama, yang mana laki - laki mempuny kecendrungan merokok dan alkohol, jika dalam jangka waktu yang mengkonsumsi akan menimbulkan Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Terapi hbmodialisis yang lama dijalani penderita PGK akan berdam pada kondisi psikologis pasien timbulnya stres. Berdasarkan jenis perempuan cenderung lebih merasakan stres daripada laki - laki. Dari segi pendidikan, banyak responden tamatan SLTA (30 % dan D3/S1 (30 %). Pendidikan berpengaruh terhadap proses fikir, tinggr tingkat pendidikan semakin mudah berfftir secara rasional dan semakin ' dah menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan permasalah.an baru. Menurut Azwar (2005) semakin tinggi pendidikan seseorang maka dia akan cendrung berfikir dan berperilaku positif karerrd pe4didikan yang diperolehnya dapat meletald
Usia a. < 40 tahun b. > 40 tahun Jenis kelamin a. Laki - laki
b.
Perempuan
Pendidikan
a. b. c. d.
SD
SLTP
SLTA D3/ S1
420 t6 11 945
80 55
420 420 630 630
Hasil penelitian ini menunjukkan rentang usia responden berada dalam rentang 34 tahun sampai dengan 66 tahun dengan rata - rata 50,50 tahun. Hal ini menunjukkan PGK bisa dialami oleh usia muda dan lansia. Rentang usia yang sangat jauh juga menunjukkan bahwa PGK makin banyak diderita oleh usia dewasa muda. Hal ini dapat disebabkan perubahan gaya hidup,
merokok, pola makan tidak sehat dan minuman alkohol yang turut memicu timbulnya kasus PGK.
penelitian. jenis kelamin menunjukkan responden laki - laki (55 %)
Hasil
lebih banyak daripada perempuan (45 %). 2. Stres
Tabel. 2 Hasil Analisis Skor Stres Responden Sebelum Dan Setelah Diberikan PMR Dan Edukasi Di RSUP Dr. M Djamil Padang (n = 20) No
Media n
SD
31,9 29,6
32 27,5
8,99 8,45
2J,6 30,8
26 28,5
Mean
Variabel / Kelomook Stres sebelum
o o
Intervensi Kontrol
Stres setelah
o o rata
][
Intervensi
Kontrol
Hasil penelitian menunjukkan rata skor stres responden sebelum dan
--M
Volume 8 Nomor 2 oktoberl2ol5
Min
-
95 0h
cl
max 21 20
-
44 42
7,69 19 - 40 8,23
20
- 4t
25,47 - 38,33 23,56 - 35,64 22,10
-
33,10
24,91-36,69
setelah intervensi pada pada kelompok kontrol 30,8 dan pada kelompok intervensi
va
(dari total skor 55). Kondisi Stres yang responden berdasarkan hasil
ya
%
iian,
responden mengalami
stres
psikologis dan akibat
adarrya sesuai aturan penyakitanya. Hal
slaras dengan pendapat
Gerogianni menyatakan bahwa pada pasien yang
ryal
irhni
hemodialisis mengalami stres sres fisik dan psikologis. Stres ini akibat beberapa masalah dimana satu masalah utama yang banyak
rus )ak
pasien adalah adanya pembatasan Stres yang pasien rasakan akan pada emosional, fisik dan rs paslen. Responden mengeluhkan stres yang membuat segala aktivitasnya dan akibatnya pasien gampang
)rti dn,
ng .an Yo)
an :in afi
3.
panik. Menurut Niven (2012) seseorang terpapar dengan stresor, maka kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan terganggu. Gangguan ini, baik aktual atau yang diserap menimbulkan frustasi, ansietas dan ketegangan. Perilaku ini diarahkan pada penatalaksanaan stres dan didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan indivdu mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima dan berhasil. Perilaku adaptif psikologis dapat konstruktif dan destruktif. Perilakri konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik. Perilaku destnrktif mempengaruhi realitas,
kemampuan pemecahan
masalah,
kepribadian dan situasi yang sangat berat, kemampuan untuk berfungsi.
PMR terhadap stres
3-Hrsil Analisis Perbedaan Skor Stres Sebelum Dan Setelah PMR Dan Edukasi Peda Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di RSUP nr. M. "Djamil Padan g (n : 20)
ah
m ut m
Variabel
ir
Mean
SE
m - : -, :---i.
u
. r
I : lC-Um
3r,9
'-.::h
27,6
|
---,:-lm
29,3
a
\:-:
30,8
--
trd
penelitian
ini
8,99 7,69
2,8 2,4
2,83
0,02
8,45 8,23
2,67' 2,60
0,71
0,5
menunjukkan pogaruh PMR dan pada kelompok sbelum dan sesudah diberikan (p 0,02), sedangkan pada kontrol yang tidak diberikan tttak didapatkan pernurunan skor den setelah intervensi (p : ft ffi penelitian ini sesuai dengan Yildirim (2006) menyatakan pqressive muscle relaxation dapat str.es dan kecemasan. Hasil lmg sema dengan penelitian Han ada pengaruh pr ogres s iv e (PNR) terhadap stres.
i
:
Stres pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis terjadi akibat pembatasan
cairan. Sebagian besar orang-orang ini biasanya tidak diperbolehkan untuk minum lebih dari 500 ml cairan per hari. Dengan a
kelompok dilakukan penilaian skor stres dengan menggunakan sub skala stres yang berasal dari Inner Interaction Scale For Social Functionimg (IISFS) yang terdiri dari
11 pemyataan Kemudian
MNM volume 8 Nomor 2 oktober
Kelompok
zors
@
r9-
intervensi dilakukan latihan PMR. Lhtihan PMR dilalcukan selama 15 menit setelah itu responden istirahat sambil diukur tekanan darah.
Hal ini ditunjang oleh Brown (1991) dalam Synder dan Lindquist (2002) menyatakan bahwa relaksasi PMR dapat menghambat jalur stresor dengan cara mengaktivasi kerja sistem saraf parasimpatis dan memanipulasi hipotalamus melalui pemusatan pikiran untuk memperkuat sikap positif sehingga ransangan stres terhadap
hipotalamus berkurang daaan penin rasa bugar.
Latihan PMR ini dirasakan manfaatn mi pelaksanaan intervensi. Saat di evaluasi responden menyatakan lati PMR ini dapat mengurangi tekanan tekanan terhadap rasa haus yang di Berdasarkan hasil penilaian stres di penurunan stres yang dirasakan sebelum dan setelah dilakukan latihan P Motivasi responden terlihat cukup baik' responden minta gambar dari latihan PMR.
oleh responden setelah dua
chronic
KESIMPULAI\ DAN SARAN
haemodialysis.
Science Journal. 7, 8
A. Kesimpulan
l.
Pada kelompok kontrol didapatkan
tidak ada perbedaan tingkat
stres
reactions of
sebelum dan setelah intervensi.
2. Tingkat stres pada
kelompok intervensi dan kontrol didapatkan tidak ada perbedaan tingkat stres baik sebelum dan setelah intervensi.
B. Saran
Diharapkan peneliti
selanjutnya menambahkan variabel-variabel penelitian ke arah yang lebih spesifik misalnya diet, penyakit penyerta, pekerjaan, jaminan dan dukungan keluarga.-
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan
Kesehatan. (2013). Riset kesehatan dasar. Mentri Kesehatan RI. Jakarta.
'l-306. Black, J M., &, Hawks, H.
(2014). Keperawatan medikol bedah. (edisi 8. Buku 2). Dahlan, M.S. (2009). Stqtistik untuk kedokteran dan kesehatan. (edisi 4). Jakarta : Salemba Medika. Fahrudin, Adi. (2010). Pengurusan stres melalui telcnik relalaasi. Universitas Malaysia Sabah. Gerogianni, G.K., Babatsikou, F.P.
&
(2013). Identifftasi
of
stres
in
MNM Volume 8 Nomor 2 Oktober! 2015
10.
peptic
International Journal
Of N
Studies.39 (5). 539 - 548. Jameson, J. L., &, Loscalzo,"jl. (2013 Harrison : Nefrologi dan gangg asam basa.,.(Harrison's nephrol and acid - base disordes). U. Pendit, Penerjemah). Jakarta : .ir' EGC. Kwekkeboom, L.K., Greiarsdottir, E. (2006). Systematic review relaxation intervension fir pain. Journal Of Nursing Scholarship. 3 (3),269 -277.
&
A., Munhith, A., & Ideputri, E.
Nasir,
Badan Penelitian Dan
-
Han, K. (2002). The effect of i stress management program on psychologic and physiology
(2011). Buku ajar penelitian kesehatan : Konse pembuatan karya tulis dan tesis untuk mahasiswa kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Niven,
N.
(2012). Psikologi
kesehatan
pengantar untuk perawat & profesional kesehatan lain (health psychologt : An introduction .for nurses and other health core professional). (Waluyo Agung, Penerjemah). (edisi
2).
Jakarta
:
Salemba.
O'Callaghhan, C. (2009). At a glance sistem ginjal (the renal system at glance).
tn
brunner & suddarth (Brunner and suddarth's texbook of medikal surgical nursing). (Kuncara H Y, Penerjemah). (Ed 8 Vol 2). Jakarta:
r.t-asmine elizabeth, penerjemah). rafisi 2). Jakarta: Erlangga. /aGdE- JJ'L -{nget, E., Wagner,J., Lawrick, lu E- \{oore, K., Anderson, M., m' Soderlun4 L,Btize, A., & Keck, R.
m, ra, 1.; ni 1. i
r'101i
l. Purdue OWL :
EGC.
APA
-fuiwing and style guide. http : ll
english.
oq:l-
purdue.
a,trrcrn-Uresowcel560107l.
re*v! regist y.(4tn)
1
-
39.
illirc- P-{ & Perry, A.G. (2005). Bulru aiar i -'AWrrental keperawatan : konseP, (fundamental of inrosss. dan
m:ring :
h d
e
1
:.
j
y
'.
;ffi;.
' ' l .
*.
; r
imr-
Synder,
M., & Linquist, R.
(2002). Complementary alternative therapies in nursing. New York : Spinger Publishing Company. Taniredja, T., & Mustafidah H. (2012).
Penelitian kuantitatif. Bandung
-
-rdologi
r, :
prahik
ConcePts, Prosess, and (Asih Yasmin, ytrice). Fenerjemah). (Edisi 4.Volume 1). Jakata: EGC. dasar (2011). Dasar penelitian kedoheran
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, L, Simadibrata, M., & Setiati, S. (2010). Buku ajar ilmu penyakit dalam. (Ed 5). Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
n:wlen postsectio caesorea di rsud Keperawatan. fumqzrmas.
Alfabeta. Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorist and their work. (6thEd). St. louis : Elsevier. Yildirim. (2006). The effect of progressive muscle relaxation training on anxiety levels and quality of life in dialysis patients. Journal Of Renal Care.Yol 32 (2).86 - 88.
L-usoed.ac.id/dwi-skripsill-p11.
&
Wilson, L.M.
iologi
(2006).
konseP klinis Proses
-
f"l.inicol concePts of disease *ocesses). (Pendit Brahm LJ, Pmjemah). (Ed 6 vol 2). Jakatta:
Eff. ntg* -{ (2011)' Apliknsi metodologi ') lgrulitian l<esehatan. Yogyakarta t \xm€d. . ;$nrscfr \{-. Ashktorab, T., Saatchi, K., t /i!-eri, F., & Akbari, S. (2012). The efrecl of Progressive muscle 'i nen;uxarion on sleep quality of patients :
' I , I ''
mfurgoing hemodialYsis. Iranian iwstal of critical care nursing, vol
<-li-28.
ro, S. (2011). Dasar -
:
dasar
,merodologi penelitian klinis. (Ed 4). .lakarta: Sagung Seto. {mrdrer- S.C & Barc, B.G. (2002). Buku .r.r kePerawatan medikal bedah
MNM Volume 8 Nomor 2 Oktober 2015