PERBEDAAN BEBAN KERJA PERAWAT SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI RUMAH SAKIT TINGKAT PARIPURNA VERSI KARS 2012 DITINJAU DARI TUGAS-TUGAS PENDELEGASIAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Program Akreditasi RS tingkat paripurna versi KARS di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang dapat di harapkan mengurangi beban kerja perawat dari tugas-tugas pendelegasian terutama tugas pendelegasian non keperawatan. Sesuai dengan standar akreditasi RS (KARS 2011) menjelaskan bahwa pelayanan RS dilaksanakan oleh tenaga yang sesuai dengan kewenangannya, terbukti adanya penurunan beban kerja perawat dari tugastugas pendelegasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif comparative dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 96 responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Responden dalam penelitian ini seluruh perawat di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Analisa data dengan menggunakan uji Wilcoxon (α = 0,05). Hasil penelitian diperoleh ada perbedaan beban kerja perawat sebelum dan sesudah akreditasi rumah sakit tingkat paripurna versi Kars 2012 ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang dengan ρ = value 0,002. Disarankan bagi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan keperawatan serta bagi responden sendiri untuk menjalankan SPO Keperawatan sesuai kewenangannya sehingga dapat mengurangi beban kerja perawat dari tugas-tugas pendelegasian terutama tugas pendelegasian non keperawatan. Kata kunci: Beban Kerja Perawat, Akreditasi Rs, Tugas-Tugas Pendelegasian
ABSTRACT Hospitals accreditation on plenary level with KARS version 2012 seen from duties delegation at inpatient ward of RSUD Tugurejo Semarang can reduce the nurses workload of the delegated tasks mainly from non-nursing delegated tasks. In accordance with the accreditation standards of Hospital (KARS 2011) explains that hospital service carried by personnel in accordance with its authority, proved to decrease the workload of nurses from the delegation of tasks. This study aims to determine the differences of nurses workload before and after hospitals accreditation on plenary level with kars version 2012 seen from duties delegation at inpatient ward of RSUD Tugurejo Semarang. This study used a descriptive comparative design with cross sectional approach. Sampling was done by purposive sampling technique. The numbers of samples in this study were 96 respondents based on inclusion and exclusion criteria. Respondents were all nursing staff at inpatient wards of RSUD Tugurejo Semarang. Data analysis used Wilcoxon test ( = 0,05). The research result there is no difference of nurses workload before and after hospitals accreditation on plenary level with KARS version 2012 seen from duties delegation at inpatient ward of RSUD Tugurejo Semarang obtained ρ value 0,002. It is Suggested for hospital installations to increase nurse service and applied SOP (Standard Operating Procedure) to reduce the workload of the tasks delegated mainly from non-nursing tasks delegated. Keywords: Nurses workload, Hospital accreditation, Delegated task
PENDAHULUAN Latar Belakang Tenaga keperawatan merupakan sumber daya manusia yang memiliki tugas atau beban kerja yang tinggi di rumah sakit. Perawat di tuntut mampu memberikan pelayanan keperawatan dasar kebutuhan manusia yang diperlukan oleh pasien. Beban kerja yang dilakukan oleh perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan bio psiko sosial dan cultural secara professional dan paripurna sesuai kompetensi. Selain tugas mandiri perawat juga sering mendapat tugas pendelegasian ataupun mandat baik itu tugas pendelegasian keperawatan maupun non keperawatan. Akan tetapi dalam kenyataannya perawat lebih banyak terbebani pekerjaan non keperawatan. Perawat sebagian besar mengerjakan tugas non keperawatan atau yang biasa disebut dengan tugas pendelegasian atau pelimpahan wewenang. Pendelegasian sendiri merupakan proses penugasan,
2
wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan (Sujak, 1990). Sedangkan berdasar pada UU No 38 tahun 2014 tentang keperawatan menjelaskan bahwa perawat adalah mitra kerja yang memiliki standart profesi sendiri. Jadi perawat bukanlah bawahan dan selayaknya perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan professional. Salah satu upaya telah dilakukan untuk dapat menekan beban kerja perawat dari tugas-tugas pendelegasian non keperawatan adalah dengan akreditasi rumah sakit oleh lembaga independent yaitu KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit). Sesuai dengan UU No.44 Tahun 2009, Pasal 40 ayat 1 menyatakan bahwa Dalam Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib melakukan akreditasi secara berkala minimal 3(Tiga) Tahun sekali. Akreditasi rumah sakit sebagai pengakuan yang diberikan pemerintah pada manajemen rumah sakit yang telah memenuhi standar yang ditetapkan. Tujuan akreditasi rumah sakit
Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang
adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam akreditasi di rumah sakit salah satunya adalah semua pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan kompetensinya dan dapat dipertanggunggugatkan secara hukum sehingga tidak ada tumpang tindih kewenangan dan tanggung jawab (Standar Akreditasi RS, 2011). Berdasarkan pengamatan terhadap beban kerja perawat secara garis besar masih banyak perawat yang melakukan dengan tugas-tugas pendelegasian non keperawatan yang dilimpahkan kepada perawat yang tidak sesuai dengan ketrampilan perawat maupun kewenangan perawat. Hal seperti ini salah satu penyebab meningkatnya beban kerja perawat, apalagi makin banyak tugas-tugas pendelegasian non keperawatan. Di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang memiliki beban kerja yang tinggi dalam pelayanan keperawatan dan non keperawatan. Program akreditasi RS tingkat paripurna versi KARS diterapkan untuk mengurangi beban kerja perawat dari tugas-tugas pendelegasian terutama tugas pendelegasian non keperawatan. Di RSUD Tugurejo Semarang sebagai salah satu rumah sakit yang telah dinyatakan lulus akreditasi tingkat paripurna versi KARS 2012, tetapi masih banyak perawat yang beranggapan tugas-tugas pendelegasian non keperawatan tanggung jawab yang harus dikerjakan. Hasil studi pendahuluan di RSUD Tugurejo Semarang menunjukkan 430 tempat tidur yang tersedia dilayani 352 orang tenaga keperawatan (baik bidan dan perawat). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap 10 perawat di RSUD Tugurejo Semarang ada 8 perawat yang melakukan tugas-tugas pendelegasian non keperawatan seperti membuat resep pasien pulang.
Rumusan Masalah Adakah perbedaan beban kerja perawat sebelum dan sesudah akreditasi rumah sakit tingkat paripurna versi KARS 2012 ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan beban kerja perawat sebelum dan sesudah akreditasi rumah sakit tingkat paripurna versi KARS 2012 ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian diruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Manfaat Penelitian Bagi Perawat di RS Tugurejo dapat melaksanakan asuhan keperawatan professional secara maksimal sesuai dengan kewenangan dan kompetensi tanpa terbebani tugas-tugas pendelegasian non keperawatan terhindar dari masalah hukum bila terjadi kesalahan. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi salah satu data tambahan bahkan acuan untuk penelitian selanjutnya dengan lingkup yang lebih luas cakupannya serta meningkatkan peran asuhan keperawatan dan perawat tidak terbebani lagi oleh tugas-tugas pendelegasian. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif comparative dengan pendekatan cross sectional. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tenaga keperawatan di ruang
Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang
3
rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang. Jumlah total populasinya yaitu 352 orang. Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 responden yang terdiri dari ruang anggrek 15, mawar 17, nusa indah 16, melati 13, alamanda 11, dahlia 14, bougenvile 10 yang menjadi responden. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nonprobability dengan teknik purposive sampling yang dalam hal ini populasi perawat di ambil dari ruanganruangan yang di anggap mewakili berbagai layanan yang ada. Pengumpulan Data Jenis Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang meliputi skor beban kerja perawat ditinjau dari tugastugas pendelegasian sebelum dan sesudah akreditasi dengan hasil tingkat paripurna versi KARS 2012 ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik, sudah matang, dan berisikan kegiatan pendelegasian yang sering dilakukan di Analisa Data Univariat Analisa univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran beban kerja perawat sebelum dan sesudah akreditasi RS tingkat paripurna versi KARS 2012 ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Bivariat Analisis bivariat penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012
4
Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Karena data tidak normal maka uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Wilcoxon. HASIL PENELITIAN Analisis univariat Beban kerja perawat Sebelum akreditasi ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat Sebelum Akreditasi ditinjau dari Tugastugas Pendelegasian di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang No Beban Jumlah Persentase kerja (%) 1 Sedang 34 35,4 2 Berat 62 64,6 Total 96 100,0 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat sebelum akreditasi ditinjau dari Jenis Tugas-tugas Pendelegasian Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang Tugas Pendelegasian Medis Farmasi Keperawatan Lain-lain
Beban kerja perawat Ringan Sedang Berat % % % 0 0 10 10,4 86 89,6 0 0 21 21,9 75 78,1 0 0 61 63,5 35 36,5 8 8,3 47 49,0 41 42,7
Total % 100 100 100 100
96 96 96 96
Beban kerja perawat ditinjau dari tugastugas pendelegasian Sesudah akreditasi di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang Tabel 3 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat Sesudah Akreditasi ditinjau dari Tugastugas Pendelegasian Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang
No 1 2 3
Beban kerja Ringan Sedang Berat Total
Jumlah Persentase (%) 1 1,0 46 47,9 49 51,0 96 100,0
Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat ditinjau dari Jenis Tugas-tugas Pendelegasian Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang Beban kerja perawat Tugas Ringan Sedang Berat Pendelegasian % % % Medis 0 0 16 16,7 80 83,3 Farmasi 0 0 30 31,3 66 68,8 Keperawatan 0 0 71 74,0 25 26,0 Lain-lain 15 15,6 51 53,1 30 31,3
Total 96 96 96 96
% 100 100 100 100
Analisis Bivariat Table 5 Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang Kategori f ρ Value Sesudah < Sebelum 17 0,002 Sesudah > Sebelum 3 Sesudah = Sebelum 76 Total 96 Table 6 Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau dari Tugas-Tugas Pendelegasian Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang No
1 2 3
Beban Kerja Pendelegasian Kriteria Sebelum Sesudah f % f % Ringan 0 0 1 1,0 Sedang 34 35,4 46 47,9 Berat 62 64,6 49 51,0 Total 96 100,0 96 100,0
ρ Value 0,002
PEMBAHASAN Gambaran beban kerja perawat sebelum dilakukan akreditasi ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang Beban kerja yang dilakukan oleh perawat memberikan pelayanan keperawatan bio psiko sosial dan cultural secara professional dan paripurna sesuai kompetensi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa di RSUD Tugurejo
Semarang sebelum akreditasi beban kerja perawat sebagian besar beban kerja yang berat, secara garis besar masih banyak perawat yang melakukan tugas-tugas pendelegasian non keperawatan yang dilimpahkan kepada perawat yang tidak sesuai dengan ketrampilan perawat maupun kewenangan perawat misalnya dari Medis, Farmasi Keperawatan dan lainlain (Tabel 4.2). Hal seperti ini salah satu penyebab meningkatnya beban kerja perawat, apalagi makin banyak tugas-tugas pendelegasian non keperawatan. Hal ini sesuai hasil penelitian World Health Organization (1997) menyatakan bahwa perawat yang bekerja di rumah sakit memiliki beban kerja berlebih akibat dibebani tugas-tugas non keperawatan. Tanggung jawab perawat sangatlah besar, beban kerja yang diberikan menentukan seorang perawat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik, namun kenyataan dilapangan masih banyak tenaga kesehatan memiliki beban kerja melebihi dari seharusnya, dalam arti mengerjakan pekerjaan non keperawatan. Departemen Kesehatan mendefinisikan beban kerja adalah banyak jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan profresional dalam satu tahun, dalam satu sarana pelayanan kesehatan kebutuhan di rumah sakit dapat diketahui melalui beban kerja yang dialami perawat (Ilyas, 2004). Gambaran beban kerja perawat Sesudah dilakukan akreditasi ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang Beban kerja perawat mengalami perbedaan dengan adanya akreditasi RS versi KARS 2012. Hal ini dapat dilihat perubahan beban kerja perawat yang sebelumnya lebih banyak pendelegasian non keperawatan. Salah satu upaya telah dilakukan untuk dapat menekan beban kerja perawat dari tugas-tugas pendelegasian non keperawatan adalah dengan adanya akreditasi rumah sakit oleh lembaga independent yaitu KARS (Komite
Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang
5
Akreditasi Rumah Sakit). Akreditasi rumah sakit sebagai pengakuan yang diberikan pemerintah pada manajemen rumah sakit yang telah memenuhi standar yang ditetapkan. Tujuan akreditasi rumah sakit adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Menurut Gilles (1994 dalam Prawitasari (2009), kewenangan perawat atau tugas-tugas pendelegasian yang dimaksud beban kerja dalam keperawatan adalah sejumlah kegiatan yang dilaksanakan perawat yang sesuai dengan tugas-tugas pendelegasian. Sesuai hasil penelitian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang sesudah akreditasi sebagian besar perawat (80 perawat) atau 83,3% masih melakukan tindakan medis dengan beban kerja berat. Setidaknya seperti farmasi, keperawatan dan lain-lain ada perbedaan dari sebelum akreditasi. Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang Sesuai dengan Standar Akreditasi RS (KARS 2011) menyatakan bahwa pelayanan RS dilaksanakan oleh tenaga yang sesuai dengan kewenangganya. Tugas-tugas pendelegasian yang dibebankan kepada perawat tidak sesuai dengan kewenangan klinis masing-masing perawat di RSUD Tugurejo. Berdasarkan hasil penelitian diruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang menunjukkan adanya perbedaan beban kerja perawat sebelum dan sesudah akreditasi yang ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akreditasi dapat mengurangi beban kerja perawat dari tugas-tugas pendelegasian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Terbukti sebelum akreditasi terdapat 62 responden (64,6%) memiliki beban kerja perawat
6
berat menjadi 49 responden (51,04%) memiliki beban kerja perawat berat sesudah akreditasi. Adanya akreditasi RS tingkat paripurna versi KARS di RSUD Tugurejo Semarang dapat mengurangi beban kerja perawat, faktanya tugas-tugas pendelegasian yang dibebankan kepada perawat diruang rawat inap RSUD Tugurejo semarang seperti melaksanakan tindakan medis, memberikan obat, penjelasan obat dan melakukan tugas lain (Tabel 4.4). Sesuai hasil survei oleh Kemenkes (2014) yang dilakukan oleh Prayetni dalam disertasi berjudul Model Penugasan kerja perawat (Nurse Work Assignment) dalam upaya peningkatan produktivitas perawat di rumah sakit menyebutkan bahwa sekitar 54-74% Perawat masih mengerjakan instruksi medis, 26% perawat mengerjakan tugas administrasi, 20% praktek keperawatan belum terkelola dengan baik dan 68% tugas keperawatan dasar yang seharusnya dikerjakan oleh perawat dilakukan oleh keluarga pasien. Menghitung beban kerja perawat dapat dilakukan dengan mengobservasi apakah beban kerja dapat dilakukan dengan baik dan tepat waktu oleh perawat. Secara sederhana dapat dengan menanyakan langsung dan survei kepada yang bertugas tentang beban kerja yang dipangku saat ini (Ilyas, 2004). Dengan menghitung beban kerja perawat di RSUD Tugurejo Semarang, maka dapat ketahui secara jelas masing-masing beban kerja perawat sesuai dengan kewenagan klinis. Keterbatasan Penelitian Peneliti hanya terfokus pada beban kerja perawat dari tugas-tugas pendelegasian di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Beban kerja secara keseluruhan dan seluruh ruangan belum terkaji serta dengan banyaknya tugas pendelegasian yang di bebankan kepada perawat apakah berpengaruh atau mengganggu tugas utama perawat.
Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang
KESIMPULAN Beban kerja perawat ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian sebelum akreditasi menunjukkan bahwa sebanyak 34 responden (35,4%) menyatakan beban kerja sedang dan 62 responden (64,6%) menyatakan beban kerja berat. Beban kerja perawat ditinjau dari jenis tugas-tugas pendelegasian sesudah akreditasi menunjukkan 1 responden (1,0%) menyatakan beban kerja ringan, 46 responden (47,9%) menyatakan beban kerja sedang dan sebanyak 49 responden (51,0%) menyatakan beban kerja berat. Ada perbedaan beban kerja perawat sebelum dan sesudah akreditasi rumah sakit tingkat paripurna versi KARS 2012 ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian diruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang dengan ρ value sebesar 0,002. SARAN Pihak rumah sakit sebaiknya dengan adanya akreditasi tingkat paripurna versi KARS melakukan upaya peningkatan pelayanan keperawatan yang dapat menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan kompetensinya. Perawat hendaknya melaksanakan tugas pelayanan keperawatan sesuai dengan kewenangan masing-masing dan mengikuti SOP (Standar Pelayanan Prosedur) yang telah disepakati dan sesuai dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit versi KARS. Untuk peneliti selanjutnya dapat menggali beban kerja perawat ditinjau dari tugas-tugas pendelegasian secara umum dan keseluruhan dirumah sakit. DAFTAR PUSTAKA
[2] Dharma, Kelana K 2011, Metodologi Penelitian Keperawatan, Trans Info Media, Jakarta. [3] Gillies, D.A. 2000, Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem, Edisi kedua, Philadelphia: W. B. Saunders. [4] Ilyas, Yaslis 2004, Perencanaan SDM rumah sakit. Teori, metoda dan formula. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan. FKM Universitas Indioesia, Depok. [5] _________ (1999). Kinerja: Teori Penilaian dan Penelitian. FKM UI. Jakarta. [6] Kemenkes, 2011, Keputusan Dirjen binas upaya kesehatan tentang standar akreditasi rumah sakit. Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Jakarta. [7] Kemenkes, 2012, Permenkes No. 12 tahun 2012 Tentang akreditasi rumah sakit. Dirjen Bina Upaya kesehatan, Jakarta [8] __________, 2011, Permenkes No. 417 tahun 2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Dirjen Bina Upaya kesehatan, Jakarta. [9] Marquis & Huston 2010, Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan aplikasi. Alih bahasa: widyawati dan handayani. Edisi 4. Egc. Jakarta. [10] Prayetni, 2014. Model penugasan kerja perawat (nurse work asigment) dalam upaya peningkatan produktivitas perawat di rumah sakit, disertasi, fik ui, jakarta. [11] Sutoto, dkk, 2011. Standar akreditasi rumah sakit, komisi akreditasi rumah sakit, jakarta. [12] UU No. 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan [13] UU No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
[1] A. Sujak, 1990, kepemimpinan manajer: eksistensinya dalam perilaku organisasi, Rajawali, Jakarta.
Perbedaan Beban Kerja Perawat Sebelum Dan Sesudah Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Ditinjau Dari Tugas-Tugas Pendelegasian di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang
7