Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.
EDISI 24 I 2016 I 16 HALAMAN TabloidVerbeek
Informasi, Interaksi, Inspirasi
@TabloidVerbeek
Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk
- Tidak Diperjualbelikan -
SOSOK > HAL 7
WAWASAN > HAL 9
SAFETY > HAL 12
Murniarti, KPMD Matompi: “Mencari Ilmu dan Silahturahmi Lewat PMDM”
Membuat MOL Keong
Stop Bullying di Sekolah!
PMDM Sektor Ekonomi
Dukungan bagi Perempuan Penggerak UMKM
Laporan Utama > Hal 5 Motivasi bagi Pemuda Angkatan Kerja
Wa w a s a n > H a l 9 K e m a s a n Te p a t , P r o d u k Pertanian Aman Scan code versi online
Jendela > Hal 10 Melestarikan Tradisi Ma'sure' Tahang, warga Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, merupakan salah seorang penerima manfaat PMDM. Tahang yang telah menjual makanan kecil selama 8 tahun, belum pernah tersentuh bantuan dari pihak manapun. Pada akhir 2015, PMDM memberi bantuan berupa peralatan untuk mendukung usaha pembuatan makanan kecil yang dia geluti seorang diri.
2
EDITORIAL Verbeek edisi 24 | 2016
Soekarno dalam bukunya Sarinah mengatakan, “Soal wanita adalah soal masyarakat. Kita tidak dapat menyusun negara dan menyusun masyarakat jika kita tidak mengerti soal wanita.” Soekarno sadar betul peran perempuan bagi terbangunnya masyarakat dan negara yang kuat. Sejalan dengan pemikiran Soekarno, Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) juga menempatkan perempuan sama tinggi dengan kaum laki-laki dalam mendapatkan manfaat program. Berbagai pelatihan keterampilan yang bermaafat untuk mengisi waktu luang kaum perempuan diadakan. Salah seorang nominator PMDM Award pun seorang perempuan. Murniati, nama perempuan muda itu, ingin berkontribusi maksimal untuk desanya, Matompi, di Kecamatan Towuti. Dia terlibat langsung di PMDM selama dua tahun anggaran. Di desa Murniati, sebanyak 100 anggota PKK mengikuti pelatihan pembuatan nugget dan sosis berbahan ikan nila. Di desa itu juga diadakan pelatihan menjahit serta pelatihan komputer yang diikuti masyarakat berbagai profesi. Dalam pada itu, untuk menambah kapasitas angkatan kerja muda siap memasuki dunia kerja, di Wasuponda diadakan pelatihan welding. Peserta pelatihan tergabung dalam Forum Komunikasi Pemuda Wasuponda (FKPW). Mereka melihat peluang industri yang cukup besar. Perusahaan kontraktor besar kerap membuka lowongan pekerjaan untuk welder. Forum ini sudah lima kali mencetak lulusan pelatihan, dan seluruhnya mendapat surat rekomendasi kompetensi dari perusahaan kontraktor. Lulusan pelatihan FKPW tidak hanya bekerja di Luwu Timur, tetapi juga di berbagai daerah pertambangan di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Pembaca, Verbeek kali ini menyorot kegiatan pelatihan yang terkait dengan perempuan dan pemuda sebagai laporan utama. Kami laporkan pula Program Pertanian Berkelanjutan, yang mendorong budidaya lada ramah lingkungan. Salah satunya diskusi tentang penggunaan tajar hidup. Selama ini, kebanyakan petani menanam lada dengan tiang panjat dari kayu mati yang diambil dari hutan. Seperti edisi-edisi sebelumnya, Anda bisa menyimak rubrik-rubrik lain yang bermanfaat. Simak pula rubrik “Jendela” yang menampilkan pa’sure’, atau pembaca sureq La Galigo. Selamat membaca.
SURAT PEMBACA PERTANIAN BERKELANJUTAN
Saya sempat membaca Verbeek beberapa edisi yang menulis tentang kegiatan pertanian ramah lingkungan. Mulai dari penerapan SRI Organik sampai budidaya lada dan kakao yang berkelanjutan. Bisakah tabloid Verbeek memuat tulisan lengkap tentang cara bertani yang ramah lingkungan? Mungkin bisa dibuat serial tulisannya atau edisi khusus. Tulisan itu nantinya bisa disimpan oleh petani untuk dipraktikkan. Menurut saya akan menarik sekali. Nursih Hariani, Kepala Badan Pelaksana Penyuluh, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Luwu Timur Halo Ibu Nursih. Kami senang sekali mendapat masukan dari salah seorang tokoh penting dalam perjalanan kemitraan antara PT Vale dan Pemerintah Daerah. Tim Komunikasi sedang merancang buku saku sederhana bertema pertanian ramah lingkungan. Semoga dalam waktu dekat buku saku tersebut bisa diterbitkan.
LIPUTAN KEGIATAN
Banyak kegiatan di desa yang tidak masuk tulisan dan foto di tabloid Verbeek. Bagaimana caranya supaya suatu kegiatan bisa diliput oleh Verbeek? Bisakah Komite Desa atau KPMD memberikan informasi kepada redaksi jika ada kegiatan? Sunarto, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Kalosi, Kecamatan Towuti Pak Sunarto bisa menginformasikan kegiatan di desa melalui SMS ke nomor telepon redaksi 0811-4056-715 atau melalui BlackBerry Messenger (BBM) di 570946F9. Pelaku PMDM dan masyarakat juga bisa mengirimkan tulisan maupun foto-foto kegiatan PMDM ke alamat email tabloid.verbeek@gmail. com.
LIPUTAN KEGIATAN
Banyak kegiatan di desa yang tidak masuk tulisan dan foto di tabloid Verbeek. Bagaimana caranya supaya suatu kegiatan bisa diliput oleh Verbeek? Bisakah Komite Desa atau KPMD memberikan informasi kepada redaksi jika ada kegiatan? Sunarto, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Kalosi, Kecamatan Towuti Pak Sunarto bisa menginformasikan kegiatan di desa. Pelaku PMDM dan masyarakat juga bisa mengirimkan tulisan maupun foto-foto kegiatan PMDM.
Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email atau surat ke alamat redaksi. 08114056715
570946F9
Tabloid Verbeek
TabloidVerbeek
@TabloidVerbeek
Tabloid Verbeek
Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Hubungan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggung Jawab dan Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Perencanaan Strategis), La Ode M. Ichman, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: M.Dwi Setiawan, Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan 92984.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 24 | 2016
3
PMDM Sektor Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Mengisi Waktu Luang, Menambah Keterampilan
Anggota PKK dari berbagai desa memelajari keterampilan baru yang bisa dijadikan sumber penghasilan alternatif bagi keluarga.
Pelatihan pembuatan makanan ringan berbahan ikan nila, Desa Matompi, Kecamatan Towuti, Desember 2015. PMDM mendukung terciptanya lapangan kerja berbasis potensi lokal.
PMDM mendukung pelatihan kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah p l a s t i k , D e s a Ta b a r a n o , K e c a m a t a n Wa s u p o n d a , N o v e m b e r 2 0 1 5 .
A
ula PKK di samping Kantor Kepala Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, dipenuhi sampah plastik bekas kemasan produk rumah tangga. Sampah-sampah itu memenuhi lantai dan meja di sudut ruang. Tapi sampah itu bukan hendak dibawa ke tempat pembuangan akhir atau dijual kiloan melainkan didaur ulang menjadi aneka produk yang semakin mempercantik penampilan. Itulah tujuan dari pelatihan kerajinan tangan yang memanfaatkan sampah anorganik yang diadakan selama empat hari, 17-20 November 2015. Pelatihan yang diikuti sepuluh orang anggota Tim Penggerak (TP) PKK Desa Ledu-ledu dan lima utusan dari tiap dusun itu merupakan salah satu kegiatan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) bidang peningkatan kapasitas. Seluruh pesertanya adalah perempuan. “Semoga ibu-ibu bisa mengisi waktu luang dengan sesuatu yang bermanfaat, mengasah kreativitas dan keterampilan, bahkan mungkin bisa menambah pendapatan keluarga,” kata Fasilitator PMDM Kecamatan Wasuponda Adolfina Sambo. Instruktur pelatihan adalah Yeni Bela dari Kelompok Usaha Momoiko yang punya pengalaman sejak 2010 dalam kegiatan daur ulang sampah. Momoiko merupakan kelompok binaan PT Vale yang mendapat dukungan melalui program Community Development 2012. Yeni me-
nularkan “virus” daur ulang kepada peserta pelatihan yang tampak antuasias menyelesaikan proyek pertama mereka: buku agenda. Hari-hari selanjutnya, mereka meneruskan karya berikutnya yaitu tas, wadah bekal, dan dompet. Selain pengadaan keperluan pelatihan, anggaran PMDM sebesar Rp17 juta dimanfaatkan untuk membeli 2 unit mesin jahit listrik yang akan menjadi aset desa. “Setelah pelatihan selesai, ibu-ibu masih bisa terus belajar dengan mesin jahit yang disimpan di Aula PKK. Atau kalau mau mengajari temannya untuk mendaur ulang sampah plastik juga bisa. Intinya kami bisa belajar kapan pun,” kata Yeni. Antusiasme ibu-ibu PKK Pelatihan daur ulang sampah juga dilakukan di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda. Kali ini yang dimanfaatkan adalah botol bekas air mineral dan kantong plastik. Dua puluh ibu-ibu anggota TP PKK Desa Tabarano mengikuti pelatihan yang digelar selama tiga hari pada akhir November 2015. Mereka membuat bros, bunga plastik untuk pajangan, hingga boneka panda. PMDM memberikan bantuan peralatan dan bahan kerajinan senilai Rp12 juta. Instruktur pelatihan, Ruth Panjei, merasa senang dengan antusiasme ibu-ibu Desa Tabarano sepanjang pelatihan. “Semangat sekali teman-teman di sini. Mulai
Pelatihan daur ulang sampah anorganik menjadi kerajinan tangan, Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wa s u p o n d a , N o v e m b e r 2 0 1 5 . P M D M m e m b e r i k a n b a n t u a n p e r a l a t a n s e n i l a i R p 1 7 j u t a .
dari membuat bros yang sendiri-sendiri sampai membuat boneka secara berkelompok mereka selalu semangat,” kata Ruth yang mendapat keahlian mendaur ulang sampah dari sang kakak yang memang penghobi kerajinan tangan. “Saya mau belajar membuat kerajinan dari botol dan plastik bekas sampai benar-benar bisa, rapi, dan bagus hasilnya. Kalau sudah bagus ya pastinya sih kepengin jualan, siapa tahu bisa tambah penghasilan,” kata Salmawati, Bendahara TP PKK Desa Tabarano yang juga salah satu peserta pelatihan. Usai pelatihan, bantuan peralatan membuat kerajinan tangan boleh dibawa pulang oleh peserta. Dengan harapan, mereka bisa mengasah keterampilan dengan terus berlatih di rumah. “Kalau sudah layak jual, rencananya akan kami kumpulkan di Warung PKK untuk dijual. Itu tindak lanjut dari pelatihan ini,” kata Syarifuddin, Ketua Komite Desa Tabarano. Memanfaatkan potensi lokal Pelatihan yang menyasar kaum perempuan juga dilakukan di Desa Matompi, Kecamatan Towuti. Di akhir 2015, sebanyak 100 anggota TP PKK Desa mengikuti pelatihan pembuatan nugget dan sosis berbahan ikan nila. Dalam pelatihan itu, mereka memanfaatkan ikan yang mendiami Danau Towuti dan bahan-bahan
yang ekonomis untuk menghasilkan kreasi kuliner khas. Program peningkatan kapasitas yang mendapat bantuan dana PMDM senilai Rp5 juta tersebut bertujuan menambah keterampilan bagi ibu-ibu warga Desa Matompi. Pelatihan yang memanfaatkan potensi lokal bukan kali pertama diadakan di Desa Matompi. Satu tahun sebelumnya, PMDM mendukung pelatihan pembuatan amplang ikan butini dan keripik ikan pangkilang. Dua jenis ikan tersebut bisa ditemukan dengan mudah oleh warga Desa Matompi yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan di Danau Towuti. “Saya berharap ibu-ibu di desa ini semakin pintar dan bertambah keahliannya. Dan siapa tahu nanti hasil olahan ikan nila ini bisa dijual di Pujasera atau di warung-warung sekitar sini,” kata Murniati, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Matompi. Dana PMDM di Desa Matompi juga dimanfaatkan untuk menggelar pelatihan menjahit bagi ibu-ibu dan remaja putri. Selain itu, ada pelatihan komputer yang diikuti oleh masyarakat dari berbagai profesi, seperti guru honorer di TK dan kelompok perempuan perwakilan dari tiap RT. Dana yang digunakan untuk dua pelatihan itu masing-masing Rp13 juta dan Rp33 juta. []
4
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 24 | 2016
PMDM Sektor Ekonomi
Dukungan bagi Perempuan Penggerak UMKM PMDM menyalurkan bantuan peralatan untuk menunjang keberlanjutan usaha kecil.
A t a s u s u l a n K e t u a R T , Ta h a n g , w a r g a D e s a Ta b a r a n o , K e c a m a t a n Wa s u p o n d a , d i m a s u k k a n k e d a l a m d a f t a r p e n e r i m a m a n f a a t P M D M . Hal itu selaras dengan prinsip PMDM yang berpihak kepada kelompok miskin dan kaum perempuan.
T
ahang, seorang nenek berusia 70 tahun, tinggal di rumah seorang diri. Dinding dan lantai rumahnya yang terletak di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, terbuat dari kayu dengan jendela kawat di bagian depan. Begitu memasuki rumah, tampak kantong-kantong plastik berisi kacang tanah dan gula merah. Dia hidup dari hasil berjualan makanan ringan yang dia jajakan di depan rumah. Camilan berbahan kacang dan gula, yang biasa disebut teng-teng, merupakan jualan andalannya. Beberapa kendaraan yang melintas di jalan poros Sorowako-Malili singgah sejenak untuk membeli teng-teng. Selama delapan tahun berjualan teng-teng, Tahang harus menggiling kacang secara manual. Setelah jadi, jajanan itu lalu dimasukkan ke dalam toples dan, bersama barang dagangannya yang lain seperti mi instan dan minyak goreng, dia simpan di lemari kayu terbuka. “Sering sekali tikus datang dan rusak plastik minyak. Rugi saya kalau sudah begitu,” kata Tahang. Dia juga bercerita sulitnya menumbuk dan menggiling kacang karena usianya yang sudah tidak lagi muda. Melalui Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) tahun anggaran 2014, Tahang mendapat bantuan peralatan senilai Rp5,5 juta untuk memajukan usahanya. “Yang memasukkan usulan Ketua RT-nya karena melihat kondisinya yang memang layak untuk dibantu. Dia tinggal sendiri, tidak ada keluarganya,” kata Dian Hastuti, Bendahara Komite Desa Tabarano. Setelah mendapat bantuan blender, Tahang tidak lagi menggiling kacang secara manual. Kompor dan aneka wadah juga bermanfaat untuk kelangsungan usahanya. Etalase kaca yang bisa dibukatutup menghindarkan dagangannya dari tikus sekaligus mempercantik tampilan “kios” sederhananya. Tak lupa, dana PMDM dimanfaatkan untuk membuat papan nama di pinggir jalan untuk menarik pembeli.
K e l o m p o k U s a h a M e k a r d a r i D e s a Wa s u p o n d a m e n d a p a t b a n t u a n P M D M berupa alat untuk menunjang produksi roti skala rumah tangga.
Dengan modal 6kg kacang dan 2kg gula, Tahang bisa membuat dan menjual sekitar 300 teng-teng dengan harga satuan Rp1.000. “Baru kali ini saya terima bantuan dari PT Vale atau dari manapun. Kalau dari pemerintah saya memang terima raskin, tapi tidak ada yang buat modal usaha. Bantuan ini bermanfaat sekali untuk saya,” kata ibu satu anak itu.
Meningkatkan taraf hidup Dukungan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang digerakkan perempuan juga dilakukan di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda. Bantuan peralatan senilai masing-masing Rp2 juta diberikan kepada sembilan pedagang makanan yang menjajakan dagangannya di warung-warung kecil ataupun di beranda rumah. Maryam, misalnya, mendapatkan bantuan berupa kompor gas, blender, alat penggiling adonan, dan oven. “Ini usaha turun-temurun sejak 30 tahun lalu. Dulu orangtua saya yang berjualan kue dan sayur matang, sekarang diteruskan oleh saya dan adik-adik,” kata Maryam yang menjual aneka kue hingga nasi kuning dan sokko di depan pintu rumahnya. Hasil berjualan dia gunakan untuk menghidupi lima anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Di Desa Nikkel, Kecamatan Nuha, dana PMDM sektor ekonomi diberikan untuk 31 orang penerima manfaat yang menjalankan usaha skala rumah tangga. Di antara 31 orang tersebut, sebanyak 28 penerima manfaat adalah ibu-ibu yang menjual kue di pasar Sorowako dan di pinggir jalan. Bantuan peralatan bagi UMKM mendapat alokasi anggaran total Rp44.441.500. Sementara di Desa Wasuponda, Kelompok Usaha Mekar mendapatkan bantuan berupa oven roti dan mixer untuk mendukung produksi roti rumahan. Ke-
lompok tersebut beranggotakan 5 orang perempuan yang memproduksi 60 roti setiap tiga hari, dengan harga jual Rp5.000 per buah. “Sebenarnya kami bisa produksi banyak. Setiap hari bikin roti juga bisa. Tapi warungwarung dan toko sulit terima karena sudah banyak produsen roti dari luar Wasuponda yang lebih dulu masuk,” kata Carolina Samuda, ketua Kelompok Usaha Mekar. Meskipun menghadapi kendala distribusi, kelompok tersebut tetap memproduksi roti rumahan karena itulah keahlian yang mereka miliki. “Selain bikin roti, saya juga terima order masakan di acara-acara pesta. Memang keahlian saya itu, dan juga hobi, jadi ya itu yang saya manfaatkan,” kata Carolina. Kelompok UMKM tersebut mendapat bantuan peralatan senilai Rp25 juta. Berawal dari hobi dan kapasitas individu, kelompok perempuan yang usia anggotanya sudah lebih dari 50 tahun itu berupaya meningkatkan taraf hidup melalui usaha kecil rumahan.[]
PMDM memberikan bantuan peralatan senilai Rp5,5 juta kepada Tahang untuk memajukan usaha mikronya. “Yang memasukkan usulan Ketua RT-nya karena melihat kondisinya yang memang layak untuk dibantu. Dia tinggal sendiri, tidak ada keluarganya,” kata Dian Hastuti, Bendahara Komite Desa Tabarano.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 24 | 2016
5
PMDM Sektor Ekonomi
Motivasi bagi Pemuda Angkatan kerja Kegiatan di tingkat desa yang meningkatkan kapasitas dan memberi dukungan bagi UMKM.
S
iang itu, di pertengahan November 2015, ada 17 pemuda yang mengikuti pelatihan pengelasan yang diadakan di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda. Mereka mengenakan APD lengkap yaitu pelindung wajah, jaket tahan api, sarung tangan, dan sepatu safety. Peserta pelatihan merupakan angkatan kerja yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pemuda Wasuponda (FKPW) dan belum memiliki pekerjaan. Ketika Verbeek berkunjung ke lokasi pelatihan di bengkel milik FKPW, mereka telah menjalani pelatihan selama dua minggu. Keseluruhan pelatihan dilakukan selama 47 hari, mulai awal November 2015, dengan dukungan pendanaan sebesar Rp25 juta dari Program Mitra Desa Mandiri (PMDM). Gagasan untuk mengadakan pelatihan pengelasan atau welding tidak dilakukan tanpa alasan yang jelas. “Kami melihat peluang industri yang cukup besar. Perusahaan kontraktor besar kerap membuka lowongan pekerjaan untuk welder. Setelah mengikuti pelatihan, saya harap pemuda Desa Ledu-Ledu bisa diterima bekerja di perusahaan kontraktor,” kata Markus Mangita, Ketua FKPW sekaligus anggota Komite Desa Ledu-Ledu. Bukan pertama kali FKPW mengadakan pelatihan welding. Sudah ada lima kali penamatan peserta yang seluruhnya mendapat surat rekomendasi kompetensi dari perusahaan kontraktor. Dengan standar nasional yang diberlakukan dalam teori dan praktik, lulusan pelatihan FKPW tidak hanya bekerja di Luwu Timur, melainkan terserap di berbagai lokasi pertambangan di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Keinginan untuk bekerja di perusahaan diungkapkan oleh para peserta. “Saya mau tambah ilmu dan keahlian. Kalau sudah banyak ilmu, cari pekerjaan lebih mudah,” kata Jamis Lenda, pemuda 20 tahun lulusan SMK Budi Utomo jurusan alat berat. Menghidupkan usaha kecil Kegiatan PMDM bagi pemuda tidak melulu bergerak di bidang industri. Kegiatan yang diadakan di Desa Nikkel, Kecamatan Nuha, mendorong pertumbuhan usaha kecil yang dulu sempat ada di desa tersebut. Ketika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan masuk ke Desa Nikkel pada 2010, sekelompok pemuda mengikuti pelatihan budidaya jamur tiram yang mendatangkan instruktur dari Yogya-
Kelompok Usaha Foliko menghidupkan kembali produksi jamur tiram yang lama absen dari Desa Nikkel, Kecamatan Nuha. PMDM memberi bantuan berupa bibit dan perlengkapan budidaya.
Belasan pemuda yang tergabung dalam FKPW mendapat pelatihan pengelasan selama 47 hari. Pelatihan yang didukung PMDM itu diharap bisa mempertajam kemampuan para pemuda demi menangkap peluang kerja.
karta. Dua tahun berselang, PT Vale melalui program Community Development (Comdev) memberi bantuan dana yang dimanfaatkan untuk pengadaan alat berupa oven dan mesin press bagi petani jamur tiram. Namun kegiatan tersebut tidak bertahan lama. Melalui musyawarah desa, Kelompok Usaha Foliko memasukkan usulan kegiatan budidaya jamur tiram agar mendapat dukungan dari PMDM tahun anggaran 2014. Usulan tersebut diterima dan lolos verifikasi. Maka mulai Oktober 2015, delapan pemuda Desa Nikkel menghidupkan kembali usaha budidaya jamur tiram dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Sebuah bangunan di Jl. Monginsidi, Sorowako, dijadikan rumah jamur atau kumbung. Bangunan tersebut merupakan milik salah seorang anggota sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya sewa. Perlengkapan yang didapat dari dana Comdev kini bisa difungsikan kembali. Bantuan PMDM senilai Rp5 juta digunakan untuk membeli bibit dan membuat rak-rak kayu sebagai tempat menyusun media pembiakan jamur berbentuk botol plastik (baglog). “Budidaya jamur tidak sulit. Kita tidak perlu berpanas-panas di kebun. Rumah jamur justru harus tertutup dan bersih jadinya nyaman,” kata Nurhidayati Selvia, salah satu anggota Kelompok Usaha Foliko. Budidaya jamur tiram berawal dari memilih bibit yang berkualitas. Pemuda Desa Nikkel membeli bibit jamur dari petani jamur di Yogyakarta yang telah memiliki sertifikasi. Satu botol bibit seharga Rp50.000 cukup untuk mengisi 50 baglog. Tahapan budidaya jamur bermula dari memilih bibit, menyiapkan media tanam, sterilisasi baglog, dan inokulasi (memindahkan jamur dari tempat asalnya ke medium baru). Setelah itu, budidaya jamur tiram memasuki tahapan inkubasi atau pemeraman agar bibit yang telah diinokulasi segera ditumbuhi miselium. Bila miselium telah memenuhi baglog maka media tanam itu siap dipindahkan ke kumbung untuk dibudidayakan sampai masa panen 45 hari kemudian. Dari jamur tiram, banyak olahan makanan yang diminati oleh berbagai kelompok usia. Selain dijadikan menu masakan, jamur tiram juga diolah menjadi makanan ringan. Jika Anda jalan-jalan ke berbagai kota, mungkin sesekali pernah melihat jajanan jamur crispy aneka rasa yang dijual di rumah makan atau supermarket. Bahkan tak jarang jamur tiram diolah menjadi nugget, sosis, dan isian martabak.
Itulah cita-cita Kelompok Usaha Foliko yang menjual jamur tiram seharga Rp5.000 per ons. “Selama ini jamur tiram baru sebatas ditumis atau dimasak sebagai pelengkap mi instan. Untuk mendapatkannya juga sulit. Dengan adanya jamur tiram produksi petani lokal, kami berharap masyarakat Sorowako dan sekitarnya bisa mencoba resep makanan baru berbahan jamur tiram dan akhirnya mereka jadi suka makan jamur. Ini makanan bergizi loh,” kata Nurhidayati. Selain mengenalkan sumber pangan lokal yang bergizi, Kelompok Usaha Foliko juga memberdayakan angkatan kerja, khususnya perempuan. Kebanyakan anggota kelompok tersebut berprofesi sebagai asisten rumah tangga, pelayan rumah makan maupun pelayan di warung kecil. “Jamur tiram tidak terlalu butuh perawatan. Hanya saat membuat baglog saja, setelah itu bisa ditinggal dan ditunggu sampai panen. Teman-teman yang punya pekerjaan lain masih bisa jadi petani jamur. Hitung-hitung menambah penghasilan mereka,” kata Nurhidayati yang sesekali juga bekerja untuk perusahaan kontraktor.[]
6
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 24 | 2016
PTPM Pertanian Berkelanjutan
Lada Ramah Lingkungan Semakin Diminati Petani belajar penerapan praktik pertanian yang baik dan cara baru budidaya lada.
P
rogram Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) Program Pertanian Berkelanjutan mendorong budidaya lada ramah lingkungan yang menguntungkan petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. PTPM menggelar Sekolah Lapang (SL) bagi para petani lada pada awal Oktober 2015 di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model Kecamatan Nuha. Petani dari Kecamatan Towuti, Wasuponda, dan Malili kemudian menerapkan wawasan yang mereka dapatkan selama SL dan mulai mempraktikkan budidaya lada ramah lingkungan. Selang dua bulan, tepatnya pada awal Desember 2015, tim dari konsultan pengembangan masyarakat A+ CSR Indonesia yang menjadi instruktur SL melakukan monitoring ke kebun petani dan kembali berdiskusi. Lokasi monitoring pertama adalah kebun milik petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (KT) Lada Berkarya, Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda. Begitu datang ke baruga tani, tim monitoring disambut oleh 25 anggota KT Lada Berkarya dan lebih dari 20 orang petani lain yang belum memiliki kelompok. Banyaknya petani yang mengikuti diskusi menunjukkan antusiasme besar mereka untuk menambah wawasan. Hal serupa terjadi di KT Mekar, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, dan KT Uwa-Uwa dari Desa Matompi, Kecamatan Towuti. Diskusi yang berlangsung di baruga tani dan kebun lada itu membahas tentang proses budidaya hingga teknik pemasaran komoditas.
Praktik pertanian yang baik Dari hasil diskusi dan monitoring tampak bahwa ada banyak permasalahan yang menjangkit tanaman lada, antara lain busuk akar, busuk pangkal batang, hama serangga putih, gugur buah, tangkai buah ompong, dan daun berkerut. Petani juga masih menyangsikan penggunaan tajar hidup sebagai tiang panjat tanaman lada. “Tanaman lada dan tiangnya berebut makanan sepertinya. Kami takut ladanya nanti jadi kurang nutrisi,” teriak beberapa petani saat fasilitator SL Lada, Surapati M. Senin, bertanya seputar penggunaan tajar hidup. Penggunaan tajar hidup merupakan bagian penting dari budidaya lada ramah lingkungan. Selama ini, kebanyakan petani menanam lada dengan tiang panjat dari kayu mati yang diambil dari hutan lindung. Pengembangan area perkebunan lada yang dilakukan secara besar-besaran dengan pola lahan berpindah akan berpotensi mengancam kawasan hutan. Padahal distributor dan konsumen produk pertanian semakin peduli terhadap good agricultural practices (GAP) atau praktik-praktik pertanian yang baik. Penerapan GAP merupakan penanda sebuah komoditas memiliki mutu yang tinggi, aman, dan ramah lingkungan. “Lada Luwu Timur itu lebih disukai oleh konsumen karena rasanya tajam dan aromanya harum. Tapi soal harga masih kalah jauh dibandingkan lada Bangka Belitung dan Lampung karena petani di sana sudah sadar dengan GAP,” kata Surapati. Lada di dua provinsi tersebut nyaris seluruhnya memakai tajar hidup dan minim penggunaan pupuk maupun pestisida kimia. Banyak manfaat yang didapat dari penggunaan tajar hidup yaitu bisa berfungsi sebagai tanaman peneduh, daun-daun hasil pemangkasan tajar bisa digunakan kembali sebagai bahan baku pupuk hingga pakan ternak. “Saya sudah lihat sendiri kalau tiang hidup itu tetap segar meskipun kemarau panjang. Kalau pakai tiang mati tanaman jadi kurus. Tiang mati mahal lagi. Sudah begitu banyak rayap,” kata Anthon, Ketua KT
Kegiatan diskusi dan monitoring di kebun anggota Kelompok Ta n i L a d a B e r k a r y a , D e s a L e d u - L e d u , K e c a m a t a n Wa s u p o n d a , pada akhir 2015. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari PTPM Program Pertanian Berkelanjutan.
Praktik pertanian yang baik menjadi fokus diskusi petani dan fasilitator. Dalam diskusi tersebut, petani diberi tambahan wawasan seputar budidaya lada ramah lingkungan.
Lada Berkarya, yang sudah mempraktikkan penggunaan tajar hidup untuk sekitar 100 pohon lada di kebun seluas 1 hektar miliknya. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) juga menyarankan penggunaan tajar hidup karena lebih tahan lama, hemat, dan ramah lingkungan.
Teknik budidaya baru Diskusi dan pengawasan di kebun lada memberi banyak manfaat bagi petani. “Terutama saat membahas tentang fungsi dan dosis pupuk. Selama ini petani maunya kasih pupuk banyak-banyak supaya tanaman cepat besar, ternyata yang seperti itu justru membunuh tanaman dan merusak lahan. Dan kami tidak begitu paham fungsi masing-masing pupuk. Kami tahunya cuma pakai saja. Satu petani pakai, yang lain ikut pakai padahal kebutuhan pupuk di tiap lahan berbeda,” kata Masron, ketua KT Uwa-Uwa. Selain membahayakan tanaman, pemakaian bahan kimia juga mengancam kelestarian ekosistem. Tanah perlu waktu 16 tahun untuk
kembali subur setelah menerima pupuk dan pestisida kimia secara masif. Dalam kesempatan itu, petani lada belajar teknik budidaya lada yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka mempelajari cara bertanam lada dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Petani di tiga kecamatan yang dikunjungi oleh tim monitoring mendapat wawasan seputar teknik budidaya baru yang diterapkan di negara penghasil lada terbesar di dunia dengan produksi 100.000 ton per tahun: Vietnam. Di Vietnam, petani menggunakan pipa paralon berdiameter besar sebagai tiang panjat lada. Pipa tersebut diisi dengan sabut kelapa dan kompos untuk media tanam, lalu diberi lubang sebagai tempat tumbuhnya akar-akar tanaman. Dengan adanya alternatif budidaya yang efektif, pembukaan lahan-lahan baru untuk kebun lada bisa sangat ditekan. Petani menyambut baik inovasi tersebut. Dalam pertemuan selanjutnya, petani akan dipandu oleh fasilitator Sekolah Lapang untuk menjajal budidaya lada di tiang-tiang paralon.[]
SOSOK Verbeek edisi 24 | 2016
7
Murniati, KPMD Matompi, Kecamatan Towuti
W
anita ini sangat eksis di media sosial. Dia kerap merespons posting Tabloid Verbeek di Facebook dengan komentar-komentar yang menyenangkan dan memberi semangat. Mungkin karena usia yang masih muda sehingga semangat bekerjanya terpancar jelas. Di usianya saat ini, Murniati ingin berkontribusi maksimal untuk desanya tercinta, Desa Matompi di Kecamatan Towuti. Dia terlibat langsung di Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) selama dua tahun anggaran. Karena semangat dan dedikasinya, Murni, begitu dia biasa disapa, menjadi nominator PMDM Award yang penjuriannya dilakukan pada Juli 2015. Meskipun tidak terpilih sebagai penerima Award, Murni mendapat banyak pengalaman dari tugasnya sebagai KPMD. “Memang sudah niat saya untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Saya ini bagian dari masyarakat sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengabdi,” kata Murni. Lewat pembicaraan singkat, Verbeek bisa menangkap niat tulusnya untuk membangun desa. Inilah isi wawancara kami.
Apa yang membuat Anda tertarik untuk ambil peran di pemberdayaan masyarakat? Sebelum PMDM, saya bergabung di PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, red) Mandiri Perdesaan dari tahun 2006 sampai 2008. Di situ awalnya saya belajar tentang konsep dan mekanisme pemberdayaan. Sejak itu, saya jadi semakin tertarik karena bisa bertemu dengan banyak orang dan saya jadi belajar mendengarkan.
Menurut Anda, apa perbedaan PNPM dan PMDM?
Kalau PNPM itu lebih fokus ke pembangunan fisik dan kelembagaan UMKM. Kalau PMDM lebih luas dan komplet. Dulu PNPM ada dana bergulir, nah, dana itu agak sulit dijangkau masyarakat. Kalau PMDM ini kan tidak ada dana bergulir, dia langsung menyentuh individu dan kelompok masyarakat melalui bantuan alat, pelatihan, dan sebagainya. Jadi bantuannya lebih luas dan terasa.
Apa contohnya bantuan PMDM yang dampaknya langsung terlihat di masyarakat?
Saya kasih contoh bantuan pupuk dan hand tractor bagi petani. Itu mereka bilang kalau dampaknya langsung kelihatan. Ada yang petak sawahnya langsung bertambah karena sudah punya traktor sendiri. Ada yang tanamannya tumbuh cepat karena diberi bantuan pupuk di saat yang tepat. Saya senang mendengar cerita-cerita masyarakat yang berhasil seperti itu. Lalu ada lagi bantuan pembangunan jamban di rumahrumah warga, terutama warga yang kurang mampu. Itu bermanfaat sekali.
Kalau di sektor pendidikan bagaimana? Apa sudah kelihatan dampaknya?
Karena pendidikan baru masuk di tahun anggaran baru ini, saya belum bisa mengatakan dampaknya. PMDM memberi bantuan ke dua PAUD di Desa Matompi, salah satunya berlokasi di atas gunung. Saya yakin pasti banyak manfaatnya karena PAUD itu terpencil dan muridnya banyak yang masuk kategori RTM (rumah tangga miskin, red). Bantuan PMDM yang memang diprioritaskan untuk RTM menjadi sangat tepat sasaran.
"Mencari Ilmu dan Silaturahmi Lewat PMDM" Sepertinya pengalaman Anda di bidang pemberdayaan sudah banyak jadi tidak kaget lagi ya ketika mengelola PMDM? Sama sekali tidak. Saya justru termotivasi karena PMDM ini kan sesuatu yang baru di masyarakat. Itu artinya perlu pendekatan yang baru dan berbeda. Mekanismenya juga berbeda. Saya termotivasi untuk terus belajar. Meskipun saya sehari-hari hanya petani dan ibu rumah tangga biasa tapi saya tidak mau ketinggalan sama orang-orang yang ilmunya banyak.
Bicara tentang ibu rumah tangga, menurut Anda, adakah kelebihan seorang KPMD perempuan?
Perempuan itu empatinya besar dan lebih sabar sehingga pasti lebih mendengar keluhan dan saran masyarakat. Pendekatan kita ke masyarakat juga berbeda. Kita lebih suka bicarakan suatu masalah baik-baik, kita dengarkan pendapat orang lain. Pelaku program
DAT A D I R I
N a m a Te m p a t , t a n g g a l l a h i r A l a m a t P e n d i d i k a n Pekerjaan
: : : : :
Murniati Timampu, 27 Desember 1978 Jl. Poros Matompi D1 Ilmu Komputer IKMI Wiyata Dharma, Makassar Petani (2011-sekarang) U n i t Pe n g e l o l a K e g i at a n ( U P K ) P N P M M a n d i r i Pe r d e s a a n 2 0 0 6 - 2 0 0 8 Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Matompi, PMDM 2013-sekarang
harus berimbang, ada laki-laki dan perempuan. Kalau berimbang, usulan dan pelaksanaan kegiatan di desa jadi lebih berkualitas. Ada kegiatan pembangunan fisik yang biasanya diusulkan oleh laki-laki dan ada bantuan untuk UMKM dan peningkatan kapasitas yang biasanya diusulkan oleh perempuan.
Mana yang lebih menyenangkan, menjadi petani lada atau KPMD?
Dua-duanya sangat menyenangkan. Kalau jadi KPMD saya banyak ketemu warga dan punya banyak teman. Jadi petani juga asik. Kalau saya sedang pusing atau stres, saya biasanya pergi ke kebun. Begitu di kebun, semua beban langsung hilang. Saya senang melihat tanaman hijau dan tumbuh subur. Rasanya semua jerih payah tidak sia-sia, jadi fresh lagi.
Apa keuntungan terbesar yang didapat seorang KPMD?
Ada dua: ilmu dan silaturahmi. Ilmu yang saya dapat banyak sekali dan bermanfaat sampai kapanpun. Dan teman-teman saya jadi tambah banyak. Sampai ke pelosok-pelosok juga ada teman saya. Itu bagi saya sangat
berharga. Saya dapat teman untuk bertanya, diskusi, sampai bercanda. Hidup kan harus banyak bercanda ya supaya tidak cepat tua…hahaha.
Anda tidak terpilih sebagai penerima PMDM Award 2015, apa Anda kecewa? Ah, tidak. Waktu penjurian saya ditanya begini sama Ibu Andi Tabacina (Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sekaligus Sekretaris Tim Koordinasi PTPM, red), “Kalau menang bagaimana? Mau diapakan kemenangan itu?” Saya bilang kalau memang saya menang, saya mau mencari inspirasi dari study tour yang diadakan untuk penerima Award. Lalu saya akan ceritakan kepada teman-teman di desa apa saja yang saya pelajari di sana. Jadi bagi saya yang penting adalah mencari inspirasi. Dan inspirasi itu tidak hanya didapat dari study tour atau dari PMDM Award saja. Dengan bertemu sesama pelaku program, kita bisa bertukar cerita tentang terobosan yang mereka lakukan di daerah masing-masing. Itu sudah inspirasi. Menjadi nominator juga sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya, dan memotivasi saya untuk terus mencari ilmu dan inspirasi.[]
8
WAWASAN Verbeek edisi 24 | 2016
Membuat MOL Keong Mengubah hama menjadi bahan organik yang menyuburkan tanaman.
S
elama ini, keong mas menjadi musuh alami yang ditakuti petani. Dinamakan keong mas karena warna cangkangnya yang kuning keemasan. Keong ini juga sering disebut keong murbey karena telurnya bergerombol merah seperti buah murbey. Keong mas terkenal sangat gemar mengkonsumsi tanaman padi muda yang banyak mengandung auksin, hormon yang mempercepat pertumbuhan akar dan batang. Meskipun keong bertubuh lunak dan berjalan dengan sangat pelan, hewan itu rakus dan bisa menghabiskan padi dengan mudah dalam hitungan hari. Karena serangan keong mas yang dahsyat dan perkembangan populasinya begitu pesat, tidak heran jika sebagian petani menempuh cara-cara instan untuk membasmi keong tanpa mempertimbangan kelestarian lingkungan. Padahal keong punya banyak manfaat. Hewan tersebut dapat membersihklan lumut-lumut di kolam ikan yang biasanya tumbuh mengambang di atas air. Di beberapa daerah di Indonesia, keong diolah menjadi makanan ringan. Bisa digoreng, ditumis, atau dibuat semacam pepes. Keong juga bermanfaat sebagai makanan ternak. Penggunaan keong mas untuk pakan itik mampu menaikkan hasil telur. Pemberian pakan sekitar 4,5% tepung keong mas pada ternak sapi potong juga memberikan hasil pertumbuhan yang cukup baik. Sebagai pakan ikan, penggantian tepung ikan menjadi tepung keong sebanyak 25-75% memberikan pengaruh cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, serta penyerapan protein dan lemak. Keong mas juga bisa memberi manfaat bagi petani. Dengan kandungan protein yang tinggi, keong mas bisa dijadikan bahan pembuat Mikro Organisme Lokal (MOL) untuk keperluan pemupukan tanaman di fase vegetatif. MOL keong berguna sebagai dekomposer atau mikroorganisme pengurai dalam pembuatan kompos. Hal itu bisa menghemat biaya produksi karena petani tidak perlu lagi membeli starter pabrikan yang cukup mahal. Selain itu, MOL keong juga bisa digunakan sebagai pupuk organik cair karena mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi. Pengendalian keong dengan cara yang ramah lingkungan memberi keuntungan ganda bagi petani. Selain padi aman dari gangguan hama, keong mas juga membantu pertumbuhan tanaman. []
Bahan: 1. 1 kg keong mas 2. 1/4 kg gula jawa atau 1 buah maja 3. 2 liter air kelapa
Cara pembuatan: 1. Tumbuk keong mas sampai halus. 2. Tambahkan gula jawa yang sudah diiris tipis atau buah maja yang sudah dihaluskan, campur rata. 3. Masukkan ke dalam ember, tambahkan air kelapa, aduk rata. 4. Tutup rapat ember. 5. Untuk aerasi, gunakan selang plastik. Ujung luar selang dicelupkan ke air di dalam botol air mineral yang telah diisi air. 6. Diamkan larutan selama 15 hari, sambil membuka penutup ember selama 5 menit setiap pagi untuk membuang gas yang terbentuk agar tidak meledak.
Alat: 1. Ember berpenutup 2. Selang 3. Botol air mineral
Pemakaian: - Untuk penyemprotan, gunakan ½ liter MOL untuk setiap tangki kapasitas 14 liter. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman dan tanah di sekitar perakaran pada pagi atau sore hari. Penyemprotan perlu diulang setiap 2 minggu sekali. - Untuk pembuatan kompos, 1 liter MOL dilarutkan ke dalam 4 liter air dan tambahkan 1 ons gula merah. Aduk rata, kemudian siramkan ke bahan organik yang akan dibuat kompos. - Untuk semakin menyuburkan tanaman, MOL keong juga boleh dicampur dengan MOL rebung.
1
2
3
1
2
3
WAWASAN Verbeek edisi 24 | 2016
9
Kemasan Tepat, Produk Pertanian Aman Kebutuhan pangan terus ada setiap hari. Karena itu, kegiatan distribusi dan penyimpanan tidak bisa lepas dari kegiatan pasca-panen produk pertanian.
M
ungkin selama ini petani masih berorientasi sebagai petani produsen yang melulu terpaku pada masa tanam. Secara bertahap, petani perlu membangun sikap dan perilaku sebagai petani pemasok yang menempatkan pasar sebagai titik tolak sehingga selain memikirkan kenaikan jumlah produksi, petani juga sangat memedulikan peningkatan kualitas, daya saing, dan nilai tambah hasil produksi pertanian. Produk pertanian memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk hasil industri non-pertanian. Pertama, produk pertanian mudah busuk dan rusak. Penanganan pasca-panen yang baik dapat meminimalkan kerusakan serta mempertahankan kualitas produk pertanian. Selain itu, hasil pertanian lebih sulit dipindahkan karena berat, kaku, atau membutuhkan ruang yang besar karena tidak boleh dimampatkan. Dapat disimpulkan bahwa setiap produk pertanian–baik berupa bahan mentah, setengah jadi, maupun bahan pangan–mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum mengalami proses pembusukan. Untuk itu ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan usia produk pertanian sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan masih segar atau layak dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui proses pengemasan. Kemasan juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah. Syarat kemasan Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang yang hendak ditranspor-
tasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Kemasan akan melindungi produk dari pengaruh lingkungan, baik lingkungan biotik (hama, cendawan, bakteri) maupun abiotik (kelembaban, cahaya), serta meminimalkan kerusakan karena penanganan yang kurang baik. Wadah atau pembungkus dapat mencegah atau mengurangi gangguan fisik, seperti gesekan, benturan, dan getaran. Di samping itu, pengemasan juga berfungsi untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi. Dari segi promosi, wadah atau pembungkus berfungsi untuk menarik pembeli. Bahan kemasan harus bersifat non-toksik (bebas racun) dan tidak menimbulkan reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, rasa, dan perubahan lainnya. Selain itu, kemasan produk pertanian harus kedap air, kuat dan tidak mudah bocor, tahan terhadap panas, serta mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.
Beda produk, beda kemasan Setiap produk pertanian juga memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi fisik maupun kandungan nutrisi. Produk biji-bijian memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk buah-buahan dan sayuran. Produk biji-bijian umumnya memiliki tekstur yang keras, memiliki kandungan pati atau protein yang tinggi dan kadar air yang rendah. Sedangkan produk sayuran dan buah memiliki tekstur yang lebih lembut, kandungan air yang tinggi, banyak mengandung vitamin dan mineral.
Produk biji-bijian meski masih mengalami respirasi atau penyerapan oksigen setelah dipanen, tapi lajunya rendah. Berbeda dengan produk buah dan sayuran, yang laju respirasinya lebih tinggi. Laju respirasi berkaitan dengan laju kerusakan produk. Semakin tinggi laju respirasi, semakin cepat produk pertanian mengalami kerusakan. Karakteristik produk yang berbeda memerlukan penanganan yang berbeda, termasuk dalam hal pengemasan dan penyimpanan. Biji-bijian lebih bisa bertahan dari kerusakan. Kerusakan biji-bijian umumnya terjadi karena serangga hama serta kelembaban yang tinggi pada ruang penyimpan. Karena itu, penggunaan kemasan yang kedap udara disarankan untuk mengemas biji-bijian, agar uap air yang berasal dari lingkungan tidak masuk ke dalam kemasan, sehingga kadar air biji-bijian dapat dipertahankan. Sedangkan pada buah-buahan dan sayuran, pengemasan dilakukan untuk menekan hilangnya air dari produk ke lingkungan. Penggunaan kemasan plastik dengan daya serap yang sesuai, dapat mempertahankan kualitas buah dan sayuran yang disimpan. Penggunaan kemasan yang sesuai untuk memodifikasi kondisi udara dalam kemasan dikenal dengan istilah modified atmosphere package (kemasan atmosfer termodifikasi). Bila buah akan dikirim keluar kota, penggunaan peti kayu lebih aman dibandingkan keranjang bambu atau karung karena dua jenis kemasan yang disebut terakhit tidak dapat meredam goncangan selama penggangkutan.[]
10
JENDELA Verbeek edisi 24 | 2016
Melestarikan Tradisi Ma’sure’
Dunia internasional lebih dekat dengan La Galigo setelah diadaptasi ke dalam seni pentas oleh sutradara Robert Wilson. Pentas La Galigo telah dilakukan sejak 2004 di Asia, Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. Di kalangan masyarakat, sureq tersebut berkembang melalui tradisi lisan, salah satunya melalui lantunan pa’sure’.
S
ureq Galigo, atau La Galigo, adalah sebuah naskah yang menceritakan awal mula kerajaan Bumi dan almanak untuk segala peristiwa kehidupan, mulai dari pernikahan, bercocok-tanam, hingga pelayaran dan kisah cinta. Ditulis dalam huruf Lontara dengan bentuk puisi bahasa Bugis kuno, Sureq Galigo memberikan gambaran kepada sejarawan mengenai kebudayaan Bugis sebelum abad ke-14. Ada dugaan bahwa sureq tersebut lebih tua dibandingkan epos Mahabharata dari India. Belum ada versi La Galigo yang lengkap, namun bagian-bagian yang telah diawetkan berjumlah 6.000 halaman atau 300.000 baris teks, membuatnya menjadi karya sastra terbesar dunia. Upaya pelestarian telah dilakukan oleh sejumlah sejarawan dan budayawan dunia. Sureq Galigo diperkenalkan ke khalayak internasional setelah diadaptasi dalam pertunjukan teater I La Galigo oleh Robert Wilson, sutradara asal Amerika Serikat, dan mulai dipertunjukkan secara internasional sejak tahun 2004. La Galigo juga telah disahkan serta diakui UNESCO sebagai Memory of the World. Di kalangan masyarakat sendiri, sureq, atau sure’, tersebut berkembang sebagian besar melalui tradisi lisan dan masih dinyanyikan pada acara tradisional penting. Dalam upacara jamuan untuk tamu-tamu penting, kalangan bangsawan Bugis kerap mengadakan acara pembacaan naskah Galigo secara berirama yang disebut dengan ma’sure’.
Seorang diri melestarikan tradisi Ma’sure’ merupakan tradisi kuno yang telah ada dalam sejarah Kerajaan Luwu. Ma’sure’ biasanya dipentaskan di depan umum yang dibacakan oleh para pa’sure’. Masyarakat Luwu meyakini bahwa We Tenriabeng, saudari kembar Sawerigading, merupakan pa’sure’ pertama di muka Bumi. Hingga hari ini, ma’sure’ masih berlanjut dan di Luwu ada seorang pa’sure’ yang menjaga tradisi kuno tersebut. Andi Nilaferawati, Sekretaris Istana Kedatuan Luwu, belajar ma’sure’ sejak tiga tahun lalu dari salah seorang
Dewan Adat Kedatuan. “Suatu hari, tiba-tiba saya merasakan panggilan. Saya berpikir mengapa tidak ada pa’sure’ di Luwu yang kelak akan meneruskan keahlian guru saya? Di tempat lain, seperti di Bone dan Wajo, masing-masing ada satu pa’sure’ yang sering tampil melantunkan sure’ Galigo,” kata Nila, saat ditemui tabloid Verbeek di Istana Kedatuan Luwu, Palopo, belum lama ini. Untuk mulai belajar ma’sure’, Nila harus melewati sejumlah ritual. Mulai dari meminta izin kepada pusaka keramat (arajang) dengan membawa berbagai jenis sesajen, ritual mandi untuk menyucikan diri, belajar ma’sure’ di tengah malam, dan ritual lain yang menurut dia tidak mudah dilakukan. Dan setiap kali hendak pentas dalam suatu acara, Nila harus berpuasa sehari sebelumnya. Dia bercerita bahwa banyak orang yang mau belajar ma’sure’ tapi mereka tidak “mendapat izin”. “Ada yang sudah belajar lama sekali tapi tidak bisabisa. Macam-macam bentuk kegagalannya,” kata Nila. Rupanya hanya orang terpilih yang bisa meneruskan tradisi kuno tersebut. Menurut tradisi, di setiap daerah, seperti di Luwu, hanya boleh ada seorang pa’sure’ saja. “Saya baru bisa mewariskan ilmu yang saya miliki setelah guru saya wafat,” kata Nila yang melantunkan lima sure’ Galigo selama 45 menit di pameran seni rupa Makassar Biennale 2015, Oktober silam.
Filosofi dan tantangan Jika dalam tradisi asli ma’sure’ diiringi oleh seruling dan keso-keso (alat musik gesek sejenis rebab), kini Nila mementaskan ma’sure’ dalam panggung modern dengan iringan musik kontemporer. Meskipun dikemas secara lebih modern, isi ma’sure’ masih sama sejak berabad-abad lalu: baris sajak lima matra yang menceritakan asal-usul manusia, kisah-kisah masa lampau, dan petuah hidup sehari-hari. Melantunkan sure’ Galigo telah membawa Nila ke masa lalu, ke ruang dan waktu di mana dia meresapi identitas, filosofi, dan nilai moral yang diajarkan para
Foto: robertwilson.com
Sebuah tradisi kuno yang hanya bisa dijalankan oleh satu orang saja.
leluhur. “Saya sering menangis kalau sedang ma’sure’. Selain karena kisah-kisahnya yang menyentuh, saya merasa dekat sekali dengan leluhur yang membuat saya ada seperti sekarang ini.” Tantangan berat juga dirasakan oleh para pa’sure’. Salah satu ujian terbesar adalah menguasai bahasa Bugis kuno yang menurut artikel di New York Times, 2005, A Sacred Epic and Its Gods, kini hanya dipahami oleh kurang dari 100 orang saja. Sejauh ini Galigo hanya dapat dibaca dalam versi bahasa Bugis aslinya, dengan gaya bahasa sastra tinggi. Hanya sebagian saja dari naskah Galigo yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tantangan lain, tentu saja, mempraktikkan ajaran moral yang terkandung dalam sure’. Menjaga keimanan terhadap Sang Pencipta, tidak boleh berprasangka buruk, senantiasa berbuat kebaikan, menghormati adat, dan masih banyak lagi. “Meskipun berat, kepuasan batin yang saya rasakan luar biasa. Tidak ada tandingannya. Karena itu, saya mau terus belajar,” pungkas Nila.[]
Andi Nilaferawati (tengah berbusana warna kuning), satu-satunya pa’sure’ dari Luwu. Nila kerap diundang di berbagai perhelatan budaya untuk tampil ma’sure di hadapan penonton.
DOKTER MENJAWAB Verbeek edisi 24 | 2016
30 Menit per Hari untuk Jantung Sehat Gaya hidup aktif yang menyehatkan jantung.
P
enyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama di dunia yang merenggut 17 juta nyawa per tahun. Angka tersebut merupakan tiga kali lipat jumlah penduduk Singapura. Jumlah kematian masih akan melonjak menjadi 23,6 juta pada tahun 2030. Sementara di Indonesia, berdasarkan catatan Yayasan Jantung Indonesia, jumlah pasien penyakit jantung sebesar 7-12% per tahun. Artinya, minimal ada 17,5 juta penduduk mengidap penyakit jantung dari 250 juta penduduk Indonesia. Jantung tersusun atas kumpulan otot yang akan semakin kuat dan sehat ketika Anda menerapkan gaya hidup aktif. Tidak ada kata terlambat untuk berolahraga dan Anda tidak perlu alih profesi menjadi atlet. Bahkan berjalan santai selama 30 menit per hari akan membawa perbedaan besar. Seseorang yang jarang berolahraga dua kali lipat berisiko terserang penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang aktif bergerak. Olahraga rutin dapat membantu membakar kalori, menurunkan tekanan darah, mengurangi “kolesterol jahat” atau LDL, dan meningkatkan kadar “kolesterol baik” atau HDL.
Mulai hari ini Ketika Anda hendak mulai berolahraga, pilih jenis olahraga yang Anda sukai. Misalnya Anda suka olahraga lari, maka mulailah dengan berjalan kaki lalu perlahan masukkan aktivitas jogging di sela-sela jadwal lari. Secara bertahap, berlarilah dengan durasi lebih panjang dibandingkan durasi Anda berjalan. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter ketika Anda mulai intens berolahraga. Aktivitas olahraga Anda perlu melibatkan tiga jenis latihan. Pertama adalah olahraga kardio atau aerobic seperti berlari, jogging, dan bersepeda. Jenis aktivitas tersebutmembuat Anda bergerak cepat sehingga detak jantung dan frekuensi napas meningkat tapi Anda masih punya kesempatan untuk mengobrol dengan orang lain sembari berolahraga sehingga suasana rileks tetap terasa. Jika Anda punya masalah persendian, pilih aktivitas ringan seperti renang atau mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi. Yang kedua adalah peregangan (stretching). Tubuh Anda akan lebih fleksibel ketika melakukan latihan peregangan dua kali seminggu. Lakukan kegiatan tersebut setelah Anda menyelesaikan olahraga kardio. Lakukan dengan perlahan agar tidak nyeri. Aktivitas ketiga adalah latihan kekuatan. Anda bisa menggunakan beban atau berat tubuh sendiri (misalnya dalam gerakan yoga). Lakukan 2-3 kali seminggu agar otot punya waktu untuk memulihkan diri. Seberapa lama dan sering seseorang perlu berolahraga? Para pakar dan Organisasi Kesehatan Dunia menyepakati angka minimal 150 menit per minggu untuk berolahraga. Agar mudah membagi dan mengingatnya, catat: 30 menit sehari, 5 kali seminggu. Olahraga yang bisa Anda lakukan adalah aktivitas dengan intensitas sedang, seperti jalan cepat 8 km per jam. Jika Anda baru memulai, lakukan secara bertahap. Lalu bagaimana jika Anda tidak bisa menyelesaikan target? Sesuatu selalu lebih baik daripada tidak sama sekali. Jika Anda tidak bisa menyesaikan jogging 30 me-
nit hari ini, pasang target yang sesuai untuk kondisi tubuh Anda. Masih ada waktu untuk menuntaskan 150 menit per minggu seiring dengan bertambahnya stamina Anda. Meskipun Anda sudah mempraktikkan gaya hidup pasif selama bertahun-tahun, ini hari yang tepat untuk melakukan perubahan yang menyehatkan.
Kenali tubuh “Dengarkan” tubuh Anda ketika berolahraga. Berhenti dan segera cari pertolongan jika Anda merasa nyeri atau sesak di bagian dada atau tubuh bagian atas. Lakukan hal serupa jika Anda tubuh Anda mengeluarkan keringat dingin, sulit bernapas, detak jantung terlalu cepat atau tidak beraturan, gemetar, lemas, atau sangat lelah. Namun jangan sampai kekhawatiran membuat Anda enggan berolahraga. Pada 2014, sebuah tim yang dipimpin peneliti dari Texas’s Institute for Exercise and Environmental Medicine meneliti fungsi tubuh 101 orang dewasa berusia lebih dari 60 tahun dengan aktivitas fisik yang bervariasi. Mereka yang berolahraga kurang dari dua kali seminggu selama puluhan tahun memiliki kondisi fisik yang lebih lemah dibanding kelompok lain yang berolahraga lebih sering. Yang paling mengejutkan, kelompok pria dan wanita yang konsisten berolahraga 4-5 kali per minggu memiliki skor yang nyaris sama dengan atlet profesional yang hamper setiap hari berlatih dan terlibat dalam kompetisi rutin. Jika otot-otot terasa sakit selama satu atau dua hari setelah berolahraga, itu normal. Terutama jika Anda baru saja mulai aktif bergerak. Tak lama lagi, Anda akan merasakan betapa nikmatnya menyelesaikan sebuah target latihan fisik. Salam olahraga![]
11
12
SAFETY Verbeek edisi 24 | 2016
Stop Bullying di Sekolah! Pemahaman menjadi langkah pertama untuk memutus lingkaran penggencetan.
Bermain bersama di hari libur atau selepas jam sekolah merupakan salah satu kegiatan positif yang dapat membangun hubungan pertamanan di antara anak. Pertemanan yang baik akan mengikis perilaku bullying di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
I
stilah bullying, atau perundungan/penggencetan dalam bahasa Indonesia, sudah sering sekali kita dengar, lihat, maupun baca melalui media. Namun sudahkah Anda tahu separah apa bullying terjadi di sekolah-sekolah? Faktanya mengkhawatirkan. Hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter menunjukkan hampir setiap sekolah di Indonesia ada kejadian penggencetan. Berdasarkan kajian tersebut, Indonesia sudah masuk kategori darurat bullying di sekolah. Kasus bullying di sekolah menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di sektor pendidikan. Dari 2011 sampai Agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah itu sekitar 25% dari total pengaduan di bidang pendidikan yang mencapai 1.480 kasus. Jumlah kasis bullying mengalahkan tawuran pelajar, diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pungutan liar. Di Amerika Serikat (AS), angkanya lebih parah. Satu dari empat anak sekolah di AS merupakan korban penggencetan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar ketiga di Amerika Serikat, yaitu 4.400 kasus per tahun dan penyebab terbesarnya adalah depresi akibat bullying. Bukan hanya di AS, sebuah penelitian di Inggris pun memperlihatkan separuh kasus bunuh diri pada remaja disebabkan karena bullying dan kebanyakan menimpa remaja usia 10-15 tahun. Orangtua, guru, atau siapapun tentu tidak ingin anak mereka menjadi perundung maupun korban. Dan bullying bukan hal yang mustahil untuk dicegah atau dihapuskan. Pertama, kita perlu paham dan memberi pemahaman kepada anak apa itu
bullying. Kedua, melakukan tindakan untuk menghapus perilaku tersebut.
Identifikasi Mungkin tanpa sadar seorang anak telah melakukan penggencetan terhadap teman satu sekolahnya. Juga tanpa sadar, orangtua dan guru melakukan pembiaran. Praktik tersebut mungkin terjadi karena ketidaktahuan. Bullying adalah perilaku agresif dan tidak menyenangkan yang melibatkan kesenjangan kuasa. Perilaku itu dilakukan secara berulang, atau berpotensi untuk terulang. Jadi bullying melibatkan dua komponen: kesenjangan kekuatan (misalnya perbedaan kekuatan fisik atau popularitas di kalangan temanteman) dan kejadian berulang. Bullying diklasifikasi ke dalam 4 jenis, yaitu bullying verbal, fisik, sosial, dan cyber. Penggencetan verbal melibatkan bahasa lisan atau tulisan yang bertujuan menyakiti hati seseorang, seperti mengejek, memberi nama julukan yang tidak pantas, memfitnah, pernyataan seksual yang melecehkan, atau meneror. Kasus bullying verbal termasuk jenis penggencetan yang sering terjadi dalam keseharian namun seringkali tidak disadari. Bullying fisik paling mudah diidentifikasi karena melibatkan kontak fisik antara pelaku dan korban, antara lain memukul, menendang, meludahi, mendorong, mencekik, melukai, menjambak, merusak benda milik korban, dan lain-lain. Sementara bullying relasi sosial bertujuan menolak dan memutus hubungan sosial korban dengan orang lain, meliputi pengabaian, pengucilan, atau penghindaran. Contoh bullying sosial antara lain menyebarkan rumor, mempermalukan seseorang di depan umum, menghasut untuk menjauhi seseorang, menertawakan, menghancur-
kan reputasi seseorang, atau menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan. Sedangkan cyber bullying dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, email, SMS, dan lain-lain. Perilaku yang termasuk antara lain menggunakan tulisan, gambar, dan video untuk mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti korban. Bullying bisa terjadi saat atau setelah jam sekolah. Kasus paling banyak ditemukan di dalam gedung sekolah, tapi tidak menutup kemungkinan penggencetan juga terjadi di taman bermain atau bus sekolah. Sementara cyber bullying umumnya terjadi saat anak mengakses internet atau HP di rumah.
Dampak bagi pelaku, korban, dan saksi Penggencetan adalah persoalan serius dan membahayakan, tidak hanya terhadap korban tetapi juga untuk pelaku dan saksi. Victorian Department of Education and Early Childhood Development menyebutkan bahwa perundung di usia SD akan tumbuh menjadi sosok yang cenderung berperilaku agresif, terlibat dalam komplotan penjahat, dan rentan terlibat kasus kriminal saat menginjak usia remaja. Sementara korban bullying berpotensi memiliki masalah emosi, akademik, perilaku jangka panjang, cenderung memiliki harga diri yang rendah, merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan merasa tidak aman. Bullying menimbulkan berbagai masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar seperti seperti tidak suka terhadap sekolah, membolos, hingga drop out. Penggencetan juga punya dampak bagi anak-anak yang menyaksikan tindak kekerasan. Saksi mengalami perasaan yang tidak menyenangkan dan mengalami tekanan psikologis yang berat, merasa terancam dan ketakutan akan menjadi korban selanjutnya, dapat mengalami prestasi yang rendah di kelas karena perhatian masih terfokus pada cara menghindari bullying sehingga mengesampingkan tugas-tugas akademik. Bantu anak untuk memahami arti bullying dan cara menghadapinya. Anak yang paham akan bisa mengambil sikap ketika dirinya masuk ke dalam lingkaran penggencetan atau saat menjadi saksi mata. Lalu apa tanda-tanda anak menjadi seorang perundung, korban, atau menjadi saksi penggencetan yang dilakukan berulang-ulang? Dan bagaimana kiat melepaskan diri dari lingkaran bullying? Baca di Verbeek edisi berikutnya.[]
GALERI FOTO Verbeek edisi 24 | 2016
rektur le Lovro Paulic bersama Di Direktur Operasional PT Va Senior a t r e s a b m a K e i r s a B r a u L Komunikasi dan Hubungan an angan Sosial Busman Dahl Manajer Program Pengemb ersawahan di Desa Libukan Shirat mengunjungi area p n i. Desa tersebut merupaka M a n d i r i , K e c a m a t a n To w u t yang n pola tanam SRI Organik salah satu lokasi penerapa Vale T P a r a t n a s i g e t a r t S n a a r t diinisiasi oleh PTPM-Kemi dan Pemerintah Daerah.
Sebanyak 75 guru dari 8 Sekolah Dasar di Kecam atan Nuha mengikuti Pelatihan Pen yerapan Kurikulum 2013 (K-13) di SD 252 Nikkel, akhir Januari 2016. Pelatihan yang mendapat dukungan dan a dari PMDM senilai Rp3 0 .095.000 itu bertujuan untuk men yiapkan guru menghada pi K-13 yang mulai diterapkan pada J uli 2017.
13
Pembangunan pagar TK Mandiri Desa Balamban o dengan dana PMDM sebesar Rp56.600.000. (Foto: Syamsinar )
matan ko, Keca a Sorowa Desa. s e D i d KK dasar ggerak P mber 2016 hit pola Tim Pen e n menja Pelatiha uti oleh anggota pada akhir Sept 7 juta g Rp ik Nuha, di yang berlangsun anaan sebesar itas d an kapas n ngan pen eningkat Pelatiha pat duku PMDM bidang p a d n e m itu ari ing) bagian d Neni Arh sebagai t. (Foto: a k a r a y s ma
Galeri Foto
Momen yang tertangkap kamera sepanjang pelaksanaan Program Ter padu Pengembangan Masyarakat (PTPM ). Jika Anda memiliki foto-foto yang terkait dengan pelaksanaan PTPM, silakan kirim ke Redaksi Tabloid Verbeek melalu i email
[email protected] (ukura n foto minimal 500KB). Foto yang dimuat akan mendapatkan suvenir menarik.
Kecamatan Malili, Kondisi awal TK Al-Mu’minun di Desa Pasi-Pasi lukisan. sebelum dilakukan pengecatan dan pembuatan
TK Al-Mu’minun Kegiatan pengecatan dan pembuatan lukisan di 5.574.000. (Foto: mendapat dukungan dana dari PMDM senilai Rp Asbar)
14
EVENT Verbeek edisi 24 | 2016
Workshop UMKM di Kecamatan Towuti
P
engusaha skala rumah tangga atau pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak lagi asing bagi kita. Bahkan mungkin di antara Anda, atau kerabat maupun tetangga dekat, ada yang menjalankan usaha toko kelontong, menjual kue di pasar, atau membuka rumah jahit. Meskipun sudah “biasa”, bukan
berarti pengusaha kecil bisa menjalankan bisnis dengan mudah dan tidak perlu menambah wawasan. Sebanyak 50 orang pemilik UMKM di Kecamatan Towuti mengikuti workshop bertajuk “Memaksimalkan Potensi Pelaku UMKM Menuju Kemandirian Desa” pada akhir Desember 2015 dengan harapan
mendapatkan motivasi dan meningkatkan kapasitas. Workshop tersebut mendapat bantuan pendanaan dari Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) Kecamatan Towuti sebesar Rp44 juta yang sebagian besar dimanfaatkan untuk pengadaan kelengkapan Workshop yang digelar di Gedung Bantea itu mendatangkan pembicara dari Dinas Koperindag Luwu Timur, DPRD Luwu Timur, Pegadaian, konsultan pemberdayaan masyarakat A+ CSR Indonesia, dan pelaku UMKM yang kini telah meraih sukses. Staf Dinas Koperindag memberi materi seputar kebijakan, cara mengurus perizinan, dan kesiapan pelaku UMKM menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah diberlakukan mulai 1 Januari 2016. Dari 50 pelaku UMKM yang menjadi peserta workshop satu hari itu, baru dua orang yang memiliki izin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Itu artinya kesadaran pelaku UMKM terhadap sertifikasi produknya masih rendah yang akan berdampak pada daya saing dan nilai jual. Anggota DPRD Lutim Harisa Suarjo menekankan pentingnya pengarus utamaan gender, sementara pihak Pegadaian memaparkan mekanisme pinjaman
bagi pelaku UMKM. Agus Suheri dari A+ CSR Indonesia memberi simulasi cara menghitung ongkos produksi sementara pengusaha keripik pisang Sari Raos, Bertin Bu’tu Allo, memberikan motivasi kepada para pelaku usaha rumahan. Agar pelaku UMKM bisa memajukan usahanya, mereka perlu berkelompok dan aktif dalam Musrenbang. Dengan berperan dalam Musrenbang, pengusaha kecil bisa memasukkan kegiatannya ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang kemudian bisa diusulkan untuk mendapat bantuan pendanaan, pengadaan alat, maupun pelatihan. Dinas Koperindag bahkan telah menyatakan kesiapan untuk membantu pelaku UMKM di Luwu Timur, mulai dari pengemasan produk hingga promosi. []
Workshop UMKM bertujuan memberi motivasi dan meningkatkan kapasitas para pelaku usaha kecil.
Pelatihan Pertanian Berkelanjutan di Desa Baruga
T
ren pertanian semakin mengarah ke prinsip-prinsip berkelanjutan. Minimalisasi penggunaan bahan kimia, menjaga kelestarian alam, hingga penguatan kelompok tani menjadi fokusnya. Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) memberi dukungan bagi kegiatan pelatihan pertanian berkelanjutan di Desa Baruga, Kecamatan Towuti. Pelatihan yang diadakan pada Oktober 2015 itu diikuti oleh 60 petani sawah dan tanaman perkebunan. Dukungan pendanaan sebesar Rp12 juta dari PMDM digunakan untuk membiayai kelengkapan pelatihan. Kepala Badan Pelaksana Penyuluh, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Nursih Hariani menjadi salah seorang pemateri. Selain itu, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model-Kecamatan Nuha Burhanuddin dan Koordinator BP3K Towuti Kesmar, juga memberikan materi seputar pembuatan pupuk alami dan perawatan tanaman berbasis ramah lingkungan. Dari 60 peserta, ada lima orang petani perempuan dan perwakilan dari PKK yang diharapkan bisa mempraktikkan prinsip ramah lingkungan saat menanam sayur dan aneka bunga di pekarang-
an. Peserta belajar cara membuat pupuk kocor dengan memanfaatkan kotoran hewan dan hijauan. Prinsip bertanam padi dengan pola SRI Organik juga dijelaskan secara singkat oleh para pemateri. Dari pelatihan satu hari tersebut, dipilih kebun dan pekarangan untuk dijadikan lahan percontohan. (Laporan dan foto: Idawati Syamsir) []
Peserta pelatihan mendapat materi seputar pembuatan pupuk alami dan perawatan tanaman berbasis ramah lingkungan.
EVENT Verbeek edisi 24 | 2016
15
Sektor Kesehatan Raih Sejumlah Prestasi Terbaik
T
ahun 2015, sejumlah prestasi di sektor kesehatan kembali diraih oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. Penyerahan penghargaan dilakukan di sela upacara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51, pada 17 November 2015. “Momentum peringatan ini menjadi refleksi untuk merenungkan kembali upayaupaya terbaik yang dapat dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagaimana tujuan Pembangunan Kesehatan yang kita harapkan” kata Sekretaris Daerah Bahri Suli saat membacakan sambutan seragam Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K). Prestasi yang dicapai antara lain Juara II Nasional Lomba Sekolah Sehat yang diraih TK Sorowako, Kabupaten Sehat kategori Swasta Saba Wewerda, Juara Harapan I Puskesmas Berprestasi Tingkat Nasional yang diraih Puskesmas Mangkutana,
Tim Penilai dari Pemerintah Provinsi Sulsel mendatangi Posyandu Usila Mosia Oleo, Desa Nikkel, Kecamatan Nuha. Setelah melalui seleksi ketat, Posyandu tersebut mendapat Peringkat II dalam Lomba Posyandu Usila.
Juara II Nasional Puskesmas Berprestasi kategori Perkotaan dan Kategori Terpencil yang dicapai Puskesmas Malili dan Mahalona. Selanjutnya Juara I, II, dan III Lomba Desa Siaga Tingkat Kabupaten yakni Desa Lioka Kecamatan Towuti, Desa Lambara Kecamatan Burau, dan Desa Lakawali Pantai Kecamatan Malili. Kemudian penghargaan di tingkat Provinsi Sulsel antara lain Juara II Tenaga Kesmas: Elia Mulia Sari, Juara III Tenaga Medis Teladan: dr. Wita Tando, Juara III Tenaga Gizi Teladan: Nurmawati, Juara Keperawatan Teladan: Farniati Kamaluddin, dan Juara II Lomba Posyandu Usila yang diraih Posyandu Mosia Oleo Desa Nikkel Kecamatan Nuha. (Humas Lutim)[]
TK Sorowako, Kecamatan Nuha, mendapat Juara II dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional pada 2015.
Sosialisasi Kesehatan di Desa Parumpanai
D
usun Dandawasu, Desa Parumpanai, Kecamatan Wasuponda, dapat ditempuh dalam 1,5 jam perjalanan menggunakan perahu katinting. Perjalanan yang cukup menegangkan karena harus melalui sungai kecil dalam posisi tubuh merunduk karena banyaknya batang pohon yang melintang di atas sungai. Namun mengasyikkan karena dapat menikmati suasana alam yang begitu sejuk dan belum tercemar polusi udara dan polusi air. Masyarakat di pelosok seperti warga Dandawasu minim terpapar edukasi kesehatan. Karena itu, sosialisasi kesehatan yang didanai oleh PMDM pada 15 Februari 2016 merupakan sebuah kegiatan penting yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Sosialisasi kesehatan itu diperuntukkan bagi masyarakat Dusun Dandawasu dan Rende-rende. Pemateri mendapat sambutan hangat dari masyarakat di dua dusun yang sudah menunggu sejak pukul 8 pagi. Sambutan itu menghilangkan rasa lelah perjalanan menyelusuri sungai. Antusias mereka luar biasa. Hal itu dapat dilihat dari kehadiran 120 orang warga dusun. Sosialisasi kesehatan dilakukan di SD Dandawasu, dengan pemateri Kepala PKM Kecamatan Wasuponda Yetriani Bosa, S.KM, M.Kes dan Fasilitator Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas) Kabupaten Luwu Timur Rahmad. Yetriani membawakan materi pentingnya Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio bagi anak-anak dan edukasi seputar penyakit malaria. Sementara Rahmad membawakan materi sanitasi dan pentingnya setiap keluarga memiliki jamban. Materi-materi tersebut sangat penting mengingat masih rendahnya pengetahuan masya-
rakat tentang sanitasi dan kesehatan keluarga. Di desa tersebut, kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban masih kurang. Masyarakat kebanyakan masih menggunakan sungai sebagai tempat buang air besar. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan 2 buah hand tractor dan 1 dross padi pada kepada Kelompok Tani Dandawasu dan Kelompok Mustika Tani. Selain itu juga diserahkan makanan tambahan berupa susu kepada Balita kurang gizi. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Parumpanai dan anggota komite desa. (Laporan: Adolfina Sambo-FK Wasuponda)[]
Sosialisasi kesehatan di Dusun Dandawasu dan Rende-Rende, Februari 2016, diikuti oleh ratusan warga. Edukasi kesehatan di daerah terpencil masih sangat dibutuhkan demi meningkatkan derajat kesehatan warga.
16
EVENT Verbeek edisi 24 | 2016
Pelatihan Dokter Kecil di Mahalona
K
esehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam menciptakan masyarakat mandiri. Dengan tingkat kesehatan yang tinggi, masyarakat bisa lebih produktif. Kepedulian terhadap lingkungan yang sehat sebaiknya ditanamkan sejak dini, salah satunya melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang digerakkan oleh para dokter kecil. Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) Desa Tole, Kecamatan Towuti, memberi dukungan bagi pelatihan dokter kecil SDN 278 Mahalona yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Mahalona. Pelatihan yang diadakan pada pertengahan Januari 2016 itu diikuti oleh 20 siswa kelas IV dan V dan belum pernah mendapatkan pelatihan kader UKS dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Pemateri merupakan staf Puskesmas Mahalona, yaitu drg. Nining Asriana, SKG, dr. Lisanuddin Azhar Lubis, Rosdiana R Bungin, SKM, Ibnu Hajar Mas’ud, AMK, Andriyani, AMK, Yusriana, AMK, Rahmiwati Bakri, AMKG, dan Suhartini Sainuddin, Amd. Kep. Dana PMDM sebesar Rp7,6 juta dimanfaatkan untuk pengadaan keperluan pelatihan dan pendukungnya. Setelah mengikuti pelatihan terse-
but, diharapkan siswa-siswi dapat menjalankan tugasnya sebagai kader UKS dan UKGS yang antara lain melakukan pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi, mengukur tinggi badan dan berat badan, dan melakukan penyuluhan kesehatan. Dokter kecil juga bertugas membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah, seperti distribusi obat cacing dan vitamin, melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pertolongan pertama pada penyakit, dan mengamati kebersihan tiap ruang sekolah. (Laporan: Kepala Puskesmas Mahalona Muliati, SKM) []
s Mahalona, Januari 2016. DN 278 Mahalona di Puskesma Pelatihan Dokter Kecil dari S n di lingkungan sekolah. a t a h e s e k i s a k u d e m a l a d g n i t Dokter kecil punya fungsi pen
da anan (seperti pa k n a d i r i k m o l elasi di ko e nng memiliki kor a y a t a k gan benar akan m a n u e d d b n a a w a k j g n e n m u a b Hu ng dan bis rim yang beruntu i g n e p ) 0 1 ( h u l u contoh). Sep ale. enarik dari PT V dapat suvenir m
Wortel Nikel Palapa Rupiah Mikro Organisme Lokal Premium Tortilla Boeing Karbondioksida Puskesmas Kakao Matano Kelelawar Tari Kecak Kirimkan jawaban melalui email
[email protected] atau melalui surat ke alamat Redaksi Tabloid Verbeek; Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate No. 44, Pontada, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, 92984. Nama-nama pemenang diumumkan melalui Facebook Tabloid Verbeek. Hadiah dapat diambil di Redaksi Tabloid Verbeek pada hari dan jam kerja.
Danau Bahan bakar Mamalia Pesawat Vitamin A Logam dasar Cokelat Jagung Bali Zat kimia Pupuk cair Mata uang Satelit Fasilitas kesehatan dasar