Dukungan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015 PUJI TALIASIH Universitas Abdurrab Abstract This essay analyze the Saudi Arabia’s support for Mansour Hadi’s government in confronting the shia’ Houthi rebel from 2012-2015. The research is conducted with explanative method by drawing literature from various resources, using realism paradigm, national interest concept, and both conflict and security theory. Saudi Arabia's involvement in the Yemen conflict either in the form of military, economic, and international diplomacy to make the authors of this theme as research This research found that the basis of Saudi Arabia’s supports for Mansour Hadi’s government is to achieve the Saudi’s government national interest. Its interest spans in a wide range of spectrum, those are ideology, politics, economics and security. Key Word : Saudi Arabia support, regime, Yemen conflict, realist, national interest, and security
Latar Belakang Pergolakan wilayah diTimur Tengah dikenal dengan Arab Spring. Musim Semi Arab (Arab Spring) adalah rentetan gelombang revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia Arab meski tidak semuanya dilakukan oleh orang Arab. Dimulai sejak 18 Desember 2010, telah terjadi revolusi di Tunisia dan Mesir; perang saudara di Libya; pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah, dan Yaman; protes besar di Aljazair, Irak, Yordania, Maroko, dan Oman; dan protes kecil di Kuwait, Lebanon, Mauritania, Arab Saudi, Sudan, dan Sahara Barat. Rentetan protes ini menggunakan beberapa teknik diantaranya adalah pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, dan pawai. Banyak unjuk rasa yang ditanggap secara keras oleh pihak berwajib, maupun milisi dan pengunjuk rasa yang pro-pemerintah. Dengan kesuksesan protes di Tunisia, gelombang kerusuhan menjalar ke Aljazair, Yordania, Mesir, dan Yaman, kemudian ke negara-negara lain1 Revolusi Yaman sebagai bagian dari Arab Spring terjadi setelah Revolusi Tunisia dan berbarengan dengan Revolusi Mesir dan beberapa protes massa lain di kawasan Timur Tengah dan Afrika pada tahun 2011. Pada fase awal, protes di Yaman terkait dengan tidak adanya lapangan pekerjaan, kondisi ekonomi, korupsi dan usulan pemerintah untuk memodifikasi konstitusi Yaman. Tuntutan para pendemo kemudian berkembang dengan menyerukan agar Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengundurkan diri. Penyeberangan secara massal dari militer maupun dari pemerintahan Saleh secara efektif menjadikan banyak wilayah negara berada diluar kendali pemerintah dan para pendemo bertekad untuk menentang otoritasnya. Pada awal Juli 2011 pemerintah menolak tuntutan- tuntutan oposisi, termasuk pembentukan sebuah dewan transisi dengan tujuan secara formal memindahkan kekuasaan dari pemerintah 1
Ade Rendy Chrisari, People Power Melawan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh Untuk Mundur, Skripsi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember, Jawa Timur 2012. hal.15
64
Puji Taliasih
sekarang ke pemerintah sementara yang dimaksudkan untuk mengawasi pemilu demokratis yang pertama di Yaman.2 Pada tanggal 23 November 2011, Saleh menandatangani sebuah perjanjian pemindahan kekuasaan yang diprakarsai oleh Gulf Cooperation Council (GCC) di Riyadh, yang isinya pemindahkan kekuasaannya ke Wakil Presiden dalam 30 hari dan meninggalkan kedudukannya sebagai presiden pada Februari 2012, sebagai pertukaran kekebalan hukum baginya. Walaupun kesepakatan GCC tersebut diterima oleh JMP, namun ditolak oleh banyak pendemo dan Syiah Houthi. Protes pertama terjadi pada 18 Agustus 2014, ketika Syiah Houthi mendirikan markas protes di Sana’a.3 Syiah Houthi bersama dengan beberapa kelompok politik lain, menandatangani sebuah kesepakatan Perjanjian Perdamaian dan Pesekutuan yang menetapkan formasi pemerintahan bersatu yang baru. Pada September 2014, sedikitnya 25 orang terbunuh dalam pertempuran di Sana’a, 30 orang di provinsi barat daya dari Hajjah. Arab Saudi memiliki kepentingan nasional di negara Yaman, yakni Upaya Arab Saudi dalam membendung kekuatan pemberontak Syiah Houthi, Upaya mengamankan jalur pelayaran suplay minyak, Upaya dalam menjaga stabilitas keamanan Arab Saudi di perbatasan, dan Upaya mempertahankan koalisi Arab Saudi dengan pemerintah Yaman. Dukungan Arab Saudi terhadap rezim Mansour Hadi dalam konflik Yaman (20122015) yakni, Arab Saudi memberikan dukungan dalam bentuk militer, Arab Saudi mengirimkan bantuan ekonomi kepada pemerintahan Yaman, Arab Saudi memberikan dukungan diplomatik Republik Yaman merdeka pada tahun 1990, ditandai dengan penyatuan Yaman Utara dan Yaman Selatan. Konflik internal Yaman yang melibatkan kelompok Syiah Houthi telah dimulai sejak tahun 2003, konflik mengalami puncaknya ketika kelompok Syiah Houthi berhasil melakukan kudeta terhadap pemerintah Yaman pada tahun 2015, tepatnya pada tanggal 20 Januari 2015. Konflik yang berkepanjangan menjadikan Arab Saudi dengan mayoritas penduduknya berideologi Sunni sekaligus negara yang berbatasan langsung dengan Yaman ini ikut ambil andil dalam konflik internal yang terjadi di Yaman. Pada tahun 2001, pasca terjadinya penyerangan gedung WTC (World Trade Center), pemerintah di bawah kepemimpinan presiden Ali Abdullah Saleh menyatakan dukungannya terhadap Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme. Kelompok Syiah Houthi merasa tidak puas dengan pemerintah pusat Yaman, mereka tidak senang dengan hubungan baik yang terjalin antara pemerintah Yaman dan Amerika Serikat4. Pemimpin Syiah Houthi aktif melaksanakan pertemuan keagamaan dan pengajian Al-Quran, salah satunya adalah pertemuan di Madrasah Imam Hadias di kota Marran tanggal 17 Januari 2002, ia meminta masyarakat untuk memboikot produk-produk Amerika dan Israel. Seruan ini ditanggapi dengan respon yang baik oleh seluruh kalangan masyarakat, bahkan kelompok-kelompok pemuda bergabung dengan Syiah Houthi untuk ikut menentang sikap presiden Ali Abdullah Saleh yang menjadi
2
Laporan Bulanan Syamina, Yaman Konflik Yang Tak Kunjung Usai, diakses dari http://syamina.org/syamina84-yaman-konflik-yang-tak-kunjung-usai.html. Diakses pada 30 Juni 2015 3 Muhammad Ishaq, Konflik Yaman 5 Kondisi Yaman Saat ini, diakses dari http://lasdipo.com/kajian/tsaqofah/2015/05/13/konflik-yaman-5-kondisi-yaman-saat-ini.html. Diakses pada 18 Maret 2015 4
Rohandra, Peran ICRC dalam Menangani Dampak Perang Sipil Di Yaman (2004-2009), Skripsi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Riau 2013, hal.21
65
Kepentingan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015
sekutu Amerika Serikat.5 Kemarahan kelompok Syiah Houthi memuncak ketika Amerika Serikat melancarkan agresi militernya ke Irak. Maka lahirlah berbagai aksi protes secara besarbesaran pada tahun 2003 di Provinsi Sa’ada. Yel-yel “Tuhan Maha Besar, Death to America, Death to Israel” oleh kelompok Hoithi terus disorakkan guna mengecam pemerintah Sekitar 650 anggota gerakan Syiah Houthi ditahan dan dijebolkan ke dalam penjara. Uapaya keras Husein Badruddin Al-Houthi dan teman-temannya untuk membebaskan mereka tidak kunjung berhasil, bahkan mencapai jalan buntu. Sejak saat itu faksi antara kelompok Syiah Houthi dan pemerintah semakin lebar. Aksi protes dan demo yang terus terjadi, semakin membuat kondisi dalam negeri Yaman menjadi bergejolak. Dikarenakan tidak ingin menanggung resiko besar, akhirnya pemerintah memerintahkan kepada militer Yaman untuk melakukan penangkapan terhadap pemimpin Syiah Houthi, Husein Badruddin Al- Houthi. Namun, usaha penangkapan pun tak kunjung membuahkan hasil. Didasari atas kekhawatirannya terhadap aksi yang dilakukan oleh kelompok Syiah Houthi tersebut, Ali Abdullah Saleh pada tahun 2004 mengikuti pertemuan kepala-kepala negara G-8 di Georgia Amerika Serikat. Ia berunding dengan George W. Bush dan kepala-kepala negara Eropa lainnya dan berusaha untuk menarik dukungan mereka menumpas orang-orang Syiah Yaman dan kelompok Al-Qaeda. Pada bulan Juni 2004, pemerintah Yaman menawarkan hadiah sebesar 55.000 U$D bagi siapa yang berhasil menangkap Husein Badruddin Al-Houthi. Penangkapan tersebut adalah sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi intensitas protes dan pemberontakan yang terjadi Pada awalnya, tindakan pemerintah Yaman untuk menghentikan pemberontakan kelompok Syiah Houthi ini dilakukan lewat jalur politik, namun lambat laun seiring dengan aksi mereka yang semakin meluas membuat pemerintah Yaman mulai melakukan aksi militer. Pada bulan September 2004, Menteri Pertahanan Yaman mengumukakan bahwa Husein Badruddin Al-Houthi telah terbunuh dalam aksi militer yang dilaksanakan oleh pasukan Yaman di pegunungan sekitar Sa’ada. Meski telah kehilangan pemimpinnya, Syiah Houthi tetap melancarkan aksi-aksinya. Setelah kematian Husein Badruddin AlHouthi digantikan oleh adik kandungnya yaitu Abdul Malik Al-Houthi. Dalam menjalankan aksinya, Abdul Malik Al-Houthi juga dibantu oleh dua orang saudaranya, yaitu Abdul Karim Houthi dan Yahya Houthi. Arab Saudi yang menjadi aktor eksternal dalam konflik yang terjadi di Yaman ini, namun negara Iran juga ikut campur dalam konflik yang telah terjadi selama ini. Pada bulan Januari 2013, Pemerintah Yaman mengatakan ada sebuah kapal yang mengangkut 40 ton senjata api dari Iran yang diperuntukkan untuk kelompok Syi’ah Houthi di teluk Oman. Teheran membantah tuduhan itu meski tuduhan tersebut telah terbukti. Iran konsisten dengan sikap tidak mengakui bantuanbantuan yang telah diberikannya meski beberapa tahun telah terbukti memberikan beragam bantuan kepada pemberontak Syi’ah Houthi.6 Menanggapi konflik yang semakin memanas, pemerintah Yaman merekrut dan mempersenjatai penduduk di 5
Fenna Tri, Kesepakatan Genjatan Senjata Antara Pemerintah Yaman Pada Masa Pemerintahan Ali Abdullah Saleh Dengan Pemberontak Suku Houthi (2004-2009), Skripsi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jogjakarta 2011,hal. 56 6
Shodiq Ramadhan, Suara Islam, Syiah Houthi Kudeta Yaman, diakses http://suaraislam.com/read/tab/28/syiah-houthi-kudeta-yaman/ diakses pada 16 April 2016
dari
66
Puji Taliasih
sekitar Sa’ada untuk membantu memerangi kelompok Syi’ah Houthi. Menjelang akhir tahun 2013, pemberontak Syi’ah Houthi terlibat aksi saling bunuh dengan kelompok Sunni di Sa’ada akibat konflik ini 830 orang kelompok Sunni dilaporkan tewas. Pemerintah Yaman kemudian merelokasi kelompok Sunni dan keluarganya ke provinsi Al-Hudaydah yang terletak di pesisir Laut Merah. Menghilangnya kelompok Sunni mengakibatkan semakin kuatnya kedudukan kelompok Syi’ah Houthi di Yaman Utara. Penyerang kelompok Syiah Houthi di daerah kekuasaannya saja, namun pihak pemerintah juga melakukan serangannya ke Sana’a, Ma’rib, Jauf, Hajjah dan di daerah-daerah lainnya, karena hal ini ratusan aktivis politik dan budaya ditangkap dan dijebolkan ke dalam penjara7. Demonstran menyerukan diakhirinya tiga dekade pemerintahan Saleh hingga pada 2 Februari 2011, Saleh mengumumkan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga pada 2013 dan tidak membawa anaknya untuk turut dalam pemerintahan. Dia berjanji untuk melakukan reformasi, mendesak oposisi untuk menghentikan protes dan kembali ke dialog. Pada tanggal 23 April Saleh mengatakan ia setuju untuk menandatangani kesepakatan yang ditengahi oleh GCC (Gulf Cooperation Council) atau yang dikenal sebagai Dewan Kerjasama Teluk yang beranggotakan Oman, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar. Pada tanggal 22 Mei, Ali Abdullah Saleh sekali lagi dari penandatanganan kesepakatan GCC setelah partainya dan oposisi menandatangani kesepakatan tersebut. Pada 12 September ia memerintahkan wakilnya Mansour Hadi untuk mengadakan dialog dengan oposisi untuk menyepakati mekanisme yang tepat untuk menandatangani dan melaksanakan rencana GCC. Saleh kembali ke Yaman setelah lebih dari tiga bulan pengobatan medis di Arab Saudi. Hingga pada bulan Oktober, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mendukung rencana GCC.8 Pada tanggal 24 Februari 2012, Presiden Ali Abdullah Saleh resmi mundur dari jabatan Presiden Yaman. Pihak oposisi kemudian menunjuk wakilnya, Mansour Hadi untuk menggantikannya. Penunjukkan Mansour Hadi sebagai Presiden Yaman langsung mendapat aksi keras dari pihak Al Qaeda di Yaman yang menuduhnya antek Amerika Serikat. Ketidakstabilan politik di Yaman yang terjadi selama upaya penggulingan Ali Abdullah Saleh menjadi celah bagi kelompok Syi’ah Houthi untuk mencoba merebut kekuasaan dari pemerintah, beberapa wilayah di utara Yaman berhasil dikuasai oleh mereka. Pada bulan Maret 2012, Syi’ah Houthi menjadi penguasa tidak resmi di Sa’ada, fasilitas pemerintah dan pos-pos militer setempat kini dikendalikan oleh kelompok ini, pemerintah pusat pasca turunnya Ali Abdullah Saleh belum mengambil tindakan apapun terkait hal ini. Perjanjian ini menandai semakin meluasnya pengaruh Syi’ah Houthi di pusat kekuasaan Yaman. Karena dinilai tidak menjalankan hasil kesepakatan, pada 17 September 2014 pertempuran antara pasukan pemerintah dengan kelompok Syi’ah Houthi berlangsung di tepi kota Sana’a. Tiga hari kemudian pada tanggal 20 September 2014, gedung stasiun televisi milik pemerintah Yaman dibakar setelah 7
Rahman Asmardika, Okezone, 8 Kronologi Konflik Yaman Hingga Kini, diakses dari http://newsokezone.com/read/2015/03/28/18/1125658kronologi-konflik-yaman-hingga-kini, diakses pada 15 Desember 2015 8
Merdeka, Ali Abdullah Saleh, diakses dari http://profil.merdeka.com/negara/ali-abdullah-saleh/ diakses pada 20 Februari 2016
67
Kepentingan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015
konflik antara mereka dengan kelompok Syi’ah Houthi semakin panas. Beberapa gedung lain juga menjadi rusak parah. Televisi Yaman telah meminta bantuan internasional dan nasional untuk melakukan evakuasi. Pada 21 September 2014 kelompok Syi’ah Houthi berhasil merebut ibu kota Sana’a, dalam protes bersenjata menuntut mundurnya pemerintahan Mansour Hadi dan turunnya harga BBM, yang berakhir dengan kesepakatan damai antara pemerintah dengan kelompok Syi’ah Houthi yang diprakarsai oleh PBB. Pada tanggal 24 September 2014, Perdana Menteri Salim Basindwa mengundurkan diri sebagai syarat pembicaraan genjatan senjata yang diajuakan oleh kelompok Syi’ah Houthi. Perdana Menteri Salim Basindwa digantikan oleh Khaled Bahhah. Kelompok Syi’ah Houthi akhirnya berhasil mengkudeta pemerintah resmi Yaman, setelah satu hari sebelumnya mengepung istana kepresidenan Mansour Hadi dan terlibat bentrokan sengit dengan pasukan pengawal presiden. Pada tanggal 20 januari 2015, kelompok Syi’ah Houthi menyerang istana PM Yaman. Serangan ini diakhiri dengan genjatan senjata oleh kedua belah pihak. Pada tanggal 23 Januari 2015, Mansour Hadi menyatakan mundur dari jabatan Presiden Yaman. Mundurnya Mansour Hadi membuat kekuasaan Yaman kosong sehingga mengakibatkan kelompok Syi’ah Houthi menjadi pemegang kekuasaan tidak resmi Republik Yaman. Dilansir oleh media Alarabiya, Syi’ah Houthi berhasil memperoleh berbagai senjata berat dan ringan melalui pelabuhan MIDI dan Hodeidah di Laut Merah. Sumber tersebut meyakini bahwa Iran menjadi negara utama yang memasok senjata kepada kelompok Syi’ah Houthi, untuk membantu mereka menduduki ibukota Sana’a pada akhir November 2014. Ia menambahkan bahwa selain kedua pelabuhan tersebut, Iran juga memasok senjata memalui pantai wisata Nectarine Coast di tepian Laut Merah. Kepentingan Arab Saudi dalam Konflik Yaman Arab Saudi dan Yaman merupakan dua Negara yang memiliki hubungan sejarah konflik yang panjang, konflik perbatasan tidak terlepas oleh kedua belah pihak terkait dengan sengketa tertentu yakni pulau-pulau di Laut Merah Arab Saudi menganggap keberadaan Yaman Utara yang Republik merupakan ancaman bagi kelangsungan kehidupan kerajaan (royalis) yang dianutnya. Secara historis, pada tahun 1962, Imam Muhammad Badr yang didukung oleh Arab Saudi berhasil digulingkan oleh Abdullah Saleh (dukungan Mesir) yang kemudian mendirikan Republik Arab Yaman. Sejak saat itu, Arab Saudi kerap melakukan provokasi terhadap Yaman Utara dengan tujuan mencapai ambisinya, yaitu menguasai Yaman Utara (sehingga tidak lagi menjadi ancaman bagi kerajaan), dan sekaligus untuk mengontrol wilayah Yaman Utara agar tidak jatuh ke tangan komunis. Seperti diketahui, Arab Saudi tidak menjalin hubungan yang baik dengan Yaman Selatan, yang dianggap Saudi komunis dan sumber gerakan-gerakan radikal revolusioner di negara-negara Arab. Namun seusai perang Arab-Israel, sengketa Yaman dapat diselesaikan dengan adanya konfrensi Khartoum, dimana Arab Saudi menawarkan bantuan kepada Mesir untuk menarik pasukannya dari Yaman, dan Saudi menyetujui suatu Republik di Yaman.9
9
Dahlan Harwanto, Politik dan Pemerintahan Timur Tengah, diktat kuliah 1995, hal 23
68
Puji Taliasih
Kepentingan Ideologi: Membendung Kekuatan Syi’ah Houthi Arab Saudi yang merupakan aliran kepercayaan Islam yang sama dengan mayoritas warga Yaman yang memiliki aliran kepercayaan Sunni. Arab Saudi, Ahlussunnah wal Jama’ah atau Sunni sebagai ideologi Islam yang benar, dan Syi’ah sebagai golongan yang ditentang. Hal ini tidak terlepas dari perbedaan dasar-dasar ajaran dari kedua golongan ini, dan konstitusi Islam yang dianut Arab Saudi pada dasarnya adalah ajaran dasar yang dipakai golongan Sunni10. Hal ini dikarenakan dua entitas ini (Sunni dan Syi’ah) merupakan dua hal yang tidak mungkin dapat dipersatukan karena pertentangan ajaran dari setiap entitas. Syi’ah mengajarkan bahwa membantai umat Islam (Sunni) merupakan sebuah kebajikan yang sangat besar, ditambah lagi berbagai ajaran Syi’ah lainnya yang sangat membahayakan bagi umat Islam. Ditengah keadaan kawasan yang kacau dan krisis akibat revolusi, kelompok Syi’ah Arab Saudi memanfaatkan momentum tersebut untuk mendesak pemerintah Arab Saudi untuk memberikan ruang politik yang luas bagi kelompok Syi’ah didalam pemerintahan Arab Saudi, dan lebih jauh lagi bahkan kelompok Syi’ah Arab Saudi melalui tokohnya yakni Nimr al Nimr menghimbau kelompok Syi’ah Arab Saudi untuk mampu mendirikan negara Syi’ah sendiri. Pernyataan dari tokoh Syi’ah tersebut jelas merupakan bentuk tindakan membahayakan bagi keutuhan negara, sehingga pemerintah Arab Saudi mengambil inisiatif untuk menghukum mati Nimr al Nimr dengan tuduhan menghasut dan membahayakan keutuhan nasional11. Pada dasarnya Arab Saudi memang tidak bisa menerima Syi’ah didalam Pemerintahan, karena keberadaan Syi’ah yang didalam pemerintahan merupakan hal yang tidak sesuai dengan konstitusi ditambah lagi keberadaan Syi’ah dalam pemerintahan akan menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi umat Islam (Sunni) sehingga pemerintah Arab Saudi harus menutup kemungkinan masuknya Syi’ah dalam pemerintahan12. Sejatinya konflik internal Yaman merupakan perseteruan antara Syi’ah yang direpresentasikan oleh Syi’ah Houthi yang dibantu oleh Iran dalam menjalankan aksinya dan Sunni yang direpresentasikan oleh pemerintah Yaman dan Arab Saudi sebagai dekingnya. Yaman yang dibantu Arab Saudi berusaha memerangi pemberontak yang berada kawasan Saadah yaitu kawasan yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi, berbagai macam bantuan diberikan oleh Arab Saudi baik itu berupa logistik ataupun militer, karena salah satu penyebabnya Arab Saudi khawatir para pemberontak memasuki perbatasan Arab Saudi di bagian selatan dan mengganggu stabilitas perbatasan antara Yaman dengan Arab Saudi, sehingga Arab Saudi dengan intensif membantu dan mendukung pemerintah Yaman untuk menumpas para pemberontak yang ada di Yaman Utara. Hal lain yang mendasari terlibatnya Arab Saudi dalam konflik ini adalah sebagai upaya untuk mengurangi kemungkinan timbulnya konflik horizontal antara SunniSyiah yang dapat mengganggu stabilitas sosial dan terganggunya kemurnian ajaran budaya muslim Sunni yang ada di Arab Saudi. Selain itu intervensi Arab Saudi dalam konflik di Yaman adalah untuk mencegah perluasan pengaruh Syiah-Iran di Timur 10
Evangelos Venetin, the Stranggle Between Turkey and Saudi Arabia for the Leaderhip of Sunni Islam, Working Papper no/39, 2014, Greece, ELIAMEP, hal.4-6 11 Gilang Ramadhan, Saudi Ulama, diakses dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/10/141015_saudi_ulama diakses pada 23 November 2014 12 Jeremy Salt, “Containing the Arab Spring”, Interface Journal, vol.4 no.1.hlm.65-66
69
Kepentingan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015
Tengah. Kekhawatiran Arab Saudi akan dukungan Iran terhadap gerakan Syi’ah Houthi Yaman juga mendasari Saudi melibatkan dirinya dalam konflik internal Yaman tersebut. Arab Saudi sangat khawatir dengan perkembangan Syi’ah Houthi yang semakin lama semakin bertambah. Iran sendiri telah memberikan bantuan militer pada pemberontak Syi’ah Houthi dengan mengirimkan peralatan militer dan persenjataan yang diselundupkan melalui perairan Aden. Tujuan Iran sendiri terkait dukungannya terhadap pemberontak Syi’ah Houthi ialah ingin memisahkan antara Yaman Utara dan Yaman Selatan, sehingga Iran dapat dengan mudah mempengaruhi Yaman untuk memperluas ajaran Syi’ah- nya di Yaman. Dukungan Iran menjadi sebuah ancaman bagi Saudi, karena hubungan antara SaudiIran memang kurang baik dan terlihat seperti perang dingin dimana keduanya ingin memperluas kekuatannya dan pengaruhnya di wilayah Timur Tengah terutama mengenai persaingan Sunni dan Syi’ah. Kepentingan Ekonomi: Mengamankan Selat Bab el-Mandeb Dan Teluk Aden Selat Bab el Mandeb adalah selat dengan lebar 18 mil yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden memiliki nilai strategis yang tinggi terhadap perdagangan internasional di kawasan ini. Departemen energi Amerika Serikat menganggap bahwa jalur ini merupakan jalur minyak tersibuk keempat di dunia dan dianggap sebagai choke point transit minyak dunia. Choke point adalah tempat transit distribusi minyak untuk melakukan pembatasan kapasitas penyebaran yang berfungsi menjaga ketersediaan minyak di suatu negara.seperti yang ditulis oleh para analis United State Fund, “Sekitar setengah dari total produksi minyak dunia berjumlah hampir 90 juta barel dikirimkan lewat perairan”. Diwaktu tertentu hampir seluruh pasokan minyak melewati tujuh choke point paling penting di dunia. Tujuh choke point tersebut adalah ;(1) Hormuz Straits, (2) Straits of Malaca, (3) Suez Canal, (4) Bab el Mandeb, (5) Danish Straits, (6) Turkish Straits, (7) Panama Canal13. Sekitar 3,8 juta barel minyak dari teluk Persia melewati selat Bab el Mandeb setiap hari dalam perjalanan ke Eropa dan Amerika Utara14. Kawasan ini memegang hampir 80 persen perdagangan energi di dunia, mulai dari minyak hingga gas alam.15 Sedangkan Laut Merah merupakan bagian dari rute terpendek dan tersingkat yang menghubungkan perairan dunia timur dan barat. Perairan ini mempersingkat jarak tempuh kapal-kapal dagang antara 7-10 hari dan tidak perlu lagi memutar melewati benua Afrika.16 AS dengan alasan memerangi 13
Siska Amelie F Deil, Jalur Distribusi Minyak Paling Penting Di Dunia, http://bisnis.liputan6.com/read/670092/7-jalur-distribusi-minyak-paling-penting-di-dunia-diakses pada 9 februari 2016 14
Michael Makovsky, Blaise Misztal, dan Jonathan Ruhe, Fragility and Extremism in Yemen, A Case Study of The Stabilizing Fragile States Project, Bipartisan Policy Center, Januari 2011. Tersedia dalam Laporan Bulanan Lembaga Kajian Syamina Yaman, Konflik yang Tak Kunjung Usai XVII/JanuariFebruari 2015, hal.3 15
Siska Amelie F Deil, Terusan Suez Jalur Pelayaran Tersibuk Di Dunia, http://bisnis.liputan6.com/read/2055594/terusan-suez-jalur-pelayaran-tersibuk-di-dunia/ diakses pada 20 Februari 2016 16 IRIB, Kepentingan Barat Dalam Perang Yaman, diakses dari http://indonesian.irib.ir/ranah/telisik/item/100904-kepentingan-barat-dalam-perang-yaman/ diakses pada 20 Februari 2016
70
Puji Taliasih
kelompok teroris Al Qaeda, berupaya membangun pangkalan udara dan bahkan laut di wilayah Yaman. Kehadiran pangkalan di daerah strategis ini akan memungkinkan barat untuk secara penuh menguasai samudera Hindia dan Teluk Persia. Masalah ini, khususnya keberadaan Selat Bab el Mandeb di selatan Yaman, menjadikan negara itu sebagai daerah yang sangat strategis bagi barat.17 Penguasaan Iran atas Selat Bab el mandeb yang juga merupakan slah satu jalur pengiriman senjata kepada pemberontak Syi’ah Houthi akan mengancam keamanan kawasan, terutama bagi Arab Saudi yang menggunakan Selat Bab el Mandeb untuk keberlangsungan akses ekspor minyak Arab Saudi. Keberhasilan Iran menguasai Yaman melalui sekutunya yaitu pemberontak Syi’ah Houthi, menjadikan keberhasilan Iran sebagai ancaman besar bagi keberlangsungan perdagangan minyak Arab Saudi yang memiliki beberapa pelabuhan di tepi Laut Merah. Iran yang telah memiliki kontrol penuh pada Selat Hormuz dan keberhasilan Iran menguasai Selat Bab el mandeb, maka kedua selat yang menjadi akses ekspor minyak Arab Saudi menuju Samudera Hindia yang akan terhubung ke Afrika dan Asia kapan saja bisa ditutup oleh Iran aksesnya untuk Arab Saudi. Hal ini akan berdampak sangat buruk bagi perekonomian Arab Saudi, mengingat bahwa 80 persen sumber pendapatan Arab Saudi berasal dari industry minyak.18 Dalam kurun waktu yang lama, selat Bab el Mandeb telah berperan dalam mempermudah, mempersingkat dan mengurangi ongkos perjalanan dari wilayahwilayah yang bersebelahan ataupun yang dihubungkan dengan Selat Bab el Mandeb. Kepentingan Pertahanan dan Keamanan: Menjaga Stabilitas Keamanan Arab Saudi Di Perbatasan Kawasan perbatasan menjadi daerah operasi sindikat penyelundup obat bius dan perdagangan manusia19. Menurut Guido Steinberg, kebanyakan kelompok teror ini justru merekrut warga Arab Saudi sebagai anggotanya. Untuk menghadapi gerakan teror itu, pemerintah Arab Saudi tidak bisa hanya mengandalkan strategi keamanan, melainkan harus bekerjasama dengan pemerintah Yaman. Bukti nyata dari perlawanan Arab Saudi terhadap Syi’ah adalah sikap Arab Saudi yang mendukung pemerintahan Yaman untuk melawan perlawanan kelompok Syi’ah Houthi Yaman yang juga sangat membahayakan bagi Arab Saudi karena kelompok Syi’ah Houthi Yaman ini telah berani melakukan pergerakan hingga mencapai wilayah teritorial Arab Saudi sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi Arab Saudi dapat mengganggu keamanan nasionalnya.20 Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah Arab Saudi sehingga Arab Saudi memutuskan untuk memberikan bantuan keamanan terhadap Yaman sebagai upaya menumpas perlawanan kelompok 17
IRIB, Kepentingan Barat Dalam Perang Yaman, diakses http://indonesian.irib.it/ranah/telisik/item/100904-kepentingan-barat-dalam-perang-yaman-1 diakses pada 20 Februari 2016 18 Kafri Albar, BBC, Dunia Iran Saudi Musuh, diakses dari http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160105_dunia_iran_saudi_musuh. diakses pada 26 Januari 2016 19 Agung Hadriawan, Arab Saudi Perketat Penjagaan Perbatasan, diakses dari http://www.dw.com/id/arab-saudi-perketat-penjagaan-perbatasan/a-17410217 diakses pada 11 April 2016
dari
20
Alviv Zunaida, Kompleksitas Konflik Internal Yaman Tahun 2004-2009, (Skripsi Sarjana Jurusan Ilmu hubungan internasional FISIP Universitas Jember) hlm 7
71
Kepentingan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015
Syi’ah Houthi Yaman. Bantuan yang diberikan berupa pengiriman personil militer Arab Saudi untuk mendukung militer Yaman dalam menghadapi perlawanan dari kelompok Syi’ah Yaman. Bantuan Arab Saudi ini sangat dihargai oleh pemerintah Yaman yang sedang dalam keadaan krisis akibat dampak revolusi yang melanda negaranya.21 Kepentingan Politik: Mempertahankan Aliansi Arab Saudi Di Yaman. Kelompok yang sebelumnya menuntut otonomi secara menyeluruh kepada pemerintah itu berhasil merebut basis pertahanan udara Yaman. Bahkan kelompok pemberontak Syiah Houthi mengklaim telah meningkatkan kekuatan militernya demi menguasai seluruh negeri. Kondisi itu membuat Presiden Yaman, Mansour Hadi diungsikan dari Istana Kenegaraan yang diduduki kelompok pemberontak Syiah Houthi. Di tengah berkecamuknya perang saudara dan kemenangan yang diperoleh Syi’ah Houthi, secara tiba-tiba Arab Saudi menggelar invasi besar-besaran. Bahkan Arab Saudi mengerahkan 100 jet tempur dan 150 ribu infantri ke perbatasan kedua negara. Tak hanya itu, militer pimpinan Raja Salman itu membombardir kota Sanaa dan menewaskan 39 penduduknya. 22 Kedekatan pemerintah Arab Saudi dan Yaman juga dapat terlihat dengan adanya kerjasama dalam bidang tenaga kerja. Namun, akibat kondisi yang tidak kondusif di Yaman menjadikan banyaknya tenaga kerja illegal yang datang melintasi wilayah Arab Saudi untuk mencari pekerjaan di negara ini. Sehingga pada tahun 2013 pemerintah Arab Saudi menuntut agar sekitar 1,5 juta pekerja ilegal asal Yaman melaporkan diri atau menginggalkan negara itu dengan segera. Arab Saudi menyatakan bahwa mereka memiliki kepentingan untuk melindungi pemerintahan yang sah di Yaman. Raja Salman kemudian menggalang operasi gabungan bersama 10 negara Timur Tengah lainnya. Meski begitu, serangan ini dikabarkan mendapat restu dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Hal lain yang mendasari Arab Saudi dalam melakukan intervensi dalam perang Yaman ini akibat adanya surat resmi yang dikirimkan oleh Presiden Yaman Mansour Hadi yang ditujukan kepada kepala-kepala negara Teluk untuk meminta bantuan militer dalam membantu menyelesaikan konflik yang terjadi antara pemerintah Yaman dan kelompok pemberontak Syiah Houthi. Isi dari surat Presiden Mansour Hadi kepada pemimpin negara teluk dapat dilihat pada lampiran tulisan ini. Berdasarkan surat inilah Arab Saudi bersama dengan negara teluk lainnya memberikan bantuan dalam bentuk keamanan terhadap pemerintahan Yaman untuk mengatasi konflik yang terjadi antara pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak Syi’ah Houthi. Dukungan Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman Arab Saudi mulai dari mengirimkan bantuan alat perang dan pesawat tempur, pasukan keamanan, bantuan ekonomi, dan pertemuan Konferensi Friends of 21
Era Muslim, Upaya Pemberontak Houthi Untuk Dirikan Negara Syiah Di Yaman, diakses dari http://masjidbi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=51:upaya-pemberontak- houthi-untukdirikan-negara-syiah-di-yaman-utara&catid=40:keislaman&Itemid=68 diakses pada 13 April 2016 22
Waddi Armi, Negara Teluk Bantu Yaman Atasi Gerilyawan Dukungan Iran, http://rri.co.id/post/berita/151733/luar_negeri/negara_teluk_bantu_yaman_atasi_gerilyawan_duku ngan_iran.html diakses pada 20 Januari 2016
72
Puji Taliasih
Yamen yang diusulkan Arab Saudi dalam mengahadapi konflik internal yang terjadi di Yaman. Dukungan Militer Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman Dalam bidang militer dan keamanan, Arab Saudi telah berperan dalam stabilitas keamanan kawasan, dan Arab Saudi juga memiliki kekuatan militer yang cukup besar dan teknologi militer yang didukung oleh negara-negara major power seperti Inggris dan Amerika Serikat. Kedua negara tersebut merupakan mitra Arab Saudi, tidak hanya dalam perdangan dan energi tetapi juga dalam bidang teknologi dan militer. Pertukaran teknologi dan pengadaan senjata Arab Saudi bekerjasama dengan Inggris dan Amerika Serikat.23 Kekuatan ekonomi dan perdagangan, dan potensi militer yang dimiliki Arab Saudi telah menjadi modal dalam pilihan politiknya yang proaktif di timur-tengah Pemerintahan Yaman yang sama-sama berideologi Sunni dengan Arab Saudi merupakan salah satu alasan yang mendorong Arab Saudi membantu Yaman dalam konflik internal untuk melawan pemberontak Syiah Houthi yang dibantu oleh pemerintah Iran. Bantuan Alat Perang Arab Saudi di Yaman mengirimkan senjata dan amunisi untuk pejuang propemerintah Yaman di kota Taiz, kota yang dikepung oleh milisi Syiah Houthi. Pesawat koalisi menerjunkan tiga paket pengiriman senjata dan amunisi termasuk peluncur RPG dan berbagai senjata lainnya untuk membantu pejuang di barat daya kota Taiz. Airdrop berlangsung sebelum fajar pada hari Selasa dan Rabu tanggal 24 dan 25 Maret 201524. Arab Saudi kemudian juga mengirimkan bantuan peralatan militer baru, termasuk tank dan kendaraan lapis baja, ke Yaman untuk menyokong para loyalis pro pemerintah Yaman yang sedang memerangi pemberontak Syiah Houthi yang didukung oleh Iran pada tanggal 6 Agustus 201525. Lusinan tank, kendaraan lapis baja, kendaraan pengangkut personil serta ratusan tentara Yaman yang dilatih di Arab Saudi tiba sehari sebelumnya melalui pos perbatasan Wadia di Yaman Utara. Bantuan militer ini datang dari wilayah Sharura, Arab Saudi dan ditujukan untuk pasukan yang setia kepada Presiden Yaman Mamsour Hadi yang berada di pengasingan di Riyadh. Koalisi pimpinan Arab Saudi juga menambah peralatan militer dengan 30 helikopter Apache, sejumlah kendaraan perang, dan peluru kendali pada September 201526. Berdasarkan laporan televisi Arab Saudi, Al Arabiya, angkatan bersenjata kerajaan Arab Saudi telah mengerahkan 100 pesawat tempur dalam penyerbuan yang dinamakan operasi “Storm of Resolve”. Sementara itu, ada pula 85 pesawat lain yang dikirimkan oleh negara-negara sekutu Arab Saudi seperti Uni Emirat 23
Anthony H Cordesman dan Arleigh H. Burke, Saudi National Security and the Saudi-US Strategic Partership, Center for Strategic and International Studies Working Draft, 29 April 2010, Washington: CSIS, 2010, hal. 37-41 24
Diego, 8 Negara Bantu Arab Saudi Gempur Yaman, http://jakartagreater.com/8-negara-bantu- arab-saudigempur-yaman/ Diakses pada 10 April 2016 25 B Kunto Wibisono, Bantuan Militer Mengalir Ke Yaman Dari Arab Saudi, http://www.antaranews.com/berita/511010/bantuan-militer-mengalir-ke-yaman-dari-arab-saudi Diakses pada 10 Agustus 2016 26
Agung Sasongko, Republika, Koalisi Arab Saudi Tambah Pasukan Di Yaman, diakses dari http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/16/03/16/o43b92377-koalisi- arab- -sauditambah-pasukan-di-yaman/ Diakses pada 8 Agustus 2016
73
Kepentingan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015
Arab, Qatar, Bahrain, Kuwait, Yordania, Maroko, dan Sudan. Yordania dan Sudan mengatakan, pasukan mereka sudah dilibatkan dalam operasi yang dipimpin Arab Saudi. Mesir juga ambil bagian, mengerahkan armada angkatan laut dan angkatan udaranya. Saat ini, sudah ada empat kapal perang yang berlayar untuk mengamankan kawasan Teluk Aden di perbatasan laut Yaman Pasukan Keamanan Pada bulan November 2009, Arab Saudi menempatkan pasukan militernya di perbatasan Arab Saudi-Yaman untuk mengantisipasi serangan pemberontak Houthi. Kemudian pada tanggal 25 Maret 2015 sebagai bentuk operasi militernya di Yaman dalam melawan pemberontak Syiah Houthi, Arab Saudi mengirimkan 150.000 tentaranya. Arab Saudi kemudian membentuk koalisi dengan 10 negara lain untuk melakukan serangkaian serangan udara ke Yaman. Yordania, Sudan, Maroko, dan Uni Emirat Arab (UEA) adalah beberapa negara yang terlibat dalam serangan udara yang menyasar milisi Houthi yang mendekati kota Aden.27 Operasi militer digelar segera setelah negara-negara Teluk kecuali Oman memutuskan untuk mengentikan pemberontak Syiah Houthi di Yaman mengikuti permintaan Presiden Mansour Hadi. Pada tanggal 26 Juni 2015, Arab Saudi mengirimkan 300 orang pasukan tentara Arab Saudi dan seorang komandan artileri untuk bergabung dengan pasukan Yaman dalam menghadapi pemberontak Syiah Houthi.28 Seorang komandan artileri Arab Saudi bernama Hashem al-Ahmar mengumumkan bahwa mereka akan bergabung dengan pasukan Yaman di perbatasan al-Wadia. Pada tanggal 8 September 2015, koalisi negara Teluk pimpinan Arab Saudi menempatkan sekitar 10.000 tentara di Yaman, melalui pemberitaan Al Jazeera. Koalisi ini mengambil kebijakan tersebut setelah pemberontak Syiah Houthi menewaskan 60 tentara Teluk pada 4 September 2016. Selain itu, koalisi Teluk juga akan meningkatkan serangan udara di ibu kota Yaman, Sanaa yang telah dikuasai oleh pemberontak Syiah Houthi sejak tahun 2014. Selain itu, surat kabar milik pemerintah Arab Saudi, Al Sharq al-Awsat, memberitakan bahwa sejumlah tentara dari Mesir dan 6.000 pasukan dari Sudan akan segera bergabung untuk bertempur di Yaman. Operasi Militer Pada 10 Maret 2015, koalisi Arab Saudi melancarkan serangan udara di kota Taiz pada hari yang sama saat kota tersebut mengalami pertempuran antara pemberontak Syiah Houthi dan pejuang Perlawanan Rakyat serta pasukan pemerintah Presiden Mansour Hadi, sementara kota Taiz masih berada di bawah kontrol pejuang Perlawanan Rakyat dan pasukan pro pemerintah. Pada malam hari, pesawat tempur koalisi mengebom posisi pemberontak Syiah Houthi di barat daya dan selatan kota Taiz. Target utama serangan koalisi ini merupakan markas besar Brigade 35 dekat penjara pusat dan bukit strategis yang menghadap daerah perumahan. Sementara itu di kota Aden, militan pro Saleh meledakkan sebuah bom suara
27
Adrianus Mandey, Viva, Serang Yaman Saudi Kerahkan 100 Jet Dan 150.000 Tentara, diakses dari http://m.news.viva.ci.id/news/read/606215-serang-yaman-saudi -kerahkan-100-jet-dan-150000-tentara/ Diakses pada 7 Agustus 2016 28 Arrahmah News, 300 Tentara Saudi Bergabung Dengan Pasukan Yaman, diakses dari https://arrahmahnews.com/2015/06/27/300-tentara-saudi-bergabung-dengan-pasukan-yaman/ Diakses pada 28 Juli 2016
74
Puji Taliasih
di halaman gedung universitas yang menyebabkan kepanikan diantara siswa29. Pada Selasa 7 April 2015, Arab Saudi melakukan penyerangan udara yang menyasar sekolah di Yaman. Padahal, semula mereka berniat menembak pangkalan militer yang berada di dekat sekolah tersebut. Stasiun berita CNN, pada hari Rabu 8 April 2015 melaporkan bahwa akibat serangan tersebut, tiga pelajar tewas di sekolah Al Bastain i Maitam, bagian barat daya Yaman. Informasi tersebut diperoleh dari sumber ketiga dan Kementerian Pendidikan. Pejabat dari kantor gubernur Yaman mengatakan bahwa pangkalan militer Al Hamza dijadikan sasaran serang karena kelompok pemberontak Syiah Houthi telah mengirimkan pasukan ke provinsi terdekat. Pelajar Al Bastain menjadi korban karena lokasi sekolah yang berada sekitar 500 meter dari pangkalan militer. Saat serangan terjadi, anak-anak tengah keluar kelas untuk makan siang. Insiden tersebut menggambarkan contoh nyata lainnya betapa tindak kekerasan di Yaman juga menyebabkan korban jiwa terhadap warga sipil. Baik mereka yang merupakan warga lokal dan asing, kini terjebak di dalam peperangan. Data yang diperoleh dari UNICEF, mencatat sedikitnya 74 anak diketahui terbunuh. Sementara, 44 anak lainnya menjadi cacat sejak pertempuran dimulai tanggal 26 Maret lalu. Angka ini belum termasuk anak-anak yang terbunuh pada Selasa kemarin di Maitam.30 Pesawat-pesawat jet tempur koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi, menyerang sebuah pasar yang ramai di Yaman pada 14 Maret 2016. Sebanyak 41 warga sipil tewas dan 75 lainnya terluka. Serangan udara tersebut berlangsung diwilayah barat laut Provinsi Haja, merupakan wilayah yang dikendalikan oleh pemberontak Syiah Houthi. Amnesty International mengecam Riyadh atas serangan yang mereka anggap menghancurkan warga sipil dan melanggar hukum. Menurut kantor berita Reuters melaporkan, setidaknya tiga serangan menghantam sebuah pasar di Distrik Mustaba. Kelompok Médecins Sans Frontières (MSF) mengatakan, rumah sakit yang mereka kelola telah menerima jenazah 41 warga sipil korban serangan udara. Kelompok medis lintas batas itu juga merawat 35 orang yang terluka. Sementara itu, kelompok Houthi, melalui medianya, Saba Net, menyebutkan bahwa korban tewas sebanyak 65 orang dan 55 orang lainnya terluka31. Arab Saudi juga menggunakan bom cluster buatan Amerika Serikat saat melakukan serangan udara di Yaman. Hal ini diutarakan oleh kelompok pemantau Hak Asasi Manusia, Human Right Watch (HRW). Direktur masalah persenjataan HRW, Steve Goose menuturkan bahwa Amerika Serikat terus melakukan penjualan bom cluster ke Arab Saudi yang akhirnya digunakan oleh Arab Saudi untuk melakukan serangan ke negara Yaman. Padahal bom cluster adalah salah satu senjata yang dilarang untuk dijual dan dipakai oleh banyak negara. Hal ini dikarenakan bom cluster dikategorikan berbahaya dampaknya terhadap warga sipil. Bom cluster mulai dilarang penggunaannya pada tahun 2008, dimana saat itu sekitar 119 menandatangani kesepakatan tersebut, namun Arab Saudi dan Amerika Serikat tidak termasuk 29
Sahabat Cyber, Koalisi Arab Saudi Menerjunkan Bantuan, diakses dari http://www.sahabatcyber.org/2015/10/koalisi-arab-saudi-menerjunkan-bantuan.html diakses pada 13 Agustus 2016 30
Ni Kumara Santi Dewi, Arab Saudi Serang Sekolah Di Yaman 3 Pelajar Tewas, http://m.news.viva.co.id/news/read/611122-arab-saudi-serang-sekolah-di-yaman-3-pelajar-tewas diakses pada 11 Februari 2016 31
Muhaimin, Jet Tempur Koalisi Saudi Gempur Pasar Di Yaman 41 Orang Tewas, http://international.sindonews.com/read/1093324/44/jet-tempur-koalisi-saudi-gempur-pasar-di- yaman-41orang-tewas-1458100547 diakses pada 6 Mei 2016
75
Kepentingan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015
negara yang ikut menandatangani kesepakatan ini32. Perang ini telah meninggalkan setengah dari 27 juta penduduk tanpa akses ke pelayanan kesehatan dan sekitar 80 persen membutuhkan bentuk bantuan kemanusiaan, menurut PBB. Juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Ravina Shamdasani mengatakan dalam sebuah berita, lebih dari 200 orang telah tewas di Yaman dalam empat bulan terakhir33. Bantuan Ekonomi Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman Paket bantuan ini disalurkan melalui Program Pembangunan Badan PBB UNDP (United Nations Development Program) untuk membantu daerah pertanian dan produsen makanan di Yaman. Raja Arab Saudi juga menyetujui paket bantuan senilai 22,2 juta dolar AS melalui Badan kesehatan Dunia WHO (World Health Organization), untuk mendukung program mengurangi tingkat kematian paling rentan penduduk Yaman, di antaranya perempuan dan anak-anak. Perjanjian tersebut mencakup seluruh wilayah Yaman dan diharapkan dapat memberikan manfaat lebih dari 7,5 juta jiwa. Raja Arab Saudi juga sepakat akan mendukung bantuan melalui badan dunia milik PBB yang menangani bantuan anak UNICEF (United Nations Children’s Fund) untuk melaksanakan program gizi dan 34
terapi bagi anak-anak dibawah usia lima tahun serta ibu hamil dan menyusui. Tak hanya itu, Arab Saudi bahkan memberikan tiga juta barel minyak mentah dan 500.000 ton bahan bakar untuk pemerintah Yaman pada bulan Januari dan Februari 2012.35 Pada 18 April 2015 lalu, Arab Saudi telah berkomitmen untuk menyerahkan bantuan senilai 274 juta dolar AS yang dibutuhkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyediakan bantuan darurat bagi korban perang di Yaman. PBB saat itu mengatakan bahwa uang tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan bantuan yang dapat menyelamatkan nyawa sekitar 7,5 juta warga di Yaman36. Kemudian pada 14 Mei 2015, Raja Salman terus mengirimkan bantuan kewarga sipil Yaman. Walaupun koalisi yang dipimpinnya terus menggempur Yaman, namun dibalik itu pemerintah Arab Saudi tidak membiarkan rakyat Yaman hidup dalam kesengsaraan. Dalam kurang dari satu tahun ini, pemerintah Arab Saudi melalui King Salman Humanitarian Aid and Relief Center (KSRELIEF) telah menyalurkan lebih dari 1 miliar bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Yaman. Berbagai program kemanusiaan mereka jalankan seperti penyaluran bantuan 100.000 keranjang makanan dan susu bayi kepada rakyat di kota Taiz, Yaman. Pembangunan pemukiman sipil di Yaman, bantuan kesehatan, fasilitas air bersih dan masih banyak lain.37 32
Vetor Maulana, Serang Yaman Saudi Gunakan Bom Cluster Buatan AS, http://international.sindonews.com/read/1106558/43/serang-yaman-saudi-gunakan-bom-cluster- buatan-as1462517027 diakses pada 13 Agustus 2016 33
Hila Japi, Serangan Udara Koalisi Pimpinan Arab Saudi Melukai Enam Penduduk Di Yaman, http://netralnews.com/news/internasional/read/18419/serangan.udara.koalisi.pimpinan.arab.saudi. melukai.enam.penduduk.di.yaman diakses pada 19 Agustus 2016 34 Ibrahim, Saudi Bantu Korban Yaman 54 Juta Dolar, http://www.mirajnews.com/id/saudi-bantu- korbanyaman-54-juta-dolar/83415 Diakses pada 13 Agustus 2016 35 http://Al-Arabiya.net. Quoted on Jun 22, 201. Diakses pada 24 Juli 2015 36 Ajeng Ritzki, Raja Saudi Janji Tambah Bantuan Ke Yaman Jadi 7 Triliun, http://www.harnas.co/2015/05/13/raja-saudi-janji-tambah-bantuan-ke-yaman-jadi-rp-7-triliun diakses pada 11 Maret 2016 37 Sunnah Care, Arab Saudi Mengirimkan Bantuan, diakses dari
76
Puji Taliasih
Pada tanggal 15 Maret 2016, sekitar 220 ton makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tiba di Saada untuk mendukung berjalannya operasional di rumah sakit Al-Salam di Taiz. Bantuan ini diberikan oleh bantuan kemanusiaan Raja Salman dan pusat bantuan yang berkoordinasi dengan koalisi Teluk. Konflik di Yaman ini telah memicu gelombang pengungi dan masalah kemanusiaan. Pada tanggal 15 Maret 2016, sekitar 220 ton makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tiba di Saada untuk mendukung berjalannya operasional di rumah sakit Al-Salam di Taiz. Bantuan ini diberikan oleh bantuan kemanusiaan Raja Salman dan pusat bantuan yang berkoordinasi dengan koalisi Teluk. Konflik di Yaman ini telah memicu gelombang pengungi dan masalah kemanusiaan Sejumlah daerah mengalami kesulitan dalam mengakses makanan akibat perang yang terjadi ini38 Dukungan Diplomatik Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman Arab Saudi yang merupakan ketua Dewan Kerjasama Teluk berinisiatif untuk melakukan perundingan yang membahas transisi kekuasaan Ali Abdullah Saleh dengan negara teluk lainnya dan Dewan Keamanan PBB. Pada tanggal 10 April 2011 perundingan dilaksanakan dan menghasilkan sebuah proposal yang berisikan bahwa Ali Abdullah Saleh harus menyerahkan kekuasaannya kepada wakil presidennya yaitu Mansur Hadi, namun sebagai imbalannya Ali Abdullah Saleh beserta kerabatnya diberikan kekebalan hukum terhadap apa yang selama ini dilakukannya. Pada pertemuan ini sebanyak 14 negara memberikan dukungan kecuali Rusia yang memilih untuk abstain. Resolusi ini juga menyerukan evakuasi kepada warga asing, pekerja bantuan dan diplomat yang tengah berada di Yaman39. Pada tanggal 8 Mei 2015, Arab Saudi mengusulkan genjatan senjata selama lima hari untuk memungkinkan badan bantuan memasuki wilayah Yaman agar dapat menyalurkan bantuan kepada warga sipil. Genjatan ini ditempuh setelah serangan udara selama beberapa yang dilakukan oleh koalisi Arab Saudi berlangsung dengan sasaran menyerang kelompok pemberontak Syiah Houthi. Usulan genjatan senjata ini diajukan oleh Arab Saudi dengan syarat bahwa kelompok pemberontak Syiah Houthi sepakat untuk meletakkan senjata. Para pekerja sosial telah berulang kali memperingatkan bahwa perang ini akan memperburuk kondisi warga sipil di Yaman. Banyak penduduk yang mengalami kekurangan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Usulan genjatan senjata ini diumumkan setelah Raja Salman melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry yang sedang berkunjung ke Arab Saudi pada 7 Mei 201540 Respon Iran Kementerian Luar Negeri Iran mengecam serangan Arab Saudi dan sekutunya terhadap pemberontak Syiah Houthi di Yaman, dan menyebutnya sebagai langkah berbahaya, http://www.sunnahcare.com/2016/03/arab-saudi-mengirimkan-bantuan.html?m=1 diakses pada 6 Agustus 2016 38
Rr Laeny Sulistyawati, Paket Bantuan Makanan Dari Arab Saudi Tiba Di Taiz Yaman, http://m.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/16/03/16/o43b92377-paket-bantuan- makanan-dariarab-saudi-tiba-di-taiz-yaman Diakses pada 20 Juli 2016 39 Jurnal Islam.com, Kronologi Serangan Pasukan Koalisi Arab Saudi Di Yaman, diakses melaui http://www.jurnalislam.com/topikpilihan/read/38/kronologi-serangan-pasukan-koalisi-arab-saudi- diyaman.html Diakses pada 8 Agustus 2016 40
Panji Islam, Saudi Ajukan Genjatan Senjata Guna Memudahkan Bantuan Masuk, http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2015/05/08/69420/saudi-ajukan-gencatan- senjata-gunamemudahkan-bantuan-masuk.html diakses pada 11 Februari 2016
77
Kepentingan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015
melanggar tanggung jawab antarbangsa serta kedaulatan bangsa lain. Dalam pernyataannya juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham mengatakan bahwa serangan itu tidak akan menghasilkan apa pun kecuali menyebarkan terorisme dan ekstremisme serta meningkatkan gangguan keamanan di wilayah tersebut41 Iran beranggapan bahwa operasi militer yang dilakukan oleh Arab Saudi dan koalisinya melanggar keutuhan wilayah negara dan rakyat Yaman dan kejadian ini hanya akan menghasilkan lebih banyak pertumpahan darah dan kematian. Sementara itu, Kepala keamanan nasional parlemen dan komite kebijakan luar negeri Iran Alaedin Boroujerdi, menuding Arab Saudi tidak bertanggung jawab. "Kenyataan bahwa Arab Saudi mengobarkan perang di wilayah itu menunjukkan kecerobohannya. Perang tidak akan pernah terbatas hanya pada satu tempat," kata Boroujerdi seperti dikutip kantor berita Fars. Sebelumnya, Arab Saudi mengatakan telah melancarkan serangan militer untuk mengembalikan pemerintahan sah Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, yang telah mengungsi ke kota Aden selatan sejak Ibu Kota, Sanaa, dikuasai oleh pemberontak pada akhir bulan Februari Kesimpulan Adanya kepentingan integritas wilayah Arab Saudi yang didasari akan ancaman stabilitas perbatasan Arab Saudi-Yaman, pengaruh gerakan Syiah Houthi Yaman. Konflik internal Yaman merupakan perseteruan antara Syi’ah yang direpresentasikan oleh Syi’ah Houthi yang dibantu oleh Iran dalam menjalankan aksinya dan Sunni yang direpresentasikan oleh pemerintah Yaman dan Arab Saudi sebagai dekingnya. Yaman yang dibantu Arab Saudi berusaha memerangi pemberontak yang berada kawasan Saadah yaitu kawasan yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi, berbagai macam bantuan diberikan oleh Arab Saudi baik itu berupa logistik ataupun militer, karena salah satu penyebabnya Arab Saudi khawatir para pemberontak memasuki perbatasan Arab Saudi di bagian selatan dan mengganggu stabilitas perbatasan antara Yaman dengan Arab Saudi, sehingga Arab Saudi dengan intensif membantu dan mendukung pemerintah Yaman untuk menumpas para pemberontak yang ada di Yaman Utara. Hal lain yang mendasari terlibatnya Arab Saudi dalam konflik ini adalah sebagai upaya untuk mengurangi kemungkinan timbulnya konflik horizontal antara SunniSyiah yang dapat mengganggu stabilitas sosial dan terganggunya kemurnian ajaran budaya muslim Sunni yang ada di Arab Saudi Selain itu intervensi Arab Saudi dalam konflik di Yaman adalah untuk mencegah perluasan pengaruh Syiah-Iran di Timur Tengah. Kekhawatiran Arab Saudi akan dukungan Iran terhadap gerakan Syi’ah Houthi Yaman juga mendasari Saudi melibatkan dirinya dalam konflik internal Yaman tersebut. Arab Saudi sangat khawatir dengan perkembangan Syi’ah Houthi yang semakin lama semakin bertambah. Iran sendiri telah memberikan bantuan militer pada pemberontak Syi’ah Houthi dengan mengirimkan peralatan militer dan persenjataan yang diselundupkan melalui perairan Aden. Tujuan Iran sendiri terkait dukungannya terhadap pemberontak Syi’ah Houthi 41
Panji, Republika, Iran Kecam Serangan Arab Saudi Dan Negara Teluk Ke Yaman, diakses dari http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/15/03/26/nltpbu-iran-kecamserangan-arab-saudi-dan-negara-teluk-ke-yaman
78
Puji Taliasih
ialah ingin memisahkan antara Yaman Utara dan Yaman Selatan, sehingga Iran dapat dengan mudah mempengaruhi Yaman untuk memperluas ajaran Syi’ah- nya di Yaman. Dukungan Iran menjadi sebuah ancaman bagi Saudi, karena hubungan antara SaudiIran memang kurang baik dan terlihat seperti perang dingin dimana keduanya ingin memperluas kekuatannya dan pengaruhnya di wilayah Timur Tengah terutama mengenai persaingan Sunni dan Syi’ah. Jika pengaruh Syiah Yaman berhasil mempengaruhi muslim Syiah Saudi yang menjadi minoritas di Arab Saudi maka mereka akan melakukan hal yang sama yang terjadi di Yaman, dan mungkin saja jika minoritas Syiah Arab Saudi melakukan pergolakan rakyat muslim Syiah Saudi dengan tujuan untuk menuntut keadilan lalu menurunkan rezim penguasa Arab Saudi. Selain itu kekhawatiran Arab Saudi akan dukungan Iran bagi pemberontak Syiah Houthi Yaman juga mendasari Arab Saudi melibatkan dirinya dalam konflik internal Yaman tersebut. Iran sendiri telah memberikan bantuan militer pada pemberontak Syiah Houthi dengan mengirimkan peralatan militer dan persenjataan yang di selundupkan melalui perairan Aden. Tujuan Iran sendiri terkait dukungannya terhadap pemberontak Syiah Houthi ialah ingin memisahkan antara Yaman Utara dan Yaman Selatan, sehingga Iran dapat dengan mudah mempengaruhi Yaman untuk memperluas ajaran Syiahnya di Yaman. Dukungan Iran menjadi sebuah ancaman bagi Arab Saudi, karena hubungan antara Arab Saudi-Iran memang kurang baik dan terlihat seperti perang dingin dimana keduanya ingin memperluas kekuatannya dan pengaruhnya di wilayah Timur Tengah terutama mengenai persaingan Sunni dan Syiah. Selain itu, posisi strategis Selat Bab el Mandeb yang berada di wilayah barat Yaman, dalam kurun waktu yang lama telah berperan dalam mempermudah, mempersingkat dan mengurangi ongkos perjalanan dari wilayah-wilayah yang bersebelahan ataupun yang dihubungkan dengan Selat Bab el Mandeb. Seperti yang telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya, posisi geografis Selat Bab el Mandeb yang terletak menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden merupakan posisi yang strategis bagi Yaman. Posisi strategis ini mendorong negara-negara barat terutama Amerika Serikat untuk campur tangan dalam transformasi politik Yaman dan demi mempertahankan pengaruhnya terhadap arus pergerakan minyak dan ekonomi dunia. Arab Saudi sendiri menyadari, pendekatan politik dengan negara Yaman sama pentingnya dengan pendekatan keamanan. Arab Saudi yang berbatasan langsung dengan Yaman bagian utara merasa bahwa perkembangan pengaruh kelompok pemberontak Syi’ah Houthi di Yaman akan memberikan dampak terhadap stabilitas keamanan dalam negerinya. Dalam praktek politik luar negerinya, Arab Saudi menunjukkan dukungan keberpihakannya pada pihak yang melawan kelompok Syi’ah baik dari pihak pemerintah negara maupun dari pihak non-pemerintah negara. Selain itu, kekhawatiran Arab Saudi terhadap perkembangan kelompok pemberontak Syiah Houthi dapat terlihat dari kebijakan Arab Saudi dalam menempatkan pasukan-pasukan militernya di wilayah perbatasan dengan Yaman. Arab Saudi akan bertindak tegas terhadap setiap upaya yang dapat merusak keamanan kerajaan. Hal lain yang mendasari Arab Saudi dalam melakukan intervensi dalam perang Yaman ini akibat adanya surat resmi yang dikirimkan oleh Presiden Yaman Mansour Hadi yang ditujukan kepada kepala-kepala negara Teluk untuk meminta bantuan militer dalam membantu menyelesaikan konflik yang terjadi antara pemerintah Yaman dan kelompok pemberontak Syiah Houthi. Isi dari surat Presiden Mansour Hadi kepada pemimpin negara teluk dapat dilihat pada lampiran tulisan ini. Berdasarkan surat inilah Arab Saudi bersama dengan negara teluk lainnya memberikan bantuan 79
Kepentingan Arab Saudi terhadap Rezim Mansour Hadi dalam Menghadapi Pemberontak Syiah Houthi di Yaman Tahun 2012-2015
dalam bentuk keamanan terhadap pemerintahan Yaman untuk mengatasi konflik yang terjadi antara pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak Syi’ah Houthi
80
. DAFTAR PUSTAKA Ade Rendy Chrisari, People Power Melawan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh Untuk Mundur, Skripsi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember, Jawa Timur 2012. hal.15 Laporan Bulanan Syamina, Yaman Konflik Yang Tak Kunjung Usai, diakses dari http://syamina.org/syamina84-yaman-konflik-yang-tak-kunjung-usai.html. Diakses pada 30 Juni 2015 Muhammad Ishaq, Konflik Yaman 5 Kondisi Yaman Saat ini, diakses dari http://lasdipo.com/kajian/tsaqofah/2015/05/13/konflik-yaman-5-kondisiyaman-saat-ini.html. Diakses pada 18 Maret 2015 Rohandra, Peran ICRC dalam Menangani Dampak Perang Sipil Di Yaman (2004-2009), Skripsi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Riau 2013, hal.21 Fenna Tri, Kesepakatan Genjatan Senjata Antara Pemerintah Yaman Pada Masa Pemerintahan Ali Abdullah Saleh Dengan Pemberontak Suku Houthi (2004-2009), Skripsi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jogjakarta 2011,hal. 56 Shodiq Ramadhan, Suara Islam, Syiah Houthi Kudeta Yaman, diakses dari http://suaraislam.com/read/tab/28/syiah-houthi-kudeta-yaman/ diakses pada 16 April 2016 Rahman Asmardika, Okezone, 8 Kronologi Konflik Yaman Hingga Kini, diakses dari http://newsokezone.com/read/2015/03/28/18/1125658kronologi-konflikyaman-hingga-kini, diakses pada 15 Desember 2015 Merdeka, Ali Abdullah Saleh, diakses dari http://profil.merdeka.com/negara/aliabdullah-saleh/diakses pada 20 Februari 2016 Dahlan Harwanto, Politik dan Pemerintahan Timur Tengah, diktat kuliah 1995, hal 23 Evangelos Venetin, the Stranggle Between Turkey and Saudi Arabia for the Leaderhip of Sunni Islam, Working Papper no/39, 2014, Greece, ELIAMEP, hal.4-6 Gilang Ramadhan, Saudi Ulama, diakses dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/10/141015_saudi_ulama diakses pada 23 November 2014 Jeremy Salt, “Containing the Arab Spring”, Interface Journal, vol.4 no.1.hlm.65-66 Siska Amelie F Deil, Jalur Distribusi Minyak Paling Penting Di Dunia, http://bisnis.liputan6.com/read/670092/7-jalur-distribusi-minyak-palingpenting-di-dunia-diakses pada 9 februari 2016
81
Intervensi Turki dalam Krisis Suriah (2011-2014)
Michael Makovsky, Blaise Misztal, dan Jonathan Ruhe, Fragility and Extremism in Yemen, A Case Study of The Stabilizing Fragile States Project, Bipartisan Policy Center, Januari 2011. Tersedia dalam Laporan Bulanan Lembaga Kajian Syamina Yaman, Konflik yang Tak Kunjung Usai XVII/Januari-Februari 2015, hal.3 Kafri Albar, BBC, Dunia Iran Saudi Musuh, diakses dari http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160105_dunia_iran_saudi_musuh. diakses pada 26 Januari 2016 Agung Hadriawan, Arab Saudi Perketat Penjagaan Perbatasan, diakses dari http://www.dw.com/id/arab-saudi-perketat-penjagaan-perbatasan/a-17410217 diakses pada 11 April 2016 Alviv Zunaida, Kompleksitas Konflik Internal Yaman Tahun 2004-2009, (Skripsi Sarjana Jurusan Ilmu hubungan internasional FISIP Universitas Jember) hlm 7 Era Muslim, Upaya Pemberontak Houthi Untuk Dirikan Negara Syiah Di Yaman, diakses dari http://masjidbi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=51:upaya pemberontak- houthi-untuk-dirikan-negara-syiah-di-yaman utara&catid=40:keislaman&Itemid=68 diakses pada 13 April 2016 Waddi Armi, Negara Teluk Bantu Yaman Atasi Gerilyawan Dukungan Iran,http://rri.co.id/post/berita/151733/luar_negeri/negara_teluk_bantu_yaman_atas i_gerilyawan_duku ngan_iran.html diakses pada 20 Januari 2016 Anthony H Cordesman dan Arleigh H. Burke, Saudi National Security and the Saudi-US Strategic Partership, Center for Strategic and International Studies Working Draft, 29 April 2010, Washington: CSIS, 2010, hal. 37-41 Diego, 8 Negara Bantu Arab Saudi Gempur Yaman, http://jakartagreater.com/8negara-bantu- arab-saudi-gempur-yaman/ Diakses pada 10 April 2016 B Kunto Wibisono, Bantuan Militer Mengalir Ke Yaman Dari Arab Saudi, http://www.antaranews.com/berita/511010/bantuan-militer-mengalir-keyaman-dari-arab-saudi Diakses pada 10 Agustus 2016 Agung Sasongko, Republika, Koalisi Arab Saudi Tambah Pasukan Di Yaman, diakses dari http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timurtengah/16/03/16/o43b92377-koalisi- arab- -saudi-tambah-pasukan-di-yaman/ Diakses pada 8 Agustus 2016 Adrianus Mandey, Viva, Serang Yaman Saudi Kerahkan 100 Jet Dan 150.000 Tentara, diakses dari http://m.news.viva.ci.id/news/read/606215-serang-yaman-saudi kerahkan100-jet-dan-150-000-tentara/ Diakses pada 7 Agustus 2016 Sahabat
Cyber,
Koalisi
Arab
International Society, Vol. 3, No. 2, 2016
Saudi
Menerjunkan
Bantuan,
diakses
82
Luerdi
dari http://www.sahabatcyber.org/2015/10/koalisi-arab-saudi-menerjunkanbantuan.html diakses pada 13 Agustus 2016 Ni Kumara Santi Dewi, Arab Saudi Serang Sekolah Di Yaman 3 Pelajar Tewas, http://m.news.viva.co.id/news/read/611122-arab-saudi-serang-sekolah-diyaman-3-pelajar-tewas diakses pada 11 Februari 2016 Arrahmah News, 300 Tentara Saudi Bergabung Dengan Pasukan Yaman, diakses dari https://arrahmahnews.com/2015/06/27/300-tentara-saudi-bergabungdengan-pasukan-yaman/ Diakses pada 28 Juli 2016 Muhaimin, Jet Tempur Koalisi Saudi Gempur Pasar Di Yaman 41 Orang Tewas, http://international.sindonews.com/read/1093324/44/jet-tempur-koalisisaudi-gempur-pasar-di- yaman-41-orang-tewas-1458100547 diakses pada 6 Mei 2016 Vetor Maulana, Serang Yaman Saudi Gunakan Bom Cluster Buatan AS, http://international.sindonews.com/read/1106558/43/serang-yaman-saudigunakan-bom-cluster- buatan-as-1462517027 diakses pada 13 Agustus 2016 Hila Japi, Serangan Udara Koalisi Pimpinan Arab Saudi Melukai Enam Penduduk Di Yaman,http://netralnews.com/news/internasional/read/18419/serangan.udara.koal isi.pimpinan.arab.saudi. melukai.enam.penduduk.di.yaman diakses pada 19 Agustus 2016 Ibrahim, Saudi Bantu Korban Yaman 54 Juta Dolar, http://www.mirajnews.com/id/saudi-bantu- korban-yaman-54-juta-dolar/83415 Diakses pada 13 Agustus 2016 1 http://Al-Arabiya.net. Quoted on Jun 22, 201. Diakses pada 24 Juli 2015 Ajeng Ritzki, Raja Saudi Janji Tambah Bantuan Ke Yaman Jadi 7 Triliun, http://www.harnas.co/2015/05/13/raja-saudi-janji-tambah-bantuan-keyaman-jadi-rp-7-triliun diakses pada 11 Maret 2016 Sunnah Care, Arab Saudi Mengirimkan Bantuan, diakses dari http://www.sunnahcare.com/2016/03/arab-saudi-mengirimkanbantuan.html?m=1 diakses pada 6 Agustus 2016 Rr Laeny Sulistyawati, Paket Bantuan Makanan Dari Arab Saudi Tiba Di Taiz Yaman, http://m.republika.co.id/berita/internasional/timurtengah/16/03/16/o43b92377-paket-bantuan- makanan-dari-arab-saudi-tiba-di-taizyaman Diakses pada 20 Juli 2016 Jurnal Islam.com, Kronologi Serangan Pasukan Koalisi Arab Saudi Di Yaman, diakses melaui http://www.jurnalislam.com/topikpilihan/read/38/kronologi-seranganpasukan-koalisi-arab-saudi- di-yaman.html Diakses pada 8 Agustus 2016
International Society, Vol. 3, No. 2, 2016
83
Intervensi Turki dalam Krisis Suriah (2011-2014)
Panji Islam, Saudi Ajukan Genjatan Senjata Guna Memudahkan Bantuan Masuk,http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2015/05/08/69420 /saudi-ajukan-gencatan- senjata-guna-memudahkan-bantuan-masuk.html diakses pada 11 Februari 2016 Panji, Republika, Iran Kecam Serangan Arab Saudi Dan Negara Teluk Ke Yaman, diakses dari http://www.republika.co.id/berita/internasional/timurtengah/15/03/26/nltpbu-iran-kecam-serangan-arab-saudi-dan-negara-teluk-keyaman
International Society, Vol. 3, No. 2, 2016
84