eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (1) 293-304 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
INTERVENSI AMERIKA SERIKAT DALAM PENANGANAN PEMBERONTAKAN AL-HOUTHI DI YAMAN TAHUN 2004 – 2014 Apriyanus1 Nim. 0902045210 Abstract The present study aims to find out and analyze Intervention done by the U.S. in resolving Sa’dah’s rebellion in Yemen in 2004-2014. The present study uses descriptive methodology which compares other studies similar and the intervention concept with national interest concept provide an overview of analyze Intervention done by the U.S. in resolving Sa’dah’s rebellion in Yemen in 2004-2014. Data presented in this study is secondary data, which is obtained from literature review, journals, articles, scientific writings, and internet access which are deemed as relevant with the topic discussed in this study.The result of the study shows that Intervention done by the U.S. in resolving Al-Houthi rebel in Yemen in 2004-2014 indicates the importance of Yemen to the U.S. Yemen’s strategic position gains U.S. attention to rule Yemen. Yemen is a country which is located in international shipping channel, the Red Sea and Aden Gulf. If the U.S. can rule the area for its interest, they can control cargo ships that pass the areas according to their interest. In addition to the strategic position, the U.S. also sees natural resources potentials that Yemen has. Yemen has natural gas and oil reserves which will be lucrative if it is run properly without conflict. Keywords : Yemen, Al-Houthi,Conflict, U.S Intervention. Pendahuluan Al-Houthi merupakan sebuah organisasi masyarakat yang awalnya adalah organisasi yang awaknya hanya melakukan kegiatan keagamaan di wilayahnya. Kelompok ini berpusat di wilayah Sa’dah Yaman bagian Utara. Pemberontakan yang dilakukan oleh Al-Houthi bermula pada tahun 2004. Pemberontakan tersebut dilakukan dengan aksiaksi protes terhadap pemerintah Yaman yang ikut menyetujui perang terhadap teror yang dikampanyekan oleh pemerintah Amerika Serikat, keadaan tersebut diperparah dengan apa yang dilakukan Amerika Serikat di Iraq dan Afghanistan saat itu. Aksi yang dilakukan oleh kelompok Al-Houthi mendapat tindakan represif dari pemerintah Yaman dengan menangkap demonstran dan memasukan kedalam penjara. Usaha mediasi untuk melepaskan tahanan Al-Houthi tidak pernah berhasil dan mengakibatkan friksi antara pemerintah Yaman dan kelompok Al-Houthi semakin melebar. 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016:293-304
Tindakan represif pemerintah Yaman dengan menggunakan kekuatan militer rupanya direspon kelompok Al-houthi juga dengan kekuatan bersenjata yang mereka miliki. Kelompok Al-Houthi memiliki senjata api karena di Yaman warga sipil dapat memiliki senjata secara bebas. Perlawanan yang dilakukan kelompok Al-Houthi membuat pemerintah Yaman terdesak, karena letak geografis wilayah Sa’dah sangat sulit ditaklukan dan membuat kelompok Al-Houthi mudah untuk bersembunyi. Semakin sulitnya menangani kelompok Al-Houthi membuat pemerintah Yaman meminta bantuan kepada pihak luar untuk membantu meredam aksi yang dilakukan oleh kelompok Al-Houthi. Pertama-tama pemerintah Yaman menetapkan kelompok Al-Houthi sebagai teroris, penetapan tersebut dilakukan untuk menarik perhatian pihak luar agar mau ikut membantu. Kemudian pemerintah Yaman mengikuti pertemuan G-8 di georgia pada tahun 2008. Dipertemuan tersebut presiden Yaman Ali Abdullah Saleh bertemu presiden Amerika Serikat George Walker Bush dan membahas permasalahan keamanan di Yaman. Dari pertemuan tersebut pemerintah Amerika Seikat setuju untuk ikut membantu Yaman dalam menangani perrmasalahan di negaranya, ini dibuktikan dengan bantuan-bantuan Amerika Serikat baik secara ekonomi, maupun militer. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui alasan Amerika Serikat serta bentuk dari tindakan – tindakan intervensi yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Konsep Intervensi Menurut Jack C. Plano dan Roy Olton, Intervensi diartikan sebagai “Keterlibatan kekerasan dalam masalah dalam negeri suatu negara oleh negara lainnya yang dilakukan untuk mempengaruhi kebijaksanaan internal dan eksternal negara tersebut”. Intervensi juga dibenarkan oleh piagam PBB jika dilakukan dalam bentuk tindakan kolektif masyarakat internasional terhadap negara yang mengancam atau merusak perdamaian atau dianggap melakukan tidakan agresiAda tiga macam intervensi, menurut Jack C. Plano dan Roy Olton,yakni:2 a. Intervensi “Intern” adalah (Internal Intervation) contohnya negara A yang mencampuri persengketaan di negara B dengan cara mendukung salah satu pihak, baik pemerintah sah ataupun pihak pemberontak. b. Intervensi “Ekstern” adalah (External Intervation) contohnya negara A yang turut campur dalam hubungan, umumnya hubungan permusuhan, seperti Italia melibatkan diri dalam Perang Dunia II dengan memihak Jerman dan melawan Inggris. c. Intervensi “Penghukuman” adalah (Punitive Intervation) Bentuk intervensi ini merupakan bentuk tindakan balasan (reprisal), yang bukan perang atau kerugian yang diderita oleh negara lain, misalnya suatu blokade damai yangdilakukan terhadap negara yang menimbulkan kerugian sebagai pembalasan atas tindakannya yang merupakan pelanggaran berat traktat. Intervensi merupakan suatu kemelut,kemudian pasukan – pasukan dikirim dengan cepat, sering dengan menangkap rezim sasaran atau pemberontak secara mengejutkan. Intervensi dapat juga diatur sebagai suatu alat pendukung persekutuan
294
Intervensi AS Menangani Pemberontakan Al-Houthi di Yaman (Apriyanus)
suatu negara sahabat melawan pemberontakan yang sesungguhnya. Intervensi merupakan sebuah kebijakan yang diambil negara untuk menunjukan kekuatannya (Jack C Plano dan Roy Olton 1999). Houthi menyebutkan intervensi militer sebagai salah satu bentuk intervensi yang bercirikan pengiriman pasukan dalam jumlah besar untuk melindungi atau sebaliknya untuk menggulingkan rezim yang berkuasa. Lazimnya, intervensi merupakan respon dari sebuah krisis dimana pengiriman pasukan dilakukan dengan cepat dan tidak jarang menciptakan kejutan bagi rezim dan pemberontak yang menjadi sasaran. Selain itu ada dua macam bentuk intervensi, yaitu pertama, intervensi manipulativeatau dengan teknik non-koersif, dan kedua, intervensi koersifDalam intervensi manipulatif atau non-koersif( tanpa kekerasan) terdapat dua metode : a. Dukungan Politik, yaitu dengan memberi dukungan politik kepada salah satu saingan politik di negara tersebut, dukungan dapat berupa bantuan ekonomi atau politik. b. Propaganda, yaitu suatu cara untuk mempengaruhi suatu negara melalui teknik emosional dibandingkan dengan diskusi logis atau presentasi bukti empiris. Propaganda adalah proses daya tarik emosi dibandingkan pikiran dengan jalan menciptakan ketakutan, keraguan, simpati, kemarahan atau perasaan lain. Sedangkan intervensi koersif atau intervensi dengan jalan kekerasan dapat berupa: a. Intervensi dengan menggunakan kekuatan militer secara langsung, yaitu mengirimkan personel militer kedalam urusan dalam negeri negara lain. Perdagangan senjata, merupakan isu yang beraneka segi dan mungkin dapatdipertimbangkan sebagai bagian dari penggunaan kekuatan militer atau faktor ekonomi dibawah ekspor dan impor, atau dalam beberapa kasus termasuk bantuan luar contoh : ekspor senjata dari negara A ke negara B b. Terorisme, biasanya merupakan hasil dari sejumlah aksi yang dilakukan untuk alasan politik Konsep Kepentingan Nasional Kepentingan nasional menurut Donald E. Nuechterlein dibagi menjadi 4 poin, yang disebut sebagai kepentingan dasar suatu negara, yaitu : a. threat to national political system”. Kepentingan pertahanan yaitu perlindungan terhadap negara-bangsa serta warga negara dari ancaman kekerasan fisik negara lain dan atau hal lain yang mengancam sistem politik nasional. b. Economic Interest: “ Enchancement of national interest economic well-being in relation with other countries”. Kepentingan ekonomi yaitu adanya tambahan nilai ekonomi dalam hubungan dengan negara lain dimana hubungan perdagangan akan mendapatkan keuntungan. c. World Order Interest: “ The maintenance of an international politic and economy system in with us citizen and operate pescefully outside their own worders”. Kepentingan tata dunia yaitu adanya jaminan pemeliharaan terhadap sistem politik dan ekonomi internasional dimana suatu negara dapat merasakan suatu keamanan sehingga rakyat dan badan usaha dapat beroperasi di luar batas negara dengan aman.
295
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016:293-304
d. Ideological Interest: “ The protection and furtherance of set values with the citizen of a nation sate and believe to be universality good”. Kepentingan ideologi yaitu perlindungan terhadap serangkaian nilai-nilai yang dapat dipegang masyarakat dari suatu negara berdaulat(Donald E Nucterlain 1979). Metode Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dimana penulis mendeskripsikan upaya Iran dalam mengatasi embargo minyak Uni Eropa.Data-data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari buku, jurnal, artikel, dan hasil menelaah studi kepustakaan.Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif fokus pada sejumlah kasus yang dianalisis secara mendalam dengan menjelaskan dan menganalisis secara relevan dari sumber dan fokus pada permasalahan ini. Hasil Penelitian Yaman biasa dikenal dengan istilah Republik Yaman, adalah sebuah negara Arab yang terletak di Asia Barat, yang menempati daerah barat daya sampai ujung selatan Semenanjung Arab.Yaman berasal dari kata yamin, yang berarti ‘’sisi sebelah kanan’’, sebagaimana selatan yang berada pada bagian kanan ketika matahari terbit. Definisi lainnya mengatakan Yaman berasal dari kata yumn, yang berarti”kebahagiaan(felicity)”, sebagai salah satu wilayah yang subur. Bangsa Romawi menjuluki Yaman sebagai Arabian Felix (Arab yang Bahagia) yang merupakan kata yang berlawanan dengan Arabian Deserta (Arab yang ditinggalkan) yang merupakan julukan bagi negara Arab yang berada di bagian Utara. Istilah Yaman disebutkan dalam manuskrib Arab Selatan kuno oleh kerajaan Himyar dan kata tersebut berarti “Tanah Selatan’ Yaman adalah salah satu pusat peradaban tertua kawasan Timur tengah. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Sana’a. Wilayah Yaman mencakup lebih dari 200 pulau dan yang terbesar adalah pulau Scotra, yang berada 354 km di sebelah selatan pulau utama Yaman.Yaman merupakan satu – satunya negara di semenanjung Arab yang murni menjalankan sistem sistem republik.Yaman adalah negara pertama di Semenanjung Arab yang memberikan perempuan hak untuk memilih.Unifikasi Yaman terjadi pada tanggal 22 May 1990, yaitu ketika Yaman Utara bersatu dengan Yaman Selatan dan membentuk Republik Yaman. Mayoritas populasi Yaman terbagi menjadi beberapa suku besar, khususnya di kawasan utara Yaman, dimana 85% penduduk lokalnya merupakan penduduk asli beberapa suku besar di Yaman. Selain itu ada juga beberapa kelompok kecil keturunan Turki yang tinggal didaerah perkotaan.Yaman merupakan anggota PBB, Liga Arab, dan OKI.Ali Abdullah Saleh iyalah presiden terpilih pertama pasca unifikasi Yaman tahun 1990 (www.aboutyemen). Yaman Utara Secara historis, Yaman bagian Utara adalah wilayah yang didominasi dua suku besar (Hashid dan Bakil), dan dibawah kendali Kekhalifahan Utsmaniyah mulai tahun 1872. Pada tahun 1911, setelah perang antara pasukan Utsmaniyah dengan suku-suku dataran tinggi, Istanbul membuat sebuah perjanjian dengan salah satu pimpinan aliran Zaidiyah, “Yahya” Mahmud al-Mutawakkil, yang diberi kekuasaan pada sebagian
296
Intervensi AS Menangani Pemberontakan Al-Houthi di Yaman (Apriyanus)
besar Yaman bagian Utara. Setelah terjadi perpecahan Kekhalifahan Utsmaniyah pada tahun 1918, Yahya mengubah wilayah ini menjadi Yaman independen Modern pertama, dengan ibukotanya di Ta’izz.(www.globalhistory.org). Kerajaan Muktawakkiliyah di Yaman Utara secara resmi merupakan pemerintahan teokrasi oleh seorang imam Zaidi. Penerus Imam seharusnya ditentukan oleh dewan tertua Zaidi, tetapi saat itu Yahya hanya menunjuk langsung putra sulungnya Ahmad sebagai penggantinya. Dalam masa kepemimpinannya tahun 1920-an sampai 1930-an Yahya hanya menghabiskan waktu untuk membangun hubungan dengan fasis Itali untuk mendapatkan perlindungan serta memperthankan dan meperluas aliran Zaidiyahnya. Yahya tidak memperhatian kemajuan wilayahnya dan tidak memperhatikan rakyatnya, keadaan terebut di tentang oleh suku-suku di wilayahnya. Pada tahun 1948 Yahya terbunuh dalam kudeta oleh pemberontak yang menentang kebijakannya. Terbunuhnya Yahya dengan cepat digantikan oleh putranya Yahya Ahmed yang ditunjuk saat Yahya masih memimpin.Dalam masa kepemimpinan Ahmad, banyak sekali tindakan korupsi dan tindakan represif terhadap masyarakat.Yahya Ahmed membangkitkan permusuhan dari para Syekh suku, pemimpin militer, sehingga militer berusaha untuk menggulingkannya tahun 1955.Hal ini berakibat pada tidak dipercayanya penerus Imam Ahmad, hingga kematiannya pada tahun 1962. Ketidak percayaan terhadap penerus Imam Ahmad nantinya karena dikhawatirkan akan terulang cara kepemimpinan yang sama. Kekosongan kepemimpinan menciptakan terjadinya perebutan kekuasaan dimana kelompok ‘’Republikan” yang dipimpin oleh Abdullah as-sallal dan “Royallis” yang dipimpin oleh putra Imam Ahmad, Muhammad al-Badr.Dalam peperangan tersebut keinginan kelompok Republikan untuk memoderenisasi negara yang sangat terbelakang itu didukung oleh sebagian besar masyarakat Yaman Utara. Kemenangan kelompok republikan didapat setelah delapan tahun peperangan berlangsung, dan pada tahun 1962 ini berdirinya Republik Arab Yaman dan ber ibu kota di Sana’a, yang dipimpin oleh Abdullah AS-sallal. Yaman Utara terbentuk dengan sistem pemerintahan Republik, dengan luas 195.00 km persegi, dengan jumlah penduduk sebesar 7.160.981. Dalam perjalanan sejarahnya, kemenangan Abdullah As-sallal dalam merebut pemerintahan rupanya kembali mendapatkan kudeta dan kepemimpinan direbut oleh Abdul Rahman al-Iryani pada tahun 1972. Tetapi akibat ketidakstabilan di negara tersebu dengan konflik-konflik, kembali terjadi kudeta dan Abdul Rahman al-Iryani digulingkan pada tahun 1974. Pada tahun 1978 Ali Abdullah Saleh merebut kekuasaan dan mendeklarasikan diri sebagai pemimpin Republik Arab Yaman setelah melalui kudeta tahun 1978. Yaman Selatan Pada tahun 1839, persekutuan India Timur Inggris (The British East India Company) menaklukan pelabuhan Aden untuk digunakan sebagai tempat mengisi batu bara dalam perjalanannya ke India. Awalnya Inggris menghindari untuk bertemu sukusuku yang ada di wilayah tersebut.Namun kekhawatiran dengan semakin berkembangnya Utsmaniyah yang berada di Yaman Utara, memaksa Gubernur-
297
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016:293-304
Jendral India Inggris untuk bekerjasama dengan suku-suku yang ada di Yaman selatan dan menandatangani berbagai perjanjian keamanan yang dimulai tahun 1873 (www.staticyyearbooks.com). Tahun 1886, Inggris telah menandatangani 90 kerjasama dengan beberapa suku yang ada di Yaman Selatan dan yang berada di gurun timur jauh, dan membentuk “Proktetorat Aden” serta menanamkan pengaruhnya di Yaman Selatan, meskipun tanpa menciptakan wujud politik yang menyatu. Proktetorat Aden juga memasukan Kesultanan Tradisional Hadramout ke dalam jangkauan wilayahnya.Hadramout sendiri merupakan sebuah simbol dari suku-suku yang ada di Yaman Selatan. Menjelang Perang Dunia I pada tahun 1914, Inggris dan kekaisaran Ottoman mendeklarasikan sebagai penguasa di kedua wilayah Utara milik kekaisaran Ottoman dan Selatan mikil Inggris serta membatasi daerah kekuasaan mereka, kemudian membaginya di wilayah semnanjung Arabia. Pembatasan dilakukan agar tidak saling mengganggu kepentingan dan membatasi wilayah pengaruh keduanya. Inggris kemudian memecah Yaman Selatan dengan membagi Proktetorat menjadi dua bagian Barat dan Timur pada tahun 1917. Kemudian pada tahu 1937 Inggris kembali membuat koloni-koloni di Aden yang dulu sempat terpisah . Pemerintah Inggris membuat Proktetorat Aden Barat sebagai pusat perdagangan global yang makmur terutama untuk pengisian, sedangkan Aden bagian Timur hanya dijadikan pusat pemerintahan kecil dan terpisah. Upaya Inggris untuk membagi-bagi wilayah dan terjadinya kesenjangan yang dihadapi masyarakat di kedua wilayah itu, membuat terjadinya pertentanganpertentangan oleh pemimpin-pemimpin suku. Puncaknya pada tahun 1963 dimana para pemimpin suku wilayah selatan mulai melancarkan kerusuhan dan serangan anti Inggris.Inggris mengumumkan keadaan darurat di seluruh wilayah Aden pada akhir tahun 1963 karena pasukannya menghadapi berbagai konflik. Dari tahun 1963 sampai tahun 1967 di Yaman Selatan, Tentara Inggris, milisi marxis dan, kelompok sukusuku berperang, bentrokan yang sangat brutal mengakibatkan jatuhnya banyak korban baik dari tentara inggris ataupun kelompok suku-suku Yaman Selatan. Akibat terdesak dalam konflik, pemerintahan Inggris mengumumkan akan meninggalkan Yaman Selatan secara keseluruhan pada tahun 1967. Kepergian Inggris meninggalkan kekosongan kekuasaan di Aden, terjadinya kekosongan pemerintahan mengakibatkan terjadinya perebutan kekuasaan dan terjadi perang antara dua kelompok Marxis terkemuka yang lebih dekat terhadap Uni Soviet yaitu Front Pembebasan Nasional, dan Front Pembebasan Pendudukan Yaman Selatan.Kedua kelompok tersebut sebelumnya tdak bisa mnunjukan kekuatannya saat Inggris masih menguasai wilayah Yaman Selatan. Kelompok Sosialis di Yaman Selatan muncul sekitar abad 18 -19 saat paham komunisme mulai tersebar kekakawasan Asia dan Timur – tengah. Setelah perebutan kekuasaan Front Pembebasan Nasional yang merupakan kelompok Sosialis menang dan memegang kendali atas wilayah Yaman Selatan. Pada saat itu, faksi Marxis yang paling radikal merebut kekuasaan dari faksi berkuasa yang lebih moderat dan
298
Intervensi AS Menangani Pemberontakan Al-Houthi di Yaman (Apriyanus)
mendeklarasikan Republik Demokratik Rakyat Yaman pada tahun 1967 yang beribukota di wilayah Aden. Rebublik Demokratik Rakyat Yaman memiliki luas 360.133 km, dengan jumlah penduduk 2,585 juta jiwa dan Republik Demokratik Rakyat Yaman ini merupakan satu-satunya negara di Timur tengah yang merupakan negara komunis. Penyatuan Yaman Penyatuan dua Yaman pada tahun 1990 merupakan suatu penyatuan negara yang secara substansial berbeda. Yaman Utara secara resmi adalah sebuah rezim republik konservatif yang berkuasa atas masyarakat yang bersifat kesukuan, sementara Yaman Selatan sebuah negara Marxis yang secara fanatik berusaha untuk mengubah masyarakatnya sejalan dengan garis sosialis yang memiliki pengaruh kuat dari Uni Soviet setelah kepergian Inggris. Yaman Utara dan Yaman Selatan sendiri bersatu karena kekawatiran mantan presiden Yaman Selatan Ali Slim Al - Beidh atas pecahnya Uni Soviet dan melihat banyaknya para pemimipin Eropa Timur yang merupakan negara-negara paham sosialis komunis di bantai rakyatnya sendiri , sehingga mengajak Yaman Utara untuk bersatu. Sedangkan Presiden Yaman Utara, Ali Abdullah Saleh merespon ajakan Selatan yang saat itu terlibat konflik kekuasaan sesama elit partai sosialis komunis untuk melebarkan kekuasaannya di selatan yang kaya bahan tambang terutama migas. Pada tahun 1980 Yaman Utara dan Yaman Selatan telah berkordinasi untuk melakukan penyatuan, ditambah lagi dengan perang saudara di Yaman Selatan mengakibatkan wilayah ini semakin lemah. Upaya penyatuan kedua wilayah itupun terwujud pada 22 Mei 1990 dan ibukotanya di Sana’a. Setelah penyatuan kedua wilayah Utara dan Selatan Yaman membentuk sebuah Negara Republik.Yaman dipimpin oleh seorang Presiden sebagai kepala negara, dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahannya.Perdana Menteri ditunjuk oleh Presiden terpilih.Presiden Yaman pertama pasca penyatuan kedua wilayah tersebut adalah Ali Abdulah Saleh, dan wakilnya Ali Salim Beidh. Yaman merupakan negara kesatuan yang di bentuk oleh 20 provinsi yang dipimpin oleh gubernur di masing-masing provinsi. Bentuk parlemen Republik Yaman adalah bikameral (Shura Council + House of Representatives, Shura Council terdiri atas 111 kursi, yang anggotanya dipilih lewat pemilu dengan single – member konstituen, dengan masa bakti 6 tahun. Pasca penyatuan kedua wilayah tersebut, keadaan Yaman yang awalnya direncanakan sejalan akhirnya menghadapi masalah pada tahun 1994 setelah 4 tahun unifikasi.Terjadi pemberontakan yang dimotori oleh wakil presiden yang saat itu menjabat Ali Salem al-Beidh yang memang merupakan tokoh dari wilayah selatan.Ali Salem al-Beidh bersama pengikut setianya melakukan aksi untuk melepaskan diri kembali dan memerdekakan Yaman Selatan. Tetapi dengan kekuatan militer yang dimiliki oleh republik Yaman yang dipimpin oleh Presiden Ali Abdullah Saleh, mereka dapat dengan segera melakukan pengamanan terhadap wilayah selatan.Dampak perang yang relatif singkat di wilayah tersebut malah berakibat buruk bagi masyarakat di selatan, karena Presiden Saleh
299
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016:293-304
semakin menguatkan cengkramannya dan menaruh orang-orang kepercayaannya di wilayah yang memiliki banyak sumber daya alamnya tersebut. Setelah terjadinya pemberontakan pada tahun 1994, Yaman kembali mengahadpi permasalahan.Pemerintahan Yaman yang semakin tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat karena tindakan – tindakan korupsi dan ketidakadilannya mendapat tentangan keras dari masyarakatnya terutama masyarakat Provins Sa’dah yang berada di Yaman Utara. Masyarakat di Provinsi Sa’dah Yaman Utara sangat merasakan dampak dari ketidakadilan pemerintah yang berkuasa.Dalam sejarahnya masyarakat Provinsi Sa’dah di Yaman Utara merupakan masyarakat yang menentang dibentuknya Republik Yaman.alasan tersebutlah yang membuat daerah mereka menjadi kurang diperhatikan oleh pemerintah Yaman. Pada tahun 2004 kelompok masyarakat di Yaman akhirnya melakukan aksi – aksi protes dengan berdemonstrasi untuk menarik perhatian pemerintah Yaman.Kelompok masyarakat Sa’dah yang menamai kelompok mereka Al-Houthi melakukan demonstrasi dengan masa yang mereka miliki yang terus menyudutkan pemerintah Yaman. Tidak jarang juga kelompok Al-houthi meneriakkan yel – yel anti Amerika Serikat dan Israel, yang pada saat itu pemerintah Yaman mulai mempererat hubungannya terhadap pemerintah Amerika Serikat dengan mendukung kamapanye perang terhadap terror yang dicetuskan Amerika Serikat. Pemerintah Yaman yang khawatir dengan aksi-aksi yang dilakukan kelompok Alhouthi melakukan tindakan represif dengan menangkapi demonstran dan memasukkannya kedalam penjara.Upaya repreif yang dilakukan oleh pemerintah rupanya membuat friksi antara keduanya semakin melebar.Diplomasi yang dilakukan keduanya untuk menemukan jalan damai selalu buntu dan tidak mendapatkan jalan tengah. Perang terhadap kelompok Al-Houthi dilakukan oleh pemerintah Yaman dibawah kekuasaan Presiden Ali Abdullah Saleh, akantetapi kelompok Alhouthi tetap melakukan perlawanan dengan kekuatan militer yang mereka miliki.Kelompok AlHouthi sangat sulit ditaklukan karena wilayah kelompok ini merupakan daerah hutan belantara dan pegunungan. Keadaan tersebut semakin membuat pemerintah Yaman kualahan dan berusaha meminta bantuan negara lain untuk menanganinya. Kepentingan Politik Amerika Serikat Yaman menempati posisi istimewa di Jazirah Arab dan jika dilihat Yaman semata – mata dari segi geopolitik, maka kita akan menemukan bahwa bagian terpenting dari kawasan Jazirah arab adalah wilayah Yaman. Selain akses Yaman terhadap dua perairan penting, Laut Merah dan Laut Arab, keberadaan Selat El Mandeb sebagai gerbang selatan Laut Merah telah menempatkan negara itu pada posisi khusus, dimana Yaman dapat menguasai rute utama pelayaran antara Timur dan Barat. Selat Bab El Mandeb merupakan salah satu rute utama pelayaran internasional dan memainkan peran signifikan dalam pengiriman energi dan perputaran roda perekonomian dunia.
300
Intervensi AS Menangani Pemberontakan Al-Houthi di Yaman (Apriyanus)
Dengan memperhatikan posisi strategis ini, jelas Amerika Serikat ingin menguasai wilayah Selat Bab El Mandeb. Amerika Serikat telah menetapkan empat kepentingan strategis untuk mengontrol wilayah tersebut yaitu, mendukung operasi militer Amerika Serikat di Asia Barat dan Samudera Hindia baik pada masa damai atau masa perang, menjaga navigasi bebas internasional diperairan Laut Merah dan Selat Bab El Mandeb, mengawal pergerakan minyak Teluk Persia ke wilayah Eropa dan Amerika Serikat, dan memerangi ancaman regional terhadap keamanan laut dan kawasan. Kehadiran Amerika Serikat di Yaman tentunya sangat membantu untuk terus memperluas hegemoni Amerika Serikat dikawasan Timur tengah. Amerika Serikat juga selalu menggunakan ideologi demokrasi yang mereka anut untuk masuk kenegara lain. Yaman yang juga merupakan negara yang menerima adanya demokrasi dengan mudah menerimanya.Amerika Serikat dengan kekuatan politik yang dimiliki dapat mempengaruhi pemerintahan Yaman, Kehadiran Amerika di Yaman secara tidak langsung dapat menekan dan memantau ideologi – ideologi ekstrim yang memang menyebar di Timur tengah (www.suaramedia.com). Dengan terlibatnya Amerika Serikat dalam penanganan pemberontakan Al-Houthi di Yaman, Amerika Serikat mendapat keuntungan untuk menjalankan kepentingan nasional negaranya.Amerika Serikat bisa mendapatkan akses-akses untuk memperoleh kekuasaan di wilayah strategis yang ada di Yaman.Seperti yang dilakukan Amerika Serikat di salah satu pulau di wilayah Yaman, yakni pulau Scotra.Di pulau Scotra Amerika Serikat mendirikan pangkalan militernya, jelas keberadaan pangkalan militer tersebut sangat berguna untuk mengontrol wilayah Yaman terlebih terhadap negara sekitar termasuk Iran yang memang memiliki sentimen politik dengan Amerika Serikat. Kepentingan Ekonomi Amerika Serikat Sumber daya alam yang dimiliki sebuah negara merupakan salah satu alasan yang menarik bagi negara-negara lain untuk memiliki bagian di wilayah tersebut, terutama negara-negara kuat.Yaman, sebuah negara miskin di wilayah Arab tetapi memiliki sumber daya alam yang melimpah kemudian menjadi salah satu target konsentrasi Amerika Serikat untuk mereka kuasai. Sejak awal berdirinya Amerika Serikat memiliki reputasi sebagai negara yang selalu melebarkan kekuasaannya keseluruh penjuru dunia.Hal ini sangat wajar karena ideologi Amerika Serikat adalah imperial (penjajah). Bahkan penjajahan adalah pilar sekaligus metode baku, ideologi ini untuk mempertahankan eksistensinya sekaligus menyebarkan pengaruhnya keseluruh dunia. Dengan segala perangkat kapitalisnya, pemerintah Amerika Serikat selalu berupaya melebarkan sayap mereka kenegara lain. Dengan cara itulah Amerika Serikat mempertahankan hegemoni kekuasaannya dan melanjutkan agenda eksploitasi dan kapitalisnya. Itu semua dilakukan Amerika Serikat untuk menjamin penguasaan atas minyak dan gas, mengamankan investasi Amerika Serikat di negara-negar diluar wilayahnya (www.voaislam.com). Berdasarkan kebutuhan Amerika Serikat terhadap minyak yang begitu besar dengan cara mengimpor sekitar 55%, telah mendorong Amerika Serikat untuk mencari sumber-sumber minyak termasuk di Yaman demi mengamankan kebutuhan minyaknya. Pada tahun 2010 cadangan minyak Amerika Serikat hanya berjumlah 22
301
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016:293-304
milyar barel. Apabila kebutuhan minyak Amerika Serikat dibandingkan dengan cadangan minyak yang mereka miliki maka diperkirakan akan habis dalam 3 tahun. Yaman merupakan negara miskin di wilayah Arab, namun memiliki sumber daya alam yang cukup banyak.Karena keadaan negara Yaman yang tidak stabil dikarenakan konflik pemberontakan Al-Houthi sehingga membuat pemerintah Yaman menjadi tidak maksimal dalam mengeksplorasi kekayaan alam yang mereka miliki. Yaman negara ke 32 terbesar ekspiortir minyak dunia dan penjual gas alam cair ke 16 terbesar, dan potensi cadaangan gas alam Yaman mencapai 18 trilyun kaki kubik, kekayaan alam ini yeng menarik bagi Amerika Serikat Keadaan geostrategis Yaman juga menjadi alasan mengapa Amerika Serikat mau untuk ikut menangani pemberontakan di Yaman. Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan, Teluk Aden dan Laut Merah di sebelah barat, Oman disebelah timur dan Arab Saudi disebelah utara. Luas Yaman sekitar 530.000 km2 dan wilayahnya meliputi lebih dari 200 pulau.Dengan kondisi ini, Yaman merupakan negara dengan posisi paling strategis di Jazirah Arab. Pulau Kamara dan Prime terletak disebelah barat dan selatan Laut Merah. Sementara pulau Sokotra terletak disebelah Timur Laut Merah dan Pulau Correa dan Moria terletak disekitar perairan Oman.Pulau – pulau tersebut menyediakan posisi istimewa bagi Yaman (www.koranbaru/geostrategisyaman.com). Teluk Aden dan Selat Bab El Mandeb sebagai salah satu setrategis dunia memungkinkan Yaman untuk menguasai jalur pelayaran tersibuk dan perairan Laut Merah. Posisi Yaman di Selatan dan Barat Yang berbatasan dengan tiga negara Afrika yakni, Somalia, Djibouti, dan Ethiopia, telah menghubungkan Yaman dengan wilayah tanduk Afrika. Kontrol atas Selat El Mandeb membuat Yaman terhubung dengan semua negara dilepas pantai Laut Merah dan negara – negara yang menggunakan Laut Merah sebagai rute transportasi laut terpendek. Jelas bila ingin menguasai rute transportasi yang menghubungkan dunia Timur dan Barat, maka harus menduduki wilayah Yaman. Berdasarkan kepentingan nasional Amerika Serikat diatas jika didasarkan pada klasifikasi dari Donald E. Nuechterlein kepentingan nasional Amerika Serikat yang ingin di capai melalui kebijakan Amerika Serikat adalah threat to national political system sekaligus economic interest. Threat to natinal political intersest dalam hal kepentingan untuk menyelamatkan sistem politik nasional Yaman yang pro terhadap Amerika Serikat akan tetapi terancam oleh kekuatan politik baru yang diperjuangkan kelompok Al-Houthi di Yaman Utara, serta economic interest dalam setiap bantuan yang dilakukan oleh Amerika Serikat tentunya pemerintah Amerika Serikat telah mengkalkulasi keuntungan yang akan mereka peroleh dari Yaman. Dimana nantinya Amerika Serikat dapat mendapatkan kemudahan dalam mengeksplorasi sumber daya alam yang terdapat di Yaman, sehingga Amerika Serikat mendapat tambahan nilai ekonomi (www.jakartaforum.com).
302
Intervensi AS Menangani Pemberontakan Al-Houthi di Yaman (Apriyanus)
Bentuk Intervensi Amerika Serikat Dalam Penanganan Pemberontakan Al Houthi Dalam konflik yang terjadi di Yaman, bentuk intervensi yang dilakukan Amerika Serikat adalah dengan membantu pemerintah Yaman dalam melawan pemberontakan Al-Houthi, serta membantu pemerintah Yaman dalam menstabilkan kondisi keamanan dan perekonomian Yaman. Seperti yang diketahui bahwa pemerintah Yaman bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk melawan pemberontak AlHouthi. Ini terbukti pada tahun 2009 Amerika Serikat mengaku telah mengirimkan beberapa ahli militer ke Yaman untuk memberikan pelatihan terhadap pasukan militer Yaman dan mengalokasikan dana hingga 200 juta dolar untuk pelatihan serta melengkapi peralatan militer Yaman sebagai lanjutan dari program kontra terorisme atau operasi stabilitas. Pelatihan militer Amerika Serikat dilakukan di al Annad yang merupakan bekas pangkalan militer Yaman.Amerika Serikat juga menyerahkan empat helikopter bell, beserta suku cadangnya kepada angkatan udara Yaman, Helikopter ini untuk meningkatkan pertahanan udara Yaman. Dalam kunjungan menteri luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton ke Sana’a, Clinton menekankan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah menyeimbangkan kembali program bantuan Amerika Serikat untuk Yaman sehingga tidak lagi ditekankan untuk program anti terorisme dan bantuan keamanan, melainkan bantuan ekonomi dimana hampir dari separuh bantuan Amerika Serikat pada tahun 2010 sejumlah 300 juta dolar Amerika Serikat. Bantuan tersebut bertujuan untuk membantu Yaman mengatasi sumber daya minyak yang berkurang, serta mengatasi kekurangan air yang sangat parah.Pentagon menyatakan bahwa yang mereka tangani adalah satu paket pembangunan dan rekonstruksi yang ditujukan bagi korban konflik yang tinggal di berbagai daerah di Yaman (www.koranbaru/kunjunmganclinton.com). Hasil dari tindakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan melakukan intervensi di Yaman berdampak positif bagi Amerika Serikat, tetapi tidak bagi sebagian besar rakyat Yaman. Amerika Serikat berhasil memperkuat pengaruhnya di Yaman dan terus memaksa pemerintah Yaman untuk terus bergantung terhadap pemerintah Amerika Serikat. Pemerintah Yaman juga harus membagi wilayahnya yang strategis untuk Amerika Serikat membangun pangkalan militer untuk mengawasi jalur – jalur penting di sekitar Yaman, terlebih lag Amerika Serikat jelas memanfaatkan keadaan tersebut untuk mengawasi keadaan keamanan di Timur tengah. Bagi rakyat Yaman apa yang dilakukan Amerika Serikat, membuat kehidupan mereka semakin sengsara. Peperangan yang terjadi tidak hanya menyasar kepada pemberontak Al-Houthi tetapi tidak jarang masyarakat sipil juga terkena sasaran senjata-senjata yang di gunakan hinga mengakibatkan korban jiwa.Banyak dari masyarakat yang berada di wilayah konflik kehilangan tempat tinggal hingga mereka harus mengungsi ke wilayah yang dianggap aman, dan para warga sipil juga banyak yang kelaparan terutama anak – anak.
303
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016:293-304
Kesimpulan Apa yang dilakukan Amerika Serikat di Yaman tentunya bukan tanpa tujuan, melalui keterlibatannya Amerika Serikat tentu ingin menjalankan kepentingan nasionalnya, seperti kepentingan politik yaitu untuk memerangi kelompok teroris yang memang dengan konsisten terus di jalankan oleh Amerika Serikat. Kepentingan yang lain tentu saja kepentingan ekonomi dan geostrategis, dengan keikutsertaannya dalam penangan pemberontakan di Yaman dengan Amerika Serikat jelas meperhitungkan apa yang mereka dapat dari wilayah tersebut, terlebih Yaman memiliki sumber daya alam yang belum tereksplor dan wilayah perairan yang strategis. Daftar Pustaka Buku Nucterlain,Donald E.1979.National Interest A new Approach, Orbis. Vol 23. No.1 ( Spring). Plano, Jack C. andOlton, Roy.1982. The International Dictionary, third edition, ABC Clio Publisher, Western Michigan University-California Internet Yaman-fakta dan Sejarah Pemerintah Yaman dalam://http//www.aboutyaman.org.2007/21/yamanfakta-dan-sejarahpemerintah-yaman.html diakses 23 juni 2015 History of Yaman,”BBC.27 February Central Statistical Organitation of Yemen dalam http://www.statisticyearbooks.com/2004/03/central-statistical-ofyemen.html.diakses 23 juli 20152007.dalam http://www.bbc.co.uk,diakses 25 Aprill 2014 AS dalam Misi Rahasia “ Selamatkan” Yahudi di Yaman diakses dari http://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/12292-as-dalam-misirahasia-selamatkan-yahudi-yaman.html pada tanggal 30 Juli 2015 ‘’Amerika Buktikan Dukungan Kepada Yaman Dengan Bantuan Militer’’dalam http://www.voa-islam/news/islamic-world/2011/07/02/13161/amerikabuktikan-dukungan-kepada-yaman-dengan-bantuan-militer/diakses 27 September 2015 Yaman, Negara kecil yang memiliki kekayaan luar biasa diakses dari http;//www.jakartaforum.co.id/2015/04/yaman-negara-kecil-yangmemiliki.html?m=0 diakses pada tanggal 25 mei 2015 Geostrategis Bab El Mandeb” diakses http://koranbaru.com/389800/geostrategis-bab-el-mandeb.diakses tanggal 25 Juli 2014
dari pada
Menlu Clinton Melakukan Kunjungan mendadak ke Yaman, diakses dari : http://koranbaru.com/menlu-clintonl-melakukan-kunjungan-mendadak-keyaman. pada 4 Juli 2014
304