WULAN PRASASTI RRA1B110044 ABSTRAK Prasasti, Wulan 2015. “Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Menengah Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi.Pembimbing : (1) Drs. Albertus Sinaga, M.Pd., dan (2) Drs. Larlen, M.Pd. Kata Kunci : Kemampuan Menulis Cerpen, Metode Deskriptif Kuantitatif. Penulisan ini dilatarbelakangi oleh masih kurangnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen khususnya kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi padahal melalui kemampuan menulis cerpen, siswa diharapkan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya, serta mampu menulis cerpen dengan unsur-unsur pembangun cerpen yang ada. Sesuai dengan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa kelas VII C di SMP Negeri 11 Kota Jambi dalam menulis cerpen. Sumber data dalam penelitian ini yaitu berupa cerpen karangan siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015. Kemudian hasilnya diperoleh melalui perhitungan dari penilaian dari unsur-unsurpembanguncerpenyaitu tema, amanat, alur, penokohan, latar, gayabahasa, dansudutpandang. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatifuntukmendeskripsikan data yang dilakukanmelaluiperhitungan, penjumlahandanpemerolehanhasil yang sesuaidengankriteria yang ditentukan. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi berkategori “cukup mampu” dengan nilai 2,1 karena siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambimasih memiliki kelemahan dalam menerapkan tema, menyelipkan amanat, menerapkan alur menentukan tokoh dan penokohan,membangun latar, menggunakan gaya bahasa dan memberikan sudut pandang yang baik di dalam cerpen. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 11 Kota Jambi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kemampuan menulis cerpen berdasarkan unsur-unsurpembanguncerpenyaitu tema, amanat, alur, penokohan, latar, gayabahasa, dansudutpandang.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yangmemerlukan perhatian khusus baik oleh guru mata pelajaran atau pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan kurikulum pembelajaran.Saat ini pembelajaranmenulis lebih banyak disajikan dalam bentuk teori, tidak banyak melakukanpraktik menulis.Hal ini menyebabkan kurangnya kebiasaan menulis siswasehingga mereka sulit menuangkan ide mereka dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis yang tidak diimbangi dengan praktik menjadi salahsatu faktor kurang terampilnya siswa dalam menulis.Siswa pada sekolah menengah pertama seharusnya sudah lebih dapat untuk mengekspresikan gagasan,pikiran, dan perasaannya secara tertulis.Namun pada kenyataannya, kegiatanmenulis belum sepenuhnya terlaksana.Menyusun suatu gagasan, pendapat, danpengalaman menjadi suatu rangkaian berbahasa tulis yang teratur, sistematis, danlogis bukan merupakan pekerjaan mudah, melainkan pekerjaan yang memerlukanlatihan terus-menerus. Pembelajaran yang diajarkan pada siswa di jenjang SMP salah satunya adalah menulis cerita pendek (cerpen).Sesuai dengan sebutannya, cerita pendek memang sebuah cerita yang pendek. Alur cerita tidak bertele-tele, berkepanjangan, carapengaturan cerita padat dan pas, sehingga masalah yang timbul dapat selesai atau dianggap selesai. Cerpen merupakan prosa yang mengkisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang berupa pertikaian-pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung pesan yang tidak dapat dilupakan.Cerpen sebagai cerita rekaan tentunya ditulis oleh pengarang
2
berdasarkan kenyataan, atau yang terjadi di sekelilingnya.Kenyataan inilah yang dapat dipelajari oleh siswa dan mengetahui hikmah yang terkandung di dalam cerpen tersebut untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Materi pembelajaran menulis cerpen dianggap sangatlah penting bagi siswa, hal ini dapat dibuktikan dengan tercantumnya materi penulisan cerpen dalam Kurikulum 2013 yang memuat materi penulisan cerpen dengan Kompetensi Inti: KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan. KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4: Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengaambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar 4.2:Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
Kurikulum, sekolah, dan guru adalah komponen-komponen yang pentingdalam pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah.Semuanya saling berhubungan,tidak ada yang bisa berdiri sendiri. Kurikulum mengandung materi-materi apa sajayang menjadi batasan di setiap tingkat kelas dan mempunyai standar penguasaanpada siswa, serta tujuan yang harus dicapai siswa disetiap kompetensi.Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam
3
cerpenmerupakan salah satu standar kompetensi
yang harus ditempuh oleh siswa
dalampembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan menulis cerpen telah dilakukan oleh Suhendra (2011) dengan judul “Kemampuan Siswa Kelas VII SMPNegeri 1 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2010/2011 Dalam Menulis Cerpen”, bahwa kemampuan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Muaro Jambi dalam menulis cerita pendek masih didapatkan beberapa kekurangan dalam memperhatikan pemahaman tentang unsur-unsur pembangun cerpen itu sendiri, sehingga cerpen yang dihasilkan menjadi kurang menarik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa kelas VIIC SMP Negeri 11 Kota Jambi tahun pelajaran 2014/2015?” 1.3 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk dapat melihat kemampuan menulis cerpen siswa kelas VIIC SMP Negeri 11 Kota Jambi tahun pelajaran 2014/2015. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara praktis.Manfaat penelitian secara praktis adalah sebagai berikut. 1) Bagi guru Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dalam menciptakan suasanabelajar mengajar sastra khususnya menulis cerpen secara bervariasi sehinggasiswa tidak merasa bosan dalam mempelajari bahasa dan sastra Indonesia. 2) Bagi siswa
4
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis, menyalurkan kegemaran yang sudah dimilikinya dan meningkatkan kepekaan terhadap fenomena yang terjadi disekitarnya. 3) Hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat digunakan sebagaipengembangan proses pengajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi.
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Keterampilan Menulis Keterampilan menulis dapat mengembangkan bakat yang dimiliki setiaporang dalam
menumpahkan semua gagasan, pikiran, pengalaman danpandangannya.Oleh karena itu, salah satu keterampilan berbahasa yang harusdikuasai dalam komunikasi adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulisadalah suatu proses berpikir yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Ide ataugagasan tersebut kemudian dikembangkan dalam wujud rangkaian kalimat, selainitu menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untukberkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. 2.2
Tujuan Menulis Menulis menjadi sebuah pekerjaan dari beberapaorang, dimana mereka menggantungkan
hidupnya dari apa yang telah mereka tulis walaupun pada awalnya menulis merupakan sebuah hobi bagi kebanyakanorang. Adapun tujuan menulis
yang dijabarkan oleh Hartig
(Tarigan1986:24) adalah sebagai berikut. 1) Assignment purpose (tujuan penugasan) 2) Altruistik purpose (tujuan altruistik) 3) Persuasive purpose (tujuan persuasif). 4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) 5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri). 6) Creative purpose (tujuan kreatif). 7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).
6
Tujuan-tujuan yang telah dipaparkan menjadi suatu jawaban daripertanyaan yang diajukan oleh beberapa orang tentang “apa yang kita tuju dalamkegiatan menulis?”.Selain mempunyai tujuan, menulis cerpen juga mempunyaibeberapa fungsi di mana menulis membantu seseorang berfikir.Menulis itusendiri digunakan sebagai suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yangdengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. 2.3
Pengertian Cerpen Cerita pendek atau cerpen merupakan sebuah karya sastra berbentuk prosadan
mempunyai komposisi cerita, tokoh, latar, yang lebih sempit dari pada novel.Cerita pendek merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya. Kita juga harus mengetahui apa itu cerpen, supaya kita bisa memahami dan mengamalkan penulisan cerpen dalam kehidupan kita sehari-hari. 2.3.1
Unsur-unsur Pembangun Cerpen Unsur-unsur yang ada di dalam cerpen mencakup unsur intrinsik.Seperti tema yang
merupakan ide pokok atau pikiran utama.Alur yang membantu pembaca menangkap gambaran utuh dari cerita. Penokohan yang memberi nama dan ciri tokoh. Serta latar yang memberi pijakan cerita. Maka kualitas cerpen ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya, dengan kriteria tema, amanat, alur (plot), penokohan, latar (setting), gaya bahasa, dan sudut pandang yang baik (Aminuddin, 2011:90). Cerpen yang baik mengandung unsur-unsur pembangun sebagai berikut a. Tema Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tokoh
pengarang
dalam
memaparkan
karya
fiksi
yang
diciptakannya
(Aminuddin,
2011:91).Tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur-unsur lainnya.Jadi, bisa dikatakan tema 7
adalah ide atau gagasan atau permasalahan yang mendasari suatu cerita yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita. Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemaparan tema tersebut. b. Amanat Kita dapat mengetahui amanat dalam cerita, setelah membaca cerita tersebut secara utuh.Oleh karena itu, amanat merupakan salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam cerpen, karena dengan adanya amanat, pembaca dapat menarik suatu kesimpulan berupa nasehat dan bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan pembaca.Surana (2001:85) mengungkapkan bahwa amanat atau pesan adalah gagasan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya secara tersirat. c. Alur (plot) Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam sebuah karya sastra khususnya cerita pendek. Bedasarkan cara menyusun bagian-bagiannya, alur dapat dibedakan menjadi alur maju, alur sorot balik (flash back) dan alur gabungan. Alur maju adalah alur cerita yang dimulai masa kini, lalu diungkapkan masa atau rencana mendatang. Alur mundur adalah alur cerita dengan torehan kembali ke masa lalu, dikenal dengan sorot balik(Surana, 2001:55).Alur gabungan adalah karya sastra bukan hanya memakai satu alur saja yang dipakai oleh pengarang, bukan hanya alur maju atau alur mundur, sehingga dapat digabung dari kedua alur tersebut (Husnan, 1986:132-133).
8
d. Penokohan Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang hidup di dunia nyata. Tarigan (1982:141) menyatakan bahwa penokohan atau karakterisasi adalah proses yang dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya. Sedangkan Aminuddin (2011:79) menyatakan tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. e. Latar Cerpen dikatakan baik apabila tepat dalam memilih tempat yang mengukuhkan terjadinya peristiwa, tepat memilih waktu yang memiliki tampakan atmosfir dan mampu menggambarkan suasana yang mendukung cerita. f. Gaya Bahasa Dalam karya sastra kedudukan bahasa sangat penting karena bahasa tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan maksud cerita tersebut, tetapi tidak berfungsi sebagai sarana yang dapat menimbulkan kesan imajinatif terhadap pembacanya. Gaya bahasa dalam karya sastra dapat menimbulkan rasa keindahan, rasa kebencian, rasa jijik, rasa kasihan, rasa kemesraan dan sebagainya, yang jelas penggunaan gaya bahasa dapat memiliki rasa jika menggunakan bahasa itu dengan baik. g. Sudut Pandang Sudut pandang adalah cara memandang yang digunakan sebagai sarana menyajikan tokoh, tindakan latar, dan sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah cerita kepada pembaca.
9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurboko dan Achmadi (2001:19) menyatakan bahwa penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, sedangkan penelitian kuantitatif adalah untuk mendeskripsikan data yang dilakukan melalui perhitungan, penjumlahan dan pemerolehan hasil yang berupa persentase sesuai dengan kriteria yang ditentukan. 3.2 Subjek Penelitian Berdasarkan judul penelitian, maka yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. 3.3 Data dan Sumber Data Data penelitian ini adalah kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015.Sumber datanya yaitu berupa cerpen karangan siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2014/2015. 3.4 Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2006:160), ”Instrumen penelitian adalah alat bantu/alat ukur yang digunakan
peneliti
untuk
mempermudah
dirinya
untuk
mengumpulkan
data
yang
dibutuhkan”.Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis cerita pendek. 10
3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes menulis cerpen. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan memberikan tes pada subjek penelitian yang berupa kemampuan menulis cerita pendek dari siswa. b. Peneliti mengecek dan memeriksa kehadiran siswa. c. Peneliti memberi penjelasan kepada siswa tentang unsur-unsur pembangun cerpen. d. Peneliti meminta siswa untuk menuangkan pengalaman tersebut ke dalam bentuk cerpen. e. Siswa mulai menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi mereka yang telah disesuaikan dengan instrumen: 1. Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dengan tema bebas. 2. Buatlah cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen. 3. Waktu mengerjakan 90 menit. f. Siswa mengumpulkan tugasnya.
Tabel 3.1 Pedoman Penialaian Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Unsur-unsur Pembangunnya No
Aspek Penilaian
Skor Maksimal
1
Tema
5
2
Amanat
5
3
Alur
5
4
Penokohan
5
5
Latar
5
6
Gaya Bahasa
5
7
Sudut Pandang
5
11
Kriteria penilaian unsur-unsur pembangun cerpen bisa dilihat dalam tabel 3.2kriteria penilaian di bawah iniberdasarkan landasan teoritis yang ada. Adapun aspek yang dijadikan kriteria penilaian dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen yaitu : Tabel 3.2 Kriteria PeniaianKemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Unsur-unsur Pembangun Cerpen No 1
2
3
4
Aspek Penilaian Tema
Amanat
Alur
Penokohan
Indikator
Skor Nilai
Dapat mendeskripsikan tema. Tergambar pada ucapan, tindakan dan kejadian. Memiliki hubungan di setiap paragraf. Arah dan tujuan cerita jelas sampai ke kesimpulan keseluruhan cerita. Dapat dimengerti oleh pembaca.
Jika ada 5, skor 5
Sangat Mampu
Jika ada 4, skor 4
Mampu
Jika ada 3, skor 3
Cukup Mampu
Jika ada 2, skor 2
Kurang Mampu
Jika ada 1, skor 1
Tidak Mampu
Jika ada 5, skor 5
Sangat Mampu
Jika ada 4, skor 4
Mampu
Jika ada 3, skor 3
Cukup Mampu
Jika ada 2, skor 2
Kurang Mampu
Jika ada 1, skor 1
Tidak Mampu
Jika ada 5, skor 5
Sangat Mampu
Jika ada 4, skor 4
Mampu
Jika ada 3, skor 3
Cukup Mampu
Jika ada 2, skor 2
Kurang Mampu
Jika ada 1, skor 1
Tidak Mampu
Jika ada 5, skor 5
Sangat Mampu
Jika ada 4, skor 4
Mampu
Jika ada 3, skor 3
Cukup Mampu
Jika ada 2, skor 2
Kurang Mampu
Jika ada 1, skor 1
Tidak Mampu
Memiliki amanat atau pesan. Dapat menggambarkan isi pesan dengan jelas. Dapat dimengerti pembaca. Bersifat nasehat langsung atau tidak langsung Terdapat dikeseluruhan isi cerpen.
Memiliki peristiwa (maju, mundur atau gabungan) Memiliki pembuka, konflik dan akhir. Berkesinambungan. Memiliki atmosfer cerita. Jalan cerita digambarkan secara jelas.
Memiliki tokoh dan watak yang jelas (antagonis, protagonis) Tokoh sesuai dengan tema cerita. Terdapat penjelasan tokoh. Terdapat penggambaran fisik tokoh. Tokoh dapat dimengerti pembaca.
12
Kriteria
5
6
7
Latar/setting
Memiliki latar. Memiliki kejelasan tempat. Memiliki kejelasan waktu. Memiliki kejelasan suasana. Saling berkesinambungan.
Gaya Bahasa
Memilih kata dan penggunaan kalimat yang baik. Mengandung unsur emotif bersifat konotatif. Menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Memilih ungkapan yang mewakili sesuatu yang diungkapkan. Memiliki majas serta penghematan kata dan kalimat.
Memiliki letak sudut pandang yang jelas dengan orang pertama, orang ketiga maupun campuran. Memiliki kejelasan siapa yang diceritakan. Memiliki kesesuaian dengan tema. Memberikan perasaan kedekatan tokoh. Menunjukkan perasaan tokoh kepada pembaca.
Sudut Pandang
Jika ada 5, skor 5
Sangat Mampu
Jika ada 4, skor 4
Mampu
Jika ada 3, skor 3
Cukup Mampu
Jika ada 2, skor 2
Kurang Mampu
Jika ada 1, skor 1
Tidak Mampu
Jika ada 5, skor 5
Sangat Mampu
Jika ada 4, skor 4
Mampu
Jika ada 3, skor 3
Cukup Mampu
Jika ada 2, skor 2
Kurang Mampu
Jika ada 1, skor 1
Tidak Mampu
Jika ada 5, skor 5
Sangat Mampu
Jika ada 4, skor 4
Mampu
Jika ada 3, skor 3
Cukup Mampu
Jika ada 2, skor 2
Kurang Mampu
Jika ada 1, skor 1
Tidak Mampu
Sumber: online http://identesis.com/peningkatan-kemampuan-menulis-cerpen-melalui teknik-pengandaian-diri-siswa-kelas-X2-SMAN4. Berdasarkan kriteria dalam tabel 3.2, dapat diketahui siswa yang berhasil mencapai skala nilai sangat mampu, mampu, cukup mampu, kurang mampu dan tidak mampu. Berikut ini adalah skala nilai menulis cerita pendek: Tabel 3.3 Daftar skala skor keterampilan menulis cerpen berdasarkan Penerapan Unsur-unsur Pembangun Cerpen Aspek Penilaian Skala Nilai SM M
Tema
Amanat
Alur
Penokohan
Latar
Gaya Bahasa
Sudut Pandang
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
13
CM KM TM
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
Keterangan: SM
= Sangat Mampu
KM
= Kurang Mampu
M
= Mampu
TM
= Tidak Mampu
CM
= Cukup Mampu
3.6
Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: 1. Membaca seluruh cerpen siswa. Lalu mencari ketujuh unsur pembangun cerpen dan menilai satu per satu tulisan tersebut. Tulisan akan dinilai penilai I (Guru Bahasa Indonesia kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi), kemudian dinilai oleh penilai II (Peneliti), dengan menggunakan rumus Nurkencana dan Sunartana, (1986:152) sebagai berikut: M= ∑fx N Keterangan: M
= Rata-rata skor
∑ fx
= Jumlah skor standar
N
= Jumlah Individu
14
Tabel 3.5 Kriteria Peringkat Kemampuan Data Siswa
Predikat
4,1-5 3,1-4 2,1-3 1,1-2 0-1
Sangat Mampu Mampu Cukup Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu
Sumber : Nurgiyantoro (1988:65) Berdasarkan kriteria tersebut maka prosedur penafsiran dalam penelitian ini adalah dengan cara menilai kemampuan menulis cerpen siswa di kelas VII C.
15
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Mengukur tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015, hasilnya diperoleh melalui perhitungan dari penilaian dari unsur-unsur pembangun cerpen yaitu tema, amanat, alur, penokohan, latar, gaya bahasa, dan sudut pandang. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada uraian sebagai berikut: 4.1.1 Hasil Penilaian dari Unsur Tema Kemampuan rata-rata siswa dalam menerapkan unsur tema, termasuk dalam kategori”mampu” dengan nilai rata-rata 3,3 4.1.2 Hasil Penilaian dari Unsur Amanat Kemampuan rata-rata siswa dalam menerapkan unsur amanat termasuk dalam kategori“mampu” dengannilai rata-rata3,1 4.1.3 Hasil Penilaian dari Unsur Alur Kemampuan
rata-rata
siswa
dalam
menerapkan
unsur
alur
termasuk
dalam
kategori“kurang mampu” dengannilai rata-rata 2 4.1.4 Hasil Penilaian dari Unsur Penokohan Kemampuan rata-rata siswa dalam menerapkan unsur penokohan termasuk dalam kategori“kurang mampu” dengan nilai rata-rata 1,7.
16
4.1.5 Hasil Penilaian dari Unsur Latar Kemampuan
rata-rata
siswa
dalam
menerapkan
unsur
latartermasuk
dalam
kategori“cukup mampu” dengannilai rata-rata 2,6. 4.1.6 Hasil Penilaian dari Unsur Gaya Bahasa Kemampuan rata-rata siswa dalam menerapkan unsur gaya bahasa termasuk dalam kategori“cukup mampu” dengannilairata-rata 2,1 4.1.7 Hasil Penilaian dari Unsur Sudut Pandang Kemampuan rata-rata siswa dalam menerapkan unsur sudut pandang termasuk dalam kategori “kurang mampu” dengannilai rata-rata 1,9 4.2 Pembahasan Berdasarkan penilaian kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015 ecara keseluruhan kemampuan rata-rata siswa dalam menulis cerpen berdasarkan penerapan unsur tema adalah 3,3 dengan kategori “mampu”, karena berada pada interval 3,1-4. Dalam hal memilih dan mengemas tema siswa mampu, hal ini diketahui ada sebanyak 9 dari 28siswa yang memperoleh nilai 5,4 dari 28 siswa memperoleh nilai 4, dan 6 dari 28siswa memperoleh nilai 3. Tabel 4.4.2 Berikut nilai kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII C SMP 11 Kota Jambi. No 1 2 3 4 5 6
Unsur penilaian Tema Alur Tokoh dan perwatakan Latar Sudut Pandang Amanat
17
Skor
Nilai Rata-rata
95 89 56 50 75 61
3,3 3,1 2 1,7 2,6 2,1
7
Gaya Bahasa
37 Jumlah Nilai Rata-rata Kategori
1,9 14,8 M = 14,8 7 = 2.1 Cukup Mampu
Hasil penelitian ini berbeda dengan peneliti sebelumnya, kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Muaro Jambi oleh Suhendra (2011).Hasil penelitian ini diperoleh secara umum kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Muaro Jambi menuliscerpen adalah kurang mampu.
18
PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam bab IV, disimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan unsurunsur pembangun cerpenberada pada kriteria “cukup mampu” dengan nilai 2,1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa di kelas VII C SMP Negeri 11 Kota Jambimasih memiliki kelemahan dalam menerapkan tema, menyelipkan amanat, menerapkan alur menentukan tokoh dan penokohan,membangun latar, menggunakan gaya bahasa dan memberikan sudut pandang yang baik di dalam cerpen. 5.2 Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran kepada guru dan peneliti selanjutnya sebagai berikut. 1. Guna meningkatkan pemahaman siswa yang kurang terhadap menulis cerpen, hendaknya guru bisa meningkatkan pengajaran dan pemahaman tentang penulisan cerpen dengan baik dan benar khususnya pada unsur instrinsik. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti kemampuan menulis cerpen secara tertulis dapat memanfaatkan skripsi ini sebagai bahan rujukan.
19
DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung :Sinar Baru Algensindo. Arikunto,S. 2006. Prosedur Penilitian :Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta. Husnan.1986. Apresiasi Sastra untuk Indonesia.Bandung : Angkasa Kosasih, E. 2012.Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Rama Widya. Nurboko, Ahmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BFFE-Yogyakarta. Nurkencana dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Nursito, 2001.Penuntun Mengarang.Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi.Yogyakarta: Gama Media. Semi, M. 1988.Anatomi Sastra.Padang : Angkasa Raya. Sumardjo, Jakob dan Saini. 1997.Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Pustaka Jaya. Surana.2001. Pengantar Sastra Indonesia.Solo: PT Tiga Serangkai. Suroto.1989. Apresiasi Sastra Indonesia.Jakarta: Erlangga. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa. Titik, WS 2012.Kreatif Menulis Cerita Anak. Bandung : Nuansa. http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam-prosa/
20