“WAKUL PINCUK” Elly Juniantik
[email protected]
Dr. Hj. Warih Handayaningrum, M. Pd
[email protected] Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
Abstrak Karya tari Wakul Pincuk merupakan sebuah karya yang berangkat dari fenomena pedagang pecel Pincuk keliling yang berjuang menjajakan dagangannya ditengah maraknya warung makan rumahan. Karya ini memilih fokus untuk memvisualisasikan sebuah karakter pedagang Pincuk yang bekerja keras tidak mengenal lelah. Karya tari ini ditujukan agar dapat mengetahui bahwasannya sebuah ide atau gagasan dalam membuat sebuah karya tari dapat diambil dari sebuah pengamatan sehari-hari yang mana terdapat kesenjangan yang dapat dijadikan sebuah fenomena untuk membuat suatu karya tari, yang di dalam pertunjukannya menghasilkan sebuah makna yang terkandung dalam tarinya melalui gerak yang bersifat simbolik. Proses eksplorasi gerak berangkat dari gerak tradisi yang dipadukan dengan gerak tari Dongkrek yang kreasikan. Sebuah kesenjangan tentunya dapat dijadikan pijakan alasan mengapa karya tersebut dibuat, yaitu untuk mengungkapkan kesenjangan tersebut dalam sebuah karya. Tujuan karya tari ini adalah untuk memperkenalkan makanan khas Madiun yaitu pecel Pincuk melalui seni tari. Kata Kunci: Bekerja Keras, Wakul, Pincuk
Abstract Wrap Pincuk dance work is a work that departs from the phenomenon of pecel seller Pincuk who struggle to peddle wares in the middle of the rampant home-based food stalls. This work chose the focus to visualize a Pincuk merchant character who works hard tirelessly. This dance work is intended to be able to know that an idea or idea in making a dance can be taken from a daily observation which there is a gap that can be used as a phenomenon to create a work of dance, which in the show produces a meaning contained in Tariinya through motion that is symbolic. The exploration process of motion departs from the motion of tradition combined with the dance of Dongkrek dance creations. A gap of course can be used as a basis for why the work is made, namely to reveal the gap in a work. The purpose of this dance is to introduce the typical food of Madiun pecel Pincuk through the art of dance. Keywords: Hard Working, Wakul, Pincuk
1
pecel maupun krupuk pecel yang dalam
PENDAHULUAN Manusia tidak lepas dari seni dalam
pengemasannya menggunakan Pincukkan
kehidupan sehari-hari, baik disadari maupun
(daun pisang yang dilipat dengan ujung
tidak
tengah yang lancip).
disadari.
dibicarakan
Seni
menarik
bukan
untuk
hanya
karena Melihat fenomena pedagang pecel
keindahannya, tetapi karena kenyataannya seni
selalu
melekat
pada
Pincuk keliling di Madiun yang semakin
kehidupan
lama semakin sedikit, muncullah sebuah
manusia. Dalam pertunjukan seni tari sering
karya yang terinspirasi dari pedangang
dijumpai berbagai unsur seni yang paling
pecel Pincuk keliling tersebut. Karya ini
terkait di dalamnya. Walaupun karya tari
difokuskan pada kegiatan pedagang pecel
pada dasarnya dinikmati orang melaui
Pincuk keliling, mulai dari menjajakan
indera mata (penglihatan), tetapi berbagai
dagangan
unsur lainnya muncul secara bersam-sama
tersebut, saya akan mengangkat sebuah
seni rupa sebagai tata rias wajah dan
esensi bagaimana seorang pedagang pecel
busana, serta unsur drama dalam tata unsur-unsur
tersebut
menimbulkan
Pincuk
seni
dapat
dirasakan
dan pengolahan property wakul dan Pincuk
dengan
dalam setiap gerak. merupakan
tempat
Dalam penggarapan karya tari ini,
atau
variabel isi berupa kegiatan berdagang
wadah yang terbuat dari bambu, yang biasa
pedagang pecel Pincuk. Variabel bentuk
digunakan untuk tempat barang berdagang.
memfokuskan pada penggarapan bentuk
Pincuk merupakan daun pisang
dramatik. Dalam bentuk dramatik tersebut
yang dilipat, dimana ujungnya dibuat
akan disajikan beberapa kekuatan-kekuatan
lancip, yang biasa digunakan untuk tempat
yang memiliki makna kontras yang akan
makanan. Berdagang
merupakan
ditangkap oleh penonton berupa beberapa
suatu
bentuk gerakan yang disajikan. Variabel isi
pekerjakan menjajakan suatu barang atau
yang
produk, baik berupak makanan, sandang,
Masyarakat
khas
masuarakat
Madiunpun
ditonjolkan
adalah
ketika
membeli pecel Pincuk keliling karena sudah
Madiun.
banyak
akan
semakin berkurangnya minat pembeli untuk
papan, dan lainnya. Pecel merupakan makanan
berbagai
karya tari ini dengan mengutamakan bentuk
kesadaran penuh. Wakul
dengan
pecel Pincuknya. Kami akan menggarap
orang-orang yang mengamatinya. Karya tersebut
keliling
kegiatannya dalam menjajakan dagangan
kenikmatan
tersendiri yang lebih kompleks sifatnya bagi
seni
bagaimana
pendekatan estetika tari. Dengan fenomena
unsur musik sebagai pengirngnya, unsur
Kesatuan
dan
membuat Pincukkan yang digarap melalui
di dalamnya. Tari tidak bisa terlepas dari
geraknya.
pecelnya
banyak warung makan yang menyediakan
yang
pecel Pincuk.
bekerja sebagai pedagang pecel, baik nasi 2
Tujuan Penciptaan karya tari ini
2. Wakul
adalah untuk memvisualisasikan kegiatan
Wakul merupakan sebuah wadah atau tempat
pedagang
dan
terbuat dari anyaman bambu atau rotan dengan
memperkenalkan makanan khas Madiun
mulut berbentuk lingkaran, sedangkan bagian
dalam bentuk gerak (karya tari). Kegiatan
bawahnya berbentuk segi empat yang ukurannya
tersebut dimulai dari kegiatan menjajakan
lebih kecil daripada ukuran bagian mulutnya, wakul
dagangannya
biasanya digunakan untuk tempat menyimpan
pecel
Pincuk
dan
keliling,
bagaimana
membuat
sebuah Pincukkan tempat makanan pecel.
barang
Manfaat Penciptaan karya tari ini
3. Pincuk
adalah Karya tari yang diciptakan penulis
Wadah (makanan) terbuat dari daun pisang yg
diharapkan mampu memberikan manfaat
dilipat
didalam
kehidupan
membentuk lekukan lanjip di tengahnya.
penulis,
memperkaya
diantaranya,
Bagi
wawasan
dan
karya
tari
dengan
lidi
sehingga
landasan untuk mewujudkan karya tari ini, di
tari dari suatu konsep yang berbeda dengan bentuk
disemat
Adapun beberapa teori yang menjadikan sebuah
pengetahuan dalam membuat sebuah karya
mengambil
dan
antaranya:
tentang
kegiatan pedagang pecel Pincuk. Bagi 1.
pendidikan, sebagai bahan kajian yang
Tari Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang
mengedepankan wawasan, sikap kritis dan
bertumpu pada gerak.Dalam rangka memperkuat
bentuk penyajian pertunjukan yang unik dan
definisi tari, penulis perlu mengutip pendapat dari
menarik. Bagi masyarakat, memberikan
beberapa
wawasan mengenai makanan khas yang ada
ahli
untuk
dijadikan
acuan.R.M
Soedarsono dalam bukunya Pengantar Apresiasi
di kabupaten Madiun.
Seni, tari adalah ekspresi perasaan tentang sesuatu Definisi
operasional
adalah
lewat gerak ritmis yang indah yang telah mengalami
penyatuan
stilisasi atau distorsi. Pangeran Suryadiningrat
pendapat atau kesepakatan pendapat tentang sesuatu
seorang ahli tari Jawa berpendapat tari adalah gerak
sehingga mempunyai presepsi yang sama antara
dari seluruh anggota tubuh manusia yang disusun
penulis dengan pembaca.
selaras dengan irama musik serta mempunyai
1. Visualisasi
maksud tertentu. Dan Kamaladevi Chattophaya,
Visualisasi adalah rekayasa dalam pembuatan
seorang ahli tari dari India mengemukakan bahwa
gambar, diagram, atau animasi untuk penampilan
tari adalah desakan perasaan manusia di dalam
suatu informasi. Secara umum visualisasi merupakan
dirinya
gambaran baik yang bersifat abstrak maupun nyata
yang
mendorongnya
untuk
mencari
ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis.
yang telah dikenal sejak awal dari peradaban manusia.
3
choreography, yaitu choreia yang artinya „tarian
2. Visualisasi adalah
bersama‟ atau „koor‟ dan graphia yang artinya
penampilan informasi yang bersifat komplek ke
„penulisan‟. Jadi koreografi adalah penulisan dari
dalam
(Chapman,
sebuah tarian kelompok, akan tetapi dalam dunia tari
2004:665). Secara umum, visualisasi dalam bentuk
koreografi sering diartikan sebagai pengetahuan
gambar baik yang bersifat abstrak maupun nyata
penataan tari atau hasil susunan tari (Murgiyanto,
telah dikenal sejak awal dari peradaban manusia.
1983:3). Pengertian lain koreografi pada tataran
Contoh dari hal ini meliputi lukisan di dinding-
teknis dipadankan dengan istilah “garap”, atau
dinding
perilaku kreatif yang mencari sejumlah teba gerak
Visualisasi
bentuk
gua
visual
dari
(visualization)
(gambaran)
manusia
purba,
bentuk
hurufhiroglip Mesir, sistem geometriYunani, dan
baru terhadap karya tari (Hidayat, 2011:32).
teknik pelukisan dari Leonardo da Vinci untuk
Berbagai pemahaman dari pendapat di atas istilah
tujuan rekayasa dan ilmiah, dll. Zim-mermann & Cunngingham (1991) dan
koreografi
dapat
disimpulkan
pemilihan,
penataan
dan
sebagai
proses
pengaturan
dalam
Hershkowitz (1989) mengatakan bahwa visualisasi
menciptakan gerak sehingga menjadikan sebuah
adalah kemampuan, proses dan produk dari kreasi,
karya tari, selain itu selalu ada manusia kreatif yang
interpretasi, penggunaan dan refleksi gambar,
menjalankannya. Seseorang dianggap kreatif adalah
diagram, di dalam pikiran di atas kertas atau dengan
seseorang yang berani menghadapi segala resiko
teknologi, dengan tujuan menggambarkan dan
berhasil atau tidak berhasil dalam pencarian gerak
mengkomunikasikan informasi, memikirkan dan
yang belum ada serta manusia yang memiliki ide
mengembangkan ide-ide yang sebelumnya tidak
dari sebuah gambaran suatu sikap baru, pandangan
diketahui danmemajukan pemahaman.
baru serta konsep baru, pernyataan mengenai manusia kreatif ini dalam dunia tari yang sering
3.Tema
yang
dikenal dengan sebutan koreografer (Sumardjo, Tema adalah gagasan utama atau ide pokok
2000:80). Menurut Sal Murgiyanto ada beberapa
ingin
prinsip bentuk seni di antaranya: Transisi, Urutan
diungkapkan
pencipta
kepada
penikmatnya. Seorang penata tari harus jujur
(Sequence), Repetisi.
terhadap diri sendiri dan bekerja didalam jangkauan pengalamannya. Tema sendiri terdiri dari tema besar yang merupakan gambaran secara keseluruhan
METODE PENCIPTAAN
tentang karya tari dan tema kecil atau sub-sub tema
Dalam karya ini koreografer akan menggunakan
yang mewakili alur atau sesuatu gagasan yang akan
metode konstruksi, Konstruksi adalah metode yang
diungkapkan dalam satu rangkaian tari.
digunakan
sebagai
langkah-langkah
untuk
mengkonstruksi sebuah tarian yang terdiri dari 3.Koreografi
rangsang awal, menentukan tipe tari, menentukan
Menurut pengertian Sal Murgiyanto dalam
mode penyajian, kegiatan eksplorasi, improvisasi,
bukunya yang berjudul “Koreografi” mengatakan
analisis
bahwa koreografi berasal dari bahasa Inggris
penghalusan atau finishing. Seperti halnya menurut 4
dan
evaluasi,
serta
seleksi
untuk
Jacqueline Smith yang telah diterjemahan oleh Ben
Hidup wajib terus bekerja
Suharto dalam metode konstruksi 1 mengatakan,
Dengan halal dalam usaha
awal terdapat rangsang tari, tipe tari, perlakuan
Andai saja tau semua
terhadap
Pecel Pincuk Madiun punya
bahan
untuk
membuat
gerak
representational dan simbolik, improvisasi–seleksi pemula gerak tari (Suharto, 1985:20).
3. Tipe/ jenis karya a.
A. Rencana Karya 1.
Tipe karya
Karya ini menggunakan tipe tari simbolis .
Tema
Simbol seni adalah sesuatu yang diciptakan oleh
“Bekerja Keras” Bekerja keras adalah kegiatan yang
seniman
dan
secara
bersama,
teratur,
konvensional
digunakan
benar-benar
dipelajari,
dan
tanpa
sehingga memberi pengertian hakikat “karya seni”,
mengenal lelah atau berhenti sebelum target
yaitu suatu kerangka yang penuh dengan makna
kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau
untuk
memperhatikan kepuasan hasil pada setiap
lingkungan, diri sendiri, sekaligus sebagai produk
kegiatan yang dilakukan. Kerja keras dapat
dan ketergantungan dalam interaksi sosial. Bentuk
diartikan
yang
simbolis yang khas dapat dikategorikan sebagai
bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran
forma atau bentuk yang hidup. Tari sebagai ekspresi
yang ingin dicapai. Pada karya ini tema kerja
manusia atau subyektivitas seniman merupakan
keras
memperlihatkan
sistem simbol yang signifikan, artinya mengandung
semangat bekerja kerasnya seorang pedagang
mengundang reaksi yang bermacam-macam. Dalam
pecel.
analisis simbolik terhadap tari, dapat dipahami
dikerjakan
secara
bekerja
digunakan
sungguh-sungguh
mempunyai
karena
sifat
dikomunikasikan
kepada
yang
lain,
bahwa simbol gerak tari itu sebagai suatu sistem 2.
Judul dan Sinopsis
penandaan. Sistem penandaan mengandung mana
a.
Judul
harafi‟ah, yang langsung dapat ditujukan wujudnya
Wakul Pincuk. Diberi judul “Wakul Pincuk”
yaitu struktur bentuk luarnya, tetapi kadang kala juga
karena wakul merupakan sebuah tempat atau wadah
mengandung makna yang lain tidak langsung
makanan dan Pincuk merupakan penggambaran dari
nampak pada struktur dalamnya, biasanya berupa
makanan pecel Pincuk. Judul ini merupakan
kiasan
penggambaran dari pedagang pecel Pincuk yaitu
tersembunyi (Hadi, 89-90: 2007).
wakul (tempat bakul) dan Pincuk (pecel Pincuk).
Pada
yang
karya
menunjuk
tari
ini
pada
makna
yang
koreografer
akan
menggunakan desain dramatik krucut, dari klimaks b.
Sinopsis
yang rendah akan menajak ke sebuah klimaks yang
Dari Fajar hingga petang
lebih tinggi, dan diakhiri dengan anti klimaks.
Pecel Pincuk kujajakan
Tipe karya simbolik pada karya tari ini
Dengan berbekal kejujuran
dikarenakan karya tari wakul Pincuk menunjukkan
Kami setia berkeliling membawa dagangan
kekuatan ekspresi simbolis pada gerak yang 5
mengungkapkan
makna-makna
tertentu
berupa
4.
visualisasi semangat berdagang.
Teknik
Dalam tari ini teknik dipahami sebagai suatu cara mengarjakan seluruh proses baik fisik maupun
b.
Jenis Karya
mental yang memungkinkan koreografer dan penari
Jenis Karya tari ini adalah cara dalam gaya penyajian
suatu
pertunjukan
tari
atau
mewujudkan
pengalaman
estetisnya
dalam
cara
membentuk atau membuat komposisi tari. Teknik
koreografer tari dalam menyajikan sebuah garapan
yang digunakan dalam karya ini diantaranya teknik
gerak tarinya yang berhubungan dengan ide garap.
gerak tradisi dengan power yang cepat dan dinamis.
Cara penyajian menurut Jacqueline smith yang diterjemahkan oleh Ben Suharto telah dibagi
5.
menjadi dua, yaitu representative dan simbolis
Gaya pada karya tari ini yaitu perpaduan gerak
(Suharto, 1985:29). Pertama representative yaitu
tari Jawa dan gerak khas tari Dongkrek (kesenian
pengungkapan karya tarinya jelas baik cerita
khas Madiun),
maupun
jelas,
memunculkan beberapa sentuhan khas yang terdapat
sehingga penonton mudah memahami apa yang telah
pada gerak tari Dongkrek yaitu berupa lambaian
dipertunjukan.
cara
tangan. Hal ini akan menjadikan latar belakang
pengungkapan garapan suatu tari diekspresikan
dalam pembuatan sebuah gerak yang kemudian
melalui simbol-simbol dengan memiliki makna
dikemas dengan gerakan-gerakan kecil yang sifatnya
tertentu. Sistem simbol itu juga tidak semata-mata
lebih kearah yang lincah dan rampak. Sehingga pada
diam atau bisu, tetapi dapat berbicara kepada orang
akhirnya koreografer akan menata dengan tujuan
lain yang menunjukan isi dalam suatu karya yang
untuk dijadikan atau menemukan hal yang menarik
hendak disampaikan (Hadi, 2005:23). Karya tari ini
sebagai gaya baru garapan karya tarinya.
tokohnya
diungkapkan
Kedua
simbolis
secara
bahwa
Gaya
maka dari itu koreografer akan
menggunakan jenis karya yang akan diungkap secara simbolik, artinya tari tidak selalu menyajikan bentuk
6.
Pemain dan Instrumen
pengambaran aslinya melainkan mengungkapkan isi
Pemilihan
pemain
pada
karya
tari
ini
cerita yang diangkat melalui bentuk gerak yang lebih
menggunakan lima penari perempuan. Ada beberapa
memperhatikan makna pesan dan cara pesan untuk
faktor yang menjadikan alasan koreografer dalam
disampaikan (Danesi, 2010:15). Hal ini koreografer
memilih lima peraga, antara lain, tidak terlalu rumit
akan mengeksplorasi pada gerak tradisi yang telah
dalam pembuatan pola lantai dan supaya terlihat
dikembangkan, jenis garapannya akan menggunakan
jelas titik-titik fokusnya, rapi dan bersih dalam
motif-motif gerak tradisi dipadukan antara gerak
kemasannya. Dengan lima penari diharapkan mampu
tradisi yang dikreasikan, karena diinginkan dapat
memunculkan karakter pedagang pecel Pincuknya,
membentuk sebuah pengemasan gerakan-gerakan
karena terdapat adegan sebagai penjual dan pembeli.
yang kreatif, variatif, atraktif, dinamis, dan inovatif
Bisa dengan mudah untuk menyamakan rasa
dengan memaksimalkan olah tubuh kepenarian yang
penjiwaan dalam mewujudkan variabel isi.
siap untuk diarahkan.
6
7.
Tata, Teknik, dan Pentas
sendiri,
Pelaksanaan tata atau aturan serta penguasaan
peran
secara
karakteristik
harus
diungkapkan oleh busana, dan lain sebagainya
cara kerja benda-benda di luar manusia yang berada
(Nuraini, 2011: 64-66).
di dalam ruang dan waktu yang berlaku di tempat
Tata Rias yang dipergunakan oleh penari adalah
pertunjukan kesenian (Padmodarmaya, 1988:27).
rias cantikl.Rias penari ditujukan untuk memberi
Karya ini menggunakan panggung proscenium
kesan cantik dan bersih serta tidak terlihat pucat
sebagai
ketika
tempat
pertunjukkannya
dengan
terkena
sorot
lampu.
Adapun
sedikit
menghadirkan tatanan lampu yang disesuaikan
penegasan garis-garis pada alis dan bayangan mata
sebagai pendukung suasana yang telah dibagi pada
serta warna-warna yang serasi ditujukan agar bentuk
sub-sub bagian urutan suasana yang terdapat di
garis-garis pada wajah terutama pada sorotan mata
dalamnya, tujuannya agar pertunjukan terlihat lebih
penari bisa terlihat lebih tajam jika dari jarak
menarik serta membawakan kesan tersendiri bagi
kejauhan.
penonton. Selain lampu ada beberapa setting yang membantu dalam pertunjukan karya tari ini antara lain satu trap. Trap tersebut digunakan sebagai pendukung suasana adegan penjualdan pembeli.
8.
Tata Rias dan Busana
Tata rias adalah seni menggunakan bahan warna untuk dioleskan pada wajah guna mewujudkan
Tata Rias
karakter tokoh yang akan dihadirkan sebagai peran
Tata rambut akan di satukan untuk diikat tanpa
di atas panggung. Setiap perubahan wajah (karena
adanya helaian rambut yang terurai dengan cemol
dirias) dalam seni pertunjukan harus mengandung
kecil yang dihias dengan hiasan merah disebelah
unsur-unsur keindahan, yaitu keindahan yang bisa
kanan kepala, dan bunga disematkan di dekat cemol
tertangkap oleh panca indera dan memberi kesan
sebelah kiri, serta cunduk mentul dibelakang.
yang mendalam bagi yang menyaksikan. Manfaat dari tata rias adalah sebagai pengubah wajah manusia dari yang wajar menjadi tokoh yang diperlukan, mengatasi efek tata cahaya yang kuat, dan menguatkan karakter yang terjalin dalam cerita (Nuraini, 2011: 45-46). Sedangkan pada busana tari memiliki banyak Tata Rambut Penari
fungsi antara lain penutup dan pelindung bagian tubuh, menggambarkan identitas tarian melalui
Tata busana bukan semata-mata hanya berfungsi
garis, bentuk, corak, dan warna busana, merupakan
untuk menutupi bagian-bagian pada tubuh penari,
unsur keserasian bagi tubuh penari dan tarian itu
tetapi perlu berbagai pemikiran dan gambaran yang 7
lebih dalam bagi seorang penata tari agar busana
menggunakan
kerja
studio
yaitu
eksplorasi,
yang dikenakan dapat mendukung gerak penari. Tata
improvisasi, komposisi/ pembentukan, dan evaluasi.
busana pada karya tari ini yaitu menggunakan baju,
Berikut penjelasannya:
celana, rapek, kace, dan sabuk. 1.
Rangsang Awal
Menurut
Jacqueline
smith
yang
telah
diterjemahkan oleh Ben Suharto dalam bukunya yang
berjudul
“Komposisi
Tari”
mengatakan
rangsang tari dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang membangkitkan pola pikir, semangat, atau mendorong
suatu
kegiatan.
Rangsang
bagi
komposisi tari dapat berupa auditif, visual, gagasan, rabaan, atau kinestetik (Suharto, 1985:20). Metode dalam menemukan fokus karya dilakukan dengan
Tata Busana Penari
melalui rangsang awal, dengan hal ini dapat membantu koreografer menentukan langkah awal 9.
Seni Pendukung
ketika akan membuat penataan karya tari. Rangsang
Iringan
awal adalah munculnya rasa keinginan untuk
Karya
tari
akan
menyusun sebuah karya. Pada karya ini koreografer
menggunakan iringan secara langsung dengan
menggunakan rangsang awal berupa visual, yaitu
menghadirkan 1 komposer dan 5 pemain. Iringan
melihat kegiatan pedagang pecel keliling, kemudian
musik
dan
muncul sebuah rangsang idesional sebagaimana
diatonis, mengapa demikian karena alat musik
koreografer menemukan fenomena tentang kerja
yang digunakan adalah campur sebagian ada alat
keras pedagang pecel Pincuk. Kemudian dari
tradisional (gamelan) dan lainnya alat patrol,
fenomena tersebut koreografer mulai menentukan
diantaranya ada kendang, saron, bonang, tabung,
variable isi dan variable bentuk, untuk selanjutnya
kenthongan akan memberikan kekuatan dalam
menuju ke konsep garap gerak tari.
tersebut
ini
koreografer
berjeniskan
pentatonis
musik supaya dapat menyatu dengan tarian. 2. B.
Proses Penciptaan
Menentukan tipe tari
Menentukan tipe dalam sebuah penggarapan
Proses penciptaan adalah suatu proses kreatifitas
karya tidaklah hal mudah bagi seorang koreografer,
yang dilakukan oleh manusia dalam mewujudkan
dengan adanya berbagai macam tipe akan tetapi
suatu ide sehingga menghasilkan karya sesuai
tetap satu yang harus dipilih untuk mewujudkan
dengan
setelah
bentuk pada sebuah karya. Langkah-langkah dalam
menentukan rangsang awal selanjutnya melakukan
menentukan tipe tari yaitu koreografer harus
proses karya. Proses dimulai dari menanggapi
memahami satu-persatu pengertian dari tipe tersebut,
respon-respon dari rangsang awal yang telah
kemudian mulai menyesuaikan dengan isi karya,
apa
yang
telah
diinginkan,
8
menyesuaikan tidak semudah membaca melainkan
merasakan, dan juga merespon obyek-obyek atau
harus memilah-milah dengan mempertimbangkan
fenomena alam yang ada.
keuntungan maupun kerugian dalam menyatu
Tahapan
pertama,
koreografer
menentukan
padukan antara isi ke dalam sebuah bentuk agar apa
terlebih dahulu tema karya yang akan diciptakan.
yang akan disampaikan maupun diharapkan bisa
Setelah tema koreografer akan menentukan sub-sub
sesuai, antara tafsir atau rencana awal dan hasil
tema. Dari tema dan sub-sub tema tersebut kemudian
nyatanya.
menjadi panduan untuk eksplorasi tahap kedua, yaitu mencari ragam gerak yang akan menentukan bentuk,
3.
Menentukan mode penyajian
bentuk gerak yang bersifat simbolik, dapat ditangkap
Dalam menentukan mode penyajian sama halnya
oleh penikmat melalui inderanya. Pada karya tari ini
dengan menentukan tipe tari karena harus benar-
eksplorasi dilakukan dengan adaptasi dari gerakan
benar dipertimbangkan dalam proses penciptaan. Hal
yang dilakukan pedagang nasi Pincuk dengan
ini bertujuan agar karya dapat berwujud dengan
memadukan dengan gerak tari Dongkrek dan gerak-
model seperti apa nantinya, kaitannya dengan
gerak tari jawa.
menyampaikan isi, gagasan, konsep, rasa, suasana, atau suatu kejadian
sehingga pemilihan mode
5.
penyajian ini dapat mewujudkan bentuk apa yang sesuai
dengan
isi
yang
akan
Improvisasi
Improvisasi adalah suatu proses yang kompleks
disampaikan
tentang
koreografer.
tanggapan
terhadap
suatu
rangsangan
khusus, yang mengembangkan ensensi spontanitas serta memberikan kekayaan dan variasi pengalaman
4.
Eksplorasi
gerak tanpa memerlukan banyak waktu yang
Eksplorasi adalah tahap awal proses koreografi, yaitu
suatu
penjajagan
terhadap
obyek
direncanakan.
atau
Improvisasi
disebut
dengan
spontanitas, tahap mencoba-coba dari pengalaman
fenomena dari luar dirinya atau dapat dikatakan
tari
yang
lain.
Tahap
ini
digunakan
untuk
sebagai suatu pengalaman untuk mendapatkan
memperkuat kreatifitas gerak dalam penataan suatu
rangsangan, sehingga dapat memperkuat daya
karya tari (Hadi, 2014:76). Improvisasi ini dilakukan
kreativitas. Eksplorasi menjadi bagian yang tidak
pada adegan penjual dan pembeli.
terpisahkan dalam proses penciptaan karya seni untuk mencari kemungkinan-kemungkinan baru lalu
6.
memilih dan memetik ide-ide yang dianggap
Komposisi atau composition berasal dari kata to
menarik untuk dirangkai dalam sebuah karya seni
compose yang artinya meletakkan, mengatur, atau
melalui proses penjajakan. Koreografer dalam
menata bagian-bagian sedemikian rupa sehingga satu
bereksplorasi akan
mencari dan menggumpulkan
sama lain saling berhubungan dan secara bersama
berbagai macam informasi dari mengamati berbagai
membentuk kesatuan yang utuh. Maka dari itu, tahap
gejala,
ini
merefleksikan
pengalaman-pengalaman
estetika maupun ideologi. Eksplorasi termasuk memikirkan,
mengimajinasikan,
Komposisi atau Pembentukan
adalah
sebagai
pembentukan
yang
biasa
dikatakan menata bentuk gerak menjadi sebuah
merenungkan, 9
tarian atau koreografi dalam menyusun motif-motif
tahap per tahapan sebagai titik penyempurnaan,
gerak menjadi satu kesatuan (Murgiyanto, 1983:11).
melakukan pembenaran sebagai langkah finishing dan terakhir menjadi sebuah karya yang utuh dan
7.
Analisis dan Evaluasi
dapat dipertunjukan untuk dinikmati.
Setelah melakukan eksplorasi, improvisasi, dan komposisi, maka tahap berikutnya adalah melakukan analisis gerak atau evaluasi terhadap gerak-gerak
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang sudah tercipta serta menyesuaikan konsep yang
Karya tari Wakul Pincuk merupakan sebuah
telah disusun sebelumnya.
karya yang berangkat dari fenomena penjual pecel Pincuk keliling. Karya ini memilih salah satu fokus
8.
Finishing
yaitu pada pengungkapan isi dari makna karakter
Setelah melakukan tahap analisis dan evaluasi,
penjual pecel Pincuk melalui bentuk pertunjukan tipe
akan mengetahui untuk menyeleksi bagian mana
tari simbolik. Tipe tari simbolik dipilih karena
yang akan dikurangi ataupun ditambahakan sebagai
penggarapan makna yang diungkaapkan dalam karya
penyempurnaan karya tari. Tahap ini dinyatakan
tari
sebagai tahap akhir dalam pembentukan maupun
penggambaran dari perwujudan karakter yang akan
penataan sebuah gerak, setelah tahap ini dilakukan
dibawakan.
maka karya akan siap untuk dipertunjukan.
dengan
simbol
yang
diciptakan
sebagai
Suatu karya seni dapat dikatakan berhasil apabila memiliki 3 unsur didalamnya antara lain penonton,
9.
Teknik Penyampaian Materi Kekaryaan
pembuat seni, dan karya seni. Penonton dapat
Masing-masing koreografer memiliki teknik
difungsikan sebagai penikmat ataupun penghayat
yang berbeda untuk menyampaikan materi karyanya
ketika
kepada penari. Dalam karya ini koreografer akan
kemudian
menguraikan dengan sistematis bagaimana metode
seseorang pembuat seni (jika itu seni tari),
dalam
sedangkan karya seni adalah
menyampaikan
materi
kepada
penari,
menyaksikan koreografer
pertunjukan adalah
karya
sebutan
seni, untuk
suatu hasil dari
diantaranya: menjelaskan keseluruhan mengenai
kegiatan berkesenian yang dilakukan oleh pembuat
konsep karya yang akan diciptakan, memberikan
seni. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama
peluang untuk diskusi kepada penari, serta tim
lain, jika tidak ada satu diantaranya maka tidak dapat
pendukung
pemusik,
dikatakan sebagai karya seni yang berhasil. Oleh
lightingman, artistic, serta crew yang mendukung
karena itu untuk meyempurnakan keberhasilan
mengenai karya, setelah itu mencoba mengapresiasi
tersebut
bersama-sama pada sebuah video atau foto-foto yang
memperhatikan dalam hal menentukan sebuah isi,
sesuai dengan karya sebagai rangsangan untuk
bentuk, teknik dan gaya sebelum membuat karya
mengawali proses, mencoba kegiatan proses studio
seni.
lainnya
seperti
halnya
juga
harus
mempertimbangkan
dan
(eksplorasi, improvisasi, komposisi/ pembentukan,
Berikut analisis perbagian menurut tari simbolik
menganalisa/ mengevaluasi), melakukan uji coba
jika dikaitkan dengan isi, bentuk, dan teknik pada
pementasan, melakukan evaluasi untuk maju ke
karya tari Wakul Pincuk: 10
1.
Bagian Introduksi
untuk menggambarkan kerja kerasnya seorang
Bagian ini koreografer membuat pola bentuk saat hiruk
pikuk
penjual
keliling.
pedagang pecel Pincuk.
Dalam
5.
Bagian Anti Klimak
pengungkapannya terdapat 3 penari yang dibaratkan
Bagian ini menggambarkan suatu ketika terdapat
sebagai seorang pedagang yang diiringi dengan
seorang pembeli nasi Pincuk. Pedagang nampak
musik
tentanng
bahagia dan segera melayani pembeli. Kemudian
keramaian, 3 wakul sebelumnya on stage terlebih
terdapat gerakan yang yang saling berhubungan
dahulu. Kemudian ketiga penari melakukan gerakan
antara penari satu dengan penari satunya. Adanya
rampak secara bersama-sama, diikuti dengan 2
gerakan timbal balik dari penari satu ke penari
penari lainnya yang menggambarkan penjual pecel
satunya.
Pincuk
hubungan penjual dan pembeli.
yang
ramai,
dengan
menggambarkan
membawa
wakul
masuk
ke
Gerakan
ini
yang
menggambarkan
panggung. 2.
Bagian Isi 1
Bagian ini menggambarkan tentang kegiatan awal
pedagang
mempersiapkan
pecel
Pincuk
terlebih
yang
Simpulan
dahulu.
Karya tari Waku Pincuk merupakan sebuah karya
Bagian ini dilakukan dengan gerakan yang dilakukan
inspiratif untuk menawarkan bentuk pertunjukan
sedikit lombo (pelan) dan diiringai dengan saron dan
dengan tipe tari simbolik yang digunakan untuk
boning saja.
memvisualisasikan pedagang pecel Pincuk keliling.
3.
dagangannya
keliling,
PENUTUP
Bagian Isi 2
Dalam karya tari ini penata telah mengangkat
Bagian ini menggambarkan tentang persiapan pedagang
pecel
dagangannya,
Pincuk
gerakan
ini
untuk
tentang persoalan mengenai perjuangan pedagang
menjajakan
dilakukan
pecel Pincuk keliling ditengah maraknya rumah
dengan
makan pecel yang tersedia.
membawa wakul, dan eksplorasi property wakul.
Berangkat
dari
kegiatan
yang
dilakukan
Dimulai dari gerakan double step menggambarkan
pedagang pecel Pincuk keliling sajian pertunjukan
berangkat berdagang. Dan menjajakan pecel Pincuk
karya tari wakul Pincuk adalah sebuah eksplorasi
kepada pembeli.
teba gerak yang cenderung pada gerak sesuai dengan
4.
Bagian Isi 3
tema
dan
sub-sub
tema
yang
telah
dibuat
Bagian ini menggambarkan betapa kerasnya
koreografer. Sehingga gerak yang diolah secara
hidup sebagai penjual pecel keliling, dimana masih
kreatif dapat menghasilkan gerak yang tari kreasi
belum
disetiap
tradisi. Perbedaan karakter divisualisasikan melalui
langkahnya, ia selalu menyeka keringat. Mengingat
pola dramatik dengan penggarapan perbagian-bagian
di jaman modern banyak orang tidak begitu tertarik
pada pertunjukannya. Pada penciptaan karya tari ini,
dengan pedagang pecel Pincuk keililing. Namun
koreografer menggunakan metode konstruksi.
ada
pembeli
yang
datang,
pedagang pecel Pincuk tak putus semangat dan tetap
Dari hasil karya tari ini dapat disimpulkan bahwa
menjual dagangannya. Ini digambarkan dengan
dari berbagai penemuan-penemuan baru berdasarkan
gerakan yang sedikit dinamis dan terkesan kuat.
fokus yang terpilih, koreografer mendapatkan 11
bermacam-macam bentuk diantaranya pada gerak,
Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi: Pengetahuan
pola lantai, iringan musik, serta pendukung lainnya
Dasar Komposisi Tari. Jakarta: Departemen
yang dapat menunjukkan bahwa itu adalah sebuah
Pendidikan dan Kebudayaan.
visualisasi tentang karakter pada anak kembar, yang
Padmodarmaya, Pramana. 1988. Tata dan Teknik
difokuskan pada kekuatan-kekuatan dari penari yang
Pentas. Jakarta: Balai Pustaka.
membawakan karakter sebagai pedagang pecel Permendikbut No 50 tahun 2015. Pedoman Umum
Pincuk keliling.
Ejaan Bahasa Indonesia. Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. Judul Asli: Dance Composition.
DAFTAR RUJUKAN Hadi,
Sumandiyo.
2003.
Aspek-aspek
Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
Konteks. Yogyakarta: Pustaka Publisher.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung:
---------------------. 2005. Sosiologi Tari: sebuah
ITB.
telaah kritis yang mengulas tari dari zaman ke zaman: primitive, tradisional, modern hingga kontemporer. Yogyakarta: Pustaka. --------------------. 2014. Koreografi: Bentuk-TeknikIsi. Yogyakarta: MRA. Hidayat, Robby. 2011. Koreografi & Kreativitas: Petunjuk
Praktikum
Koreografi. Yogyakarta: Kendil Media Pustaka Seni Indonesia. Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari. Judul Asli: The Art Of Making Dances. Diindonesikan oleh Sal Murgiyanto. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta. Meri, La. 1986. Elemen-elemen dasar Komposisi Tari. Judul asli: Dances Composition, the Basic Elements.
Diterjemahkan
oleh
Ben
Soedarsono. 2006. Tripologi Seni: Penciptaan
--------------------. 2007. Kajian Teori Teks dan
dan
oleh
Suharto.Yogyakarta: Ikalasi Yogyakarta.
Dasar:
Koreografi Kelompok. Jogjakarta: Elkaphi.
Pengetahuan
Diterjemahkan
Soedarsono.
Yogyakarta: Lagaligo.
12