Volume XLVI, No.I, Mei 2011, pp 30-35
KAJIAN
(A Review
Kajian Tentang Penggunaan Tepung Jagung pada Pembuatan Kue Kering
TENTANG PENGGUNAAN TEPUNG JAGUNG PADA PEMBUATAN KUE KERING
on the Use of Corn Flour in Making
of Cookies)
Oleh Moeljaningsih
*)
ABSTRAK Tepung jagung merupakan produk setengah jadi yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri, karena mempunyai sifat fleksibel, lebih tahan lama dan dapat diperkaya dengan zat gizi (fortifikasi) dan lebih cepat dimasaklsaji. Tepung jagung mempunyai tekstur agak kasar, kandungan gluten relatif rendah « 1%). Kajian ini mengulas hasil penelitian tentang kandungan nutrisi tepung jagung dan pemanfaatan tepung jagung dalam pembuatan kue kering. Kue kering merupakan salah satu jenis makanan ringan yang populer dan diminati masyarakat. OlaQan kue kering tidak memerlukan pengembangan volume seperti kue basah, dan rerotian tetapi harus renyah, tidak menyerap air, tidak keras dan tidak mudah hancur. Pada penelitian yang telah dilakukan, kue kering dari tepung jagung mempunyai mutu nutrisi dan tampilan yang baik dengan tingkat penerimaan panelis (uji organoleptik) termasuk disukai hingga tidak disukai. Kue kering yang populer dengan menggunakan bahan tambahan berbasis jagung adalah corn flake, choco chip dan emping jagung. ~ Kata kunci
:-:
: tepung jagung, produk kue kering.
ABSTRACT Corn flour is an intermediate product that can be used as an industrial raw material because of its flexibility, imperishability, possibility of fortification with nutrients and ability to be served quicklyT. he texture of com flour is coarse and has a low gluten content 1%). This review will discuss the research on the nutrition content of corn flour and also the use of corn flour in the making of cookies. Cookies are a popular snack and are liked by people. Cookies do not need volume development (do not need to be leavened) like cakes and bread, but they have to be crunchy, not wet, not hard, and not easily broken. Previous research showed that cookies made of corn flour had gO"od nutritional quality and good presentation. The result of an organOleptic evaluation rated the cookies from like to dislike. Popular cookies made of corn-based additives are corn flakes, choco chips and corn crackers.
«
Keywords:
corn flour, cookies.
*) Peneliti pad a Baristand
~
.
Industri Surabaya .
.. PENDAHULUAN Jagung (zea mays L) termasuk familia gramineae dan merupakan salah satu komoditi tanaman pangan cukup potensial di Jawa Timur. Daerah sentra produksi di Jawa
Benta Lffbang Industn
Timur, antara lain di Madura, Malang, Lamongan, Tuban, Jombang dan Bojonegoro. Tanaman jagung dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 0-1300 m dpl dengan curah hujan tahunan 250-10.000 mm. 30
Volume XLVI, No.l, Mei 2011, pp 30-35
Jagung dapat tumbuh dengan balk di daerah yang berikllrn sedang 23°C - 25°. Secara rnorfologis jagung tersusun berturut-turut dari bagian luar adalah kulit atau kelobot, biji dan tongkol. Biji jagung tersusun atas kulit (epicarp), biji (enelosperma), lembaga (germ) dan masing-masing bagian tersebut merupakan sumber serat (seluJosa, hemiselulosa), pati dan protein (gluten) dan rninyak (Djumali, 2003). Jagung dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, jagung mempunyai nilai gizi tidak dengan beras dan jagung dapat digunakan dalam bentuk utuh, grits, tepung dan patio Menurut Astawan dan Loemitro (2009), jagung dibagi rnenjadi tujuh kelompok berdasarkan bentuk dan kandungan pati biji jagung, yaitu elent corn, flint corn, sweet corn, pop corn dan pod corn. Di Indonesia, jenis jagung yang umum ditanam hanya ada empat, yaitu : (1) Jagung gigi kuda atau elent com (zea mays indentata), jenis ini mempunyai endosperma yang keras pada bagian samping, tetapi bagian dalamnya lunak dan bertepung, bentuk biji berlekuk di bagian tengah dan bagian atasnya, serta ada dua jenis jagung gigi kuda, yaitu kuning dan putih ; (2) Jagung mutiara atau flint corn (zea mays inelurata), bentuk bijinya seperti mutiara dan berukuran sedang, bagian bulatnya tidak berlekuk karena hampir seluruh bijinya rnenggandung pati yang keras dan banyak ditanarn di benua Asia, Eropa dan amerika ; (3) Jagung manis atau sweet corn (zea rnays saccharata), rasanya manis dan bijinya keriput bila dikeringkan, jagung ini umumnya dikonsumsi sebagai sayur, disarnping itu jagung manis tetap aman bila dikonsumsi oleh penderita diabetes karena gula yang dikandung bukan glukosa rnelainkan fruktosa, yang harus. dillindari oleh penderita diabetes adalah makanan yng mengandung glukosa tinggi ; (4) Jagung berondong atau pop corn (zea mays avertia), merupakan salah satu jenis jagung yang paling populer di Indonesia, bentuk butimya agak meruncing dengan ukuran kecil dan keras serta biji jagung ini hampir seluruhnya terdiri dari pati keras sehingga jika dipanaskan akan mengembang dan rneletus rnenjadi berondong dan jenis ini rnernpunyai warna kuning dan putih. Adapun jenis yang paling sering digunakan sebagai bahan pokok adalah jagung biji kuda dan jagung rnutiara. 8erita Lrtbang Industn
Kajian Tentang Penggunaan Tepung Jagung pada Pembuatan Kue Kering
Dilihat dari nilai gizinya, setiap 100 gram beras mengandung energi sebesar 360 kkal setara dengan energi pada jagung, sehingga jagung dapat digunakan sebagai rnakanan pokok di beberapa negara. Di Meksiko dan Amerika Tengah, jagung dimakan dalam bentuk roti dengan narna tortilla, di Afrika Selatan dimakan sebagai bubur dengan nama ugall. Bubur jagung juga sangat terkenal di Rumania dan Yugoslavia dengan nama mamaliga dan zgance, di Afrika Timur dikenal dengan nama chenga, sedang di Italia sebagai po/enta (Astawan, Loemitro, 2009). Kandungan gizi jagung per 100 gram dapat dilihat pada Tabel1 Tabel1
Kandungan
ZatGiii
Satuan
1
2
kkal
140
307
Energi Protein
9
gizi berbagai
jagung 3
4
5
361 . 8,7
343
335
4,7
7.9 ot;.
0,3
9,2
3,4;
4,5
0,0
3,9
63,6
72,4
85,0
73,7
lemak
9
1,3
Karbohidrat
9
33,1
Kalsium
mg
6
9
9
20
10
Fosfor
mg
118
148
380
30
256
Zat Besi
mg
6,7
2,1
4,6
1,5
2,4
Vitamin :A
SI
435
440
:350
B1
mg
0,24
0,33
0,27
C
mg
8,0
°
°
510
° ° ° °
0,38
60,0 13,1 14,0 12,0 Air 24,0 9 .. Sumber: Dlrektorat GIZI Depatemen Kesehatan RI (1992) Ket : 1. Jagung Kuning Segar 4. Jagung Maizena 2. Jagung Kuning Pipilan Baru 5.Tepung Jagung Kuning 3. Jagung Kuning Giling
Komponen utama biji jagung adalah pati, yaitu sekitar 70 % bobot biji yang sebagian besar terdapat pads endospermanya. Komponen karbohidrat lain adalah gula sederhana yaitu glukosa, sukrosa dan froktosa 1-3 % dari bobot biji. Pati terdiri atas dua jenis polirner glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan rantai unit-unit d-glukosa yang panjang dan tidak bercabang, digabungkan oleh ikatan a (1~4), sedang amilopektin berstruktur bercabang. Ikatan glokosisik menggabungkan residu glukosa yang berdekatan dalam rantai amilopektin adalah ikatan a (1~4), tetapi titik percabangan amilopektin merupakan ikatan a (1~ 6). Bahan yang mengandung amilosa tinggi, jika direbus amilosanya terekstrak oleh air panas, sehingga terlihat warna putih seperti susu (Lehninger, 1985). Komposisi amilosa dan amilopektin di 31
Volume XLVI, No.I, Mei 2011, pp 30-35
dalam biji jagung terkendali secara genitik. Amilopektin berpengaruh terhadap sifat sensorik jagung terutama tekstur dan rasa. Semakin tinggi kandungan amilopektin, tekstur dan rasa jagung semakin lunak, pulen dan enak (Suarni, 2005). Selama ini, pengolahan dan pemanfaatan jagung menjadi produk olahan makanan tradisional seperti marning jagung, emping jagung, berondong jagung, nasi jagung, direbus, dibakar dan sebagai bahan pakan ternak dan sebagainya. Dalam perkembangannya, agroindustri dengan bahan baku jagung saat ini yang sudah beredar secara luas adalah pati jagung, minyak jagung, sirup jagung, gula jagung, maltodekstrin beserta produk sampingnya seperti gluten meal dan fiber meal. Tujuan dari kajian adalah untuk menginformasikan tentang penggunaan tepung jagung pada pembuatan kue kering dengan mengupayakan pemanfaatan bahan baku Iokal yang ada serta meningkatkan nilai tambah komoditas jagung.
.:- '"
Tepung Jagung Dalam rangka diversifikasi pangan dan mendukung program pemerintah dalam swasembada jagung, dlpertukan teknologi pemanfaatan komoditi lokal. Maka pengolahan tepung non terigu dapat digunakan untuk substitusi pembuatan produk pangan agar dapat mengatasi ketergantungan akan tepung terigu. Salah satu komoditi lokal yang dapat diolah menjadi tepung tepung adalah jagung. Tepung jagung dapat diolah menjadi berbagai produk makanan atau mensubstitusi sebagai terigu pada produk pangan berbahan dasar terigu. Salah satu produk olahan pangan yang dapat dibuat dari tepung jagung adalah kue kering.Kue kering tidak memerlukan bahan yang volumenya-; dapat mengembang besar (kandungan gluten tinggi), sehingga dapat memanfaatkan tepung jagung yang hanya mengandung gluten < 1 %. Pengolahan biji jagung menjadi jagung telah lama dikenal masyarakat. Tepung jagung diperoleh dengan cara menggiling biji jagung yang baik dan bersih. Untuk menghasilkan tepung jagung, biji jagung pipilan kering disortasi, kemudian disosoh untuk melepaskan kulit luarnya. Pengolahan tepung jagung dengan bahan jagung yang sudah disosoh dapat menggunakan dua metode yaitu metode basah (wet com mif(ing) dan metode kering (dry com milling). ( Djumali, 2003) 8erita Litbang Industri
Kajian Tentang Penggunaan Tepung Jagung pada Pembuatan Kue Kering
Proses pengolahan tepung jagung dengan metode basah adalah biji jagung yang telah disosoh dilakukan perebusan dalam larutan CaO pada suhu 95°C - 100°C selama 1 jam, dilanjutkan perendaman dalam air rebusan CaO selama :!:. 12 jam; pencucian, penghilangan perikarp, ditiriskan dan diproses penggilingan menjadi tepung menggunakan mesin penepung. Tepung dikeringkan hingga kadar air dibawah 11 %, sedang pengolahan tepung jagung dengan metode kering, dilakukan dengan langsung menepung jagung yang tetah disosoh, artinya tanpa perendaman (Mustika Murni, 2005; Suarni, Widowati, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penepungan dengan metode basah (perendaman) menghasilkan rendemen tepung lebih tinggi dibandingkan dengan metode kering (tanpa perendaman), tetapi kandungan nutrisi tepung lebih tinggi pada penepungan dengafJ metode kering (Suarni et aI, 2001 , Suarni dan Firmansyah 2005) Sifat fisikokimia tepung jagung beragam tergantung pada varietas. Maka pemilihan varietas sebagai bahan tepung jagung akan menentukan kualitas kue kering yang dihasilkan. "Tekstur tepung jagung hasit pemrosesan dengan metodebasah agak halus (secara visual) dan 10105 saringan 70 mesh, hal ini sesuai dengan hasil penelitian pemrosesan tepung jagung dengan metode basah yang menghasilkan tekstur tebih halus dibandingkan dengan metode kering (Suardi et aI, 2002, Suarni dan Widowati, 2009). Tepung jagung mengandung berbagai komponen gizi, komponen terbanyak adalah karbohidrat, dimana karbohidrat merupakan karbohidrat kompleks sumber energi terutama patio Granular pati tersusun dari dua jenis polimer gul~ yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa sebanyak 25 % - 30 % dari berat pati, sedangkan amilopektin 70 % - 75 % berat patL (Anonymous, 2009) Perbandingan raslo amilosa dan amilopektin suatu bahan berpengaruh pada produk akhir makanan olahan (Winarno, 2002). Pati tersebut apabila dipanaskan akan memberikan sifat lengket sehingga sesuai untuk makanan olahan yang membutuhkan adonan. Kadar gula tepung jagung yang < 1 % (tidak memiliki gluten) tetapi mengandung protein, menunjukkan bahwa tepung tersebut telah sesuai untuk membuat kue kering dan sejenisnya. Kadar gluten terigu pada umumnya diatas 10 %, sehingga mempunyai sifat mengembang yang diperlukan 32
Volume XLVI, No.I, Mei 2011, pp 30-35
dalam pembuatan dan pemanggangan adonan rerotian, cake dan sejenisnya (Anonymous, 2002). Disamping itu, karakter amilografi diindikasikan oleh proses gelatinisasi dan karakteristik tersebut merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas tepung jagung. Sifat amilograf dari tepung tergantung masing-masing varietas. Kandungan Nutrisi Tepung Jagung Tepung jagung bersifat fJeksibel karena kadar gluten dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk pangan dan relatif mudah diterima masyarakat, karena sudah terbiasa menggunakan bahan tepung, seperti tepung beras dan terigu. Hasil penelitian Antarlina dan Utomo (1993), pemanfaatan tepung komposit pada berbagai bahan dasar pangan, seperti untuk kue basah, kue kering, mie kering dan rotirotian. Tepung jagung komposit dapat mensubstitusi 30--40 % terigu untuk kue basah, 60-70 % untuk kue kering, dan 1015 % untuk roti dan mie. Kandungan nutrisi biji jagung mengalami penurunan setelah diolah menjadi bahan setengah jadi, seperti pada Tabel 2. Hasil penelitian yang dilakukan 8adan Litbang Pertanian, menunjukan bahwa tiga varietas jagung tersebut diatas, untuk kadar protein 7,45 % - 7,89 % (metode kering) lebih tinggi 6,70% - 7,24 % (metode basah) ; kadar lemak tepung 2,05 % - 2,38 % (metode kering) lebih tinggi dari 1,78% 2,08% (metode basah), kadar lemak rendah akan menyebabkan tepung dapat disimpan lebih lama, dengan demikian metode basah lebih baik dibandingkan metode kering. Demikian juga kadar serat kasar tepung berkisar 1,29 % - 1,62 % (metode kering) lebih tinggi dari 1,05 % - 1,15 % (metode basah), kadar serat akan menqalarnr penurunan dari biji utuh menjadi tepung yang berpengaruh pada tekstur tepung (menjadi lebih kasar). Kadar abu tepung hasil pengolahan metode basah lebih rendah dibandingkan metode kering, kadar abu yang tinggi akan mempengaruhi pada wama tepung.
8erita [itbang Industri
Kajian Tentang Penggunaan Tepung Jagung pada Pembuatan Kue Kering
Tabel2 Kandungan nutrisi bijijagung dan tepung jagung dari beberapa varietas Varie\as
Komposisi{dalam Air
AlJU
Lemak
Protein
%) Serat kasar
10,72
1,89
4,56
9,91
2,05
71,98
10,55
1,72
3,12
8,24
1,88
76,31
10,15
0,98
1,99
6,70
1,05
79,98
9,45
1,05
2,05
7,89
1,30
79,51
11,02
1,85
5,05
9,34
3,29
71,74
10,OB
1,64
4,25
8,22
2,05
75,89
10,05
0,94
2,OB
7,24
1,05
79,70
9,24
1,08
2,38
7,89
1,29
79,45
Karbohidrat
1. Anoman-1 Biji pipilan Biji sosoh Tepung metode basah Tepung metode kering
2. Srikandi Putih Biji pipilan Biji sosoh Tepung metode basah Tepung metode kering
., 3. Lokal Pulut Biji pipilan BijisDSOh Tepung metode basah Tepung metode kerinq
0
11,12
1,99
4,97
9,11
3,02
72,98
10,45
1,89
3,25
7,22
1,88
77,23
11,0
0,98
1,78
6,80
1.15
79,46
9,86
1,15
2,25
7,45: --
1,62
79,28
Sumber: RichanaN,2009
Pemanfaatan Tepung Pembuatan Kue Kering
Jagung
Dalam
Kue kering dapat didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dengan memanggang adonan yang mengandung bahan dasar terigu, lemak dan bahan pengembang dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan makanan lain yang diijinkan. Kue kering dapat diklasifikasikan dalam empat jenis, yaitu biskuit keras, creakers, cookie dan wafer (Anonymous, 4992). Sebagai dasar untuk dapat digunakan sebagai acuan standar mutu diantaranya adalah menurut SNI 01-2973-1992, kue kering. Syarat mutu kue kering ini dapat diketahui dari Tabel 3, sebagai berikut :
33
Volume XLVI, No.l, Mei 2011, pp 30-35
Tabel3 No 1
Kriteria
Satuan
Persyaratan
Keadaan 1.1 Bau 1.2 Rasa 1.3 Warna
Normal Normal Normal
1.4 Tekstur
Normal
Air
% bIb
Maks.5
3
Protein
% bIb
Maks.6
Abu Bahan Tambahan Makanan
% bIb
Maks.2
5
5.1 5.2 6
jaqunq dan tepung ubi kayu' menunJukkan hasil makin banyak tepung jagung atau tepung ubi kayu dalam komposit, tekstur kue kering semakin keras. Secara keseluruhan pengembangan volume kue kering tepung jagung-terigu lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ubi Kayu-tengu. Mutu kue kering dari tepung komposit terigu-tepung jagung dan terigu-tepung ubi kayu pada komposisi masing-masing 80 : 20 dan 90 : 10 sama dengan mutu kue kering dari terigu 100 % baik secara fisik, kimiawi maupun uji organoleptik. Dengan uji organoleptik, warna memegang peranan penting dalam menentukan tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk. Makin lama pemanggangan, produk yang dihasilkan semakin eoklat, karena terjadi reaksi peneoklatan (Winamo,2002). Aroma kue kering ditentukan oleh komponen bahan yang digunakan dan perbandinganny-a, misal jenis tepung, margarin, telur dan bahan tambahan, selain itu juga prosentase tepung jagung terhadap terigu akan mempengaruhi aroma produk. Demikian juga untuk kadar abu dan kadar protein memenuhi persyaratan SNI 01-29731992, masing-masing aqalah maksimum 2% dan minimum 6%. '.: Hasil penelitian Gracia, Sugiyono, Bambang (2009), menunjukkan bahwa pembuatan biskuit menggunakan tepung jagung sangrai dengan komposisi : tepung jagung 80 gram, tepung tengu 20 gram, margarin 50 gram, gula 50 gram, kuning telur 10 gram, air 20 gram serta pengem-
Syarat Mutu Kue Kering
2
4
•
Kajian Tentang Penggunaan Tepung Jagung pada Pembuatan Kue Kering
Pewarna Pemanis
Tidak boleh ada Tidak boleh ada
Cemaran Logam 6.1 Tembaga (Cu) 6.2 Timbal (Pb) 6.3 Seng (Zn) 6.4 Raksa (Hg)
mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
Maks Maks Maks Maks
7
Arsen (As)
mg/kg
Maks 1,5
8
Cemaran mikroba 8.1 Angka lempeng total 8.2 Coliform
koloni/g APM/g
Maks 1,0 x 106 Maks 20
8.3 8.4
APMlg koloni/g
<3 Maks 1,0 x 10'
E.Colli Kapang
10,0 1,0 40,0 0,05
Tahapan pembuatan kue kering meliputi pembentukan krim, pembentukan adonan, pencetakan, pemanggangan, pengemasan . Kuning telur, Gula, Margarin
Tepung Terigu, ~ Tepung Jagung
•• Pernbentukan krim
+
Pembentukan adTan
bang, rnenqharuskan biskuit dengan cita
Pencetakan pema~gangan
~ Pengemasan
~ KUE KERING Gambar 1 Tahapan pembuatan kue kering
Penelitian pembuatan kue kering dari tepung jagung Komposit telah oanyaK ailakukan. Kue kering yang dibuat dengan tepung komposit, yaitu campuran tepung jagung 40 %, tepung gude 10 % dan tepung kedelai 50 % menghasilkan kue kering yang memiliki nilai gizi tinggi dan sifat sensorisnya termasuk aroma, rasa dan tekstur dapat diterima panelis (Antarlina, Utomo, 1993). Hasil penelitian Azam (2000), pembuatan kue kering dari campuran terigu, tepung BentaTitbang Industri
......
rasa, tekstur yang lebih baik serta menaikkan nilai kadar lemak, kadar karbohidrat, daya cerna protein yang lebih tinggi dari biskuit tepung jagung non sangrai. Kelebihan penggunaan tepung jagung sebagai bahan untuk penibuatan kue kering adalah kadar serat kasarnya lebih tinggi dibandingkan dengan kue kering dari terigu 100%. Kadar serat makanan ringan meningkat sesuai dengan prosentase substitusi tepung jagung terhadap tepung terigu. Dari hasil penelitian sebelumnya, untuk meningkatKarl kualitas tepunq jagung tela!) ailakukan pembuatan tepung jagung termodifikasi dengan cara perendaman ragi tape, yang secara umum tidak menurunkan nilai gizi tetapi meningkatkan sifat fungsionalnya dan memperbaiki kualitas adonan. Tepung jagung dapat mensubstitusi terigu pada roti hingga 20%, tetapi pada tepung jagung termodifikasi dapat mensubstitusi terigu sampai 40 % (Anonymous,2008) 34
Volume XLVI, No.I, Mei 2011, pp 30-35
Kajian Tentang Penggunaan Tepung Jagung pada Pembuatan Kue Kering
KESIMPULAN 2. 1. Jagung merupakan komoditas bahan pang an sumber energi, sumber gula atau karbohidrat serta mengandung protein dan lemak cukup tinggi. Alternatif produk yang dapat dikembangkan dari jagung meliputi produk olahan segar, produk setengah jadi dan produk instan. Tepung jagung merupakan salah satu produk setengah jadi yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri, misalnya industri makanan ringan (cookies) yang banyak diminati masyarakat. 2. Pad a penelitian yang telah dilakukan, salah satu faktor yang menentukan kualitas kue kering adalah pemilihan varietas sebagai bahan tepung jagung. Pembuatan tepung jagung dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode basah (wet com milling) dan metode kering (dry com milling). Tepung jagung yang dihasilkan dengan metode basah mempunyai tekstur lebih halus dan rendemen lebih tinggi bila dibandingkan dengan metode kering, tetapi kandungan nutrisinya lebih tinggi pada metode kering. 3. Pemanfaatan tepung jagung selain untuk pembuatan kue kering, juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan mie, cake dan kue lainnya. 4. Untuk meningkatkan dan memperbaiki kuantas tepung jagung dapat dilakukan proses pembuatan tepung jagung termodifikasi dengan menambahkan enzim maupun bakteri asam laktat.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Anonymous. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi Dep Kesehatan RI
Berita Litbang Industn
Anonymous. 1992. SNI 01-2973-1992 Syarat Mutu Kue Kering. Depperin Jakarta 3. Anonymous. 2009. Tepung Jagung Termodiffkasi Sebagai Pengganti Terigu. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 32 No 6 2010. Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian Bogor. 4. Antarlina, S.S dan J.S. Utomo. 1993. Kue Kering Dari Bahan Campuran Jagung, Gude, Kedelai. Balittan Malang. 5. Astawan, M. dan A. Loemitro. 2009. Khasiat Whole Grain, Makanan Berserat Untuk Hidup Sehat. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. 6. Haryono, S. 2007. Memperkenalkan Kue Jagung Pada Konsumen Asing. www.haryono.com diakses tanggal 23/04/07 '\ 7. Gracia, Cynthia C L et al. 2009. Kajian Formulasi Biskuit Jagung Dalam Rangka Substitusi Tepung Terigu. Jumal Teknologi dan Industri Pangan. Vol No 1 2009 8. Djumali, M. 2003. Teknologi dan Diversiffkasi Pengo/ahan Jagung: Dep. Teknologi Industri Pertanian IPB. 9. Richana, N dan Suarni. 2005. Teknologi Pengo/ahan Jagung. Puslitbang Tanaman Pangan. Makasar. 10. Suami S dan Widowati. 2005. Struktur, Komposisi dan Nutrisi Jagung. Balai Besar Litbang Pasca Panen. Makasar. 11. Suami. 2009. Prospek Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Kue Kering. Jurnal Litbang Pertanian. 28 (2); Balai Penelitian Tanaman Serealia. 12. Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. P.TGramedia Pustaka Utama.
xx
35