VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit di Ciliandra Perkasa Group PT. Subur Arum Makmur kebun Senamanenek Rokan Hulu Riau, dalam pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dimulai dari persiapan lahan sampai pada panen dan pengolahan kelapa sawit mempunyai tujuan pencapaian kualitas dan kuantitas berdasarkan teknis budidaya yang berlaku pada perusahaan. 5.1.1. Pembersihan lahan 5.1.1.1. Rintis Pembuatan Parit Isolasi. Sebelum dilakukan rintisan harus mengetahui batas isolasi yang akan dirintis berdasarkan gambar peta yang telah diambil berdasarkan kordinat dari GPS. Tenaga rintis membuka jalur rintis isolasi berdasarkan jarak yang ada di peta. Untuk membuka rintisan ditandai dengan pemberian pancang yang dikerjakan oleh 2-3 orang, jarak antar pancang 3-4 meter dimana pancang pertama disebut dengan pancang as dan selanjutnya pancang pala. Setelah itu baru alat berat eskavator mulai bekerja membuat parit isolasi. Parit isolasi berguna untuk menentukan batas areal yang terlebih dulu dilakukan pemblokingan. Ukuran parit isolasi adalah 5 m x 4 m x 3 m. Dalam pelaksanaan rintisan membutuhkan alat peta, GPS, parang, dan kompas. Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan parit isolasi adalah Rp. 36.500 /m
52 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
5.1.1.2. Bloking Bloking dilakukan dengan cara memotong kemiringan dan arah air dengan ketentuan parit :
Utara-Selatan adalah untuk parit utama / main drain dengan ukuran jarak 250 m setiap bloknya dengan ukuran parit 2 m x 2 mx 2 m.
Timur-Barat adalah untuk parit cabang / Collection drain dengan ukuran jarak 1000 m tiap bloknya dengan ukuran 2 m x 2 m x 2 m. Dalam pelaksanaan kegiatan bloking membutuhkan alat berat berupa
eskavator bucket untuk membuat bloking dan parit isolasi. Dalam pekerjaan bloking juga sekaligus dilakukan pembuatan jalan blok dimana ukuran lebar badan jalan blok yaitu 7-8 meter dengan ketebalan jalan kira-kira 40 cm – 50 cm. 5.1.1.3. Rumpuk Mekanis Kegiatan rumpuk mekanis dilakukan dengan menggunakan alat berat eskavator tangan kepiting dan eskavator bucket. Rumpuk mekanis dilakukan bersama dengan imas, hal ini dikarenakan kegiatannya dilakukan dengan menggunakan alat berat. Rumpuk mekanis dilakukan dengan ketentuan ukuran :
Jarak antar rumpukan : 15,56 meter
Lebar rumpukan : 2 meter
Tinggi rumpukan maksimal : 2 meter
Jarak antar rumpukan : 2,89 meter Ketentuan jarak di atas berdasarkan jarak tanam yang digunakan yaitu : 8,98 x 7,78 meter. Biaya yang dapat dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan rumpuk
mekanis adalah Rp. 4.024.700/ha 53 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
5.1.1.4. Imas Imas adalah pekerjaan awal untuk persiapan lahan yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan penumbangan. Beberapa ketentuan yang terdapat pada kegiatan imas adalah :
Semua semak belukar, yang berdiameter < 10 cm.
Pekerjaan imas dimulai dengan blok per blok, dimana rintis bloknya harus jelas. Pekerjaan imas seluruhnya atau 100 % dilakukan dengan menggunakan
alat berat (Eskavator), kecuali lahan bekas terbakar dan lahan bersih. Karena menggunakan alat berat, imas dilaksanakan bersamaan dengan rumpuk mekanis. Biaya dalam pekerjaan imas adalah Rp. 250.000 /ha. 5.1.1.4. Tumbang Tumbang adalah kegiatan untuk menjatuhkan pohon-pohon yang berdiameter besar. Dalam melakukan kegiatan penumbangan terdapat beberapa ketentuan, yaitu :
Kegiatan penumbangan dilakukan pada areal yang sudah diimas.
Semua batang pohon yang berdiri tegak harus ditumbang baik masih hidup atau sudah mati.
Batang kayu yang ditumbang harus sedekat mungkin dengan permukaan tanah.
Hasil tumbangan kayu yang menghalangi jalan dan saluran air harus segera dipotong dan disingkirkan atau bisa juga dimanfaatkan untuk membuat titi panen.
54 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Dalam pekerjaan tumbang menggunakan alat gergaji rantai atau chain saw. Pelaksanaan kegiatan penumbangan menggunakan sistim kerja borongan dengan menggunakan jasa dari kontraktor alat berat. Biaya dalam melakukan pekerjaan tumbang adalah Rp. 500.000 / ha. 5.1.1.5. Mengatur Letak Barisan Dalam melakukan kegiatan mengatur letak barisan tentu hal yang menjadi sorotan adalah pembuatan jarak tanam. Jarak tanam yang digunakan adalah :
9,2 m x 7,8 m dengan populasi 136/ha, ini dilakukan pada tanah mineral
8,98 m x 7,78 m dengan populasi 143/ha, ini dilakukan pada lahan gambut. Pada tanah gambut populasinya lebih banyak, dengan tujuan agar tanaman
tidak mudah tumbang. Tanah pada lahan gambut banyak mengandung air sehingga tanaman akan mudah mati daripada tanah mineral. Pada tanah gambut juga mudah terserang hama dan penyakit seperti hama rayap, kumbang badak, dan lain sebagainya. Teknik pelaksanaan dalam kegiatan pembuatan jarak tanam adalah :
Ahli pengukuran, mengukur / mematokkan ajir/pancang utama sebagai panduan awal penanaman dengan menggunakan kompas agar ukuran tepat pada sasaran.
Mengukur dengan tali yang telah ditetapkan ukurannya.
Awal penanaman dimulai dari pinggir blok dengan ukuran setengah jarak tanam yaitu 3,89 m
Dengan ukuran yang telah ditetapkan tadi maka dapat dilakukan pemancangan. 55
Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan sistim kerja borongan. Standar pengukuran minimal 6 orang, dimana 2 orang memegang tali dan 4 orang mengisi pancang. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah kompas untuk menentukan arah pemancangan, meteran untuk pengukuran letak barisan, ajir/pancang untuk penempatan lokasi / tempat tanam, tali yang telah diberikan ukuran agar mempermudah dalam proses pemancangan. Prestasi dalam kegiatan ini adalah 1 ha untuk 1 orang. 5.1.1.6. Membuat Saluran Dranase Saluran draenase dibuat dengan tujuan untuk mencegah terjadinya genangan air pada lahan karena sebagian besar lahan merupakan lahan gambut. Saluran draenase yang dibuat adalah field drain atau parit cacing. Pembuatan field drain mengarah Utara-Selatan dengan jarak 4 m x 4 m x 3 m dan panjangnya 250 m. Saluran ini dibuat dengan menggunakan alat berat eskavator model bucket. Jumlah parit dalam 1 blok adalah 16 parit dengan perbandingan 1 : 4 (4 baris 1 parit). Setiap pembuatan field drain juga harus dibuat titian penyeberangan yang berguna untuk mempermudah penyeberangan bagi tenaga kerja dalam pemeliharaan/perawatan. Parit field drain ini berguna untuk mengurangi genangan air dalam blok karena tanah yang ada umumnya tanah gambut yang bersifat asam. Kategori dalam pembuatan field drain ada 2 yaitu dengan geser rumpukan dan tidak geser rumpukan yang biasanya dilakukan pada lahan yang bekas terbakar. Sistim kerja adalah borongan dengan memakai kontraktor. 5.1.1.7. Mengolah Lahan Sampai Siap Tanam
56 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Areal tanaman kelapa sawit di SAM I merupakan tanah mineral yang dapat dilakukan pengolahan secara manual dengan menggunakan cangkul. Pada lahan gambut pembuatan lubang tanam dengan menggunakan eskavator (hole in hole). Sebelum tanam diberikan terlebih dahulu RPh 300 gr, CuSO 4 15 gr, ZnSO4 15 gr dimasukkkan ke dalam lubang tanam. Pada lahan gambut alat eskavator mempunyai prestasi 5 Ha/hari, karena hanya melubangi tanah. Upah tanam menggunakan eskavator Rp. 1.150 /pokok, yang belum ditumbang Rp. 1.300 /pokok termasuk di dalamnya seleksi bibit Rp. 50 /pokok. Langsir bibit dari pembibitan ke tempat pengumpulan bibit (TPB) Rp. 250 /pokok, dari TPB ke lapangan Rp. 200 /pokok (siang), Rp. 250 /pokok (malam). 5.1.2. Pembibitan Dalam pelaksanaan kegiatan pembibitan hal yang pertama dilakukan adalah penentuan lokasi pembibitan, dengan syarat-syarat yaitu areal datar, dekat dengan sumber air, media tanah yang tersedia dan aman dari gangguan hama dan penyakit. Pembibitan dipimpin oleh satu orang asisten bibitan dan mandor bibitan dan kemudian langsung pada karyawan di bibitan. Dalam pelaksanaan bibitan dilakukan sebelum penanaman di lapangan kira-kira 1 tahun sebelum penanaman atau kegiatannya dapat bersamaan dengan pembersihan lahan. Pembibitan dilakukan secara 2 tahap yaitu pre nursery dan main nursery. Langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan pembibitan pre nursery diantaranya : a. Menyiapkan areal bibitan dan membuat bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang 10 m.
57 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
b. Menyiapkan media tanah dan memasukkannya ke dalam polibag kemudian disusun dalam bedengan. c. Kecambah ditanam dalam polibag dengan kedalaman 2 cm dan ditanam secara sejajar atau satu arah dengan cara kecambah tidur dan radikula menghadap ke bawah. d. Bibit disiram dengan rotasi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. e. Bibit dipupuk dengan Urea dengan cara dilarutkan dengan konsentrasi 20 gr dalam 10 liter air dengan frekunsi 1 kali/minggu. Sementara itu langkah kerja yang dilakukan dalam pelaksanaan pembibitan main nursery adalah : a. Menyiapkan areal pembibitan dengan jarak 89 x 78 cm kemudian diberi pancang. b. Mengisi media ke polibag besar. c. Memindahkan bibit dari baby polibag ke polibag besar dengan menggunakan silinder yang terbuat dari paralon. d. Bibit disiram 2 kali sehari. e. Penyiangan dilakukan dalam polibag dengan cara manual, sedangkan untuk di luar polibag bisa dilakukan dengan cara penyemprotan herbisida. f. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK dengan dosis 5 gr per tanaman. Dalam menggunakan pupuk tergantung dengan usia bibit di main nursery dan diberikan 1 kali dalam 2 minggu. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembibitan di tahap pre nursery adalah bedengan pembibitan, pompa air, selang untuk menyiramkan
58 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
larutan pupuk urea, baby polibag, pupuk urea, media tanah, dan kecambah kelapa sawit varietas PNG. Sedangkan alat dan bahan yang diperlukan pada tahap main nursery adalah pompa air dan pipa, selang semi samsui untuk penyiraman bibit, polibag besar, silinder untuk memindahkan bibit, pupuk NPK, media tanah, dan bibit dari pre nursery. 5.1.3. Penanaman. Penanaman merupakan aktifitas utama yang menentukan tingkat keberhasilan usaha suatu perkebunan. Umumnya pola tanam kelapa sawit berbentuk segitiga sama sisi pada areal datar. Jarak tanam yang dipakai adalah 9,2 m x 7,8 m dengan jumlah populasi 136/ha. Beberapa tahapan dalam melakukan penanaman antara lain : a. Mengecer bibit dari tempat bibit sampai ke lapangan dan diletakkan pada 1 gawangan dengan 2 jalur tanaman atau diantara 2 rumpukan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. b. Penanam mengecer bibit ke patok-patok tanam yang telah di buat. c. Penanam membuat lubang tanam dan memberikan pupuk RPh 250 gram dan setelah itu baru dilakukan penanaman dengan melepas polibag secara hati-hati dengan menggunakan parang, kemudian polibag diletakkan pada patok tanam. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penanaman adalah cangkul, parang, bibit sawit dan RPh 250 gr/pokok. Kegiatan ini dilakukan dengan sistim borongan. Organisasi kerja adalah melalui asisten afdeling lalu mandor penanaman dan kemudian ke para pekerja.
59 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
5.1.4. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman pada perkebunan kelapa sawit mutlak harus dilakukan agar dapat tercapai nantinya produksi dan kualitas yang tinggi. Kegiatan pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit meliputi penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan, dan penunasan. 5.1.2.1. Penyulaman Kegiatan peyulaman adalah suatu pekerjaan penting di perkebunan kelapa sawit supaya semua titik tanam hidup dan menghasilkan produksi per hektar yang maksimal. Penyulaman harus dilakukan sedini mungkin. Penyulaman yang terlambat akan menjadi sia-sia karena tanaman sulaman tersebut tidak dapat mengejar pertumbuhan tanaman awal. Pekerjaan awal sulaman yang terpenting yaitu sensus dan identifikasi pokok. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati di lapangan. Kematian tanaman di lapangan dapat disebabkan oleh serangan hama dan penyakit. Umumnya di PT. SAM I kematian tanaman di lapangan disebabkan oleh tikus dan rayap. Dalam melakukan kegiatan penyulaman dilakukan terlebih dahulu sensus tanaman yang mati dan harus disulam pada jaluran blok tanaman kelapa sawit. Pada tiap titik tanam yang hilang diberikan tanda pancang dengan tinggi kira-kira 2 m dan diberikan cat di atasnya. Kemudian pada pinggir jalur tanaman diberi tanda dengan bendera dari plastik atau bisa dengan tali atau apapun sesuai dengan jumlah tanaman yang mati pada jalur tersebut kemudian melangsir bibit pada tanda yang ada di pinggir jalur sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
60 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Pekerja mengecer bibit dari ujung blok kemudian dilakukan penanaman. Cara melakukan penanaman yaitu dengan menggali lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm dan diberikan pupuk RPh dengan dosis 300 gr per tanaman. Pelaksanaan penyulaman ini dilakukan dengan sesegera mungkin dan jumlah yang dibutuhkan bergantung pada jumlah tanaman yang mati pada blok tersebut. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah pancang, cangkul, bibit sawit, parang, tali/plastik dan pupuk RPh. Kegiatan ini dilakukan dengan sistim borongan dan organisasi kerja melalui asisten afdeling pada mandor kemudian pada para pekerja. 5.1.2.2. Pemupukan Untuk memberikan hasil yang optimum dan kontinyu, tanaman kelapa sawit memerlukan unsur hara yang optimal dan seimbang. Sementara itu tanah sebagai sumber hara mempunyai keterbatasan dalam penyediaannya. Pemupukan merupakan usaha penambahan unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik serta mencapai hasil yang maksimal. Pemupukan harus dilakukan secara tepat, yaitu tepat jenis, tepat waktu, tepat cara (aplikasi), tepat dosis, dan tepat frekuensi. Keberhasilan dalam pemupukan ditentukan oleh banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya. Setiap pelaksanaan di lapangan dituntut untuk bekerja sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan, sehingga setiap pohon mendapat pupuk sesuai dengan jenis dan dosis pupuk yang telah dianjurkan. Dengan demikian efesiensi efektifitas dapat dicapai secara maksimal. Kegiatan dalam pemupukan adalah sebagai berikut :
61 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Pupuk dibagi di gudang afdeling dalam beberapa untilan. Untilan adalah membagi jumlah pupuk ke dalam tempat-tempat tertentu (karung). Tujuannya agar dosis yang diharapkan dapat merata ke seluruh tanaman. Kemampuan orang untuk memikul beban sekitar 8 – 15 kg.
Pupuk dilangsir dari gudang afdeling ke pinggir blok dengan arah UtaraSelatan.
Untilan pupuk diecer ke dalam blok atau gawangan hidup.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan mangkok kecil pada tiap jalur tanaman. Pemberian pupuk dengan cara menabur pupuk di piringan. Pelaksanaan pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis anjuran dan rotasi
yang telah ditetapkan oleh pihak riset kebun. Jumlah yang diberikan untuk tanaman 1.5 kg/pokok. Takaran di lapangan 3 mangkok kecil ukuran 500 gr untuk semua jenis pupuk.
62 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Gambar 11. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit 5.1.2.3. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama yang terdapat di kebun SAM I adalah Tikus (Rattus sp), Rayap, dan kumbang badak (Oryctes rhinoceros). Sedangkan untuk penyakit, saat ini tidak ditemukan serangan pada tanaman kelapa sawit. a. Tikus Hama ini menyerang tanaman muda dengan memakan pelepah dari kelapa sawit. Umumnya yang terserang adalah tanaman yang baru ditanam. Tingkat serangan dari hama tikus ini adalah 2 %. Akan tetapi, di kebun SAM I dilakukan pengendalian langsung pada tanaman yang baru ditanam untuk pencegahan serangan tikus tanpa berpedoman dari tingkat serangan. Pengendalian hama tikus dilakukan dengan menggunakan klerat dengan bahan aktif kumatetratil. Cara aplikasi dari klerat adalah dengan meletakkan 2 buah klerat di piringan tanaman kelapa sawit dan kemudian diberi tanda dengan pancang yang berukuran 30 cm. Kemudian, setelah 3-5 hari dilakukan pengecekan. Bila klerat dimakan atau hilang berarti tikus telah memakan dan kemudian diberikan lagi klerat. Hal ini dilakukan terus sampai klerat tidak hilang atau dimakan lagi yang menandakan bahwa tanaman tersebut tidak lagi diserang hama tikus. b. Rayap Serangan hama rayap dapat kita ketahui dengan tanda – tanda adanya lorong rayap, yang terbuat dari tanah, lorong rayap tersebut berada pada permukaan batang tanaman yang mengarah ke bagian atas. Selanjutnya terlihat daun pupus layu dan kering hal ini menandakan serangan sudah mengarah ke titik
63 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
tumbuhnya serangan ini akan berlanjut sampai tanaman mati. Rayap memakan pangkal pelepah, jaringan batang, akar dan pangkal akar, daun serta titik tumbuh tanaman kelapa sawit. Langkah pengendaliannya adalah pertama di lakukan pengamatan / sensus sesegera mungkin di seluruh blok setelah diketahui adanya gejala serangan di blok yang bersangkutan. Hal ini dapat diketahui dari hasil sensus pokok atau dari laporan mandor panen ataupun perawatan. Pada prinsipnya pengendalian rayap yang efektif dilakukan dengan menghancurkan sarangnya dan membunuh semua anggota koloni rayap. Pada saat serangan sudah dikatakan tingkat sedang dan berat perlu dilakukan penyemprotan dengan menggunakan bahan Regent 120cc/kep/ 5 pohon. Prinsip kerjanya yaitu mata lima, lima titik tanaman yang terserang
harus
disemprot
sampai
merata,
untuk
mengetahui
tingkat
keberhasilannya adalah setelah 5 – 7 hari sudah dapat kita ketahui.
Gambar 12. Dampak Serangan Rayap Pada Kelapa Sawit di PT. SAM I
c. Kumbang badak Hama ini menyerang bakal daun pada titik tumbuh, masuk melalui pelepah. Kumbang ini menggerek ke dalam kumpulan daun yang akan tumbuh, menyebabkan daun yang keluar menjadi rusak. 64 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Cara pengendalian hama ini adalah dengan menggunakan perangkap. Perangkap dibuat dengan menggunakan Pheromon. Pheromon digantungkan pada kayu atau kawat yang diletakkan ada ujung pipa 1,5 m, dimana bagian atas pipa terbuka dan bagian bawah tertanam dalam tanah, sehingga kumbang akan datang dan terperangkap. Alat perangkap ini diletakkan di tengah-tengah gawangan dengan jumlah 1 perangkap tiap 4 gawangan atau 8 jalur tanaman. Pheromon diganti tiap 2 bulan sekali.
Gambar 13. Kumbang Badak dan PO46 Sime Rb Pheromon Untuk Pengendaliannya
5.1.2.4. Penyiangan Di kebun SAM I, penyiangan dilakukan dengan cara kimiawi. Penyiangan secara kimiawi adalah salah satu usaha pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit. Prosedur pelaksanaan penyiangan secara kimia adalah sebagai berikut :
Pembagian herbisida kepada pekerja sesuai kebutuhan pada blok yang akan dikerjakan.
65 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Pembagian jenis pekerjaan oleh mandor misalnya selektif alang-alang dan anak kayu, semprot pasar pikul
Pembagian ancak kerja oleh mandor. Kegiatan penyiangan secara kimia misalnya semprot pasar pikul, selektif
anak kayu, alang-alang dan pakis-pakisan dan semprot piringan. a. Semprot pasar pikul Kegiatan semprot pasar pikul adalah kegiatan membersihkan gulma pada pasar pikul yang bertujuan untuk persiapan panen dan memudahkan dalam melakukan pemeliharaan tanaman pada gawangan hidup. Bahan kimia yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Paraquat seperti Gramoxone dan Zenus. Dosis yang digunakan 0,5 liter/ha untuk pekerja adalah 50 cc/liter. b. Selektif alang-alang dan pakis-pakisan Kegiatan selektif lalang dan pakis-pakisan adalah usaha pengendalian lalang yang ada pada areal tanaman sawit. Kegiatan Selektif alang-alang adalah khusus penyemprotan untuk alang-alang dan pakis-pakisan, pelaksanaannya tidak hanya pada pasar pikul tapi juga pada semua gawangan atau pinggir jalan. Herbisida yang digunakan dalam melakukan selektif adalah Gliphosat seperti Round up dan Nufosat dengan konsentrasi 50 cc/liter. Kemudian juga menggunakan bahan Metafuron 17,5 gr/ha. c. Selektif anak kayu Kegiatan selektif anak kayu merupakan kegiatan pengendalian anak kayu yang tumbuh dalam areal tanaman sawit. Anak kayu banyak dijumpai pada areal yang baru dibuka yaitu merupakan bakal dari tanaman hutan dan bila tidak
66 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
dikendalikan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Herbisida yang digunakan adalah Paraquat dengan konsentrasi 50 cc/liter. d. Semprot piringan Kegiatan semprot piringan adalah kegiatan pengendalian gulma pada piringan kelapa sawit. Sekeliling piringan disemprot dengan herbisida Paraquat dengan konsentrasi 50 cc/liter. Kegiatan penyiangan secara kimia menggunakan alat knapsack sprayer, ember kecil dan jerigen untuk tempat herbisida. Dalam pelaksanaan kegiatan yang memotivasi bagi para pekerja untuk bekerja dengan baik adalah pekerja tidak mendapat teguran dari mandor maupun asisten, bagi lahan yang hasil semprotannya tidak sesuai maka pekerja tersebut akan disuruh untuk mengulang pekerjaan yang sama pada blok tersebut. Dalam organisasi kerjanya krani afdeling mengambil bahan ke gudang dan kemudian dibawa oleh mandor ke lapangan dan dibagi pada para pekerja. Pelaksanaan penyiangan dilakukan dengan rotasi 6 kali setahun, jadi setiap 2 bulan sekali blok yang sama akan dilaksanakan penyiangan. 5.1.2.5. Penunasan Penunasan bertujuan untuk menjaga kebersihan tanaman (sanitasi), memperlancar proses penyerbukan, mengurangi kehilangan berondolan dan memudahkan pengamatan tandan matang. Penunasan ini dilakukan dengan memotong pelepah sawit yang dimulai dari pelepah yang paling bawah. Pemotongan dilakukan pada pelepah yang tidak produktif atau kering/mati.
5.1.3. Kastrasi
67 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Kastrasi merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan dan belum diharapkan hasilnya walaupun tanaman tersebut telah dapat berbuah. Kegiatan kastrasi mulai dilakukan pada tanaman umur 14 – 20 bulan, dengan interval 1 bulan sekali. Kastrasi dilakukan dengan cara membuang semua bunga jantan dan betina tanpa merusak pelepah hijau dan membuang pelepah yang kering serta tandan buah yang busuk. Alat yang dipakai untuk kastrasi yaitu dodos kecil (10 cm) atau kapak lintir. 5.1.4. Panen 5.1.4.1. Penetapan Saat Panen dan Panen Panen merupakan kegiatan puncak dari kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit, karena pada dasarnya tujuan pembudidayaan kelapa sawit adalah untuk diambil buahnya yang sering disebut dengan Tandan Buah Segar (TBS). Secara teori kuantitas dan kualitas TBS yang dihasilkan merupakan cerminan dari efektivitas kegiatan pemeliharaan yang dilakukan. Dalam pelaksanaan panen ada beberapa hal yang harus diperlukan terlebih dahulu, diantaranya : A. Persiapan kegiatan panen meliputi : a. Persiapan areal
Titi panen (jembatan)
Pasar pikul
Piringan tanaman sawit
Tenaga kerja (pemanen)
b. Sistem panen
68 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Rotasi panen yang digunakan yaitu 6/7. Maksud dari rotasi 6/7 adalah panen dilakukan 6 hari dalam 7 hari. Kapveld panen dalam afdeling dibagi menjadi 6 kapveld panen.
Pengancakan misalnya ancak tetap, giring, dan giring tetap.
c. Alat pendukung panen
Dodos
Gancu
Karung pikul
B. Penentuan kapveld panen dan angka kerapatan panen (AKP) oleh asisten dan mandor. C. Mandor mengarahkan pemanen pada blok-blok lahan siap panen dan menempatkan pemanen pada ancak panen yang telah ditetapkan. D. Pemanen mulai bekerja memanen buah sawit yang telah matang dengan instruksi satu kilogram tandan 2 brondolan. E. Buah sawit yang telah dipanen dikumpulkan di TPH beserta brondolannya. F. Hasil panen diberi tanda dengan menuliskan nomor pemanen pada potongan tandan kelapa sawit. G. Pemanen bekerja untuk memenuhi basis kerja 1000 kg/hari. Bila basis telah tercapai maka pemanen hanya tinggal mencari premi sebesar Rp. 40/kg. Penghitungan AKP dilakukan dengan cara menetapkan blok sampel untuk setiap kaveld, dimana satu blok sampel untuk setiap tahun tanam yang berbeda dalam satu kaveld. Pohon yang diamati + 3 – 5 % dari jumlah pohon dalam satu blok sampel. Penetapan baris sampel dalam setiap blok sampel harus permanen, artinya baris itu digunakan tetap untuk perhitungan AKP berikutnya. Seluruh
69 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
pohon dalam baris sampel diperiksa dan dicatat pohon-pohon yang mempunyai tandan matang panen dan jumlahnya.
Kemudian dari jumlah tandan matang
panen yang dijumpai dalam satu blok sampel dibagi dengan jumlah pohon yang diperiksa maka diketahui rata-rata tandan matang panen per pohon pada blok sampel tersebut. Rata-rata tandan matang panen per pohon dikalikan dengan jumlah pohon dalam satu blok dengan jumlah tandan matang panen yang apabila dikalikan dengan rata-rata berat tandan akan merupakan jumlah dalam satuan berat (Kg). Contoh perhitungan AKP : rotasi 6/7 dengan luasan 100 ha. Pohon sampel 25 AKP = Jumlah pohon yang diamati = 100 = 1 : 4 Jumlah pohon yang di panen 25
100 x 132 = 13200 = 3300 janjang x 10 kg = 33 ton 4 5.1.4.2. Penerimaan dan Pengangkutan TBS Dalam pelaksanaan penerimaan dan pengangkutan TBS ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya : a. Krani mencatat jumlah TBS yang ada di TPH. b. Pekerja pemuat buah tediri dari 3 orang c. Truk angkut memuat buah pada blok yang dipanen dan dimuat pada setiap TPH. d. TBS dimuat ke atas truk dengan menggunakan tojok lalu dilemparkan ke atas bak truk. e. Berondolan di TPH dikumpulkan dengan menggunakan serok lalu ditaruh di atas alas karung yang diberi tali kemudian dilemparkan ke atas bak truk.
70 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
f. Bila sudah penuh, TBS disusun agar tidak jatuh dalam perjalanan menuju PKS. g. Setelah disusun TBS langsung diangkut ke PKS. h. Saat masuk ke PKS, truk ditimbang untuk mengetahui beban. i. Setelah ditimbang truk kemudian menuju ke loading ramp dan buah dijatuhkan dengan menaikkan bak truk angkut. j. Setelah selesai truk kembali ditimbang untuk mengetahui berat kosong truk angkut. Kemudian kembali untuk memuat TBS. Target dalam satu kali angkut (trip) buah kelapa sawit adalah sekitar 6 ton. Frekuensi pengangkutan juga ditentukan jarak ke PKS dan keadaan jalan. Basis dari pengangkutan adalah 12 ton/hari atau 2 kali pengangkutan. Alat yang digunakan adalah dump truk, tojok, serok dan alas karung. 5.1.5. Pengolahan Buah Pengolahan kelapa sawit merupakan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) untuk menghasilkan CPO yang berasal dari daging buah dan PKO yang berasal dari inti dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitasnya harus didukung dari uji analisa di laboratorium. Minyak kelapa sawit adalah hasil akhir dari kegiatan pengolahan yang sebenarnya diproduksi di lapangan, dengan arti lain kandungan minyak atau jumlah minyak yang dihasilkan tidak dapat ditingkatkan dalam kandungan buah. Pengolahan hasil merupakan suatu rangkaian proses penanganan bahan baku dari pabrik sampai produk yang siap untuk dipasarkan. Pada PT. SAM 1 kebun Senamanenek Kampar, Propinsi Riau, produk utama yang dihasilkan oleh
71 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) adalah CPO (Crude Palm Oil) dan Inti Sawit, dan produk sampingan adalah tandan kosong, cangkang dan fibre. 5.1.5.1 Pengolahan Crude Palm Oil ( CPO ) A. Penerimaan Buah Setelah buah di lapangan dipanen dan diangkut menggunakan dam truk dan dibawa ke PKS. Stasiun ini terdiri dari :
Weight Bridge ( Timbangan ) Stasiun ini berfungsi untuk mengetahui tonase TBS yang masuk ke PKS,
tonase palm product yang dipasarkan, serta material lain ( solar dan suku cadang) yang keluar masuk pabrik. Di PT. SAM 1 kebun Senamanenek Kampar, Propinsi Riau mempunyai 2 timbangan digital dan 1 timbangan manual, tetapi yang sering digunakan adalah timbangan digital karena timbangan manual berfungsi untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan. Setiap truk buah yang masuk ke PKS mengalami 2 kali penimbangan, yaitu ketika truk masuk ( berisi TBS ) dan pada saat truk keluar tanpa beban ( keadaan kosong ). Setelah ditimbang selanjutnya truk menuju ke peron. Adapun prinsip kerja penimbangan TBS adalah : Brutto = berat truk + TBS tarra = Berat truk tanpa TBS Netto = Brutto – Tarra
Peron Stasiun peron berfungsi untuk penampungan sementara TBS yang masuk
sebelum diolah. Selain itu juga dilakukan sortasi untuk mengetahui mutu ( kualitas) TBS yang dibawa dari lapangan hasil pemanenan.
72 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Gambar 14. Pembongkaran Buah Dan Sortasi di Peron PKS SAM I Kegiatan sortasi untuk menentukan kualitas buah yang ada di kebun PT. SAM 1 dilakukan berdasarkan fraksi yang digolongkan seperti pada Tabel 4 : Tabel 4. Kriteria kematangan buah Fraksi
Keterangan
Fraksi 00
Sangat mentah, warna hitam dan tidak membrondol
Fraksi 0
Mentah, 1 sd / 12 % buah luar membrondol
Fraksi 1
Kurang matang 12,5 s/d 25 % buah luar membrondol
Fraksi 2
Matang I. 25 % s/d 50 % buah luar membrondol
Fraksi 3
Matang II. 50 % s/d 75 % buah luar membrondol
Fraksi 4
Lewat matang I. 75 % s/d 100 %
Fraksi 5
Lewat Matang II. = Tankos ( tandan kosong )
Sumber : Ciliandra Perkasa (2007). Selain dari kriteria di atas, ada beberapa mutu di dalam sortasi yang dikenakan penalti apabila dijumpai dalam proses sortasi salah satunya yaitu kotoran yang berupa sampah, tanah, pasir dll, TBS tangkai panjang yaitu tangkai yang melebihi 2,5 cm, buah busuk dan buah sakit.
73 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
B. Stasiun Loading Ramp Setelah melalui proses sortasi, TBS dikumpulkan di loading ramp, kemudian dimasukan ke dalam lori untuk dilakukan proses selanjutnya. Fungsi dari loading ramp yaitu untuk mempersiapkan TBS yang akan diolah, sedangkan fungsi dari lori ini yaitu untuk membawa buah sebelum dan sesudah dilakukan proses perebusan. Jumlah loading ramp yang ada di PKS PT. SAM 1 kebun Senamanenek Kampar ini yaitu 1 unit dengan jumlah lori 12 pintu dan kapasitas masing – masing pintu 12,5 ton. Kapasitas lori adalah 7,5 ton / lori dengan jumlah lori 8 lori, yang tersedia sebanyak 50 lori.
Gambar 15. Pembongkaran buah di pintu lori PKS SAM 1
74 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
C. Stasiun Perebusan ( sterilizer ) Lori-lori yang telah diisi, kemudian ditarik dengan menggunakan capstand yang berfungsi untuk menarik dan mendorong lori ke dalam sterilizer dan menempatkan lori dibawah Tippler dimana 1 unit sterilizer dapat memuat 8 lori. Adapun tujuan dari proses perebusan ini adalah memudahkan brondolan lepas dari tandannya, melunakkan buah sehingga mudah di aduk, menonaktifkan enzim-enzim yang merusak mutu minyak dan melekangkan inti dari cangkang. Jumlah sterilizer yang ada di PKS sebanyak 2 unit, dengan kapasitas masing-masing 20 ton (8 lori @7,5 ton TBS). Tekanan uap 2,8 - 3,0 kg/cm2 dan temperatur 135 - 140 °C selama 80 - 90 menit. Perebusan dilakukan dengan sistem 3 puncak, yaitu : Puncak I
= 1,5 kg/cm2.
Puncak II
= 2 kg/cm2.
Puncak III = 2,8 - 3 kg/cm2. Pada puncak III, perebusan dilaksanakan selama 35 - 45 menit, tergantung pada kondisi buah (buah segar 45 menit, buah menginap 35 menit). Tujuan perebusan 3 puncak adalah :
Tahap I
: pembuangan udara dan penguapan air dari tandan buah (air
kondensat).
Tahap II
: pembuangan udara, penguapan air dari tandan buah.
Tahap III
: pematangan dan pelunakkan daging dan membuat kejutan terhadap biji agar terjadi kekoplakan.
75 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Dengan perebusan 3 puncak, maka panas dapat masuk dengan baik sehingga perebusan dapat matang secara merata.
Cara ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil rebusan buah yang sempurna, mengingat kerapatan brondolan dalam tandan buah semakin padat atau solid. Untuk lebih jelasnya, sterilizer dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 15. Sterilizer di PKS SAM 1 D. Stasiun Penebahan Setelah direbus, TBS dimasukkan ke dalam alat penebah (Thresher) dengan menggunakan Tippler. a. Tippler Fungsi tippler
adalah untuk membalik lori yang berisi buah yang sudah
direbus dan menuangkannya ke dalam bunch feeder.
Jumlah tippler
yang
digunakan di PKS SAM I ada 1 unit b. Bunch Feeder Fungsi bunch feeder adalah mentransfer buah ke dalam thresher. Penumpukan atau ketebalan buah pada bunch feeder akan mengakibatkan losses pada tandan kosong meningkat serta kesulitan pengontrolan pengumpanan buah ke dalam thresher.
76 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
a. Thresher Fungsi thresher adalah untuk memisahkan brondolan dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membanting serta mendorong janjangan kosong ke empty bunch conveyor dengan alat bantu blade pengarah dan spike.
Proses
pelepasan/perontokkan berlangsung akibat terbantingnya tandan buah secara berulang-ulang di dalam alat penebah yang berputar dengan kecepatan ± 23 rpm.
Gambar 16. Thresser di PKS SAM 1 d. Empty Bunch Conveyor dan Empty Bunch Hopper Fungsi dari empty bunch conveyor adalah untuk mentransfer janjangan kosong dari thresher ke empty bunch hopper sebelum dibawa ke lapangan. Empty bunch hopper dapat dilihat pada Gambar 9.
77 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Gambar 17. Empty bunch hopper di PKS SAM 1
E. Stasiun Pengadukan dan Pengempaan Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam stasiun ini adalah sebagai berikut : a. Pengadukan (digester) Tujuan pengadukan adalah melumatkan daging buah dan memisahkan daging buah dengan biji serta meniriskan minyak agar mudah diproses dalam pengempaan. Brondolan yang telah rontok pada proses thresher, selanjutnya dimasukkan ke dalam alat pengaduk (digester).
Di dalam alat pengaduk,
brondolan diremas/dilumat dengan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Suhu yang diperlukan untuk pengadukan ini adalah 90 – 95 °C selama ± 1/2 jam. Jumlah digester di PKS sebanyak 4 unit (2 unit running dan 2 unit stand by). b. Pengempaan (screw press) Fungsi screw press adalah sebagai alat untuk mengeluarkan minyak dari daging buah dengan cara dikempa dimana perlu diperhatikan tekanan cone adalah 35 – 40 Ampere. Tekanan cone yang terlalu tinggi (> 40 Ampere) mengakibatkan persentase biji pecah tinggi. Minyak kasar yang diperoleh dialirkan ke stasiun klarifikasi untuk dijernihkan atau dimurnikan, sedangkan ampas press diteruskan ke cake breaker conveyor untuk proses selanjutnya. Mesin screw press yang ada di PKS SAM I sebanyak 4 unit. F. Stasiun Klarifikasi. Minyak kasar yang keluar dari press masih mengandung kotoran, pasir, dan benda kasar lainnya. Maka dari itu dilaksanakan proses pemurnian untuk
78 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
mengurangi dan apabila memungkinkan dapat menghilangkan kotoran yang tidak diharapkan sesuai dengan norma yang ditetapkan, tahapan-tahapannya adalah : a.
Sand trap tank Fungsinya adalah menangkap pasir, minyak akan mengalir melalui baffle-
baffle yang berfungsi untuk menangkap pasir. Dalam melakukan blow down harus dengan suhu 95oC, sehingga yang terbuang adalah benar-benar NOS (Non Oil Solid). Jumlah sand trap pada PKS SAM I adalah 1 buah. b.
Crude Oil Tank (COT) Fungsi dari crude oil tank adalah menurunkan NOS, menambah panas dan
transit tank Crude oil tank dilengkapi dengan steam coil untuk memanaskan campuran minyak, yaitu dengan suhu 95oC. Faktor yang mempengaruhi kerja dari COT adalah temperature dan kondisi baffle. Jumlah COT yang ada di PKS SAM I adalah 1 unit. d.
Vertical Clarifier Tank (VCT) Fungsi dari VCT adalah memisahkan minyak, air dan NOS secara
gravitasi. Pemisahan antara minyak dan air adalah dengan perbedaan berat jenis. Dan suhu yang baik untuk terjadinya pemisahan antara air dan minyak adalah 90 – 95oC, dimana minyak akan selalu berada di atas karena berat jenis minyak kecil dari 1, sedangkan berat jenis air adalah 1. Untuk efektifitas kerja dari VCT adalah dengan ketebalan minyak ± 60 cm dan baru dilakukan pengutipan melalui skimmer. Untuk Pemurnian Minyak : a.
Oil Tank.
79 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Fungsi dari oil tank sebagai tempat transit minyak sebelum masuk ke storage tank. Pada oil tank suhu harus dijaga pada suhu 95oC untuk mengurangi kadar air. b.
Vacuum Dryer Fungsi dari vacuum dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam
minyak hasil produksi. Untuk Pengolahan Sludge a.
Sludge Tank Fungsi dari sludge tank adalah sebagai tempat penampung sementara dari
sludge sebelum diolah di sludge separator. b.
Sand Cyclone Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir yang masih
terkandung didalam sludge, sehingga memudahkan proses selanjutnya. Kinerja sand cyclone dapat diketahui dari selisih antara tekanan masuk dan tekanan keluar pada pressure gauge. Endapan pasir didalam sand cyclone akan di blowdown secara otomatis melalui sistem pneumatic dengan setting interval tertentu. c.
Buffer Tank Fungsi dari buffer tank adalah sebagai tempat penampungan sludge
sebelum didistribusikan ke sludge separator. d.
Sludge Separator Fungsi dari sludge separator adalah untuk mengutip minyak yang masih
terkandung di dalam sludge dengan cara sentrifugal, dimana air dan NOS dengan berat jenis yang lebih besar dari minyak akan terlempar keluar, dan minyak akan masuk kebagian dalam. Kapasitas sludge separator ditentukan oleh ukuran nozzle
80 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
yang digunakan yaitu : 1.45, 1.6, 1.8 dan 2.0 mm. Ukuran nozzle yang dipakai diusahakan sekecil mungkin untuk meminimumkan kehilangan minyak pada drab buang separator. Pengoperasian sludge separator seharusnya dengan cara membuka kran air penuh dan mengatur kran umpan sludge. Hal ini dikontrol melalui sudut flap pada sight glass air membentuk 95. Proses pemisahan dalam sludge separator ini ditentukan dengan adanya balance water dan minyak dipompakan keluar melalui paring disc minyak. Untuk mengetahui kinerja sludge separator adalah dari losses yang terjadi pada drab buang dari sludge separator yaitu 0,8 – 1,2 %. Storage Tank Fungsi dari storage tank adalah untuk tempat penyimpanan sementara minyak produksi yang akan dihasilkan sebelum dikirim. Hal-hal penting yang harus diperhatikan pada storage tank adalah kebersihannya, kondisi steam coil dan temperatur. Storage tank harus dibersihkan secara terjadwal pada saat pembersihan dan pemeriksaan kondisi steam coil harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam coil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO. 4.1.5.2. Proses Pengolahan Biji/Kernel Proses pengolahan biji adalah proses pemisahan antara inti sawit dengan cangkangnya. Adapun tahapan-tahapan pengolahan biji adalah sebagai berikut : A.
Cake breaker conveyor Fungsi dari cake breaker conveyor (CBC) adalah untuk membawa dan
memecahkan gumpalan cake dari stasiun press ke Depericarper. Faktor-faktor
81 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
yang mempengaruhi kinerja CBC adalah kualitas dan kuantitas umpan, clearance pedal sebaiknya 5 mm dari liner body, Sudut pedal sebaiknya 15-20oC, Panjang CBC dan jumlah pedal B.
Depericarper Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan
membawa fiber untuk bahan bakar boiler. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kerja Depericarper adalah kualitas umpan, kondisi ducting, adjustment dumper pada fan dan column, RPM fan, Air lock pada fiber cyclone dan CBC, Kondisi fan, Kebersihan dan jarak antara CBC dengan Nut Polishing Drum (NPD) C.
Nut Polishing Drum (NPD)
Fungsi dari nut polishing drum adalah membersihkan biji dari serabut yang masih melekat, membawa nut dari Depericarper ke nut transport, memisahkan nut dari sampah dan memisahkan gradasi nut. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas Nut Polishing Drum adalah kondisi plat pengarah/pengangkat, RPM, diameter, panjang, diameter lubang penyaring, kualitas dan kuantitas feeding, Aliran udara (air flow) dan kebersihan. D.
Nut silo Fungsi dari nut silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum
diolah pada proses berikutnya. Kebersihan shaking grate pada nut silo harus diperhatikan karena mempengaruhi terhadap keluaran nut silo, agar nut yang terolah sesuai dengan FIFO (first in first out). Jumlah nut silo pada PKS ada 2 buah dengan dan memiliki 3 sekat, yang mana sekat 1 yang memiliki vibrating grate setelah ripple mill adalah merupakan tempat untuk buah dura dan yang lainnya adalah untuk tenera.
82 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
E.
Nut grading Drum Fungsi dari nut grading drum adalah memisahkan fraksi biji berdasarkan
diameternya. Penentuan grade ukuran lubang pada nut grading drum diperoleh berdasarkan hasil analisa histogram. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kerja nut grading drum adalah umpan, RPM, diameter dan panjang drum, pengarah dan lubang nut grading drum. Jumlah nut grading drum yang ada sejumlah 2 unit. F.
Ripple Mill Fungsi dari ripple mill adalah memecah nut dengan menjepit. Faktor-
faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan adalah kualitas dan kuantitas umpan, kondisi ripple plate dan rotor bar, jarak atau clearance antara cover dengan rotor, RPM dan jumlah roller bar. Kualitas umpan dipengaruhi oleh kekoplakan nut, kalau nut koplak maka akan terhindarnya nut lekat pada cangkang, jenis buah (dura atau tenera), ukuran nut, kadar air yang terkandung pada nut. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya inti pecah yang keluar dari ripple mill adalah clearance antara ripple plate dengan rotor bar terlalu kecil, umpan yang terlalu banyak (berlebihan), nut terlalu kering dan persentase nut pecah pada umpan terlalu besar G.
Kernel Grading Drum Fungsi dari kernel grading drum adalah untuk menyaring nut utuh dan nut
pecah yang berukuran besar yang dapat terikut ke produksi untuk diolah ulang dan mengurangi beban peralatan pada proses selanjutnya.
83 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Faktor-fakor yang mempengaruhi kinerja kernel grading drum adalah lubang (kisi-kisi) pada drum baik ukuran lubang maupun jumlahnya, kualitas dan kuantitas umpan, pengarah, tuas pembersih dan RPM, diameter dan panjang drum. Jumlah kernel grading drum yang ada sebanyak 2 unit. H.
Light Tenera Dry Separation (LTDS) Fungsi LTDS adalah memisahkan cangkang, inti utuh dan inti pecah serta
membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja LTDS adalah hisapan (dumper airlock dan fan), Kebocoran ducting, kualitas dan kuantitas umpan, desain dan adjusment dumper column. I.
Claybath Fungsi dari claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit
pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan pada perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti dimasukkan ke dalam suatu cairan yang berat jenisnya di antara berat jenis cangkang dan inti, maka untuk berat jenisnya yang lebih kecil dari berat jenis larutan akan terapung di atas dan yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan Calcium Carbonat (CaCo3) sedangkan cangkang yang berat jenisnya lebih besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja claybath adalah berat jenis larutan, kondisi pompa, saringan getar, kondisi umpan dan penyetelan underflow. J.
Kernel Silo Fungsi dari kernel dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang
terkandung di dalam inti produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari kernel dryer adalah temperatur, waktu, kualitas dan kuantitas umpan, kondisi dan
84 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
kebersihan heater, steam supply, steam trap, strainer, kondisi blower fan, kebersihan kisi-kisi dalam silo. Pada kernel silo ada 3 tingkatan temperatur yaitu : Bagian atas
: 70oC
Bagian tengah : 60oC Bagian Bawah : 50oC Kernel dryer pada PKS SAM 1 mempunyai kapasitas 0,75 ton inti.
K.
Kernel Storage Fungsi dari kernel storage adalah untuk menyimpan inti produksi sebelum
dikirim keluar untuk dijual. Kernel storage pada umumnya berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap air yang masih terkandung di dalam inti dapat keluar dan bila tidak ada fan kondisi didalam storage akan lembab, yang pada akhirnya menimbulkan jamur pada inti sawit. Kernel storage yang ada di PKS SAM 1 ada 2 unit dengan masing-masing kapsitas 500 ton inti. 5.1.5.3. Pengolahan Limbah Fungsi dari pengolahan limbah (effluent treatment) adalah untuk menetralisir parameter limbah yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum dibuang keperairan umum (sungai) atau didistribusikan dengan sistem land application. Tujuan pengolahan limbah adalah :
Menghilangkan bahan terapung dan tersuspensi
Mengolah bahan organik yang majemuk yang dapat mengalami biodegradasi
Menghilangkan mikroba pathogen dan mengurangi kandungan minyak 85
Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Meningkatkan pengertian mengenai dampak yang ditimbulkan oleh limbah terhadap lingkungan.
Melestarikan sumber daya alam dan mengembangkan berbagai metoda yang sesuai.
Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh-pengaruh jangka panjang limbah.
Sumber-sumber limbah yang ada di PKS adalah stasiun sterilizer sekitar 15% dari TBS di olah, stasiun klarifikasi sekitar 40 % dari TBS di olah dan pencucian sekitar 10 %. Total seluruhnya sekitar 70% dari TBS olah. A.
Persyaratan Limbah Limbah yang dihasilkan di PKS berupa limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat berupa cangkang dan fibre yang digunakan sebagi bahan bakar boiler. Tandan kosong dimanfaatkan kembali sebagai mulsa (pupuk untuk tanaman). Limbah cair yang dihasilkan harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan dan tidak dapat dibuang secara langsung di sungai karena dapat mencemari sungai. Parameter yang menjadi indicator control untuk pembuangan limbah Cair adalah angka Biological Oxygen Demand (BOD). Angka BOD adalah angka yang menunjukkan kebutuhan oksigen yang biasanya diukur dalam periode 5 hari, sedangkan angka Chemical Oxygen Demand (COD) adalah angka yang menunjukkan suatu ukuran apakah oksidasi secara kimia dapat terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja effluent treatment adalah temperatur untuk pengendalian suhu dilakukan dengan menggunakan cooling tower dan resirkulasi, PH, kedalaman kolam, sistem distribusi, kondisi pompa, kualitas dan kuantitas umpan serta jumlah dan kondisi bakteri.
86 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
B.
Tahapan-Tahapan Pengolahan dan Pengendalian Limbah Tahapan pengolahan limbah yang umum di PKS SAM 1 adalah sebagai
berikut : a.
Pendinginan (cooling pond) Limbah cair yang telah dikutip minyaknya pada oil trap ( fat pit )
mempunyai karakteristik pH 4 - 4,5 dan suhu 70-80°C. Sebelum limbah dialirkan ke kolam pengasaman suhunya diturunkan menjadi 40-45°C agar bakteri mesophilic dapat berkembang dengan baik. b.
Kolam pengasaman Setelah dari menara atau kolam pendingin, limbah akan mengalir ke kolam
pengasaman yang berfungsi sebagai proses prakondisi bagi limbah sebelum masuk ke kolam bakteri. Pada kolam ini limbah akan di rombak Valatile Acid (VFA). Kolam ini berjumlah 2 buah c.
Kolam Bakteri Setelah dari kolam pengasaman limbah dialirkan ke kolam bakteri. Di
kolam ini bakteri melakukan aktifitas untuk menurunkan BOD dari limbah. Kolam bakteri ada 8 buah dan tiap kolam disirkulasikan. d.
Kolam land aplication Kolam ini tempat terjadinya proses akhir dari pengolahan limbah pabrik.
Fungsinya adalah untuk menampung limbah dari kolam bakteri dengan kadar BOD 2500. Dari kolam ini dialirkan lagi ke parit-parit untuk diaplikasikan ke lapangan.
5.1.5.4. Laboratorium
87 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
A.
Material balance Material balance adalah diagram yang menunjukkan komposisi dari
material yang diolah. Hal ini berfungsi untuk memberikan gambaran potensi minyak dan sawit serta bahan lain yang diperkirakan dapat diperoleh. B.
Peran Laboratorium Laboratorium dari suatu pabrik mempunyai peran untuk melakukan
monitoring terhadap bahan baku, melakukan monitor parameter selama proses, melakukan monitor terhadap loses (oil dan kernel), dan melakukan monitor mutu produksi. Dalam pengambilan sampel di PKS dilakukan setelah 2 jam pabrik mulai beroperasi dan selanjutnya tiap 1 jam sampel di ambil. Standar oil loses pada PKS SAM 1 dapat dilihat pada Tabel 5 dan standar kernel losses pada Tabel 6: Tabel 5. Standar oil loses di PKS SAM 1 Oil Loses Empty bunch Fruit in empty bunch Fiber cyclone Wet nut Final effluent
Sampel < 2,3 % < 0,5 % <8% <8% < 0,8 %
TBS 0,51 % 0,03 % 0,57 % 0,06 % 0,52 %
Tabel 6. Standar kernel loses pada PKS SAM 1 Kernel Loses Fruit in empty bunch Fiber cyclone LTDS I LTDS II Claybath
Sampel < 0,5 % <1% <1% <1% <1%
TBS 0,02 % 0,11 % 0,01 % 0,01 % 0,05 %
5.1.6. Manajemen Manajemen adalah suatu usaha dalam pemanfaatan SDM untuk mencapai tujuan tertentu melalui sebuah proses yang khas, terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pengawasan.
Dalam
pelaksanaannya,
88 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
keberhasilan perusahaan kelapa sawit akan sangat bergantung pada sistem manajemen yang digunakan dan cara pengelolaannya. 5.1.6.1. Planning (perencanaan) Perencanaan adalah menyusun suatu kegiatan yang nantinya berguna sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan yang di maksud sehingga dapat tercapai mutu dan hasil dari kegiatan yang dilakukan. Keberhasilan dari suatu perkebunan terletak pada bidang perencanaan, hal ini dikarenakan bila tanpa ada perencanaan maka akan berakibat fatal dalam pelaksanaan di lapangan karena tidak adanya pedoman yang jelas dalam pelaksanaan kegiatan. P.T. Subur Arum Makmur I, dalam hal penyusunan perencanaan melibatkan seluruh elemen atau aparat kebun secara keseluruhan. Perencanaan dalam melakukan kegiatan di perkebunan ditentukan dalam suatu rancangan perencanaan yang disusun seperti Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Kerja Bulanan (RKB), Rencana Kerja Harian (RKH). 5.1.6.2. Organisasi Untuk mencapai suatu kesuksesan dalam suatu perusahaan maka perlu diketahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap sukses tidaknya suatu perusahaan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu perusahaan adalah organisasi yang tersusun rapi dan teratur. Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok atau badan yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. PT. Subur Arum Makmur II merupakan suatu perusahaan milik Ciliandra Perkasa Group yang bergerak dalam bidang komoditi tanaman kelapa sawit. Perusahaan ini dipimpin oleh Chief Executive Officer yang berkedudukan di 89 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
kantor direksi Pekanbaru. Untuk mengatur segala kegiatan di lapangan, maka di lokasi dipimpin oleh General Manager dan dibantu oleh Deputy General Manager dan Manager umum Struktur Organisasi PT. Subur Arum Makmur II dipimpin oleh 1 orang General Manager dengan dibantu oleh 2 orang Deputy General Manager yang membawahi 5 orang Asisten Kepala, 15 orang Asisten Tanaman, 1 orang Asisten Teknik. General Manager juga dibantu oleh 1 orang Manager Umum yang membawahi 1 orang Kepala Tata Usaha dan 1 orang Kepala Personalia dan Umum. Berikut ini adalah penjabaran mengenai pekerjaan dari masing-masing jabatan. A. General Manager Tugas dan tanggung jawabnya :
Bertanggung jawab kepada Direksi
Memimpin kegiatan perusahaan baik di dalam maupun di luar
Menyusun usulan budget bersama-sama dengan staf
Mengawasi dan terjun langsung pada semua pekerjaan personil organisasi
Mengambil keputusan untuk tingkat kebun dan pabrik.
B. Deputy GM Tugas dan tanggung jawabnya :
Bertanggung jawab kepada GM
Membantu GM dalam pengawasan pekerjaan di lapangan
Menyusun usulan budget bersama-sama dengan staf
Menjamin bahwa kebijakan mutu, dimengerti, diterapkan dan dipelihara diseluruh tingkat organisasi di tanaman (Rayon). 90
Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Meninjau persyaratan-persyaratan kontrak pemeliharaan tanaman yang dikerjakan oleh pemborong.
Meninjau persyaratan-persyaratan bahan yang diusulkan oleh masingmasing Asisten.
Membawahi maksimal 3 rayon atau 9 afdeling
C. Manager Umum. Tugas dan tanggung jawabnya :
Bertanggung jawab kepada GM
Membantu GM mengenai masalah umum dan para karyawan.
Mengawasi dan meninjau mengenai laporan manajemen dari Kepala Tata Usaha
Mengawasi dan meninjau mengenai laporan tenaga kerja dari Kepala personalia dan umum.
D. Asisten Kepala Tugas dan tanggung jawabnya :
Bertanggung jawab kepada Deputy GM
Memimpin 1 rayon yang terdiri dari 3 Afdeling
Meninjau persyaratan-persyaratan kontrak pemeliharaan tanaman yang dikerjakan oleh pemborong di tiap afdeling.
Meninjau persyaratan-persyaratan bahan yang diusulkan oleh masingmasing Asisten afdeling.
E. Asisten Tanaman Tugas dan tanggung jawabnya :
91 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Menjamin bahwa kebijakan mutu, dimengerti, diterapkan dan dipelihara diseluruh mandor-mandor di afdeling masing-masing.
Membuat rencana pemeliharaan rutin dan panen.
Memaksimalkan potensi produksi di Afdeling
Memeriksa atau menguji proses panen dan proses pemeliharaan dan mencatat hasilnya.
Mengevaluasi realisasi kerja pemeliharaan tanaman yang berhubungan dengan produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia yang digunakan.
Menjamin bahwa tenaga kerja ditempatkan pada lapangan kerja sesuai dengan pelatihan yang diperoleh.
Menandatangani laporan kerja pemeliharaan dan panen sesuai dengan spesifikasinya.
Mengklasifikasikan tenaga pemanen sesuai kriteria yang ditentukan.
Mempersiapkan agenda pada tujuan manajemen yang berhubungan dengan proses pemeliharaan, panen produksi ditanaman (Afdeling).
Memelihara catatan mutu yang berhubungan dengan Afdeling (tanaman) yang
dibawah
koordinasinya,
termasuk
kualifikasi
pengarsipan/
penyimpanan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi yang telah ada. F. Asisten Teknik Tugas dan tanggung jawabnya :
Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara di seluruh mandor-mandor diteknik.
92 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Menjamin bahwa semua aktifitas yang dilakukan oleh pelaksana teknik dan mencek rencana dengan aktifitas-aktifitas hasil pemeliharaan.
Menjamin semua peralatan/mesin-mesin yang digunakan dalam proses telah siap dioperasikan oleh pengolahan dan juga merencanakan semua peralatan/mesin-mesin untuk dipelihara.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan mesin dan kendaraan serta alatalat berat di lapangan.
Mengajukan permintaan bahan-bahan, alat dan mesin untuk kepentingan teknik.
G. Kepala Tata Usaha Tugas dan tanggung jawabnya :
Menjamin bahwa kebijakan mutu, dimengerti, diterapkan dan dipelihara oleh semua personil yang ada di bagian administrasi.
Menjamin bahwa semua aktifitas pekerjaan ada pembelian, persetujuan rekan, pengadaan produk yang tidak berwujud sesuai dengan Prosedur Mutu Support Dokumen yang telah didokumentasikan dan diterapkan hingga efektif.
Mencek dan mengevaluasi setiap permintaan dari bagian terkait untuk disesuaikan pada rekening anggaran/budget.
Mengawasi keberadaan stok bahan-bahan dan alat-alat yang ada di gudang kebun.
Mencek dan mengevaluasi kebenaran permintaan barang.
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil di bagian administrasi. 93
Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
H. Kepala Personalia dan Umum Tugas dan tanggung jawabnya :
Mencek dan mengelola tenaga kerja yang ada di perusahaan
Membuat bukti dan surat perjalanan dinas.
Membantu Manajer umum untuk menangani masalah umum seperti pengelolaan mess kebun dan pengamanan kebun.
Menyusun dan membuat daftar upah bagi seluruh karyawan di kebun.
5.1.6.3. Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan semua kegiatan yang telah disusun dalam tahap perancanaan yang telah disetujui oleh Dewan Direksi, merupakan tanggung jawab dari General manajer untuk pelaksanaannya dilimpahkan kepada Deputy dan dibantu oleh seluruh Askep dan Asisten yang ada di perusahaan. PT. Subur Arum Makmur II pada setiap hari Sabtu dan Senin mengadakan apel pagi untuk seluruh staf yaitu GM, Deputy, Askep,dan Asisten tanaman. Kemudian tiap Selasa sampai Jumat pagi apel bagi Askep, Asisten dan karyawan pada tiap rayon. Untuk mendorong dan memacu meningkatkan mutu kerja dari karyawan dalam mengerjakan pekerjaan di lapangan perlu adanya motivasi, sehingga karyawan mau melaksanakan tugasnya dengan bagus dan juga bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, maka perusahan PT. Subur Arum Makmur II memberikan imbalan dan menyediakan fasilitas sebagai berikut : A. Gaji Gaji pokok adalah merupakan imbalan berupa uang yang diterima setiap bulan, untuk karyawan harian diberikan sesuai dengan jumlah hari kerjanya,
94 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
sedangkan untuk karyawan tetap diberikan gaji pokok per bulan berdasarkan golongan, ditambah jatah beras. B. Premi dan Bonus Premi diberikan kepada pekerja apabila telah melebihi target borongan (basis) yang telah ditetapkan. Bonus diberikan kepada karyawan apabila profit yang diperoleh oleh perusahaan banyak. C. Cuti Cuti diberikan kepada staf dan karyawan apabila mendapatkan kemalangan, hamil, melahirkan dan haid berupa :
Cuti tahunan adalah cuti yang diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama 1 tahun, sehingga diberikan cuti selama 12 hari.
Jika cuti dalam satu tahun tidak digunakan oleh staf maupun kariawan maka dinyatakan hangus.
D. Fasilitas Umum dan Fasilitas Kerja Fasilitas yang diberikan berupa perumahan, air, listrik, tempat ibadah, sarana olahraga, koperasi, dan pelayanan kesehatan, sedangkan fasilitas kerja berupa alat-alat panen, pakaian seragam. Pada pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan PT. Subur arum Makmur (SAM) I berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dengan motivasi-motivasi yang diberikan kepada karyawan yaitu berupa imbalan serta fasilitas yang lengkap untuk kebutuhan hidup, semuanya dapat menarik semangat karyawan dalam bekerja. 5.1.6.4. Pengawasan dan Evaluasi (Controling and Evalution)
95 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Di PT. Subur Arum Makmur (SAM) I kegiatan kontrol mencangkup 2 tahap yaitu pengawasan dan evaluasi. Penilaian bertujuan untuk menilai semua jenis pekerjaan yang telah dilakukan apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan ini memerlukan norma atau standar penilaian sehingga memudahkan dalam melakukan norma atau standar penilaian sehingga memudahkan dalam melakukan penilaian tersebut. Pengawasan melibatkan semua tingkat staf yang terkait yang dimulai dari Asisten sampai Direksi. Untuk semua jenis pekerjaan yang dilaksanakan pada setiap afdeling baik di lapangan maupun pabrik diawasi langsung oleh Asisten lapangan atau Asisten pabrik, untuk kegiatan secara keseluruhan di dalam kebun diawasi oleh Asisten Kepala (ASKEP), Deputy dan General Manajer. Evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi terhadap semua jenis kegiatan seperti cara borongan, apabila hasil kerjaannya tidak sesuai dengan yang diinginkan maka perusahaan berhak untuk menyuruh pemborong tersebut mengulang kembali pekerjaannya, dengan kesepakatan yang telah ditetapkan antara perusahaan dengan pemborong. Pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan panen dilakukan dengan memberikan teguran. Seperti untuk buah muda, buah terlalu masak, buah yang bermalam di lapangan dan buah yang bertangkai panjang yang masuk ke pabrik, maka mandor dan Asisten afdelingnya akan mendapat teguran atau denda dari perusahaan. Evaluasi dilakukan setiap waktu atau setiap selesai melaksanakan kegiatan, sehingga dengan demikian diharapkan akan mencapai hasil kerja yang memuaskan.
96 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Pengawasan juga dilakukan oleh Direksi dengan mengutus Internal Control untuk memeriksa dan menilai setiap kerja yang dilakukan di lapangan baik dari segi teknis atau dari segi finansial. 5.2. Pembahasan 5.2.1. Pembersihan Lahan Dalam pelaksanaan land clearing, kebun menggunakan jasa kontraktor untuk melakukan segala kegiatan. Pihak kebun hanya mengontrol dan mengarahkan kontraktor untuk melakukan pekerjaan. Areal pembersihan lahan yang baru dibuka agak tergenang air karena merupakan lahan gambut yang cukup dalam, sehingga cukup menyulitkan dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam pembukaan lahan semua pekerjaan menggunakan alat berat dengan jenis eskavator kecuali survei dan rintis. Biaya yang dikeluarkan juga sangat besar, dalam 1 hari pengoperasian alat berat dapat menghabiskan BBM rata-rata 200 liter/hari. Menurut Fauzi (2005), pengimasan merupakan tahap awal dalam kegiatan pembersihan lahan yaitu menebas dan memotong kayu yang berdiameter kurang dari 10 cm. Pada kegiatan pembersihan lahan di kebun PT SAM 1 juga dilakukan pengimasan untuk menjaga kebersihan lahan. 5.2.2. Pembibitan Di PT. Subur Arum Makmur (SAM) I tidak ditemukan lagi kegiatan pembibitan. Untuk pasokan bibit didatangkan dari kebun lain yang masih dalam satu grup perusahaan. Bahan tanam atau kecambah yang digunakan adalah varietas PNG dari Papua Nugini, Marihat dari Sumatera Utara, dan Silapan Jaya dari Sumatera Selatan. Pembibitan dilakukan dengan 2 tahap yaitu pre nursery
97 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
dan main nursery. Pada tahap pre nursery dengan menggunakan bedengan. Akan tetapi perlakuan pada pembibitan tidak diberikan naungan. Penyiraman dilakukan dengan manual. Sedangkan pada tahap main nursery dilakukan pemeliharaan dengan melakukan penyiraman secara semi mekanis dengan menggunakan alat selang semi samsui atau yang disebut juga dengan rentet. 5.2.3. Penanaman Sebelum membahas mengenai penanaman di lapangan perlu diketahui bahwa di PT SAM I tidak dilakukan lagi penanaman kacangan. Hal ini dikarenakan LCC yang pernah ditanam tidak bisa hidup di areal tersebut. Selain itu tidak tersedianya kebutuhan tenaga kerja untuk melakukan pemeliharaan LCC. Penanaman tanaman pokok langsung segera dilakukan setelah selesai pembersihan lahan. Penanaman juga berdasarkan ketersediaan bibit yang ada di kebun. Pada saat penanaman bibit dilangsir ke blok tanaman dengan menggunakan traktor, tapi bila lahan tersebut gambut dilakukan dengan menggunakan sampan yang kemudian di 5.2.4. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan 5.2.4.1. Penyulaman Penyulaman adalah suatu kegiatan untuk mempertahankan jumlah populasi dalam satu blok dengan menanam kembali atau mengganti tanaman yang telah mati atau abnormal dengan tanaman baru. Kegiatan penyulaman di PT. SAM I dilakukan pada blok-blok yang tanamnya mati. Bibit yang digunakan untuk penyulaman diusahakan mempunyai umur sama atau yang mendekati dengan tanaman yang sudah di tanam dilapangan.
98 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Sebelum penyulaman dilakukan, terlebih dahulu dilakukan sensus tanaman yang mati dalam satu blok tanaman. Tanaman yang mati dibongkar kemudian diberi pancang tanam. Setelah dilakukan sensus di pinggir jalur tanaman diberi tanda dengan pancang yang diberi garis-garis dengan cat atau bisa juga dengan menggunakan ikatan plastik untuk bendera. Jumlah garis dan ikatan menunjukkan jumlah tanaman yang harus diecer ke jalur tersebut. Kegiatan penyulaman dilakukan pada TBM 1-3. 5.2.4.2. Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan penting untuk menambah unsur yang ada dalam tanah dan memelihara struktur tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman agar memperoleh mutu dan hasil produksi yang optimal. Dalam suatu usaha budidaya tanaman khususnya kelapa sawit pemupukan sangat penting dilakukan. Di PT SAM I, kegiatan pemupukan dapat menyerap 60 % biaya perusahaan dari kegiatan pemeliharaan. Dalam pelaksanaannya kegiatan pemupukan dilakukan pada 2 semester yaitu Januari-Juni dan Juli-Desember.
5.2.4.3. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dilakukan berdasarkan pada batas ambang ekonomi serangan. Bila tingkat serangan sudah melewati garis batas ambang ekonomi maka harus dilakukan kegiatan pengendalian. Namun, pengendalian hama juga dilakukan lebih dini untuk mencegah serangan tanpa berpatokan pada garis batas ambang ekonomi. Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit di PT. SAM I adalah tikus, kumbang badak, dan rayap.
99 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Untuk pengendalian hama tikus dilakukan dengan pemberian klerat. Klerat yang digunakan merupakan produk dari bagian riset CLP Group. Klerat bekerja secara sistemik yaitu mematikan dengan cara perlahan. Cara aplikasinya adalah dengan cara diletakkan di atas piringan kelapa sawit dan biarkan dalam beberapa hari sampai hilang dimakan tikus. Klerat terbuat dari beras dan juga tepung ikan sehingga dapat menarik perhatian tikus. Dalam aplikasinya harus menggunakan sarung tangan, hal ini dimaksudkan agar bau tangan manusia tidak menempel pada klerat. Bila menempel maka tikus tidak akan memakan klerat tersebut. Pengendalian hama kumbang badak adalah dengan menggunakan Pheromon yaitu berupa zat atau hormon untuk menarik perhatian kumbang dari baunya. Pheromon dipasang pada ember yang digantung pada sebuah tiang yang diisi air dan agak ditutup dengan kain yang diberi sedikit celah. Kumbang yang tertarik dengan aroma Pheromon akan masuk dalam ember dan kemudian terperangkap dalam air. Pengendalian rayap adalah dengan menggunakan insektisida Regent. Cara aplikasi adalah dengan menyemprot pohon dan piringan yang terkena serangan rayap. Selain itu pohon lain yang mengelilingi pohon yang terserang juga harus disemprot untuk mencegah terjadinya serangan. 5.2.4.4. Penyiangan Kegiatan penyiangan di PT. SAM I dilakukan dengan secara kimia. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga kerja yang tersedia di kebun tersebut. Selain itu, prestasi dari tenaga kerja ini juga lebih tinggi dengan cara kimia daripada dengan cara manual.
100 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Sistim kerja yang digunakan adalah dengan cara borongan. Sehingga dalam pembagian racun bergantung pada prestasi kerja pekerja dalam 1 hari. Pada dasarnya pengendalian secara kimia masih dibatasi karena dapat menimbulkan efek yang buruk bila terkena pada tanaman kelapa sawit. Namun karena keterbatasan tenaga kerja tersebut maka tetap dikendalikan secara kimia. Herbisida yang diberikan pada pekerja dilapangan sudah dicampur air dengan perbandingan 1 : 1. Untuk aplikasi dilapangan menggunakan konsentrasi 100 cc/liter. 5.2.4.5. Penunasan Kegiatan penunasan adalah kegiatan untuk memotong atau membuang pelepah dari tanaman kelapa sawit. Di PT. SAM I tanaman kelapa sawit telah memasuki fase TM dan ada yang baru memasuki fase TM II tanaman sulaman, sehingga kegiatan penunasan dilakukan untuk membuang pelepah-pelapah yang mati dan tua. Pelepah diusahakan untuk dipertahankan sampai berjumlah 48-56 pelepah. 5.2.4.6. Kastrasi Kastrasi merupakan kegiatan untuk membuang bunga jantan dan bunga betina dari tanaman kelapa sawit. Kastrasi dilakukan pada umur 14-21 bulan untuk varietas PNG. Kastrasi dilakukan karena buah yang terbentuk pada usia tersebut masih belum bisa dimanfaatkan atau diolah karena kandungan minyak yang masih kecil. Setelah dilakukan kastrasi bunga dibiarkan untuk berbuah yang diperkirakan pada usia 24 bulan. Kegiatan kastrasi di PT. SAM I tidak ada dilakukan tanaman telah memasuki pase TM. 5.2.5. Panen
101 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Kegiatan panen di PT. SAM I menggunakan rotasi panen 6/7 yang maksudnya 6 kapveld panen dalam 1 minggu ( 7 hari). Satu kapveld umumnya terdiri dari 3 blok panen. Dalam pelaksanaan panen perlu diperhatikan angka kerapatan panen agar nantinya dapat ditentukan kebutuhan tenaga pemanen dan kendaraan angkut serta pembagian ancak kerja. Di PT. SAM I semua afdeling sudah melaksanakan panen. Dalam hal kegiatan panen ada beberapa kendala/kesulitan yang ditemui di lapangan, diantaranya :
Pasar pikul tempat distribusi hasil panen sering terendam air aat turun hujan sehingga menyulitkan bagi pemanen dalam mengangkut hasil panen.
Dalam kegiatan panen ini, mandor kesulitan dalam mengawasi semua kariawan panen diakibatkan sedikitnya mandor pada 1 afdeling, yaitu 2 mandor produksi. Selanjutnya dalam pengangkutan TBS ke PKS membutuhkan waktu yang
cukup panjang yaitu + 1 jam pulang pergi dan waktu yang dibutuhkan untuk memuat TBS ke truk dari TPH membutuhkan waktu kira-kira 1,5 jam. 5.2.6. Pengolahan Hasil Pelaksanaan PKPM untuk bagian pengolahan hasil dilakukan di PT.SAM 1. Dikarenakan SAM 1 telah memiliki pabrik pengolahan sendiri. Pada dasarnya pengolahan kelapa sawit adalah proses pemisahan karena prosesnya adalah untuk memisahkan buah dari tandan sampai menjadi minyak. Dalam pengolahan rendemen adalah yang menjadi perhatian utama. Diusahakan agar buah yang sudah dipanen jangan sampai restan di lapangan karena akan dapat mempengaruhi kadar ALB yang ada dalam minyak. Dalam pengolahan,
102 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
PKS mengusahakan untuk meminimalkan losses minyak sehingga produksi yang tinggi dapat tercapai. Di PKS PT. SAM I pada dasarnya menggunakan alat yang sama dengan PKS dari kebun-kebun yang lain, hanya saja di PKS SAM I ada menggunakan Tippler untuk memindahkan buah dari lori ke bunch feeder fruit. Selain itu di PKS ini tidak menggunakan lagi oil purifier karena dengan alasan untuk menghemat biaya dan fungsinya bisa digantikan dengan sludge separator. 5.2.7. Pengolahan Limbah Pengolahan limbah di PKS di PT. SAM I adalah dengan menggunakan sistim land application yaitu hasil limbah diolah untuk dijadikan pupuk yang diaplikasikan ke lapangan atau tanaman untuk tujuan peningkatan produksi. Kolam limbah terdiri dari 1 kolam pendingin, 8 kolam bakteri, 2 kolam pengasaman dan 1 kolam aplikasi. Sebelum diaplikasikan di lapangan kadar BOD diusahakan berada pada kisaran 2.500-3.000
Gambar 19. IPAL PKS PT. SAM I
5.2.8. Manajemen
103 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan
Dalam hal pengelolaan suatu perusahaan perkebunan maka takkan pernah lepas dari masalah manajemen. Pengelolaan manajemen perusahaan khusus untuk bagian budidaya disusun dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). RKAP disusun oleh seluruh staf kebun mulai dari GM sampai pada asisten afdeling. RKAP untuk tahun depan disusun mulai dari bulan September dengan berpatokan pada RKAP tahun itu dengan realisasi di lapangan. Setelah dilakukan pembuatan RKAP kemudian diajukan kepada kantor direksi untuk diperiksa dan ditindaklanjuti. Setelah diperiksa dan dilakukan perbaikan oleh direksi baru dapat dilaksanakan RKAP yang telah dibuat. Di dalam organisasi perusahaan dipimpin oleh seorang General Manager kebun dan di bawahnya terdapat seorang Deputy yang membantu mengawasi teknis lapangan dan Manager umum yang membantu mengenai permasalahan umum. Selain itu di kebun juga mempunyai Asisten Kepala (Askep), akan tetapi seorang Askep di sini membawahi beberapa rayon yang biasanya berjumlah tiga rayon. Di kebun SAM I juga tidak terdapat mandor I untuk membantu asisten di lapangan tapi langsung pada mandor lapangan.
104 Laporan PKPM
Budidaya Tanaman Perkebunan