H HA ASSIILL PPEEN NEELLIITTIIA AN N
MAKANAN TABU DI ROKAN HULU, RIAU Dadang Sukandar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB Jalan Puspa Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat ABSRACT Food taboo is one of nutrition problem in Indonesia. Solution to overcome this problem is therefore needed. Objectives of this study are 1) to identify taboo foods and 2) to reduce community food taboo through conducting training on food and nutrition. Study was conducted in Rokan Hulu Riau from December 1995 to November 2006. A sample of size 40 households was drawn randomly from household population of size 197. The households population is household farmer who are beneficiary of Special Program for Food Security, Food and Acgriculture Organization. Data were analyzed quantitatively and qualitatively and presented in one way table. Results show that groups which had a large number of food taboo were pregnant women group, lactating mother, infant and children under five group. There are 13 taboo foods for pregnant women, 10 taboo foods for lactating mother, 9 taboo foods for infant and 6 taboo foods for children under five. Some taboo foods for pregnant women are meat, sea fish, pineapple, banana and durian, etc. Some taboo foods for lactating mother are fish, fresh water fish, egg, cucumber, ice, etc. Some taboo foods for infant are egg, fish, sea fish, banana, all kinds of fruit, etc. Some taboo foods for children under five are chicken meat, egg, chicken tail, chicken liver, etc. After attending trainning, the knowledge on nutrition and food of the farmers increase significantly, therefore it is hoped that their knowledge can reduce their belive of the food taboo. Keywords: Food taboo, Food habit, Food value PENDAHULUAN Latar Belakang Tabu makanan adalah suatu larangan dalam mengkonsumsi makanan tertentu karena ada beberapa ancaman atau hukuman kepada orang yang mengkonsumsinya. Dalam ancaman ini, ada kekuatan supranatural dan mistik yang akan menghukum mereka yang melanggar aturan ini atau tabu (Susanto, 1997). Dasar dari kebiasaan pangan dicirikan dalam suatu sistem nilai seseorang dalam memilih makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Sistem nilai tersebut pada dasarnya berasal dari tiga sumber kebenaran yang dipercayai yaitu (1) agama dan kepercayaan kepada Tuhan, (2) adat-istiadat yang berasal dari nenek moyang,
dan (3) pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan formal, dari sosialisasi dalam keluarga dan dari pendidikan informal melalui media masa (Nikmawati, 1999). Tabu makanan di Indonesia masih menjadi masalah karena masih banyak makanan yang seharusnya dikonsumsi tapi masih ditabukan. Akibat tabu makanan tersebut ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-anak tidak memakan makanan tertentu sehingga dapat mengurangi intake makanan dan pada akhirnya akan menurunkan status gizi mereka. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi makanan yang ditabukan. 2. Mengidentifikasi makanan yang ditabukan bagi ibu hamil, ibu menyusui,
113 Universitas Sumatera Utara
3. 4.
bayi, balita laki-laki, balita perempuan, laki-laki dewasa, perempuan dewasa dan orang sakit. Mencari alasan-alasan tabu makanan. Mengurangi kepercayaan tabu makanan melalui pelatihan pengetahuan gizi dasar.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rokan Hulu, Propinsi Riau. Penelitian dilakukan dari Desember 2005 sampai November 2006. Sampling Populasi ini didefinisikan sebagai kumpulan keluarga petani yang tergabung ke dalam kelompok tani yang mendapat bantuan dari Special Program for Food Security, Food and Agriculture Organization. Populasi tersebut berukuran 197 keluarga. Dari populasi tersebut ditarik sampel melalui teknik penarikan contoh acak berlapis, dalam hal ini kelompok tani berdiri sebagai lapis. Penentuan ukuran sampel didasarkan kepada penarikan contoh acak sederhana dengan formula (Cochran, 1982) sebagai berikut:
n=
no n −1 1+ o N
Keterangan:
no = n p
p(1 − p)tα2 / 2 (v) d2
ni =
Ni n N
Keterangan: ni = ukuran contoh kelompok tani ke-i Ni = ukuran kelompok tani ke-i N = ukuran populasi n = ukuran contoh Dengan menggunakan formula di atas, ukuran contoh untuk semua kelompok tani didaftarkan di Tabel 1. Tabel 1. Daftar ukuran contoh kelompok tani Kelompok Tani
Ni
ni
1. Maju Jaya
25
5
2. Karya Utama
30
6
3. Satu Hati
29
6
4. Rukun Sentosa 5. Tunas Baru 6. Bina Usaha 7. Tunas Harapan Jumlah
25 28 30 30 197
5 6 6 6 40
ukuran sampel rumah tangga. penduga proporsi keluarga yang intake energi dan proteinnya di bawah 70% ( rendah). D = keakurasian mutlak perbedaan antara parameter p dan p. tα/2(v)= suatu nilai sehingga P(-tα/2(v) < t < tα/2(v)) =1-α, t adalah peubah acak fungsi kepekatan t-student dengan derajat bebas v. N = ukuran populasi.
Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan mencakup nama-nama anggota keluarga, jenis kelamin; umur; fisiologi; nama-nama makanan yang ditabukan; nama-nama makanan yang ditabukan bagi: bayi, laki-laki dewasa, perempuan dewasa, balita laki-laki, balita perempuan, perempuan hamil, perempuan menyusui, dan orang sakit; dan alasan tabu serta nilai pre- dan post-test pengetahuan gizi.
Dasar untuk menentukan ukuran contoh adalah penduga proporsi keluarga yang konsumsi energi dan proteinnya rendah. Agar contoh serupa dengan populasinya, α dan d yang dipilih harus rendah. Untuk menentukan n, α = 0.05 dan d = 0.13 dipilih. Ali Khomsan et al. (2005) menunjukkan bahwa proporsi keluarga yang
Pelatihan Pelatihan dilakukan dalam dua tahan. Tahap pertama dilakukan terhadap para pelatih yang berasal dari Dinas Kesehatan Rokan Hulu Pelatihan tahap pertama dilakukan pada bulan Maret 2006 selama 7 hari. Materi yang dilatihkan mencakup adalah pengetahun gizi dasar. Tahap kedua adalah pelatih melatih semua (197) petani.
114
= =
konsumsi energi dan proteinnya di bawah 70% adalah p > 0.4 oleh karena itu p = 0.5 dipilih untuk menduga ragam p(1-p). Substitusi α = 0.05 , d = 0.13, p = 0.5 dan N = 197 ke dalam formula menghasilkan ukuran contoh n = 40. Penarikan contoh acak berlapis dengan alokasi proporsional digunakan untuk menentukan ukuran contoh dari tiap kelompok tani. Ukuran contoh dari kelompok tani ditentukan sebagai berikut:
Makanan Tabu di Rokan Hulu, Riau (113 – 117) Dadang Sukandar Universitas Sumatera Utara
Pelatihan tahap kedua dilakukan dari Juni sampai Agustus 2006. Pelatihan diawali dengan pre-test lalu diakhiri post-test.
Tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Anggota Keluarga Rata-rata jumlah anggota keluarga tergolong sedang yaitu sebesar 4-9 orang per keluarga seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Keragaman jumlah anggota keluarga tergolong sedang, yaitu ditunjukkan dengan simpangan baku sebesar 2,0 orang. Jumlah anggota keluarga minimum 2 orang dan maksimum 9 orang. Tabel 1. Statistik jumlah anggota keluarga Statistik mean std. min. max.
Jumlah Anggota keluarga 4.9 2.0 2.0 9.0
Pendidikan dan Umur Suami Istri Rata-rata umur suami istri tergolong pertengahan. Rata-rata umur istri adalah 37 tahun, sedangkan suami adalah 42 tahun. Umur istri berkisar antara 22 sampai 60 tahun, sedangkan umur suami berkisar antara 26 sampai 77 tahun seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Rata-rata pendidikan suami istri tergolong rendah. Rata-rata pendidikan istri adalah 5.5 tahun atau setara SD, sedangkan suami adalah 5.8 tahun atau juga setara SD. Pendidikan suami dan istri berkisar dari 0 sampai 12 tahun seperti dapat dilihat pada Tabel 2.
Makanan Tabu di Rokan Hulu, Riau (113 – 117) Dadang Sukandar
dan
Istri Statistik
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data mencakup editing, penyusunan struktur file, data entry, editing data pada file komputer dan sorting. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Excel. Analisis data mencakup tabulasi data menurut kelompok orang, nama makanan yang ditabukan dan alasan tabu. Komputasi dilakukan untuk menduga mean, simpangan baku, nilai minimum dan maksimum skor pengetahun gizi awal dan akhir serta perbedaanya (delta), hasilnya disajikan dalam tabel. Analisis data dilakukan dengan menggunakan progam Statistical Analysis System (SAS) (1985).
Statistik umur suami-istri
mean std min max
pendidikan Suami
Umur Pendidikan Umur Pendidikan (tahun) (tahun) (tahun) (tahun) 37 5.5 42 5.8 11 2.3 12 3.0 22 0 26 0 60 12 77 12
Makanan Tabu bagi Ibu Hamil Makanan yang ditabukan bagi ibu hamil cukup banyak yaitu ada 13 makanan. Makanan tersebut antara lain: daging, daun ubi, durian, es, ikan laut, dan lain-lain seperti dapat dilihat pada Tabel 3. Alasan yang diberikan oleh responden tidak ada yang logis. Sebagai contoh daging ditabukan karena akan menyebabkan penyakit tambah parah. Makanan lainnya yang ditabukan beserta alasannya dapat dilihat pada Tabel 3. Daging dan ikan laut sangat baik bagi ibu hamil karena merupakan sumber protein namun sayangnya ditabukan. Hal ini jelas akan mempengaruhi intake protein karena ibu hamil tersebut tidak berani mengkonsumsi makanan tersebut. Tabel 3. Makanan tabu ibu hamil No.
Makanan Tabu
Alasan
1 2 3 4 5 6
Daging Daun ubi Durian Es Ikan laut Jantung pisang
7
Jengkol
8
Lompong
9
Nanas
10 11
Pedas Pisang
12
Rebung besar
13
Tebu
Penyakit tambah parah Penyakit tambah parah Nantinya anak ingusan Bayi besar di perut Luka tak kering Anaknya mengecil Perut tak kempes setelah melahirkan Lemas Gatal Kepala anak seperti nenas Ganguan perut Anak mati usia remaja Diperut besar setelah lahir mengecil Bulunya seperti monyet Susah dalam Melahirkan Sakit ketika melahirkan Pendarahan waktu melahirkan Anak besar diperut Pendarahan
115 Universitas Sumatera Utara
Makanan Tabu bagi Ibu Menyusui Makanan yang ditabukan bagi ibu menyusui cukup banyak yaitu ada 10 makanan. Makanan tersebut antara lain adalah ikan, ikan tawar, mentimum, telur (Tabel 4). Alasan yang diberikan oleh responden tidak ada yang logis. Sebagai contoh ikan dan telur ditabukan karena akan menyebabkan air susu menjadi anyir. Seperti kita ketahui telur dan ikan sangat baik baik ibu menyusui karena merupakan sumber protein namun sayangnya ditabukan. Hal ini jelas akan mempengaruhi intake protein karena ibu menyusui tidak berani mengkonsumsi makanan tersebut. Tabel 4. Makanan tabu ibu menyusui No.
Makanan Tabu
Alasan
1 2 3
Cabe Es Ikan
4
Ikan tawar
5 6 7
Jengkol Makanan pedas Mentimun
8
Pedas
Perut anak nanti mules Pilek pada anak Air susu hanyir Air susu berbau tidak enak Perut anak sakit Diare Mengurangi air susu ibu Pencernaan anak rusak Air susu ibu panas
9 10
Sayur nangka Telur
Anak masuk angin Air susu hanyir
Makanan Tabu bagi Bayi Makanan yang ditabukan untuk bayi ada 9 macam. Makanan tersebut antara lain adalah buah-buahan, hati ayam, ikan, telur, dan lain-lain, seperti disajikan pada Tabel 5. Tabu makanan untuk bayi tersebut sangat mengkhawatirkan karena makanan yang ditabukan merupakan sumber vitamin, mineral, dan protein. Alasan tabu yang diberikan sangat tidak masuk akal, misalnya buah-buahan ditabukan karena sejak dahulu tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi bayi. Tabel 5. Makanan tabu bayi No.
Makanan Tabu
Alasan
1 2 3 4
Buah-buahan Hati ayam Ikan Ikan laut
5
Jantung pisang
6 7 8 9
Pedas Pisang Pisang raja Telur
Dari dulu Cacingan Bau Cacingan Nanti pecah kaki/tumit Retak-retak Perut terganggu Dari dulu Karma orang tua Bau
116
Makanan Tabu bagi Balita Makanan yang ditabukan bagi balita relatif sedikit, yaitu hanya 6 macam makanan seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Makanan yang ditabukan tersebut yaitu ayam, ekor ayam, hati ayam, jengkol, pedas, dan telur seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Telur ditabukan untuk balita karena menyebabkan anak bisa menjadi bodoh. Alasan ini sangat konyol dan sangat merugikan bagi balita, karena sebagaimana kita ketahui bahwa telur mengandung protein dan banyak mengandung zat gizi lainnya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat dalam upaya mengurangi bahkan menghilangkan tabu khususnya bagi balita perlu dilakukan. Tabel 6. Makanan tabu balita No.
Makanan Tabu
Alasan
1 2
Ayam Ekor ayam
Bikin bodas Sudah besar sering lupa
3 4 5 6
Hati ayam Jengkol Pedas Telur
Muntaber Penyakit tulang Ganguan perut Anak bisa bodoh
Makanan Tabu bagi Perempuan Dewasa Makanan tabu bagi perempuan dewasa relatif sedikit, yaitu hanya ada 5 macam makanan. Makanan yang ditabukan tersebut yaitu buntut ayam, ekor ayam, sayap ayam, ujung sayap ayam dan tebu seperti dapat dilihat pada Tabel 7. Lima dari enam makanan adalah bagian tertentu dari ayam, duan di antaranya ditabukan dengan alasan kekurang beruntungan dalam perjodohan. Tabel 7. Makanan tabu perempuan dewasa No.
Makanan Tabu
Alasan
1
Buntut ayam
Pelupa
2 3
Ekor ayam Sayap ayam
Sering lupa Ditampik orang
4 5
Tebu Ujung sayap ayam
Mens tidak lancar Anak nikah jauh
Makanan Tabu bagi Laki-laki Dewasa Makanan yang ditabukan bagi laki-laki dewasa sedikit, yaitu hanya ada tiga macam. Makanan tersebut adalah buntut ayam, rebung, dan sayap ayam seperti disajikan pada Tabel 8. Buntut ayam ditabukan karena bisa menjadi pelupa. Sayap ayam ditabukan karena dalam perjodohan bisa ditampik perempuan. Sementara rebung ditabukan karena bisa menyebabkan penyakit tulang.
Makanan Tabu di Rokan Hulu, Riau (113 – 117) Dadang Sukandar Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Makanan tabu laki-laki dewasa No.
Makanan Tabu
Alasan
1
Buntut ayam
Pelupa
2 3
Rebung Sayap ayam
Sakit tulang Ditampik orang
Makanan Tabu bagi Orang Sakit Makanan yang ditabukan bagi orang sakit relatif sedikit. Makanan tersebut adalah nangka, jeruk, nenas, dan sayur nangka (Tabel 9). Nangka ditabukan karena dapat menyebabkan maag bisa kambuh. Jeruk dan nenas ditabukan karena dapat menyebabkan demam. Sementara sayur nangka ditabukan karena dapat menyebabkan sakit perut. Tabel 9. Sebaran keluarga menurut makanan tabu bagi orang sakit No.
Makanan Tabu
Alasan
1
Nangka
Maag bisa kambuh
2
Jeruk
Demam
3 4
Nenas Sayur Nangka
Demam Sakit Perut
Hasil Pelatihan Materi pengetahuan gizi dasar yang dilatihkan mencakup jenis-jenis pangan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun, sumber zat pengatur. Fungsi, akibat kekuranga, akibat kelebihan dari karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Hasil pre-test menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden sebesar 5,9 dalam skala 0-10 dengan simpangan baku sebesar 2,3 dengan nilai minimum 0 dan maksimum 10. Setelah Pelatihan, hasil post-test menunjukan adanya peningkatan dengan ratarata 7,6 atau meningkat sebesar 1,7. Peningkatan ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga dan anggota keluarga akan pentingnya zat gizi yang terkandung dalam makanan untuk memperbaiki status gizi mereka. Diharapkan pengetahuan gizi tersebut dapat mengurangi kepercayaan akan tabu makanan yang merugikan gizi dan kesehatan mereka. Tabel 10. Hasil pre- dan post-test pelatihan pengetahuan gizi dasar Test
Pre-test
Post-test
Delta
mean
5.9
7.6
1.7
std.
2.3
1.9
2.1
min.
0
2.0
-3
max.
10
10
10
Makanan Tabu di Rokan Hulu, Riau (113 – 117) Dadang Sukandar
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Masih banyak makanan yang ditabukan bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita. 2. Jumlah makanan yang ditabukan bagi ibu hamil sebanyak 13 jenis dan bagi ibu menyusui sebanyak 10 jenis. 3. Makanan yang ditabukan bagi bayi sebanyak 9 dan bagi balita sebanyak 6 makanan. 4. Masih didapatkan makanan yang ditabukan baik untuk laki-laki dewasa maupun perempuan dewasa. Makanan yang ditabukan untuk laki-laki dewasa ditemukan sebanyak 3 jenis dan untuk perempuan dewasa sebanyak 5 jenis. 5. Makanan yang ditabukan untuk orang sakit relatif sedikit yaitu sebanyak empat jenis, semuanya berkaitan dengan buah yaitu nangka, jeruk, nenas, dan sayur nangka. 6. Makanan yang ditabukan mencakup pangan sumber zat tenaga, pembangun dan pengatur. 7. Pelatihan telah dapat meningkatkan pengetahuan gizi dasar sebesar 1,7 yaitu dari 5,9 menjadi 7,6 (dalam skala 10). Saran Upaya penurunan kepercayaan akan tabu makanan masih sangat perlu dilakukan khususnya makanan tabu bagi hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita Upaya ini dapat dilakukan oleh para petugas dinas kesehatan dan kader-kader posyandu secara terusmenerus. DAFTAR PUSTAKA Cochran W.G. 1982. Sampling Technique. John Wiley & Sons. Nikmawati, E. E. 1999. Pola Konsumsi Pangan, Kecukupan dan Status Gizi yang Berhubungan dengan Kebiasaan Makan Singkong di Masyarakat Cireundeu, Cimahi, Jawa Barat. Thesis Program Pasca Sarjana, IPB, Bogor. SAS Institute Inc. 1985. Procedure Guide for Personal Computer,Version 6 Edition. Cary, North Carolina. Susanto D. 1991. Fungsi-fungsi SosioBudaya Makanan. Majalah Pangan No 9. July, halaman 51-56.
117 Universitas Sumatera Utara