48
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Proses Perancangan Taman Vertikal Singapore Air Traffic Control (SATC) 5.1.1
Lokasi dan Kondisi Eksisting Tapak
Singapore Air Traffic Control (SATC) terletak di 60 Biggin Hill Road, Singapore 509950. Singapore Air Traffic Control (SATC) merupakan unit pelayanan yang disediakan untuk mengatur dan mengarahkan pesawat secara langsung selama berada di darat dan di udara.
Singapore Air Traffic Control (SATC)
Gambar 16. Peta Lokasi SATC (Sumber : maps.google.co.id)
49
Tujuan utama dari ATC sistem ini adalah untuk membagi jalur pesawat sehingga mencegah terjadinya tabrakan di udara, mengatur jalur lalu lintas pesawat di darat agar tidak terjadi tabrakan dengan pesawat lain, dan menyediakan informasi dan dukungan lainnya kepada pilot ketika dibutuhkan. Di beberapa negara, ATC juga memegang peranan penting dalam pertahanan dan keamanan sehingga dijalankan sepenuhnya oleh pihak militer. Selain itu lembaga ini merupakan lembaga yang terlibat dalam koordinasi operasi pencarian dan penyelamatan di Singapura, melalui Rescue Coordination Centre (RCC) yang berlokasi di SATC pusat. SATC merupakan lembaga yang berada di bawah CAAS (Civil Aviation Authority Singapore. Fungsi utama CAAS adalah mengatur lalu lintas udara pesawat sipil dalam yuridiksi Singapura. Selain itu, CAAS merupakan satusatunya
lembaga
pemerintah
yang
berfungsi
mempertahankan
efisiensi
operasional bandara di Singapura. CAAS memberikan pelayanan navigasi udara untuk wilayah penerbangan lebih dari 800.0000 km2. Tujuan pelayanan navigasi udara ini selain untuk meningkatkan efisiensi operasional bandara juga untuk meningkatkan kapasitas keamanan arus lalulintas udara. Sebagai lembaga pemerintah, SATC menjadi lembaga yang dilindungi secara ketat. Akses masuk ke area SATC harus melewati perijinan sehingga tidak sembarang orang dapat mengakses area tersebut. Oleh karena itu, pada proses perancangan taman vertikal di SATC, Greenology sebagai pihak yang menangani proyek taman vertikal tidak dapat melakukan inventarisasi tapak sebelum dokumen perijinan terkait tapak dikeluarkan oleh pihak SATC. Akibat yang ditimbulkan dengan adanya keterbatasan akses terhadap tapak mengakibatkan Greenology melakukan proses perancangan hanya mengandalkan gambar vertical garden elevation yang diperoleh dari Hon Industries Pte. Ltd. (Gambar 18, 19). Vertical garden elevation ini berisi informasi dimensi luasan dinding serta gambaran umum tapak yang akan dibangun taman vertikal secara skalatis. Greenology berani mengambil keputusan untuk melakukan proses perancangan karena tidak mungkin untuk menunggu dokumen perijinan akses masuk selesai. Jika hal tersebut dilakukan maka pengerjaan proyek akan mundur,
50
akibatnya waktu yang digunakan untuk melakukan proses perancangan akan semakin sempit sementara proyek lain terus berdatangan. Pengetahuan serta pengalaman kerja di lapangan menjadi modal utama Greenology dalam mengerjakan proyek taman vertikal di SATC. Terdapat dua buah dinding yang akan dilakukan pemasangan taman vertikal. Dinding pertama merupakan dinding yang menghadap arah timur, sedangkan dinding kedua adalah dinding yang menghadap arah selatan. Kedua dinding ini berada pada bagian depan bangunan yang merupakan welcome area SATC. (Gambar 17). Kondisi SATC seperti tampak pada gambar terletak pada are terbuka dengan minim area hijau. Hal ini mengakibatkan area sekitar mejadi lebih panas karena kurangnya naungan dan vegetasi yang mampu mereduksi panas. Oleh karena, itu salah satu tujuan pembangunan taman vertikal tersebut adalah sebagai pereduksi suhu baik di dalam maupun di luar ruangan.
Legenda Wall A Wall B
Gambar 17 Posisi Dinding pada Bangunan SATC (Sumber : maps.google.co.id)
51
60
52
53
5.1.2
Analysis
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis. Aspek analisis yang menjadi fokus utama Greenology dalam mengerjakan proyek taman vertikal di Singapore Air Traffic Control (SATC) ialah aspek ekologis. Aspek ini terkait dengan pemilihan jenis elemen yang digunakan dalam desain. Melalui pendekatan aspek ekologis diharapkan pembangunan
taman
vertikal
menjadi
pembangunan
yang
berwawasan
lingkungan dengan menggunakan sumberdaya alam semaksimal mungkin. Analisis dengan pendekatan aspek ekologis erat kaitannya dengan pembangunan yang berkelanjutan. Penggunaan elemen desain harus dapat dimanfaatkan secara terus-menerus dan dapat didaur ulang (recycle). Selanjutnya permasalahan penggunaan energi, penggunaan air yang efisien, penggunaan material yang efisien diharapkan dapat diatasi melalui pendekatan ekologis ini. Terdapat dua jenis elemen lanskap yang digunakan pada perancangan taman vertikal di SATC, yaitu softscape dan hardscape. Penggunaan elemen softscape (tanaman) perlu memperhatikan berbagai karakter yang dimiliki tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan penggunaan elemen hardscape seperti modul penanaman dan material konstruksi haruslah optimal sehingga limbah yang dihasilkan dapat ditekan seminimal mungkin bagi lingkungan. Tanaman akan tumbuh baik pada kondisi lingkungan yang ideal. Syarat lingkungan yang ideal harus memperhatikan suhu, kelembapan, cahaya, kandungan air, dan kandungan unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Secara garis besar pemilihan tanaman yang dilakukan Greenology didasarkan pada apakah tanaman tersebut butuh naungan atau tidak. (Tabel 2). Pada ruangan yang terus tersinari matahari tanaman yang digunakan merupakan jenis tanaman yang toleran matahari, sedangkan pada ruangan yang kurang penyinaran atau di dalam ruangan maka digunakan tanaman yang toleran naungan. Tabel 2 berisi jenis tanaman yang umum digunakan oleh Greenology pada saat melakukan pemilihan tanaman termasuk pada proyek taman vertikal di SATC.
54
Tabel 2. Analisis Kebutuhan Penyinaran pada Tanaman Aeschynanthus parvifolius (Semishade)
Episcia cultivar (Semi-shade)
Episcia cupreata (Semi-shade)
Ficus pumila (Full sun/semi-shade)
Monstera oblique var. (Semi-shade/full shade)
Philodendron ‘Red’ (Semi-shade)
Philodendron scanden (Full sun/Semishade/full shade)
Philodendron erubescens ‘Gold’(Full sun/Semi-shade/full shade)
Philodendron ‘Gold Fire’(Semi-shade)
Pilea nummulariifolia(Full sun/Semishade)
55
Pilea depressa (Full sun/Semi-shade)
Pilea depressa var.(Full sun/Semishade)
Syngonium podophyllum (Semi-shade/full shade)
Syngonium cultivar (Semi-shade/full shade)
Davallia denticulata (Semi-shade/full shade)
Nephrolepis acutifolia (Semi-shade)
Nephrolepis exaltata (Semi-shade)
Phymatosorus scolopendria (Semishade)
Psilotum nudum (Semi-shade)
Pteris semipinnata (Semi-shade)
56
Pyrrosia longifolia (Semi-shade)
Pyrrosia piloselloides (Semi-shade)
Selaginella plana (Semi-shade)
Selaginella spp (Semi-shade)
Selaginella spp Blue Fern (Semi-shade) Vittaria ensiformis (Semi-shade)
Alocasia spp (Semi-shade)
Anthurium spp (Semi-shade)
Calathea spp (Semi-shade/ full shade)
Caladium bicolor (Semi-shade)
57
Chlorophytum bichetii (Semi-shade)
Cryptanthus spp (Semi-shade)
Cuphea hyssopifolia (Full sun)
Fittonia albivenis (Semi-shade)
Fittonia albivenis cultivars (Semishade)
Maranta leuconeura var.erythroneura(Semi-shade)
Maranta leuconeura var.kerchoviana (Semi-shade)
Phyllanthus mytifolius (Full sun)
Portulaca grandiflora cultivars (Full sun)
Russelia equisetiformis (Semi-shade)
58
Spathoglottis plicata (Full sun)
Tradescantia zebrina (Semi-shade)
Tradescantia spp (Semi-shade)
Grass (Full sun/Semi-shade)
Bamboo spp (Semi-shade)
Heuchera spp (Semi-shade/Full shade)
Scheffelera arboricola cultivar (Semishade)
Bubble plant (Full sun)
59
5.1.3 Concept A. Konsep Dasar Konsep perancangan yang diterapkan oleh Greenology yaitu Eco-Design. Konsep Eco-Design merupakan konsep desain yang berkembang seiring dengan orientasi pembangunan berwawasan lingkungan. Eco-Design mengacu pada integrasi sistematis aspek lingkungan ke dalam desain produk dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan secara keseluruhan dari suatu produk dari awal sampai akhir, serta berbagai aspek lain seperti pengembangan dan renovasi produk, harga, kualitas dan bahan baku, desain dan produksi, penggunaan, dan pembuangan. Secara garis besar Eco-Design menekankan perlakuan pada tiga aspek utama, yaitu manusia, sumber daya, dan energi (Gambar 20).
Gambar 20. Eco-Design Strategies (Sumber : www.lg.com) Konsep ini sejalan dengan konsep taman vertikal yang sedang dikembangkan oleh Greenology. Beberapa manfaat taman vertikal yang dikembangkan Greenology dapat dijabarkan sebagai berikut :
60
1. Mengurangi konsumsi energi bangunan 2. Meningkatkan kualitas udara 3. Mengurangi efek panas perkotaan 4. Meningkatkan keindahan visual dan meningkatkan profil bangunan 5. Pendingin suhu di dalam dan di luar bangunan 6. Mengembalikan ekologi yang beragam untuk daerah perkotaan 7. Recycle Air hujan yang turun dan menjerap debu 8. Mengurangi frekuensi tingkat kebisingan 9. Meningkatkan kesehatan psikososial dari penghuni bangunan dan masyarakat umum B. Konsep Pengembangan Konsep Eco-Design kemudian dikembangkan menjadi tiga konsep pengembangan
yang
dapat
menunjang
konsep
dasar tersebut.
Konsep
pengembangan tersebut meliputi konsep perbaikan iklim mikro, konsep vegetasi, dan konsep desain. Konsep pengembangan perbaikan iklim mikro merupakan konsep yang mendasari upaya perbaikan kualitas lingkungan pada tapak. Konsep vegetasi menekankan pada pemilihan jenis tanaman berdasarkan karakteristik dan kesesuaian tanaman. Sedangkan konsep desain merupakan konsep yang mendasari pembentukan alur dan pola penanaman pada taman vertikal. 1. Konsep Perbaikan Iklim Mikro Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas. Keberadaan bangunan fisik buatan manusia dan benda-benda alami pada suatu lingkungan mempunyai pengaruh terhadap iklim mikro setempat, misalnya terhadap suhu udara, kecepatan arah angin, intensitas dan lama penyinaran yang diterima oleh suatu permukaan, dan kelembaban udara. Modifikasi iklim mikro ini memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi manusia atau untuk menciptakan lingkungan yang optimal. Pendekatan untuk merubah atau memodifikasi iklim mikro ini dapat dilakukan dengan merubah temperatur dan kelembaban udara.
61
2. Konsep Vegetasi Beragam jenis tanaman dapat digunakan untuk taman vertikal, namun dalam penyusunannya sendiri perlu dilakukan berbagai pertimbangan terlebih dahulu. Menurut Sujayanto (2011), tidak hanya faktor keindahan saja yang menjadi pusat perhatian, tetapi juga toleransi terhadap sinar matahari dan kebutuhan tanaman terhadap air juga perlu diperhitungkan. Vegetasi yang digunakan pada taman vertikal mempertimbangkan beberapa aspek tertentu, diantaranya kondisi lingkungan pada tapak terutama radiasi sinar matahari serta lama penyinaran dan karakteristik serta fungsi tanaman terutama dalam kemampuannya memperbaiki kualitas lingkungan. Karakteristik tanaman dipertimbangkan berdasarkan sifat arsitektural dan hortikultural tanaman. Sifat arsitektural merupakan ciri fisik pada tanaman yang meliputi bentuk daun, ukuran, kerapatan, warna, tekstur, dan sebagainya. Sifat hortikultural merupakan sifat tanaman terkait kemampuannya dalam menerima sinar matahari, kebutuhan air, suhu dan kelembaban ideal, serta tempat tumbuh yang ideal.
a. Sifat Arsitektural •
Ukuran Tanaman Selain faktor kebutuhan sinar matahari dan air, faktor lain yang menjadi perhatian Greenology pada saat mendesain sebuah taman vertikal ialah ukuran dewasa dan sifat tumbuh suatu tanaman. Tanaman dengan ukuran kecil akan lebih cocok ditempatkan pada bagian atas taman vertikal sedangkan tanaman yang berukuran lebih besar baik ditempatkan pada bagian tengah atau bawah dari sebuah taman vertikal. Hal ini dikarenakan tanaman yang berukuran lebih besar dapat menutupi tanaman dengan ukuran lebih kecil jika ditempatkan pada bagian atas, sehingga tanaman dengan ukuran lebih kecil tidak akan menerima sinar matahari secara maksimal.
62
•
Warna Tanaman Unsur warna daun pada tanaman merupakan unsur yang penting dalam taman vertikal. Umumnya taman vertikal lebih memainkan warna. Warna daun yang berbeda-beda dipadukan dengan pola desain tertentu untuk menciptakan taman vertikal yang indah secara visual. Terkadang tanaman yang memiliki warna daun mencolok akan dijadikan focal point untuk menciptakan desain yang tidak monoton
•
Tekstur Tanaman Tanaman memiliki tekstur yang berbeda-beda. Tekstur ini muncul akibat adanya perbedaan ukuran daun maupun bentuk tajuk tanaman. Penggunaan tanaman dengan tekstur halus sangat cocok ditempatkan pada taman vertikal yang terletak di dalam ruangan, sedangkan tanaman dengan tekstur kasar lebih baik ditempatkan di luar ruangan untuk memperhalus kesan bangunan yang kaku.
b. Sifat Hortikultural Sifat tumbuh tanaman juga menjadi pertimbangan pada saat merancang sebuah taman vertikal. Tanaman dengan jenis menjalar dan merambat cenderung diletakan dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman lainnya. Ini disebabkan tanaman merambat mampu tumbuh dan menjalar pada tanaman lain sehingga apabila tanaman ini ditanam dalam jumlah yang banyak akan menutupi tanaman lain. Selain mengganggu keindahan taman, juga akan menyebabkan tanaman yang tertutupi tidak tumbuh secara maksimal. Jenis perakaran tanaman juga perlu diperhatikan, perakaran tanaman yang kuat dibutuhkan agar tanaman dapat menopang beban dan bertahan tumbuh secara vertikal. Tanaman juga memerlukan cahaya matahari. Lama penyinaran merupakan faktor penting yang dalam pertumbuhan suatu tanaman. Apabila tanaman tidak mendapatkan penyinaran matahari secara sesauai, maka tanaman tidak akan tumbuh dengan baik dan akan terjadi kerusakan pada bagian tanaman. Tanaman toleran matahari sebaiknya ditempatkan di luar ruangan. Sedangkan tanaman yang toleran di bawah naungan lebih baik ditempatkan di dalam ruangan. Hal ini penting untung menjaga tanaman tumbuh dengan baik.
63
Greenology membagi beberapa zona utama berdasarkan tingkat kebutuhan sinar matahari dalam penyusunan tanaman pada taman vetikal sebagai berikut : 1. Zona I, merupakan zona tahan panas. Tanaman yang ditempatkan paling atas pada sebuah taman vertikal biasanya merupakan tanaman yang mampu menerima sinar matahari dengan intensitas tinggi. 2. Zona II, merupakan zona tahan teduh dan panas. Tanaman yang dipilih biasanya merupakan jenis tanaman yang mampu tumbuh dengan baik dengan cukup sinar matahari atau sedikit dibawah naungan. 3. Zona III, merupakan zona untuk tanaman yang mampu bertahan dengan sedikit sinar matahari, artinya tanaman yang dipilih merupakan jenis tanaman yang mampu tumbuh dengan kondisi teduh atau di bawah naungan. 4. Zona IV, merupakan zona paling bawah dari sebuah taman vertikal. Pada bagian ini biasanya dipilih tanaman yang mampu hidup dengan kondisi lembab. Hal ini karena zona paling bawah merupakan area tempat tetesan air sisa penyiraman yang tidak diserap oleh tanaman pada bagian atas. Kebutuhan air pada tanaman juga perlu diperhatikan. Tanpa air tanaman akan layu dan mati. Air berfungsi sebagai penjaga kelembapan tanaman serta media tanam yang digunakan. Setiap tanaman membutuhkan kadar air yang berbeda-beda tergantung pada ukuran tanaman, ukuran media tanam, serta kondisi lingkungan sekitar. Ketika kondisi lingkungan panas maka secara otomatis kebutuhan tanaman terhadap air akan meningkat. Pada dasarnya tanaman dapat memperoleh air langsung dari alam melalui proses pengembunan, pengabutan, dan hujan. 3. Konsep Desain Konsep desain pada proyek
taman vertikal di Singapore Air Traffic
Control (SATC) ini menggunakan pola “Rectilinear”. Pola desain yang terbentuk merupakan gabungan garis horizontal dan vertikal dengan berbagai kombinasi ukuran untuk menciptakan desain taman vertikal yang memiliki nilai estetika. (Gambar 21). Pola desain “Rectilinear” ini memiliki karakter dominan, logis, statis, dan kuat.
64
Gambar 21. Konsep Desain Bentukan bujur sangkar akan muncul dan diaplikasikan pada bentukan pola tumbuh tanaman taman vertikal. Kombinasi bentuk dan warna tanaman menjadi poin penting dalam menciptakan desain taman vertikal ini. Dominasi warna hijau akan kuat, namun beberapa tanaman dengan warna kuning dan merah ditampilkan untuk membuat warna lebih semarak. (Gambar 22).
Gambar 22. Kombinasi Bentuk Bujur Sangkar dengan Warna Tanaman 5.1.4 Elevation Drawings Tahap ini merupakan penerjemahan konsep desain yang akan diterapkan menjadi gambar desain taman vertikal secara skalatis. Dimensi serta ukuran disajikan pada elevation drawings. Elevation drawings pada proyek taman vertikal digunakan sebagai pengganti site plan tapak. Seperti halnya site plan tapak pada umumnya, elevation drawing berisi informasi terkait desain secara detail serta pemilihan material yang digunakan beserta legenda untuk memudahkan klien memahami desain secara keseluruhan. (Gambar 23, 24).
65
66
67
5.1.5 Plant Selection Setelah klien menyetujui usulan desain taman vertikal maka tahap selanjutnya merupakan tahap pemilihan tanaman. Pada dasarnya pemilihan tanaman ini sesuai dengan elevation drawing, namun pada tahap ini memungkinkan terjadinya revisi elevation drawing apabila pada kenyataannya tanaman dirasa kurang cocok secara kriteria estetika maupun tipe pertumbuhan tanaman. Pada proyek taman vertikal di SATC, elevation drawing tidak mengalami revisi karena pembuatan gambar dilakukan berdasarkan konsultasi dengan managing director. Karakteristik tanaman yang menjadi perhatian meliputi sifat arsitektural dan hortikultural tanaman. (Tabel 3). . Secara spesifik tanaman yang akan digunakan pada taman vertikal harus memenuhi beberapa kriteria utama. Hannebaeum (2001) menyatakan beberapa kriteria tanaman yang harus diperhatikan meliputi kemampuan adaptasi terhadap iklim, kebutuhan nutrisi dan mineral tanah, toleransi terhadap cahaya matahari dan naungan, ukuran dan bentuk tanaman, tekstur dan warna tanaman, kemampuan tumbuh dan berkembang tanaman, serta kerentanan terhadap hama dan penyakit. Singapore Air Traffic Control (SATC) berada pada wilayah dengan iklim tropis sehingga tanaman harus mampu bertahan pada kondisi penyinaran penuh. Tabel 3. Sifat Arsitektural dan Hortikultural Tanaman pada Taman Vertikal Spesies
Arsitektural
Hortikultural
Cryptanthus spp
Daun unik dan berbeda
Kebutuhan air sedang
Chlorophytum bichetii
Daun tebal dan tumbuh Penyinaran sedang melingkar Kisaran kelembaban pada suhu kamar Warna daun kemerahan Tumbuh pada dataran dengan corak di tengahnya rendah Warna daun hijau Penyinaran sedang/naungan Bentuk daun memanjang
Kebutuhan air sedang
Tekstur Halus
Tumbuh pada dataran rendah dan dataran tinggi
Bunga putih bertangkai
68
Curly Bamboo spp
Warna daun hijau
Penyinaran sedang
Bentuk daun memanjang Kebutuhan air intensif dan tumbuh melingkar Tumbuh pada dataran tinggi
Juncus effusus
Tekstur halus
dan dataran rendah
Daun berwarna hijau
Penyinaran sedang
Daun berbentuk silindris
seperti Kebutuhan air intensif
Tekstur daun halus Bunga berbentuk kipas
Monstera oblique var.
Hidup di dataran rendah dan dataran tinggi
Daun berwarna hijau tua Penyinaran sedang atau muda Kebutuhan air intensif Daun tebal dan mengkilap
Nephrolepis exaltata
Kisaran kelembaban pada daerah hutan hujan tropis
Kisaran kelembaban pada daerah hutan hujan tropis
Memiliki lubang tidak beraturan di sepanjang Hidup di dataran rendah dan tulang daun dataran tinggi Bentuk lurus hingga keriting Penyinaran sedang/naungan Daun menyebar hingga 1 m
Kebutuhan air intensif
Daun segar berwarna hijau Kisaran kelembaban pada tua hingga hijau muda suhu kamar
Philodendron erubescens ‘Gold’
Daun berbentuk lonjong Warna daun hijau muda kekuningan Tekstur daun halus
Philodendron scanden
Daun berbentuk hati Warna daun hijau tua Tumbuh merambat Tekstur daun halus
Hidup di dataran rendah dan dataran tinggi Penyinaran maksimal/sedang/naungan Kebutuhan air intensif Kisaran kelembapan pada daerah hutan hujan tropis Penyinaran maksimal/sedang/naungan Kebutuhan air intensif Hidup di dataran rendah dan dataran tinggi
69
Pilea depressa
Tanaman berbentuk kerdil Warna daun atraktif
Kebutuhan air intensif
Tekstur jelas
Pilea depressa var.
Motif daun unik dipertegas Kisaran kelembaban pada tulang daun yang kokoh daerah hutan hujan tropis Penyinaran Tanaman berbentuk kerdil maksimal/sedang Warna daun atraktif Kebutuhan air intensif
Tekstur jelas
Portulaca grandiflora cultivars
Penyinaran maksimal/sedang
Motif daun unik dipertegas Kisaran kelembaban pada tulang daun yang kokoh daerah hutan hujan tropis Bunga kecil dan berkelopak Penyinaran maksimal seperti mawar Kebutuhan air intensif Bunga berwarna merah, Kisaran kelembapan pada putih, jingga, pink, kuning daerah hutan hujan tropis
Russelia equisetiformis
Daun hijau mengkilap
Hidup di dataran rendah dan dataran tinggi
Daun menjuntai
Penyinaran sedang
Bunga berwarna merah
Kebutuhan air intensif
Bunga tumbuh di setiap Kisaran kelembapan pada buku ranting suhu kamar Jenis lain berbunga putih Hidup di dataran rendah dan dan krem dataran tinggi Selaginella plana
Bentuk tajuk menyebar
Penyinaran sedang/naungan
Mempunyai batang khusus Kebutuhan air intensif (rimpang) Kisaran kelembaban pada daerah hutan hujan tropis Daun berukuran kecil dengan gradasi hijau Hidup di dataran rendah dan dataran tinggi Tradescantia zebrina
Daun berbentuk lonjong
Penyinaran maksimal/sedang
Permukaan daun dengan guratan putih
hjau
Bagian bawah berwarna ungu
daun Kisaran kelembaban pada daerah hutan hujan tropis
Tumbuh menjuntai
Kebutuhan air intensif
Hidup di dataran rendah dan dataran tinggi
70
5.1.6 Construction Proyek taman vertikal di SATC ini menggunakan sistem GVG 1. Konstruksi taman vertikal ini menggunakan rangka besi yang menempel langsung pada dinding (wall-mounted). Dinding pertama (Gambar 34) dengan panjang dan lebar 21 x 5,7 m, sedangkan dinding kedua dengan ukuran 5,5 x 5,7 m lebih rumit dalam pembuatan framenya sehingga pembuatan konstruksi diserahkan kepada kontarktor Hon Industries Pte. Ltd. (Gambar 35). Hal ini karena pada dinding kedua terdapat cerobong asap yang akan ditutupi oleh taman vertikal. Berikut ini merupakan komponen-komponen yang digunakan pada sistem GVG 1 : 1. Greenology Module, Modular box atau modul Terbuat dari plastik polypropylene, yaitu bahan plastik yang kuat dan ringan sehingga mampu menahan beban yang cuku berat dan tidak mudah patah. Hal ini dikarenakan penggunaan sistem interlocking dalam menyatukan keenam bagiannya. Plastik ini terbuat dari alga dan jamur sehingga modul ini dapat dengan mudah didaur ulang. Namun begitu, modul ini diklaim dapat menghadapi guyuran hujan dan teriknya matahari. Modul memiliki ukuran dengan panjang dan lebar masing-masing 50 cm serta tebal 15 cm. Berat modul ini tanpa media tanam adalah sekitar 2kg, memiliki warna hitam.
Gambar 25. Spesifikasi Greenology Module (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
71
Sebelum modul ini dapat digunakan dan ditanami berbagai jenis tanaman perlu dilakukan perakitan terlebih dahulu dari ke enam bagian sisi modul. Caranya ialah dengan mengaitkan masing-masing bagian dimana setiap bagian memiliki kunci yang dapat membuat setiap bagian terpasang dengan kuat. Kemudian, pasang lapisan geobag yang telah dijahit berbentuk tas untuk menutupi bagian dalam modul. Setelah itu, pasang material nanofibre pada bagian atas, samping, dan bagian belakang modul serta media tanam. Terakhir, tutup modul bagian atas dan kunci sehingga modul siap untuk ditanami. Sebelum ditanami modul harus disayat terlebih dahulu, tujuannya ialah untuk membuat lubang tanam. Biasanya sayatan ini dibuat sesuai keperluan saja dan tidak berada pada seluruh bagian modul.
Setelah lubang tanam
terbentuk, barulah proses penanaman dilakukan. Saat penanaman, modul diletakan secara horizontal seperti menanam pada umumnya. Jika pada umumnya modul hanya dapat ditanami pada bagian depan, maka berbeda dengan modul yang didesain dan dikembangkan oleh Greenology. Modul ini dapat ditanami pada seluruh bagian sisinya sehingga modul akan tertutup tanaman secara penuh dan terlindung dari sinar matahari.
Gambar 26. GVG 1 Module System ( Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
72
Berikut ini merupakan material-material penyusun pada modul penanaman : a. Geo Bag / Geotextile Material yang menyerupai kain kasa, berperan dalam
menutupi
modul di bagian dalam. Dengan begitu, posisi tanaman yang berada di dalamnya akan terjaga dan tumbuh dengan subur. Material ini dijait berbentuk tas dengan penutup sehingga mudah untuk dimasukan ke dalam modul tadi. Setelah geo bag terpasang barulah media tanam dimasukan ke dalam modul.
Gambar 27. Geo Bag yang Ditempatkan di Dalam Modul Penanaman (Sumber : Greenology Pte. Ltd)
b. Nanofibre Merupakan material yang menyerupai busa denga serat –serat di dalamnya. Material ini berfungsi menjerap dan menampung air yang jatuh baik dari hasil penyiraman maupun air hujan untuk modul yang ditempatkan di luar ruangan. Kemampuan material ini dalam menjerap air sangatlah berguna dalam mempertahankan kelangsungan tumbuh dan berkembang tanaman. Air yang masuk ke dalam modul aka disimpan sementara dan dapat dipergunakan tanaman sewaktuwaktu ketika tanaman kekurangan air sehingga media tanam tidak akan kering.
73
Gambar 28. Nanofibre Material Penjerap dan Penampung Air (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
2. Unistrut Framing System, menggunakan material glavanished mild steel atau yang lebih dikenal dengan baja ringan. Material ini merupakan material yang akan menempel langsung pada dinding dan berfungsi sebagai tempat menempelnya spring nut dan L-shape brackets yang berfungsi menahan modular box.
Gambar 29. Spesifikasi Unistrut Framing System (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
3. HILTI Wall Plug, merupakan baut yang digunakan untuk menempelkan Unistrut Framing pada dinding. Baut ini didesain agar mampu menahan beban yang cukup berat. Ketika baut dipasang pada dinding, lapisan metal terluar
74
pada bagian ujung bawah akan mengembang karena terdorong dari bagian atas. Hal ini akan menyebabkan baut menempel pada dinding sehingga akan sulit dilepaskan. Namun baut ini hanya digunakan pada taman vertikal jenis Wall-Mounted Frame System atau taman vertikal yang menempel langsung pada dinding.
Gambar 30. Spesifikasi HILTI Wall Plug (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
4. Spring Nut, berbentuk lempengan pipih dengan tebal sekitar 30 mm. terdapat pegas pada bagian belakang serta lubang sekrup pada bagian tengah lempengan besi. Pegas berfungsi menahan lempengan besi agar tidak bergeser ketika sekrup dipasang bersamaan dengan brackets.
Gambar 31. Spring Nut dan Cara Pemasangannya pada Unistrut Frame (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
75
5. L-Shape Brackets, merupakan elemen yang berfungsi menahan modul agar tetap berada pada frame. Brackets ini terdiri dari empat buah pada setiap satu modul penanaman. Pada bagian atas modul terdapat dua buah brackets yang dikaitkan pada modul serta dua buah lainnya ditempatkan pada bagian bawah modul untuk menahan beban modul. Brakets dipasang pada Unistrut frame dengan menggunakan Spring Nut dan sekrup. Sistem taman vertikal dengan menggunakan Brackets akan memudahkan dalam memasang dan melepaskan modul sehingga ketika dibutuhkan penggantian modul dengan suatu alasan tertentu akan sangat mudah dilakukan.
Gambar 32. L-shape Brackets Bagian Atas Modul (kiri) dan Bagian Bawah Modul (kanan) (Sumber : Greenology Pte.Ltd.)
76
76
Gambar 33. Installation Schematics Greenology Vertical Greenery 1 ( Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
77
84
78
79
5.1.7 Irrigation System Sistem irigasi yang dikembangkan oleh Greenology menitikberatkan pada manajemen penggunaan air. Air sebagai elemen yang melimpah di dunia ini tetap harus kita jaga kelestariannnya untuk kelangsungan hidup di masa yang akan datang.
Semakin berkembangnya teknologi berbagai produk penghijauan
termasuk penghijauan taman vertikal selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan menggunakan sumberdaya yang seoptimal mungkin. Manajemen penggunaan air yang dikembangkan oleh Greenology pada taman vertikalnya memiliki tujuan untuk menciptakan sistem pengairan yang efisien dan rendah biaya. Sistem irigasi tersebut terdiri dari empat bagian utama, yaitu penggunaan nanofibre, hydrogel, driphead, dan fertigation system.
Gambar 36. Water Timer sebagai Alat Pengontrol Irigasi Otomatis (Sumber : Dokumentasi Mahasiswa Magang)
Air dialirkan secara otomatis dari sumber menggunakan alat pengontrol yang dapat diatur secara otomatis (Gambar 36). Kemudian air akan mengalir melalui pipa dan menyebar ke seluruh bagian taman vertikal. Pipa yang digunakan merupakan pipa kecil dengan diameter 16 mm. Sebelum air masuk ke dalam pipa saluran, terlebih dahulu air akan masuk ke dalam tabung yang berisi pupuk cair sehingga air akan bercampur dengan pupuk dan mengalir bersamaan pada pipa
80
saluran irigasi. Driphead berfungsi sebagai tempat keluarnya air yang dialirkan pada pipa irigasi. Driphead ini menempel langsung pada pipa dan akan meneteskan air sesuai dengan waktu penyiraman yang telah diatur secara otomatis. (Gambar 37) Air akan masuk ke dalam modul penanaman dan mengaliri media tanam untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Kelebihan air yang tidak diserap oleh tanaman akan diserap oleh material nanofibre dan hidrogel sehingga air tidak akan menggenang dalam modul penanaman yang dapat mengakibatkan tanaman membusuk dan mati. Nanofibre dan hidrogel merupakan material yang berfungsi menjaga suhu dan kelembapan media tanam sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Material ini akan menyerap dan mengeluarkan air sewaktu-waktu ketika lingkungan lebih panas dari biasanya. Dengan kondisi iklim mikro kawasan SATC cukup panas, maka pengairan dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari, siang hari, dan sore hari menjelang malam. Hal tersebut bertujuan agar media tanaman tidak kering sehingga kondisi kelembapan media tanam akan tetap terjaga. (Gambar 39, 40).
Gambar 37. Sistem Irigasi pada Modul Penanaman GVG 1 (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
81
Fertigation system merupakan sistem pemupukan yang dilakukan dengan menginjeksikan pupuk pada sistem irigasi. Sistem pemupukan menggunakan pupuk cair yang dilarutkan dalam air sehingga pemupukan akan berlangsung seiring dengan pengairan tanaman. Sistem ini menggunakan kontrol irigasi untuk mengendalikan kuantitas pupuk sesuai dengan aliran air pada setiap zona irigasi. (Gambar 38). Earth and Water Pty Ltd
(2012) mengungkapkan keuntungan
menggunakan fertigation system ini diantaranya : 1. Pusat pendistribusian pupuk ; penggunaan sistem ini akan mengurangi jumlah tenaga kerja dan kerugian waktu yang terbuang akibat kegiatan pemupukan tradisional. 2. Menghemat penggunaan pupuk ; dengan sistem injeksi memungkinkan pupuk akan langsung terdistribusi bersamaan dengan ailran air tanpa adanya gangguan cuaca seperti hujan yang dapat mencuci pupuk jauh dari perakaran tanaman. 3. Mengurangi dampak lingkungan ; melaui penggunaan sistem pemupukan yang terkontrol ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya pemupukan yang berlebih dan kemungkinan kehilangan pupuk yang terbawa aliran air. 4. Meningkatkan pertumbuhan tanaman
Gambar 38. Fertigation System pada Sistem Irigasi (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
82
83
84
5.1.8 Media Tanam Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam
yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman dan
lingkungan tumbuh tanaman. Media tanam yang baik adalah perpaduan beberapa jenis media tanam dengan proporsi yang tepat sehingga menyerupai lingkungan tumbuh yang ideal. Media tanam yang dipergunakan Greenology merupakan campuran dari bahan organik dan anorganik yang meliputi kompos, sabut kelapa yang telah dihancurkan, kerikil (batu putih) dengan berbagai ukuran, ceramic porous, dan gel.
Gambar 41. Media Tanam (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
A. Bahan Organik Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi
85
tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi. Beberapa jenis bahan organik yang digunakan oleh Greenology Pte. Ltd. diantaranya : 1.
Kompos Kompos merupakan campuran pupuk dari bahan organik yang berasal
dari tanaman atau hewan atau campuran keduanya yang telah melapuk sebagian dan dapat berisi senyawa-senyawa lain seperti abu, kapur dan bahan kimia lainnya sebagai bahan tambahan. Penggunaan kompos sangat baik karena dapat memberikan manfaat baik bagi tanah maupun tanaman. Kompos dapat menggemburkan tanah, memperbaiki struktur dan porositas tanah, serta komposisi mikroorganisme tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, menyimpan air tanah lebih lama, dan mencegah lapisan kering pada tanah. Kompos juga menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, mencegah beberapa penyakit
akar,
dan dapat
menghemat pemakaian pupuk kimia dan atau pupuk buatan, sehingga dapat meningkatkan
efisiensi pemakaian
pupuk kimia. Karena keunggulannya
tersebut, kompos menjadi salah satu alternatif pengganti pupuk kimia karena harganya murah, berkualitas dan akrab lingkungan. 2. Cocopeat Cocopeat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Cocopeat berasal dari sabut kelapa tua yang telah dihaluskan. Pemilihan sabut kelapa tua dikarenakan kemampuan seratnya yang kuat.
Kelebihan
cocopeat
sebagai
media
tanam
lebih
dikarenakan
karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P). B. Bahan Anorganik Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan
86
tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologimekanik, dan kimiawi. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahanbahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang digunakan diantaranya : 1. Kerikil Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori yang lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin. Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam. 2. Ceramic Porous Penggunaan ceramic porous pada media tanam memiliki fungsi yang sama dengan kerikil. Sifat material yang porous digunakan untuk mengikat air dengan kandungan yang lebih banyak. Karena kemampuan kerikil yang relatif rendah dalam mengikat air maka ceramic porous dicampurkan sebagai material yang mampu membantu fungsi kerja kerikil. Air berlebih yang dihasilkan dari sisa penyiraman pada media tanam akan diserap dan diikat oleh material ini sehingga media tanam akan terjaga kelembapannya. Apabila air sisa penyiraman dibiarkan menggenang pada media tanam maka taaman akan busuk dan mati akibat kelebihan air.
87
3. Gel atau hidrogel Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak memerlukan penggantian media dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Fungsi gel ini akan menyerap air dan mengeluarkan air sesuai kebutuhan tanaman sehingga intensitas penyiraman tidak perlu terlalu sering. Hal ini tergantung seberapa besar kebutuhan air lingkungan sekitarnya tersebut. Jika lingkungan sekitar hidrogel cukup kering, maka hidrogel akan cepat melepas cadangan airnya dan bentuknya akan menyusut dengan cepat. Jika kemudian dilakukan pemberian suplai air kembali, maka hidrogel kembali akan menyerap air dan bentuknya akan mengembang kembali seperti semula. Hidrogel dapat menyimpan air sampai 100 kali berat fisiknya. Jika tidak terkena matahari langsung, hidrogel dapat menyediakan suplai air sampai 2 – 3 minggu, tetapi jika terkena matahari langsung, karena panas matahari, hidrogel hanya mampu menyediakan suplai air sampai kurang lebih 1 minggu. 5.1.9 Kendala dan Masalah Pada perancangan taman vertikal di Singapore Air Traffic Control (SATC) terdapat beberapa kendala. Kendala yang paling utama muncul disebabkan karena pada tahap awal perancangan tidak dilakukan site visit oleh Greenology. Hal ini disebabkan dokumen terkait perijinan untuk mengakses tapak belum sepenuhnya disetujui oleh pihak SATC. Akibat permasalahan tersebut, Greenology harus melakukan revisi konstruksi yang telah mereka buat sebelumnya untuk memastikan desain yang telah dibuat dapat diaplikasikan di lapangan. Kendala lainnya yang muncul ialah pada tahap implementasi. Karena taman vertikal yang akan dibangun berada di luar ruangan sehingga faktor cuaca menjadi sangat berpengaruh. Beberapa kali pekerjaan pembuatan konstruksi terhambat karena cuaca hujan sehingga dikhawatirkan proyek tidak akan selesai tepat pada waktunya. Pemasangan
modul
penanaman
membutuhkan
alat
berat
untuk
mengangkut dan memasangnya ke bagian atas dinding. Kendala muncul akibat adanya alat yang rusak dan tidak dapat digunakan untuk mengangkut modul penanaman. Keprofesionalan dan kesigapan kontraktor dalam menghadapi
88
kondisi seperti ini menjadi sangat penting. Koordinasi antar berbagai pihak yang terkait harus berjalan dengan baik untuk memastikan proyek berjalan lancar dan berbagai kendala dan masalah tadi dapat diselesaikan dengan baik. 5.2
Managemen Kerja dalam Penanganan Proyek 5.2.1 Penerimaan Proyek Proyek taman vertikal di SATC diperoleh Greenology melalui penunjukan
langsung dari Hon Industries Pte. Ltd. yang merupakan kontraktor skala internsional. Secara umum Greenology Pte. Ltd. memperoleh proyek melalui beberapa cara sebagai berikut : 1.
Penunjukan langsung Penerimaan proyek melalui penunjukan langsung merupakan cara yang paling sering dilakukan oleh konsultan lanskap Greenology Pte. Ltd. Cara ini merupakan cara penerimaan proyek dimana konsultan lanskap ditunjuk langsung oleh klien. Hal ini biasanya dikarenakan adanya kepercayaan dari klien baik perorangan maupun perusahaan terhadap kinerja konsultan lanskap Greenology. Keberhasilan dalam menangani setiap proyek menjadi faktor yang sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan dan kepercayaan dari klien.
2.
Kerjasama dengan dengan konsultan atau profesi lain Penerimaan proyek melalui cara ini biasanya dikarenakan proyek yang akan dikerjakan merupakan proyek skala besar sehingga diperlukan adanya kerjasama dengan konsultan maupun profesi lain agar menghasilkan produk yang baik. Selain bekerjasama dengan konsultan lanskap terkadang juga kerjasama dilakukan dengan konsultan non lanskap seperti konsultan arsitektur maupun sipil.
3. Pengajuan penawaran (tender) Cara ini merupakan penerimaan proyek yang dilakukan dengan mengajukan penawaran terlebih dahulu kepada klien. Konsultan lanskap mengajukan penawaran rancangan maupun konsep beserta dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kepada klien untuk kemudian dinilai berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh klien sebagai penyelenggara proyek.
89
Apabila penawaran tadi telah diterima dan disepakati oleh klien maka selanjutnya penanganan proyek akan dilakukan. 4.
Kerjasama dengan lembaga Penerimanaan proyek dilakukan melalui kerjasama dengan suatu lembaga, baik pemerintah maupun swasta. Seperti kerjasama yg dilakukan Greenology dengan pihak bandara dan lembaga lainnya yang membidangi operasional bandara. 5.2.2 Spesialisasi Pekerjaan Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu
dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang
terbatas.
Prinsip
pembagian
kerja
ini
merupakan
tiang
dasar
pengorganisasian suatu perusahaan. Dalam pembagian kerja, spesialisasi pekerjaan merupakan hal yang utama. Manfaat spesialisasi pekerjaan ialah menyebabkan kenaikan produktivitas. Hal ini disebabkan tidak seorangpun yang secara fisik akan mampu melaksanakan seluruh kegiatan dalam tugas-tugas yang paling rumit. Pekerjaan yang paling rumit memerlukan beberapa langkah dan memerlukan pembagian langkahlangkah yang perlu dilakukan oleh beberapa orang. Pembagian kerja yang dispesialisasikan seperti ini memungkinkan orang mempelajari keterampilan dan menjadi pakar dalam bidang pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan yang dimiliki oleh Greenology Pte.Ltd adalah sebagai berikut : a. Managing Director bertanggung jawab terhadap kinerja harian perusahaan melalui pengarahan, pengawasan, perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian, membentuk kebijakan perusahaan, menangani operasi bisnis, dan membangun rencana untuk membuat keputusan tentang nasib perusahaan dalam hal ini untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Dalam perusahaan ini, Managing Director tidak hanya bertugas memimpin perusahaan, tetapi juga ikut turun tangan dalam menangani dan mengawasi setiap proyek yang berjalan. Selain itu, Managing Director pada Greenology Pte.Ltd. merangkap jabatan sebagai Senior Horticulturist yang bertanggung jawab terhadap tahap
90
akhir desain lanskap, yaitu desain softscape, pemilihan jenis tanaman, serta pelaksanaan softscape. b. Manager memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Fungsi utamanya ialah memobilisasi, mengembangkan, dan mendayagunakan sumber daya yang tersedia pada perusahaan. Namun, pada kenyataannya Manager ini lebih bertanggung jawab sebagai Project Manager yang banyak berhubungan langsung dengan klien. Kemampuan komunikasi yang baik dan pemahaman akan kebutuhan dan keinginan klien perlu dimiliki oleh seorang Project Manager. Selain itu, kemampuan berfikir cepat dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada saaat desain dan konstruksi proyek berlangsung menjadi sangat dibutuhkan. Dapat dikatakan bahwa seorang Project Manager memiliki perananan penting dalam menjaga citra dan nama baik perusahaan di mata klien. c. Administrator Excecutive, bertanggung jawab terhadap administrasi dan pembukuan perusahaan serta pekerjan teknis lainnya. Memperlancar aliran dana dan distribusi informasi ke segala pihak baik intern maupun ekstern. Mengamankan rahasia perusahaan dari saingan atau pihak – pihak lain sehingga meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi terhadap perusahaan. Selain itu, mengelola dan memelihara dokumentasi perusahaan yang berguna bagi kelancaran fungsi manajemen. d. Urban Green Designer, merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam desain lanskap dan konstruksi dalam bentuk presentasi grafis. Menciptakan desain-desain kreatif, unik, dan inovatif bagi suatu proyek serta melakukan pekerjaan membuat library elemen bagi kebutuhan desain. Selain itu, seorang designer juga bertanggung jawab dalam proses design development dan construction drawing sebuah proyek dengan menggunakan software AutoCAD, termasuk dalam pembuatan gambar tender proyek. Kenyataannya, pada perusahaan lanskap Greenology Pte. Ltd., tidak jarang seorang designer juga harus turun langsung dalam menangani proyek dan berhubungan langsung dengan klien sehingga dibutuhkan keterampilan berbagai bidang terutama komunikasi yang baik terhadap klien. Komunikasi yang baik dapat
91
menciptakan kesan yang baik bagi klien sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan dan menambah kepercayaan klien. e. Landscape Technician, Seorang teknisi lanskap bertanggung jawab dalam bidang pekerjaaan lanskap terutama bidang pekerjaan yang terkait dengan tanaman, seperti pohon, semak, dan tanaman penutup tanah yang terdapat pada sebuah taman. Menjaga taman tetap indah dan terawat merupakan fokus dan tanggung jawab bidang pekerjaan teknisi lanskap. Kemampuan untuk memilih jenis tanaman yang tepat berdasarkan tanah dan iklim sangat diperlukan untuk posisi ini. Seorang teknisi lanskap juga perlu memiliki pengetahuan yang luas mengenai tanaman, pola pertumbuhan tanaman dan kebutuhan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang. Sebagian besar bidang pekerjaan ini dilakukan di lapangan. Kegiatan pemeliharaan tanaman dan menjamin tanaman tetap hidup merupakan tanggung jawab profesi teknisi lanskap ini. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, pembersihan gulma dan tanaman yang mati, pemupukan, serta pemberian pestisida. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan mengikuti jadwal yang telah ditentukan. Jadwal ini disusun sesuai dengan jenis dan karakter tanaman serta iklim suatu wilayah tertentu. Jika pekerjaan dilakukan pada daerah dengan perubahan musim yang berbeda, maka seorang teknisi lanskap harus dengan efektif merencanakan kembali sistem pertumbuhan baru yang akan bertahan dalam berbagai kondisi cuaca. Pengetahuan terhadap jenis hama dan penyakit tanaman juga sangat dibutuhkan. Tujuaannya agar teknisi lanskap mampu membuat strategi pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan sehingga tanaman tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu, jika bidang pekerjaannya membutuhkan pembangunan struktur pada sebuah taman, maka ia harus terampil dalam menggunakan sumberdaya yang minimal dengan alatalat yang sederhana.
92
Tim dalam penanganan proyek Singapore Air Traffic Control (SATC) berada langsung di bawah arahan Managing Director. Dalam penanganan setiap proyek, Managing Director selalu terlibat secara aktif dalam pegambilan keputusan desain yang dibuat. Proyek taman vertikal di SATC ini tergolong kedalam proyek skala besar sehingga membutuhkan penanganan dan sumberdaya yang relatif banyak. Proyek perancangan taman vertikal di SATC diperoleh
Greenology
melalui kontraktor Hon Indutries Pte. Ltd. Hon Indutries Pte. Ltd. merupakan kontraktor yang memenangkan tender proyek perancangan taman vertikal ini sehingga Hon Industries memiliki tanggung jawab penuh dalam pembangunan proyek taman vertikal tersebut. Dalam pelaksanaannya, Hon Industries Pte. Ltd. melibatkan Greenology sebagai konsultan lanskap yang bergerak dalam bidang taman vertikal untuk mengerjakan proyek perancangan taman vertikal di SATC. Kepercayaan Hon Industries menjadi alasan utama Greenology untuk menerima proyek perancangan taman vertikal tersebut. Selain itu terdapat beberapa pihak lain yang terlibat dalam proyek perancangan taman vertikal di SATC ini, diantaranya : 1. Civil Aviation Authority Singapore (CAAS) CAAS merupakan lembaga pemerintah yang bergerak di bidang pengaturan operasional bandara di Singapura. Kedudukan SATC berada di bawah lembaga CAAS sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan SATC menjadi tanggung jawab lembaga ini. CAAS merupakan klien sesungguhnya pada proyek perancangan taman vertikal tersebut. 2. CPG airport Konsultan CPG airport merupakan cabang perusahaan konsultan CPG Corporation , salah satu perusahaan terkemuka di Asia yang menyediakan jasa konsultasi pembangunan gedung dan infrastruktur serta jasa manajemen. Konsultan CPG telah berkontribusi pada pengembangan dan pengelolaan landmark terkemuka di Singapura. Beberapa proyek penting lainnya termasuk proyek pembangunan Singapore Changi Airport terminal 1, 2, dan 3, Museum Nasional Singapura, dan lain-lain.
93
Bidang pelayanan lainnya yang dilakukan konsultan CPG meliputi : Master Planning and Urban Design, Green Design, Architectural Design, Landscape Urbanism, Civil and Structural Engineering, Civil Infrastructure Engineering,
Transportation
Engineering,
Environmental
Engineering,
Mechanical and Electrical Engineering, Quantity Surveying and Contracts Management, dan Project Management. 3. Archimage Design Archimage Design merupakan perusahaan yang menangani interior desain, terutama interior desain bagi perumahan kecil, restoran, bangunan komersil skala kecil hingga skala besar. Perusahaan ini telah memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam menangani berbagai proyek interior desain. Kerjasama dengan berbagai bidang lain seperti arsitek, Structural Engineers, Mechanical and Electrical Engineers, dan lainnya dilakukan untuk memberikan pelayanan secara penuh kepada klien sesuai dengan keinginan dan kebutuhan klien . 5.3 Tinjauan Lapang Taman Vertikal 5.3.1 Hotel Taman vertikal ini terletak di Porcelain Hotel, 48 Mosque Street, Singapura. Pembangunan taman vertikal ini dimaksudkan untuk mengurangi panas yang berasal dari mesin pendingin ruangan hotel yang terletak pada bagian belakang taman vertikal. Selain fugsi penurunan suhu tadi, taman vertikal ini juga menjadi screen bagi objek dibelakangnya sehingga taman vertikal ini memberikan kompensasi keindahan. Hotel ini memiliki tiga buah taman vertikal dimana keseluruhan taman vertikal tersebut di desain dengan tema jungle, wild, and tropical. (Gambar 42) Tanaman dengan berbagai ukuran, warna, dan tekstur dikombinasikan secara acak untuk menciptakan kesan hutan tropis yang liar. Tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang mampu bertahan dengan penyinaran penuh dan sedikit naungan, seperti Nephrolepis exaltata, Selaginellaplana, Episcia cupreata, Calathea spp.,dan berbagai jenis Phylodrendron.
94
Gambar 42. Taman Vertikal di Porcelain Hotel, Singapura (Sumber : Dokumentasi Mahasiswa Magang) Taman vertikal ini menggunakan sistem penanaman GVG 1, yaitu menggunakan modul-modul penanaman. Modul penanaman tersebut diletakan pada frame dengan sistem konstruksi wall-mounted. Karena di area tersebut tidak terdapat dinding maka frame dirangkai pada pagar besi yang telah ada.
Gambar 43. Tanaman Layu dan Mati Akibat Suhu yang Terlalu Panas (Sumber : Dokumentasi Mahasiswa Magang) Taman vertikal pada dinding pertama awalnya tumbuh dengan baik, namun lama kelamaan tanaman layu dan mati akibat suhu panas yang dihasilkan
95
mesin di belakang taman secara berkepanjangan. (Gambar 43). Hampir keseluruhan tanaman tidak dapat tumbuh. Hanya jenis tanaman Cryptanthus yang mampu bertahan dengan suhu panas ini. Oleh sebab itu, penggantian modul dan jenis tanaman sering dilakukan ketika kegiatan pemeliharan. 5.3.2 Pusat Perbelanjaan Strip merupakan tema desain taman vertikal ini. Bertempat di “Four Season Organic Market”, sebuah pusat perbelanjaan yang menyediakan barangbarang organik. Pusat perbelanjaan ini terletak di 1 Kim Seng Promenade Great World City, Singapura. Buah-buahan dan sayuran segar dapat kita jumpai di pusat perbelanjaan ini. Tema Strip ditampilkan dengan pemilihan jenis tanaman yang berbeda-beda pada setiap empat buah modul penanaman. (Gambar 44). Tanaman yang digunakan diantaranya Philodrendron scanden, Rosemary, Basil sp.,Thyme, Tagetes lucida. Taman vertikal ini menggunakan sistem wall-mounted frame, dengan sistem penanaman menggunakan modul GVG1.
Gambar 44. Taman Vertikal di Four Season Organic Market (Sumber : Greenology Pte. Ltd.) Masalah yang muncul dengan keberadaan taman vertikal di dalam ruangan ini adalah beberapa tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik karena tanaman praktis tidak terkena sinar matahari. Faktor lainnya ialah penggunaan pendingin
96
ruangan secara terus menerus mengakibatkan beberapa tanaman mati dan harus diganti. Hanya tanaman jenis Philodendron lah yang mampu bertahan pada kondisi ini. Pemasangan lampu spektrum cahaya dilakukan untuk memberikan penyinaran sebagai pengganti cahaya matahari. Dengan penggantian tanaman maka taman vertikal berubah menjadi tema menjadi monochromatic dengan dominasi warna hijau. 5.3.3 Perumahan Penempatan taman vertikal memang tidak lagi dibatasi oleh luasan lahan dan lokasi. Hal ini terbukti pada taman vertikal yang terletak di 270 Ocean Drive, Sentosa, Singapura. Taman vertikal dibuat dengan menggunakan rangka besi yang dapat bergerak secara bebas atau lebih dikenal dengan mobile framing system. Sistem ini dikembangkan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan penghuni rumah dengan menghadirkan taman yang dapat dinikmati kapan pun dan dimana pun berada. Tema yang ditampilkan pada taman vertikal ini ialah tema jungle, wild, and tropical. Tanaman yang dipakai dominan berwarna hijau dengan tekstur dan ukuran yang beragam. Suasana yang diciptakan merupakan suasana sejuk dan segar. Taman ini memiliki pola natural dengan tanaman dibiarkan tumbuh liar dan menjalar. Pemeliharaan dilakukan dengan sedikit pemangkasan dan pemupukan untuk menjaga tanaman tetap dapat tumbuh.
Gambar 45. Taman Vertikal Menggunakan Mobile Framing System (Sumber : Greenology Pte. Ltd.)
97
Perumahan lainnya yang juga memiliki taman vertikal berada di 7 Jalan Chengam, Ang Mo kio, Singapura. Terdapat tiga buah taman vertikal yang diletakan di dinding depan pekarangan serta dua lainnya pada masing-masing sisi kiri dan kanan rumah. Keselurauhan taman vertikal tersebut memiliki tema jungle, wild, and tropical dengan perpaduan berbagai jenis tanaman seperti Selaginella plana, Syngonium, Philodendron, Episcia, Tradescantia zebrina, dan lain-lain. Perpaduan warna dan tekstur yang dimiliki oleh masing-masing tanaman membuat taman terlihat semarak. Pada bagian depan rumah terdapat taman vertikal dengan ukuran sekitar 4 x 5,5 m. Taman vertikal ini menggunakan sistem modular yaitu GVG 1 System. Seperti pada umumnya modul disusun dan diletakkan pada frame dengan sistem wall-mounted, artinya frame langsing menempel pada dinding. (Gambar 46)
Gambar 46. Taman Vertikal pada Bagian Depan Rumah (Sumber : Dokumentasi Mahasiswa Magang) Pada kedua sisi rumah juga terdapat taman vertikal dengan menggunakan panel GVG 5. Panel ini tidak menggunakan frame seperti pada umumnya, namun langsung diikatkan pada pagar besi yang telah menjadi eksisting pada tapak. Penggunaan panel dilakukan berdasarkan pertimbangan bobot tanaman dan media tanam yang lebih ringan jiga menggunakan panel GVG 5.
Panel tersebut
diletakkan sepanjang pagar rumah sehingga menjadi screen dari area luar rumah. (Gambar 47)
98
Gambar 47. Taman Vertikal pada Bagian Samping Rumah (Sumber : Dokumentasi Mahasiswa Magang) Permasalahan yang muncul dari ketiga taman vertikal tersebut ialah munculnya hama ulat yang menyerang beberapa tanaman. Hama ulat ini menyebabkan tanaman mati. Untuk mengatasai masalah ini dilakukan penyemprotan pestisida serta penggantian tanaman mati agar hama tidak menular dan menyerang tanaman lainnya. Terbukti setelah itu tanaman dapat tumbuh sehat dan taman vertikal kembali indah dipandang. 5.3.4
Perkantoran
Park + Associates
merupakan konsultan yang bergerak di bidang
arsitektur. Terletak di 29 Mayo Street, Singapura. Taman vertikal dipilih sebagai aksen yang dihadirkan dalam ruangan. Tema yang digunakan pada taman vertikal ini ialah monochromatic, maksudnya taman vertikal hanya menggunakan satu jenis elemen warna yaitu hijau. Warna hijau dihadirkan untuk menciptakan kesan segar dalam ruangan serta memperhalus kesan kaku ruangan. Warna hijau muncul dari penggunaan tanaman Philodendron scanden yang menutupi seluruh dinding taman vertikal. Penggunaan jenis tanaman ini dikarenakan beberapa tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik dengan kondisi tidak terkena sinar matahari dan penggunaan pendingin ruangan selama sehari penuh. Berbeda halnya dengan tanaman Philodendron scanden yang memiliki kemampuan dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi kurang penyinaran matahari.
99
Gambar 48. Taman Vertikal dengan Tema Monochromatic (Sumber : Dokumentasi Mahasiswa Magang) Pemasangan lampu spektrum cahaya dilakukan sebagai pengganti cahaya matahari. Hal ini dilakukan karena taman vertikal tidak mendapatkan sinar matahari selama 24 jam penuh. Oleh karena itu, tanaman membutuhkan perlakuan untuk menjaganya dapat bertahan dalam ruangan dengan kondisi tertutup dan menggunakan pendingin ruanagan. 5.3.5
Bandara
Corporate Logos merupakan tema desain taman vertikal ini. Taman vertikal ini terdapat di Changi Airport, Singapura, tepatmya berada pada terminal 2. Desain taman vertikal dengan penggunaan lambang terminal 2 bertujuan untuk memberikan karakter yang kuat pada terminal 2 serta sebagai media penunjuk lokasi area tersebut. (Gambar 49). Lambang Terminal 2, Changi Airport dibentuk menggunakan tanaman Cryptanthus yang dikombinasikan dengan tanaman Pilea macrophylla. Tema corporate logos dikombinasikan dengan bentuk rectilinear sehingga penggunaan tanaman menjadi lebih beragam. Taman vertikal dibuat dengan menggunakan sistem free-standing frame dengan modul penanaman ditempatkan pada kedua sisinya. Hal ini memungkinkan taman vertikal dapat dinikmati baik dari arah luar maupun dari dalam bandara. Selain itu, digunakan juga planter box agar air sisa penyiraman tidak jatuh ke lantai melainkan terserap oleh tanaman lain.
100
Gambar 49. Taman Vertikal pada Terminal 2 Bandara Changi (Sumber : Greenology Pte. Ltd.) Pemeliharaan taman vertikal dilakukan langsung oleh Greenology sesuai kontrak pemeliharaan yang telah disetujui oleh klien. Pemeliharaan dilakukan dua kali dalam sebulan dengan mencakup pemeliharaan tanaman, sistem irigasi, serta elemen lainnya yang digunakan pada taman vertika ini. Permasalahan yang muncul pada taman vertikal ini merupakan permasalahan umum sudah biasa terjadi seperti pada taman vertikal lainnya. Oleh karena itu , penanganan bisa segera dilakukan sehingga keindahan taman vertikal dapat tetap dinikmati oleh pengunjung bandara.