School Action Research
URGENSI PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) AHMAD KHOIRI, M.Pd1) 1)
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Pentingnya Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) melalui tindakan (action) yang nyata yang mendasari penelitian ini. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Pengawas Satuan Pendidikan adalah mampu melakukan Penelitian Tindakan Sekolah. Rumusan masalah yang dikaji memberikan informasi pada urgensi dalam melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) bagi peningkatan pendidikan. Hal apa saja yang menjadikan faktor penting dalam menyusun PTS. Analisis dilakukan dengan analisis kualitatif pada berpikir deduktif dengan metode library research menelaah sumber-sumber yang terkait dengan masalah. Hasil penelitian menunjukan bahwa penelitian dikatakan layak apabila (a) bermanfaat, yaitu memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis, (b) memiliki landasan keilmuan, yaitu memungkinkan diajukan hipotesis dan dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis, dan (c) terjangkau oleh peneliti, baik dari segi kemampuan, waktu, biaya, dan sebagainya. Rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Adapun manfaat menyusun PTS mampu menciptakan perbaikan iklim sekolah yang kondusif secara berkesinambungan; Memecahkan masalah pendidikan atau manajemen sekolah; Membiasakan melakukan penelitian dan bekerja secara ilmiah, logis, dan sistematis berdasarkan hasil-hasil penelitian.; Menambahkan sikap ilmiah, jujur, dan sikap demokratis dikalangan warga sekolah; dan Mengembangkan rencana pengembangan sekolah secara berkala dan berkesinambungan. Kata Kunci: Urgensi PTS, Kualitas Pendidikan
Al-Qalam Vol.XVI|5
Penelitian Tindakan Sekolah
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 (enam) kompetensi minimal, yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial. Kondisi di lapangan saat ini tentu saja masih banyak pengawas sekolah/ madrasah yang belum menguasai keenam dimensi kompetensi tersebut dengan baik. Survei yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan pada Tahun 2008 terhadap para pengawas di suatu kabupaten (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 6) menunjukkan bahwa para pengawas memiliki kelemahan dalam kompetensi supervisi akademik, evaluasi pendidikan, dan penelitian dan pengembangan. Dewasa ini, kualitas pendidikan telah menjadi salah satu fokus perhatian, setelah sekian lama kita berkutat dengan upaya-upaya peningkatan kuantitas, seperti wajib belajar, pemerataan pendidikan secara massal, dan sekarang sudah saatnya (bahkan sudah terlambat), harus mulai memberikan penekanan pada upaya-upaya peningkatan kualitas melalui Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sebagai wujud dalam meningkatkan kompetensi pengawas serta mememecahkan masalah yang bersifat kasuistik. Urgensi melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) menjadi alasan penting dalam memberikan informasi kepada para pelaku peneliti dalam hal ini pengawas sekolah tentang kebermaknaan menyususn PTS. Bagaimana menyusun PTS yang baik, Menyusun PTS yang dianggap layak, prosedur yang bagiamana PTS dapat dilakukan dengan baik, masalah-masalah yang sebaiknya dikaji dan lain-lain. Hal inilah yang perlu diketahui oleh pengawas sekolah sebelum menyusun PTS. Penelitian sejenis ini terklasifikasi sebagai penelitian tindakan (action research) dimana peneliti berperan sebagai pelaku langsung penelitian itu, sehingga peneliti (guru, pengawas) dapat membangun sendiri pengetahuannya melalui praktik pendidikan di sekolah atau praktik pembelajarannya, demi peningkatan efektifitas pengelolaan sekolah dan atau pembelajaran dan bahkan untuk perbaikan hasilnya. Konsep Penelitian Tindakan Sekolah membahas mengenai tujuan, karakteristik tugas kepengawasan, menyusun usulan PTS, Ruang lingkup PTS, Konten Penelitian Tondakan Sekolah yang meliputi langkah tindakan PTS, Format Penyusunan PTS, dan cara mengevaluasi PTS. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran betapa penting dan urgensinya Penelitian Tindakan Sekolah bagi pengawas sekolah untuk kualitas pendidikan dan pembelajaran.
6 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research B. KAJIAN TEORI
1. Konsep Dasar Penelitian Tindakan a. Pengertian Penelitian Tindakan Hopkins (1993) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai berikut :…a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.Pengertian reward b. Tujuan PTS Tujuan utama PTS adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Secara lebih rinci, tujuan PTS antara lain : (1) meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, manajemen dan pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan tugas profesional kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya; (2) meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai pengawas sekolah; (3) menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan. c.
Karakteristik PTS Ciri khusus dari Penelitian Tindakan Sekolah adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis dalam peningkatan mutu proses dan hasil kepengawasan. Selain itu, karena penelitian tindakan sekolah berkenaan dengan kegiatan nyata di sekolah-sekolah, maka perlu memperhatikan etika, antara lain: 1) Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru, maupun kegiatan pendidikan yang berjalan di sekolah. 2) Jangan terlalu banyak menyita waktu (dalam pengambilan data, dan lain-lain). 3) Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh pengawas sekolah. 4) Dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan, dan lain-lain). Berdasarkan pengertian di atas, PTS memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut. (1) PTS adalah suatu penelitian tentang praktik kependidikan yang menyangkut pengawasan akademik dan pengawasan manajerial, melalui pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan, dan tindak lanjut, yang dilakukan oleh pengawas itu sendiri (an inquiry on practice from within). Kegiatan penelitian
Al-Qalam Vol.XVI|7
Penelitian Tindakan Sekolah
oleh pengawas ini dipicu oleh permasalahan praktis yang riil terjadi dan dialami langsung (jadi, bersifat spesifik-kontekstual, practice driven), dan bagaimana masalah tersebut ditangani secara langsung pula (action driven). Hal ini mengisyaratkan bahwa pengawas committed dalam topoksinya, termasuk bersedia mengubah diri bila situasi menghendaki demikian. Jadi, pengawas secara terus-menerus mencermati praktiknya dan permasalahan yang timbul, serta aktif mencari alternatif-alternatif pengentasan masalah yang dihadapinya. Melalui PTS, pengawas akan terbiasa menghadapi tantangan dan bersedia membuka diri bagi pengalaman dan berbagai inovasi yang baru. Dengan demikian, dalam PTS pengawas mengalami suatu involvement, keterlibatan langsung dalam PTS, dan improvement, perbaikan cara kerja dan pola fikir pedagogik (McNiff, 1992). (2) Kerjasama kesejawatan antara para pelaku PTS (kolaboratif). Kerjasama kesejawatan mengisyaratkan bahwa dalam melakukan PTS, semua anggota tim peneliti bekerja dalam kesetaraan dalam semua tahapan PTS. PTS tidak menganut pendekatan misionaris, dimana satu pihak berposisi membimbing pihak lainnya. Hal ini perlu ditekankan karena kolaborasi seringkali terjadi antara pengawas sebagai peneliti dengan guru. Kemmis dan McTaggart (1988) menyebutkan lima prinsip kolaboratif dalam PTS, yaitu (a) penghargaan terhadap waktu, (b) pembuatan keputusan bersama, (c) partisipasi yang terbuka dan seimbang dalam diskusi, (d) menetapkan persetujuan yang bersifat mengikat, dan (e) pembagian tugas yang adil. (3) PTS adalah suatu kegiatan reflektif yang dipublikasikan (a reflective practice, made public). Karakteristik ini menekankan bahwa, meskipun PTS adalah suatu tindakan reflektif (a reflective practice), Laporan dari PTK disebarluaskan (made public) pada sejawat kepala sekolah dan guru (peer review), dan ini merupakan suatu situasi yang baik untuk peningkatan profesionalisme. d. Tugas Kepengawasan dan PTS Tugas pokok pengawas adalah melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajeral melalui pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan dan tindak lanjut. Dalam kaitannya dengan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah jabaran tugas pokok pengawas sekolah sebagai dasar dan menentukan tema atau judul. Masalah penelitian tindakan kepengawasan dapat dilukiskan dalam bagan di bawah ini
8 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research
Tabel 1. Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) Kegiatan
Supervisi Akademik
Supervisi manajerial
Memantau
1. Pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar 2. Keterlaksanaan kurikulum tiap mata pelajaran Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan
1. Pelaksanaan ujian PSB dan ujian sekolah 2. Pelaksanaan Standar nasional pendidikan
Menilai
Membina
Melaporkan dan tindak lanjut
1. Guru dalam menyusun silabus dan RPP 2. Guru dalam Proses melaksakan pembelajaran di kelas/ laboratorium /lapangan 3. Guru dalam membuat mengelola dan menggunakan media pendidikan dan pembelajaran 4. Guru dalam memanfaatkan hasil penelitian untuk perbaikan mutu pendidikan 5. Guru dalam mengolah dan menganalisis data hasil penilaian 6. Guru dalam melaksakan penelitian tindakan kelas 1. Hasil pengawasan akademik pada sekolah-sekolah yang menjadi binaannya 2. Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan akademik untuk meningkatkan kemampuan professional guru
Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok fungsi dan tanggung jawab 1. Kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah 2. Kepala sekolah dalam mengkoordinir program bimbingan konseling
1. Hasil pengawasan manajerial pada sekolahsekolah binaannya 2. Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan manajerial untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan
Al-Qalam Vol.XVI|9
Penelitian Tindakan Sekolah
Terkait dengan hal tersebut, PTS dilakukan secara rinci mengikuti daur penelitian tindakan, yaitu dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data, serta analisis untuk pengkajian hasil dalam rangka refleksi. Dari hasil refleksi dilanjutkan dengan langkah kegiatan serupa para siklus kegiatan yang berikutnya. e. Menyusun usulan PTS Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) bertujuan meningkatkan mutu kepengawasan yang dilakukan pengawas sekolah, pada sekolah-sekolah binaannya. Sebagai PTS, ada tiga hal penting yang harus dijawab dalam PTS, yakni : 1) Siapa yang akan ditingkatkan? Sesuai dengan tugasnya pengawas sekolah bertanggung jawab membina guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang lain yang ada pada sekolah-sekolah binaannya. 2) Apa yang akan ditingkatkan? Sebelum melakukan PTS, pengawas sekolah harus mengetahui dengan jelas, hal-hal apa yang akan ditingkatkan. Misalnya, kemampuan guru dalam menyusun RPP, kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas/ laboratorium/ lapangan, kemampuan guru dalam menerapkan berbagai kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi sekolah, dalam mengkoordinasikan pelaksanaan program bimbingan konseling, dan lain-lain. 3) Melalui tindakan apa? Tindakan tersebut umumnya berupa penggunaan ”tindakan kepengawasan” yang baru (bukan yang selama ini telah dilaksanakan). Tindakan tersebut telah diyakini, akan mampu memberikan hasil yang lebih baik, dari apa yang telah biasa dilakukan saat ini. Misalnya melalui berbagai kegiatan pembelajaran/ pelatihan/ diskusi/ dll yang dapat dilakukan bagi para guru atau kepala sekolah, dalam waktu yang relatif terbatas, yang berupa lokakarya, pelatihan, diskusi kelompok kecil, Forum Diskusi, Kerja kelompok, dan lain-lain. f. Ruang Lingkup Masalah PTS Tita Lestari (2009) menyatakan, melihat luasnya kajian di bidang pendidikan, maka masalah yang diangkat dalam penelitian untuk pengembangan profesi pengawas sekolah, hendaknya difokuskan pada permasalahan yang dihadapi langsung secara nyata oleh pengawas dalam praktek tugas kepengawasan, yaitu tugas memantau, menilai, membina sekolah dan melaksa-nakan tindak lanjut. Berikut, Tita memberikan beberapa contoh permasalahan yang dapat dikaji melalui PTS. 1) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam pengembangan Kurikulum ingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2) Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam menyusun kurikulum muatan lokal yang penyusunannya melibatkan beberapa pihak terkait. 3) Bagaimana pemantauan terhadap sekolah dalam melaksanakan program pengembangan diri melalui kegiatan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
10 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research
4) Bagaimana membina guru dalam merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu 5) Bagaimana sekolah melalui MGMP dalam mengembangkan silabus secara mandiri atau cara lainnya berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP. 6) Bagaimana bentuk binaan terhadap hasil pelaksanaan pemantauan proses pembelajaran yang mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran. 7) Bagaimana strategi supervisi proses pembelajaran melalui cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. 8) Bagaimana model bimbingan terhadap guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran. 9) Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan manajerial kepala sekolah yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola pendidik dan tenaga kependidikan dan siswa. 2. Kontens Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) a. Langkah-langkah PTS Langkah-langkah PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah PTS seperti Gambar 1 berikut Catatan: Pengamatan dilanjutkan Evaluasi. Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan dan Evaluasi Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Dan Evaluasi
? Gambar 1. Langkah-langkah PTS Siklus PTS meliputi empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi, serta refleksi. Masing-masing langkah dijelaskan sebagai berikut. Perencanaan
Al-Qalam Vol.XVI|11
Penelitian Tindakan Sekolah
Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai tindakannya. Agar perencanaan mudah dipahami oleh peneliti yang akan melakukan tindakan, maka peneliti membuat rencana tindakan yang meliputi: (a) rumusan masalah yang akan dicari solusinya; (b) rumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan inovasi; (c) rumusan indikator keberhasilan pemecahan penyelesaian masalah/keberhasilan menghadapi tantangan/keberhasilan melakukan inovasi; (d) rumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan melakukan inovasi; (e) identifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam penyelesaian masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi; (f) identifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan; (g) penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi; (h) penentuan waktu dan tempat pelaksanaan; (i) idenifikasi fasilitas yang diperlukan. Pelaksanaan (Tindakan) Pelaksanaan adalah penerapan dari perencanaan. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah sebagai berikut. (a) Apakah ada kesesuaian antara rencana tindakan dengan pelaksanaannya? (b) Hal-hal apa yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi? (c) Bagaimana cara melaksanakan tindakan untuk memecahkan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi? (d) Apakah tindakan yang dilaksanakan telah terarah pada pencapaian tujuan penelitian? (e) Seberapa besar pelaksanaan tindakan melibatkan warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya? (f) Apa peran masing-masing warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya dalam melaksanakan tindakan?; Pengamatan dan Evaluasi Pengamatan adalah pencermatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah proses tindakan yang berlangsung selama tahap pelaksanaan PTS. Pengamatan menggunakan instrumen yang berisi indikator-indikator proses tindakan. Evaluasi adalah proses penetapan hasil pelaksanaan tindakan berdasarkan indikator-indikator tujuan PTS yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk melakukan refleksi.
12 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research
Refleksi Refleksi dilakukan terhadap proses dan hasil pelaksanaan tindakan dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan hasil yang lebih baik. b. Format Proposal dan Laporan PTS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berisikan uraian singkat situasi nyata sekolah, situasi sekolah yang diharapkan, dan pentingnya PTS dilakukan. B. Identifikasi Masalah (jika diperlukan) Berisikan masalah-masalah dan tantangan-tantangan yang dihadapi sekolah. Contoh masalah : Rendahnya motivasi kerja guru. Contoh tantangan: Perubahan dari cara mengajar konvensional menuju cara mengajar inovatif (PAIKEM, Pembelajaran Kontekstual, lesson study). A. Pembatasan Masalah (Fokus Penelitian) (jika diperlukan) Berisikan pilihan salah satu atau lebih dari masalah-masalah dan tantangantantangan yang tercantum dalam indentifikasi masalah yang akan dijadikan fokus PTS. B. Rumusan Masalah Berisikan rumusan masalah yang ditulis dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan berdasarkan pembatasan masalah. C. Tujuan Penelitian Berisikan pernyataan tentang perubahan yang diharapkan dari hasil PTS. D. Manfaat Penelitian Berisikan pernyataan tentang manfaat PTS bagi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, dan sekolah pada umumnya serta pengembangan ilmu praktis/aplikatif. G. Definisi Istilah (jika diperlukan) Berisikan penjelasan istilah-istilah/kata-kata kunci yang tercantum dalam judul PTS. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan Berisikan uraian situasi nyata sekolah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, teori-teori, dan hasil penelitian yang relevan untuk menyelesaikan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi. B. Usulan-usulan tentang penyelesaian masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi
Al-Qalam Vol.XVI|13
Penelitian Tindakan Sekolah
Berisikan tentang usulan tindakan yang meliputi jenis tindakan, dan cara melaksanakan untuk mencapai hasil tindakan yang diharapkan seperti yang tertulis pada tujuan PTS. BAB III METODE PENELITIAN A. Pentahapan Penelitian Tindakan Berisikan langkah-langkah PTS meliputi penyusunan proposal, penyusunan instrument (jika diperlukan), pengumpulan data, analisis data, penyusunan laporan, dan penyajian laporan PTS warga sekolah. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Berisikan tempat dan jadwal pelaksanaan PTS. C. Subjek Penelitian Berisikan subjek yang diteliti misalnya kepala sekolah (dirinya sendiri), guru, tenaga kependidikan, dan siswa. D. Tindakan Berisikan tindakan nyata untuk melakukan perubahan dari situasi nyata sekolah menuju situasi sekolah yang diharapkan dengan cara menyelesaikan masalah/ menghadapi tantangan/melakukan inovasi. E. Teknik Pengumpulan Data Berisikan cara mengumpulkan data melalui pengamatan langsung. Pengamatan dapat juga dilakukan secara partisipatif (jika diperlukan). F. Instrumen Penelitian (jika diperlukan) Berisikan instrumen pengamatan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data (jika diperlukan). Instrumen pengamatan berisi tentang proses dan hasil tindakan. G. Teknik Analisis Data Berisikan analisis deskriptif tentang perubahan dari situasi nyata sekolah menuju situasi sekolah yang diharapkan sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian tujuan PTS. BAB IV SIKLUS TINDAKAN Setiap siklus harus ada tujuan yang akan dicapai, tindakan untuk mencapai tujuan, hasil atas tindakan yang dilakukan pada setiap siklus, isu-isu/ tema-tema yang muncul dari setiap siklus serta kaitannya dengan praktik-praktik sebelumnya, dan apa implikasinya bagi tindakan untuk siklus berikutnya. Jumlah siklus relatif, tergantung ketercapaian tujuan penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berisikan jawaban terhadap rumusan masalah. B. Saran Berisikan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi. DAFTAR PUSTAKA
14 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research
Berisikan referensi yang dikutip saja. Cara menulis referensi lihat daftar pustaka pada materi pelatihan ini (di halaman terakhir). LAMPIRAN Berisikan tabel, gambar, foto, dan dokumentasi yang relevan dengan data yang dikumpulkan. Lampiran diberi nomor urut jika lebih dari dua buah. Tuliskan lampiran yang dimaksud pada data yang ditemukan di Bab IV c.
Cara Mengevaluasi Laporan PTS Evaluasi laporan PTS Anda dengan cara memberi tanda centang (V) pada kolom yang tersedia pada tabel berikut ini. Tabel 2. Lembar Evaluasi Laporan PTS Beri tanda centang (V) pada kolom yang disediakan No Aspek yang dievaluasi Tidak Kurang Cukup Layak Layak Layak Layak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Identifikasi Masalah (jika diperlukan) C. Pembatasan Masalah (Fokus Penelitian) (jika diperlukan) D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Definisi Istilah (jika diperlukan) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Sekolah B. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan C. Usulan-usulan tentang penyelesaian masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi BAB III METODE PENELITIAN A. Pentahapan Penelitian Tinadkan B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian D. Tindakan E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian (jika diperlukan) G. Teknik Analisis Data
Al-Qalam Vol.XVI|15
Penelitian Tindakan Sekolah
No
A.
B. C. D. A. B.
Aspek yang dievaluasi
Tidak Layak
Kurang Layak
Cukup Layak
Layak
BAB IV SIKLUS TINDAKAN Siklus/tahap 1 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan dan Evaluasi 4. Refleksi Siklus/tahap 2 (jika diperlukan) Siklus/tahap 3 (jika diperlukan) Siklus/tahap 4 (jika diperlukan) BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran LAMPIRAN DAFRAT PUSTAKA Bahasa yang digunakan (mudah dipahami)
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam Moleong, 1990). 2. Teknik Pengumpulan Data Metode library reseach (studi kepustakaan) yaitu penelitian kepustakaan. metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian perpustakaan (library research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dengan menghimpun data-data dari berbagai literatur yang sudah ada. Secara sederhana penelitian kepustakaan merupakan jenis penelitian yang berusaha menghimpun data penelitian dari khazanah literatur dan menjadikan “ dunia teks “ sebagai obyek utama analisisnya. Tujuan dalam metode ini adalah agar mendapatkan pengetahuan baru atau mendapatkan suasana baru dan tafsiran baru dari pengetahuan yang telah ada. Penelitian ini mendasarkan kepada studi pustaka (library research), dimana penelitian menggunakan deskriptif dengan menekankan pada kekuatan analisis sumber-sumber dan data-data yang ada dengan mengandalkan teori-teori dan
16 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research
konsep-konsep yang ada untuk diinterpretasikan dengan berdasarkan tulisantulisan yang mengarah kepada pembahasan. Riset pustaka tidak hanya sekedar urusan membaca atau mencatat literatur atau buku-buku sebagaimana yang dipahami oleh banyak orang selama ini. Tetapi merupakan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data, membaca dan mencatat serta mengolah atau menganalisis bahan penelitian. Sehingga akan ditemukan suatu kesimpulan yang akan diteliti. 3. Teknik Analisis Data Dari hasil pengumpulan data tersebut, kemudian menganalisisnya. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik berpikir deduktif, berpikir analitik yang berangkat dari dasar-dasar pengetahuan yang bersifat umum menjadi hal-hal yang lebih konkret atau bersifat khusus. Metode ini penulis gunakan untuk mengambil kesimpulan dari berbagai informasi dan keterangan berupa hal-hal yang berkaitan dengan Urgensi PTS bagi kualitas Pendidikan. D. PEMBAHASAN
Bahasan dalam kajian ini meliputi: etika melaksanakan PTS, perbedaan kajian masalah bagi guru, pengawas sekolah atau kepla sekolah; melakukan PTS untuk meningkatkan kualitas praktik pendidikan dan pembelajaran. 1. Perbedaan Penelitian Tindakan oleh Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru Perbedaan penelitian tindakan oleh pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru adalah seperti Tabel 1 berikut. Tabel 3. Perbedaan Penelitian Tindakan oleh Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru Peneliti Ruang Subjek Aspek yang Diteliti Lingkup Penelitian Penelitian Pengawas Sekolah Pengawas Delapan Standar Nasional sekolah Sekolah/ Pendidikan. Kepala Tugas pokok dan fungsi sekolah pengawas sekolah/kepala sekolah. Peranan pengawas sekolah/kepala sekolah. Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan Menyelesaikan masalah.
Al-Qalam Vol.XVI|17
Penelitian Tindakan Sekolah
Peneliti
Ruang Lingkup Penelitian
Subjek Penelitian Guru
Tenaga kependidikan
Kepala sekolah
Sekolah
18 | ISSN: 2356-2447-XVI
Kepala Sekolah
Aspek yang Diteliti
Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik. Tugas pokok dan fungsi guru. Peranan guru. Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Standar Tenaga Administrasi, Standar Tenaga Laboratorium, Standar Tenaga Perpustakaan, dan Standar Tenaga Kependidikan lainnya. Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan. Peranan tenaga kependidikan. Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan menyelesaian masalah. Delapan Standar Nasional Pendidikan. Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah. Peranan kepala sekolah. Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan menyelesaikan masalah
School Action Research
Peneliti
Ruang Lingkup Penelitian
Subjek Penelitian Guru
Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik. Tugas pokok dan fungsi guru. Peranan guru. Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Tenaga kependidikan
Standar Tenaga Administrasi, Standar Tenaga Laboratorium, Standar Tenaga Perpustakaan, dan Standar Tenaga Kependidikan lainnya. Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan. Peranan tenaga kependidikan. . Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Standar Kompetensi Lulusan. Standar Penilaian. Berpikir Kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik. Tugas pokok dan fungsi guru. Peranan guru. Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Siswa
Guru
Kelas
Aspek yang Diteliti
Guru
Al-Qalam Vol.XVI|19
Penelitian Tindakan Sekolah
Peneliti
Ruang Lingkup Penelitian
Subjek Penelitian Siswa
Aspek yang Diteliti
Standar Kompetensi Lulusan. Standar Penilaian. Kegiatan Kesiswaan. Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan memecahkan masalah.
Berdasarkan tabel 2 perbedaan tindakan tersebut. Sebagai pengawas sekolah harus mengetahui porsi atau kebutuhan yang seharusnya dikaji, jangan sampai keluar dari zona peran pengawas sekolah yang akan menjadikan masalah tumpang tindih tidak terdapat sekat antara guru, kepala sekolah atau pengawas sekolah, tenaga kependidikan bahkan siswa. Selanjutnya penulis akan menyajikan perbedaan antara kajian PTS dengan Non PTS, untuk memberikan gambaran jelas bagi pengawas sekolah untuk membedakan kedua hal tersebut. Tabel 4. Perbedaan PTS dan Non PTS Aspek PTS Non PTS Pelaksana
Praktisi yaitu kepala sekolah, pengawas sekolah. Tidak untuk menguji teori tetapi untuk memecahkan masalah, menghadapi tantangan, memperbaiki situasi sekolah. Tidak ada hipotesis. Tidak untuk solusi yang berlaku umum (tidak untuk membuat generalisasi).
Teoretisi yaitu ilmuan di luar sekolah. Menguji teori melalui hipotesis dan atau mengembangkan pengetahuan baru.
Jenis data
Kualitatif/dan atau kuantitatif
Maksud pengumpulan dan analisis data
Menyelesaikan masalah praktis, mengarahkan rencana tindakan.
Kualitatif/dan atau kuantitatif. Mendapatkan pemahaman terhadap gejala, dan menguji hipotesis.
Tujuan penelitian
20 | ISSN: 2356-2447-XVI
Untuk membuat generalisasi.
School Action Research
Standar mutu penelitian
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan situasi, kondisi, dan kinerja sekolah.
Hasil penelitian mampu memverifikasi teori.
Pemakai utama
Warga sekolah.
Ilmuwan, praktisi, birokrat, usahawan, dan masyarakat.
Pandangan penelitian seringkali disamakan, Alasan yang sering dijumpai dalam menolak laporan PTS adalah: a. Adanya PTS yang tidak wajar, misalnya PTS yang diajukan bukan karya sendiri, tetapi menyalin dari karya orang lain (yang umumnya berupa skripsi, tesis orang lain), ada juga PTS yang dibuatkan oleh orang/institusi lain. b. Tidak sedikit PTS yang mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu dan membahas masalah yang terlalu luas serta tidak berkaitan dengan kegiatan pengembangan profesi yang bersangkutan sebagai guru atau pengawas sekolah. c. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa PTS ditolak karena tidak mengikuti kaidah keilmuan, seperti rumusan masalah tidak jelas, kerangka teori sangat menyimpang, metode penelitian yang salah, data yang tidak sesuai, dan kesimpulan yang tidak terkait dengan rumusan masalah. d. Ada pula PTS yang ditolak karena kurang konsisten antara tugasnya dengan apa yang ditulisnya.
Sebagaimana dijelaskan di atas, laporan PTS yang memenuhi syarat, dan dapat diberikan angka kredit adalah bila memenuhi persyaratan APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten). PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari: (a) Judul Penelitian, (b) Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian, (c) Bab Kajian/Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan, dan (d) Bab Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan Prosedur Penelitian. Kerangka laporan hasil PTS, umumnya berisi: (1) bagian awal, mencakup: halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan dari perpustakaan, pernyataan keaslian tulisan, kata pengantar, daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran), dan abstrak atau ringkasan, (2) bagian isi, meliputi: Bab I
Al-Qalam Vol.XVI|21
Penelitian Tindakan Sekolah
Pendahuluan, Bab II Kajian/Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan dan Saran-Saran, serta (3) Bagian Penunjang, pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan. 2. Melakukan PTS untuk meningkatkan kualitas praktik pendidikan dan pembelajaran. Berdarkan teori tentaang menyususn PTS paling tidak berisi informasi tentang: (a) Apa yang akan ditingkatkan? (b) Menggunakan tindakan apa, dan (c) Siapa yang akan ditingkatkan. Sebagai kelengkapan, umunya dituliskan pula sub judul. Sub judul bertujuan untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, seperti misalnya dimana penelitian dilakukan, kapan, di sekolah-sekolah mana, dan lain-lain. Kaitanya kualitas pendidikan dan pembelajaran Berikut disajikan alternatif contoh Topik PTS, yang mengandung tiga hal yang penting di atas. Tabel 5. Contoh topik PTS dan kajiannya NO. Apa yang mau Bagaima tindakan Siapa yang akan ditingkatkan mutunya. yang akan dilakukan ditingkatkan? pengawas. 1 Kemampuan guru dalam Melalui pelatihan Guru Fisika melaksanakan metode demontrasi disertai tugas terstruktur 2 Mutu guru dalam Melalui lokakarya Guru matematika mengevaluasi hasil belajar siswa 3 Kemampuan guru dalam Melalui workshop Guru bahasa menyusun RPP inggris 4 Guru dalam Melalui focus group Guru SMP memanfaatkan hasil discission (FGD) penilain untuk perbaikan mutu pendidikan 5 Kemauan dan Melalui kerja Guru SMP kemampuan guru dalam kelompok menggunakan metode pembelajaran kooperatif 6 Penerapan model Melalui pembinaan Guru SD pembelajaran berbasis dalam forum diskusi
22 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research
7
8
9
masalah Membuat, mengelola dan menggunakan media pendidikan dan pembelajaran Kemampuan guu dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas Dan seterusnya….
guru Melalui kelompok laboratorium
kerja
Guru SMP
Melalui lokakarya intensif terstruktur
Guru SMP
Berdasarkan tabel kajian PTS diatas menitikberatkan pada kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu (a) melakukan kajian terhadap permasalahan, (b) melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi, (c) mengumpulkan data empirik guna pengujian hipotesis, (d) mengadakan uji hipotesis, dan (e) menarik kesimpulan. Suatu penelitian dikatakan layak apabila (a) bermanfaat, yaitu memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis, (b) memiliki landasan keilmuan, yaitu memungkinkan diajukan hipotesis dan dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis, dan (c) terjangkau oleh peneliti, baik dari segi kemampuan, waktu, biaya, dan sebagainya. 3. Permasalahan Pelaksanaan PTS dan Solusinya. Memaparkan beberapa temuan, atau keadaan permasalahan di kepengawasan Kabupaten Banjarnegara yang berhubungan dengan kemampuan para pengawas dalam membantu madrasah dalam memecahkan permasalahan madrasah melalui Penelitian Tindakan Sekolah berdasarkan pada pengalaman penulis ketika menjadi pengawas dan ketikan melakukan Diklat PTS bagi pengawas antara lain: Beberapa permasalahan yang disajikan penulis untuk memberikan gambaran riil pada kasusistik yang disadur dari berbagai buku dan data-data. a. Kemampuan pada menulis (writing skill) rendah, Dengan kata lain, kemampuan mengungkapkan ide, pendapat atau gagasan dalam bentuk tulisan perlu mendapat perhatian tersendiri. Hal ini disebabkan ketikan mereka masih menjadi guru, kegiatan menulis karya tulis ilmiah sangat kurang. Kebiasaan menulis para pengawas ketika menjadi guru terbawa ketika mereka menjadi pengawas.
Solusinya. Memang tidak mudah menyelesaikan maslah ini, kemampuan menulis seseorang memang berbeda, bukan berarti ia harus berhenti tidak menulis,
Al-Qalam Vol.XVI|23
Penelitian Tindakan Sekolah
akan tetapi terus dilatih, dimotivasi, diberi contoh, dan terus dibimbing, sehingga ia tidak putus asa. Pemberian contoh menuis cukup bagus, banyak orang tidak bisa menulis karena ia tidak tahu dari mana ia harus memulainya. Dengan adanya contoh tulisan ia bisa memulai untuk menuangan ide-idenya. Peran motivasi, cukup besar dalam kesuksesan kegiatan seseorang termasuk menulis, baik motivasi intrinsic maupun ekstrinsik. Karena motivasi akan mempengaruhi daya juang, dan daya tahan seseorang dalam menghadapi tantangan. Tujuan utama melakukan PTS adalah dalam rangka memecahkan masalah melalui kegiatan penelitian ilmiah. Oleh karena cara melakukannya harus menggunakan langkah-langkah ilmiah, agar apa yang menjadi temuannya menjadi temuan ilmiah. Dalam hal ini, perlu adanya pembimbing atau pendamping dalam melaksanakan kegiatan tersebut dari orang yang cukup pengalamannya, seprti dosen, atau nara sumber lain. b. Kemampuan teknis penelitian tindakan. Dalam melakukan Penelitian Tindakan Sekolah harus mengenali, memetakan permasalahan melalui pelaksanaan supservisi, data inilah yang tidak semua pengawas mempunyai, atau melakukan pemetaan, sehingga akan jelas permasalahan mana yang memerlukan penelitian tindakan, dan mana yang memerlukan bentuk solusi yang lain. Solusinya Metode dalam menyelesaikan masalah penelitian dianggap sebagi obat atau terapi yang akan digunakan oleh dokter/tabib dalam mengatasi masalah atau menyelesaikan masalah. Memilih metode atau obat dalam menyelesaikan masalah penelitian akan sangat tergantung pada: 1) Kemampuan, kompetensi serta wawasan pengawas sebagai peneliti akan sangat menentukan kreatifitas dalam mengimplementasikan sebuah metode atau pendekatan yang digunakan mengatasi atau mencari solusi dari permasalah guru dan kepala madrasah. 2) Pengalaman, pengalaman seseorang dalam melakukan penelitian sangat membantu mereka dalam melaksanakan tugasnya, sekali seseorang melakukan penelitian tindakan sekolah, akan sangat mewarnai dalam kegiatan penelitian berikutnya, terutama dalam menyelsaikan permasalahan-permasalahan yang dihdapi ketikan melaksanakan penelitian. 3) Ketrampilan, keberhasilan penelitian bukan berhenti setelah permasalahan penelitian terjawab melalui hasil penelitian, akan tetapi bagaimana peneliti itu mampu mengelaborasi temua-temuannya dalam bentuk laporan penelitian (tulis) maupun oral (lisan). Karena hasil penelitian akan memberi manfaat apabila hasil penelitian itu dibaca atau didengar oleh orang lain yang membutuhkan. 4) Kedudukan referensi dalam sebuah penelitian adalah sangat penting, karena referensi merupakan pijakan dalam memilih obat, atau metode yang tepat, dalam memilih metode yang tepat peneliti harus mengetahui kandungan kegiatan yang bisa digunakan menyelesaikan masalah. Ia juga sebagai pisau analisis dalam menentukan trearment untuk mengatasi masalah penelitian.
24 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research
Pada dasarnya, upaya-upaya perbaikan pendidikan harus selalu dilakukan. PTS adalah salah satu upaya tersebut. Pengalaman pengawas yang telah melakukan PTS menunjukkan bahwa mereka mendapat beberapa manfaat yang baik dari hal itu. Sebagai suatu upaya yang sangat relevan dengan kepentingan perbaikan praktik kependidikan atau pembelajaran pembelajaran, maka seyogyanya PTS ini disambut secara positif. Bagi pemula, sebaiknya mulailah dengan masalah-masalah yang tidak terlalu luas. Penguasaan prosedur melakukan PTS sangat penting, dan ini hanya dapat diperoleh melalui latihan yang berkelanjutan (rule of practice). Pada akhirnya, diharapkan PTS ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pengawas suatu aspek yang menunjang profesionalismenya. Peningkatan profesionalisme adalah suatu tantangan bagi praktisi pendidikan. Diharapkan PTS dipandang sebagai kesempatan untuk menjawab tantangan tersebut. Naskah ini diharapkan dapat memberi bekal kepada pengawas/guru dalam upaya mengisi tantangan tersebut.Peneltian Tindakan Sekolah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru atau kepala madrasah. Melakukan PTS adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas. Dalam melaksanakan tugas penelitian ini pengawas mengalami berbagai permasalahan di lapangan antara lain: kemampuan menulis (academic writing) pengawas, teknik penulisan karya tulis ilmiah termsuk, PTS, mencari metode atau model yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, jumlah referensi yang tersedia, serta motivsi dalam melakakukan penelilitian perlu mendapat perhatian khusus dari instansi Kementerian Agama. Dukungan Kemeterian Agama sangat diperlukan oleh pengawas baik itu dukungan moral maupun finansial, agar para pengawas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Ciri khusus dari PTS adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis dalam peningkatan mutu proses dan hasil kepengawasan. 4. Penilaian kinerja PTS Kepala sekolah oleh pengawas sekolah Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara berkala setiap tahun. Dalam pelaksanaan penilaian kinerja satu tahunan dilakukan oleh pengawas sekolah/madrasah. Pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah 4 (empat) tahunan dilaksanakan oleh atasan langsung dengan mempertimbangkan penilaian kinerja oleh tim penilai yang terdiri dari pengawas sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah/madrasah dengan mempertimbangkan pemenuhan persyaratan penilai seperti di bawah ini; Terlatih untuk melakukan penilaian kinerja dan memahami cara menerapkan pedoman penilaian. Memiliki keterampilan untuk menggunakan instrumen secara objektif. Mampu mengolah dan menafsirkan data hasil penilaian serta dapat menyusun rekomendasi dari hasil penilaian sebagai input bagi pembuat kebijakan.
Al-Qalam Vol.XVI|25
Penelitian Tindakan Sekolah
Serta pengawas sekolah bagaimana cara menilai PTS Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian, penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip berikut. a. Sahih, berarti penilaian berdasarkan pada data yang mencerminkan kinerja yang diukur. b. Objektif, berarti penilaian berdasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan kepala sekolah/madrasah karena perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian kepala sekolah/madrasah merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan kepala sekolah/madrasah. e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan. f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara menyeluruh, meliputi seluruh Komponen yang dapat dan seharusnya dinilai, dan dilakukan terus-menerus secara periodik. g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi kepala sekolah/madrasah yang telah ditetapkan. i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Pedoman penilaian kinerja kepala sekola/madrasah ini diharapakan dapat memberikan gambaran dan menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah. Penilaian kinerja kepala sekolah merupakan kegiatan yang sangat strategis, terutama dalam rangka meningkatkan kinerja kepala sekolah/madrasah yang akhirnya diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. E. P E N U T U P
1. Kesimpulan Urgensi Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ditinjau melalui: a. Penelitian dikatakan layak apabila bermanfaat, memiliki landasan keilmuan, dan terjangkau oleh peneliti. b. Rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang adalah: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. c. Manfaat menyusun PTS mampu menciptakan perbaikan iklim sekolah yang kondusif secara berkesinambungan; Memecahkan masalah pendidikan atau
26 | ISSN: 2356-2447-XVI
School Action Research
manajemen sekolah; Membiasakan melakukan penelitian dan bekerja secara ilmiah, logis, dan sistematis berdasarkan hasil-hasil penelitian.; Menambahkan sikap ilmiah, jujur, dan sikap demokratis dikalangan warga sekolah; dan Mengembangkan rencana pengembangan sekolah secara berkala dan berkesinambungan. 2. Saran Dengan mandasarkan pada hasil penelitian tindakan seperti yang telah diuraiakan diatas, maka peneliti memberikan beberapa rekomendasi/saran sebagai berikut: a. Sebaiknya para pengawas sekolah memperhatikan kebermanfaatan masalah yang dikaji sebelum melakukan Penelitian Tindakan Sekolah. b. Penelitian Tindakan Sekolah dilakukan bukan hanya memenuhi angka kredit untuk pengembangan karir namun kompetensi supervise pengawas sekolah perlu diperhitungkan. c. Apabila pengawas sekolah belum mampu melakukan Penelitian sebaiknya konsultasikan kepada para konselor atau pakar ahli dilingkungan setempat.
DAFTAR PUSTAKA Creswell, J. 2008. Educational Research: Quantitative & Qualitative. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson International Edition. Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press. Kemmis and McTaggart.1994. The Action Research Planner, Dekain University Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. McNiff, J., & Whitehead, J. 2002. Action Research: Principle and Practice. Second Edition. London: Routledge Falmer. Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Al-Qalam Vol.XVI|27
Penelitian Tindakan Sekolah
Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta : Diknas Suhardjono, 2009, Tanya jawab tentang PTK dan PTKp, naskah buku. Suharsimi Arikunto, 2002, Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang, Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Tita Lestari. 2009. Penyusunan Program, Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil Pengawasan. Materi ToT Calon Pengawas. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Departemen Pendidikan Nasional. Tuckman, Bruce W., 1997. Conducting Educational Research. New York Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta : Cemerlang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardani, IGAK, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok IDIK4008/2SKS/MODUL 1-6. Jakarta : Universitas Terbuka.
28 | ISSN: 2356-2447-XVI