CONTOH PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH. A. JUDUL PENELITIAN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI LOKAKARYA INTENSIF TERSRUKTUR BAGI GURU SMP NEGERI 2 PANYINGKIRAN B. BIDANG KAJIAN Bidang kajian yang akan diangkat pada penelitian tindakan sekolah ini adalah kemampuan guru menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal tersebut merupakan tuntutan profesionalitas seorang guru, selain sebagai tujuan menuju guru profesional yang dinyatakan dalam simbol angka kredit. Angka kredit adalah angka ynag diberikan berdasarkan atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang guru. Dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan guru. Simbol angka tersebut mencerminkan penilaian kualitas propessional guru. Khusus untuk kenaikan pangkat atau jabatan guru Pembina (IVa) keatas, disamping harus memenuhi jumlah angka kredit juga harus memenuhi angka kredit unsur pengembangan profesi. Kegiatan pengembangan profesi guru adalah penerapan keterampilan guru untuk meningkatkan mutu belajar mengajar menuju guru yang profesional. Salah satu kegiatan tersebuat adalah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). C. LATAR BELAKANG MASALAH Keberhasilan suatu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peranan seorang guru karena guru adalah komponen yang sangat penting dalam sebuah sistem pendidikan. Kualitas kinerja seorang guru tidak hanya sebatas menguasai bahan pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran yang baik, lebih dari itu guru harus mengetahui kebutuhan peserta didik yang unik dan bervariasi. Guru memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Semua fungsi guru tersebut tidak akan efektif apabila komponen dari sistem pendidikan tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari salah satu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada jalannya sistem itu sendiri. salah satu dari bagian komponen sekolah adalah guru. Pendekatan pencapaian peningkatan kualitas guru dapat berhasil melalui metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Guru dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode, dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan. Namun demikian, menurut Erman Suherman (http : educare.e-fkipunla.net), umumnya guru masih mendominasi kelas, siswa pasif ( datang, duduk, nonton, berlatih, …., dan lupa). Guru memberikan konsep, sementara siswa menerima bahan jadi. Masih menurut Erman Suherman, ada dua hal yang menyebabkan siswa tidak menikmati (enjoy) untuk belajar, yaitu kebanyakkan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan (minimal) membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. Lebih parah lagi, siswa tidak menyadari tujuan belajar yang sebenarnya, tidak mengetahui manfaat belajar bagi masa depannya nanti. Berdasarkan pengamatan penulis di …., terdapat beberapa kendala pada pembelajaran selama ini antara lain : 1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep. 2. Siswa kurang aktif / siswa pasif dalam proses pembelajaran. 3. Siswa belum terbiasa untuk bekerja sama dengan temannya dalam belajar. 4. Guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. 5. Hasil nilai ulangan / hasil belajar siswa pada pembelajaran rendah. 6. KKM tidak tercapai. 7. Pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa. 8. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran.
Sebagai pendidik, penulis melihat pembelajaran menjadi kurang efektif karena hanya cenderung mengedepankan aspek intelektual dan mengesampingkan aspek pembentukan karakter. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru. Namun penulis ingin mengubah hambatan tersebut menjadi sebuah kekuatan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba memberi solusi kepada guru-guru untuk menyusun sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Dengan menyusun PTK, membantu guru memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangan profesionalnya. D. RUMUSAN MASALAH 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah dengan diklat PTK terstruktur dapat meningkatkan kemampuan penyusunan PTK bagi guru SMPN 2 Panyingkiran ? ” 2. Pertanyaan Penelitian Secara operasional rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah diklat terstruktur PTK dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun PTK? 2. Apa saja Hambatan yang dihadapi guru dalam menyusun PTK ? 3. Bagaimana respon guru terhadap pendidikan dan latihan PTK terstruktur tersebut? E. CARA PEMECAHAN MASALAH PTS ini dilaksanakan dengan pemberian pendidikan dan latihan PTK secara berstruktur bagi guru SMPN 2 Panyingkiran. pada bidang studi Matematika, IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. F. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui apakah diklat PTK terstuktur cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan menyusun PTK bagi guru . 2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru dalam menyusun PTK. 3. Untuk mengetahui hasil dari diklat PTK terstruktur terhadap peningkatan kemampuan guru dalam menyusun PTK. 2. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan dengan harapan memberikan manfaat bagi guru, sekolah, maupun siswa. a. Manfaat bagi guru : 1. Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik. 2. Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang ada dalam kelas. 3. Meningkatkan penguasaan konsep. 4. Menumbuhkan motivasi dalam menyusun PTK pada guru. b. Manfaat bagi siswa: 1. Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik. 2. Meningkatkan aktivitas siswa di dalam belajar. 3. Meningkatkan penguasaan materi pembelajaran. 4. Menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dalam kelompok/ membiasakan bekerja sama dengan teman c. Manfaat bagi sekolah : 1. Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis. 2. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru. G. HIPOTESIS TINDAKAN Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah : ”Dengan menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan latihan PTK terstruktur dapat meningkatkan kemampuan menyusun PTK bagi Guru SMPN 2 Panyingkiran” H. KAJIAN TEORI
Pada bagian ini, penulis bermaksud mengemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan teori dan pengertian untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan PTS ini, sebagai gambaran yang tentu ada kaitannya dengan materi pembahasan. Isinya berupa teori-teori yang diambil dari berbagai sumber. PTK atau Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri (dilakukan dalam pembejaran biasa bukan kelas khusus). Ada beberapa ahli yang mencoba mendefinisikan penelitian tindakan kelas (PTK), diantaranya, David Hopkins (1993), menurutnya PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktek, atau sebagai arti dari Evakuasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah. Sementara itu, menurut Russeffendi (1999) penelitian kelas merupakan suatu tindakan yang terarah, terencana, cermat, dan penuh perhatian yang dilakukan oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap permasalahan yang ada dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki pendidikan seperti metode mengajar, kurikulum, dan sebagainya. Nelson Siregar menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu upaya untuk menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antarketergantungan materi-subjek, pembelajar, dan pengajar sehubungan dengan isu totalitasdan logika internal dari tugas social mengkonstruksi pengetahuan dari PBM. PTK dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif. Tujuannya adalh untuk memperbaiki kinerja guru yang bersangkutansupaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Focus PTK adalah pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Hasil dari PTK ini dapat ditulis sebagai Karya Tulis Ilmiah. Dalam penelitian ini, guru berperan sebagai pengajar sekaligus pengumpul data. PTK adalah kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya (Elliot, 1982). Seluruh proses, telaah, diagnosis, perencaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruhnya menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Program pengembangan profesi guru salah satunya dengan mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan penyusunan PTK bagi guru, dengan harapan memberikan pengalaman dalam penerapan keterampilan guru untuk meningkatkan mutu belajar mengajar, atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diperlukan kegiatan bimbingan terstruktur mengenai teknis penyusunan PTK bagi guru SMP Negeri 2 Panyingkiran, seiring dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan kualitas profesionalitas guru serta tuntutan system penilaian kinerja guru yang telah ditetapkan berdasarkan pada Peraturan pemerintah nomor 3 tahun 1980, KEP MENPAN No 26 tahun 1989, dan diubah dengan KEP MENPAN No. 84 Tahun 1993, dan dijabarkan dalam SKB Mendikbud dan BKN No. 433/P/1993 DAN No.25 Tahun 1993, serta JUknis Mendikbud No. 025/O/1995 juga dikuatkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi guru dalam Jabatan. Adapun butir-butir sebagai bidang dan unsure kegiatan yang termasuk kepada penilaian kredit guru adalah membuat karya tulis ilmiah, yang salah satunya berwujud penilaian tindakan kelas (PTK). A. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun PTK dapat dilakukan dengan melalui pembinaan kepala sekaolah, melalui kegiatan lokakarya, melalui workshop, melalui Focus Group Discussion (FGD), melalui kerja kelompok, melalui MGMP, termasuk diantaranya melalui lokakarya PTK intensif terstruktur. B. Manfaat yang diharapkan dari Lokakarya PTK intensif terstruktur ini adalah: 1. Meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan dan penyusunan PTK. 2. Menyatukan pengetahuan mengenai teknis penyusunan PTK. C. Tahapan Pelaksanaan kegiatan 1. Kegiatan dilaksanakan di sekolah. Dengan mengundang Nara sumber yang berkompeten pada penyusunan PTK. 2. Penyusunan daftar peserta nara sumber dan struktur program kegiatan. D. Langkah-langkah Pelaksanaan kegiatan Lokakarya 1. Bimbingan teknis penyusunan PTK 2 . Bimbingan perencanaan (planning) PTK 3. Bimbingan Pelaksanaan (acting) PTK.
4. Bimbingan Pengamatan (observing) PTK 5. Bimbingan refleksi (reflecting) PTK E. Model Pelaksanaan 1. Pemberian Bimbingan teknis melalui penjelasan teori penyusunan PTK 2. Pemodelan dan diskusi. 3. Praktek penyusunan PTK. 4. Pemberian Tugas Terstruktur tahapan penyusunan PTK.
I.
I. METODOLOGI PENELITIAN subjek dalam penelitian ini adalah guru SMP NEGERI 2 PANYINGKIRAN. berjumlah 27 orang dengan kemampuan menyusun PTK yang masih heterogen. 1. Faktor hasil kegiatan berupa hasil PTK yang telah dibuat. 2. Faktor guru, mengamati aktivitas guru-guru bagaimana guru membuat skenario pembelajaran dan menentukan topik yang sulit bagi anak tetapi akan menarik pada saat disajikan di kelas 3. Faktor siswa, bagaimana respon siswa pada saat melaksanakan pembelajaran. II. Prosedur Penelitian Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Sekolah, Dengan empat langkah pokok yaitu : Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan (observasi), dan Refleksi, dengan melibatkan 27orang guru SMPN 2 Panyingkiran.n dua tahapan secara berkelanjutan selama 7 bulan. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah peningkatan mutu pembelajaran dilihat dari hasil evaluasi, respon siswa terhadap pembelajaran dan keaktifan guru dalam kelompok MGMP. Aspek yang diukur dalam observasi adalah antusiasme guru, interaksi guru dengan kepala sekolah, interaksi dengan guru dalam MGMP, kerja sama kelompok, aktivitas dalam diskusi kelompok. 1. Perencanaan Tindakan a. Menyusun rencana kegiatan lokakarya. b. Menyusun review PTK c. Pemberian latihan berupa pemodelan dan diskusi. d. Pelatihan tahapan penyusunan PTK e. Evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis PTK 2. Pelaksanan Tindakan Menerapkan pelaksanan tindakan sesuai dengan rencana-rencana tindakan: 1. Setiap peserta menerima bimbingan teori penyusunan PTK yang di tuliskan dalam jurnal belajar . 2. Guru diberi tugas untuk mencari contoh studi kasus sebagai dasar perencanaan penyususnan PTK. 3. Guru diminta untuk menpresentasikan tugas-tugas yang diberikan dan ditanggapi oleh peserta lainnya. 4. Guru melaksanakan peer teaching sebagai pengambilan data . 3. Pengamatan (observasi) 1. Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi 2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi. 3. Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana yang telah disusun, pakar dan guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan lokakarya penyusunan PTK. 4. Refleksi 1. Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk memperoleh masukan dari guru observer, dan akhirnya komentar dari dosen atau pakar luar tentang keseluruhan proses serta saran sebagai peningkatan kemampuan penyusunan PTK.
2. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan mendiskusikan tindakan bersama dengan pengamat/observer. 3. Kesan penyaji materi bimbingan PTK. 4. Tanggapan-tanggapan observer yang difokuskan pada bimbingan praktek penyusunan PTK 5. Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada tahap berikutnya. Penelitian tindakan sekolah ini berhasil apabila : 1. Peningkatan kemampuan peserta lokakarya dalam penyusunan PTK. 2. Motivasi Guru sebagai peserta dalam menyusun PTK dapat meningkat. 3. peserta dapat merasakan adanya permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar yang sering dilakukan. 4. Peserta dapat memiliki kemampuan dalam menganalisis masalah. 5. Peserta bimbingan dapat merumuskan masalah masalah yang mereka alami dalam keseharian mengajar. 6. Peserta dapat membuat laporan PTK sesuai dengan standar yng telah disepakati. III. Data dan pengambilan Data No Sumber Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Instrumen 1. Laporan PTK yang dibuat oleh guru atau peserta bimbingan yang telah memenuhi standar. 2. Motivasi guru dalam membuat laporan PTK meningkat dengan indicator kemampuan melihat permasalahan yang muncul dalam proses KBM yang ditunjukkan dalam catatan-catatan permasalahan dalam proses KBM. 3. Respon dari siswa setelah guru melakukan perbaikan-perbaikan proses KBM yang mereka lakukan dengan dibuktikan dari hasil angket yang dilakukan pada siswa.
J. INDIKATOR KEBERHASILAN Penelitian tindakan sekolah ini berhasil apabila : 1. Peningkatan kemampuan peserta dalam penyususnan PTK 2. Motivasi guru sebagai peserta dalam menyusun PTK dapat meningkat. 3. peserta dapat merasakan adanya permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar yang sering dilakukan. 4. Peserta dapat memiliki kemampuan dalam menganalisis masalah. 5. Peserta bimbingan dapat merumuskan masalah masalah yang mereka alami dalam keseharian mengajar. 6. Peserta dapat membuat laporan PTK sesuai dengan standar yng telah disepakati. L. JADWAL KEGIATAN Adapun jadwal kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan Penyusunan Laporan Tindakan Sekolah ini adalah sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4.
Jenis Kegiatan Penyusunan rencana kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Analisa hasil kegiatan siklus I Pelaksanaan Kegiatan
Bulan Januari 2011 Januari 2011 Januari 2011 Februari 2011
Minggu kedua Ketiga Keempat Pertama
5. 6. 7.
Analisa hasil kegiatan siklus II Analisa Hasil Penelitian Penyusunan Laporan PTS
Februari 2011 Februari 2011 Maret 2011
Kedua ketiga pertama
M. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi, dkk.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Muharjito. (2005). Prinsip-prinsip PTK. Jakarta: Diklat Teknis Penelitian Tindakan Kelas Guru Pendidikan Luar Biasa. Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan SLB. ------------, Bahan Belajar Mandiri Penilaian Tindakan Sekolah. Jakarta: Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasioanal. www. Infoskripsi.com www.lib.uchicago. Edu.