UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU
Oleh
ROSLINA A. 441 12 204
JURNAL PENELITIAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU Roslina Email:
[email protected] Hasan Email:
[email protected] Arif Firmansyah Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Sibonu, melibatkan 10 orang siswa terdiri atas 4 orang laki-laki dan 6 orang perempuan yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 60% dan daya serap klasikal 65%. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 100% dan daya serap klasikal 90%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu dengan nilai daya serap klasikal minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80%. Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode Bermain Peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran PKn di SD Negeri Sibonu. Kata kunci: Hasil Belajar Siswa dan Metode Bermain Peran Abstract : This research is a classroom action research conducted in the fourth grade primary school Sibonu, involving 10 students consisting of 4 men and 6 women who were enrolled in the academic year 2016/2017. This study research design Kemmis and Mc. Taggart consisting of two cycles. Where in each cycle held two meetings in the classroom and each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. The results showed that the cycle I obtained classical completeness 60% and 65% classical absorption. In the second cycle of classical completeness acquired 100% and 90% classical absorption. This means learning in the second cycle has met success indicators specified that the value of the absorption of at least 65% classical and classical learning completeness of at least 80%. Based on the average value of absorption classical and classical learning completeness in the second cycle of learning activities, it can be concluded that the improvement of learning by using methods Role Playing can improve student learning outcomes in teaching fourth grade in elementary school Civics Sibonu. Keywords : Learning Outcomes and methods play a role Setiap proses pendidikan formal terutama dalam pengertian pendidikan formal di sekolah yang berlangsung melalui berbagai kegiatan belajar mengajar, selalu menekankan pada perubahan. Dalam setiap pembelajaran ada tiga aspek yang dicapai dalam diri peserta didik yaitu perubahan aspek kognitif, perubahan aspek afektif dan aspek psikomotor. Perubahan yang dimaksud dari aspek tersebut adalah suatu proses ke arah perkembangan indivdu dalam mencapai tingkat kematangan baik aspek jasmani maupun rohani. Pencapaian semua tujuan tersebut dapat melalui kegiatan belajar mengajar yang direncanakan sesuai dengan ilmu pendidikan.
Proses belajar mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pemikiran manusia. Menganalisa proses belajar mengajar pada intinya bertumpu pada suatu persoalan yaitu bagaimana eksistensi seorang pendidik memberikan dorongan bagi siswa agar dapat belajar secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan dalam proses belajar mengajar. Salah satu permasalahan pada siswa kelas IV SD Negeri Sibonu adalah hasilbelajar siswanya rendah.Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai-nilai pokok bahasan pada mata pelajaran PKn yang telah dipelajari juga menunjukan bahwa sekitar 70% murid kelas IVSD Negeri Sibonu mempunyai hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan guru di sekolah tersebut kurang menggunakan metode yang bervariasi hannya cenderung menggunakan metode ceramah dan penugasan kepada siswa. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemauan siswa dalam proses pembelajaran dan tentunya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka eksistensi pendidikan, sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar harus menjadi skala prioritas. Guru sebagai komponen utama dalam proses belajar mengajar diharuskan berfungsi sebagai motivator dalam meningkatkan kecerdasan intelektual peserta didik. Pemberian materi harus diiringi dengan konseptualitas pembelajaran baik secara internal maupun eksternal karena jika tidak, akan berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengkaji dan mengadakan penelitian tentang ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sibonu”. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Sibonu?”
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang di laksanakan secara bersiklus. Rancangan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, yang meliputi empat tahap siklus terdiri dari empat tahap yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sibonu. Pelaksanaan penelitian dimulai dari observasi awal, kemudian rencana pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap yang diakhiri dengan ujian skripsi sebagai tahapan akhir dalam pelaksanaan penelitian ini. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, jenis data yang akan diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yaitu seluruh komponen yang meliputi guru dan siswa di kelas IV SD Negeri Sibonu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik. Adapun teknik penelitian: yaitu observasi, tets. Sedangkan Teknik analisis Data terbagi atas dua Analisis Data Kuantitatif dan Data Kuaitatif. 1. Tehnik Analisis Data Kuantitatif
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan persentase ketuntasan belajar murid dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Ketuntasan Belajar Klasikal 100 %
Persentase tuntas klasikal =
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika sekurang – kurangnya 80 % siswa secara individual. b. Daya Serap Klasikal 100 %
Daya serap klasikal =
Seluruh kelas dikatakan tuntas belajar jika sekurang – kurangnya 80 % siswa telah tuntas secara individu. 2. Analisis Data Kualitatif Untuk analisis data proses murid dalam belajar dan hasil observasi guru menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator sangat baik diberi skor 4, baik diberi skor 3, sedangkan cukup diberi skor 2, dan kurang diberi skor 1. Selanjutnya dihitung persentase dengan rumus. Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan yaitu :
75 % < NR ≤ 100 % : sangat baik 50 % < NR ≤ 75 %
: baik
25 % < NR ≤ 50 %
: cukup
0 % < NR ≤ 25 %
: kurang
ℎ ℎ
x 100 %
Adapun Indikator Kinerja terbagi dua yaitu Indikator Data Kuantitatif dan Indikator Data kualitatif a. Indikator Data Kuantitatif Indikator yang menunjukkan keberhasilan penelitian menggunakan metode bermain peran yaitu ditandai dengan nilai yang diperoleh siswa pada tes formatif. Penelitian ini dikatakan berhasil jika ketuntasan perorangan memperoleh nilai ketuntasan individu 75% dan ketuntasan belajar klasikal diperoleh minimal 80% (Sumber: KKM SD Negeri Sibonu). b.
Indikator Data kualitatif Indikator data kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari aspek afektif, psikomotor serta hasil
aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika ketiga aspek tersebut telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. HASIL PENELITIAN Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan penggunaan metode bermain peran pada materi struktur pemerintahan desa, kelurahan dan kecamatan, selanjutnya adalah pemberian tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan
adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Bobot skor masing-masing soal adalah 20, dan siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh nilai 100. Secara ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Analisis Tes Tindakan Siklus I No
Aspek Perolehan
Hasil
1
Skor tertinggi
80
2
Skor terendah
50
3
Jumlah Siswa
10
4
Banyak siswa yang tuntas
6
5
Presentase tuntas klasikal
60%
6
Presentase daya serap klasikal
65%
7
Rata-rata hasil belajar
6,5
Berdasarkan tabel analisis di atas, presentase tuntas klasikal yang diperoleh sebesar 60%, belum mencapai presentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70%. Sedangkan presentase daya serap klasikal sebesar 65% sudah mencapai target yang ditetapkan, yaitu 65%. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan penggunaan metode bermain peran, maka kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes hasil belajar siswa. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Bobot skor masing-masing soal adalah 20, dan siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh nilai 100. Sebaliknya, siswa yang menjawab semua soal dengan salah memperoleh nila 0. Secara ringkas hasil analisis tes siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Analisis Tes Tindakan Siklus II No
Aspek Perolehan
Hasil
1
Skor tertinggi
100
2
Skor terendah
70
3
Jumlah Siswa
10
4
Banyak siswa yang tuntas
10
5
Presentase tuntas klasikal
100%
6
Presentase daya serap klasikal
90%
7
Rata-rata hasil belajar
9,0
Berdasarkan tabel di atas, hasil belajar PKn pada siswa SD Negeri Sibonu sudah menunjukkan hasil yang sangat baik dengan presentase daya serap klasikal 90% dan presentase ketuntasan klasikal 100%. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan, sehingga penelitian ini dikatakan berhasil.
PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan ditambah dengan pemberian tes untuk evaluasi hasil belajar. Pada pelaksanaan tindakan pada siklus I ini juga dilakukan observasi terhadap guru dan siswa. Hasil observasi menunjukan persentase kegiatan guru yakni 58,3% , serta hasil observasi siswa persentasenya 68,8% sehingga aktivitas guru dan siswa berada pada kategori Cukup. Analisis hasil belajar pada siklus I diperoleh jumlah siswa yang tuntas 6 siswa dari 10 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 60% dan persentase daya serap individu 65%. Hasil tersebut menunjukan bahwa daya serap individu dan ketuntasan klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan. Berarti sebagian siswa belum mampu memahami materi yang diajarkan dengan demikian maka perlu perbaikan pada siklus I ini sehingga perlu dilaksanakan siklus II dengan tujuan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II sudah masuk dalam kategori baik, ini dapat dilihat dari persentase aktivitas guru meningkat menjadi 86,8% serta persentase aktivitas siswa juga meningkat menjadi 87,5%. Meningkatnya pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini karena membaiknya penguasaan kelas atau pengelolaan pembelajaran oleh guru, sehingga dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Bimbingan guru pada siswa sudah merata, setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dibantu oleh guru. Pengelolaan waktu oleh guru sudah baik, sebagian besar siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu. Hasil belajar pada siklus II juga mengalami peningkatan yakni jumlah siswa yang tuntas menjadi 10 dari 10 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 100% dan persentase daya serap individu menjadi 90% berarti penguasaan siswa terhadap materi meningkat. Hasil refleksi siklus I terlihat bahwa penggunaan metode Bermain Peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena proses pembelajaran berpusat pada siswa dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Walaupun pada awalnya siswa belum memiliki kesiapan untuk menerima model pembelajaran ini karena masih asing bagi siswa ataupun belum pernah diterapkan sebelumnya sehingga hasil belajar belum mencapai target yang ingin dicapai. Namun, setelah model ini diterapkan secara berulang yakni pada siklus II, sudah mampu membangkitkan minat belajar siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan hasil belajar pun terjadi peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua indikator kerja sudah tercapai pada siklus II.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : Penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sibonu pada materi Struktur Pemerintahan Desa, Kelurahan dan Kecamatan. Berdasarkan analisis hasil belajar menunjukan pada siklus I persentase ketuntasan klasikal adalah 60% dengan jumlah
siswa yang tuntas 6 siswa dari 10 siswa sedangkan pada siklus II persentase ketuntasa klasikal 100% dengan jumlah siswa yang tuntas 10 siswa dari 10 siswa.
DAFTAR PUSTAKA Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta. Erlangga Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain, 1997.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :Rineka Cipta. Rusyan, A. T. , A. Kusdinar dan Z. Arifin. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Soekartawi. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Surakhmad, W. 1995. Pengantar Interaksi Mengajar dan Teknik Metodologi Pengajaran. CV. Tarsito : Bandung Usman, M. U. Dan L. Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.