UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS IXA SMP NEGERI 7 BIROMARU
Anita Eka Lestari Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 7 Biromaru pada pembelajaran PKn melalui metode Jigsaw rumusan masalah dalam penelitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “apakah dengan penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn di kelas IX A SMP Negeri Biromaru ? Siswa yang terlibat sejak penelitian adalah kelas IX A yang berjumlah 18 orang pada tahun ajaran 2012/2013. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan prosedur (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; (4) refleksi. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer dan guru mata pelajaran sebagai pelaksana tindakan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, obserpasi, dan wawancara. Validasi data terdiri dari empat tahapan (1) triangulasi; (2) member chek; (3) audit trial; (4) ekspert opinion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode jigsaw pada pelajaran PKn terjadi peningkatan hasil belajar, dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil analisis tes hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I pertemuan pertama yakni siswa yang tuntas 6 dari 18 siswa atau persentase ketuntasan klasikal 33,33% dan daya serap klasikal 64,11 %, siklus I pertemuan kedua yakni siswa yang tuntas 9 dari 18 siswa atau persentase ketuntasan klasikal 50 % dan daya serap klasikal 72,94 % serta aktivitas siswa dalam kategori baik. Pada siklus II siswa yang tuntas 16 dari 18 siswa di peroleh ketuntasan Klasikal 88,88% dan daya serap klasikal sebesar 78,44 %, dinyatakan meningkat pada siklus II. Kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw pada siklus I dan II dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode jigsaw khususya kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru pada mata pelajaran PKn. Kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Metode Jigsaw. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang dihadapkan pada diri seorang siswa. Kondisi pendidikan dewasa ini mengharuskan guru aktif dan kreatif menyiasati, mencari dan memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terkait dengan proses dan hasil pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru yang dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk siswa. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 1
banyak menunggu sajian guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Secara umum kegiatan pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru atau teacher center learning, aktifitas belajar terkadang hanya monoton, siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga siswa tidak aktif. Berdasarkan dialog dengan guru mata pelajaran PKn kelas IXA di SMP Negeri 7 Biromaru (ibu Hatima,S.Pd) diperoleh data bahwa sebagian besar siswa kelas IXA Kurang aktif di kelas yang di tunjukan oleh beberapa hal yaitu siswa kurang berani mengemukakan pendapat, Kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, Kurang aktif dalam memberikan kritikan atau saran, serta kurang cermat dalam memanfaatkan waktu dalam menyelesaikan LKS. Keadaan tersebut menyebabkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah dalam diskusi. Sehingga, proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Keaktifan dalam diskusi masih sangat lemah, walau ada satu atau dua orang yang dominan dalam kelompok. Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IXA di SMP Negeri 7 Biromaru, maka guru harus mampu mengatasi masalah tersebut dan diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menjadikan peserta didik paham dengan apa yang diajarkan oleh gurunya, metode pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang mendorong kreatifitas siswa, sehingga siswa untuk lebih aktif dan bertangung jawab penuh untuk memahami materi pelajaran baik secara kelompok maupun individual. Pada saat ini bahwa hasil belajar siswa di kelas IXA SMP 7 Biromaru relatif rendah. Karena nilai rata-rata mata pelajaran PKn siswa kelas IXA SMP 7 Biromaru pada semester 1 tahun ajaran 2012/2013, yaitu 6,5 atau daya serap klasikal 65%. Nilai tersebut belum mencapai KKM yang diterapkan 75% serta standar ketuntasan yang diterapkan di sekolah SMP Negeri 7 Biromaru ini adalah 75. Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti mencoba menerapkan suatu metode Jigsaw pada pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXA di SMP Negeri 7 Biromaru. Dalam pembelajaran kooperatif ini berpusat pada siswa, pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah belajar bersama-sama dengan anggota kelompok sampai masing-masing siswa memahami materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif ini juga siswa dapat lebih bertanggung jawab sehingga akan timbul motifasi belajar dari masing-masing siswa nantinya akan mempermudah tercapaiya hasil secara maksimal. Ronger dan David Johnson mengatakan bahwa:” tidak semua kerja kelompok bisa dianggap coopartive learning”. Model pembelajaran cooperatif memandang bahwa “Keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melaikan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya dalam satu kelompok ataupun teman kelompok lain” (Etin Solihatin, 2005). Melalui belajar kelompok dengan temanteman sebaya di bawah bimbingan guru dalam pembelajaran PKn di kelas, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.
Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 2
METODE Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru terletak jalan Padat Karya Desa Loru Kec Biromaru dengan jumlah siswa 18 orang. Dimana siswa laki-laki 8 orang dan siswa perempuan 10 orang. Jadi jumlah keseluruhan siswa inilah yang dijadikan sebagai sasaran ataw target penilitian tindakan kelas ini Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dalam literatur berbahasa Inggris disebut dengan classroom action research. Wiriaatmadja (2005:13) menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”.Pelaksanaan penelitian mengikuti tahap penelitian yang tiap tahapnya disebut siklus.Rencana masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu tes awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, obserpasi, evaluasi dan refleksi.Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart dalam (Wiriatmadja, 2005:66). Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran PKn di kelas IX A SMP Negeri 7 Biromaru. Pelaksanaan penelitian mengikuti tahap penelitian yang tiap tahapnya disebut siklus.Rencana masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu observasi awal, perencanaan, tindakan, pengamatan, evaluasi dan refleksi. Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Wiriatmadja, 2005:66), Data kualitatif diperoleh dengan cara menggunakan lembar observasi tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kemampuan guru PKn (Hatima, S.Pd) dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran, sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui perilaku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap observasi ini peneliti sebagai observator menggunakan tanda chek list pada lembar observasi berdasarkan pengamatan belajar mengajar. Penelitian dianggap berhasil jika aspek tersebut berada pada kategori baik atau sanagt baik, dengan perhitungan pada lembar observasi setiap indikator diberi angka : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (kurang) dan 1 (sangat kurang). HASIL PENELITIAN Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perolehan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Selain difinisi di atas. Gagne mengemukakan pendapatnya yang tidak jauh berbeda yaitu belajar merupakan proses dimana organisme bisa berubah prilakunya sebagai akibat pengalan (Dakar, 1998:11) Menurut Azizah (2007:26), “dalam pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhaslan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan
Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 3
menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan”. A. Hasil Penelitian Tindakan siklus I ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama mengingatkan materi yang telah dibahas sebelumnya oleh guru mata pelajaran PKn sekaligus memasuki materi pelajaran dari sub pokok bahasan yang sedang berjalan sesuai dengan program semester yang ada. Pertemuan keduaPada siklus II ini dilaksanakan satu kali pertemuan. Hal ini dilakukan karena siswa telah ada kemajuan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan hanya satu kompetensi dasar yang dibahas yaitu menentukan sikap terhadap dampak globalisasi. 1. Pratindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan kepala SMP Negeri 7 Biromaru yaitu bapak Armin S.pd tepatnya pada hari selasa tanggal 8 januari 2013. Pada pertemuan itu peneliti menyampaikan maksud dan tujuan yaitu ingin melaksanakan penelitian di kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru. Selanjutnya bapak kepala sekolah (Armin S.pd) mengarahkan peneliti menemui guru PKn kelas IXA yaitu ibu Hatima, S.Pd. Pada hari kamis tanggal 10 januari 2013 peneliti mengadakan tes awal pada siswa kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru dengan jumlah siswa yang hadir 18 orang. Materi tes awal diambil dari pokok bahasan tentang pengertian dan pentingya globalisasi bagi indonesia, dengan jumlah soal tersebut sebanyak 5 nomor. Tes awal ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan hasil dari tes awal juga yang dijadikan patokan dalam membentuk susunan anggota kelompok. Kegiatan selanjutnya pada pratindakan dengan membentuk kelompok didasarkan pada hasil analisis pelaksanaan tes awal yang menunjukkan bahwa dari 18 jumlah siswa seluruhnya hanya siswa yang tuntas 4 orang dan jumlah siswa yang tidak tuntas 14 orang. Seperti halya dengan persentase ketuntasan klasikal 22,22% dan persentase daya serap klasikal 52,72. Siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IXA yang dibagi kedalam 6 kelompok. Tiap kelompok di bagi berdasarkan jenis kelamin ataw suku kata yang berbeda. 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I A. Perencanaan Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama Kegiatan perencanaan tindakan yang dilaksanakan peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamya memuat langkah-langkah tipe jigsaw. 2. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran. 3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 4
4. Menyusun tes akhir tindakan. 1. Pelaksanaan tindakan Siklus I Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 januari 2013 mulai 08.50 sampai 10.10 di kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru. Pelaksanaan Kegiatan tahap awal pembelajaran, guru memulai pembelajaran dengan salam, kemudian mengajak pebelajar berdoa dan mengabsen pebelajar. Kemudian guru memotivasi pebelajar sehinga tercipta suasana efektif dan menyenangkan, dan lanjut mengkomunikasikan topik materi yang akan dibahas dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran, dimulai dengan guru menjelaskan penerapan pembelajaran yang diterapkan. Setelah guru menjelaskan/mengenalkan penerapan pembelajaran yang diterapkan maka pebelajar yang telah dibentuk menjadi 6 kelompok (tim asal) dibagikan lembar kerja pebelajar/siswa yang didalamnya berisi tiap anggota kelompok (tim asal) menerima tugas yang berbeda selanjutnya guru menyampaikan informasi bahwa tiap anggota kelompok (tim asal) harus mempertangung jawabkan tugas yang mereka terima dengan baik dalam arti tiap anggota selain memahami tugas yang diberikan bagi diri mereka sendiri, juga harus memberikan pemahaman kepada sesama anggota dalam kelompok (tim asal). Setelah masing-masing kelompok (tim asal) menerima lembar kerja pebelajar/siswa yang telah dibagikan, guru mempersilahkan anggota dari kelompok (tim asal) yang berbeda yang mendapat bagian tugas yang sama bertemu dalam kelompok baru (tim ahli) untuk mendiskusikan tugas yang diterima. Kemudian guru mengawasi jalannya diskusi, dan melakukan bimbingan terhadap pebelajar yang mengalami kesulitan dalam diskusi. Setelah selesai diskusi dan anggota kelompok (tim asal) memahami akan tugas yang dimiliki, guru mempersilakan anggota kelompok (tim ahli) kembali ke kelompok (tim asal) untuk secara bergantian menjelaskan tugas yang dimiliki kepada sesama anggota kelompok (tim asal), sehinga anggota kelompok (tim asal) saling memahami akan tugas yang dimiliki anggota lainnya dalam kelompok (tim asal). Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian soal tes individu untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian esay dengan jumlah 5 soal. Siswa tidak diizinkan untuk bekerja sama dengan siswa lainnya, baik sesama anggota kelompok maupun anggota kelompok lainnya.
Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 5
Berdasarkan hasil analisis tindakan pada siklus I pertemuan pertama menunjukkan bahwa dari 18 jumlah siswa seluruhnya hanya siswa yang tuntas ada 6 orang dan jumlah siswa yang tidak tuntas 12 orang. Seperti halnya dengan persentase ketuntasan klasikal 33,33 % dan persentase daya serap klasikal adalah 64,11 %. Hasil kemampuan pada siswa kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru masih kurang dan perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. 2). Observasi Untuk mengetahui aktivitas dalam pembelajaran, dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa di kelas IXA yang dilaksanakan pada waktu pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung. Peneliti bertindak sebagai observator atau sebagai pengamat terhadap aktivitas guru PKn (Hatima,S.Pd) dan aktivitas siswa. Hasil analisis lembar observasi guru diperoleh jumlah skor perolehan mencapai 37 dengan jumlah skor maksimal 48 sehingga persentase nilai rata-rata sebesar 77,08 % dan berada pada kategori baik. hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berdasarkan Jigsaw dapat dilihat padatabel 4.1 sebagaiberikut: Berdasarkan data tabel 4.2 di atas, setelah dianalisis hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 77,27 % atau berada pada kategori baik. 3). Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut : 1. Guru harus pandai untuk memotivasi siswa pada saat pelajaran dimulai, dengan
cara
mengulang kembali materi sebelumnya dan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari. 2. Guru hendaknya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mudah untuk dimengerti oleh siswa. 3. Guru hendaknya dapat mengatur waktunya berdasarkan dengan RPP yang ada. 4. Diberikan pengertian kepada siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya berdasarkan anggota kelompoknya. 5. Seluruh anggota kelompok perlu diberikan pengertian bahwa dalam belajar kelompok, keberhasilan tergantung kepada semua anggota kelompok dan terlibat secara aktif dalam memecahkan permasalahan atau sebuah pertanyaan yang diberikan oleh guru. Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 6
B. Siklus I pertemuan kedua 1). Perencanaan Kegiatan perencanaan tindakan yang dilaksanakan peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamya memuat langkah-langkah tipe Jigsaw. 2. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran. 3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 4. Menyusun tes akhir tindakan. 2). Pelaksanaan Tindakan Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 31 januari 2013 mulai 08.50 sampai 10.10 di kelas XIA SMP Negeri 7 Biromaru. Pelaksanaan tindakan kedua dimulai dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, Kegiatan berikutnya guru membagikan tugas tersebut dan masing-masing siswa mengerjakan sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hasil jawaban dari tiap siswa didiskusikan dalam kelompok untuk memperoleh kesimpulan sehingga tiap anggota kelompok dapat memahami atau menguasai semua pertanyaan yang diberikan. Bagi kelompok yang mendapatkan kesulitan dapat meminta bantuan pada guru. Berdasarkan alokasi waktu yang telah disediakan untuk berdiskusi dalam masing-masing kelompok untuk menentukan jawaban serta mengusai setiap pertanyaan yang diberikan pada setiap siswa. Kegiatan pembelajaran, dimulai dengan guru menjelaskan penerapan pembelajaran yang diterapkan. Setelah guru menjelaskan/mengenalkan penerapan pembelajaran yang diterapkan maka pebelajar yang telah dibentuk menjadi 6 kelompok (tim asal) dibagikan lembar kerja pebelajar/siswa yang didalamnya berisi tiap anggota kelompok (tim asal) menerima tugas yang berbeda selanjutnya guru menyampaikan informasi bahwa tiap anggota kelompok (tim asal) harus mempertangung jawabkan tugas yang mereka terima dengan baik dalam arti tiap anggota selain memahami tugas yang diberikan bagi diri mereka sendiri, juga harus memberikan pemahaman kepada sesama anggota dalam kelompok (tim asal). Setelah masing-masing kelompok (tim asal) menerima lembar kerja pebelajar/siswa yang telah dibagikan, guru mempersilahkan anggota dari kelompok (tim asal) yang berbeda yang mendapat bagian tugas Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 7
yang sama bertemu dalam kelompok baru (tim ahli) untuk mendiskusikan tugas yang diterima. Kemudian guru mengawasi jalannya diskusi, dan melakukan bimbingan terhadap pebelajar yang mengalami kesulitan dalam diskusi. Setelah selesai diskusi dan anggota kelompok (tim asal) memahami akan tugas yang dimiliki, guru mempersilakan anggota kelompok (tim ahli) kembali ke kelompok (tim asal) untuk secara bergantian menjelaskan tugas yang dimiliki kepada sesama anggota kelompok (tim asal), sehinga anggota kelompok (tim asal) saling memahami akan tugas yang dimiliki anggota lainnya dalam kelompok (tim asal). Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian soal tes individu untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis tindakan pada siklus 1 pertemuan kedua menunjukan bahwa dari 18 jumlah siswa seluruhnya hanya siswa yang tuntas ada 9 orang dan jumlah siswa yang tidak tuntas 9 orang. Seperti halya dengan persentase ketuntasan klasikal 50% dan persentase daya serap klasikal adalah 72,94%. Disini dapat dilihat bahwa sebagian besar masih ada siswa yang memiliki nilai dibawah standar, maka perlu adanya perbaikan bagi siswa yang tidak tuntas. Tindak tuntas yang dimaksud adalah siswa yang belum mencapai nilai 75. 3). Hasil observasi Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut: 1. Pada saat diskusi kelompok berlangsung, semua anggota kelompok mulai bekerjsama dan saling bertukar pikiran sehingga siswa terlihat lebih aktif dan bertanggung jawab atas tugas yang dibrikan oleh guru. 2. Mulai muncul keberanian siswa untuk bertanya pada saat siswa kurang memahami materi sehingga hasil yang diperoleh mulai meningkat. 3. pebelajar smampu mempertangung jawab pekerjaan secara individu maupun kelompok. 4). Refleksi Adapun hasil refleksi yang dilakukan pada silus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil tes individu didapatkan ada kelemahan tentang pemahaman soal, untuk itu dalam pembelajaran pada siklus II lebih ditekankan pada ketelitian siswa dalam menanggapi soal yang telah diberikan. 2. selama proses pembelajaran pebelajar mampu berinteraksi dan senang mengikuti pembelajaran, Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 8
3. Siswa mulai mampu bertanggung jawab atas pekerjaan baik secara invidu maupun kelompok. Adapun hasil tes individu siklus I pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dapat dilihat tabel 4.3 sebagai berikut : yang dimaksud adalah siswa yang belum mencapai nilai 75. C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar masih ada siswa yang memiliki nilai dibawah standar, maka perlu adanya perbaikan bagi siswa yang tidak tuntas. Tidak tuntas II adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan tindakan siklus II Perencanaan tindakan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut : 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamya memuat langkahlangkah tipe jigsaw. 2. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran. 3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 4. Menyusun tes akhir tindakan. 5. Membuat lembar wawancara untuk mengetahui pandangan atau pendapat guru dan siswa setelah menerapkan model pembelajaran koopertaif tipe jigsaw. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini dimulai dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan dilanjutkan dengan penyajian materi tentang dampak globalisasi. Setelah guru melakukan penjelasan, guru mempersilakahan pebelajar untuk membentuk kembali kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Begitu terlihat pebelajar lebih memahami penerapan pembelajaran yang diterapkan, dimana pebelajar dengan semangatnya langsung membentuk kelompok (tim asal) dan menerima lembar kerja siswa. Tanpa memakan waktu yang lama, dan penjelasan kembali oleh guru akan maksut dari lembar kerja siswa yang telah diterima oleh tiap kelompok (tim asal), pebelajar langsung membentuk kelompok baru (tim ahli) dan melakukan diskusi akan tugas yang mereka pertanggung jawabkan. kemudian melanjutkan kembali kegiatan diskusi. Pembelajaran siklus II ini pebelajar lebih antusias dalam melakukan diskusi dimana kegiatan belajar kelompok pada siklus ini lebih hidup Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 9
dari siklus sebelumnya, meskipun pada tahap ini masih ada juga pebelajar yang kurang memperhatikan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Setelah pebelajar selesai melakukan diskusi, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk kembali kepada kelompok (tim asal) untuk secara bergantian menjelaskan akan tugas yang dimiliki kepada sesama anggota kelompok (tim asal), sehinga tiap anggota kelompok (tim asal) saling memahami akan tugas yang dimiliki sesama anggota dalam kelompok (tim asal). Bagi kelompok yang mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan benar maka guru memberikan pujian pada kelompok yang terbaik. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian soal tes individu untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis tindakan pada siklus II dapat dilihat pada, banyaknya siswa yang tuntas 16 orang dan siswa yang tidak tuntas 2 orang dari jumlah siswa seluruhnya 18 0rang. Hasil persentase ketuntasan klasikal 88,88 % dan persentase daya serap klasikal adalah78,44 % sehingga pada dapat menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa melalui tes individu. 3). Observasi Hasil observasi tindakan siklus II pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat tabel sebagai berikut: Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada tabel 4.5 diatas jumlah skor yang diperoleh adalah 45 dari skor maksimal 48 dengan pesentase nilai rata-rata 93,75 % dan pada kategori keberhasilan yang sangat baik. Adapun hasil observasi aktivitas siswa pada tindakan siklus II, dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini : Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.6 diatas jumlah skor perolehan 37 dari skor maksimal 40 dengan persentase nilai rata-rata 92,5 % bahwa data hasil observasi tersebut menunjukkan aktivitas siwa berada pada kategori yang sangat baik. 4) Refleksi Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa saat pelaksanaan siklus II, pengamat memberi nilai yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih baik. Para siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran koopereatif tipe jigsaw sehingga dalam setiap kelompok dapat termotivasi mengembangkan pemahaman mereka dalam menyelesaikan soal yang diberikan dan semakin berani mengajukan pertanyaan dan pendapatnya. Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 10
Dari data
yang diperoleh pada siklus II, sebagaimana yang telah diuraikan
sebelumnya, telah mencapai indikator keberhasilan tindakan sebesar 78,44 % dan kemampuan siswa menyelesaikan soal tentang dampak globalisasi mengalami peningkatan.
PEMBAHASAN Berdasarkan analisa data penelitian diperoleh bahwa dengan penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw khususnya pada pokok bahasan dampak globalisasi dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru. Telah dijelaskan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah memiliki tujuan dan manfaat, tetapi juga memilki kelemahan yang dikemukakan oleh Roestiyah N.K yaitu kerja kelompok sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab dapat memimpin dan mengarahkan siswa yang kurang mampu. Keadaan ini dapat terlihat dalam pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan pertama dan kedua dimana siswa belum berani mengemukakan pendapatnya baik sesama teman kelompok diskusi maupun kepada guru. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih baik. Para siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga dalam setiap kelompok dapat mendorong siswa yang berkemampuan rendah untuk termotivasi mengembangkan pemahaman mereka dalam menyelesaikan soal yang diberikan dan semakin berani mengajukan pertanyaan dan pendapatnya. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajara siswa kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru. Hal ini dapat di lihat pada siklus I dan siklus II. Seluruh siswa pada hakikat pembelajarannya sudah baik walaupun masih ada kesalahan ataupun kekeliriuan. Hal ini disebabkan karena siswa terburu-buru menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dan kurangnya perhatian siswa untuk lebih memahami soal yang diberikan. Pembahasan hasil penelitian ini dimulai dari kegiatan pra tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. a. Kegiatan Pra Tindakan Peneliti mengambil data awal dan hasil tes awal pada pokok bahasan yang telah dijelaskan oleh guru PKn (Hatima S.Pd) di kelas IXA. Hasil tes memberikan gambaran bahwa pembelajaran yang dilaksanakan kurang efektif. Berdasarkan hasil tes awal yang Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 11
diperoleh menunjukkan 14 siswa yang masih belum tuntas secara individu. Siswa dikatakan tuntas individu apabila yang diperoleh mencapai nilai 75. Hal ini disebabkan oleh strategi pembelajaran yang digunakan selama ini masih kurang menarik perhatian siswa. Oleh karena itu peneliti mencari solusi untuk mengatasinya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tentang pengertian dan pentingya globalisasi bagi indonesia. b. Pelaksanaan Tindakan Tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan proses dan langkahlangkah penelitian. Pelaksanaan adalah salah satu proses daur ulang dalam suatu siklus yang berkelanjutan mulai dan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi disertai dengan aktivitas yang dilakukan setiap tahapan. Pada penelitian ini pelaksanaan tindakan perencanaan untuk setiap siklus adalah sama yaitu mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mempersiapkan materi pembelajaran, menyiapkan buku yang relevan, membuat lembar observasi dan mempersiapkan tes hasil belajar. Dalam pelaksanaan tindakan ini dilakukan langkah-langkah seperti yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tindakan peneliti sebagai observator yang bertugas untuk mengobservasi kegiatan yang dilakukan oleh guru dan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya telah mempunyai pengetahuan awal berdasarkan pengalaman nyata dalam realita kehidupannya, setelah membaca materi pelajaran dan penjelasan materi yang diberikan oleh guru dan diharapkan dapat menyelesaikan pertanyaan atau memecahkan masalah tersebut. Selama pelaksanaan tindakan ini guru berkeliling ruangan kelas untuk memantau dan memastikan apakah siswa betul-betul mengikuti pembelajaran dengan optimal atau tidak. Sehingga pada siklus II strategi dapat diperbaiki. Pengamat melakukan observasi pada aktivitas guru dan aktivitas siwa. Semua hasil observasi tersebut didiskusikan bersama oleh peneliti dan guru PKn
pada tahap refleksi, dan hasil diskusi inilah perbaikan
pembelajaran pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga kekurangan tersebut dapat diperbaiki dan kualitas pembelajaran dapat dioptimalkan. Adapun observator melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi guru maupun siswa yang disediakan oleh peneliti. Observator juga melakukan Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 12
pencatatan tentang kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama pembelajaran baik aktivitas guru maupun aktivitas siwa. Kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan menjadi dasar atau patokan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan,
Observasi
dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Keseriusan siswa dalam mengerjakan soal menunjukkan keaktifan siswa dan mau bertanggung jawab dalam pembelajaran, siswa sangat bersemangat mengerjakan soal tersebut yang dibagikan pada setiap kelompok. Demikian pula kerja sama siswa dalam kelompok lebih meningkat pada setiap pertemuan. c. Hasil Belajar Berdasarkan analisis tes awal diperoleh siswa yang tuntas secara individu sebanyak 4 orang dan persentase tuntas secara klasikal sebesar 22,22 % dengan daya serap klasikal sebesar 52,72 . Siklus I Dilihat dari ketuntasan belajar siswa secara klasikal dalam siklus I pertemuan pertama mencapai 33,33 % dan tuntas individu sebanyak 6 orang dengan daya serap klasikal sebesar 64,11 %. Adapun ketuntasan belajar siswa secra klasikal pada siklus I pertemuan kedua mencapai 50 % dan tuntas individu sebanyak 9 orang dengan daya serap klasikalnya sebesar 72,94 %. Dari data tes hasil belajar siswa pada siklus I dapat dikatakan bahwa sudah baik bila dibandingkan dengan hasil tes awal, perubahan ini terjadi karena siswa dapat memahami model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan membuat siswa berani bertanggung jawab menyelesaikan tugas yag diberikan oleh guru. Namun secara individu masih banyak siswa yang belum tuntas sehingga peneliti melakukan tindakan siklus II. Siklus II Berdasarkan analisis hasil belajar siswa siklus II dapat menunjukkan suatu keberhasilan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. Siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 16 orang dengan persentase ketuntasan klasikalnya sebesar83,33% dan daya serap klasikalnya sebesar 88,88 %. Keberhasilan juga dapat dilihat dari kerjasama antar siswa pada diskusi kelompok sehingga mampu memecahkan masalah atau sebuah pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 13
Dalam proses penelitian tindakan, bahwa setiap siswa diberikan tes untuk di isi dan hasil tes tersebut di jadikan suatu kesimpulan oleh penulis tentang penguasaan isi materi yang diajarkan di kelas. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila hasil belajar siswa berjalan dengan baik dan hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa senang dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam (Ibrahim, dkk, 2000 : 9) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsw dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru. Hal ini ditunjukkan pada pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama yang mencapai ketuntasan belajar hanya 6 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 33,33 % dari 18 siswa, pada siklus I pertemuan kedua yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 9 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 64,11 % dan sedangkan pada siklus II yang mencapai ketuntasan belajar adalah 18 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 88,88 %. Berdasarkan hasil analisis tindakan siklus I dan siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Saran- saran Berpijak dari kesimpulan di atas dalam rangka memilih model pembelajaran yang akan diterapkan, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang perkembangan berfikir siswa dan Perlu dilakukan sosialisasi terhadap guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena penerapan pembelajaran ini sangat baik digunakan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran.
Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 14
DAFTAR PUSTAKA
Azizah. 2007. Keaktifan Penggunaan Model Pembelajaran . Semarang: UNES Dakar R. W. 1998. Teori-teori Belajar. Jakarta : Bumi Aksara Etin Solihatin. 2005. Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta:bumi aksara Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Wiriatmadja, 2005:66).Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : Rineka Cipta.
Anita Eka Lestari: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Jigsaw……..
Page 15