Strategi Konservasi Wilayah Pesisir Yang Berkelanjutan
Pidato Pengukuhan Guru Besar/Profesor dalam Bidang llmu Geografi Lingkungan pada Fakultas Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia
17 Juli 2012
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012
Bismilahirrohmanirrohim
Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Yangsaya hormati:
Pimpinan dan Anggota Majetis Wali Amanah, Rektor dan Para Pembantu Rektor
Pimpinan dan Anggota Dewan Audit Pimpinan dan Anggota Senat Akademik Sekretaris dan Anggota Dewan Guru Besar
Pimpinan Fakultas, Direktur S.Ps., Direktur Kampus Daerah, Ketua/Sekretaris Lembaga
Direktur
Direktorat,
Kepala
Biro,
dan
Kepala
Sekretariat
Universitas
Ketua Jurusan/Program Studi, Sekretaris Jurusan serta Para Dosen,
Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan,
Para Karyawan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia Para Undangan yang berbahagia
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Subhana Wata'ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada kita, sehingga dapat nadirdaiam pengukuhan guru besar hari ini. Semoga anugerah dan amanah sebagai guru besar Universitas
Pendidikan Indonesia yang saya terima dapat saya jalankan secara optimal. Salawat dan salam senantiasa terlimpah curahan kepada Rosulullah Saw
serta keiuarga, sahabat dan umatnya
akhirzaman. Amin
Pada
hari
yang
berbahagia
ini,
perkenankanlah
saya
menyampaikan pidato pengukuhan guru besar dengan judul:
Potato Pengukubon Prof. Dr. Wonjal Xestolani, M.Pd
Juli 2012
Strategi Konservasi Wilayah Pesisir Yang Berkelanjutan Hadirin yang saya muliakan, A. Pendahuluan
Konservasi wilayah pesisir yang dimaksud dalam pidato ini adalah upaya perlindungan, petestarian dan pemanfaatan serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan dan kesinambungan
sumberdaya pesisir dengantetapmemelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman hayati (Departemen Keiautan dan Perikanan, 2007: 3).
Kata
kunci
pemanfaatan,
dari
konservasi
perlindungan,
wilayah
pesisir
mencakup
pelestarian, serta terjaminnya
ekosistem yang berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan
karena sumberdaya pesisir baik flora, fauna, dan ekosistem memiliki kegunaan dan nilai ekologis, ekonomis dan sosial yang penting.
Kualitas dan keanekaragaman hayati wilayah pesisir harus terus dikonservasi sehingga keanekaragaman hayatinya terus meningkat dan kondisi ekosistem dalam keadaan homeostatis.
Sebaliknya,
jika
suatu
ekosistem
pesisir
menunjukkan
keanekaan hayatinya mengalami penurunan harus diwaspadai sebagai tanda perlunya upaya untuk pemulihan kembali. Sebab
jika tidak dilakukan konservasi bukan saja ekosistem pesisir yang rusak, tetapi juga nasib manusia (masyarakat pesisir} yang terancam.
Pada saat ini program/strategi konservasi wilayah pesisir menjadi agenda penting mengingat kerusakan sumberdaya pesisir akibat pencemaran yang berasal dari wilayah pesisir dan sekitarnya. Dari daerah sekitarnya berupa pencemaran limbah domestik, limbah industri, bahkan adanya erosi dari lahan pertanian yang topografinya curam. Sedangkan dari wilayah
pesisir
berupa
pencemaran
yang
berasal
perikanan, serta kegiatan lainnya. Pidato Pengukuhan Gu'u Besor Unrweratos Pendiffitton Indonesia
Juli 2012
dari
pertanian,
Dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan di wilayah pesisir dapat membahayakan kelestarian ekosistem pesisir.
Ekosistem pesisir yang rusak dapat mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia, spesies lain dan lingkungannya.
Seperti dengan keanekaragaman hayati menurun menunjukkan terjadinya kepunahan spesies tertentu. Kepunahan spesies tertentu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir,
karena akan menyebabkan spesies lain akan melimpah sehingga rantai
makanan
terganggu.
Padahal
dalam
sistem
rantai
makanan sebelumnya sudah demikian teratur.
Hadirin yang saya muliakan, B. Alasan Menekuni Konservasi Wilayah Pesisir
Mengapa
saya
tertarik
menekuni
konservasi
wilayah
pesisir? Hal ini disebabkan pada saat menempuh studi pada jenjang S-l Pendidikan Geografi IKIP Bandung, lulus tahun 1986, saya disiapkan untuk menjadi guru geografi. Pada jenjang pendidikan ini saya diberi bekal ilmu kegeografian mulai dari
Geografi Fisik, Geografi Teknik, Geografi Regional dan Geografi Sosial. Dengan bekal ilmu tersebut, diharapkan menjadi insan yang dapat memberikan pencerahan kepada generasi muda
tentang fenomena keruangan yang wajib disyukuri disertai dengan perilaku yang ramah lingkungan.
Pada saat mengikuti pendidikan S-2 Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kependudukan Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta lulus tahun 1996, saya disiapkan menjadi Magister dalam Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kependudukan. Diharapkan dengan
bekal
ilmu
tersebut
dapat
memanfaatkan
dan
membangun masyarakat secara berkelanjutan. Berkelanjutan
baik dilihat dari aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Tesis yang disusun pada jenjang magister yaitu Kemampuan Petani Mengelola Lahan Pertanian Secara Ekologis di Sub DAS Cikundul Cianjur.
PidotoPengaJtuhanProf. Or. Wonjat Kastoltmt, M.Pd
Juii 2012
Selanjutnya, saya memperdalam ilmu dengan menempuh S-3
Pendidikan
Lingkungan
Hidup
dan
Kependudukan,
Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta, lulus tahun
2003. Diharapkan dengan bekal ilmu tersebut saya disiapkan menjadi Doktor dalam bidang Pendidikan Lingkungan Hidup
dan Kependudukan yang dapat memberikan pengetahuan, pencerahan, pemikiran dan inovasi kepada masyarakat agar dalam menjalankan hidup harus memperhatikan daya dukung lingkungan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Pada saat menempuh program Doktor, penelitiannya difokuskan pada "Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Wilayah Pesisir (Survei Di Pesisir Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat)". Saat
ini
mengancam
degradasi kehidupan
lingkungan dan
wilayah
penghidupan
pesisir
sudah
manusia
serta
ekosistemnya. Rusaknya ekosistem pesisir mengakibatkan nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, nilai guna pilihan, serta nilai guna konsumtif tidak berfungsi lagi. Otomatis fungsi
lingkungan hidup dari wilayah pesisir pun terganggu. Oleh
karenaitu,untukmenjawabtantangan tersebut maka jawa banya adalah
konservasi,
melestarikan dan
karena
konservasi
dapat
melindungi,
memanfaatkan ekosistem wilayah pesisir
secara berkelanjutan. Hadirin yang saya muliakan,
C. Ancaman Kerusakan Wilayah Pesisir
Fenomena kerusakan wilayah pesisir dapat dipantau baik melalui media cetak dan elektronik maupun dapat dilihat
secara langsung di lapangan. Kerusakan wilayah pesisir bukan hanya oleh penduduk wilayah pesisir saja, tetapi juga oleh penduduk sekitarnya. Penduduk pesisir biasanya membuang limbah domestik (sampah, hasil pengolahan ikan, dan kegiatan lainnya). Sedangkan penduduk sekitarnya tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi, termasuk dalam kegiatan pertanian sehingga menimbulkan erosi. Erosi dan limbah dari daerah Pidato Pengukuhart Guru Boat Unhretsftos Pendidiknn Indonesia
Jull 2012
sekitarnya akan masuk ke sungai dan mengalir ke wilayah pesisir. Oleh karena itu, wilayah pesisir sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan.
Wilayah
pesisir tergolong
sumberdaya
milik
bersama,
harus tetap lestari dan berkelanjutan. Dengan telah terjadinya perubahan kondisi lingkungan berupa erosi dan pencemaran akan dapatmengancamkeanekaragamanhayati dan sumberdaya
alam.
Menurut Hardin
(1968:
162)
bahwa
pemanfaatan
sumberdaya milik bersama harus mempertimbangkan faktor internalitas lingkungan dan faktor ekstenalitas lingkungan. Yang dimaksud dengan internalitas lingkungan adalah mengambil peran (bertanggungjawab) untuk mengelola dampak lingkungan yang dapat merugikan keselamatan manusia dan lingkungan
sekitarnya. Sedangkan eksternalitas lingkungan adalah perilaku yang tidak bertanggungjawab atas kegiatan yang dilakukannya sehingga dapat merugikan manusia dan lingkungan sekitarnya. Sumberdaya yang ada di wilayah pesisir sebagai sumberdaya milik bersama memiliki
manfaat ekologis yakni (1) nilai guna
langsung; (2) nilai guna tidak langsung; (3) nilai guna pilihan; dan (4) nilai guna nonkonsumtif (Wiratno et. at, 2004:144). Nilai euna langsung. meliputi komoditas pangan yang dihasilkan kawasan, produk-produk hutan atau laut dan manfaat rekreasi.
Nilai guna tidak langsung, meliputi manfaat-manfaatfungsional dari proses ekologis yang secara terus menerus memberikan perannya kepada masyarakat maupun ekosistem. Nilai guna pilihan. meliputi manfaat sumberdaya alam yang tersimpan
atau dipertahankan bagi kepentingan masa depan, misalnya sumber daya hutan yang menyimpan plasma nutfah atau sumber genetik.
Nilai
guna
nonkonsumtif,
meliputi
nilai
keberadaan. yaitu nilai yang diberikan masyarakat kepada kawasan konservasi atas manfaat spiritual, estetika dan (cultural; serta nilai warisan, yaitu nilai yang diberikan masyarakat yang hidup saat ini terhadap suatu sumber daya tertentu agar tetap utuh dan bisa dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Psdato Pengukuhan Prof. Of. Wan/at Kastotani, M.Pd
JUN2012
Oleh karena itu, apabila terjadi kerusakan lingkungan yang
parah, diduga sumberdaya milik bersama ini akan kehilangan nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, nilai guna pilihan
dan nilaiguna nonkonsumtif seperti yang diuraikansebelumnya. Terjadinya kerusakan lingkungan mengakibatkan habitat alami rusak.
Menurut Primack (1998: 59) bahwa di banyak wilayah kepulauan atau tempat-tempat yang banyak penduduknya, hampir semua habitat alami telah rusak, 47 negara dari 57 negara tropik di Afrika dan Asia telah kehilangan 50% atau lebih
habitat hutan tropiknya. Bahkan di Asia, 65% habitat hutan tropiknya telah musnah.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
ancaman
utama
pada
keanekaragaman hayati di wilayah pesisir adalah terjadinya
kerusakan lingkungan dan kepunahan habitat. Oleh karena itu, cara yang paling baik untuk melindungi keanekaragaman hayati yaitu dengan cara melakukan konservasi.
Hadirin yang saya muliakan, D. Tipologi Wilayah Pesisir
Kondisi fisik habitat wilayah pesisir banyak dipengaruhi oleh perubahan yang ada di daratan maupun lautan. Wilayah pesisir dalam Undang-undang No. 27Tahun 2007Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecii adalah daerah peralihan antara
ekosistem
darat
dan
laut
yang
dipengaruhi
oleh
perubahan di darat dan laut.
Dahuri (2003: 26-143) membagi wilayah pesisir secara garis besar ke dalam dua kelompok ekosistem, yakni ekosistem yang tidak tergenang air dan ekosistem yang tergenang air. Ekosistem yang tidak tergenang air mencakup (1) formasi pescaprae dan (2) formasi barringtonia.
Pidato Peiygukubon Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia
IUM2O12
1)
Ekosistem yang tidaktergenangair
(1) Formasi Pescaprae dikenal dengan pantai
berpasir.
Formasi
ini
sebutan
didominasi
gosong
tumbuhan
pionir, terutama kangkung laut (Ipomoea pescaprae}. Orang kebanyakan
melihat tumbuhan ini terkadang
dianggap mengganggu pemandangan di pantai, padahal tumbuhan ini berfungsi sebagai pelindung pantai. yang dapat menahan ombak.
(2) Formasi
barringtonia
ditandai
dengan
komunitas
rerumputan dan belukar yang ada di pantai berbatu tanpa pasir (gravvel). Formasi ini ditumbuhi cemara laut (Casuarina equisitifol) dan Callophyllum innophyllum. 2)
Ekosistem yang tergenang air
Ekosistem yang tergenang air meliputi (1) terumbu karang (2) padang lamun (3) hutan mangrove (4) estuaria dan (5) rumput laut. Berikut ini diuraikan sepintas tentang ekosistem pesisir yang tergenang air.
(1) Terumbu karang
Terumbu karang berkembang baik hanya di daerah tropik. Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh hewan
karang (filum Scnedaria, kelas Anthozoa, ordo Madreporaria Scleractinia), a!ga berkapurdan organisme-organisme lain yang
mengeluarkan kalsium karbonat (Nybakken, 1986: 25). Hewan karang termasuk kelas Anthozoa berarti hewan berbentuk bunga (Antho artinya bunga; zoa artinya hewan). Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organik
yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh kemampuan terumbu karang untuk menahan nutrien dalam sistem dan berperan sebagai kolam untuk menampung segala masukan dari luar. Nilai produksi bersih terumbu karang berkisar 300-5000 g C (Carbon) m2 per tahun, lebih tinggi dari ekosistem sekitarnya (Nybakken, 1986:27) Pidata Pengukuhot] Prof. Oi. Wanjot Kostolani, M.Pd
Juli 2012
Secara ekologis, terumbu karang dapat berfungsi melindungi komponen ekosistem pesisir lainnya dari gempuran gelombang dan badai. Terumbu karang termasuk ekosistem yang sangat rentan terhadap gangguan akibat kegiatan manusia. Apabila rusak, terumbu karang memerlukan pemulihan dengan kurun waktu yang cukup lama. Adapun yang menjadi parameter ekosistem terumbu karang yaitu tingkat kejernihan air laut, temperatur, salinitas, sirkulasi arus dan sedimentasi. Faktor sedimentasi dapat menutupi permukaan terumbu
karang,
sehingga
berdampak
negatif
terhadap hewan karang dan biota yang berasosiasi dengan habitatnya. (2) Padang lamun
Padang lamun. Tumbuhan lamun (seagrasses) termasuk
tumbuhan berbunga (Angiospemae) yang telah sepenuhnya beradaptasi hidup terbenam di daiam laut. Tumbuhan ini mempunyai sifat yang memungkinkan hidup yakni karena (1)
mampu hidup pada media air asin; (2) mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam; (3)mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang baik; (4) mampu melaksanakan penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan terbenam. Tanaman lamun memiliki bunga dan buah yang kemudian berkembang menjadi benih. Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir,
kerikil, patahan karang mati dengan kedalaman sampai empat
meter. Padang lamun dapat berbentuk vegetasi tunggal.tersusun atas satu jenis lamun yang tumbuh membentuk padang lebat,
sedangkan vegetasi campuran terdiri dari dua sampai 12 jenis
lamun yang tumbuh bersama-sama pada satu substrat. Spesies lamun yang tumbuh dengan vegetasi tunggal adalah Thalassia henprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis,
Cynmodocea
serrulata,
Piffato fengwkjhon Guru Be$ai Umversifas Pendrtfikan Indonesia
Juli 2012
dan
Thalassodendrom
ciliatum. Pada substrat berlumpur di daerah mangrove ke arah laut, sering dijumpai padang lamun dari spesies tunggal yang berasosiasi tinggi (Dahuri, 2003: 39). Adapun yang menjadi parameter pertumbuhan ekosistem lamun mencakup tingkat kejernihan air laut, temperatur,salinitas, substrat dan kecepatan arus perairan. (3) Hutan mangrove
Hutan mangrove ada yang menyebut sebagai hutan pasang surut,
hutan
payau atau
hutan
bakau.
Bakau
sebenarnya
menunjukkankepadasalahsatujenistumbuhanyangmenyusun
hutan mangrove yaitu jenis Rhizophora spp. Pemberian istilah hutan bakau dinilai kurang tepat, namun sebutan yang tepat adalah hutan mangrove.
Hutan mangrove termasuk hutan tropika dan subtropika yang tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai serta
dipengaruhi pasang surut air laut. Mangrove banyak tumbuh pada wilayah pesisir yang dapat menahan ombak serta berada pada daerah yang landai. Pertumbuhan yang optimal dari
mangrove spesies Rhyzophora spp terutama pada wilayah pesisir yang memiliki sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur.
Pertumbuhan mangrove mengikuti pola zonasi. Pola zonasi berkaitan erat dengan faktor lingkungan seperti kondisi tanah (lumpur,
pasir,
gambut),
keterbukaan
terhadap
hempasan
gelombang,salinitasserta pengaruh pasangsurut. Pembentukan
zonasi dimulai dari arah laut menuju daratan, yang terdiri dari zona Avicennia dan Sonneratia yang berada paling depan serta berhadapan dengan laut. Zona dibelakangnya berturut-turut
Rhizhopora, Bruguiera, dan Ceriops (Dahuri, 2003: 60). Adapun yang menjadi parameter lingkungan utama dalam
menentukan pertumbuhan mangrove antara lain suplai air tawar dan salinitas, pasokan nutrien, dan stabilitas substrat. Berdasarkan parameter tersebut, menunjukkan bahwa adanya Pidaio Pengukuhan Prof. 0' LVonjor Kastolant, M.Pd
Juti 2012
sungai yang bermuara ke laut yang membawa air tawar yang
diikuti
dengan
sejumlah
nutrien
merupakan
faktor
kunci
pertumbuhan mangrove.
Ekosistem hutan mangrove secara ekologis memiliki fungsi sebagai tempat mencari makan, memijah, memelihara berbagai
macam biota perairan (ikan, udang, dan kerang-kerangan). Hutan mangrove merupakan habitat berbagai jenis satwa, baik
sebagai habitat pokok maupun habitat sementara, penghasil
sejumlah detritus, dan perangkap sedimen. Dari segi ekonomi, vegetasi ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasil kayu
bangunan, bahan baku kertas, kayu bakar, arang, alattangkap ikan dan sumber bahan lain, seperti tannin dan pewarna {Mukkhtasor, 2007:36). Hasil
penelitian
MacFarlane
et.
al.
(2003:
139-151)
menunjukkan bahwa akar mangrove spesies Avicennia marina atau sebutan masyarakat adalah api-api digunakan sebagai indikatorbiologislingkunganyangtercemarlogamberatterutama tembaga (Cu), timbal (Pb), dan seng (Zn) melalui monitoring secara berkala. Hal ini menunjukkan spesies Avicennia marina memiliki toleransi yang besar serta mengakumulasi berbagai jenis logam. Sementara spesies mangrove jenis lainnya kurang toleran terhadap logam berat.
Apabila suatu daerah pesisir yang tercemar logam berat, seperti yang diuraikan di atas maka hanya mangrove spesies Avicennia marina saja yang dapat bertahan. Artinya spesies
mangrove lainnya tidak dapat bertahan karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. (4) Estuaria
Estuaria adalah wilayah sungai yang ada di bagian hilir dan bermuara ke laut,
sehingga memungkinkan terjadinya
pencampuran antara air tawar dan air laut. Estuaria didominasi oleh substrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa
oleh air tawar sehingga bersatu dengan air laut. Partikel yang Pidata Pengukuban Guru Besar Unii/ersttas Penditiikan fntf
Juli2012
mengendap kebanyakan bersifat organik, substrat dasar estuaria
kaya akan bahan organik. Bahan organik tersebut sebagai cadangan makanan utama, bagi pertumbuhan mangrove dan organisme lainnya. Komponen fauna estuaria dihuni oleh biota air laut dan air tawar. Komponen fauna estuaria didominasi
hewan stenohaline dan hewan eurihaline. Hewan stenobaline
adalah hewan yang terbatas kemampuannya dalam mentolerir perubahan salinitas sampai 30 permil. Sedangkan hewan eurihaline adalah hewan khas laut yang mampu mentolerir penurunan salinitas hingga di bawah 30 permil. Parameter lingkungan utama ekosistem estuaria antara
lain sirkulasi air, partikel tersuspensi dan kandungan polutan. Dengan demikian ekosistem estuaria ini sangat sensitif terhadap perubahan sirkulasi air, tersuspensinya partikel dan polutan. (5) Rumput laut
Rumput laut (seaweed) dapat hidup pada perairan yang
cukup cahaya. Nutrien yang diperlukan oleh rumput laut diperoleh langsung dari air laut. Nutrien tersebut dihantarkan melalui upwelling, turbulensi dan masukan dari daratan. Rumput laut memiliki produktivitas
yang cukup besar,
dan hewan pemangsa langsung rumput laut relatif sedikit. Diperkirakan produksi bersih rumput laut yang memasuki jaring makanan melalui pemangsaan hanya 10 %, sisanya 90 % masuk melalui rantai bentuk detritus atau bahan organik terlarut (Nybakken, 1986: 61). Berdasarkan uraian di atas tentang ekosistem pesisir yang
tidak tergenang air dan yang tidak tergenang air menunjukkan bahwa ekosistem tersebut memiliki nilai yang sangat penting
bagi manusia dan lingkungannya. Terpeliharanya ekosistem pesisir dapat memberikan manfaat bukan hanya untuk saat ini saja, tetapi untuk masa yang akan datang.
Menurut hemat saya, ekosistem pesisir memiliki potensi Pidoto Pengvkuftan Piof Dr Wanfat Kastdant, M.Pd
Mi 2012
yang sangat besar untuk dikembangkan terutama dalam bidang jasa-jasa lingkungan. Jasa-jasa lingkungan tersebut anatar lain kegiatan parisiwata, pendidikan dan penelitian wilayah pesisir. Hadirin yang saya muliakan, E.
Konservasi Wilayah Pesisir yang Berkelanjutan
Konservasi wilayah pesisir di sini mengacu pada konsep
pembangunan berkelanjutan. Pembangunanyang berkelanjutan
adalah
pembangunan
generasi
saat
ini
dan
yang
dapat
kebutuhan
memenuhi generasi
kebutuhan
mendatang.
Pembangunan yang berkelanjutan dilaksanakan tanpa mengurangi fungsi lingkungan hidup. Lingkup pembangunan
berkelanjutan meliputi aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial yang diterapkan secara seimbang serasi selaras dengan alam. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 32 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 3, bahwa pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi.
Purba ed. (2002: 18-20) mengemukakan lima prinsip utama
pembangunan berkelanjutanyakni dengan menggunakanprinsip
(1) keadilan antar generasi; (2) keadilan dalam satu generasi;
(3) pencegahan dini; (4) perlindungan keanekaragaman hayati; dan (5) internalisasi biaya lingkungan dan mekanisme insentif.
Kelimaprinsipdiatas,mengandungarti bahwa pembangunan hams memberikan jaminan supaya serasi, selaras dan seimbang
dengan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu, daya dukung lingkungan yang ada di wilayah pesisir seharusnya tetap terpelihara dan terjaga baik sehingga dapat dimanfaatkan secara terprogram secara lestari bagi kesejahteraan generasi mendatang.
Mengapa kita hams melakukan konservasi wilayah pesisir saat ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita Pitioto Pengukuhan Guru Besar Uniwrsitos PendkJikan Indonesia
Jull 2012
ikuti uraian berikut. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa kerusakan lingkungan telah terjadi di wilayah pesisir yang diakibatkan oleh perilaku manusia di wilayah pesisir
dan
di
dapat
daerah
sekitarnya.
Kerusakan
lingkungan tersebut
mengancam fungsi lingkungan hidup wilayah pesisir.
Fungsi lingkungan hidup akan mengancam kelestarian tipologi ekosistem pesisir, yang meliputiekosistem yang tidaktergenang air dan ekosistem yang tergenang air.
Konservasi wilayah pesisir sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dan
adalah
pemanfaatan
upaya serta
perlindungan,
ekosistemnya
pelestarian
untuk
menjamin
keberadaan dan kesinambungan sumberdaya pesisir dengan tetap
memelihara
dan
meningkatkan
kualitas
nilai
dan
keanekaragaman hayati (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007: 3). Hadirin yang saya muliakan,
Mengapa kata
konservasi
"berkelanjutan"?
berkelanjutan.
Seperti
wilayah
Sebab
ada
pesisir
menggunakan
konservasi
metaksanakan
yang
konservasi
tidak
dengan
vegetasi yang tidak sesuai dengan habitat asalnya, dengan
cara mendatangkan tumbuhan-tumbuhan pendatang (eksotik) sesuai dengan keinginan yang menanamnya. Aspek lainnya yang kurang diperhitungkan adalah fungsi dari tumbuhan tersebut bagi ekosistem di tempat konservasi. Secara ekologis suatu tumbuhan sudah beradaptasi dengan habitat asalnya. Dalam konservasi ada aspek yang tidak boleh diabaikan
yaitu kondisi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Lingkungan yang
dimaksud
mencakup
tumbuhan
dan
hewan
harus
sesuai dengan habitatnya sehingga dapat tumbuh optimal. Ekonomi yang dimaksud bahwa untuk melakukan konservasi membutuhkan
biaya yang tidak sedikit.
Konservasi
harus
memperhitungkan faktor biaya penanaman, biaya perawatan, dan biaya pengamanan. Faktor sosial yang dimaksud adalah Pidato Pengukukan Prof. Dr. LVanjoi KastlHani, M.tV
Juki 2012
bahwa dalam konservasi selayaknya melibatkan masyarakat.
Karena dengan melibatkan masyarakat, tumbuhan dipelihara, dijaga dan dirawat sesuai dengan kearifan budayanya. Manfaat konservasi wilayah pesisir yaitu manfaat biogeografi, keaneka-ragaman nayati, perlindungan terhadap spesies endemik dan spesies langka, perlindungan terhadap spesies yang rentan dalam masa pertumbuhan, pengurangan
mortalitas,
perlindungan
pemijahan,
manfaat
penelitian,
ekoturism, dan peningkatan produktivitas perairan (Fauzi dan Anna (2005: 73). Manfaat konservasi tersebut, mencakup manfaat langsung
maupun tidak langsung. Manfaat konservasi wilayah pesisir
tidak hanyabersifat terukur (tang/fate), tetapiadajuga yang tidak terukur (intangible). Manfaat yang terukur mencakup manfaat kegunaan baik untuk dikonsumsi maupun tidak. Sedangkan
manfaat tidak terukur lebihtertuju pada manfaat pemeliharaan ekosistem dalam jangka panjang.
Pembahasankonservasiwilayahpesisirrneliputipemanfaatan secara lestari, perlindungan dan pelestarian wilayah pesisir berdasarkan tipologi wilayah pesisir diuraikan sebagai berikut. l.Ekosistem terumbu karang Kegiatan
Deskripsi kegiatan
Pemanfaatan
Kegiatan menyelam (diving), mengamatt dari permukaan (snorkling), budidaya teripang, budidaya ikan karang, dan budidaya ikan hias. Memonitor perkembangan predator yang menganggu terumbu karang seperti bulu babi,
Perlindungan
bintang iaut Acanthester planci, pemburu ikan hias,
udang dan ikan karang dengan menggunakan bom
atau penggunaan bahan kimia.
Pelestarian
Melaksanakan program Bapak asuh karang dengan cara transplantasi terumbu karang, pembibitan teripang, pembibitan ikan dan udang karang.
Pidato Penqukvhon
Juli20l2
j Besot Uttwisiias P
2.
Padang lamun
Kegiatan
Pemanfaatan
Perlindungan Pelestarian
3.
Deskripsi kegiatan
Budidaya ikan dan udang di daerah lamun, kegiatan pendidikan dan penelitian, ekoturism.
Vlemonitor: pencemaran limbah pertanian, logam serat, minyak, sampah organik cair, perkembangan amun dan biotanya
Penanaman lamun di daerah yang terganggu,
habitat ikan dan udang
Hutan Mangrove
Kegiatan
Deskripsi kegiatan
Pemanfaatan
Budidaya ikan, udang, kepiting, memancing, bahan bakar, penelitian, pupuk hijau, pendidikan dan penelitian, serta ekoturism.
Perlindungan
Memonitor: pencemaran sampah organik, logam berat, limbah pertanian, perkembangan hutan mangrove
Pelestarian
4.
Pembibitan mangrove sesuai dengan spesies yang dibutuhkan lingkungan.
Estuaria
Kegiatan
Deskripsi kegiatan
Pemanfaatan
Budidaya biota estuaria, nipah sebagai bahan baku Rula dan energi bioetanol.
Perlindungan Pelestarian
5.
Memonitor pembabatan tumbuhan, dan pengambilan hewan di estuaria
Penanaman nipah, pembibitan biawak, ikan, dan Iain-Iain
Rumput Laut
Kegiatan
Pemanfaatan
Deskripsi kegiatan
Budidaya rumput laut sebagai bahan makanan dan bahan kecantikan, budidaya teripang.
P>da\o Pengukuhon Prof. Dr. Wanjat Kastotani, M.Pd
Juli 2012
Perlindungan
Sebagai daerah asuhan ikan, berfungsi sebagai perangkap sedimen sehingga dapat diendapkan dan distabilkan, sebagai habitat udang dan ikan, daerah pemijahan dan asuhan.
Pelestarian
Pembibitan rumput laut
Kegiatan pemanfaatan, perlindungan dan pelestarian di wilayah pesisir, selayaknya dengan menggunakan pendekatan secara
bottom
up.
Pendekatan
ini,
sudah
mengakomodir
kebutuhan masyarakat yang ada di lapangan. Dengan kata lain pendekatan ini sudah sesuai dengan program yang sudah disusun komunitas (masyarakat pesisir). Hadirin yang saya muliakan,
F.
Strategi Konservasi Wilayah Pesisir yang Berkelanjutan
Untuk
melaksanakan
konservasi
wilayah
pesisir
yang
berkelanjutan, diajukan beberapa strategi sebagai berikut.
1) Strategi pemanfaatan secara lestari dengan cara:
(a) Merumuskan kebijakan pemanfaatan wilayah pesisir yang berkelanjutan:
(1) Membuat
aturan
atau
ketentuan
dalam
pemanfaatan wilayah pesisir.
(2) Menerapkan
kearifan
lokal
masyarakat
adat
dalam pemanfaatannya.
(3) Memberikan
insentif
dan
disinsentif
dalam
pemanfaatan.
(b) Membuat mekanisme kordinasi antara perencanaan dan pemanfaatan wilayah pesisir:
(1) Membuat analisis situasi wilayah pesisir. (2) Membuat perencanaan program pemanfaatan (3) Membuat rencana pemanfaatan wilayah pesisir. Pitioto Penqukuhan Guru Besar Universitas PeiKtidikan Indonesia
Juli 2012
(4) Monitoring
dan
evaluasi
kesesuaian
antara
perencanaan dan pemanfaatan.
(c) Mengembangkan
kemitraan
dalam
pemanfaatan
pesisir: 2) Strategi perlindungan dengan cara:
(a) Menetapkan
wilayah
pesisir
yang
membutuhkan
perlindungan mendesak (urgen):
(1) Identifikasi tipologi wilayah pesisir yang telah mengalami kerusakan;
(2) Merumuskan
langkah-langkah
berkelanjutan
dalam melindungi wilayah pesisir. (b) Menetapkan zonasi perlindungan wilayah pesisir (1) Memetakan wilayah pesisir yang membutuhkan perlindungan; (2) Menetapkan spesies tumbuhan dan hewan yang diiindungi 3)
Strategi pelestarian yang diajukan:
(a) Menerapkan kebijakan insentif dan disinsentif dalam pelestarian. (b) Membangun sarana dan prasarana pelestarian in situ
untuk melestarikan keanekaragan hayati wilayah pesisir. (c) Meningkatkan
apresiasi
dan
kesadaran
nilai
dan
kebermaknaan keanekaragaman hayati wilayah pesisir: (1) Membangun kesadaran masyarakat nilai keanekaragaman hayati dalam
tentang budaya
kontemporer
(2) Menggunakan sistem pendidikan formal di dalam kelas
(3) Menggunakan kegiatan-kegiatan di luar sekolah
Pidato Pengukuhan Prof- Dr. Wonjot Kastolani, M.Pd
Juli 2012
Hadirin yang saya muliakan
Berdasarkan
uraian di atas, konservasi wilayah pesisir
yang berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan menggunakan stategi
yang
tepat.
Strateei
pemanfaatan
vane
lestari
antara lain merumuskan kebijakan konservasi wilayah pesisir yang berkelanjutan, membuat mekanisme kordinasi antara perencanaan dan pemanfaatan wilayah pesisir dan
mengembangkan
kemitraan
dalam
pemanfaatan
pesisir;
Strateei perlindunean. meliputi menetapkan wilayah pesisir yang
membutuhkan
perlindungan mendesak (urgen), dan
menetapkan zonasi perlindungan; serta Strategi pelestarian antara lain menerapkan kebijakan insentif dan disinsentif dalam
pelestarian, membangun sarana dan prasarana pelestarian in situ untuk melestarikan keanekaragaman hayati wilayah pesisir dan meningkatkan apresiasi dan kesadaran nilai dan kebermaknaan keanekaragaman hayati wilayah pesisir. Untuk melaksanakan strategi konservasi wilayah
pesisir
yang berkelanjutan, harus didukung komitmen dari stakeholder (pihak-pihak yang terkait) wilayah pesisir diiringi dengan penerapan etika lingkungan berdasarkan prinsip ekosentrisme. Sebagaimana yang diungkapkan Keraf (2010: 93) bahwa prinsip ekosentrisme lebih memfokuskan kepada komunitas ekologis secara holistik. Termasuk didalamnya pengembangan prinsip moral untuk kepentingan seluruh komunitas ekologis. Oleh karena itu, keberhasilan dalam menerapkan strategi konservasi wilayah pesisir perlu didukung penerapan cara pandang, nilai dan perilaku hidup berdasarkan prinsip ekosentrisme. Dengan demikian, gaya hidupyang kita lakukan semestinya selaras, serasi dengan alam, sehingga kesadaran pentingnya ramah lingkungan
harus terus dikumandangkan diberbagai kesempatan, kegiatan dan secara merata di berbagai pelosok wilayah.
PhJalo Pengukuhan Gwa Boar Uttrvasiias Pendrditon Indonesia
Jufi 2012
Hadirin yang saya muliakan
Sebelum
mengakhiri
pidato
ini,
perkenankanlah
saya
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada yang terhormat: Pimpinan dan Anggota Majelis Wali Amanat UPI, Bapak Rektor dan Pembantu Rektor UPI, yang telah membantu proses pengusulan Guru Besar kepada Menteri
Pendidikan Nasional di Jakarta, Pimpinan dan Senat Akademik UPI yang telah menyetujui pengusulan Guru Besar. Pimpinan dan Anggota Guru Besar UPI yang telah membantu proses penilaian dan pengukuhan Guru Besar. Ketua dan Anggota Peer Group
yaitu Prof. Dr. Awan Mutakin, Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. dan Prof. Dr. Darsiharjo, MS. yang telah menilaidan mendorongdari awal proses pengusulan Guru Besar, Dekan dan Para Pembantu Dekan FPIPS UPI.
Terima kasih juga disampaikan kepada Ketua, Sekretaris dan Dosen Jurusan Pendidikan Geografi, Ketua Prodi dan Dosen
Manajemen Resort dan Leisure, Prof. Dr. lih Abdurrachim (aim), Prof. Dr. H.
Nursid Sumaatmadja, Prof. Dr. H. Maman
Abdurachman, Prof. Dr. H Djamari (aim), Dr. Sutjipto (aim), Dra.
Omi Kartawidjaja (aim), Drs. Marsidi, SU (aim), Drs. H. Moh Ma.mur Tanididjaja, Dr. Hj. Sri Hayati (aim), Prof. Dr. Hj. Enok
Maryani, MS., Prof. Dr. Gurniwan, MS, Prof. Dr. Dede Rohmat, MX, Para Promotor pada Program Doktor yaitu, Prof. Dr. Soeratno Partoatmodjo, MSc, Prof. Dr. I Made Putrawan, dan Dr. Paskalis Liberu, Prof. Dr. Ishemat Soerianegara, MSc, Prof. Dr. Hj. Lysna Lubis, Prof. Dr. Sumantoro, Dr. Ataswarin Bambang Sarah, Para Guru di SD Negeri 3 Gunung Leutik, Para Guru SMPN Ciparay Kabupaten Bandung, Para Guru di SMA Negeri
11 Bandung dan Keluarga Besar Bapak H.Soedjana Saleh di Jakarta, Keluarga Besar Bapak Maman di Bandung. Terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya atas
kasih sayangnya kepada kedua Orang tua saya yaitu Bapak A Kosasih Maulana (aim) dan Ibu Hj. Sumaryati sehingga saya Ptdato Pengukuhon Prof. Or. VWm/at KOsIotanJ, M Pd Juli2Ol2
dapat berdiri di depan mimbar terhormat ini. Beliau telah mendidik, mendoakan dan membesarkan saya dengan tulus serta penuh kasih sayang.
Rasa terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada istri
tercinta Dra. Elly Hendriaty dan ananda tercinta Anugerah Rizki Kastolani (4 tahun), yang telah banyak memberikan doa, motivasi kepada saya baik dikala suka maupun duka. Juga teriring doa untuk anakku tercinta yang telah meninggal pada usia masih kanak-kanak yaitu Muhammad Iqbal Kastofani (Aim) dan Hikmah Hasanah (Aim). Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
Bapak
Mertua Hendra Permana, Ibu Mertua Sri Maryatun (aim) serta
Adik-adiksaya Ir. Harjana Kusumah, MM, Ir. Wahyu Juhana, Ajat Sudrajat, DipI.Eng, 5E, MM, Ir. Kusnandar dan Diki Prihedi, ST, serta adik ipar Drs. Asep Hery Hendra.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah Subhana Wata'ala dapat memberikan limpahan dan rahmatnya kepada kita semua. Amin.
Billahi taufik wal hidayah
Wassalam'mualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Bandung,
Juli 2012
Pidalo Penguttuhan Guru Besar Universifas Pendidikon tndones>o
Juli 2012
DAFTAR PUSTAKA Chiras, D,. 1991. Environmental Science: Action for Sustainable Future. California: The Benjamin/ Cummings Publishing Company.
Dahuri,
R.
2003.
Keanekaragaman
Hayati Laut: Aset
Pembangunan
Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Jakarta: DKP.
Fauzi, A., Anna, S., 2003. Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan. Jakarta: Gramedia. Hardin,G,. 1968. The Tragedy of the commons. Science 162:1243-1248.
IUCN, WALHI, UNEP. 1993. Bumi Wahana. Terjemahan. Jakarta: Gramedia. Keraf, A.S,. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas.
Mitchell, B. 2000. Pengelolaan Sumberdayo dan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
MacFarlane, G.R., Pulkownik, A., Burchett, M.D. 2002. Accumulation and Distribution of Heavy Metals in the Grey Mangrove, Avicennia
marina (Forsk.) Vierh: Biological Indication Potential, Environmental Pollution 123: 139-151. Alsevier Science Ltd.
Michelson, W,. 1977. Environmental Choice, Human Behavior, and Residential Satisfaction. New York: Oxford University Press. Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir. Jakarta: Pradnya Paramita.
Mutakin. A. 2004. Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: Genesindo Nebel, B.J., Wright, R,. 2000. Environmental Science. London: Prentice-Hall. Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Nvbakken, J.W,. 1986. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi. Terjemahan. Jakarta: Gramedia.
Primack. Et al (1998). Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Purba, J. ed. 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Ptdato Pengultutitm Prat. &- Woajat Kastoloni, M.Pd
Juli 2012
Sastrawijaya, AT,. 2009. Pencemaran Ungkungon. Jakarta: Rineka Cipta.
Setyawan, W.B, Purwati, P,. Sunanisari, S,. Widarto, D,. Nasution, R,. Atijah,. 0.
2005. Interaksi daratan dan Lauton. Jakarta: LIP1 Press.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di
Wilayah Tropis. Jakarta: Gramedia. Wiratno, Indriyo, D,. Syarifudin. A,, dan Kartikasari, A,. 2004. Berkaca Di Cermin Retak: Refleksi Konservasi dan Implikasi Bagi Pengelolaan
Taman Nasional. Jakarta: Departemen Kehutanan- Forest Press.
Pidato Pettgukuhori Guru Besar Universitas Pendidlkan Indonesia
Juli 2012
RIWAYATHIDUP Nama
: Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd
Tempat/Tgl lahir
: Bandung, 12 Mei 1962
Jenis Kelamin
: Laki-laki
NIP
: 19620512 198703 1002
Jabatan Fungsional
: Guru Besar dalam llmu Geografi Lingkungan
Pekerjaan
: Dosen UPI Bandung
Pangkat/ Golongan
:PembinaTk.l/IVB
Alamat Rumah
: Puri Cipageran Indah 1 Blok A-244 Kota Cimahi 40511
Telp Rumah/HP
: 022-6645652 / 081321020135
E mail
:
[email protected]
Orang Tua
:Ayah : A.Kosasih Maulana (Aim) Ibu
: Hj.Sumarjati
Istri
: Dra. Ely Suhaely Hendriaty
Pekerjaan
: Guru SMA Negeri 6 Kota Bandung
Anak
: (1) Muhammad Iqbal Kastolani (Aim) (2) Hikmah Hasanah (Almh) (3) Anugerah Rizki Kastolani (Usia 4 Tahun)
A.
PEND1DIKAN:
1. SD Negeri 3 Gunungleutik Kec. Ciparay Kab. Bandung, Lulus tahun 1974;
2. SMP Negeri Ciparay Kabupaten Bandung, Lulus tahun 1978;
3. SMA Negeri 11 Kotamadya Bandung, Lulus tahun 1981; Pidoto Pengukuhan Prof. Dr. Won;at Kastolanr, M.fV
Juli2012
4. Jurusan Pendidikan Geografi Program S-l IKIP Bandung, Luiustahun 1986;
5.
Program Magister (S-2) Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana IKIP Jakarta, lulus lulus tahunl996;
6.
Program
Doktor (S-3)
Lingkungan
Hidup
Pendidikan
Program
Kependudukan
Pascasarjana
dan
Universitas
Negeri Jakarta, lulus tahun 2003. B.
PENGALAMAN PEKERJAAN:
1. Dosen
Jurusan
Bandung
Pendidikan
Geografi
FPIPS
IKIP
(sekarang Universitas Pendidikan Indonesia)
dari tahun 1987 - sekarang dalam mata kuliah: Ekologi
Lingkungan, Geografi Hewan dan Tumbuhan {Biogeografi}, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Geografi Sumberdaya Hayati, Geografi Pertanian, dan Pengantar Geografi Regional.
2.
Dosen Manajemen Resort & Leisure FPIPS UPI Bandung
2006-sekarang dalam mata kuliah: Ekologi Pariwisata, Analisis Dampak Lingkungan Pariwisata, Monitoring dan
Evaluasi Resort & Leisure, dan Praktek Lapangan. 3.
Dosen Manajemen Pemasaran Pariwisata dalam mata
kuliah Ekologi Pariwisata (2006-sekarang). 4.
Dosen Tidak Tetap Jurusan Teknik Planologi Itenas dalam mata kuliah: Manajemen Lingkungan (1997-2002), Analisis Sumber
Daya
Lingkungan
(2002-2009),
Pengelolaan
Sumber Daya Alam (2002-2009).
5.
Dosen
Program
Pascasarjana
Universitas
Siliwangi
Tasikmalaya, dalarn mata kuliah:Kebijakan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (2004 - 2009). 6.
Dosen SPs S-2 Geografi UPI Bandung dalam mata kuliah: Keanekaragaman Hayati (2010- sekarang) P'doto Pengukuhan Gum Besor tlntversitas Pendidikon lndane$ta
Juli 2012
C.
PENELITIAN:
1.
Perolehan Mobilisan Siswa Asal Pedesaan yang Bersekolah di Kabupaten Pandeglang. 1989, Ketua Peneliti.
2. Studi Dampak Keterbukaan SMTA di Perkotaan Dalam Penerimaan Siswa Asal Pedesaan Jawa Barat, Biaya DiktiJakarta 1990, Anggota Tim Peneliti.
3.
Dampak Pola
Peritaku
Petani Terhadap
Kelestarian
Sumberdaya Lahan pada Daerah Aliran Sungai Citarum,
Biaya Dikti Jakarta, 1992, Anggota Tim Peneliti: 4.
Kemampuan Petani Mengelola Lahan Pertanian Secara Ekologis di DAS Cikundul Cianjur, Tesis, 1996.
5.
Pelaksanaan Pengajaran PKLH SD di Jawa Barat. Penelitian Dosen Muda. Biaya DP2M Dikti 1997/1998, Anggota Tim Peneliti.
6.
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Wilayah Pesisir Utara Subang. Jawa Barat (2002), Disertasi.
7.
Pengembangan Obyek Wisata Minat Khusus Gua Buniayu Di Kecamatan Nyalindung Sukabumi selatan, Mei 2003, sebagai Ketua Peneliti.
8.
Penataan Ruang Pulau-pulau Kecil di Kep.Karimunjawa. P Bawean. dan Kep.Kangean Dalam Rangka Percepatan
Pembangunan, sebagai peneliti dalam bidang lingkungan
dan
kependudukan
(Juli-
Desember
2004),
sebagai
Peneliti.
9.
Kajian Ekosistem Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu, 2007,
Penelitian Fundamental, Biaya dari DP2M Dikti, sebagai Ketua Peneliti;
lO.Jejak Ekologis Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi, tahun 2008, Ketua Tim Peneliti.
11. Model
Pengembangan
Desain
Handicraft
Dengan
Frrfato Pengukuhan Prof. Or. Wonjot Kastolani, M.Pd
Juli 2012
Pendekatan Rekayasa Konstruksi Arsitektural Landasan Transplantasi
Terumbu
Karang
di
Wilayah
Pantai
Pangandaran, Jawa Barat, Penelitian Prioritas Nasional Bacth-1, DP2M Dikti, 2009, Ketua Peneliti. 12.Perencanaan Ekowisata di
Bumi Perkemahan Ranca
Upas, 2010, Ketua Peneliti. D.
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT :
1.
PenyuluhanTentang Konservasi pada Lahan Miring di
Desa Cihideung Kabupaten Bandung,2006, anggota tim PPM; Penyuluhan Tentang
Konservasi Lahan Kritis di
Kawasan Cicalengka Utara Kabupaten April 2006, anggota Tim PPM;
2.
Penyuluhan Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Lembang. April 2007;
3.
Pembuatan
Kompos
yang
Berasal
dan
Sisa-sisa
Tanaman di Lembang, April 2008.
4.
Program Latihan Profesi Guru Rayon 110 UPI Bandung, 2009 - sekarang.
5.
Identifikasi Kebutuhan untuk Pengembangan Kawasan Wisata Agro di Lembang, November 2011.
E.
JURNAL:
1. Pengembangan
Kawasan
Pedesaan
Sebagai
Basis
Keanekaragaman Hayati. Jurnal GeaVol. 4. No. 7 April 2004.
2.
Pengembangan Kawasan Wisata
Wilayah
Kepulauan
Bahari. Jurnal
Gea
Kangean
Sebagai
Vol.5.Nol.April
2005:
3.
Dampak Ekologis dari Rencana Reklamasi Pantai Utara Jakarta.Jurnal Gea Vol. 5 No2.Oktober 2005.
4.
Pengelolaan
Potensi
Pidoto Pengtiktihan Guru Beiar iinlver$rtas Pendtdikan Intfoneua
Jull 2012
Kepariwisataan
Kepulauan
Karimunjawa
Sebagai
Kawasan
Wisata yang Berkelanjutan..Jurnal Manajemen Resort & Leisure. Vol.1 No.l Oktober 2005 5.
Pengelolaan
Potensi
Kepariwisataan
Pulau
Bawean,
Jurnal Resort and Leisure, Oktober 2007. 6.
Impact
Tourism
Activities
on
Ecosystem,
Jurna!
Manajemen Resort & Leisure, April 2008. 7.
Degradasi Lahan Sub DAS Citarum Hulu di Kabupaten Bandung dan Sumedang, Jurnal Gea, Oktober 2009
8.
Potensi
Kawasan Hutan Mangrove Sebagai Destinasi
Pariwisata Pesisir Jurnal Resort and Leisure, Oktober 2009.
9.
Menumbuhkembangkan Perilaku Ramah Lingkungan di Kalangan Pengrajin Kawasan Wisata Pangandaran, Jurnal Panggung, Terakreditasi, 2010.
F.
SEMINAR DAN WORKSHOP:
1. Seminar Internasional:
a)
Issue in Education of Plulatistic Societies and Responses
to The
Global
Challenges Toward
The Year 2020 11-13 November 1996 (by 1K1P Bandung and La Trobe University- Australia)
b) Towards
Rural
Communities:
and
Urban
Restructuring
Sustainable Human-Nature
Interaction (by Padjadjaran University and The
University of Tokyo) Bandung January 6-7" 2004. c)
The International Seminar On Competence Base Teacirls)g On February 2005.
d) International Seminar: The Quaternary Geological Data As Life Supporting Information for Mankind and Environment, Hotel Horison Bandung from Pidtrto Pengukukan Prof. Dr. WQtijot Kastoiorti, M.Pd
Juli 2012
September 215'
- 22"d
2005
by Geological
Research & Development centre. 2.
Seminar Nasional:
a) Seminar dan Konferensi Nasional I Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia, sebagai peserta di Kampus IPB Darmaga Bogor 19-20 Maret 1998.
b) Seminar Pendidikan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan Universitas Terbuka dan Hans Seidel Foundation 5 Maret 1999 di Jakarta. c) Seminar dan Tutorial Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu 30 November 1999 dilTENAS Bandung.
d) Seminar
Komitmen
Internasionai
tentang
Lingkungan Global dan Posisi Indonesia daiam Tatanan Lokal, Regional dan Nasionaf 6 Juni 2001 di Jakarta.
Seminar
dan
Nasional
Lingkungan
Pendidikan
Hidup
Untuk
Kependudukan
Mewujudkan
Masyarakat Berkelanjutan yang diselenggarakan HIPA PKLH dan UNJ di Jakarta 9 April 2003.
f) Seminar
Pengembangan
Lingkungan, Desember
Auditorium 2005
Sekolah
JICA
sebagai
FMIPA
Pembicara
Berbasis
UPI
1
(Nara
Sumber).
g) SeminarStrategi Ketahanan EnergiJawa BaratVisi 2010 Sasana Budaya Ganesha ITB 7 Desember 2005 sebagai Peserta.
h) Seminar FP1PS: Jejak Ekologis Kawasan Wisata dan Dampaknya, Oktober 2010, sebagai Pemakalah/ Penyaji. Pidato Pengukuhon Guru Besar Universitas Pendidikon ind
JUM2012
i)
Seminar dan Pertemuan llmiah Tahunan Ikatan
Geograf Indonesia (IGI),
6-8 Desember 2010,
sebagai Penyaji/ Pemakalah. 3.
Workshop:
a) Workshop Sosialisasi Produksi Kegiatan
Pengelolaan
Bersih
Bahan
Melalui
Kimia
yang
diselenggarakan KLH. GTZ Germany dan Kadin di Jakarta 26 Maret 2003.
b) WorkshopKebijakanPendidikanLingkunganHidup yang diselenggarakan Kementrian Lingkungan Hidup di Jakarta 27-28 Mei 2003.
c} Workshop Pengembangan Kurikulum Pendidikan Keper,dudukan dan Lingkungan Hidup
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta di Jakarta 28-29 Agustus 2003. d)
LokakaryaNasionalPeningkatanKinerjaPerguruan
Tinggi di Indonesia di Hotel Panghegar Bandung 10-11 Pebruari 2004 sebagai pembicara. e)
Lokakarya Geologi Kuarter Dalam Kelangsungan Pembangunan
dan
Keseimbangar
Lingkungan,
Bandung: Puslitbang Geologi 22-23 November 2005. G. PELATIHAN:
Pelatihan yang pernah dilaksanakan antara lain:
1. Social Empowerment & Participation In Environmental Management Training, as Trainers, 1 - 29 September 2003 dengan Penyelenggara Bapedal Regional Network Project- KLH, Universitas Indonesia dan AMYTHAS Expert & Associates.
2. Diklat Pengawasan Lingkungan Hidup Kepulauan Bangka Belitung 20-21 Oktober 2003 sebagai Instruktur (Pelatih/ Prdato Penguk[/har> Piof Dr. Wonjot Xostolani. M.Pd
Juli 2012
Trainers);
3.
Penulisan Karya Tulis Nmiah, Prodi Manajemen Resort Leisure
FPIPS
UPI
Bandung
Januari
2010,
Sebagai
Pemateri.
4.
Pelatihan Pendidikan Lingkungan Hidup Bagi Guru Di Kota Bandung, Desember 2010, Sebagai Pemateri.
5.
Penulisan Karya Tulis llmiah, Prodi Manajemen Resort Leisure
FPIPS
UPI
Bandung
Januari
2011,
Sebagai
Pemateri.
H. BUKUYANG PERNAH DITULIS :
I.
1.
Pendidikan Lingkungan Hidup, 2008;
2.
Geografi Hewan dan Tumbuhan, 2008;
3.
Pengantar Geografi Pertanian, 2007;
4.
Ekologi Lingkungan, 2010.
ORGANISASI PROFESI
1. Anggota Himpunan Peminat dan Ahli Kependudukan dan Lingkungan Hidup (HIPA PKLH 1993 - sekarang); 2. Anggota Ikatan Geograf Indonesia {1990-sekarang). J.
PIAGAM PENGHARGAAN:
1.
Karya Bhakti Satya 10 Tahun dari Rektor UPI Bandung,
2. Satyalancana Karya Satya 10 Tahun Republik Indonesia. Bandung, Juli
2012
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd.
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitai Ptndldskan Inttonesr
Juli 2012
dari Presiden