JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Pengaruh Pemberian Simple Feedback Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan Dalam Pembelajaran Bulutangkis Yuliana Denis Saputra, Yusup Hidayat, Dian Budiana
Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian simple feedback terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dalam pembelajaran bulutangkis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain penelitian menggunakan True Experimental Design yaitu Pretest – Posttest Control Group Design. Sampel penelitiannya adalah siswa-siswi kelas IV dan V Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Kota Bandung sebanyak 24 siswa-siswi terdiri dari 12 kelompok ekperimen dan 12 kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik simple random sampling. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji independent samples t tes dengan bantuan Software SPSS versi 20. Adapun nilai signifikansi lebih kecil dari α yaitu (0,000 < 0,05) atau dengan p-value sebesar 4,798. Hasil penghitungan uji independent samples t tes data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lob bertahan menggunakan asumsi equal variances assumed dimana dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 10,42 lebih besar dari pada kelompok kontrol yaitu 7,92. Kata Kunci : Pemberian Simple Feedback, Keterampilan Dasar Lob Bertahan.
PENDAHULUAN Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu proses dengan hasil atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Suherman (2009:143) mengemukakan, “Umpan balik yaitu guru mengobservasi siswa secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu.” Umpan balik terdiri beberapa macam salah satunya yaitu simple feedback, Suherman (2009:145) menjelaskan tentang Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu saat, umpan balik ini merupakan yang paling mudah memberikannnya kepada siswa dan siswa, karena Simple feedback sering berisikan satu atau dua buah kata kunci yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan (clue) dan diulang-ulang sebagai feedback selama praktek belajar mengajar berlangsung. Sesuai dengan uraian di atas, dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis, adapun permainan bulutangkis itu sendiri merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Hidayat (2010:8) menjelaskan bahwa permaianan bulutangkis bersifat individual yang dapat dimainkan dengan cara satu orang 26
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pemukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh garis dan net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis ataupun yang lainnya pemberian umpan balik (feedback) khususnya simple feedback, sangatlah penting karena proses kegiatan pembelajaran tidak akan bisa terlepas dari pemberian umpan balik, biasanya pemberian umpan balik apabila dalam proses pembelajaran sebanyak 50% anak tidak dapat menguasai proses pembelajaran itu yang sifatnya umum, tapi yang sifatnya khusus guru dapat langsung memberikan umpan balik pada siswa yang kurang memahami tugas gerak yang sedang dipelajari. Pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis biasanya guru cenderung menggunakan pendekatan taktis, yang terkesan hanya main – main biasa, itu memang cara yang efektif demi kelancaran kegiatan pembelajaran, apalagi kalau keadaan siswanya yang banyak, namun itu juga perlu pengawasan yang intensif dari seorang gurunya salah satunya dengan memberikan umpan balik terhadap siswanya. Dengan itu siswa akan mengetahui tugas gerak atau keterampilan yang benar sesuai dengan tujuan awal yang diinginkan atau diharapkan guru dari hasil proses pembelajaran aktivitas tersebut. Berdasarkan pemaparan yang diatas penulis melalui umpan balik (feedback) dikhususkan pada Simple feedback menginginkan informasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, antara siswa yang diberikan umpan balik (feedback) dan siswa yang tidak diberikan umpan balik (feedback). Apakah ada pengaruh ataukah tidak, maka penulis mengambil judul Pengaruh Pemberian Simple Feedback Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan dalam Pembelajaran Bulutangkis. Dengan ini diharapkan adanya informasi yang akurat, untuk keberlangsungan proses belajar mengajar dimasa yang akan datang, khususnya pada pembelajaran permainan bulutangkis. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitiannya menggunakan True Experimental Design (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Adapaun bentuk dari True Experimental Design, yaitu menggunakan Pretest – Posttest Control Group Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3), (Sugiyono, 2010:112). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV dan V SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung sebanyak 40 orang, kemudian untuk penentuan sampelnya pada tahap pertama, yakni pemilihan secara acak populasi yang akan dijadikan sample dari populasi 40 siswa menjadi 24 siswa dengan simple random sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starata yang ada dalam populasi itu, (Sugiyono, 2010:120). Kemudian masuk pada tahap kedua, dengan menggunakan teknik random assignment yaitu penugasan secara acak (Johnson & Christensen, 2012:288) yakni sampel yang 24 ditugaskan atau dipilih secara acak menjadi 2 kelompok yaitu 12 kelompok eksperimen dan 12 kelompok kontrol. 27
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes keterampilan dasar lob bertahan. Tes tersebut di adaptasi dari Hidayat (2012:96). Validitas dan reliabilitas tes tersebut disajikan pada tabel 3.3. di bawah ini: Tabel Validitas dan reliabilitas lob bertahan No 1
Jenis Tes Keterampilan dasar lob bertahan
Validitas
Reliabilitas
0,76
0,91
Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri (Hidayat, 2012:96). 1. Definisi Konseptual Lob bertahan merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain bulutangkis khususnya pemain tunggal, karena merupakan kunci untuk mempersiapkan diri menerima serangan berikutnya. Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Hidayat, (2010:65) mengungkapkan tentang pengertian lob bertahan yaitu pukulan lob yang melambung sangat tinggi dengan tujuan untuk mempersiapkan diri dengan memperbaiki posisi untuk selanjutnya memiliki cukup waktu untuk menerima serangan berikutnya. Lob bertahan termasuk jenis pukulan dari atas kepala hampir sama gerakan dengan smash ataupun dropshoot yang membedakannya adalah pukulan ini tinggi ke belakang dengan harapan lawan susah menjangkau satelkok yang kita pukul. 2. Definisi Operasional Keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis dalam penelitian ini merupakan suatu gambaran berapa besar tingkat penguasaan keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung yang akan dituangkan dalam tes kemampuan dalam teknik memukul keterampilan dasar lob bertahan. 3. Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan Untuk memperoleh data mengenai keterampilan lob bertahan siswa dalam hal penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tes yang sudah baku. 1. Deskripsi tes Jenis keterampilan gerak dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah satelkok melambung ke bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan atau mendapatkan keseimbangan pada posisi semula. 2. Tujuan tes Mengukur ketepatan memukul kok, ke arah sasaran tertentu dengan arah satelkok melambung ke bagian belakang lapangan lawan. 3. Peralatan Lapangan bulutangkis standart, raket, net, satelkok, meteran, dua buah tiang besi setinggi 2,72 meter, tambang/pita yang direntangkan sejajar di atas net dengan jarak 4.27 meter, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis dan formulir pengisian skor. 4. Petugas pelaksanaan pengetesan
28
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok. 5. Pelaksanaan tes a. Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah ditentukan (titik A) paling dekat dengan net 3,35 meter dari net; b. Testi atau partisipan mengambil tempat dan berdiri pada zona yang telah ditentukan (zona ABCD) paling dekat 3,35 meter dari net; c. Penyaji melakukan servis ke zona ABCD dan partisipan harus bergerak memukul satelkok, sehingga melewati atas tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net; d. Setiap partisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan setiap kali kesempatan di sediakan 6 satelkok. Jadi setiap partisipan mendapatkan 12 kesempatan untuk melakukan pukulan; e. Apabila satelkok mengenai tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net dan ajatunya tidak sampai pada zona skor maka diadakan pukulan ulang; f. Area skor: 3 = J 76 cm termasuk tebal garis (sasaran backboundary line/sesuai ukuran lapang yang ada); 2 = area H (76 cm termasuk tebal garis, 1 = area F (76 cm termasuk tebal garis, 0 = apabila satelkok jatuh diluar lapangan atau satelkok tidak melewati diatas tali 3 cm dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar Lapangan untuk Pelaksanaan Tes Lob Bertahan Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri (Hidayat, 2012:139). HASIL Uji Prasyarat Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa sebaran data pada kelompok kontrol berdistribusi normal berdasarkan Shapiro-Wilk, terbukti dengan besaran nilai signifikansi lob bertahan, tersebut adalah pada pretest yaitu 0,104 dan pada posttest yaitu 0,152. Menurut Priyanto (2010:58), metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berditribusi normal. 29
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Sedangkan untuk kelompok eksperimen, diketahui bahwa nilai signifikansi berdasarkan Shapiro-Wilk, untuk pretes yaitu 0,078 dan posttest yaitu 0,172 itu berarti lebih besar dari dari nilai signifikansi 0,05. Menurut Priyanto (2010:58), metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berditribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor hasil lob bertahan pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Uji Homogenitas Berdasarkan hasil penghitungan uji homogenitas kelompok kontrol di atas diperoleh nilai signifikansi pada kolom based on mean sebesar 0,635. Menurut Priyanto (2010), sebaran data dinyatakan berdasarkan dari variansi yang sama apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sesuai dengan hasil di atas, diperoleh nilai sebesar 0,635 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk kelompok kontrol berasal dari variansi yang sama atau homogen. Sedangkan untuk kelompok eksperimen, uji homogenitas diperoleh nilai signifikansi pada kolom based on mean sebesar 0,956. Menurut Priyanto (2010), sebaran data dinyatakan berdasarkan dari variansi yang sama apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sesuai dengan hasil di atas, diperoleh nilai sebesar 0,956 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk kelompok eksperimen berasal dari variansi yang sama atau homogen. Uji Hipotesis Analisis Independent Samples T-Test Berdasarkan hasil uji independent samples t tes diperoleh nilai signifikansi dalam kolom levene’s test for equality of variances sebesar 0,865, artinya nilai tersebut melebihi nilai α (0,865 > 0,05), ini berarti asumsi kedua varian terpenuhi (Uyanto, 2009:145). Kemudian karena asumsi kedua varian terpenuhi maka untuk melihat hasil uji independent sampel t test akan menggunakan asumsi equal variances assumed (Uyanto, 2009:145 & Priyatno, 2010) dimana pada kolom tersebut didapat p-value sebesar 4,798 dan signifikan pada 0,000 dengan menggunakan uji dua sisi (2-tailed test). Karena nilai signifikansi lebih kecil dari α yaitu (0,000 < 0,05) atau dengan p-value sebesar 4,798 yang terletak didaerah penolakan hipotesis nol, ini berarti hipotesis nol ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yaitu (10,42 > 7,92). PEMBAHASAN Pada penelitian ini membahas mengenai pengaruh pemberian simple feedback terhadap penguasaan ketarampilan teknik dasar lob bertahan, dimana jika dilihat dari hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS statistic versi 20, hasilnya cukup signifikan karena lebih tinggi dari derajat kesalahan 0,05. Adapun pengertian dari lob bertahan yang mengutip dari Hidayat (2010:65), mengungkapkan yaitu “Pukulan lob yang melambung sangat tinggi dengan tujuan untuk mempersiapkan diri dengan memperbaiki posisi untuk selanjutnya memiliki cukup waktu untuk menerima serangan berikutnya.” Dapat disimpulkan bahwa lob bertahan tersebut merupakan jenis pukulan yang melambung tinggi ke belakang atau biasa disebut area backboundary line, dengan tujuan sebagai salah satu cara untuk mempersiapkan diri untuk menerima serangan berikutnya dari lawan. Walaupun ada berbagai cara untuk mempersiapkan diri, tetapi cara yang paling efektif yaitu dengan menggunakan pukulan lob bertahan.
30
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Dilihat dari hasil analis statistik dari Statistical Passage for Social Science (SPSS) statistic versi 20, diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi dari perbandingan hasil uji T-Test pada tabel 4.7, perbedaaan hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sangat signifikan, adapun untuk kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata 10,42 dan standar deviasi 1,240, sedangkan kelompok kontrol memperoleh nilai rata-rata 7,92 dan standar deviasi 1,311. Dari hasil tersebut, maka kelompok yang diberikan treatment (simple feedback) yaitu kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata lebih besar dari kelompok kontrol. Berarti dengan pemberian umpan balik atau feedback (simple feedback) anak mengalami peningkatan kemampuan dalam proses pembelajarannya, ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Suherman (2009:143) mengemukakan tentang pengertian umpan balik yaitu “Umpan balik (feedback) adalah guru mengobservasi siswa secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu.” Berdasarkan pemaparan diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pemberian umpan balik atau feedback (simple feedback) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan. Karena melihat dari hasil pengujian statistik dengan menggunakan Statistical Passage for Social Science (SPSS) statistic versi 20 yang terdapat perbedaan antara hasil dari kelompok eksperimen dan hasil kelompok kontrol, serta merujuk pada pendapat diatas, bahwa apabila anak mengalami peningkatan kemampuan dalam proses pembelajaran itu berarti terdapat hasil yang baik dengan adanya proses pemberian umpan balik atau feedback (simple feedback). Penelitian ini sifatnya bisa dikatakan baru, karena penulis belum menemukan sumber atau referensi yang mengarah atau memfokuskan pada pemberian umpan balik khususnya simple feedback terhadap keterampilan dasar lob bertahan dalam pembelajaran bulutangkis. Namun kaitannya dengan simple feedback, Suherman (2009:145), mengungkapkan bahwa “simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu saat.” Disini seorang guru memberikan umpan baliknya hanya terfokus pada pembelajaran keterampilan dasar lob bertahan. Berdasarkan hasil penelitian ini telah terbukti bahwa pemberian simple feedback mempengaruhi terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan, terbukti dengan adanya perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut di atas. Dengan kata lain bahwa pemberian simple feedback memberikan efek yang sangat signifikan terhadap hasil pembelajaran, karena jenis umpan baliknya lebih mengkhususkan atau memfokuskan pada satu komponen gerakan yang sedang dipelajari sehingga anak bisa lebih fokus terhadap umpan balik atau masukan yang diberikan oleh guru tersebut. Pada keterampilan dasar ini simple feedback memfokuskan pada cara-cara pada saat melakukan gerakan tersebut, contoh umpan balik yang diberikan oleh gurunya yaitu sesuai dengan konsep self-talk yang diungkapkan oleh Hidayat (2012:108), diantaranya dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan diantaranya (posisi siap, gerakan ke arah kok, dll), tahap pelaksanaan diantaranya (ayunan raket ke depandan perkenaan), serta tahap akhir diantaranya (gerak lanjut dan akhir gerakan).
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan uji hipotesis mulai dari bab I sampai bab IV, maka penulis dapat mengambil simpulan yaitu bahwa simple feedbak memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan. 31
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
DAFTAR PUSTAKA
Alhusin, S. (2007). Gemar Bermain Bulutangkis. Surakarta: CV. “Seti-Aji”. Grice, T. (2007). Bulutangkis: Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hidayat, Y. (2009). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang WarliArtika. Hidayat, Y. (2010). Bahan Ajar Permaianan Bulutangkis. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia. Hidayat, Y. (2012). Pengaruh Irtenvensi Straegi Multiteknik terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis, Motivasi, Olahraga, dan Kepercayaan Diri. Proposal Disertasi pada Program Doktor Psikologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Tidak diterbitkan. Johnson, B & Christensen, L. (2012). Educational Research. London: SAGE Publications, Inc. Juliantine, T. Dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia. Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gava Media. Riduan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Subarjah, H. dan Hidayat, Y. (2010). Bahan Ajar Permaianan Bulutangkis. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta. Suherman, A. (2003). Pembelajaran Permainan Bulutangkis untuk Sekolah Luar Biasa. Jakarta. Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supriadi, E. (2013). Metodologi Riset Keperawatan. Tasikmalaya: STIK Mitra Kencana. Uyanto, S.S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. 32