JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Pengaruh Pemanasan Melalui Permainan Tradisional Terhadap Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Teguh Fajar Putra Utama & Uhamisastra
Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmanidiperlukan perlakuan yang bisa memotivasi siswa dalam pembelajaran, salah satunya melalui pemanasan yang dilakukan dengan permainan tradisional.Permainan tradisional adalah kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang bisa menciptakan suasana pemanasan yang riang dan gembira tanpa melupakan aspek-aspek penting yang terkandung di dalam pemanasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemanasan melalui permainan tradisonal terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian pretest post posttes control grup desain. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung kelas VII dengan sampel 54orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data deskriptip kuantitatip. Instrument penelitian yang digunakan test permainan tradisonal yang meliputi: bebentengan dan gobaksodor.Penelitian ini memakai analisis statistikyaitu analisis uji t (uji hipotesis) dengan kesamaan dua rata-rata satu pihak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada siswa yang diberikan pemanasan yang menggunakan pemanasan melalui permainan tradisional terhadap motivasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Rekomendasi yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah bagi para guru pendidikan jasmani SMP kelas VII dan pembaca pada umumnya agar menerapakan permainan tradisional dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung. Kata kunci: Pemanasan, Pwemainan Tradisional, Motvasi, Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
PENDAHULUAN Melihat perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dalam menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah,maka pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan selama ini masih dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik yang dilakukan melalui pembelajaran yang diarahkan dan mendorong kepada pendidik agar seluruh potensi peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai suatu tujuan secara utuh dan menyeluruh. Selain itu pengertian pendidikan jasmai secara modern yaitu suatu proses pendidikan yang 63
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media atau alat pembelajaran Kekurangan dalam pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan disebabkan oleh tiga faktor, yaitu pertama guru, kedua jam pelajaran, dan ketiga kurangnya bahan pembelajaran. Kenyataan di lapangan dalam pembelajaran, guru masih kurang paham terhadap tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dan lebih cenderung menitik beratkan pada aspek olahraga dalam hal prestasi, lebih spesifik lagi terlihat jelas dalam persiapan pemanasan yang dilakukan atau diperintahkan oleh guru penjas itu sendiri, dengan melakukan pemanasan statis dan dinamis melalui cara meregangkan otot-otot dan lari mengelilingi lapangan yang cenderung membosankan dan tidak menarik bagi siswa, sehingga timbulah perasaaan jenuh dan secara langsung menurunkan minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, Tujuan pembelajaran penjas yang dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum, seperti memahami berbagai macam olahraga permainan dan penerapan teknik dasar dalam bermain, setiap kali mengajar, guru diharapkan dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara spesifik dalam bentuk prilaku yang diamati, menggambarkan jelas isi tugas yang diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Dalam pendidikan jasmani ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian yaitu: aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut diharapkan bisa tercapai oleh siswa dalam pembelajaran penjas dengan menggunakan permainan. Namun dalam pelaksanaannya tidak mudah untuk pencapaian tujuan yang mencakup tiga aspek tersebut. Guru harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa untuk menyesuaikan pembelajaran penjas dengan pendekatan yang membuat siswa tidak jenuh dan tetap membangkitkan semangat siswa yang ditandai keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas. Permainan merupakan suatu kegiatan yang di luar aktivitas sehari-hari yang bersifat menyenangkan sehingga dapat menyegarkan pikiran yang sudah bosan akan rutinitas harian. Maka dapat disimpulkan bahwa beberapa permainan dan kegiatan jasmani yang kita terapkan pada pembelajaran penjas dapat meningkatkan motivasi siswa karena terdapat unsur kesenangan di dalamnya, dan salah satu kegiatan yang dapat menciptakan kesenangan adalah permainan tradisional. Proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Kartika XIX-2 BANDUNG menemukan masalah bahwa peserta didik kelas VII kurang aktive dalam mengikuti pembelajaran, sehingga Peneliti memilih permainan tradisional untuk pemanasan dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu permainan gobak sodor dan bebentengan dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta diidk permaian tradisional ini merupakan dua diantara banyaknya bentuk olahraga tradisional dan jika dilihat dari pendidikan jasmani bebentengan dan gobak sodor yang dapat diberikan pada pemanasan karena dengan permainan tersebut memiliki karakteristik yang bisa dianggap bisa mendukung pembelajaran pendidikan jasmani, karena memiliki nilai-nilai afektif yang baik diantaranya:kerjasama, sportivitas, saling menolong dll, dan jika dilihat dari sisi psikomotor kedua permainan ini jelas memiliki tuntutan gerak yang kompleks, karena didalamnya siswa diharuskan melakukan sprint, melompat, dll yang dapat membantu siswa dalam melatih kelincahan. Peneliti ingin mengetahui dan menggambarkan bagaimana proses pembelajaran pendidikan jasmani melalui pemanasan olahraga tradisonal terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. 64
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
METODE PENELITIAN . Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen dijelaskan oleh Surakhmad (1994 : 194), mengemukakan bahwa “ Penelitian eksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil.” Nasution (1987:47) mengemukakan bahwa : “Dalam suatu eksperimen kita ingin meneliti pengaruh variabel tertentu terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat.” Variable Penelitian 1. Variabel independen (variabel Bebas) Variabel independen adalah yang akan mempengaruhi variabel lain, Variabel ini akan menyebabkan perubahan pada variabel dependen, dalam penelitian ini, maka variabel yang dijadikan variabel independennya adalah pemanasan melalui permainan tradisional 2. Variabel dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, dengan adanya perubahan pada variabel independen, maka variabel dependen pun akan mengalami perubahan, dalam hal ini terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani merupakan variabel dependen dari penelitian ini. Populasi dan Sampel Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung yang berjumlah 228 siswa. Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung yang berjumlah 228 siswa sedangkan sampel penelitian ini ditetapkan oleh penulis sebanyak 23% dari total populasi sebanyak 228 siswa ke dalam sampel sebanyak 54 siswa yang terbagi menjadi 27 siswa untuk kelompok eksperimen dan 27 siswa untuk kelompok kontrol.Tentang pengambilan sampel sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:134), bahwa”jika subyeknya banyak (lebih daro 100 orang), sampel diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih”.Berikut table prosentasi populasi dan sampel. Tabel 3.1 Prosentase Populasi dan Sampel POPULASI SAMPEL PROSONTASE Siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 54 orang 23% Bandung berjumlah 228 siswa Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, menurut Sugiyono (2010:57) ’’ dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi ’’ maka dari itu, peneliti mengambil sampel dengan cara mengundi setiap kelasnya sebagai perwakilan kelas tanpa memperhatikan dari segi apapun.
65
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Teknik Pemberian Skor a. Penyeleksian Data Penyeleksian data bertujuan untuk mempermudah dalam pemberian skor pada data yang terkumpul. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Memisahkan lembar jawaban yang lengkap. Hal ini dilakukan agar dalam proses perhitungan hanya dilakukan atas data-data yang memenuhi syarat saja. 2) Memberi nomor urut pada masing-masing jawaban. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan dalam penyekoran dan tidak tertukar dengan responden lain. b. Pemberian Skor Pemberian skor instrumen motivasi siswa dengan alternatif jawaban pernyataan positif, yaitu adalah sangat setuju = 5, setuju = 4, kurang setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sedangkan setiap pernyataan negatif yang diberikan adalah sangat setuju = 1, setuju = 2, kurang setuju = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan pada tabel 3.3. No.
Alternatif Jawaban
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak Setuju
Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5
Tabel 3.3 Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban
A. Deskripsi Hasil dan Pengolahan Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis lakukan yaitu untuk megetahui Pengaruh pemanasan melalui permainan tradisional terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran penjas pada peserta didik di SMP Kartika XIX-2 Bandung.Data yang diperoleh dari pretest dan post test dengan menggunakan angket masih belum berarti dan bermakna apa-apa. Untuk mendapatkan kesimpulan, maka data-data tersebut harus diolah dan dianalisis secara statistika. Data-data yang terdapat dalam penelitian ini diolah dan dianalisis berdasarkan kepada langkah-langkah penelitian.
66
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Rata-rata dan Simpangan Baku a. Skor Pre Test dan Post Test kelas eksperimen Hasil pengolahan data pre test kelas eksperimen diperoleh data seperti tabel dibawah ini Tabel 4.1 Hasil pengolahan data angket penelitian ( pretest dan post test kelas eksperimen ) No
Data
∑
1
Pre Test
3039
112,56
6,07
2
Post Test
3701
137,07
5,24
S
b. Skor pretest dan posttest kelas kontrol Tabel 4.2 Hasil pengolahan data angket penelitian (pretest danposttest kelas kontrol) No
Data
∑
1
Pre Test
3048
112,89
4,82
2
Post Test
3257
120,63
6,39
S
Uji Homogenitas (uji dua varians) Uji Homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji homogenitas dua varians. Hasil pengujian ini akan diketahui apakah kedua kelompok sampel tersebut homogen atau tidak homogen. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelompok Variabel
Varians
Fhitung
Ftabel
Ket
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
25,44 39,99
0,635
1,95
HOMOGEN HOMOGEN
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa bahwa hasil Fhitung tes akhir adalah 0,635dan hasil Ftabel adalah 1,95pada dk = (26,26) dengan taraf nyata = 0,05. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data dari dua varians di atas.Varians di sini merupakan ukuran penyebaran suatu sampel.Jadi maksudnya adalah untuk mengetahui homogen tidaknya penyebaran skor kedua sampel.Dari data tabel 4.3 di atas dapat 67
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
djelaskan Fhitung lebih kecil dari Ftabel.Dengan demikian kesimpulnya bahwa dari hasil pengujian kesamaan dua variansi di atas adalah kedua kelompok homogen. Uji Normalitas Setelah nilai rata-rata dan simpangan baku kedua kelompok sampel diketahui, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas dari data hasil tes tersebut dengan menggunakan uji kenormalan lilliefors. Tujuannya untuk menetapkan teknik pengujian hipotesis yaitu jika data berdistribusi normal, maka menggunakan pengujian parametrik dan sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal, maka menggunakan pengujian non parametrik.Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.7 berikut ini. A. Tabel 4.4 B. Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok Kelompok
Lo tes akhir
L tabel
Kesimpulan
Kelompok Eksperimen
0,1718
0,1730
Normal
Kelompok Kontrol
0,1676
0,1730
Normal
Kriteria pengujian uji normalitas liliefors adalah : a. Hipotesis ditolak apabila Lo ≥ L(tabel). Kesimpulan adalah sampel berdistribusi tidak normal. b. Hipotesis diterima apabila Lo ≤ L(tabel). Kesimpulan adalah sampel berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.2 setelah dihitung dapat diketahui bahwa hasil L (hitung) tes akhir kelompok eksperimen0,1718lebih kecil dari L (tabel) 0,1730. dan hasil L (hitung) tes akhir model kelompok control0,1676 lebih kecil dari L (tabel) ) 0,1730. Dengan demikian berdasarkan hasil pengujian data dari tes akhir kedua kelompok, dapat disimpulkan bahwa Lo (L (hitung)) lebih kecil dari L (tabel) yang berarti data tersebut berdistribusi normal. . Uji Hipotesis (satu pihak) Hasil uji hipotesis data skor peningkatan motivasi dapat dilihat pada Tabel. C. Tabel 4.5 D. Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi peningkatan Kebugaran JasmaniKedua Kelompok F. tE. Kelompok G. t-tabel H. Signifikansi hitung Kelompok Eksperimen 23,79 2,006 Signifikan Kelompok Kontrol
14,21
2,006
68
Tidak Signifikan
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Penghitungan dan uji signifikansi perbedaan motivasi siswa kedua kelompok sampel dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi rata-rata satu pihak yaitu uji t. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa t hitung =23,79yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1 +n1- 2) = 52, harga t (0,975) dari daftar distribusi t diperoleh 2,006. Kriteria pengujian adalah, terima Ho jika t < t1- α.Maka t hitung berada pada daerah penolakan Ho, jadi Ho ditolak.Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan motivasi yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.Dalam hal ini, bahwa pemanasan melalui permainan tradisional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran penjas pada peserta didik di SMP Kartika XIX-2 Bandung.
DISKUSI PENEMUAN Berdasarkan uji homogenitas varians data pre test bahwa motivasi siswa dalam melakukan proses pembelajaran penjas di sekolah sebelum diberikan treatment menunjukkan rata-rata hasil angket motivasi siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol termasuk kriteria homogen. Begitu juga dengan uji normalitas, motivasi siswa berdistribusi normal, dalam hal ini penulis menggunakan uji lilieforse pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk uji hipotesis sendiri menunjukan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam motivasi siswa pada pembelajaran penjas siswa.Sebaliknya kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam motivasi pada pembelajaran penjas.Untuk perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol juga sangat signifikan hal ini dibuktikan dengan uji statistik yaitu dengan uji t. Dari penghitungan dan uji signifikansi kebugaran jasmani siswa kedua kelompok sampel dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi kesamaan dua rata-rata uji dua pihak yaitu uji t. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa t hitung kelompok eksperimen = 23,79yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2) = 54, harga t (0,975) dari daftar distribusi t diperoleh 2,006. Berdasarkan uraian pengolahan data diatas terlihat adanya perubahan yang signifikan pada tingkat motivasi siswa dengan menerapkan pemanasan melalui permainan tradisional yang dilakukan selama 12 pertemuan.Dilihat dari banyaknya aktivitas gerak dalam permainan tradisional jelas hal ini sangat mendukung dan mendorong siswa untuk aktif bergerak dan merasa senang. Sehingga proses pembinaan melalui permainan tradisional ini patut jadi bahan pertimbangan khususnya guru pendidikan jasmani disekolah. Dengan bermain mereka akan terdorong untuk bergerak dan menyenangi aktivitas yang dilakukan. Karena manusia bersifat suka memilih dan gemar melakukan bermacam-macam permainan khususnya permainan teradisional (Homoluden).Karena bermain itu merupakan salah satu jalan yang terbaik atau sebagai pengaman dalam mengeluarkan tenaga yang berlebih di dalam tubuh anak atau manusia Huizinga (teori bermain/teori kelebihan tenaga). Dalam bermain inilah potensi yang dimiliki siswa akan terdorong untuk ditampilakan sehingga pada akhirnya dapat membantu kemampuan siswa berkembang secara optimal.
69
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
KESIMPULAN Kebugaran jasmani merupakan bagian penting bagi kesehatan tubuh agar tetap mampu melakukan aktivtias dalam menjalani kehidupan. Proses peningkatan motivasi dalam melakukan pembelajaran penjas dapat dilakukan melalui pemanasan dengan permainan tradisional. Dalam permainan tradisional banyak aktivitas gerak yang bisa mendorong siswa untuk aktif bergerak dan merasa senang.Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat tema dengan judul Pengaruh Pemanasan Melalui Permainan Tradisional Terhadap Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Penjas Pada Pesdik Di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, diperoleh kesimpulan bahwapemanasan melalui permainan tradisional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran penjas pada peserta didik di SMP Kartika XIX-2 Bandung.
70
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2010). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. FPOK UPI, Bandung. Abduljabar, Bambang dan Darajat K.N, Jajat. (2010). Statistika dalam penjas. FPOK UPI. Bandung Hamzah (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, Yusuf, (2009), Psikologi Olahraga. Bandung CV. Bintang Warli Artika Husdarta, H.J.S., (2011). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta Kusmaedi, Nurlan, dkk (2010). Permainan Tradisonal. Bandung: FPOK UPI. Laksono, B., Suherman, dkk (2010). Kumpulan Pemainan Rakyat Olahraga Tradisional. Kementrian Pemudan dan Olahraga Deputi Menteri Bidang Pemberdayaan Olahraga. Mahendra, Agus (2009), Asas dan Palsafah Pendidikan Jasmani, Bandung. Mahendra, agus dkk (2003). Model Pengembangan Olahraga Tradisional. Bandung. Mahendra, Agus, (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. FPOK UPI. Bandung. Pontjoputo, Soetoto (1998). Permainan Anak Tradisonal dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: UT Sardiman (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Subroto, Toto, dkk (2008). Teori Bermain. Bandung. FPOK UPI Subroto, Toto, dkk (2008). Teori Bermain. Bandung. FPOK UPI. Sudjana, (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, (2001). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiono (2009). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2010) Metode Kuantitatif kualitatif dan R&D: Alfabeta. Sukintaka (1992). Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI Sukintaka (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral pendidikan Tinggi. Tarigan Beltasar (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandasan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Uhamisastra (2010). Permainan Tradisional. Bandung. FPOK UPI. Tersedia Online: www. Tokoacc.com/news/7/permainan-Tradisional Tersedia Online: www. Sprotsmedicine.about.com
71