JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Eka Surya Prasetia & Tjetjep Habibudin
Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap seberapa besar perbedaan kinerja guru yang sudah disertifikasi dan yang belum disertifikasi khususnya di Kota Cimahi dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Sampel penelitian sebanyak 40 orang guru pendidikan jasmani di SMP Negeri se kota Cimahi yang diambil melalui teknik purposive sampel (20 orang guru yang sudah disertifikasi dan 20 orang lagi yang belum disertifikasi). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dan instrumen penelitian yang dipakai adalah angket tertutup. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja guru yang sudah disertifikasi dan yang belum disertifikasi dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP se Kota Cimahi. Hasil analisis menunjukkan t hitung (1,79) > dari t tabel (1,68), pada tingkat kepercayaan α = 0,05 dan dk 38. Key word : kinerja, sertifikasi, pendidikan jasmani
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian yang amat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan yang baik manusia dapat hidup lebih sejahtera lahir maupun bathin. Dalam proses pendidikan tidak lepas dari peran guru (sebagai pendidik) dan siswa (anak didik). Oleh karena itu pendidikan merupakan interaksi langsung maupun tidak langsung antara guru dan siswa. Guru memiliki peran yang amat penting dalam pross pendidikan. Dengan demikian guru merupakan ujung tombak dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Supandi (1991:78-74) mengatakan bahwa; “Menurut pengertian umum, guru ini dapat berperan sebagai pemimpin siswa, manajer yang mengelola kegiatan belajar mengajar, dan fasilitator yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang mengefektifkan proses belajar siswa, dan sebagai pembimbing yang membantu kesulitan dan pengarahan belajar siswa”. Undang-undang guru dan dosen (UU RI no. 14 Tahun 2005), ketentuan umum pasal1 butir 1 dijelaskan bahwa, “guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Pendidikan jasmani memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan secara umum. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan jasmani, maka guru pendidikan jasmani juga harus seorang professional. Untuk meningkatkan mutu pendidikan (pendidikan jasmani), maka kompetensi guru jelas sangat dibutuhkan. Menurut UU RI no. 14 Tahun 2005 pasal 1 butir 10 dijelaskan bahwa; “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku 39
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
yang harus dimiliki, keprofessionalannya”.
dihayati
dan
dikuasai
oleh
guru
atau
dosen
dalam
tugas
Kompetensi guru merupakan suatu tuntutan khusus yang harus dimiliki oleh setiap guru, karena memiliki kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan juga perguruan tinggi. Untuk mengetahui kompetensi guru, salah satu upaya pemerintah dengan melakukan sertifikasi guru dan dosen. Nataamijaya; 2004, dalam Mulyasa (2008:34) dikatakan bahwa, “Sertifiksi adalah prosedur yang digunakan oleh pihak ke tiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu produk, proses, atau jasa yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan”. Oleh karena itu, sertifikasi guru merupakan prosedur yang digunakan oleh pihak yang berwenang untuk memberikan jaminan tertulis bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai guru. Pada dasarnya pemberdayaan guru melalui sertifikasi dapat dilakukan dengan cara mengembangkan kesadaran para guru untuk dapat melakukan tindakan dalam meningkatkan kehidupannya dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik, mengurangi perasaan ketidak mampuan dan meningkatkan kepercayaan diri para guru. Seiring dengan tumbuhnya keterampilan dan kepercayaan diri, para guru harus belajar dan berlatih lebih banyak dalam mengambil keputusan dan memilih sumber-sumber daya yang akan berdampak pada pencapaian proses pembelajaran. Oleh karena itu, sertifikasi guru sebagai proses pemberdayaan merupakan cara untuk membangkitkan kemampuan dan potensi guru agar memiliki kemampuan untuk mengontrol diri dan lingkungannya untuk dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian, uji kompetensi guru melalui sertifikasi merupakan sesuatu yang penting untuk dlakukan bagi setiap guru dan calon guru, terutama untuk mempersiapkan guru yang profesional dan menyenangkan. Dewasa ini, di Kota Cimahi belum semua guru disertifikasi, karenanya penulis ingin melihat apakah ada perbedaan yang signifikan kinerja guru yang sudah mengikuti sertifiksi (lulus) dan yang belum mangikuti sertifikasi, khusus dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Sebagai gambaran jumlah guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri Kota Cimahi adalah sebagai berikut : Tabel 1 Jumlah Guru Penjas SMP Negeri se-Kota Cimahi Wilayah Cimahi Utara Cimahi Tengah Cimahi Selatan Jumlah
Jumlah Guru 24 orang 27 orang 25 orang 76 orang
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 15 orang 9 orang 17 orang 10 orang 18 orang 7 orang 50 orang 26 rang
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu dengan cara menyusun dan menganalisis data dari hasil angket yang dikumpulkan tentang 40
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
kinerja guru yang sudah disertifikasi dan yang belum disertifikasi dalam melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah.
Populasi dan Sampel Yang menjadi populasi dalam penelitian adalah seluruh guru Pendidikan Jasmani yang ada di Wilayah Cimahi sebanyak 76 orang (lihat Tabel 1.1). Jumlah guru sebanyak 76 orang tersebut tersebar di 10 sekolah SMP Negeri di wilayah Cimahi. Sampel penelitian diambil secara proporsional random sampling dari ke 10 SMPN tersebut sebanyak 40 orang. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 2 Jumlah Guru Penjas SMPN Yang Sudah Disertifikasi Dan Belum Disertifikasi DI Kota Cimahi Nama Sekolah
Guru Pendidikan Jasmani
Jumlah Guru
Sertifikasi
Non-Sertifikasi
SMPN 1
4 orang
2 orang
2 orang
SMPN 2
4 orang
2 orang
2 orang
SMPN 3
5 orang
4 orang
1 orang
SMPN 4
3 orang
3 orang
-
SMPN 5
5 orang
3orang
2 orang
SMON 6
4 orang
2 orang
2 orang
SMPN 7
3 orang
1 orang
2 orang
SMPN 8
4 orang
1 orang
3 orang
SMPN 9
4 orang
1 orang
3 orang
SMPN 10
4 orang
1 orang
3 orang
JUMLAH
40 orang
20 orang
20 orang
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang langsung diberikan kepada responden. Maksud angket tertutup adalah angket yang disusun dengan sejumlah jawaban yang disediakan yang dapat dipilih oleh responden sesuai dengan 41
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
pendiriannya. Hal ini bermaksud untuk 1) memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan yang ada dalam angket, 2) waktu yang digunakan untuk pengisian angket akan lebih cepat dan efisien.
HASIL Hasil uji caba angket Setelah angket sebanyak 60 soal diujicobakan kepada 20 orang guru pendidikan jasmani di SMPN Kota Cimahi yang ada di luar kelompok sampel penelitian, maka hasil analisis uji validitas dari setiap butir soal, diperoleh hasil sebagai berikut; sebanyak 44 butir soal pernyataan yang dinyatakan valid dan sisanya sebanyak 16 butir soal dinyatakan tidak valid. Dengan demikian angket yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak 44 butir pernyataan. a. Hasil uji signifikansi Dari pengolahan data diperoleh hasil rata-rata dan simpang baku seperti yang tertera pada Tabel berikut ini : Tabel 3 Rata-rata dan Simpang Baku
Kelompok Lulus sertifikasi Belum sertifikasi
Rata- Simpang rata Baku 156,70 6,36 151,00
42
6,03
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
b. Hasil uji normalitas data Dari uji normalitas data diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
Angket L L Kesimpulan Kelompok hitung tabel Sudah 0,1197 0,190 Normal disertifikasi Belum 0,1399 0,190 Normal disertifikasi c. Hasil uji homogenitas Dari uji homogenits diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas Angket Kelompok
F hitung
F tabel
Keterangan
1,11
2,15
Homogen
Sudah Disertifikasi Belum Disertifikasi
d. Hasil uji signifikansi Dari uji sgnifikansi diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 6 Hasil Uji Signifikansi Kelompok Yang Disertifikasi Dan Yang Bekum Disertifikasi Kelompok
X
S
Sudah Disertifikasi
156,70
6.36
Belum Disertifikasi
1,51
6,03
43
t hitung
t tabel
Keterangan
1,79
1,68
Signifikan
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
A. PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan dan analisis data terlihat jelas bahwa para guru pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) di wilayah Kota Cimahi yang sudah lulus sertifikasi memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja para guru yang belum disertifikasi di dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani. Guru-guru pendidikan jasmani yang sudah lulus sertifikasi memiliki kompetensi sebagai guru pendidikan jasmani yang lebih baik dalam menunjang penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan jasmani yang berkualitas, terutama guru-guru yang lulus sertifikasi melalui pendidikan dan latihan pendidikan profesi guru (Diklat PPG). Guru-guru pendidikan jasmani yang sudah lulus sertifikasi tersebut, memiliki kemampuan yang lebih baik terutama dalam hal kemampuan dalam membuka pelajaran dan menutup pelajaran, termasuk juga dalam hal meciptakan suasana kelas yang lebih hidup dan lebih bermakna. Mereka lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan variasi-variasi pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga para siswa lebih bergairah, senang, lebih ceria dan lebih sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Kondisi seperti ini tentu saja tujuan (sasaran) pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih mudah dicapai. Dengan demikian guru-guru pendidikan jasmani yang sudah lulus sertifikasi, khususnya di wilayah Kota Cimahi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal mengelola kelas. Sedangkan guru-guru yang belum disertifikasi (belum mengikuti Diklat PPG), umumnya masih belum dapat mengoptimalkan kemampuannya terutama dalam hal membuka pelajaran maupun dalam menutup pelajaran, termasuk juga dalam mengembangkan variasi-variasi pembelajaran dalam kegiatan inti pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan penjelasan di atas, maka sertifikasi guru merupakan langkah yang baik dari program pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, dalam hal ini semua guru-guru bidang studi termasuk guru-guru pendidikan jasmani, dalam membangkitkan kemampuan (kompetensi) mereka untuk kemajuan pendidikan di negara kita tercinta ini. Dengan demikian program pemerintah tentang sertifikasi ini perlu dilaksanakan dan dilanjutkan terus, karena merupakan langkah penting untuk kemajuan dunia pendidikan. B. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Dari hasil uji hipotesis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : guru pendidikan jasmani Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di kota Cimahi yang telah lulus sertifikasi memiliki kinerja yang lebih baik, dibandingkan dengan guru-guru yang belum disertifikasi di dalam memberikan pembelajaran pendidikan jasmani. b. Saran 1. Sertifikasi guru merupakan program pemerintah yang perlu dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan, karena memiliki dampak positif terhadap kinerja guru dalam memberikan pembelajaran pendidikan jasmani 44
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
2. Kebijakan pemerintah dalam hal sertifikasi perlu ditingkatkan lagi, terutama dalam hal dukungan fasilitas, sarana dan prasarana. 3. Untuk meningkatkan proses pembelajaran di masing-masing sekolah, maka bantuan pemerintah tentang fasilitas, sarana dan prasarana sekolah harus ditingkatkan lagi dan merata di seluruh Indonesia .
45
JURNAL Pendidikan Jasmani. Volume 1 Nomor 1. April 2013
DAFTAR PUSTAKA
Mahendra. (2008). Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bahan Ajar Diklat PLPG Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X ProvinsiJawa Barat. Bandung: FPOK UPI Bandung. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prastya. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Arikunto Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Depdikbud. (1993). Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ginting, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Humaniora Hidayat, Imam. (1995). Isu Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung. Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo. Johan dan Supandi. (1990). Pengantar Sosiologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung. Rusli Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan MeTode. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek PengemBangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Mulyasa E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
46