UNIVERSITAS INDONESIA
VARIASI SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DI TAMAN SUROPATI DAN SEKITARNYA
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains
IQLIMA IDAYAH TIKA 0606071550
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN GEOGRAFI DEPOK JULI 2010
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Iqlima Idayah Tika
NPM
: 0606071550
Tanda Tangan :
Tanggal
: 12 Juli 2010
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh Nama NPM Program Studi Judul Skripsi
: : Iqlima Idayah Tika : 0606071550 : Geografi : Variasi Suhu dan Kelembaban Udara di Taman Suropati dan Sekitarnya
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
: Drs. Sobirin, M.Si
(
)
Pembimbing
: Dr.rer.nat. Eko Kusratmo, MS
(
)
Penguji
: Dr. Rokhmatuloh, M.Eng
(
)
Penguji
: Drs. Supriyatna, M.T
(
)
Ditetapkan di Tanggal
: Depok : Juli 2010
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
KATA PENGANTAR
Alhamdullilahirobbil alamin, puji syukur atas segala kasih sayang dan karunia yang telah Allah SWT berikan, karena hanya dengan kehendak-Nya penulis diberikan jalan dan kemudahan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan kali ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan hingga terselesaikannya tulisan ini, yaitu diantaranya: 1. Bpk. Drs. Sobirin, M.Si selaku Pembimbing I dan Bpk. Dr.rer.nat. Eko Kusratmoko, M.S selaku Pembimbing II . Terima kasih atas segala perhatian dan bimbingan selama perjalanan panjang tugas akhir ini. 2. Drs. Rokhmatuloh, M.Eng selaku Penguji I dan Bpk. Supriyatna, M.T selaku Penguji II. Terima kasih atas segala masukan dan saran yang sangat membantu dalam pembuatan tugas akhir ini. 3. Bpk. Dr. Djoko Harmantyo, MS selaku Ketua Sidang yang juga banyak memberikan masukan dan saran, Bpk. Dr.Ir. Tarsoen Waryono, MS yang telah memberikan bantuan dalam tugas akhir ini, serta Bpk. Drs. Taqyuddin, M.Hum selaku Pembimbing Akademik. 4. Segenap dosen Departemen Geografi FMIPA UI atas segala ilmu pengetahuan dan pendidikan yang diberikan selama penulis menimba ilmu di Geografi. Dan juga kepada seluruh karyawan yang ada di Geografi, terima kasih untuk bantuan dan perhatiannya selama ini. 5. Pihak Geofisika dan Meteorologi IPB yang telah banyak membantu dalam peminjaman alat dan juga saran dalam tugas akhir ini, khususnya kepada Bpk Bregas, Kak Wir, dan kakak-kakak lainnya yang ada di Bengkel Instrumentasi IPB. 6. Keluarga tercinta yaitu Ibu, Bapa, Mas Agung, Mas Ian, Mas Iqbal, dan adikku Ichsanul atas segenap perhatian, doa, dukungan, dan motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir serta pendidikan di Geografi dengan baik. 7. Teman-teman Geografi angkatan 2006 yang sangat saya sayangi, yang telah memberikan dukungan dalam perjalanan tugas akhir dan juga memberikan
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
warna pada kehidupan saya di Geografi ini, khususnya kepada: Ajenk, Dian, Phe2b, Ira, Nyar, Ridha, Rya, Shierly, Tina, dan Wirda. Persahabatan kita abadi, kawan. 8. Orang-orang yang ada dibelakang layar dimana tanpa kehadiran mereka, tugas akhir ini belum tentu dapat berjalan dengan baik. Surveyor dengan semangat juang yang tinggi : Ridha, Priyo, Tina, dan khususnya kepada Idham Saputra yang memberikan bantuan, doa, dan dukungan yang signifikan. Semoga impian dan cita-cita kita terwujud. 9. Orang-orang yang berada diluar lingkaran ini, namun memiliki andil yang besar terhadap penulis, diantaranya Jonas Bjerre dan Kimi Raikkonen, terima kasih telah menjadi inspirasi terbesar selama ini. Kepada ‘nakama’ yang tibatiba datang dengan segala kerumitan dan keunikan yang indah, magis, imajinatif, membentuk mozaik yang belum terpenuhi sampai saat ini. Tak ada keraguan. Yang ada adalah keyakinan. 10. Terima kasih kepada musik - musik electronic, postrock, ambient, shoegaze,dll yang telah menemani penulis selama mengerjakan tugas akhir ini. Terima kasih media maya (Facebook, YM, Last.Fm, Kaskus, dll) atas hiburannya. Terima kasih kehidupan dan semua yang ada didalamnya.
Depok, Juli 2010
Penulis
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis karya
: Iqlima Idayah Tika : 0606071550 : S1 : Geografi : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Variasi Suhu dan Kelembaban Udara di Taman Suropati dan Sekitarnya beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 12 Juli Yang menyatakan
( Iqlima Idayah Tika )
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
ABSTRAK
Nama : Iqlima Idayah Tika Program Studi : Geografi Judul : Variasi Suhu dan Kelembaban Udara di Taman Suropati dan Sekitarnya
Vegetasi memiliki peranan penting terhadap lingkungan. Salah satu manfaat yang dirasakan dari kumpulan vegetasi adalah pengatur iklim mikro yang ditunjukkan oleh suhu dan kelembaban udara. Penelitian ini untuk melihat bagaimana variasi suhu dan kelembaban udara di taman kota (Taman Suropati) dan sekitarnya. Pengukuran suhu dan kelembaban udara menggunakan alat termokopel dan dilakukan pada tanggal 17 April – 3 Mei 2010 pada jam 06.00-18.00 WIB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam taman Suropati memiliki suhu udara paling rendah dan kelembaban udara paling tinggi daripada di luar taman. Suhu udara terendah terjadi pada pukul 06.00 WIB dan tertinggi pada pukul 14.00 WIB. Sebaliknya kelembaban udara terendah terjadi pada pukul 14.00 WIB dan tertinggi pada pukul 06.00 WIB. Selain itu terdapat kecenderungan yang menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari taman nilai suhu udara semakin meningkat dan kelembaban udara semakin rendah. Adapun arus lalu lintas kendaraan di sekitar taman Suropati tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variasi suhu dan kelembaban udara.
Kata Kunci
: Variasi suhu udara, variasi kelembaban udara, taman kota, tingkat kenyamanan, arus lalu lintas xiii+90 halaman ; 16 gambar; 31 tabel Daftar Pustaka : 30 (1973-2008)
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
ABSTRACT
Name : Iqlima Idayah Tika Program Study : Geography Judul : Variation of Air Temperature and Humidity in Suropati Park and Surrounding
Vegetation have important role for the environment. One of the benefit from vegetation community are they can arrange the microclimate that shown by air temperature and humidity. The aim of this research is to see the variation of air temperature and humidity in the park (Suropati Park) and around it. In this research, air temperature and humidity was measured using thermocouple and has been done at 17 April until 3 Mei 2010 at 06.00-18.00 WIB. The result showed that inside the park has the lowest air temperature and the highest humidity rather than outside the park. The lowest air temperature occurred at 6.00 am and the highest occurred at 2.00 pm. On the other hand the lowest humidity occurred at 2.00 pm and the highest humidity occurred at 6.00 am. Beside that there is a trend which showed that the more far away from the park, air temperature had preference to get higher and the humidity preference to get lower, so the value of comfort level become smaller. Traffic vehicle in around Suropati park didn’t give significant influence to the variation of air temperature and humidity.
Key Words
: Variation of air temperature, Variation of humidity, city park, comfort level, trafic vehicle xiii+90 pages ; 16 pictures; 31 tabels Bobliography : 30 (1973-2008)
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... KATA PENGANTAR………………………………………………... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……….. ABSTRAK .………………………………………………………….... DAFTAR ISI …………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… … DAFTAR TABEL……………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
i ii iii iv v vi viii ix x
1. PENDAHULUAN ………………………………………….. …... 1.1 Latar Belakang ……………………………………………... 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………. 1.4 Batasan Penelitian ………………………………………………
1 1 4 4 4
2. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 2.1 Kumpulan Vegetasi…………………………………………….. 2.2 Iklim Mikro……………………………………………………... 2.2.1 Suhu Udara……………………………………………….. 2.2.2 Kelembaban Udara……………………………………….. 2.3 Peranan Vegetasi Terhadap Suhu dan Kelembaban Udara di Perkotaan………………………………………………………... 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suhu dan Kelembaban Udara di Perkotaan…………………………………………………… 2.5 Arus Lalu Lintas Kendaraan ……………………………………. 2.6 Tingkat Kenyamanan……………………………………………. 2.7 Analisis Statistik………………………………………………… 2.8 Interpretasi Citra Penginderaan Jauh……………………………..
6 6 7 8 10
13 14 15 17 17
3. METODE PENELITIAN …………………………………............. 3.1 Metode Pendekatan…………………………………………….. 3.2 Pengumpulan Data……………………………………………… 3.2.1 Pengumpulan Data Sekunder……………………………… 3.2.2 Pengumpulan Data Primer………………………………… 3.3 Pengolahan Data………………………………………………… 3.4 Analisis Data…………………………………………………….
19 21 21 21 22 25 25
4.GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ………………..... 4.1 Lokasi dan Batas Penelitian……………………………………... 4.2 Ruang Terbuka Hijau di kota Jakarta……………………………
26 26 28
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
11
4.3 4.4 4.5 4.6
Taman Suropati…………………………………………………. Suhu dan Kelembaban Udara di kota Jakarta…………………… Penggunaan Lahan di Menteng…………………………………. Jaringan Jalan dan Arus Lalu Lintas Kendaraan…………………
30 32 34 35
5. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………... 5.1 Distribusi Ruang Terbuka Hijau (Vegetasi)…………………….. 5.2 Arus Lalu Lintas………………………………………………… 5.3 Kondisi Cuaca saat Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara.. 5.4 Variasi Suhu Udara……………………………………………... 5.4.1 Variasi Suhu Udara Temporal…………………………….. 5.4.2 Variasi Suhu Udara Spasial……………………………….. 5.5 Variasi kelembaban Udara……………………………………… 5.5.1 Variasi Kelembaban Udara Temporal…………………….. 5.5.2 Variasi Kelembaban Udara Spasial……………………….. 5.6 Tingkat Kenyamanan…………………………………………… 5.6.1 Tingkat Kenyamanan Temporal…………………………... 5.6.2 Tingkat Kenyamanan Spasial……………………………... 5.7 Hubungan Variasi Suhu dan Kelembaban Udara dengan Jarak dari Taman……………………………………………………… 5.8 Hubungan Variasi Suhu dan Kelembaban Udara dengan Arus Lalu Lintas Kendaraan…………………………………………. 5.9 Hubungan Tingkat Kenyamanan dengan Jarak dari Taman dan Arus Lalu Lintas Kendaraan…………………………………….
36 36 37 38 39 40 42 43 44 47 49 49 50
54
6. KESIMPULAN………………..............................................................
55
DAFTAR REFERENSI………………………………………………..
56
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
52 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambar 2.2. Gambar 2.3. Gambar 2.4. Gambar 2.5. Gambar 3.1. Gambar 3.2. Gambar 3.3. Gambar 4.1. Gambar 4.2. Gambar 4.3. Gambar 5.1. Gambar 5.3. Gambar 5.4. Gambar 5.5.
Keseimbangan energi................................................................. Radiasi Matahari dan Radiasi Bumi……………………....... Diagram psikometrik……………………………………….. Perbandingan suhu dan kelembaban udara………………….. Heat Index …………………………………………………. Alur Pendekatan…………………………………………… Alur Pikir Penelitian............................................................. Alur Kerja Penelitian………………………………………. Lokasi Penelitian…………………………………………… Suhu Udara maksimum dan minimum pada bulan April dan awal bulan Mei 2010……………………………………….. Kelembaban Udara maksimum dan minimum pada bulan April dan awal bulan Mei 2010……………………………. Perbandingan Suhu Udara didalam dan diluar Taman…….. Perbandingan Kelembaban Udara didalam dan diluar Taman……………………………………………………… Perbandingan Nilai Suhu Udara dengan Kelembaban Udara didalam Taman…………………………………………….. Perbandingan Nilai Suhu Udara dengan Kelembaban Udara diluar Taman………………………………………………..
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
8 9 10 10 16 19 20 21 25 34 34 42 46 47 48
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 3.1. Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 5.1. Tabel 5.2. Tabel 5.3. Tabel 5.4. Tabel 5.5.
Perbandingan Nilai Suhu Udara dengan Kelembaban Udara 11 14 Indeks Kenyamanan……………………………………....... 16 Lokasi 33 Titik Pengukuran Luas RTH Pertamanan DKI Jakarta……………………….. 28 Taman Kota dan Luas Area di DKI Jakarta………………... 28 Nama Jenis Pohon dan Jumlahnya di Taman Suropati…….. 30 Kondisi Cuaca Saat Pengukuran…………………………… 40 Perbandingan suhu udara didalam dan diluar taman………. 41 Perbandingan kelembaban udara didalam dan diluar taman.. 45 Perbandingan suhu dan kelembaban udara didalam taman... 47 Perbandingan suhu dan kelembaban udara diluar taman….. 48
Faktor SMP………………………………………………………
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 Lampiran 23 Lampiran 24 Lampiran 25
Kondisi Cuaca Bulan April 2010 dan Mei 2010 Rata-rata nilai suhu udara di 33 titik pengukuran selama 4 hari Rata-rata nilai kelembaban udara di 33 titik pengukuran selama 4 hari Uji Statistik ANOVA Suhu dan Kelembaban Udara di dalam Taman Suropati Suhu dan Kelembaban Udara di luar Taman Suropati Rata-rata suhu dan kelembaban udara di dalam taman pada hari libur dan kerja Rata-rata suhu dan kelembaban udara di luar taman pada hari libur dan kerja Rata-rata nilai suhu dan kelembaban udara pada metode 2. Rata-rata nilai suhu udara pada metode 2 Rata-rata nilai kelembaban udara pada metode 2 Arus Lalu Lintas Kendaraan hari kerja Arus Lalu Lintas kendaraan hari libur Arus Lalu Lintas Kendaraan rata-rata Tingkat Kenyamanan di dalam Taman Suropati Tingkat Kenyamanan di luar Taman Suropati Tingkat kenyamanan di 33 titik pengukuran pada pagi hari Tingkat kenyamanan di 33 titik pengukuran pada siang hari Tingkat kenyamanan di 33 titik pengukuran pada sore hari Tingkat Kenyamanan hari libur di 33 titik pengukuran Tingkat Kenyamanan hari kerja di 33 titik pengukuran Foto Taman Suropati Foto Contoh Vegetasi yang ada di Taman Suropati Foto Alat Sensor termokopel Foto Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara di Taman Suropati
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
DAFTAR PETA Peta 1 Peta 2 Peta 3 Peta 4 Peta 5 Peta 6 Peta 7 Peta 8 Peta 9 Peta 10 Peta 11 Peta 12 Peta 13
Wilayah Penelitian Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat Lokasi Titik Sampel Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara di Taman Suropati dan Sekitarnya Peta Sebaran Tutupan Vegetasi di Taman Suropati dan Sekitarnya Arus Lalu Lintas Kendaraan Wilayah Penelitian Variasi Suhu Udara Pagi Hari di Taman Suropati dan Sekitarnya Variasi Suhu Udara Siang Hari di Taman Suropati dan Sekitarnya Variasi Suhu Udara Sore hari di Taman Suropati dan Sekitarnya Variasi Suhu Udara Rata-Rata di Taman Suropati dan Sekitarnya Variasi Kelembaban Udara Pagi Hari di Taman Suropati dan Sekitarnya Variasi Kelembaban Udara Siang Hari di Taman Suropati dan Sekitarnya Variasi Kelembaban Udara Sore Hari di Taman Suropati dan Sekitarnya Variasi Kelembaban Udara Rata-Rata di Taman Suropati dan Sekitarnya Indeks Kenyamanan di Taman Suropati dan Sekitarnya
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Vegetasi memiliki fungsi penting terhadap lingkungan. Kumpulan vegetasi berfungsi ekologis, arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi. Adapun manfaat yang dirasakan dari kumpulan vegetasi adalah pengatur iklim mikro, peredam kebisingan, habitat satwa, sebagai paru-paru kota, penyerap debu dan partikel pencemar, dan estetika (Apriyanto, 2009). Sebagai pengatur iklim mikro, kumpulan vegetasi dapat memanipulasi jumlah pantulan radiasi matahari, serta aktivitas evapotranspirasi yang dilakukan dalam vegetasi tersebut, menghasilkan uap air yang dapat menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban udara. Adapun salah satu masalah krusial yang terjadi di perkotaan adalah menurunnya kualitas lingkungan serta menurunnya tingkat kenyamanan yang ditunjukkan oleh meningkatnya suhu udara dan menurunnya kelembaban udara. Menurunnya kualitas lingkungan dan tingkat kenyamanan tersebut disebabkan oleh degradasi penggunaan tanah dari lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun, seperti jalanan beraspal, betonan, gedung bertingkat, dinding berkaca, serta aktivitas manusia didalamnya. DKI Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia. Semakin padatnya jumlah penduduk tersebut membuat kebutuhan akan ruang di Jakarta semakin besar. Keterbatasan lahan dan peningkatan jumlah penduduk setiap tahun menyebabkan kota menjadi padat. Kepadatan tersebut membuat aktivitas manusia didalamnya menjadi demikian besar sehingga mempengaruhi kualitas lingkungan perkotaan. Kota dengan kegiatan industri, perdagangan, dan jasa yang intensif akan menimbulkan permasalahan lingkungan. Kompetisi penggunaan lahan yang terjadi antara perdagangan dan jasa, industri serta pemukiman, mendesak keberadaan ruang terbuka hijau (RTH). Ruang terbuka hijau diganti dengan permukiman, gedung-gedung, dan industri untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota tersebut. Hal ini terlihat dari semakin menyempitnya luas ruang terbuka hijau di Jakarta yang pada tahun 1983 berkisar 32.186 hektar (50,2%) dan pada tahun 2002 menjadi berkisar 9.431 hektar (14,7%). Dalam kurun waktu 19 tahun RTH
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
berkurang sebesar 22.755 hektar dari luas yang ada (Suwargana dan Susanto, 2005). Aktivitas kota yang semakin besar juga mendorong bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Jakarta. Selain itu dari sektor industri, perdagangan serta permukiman memberikan output berupa gas rumah kaca yang semakin besar pula. Gas-gas rumah kaca tersebutlah yang menyebabkan terjadi pemanasan global dimana dampak dari fenomena tersebut telah nyata dirasakan, yaitu semakin meningkatnya suhu udara dan suhu permukaan di Jakarta. Melihat suhu udara di perkotaan yang cenderung semakin meningkat, kelembaban udara juga memiliki fenomena yang hampir sama, dimana semakin tingginya suhu udara, nilai kelembaban relatifnya akan semakin berkurang. Padahal suhu dan kelembaban memiliki peran yang signifikan dalam kaitannya dengan kehidupan manusia, khususnya yang tinggal didaerah perkotaan. Suhu udara dan kelembaban ini merupakan dua variabel penting dalam menentukan tingkat kenyamanan suatu kota dari segi fisiologis (Priyono, 2009). Sehingga dengan mengetahui besar suhu dan kelembaban maka akan diketahui pula tingkat kenyamanan disekitar kota tersebut. Tingkat kenyamanan tersebut dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan perilaku manusia di perkotaan tersebut (Priyono, 2009). Dari sinilah peran vegetasi amat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan dan meningkatkan tingkat kenyamanan yang dilihat dari suhu dan kelembaban udaranya. Vegetasi memiliki pengaruh besar terhadap iklim mikro dan keberadaannya dipertimbangkan sebagai mekanisme efisien sebagai pendingin komunitas. Kawasan vegetasi yang sempit menyebabkan radiasi panas dari sinar matahari tidak dipantulkan, namun langsung diserap oleh gedunggedung, dinding, dan atap. Sedikit ruang vegetasi yang ada menyebabkan berkurangnya penyerapan CO2, akibatnya terjadi ketidakseimbangan komposisi udara. Hal ini mengakibatkan suhu permukaan meningkat 10o s.d. 20oC dari suhu udara ambient (Aprianto, 2009). Suatu penelitian di daerah Guangzhou telah mengukur dan menyimpulkan bahwa pada jalan yang memiliki vegetasi menurunkan temperatur pada siang hari dibandingkan dengan jalan yang tidak memiliki vegetasi. Pohon di dalam taman, dapat menurunkan temperatur di bawah kanopi sebesar 2,1 oC, sedangkan jalan dan area permukiman sebesar 0,5 sampai
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
dengan 0,9 oC. Penghijauan juga dapat meningkatkan kelembaban sebesar 9% sampai 25% (Aprianto, 2009). Hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara telah di beberapa tempat di DKI Jakarta telah dilakukan. Pada areal bervegetasi lebat (hutan kota Kemayoran) suhu udara pada bulan Juli berkisar 25,5-310C, dengan kelembaban 74-84%; pada areal yang kurang bervegetasi (terbuka) tercacat 29,3-32,40C, dengan kelembaban 67-76%; sedangkan di atas betonan dan aspal tercatat 30,5-32,60C, dengan kelembaban 54-65% (Waryono, 2004). Dari pendataan tersebut memberikan gambaran bahwa potensi penutupan vegetasi secara nyata dapat meredakan iklim mikro, yang penting bagi kenyamanan manusia. Namun demikian sejauhmana kumpulan vegetasi tersebut memberikan fungsi dan manfaat sebagai ameliorasi iklim terhadap lingkungan disekitarnya belum terlihat dengan jelas. Oleh sebab itu dengan melihat variasi suhu dan kelembaban udara didalam dan di lingkungan sekitar kawasan hijau/vegetasi dapat menunjukkan bagaimana dan sejauh mana kawasan hijau tersebut berperan dalam membentuk iklim mikro. Akan tetapi banyak faktor-faktor lain yang ikut membentuk iklim mikro dan mempengaruhi nilai suhu dan kelembaban udara disuatu tempat. Oleh karenanya dalam penelitian ini, sebisa mungkin faktor-faktor yang membentuk iklim mikro tersebut akan dilihat, begitu pula dengan arus lalu lintas kendaraan di sekitar kawasan hijau/vegetasi tersebut yang diduga memiliki hubungan terhadap variasi suhu dan kelembaban udara. Dalam penelitian ini kawasan vegetasi yang akan diteliti adalah taman kota. Taman kota sendiri adalah kumpulan hijau vegetasi yang memiliki fungsi ekologis, sosial, dan estetika. Taman kota merupakan salah satu unsur penting dalam perencanaan tata ruang sebuah kota. Hal ini menjadi penting untuk diteliti mengingat isu pemanasan global yang semakin besar merebak dan juga melihat dampak yang ditimbulkannya. Selain itu juga untuk menunjukkan bagaimana pentingnya ruang terbuka hijau khususnya taman kota di Jakarta yang ironisnya, keadaannya justru semakin mengkhawatirkan. Sehingga diharapkan pula penelitian ini bisa memberikan sumbangan pengetahuan terhadap Jakarta dalam memenuhi target luas RTH
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
kawasan perkotaan sebesar 30% dari luas kawasan perkotaannya serta untuk membantu dalam perencanaan kebijakan tata ruang kota kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah Kumpulan vegetasi di suatu tempat tidak diragukan lagi memiliki peran yang besar dalam menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban udara. Dengan kemampuan tumbuhan didalamnya untuk melakukan evapotranspirasi, maka akan dihasilkan uap air yang dapat menyerap panas di permukaan sehingga dapat membantu mendinginkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban udara. Akan tetapi bagaimana variasi suhu dan kelembaban udara itu sendiri di kumpulan vegetasi dan sekitarnya. Oleh sebab masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana variasi suhu dan kelembaban udara di Taman Suropati dan sekitarnya secara spasial dan temporal serta hubungannya dengan jarak dari taman? 2. Bagaimana arus lalu lintas kendaraan di sekitar taman dan hubungannya terhadap nilai suhu dan kelembaban udara? 3. Bagaimana tingkat kenyamanan di Taman Suropati dan sekitarnya serta hubungannya dengan jarak dari taman dan arus lalu lintas kendaraan?
1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana variasi nilai suhu dan kelembaban udara di Taman Suropati dan sekitarnya secara spasial dan temporal dan untuk mengetahui bagaimana perbedaan nilai suhu dan kelembaban udara dikawasan bervegetasi (Taman Suropati) dengan daerah disekitarnya.
1.4 Batasan Penelitian 1. Wilayah penelitian meliputi satu lokasi RTH di DKI Jakarta yaitu Taman Suropati Jakarta Pusat. Daerah yang diukur suhu dan kelembaban udaranya yaitu daerah di dalam dan sekitar taman Suropati tersebut. 2. Suhu atau Temperatur Udara dalam penelitian ini adalah suhu atau temperatur ambient dimana unsur iklim mikro yang termodifikasi oleh berbagai material permukaan (Oke, 1989 dalam Laras Tursilowati 2008).
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
3. Kelembaban udara adalah konsentrasi uap air di udara. Dalam penelitian ini, kelembaban udara yang dimaksud adalah kelembaban udara nisbi atau kelembaban udara relative (Relative Humidity) 4. Suhu dan kelembaban udara yang di ukur terbatas pada bagian Urban Canopy Layer dengan alat yang menggunakan sensor termokopel (1,252,00 meter) di permukaan tanah. 5. Tingkat kenyamanan yang diteliti adalah tingkat kenyamanan dari segi fisiologis yang ditentukan dari nilai suhu dan kelembaban udara 6. Arus lalu lintas kendaraan yang di ukur adalah ruas jalan yang berada di sekitar taman Suropati yang di jadikan titik sampel pengukuran suhu dan kelembaban udaranya. 7. Jarak dari taman adalah jarak yang diukur dari titik pertama dalam taman ke titik pengukuran lainnya.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kumpulan Vegetasi Vegetasi adalah masyarakat tumbuhan yang terbentuk oleh berbagai populasi jenis tumbuhan yang terdapat di dalam suatu daerah atau ekosistem (Samingan, 1995). Analisa vegetasi merupakan suatu kumpulan tumbuhtumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis (biasanya) berinteraksi satu dengan yang lainnya. Vegetasi hutan dibentuk oleh individu tumbuhan yang beraneka ragam dan memiliki variasi pada setiap kondisi tertentu. Setiap tipe vegetasi dicirikan oleh setiap penampangan luar tumbuhan dominannya. Struktur dan komposisi jenis tumbuhan yang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Pengukuran kuantitatif meliputi kekayaan jenis, keanekaragaman jenis, persentase penutupan tajuk, dan pengukuran tinggi pohon untuk mengetahui bentuk stratifikasinya. Deskripsi kualitatif berupa komposisi jenis (daftar jenis) tumbuhan (Murdianto, 1989). Sedangkan parameter yang dapat digunakan untuk kepentingan deskriptif vegetasi ada tiga macam parameter kuantitatif. Parameter kuantitatif vegetasi yang sangat penting dan umumnya diukur dari suatu tipe komunitas vegetasi tumbuhan adalah kerapatan, frekuensi, dan kelindungan (cover). Kawasan vegetasi memeiliki kemampuan untuk mempengaruhi iklim mikro, dapat menunjang kenyamanan udara lingkungan, dan berpengaruh terhadap iklim makro secara keseluruhan, karena vegetasi dapat menahan atau menyerap cahaya matahari, menyerap air, memberikan kelembaban, mempengaruhi suhu lingkungan, dan sebagainya melalui proses fotosintesis (Sukla & Chandle, 1996). Jenis-jenis vegetasi yang mempunyai kanopi rapat dapat digunakan untuk memodifikasi suhu udara, kelembaban udara relative, dan intensitas cahaya matahari (contoh: Acacia mangium Willd, Aleurites moluccana Willd, Hura crepitans L., dan Hibiscus tiliaceus L.).
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
2.2
Iklim Mikro Iklim dapat dibedakan menjadi iklim makro dan iklim mikro. Klim makro
adalah seluruh gejala meteorologist khusus di atmosfer. Iklim makro dipengaruhi oleh iklim global, kondisi-kondisi topografis bumi, perubahan-perubahan peradaban manusia, dan perubahan vegetasi di permukaannya. Iklim makro berhubungan dengan wilayah geografis yang besar seperti negara, benua, dan laut. Iklim mikro berhubungan dengan ruang terbatas, yaitu ruangan dalam, jalan, kota, atau taman kecil (Lippsmeier, 1994). Iklim mikro adalah iklim yang terdapat pada wilayah yang tidak luas dan terbatas, terdiri dari gabungan atau kombinasi berbagai faktor iklim setempat yang berbeda dengan iklim makro (Sukla & Chandel, 1996). Iklim mikro memiliki peran penting dalam berbagai proses fisiologi tumbuhan seperti proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Manusia melalui seluruh bentuk kegiatannya, baik dilakkan di rumah, di kantor, di pabrik, atau di jalan-jalan, dapat mempengaruhi bahkan merusak iklim mikro (Lutgens & Tarbuck, 1982) Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia, karena kondisi udara pada skala mikro ini yang akan berkontak langsung dengan (dan mempengaruhi secara langsung) makhlukmakhluk hidup tersebut. Keadaan unsur-unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya keberadaan makhluk tersebut (terutama tumbuhan) akan pula mempengaruhi keadaan iklim mikro di sekitarnya. Antara makhluk hidup dan udara di sekitarnya akan terjadi saling mempengaruhi satu sama lain. Keberadaan bangunan fisik buatan manusia dan benda-benda alami pada suatu lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap iklim mikro setempat, misalnya terhadap suhu udara, kecepatan arah angin, intensitas dan lama penyinaran yang diterima oleh suatu permukaan, dan kelembaban udara. Keragaman dari unsur-unsur iklim ini disebabkan karena perbedaan kemampuan dari benda-benda tersebut dalam menyerap radiasi matahari, menyiram air, dan keragaman rupa fisiknya.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
2.2.1 Suhu udara Panas merupakan bentuk energi, sedangkan suhu merupakan besaran energi panas yang terkandung dalam suatu media dan dinyatakan dengan satuan derajat. Energi yang memanasi atmosfer berasal dari radiasi bumi, bukan dari radiasi matahari. Teori temperatur udara (Lippsmeier, 1994) mengatakan umumnya daerah yang paling panas adalah daerah khatulistiwa, karena paling banyak menerima radiasi matahari. Tetapi temperatur udara juga dipengaruhi oleh faktor derajat lintang (musim), atmosfer, serta daratan dan air. Temperatur terendah pada 1-2 jam sebelum matahari terbit dan temperatur tertinggi pada 1-2 jam setelah posisi matahari tertinggi, dengan 43% radiasi matahari dipantulkan kembali, 43% diserap oleh permukaan bumi, dan 14% diserap oleh atmosfer.
Sumber : http://www.cara.psu.edu/climate/climatechangeprimer-pr4.asp
Gambar 2.1 Keseimbangan energi
Dalam keseimbangan energi, jumlah radiasi matahari yang diterima bumi dan atmosfer seimbang dengan jumlah yang dibebaskan oleh radiasi gelombang panjang oleh bumi. Kurang lebih separuh dari radiasi matahari diserap oleh permukaan bumi. Energi ini ditransfer ke atmosfer dengan memanaskan udara yang mengalami kontak dengan permukaan, dengan evapotranspirasi dan dengan radiasi gelombang panjang energi tersebut terserap oleh awan dan gas rumah kaca. Kemudian giliran atmosfer memancarkan energi gelombang panjang kembali ke bumi sebanyak yang dipancarkan ke angkasa (Kiehl and Trenberth, 1997).
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Gambar 2.2 Radiasi Matahari dan Radiasi Bumi
Permukaan bumi yang dipanaskan oleh penyerapan radiasi matahari akan menjadi sumber radiasi gelombang panjang dan dinamakan radiasi bumi. Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa radiasi matahari yang sampai ke bumi mencapai puncaknya pada pukul 12 siang. Sedangkan radiasi bumi mencapai puncaknya pada pukul 3-5 sore. Hal inilah yang menyebabkan variasi suhu temporal cenderung mencapai titik paling rendah pada pukul 6 pagi, dan suhu tertinggi pada 1-2 jam setelah posisi matahari tertinggi. Suhu di dekat permukaan atau lapisan batas sangat dipengaruhi oleh fluks energi dan karakteristik fisis permukaan. Kesetimbangan energi alam antara input radiasi matahari, emisifitas panjang gelombang, dan transfer panas terasa menghasilkan siklus diurnal pemanasan dan pendinginan dari permukaan bumi dan lapisan batas atmosfer. Sebaliknya, variasi diurnal suhu udara tidak teramati di atas lapisan permukaan atmosfer atau troposfer bebas dan diatasnya. Adapun suhu udara untuk kota paling sedikit 10 C – 20 C lebih panas daripada daerah pedesaan sekitarnya, baik siang maupun malam (Hesti, 2007). Pengaruh utama pada siang hari adalah hampir tidak adanya penguapan air dari tanah dan tumbuhan di kota-kota. Kedua proses tersebut menggunakan sinaran matahari dalam jumlah besar di daerah pedesaan. Karena tidak adanya proses tersebut sehingga meningkatkan suhu udara di kota, karena jumlah energi matahari yang ada lebih besar. Pada malam hari, suhu udara kota lebih hangat daripada daerah sekelilingnya sebagai akibat pemencaran kembali radiasi yang
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
diserap oleh jalan dan bangunan. Suhu udara yang lebih tinggi disebabkan oleh sedikitnya jumlah RTH, karena hilangnya transpirasi yang dihasilkan vegetasi yang berfungsi menurunkan suhu udara, atau akibat dari tingginya tingkat kepadatan di wilayah tersebut.
2.2.2 Kelembaban udara Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara. Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap aktual. Pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi mencapai 100 %. Teori kelembaban udara (Lippsmeier) mengatakan semakin tinggi udara, maka semakin tinggi kemampuan udara untuk menyerap air, berarti semakin tinggi kelembaban udaranya. ”Temperatur lembab” menunjukkan kombinasi antar temperatur kering yang diukur secara normal dan kadar kelembaban udara, yang dapat dibaca dalam diagram psikometrik (Gambar 2.3). Sedangkan pada Gambar 2.4 menunjukkan perbandingan temperature udara harian terhadap kelembaban udara yang berbading terbalik.
Gambar 2.3 Diagram psikometrik
Gambar 2.4 Perbandingan Suhu dan Kelembaban Udara
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Kelembaban relatif tergantung kepada suhu udara. Pada siang hari, dimana lapisan paling bawah menjadi panas karena permukaan tanah memanas, RH dengan cepat menurun. Dengan demikian maka kadar penguapan menjadi tinggi. Tabel 2.1 Perbandingan Nilai Suhu Udara dengan Kelembaban Udara Pada permukaan tanah
Ketinggian 2 m
Suhu udara
Tinggi
Lebih rendah
Kelembaban relatif
Rendah
Lebih tinggi
Kelembaban absolut
Tinggi
Lebih rendah
Sumber : Hidayat, 2000
Pada malam hari keadaan terbalik. Khususnya pada saat malam yang cerah dan udara tenang, lapisan paling bawah (kelembaban mutlak tertinggi) dingin, kelembaban relative meningkat, titik jenuh segera tercapai. Sumber kelembaban di perkotaan berasal dari air hujan yang cenderung menjadi aliran permukaan akibat adanya permukaan semen, parit, selokan, dan pipa-pipa drainase. Di daerah pedesaan sebagian besar air hujan meresap ke dalam tanah dan menjadi sumber terjadinya penguapan sehingga cenderung menyejukkan udara. Evaporasi dari permukaan dan vegetasi di kota lebih rendah dibandingkan daerah desa yang permukaannya lebih terbuka. Jumlah badan air (sungai, danau, kolam, dan rawa-rawa), per satuan luas lebih kecil di dalam kota daripada di sekitar luar kota. Kondisi di atas memperlambat hilangnya panas di kota karena evaporasi dari air lebih kecil sehingga lebih banyak panas yang tersedia untuk memanaskan atmosfer kota.
2.3 Peranan Vegetasi terhadap Suhu dan Kelembaban Udara di Perkotaan Hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara telah di beberapa tempat di DKI Jakarta telah dilakukan. Pada areal bervegetasi lebat (hutan kota Kemayoran) suhu udara pada bulan Juli berkisar 25,5 - 310C, dengan kelembaban 74 - 84%; pada areal yang kurang bervegetasi (terbuka) tercacat 29,3 - 32,40C, dengan kelembaban 67 - 76%; sedangkan di atas betonan dan aspal tercatat 30,5 - 32,60C, dengan kelembaban 54 - 65% (Waryono, 2004). Dari pendataan tersebut
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
memberikan gambaran bahwa potensi penutupan vegetasi secara nyata dapat meredakan iklim mikro, yang penting bagi mintakat kenyamanan manusia. Tumbuhan dan air akan mengurangi panas melalui evapotranspirasi yang dilakukan. Penambahan luas permukaan untuk vegetasi dapat menurunkan suhu maksium udara. Di dalam RTH terdapat vegetasi yang memiliki pengaruh yang besar terhadap iklim mikro dan keberadaannya dipertimbangkan sebagai mekanisme efisien sebagai pendingin komunitas. Semakin rendah konsentrasi vegetasi akan berakibat pada semakin tingginya porsi radiasi netto yang berubah menjadi panas sensible, yang berdampak pada fenomena kutub panas. Karakteristik vegetasi dalam RTH juga mempengaruhi suhu dan kelembaban udara. Rumput-rumputan walaupun tergolong tanaman bawah, namun memiliki peranan untuk merubah komposisi CO2 udara sekitar, presipitasi, dan suhu sekitar dalam kisaran kecil (Dukes et al. 2005 dalam Aprianto, 2009). Pohon adalah pelindung yang paling tepat dari terik sinar matahari, di samping sebagai penahan angin kencang, peredam kebisingan dan bencana alam lain, termasuk erosi tanah. Pepohonan dan vegetasi lainnya dapat memperbaiki suhu kota melalui evapotranspirasi. Tanaman yang tinggi memiliki laju evapotranspirasi yang lebih besar daripada tanaman yang rendah. Sebatang pohon yang terisolir akan menguapkan air sekitar 400 lliter/hari jika air tanah tersedia. Dengan adanya RTH sebagai ‘paru-paru’ kota, maka dengan sendirinya akan terbentuk iklim yang sejuk dan nyaman. Kenyamanan ini ditentukan oleh adanya saling keterkaitan antara faktor-faktor suhu udara, kelembaban udara, cahaya, dan pergerakan angin. Hasil penelitian di Jakarta, membuktikan bahwa suhu di sekitar kawasan RTH (di bawah pohon teduh), dibanding dengan suhu di ‘luar’nya, bisa mencapai perbedaan angka sampai 2-4 derajat celcius (Purnomohadi, 1995). RTH juga membantu sirkulasi udara. Pada siang hari dengan adanya RTH, maka secara alami udara panas akan terdorong ke atas, dan sebaliknya pada malam hari, udara dingin akan turun di bawah tajuk pepohonan. Bila terjadi tiupan angin kencang di ‘atas’ kota tanpa tanaman, maka polusi udara akan menyebar lebih luas dan kadarnya pun akan semakin meningkat. RTH mampu menurunkan suhu kota dan meningkatkan kelembaban. Suhu disekitar tanaman menjadi lebih sejuk. Uap air di atmosfir bertindak sebagai
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
pengatur panas (suhu udara) karena sifatnya dapat menyerap energi radiasi matahari gelombang pendek maupun gelombang panjang. Hutan kota mempunyai pengaruh besar pada daerah-daerah yang suhunya tinggi, dan sangat bermanfaat khususnya untuk daerah tropis (Irwan,2005).
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Suhu dan Kelembaban Udara di Perkotaan Dalam sebuah kota evapotranspirasi dapat berkurang secara signifikan karena berkurangnya penggunaan tanah alami seperti RTH dan badan air. Pada saat hujan, air mengalami run off yang lebih cepat kedalam drainase kota sehingga permukaan kota menjadi kering. Karena air yang berada dipermukaan tanah jumlahnya sedikit, maka panas yang ada bukannya digunakan untuk evaporasi melainkan untuk memanaskan atmosfer kota. Menurut Douglas (1983) dalam Putri 2007, peningkatan suhu udara di kota dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini, yaitu: 1. Sifat dari dinding dan atap bangunan, dan jalan aspal yang merupakan paved surface. Bahan tersebut memiliki sifat daya konduktivitas tinggi dan kemampuan untuk memantulkan panas lebih sedikit daripada daya serapnya sehingga kapasitas menyimpan panasnya lebih tinggi daripada penggunaan tanah alami. 2. Penambahan bangunan/gedung denang pembangunan vertikal yang menyebabkan perubahan pada massa energi dan momentum 3. Masukan (input) panas dari sistem buatan manusia seperti mesin-mesin, kendaraan, dan system pemanas dan pendingin ruangan 4. Semakin meluasnya permukaan kedap air yang menyebabkan aliran air menalami run off lebih cepat, yang secara langsung berpengaruh pada kelembaban udara kota, dan bujet energy panas dengan berkurangnya evaporasitranspirasi dan penggunaan energy di dalam proses tersebut 5. Penambahan polusi dan debu pada atmosfer kota sebagai hasil dari aktifitas penduduk yang dapat memodifikasi proses radiasi gelombang panjang. Dari faktor-faktor diatas terlihat bahwa suhu dan kelembaban udara di kota sebagian besar diakibatkan oleh perubahan penggunaan tanah menjadi wilayah terbangun serta adanya penambahan polusi dan debu yang sebagian besar disumbangkan oleh asap kendaraan bermotor. Pendirian bangunan pada
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
penggunaan tanah berpengaruh pada meningkatnya radiasi, suhu, kelembaban, dan modifikasi aerodinamik dan lingkungan sekitar. Dalam paparan di BPLHD DKI Jakarta dinyatakan bahwa meningkatnya bangunan berdinding kaca f 4.061 ha atau 6,25 % dari luas daratan Jakarta, menyebabkan meningkatnya kutub-kutub panas kota, yaitu dari suhu udara rata-rata dari 28°C menjadi 29,1°C. Bangunan beton dan jalan aspal yang menyerap panas sepanjang hari dan melepaskannya dengan lambat pada malam hari. Pusat kota tidak hanya lebih panas dari pinggir kota akan tetapi kurang nyaman, mengandung banyak polusi, kurang angin, pengap, dan kelembabannya rendah. Adanya bangunan dalam kota membentuk permukaan yang tidak teratur, sehingga memperlambat aliran massa udara bebas (memperlambat angin). Dalam hal ini kota akan mengurangi efek aliran udara sehingga terjadi penumpukan panas. Kota akan menjadi lebih panas dan juga terdapat pencemaran udara lebih banyak daripada daerah sekitarnya, karena adanya aliran udara ke pusat kota. Kota mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan fisik (Aswad, 2008).
2.5
Arus lalu lintas kendaraan Arus lalu lintas kendaraan adalah banyaknya kendaraan yang melewati
suatu titik atau garis tertentu. Arus lalu lintas kendaraan dapat dinyatakan dalam berbagai satuan (dimensi) seperti:kendaraan/jam, SMP (Satuan Mobil Penumpang)/menit,SMP/siklus,dankendaraan/24 jam. (Dinas Perhubungan,2006). Tabel 2.2 Faktor SMP No.
Jenis/Tipe Kendaraan
SMP
1
Sepeda Motor
0,25
2
Sedan, Jeep, Taksi, Mikrolet, KWK, dan sejenisnya
1,0
3
Bus sedang, truk sedang, peti kemas, dan sejenisnya
1,5
4
bus gandeng, truk besar, truk gandeng
1,8
Sumber : Dinas Perhubungan
Pemisahan jenis kendaraan dilakukan berdasarkan, karakteristik pergerakan yang berbeda, karena dimensi, kecepatan, percepatan, maupun kecepatan dari masing-masing tipe kendaraan disamping juga pengaruh geometric jalan. Untuk
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
menyamakan satuan tersebut, digunakan suatu satuan yang dikenal dengan satuan Mobil Penumpang (SMP), seperti disajikan pada tabel 2.2.
2.5 Tingkat Kenyamanan Pada dasarnya, perasaan nyaman dapat dirasakan oleh seseorang secara psikologis, fisiologis, dan sosiologis. Kenyamanan psikologis adalah perasaan nyaman dengan penekanan secara subyektif, personal, dan pribadi. Kenyamanan fisiologis berkaitan dengan lingkungan alam sekitarnya, misalnya kondisi termal. Kenyamanan sosiologis berkaitan dengan suasana hubungan dengan anggota keluarga, teman, dan masyarakat (Priyono, 2007). Pada penelitian ini hanya akan membahas kenyamanan dari sudut pandang fisiologis, yaitu yang berhubungan dengan suhu udara dan kelembaban. Lingkungan nyaman yang dapat dirasakan menusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, ditentukan oleh suhu dan kelembaban kota sekitarnya. Ketidaknyamanan fisiologis yang dirasakan setiap orang sangatlah kualitatif dan relatif. Untuk menyederhanakan dan memudahkan pengukuran secara kuantitatif, Oliver (1981) menggunakan rumus : THI =Td – (0,55 – 0,55RH)(Td – 58) THI = Temperature Humidity Indeks Td = Suhu jika kering RH = Kelembaban relatif Indek kenyamanan berkisar antara 61-71. THI di atas 71 orang sudah merasa tidak nyaman. Sedangkan Sani (1986) menghitung indeks kenyamanan (IK) dengan rumus: IK = 0,7(TWB) + 0,2(TG) + 0,1(TDB) Di mana : TWB = suhu jika basah TG = suhu termometer globe TDB = suhu jika kering
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Gambar 2.5 Heat Index Gambar 2.5 menunjukkan kombinasi nilai suhu dengan kelembaban udara yang menciptakan heat index atau kondisi kenyamanan tertentu. Adapun Indek kenyamanan (IK), ditentukan dari hasil pengukuran temperatur dan kelembaban udara di setiap lokasi penelitian dengan menggunakan rumus Nievwolt (1975 dalam Malik, 2006), IK = 0,8 T + (RH x T) / 500. (IK= Indek Kenyamanan, T= temperatur udara (oC), Rh= kelembaban udara). Tabel 2.3 Indeks Kenyamanan Indeks Kenyamanan < 23,0 23,0 - < 25,0 25,0 - < 27,0 27,0 - < 29,0 ≥29,0
Kategori Tidak nyaman Sebagian tidak nyaman Nyaman Sebagian tidak nyaman Tidak nyaman
Sumber : Setyowati,2008
Panas telah dianggap sebagai salah satu bentuk pencemar udara yang perlu mendapatkan perhatian yang serius. Panas dapat merugikan manusia, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Intensitas suhu yang tinggi bukan saja mengganggu kesenangan manusia, melainkan juga dapat mengganggu kerja organ tubuh manusia.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
2.6 Analisis Statistik Terdapat variai atau ragam dari sekumpulan data. Varians bersama-sama rata-rata telah banyak digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai populasi, baik secara deskriptif maupun secara induktif melalui penaksiran dan pengujian hipotesis mengenai parameter. Untuk melihat berbagai jenis varians tersebut digunakan pengujian hipotesis melalui teknik analisis varians, disingkat ANAVA ( ANA dari analisis dan VA dari varians). Varians dari sekumpulan data melukiskan derajat perbedaan atau variasi nilai data individu yang ada dalam kelompok atau kumpulan data tersebut (Sudjana, 2002). Rancangan random lengkap karena unit eksperimen yang dipergunakan dianggap sama/seragam. Satu Arah karena 1 faktor yang diselidiki. Prosedur one way ANOVA akan menghasilkan analisis satu faktor untuk sebuah variabel tergantung dengan satu buah variabel bebas. Kegunaan utama teknik ini ialah untuk menguji hipotesis yang membuktikan rata-rata sama atau tidak. Teknik analisis ini merupakan perluasan dari teknik uji t dengan dua sampel. Perbedaan pokok dengan uji t ialah pada teknik anova satu faktor kita dapat mengidentifikasikan kelompok mana saja yang mempunyai rata-rata sama atau berbeda.
2.7 Interpretasi Citra Penginderaan Jauh Penginderaan jauh (remote sensing) sering disingkat inderaja, adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Data penginderaan jauh (citra) menggambarkan obyek di permukaan bumi relative lengkap, dengan wujud dan letak obyek yang mirip dengan wujud dan letak di permukaan bumi dalam liputan yang luas. Hasil rekaman pantulan dan atau pancaran obyek oleh sensor penginderaan jauh, dapat berupa foto atau data digital (Purwadhi, 2007). Adapun Interpretasi atau penafsiran citra penginderaan jauh (fotografik atau non-fotografik) merupakan perbuatan mengkaji citra dengan maksud untuk mengindetifikasikan obyek yang tergambar dalam citra, dan menilai arti pentingnya obyek tersebut.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Citra IKONOS mempunyai ketelitian tinggi (225 kali ketelitian citra Landsat 7 band 8 atau saluran pankromatik), yang hasil rekamannya sebanding dengan foto udara. Citra IKONOS dapat dikoreksi geometriknya secara presisi, sehingga layak untuk pembuatan peta dasar maupun peta tematik rinci. Citra IKONOS didesain untuk tujuan pemetaan kota, yaitu mendeteksi permukiman atau daerah perkotaan yang padat bangunan secara rinci, sumber daya alam dan bencana alam, pertanian dan kehutanan, eksplorasi pertambangan. Skala peta yang dapat yang dapat dihasilkan dengan menggunakan citra IKONOS adalah citra pankromatik IKONOS resolusi spasial 0,82 – 1 meter. Adapun citra IKONOS multispectral resolusi spasial (3,2 – 4) meter. Citra IKONOS dapat menunjukkan kerincian obyek yang akan diidentifikasi hinga ukuran kecil. Identifikasi citra IKONOS mudah dipahami karena warna obyeknya hampir sama dengan apa yang terlihat di lapangan, yaitu vegetasi warna hijau, tanah warna coklat, air warna biru tua hingga muda, kekeruhan air tampak kecoklatan, bila endapan tanah, bila lumpur hitam juga akan tampak hitam (Purwadhi, 2007).
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pendekatan Kota Jakarta memiliki karakteristik dan kondisi tersendiri yaitu kondisi fisik alami maupun kondisi fisik artifisial yang akan mempengaruhi kehidupan manusia didalamnya. Kondisi fisik alami meliputi kondisi tanah, air/hidrologi, dan juga kondisi atmosfer. Sedangkan untuk kondisi fisik artifisial didalamnya terdapat landuse atau landcover . Kondisi fisik alami suatu daerah akan mempengaruhi kondisi fisik artifisial di daerah tersebut, begitupula sebaliknya. Karakteristik tanah atau lahan, hidrologi, serta atmosfer akan mempengaruhi landuse atau landcover suatu daerah. Sebaliknya akibat dari penggunaan lahan disuatu daerah akan mempengaruhi kondisi alami di daerah tersebut. Salah satu contoh penggunaan lahan tersebut adalah kumpulan vegetasi atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dapat mempengaruhi suhu udara dan kelembaban udara disekitar RTH tersebut, seperti yang terlihat di alur pendekatan pada gambar 3.1. Besar kecilnya pengaruh RTH terhadap suhu udara dan kelembaban udara dipengaruhi juga oleh jenis RTH yaitu jenis vegetasi di RTH tersebut. Sementara itu, suhu dan kelembaban udara sendiri amat penting peranannya terhadap kehidupan manusia. Suhu udara dan kelembaban merupakan variable fisik yang menentukan tingkat kenyamanan hidup manusia yang tinggal didaerah tersebut.
Gambar 3.1 Alur Pendekatan
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Gambar 3.2 Alur Pikir Penelitian
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Gambar 3.3 Alur Kerja Penelitian
3.2 Pengumpulan Data Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data-data yang menunjang untuk penelitian. Data-data tersebut berupa data primer dan sekunder.
3.2.1 Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data-data yang diambil melalui studi dokumentasi pada instansi-instansi terkait. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya:
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
1. Data mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jakarta dan Taman Suropati Jakarta Pusat dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta 2. Data iklim Jakarta tahun 2009 dan bulan April 2010 dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) 3. Data tutupan lahan dari Citra Ikonos Jakarta 2002 yang diperoleh dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan melalui survey lapang.
3.2.2 Pengumpulan Data Primer Adapun data primer dalam penelitian ini adalah data hasil survey lapangan yang diambil dari lokasi penelitian yaitu Taman Kota Suropati, yang terletak di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Survey dilakukan dengan 2 metode, diantaranya : a. Metode ke 1 lebih ditujukan untuk melihat nilai suhu dan kelembaban udara secara temporal, dengan metode pengukuran sebagai berikut: 1. Menggunakan 2 titik pengukuran suhu dan kelembaban udara yaitu di dalam taman Suropati dan diluar taman (lapangan parkir BAPPENAS) seperti yang ada pada gambar 3.4.
1
2
Gambar 3.4 Lokasi 2 titik pengukuran pada metode 1 2. Pengukuran dilakukan selama 4 hari, yaitu hari Sabtu 17 April 2010, Minggu 18 April 2010, Senin 19 april 2010, dan Selasa 20 april 2010, dengan pemilihan 2 hari libur dan 2 hari kerja.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
3. Pengukuran dilakukan tiap jam selama 13 jam yaitu pada pukul 06.0018.00 WIB. 4. Pengukuran dilakukan oleh 2 surveyor dengan menggunakan 2 buah alat pengukur suhu dan kelembaban udara yang menggunakan sensor termokopel , dengan menggunakan suhu bola basah dan bola kering.
b. Metode ke 2 lebih ditujukan untuk melihat nilai suhu dan kelembaban udara secara spasial, dengan metode pengukuran sebagai berikut: 1. Pengukuran dilakukan pada 33 lokasi yaitu di dalam taman dan di sekitar taman hingga titik terluarnya pada jarak 458 m dari taman. Letak titik tersebut seperti pada tabel 3.1 dan peta 2. Tabel 3.1 Lokasi Titik Pengukuran suhu dan kelembaban udara Titik Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Letak Didalam Taman Suropati Jln. Syamsu Rizal no.1 Jln Teuku Umar no.75 Jln. Teuku Umar no.57 Jln. Lembang no.5 Jln. Lembang no.17 Jln. Lembang no. 18A Perempatan Jln. Lembang dan Syamsu Rizal Jln. Syamsu Rizal no.7 Jln. Besuki no.7 Jln. Besuki no. 27 Pertegiaan jln. Kertosono dan Besuki Jln. Situbondo no.6 Perempatan Taman Menteng (Jln. Sidoardjo dan Bondowoso) Jln. Bondowoso no.12 Jln. Banyuwangi no.21 Depan Taman Suropati (jln. Diponegoro) Jln. Diponegoro no.2 Jln. Diponegoro no. 9 Ln. Diponegoro no.14 Depan kantor Bappenas (jln. Diponegoro) Jln. Imam Bonjol no. 1 Jln. Imam Bonjol no.10 Depan Gereja GPIB Paulus Jln. Sunda Kelapa no.25 (lap.parkir masjid Sunda Kelapa) Perempatan Jln. Sunda Kelapa dan Dr.Kusuma Atmaja Jln. Dr.Kusuma Atmaja no.26
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Titik Pengukuran 28 29 30 31 32 33
Letak Jln. Sunda Kelapa no.4 Jln. Sunda Kelapa no.16A Jln.Ki Mangun Mangkusuro no.2 Jln.Ki Mangun Mangkusuro no.19 Perempatan Jln.Ki Mangun Mangkusuro no.31 Jln. Madiun no.1
2. Lokasi titik sampel pengukuran suhu dan kelembaban udara. Pemillihan titik-titik pengukuran dilakukan secara stratified random sampling berdasarkan variasi jarak pada taman. 3. Pengukuran dilakukan selama 4 hari yaitu hari Sabtu 24 April 2010, Minggu 25 april 2010, Rabu 28 April 2010, dan Senin 3 Mei 2010, dengan pemilihan 2 hari libur dan 2 hari kerja. 4. Pengukuran dilakukan dengan 3 periode waktu yaitu pagi hari (07.0008.00 WIB), siang hari (12.00-13.00), dan sore hari (16.00-17.00). 5. Pengukuran dilakukan oleh 4 surveyor dengan menggunakan 4 buah alat pengukur suhu dan kelembaban udara yang menggunakan sensor termokopel, dengan pengukuran suhu bola basah dan bola kering.
Alat dan perlengkapan survey : 1. Sensor termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C. 2. Lembar kerja, yaitu lembaran untuk menuliskan hasil pengukuran yang dilakukan. 3. Peralatan tulis (pensil, pulpen, dan penghapus). 4. Meja jalan 5. Peta kerja berupa plot atau titik lokasi sampel yang di gambarkan pada peta jaringan jalan.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
3.3 Pengolahan Data Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah sehingga menjadi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Mengolah citra IKONOS Jakarta tahun 2002 untuk mendapatkan gambaran daerah penelitian, dan membuat peta lokasi titk sampel, peta daerah terbangun dan jaringan jalan, dan peta persebaran vegetasi. 2. Mengolah data suhu dan kelembaban udara menjadi data tingkat kenyamanan dengan mengunakan rumus Nievwolt dengan rumus sebagai berikut: IK = 0,8 T + (RH x T) / 500. (IK= Indek Kenyamanan, T= temperatur udara (oC), Rh= kelembaban udara). (Sumber : Setyowati,2008) 3. Mengolah data hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara dalam bentuk tabel, grafik, dan membuat peta variasi suhu udara, peta variasi kelembaban udara, peta tingkat kenyamanan, dan peta arus lalu lintas kendaraan.
3.4 Analisis Data Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data di analisis untuk melihat pola/kecenderungan dari variasi suhu dan kelembaban udara serta untuk mencari hubungan antar tiap variable, diantaranya : 1. Menganalisa variasi suhu dan kelembaban udara serta tingkat kenyamanan dengan jarak dari taman dengan analisis spasial dan statistik. 2. Menganalisa variasi suhu dan kelembaban udara serta tingkat kenyamanan dengan Arus lalu lintas kendaraan dengan analisis spasial dan statistik.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
BAB 4 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Batas Penelitian Lokasi penelitian adalah Taman Suropati dan sekitarnya yang terletak di Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Batas absolute yang dimaksud dari Taman Suropati dan sekitarnya yaitu pada 9314200-9314700 mU dan 702400-703100 mT dengan titik terjauh jaraknya 458,13 m dari Taman Suropati. Adapun batas geografis dari Kelurahan Menteng adalah sebagai berikut : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Gondangdia 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Setiabudi, Kelurahan Guntung, dan Kelurahan Pasar Manggis 3. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kebon Melati 4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pegangsaan dan kelurahan Ciki 5.
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Menteng adalah perumahan villa pertama di kota Jakarta yang dikembangkan antara tahun 1910 dan 1918. Perancangnya adalah tim arsitek yang dipimpin oleh P.A.J. Mooijen, seorang arsitek Belanda yang merupakan anggota tim pengembang yang dibentuk pemerintah kota Batavia. Rancangan awalnya memiliki kemiripan dengan model kota taman dari Ebenezer Howard, seorang pembaharu dalam arsitektur asal Inggris. Bedanya, Menteng tidak dimaksudkan berdiri sendiri namun terintegrasi dengan suburban lainnya. Thomas Karsten, seorang pakar tata lingkungan semasanya, memberi komentar bahwa Menteng "memenuhi semua kebutuhan perumahan untuk kehidupan yang layak". Proyek Menteng ini dinamakan Nieuw Gondangdia dan menempati lahan 73ha, yang pada tahun 1890 dimiliki oleh 3.562 pemilik tanah. Batas selatannya adalah Banjir Kanal Barat yang selesai dibangun 1919. Rancangan Mooijen dimodifikasi oleh F.J. Kubatz dengan mengubah tata jalan dan penambahan taman-taman (salah satunya adalah Taman Lembang) hingga mencapai bentuk yang tetap antara 1920an dan 1930an. Menteng menjadi daerah elite setelah kemerdekaan Indonesia. Perumahan dinas pejabat tinggi negara serta kedutaan besar negaranegara sahabat banyak dipusatkan di sini hingga 1980-an. Banyak tokoh-tokoh penting dan konglomerat ternama tinggal di wilayah tersebut, termasuk presiden ke-2 Indonesia, Soeharto beserta keluarganya. Stadion Menteng, yang telah dibongkar dan dijadikan taman, terletak di kecamatan ini. Dalam kecamatan Menteng itu terdapat 5 kelurahan yaitu kelurahan Menteng, Cikini, Kebon sirih, Pegangsaan, dan Gondangdia. Menteng sebagai kota taman tropis memiliki konsistensi hierarki jalan dan peruntukan lahan yang jelas serta didominasi ruang terbuka hijau (RTH) lebih dari 30 persen dari total luas kota. Sistem jaringan RTH kota sudah memiliki struktur dan fungsi sendiri-sendiri, taman/kebun rumah, taman lingkungan, taman kota, lapangan olahraga, taman makam, hutan kota, dan daerah tangkapan air (situ/waduk/danau) yang dihubungkan oleh koridor pepohonan besar jalur hijau jalan, bantaran rel kereta api, saluran tegangan tinggi (sutet), dan jalur biru bantaran kali yang saling menyambung tak terputus. Fasilitas ruang publik dengan konsep taman-taman penghubung (connector park) tersebar sistematis, terencana, dan saling berhubungan. Kota taman Menteng terdiri atas rumah induk di tengah
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
kapling dengan dikelilingi taman/kebun luas, 23 taman lingkungan (Taman Kudus, Taman Panarukan, Taman Kodok, dan seterusnya), taman kota (Taman Suropati, Taman Tugu Tani), situ (Situ Lembang) dan lapangan olah raga (Lapangan Bola Persija), yang dihubungkan oleh koridor pepohonan besar, jalur hijau jalan dengan median dan/atau pedestrian lebar (Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro, Jalan Teuku Umar, Jalan Kebon Sirih), serta jalur biru bantaran kali (sungai ) yang saling menyambung tak terputus (Nirwono,2005).
4.2 Ruang Terbuka Hijau di Kota Jakarta Dari data penelitian RTH di Jakarta terlihat bahwa dari tahun ke tahun luas vegetasi atau RTH di Jakarta semakin menyusut, dengan rincian sebagai berikut: Ruang terbuka hijau saat pada tahun 1983 berkisar 32185.9 hektar (50.2%) dan pada tahun 2002 menjadi berkisar 9430.6 hektar (14.7%). Dalam kurun waktu 19 tahun turun berkisar -22755.3 hektar (-159.0 %) dari luas yang ada. Sebagian besar digunakan sebagai areal urban, dimana urban mengalami kenaikan berkisar 24411.0 hektar (72.7 %), sehingga menyebabkan kondisi fisik lingkungan kota yang hijau semakin menurun dan mengakibatkan daya dukung resapan air semakin berkurang pula. Menurut Pemprov DKI tahun 2003 luas RTH tinggal 14 % dari luas DKI, namun yang dikuasai DKI hanya 9%. Ini benar-benar bahwa DKI merasa tak ada lagi yang dibanggakan, banyak RTH DKI menjadi Mal dan pemukiman penduduk, sehingga Pemprop DKI kesulitan menambah luas RTH. Ruang terbuka hijau secara keseluruhan menurut standar yaitu 40% dari wilayah kota yaitu sekitar 25.007 ha (Irwan,2005). Namun kenyataan yang ada sekarang ini masih jauh dari yang diharapkan. Padahal dengan semakin meningkatnya pembangunan, akan menambah pula polusi udara, maka kebutuhan akan vegetasi dalam RTH akan semakin besar. Salah satu RTH penting dalam suatu kota adalah taman kota. Selain berfungsi ekologis, taman kota ini juga memiliki fungsi social. Dari data yang dihimpun Dinas Pertamanan Jakarta, data taman sampai pada bulan Januari 2010, dapat dilihat pada tabel 4.1( Luas RTH Pertamanan) serta pada tabel 4.2 (Taman Kota dan Luas Areanya di DKI Jakarta).
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Tabel 4.1 Luas RTH Pertamanan DKI Jakarta
No
Wilayah
Luas ruang terbuka hijau pertamanan (ha)
Kotamadya
Taman kota
Jalur hijau jalan
Taman bang.umum
Tepian air
Taman rekreasi
Jml
Luas
Jml
Luas
Jml
Jml
Luas
Jml
Luas
4
1,13
Luas
Jumlah
1
Jakarta Pusat
171
12,60
367
13,63
72
10,28
38
0,30
2
Jakarta Utara
111
2,0
122
7,77
18
0,07
13
0,20
10,04
3
84
1,22
121
6,14
11
0,57
18
1,53
9,47
4
Jakarta Barat Jakarta Selatan
299
46,23
263
12,88
80
2,12
41
1,29
2
20,50
41,42
5
Jakarta Timur
175
2,71
183
16,38
13
23,85
30
2,37
1
65,60
110,92
840
23,17
1,056
56,81
194
36,90
140
5,71
7
87,23
209,83
Jumlah total
Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta 2010
Adapun untuk nama-nama taman kota dan luasnya di Jakarta adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Taman Kota dan Luas Area di DKI Jakarta No Taman Kota Luasan Area (m2) TMM. Sektor Pusat ( Ruang Agung ) 47,580 1 TMM. Sektor Utara & Silang Barat Laut 112,895 2 TMM. Sektor Barat & Silang Barat Daya 144,995 3 TMM. Sektor Barat Khusus Tan.Hias 16,915 4 TMM. Sektor Selatan & Silang Tenggara 152,220 5 TMM. Sektor Timur & Silang Timur Laut 58,794 6 TMM. Sisi luar pagar, Ex IRTI & Tenggara 83,123 7 Taman Suropati 16,328 8 Taman Patung Dipenogoro 1,020 9 14,700 10 Taman Situ Lembang Taman Lapangan Banteng 104,000 11 12 Taman Hutan Kota Kampung Sawah 13 Taman Ayodya 14 Taman BMW 50,000 15 Taman Langsat, Leuser dan Barito 70,000 16 Taman Bumi Perkemahan Ragunan 25,000 17 Taman Situ Babakan & Cendrawasih Taman Aries, Buaya & Meruya 20,000 18 10,000 19 Taman Komplek Dinas Teknis Jatibaru 100,000 20 Taman Islamic Center 21 Taman YPKP Ciracas 7,000 22 Taman Rumah Dinas Suropati 800 23 Taman Rumah Dinas Denpasar 24 Taman Halaman Balaikota Total 1,035,370 Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta 2010
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
37,96
Mengingat semakin bertambahnya kebutuhan akan vegetasi sementara jumlah lahan yang ada untuk vegetasi tersebut semakin berkurang, maka perlu diusahakan kepadatan vegetasi yang terdapat dalam RTH tersebut. Adapun jenisjenis pohon yang banyak digunakan di DKI Jakarta, yaitu Akasia (Acacia auriculaeformis), Angsana (Pterocarpus indicus), Mahoni (Switenia mahagoni), Kiara paying (Filicium desipiens Thw), Tanjung (Mimusops elengi L), Flamboyan (Delonix regia), Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers), Glodogan (Polyalthea longifolia), Kelapa (Cocos nucifera L), Beringin (Ficus benyamina), Karet munding (Ficus elastic), Kamboja (Plumeria alba), ketapang (Terminalia catappa), Waru (Hibiscus tiliaceus), Kecapi (Sandoricum koetjape), Jamblang (Syzygium cumini), Cassia multijuga Rich, Asam kranji (Pithecollobium dulce), Acasia mangium (Zoer’aini dan Arwindrasti 1986)
4.3 Taman Suropati Taman Suropati merupakan salah satu taman yang berada di Menteng, Jakarta Pusat dan merupakan salah satu taman yang terbaik di Jakarta dalam tujuannya memperbaiki kualitas lingkungan. Menurut sejarah, Taman Suropati yang terletak di jalan Suropati sebelumnya adalah sebuah lapangan bundar yang menyatu dengan lapangan Persija (sekarang Taman Menteng) dan taman Sunda Kelapa dengan nama Burgeermester Bischop Plein. Dalam perkembangannya lapangan tersebut terpecah-pecah dan salah satunya adalah taman Suropati yang sebelumnya memiliki luas 3 ha menjadi 13.584 m2 . Taman ini dikelilingi oleh perumahan dengan gaya arsitektur kolonial, yang dihuni oleh perwakilan Negara asing, pejabat tinggi pemerintahan serta kompleks kantor Bappenas. Renovasi yang dilakukan pada tahun 1984 telah merubah konsep penghijauan kota menjadi taman publik. hal ini terlihat dengan adanya berbagai fasilitas taman seperti jogging track, bangku-bangku taman, jalur pejalan kaki, gazebo, dan kolam air mancur. Elemen perkerasan dengan elemen lunak memberikan harmonisasi yang seimbang secara visual. Taman Suropati sebagai ruang terbuka hijau, selain memiliki nilai ekologis dan arsitektural juga sarat akan nilai-nilai sejarah, sehingga taman ini bukan hanya sebagai ruang terbuka hijau, tetapi juga sebagai taman budaya. Beberapa patung
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
dari negara tetangga yaituThailand, Malaysia, Philipina dan Singapura menjadi bukti bahwa taman Suropati jugamerupakan taman budaya simbol persahabatan Indonesia dengan negara-negara tetangga. Meskipun telah menjadi taman publik, taman Suropati tetap memberikan kontribusi terhadap penghijauan kota dan peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya. Pohon-pohon besar didalamnya tidak hanya membentuk ruang hijau tetapi juga meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang kanopi kota. Beberapa pohon peninggalan Bangsa Belanda masih berdiri di taman Suropati, seperti pohon Mahoni (Swietania mahogani), menyatu dengan pohon baru seperti Angsana (Pterocarpus indicus), Pisang kipas (Revelana madagascariensis) dan beberapa semak berbunga dan berdaun indah. Banyak ruang-ruang keteduhan yang tercipta di taman Suropati, secara ekologis membantu menciptakan iklim mikro bagi lingkungan sekitar taman. Tabel 4.3 Nama Jenis Pohon dan Jumlahnya di Taman Suropati Taman Suropati
Nama Pohon
Trotoar Taman Suropati
Mahoni Mahoni daun kecil Tanjung Bungur
Bag.dalam sisi Barat
Keben Kelapa Kersen/Cherry Mahoni Mahoni daun kecil Sawo kecik Tabebuya Bag.dalam sisi Timur
Jumlah pohon
Biola cantik Kelapa Kersen/Cherry Mahoni Mahoni daun kecil Sawo kecik
Nama Latin Swietania mahogani Switenia mahagoni Mimusops elengi L. Lagerstroemia speciosa Pers Baringtonia aciatica Cocos nucifera L. Jamaica Cherry Swietania mahogani Switenia mahagoni Manilkara kauki Phyllostachys sulphurea Ficus pandurata Cocos nucifera L. Jamaica Cherry Swietania mahogani Switenia mahagoni Manilkara kauki 139
Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2010
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Jumlah (pohon) 6 37 1 1 1 2 1 14 23 4 2 1 5 2 16 19 4
4.4 Suhu dan Kelembaban Udara di kota Jakarta Secara umum, suhu udara kota Jakarta 28 0C, curah hujan rata-rata sebesar 1596 mm pertahun dengan curahan tertinggi di bulan Januari 381 mm, terendah pada bulan Agustus 70 mm. Kelembaban nisbi rata-rata berkisar antara 76%-85% (BMKG,2010). Iklim rata-rata pada data yang diperoleh, menunjukkan iklim merupakan hasil dari sejumlah faktor tidak tetap yang saling berhubungan secara timbal balik yang meliputi radiasi matahari, suhu, uap air, angin, dan curah hujan. Topografi, vegetasi, air, dan iklim merupakan komponen lingkungan yang paling penting. Untuk semua periode kajian suhu minimum selalu meningkat di Jakarta dari tahun ke tahun. Sama seperti suhu udara, kelembaban udara relative juga tahunan pada siang hari cenderung meningkat pada musim hujan maupun pada musim kemarau. Berkurangnya kelembaban udara relatif pada musim kemarau hanya pada pagi hari, diduga bukan karena uap air yang berkurang akan tetapi karena meningkatnya panas udara. Dengan meningkatnya suhu dan kelembaban udara tersebut di Jakarta, maka tingkat kenyamanan akan menurun. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (1988) di Jakarta menunjukkan bahwa indeks ketidaknyamanan (THI) di Jakarta semakin lama semakin meningkat. Adapun kondisi cuaca yang ada pada saat pengukuran pada bulan April dan awal Mei yang didapat dari BMKG adalah berada pada tabel 4.4 (pada lampiran).
Tanggal
Gambar 4.2 Suhu Udara maksimum dan minimum pada bulan April dan awal bulan Mei 2010
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa suhu udara maksimum pada bulan April sebesar 350C, dan suhu udara minimumnya sebesar 250C. sedangkan pada awal bulan Mei, suhu udara maksimumnya juga sebesar 350C dan suhu udara minimumnya sebesar 260C. Variasi nilai suhu udara harian selama bulan April tidak menunjukkan variasi yang signifikan, karena secara umum nilai suhu udara maksimumnya berkisar antara 32-350C, sedangkan suhu udara minimumnya berkisar antara 25-280C. %
Tanggal
Gambar 4.3 Kelembaban Udara maksimum dan minimum pada bulan April dan awal bulan Mei 2010
Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa kelembaban udara maksimum pada bulan April sebesar 97%, dan kelembaban udara minimumnya sebesar 47%. Sedangkan pada awal bulan Mei, kelembaban udara maksimumnya juga sebesar 91% dan kelembaban udara minimumnya sebesar 55%. Variasi nilai kelembaban udara harian selama bulan April menunjukkan variasi yang cukup besar, Rentang nilai pada kelembaban udara maksimumnya antara 97-83%, sedangkan rentang nilai kelembaban udara minimumnya antara 68-47%. Sementara itu selama bulan April jarang terjadi hujan. Dari tabel 4.3 terlihat bahwa hujan hanya terjadi selama 6x selama bulan April dengan curah hujan yang kecil dan hanya terjadi pada awal bulan April. Curah hujan maksimum yang terjadi pada tanggal 2 April sebesar 20,7 mm, sisanya hanya terjadi hujan kecil atau gerimis dan setelah tanggal 14 April tidak terjadi hujan sama sekali.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
4.5 Penggunaan lahan di Menteng Penggunaan lahan di Kecamatan Menteng cenderung seragam, dimana penggunaan tanahnya sebagian besar didominasi oleh wilayah terbangun dengan klasifikasinya perumahan dan Jasa perdagangan. Penggunaan lahan berupa perumahan itu sendiri masuk dalam kategori perumahan yang terencana/tertata. Sedangkan jasa dan perdagangan dapat dibagi lagi menjadi komersial dan bisnis, pendidikan dan fasilitas public, serta fasilitas pemerintahan. Adapun sisanya berupa RTH dan badan air dan tanah basah. Penggunaan lahan untuk taman di kecamatan menteng ini cukup luas yaitu 39.464 m2 . Sedangkan penggunaan lahan untuk jalur hijau jalan seluas 224.816 m2. Menteng sejak awal dirancang dengan konsep yang matang sebagai daerah pemukiman. Saluran airnya, tamannya, pohon-pohon yang berdiri, dan penataan rumah, semua dibangun sesuai konsep. Penggunaan lahan di sekitar Taman Suropati sendiri dikelilingi oleh lahan terbangun berupa jaringan jalan, perumahan terencana/tertata dan fasilitas pemerintahan berupa gedung BAPPENAS yang terletak di depan taman Suropati ini.
4.6 Jaringan Jalan dan Arus Lalu Lintas Arus lalu lintas kendaraaan di Menteng tergolong cukup lancar yang disebabkan oleh terpenuhinya kebutuhan akan jalan lalu lintas serta penataan yang baik dari dalam lalu lintas. Arus kendaraan pada hari kerja selalu ramai terlebih pada pagi dan sore hari. Jaringan jalan yang ada di Menteng memang sejak awal telah dikonsep secara baik. Jalan utama yang melewati Kecamatan Menteng diantaranya Jalan MH.Thamrin, HOS Cokroaminoto, Diponegoro, Imam Bonjol, Menteng Raya, Cikini, Proklamasi, Tambak, Matraman, Kebon Sirih, Galunggung, Halimun, dan Sultan Agung. Volume kendaraan yang berada di jalan-jalan utama ini jauh lebih ramai daripada jalan-jalan kolektor atau jalanjalan lokal Dalam penelitian ini, titik-titik yang digunakan untuk pengukuran suhu dan kelembaban udara berada di jalur-jalur jalan sekitar Taman Suropati (lihat peta 4 Lokasi Titik Pengukuran). Adapun koding titik pengukuran dan nama jalannya disajikan pada tabel 4.5.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Tabel 4.5 Daftar Nama Jalan di Titik Sampel Pngukuran No. Titik Sampel 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18
Nama Jalan Jalan Syamsu Rizal Jalan Teuku Umar Jalan Teuku Umar Jalan Lembang Jalan Lembang Jalan Lembang Jalan Lembang Jalan Syamsu Rizal Jalan Besuki Jalan Besuki Jalan Kertosono Jalan Situbondo Perempatan taman Menteng Jalan Bondowoso Jalan Banyuwangi Jalan Diponegoro
No. Titik Sampel 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Jalan Jalan Diponegoro Jalan Diponegoro Jalan Diponegoro Jalan Imam Bonjol Jalan Imam Bonjol Jalan Sunda Kelapa Jalan Sunda Kelapa Jalan Sunda Kelapa Jalan Dr.Kusuma Atmaja Jalan Sunda Kelapa Jalan Sunda Kelapa Jalan Ki Mangun Dikoro Jalan Ki Mangun Dikoro Jalan Ki Mangun Dikoro Jalan Madiun
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Ruang Terbuka Hijau (Vegetasi) Menteng sebagai kota taman tropis didominasi ruang terbuka hijau (RTH) lebih dari 30 persen dari total luas kota. Daerah Menteng terdiri atas rumah induk di tengah kapling dengan dikelilingi taman/kebun luas, 23 taman lingkungan, taman kota, situ dan lapangan olah raga, yang dihubungkan oleh koridor pepohonan besar, jalur hijau jalan dengan median dan/atau pedestrian lebar, serta jalur biru bantaran kali (sungai ) yang saling menyambung tak terputus. Oleh sebab itu distribusi Ruang Terbuka Hijau (vegetasi) di daerah Menteng telah menyebar dengan merata, baik dengan adanya ruang terbuka hijau, jalur hijau di sepanjang jalan, dan juga vegetasi-vegetasi yang ditanam ditiap pekarangan rumah. Jenis-jenis vegetasi yang terdapat di Menteng merupakan jenis-jenis vegetasi yang tidak hanya membentuk ruang hijau tetapi juga meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang kanopi kota. Vegetasi yang banyak ditanam di jalur jalan contohnya seperti Akasia (Acacia auriculaeformis), Angsana (Pterocarpus indicus), Mahoni (Switenia mahagoni), Kiara paying (Filicium desipiens Thw), Tanjung (Mimusops elengi L), Flamboyan (Delonix regia), dan Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers). Vegetasi-vegetasi tersebut banyak terdapat di jalur jalan utama seperti jalan Diponegoro, jalan Imam Bonjol, jalan Sunda Kelapa, jalan Dr.Kusuma Atmaja, dan jalan Teuku Umar. Sementara itu di jalan-jalan sekitar perumahan, memiliki kerapatan vegetasi yang kurang rapat bila dibandingkan dengan vegetasi-vegetasi yang ada di jalan utama. Adapun vegetasi yang ada di pekarangan rumah, selain memiliki kerapatan yang rendah juga jenisnya lebih kepada vegetasi-vegetasi yang lebih bernilai estetik daripada yang bernilai ekologis seperti rumut-rumputan dengan jajaran perdu aneka warna, bunga-bungaan ( Ixora sp., Jasmimum sp., Gardenia sp., dsb) , dan juga beberapa jenis tumbuhan tinggi seperti pandan bali.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Vegetasi yang ada didalam taman Suropati didominasi oleh pohon-pohon besar yang rindang, selain itu permukaan taman yang tidak dibeton ditumbuhi oleh rumput-rumputan, bunga-bungaan, dan tumbuhan perdu. Pohon-pohon besar yang ada di taman Suropati dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu di trotoar taman Suropati, bagian dalam sisi barat taman Suropati, dan bagian dalam sisi timur taman Suropati, dengan jumlah dan jenis pohon seperti tertera di tabel 4.5. Dari hasil interpretasi citra IKONOS yang dituangkan dalam bentuk peta dapat memperlihatkan sebaran tutupan vegetasi (peta 3 Sebaran Tutupan Vegetasi). Dari peta sebaran vegetasi menunjukkan bahwa pola distribusi vegetasi di taman Suropati dan sekitarnya mengelompok didalam taman Suropati dan di jalur-jalur jalan utama. Pada jalan-jalan non utama, vegetasi yang ada cenderung lebih sedikit serta kerapatannya kurang rapat. Persebaran vegetasi yang ada disekitar taman Suropati cenderung merata baik di bagian barat, timur, utara maupun selatan taman, karena disetiap pekarangan rumah rata-rata memiliki kumpulan vegetasi tersendiri baik itu pohon, tumbuhan perdu, rumput, maupun tanaman hias. Meskipun demikian, dibeberapa lokasi pengukuran suhu dan kelembaban udara masih ditemukan kurangnya vegetasi disisi-sisi jalannya seperti di Jalan Syamsu Rizal, Jalan Imam Bonjol, Jalan Ki Mangun Dikoro, Jalan Madiun, serta perempatan jalan taman Menteng. 5.2 Arus lalu Lintas Dari hasil pengukuran arus lalu lintas kendaraan pada 33 titik pengukuran suhu dan kelembaban udara menunjukkan adanya nilai yang bervariasi. Nilai tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu Jarang, Sedang, Padat dan Sangat Padat. Hasil dari pengukuran volume kendaraan menunjukkan bahwa pada jalan-jalan utama, arus lalu lintas kendaraan masuk kedalam kategori Padat dan Sangat Padat, sedangkan untuk jalan-jalan gang memiliki arus lalu lintas kendaraan yang Sedang dan Jarang. Untuk lebih jelasnya hasil dari pengukuran arus lalu lintas kendaraan dapat dilihat pada tabel 5.15. Variasi nilai arus lalu lintas kendaraan terjadi secara spasial dan temporal. Nilai arus lalu lintas kendaraan rata-rata pada tiap tiap titik pengukuran di hari kerja memiliki nilai yang lebih tinggi/padat daripada hasil pengukuran arus lalu
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
lintas kendaraan di hari libur (tabel 5.13 dan tabel 5.14). Selain itu nilai arus lalu lintas kendaraan pada sore dan pagi hari lebih tinggi/padat daripada siang hari. Pada hari kerja, jumlah arus lalu lintas kendaraan dari 33 titik pengukuran adalah sebesar 87.874 smp/jam, sedangkan pada hari libur jumlah arus lalu lintas kendaraannya 48570 smp/jam. Pada pagi hari jumlah arus lalu lintas kendaraan dari 33 titik sebesar 31.144 smp/jam pada hari kerja, dan 13.271 smp/jam pada hari libur. Pada siang hari jumlah arus lalu lintas kendaraan dari 33 titik sebesar 25.586 smp/jam pada hari kerja, dan 18921 smp/jam pada hari libur. Adapun pada sore hari jumlah arus lalu lintas kendaraan dari 33 titik tersebut sebesar 31.144 smp/jam pada hari kerja, dan sebesar 16.378 smp/jam pada hari libur. Arus lalu lintas kendaraan terpadat berada pada titik 26 yang terletak di perempatan jalan Sunda Kelapa dengan jalan Dr.Kusuma Atmaja dengan arus lalu lintas kendaraan rata-rata sebesar 1772 smp/jam, sedangkan arus lalu lintas kendaraan terendah berada di titik 16 yang terletak di jalan Banyuwangi no.21 dengan arus lalu lintas kendaraan rata-rata sebesar 18 smp/jam. Untuk lebih melihat variasi arus lalu lintas kendaraan di sekitar taman dapat dilihat dari peta arus lalu lintas kendaraan, dimana arus lalu lintas kendaraan sebelah selatan dari taman cenderung memiliki nilai yang lebih padat/tinggi dari bagian utara taman Suropati. Pada peta arus lalu lintas kendaraan menunjukkan pola spasial dari arus lalu lintas kendaraan didaerah penelitian yaitu disekitar Taman Suropati. Arus lalu lintas di bagian timur taman yaitu di jalan Diponegoro memiliki kepadatan yang sama dengan di jalan Imam Bonjol. Sementara itu di bagian utara taman, arus lalu lintas kendaraannya cenderung lebih rendah daripada dibagian selatannya, dikarenakan dibagian selatan taman lebih banyak jalan utama daripada dibagian utaranya.
5.3 Kondisi Cuaca saat Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara Pengukuran suhu dan kelembaban udara dilakukan selama 8 hari. Dari data BMKG 2010 pada stasiun Kemayoran, memperlihatkan bahwa pada saat pengukuran berlangsung kondisi cuaca seperti pada tabel 5.1.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Tabel 5.1 Kondisi Cuaca Saat Pengukuran Suhu Udara Tgl 17 18 19 20 24 25 28 3
Maks 34 34 35 35 34 35 34 35
Min 26 27 27 27 27 27 27 26
Kelembaban Udara Maks Min 83 57 84 53 80 47 76 51 84 55 83 56 78 58 83 58
Angin Terbanyak
Tekanan Udara
Persen (%) 71 46 42 37 63 58 56 46
Maks 1012 1012 1012 1010 1012 1013 1013 1009
Hujan Kec.(mph) 7 8 8 7 9 0 6 0
Min 1008 1008 1007 1005 1008 1008 1009 1005
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Sumber :BMKG 2010
Pada metode pertama pengukuran dilaksanakan pada, yaitu hari Sabtu 17 April 2010, Minggu 18 April 2010, Senin 19 april 2010, dan Selasa 20 april 2010. Sedangkan pada pengukuran metode kedua dilakukan hari Sabtu 24 April 2010, Minggu 25 april 2010, Rabu 28 April 2010, dan Senin 3 Mei 2010. Pada saat pengukuran berlangsung tidak terjadi hujan, tekanan udara maksimum berkisar pada 1009-1013 milibar, sedangkan minimumnya berkisar pada 1005-1009 milibar. Kecepatan angin terbanyak antara 37-71% dengan kecepatan maksimum pada tanggal 17 April sebesar 7 mph. Adapun nilai suhu udara pada saat pengukuran menunjukkan maksimum sebesar 34-35oC dan minimumnya sebesar 26-27oC. sedangkan nilai kelembaban udara saat pengukuran memiliki kisaran maksimum sebesar 76-84% dan minimumnya sebesar 47-58%.
5.4 Variasi Suhu Udara Data yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan menunjukkan bahwa suhu udara di Taman Suropati dan sekitarnya memiliki nilai yang bervariasi, baik secara spasial dan temporal. Secara temporal, dari hasil pengukuran suhu udara dari metode pertama selama 13 jam (pukul 06.00 – 18.00) menunjukkan bahwa nilai suhu udara mengalami kenaikan mulai dari pukul 06.00 pagi hingga puncaknya pada pukul 14.00. Kemudian mengalami penurunan dari mulai pukul 14.00 hingga pukul 18.00. Adapun secara spasial nilai suhu di dalam taman lebih rendah bila dibandingkan di luar taman.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
5.4.1 Variasi Suhu Udara Temporal Variasi suhu udara temporal didapat dari pengukuran pada metode pertama, dimana pengukuran suhu udara dilakukan di 2 titik, yaitu dalam taman Suropati dan luar taman Suropati (lapangan parkir gedung BAPPENAS). Pengukuran dilakukan tiap jam selama 13 jam mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 18.00 sore. Pengukuran itu sendiri dilakukan selama 4 hari, dengan mengambil 2 hari libur (sabtu dan minggu) dan 2 hari kerja (senin dan selasa). Di dalam taman, rata-rata nilai suhu udara dari 4 hari pengukuran tersebut sebesar 28,90C, dengan nilai suhu maksimumnya 32,90C pada pukul 14.00 siang dan suhu minimumnya sebesar 24,70C pada pukul 06.00 pagi. Di luar taman (depan gedung BAPPENAS), nilai rata-rata suhu udara sebesar 30,4 0C, dengan nilai suhu udara maksimumnya sebesar 34,450C pada pukul 14.00 siang dan suhu udara minimumnya sebesar 25,200C pada pukul 06.00 pagi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai suhu dan kelembaban udara di dalam dengan di luar taman. Rata-rata suhu udara di dalam taman lebih rendah daripada di luar taman. Perbedaan itu mencapai nilai 1,550C yang berarti bahwa vegetasi yang ada di dalam taman Suropati tersebut memberikan pengaruh dalam menurunkan suhu udara sebesar 1,560C. Perbandingan rata-rata suhu udara didalam dengan diluar taman dapat terlihat di tabel 5.2 dan gambar 5.1. Tabel 5.2 Perbandingan suhu udara didalam dan diluar taman (depan gedung BAPPENAS) Waktu Pengukuran (WIB) 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Rata-rata
Suhu Udara (0C) (didalam taman) 24.7 26.6 27.1 28.3 29.8 29.8 31.6 32.3 32.9 30.7 28.6 27.4 26.5 28.9
Suhu Udara (0C) (diluar taman) 25.20 26.83 28.50 30.73 32.15 32.15 33.70 34.03 34.45 32.33 30.28 28.65 26.93 30.45
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
o
C
Waktu (jam)
Gambar 5.1 Perbandingan Suhu Udara didalam dan diluar Taman
Perbedaan nilai suhu udara juga terlihat pada pengukuran di hari libur dengan pengukuran di hari kerja. Pada hari libur, nilai suhu udara (baik di dalam maupun luar taman) memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan hari kerja. Pada hari libur didalam taman suhu udara rata-ratanya senilai 28,770C sedangkan pada hari kerja sebesar 29,000C. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor selain vegetasi didalam taman tersebut membuat suhu udara naik sebesar 0,230C. Sama halnya dengan didalam taman, nilai suhu udara di luar taman juga memiliki perbedaan antara hari libur dengan hari kerja. Pada hari libur, nilai suhu udara di luar taman rata-rata sebesar 29,860C sedangkan di hari kerja nilainya mencapai 31,040C. Variasi temporal dari hasil pengukuran suhu udara pada metode ini menunjukkan bahwa baik di dalam maupun di luar taman, nilai suhu udara minimum terjadi pada pukul 06.00 pagi dimana pada saat itu radiasi matahari maupun bumi belum memiliki nilai yang tinggi. Sedangkan suhu udara maksimum terjadi pada pukul 14.00 siang dimana saat itu radiasi bumi pada saat klimaks atau memiliki nilai yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa nilai suhu udara tersebut lebih dipengaruhi oleh radiasi bumi yaitu radiasi yang dikeluarkan benda dan permukaan sekitarnya daripada radiasi matahari (dimana radiasi matahari ini mengalami klimaks pada pukul 12.00 siang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.4 dan 5.5.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
5.4.2 Variasi Suhu Udara Spasial Dari hasil pengukuran menunjukkan adanya variasi nilai suhu dari ke 33 titik pengukuran tersebut. Dari hasil rata-rata 4 hari pengukuran suhu udara terlihat bahwa pada pagi hari (07.00) suhu udara minimum 27.00C berada di titik 1 yang terletak di dalam taman Suropati, sedangkan suhu maksimumnya sebesar 30,40C berada di titik 23 yang terletak di jalan Imam Bonjol no.10. Pada siang hari (pukul 12.00) suhu udara minimum sebesar 31.70C berada di titik 1 yang terletak di dalam taman Suropati, sedangkan suhu maksimumnya sebesar 35,40C yang terletak di 2 titik yaitu titik 26 yang berada di perempatan jalan Syamsu Rizal no.1 dan titik 33 yang terletak di jalan Madiun no.1. Sedangkan pada sore hari, nilai suhu udara minimum masih terdapat di titik 1 yaitu di dalam taman Suropati yang sebesar 30,00C dan suhu maksimum sebesar 31,50C berada di titik 24 yang terletak di jalan Sunda Kelapa, depan Gereja GPIB Paulus, dan di titik 30 yang terletak di jalan Ki Mangun Mangkusuro no.2 , dan juga di titk 33 yang terletak di jalan Madiun no.1. Dari peta variasi suhu udara pada pagi hari terlihat bahwa suhu udara terendah berada di taman Suropati dan tertinggi di bagian barat daya atau di jalan Imam Bonjol. Secara umum variasi suhu udara pada pagi hari memperlihatkan suhu udara dibagian selatan dan barat dari taman (seperti di Jln. Imam Bonjol, Jln.Sunda Kelapa, Jln. Madiun, dan Jln.Dr.Kusuma Atmaja) lebih tinggi daripada dibagian utara dan timur dari taman Suropati (seperti di Jln.Besuki, Jln. Syamsu Rizal, Jln. Lembang, Jln. Banyuwangi dan Jln. Bondowoso). Pada siang hari, variasi suhu udara minimum berada di taman Suropati dan memanjang kesebelah timurnya (sebagian jalan Diponegoro). Sementara suhu udara disekitar taman cenderung merata. Adapun pada sore hari suhu udara terendah masih berda didalam taman, namun suhu udara disekitarnya memperlihatkan variasi dimana dibagian selatan taman (seperti disekitar kantor BAPPENAS, Jln. Madiun, Jln. Ki Mangun Dikoro, Jln. Sunda Kelapa, dan Jln. Dr. Kusuma Atmaja) cenderung lebih tinggi daripada bagian utara taman (seperti di Jln. Teuku Umar, Jln. Besuki, Jln. Lembang, Jln. Banyuwangi, dan Jln. Bondowoso). Adapun rata-rata variasi nilai suhu dan kelembaban udara dari tiap titik pengukuran dapat dilihat di tabel 5.11. Gambar suhu udara rata-rata dari 33 titik
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
pengukuran selama 4 hari pengukuran dapat dilihat pada gambar 5.2 (pada lampiran). Pada gambar 5.2 terlihat kecenderungan kenaikan nilai suhu udara berdasarkan jarak dari taman. Semakin jauh jarak dari taman, terlihat bahwa suhu udara cenderung meningkat. Pada peta variasi suhu udara rata-rata di Taman Suropati dan sekitarnya menunjukkan bahwa suhu udara paling rendah terdapat didalam taman. Pola variasi suhu udara rata-rata menunjukkan bahwa suhu udara dibagian selatan cenderung lebih tinggi daripada dibagian utaranya, meskipun dibagian utara yaitu pada lokasi no.3 (Jln. Teuku Umar) suhu udaranya lebih tinggi daripada wilayah sekitarnya. Sedangkan dibagian barat taman suhu udaranya cenderung lebih tinggi daripada bagian timur taman, namun perbedaannya tidak terlalu signifikan.
5.5 Variasi Kelembaban Udara Data yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan menunjukkan bahwa kelembaban udara di Taman Suropati dan sekitarnya memiliki nilai yang bervariasi baik secara spasial dan temporal. Nilai kelembaban udara berbanding terbalik dengan nilai suhu udara. Dari hasil pengukuran terlihat bahwa kelembaban udara pada pukul 06.00 pagi memiliki nilai yang tinggi kemudian terus mengalami penurunan hingga pukul 14.00. setelah pukul 14.00 nilai kelembaban udara mulai mengalami kenaikan kembali hingga pukul 18.00 sore. Adapun kelembaban udara di dalam taman memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingnya dengan di luar taman.
5.5.1 Variasi Kelembaban Udara Temporal Variasi kelembaban udara temporal didapat dari pengukuran pada metode pertama, pengukuran kelembaban udara dilakukan di 2 titik, yaitu dalam taman Suropati dan luar taman Suropati (lapangan parkir gedung BAPPENAS). Pengukuran dilakukan tiap jam selama 13 jam mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 18.00 sore. Pengukuran itu sendiri dilakukan selama 4 hari, dengan mengambil 2 hari libur (sabtu dan minggu) dan 2 hari kerja (senin dan selasa). Di dalam taman, rata-rata nilai kelembaban udara di dalam taman selama 4 hari pengukuran sebesar 59,36 %, dengan nilai kelembaban maksimumnya
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
sebesar 80,56 % pada pukul 06.00 pagi dan kelembaban udara minimumnya sebesar 42,67% pada pukul 14.00 siang. Nilai rata-rata kelembaban udara di luar taman selama 4 hari pengukuran sebesar 54,92% dengan kelembaban udara maksimumnya sebesar 76,84 % pada pukul 06.00 pagi dan kelembaban udara minimumnya sebesar 40,03% pada pukul 14.00 siang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai suhu dan kelembaban udara di dalam dengan di luar taman. Perbedaan nilai kelembaban udara di dalam taman Suropati dengan diluar taman Suropati sebesar 4,44% yang berarti bahwa vegetasi di dalam taman Suropati dapat menaikkan kelembaban udara sebesar 4,44% dari kelembaban udara di luar taman Suropati tersebut. Perbandingan kelembaban udara didalam dengan diluar taman dapat dilihat pada tabel 5.3 gambar 5.3. Tabel 5.3 Perbandingan kelembaban udara didalam dan diluar taman (depan gedung BAPPENAS) Waktu Pengukuran (WIB) 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Rata-rata
Didalam Taman (%)
Diluar Taman (%)
80.56 71.21 62.13 57.48 52.80 50.52 45.57 43.64 42.67 53.89 63.05 69.25 73.45 59.36
76.84 68.88 58.20 52.54 47.81 46.21 42.49 40.86 40.03 48.70 54.73 64.52 72.22 54.92
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Gambar 5.3 Perbandingan Kelembaban Udara didalam dan diluar Taman
Perbedaan nilai kelembaban udara juga terlihat pada pengukuran di hari libur dengan pengukuran di hari kerja. Pada hari libur, nilai kelembaban udara memiliki nilai yang lebih tinggi (baik di dalam maupun diluar taman) daripada hari kerja. Nilai kelembaban didalam taman pada hari libur memiliki nilai 74,38%, sedangkan pada hari kerja nilai kelembaban udara di dalam taman sebesar 72,51%. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor selain vegetasi didalam taman tersebut membuat nilai kelembaban udara mengalami penurunan sebesar 1,87%. Sama halnya dengan didalam taman, nilai suhu dan kelembaban udara di luar taman juga memiliki perbedaan antara hari libur dengan hari kerja. Pada hari libur, nilai rata-rata kelembaban udara di luar taman pada hari libur senilai 57,09% sedangkan pada hari kerja nilai kelembaban udaranya senilai 52,75%. Selain itu nilai kelembaban udara dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa baik di dalam maupun di luar taman, nilai kelembaban udara maksimum terjadi pada pukul 06.00 pagi dimana saat itu uap air yang terkandung di udara memiliki nilai yang optimal. Sedangkan kelembaban udara minimum terjadi pada pukul 14.00 siang yang menunjukkan bahwa pada saat itu nilai uap air yang dikandung di udara sangat atau paling sedikit. Variasi temporal dari hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara pada metode ini menunjukkan bahwa baik di dalam maupun di luar taman, nilai suhu udara minimum terjadi pada pukul
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
06.00 pagi dimana pada saat itu radiasi matahari maupun bumi belum memiliki nilai yang tinggi. Untuk nilai kelembaban udara secara temporal, penurunan yang terjadi pada pukul 06.00 pagi (baik di dalam maupun di luar taman) cukup tinggi pada pukul 06.00-12.00. selanjutnya pada pukul 12.00-14.00 penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan. Kenaikan nilai kelembaban udara secara signifikan terjadi pada pukul 14.00-15.00, selanjutnya kenaikan dari pukul 15.00-18.00 bisa dikatakan cukup stabil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4 dan tabel 5.5 serta pada gambar 5.4 dan 5.5. Tabel 5.4 Perbandingan suhu dan kelembaban udara didalam taman Waktu Pengukuran (WIB) 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Rata-rata
Suhu Udara (0C)
Kelembaban Udara (%)
24.7 26.6 27.1 28.3 29.8 29.8 31.6 32.3 32.9 30.7 28.6 27.4 26.5 28.9
80.56 71.21 62.13 57.48 52.80 50.52 45.57 43.64 42.67 53.89 63.05 69.25 73.45 59.36
Gambar 5.4 Perbandingan Suhu Udara dengan Kelembaban Udara didalam Taman
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Tabel 5.5 Perbandingan suhu dan kelembaban udara diluar taman (depan gedung BAPPENAS) Waktu Pengukuran (WIB) 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Rata-rata
Suhu Udara (0C)
Kelembaban Udara (%)
25.20 26.83 28.50 30.73 32.15 32.15 33.70 34.03 34.45 32.33 30.28 28.65 26.93 30.45
76.84 68.88 58.20 52.54 47.81 46.21 42.49 40.86 40.03 48.70 54.73 64.52 72.22 54.92
Gambar 5.5 Perbandingan Nilai Suhu Udara dengan Kelembaban Udara diluar Taman
5.5.2 Variasi Kelembaban Udara Spasial Variasi kelembaban udara spasial didapat dari hasil pengukuran kelembaban udara yang dilakukan di 33 titik dimana titik 1 berada di dalam taman Suropati dan 32 titik lainnya berada di sekitar taman Suropati. Pengukuran
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
dilakukan selama 4 hari dengan mengambil 2 hari kerja (Sabtu dan Minggu) dan 2 hari kerja (Senin dan Rabu) dengan 3 periode pengukuran tiap harinya (pagi, siang, dan sore hari). Ke 33 titik yang tersebar di sekitar taman tersebut memiliki jarak yang bervariasi dari taman, dan pemilihan titik-titik tersebut dilakukan secara random stratified. Dari hasil pengukuran pada metode kedua ini menunjukkan adanya variasi nilai kelembaban dari ke 33 titik pengukuran tersebut. Dari hasil rata-rata 4 hari pengukuran nilai kelembaban udara dari ke 33 titik pengukuran menunjukkan bahwa pada pagi hari, kelembaban udara maksimum sebesar 81,9% yang terletak di titik 1 yaitu dalam taman Suropati dan kelembaban udara minimumnya sebesar 74,28% berada di titik 32 yang terletak di perempatan jalan Ki Mangun Mangkusuro no. 31A. Pada siang hari, kelembaban udara maksimum sebesar 57,25% berada di titk 1 atau di dalam taman sedangkan kelembaban udara minimumnya terdapat di titik 50,26% yang berada di titik 14 terletak di perempatan taman Menteng. Dan pada sore hari nilai kelembaban udara maksimum masih tetap berada di titik 1 yang terletak di dalam taman Suropati dengan nilai 68,29%, sedangkan kelembaban udara minimumnya berada di titik 23 yang terletak di jalan Imam Bonjol no.10 dengan nilai 61,12%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa kelembaban udara maksimum berada di dalam taman Suropati. Adapun rata-rata variasi kelembaban udara dari tiap titik pengukuran dapat dilihat di tabel 5.12 (Lampiran 8). Pada peta variasi kelembaban udara pada pagi hari menunjukkan bahwa kecenderungan nilai kelembaban udara di bagian utara taman lebih tinggi daripada dibagian selatan taman. Sementara itu dibagian timur taman lebih tinggi daripada dibagian barat taman. Pada siang hari, variasi nilai kelembaban udaranya cenderung merata, namun kelembaban udara paling tinggi berada dibagian dalam taman serta di bagian selatan taman (titik 24, 25, dan sekitarnya). Adapun pada sore hari, seperti yang terlihat pada peta variasi kelembaban udara sore hari, bagian dalam taman memiliki kelembaban udara paling tinggi, kemudian dibagian timur taman cenderung memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi daripada bagian barat taman.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Gambar nilai kelembaban udara rata-rata dari 33 titik pengukuran selama 4 hari pengukuran dapat dilihat di gambar 5.6. Pada gambar 5.6 tersebut terlihat kecenderungan penurunan nilai kelembaban udara berdasarkan jarak dari taman. Gambar tersebu menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari taman maka nilai kecenderungan nilai kelembaban udara semakin menurun. Pada peta variasi kelembaban udara rata-rata di Taman Suropati dan sekitarnya menunjukkan bahwa kelembaban udara paling tinggi terdapat didalam taman. Pola variasi kelembaban udara rata-rata menunjukkan bahwa kelembaban udara dibagian selatan cenderung lebih rendah daripada dibagian utaranya. Sedangkan dibagian barat taman kelembaban udaranya cenderung lebih rendah daripada bagian timur taman, namun perbedaannya tidak terlalu signifikan.
5.6 Tingkat Kenyamanan Hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara baik secara spasial maupun temporal kemudian di masukkan ke dalam rumus indeks kenyamanan yang kemudian indeks tersebut dikategorikan berdasarkan kelasnya.
5.6.1 Tingkat Kenyamanan Temporal Dari rata-rata hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara di dalam dan diluar taman selama 13 jam menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan di dalam taman lebih tinggi dibandingkan dengan di luar taman (depan gedung BAPPENAS). Hal ini dapat dilihat dari nilai indeks kenyamanan yang didapat di dalam taman lebih rendah dari indeks kenyamanan di luar taman sehingga tingkat kenyamanan yang didapat di dalam taman menunjukkan bahwa dari 13 jam pengukuran sebagian besar tingkat kenyamanannya berada dalam kategori Nyaman, yang terdapat pada pukul 07.00-11.00, dan pukul 14.00-18.00. Sisanya yaitu pada pukul 06.00, dan pukul 12.00-15.00 masuk dalam kategori Kurang nyaman. Sedangkan untuk tingkat kenyamanan di luar taman, sebagian besar masuk dalam kategori Kurang nyaman, yaitu pada pukul 06.00, pukul 09.0011.00, dan pukul 14.00. Selain itu di luar taman terdapat kategori Nyaman pada pukul 07.00-08.00 dan pukul 17.00-18.00. Sisanya berada pada kategori Tidak Nyaman yaitu pada pukul 12.00-15.00.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Secara temporal , tingkat kenyamanan di dalam dan luar taman memiliki perbedaan. Di dalam taman Suropati, pada pukul 06.00 berada dalam kategori Kurang Nyaman, hal ini disebabkan oleh rendahnya nilai suhu udara dan tingginya nilai kelembaban udara sehingga nilai indeks kenyamanannya menunjukkan kategori Kurang Nyaman. Kondisi Nyaman baru dirasakan di dalam taman pada pukul 07.00-11.00. Pada jam-jam inilah nilai suhu dan kelembaban udara dirasa nyaman dari segi fisiologi. Namun pada pukul 12.00-15.00 tingkat kenyaman berada pada kategori Kurang nyaman, yang disebabkan oleh tingginya nilai suhu udara dan sedikitnya uap air yang dikandung di udara yang dilihat dari nilai kelembabannya. Kenyamanan kemudian meningkat pada pukul 16.00-18.00 sehingga pada jam-jam ini berada di kategori Nyaman, hal ini ditunjukkan oleh menurunnya suhu udara dan meningkatnya kenyamanan sehingga meningkatkan nilai indeks kenyamanan itu sendiri. Adapun tingkat kenyamanan di luar taman Suropati (depan gedung BAPPENAS) menunjukkan tingkat kenyamanan yang lebih variatif. Pada pukul 06.00 tingkat kenyamanan masih berada dalam kategori Kurang Nyaman, baru pada pukul 07.00-08.00 masuk pada kategori Nyaman. Berbeda dengan tingkat kenyamanan di luar taman pada pukul 09.00-11.00 masuk ke dalam kategori Kurang Nyaman, yang selanjutnya masuk pada kategori Tidak Nyaman pada pukul 12.00-15.00. Tingkat kenyamanan baru meningkat pada pukul 16.00 menjadi Kurang Nyaman, dan terakhir pukul 15 -18.00 dimana pada jam-jam tersebut tingkat kenyamanan di luar taman baru masuk ke dalam kategori Nyaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 5.16 dan 5.17.
5.6.2 Tingkat Kenyamanan Spasial Tingkat kenyamanan secara spasial diperoleh dari hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara pada metode kedua. Nilai tingkat kenyamanan secara spasial ditunjukkan dengan variasi nilai tingkat kenyamanan dari 33 titik pengukuran di Taman Suropati dan sekitarnya. Variasi spasial tiap titik tersebut masing-masing memiliki perbedaan. Perbedaan terjadi antara hari kerja dan hari libur, serta pada tiap waktu pengukuran (pagi, siang, dan sore hari). Namun demikian secara umum terlihat bahwa tingkat kenyamanan di taman Suropati dan
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
sekitarnya masuk dalam 2 kategori yaitu Kurang Nyaman dan Tidak Nyaman. Pada kategori Kurang Nyaman terdapat 16 titik dimana salah satunya merupakan titik 1 yaitu titik yang terletak di dalam taman dan di titik 1 inilah yang memiliki nilai indeks kenyamanan paling kecil (tingkat kenyamanan paling tinggi). Sedangkan sisanya sebanyak 17 titik berada dalam kategori Tidak Nyaman, dimana sebagian besar kategori ini berada dalam kondisi suhu udara yang Sangat Panas, kelembaban udara yang Kering, serta arus lalu lintas kendaraan yang Padat. Rata-rata nilai tingkat kenyamanan pada hari kerja lebih rendah daripada hari libur (tabel 5.21 dan tabel 5.22 pada Lampiran 17 dan 18). Pada hari kerja dan hari libur, rata-rata nilai tingkat kenyamanan di taman Suropati dan sekitarnya masuk dalam kategori Kurang Nyaman dan Tidak Nyaman. Akan tetapi pada hari libur, sebagian besar tingkat kenyamanan daerah taman Suropati dan sekitarnya tersebut masuk dalam kategori Kurang Nyaman. Sedangkan pada hari kerja, sebagian besar tingkat kenyamanan di taman Suropati dan sekitarnya masuk dalam kategori Tidak Nyaman. Variasi nilai tingkat kenyamanan pada 3 periode waktu pengukuran menunjukkan bahwa pada pagi hari (07.00), rata-rata nilai tingkat kenyamanan (dari 4 hari pengukuran) di dalam taman dan sekitarnya nilai tingkat kenyamanan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Nyaman dan Kurang Nyaman. Bagian dalam taman dan juga sebagian besar wilayah utara dan timur taman masuk dalam kategori nyaman, sedangkan dibagian selatan dan barat dari taman sebagian besar memiliki tingkat kenyamanan Kurang Nyaman. Pada siang hari (12.00), tingkat kenyamanan di dalam taman dan sekitarnya dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Kurang Nyaman dan Tidak Nyaman. Hanya ada satu titik yang masuk dalam kategori Kurang Nyaman yaitu titik 1 yang berada di dalam taman, sedangkan 32 titik di luar taman masuk dalam kategori Tidak Nyaman. Sedangkan pada sore hari (16.00) sebagian besar daerah taman Suropati dan sekitarnya masuk dalam kategori Kurang Nyaman. Yang masuk dalam kategori Tidak Nyaman cenderung berada di bagian selatan taman (tabel 5.18, tabel 5.19, dan tabel 5.20 pada Lampiran 14, 15, 16).
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Pada peta indeks kenyamanan di taman Suropati dan sekitarnya terlihat bahwa indeks kenyamanan minimum berada di taman Suropati dan memanjang ke bagian timurnya, yang manandakan bahwa tingkat kenyamanan di taman Suropati dan dibagian timurnya memiliki tingkat kenyamanan yang paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Sedangkan dibagian barat dan selatan dari taman memiliki indeks kenyamanan paling tinggi yang menandakan bahwa dibagian barat dan selatan dari taman Suropati cenderung memiliki tingkat kenyamanan yang lebih rendah daripada daerah sekitarnya.
5.7 Hubungan Variasi Suhu dan kelembaban Udara dengan Jarak dari Taman Dari pengukuran pada metode kedua, dimana pengukuran suhu dan kelembaban udara dilakukan di 33 titik lokasi yang tersebar di dalam taman dan sekitarnya, menunjukkan adanya variasi nilai suhu dan kelembababan udara. Mengingat bahwa suatu kumpulan vegetasi memiliki kemampuan dalam ameliorasi iklim mikro, maka sampai sejauh manakah kumpulan vegetasi didalam taman Suropati tersebut memberikan pengaruh terhadap iklim mikro (yang ditunjukkan oleh suhu dan kelembaban udara) di sekitarnya. Pada peta variasi suhu udara rata-rata terlihat kecenderungan bahwa semakin menjauhi Taman Suropati nilai suhu udara rata-rata semakin tinggi. Sementara itu pada peta variasi kelembaban udara rata-rata menunjukkan kecenderungan bahwa semakin menjauhi Taman Suropati nilai kelembaban udara rata-rata semakin rendah. Hal ini mengindikasikan adanya peranan dari kumpulan vegetasi di Taman Suropati dalam meningkatkan kualitas iklim mikro yang diproyeksikan dalam nilai suhu dan kelembaban udara. Hal ini juga terlihat dari gambar 5.2 dan 5.6 (pada lampiran) dimana terdapat kecenderungan yang menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari taman, nilai suhu udara semakin tinggi dan kelembaban udara semakin rendah. Untuk lebih menguatkan hubungan antara 2 variabel tersebut (suhu dan kelembaban udara) dengan jarak dari taman, digunakan analisis statistik uji varian atau ANOVA. Hasil uji varian antara nilai suhu udara dengan jarak dari taman memperlihatkan nilai probabilitas hitung (sig) sebesar 0,031 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
yang signifikan pada nilai suhu udara pada variasi jarak dari taman. Sedangkan dari hasil uji varian antara nilai kelembaban udara dengan jarak dari taman menunjukkan nilai probabilitas hitung (sig) sebesar 0,02 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai kelembaban udara pada variasi jarak dari taman.
5.8 Hubungan Variasi Suhu dan Kelembaban Udara dengan Arus lalu Lintas Arus lalu lintas kendaraan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai suhu dan kelembaban udara. Kendaraan mengeluarkan polusi dan zat-zat ke atmosfer yang semakin meningkatkan efek rumah kaca dengan semakin meningkatnya suhu udara dan menghambat terbentuknya uap air sehingga menyebabkan kelembaban udara semakin kering. Pada peta arus lalu lintas kendaraan rata-rata di Taman Suropati dan sekitarnya terlihat bahwa arus lalu lintas pada bagian selatan lebih padat daripada sebelah utara taman. Pola tersebut memiliki kecenderungan yang sama dengan pola variasi suhu udara dan kelembaban udara rata-rata di taman Suropati dan sekitarnya, dimana dari pola tersebut dapat menunjukkan bahwa semakin tinggi arus lalu lintas kendaraan maka suhu udara semakin tinggi, sedangkan kelembaban udara semakin rendah/semakin kering. Meskipun demikian dalam uji statistik ANOVA antara 2 variabel tersebut (suhu dan kelembaban udara) dengan arus lalu lintas kendaraan menunjukkan bahwa variasi arus lalu lintas kendaraan kurang mempengaruhi nilai suhu dan kelembaban udara. Hasil uji varian antara nilai suhu udara dengan arus lalu lintas kendaraan memperlihatkan nilai probabilitas hitung (sig) sebesar 0,579 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka hasil tersebut menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai suhu udara pada variasi arus lalu lintas kendaraan. Sedangkan dari hasil uji varian antara nilai kelembaban udara dengan arus lalu lintas kendaraan menunjukkan nilai probabilitas hitung (sig) sebesar 0,70 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai kelembaban udara pada variasi jarak dari taman.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
5.9 Hubungan Tingkat Kenyamanan dengan Jarak dari Taman dan Arus Lalu Lintas Kendaraan Lingkungan nyaman yang dapat dirasakan menusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, ditentukan oleh suhu dan kelembaban kota sekitarnya. Sementara itu suhu dan kelembaban sendiri memiliki hubungan dengan jarak dari taman dan arus lalu lintas kendaraan. Dari hasil pengukuran dan pengolahan data terlihat bahwa secara umum tingkat kenyamanan rata-rata di taman dan sekitarnya masuk dalam kategori Kurang Nyaman dan Tidak Nyaman. Untuk melihat lebih jelas antara tingkat kenyamanan dengan jarak dari taman dan arus lalu lintas kendaraan dapat dilihat dari tabel 5.23 dimana terlihat bahwa sebagian besar tingkat kenyamanan yang masuk dalam kategori Tidak Nyaman berada dalam kondisi suhu udara yang Sangat Panas, kelembaban udara Kering. Pada peta tingkat kenyamanan di Taman Suropati dan sekitarnya menunjukkan kecenderungan semakin menjauhi taman, nilai indek kenyamanan semakin tinggi. Sedangkan indek kenyamanan itu sendiri berbanding terbalik dengan tingkat kenyamanan, dimana semakin tinggi indek kenyamanan mengindikasikan tingkat kenyamanan yang semakin rendah/semakin tidak nyaman. Oleh sebab itu semakin menjauhi taman tingkat kenyamanan semakin tidak nyaman, atau semakin mendekati taman tingkat kenyamanan semakin tinggi/semakin nyaman. Selain itu dari peta tingkat kenyamanan dapat terlihat hubungan antara tingkat kenyamanan dengan arus lalu lintas kendaraan, dimana tingkat kenyamanan dibagian selatan taman cenderung lebih rendah dibandingkan dengan bagian utaranya. Pola tersebut hampir menyerupai pola arus lalu lintas kendaraan dimana dibagian selatan taman arus lalu lintas kendaraannya cenderung lebih tinggi dari sebelah utara taman. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat kenyamanan dengan arus lalu lintas kendaraan dimana semakin tinggi arus lalu lintas kendaraan maka tingkat kenyamanan semakin rendah.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
BAB 6 KESIMPULAN
Secara spasial variasi suhu dan kelembaban menunjukkan bahwa di dalam taman Suropati memiliki suhu udara terendah dan kelembaban udara paling tinggi sehingga tingkat kenyamanan yang ada di taman Suropati paling besar daripada sekitarnya. Semakin menjauhi taman Suropati nilai suhu udaranya cenderung semakin meningkat. Variasi suhu udaranya cenderung lebih tinggi dibagian selatan daripada bagian utara taman Suropati. Variasi kelembaban udara memiliki kecenderungan semakin menjauhi taman nilainya semakin menurun, dan variasi kelembaban udara rata-rata di luar taman Suropati cenderung lebih tinggi di bagian utaranya daripada dibagian selatan. Secara temporal, suhu udara pada hari libur lebih rendah daripada hari kerja baik didalam maupun diluar taman. Variasi suhu udara secara temporal menunjukkan bahwa baik di dalam maupun di luar taman Suropati, nilai suhu tertinggi terjadi pada pukul 14.00 dan suhu terendah pada pukul 06.00. Adapun variasi kelembaban udara menunjukkan bahwa kelembaban udara di dalam taman Suropati lebih tinggi daripada di luar taman (depan kantor BAPPENAS). Ratarata nilai kelembaban udara di hari kerja baik di dalam maupun di luar taman lebih rendah daripada di hari libur. Variasi kelembaban udara secara temporal menunjukkan bahwa baik di dalam maupun di luar taman Suropati, nilai kelembaban terendah terjadi pada pukul 14.00 dan suhu tertinggi pada pukul 06.00.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
DAFTAR REFERENSI
Aprianto, M. C. 2009. Penghijauan Sebagai Salah Satu Cara Mengatasi Masalah Perkotaan. www. chusnan.web.ugm.ac.id/ di akses pada hari Senin 2 Desember 2009 18.07 WIB Aswad. 2008. Biotop Interconnection Dalam Open-Minded Space City Melalui Ruang Terbuka Hijau Kota. www.aswadcity.wordpres.com diakses pada hari Senin 2 November 2009 pukul 14.35 WIB Dirgahayu, Dede. 2007. Pengaruh Perubahan Persentase Tingkat Kehijauan Vegetasi Di Daerah Sub-Urban Terhadap Suhu Permukaan Di Daerah Urban Menggunakan Terra/Aqua Modis Data. Indonesian National Institute of Aeronautic and Space. Dyah S, Anggraeni , ST. 2007. Pengukuran Temperatur Efektif Pada Gedung Biru Universitas Budi Luhur. Program Studi Teknik Arsitektur - Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur. Handoyo, F. 2009. Membangun Solusi Terhadap Kerusakan Sungai Ciliwung Yang Kian Memprihatinkan. : www.fwh89.blogspot.com diakses pada hari Kamis 8 Oktober 2009 15.24 WIB Hidayat, M. S. ____. Iklim Lokal. Pusat Pengembangan bahan ajar-UMB, Jakarta Irwan, Z.D. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. PT Bumi Aksara, Jakarta. Kiehl and Trenberth, 1997. Energy Balances. http://www.ipcc.ch/publications_and_data/ar4/wg1/en/faq-1-1-figure-1.html Lab. Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB. 2005. Ruang Terbuka Hijau (Rth) Wilayah Perkotaan. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. Landsberg, H.E. 1981. The Urban Climate. Academic Press, New York. Lippsmeier, G. 1994. Bangunan tropis. Terj. Dari Tropenbau building in the tropics, oleh Syahmir, N. & P. W. Indarto. Erlangga, Jakarta Lutgens, F. K. & E. J. Tarbuck. 1982. The atmosfer, an introduction to meteorology. 2nd ed. Prentice-Hall Inc, New Jersey
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Murdianto, S. 1989. Struktur dan komposisi jenis tumbuhan dalam system agroforestri talon kebun di DAS Bengawan Solo Jawa Tengah. Jurusan Biologi FMIPA IPB Bogor, Bogor Priyono, J. 2007. Jogja Tidak Nyaman Lagi . www.sutikno.org diakses pada hari Senin 2 November 2009 18.07 WIB Purwadhi, S.H. & T.B. Sanjoto. 2007. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. Kerjasama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dengan Universitas Negeri Semarang, Jakarta. Putri, H. P. 2007. Variasi Suhu Udara Permukaan Pada Penggunaan Tanah Perkotaan. Skripsi Sarjana Universitas Indonesia. Depok. Samingan, T. 1995. Prosedur pendugaan dan penilaian dampak terhadap vegetasi. Dalam: Makalah Kursus Amdal, PSL-IBD, Bogor Setyowati, d. L. 2008. Iklim mikro dan kebutuhan ruang terbuka hijau di kota semarang. J.Manusia dan lingkungan, vol.15, no.3, Semarang Sudarsono, D. B. ____ . Ketelitian Citra Satelit Quick Bird Untuk Perancangan Prasarana Wilayah. Jurusan Teknik, Fakultas Teknik Sipil Unika Soegijapranata. Sukla, R. S & P. S. Chandel. 1996. Plant ecology. S. Chand Company Ltd. New Delhi Sudjana. 2002. Metode Statistika. PT Tarsito, Bandung Suwargana, Nana dan Susanto. 2005. Deteksi Ruang Terbuka Hijau Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh (Studi Kasus: Di Dki Jakarta). Pusat Pengembangan dan Teknologi Inderaja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Tjitrosoepomo, G. 1996. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Tursilowati, L. 2008. Urban Heat Island Dan Kontribusinya Pada Perubahan Iklim Dan Hubungannya Dengan Perubahan Lahan.Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN. www.
[email protected] diakses pada hari Kamis 22 Oktober 2009 pukul 13.31 WIB Waryono, T. 2003. Lingkungan Hidup (The Living Environment): Restorasi Ekologi Bantaran Sungai di DKI Jakarta. Pusat Penelitian Geografi Terapan Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia . Waryono, T. 2004. Kumpulan Makalah Edisi II:Manfaat Kawasan Hijau Perkotaan. Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia.
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
LAMPIRAN
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 1
Suhu Tgl Udara Mak s 1 34 2 33 3 33 4 34 5 33 6 34 7 34 8 33 9 32 10 34 11 34 12 34 13 35 14 34 15 35 16 35 17 34 18 34 19 35 20 35 21 34 22 34 23 34 24 34 25 35 26 35 27 34 28 34 29 33 30 35 1 2 3 4 5
35 35 35 34 32
Kondisi Cuaca Bulan April 2010 dan Mei 2010
Kelembaban Udara Min Maks Min 26 25 25 26 25 26 27 27 25 25 26 26 27 27 26 26 26 27 27 27 25 27 27 27 27 27 25 27 27 28
86 97 97 89 90 87 86 89 89 89 87 89 84 86 85 84 83 84 80 76 80 83 84 84 83 85 83 78 83 84
62 68 56 60 64 56 57 68 61 60 57 59 58 64 55 56 57 53 47 51 59 57 54 55 56 56 58 58 60 55
27 27 26 27 26
83 83 83 91 84
56 61 58 55 62
Angin Terbanyak Persen (%) 42 37 29 63 58 67 25 58 29 25 58 42 46 63 33 33 71 46 42 37 25 50 63 63 58 13 42 56 58 37 Bulan Mei 50 54 46 50 42
Tekanan Udara Kec. Maks Min
Hujan
0 0 0 0 0 0 7 0 0 6 0 0 0 0 0 0 7 8 8 7 0 7 9 9 0 6 0 6 0 9
1013 1012 1012 1012 1011 1011 1012 1013 1014 1009 1011 1014 1011 1011 1011 1011 1012 1012 1012 1010 1011 1011 1012 1012 1013 1013 1012 1013 1013 1013
1007 1007 1008 1007 1007 1007 1009 1008 1006 1006 1006 1008 1007 1007 1007 1007 1008 1008 1007 1005 1007 1007 1008 1008 1008 1008 1009 1009 1009 1008
0.0 20.7 0.0 0.4 1.8 0.0 12.8 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0 0 0 0 10
1012 1022 1009 1009 1010
1007 1008 1005 1006 1006
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Sumber : BMKG, 2010
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 2 °C
Jarak dari Taman (m)
Gambar 5.2 Rata-rata nilai suhu udara di 33 titik pengukuran selama 4 hari berdasarkan jarak dari taman
Lampiran 3 %
Jarak dari Taman (m)
Gambar 5.6 Rata-rata nilai kelembaban udara di 33 titik pengukuran selama 4 hari berdasarkan jarak dari taman
Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 4 Uji statistik ANOVA Suhu udara Sum of Squares
Df
Mean Square
Between Groups
3.549
4
.887
Within Groups
8.029
28
.287
F
Sig.
3.094
.031
Total 11.578 32 Suhu udara dengan variasi jarak dari taman ANOVA Kelembaban udara Sum of Squares
Df
Mean Square
Between Groups
20.596
4
5.149
Within Groups
41.377
28
1.478
F
Sig.
3.484
.020
Total 61.973 32 Kelembaban udara dengan variasi jarak dari taman ANOVA Suhu udara Sum of Squares Between Groups Within Groups
Df
Mean Square
1.094
4
.274
10.484
28
.374
F
Sig. .731
.579
Total 11.578 32 Suhu udara dengan variasi arus lalu lintas kendaraan ANOVA Kelembaban udara Sum of Squares Between Groups Within Groups
Df
Mean Square
4.438
4
1.110
57.534
28
2.055
F
Sig. .540
.708
Total 61.973 32 Kelembaban udara dengan variasi arus lalu lintas kendaraan
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Metode 1 Pengukuran suhu dan kelembaban udara (variasi temporal) Lampiran 5 Tabel 5.6 Suhu dan Kelembaban Udara di dalam Taman Suropati Waktu Pengukuran (WIB) 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Waktu Pengukuran (WIB)
Hari 1, Sabtu 17 April 2010 Suhu Kelembaban 0 Udara ( C) Udara (%)
24.2 25.9 26.6 27.2 28.3 29.4 31.5 32.1 32.9 31.3 28.1 27.6 26.9
83.57 75.89 69.17 66.95 63.94 58.80 45.11 44.71 44.38 58.00 68.17 69.78 76.04
Hari 3, Senin 19 april 2010 Suhu Kelembaban Udara (0C) Udara (%)
06.00 25.3 80.95 07.00 26.7 67.52 08.00 26.7 53.51 09.00 27.9 48.90 10.00 30.1 44.70 11.00 29.4 42.41 12.00 31.4 41.57 13.00 32.3 40.60 14.00 33.2 39.23 15.00 31.1 46.73 16.00 29.0 53.90 17.00 27.3 61.97 18.00 26.8 70.61 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Hari 2, Minggu 18 April 2010 Suhu Kelembaban 0 Udara ( C) Udara (%)
25.2 26.6 27.4 28.7 30.5 30.3 32.1 32.7 32.3 30.7 28.1 26.4 25.8
77.31 69.83 67.73 64.22 60.78 57.80 53.28 47.72 47.86 54.25 63.19 75.79 72.72
Hari 4, Selasa 20 April 2010 Suhu Kelembaban Udara (0C) Udara (%)
24.0 26.8 27.8 29.4 30.2 30.0 31.2 32.3 33.2 29.5 29.1 28.1 26.4
80.41 71.59 58.10 49.83 41.76 43.06 42.33 41.54 39.23 56.59 66.93 69.44 74.42
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 6 Tabel 5.7 Suhu dan Kelembaban Udara di luar Taman Suropati Waktu Pengukuran (WIB)
Hari 1, Sabtu 17 April 2010 Suhu Kelembaban Udara (0C) Udara (%)
Hari 2, Minggu 18 April 2010 Suhu Kelembaban Udara (0C) Udara (%)
06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Waktu Pengukuran (WIB)
24.4 26.6 27.7 29.5 29.8 30.6 31.3 34 33.9 30.7 29.7 28.3 26.2
25.4 26.8 28.5 29.7 32.4 30.8 33.9 35.2 35 33.5 28.8 27.6 26.1
82.82 75.21 59.22 58.88 54.04 49.88 49.48 47.90 47.34 50.50 52.84 63.33 76.39
Hari 3, Senin 19 april 2010 Suhu Kelembaban Udara (0C) Udara (%)
06.00 25.8 75.49 07.00 26.9 62.92 08.00 29.8 51.84 09.00 31.6 45.70 10.00 33.4 44.52 11.00 33.8 41.65 12.00 34.7 40.73 13.00 35.6 40.72 14.00 36.3 40.09 15.00 33.3 44.89 16.00 31.6 52.87 17.00 28.5 58.67 18.00 26.1 70.19 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
74.58 67.33 60.46 52.29 49.95 51.12 46.86 42.53 41.02 48.43 55.43 67.86 71.54
Hari 4, Selasa 20 April 2010 Suhu Kelembaban Udara (0C) Udara (%)
25.2 27.0 28.0 32.1 33.0 33.4 34.9 31.3 32.6 31.8 31.0 30.2 29.3
74.47 70.07 66.85 50.19 50.46 46.90 37.88 36.17 35.65 50.96 57.78 68.20 70.76
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 7 Tabel 5.8 Rata-rata suhu dan kelembaban udara di dalam taman pada hari libur dan kerja Di dalam Taman Rata-rata Rata-rata Suhu Udara kelembaban hari kerja udara hari libur 24.7 24.65 80.44 06.00 25.9 26.15 72.86 07.00 27 27.25 68.45 08.00 27.95 28.65 65.58 09.00 29.4 30.15 62.36 10.00 29.85 29.7 58.3 11.00 31.8 31.3 49.19 12.00 32.4 32.3 46.21 13.00 32.6 33.2 48.62 14.00 31 30.3 56.12 15.00 28.1 29.05 65.68 16.00 27 27.7 72.78 17.00 26.35 26.6 74.38 18.00 Rata-rata 28.77 29.00 63.15 Sumber : pengukuran dan pengolahan data Waktu Pengukuran (WIB)
Rata-rata Suhu Udara hari libur
Rata-rata kelembaban udara hari kerja 80.68 69.55 58.86 52.13 45.79 42.73 41.95 41.07 39.23 51.66 60.41 65.70 72.51 55.56
Lampiran 8 Tabel 5.9 Rata-rata suhu dan kelembaban udara di luar taman pada hari libur dan kerja Di luar Taman Rata-rata S Rata-rata Suhu Udara kelembaban hari kerja udara hari libur 24.9 25.5 78.7 06.00 26.7 26.95 71.27 07.00 28.1 28.9 59.84 08.00 29.6 31.85 55.58 09.00 31.1 33.2 51.99 10.00 30.7 33.6 50.5 11.00 32.6 34.8 45.67 12.00 34.6 33.45 43.27 13.00 34.45 34.45 42.18 14.00 32.1 32.55 49.46 15.00 29.25 31.3 54.13 16.00 27.95 29.35 65.59 17.00 26.15 27.7 73.96 18.00 Rata-rata 29.86 31.04 57.09 Sumber : pengukuran dan pengolahan data Waktu Pengukuran (WIB)
Rata-rata Suhu Udara hari libur
Rata-rata kelembaban udara hari kerja 74.98 66.49 56.56 49.49 43.62 41.91 39.30 38.44 37.8 47.92 55.32 63.43 70.47 52.75
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Metode 2 Pengukuran suhu dan kelembaban udara (variasi spasial) Lampiran 9 Tabel 5.10 Rata-rata nilai suhu dan kelembaban udara pada metode 2 Titik
Pagi hari (07.00) Siang hari (12.00) Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban Udara Udara (%) Udara (0C) Udara (%) 0 ( C) 1 27.0 81.79 31.7 57.25 2 27.4 79.37 34.4 54.25 3 28.8 74.92 34.9 53.69 4 27.9 80.22 33.2 54.81 5 28.0 80.77 34.0 52.68 6 27.9 79.24 34.1 52.85 7 27.9 79.06 33.8 54.35 8 27.5 81.66 33.8 52.20 9 27.8 79.33 34.1 52.65 10 28.0 79.41 33.5 53.30 11 28.4 77.72 35.0 52.72 12 28.7 76.17 35.3 50.84 13 28.2 78.18 34.5 51.35 14 28.7 78.36 35.3 50.26 15 27.7 80.84 33.2 56.51 16 28.0 81.98 34.2 53.83 17 27.3 80.85 33.0 55.27 18 27.7 79.81 32.9 54.60 19 27.6 81.50 33.1 52.95 20 28.2 79.49 33.1 54.56 21 29.5 75.46 34.6 54.09 22 30.1 75.98 34.8 53.89 23 30.4 76.20 35.2 53.11 24 28.9 76.03 34.4 55.06 25 28.2 76.74 34.1 56.30 26 29.1 74.63 35.4 54.45 27 28.9 77.08 34.7 53.74 28 29.1 74.11 35.3 53.96 29 28.4 75.30 34.7 54.07 30 28.9 75.51 34.7 54.96 31 28.8 74.98 35.0 52.76 32 29.0 74.28 34.7 52.76 33 28.7 75.92 35.4 54.06 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Sore hari (16.00) Suhu Kelembaban Udara (0C) Udara (%) 30.0 31.1 30.8 30.7 31.0 31.0 30.8 30.8 31.3 30.7 30.8 31.0 30.7 30.9 30.7 30.5 30.4 30.8 30.6 31.1 31.3 31.1 31.0 31.5 31.3 31.4 31.1 31.2 31.3 31.5 31.3 31.3 31.5
68.29 65.29 63.73 65.21 65.84 64.62 65.09 65.00 64.70 63.80 63.12 64.73 61.81 61.48 61.22 62.39 65.26 64.60 65.29 64.84 63.05 61.59 61.12 62.45 62.20 62.49 65.52 62.84 63.22 61.22 62.64 62.61 63.77
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 10 Tabel 5.11 Rata-rata nilai suhu udara pada metode 2 Titik
Pengamatan Suhu Udara (oC)
Pagi Siang Sore 27.0 31.7 30.0 1 27.4 34.4 31.1 2 28.8 34.9 30.8 3 27.9 33.2 30.7 4 28.0 34.0 31.0 5 27.9 34.1 31.0 6 27.9 33.8 30.8 7 27.5 33.8 30.8 8 27.8 34.1 31.3 9 28.0 33.5 30.7 10 28.4 35.0 30.8 11 28.7 35.3 31.0 12 28.2 34.5 30.7 13 28.7 35.3 30.9 14 27.7 33.2 30.7 15 28.0 34.2 30.5 16 27.3 33.0 30.4 17 27.7 32.9 30.8 18 27.6 33.1 30.6 19 28.2 33.1 31.1 20 29.5 34.6 31.3 21 30.1 34.8 31.1 22 30.4 35.2 31.0 23 28.9 34.4 31.5 24 28.2 34.1 31.3 25 29.1 35.4 31.4 26 28.9 34.7 31.1 27 29.1 35.3 31.2 28 28.4 34.7 31.3 29 28.9 34.7 31.5 30 28.8 35.0 31.3 31 29.0 34.7 31.3 32 28.7 35.4 31.5 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Rata-rata (oC) 29.57 30.97 31.50 30.60 31.00 31.00 30.83 30.70 31.07 30.73 31.40 31.67 31.13 31.63 30.53 30.90 30.23 30.47 30.43 30.80 31.80 32.00 32.20 31.60 31.20 31.97 31.57 31.87 31.47 31.70 31.70 31.67 31.87
Kategori
Panas Panas Sangat panas Panas Panas Panas Panas Panas Panas Panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Panas Panas Panas Panas Panas Panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas Sangat panas
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 11 Tabel 5.12 Rata-rata nilai kelembaban udara pada metode 2 Titik
Pengamatan Kelembaban Udara (%) Pagi Siang Sore 81.79 57.25 68.29 1 79.37 54.25 65.29 2 74.92 53.69 63.73 3 80.22 54.81 65.21 4 80.77 52.68 65.84 5 79.24 52.85 64.62 6 79.06 54.35 65.09 7 81.66 52.20 65.00 8 79.33 52.65 64.70 9 79.41 53.30 63.80 10 77.72 52.72 63.12 11 76.17 50.84 64.73 12 78.18 51.35 61.81 13 78.36 50.26 61.48 14 80.84 56.51 61.22 15 81.98 53.83 62.39 16 80.85 55.27 65.26 17 79.81 54.60 64.60 18 81.50 52.95 65.29 19 79.49 54.56 64.84 20 75.46 54.09 63.05 21 75.98 53.89 61.59 22 76.20 53.11 61.12 23 76.03 55.06 62.45 24 76.74 56.30 62.20 25 74.63 54.45 62.49 26 77.08 53.74 65.52 27 74.11 53.96 62.84 28 75.30 54.07 63.22 29 75.51 54.96 61.22 30 74.98 52.76 62.64 31 74.28 52.76 62.61 32 75.92 54.06 63.77 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Rata-rata (oC)
Kategori
69.11 66.30 64.11 66.75 66.43 65.57 66.17 66.29 65.56 65.50 64.52 63.91 63.78 63.37 66.19 66.07 67.13 66.34 66.58 66.30 64.20 63.82 63.48 64.51 65.08 63.86 65.45 63.64 64.20 63.90 63.46 63.22 64.58
Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 12 Tabel 5.13 Arus Lalu Lintas Kendaraan hari kerja Pagi Hari Siang Hari Sore hari (SMP) (SMP) (SMP) Titik 0 0 0 1 1167 1063 1429 2 1953 1766 2224 3 1687 1772 2216 4 238 190 238 5 105 76 134 6 87 83 100 7 530 385 505 8 147 283 315 9 989 1262 1018 10 57 76 76 11 164 220 138 12 45 34 53 13 202 116 68 14 26 23 19 15 27 29 13 16 1136 690 837 17 2038 1771 1733 18 2038 1771 1733 19 2117 1870 1847 20 1111 812 1196 21 1523 1667 2069 22 1523 1667 2069 23 1833 1379 1738 24 0 0 0 25 2485 1802 2687 26 1432 805 1073 27 1835 1262 1340 28 0 0 0 29 1229 601 968 30 1229 601 968 31 1259 624 859 32 932 886 1481 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Rata-Rata (SMP) 0 1220 1981 1892 222 105 90 473 248 1090 70 174 44 129 23 23 888 1847 1847 1945 1040 1753 1753 1650 0 2325 1103 1479 0 933 933 914 1100
Kategori Tidak ada padat sangat padat sangat padat jarang jarang jarang jarang jarang padat jarang jarang jarang jarang jarang jarang sedang sangat padat sangat padat sangat padat padat sangat padat sangat padat sangat padat Tidak ada sangat padat padat padat Tidak ada sedang sedang sedang padat
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 13 Tabel 5.14 Arus Lalu Lintas kendaraan hari libur Pagi Hari Siang Hari Sore hari (SMP) (SMP) (SMP) Titik 0 0 0 1 352 635 569 2 532 1375 1080 3 63 1419 1129 4 83 62 81 5 40 30 41 6 35 32 40 7 199 150 207 8 121 160 141 9 233 613 393 10 16 67 45 11 74 116 88 12 29 26 21 13 53 68 70 14 11 17 7 15 13 21 5 16 228 502 455 17 1365 1409 1353 18 1365 1409 1353 19 1298 1431 1365 20 399 689 787 21 921 1409 1237 22 921 1409 1237 23 892 587 685 24 0 0 0 25 1330 1297 1029 26 438 736 348 27 745 1007 612 28 0 0 0 29 362 462 408 30 362 462 408 31 382 469 472 32 409 852 712 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Rata-Rata (SMP) 0 519 996 870 75 37 36 185 141 413 43 93 25 64 12 13 395 1376 1376 1365 625 1189 1189 721 0 1219 507 788 0 411 411 441 658
Kategori Tidak Ada sedang sedang sedang jarang jarang jarang jarang jarang jarang jarang jarang jarang jarang jarang jarang jarang padat padat padat sedang padat padat sedang Tidak ada padat sedang sedang Tidak ada jarang jarang jarang sedang
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 14 Tabel 5.15 Arus Lalu Lintas Kendaraan rata-rata Titik
Pagi hari Siang hari Jumlah (SMP) Jumlah (SMP) 0 0 1 760 849 2 1243 1571 3 875 1596 4 161 126 5 73 53 6 61 58 7 365 268 8 134 222 9 611 938 10 37 72 11 119 168 12 37 30 13 128 92 14 19 20 15 20 25 16 682 596 17 1702 1590 18 1702 1590 19 1708 1651 20 755 751 21 1312 1538 22 1312 1538 23 1363 983 24 0 0 25 1908 1550 26 935 771 27 1290 1135 28 0 0 29 796 532 30 796 532 31 821 547 32 671 869 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Sore hari Jumlah (SMP) 0 999 1652 1673 160 88 70 356 228 706 61 113 37 69 13 9 646 1543 1543 1606 992 1653 1653 1212 0 1858 711 976 0 688 688 666 1097
Rata-Rata Jumlah (SMP) 0 869 1488 1381 149 71 63 329 195 751 56 133 35 96 17 18 641 1612 1612 1655 832 1501 1501 1186 0 1772 805 1134 0 672 672 678 879
Kategori Tidak ada sedang padat padat jarang jarang jarang jarang jarang sedang jarang jarang jarang jarang jarang jarang sedang sangat padat sangat padat sangat padat sedang Sangat padat Sangat padat padat Tidak ada sangat padat sedang padat Tidak ada sedang sedang sedang sedang
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Tingkat kenyamanan pada metode 1 Lampiran 15 Tabel 5.16 Tingkat Kenyamanan di dalam Taman Suropati Waktu Di dalam Taman Suropati Pengaturan Suhu Udara Kelembaban (WIB) (0C) Udara (%) 06.00 24.7 80.56 07.00 26.6 71.21 08.00 27.1 62.13 09.00 28.3 57.48 10.00 29.8 52.8 11.00 29.8 50.52 12.00 31.6 45.57 13.00 31.4 47.82 14.00 32.2 45.32 15.00 30.7 53.89 16.00 28.6 63.05 17.00 27.4 69.25 18.00 26.5 73.45 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Index Kenyamanan 23.74 25.07 25.05 25.89 26.99 26.85 28.16 28.12 28.68 27.87 26.49 25.71 25.09
Kategori Kurang Nyaman Nyaman Nyaman Nyaman Nyaman Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Nyaman Nyaman Nyaman
Lampiran 16 Tabel 5.17 Tingkat Kenyamanan di luar Taman Suropati Waktu Di luar Taman (lapangan parkir BAPPENAS) Pengaturan Suhu Kelembaban Index Kategori (WIB) Udara (0C) Udara (%) Kenyamanan 06.00 25.2 76.84 24.03 Kurang Nyaman 07.00 26.83 68.88 25.16 Nyaman 08.00 28.5 58.2 26.12 Nyaman 09.00 30.73 52.54 27.81 Kurang Nyaman 10.00 32.15 47.81 28.79 Kurang Nyaman 11.00 32.15 46.21 28.69 Kurang Nyaman 12.00 33.7 43.74 29.91 tidak nyaman 13.00 34.03 41.61 30.06 tidak nyaman 14.00 34.45 41.03 30.39 tidak nyaman 15.00 32.33 48.7 29.01 tidak nyaman 16.00 30.28 54.73 27.54 Kurang Nyaman 17.00 28.65 64.52 26.62 Nyaman 18.00 26.93 72.22 25.43 Nyaman Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Tingkat Kenyamanan metode 2 Lampiran 17 Tabel 5.18 Tingkat kenyamanan di 33 titik pengukuran pada pagi hari Titik
Pagi Hari (07.00) Suhu Udara Kelembaban Indeks (0C) Udara (%) Kenyamanan 27 81.79 26.02 1 27.4 79.37 26.27 2 28.8 74.92 27.36 3 27.9 80.22 26.80 4 28 80.77 26.92 5 27.9 79.24 26.74 6 27.9 79.06 26.73 7 27.5 81.66 26.49 8 27.8 79.33 26.65 9 28 79.41 26.85 10 28.4 77.72 27.13 11 28.7 76.17 27.33 12 28.2 78.18 26.97 13 28.7 78.36 27.46 14 27.7 80.84 26.64 15 28 81.98 26.99 16 27.3 80.85 26.25 17 27.7 79.81 26.58 18 27.6 81.5 26.58 19 28.2 79.49 27.04 20 29.5 75.46 28.05 21 30.1 75.98 28.65 22 30.4 76.2 28.95 23 28.9 76.03 27.51 24 28.2 76.74 26.89 25 29.1 74.63 27.62 26 28.9 77.08 27.58 27 29.1 74.11 27.59 28 28.4 75.3 27.00 29 28.9 75.51 27.48 30 28.8 74.98 27.36 31 29 74.28 27.51 32 28.7 75.92 27.32 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Kategori nyaman nyaman Kurang Nyaman nyaman nyaman nyaman nyaman nyaman nyaman nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman nyaman Kurang Nyaman nyaman nyaman nyaman nyaman nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 18 Tabel 5.19 Tingkat kenyamanan di 33 titik pengukuran pada siang hari Titik
Siang Hari (12.00) Suhu Kelembaban Indeks Udara Udara (%) Kenyamanan (0C) 1 31.7 57.25 28.99 2 34.4 54.25 31.25 3 34.9 53.69 31.67 4 33.2 54.81 30.20 5 34 52.68 30.78 6 34.1 52.85 30.88 7 33.8 54.35 30.71 8 33.8 52.2 30.57 9 34.1 52.65 30.87 10 33.5 53.3 30.37 11 35 52.72 31.69 12 35.3 50.84 31.83 13 34.5 51.35 31.14 14 35.3 50.26 31.79 15 33.2 56.51 30.31 16 34.2 53.83 31.04 17 33 55.27 30.05 18 32.9 54.6 29.91 19 33.1 52.95 29.99 20 33.1 54.56 30.09 21 34.6 54.09 31.42 22 34.8 53.89 31.59 23 35.2 53.11 31.90 24 34.4 55.06 31.31 25 34.1 56.3 31.12 26 35.4 54.45 32.18 27 34.7 53.74 31.49 28 35.3 53.96 32.05 29 34.7 54.07 31.51 30 34.7 54.96 31.57 31 35 52.76 31.69 32 34.7 52.76 31.42 33 35.4 54.06 32.15 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Kategori
Kurang Nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman tidak nyaman
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 19 Tabel 5.20 Tingkat kenyamanan di 33 titik pengukuran pada sore hari Titik
Sore Hari (16.00) Suhu Kelembaban Indeks Udara Udara (%) Kenyamanan (0C) 30 68.29 28.10 1 31.1 65.29 28.94 2 30.8 63.73 28.57 3 30.7 65.21 28.56 4 31 65.84 28.88 5 31 64.62 28.81 6 30.8 65.09 28.65 7 30.8 65 28.64 8 31.3 64.7 29.09 9 30.7 63.8 28.48 10 30.8 63.12 28.53 11 31 64.73 28.81 12 30.7 61.81 28.36 13 30.9 61.48 28.52 14 30.7 61.22 28.32 15 30.5 62.39 28.21 16 30.4 65.26 28.29 17 30.8 64.6 28.62 18 30.6 65.29 28.48 19 31.1 64.84 28.91 20 31.3 63.05 28.99 21 31.1 61.59 28.71 22 31 61.12 28.59 23 31.5 62.45 29.13 24 31.3 62.2 28.93 25 31.4 62.49 29.04 26 31.1 65.52 28.96 27 31.2 62.84 28.88 28 31.3 63.22 29.00 29 31.5 61.22 29.06 30 31.3 62.64 28.96 31 31.3 62.61 28.96 32 31.5 63.77 29.22 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Kategori
Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman tidak nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman tidak nyaman Kurang Nyaman tidak nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman tidak nyaman tidak nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman tidak nyaman
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 20 Tabel 5.21 Tingkat Kenyamanan hari libur di 33 titik pengukuran Titik
Suhu Udara Kelembaban Rata-rata Udara rata-rata 29.37 68.63 1 30.72 65.70 2 30.88 64.48 3 30.23 66.57 4 30.67 65.26 5 30.63 64.73 6 30.43 65.88 7 30.73 65.09 8 31.12 64.95 9 30.18 65.72 10 30.92 63.97 11 31.25 61.97 12 30.73 63.64 13 31.25 63.25 14 30.25 66.09 15 30.65 64.73 16 30.07 66.35 17 30.37 65.28 18 30.35 65.68 19 30.58 66.35 20 31.07 64.32 21 31.02 64.25 22 31.48 63.27 23 31.08 64.60 24 30.75 65.14 25 31.40 64.31 26 31.17 66.31 27 31.47 63.20 28 31.15 64.53 29 31.33 63.73 30 31.38 62.96 31 30.73 64.19 32 31.32 64.63 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Indeks Kenyamanan 27.52 28.61 28.69 28.21 28.54 28.47 28.36 28.59 28.94 28.11 28.69 28.87 28.50 28.95 28.20 28.49 28.04 28.26 28.27 28.53 28.85 28.80 29.17 28.88 28.61 29.16 29.07 29.15 28.94 29.06 29.06 28.53 29.10
Kategori Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Tidak nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Tidak Nyaman Tidak nyaman Tidak nyaman Kurang Nyaman Tidak nyaman Tidak nyaman Kurang Nyaman Tidak nyaman
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Lampiran 21 Tabel 5.22 Tingkat Kenyamanan hari kerja di 33 titik pengukuran Titik
Suhu Udara Rata- Kelembaban Udara rata hari kerja rata-rata hari kerja 30.36 69.59 1 32.29 66.90 2 33.30 63.75 3 31.65 66.92 4 32.14 67.61 5 32.09 66.42 6 31.95 66.46 7 31.44 67.48 8 31.57 66.17 9 31.79 65.29 10 33.01 65.08 11 32.98 65.85 12 32.14 63.92 13 32.91 63.48 14 31.35 66.28 15 31.89 67.40 16 30.50 67.90 17 30.83 67.39 18 30.72 67.48 19 31.18 66.24 20 33.82 64.09 21 33.99 63.40 22 33.85 63.68 23 33.26 64.43 24 32.80 65.03 25 33.70 63.40 26 32.85 64.58 27 33.28 64.07 28 32.35 63.87 29 33.04 64.06 30 32.93 63.96 31 33.43 62.24 32 33.73 64.54 33 Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Indeks Kenyamanan 28.51 30.15 30.88 29.56 30.05 29.93 29.81 29.39 29.43 29.58 30.70 30.73 29.82 30.51 29.24 29.81 28.54 28.82 28.72 29.07 31.39 31.51 31.39 30.89 30.50 31.23 30.52 30.89 30.02 30.67 30.56 30.91 31.33
Kategori Kurang Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Kurang Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman Tidak Nyaman
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Foto 1. Taman Suropati
Foto 2. Contoh Vegetasi yang ada di Taman Suropati
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Foto 3. Alat Sensor termokopel
Foto 2. Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara di Taman Suropati
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
PETA
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010
Universitas Indonesia Variasi suhu..., Iqlima Idayah Tika, FMIPA UI, 2010