UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERATURAN IBU HAMIL MELAKUKAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS CIMANGGIS KOTA DEPOK
SKRIPSI
IKA FAUZIAH PRIANI 0806333985
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA DEPOK JULI 2012
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERATURAN IBU HAMIL MELAKUKAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS CIMANGGIS KOTA DEPOK
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
IKA FAUZIAH PRIANI 0806333985
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA DEPOK JULI 2012
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir mencapai gelar Sarjana Ilmu Keperawatan. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yati Afiyanti S.Kp., M.N selaku dosen pembimbing saya yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk mengarahkan saya dalam skripsi ini. 2. Tri Budiati S.Kep., M.Kep selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritik membangun untuk perbaikan skripsi ini. 3. Seluruh staff pengajar FIK UI yang selama 4 tahun ini berkontribusi dalam memberikan materi selama proses perkuliahan saya sehingga membantu saya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok beserta staff yang telah memberikan ijin kepada saya untuk melakukan penelitian di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. 5. Kepala Puskesmas Cimanggis Kota Depok beserta staff dan bidan yang bertugas yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian. 6. Ayah, Ibu, dan adik saya yang tanpa lelah memberi doa dan dukungan sehingga saya selalu bersemangat dan tidak menyerah dalam penyusunan skripsi ini. 7. Merdekawan Teja Sukmana yang telah memberikan doa dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 8. Teman-teman terdekat (Ananda, Anggi, Alfa, Arum, Asih, Dinar, Mirda, Memey, Nike, Lina, Ollyvia, Rara, Reni, Risa, Wilda) yang selalu memberikan dukungan sehingga saya selalu bersemangat dan tidak menyerah dalam penyusunan skripsi ini. iv
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
9. Teman satu pembimbing saya (Nike, Putri, dan Risa) yang selalu memberikan masukan dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Seluruh teman FIK UI angkatan 2008 yang telah memotivasi dan memberikan dukungan selama kegiatan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisan. Oleh sebab itu segala kritik, saran, dan evaluasi sangat penulis harapkan demi kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.
Depok, 3 Juli 2012
Penulis
v
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
ABSTRAK Nama : Ika Fauziah Priani Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul : Faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok Antenatal care merupakan salah satu upaya mencegah kematian ibu dengan mendeteksi lebih dini terjadinya risiko tinggi kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel ibu hamil trimester ketiga yang sedang melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok berjumlah 82 orang. Hasil penelitian menemukan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care, antara lain faktor predisposisi meliputi usia ibu hamil rata-rata 21-35 tahun (74,4%), tingkat pendidikan SMA (54,9%), tidak bekerja (82,9%), paritas sedikit (78%), pengetahuan tinggi (76,8%), dan sikap negatif (61%). Faktor pemungkin meliputi penghasilan rendah (63,4%), jarak tempat tinggal dekat (63,4%), media informasi baik (52,4%), sedangkan faktor penguat yaitu adanya dukungan suami (90,2%). Perlunya peningkatan penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok mengenai antenatal care sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Kata kunci: Antenatal care, ibu hamil
vii
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
ABSTRACT Name : Ika Fauziah Priani Study Program : Nursing Title : Factors Affecting Regularity of Pregnant Women Doing Antenatal Care at Puskesmas Cimanggis Depok Antenatal care is one of an intervention to prevent maternal mortality by early detecting of high risk pregnancy. The aim of this study was to describe factors affecting regularity of pregnant women doing antenatal care at Puskesmas Cimanggis Depok. This study used descriptive design with 82 third-trimester pregnant women who did Antenatal Care at Puskesmas Cimanggis Depok. The result found there were factors affecting regularity of pregnant women doing antenatal care such as predisposing factors include maternal age of average 21-35 years (74.4%), high school education level (54.9%), most women were housewives (82.9%), low parity (78%), high knowledge level (76.8%), and negative attitudes (61%). Enabling factors include low income (63.4%), closer residence distance (63.4%), good media information (52.4%), and reinforcing factor was husband support (90.2%). It’s suggested to Depok Health Department to increase socialization about antenatal care as an effort to increase utilization of antenatal care by pregnant women. Keyword : Antenatal care, Pregnant women
viii
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................... vi ABSTRAK .............................................................................................................. vii ABSTRACT ............................................................................................................. viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii 1. PENDAHULUAN ...........................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................5 1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................5 1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................5 1.4.1 Bagi Ibu Hamil ...................................................................................5 1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan .................................................................5 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ..................................................................6 1.4.4 Bagi Penelitian Keperawatan ............................................................6 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7 2.1 Pelayanan Antenatal Care ....................................................................... 7 2.1.1 Standar Pelayanan Antenatal Care ................................................. 9 2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Pelaksanaan Antenatal Care ........................................................................................ 10 2.3 Kerangka Teori ....................................................................................... 15 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN ...................................................... 16 3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 16 3.3 Definisi Operasional ................................................................................. 17 4. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 4.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 4.2 Populasi dan Sampel ................................................................................. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 4.4 Etika Penelitian ......................................................................................... 4.5 Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 4.5.1 Instrumen ......................................................................................... 4.5.2 Uji Instrumen ................................................................................... 4.6 Proses Pengumpulan Data ......................................................................... 4.7 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... ix
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
21 21 21 21 22 26 23 25 25 26
Universitas Indonesia
4.7.1 Pengolahan Data ............................................................................. 26 4.7.2 Analisis Data ................................................................................... 28 4.8 Sarana Penelitian ....................................................................................... 29 5. HASIL PENELITIAN ...................................................................................30 5.1 Pelaksanaan Penelitian ...............................................................................30 5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care ........................................................................30 5.3.1 Faktor Predisposisi Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................30 5.3.2 Faktor Pemungkin Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................32 5.3.3 Faktor Penguat Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................33 5.4 Keteraturan Antenatal Care .......................................................................34 6. PEMBAHASAN .............................................................................................35 6.1 Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................35 6.1.1 Faktor Predisposisi Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................35 6.1.2 Faktor Pemungkin Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................40 6.1.3 Faktor Penguat Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care ....................................................43 6.2 Keterbatasan Penelitian ..............................................................................44 6.2.1 Variabel Penelitian ............................................................................44 6.2.2 Instrumen Penelitian .........................................................................44 6.2.3 Aspek Generalisasi ............................................................................45 6.3 Implikasi Keperawatan ..............................................................................45 6.3.1 Pelayanan Keperawatan .....................................................................45 6.3.2 Penelitian Keperawatan .....................................................................45 6.3.3 Pendidikan Keperawatan ..................................................................45 7. PENUTUP .......................................................................................................46 7.1 Kesimpulan ................................................................................................46 7.2 Saran ..........................................................................................................47 7.3.1 Bagi Peneliti lain ...............................................................................47 7.3.2 Bagi Dinas Kesehatan Kota Depok ...................................................47 7.3.3 Bagi Pendidikan Keperawatan ..........................................................47 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48
x
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi operasional ................................................................................ 15 Tabel 4.1 Distribusi pertanyaan kuesioner ............................................................. 25 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor predisposisi yang mempengaruhi ibu hamil melakukan antenatal care di puskesmas Cimanggis kota Depok, april-mei 2012 (n=82) .................................... 31 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor pemungkin yang mempengaruhi ibu hamil melakukan antenatal care di puskesmas Cimanggis kota Depok, april-mei 2012 (n=82) ...................................... 33 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor penguat yang mempengaruhi ibu hamil melakukan antenatal care di puskesmas Cimanggis kota Depok, april-mei 2012 (n=82) ...................................... 33
\
xi
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka teori .................................................................................... 15 Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian ............................................................... 15 Gambar 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keteraturan antenatal care di puskesmas Cimanggis kota Depok april-mei 2012 (n=82) ..... 34
xii
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Informasi Penelitian (Informed) Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden (Consent) Lampiran 3 Kuesioner Penelitian Lampiran 4 Jadwal Kegiatan Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
xiii
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Setiap hari seorang ibu meninggal karena komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terjadi 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Angka kematian ibu di negara berkembang diperkirakan mencapai 100 sampai 1000 lebih dalam 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara maju berkisar antara tujuh sampai lima belas per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa di negara berkembang risiko kematian ibu terjadi satu diantara 29 persalinan sedangkan di negara maju satu diantara 29.000 persalinan.
Angka kematian ibu menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan masyarakat. Saat ini angka kematian ibu di Indonesia relatif tinggi. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa angka kematian ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Depkes, 2011).
Salah satu program untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah
deklarasi
Millennium Development Goals (MDGs) yang dilaksanakan pada konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 yang diikuti oleh 189 negara termasuk Indonesia. MDGs memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah penurunan angka kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2011). Dalam mencapai sasaran MDGs tahun 2015, Indonesia dalam hal ini Kementrian Kesehatan mengutamakan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dengan menekankan upaya promotif dan preventif. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan program Kementrian Kesehatan dalam upaya menurunkan 1
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
2
angka kematian ibu. P4K dapat meningkatkan peran aktif suami (suami siaga), keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan, mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan termasuk perencanaan pemakaian alat atau obat kontrasepsi pasca persalinan (Depkes RI, 2011).
Kematian ibu terjadi akibat berbagai komplikasi dalam kehamilan, persalinan, atau periode setelah melahirkan. Komplikasi tersebut disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung terjadi akibat komplikasi obstetrik atau penyakit kronik yang menjadi lebih berat selama kehamilan. Empat penyebab langsung yang sering ditemui antara lain perdarahan, eklampsi, infeksi, dan obstruksi persalinan. Sedangkan penyebab tidak langsung terjadi akibat penyakit yang telah ada sejak sebelum kehamilan atau penyakit yang timbul selama kehamilan seperti penyakit malaria, anemia, dan HIV (WHO, 2008).
Komplikasi kehamilan dan persalinan dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) secara teratur (WHO, 2008). Antenatal care adalah suatu program terencana yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berupa observasi, edukasi, dan penanganan medis pada ibu hamil untuk memperoleh kehamilan serta persalinan yang aman (WHO, 2008). Antenatal care bertujuan untuk menjaga ibu agar sehat selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risikorisiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi (Depkes, 2007).
Fauziah (2009) mengungkapkan antenatal care merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya perdarahan pospartum. Fauziah menjelaskan dalam penelitiannya bahwa antenatal care yang teratur dapat menurunkan kejadian perdarahan postpartum dibandingkan dengan antenatal care yang tidak teratur. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mohsin, Bauman, & Jalaludin (2006) menyatakan bahwa kematian bayi dalam kandungan dan kematian neonatal Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
3
berhubungan dengan faktor biologis dan sosiodemografi. Faktor-faktor tersebut antara lain umur ibu, kebiasaan merokok selama kehamilan, diabetes mellitus, hipertensi, paritas, antenatal care, amniosintesis, tempat kelahiran bayi, berat badan lahir, metode persalinan dan usia kehamilan. Pada penelitiannya Mohsin, Bauman, & Jalaludin juga menjelaskan upaya preventif untuk mengurangi risiko terjadinya kematian dalam kandungan dan kematian neonatal adalah dengan melakukan antenatal care.
Selama masa kehamilan antenatal care minimal dilakukan sebanyak empat kali, yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimister ketiga. Antenatal care dikatakan teratur jika ibu hamil melakukan antenatal care ≥ 4 kali kunjungan, kurang teratur jika dua sampai tiga kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan antenatal care kurang dari dua kali kunjungan (Saifudin, 2006).
Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) menganalisis perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga faktor, yaitu faktor predisposisi yang meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, suku, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap. Faktor pemungkin yang termasuk didalamnya fasilitas pelayanan kesehatan, keterjangkauan, dan media informasi. Faktor penguat yang terwujud dalam sikap dan perilaku tenaga kesehatan, suami, atau keluarga.
Tura
(2007),
Kassyou
(2008),
Tewodros,
Mariam
&
Dibaba
(2008)
mengungkapkan antenatal care yang dilakukan oleh ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, paritas, pekerjaan, status ekonomi, dukungan suami dan kualitas pelayanan antenatal care. Keterbatasan pengetahuan ibu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan ibu melakukan antenatal care (Tura, 2010). Status ekonomi memegang peranan penting untuk ibu melakukan antenatal care. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin dan Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
4
merencanakan persalinan dengan baik Kassyou (2008). Faktor lain seperti jarak tempat tinggal yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan membuat ibu hamil malas memeriksakan kehamilannya (Tewodros, Mariam & Dibaba, 2008).
Berdasarkan profil kesehatan kota Depok, Pada tahun 2010 terjadi kematian ibu sebanyak 14 kasus. Cakupan kunjungan anetanal K1 dan K4 di Kota Depok sebesar 98,83% dan 90,54%. Pada tahun 2011, cakupan kunjungan antenatal K1 mengalami penurunan menjadi 92,98% sedangkan cakupan kunjungan antenatal K4 meningkat menjadi 97,78%. Kasus kematian ibu yang terjadi selama tahun 2011 di Kota Depok sebanyak 22 kasus. Perbedaan persentase cakupan kunjungan K1 dan K4 mengindikasikan beberapa ibu hamil tidak melakukan kunjungan awal (K1) atau melewatkan kunjungan K4 selama masa kehamilannya. Dalam dua tahun terakhir juga terjadi peningkatan kasus kematian ibu sebanyak 8 kasus. Berdasarkan fenomena diatas, penelitian ini akan mempelajari lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil untuk melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok.
1.2 Rumusan Masalah Angka kematian ibu di Indonesia relatif tinggi. Kematian ibu disebabkan oleh komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan, persalinan, atau periode setelah melahirkan. Salah satu upaya mencegah terjadinya komplikasi selama masa kehamilan dan persalinan adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) secara teratur sesuai dengan standar. Cakupan kunjungan K1 dan K4 merupakan indikator keteraturan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan profil kesehatan kota Depok tahun 2010-2011 terlihat perbedaan yang signifikan antara jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan K1 dan K4 serta peningkatan jumlah kasus kematian ibu di Kota Depok. Dengan demikian, pertanyaan penelitian ini: a. Bagaimana gambaran faktor predisposisi yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care? b. Bagaimana gambaran faktor pemungkin yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care? Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
5
c. Bagaimana gambaran faktor penguat yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil untuk melakukan antenatal care?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Memperoleh gambaran
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok.
1.3.2
Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran faktor predisposisi yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care. b. Mengetahui gambaran faktor pemungkin yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care. c. Mengetahui gambaran faktor penguat yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil untuk melakukan antenatal care.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi ibu hamil Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai antenatal care sehingga ibu hamil termotivasi untuk melakukan antenatal care secara teratur sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan.
1.4.2 Manfaat bagi pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan antenatal care.
1.4.3 Manfaat bagi institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi untuk pengembangan
kurikulum
keperawatan
khususnya
keilmuan
keperawatan maternitas. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
6
1.4.4 Manfaat bagi penelitian keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan data tambahan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pelayanan Antenatal care
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal merupakan upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan sekaligus upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun bayi (Depkes, 2007).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2007) tujuan pelayanan antenatal bagi ibu hamil adalah a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. Penelitian dilakukan oleh Sistiarani (2008) menyatakan ibu yang memiliki persepsi kualitas pelayanan antenatal yang kurang baik lebih banyak melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang memiliki persepsi kualitas pelayanan antenatal yang baik. Sistiarani juga menjelaskan dalam penelitiannya bahwa peluang untuk melahirkan bayi BBLR pada ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal yang kurang baik 5,85 kali lebih besar dibandingkan ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal yang baik. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta janin. Terdapat empat jenis penyakit yang sering muncul terkait kehamilan. Penyakit-penyakit tersebut adalah anemia, hipertensi, diabetes, dan ambeien (Thompson, 2004). Keempat penyakit tersebut merupakan penyakit yang umum muncul selama masa kehamilan. Anemia merupakan salah satu penyebab tidak langsung yang menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan (WHO, 2008). Duhita (2010) menyatakan frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Ngoresan Kota Surakarta masih cukup tinggi, yaitu sebesar 63,9%. Dalam penelitiannya Duhita juga menyatakan terdapat hubungan antara keteraturan Antenatal care dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
7
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
8
Penelitian lain yang dimuat dalam jurnal Gizi dan Pangan yang dilakukan oleh Indreswari, Hardiansyah & Damanik (2008) menyatakan bahwa ibu hamil dengan intensitas pemeriksaan kehamilan yang lebih sering cenderung mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. Sebagian besar komplikasi, terkait dengan pre eklampsia
terjadi
karena
ketidakpatuhan
ibu
hamil
melakukan
pemeriksaan kehamilan dan kurangnya kewaspadaan terhadap kejadian pre eklampsia dan penanganannya (Sibai & Simpson, 2007). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Rozikhan (2007) menyatakan bahwa ibu hamil yang frekuensi antenatal care kurang atau sama dengan 3 kali dalam kehamilannya mempunyai risiko 1,5 kali lebih besar untuk terjadi preeklampsia berat dibandingkan dengan seorang ibu hamil preeklampsia yang frekuensi antenatal care lebih dari 3 kali. Penelitian lain yang dilakukan oleh Denney, Culhane & Goldenberg (2008) menyatakan bahwa wanita yang melakukan antenatal care dengan baik menunjukkan kejadian lahir prematur lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang kurang melakukan antenatal care. d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya mendapatkan trauma seminimal mungkin. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada kehamilan tahap akhir menekankan pada persalinan dan proses melahirkan. Pada proses ini pemberi asuhan antenatal mengajarkan metode koping yang dapat digunakan ibu saat proses melahirkan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Dengan metode koping tersebut membantu menurunkan kecemasan ibu selama proses melahirkan (Sercekus & Mete, 2010). Fauziah (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keteraturan antenatal care dengan kejadian perdarahan postpartum di RSUD DR. Moewardi Surakarta, dan keteraturan antenatal care dapat menurunkan kejadian perdarahan postpartum 0,125 kali. Jose, Raddi & Kharde (2010);
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
9
menyatakan prenatal care dapat mengurangi kematian ibu dalam persalinan yang diakibatkan oleh komplikasi. e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. Sercekus & Mete (2010) menyebutkan bahwa pemberian informasi seputar menyusui pada saat pemeriksaan kehamilan memberi efek positif pada keefektifan pemberian ASI eksklusif. Sercekus & Mete juga menyebutkan dalam penelitiannya bahwa pendidikan antenatal membantu persiapan ibu hamil untuk menjalani masa nifas mereka dengan baik. f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Menjadi orang tua merupakan salah satu krisis kematangan dalam kehidupan sekaligus merupakan masa perkembangan tanggung jawab. (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004) Pendidikan antenatal membantu para ibu untuk mempersiapkan diri dengan peran baru mereka sebagai orang tua, selain itu rasa percaya diri ibu untuk memberikan perawatan pada bayi mereka meningkat setelah mengikuti kelas antenatal (Tighe, 2010; Sercekus & Mete, 2010).
2.1.2 Standar Pelayanan Antenatal care Depkes RI (2007) menyebutkan kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan. Menurut Depkes RI (2007), standar pelayanan antenatal adalah sebagai berikut: a. Kunjungan Pertama (K1) Kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester pertama, dengan usia kehamilan satu sampai dua belas minggu. Idealnya kunjungan ini dilakukan segera setelah ibu pertama kali terlambat menstruasi untuk memastikan kehamilan dan kesehatan ibu tersebut dengan dan bayinya (Bobak, Lowdermilk & Jensen 2004). Pada kunjungan ini dilakukan anamnese, pengkajian riwayat kehamilan, Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
10
penyakit yang dideritas pada kehamilan sekarang, riwayat kesehatan anggota keluarga, pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan Haemoglobin (Hb), pemberian imunisasi TT, pemberian obat dan vitamin, perawatan payudara, penyuluhan tentang (a) gizi dan KB postpartum, (b) kebersihan diri, (c) imunisasi TT (d) dan kapan kunjungan ulang harus dilakukan.
b. Kunjungan Ulang Kunjungan ulang dilakukan minimal satu kali selama trimester kedua dengan usia kehamilan 14 – 28 minggu dan dua kali kunjungan selama trimester ketiga dengan usia kehamilan 28 – 36 minggu. Pada kunjungan ulang dilakukan anamnese, pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan Haemoglobin (Hb), pemberian imunisasi TT, pemberian obat dan vitamin, dan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan kesehatan kehamilan.
2.2
Faktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Pelaksanaan Antenatal care
Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) menganalisis perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga faktor, yaitu: a. Faktor predisposisi yang meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, suku, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap. b. Faktor pemungkin yang termasuk didalamnya fasilitas pelayanan kesehatan, keterjangkauan, dan media informasi. c. Faktor penguat yang terwujud dalam sikap dan perilaku tenaga kesehatan, suami, atau keluarga.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
11
Peran serta ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan antenatal dipengaruhi perilaku individu dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan pelaksanaan antenatal care dilihat dari konsep dan perilaku sesorang yang dikemukakan oleh Green adalah sebagai berikut: a. Faktor predisposisi 1. Usia Semakin cukup usia, tingkat kematangan seseorang akan lebih baik, ketika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu dengan usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya antenatal care. Mohsin, Bauman, & Jalaludin (2006) menyatakan bahwa remaja yang hamil diluar ikatan pernikahan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan cenderung malas memeriksakan kehamilannya. Hal ini mengakibatkan bayi mereka lahir prematur dan BBLR.
2. Pendidikan Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007). Tingkat pendidikan yang tinggi berkaitan dengan pemahaman mengenai masalah kesehatan dan kehamilan yang mempengaruhi sikap terhadap kehamilan maupun dalam pemenuhan gizi selama kehamilan. Adiwiharyanto (2008) mengungkapkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Watti (2011) menyatakan pendidikan yang tinggi maka pengetahuan yang dimiliki akan semakin baik dan mempengaruhi seseorang dalam menerapkannya terhadap pelaksanaan pemanfaatan antenatal care.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
12
3. Pekerjaan Pekerjaan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal. Ibu yang bekerja mempunyai kesibukan
yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk
memeriksakan kehamilan. Akan tetapi, pekerjaan tersebut memberikan akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk kesehatan Hal ini sesuai dengan penelitian Pasaribu (2005) yang menyatakan bahwa ibu hamil yang bekerja tidak hanya mempunyai sumber penghasilan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tetapi juga dalam pekerjaannya dapat berinteraksi dengan orang lain yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga ibu yang bekerja mendapatkan pengetahuan yang lebih dan memiliki motivasi untuk memeriksakan kehamilannya.
4. Paritas Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Bagi ibu yang baru pertama kali hamil, antenatal care merupakan suatu hal yang baru sehingga memiliki motivasi tinggi dalam memeriksakan kehamilannya pada pelayanan kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali mempunyai anggapan bahwa ia sudah memiliki pengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Sarwono, 2001).
5. Pengetahuan Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan tindakan. Jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya menjaga kesehatan dan memotivasi untuk diaplikasikan dalam kehidupannya (Notoatmodjo, 2007). Ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan selama kehamilan akan
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
13
termotivasi untuk menjaga kehamilannya dengan melakukan antenatal care yang teratur (Tighe, 2010; Holroyd, Twinn & Yim, 2011).
6. Sikap Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan antenatal care. Adanya sikap lebih baik tentang antenatal care ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin. Ye et al., (2008) mengungkapkan ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap antenatal care lebih banyak melakukan antenatal care daripada ibu dengan sikap negatif terhadap antenatal care.
b. Faktor Pemungkin 1.
Jarak Tempat Tinggal Akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu elemen yang dibutuhkan ibu untuk dapat menerima pelayanan kesehatan. Tidak adanya fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggal ibu hamil membuat
mereka sulit
memeriksakan kehamilannya, hal
ini
dikarenakan transportasi yang sulit untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan. Hal ini mengakibatkan munculnya perasaan malas atau enggan untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan dan memeriksakan kehamilannya. (Murniati, 2007; Tighe, 2010).
2. Penghasilan Keluarga Faktor penghasilan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan
antenatal care. Rendahnya penghasilan
keluarga meningkatkan hambatan untuk mendapatkan prioritas kesehatan dalam urutan lebih tinggi dari pada prioritas kebutuhan pokok sehingga memperlambat atau menyebabkan terabaikannya frekuensi antenatal care (Pasaribu, 2005; Umayah, 2010).
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
14
3. Media Informasi Informasi dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A, 2005). Informasi tentang antenatal care dapat diperoleh media, cetak atau elektronik, penyuluhan oleh petugas kesehatan. Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga dapat mendorong ibu untuk melakukan kunjungan antenatal care secara teratur. Kassyou (2008) bahwa peran pemerintah dalam memberikan informasi mengenai antenatal care sangat membantu ibu hamil memperoleh informasi yang lebih baik.
4. Faktor Penguat 1. Dukungan Suami/Keluarga Suami dan keluarga mempunyai peranan sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan (Tighe, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2006) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan (antenatal care). Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan ANC. Penelitian lain yang dilakukan oleh Aulia (2011) menyatakan bahwa semakin besar dukungan suami, maka semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
15
2.3 Kerangka Teori Faktor Predisposisi Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Pengetahuan Sikap Faktor Pemungkin Penghasilan Keluarga Jarak Tempat Tinggal Media Informasi Fasilitas kesehatan
Keteraturan melakukan antenatal care
Faktor Penguat Dukungan suami, keluarga, atau tenaga kesehatan.
Sumber : Notoatmodjo, 2007
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care mencakup variabel faktor predisposisi yang meliputi umur, pendidikan, status bekerja, paritas, pengetahuan, dan sikap, faktor pemungkin yang meliputi jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga, dan media informasi, dan faktor penguat yaitu dukungan suami dan variabel keteraturan melakukan antenatal care.
Faktor Predisposisi Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Pengetahuan Sikap Keteraturan melakukan
Faktor Pemungkin Penghasilan Keluarga Jarak Tempat Tinggal Media Informasi
antenatal care
Faktor Penguat Dukungan Suami/Keluarga Gambar Kerangka Konsep Penelitian
16
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
17
3.2 Definisi Operasional
Tabel definisi operasional Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Faktor Predisposisi Umur
Pendidikan
Lama waktu hidup responden
Pertanyaan pada
Kuesioner
sejak dilahirkan sampai saat
kuesioner dalam
2: 20-35 tahun
dilakukan penelitian
instrumen A
3: > 35 tahun
Pendidikan formal tertinggi
Pertanyaan pada
yang pernah diselesaikan
kuesioner dalam
2. 2: SD
responden
instrumen A
3. 3: SMP
Kuesioner
1 : < 20 tahun
1. 1: Tidak Tamat SD
Interval
Ordinal
4. 4: SMA 5. 5: Perguruan Tinggi Pekerjaan
Kegiatan atau pekerjaan
Pertanyaan pada
responden selain mengurus
kuesioner dalam
pekerjaan rumah tangga
instrumen A
Kuesioner
1 : Tidak bekerja
Nominal
2 : Bekerja
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
18
Paritas
Jumlah kelahiran yang dialami
Pertanyaan pada
responden
kuesioner dalam
Kuesioner
1 : Sedikit (≤ 2)
Nominal
2 : Banyak (> 2)
instrumen A Pengetahuan
Segala sesuatu yang diketahui
Pertanyaan pada
Kuesioner
Distribusi tidak normal
atau dipahami responden
kuesioner dalam
menggunakan nilai
mengenai antenatal care
instrumen B.I nomor
median
1 sampai 7
1: Rendah (skor < 6)
Nominal
2: Tinggi (skor ≥ 6) Sikap
Sikap responden terhadap
Pertanyaan pada
Kuesioner
Distribusi normal
Nominal
antenatal care
kuesioner
menggunakan nilai mean
menggunakan skala
1: Negatif (Skor < 19,15)
likert dengan dua
2: Positif (Skor ≥ 19,15)
jenis pernyataan, yaitu positif dan negatif. Pernyataan terdapat pada instrumen B.II nomor 1 sampai 6
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
19
Faktor Pemungkin Penghasilan
Penghasilan rata-rata keluarga
Pertanyaan pada
Keluarga
per bulan (dalam rupiah), baik
kuesioner dalam
yang dihasilkan oleh kepala
instrumen C nomor 1
Kuesioner
1: Rendah
Nominal
(≤ UMK Kota Depok) 2: Tinggi
keluarga maupun anggota
(> UMK Kota Depok)
keluarga Jarak Tempat
Persepsi responden tentang
Pertanyaan pada
Tinggal
jarak rumah dengan pelayanan
kuesioner dalam
kesehatan
instrumen C nomor 2
Kuesioner
1: Dekat (≤ ½ jam)
Nominal
2: Jauh (> ½ jam)
dan 3 Media
Instrumen perantara informasi
Pertanyaan pada
Kuesioner
Distribusi tidak normal
Informasi
tentang antenatal care
kuesioner dalam
menggunakan nilai
instrumen C nomor 4,
median
5, dan 6
1: Memperoleh media
Nominal
informasi (Skor < 3) 2: Tidak memperoleh media (Skor ≥ 3)
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
20
Faktor Penguat Dukungan
Tindakan suami dalam
Pertanyaan pada
Kuesioner
Suami
dukungannya kepada
kuesioner dalam
menggunakan nilai
responden untuk
instrumen D nomor 1,
median
memanfaatkan pelayanan
2, dan 3
1: Tidak mendapatkan
antenatal care
Distribusi tidak normal
Nominal
Dukungan suami (Skor < 3) 2: Mendapatkan dukungan suami (Skor ≥ 3)
Variabel
Keteraturan
Jumlah kunjungan ibu hamil
Pertanyaan pada
Antenatal Care
pada sarana pelayanan
kuesioner dalam
kesehatan untuk melakukan
instrumen E nomor 1, 2,
antenatal care.
dan 3
Kuesioner
1: Tidak teratur
Nominal
(< 2 kali) 2: Kurang teratur (2-3 kali) 3: Teratur (≥ 4 kali)
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuat gambaran suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh informasi faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care.
4.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester ketiga yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Cimanggis Kota Depok pada bulan April-Mei 2012. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling karena jumlah populasi yang diteliti tidak diketahui dan mempunyai karakter yang spesifik. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Convinient sampling
yaitu pemilihan sampel dengan
pertimbangan kemudahan peneliti dalam memilih sampel (Dharma, 2011). Setiap ibu hamil trimester ketiga yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Cimanggis Kota Depok pada bulan April-Mei 2012 diambil sebagai sampel penelitian. Besar sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester ketiga yang melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok pada bulan April-Mei 2012. Total sampel yang didapat selama bulan April-Mei 2012 berjumlah 82 orang.
4.3 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Cimanggis Kota Depok. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan angka kematian ibu di Kota Depok sebesar 37% atau 8 kasus kematian ibu. Berdasarkan laporan profil kesehatan kota Depok Tahun 2010, cakupan kunjungan K1 di puskesmas Cimanggis sebesar 95,28% sedangkan cakupan kunjungan K4 di puskesmas Cimanggis tahun 2010 sebesar 91,0%. Adanya perbedaan cakupan 21
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
22
kunjungan K1 dan K4 mempengaruhi keteraturan ibu hamil dalam melakukan antenatal care. Selain itu, puskesmas Cimanggis merupakan puskesmas di Kota Depok yang melayani proses persalinan 24 jam. Proses pangambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2012.
4.4 Etika Penelitian Etika penelitian meliputi: a. Informed Consent (informasi untuk responden) Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah memberikan penjelasan pada calon responden mengenai maksud dan tujuan penelitian serta memberikan gambaran mengenai dampak yang akan diterima dalam menjadi responden penelitian.
Jika
calon
responden
bersedia
maka
mereka
harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak calon responden.
b. Anomity (Tanpa Nama) Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Confidentiality (Kerahasiaan) Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
23
4.5 Alat Pengumpulan Data 4.5.1 Instrumen Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori yang terdapat dalam tinjauan pustaka. Kuesioner dipilih karena dapat dipakai untuk memperoleh data yang cukup luas, dari kelompok atau masyarakat yang berpopulasi besar, dan bertebaran tempatnya (Notoatmodjo, 2010).
Kuesioner yang peneliti gunakan pada penelitian ini mengadaptasi dari kuesioner yang sudah ada yaitu kuesioner pada penelitian Simanjuntak (2002) dan dimodifikasi oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada kerangka konsep berdasarkan tinjauan literatur. Kuesioner terdiri dari empat bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan dan sikap), bagian kedua berisi pertanyaan yang berkaitan dengan faktor pemungkin (jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga dan media informasi), bagian ketiga berisi pertanyaan yang berkaitan dengan faktor penguat (dukungan suami), dan bagian keempat berisi pertanyaan yang berkaitan dengan frekuensi kunjungan antenatal yang dilakukan oleh ibu hamil.
Sub bagian faktor predisposisi terdiri dari 2 instrumen. Instrumen A terdiri dari pertanyaan mengenai umur, pendidikan, paritas dan pekerjaan yang sekaligus sebagai pertanyaan karakteristik responden. Instrumen B terdiri dari pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap antenatal care. Tujuan dari instrumen ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai pemeriksaan kehamilan (ANC). Pada sub bagian ini terdiri dari 7 pertanyaan pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care dan 6 pernyataan mengenai sikap ibu hamil terhadap antenatal care. Cara pengukuran pada ini menggunakan skala Likert (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju)
Sub bagian faktor pemungkin terdiri dari instrumen C yang berisi 6 pertanyaan mengenai penghasilan keluarga, jarak tempat tinggal, dan media informasi. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
24
Tujuan dari instrumen ini untuk mengetahui penghasilan keluarga, jarak tempat tinggal ibu hamil dengan pelayanan kesehatan yang dalam hal ini adalah puskesmas Cimanggis, dan media informasi yang digunakan ibu hamil dalam mendapatkan informasi mengenai pemeriksaan kehamilan.
Sub bagian faktor penguat terdiri dari instrumen D yang berisi 3 pertanyaan mengenai dukungan suami yang didapatkan ibu hamil dalam pelaksanaan antenatal care. Sub bagian keteraturan antenatal care berisi 3 pertanyaan yang berkaitan dengan frekuensi kunjungan antenatal yang dilakukan oleh ibu hamil selama masa kehamilan.
Tabel distribusi pertanyaan kuesioner Komponen Karakteristik responden Umur Pendidikan terakhir Paritas Pekerjaan Pengetahuan Tanda kehamilan Definisi Tujuan ANC Waktu ANC Manfaat tablet Fe Manfaat imunisasi TT Tanda bahaya kehamilan Sikap Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
No. Soal
Jumlah Soal
1 2 3 4
1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 1 1
1, 2, 3, 6 3, 5
4 2
Penghasilan keluarga
1
1
Jarak tempat tinggal
2, 3
2
Media informasi
4, 5, 6
3
Dukungan suami
1, 2, 3
3
Keteraturan antenatal care
1, 2, 3
3
Jumlah Soal
29 Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
25
4.5.2 Uji Instrumen Pelaksanaan uji coba instrumen dilakukan kepada 16 responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik responden penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pelaksanaan uji coba kuesioner dilakukan pada ibu hamil trimester ketiga yang sedang melakukan pemeriksaan kehamilan di puskesmas Cimanggis Kota Depok. Uji coba kuesioner bertujuan untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan, konsistensi, dan pemahaman responden terhadap pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Uji coba kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji validitas dan uji keterbacaan. Dari hasil uji validitas didapatkan r alpha 0,210 sedangkan r tabel dengan taraf signifikan 5% adalah 0,497. Dari 6 pernyataan yang terdapat pada kuesioner hanya 1 pernyataan yang memiliki nilai r > r tabel yaitu pernyataan sikap 4 dengan nilai r 0,575 dan dinyatakan valid. Selanjutnya peneliti melanjutkan uji coba kuesioner kepada 24 responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik responden penelitian dengan melakukan uji keterbacaan. Responden diminta mengisi kuesioner kemudian peneliti meminta masukan dari responden mengenai pertanyaan yang ada dalam kuesioner apakah telah dipahami oleh responden. Responden diperbolehkan untuk mengganti atau mengubah kalimat pertanyaan kuesioner agar sesuai dengan bahasa responden dan lebih mudah dipahami.
4.6 Proses Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini melalui tahapan strategi sebagai berikut: 1. Mengajukan proposal penelitian kepada pembimbing untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan penelitian. 2. Setelah
proposal
penelitian
disetujui
dan
disahkan
oleh
dosen
pembimbing, peneliti segera mengajukan surat permohonan melakukan penelitian kepada bagian KPS S1 FIK UI. 3. Setelah disetetujui peneliti meminta izin kepada Kepala Dinas Kesehatan dan KESBANGPOLLINMAS Kota Depok untuk melakukan penelitian di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
26
4. Peneliti meyerahkan surat izin penelitian kepada kepala Puskesmas Cimanggis Kota Depok. 5. Peneliti memberikan penjelasan tentang hak-hak responden termasuk hak untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian sebelum pengisian kuesioner dilaksanakan. 6. Jika responden menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi kuesioner, selanjutnya responden diberikan informed consent untuk ditandatangani. 7. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner. 8. Peneliti memberikan waktu pada responden untuk mengisi kuesioner. 9. Peneliti memeriksa kejelasan dan kelengkapan kuesioner.
4.7 Pengolahan dan Analisis Data 4.7.1 Pengolahan Data Data yang berhasil dikumpulkan perlu diolah agar menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Pengolahan data dilakukan melalui tahap:
a. Editing Kegiatan editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah terkumpul untuk memastikan jawaban dalam kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten. Kuesioner yang disebar sebanyak 86 kuesioner tetapi hanya 82 kuesioner yang datanya lengkap dan relevan.
b. Coding Pada tahap ini peneliti membuat kode pada seluruh komponen yang ada dalam kuesioner untuk memudahkan proses pengolahan data. Pengkodingan dilakukan pada setiap pertanyaan yang ada dalam kuseioner. Penjelasan pengkodingan secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Usia : ≤ 20 tahun diberi kode “1”, 21-35 tahun diberi kode”2”, > 35 tahun diberi kode”3”. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
27 2. Pendidikan : Tidak tamat SD diberi kode “1”, SD diberi kode “2”, SMP diberi kode “3”, SMA diberi kode “4”, dan perguruan tinggi diberi kode “5”. 3. Paritas : paritas dikategorikan sedikit dan banyak. Jika paritas 0-2 diberi kode “1” (sedikit) dan jika paritas > 2 diberi kode “2” (banyak). 4. Pekerjaan : Tidak bekerja diberi kode “1”, Bekerja diberi kode “2”. 5. Pengetahuan : setiap jawaban benar diberi nilai “1” dan jawaban salah diberi nilai “0”. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 2 kategori, pengetahuan tinggi dan rendah sesuai dengan nilai median (6) karena data yang dihasilkan menunjukan distribusi tidak normal (Hastono & Sabri, 2010). Jika pengetahuan tinggi diberi kode”1” dan jika pengetahuan rendah diberi kode”2”. 6. Sikap : terdiri dari pernyataan negatif dan positif. Untuk pernyataan negatif, jika responden menjawab sangat setuju diberi kode’1”, setuju diberi kode”2”, tidak setuju diberi kode “3”, dan sangat tidak setuju diberi kode “4”. Untuk pernyatan positif jika responden menjawab sangat setuju diberi kode’4”, setuju diberi kode”3”, tidak setuju diberi kode “2”, dan sangat tidak setuju diberi kode “1”. Jumlah kumulatif variabel sikap kemudian dikategorikan menjadi dua yang didasarkan pada nilai mean (19,15) karena data yang dihasilkan menunjukan distirbusi normal (Hastono & Sabri, 2010). Jika total skor < 19,14 diberi kode “1” (sikap negatif) dan jika total skor ≥ 19,15 diberi kode “2” (sikap positif). 7. Penghasilan keluarga: Penghasilan dikategorikan rendah dan tinggi. Jika penghasilan dibawah UMK Depok diberi kode “1” (rendah) dan penghasilan diatas UMK Depok diberi kode “2” (tinggi). 8. Jarak tempat tinggal: jarak tempat tinggal dikategorikan dekat dan jauh. Jika waktu tempuh kurang dari ½ jam diberi kode “1” (dekat), jika waktu tempuh lebih dari ½ jam diberi kode “2” (jauh). 9. Media informasi : setiap jawaban tidak pernah diberi nilai “0” dan setiap jawaban pernah diberi nilai “1”. Media informasi dikategorikan kurang dan baik berdasarkan pada nilai median (3) karena data yang dihasilkan Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
28
menunjukan distribusi yang tidak normal. Jika total skor < 3 diberi kode “1” (kurang) dan jika total skor ≥ 3diberi kode “2” (baik). 10. Dukungan suami : setiap jawaban tidak diberi nilai “0” dan jawaban ya diberi nilai “1”.
Dukungan suami dikategorikan tidak mendapatkan
dukungan suami dan mendapatkan dukungan suami berdasarkan pada nilai median (3) karena data yang dihasilkan menunjukan distribusi yang tidak normal. Jika total skor < 3 diberi kode “1” (tidak mendapatkan dukungan suami) dan jika total skor ≥ 3 diberi kode “2” (mendapatkan dukungan suami).
c. Processing Data kuesioner yang telah dilakukan proses editing (pengecekan kelengkapan data) dan coding (pengubahan data yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka) akan dilanjutkan dengan memasukkan hasil editing ke paket komputer.
d. Cleaning Tahap Cleaning dilakukan untuk memastikan bahwa semua data sudah di masukan pada paket komputer dan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Data mengenai faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga dan media informasi), faktor penguat (dukungan suami), dan frekuensi kunjungan antenatal yang sudah dimasukan dalam paket komputer tersebut kemudian akan dianalisis.
4.7.2. Analisis data Analisis data menggunakan uji proporsi untuk menentukan distribusi frekuensi masing-masing variabel yang diteliti yaitu faktor predisposisi (umur, pendidikan, paritas, pekerjaan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (penghasilan, jarak tempat tinggal, dan media informasi), faktor penguat (dukungan suami), dan keteraturan antenatal care. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
29
4.8 Sarana Penelitian Sarana pendukung dalam penelitian ini adalah buku, jurnal dan media online (internet) sebagai literatur, pertanyaan (kuesioner), surat ijin penelitian, surat persetujuan responden (inform consent), alat tulis, kertas, souvenir, dan komputer.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cimanggis Kota Depok pada tanggal 25 April-28 Mei 2012. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran faktorfaktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yaitu ibu hamil trimester ketiga yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 82 kuesioner.
5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care 5.2.1 Faktor Predisposisi Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care
Distribusi frekuensi karakteristik responden ditampilkan dalam tabel 5.1 meliputi usia, pendidikan, paritas, dan pekerjaan. Pada penelitian ini usia responden dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu < 20 tahun, 20-35 tahun, dan > 35 tahun. Sebanyak 82 responden (74,4%) responden berada pada rentang usia 21-35 tahun. Selebihnya 7,3% responden berusia kurang dari 20 tahun dan 18,3% responden berusia lebih dari 35 tahun.
Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan Sekolah SMA sebanyak 54,9% dan SMP 30,5%. Berdasarkan paritas diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai paritas kurang atau sama dengan dua yaitu 78% sedangkan 22% responden mempunyai paritas lebih dari dua. Berdasarkan pekerjaan responden, sebagian besar responden (82,9%) adalah ibu rumah tangga atau tidak bekerja. Selebihnya 17,1% responden bekerja sebagai buruh pabrik atau karyawan swasta.
30
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
31
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care, responden yang memiliki pengetahuan tinggi 3 kali lebih banyak daripada responden yang memiliki pengetahuan rendah yaitu sebanyak 76,8%.
Sikap ibu hamil terhadap antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok dikategorikan menjadi sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif adalah responden mendukung pelaksanaan antenatal care sedangkan sikap negatif adalah responden menolak pelaksanaan antenatal care. Responden dengan sikap negatif terhadap antenatal care berjumlah 61%. Sedangkan responden dengan sikap positif berjumlah 39%. Hal ini menunjukan hampir dua pertiga responden menunjukkan sikap negatif terhadap antenatal care. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor predisposisi yang mempengaruhi ibu hamil melakukan antenatal care di puskesmas Cimanggis kota Depok, april-mei 2012 (n=82) Variabel
Jumlah
Frekuensi (%)
< 20 tahun
6
7,3
21-35 tahun
61
74,4
> 35 tahun
15
18,3
Tidak Tamat SD
1
1,2
SD
6
7,3
SMP
25
30,5
SMA
45
54,9
Perguruan Tinggi
5
6,1
Sedikit (0-2)
64
78,0
Banyak (>2)
18
22,0
Tinggi
19
23,3
Rendah
63
76,8
Negatif
50
39
Positif
32
61
Usia
Pendidikan
Paritas
Pengetahuan
Sikap
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
32
5.2.2 Faktor Pemungkin Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care
Faktor pemungkin yang diteliti meliputi penghasilan, jarak, dan media informasi. Tingkat penghasilan diukur berdasarkan jumlah penghasilan keluarga baik istri maupun suami. Penghasilan dikategorikan berdasarkan UMK Depok Tahun 2011 sebesar Rp. 1.250.000,-. Penghasilan responden dikategorikan rendah apabila penghasilan kurang atau sama dengan UMK Depok. Sedangkan penghasilan dikategorikan tinggi apabila penghasilan diatas UMK Depok. Sebanyak 63,4% responden berpenghasilan kurang dari Rp. 1. 250.000,- atau dapat dikategorikan rendah dan 36,6% berpenghasilan lebih dari Rp. 1. 250.000,-.
Jarak tempat tinggal responden dengan pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah Puskesmas Cimanggis diukur berdasarkan lamanya waktu tempuh yang dibutuhkan dari tempat tinggal responden ke Puskesmas Cimanggis. Jarak tempat tinggal dikategorikan dekat jika waktu tempuh kurang dari setengah jam. Sedangkan jarak dikategorikan jauh jika waktu tempuh lebih dari setengah jam. Sebanyak 63,4% responden memiliki tempat tinggal yang dekat dengan puskesmas Cimanggis dengan waktu tempuh kurang dari setengah jam. Sedangkan 36,6% responden membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk sampai ke puskesmas Cimanggis.
Media informasi seputar antenatal care yang dimiliki oleh responden hampir berimbang. Setengah (52,4%) responden memperoleh media informasi mengenai antenatal care yang didapat dari brosur atau leaflet puskesmas atau posyandu, media cetak maupun elektronik, atau penyuluhan oleh petugas kesehatan.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
33
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor pemungkin yang mempengaruhi ibu hamil melakukan antenatal care di puskesmas Cimanggis kota Depok, april-mei 2012 (n=82) Variabel
Jumlah
Frekuensi (%)
Rendah
52
63,4
Tinggi
30
36,6
Dekat
52
63,4
Jauh
30
36,6
39
47,6
43
52,4
Penghasilan
Jarak tempat tinggal
Media informasi Tidak memperoleh media informasi Memperoleh media informasi
5.2.3 Faktor Penguat Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care
Sebagian besar (90,2%) responden mendapatkan dukungan dari suami mereka baik dukungan moral maupun materiil dalam pelaksanaan pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Selebihnya (9,8%) responden tidak mendapatkan dukungan dari suami mereka. Penjelasan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor penguat yang mempengaruhi ibu hamil melakukan antenatal care di puskesmas Cimanggis kota Depok, april-mei 2012 (n=82) Dukungan Suami Jumlah Frekuensi (%) Tidak mendapat dukungan suami Mendapat dukungan suami Total
8
9,8
74
90,2
82
100,0
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
34
5.4 Keteraturan Antenatal Care Keteraturan antenatal care dilihat dari jumlah kunjungan antenatal care selama kehamilan yang dilakukan minimal empat kali. Berdasarkan keteraturan antenatal care yang dilakukan oleh responden diperoleh 90,2% responden teratur melakukan antenatal care dan 9,8% responden kurang teratur melakukan antenatal care.
Keteraturan Antenatal Care 100%
Teratur 50%
Kurang Teratur
90,2%
Tidak Teratur 9,8%
0%
0%
Gambar distribusi frekuensi responden berdasarkan keteraturan antenatal care di puskesmas Cimanggis Kota Depok, april-mei 2012 (n=82)
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan Hasil Penelitian Kunjungan antenatal care oleh ibu hamil dilakukan minimal empat kali selama masa kehamilan (WHO, 2008). Hasil penelitian yang dipaparkan pada gambar 5.1 menunjukkan hampir seluruh responden (90,2%) secara teratur melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Kunjungan antenatal care yang dilakukan ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor predisposisi (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (jarak tempat tinggal, penghasilan, dan informasi), dan faktor penguat (dukungan suami).
6.1.1 Faktor predisposisi yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care a. Usia Hasil penelitian yang dipaparkan pada tabel 5.1 menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang usia reproduksi yang sehat yaitu 21-35 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Kassyou (2008) dan Dairo & Owoyokun (2010) yang menyebutkan ibu hamil dengan usia 20-34 tahun memanfaatkan pelayanan antental care lebih baik daripada kategori umur lainnya. Usia ibu mempengaruhi kesehatan janin serta kualitas bayi yang dilahirkan. Pada usia dibawah 20 tahun, alat-alat reproduksi wanita belum berkembang dengan sempurna sehingga rentan terjadi keguguran atau perdarahan selama kehamilan. Sedangkan pada usia diatas 35 tahun organ reproduksi telah mengalami penuaan dimana terjadi kemunduran pada organ reproduksi sehingga sangat berpengaruh pada kehamilan dan proses persalinan yang dapat menyebabkan kematian maternal (Depkes, 2002).
35
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
36
Kematian maternal yang terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan usia di bawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 21-35 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia 35 tahun (BKKBN, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian Husni (2008) yang mengungkapkan ibu hamil dengan usia dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengalami risiko tinggi pada kehamilannya.
Pada penelitian ini 25,6% responden berada pada usia rawan dengan 7,3% berusia dibawah 20 tahun dan 18,3% berusia diatas 35 tahun. Mohsin, Bauman, & Jalaludin (2006) mengungkapkan bahwa remaja yang hamil diluar ikatan pernikahan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan secara emosional dan fisik belum siap dengan kehamilannya sehingga ada kecenderungan remaja tersebut
kurang
memperhatikan
kehamilannya
dengan
tidak
melakukan antenatal care secara teratur. Pada ibu hamil dengan usia 35 tahun, mereka merasa memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai kehamilan dan persalinan sehingga kurang termotivasi untuk melakukan antenatal care secara teratur (Tewodros, Mariam & Dibaba, 2008).
b. Pendidikan Hasil penelitian yang dipaparkan pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden memiliki latar belakang pendidikan yang beragam mulai dari tingkat pendidikan SD sampai dengan perguruan tinggi. Pada penelitian ini tingkat pendidikan rendah dan tinggi hampir berimbang dengan mayoritas responden berpendidikan SMA dan sebagian lainnya berpendidikan SD dan SMP. Pendidikan merupakan hal yang penting karena tingkat pendidikan ibu dapat mendukung pengetahuan dan informasi yang dimilikinya. Rendahnya pendidikan ibu hamil
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
37
menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap pentingnya antenatal care secara teratur.
Hal ini sesuai dengan penelitian Adiwiharyanto (2008), Kassyou (2008), Tewodros, Mariam & Dibaba (2008), dan Watti (2011) yang mengungkapkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil, frekuensi kunjungan antenatal semakin meningkat. Pendidikan yang tinggi mencerminkan pengetahuan yang dimiliki
semakin
baik
dan
mempengaruhi
seseorang
dalam
menerapkannya terhadap pelaksanaan antenatal care. Tura (2007) mengungkapkan ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah menerima informasi yang diberikan kepadanya serta memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada ibu dengan tingkat pendidikan rendah.
c. Paritas Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Dari hasil penelitian diperoleh paritas ibu melahirkan yang paling banyak adalah paritas 0. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Cimanggis Kota Depok belum pernah melahirkan sebelumnya. Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama bagi mereka. Pada kehamilan pertama umumnya ibu hamil lebih memperhatikan kondisi kehamilannya. Mereka cenderung menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mengetahui kondisi kehamilannya. Seperti pada penelitian Sarwono (2001) yang mengungkapkan bagi ibu yang hamil pertama kali, antenatal care merupakan suatu hal yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang tinggi dalam memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan. Sebaliknya semakin banyak ibu memiliki riwayat melahirkan, kunjungan antenatal care menjadi berkurang karena ia menganggap Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
38
memiliki pengalaman yang cukup sehingga kurang termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Kassyou, 2008).
d. Pekerjaan Hasil penelitian yang dipaparkan pada tabel 5.1 menunjukkan mayoritas reponden tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Kassyou (2008) mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan adalah terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Ibu hamil yang tidak bekerja memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari dan pergi ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Pada ibu hamil yang bekerja, pekerjaan mereka memberikan kesibukan tambahan sehingga ibu hamil kadang tidak sempat memeriksakan kehamilannya. Walaupun demikian, lingkungan tempat mereka bekerja dapat memberikan akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi mengenai kesehatan khususnya pemeriksaan kehamilan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Pasaribu (2005) yang menyatakan bahwa ibu hamil yang bekerja tidak hanya mempunyai sumber penghasilan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tetapi juga dalam pekerjaannya dapat berinteraksi dengan orang lain yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga ibu yang bekerja mendapatkan pengetahuan yang lebih dan memiliki motivasi untuk memeriksakan kehamilannya.
e. Pengetahuan antenatal care Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi mengenai antenatal care. Seluruh responden mengetahui tujuan dan manfaat dilakukannya pemeriksaan kehamilan (ANC) bagi dirinya serta bayi yang dikandungnya. Selain itu, seluruh responden mengetahui kapan sebaiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan pertama kali. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
39
Tura (2007) dan Watti (2011) mengungkapkan bahwa semakin baik pengetahuan yang ibu hamil miliki, semakin mudah pula mereka memahami dan menerima antenatal care sebagai suatu bentuk pelayanan kesehatan yang digunakan untuk memonitor kondisi kesehatan ibu dan bayi selama masa kehamilan.
Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya menjaga kesehatan dan memotivasi diri untuk diaplikasikan dalam kehidupannya (Notoatmodjo, 2007). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tighe (2010) dan Holroyd, Twinn & Yim (2011) bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan selama kehamilannya akan termotivasi untuk menjaga kehamilan dengan melakukan antenatal care secara teratur.
f. Sikap terhadap antenatal care Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (61%) responden memiliki sikap negatif terhadap antenatal care. Sikap ibu hamil terhadap antenatal care merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pelaksanaan antenatal care (Ye et all., 2008). Adanya sikap lebih baik tentang antenatal care mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan bayi yang dikandungnya.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Adri (2008) dan Ye et al., (2008) yang menyatakan bahwa ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap antenatal care lebih banyak melakukan antenatal care daripada ibu dengan sikap negatif terhadap antenatal care. Pada penelitian ini sikap negatif responden terhadap antenatal care tidak menunjukkan hasil yang buruk pada keteraturan antenatal Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
40
care yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena pada penelitian ini menggunakan median sebagai hasil ukur karena pendistribusian data yang tidak normal.
Pada penelitian ini, responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai
antenatal
care.
Pengetahuan
mempengaruhi
sikap
seseorang terhadap sesuatu. Sikap positif sangat erat kaitannya dengan perilaku seseorang. Pengetahuan yang baik dan sikap positif akan mendorong perilaku seseorang ke arah yang lebih baik khususnya dalam perilaku kesehatan mengenai pelaksanaan antenatal care secara teratur. Dengan pengetahuan tinggi yang dimiliki responden akan lebih mudah bagi petugas kesehatan untuk mendorong sikap responden ke arah positif terhadap antenatal care yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pelaksanaan antenatal care menjadi lebih baik.
6.1.2 Faktor pemungkin yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care a. Penghasilan Keluarga Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah responden memiliki penghasilan rendah yaitu dibawah upah minimum kota (UMK) Depok sebesar Rp. 1.250.000,-. Penghasilan dapat menunjang perilaku hidup sehat keluarga. Dengan penghasilan yang cukup keluarga dapat menyediakan makanan bergizi yang dapat menunjang kesehatan ibu serta pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan. Selain itu, Penghasilan dapat mempengaruhi pemanfaatan antenatal care oleh ibu hamil. Seperti hasil penelitian Pasaribu (2005), Kassyou (2008), dan Umayah (2010) bahwa rendahnya penghasilan keluarga meningkatkan hambatan untuk mendapatkan prioritas kesehatan dalam urutan lebih tinggi dari pada prioritas kebutuhan pokok sehingga memperlambat atau menyebabkan terabaikannya frekuensi antenatal care. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
41
Pada penelitian ini, meskipun penghasilan keluarga sebagian responden berada dibawah UMK Depok namun
keteraturan
pemeriksaan kehamilan (ANC) di Puskesmas Cimanggis Kota Depok menunjukkan hasil yang baik. Hampir seluruh responden teratur melakukan ANC di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Hal ini dapat terjadi karena adanya kebijakan pemerintah melalui Kementrian Kesehatan yaitu program jaminan persalinan (Jampersal) untuk ibu hamil. Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang di dalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir (Depkes, 2011). Dengan tidak adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh ibu hamil untuk melakukan ANC, keluarga dapat fokus mengalokasikan penghasilan untuk kebutuhan yang lain. Selain itu bebasnya biaya pemeriksaan kehamilan mendorong ibu hamil untuk secara teratur memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Alam et all. (2004) bahwa pelayanan antenatal care yang bebas biaya dapat meningkatkan kunjungan ibu hamil ke pelayanan keaehatan untuk melakukan antenatal care secara teratur.
b. Jarak Tempat Tinggal Pada penelitian ini, kemudahan menjangkau tempat pelayanan kesehatan dilihat dari lamanya waktu tempuh yang dibutuhkan dari tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden merasa mudah menjangkau pelayanan kesehatan yang dalam hal ini adalah Puskesmas Cimanggis Kota Depok dengan waktu tempuh yang dibutuhkan kurang dari setengah jam.
Sejalan dengan penelitian Tewodros, Mariam &
Dibaba (2008) bahwa jarak tempat tinggal berhubungan dengan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang kemudian mempengaruhi frekuensi antenatal care. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
42
Kemudahan menjangkau tempat pelayanan kesehatan semakin mendukung antenatal care secara teratur. Hal ini sesuai dengan penelitian Murniati (2007), Kassyou (2008), dan Tighe (2010) yang menyatakan transportasi yang sulit atau waktu tempuh yang lama mengakibatkan munculnya perasaan malas atau enggan untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan dan memeriksakan kehamilannya.
Penelitian ini dilakukan di daerah perkotaan dengan sarana transportasi yang memadai sehingga mempermudah akses ibu hamil ke pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Dairo & Owoyokun (2010) bahwa pemanfaatan antenatal care di daerah perkotaan lebih tinggi daripada di daerah pedesaan. Hal ini dapat terjadi karena fasilitas umum seperti kondisi jalan dan sarana transportasi yang ada di daerah perkotaan lebih baik. Selain itu, ibu hamil yang tinggal di daerah perkotaan memiliki akses informasi antenatal care yang lebih mudah dan tersedianya fasilitas kesehatan yang lebih baik di daerah perkotaan.
c. Media Informasi Pada penelitian ini diketahui media informasi tentang antenatal care yang dimiliki responden hampir berimbang antara media informasi yang baik dan kurang. Informasi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang yang dapat mengakses banyak media informasi memiliki pengetahuan yang lebih baik dari pada seseorang yang mengakses sedikit media informasi (Notoadmodjo, 2007).
Informasi tentang antenatal care yang diberikan oleh tenaga kesehatan maupun media, cetak atau elektronik, akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care,
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
43
sehingga dapat mendorong ibu untuk melakukan kunjungan antenatal care secara teratur.
Responden memperoleh informasi tentang antenatal care dari brosur atau leaflet yang disediakan oleh puskesmas, media baik cetak maupun elektronik, dan penyuluhan oleh petugas kesehatan. Peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi mengenai antental care sangat penting. Hal ini sesuai dengan penelitian Kassyou (2008) bahwa peran pemerintah dalam memberikan informasi mengenai antenatal care sangat membantu ibu hamil memperoleh informasi yang lebih baik.
6.1.1 Faktor penguat yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care a.
Dukungan suami Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan dukungan dari suami mereka. Dukungan yang diberikan oleh suami berupa perhatian terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi serta pemeriksaan kehamilan, pemberian biaya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di pelayanan kesehatan, serta meluangkan waktu untuk mengantar dan menemani istri mereka melakukan pemeriksaan kehamilan.
Suami mempunyai peranan sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan (Tighe, 2010). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sari (2006) bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu hamil dalam melakukan antenatal care. Dukungan suami dapat memberikan motivasi yang baik kepada ibu hamil untuk melakukan antenatal care. Penelitian lain yang dilakukan Tewodros, Mariam & Dibaba (2008) dan Aulia (2011) menyatakan bahwa semakin besar
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
44
dukungan suami, maka semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan antenatal care.
6.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cimanggis Kota Depok yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di Kota Depok. Pada pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa hambatan yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut, antara lain:
6.2.1 Variabel Penelitian Secara teoritis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care. Ada kemungkinan variabel lain yang terkait namun tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena berbagai pertimbangan dan keterbatasan. Variabel yang diteliti hanya terbatas pada variabel yang terdapat dalam kerangka konsep penelitian.
6.2.2 Instrumen Penelitian Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini berjumlah 86 buah. Dari 86 kuesioner yang disebar hanya 82 kuesioner yang lengkap. Sedangkan 4 kuesioner terdapat beberapa pertanyaan yang tidak diisi (missing). Peneliti tidak dapat menelusuri kembali karena identitas responden tidak dicantumkan.
Banyaknya variabel yang diukur pada kuesioner membuat peneliti membatasi jumlah pertanyaan pada setiap variabel untuk memudahkan responden menjawab pertanyaan dengan jumlah pertanyaan yang tidak terlalu banyak. Kuesioner penelitian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Beberapa pertanyaan yang tidak valid dilakukan perubahan pada redaksi penulisan. Pertanyaan yang sudah dilakukan perubahan redaksi penulisan tidak diuji kembali oleh peneliti.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
45
6.2.3 Aspek Generalisasi Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cimanggis Kota Depok dengan tujuan untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care. Hasil penelitian ini hanya dapat digunakan untuk lokasi penelitian dan tidak dapat digeneralisasikan.
6.3 Implikasi Keperawatan 6.3.1
Pelayanan Keperawatan Penelitian ini memberikan masukan untuk meningkatkan peran perawat dalam upaya peningkatan kualitas palayanan kesehatan yang diberikan khususnya dalam pelayanan antenatal care. Antenatal care sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi serta menghindari terjadinya komplikasi kehamilan. Oleh karena itu, perawat dapat bekerja sama dengan Puskesmas atau Dinas Kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan salah satunya dengan cara melakukan kunjungan rumah.
6.3.2
Penelitian Keperawatan Penelitian ini memperkaya penelitian keperawatan yang sudah ada dengan memberikan informasi dan data tentang pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil.
6.3.3
Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini sebagai informasi untuk perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas dengan memberi masukan pada pengembangan kurikulum mata ajar keperawatan maternitas.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di Kota Depok. Responden pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester ketiga yang sedang melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok berjumlah 82 orang.
Gambaran keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care menunjukkan hampir seluruh responden melakukan kunjungan antenatal care lebih dari empat kali kunjungan selama kehamilan di Puskesmas Cimanggis Kota Depok sehingga dikategorikan teratur melakukan antenatal care.
Gambaran faktor predisposisi yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care menunjukkan sebagian besar responden berada pada rentang usia 21-35 tahun (74,4%), tingkat pendidikan responden paling banyak SMA (54,9%), mayoritas responden merupakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja (82,9%), sebagian besar responden memiliki paritas sedikit (78%), tingkat pengetahuan responden mengenai antenatal care tinggi (76,8%), dan sikap terhadap antenatal care sebagian besar responden memiliki sikap negatif (61%) yaitu tidak mendukung pelaksanaan antenatal care.
Faktor pemungkin yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care terdiri dari penghasilan keluarga, jarak tempat tinggal, dan media informasi menunjukkan lebih dari setengah responden memiliki penghasilan rendah, yaitu dibawah UMK Depok (63,4). Sebagian besar responden memiliki tempat tinggal yang dekat dengan pelayanan kesehatan dalam hal ini Puskesmas Cimanggis Kota Depok (63,4%). Setengah responden memperoleh media informasi mengenai antenatal care Faktor penguat yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care yaitu dukungan suami
46
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
47
menunjukkan hampir seluruh responden mendapatkan dukungan dari suami mereka untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC).
7.2 Saran 7.2.1
Bagi Peneliti lain Peneliti lain dapat menjadikan data pada penelitian ini sebagai data dasar bagi penelitiannya. Peneliti lain disarankan melakukan korelasi variabel faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat terhadap keteraturan antenatal care sehingga diketahui faktor yang paling mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care. Peneliti lain disarankan melakukan penelitian di tempat lain yang memiliki tingkat keteraturan pemeriksaan kehamilannya tidak teratur dengan jumlah responden yang lebih besar.
7.2.2
Bagi Dinas Kesehatan Hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar bagi Dinas Kesehatan Kota Depok sebagai gambaran pemanfaatan pelayanan antenatal yang dilakukan di Puskesmas Cimanggis. Dinas Kesehatan Kota Depok dapat melakukan program yang mengarah pada peningkatan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil dengan meningkatkan penyuluhan-penyuluhan untuk menambah informasi pada ibu hamil sehingga pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan antenatal meningkat.
7.2.3 Bagi Pendidikan Keperawatan Diharapkan institusi pendidikan keperawatan dapat mengembangkan praktik lapangan mengenai antenatal care sehingga mahasiswa dapat terjun langsung dalam pemberian pelayanan antenatal care di masyarakat, puskesmas atau rumah sakit.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwiharyanto, K. (2008). October 5, 2011. Hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/4113/ Alam, A.Y., et al. (2004). Factors affecting utilization of Antenatal Care among women in urban slum areas of Islamabad. Department of Community Health Sciences, Shifa College of Medicine, Islamabad, Pakistan. June 2, 2012. Aulia, N.P. (2011). Hubungan dukungan suami dengan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan di BPS Nanik Cholid desa Tawangsari sepanjang Sidoarjo. October 5, 2011. Skripsi. STIKES YARSIS Surabaya. BKKBN. (2012). Risiko kehamilan usia muda. June 10, 2012. http://banten.bkkbn.go.id/rubrik/266/ Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Trans. Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah, Jakarta: EGC, 2004. Trans. of Maternity nursing, 1995. Colti, S. (2008). Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang berisiko terhadap kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). October 5, 2011. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. http://eprints.undip.ac.id/16901/ Dahlan, M.S. (2010). Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto. Dairo, M.D., Owoyokun, K.E. (2010). Factors affecting the utilization of antenatal care services in Ibadan Nigeria, Department of Epidemiology & Medical Statistics, College of Medicine, UCH, Ibadan. 12(1), 3-13. June 2, 2012. Darma, K. (2010). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media. Depkes RI. (2006). Glosarium data dan informasi kesehatan. November 20, 2011. www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Glosarium%202006.pdf (2007). Pedoman pelayanan antenatal. Jakarta (2010, Februari 3). Untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi perlu kerja keras. October 2, 2011. http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/793-untuk-menurunkanangka-kematian-ibu-dan-kematian-bayi-perlu-kerja-keras.html 48
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia
49
(2010, Februari 2). Ibu selamat, bayi sehat, suami siaga. October 2, 2011. http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/790-ibu-selamatbayi-sehat-suami-siaga.html (2011, Januari 27). Lima strategi operasional turunkan angka kematian ibu. October 2, 2011. http://depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/1387-lima-strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.html (2011, Juli 28). Jaminan persalinan, upaya terobosan kementerian kesehatan dalam percepatan pencapaian target MDGs. July 3, 2012. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/99 Deverill, M., et al. (2010). Antenatal care for first time mothers: a discrete choice experiment of women’s views on alternative packages of care. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 151, 33–37, October 9, 2011. Duhita, F. (2010). Hubungan keteraturan antenatal care (anc) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas Ngoresan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. October 5, 2011. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=14807 Fauziah, A. (2009) Hubungan antara keteraturan antenatal care dengan kejadian perdarahan postpartum di rsud dr. Moewardi Surakarta. October 5, 2011Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hastono, S.P & Sabri, L. (2010). Statistik kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers. Holroyd, E., Twinn, S. & Yim, I.P. (2011). Chinese women’s perception of effectiveness of antenatal education. British Journal of Midwifery, 19(2), 92-98. October 9, 2011 Indreswari, M., Hardiansyah., & Damanik, M.R.M. (2008). Hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan konsumsi tablet besi dengan tingkat keluhan selama kehamilan. Jurnal Gizi dan Pangan, 3(1), 12-21, October 10, 2011 José, N., Raddi, S.A. & Kharde, S. (2010). Assess the knowledge regarding preeclampsia and its self-care measures among antenatal women attending antenatal outpatient department of kles dr prabhakar kore hospital, Belgaum. Women South Asian Federation of Obstetrics and Gynecology, 2(2), 157162. October 4, 2011 Karatas, J.C,. Matthey, S. & Barnett, B. (2009). Antenatal psycosocial assesment: how accurate are we in determining ‘low risk’ status? a pilot study. Arch Women Ment Health, 12, 97-103, October 4, 2011. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
50
Kassyou, H. (2008). Factors Affecting Antenatal Care Attendance in Maichew Town, Southern Tigray. Thesis. School of Graduate Studies of Addis Ababa University. June 2, 2012. Mohsin, M., Bauman, A.E. & Jalaludin, B. (2006). The influence of antenatal and maternal factors on stillbirths and neonatal deaths in New South Wales, Australia. J.biosoc.Sci, 38, 643–657. October 4, 2011. Murniati. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. October 5, 2011. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6760 Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Pasaribu, S. (2005). Pengaruh faktor sosial budaya dan sosial ekonomi terhadap pemeriksaan kehamilan di desa Bandar Sakti puskesmas Rantau Laban Kota Bukit Tinggi. October 8, 2011. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/14747 Ram, F., Singh, A. (2006). Is antenatal care effective in improving maternal health in rural uttar pradesh? evidence from a district level household survey. J.biosoc.Sci, 38, 433–448. October 4, 2011. Rozikhan. (2007). Faktor-faktor risiko terjadinya preeklampsia berat di rumah sakit dr. H. Soewondo Kendal. October 4, 2011. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. http://eprints.undip.ac.id/18600/ Sari, R. A. P. (2006). Hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan ante natal care (ANC) di wilayah kerja puskesmas Bathil Dolopo Madiun. December 14, 2011. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. http://libraryump.org/index.php?option=com_content&task=view&id=28&Itemid=2 Sarwono (2001). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Sibai, B.M., Simpson, J.L. (2007). Obstetrics–normal and problempregnancies (5th ed). Philadelphia : Elsevier Churchill Livingstone. October 4, 2011 Simanjuntak, T. (2002). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal K4 di Kota Medan Propinsi Sumatra Utara. Tesis. Universitas Indonesia. Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
51 Serçekuş, P., Mete, S. (2010 ). Turkish women’s perceptions of antenatal education. International Nursing review, 57, 395-401. October 4, 2011. Sullivan, A., Kean, L. & Cryer, A. Panduan pemeriksaan antenatal. Trans. Aryandhito Widhi Nugroho. Jakarta: EGC, 2009. Trans. Of Midwife’s guide to antenatal investigation, 2006. October 4, 2011. Tighe, S.M. (2010). An exploration of the attitudes of attenders and non-attenders towards antenatal education. Midwifery, 26, 294–303, October 9, 2011 Tewodros, B., Mariam, G.,A., & Dibaba, Y. (2009). Factors affecting antenatal care utilization in Yem Special Woreda, Southwestern Ethiopia. Ethiop J Health Sci, 19(1), 45-51, June 2, 2012. Thompson. (2004). Kehamilan dari pembuahan hingga kelahiran. Jakarta: Dian Rakyat. Tura, G. (2009). Antenatal care service utilization and associated factors in Metekel Zone, Northwest Ethiopia. Ethiop J Health Sci, 19(2), 111-119. June 2, 2012. Umayah, R.F. (2010). Hubungan tingkat ekonomi ibu hamil dan tingkat kepuasan dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan di RB& BP Asy-syifa’ PKU Muhammadyah Wedi Klaten. October 4, 2011. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://digilib.uns.ac.id/abstrak_15445_hubungan-tingkat-ekonomi-ibuhamil-dan-tingkat-kepuasan-dengan-keteraturan-pemeriksaan-kehamilan-dirb-&-bp-asy-syifa%E2%80%99-pku-muhammadyah-wedi-klaten.html Watti, S.,H. (2011). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Antenatal Care. June 10, 2012. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/27185 World Vision Indonesia (2009). Dukung perubahan perilaku menuju kesehatan ibu dan anak yang lebih baik. October 8, 2011. www.worldvision.or.id/images/article/187/FactsheetMCHN.pdf WHO (2008, November). Fact Sheet: Maternal mortality. October 8, 2011. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/index.html (2008). Providing the foundation for sexual and reproductive health: a record of achievement. October 8, 2011. http://www.who.int/reproductivehealth/publications/general/rhr_hrp_08_13/ en/index.html
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
52
Ye et al. (2010). Factors affecting the utilization of antenatal care services among women in kham district, Xiengkhouang province, Lao Pdr. Nagoya J. Med. Sci, 72, 23-33. June 2, 2012. June 2, 2012.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Lampiran 1 – Lembar Informasi Penelitian (Informed)
Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di puskesmas Cimanggis Kota Depok. Saya berharap ibu bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan dan mengisi data yang dilampirkan berikut ini. Saya juga mengharapkan ibu memberikan jawaban yang sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang ibu rasakan atau pikirkan. Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Dalam pengisian kuesioner ini, identitas responden semata-mata hanya digunakan untuk penelitian dan akan dijamin kerahasiaannya. Diharapkan ibu dapat menyelesaikan pengisian kuesioner ini antara 10-15 menit. Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya, Ika Fauziah Priani NPM: 0806333985
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Lampiran 2 – Lembar Persetujuan Responden (Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran faktorfaktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Saya telah diberi penjelasan bahwa tidak ada kerugian yang akan saya dapatkan selama mengikuti prosedur penelitian ini.
Penelitian ini akan diberi kode dan identitas saya akan dirahasiakan selama penelitian berlangsung. Semua data dan jawaban yang saya berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data. Saya tidak akan mendapatkan keuntungan secara langsung dari penelitian ini, tetapi penelitian ini akan memberikan informasi yang dapat dijadikan data untuk mengetahui lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
Partisipasi ini bersifat sukarela dan sata berhak mengundurkan diri sebagai responden tanpa resiko apapun apabila ada pertanyaan yang menimbulkan respon emosional yang membuat saya tidak nyaman dan terganggu.
Saya telah membaca lembar persetujuan ini dan saya secara sadar bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Depok, April 2012 Responden
(
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
)
Lampiran 3 – Kuesioner Penelitian
NOMOR RESPONDEN:
(diisi peneliti)
Petunjuk : Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai atau isi titik-titik yang tersedia di setiap pertanyaan berikut. A. Karakteristik Responden 1. Umur ≤ 20 tahun 21-35 tahun > 35 tahun
2. Pendidikan terakhir Tidak tamat SMA
SMA
SD
Akademi/ Perguruan Tinggi
SMP
3. Berapa kali ibu pernah melahirkan? a. Bayi lahir hidup
:..................orang
b. Bayi lahir mati
:..................orang
c. Keguguran
:..................kali
4. Apakah saat ini ibu bekerja? a. Ya
b. Tidak
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
B. Faktor Predisposisi I. Pengetahuan 1. Pengetahuan ibu, apa tanda seorang wanita dikatakan hamil? a. Perut semakin besar b. Test urine (air kencing) positif c. Tidak ikut KB
2. Menurut ibu, dibawah ini yang merupakan pengertian dari pemeriksaan kehamilan adalah……. a. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. b. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil setiap minggu untuk menjaga kesehatan ibu. c. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil pada saat ada keluhan.
3. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan kehamilan? a. Mengetahui jenis kelamin bayi b. Mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi c. Mempercepat proses persalinan
4. Kapan sebaiknya pemeriksaan kehamilan pertama kali? a. Sejak terlambat haid b. Umur kehamilan 4 bulan c. Saat akan melahirkan
5. Mengkonsumsi tablet Fe (zat besi) selama kehamilan berguna untuk... a. Mengurangi mual dan muntah b. Mencegah terjadinya anemia c. Mencegah hipertensi (tekanan darah tinggi)
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
6. Apa manfaat imunisasi TT bagi ibu hamil? a. Mencegah penyakit polio b. Mencegah penyakit malaria c. Mencegah penyakit tetanus
7. Dibawah ini yang merupakan tanda bahaya kehamilan, kecuali.... a. Perdarahan pada jalan lahir b. Nyeri perut yang sangat hebat c. Pusing
II. Sikap Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan
No.
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Tidak
Sangat
Setuju
tidak Setuju
1.
2.
Komplikasi kehamilan dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan. Ibu hamil hanya perlu melakukan pemeriksaan
3.
kehamilan bila terjadi gangguan pada kehamilannya. Merokok selama kehamilan dapat
4.
mengakibatkan kelainan pada bayi atau mengalami abortus.
5.
6.
Ibu hamil bisa memakai pakaian yang ketat dan sepatu bertumit tinggi. Ibu hamil perlu meningkatkan asupan makan agar pertumbuhan janin tidak terhambat.
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
C. Faktor Pendukung 1. Berapakah penghasilan keluarga ibu? a.
Kurang dari Rp. 1.250.000
b.
Lebih dari Rp. 1.250.000
2. Apakah ibu merasa mudah untuk pergi ke pelayanan kesehatan? a.
Ya
b. Tidak
3. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan? a. Kurang dari ½ jam b. Lebih dari ½ jam
4. Pernahkah ibu mendapatkan brosur tentang pemeriksaan kehamilan dari puskesmas atau posyandu? a. Pernah
b. Tidak pernah
5. Pernahkah ibu mendapat informasi tentang pemeriksaan kehamilan dari media lain, seperti surat kabar, majalah atau televisi? b. Pernah
b. Tidak pernah
6. Pernahkah ibu mendapatkan penyuluhan oleh petugas kesehatan tentang pemeriksaan kehamilan? a. Pernah
b. Tidak pernah
D. Faktor Pendorong 1. Apakah ibu mendapat dukungan dari suami untuk melakukan pemeriksaan kehamilan? a. Ya
b. Tidak
2. Apakah suami ibu mau mengantar ibu untuk memeriksakan kehamilan? a. Ya
b. Tidak
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
3. Apakah suami ibu memberikan biaya untuk memeriksakan kehamilan? a. Ya
b. Tidak
E. Kunjungan Antenatal Care (ANC) 1. Pada umur kehamilan 0-3 bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan (bidan, dokter, puskesmas, atau rumah sakit)? a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. 3 kali e.
> 3kali
2. Pada umur kehamilan 4-6 bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan (bidan, dokter, puskesmas, atau rumah sakit)? a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. 3 kali e.
> 3 kali
3. Pada umur kehamilan 7-9 bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan (bidan, dokter, puskesmas, atau rumah sakit)? a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. 3 kali e.
> 3 kali
TERIMAKASIH
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Lampiran 4 – Jadwal Kegiatan
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kegiatan
Sept -Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Penyusunan proposal penelitian Perijinan Pengumpulan data Analisis data Pembuatan draft laporan Hasil laporan sementara Penyempurnaan isi laporan Penggandaan laporan
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Mei
Jun
Juli
Lampiran 5 – Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ika Fauziah Priani
Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 31 Juli 1989 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Seroja 1 No. 100 Blok 13 Rt 07 Rw 13 Bumi Rancaekek Kencana Kab. Bandung 40394
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri Kencana Indah II Bandung (1995-2001) 2. SMP Al Ma’soem Sumedang (2001-2004) 3. SMA Negeri 2 Bandung (2004-2007) 4. Fakultas Ilmu Keperawatan UI (2008-2012)
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.
Faktor-faktor..., Ika Fauziah Priani, FIK UI, 2012.