Pros id ing Sem in ar Nas iona l & W ork s hop “Pe rk e mbangan T e rk ini Sa ins F a rmas i & K li nik 5 ” | Pa d ang, 6 -7 Nov e m ber 2015
Uji Efek Anti Aterosklerosis dari Jus Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) terhadap Burung Puyuh Jantan (Antiatherosclerotic Effect of Pineapple (Ananas comosus(L.)) Juice on Male Quail) Suhatri1; Ifora2*; Humaira Fadhilah2; Wila Elvi Dwi Paramitha2 1Fakultas
Farmasi Universitas Andalas (UNAND) Padang Ilmu Farmasi (STIFARM) Jl. Tamansiswa No. 9 Padang
2SekolahTinggi
Corresponding email:
[email protected] ABSTRAK Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) varietas Queen yang kerap dikonsumsi mengandung antioksidan alami dengan kandungan vitamin C 24 mg dalam setiap 100 gram nanas. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek anti aterosklerosis dari jus nanas terhadap burung puyuh jantan dengan metoda histopatologi. Parameter yang diamati adalah jumlah aorta yang mengalami aterosklerosis. Penelitian dilakukan dengan memberikan jus nanas secara oral dengan dosis 0,9 mL/200g BB, 1,8 mL/200g BB dan 3,6 mL/200g BB selama 2 bulan. Dari hasil penelitian terlihat pemberian jus nanas dengan berbagai dosis dapat berpengaruh terhadap pencegahan aterosklerosis pada burung puyuh jantan yang diinduksi makanan lemak tinggi dan prophyltiourasil dengan signifikansi (P<0,05). Dosis 0,9 mL /200g BB menunjukan efek pencegahan aterosklerosis yang paling bagus. Kata Kunci: nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) varietas Queen, aterosklerosis, Burung puyuh jantan PENDAHULUAN Penyakit penyakit
yang
Oleh karena timbunan lemak (plak) aterosklerosis
plak ini dapat menyebabkan lumen pembuluh
patogenesisnya, dinding pembuluh darah arteri
darah menjadi sempit sehingga aliran darah
terpajan oleh berbagai iritan yang dapat
kurang lancar, plak pada dinding pembuluh
menyebabkan cedera pada lapisan tunika intima
darah bersifat rapuh dan mudah pecah dan
khususnya lapisan endotel yang merupakan
meninggalkan
awal terjadinya proses inflamasi kronis dinding
pembuluh darah yang dapat memudahkan
arteri dan mengakibatkan timbulnya ateroma
pembentukan bekuan darah. Bekuan darah ini
atau plak ateromatosa. Plak ateromatosa ini
akan menyumbat pembuluh darah secara total
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu sel (otot
dan akan menyebabkan infark miokardium dan
polos,
stroke (Price & Lorraine, 1995).
dan
berbahaya.
didalam lapisan tunika intima pembuluh darah,
Dalam
makrofag
sangat
merupakan
leukosit),
matriks
ekstraseluler (termasuk kolagen, serat elastik
Prinsip
bekas
luka
utama
pada
dinding
pengobatan
dan proteoglikan) dan lemak (intrasel dan
aterosklerosis adalah dengan pengaturan diet
ekstrasel) (Brown, 2005; Schoen & Cotran,
rendah kolesterol dan pemberian obat-obatan
2007).
hipolipidemia.
Karena
pengobatan
untuk
173
Pros id ing Sem in ar Nas iona l & W ork s hop “Pe rk e mbangan T e rk ini Sa ins F a rmas i & K li nik 5 ” | Pa d ang, 6 -7 Nov e m ber 2015
mencegah oksidasi LDL belum dikenal luas,
intima serta perubahan struktur histologis pada
maka senyawa antioksidan pencegah oksidasi
aorta.
LDL merupakan target utama pencarian obat antiaterosklerotik (Libby, 2002a). Salah satu
METODE PENELITIAN
sumber senyawa antioksidan adalah obat herbal
Waktu dan Tempat Penelitian
dengan kandungan senyawa polifenol yang tinggi.
Konsumsi
senyawa
secara
bulan Mei 2014 sampai dengan Desember 2014
epidemiologi terbukti memiliki hubungan yang
di Laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
terbalik
Padang.
dengan
angka
fenolik
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
morbiditas
dan
mortalitas akibat PJK (Hertog, et al.,1993, Knekt,
Alat
et al.,1996). Konsumsi minuman kaya polifenol
Alat-alat yang digunakan adalah juicer
oleh subyek sehat dalam waktu singkat akan
(Philips), alat-alat
meningkatkan status antioksidan serum dan
kapas), Vacum Desicator, piknometer (Iwaki),
kemampuan
inkubator
akumulasi 2010).
serum
untuk
kolesterol
Polifenol
aterosklerosis menurunkan
makrofag
juga
pada NO,
mencit
dan
(Rosenblat,
meringankan
inflamasi,
ketersediaan
melemahkan
dengan
(Momen),
refraktometer
ABBE
rotary (Davago),
pH
(Archevo), mikroskop olympus (BX53).
cara
Bahan
heme
oxygenase-1 (Loke, et al., 2010)
meter
Bahan yang digunakan adalah buah nanas segar varietas Queen, Natrium benzoat (Honne),
Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)
pinset,
micromotom,
plak
meningkatkan
menginduksi
bedah (gunting,
aquadest
karboksimetil
selulosa
(Brataco), (Brataco),
natrium natrium
varietas Queen yang kerap dikonsumsi sebagai
klorida fisiologis 0,9 % (Otsuka), makanan
buah segar merupakan suku Bromeliaceae. Buah
standar burung puyuh (Malindo Feedmill),
nanas mengandung antioksidan alami dengan
makanan lemak tinggi (MLT), propylthiourasil
kandungan vitamin C 24 mg dalam setiap 100
(PTU)(Dexa), tembaga (II) Sulfat anhidrat dan
gram
polifenol
kalium hidroksida (Biomedika), phenolpthalein
(Larrauri,1997), Eugenol, dan vanilin (Wu,
(Merck), natrium hidroksida kristal (Merck),
2012). Nenas juga mengandung ezim proteolitik
kalsium
bromelain yang memiliki banyak aktivitas
hidroksida (Merck), kalium permanganat kristal
farmakologi (Taussig & Batkin, 1988).
(Merck), asam sulfat (Merck), natrium oksalat
nanas
(Samadi,
2014),
Berdasarkan uraian dan pemaparan sebelumnya,
maka
dilakukan
penelitian
karbonat
(Brataco),
amonium
(Merck), formalin (Merck), zat warna HE (Haematoxyllin
Eosin)
(Biomedika),
xylol
pemberian jus nanas (Ananas comosus (L.)
(Biomedika), Mayer’s albumin (putih telur dan
Merr.) untuk membuktikan apakah pemberian
gliserin) (Meridian Bioscience), aseton (Merck),
jus
anti
paraffin cair (Brataco), paraffin keras (murni)
aterosklerosis terhadap burung puyuh jantan
(Biomedika) dan perekat entellan (putih telur
dengan metoda hispatologi dan parameter yang
dan gliserin) (Merck).
nanas
dapat
memberikan
efek
diamati adalah jumlah aorta yang terdapat aterosklerosis yang ditandai dengan adanya plak ateroma, endapan lipid dan penebalan pada 174
Pros id ing Sem in ar Nas iona l & W ork s hop “Pe rk e mbangan T e rk ini Sa ins F a rmas i & K li nik 5 ” | Pa d ang, 6 -7 Nov e m ber 2015
Hewan Percobaan Hewan
burung puyuh jantan dengan berat 100 – 150
percobaan
yang
digunakan
gram yang berumur 2 – 3 bulan, sehat dan tidak
adalah burung puyuh jantan yang berumur 2-3
mengalami penurunan berat badan lebih dari 10
bulan dengan berat 100-150 gram sebanyak 25
%.
ekor.
Perencanaan Dosis Dosis jus nanas yang diberikan kepada
Prosedur Kerja
hewan percobaan secara per oral adalah 0,9 ml/
Pengambilan sampel buah nanas
200g BB ; 1,8 ml/ 200g BB ; 3,6 ml/ 200g BB.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah buah nanas (Ananas comosus (L.)
Pembuatan Jus Nanas
Merr.) varietas Queen segar yang diperoleh dari Pasar Raya Padang Sumatra Barat.
Buah nanas segar, dikupas. Dibersihkan dari pengotor. Timbang sebanyak 1 kg. Potong kecil, lalu di juicer. Kemudian ukur volume jus
Identifikasi Tumbuhan Identifikasi
dilakukan
yang didapat dengan gelas ukur. Jus segar dapat di
Herbarium
diawetkan dengan penambahan asam benzoat
Universitas Andalas (ANDA) Jurusan Biologi
0,1 % dan didiamkan pada suhu kamar selama
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
beberapa hari sampai pektin yang terdapat
Alam Universitas Andalas Kampus Limau Manih
didalam jus secara alami dihancurkan oleh
Padang Sumbar.
enzim. Hasil akhir yang jelas akan terlihat dengan penambahan alkohol yang jika dibiarkan
Persiapan Hewan percobaan
maka akan terdapat endapan pektin (Martin &
Hewan uji (burung puyuh jantan) dibagi
Cook, 1961).
atas 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Sebelum perlakuan, hewan percobaan
Uji Aterosklerosis Pada Aorta Burung Puyuh
terlebih dahulu di aklimatisasi selama 1 minggu
Jantan
dengan diberi makan dan minum yang cukup. Hewan percobaan dalam penelitian ini adalah
Pengelompokan
burung
puyuh
berdasarkan perlakuan yang diberikan:
Kelompok
Perlakuan
Kontrol negatif
Makanan standar
Kontrol positif
MLT + PTU
Hewan uji I
MLT + PTU + Jus nanas dengan dosis 0,9 ml/ 200g BB
Hewan uji II
MLT + PTU + Jus nanas dengan dosis 1,8 ml/ 200g BB
Hewan Uji III
MLT + PTU + Jus nanas dengan dosis 3,6 ml/ 200g BB
175
Pros id ing Sem in ar Nas iona l & W ork s hop “Pe rk e mbangan T e rk ini Sa ins F a rmas i & K li nik 5 ” | Pa d ang, 6 -7 Nov e m ber 2015
Pemberian jus nanas pada burung puyuh
Kemudian diberi skor sesuai dengan tingkat
diberikan secara oral setiap hari selama 60 hari.
keparahannya.
Setelah perlakuan selama 60 hari, hewan
a.
Skor 1 untuk tingkat keparahan kecil (sel
percobaan dikorbankan dengan cara di dislokasi
endotelia sedikit mengalami
lehernya kemudian lakukan operasi sayatan
tapi masih tetap teratur).
memanjang pada bagian garis tengah perut
b.
kerusakan,
Skor 2 untuk tingkat keparahan sedang (sel
sampai dada, lalu isi rongga perut dipindahkan
endotelia mengalami kerusakan, bentuknya
ke
tidak
bagian
kanan
dengan
menggunakan
teratur
dan
mulai
terjadi
segumpal kapas sehingga jantung dapat terlihat
penumpukan lemak serta terjadi poliferasi
jelas,
dari sel otot polos).
kemudian
dipisahkan
organ
dari
jantung
jaringan
dipotong,
ikat
dengan
c.
Skor 3 untuk tingkat keparahan besar
menggunakan pinset lalu ditimbang. Organ
(terjadi kerusakan sel endotelia, bentuknya
jantung
tidak teratur, terjadi penumpukan lemak
yang
diambil
gunakan
untuk
pemeriksaan lesi aterosklerosis.
serta terjadi proliferasi dari sel otot polos). Kemudian hitung rata-ratanya pada tiap
Pemeriksaan Lesi Aterosklerosis pada Aorta Jantung Burung Puyuh 1. 2.
Pembuatan
perlakuan. Analisa Data
Preparat
Histopatologi
Data Hasil penelitian dianalisa dengan ANOVA 1
(Leeson, et al., 1989; Kiernan, 1990)
Arah dan dilanjutkan dengan uji DUNCAN pada
Pewarnaan Preparat dengan zat warna
P<0,05 (Jhones, 2010).
Haematoxyllin-Eosin (Leeson, et al., 1989 ; Kiernan, 1990) 3.
HASIL DAN DISKUSI
Pemeriksaan Lesi Aterosklerosis
Pada
a. Tebal Dinding Aorta
penelitian
ini
sampel
yang
digunakan adalah buah nanas segar (Ananas
Tebal dinding aorta diukur pada 6
comosus (L.) Merr) varietas Queen sebanyak 2,5
titik
tebal
kg. Buah nanas segar dibuat menjadi jus
dinding aorta secara keseluruhan
dilakukan dengan alat juicer, ini dilakukan untuk
kemudian di rata-ratakan.
mendapatkan sari buah nanas secara langsung.
yang
dapat
mewakili
b. Pemeriksaan diameter lumen aorta
Jus nanas diawetkan dengan penambahan
Diameter aorta diukur pada 3 titik
natrium benzoat dan didiamkan pada suhu
yang dapat mewakili diameter aorta
kamar selama beberapa hari sampai pektin yang
secara keseluruhan kemudian dirata-
terdapat didalam jus secara alami dihancurkan
ratakan.
oleh enzim. Dari 1 kg buah nanas (Ananas
c. Penilaian
tingkat
kerusakan
Sel
Endotelia Aorta
comosus
L.
Merr)
setelah
dilakukan
pengendapan dan penyaringan maka didapat jus murni 275 ml.
Penilaian
dilakukan
dengan
mengamati
Jus nanas diberikan dengan 3 variasi
kerusakan pada sel endotelia dan terjadi atau
dosis, yaitu 0,9 ml/200g BB; 1,8 ml/200g BB
tidaknya proliferasi sel otot polos aorta.
dan 3,6 ml/200g BB. Adanya varian dosis diberikan bertujuan untuk melihat pengaruh 176
Pros id ing Sem in ar Nas iona l & W ork s hop “Pe rk e mbangan T e rk ini Sa ins F a rmas i & K li nik 5 ” | Pa d ang, 6 -7 Nov e m ber 2015
pemberian peningkatan efek jus terhadap aterosklerosis burung puyuh jika di berikan
Gambar 1. Gambar pembuluh darah aorta burung puyuh kontrol negatif dengan 10x pembesaran
dengan peningkatan dosis apakah efek akan
1
meningkat atau menurun. Metoda pemeriksaan
yang
lesi
digunakan
aterosklerosis
2
pada
dilakukan
4
secara mikroskopis dengan membuat preparat histologisnya menggunakan metoda paraffin
3
dan pewarnaan haematoxyllin-eosin, lalu dilihat kerusakan yang terjadi pada aorta tersebut. Metoda ini paling banyak digunakan karena hampir semua jaringan dapat dipotong dengan baik dan pewarnaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat (Kiernan, 1990). Parameter yang diukur pada penelitian ini antara lain tebal
Keterangan : 1.Tunica Adventisia 2.Tunica Media 3.Tunica Intima, terlihat lapisan sel endotel tidak terputus-putus 4.Lumen.
Gambar 2. Gambar pembuluh darah aorta burung puyuh kontrol positif dengan 10x pembesaran
dinding pembuluh aorta, diameter lumen aorta, dan tingkat kerusakan sel endotelia dan sel otot 1
polos pembuluh darah akibat aterosklerosis dan pemberian jus nanas. Hasil pengukuran tebal dinding aorta hewan kontrol positif ; negatif ; dosis 0,9
4
3 2
mg/200g BB ; dosis 1,8 mg/200g BB ; dan dosis 3,6 mg/200g BB secara berturut-turut adalah : 4,79 µm; 3,10 µm; 3,38 µm; 3,93 µm ; 3,86 µm. Tebal dinding aorta kelompok variasi dosis 0,9 mg/200g BB ; dosis 1,8 mg/200g BB ; dan dosis
Keterangan : 1.Tunica Adventisia 2.Tunica Media 3.Tunica Intima, terlihat lapisan sel endotel yang terputus-putus 4.Lumen terdapat bekuan darah
3,6 mg/200g BB hampir mendekati tebal dinding kontrol negatif yang artinya kelompok
Pada hewan kontrol positif dinding
proteksi
intima yang menebal secara difus terdiri dari
terhadap pembuluh darah aorta burung puyuh
matriks protein, collagen, glycosaminoglican dan
terutama terhadap tebal dinding aorta. Tebal
sel otot polos vaskuler (VSMCs). Otot polos
dinding aorta hewan uji kelompok kontrol
vaskuler di tunika intima yang menebal diduga
positif lebih tebal dari pada hewan uji kelompok
berasal dari tunika media yang kemudian
kontrol negatif.
bermigrasi ke intima, terjadi peningkatan dari
variasi
dosis
memberikan
efek
pemeriksaan
molekul-molekul adhesi yang dilapisan intima
histopatologis dapat dilihat pada gambar 1 dan
dan peningkatan adherence dari monocyt ke
gambar 2.
permukaan sel endotel. Kerusakan pada tunika
Hasil
gambar
media mengakibatkan terbentuknya aneurisma aterosklerosis
yang
merupakan
penggelembungan dinding aorta yang lemah.
177
Pros id ing Sem in ar Nas iona l & W ork s hop “Pe rk e mbangan T e rk ini Sa ins F a rmas i & K li nik 5 ” | Pa d ang, 6 -7 Nov e m ber 2015
Pemberian
bersamaan
antara kelompok hewan kontrol negatif dengan
memperbaiki
kontrol positif. Pemberian jus nanas dosis 0,9
dinding pembuluh dan mengurangi kerusakan
ml/200g BB tidak berbeda nyata dengan kontrol
yang terjadi pada pada dinding pembuluh aorta,
negatif pada (p>0,05). Sedangkan Pemberian
sehingga bisa mempertahankan tebal pembuluh
jus nanas dengan dosis dosis 1,8 mg/200g BB ;
aorta mendekati tebal pembuluh aorta hewan
dan dosis 3,6 mg/200g BB berbeda nyata
uji kontrol negatif. Hal ini mungkin disebabkan
dengan kontrol negatif (p>0,05) yang artinya
karena pada jus nanas mengandung vitamin C
kelompok dosis
yang berperan sebagai antioksidan. Vitamin C
paling efektif memberikan proteksi atau efek
dapat mencegah terjadinya reaksi oksidasi dari
anti aterosklerosis terhadap pembuluh aorta
LDL (Winarsi, 2007) dan enzim bromelin
terutama terhadap tebal dinding aorta.
makanan
lemak
jus tinggi
nanas bisa
tidak
Hasil uji lanjut posthoc test dengan uji
langsung dapat memproteksi kerusakan dari
duncan terhadap tebal dinding aorta dapat
dinding pembuluh aorta.
dilihat pada Tabel. 1.
(Dalimartha,
2000).
Sehingga
secara
0.9 ml/200g BB inilah yang
Hasil analisa statistik Anova satu arah yang dilanjutkan dengan uji duncan dari tebal dinding aorta telihat perbedaan yang nyata Tabel 1. Uji Duncan Tebal Dinding Aorta Duncana Subset for alpha = 0.05 Perlakuan
N
1
2
kontrol negatif
3
3.1667
dosis 0.9 ml/200g BB
3
3.3800
dosis 3,6 ml/200g BB
3
dosis 1.8 ml/200g BB
3
kontrol positif
3
Sig.
3
4
3.3800 3.8567
3.8567 3.9333 4.7900
.355
.055
.735
1.000
Hasil pengukuran diameter lumen pembuluh
kontrol negatif. Namun, secara statistik dosis 0,9
darah aorta hewan kontrol positif, kontrol
ml/200g BB, 1,8 ml/200g BB dan 3,6 ml/200g
negatif, kelompok variasi dosis 0,9 ml/200g BB,
BB berbeda nyata dengan kontrol positif pada
1,8 ml/ 200g BB dan 3,6 ml/200g BB secara
(p>0,05) artinya pemberian jus nenas dosis 0,9
berturut – turut adalah : 8,12 µm ; 10,67 µm ;
ml/200g BB dapat mempengaruhi diameter
9,62 µm ; 9,40 µm ; 8,82 µm. Kelompok variasi
lumen dan memberikan proteksi terhadap
dosis sama-sama memberikan efek
aterosklerosis.
proteksi
atau efek anti aterosklerosis yang dapat dilihat
Hasil uji lanjut posthoc test dengan uji
dari ukuran diameter dari kelompok variasi
duncan terhadap diameter lumen aorta dapat
dosis yang mendekati ukuran diameter pada
dilihat pada Tabel 2.
178
Pros id ing Sem in ar Nas iona l & W ork s hop “Pe rk e mbangan T e rk ini Sa ins F a rmas i & K li nik 5 ” | Pa d ang, 6 -7 Nov e m ber 2015
Tabel 2. Uji Duncan Diameter Lumen Aorta Duncana Subset for alpha = 0.05 Perlakuan
N
1
kontrol positif
3
8.1233
dosis 3.6ml /200g BB
3
8.8233
dosis 1.8 ml/200g BB
3
9.4033
dosis 0.9 ml200g BB
3
9.6233
kontrol negatif
3
Sig.
2
3
8.8233
10.7767 .103
.078
1.000
Hasil Skor tingkat kerusakan sel endotel
sama dengan kontrol negatif yakni 1,00, namun
pada kelompok kontrol negatif ; kontrol positif ;
berbeda dengan kelompok dosis 1,8 ml/200g BB;
0,9 ml/200g BB ; 1,8 ml/200g BB ; dan 3,6
3,6 ml/200g BB dan kontrol positif. Pemberian
ml/200g BB terletak pada nilai secara berturut
dosis 0,9 ml/200g BB dan 1,8 ml/200g BB
turut adlah : 1,00 ; 3,00 ; 1,00; 1,30; 1,60.
memberikan hasil yang lebih baik dari dosis 3,6 ml
Hasil
Penilaian tingkat kerusakan
endotel dapat dilihat pada Tabel 3.
/200g BB karena memberikan hasil yang lebih mendekati kontrol negatif Pada pembuluh darah hewan kontrol
Perlakuan
Tabel 3. Hasil Skor Kerusakan Endotel
positif terjadi kerusakan sel endotelia dan
Dosis I
Dosis II
Dosis III
proliferasi otot polos aorta yang lebih tinggi. Hal
(0.9
(1,8
(3,6
ml/200
ml/200g
ml/200g
g BB)
BB)
BB)
Kontrol
Kontrol
Negatif
Positif
ini disebabkan oleh LDL yang teroksidasi difagosit oleh makrofag menghasilkan faktor pertumbuhan,
sehingga
menyebabkan
proliferasi otot polos. Sel otot polos mensintesa 1
1
3
1
1
2
2
1
3
1
2
2
3
1
3
1
1
1
Jumlah
3
9
3
4
5
kolagen dan proteinglikon dalam jumlah besar sehingga memperparah plak ateroma yang sudah terbentuk. Keadaan ini menyebabkan kerusakan endotelia (Price & Lorraine, 1995). Adanya kandungan antioksidan dalam jus nanas yang dapat bekerja menangkap radikal
bebas
memperbaiki Skor tingkat kerusakan sel endotel pada kelompok kontrol negatif terletak pada nilai 1,00 dan kontrol positif yang lebih berat pada nilai 3,00.
endotel
dapat
atau
pembuluh
digunakan
untuk
mengembalikan
fungsi
darah.
Namun
pada
percobaan ini terlihat dosis 0,9 ml/ 200g BB lebih efektif dari dosis 3,6 ml/200g BB, hal ini
Pada dosis 0,9 ml/200g BB memiliki nilai yang
179
Pros id ing Sem in ar Nas iona l & W ork s hop “Pe rk e mbangan T e rk ini Sa ins F a rmas i & K li nik 5 ” | Pa d ang, 6 -7 Nov e m ber 2015
dikarenakan pada dosis tinggi yang melebihi
menunjukan adanya perbaikan tetapi tidak
dosis normal nya antioksidan akan berubah
sebaik dosis 0,9 ml/200g BB yang mendekati
menjadi oksidan (radikal bebas) sehingga
kontrol negatif (Effendi, 2013).
pemberian jus nanas dosis 3,6 ml/200g BB
1.
KESIMPULAN
terlihat dari adanya perbaikan tebal lapisan sel
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
endotel dinding pembuluh aorta, diameter
disimpulkan bahwa :
pembuluh aorta serta dari skor kerusakan
Pemberian jus nanas dosis 0,9 ml/200g BB, 1,8
endotel.
ml/200g BB, 3,6 ml/200g BB dapat mencegah
2.
Pemberian jus nanas dengan dosis 0,9 ml/200g
terjadinya aterosklerosis yang diinduksi dengan
BB memberikan efek yang paling baik untuk
makanan lemak tinggi dan propylthiourasil,
mencegah terjadinya aterosklerosis.
DAFTAR PUSTAKA Brown, C. T. (2005). Penyakit aterosklerotik koroner. Dalam: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke – 6. Jakarta: ECG; hal 576-612 Effendi, Y. H. (2013). Patofisiologi Gizi: Regulasi makan gangguan homeostatis energi peran zat gizi pada pertumbuhan dan perkembangan otak. Bogor: IPB Press Hertog, M.G.L., P.C.H. Hollman, M.B. Katan, and D. Kromhout. (1993). Intake of potentially anticarcinogenic flavonoids and their determinants in adults in the Netherlands. Nutr. Cancer. 20:21– 29. Jhones, D. S. (2010). Statistik farmasi. Penerjemah: Harrizul Rivai. Jakarta: Buku Kedokteran ECG Kiernan, J. A. (1990). Farmakologi dan histochemical methods: Theory and practice. New York: Pergamon press, oxford. Knekt, P, Jevinen R, Reunazen A, Maatela J. (1996). Flavonoid Intake and Coronary Mortality in Finland: A Cohort Study. BMJ: 312;478-81 Larrauri, J.A., P. Ruperez and F. Saura-Calixto, 1997. Pineapple shell as a source of dietary fiber with associated polyphenols. Journal of Agricultural and Food Chamistry. 45(10). 4028-4031 Leeson, C. R., Leeson, T. S. & Paparo, A. A. (1989). Buku ajar histologi. (Edisi V). Penerjemah: Staf ahli Histologi FKUI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Libby P. (2005). Current Concept of The Pathogenesis of The Acute Coronary Syndrome. Circulation. 104;365-72 McPhee, S. J., Vishwanatah, R. L., William, F. G. & Jack, D. L. (1997). Pathophysiology of disease an introduction to clinical medicine. (3rd ed). Lange Meical Books Price, A. S. & Lorraine, M. W. (1995). Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit. (Edisi 4). Penerjemah: H. M. Djauhari. Jakarta: Buku Samadi, B. (2014). Panen untung dari budidaya nanas sistem organik. Yogyakarta: Lily Publisher Schoen, F. J. & Cotran, R. S. (2007). Pembuluh darah. Dalam: Kumar V, Cotran RS, Robbins SI. Robbins Buku ajar patologi. Edisi ke – 7. Pendit BU, Alih Bahasa. Hartanto H, Darmaniah N, Wulandari N, Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: ECG; Hal 365-404 Taussig, S. J., and Batkin, S., 1988. “Bromelain, the enzyme complex of pineapple (Ananas comosus) and its clinical application: an update,” Journal of Ethnopharmacology, vol. 22, no. 2, pp. 191–203. Winarsi, H. (2007). Antioksidan alami dan radikal bebas, potensi dan aplikasinya dalam kesehatan. Yogyakarta: PT. Kanisius. Wu, S., Y., Hu, W., Zhang, B,. Liu, S., Wang, S. and Wang, A. M., 2012 .“Bromelain ameliorates the wound microenvironment and improves the healing of firearm wounds,” Journal of Surgical Research, vol. 176, pp. 503–509.
180