TUGAS AKHIR
ANALISA PERANCANGAN GERINDA POROS CAM DENGAN METODE VDI 2221
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Mesin
Oleh : Dwi Sutrisno 01302-018
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA PERANCANGAN GERINDA POROS CAM DENGAN METODE VDI 2221
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Jakarta
Disetujui dan Diterima Oleh :
Pembimbing Tugas Akhir
Ir. Rully Nutranta, M.Eng
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
i
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISA PERANCANGAN GERINDA POROS CAM DENGAN METODE VDI 2221
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercubuana Jakarta
Disetujui dan Diterima Oleh :
Koordinator Jurusan
Koordinator Tugas Akhir
(Ir. Rully Nutranta, M.eng)
(Nanang Ruhyat, ST, MT)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
ii
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
DAFTAR NOTASI
G
: modulus geser
(N/m2)
I
: arus listrik
(A) ampere
d
: diameter mur, diameter baut
(m)
D
: diameter lilitan rata-rata
(m)
q
: rasio kecepatan
(m/s)
: tegangan yang diizinkan
(N/m2)
E
: modulus elastisitas
(N/m2)
: poison ratio
G
: rasio penggerindaan
(m/s)
P
: daya
(watt)
A
: luas penampang
(m2)
: regangan
L
: panjang batang
(m)
K
: kompensasi pemakanan
(m/s)
fr
: gerak makan radikal
(mm/langkah)
Z
: kecepatan penghasil geram
(mm/s)
tc
: waktu penggerindaan
(s/sekon)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
iii
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
ABSTRAK
Perkembangan industri sepeda motor di tanah air semakin pesat dan tampak
bergairah,
akan
tetapi
perkembangannya
tidak
tertuju
kepada
pengembangan teknologi melainkan pengekonomisan produk, hal ini membuat minimya variasi sepeda motor yang ada. Melihat kenyataan tersebut, tugas akhir ini mencoba memberikan masukan, ide perancangan ulang terhadap poros cam untuk kembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan para penggendara sepeda motor. Dan selain itu alat pengerindaan ini dapat mendalur ulang apabila poros cam sudah mengalamin kerusakan kurang lebih 20 % dapat diperbaiki lagi sehingga dapat menghemat biaya.Dilengkapi dengan penjelasan mengenai berbagai unsurunsur geometri yang penting dalam merancang sebuah sepeda motor. Selain itu pula faktor keamanan sangatlah penting dalam memproduksi suatu produk, untuk itu penulis menggunakan bantuan metode VDI 2221 untuk menganalisis tegangan yang terjadi, sehingga didapat nilai akhir analisa dari hasil perhitungan tegangan geser yang terjadi maka mur dan baut yang digunakan adalah mur dari bahan St70 dengan tegangan geser yang diijinkan adalah 7000 N/mm2. Gaya yang terjadi adalah 5000 N, maka mur dan baut yang digunakan AMAN. Dari hasil perhitungan penggerindaan yaitu kecepatan periferial batu gerinda = 7,85 m/s, rasio kecepatan = 201,3 m/s, maka waktu penggerindaannya = 512 r/min. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
iv
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………. …….
i
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………….……
ii
DAFTAR NOTASI ........................................................................................
iii
ABSTRAK …………………………………………………………... ……..
iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………….…..
v
DAFTAR ISI ………………………………………………………….……. viii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………….……….
xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………….………
1
1.2 Pokok Permasalahan ……………………………………..………
2
1.3 Batasan Masalah ………………………………………......……..
2
1.4 Maksud Dan Tujuan ……………………………………………..
2
1.5 Metode Pengumpulan Data …………………………………..…..
3
1.6 Sistematika Penulisan ……………………………………………
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis – Jenis Gerinda ………………………………………...……
5
2.2 Teori Dasar Gerinda Replika Poros Cam …………………...……. 12 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
viii
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
2.3 Teori Dasar Motor Listrik (AC) ………………………………..
13
2.4 Hubungan Gerinda Poros Cam Dengan Teori Dasar VDI 2221....
16
2.4.1 Mempelajari Tugas (Clarifying Task) ……………......
20
2.4.2 Perancangan Konseptual (Conceptual Resign) ……….
23
2.4.3 Perancangan Wujud (Embodiment Design) …………..
31
2.4.4 Perancangan Detail (Detail Design)...............................
33
BAB III PERANCANGAN KONSEPTUAL 3.1 Metode Perancangan Alat Gerinda Poros Cam ………................
34
3.1.1 Spesifikasi Gerinda Poros Cam.......................................
34
3.2 Abtraksi Dan Perumusan Masalah ……………...........................
38
3.2.1 Abtraksi 3 ……………………………………………..
42
3.2.2 Abtraksi 4 ……………………………………………...
42
3.2.3 Abtraksi 5 …………………...………………………....
42
3.3 Fungsi Keseluruhan …………………………………………….
43
3.3.1 Struktur Sub Fungsi ……………………………………
44
3.4 Prinsip Solusi ………………………............................................
44
3.4.1 Mengkombinasikan Dan Menetapkan Varian ................
45
3.5 Evaluasi Perancangan Menurut VDI 2225 ....................................
49
3.6 Menentukan Ranting Setiap Varian ..............................................
52
BAB IV PERHITUNGAN PERENCANAAN 4.1 Perhitungan Motor Listrik ………................................................
54
4.2 Perhitungan Mur Dan Baut …………………………...................
56
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
ix
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
4.3 Perhitungan Penggerindaan ...........................................................
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……............................................................................
62
5.2 Saran ..............................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
64
LAMPIRAN
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
x
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
DAFTAR GAMBAR
2.1
Mesin Gerinda Meja ……………………………………...……….........
6
2.2
Mesin Gerinda Standart …………………………………………..........
6
2.3
Mesin Gerinda Permukaan Sumbu Mendatar …………………………..
9
2.4
Mesin Gerinda Permukaan Sumbu Tegak ………………........................
9
2.5
Letak Sumbu Dan Arah Gerakan Permukaan ……………………..........
10
2.6
Mesin Gerinda Silinder ……………………...………………………...
11
2.7
MesinGerinda Silinder Universal ………………………………………
11
2.8
Mesin Gerinda Alat Potong …………………………………….............
12
2.9
Diagram Sirkuit Motor Seri ……………………………………………
13
2.10 Arah Torsi Searah Jarum Jam ……………………………….…….......
14
2.11 Torsi Berlawanan Arah Jarum Jam ………………………………....…
14
2.12 Arah Gerak Batu Gerinda Pada Slot Penekan …………………………..
16
2.13 Alat Gerinda Poros Cam ………………………….…………………….
16
2.14 Struktur Sub - Fungsi …………………………………………………..
25
3.1
Struktur Fungsi Keseluruhan …………………………………………… 43
3.2
Sub – Struktur Dari Alat Penggerinda …………………………………
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
44
xi
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
DAFTAR TABEL
2.1
Lay Out Daftar Kebutuhan ……..............................................................
20
2.2
Cheek List Penyusunan Daftar Kebutuhan …………………………….
21
2.3
Struktur Dasar Skema Klarifikasi ............................................................
26
2.4
Matrik Dalam Menetapkan Prinsip ………………….............................
27
2.5
Contoh Diagram Pemilihan Struktur Kerja ……………..……...............
28
2.6
Pemeriksaan Untuk Evaluasi ………………………...………………… 29
2.7
Daftar Nilai Parameter ……………………....…………………………
31
2.8
Check List Embobyment Desain ……………………………………….
31
3.1
Daftar Spesifikasi ……………………………………………………….
35
3.2
Abtraksi 1 Dan 2 ………………………………………………………..
39
3.3
Matrik Prinsip Solusi …………………………………………………...
45
3.4
Tabel Seleksi Pemilihan Variasi………………………………………..
46
3.5
Kombinasi Matrik Solusi ( Varian 1 ) ……………………………….…
47
3.6
Kombinasi Matrik Solusi ( Varian 2 ) ……………………………….…
47
3.7
Kombinasi Matrik Solusi ( Varian 3 ) ……….…\.......…………………
48
3.8
Kombinasi Matrik Solusi ( Varian 4 ) ..………………………………… 48
3.9
Table Faktor Pertimbangan ……………………………………………..
49
3.10 Table Diagram Pohon Obyektif ………………………………………… 50 3.11 Evaluasi Varian …………………………………………………………
51
3.12 Diagram Grafik Perbandingan ………………………………………….
53
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
xii
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Dwi Sutrisno
Nim
: 01302-018
Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri
Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang saya buat dengan judul “ANALISA PERANCANGAN GERINDA POROS CAM DENGAN METODE VDI 2221” dan saya susun ini merupakan hasil karya tulis saya sendiri tidak ada rekayasa, duflikat, mengcopy, atau meniru. Kecuali hasil data-data pengamatan selama merancangan alat dan kutipan-kutipan dari bukubuku yang terlampir serta bimbingan dari dosen pembimbing serta dorongan dari temen-teman sekalian.
Jakarta September 2007
Dwi Sutrisno
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Seiring dengan perkembangan industri saat ini yang sangat pesat,
kebutuhan akan alat produksi dan transportasi yang tepat guna dan efisien sangat diperlukan dengan harapan bisa meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan cost produksi yang rendah. Untuk itu alat transportasi / mobil mulai ditinggalkan oleh para pengusaha home industri ataupun perusahaan lain yang skala nya belum besar. Sedangkan transportasi yang dibutuhkan oleh home industri ini adalah sepeda motor, karena sepeda motor dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan perusahaan yang sedang berkembang yaitu dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pengantaran barang hasil produksi, murah dalam ongkos transportasi serta memiliki perawatan yang cukup murah dibanding alat transportasi lain. Tetapi meskipun ringan dalam perawatan, ada juga bagian yang sulit diperbaiki seperti poros cam. Karena sulit diperbaiki maka , kebanyakan poros cam yang rusak tidak digunakan lagi, sedangkan untuk mengganti poros cam
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
1
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
dibutuhkan dana lebih besar. Oleh karena itu dibuatlah gerinda motor listrik replika poros cam, yaitu untuk memfungsikan kembali poros cam yang rusak dan tidak terpakai lagi dengan dana yang lebih terjangkau, memiliki efisiensi waktu produksi/pembuatan poros cam lebih cepat dibandingkan dengan gerinda motor listrik pada umumnya.
1.2
Pokok Permasalahan Pokok permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini adalah bagaimana
merancang dan membuat sebuah alat produksi / gerinda motor listrik replika poros cam dengan menggunakan metode perancangan VDI 2221.
1.3
Batasan Masalah Untuk memperkecil ruang lingkup permasalahan, maka disini hanya akan
membahas tentang pembuatan alat produksi / gerinda motor listrik replika poros cam dengan cara konvensional yaitu switch on/off sebagai alat untuk pengoperasiannya. Dirancang dengan metode perancangan VDI 2221, yang dirancang untuk bengkel umum.
1.4
Maksud dan Tujuan Maksud dari perancangan gerinda motor listrik replika poros cam ini
adalah untuk memahami secara jelas tentang fungsi dan cara kerja alat yang akan dirancang, sampai dengan proses pembuatannya. Sedangkan tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk menggantikan system penggerindaan yang lama / tidak efisien terhadap waktu, menjadi system penggerindaan dengan cepat /
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
2
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
efisien terhadap waktu, tenaga dan cost produksi yang terjangkau. Selain hal-hal diatas, tujuan dari perancangan metode VDI 2221 ini agar lebih dapat memahami langkah-langkah perancangan secara sistematis, agar hasil perancangan yang diharapkan menjadi lebih baik dan mudah dikembangkan atau diperbaiki dimasa yang akan datang.
1.5
Metode Pengumpulan Data Untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini akan dipergunakan
beberapa metode pendekatan : Kajian teori-teori pendukung serta penerapannya pada bidang yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. mengumpulkan sekaligus mempelajari data-data yang diperoleh dari hasil tinjauan dilapangan dan studi literature dari buku-buku referensi dan daftar buku-buku pustaka yang berhubungan dengan system penggerindaan. informasi-informasi mutakhir yang sedang berkembang saat ini (internet, email) agar dapat dilakukan penyempurnaan dimasa yang akan datang
1.6
Sistematika Penulisan Agar didapat gambaran yang jelas mengenai urutan atau sistematika
penulisan dalam susunan tugas akhir ini, maka penulis akan membagi dalam beberapa bab sebagai berikut:
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
3
LAPORAN TUGAS AKHIR
BAB I
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
: PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang permasalahaan, perumusan masalah, maksud dan tujuan, metode pendekatan serta sistematika penulisan dalam tugas akhir ini. BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas teori dasar tentang gerinda motor listrik, prisip dasar motor listrik, jenis-jenis gerinda motor listrik serta teori dasar tentang VDI 2221. BAB III
: PERANCANGAN KONSEPTUAL
Pada bab ini akan membahas tentang diagram alir pembuatan alat berdasarkan metode VDI 2221 yang meliputi : daftar kehendak, abstraksi, struktur fungsi, prinsip solusi, matriks solusi, struktur modul, sampai dengan analisa, penilaian dengan metode objektif tree. BAB IV
: HASIL PERANCANGAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini akan membahas tentang hasil perancangan, diantaranya adalah : rancangan wujud yang meliputi layout awal dan pembuatan layout akhir, rancangan detail yang meliputi diagram sirkuit dan diagram pictorial, serta analisa biaya secara teoritis hasil perancangan. BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini memaparkan hasil dari perancangan alat gerinda motor listrik replika poros cam disertai sedikit saran-saran.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
4
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Jenis – jenis Gerinda 1. Mesin gerinda meja dan standar 2. Mesin gerinda permukaan 3. Mesin gerinda silinder 4. Mesin gerinda alat potong Selain empat jenis diatas, mesin gerinda tersebut, terdapat beberapa jenis mesin gerinda untuk keperluan khusus pula.
1. Mesin Gerinda Meja dan Standar Mesin gerinda meja mempunyai dua buah roda batu gerinda, yang sebuah halus dan yang sebuah lagi kasar. Kegunaan mesin gerinda ini adalah untuk mengasah alat-alat potong, seperti pahat, mata bor, pahat bubut dan sebagainya. Mesin gerinda meja dipasang pada meja atau bangku dengan cara diikat dengan baut.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
5
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Mesin gerinda standar yaitu serupa dengan mesin gerinda meja, hanya saja mesin gerinda standar lebih tegar sehingga dapat digunakan untuk menggerinda alat-alat dan benda kerja yang besar dan berat.
Gambar 2.1 Mesin gerinda meja
Gambar 2.2 Mesin gerinda standar Petunjuk yang harus diperhatikan selama penggunaan : Benda kerja disandarkan pada alat penahan hingga keadaannya stabil dan tidak berputar oleh batu gerinda. Penggerindaan harus digeser-geserkan agar batu gerinda tetap rata. Jika batu gerinda tidak rata, maka hasil penggerindaan kurang baik.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
6
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Batu gerinda yang tidak rata, tumpul, atau yang mengandung minyak, harus diratakan atau diasah dengan penajam batu gerinda (dresser). Penajam batu gerinda ada beberapa macam, antara lain : keping baja bergerigi, penajam intan, atau batu asah gerinda. Batu gerinda harus diputar berlawanan arah dengan sisi potong pahat atau alat yang diasah. Tekanan harus ringan (jangan ditekan terlalu keras) agar benda yang diasah tidak cepat panas dan dapat terkontrol asahannya, batu gerinda juga tidak cepat aus dan beban motor juga menjadi ringan, sehingga jangka pemakaian motor pun lebih lama. Pakailah pendingin yang cukup banyak. Dapat dilakukan dengan sering memasukkan kedalam cairan pendingin yang selalu disediakan mesin gerinda. periksalah alat-alat potong sebelu dan sesudah diasah terutama, sudutsudut pemotongannya dengan mal (gauge). Selalu memperhatikan keselamatan kerja.
2. Mesin Gerinda Permukaan Mesin
gerinda
permukaan
digunakan
untuk
menggerinda
permukaan benda kerja atau kepingan logam untuk menghasilkan ukuran yang tepat (teliti) dengan permukaan yang halus dan rata. Benda kerja yang digerinda dapat diletakkan diatas ragum magnet yang terletak diatas meja mesin. Gerakan meja dapat dilakukan pada arah sumbu X dan Z (kiri
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
7
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
dan kanan, maju dan mundur) secara otomatis. Pemakanan atau ketebalan penggerindaan diatur pada arah Y (keatas atau kebawah) dari meja mesin. Yang dimaksud dengan permukaan adalah permukaan rata. Jadi, benda kerja yang digerinda harus mempunyai sisi bidang datar atau rata. Oleh karena itu, permukaan yang digerinda harus di-setting datar. Apabila dilihat dari letak sumbunya, mesin gerinda permukaan digolongkan menjadi dua jenis, yaitu mesin gerinda sumbu mendatar dan mesin gerinda sumbu tegak. Pada mesin gerinda sumbu mendatar, letak sumbunya sejajar dengan meja dan arah gesekan mejanya, sedangkan gerindanya sendiri tegak lurus dengan meja mesin. Pada mesin gerinda sumbu tegak, letak sumbu roda gerinda tegak lurus terhadap meja, sedangkan letak gerindanya sejajar dengan meja mesin. Apabila dilihat dari arah gerakan mejanya, mesin gerinda permukaan dapat digolongkan menjadi mesin gerinda permukaan dengan gerakan meja bolak-balik dan mesin gerinda permukaan dengan meja yang berputar. Mesin gerinda permukaan dengan gerakan meja bolak-balik yang bergerak adalah mejanya, dimana benda kerja diletakkan, sedangkan poros gerinda tidak berpindah tempat. Pada mesin gerinda permukaan dengan gerakan meja berputar menggunakan meja dengan gerakan berputar, sehingga benda kerja dapat di-setting dalam arah radial.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
8
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Gambar 2.3 Mesin gerinda permukaan sumbu mendatar
Gambar 2.4 Mesin gerinda permukaan sumbu tegak
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
9
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Gambar 2.5 Letak sumbu dan arah gerakan pada gerinda permukaan: a. sumbu mendatar dengan gerakan meja berputar b. sumbu mendatar dengan gerakan meja bolak-balik c. sumbu tegak dengan gerakan meja berputar d. sumbu tegak dengan gerakan meja bolak-balik
3. Mesin Gerinda Silinder Mesin gerinda silinder digunakan untuk menggerinda benda kerja yang berbentuk silinder, misalnya poros atau tabung agar menghasilkan permukaan yang halus. Benda kerja yang dapat dipegang di antarasenter atau diantara chuck dan senter. Pemegang benda kerja dilengkapi dengan motor untuk memutar benda kerja. Oleh karena itu, roda gerinda dan benda kerja keduanya saling berputar dan bergesekan satu sama lain. Ada dua macam gerinda silinder, yaitu mesin gerinda silinder sederhana dan mesin gerinda silinder universal. Mesin gerinda silinder sederhana digunakan untuk menggerinda bagian luar dari batang silinder, sejajar, tirus, atau bentuk tertentu. Mesin gerinda ini sangat cocok digunakan pada industri massal.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
10
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Gambar 2.6 Mesin gerinda silinder sederhana
Mesin gerinda universal juga mempunyai kepala tetap, kepala gerinda, dan meja swivel yang ketiga-tiganya dilengkapi dengan skala derajat yang dapat dipasang menurut kedudukan yang dikehendaki.
Gambar 2.7 Mesin gerinda silinder universal
4. Mesin Gerinda Alat Potong Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda secara presisi berbagai alat potong seperti pisau frais, pahat bubut, mata bor, dan lainlain. Kepala gerindanya dapat diputar (swivel) sehingga mesin gerinda ini
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
11
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
dapat berfungsi sebagai mesin gerinda permukaan dan mesin gerinda silinder.
Gambar 2.8 Mesin gerinda alat potong
2.2
Teori Dasar Gerinda replika poros cam Penggerindaan replika poros cam ini bekerja menggunakan sebuah motor
listrik. Fungsi dari motor listrik ini adalah sebagai penggerak dari batu gerinda yang dijalankan melalui switch on / off. Motor listrik yang digunakan disini adalah jenis motor listrik yang berputar satu arah. Sedangkan fungsi dari switch adalah sebagai pemutus dan penyambung arus listrik. Mekanisme kerja dari alat penggerindaan ini akan dibuat kedalam beberapa varian, tergantung kebutuhan dan aplikasinya nanti. Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih varian konsep dari alat penggerindaan ini diantaranya adalah bahan dari poros cam dan dimensi dari poros cam.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
12
LAPORAN TUGAS AKHIR
2.3
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Teori Dasar Motor Listrik Arus Searah Motor seri arus searah dapat bekerja jika dicatu dari sumber arus tukar
karena kopel yang dibangun ditentukan oleh polaritas medan lawan dan arah arus lilitan di rotor. Karena arus yang sama mengalir melalui medan dan lilitan rotor, maka kopel yang dibangun oleh medan dan arus yang masuk akan selalu mempunyai nilai yang sama. Karena itu motor seri phasa satu menyerupai motor seri arus searah, kecuali bahwa jalan magnet dibuat dari baja feromagnet yang berlapis dan berisolasi untuk mengurangi rugi besi. Motor seri adalah jenis motor yang mempunyai komutator pada rotornya, dimana kumparan rotor dihubungkan seri dengan kumparan stator. Pada gambar berikut , diperlihatkan hubungan belitan/kumparan motor seri.
Gambar 2.9 Diagram sirkuit motor seri
Arah Medan Magnet Arah medan magnet pada stator adalah mendatar, sedangkan arah dari medan rotor adalah tergantung pada dua komponen, yaitu:
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
13
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
1. Kedudukan dari sikat-sikat 2. Hubungan jangkar magnet Untuk hasil yang baik, sikat-sikat ditempatkan tegak lurus pada poros penguatan. Komutator memungkinkan ini terjadi dengan mengubah pola dari arus kumparan jangkar, dengan demikian dihasilkan medan rotor yang selalu tegak lurus. Dua medan ini saling tarik menarik dan tolak menolak satu sama lainnya. Ini akan menghasilkan kopel pada rotor, yang akan berputar searah jarum jam atau sebaliknya, tergantung dari arus umpan yang masuk. Gambar berikut memperlihatkan arah putaran torsi dari kopel motode listrik secara sederhana:
Gambar 2.10 Arah torsi searah jarum jam
Gambar 2.11 Torsi berlawanan arah jarum jam
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
14
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Pada motor seri, saat medan rotor tepat sephasa dengan medan stator, maka sudut perputaran adalah nol. Pada saat yang lain sudut akan membentuk 90º, hal ini akan terjadi bila kondisi medan rotor adalah parallel dengan medan statornya. Pada motor seri, sudut adalah selalu nol derajat. Karena itu cos selalu 1. maka kuat medan stator akan selalu sebanding dengan arus penguat medan. Dengan demikian arus penguat medan adalah juga arus rotor, yaitu dengan menuliskan konstanta yang lain, kita dapat menuliskan persamaan torsi untuk motor seri adalah sebagai berikut : TM = KS x IR²
Dimana :
Tм: torsi KS: konstanta motor IR² : arus motor F : gaya P: daya motor listrik (watt) V : tegangan listrik (volt) I : kuat arus (ampere)
F = P/V P=VxI T = 60P/2 πn Jika T = F x r F = T/ R Persamaan ini menunjukkan bahwa torsi yang dihasilkan motor seri sebanding dengan kuadrat arus jangkarnya.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
15
LAPORAN TUGAS AKHIR
2.4
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Hubungan Gerinda Poros Cam Dengan Teori Dasar VDI 2221 Sebagai alat penggerindaan, fungsi dari motor listrik disini adalah sebagai
tenaga untuk menggerakkan batu gerinda pada sistem penggerindaan yang menjadi kesatuan dengan mesin gerinda. Sedangkan untuk memegang poros cam digunakan slot penekan agar poros yang digerinda tidak berputar. Seperti yang telah diketahui, gerak yang dihasilkan motor listrik adalah gerak rotasi dari kopel untuk memutar porosnya dan batu gerinda pun berputar sehingga dapat digunakan dalam penggerindaan poros cam, tentunya juga diikuti penambahan alat-alat yang digunakan untuk kesempurnaan proses penggerindaan.
Gambar 2.12 Arah Gerak Batu Gerinda Pada slot Penekan.
Gambar 2.13 Alat gerinda Replika Poros Cam
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
16
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Mekanisme kerja dari alat penggerindaan ini akan dibuat kedalam beberapa varian, tergantung kebutuhan pada aplikasinya nanti. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih varian konsep dari alat pengunci ini diantaranya adalah bentuk dari sistem gerak penggerindaannya apakah menggunakan engsel atau sistem geser. Tetapi pada dasarnya, cara kerja dan fungsi dari penggerindaan ini adalah sama. Teori Dasar VDI 2221 Dalam suatu perancangan suatu produk diperlukan suatu metode yang dipakai sebagai acuan atau dasar dan petunjuk mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses desain. Metode perancangan memiliki banyak jenis dan fungsi. Pada kebanyakan Negara industri, mereka memiliki standar perancangan masing-masing. Di jerman, metode untuk perancangan telah ditetapkan oleh Verein Deutcher Ingeneur ( VDI ) atau persatuan insinyur jerman, dengan mengeluarkan metode VDI 2221 dan VDI 2222. penggunaan metode VDI 2222 digunakan untuk perancangan konseptual suatu produk dimana penggunaannya lebih cocok untuk perancangan pembuatan produk baru. Sedangkan penggunaan metode VDI 2221 adalah sebagai pendekatan sistematis dalam mendesain system atau suatu produksecara teknisnya yang menekankan pada aplikasi disiplin ilmu mekanik, ilmu bahan , teknik pengaturan (kontrol), perangkat lunak (software), dan ilmu produksi. Pendekatan umum menurut buku Engineering Design oleh Gerald Pahl dan Wolfgang Beitz dalam desain menurut VDI adalah seperti pada gambar 2.12 dan 2.13. Pada diagram ini beberapa tingkatan dapat saja dihilangkan jika terdapat
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
17
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
penekanan pada tingkatan tertentu yang menjadi pusat perhatian. Tahapan-tahapan ini penting digunakan pada aplikasi semua metode desain. Berdasarkan buku Engineering Design oleh Gerald Pahl dan Wolfgang Beitz, VDI 2221 terbagi menjadi empat tahapan pokok yaitu : 1. Memperjelas tugas (clarifying Task) 2. Perancangan konseptual (Conceptual Design) 3. Perancangan wujud (Embodiment Design) 4. Perancangan Detil (Detail Design)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
18
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
FLOWCHART METODE VDI 2221 (Sumber : G.Phal and W. Beitz, Engineering Design, hal 201)
Langakah kerja
Hasil kerja
Tugas
Rancangan konseptual
Mempelajari tugas spesifikasi Menentukan fungsi dan struktur Stuktur fungsi Mencari prinsip solusi dan kombinasi Prinsip kerja Menguraikan menjadi modal yang dapat direalisasikan Sturktur modul
Rancangan perwujuda n
Mengembangkanlay out dari modol kunci Lay out awal
Penetuan dan adaptasi kebutuhan
Menyenpurnakan lay out keseluruhan Lay out pasti Menyiapankan instruksi-instruksi produksi dan operasi Dokumendokumen produk
Rancangan detail
Realisai lebih jauh
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
19
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Tabel 2.1. Lay out Daftar Kebutuhan Nama Pengguna
Dikeluarkan Daftar kebutuhan produk:
(Institusi) Perubahan
tanggal:
D/W
Kebutuhan
Diisi
data
Tanggung Jawab
objeck
secara
kualitas
maupun
kualitas
berdasarkan
Daftar
Menentukan Periksa
Yang
inisial : Tanggal
bertanggung D (Demand)
perubahan
Jika memungkinkan jawab atau dipisah menjadi sub melaksanakannya W (Wishes) system (fungsi atau perakitan)
atau
berdasarkan karakteristik
Tanggal penggantian:
2.4.1
Mempelajari Tugas (clarifying task) Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dan informasi yang ditulis
dalam sebuah Daftar Kebutuhan (Requirement list) pada table 2.1 dengan memberikan keterangan D (Demand) untuk tuntutan dan W (Wishes) untuk
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
20
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
keinginan. Ketika menyiapkan daftar kehendak hal terpenting yang harus dilakukan adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Demand adalah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam segala kondisi, dengan kata lain apabila ada syarat dari kebutuhan tidak terpenuhi maka solusi yang dicapai tidak dapat diterima. Wishes adalah kebutuhan–kebutuhan yang diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan jika memungkinkan. Perbedaan antara Demand dan Wishes akan sangat bermanfaat pada saat evaluasi. Daftar tuntutan dan keinginan serta aspek-aspek kualitas maupun kuantitas dan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan solusi. Untuk mempermudah dalam penyusunan daftar kebutuhan maka dibuat suatu daftar periksa (Check List). Daftar periksa ini merupakan parameter yang ada pada suatu produk teknik dan berfungsi sebagai sumber untuk mengidentifikasi penyusunan fungsi atau sifat-sifat
Tabel 2.2. Check List Penyusunan Daftar Kebutuhan. Sifat prinsip
Contoh
Geometri
Lebar, tinggi, panjang, diameter, jumlah
Kinematika
Tipe
Gaya
percepatan
gerakan
dan
arah
gerakan,
kecepatan,
Arah gaya, besar gaya, frekwensi, berat, deformasi , kekuatan Energi
Tenaga,
efisiensi,
tekanan,
pemanasan,
pendinginan, hubungan energi Material
Alur dan transportasi material, karakter benda
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
21
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
kerja, material tambahan Sinyal
Variable
input
dan
output,
bentuk
sinyal,
perlengkapan operasi alat Keselamatan
Perancangan
keamanan
dan
system
proteksi
langsung, keselamatan kerja Ergonomi
Hubungan manusia dan mesin : pengoperasian, metode pengoperasian, penerangan, bentuk fisik
Produksi
Dimensi maksimum pembuatan, proses produksi yang efisien, toleransi
Kontrol kualitas
Fasilitas pengujian dan pengukuran, mengikuti standar ISO, DIN dan ASME
Perakitan
Aturan
perakitan
Transportasi
manual book
khusus,
instalasi
perakitan,
Pengaturan transfer, profil jalur benda, metode perpindahan atau transfer Pengoperasian
Tingkat kebisingan yang rendah, usia rata-rata keausan, tujuan penggunaan, lingkungan operasi
Perawatan
Jangka waktu servis, penggantian suku cadang
Daur ulang
perbaikan
Biaya
Proses ulang pembuangan terakhir
Jadwal
Batasan biaya maksimal yang direncanakan, sesuai dengan waktu yang diinginkan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
22
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Daftar kebutuhan (Requirement List) diisi dengan daftar check list, namun tidak menutupkemungkinan untuk menghilangkan sifat prinsip tertentu, apabila dalam perancangan sifat prinsip itu tidak dibutuhkan sesuai dengan jenis produk yang dirancang.
2.4.2
Perancangan konseptual (conceptual Design) Perancangan konseptual adalah bagian dari proses desain dimana
dilakukan identifikasi permasalahan dengan membuat abstraksi, menetapkan struktur fungsi dan dengan mencari kombinasi prinsip kerja yang sesuai sehingga tercapai prinsip solusi yang benar. Langkah-langkah konseptual desain ditunjukan pada Flow chart.
FLOW CHART DESAIN KONSEPTUAL
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
23
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Membuat Abstraksi Langkah pertama dalam membuat abstraksi adalah dengan menganalisa daftar kebutuhan agar dapat ditentukan hal-hal yang penting dari permasalahan. Abstraksi ini disusun dalam langkah-langkah dan tahapan-tahapan. Analisa tersebut dibuat untuk mengungkapkan aspekaspek dari inti permasalahan, berikut ini adalah langkah-langkahnya : 1. Menghilangkan pilihan pribadi 2. Mengabaikan syarat-syarat yang tidak memliki hubungan langsung dengan fungsi dan inti permasalahan. 3. Transformasikan data kuantitif menjadi kualitatif. 4. Merumuskan solusi permasalahan secara netral. Abstraksi dibuat seperti pada table 2.1 dimana akan terdapat beberapa tabel abstraksi. Table 2.1 diisi dengan daftar kebutuhan dengan mengikuti langkah-langkah diatas. Perlu diperhatikan juga bahwa salah satu atau lebih langkah-langkah diatas dapat dihilangkan sesuai dengan kebutuhan informasi.
Menetapkan Struktur Fungsi Setelah permasalahan dapat dirumuskan dalam abstraksi, maka dapat dibuat suatu struktur fungsi yang mengacu pada aliran energi. Material dan sinyal dengan menggambarkannya kedalam diagram. Diagram ini menggambarkan hubungan antara input dan output namun belum menjelaskan solusinya.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
24
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Setelah itu, struktur fungsi secara keseluruhan dipecah lagi menjadi struktur sub-fungsi. Hal ini tergantung dari beberapa kompleksnya permasalahan. Karena dengan memecahnya kedalam sub-fungsi ini adalah membuat kita dapat menjelaskan lebih jernih lagi apabila dalam suatu proses dibutuhkan proses secara detil.
Gambar 2.14 (a)struktur fungsi keseluruhan , (b) struktur sub-fungsi
Mencari Prinsip Kerja Prinsip kerja harus ditemukan pada sub-fungsi dan secepatnya dikombinasikan dengan struktur kerja. Karena demikian maka akan didapat prinsip solusinya. Dalam pencapaian solusi beberapa metode dapat digunakan antara lain : metode intuisi, metode analisis berdasarkan proses fisik dan metode dengan menggunakan skema klasifikasi. Metode intuisi ini menggunakan intuisi dari perancang untuk menentukan
prinsip solusi. Biasanya perancang yang sudah memiliki
pengalaman. Metode dengan analisis berdasarkan proses juga dapat TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
25
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data-data yang didapat dari literature, jurnal-jurnal teknik dan brosur-brosur. Dan dapat juga dilakukan dengan melakukan eksperimen-eksperimen, metode dengan klarifikasi dapat dilakukan yaitu dengan mengkombinasikan pilihan-pilihan solusi yang dibuat kedalam sebuah table skema klarifikasi pada tabel 2.3 Tabel 2.3. Struktur dasar skema klarifikasi berdasarkan sub-fungsi
Diantara ketiga metode diatas dua metode terakhirlah yang lebih banyak digunakan dalam pencapaian solusi, karena memiliki tingkat akurasi yang baik dan nilai logis yang dapat dibuktikan dengan data-data. Sehingga lebih memudahkan dalam evaluasi dan presentasi.
Menetapkan kombinasikan Yang Cocok Setelah dibentuk skema klarifikasi berdasarkan sub-fungsi, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kombinasi dari beberapa subfungsi dengan menghubungkan dengan garis-garis berupa matrix pada tabel 2.4 sehingga dapat diketahui kombinasi paling logis dan yang paling memungkinkan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
26
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Tabel 2.4 Matrix dalam menetapkan prinsip kerja solusi sub-fungsi
1
2
3
4
5
1
F1
S11
S12
S13
…
S1m
2
F2
S21
S22
S23
…
S2m
3
F3
S31
S32
S33
…
S3m
…
…
…
…
…
…
…
n
Fn
Fn
Sn2
Sn3
…
Snm
Disamping itu penggambaran ini akan sangat membantu dalam pembuatan varian-varian. Masalah utama dalam menetapkan prinsip kerja ini adalah memastikan kombinasiyang sesuai antara bentuk fisik dengan geometri dari rancangan tersebut. Dan lebih jauh lagi dalam memastikan kesesuaian antara aliran energi, materi dan sinyal. Dalam menetapkan prinsip kerja metode matematik dapat diterapkan apabila perihal yang akan ditetapkan dapat dijabarkan secara kuantitas. Berikut adalah cara yang disarankan menurut buku G. Paul dan W. Beitz : a. Kombinasikan hanya sub-fungsi yang cocok (compatible). b. Cari kombinasi solusi yang dapat mempertemukan antara tuntutan (Demand) pada daftar kebutuhan dengan budget yang telah ditetapkan. Konsentrasikan pada kombinasi yang menjanjikan dan cari alasan mengapa kombinasi ini lebih dipilih daripada kombinasi lain.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
27
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Pembentukan dan Pemilihan Varian Tahapan ini mengacu pada tahapan sebelumnya, dimana setelah didapat beberapa kombinasi prinsip kerja maka kombinasi-kombinasi itulah yang akan diseleksi lagi untuk ditetapkan sebagai varian dan akan dipilih lagi varian yang paling menguntungkan yang keluar sebagai acuan pembuatan produk. Pada proses ini sering ditemui kesulitan untuk menilai karakteristik prinsip solusi dengan data kuantitif apabila acuannya adalah produksi dan biaya. Oleh karena itu, untuk menetapkan prinsip kerja yang sesuai dibutuhkan diskusi antar disiplin ilmu.
Sumber : G. Phal and W. Beitz, Engineering Design, hal 171
Tabel 2.5 Contoh Diagram Pemilihan Struktur Kerja
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
28
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Dapat dilihat pada contoh tabel 2.5 maka yang diberi tanda (+) adalah varian yang dapat diwujudkan, karena memenuhi kriteria-kriteria seleksi yang sesuai. Evaluasi Langkah berikutnya adalah evaluasi. Pada langkah ini hasil varianvarian yang telah dapat ditetapkan pada tabel 2.5 dilakukan evaluasi terhadap kriteria-kriteria seperti pada tabel 2.6 berikut : Sifat Prinsip
Contoh
Fungsi
Mewakili seluruh fungsi penting pada prinsip
Prinsip kerja
solusi Sederhana dengan sedikit efek samping maupun gangguan
Keselamatan
Tidak memerlukan alat keselamatan tambahan
Ergonomi
Ergonomi yang memuaskan
Produksi
Sedikit metode, tanpa peralatan produksi yang
Perakitan
mahal
Pengoperasian
Mudah, cepat dan nyaman Pengoperasian
yang
simple
dan
berumur
panjang Perawatan
Perawatan yang mudah, sederhana, dan mudah dibetulkan
Daur ulang
Daur ulang yang mudah
Biaya
Biaya yang dikeluarkan tidak mubajir dan tanpa resiko
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
29
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Langkah evaluasi menurut metode VDI 2221 adalah sebagai berikut : a. Menentukan criteria evaluasi ( Identifying evaluation Criteria ). b. Criteria evaluasi berdasarkan pada spesifikasi yang telah dibuat. c. Memberikan bobot kriteria evaluasi ( Weighting Evaluation ) kriteria evaluasi yang telah dipilih mempunyai tingkat pengaruh yang berbeda terhadap varian konsep. d. Mengumpulkan parameter ( Compiling Parameter ) Agar perbandingan variasi konsep dapat terlihat dengan jelas, maka dipilih suatu parameter atau besaran yang dipakai oleh setiap varian. e. Menilai ( Assesing Values ) Sebaiknya harga yang dimasukkan adalah harga nominal. f. Menentukan nilai keseluruhan ( Determining Overall Values ) Nilai keseluruhan untuk varian konsep dapat dihitung dengan sebagai berikut :
Ov1
=
Owv1
=
………………………..………(Reef. 2, hal111)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
30
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Tabel 2.7. Daftar Nilai Parameter g. Memperkirakan ketidakpastian evaluasi (Estimating Evaluation Uncertainties). Kesalahan evaluasi bias disebabkan oleh beberapa hal antara lain : 1. kesalahan subyektif, karena kurang informasi 2. kesalahan perhitungan parameter h. Evaluasi terhadap titik lemah ( Searching for week Spot ) Apabila terdapat OWV yang berdekatan pada dua varian konsep maka akan dilakukan evaluasi titik lemah. Dengan menggunakan metode evaluasi diatas diharapkan dapat diperoleh konsep sosial yang cukup memuaskan atau ideal.
2.4.3
Perancangan wujud (Embodiment Design) Tabel 2.8 Check List untuk Embodyment Design Sifat Prinsip
Contoh
Fungsi
Apakah fungsi sudah terisi penuh?
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
31
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Apakah fungsi tambahan yang diperlukan? Prinsip kerja
Melakukan
pemilihan
menguntungkan
dan
prinsip
kerja
yang
apakah
ada
factor
gangguan? Lay out
Melakukan
pemilihan
terhadap
lay
out
keseluruhan, bentuk komponen, material dan dimensi ? Keselamatan
Apakah seluruh factor mempengaruhi keamanan fungsi komponen pada pengoperasian ?
Ergonomi
Apakah hubungan manusia dan mesin sudah diperhitungkan ? apakah factor estetika juga diperhatikan ?
Produksi
Apakah
sudah
dilakukan
analisa
terhadap
teknologi yang digunakan ? Perakitan
Apakah
perakitan
dapat
dilakukan
secara
sederhana ? Pengoperasian
Apakah sudah dipertimbangkan kebisingan,
Perawatan
getaran ? Apakah perawatan dapat dilakukan secara sederhana ?
Daur ulang
Apakah dapat didaur ulang ?
Biaya
Apakah biaya dapat ditekan serendah mungkin ?
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
32
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Pada tabel 2.8 adalah Check List yang akan sangat membantu dalam hal pemilihan barang material, penentuan system kerja dan sebagainya dalam proses perakitan ( Embodyment Design ). Pernyataan-pernyataan pada tabel inilah yang akan mengantarkan desainer kepada kesempurnaan dan idealnya sebuah karya desain. Oleh karena itu, pada setiap tahapan mulai dari tahapan konseptual sampai pada tahapan perancangan desain diperlukan suatu langkah kerja dan daftar check List.
2.4.4
Perancangan Detail (Detail Design) Perancangan detail merupakan bagian dari proses perancangan wujud,
yang sifatnya melengkapi dan pemberian informasi secara detail dan menyeluruh. Informasi yang disampaikan dapat berupa dimensi, fungsi, prinsip kerja, dan sebagainya yang berkaitan dengan peralatan yang digunakan. Perancangan detail bergantung pada jenis produk yang akan dirancang, apakah perlu disampaikan informasi secara khusus atau memang detail dari perancang sudah merupakan pengetahuan umum atau standar tertentu. Sehingga perancangan detail dapat dihilangkan atau cukup digunakan lampiran sebagai informasi tambahan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
33
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
BAB III PERANCANGAN KONSEPTUAL
3.1
Metode Perancangan Alat Gerinda Poros Cam Alat gerinda poros cam ini digunakan untuk memapas serta memperbaiki
poros cam yang sudah rusak, gerinda poros cam ini mengunakan sebuah motor listrik sebagi pengerak dari batu gerinda yang dijalankan melalui power on/off, mekanisme kerja dari gerinda poros cam ini dibuat dalam beberap varian, tergantung kebutuhan dan aplikasinya.
3.1.1
Spesifikasi alat gerinda poros cam Spesifikasi atau daftar kehendak adalah daftar persyaratan dan sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh alat yang akan dirancang. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dan informasi. Data dan informasi tadi ditulis dalam sebuah daftar kebutuhan (Requirement List) pada tabel 3.1, dengan memberikan keterangan D (Demand) untuk tuntutan dan W (Wishes) untuk keinginan. Untuk mendapatkan data sebuah rancangan maka perlu disususn dasardasar spesifikasi yang bersifat menunjang apa yang akan di desain yaitu sebagi berikut:
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
34
LAPORAN TUGAS AKHIR
Tabel 3.1
Daftar spesifikasi
SARJANA TEKNIK FTI_MESIN_UMB PRINSIP D/W KEHENDAK GEOMETRI D D D D D D D D D D D D
KINEMATIKA
D
D
GAYA
D D
ENERGI
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
D D D
ALAT GERINDA POROS CAM IDENTITAS KLASIFIKASI HALAMAN: 1 DAFTAR PERUBAHAN PENANGGUNG JAWAB (SPESIFIKASI) Mengikuti Standar ISO Dimensi Alat Gerinda Poros Cam Panjang: 400 mm Lebar: 300 mm Tinggi: 600 mm Dimensi Alas Penekan Panjang: 200 mm Lebar: 50 mm Tinggi: 150 mm Dimensi Motor Listrik Panjang: 100 mm Diameter: 50 mm Dimensi Slot Penekan Panjang: 250 mm Diameter: 10 mm Dimensi Kabel Diameter: 0.3 mm x 2 Alat gerak yang berkerja pada sistem penggeridaan ini adalah gerakan secara rotasi dan translasi Kecepatan gerak dari penggerindaan tergantung dari voltase listrik yang digunakan Arah gerak pada slot penekan dapat disesuaikan = 20 N Gaya dorong pada meja slot penekan tidak berubah karena gaya yang timbul Energi yang hilang harus sekecil mungkin Voltase power supply kedalam alat penggerindaan sebesar12 volt Memakai arus listrik searah 220 V
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
35
LAPORAN TUGAS AKHIR
SARJANA TEKNIK FTI_MESIN_UMB PRINSIP D/W KEHENDAK ENERGI W W W W W
SINYAL D
D
KEAMANAN
D
D D D
ERGONOMIK
D
D
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
ALAT GERINDA POROS CAM IDENTITAS KLASIFIKASI HALAMAN: 2 DAFTAR PERUBAHAN PENANGGUNG JAWAB (SPESIFIKASI) Efisiensi harus tinggi Energi mudah didapat Terdapat penyimpangan energi listrik cadangan Hemat energi Energi yang lihang sekecil mungkin Input Sinyal input berupa tombol penekan sebagai penghubung daya antara supply tegangan dengan system penggeridaan Output Indikasi sinyal melalui LED untuk setiap outputnya, kontrol dilakukan menggunakan kabel serta konektor sebagai penghantar sinyal input maupun outputnya dan terdapat juga LED sebagi pembari sinyal Semua bagaian komponen yang teraliri arus listrik, serta komponen yang beresiko cedera harus tertutup Sistem kontrol tidak membahayakan operatornya Tidak memerlukan tingkat pengawasan yang tinggi Alat dilengkapi dengan pengaman hubungan singkat (fuse ) Bentuk dan kontruksi dari alat penggerinda harus proporsional Indikator mudah dipahami oleh operatornya Bentuk serta dimensi panel kontrol bersifat universal untuk berbgai posisi penempatan
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
36
LAPORAN TUGAS AKHIR
SARJANA TEKNIK FTI_MESIN_UMB PRINSIP D/W KEHENDAK ERGONOMIK D D W W W
KONTROL KUALITAS
D
W W
PERAKITAN
D W
CARA KERJA
D D D D W W
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
ALAT GERINDA POROS CAM IDENTITAS KLASIFIKASI HALAMAN: 3 DAFTAR PERUBAHAN PENANGGUNG JAWAB (SPESIFIKASI) Kontruksi yang kokoh dan ideal Langkah-langkah kerja yang tidak rumit serta mudah dimengerti Menggunakan komponen standar Alat gerinda ini dapat disimulasikan dengan komputer Mutu dan kepresisian harus tinggi Alat gerinda ini berkerja tanpa gesekan yang berlebihan yang dapat mengakibatkan keausan Proses penggerindaanberjalan tanpa hambatan berupa slip atau gesekan yang berlebihan Umur pakai tahan lama Suara motor yang timbul serendah mungkin Alat harus dapat dibongkar pasang kembali dengan mudah Tidak memerlukan tempat khusus untuk merakit gerinda elektriknya Terdapat petunjukyang jelas untuk perakitan alat Operator tidak perlu keahlian khusus untuk menjalankannya Alat tidak mudah rusak Sinyal LED mudah dibaca Operator dapat dengan mudah mengendalikannya Dapat dipakai pada tempat dan kondisi umum Terdapat instruksi serta buku panduan yang jelas
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
37
LAPORAN TUGAS AKHIR
SARJANA TEKNIK FTI_MESIN_UMB PRINSIP D/W KEHENDAK PERAWATAN D
D
W W
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
ALAT GERINDA POROS CAM IDENTITAS KLASIFIKASI HALAMAN: 4 DAFTAR PERUBAHAN PENANGGUNG JAWAB (SPESIFIKASI) Pemeriksaan dan perawatan yang sesuai dilakukan dengan teratur untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada komponen Perawatan mudah dan murah Pergantian suku cadang yang rusak dapat dilakukan sendiri Suku cadang mudah didapat Tidak memerlukan tingkat pengawasan yang tinggi
DAUR ULANG
D W
Material ramah lingkungan Sifat material dapat didaur ulang kembali
BIAYA
D
Biaya produksi keseluruhan tidak melebihi dari biaya yang ditargetkan Tidak memerlukan biaya yang mahal untuk merakit gerinda elektrik ini serta tambah aplikasi penunjang
W
JADWAL
D W
3.2
Waktu perancangan alat tidak lebih dari 4 bulan Waktu pembuatan tidak melebihi waktu target yang sudah ditetapkan
Abstraksi Dan Perumusan Masalah Setelah dilakukan pengumpulan daftar kehendak, maka selanjutnya harus
menganalisa ulang daftar kehendak menjadi lebih spesifik dan dalam ruang lingkup yang lebih khusus. Pada abstraksi 1 dan 2 ( tabel 3.2 ) kita mengabaikan keinginan pribadi dan kehendak yang tidak mempunyai arti langsung pada fungsi dan kendala yang penting.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
38
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Tabel 3.2 Abstraksi 1 dan 2 SARJANA TEKNIK FTI_MESIN_UMB PRINSIP D/W KEHENDAK GEOMETRI D D D D D D D D D D D D
KINEMATIKA
D
D
GAYA
D D
ENERGI
D D D
ALAT GERINDA POROS CAM IDENTITAS KLASIFIKASI HALAMAN: 1 DAFTAR PERUBAHAN PENANGGUNG JAWAB (SPESIFIKASI) Mengikuti Standar ISO Dimensi Alat Gerinda Poros Cam Panjang: 400 mm Lebar: 300 mm Tinggi: 600 mm Dimensi Alas Penekan Panjang: 200 mm Lebar: 50 mm Tinggi: 150 mm Dimensi Motor Listrik Panjang: 100 mm Diameter: 50 mm Dimensi Slot Penekan Panjang: 250 mm Diameter: 10 mm Dimensi Kabel Diameter: 0.3 mm x 2 Alat gerak yang berkerja pada sistem penggeridaan ini adalah gerakan secara rotasi dan translasi Kecepatan gerak dari penggerindaan tergantung dari voltase listrik yang digunakan Arah gerak pada slot penekan dapat disesuaikan = 20 N Gaya dorong pada meja slot penekan tidak berubah karena gaya yang timbul Energi yang hilang harus sekecil mungkin Voltase power supply kedalam alat penggerindaan sebesar12 volt Memakai arus listrik searah 220 V
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
39
LAPORAN TUGAS AKHIR
SARJANA TEKNIK FTI_MESIN_UMB PRINSIP D/W KEHENDAK SINYAL D
D
KEAMANAN
D
D D D
ERGONOMIK
D
D
D D
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
ALAT GERINDA POROS CAM IDENTITAS KLASIFIKASI HALAMAN: 2 DAFTAR PERUBAHAN PENANGGUNG JAWAB (SPESIFIKASI) Input Sinyal input berupa tombol penekan sebagai penghubung daya antara supply tegangan dengan system penggeridaan Output Indikasi sinyal melalui LED untuk setiap outputnya, kontrol dilakukan menggunakan kabel serta konektor sebagai penghantar sinyal input maupun outputnya dan terdapat juga LED sebagi pembari sinyal Semua bagaian komponen yang teraliri arus listrik, serta komponen yang beresiko cedera harus tertutup Sistem kontrol tidak membahayakan operatornya Tidak memerlukan tingkat pengawasan yang tinggi Alat dilengkapi dengan pengaman hubungan singkat (fuse ) Bentuk dan kontruksi dari alat penggerinda harus proporsional Indikator mudah dipahami oleh operatornya Bentuk serta dimensi panel kontrol bersifat universal untuk berbgai posisi penempatan Kontruksi yang kokoh dan ideal Langkah-langkah kerja yang tidak rumit serta mudah dimengerti
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
40
LAPORAN TUGAS AKHIR
SARJANA TEKNIK FTI_MESIN_UMB PRINSIP D/W KEHENDAK KONTROL D KUALITAS D
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
ALAT GERINDA POROS CAM IDENTITAS KLASIFIKASI HALAMAN: 3 DAFTAR PERUBAHAN PENANGGUNG JAWAB (SPESIFIKASI) Alat gerinda ini berkerja tanpa gesekan yang berlebihan yang dapat mengakibatkan keausan Proses penggerindaan berjalan tanpa hambatan berupa slip atau gesekan yang berlebihan
PERAKITAN
D
Alat harus dapat dibongkar pasang kembali dengan mudah untuk merakit gerinda elektriknya Terdapat petunjukyang jelas untuk perakitan alat
CARA KERJA
D
Operator tidak perlu keahlian khusus untuk menjalankannya Alat tidak mudah rusak Sinyal LED mudah dibaca Operator dapat dengan mudah mengendalikannya
D D D
PERAWATAN
D
D
Pemeriksaan dan perawatan yang sesuai dilakukan dengan teratur untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada komponen Perawatan mudah dan murah Pergantian suku cadang yang rusak dapat dilakukan sendiri
DAUR ULANG
D
Material ramah lingkungan
BIAYA
D
Biaya produksi keseluruhan tidak melebihi dari biaya yang ditargetkan
JADWAL
D
Waktu perancangan alat tidak lebih dari 4 bulan
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
41
LAPORAN TUGAS AKHIR
3.2.1
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Abstraksi 3 Dalam tahapan ini, kita dapat mentransformasikan data-data kuantitatif
menjadi data kualitatif dan mereduksi data tersebut menjadi persyaratan penting. Maka hasil yang didapat sekarang adalah sebagai berikut : 1. Sumber tenaga menggunakan motor listrik yang dicatu dari sumber tegangan listrik PLN yang dikonversikan menjadi arus listrik AC. 2. Pengoperasian mudah dilakukan dan operator tidak memerlukan keterampilan khusus. 3. Aman dalam pengoperasiannya. 4. Mudah dalam perawatan.
3.2.2
Abstraksi 4 Abstraksi 4 merupakan suatu langkah untuk menformulasikan abstraksi
menjadi bentuk yang lebih umum. Maka hasil transformasi bentuk data kedalam abstraksi 4 adalah sebagai berikut : 1. Alat gerindaan poros cam ini adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menggerinda poros cam, dimana proses dalam pengerjaannya dilakukan secara manual. 2. Dengan menggunakan motor listrik, alat ini bekerja dengan catu daya AC 12 volt yang dicatu dari sumber tegangan listrik.
3.2.3
Abstraksi 5 Abstraksi 5 disini bertujuan untuk menetapkan masalah secara netral agar
hasil yang didapat menjadi suatu gambaran secara jelas. Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Alat penggerindaan ini adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk membuat atau membentuk replika poros cam. Dimana proses pengerjaannya dilakukan secara manual yang dicatu dari sumber tegangan listrik dan hanya membutuhkan seorang operator.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
42
LAPORAN TUGAS AKHIR
3.3
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Fungsi keseluruhan Fungsi ini digambarkan dengan menggunakan diagram blok yang
menunjukan hubungan antara masukan dan keluaran dimana kedua hal tersebut adalah berupa aliran energi, material dan sinyal. Struktur fungsi utama keseluruhan merupakan formulasi tugas secara abstrak dan bebas dari pemecahan masalah. Gambar struktur fungsi dapat dilihat pada gambar 3.1.
Mengukur benda kerja Mengukur waktu uji Mengukur gaya
Sinyal
Merubah energy listrik menjadi energy gerak (mekanik) Merubah enrgi mekanik menjadi gaya
Energi
Beban Waktu
Energi
Material Spesimen Hasil produksi Gambar 3.1
Struktur fungsi keseluruhan
Keterangan: = Aliran energy = Aliran Materai = Aliran Sinyal = Fungsi utama = Batas system/waktu
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
43
LAPORAN TUGAS AKHIR
3.3.1
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Struktur sub fungsi
Sinyal Energi
Motor listrik
Usaha Energi
Diubah Menjadi gaya Sinyal Energi output
Material
Pencekam
Batu gerinda
Hasil produksi
Gambar 3.2 Sub-Struktur Fungsi Dari Alat Penggerindaan
Dari struktur fungsi keseluruhan diatas, maka tahapan selajutnya dapat kita jabarkan lagi sub-sub fungsi yang menyusun sistem kontrol penggerindaan. Maka susuna dari beberapa sub fungsi ini akan membentuk struktur fungsi seperti pada gambar 3.2
3.4
Prinsip solusi Langkah selanjutnya adalah pencarian prinsip solusi untuk sub-fungsi.
Metode
yang
digunakan
adalah
metode
kombinasi
yaitu
dengan
mengkombinasikan semua solusi yang ada dalam bentuk matriks. Adapun prinsip solusi sebagaimana terlihat pada tabel 3.3
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
44
LAPORAN TUGAS AKHIR
Tabel 3.3 No
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Matrik Prinsip Solusi
Prinsip Solusi dan Sub Fungsi 1 2 3 Motor listrik Motor bensin Motor diesel
4 Manual
A Mengubah energi input menjadi energi output Roda gigi
Rantai sproket Sabuk dan puli Rantai manik
B Penerus dan pereduksi daya Ragum
Berengsel
Manual
Otomatik
C Ragum pencekam atau penekan
D Memutar bahan/benda kerja
Mistar
Jangka sorong Mickro meter
E Kontrol siklus (pengukuran)
3.4.1
Mengkombinasikan Dan Menetapkan Prinsip Kerja Yang Cocok Penentuan kombinasi ditunjukan dengan tabel pemilihan variasi struktur
fungsi untuk replika gerinda poros cam, pada tabel dibawah ini terdapat pemilihan dari sub-fungsi sehingga menjadi prinsip solusi secara keseluruhan yang memungkinkan untuk diwujudkan dengan memilih kriteria pemilihan dengan benar. Dari table dibawah, didapatkan alternative solusi perancangan gerinda poros cam sebagai berikut: VARIAN 1 = A1, B1, C2, D1, E3 VARIAN 2 = A1, B2, C1, D1, E3 VARIAN 3 = A1, B3, C1, D1, E3 VARIAN 4 = A1, B3, C1, D2, E3 Maka alternatif yang sesuai dengan gerinda poros cam adalah VARIAN 3.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
45
LAPORAN TUGAS AKHIR
Mencantumkan solusi varian (Sc)
SARJANA TEKNIK FTI_UMB
A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 D1 D2 E1 E2 E3
Tabel seleksi pemilihan variasi.
TABEL SELEKSI
Evaluasi solusi varian (Sc) dengan:
Hal. Tugas Akhir
KEPUTUSAN Keputusan tanda solusi varian (Sv): (+) Meningkatkan solusi (-) Menghilangkan solusi (?) Mengumpulkan solusi (!) Periksa spessifikasi
PEMILIHAN KRITERIA (+) Setuju (-) Tidak (?) Kekurangan informasi (!) Periksa spesifikasi Sesuai dengan fungsi keseluruhan Sesauai dengan daftar kebutuhan Secara keseluruhan dapat diwujudkan Dalam batasan biaya produksi Dapat diakui langsung oleh aturan keamanan Pengetahuan menganai konsep mamadai Memenuhi syarat keamanan A B C D E F G Keterangan + + + + + + + + + + + + - + + - + + + - + + + + - + - + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + - + - + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + - + + + + + + + + + + + + + - + + + + +
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Keputusan
Tabel 3.4
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
(+) (-) (-) (-) (+) (+) (+) (-) (+) (+) (+) (+) (-) (+) (-)
46
LAPORAN TUGAS AKHIR
Tabel 3.5
No
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Kombinasi Matrik Solusi (varian 1)
Prinsip Solusi dan Sub Fungsi 1 2 3 Motor listrik Motor bensin Motor diesel
4 Manual
A Mengubah energi input menjadi energi output Roda gigi
Rantai sproket Sabuk dan puli Rantai manik
B Penerus dan pereduksi daya Ragum
Berengsel
Manual
Otomatik
C Ragum pencekam atau penekan
D Memutar bahan/benda kerja
Mistar
Jangka sorong Mickro meter
E Kontrol siklus (pengukuran)
Tabel 3.6
No
Kombinasi Matrik Solusi (varian 2)
Prinsip Solusi dan Sub Fungsi 1 2 3 Motor listrik Motor bensin Motor diesel
4 Manual
A Mengubah energi input menjadi energi output Roda gigi
Rantai sproket Sabuk dan puli Rantai manik
B Penerus dan pereduksi daya Ragum
Berengsel
Manual
Otomatik
C Ragum pencekam atau penekan
D Memutar bahan/benda kerja
Mistar
Jangka sorong Mickro meter
E Kontrol siklus (pengukuran)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
47
LAPORAN TUGAS AKHIR
Tabel 3.7
No
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Kombinasi Matrik Solusi (varian 3)
Prinsip Solusi dan Sub Fungsi 1 2 3 Motor listrik Motor bensin Motor diesel
4 Manual
A Mengubah energi input menjadi energi output Roda gigi
Rantai sproket Sabuk dan puli Rantai manik
B Penerus dan pereduksi daya Ragum
Berengsel
Manual
Otomatik
C Ragum pencekam atau penekan
D Memutar bahan/benda kerja
Mistar
Jangka sorong Mickro meter
E Kontrol siklus (pengukuran)
Tabel 3.8
No
Kombinasi Matrik Solusi (varian 4)
Prinsip Solusi dan Sub Fungsi 1 2 3 Motor listrik Motor bensin Motor diesel
4 Manual
A Mengubah energi input menjadi energi output Roda gigi
Rantai sproket Sabuk dan puli Rantai manik
B Penerus dan pereduksi daya Ragum
Berengsel
Manual
Otomatik
C Ragum pencekam atau penekan
D Memutar bahan/benda kerja
Mistar
Jangka sorong Mickro meter
E Kontrol siklus (pengukuran)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
48
LAPORAN TUGAS AKHIR
3.5
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Evaluasi Perancangan Menurut VDI 2221 Tahapan ini mengacu pada tahapan sebelumnya, dimana setelah didapat
beberapa kombinasi prinsip kerja maka kombinasi tersebut akan diseleksi lagi untuk ditetapkan sebagai varian yang paling menguntungkan yang dipilih sebagai acuan pembuatan produk. Evaluasi dapat lebih diperjelas dengan membuat Tabel factor-faktor pertimbangan evaluasi varian konsep (Tabel 3.9), diagram pohon obyektif (Tabel 3.10), dan Kriteria evaluasi (Tabel 3.11).
Tabel 3.9
Tabel faktor pertimbangan evaluasi varian
VALUE SCALE
BESARAN PARAMETER
Pengontrol gerak hanya Pengoperasia Use-value Suku cadang Biaya VDI 2225 Perakitan dengan n oleh analysis dipasaran perakitan tombol operator on/off 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
Sangat rumit
Sangat sedikit
Sangat tidak baik
1
Rumit
Sedikt
Kurang baik Mudah
2
Sedang
Sedang
Sedang
3
Mudah
Banyak
Baik
4
Sangat mudah
Sangat banyak
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Biaya perawaa
Sangat Sangat mahal Sangat mahal mudah Mahal
Mahal
Sedang
Sedang
Sedang
Sulit
Murah
Murah
Sangat baik Sangat sulit Sangat murah Sangat murah
49
LAPORAN TUGAS AKHIR
Tabel 3.10
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Diagram Pohon Obyektif
Perakitan tidak terlalu rumit 0.5
0.15
Produksi 0.3
0.3
0.15
Suku cadang banyak dipasaran 0.5
0.15 0.15
Pengontrol gerak alat dengan memutar master cam ALAT GERINDA POROS CAM W=1
W=1
0.5
0.15
Pengoperasian 0.12
0.3
0.3
Operator mudah dalam pengoperasian 0.5
0.15 0.18
Biaya perakitan 0.5
0.15
Biaya 0.4
0.08 0.28
0.4
Biaya perawatan dan perbaikan 0.5
0.15 0.12
Σw=1 11 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
50
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
LANJUT AJE………
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
51
LAPORAN TUGAS AKHIR
3.6
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Menentukan Ranting Setiap Varian Dengan melihat table evaluasi maka didapat:
Untuk varian 1 :
OV1
= = 43
OWV1
= = 5.3
R1
= = = 21
WR1
=
= = 0.53 Dengan mengikuti metode perhitungan yang sama maka didapat bobot nilai dari tiap varian sebagai berikut: Untuk varian 2:
OV2
= 32
= 43OWV2
= 5.0
R2
= 19.2
WR2
= 0.5
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
52
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Untuk varian 3:
OV 3
= 29
OWV3
= 4.51
R3
= 17.4
WR3
= 0.451
OV 4
= 30
OWV4
= 4.87
R4
= 18
WR4
= 0.487
Untuk varian 4:
Dari hasil perhitungan diatas, dapat dilakukan sebuah grafik pembanding untuk mengambil keputusan dalam varian sesuai dengan bobot nilai tertinggi, sebagaimana terlihat pada gambar table 3.9. Table 3.12
Diagram grafik pembanding
Diagramgrafik pembanding
8 6 4 2 0
Varian 1 Varian 4 1
2
3
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
4
5
6
53
LAPORAN TUGAS AKHIR Tabel 3.11 NO
5
Evaluasi Varian
KRITERIA BOBOT PARAMETER EVALUASI
Perakitan 1 tidak terlalu rumit Suku cadang 2 banyak dipasaran Pengontrol 3 gerak alat pada tombol Operator 4 mudah dalam pengoperasian Biaya perakitan
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
0.15
Perakitan yang mudah
Setelah adakan survey suku cadang banyak Pengontrol gerak 0.12 mesin pada tombol on/off 0.15
0.12
VARIASI 1
VARIASI 2
VARIASI 3
VARIASI 4
BESARAN
NILAI
NILAI
BESARAN
NILAI
NILAI
BESARAN
NILAI
NILAI
BESARAN
NILAI
NILAI
Mudah
7
1.05
Mudah
7
1.05
Mudah
6
0.9
Mudah
6
0.9
Banyak
7
1.05
Sedang
5
0.75
Banyak
7
1.05
Sedang
5
1.05
Baik
7
0.84
Baik
7
0.84
Baik
6
0.72
Baik
7
0.84
1
0.12
mudah
3
0.36
mudah
2
0.24
mudah
3
0.36
Kemudian dalam Sangat mudah pengoperasian
0.28
Biaya
Sedang
5
1.4
Sedang
5
1.4
Sedang
4
1.12
Sedang
4
1.12
Biaya 6 perawatan dan 0.12 perbaikan
Mudah
Murah
7
0.84
Sedang
5
0.6
Sedang
4
0.48
Sedang
5
0.6
34
5.3
32
5
29
4.51
30
4.87
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
51
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
BAB IV PERHITUNGAN PERENCANAAN
4.1
Perhitungan motor listrik Motor listrik dalam perancangan mesin ini merupakan komponen utama
yang berfungsi sebagai tenaga peggerak utama. Spesifikasi dari motor listrik ini adalah:
3 Phase
Start
Type NC-212
0.89 g/m
5,5 Hp
4 KW
220/380 V
CCNN ∆/Y
15,2/88 A
2800 r/min
INS . c/B
50 HZ
NO: To73
MADE IN CHINA Atau: P
= 5,5 HP
N
= 2800 rpm
V
= 220/380 V- 3 Phase
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
54
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Dimana: P
= Daya motor (dalam satuan HP)
N
= Kecepatan putaran motor
V
= Tegangan listrik pada motor
Daya motor dalam satuan Watt, adalah: 1 HP = 746 Watt P
= 5,5 HP x 746 Watt = 4103 Watt
Arus yang terpakai pada motor listrik:
I = = = 10,7 A ≈11 A
Momen putir yang dihasilkan oleh motor listrik untuk memapas poros campada saat berputar adalah: Momen puntir MP =
………………………………………….……….……...(Reff. 3, hal 139)
MP =
= = 14 Nm
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
55
LAPORAN TUGAS AKHIR
4.2
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Perhitungan mur dan baut Baut dan mur terbuat dari bahan yang sama yaitu St70 dengan diameter
6mm. Digunakan untuk menehan gaya yang terjadi sebesar 5000 N dengan factor keamanan (v) = 8. Tegangan tarik izinya
σt =
St 70
=
σt =
dc
…………………....................................(Reff. 5, hal 66)
=
=
= 0,73 cm = 7,3 mm
maka besar diameter luar dari baut (d): dc = 0,8 d
d =1.25. dc = 1,25(7,3) = 9,125 mm
dari table baut untuk d = 0,675 mm diambil M 10 x 1,25 dengan diameter luarnya 10 mm dan jarak kisarnya 1,25 mm Untuk mur, oleh karena ulir tersebut akan putus tergeser atau ulir bautnya itu sendiri yang akan putus tergeser maka: σg =
……….…………………….……………………......(Reff. 5, hal 67)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
56
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Dimana: k diambil = 0,8 sedangkan untuk: σt
= 0,8 σt = 0,8 (8750) = 7000 N/mm 2
H
= 0,8 d = 0,8 (10) = 8 mm
Periksa tegangan geser yang terjadi: σg =
2487,5 N/cm2
Jadi tegangan yang diijinkan > tegangan yang terjadi, maka AMAN Untuk jumlah ulir (z): P=
4.3
6.4 mm
Perhitungan Penggerindaan
Vs =
m/s……………………………………..…………….(Reff.6, hal 322)
Keterangan: Vs = kecepatan peripheral batu gerinda Ds = diameter batu gerinda (15 cm) Ns = putaran batu gerinda (10000 Rpm) Vs
= =
7,85 m/s
Dimana: Vs =
m/s………………………………..…………..…….(Reff.6, hal 323)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
57
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Keterangan: Vw= kecepatan peripheral banda kerja (m/s) dw = diameter (mula) benda kerja (25 mm) nw = putaran benda kerja r/min (asumsi = 30 r/min) Vw
=
.…………………………….(Reff.5, hal 338)
= 0,039 m/s Rasio kecepatan q
=
……………………………………..….(Reff.5, hal 323)
= = 201,3 m/s
Karena pemakanan batu gerinda makin lama makin membesar serta diameter benda kerja yang makin mengecil, maka kedalaman penggerindaan makin lama makin mengecil. Untuk itu diperlukan kompensasi pemakanan, sehingga harga gerak makan radial yang dipilih pada mesin harus lebih besar penggerindaan yang diinginkan sebagaimana rumus berikut: fr
= ap (1+ k) mm/langkah……………………………………..……(Reff. 6, hal 323)
keterangan: fr
= Gerak makan radial (mm/langkah)
Ap = Kedalaman penggerindaan yang diinginkan (mm/langkah)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
58
LAPORAN TUGAS AKHIR
K
=
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
……………………………………………..………..…(Reff. 6, hal 324)
Keterangan: K
= Kompensasi karena pemakanan batu gerinda dan pengecilan diameter benda kerja
Lw
= Panjang benda kerja yang gerinda (mm) = 10 mm
ds
= Diameter batu gerinda (mm) = 150 mm
bs
= Lebar (aktif) batu gerinda (mm) = 19 mm
Rasio Penggerindaan G
=
G
= =
………………………………….………………………….(Reff. 6, hal 324)
4,97 m/s
Kompensasi karena pemakanan batu gerinda dan pengecilan diameter benda kerja K
= =
fr
=
0,017 m/s
=
2 (1 + 0.017)
=
2,034 mm/langkah
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
59
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Pemakanan radial Z
=
.dw . bs . vfr
Dimana: Z
= Kecepatan penghasilan geram: mm3/s
dw
= Diameter benda kerja: mm
bs
= Lebar batu gerinda: mm
vfr
= Kecepatan makan radial: mm/s (dapat diatur pada meisn secara berkesinambungan: 0,002-0,035)
Z
=
3,14 .25 .19 . 0,002
=
2,983 mm/s
Pemakanan radial tc
=
…………….…………………………….……..(Reef. 6, hal 326)
Dimana: tc
= Waktu penggerindaan: s/sekon
do
= Diameter awal benda kerja: mm
(25 mm)
dm
= Diameter akhir benda kerja: mm
(23 mm)
t sp
= (6 s/d 14) x 16 ns /s
nw
= Putaran benda kerja: r/min (asumsi…..)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
60
LAPORAN TUGAS AKHIR
t sp = =
tc
6
12 sekon
= =
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
+ 12 512 r/min
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
61
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Perencanan pembuatan alat penggerinda ini dengan menggunakan metode
VDI 2221 menghasilkan 4 varian yang dapat dipilih setelah melalui tahap evaluasi varian dengan table seleksi dari 4 varian yang terpilih, 2 varian unggulan yaitu varian 1 dan 3 setelah dilakukan seleksi lebih lanjut dengan menggunakan objectif tree, maka varian 3 yang medapat nilai tertinggi yaitu dimensi terhadap varian tersebut. Dari hasil perhitungan tegangan geser yang terdai maka mur dan baut yang digunakan adalah mur dari bahan St70 dengan tegangan geser yang diijinkan adalah 7000 N/mm2. Gaya yang terjadi adalah 5000 N, maka mur dan baut yang digunakan aman. Dari hasil perhitungan penggerindaan yaitu kecepatan periferial batu gerinda = 7,85 m/s, rasio kecepatan = 201,3 m/s, maka waktu penggerindaannya = 512 r/min.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
62
LAPORAN TUGAS AKHIR
5.2
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
Saran Dalam perancangan ini masih perlu dilanjutkan perbaikan-perbaikan
terutama pada bagian penekan poros cam. Selain itu perlu juga dilakukan perancangan ulang untuk memodifikasi alat pegerindaan ini agar hasilnya lebih baik lagi.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
63
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA MESIN GERINDA POROS CAM
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagyo Sucahyo, Pekerjaan Logam Dasar, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta 2004. 2. Khurmi, R.S, and J.K. Guptu, Text Book Of Machine Design, New Delhi: Eurasia Publishing House 1982. 3. Pahl. G and Beitz. W, Engineering Design: Systematic Apporoach, London: Spinger 1996. 4. Sularso, Kiyokatso Suga, Dasar Perancangan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Prandya Paramitha, Bandung 1982. 5. Syahril Zein, Ir. MT. Elemen mesin, ISTN 1994. 6. Taufiq Rochim, Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, FTI-ITB, Bandung 1993.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
64