TopCareer Rahasia Bisnis dan Karier Bernama Aplikasi
Hadir kali pertama pada 2011 dalam bentuk majalah, Top Career mewarnai dunia karier profesional di Indonesia. Sebagai pionir media karier di Indonesia, Top Career menyajikan ragam informasi dan inspirasi untuk pengembangan karier profesional di Tanah Air. Demi memperluas jangkauan pembaca, bisa diakses oleh siapa saja dan kapan saja, mulai pertengahan 2013, majalah Top Career memperkuat versi digitalnya dalam bentuk www.topcareermagazine.com. Hadir sekali dalam setiap bulan, majalah digital Top Career menghadirkan sajian khas yang berbobot seperti Company of Choice, Top Career Issue, Profile serta sajian menarik lainnya. Semua bisa dinikmati dengan mendownload setiap edisi di www.topcareermagazine.com. Tak ingin tertinggal ragam perkembangan informasi khususnya terkait dunia karier profesional, Top Career menghadirkan www.topcareer.id sejak 2016. Disajikan dengan konten-konten yang lebih beragam dengan pembahasan yang ringan serta diupdate setiap hari, www. topcareer.id sangat layak dijadikan referensi update seputar dunia karier profesional. Dengan kelebihan keduanya, www.topcareermagazine.com dan www.topcareer.id siap menjadi bacaan kompas karier profesional. ALAMAT REDAKSI: Address : Jl. Cidodol Raya No.40 , Kebayoran Lama - Jakarta Selatan , Indonesia Telepon : 021 293 06720 Email :
[email protected]
topcareerid
Rahasia Bisnis dan Karier Bernama Aplikasi 8
TopCareer
Agustus 2015
Top Career Issue
Kemudahan menjadi kata sakral yang diusung dari perkembangan teknologi, mau tak mau rupanya kian menyuburkan budaya instan pada si penggunanya. Adalah perangkat aplikasi yang digadang-gadangkan banyak pihak menjadi salah satu penentu keberhasilan perusahaan di masa datang. Oleh: Lanny Kusumastuti, Yuda Prihantoro Foto: Dok. Istimewa
B
erbicara mengenai perkembangan teknologi memang tak pernah ada habisnya. Begitu juga dengan kehadiran teknologi dalam dunia bisnis yang kini semakin tak dapat dipisahkan. Sesuai dengan fungsi dasarnya, teknologi hadir untuk memberikan kemudahan kegiatan manusia. Seperti kehadiran e-commerce yang merupakan bentuk penerapan dari e-business. Lebih lanjut bentuk bisnis e-commerce sendiri pertama kali diperkenalkan pada 1994. Pada saat itu ecommerce diprediksi akan menjadi motor sektor ekonomi baru. Dan nyatanya benar adanya, kini e-commerce menjadi lahan yang terus tumbuh subur dengan maraknya bisnis jual beli online. Berkaitan dengan hal tersebut juga hadir aplikasi-aplikasi yang menjadi perpanjangan tangan dari e-commerce. Jika dulu bisnis offline melakukan perpindahan ke dunia digital melalui website, maka hal serupa pun terjadi saat ini dimana terjadi perpindahan bisnis dari website ke aplikasi mobile.
Perang Aplikasi
Dan tak sedikit pihak yang meyakini bahwa peta persaingan bisnis secara umum akan dipengaruhi oleh teknologi aplikasi. Seperti yang dirasakan oleh
GoJek Indonesia dan Zomato Indonesia. Kedua perusahaan ini mengungkapkan bahwa laju bisnisnya kian terdongkrak berkat aplikasi yang mereka luncurkan untuk penggunanya. Bagi yang belum tahu, GoJek merupakan aplikasi pemesanan jasa moda transportasi umum berupa ojek. Dengan hanya menginstal aplikasi ini di smartphone, para pengguna bisa memesan dan menggunakan jasa ojek. Tak hanya menyuguhkan jasa antar-jemput (transport), GoJek juga menyediakan jasa lain seperti jasa pengiriman paket (instant courier), pembelian makanan (Go Food), dan belanjaan (Shopping). Meskipun sudah berdiri sejak 2011, GoJek ternyata baru mengalami lonjakan pesanan dan personel sejak mereka meluncurkan aplikasi GoJek pada 2014. Sejak Januari 2015, aplikasi GoJek telah di download lebih dari 500 ribu kali. Pada awalnya, para mitra pengendara ojek yang bergabung tak lebih dari 500 ojek. Sementara saat ini pengendara GoJek sudah berjumlah sekitar 10.000 ojek di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Bahkan GoJek telah melayani lebih dari satu juta kali transaksi. Angka yang fantastis yang dapat diraih pendatang baru di bisnis aplikasi.
2015 Agsutus
TopCareer
9
Top Career Issue
10
Nadiem Makariem, founder dan CEO PT GoJek Indonesia mengatakan bahwa bisnis aplikasi memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Selain itu kebutuhan akan aplikasi mobile pun sangat besar. “Aplikasi adalah bentuk produk teknologi masa depan. Masa depan kita adalah lewat smartphone. Dan GoJek telah membuktikan peluang besar bisnis aplikasi.” Yang mendapat kenikmatan dari manisnya kue aplikasi juga dirasakan oleh Zomato Indonesia. Seperti diketahui Zomato merupakan aplikasi yang membantu penggunanya untuk mencari tempat-tempat makan. Dengan menginstal di smartphone, si penggunanya bisa mencari tahu dan memberikan review berupa tulisan ataupun postingan foto untuk tempat makan yang bersangkutan. Djunadi Putra Satrio Country Manager Zomato Indonesia mengungkapkan pihaknya mengalami lonjakan traffic visitor berkat aplikasi yang mereka luncurkan untuk pengguna. Jika sebelumnya traffic Zomato mayoritas datang dari pengguna perangkat PC komputer, saat ini telah berbalik dari pengguna smartphone yang jika dipersentase mencapai 70 persen dari keseluruhan. “User kami suka yang instans. Dan itu ditawarkan oleh aplikasi atau apps. Sekarang user tak perlu menunggu untuk mengetik didepan laptop atau komputer mereka jika ingin mem-posting atau mereview tempat. Dengan aplikasi mereka bisa langsung menulis atau review tempat-tempat makan,” ujar Djunadi Putra Satrio. Berkat hadirnya aplikasi, Zomato mengklaim traffic visitor-nya bisa mencapai 4 juta per bulan. Sementara untuk review dan postingan foto bisa mencapai masing-masing 15 ribu review dan 30 ribu foto. Tak heran jika lantas Zomato memberikan pengembangan
TopCareer
Agustus 2015
berkelanjutan pada teknologi aplikasi mereka. “Zomato berkomitmen hadir disemua platform punya versi Windows, Blackberry, tidak hanya Apple dan Android. Aplikasi kami juga perbarui terus. Dari ukuran kami perkecil. Kami juga baru luncurkan versi Androidnya,” ujarnya.
Potensi Pertumbuhan Kian Besar
Indonesia boleh disebut sebagai pasar yang menggiurkan bagi industri digital mengingat populasi penduduk dan daya adaptasi terhadap produk baru yang tinggi. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 88,1 juta dan penetrasinya mencapai 34,1 persen dari populasi, masih rendah, tetapi pada saat yang sama menyimpan potensi besar pada masa mendatang. Dari populasi tersebut, hampir setengahnya atau 49 persen adalah mereka yang berusia 18-25 tahun alias tergolong dalam generasi digital native yang lahir dengan perangkat digital. Fakta yang lebih mencengangkan lagi adalah temuan dari APJII bahwa 85 persen pengguna internet beraktivitas di dunia maya melalui ponsel Industri konten, termasuk di dalamnya industri aplikasi, merupakan kelompok industri yang menyumbangkan nilai tambah terbesar. Berdasarkan riset yang dilakukan Economic Research Institute for Asean and East Asia (ERIA) pada 2012, total pendapatan industri konten global mencapai USD595 miliar pada 2011. Nilainya diperkirakan terus meningkat hingga mencapai USD788 miliar pada 2016. Meski demikian, pendapatan industri konten Indonesia masih kecil, hanya
Top Career Issue
sekitar USD3.750 juta yang terbagi atas jenis konten. Pemerintah mengaku siap mendukung pertumbuhan bisnis aplikasi. Hal itu disampaikan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang berkata seiring dengan pembangunan jaringan dan infrastruktur pita lebar, kementerian siap
populasi dunia yang berjumlah 7 milliar orang. Direktur Strategy Analytics, Linda Sui mengatakan pertumbuhan pengguna smartphone di dunia tumbuh 37 persen di 2013 dan tumbuh sebanyak 22 persen di 2014 dari seluruh jumlah populasi dunia. Kemudian Linda juga memprediksi di 2015, pertumbuhan pengguna smartphone akan mencapai 35 persen dari 7,2 miliar populasi di dunia. Secara terpisah, Senior Marketing Manager Indonesia The Warrior, Bernardi Widjaja Ng meyakini
“Industri bisnis aplikasi di Indonesia adalah hal yang baru. Belum banyak dari para pemain bisnis yang melihat adanya peluang besar dari bentuk bisnis aplikasi. Teknologi bisa melepaskan potensi ekonomi, Kenapa pertumbuhan belum ada yang melakukan bisnis aplikasi hal ini. contohnya untuk ke depan akan kian besar. “Kami sektor perikanan, lihat pengguna pertanian, Android dan iPhone, angka pengguna dan lain-lain?” mendukung industri digital. Aplikasi memang menjadi tren bisnis yang banyak digemari saat ini seiring dengan terus berkembangnya e-commerce dan kebutuhan praktis para konsumen. Setiap tahunnya penguna smartphone terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Di tahun 2013, angka pengguna smartphone mencapai 1,5 miliar atau 22 persen dari
smartphone semakin tinggi persentasinya. Sekarang semua aplikasi ada didalam smartphone, itu suatu identifikasi bahwa perkembangan aplikasi mobile di Indonesia khususnya di m-commerce semakin tinggi dan ini merupakan peluang besar bisnis aplikasi.” Bisnis aplikasi dinilai akan kian menggiurkan apalagi didukung dengan banyaknya provider yang menawarkan berbagai paket data murah kepada para
2015 Agsutus
TopCareer
11
Top Career Issue
Bisnis model e-commerce terbagi ke Model iklan baris Ini merupakan bentuk e-commerce paling sederhana yang hanya menyediakan website jual beli tanpa memfasilitasi kegiatan transaksi online seperti Kaskus, OLX.
12 Kaskus
OLX
Marketplace C2C (Customer to Customer) Model bisnis ini tak hanya menyediakan website jual beli, selain mempromosikan barang dagangan model ini juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Kegiatan jual beli disini menggunakan fasilitas transaksi online menggunakan rekening pihak ketiga untuk menjamin keamanan transaksi. Penjual akan menerima uang pembayaran setelah pembeli menerima barang. Jika barang belum sampai maka uang akan tetap disimpan oleh pihak ketiga dan jika transaksi gagal maka pihak ketiga akan mengembalikan uang ke tangan pembeli. Website tersebut diantaranya Bukalapak dan Tokopedia.
TopCareer
Agustus 2015
Bukalapak
Tokopedia
Top Career Issue
dalam beberapa macam seperti: Toko Online B2C (Business to Consumer) Model bisnis jenis ini adalah toko online dengan alamat website sendiri dimana penjual memiliki stok barang yang banyak dan menjualnya secara online kepada pembeli, seperti Lazada Indonesia, BerryBenka.
13 Lazada Indonesia
Shopping Mall Model bisnis ini tak berbeda dengan model bisnis marketplace, yang membedakan adalah penjual dan barang yang dijual merupakan brand ternama dengan proses verifikasi yang ketat seperti Blibli.com.
BerryBenka
Sosial Media Shop Maraknya pertumbuhan online shop di Indonesia kebanyakan memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk bertemu dengan konsumen seperti Facebook dan Instagram yang menjadi media favorit untuk berjualan. Melihat banyaknya online shop di media sosial, kini ada pula startup yang mengumpulkan para penjual dalam satu wadah website.
Instagram
Blibli
2015 Agsutus
TopCareer
Top Career Issue
dua tahun yang lalu orang lebih konsumen. Fenomena tersebut telah ke dekstop, browsing juga melalui mengubah kebiasaan masyarakat yang desktop tapi kalau akhir-akhir ini, ada mengandalkan fitur telepon dan sms kecenderungan perpindahan dari berpindah ke fitur instans message. dekstop ke mobile, sehingga kita juga Tak sampai disitu, perkembangan fokuskan ke aplikasi mobile,” kata smartphone dan kesediaan paket data Bernard. murah juga telah mengubah kebiasaan Selain melakukan kegiatan harian, masyarakat yang berpindah ke penggunaan aplikasi mobile juga transaksi online. Smartphone menjadi mendukung proses transaksi. Proses suatu benda yang selalu ada dalam transaksi yang instan yang genggaman, sebagian besar disediakan aplikasi kegiatan bahkan dapat mobile dalam dilakukan melalui ponsel. Mulai dari “Kita kalau berbicara
14
mengenai internet itu total 20 persen dari total populasi, kalau kita berbicara mobile itu lebih besar lagi persentasinya. Pengguna mobile itu lebih dari 100 persen jadi satu orang penduduk Indonesia itu pegang beberapa handphone, memang tidak semuanya smartphone. Beberapa menggunakan untuk kebutuhan dasar telepon dan sms, tidak semua handphone dipakai untuk browsing, tapi itu mengidentifikasi bahwa pengguna mobile browsing, di Indonesia itu chatting, update status, cukup tinggi,” navigasi, membaca berita, membaca buku, berbelanja bahkan saat olahraga pun dapat menggunakan aplikasi mobile seperti melihat jarak dan mengukur jumlah kalori yang terbakar saat berolahraga. “Mobile aplikasi kalau Indonesia memang trennya berkembang, setahun
TopCareer
Agustus 2015
smartphone ini menjadi pilihan bagi warga perkotaan dalam memudahkan segala urusan. Mobilitas masyarakat perkotaan yang tinggi, ditambah lagi dengan
Top Career Issue
kemacetan kota yang tak pernah usai, dengan perkembangan e-commerce dan aplikasi mobile semakin memudahkan urusan dan cukup memenuhi sebagian besar kegiatan masyarakat perkotaan. CEO Lintas Insan Nur Inspira (LINI) Dave Dewanto pun mengungkapkan bahwa saat ini adalah momen yang baik untuk bisnis aplikasi. “Peluang bisnis aplikasi sangat potensial, sekarang perusahaan mana yang nggak punya aplikasi mobile?” ia juga mengungkapkan selain mempermudah transaksi, aplikasi mobile juga memberikan kemudahan bagi para pemilik perusahaan untuk mengontrol berbagai kegiatan. “Kalau ada toko yang hanya memanfaatkan penjualannya melalui offline sangat disayangkan, memanfaatkan penjualan online tentunya akan memberikan income lebih,” ujar Dave. Industri bisnis aplikasi di Indonesia sendiri adalah hal yang baru, belum banyak dari para pemain bisnis yang melihat adanya peluang besar dari bentuk bisnis aplikasi. “Teknologi bisa melepaskan potensi ekonomi, saya sebenarnya ingin pemain lokal melakukan model bisnis ini di sektor lain. Kenapa belum ada yang melakukan hal ini untuk sektor perikanan, pertanian, dan lainlain?” ujar Nadiem. Menurutnya bisnis aplikasi adalah solusi yang bisa menjadi jalan keluar untuk membantu pertumbuhan ekonomi di sektor lain. “Kalau nggak ada yang buat ya saya yang buatlah”. Tak hanya sebagai sarana pendukung
bisnis, bisnis aplikasi nyatanya juga bisa digunakan untuk menunjung kebutuhan karier. Hal itu terlihat dari banyaknya aplikasi yang menawarkan layanan kebutuhan karier seperti Jofom dan JobStreet. Seperti Jofom misalnya, aplikasi garapan JobStreet ini menjadi angin segar bagi lebih dari 16 juta pencari kerja di sektor informal. Layanan online info lowongan kerja, Jofom hadir atas peluang dimana belum adanya aplikasi yang fokus kepada lowongan di sektor informal. Pada peluncuran awal di September 2014 lalu, aplikasi ini telah memiliki lebih dari 500 ribu viewer dan telah diunduh lebih dari 12 ribu pengguna dan memiliki lebih dari 2.000 lowongan pekerjaan per harinya. Dalam aplikasi ini user diberikan kemudahan dalam mencari kerja melalui ponsel dengan informasi yang lengkap. Ini membuktikan bahwa peluang bisnis aplikasi memang menjadi suatu peluang besar dan aplikasi mobile telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Tantangan Bisnis Aplikasi
Memulai bisnis aplikasi mobile selain harus memiliki kemampuan berinovasi dalam mengem bangkan aplikasi, yang perlu dimiliki adalah kemampuan bisnis yang mumpuni serta mengetahui modelmodel bisnis yang cocok untuk bisnis aplikasi mobile yang dijalankan. Kebanyakan dari mereka yang tak bertahan lama karena kurangnya kemampuan tersebut diatas.
2015 Agsutus
TopCareer
15
Top Career Issue
16
Perkembangan internet memang telah membawa banyak perubahan masyarakat saat ini. Pertumbuhan pengguna internet saat ini bahkan melebihi jumlah penduduk di dunia. “Kita kalau berbicara mengenai internet itu total 20 persen dari total populasi, kalau kita berbicara mobile itu lebih besar lagi persentasinya. Pengguna mobile itu lebih dari 100 persen jadi satu orang penduduk Indonesia itu pegang beberapa handphone, memang tidak semuanya smartphone. Beberapa menggunakan untuk kebutuhan dasar telepon dan sms, tidak semua handphone dipakai untuk browsing, tapi itu mengidentifikasi bahwa pengguna mobile di Indonesia itu cukup tinggi,” ujar Bernard. Sosial media menjadi salah satu tempat para pengguna internet untuk menghabiskan waktu. Berdasarkan survey yang dilakukan JobStreet.com pada 14.000 karyawan dari berbagai industri dan jabatan yang menjadi responden pada Mei 2015 menunjukkan masyarakat saat ini memiliki kecenderungan memiliki banyak akun sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan sebagainya. Ditemukan sebanyak 22 persen karyawan di Indonesia setidaknya memiliki tiga akun sosial media yang berbeda. 18 persen mengaku memiliki 4 akun sosial media, 16 persen memiliki dua akun media sosial, 13 persen memiliki lima akun media sosial, 10 persen hanya memiliki satu akun media sosial. Yang menakjubkan sekitar 21 persen responden memiliki lebih dari lima akun sosial media dan hanya 1 persen yang sama sekali tidak memiliki akun sosial media. Maka tak heran jika Facebook dan Instagram menjadi salah satu media sosial favorit dan efektif untuk tempat berjualan. Dibalik perkembangan positif bisnis aplikasi dengan berbagai keuntungan yang diberikan kepada TopCareer
Agustus 2015
para pengembang juga pengguna jasa aplikasi, tantangan terbesarnya adalah inovasi dari produk aplikasi yang digunakan. Karena seperti diketahui bahwa teknologi terus berkembang dan inovasi menjadi tuntutan bagi para pengembang aplikasi. Hal itu juga dirasakan oleh Zomato dan GoJek yang kini tengah menikmati panen berkat aplikasi yang mereka gunakan, tapi keduanya enggan berpuas diri. Keduanya menyadari bahwa kemudahan penggunaan dan fungsi-fungsi yang sangat membantu si pengguna aplikasi menjadi dasar pengembangan dan persaingan dari si produsen aplikasi tersebut. “Inovasi itu berkesinambungan terus, dan mungkin banyak perusahaan yang tidak mengerti konsep inovasi yang dilakukan hanya sekali, aplikasi kita tiap 6 bulan sudah kadaluarsa bahkan tiap 3 bulan. Mindset-nya harus sudah kadaluarsa sistem aplikasi ini. Harus selalu ada fitur-fitur baru di dalam aplikasi,” ujar Nadiem. Nadiem berpendapat dalam bisnis teknologi aplikasi yang penting untuk ditekankan adalah inovasi yang harus terus diperbarui. “Inovasi tidak dilakukan sekali, tapi terus menerus. Mindset-nya harus ada kadaluarsa sistem. Makanya akan selalu ada fiturfitur baru dalam aplikasi ini dan kami akan terus mengontrol kualitas di dua platform yang kami gunakan.” Hal senada juga diutarakan Djunadi Putra Satrio yang mengatakan bahwa inovasi serta kepekaan terhadap kebutuhan pengguna dan perkembangan menjadi kewajiban yang harus terus dilakukan para pengembang aplikasi. Apalagi menurutnya selama setengah tahun belakangan perkembangan aplikasi sangat pesat, karenanya para pengembang aplikasi tidak boleh berpuas diri dengan hasil yang sudah dicapai.
Top Career Issue
Para pengembang aplikasi mobile perlu memperhatikan dan mengenai tren-tren yang berkembang di masyarakat agar aplikasi yang diciptakan benar-benar membantu memenuhi kebutuhan. Tantangan yang harus dihadapi para pengembang aplikasi mobile biasanya berkenaan dengan kenyamanan pengguna yang berdampak pada perilaku dan kemudahan pengguna aplikasi. Efektivitas dan efisiensi aplikasi juga menjadi hal serius yang harus diperhatikan dan diperbarui sesuai dengan kebutuhan pengguna karena kebanyakan perhatian tersita untuk operasional harian. Globalisasi ekonomi juga menjadi tantangan besar yang harus dihadapi, persaingan teknologi juga pasar yang semakin tak terbatas akan terus menuntut inovasi. Selain itu juga persaingan produk dari pasar internasional yang masuk ke pasar domestik, di luar tujuan ekonomi global yang membuka peluang besar untuk produk domestik ke pasar internasional. Yang tak boleh pula luput jadi perhatian, perkembangan aplikasi nyatanya juga bisa memberikan dampak buruk bagi masyarakat khususnya mereka pengguna smartphone yang kecanduan fiturfitur didalamnya. Contoh simpelnya bisa dilihat pada data survey JobStreet.com yang mengungkapkan bahwa dalam sehari, sebanyak 35% karyawan
menghabiskan waktu paling tidak dua jam untuk melihat apa yang terjadi di media sosialnya. 24 persen responden menggunakan waktunya selama satu jam untuk media sosial, 22 persen responden menghabiskan lebih dari empat jam waktunya untuk sosial media dan 19 persen lainnya mengakui menggunakan 3 jam perhari untuk mengakses akun sosial medianya. Hal tersebut bisa menjadi indikasi yang menujukkan penurunan aktivitas kerja dari karyawan yang banyak menghabiskan waktu untuk melihat apa yang terjadi di media sosialnya. Selain itu ancaman kejahatan juga memindai setiap kegiatan transaksi online. Berbagai penipuan dalam transaksi perbankan, online shopping, juga pencurian uang digital (cybermoney), digital signature, pencurian kartu kredit dan sebagainya yang menyebabkan kerugian finansial serta menjadi bukti kurangnya jaminan keamanan yang diberikan penyedia layanan pada konsumen. Transaksi online menggunakan kartu kredit memiliki risiko lebih besar dibanding dengan online banking. Pencurian transaksi online dengan kartu kredit terjadi saat data yang dikirim terbajak dan dimanfaatkan orang lain sampai pemilik menyadari kartu kreditnya telah disalahgunakan.
2015 Agsutus
TopCareer
17
Top Career Issue
Untuk menghindari kejahatan dalam menggunakan internet banking yang dapat dilakukan diantaranya:
1 Mengubah PIN/ password secara berkala, hal ini sangat efektif menghindari kejahatan di dunia maya.
18
Tidak melakukan transaksi online disembarang tempat terlebih di warnet atau area public hospot.
2 TopCareer
Agustus 2015
Top Career Issue
3
Memperbarui antivirus yang digunakan. Salah satu cara yang digunakan pembobol adalah mengirimkan virus ke komputer, laptop atau smartphone. Dengan melakukan perbaruan secara berkala akan meminimalisasi kemungkinan kejahatan di internet.
19 Phising Alert. Kejahatan model ini banyak terjadi didunia maya dengan mengirimkan email yang terlihat sangat otentik yang kemudian meminta data diri lengkap dengan nomor rekening bank beserta password.
5
4
Gunakan icon kunci. Saat melakukan transaksi online pastikan website yang internet banking memberikan pilihan dengan icon kunci. Icon tersebut menunjukkan website tersebut memberikan keamanan atas data pribadi Anda. TCM
2015 Agsutus
TopCareer
Company of Choice
Inovasi Pengelolaan Potensi SDM Indonesia
22
Berangkat dari kepedulian akan masalah sosial transportasi, PT GoJek Indonesia kini menjelma sebagai salah satu perusahaan anak bangsa yang patut diperhitungkan tak hanya di tingkat nasional melainkan juga internasional. Bagaimana perusahaan yang dikenal lewat bendera GoJek ini melakukan pengelolaan bisnis dan sumber daya manusianya. Oleh: Lanny Kusumastuti Foto: Istimewa
M
asalah transportasi dan kemacetan masih menjadi pekerjaan rumah sendiri bagi banyak pihak tak hanya pemerintah. Apalagi Jakarta sempat dinobatkan sebagai kota termacet di dunia. Tapi siapa sangka, ternyata kemacetan ini malah menjadi peluang bagi PT GoJek Indonesia. Dengan akses teknologi
TopCareer
Agustus 2015
smartphone yang kian meraja ke semua lapisan masyarakat di kota besar seperti Jakarta ditambah dengan kian peliknya kemacetan, perusahaan anak bangsa ini mengeluarkan aplikasi untuk mengatasi masalah tersebut. Bagi yang belum mengenal, GoJek merupakan aplikasi pemesanan jasa moda transportasi umum berupa ojek.
Company of Choice
Sejak Januari 2015, aplikasi GoJek sendiri telah di download lebih dari 500 ribu kali. Meskipun sudah berdiri sejak 2011, GoJek baru mengalami lonjakan pesanan dan personel sejak peluncuran aplikasi GoJek pada 2014 Dengan hanya menginstal aplikasi ini di smartphone, para pengguna bisa memesan dan menggunakan jasa ojek. Tak hanya menyuguhkan jasa antar-jemput (transport), GoJek juga menyediakan jasa lain seperti jasa pengiriman paket (instant courier), pembelian makanan (Go Food), dan belanjaan (Shopping). Lantaran jasa yang ditawarkan terbilang cukup membantu kebutuhan banyak orang, maka tak butuh waktu lama untuk GoJek bisa berkembang pesat. Yang unik dari GoJek, para garda depannya yakni pengendara ojek direkrut dengan menggunakan tahapan dan digandeng dalam payung sebagai mitra. GoJek sendiri menerapkan sistem bagi hasil antara perusahaan dan pengendara GoJek dengan perbandingan 20:80. Founder dan CEO GoJek Nadiem Makarim mengatakan sistem tersebut menguntungkan pengendara GoJek. Selain itu pengendara GoJek juga akan mendapatkan bonus sebesar Rp50.000 per 10 penumpang per harinya.
Pada awal mula berdiri di 2011, para mitra pengendara GoJek yang bergabung tak lebih dari 500 ojek. “Pengendara GoJek saat ini berjumlah 10.000 orang di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Setiap harinya ada sekitar 200 orang yang ingin bergabung dengan kami,” kata Nadiem. Jika mobilitas di Jakarta, para pengendara GoJek bisa dikenali dengan jaket dan helm hijau muda bertuliskan GoJek. Sejak Januari 2015, aplikasi GoJek sendiri telah di download lebih dari 500 ribu kali. Meskipun sudah berdiri sejak 2011, GoJek baru mengalami lonjakan pesanan dan personel sejak peluncuran aplikasi GoJek pada 2014. Sebagai perusahaan aplikasi yang memiliki ratusan ribu pengguna aktif dan menaungi puluhan ribu pengendara, pengelolaan sumber daya manusia menjadi hal utama yang lakukan oleh GoJek. GoJek melakukan bimbingan berkala kepada setiap pengendaranya. Untuk bergabung bersama GoJek pun ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Pertama, bagi mereka yang ingin bergabung akan diberikan sosialisasi
2015 Agsutus
TopCareer
23
Company of Choice
program GoJek. Setelah dipastikan ingin bergabung dengan GoJek Indonesia akan ada tahap interview yang akan melihat watak dan level motivasi bergabung bersama GoJek. Setelah lolos mereka akan melalui tes navigasi yang akan menguji pengetahuan wilayah di Jakarta dan sekitarnya. Dalam aplikasinya, GoJek juga mengedepankan faktor keamanan si pengguna. GoJek memberikan informasi lengkap tentang pengendara seperti nama, kontak, dan foto pengendara. Kemudian layanan GoJek ini hanya bisa didapatkan melalui pemesanan via aplikasi GoJek, sehingga pelanggan dapat memastikan keamanan dan
24
kali. Dengan aplikasi mereka tidak perlu ke pangkalan lagi, nggak perlu menuhmenuhin jalanan,” ujarnya. Nadiem mengatakan dalam upayanya menjalani bisnis GoJek ini ia ingin meningkatkan penghasilan tukang ojek “Mereka bisa nabung untuk anak dan istri, bisa bekerja dan dapat orderan lebih dari 10-15 order per hari dan itu berkat warga Jabodetabek yang luar biasa menggunakan aplikasi kita,” katanya. GoJek mengklaim ingin mengubah mindset masyarakat tentang tukang ojek yang sering dipandang sebelah mata sebagai profesi rendahan. “Sekarang pengendara GoJek itu pintar-pintar mereka harus bisa berpikir cepat apalagi
Nadiem mengungkapkan bahwa tujuan pendirian perusahaannya antara lain membawa misi sosial khususnya untuk menjadi harapan untuk seluruh tukang ojek di nusantara. akuntabilitasnya, “Pada saat menjemput harus di cek ini driver-nya atau bukan? Cek namanya itu adalah level akuntabilitas yang paling aman karena dari aplikasi tersebut bisa keliatan siapanya,” kata Nadiem. Nadiem mengungkapkan bahwa tujuan pendirian perusahaannya antara lain membawa misi sosial khususnya untuk menjadi harapan untuk seluruh tukang ojek di nusantara. Melalui visi sosial inilah Nadiem mengembangkan perusahaannya. “Kami ingin menjadi harapan bagi seluruh pangkalan ojek yang menunggu customer datang ke mereka. Kerja 14 jam tapi narik cuma 4
TopCareer
Agustus 2015
ketika mereka diminta untuk memesan makanan, mereka harus telepon ke restoran dan kasih tahu pesenan makanan pelanggannya dengan benar,” ujar Nadiem. Misi mengubah mindset tukang ojek sebagai pekerjaan rendahan terbukti dengan semakin banyaknya orang yang tertarik menjadi tukang ojek sebagai pekerjaan sampingan. Atau bahkan menjadi pekerjaan utama, seperti Hasanah salah satu pengendara GoJek yang awalnya bekerja di salah satu pasar swalayan di bilangan Jakarta Selatan yang memilih menjadi pengendara GoJek sebagai pekerjaan utamanya.
Company of Choice
Hasanah mengakui penghasilan menjadi pengendara GoJek sangat menggiurkan. “Penghasilan saya bisa buat DP mobil Mbak,” ungkapnya diiringi gelak tawa. “Sehari saya bisa dapat sampai Rp500 ribu bahkan Rp1 juta kalau narik-nya rajin.” Guna memperbesar pangsa pasarnya, GoJek melakukan langkahlangkah promosi yang mereka klaim cukup berpengaruh seperti promo Ceban Ramadhan yang berlaku diluar jam-jam macet Jakarta pukul 07.0009.00 dan 16.00-19.00. “Sebenarnya di jam-jam itu kami bayar normal. Kami subsidi selama Ramadhan. Perpanjang promo juga dilakukan karena driver senang, konsumen senang, kami juga ikut senang, ya sudahlah kami relakan sebagai zakat kami,” ujar Nadiem dengan canda. Dalam pengelolaan dan jalannya GoJek ini juga menuai banyak kontroversi dan juga kecaman dari pihak ojek pangkalan dibeberapa wilayah. Tak dapat dihindari, pengendara GoJek pun menjadi sasaran intimidasi bahkan kekerasan dari para tukang ojek pangkalan yang merasa pelanggannya dicuri. Berkaitan dengan dengan hal tersebut pun manajemen GoJek Indonesia telah melakukan antisipasi dengan melakukan kerjasama dengan pihak berwajib dalam menangani kasus-kasus kekerasan yang menimpa pengendara GoJek “Kalau sudah mendapat kekerasan berarti itu tindakan kriminal dan itu zero tolerir,” kata Nadiem. Selain melakukan kerjasama dengan pihak bewajib untuk melindungi hak dan keamanan para pengendaranya, GoJek juga membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) yang tugasnya melakukan pendekatan kepada tukang ojek pangkalan dengan memberi tahu seperti apa dan bagaimana sistem yang berjalan di GoJek.
“Yang tidak banyak diketahui orang adalah berapa banyak pangkalanpangkalan ojek mau bergabung dengan GoJek. Mereka bilang GoJek adalah harapan bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. GoJek ini bukan mau berkompetisi dengan ojek-ojek di pangkalan tapi kami ingin merangkul mereka sehingga membantu meningkatkan penghasilan mereka,” kata Nadiem. Tak sampai disitu, soal keamanan GoJek juga memiliki misi untuk menjadi role mode untuk tingkat keselamatan berkendara di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut GoJek Indonesia melakukan kerjasama dengan Rifat Drive Lab (RDL) untuk GoJek Street Smart Program. Program tersebut dimaksudkan untuk memastikan keamanan pengendara GoJek ketika berkendara sendiri, bersama customer, juga ketika membawa barang. Dalam program ini rencananya 6.000 mitra GoJek akan diberikan pelatihan teori dan praktik berkendara. “Saya akan paksa seluruh driver, kalau tidak masuk training ini dia akan di suspend dari GoJek. Mengenai pembiayaan itu menjadi tanggungjawab GoJek, tidak akan kami charge ke pengendara. Nantinya program ini akan jadi standar untuk orang yang ingin bergabung bersama GoJek, safety drivenya di upgrade lebih ketat dan lebih baik lagi,” ujar Nadiem. Dalam program ini yang ingin dicapai juga mengenai mindset safety driving yang harus menjadi acuan dalam berkendara, bukan hanya untuk kepentingan perusahaan, tetapi juga kepentingan pengendara juga customer. “GoJek armadanya ada dimana-mana, saya mau pengendara Gojek ini menjadi role mode untuk tingkat keselamatan berkendara di Indonesia melalui pelatihan yang kami adakan,” ujar Rifat. TCM
2015 Agsutus
TopCareer
25
Profile
Nadiem Makarim, Bangun GoJek dengan Cinta Nasionalisme
28
TopCareer
Agustus 2015
Nadiem Makarim
Founder dan CEO PT GoJek Indonesia
Profile
Siapa yang tak kenal GoJek? Layanan ojek yang sedang booming di Jakarta dan sekitarnya ini kini begitu dekat dan menyedot perhatian berbagai kalangan. Siapakah sosok dibalik GoJek. Penulis & Foto : Lanny Kusumastuti
N
adiem Makarim, founder dan CEO PT GoJek Indonesia adalah orang dibalik suksesnya aplikasi GoJek, yaitu layanan aplikasi penyedia jasa ojek yang kini telah tersedia di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Lulusan Harvard University ini memulai bisnis ojeknya sejak ia masih menjadi CEO dari Zalora Indonesia sebagai bisnis sampingan. Sampai pada 2014 ia memutuskan untuk meninggalkan Zalora Indonesia dan fokus penuh terhadap bisnis ojeknya. Mengenai ide bisnis ojeknya ini, Nadiem mengatakan bahwa ia memulainya atas dasar kebutuhan dimana ia memiliki mobilitas yang tinggi dan kecintaannya pada ojek. “Hidup saya dikelilingi sama ojek. Saya ketemu sama ojek lima kali sehari buat nganter ini itu. Saya kan orangnya pelupa, jadi sering lupa barang. Sering malas keluar untuk makan. Harus ke meeting. Ya sudah hidup saya ini diselimuti oleh ojek. Jadi cinta ojek. Kebanyakan ide bisnis yang akhirnya berhasil itu datangnya dari kebutuhan,” kata Nadiem. Memilih dan menjalani profesi sebagai entrepreneur diakui Nadiem
karena dirinya tak menginginkan bekerja untuk orang lain. Nadiem juga seorang yang ingin bebas berpikir dan terus berkreasi dengan ide yang ia miliki hingga akhirnya ia putuskan jadi entrepreneur. “Saya menjadi entrepreneur bukan karena saya ingin jadi entrepreneur. Saya jadi entrepreneur karena nggak bisa kerja buat orang lain. Itu alasannya. Jadi saya itu nggak betah kerja diperusahaan orang lain. Jadi saya ingin selalu mengontrol takdir saya sendiri dan saya ingin berkreasi secara bebas. Itulah alasan saya kenapa memilih entrepreneurship,” jelasnya. Dengan optimisme dan keyakinan yang tinggi akan suksesnya GoJek, Nadiem mengakui menjalani bisnis aplikasi ini GoJek ini dengan iman. Poin penting yang ia selalu pegang ketika memulai bisnis ini adalah ia percaya bahwa sektor ini memiliki potensi yang besar. Hal tersebut ia yakini saat menjalani bisnis aplikasi GoJek. “Yang paling penting harus punya iman. Percaya bahwa potensi seseorang atau sektor itu besar. Kita harus percaya dulu bahwa potensinya dia tidak terbendung dan ternyata benarkan. Orang banyak yang kaget dengan ojek-
2015 Agsutus
TopCareer
29
Profile
ojek kami, ada yang bisa bahasa Inggris karena interaksi dengan konsumen. Macam-macam skill set-nya dan itu semua tumbuh secara organik, bukan kami yang ngajarin,” kata Nadiem. Misi sosial yang dibawa Nadiem membangun GoJek untuk meningkatkan penghasilan para tukang ojek memang berbuah manis. Selain dapat mewujudkan dan membantu tukang ojek, Nadiem mengakui juga sangat senang dengan bisnisnya ini karena GoJek telah menjadi paguyuban terbesar untuk tukang ojek khususnya di Jakarta. “Mereka sering mengadakan touring, itu semua mereka sendiri
30
TopCareer
Agustus 2015
yang mengakomodasi. Mereka senang banget punya komunitas. Mereka senang berbagi cerita.” Dalam membangun bisnis ini, Nadiem juga ingin mengubah mindset masyarakat bahwa profesi sebagai tukang ojek bukanlah suatu profesi rendahan yang tak berbudaya, tak memiliki tata krama, dan tidak pintar. Menurutnya mentalitas merugikan seperti inilah yang harus diubah oleh masyarakat. “Kami tidak bisa menilai rata semua tukang ojek, angkutan, truk dengan nilai yang buruk. Itu mental yang mungkin menjegal Indonesia. Ini adalah pengembangan sumber daya yang
Profile
efektif untuk memberikan kesempatan para ojek melakukan hal-hal yang lebih kompleks.” Berbeda dengan penyedia jasa layanan serupa, GoJek yang dibangun Nadiem dengan empat layanan sekaligus yang menurutnya ide ini banyak dikagumi oleh pebisnis lain di luar negeri. “Kami sedang dilihat oleh pemain-pemain tekno. Ada yang melihat, meniru, dan lain-lain. Jadi sangat tertarik banget. Saya bangga jadi orang Indonesia bisa menaikkan nama kita di dunia,” ujarnya.
disini akuntabilitas untuk negara, kita nggak bisa lari kemana-mana kita cuma disini aja. Visi kita adalah bukan hanya untuk tukang ojek, tapi visi kita untuk membuktikan bahwa teknologi bisa melepaskan potensi ekonomi, sehingga bisa berkembang secara ekponensial.” Dalam bisnis teknologi aplikasi, yang Nadiem tekankan adalah inovasi yang harus terus diperbarui, “inovasi tidak dilakukan sekali, tapi terus menerus. Mindset-nya harus ada kadaluarsa sistem. Makanya akan selalu ada fitur-fitur baru dalam aplikasi
“Kami sedang dilihat oleh pemainpemain tekno. Ada yang melihat, meniru, dan lain-lain. Jadi sangat tertarik banget. Saya bangga jadi orang Indonesia bisa menaikkan nama Indonesia di dunia.”
Berbicara mengenai kompetisi bisnis yang dijalaninya, Nadiem mengungkapkan bahwa ia menjalani bisnis ini untuk Indonesia, dimana ia juga mengharapkan nantinya akan ada banyak orang yang terinspirasi dan memulai bisnis aplikasi seperti dirinya. “Semua kompetisi asing memang mindset-nya hanya soal duit dan menang. Mereka akan melakukan apapun. Tetapi kami GoJek, kami orang Indonesia, kami
ini dan kami akan terus mengontrol kualitas di dua platform yang kami gunakan.” Nadiem mengatakan bahwa kualitas dan keamanan pengguna adalah hal menjadi prioritas GoJek. Dan atas dasar itulah ia hanya menyediakan layanan GoJek untuk iOs dan Android. “Banyak kok orang yang pindah ke Android gara-gara mau pakai layanan GoJek,” katanya dengan gelak tawa. TCM
2015 Agsutus
TopCareer
31
Profile
Entrepreneur Pilihan Karier yang Tak Pasti
32
Mengawali karier sebagai profesional bidang IT di Amerika, Ryan Gondokusumo akhirnya kembali ke Indonesia dan memulai bisnis start up-nya di negeri tercinta. Kegemarannya membaca dan belajar dari artikel mengenai bisnis online dan internet marketing inilah ia terus membangun Sribu.com dan Sribulancer.com. Penulis: Lanny Kusumastuti Foto: Dok. Pribadi
L
ulusan Purdue University Indiana Amerika Serikat ini mengungkapkan keinginannya untuk menciptakan produk yang banyak dipakai masyarakat dan membantu menyelesaikan masalah yang ada di market menjadi alasan ia menjadi entrepreneur. Memutuskan karier sebagai entrepreneur, Ryan akui bukanlah suatu proses yang mudah untuk dijalani. Menurutnya karier menjadi entrepreneur adalah jalan yang penuh ketidakpastian dimana harus menjalankan bisnis yang naik dan turun. “Ketika seseorang telah memilih untuk menjadi entrepreneur, harus pastikan selain dari komitmen penuh yang diberikan, produk yang mereka
TopCareer
Agustus 2015
buat harus dapat membantu banyak orang dan itulah tujuan utama menjadi entreprenenur,” katanya. Di usia 26 tahun Ryan memulai upaya pertamanya membangun start-up Sribu. com yang menawarkan jasa desain grafis online dan Sribulancer.com adalah upaya keduanya mengembangkan Sribu. com. Sribulancer.com adalah platform marketplace untuk mencari freelancer dan service dengan cepat, tepat, dan mudah. Kategori yang ditawarkan di Sribulancer sendiri meliputi lebih dari 100 kategori seperti jasa programming, copywriting, pembuatan video, jasa online marketing, dan lainnya. “Awal mula ide membentuk usaha pertama Sribu bermula ketika saya
Profile
33
Ryan Gondokusumo
Founder dan CEO2015 Sribu.com Agsutus & Sribulancer.com TopCareer
Profile
bekerja di perusahaan lama saya. Saya mendapat tugas dari atasan untuk membuat desain kalender dan saya lemparkan permintaan itu ke Kaskus dalam bentuk kontes. Dalam tujuh hari saya bisa mendapatkan lebih dari 300 desain,” ujarnya. Melalui konsep crowdsourcing itulah ia melihat adanya peluang bisnis yang bisa ia kembangkan dan akhirnya membangun Sribu.com.Crowdsourcing merupakan bentuk bisnis yang sedang tren saat ini. Crowdsourcing sendiri diartikan sebagai suatu usaha yang memanfaatkan keramaian atau partisipasi masyarakat. Ryan juga
34
Bercerita mengenai perjalannya dengan Sribu.com di tiga bulan pertama Ryan hanya memiliki satu klien dengan jumlah desainer terdaftar sebanyak 2.000 desainer. “Mendapatkan klien merupakan hal susah untuk bisnis baru karena brand dan trust level belum terbentuk, terlebih untuk Sribu karena konsep crowdsourcing masih sangat baru di Indonesia,” ujarnya. Prinsip sukses bagi Ryan adalah fokus, komitmen, dan memiliki gol yang tinggi. Itu ia jadikan pegangan dalam mengatasi kesulitan pengelolaan Sribu.com. Selain itu, Ryan memiliki stategi untuk mengumpulkan banyak
Kedua produk yang kami buat ini fokus untuk market Indonesia. Jadi sangat localized dan sesuai dengan kultur di Indonesia. mengungkapkan alasannya memilih model bisnis ini. “Saya melihat di market ada masalah besar bagi klien yang ingin mendapatkan desain,” katanya. Ia juga mengatakan bahwa banyak diantara klien yang menggunakan jasa freelancer namun hanya mendapatkan sedikit pilihan dengan kualitas yang standar. Sementara jasa agensi pun akan mengeluarkan biaya yang sangat mahal, “Saya buat platform Sribu untuk menjadi solusi bagi klien yang membutuhkan desain,” ungkapnya. Selain menggunakan konsep crowdsourcing yang akan memberikan lebih dari 100 desain dengan kualitas tinggi, Ryan juga memberikan garansi uang kembali bagi para kliennya.
TopCareer
Agustus 2015
testimonial dari teman-teman yang ia tawari jasa dari Sribu.com dan ia harap testimonial ini akan menjadi salah satu cara yang bagus dapat menarik klien. “Kami mulai menawarkan produk kami ke teman dekat dahulu sambil membuat testimonial yang kuat. Setelah itu klien akan menyusul,” katanya. Mengenang kenangan manis yang telah ia lalui dalam membangun dan mengembangkan Sribu, Ryan mengungkapkan pencapaian Sribu yang kini telah memiliki lebih dari 3.000 klien berbayar dan 60.000 desainer. Sementara untuk Sribulancer kini telah memiliki 1.500 jobs postings dengan 30.000 freelancers dan terus menghadapi tantangan untuk mendapatkan klien.
Profile
Targetnya Sribu ingin mencapai 10.000 klien yang menjadi milestone selanjutnya. “Kedua produk yang kami buat ini fokus untuk market Indonesia. Jadi sangat localized dan sesuai dengan kultur di Indonesia. Saat ini kami memiliki 21 orang dan mengelola bisnis ini dengan sistem yang fokus seperti bagaimana start-up dikelola, bootstrap, fokus kepada kecepatan dan kualitas,” ungkapnya. Ryan pun mengatakan mengenai potensi Indonesia yang memiliki penduduk lebih dari 250 juta yang menjadi daya tarik bagi banyak investor asing. Berkenaan dengan potensi tersebut yang
disayangkan Ryan adalah kualitas SDM Indonesia yang memiliki kuantitas SDM besar namun 46,8 persen dari mereka hanya lulusan sekolah dasar. Bila dilihat dari index peringkat IPM (Indeks Pengembangan Manusia), Indonesia ada di peringkat 121 dari 187 negara dibandingkan Singapura yang berada diperingkat 18. “Banyak ruang untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia saat ini. Terkait Masyarakat Ekonomi Asean, yang perlu dipersiapkan SDM Indonesia adalah mempelajari bagaimana SDM dari negara lain bekerja dan kultur mereka. Agar dari situ dapat meningkatkan kualitas pribadi untuk bersaing dengan tenaga kerja asing” tutupnya. TCM
2015 Agsutus
TopCareer
35
Profile
28
Waktu Muda Waktu Emas
Gunawan Susanto
TopCareer
JuLi 2015
Presiden Direktur IBM Indonesia
Profile
Pernah dengar kalimat, “Life Begin at Forty.” Suatu kalimat yang mengartikan bahwa laki laki itu merasa akan benar-benar hidup ketika diumur 40 tahun. Kira-kira apa maksudnya ya? Penulis & Foto : Riki Son Editor : Yuda Prihantoro
K
alimat, “Life begin at forty” sepertinya tidak berlaku untuk Gunawan Susanto. Lahir di Jakarta, 36 tahun silam, Gunawan menjadi orang termuda di IBM yang menempati posisi sebagai Presiden Direktur IBM Indonesia. Wuih keren... Setelah menyelesaikan bangku kuliahnya di Universitas Indonesia tahun 2000, Gunawan memulai kariernya di IBM sebagai Management Trainee. Tahun 2007 Gunawan diangkat menjadi Regional Product Manager untuk wilayah Asean. Karier Gunawan pun semakin bersinar dari tahun ke tahun. Bagaimana tidak, di 2010 ia diangkat sebagai Country Manager hingga akhirnya Gunawan menjabat sebagai orang nomor satu di IBM Indonesia. Untuk bisa di posisi saat ini, Gunawan mengungkapkan pentingnya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang karyawan. Tentunya bukan saja hardskill semata, tapi juga softskill seperti leadership, time management, communication skill, teamwork, collaboration, dan sebagainya untuk bisa memberikan kontribusi maksimal terhadap organisasi atau perusahaan. Gunawan sangat mem-value perbedaan pendapat dan cara berpikir dimana akan memberikan warna yang
berbeda dan juga akan mendapatkan point of view yang lebih lengkap dalam pengambilan keputusan. Do the right thing, hal ini juga menjadi nilai yang menjadi acuan Gunawan dalam pengambilan keputusan, prinsip ini mengingatkan Gunawan untuk tidak melulu berdasarkan kepentingan jangka pendek tapi memilih apa yang benar dan baik untuk perusahaan. Banyak sekali orang yang ingin jadi pimpinan perusahaan besar, dan menurut Gunawan semua orang berpotensi untuk menjadi seperti yang ia duduki saat ini. Ketika ditanyakan mengenai kepemimpinan, pria yang gemar main futsal ini mengatakan ada beberapa hal yang diperhatikan. “Tantangan bagi semua pemimpin bukan cuma yang muda adalah untuk tetap terus belajar dan beradaptasi dengan segala kondisi. All leaders eventually must be “as wise as an old man, and as courageous as a teenager” ujar Gunawan. People atau karyawan menjadi salah satu konsen Gunawan. Baginya, karyawan adalah satu mata rantai organisasi yang terpenting dalam proses eksekusi dari suatu strategi. Ketika mata rantai ini diperhatikan ataupun malah dilupakan, maka efek domino tak terelakkan.
2015 JuLi
TopCareer
29
Profile
Disela-sela kesibukannya sebagai Presiden Direktur IBM, Gunawan masih menyempatkan waktunya untuk sharing kepada puluhan mahasiswa/mahasiswi yang tergabung dalam Young On Top Campus Ambassadors (YOTCA) yang kini memasuki tahun kedua Gunawan menjadi mentor untuk YOTCA tersebut. Alasan kenapa Gunawan tergabung menjadi mentor di Young On Top Campus Ambassadors karena ia ingin berbagi dengan setiap orang. Gunawan berangkat dari keluarga yang sangat sederhana dan harus berjuang untuk bisa kuliah. Adalah suatu karunia Tuhan YME untuk bisa mencapai posisi seperti sekarang. Belajar dari pengalaman, ia percaya bahwa setiap orang punya kesempatan untuk bisa mencapai kesuksesan masing-masing. Atas dasar itulah ia ingin sharing agar anak-anak muda Indonesia percaya bahwa mereka punya harapan.
30
TopCareer
JuLi 2015
Gunawan mengatakan bahwa gerakan berbagi semacam itu sangatlah positif dan sangat diperlukan dalam pengembagan potensi generasi muda di Indonesia. Gunawan selalu menjadi lebih optimistis. “Hal ini karena masih banyak anak-anak muda yang akan menjadi generasi yang lebih baik untuk masa depan Indonesia.” Muda bukan menjadi halangan bagi Gunawan untuk dapat mencapai kesuksesan dan tentunya untuk dapat berbagi dengan generasi muda lainnya. Justru waktu muda merupakan waktu emas yang harus digunakan sebaikbaiknya. Banyak sekali kesempatan yang bisa diambil di masa muda. Pesan dari Gunawan untuk generasi muda Indonesia yaitu positive mindset. Dengan pola pikir yang selalu positif maka semua akan terasa lebih mudah dan semua jalan terasa terbuka lebar. Gunawan mengungkapkan bahwa
Profile
memiliki positive mindset menjadi dasar untuk semua menjadi lebih baik. Take action pun tak luput menjadi pesan kedua pemuda yang sampai saat ini masih sering menonton film. Banyak sekali orang yang mempunyai keinginan untuk menjadi lebih baik ataupun sukses, tetapi hanya sedikit orang yang berani mengambil langkah untuk bertindak. Gunawan mengatakan bahwa kegagalan sering kali menakuti orang dalam melangkah. Tetapi ia yakin, jika kita meyakini dan bekerja keras maka yang kita inginkan pasti bisa menjadi realisasi.
Gunawan mengungkapkan, bahwa gagal sekali, dua sampai tiga kali wajar. Lakukanlah terus sampai kita berhasil. Dan yang terakhir dari pesannya yaitu punyai sifat seperti seorang murid yang ingin selalu tahu, penasaran dan ingin belajar untuk meningkatkan kompetensi. Menduduki jabatan sebagai Presiden Direktur IBM Indonesia bukan berarti membuat Gunawan berpuas diri. Sebaliknya ia malah terus belajar lebih banyak hal lagi agar bisa memberikan kontribusi kepada perusahaan yang ia pimpin saat ini. Semakin tinggi suatu
Tantangan bagi semua pemimpin bukan cuma yang muda adalah untuk tetap terus belajar dan beradaptasi dengan segala kondisi. All leaders eventually must be “as wise as an old man, and as courageous as a teenager” “Take action memang sangat penting dan menjadi salah satu penentu dalam keberhasilan kita. Akan tetapi, take action tanpa disiplin akan menjadi hal yang sia-sia. Biasanya, ketika kita punya rencana akan suatu hal, hasrat untuk segera mengambil tindakan pun dengan besarnya keluar dalam diri kita. Disinilah peran disiplin sangat diperlukan. Sangat susah untuk menjaga semangat kita untuk tetap terjaga. Disiplin memang butuh komitmen dan kemauan yang sangat besar,” ujarnya.
lampu diletakan maka harus semakin besar voltase dari lampu tersebut sehingga tetap dapat menerangi leih luas dan lebih terang area dibawahnya. Hal ini diartikan semakin tinggi jabatan seseorang maka harus lebih bertambah lagi kemampuan orang tersebut. “Lakukanlah yang terbaik saat ini, bukan menunggu esok hari, minggu depan apalagi tahun depan. Karena saat inilah yang akan menentukan seperti apa kita di masa depan,” tutup Gunawan. TCM
2015 JuLi
TopCareer
31
GTC Activity
Panin Rangkul GTC Gelar Sales Management
38
P
enjualan yang selalu meningkat dan bertumbuh secara berkesinambungan merupakan harapan dari setiap entitas bisnis. Namun untuk dapat mewujudkannya dibutuhkan proses manajemen penjualan yang digerakkan oleh kepemimpinan penjualan yang kuat disertai dengan dukungan sistem yang andal. Untuk kebutuhan tersebut, Panin Bank memberikan kesempatan
TopCareer
aGUSTUS 2015
kepada PT Global Top Career untuk mengajukan penawaran Effective Sales Management (ESM) Workshop. Suatu workshop sebagai awalan dari proses membangun sistem, proses, dan budaya penjualan secara sistematis dan komprehensif. Dengan pengalaman panjangnya dan kompetensi yang sangat mumpuni, Agus Suthedjo bertindak sebagai fasilitator dan pemateri memberikan banyak materi dengan
GTC Activity
penuh semangat dan inspirasi. Alhasil peserta pun sangat antusias menjalani pelatihan ini. Tujuan pelatihan ini antara lain untuk membekali peserta pelatihan dengan wawasan, pengetahuan dan inspirasi dalam membangun sistem, proses dan kebijakan manajemen penjualan yang efektif; Mengasah keterampilan peserta sehingga terselenggara proses manajemen penjualan yang efektif; dan Mendapatkan gambaran
situasi permasalahan dan peluang dari kebijakan, sistem dan proses pengelolaan penjualan saat ini. Selain diperoleh gambaran peluang dan tantangan implementasi sales management di Panin Bank, seluruh peserta pelatihan yakni para pemimpin cabang dan pemimpin bisnis menganggap bahwa materi-materi yang diberikan sangat relevan dengan pekerjaannya, sesuai dengan tantangan yang dihadapi perusahaan serta sangat penting untuk peningkatan kinerja perusahaan di masa depan. TCM
39
2015 aGUSTUS
TopCareer