TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dan Jenis-jenis Sampah Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1. Sampah ada yang mudah membusuk, terdiri atas: sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2. Sampah yang tidak mudah membusuk, seperti: plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3. Sampah yang berupa debu/abu; dan 4. Sampah yang berbahaya bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya. Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan Kota Medan, penduduk Kota Medan pada tahun 2008 berjumlah 2.566.462 jiwa yang terdiri dari 1.999.851 jiwa penduduk tetap dan 566.611 jiwa penduduk tidak tetap (commuters) yang tersebar di 21 kecamatan. Total timbunan sampah domestik di Kota Medan pada tahun 2008 mencapai 1.369,9 ton/harinya atau 5.479,6 m3. Timbunan sampah yang terdapat di Kota Medan terdiri dari sampah organik dan anorganik. Persentasi perbandingan antara sampah organik dengan sampah
Universitas Sumatera Utara
anorganik adalah 48,2:51,8 % atau 1:1,07. Rata-rata sampah yang dibuang oleh masyarakat 1-1,5 kg per rumah tangga perhari (Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU, 2009). Manajemen Persampahan di Kota Medan Konsep Pembangunan Kota Medan Metropolitan di bidang Kebersihan berpedoman kepada Visi Dinas Kebersihan Kota Medan yaitu “Terwujudnya Pelayanan Kebersihan Yang Prima”. Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut telah dijabarkan melalui misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur guna membentuk aparatur dinas kebersihan yang berdedikasi tinggi dan profesional dalam pelayanan kepada masyarakat. 2. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang berteknologi berdaya guna dan berhasil guna dalam penyapuan, pengumpulan, pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan sampah menjadi bernilai ekonomis. Guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kebersihan kota yang berwawasan lingkungan. 3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk membayar retribusi pelayanan kebersihan guna meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan. Hal diatas Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 dalam Karo (2009) tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Medan yang membentuk Dinas Kebersihan Kota Medan yang bertugas sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam pengelolaan kebersihan.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen persampahan dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi dalam penanganan masalah persampahan di Kota Medan. Dinas Kebersihan menerapkan metode manajemen persampahan plus pemberdayaan Kecamatan dan Kelurahan dengan aplikasi metode ini Dinas Kebersihan bekerja sama dan samasama bekerja dengan kecamatan, kelurahan dan kepala lingkungan dalam menciptakan kebersihan kota. Manajemen persampahan di Kota Medan meliputi pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir dan pengelolaan sampah (Sinaga, 2008). Negara berkembang umumnya menyelesaikan masalah sampah dengan membuang sampah ke tempat lain, tetapi hal tersebut bukan merupakan pemecahan masalah. Ada tiga usaha dasar untuk meminimalisasi (pengurangan) sampah yang dikenal dengan 3R, yaitu: Reduse (mengurangi) yaitu sebisa mungkin mengurangi barang dan material yang dipakai sehari-hari. Reuse (memakai kembali) yaitu memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah atau menghindari pemakaian sekali pakai. Recycle (mendaur ulang) yaitu sedapat mungkin mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi bentuk dan fungsi lain, walau pun tidak semua barang bisa di daur ulang (Pakpahan, 2010). Pengertian Kertas dan Jenis-jenis Kertas Kertas menurut ISO 4046 didefinisikan sebagai suatu lembaran yang terbuat dari bahan utama serat yang berasal dari tanaman serta bahan pengisi lainnya dengan berbagai komposisi. Komponen utama kertas adalah serat selulosa, yang merupakan komponen utama dari dinding sel tumbuhan yang telah mengalami proses penghilangan lignin dan ekstraktif lainnya melalui proses
Universitas Sumatera Utara
pemasakan. Selulosa merupakan polisakarida linear dari ikatan β-1,4 dglukopiranosa, berbentuk mikrofibril kristalin. Derajat polimerisasi glukosa berkisar antar 10.000-15.000 residu glukosa, tergantung pada sumbernya (Aisyah, 2011). Kertas adalah lembaran tipis yang mengandung serat selulosa alam atau selulosa atau selulosa buatan yang telah mengalami penggilingan dan mendapat penambahan bahan additives sehingga saling menempel dan saling terjalin. Dalam Sinaga (2008) ada 3 macam kertas berdasarkan penggunaannya menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kertas yaitu: 1. Kertas budaya (Cultural Paper ) yang terdiri atas: kertas koran (Newsprint Paper), kertas tulis, cetak, kertas keperluan bisnis (Printing, Writing, dan Bussiness Paper) dan kertas khusus (Specially Paper) contoh kertas teh celup, kertas pembungkus sumpit dan tusuk gigi. 2. Kertas industri (Industrial Paper) yang terdiri atas: kertas bungkus, kertas kemasan, karton, board, sigaret dan kertas lain. 3. Kertas lain (Other Paper), terdiri atas: kertas tissue, kertas rumah tangga dan kertas-kertas yang tidak termasuk dalam kertas budaya dan kertas industri. Jenis produk kertas dan karton menurut Aisyah (2011) terdapat sekitar 3000 jenis produk yaitu dengan gramatur di bawah 225 g/m2 dikategorikan sebagai kertas dan produk dengan gramatur di atas 225 g/m2 dimasukan dalam kategori karton. Berdasarkan kegunaannya
kertas dan karton dibagi menjadi
empat kelompok utama, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kertas grafis, yaitu kertas yang cocok untuk proses cetak dan tulis, dapat terbuat dari serat primer atau serat daur ulang maupun gabungan keduanya. Kertas cetak dibagi menjadi empat sub kelompok, yaitu: kertas koran, kertas cetak yang mengandung pulp mekanis, kertas cetak tanpa pulp mekanis (wood-free) dan kertas cetak salut. 2. Kertas kemas, yaitu kertas pembungkus yang terbuat dari campuran kertas daur ulang, hingga kertas kraft yang terbuat dari campuran pulp virgin dan pulp daur ulang. Kertas kemas dibagi menjadi beberapa sub-kelompok, yaitu: kertas kraft, kertas bungkus sulfit dan kertas bergelombang. 3. Kertas Hiegenis, yaitu kertas yang mempunyai sifat daya serap tinggi, kelembutan yang baik serta tidak mudah putus. 4. Kertas khusus, yaitu kertas tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai dengan kegunaan kertas tersebut. Volume kertas bekas yang dihasilkan oleh Kota Medan pada tahun 2005 adalah 17,5 %. Data ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Setyowati (2008). Kertas Daur Ulang Jenis dan bentuk kertas yang di daur ulang adalah kardus, kertas A4/HVS bekas hasil ketikan (dokumen), buku bekas, majalah bekas dan koran baik dalam keadaan utuh atau sobek. Kertas tersebut didaur ulang menjadi kertas, kardus dan bentuk
kerajinan
seperti
celengan,
bingkai
foto
dan
lain
sebagainya
(Sinaga, 2008). Kertas bekas sebagai sumber serat sekunder menjadi alternatif pilihan bagi industri pulp dan kertas untuk memenuhi kebutuhan serat. Proses daur ulang
Universitas Sumatera Utara
kertas menjadi bagian penting dari industri kertas karena meningkatkan kepedulian pada lingkungan hidup dan menambah nilai ekonomi. Hal ini dikarenakan kertas bekas merupakan sumber serat berbiaya rendah, berdampak positif pada proses konservasi hutan, mengurangi polusi lingkungan serta menghemat penggunaan air dan energi. Penggunaan kertas bekas dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2002 konsumsi total dunia akan kertas daur ulang sebagai sumber serat mencapai 158 juta ton, angka ini melebihi total penggunaan pulp kimia (117 juta ton) dan pulp mekanis (36 juta ton). Indonesia sebagai salah satu negara produsen kertas dunia berada pada urutan 8 dalam hal penggunaan kertas bekas sebagai sumber bahan baku kertas, yaitu sebanyak 4,7 juta ton (Aisyah, 2011). Jumlah kertas yang di buang oleh masyarakat Kota Medan pada tahun 2009 tiap kepala keluarga (KK) ± 1-1.5 kg perharinya. Pemulung bisa menjual kertas 5-10 kg perharinya dan pengepul barang bekas 3.000-7.000 kg perbulannya ke pabrik daur ulang kertas. Besarnya volume jumlah kertas yang beredar di tingkat pemulung dan pengepul serta sampah kertas yang dibuang sangat besar dan ini merupakan prospek untuk usaha daur ulang kertas baik skala rumahan maupun skala pabrik. Kertas hasil daur ulang dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan tangan (Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU, 2009).
Nilai Ekonomi Sampah Nilai merupakan persepsi manusia tentang makna/manfaat/kegunaan terhadap sesuatu bagi seseorang atau sesuatu perihal, pada tempat dan waktu tertentu. Ukuran dari kegunaan atau manfaat ditentukan oleh segala sesuatu
Universitas Sumatera Utara
(waktu, barang dan uang yang tersedia untuk ditukarkan oleh seseorang agar dapat memperoleh, memiliki atau menggunakan barang dan jasa). Sedangkan penilaian merupakan proses mengkuantitatifkan nilai atas segala sesuatu yang dilakukan menurut
persepsi/perspektif/pandangan
individu
atau
kelompok
yang
bersangkutan. Nilai ekonomi merupakan keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu objek (sampah kertas) yang memberikan manfaat berupa pendapatan dan manfaat yang tidak memberikan pendapatan akan tidak dipandang sebagai nilai ekonomi. Penilaian ekonomi dari pendekatan barang dan jasa secara ekonomi biasanya melalui pendekatan nilai pasar yaitu berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran (Ichwandi, 1996). Pearce dan Turner dalam Ichwandi (1996) menyatakan bahwa total economy value atau nilai total ekonomi terdiri atas dua kelompok yaitu: a. Nilai kegunaan (use value) terdiri dari: 1. Nilai kegunaan langsung (direct use value) 2. Nilai kegunaan tak langsung (indirect use value) 3. Nilai pilihan (option value) b. Nilai intrinsik (non use value) terdiri dari: 1. Nilai keberadaan (existence value) 2. Nilai warisan (bequest value) Metode penilaian manfaat ekonomi suatu sumber daya alam pada dasarnya dibagi atas dua kelompok besar, yaitu berdasarkan: A. Pendekatan Orientasi Pasar Adapun jenis penilaian menurut pendekatan orientasi pasar terdiri atas 3 penilaian yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Penilaian atas manfaat menggunakan harga aktual barang dan jasa (actual based market methods) dibagi atas: a. Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in productivity) b. Metode kehilangan penghasilan (loss of earning) 2. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan berupa perlindungan lingkungan terdiri atas: a. Pengeluaran pencengahan (averted defensive expenditure methods) b. Biaya penggantian (replacement cost methods) c. Proyek bayangan (shadow project methods) 3. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based methods). Barang yang dapat dipasarkan sebagai pengganti lingkungan terdiri atas: a. Pendekatan nilai kepemilikan b. Pendekatan lain terhadap nilai tanah c. Biaya perjalanan (travel cost) d. Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods) e. Penerimaan kompensasi B. Pendekatan Orientasi Survei Adapun jenis penilaian menurut pendekatan orientasi survei adalah: 1. Pertanyaan langsung terhadap kemauan membayar (willingness to pay) 2. Pertanyaan langsung terhadap kemauan dibayar (willingness to accept) Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara (2009) mengatakan bahwa nilai ekonomi pengelolaan sampah pada umumnya berasal dari dua sektor, yaitu: 1. Sektor formal, yaitu sektor nilai ekonomi yang dikelola oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
2. Sektor informal, yaitu sektor nilai ekonomi yang dikelola oleh pemulung dan pengumpul sampah. Nilai ekonomi sampah Kota Medan dari sektor informal berasal dari penjualan ulang dari bahan-bahan yang dapat diolah kembali. Pada umumnya sampah yang memiliki nilai ekonomi tersebut adalah bahan-bahan yang dapat didaur ulang yang kemudian ditawarkan kembali ke industri-industri yang membutuhkannya. Jenis dan harga kertas bekas yang dapat di daur ulang yaitu kertas kardus Rp. 800,-/kg; kertas putih (Houtvrij Schrijfpapier = HVS) Rp. 1.000,-/kg; kertas majalah (dupleks) Rp. 800,-/kg dan kertas koran Rp. 800,-/kg. Jenis dan harga kertas bekas yang dapat di daur ulang tersebut diperoleh dari beberapa sentra lokasi pengumpul kertas bekas di Kota Medan. Tempat perdagangan sampah bagi pengumpul sampah terletak di Jalan Marelan Raya, Engsel Tanah Enam Ratus, Setia Budi, Asrama simpang Perumnas Helvetia, Karya, Aksara, Simpang Titi Kuning, Krakatau, HM Joni, Wahidin, Letda Sujono, Kapten Pattimura, Jemadi, 28 Cemara, Pelita 3, Bintang, Bilal, Boom, dan Kapten Sumarsono (Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU, 2009). Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak dan luas Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6 % dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.
Universitas Sumatera Utara
Adapun batas wilayah Kota Medan adalah: -
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
(Pemerintah Kota Medan, 2010). Topografi dan Ketinggian Tempat Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' - 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 22,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut (Pemerintah Kota Medan, 2010). Aksesibilitas Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor) karena merupakan daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka. Posisi geografis Kota Medan ini mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. Waktu yang diperlukan dari desa untuk menempuh ke pusat fasilitas umum terdekat relatif dekat. Hal ini karena transportasi umum dan fasilitas umum di Kota Medan telah memadai. Kota Medan memiliki akses di darat (jalan, angkutan umum dan fasilitas lainnya), laut (Pelabuhan Belawan)
dan udara
(Bandara Polonia) (Pemerintah Kota Medan, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Kependudukan Jumlah penduduk Kota Medan berdasarkan Badan Pusat Statistik Medan Tahun 2010 untuk setiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2010 No. Kode Kecamatan 1 010 Medan Tuntungan 2 020 Medan Johor 3 030 Medan Amplas 4 040 Medan Denai 5 050 Medan Area 6 060 Medan Kota 7 070 Medan Maimun 8 080 Medan Polonia 9 090 Medan Baru 10 100 Medan Selayang 11 110 Medan Sunggal 12 120 Medan Helvetia 13 130 Medan Petisah 14 140 Medan Barat 15 150 Medan Timur 16 160 Medan Perjuangan 17 170 Medan Tembung 18 180 Medan Deli 19 190 Medan Labuhan 20 200 Medan Marelan 21 210 Medan Belawan Jumlah Sumber: BPS 2010
Laki-Laki Perempuan 39,414 41,528 61,085 62,766 56,175 56,968 71,181 70,214 47,813 48,713 35,239 37,341 19,411 20,170 25,989 26,805 17,576 21,940 49,293 50,024 55,403 57,341 70,705 73,552 29,367 32,382 34,733 36,038 52,635 55,998 45,144 48,184 65,391 68,188 84,520 82,273 56,676 54,497 71,287 69,127 48,889 46,617 1,036,926 1,060,684
Jumlah 80,942 123,851 113,143 141,395 96,544 72,580 39,581 52,794 39,516 98,317 112,744 144,257 61,749 70,771 108,633 93,328 133,579 166,793 111,173 140,414 95,506 2,097,610
Universitas Sumatera Utara
Sosial Budaya Suku atau Etnis yang tinggal di Kota Medan adalah Melayu, Jawa, Tapanuli, Tionghoa, Mandailing, Minangkabau, Karo, Aceh, Nias, India dan Sunda. Secara umum, mata pencaharian penduduk Kota Medan adalah berprofesi di bidang perdagangan. Pengusaha di Kota Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik di dominasi oleh etnis Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas didominasi oleh etnis Minangkabau (Pemerintah Kota Medan, 2007).
Universitas Sumatera Utara