TINJAUAN PUSTAKA TUMBUHAN KAYU GABUS (Alstonia schol~~1's, RBr.) Kayu gabus (Alstonia scholaris, R.Br.) termasuk tumbuhan farnili Apocynacea, mempunyai beberapa nama daerah antara lain: hanjalutung (Sunda), lame (Jawa), Pule (Madura), rite (Belanda), dan tewer (Irian Jaya). Sistematika tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut : Dunia
: Spermatopyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Famili
: Apocynaceae
Genus
: Alstonia
Spesies
: Alstonia scholaris, R.Br.
Gambar 1. Tumbuhan Kayu Gabus (Alstonia scholaris, RBr.)
Pohon ini merupalum tunhim yang sangat tinggi dan paling besar dari xmua e c e a e Jawa. T
i pohon ini antara 20 sainpai 25 meter. Seluruh bagian
pohon penuh dengan getah yang mengalir sangat banyak b i i ranting-ranting muda dilukai atau dipatalttan Dalam kulit batangnya juga terdapat getah, tetapi hanya sedikit dan kental
e, 2987). Pohon ini tumbuh liar di hutan, di tepi & dan
di tempat-tempat lain sampai ketinggian kira-ha 900 meter dari pertllukaan laut (A4ardisiswoj0, dan Rajakmaagunsudarso, 1985). Kuiit batmgqa terasa pahit, tidak berbay clan berwarna abu-abu (Heyne,
1987). Menurut IMadkiswojo dan Rajakm-h
(1985) kdit bahqnya dapat
digunakan sebagai obat lrurang nafsu makan, radang ginjal, perut kernbung, kencing manis, malaria, t e h m darah tinggi, cacing hemi, kehilangan s e l q dan darah kotor. Menurut LesCari (1994) pemberian seduhadinhsarium h l i t batang gabus
sebauyak 4 ml/Kg/BBkri dapat menurunkan kadar gula darah kelinci jantan (strain New Zet.xhd White) yang diinduksi aloksan Selain itu Asran (1997) menyatalcan bahwa ekstrak ahloid lrasar kulit batang Kayu Gabus dengan dosis setara infUsarium
sebesar 4 mIKgBB/bari dapat menurunkan kadar gula darah tilrus d i yang diinduksi aloksan.
Senyawaan ldmia yang terkandung di &lam Alsronia p. yang sudah diietahui adalah; ahaloid antara lain echitamin dalam A I s W scholrais (Gambar 2a), alstonin dalam AZstonia ~ o n s ~ c (Gambar fa 2b),
echitin dalam Alstonia
schohris, dstonidin dalam A h n i a com@ic&, dan whitein dalam Alsronia
schohris; golongan triterpena yaitu arnirin, arnirin asetat, lupeol asdat dan beberapa
fitosten,~golongan sterod; golongan saponin; dan senyawa lakton (Djumidi et d., 1993; Boaq et a!. 1957; Bader 1953; fiamilton, et al1%2).
Memmf Aram-a
dan Ratnayake (1991),
drrlam daun, larlit batang, daa akar
tumbuhan tersebut terkandung senyawa echitamin, pilainin clan tubotaiwin serta pikralin diasetat yang dapat digunakan untuk obat behgai penyakit antiua lain penyakit malaria, diare, disentri, dan b e l m h t h .
Gambar 2a. Echitamin
Gambar 2b. AIstonin
Yamauchi, ef d.(1990) menyatakan bahwa dalam daun tumbuban tersebut yang dimpulkan di Filipiaa, seiain hrbotaiwin terkandung juga lagunarmn ( 4 9 -
hidroksi-t~botaiwin)~ asam-p-a-obin
dan
losbanin
(=6,7-seko-6-nor-
mgustilobii-$). Sedaagkan dalam kulit bataognya terkmdmg echitamin, dlechitamin, losbah, metil iosbanin dan beberap alkaloid lainnya dengan kadar yang sangat kecil.
Abe, et al. (1989) menyatakan bahwa daun tumbuhan tersebut mengandung alkaloid iado1. Sedsagkan menurut Chauhan, et d (1989), tumbuhan tersebut
mengandung senyawa floknon glikosida
Satah satu jenis metabofit selrunder yang banyak ditemukan dalam tumbuhan
Allstovria q adalah alkaioid. Alkaloid adalah genyawa heterosiklii beratom pusat nitrogen dan merupakan metaboiit (senyawam) sehnder. M&lit
sehnder
didefinisikan sebagai matu bahan alam hayati, biasanya berasal dari tumbuhan, dan
tidak mempunyai fUngsilangsung dalam aktivitas biokimia primer, unSuk menduhng p e r t u m m perkemhqan dan reproduksi IRlatu organisme (Conn,1981). Menurut
Gunawan (1991) sifat-sifat utama senyawaan selcunder pads tumbuhan adalah: 1. M -
hasil proses yang kompleks dan diatur dalam jaringan tertenty pada
tingkat perkembangan tertentu. 2. Produknya dapat berbeda antar spesies, bahkan diantara organ yang berbeda.
3. Sangat spesifik
4. Tidak selalu merupakan produk akhir yang lembam, tetapi sering &pat digunakan
pada proses metabolismenya. Manitto (1981) menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara metabolisrne primer dan sehmder seperti tertera pada Gambar 3.
Pada dasamya jalan biosintesis primer terdapat pada selwuh sistem organisme, sedangkan kebetadaan jalur metablime sekunder akan tergantung
kepada organismenya, kondisi biokimiawi, dan tingkat fisiologis pertumbuhannya. Proses biosintesis tersebut bila dilihat dari asal senyawa metabolit primer akan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu : (1) kelompok senyawa asetil-KoA, asam mevalonat, dan karbohidrat tertentu yang dibentuk dalam metabolisrne primer, dan
(2) k d o ~ sken-
yaag berasal dari asam amino aromatik seperti fenilahb,
Metabolisme Sekunder
Metabolisme primer potida 4
Glukosa
Polisdcarida 4
Pentosa Tetrosa
*-.
protein
4
Triosa
Glikosida
Asamamino aromatik
Asam amino alifatik
1
Fenit Propanoid Alkaloid Poliketida
1
1 mevalonat - Ter~ena Karotenoid
nuLleat
- (Senyawa antara) Sikhs Krebs
Gambar 3. Skema Hubungan Metabolisme Primer d m Sekunder (Manitto, 1981)
Tetrapirol
c% + 240
Jahtr Pentosa Fosfirt
Jalur
KARBOHIDRAT Senyawa Aromatik amonia
IT-
aminasi
Asam-asam
amino
Asetil-KoA
Protein
1'
$ Jalur asetat mevalonat
Asam-asam
I I
t
1
Alkaloid
'\
L
Asam Nukleat
Terpenoid
Gambar 4. Jrrlur Biojintesis Utama Metablit Selarnder pada Tanaman (Vickery, daa Vickery. 1981)
Vickery clan Vickery (1981) menyatakan dengan tidak memasukkan proses primer biosintesis protein dan karbohidrat pada tanaman terdapat tiga jalur biosintesis
-
-
utama untuk metabdit selarnder yaitu jalur asetat malonat, asetat mevalonat, dan
asam sikimat. Skema intezrelasi dari jalur t d u t secara umum tertera pada
Gambar 4. Jalur asam sikimat berasal dari jalur pentosa h f a t
m), yang
akan m e n u r u h asm-asam amino aromatik, fknolik, dan alkaloid. Sxyawa asetilKoA mmpakan senyawa pemula untuk jalur asetat
mevalonat. Jalur asetat
- malonat, dan jalur asetat -
- mevalonat juga menurunkan senyawa mrnatik melalui
pembenttbn senyawa poliketida.
Alkaloid sering bersifat racun untuk manusia, dan banyak diantaranya mempunyai W ~ t a fisiologis s yang dramatis, sehingga digunakan secara luas Warn pengobatan. Alkaloid biasanya tidak benvama sering merupakan senyawa yang bersifat optis
kcbanyakan berbentuk kristal tetapi beberapa, m ~ y nikotin a
adalah berwujud cairan pada temperatur kamar dan berasa pahit (Harborne, 1973).
Secars kimkwi, alkaloid mempakan kelompok heterogen, berupa senyawasenyawa sederhana seperti koniina, alkaloid utama dari hemlock (Cmium nraculatum), sampai struktur pentasfik dari Strychine, (suatu senyawa beracw dari
kuli batang Strydms). Arnina tumbuhan (contoh: meskalin) clan basa-basa purin serta pirimidin (contoh: kafein), kadang-kadang tidak diioloagkan sebagai senyawa
alkaloid (Harborne, 1973). Beberapa ahloid adalah terpenoid, dan yang lainnya sebagai contoh: solanina suatu alkaloid pada kentang, tergolong senyawa steroid. Namun dari segi
biosintesis lebih tepat digolmgkan sebgai terpenoid termodiikasi (Hahome, 1973).
EKSTRAKSI, ISOIASI DAN IDlWlWDLMI SENYAWA BIOAKTIP DALAM TUMBUHAN
Para peneliti telah melaporkan bahwa dalam kulit batang Kayu Gabus terkandung senyawa bioaktif golongan alkaloid, steroid, triterpena, saponin, dan flavanon glikosida.
Ekstraksi senyawa-senyawa tersebut dapat dilalolkan dengan cara xnashsi. Pada metode tersebut cligunakan serangkaian pelarut seperti h w c Q e s / w e u m eter (untuk memisahkan steroid, triterpena), etanol 70% (untuk flavonoid), dan diekstraksi dengan larutan HCl 1M atau asam asetat 10% dalam allcoho1 yang kemudian diendapkan dengan amonia (untuk alkaloid). (Suradikwumah, 1989; Hahome, 1973). Pemisahan clan pemurnian komponen di atas terutama dilakukan dengan menggunakan salah saty ataupun kombinasi dari tiga teknik kromatogr& yaitu kromatografi kertas, lamat@
gas atau ltromatografi cairan. P e r n i l i i teknik-
teknik tersebut tergmtmg pada sifirt kelarutan dan kemudahan menguap dari senyawa yang dipisahkan
(Swadikusumab, 1989; Harborne, 1973; Nur dan
Adijuwana, 1989 ). Identifikasi dan karakterisasi senyawa bioaktif dalam tumbuhan dapat
diketahui atau dilakukan dengan uji warna, keiarutan, nilai Rf, dan sifat spektrumnya, baik spektrum ultra violet (UV),i n h merah 0, resonansi magnetik inti (NMR)dan
spektnun massa (MS)( S m m a h , 1989; Hmborne, 1987; Nur dan Adijuwana, 1989).
KOLESTEROL DAN METABOLISMENYA
Icolesterol Memnut Bloor &am
Girindra, 1990; dan Lehninger, 1990, kolesterol adalah
senyawa lipid yang tergolong derivat lipid. Strukau kolesterol yang mempunyai inti
siklopentanoperhidmfenantrena terlihat dalam Gambar 5. Kolesterol merupakan sterol utama dalam jaringan mamusia (Ismadii 1993). Keberadaan kolesterol dalam bubuk manusia berasal dati kolesterol yang terdapat dalm dietnya dan juga dari sintesisnya di dalam hati. Sumber terbesar kdesterol makanan terdapat dalam daging, telur, beberapa ikan laut dan produk-produk makanan. Tumbuh-tumbuhan biasanya
bebas kolested, aamun beberapa asam lemak dan lipid lainnya yang dikandung dalam hrmbuhan akan berperan dalam mensuplai prekursor kolesterol atau
rnew~nkankecepatan absorpsi kolesterol dari usus halus ke dalam aliran darah (Montgomery, ef d 1993).
Gambar 5. StruMur Koiesterol.
Biosintesis Kdesterol Jaringan-jaringan yang diketahui mgmpu mensintesis kolesterol adalah hati,
adrenal korteks,
usus, testis, dan aorta. Fraksi mikrosom dan sitosol sel
bcrtanggung jawab untuk sintesis kolestml dalam jaringan-jaringan tersebut (She*, et aL, 1972; Merchant,and Heller. 1977; Field, et a]., 1982).
Dari hasil-hasil penelitian, dictapkan tahapan sintesis kolesterol yang berlaagsung dalam 3 tahap, yaitu: 1. Sintesis asam mevalonat dari asetil-KoA (Gambar 6) 2. Tahap pembentukan unit imprenoid dari mevalonat melalui proses W i a s i , yang dilanjutkan dengan penggabungan 6 unit senyawa tersebut untuk tllembentuk senyawa antma d u d e n (Garnbar 7) 3. Tahap biosintesis steroid induk (lanosterol) dari skualen yang daripadanya dapat disintesis kolesterol (Gambar 8).
Setelah kolesterol disintesis, senyawa ini meninggalkan hati atau diubah menjadi bentuk lain (Montgomery, et d.,1993; dan Whitney, et d., 1987). Menurut Mzitney, et al., (1987) terdqat 4 kernungkinan perubahan kolesterol ini yaitu: 1. Peqpbahannya menjadi asam empedu dan bergerak dari kelenjar empedu
ke usus, laiu direabsorpsi ke hati. 2. Pengubahannya menjadi asam empedu, bergerak ke usus, lalu diekskresikan
dalarn ,feses. 3. Pemasukannya dalam membran sel tubuh. 4. Tetap berada dalam plasma yang be&
dalam pembuluh arteri
Asetil KoA
Asetil KoA (tiolase)
KoASH
Asetil KoA
>1
Asetoasetil KoA (HMG-KoA sintase)
KoASH
HMG KoA
Gambar 6. Sintesis Asam MwaIonat dari Asetil -KoA.
A
ArIsopentenil phfosfht
3,3-Dimetilalil pirofosfat
1
Gerani pirofosfat ArIsopentenil pirofosfkt
2PPi
Famesil pirofosfat
~irofosfat \ (;NADPH+H'
Gambar 8. Si~~tesisKolcsttrol dari Skuaien Melalui Steroid Induk Lanosterol.
LIPOPROTEIN SERUM Lipoprotein adalah senyawa kompleks yang terbentuk c h i lipid dan proteinprotein spesifik yang d i d qxqm&in. Partiltel-puthi ini disintesis, ddegmbii
dan dimbid dari plasma darah secara konstan. Paxtilcel-pwel tersebut tetditi dari kilomi-
very low d m i @ . l e h OrLI)L), lon,&mIWI&pmtein Ity @DL), dan
Mgh &mi@ lijqrdein (HDL).Fungsi dari lipoproteiu-lipoprotein tersebut adaid menjaga kelarutaa lipid-lipid selama ditransportasi dalam serum dm untuk menyalurkan lipid secara efisien ke jaringan-jaringan.
Dalam tubuh marrusia, sistem penyaiuan lipid tersebut lavaag sempurna dibandingkan dengan hewan lainnya. Di daIam tubuh marmsia dapat terjadi
penyimpanan lipid secafa gradual khususnya penimbunan kolesterol dalam jaringan. Penimbunan lipid tersebut menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan kondisi tersebut disebut ~ Z l e o s i (Caselli, s et d , 1997 ; Montgomery, et
al. 1993 ;
Brody, 1994 ;Devlin, 1982 ;Champe and Richard, 1987).
Komposisi dari lipopttin serum
Lipid dasar (principal) yang dibawa oleh partilcel lipoprotein adalah trigliserida dan kolesterol. Lipid-lipid tersebut didapat dari diet atau dari sintesis de rzow nya. Lipoprotein terdii dari lipid netral yang dikelilingi oleh suatu selubung
apoprotein, fosfolipid, dan kolesterol yang tak tmerkan. Semuanya terorientasi, bagian yang polar berada pada pennukaan lipoprotein, sehingga membuat partikel tersebut larut dakim larutan berair.
Kilomikron adalah lipoprotein yang berkepadatan sangat rendah, berukuran besar dan mengandung banyak lipid dan sediit protein. VLDL dan LDL ber&urut-turut berkepadatan lebii besar dari kilomikmn, rnempwyai kandungan protein lebih
banyak, dan ladungan lipid lebih sedikit. Partikel HDL lebii padat. Lipoproteinlipoprotein serum dapat dipisahkan berdasarh mobilitas e l e k t r o f o ~seperti yang teriihat pada Gambar 9.
Kilomikron
Origin
II
LDL (P-Lipoprotein) VLDL (pre P-Lipoprotein)
Mobilitas
II
HDL (a-Lipoprotein)
,
Gambar 9. Mobilitas Elektroforetik dari Lipoprotein Serum
Apoprotein yang bergabung
dengan partikel-partikel lipoprotein mempunyai
sejurnlah hngsi yang beragam, yaitu mereka bertindak sebagai komponen-komponen struldural dari palike5 menyediakan sisi pengenal untdc reseptor permukaan sel clan
bertindak sebagai kofkktor untuk enzim yang terlibat dalam metabolisme lipoprotein.
Metabolisme kiiomikron :(Gunbar 10)
1. Kilomikron dihasilkan di dalam sel-set mukosa usus dm membawa txigliserida
dari mnltanan serta ester kolesterd (dEtambah liiid-lipid yaqg dibuat dalam selsel tersebut) kejarin-
perZer.
2. Partikt1 yang dilepaskan oleh sel mukosa usus disebut Ailmm mlbi timbuI
( a " ~ w ~ l a m dan lumgahng ~ ) apoprdein B (apo B). Kttika ia sasnpai di plasma, dengan cepat tejadi modifilcasi dengan menerima
apoprotein E (benraroa apo B d i k d oleh r e s e p t o r hati) ~ dan apopmtein C (tennaguk
apo C-Ii yang diperhrkan untuk azdivasi Iipoproteb lipase, yaitu
enzim yang meqk&disis trigliserida dalam ki10mikron). Sumber apoprotein E dan C-II adalah dari sirhlasi HDL (Gambar 10). 3. Selama siriarlasi irilomikron, triglisetida yang berada di dalamnya didegradasi
oleh lipoprotein lipase, partikel tersebut mulai menyusut membentuk uchybicrtmremnant" (sisa kilornilcmn). Apoprdein C-II,nya kembali ke HDL.
Datam tubuh marwsia, kiiomikron tersebut bergedc dari per-
darah ke hati :
a. membran hematosis mengandung reseptor lipoprotein yang mengenal apopmtein
B dan E pada ptike1 yang sama. Sisa kilomitsron, yang mengandung apo B dm E terikat pada 1.eseptor-reseptor dan masuk dalam sel-sel dengan cara endositosffi
b. Kolesteml yang dilepas dari kilomikron bedimpi untuk meregdasi/mengatur kecepatan sintesis kolestml secara & now dalam hati yang secara langsung
mengurangi kandungan HMG-KoA reduktase.
Gambar 10. Me&boiisme Kilomikron
Metaboiisme lipopretein berkepadatan sangat mndah (VLDL) 1. VLDL dibuat dalam hti, komponen utama pembentuknya adalah trigliserida, untuk membawa lipid tersebut dari hati ke jaringan
dan fingsinya &ah
paifixal. Di jaringan tersebut trigliserida didegradasi oleh lipoprotein Iipase. Hati bdemak ("fatty liverw) terjadi dalam kondisi klinik, disehbkan oleh ketidakseimbangan antara sintesis trigliserida dalam hati dan sekresi VLDL. B h p a penyakit pada manusia seperti hepatitis, diabetes, dan pmadum etanol yang bwhan
dapat menyebabkan tajadinya hati berlemak.
2. Bila VLDL diiepaskan dari hati, p e e l VLDL mulai timbul (nascent VLDL) terbentuk dan hams mendapatkan apoprotein C-11dari sirlahi HDL sebelum trigliserida bisa didegradasi (apo C-11dibutuhkan wtuk berfirngsinya lipoprotein lipase. Apoprotein utama dalam sirkulasi VLDL adalah apo B. VLDL juga menerima apo E dari HDL. 3. Ketika VLDL melewati peredaran darah, struktur VLDL dirubah oleh mekanisme
berilcut :
a. trigliserida dhmbil oleh lipoprotein lipase, sehingga VLDL menyusut dan menjadi lebih padat. b. Komponen penmkaan, termasuk fosfolipid, kolesterol, dan apo- C serta apoE dipindahkan ke HDL.
c. Ester kolesteml dipindahkan dari HDL ke VLDL dalam suatu reaksi
pertukaran transfer trigliserida atau fosfolipid dari VLDL ke HDL. Perubahan
ini disemgurnakan oleh bantuan protein pemindah ester kdesteml, suatu komponen dari HDL.
Gambar 11. Metabolisme VLDL
4. Setelah modiikasi- modifikasi ini, VLDL telah dhbah oleh plasma darah
menjadi LDL. (Catatan : partikel berkepadatan sedang yang dikenal dengan
mmmhte cbemCli~o~rotein" lSIty (IDL) teramati selama traasisi dari
n
VLDL ke
LDL dalam sezum).
Mttabdisme W
L
1. Partikel LDL mengikat apo-B tetapi rnelepaskan apoprotein yang lainnya ke
HDL. LDL teasebut juga kehilangan banyak trigliserida dan mengandung
banyak koiesteml bebas dan kolesterol ester. Partikel LDL cukup k d untuk meninggalkan pembuluh darah dan masuk
matriks ekstra seluler, dimana ia dapat berg&
diitara sel- sel.
2. Fungsi utama dari LDL adalah menyediakan/memberi kolesterol pada
jaringan perifer dengan cara mengikatkan kolesterol tersebut pada reseptorreseptor yang terdapat pada permhan sel yang mengenal apo- B. Riogkasan
dari pengambilan dan degradasi partikel LDL terlihat pada Gambar 12.
Gzlsrbar 12. P e n g r u n h dan Degradasi LDL
Ket-
gambar.
(I) meptm-reseptor LDL neg;atif,
gdalah
molelad glikoprotein y m g bermuatan
berlrelompok dalam lubang pada permuluran membran sel.
Sisi intraseluler dari lubang tersebut dilapisi oleh protein yang disebut "CmriJg'! (2) Set&
bedcatan, LDL masuk dalam sel secara endositosis.
(3) Saraaa yang m q a d u g LDL tersebut secara cepat l d d a n p n lapisan
Clatbrbya dan b e r g a b u n g ' d ~sarana yang sama yang discbut
"-meu (4) pH dari isi endosome menurun, menyebabkan pemisahan LDL dari
reseptor. Reseptor bermigrasi ke salah satu sisi dari endosome, seda&m
LDL tetap berada dalam lumen dari sarana di atas (stnrktur
ini dinamakan CURL,- t&e Compartment ofuncoupling of Receptor and Ligand.
(5) Reseptor-reseptor dapat dimetabolisme la@, dimana lipoproteinlipoprotein sisa didegtadasi oleh enzim lisosomal, melepaskan kolested, asam-asam amino, asam-asam lemak clan fosfblipid. Senyawa-senyawa ini dapat dimetabolisme ulang dalam sel.
3. Jumlah dari reseptor untuk lipoprotein bervariasi sesuai dengan ketersediaan
dari e e l lipoprotein-lipoprotein ini dan kebutuhan dari sel. Sebagai
contoh, jika terdapat lipoprotein &lam jumlah yang besar, jumlah reseptor-
reseptor pada permukaan sel akan menurun. Jika sel-sel kekurangan kolestgol, maka -tor-reseptor
pada permukaan sel akan meningkat.
4. Sisa kilomikron, HDL, dan LDL-kolesterol mempeag;aruhi kandungan
kolesterd dalam bebempa cara :
a. Alctivitas HMG-KoA reduktase behmq, sehingga sintesis kolesterol berkuraag.
b. Jika kohterol tidak dibutuhkan -era
untuk komponen struktur atau
sintesis, ia drpat diesterifbsi oleh enzim asetil-KoA : kolcsteroi ~transferase (ACAT) dan disimpan dalam sel untuk digunakm
selanjutnya A k t i v h dari enzim ini meningkat dengan adanya peningkatan sintesis kolesterol intra sehrlar. ACAT memindahkan asam lemak dari dari asil-KoA ke kolesterol, membentuk ester kolesterol yang
dapat disimpan dalam sel.
c. Sintesis dari reseptor protein LDL baru, sebagai pemasukan LDL kolesterol ke &lam sel dibatasi.
Metaboiisme BDL
Partikel HDL disintesis di hati dan diieluarkan ke dalam aliran d a d dengan cara eksositosis. HDL mempunyai sejumlah W s i yang penting, antara lain : a. Bertindak sebagai gudang apo C-II, dimana apoprotein tersebut dipindahkan ke
VLDL dan kilomilnon dan digudcan sebagai aktivator dari lipoprotein lipase. b. Membawa kolesteroi bebas dari jaringan ekstrahepatik dan mengesterkannya dengan m e q g p d m enzim fosfatidilkolin : kolesteroi mil tmnsferase (PCAT)
dalam plasma. PCAT dikenal juga sebagai E A T (Lecithin: kolestml asil transfw). c. Memindahkan ester Isolestem1 ke VLDL clan LDL dalam pedubmnya deqpn
triasilgliserol. d. Membawa ester koksterol ke hati, dimllna HDL akan didegradasi dan kolesterol
-
di-.
-
HDL yang baru memj&m pwtdsc1 behenhk pi-
tajam yang
m q p d m g kolestd yang tidak dieskrkan sebagai kompona utmanya. Saain itu meagaradung fosfolipid (yang terbanyak fbfhtidil kolin) dan sejwnlah apoprotcin (termasuk apo A-I, apo E,dan apd=). Partikel tersebut d e q p cepat d i e menjadi partikel yang berbenbuk bola dengan adanya akumulasi dari kolesten,l (Gambar 13). P&el
HDL ti&
hanya bertindak sebagai sumber apopmtein-apopmtein yang
dibutuhkan untuk mehbolisme lipopmtein-lipoprotein serum, tetapi juga untuk mengambil kembali mein-protein tersebut sebelum sisa kilomikron clan LDL terikat pada reseptor-reseptm permukaan sel dm selanjutnya mereka diietabolisme secara
endositosk. Partikel-partikel MIL yang behentuk bulat diambil oleh hati dan ester kolestml bebas yang terbentuk dapat disimpan dalam lipoprotein-lipoprotein, dan dirubah
menjadi asam-asam empedu atau disekresikan kedalam empedu untuk dibuang dari
tubuh.
Gambar 13. Metabolisme HDL
Pada tahun 1951 telah
di*
bahwa manusia yang mempunyai kadar
HDL yang meningkat, tidak mdah menderita ateroskierosis. Juga wanita &1um metK)pausem e m p e d i i tlrAn+ HDL yang lebii tbggi daripada pria dcngan usia
sebaya. Perbedaan ini dijembatani secara hormonal, melindungi wanita eebe1u.m zncnopwse tedmdap lccam@m atedderosis. Penemuan mengena. HDL yang
berguna ini diabaikan selama 25 tahun. Pada tahun 1976, pengar& perlinduqpn deh HDL ditemukan ketnbali. Penditian epidemiologik rnenytttakan bahwa mawsia
dcagan tingkat HDL tinggi terhindar dari-ta
(Montgom#y, el d.1993).
Rasio LDL : HDLkolesterol lebii dari 3 menh&&m
resiko penyakit
jantung. Resiko terkeaa penyakit jarrtung komner d g l c a t bi rasio LDL : HDL
Kurang lebih 30% dari total kdesseml berada dalam keadaan bebas sedangkan 70% lainnya berada dalam bentuk ester kolesterol rnembmtuk lipoprotein-lipoprotein
di atas. Dalam keadaan n o d k o l e s t d mesupakan senyawa esensial
yang
diperlukan tubuh untuk membentuk membran sel, struktur myelin otak, sistem saraf pusat dan vitamin D (Usrtinet d , 1984).
HIPERLIPOPROTEINEMU DAN HIPERKOLESTEROLEMIA Hiperlipoprotehemia sinonim dari hiperiipidemia dab kondisi abmnnal yang umum pada xnanusia yang diakibatkan katena jumtah keiebiban dari VLDL,
LDL, atau kilomikron dalam plasma setelah berpuasa 12 slim@
14 jam. Bentuk-
bentuk hiperlipopmbhmia terteatu dihubungkan dengan nailcnya kcjadian aterosklerosis, proses-proses patologis yang menyebabkan penyakit jantung koroner
dan penyakit-penyakit serius lainnya Bentuk-bentuk utma hiperlipoproteinemia diberikan dalam Tabel 1.
Peniaggitn Upid Ptrrmaa Utama (mayor)
(Sumber: Montgomery, et ul. 1993) Hiperkolesterolexnia merupakan suatu kondisi dimana kolesterol dalam darah meningkat melebihi batas ambang normal yang ditandai dengan meningkatnya luuiar LDL-kolesterol dan kolestml total (Montgomery,et ul. 1993). Hiperkolesterolemia dapat terjadi kati?na falter-faktor-k itu hiperkolesterolemia @at
dan tidak jarang terjadi sejak lahir. Selain
pula disebabkan oleh susunan makanan sehari-hari
yang tidak seimbang atau secara sekunder disebabkan oleh penyakit, misalnya:
diabetes, hipotirosis, insufisiensi ginjai menahun,clan penyakit hati tertentu (Tjay dan Rahadii (1978), Montgomery, eel d(1993)). Hiperkolesterolemia dapat dibuat pada beberapa spesies hewan yaitu dengan
menambahkan lemak dan kolesterol dalam makammya yang disebut dengan induksi eksogen. Biosintesis k o l e s t d secara endogen mtuk memperoleh penink o l e s t d prosesnya sangat iambat. Wissler, et d.
kadar
Turner (1971) meqatakan
bahwa banyak penefitian yang telah dilakukan untuk membuat tikus dewasa
mengalami hiperkolestemlemia yaitu dengm cara menambaldmu kolesterol sebanyak
IS %, atau campwan lemak clan asam empedu 15% cialam mahannya. Pada air minumnya ditambabkan propil tiourasii 0,Ol % yang merupalcan suatu zat antitimid untuk meningkatkan kolestml d a d secara endogen. Penambahan propil tioumil
d i i d k a n agar kadar kolesteml darah tikus dapat d i h g k a h a Selain itu Beynen dan Van Lith (1993) telah &pat membuat tikus dewasa mengalami hiperkolesterolemia dengan cara menambahkan kolesterol murni sebanyak 0,1% ke dalam pakan standarnya. Usaha-utrha penurnmu W r kolesterol damh Sejak hiperkolesterolemia (WNsusnya, kadar LDLkolesterol yang tinggi) diketahui meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner, nampaknya usaha menwunkan kadar kolesterol penderita sangatlah tepat. Sebelum pemegahan dilakdcan, berbagas W o r seperti tekanan darah tinggi, merokok, kegemukan, dan kadar glukosa intoleratmi perlu dievaluasi clan diperhatikan.
Selain itu d e l u m rnelakdcan usaha penurunan kadar kolesterol beberapa fairtor yang @at memperbufuk keadaan hiperlipoprotein perlu dipertimbangkan, seperti bainya: alkohol h n i s , hipohid, ]Dari
dm diabetes mellitw.
bebaapa hasil penelitian tdah disimplllurn bahwa terdapat bebempa
metode dalrun usaha menurunkan hdar kolesterol yaitu :
Tahcp7 prtum :
jumlah makaaaa yaug mengandung kolesterol dan lemak jenuh, disertai dengan usaha untuk mendapatkan berat
badan yang ideal (Bhagavan, et d. 1992;h k h t t i , 1990). Bahan rnakanan yang mengandung lemak berikatan ran*
banyak (tennasuk asam
lemak W-3, yang banyak dikandung dalam minyak ikan dan asam lemak W-6,yang banyak dikandung d a m minyaknemak tumbuhan), sangat diijwkan untuk usaha ini (Supari, 1986). Namun sebab penurunan kadar kolested oleh asam lemak bedcatan rangkap banyak masih belum jelas. Akan tetapi, beberapa hipotesis telah
diajulcan untuk menerangkan pengaruh ini, termasuk perangsaagan ekskresi kolesterol ke dalam usus dan perangsangan oksidasi kolesterol ke dalarn usus menjadi
asam-asamempedu. Ghosh, ef d.(1995) m
e
w pada hewan yang gemuk akan
tejadi penurunan aktivitas enzim 7-a-hidroksilase yang menyebabkan rendahnya laju
degradrrsi k o l e s t d untuk sintesis asam empedu. Selain itu mungkin ester kolesterol asam lemak ilcatan rangkap banyak lebih cepat dimetabolisme oleh hati dan jaringanjaringan lainnya, . sehingga dapat memperbesar kecepatan pergantian (turnover) dari
ekskresi mereka. Terdapat bukti lain bahwa pengaruhnya texutama disebabkan karena pergeseran distribusi kolesterol dari plasma ke dalam jaringan-jaringan.
Menurut V-y,
et
d (1998) usaha lain yang dapat dilakulcan untuk
mengurangi pemasukan kolesterol addah pemberian diet yang kaya alcan itandungan
serat baik yaag larut llnfnm air maup~nyang tidak Iarut rlnlrun air. H u n d m et. d (1 99 1); Horigome el al. (1992);
Jonndagadda et d (1 993); dan Ide, et aL (1978)
babwa serat b e q e m dalam absorpsi koiesteml yang akbimya berpengplnrh pada konsetrsrasi kolesteml plasma, sintesis kdesterol hepat&, sintesis
emjmdu, dan draresi Edesterol melalui h e s . Babagai jenis serat tdah dilaporkan mcmberi peqprub terfiadap kadar kolesterol atau mebbolisme koksterol maupun lipid l a i ~ y aantara lain: pelrti (Basu et a]. 1992; Gar&-Diez et d 1996), barley ( sejenis gandum yang dipakai untuk membuat
bir) dan terigu ( h b t k z et aZ. 1992), dan sehdosa (Kritchevsky and Tepper,1995). Mekanisme pemuunan kadar kolesterol darah oleh serat-serat di atas,
khubungan dengan kemampwm -makanan
tersebut untuk mcngbt asam-
asam empedu di intestin, menunda pengosongan g;astrik, dan memperlambat absorpsi glukosa. Bila terapi died gqal mcqmmgi kadar lipid serum, terapi obat-obatan dapt
dil*. Terdapat 5 k&
obat-obatan y m g dapat dipakai untuk usaha pewrunan
kadar kdestmol (Bbgavan et d 1992). Kelima kelas obat-obatan tersebut adalah : 1. Kolestiramin dan kolestipol (Gambar 14) 2. Asam nikotinat (Gambar 15)
3. Klofibrat dm gemfibrozil (Gambar 16)
4. Probucol (Gambar 17)
5. Mevinolin (Gambar 18)
1. Kakstkrrmin dan koltstipol
Memlnrt Bergman dm Wardlaw (1974), kadar kolesterol yang tinggi maupun
a@rosklerosisdapat dkxgctN-
jika ransum makman &tambah k
~
Kolestiramin dm kolestipol adalah resin yang tak dapat diabsoqsi, yang rneagikat asamasam empedu di htesth, whingga menyebabkan tereksluesi di feses dan m - q
sirhxlasi enter-
pembalhu asamgsam empedu
Keduanya menyebabkan lxmman
ke hati, m m i @ d m pengubahan kolesterol ke
asaxn-asam empedu dan meningkatkan konsentrasi reseptor--or
LDL pada
hepatosit. Pengubahan tersebut meningkatkm pengambilan LDL plasma dm
memuruntcan kadar kolesterol (M-
-
ct al. (1995); Nogrady (1992)).
l+W-l2m2NCHfl2NCH~~fl2NH
I I
a 2
I I
I I I I C O H ~ CH,
=42
H C O H H
-
I
CH2
cH2
b2 L2 L2 I -CHmLm1 L 2 m L I
Kolestiramin
I I H C
-
~
O H
r2 I
l4I+4cH2w2-
n
.
Madras, et al. (1995) mengadalran penelitian rnenurmkan level kolesterol
dengan senyawa pemisah steroid yaih kolestirkin dan ~-siklc&htrin, yaog diuji untuk menetapkan pengeluaran asam empedu. Hasilnya adalah ~silclodebtzhkurang
berpotensi daripada kol~ p a d a p e a g e I u a r a n a s a m ~ i e w a t f i ? s e s d a n penuninan l a t a n asam empedu dalam usw besaf.
Asam nikotinat telah digunakan daiam pengobatan penunman kadar kolesterol dengan cara mengurangi W a r W
L
&m LDL. Senyawa tersebut menginhibisi
sekresi VLDL hati dan menekan me4abolisme asam lemak dari jaringan adiposa. Penggunaan obat ini dapat berupa d i a a n obat tunggai Gnurdy, ef aZ. (1981) maupun campuran, seperti misalnya campum asam nikotinat dan kolestiramin atau
asam nikotinat clan lovastatin (Vacek, et d 1995).
k b r r 15. Asrun Nilcotinat. Asam niirotinat dengan dosii 1-6 gram per hari direkorneddm untuk
pasien-pasien penderita kdesterol clan trigliserida yang tiaggi. Asam nilcotinat mereduksi kolesterd dan trigliserida plasma sekitar 9-20%. 3. Klofibrat d m gemfrbrozil
Senyawa klofibrat dan gemfibrod (lopid) merupakan twnan dari ssam isohtirat. Wofibrat Mmpaknya merintangi sintesis kolesterol pada saat kolesteml melaksanakan perintangan umpan balik terhadap sintesisnya setldiri, kbsusnya pada d o n a t . Selain itu zat tersebut juga merkhgi d - K o A
saat pem-
kahoksilase, yaitu enzim yang menghasibn malonil-KoA, tetapi klofibrat sama
sekali bukan obat idamm karena efek sampingnya banyak (Nogmdy, 1992).
b Klofibrat
Gambar 16. Struktur Klotibmt dan Gemfibrozii.
Gdbrozil
(iopid) dengan dosis 0,6-3 gram/hari teiah d b k o d a s i k a n
untuk pasien-pasien penderita kolesterol tinggi dan dapat mcmmdcan kolesteroi
(sekitar 2-994) mta kadar trigliseaida pasiea-@en tetsebut (Mmhe$ti,1990).
Pdukol secanr nyata mereduksi lradat itolesterol tetapi tidak ada cfdt pccda kadar trigliida Ia bekerja dengan cara memblok transport lrdesterol dalam intestin b 3 a r kolesterol HDL diturunkan oleh obat ini dan talc pernah dilaparkan adanya efdr: sampiag dari -1
obat ini. hmkaian obat ini dcngan dosis
menuntokan kadar koiesterol sebesaf 1-2,7% (Marinetti, 1990).
Gambar 17. Struktur PmbukoL
Mevimli merupakan metabolit dari fbngi. Ia bekerja den*
cara
menginhibisi secara kompetitif HMG-CoA redutctase (suatu enzim pengatur pada biosintesis kolesterd). Obat ini secara nyata mereduksi kadar koiesterol plasma melalui pengembalian LDL. (Kane, dan Have1 (1986); Marinetti (1990).
Gambar 18. SStruktur Mevinoli. Mevinolin berkadar 20 mg, memut United States National Health and Nutrition -on
Survey (NHANES), dapat memmkan trnllni kolestcr01 LDL
sebanyak 29 persen, sedangkan pemakaian obat tersebut dengan dosis 40 mg/hari
dapat menurunkan kolesterol LDL sebanyak 34 persen (Marinetti 1990). Seiain mevinolii terdapat obat-obat sejenis yang dipakai sebagai obat pemuun kolesterol dengan mekanisme yang sama dengannya, antara lain: lovastatin (Bhariyan
and Seecombe, 1996)7pravastatin atau sodium pravastatin (pravachol) (Keidar, et al, 1994; Matsunaga, et al. 1994).
Pravastatin adalah sualu inhibitor 3-hidrdrsi-3-metilglutaril KoA reduktase yang sangat tinggi pengaruhnya terhadap petuunan sintesis kolestrol di dalam hati Hasil penelitian pada manusia menunjukka. bahwa penggunaan dosis tunggal pravastatin menyebabkan penurunan sintesis kolesterol sebesar 62% orang-orang yang kadar kolesterol darahnya normal dan sebesar 47% untuk pasien-pasien yang
kadar kolesterolnya ti&.
Pemberian pravastatin secara kronis menghasilkan
penghambatan sintesis kolesterol sebesar 55% dan meningkatkan degradasi LDL
sebesar 57% (Keidar, et d. 1994). Matsunaga, et a]. (1994) rnenyatakan bahwa
pravastatin berpengaruh terhadap penghambatan kerja enzim HMG-KoA reduktase
dan pada metabolisme LDL. P e d x a m y a dengan kelinci dapat menunrakan rsecara signifikan terhadap k o l e s t d total plasma sebesar 38,8% dan penumm LDL tolesterol sebesar 42,9?/0. Disamping
itu pravastath juga dapat rneningkatkanjumlah
katabolisme fiaksional dari LDL-meptor. Mekanisme kcrja dari obat-obat penurun kadar kolesterd plasma dilukiskan
secara skematis pada Gambar 19. Gambar 19a melukiskan keadaan Mmaal dalam hati Hati mcngambil LDL dari plasma dan
sebelum ada terapi obat&.
mendegradasinya dengan bantuan enzim-enzim lisosomal, m e l e p h kolesterol
bebas, asam-asam amino, dan produk-produk lainnya. Hati juga menshtesis kolesterol dari asetat. Senyawa antara HMG-KoA diibah menjadi asam mevalonat
dengan bantuan enzim HMGKoA reduktase. Kelebihan kolesterol dirubah menjadi asam-asam empedu, sebagian besar daripadanya direabsorbsi kembali meldui siklus enterohepatik. Selama kadar kolesteml dalam sel meningkat, hati rnengurangi sintesis kolesterol dan reseptarmsptor LDL. Gambar 1% metultistcan efek dari pembldran reabsorbsi asam-asam empedu oleh obat colestid yang menyebabkan pengosongan asam-asam empedu tersebut dengan
cara mengikat dm mengeluarkannya melalui feses. Keadaan tersebut akan menginduksi hati untuk mengubah kolesterol menjadi asam empedu sehingga menyebabkan
petrurunan
kolesterol dalam sel dan memberi signal sel-sel hati
tersebut untuk membuat reseptor-reseptor LDL lebih banyak lagi dan membuat kolestrol dari asetat. Sebagai hasil kerja tersebut maka LDL plasma akan menurun.
Gambar 19c meiukhkan efek dari penggunaan kombinasi dari 2 obat penurun kolesteml. Obat pertama adalah rnemcor yang men&
kadar kolesterol plasma
dengan cara menguranh3i sintesis kolestml ddam hati dengan cam menginhibisi
enzim
HMG-KoA
reduktase.
Obat
lremln
nrlftlnh
kolestid
yang
memqddmenghaw reabsorbsi asam-asamempedu ke alltam hati. E W gahngan dari kedua o b a t d tersebut adalah maghbksi hati amtuk membuat mseptorreseptor LDL lebih banyak la@, shbgga akan meningkatkan pengambiian LDL
pbma dan a-t
akan maarrunkan LDLkolesterol plasma.
Tidak &a
kolesterol (k-nd)
Obat pence@ reabsorbti mempedu
--
Obat inhibitor HMGKoA reduktase + obat
~reabsorbsi
Gambar 19. Bagaimana Obat-Obatan Menurunkan Lipid Plasma. (Surnber :Marinetti, 1990).
SISTEM ENZIM MIKROSOMAL Mikrosom adalah organel liposomal yang dibentuk melalui pemecahan
d k u l u m endoplasmik sel eukariot dan d i i l e h dengan smtrifbgasi bertahap.
dalam fungsi-fbngsi metabolik normal dari sel, seperti pentidakjenuhan asam lemak, biosintesis steroid, rodultsi-reduksi p k s i d a , clan lain-lain. Yang amat pent@ dari
peran enzim-mzim mikrosom adalah dalam metabolisme datebatan, racun, dan senyawa-sayawa ashg lainnya. Kebanyakan senyawa-senyawa yang diabsorbsi secara pasif adalah senyawa hidrofbbik dan dibuat atau diubah menjadi senyawa yang
kbih polar agar memudahkannya untuk d i - i
dalam be&
asam empedu
atau diekskresikan melalui urin. Salah satu caranya adalah dengan menghidroksilasi senyawa yang tidak hanya membuat senyam tersebut lebii larut dalam air tetapi juga memberi suatu sisi untuk senyawa sulfat yang larut clan atau konjugasi ghrkoronida.
Hal ini sangat berguna dalam mengeliminasi senyawa-senyawa beracun dan obatobatan, tetapi dalam bebempa kasus proses tersebut akan mengaktifkan senyawa yang
semula talc berbahaya menjadi senyawa yang beracun. Sistem d
m mikrosomal kebanyakan biasanya berhubungan dengan reaksi-
reaksi ymg disebut
tbe
microsomd
mixed-faaction
oxygemw atau
monooxygenase atau sistem sitokrom P ~ S mikrosoml. O Reaksi-reaksi hidroksilasi penting dalam sidesis kolesterol dan pengubahankolesterol menjadi hormon-hormon serta garam-garam empedu. Persamaan reaksi umum untuk reaksi tersebut adalah sebagai berikut :
RH + 02 + NADPH + H+ ----*ROH
+ HzO + NADP'
Dalam reaksi kmht, satu atom dari moleirul 02 berikatan dengan substrat sedangkan satu atom dari molekrrl02 tainnya direduksi menjadi &O.
Realmi hidrdrsilwidi atas meningkatkan kelarutan dari moIW yang tak brut dan dengan cara demikian scnyawa yang hasil hidroksilasi tersebut alum diclimhasi melatui ghjal. Ratdai tmqmt elekon m isebagai b*t
NADPH
diatas adalah
dari permmaan
:
-
-+Sit. b~ -+Sit P ~ M -+
Sit. b5-reduktase
1
HISTOPATOLOGI
Analisis h i s t o m digunakan untuk di kerusakan jarhgan. Teknik tersebut b i i d i g u d m untuk melihat kondisi suatujaringan yang teIah rusak alribat penyakit-penyakit s e p d sepertilemakan hati, kanker, hepatitis clan sebagainya. Thomas (1984) menyatakan, pada analisis iai untuk rnemperoleh observasi yang bagus perlu
dipelajari persamaan dan pesbsdaan k d i s i jaringan yang normal clan yang diperkirakan mengalami keiainan, pemisahan yang khas dan yang tidak, dari yang
umum sarnpai yang khusus dan semua yang ingin diketahui dari subyek. S u m n , warna, uicuran dan beat&
dari bagian jaringan dan hubungannya satu d q a n yrrng
lain akan sangat rnembantu untuk m ~ e i i s a s i k a nstnrktur jaringan yang menjadi subyek pengamatan.
Jones dan Hunt (1983), menyatakm bahwa pada hati, lemak akan tampak sebagai butir-butir kmak aalIun sitoplasma dari sel epitclid. Bia~snryrditenullcan b u h yang besar dalam sitoplasma dari satu sel, tetapi dalam kondil Lain
be&
mempab ampuran antam butinrn yang besar dan k d . W a r n tampitan
mikroskop, lemak tam@ sebagai bentuk butiran yang berlainan, besat, ba3ib atau
terkadang bcrupa butinrn kecil ytmg tampak berbusa (Thornson, 1984). Sika butiran tam+
sangat kecil, itu menxpalcan indikasi bahwa fuka yang terbtuk baru saja
terjadi. Jika butiran l
d s e p d ini terns bed-
lemak tersebut atran mulai -bung
lama dalam sel, butir-butk
whingga menjadi butiran yang lebih besar
(RunneUs, et d.I%S). Gh-inQa (1988), menyatakan bahwa perlemakan hati atau penimbunan l e a
d a b hati dapat ttleayebabkan keadaan patdogis, tejadinya perubahan fibmtik dan akhirnya kegagalan fungsi hati. Terjadinya perlemalcan hati dapat ditinjau dari tiga sebab y a k : I. Meningkatnya lcadm asam lemak bebas dalam plasma yang disebabkan oleh
mobilisasi lemak dari jaringan adiposa atau hidrolisis lipoprotein dan triasii kilomikron oleh lipoprotein dari jaingan ekstra hepatik demikian meningkatnya sehingga tidak seimbang dengan kemarnpuan hati untuk mexnbuat lipoprotein plasma.
2. Hambatan metabolik dalam pembentukan lipoprotein plasma Hal ini
b i
disebabkan oleh defisiensi faktor lipotropik misalnya kholin, kekunmgan pratein,
kdnuangan l & i fosfor, Pb dan Arsen. 3. Kerja zat-zet wnnor 2 diatas yang menghambat sintesis protein atau beahbungan
d e q p sekresi dan konjugasi lipid dengan apopmtein, etionin, CCL dm kloroform. Teknik analisis histopatologi fmliputi beberap tahap yaitu fkwii dehidrasii
bloking, pernotongan, pewarnoan dan andisis dengan rnikroskop (Lillik, 1965). Fiksasi adalah tahap awai setelah peagambilan jaringan yang akan kita analisis.
Jaringan yang akaa dihistopatologi harus dif&sasi unh.rk mencegah kerusakan atau membusuknya jaringan akibat peaganxh b&eri dan autolosis,i -
sel,
menjaga jaringan agar tidak hamair clan mengalmi penyusutan selama proses dehidrasi, bloking dan pernotongan (Humason, 1%7). B h n yang umum digunalran
untuk fi-
adalah bufer fibnnali 10 %, *pun
-lain bufer formaiin ada bahan
lain yang juga dapat digunakan dalam proses fiksasi diantaranya Zenker, Both, formaliu dan masih banyak lagi. Fiksasi dalam bukr formalin 10?4 ini dilalarkan
setama 24 jam setjak dari pengambilan jaringan. Proses dehidrasi dilakukan wit& m~~
molekul-molehl air yang
terdapat dalam jaringan dengan menggudcan alkohol 70% sampai allcohol absolut dan juga diguhkm pelarut organik berupa silena. Proses ini dilakukan selama 24 jam. Setelah itu divakum untuk menghisap sisa air. Selanjutnya dilakukan proses
bioking meqgpnalcan parafin clan proses pernotongan menjadi lembaran-lembaran
halus menggunakm pisau mikrotom yang memiliki ukuran 3-5 rnilcron. Lembaran hasil pemotoqp kemudian di oven clan diberi pewarnaan.
Dalam proses pewarmm dapat digunalcan W a g a i jenis zat pewarna d i y a ~ o W n e o s i n , eosin-orangc G, aharh, coago red, mdil vidd dan
lain seba@nya. Zat wanra yang umum digunaluur untuk rnelihat k o d s i kcnsakan padajaringana*-
.. eosirt.
Paaggunaan hematoksilineosin dalam
proses pewarnaan tersebut, didasa&an pada sifirt dari kombiisi zat wama ini.
Hentat--basa
eedanglcnneosinbcrsifat asam. Dalamptosespawanrasn
pada jmiqan, inti sel yang cenderung bersii asam karem banyak mengandung asamasam nuklest, akan menarik basa sehingga akan berwarna b i n sedangkan
sebaiiknya bagian sitoplasma akan menarik eosin yang bersifht asam aehingga akan berwaras merah. Dengan adanya perbedaanwarna antara inti sel dan sitoplasma, akan
j e h teriihat perbedaan antam keduanya secara nyata, sehingga akan dapat di*
lcmdisi jaringan yang rusak/patologis dengan yang sehat.