TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI Rosa Amelia* Waode Siti Mudhalifana** Irna Purwanti *** Ilham**** *Kepala Stasiun Geofisika Kendari , ** PMG Pertama Stasiun Geofisika Kendari, *** PMG Pertama Stasiun Geofisika Kendari, ****PMG Pelaksana Email:
[email protected]
I. PENDAHULUAN Aktivitas gempabumi Sulawesi Tenggara yang berada pada Lengan Tenggara Pulau Sulawesi sebagian besar merupakan pengaruh dari sesar utama maupun sesar-sesar mikro yang berkembang di daerah ini. Sesar-sesar utama yang dikenal yaitu Sesar Matano, Sesar Kolaka, Sesar Lawanopo, Sesar naik Tolo dan Sesar Hamilton. Selain sesar tersebut aktivitas gempabumi di daerah Sulawesi Tenggara juga dipengaruhi oleh Sesar Konaweha, Sesar Lameroto, Sesar Sangi-sangi, dan Sesar Matarombeo. Selama tahun 2007 hingga tahun 2015, Stasiun Geofisika Kendari telah mencatat 5.792 kejadian gempabumi di wilayah Sulawesi Tenggara (Gambar 1) yang didominasi gempa minor dan ringan. Dari jumlah ini, dapat terlihat bahwa wilayah Sulawesi Tenggara adalah wilayah yang aktif oleh aktivitas gempabumi.
Gambar 1. Peta Sebaran Titik Episenter Gempabumi di Sulawesi Tenggara Tahun 2007 - 2015
II. AKTIFITAS KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Selama tahun 2016, kejadian gempabumi di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) berjumlah 326 kali kejadian. Sebagian besar titik episenter berada di wilayah Kabupaten Konawe Utara (Gambar 2). Besarnya aktifitas gempabumi di Wilayah tersebut kemungkinan besar merupakan akibat dari aktifitas Sesar Matano yang berada di Timur laut dan Sesar naik Labengke yang berada di Timur Kabupaten tersebut. Frekuensi gempabumi yang lebih kecil terjadi di beberapa tempat lain yaitu di daerah Konawe Selatan disebabkan karena aktifitas Sesar naik Sangi-sangi dan Sesar Lainea. Di Kabupaten Konawe bagian Selatan juga terdapat titik episenter gempabumi yang mengindikasikan aktifitas seismik yang ada pada Sesar Lawanopo. Selanjutnya di Kolaka ada Sesar Kolaka dengan beberapa sebaran titik episenter di sekitar sesar tersebut. Di Pulau Buton terdapat juga beberapa sebaran titik episenter gempabumi yang diduga merupakan akibat dari aktifitas seismik sesar lokal yang memanjang dari Timur Laut hingga ke Barat daya Pulau tersebut.
Gambar 2. Peta Sebaran Episenter Gempabumi Tahun 2016
INTENSITAS GEMPABUMI TIAP BULAN
INTENSITAS GEMPABUMI
200 154 150 100 50
26
18
6
17
28
12
12
13
15
14
11
0 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Grafik 1. Intensitas Gempabumi tiap Bulan di Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Berdasarkan grafik intensitas gempabumi yang ditinjau tiap bulannya (Grafik 1) diketahui bahwa intensitas gempabumi yang terjadi di Sulawesi Tenggara paling tinggi terjadi di bulan Januari, yaitu sebanyak 154 kejadian. Sementara yang paling rendah berada di Bulan April yaitu sebanyak 6 kejadian.
JUMLAH GEMPABUMI PER BULAN BERDASARKAN MAGNITUDO 160
JUMLAH GEMPABUMI
140 120 100 80 60 40 20 0
Januari 151
Februari 18
Maret 25
April 6
Mei 14
Juni 26
Juli 11
Agustus 11
September 11
Oktober 10
November 14
Desember 15
(4,0 ≤ M < 5,0)
3
0
1
0
3
2
1
1
2
1
0
0
(5,0 ≤ M < 6,0)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(5,0 ≤ M < 6,0)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(6,0 ≤ M < 7,0)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(7,0 ≤ M < 8,0)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(M ≥ 8,0)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(M < 4,0)
Grafik 2. Jumlah Gempabumi Tiap Bulan Berdasarkan Magnitudo di Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Grafik gempabumi berdasarkan besar magnitudonya (Grafik 2) menunjukkan bahwa frekuensi gempabumi yang terjadi di Sulawesi Tenggara berada pada skala Minor (magnitudo di bawah 4,0 SR) sampai dengan Sedang (Magnitudo 4,0 sampai di bawah 5,0 SR). Frekuensi kejadian paling tinggi terjadi pada kekuatan dengan skala minor yang terjadi sebanyak 312 kejadian sepanjang tahun 2016. Frekuensi tertinggi tercatat pada bulan Januari yaitu sebanyak
151 kejadian. Gempabumi dengan skala sedang tercatat terjadi sebanyak 14 kejadian dengan jumlah tertinggi pada sebanyak 3 kejadian pada bulan Januari dan Mei Sementara yang paling rendah sebanyak 1 kejadian pada bulan Maret, Juli, Agustus dan Oktober.
JUMLAH GEMPABUMI PER BULAN BERDASARKAN HIPOSENTER 160 140
JUMLAH GEMPABUMI
120 100 80 60 40 20 0
Januari 152
Februari 18
Maret 26
April 5
Mei 17
Juni 28
Juli 12
Agustus 12
September 13
Oktober 11
November 14
Desember 15
Menengah
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Dalam
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
Dangkal
Grafik 3. Jumlah Gempabumi Tiap Bulan Berdasarkan Kedalaman di Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Grafik gempabumi berdasarkan kedalaman sumber gempanya (Grafik 3) menunjukkan bahwa gempabumi yang terjadi di Sulawesi Tenggara berada pada skala Dangkal ( di bawah 60 Km) memiliki frekuensi tertinggi dengan jumlah 323 kejadian sepanjang tahun 2016 dan pada Bulan Januari tercatat kejadian tertinggi yaitu sebanyak 152 kejadian. Selanjutnya pada skala Menengah (60 sampai 300 Km) terdapat 2 kejadian gempabumi pada Bulan Januari. Gempabumi dengan skala Dalam (300 Km ke atas) terjadi pada Bulan April yaitu sebanyak 1 kejadian. Pada tahun 2016, Stasiun Geofisika Kendari mencatat 11 kejadian gempabumi dirasakan (Gambar 3). Berdasarkan data Akselerograf, gempabumi yang dirasakan paling kuat adalah yang terjadi tanggal 08 Oktober 2016 pukul 18:15:42.4 UTC atau tanggal 09 Oktober 2016 pukul 02:15:42.4 WITA di 14.4 kilometer timurlaut Baubau dengan skala Intensitas II SIG yang dirasakan di Kota Baubau dan Tolandona-Kab. Buton Tengah. Kekuatan gempa tercatat pada skala 3.4 Ms. Hasil analisa akselerograf BBSI menunjukkan gempa tersebut menghasilkan percepatan tanah maksimal sebesar 25.8 gal. Beberapa detik setelahnya, tepatnya
pukul
18:16:05.1 UTC terjadi guncangan kembali dengan kekuatan yang sama, 3.4 Ms di 23.4 kilometer baratdaya Baubau. Percepatan tanah maksimal yang teranalisa dari gempa tersebut sebesar
19.4 gal. Gempabumi tersebut diduga kuat merupakan akibat dari aktifitas seismik di sekitar sesar lokal di Pulau Buton yang memanjang dari Timur Laut sampai dengan Barat Daya Pulau tersebut.
Gambar 3. Peta Gempabumi Dirasakan di Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Gempabumi lain yang menimbulkan dampak kepanikan cukup besar adalah gempa pada tanggal 30 Oktober pukul 04:42:43.2 UTC atau pukul 12:42:43.2 WITA di 21.7 kilometer Barat Laut Kendari. Gempabumi ini selain dirasakan di Kota Kendari sendiri, juga turut dilaporkan oleh masyarakat di Unaaha-Kab. Konawe dan Ranomeeto-Kab. Konawe Selatan dengan skala intensitas II SIG-BMKG. Di Kota Kendari sendiri, gempabumi ini membuat sebagian besar warga panik dan berhamburan keluar rumah. Sesar yang diduga terkait dengan gempa ini adalah Sesar Lawanopo. Gempabumi yang cukup besar dirasakan di Kota Kolaka terjadi pada tanggal 6 Juli 2016 pukl 14:29:34.4 UTC atau pukul 22:29:34.4 WITA. Terjadi di 28.4 kilometer tenggara Kolaka dan dirasakan pada skala intensitas II MMI. Percepatan tanah maksimal yang dihasilkan guncangan gempa tersebut sebesar 9.8 gal yang direkam oleh sensor akselerograf Pomalaa-Kolaka (KKSI). Sampai saat ini, tidak ada laporan kerusakan yang ditimbulkan oleh gempabumi sepanjang tahun 2016 yang diterima oleh Stasiun Geofisika Kendari. Gempabumi signifikan lain yang terjadi di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Parameter Gempabumi Dirasakan di Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Episenter
Kedalaman
No
Tanggal
Waktu Kejadian (GMT)
1
17/02/2016
00:12:59.1
-5.43
122.63
16
3.8
Ms
5.42 km TL. Baubau - Sultra (Dirasakan II - III MMI di Baubau)
2
02/06/2016
12:55:02.6
-4.08
122.58
9.8
2.0
Ml
14.4 km BD. Kendari - Sultra (Dirasakan I - II MMI di Kendari)
3
03/06/2016
09:27:15.0
-4.10
121.65
10
2.8
Ms
8.6 km Tggr. Kolaka - Sultra (Dirasakan I - II MMI di Kolaka)
4
05/07/2016
03:02:33.9
-4.09
123.00
5
2.9
Ml
7 km Selatan Langara, Konkep - Sultra (Dirasakan II MMI di Langara, Konkep)
5
06/07/2016
14:29:34.6
-4.23
121.77
10
4.1
Ms
28.1 km Tenggara Kolaka - Sultra (Dirasakan II MMI di Kolaka)
6
20/07/2016
09:21:49.7
-3.78
122.59
9.5
3.6
Ml
18.2 km BL. Kendari - Sultra (Dirasakan II MMI di Kendari)
Lat
Lon
( KM )
Mag
Lokasi dan Keterangan
7
20/08/2016
21:14:38.3
-4.07
121.83
11
2.6
Ms
12.1 km BD. Tirawuta - Sultra (Dirasakan II MMI (I SIG) di Motaha, Konsel dan Rate-Rate, Koltim)
8
08/10/2016
18:15:42.4
-5.28
122.71
30
3.4
Ms
14.4 km TL. Baubau - Sultra (Dirasakan II SIG di Baubau dan Tolandona)
9
08/10/2016
18:16:05.1
-5.47
122.49
33
3.4
Ms
23.4 km BD. Baubau - Sultra (Dirasakan II SIG di Baubau dan Tolandona)
10
30/10/2016
04:42:43.2
-3.93
122.43
10
4.1
Ml
21.7 km BL. Kendari - Sultra (Dirasakan II SIG di Kendari, Unaaha dan Ranomeeto)
11
11/11/2016
14:12:35.5
-4.37
122.68
11
3.6
Ml
47.2 km Tggr. Kendari - Sultra (Dirasakan II SIG di Kendari)
III. PENUTUP 1. Selama tahun 2016, terjadi sebanyak 326 kejadian gempabumi di wilayah Sulawesi Tenggara yang sebagian besar didominasi gempa minor (kekuatan di bawah 4.0 SR) dan dangkal (kedalaman di bawah 60 kilometer). 2. Gempabumi dengan kekuatan antara 4 .0 SR hingga 5.0 SR (gempabumi sedang) terjadi sebanyak 14 kali. 3. Bulan Januari 2016 adalah bulan yang memiliki intensitas kejadian gempabumi paling besar, yaitu sebanyak 154 kejadian gempabumi. 4.
Sesar-sesar yang menjadi penyebab aktivitas gempabumi selama tahun 2016 di
Sulawesi Tenggara adalah Sesar Matano, Sesar Lawanopo, Sesar naik Sangi-Sangi, Sesar Kolaka dan sesar-sesar lokal di Pulau Buton. DAFTAR PUSTAKA Surono. 2013. Geologi Lengan Tenggara Sulawesi. Badan Geologi Kementerian ESDM. Bandung. Tim Penyusun Buletin Stasiun Geofisika Kendari. 2017. Buletin Gempabumi dan Tsunami Tahun 2016. Stasiun Geofisika Kendari. Kendari.
Kendari, 20 Januari 2017 Mengetahui,
Penyusun Artikel
Kepala Stasiun Geofisika Kendari
1. Waode Sitti Mudhalifana,S.Si NIP. 19820428 200801 2 022 2. Irna Purwanti, S.Si NIP. 19860923 200801 2 002
Rosa Amelia, S.Si
3. Ilham, S.T
NIP. 19830508 200801 2 016
NIP. 19870526 200604 1 003