TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR (Studi kasus BPRS Amauah Sejahtera di Kecamatan Cerme,Kabupaten Gresik)
Di susun oleh : Siti Khasanah 103046128281
JURUSAN PERBANKAN SYARI' AH FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA 1427 H/2006 M
,
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIA YAAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR PADA BPRS AMANAH SEJAHTERA DI KECAMATAN CERME, KABUPATEN GRESH(
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Huknm Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Saijana Ekonomi Islam Oleh: Siti Khasanah
Nll\1: 103046128281
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN PERBANKAN SYARI' AH FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 HI 2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang be1judul " TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIA YAAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR ( Studi kasus BPRS Amanah Sejahtera di kecamatan Cenne, Kabupaten Gresik ) " telah di ujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakmta pada tanggal 19 Juli 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar smjana ekonomi pada jurusan muamalah.
Jakarta, 19 Juli 2006 Mengesahkan De
Prof. Dr. H. Muham1 ad Amin Suma, SH., MA., MM. NIP. 150210422
Panitia Ujian
Ketua
..~..~............. ) : J.'.P'.[!ro2_jf',_.J;;Dtrr.JM'tl\!uhharum.Jl!Im!.l!aQdJ.A~mnl!:in!JS~t![1m!}!a!b.JSliH:L.JM~AJ.M~'f.t.::-..~·r. 0
Sekretaris
:::~:~::d ::~1figi
M.Ag.
NIP. 15029015
Pembimbing : Dr. Sudirman Abbas M.Ag. NIP. 150294051 Penguji I
: Prof. Dr. H. 1-Iasanuddin AF., MA NIP. 150050917
Penguji II
: Ors. Asep Syarifuddin Hidayat SH., Ml-[ NIP. 150268783
(....
~ ~ ~ ~~.)
... ~·/·
(.....
,((A..~ ~,..>-s;:;;> _ __ (...................... )
(. . . ()/!!!1! . .)
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr.wb. Alhamdullilah, segala puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkai1 kehadirat Allal1 SWT yai1g senai1tiasa melimpallkilll ral1ll1at dai1 hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikilll skripsi dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Pembiayaan Konsumtif Sepeda Motor (Studi Kasus BPRS Amanah Sejahtera Di Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik) Talc lupa pula shalawat dan salam dihaturkilll kepada junjungai1 kita Nabi Besar Muhammad SAW. Dalill11 penyusunilll sk:ripsi ini penulis masih billlyalc menemui kesulitm1 mengingat keterbatasan penulis, pengetahuan serta teknik-teknik pengumpulilll datanya. Oleh km·ena itu penulis menyadari bal1wa sk:ripsi ini masih jauh dikatakan sempurna. Namun penulis berusaha dengai1 batas kemill11puai1 yai1g ada untuk menyelesaikan sk:ripsi ini yang banyak dibai1tu dari berbagai pihalc, untuk itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkai1 terima kasih kepada pihak-pihalc berikut: I. Bapak Prof.Dr. H. M. Amin Suma., SH, MM. selalcu Dekilll Falcultas Syari' ah dm1 Hukum UIN Syarif Hidayatullal1 Jalmrta. 2. Bapalc Dedy Nursyamsi, SH, M.Hum, selalcu ketua jurusan muamalat dilll bapak M.Taufigi M.Ag, sekretaris jurusai1 muamalat yang telah ikhlas membimbing penulis dalam penulisai1 skripsi ini.
3. Bapak Dr.Sudinnan Abbas MAg, selaku pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan kepada penulis secara intensif dan efektif sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. 4. Pihak perpustakaan Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakatta yang telah memberikan fasilitas serta kemudahan pada penulis tmtuk mengadakan studi kepnstakaan. 5. Seluruh dosen jurusan muanmlah pada fakultas Syari'ah dat1 Hukum UIN Syai·if Hidayatullah Jakarta. 6. Para katyawan BPR Syari'ah Amatiah Sejahtera yang telah bat1yak membantu penulis selama melakukat1 penelitiai1. 7. Orang tuaku tercinta, aba H.Sudariyanto SH, bundaku tercinta motivator utan1a penulis Hj.Fazaidah, yang telah membesarkat1, membimbing dan mendidik sejak kecil, karena berkat doa dan dukunganya baik moril maupun materil, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga buat Saudara-saudaraku tercinta kak Thoyib, mbak Dija, dik Rozi, Rika, Aza, Ulwa, Qorib dan khalim. 8. Special !hank's for my uncle Drs.M.Nashihan SH, atas semangat yang diberikan kepada penulis juga seluruh keluarga besai· Slipi. And all of my big family's. 9. Dedek centhilku masruroh n lilik, sobat-sobat tercintaku, karnar C3, jaziroh, clan teman-teman AN-NUR, terima kasih atas semua kebaikan kaliat1 cak upik, cak habib dan semua at1alc-anak Alicia, dan teman-
10. Semua teman-teman kelas PS-A khususnya, dan semua kelas yang pernah penulis ikuti yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga teman-teman karibku di Surabaya dan Gresik. 11. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik langsung maupun tak langsung. Semoga Allah SWT membalas seluruh a.ma! dan kebaikan bagi mereka yang telah tulus dan ikhlas memberikan dukungan dan bantuan, serta bimbinga.nnya, Amien. Akhir kata, penulis mohon ma.a.f apabila ada kesalahan-kesa.lahan
Siti khasanah
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFT AR ISI ................................................................................................................. iv BABI:PENDAHULUAN A .. Latar belakang masahth ............................................................................... I B. Pembatasan dan perumusan masalah .......................................................... 6 C. Tujuan penelitian ........................................................................................... 7 D. Metode penelitian dan teknik penulisan ...................................................... 8 E. Sistematika penulisan ................................................................................... 9
BAB II: TINJAUAN TEORITIS TENTANG AKAD PEMBIAYAAN KONSUMTill A. Pembiayaan l. Definisi pembiayaan ............................................................................... 11 2. Jenis pembiayaan .................................................................................... 13 3. Jenis akad dalam pembiayaan ................................................................ 15 B. Murabahah Definisi .................................................................................................... 16 2
Ketentuan um um pembiayaan murabahah ............................................ 19
3
Kaidah dan hal-hal yang berhubungan dengan murabahah ................. 23
4
Manfaat dan resiko murabahah .............................................................. 24
5
Persamaan dan perbedaan pembiayaan murabahah dengan !credit modal kerja pada bank konvensional.. ...................................... 26
BAB III : 1•ROFIL BPRS AMANAH SEJAHTERA A. Sejarah singkat dan perkembangan BPRS Amanah Sejahtera ................... 30 B. Visi dan misi BPRS Amanah Sejahtera ....................................................... 33 C. Tingkat perkembangan usaha BPRS Amanah Sejahtera ............................ 34 D. Struktur organisasi BPRS Amanah Sejahtera ............................................. 34 E. Produk-produk BPRS Amanah Sejahtera .................................................... 36
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan konsumtif sepeda motor sebagai salah satu produk Penyaluran dana pada BPRS Amanah Sejahtera ........................................ 43 B. Penentuan profit dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera .......................................................... 47 C. Kebijakan dan prosedur pembiayaan konsumtif sepeda motor pad a BPRS Amanah Sejahtera ..................................................................... 49 D. Akad dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera.............................................................................. 59 E. Analisa terhadap akad pembiayaan konsumtifsepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera..................................................................... 61
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 65 B. Saran-saran ................................................................................................... 67
DAFTAR PUST AKA .................................................................................................. 69 LAMP IRAN
BABI PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak kelahirannya, perbankan syari'ah hadir dengan dilandasi oleh nilainilai Islam, dimana tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya dengan Al-Qur 'an dan As-Sunnah. Al-Baqarah 60 : ,..
~
ay.·; c. 0
<)
~I ;O
;;_,.~ J>)Ui ,, ,..
,,
,,
A.:..,..
0
,,
:.::.ifl.ii.l~ ~I ;'!)~ :..,.._;;,1 ,..
_.
_.
,j IJ::"i i.lj ...
~
...
0,,.,..
,..
1:1ae AA~ ~; ....,,. ,, ,1.,1.
,..
~I ~lj l
.illl J)J ::.,.. 1_f.y:;.1j l}S" ~:-,:.;.~ V"Ui ,..
,,
...
,..
[$
,..,..
;B J
,..
JS' ~ J.i ...
<" /"\. :li_All) Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami beifirman "pukullah batu itu dengan tongkatmu "lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tep1pat umumnya (masingmasing) makan dan minumlah rizki (yang diberikan)Allah dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusdkan ". (Al-Baqarah :60/2) Al-Baqarah 275 :
2
Artinya: " orang-orang yang makan riba tidak dapal legak berdiri, kecuali seperli berdirinya orang yang kemasukan syaithan (kesurupan jin). Yang demkian ilu karena mengatakan jual beli ilu sama dengan riba dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Maka siapa yang telah menerima peringatan Allah lalu berhenti maka baginya apa yang telah lalu. Dan putusanya terserah pada Allah. Sedang siapa yang mengulangi perbuatan ribanya merekalah penghuni neraka dan kekal di dalamnya". (Al-Baqarah: 275/3)
Ayat diatas merupakan sebagian kecil ayat yang dijadikan sebagai penentu dasar pikiran dari pesan Al-Qur'an dalam bidang ekonomi, dari ayat tersebut Islam mendorong penganutnya untuk menikmati karunia yang diberikan oleh Allah, dan karunia tersebut harus didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik materi maupun non materi. Konsep perbankan syari'ah merupakan perwujudan kebutuhan masyarakat Muslim yang memiliki preferensi dalam sektor keuangan. Sistem operasional perbankan syari'ah harus selalu disesuaikan dengan konsep prejerensi yang ditetapkan dalam konsep maslahat, dimana tujuan dari syari'ah itu sendiri adalah untuk kesejahteraan umat manusia (maslahat al-ibad). Menurut khalaf (1997 : 345): t01ggak keberadaan dunia yang menjadi dasar konsep maslahat mencakup : kehidupan (nafs), haita (maal), iman (din), aka! (aql), dan keturunan (nasl). Meskipun dalam beberapa hal, antara bank konvensional dan bank syari' ah memiliki beberapa persamaan terutama dalam sisi teknis penerimaan uai1g,
3
pelayanan dan teknologi. 1 Namun, dari beberapa konsep diatas dapat dilihat dengan jelas perbedaan mendHsar antara bank syari'ah dan konvensional. Selain itu, beberapa keistimewaan bank syari'ah adalah : I. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham, pengelola bank, dan nasabahnya, yang mengakibatkan adanya kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil, semua pihakjuga memperoleh tanggungjawab yang sama. 2 2. Dalam rangka menghindari pembayaran dan penerimaan riba (bunga) dalam kegiatan pembiayaan (jinancing), perbankan syari'ah menempuh mekanisme bagi basil (profit and loss sharing investment) sebagai pemenuhan kebutuhan pennodalan (equity financing) dan investasi berdasarkan imbalan ifee based
investment) melalui mekanisme jual beli (bai') sebagai pemenuhan kebutuhan pembiayaan (debt financing) 3 Hal ini memiliki implikasi dan sangat berpengaruh pada aspek operasional dan produk yang dikembangkan oleh bank syari'ah. Oleh karenanya, perbankan syari'ah sebagai suatu sistem yang dibangun dengan semangat alternative, seharusnya berbeda dengan perbankan yang ada.
1
M. Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah H1acana Ula1na dan Cendekicnvan, (Jakarta: Tazkia lnstale, l 999) cet ke-1, h.261. 2
\Varku111 sun1itro, SH, MI-I. Asas-asas Perbankan Islarn dan Letnbaga 7'erkait (BAMU! dan fokafiil) di Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1997) cet ke-2, h.22. 3
Zainul Arifin, Afe1uaha111i Bank Syari'ah: fjngkup, Peluang, Tantangan, /Jan Prospek. (Jakarta: alvabet, 1999) cet ke-l ,h.30.
4
Pela)anan perbankan syari'ah merupakan gabungan antara aspek moral dan aspek bisnis. Dalam operasionalnya selalu bertujuan untuk mendapatkan profit dan terbebaskan
dari
unsur
pe1judian,
(intended
s1,eculation,
maysir),
ketidakjelasan/manipulatif (gharar), dan riba.4 Perbedaan antara bank Syari'ah dengan bank konvensional 5 [-No I.
2.
:
Bank konvensional Bank Svari'ah Landasan operasional Landasan operasional - prinsip material isme (bebas ni lai). - prms1p Syari'ah (tidak be bas - komoditi yang diperdagangkan. nilai). - instrument imbalan terhadap - uang hanya sebagai alat tukar. pemilik uang ditetapkan dimuka - dilarang menggunakan sistem mcnggunakan bunga. bunga. memakai cara bagi hasil dari keuntungan jasa atas transaksi. Pe ran clan fimgsi bank Peran clan fimgsi bank - sebagai penghimpun dana - sebagai penerima dana titipan masyarakat & meminjamkan nasabah. kembali ke masyarakat dalam sebagai manajer investasi. bentuk kredit dengan imbalan - sebagai investor. bunga. - sebagai penyedia jasa pembayaran - sabagai penyediajasa pembayaran. selama tidak bertentangan dengan Syari'at Islam. - menerapkan hubungan debitur krcditur antara bank dengan sebagai pengelola dana kebajikan, (ZIS). nasabah. - meneraokan hubungan kemitraan. Resiko usaha Resiko usaha Resiko bank tidak ada kaitannya Dihadapi bersama , antara bank · dengan resiko dan dengan nasabah tidak mengenal debitur sebaliknya. Antara pendapatan bunga negative spread (selisih negative). dengan beban bunga dimungkinkan terjadi selisih negative. Sistem pengawasan Sistem pengawasan Tidak adanva nilai reli2ius va111:! Ada dewan nengawas Svari'ah,
-
-
3.
4.
4
M. Firdaus NI-I) konsep dan in1p/e111entasi Bank Syari'ah, cdukasi professional syarPah, (Jakarta: lembaga penerbit Renaisan anggota !KAP!, 2005) cet ke-1, h.13. 5
H.M.Nadraluzzaman Hosen,MS,ME,Ph.D, Buku Saku Lembaga Bisnis Syari 'at, PKES (pusat komunikasi ekonom Syari'ah)
5
Bank syari'ah yang pada awalnya hanya ingin memenuhi kebutuhan Muslim, namun dalam perkembangannya telah mampu memenuhi kebutuhan kalangan y3ng lebih luas juga. Terlebih lagi dengan akan datangnya era pasar bebas yang juga harus di antisipasi agar perekonomian kita tetap dapat bersaing dan bertahan. Dalam hal ini, termasuk didalamnya penerapan sistem ekonomi yang
berlandaskan
hukum
Islam
(ekonomi
syari'ah)
melalui
lembaga
alternatifnya yang kini mulai dilirik oleh lembaga keuangan konvensional, ternyata kehadiran lembaga ekonomi dan perbankan Syari'ah dapat tumbuh dan berkembang dan kini semakin dapat perhatian dari hati para pengusaha kecil dan menengah. Oleh karenanya, eksistensi lembaga keuangan syari'ah dan atau lembaga perbankan syari'ah, dengan segala bentuk kegiatan usahanya yang telah ada selama ini baik visi dan misinya dalam upaya memberdayakan ekonomi masyarakat, menimbulkan daya tarik tersendiri. BPRS ini mernpakan bank perkreditan rakyat syari'ah yang menjalankan usahanya dengan prinsip syari'ah serta memiliki ciri khas tersendiri. BPRS sendiri tentunya berusaha memajukan perekonomian masyarakat dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan syari'ah. Namun demikian, kadang perbedaan pendapat diantara para ulama ataupun para pakar hukmn mengenai perbankan syari'ah dapat menimbulkan polemik-polemik baru, seperti masalah sistem bunga yang diterapkan bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank
6
syari'ah, ataupun akad-akad yang berlaku dalam setiap transaksi baik pada bank syari'ah atau bank konvensional, ataupun hal-hal lain yang bersangkutan dengan masalah perbankan. Karenanya, tidaklah sedikit pembahasan yang masih membutuhkan tinjauan lebih lanjut dilihat dari beberapa segi, termasuk dari segi hukum Islam. Untuk itu, penulis tertarik untuk meneliti sebuah bank perkreditan rakyat yang menggunakan sistem syari'ah, dimana salah satu fasilitas yang di berikan bank ini adalah produk pembiayaan konsumtif sepeda motor. Bagaimanakah tinjauan hukum Islam terhadap akad yang digunakan dalam pembiayaan ini? Untuk memaparkan lebih lanjut pembahasan diatas, penulis mengkaj inya dalam sebuah skripsi dengan judul
"TINJAUAN HUKUM ISLAM
TERHADAP AKAD
PEMBIAYAAN
KONSUMTIF SEPEDA MOTOR PADA BPRS AMANAH SEJAHTERA DI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK" Sebagai bahan pertimbangan dipilihnya judul tersebut oleh penulis adalah karena
BPRS Amanah Sejahtera merupakan bank BPR Syari'ah pertama yang
ada di kabupaten Gresik, selain itu juga karena judul yang diambil tersebut sesuai dengan prodi penulis yaitu perbankan syari'ah.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH I. Pcmbatasan Masalah
7
Ketika kita membahas tentang masalah lembaga ekonomi dan keuangan terlebih lagi bila dikaitkan dengan kata syari'ah maim polemik pemahaman dan pembahasan mengenai ha! tersebut akan sangat luas. Terlebih lagi dengan maraknya perbankan yang merubah sistem operasionalnya pada sistem bagi hasil yang sesuai dengan syari'ah, BPRS sebagai salah satu bank perkreditan rakyat yang
menggunakan
sistem syari'ah, sedikit banyak tentunya
memberikan andil dalam meningkatkan kehidupan ekonortli masyarakat. Agar pennasalahan dalam skripsi ini tidak melebar, maka penulis membatasinya pad& permasalahan sekitar tinjauan hukum Islam terhadap akad pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera. 2. Perumusan masalah Agar batasan masalah yang sudah dikemukakan tersebut dapat tercapai, maka penulis mencoba merumuskan permasalahannya untuk memudahkan pembahasan selanjutnya. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. Bagaimana konsep pembiayaan konsumtif? b. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap akad pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN Tujuan penelitian :
I. Mengetahui konsep pembiayaan konsumtif.
8
2. Mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap akad pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera. Kcgunaan pcnelitian: I. Menambah kontribusi dalam pengembangan teori dan konsep tentang tinjauan hukum Islam terhadap akad pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera. 2. Secara praktis bermanfaat sebagai acuan dalam menganalisis akad-akad yang digunakan pada perbankan syari'ah terutama pada pembiayaan konsumtif. 3. Menambah pengalaman penulis dalam mengetahui cara kerja ataupun hal-hal lain yang berkenaan dengan BPRS Amanah Sejahtera, khususnya dalam rnasalah akad-akad yang digunakan dalam setiap transaksinya. 4. Menghasilkan karya ilmiah yang disusun dalam bentuk skripsi yang dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
D. METODE PENELITIAN Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan 2 metode penelitian yaitu sebagai berikut : I. Field Research (penelitian lapangan)
Melakukan penelitian langsung dan observasi pada BPRS Amanah Sejahtera sekaligus dilengkapi dengan data-data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara dengan pihak-pihak terkait, seperti dengan beberapa karyawan BPRS Amanah Sejahtera.
9
2. Librm:p Research (penelitian kepustakaan) Mengambil data dari Al-Qur'an, buku-buku umurn, buku-buku Islam, dan data-data tertulis lainnya yang ada relevansinya dengan skripsi ini. Mengenai teknik penulisannya, penulis merujuk kepada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, baik yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ataupun universitas lain, seperti UI.
E. SISTEMA TIKA PEMBAHASAN Untuk memudahkan dalam memahami profesi dan alur pemikiran dalam penelitian, penulis membagi skripsi dalam 5 bab yang terdiri clari beberapa sub bab, sebagai berikul : BAB I
: PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan
masalah,
kegunaan
penelitian dan
sistematika
penulisan. BAB II
: TINJAUAN
TEORITIS
TENTANG
AKAD
PEMBIAYAAN
KONSUMTIF, definisi pembiayaan, jenis pembiayaan, dan jenis-jenis akad dalam pembiayaan, definisi murabahah, ketentuan umum pembiayaan murabahah, kaidah dan hal-hal yang berhubungan dengan
murabahah, manfaat dan resiko bai' al-murabahah, serta persamaan dan perbedaan murabahah dan kredit modal kerja pada bank konvensional.
10
BAB III : PROFIL BPRS AMANAH SEJAHTERA, menguraikan tentang sejarah berdirinya BPRS Amanah Sejahtera, visi dan misi BPRS Amanah Sejahtera, tingkat perkembangan BPRS Amanah Sejahtera, struktur organisasi serta produk-produk BPRS Amanah Sejahtera. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN, menguraikan tentang pembiayaan konsumtif sepeda motor sebagai salah satu produk penyaluran dana, penentuan besarnya profit dari pembiayaan konsumtif sepeda motor, kebijakan dan prosedur pembiayaan konsurntif sepeda motor, akad dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor, serta analisa hukum Islam terhadap akad pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera. BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG AKAD PEMBIAYAAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR
A. PEMBIA YAAN
I. Definisi Menurut Undang-undang No. I 0 tahun I 998 pasal I, kredit adalah: "Penyediaan uang atau tagihan dan dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga". 1 Sedangkan pengertian pembiayaan adalah: "Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai itu untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu te1tentu dengan imbalan atau bagi hasil. 2 Dari penge1tian diatas, dapat disimpulkan perbedaan antara kredit pada perbankan konvensional dengan pembiayaan pada perbankan yang berbasis syari'ah adalah terletak pada imbalan (return) yang diberikan. Bagi bank 1
Kas1nir, bank dan /e111baga keuangan lainnya, (Jakarta: PT.H.aja Gralindo Persada, 2000,
cet-4.h.92) 2
Ibid
12
berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga
(intc rest), sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syari'ah berupa imbalan atau bagi hasiL Kredit pada bank konvensional dilakukan melalui pemberian pinjaman uang (lending) kepada nasabah sebagai peminjam dimana pemberi pinjaman memperoleh imbalan berupa bunga (interest) yang harus dibayarkan oleh peminjam. Sebagaimana dengan bank konvensional, bank
syari'ah
juga
mempunyai
peran
sebagai
lembaga
perantara
(intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.
Peran bank sebagai lembaga intermediasi Deposit
SURPLUS UNIT
Kredit
B A N K - - - - DEFICIT UNIT
------
BANK
0 Bunga kredit
--·------_BA~ABAH
DEBITUR KREDITUR
KREDITUR ~=====;i>-
DEBITUR
Akad pembiayaan dalam bank syari'ah mempunyai karakteristik yang spesifik dibandingkan dengan bank konvensional. Pada bank konvensional, penilaian kelayakan pembiayaan didasarkan semata-mata hanya pada business
13
wise, sedangkan pacla bank syari'ah penilaian kelayakan pembiayaan selain
cliclasarkan pada business wise, juga harus mempertimbangkan syari'ah wise. Artinya bisnis tersebut Jayak dibiayai dari segi usahanya, clan acceptable clari segi syari'ahnya. 3 Dalam rangka memenuhi aspek Syari'ahnya, maka bila suatu kebutuhan kredit nasabcih yang oleh bank konvensional cukup dipenuhi dengan satu produk saja, maka pada bank-bank Syari'ah sangat mungkin kebutuhan nasabah tersebut dipenuhi dengan skema khusus dan atau beberapa skema fiqih. 4 Untuk menghindari pembayaran dan penerimaan bunga, maka dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan (financing), perbankan Syari'ah menempuh mekanisme bagi hasil (profit and loss sharing system) sebagai pemenuhan
kebutuhan
pennodalan
(equity financing)
dan
investasi
berdasarkan imbalan (fee based investment) melalui mekanisme jual beli (bai1 sebagai pemenuhan kebutuhan pembiayaan. 2. Jenis Pembiayaan
Untuk memenuhi pennodalan dan memenuhi kebutuhan pembiayaan bank Syari'ah memiliki ketentuan yang berbeda dengan bank konvensional. Adapun piranti syari'ah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan Bank syari' ah dapat dibagi dalam 3 produk, yaitu : produk penyaluran dana (financing),
produk penghimpunan dana (fending),
dan produk jasa
3
Zainul Arifin, Dasar-Dasar 1\!fanajen1en Bank Islam, (Jakarta: Alvabet,2000), cet-1 ,h.92
4
Ibid
14
(services). 5 Melalui kegiatan pembiayaan ini di harapkan dapat memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Menurut tujuannya, pembiayaan dibagi sebagai berikut: a. Pembiayaan modal ketja Pembiayaan yang diberikan oleh bank Syari'ah untuk memenuhi kebutuhan dana usaha untuk pembelian, pengadaan dan penyediaan barang dalam rangka perputaran usaha atau proses produksi. Misal : untuk pembelian barang dagangan, pengadaan barang baku dan lainlain. b. Piutang investasi Pembiayaan yang diberikan oleh bank Syari'ah untuk memenuhi kebutuhan investasi untuk pengadaan sarana dan prasarana usaha, alat-alat produksi. M isal : untuk pembelian mesin produksi, perbaikan toko, pembelian mob ii angkutan dll. c. Piutang konsumtif Pembiayaan yang diberikan kepada individu dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis di pakai, 6 dan bukan untuk tujuan produksi. Dalam !credit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh nasabah. 5
I--Ieri Sudarsono, Bank Dan le1nbaga Keuangan Syari'ah, (Yogyakarta: CV. Adipura, 2003 ), cet-2,J· 56 (, .tvLSyali'i Antonio, Bank s:vari'ah /Jari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gc1na Insani Press, 200 I), cel-l ,h.160
15
Misal : untuk pembelian elektronik, peralatan rumah tangga, kendaraan bermotor, renovasi rumah di!. Pada umumnya bank Syari'ah membatasi pembiayaan konsumtif kepada nasabah untuk pemenuhan kebutuhan dasar sepe1ti rumah untuk dihuni dan kendaraan untuk dipakai. Bank Syari'ah dapat menyediakan pembiayaan konsumtif dengan menggunakan skema jual beli (murabahah, bai' bittaman ajil), atau sewa heli
(ijarah, ijarah wa iqtina). Untuk lebih jelasnya akan kita lihat pada pembahasan dibawah ini. 3. Jenis-Jenis Akacl Dalam Pembiayaan
Dalam produk simpanan rnaupun pernbiayaan di bank Syari'ah Amc.nah Sejahtera, transaksi yang dilakukan harus sesuai dengan akad syari'ah yang mendasarinya. Dalam pembiayaan di bank Syari'ah Arnanah Sejahtera, akad Syari'ah yang banyak diterapkan adalah akad berserikat, jual beli,
dan
sewa
rnenyewa.
pernbiayaan mudharabah, dan
Pernbiayaan mu.~varakah.
dalam
akad
berserikat yaitu
Pembiayaan dengan akad jual beli
yaitu : Pembiayaan bai' bittaman ajil dan murabahah. Sedang untuk pembiayaan dengan akad sewa menyewa yaitu : Ijarah dan Ijarah wa Iqtina. Hal ini dapat dilihat dalam skema di bawah.
16
skema akad pembiayaan Akad syirkah
Akad jual beli
Akad sewa menyewa
H
Pembiayaan mudharabah
r
pembiayaan ba' bittaman ajil
H
pembiayaan musyarakah
pembiayaan murabahah
pembiayaan ijarah pembiayaan ijarah wa iqtna
Pada bab ini penulis hanya membahas pembiayaan yang menggunakan akad jual beli dengan sistem murabahah, karena sistem murabahah ini adalah sistem yang dipakai dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor, yang mana ha! tersebut adalah pembahasan yang diam bi I oleh penulis dalam skripsi ini.
fl. MURABAHAH l. Definisi
Pernbiayaan murabahah rnerupakan salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah, secara jiqih, penge1tian murabahah adalah : akad jual beli atas barang te1tentu, dirnana dalarn transaksi jual beli tersebut penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan terrnasuk harga pernbelian dan keuntungan yang diarnbil. Ibnu qudamah dalam bukunya mughni 4/280 rnendefinisikan murabahah adalah rnenjual dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan yang telah disepakati.
17
Sedangkan
dalam
teknis
perbankan,
pembiayaan
murabahah
merupakan suatu bentuk pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu produk dengan kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya pada waktu jatuh tempo. Hal yang membedakan dengan jual beli yang lain adalah keharusan memberitahukan harga pokok suatu barang kepada nasabah. Landasan Syari'ah : Al-Qur'an
.('l"/'
j.;.f:,
" ... Allah menghalalkan jual beli dan mengharamlran riba ... "(Al-Baqarah: 275/3)
"Hai orang-orang beriman,janganlah kamu sating memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan (jual beli), yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu ............ "(An-Nisa' :29/5)
"Tiga perkara yang ada keberkatan padanya adalah jual beli dengan tangguh, muqaradah (mudharabah) dan mencampur tepung dengan gandum untuk rumah (makanan) dan bukan untuk dijual "(1-1.R. lbnu Majah)'
7
M. A bubakar. I-I. Drs. Terien1ah Sub11/ussa/an1 Ji/id Ill. (Surabava: A l-lkhh1-._ IQQ_'i)_ ~f!t-1 h ?7C.
18
13erangkat dari hadist tersebut, dapatlah dikemukakan bahwa menjual secara
kredit
diperbolehkan.
Karena pembiayaan
konsumen
termasuk
klasifikasi menjual secara kredit, maka dengan pembiayaan konsumen tidak bertentangan dengan syari'at. Selain itu juga, Dari kandungan ayat dan hadist diatas sebagai dasar jual beli, para ulama fiqih mengatakan bahwa rukun asal dari jual beli itu adalah mubah (boleh), akan tetapi, pada situasi te1tentu, menurut imam asysyatibi (ahli fiqih mazhab imam Malik), hukumnya bisa berubah menjadi wajib. Contohnya : ketika terjadi praktik ihtikar (penimbunan barang sehingga stok hilang dari pasar dan harga melonjak naik), m«ka pemerintah boleh memaksa para pedagang menjual sesuai harga pasar. 8 Syarat bai' al-murabahah rnenurut wahbah Az-zuhai~y: a. Mengetahui harga yang pe11ama. b. Mengetahui keuntungan. c. Modal hendaknya dari barang-barang mitsliyyat seperti barang yang ditirnbang, barang yang dibilang yang rnempunyai unit yang harnpir sama. d. Janganlah murabahah pada harta yang riba. e. Hendaklah kontrak penjualan yang pertama itu sah, jika kontrak itu fasid maka tidak boleh penjualan murabahah.
Untuk syarat-syarat lain sepe1ti barang, harga dan cara pembayaran adahh sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan. Untuk rukunnya, dalarn fiqih muarnalah disebutkan sebagai berikut : Ada orang yang berakad (penjual clan pembeli).
8
Nasrun Haroen, MA,jiqih muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000)
19
2
Shighat (lafal ijab qobul).
3
Barang yang dibeli.
4
Nilai tukar pengganti barang.
2. Ketentuan
umum
pembiayaan
11111rabahah
(fatwa
DSN:04/DSN-
MUI/IV/2000) a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. b. Barang yang dipetjual belikan tidak diharamkan oleh syari'ah Islam. c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. ct. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnyajika pembelian dilakukan secara berhutang. f. Bank kcmudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dcngan harga jual senilai harga beli plus keuntunganya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu te1tentu yang telah disepakati. h. Untuk mencegah tei:jadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, µihak bank dapat mengadakan pei:janjian khusus dengan nasabah. 1. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. Menurut peraturan BI no.7/46/PBI/2005 pada bab II, bagan kedua paragraf 2 pasal 9, disebutkan ada beberapa persyaratan dalam melakukan kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan murabahah, sebagai berikut : a) Bank menyediakan dana pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli barang.
20
b) Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank ditentukan berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah. c) Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. d) ')alam hal bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang, maka akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. e) Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka atau urbun saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah.
f) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan agunan tambahan selain barang yang dibiayai bank. g) Kesepakatan marjin harus ditentukan satu kali pada awal akad dan tidak berubah selama periode akad. h) Angsuran pembiayaan selama periode akad hams dilakukan secara proporsional. Jarninan Dalam Murabahah : a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya. b. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.
21
Bangkrut Dalam Murabahah adalah Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gaga! menyelesaikan hutangnya, bank harus menunda tagihan hutang sampai ia sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan. Uang Muka Dalam Murabahah: a. Dalam akad pembiayaan murabahah LKS diperbolehkan meminta uang muka. b. Jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan. c. .!ilea nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberi ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut. d. .Tika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tam!:iahan kepada nasabah. e. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari
kerugian, LKS harus
mengembalikan kelebihannya kepada nasabah. Ketentuan Sanksi (denda): a. Sanksi dikenakan LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan sengaja. b. Nasabah yang tidak mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi. c. Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan atau tidak mempunyai kemauan dan itikad untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.
22
d. Sanksi didasarkan pada prinsip ta'zir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya. e. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani. f.
Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial.
Penyelesaian piutang Murabahah bagi nasabah yang tidak mampu membayar : a. Obyek murabahah atau jaminan Jainnya dijual oleh nasabah atau melalui LKS dengan harga pasar yang disepakati. b. Nasabab melunasi hutang kepada LKS dari basil penjualan. c. Apabila basil penjualan melebihi sisa hutang maka LKS mengembalikan sisanya kepada nasabah. d. Apabila basil penjualan lebih kecil dari sisa hutang maka sisa hutang tetap menjadi hutang nasabah. e. Apabila nasabah tidak mampu membayar sisa lrntangnya, maka LKS dapat membebaskannya. Obyek dalam pembiayaan murabahah adalah : a. Barang konsumsi. b. Persediaan barang dagangan. c. Persediaan bahan baku/bahan penolong. d. Barang modal (investasi kecil). Penetapan harga:
23
Harga jual kepada nasabah harga beli ditambah margin keuntungan bank. Margin keuntungan akan ditentukan bank dari waktu ke waktu. Harga jual dapat ditentukan oleh bank pada saat permohonan pembiayaan disetujui atau pada saat setiap kali mencairkan dana pembiayaan (untuk modal ke1ja secara revolving) Jangka waktu pengembalian: Waktu pengembalian setiap pembiayaan murabahah tidak lebih kurang dari 30 hari clan tidak lebih dari I tahun. Waktu kurang dari I bulan dianggap I bulan. A gun an: Selain dari agunan barang yang rnendapat pembiayaan, bank jika dirasa perlu dapat meminta agunan atau garansi, jenis clan nilainya akan dt0ntukan oleh bank pada saat menyetujui permohonan pembiayaan.
3. Kaidah clan hal-hal yang berhnbungan dengan murabahah a. Pembiayaan ini digunakan untuk barang-barang yang halal. b. Biaya actual dari barang yang akan diperjual belikan hams diketahui oleh pembeli. c. Barus ada kesepakatan kedua belah pihak (pembeli dan penjual) atas harga jual yang termasuk didalamnya harga pokok penjualan (cost of
goods sold) dan margin keuntungan. d. Jika ada perselisihan atas harga pokok penjualan, pernbeli mempunyai hak untuk menghentikan dan membatalkan perjanjian.
24
e. Jika barang yang akan dijual tersebut dibeli dari pihak ketiga, maka pe1janjian jual beli yang dengan pihak pertama tersebut harus sah menurut Syari'ah.
f.
Murabahah memegang kedudukan kunci no.2 setelah prinsip bagi hasil dalam bank Islam.
g. Murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dimana dana pada saat itu ia kekurangan likuditas, ia meminta pada bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat diterima. Harga jual pada pemesan adalah harga beli pokok plus margin keuntungan yang disepakati.
4. Manfaat dan resiko bai' murabahah : Sesuai dengan sifat bisnis (tijara), transaksi bai' al-murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus diantisipasi.
Bai' al-murabahah memberi banyak manfaat kepada bank Syari'ah, salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem bai' al-
murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan adminstrasinya di bank Syari'ah. Diantara kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut:
25
a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran. b. Fluktuasi harga kornparatif. lni tetjadi bi la harga suatu barang dipasar naik setelah bank mernbelikannya untuk nasabah. Bank tidak bina merubah hargajual beli tersebut. c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam petjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah manandatangani kontrak pernbelian dengan penjualnya, barang tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak lain d.
Dijual, karena bai' al-murabahah bersifat jual beli dengan utang, rnaka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apa pun terhadap asset miliknya tersebut, termasuk untuk rnenjualnya. Jika tetjadi demikian, resiko untuk default akan besar. 9 Secara um um aplikasi Bai' al-murabahah digambarkan dalam skema berikut :
9
5,h.107
M.Syafi'I Antonio, Bank Syari 'ah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema lnsani,2002) eel-
26
Skcma bai' al-murabahah 10 2. spesi fikasi barang
3. spesfikasi barang
•
'
I NASABAH I
I
BANK
I SUPLIER I
I
' 6. bayar cici Ian
4. bayar tunai
5. penyerahan barang Bank tidak memiliki barang yang di inginkan oleh nasabah sehingga bank harus melakukan transaksi pembelian atas barang yang diinginkan kepada pihak lainnya yang disebut supplier, kemudian bank akan menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga yang disesuaikan yakni harga beli ditambah margin yang disepakati. Sistem pembayaran murabahah ini dapat dilakukan secara tunai, cicilan atau tangguh.
5. Persamaan clan perbedaan pembiayaan murabahah dengau kn,dit modal kerja pada bank kouvensioual Pembiayaan yang dipraktikan di dalam perbankan berbasis Syari'ah mirip dengan kredit modal ketja yang biasa dipraktekkan oleh bank-bank konvensional, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil. Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal kerja debitur. Ciri kredit modal ketja, pada prinsipnya w Sunarto Zulkifli, panduan transaksi perbankan Syari 'ah, (Jakarta: Zikrul I-lakirn, 2003),
h.63
27
adalah modal yang akan habis dipakai dalam satu siklus usaha, yaitu dimulai dari perolehan uang kas kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan/bahan-bahan bairn untuk diproses menjadi barang jadi lalu dijual selanjutnya memperoleh uang kas kembali. 11
Persamaannya : a.
Kedua konsep tersebut merupakan suatu penyaluran dana
bank dan
pelunasannya dilakukan secara tangguh. b.
Dilihat dari sifatnya, kredit modal kerja merupakan pinjaman produktif dan untuk membantu pengembangan dan kelancaran usaha atau industri masyarakat 12 hal ini juga merupakan bagian dari sifat murabahah, khususnya untuk barang-barang produktif atau bahan baku.
c.
Keduanya merupakan fasilitas yang dapat dipergunakan untuk memenuhi modal kerja suatu perusahaan
Peroedaannya : a.
Obyek yang dibiayai dalam kredit modal kerja adalah seluruh aktiva lancar, sedangkan obyek yang dibiayai dalam murabahah terbatas pada persediaan.
11
Dahlan Siamat, Manajemen lembaga Keuangan, (Jakarta: LPFEUI, 1999) edsi ke-
12
Siti A1ninah, "Konsep Jvlurabahah !Jalan1 Bank Syari 'ah !Jan Kredit A1odal Kerja IJa/am
2,h.108
Bank Konvensionaf',
skripsi sarjana agarna, (Jaka11a: perpus fak Syari'ah UIN,2002) h.39
28
b.
Pembiayaan murabahah menggunakan akad jual beli sehingga dikenal adanya harga jual dan harga beli, sedangkan kredit modal kerja dengan meminjamkan uang sehingga dikenal adanya bunga.
c.
Dalam murabahah terdapat unsur pengadaan barang, sedangkan dalam kredit modal kerja terdapat unsur pengadaan barang dan biaya operasional/tunai.
d.
Dalam
murabahah,
semua
proyek
yang
dibiayai,
tidak
boleh
bertentangan dengan Syari'ah, sedangkan dalam kredit modal ke1ja tidak mengenal kaidah Syari'ah. e.
Dalam
murabahah
tidak
dibenarkan
adanya
denda jika
te1jadi
keterlambatan pembayaran, tidak ada bunga barn karena keterlambatan, sedangkan dalam kredit modal ke1ja terdapat denda (penalty) jumlah tunggakan dapat diplafonkan menjadi hutang baru.
f.
Dal am murabahah, tidak diperkenankan ad an ya kenaikan harga jual bila telah
disepakati
bersama.
Sedangkan dalam
kredit modal
ke~ja
dimungkinkan adanya kenaikan suku bunga tanpa persetujuan nasabah. g.
Murabahah
bersifat
non-ribawi,
sedangkan
kredit
modal
kerja
mengandung unsur riba. h.
Dalam murabahah biaya uang ditetapkan sekali dalam jumlah nomi113J terhadap pinjaman sebesar biaya yang dikeluarkan, disebut biaya administrasi. Sedangkan dalam kredit modal keija biaya uang dtetapkan
29
dimuka dalam prosentase terhadap pinjaman dan sisa pinjaman disebut bunga. i.
Dalam murabahah, biaya kredit pemilikan barang ditetapkan dimuka dalam jumlah nominal dari keuntungan yang disepakati bersama disebut margin laba, sedangkan dalam kredit modal kerja ditetapkan dimuka dalam prosentase terhadap sisa kredit, disebut bunga.
j.
Dalam murabahah, bentuk pinjamanya adalah barang yang dibelikan untuk nasabah, sedangkan dalam kredit modal ke1ja, bentuk pinjamanya adalah uang tunai.
k.
l'Vfurabahah merupakan salah satu produk penyaluran dana bank yang
keberadaanya harus mendapatkan persetujuan dewan pengawas Syari'ah, sedangkan dalam kredit modal kerja tidak ada dewan semacam itu. 13
13
1996) h.171
Karnaen Purwataatn1adja, A1en1b1unikan Ekono111i !slan1 Di Indonesia, (depok usaha kami,
BAB III PROFIL BPRS AMANAH SEJAHTERA
A. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA BPRS AMANAH SEJAHTERA Umat Islam memerlukan perbankan bebas bunga, tidak bersifat spekulatif, clan p.'mbiayaan kegiatan usaha riil. BPR Islam cliclirikan sebagai langkah aktif clalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang clituangkan clalam berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter, clan perbankan secara umu, clan secara khusus mengisi peluang terhaclap kebijaksanaan bank clalam penetapan tingkat suku bunga (rate of interest), yang selanjutnya secara luas dikenal sebagai sistem perbankan bagi hasil atau sistem perbankan Islam, dalam skala/outlet retail banking (rural bank). Selain itu juga, BPRS bisa memberikan bagi hasil yang lebih tinggi, karena BPRS melempar clananya ke sector mikro. Marginnya besar sehingga bagi hasilnya juga cukup besar. 1 BPR Islam cliclirikan sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter dan perbankan secara umum, dan secara khusus mengisi peluang terhadap kebijaksanaan bank dalam penetapan tingkat suku bunga (rate
1
M.Luthfi l"ian1idi, .fejak-Jejak !ikonon1i S)'ari'ah, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,
2003), cct-1, h. 73
31
of interest), yang selanjutnya secara luas dikenal sebagai sistem perbankan bagi hasil atau sistem perbankan Islam, dalam skala/outlet retal banking (rural bank).
2
Dalam UU No. I 0/1998 disebutkan pengertian dari bank perkreditan syari'ah
(BPR-Syari'ah)
adalah
bank
yang
melaksanakan
usaha
secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syari'ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3 Dengan berlakunya peraturan pemerintah No. 72 tahun 1997 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil dan Undang-Undang perbankan No.7 tahun 1992 yang mengatur ketentuan tentang bank berdasarkan prinsip syari'ah yang ditetapkan oleh bank Indonesia, memberi peluang dan dorongan kepada para pengusaha muslim didaerah sekitar Surabaya dan Gresik untuk mendirikan bank Syari'ah. Tujuan utama dari para pendiri adalah meningkatkan kesejahteraan para pengusaha kecil dan menengah yang tidak terjangkau pelayanan bank umum, serta masyarakat yang menginginkan pelayanan perbankan yang sesuai syari'ah Islam, khususnya didaerah kabupaten Gresik yang dikenal masyarakatnya yang teguh dalam menjalankan syari'ah Islam dan di wilayah Jawa Timur pada umumnya. BPR Syari'ah Amanah Sejahtera adalah bank perkreditan rakyat Syari'ah yang menjalankan usahanya dengan prinsip syari'ah baik dalam menghimpun
2
Per\vataat1nadja, Karnaen, Ors, dan Antonio, Syafi~I, Apa dan Bagahnana Bank Js/a1n,
(Yogyakrt: PT.Dana Bhakt Prima Yasa, 1992) cet-3, h.96 3
Training and Consulting Sharia.Banking, (Jakarta: PT. Rafa Prima Consulting, 2006)
32
dana dalam bentuk simpanan bernpa deposito be1jangka dan tabungan maupun menyediakan
pembiayaan
bagi
pengusaha
kecil
dan
menengah.
Selain
berorientasi bisnis, Bank Syari'ah Amanah sejahtera menyertakan misi sosial dalam menjalankan usahanya, antara lain dengan menyediakan pelayanan pembiayaan Al-Qardhul Hasan (kebajikan), memberikan beasiswa yang dananya bersumber dari zakat, infaq, dan shadaqah, penyelengaran penyembelihan hewan qurban pada hari raya Jdhul Adha, penyediaan dana beasiswa bagi pelajar yang kurang mampu dan berprestasi serta kegiatan lain yang mengandung misi sosial dan keagamaan. Bank Syari'ah Amanah Sejahtera mulai beroperasi pada tanggal 2 Januari 1996 yang berkantor di jalan Raya Cerme Kidul 143, kecamatan Cerme, kabupaten Gresik dan telah diresmikan oleh menteri keuangan Republik Indonesia Bapak Ors. H.Mar'ie Muhammad sebagai BPR Syari'ah pertama di kabupaten Gresik pada hari sabtu, tangal 13 Juli 1996 jam 10.00 WIB bertempat dirnang Grahadi, Gedung Negara, JI. Pemuda 7 Surabaya.
Landasan hukum yang dipakai oleh Bank Syari'ah Amanah Sejahtera adalah: a. Akta pendirian I. Akta Notaris No. I 01 tanggal J7 Oktober 1994 dibuat oleh notaris Ny.Nurlaily Adam, SH. 2. Surat keputusan menteri kehakiman No.C2.l l.47.HT.Ol.Ol.th.95 tanggal 12 September 1995.
33
b. ljin prinsip Surat keputusan menteri keuangnan No.S-309/MK. l 7/1995 tanggal 14 Maret 1995 c. Ij in usaha Surat keputusan Menteri Keuangan No.Kep-439/KM. l 7/1995 tangal 19 Desember 1995. d. Nomor pokok Wajib pajak 01.568.579.5-612.000 e. Tanda Daftar perusahaan 13021800318 Untuk lokasi dari BPRS Amanah Sejahtera, berkedudukan di: Kantor pusat: JI.Raya Cerme Kidul 148, Cerme, Gresik Telp.(031)7900640, 7992077, 7992078 Fax. 031) 7992077 Kantor kas: Jl.Jawa 31, Gresik Kota Baru, Manyar, Gresik Telp.(031 )395238, 3955762 Fax.(031 )3955762 Email: k
[email protected]
B. VISI DAN MISI BPRS AMANAH SEJAHTERA Visi: Menciptakan perbankan Syari'ah yang mantap scbagai sarana untuk menggerakkan ekonomi umat menuju terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera dibawah naungan ridha Allah SWT. Misi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito dengan prinsip Syari'ah.
34
b. Mernberikan pernbiayaan bagi pengusaha kecil, menengah dan rnasyarakat dengan prinsip bagi hasil dan jual beli untuk usaha yang halal, produktif dan men gun tun gkan. c. Mernberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat muslim dalarn menjalankan Syari'ah khususnya di bidang kehidupan ekonomi.
C. TINCKA T PERKEMBANGAN USAHA
2001
2002
2003
2004
2005
Asset
2.370.739
3.949.277
5.092.923
7.340.722
8.774.755
Tabungan
1.070.335
1.673.269
2.538.705
4.075.351
5.413.192
Penabung
2.559
3.864
4.499
5.380
6.389
Deposito
733.050
1.236.750
1.447.800
1.963.400
2.010.550
Deposan
102
109
113
120
125
1.965.315
2.792.669
3.166.597
Ll.528.299
6.010.274
853
742
673
746
927
Modal disetor
250.000
250.000
500.000
500.000
500.000
Laba stlh zakat&
159.824
218.899
243.583
293.159
343.572
Keterangan
Pembiayaan Debitur
pajak
D. STRUKTUR ORGANISASI Susunan pengurus dari Bank Syari'ah Amanah Sejahtera dapat 'digarnbarkan melalui skema berikut :
35
STRUKTUR ORGANISASI PT.Bank Perkreditan Rakyat Syari'ah Amanah Sejahtera Tahnn 2006 RUPS,----~
l
Dewan pengawas Syari'ah
~
I
Dewan
Kf misaris
DIREKSI Ir. H. Amat Oemar Asnar Rismarini, AMd I
I -
-
f--
_,
-
I
Ka bag operasi Ida s.
-
Teller S.Muifa
-
Accounti ng&adm heni
-Q;J Penerima uang pel.kas TriR.W
-
Ka bag Marketing Elvim.
cs
I
Ka legal& adm legal MukhlasW.
~
Ka persona lia&umum Al kusan
-
-
Mulyani S.Sa'ada
Adm.legal Lailatul I.
Pers&umum S.fatimah
AOpembiayaan Suyitno s. Nurm. Edis. Tohir
Credit suppmt Abdul Jali
Pengendara Yudi Arif
AO pandanaan Agus R. ErnaK. Adm.pem biayaan Erni Dwi Kolektor Agus
-
Perawatan CahyoJ. Satpam Wawan S. Hervin
Ekspedisi Mujak
-
36
E. Produk-produk yang dikcmbangkan olch BPRS Amanah Sejahtera Dalam memasuki tahun ke I 0, PT.BPR Syari'ah Amanah Sejahtera melayani produk-produk sebagai berikut : A. P1·oduk l'cnghimpunan dana I. Deposito mudharabah
a.
Deposilo mudharabah be1:jangka I bulan.
b. Dcposito mudharabah be1jangka 3 bulan.
c. Deposito mudharabah berjangka 6 bulan. d. Deposito mudharabah berjangka 12 bulan.
e. Deposito mudharabah Muqayyadah. 2. Tabungan mudharabah a. Tabungan mudharabah umum. b. Tabungan mudharabah Haji.
c. Tabungan mudharabah Qurban. d. Tabungan mudharabah Mitra Amanah. e. Tabungan mudharabah Pendidikan.
3. Tabunan wadi'ah a. Tabungan Wadi'ah umum. b. Tabungan Wadi'ah ZIS. B. Prociuk Pcnyaluran Dana I. Pembiayaan Mudharabah (bagi basil). 2. Pembiayaan Musyarakah .Cbagi hasil).
37
3. Pembiayaan Murabahah Gual beli). 4. Pembiayaan lstisna' Gual beli). 5. Pembiayaan Ijarah Muntahia Bittamlik (sewa beli). 6. Pembiayaan Qard/Al-Qardhul Hasan (kebajikan). Keterangan :
A. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA I. Deposito Mudharabah
Definisi: Simpanan dana pihak ketiga (pribadi/umum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan perjanjian antara nasabah (penyimpan deposan) dengan bank dan mendapatkan imbalan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. A. Deposito mudharabah be1:jangka. B. Deposito Mudharabah Muqayyadah. 2. Tabungan Mudharabah Definisi: Simpanan dana pihak ketiga (pribadi/umum) yang penyetorannya dapat dilakukan sewaktu-waktu sedangkan penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama dan mendapat bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Ketentuan umum :
38
a. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan ditentukan dalam akad pembukaan rekening. b. Sebagai bukti tabungan, bank menerbitkan buku tabungan setiap rekening. c. Apabila rekening tabungan dibuka dengan mempergunakan perwakilan (qq) maka nama yang bertanggungjawab diletakkan di belakang (qq). d. Setoran (selain setoran tunai) akan dibukukan kedalam rekening nasabah apabila dananya efektif. e. Penarikan tabungan harus menggunakan slip penarikan tabungan yang telah disediakan dengan menunjukkan buku tabungan. f.
Penarikan tabungan dengan nominal diatas Rp. 1.000.000,- nasabah harus memberitahukan kepada bank minimal l hari sebelum penarikan.
Macam tabungan mudharabah : A. Tabungan Mudharabah Umum. B. Tabungan Mudharabah Haji. B. Tabungan Mudharabah Qurban. C. Tabungan Mudharabah Mitra Amanah (MINA). D. Tabungan Mudharabah Pendidikan.
3. Tabungan Wadi'ah A. Tabungan wadi'ah umum. Definisi : Simpanan dana pihak ketiga (pribadi/umum) yang penyetoran dan
39
bersama dan mendapatkan imbalan berupa bonus yang bersaing dan bersifat suka rela. B. Tabungan wadi'ah ZIS (zakat, infaq, Shadaqah) Definisi : Simpanan dana pihak ketiga (pribadi/umum) yang berupa zakat, infaq, shadaqah yang penyalurannya bisa diserahkan sepenuhnya kepada bank atau disalurkan oleh nasabah sendiri sesuai dengan jangka waktu yang telab disepakati. Dalam hal ini pihak bank tidak memberikan imbalan baik bagi basil maupun bonus. B. PROD UK PENY ALURAN DANA
l. Pcmbiayaan Mudharnbah
Definisi mudharabah : Akad ke1:jasama usaha antara pemilik dana (bank) dengan pihak yang mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola usaha yang halal, produktif, dan menguntungkan, dimana pembagian basil keuntungan dari usaha dilakukan sesuai dengan nisbab yang telah disepakati bersama. 2. Pembiayaan musyarakah Defenisi lvfmyarakah : akad kerjasama antara Bank dan suatu usaha yang sama-sama memberikan kontribusi dana untuk membiayai suatu usaha yang produktif sesuai dengan kesepakatan yang terjadi, keuntungan basil usaba ini dapat dibagi menurut perhitungan antara proporsi penye1taan modal atau berdasarkan kesepakatan
40
bersama (jika tidak proporsional). Dan jika te1jadi kerugian kewajiban masing-masing pihak yang menyertakan hanya sebatas jumlah modal yang disertakan.
3. Pembiayaan Murabahah Dcfinisi Pembiayaan lvfurabahah: Akad jual beli antara bank (sebagai penyedia barang) dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang, dari transaksi tersebut bank memperoleh keuntungan jual beli yang disepakati bersama margin/mark up. a. Bank menjual barang sesuai dengan harga pokok yang dibeli dari supplier atau pemasok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Oleh karena itu dalam pembiayaan ini nasabah berhak mengetahui jumlah keuntungan yang diam bi! oleh bank. b. Se lama akad belum berakhir, maka harga jual tidak boleh berubah, karena apabila terjadi perubahan maka akad tersebut batal. c. Si stem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama. d. Apabila nasabah mempercepat pembayaran sebelum jatuh tempo, maka bank diperbolehkan mengurangi bagian keuntungannya (mark up).
4. Pembiayaan Istishna' Definisi pembiayaan Istishna': Kontrak penjuaian antara pembeli dan pembuat barang, dalam ha! ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli banmg menurut spesifikasi
41
yang lelah disepakati dan menjual kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran dimuka, cicilan atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang. 5. Pembiayaan Ijarah Muntahia Bittamlik Definisi pembiayaan Jjarah Muntahia Bittamlik: Akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa. Pembiayaan ini sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau leasing.
6. Pembiayaan qordh/ Al Qardhul Hasan Definisi pembiayaan Qordh :
Qord merupakan produk pelengkap pada nasabah yang sudah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera. Nasabah
tersebut
harus
mengembalikan
secepatnya oleh
karena
itu
pembiayaan qordh ini jangka waktunya relative pendek. Sumber dana diambil dari dana komersial bank. Definisi pembiayaan Al Qardhul Hasan : Pinjaman lunak (kebajikan) yang diberikan kepada pengusaha yang ben1rbenar kekurangan modal dimana nasabah dimaksud sulit untuk memperoleh pembiayaan komersial (untuk usaha sangat kecil) dan juga untuk keperluan sosial.
42
Bank tidak memperoleh keuntungan atas pembiayaan ini, nasabah hanya dibebani/menanggung biaya administrasi yang timbul dari transaksi Al Qardhul Hasan.
7. Pembiayaan konsumtif Kategori produk pernbiayaan: Murabahah, Jstishna', Jjarah Muntahia Bittamlik (pernbiayaan jual beli)
Prosedur dan skerna pembiayaan: Disesuaikan dengan jenis produk rnasing-rnasing Syarat-syarat pernbiayaan: a. Pegawai negeri sipil dirnana instansinya telah rnerniliki hubungan atau dikenal baik oleh bank. b. Pegawai/guru dari instansi atau sekolah swasta yang telah rnemiliki hubungan baik dengan bank. c. Nasabah-nasabah review yang berprestasi pernbayarannya terbukti baik. d. Nasabah lain yang secara personal telah dikenal baik oleh bank atau direkomendasikan oleh orang-orang yang dipercaya bank. e. Untuk
PNS
dan
pegawai swasta ditambah
Kepegawaian atau surat kuasa pemotongan gaji.
dengan jaminan SK
BAB TV ANALISIS DAN PEM.BAHASAN
A. PEMBIAY AAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR SEBAGAI SALAH SA TU PROD UK PENY AL URAN DANA Penyaluran dana dalam bank konvensional, kita kenal dengan istilah kredit atau pinjaman, sedangkan Penyaluran dana dalam istilah perbankan Syari'ah biasa disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan yang sangat penting dan menjadi penunjang kelangsungan hidup bank syari'ah, jika dikelola dengan baik. Sebaliknyajika tidak bisa mengelola dengan baik maka akan menyebabkan kerugian bahkan mungkin ambruknya bank tersebut. Dana masyarakat yang disimpan pada bank pada umumnya dalam bentuk simpanan, tabungan, deposito, maupun modal. Dana masyarakat yang terkumpul tersebut merupakan sumber utama bagi bank dalam menyalurkan kembali kepada masyarakat yang memerlukan dalam bentuk pembiayaan, sebagai salah satunya adalah pembiayaan konsumtif. lnilah yang dinamakan fungsi bank sebagai intermediasi. Dasar memberikan pembiayaan kepada nasabah adalah kepercayaan bahwa nasabah mempunyai kemampuan untuk mengembalikan pembiayaan. Bank percaya kepada nasabah,
pembiayaan akan
kesepakatan yang telah disepakati bersama.
dikembalikan sesuai dengan
44
Adapun pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau r.agihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah, yang mewajibkan pihak nasabah untuk melunasi kewajibannya, setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. Pengertian tersebut diatas mengandung unsur-unsur, sebagai berikut: I. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit/pembiayaan, bahwa kredit/pembiayaan yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat baik nasabah terhadap bank. 2. Kesepakatan Unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewaibannya masing·masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.
45
3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka waktu pendek (di bnwah I tahun), jangka menengah (I sampai 3 tahun), atau jangka panjang (di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. 4. Degree of Risk Yaitu tingkat resiko akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja, dengan adanya unsur resiko inilah, maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit 1 misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya. 5. Balas jasa
1
liermansyah, Sli., M.Hun1, f!uku111 Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Prenada
Media, 2005), cet-1, h.56
46
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank konvensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. BPR Syari'ah Amanah Sejahtera menjadikan sector pembiayaan sebagai salah satu sumber pembiayaan, diantaranya adalah pembiayaan konsumtif sepeda motor. Pembiayaan ini diberikan bagi mereka yang memerlukan sepeda motor untuk kebutuhan pribadi dan bukan untuk usaha, karena sifat dari pembiayaan ini adalah konsumtif, bukan produktif. Mengenai persyaratan dan prosedurprosedurnya akan di bahas dalam bab berikutnya. Sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya sencliri melainkan dana dari orang lain, baik dalam bentuk equity financinglpenyertaan melalui mekanisme musyarakah (joint venture profit sharing) dan mudharabah
(trustee pro.flit sharing), ataupun dalam bentuk debt financing/pinjanian melalui mekanisme jual beli (murabahah, bai' bittaman qjil), sewa menyewa (ijarah,
ijarah wa iqtina). Seperti telah dijelaskan pada bab Ill pada produk-produk bank, salah satunya adalah
pembiayaan konsumtif dimana pembiayaan ini diantaranya
47
termasuk dalam kategori pembiayaan murabahah, sebagai realisasinya, bank Syari'ah Amanah Sejahtera memberikan pembiayaan konsumtif sepeda motor.
B. PENENTUAN PROFIT
1'elayanan perbankan syari' ah merupakan gabungan antara aspek moral dan aspek bisnis. Dalam operasionalnya selalu bertujuan untuk mendapatkan prnfit dan
terbebaskan
dari
unsur
perjudian,
(intended speculation,
maysir),
ketidakjelasan/manipulatif (gharar), dan riba. Pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera merupakan salah satu bentuk jual beli dengan konsep murabahah, dalam konsep ini keuntungan atau margin merupakan factor penentu harga jual suatu barang, karena murabahah mernpakan penjualan suatu barang dengan harga beli ditambah margin keuntungan. Bank Syari'ah selain dituntut untuk mematuhi aturan-aturan Syari'ah, jugd diharupkan dapat menerapkan ma1jin keuntungan pembiayaan yang lebih rendah daripada suku bunga kred it bank konvensional. Yang dimaksud margin keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan pertahun perhitungan margin keuntungan secara rutin, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari, perhitungan margin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan. Penentuan
profit
pada
pembiayaan
murabahah
adalah
ditentukan
berdasarkan kesepakatan awal antara nasabah dengan pihak bank. Pada pembiayaan konsumtif sepeda motor, dalam menentukan angsurannya, Bank
48
Syari'ah Amanah Sejahtera menggunakan metode marjin keuntungan flat, yaitu perhitungan maijin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun bald debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok. Untuk besarnya margin keuntungan pada pembiayaan konsumtif sepeda motor di Bank Syari'ah Amanah Sejahtera, masih mengacu pada kondisi tingkat suku bunga rata-rata dipasaran atau bank konvensional. 2 Karena persaingan yang cukup ketat antar bank, maka bank syari'ah amanah sejahtera harus dapat memahami harga-harga yang berlaku dipasaran, agar nantinya konsumen merasa tertarik untuk melakukan pembiayaan di bank Syari'ah Amanah Sejahtera, karena dirasa Jebih nyaman dan harga maupun keuntungan yang didapat tidak kalah jauh dengan yang dipasaran, prosentase margin keuntungan yang diambil oleh bank Syari'ah amanah Sejahtera antara 14%-16% bahkan mungkin bisa lebih t~rgantung
pihak yang di biayai selain itu juga melihat persaingan di luar, tapi
yang Jazim diterapkan dalam memperoleh marjin pada pembiayaan ini adalah 16%. Selain itujuga, sistem penentuan uang muka masih tergantung pasaran. Harga beli - Uang Muka Net= Pokok Utang Pokok Utang = harga Jual - Margin Margin
2
= Pokok Hutang
x % Margin
Wawancara khusus dengan bagian ka legal dan adm. Legal, Bpk. Mukhlas Widodo.
49
Margin PokokHu tang
---~--xi
(
. 00% = %A1 argm
Margin+PokokHutangJ = A ngsuranp erbulan Jangkan1aktu
C. KEBUAKAN DAN I'ROSEDUR
1. KEBIJAKAN I'EMBIAY AAN Disamping pembiayaan modal kerja dan investasi. bank Syari'ah juga memberikan pembiayaan konsumtif berupa pembiayaan kendaraan bermotor yaitu sepeda motor dengan beketjasama dengan dealer. Pada pembiayan ini sector usaha yang dibiaya adalah : a. Karyawan/pegawai negeri/swasta dengan penghasilan tetap setiap bulan. b. Kepala sekolah/guru negeri dan swasta dengan penghasilan tetap setiap bu Ian. c. Pengusaha/wiraswasta. Jangka waktu dan cara pembayaran angsuran : a. Jangka waktu minimal 1 I bulan dan maksimal 35 bulan. b. Pembayaran angsuran adalah bulanan sesuai tanggal valuta. Untuk memudahkan pembinaan dan pengawasan terhadap nasabah, langgal
pencairan
pembiayaan
dilakukan
tanggal
s/d
27.
Biaya
adminstrasinya sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) per unit untuk
50
semua jenis kendaraan, dan yang bertanggung jawab atas pembiayaan sampai lunas adalah pemohon, suami/istri. Uang muka yang di bayarkan sudah termasuk biaya administrasi, polis asuransi dan materai, materai perjanjian dan premi asuransi selama masa perjanjian. Dalam
pembiayaan
ini
juga
dikenakan
denda
jika
terjadi
keterlambatan/jatuh tempo pembayaran. 1. Untuk keterlambatan pembayaran angsuran 3 hari dari tanggal valuta . dikenakan denda sebesar Rp.1.000,- per hari dan dimasukkan dalam rekening dana social. 2. Untuk keterlambatan dalam waktu 3 bulan dari tanggal valuta maka dilakukan penarikan kendaraan oleh bank. 3. Apabila sebelum jangka waktu 2 minggu setelah penarikan, nasabah membayar tunggakan maka kendaraan diserahkan kembali ke nasabah dan dikenakan biaya sebesar Rp. 500.000,-. 4. Setelah jangka waktu 2 minggu setelah penarikan kendaraan tidak ada pembayaran angsuran maka kendaraan akan dilelang oleh bank. Untuk menghindari resiko selama masa perjanjian, serriua nasabah diikutkan asuransi kendaraan (asuransi Jasindo) dan asuransi jiwa (asuransi beringin life syari'ah). Panitia pembiayaan yang bertugas melakukan pemeriksaan dan persetujuan atas usulan pembiayaan terdiri dari : account officer, kepala bagian marketing, bagian legal, bagian operasi, dan direksi.
51
2. PROSED UR PEMBIA YAAN Sebelum
melaksanakan
prosedur pembiayaan
yang
benar,
harus
dipahami bahwa kualitas pembiayaan sangat berpengaruh terhadap efektifitas pendapatan yang diharapkan, oleh karena itu kualitas ini harus dijaga agar jangan sampai menjadi pembiayaan bermasalah yang akibatnya bukan saja menyebabkan tidak efektifnya pendapatan akan tetapi lebih do.ri itu dapat menyebabkan kerugian bank karena tidak terbayarnya kembali dana bank yang ditanamkan dalam pembiayaan itu. Faktor-faktor penyebab masalah harus dihilangkan dan syarat-syarat yang sempurna merupakan bagian terpenting dalam proses pemberian pembiayaan dengan kata lain prinsip kehati-hatian (prudent) harus menjadi perhatian utama. Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah yang diberikan oleh
bank
mengandung
resiko,
sehingga
dalam
setiap
pemberian
kredit/pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah harus memperhatikan asasasas perkreditan/pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah yang sehat dan berdasarkan
prinsip
kehati-hatian.
Untuk
itu
sebelum
memberikan
kredit/pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap berbagai aspek, berdasarkan penjelasan pasal 8 ayat 1 dan ayat 2 undang-undang perbankan No. I 0 tahun 1998, yang mesti dinilai oleh bank sebelum mernberikan kredit/pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah adalah diantaranya melalui instrument ar.alisa the fives of
credit (5 C):
52
a. Character ( watak ) Bahwa calon nasabah debitur memiliki watak, moral, dan sifat-sifat pribadi yang baik. Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan dari calon nasabah untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya. lnformasi ini dapat diperoleh melalui riwayat hidup, riwayat usaha, dan infonnasi dari usaha-usaha yang sejenis. b. Capacity (kemampuan) Kemampuan calon nasabah untuk mengelola kegiatan usahanya, sehingga usahanya akan clapat be1:jalan dengan baik dan memberikan keuntungan, yang menjamin bahwa ia mampu melunasi utang kreditnya dalam jumlah dan jangka waktu yang ditentukan. Biasanya pihak bank akan melakukan penganalisaan pendapatan dari si nasabah. c. Capital (modal) Bank melakukan penelitian terhadap modal yang dimiliki ok:h pemohon pembiayaan. Hal ini, tidak hanya didasarkan pada besar kecilnya modal, tapi juga bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh pengusaha tersebut, sehingga segala sumber dapat berjalan secara efektif. d. Collateral (jaminan) Jaminan untuk persetujuan pemberian pembiayaan yang merupakan sarana penanaman
(back
up)
atas
resiko
wanprestasinya nasabah dikemudian hari.
yang
mungkin
te1jadi
atas
53
e. Condition of economy (kondisi ekonomi) Kondisi ekonomi secara umurn dan sector usaha pemohon perlu memperoleh perhatian dari bank untuk memperkecil resiko yang mungkin tetjadi akibat kondisi ekonomi tersebut. Selanjutnya penilaian suatu kredit/pembiayaan dapat dilakukan dengan analisis 4P, yaitu : a.
J)er«-.,'Onalif.v
Menilai nasabah dari segi kepribadianya atau tingkah laku sehari-hari maupun kepribadianya pada masa lalu. b. Pw7Jose
Mcngctahui lujuan nasabah dalam mengambil kredit, tcrmasukjenis krcdit yang diinginkan nasabah.
c.
Prospect
Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang, apakah usaha tersebut rnempunyai prospek atau sebaliknya. d. Payment
Bank harus mengetahui dengan jelas rnengenai kemarnpuan dari pernohon kredit/pembiayaan untuk rnelunasi utang dalam jumlah dan jangka waktu yang ditentukan. Untuk mendapatkan pernbiayaan konsumtif sepeda motm di bank Syari'ah Amanah Sejahtera, calon nasabah diharuskan melalui beberapa
proses sebagai berikut :
54
Permohonan pembiayaan, formulirnya diberikan oleh bagian CS, a. Formulir permohonan pembiayaan yang memuat tentang : data pribadi pernohon,
peke1jaan,
proposal
usaha,
tujuan
penggunaan,
data
penghasilan, penjarnin. b. Data pendukung yaitu : legalitas pribadi berisi foto copy KTP yang bersangkutan,
foto
copy
kartu
keluarga
(KK),
foto
copy
akta
nikah/keterangan cerai, foto copy keterangan kematian jika janda/duda, foto copy KTP penjarnin suarni/istri terbaru, foto copy KK penjamin, dan foto copy akta nikah. Untuk legalitas usaha berisi SIUP, NPWP, TOP jika ada. Dan yang terakhir adalah legalitas jarninan berupa foto copy sertifikat HOB, hak rnilik dilampiri clengan bukti pembayaran PBB terakhir, foto copy BPKB, STNK, kwitansi kosong yang telah clitandatangani oleh pemiliknya sebanyak 3 lernbar clan salah satunya bermaterai. 2
Penyelidikan berkas pinjarnan Setelah pihak bank menerima aplikasi pernbiayaan tersebut, maka AO melakukan penelitian secara mendalarn dan rnendetail terhadap berkas aplikasi yang diajukan. lni bisa dilakukan dengan cara: a.
Wawancara awal penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam.
b. On the spot, perneriksaan ke lapangan dengan rneninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
55
c.
Wawancara II, perbaikan berkas, pencocokan wawancara ke I dengan hasil on the spot apakah ada kesesuain dan mengandung kebenaran.
3
Keputusan kredit Untuk menentukan apakah kredil akan diberikan alau ditolak. Dalam tahap ini banyak aspek yang akan dinilai, yaitu : a. Aspek hukum Penilaian terhadap keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. b. Aspek pasar clan pemasaran Penilaian terhadap prospek usaha yang dijalankan oleh pemohon kredit untuk 111asa sekarang dan akan datang. c.
1\spek keuangan
Menilai data penghasilan nasabah yang dilampirkan dalam aplikasi pembiayaan. cl. Aspek tekn is/operasional
Menilai aspek teknis/operasional dari perusahaan yang mengajukan pembiayaan, misal lokasi tempat usaha dll. e. Aspek manajemen Menilai pengalaman dari perusahaan yang memohon pembiayaan dalam mengelola kegialan usahanya.
r.
Aspek sosial ekonomi
56
Untuk melakukan penilaian terhadap dampak dari kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang memohon kredit khususnya bagi masyarakat baik secara ekonomis maupun sosial. g. Aspek AMDAL Penilaian terhadap aspek AMDAL ini sangat penting karena merupakan salah satu persyaratan pokok untuk dapat beroperasinya suatu perusahaan. Oleh karena itu kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan pasti mempunyai dampak terhadap lingkungan baik darat, air dan udara. 4
Penandatanganan akad pembiayaan/pe1janjian lainnya. Setelah
berkas disetujui
oleh
panitia pembiayaan,
kabag marketing
menugaskan kepada AO yang ditunjuk untuk membuat surat pemesanan barang kepada dealer. Tapi sebelumnya calon nasabah menandatangani akad pembiayaan, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. 5 Realisasi pembiayaan. Setelah bank memesan barang, dealer mengirim barang sesuai pesanan baik jenis kendaraan, maupun alamat pengiriman. Tanggal valuta adalah tanggal pembayaran bank ke dealer yaitu maksimal 2 hari ke1ja setelah barang dikirim. I 0 hari ke1ja setelah barang dikirim, AO meminta dealer untuk menyiapkan plat nomor dan STNK untuk diserahkan ke nasabah. 3 bulan setelah pengiriman barang, kabag marketing menugaskan AO untuk
57
mengambil BPKB ke dealer dan selanjutnya diserahkan ke bagian legal untuk disimpan sebagai jaminan. Realisasi ini cliberikan setelah penandatanganan akad pembiayaan dan suratsurat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank Syari'ah Amanah 6
S~jahtera.
Penyaluran atau penarikan dana Pencairan atau pengambilan uang clari rekening sebagai realisasi dari pemberian pembiayaan dan dapat cl iambi I sesuai ketentuan dan tuj•Jan kredit.
58
PROSEDUR PEMBIAYAAN
NASABAH
cs TIDA DATA LENG KAP TIDAKLAYAK AO
'1 IDAK LE GKAP
SURVEY& TAKSASI
LAY AK PROSES ANALISA
PEMERIKSAAN KABAG
"
T
AP
PERSETUJUAN DIREKSI DAN DEKOM BASIL PP
DITOLAK
DISETUJUI KABAG MARKETING
cs
KABAG MARKETil\fG
59
D. AKAD DALAM PEMBIA YAAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR Guna lebih mempe1:jelas transaksi antara pihak nasabah dan bank, serta mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan te1:jadi antara kedua belah pihak, maka dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor, dibuatkan akad secara tertulis, sesuai dengan firman Allah :
"Hai orang-orang yang beriman: jika kamu bermuamalah hutang-piutang untuk waktu yang ditentukan, maka kamu harus tulis..... " (Qs.Al-Baqarah :282)
Dan akad tersebut harus dipenuhi oleh kedua belah pihak, bank dan nnsabah, scsuai dcngan firrnan Allah :
''Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad pe1ja11jian itu" (Qs.AlMaidah : I /6)
Adapun materi akad jual beli murabahah, pada bank Syari'ah Amanah Sejahtera dalam bentuk pembiayaan konsumtif sepeda motor ini, terdiri dari 7 pasal, yaitu : I. Pasal I tentang bentuk pembiayaan dan penggunaanya, bank setuju untuk memberikan pembiayaan sepeda motor sesuai dengan pesanan nasabah, kemudian nasabah menyerahkan sepenuhnya kepada bank, dan bank akan
menyecliakan barang sesuai pesanan, juga di cantumkan harga pokok
60
pembelian, margin yang cliperoleh bank, harga jual, uang muka, serta keseluruhan jumlah utang nasabah. 2. Pasal 2 ten tang jangka waktu, angsuran clan biaya aclrninistrasi, yang mencakup tata cara pernbayaran, berapa kali angsuran, clencla yang barus dibayar, serta biaya administrasi. 3. Pasal 3 tentang ja111inan, sebagai ja1ninan dalan1 pe1nbiayaan ini adalah kendaraan yang dibeli oleh nasabah. 4. Pasal 4 tentang peristiwa cedera janji, rnengenai hal-hal yang menyebabkan terjadinya peristiwa cederajanji. 5. Pasal S tentang hukum yang mengatur, sesuai dengan ketentuan hukurn Indonesia. 6. Pasal 6 tentang pilihan hukurn, dipilih di kantor panitera pengadilan Negeri Gresik. 7. Pasal 7 tentang ketentuan tambahan, hal-hal yang belurn dicanturnkan dalam pe1janjian ini, akan diatur sesuai kesepakatan bersarna. Dalam rnateri selanjutnya juga dicanturnkan tentang pernyataan pinjam pakai, yang menyatakan bahwa nasabah hanya meminjam pakai kendaraan tersebut kcpada pihak bank.
61
E. ANALISIS TERHADAP AKAD PEMBIA VAAN Pada bab ini, penulis akan menganalisa pasal-pasal yang berkenaan dengan akad pembiayaan konsumtif sepeda motor, ditinjau dari hukum
Islam.
Sebelumnya ada beberapa ha! yang perlu dianalisa oleh penulis, yaitu mengenai : I. Mekanisme pemesanan barang, banyak bank Syari'ah yang melakukan transaksi murabahah, seperti pembiayaan konsumtif sepeda motor, dengan menyerahkan uang ke;iada nasabah (bukan barang yang dipesan) dengan alasan bank Syari'ah memberi kuasa untuk membeli barangnya sendiri, ha! inilah yang menjadi alasan masyarakat menilai bank Syari'ah tidak berbeda dengan bank konvensioanal. Ketentuan fatwa DSN No.4/DSN-MUI/IV/2000, ketentuan pertama butir 9 disebutkan "jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membel i barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah ha!"'1s dilakukan setelah barang dibeli, jadi secara prinsip baning tersebut menjadi milik bank". 3 Bukan suatu ha! yang salah apabila bank Syari'ah mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, tetapi akad yang di pakai dalam transaksi ini adalah akad wakalah, pada akad ini hutang nasabah adalah sebesar uang yang diterima dari pihak bank, berbeda dengan transaksi murabahah, dimana dalam transaksi jual beli murabahah setelah akad murabahah ditandatangani, maka yang terhutang adalah sebesar harga jual, yaitu harga perolehan barang ditambah keuntungan yang dis~pakati. Banyak bank-bank Syari'ah yang belum melaksanakan sepenuhnya akad murabahah ini dalam praktek pembiayaanya, banyak yang masih mengarah 3 Wiroso, SE,MBA, Jua/ lieli ,\furabahah, (Yogyakar!a: Ull Press, 2005), eel-I, h.68
62
pada akad wakalah. Tapi pacla bank Syari'ah Amanah Sejahtera, berdasarkan analisa
penulis,
untuk
pembiayaan
konsumtif sepeda
motor
suclah
menggunakan akad murabahah sesuai clengan ketentuan Syari'ah. Hal ini juga telah disebutkan dalam surat
pe~janjian
murabahah pada pasal I ayat I clan
ayat 2, bahwa bank setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan berupa talangan dana kepada nasabah untuk pembelian sepecla motor, untuk pe1 .ibel ian/pengadaan kendaraan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada bank, jadi bank yang bertanggung jawab ntas pengadaan kendaraan tersebut, nasabah tidak membeli sendiri. Jadi dapat disimpulkan, untuk masalah pengadaan barang dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor di bank Syari'ah Amanah Sejahtera sudah sesuai dengan akad murabahah. 2. Dalam pengadaan sepeda motor, bank melakukan pembelian kepada pemasok atau dealer. Dimungkinkan dalam pembelian ini supplier memberikan diskon alas pembelian tcrscbut. Pacla prinsipnya diskon adalah milik nasabah, clan harga pokok sepeda motor tidak termasuk diskon, hal ini sesuai dengan fatwa DSN No.16/DSN-MUI/X/2000. tapi dalam konsep yang cliberikan oleh bank Syari'ah Amanah Sejahtera, tidak mencantumkan dengan jelas mengenai adanya diskon ini, dan ticlak ada ketentuan pasti mengenai diskon ini, padahal salah satu yang membeclakan bank Syari'ah dengan bank konvensional adalah aclanya transparansi, sclain ilu juga dalam bank konver1sional diskon yang diterima dari pemasok menjadi pcndapatan bagi bank konvensional, dalam bank Syari'ah, diskon menjadi milik nasabah, apabila diskon clari pemasok ditcrima setelah akad murabahah clilakukan, maka pembagian cliskon clibagi
63
antara bank dengan nasabah sesuai kesepakatan. Penulis menyimpulkan, bank Syari'ah Amanah Sejahtera, belum dijelaskan secara transparan tentang pembagian diskon. 3. Pada pasal 2, ayat 4 pada surat petjanjan murabahah, bank Syari'ah Amanah Sejahtera, mewajibkan kepada nasabahnya membayar biaya-biaya lain, yaitu biaya administrasi, premi asuransi, polis asuransi dan materai. Keempat mazhab (Syafi' I, Hanafi, Hambali dan Maliki) membolehkan pembebanan biaya langsung yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga. Tapi mereka (ke empat mazhab) sepakat tidak membolehkan pembebanan biaya langsung yang berkaitan dengan peke1:jaan yang semestinya dilakukan penjual maupun biaya langsung yang berkaitan dengan hal-hal yang berguna. 4 Ke empat mazhab juga membolehkan pembebanan biaya tidak langsung yang dibayarkan kepada pihak ketiga dan peke1jaan itu harus dilakukan oleh pihak ketiga. Bila ha] ini clilakukan oleh si penjual, mazhab Maliki tidak membolehkan pembebananya, sedangkan ketiga mazhab Jainnya membolehkannya. Mazhab yang empat sepakat ticlak membolehkan pembebanan biaya tidak langsung bila tidak menambah nilai barang atau tidak berkaitan dengan hal-hal yang berguna. Penulis setuju dengan
pendapat ke
empat mazhab diatas
mengenai
pembebanan biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli. Mengenai pembebanan biaya tidak langsung yang dibayarkan kepada pihak
"1\diwarn1an Karitn, Bank Isla1n Analisis Fiqih Dan Ke11angan, (Jakartra: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004), cet-l,h.223
64
ketiga yang dilakukan olch pihak penjual, penulis sepakat clengan pandapat ke tiga mazhab (Syali'I, 1-Ianali, dan I-lambali). 4. Dalam penentuan profit dalam pembiayaan konsumtf sepeda motor, bank Syari'ah Amanah Sejahlera masih mengacu pada bank konvensional, dalam penentuan rate pembiayaan Syari'ah adalah metode going rate pricing, menggunakan tingkat suku bunga pasar sebagai benchmark (rujukan). Karena dalam
kenyataanya,
bank
Syari'ah
juga
berkompetisi
dengan
bank
konvensional. Misal perumusan matematika. Dalam ha! ini halal haramnya suatu
lransaksi
tidak
tergantung
pada
rumus
matematiknya,
karena
scsungguhnya rumus terscbul hanyalah alat saja. Suatu yang halal tetap halal, baik bila diukur dcngan metode prosentase alaupun tidak. Jadi yang perlu dicermati bukan hasil akhir yang mcnghaslkan prosentase, namun komponen dan proses untuk mcnghasilkan prosentase tersebut. Dalam menentukan maijinnya, bank Syari'ah Amanah Sejahtera, menggunakan metode flat, perhitungan dengan sistem flat akan menghasilkan porsi pokok dan bunga merata, tetapi merata dan tetap belum tentu perhitungan sistem flat. Pedoman Akuntansi Perbankan Syari'ah Indonesia (PAPS!) tidak mempersoalkan bagaimana cara perhitungan keuntungan, tapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa keuntungan yang disepakati tidak merugikan pihak yang satu dengan yang lain dan tidak ada yang teraniaya alas kesepakatan tersebut.
BABV
PENUTUP
A. KESIMPULAN Sislem Syari'ah dalam perbankan Syari'ah pada masa sekarang ini lelah banyak diterapkan, karena dinilai sislem ini lebih baik daripada sistem yang di terapkan dalam perbankan konvensional. Tidak heran jika pada masa sekarang banyak bank-bank Syari'ah bermunculan, termasuk bank perkreditan rakyat Syari'ah Amanah Sejahtera yang berlokasi di kecamatan Cerme, kabupaten Gresik. Bank ini adalah BPR pertarna yang menggunakan sistem Syari'ah. Sislem Syari'ah adalah sistem yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, berbeda dengan sislem yang d iterapkan pad a bank konvensional, seperti adanya unsur bunga, sedangkan pada bank Syari'ah adalah bagi hasi!, selain itu kebijakankebijakan yang diterapkan pun berbeda. Bank Syari'ah Amanah Sejahtera, sebagai BPR Syari'ah pertama di kabupaten Gresik, banyak memberikan manfaat kepada masyarakat setempat. Diantaranya adalah dengan adanya pembiayaan konsumtif Sepeda motor sebagai salail satu bentuk dari pembiayaan dengan akad murabahah. Konsep dari pembiayaan ini adalah memberikan pembiayaan dalam bentuk pembiayaan konsumtif berupa sepeda motor, dimana motor ini digunakan sebagai kebutuhan pribad i bukan untuk usaha. Pada pembiayaan ini bank memberikan pinjaman
66
dana, yang kemudian dana ini akan digunakan untuk pengadaan barang yang sudah dipesan oleh nasabah, bank bekerjasama dengan pihak supplier, untuk pengadaan barang sesuai pesanan, clan bank bertanggung jawab sepenuhnya atas pengadaan barang tersebut, akad yang di pakai adalah akad pembiayaan
Murabahah. Keuntungan yang diperoleh bank adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, nasabah dan bank. Untuk mendapat pembiayaan ini nasabah harus melalui beberapa prosedur, selain itu juga ada beberapa ketentuanketentuan yang harus di laksanakan oleh nasabah. Ada beberapa ketentuan di bank Syari'ah Amanah Sejahtera, berkenaan dengan pembiayaan konsumtif sepeda motor, yang masih memerlukan analisis lebih lanjut, seperti masalah akad-akad yang digunakan, masalah penentuan profitnya, ataupun hal-hal lainnya. Karena seperti kita ketahui, tidak semua yang diterapkan di bank Syari'ah sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Syari'ah. Dalam akadnya disebutkan bahwa bank memberikan pembiayaan sepeda motor sesuai dengan pesanan nasabah, clan nasabah menyerahkan sepenuhnya untuk pengadaan barang tersebut, selain itu juga dicantumkan marjin yang diperoleh oleh pihak bank yang sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. lni berarti sudah sesuai dengan akad pembiayaan murabahah. Dalam prakteknya, bank Syari'ah boleh mengacu pada bank konvensional, karena memang dalam realitasnya bank Syari'ah harus mampu bersaing dengan pasaran maupun perbankan konvensional.
67
Jadi pada intinya, pembiayaan konsumtif sepeda motor, pada bank Syari'ah Amanah Sejahtera merupakan salah satu bentuk produk penyaluran dana, dan termasuk transaksi jual beli dengan akad murabahah, yang pembayarannya dilakukan secara angsuran, dengan keuntungan yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Diharapkan, bank-bank Syari'ah, kedepannya dapat lebih maju dan lebih bisa
memasyarakat,
sehingga
tidak
kalah
saingan
dengan
perbankan
konvensional. Seperli kita kctahui, mayoritas penduduk Indonesia bcragama Islam, maka selayaknya sistem ekonomi yang kita pakai pun harus sesuai dengan Syari'at Islam, termasuk masalah perbankan.
B. SARAN-SARAN Dihara 1Jkan untuk kedepannya, bank Syari'ah Amanah Sejahtera, tidak hanya menjadi pihak penyalur dalam pembiayaan
konsumtif sepeda motor,
khususnya, tapi bank Syari'ah Amanah Sejahtera sudah mampu menjadi supplier. Tentunya bankjuga harus mampu meningkatkan kualitasnya. 2
Lebih
memperhatikan
lagi
nilai-nilai
Syari'ah dalam setiap transaksi
perbankan, sehingga bank Syari'ah Amanah Sejahtera tetap mempunyai karakteristik sebagai perbankan Syari'ah. 3
Lebih mendisiplinkan dalam praktek pembiayaan, sehingga nasabah tidak meremehkan ketika mereka mempunyai tanggungan kepada bank, seperti diketahui bank Syari'ah berbeda dengan bank konvensional, rnioal dari segi
68
cara pengangsuran pembiayaan, dalam bank konvensional menggunakan earn
distrik, jika nasabah telat atau jatuh tempo dalam masalah pembayaran angsuran maka denda yang cliberikan, bunganya tiap hari akan semakin bertambah, tanpa melihat konclisi nasabah, berbeda dengan bank Syari'ah, pembayaran
angsurannya
bcrsifat
lunak,
jika
te1jacli
kelerlambatan
pembayaran, maka tetap akan cl iberikan denda, tapi denda ini jumlahnya kecil Rp.1000,-/hari, dana pun masuk kedana sosial, tidak masuk ke pendapatan bank, bahkan kadang nasabah pun ticlak di tarik denda karena melihat kondisi. Dari sinilah kaclang malah di manfaatkan oleh nasabah yang kurang bertanggung jawab, karena dirasa denda yang tidak begitu memberatkan, dan sistemnya lunak, kadang malah nasabah meremehkan masalah pembayaran.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur'an dan Terjemah
Arifin, Zainul, Mcmahami Bank Syari'ah: Lingkup Peluallg, Tantangan clan Prospck, Alvabet, Jakarta, 2000 Firdaus, M. NH, Konsep clan Implementasi Bank Syari'ah, Edukasi Pro/·essional Syari'ah, lembaga penerbit Renaisan anggota !KAP!, Jakarta, 2005. Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih clan Kenangan, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004. Kashmir, SE., MM. Bank clan Lembaga Keuangan Lainnya, PT.Raja Grafindo Utama, .Jakarta, 2002 . ............ Dasar-Dasar Perbankan, PT.Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002.
Muslehuddin, M. Sistem Perbankan Dalam Islam, Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
Sudarsono Heri, Bank clan Lembaga Keuangan Syari'ah, EKONISIA, Yogyakarta, 2003. Sumitro Warkum, SH, MH. Asas-Asas Perbankan Islam clan Lembaga Terkait (Bamni clan Takaful) Di Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada, .Jakarta, 1997. Muhammad, dosen Islamic business school, Sistem clan Proseclur Operasional Bank Syari'ah, (Ull press, Yogyakarta, 2000). Antonio, M. Syafi'I, Bank Syari'ah Wacana Ulama clan Cenclekiawan, Tazkia Instate, Jakarta, I 999 ............... Bank Syari'ah dari Teori Ke Praktek, Gema lnsani press, Jakarta 2001.
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, LPFEUl, Jakarta 1999.
70
Aminah, Siti, "Konscp Murabahah dalam Bank Syari'ah dan Krcdit Modal Kerja dalam Bank Konvensional'', skripsi sm:jana agama, perpus fak Syari'ah UIN, Jakarta, 2002 Purwataatmadja, Karnaen, H. Drs, Membun1ilrnn Ekonoml Islam Di Indonesia, depok usaha kami, Jakarta, 1996. Hamidi, H.Luthfi, Jejak-jcjak Ekonomi Syari'ah, senayan abadi publishing, Jakarta, 2003. Training and Consulting SJrnria Banking, PT.Rafa Prima Consulting, Jakarta, 2006
Hennansyah, SH., M.Hum, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, prcnada media, Jakarta, 2005. Perwataatmadja, Karnacn, H. Drs. Dan Antonio, Syafi'l, M. Apa clan Bagaimana Bank.Islam, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1992. briefcase book eclukasi professional Syari'ah, Konsep dan Implcmentasi Bank Syari'ah Edukasi Profesotrnl Syari'ah, Renaisan anggota !KAP!, Jakarta, 2005. Haroen, Nasrun, H. Dr. Fiqih Muamalah, Gaya Media Pratam:i, Jakarta, 2000.
Hasan, Ali, M. llarbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqih Muanrnlah}, PT.Raja Gralindo Persada, Jakarta, 2003. K. Lubis, Suhrawardi, Hukum Ekonomi Islam, sinar grafika, Jakarta, 2004.
Hosen, M.Nadratuzzaman, Ir.I-I.MS, ME, Ph.D, Buku Salm Lembaga Bisnis Syari'ah, PKES (pusat komunikasi ekonomi Syari'ah}, Jakarta, 2006. K.Lubis, Suhrawardi, Hukum Ekonom Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2004.
Supramono, Gato!, SH, Pcrbankan dan Masalah Krcdit, Suatu Tinjauan Yuriclis, Djambatan, Jakarta, 1997. Usman,
Rachmadi,
SH.
Aspek-Aspck
Hukum
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
Pcrbankan
Di
Indonesia,
71
Zulkfli, Sunarto, Panduan Transaksi Perbankan Syari'ah, Zikrul Hakim, Jakarta, 2003. Sarkaniputra, Murasa, "Parnmeter Akad dan Pengawasan dalam Transaksi Ekonomi Syari'ah" ahkam : jurnal syari'ah, hukum dan pranata social, 2001. Wiroso, SE,MBA, Jual Beli Murabahah, UJI Press, Yogyakarta, 2005.
Buku Pedoman Bank Perkrcditan Rakyat Syari'ah Am:mah Sejahtera, Gresik, 2006. Pelatihan Aspck Legal Bank Syari'ah, PT.Rafa Prima Consulting, Jakarta, 2006.
l'T. B.\\1.,: l'l·:IU(REDITA!\ IL\l(YAT S\'ARl'All
A!VIANAH SEJAHTERA JL Rll~ll Ccrrnc Kid1d !,,18 C\~nnc ·· Cin:sik 6117! rc!p. ((n 1) 799()(1,)0. 7992077. 799?.()7g 1·';1\..
(0) l) 7(11)2077
SURAT KETERANGAN Nomor : 093 /BP RS-AS I PERS I IX I 2006
Dengan ini bagian personalia PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari'ah Amanah Sejahtera menerangkan bahwa : Nama
: SITI KHASANAH
NIM
: 103046128281
Pendidikan
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fak I Jurusan
: Syari'ah dan Hukum I Muamalah Perbankan Syari'ah
Telah melaksanakan penelitian dari tanggal 15 Mei s/d 26 Mei 2006 untuk memenuhi persyaratan pembuatan skripsi dengan judul :
"TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR (STUDI KA.SUS BPRS AMANAH SEJAHTERA DI KECAMATAN CERME KAB. GRESIK)" Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
Gresik, 29 Mei 2006
PT. B '.~~~~:i'ah Amanah Sejahtera ·'"·~'~
usani, SE Kabag. Personalia
BERITA WAWANCARA NAMA
: MUKHLAS WIDODO, SH
JABATAN
: KA. LEGAL DAN ADM. LEGAL
TANGGAL
: 25 MEI 2006
I. Sejak kapankah BPRS Amanah Sejahtera didirikan? Jawab : BPRS Amanah Sejahtera mulai beroperasi pada tanggal 2 Januari l 9Y6 yang berkantor di JI.Raya Cerme Kidul, Gresik. Dan diresmikan sebagai BPR Syari'ah pertama di kabupaten Gresik pada tanggal 13 Juli 1996. 2. .\pakah di BPRS ini juga menawarkan produk-produk seperti yang di tawarkan oleh bank-bank konvensional pada umumnya? Jawab : tidak semuanya, karena kita tahu bahwa tidak semua produk yang ada pada bank konvensional pada umumnya, sesuai dengan syari'ah Islam. 3. Mungkin bapak bisa menyebutkan macam-macam produk yang di tawarkan oleh BPRS Amanah Sc:jahtera? Jawab
produk
penghimpunan
yang
dana
kami
yang
tawarkan
meliputi
diantaranya
deposito
adalah
mudharabah,
produk tabungan
mudarabah dan tabungan wadi'ah. Untuk produk penyaluran dana meliputi pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, pembiayaan istishna', pembiayaan ijarah muntahia bittamlik dan pembiayaan Qard/Al Qardhul Hasan. 4. Jen is pembiayaan apa saia vang ditawarkan oleh BPRS Amanah
S·,iaht~rn?
Jawab : Menurut tujuannya jenis pembiayaan dibagi 3 yaitu pembiayaan modal ke1ja, piutang investasi dan piutang konsumtif 5. Produk apa sajakah yang ditawarkan dalam pembiayaan konsumtif di BPRS Amanah Sejahtera? Jawab : Oulu BPRS Amanah Sejahtera dalam pembiayaan konsumtif selain menawarkan sepeda motor, juga menawarkan barang-barang elektronik seperti HP , namun dalam perkembangan selanjutnya pihak bank hanya melayani pembiayaan konsumtif sepeda motor saja. 6. Metode apakah yang digunakan dalam perhitungan mmjin pada pembiayaan konsumtif sepeda motor di BPRS Amanah Sejahtera? Jawab : Dalam perhitungan maijin kami (BPRS Amanah Sejahtera) menggunakan metode perhitungan flat yaitu perhitungan matjin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun bald debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok. 7. Apakah penentuan prosentase suku bunga dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor masih mengacu pada suku bunga yang diterapkan di bank konvensional ataupun di pasaran? Jawab : Ya, Karena bagimanapun juga dalam prakteknya kita (bank syari'ah) tetap harus bisa bersaing dengan pasaran dan perbankan konvensional yang
ada.
8. Berapa persenkah suku bunga yang biasanya dipakai oleh BPRS Amanah Sejahtera dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor? Jawab : 14-16% tergantung jenis motornya juga pertimbangan persaingan (bank konvensional dan pasar). 9. Apakah ada prosedur-prosedur tertentu dalam pelaksanaan pembiayaan tersebut, terutama untuk pembiayaan konsumtif sepeda motor di bank Syari'ah Amanah Sejahtera ini? .lawab : Tentu, untuk lebih jelasnya anda bisa lihat dalam buku panduan PT. BPRS Amanah Sejatera. I0. Menurut anda, apakah konsep produk pembiayaan konsumtif sepeda motor di bank Syari'ah Amanah Sejahtera sudah sesuai dengan syari'ah Islam? Jawab : Kalau bicara tentang konsep, tentu saja semua !}roduk yang ditawarkan kami konsep secara Islami dan dalam prakteknya knmi berusaha secara maksimal untuk bisa melaksanakan sesuai konsep tersebut.
/'/' /J.f.\f.' J'J."111\//l:'/JI I~ I.\ Jl JI, l'. Ir\! !/ti' I If
.·1.\/.-L\',.(// sr:,1 r!IF!:'N. I
I Nuyoi Cermi· /\.id11/ /.'.\' C<"n11,• - c:r.·.,1'f. frlp/llJ/1 ."l'illf,.J
Bismillahirrli111aa11irra/Jii111
Nomor: 0150/MRB.2/V/2005 "Hai ora//J-orang yang beh'n1t111 pe1111hi/0J· ukad-akad pe1ja11jic111 itu " (Surat ·I I A4at1-idah I)
njian piutang Murabahah ini dibuat dan. ditandat;ingani tri Jum'at tanggal 13 Mei 2005 oleh dan antara
Nania labatan
: Ir. l-L An1at 0f'mar Asnar Direktur Utami PT. BPRS AMANAJ-1 SEJAHTET
yaug nantinya rncnja(··1 bagian pelunasan hutang tvturabahnh dari harga jua\ barang yang discpakati s~oagain1ana tersebut dalan1 pasal l (4) diatas, (6)
N:isabah n1enyatakan setuju dengan jun! be!i terscbut, d;1 11 setc!ah diperhitungkan dcngan uang 1nuka dari Nasabnh 1naka jun1lah hutang na!>abah kepada Ba1~k sc::iP.sar Rp. 15.942.500,~ dan akan diangSill" clalun1 ja'.1gka \Vaktu 35 bubn
(7)
Nasabab 1nengakui secara sah adanya hutang tcrsebut d::n l3;1nk n1cnerlnrn baik pcngaku
· Dalan1 ha! ini bertindaJ.. untuk dan ata!'> 11a1na i-' r. Bank Perkreditan Rakyat 3yariah ·~ Anu·nah :::\ejahtcra" berkedudukan di Kecan'rntan Cerme (untuk se!anjutnya discbut BANK). Jania ekerjaan da1nat 1ntuk se!anjutnya disebut sebagai NASABAH). Dalan1 ha! ini telah 1nendapat persetujuan dari sl:a1n1/ istrinya yaitu : ---
Bahwa, BANK da
NASA BAH re/ah seruj11 unf!•k 1a11data11ga11 da11 1nelaksa11aka11 sua111 Perjanjian 1 djual be!i sebag:li berikut; 1
Pasal 2 JANG KA WAKTU, ANGSURA' DAN BIA YA ADMINISTRASl (I) Pe1janjian ini dibuat untuk jangka \Vaktu 35 bu Ian 1erhitu1tg scjak rnngga! ditanda tanganinya pcrja11jian ini, liingga bcrakhir tanggal 13 A11ri! 2008 (2)
Pasal I 1 TUK PEMBIA'/AAN DAN PENGGUNAANNYA nk dengan iJd setuju untuk n1emberikan fosi!itas nbi~yaan ke·Jada Nasabah dalan1 bentuk talangan la untuk perr Jelian Sepeda 1notor sebagai berikul :
lv1erk I ]er.isl Tahun : Honda GL Max Th 2005 Namer R .ngka MHI UABE I25K. I 08340 No1nor ~'.esin UABEE.1105840 \Van1a Hitani biru (S"hnj:itnya dnpat juga disebut Barang) 1saba;1 n1enyerahkan sepcnuhnya Pcn1be!ian/ ngadt·Jn barang tcrscbut kcpada Bank dan okh rena· ya Bank akan mernfasilitasi atau 1ncnycCii1kan ran• sesuai pesanan nasabah.
NASABAI-I \vajib n1c!akukan pe111bayarun kc111b
{J) l\:n1bayaran kctnba!i I pclunasan Piut<111g
o!eh 1'1asabah kepada Bank akan dilakuka!l 1nelalui r~kcning tnbungan No. 02.302005 - OJ42 yang dibuka oleh dnn aws naina N;~sabuh di Bank, Jun dcng.an ini l'!ASJ\BAH 1ncnyaiakan 111e1uheri kuasa i\cpad:1 !lANK untuk Jl'1cndcbct rckening 1.c.rscbu! guna p;;n1bayuran ken1ba!i Piutang scrta biaya~biaya lai1u1y
ur·t pembelian/pengadaan barang tersebut, Bank J; .i mengelua'r ~an dnna seb~sar Rp, I 3.900.000 1:: .a dianggap seba&ai pokoK hutung Murabi.l~luh.
nk1111 dilie11a/a111 de11d11
fh:r lu1ri sebesar Rp. 1.000 1 ~ ( Si!.ribu r11piuli)
1
:~elah
ditan1bah n1argin keuntungan jual beli sebcsar 4.355.330 1- n1aka Ban~ 111enjual kcpada nasab~ih h'Jrga Rp. J 8.255.330,- yang akan dihayar sec:ira 1gsuran
:J,
~J
beli ini dlsertai dengan pen1berian U
NASAI3Ai f di\vajibk'.i!l n1c1nbayar biaya s';bagai berikut: a. b. c.
biay.i
I3iaya Adn1inistrasi sebcsar Rp. I 00.00!l,Prc1ni asur;111si kcnd;iraan Rp. 563_ 170,~ Polis Asur:insi d:1n !Vl;l!!..!nii Rp. 2:LOOO,-
/Vaktu ej'ektij"di111uloi11ya
11/!ISU
per/G11gg1111go11 11rlolali
:.-ere!ahjangka / 111i11gg11 sejak d.'ferin1a11yo B!lrong
'I
ua bukti yang dikcluarkan oleh DANK atau anya adalah n1cn1pakan bukti yang SL1dah diakui NASAIJAll.
dan kctcnruan hukun1 yang· ber!:,k.u dan para pih
Pasal 3 lAM!NAN kcrnbali hutang menjamin petnbayaran kjpada !JANK, makn dengan ini NASABAII 1 kcndanian yang dibch dengan fasilitas ini kePada BANK atas dasar kepercayaan ( :h karenanya Nasabah dengan ini 1ncnya1aka11 iran tersebut ada!ah bak 1nilik Bank dan Nasab;1h ai pe1nakai saja ams dasnr perjanjian pinjan1 pakai
Pasal 4 PERISTIWA CIDER.A JANll
Hal-ha! !ain yang beiun1 c,ukup diatur dalarn pcijanjian ini, akur~ diatllr berdasarkan ki:sepak<:tnn kedua Del ah plhnk k~ dalain s•Hat J akta yang 1ncrupai.an satu kcsatuan dengan Pr.:rjanji:in ini. De111ikia11L:ih Pi.::1janji::in ini dibuat dar, dita1hl>1';1ngani pada hai i dan tanggal scbagairnana Cicantun1kt1n di atas.
Na~abah
la terjadi hal-hal diba\vab ini ( setiap k1,.·jadi;!n c·bcltHn dan sesudah ini tY1asing-1nasing :;l'c.ra Jiau secan1 bersarna-sa1na disebut Sl'bag;1i 'idcra Janji").
an NASAI3A!-I untuk n1el<1ksan;1k;1n Jannya incnurut Pcrjanjian ini untuk !llL'lllhay;u :i nngsuran tepat p
PI 8PttS A(NAI I SEJAI I I LI(,\ J),icks1
\
/
~
l.
Pasal 5
HUKUM YANG /v,ENGATUR ian ini diatur oleh dan ditafsirkan scsua1 deng.111
kun1 Indonesia. Pasn ! 6
P'.LIHAN HUKUM >engketa yang ti111bu!, yang adu hubu11g11n11y.i nj\an ini, akun diselcsaikan 1nenunlt P;osedlir
Saksi -- Saksi