TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : HARTATIK B09 023
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012 i
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012
Diajukan oleh :
HARTATIK NIM : B09.023
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
ii
Juli 2012
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh : HARTATIK NIM B09.023
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal :
iii
Juli 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini“. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3.
BPS Dyah Sumarmo, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam penganbilan data.
4.
Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
5.
Seluruh ibu hamil di Desa Kuncen Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yang bersedia menjadi responden.
iv
6.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Juni 2012
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Hartatik B09 023 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI BPS DYAH SUMARMO DESA TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012 xiii+ 52 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu bayi menyusu sendiri segera setelah lahir, Sebenarnya bayi manusia seperti bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini yaitu bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stress, pernafasan dan detak jantung lebih stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi. Sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada putting ibu akan merangsang pengeluaran hormone oxytosin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga dapat mengurangi perdarahan. Tujuan: Adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini. Penelitian ini dilaksanakan di BPS Dyah Sumarmo Boyolali pada tanggal 30 Mei-23 Juni 2012. Populasi sebanyak 35 orang, dengan jumlah sampel 35 responden, Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh, Instrumen penelitian adalah kuesioner, variable tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini yaitu pengetahuan baik berdasarkan tabel dapat dilihat tingkat pengetahuan ibu tentang IMD yaitu baik sebanyak 6 responden (17,2%), pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) dan pengetahuan kurang 9 responden (25,7%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini terbanyak pada kategori cukup yaitu sebanyak 20 responden (57,1%) dan hal ini dipengaruhi oleh umur, lingkungan, pendidikan dan pengalaman. Kata kunci Kepustakaan
: Pengetahuan, ibu hamil, Inisiasi Menyusu Dini : 38 Literatur (tahun 2000-2010)
vi
MOTTO
Hidup adalah suatu perjuangan yang didalamnya banyak rintangan untuk menuju ke suatu kesuksesan (penulis). Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6 ). Jadikan setiap yang kita lakukan adalah ibadah dan lakukan itu semua dengan ikhlas untuk mencapai Ridho-Nya (penulis). Dengan senyum, maka semua pekerjaan yang berat akan menjadi lebih ringan maka lakukan semua hal dengan tersenyum (penulis).
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada : Ayah dan bunda tercinta terima kasih atas do’a restu dan cinta kasihnya selama ini. Adikku tercinta yang selalu memberikan semangat setiap langkahku. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Hartatik
Tempat/Tanggal Lahir
: Tanjung Raja,18 Mei 1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Srimenanti No.77 RT.2 RW.1 Srimenanti, Tanjung Raja, Lampung Utara.
Riwayat Pendidikan 1. SD N 03 Tanjung Raja, Lampung Utara
LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 03 Tanjung Raja, Lampung Utara
LULUS TAHUN 2006
3. SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009/2010
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
CURICULUM VITAE ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .................................................................
6
E. Keaslian Penelitian .................................................................
7
F. Sistematika Penelitian ............................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................
10
1. Pengetahuan .....................................................................
10
2. Kehamilan ........................................................................
15
ix
3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ..........................................
18
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inisiasi Menyusui
BAB III
BAB IV
BAB V
Dini...................................................................................
26
B. Kerangka Teori.......................................................................
30
C. Kerangka Konsep ...................................................................
31
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
32
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..............
33
D. Instrumen Penelitian ..............................................................
34
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
38
F. Variabel Penelitian .................................................................
38
G. Definisi Operasional Variabel ................................................
39
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................
39
I. Etika Penelitian ......................................................................
42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ...................................................................
44
B. Hasil Penelitian ......................................................................
44
C. Pembahasan ............................................................................
46
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
50
B. Saran.......................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Tentang Inisiasi Menyusui Dini ...............
35
Tabel 3.3
Definisi Operasional Penelitian ...............................................
39
Tabel 4.1
Mean dan Standar Deviasi .......................................................
44
Tabel 4.2
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali ...........................
45
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................
30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .....................................................................
31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Validitas Lampiran 6.Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 8.Surat Permohonan Responden Lampiran 9. Informedconsent Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Data Kuesioner Pengetahuan Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 14. Mean dan Standar Deviasi Lampiran 15.Hasil Data Pengetahuan Kuesioner tentang Inisiasi Menyusui Dini Lampiran 16.Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemberian ASI satu jam pertama kelahiran dapat menurunkan angka kematian bayi. Program “Inisiasi Menyusu Dini” dapat menyelamatkan sekurang-kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan pertama kelahiran, sebanyak 22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan dari sekitar 40% kematian, ini berarti inisiasi menyusu dini mengurangi angka kematian balita sebanyak 8,8% (WHO, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan di Ghana pada tahun 2006 menunjukkan 22 persen kematian bayi yang baru lahir dapat dicegah dengan pemberian ASI satu jam pertama kelahiran (Roesli, 2008). Angka Cakupan ASI Eksklusif 6 bulan menurut Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 menunjukkan 32,3%, masih jauh dari rata-rata dunia yaitu 38%. Saat ini bayi kurang dari 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Di Jawa Tengah pemberian ASI eksklusif adalah 34,53%, di Semarang 13,49% tahun 2006 menurun menjadi 7,74% tahun 2008 (Depkes, 2008). Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk
1
2
menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara melakukan Inisiasi Menyusu Dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008). Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan, tetapi pada usia 30 menit harus di susukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI (Roesli, 2002). Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon Prolaktin (hormon pembuat ASI) akan turun dari sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih dan memperlambat pengeluaran kolostrum (Purwanti, 2004). Manfaat Inisiasi Menyusu Dini, bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres, pernafasan dan detak jantung lebih stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi. Sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang pengeluaran hormon oxytosin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga mengurangi perdarahan pada ibu dan membantu pelepasan plasenta. Bayi juga akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan posisi menyusu dan mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Suari, 2008). Banyak aspek yang mempengaruhi pelaksanaan praktek Inisiasi Menyusu Dini (IMD) antara lain adalah ibu menyusui menghadapi banyak
3
hambatan yang berhubungan dengan pelayanan yang diperoleh di tempat persalinan (Septiari, dkk, 2006), dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga di rumah, banyaknya ibu yang belum dibekali pengetahuan yang cukup tentang manajemen laktasi, pengaruh budaya dan norma yang berkembang di kalangan anggota keluarga, rekan dan masyarakat secara umum (Dinkes, 2005). Sedangkan menurut Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (2007), masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan akan pentingnya ASI serta gencarnya promosi susu formula. Hal ini juga didukung oleh pernyataan UNICEF yang menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar, serta pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh para produsen susu formula, merupakan faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orang tua didalam memberikan ASI (UNICEF, 2007). Menciptakan kebiasaan pemberian ASI yang baik sejak menit pertama bayi baru lahir sangat penting untuk kesehatan bayi dan keberhasilan pemberian ASI itu sendiri, menyusui yang paling mudah dan sukses dilakukan adalah bila ibu sendiri sudah siap fisik dan mentalnya untuk melahirkan dan menyusui, serta bila ibu mendapat informasi, dukungan, dan merasa yakin akan kemampuannya untuk merawat bayinya sendiri. Keberhasilan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) juga sangat dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan dan motivasi bidan/dokter penolong persalinan itu sendiri (Rahajuningsih, 2005).
4
Keberhasilan menyusu dini banyak dipengaruhi oleh sikap dan perilaku petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang pertama kali membantu ibu selama proses persalinan. Selain itu keberhasilan ibu menyusui juga harus didukung oleh suami, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat. Oleh karena itu sikap dan perilaku petugas kesehatan khususnya bidan yang didasari pengetahuan tentang IMD, besar pengaruhnya terhadap keberhasilan praktek IMD (Siregar , 2008). Penelitian di Jakarta pada tahun 2003 menunjukan bahwa bayi yang diberi kesempatan melakukan inisiasi menyusu dini prosentase masih menyusunya bayi tersebut pada usia 6 bulan adalah 59% sedangkan bayi yang tidak di beri kesempatan inisiasi menyusu dini prosentase masih menyusunya hanya 19% dari hasil penelitian ASI eklusif tetapi juga dapat menyelamatkan nyawa bayi (Fikawati dan Syafiq, 2003). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Dyah Sumarmo didapatkan data ibu hamil yang melakukan kunjungan pada tahun 2011 sebanyak 98 orang. Data terakhir pada bulan Januari - Pebruari sebanyak 35 orang. Dari studi pendahuluan ini Penulis berhasil melakukan wawancara kepada 8 orang ibu hamil untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini dengan hasil 5 ibu belum memahami tentang inisiasi menyusu dini dan 3 orang sudah cukup memahami inisiasi menyusu dini. Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil masih rendah, selain itu meskipun Inisiasi Menyusu Dini sangat penting tapi pelaksanaannya masih cukup rendah. Hal ini yang menarik
5
perhatian penulis untuk meneliti mengenai “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “ Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa
Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali?.”
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.
2.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini pada tingkat kurang.
6
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian kepustakaan mengenai Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Mrnyusu Dini .
b.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitianpenelitian atau kajian-kajian tentang Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.
2.
Bagi Diri Sendiri Memberikan Kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di institusi pendidikan pada ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.
3.
Bagi Institusi a. Bagi BPS Dyah Sumarmo Memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
inisiasi
menyusu
dini
sehingga
dapat
memberikan
pengetahuan dan pemahaman dan Memberikan bahan masukan bagi BPS Dyah Sumarmo dalam membuat kebijakan tentang praktik inisiasi menyusu dini. b. Bagi pendidikan Untuk memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian pada mata kuliah kebidanan khususnya pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.
7
E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa yang sudah dilakukan antara lain: 1.
Warsiti (2010), penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Pasca Persalinan tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian dengan desain deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian sebanyak 30 orang. Sampel dalam penelitian sebanyak 30 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara proposive random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan statistik deskriptif (Analisis univariat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai besar responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 16 responden (53.3%) dan sebagian kecil dengan pengetahuan rendah sebanyak 6 responden (20%). Data ini menunjukkan bawa ibu pasca melahirkan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar memiliki pengetahuan tinggi. Perbedaan penelitian ini terdahulu dengan sekarang yaitu lokasi
penelitian dan waktu penelitian dan responden dalam penelitian. Sedangkan persamaannya yaitu alat pengumpul data dengan kuesioner.
8
F. Sistematika Penulisan. Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 Bab secara berurutan meliputi : BAB I.
PENDAHULUAN Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah.
BAB II :
.
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan landasan teori dari masalah yang akan diteliti meliputi teori medis seperti pengetahuan, kehamilan, Inisiasi Menyusu Dini, faktor – faktor yang mempengaruhi Inisiasi Menyusu Dini, kerangka teori, kerangka konsep penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel, dan teknik
pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data, etika penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
9
BAB V :
PENUTUP Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikimya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek sebagian besar pengetahuan seseorang diproleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Ngatimin, 2004). b. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada
sebelumnya 10
setelah
mengamati
sesuatu,untuk
11
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan. 2) Memahami (Comprehension) Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang obyek yang diketahui tersebut. 3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami obyek
yang
dimaksud
dapat
menggunakan
atau
mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisa (Analisys) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan,
kemudian
mencari
hubungan
antara
komponen-komponen yang terdapat pada suatu masalah vatau obyek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap obyek tersebut. 5) Sintesis (sintesys) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari suatu komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
12
Dengan kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang
untuk
melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu obyek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Menurut Sari (2008), Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan secara umum adalah: 1) Umur Semakin
tua
umur
seseorang
maka
proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Menurut
Notoatmodjo
(2005),
bahwa
umur
mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang ingatanya semakin berkurang, segingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal. 2) Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu
13
faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan. 3) Lingkungan Lingkungan
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung
pada
sifat
kelompoknya.
seseorang
akan
memperoleh
Dalam
pengalaman
lingkungan yang
akan
berpengaruh pada cara berpikir seseorang. 4) Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. 5) Pendidikan Pendidikan pembelajaran
adalah
untuk
suatu
kegiatan
mengembangkan
atau
atau
proses
meningkatkan
kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan
14
mudah
tidaknya
seseorang
menyerap
dan
memahami
pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang
makin
semakin baik
pula
pengetahuannya. 6) Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. d. Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2009), Menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut: a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – SD < x < mean + 1 SD. c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD.
15
2. Kehamilan a.
Pengertian Masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2005). Masa mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu (Wiknjosastro, 2006).
b.
Masa kehamilan Menurut Anggraini (2010), masa kehamilan umumnya akan dilalui selama 40 minggu terbagi dalam 3 trimester kehamilan 1) Kehamilan pada trimester I Kehamilan pada usia 0 sampai 12 minggu 2) Kehamilan pada trimester II. Saat usia kehamilan memasuki minggu ke 13-27 minggu. 3) Kehamilan trimester III. Kehamilan saat mencapai usia 28-40 minggu.
c.
Tanda gejala kehamilan 1) Menurut Wiknjosastro (2006), tanda tidak pasti antara lain: a)
Amenorea/ tidak dapat haid
b) Mual muntah (nausea and vomiting) c)
Mengidam, sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d) Tidak tahan bau-bauan
16
e)
Anoreksia (hilang nafsu makan)
f)
Lelah/fatigue
g) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri 2) Tanda kemungkinan hamil a)
Perut membesar
b) Uterus membesar c)
Tanda hegar: konsistensi uterus lebih lunak
d) Tanda chadwik: warna vulva dan vagina lebih merah/agak kebiru-biruan e)
Tanda piscaseck: uterus membesar kesalah satu jurusan
f)
Suhu basal
g) PP tes positif 3) Tanda pasti /positif hamil a)
Terdapat gerakan janin ( pada primigravida dapat dirasakan ibu usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida umur 16 minggu).
b) Palpasi atau perabaan teraba bagian-bagian janin (20 minggu). c)
Adanya ballotemen ( lentingan dari bagian bawah janin).
d) Terdengar denyut jantung janin (DJJ) dengan memakai alat dopller dan stetoskop laennec pada kehamilan mulai dari 18-20 minggu.
17
e)
Dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin, tuanya kehamilan dan pertumbuhan janin dengan ultrasonografi.
d.
Komplikasi Kehamilan Komplikasi kehamilan menurut Wiknjosastro (2008), sebagai berikut: 1) Keguguran (aborsi spontan) dan kelahiran mati. Keguguran adalah kehilangan janin karena penyebab alami sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu, sedangkan kelahiran mati (stillbirth) kehilangan janin karena penyebab alami pada usia kehamilan mencapai lebih dari 20 minggu. 2) Kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) kehamilan di mana janin berkembang diluar rahim yaitu di dalam tuba falopi (saluran telur), kanalis servikalis (saluran leher rahim) dan rongga panggul maupun rongga perut. 3) Anemia, keadaan di mana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut O2) kurang dari normal. Selama hamil volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel darah merah dan hemoglobin yang sifatnya mencegah adalah normal. 4) Abrupsio plasenta dan plasenta previa. Abrupsio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam posisi normal pada dinding rahim sebelum waktunya yang terjadi pada saat kehamilan. Sedangkan plasenta previa di mana plasenta yang
18
tertanam di atas atau di dekat servik (leher rahim) pada rahim bagian bawah. Di dalam rahim plasenta bisa menutupi lubang serviks secara keseluruhan atau sebagian. Plasenta previa biasanya terjadi pada wanita yang telah hamil lebih dari satu kali atau wanita yang memiliki kelainan rahim misalnya fibroid. 5) Hiperemisis gravidarium salah satu komplikasi kehamilan di mana mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil yang dapat menyebabkan dehidrasi dan kelaparan. 6) Pre-eklamsi merupakan tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. 3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) a.
Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah menyusui bayi sesaat setelah Ibu melahirkan maka biasanya bayi akan di biarkan atau diletakkan di atas dada si Ibu agar sang anak dapat mencari puting ibunya sendiri (Kodrat, 2010). Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusui dini adalah bayi menyusu sendiri segera setelah lahir, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiiri (Roesli, 2008). Metode Inisiasi Menyusui Dini (IMD) diperkenalkan oleh Karen pada maret 2006, metode ini dilandaskan pada refleks atau
19
kemampuan bayi dalam mempertahankan diri, Karen menjelaskan bahwa bayi yang baru berusia 20 menit dengan sendirinya dapat langsung mencari puting susu ibunya (Karen, 2006). b.
Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 1) Menurut Suryoprajogo (2010), manfaat dari Inisiasi Menyusui Dini adalah sebagai berikut: a)
Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif akan menurunkan kematian.
b) ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak. Sehingga ASI tidak ‘merebut’ enzim anak. c)
Sering dikeluhkan ibu-ibu adalah suplai ASI yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan intake (permintaan si bayi tersebut). Jika diambil banyak, akan diberikan banyak. Sedangkan bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu
minggu
untuk
mengeluarkan
zat
yang
tidak
dibutuhkannya. d) Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan perdarahan.
20
e)
Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi
f)
Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi ririko perdarahan sesudah melahirkan
g) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi h) Mengurangi stres ibu setelah melahirkan i)
Mempertahankan suhu bayi tetap hangat
j)
Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung
k) Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal l)
Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi
m) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai menyusu n) Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi o) Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban) p) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu
21
q) Membantu
perkembangan
persyarafan
bayi
(nervous
system) r)
Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi.
2) Menurut Roesli (2008), manfaat menyusui dan keunggulan ASI antara lain: a)
Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal
b) Anak lebih sehat c)
Mempenagruhi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak
d) Inisiasi menyusui dini dapat membantu mengurangi kemiskinan
karena
inisiasi
menyusui
dini
dapat
meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif enam bulan dan lama menyusui, sehingga dapat menghemat biaya untuk pembelian susu formula. e)
Membantu mengurangi kelaparan karena Air susu ibu mampu memenuhi kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A45%, dan vitamin C 95%.
Keadaan ini akan
secara bermakna memenuhi kebutuhan. Hal tersebut dapat mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang berhenti yang umumnya terjadi pada usia ini.
22
c.
Manfaat kontak kulit ibu dan bayi Menurut Roesli (2008), Manfaat kontak kulit ibu dan bayi antara lain: 1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hyphothermia). 2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. 3) Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri ‘baik’ di kulit ibu. Bakteri ‘baik’ ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri ‘jahat’ dari lingkungan. 4) ‘Bonding’ (ikatan kasih sayang) antara ibu bayi akan lebih baik karena pada 1 – 2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. 5) Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal. 6) Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui.
23
7) Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada putting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. 8) Bayi mendapat ASI kolostrum – ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini. 9) Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, Ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah. d.
Keuntungan Menyusui bagi Ibu Menurut Roesli (2008), Keuntungan Menyusui bagi antara lain: 1) Mengurangi risiko kanker payudara (ca mamma) 2) Mengurangi risiko kanker indung telur (ca ovarium) dan kanker rahim (ca endometrium) 3) Mengurangi risiko keropos tulang (osteoporosis)
24
4) Metode KB paling aman 5) Mengurangi stress dan gelisah 6) Berat badan lebih cepat kembali normal e.
Cara melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Menurut Kodrat (2010), ada 5 tahap dalam melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yaitu: 1) Tahap pertama Meletakan bayi setelah lahir langsung di dada ibu tanpa dibersihkan, pada saat itu suhu badan ibu lebih tinggi satu derajat dari bayi.
Dari sini terlihat bahwa sang ibu dengan
otomatis akan membantu bayi untuk beradaptasi. Secara otomatis saat bayi kedinginan, suhu badan ibu jadi naik 2 derajat, dan saat bayi mulai kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat.
Setalah diletakkan di dada si ibu, biasanya si
bayi hanya akan diam selama 20-30 menit. Bayi akan baik-baik saja, bayi hanya sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan. 2) Tahap kedua Tahap kedua dilakukan setelah si bayi merasa lebih tenang, kaki sang bayi secara otomatis akan mulai bergerakgerak
seperti
hendak
merangkak,
gerakan
ini
ternyata
mempunyai makna tersendiri. Gerakan bayi menginjak-injak
25
perut ibunya di atas rahim bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu, tentu lama dari proses tergantung dari si bayi. 3) Tahap ketiga Biasanya bayi setelah menghentakkan kakinya maka sang bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, sebab bau tangan bayi sama dengan bau air ketuban, dan ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama dengan bau air ketuban. Dengan demikian bayi akan mulai bergerak mendekati puting ibunya, bayi akan menjilat-jilat dada si ibu. 4) Tahap keempat Setelah membersihkan puting ibunya maka bayi akan mulai meremas dengan tangan kecilnya itu, untuk merangsang ASI keluar. 5) Tahap kelima Setelah melewati empat tahapan iru maka tahap terakhir adalah bayi mulai menyusu. Walaupun ASI tidak keluar maka bayi akan tetap akan menyusu pda ibunya. Namun setiap bayi memang berbeda antara satu dengan yang lainya. Pedoman di atas untuk bayi pada umumnya.
26
f. Penghambat Inisiasi Menyusui Dini Menurut Roesli (2008), berikut ini beberapa yang dapat menghambat terjadinya kontak dini dengan kulit ibu dengan kulit bayi: 1) Bayi kedinginan (tidak sewajarnya) 2) Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya 3) Bayi segera diberikan Suntikan vitamin K dan tetes mata 4) Bayi segera dibersihkan, diamankan, ditimbang, dan diukur 5) Bayi kurang siaga 6) Kolostrum tidak keluar atau tidak memadai sehingga dibutuhkan cairan lain 7) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi (karena ibuibu biasanya beranggapan bahwa kolostrum itu adalah Asi basi) 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusui dini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusui dini pada ibu pasca melahirkan. Secara umum inisiasi menyusui dini berkembang seiring dengan tumbuhnya usia, pendidikan, jenis pekerjaan, paritas, informasi dan pendapatan. Berdasarkan penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusui dini adalah: 1) Pengetahuan Pengetahuan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap sesuatu obyek tertentu. Sebagian besar
27
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga dan pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tanpa menghiraukan dari mana datangnya pengetahuan tersebut. Jadi pada hakekatnya apa saja yang diketahui walaupun dari mimpi atau
berkhayal
panca
indera,
pikiran,
wahyu
dan
intuisi
(Notoatmodjo, 2010). Keberhasilan menyusui dini seseorang ibu dipengaruhi salah satunya
adalah
pengetahuan,
pengetahuan
ibu
yang
tinggi
mempunyai pengaruh positif terhadap pemberian ASI pada bayinya. Pengetahuan yang lebih banyak akan mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan lebih mantap (Hidayah, 2000). 2) Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi-informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup seharihari, khususnya tingkat pendidikan wanita sangat mempengaruhi kesehatannya (Mubarak, 2010). Pendidikan
yang
berbeda-beda
akan
mempengaruhi
seseorang dalam pengambilan keputusan. Ibu yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu ide baru dibandingkan dengan
28
ibu yang berpendidikan rendah sehingga informasi lebih mudah dapat diterima dan dilaksanakan (Maheswari, dkk 2008). 3) Umur Umur merupakan ciri dari kedewasaan fisik dan kematangan kepribadian yang erat hubunganya dengan pengambilan keputusan. Umur juga dapat didefinisikan dengan lamanya kehidupan ibu, dihitung sejak tahun kelahiran sampai saat penelitian dilakukan. Mulai umur 21 tahun secara hukum dikatakan mulai masa dewasa. Batasan umur ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan kematangan mental dan emosional seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin dikatakan belum dewasa. Umur yang baik untuk hamil adalah umur 20-35 tahun, karena umur tersebut merupakan masa yang aman untuk hamil. Umur 20 tahun rahim dan bagian-bagian tubuh lainya sudah benar-benar siap untuk menerima kehamilan dan pada umur tersebut wanita sudah dewasa dan siap untuk menjadi ibu dan umur 35 tahun merupakan umur resiko untuk reproduksi (Mubarak, 2010) Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari yang belum cukup tinggi kedewasaan. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Maheswari, 2008).
29
4) Pekerjaan Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan
mempunyai
banyak
informasi
dan
pengalaman
(Notoadmodjo, 2007). Pada
penelitian
Maheswari
(2008),
bahwa
pekerjaan
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini, pada ibu yang tidak bekerja terbukti kurangnya ketrampilan dibandingkan dengan ibu yang bekerja yang mampu menerima informasi dari lingkungan kerja dan lebih trampil.
30
B. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Umur 2. Intelegensi 3. Lingkungan 4. Sosial budaya 5. Pendidikan 6. pengalaman
Pengetahuan
KEHAMILAN 1. Pengertian 2. Tanda gejala kehamilan 3. Komplikasi kehamilan
Tingkat Pengetahuan : 1. Tahu 2. Paham 3. Aplikasi 4. Analisa 5. Sintesis 6. Evaluasi
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi (Notoatmodjo, 2010)
Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian 2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini 3. Manfaat kontak kulit ibu dan bayi 4. Keuntungan menyusui bagi ibu 5. Cara melakukan Inisiasi Menyusu Dini 6. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Inisiasi Menyusu Dini
31
C. Kerangka Konsep Penelitian
Tingkat pengetahuan ibu
1. Baik
hamil tentang Inisiasi
2. Cukup
Menyusu Dini
3. Kurang
Faktor- Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Umur 2. Intelegensi 3. Lingkungan 4. Sosial budaya 5. Pendidikan 6. Pengalaman
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar : 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantiatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu
keaadaan
sumber
obyektif.
Metode
ini
digunakan
untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapai pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2008). 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini Di laksanakan di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei - 23 Juni 2012.
33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yaitu sebanyak 35 responden di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2006), Jika populasi kecil kurang dari 100 lebih baik diambil semua tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10 – 15% atau 20-30%, karena jumlah populasi dalam penelitian kurang dari 100 maka yang diambil semua sebagai sampel yaitu dengan jumlah 35 responden. 3. Teknik Pengambilan Sampel. Teknik Pengambilan Sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Karena
34
keterbatasan waktu dan dana, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009).
D. Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu hamil. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini bisa pernyaatan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, apabila responden memilih pilihan jawaban “Benar” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan jawaban “ salah” mendapat skor 1dan apabila responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 0. Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti di luar lokasi penelitian.
35
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Inisiasi Menyusui Dini Variabel
Indikator
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusui Dini
Pengertian Inisiasi Menyusu Dini
No. Pernyataan Jumlah Favorable Unfavorable 1,3,4,6, 8, 2,5,7,8 11 9, 10
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
11, 12, 13, 14, 15, 17,
Keuntungan menyusui bagi ibu
20, 21,22, 23, 24, 25
Penghambat Inisiasi Menyusui Dini
26, 27, 28, 29,
Jumlah total soal
16,19
8
6
30
5
30
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Dalam penelitian ini uji validitas dan reabilitas akan dilakukan di BPS Sriwahyuni Boyolali, dengan jumlah responden 30. 1. Uji Validitas Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2009). Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skore total, dengan rumus
36
product moment (Arikunto, 2010): Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: r=
N (¦ xy ) − ( ¦ x. ¦ y )
{N ¦ x
2
{
− (¦ x) 2 N ¦ y 2 − (¦ y ) 2
}}
Keterangan: r
: koefisien korelasi
x
: pernyataan
y
: skor total
xy
: skor pernyataan
N
: Jumlah sampel Secara keseluruhan uji validitas didapat jika rhitung > rtabel maka,
item pertanyaan dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid (Riwidikdo, 2009). Dari uji validitas yang dilakukan di BPS Sri Wahyuni Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali dengan data sebanyak 30 responden dengan 35 soal. Setelah dilakukan uji validitas didapatkan 5 pernyataan tidak valid yaitu nomor 4, 18, 20, 25 dan 31. Untuk selanjutnya nomor yang tidak valid dihilangkan sehingga penelitian menggunakan 30 pernyataan. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda
37
(Riwidikdo, 2009). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrumen penelitian menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Adapun rumusnya sebagai berikut:
ri =
2 k ª ΣS i º 1 − « » k −1 ¬ S t2 ¼
Keterangan: r1
= Reliabilitas internal seluruh instrumen
k
= Mean kuadrat antara subjek
Σ S i2
= Jumlah mean kuadrat kesalahan
Σ S t2
= Varian total Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach minimal
0,7 (Riwidikdo, 2009). Dari uji coba reliabilitas dari 30 responden dan 35 soal yang dilakukan di BPS Sri Wahyuni Kecamatan Mojosongo kabupaten Boyolali didapatkan nilai rhitung lebih besar dari nilai alpha cronbach yaitu 0,868 > (0,7) sehingga kuesioner dikatakan reliabel.
38
E. Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Hidayat, 2008). 1. Data primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009). Sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasaan tentang cara mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan informed concent yang diikuti penyerahan kuesioner. Setelah kuesioner diterima oleh responden, responden langsung mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang ada. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data yang digunakan yaitu data ibu hamil yang didapatkan dari BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.
F. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008) Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2008).
39
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu Pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.
G. Definisi Operasional Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2008). Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian No. 1.
Definisi Alat Skala Operasional Ukur Ukur Kuesioner Ordinal Tingkat Segala Pengetahuan sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang oleh ibu Inisiasi tentang Menyusu Inisiasi Dini Menyusu Dini Variabel
Hasil Ukur 1. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD 2. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – SD < x < mean + 1 SD 3. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data a. Editing Menurut Setiadi (2007), editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data,
40
pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap: 1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meskipun jawaban hanya hanya berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab. 2) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data atau berakibat pengolah data salah membaca. 3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor harus menolaknya. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing pada saat menerima kuesioner yang telah di isi oleh responden, di periksa kebenaran dan kelengkapannya. Bila didapatkan seorang responden yang belum lengkap maka peneliti meminta responden tersebut untuk melengkapinya. b. Coding Coding adalah memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menetukan tempatnya di dalam coding sheet/ coding form (Arikunto, 2006). Coding pada penelitian ini peneliti memberikan kode atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data serta berpedoman pada definisi operasional.
41
c. Tabulating Tabulasi adalah pekerjaan menyusun tabel mulai dari penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data dan informasi yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai dengan tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan bentuk dan isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain: memberi skor terhadap aitem- aitem yang perlu diberi scor, memberi kode, mengubah jenis data, memberikan kode (Arikunto, 2006). 2. Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2009), menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dam nilainya berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut : d) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. e) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – SD < x < mean + 1 SD. f) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD
42
I. Etika Penelitian Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2008). Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informent Consent Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan di beri lembar persetujuan. 2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (Hidayat, 2008).
43
3.
Confidentiality (kerahasiaan hasil) Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008). Dalam penelitian ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan dijamin oleh peneliti.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di BPS Dyah Sumarmo terletak di Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali. BPS Dyah Sumarmo adalah salah satu Bidan Praktek Swasta memiliki tenaga kesehatan yaitu 1 Bidan. Sarana dan prasarana ruang di BPS Dyah Sumarmo terdiri dari 1 Ruang bersalin, Ruang observasi nifas terdiri dari tempat tidur, ruang Poli Kebidanan dan Ruang Tunggu. Pelayanan yang diberikan BPS Dyah Sumarmo meliputi pemeriksaan ibu hamil (ANC) oleh bidan, Pelayanan Ibu bersalin, Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.
B. Hasil Penelitian 1. Mean :
x=
=
2. Std. Deviasi
¦x n
¦ xi SD =
805 35
2
−
n
n −1
648025 35 35 − 1
18965−
=
= 23 = 13,2 = 3,6
44
(¦ xi) 2
45
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Tabel. 4.1 Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Standar Deviasi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS 23 3,6 Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD x > 23 + 1 . 3,6 = > 26,6 Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden = > 26,6
Cukup
: Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD 23 – 1 . 3,6 x 23 + 1 . 3,6 = x 19,4 – 26. Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden = 19,4 – 26,6
Kurang
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD ( x ) < 23 – 1 . 3,6 = < 19,4. Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden = < 19,4.
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Persentase No Pengetahuan Jumlah (%) 1 Baik 6 17,2 2 Cukup 20 57,1 3 Kurang 9 25,7 Total 35 100 Sumber: Data Primer, 2012
46
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 6 responden (17,2%) dengan pengetahuan baik, pengetahuan cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 20 responden (57,1%) dan pengetahuan kurang tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 9 responden (25,7%). Jadi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali kebanyakan pada tingkat cukup yaitu sebanyak 20 responden (57,1%).
C. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 6 responden (17,2%) dengan pengetahuan baik, pengetahuan cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 20 responden (57,1%) dan pengetahuan kurang tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 9 responden (25,7%). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikimya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada
47
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek sebagian besar pengetahuan seseorang diproleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Menurut pendapat Ngatimin (2004), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai. Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu,untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan dan Memahami (Comprehension) suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang Inisiasi Menyusui Dini. Menurut Menurut Sari (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan secara umum adalah umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan, pengalaman.
umur mempengaruhi tingkat
penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang ingatanya semakin berkurang, segingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya
48
semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang. Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya. Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
49
Menurut Roesli (2008), Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi menyusu sendiri segera setelah lahir, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri.Menurut Suryoprajogo (2010), Manfaat dari Inisiasi Menyusui Dini adalah sebagai berikut anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif akan menurunkan kematian, ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak. Sehingga ASI tidak ‘merebut’ enzim anak. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali kebanyakan pada tingkat cukup yaitu sebanyak 20 responden (57,1%). Hal ini kemungkinan terjadi disebabkan karena adanya faktor Umur. Bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang ingatanya semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dimana lingkungan di desa lebih sulit mendapatkan informasi dari media massa maupun media elektronik dibandingkan di kota. Selain itu juga dipengaruhi
50
faktor pendidikan dan pengalaman yang kurang karena banyak dari sebagian responden yang berpendidikan SD dan banyak ibu-ibu yang belum mempunyai pengalaman melakukan Inisiasi Menyusu Dini karena kebanyakan ibu-ibu baru hamil yang pertama.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala penelitian Pada saat pengumpulan data sering kuesioner tidak terisi dengan lengkap, sehingga penulis harus mengulang dengan cara memberikan kuesioner terhadap responden kembali. 2. Kelemahan Penelitian a. Pada penelitian yaitu variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu hamil. b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yang berjumlah 35 responden. 1. Pengetahuan ibu hamil pada tingkat pengetahuan baik tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 6 responden (17,2%) 2. Pengetahuan ibu hamil pada tingkat pengetahuan cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 20 responden (57,1%) 3. Pengetahuan ibu hamil pada tingkat pengetahuan kurang tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 9 responden (25,7%).
44
45
B. Saran 1. Bagi BPS Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Inisiasi Menyusu Dini sehingga dapat mempersiapkan dalam pemahaman bagi ibu hamil dalam praktik Inisiasi Menyusu Dini. 2. Bagi Responden Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini sehingga dapat mempersiapkan praktik Inisiasi Menyusu Dini. 3. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan petugas kesehatan bekerjasama dengan instansi kesehatan mengadakan kegiatan penyuluhan dan konseling agar informasi mengenai Inisiasi Menyusu Dini dapat terlaksana dan dilaksanakan oleh ibu dengan bimbingan tenaga kesehatan. 4. Bagi Institusi Pendidikan Hendaknya Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber referensi atau bahan informasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya Inisiasi Menyusu Dini. 5. Bagi Peneliti selanjutnya Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan dan mengembangkan penelitian ini diharapkan melakukan penelitian dengan lebih banyak sampel dan mengembangkan variabel penelitian, lebih luas
46
pembahasan materinya, menggunakan metode dan tehnik yang berbeda serta memperluas ruang lingkup peneliti.