Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
KOORDINASI ANTAR TIM DALAM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA KARYA BARU KECAMATAN MARAU KABUPATEN KETAPANG Yose Fina Andini Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
E-mail :
[email protected]
Abstrak Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektifitas koordinasi dalam pelaksanaan alokasi dana desa di Desa Karya Baru Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang. Judul skripsi ini diangkat berdasarkan permasalahan bahwa terdapat pembangunan yang dibiayai dari alokasi dana desa yang terbengkalai atau tidak selesai pada tahun pembangunan tersebut dianggarkan. Penelitian ini menggunakan penelitian jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu mulai dari penelitian kepustakaan yang meliputi pengumpulan teori-teori untuk dijadikan landasan dalam penelitian, serta penelitian lapangan yang berupa pengumpulan data secara langsung di lapangan. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis pada penelitian ini adalah Teori Tripathi dan Reddy tentang syarat-syarat untuk mencapai koordinasi yang efektif, yaitu kesempatan awal, kontinuitas, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi uyang efektif, serta kepemimpinan yang supervisi dan efektif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara keseluruhan koordinasi yang dilakukan dalam pelaksanaan alokasi dana desa di Desa Karya Baru telah berjalan dengan baik, namun ada beberapa kendala yang ditemui, antara lain terdapat orang-orang tertentu dalam pelaksanaan alokasi dana desa yang tidak melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya, kepemimpinan kepala desa yang kurang memberikan arahan serta motivasi, serta minimnya insentif. Kata Kunci : Koordinasi, Alokasi Dana Desa, Efektifitas
Abstract This essay aims to identify and analize the effectiveness of coordination among teams in the execution of funds allocation for village in Karya Baru Village Marau District in Ketapang Regency. The title is choosen baseissues that there are some developments that haven’t finished by the year of funds allocation. This study uses a descriptive type of research with a qualitative approach. This study was conducted through the steps of research such as literature research which includes collecting and obtaining the theories used as a foundation in research and field research in the form of obtaining data directly. Theory that used to analyze is from Tripathi and Reddy about some conditions to achieve efective coordination, such as first chance, continuity, formulation of authority and responsibility, efective communication, and efective leadership. The conclusion of this study is coordination in execution of funds allocation for village in Karya Baru Village has gone on well overall, but there are several obstacles, such as certain people who are not incapable of implementing their competence and responsibility, leadership of village headman which lack of giving guidelines and motivations, and a lack of incentive. Keywords : Coordination, Funds Allocation For Village, Effectiveness
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
1
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
memang ada yang telah berhasil dibangun,
A. PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Penelitian
misalnya pembangunan kantor desa yang
Konsekuensi dari adanya desentralisasi
dianggarkan pada tahun 2011, yaitu pada tabel
kewenangan terhadap pelaksanaan otonomi
1.2 menunjukkan bahwa biayanya sejumlah Rp
desa adalah tersedianya dana yang cukup,
30.000.000,00, serta pembangunan jembatan di
dengan kata lain disertai dengan desentralisasi
Dusun Batang Belian dengan anggaran sebesar
fiskal.
Rp
Desentralisasi
fiskal
di
daerah
18.390.000,00.
Kemudian
ada
pula
mengakibatkan adanya dana perimbangan
pembangunan yang dilaksanakan pada tahun
keuangan antara kabupaten dan desa yang
2012, yaitu pembangunan poskamling dan
lebih dikenal dengan sebutan Alokasi Dana
tugu dengan masing-masing anggaran sebesar
Desa (ADD).
Rp 6.500.000,00 dan Rp 6.000.000,00.
Di Desa Karya Baru, penggunaan alokasi
Tidak konsistennya hasil pembangunan
dana desa sebagai dana bantuan dari kabupaten
menunjukkan
dimulai pada tahun 2006. Dalam pelaksanaan
tindakan
bantuan Alokasi Dana Desa di Desa Karya
pelaksanaan alokasi dana desa. fenomena
Baru terdapat permasalahan, yaitu data yang
tersebut seperti pelaksanaan alokasi dana desa
ada menunjukkan adanya dana yang disalurkan
yang dilakukan sendiri oleh Kepala Desa
untuk
jalan,
bersama Sekretaris Desa tanpa berkoordinasi
jembatan, balai dusun, kantor desa, serta
dengan BPD dan masyarakat. Selain itu,
gedung posyandu. Namun, fakta di lapangan
Pemerintah Desa yang tidak berkomunikasi
menunjukkan
bahwa
yang
dengan LPM selaku tim pelaksana kegiatan
dilaksanakan
memang
tidak
dapat
pembangunan
fisik,
seperti
pembangunan ada,
tetapi
fenomena
dalam
pula
tidak
pencapaian
menyebabkan
searahnya
tujuan
dari
terhambatnya
semuanya berjalan dengan efektif, hal ini dapat
pembangunan. Adanya keselarasan tindakan
dilihat pada data yang tercantum dalam
dalam pelaksanaan alokasi dana desa sangat
lampiran, dalam tabel 1.3 pada kolom belanja
berhubungan dengan koordinasi yang terjadi di
langsung yang menyebutkan bahwa akan
dalam organisasi atau tim yang mengelola
dilakukan pembangunan gedung posyandu dan
alokasi dana desa. Oleh karena itu, berpijak
balai dusun dengan anggaran sejumlah Rp
pada data, fakta, serta fenomena yang ada,
11.526.000,00 dan Rp 34.160.000,00. Hasil
maka peneliti menulis skripsi ini dengan judul
dari pembangunan tersebut dapat dilihat pada
“Koordinasi Antar Tim Dalam Pelaksanaan
foto-foto di lapangan pada lampiran yang
Alokasi Dana Desa Di Desa Karya Baru
menunjukkan bahwa pembangunan gedung
Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang”.
posyandu
dengan
balai
dusun
tersebut
terbengkalai.
2.
Rumusan Permasalahan Bertitik tolak dari latar belakang di atas
Namun, di sisi lain pembangunan yang
maka rumusan permasalahan yang digunakan
telah direncanakan di dalam peraturan desa
adalah: Belum efektifnya koordinasi antar tim
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
2
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Karya
3.
Baru Kecamatan Marau Kabupaten
menurut
Suwarno
Handayaningrat (dalam Moekijat, 1994:6),
Ketapang.
koordinasi adalah usaha penyesuaian bagian-
Tujuan Penelitian
bagian yang berbeda-beda, agar kegiatan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
4.
Selanjutnya,
daripada
bagian-bagian
selesai
pada
mengetahui bagaimana efektifitas koordinasi
waktunya,
yang dilakukan antar tim dalam pelaksanaan
memberikan sumbangan usaha-usaha secara
alokasi dana desa di Desa Karya Baru
maksimal,
Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang.
keseluruhan.
Manfaat Penelitian a.
b.
sehingga
itu
agar
masing-masing dapat
diperoleh
hasil
secara
Menurut Drs. Soewarno Handayaningrat
Manfaat Teoritis
(dalam Moekijat, 1994:32) ada 2 (dua) jenis
Secara teoritis hasil penelitian ini adalah
koordinasi,
untuk menguji teori dan diharapkan dapat
koordinasi ekstern. Koordinasi intern terdiri
menjadi
atas: koordinasi vertikal, koordinasi horisontal,
bahan
kajian
pengembangan
ilmu
khususnya
bidang
pengetahuan
koordinasi
intern
dan
dan koordinasi diagonal.
manajemen
1) Koordinasi vertikal atau koordinasi struktural,
pemerintahan, serta dapat menjadi dasar
di mana antara yang mengkoordinasikan
untuk melakukan penelitian secara lebih
dengan yang dikoordinasikan secara struktural
mendalam.
terdapat hubungan hierarkis. Hal ini dapat
Manfaat Praktis
juga dikatakan koordinasi yang bersifat
Secara
di
terhadap
yaitu
praktis
hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat dijadikan rekomendasi dan bahan masukan bagi pengambil
hierarkis, karena satu dengan yang lainnya berada pada satu garis komando. 2) Koordinasi
horisontal,
yaitu
koordinasi
keputusan di setiap tingkat pemerintahan,
fungsional, di mana kedudukan antara yang
khususnya
dengan
mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan
koordinasi dalam pelaksanaan alokasi
mempunyai kedudukan setingkat eselonnya.
dana desa.
Menurut tugas dan fungsinya keduanya
yang
berkaitan
mempunyai kaitan satu dengan yang lain B. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI 1.
Kerangka Teori
sehingga perlu dilakukan koordinasi. 3) Koordinasi
diagonal,
yaitu
koordinasi
Menurut James A.F. Stoner dan Charles
fungsional, di mana yang mengkoordinasikan
Wankel (dalam Moekijat, 1994:3) koordinasi
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
adalah proses menyatupadukan tujuan-tujuan
tingkat
dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit (bagian-
dikoordinasikan, tetapi satu dengan lainnya
bagian atau bidang-bidang fungsional) suatu
tidak berada pada satu garis komando.
organisasi yang terpisah untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien.
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
eselonnya
dibandingkan
yang
Menurut Tripathy dan Reddy (dalam Moekijat, 1994:39) ada 9 (sembilan) syarat
3
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
untuk mencapai koordinasi yang efektif,
pekerjaan
yakni:
berhubungan dan dapat ditempatkan di
1) Hubungan Langsung
dan
fungsi
yang
erat
bawah beban seorang pejabat pimpinan
Koordinasi dapat lebih mudah dicapai
apabila
melalui hubungan pribadi langsung di
pengambilan tindakan yang diperlukan
antara orang-orang yang bertanggung
untuk koordinasi.
jawab.
Melalui
hubungan
pribadi
hal
ini
akan
mempermudah
7) Perumusan Wewenang dan Tanggung
langsung, ide-ide, cita-cita, tujuan-tujuan,
Jawab yang Jelas
pandangan-pandangan dapat dibicarakan
Wewenang
dan apabila terjadi kesalahpahaman, maka
mengurangi
akan dapat dijelaskan jauh lebih baik
pegawai-pegawai yang berlainan, tetapi
ketimbang melalui metode apapun lainnya.
juga membantu mereka dalam pelaksanaan
2) Kesempatan Awal
yang
jelasa
pertentangan
tidak
hanya
di
antara
pekerjaan dengan kesatuan tujuan.
Koordinasi dapat dicapai lebih mudah
8) Komunikasi yang Efektif
dalam tingkat-tingkat awal perencanaan
Melalui komunikasi yang efektif tindakan-
dan pembuatan kebijaksanaan. Misalnya,
tindakan
sambil mempersiapkan rencana itu sendiri
pekerjaan
harus ada konsultasi bersama
tujuan perusahaan dapat dihindarkan dan
3) Kontinuitas
atau yang
pelaksanaan-pelaksanaan bertentangan
dengan
kegiatan-kegiatan keseluruhan staf dapat
Koordinasi merupakan suatu proses yang
diarahkan secara harmonis menuju ke
kontinu dan harus berlangsung pada semua
pelaksanaan tujuan perusahaan yang telah
waktu mulai dari tahap perencanaan
ditentukan.
4) Dinamisme
9) Kepemimpinan dan Supervisi yang Efektif
Koordinasi harus secara terus-menerus
Suksesnya koordinasi banyak dipengaruhi
diubah mengingat perubahan-perubahan
oleh hakikat kepemimpinan dan supervisi.
lingkungan baik intern maupun ekstern.
Kepemimpinan yang efektif menjamin
Dengan kata lain koordinasi itu jangan
koordinasi kegiatan orang-orang, baik
kaku.
pada tingkat perencanaan maupun pada
5) Tujuan yang Jelas Tujuan
yang
tingkat jelas
penting
pelaksanaan.
Pemimpin
yang
untuk
efektif membuat kepercayaan terhadap
memperoleh koordinasi yang efektif dalam
orang-orang bawahan dan memelihara
suatu organisasi. Suatu tujuan yang jelas
semangat kerja mereka.
dan diberitahukan secara efektif kepada
Alokasi Dana Desa berasal dari APBD
kepala-kepala bagian dimaksudkan untuk
kabupaten/kota
menghasilkan keselarasan tindakan.
bagian dana perimbangan keuangan pusat
6) Organisasi yang Sederhana
dan
daerah
yang
yang
bersumber
diterima
dari
oleh
Struktur yang sederhana memudahkan
kabupaten/kota untuk desa paling sedikit
koordinasi
10%
yang
efektif.
Pelaksanaan
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
(sepuluh
persen).
Nurcholis
4
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
(2011:89) mengungkapkan bahwa tujuan Alokasi Dana Desa adalah: 1) Menanggulangi
partisipatif
ini
menunjukan bahwa demokratisasi dan
kemiskinan
dan
mengurangi kesenjangan; 2) Meningkatkan
Perencanaan
transparansi
dijunjung
tinggi
dalam
pengelolaan ADD. Demokratisasi, yaitu
perencanaan
dan
dengan
melibatkan
tokoh-tokoh
penganggaran pembangunan di tingkat
masyarakat, ketua RT dan RW dalam
desa dan pemberdayaan masyarakat;
perencanaan pembangunan yang dibiayai
3) Meningkatkan
pembangunan
infrastruktur perdesaan;
dari pertanggungjawaban ADD dengan
4) Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, rangka
sosial
ADD. Sedangkan transparansi tercermin
budaya
mewujudkan
dalam
peningkatan
sosial;
menginformasikan pertanggungjawaban
ketenteraman
dan
ketertiban masyarakat; 6) Meningkatkan masyarakat
pada
dalam
rangka
desa
kepada
menunjang
efektifitas
pengelolaan ADD dibentuk Tim Fasilitasi Tingkat
pelayanan
ADD
masyarakat. Untuk
5) Meningkatkan
laporan
Kabupaten
dengan
keputusan
yang Bupati
ditetapkan dan
Tim
Pendamping Tingkat Kecamatan yang
pengembangan kegiatan sosial dan
ditetapkan
ekonomi masyarakat;
Sedangkan sebagai pelaksana di tingkat
7) Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat;
masyarakat desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). keuangan
dibentuk
keputusan
Tim
Camat.
Pengawas
Pembangunan yang ditetapkan dengan
8) Meningkatkan pendapatan desa dan
Bantuan
desa
dengan
keputusan Kepala Desa. Susunan Keanggotaan Tim Fasilitasi Tingkat kabupaten terdiri dari:
kepada
desa
1) Bupati sebagai Pembina;
selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa
2) Sekretaris Daerah sebagai Pengarah;
(ADD) merupakan salah satu sumber
3) Kepala BPM, Pemdes, P dan K sebagai
pendapatan
desa
dan
penggunaan
terintegrasi dalam APBDesa. Oleh karena
penanggungjawab; 4) Kabid Pemdes dan PLD/K sebagai
itu perencanaan program dan kegiatannya
ketua;
disusun dalam Musyawarah Perencanaan
5) Kasubbid
dan Pembangunan Desa (Musrenbangdes)
sekretaris;
Tapem,
PAD
sebagai
sebagai forum pembahasan usulan rencana
6) Kepala BAPPEDA sebagai anggota;
kegiatan pembangunan di tingkat desa
7) Kepala
dengan berpedoman pada prinsip-prinsip P3MD
(Perencanaan
Partisipatif
Pembangunan Masyarakat Desa).
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
Bagian
Keuangan
sebagai
Hukum
sebagai
anggota; 8) Kepala
Bagian
anggota;
5
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
9) Kasubbid
Pengembangan
dan
Lembaga Desa sebagai anggota;
3) Kepala Seksi sebagai anggota. Tugas Tim Pendamping Tingkat Kecamatan
10) Staf Bidang Pemdes dan PLD sebagai anggota.
adalah: 1) Melaksanakan sosialisasi secara luas
Tugas Tim Fasilitasi Tingkat Kabupaten
pada desa akan kebijakan, data dan
adalah:
informasi tentang ADD;
1) Merumuskan kebijakan tentang ADD dan pemanfaatannya; 2) Menentukan diterima
ADD
desa
yang
berdasarkan
rumusan yang telah ditetapkan; 3) Melakukan
dan
mengkoordinasikan
Musrenbangdes
besarnya
oleh
2) Membina
sosialisasi
dalam
wilayah
data
serta
kecamatan; 3) Mengumpulkan
mengintervensi rencana penggunaan
secara
luas
ADD untuk dicek silang dengan
kepada desa dan kecamatan tentang
APBDesa yang sudah ditetapkan agar
kebijakan, data, dan informasi tentang
tidak
ADD;
pembiayaan;
4) Memberikan
bimbingan
terjadi
4) Membantu
tumpang
Tinm
tindih
Pengawas
teknis/orientasi kepada Tim Pengawas
Pembangunan Desa dalam menyusun
Pembangunan
rencana
Desa
tentang
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan desa; 5) Melakukan masalah
teknis
penggunaan
ADD
beserta kelengkapannya; 5) Melakukan
pemeriksaan
fasilitasi
pemecahan
(verifikasi)
berdasarkan
pengaduan
pemantauan/pengendalian
pekerjaan dan terhadap
masyarakat serta pihak lainnya dan
proses kegiatan yang dibiayai dengan
mengkoordinasikan
ADD;
dengan
inspektorat; 6) Melakukan
6) Merekomendasikan usulan pencairan kegiatan
pembinaan,
ADD dari desa yang telah memenuhi
monitoring, dan evaluasi pelaksanaan
persyaratan
ADD bersama denga Tim Pendamping
kepada Bupati cq. Kepala BPM,
Tingkat
Pemdes, P dan KB;
Kecamatan
dalam
setiap
proses tahapan kegiatan;
7) Memfasilitasi
7) Melaporkan hasil kegiatan fasilitasi pelaksanaan
ADD
kepada
Bupati
dan
menyampaikannya
upaya
pemecahan
masalah dalam pelaksanaan ADD; 8) Menyusun
rekapitulasi
laporan
sebagai bahan untuk penyusunan dan
perkembangan pelaksanaan kegiatan
pengambilan kebijakan selanjutnya.
ADD.
Susunan Tim Pendamping Tingkat Kecamatan terdiri atas tiga orang, yakni: 1) Camat sebagai ketua; 2) Sekretaris Kecamatan sebagai anggota;
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
Susunan
keanggotaan
Tim
Pengawas
Pembangunan Desa, antara lain: 1) Kepala
Desa
sebagai
penanggungjawab;
6
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
2) Sekretaris Desa seabagai ketua;
4) Wakil Ketua II LPM sebagai anggota;
3) Kepala Urusan Pembangunan sebagai
5) Ketua
sekeretaris;
Perekonomian,
4) Salah satu kepala urusan sebagai
Lingkungan
anggota;
Tim Pengawas
Koperasi
Hidup
LPM
dan sebagai
Kegiatan
Tugas Tim Pelaksana Kegiatan adalah: ADD
1) Melaksanakan kegiatan fisik;
adalah:
2) Mempertanggungkawabkan
1) Menyusun rencana penggunaan ADD
pelaksanaan
dengan mengacu hasil Musrenbangdes tahun
Pembangunan,
anggota.
5) Dua orang BPD sebagai anggota. Tugas
Seksi
sebelumnya
sebagai
bahan
penyusunan rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.
kegiatan
kepada
Tim
Pengawas Pembangunan Desa. 2.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif
kualitatif
yang
bertujuan
untuk
2) Melakukan monitoring dan evaluasi
menggambarkan keadaan objek penelitian dengan
terhadap pelaksanaan pembangunan
melakukan analisis. Lokus penelitian adalah Desa
desa yang dilaksanakan oleh Tim
Karya Baru yang terletak di Kecamatan Marau
Pelaksana Kegiatan.
Kabupaten Ketapang. Objek penelitiannya adalah
3) Meminta
keterangan
Tim
koordinasi antar tim dalam pelaksanaan alokasi
apabila
dana desa di Desa Karya Baru Kecamatan Marau
pelaksanaan realisasi fisik di lapangan
Kabupaten Ketapang. Adapun yang menjadi subjek
tidak sesuai dengan program kegiatan
penelitian adalah Kepala Bidang Pemerintahan
yang telah disusun di dalam APBDesa.
Desa dan PLD/K, Camat Marau, Kepala Desa
Pelaksana
kepada
Kegiatan
4) Melaporkan
perkembangan
Karya Baru, Bendahara Desa, Kepala Urusan
pelaksanaan kegiatan ADD secara
Pembangunan Masyarakat Desa, Ketua BPD,
periodik kepada Tim Fasilitasi Tingkat
Ketua LPM, dan tokoh masyarakat. Oleh karena
Kabupaten melalui Tim Pendamping
jenis penelitian adalah penelitian kualitatif, maka
Tingkat Kecamatan.
yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti
Dalam hal pelaksanaan kegiatan fisik,
sendiri. Teknik pengumpulan data melalui tiga
dibentuk Tim Pelaksana Kegiatan yang
cara, yaitu teknik wawancara, observasi, dan
berada di bawah dan bertanggungjawab
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
kepada Tim Pengawas Pembangunan Desa.
adalah model Miles dan Huberman dengan
Tim Pelaksanan Kegiatan ditetapkan dengan
prosedur antara lain: reduksi data, display data, dan
Keputusan Kepala Desa.
kesimpulan atau verifikasi. Selanjutnya, teknik
Susunan Keanggotaan Tim Pelaksana Kegiatan terdiri atas:
keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data dengan jenis triangulasi sumber dan teknik.
1) Ketua LPM sebagai ketua;
Triangulasi
2) Sekretaris LPM sebagai sekretaris;
mewawancarai subjek penelitian yang berbeda-
3) Bendahara LPM sebagai bendahara;
beda, sedangkan triangulasi teknik dilakukan
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
sumber
dilakukan
dengan
7
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
dengan tiga teknik, yaitu teknik wawancara,
langsung menyalurkan dana tersebut untuk
observasi, dan dokumentasi.
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
yang
telah tercantum dalam perdes. Setelah kegiatan tersebut dilaksanakan atau sedang
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.
Koordinasi Antar Tim Dalam Pelaksanaan
berlangsung,
Alokasi Dana Desa Di Desa Karya Baru
memasuki tri-wulan selanjutnya, maka
Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang.
proses perencanaan dengan mengadakan
a.
Pelaksanaan alokasi dana desa di Desa
musyawarah
Karya Baru telah melakukan kesempatan
kemudian berkonsultasi ke kecamatan
awal dengan berkoordinasi bersama semua
untuk memperoleh rekomendasi, hingga
pihak
tahap
proses permohonan pencairan ADD akan
perencanaan, yaitu BPD, LPM, perangkat
berulang kembali, begitu pula untuk tahap
desa,
selanjutnya.
yang
Kepala
Masyarakat. mereka
b.
terlibat
pada
Dusun,
Pada
tahap
berkumpul
di
dan
Tokoh
perencanaan Balai
Dusun
c.
Terdapat
jika
untuk
waktunya
membuat
telah
perdes,
beberapa permasalahan yang
menyangkut perumusan wewenang dan
Pesanggaran, karena Dusun Pesanggaran
tanggung
belum memiliki balai dusun, maka mereka
alokasi dana desa di Desa Karya Baru,
menggunakan
salah
kantor
desa.
Program-
jawab
satunya
dalam
pelaksanaan
adalah
kurangnya
program yang menjadi hasil musyawarah
pengawasan dari pihak kecamatan yang
akan dilaksanakan bergilir bagi setiap
berupa memverifikasi rancangan peraturan
dusun.
desa dan laporan pertanggungjawaban di
Adanya
kontinuitas
dapat
dalam pelaksanaan alokasi dana desa.
dilihat dari tahap-tahap dalam pelaksanaan
Kurangnya pengawasan ini karena pihak
ADD, mulai dari tahap perencanaan,
yang melaksanakan ADD dari desa, baik
kepala desa bersama perangkat desa, BPD,
itu Kepala Desa, Sekretaris Desa, maupun
LPM,
Bendahara
dan
koordinasi
masyarakat
melakukan
Desa
tidak
menjalankan
musyawarah untuk menentukan program
wewenang dan tanggung jawabnya dengan
apa saja yang menjadi prioritas, setelah
baik. Hal ini terlihat ketika pada tahap
program tersebut telah berbentuk perdes,
verifikasi yang harus dilakukan terhadap
kepala desa akan mengkoordinasikannya
rancangan peraturan desa dan laporan
dengan
pertanggungjawaban
Camat
untuk
memperoleh
oleh
pihak
rekomendasi dalam rangka pencairan dana
kecamatan, pihak desa tidak berkonsultasi
ADD, setelah mendapatkan rekomendasi
ke kecamatan secara langsung melainkan
maka kepala desa akan bertemu langsung
hanya melalui handphone, yaitu dengan
dengan pihak Pemdes di Kabupaten
menelepon camat, sehingga setelah itu
Ketapang untuk mengajukan permohonan
mereka bisa langsung datang kepada pihak
pencairan dana. Setelah disetujui dan
kabupaten untuk pencairan dana tanpa
ADD telah cair, maka kepala desa akan
verifikasi dari pihak kecamatan. Oleh
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
8
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
karena
itu,
ketika
memverifikasi maupun masih
kembali,
laporan terdapat
kabupaten
baik
LPM tidak mengerti mengenai ADD dan
perdes
pada tahap perencanaan beliau merasa
pertanggungjawaban
tidak pernah diundang. Beliau mengatakan
banyak
kekurangan-
bahwa pemerintah desa tidak pernah
kekurangan, seperti tidak menyertakan
membicarakan
dokumen yang berupa foto-foto yang
penunjukannya sebagai sekretaris LPM.
menunjukkan kemajuan program-program
Beliau baru mengetahui ketika ia dipanggil
yang dilaksanakan. Hal ini menunjukkan
untuk menandatangani dokumen saat ada
kurangnya pemahaman akan wewenang
pemeriksaan. Di samping itu, ketika beliau
dan
memutuskan
tanggungjawab,
melaksanakan
sehingga
tugas-tugasnya
dalam
kepadanya
untuk
mengenai
menghentikan
mereka
pekerjaannya, pihak desa seolah tidak
untuk
peduli dan tidak memberikan arahan lebih
melakukannya dengan benar dan sesuai
lanjut, sehingga bangunan yang setengah
prosedur.
jadi itu menjadi terbengkalai dan tidak
Komunikasi dalam pelaksanaan alokasi
terselesaikan.
dana desa di Desa Karya Baru jika dilihat
undangan
dari awal perencanaan memang telah
menghadiri
sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu
ADD mungkin dikarenakan Ketua LPM,
dengan
antar
yaitu Bapak Mensiran telah diundang
pemerintah desa dengan lembaga-lembaga
untuk menghadiri musyawarah tersebut.
kemasyarakatan desa, dan masyarakat.
Akan tetapi, peneliti tidak bisa melakukan
Akan tetapi, di dalam pelaksanaannya
wawancara terhadap beliau karena beliau
terjadi permasalahan tidak rampungnya
telah meninggal dunia. Permasalahan yang
pembangunan, seperti pembangunan balai
diungkapkan
dusun dan gedung posyandu. Ketika
kurangnya komunikasi antara Pemerintah
proses
Desa Karya Baru dengan LPM. Tidak
tidak
d.
pihak
memiliki
kesadaran
musyawarah
pelaksanaan
berjalan,
anggota
bersama
pembangunan LPM
Mengenai
bagi
tidak adanya
Bapak
Te’Is
musyawarah
di
atas
untuk
perencanaan
menunjukkan
yang
efektifnya komunikasi dalam pelaksanaan
mengerjakannya hanya satu orang yang
ADD juga terlihat ketika pemerintah desa
kemudian dia memutuskan untuk berhenti
harus berkonsultasi untuk mendapatkan
mengerjakan
rekomendasi
dan
pembangunan gedung posyandu karena
rancangan
perdes
merasa tidak mendapatkan perhatian dari
pertanggungjawaban
pemerintah desa. Bapak Te’Is selaku
kecamatan.
pembangunan,
yaitu
sekretaris LPM memutuskan untuk tidak
e.
Kepemimpinan
verifikasi
Kepala
terhadap
dan
laporan
dari
pihak
Desa
dalam
melanjutkan pekerjaannya karena merasa
pelaksanaan alokasi dana desa di Desa
tidak
Karya Baru jika dinilai dari hubungan
mendapatkan
upah
atas
pekerjaannya. Berdasarkan observasi dan
pribadi
wawancara, Bapak Te’Is selaku anggota
dikoordinirnya dinilai sudah cukup baik
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
dengan
orang-orang
yang
9
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
karena
mereka
tinggal
di
dalam
pembuatan profil desa baru berjalan dan
lingkungan yang sama dan masih terdapat
belum selesai, sehingga data yang diperoleh
hubungan saudara dan kekerabatan di
peneliti hanya berupa gambaran umum yang
antara mereka, sehingga kepala desa bisa
tidak begitu detail.
lebih mudah mempengaruhi orang-orang
3.
Apresiasi
yang dikoordinirnya. Akan tetapi, dengan
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan
adanya hubungan yang dekat di antara
terima kasih kepada Kepala Desa Karya Baru
Kepala Desa dengan orang-orang yang
beserta
dikoordinirnya,
ketidaktegasan
masyarakat Desa Karya Baru, Camat Marau,
dalam pemberian instruksi dan peringatan
serta Kepala Bidang Pemdes dan PLD/K
sehingga terjadi beberapa pembangunan
Kabupaten Ketapang yang telah mengizinkan
yang terbengkalai. Hal ini disebabkan oleh
peneliti untuk melakukan penelitian di tempat
kepala desa yang hanya memberikan
tersebut
instruksi seperlunya saja sesuai dengan
memberikan bantuan kepada peneliti sehingga
rencana kegiatan, dan kurang memberikan
penelitian ini dapat terselesaikan.
muncul
perangkatnya,
dan
BPD,
kemudian
LPM,
telah
dan
banyak
dorongan untuk memotivasi bawahannya. Selain itu, minimnya insentif juga menjadi
DAFTAR PUSTAKA
kendala dalam pelaksanaan alokasi dana
Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor. Jakarta: PT. Raja-Grafindo Persada.
desa. 2.
Keterbatasan Studi Adapun keterbatasan penelitian yang dialami peneliti selama melakukan penelitian adalah Sekretaris Desa yang menjadi salah satu informan penting sedang dalam kondisi sakit sehingga
tidak
memungkinkan
untuk
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Kartono,
Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
melakukan wawancara bersama beliau; para informan dari tim pelaksana di Desa Karya Baru sebagian besar memiliki kegiatan yang homogen dan dilakukan pada waktu yang
Lembaga Administrasi Negara. 2008. Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV: Koordinasi dan Hubungan Kerja. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
bersamaan, yaitu dari pagi hingga sore mereka bekerja di perusahaan tambang, sehingga
Moekijat. 1994. Koordinasi: Suatu Tinjauan Teoritis. Bandung: Mandar Maju.
peneliti harus pandai-pandai membagi waktu untuk melakukan wawancara dengan para informan tersebut karena waktu luang yang mereka miliki berada pada waktu yang sama, yaitu sore hingga malam; dan terdapat kesulitan dalam pengumpulan data, khususnya mengenai
profil
desa
karena
Muluk, Khairul M.R. 2007. Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Malang: Bayumedia. Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.
proses
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
10
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Sugandha, Dann. 1988. Koordinasi: Alat Pemersatu Gerak Administrasi. Jakarta: Intermedia. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Usman,
Husaini. 2006. Manajemen: Teori, Praktik,, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Widjaja, A.W. 1993. Pemerintahan Desa Dan Administrasi Desa. Jakarta: Rajawali Press. Winardi. 2000. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju.
Literatur Perundang-Undangan Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 10 Tahun 2000 tentang Sumber Pendapatan Desa. Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa.
Yose Fina Andini Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
11
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UMVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DA}.I ILMU POLITIK
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA Jalan
A |x1i p6afianak, Kotak Pos 78124
[Iomepage : htQ://jurnalmatrasiswa.fi sip.untan.ac.id
Email :
[email protected]
.
LEMBAR PERI\IYATAAI\I PERSETUJUAI\I TINGGAII/PUBLIKASI KARYA ILMIAH IINTTIK JT'RNAL EL.EKTROI\TIK MAIIASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpurq yang bertandatangan di bawah ini, saya:
Namalengkap N[\lI / Periode lulus
:YOSEFINAAI{DINI :Er';20090,2512013
Fakultas/Jurusan :FISIP IILIvILIADMIMSTRASI EmailaddresyHP :
[email protected]/082157238753 demi pengembangan ilmu pengetahuan dan memenuhi syard a&ninistrasi kelulusan mahasiswa (S1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa Ilmu Administrasi pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Taqiungpur4 Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-hlusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
K(X}RDINASI AI\TTAR TIM DALAM PELAKSANAA}I ALOKASI DANA DESA DI DESA I(ARYA BANU KECAMATAN IUARAU KABTIPATEN KETAPAI\TG beserta perangkat yang diperlukan
(bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini,
Peagelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/formatkan, mengelolanya dalam bentuk p,urgkaian data (database), mendistribusikannyq dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media
I-r f
lain:
fulhext content artikel sesuai dengan standar penulisan jurnal yang berlaku.
untrih kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penuli#pencipta dan atau penerbityang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak pe*ge!*la bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalarn karya saya ini.
jurnal,
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Mengetahui/disetujui
,l yn
Dibuatdi Pada
Tanggal
: Pontianak
: 5 Februari 2014
rl
Uarl U (YOSE FrNA ANTDTM)
segala