Caring, Vol.2, No.1, September 2015
THE EFFECTIVITY OF MOTHERING NURTURE TO THE CHILD DEVELOPMEN OF PRESCHOOL CHILDREN IN WEST BANJARMASIN BANJARMASIN CITY IN 2012 Rusmilawaty1 Hapisah2
ABSTRACT Background : child development is influenced by psychosocial risk factors that nurture include cognitive stimulation, and responsitivitas and sensitivity care. The result summary of report on the patient visits the child develpoment clinic in Ulin General Hospital Bajarmasin to shows the visitor children who experience suspected developmental delay indreases is 142 from 340 visitor (36,5%) at 2010 is 153 from 297 visitor (51,9%) in 2011. Purpose: find out the influence of maternal care there are developments the prescooler in the district of west Banjarmasin, Banjarmasin city in 2012. Method: the design of this research is analyzing survey with approach cross sectional. The sample of research is mother and preschool children kindergarten which in distric west banjarmasin is 143 people. Result: Responden group who have suspected developmental delay is 66 (46.2%) child, 82 (57.7%) the mother give bad nurture to the child, 77 (53.8%) child do not get exclusive breastfeeding, 78 (54.5%) mother with basic education and 98 (68.5%) mother does not work. There giving exclusive breastfeeding, mother education with child development. there was no significant correlation between mother education and child development Keyword: nurture, child development, exclusif breastfeeding, education, profesion
1 2
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
88
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
PENGARUH PENGASUHAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT KOTA BANJARMASIN TAHUN 2012
Rusmilawaty1 Hapisah1
INTISARI
Jainuddin1, Imanuddin2, Rifqah Ihdayati3
Latar Belakang: Perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor risiko psikososial yaitu faktor pengasuhan meliputi stimulasi kognitif, responsitivitas dan sensitivitas asuhan. Hasil rekapitulasi Laporan kunjungan pasien di poliklinik tumbuh kembang anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin menunjukkan jumlah kunjungan anak yang mengalami suspek keterlambatan perkembangan meningkat yaitu 142 dari 340 orang kunjungan (36.5%) pada tahun 2010 menjadi 153 dari 297 orang kunjungan (51.9%) pada tahun 2011. Tujuan: Mengetahui pengaruh pengasuhan ibu terdapat perkembangan anak prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin tahun 2012 Metode: Rancangan penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu dan anak prasekolah Taman Kanak-kanak yang berada di di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin sebanyak 143 orang. Hasil: kelompok responden yang mengalami suspek keterlambaan perkembangan sebanyak 66 (46.2%) anak, 82 (57.5%) ibu memberikan pengasuhan yang tidak baik kepada anak, 77 (53.8%) anak tidak mendapatkan ASI Eksklusif, 78 (54.5%) ibu berpendidikan dasar dan 98 (68.5%) ibu tidak bekerja. Ada hubungan yang bermakna antara pengasuhan ibu, pemberian ASI eksklusif, pendidikan ibu dengan perkembangan anak. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan perkembangan anak. Kata Kunci: Pengasuhan, perkembangan Anak, ASI eksklusif, pendidikan dan pekerjaan.
1 2
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
89
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
PENDAHULUAN Anak merupakan harapan masa depan, sehingga perlu dipersiapkan dengan baik dan benar agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, bermoral dan berguna bagi masyarakat (Gerungan, 2004). Diperkirakan sekitar 200 juta anak di bawah 5 tahun tidak mencapai potensi maksimal perkembangan mereka, sebagian besar tinggal di negara berkembang yaitu Asia Selatan dan Sub-sahara Afrika. Mereka mengalami berbagai risiko seperti kemiskinan, kekurangan gizi, gangguan kesehatan dan kurangnya stimulasi dari lingkungan rumah, yang akan berdampak pada perkembangan kognitif, motor, sosial dan emosional. Anak-anak ini cenderung akan mengalami masalah di sekolah (McGregor et al., 2007). Perkembangan dini pada keterampilan kognitif, kesejahteraan emosional, kompetensi sosial, kesehatan fisik dan mental dibutuhkan sebagai fondasi yang kuat untuk kesuksesan pada masa dewasa (Shonkoff, 2007). Perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor risiko psikososial yaitu faktor pengasuhan meliputi stimulasi kognitif, responsitivitas dan sensitivitas asuhan (Walker et al., 2007). Risiko keterlambatan perkembangan pada anak usia 3-6 tahun adalah rendahnya pendidikan orang tua (OR=3.57) dan pengasuhan yang tidak layak (OR=2.72) (Isaranurug et al., 2005). Masalah perilaku anak prasekolah antara lain dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi ibu, gaya hidup ibu (merokok dan minum alkohol), status mental atau praktik pengasuhan serta kesehatan ibu dan anak (Najman et al., 2000). Nielsen et al. (2002), menjelaskan bahwa pengasuhan adalah perilaku orang tua seharihari terhadap anak dalam menerapkan pengetahuan, emosi, serta pengajaran sikap dan nilai. Praktik pengasuhan berjalan secara informal dan seringkali dibumbui oleh hal-hal yang tanpa disadari dan tanpa disengaja serta diwujudkan oleh suasana rumah tangga seharihari yang terjadi dalam bentuk interaksi antara orang tua dan anaknya serta anggota keluarga lainnya. Dengan demikian hubungan inter dan intrapersonal orang-orang di sekitar anak itu
sendiri sangat memberi warna pada praktik pengasuhan anak. Hasil penelitian komunitas yang dilakukan di Kabupaten Bantul terhadap 632 anak berusia 3 bulan – 5 tahun, 64% menunjukkan perkembangan normal, 28% meragukan dan 8% diduga mengalami keterlambatan perkembangan (Sitaresmi, et al., 2008). Data yang didapat dari Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Sanglah Denpasar ditemukan 43,5% anak dengan hasil DDST abnormal (Andayani & Soetjiningsih, 2001). Kenyataan yang ditemukan di lapangan pada anak usia prasekolah di Lembaga Pendidikan Khusus Melati Ceria Palangka Raya, bahwa dari sekitar 44 anak yang mengalami penyimpangan perkembangan diketahui, hal ini disebabkan oleh karena ketidak tahuan keluarga dan orang tua dalam hal deteksi dan stimulasi perkembangan anak secara dini (Lismaya, 2009). Hasil rekapitulasi Laporan kunjungan pasien di poliklinik tumbuh kembang anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin menunjukkan jumlah kunjungan anak yang mengalami suspek keterlambatan perkembangan meningkat yaitu 142 dari 340 orang kunjungan (36.5%) pada tahun 2010 menjadi 153 dari 297 orang kunjungan (51.9%) pada tahun 2011 (RSUD Ulin Banjarmasin, 2011). Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh pengasuhan ibu terhadap perkembangan anak di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin tahun 2012 ? Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pengasuhan ibu terdapat perkembangan anak prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin tahun 2012. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu melakukan pengukuran variabel bebas (pengasuhan ibu) dan variabel terikat
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
90
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
(perkembangan anak prasekolah) pada waktu bersamaan. Instrumen dalam penelitian ini meliputi : 1.
Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan anak (KPSP) Perkembangan anak diukur dengan observasi KPSP yang digunakan di tingkat pelayanan dasar yang terdiri dari sektor gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. KPSP digunakan sesuai tahap perkembangan anak yaitu 60 bulan, 66 bulan dan 72 bulan. Kuesioner terdiri dari 10 item pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dengan skor 1 dan tidak dengan skor 0. Alat bantu yang digunakan untuk menilai perkembangan anak berupa: pensil, kertas, bola bola tenis, kubus berwarna dan boneka dengan baju yang memiliki kancing. Jika skor KPSP < 8 maka dikategotikan suspek dan jika skor KPSP >= 8 maka dikategorikan tidak suspek.
2.
Kuesioner Pengasuhan ibu Pengasuhan ibu diukur menggunakan Parenting Behavior Questionnaire (Mowder & Sanders, 2008) yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan penyusunan skala psikologi. Kuesioner terdiri dari aspek-aspek bonding/ikatan kasih sayang, penerapan disiplin, perilaku mendidik, sandang, pangan dan perlindungan umum, respon ibu dan kepekaan ibu. Kuesioner dibuat dalam bentuk skala Likert dengan menggunakan 3 alternatif jawaban. Nilai yang diberikan adalah: Tidak pernah = 1, Kadang-kadang = 2, dan Sering = 3 (Azwar, 2007).
Populasi penelitian adalah ibu dan anak prasekolah Taman Kanak-kanak yang berada di di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin berjumlah 2.581 orang. Perkiraan besar sampel akan ditetapkan berdasarkan rumus Lemeshow et al. (1997) yaitu: ⎡(Z1−α / 2 2p(1 − p )) + (Z1− β p1(1 − p1 ) + p2 (1 − p2 ))] n=⎣ ( p1 − p2 )2
2
Keterangan: n = sampel size Z1-α = Level of significance, α = 5% (1.96) Z1-β = Power of the test (80%). P1 = Anticipated population proportion 1 = 0.54 P2 = Anticipated population proportion 2 = 0.40 (Pushpalata et al., 2009).
Perhitungan besar sampel menggunakan bantuan software program sample size determination in health studies dan didapatkan sampel berjumlah 130 responden. Untuk menghindari kemungkinan data yang tidak baik ditambah 10% sehingga berjumlah 143 responden. Penarikan sampel dilakukan dengan probability sampling jenis two stage cluster sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah anak berusia 4-6 tahun, siswa TK yang ada di Kecamatan Banjarmasin Barat, diasuh oleh orang tua minimal dalam 6 bulan terakhir, dalam keadaan sehat, bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Kriteria eksklusi adalah anak tinggal bersama paman bibi dan anak-anaknya dalam satu rumah, ibu menderita penyakit kejiwaan dan anak sakit dalam 2 minggu terakhir. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak komputer dengan langkah-langkah editing, coding, entry, cleaning. Analisis data menggunakan software komputer melalui tiga tahap analisis yaitu analisis univariabel, analisis bivariabel menggunakan uji chi square, sedangakan analisis multivariabel menggunakan uji regresi logistik. HASIL PENELITIAN Kecamatan Banjarmasin Barat adalah salah satu kecamatan dalam wilayah Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 13,37 km². Batas-batas wilayah Kecamatan Banjarmasin Barat adalah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarmasin Utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Banjarmasin Selatan, sebelah barat berbatasan dengan Sungai Barito dan sebelah
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
91
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Timur berbatasan Banjarmasin Tengah.
dengan
Kecamatan
Kecamatan Banjarmasin Barat terdiri atas 9 kelurahan yaitu Kelurahan Telaga Biru, Pelambuan, Belitung Utara, Belitung Selatan, Kuin Cerucuk, Kuin Selatan, Basirih, Telawang dan Teluk Tiram. Jumlah TK di Kecamatan Banjarmasin sebanyak 36 TK dan jumlah murid sebanyak 2.851. 1. Analisis Univariabel Penelitian dilakukan terhadap 143 responden yaitu ibu dan anak siswa taman kanak-kanak di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin. Perkembangan anak diukur dengan melakukan observasi dan pertanyaan kepada anak mengunakan KPSP. Perkembangan anak di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin tahun 2012 dapat dilihat pada gambar berikut :
92
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pengasuhan ibu, Pemberian ASI Eksklusif, Pendidikan Ibu dan Pekerjaan Ibu di Kecamatan Banjarmasin Barat Tahun 2012 Variabel
Frekuensi
Persentase
Pengasuhan Ibu: -Baik -Tidak Baik
61 82
42.7 57.3
Pemberian ASI: -ASI Eksklusif -Tidak ASI Eksklusif
66 77
46.2 53.8
Pendidikan Ibu: -Tinggi -Dasar
65 78
45.5 54.5
Pekerjaan Ibu: -Tidak Bekerja -Bekerja
98 45
68.5 31.5
Variabel bebas pengasuhan ibu diukur menggunakan kuesioner yang terdiri dari 38 pertanyaan dan didapatkan sebanyak 82 (57.5%) ibu memberikan pengasuhan yang tidak baik kepada anak. Variabel luar diukur menggunakan kuesioner dan didapatkan 77 (53.8%) anak tidak mendapatkan ASI Eksklusif, 78 (54.5%) ibu berpendidikan dasar dan 98 (68.5%) ibu tidak bekerja. 2. Analisis Bivariabel
Berdasarkan Gambar di atas dapat dilihat bahwa kelompok responden yang mengalami suspek keterlambaan perkembangan sebesar 66 (46.2%).
Tabel 2. Hubungan Pengasuhan Ibu dengan Perkembangan Anak di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012 Variabel
Pengasuhan Ibu Tidak Baik Baik
Perkembangan Anak Suspek Tidak n (%) Suspek n (%) 46 (56.1) 20 (32. 8)
χ² = Chi Square
36 (43.9) 41 (67.2)
χ²
7.6
P
RP
0.006
1.72
RP=Ratio Prevalence
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Hasil Analisis pada Tabel 2, didapatkan nilai p-value < α 0,05 menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengasuhan ibu dengan perkembangan anak. Suspek keterlambatan perkembangan anak sebesar 56.1% pada kelompok anak yang mendapatkan pengasuhan ibu tidak baik dan 32.8% pada pengasuhan ibu baik, dengan nilai RP=1.72; 95% CI=1,142.57. Hal ini menyatakan bahwa proporsi suspek keterlambatan perkembangan sebesar 1.72 kali lebih besar pada kelompok anak yang mendapatkan pengasuhan ibu tidak baik dibandingkan kelompok anak yang mendapatkan pengasuhan ibu baik. Tabel 3 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif, Pendidikan Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Perkembangan Anak di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin 2012 Variabel
Perkembangan Anak Suspek Tidak n (%) Suspek n (%)
Pemberian ASI: -Tidak ASI Eksklusif -ASI Eksklusif Pendidikan Ibu: -Dasar -Tinggi Pekerjaan Ibu: -Bekerja -Tidak Bekerja
χ² = Chi Square
43 (55.8) 23 (34.9)
34 (44.2) 43 (65.1)
42 (53.8) 24 (36.9)
36 (46.2) 41 (63.1)
22 (48.2) 44 (44.9)
χ²
P
RP
6.30
0.01
1.60
4.09
0.04
1.56
0.20
0.66
1.09
23 (51.1) 54 (58.8)
RP=Ratio Prevalence
55.8% pada kelompok anak yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif dan 34.9% pada kelompok anak yang mendapatkan ASI Eksklusif dengan nilai RP=1.60; 95% CI=1,092.36. Hal ini menyatakan bahwa proporsi suspek keterlambatan perkembangan 1.60 kali lebih besar pada kelompok anak yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif dibandingkan kelompok anak yang mendapatkan ASI Eksklusif. Suspek keterlambatan perkembangan sebesar 53.8% pada kelompok anak dari ibu yang berpendidikan dasar dan 36.9% pada kelompok anak dari ibu yang berpendidikan tinggi dengan nilai RP=1.56; 95% CI=1,00-2.13. Hal ini menyatakan bahwa proporsi suspek keterlambatan perkembangan 1.56 kali lebih besar pada kelompok anak dari ibu yang berpendidikan dasar dibandingkan anak dari ibu yang berpendidikan tinggi. Hasil Analisis statistik pada Tabel 3, didapatkan nilai p-value > α 0,05 menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara pekerjaan ibu dengan perkembangan anak. Tabel 4 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif, Pendidikan Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pengasuhan Ibu di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012 Variabel
Pemberian ASI : -Tidak ASI Eksklusif -ASI Eksklusif Pendidikan Ibu: -Dasar -Tinggi
Hasil Analisis statistik pada Tabel 3, didapatkan nilai p-value < α 0,05 menunjukkan hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan anak serta hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dan perkembangan anak. Suspek keterlambatan perkembangan sebesar
93
Pekerjaan Ibu: -Bekerja -Tidak Bekerja
χ² = Chi Square
Pengasuhan Ibu Tidak Baik Baik n (%) n (%) 48 (62.3) 34 (51.5)
29 (37.7) 32 (48.5)
χ²
P
RP
1.70
0.19
1.21
0.07
1.30
0.94
1.01
3.21 50 (64.1) 32 (49.2)
28 (35.9) 33 (50.8)
26 (57.8) 56 (57.1)
19 (42.9) 42 (42.2)
0.01
RP= Rasio Prevalensi
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Hasil Analisis pada Tabel 4 menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara pemberian ASI Eksklusif, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu dengan pengasuhan ibu karena nilai p-value > 0,05. Berdasarkan analisis Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa pemberian ASI Eksklusif, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu bukan merupakan variabel pengganggu (confounding variable).
3. Analisis Multivariabel Berdasarkan analisis bivariabel dapat dilihat bahwa variabel bebas pengasuhan ibu berhubungan dengan variabel terikat perkembangan anak. Variabel luar pemberian ASI eksklusif dan pendidikan ibu berhubungan dengan variabel terikat perkembangan anak, sedangkan variabel luar pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan variabel terikat perkembangan anak. Variabel luar pemberian ASI eksklusif, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan variabel bebas perkembangan anak. Analisis multivariabel dilakukan untuk melanjutkan analisis sebelumnya yaitu menganalisis secara bersama-sama variabel bebas dengan variabel terikat dengan mempertimbangkan variabel luar. Analisis ini dilakukan untuk melihat model terbaik yang adekuat dan efektif. Analisis dilakukan dengan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan α=0.05 dan 95% CI
94
Tabel 5 Hubungan Variabel bebas dan Variabel Terikat dengan Mempertimbangkan Variabel Luar
Variabel Pengasuhan Ibu : -Tidak Baik -Baik
Model 1
Model 2
Model 3
Model 4
OR 95 % CI
OR 95 % CI
OR 95 % CI
OR 95 % CI
2.62 (1.315.22)
2.48 (1.235.02)
2.44 (1.214.92)
Pemberian ASI : -Tidak ASI Eksklusif -ASI Eksklusif
2.23 (1.114.46)
Pendidikan Ibu: -Dasar T-inggi Deviance R²
189.62 4%
184.40 7%
2.32 (1.144.75)
2.17 (1.084.38)
1.80 (0.903.51) 186.84 5%
1.73 (0.863.50) 182.02 7%
Model 1 dibangun untuk menunjukkan hubungan antara pengasuhan ibu dengan perkembangan anak tanpa melibatkan variabel lain. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik, dengan nilai RP=2.62 dan 95% CI=1.31-5.22. Berdasarkan nilai R² model 1 dapat memprediksi perkembangan anak sebesar 4%.
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Model 2 dibangun untuk menunjukkan hubungan antara pengasuhan ibu dengan perkembangan anak dan besarnya kontribusi pemberian ASI Eksklusif dan pendidikan ibu yang diikutkan dalam analisis. Hasil analisis tetap menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik antara pengasuhan ibu dan perkembangan anak dengan nilai RP=2.48 dan 95% CI=1.23-5.02 . Berdasarkan hasil di atas dapat dikatakan bahwa dengan mempertimbangkan kontribusi variabel pemberian ASI maka pengasuhan ibu tidak baik akan mendorong suspek keterlambatan perkembangan anak berpeluang lebih tinggi 2.48 kali dibandingkan dengan pengasuhan ibu baik. Berdasarkan nilai R² prediksi suspek keterlambatan perkembangan anak pada ibu dengan pengasuhan tidak baik berubah antara model 1 dan model 2 sebesar 7%. Model 3 dibangun untuk menunjukkan hubungan antara pengasuhan ibu dengan perkembangan anak dan besarnya kontribusi pendidikan ibu yang diikutkan dalam analisis. Hasil analisis tetap menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik antara pengasuhan ibu dan perkembangan anak dengan nilai RP=2.44 dan 95% CI=1.214.92 . Berdasarkan hasil di atas dapat dikatakan bahwa dengan mempertimbangkan kontribusi variabel pendidikan ibu maka pengasuhan ibu tidak baik akan mendorong suspek keterlambatan perkembangan anak berpeluang lebih tinggi 2.44 kali dibandingkan dengan pengasuhan ibu baik. Berdasarkan nilai R² prediksi suspek keterlambatan perkembangan anak pada ibu dengan pengasuhan tidak baik berubah antara model 2 dan model 3 sebesar 5 %. Model 4 dibangun untuk menunjukkan hubungan antara pengasuhan ibu dengan perkembangan anak dan besarnya kontribusi pemberian ASI eksklusif, pendidikan dan pekerjaan ibu yang diikutkan dalam analisis. Hasil analisis tetap menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik antara pengasuhan ibu dan perkembangan anak dengan nilai RP=2.32 dan 95% CI=1.14-4.75 . Berdasarkan hasil di atas dapat dikatakan bahwa dengan mempertimbangkan kontribusi variabel pendidikan dan pekerjaan ibu maka pengasuhan ibu tidak baik akan mendorong
suspek keterlambatan perkembangan anak berpeluang lebih tinggi 2.32 kali dibandingkan dengan pengasuhan ibu baik. Berdasarkan nilai R² prediksi suspek keterlambatan perkembangan anak pada ibu dengan pengasuhan tidak baik berubah antara model 3 dan model 4 sebesar 7 %. Berdasarkan analisis multivariabel pada Tabel 5, maka model yang dipilih adalah model 2 sebagai model yang cukup baik untuk menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak dengan mempertimbangkan semua variabel yang bermakna terhadap perkembangan anak. PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengasuhan ibu dengan perkembangan anak. Hasil analisis multivariabel tetap menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengasuhan ibu dengan perkembangan anak setelah dikontrol dengan variabel pemberian ASI eksklusif, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 1995). Sedangkan pengasuhan adalah proses sosialisasi orang dewasa dan anak dalam metode asuhan seperti monitoring, kontrol, kedekatan emosional, dan disiplin untuk membentuk masyarakat muda berperilaku secara layak untuk peran mereka pada masa akan datang di masyarakat (Hurlock, 2002). Koneksi kritis sel-sel saraf akan menentukan emosional, sosial dan intelektual anak selanjutnya, terutama dibentuk oleh kepedulian dan stimulasi dari dunia luar. Orang tua adalah guru pertama anak, mereka sangat mempengaruhi koneksi dari otak melalui interaksi dengan bayi, balita dan anakanak prasekolah. Pengalaman positif berulangulang seperti menyanyi, menyentuh,
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
95
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
memegang, berbicara, membaca dan ekspresi cinta yang positif mempengaruhi perkembangan anak Pada penelitian ini pengasuhan ibu diukur berdasarkan aspek-aspek dari bonding/ikatan kasih sayang, penerapan disiplin, perilaku mendidik, sandang, pangan dan perlindungan umum, respon ibu dan kepekaan ibu. Pengasuhan anak di Kecamatan Banjarmasin Barat jarang menggunakan hukuman fisik tetapi lebih banyak memberikan janji-janji dan overprotective. Pengasuhan seperti akan membuat anak menjadi tidak mandiri dan sulit melakukan penyesuaian. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Yusuf (2009) bahwa pengasuhan overprotective yaitu kontak berlebihan dan memberikan bantuan yang terus menerus, meskipun anak sudah mampu, mengawasi kegiatan anak secara berlebihan dan tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk memecahkan masalahnya. Pengasuhan seperti ini akan menyebabkan anak merasa tidak aman, mudah gugup, sangat tergantung, menolak tanggung jawab, sulit bergaul dan suka bertengkar. Penjelasan lain dikemukan oleh Hurlock (1990), bahwa memanjakan membuat anak egois, menuntut perhatian dan pelayanan orang lain sehingga menyebabkan penyesuaian sosial yang buruk di rumah dan di luar rumah. Sedangkan pengasuhan overptotective dan pengendalian anak secara berlebihan akan menumbuhkan ketergantungan pada semua orang, kurangnya rasa percaya diri dan frustasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Walker et al. (2007) yang menyatakan bahwa faktor psikososial yang mempengaruhi perkembangan anak diantaranya adalah pengasuhan ibu meliputi 1). Sensitivitas dan responsitivitas asuhan ibu akan meningkatkan kemampuan kognitif anak dan menurunkan risiko terjadinya masalah atau gangguan pada anak prasekolah; 2). Stimulasi perkembangan atau kesempatan belajar bagi anak berdampak pada orientasi tugas perkembangan, perilaku sosial dan kepercayaan diri; 3). Gaya pengasuhan ibu/pengasuh anak seperti otoriter dan suka menghukum menyebabkan anak agresif, cemas, putus asa, penakut dan tidak patuh, sedangkan pengasuhan ibu/pengasuh yang
demokratis menyebabkan anak merasa aman, percaya diri, mau bekerjasama, sopan dan rasa ingin tahu tinggi serta 4). Dukungan dari kakek nenek, suami, teman sebaya, guru dan keluarga besar seperti paman dan bibi berpengaruh terhadap perkembangan anak melalui interaksi mereka dengan anak. Selain faktor pengasuhan ibu, pemberian ASI sampai anak berusia 6 bulan juga mempengaruhi perkembangan anak. Proporsi suspek keterlambatan perkembangan lebih besar pada kelompok anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dibandingkan dengan kelompok anak yang mendapatkan ASI eksklusif. Sacker et al. (2006) mengemukakan bahwa pemberian ASI akan memberikan perlindungan terhadap keterlambatan perkembangan motorik kasar dan motorik halus (OR= 0,66, 95% CI= 0,54-0,79). Demikian pula menurut Dewey et al. (2001) bahwa anak yang diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan menujukkan hasil perkembangan yang lebih baik dibandingkan anak yang diberikan ASI selama 4 bulan saja. Variabel lainnya yang mempengaruhi perkembangan anak adalah pendidikan ibu. Proporsi suspek keterlambatan perkembangan anak lebih besar pada kelompok anak dari ibu yang berpendidikan dasar dibandingkan kelompok anak dari ibu yang berpendidikan tinggi. Tingkat pendidikan formal merupakan dasar pengetahuan intelektual yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar kemampuan untuk menerima informasi sehingga pengetahuan dan wawasan menjadi lebih luas. Ibu berpendidikan tinggi memiliki akses informasi yang lebih baik, menyadari pentingnya informasi cara mengasuh anak, membesarkan anak dan menerapkan informasi tersebut untuk anak-anak. Selain itu dapat memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dan memahami bagaimana berinteraksi dengan anak sehingga dapat membantu perkembangan anak. Carneiro et al (2006) menjelaskan bahwa pendidikan ibu mempengaruhi kuantitas dan kualitas investasi pada anak-anak. Ibu yang berpendidikan dapat membuat lebih banyak
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
96
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
pilihan informasi tentang investasi kesehatan, pendidikan dan lebih mungkin untuk hidup dalam rumah tangga dengan perekonomian yang cukup, menikah dan memiliki pasangan dengan tingkat pendidikan yang tinggi Pendapat ini didukung oleh Zevalkink dan Welraven (2001) bahwa pendidikan orang tua, pekerjaan dan pendapatan adalah faktor penentu penting kualitas pengasuhan anak dan mendukung keterlibatan emosional. Ibu yang berpendidikan biasanya memberikan pengasuhan yang sensitif kepada anak meliputi perhatian, pemahaman, menyenangkan anak dan merespon kebutuhan anak dengan baik. Perempuan dengan pendidikan tinggi memiliki kemampuan bahasa yang memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan memiliki pandangan lebih luas tentang kesehatan, mampu melepaskan diri dari tradisi untuk memanfaatkan cara modern mengasuh anak-anak dan dapat membuat keputusan independen mengenai kesehatan anak-anak (Huq & Tasnim, 2008). Zevalkink & Walraven (2001) yang menyatakan bahwa praktik pengasuhan orang tua dipengaruhi oleh pendidikan orang tua. Salah satu modal penting dalam pengasuhan adalah pendidikan pemberi asuhan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidikan, pengetahuan, keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki menunjukkan kapasitas pengasuhan untuk dapat memberikan asuhan yang sesuai (Michaelsen et al., 2003). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Guttmann et al. (2004) bahwa pendidikan orang tua yang rendah dapat mempengaruhi anak prasekolah dalam mencapai perkembangan kognitif. Pendapat ini didukung oleh Isaranurug et al. (2005), faktor risiko keterlambatan perkembangan pada anak usia 3-6 tahun adalah rendahnya pendidikan orang tua (OR=3.57) dan pengasuhan yang tidak layak (OR=2.72). Penelitian Sitaresmi et al. (2008) di Bantul menyatakan faktor-faktor risiko keterlambatan perkembangan adalah malnutrisi, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), rendahnya pendidikan ibu, ibu bekerja dan status sosial ekonomi keluarga yang buruk.
Hasil analisis statistik menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara pekerjaan ibu dan perkembangan anak. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Bantul Yogyakarta yang menyatakan faktorfaktor yang diidentifikasi sebagai risiko suspek keterlambatan perkembangan adalah BBLR, malnutrisi, pendidikan ibu rendah, ibu bekerja dan status sosial ekonomi. Proporsi suspek keterlambatan perkembangan pada anak 2,5 kali lebih tinggi pada ibu berpendidikan rendah dan 1,8 kali lebih tinggi pada ibu bekerja (Sitaresmi et al., 2008). Pada masa usia prasekolah atau pada anakanak TK lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dan bersosialisasi dengan teman-teman dan guru disekolah. Disamping itu keberadaan pengasuh lain juga selama ibu bekerja juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. Disamping itu meskipun ibu bekerja tetapi jika ibu dapat mengatur waktu untuk bersosialisasi dengan anak maka tidak akan menimbulkan gangguan perkembangan pada anak. Hal ini dikemukakan oleh Ruhm (2002) bahwa Ibu yang bekerja dan sangat terampil dalam mengatur waktu, baik di rumah dan di pekerjaan, akan berkorelasi dengan perkembangan positif pada anak. Penjelasan serupa dikemukakan oleh Zarrabi (2009) bahwa peningkatan pendapatan memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif dan perkembangan anak dalam keluarga berpenghasilan rendah jika orang tua terampil baik di rumah dan di pekerjaan. Dampak negatif perkembangan anak bisa terjadi ketika perempuan kembali bekerja segera setelah mereka melahirkan, lebih berorientasi pada karier dan kurang memperhatikan rumah tangga termasuk pengasuhan anak (Ruhm, 2002). Pendapat ini didukung oleh Brewton (2004) bahwa efek negatif terjadi pada ibu dengan waktu kerja penuh, pengasuhan informal oleh keluarga dan teman-teman, ibu yang berpendidikan rendah, struktur rumah tangga, pendapatan rumah tangga rendah dan tidak tersedianya pendidikan anak yang berkualitas.
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
97
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 143 orang anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin tahun 2012, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Ada hubungan yang bermakna antara pengasuhan ibu dengan perkembangan anak. Proporsi suspek keterlambatan perkembangan lebih tinggi pada kelompok anak yang mendapatkan pengasuhan ibu baik dibandingkan kelompok anak yang mendapatkan pengasuhan ibu tidak baik. 2. Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dan pendidikan ibu dengan perkembangan anak. Proporsi suspek keterlambatan perkembangan lebih tinggi pada kelompok anak yang mendapatkan tidak mendapatkan ASI eksklusif dan ibu yang berpendidikan dasar dibandingkan kelompok anak yang mendapatkan ASI eksklusif dan ibu yang berpendidikan tinggi. 3. Ada hubungan yang tidak bermakna antara pekerjaan ibu dengan perkembangan anak.
Bang, K. (2008) Analysis of risk factors in children with suspected developmental delays. World Academy of Science, Engineering and Technology, 48:429433. Brewerton, M. (2004) Influences of maternal employment and early childhood education on young children’s cognitive and behavioural outcomes. New Zealand; Ministry of Women’s Affairs Carneiro, P., Meghir, C. & Parey, M. (2006) The effect of mother’s schooling on children’s outcomes: Causal links and transmission channels. University College London and Institute for Fiscal Studies. Contreras, J.M. (2004) Parenting behaviors among Mainland Puerto Rica adolescent mothers: The role of grandmother and partner involvement. Journal of Research on Adolescence, 14(3):341-368. Gerungan, W.A. (2004) Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama.
4. Ada hubungan yang bermakna secara konsisten antara pengasuhan ibu dan perkembangan anak setelah dianalisis bersama-sama dengan variabel pemberian ASI eksklusif dan pendidikan ibu dengan nilai R2 sebesar 7%. Pengasuhan ibu yang dikontrol dengan pembarian ASI eksklusif dan pedidikan ibu dapat memprediksi kematangan sosial anak sebesar 7%.
Guttmann, A., To, T., Dick, P.T., Rosenfield, J.D., Parkin, P.C., Tassoudji, M., Vydykhan, T.N., Cao, H. & Harris, J.K. (2004) Risk markers for poor developmental attainment in young children. Arch Pediatr adolesc Med, 158, 643-49.
DAFTAR RUJUKAN
Hastings, P.D., Vyncke, J., Sullivan, C., McShane, K.E, Benibgui, M. & Atendale, W. (2009) Children's development of social competences across family types. Family, children and youth section, Departement of justice Canada.
Andayani, B. & Koentjoro (2004) Peran ayah menuju co-parenting, Jakarta: CV Citramedia.Isaranurug,S., Nanthamongkolchai, S. & Kaewsiri, D. (2005) Factors influencing development of children aged one to under six years old. Journal Med Association Thailand, 88(1):86-90.
Huq, M.N. & Tasnim, T. (2008) Maternal education and child health care in Bangladesh. Maternal Child Health Journal, 12:43-51.
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
98
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Hurlock, E.B. (1990) Perkembangan anak jilid 2 (Edisi keenam). Alih bahasa Tjandrasa, M, Jakarta: Erlangga. _____. (2002) Child development (second edition), New York: Mc.Graw Hill Book Company. Isaranurug, S., Nanthamongkolchai, S. & Kaewsiri, D. (2005) Factors influencing development of children aged one to under six years old. Journal Med Association Thailand, 88(1):86-90. Lismaya, L. (2009) Profil melati ceria. Tersedia dalam: http//www. Melaticeria.or.id/profil.html. [Diakses 30 November 2009]. Michaelsen, K.F., Weaver, L., Branca, F. & Robertson, A. (2003) Feeding and nutrition of infants and young children. Geneva: World Health Organization. McGregor, S.G., Cheung, Y.B., Cueto, S., Glewwe, P., Richter, L. & Strupp, B. (2007) Child development in developing countries 1. Developmental potential in the first 5 years for children in developing countries. Lancet, 369:60-70. Mowder, B.A. & Sanders, M. (2008) Parent behavior importance and parent behavior frequency questionnaires: Psychometric characteristics. J Child Fam Study, 17 (5): 675-688.Najman, J.M., Bor, W., Andersen, M.J., O’callaghan, M. & Williams, G.M. (2000) Preschool children and behaviour problems: A prospective study. Childhood, 7(4):439-466. Najman, J.M., Bor, W., Andersen, M.J., O’callaghan, M. & Williams, G.M. (2000) Preschool children and behaviour problems: A prospective study Childhood, 7(4):439-466.
parental psychopathology: a descriptive review of the literature. Clinical child psychol psychiat, 7(4): 525-552. RSUD Ulin Banjarmasin (2009) Laporan kunjungan pasien di poliklinik tumbuh kembang RSU Ulin Banjarmasin. Ruhm, C.J. (2002) The effects of parental employment and parental leave on child health and development Encyclopedia on Early Childhood Development. Santos, D.N., O Assis, A.M., Bastos, A.C.S., Santos, L.M., Santos, C.A. S., Strina, A., Prado, M.S., Almeida-Filho, N.M., Rodrigues, L.C. & Barreto, M.L. (2008) Determinants of cognitive function in childhood: A cohort study in a middle income context. BMC Public Health, 8(202):1-15. Shonkoff, J.P. (2007) The Science of Early Childhood Development: Closing The Gap Between What We Know and What We Do. National Scientific Council Center on The Developing Child at Harvard University. Sitaresmi, M.N., Ismail, D. & Wahab, A. (2008) Risk factors of developmental delay: A community-based study. Paediatrica Indonesiana, 48(3):161165. Soetjiningsih (1995) Tumbuh kembang anak, Jakarta: EGC. Walker, S.P., Wachs, T.D., Gardner, J.M., Lozoff, B., Wasserman, G.A., Pollitt, E. & Carter, J.A. (2007) Child development in developing countries 2. child development: Risk factors for adverse outcomes in developing countries. Lancet, 369:145-57. Yusuf, S. (2009) Psikologi perkembangan anak dan remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nielsen, T.S., Vikan, A. & Dahl, A. A. (2002) Parenting related to child and Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
99
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Zarrabi, M. (2009) Short and Medium Term Effects of Maternity Leave On Child Outcomes: Evidence From The NLSCY University of Calgary Zevalkink, J. & Riksen-Walraven, J.M. (2001) Parenting in Indonesia: Inter- and intracultural differences in mothers’ interactions with their young children. International Journal of Behavioral Development, 25 (2):167-175.
Pengaruh Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin Tahun 2012
100