PENGARUH PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN ERAUD PENGADAAN BARANG DAN IMPLIKASINYA PADA KINERJA KEUANGAN (STUDI PADA RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN SWASTA JAKARTA) Ratna Mappanyukki, SE., M.Si., Ak. Hari Setyaw~ti, SE., M,Si., Ak. Muti'ah, SE., M.Si., Ak Abstract The aim of this study is to analyze the effect of internal control applying on procurement fraud prevention and its implication to the financial performance. Survey was conducted at 23 public and private hospital in Bandung city. The respondent are 23 financial directors of those' hospitals. Data ara collected by questioner and hospital financial raports. The multiple regression is used to analyze the data. The result of this study indicates that there are positive effects and significant of internal control applying on procurement fraud pravantion and it implicated to the financial performance. It means that financial performance inclined by internal control applying on procurement fraud prevention and influenced residue by other factors are not integrated in this study model. Keyword: Internal control, procurement fraud prevention, financial performance
A.PENDAHULUAN Tujuan pembangunan nasional erat hUbungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat, karena masyarakat yang sehat merupakan modal dasar daJam pembangunan. Oleh karena itu, rumah sakit harus menjadi perhatian semua pihak agar tetap eksis dan berkembang sehingga dapat melayani masyarakat dengan jasa kesehatan yang terjangkau dan berkualitas baik. Dilema yang dialami rumah sakit saat ini, harus selalu dapat menyediakan obatobatan dan sarana pelayanan medis yang te~angkau oleh masyarakat tanpa harus mengurangi kualitas dan kuantitas pelayanannya dan disisi lain tingginya harga obatobatan dan mahalnya sarana penunjang peJayanan medis yang diperlukan dalam operasional rumah sakit, disebabkan karena adanya krisis global yang melanda sebagian negara di dunia ini, seperti: Amerika Serikat, China, Korea, Thailand dan lainnya. Dampak krisis global ini menyebabkan meJemahnya kemampuan ekonomi (daya beli) masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan rumah sakit. Kinerja rumah sakit, terutama kinerja keuangan merupakan hal yang penting karena digunakan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan rumah sakit terutama bagi pihak manajemen dan pemodal (untuk rumah sakit swasta). Hasil analisis dapat digunakan untuk melihat ke-
lemahan keuangan rumah sakit dan mengukur tingl
11
kan dengan peningkatan peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kejaksaaan, kepolisian, atau Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Namun sayangnya, hal ini sepertinya belum menjadi semacam komitmen untuk dijalankan secara bersamasama secara konsisten di semua Iini. Salah satu fraud yang terjadi di rumah sakit adalah korupsi pengadaan barang berupa CT Scan seperti yang terjadi di Rumah Sakit Margono Soekarjo, Purwekerto, Banyumas dan korupsi pengadaan obat di Dinas Kesehatan Banyumas senilai Rp. 300 juta telah merugikan uang negara. (Kompas, 27 Maret 2007). Korupsi pengadaan alatalat kesehatan juga terjadi di RS Kanujodso Djati wibowo, pimpinan proyeknya diduga terlibat korupsi kasus Magnetic Resonance Imaging (MRI) senilai Rp. 13,7 milyar (Tempo, 19 Oktober 2008). Melihat kenyataan tersebut, diperlukan upaya yang lebih sistematis dalam menanggulangi korupsi dengan menggunakan alur pikir memerangi korupsi yang jelas. Hal pertama yang harus diidentifikasikan adalah penyebab utama kejadian korupsi sehingga bisa dirumuskan strategi yang tepat untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi intensitas yang ditimbulkan dari penyebab tersebut. Dari berbagai seminar anti korupsi yang pernah diselenggarakan BPKP, maka secara garis besar penyebab kejadian korupsi dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu aspek institusi, aspek manusia dan aspek sosial bUdaya. Untuk menangani fraud pengadaan barang pada rumah sakit, diperlukan upaya yang sistematis dan terintegrasi dalam strategi investigatif dan strategi preventif. Strategi investigatif memang akan terlihat berhasil dalam memberantas korupsi, namun dalam jangka panjang strategi ini akan mendorong kondisi yang kontra produktif dalam kegiatan pembangunan. Hal ini perlu diatasi dengan mengedepankan strategi preventif. Untuk melaksanakan strategi tersebut, maka sistem pengendalian intern harus diterapkan secara efektif. Jika pengendalian internal suatu perusahaan lemah maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan fraud sangat besar.
12
Sebaliknya, apabila pengendalian internal _kuat, maJ5!l_lsemungkinan terjadinya kesafraud dapat diperkecil dan jika lahan kesalahan dan fraud masih terjadi, bisa diketahui dengan cepat dan dapat segera diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini mungkin. Sistem pengendalian internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oletl organisasi untuk mencapai empat tUjuan utama, yaitu: 1. Untuk menjaga aktiva perusahaan. 2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi 3. Unluk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan. 4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Komponen pengendalian internal antara lain: lingkungan pengendalian (control environment), penilaian risiko (risk assessment), aktivitas pengendalian (control activity), komunikasi dan informasi (information and communication), dan pemantauan (monitoring) (Intosai, 2004). Komponen pengendalian internal antara satu dengan lainnya saling berhubungan dan timbul dari proses manajemen. Pengendalian internal bukanlah suatu kejadian tunggal, tetapi merupakan serangkaian tindakan dan prosedur yang ada pada organisasi. Tindakan-tindakan ini melekat dalam metode yang digunakan manajemen untuk melaksanakan operasi sehari-hari. Apabila salah satu komponen tidak dilaksanakan dengan memadai, maka seluruh pengendalian intern tidak akan berjalan efektif(Ruslan, 2009). Dengan dibangun dan diimplementasikannya pengendalian internal, diharapkan akan menimbulkan daya tangkal terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para pelayanan publik, khususnya dibidang kesehatan seperti dokter dan tenaga paramedis lainnya.
dan
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan fenomena yang dijelaskan pada latar belakang diatas, maka ma-
salah pokok yang diajukan unluk usulan proposal penelilian ini: 1. Apakah lerdapal pengaruh pada penerapan Iingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegialan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemanlauan lerhadap pencegahan fraud pengadaan barang baik secara parsial maupun simullan pada rumah sakil pemerinlah dan swasla di kola Bandung. 2. Apakah lerdapal pengaruh pada penerapan Iingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan terhadap kinerja keuangan balk secara parsial maupun slmultan pada rumah sakit pemerintah dan swasla di kota Bandung. 3. Apakah terdapat pengaruh pad a pencegahan fraud pengadaan barang terhadap kinerja keuangan pada rumah sakit pemerintah dan swasta di kota Bandung. C. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pengendalian Internal Pengertian pengendalian internal telah mengalami perubahan baik dalam konsep maupun komponen-komponennya sesuai dengan perkembangan dunia bisnis yang semakin kompleks. Pada awal perkembangannya pengendalian internal diartikan sebagai inlernal cek. Internal cek dengan konsep kesamaan hasil melalui pencocokan catatan dari dua bag ian atau lebih. Sebagaimana diungkapkan American Institute of Certifield Public Accountant (A/CPA) yang dikutip Moller & Wilt (1999;81) menjabarkan definisi pengendalian internal sebagai berikut: "Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinate methods and measures adopted within a business to safeguard its assets, check the accuracy and reliability of its accounting data, promote operational efficiency, and encourage adherencp to prescribed managerial policies Pengertian pengendalian internal mengalami perluasan, tahun 1958 AICPA memperkenalkan perbedaan antara accounting control dan administrative control. H
Kemudlan lahun 1972 dilakukan perubahan nama menjadi internal control system. Dengan internal control system ini, bukan hanya dihasilkan pengendalian akuntansi letapi juga pengendaiian administrasi, yang dikembangkan melalui penetapan struktur organisasi, uraian tugas, pemberian wewenang, prosedur, seleksi sumber daya manusia, situasi kerja yang sehat, dan pengawasan langsung. Selanjutnya tahun 1988, AICPA dengan SAS No. 55 dengan judul "Considerations of the internal control structure in a financial statement audit" mengubah Sistem Pengendalian Internal menjadi Struktur Pengendalian Internal. Dari pengertian yang dikemukakan sebelumnya, dijelaskan bahwa pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian operasional yang efektif dan etisien, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Committee of Sponsoring Organizations (COSO) yang dikenal pada tahun 1992 dengan integrated framework of internal contro/nya mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut : "Internal control is a process, effected by an entity's board of directors, management and the other personnel, designed to provided reasonable assurance regarding the achievement of objective in the following categories. - effectiveness and efficiency of operations - reliability of financial reporting. - compliance with applicable laws and regulation". Konsep Pencegahan Fraud Pengadaan Barang Menurut Tuanakolta (2006: 159) ada ungkapan yang secara mudah ingin menjelaskan penyebab atau akar permasalahan dari fraUd. Ungkapan itu adalah : fraud by need, by greed and by opportunity. Ungkapan tersebut diartikan jika kita ingin men-
13
cegah fraud, hilangkan atau tekan sekecil mungkin penyebabnya. .Menurut Hall (2001 ),fraud menunjuk pada penyajian fakta yang bersifat material secara salah yang dilakukan oleh satu pihak ke pihak lain dengan tUjuan untuk membohongi dan mempengaruhi pihak lain untuk bergantung pada fakta tersebut, fakta yang akan merugikannya dan berdasarkan hukum yang berlaku, suatu tindakan yang curang (fraudulent act) harus memenuhi lima kondisi ini : 1. Penyajian yang salah. Harus terdapat laporan yang salah atau tidak diungkapkan. 2. Fakta yang sifatnya material. Suatu fakta harus merupakan faktor yang substansial yang mendorong seseorang untuk bertindak. 3. Tujuan. Harus terdapat tujuan untuk menipu atau pengetahuan bahwa laporan tersebut salah. 4. Ketergantungan yang dapat dijustifikasi. Penyajian yang salah harus merupakan faktor yang substansial yang menyebabkan pihak lain merugi karena ketergantungannya. 5. Perbuatan tidak adil atau kerugian. Kebohongan tersebut telah menyebabkan ketidakadilan atau kerugian bagi korban fraud. Fraud terjadi pada dua tingkatan, yailu fraud pegawai dan fraud manajemen. Adalah penting unluk membedakan antara kedua jenis fraud ini karena tiap jenis memiliki tanggung jawab dan implikasi yang berbeda bagi auditor. 1. Fraud pegawai atau fraud o/eh pegawai non-manajemen, biasanya ditujukan untuk langsung mengkonversi kas atau aktiva lainnya untuk keuntungan pegawai tersebut. Pada umumnya, pegawai tersebut mengakali perusahaan untuk kepentingan pribadinya. Jika suatu perusahaan memiliki sistem pengendalian internal yang efektif, kebangkrutan atau penggelapan uang dapat dideteksi atau dihindari. Fraud pegawai biasanya melibatkan tiga langkah: (1) mencuri sesuatu yang berharga (sebuah aktiva), (2) mengkonversi aktiva tersebut ke bentuk yang dapat digunakan (kas), dan (3) menutupi
14
kejahatannya agar tidak dikelahui. Langkah ketiga sering kali meru pakan hal· yang paling sulil. Langkah ini mungkin relalif mudah bagi pelugas administrasi gudang untuk mencuri persediaan dari gudang perusahaan, telapi mengubah calalan persediaan lebih menantang. 2. Fraud manajemen lebih lersembunyi dan membahayakan daripada fraud pegawai dan seringkali lolos dari deleksi sampai organisasi tersebul menderila kerugian alau kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Treadway Comm/sion lenlang Pelaporan Kecurangan Keuang-an mengamati bahwa pada tingkat makro, manajemen dapal terlibat dalam kegialan kecurangan untuk mendapatkan harga sa ham yang lebih tinggi atau penawaran ulang alau hanya unluk memenuhi harapan para investor sedangkan pada tingkal mikro biasanya dapat melibalkan data keuangan yang dilaporkan secara salah dan melaporkannya untuk mendapatkan kompensasi lambahan, unluk mendapalkan promosi, atau untuk melarikan diri dari hukuman karena kinerja yang buruk. Fraud manajemen biasanya lerdiri atas liga karakler ini : 1. Fraud ini dilakukan pada lingkal manajemen di atas lingkat manajemen di mana struklur konlrol internal biasanya berkaitan. 2. Fraud ini biasanya melibatkan penggunaan laporan keuangan unluk menciptakan ilusi bahwa entitas lebih sehat dan lebih makmur dari kenyalaannya. 3. Jika fraud tersebul melibalkan pernyataan akliva secara salah, ia biasanya dikelilingi oleh lransaksi bisnis yang kompleks, yang sering kali melibatkan pihak ketiga. Dengan memahami jenis-jenis fraud maka akan dilakukan teknik dan metode pencegahannya. Tujuan utama pencegahan fraud adalah untuk menghilangkan sebabsebab munculnya fraud. Menurut Amrizal (2004:3) fraud sering terjadi apabila :
1. Pengendalian internal tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar· atau tidak efektif. 2. Pegawai diperkerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka. . 3. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tldak baik, disalahgunakan atau ditempatkan de~ ngan tekanan yang besar untuk mencapal sasaran dan tujuan keuangan. 4. Model manajemen melakukan fraud, tidak efisien dan atau tidak efektif serta tidak taat pada hukum dan peraturan yang berlaku. 5. Pegawai yang dipercaya memiiiki masalah pribadi yang harus dipecahkan, masalah keuangan, masalah kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan. .., 6. Industri di mana perusahaan menJadl baglannya memiiiki sejarah atau tradisi terjadinya fraud. Menurut Tuanakotta (2006:162) pencegahan fraud dapat dilakukan dengan mengaktifkan pengendalian internal. Pengendalian internal yang aktif biasanya merupakan bentuk pengendalian internal yang paling banyak diterapkan. la seperli pagarpagar yang menghalangi pencuri masuk ke halaman rumah orang. Seperli pagar. bagaimanapun kokohnya tetap dapat ditembus oleh pelaku fraud yang cerdik dan mempunyai nyali untuk melakukannya. Ketika fraud terjadi atau diduga terjadi, manajemen seringkali berupaya melakukan pemecahan secara internal. Institute of Internal Auditor dalam Sukrisno Agoes (2004) menyarankan sepuluh langkah efektif yang bisa dilakukan oleh internal auditor untuk melakukan pencegahan dan penanganan fraud. yaitu : 1. Anticipate question and manage expectation. 2. Assess existing antifraud programmes and controls. 3. Secure management and audit committee sponsorship. 4. Assemble fraud expertise within internal audit. 5. Organize a fraud and reputation risk assessment. 6. Link antifraud activities. 7. Evaluate and test the design and operating effectiveness of control.
8.
Menyaring rencana audit untuk menandai risiko yang tersisa dan memasukan . atau menggabungkan fraud auditing. 9. Membentuk sebuah proses yang standar untuk menanggapi dugaan atasterjadinya kecuranga dan perilaku yang salah. 10. Remediate and prevent occurrence.
Konsep Kinerja Keuangan Menurut Johar (2006:229). penilaian efisiensi dilakukan dengan meman-faatkan laporan keuangan dari suatu sistem akuntansi. Kajian atau analisis terhadap laporan keuangan dikenal dengan sebutan ana lisa rasio.Rasio keuangan rumah sakit digunakan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan rumah sakit terutama bagi pihak manajemen dan pemodal (untuk rumah sakit swasta).Hasii analisis dapat digunakan untuk melihat kelemahan finansial rumah sakit dan mengukur tingkat efisiensi selama periode waktu berjalan.Kelemahan yang terdapat dirumah sakit dapat segera diperbaiki. sedangkan hasil yang cukup baik harus diperlahankan pada waktu mendatang. Selanjutnya analisis historis tersebut dapat digunakan untuk penyusun-an rencana dan kebijakan di masa mendatang. Beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan rumah sakit. yaitu (Johar, 2006:230-238): 1) Rasio Likuiditas. 2) Rasio Struktur Modal (Capital Structure Ratio), 3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio) 4) Rasio Profitabilitas. Berkenandengan pengadaan barang di rumah sakit. rasio keuangan yang cocok untuk di analisa dalam penelitian ini adalah rasio aktivitas. D. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran menggambarkan keterkaitan antara variabel yang dilandasi oleh teori-teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini. Keterkaitan antara Pengendalian Internal dengan Pencegahan Fraud Pengadaan Barang Pengerlian pengendalian internal telah mengalami perubahan baik dalam konsep maupun komponen-komponennya sesuai dengan perkembangan dunia bisnis
15
yang semakin kompleks. Committee of Sponsoring Organizations(COSO) yang dikena! . ~.pada tahun 1992 dengan integrated framework of internal contro/nyamendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut : "Internal control is a process, effected by an entity's board of directors, management and the other personnel, designed to provided reasonable assurance regarding the achievement of objective in the following categories. - effectiveness and efficiency of operations - reliability of financial reporting. - compliance with applicable laws and regulation".
Boynton
(2001 :326)
menyatakan:
"Control the safeguarding of assets against unauthorized acquisition, use, and disposition", yang dapat diartikan bahwa pengen-
dalian internal merupakan usaha perlindungan terhadap aset dengan menentang penggambilaJihan, penggunaan, dan disposisi aset secara tidak sah. Dari pengertian yang dikemukakan, maka pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian operasional yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Kaitan antara pengendalian internal dengan pencegahan fraud sangat erat. Menurut Tuanakotta (2007), bahwa upaya mencegah fraud dimulai dari pengendalian intern. Disamping pengendalian intern, dua konsep penting lainnya dalam pencegahan fraud, yakni menanamkan kesadaran tentang adanya fraud (fraud awareness) dan upaya menilai risiko te~adinya fraud (fraud risk assesment).
Menurut Singleton (2002), manajemen harus melindungi perusahaan dari setiap tindakan yang menimbulkan kerugian. Manajemen harus mengidentifikasikan apa yang harus dilindungi (seperti: aset perusahaan), risiko apa yang akan dihadapi, dan menyampaikan risiko tersebut (probability dan impact cost). Dengan memperhatikan faktor tersebut, manajemen kemudi-
16
an membuat kebijakan-kebijakan dan strategi yangsesuai untuk mengembanllkan. struktur perusahaan dan implementasi pengendalian. Model preventif, investigatif ataupun model corrective adalah suatu jalan mengembangkan pengendalian secara spesifik. Kebijakan bisnis dan hukum yang berlaku pada perusahaan membutuhkan manajemen yang menekankan pada keefektifan pengendalian internal dan kekuatan pada Iingkungan pengendalian untuk melindungi aset perusahaan sehingga dapat mencegah terjadinya fraUd. Menurut Hurley (2007), Sarbanex Oxley 404 digunakan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan dan meminimalkan auditor eksternal untuk melegalkan bukti-bukti yang palsu pada laporan keuangan. Kecurangan selalu menjadi isu yang sulit. Pengimplementasian dari pengendalian intern setidaknya dapat mengurangi kolusi manajemen mengenai fraud. Smith, etal (2000), pada hasil peneIitiannya menunjukkan bahwa, adanya interaksi yang positif antara penilaian pengendalian internal dengan tes substantive pada audit untuk mencegah terjadinya fraud. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa probabilitas untuk tidak terdeteksinya fraud tetap sama, tetapi alokasi dari beberapa sumber audit pada pengendalian internal menyediakan biaya yang rendah untuk para auditor. Keterkaitan antara Pengendalian Internal dengan Kinerja keuangan Pencapaian hasil (kinerja) dapat dinilai menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih individu (kinerja individu), kelompok (kinerja kelompok), institusi (kinerja organisasi), dan suatu program atau kebijakan (kine~a program/kebijakan), sebagaimana dijelaskan (Keban, 2004:191-193). Kinerja suatu organisasi dapat tercapai dengan baik jika di dukung oleh penerapan pengendalian internal yang baik. Arens (2004:292) mengatakan bahwa pengendalian internal sangat penting dalam pengendalian yang efektif bagi manajemen dalam rangka memenuhi reliability of finan-
cial reporting, dimana manajemen bertangi}Ungjawab menyiapkan laporan keuangan baik bagi kepenlingan pihak inlernal maupun pihak ekslernal. Manajemen berkewajiban baik secara hukum maupun profesional unluk menjamin bahwa informasi lelah disajikan dengan slandar pelaporan yang lelah ditelapkan. Menurul Jeffrey (2008), hasil peneiiliannya menunjukkan bahwa, pengendalian internal mempunyai kekualan yang lebih pada sualu perusahaan, seperti perusahaan publik, swasla, dan organisasi non profit. SOX secara berlahap merupakan sualu cara praktik yang lerbaik dan juga sudah menjadi sualu standar bagi semua perusahaan. Dengan pengendaiian internal yang efektif, akan menghasilkan kinerja keuangan yang baik dan akan menaikkan value untuk melakukan merger ataupun akuisisi, dan juga digunakan untuk menarik keuntungan lebih cepal dibandingkan dengan pesaing lainnya. Menurut Michelman (2008), lima komponen dari pengendalian internal yaitu control environment, control activities, risk management, information and communication, dan monitoring menawarkan pandangan yang lebih tentang bagaimana suatu perusahaan besar dapat menjalankan kegiatannya dengan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil lainnya. Pengendalian internal atas laporan keuangan adalah sebuah batasan kerja yang menawarkan penjelasan yang jelas dari keiima komponen pengendalian internal sebaik bagaimana mereka mengapiikasikannya pada peusahaan. Keterkaitan antara Pencegahan Fraud Pengadaan Barang dengan Kinerja Keuangan Pencegahan fraud dapat te~adi jika ada pengawasan yang efektif pada proses manajemen terutama pada laporan keuangan dan mencegah fraud dalam pengelolaan keuangan negara lebih efektif dari pada melakukan upaya represif terhadap fraud, menurut Eddy (2007).Sejalan dengan hal tersebut diatas, Albrecht (2007) dalam peneiitiannya menjelaskan bahwa fraud merupakan cancer bagi masyarakat. Fraud mengu-
rangi keefektifan dan efisiensi ekonomi ser=-_ ta mengkomsumsi biaya yang tinggi kafena kerugian yang dihasilkannya. Dapat disimpulkan bahwa terhadap hubungan pada pencegahan fraud dengan kinerja keuangan, karena dengan mencegah fraud maka dampaknya sangat baik lerhadap kinerja keuangan. Menurut Adams (2006), pencegahan fraud sangat penling dilaksanakan. Menurul laporan ACFE tahun 2004, terdapat 508 kasus fraud dan menghasilkan kerugian sebesar $761 million. Pencegahan fraud diimplementasikan melalui: proses perubahan metode secara berulang-uiang agar menghasilkan suatu konsistensi, adanya kebijakan perusahaan, program mengenai elika dan kode etik, adanya leknologi kompuler untuk mengurangi risiko serta adanya pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menambah komunikasi dalam perusahaan dan menciptakan kesadaran bagi semua level diperusahaan. Dari uraian kerangka pemikiran tersebut, dapat dilihat bagan kerangka pemikiran pada gambar berikut ini: Pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan oleh dewan komisaris untuk memberikan keyakinan tenlang +peneapaian lujuan pengendalian operaslonal yang etektit, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
-Intosai, 2004 - COSO, 1992
·SPIPPP No.60 tahun 2008 - Arens, 2004 Smith,2ooo
Hardiman, 1985 -~ . Jeffrey. 2008 . MicheJman, 2008
-Boynton. 2001 · Singleton, 2002
--------~
Pencegahan fraud dapat dilakukan dengan mengaklifkan pengendalian intemal. Tujuan utamanyaadalah untuk menghilangkan sebab-sebab muneulnya fraud
-HtrJey, ](J07 -Smith.1OINI
...
----------~
-.
Dengan mencegah fraud maka dampaknya sangat baik lerhadap kinerja keuangan yang mana digunakan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan di organisasi.
- Tuanakotfa,
2007 · Amrizal, 2004 - Hall. 2001 .p~' 2007
Adams, 2008 · Albrecht, 2007 . Eddy, 2007
-Gusnardi. 2008
I,:
Keban, 2004 - Johar, 2006
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat digambar dalam model penelilian sebagai berikut : 17
I
Dari kerangka pemikiran tersebut. dapat dilihat bentuk persamaan Regresi Berganda dan Linier sebagai berikut : 1.
y =13. + 13,x, +13,x, + 13,X3 + 13,x, + 13,x, + "
2.Z=A+A~+A~+A~+AL+A~+"
3. Z
= a + b, X, + E
E. HIPOTESIS Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang tetah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis datam penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada penerapan lingkungan pengendalian. penilaian risiko. kegiatan pengendalian. informasi dan komunikasi serta pemantauan baik secara parsial maupun simultan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada penerapan lingkungan pengendalian. penilaian risiko. kegiatan pengendalian. informasi dan komunikasi serta pemantauan baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja keuangan. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada pencegahan ~aud pengadaan barang terhadap kine~a keuangan.
gai variabel X" variabel X 2 • variabel X3 , variabe! x., dan varia bel Xs 2. Pencegahan Fraud Pengadaan Barang dan Kinerja Keuangan sebagai variabel Y danZ. Unit analisis penelitian ini adalah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta di kota Bandung dan respondennya adalah Direktur Keuangan untuk varia bel pengendalian internal dan pencegahan fraud pengadaan barang. Untuk variabel kinerja keuangan. datanya dikumpulkan melalui data sekunder dengan menggunakan laporan keuangan rumah sakit tahun 2009. Dilihat dari horizon waktu. penelitian ini bersifat cross sectional studies. Responden untuk variabel pengendalian internal dan pencegahan fraud pengadaan barang sebanyak 23 orang, dari 23 rumah sakit pemerintah dan swasta yang ada di kota Bandung. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multipleregression analysis)karena alat analisis tersebut dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen dari beberapa variabel independen (Gul dkk. 1995) dan juga menggunakan metode analisis regresi linear (linear regression analysis) karena digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen dari satu variabel independen HASIL PENGUJIAN STATISTIK Berdasarkan hasil pengolahan data maka dibentuk satu persamaan regresi untuk masing-masing hipotesis penelitian: 1. Hasil Analisis Re9resi Berganda Model Pertama (X-VI Coefficients a UnslandardiZed Standardized
F. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis melalui survey atas populasi yang datanya dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan pengendalian. Penilaian Risiko. Kegiatan Pengendalian. Informasi dan Komunikasi serta Pemantauan seba-
18
Model
Coefficients
B S. Error 1 /Conslanll "aJ31- 1.956 Xl f1inakunllan oenaendalianl .089 .038 X210enilaian resikol .596 .154 X3 (kegiatan pengendalian) .14 .051 X4 (infomJaSi dan komunbsil ,'180 .197
X510emanlauanl
.102
.128
Coetricienls Beta .153
.856
Sig.
4.158 ..001 2.344 .031
.179
3.862 .001 2.794 01
.170 .10
2.515033 2495 .043
a Dependent Variable: Y (pencegahan fraud barang)
Sumber: Output SPPS 17.0 for IMndows berdasarkan data hasil penelitian
Dari tabel tersebut dapat diketahui _ bahwa persamaan regresi berganda untuk data penelitian yang digunakan ini adalah sebagai berikut :
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa persamaqn regresi berganda untuk data· penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
y= 8,132 + 0,089 X, + 0,596 Xz + 0,144 X, + 0,180 X. + 0,102 X,
Pengujian (Simultan)
Hipotesis
Secara
Bersama-sama
Pengujian (Simultan)
ANOVA" Sumo! Squares
Model
1 Regression Residual Total
Mean Square
df
y = 6,173 + 0,114 X, + 0,236 X, + 0,289 X, + 0,136 X. + 0,172 X,
151.695
5
30.339
7.636
17
.449
159.331
22
67541 .000-
Sum of Squares
Model
1 Regression Total
b. Dependent Variable: Y
Bersama-sama
Mean Square
df
142.757
5
28.551
5.969
17
.351
136.788
22
Residual
a. Predictors. (Constant), X5, X3. Xl. X4, X2
Secara
ANOVA"
Sig,
F
Hipotesis
s~.
F
53.156
.001-
a. Predictors. (Conslant), X5, X3, X1, X4. X2 b. Dependent Variable: Z
Pengujian Hipotesis Secara Sendiri-Sendiri (Parsial) Coefficients a
ru~anda~ed Model
I
I
i1(ConSla~~
S\aIldardlzed CoeffiCients
Coefficients
e'SEr;";-
- - - 813211956'
Pengujian (Parsial)
I
I I
-Set;' j S'9 '4158 -001
X2{penilaianresikol
.5961
.154
.856
2.3441.031 ;3.862 :.001
X3 (kegialan pengendalianj
.144 [
.051
.179
12.7941
X4 (informasi dan komunikasi)
1
.197
.110: 2.515 j.033
X5(pemantauan)
.102
.128'
.10
X1 (lingkungan pengendalianj
.089!
.038
eo I
.153
012
j2.495 :.043
Perhitungan Koofisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b i
Coefficient. I
8
Model 1 (Constant) X1 (Iingkungan pengendalianj
116
X2 (penilaian resiko)
.236
.196
.272
2,373 .016
X3 (kegialan pengendalian)
X5 (pemantauan)
.172
132 123 080
.676
X4 (informasi dan komunikasi)
.289 .136
3.202 005 2.560 .038 2.081 028
.143 .117
Model Summarl
2. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Kedua (X-Z)
lu=:~t::~~~
-·---~---~:1~3~r·::~~ I
•
X1 Vingkungan pengendalian): .114
-Seta :
8ig.
116
.196
.272
2.373 .016
.289
.132
.676
3.202
X4(informasidankomunikasi)i·136
.123
.143
2,560 .038
X5(pemantauan)
.080
.117
2,081
,
Jl72
b. Dependent Variable: Z (kinerja keuangan)
.002 2.540 .022
.024
I
Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 603 .51793
:.142
.236
X2 (penilaian resiko)
Model R RSquare 1 .632 a .617
a. Predictors: (Consfanf), X5 (pemantauan), X4 (informasl dan komunikasi), X1 (Iingkungan pengendalian), X2 (penilaian resiko), X3 (kegiatan pengendalian)
Coeffidentli l
X3 (kegialan pengendalian)
Sig. 3.142
.002 2.540 .022
Dependent Variable: Y (pencegahan fraud pengadaan barang)
(Constant)
Bela
Perhitungan Koofisien Determinasi (R2 )
PrediclOfS: (Constant). XS (pemantauan), X4 (informasi dan
~.
S.Error
6_173 3.813 .114 .024
!Adjusted R ISld'- Error of the I
I
komunikasi), Xl (Iingkungan pengendalian), X2 (penilaiCWl resiko), X3 (kegiatan pengendalian) b
Sendiri-Sendiri
a, Dependent VaTiable: Z (kine~a keuangan)
.f~~-E!~~ R IR Square I SqU_~.. __..E~.·m. at~ ----1 '2L!!6~52.~-"38L __ :87022 : a,
Secara
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
i
a Dependent Variable: Y (pencegahan fraud n barang)
i
Hipotesis
005 .023
a. Dependent Variable: Z (Kine~a K8IJCI'gan)
19
3.
Hasil Analisis Regresi Berganda Model
Ketiga Coefficients a
------·---~n5tandardiZed~tanda ..r.(iiZ8d'.'.. -- -:-I Model __ . 1 (Constant)
CoeffICients
I
Coefficients r _ __;._
... _C.j~=I§~~Qili~~· i, 1.158, ,172
Y(pencegahan fraud
. :~=-j~-~- -J§j9.: 3,81? .014 3,781 ,022
.224
pengadaan barang) a. Dependent Variable: Z (kinerja keuangan)
Dar; tabel tersebut dapat diketahui bahwa persamaan regresi sederhana untuk data penelitian yang digunakan ini adalah sebagai berikut : Z=1,158+0,114Y Dari persamaan regresi tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa variabel pencegahan fraud pengadaan barang diperoleh nilai koefisien regresi yang positif, artinya bahwa terdapat pengaruh yang positif pada varia bel independen terhadap variabel dependen. Perhitungan Koofisien Determinasi (R2 ) Model SummarY'
Model
1
R Square R .6368 .405
Std. Error of
Adjusted R SQuare
the Estimate
,377
.40278
a. Predtctors: (Constant), Y (pencegahan fraud
pengadaan barang) b. Oeo~l"Ident Vari<3ble: Z (kil1eria k:euan~!':m)
PEMBAHASAN Pengaruh penerapan lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang 1. Uji Simultan Hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang telah terbukti melalui pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
20
signifikan dari Iingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegJatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang, sedangkan dari perhitungan koefisien determinasi (AdjustedR Square) diperoleh nilai sebesar 0,738. Hasil ini berarti bahwa ada kontribusi sebesar 73% dari varia bel bebas (Iingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan) dalam menjelaskan pencegahan fraud pengadaan barang, sedangkan sisanya 27 % (100% - 73 %) dijelaskan oleh varia bel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya saja variabel yang berkaitan dengan kualitas informasi akuntansi, internal audit, intellectual capital atau akuntansi keperilakuan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Tuanakotta (2006), bahwa upaya mencegah fraud dimulai dari pengendalian intern. Demikian pula dengan Hurley (2007), untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan dan meminimalkan auditor eksternal untuk melegalkan bukti-bukti yang palsu pada laporan keuangan, pengimplementasian dari pengendalian intern setidaknya dapat mengurangi kolusi manajemen mengenai fraud. Temuan penelitian juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusnardi (2008) bahwa varia bel internal kontrol memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan fraud pada BUMN terbuka di Indonesia dan penelitian yang dilakukan oleh Singleton (2002) bahwa kebijakan bisnis dan hukum yang berlaku pada perusahaan membutuhkan manajemen yang menekankan pada keefektifan pengendalian internal dan kekuatan pada Iingkungan pengendalian untuk melindungi aset perusahaan sehingga dapat mencegah terjadinya fraud. Dalam penelitian ini, variabel Iingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan merupakan pengendalian internal dalam rumah sakit yang mempunyai peranan sangat penting dalam hal mencegah fraud pengadaan barang. Pengendalian internal ini wajib dilaksanakan oleh
seluruh manajemen dan peg_<Jwal karena pengendalian inlernal ini pada hakekatnya adalah suatu proses yang dijalankan oieh dewan komisaris yang ditujukan unluk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian operasional yang efeklif dan efisien, keandalan laporan keuangan, dan kepaluhan terhadap hukum dan peraluran yang berlaku. Oleh karena itu, seluruh aspek penting yang ada di rumah sakit khususnya pegawai serta manajemen harus mempunyai kesadaran dan komitmen yang kuat untuk melaksanakan prosedur-prosedur kegialan yang lelah dilentukan sebelumnya agar tercipta Iingkungan kerja yang baik. 2. Uji Parsial Pengujian hipotesis dalam model perlama ini menggunakan uji t. Hipotesis yang menyatakan bahwa Iingkungan pengendalian, penilaian resiko, keglatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang telah lerbukti melalui pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Untuk melihat pengaruh penerapan pada lingkungan pengendalian terhadap pencegahan fraud pengadaan barang digunakan hasil perhilungan koefisien regresi. Dari hasil perhilungan regresi yang dilakukan, diperoleh nilai tM untuk variabel Iingkungan pengendalian sebesar 2,344 lebih besar dari ttab (1,712). Dengan demikian, lingkungan pengendalian berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan fraudpengadaan barang. Artinya semakin baik Iingkungan pengendalian maka akan meningkatkan pencegahan fraud pengadaan barang, sedangkan hasil perhitungan regresi yang dilakukan pada variabel penilaian resiko, diperoleh nilai th;1 (3,862) lebih besar dari ttab (1,712). Dengan demikian, penilaian resiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap peneegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik penilaian resiko maka akan meningkatkan pencegahanfraud pengadaan barang. Hasil perhitungan regresi yang dilakukan pada variabel kegialan pengendalian,
diperoleh nilai th;1 (2,794) lebih besar dari llab (1,712). Dengan demikian, kegiatan pengendalian berpengaruh posilif dan signifikan lerhadap peneegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik kegialan pengendalian maka akan meningkalkan peneegahan fraud pengadaan barang, begilu juga pada variabel informasi dan komunikasi, diperoleh nilai th;1 (2,515) lebih besar dar! ltab (1,712). Dengan demikian, informasi dan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peneegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik informasi dan komunikasi maka akan meningkalkan pencegahan fraud pengadaan barang, sedangkan unluk melihal pengaruh pemanlauanterhadap pencegahan fraud pengadaan barang, diperoleh nilai tM (2,495) lebih besar dari tlab (1, 712).Dengan demikian, pemanlauan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peneegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik pemanlauan maka akan meningkatkan pencegahan fraud pengadaan barang. Hal ini sesuai dengan penelitian Ramos (2004) yang menjelaskan salah satu variabel, yaitu Iingkungan pengendalian ada lah dasar/pondasi dari kelima elemen pada pengendalian internal. Lingkungan pengendalian menjadi aeuan dalam pelaksanaan internal control dimana eksternal audit juga ikut bertanggungajawab untuk asersi audit manajemen dah meneari solusi agar pengendalian internal dapat berjalan efektif. Begitu pula menurut Holtfreter (2004) yang menjelaskan bahwa untuk mengefeklifkan perlawanan terhadap fraud, harus adanya implementasi strategi pengawasan yaitu pengendalian internal dan seeara konsisten mengikuti praklek/kebiasaan dalam menyelenggarakan kebijakan organisasi dengan baik. Pengaruh penerapan Iingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan terhadap kinerja keuangan
21 ------- -. ,;: ,!.
1. Uji Simultan Hipotesis yang menyatakan. bahwa Iingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serla pemantauan seeara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan telah terbukti melalui pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Iingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serla pemantauan terhadap kinerja keuangan, sedangkan dari perhitungan koefisien determinasi (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,603. Hasil ini berarli bahwa ada kontribusi sebesar 60% dari varia bel bebas (Iingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serla pemantauan) dalam menjelaskan kinerja keuangan, sedangkan sisanya 40 % (100% -60%) dijelaskan oleh variabellainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya saja variabel yang berkaitan dengan keandalan kualitas informasi laporan keuangan, sistem pengendalian manajemen atau moral literacy. Hasil penelitian ini sesuai dengan pen dapat Jeffrey (2008), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengendalian internal mempunyai kekuatan yang lebih pada suatu perusahaan, seperli perusahaan publik, swasta, dan organisasi non profit. Dengan pengendalian internal yang efektif, akan menghasilkan kine~a keuangan yang baik dan akan menaikkan value untuk melakukan merger ataupun akuisisi. Hal ini sejalan dengan Hardiman (1985), yang menjelaskan bahwa hasil evaluasi dari pengendalian internal akan digunakan oleh para praktisi untuk menyimpulkan suatu opini dalam laporan keuangan pada suatu entitas pemerintahan. Perlanggungjawaban suatu pengendalian internal terletak pada seorang manajer. Manajer akan diberikan penghargaan (recognition) karena telah melaksanakan pengendalian internal secara efektif khususnya pada pengendalian administrasi ke-
22
uangan sehingga hasilnya akan meningkatkan kinerja keuangan pemerintahan tersebut. Menurut Miehelman (2008), lima komponen dari pengendalian internal yaitu control environment, control activities, risk management, information and communication, dan monitoring menawarkan pandangan yang lebih tentang bagaimana suatu perusahaan besar dapat menjalankan kegiatannya dengan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan keeil lainnya. PengendaIian internal atas laporan keuangan adalah sebuah batasan kerja yang menawarkan penjelasan yang jelas dari kelima komponen pengendalian internal sebaik bagaimana mereka mengaplikasikannya pada usaha keeil, profit dan non profit, karena fokus dari pengendalian internal adalah rasio keuangan. Dalam penelitian ini, variabel Iingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serla pemantauan pada rumah sakit pemerintah dan swasta sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terhadap pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. 2. Uji Parsial Pengujian hipotesis dalam model pertama ini menggunakan uji t. Hipotesis yang menyatakan bahwa Iingkungan pengendaIian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serla pemantauan seeara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan telah terbukti melalui pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Untuk melihat pengaruh penerapan pada lingku]1gan pengendalian terhadap kinerja keuangan digunakan hasil perhitungan koefisien regresi. Dari hasil perhitungan regresi yang dilakukan, diperoleh nilai thit untuk variabel Iingkungan pengendalian sebesar 2,540 lebih besar dari tlab (1,712). Dengan demikian, Iingkungan pengendalian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Arlinya semakin baik lingkungan pengendalian maka akan meningkatkan kinerja keuangan, sedangkan hasil
perhitungan regresi yang dilakukan pad a c·variabel penilaian resiko, diperoleh nilai thit (2,373) lebih besar dari ttab (1,712). Dengan demikian, penilaian resiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Artinya semakin baik penilaian resiko maka akan meningkatkan kinerja keuangan. Hasil perhitungan regresi yang dilakukan pada varia bel kegiatan pengendalian, diperoleh nilai thit (3,202) lebih besar dari ttab (1,712).Dengan demikian, kegiatan pengendalian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Artinya semakin baik kegiatan pengendalian maka akan meningkatkan kinerja keuangan, begitu juga pada varia bel informasi dan komunikasi, diperoleh nilai thit (2,560) lebih besar dari ttab (1,712). Dengan demikian, inforrnasi dan komunikasi berpengaruh positif dan signifykan terhadap kinerja keuangan. Artinya semakin baik informasi dan komunikasi maka akan meningkatkan kinerja keuangan, sedangkan untuk melihat pengaruh pemantauan terhadap kinerja keuangan, diperoleh nilai thit (2,081) lebih besar dari ttab (1,712). Dengan demikian, pemantauan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Artinya semakin baik pemantauan maka akan meningkatkan kinerja keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian Robert L (1993) yang menjelaskan bahwa pengendalian internal akan digunakan oleh para praktisi untuk menyimpulkan suatu opini dalam laporan keuangan di entitas pemerintahan dan manajer akan diberikan pengakuan/penghargaan karena menangani keefektifan penerapan pengendalian internal khususnya pada pengendalian administrasi keuangan. Begitu pula menurut Arens (2004:292) mengatakan bahwa pengendalian internal sangat penting dalam pengendalian yang efektif bagi manajemen dalam rangka memenuhi reliability of financial reporling, dimana manajemen bertanggungjawab menyiapkan laporan keuangan baik bagi kepentingan pihak internal maupun pihak eksternal. Manajemen berkewajiban baik secara hukum maupun profesional untuk menjamin bahwa informasi telah disajikan de-
ngan standar pelaporan yang telah ditetap-_ kan dan pengendalian internal yang baik akan meningkatkan kinerja keuan9an pada sebuah organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan terdahulu yang menjelaskan bahwa ada pengaruh yang positif pada varia bel lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan perigendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan terhadap variabel kinerja keuangan. Pengaruh pencegahan "aud pengadaan barang terhadap kinerja keuangan Pada pengujian hipotesis model ketiga ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pencegahan fraud pengadaan barang terhadap kinerja keuangan. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan koefisien determinasi (AdjustedR Square) yang diperoleh nilai sebesar 0,377. Hasil ini berarti bahwa ada kontribusi sebesar 37 % dari varia bel pencegahan fraud pengadaan barang dalam menjelaskan kinerja keuangan, sedangkan sisanya 73 % (100% - 37 %) dijelaskan oleh varia bel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya saja variabel yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen, sistem informasi akuntansi ataupun good corporate governance, sedangkan pengujian dengan menggunakan uji t menghasilkan nilai thit (3,781) lebih besar dari ttab (1,712). Dengan demikian, pencegahan fraud pengadaan barangberpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Artinya semakin baik pencegahan fraud pengadaan barang maka akan meningkatkan kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Albrecht (2007) bahwa terdapat hubungan pada pencegahan fraud dengan kinerja keuangan, karena dengan mencegah fraud maka dampaknya sangat baik terhadap kinerja keuangan. Dan juga peneIitian yang dilakukan oleh Edi (2007) bahwa pencegahan fraud dapat terjadi jika ada pengawasan yang efektif pada proses manajemen terutama pada laporan keuangan dan mencegah fraud dalam pengelolaan
23
keuangan negara lebih efektif dari pada _ ~Ill~~.ku~an . upaya represif terhadap fraud. sehingga hasil penelitian ini menjelaskan bahwa salah satu cara yang ampuh untuk meningkatkan kinerja keuangan di lingkup pemerintahan dan swasta adalah pencegahan fraud pengadaan barang, yang mana semuanya harus didukung oleh sistem akuntansi yang dikelola dengan baik dan sumber daya manusia yang mempunyai moral yang tinggi. Pada rumah sakit pemerintah yang mendapatkan dana dari APBN/APBD maka harus sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas untuk mencegah fraud yang terjadi di rumah sakit sehingga tanggungjawab terhadap keuangan negara dapat dilaksanakan dengan baik. begitu pula pada rumah sakit swasta yang dananya bersumber dari yayasan ataupun keuntungan dari rumah sakit tersebut, harus secara bersama-sama dan bertanggungjawab untuk menciptakan suasana lingkungan kerja yang positif sehingga pencegahan fraud dapat ditingkatkan. KESIMPULAN Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan. maka peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada penerapan lingkungan pengendalian. penilaian resiko. kegiatan pengendalian. informasi dan komunikasi serta pemantauan baik secara' parsial maupun simultan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada penerapan lingkungan pengendalian. penilaian resiko. kegiatan pengendalian. informasi dan komunikasi serta pemantauan baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja keuangan. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada pencegahan fraud pengadaan barang terhadap kine~a keuangan. SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya maka dalam pene-
24
litian ini ada beberapa saran yang dapat dikemukakan. yakni : 1. Dalam variabel lingkungan pengendalian memiliki skor/nilai yang rendah. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan langkah-Iangkah sebagai berikut: a. Meningkatkan kompetensi pegawai melalui program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan jabatan berdasarkan hasil evaluasi program pendidikan yang dilakukan secara terus menerus. b. Memberlakukan penandatanganan kesediaan untuk mentaati kode etik dan standar perilaku pada rumah sakit yang telah disempurnakan, c. Perlu pengkajian lebih lanjut guna menetapkan pola yang dapat mendorong kreativitas dan inovasi pegawai. d. Menciptakan saluran komunikasi untuk melaporkan perbuatan tercela dan pelanggaran kode etik dan standar perilaku rumah sakit yang ditetapkan. e. Melakukan evaluasi periodik terhadap struktur organisasi sesuai dengan perkembangan yang terjadi. saat ini yang perlu dipertimbangkan adalah menyangkut teknologi khususnya sistem informasi akuntansi. f. Menyempurnakan kebijakan SDM yang menjamin tersedianya staf yang kompeten dan dapat dihandalkan, termasuk pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau jabatan. Mempe~elas dan meredefinisi kriteria promosi dan diterapkan secara konsisten. g. Mempertimbangkan kembali penyesua ian kompensasi pegawai agar sesuai dengan pasar. khususnya pada level tertentu. h. Mendorong dan memberdayakan Audit Intern untuk secara konsisten dan berkelanjutan melakukan penilaian kehandalan lingkungan pengendalian guna meningkatkan kualitas sistem pengendalian intern Rumah Sakit yang handa!. 2. Untuk variabel pemantauan. memiliki skor/nilai yang rendah karena pember-
dayaan SDM untuk melaksanakan kegiatan pemantauan belum maksimal dilaksanakan dan juga adanya ketidaksesuaian jurusan/pendidikan pada jabatan yang dipegang. Oleh karena itu disarankan kepada rumah sakit pemerintah dan swasta agar pemberdayaan SDM dilakukan dengan baik dan tepat sasaran sehingga aktivitas monitoring atau pemantauan yang berhubungan dengan penetapan secara periodik atas efektivitas dari desain dan implementasi dari pengendalian internal dapat dilakukan oleh manajemen dengan baik. 3. Dalam penelitian ini, disadari masih terdapat kemungkinan adanya faktor error, baik technical error karena respondennya hanya satu dikarenakan varibel yang digunakan tergolong ekstrim sehingga dapat memberi persepsi yang kurang tepat terhadap pertanyaan yang disampaikan maupun dalam memberikan penilaian dan laporan keuangan yang digunakan adalah unaudited dikarenakan rumah sakit belum sepenuhnya terbuka khususnya informasi keuangan terhadap peneliti serta human error terkait dengan faktor manusia seperti ketidakjujuran ataupun ketidakpuasan kerja, dan lain sebagainya dalam memberikan penilaian. Meskipun demikian, mengingat pertanyaan tersebut telah dirancang dalam COSO termasuk skala nilai jawabannya, telah cukup memadai untuk digunakan sebagai alat analisis. Dengan adanya keterbatasan yang ada dalam melakukan penelitian maka disarankan untuk peneliti berikutnya dapat memasukkan varia bel lainnya yaitu intellectual capital, moral literacy, keandalan sistem informasi dan masih banyak lagi variabel yang dapat diteliti.
DAFTAR PUSTAKA Adams, W Gary, David R. Campbell, Mary Campbell, and Michael PRose, 2006.Fraud Prevention, An Investment No One Can Afford to
Forego,The CPA Journal, 106,pg. 56, www.nysscpa.org Albrecht, Chad. Conan Albrecht. Simon Dolan, 2007.Financial Fraud: the how and why, European Business Forum; Summer;29;pg.34 Amrizal, 2004.Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor. Direktorat Investigasi BUMN dan BUMD Deputi Bidang Investigasi Arens, Alvin A. Randal J. Elder, Mark S.Beasley, 2004. Auditing And Assurance Service An Integrated Approach. New Jersey: Prentice Hall International Boynton William c., Raymon N. Jhonson, Walter G. &, Kell, 2001.Modern Auditing. Seven Edition. USA Richard D. Irwin Inc. Committee of Sponsoring Organizations of Teadway Commission (COSO), 1992. Ademdum 1994. Internal Control Integrated Framework. AICPA Publication Cuomo, Andrew M, 2007. Internal Controls and Financial Accountability for Notfor-Profit Boards, www.oag.state.ny. us/bureaus/charities/about.html Eddy Mulyadi Soepardi, 2007, Upaya Pencegahan Fraud dalam Pengelolaan Keuangan Negara, EBAR, Vol II, No 1, Jan-April Gusnardi, 2008.Pengaruh Peran Komite Audit, Internal Kontrol dan Internal Audit dalam pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pencegahan Fraud, Disertasi, Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta
25
Hardiman, Patrick. Arlene Lurie, Frank Dubas; David Schoen,. 1985, Internal control and financial integrity in government units, The CPA Journal (pre-1986); Apr; 55, 000004; pg. 46 Holtfreter, Kristy, 2004.Fraud in US Organisations: An Examination of Control Mechanisms, Journal of Financial Crime; Aug; 12, 1;pg.88 Hurley, A. Diarmuid, 2007. Sarbanex Oxley Act Section 404: Effective Internal Controls or Overriding Internal Control ,Forensic Examiner; Summer; 16,2 Proquest Phychology Journals pg. 1 Intosai, 2004.Guidelines for Internal Control Standars for the Public Sector,www.intosaLorg, Austria International Corruption Watch, 2008, Publikasi Media, www.icw.com. Jakarta Jeffrey, Chris, 2008. Internal Control at Private Companies and Nonprofits, The CPA Journal, Sep, 78,9 Pg. 52 Johar Arifin, 2006. Manajemen Rumah Sakit Modern Berbasis Komputer, PT. Alex Media Komputindo, Jakarta Keban, Yeremias T, 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu. Penerbit Gava Media Konrath, Lawsey, F, 2002. AUditing Concept and Application, A risk Analisys Approach, 5th Edition. West Publising Company
Moller, Rand H. Witt. 1999.Brink's Modern Internal AJ,Lgiting. 51h Edition. John Wiley and Sons, Inc New York Pope, Jeremy, 2003, Strategi Memberantas Korupsi: Elemen Sistem Integ· ritas Nasional, Edisi II, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Ramos. Michael, 2004.Evaluate the Control Environment, Journal of Accountancy, May, 197,5, pg. 75 Robert. L May, 1993. COSO -Internal control: Committee of sponsoring organizations of the Treadway Commission, Management Accounting; Mar; 74, 9; pg. 60 Ruslan, 2009. Internal Control Berbasis COSO, www.mediareformasLcom, 23 Mei Singleton, Tommie, 2002.Stop fraud cold with powerful internal controls The Journal of Corporate Accounting & Finance; May/Jun; 13, 4; pg. 29 Smith, J Reed, Samuel L Tiras, Sansakrit S Vichitlekarn, 2000. The Interaction between internal control assessment and substantive testing in Audits for Fraud, Contemporary Accounting Research; Summer, 17,2 pg. 327 Sukrisno Agoes, 2004. Fraud AUditing, Makalah dalam Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL),padang, 09 Desember 2004.Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Bandung
Kompas, 2007.Dugaan Korupsi RS Margono di Laporkan ke Kajari, Cyber Media, Jakarta.
Tempo, 2008.Korupsi Rumah Sakit Kanudjoson Masih Disidik, Interaktif,
Michelman, E. Jeffrey, Bobby E Waldrup, 2008.1mproving Internal Control Over Financial Reporting, The CPA Journal; April;78, 4;pg 30
Theodorus M Tuanakotta, 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif.Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPFE UI), Jakarta
26