36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Tindakan Siklus I 4.1.1.1. Tahap Persiapan Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa yaitu siswa dapat melakukan pengukuran berat kemudian menyampaikan materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, setelah itu menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah disiapkan yaitu menyediakan peralatan atau alat ukur berat seperti timbangan dan terakhir penulis melakukan latihan pendemonstrasian termasuk pengggunaan peralatan yang diperlukan. 4.1.1.2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan kelas siklus I ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 November 2012 dan diikuti oleh siswa kelas II sebanyak 25 orang yang dilaksanakan 1x pertemuan dengan waktu pembelajarannya 2 x 35 menit. Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini peneliti dibantu oleh 1 orang guru sebagai pengamat yang bertugas untuk mengamati dan melakukan pemantauan terhadap proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi sebagai berikut:
37
Langkah 1 : Guru mengatur tempat duduk yang memungkinkan siswa yang tujuannya agar siswa dapat memperhatikan apa yang akan didemonstrasikan oleh guru Langkah 2 : Guru memberikan pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa : apakah adik-adik sudah pernah melihat timbangan seperti ini? Dengan begitu siswa mulai berpikir bahwa yang akan dilakukan pada saat itu yaitu mengukur berat benda sesuatu. Langkah 3 : Memotivasi siswa agar pembelajaran yang dilaksanakan akan tercapai sesuai dengan harapan guru densgan menyampaikan materi yang akan diajarkan oleh guru. Langkah 4 : Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yaitu agar konsentrasi siswa sepenuhnya pada materi yang akan diajarkan oleh guru yaitu setelah pembelajaran ini diharapkan siswa dapat melakukan pengukuran berat Langkah 5 : Guru mendemonstrasikan cara menggunakan alat ukur berat seperti timbangan. Perhatikan timbangan di bawah ini :
Berat jeruk = 7 ons
38
Berat Kadondong = 1 kg 1 ons
Berat tomat = 9 ons
Berat apel = 1 kg 1 ons
Berat salak = 8 ons
Langkah 6 : Setelah mendemonstrasikan cara menggunakan alat ukur
berat
siswa
diminta
memperagakan
cara
39
menggunakan alat ukur berat seperti timbangan. Langkah ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat dan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat. Dengan begitu siswa berkeinginan maju untuk mencoba mengukur berat benda. Langkah 7 : Guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang hal-hal yang belum di mengerti oleh siswa kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) tujuannya untuk mengukur pengetahuan siswa apakah siswa sudah paham atau belum dengan materi yang sudah diberikan oleh guru. Meski bekerja kelompok tiap siswa menerima satu lembar kerja. Melalui diskusi kelompok siswa diminta menyelesaikan soal-soal materi alat ukur berat yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Dan diharapkan semua siswa aktif dalam kelompoknya masing-masing. Setelah itu guru meminta siswa sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok secara bergantian. Dan kelompok yang belum mempresentasikan hasil kerja memperhatikan kelompok lain mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Langkah 8 : Guru dan siswa merangkum atau menyimpulkan materi dan langkah-langkah demonstrasi yang telah dilaksanakan. Langkah 9 : Siswa diberikan LKS yang dikerjakan secara individual sebagai tes evaluasi dalam kegiatan akhir. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa apakah mencapai KKM yang ditetapkan atau tidak. 4.1.1.3. Tahap Pemantauan dan evaluasi
40
1. Hasil Pantauan Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran Data dalam penelitian diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh pengamat berupa kegiatan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan guru yang diamati pada siklus I terdiri dari 12 aspek. Adapun hasil pengamatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Hasil Pantauan Kegiatan Guru pada Siklus I Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Baik
1
8,33
Baik
7
58,33
Cukup
4
33,33
Kurang
0
0
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan oleh guru pengamat dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I pada tabel tersebut, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 12 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria “sangat baik” hanya 1 aspek dengan persentase 8,33%, sedangkan kriteria “baik” sebanyak 7 aspek dengan persentase mencapai 58,33%. Sementara untuk kriteria “cukup” ada 4 aspek dengan persentase 33,33%, yang kesemuanya itu adalah kegiatan yang berhubungan dengan kompetensi guru, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan pada siklus II. 2. Hasil Pantauan Kegiatan Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
41
Dari hasil kegiatan siswa peneliti pun melakukan observasi terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauhnya tingkat kemampuan belajar siswa pada materi Alat Ukur Berat dikelas II SDN No.8 Kabila Bone maka diperoleh data siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I. Adapun hasil pantauan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Hasil pantauan siswa selama proses pembelajaran pada siklus I. Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Mampu
0
0
Mampu
15
60
Kurang Mampu
6
24
Tidak Mampu
4
16
Data tabel 2 di atas adalah merupakan hasil pantauan kemampuan siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I. Diperoleh bahwa dari 5 aspek yang diamati pada siswa ternyata 15 orang siswa yang memiliki kemampuan yang baik dengan persentasenya 60%, dan 6 orang siswa kurang mampu atau 24% tentang menggunakan alat ukur berat , serta 4 orang siswa atau 16% tidak mampu menggunakan alat ukur berat secara keseluruhan berdasarkan pada aspek-aspek di atas. Melihat data ini maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa pada siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi tampak kemampuan siswa menunjukkan peningkatan dari observasi awal tetapi jika disesuaikan dengan indikator kinerja yang akan dicapai maka perolehan kemampuan siswa di
42
atas masih belum mencapai indikator keberhasilan yaitu dari 25 orang siswa minimal 80% yang dikenai tindakan memperoleh nilai KKM 65 ke atas, maka berdasarkan data perolehan di atas masih diperlukan pelaksanaan tindakan berikutnya. 3. Hasil Pantauan Kemampuan Siswa Menggunakan Alat Ukur Berat Data dalam penelitian diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dan pengamat berupa menilai indikator kemampuan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran siklus I dengan materi menggunakan alat ukur berat. Aspek kemampuan siswa yang diamati terdiri dari 2 indikator. Adapun hasil pantauan kemampuan siswa dalam menggunakan alat ukur berat dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Hasil Pantauan Kemampuan Siswa Menggunakan Alat Ukur Berat. Persentase No
Aspek Yang Diamati
Jumlah (%)
Kemampuan 1
Mampu
14
56
Menggunakan Alat Kurang Mampu
11
44
Ukur Berat
Tidak Mampu
0
0
Kemampuan
Mampu
14
56
Menentukan Hasil Kurang Mampu
0
0
Pengukuran
11
44
2 Alat Tidak Mampu
Ukur Berat
Dari data hasil observasi kemampuan siswa dalam menggunakan alat ukur berat pada siklus I yang diamati oleh peneliti dan pengamat terlihat pada tabel 3
43
menunjukkan kemampuan siswa selama menjalani proses pembelajaran belum mencapai apa yang diharapkan, hal ini dapat dilihat dari kemampuan menggunakan alat ukur berat diperoleh hasil dari jumlah 25 orang siswa yang memiliki kriteria “mampu” sebanyak 14 siswa dengan persentase 56 % dan yang memperoleh kriteria “kurang mampu” sebanyak 11 siswa atau 44 % sedangkan aspek kemampuan menentukan hasil pengukuran alat ukur berat yang memiliki kriteria “mampu” sebanyak 14 siswa dengan persentase 56 % dan yang memperoleh kriteria “tidak mampu” sebanyak 11 siswa dengan persentase 44 %. Hasil observasi kemampuan menggunakan alat ukur berat selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 72. 1) Hasil Tes Evaluasi Kemampuan Siswa Siklus I. Aspek penilaian yang harus dicapai pada siklus I ini adalah berupa hasil kemampuan siswa kelas II SDN 8 Kabila Bone tentang materi alat ukur berat. Pada siklus I ini peneliti memperoleh data hasil kemampuan belajar siswa yang mencapai kriteria ketuntasan maupun yang belum tuntas sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
44
Tabel 4. Data Hasil Evaluasi Siswa Pada Siklus I Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase Capaian (%)
Tuntas
14
56
Tidak Tuntas
11
44
Dari tabel 4 tersebut, peneliti dan 1 orang guru pengamat melakukan analisis terhadap kemampuan siswa berdasarkan hasil tes siswa padan siklus I. Dari data tersebut diperoleh bahwa dari 25 orang siswa hanya 14 orang siswa yang memperoleh nilai “Tuntas” atau 56% dan yang “Belum Tuntas” hasil belajarnya sebanyak 11 orang atau 44%. Dengan demikian hasil belajar siswa pada silkus I yang menyangkut tentang kemampuan siswa dengan menggunakan metode demonstrasi belum mencapai indikator yang ingin dicapai yakni dari 25 orang siswa minimal yang dikenai tindakan memperoleh nilai KKM 65 ke atas. Berdasarkan hasil tes evaluasi maka diperlukan pelaksanaan tindakan siklus II. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 73. 4.1.1.4. Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti dan pengamat sepakat berdasarkan data hasil kegiatan guru, kegiatan siswa, kemampuan menggunakan alat ukur berat dan tes evaluasi siswa yang dilakukan melalui pembelajaran disimpulkan bahwa tindakan siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan karena beberapa komponen belum terlaksana dengan baik sehingga mempengaruhi pencapaian kemampuan siswa.
45
Adapun komponen-komponen tersebut antara lain: 1. Kemampuan siswa menggunakan alat ukur berat masih kurang. 2. Pelaksanaan metode demonstrasi belum terlaksana dengan baik. 4.1.2. Hasil Tindakan Siklus II 4.1.2.1. Tahap Persiapan Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa yaitu siswa dapat melakukan pengukuran berat kemudian menyampaikan materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, setelah itu menyiapkan
langkah-langkah
demonstrasi
yang
akan
dilakukan
untuk
mempermudah penguasaan materi yang telah disiapkan yaitu menyediakan peralatan atau alat ukur berat seperti timbangan dan terakhir penulis melakukan latihan pendemonstrasian termasuk pengggunaan peralatan yang diperlukan agar apa yang belum tercapai pada siklus I akan lebih diperbaiki lagi pada siklus II ini. 4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan lanjutan kegiatan dari siklus I yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 November 2012. Pada siklus II ini diupayakan mampu mengatasi masalah yang ditemukan pada siklus I, dengan difokuskan pada kegiatan belajar mengajar yang belum maksimal yaitu : 1. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan alat ukur berat. 2. Pelaksanaan metode demonstrasi lebih baik. Dari pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan menerapkan metode yang telah dipilih yaitu metode
46
demonstrasi dengan langkah-langkah kegiatan pelaksanaannya sebagai berikut. Langkah 1 : Guru mengatur tempat duduk yang memungkinkan siswa yang tujuannya agar siswa dapat memperhatikan apa yang akan didemonstrasikan oleh guru Langkah 2 : Guru memberikan pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa : apakah adik-adik sudah pernah melihat timbangan seperti ini? Dengan begitu siswa mulai berpikir bahwa yang akan dilakukan pada saat itu yaitu mengukur berat benda sesuatu. Langkah 3 : Menimbulkan motivasi siswa agar pembelajaran yang dilaksanakan akan tercapai sesuai dengan harapan guru densgan menyampaikan materi yang akan diajarkan oleh guru. Langkah 4 : Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yaitu agar konsentrasi siswa sepenuhnya pada materi yang akan diajrkan oleh guru yaitu setelah pembelajaran ini diharapkan siswa dapat melakukan pengukuran berat Langkah 5 : Guru mendemonstrasikan cara menggunakan alat ukur berat seperti timbangan. Perhatikan timbangan berikut :
47
Berat mangga = 7 ons
Berat apel = 5 ons
Berat salak = 4 ons
Berat mangga = 1 kg
48
Berat rambutan = 5 ons
Langkah 6 : Setelah mendemonstrasikan cara menggunakan alat ukur berat siswa diminta memperagakan cara menggunakan alat ukur berat seperti timbangan. Langkah ini bertujuan untuk
menumbuhkan semangat
dan keberanian siswa untuk
mengemukakan pendapat. Dengan begitu siswa berkeinginan maju untuk mencoba mengukur berat benda. Langkah 7 : Guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang hal-hal yang belum di mengerti oleh siswa kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) tujuannya untuk mengukur pengetahuan siswa apakah siswa sudah paham atau belum dengan materi yang sudah diberikan oleh guru. Meski bekerja kelompok tiap siswa menerima satu lembar kerja. Melalui diskusi kelompok siswa diminta menyelesaikan soal-soal materi alat ukur berat yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Dan diharapkan semua siswa aktif dalam kelompoknya masing-masing. Setelah itu guru meminta siswa sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok secara bergantian. Dan kelompok yang belum mempresentasikan hasil kerja memperhatikan kelompok lain mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
49
Langkah 8 : Guru dan siswa merangkum atau menyimpulkan materi dan langkah-langkah demonstrasi yang telah dilaksanakan. Langkah 9 : Siswa diberikan LKS II yang dikerjakan secara individual sebagai tes evaluasi dalam kegiatan akhir. 4.1.2.3. Tahap Pemantauan dan evaluasi 1. Hasil Pantauan Kegiatan Guru Pada Siklus II Data dalam penelitian diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh pengamat berupa kegiatan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II. Kegiatan guru yang diamati pada siklus II terdiri dari 12 aspek. Adapun hasil pengamatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5. Hasil Pantauan Kegiatan Guru pada Siklus II Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Baik
5
42
Baik
6
50
Cukup
1
8
Kurang
0
0
Dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru pada siklus II pada tabel 5 di atas, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti telah memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat 12 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria Sangat Baik sebanyak 5
50
aspek dengan persentase 42% sedangkan kriteria Baik sebanyak 6 aspek dengan persentase 50% dan kriteria Cukup sebanyak 1 aspek atau persentasenya 8%. Data ini telah memberikan hasil yang baik, karena dari 12 aspek berhubungan dengan kompetensi guru, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar tidak lagi dilanjutkan pada Siklus berikutnya. 2. Hasil Pantauan Kegiatan Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II Adapun hasil observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Hasil Pantauan siswa selama proses pembelajaran pada siklus II Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Mampu
8
32
Mampu
15
60
Kurang Mampu
2
8
Tidak Mampu
0
0
Dari tabel 5 diperoleh tingkat kemampuan siswa pada materi alat ukur berat bahwa 2 aspek yang memiliki kriteria “sangat mampu” dengan jumlah siswanya ada 8 orang atau 32% sementara 5 aspek memiliki kriteria “Mampu” dengan jumlah siswa ada 15 orang atau persentasenya 60%, sedangkan 2 aspek memiliki kriteria “kurang mampu” dengan jumlah siswanya 2 orang atau 8% dari jumlah siswa 25 orang di kelas II SDN 8 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. 3. Hasil Pantauan Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Berat Data dalam penelitian diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dan pengamat berupa menilai indikator kemampuan siswa selama mengikuti
51
kegiatan pembelajaran siklus II dengan materi menggunakan alat ukur berat. Aspek kemampuan siswa yang diamati terdiri dari 2 indikator. Adapun hasil pantauan kemampuan siswa dalam menggunakan alat ukur berat dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 7. Hasil Pantauan Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Berat. No
Aspek Yang Diamati
Jumlah
Persentase (%)
23
92
Menggunakan Alat Ukur Kurang Mampu
2
8
Berat
Tidak Mampu
0
0
Mampu
23
92
Pengukuran Alat Ukur Kurang Mampu
2
8
Berat
0
0
Kemampuan 1
Mampu
Kemampuan 2
Menentukan
Hasil
Tidak Mampu
Dari data hasil pantauan kemampuan siswa dalam menggunakan alat ukur berat pada siklus II yang diamati oleh peneliti dan pengamat terlihat pada tabel 7 menunjukkan kemampuan siswa selama menjalani proses pembelajaran telah memberikan hasil yang baik, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar tidak lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan menggunakan alat ukur berat diperoleh hasil dari jumlah 25 orang siswa yang memiliki kriteria “Mampu” sebanyak 23 siswa dengan persentase 92 % dan yang memperoleh kriteria “Kurang Mampu” sebanyak 2 siswa atau 8 % sedangkan aspek kemampuan menentukan hasil pengukuran alat ukur berat yang memiliki kriteria “Mampu” sebanyak 23 siswa dengan persentase 92 % dan yang memperoleh kriteria “Tidak Mampu” sebanyak 2 siswa dengan persentase 8 %.
52
Hasil observasi kemampuan menggunakan alat ukur berat siklus II selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 Halaman 87. 4. Hasil Tes Evaluasi Belajar Siswa Siklus II Setelah peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentang alat ukur berat dikelas II SDN 8 Kabila Bone dengan menggunakan/menerapkan metode demonstrasi peneliti memperoleh hasil belajar siswa yang berbeda-beda. Dari hasil tes evaluasi belajar siswa telah menunjukan peningkatan yang menggembirakan. Hal ini disebabkan oleh karena penggunaan metode demonstrasi diterapkan secara efektif dan optimal. Adapun hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Data Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa Pada Siklus II Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase Capaian (%)
Tuntas
23
92
Tidak Tuntas
2
8
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat hasil data dari 25 orang siswa, ada 23 orang siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas dengan persentasenya mencapai 92%. Sedangkan 2 orang siswa yang memiliki nilai dibawah standar ketuntasan atau persentasenya 8%. 4.1.2.4. Refleksi Setelah mengadakan tindakan siklus II peneliti melakukan kembali refleksi dengan seorang pengamat. Dari hasil refleksi yang dilakukan diperoleh bahwa komponen-komponen yang belum terlaksana pada siklus I sudah terlaksana
53
dengan baik pada siklus II sehingga hal ini mempengaruhi tingkat kemampuan siswa pada materi alat ukur berat. Adapun komponen-komponen tersebut adalah : 1.
Kemampuan siswa menggunakan alat ukur berat mengalami peningkatan sesuai dengan harapan.
2.
Dengan menerapkan metode demonstrasi telah memotivasi siswa untuk belajar dengan aktif dan menyenangkan sehingga hasil evaluasi siswapun mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
3.
Penerapan metode demonstrasi menjadikan suasana kelas tetap hidup dan terjadinya interaksi yang baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru.
4.
Penggunaan metode demonstrasi telah membimbing siswa untuk belajar menemukan, mengamati, dan bekerja sama dengan baik. Hasil refleksi yang dilaksanakan pada tindakan siklus II melalui materi alat
ukur berat disimpulkan bahwa tindakan siklus II telah berhasil karena sudah terlaksana dengan baik. Hal ini diperoleh berdasarkan observasi hasil tes evaluasi dan pengamatan dalam proses belajar mengajar pada siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu diatas KKM 65. Dari jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 92% atau sebanyak 23 orang siswa. Hasil ini melebihi target capaian sebesar 80% dari indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dengan demikian kemampuan siswa menggunakan alat ukur berat melalui metode demonstrasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan, baik dari hasil observasi kegiatan guru, kegiatan belajar siswa maupun hasil tes evaluasi belajar siswa pada observasi awal, pelaksanaan siklus I hingga pelaksanaan siklus II.
54
4..2. Pembahasan Dalam proses belajar mengajar, guru sering mengalami berbagai macam kendala-kendala dan salah satunya adalah kurangnya tingkat kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan yaitu menggunakan alat ukur berat. Pada pelaksanaan siklus I indikator ketuntasan yang ditetapkan belum tercapai hal ini dapat dilihat dari 12 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, aspek yang mencapai kriteria “Sangat Mampu” hanya 1 dengan persentase 8,33%, sedangkan kriteria “Mampu” sebanyak 7 aspek dengan persentase 58,33%, sementara untuk kriteria “Kurang Mampu” ada 4 aspek dengan persentase 33,33%, sedangkan ditinjau dari hasil kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh bahwa dari 5 aspek yang diamati pada siswa ternyata 15 orang siswa yang memiliki Kemampuan
yang baik dengan persentasenya 60% dan 6 orang siswa yang
“Kurang Mampu” atau 24% tentang menggunakan alat ukur berat, serta 4 orang siswa atau 16% “Tidak Mampu” menggunakan alat ukur berat, selanjutnya berdasarkan hasil tes evaluasi belajar siswa diketahui pula tingkat kemampuan belajar siswa dengan perolehan datanya adalah bahwa dari 25 orang siswa hanya 14 orang yang memperoleh nilai 65 ke atas atau 56% yang tuntas belajarnya dan yang belum tuntas hasil belajarnya sebanyak 11 orang atau 44%, dari perolehan data siklus I ini belum mencapai indikator yang dicapai sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II. Berikut data pelaksanaan tindakan pada siklus II di peroleh dari hasil kegiatan guru, pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti telah
55
memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 12 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria “Sangat Baik” sebanyak 5 aspek dengan persentase 42% sedangkan kriteria “Baik” sebanyak 6 aspek dengan persentase 50% dan kriteria “Cukup” sebanyak 1 aspek atau persentasenya 8%. Selanjutnya kaitannya dengan kegiatan siswa diperoleh tingkat kemampuan siswa pada materi alat ukut berat bahwa 2 aspek yang memiliki kriteria “Sangat Mampu” terhadap materi Alat Ukur Berat dengan jumlah siswanya ada 8 orang atau 32% sementara 5 aspek memiliki kriteria “Mampu” dengan jumlah siswa ada 15 orang atau persentasenya 60%, Sedangkan 2 aspek memiliki kriteria “Kurang Mampu” dengan jumlah siswanya ada 2 orang atau 8% dari jumlah siswa 25 orang di kelas II SDN 8 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Selanjutnya jika dilihat dari hasil tes evaluasi belajar siswa diperoleh data dari 25 orang siswa, ada 23 orang siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas dengan persentasenya mencapai 92% sehingga hasil ini mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 2 orang siswa yang memiliki nilai di bawah Standar Ketuntasan atau persentasenya 8%. Untuk lebih jelasnya, perbandingan kemampuan menggunakan alat ukur berat dari observasi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Perbandingan Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Berat Pada Siswa Kelas II SDN 8 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Jumlah Siswa Kegiatan
Jumlah Siswa Yang %
Yang Mampu Observasi Awal
10
% Tidak Mampu
40
15
60
56
Siklus I
14
56
11
44
Siklus II
23
92
2
8
Gambar 5. Grafik Perbandingan Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Berat Pada Siswa Kelas II SDN 8 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan tabel 5 dan gambar 5 tersebut, dapat dilihat bahwa dengan digunakan metode demonstrasi, kemampuan siswa menggunakan alat ukur berat pada siswa kelas II meningkat. Dengan demikian, maka penelitian ini tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.
Jika dibandingkan dengan penelitian Asnawi Amara terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini yaitu: 1) penelitian dari Asnawi Amara mata
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Observasi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Mampu
%
Jumlah Siswa Tidak Mampu
%
pelajaran IPA pada kelas VI sedangkan penelitian ini mata pelajaran matematika pada siswa kelas II . 2) Metode yang digunakan sama yaitu penelitian Asnawi menggunakan metode demonstrasi sedangkan penelitian ini juga menggunakan metode demonstrasi. 3) Penelitian Asnawi hasil belajar siswa pada siklus I baru
57
mencapai 55,1% sementara pada siklus II pemahaman belajar siswa melalui tes unjuk kerja mengalami peningkatan sebesar 83% atau sebanyak 24 orang dari jumlah siswa sebanyak 29 orang, sedangkan penelitian ini pada hasil evaluasi siswa pada siklus I baru mencapai 56% sementara pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 92%. Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ummu Amalia (2009). Penelitian Ummu pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Negeri. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode demonstrasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widad Eva Hajar Carir (2010) yaitu mata pelajaran fisika terhadap penerapan model pembelajaran savi, dan persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode demonstrasi. Jadi ketiga kajian relevan yang penulis lampirkan ada perbedaan dan persamaan dengan judul penulis yaitu perbedaannya ketiga penelitian itu bukan mata pelajaran matematika sedangkan penelitian ini mata pelajaran matematika, sedangkan persamaannya yaitu menggunakan metode demonstrasi. Dengan begitu metode demonstrasi bisa diterapkan pada pelajaran lain selain mata pelajaran matematika.