TEORI KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Nursing Theory
Oleh : KELOMPOK 1 Tatang Tri Budi. S Leli Ekasari Yuyun. R Monalisa
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
1
2 JENDERAL ACHMAD YANI 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan aplikasi unsur dan konsep dari beberapa teori dan model keperawatan yang di adopsi, digabung, dikembangkan serta dilaksanakan. Kemungkinan diantaranya teori dan model yang mewarnai asuhan keperawatan yaitu teori yang dikemukakan oleh Ida Jean Orlando yang dikenal dengan teori proses keperawatan atau disiplin proses keperawatan. Dalam teorinya Orlando mengemukanan tentang beberapa konsep utama, diantaranya adalah konsep disiplin proses keperawatan (nursing process discipline) yang juga dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk validasi atau perbaikan (Tomey, 2006:434). Orlando juga menggambarkan mengenai disiplin nursing proses sebagai interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tindakan yang tepat (George, 1995:162). B. Tujuan 1. 2.
Tujuan Umum : Mampu memahami konsep dan menganalisa model keperawatan menurut Ida Orlando dalam manajemen Asuhan Keperawatan. Tujuan Khusus : a. Memahami teori keperawatan Ida Orlando. b. Mampu menganalisa teori keperawatan Ida Orlando BAB II TINJAUAN TEORI
A. Sejarah Ida Jean Orlando
3
Ida Jean Orlando dilahirkan pada 12 Agustus 1926, lulusan Diploma pada Medical College New York tahun 1947, memperoleh Gelar B.S pada Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas St. John’s Brooklyn tahun 1951, dan kemudian memperoleh gelas M.A bidang konseling kesehatan mental pada Universitas Columbia New York tahun 1954. Setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Orlando kemudian bekerja di Sekolah Keperawatan New Haven Connecticut, selama 8 tahuan, pada tahun 1958, ia menjadi Asosiasi Peneliti dan Investigator untuk proyek negara mengenai Konsep kesehatan Mental pada Kurikulum Dasar. Proyek ini memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi integritas prinsip kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan keperawatan. Setelah 3 tahun ia melakukan pencatatan hasil penelitian dan ia menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian tersebut, kemudian ia melaporkan penemuannya tersebut pada buku pertamanya yang diluncurkan pada tahun 1958 berjudul “The Dynamic nurse-patient relationship: Function, process and principle of Professional Nursing Practice”. Namun buku ini baru dipublikasikan pada tahun 1961, buku inilah yang memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando, dan dicetak kedalam lima bahasa yaitu : Bahasa Jepang, Hebrew, Prancis, Portugis dan Belanda. Pada tahun 1962 sampai dengan tahun 1972 Orlando bekerja sebagai Konsultan bidang Keprawatan Klinik di Rumah sakit Mc Lean Belmont. Dan ia memberikan laporan hasil kerjanya selama 10 tahun dirumah sakit tersebut melalui buku keduanya yang berjudul : “ The Discipline anda Teaching of Nursing Process : An Evaluative Study”. Orlando memberikan beberapa kontribusi penting dalam teori dan praktek keperawatan. Konsep mengenai proses keperawatan yang ia berikan meliputi beberapa kriteria antara lain : 1. Memberikan konsep hubungan yang digambarkan secara sistematik mengenai fenomena 2. 3. 4. 5.
bidang keperawatan. Memspesifikasi hubungan antar konsep keperawatan. Menjelaskan apa yang terjadi selama proses keperawatan dan mengapa hal itu terjadi. Mendeskripsikan bagaimana fenomena keperawatan dapat dikontrol. Menjelaskan bagaimana mengontrol guna memprediksikan hasil dari proses keperawatan.
B. Falsafah Teori Orlando
4 Teori Orlando lebih menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Proses aktual interaksi perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang, dan Orlando menyebutnya sebagai ”nursing procces discipline”. Konsep inti : 1. Tanggungjawab perawat. 2. Mengenal perilaku pasien. 3. Disiplin proses keperawatan. 4. Kemajuan. C. Paradigma Teori Orlando Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya terkandung dalam teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik, namun demikian Schmieding (1993) medapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuninya : 1. Perawat Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi professional keperawatan. Fungsi professional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien. 2. Manusia Bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan pertolongan, dan akan mengalami distress jika mereka tidak dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat professional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya. 3. Sehat Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari ketidak nyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
5 4. Lingkungan Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan, berfikit, dan merasakan dan bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap lingkungan terapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress. D. Konsep Utama Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Dan sebagai orang pertama yang mengidentifikasi dan menekankan elemen-elemen pada proses keperawatan dan hal-hal kritis penting dari partisipasi
pasien dalam proses keperawatan.
Proses aktual interaksi perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang. Ketika perawat menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam merawat pasien, Orlando menyebutnya sebagai ”nursing procces discipline”. Itu merupakan alat yang dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien. Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan. 1. Tanggung jawab perawat Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam medapatkan pengobatan atau dalam pemantauan). Perawat harus mengetahui kebutuhan pasien untuk membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus pada aktivitas-aktivitas yang benar-benar menjadi kewenangannya. 2. Mengenal perilaku pasien Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.
6 3. Reaksi segera Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien, berfikir dan merasakan. 4. Disiplin proses keperawatan Menurut George (1995:162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tidakan yang tepat. 5. Kemajuan / peningkatan Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan produktif. E. Asumsi Pokok Teori Orlando Hampir keseluruhan dari teori Orlando digambarkan secara implicit. Schmieding (1993) memberikan beberapa asumsi dari hasil tulisan Orlando mengenai empat bidang dan pandangan Orlando : 1. Asumsi mengenai Keperawatan a. Keperawatan merupakan profesi yang berbeda dengan disiplin ilmu lain. b. Keperawatan professional mempunyai fungsi dan dan menghasilkan produk yang berbeda (hasil). c. Terdapat perbedaan antara sekadar membaringkan dengan tindakan keperawatan yang professional. 2. Asumsi mengenai Pasien a. Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu hal yang unik. b. Pasien memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya
akan
pertolongan. c. Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami kemunduran. d. Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan makna. e. Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal (atau tidak verbal). 3. Asumsi mengenai Perawat a. Reaksi seorang perawat terhadap pasiennya merupakan suatu hal yang unik. b. Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien. c. Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang pasien.
7 d. Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggungjawab keperawatannya. e. Praktek keperawatan seorang perawat dikembangkan berdasarkan gambaran dari diri mereka masing-masing. 4. Asumsi mengenai situasi yang terjadi antara Pasien dan Perawat a. Situasi hubungan antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang dinamis. b. Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara asien dan perawat merupakan bahan utama dalam mengembangkan pengetahuan seorang perawat. F. Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses Keperawatan Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa disiplin proses keperawatan dalam nursing procces theory dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk validasi atau perbaikan. (Tomey, 2006 hlm 434). Disiplin proses keperawatan didasarkan pada ”proses bagaimana seseorang bertindak”. Tujuan dari proses disiplin ketika digunakan antara perawat dan pasien adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien. Peningkatan perilaku pasien merupakan indikasi dari pemenuhan kebutuhan sebagai hasil yang diharapkan. 1. Perilaku Pasien Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perilaku pasien. Seluruh perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai ekpresi yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu dalam kondisi gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip pertamanya ”dengan diketahuinya perilaku pasien, atau tidak diketahuinya yang seharusnya ada hal tersebut menunjukan pasien membutuhkan suatu batuan”. Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi antara dua perilaku ini dapat dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perilaku verbal yang menunjukan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan, menghindar kontak mata dan lain sebagainya. Walaupun seluruh perilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi jika hal itu tidak
8 dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi perawat-pasien. Tidak efektifnya perilaku pasien merupakan indikasi dalam memelihara hubungan perawat-pasien, ketidakakuratan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien yang diperlukan perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap tindakan perawat. Penyelesaian masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak diprioritaskan. Reaksi dan tindakan perawat harus dirancang untuk menyelesaikan perilaku seperti halnya memenuhi kebutuhan yang emergency. 2. Reaksi Perawat Perilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat, reaksi ini tertidiri dari 3 bagian yaitu : a) Perawat merasakan melalui indranya. b) Perawat berfikir secara otomatis. c) Adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan. Contoh perawat melihat pasien merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian. Persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara otomatis dan hampir simultan. Oleh karena itu perawat harus relajar mengidentifikasi setiap bagian dari reaksinya. Hal ini akan membantu dalam menganalisis reaksi yang menentukan mengana ia berespon demikian. Perawat harus dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien. Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat membagi reaksinya dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan penggunaan dalam hal berbagi “beberapa observasi dilakukan dan dieksplorasi dengan pasien adalah penting untuk memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat dipenuhi oleh pasien pada waktu itu. Orlando (1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan perawat dalam mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu ; a) Perawat harus menemuinya dan konsisten terhadap apa yang dikatakannya dan mengatakan perilaku nonverbalnya epada pasien b) Perawat harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas terhadap apa yang akan diekspresikannya c) Perawat harus menanyakan kembali kepada pasien langsung untuk perbaikan atau klarifikasi. 3. Tindakan Perawat Setelah mevalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa
9 yang dikatakan dan dilakukan oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien adalah merupakan suatu tidakan profesional perawatan. Perawat harus menentukan tindakan yang sesuai untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan mengekplorasi untuk memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui tindakan atau kata-katanya. Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu : tindakan otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi profesional perawat. Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak, misalnya tindakan pemberian obat atas intruksi medis. Dibawah ini merupakan kriteria tindakan keperawatan yang direncanakan : a) Tindakan merupakan hasil dari indetifikasi kebutuhan pasien dengan memvalidasi reaksi perawat terhadap perilaku pasien. b) Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi kebituhan pasien. c) Perawat memvalidasi efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkap d) Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan. Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh tindakan otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan perlindungan kesehatan secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi reaksi perawat. 4. Fungsi profesional Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat dalam menyelesaikan fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya perawatan pasien. Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivias termasuk profesional jika aktivitas tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pasien. Disiplin proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan suatu perilaku pasien yang membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap perilaku pasien
dengan
mempersepsikan, berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien, meyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten dengan reaksinya, dan mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan perawat mengunjungi pasien untuk memvalidasi reaksinya. Membagi reaksinya oleh perawat membantu pasien untuk menggunakan proses yang sama agar lebih efektif perlu komunikasinya. Selajutnya tidakan yang sesuai untuk menyelesaikan kebutuhan adalah saling menguntungkan anatar
10 pasien dan perawat. Setelah perawat bertindak , perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya berhasil interaksi. Secara keseluruhan interaksi , perawat meyakinkan bahwa perawat bebas terhadap stimulasi tambahan yang bertentangan dengan reaksinya terhadap pasien.
BAB III ANALISA TEORI ORLANDO Keperawatan berlandaskan teori hubungan interpersonal yang menitikberatkan pada sifat unik individu atau klien dalam ekspresi verbal yang mengisyaratkan adanya kebutuhan dan cara-cara memenuhi kebutuhan. Teori Ida Orlando mengandung konsep kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan, mengubah situasi perawat setelah perawat memperkirakan kebutuhan klien, perawat mengetahui penyebab yangmempengaruhi derajat kesehatan, lalu bertindak secara spontan atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan. Teori Orlando, dapat dianalisa sebagai berikut : 1. Kejelasan (Clarity) Pada buku pertamanya ”The Dynamic Nurse Patient Relationship Function, Process and Principles Of Professional Nursing Practice” (1961), Orlando memperkenalkan konsep dengan jelas. Ia secara konsisten menggunakan terminologi yang sama pada teorinya. Pada buku keduanya ”The Discipline and Teaching Of Nursing Prosess ; An Evaluative Study” (1972), Ia menggambarkan kembali proses keperawatan yang berhati-hati adalah proses keperawatan yang disiplin. Yang lain selain perubahan ini, Orlando secara konsisten menggunakan kata yang sama untuk komponen prosesnya. Orlando menggambarkan konsep yang minimal pada mulanya dan kemudian mengembangkannya di seluruh buku. 2. Kesederhanaan (Simplicity) Karena teori Orlando berhubungan dengan sedikit konsep dan hubungan antar masingmasing konsep, maka teorinya sederhana. Teorinya juga dapat dilihat secara sederhana, sebab ia dapat membuat beberapa pernyataan prediksi dan tidak hanya menggambarkan
11 dan menjelaskan. Kesederhanaan dari teori Orlando menguntungkan pada panggunaan penelitian. Walker dan Avant (1995) menggunakan teori Orlando sebagai satu contoh dari grand nursing theory ; meskipun tidak semua grand theory berada pada level abstrak yang sama, mereka menetapkan bahwa grand nursing theory memberikan pandangan secara global, tetapi berdasarkan atas sifatnya yang umum dan keabstrakannya, banyak dari grand teori tidak dapat diuji pada kondisi sekarang. Teori Orlando juga digambarkan sebagai praktis teori. Praktis teori memberikan kerangka kerja untuk menetapkan kapan menerapkan pedoman, menggambarkan arti untuk digunakan, dan menetapkan tujuan yang akan digunakan untuk mengevaluasi hasil (George,1995). 3. Keadaan Umum (Generality) Orlando mengilustrasikan kontak perawat–pasien pada keadaan pasien sadar, dapat berkomunikasi dan memerlukan pertolongan. Meskipun tidak fokus pada pasien yang tidak sadar ataupun berkelompok. Aplikasi dari teorinya tetap dapat dikerjakan dengan mudah. Perilaku non verbal adalah unsur dari perumusannya, oleh karena itu perawat dapat fokus pada hal ini untuk menentukan kebutuhan pasien dan mengobservasi perubahan perilaku non verbal setelah tindakan perawatan. 4. Ketepatan Empirik (Empirical Precision) Pada buku Orlando yang kedua ”The Discipline And Teaching Of Nursing Process ; An Evaluative Study” (1972), adalah laporan dari proyek penelitiannya untuk menguji ketepatan rumusan perawatannya. Program pelatihan ini berdasarkan rumusannya sudah berjalan selama 3 tahun sebelum proyek penelitian dimulai. Perawat dilatih untuk menggunakan proses keperawatan secara disiplin pada hubungan perawat–pasien. Tujuan dari proyek adalah untuk mengevaluasi keefektifan disiplin proses perawatan pada kontak perawat di tempat kerja dan keefektifan program pelatihan, keefektifan ditentukan oleh ada atau tidak hasil yang bermanfaat, yang dinilai oleh 2 penilai dari luar yang dapat dipercaya. Penilai ini membandingkan antara perilaku awal dari subjek dengan perilaku akhirnya.
5. Konsekuensi untuk diturunkan (Derivable Consequences)
12 Teori Orlando tetap efektif dan efisien dalam mencapai hasil yang bernilai segera mengidentifikasi kebutuhan pasien dan kemampuan perawat untuk menentukan kebutuhan pasien adalah kemajuan dari praktek keperawatan. Keteraturan proses perawatan membuat perawat dapat melihat pasien dari sudut pandang keperawatan daripada orientasi penyakit medisnya.
Menggunakan
teori
Orlando
menguntungkan
pasien,
meningkatkan
profesionalisme perawat dan memajukan profesi perawat.
BAB IV KESIMPULAN Proses keperawatan dan proses disiplin Orlando keduanya menggambarkan rangkaian tahapan. Setiap tahapan sama-sama tidak terpisah. Pada proses disiplin Orlando hampir secara berkesinambungan saling mempengaruhi dimana perilaku pasien menjadi tujuan reaksi perawat, mengarahkan perilaku perawat, mengarahkan reaksi pasien. Kedua proses tersebut merupakan proses dinamis dan responsif terhadap perubahan kondisi pasien. Proses keperawatan dan proses disipin Orlando mempunyai banyak persamaan. Proses keperawatan panjang dan lebih formal dan fasenya lebih mendetail dibandingkan proses disiplin Orlando. Dan membutuhkan perawat untuk menggunakan pengetahuan dan prinsip keilmuan
13 dan teori keperawatan. Orlando hanya membutuhkan bahwa perawat harus mengikuti prinsipprinsip yang ia tetapkan.
DAFTAR PUSTAKA George. (1995). Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth Edition. USA : Appleton & Lange. Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6 Ed. USA : Mosby Inc. Suwignyo, Purwo, 2011, Aplikasi Teori Ida Jean Orlando Dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, diakses tanggal 22 Februari 2011 dari http://www.fik.ui.ac.id.