TEGAL WANGI:
Potensi Tanpa Batas
di Desa Perbatasan
Editor: Gefarina Djohan, M.A
Tim Penulis: Fiqi Fatima, Octowihardi Muslim, dan M Fikri Aly
LEMBAR TIM PENYUSUN
ISBN Tim Penyusun Editor Penyunting Penulis Layout Design Cover Kontributor
TEGAL WANGI: Potensi Tanpa Batas di Desa Perbatasan Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKNPpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016 di Desa Tegal Wangi, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. ©MENYAPA2016_ Kelompok KKN089 978-602-6313-46-1 Gefarina Djohan, M.A Muhammad Syarif Nasution, S.HI Fiqi Fatima, Octowihardi Muslim, M Fikri Aly Fiqi Fatima Fiqi Fatima Alizza Nurfida, Nur Israfiani, Riska Novaliani, Rizqy Badilla Akbar, Sintia Fajar, Sonhaji, Sugiarto, Yuli Sopiyullah Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) - LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan kelompok KKN MENYAPA
LEMBAR PENGESAHAN Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor 089 di Desa Tegal Wangi yang berjudul: TEGAL WANGI: Potensi Tanpa Batas di Desa Perbatasan telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 21 Juni 2017. Dosen Pembimbing
Koordinator Program KKN-PpMM
Gefarina Djohan, M.A NIP. 196331024 199903 2 001
Eva Nugraha, M.Ag NIP. 19710217 199803 1 002
Mengetahui, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badranaya, ME NIP. 19770530 200701 1 008
iii
“Kerja keras adalah keajaiban yang sesungguhnya untuk menggapai keberhasilan” --Fiqi Fatima
iv | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memudahkan kami menyelesaikan program pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini secara formal disebut Kuliah Kerja Nyata (KKN). Setelah 30 hari terhitung sejak tanggal 25 Juli-25 Agustus 2016 kami membaur, menyelami dan belajar bersama masyarakat Kampung Curug Nanggung RW 06, Desa Tegal Wangi, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sebuah desa perbatasan antara Jawa Barat dan Banten. Kegiatan KKN ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi kami, selain berbagi ilmu, sharing motivasi dan melakukan pembangunan beberapa sarana umum seperti tong sampah dan plang nama jalan kepada masyarakat, kami juga belajar banyak hal di Tegal Wangi. Kehidupan di desa ini cukup sederhana dan bersahaja, bagi kami yang mayoritas berdomisili di Kota Jakarta dan Kota Tangerang memerlukan beberapa penyesuaian, seperti menimba air sebelum mandi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat tentang semua hal yang mereka ingin tahu, sebagian masyarakat masih memiliki persepsi seakan-akan kami belajar semua dan tahu semua. Hampir seluruh program kerja yang sebelumnya kami rencanakan, Alhamdulillah dapat terlaksana dengan baik, kecuali beberapa program kerja yang sengaja tidak kami laksanakan karena tidak sesuai dengan konteks masyarakat di sini, seperti pengadaan alat shalat di masjid yang ternyata masyarakat di sini belum membutuhkannya. Kami sadar pelaksanaan pengabdian KKN-PpMM 2016 ini tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari pihak-pihak yang selama ini membantu kami mulai dari bantuan moril, informasi dan materil. Sudah selayaknya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku ini, antara lain: 1. Bapak Prof. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi restu dan melepas kami sebagai peserta untuk menjalankan kegiatan KKN ini. 2. Bapak Djaka Badranaya, M.E selaku Kepala PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak arahan kepada kami.
v
3. Bapak Eva Nugraha selaku Koordinator KKN-PpMM UIN Jakarta kami sampaikan banyak terima kasih atas arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat. 4. Bapak Muhammad Syarif Nasution S.HI selaku penyunting yang telah membantu kami dalam proses penyusunan buku ini. 5. Ibu Gefarina Djohan, M.A selaku Dosen Pembimbing kami, yang telah memberikan penjelasan, masukan dan arahan-arahan yang sangat berarti, baik sebelum pelaksanaan KKN, pada saat pelaksanaan, sampai pada proses pelaporan. 6. Kepala Desa Tegal Wangi, Bapak H. Jamal yang telah menyambut, menerima dan mendukung seluruh program kami selama di Kampung Curug Nanggung. 7. Ketua RW 03 Bapak Nurdin yang telah membantu kami pada masa awal persiapan KKN, memberi informasi seputar Desa Tegal Wangi, memperkenalkan kami dengan tokoh setempat dan mencarikan kami rumah singgah di desa ini. 8. Bapak Yaya selaku Ketua RW 06 yang telah mengawal pelaksanaan KKN di Kampung Curug Nanggung, menyerukan kepada masyarakat untuk bergotong royong membantu program kami. 9. Bapak Apit selaku Ketua RT 01 yang telah membantu kami membuat tong sampah. 10. Bapak Odih selaku Ketua RT 03 yang telah membantu pemasangan tong sampah di wilayah RW 06. 11. Bapak Suminta selaku Ketua RT 02 yang juga telah membantu mensosialisasikan program kami. 12. Warga RW 06 Kampung Curug Nanggung, tempat kami melaksanakan KKN yang telah menerima kami dan banyak membantu kami dalam segala hal. Kami juga sangat berterima kasih kepada seluruh warga Desa Tegal Wangi yang menerima kami dengan hangat serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran, dukungan moril serta materil, semoga mendapat balasan berkali-kali lipat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amin. Ciputat, Juni 2017 M. Fikri Aly Ketua Kelompok 089 vi | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
DAFTAR ISI LEMBAR TIM PENYUSUN ........................................................................................... iv LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................................iii KATA PENGANTAR ..........................................................................................................v DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xi TABEL IDENTITAS KELOMPOK ............................................................................ xiii RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................ xvii PROLOG ............................................................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 A. Dasar Pemikiran ....................................................................................................... 1 B. Kondisi Umum Desa Tegal Wangi .................................................................. 2 C. Permasalahan ............................................................................................................3 D. Profil Kelompok KKN-PpMM 089 MENYAPA ......................................... 6 E. Fokus atau Prioritas Program ...........................................................................10 F. Sasaran dan Target Kegiatan ............................................................................10 G. Jadwal Pelaksanaan Program ............................................................................12 H. Pendanaan dan Sumbangan ............................................................................... 13 I. Sistematika Penyusunan ..................................................................................... 13 BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM ....................................................15 A. Metode Intervensi Sosial ....................................................................................15 B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ........................................16 BAB III KONDISI DESA TEGAL WANGI ................................................................ 17 A. Sejarah Singkat Desa Tegal Wangi ................................................................. 17 B. Letak Geografis ......................................................................................................18 C. Struktur Penduduk .............................................................................................. 22 D. Sarana dan Prasarana ..........................................................................................24 BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN ........... 27 A. Kerangka Pemecahan Masalah .......................................................................... 27 B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat .......................... 33 1. Belajar Bahasa Inggris ..................................................................................... 33 2. Bimbingan Belajar ............................................................................................ 34 3. Pelatihan Baris Berbaris ................................................................................. 35 4. Pelatihan Pramuka .......................................................................................... 37 5. Pengajian ............................................................................................................. 38 vii
6. Senam Pagi..........................................................................................................40 7. Perayaan Hari Kemerdekaan ....................................................................... 41 C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat ................42 1. Pengadaan Tong Sampah ..............................................................................42 2. Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’ ...................................................44 3. Pengadaan Plang Nama Jalan ......................................................................45 D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil ........................................................................ 47 BAB V PENUTUP ..............................................................................................................49 A. Kesimpulan .............................................................................................................49 B. Rekomendasi .......................................................................................................... 50 EPILOG .................................................................................................................................. 53 A. Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN-PpMM ................................. 53 B. Penggalan Kisah Inspiratif ................................................................................ 55 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 163 BIOGRAFI SINGKAT .................................................................................................... 165 LAMPIRAN I TABEL KEGIATAN INDIVIDU .....................................................173 LAMPIRAN II SURAT DAN SERTIFIKAT .......................................................... 217 LAMPIRAN III FOTO KEGIATAN KKN MENYAPA ...................................... 219
viii | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
DAFTAR TABEL Tabel 1. 1: Fokus Permasalahan dan Prioritas Program .........................................10 Tabel 1. 2: Sasaran dan Target Kegiatan .....................................................................10 Tabel 1. 3: Pelaksanaan Program (Mei-Juli 2016) ....................................................12 Tabel 1. 4: Pelaksanaan Program (Juli-Agustus 2016) ...........................................12 Tabel 1. 5: Pelaksanaan Program (September-Juli 2017) ......................................12 Tabel 1. 6: Pendanaan ......................................................................................................... 13 Tabel 3. 1: Sejarah Pembangunan Desa ........................................................................ 17 Tabel 3. 2: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................. 23 Tabel 4. 1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan....................................................... 28 Tabel 4. 2: Matriks SWOT Bidang Fasilitasi........................................................... 29 Tabel 4. 3: Matriks SWOT Bidang Sosial .................................................................. 31 Tabel 4. 4: Bentuk dan Hasil Belajar Bahasa Inggris ............................................. 33 Tabel 4. 5: Bentuk dan Hasil Bimbingan Belajar .................................................... 34 Tabel 4. 6: Bentuk dan Hasil Pelatihan Baris Berbaris ......................................... 35 Tabel 4. 7: Bentuk dan Hasil Pelatihan Pramuka ................................................... 37 Tabel 4. 8: Bentuk dan Hasil Pengajian ..................................................................... 38 Tabel 4. 9: Bentuk dan Hasil Senam Pagi ..................................................................40 Tabel 4. 10: Bentuk dan Hasil Perayaan Hari Kemerdekaan .............................. 41 Tabel 4. 11: Bentuk dan Hasil Pengadaan Tong Sampah .....................................42 Tabel 4. 12: Bentuk dan Hasil Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’ ..........44 Tabel 4. 13: Bentuk dan Hasil Pengadaan Plang Nama Jalan .............................45
ix
“ Never stop doing: what you love, what change you to be
better, what makes you grow, and the most importantly what makes you live (hope and faith)1 ” -Riska Novaliani
Jangan pernah berhenti melakukan apa yang kamu suka, apa yang membuatmu menjadi lebih baik, apa yang membuatmu berkembang, dan yang paling penting apa yang membuatmu hidup (harapan dan keyakinan) 1
x|T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1: Logo KKN MENYAPA .............................................................................. 6 Gambar 3. 1: Peta Desa Tegal Wangi dalam cakupan Kab. Bogor ....................19 Gambar 3. 2 Peta Desa Tegal Wangi dalam Cakupan Kec. Jasinga ................ 20 Gambar 3. 3: Peta Layanan Pengabdian Kelompok KKN MENYAPA ........... 20 Gambar 3. 4: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ................................. 22 Gambar 3. 5: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan.....................24 Gambar 3. 6: Kondisi Ruang Kelas .............................................................................. 26 Gambar 3. 7: Kondisi Aula Kantor Desa .................................................................... 26 Gambar 3. 8: Kondisi Aula Masjid ............................................................................... 26 Gambar 3. 9: Kondisi Lapangan .................................................................................... 26 Gambar 3. 10: Kondisi Halaman Sekolah .................................................................. 26 Gambar 3. 11: Kondisi Jalan Utama .............................................................................. 26 Gambar 4. 1: Program Belajar Bahasa Inggris .......................................................... 34 Gambar 4. 2: Program Bimbingan Belajar ................................................................. 35 Gambar 4. 3: Program Pelatihan Baris Berbaris ...................................................... 37 Gambar 4. 4: Program Pelatihan Pramuka ............................................................... 38 Gambar 4. 5: Program Pengajian .................................................................................. 39 Gambar 4. 6: Program Senam pagi ............................................................................... 41 Gambar 4. 7: Program Perayaan Hari Kemerdekaan ............................................42 Gambar 4. 8: Program Pengadaan Tong sampah ....................................................44 Gambar 4. 9: Program Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’ ........................45 Gambar 4. 10: Program Pengadaan Plang Nama Jalan ......................................... 47 Gambar Lampiran 2. 1: Surat Kepala Desa Tegal Wangi .................................. 217 Gambar Lampiran 3. 1: Memasang Tong Sampah Bersama Anak-anak ...... 219 Gambar Lampiran 3. 2: Kegiatan Ngaliwet Bersama Warga ........................... 219 Gambar Lampiran 3. 3: Kegiatan Ngaliwet Bersama Warga II ...................... 220 Gambar Lampiran 3. 4: Rapat Pelaksanaan Agustusan Bersama Warga... 220 Gambar Lampiran 3. 5: Kegiatan Kerja Bakti Bersama Warga ....................... 221 Gambar Lampiran 3. 6: Bersama Warga pada Malam Penutupan................. 221
xi
TABEL IDENTITAS KELOMPOK Kode
01/Bogor/Jasinga/089
Desa
Tegal Wangi [34]
Kelompok
MENYAPA
Dana
Rp13.900.000,-
J. Mhswa
11 Orang
J. Keg.
10 Kegiatan
1.3.34. 089
J.Pembangunan 3 Kegiatan Fisik, yaitu: Fisik Pengadaan Plang Nama Jalan Pengadaan Tong Sampah Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’
xiii
“Berbahagialah lantas bahagiakan orang lain” -M Fikri Aly
xiv | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
RINGKASAN EKSEKUTIF Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Tegal Wangi selama 32 hari. Ada 11 orang mahasiswa yang terlibat di kelompok ini, yang berasal dari 9 fakultas yang berbeda. Kami menamakan kelompok ini dengan MENYAPA (Mengabdi, Nyata, Pasti) dengan nomor kelompok 089. Kami dibimbing oleh Ibu Gefarina Djohan, M.A, beliau adalah dosen Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Tidak kurang dari 10 kegiatan yang kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada RW 06, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar Rp13.900.000,-. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp9.900.000,- dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp4.000.000,Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih yaitu: 1. Membantu meningkatkan motivasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. 2. Membantu meningkatkan semangat dan motivasi masyarakat dan anak-anak/siswa SD untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. 3. Bertambahnya pembangunan fisik, antara lain: 60 buah tong sampah, 7 buah plang nama jalan, 10 mushaf al-Qur’an dan 27 Iqra’. Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain: 1. Menyampaikan pemahaman kepada anak-anak bahwa belajar adalah hal yang penting. Pada awalnya memotivasi anak-anak cukup sulit, namun lambat laun motivasi tersebut dapat dipahami. 2. Tidak adanya sponsorship dan kurangnya jumlah buku yang diberikan oleh setiap anggota kelompok, membuat implementasi kegiatan taman baca tidak berjalan.
xvii
Namun, sekalipun demikian, kami pada merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kekurangan-kekurangannya adalah:
akhirnya bisa kami. Adapun
1. Tidak berjalannya program taman baca dikarenakan kurangnya sponsorship maupun jumlah buku yang disumbangkan setiap anggota kelompok. 2. Tidak berjalannya program pemberian alat shalat karena pada implementasi masyarakat masih memiliki peralatan shalat yang layak. 3. Beberapa permasalahan desa yang tidak disadari sehingga ada beberapa persoalan yang belum terselesaikan, yaitu permasalahan sanitasi atau air bersih dan pelatihan ekonomi kreatif bagi masyarakat.
xviii | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
PROLOG PENGABDIAN UNTUK DESA Pembangunan masyarakat adalah proses yang berkelanjutan, mengikuti perkembangan dan selalu menemui bentuk baru karena sifat manusia yang dinamis dan kreatif. Tujuan dari pembangunan adalah menuju kepastian demi perbaikan kehidupan manusia. Bahwa yang disebut pembangunan tidaklah semata-mata diartikan dalam bentuk fisik saja tetapi juga dalam bentuk non-fisik seperti pendidikan karakter, mental dan akhlak masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) selayaknya dapat menyentuh kedua jenis pembangunan dimaksud baik fisik maupun nonfisik. Menurut saya tugas yang paling utama dari kegiatan KKN ini adalah membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya aspek-aspek yang terkait dengan pembangunan meliputi kesehatan, kebersihan, penguatan ekonomi masyarakat pada masyarakat yang berbasis komunitas pedesaan. Untuk memenuhi tugas itu berbagai program pelayanan dan pemberdayaan masyarakat terimplementasi dalam 10 kegiatan di antaranya bimbingan belajar, belajar Bahasa Inggris, senam pagi, pengajian, pelatihan baris berbaris, pelatihan pramuka, perayaan hari kemerdekaan, pengadaan tong sampah, pengadaan plang nama jalan, dan pengadaan mushaf al-Qur’an dan Iqra’. Kelompok KKN MENYAPA melakukan serangkaian kegiatan pengabdian yang dilakukan di Desa Tegal Wangi, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Ketika berbincang dengan Kepala Desa, Pak Jamaludin namanya, beliau menyampaikan bahwa mahasiswa KKN membawa semangat positif kepada masyarakat dan beliau menginginkan agar PPM menempatkan kembali mahasiswa KKN tahun depan di Desa Tegal Wangi. Saya mengamati ternyata mahasiswa KKN berasal dari desa lebih mampu berbaur dengan masyarakat dan lebih mudah memahami persoalan dalam masyarakat. Terlihat selama bimbingan KKN mereka lebih vokal dan memiliki gambaran tentang masalah dan solusi yang ada di desa. Dalam kegiatan KKN dilalui sebuah proses dengan perencanaan strategis dimulai dari survei lapangan dalam rangka memperoleh data-data yang terkait dengan kebutuhan desa sebagai objek KKN. Proses ini yang biasanya kurang dilakukan dengan serius oleh mahasiswa sehingga
xix
pemahaman tentang permasalahan di desa kurang memadai, bahkan tidak tepat oleh karena itu tidak heran jika pada beberapa pelaksanaan KKN program dan kegiatanya tidak mencapai target. Hal ini juga harus menjadi perhatian pemerintah karena bannyak masalah yang ada di desa sering tidak tersentuh secara utuh oleh program-program dari pemerintah baik daerah maupun pusat karena minimnya pemahaman atas masyarakat pedesaan sehingga program-program dengan dana yang cukup besar tidak menghasilkan perubahan yang berarti. Ciputat, Juni 2017 Dosen Pembimbing KKN-PpMM Kelompok 089 Menyapa
Dra. Hj. Gefarina Djohan, M.A
xx | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Mahasiswa merupakan sebuah komunitas masyarakat intelektual yang memiliki pola pikir obyektif dan rasional. Eksistensinya seringkali dikategorikan sebagai salah satu bagian di masyarakat yang terdidik dan terampil. Sebagai agen perubahan (agent of change), mahasiswa harus mempunyai pemikiran yang maju untuk dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif sebagai salah satu penunjang utama kemajuan bangsa. Menghadapi fenomena yang semakin global dan kompleks, mahasiswa sudah selayaknya mengabdikan diri secara nyata dan memastikan kemanfaatannya bagi masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu fasilitator pendidikan mahasiswa, setiap tahunnya menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai implementasi dari ilmu pengetahuan secara langsung dalam masyarakat, baik melalui pendidikan, penelitian, keagamaan, serta diiringi pula oleh upaya pemberdayaan sumber daya manusia semaksimal mungkin, sebagai solusi atas permasalahan atau kesenjangan antara kondisi yang ditemui dengan yang seharusnya terjadi di setiap lapisan masyarakat. Berpijak pada pemikiran di atas, kami mahasiswa peserta kelompok KKN MENYAPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen untuk melaksanakan KKN di Desa Tegal Wangi sebagai rasa tanggung jawab kami pada masyarakat dan bukti transformasi ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan, serta sebagai wujud bahwa mahasiswa bukan komunitas eksklusif, tetapi merupakan bagian integral dari masyarakat. Dasar pemikiran tersebut juga selaras dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan salah satu dasar tangung jawab mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama. Setiap mahasiswa wajib dalam mewujudkan hal tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi itu sendiri meliputi: 1) Pendidikan dan Pengajaran, 2) Penelitian dan Pengembangan, 3) Pengabdian kepada Masyarakat. Desa Tegal Wangi merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Jasinga, Bogor. Desa ini termasuk desa yang masih asri karena tidak adanya bangunan-bangunan megah layaknya di Jakarta. Akses dari desa ke kota pun cukup jauh terutama dengan jalanan yang tidak mulus
1
dan gelap (tidak adanya lampu penerangan jalan) membuat setiap jalan terasa rawan ketika malam hari. Mata pencaharian sebagian masyarakat desa adalah petani karet namun sejak 8 tahun yang lalu mata pencaharian masyarakat desa mengalami diversifikasi dikarenakan harga karet yang turun drastis dan penghasilannya yang tidak memenuhi kebutuhan seharihari. Jika berbicara mengenai kebersihan, kondisi lingkungan di desa tidak terlalu baik. Sanitasi air di desa ini juga terbilang tidak terlalu baik, pasalnya masih banyak masyarakat yang menggunakan air kali untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, sulitnya menemukan tempat sampah di setiap sudut rumah menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.2 Fakta tersebut membuat kami memutuskan untuk mengambil tema “Mewujudkan Desa Tegal Wangi yang Bersih dan Sehat”. Kami meyakini aspek kebersihan sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Melalui kampanye hidup bersih dan hidup sehat inilah kami yakin akan menjadi stimulus bagi pembangunan masyarakat setempat. Secara umum keberhasilan dalam pembangunan bangsa adalah tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, sebagaimana tersirat dalam UUD 1945. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi secara langsung adalah pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kepada masyarakat dalam rangka melahirkan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik. TEGAL WANGI: Potensi Tanpa Batas di Desa Perbatasan dipilih menjadi judul buku seri laporan KKN ini karena, Desa Tegal Wangi memiliki berbagai potensi tersembunyi yang sejatinya dapat dikembangkan, seperti agrowisata yang didukung oleh akses transportasi yang telah memadai. Selain itu, sumber daya manusia yang dimiliki Desa Tegal Wangi sangat berpotensi untuk dikembangkan. Potensi tersebut lebih rinci lagi dipaparkan dalam kisah inspiratif serta deskripsi hasil kegiatan selama KKN berlangsung. B. Kondisi Umum Desa Tegal Wangi Desa Tegal Wangi, Kecamatan Jasinga, merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Seperti disebutkan
Wawancara Pribadi dengan Ketua RW 03 Desa Tegal Wangi, Bapak Nurdin, 30 Mei 2016 2
2|T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
sebelumnya pada bagian dasar pemikiran, Desa Tegal Wangi dikelilingi oleh kebun karet dan sawit serta dilalui sungai. 3 Mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah petani (sebelumnya petani karet). Sarana dan prasarana di desa ini tidak banyak tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di antaranya 2 madrasah, 3 SDN, 1 SLTP, 4 musala, 7 masjid, dan 2 lapangan sepak bola.4 C. Permasalahan Sejauh pengamatan kami dan dari data yang kami dapatkan melalui wawancara dengan tokoh setempat, angket yang kami sebar, dan pengamatan secara langsung ketika melakukan survei maka berikut kami rangkum masalah-masalah yang dapat kami identifikasi berdasarkan kategori: 1. Bidang Pendidikan Permasalahan utama pada bidang pendidikan di Desa Tegal Wangi adalah sarana dan prasarana pendidikan itu sendiri. Berdasarkan observasi kami, minimnya jumlah institusi pendidikan dan penyebarannya yang menurut kami tidak cukup merata membuat anak-anak harus menempuh jarak jauh untuk mencapai sekolah. Di sisi lain kondisi sebagian sekolah pun sangat memprihatinkan di mana bangunannya sudah sangat rapuh, kondisi ruang kelas yang sangat tidak layak disebut kelas jika dibandingkan dengan kondisi kelas di sekolah-sekolah di Jakarta. Serta sumber daya manusia seperti guru jumlahnya juga sangat sedikit. Selain itu, minat belajar anak-anak di Desa Tegal Wangi juga tergolong rendah. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi. Banyak masyarakat atau para orang tua hanya lulusan Sekolah Dasar dan langsung bekerja. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut juga diterapkan kepada anakanaknya nanti. Kemudian tidak adanya pelajaran tentang teknologi di sebagian sekolah membuat anak-anak menjadi buta akan teknologi padahal peran teknologi sangatlah besar bagi dunia pendidikan.
3 4
Catatan Observasi Lapangan tanggal 30 Mei 2016 Profil Desa Tegal Wangi tahun 2013, Dokumen tidak dipublikasikan Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n |3
2. Bidang Ekonomi Kondisi ekonomi di Desa Tegal Wangi terbilang sangat rendah. Pokok mata pencaharian di desa awalnya adalah perkebunan karet namun semua itu telah berubah sejak 5 tahun terakhir di mana harga karet menurun drastis sehingga membuat masyarakat mencari pekerjaan yang lain. Minimnya lowongan pekerjaan dan tingkat pendidikan bagi masyarakat membuat mereka tidak dapat berharap banyak pada lapangan pekerjaan yang ada. Kebanyakan dari mereka akhirnya bekerja serabutan. 3. Bidang Agama Kondisi keagamaan di Desa Tegal Wangi terbilang sangat baik. Masyarakat sangat berpegang teguh terhadap agama. Banyaknya tempat pengajian aktif membuat anak-anak dan remaja memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan belajar mengaji. Namun memang terdapat kekurangan dari segi sarana dan prasarana yang ada. Masih terdapat beberapa tempat pengajian yang kondisinya memprihatinkan seperti kurangnya penerangan, jumlah Iqra’ dan al-Qur’an. 4. Bidang Teknologi Sarana dan prasarana di kantor desa kurang memadai. Fasilitas elektronik kurang terawat, keterbatasan sarana komputer, dan masih ada kekurangan dalam komunikasi dengan pihak kecamatan dan pihak RW maupun RT. 5. Bidang Lingkungan Minimnya lampu di jalan-jalan menyebabkan daerah terlihat rawan jika di malam hari serta tidak adanya rambu-rambu lalu lintas membuat jalan menjadi berbahaya bagi pegendara. Melihat kondisi di Desa Tegal Wangi itu sendiri cukup memilukan di mana anak-anak berusia di bawah umur sudah bebas mengendarai kendaraan bermotor tanpa perlengkapan yang sesuai. Ditambah lagi banyaknya truk-truk yang lewat membuat risiko terjadinya kecelakaan semakin besar. Selain itu, tidak adanya papan nama jalan menuju Desa Tegal Wangi membuat orang lain atau pengunjung merasa kesusahan. Bahkan papan nama jalan untuk setiap gang tidak ada. Padahal papan nama jalan sangatlah penting bagi semua orang karena membantu untuk mengetahui nama suatu kawasan. Papan nama jalan juga berguna bagi kurir yang hendak mengantarkan barang pesanan.
4 |T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
6. Bidang Pembangunan Infrastruktur yang terdapat di Desa Tegal Wangi bisa dikatakan masih sangat minim terutama jika berbicara mengenai infrastruktur yang menunjang kesehatan seperti posyandu, puskesmas, dan atau rumah sakit. Untuk posyandu saja terbilang sedikit dan untuk rumah sakit tidak ada sehingga menyebabkan masyarakat pergi ke perbatasan Banten untuk keperluan berobat. Kondisi jalan dari patung singa menuju Desa Tegal Wangi tidak terlalu baik tapi juga tidak terlalu buruk. Sebagian jalan sudah teraspal rapih namun sebagiannya masih rusak mungkin dikarenakan jalan tersebut sering dilewati oleh truk-truk besar dengan muatan sangat berat. Selain itu, mayoritas penduduk Desa Tegal Wangi bekerja sebagai petani menyebabkan infrastruktur irigasi sangat diperlukan. Akan tetapi, kondisi saluran irigasi di desa ini masih mengkhawatirkan. Terdapat beberapa saluran irigasi yang kondisinya masih kurang baik bahkan cenderung tidak berfungsi. 7. Bidang Kesehatan Kesehatan merupakan hal terpenting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan kesehatan termasuk tolak ukur kesejahteraan. Kondisi infrastruktur bidang kesehatan yang ada di Desa Tegal Wangi belum memadai di mana jarak dari desa ke puskesmas sangatlah jauh, terlebih lagi jumlah angkutan umum yang belum memadai sehingga membuat masyarakat kesulitan dalam mencari transportasi. Ditambah jumlah tenaga medis yang masih sangat sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Lalu tidak adanya kegiatan senam di pagi hari yang mana kegiatan tersebut berguna bagi kesehatan mereka. Kegiatan ini bisa diharuskan bagi perempuan mengingat perempuan tidak pergi ke sawah di pagi hari. 8. Bidang Sosial dan Olahraga Pemuda merupakan elemen penting dalam suatu pengembangan sebuah desa di mana mereka dikatakan memiliki tenaga yang besar dan kreativitas yang tinggi. Namun pada kenyataannya, Desa Tegal Wangi masih kurang menonjolkan eksistensi para pemuda tersebut. Memang pemuda di desa sangat banyak, namun karena kurangnya lembaga yang mengorganisir mereka seperti Karang Taruna membuat eksistensi mereka tidak terlihat dan pasif.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n |5
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 089 MENYAPA KKN MENYAPA adalah nama kelompok KKN kami, Menyapa adalah akronim dari Mengabdi, Nyata, Pasti. Dalam nama tersebut terkandung semangat untuk mengabdi, bahwa kelompok KKN ini siap mengabdi secara total untuk memastikan manfaatnya dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Mahasiswa KKN kelompok 089 di Desa Tegal Wangi meletakkan sebuah filosofi dalam logo KKN MENYAPA sebagaimana penjelasan dibawah ini:
Gambar 1. 1: Logo KKN MENYAPA
Segi enam
Kubus terbuka Warna pada sisi
Tiga sisi segitiga
: Karena salah satu sisi dibiarkan terbuka, maka sisi yang tertutup berjumlah 5 dan membentuk pentagon bisa sisi yang terbuka dibuang. Lima sisi di sini melambangkan 5 jari yang siap untuk menyapa. : Sebagai wadah bagi anggota KKN MENYAPA untuk saling berbagi aspirasi bersama. : Biru melambangkan kebijaksanaan; merah melambangkan keberanian; kuning melambangkan percaya diri; ketiga sifat tersebut diharapkan mampu tercermin pada masing-masing anggota KKN MENYAPA. : Dibuat sisi segitiga untuk menyamarkan bentuk kubus secara fisik. Karena jika dibentuk sisi kotak maka akan terlihat secara jelas bahwa itu adalah kubus. Tujuan dibuatnya agar tidak terlihat kubus adalah melambangkan perbuatan
6 |T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
baik yang dirahasiakan dengan kata lain melakukan kebaikan tanpa pamrih Dua garis : Sebagai penopang sekaligus penghubung sisisisi kubus. Melambangkan 3 sifat seperti kebijaksanaan, keberanian, dan percaya diri agar tetap selaras dan saling melengkapi dalam pelaksanaannya oleh masing-masing anggota KKN MENYAPA. Tiga buah se- : Melambangkan keselarasan antara ketiga sifat tengah lingkaran (kebijaksanaan, keberanian, percaya diri) dengan kebaikan. Dengan demikian, maka logo KKN MENYAPA diharapkan memberi inspirasi sekaligus motivasi berlangsungnya KKN yang bisa menyatu dengan masyarakat. Kelompok KKN kami bernama KKN MENYAPA yang merupakan singkatan dari Mengabdi, Nyata, Pasti. Kelompok kami beranggotakan 11 orang mahasiswa yang berasal dari 9 fakultas yang berbeda, di antaranya: 1. Alizza Nurfida Alizza Nurfida adalah seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora. Ia menempuh studi di universitas ini sejak tahun 2013 dan mengambil Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Ia memiliki kompetensi akademik dalam Bahasa Inggris dan menyukai salah satu jenis karya sastra, yaitu puisi. Ia juga kompeten dalam mengajar Bahasa Inggris. Posisinya saat ini adalah wakil ketua kelompok. 2. Fiqi Fatima Fiqi Fatima adalah mahasiswi Jurusan Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang teknologi informasi. Selain itu ia juga memiliki keterampilan akademik mengajar Matematika dan keterampilan non akademik mengajar baris berbaris. Posisinya dalam kelompok KKN ini adalah sekretaris. 3. M Fikri Aly M Fikri Aly adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia memiliki kompetensi akademik dalam bidang Bahasa Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n |7
Inggris. Ia juga memiliki kompetensi di bidang jurnalistik, mengajar mengaji, dan public speaking. Posisinya saat ini adalah ketua kelompok. 4. Nur Israfiani Nur Israfiani adalah seseorang mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga di Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta, ia memulai studi di kampus ini sejak 2013. Ia memiliki kompetensi akademik dalam Hukum Perdata dan Hukum Keluarga, selain itu ia juga memiliki keterampilan dalam Hukum Acara Peradilan Agama juga mengajar. Posisinya saat ini adalah bendahara kelompok. 5. Octowihardi Muslim Octowihardi Muslim seorang mahasiswa Jurusan Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia memiliki kompetensi akademik di bidang komputer dan Bahasa Inggris. Dalam kelompok KKN, ia menjabat sebagai seorang sekretaris. 6. Riska Novaliani Riska Novaliani adalah seseorang mahasiswi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memulai studi di kampus UIN Jakarta sejak 2013. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang Matematika, Bahasa Inggris dan Ekonomi Bisnis. Posisinya dalam kelompok KKN ini adalah sebagai anggota kelompok, tugas khususnya adalah bagian dokumentasi. 7. Rizqy Badilla Akbar Rizqy Badilla Akbar adalah seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen dengan konsentrasi Sumber Daya Manusia. Dia memiliki kemampuan di bidang non akademik seperti keterampilan menggambar serta bermain alat musik, kemudian dia juga mempunyai kemampuan di bidang akademik seperti menganalisis saham-saham, serta berwirausaha. Posisinya dalam kelompok KKN ini adalah sebagai anggota kelompok, tugas khususnya adalah bagian dokumentasi.
8|T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
8. Sintia Fajar Sintia Fajar adalah mahasiswi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah. Kini ia sedang menjalankan studi di UIN Jakarta sejak 2013. Ia memiliki kompetensi akademik memanajemen keuangan syariah, selain itu ia juga memiliki keterampilan dalam berdakwah dan berbicara dimuka umum (public speaking). Posisinya saat ini adalah bendahara kelompok. 9. Sugiarto Sugiarto adalah mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Agama Islam, mengajar mengaji dan juga public speaking. Posisinya dalam kelompok KKN ini adalah anggota kelompok, tugas khususnya adalah bagian humas. 10. Sonhaji Sonhaji adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berasal dari Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin. Memiliki keahlian dalam beberapa bidang, di antaranya mengajar, mampu berkomunikasi dengan baik, pengetahuan Agama Islam yang bisa diandalkan, sedikit menguasai Bahasa Arab, Inggris dan Turki dan dapat diandalkan dalam bekerja sama tim. Posisinya dalam kelompok KKN ini adalah anggota kelompok, tugas khususnya adalah bagian dokumentasi. 11. Yuli Sopiyullah Yuli Sopiyullah adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Perbandingan Madzhab atau biasa disebut (FIQHUL MUQARIN) Fakultas Syariah dan Hukum. Dia memiliki kompetensi dalam bidang Agama Islam, Fiqih kalangan 4 Madzhab dan mengajar mengaji, melatih kepramukaan, public speaking yang cukup terlatih. Posisinya dalam kelompok KKN ini adalah anggota kelompok, tugas khususnya adalah bagian humas.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n |9
E. Fokus atau Prioritas Program Tabel 1. 1: Fokus Permasalahan dan Prioritas Program
Fokus Permasalahan Bidang Pendidikan
Prioritas Program dan Kegiatan Desa Pintar Belajar Bahasa Inggris Bimbingan Belajar Pelatihan Baris Berbaris Pelatihan Pramuka Tegal Wangi Lebih Baik Pengadaan Tong Sampah Pengadaan Plang Nama Jalan Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’ Tegal Wangi Lebih Dekat Senam Pagi Perayaan Hari Kemerdekaan Pengajian
Bidang Fasilitasi
Bidang Sosial
F. Sasaran dan Target Kegiatan Tabel 1. 2: Sasaran dan Target Kegiatan
No 1
Kegiatan Belajar Bahasa Inggris
Sasaran Siswa kelas 5 s/d 6 SDN Koleang II
2
Bimbingan Belajar
Siswa kelas 1 s/d 6 SDN Koleang II
3
Pelatihan Baris Berbaris
Siswa kelas 4 s/d 6 SDN Koleang II
Target 5 orang siswa kelas 5 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan materi tambahan mata pelajaran Bahasa Inggris 20 orang siswa kelas 1 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan materi tambahan mata pelajaran sekolah 20 orang siswa kelas 4 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan pelatihan baris berbaris
10 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
4
Pelatihan Pramuka
5
Pengajian
6
Senam Pagi
7
Perayaan Hari Kemerdekaan
8
Pengadaan Tong Sampah
9
Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’
10
Pengadaan Plang Nama Jalan
Siswa kelas 4 15 orang siswa kelas 4 s/d s/d 6 SDN 6 SDN Koleang II Koleang II mendapatkan pelatihan pramuka Narasumber 4 orang narasumber pegajian pengajian tersedia selama 4 minggu Warga 20 orang warga Kampung Kampung Curug Nanggung turut Curug berpartisipasi dalam Nanggung kegiatan senam pagi Warga 100 orang warga Kampung Kampung Curug Nanggung terbantu Curug dalam perayaan Hari Nanggung Kemerdekaan Indonesia Tong sampah 60 buah tong sampah tersedia di jalan utama Kampung Curug Nanggung 4 tempat 4 tempat pengajian dan 1 pengajian dan 1 masjid di wilayah Masjid di Kampung Curug wilayah Nanggung mendapatkan Kampung buku Iqra’ dan mushaf alCurug Qur’an baru Nanggung Jalan masuk 1 jalan masuk dan 6 gang Desa Tegal di wilayah Kampung Wangi dan Curug Nanggung gang-gang di terpasang plang nama wilayah jalan Kampung Curug Nanggung
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 11
G. Jadwal Pelaksanaan Program a. Pra-KKN PpMM 2016 (Mei-Juli 2016) Tabel 1. 3: Pelaksanaan Program (Mei-Juli 2016)
No 1 2 3 4 5
Uraian Kegiatan Pembentukan Kelompok Penyusunan Proposal Pembekalan Survei Pelepasan
Waktu Mei 2016 Juni 2016 Mei 2016 31 Mei 2016 25 Juli 2016
b. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli-25 Agustus 2016) Tabel 1. 4: Pelaksanaan Program (Juli-Agustus 2016)
No 1 2 3 4 5
Uraian Kegiatan Pembukaan di Lokasi KKN Pengenalan Lokasi dan Masyarakat Implementasi Program Penutupan Kunjungan Dosen Pembimbing
Waktu 27 Juli 2016 26 Juli 2016 28 Juli-24 Agustus 2016 25 Agustus 2016 27 Juli 2016 22 Agustus 2016
c. Laporan dan Evaluasi Program (September-Juli 2017) Tabel 1. 5: Pelaksanaan Program (September-Juli 2017)
No Uraian Kegiatan 1 Penyusunan Buku Laporan Hasil KKNPpMM 2 Penyelesaian dan Pengunggahan Film Dokumenter 3 Pengesahan dan Penerbitan Buku Laporan 4 Pengiriman Buku Laporan Hasil KKNPpMM
Waktu 1 Sept 2016-21 Juni 2017 1 Sept-30 Okt 2016 20 Juni 2017 Juli 2017
12 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
H. Pendanaan dan Sumbangan a. Pendanaan Tabel 1. 6: Pendanaan
No Uraian Asal Dana 1 Kontribusi mahasiswa anggota kelompok @ 900.000,2 Dana Penyertaan Program Pengabdian Masyarakat Oleh Dosen (PpMD 2016) Total
Jumlah Rp9.900.000,Rp4.000.000,-
Rp13.900.000,-
I. Sistematika Penyusunan Buku ini disusun dalam tujuh bagian. Bagian 1 adalah Prolog. Prolog berisi refleksi Dosen Pembimbing selaku editor buku dalam melihat pelaksanaan KKN-PpMM tahun 2016. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan masukan bagi para pihak terkait agar program KKN selanjutnya menjadi lebih baik. Selanjutnya bagian 2 adalah Bab I, Pendahuluan. Bagian ini berisi gambaran umum tentang pelaksanaan KKN-PpMM dari kelompok 089. Pada bagian ini dipaparkan jelas mengenai dasar pemikiran kegiatan KKN yang dilakukan, profil anggota kelompok, serta kegiatan apa saja yang akan kami lakukan. Kemudian bagian 3 adalah Bab II, Metode Pelaksanaan Program. Bagian ini berisi metode apa yang digunakan dalam pelaksanaan program KKN. Ada dua metode yang dilakukan dalam upaya pendekatan kepada masyarakat yaitu metode intervensi sosial dan problem solving approach. Bagian 4 berisi Bab III, Kondisi Desa Tegal Wangi. Pada bagian ini memaparkan mengenai sejarah, letak geografis, struktur penduduk, sarana dan prasarana Desa Tegal Wangi. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai Desa Tegal Wangi secara fisik. Berikutnya bagian 5 adalah Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Pada bagian ini berisi mengenai usulan pemecahan masalah serta penjelasan singkat setiap kegiatan pelayanan dan pemberdayaan yang dilakukan di Desa Tegal Wangi. Deskripsi kegiatan, sasaran, tujuan, target dan hasil kegiatan yang telah dilakukan dipaparkan dengan jelas pada bagian ini. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 13
Bagian 6 adalah Bab V, Penutup. Penutup berisi kesimpulan dari seluruh rangkaian kegiatan KKN yang dilakukan di Desa Tegal Wangi yaitu hasil dari usulan pemecahan masalah dan program kerja, baik yang mengindikasikan keberhasilan atau pun ketidak berhasilan. Selain itu bagian ini juga berisi tentang rekomendasi bagi beberapa pihak terkait untuk pelaksanaan KKN dimasa mendatang. Bagian terakhir atau bagian 7 adalah Epilog. Epilog berisi mengenai kesan masyarakat desa serta cerita anggota kelompok selama menjalani KKN selama sebulan. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan kesan yang timbul pada masyarakat setempat mengenai pelaksanaan KKN serta kisah inspiratif yang dituliskan setiap anggota kelompok berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama berlangsungnya kegiatan KKN.
14 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Metode Intervensi Sosial Metode Intervensi Sosial dapat diartikan sebagai cara atau strategi memberikan bantuan kepada masyarakat atau upaya dalam memperbaiki fungsi sosial dari suatu individu, kelompok, atau pun komunitas. Intervensi sosial merupakan metode yang digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial.5 Intervensi Sosial adalah perubahan yang terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan (change agent) terhadap berbagai sasaran perubahan (target of change) yang terdiri dari indivdu, keluarga, kelompok kecil (level mikro), komunitas dan organisasi (level mezzo) dan masyarakat lebih luas, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, negara maupun tingkat global (level makro). Berdasarkan Sistem Intervensi Sosial, terdapat beberapa Sistem Intervensi Sosial seperti: Sistem Pelaksana Perubahan, Sistem Klien, Sistem Sasaran, Sistem Aksi. Dari empat sistem tersebut kami memutuskan untuk menggunakan sistem yang terakhir yakni Sistem Aksi di mana kami dan warga bersama-sama berusaha untuk menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan-tujuan usaha perubahan. Pemilihan sistem tersebut tentunya tidak luput dari hasil analisis kami yang menyimpulkan bahwa sistem tersebut lebih cocok untuk kami pakai dalam melaksanakan kegiatan KKN di Desa Tegal Wangi, Kec. Jasinga, Kab. Bogor. Selain itu, untuk melakukan tahapan-tahapan intervensi sosial, KKN MENYAPA menggunakan metode intervensi sosial LeGault. Tahapantahapan tersebut di antaranya6: 1. Penilaian Awal 2. Perencanaan Program 3. Implementasi Program 4. Evaluasi Program Isbandi Rukminto Adi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan (Depok: FISIP UI, 2004), h.8. 6 Michael R, LeGault, Think!: Why Crucial Decision Can’t Be Made In The Blink of an Eye dalam John G. Bruhn dan Howard M. Rebach. Sociological Practice: Intervention and Social Change (New York: Springer, 2007), h.23. 5
15
5.
Tindak Lanjut Program
B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Problem solving, yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identification untuk ke tahap syntesis kemudian dianalisis, yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application, selanjutnya komprehensi untuk mendapatkan solusi dalam penyelesaian masalah tersebut7. Berikut merupakan langkah-langkah problem solving yang kami terapkan untuk melaksanakan kegiatan KKN kami: 1) Mengidentifikasi masalah secara cepat Dalam hal ini kami mengidentifikasi masalah yang ada di Desa Tegal Wangi secara hati-hati. Kami ingin teliti dalam mengidentifikasi masalah yang ada di desa ini agar nantinya kami bisa merumuskan program kerja yang cocok kami terapkan. Setelah menemukan masalah utama maka selanjutnya kami menetapkan waktu pencapaian target kinerja agar penyelesaian masalah tersebut dapat kami lakukan secara efektif dan efisien. 2) Menentukan sumber dan akar penyebab masalah Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kami berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-akar dari masalah itu, maka kami mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut. 3) Solusi masalah secara efektif dan efisien Setelah mengetahui sumber dan akar masalah, kami berusaha mencari berbagai solusi atas masalah tersebut. Kami berusaha mencari solusi yang efektif dan efisien yang memungkinkan solusi tersebut dilakukan. Dengan mendefinisikan masalah, memperhatikan dan mempertimbangkan segala macam tindakan yang harus diambil, kami menyusun solusi yang dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah di desa tersebut.
Oemar Hamalik. “Perbandingan Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran K3 di SMK Muhammadiyah 2 Taman” Media Pendidikan Vol. 03, No. 1 (2014): h.88-95 diakses pada 3 September 2016 dari: http://ejournal.unesa.ac.id/article/11241/45/article.pdf 7
16 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
BAB III KONDISI DESA TEGAL WANGI A. Sejarah Singkat Desa Tegal Wangi8 Pada tahun 1987, tokoh masyarakat terdiri dari perwakilan tokoh masyarakat se-Desa Koleang mengadakan musyawarah agar dilakukan pemekaran wilayah desa. Melalui hasil musyawarah tersebut disepakati sebuah wilayah yang dinamakan Desa Tegal Wangi yang sebelumnya merupakan wilayah Desa Koleang, agar pelayanan kepada masyarakat lebih terjangkau dan efektif. Desa Tegal Wangi telah berdiri pada tahun 1987 dan pada saat itu pemerintah desa dikepalai oleh seorang Kepala Desa. Berikut ini namanama Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Tegal Wangi: 1. Kepala Desa Bapak H. Muhamad (1987-1995; 1995-2002) 2. Kepala Desa Bapak Uci Anang (2002-2007) 3. Kepala Desa Bapak Imang (2008-2013) 4. Kepala Desa Bapak Jamaludin (2014) 1) Sejarah Pembangunan Desa Tabel 3. 1: Sejarah Pembangunan Desa
TAHUN 2001
8
2002
-
2003
-
2004
-
2005
-
2006 2007
-
KEBERHASILAN Pembangunan SDN Koleang II Kampung Nanggung RT 003/03 Pengaspalan jalan lingkungan di Desa Tegal Wangi Pengaspalan jalan lingkungan di Kampung Lengkong Pengaspalan jalan lingkungan di Kampung Nanggung Pembangunan jalan lingkungan Kampung Curug Nanggung Pembangunan kantor Desa Tegal Wangi Pembangunan Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Profil Desa Tegal Wangi tahun 2013, Dokumen tidak dipublikasikan
17
2008
-
2009
-
2010
-
2011
-
2012
-
2013
-
Huda Kampung Cokrak Pembangunan MD Miftahul Huda Kampung Cimanggu Pembangunan posyandu Desa Tegal Wangi 1 unit Pembangunan jalan lingkungan Kampung Cokrak Pemasangan jalan blok Kampung Tegal Pembangunan air bersih 2 titik Kampung Nanggung dan Kampung Cimanggu Pembangunan MCK 4 titik Desa Tegal Wangi Pembangunan jalan lingkungan Kampung Cokrak Paburuan Pembangunan betonisasi jalan lingkungan Kampung Lengkong (PNPM) Pembangunan jalan lingkungan Kampung Cokrak Desa Tegal Wangi.
B. Letak Geografis9 1) Letak Geografis Desa Tegal Wangi terletak antara 00645960 Lintang Selatan dan 10641805 Bujur Timur, dengan luas wilayah 945 Ha dan memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Candi Sebelah Timur : Desa Koleang Sebelah Selatan : Desa Curug Sebelah Barat : Desa Lebak Asih 2) Situasi Cuaca dan Iklim Ketinggian : 500mdpt Iklim terendah : 15 C Iklim tertinggi : 25 C Curah hujan : 1,5 mm/thn 3) Luas Wilayah 9
Profil Desa Tegal Wangi Tahun 2013, Dokumen tidak dipublikasikan
18 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Pekarangan Tanah Darat Sawah Perkebunan Rakyat Perkebunan Hutan Negara
: 56 Ha : 368 Ha : 82 Ha : 295 Ha : 200 Ha : -1 Ha
4) Peta Desa Tegal Wangi Berikut merupakan peta Desa Tegal Wangi dan peta lokasi di mana kami melaksanakan KKN beserta keterangannya: a. Peta Desa Tegal Wangi dalam cakupan Kabupaten Bogor Desa Tegal Wangi terletak di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Jarak antara Desa Tegal Wangi dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kurang lebih 79,9 KM dengan lama perjalanan kurang lebih 3 jam. Bila perjalanan dilakukan dari Ibu Kota Kabupaten Bogor menuju Tegal Wangi, maka jarak yang ditempuh kurang lebih 70,3 KM dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam 52 menit. Berikut peta Desa Tegal Wangi dalam cakupan Kab. Bogor:
Gambar 3. 1: Peta Desa Tegal Wangi dalam cakupan Kab. Bogor10
10 Peta “Tegal Wangi, Jasinga Bogor” diakses pada 18 Juni 2017 dari: https://goo.gl/maps/r4JT7bZPm6R2
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 19
b. Peta Desa Tegal Wangi dalam cakupan Kecamatan Jasinga
Gambar 3. 2 Peta Desa Tegal Wangi dalam Cakupan Kec. Jasinga11
c. Peta Layanan Pengabdian Kelompok KKN MENYAPA Lokasi layanan pengabdian kelompok KKN MENYAPA tepatnya berada di Desa Tegal Wangi RW 06 Kampung Curug Nanggung. Berikut gambar peta Layanan Pengabdian Kelompok KKN MENYAPA:
Gambar 3. 3: Peta Layanan Pengabdian Kelompok KKN MENYAPA12
Peta “Tegal Wangi, Jasinga Bogor” diakses pada 20 Juni 2017 dari: http://bogorkab.go.id/index.php/wilayah 12 Peta dibuat berdasarkan kondisi asli wilayah RW 06 Kampung Curug Nanggung 11
20 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Berdasarkan gambar di atas, terlihat peta Layanan Lokasi Pengabdian Kelompok KKN MENYAPA beserta keterangannya. Lingkaran merah adalah cakupan wilayah pengabdian Kelompok KKN MENYAPA yaitu di RW 06. Posko laki-laki dan perempuan adalah 2 rumah berbeda, posko laki-laki berada di RW 06 Kampung Curug Nanggung sedangkan posko perempuan berada di RW 03 Kampung Nanggung. Terdapat 1 masjid di Kampung Curug Nanggung, fungsi masjid tersebut adalah sebagai tempat beribadah sekaligus berkumpulnya para tokoh masyarakat dan pemuda ketika hendak mengadakan suatu acara yang berhubungan dengan keagamaan. Di desa juga masih terdapat banyak sawah karena memang mata pencaharian masyarakat di sini adalah sebagai petani. Hanya terdapat 1 SD di wilayah pengabdian Kelompok KKN MENYAPA yaitu SDN Koleang II. Di pinggir sungai terdapat tempat MCK yang digunakan oleh masyarakat terutama ibu-ibu untuk memenuhi kebutuhannya. Di wilayah pengabdian ini pun terdapat 1 lapangan bola berukuran cukup besar yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga. Tidak jauh dari lapangan terdapat Kantor Desa Tegal Wangi.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 21
C. Struktur Penduduk 1. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin
Gambar 3. 4: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin13
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin dan umur. Jumlah penduduk terendah diduduki oleh jenis kelamin laki-laki dengan umur >75 tahun sejumlah 10 orang dan jenis kelamin perempuan dengan umur >75 sejumlah 9 orang. Jumlah penduduk tertinggi diduduki oleh jenis kelamin laki-laki dengan umur 26-40 sejumlah 762 orang dan jenis kelamin perempuan dengan umur 26-40 sejumlah 634 orang. Total jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin masing-masing adalah 2632 untuk jenis kelamin laki-laki dan 2338 untuk jenis kelamin perempuan. 2. Keadaan penduduk menurut agama Berdasarkan wawancara dan data profil Desa Tegal Wangi, diketahui bahwa penduduk Desa Tegal Wangi adalah seluruhnya beragama Islam.14
Kecamatan Jasinga diakses pada 4 Agustus 2016 dari: http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/350 berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 14 Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Tegal Wangi, Bapak Jamaludin, 1 Agustus 2016 13
22 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
3. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian15 Tabel 3. 2: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Pekerjaan/Mata Pencaharian Petani Buruh Tani PNS POLRI Guru Swasta Pedagang Keliling Karyawan Swasta Wiraswasta Pengangguran Pelajar Pensiunan Perangkat Desa Buruh Harian Lepas Pemilik Usaha Jasa Transportasi & Perhubungan Sopir Pemuka Agama Peneliti
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
62 19 12 1 8 55 297 345 607 471 3 1 713 1
1 0 3 0 4 5 79 9 534 440 1 0 121 0
63 19 15 1 12 60 376 354 1141 911 4 1 834 1
29 2 0
0 0 1
29 2 1
Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat pengangguran mencapai angka 1141. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyaknya warga Desa Tegal Wangi tidak bekerja disebabkan oleh tingkat pendidikan yang masih relatif rendah. Kemudian disusul dengan buruh harian lepas sebanyak 834. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa tingkat perekonomian masyarakat Desa Tegal Wangi cenderung menengah ke bawah.
Kecamatan Jasinga diakses pada 4 Agustus 2016 http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/350 15
dari:
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 23
4. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan
Gambar 3. 5: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan16
Berdasarkan gambar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan maka akan semakin sedikit jumlah masyarakat yang menempuhnya. Hal ini lah yang membuat taraf pendidikan di Desa Tegal Wangi sangatlah rendah hingga berdampak pada kualitas SDM yang dimiliki. D. Sarana dan Prasarana17 Sarana pendidikan di Desa Tegal Wangi yaitu sekolah dasar dan juga sekolah menengah pertama. Kondisi gedung sederhana namun cukup layak dijadikan sebagai tempat belajar mengajar. Sarana prasarana mengajar seperti papan tulis, meja, kursi dan lemari juga cukup layak kondisinya.
16 Kecamatan Jasinga diakses pada 4 Agustus 2016 http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/350 17 Catatan Observasi Lapangan tanggal 30 Mei 2016
24 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
dari:
Ada beberapa hal yang harus di perbaiki seperti tiang bendera, pagar sekolah dan juga halaman sekolah agar terlihat lebih rapi. Desa Tegal Wangi juga memiliki balai desa yang terletak di tengah desa. Balai desa tersebut digunakan untuk berbagai acara resmi desa yang biasanya dihadiri oleh aparatur desa serta warga. Namun sebagai tempat pertemuan yang penting, keadaan balai desa masih terlalu kecil untuk dijadikan tempat bertemunya warga desa. Oleh sebab itu pembangunan untuk perluasan balai desa sangat diharapkan dapat terlaksana. Kondisi jalan di Desa Tegal Wangi secara menyeluruh sudah terbuat dari aspal namun dibeberapa bagian jalan kondisinya sedikit rusak sehingga dapat mengganggu jalannya kendaraan. Kantor desa memiliki beberapa ruangan yang ukurannya tidak cukup luas namun dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di sini. Namun ada beberapa fasilitas di kantor desa seperti toilet yang sepertinya tidak bisa digunakan atau mungkin sedang dalam perbaikan ketika Kelompok KKN MENYAPA mengabdi di sana. Selain itu di Desa Tegal Wangi terdapat SDN KOLEANG dengan beberapa fasilitas yang ada di dalam kelas terlihat sudah sangat tidak layak pakai. Kondisi ruangan yang seperti ini tentu bisa mengganggu konsentrasi belajar siswa. Karena suasana yang baik dan indah di dalam kelas tentu akan membuat siswa lebih nyaman dan kreatif. Desa Tegal Wangi juga memiliki lapangan dengan kondisi lapangan yang ada di samping Kantor Desa ini standar saja, terlihat bahwa permukaan yang tidak rata bisa menyebabkan cidera pada siapa saja yang menggunakan lapangan tersebut. Wilayah RW 06 juga terdapat masjid yang memiliki aula. Aula tersebut menyatu dengan masjid yang ada di Kampung Curug Nanggung. Aula tersebut sering digunakan untuk kegiatan perkumpulan dan ataupun kegiatan Ta’liman guna meningkatkan tali silaturahim masyarakat. Kondisinya juga sangat baik, bersih, dan fasilitas di dalamnya dapat dikatakan dalam kondisi yang baik. Terakhir adalah jalan di Desa Tegal Wangi. Kondisi jalan dan gang di desa memang tidak terlalu baik. Untuk jalan utama memang sudah teraspal semua dan dalam kondisi cukup baik namun untuk kondisi setiap gang tidak sebaik kondisi jalan utama di mana jalan masih berupa tanah dan permukaan yang tidak rata. Ditambah lagi tidak adanya penamaan gang
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 25
bagi setiap gang. Namun Kelompok KKN MENYAPA sudah menamai ganggang tersebut dengan nama yang berbeda untuk setiap gangnya. Berikut beberapa contoh kondisi sarana dan prasarana yang ada di desa:
Gambar 3. 7: Kondisi Aula Kantor Desa
Gambar 3. 6: Kondisi Ruang Kelas
Gambar 3. 9: Kondisi Lapangan
Gambar 3. 8: Kondisi Aula Masjid
Gambar 3. 11: Kondisi Jalan Utama
Gambar 3. 10: Kondisi Halaman Sekolah
26 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor yang dimiliki oleh Desa Tegal Wangi mulai dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan semua faktor tersebut. Setelah mengetahui semua faktornya maka dibuatlah tabel matriks dengan berbagai strategi-strategi yang diciptakan untuk mengolah semua faktor yang bersangkutan. Misalnya seperti strategi kekuatan dan peluang dengan cara kami menentukan strategi yang sesuai dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh Desa Tegal Wangi untuk memaksimalkan peluang yang dimilikinya. Lalu ada strategi kelemahan dan peluang dengan cara kami memanfaatkan peluang yang dimiliki oleh Desa Tegal Wangi untuk meminimalisir kelemahan yang ada. Lalu ada strategi kekuatan dan ancaman dengan cara kami menggunakan kekuatan Desa Tegal Wangi untuk mengatasi ancaman. Lalu yang terakhir ada strategi kelemahan dan ancaman dengan cara membuat strategi-strategi defensif guna menghindari ancaman dan kelemahan yang ada. 18
18 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000 ), h. 23.
27
Tabel 4. 1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan
Matriks SWOT 01. BIDANG PENDIDIKAN STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) Internal 1. Lokasi sekolah yang 1. Jumlah sekolah sangat dekat dengan masih sangat desa. terbatas. 2. Penerimaan oleh 2. Fasilitas yang pihak sekolah dimiliki sekolah kepada Kelompok dalam kondisi KKN MENYAPA buruk. sangat baik. 3. Kurangnya 3. Tingkat kesadaran tenaga pengajar. masyarakat terhadap Eksternal pentingnya pendidikan sudah baik. OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) 1. Terdapatnya 1. Memotivasi siswa/i 1. Membantu dukungan dari agar lebih semangat memberikan pemerintahan Bogor dalam belajar. pelajaran dalam 2. Memberikan tambahan di meningkatkan pembelajaran luar kelas secara kualitas pendidikan. dengan cara yang gratis bagi 2. Kedatangan baru dan menarik siswa/i. Kelompok KKN kepada siswa/i. 2. Secara rutin MENYAPA yang 3. Membina relasi yang membantu dapat memberikan baik kepada orang siswa/i yang bimbingan belajar tua dan pihak merasa bagi siswa/i. sekolah. kesulitan mengerjakan PR. 3. Memberikan pelajaran bahasa asing. THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
28 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
1. Banyaknya media 1. Memberikan 1. informasi elektronik tayangan edukatif yang dapat kepada siswa/i. memengaruhi 2. Terus perkembangan menyemangati siswa/i. siswa/i untuk 2. Adanya modernisasi semangat dalam yang sudah mulai belajar. masuk ke desa. 2. 3. Stabilitas ekonomi yang memengaruhi biaya pendidikan dan biaya hidup. Berdasarkan Matriks SWOT di atas, maka kelompok program sebagai berikut: Desa Pintar
Memberikan pemahaman antara konten media informasi elektronik yang harus ditonton dan yang bukan. Memberikan contoh bersikap yang baik terhadap sesama. kami menyusun
Tabel 4. 2: Matriks SWOT Bidang Fasilitasi
Matriks SWOT 02. BIDANG FASILITASI STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) Internal 1. Terdapat 1. Kesadaran banyak pohon masyarakat akan bambu yang lingkungan masih berkualitas. kurang terutama 2. Masyarakat anak-anak yang yang sangat selalu membuang terbuka dan sampah memiliki rasa sembarangan. antusias tinggi 2. Kurangnya jumlah terhadap bacaan Iqra’ dan program yang al-Qur’an di berkaitan tempat pengajian. dengan 3. Tidak adanya membangun penunjuk jalan Eksternal fasilitas bagi atau plang nama desa. jalan. OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 29
1. Adanya Kelompok KKN MENYAPA. 2. Bantuan dana dari UIN Jakarta yang diberikan pada dosen dan kelompok KKN MENYAPA untuk digunakan dalam membangun fasilitas desa.
THREATS (T) 1. Bantuan dana yang tidak terlalu banyak untuk membangun satu desa.
1. Membuat 1. Memberikan tempat sampah bantuan berupa untuk Iqra’ dan al-Qur’an mengurangi di tempat jumlah sampahpengajian yang ada sampah di desa. disembarang 2. Mendirikan plang tempat yang nama jalan di dibuang oleh setiap jalan. anak-anak. 2. Mendorong masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan terutama bersih dari sampah. STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) 1. Mencari dana 1. Membantu tambahan pembelian seluruh dengan bahan material menyebar untuk pembuatan proposal tong sampah, kegiatan KKN. plang nama jalan, 2. Membangun dan penyediaan fasilitas untuk Iqra’ dan aldesa dengan Qur’an. cara handmade agar lebih hemat. 3. Menggunakan dana yang dimiliki dengan seoptimal mungkin.
30 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Berdasarkan Matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program-program sebagai berikut: Tegal Wangi Lebih Baik Tabel 4. 3: Matriks SWOT Bidang Sosial
Matriks SWOT 02. BIDANG SOSIAL STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) Internal 1. Terdapatnya 1. Kurangnya dukungan intensitas penuh dari masyarakat dalam masyarakat. bersosialisasi 2. Masyarakat antar sesama yang terbuka secara dan mudah menyeluruh. bersosialisasi. 3. Warga yang sudah terbiasa dalam menjalankan kegiatan 4. Terdapat tanah yang cukup luas dekat posko Kelompok KKN Eksternal MENYAPA yang bisa dimanfaatkan dalam menjalankan kegiatan. OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 31
1. Adanya Kelompok 1. Memeriahkan 1. Mengadakan KKN MENYAPA. Hari senam pagi 2. Kelompok KKN Kemerdekaan bersama di hari MENYAPA yang baik Indonesia Sabtu untuk lebih dalam berkomunikasi bersama warga. mendekatkan dan menjalin relasi 2. Mengajak warga relasi antar warga. untuk 2. Melakukan berpartisipasi pengajian bersama dalam kegiatan untuk menjaga tali 17-an. silaturahim. 3. Menyediakan berbagai macam perlombaan bagi warga. THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) 1. Dana yang dimiliki 1. Kelompok KKN 1. Menjalin Kelompok KKN MENYAPA komunikasi MENYAPA dirasa membantu dengan baik masih kurang. panitia 17-an terhadap dalam masyarakat dan penyediaan aparat desa. hadiah 2. Mengajak perlombaan. masyarakat untuk 2. Menghimbau ikut berpartisipasi masyarakat dalam setiap untuk seringkegiatan sering menjalin relasi antar sesama. Berdasarkan Matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program-program sebagai berikut: Tegal Wangi Lebih Dekat
32 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat 1.
Belajar Bahasa Inggris Tabel 4. 4: Bentuk dan Hasil Belajar Bahasa Inggris
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan
Pendidikan Desa Pintar 1 Belajar Bahasa Inggris Posko KKN MENYAPA, 1-21 Agustus 2016 20 hari Semua anggota kelompok Memberikan materi tambahan mata pelajaran Bahasa Inggris Siswa kelas 5 s/d 6 SDN Koleang II 5 orang siswa kelas 5 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan materi tambahan mata pelajaran Bahasa Inggris Rencana kegiatan diawali dengan menentukan materi-materi seputar Bahasa Inggris dasar, mencakup vocabulary dalam Bahasa Inggris kemudian dilanjutkan dengan implementasi langsung pembelajaran, misalnya seperti siswa bergantian mempraktikkan pengenalan diri dengan menggunakan Bahasa Inggris sebelum kegiatan berakhir. Kegiatan ini dilakukan hampir setiap hari (bila tidak hujan atau halangan lain). Durasi kegiatan ini dilakukan selama 1,5 jam setiap harinya. Dimulai sekitar pukul 16.00 hingga pukul 17.30. Kami juga menyediakan lagu yang di dalamnya terdapat unsur hafalan Bahasa Inggris. Kegiatan ini tidak berlanjut seusai kami KKN di sini dikarenakan tidak adanya tenaga pengajar Bahasa Inggris selain itu memang anak-anak di sini mengalami kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris. 5 orang siswa kelas 5 s/d 6 SDN Koleang II
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 33
mendapatkan materi tambahan mata pelajaran Bahasa Inggris Tidak berlanjut
Keberlanjutan Program
Gambar 4. 1: Program Belajar Bahasa Inggris
2.
Bimbingan Belajar Tabel 4. 5: Bentuk dan Hasil Bimbingan Belajar
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Pendidikan Desa Pintar 2 Bimbingan Belajar Posko KKN MENYAPA, 1-21 Agustus 2016 20 hari Semua anggota kelompok Memberikan materi tambahan mata pelajaran sekolah Siswa kelas 1 s/d 6 SDN Koleang II 20 orang siswa kelas 1 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan materi tambahan mata pelajaran sekolah Kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan bimbingan belajar dan pengajaran untuk siswa kelas 1 s/d kelas 6 SDN Koleang II. Kegiatan dilakukan setiap hari pukul 16.00-17.30. Mata
34 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
pelajaran yang diajarkan adalah semua mata pelajaran yang diajarkan guru di kelas. Masingmasing anggota kelompok bertanggung jawab mengajar setiap siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Setiap tingkatan kelas diajar oleh 2 orang anggota kelompok. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan materi tambahan untuk semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah agar pengajaran kepada siswa lebih maksimal dan membantu siswa mendapatkan materi pelajaran baru. Walaupun dalam implementasi kegiatan, kami memiliki sedikit keterbatasan seperti keterbatasan sarana dan prasarana belajar, namun siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini. 20 orang siswa kelas 1 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan materi tambahan mata pelajaran sekolah Tidak Berlanjut
Gambar 4. 2: Program Bimbingan Belajar
3.
Pelatihan Baris Berbaris Tabel 4. 6: Bentuk dan Hasil Pelatihan Baris Berbaris
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan
Pendidikan Desa Pintar 3 Pelatihan Baris Berbaris
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 35
Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
SDN Koleang II. Setiap hari Kamis; 28 Juli, 4, 11, 18 Agustus 2016 4 hari, setiap hari Kamis M Fikri Aly, Fiqi Fatima Memberikan pelatihan baris berbaris Siswa kelas 4 s/d 6 SDN Koleang II 20 orang siswa kelas 4 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan pelatihan baris berbaris Deskripsi Kegiatan Pengajaran baris berbaris ini diajarkan kepada siswa SDN Koleang II. Pengajaran tidak dibatasi oleh kelas, pengajaran dilakukan kepada semua siswa dari kelas 1 hingga 6. Namun pengajaran difokuskan kepada kelas 4 s/d kelas 5. Materi pengajaran meliputi materi baris berbaris di tempat seperti hadap kanan dan kiri, balik kanan, hormat dan istirahat di tempat. Pengajaran juga meliputi materi gerakan berjalan seperti langkah tegak maju, dan maju jalan. Kegiatan ini dilakukan sebagai tambahan pengetahuan kepada siswa mengenai tata cara baris berbaris yang benar. Namun selain itu juga dimaksudkan untuk melatih siswa yang akan mengikuti perlombaan gerak jalan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pengetahuan siswa tidak hanya bertambah namun juga siswa dapat menerapkan prinsip baris berbaris di kehidupan sehari-hari yaitu kedisiplinan dan kebersamaan. Hasil Pelayanan 20 orang siswa kelas 4 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan pelatihan baris berbaris Keberlanjutan Tidak Berlanjut Program
36 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Gambar 4. 3: Program Pelatihan Baris Berbaris
4. Pelatihan Pramuka Tabel 4. 7: Bentuk dan Hasil Pelatihan Pramuka
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Pendidikan Desa Pintar 4 Pelatihan Pramuka SDN Koleang II. Setiap hari Kamis; 4, 11, 18 Agustus 2016 3 hari, setiap hari Kamis Yuli Sopiyulloh Memberikan pelatihan pramuka Siswa kelas 4 s/d 6 SDN Koleang II 15 orang siswa kelas 4 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan pelatihan pramuka Kegiatan pramuka ini diajarkan kepada siswa SDN Koleang II. Pengajaran dilakukan setiap hari Kamis bersamaan dengan latihan baris berbaris. Kegiatan pramuka ini fokus untuk pengajaran kelas 4-kelas 6. Sebenarnya di SDN Koleang II sudah terdapat kegiatan pramuka. Oleh karena itu kegiatan pramuka yang kami adakan lebih bersifat sebagai kegiatan tambahan. Karena terlihat siswa kelas 6 sangat tertarik dan antusias dengan kegiatan tersebut. Materi pengajaran meliputi materi gerakan di tempat menggunakan tongkat
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 37
pramuka. Tidak hanya itu, pengajaran juga dilengkapi dengan yel-yel dan nyanyian yang disertai dengan gerakan. Kegiatan pramuka sangat berpengaruh terhadap tingkah pola anak-anak karena dalam pramuka diajarkan kedisiplinan, kemandirian dan juga keberanian, oleh karenanya pramuka sangat penting diajarkan kepada siswasiswa sekolah dasar dalam rangka membentuk pribadi anak yang lebih baik. 15 orang siswa kelas 4 s/d 6 SDN Koleang II mendapatkan pelatihan pramuka Tidak Berlanjut
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Gambar 4. 4: Program Pelatihan Pramuka
5.
Pengajian Tabel 4. 8: Bentuk dan Hasil Pengajian
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sosial Tegal Wangi Lebih Dekat 5 Pengajian Majelis Kampung Curug Nanggung, Setiap hari Kamis; 28 Juli, 4, 11, 18 Agustus 2016 4 hari, setiap hari Kamis Semua anggota kelompok Membantu warga Kampung Curug Nanggung mengisi pengajian
38 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Narasumber pengajian 4 orang narasumber pengajian tersedia selama 4 minggu Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturrahim antar warga melalui kegiatan pengajian. Karena seluruh warga Kampung Curug Nanggung beragama Islam maka kegiatan pengajian ini dijadikan wadah bagi kami semua untuk lebih mengenal dan mempererat kedekatan. Dalam kegiatan pengajian ini, kami bertindak sebagai kontributor dalam mengisi sambutan, ceramah atau kultum oleh anggota KKN, dan bagi anggota KKN perempuan memimpin pengajian khusus ibuibu serta anggota KKN laki-laki sesekali menjadi pembaca rawi dan atau pengajian. Kegiatan ini dilakukan dengan frekuensi 1 kali dalam seminggu yaitu pada pagi hari pukul 07.00 bagi pengajian khusus perempuan dan pukul 18.30 bagi pengajian khusus laki-laki. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam setiap minggunya. Biaya yang dikeluarkan pada kegiatan ini bersifat relatif namun tidak lebih dari Rp100.000-, untuk konsumsi. 4 orang narasumber pengajian tersedia selama 4 minggu Berlanjut (warga setempat)
Gambar 4. 5: Program Pengajian Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 39
6.
Senam Pagi Tabel 4. 9: Bentuk dan Hasil Senam Pagi
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Sosial Tegal Wangi Lebih Dekat 6 Senam Pagi Kampung Curug Nanggung. Sabtu, 20 Agustus 2016 1 hari Alizza Nurfida, Fiqi Fatima, Nur Israfiani, Riska Novaliani, Sintia Fajar Tujuan Mengajak warga Kampung Curug Nanggung mengikuti kegiatan senam pagi Sasaran Warga Kampung Curug Nanggung Target 20 orang warga Kampung Curug Nanggung turut berpartisipasi dalam kegiatan senam pagi Deskripsi Kegiatan Kegiatan senam sehat diadakan di pagi hari sekitar pukul 07.30 hari Sabtu. Kegiatan senam ini diadakan untuk menyerukan kepada warga bahwa olahraga di pagi hari sangat penting bagi kesehatan tubuh. Selain itu kegiatan ini juga sebagai kegiatan awal sebelum diadakannya perlombaan panjat pinang. Masyarakat setempat dapat mengikuti kegiatan ini, tidak dibatasi oleh umur ataupun jenis kelamin. Karena kegiatan senam ini sifatnya hiburan untuk masyarakat disamping juga manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Senada dengan hal tersebut, masyarakat yang didominasi kaum wanita terlihat antusias dengan kegiatan tersebut. Senam yang dipraktekkan adalah senam SKJ 2004 lalu selanjutnya dilanjutkan dengan senam kreasi hasil dari kreativitas kami membuat gerakan senam. Senam SKJ 2004 dilakukan pertama sebagai pemanasan dan selanjutnya baru melakukan senam kreasi. 40 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
20 orang warga Kampung Curug Nanggung turut berpartisipasi dalam kegiatan senam pagi Tidak Berlanjut
Gambar 4. 6: Program Senam pagi
7.
Perayaan Hari Kemerdekaan Tabel 4. 10: Bentuk dan Hasil Perayaan Hari Kemerdekaan
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Sosial Tegal Wangi Lebih Dekat 7 Perayaan Hari Kemerdekaan Lapangan dekat Posko KKN MENYAPA di Kampung Curug Nanggung, 17 & 20 Agustus 2016 2 hari Semua anggota kelompok, Aparat Desa, dan Pemuda Kampung Curug Nanggung. Tujuan Membantu dalam menyelenggarakan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia Sasaran Warga Kampung Curug Nanggung Target 100 orang warga Kampung Curug Nanggung terbantu dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia Deskripsi Kegiatan Rencana kegiatan diawali dengan berkoordinasi dengan aparat dan pemuda di RW 06. Kami juga bertanggung jawab untuk menentukan hadiah setiap lomba dan jalannya acara dari awal hingga Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 41
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
akhir. Dalam kegiatan ini ada beberapa rangkaian acara. Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang juga diikuti oleh beberapa warga. Perayaan dilanjutkan dengan diadakan perlombaan-perlombaan tradisional dan juga panjat pinang. Ada kurang lebih 9 perlombaan tradisional seperti mancing di darat, memasukkan paku ke dalam botol, makan kerupuk, pukul kendi, joget balon, dan sebagainya. Seluruh masyarakat dapat berpartisipasi mengikuti perlombaan tersebut. Lalu pada hari penutupan ada pembagian hadiah bagi para pemenang serta hiburan seperti dangdutan bagi warga di malam hari. 100 orang warga Kampung Curug Nanggung terbantu dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia Tidak berlanjut
Gambar 4. 7: Program Perayaan Hari Kemerdekaan
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat 1. Pengadaan Tong Sampah Tabel 4. 11: Bentuk dan Hasil Pengadaan Tong Sampah
Bidang Program Nomor Kegiatan
Fasilitasi Tegal Wangi Lebih Baik 8
42 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Pengadaan Tong Sampah Kampung Curug Nanggung. 2-9 Agustus 2016
7 hari secara bertahap Semua anggota kelompok dibantu oleh warga setempat Tujuan Menyediakan tong sampah yang akan di tempatkan di jalan utama Kampung Curug Nanggung Sasaran Tong sampah Target 60 buah tong sampah tersedia di jalan utama Kampung Curug Nanggung Deskripsi Kegiatan Kegiatan yang dilakukan adalah membuat 60 tong sampah untuk dipasang disepanjang jalan utama Kampung Curug Nanggung. Kegiatan dimulai pada hari Selasa, dimulai dengan membagi tugas anggota kelompok. Teman-teman perempuan yang bertugas mencuci tong sampah sedangkan temanteman laki-laki bertugas memotong bambu penyangga. Sekitar 50% pengerjaan tong sampah berhasil kami selesaikan. Kegiatan dilanjutkan pada hari Rabu, kegiatan dimulai dengan mengecat tong sampah yang telah dicuci. Juga pemberian nama kelompok pada setiap tong sampah yang telah dicat. Dilanjutkan pada hari Kamis dan Jum’at yaitu pemasangan bambu pada setiap tong sampah sebagai penyangga saat pemasangan. Setelah semua tahapan selesai dikerjakan, tong sampah ditempatkan di pinggir jalan utama Kampung Curug Nanggung. Pemasangan tong sampah ini pun dilakukan bertahap karena kurangnya tenaga yang dapat membantu memasang tong sampah dan juga faktor lainnya. Hasil Pelayanan 60 buah tong sampah tersedia di jalan utama Kampung Curug Nanggung Keberlanjutan Tidak berlanjut Program Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 43
Gambar 4. 8: Program Pengadaan Tong sampah
2. Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’ Tabel 4. 12: Bentuk dan Hasil Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Fasilitasi Tegal Wangi Lebih Baik 9 Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’ 4 tempat pengajian dan Masjid Baiturrahman, tanggal 4, 5, 18 Agustus (untuk Iqra’) dan tanggal 5 Agustus (untuk al-Qur’an). 3 hari secara random Seluruh anggota kelompok Memberikan Iqra’ dan mushaf al-Qur’an baru untuk tempat pengajian dan Masjid 4 tempat pengajian dan 1 masjid di wilayah Kampung Curug Nanggung 4 tempat pengajian dan 1 masjid di wilayah Kampung Curug Nanggung mendapatkan buku Iqra’ dan mushaf al-Qur’an baru Kegiatan ini dilakukan pada hari yang berbeda pada masing-masing tempat pengajian serta dilakukan secara bertahap dan hari yang random. Di mana tempat pengajian pertama mendapatkan 7 Iqra’, tempat pengajian yang kedua mendapatkan 9 Iqra’, dan tempat pengajian ketiga mendapatkan 11
44 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
Iqra’ serta Masjid Baiturrahman di Curug Nanggung RW 06 mendapatkan 10 al-Qur’an. Kegiatan ini dilakukan agar 4 tempat pengajian juga dengan Masjid Baiturrahman mendapatkan tambahan Iqra’ dan al-Qur’an sebagai alat pembelajaran dengan kondisi yang masih baru dan layak. Hal tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak yang sedang belajar mengaji di sana. 4 tempat pengajian dan 1 masjid di wilayah Kampung Curug Nanggung mendapatkan buku Iqra’ dan mushaf al-Qur’an baru Tidak berlanjut
Gambar 4. 9: Program Pengadaan Mushaf al-Qur’an dan Iqra’
3. Pengadaan Plang Nama Jalan Tabel 4. 13: Bentuk dan Hasil Pengadaan Plang Nama Jalan
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Kegiatan Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Fasilitasi Tegal Wangi Lebih Baik 10 Pengadaan Plang Nama Jalan Jalan masuk menuju Desa Tegal Wangi, gang-gang Kampung Curug Nanggung. 15 Agustus 2016 1 hari Semua anggota kelompok (dari 3 kelompok KKN
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 45
Tujuan
Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
berbeda), beberapa warga setempat Mengadakan 7 plang nama jalan yang ditempatkan di jalan masuk menuju Desa Tegal Wangi dan gang di Kampung Curug Nanggung Jalan masuk Desa Tegal Wangi dan 6 gang di wilayah Kampung Curug Nanggung 1 jalan masuk dan 6 gang di wilayah Kampung Curug Nanggung terpasang plang nama jalan Rencana kegiatan ini diawali dengan koordinasi yang dilakukan oleh 3 kelompok KKN berbeda namun di satu desa yang sama, yaitu Desa Tegal Wangi. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pemesanan plang nama jalan pada tukang las di dekat Desa Tegal Wangi agar memudahkan fleksibilitas. Kegiatan ini hanya berlangsung selama sehari yaitu hari di mana pemasangan plang nama jalan tersebut dipasang bersama-sama dan disaksikan oleh setiap anggota kelompok dari 3 kelompok KKN berbeda (meski tidak semua hadir) untuk pemasangan plang di jalan masuk Desa Tegal Wangi. Sedangkan 6 plang nama jalan juga dipasang di beberapa gang kecil di sekitar RW 06. Plang nama yanag dipasang di antaranya, Gg. Masjid, Gg. Tulip, Gg. Anggrek, Gg. Menyapa, Gg. Teratai, Gg. Rambutan. Untuk program plang nama jalan yang dipasang untuk gang di Kampung Curug Nanggung adalah program individu kelompok kami sendiri. Pemasangan selain dilakukan oleh anggota kelompok, juga dibantu oleh warga sekitar. 1 jalan masuk dan 6 gang di wilayah Kampung Curug Nanggung terpasang plang nama jalan Tidak berlanjut
46 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Gambar 4. 10: Program Pengadaan Plang Nama Jalan
D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil Bila dilihat secara menyeluruh, maka hampir semua kegiatan yang telah direncanakan oleh kelompok KKN MENYAPA berjalan dengan baik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa kendala yang cukup menghambat berjalannya kegiatan yang telah direncanakan. Berikut akan kami paparkan terkait faktor-faktor pendukung maupun penghambat. 1. Faktor Pendukung Berikut merupakan faktor-faktor pendukung kegiatan: a. Kerjasama Tim Kerjasama tim yang dimiliki oleh kelompok KKN MENYAPA sangat baik. Saling mengerti dan memahami satu sama lain adalah hal yang paling terlihat selama kegiatan KKN berlangsung. Sifat toleransi tersebut lah yang membuat kerjasama tim sangat baik sehingga setiap kegiatan dapat dieksekusi secara sempurna. b. Masyarakat Masyarakat di mana tempat kami mengabdi merupakan sasaran pelaksanaan kegiatan kami. Masyarakat Desa Tegal Wangi sangatlah ramah, terbuka, dan komunikatif. Mereka bahkan turut aktif dalam setiap kegiatan yang kami laksanakan secara sukarela. Mereka dapat dikatakan berperan sebagai subjek dan/atau objek kegiatan kami. Hal-hal tersebut lah yang membuat masyarakat sebagai faktor pendukung keberhasilan dari setiap kegiatan. c. Dana Semua kegiatan yang dilakukan oleh KKN MENYAPA tidak lepas dari ketersediaannya dana. Karena dana itu sendiri lah yang Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 47
menghidupkan kegiatan KKN MENYAPA selama mengabdi di Desa Tegal Wangi. Dana yang cukup merupakan faktor pendukung keberhasilan kegiatan yang dilakukan. 2. Faktor Penghambat Berikut merupakan faktor-faktor penghambat kegiatan: a. Waktu Waktu pelaksanaan KKN yang hanya selama 1 bulan (31 hari) dirasa sangatlah kurang untuk merealisasikan kegiatankegiatan yang mengarah pada perubahan karakter sehingga kegiatan yang dilakukan oleh kelompok KKN MENYAPA adalah kegiatan yang berupa pembangunan fisik bagi desa. b. Lokasi Lokasi yang strategis merupakan faktor pendukung berhasilnya suatu kegiatan. Dalam hal ini, lokasi Desa Tegal Wangi tidak bisa dikatakan strategis, selain jauh dari pasar dan pusat kota, jalan yang rusak, kurang pencahayaan, serta jarak yang cukup jauh membuat pelaksana KKN kesulitan untuk mencari sumber daya dalam melaksanakan kegiatan seperti mencari bahanbahan dalam pembangunan fisik bagi desa. c. Perencanaan Perencanaan suatu kegiatan yang kurang matang membuat kegiatan itu sendiri berjalan secara tidak sempurna. Hal ini dikarenakan tingkat kesiapan selalu berbanding lurus dengan tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Banyak kegiatan kami yang kurang perencanaan sehingga hasilnya menjadi kurang maksimal.
48 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Selama satu bulan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kami mengupayakan adanya sebuah perubahan kearah yang lebih baik di Masyarakat Desa Tegal Wangi. Melalui serangkaian program yang telah kami susun berdasarkan hasil pengamatan kami sebelum melakukan KKN. Secara umum kami melakukan dua hal selama KKN di Desa Tegal Wangi, pertama, membangun kesadaran dan pola pikir. Kedua, membangun secara fisik sebagai aktualisasi dari kesadaran dan pola pikir tersebut. Di antara program tersebut kami melakukan pengajian, forum diskusi bersama pemuda, motivation sharing bersama anak-anak dan pemuda, diskusi tentang peran penting orang tua dalam pendidikan, kerja bakti membersihkan lingkungan, membangun kesadaran hidup sehat dengan menyelenggarakan senam pagi bersama, menjaga dan merawat komitmen kebangsaan melalui perayaan Hari Kemerdekaan, bimbingan belajar, belajar Bahasa Inggris selain itu kami juga membuat 60 tong sampah bersama warga, membuat plang nama jalan, pengadaan Iqra’ dan Mushaf al-Qur’an. Seluruh program itu tidak dapat dipastikan membawa perubahan besar dalam masyarakat. Tetapi ada sedikit perubahan positif yang kami lihat, bahwa beberapa masyarakat memiliki keinginan menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi, atau anak-anak sekolah yang juga ingin seperti kami belajar di perguruan tinggi, tentu hal demikian sangat berarti untuk masa depan masyarakat Indonesia. Beberapa program, kami menyadari perlu dievaluasi untuk pembelajaran bagi tim KKN di masa yang akan datang. Seperti waktu survei yang kurang dan metode survei yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga beberapa program terkesan meleset dari persoalan yang sesungguhnya dihadapi masyarakat. Selain itu perlu juga kiranya kita membuat program ekonomi kreatif, karena banyak potensi alam yang masih terbungkus rapi, sehingga belum bisa dinikmati masyarakat. Waktu sebulan bukan waktu yang cukup untuk melakukan hal-hal besar di dalam masyarakat, tetapi kami datang bukan untuk itu, bukan kami yang seharusnya melakukan perubahan besar itu, tugas kami adalah menunjukkan dan menjadi partner bagi masyarakat, selanjutnya masyarakat
49
sendiri yang harus melakukan perubahan besar itu. Semoga kedatangan kami menjadi pemicu bagi terjadinya perubahan besar dan positif tersebut. B. Rekomendasi a. Pemerintah setempat Desa Tegal Wangi memiliki banyak potensi. Di antara beberapa potensi tersebut memerlukan kerjasama antara pihak desa, pemangku kebijakan dan unsur masyarakat pada umumnya sehingga potensi tersebut bisa dikembangkan dengan baik. Pada tingkat pemerintahan desa rekomendasi yang penting untuk disampaikan pertama, pengajuan usulanusulan bantuan hendaknya lebih tepat sasaran, artinya perlu melihat masalah yang prioritas bukan gengsi pembangunan. Kedua, komunitas pemuda perlu dibentuk dan diakomodir oleh desa dengan kata lain dibentuk karang taruna. Pemangku kebijakan baik pada tingkat kecamatan maupun kabupaten dapat melihat bahwa permasalahan utama di Desa Tegal Wangi adalah sanitasi, sarana prasarana jalan gang. Pembangunan sarana prasarana di desa ini kemudian bisa difokuskan pada dua hal tersebut. Beberapa warga memang memiliki sumur gali dan bor sendiri namun tidak jarang sumur tersebut mengering dan masih banyak juga warga yang menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari padahal air sungai tersebut cukup kotor apalagi sesaat setelah turun hujan. Alangkah baiknya Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta memiliki data pendahuluan tentang masalah-masalah utama di desa ini, sehingga kami dapat mengidentifikasi lebih detail masalah-masalah lain di desa ini dengan lebih teliti dan fokus. PPM juga perlu menyesuaikan anggaran dengan program yang hendak dilakukan mahasiswa. b. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Pertama, untuk menghasilkan pengamatan yang akurat tentang bagaimana kondisi dan permasalahan yang dihadapi desa maka, selain metode yang digunakan juga penting untuk menyediakan waktu yang cukup, dalam panduan pelaksanaan KKN tidak diatur berapa lama dan berapa kali seharusnya pelaksanaan survei dilakukan. Kedua, PPM idealnya telah memiliki informasi pendahuluan tentang desa yang akan menjadi lokasi KKN sebagai bahan bagi mahasiswa. Informasi tersebut bisa informasi resmi dari pemerintah atau hasil laporan 50 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
KKN mahasiswa sebelumnya. Melakukan studi lapangan lebih mendalam sebelum menyusun program. Ketiga, pendanaan disesuaikan dengan kebutuhan program, maksudnya proposal yang diajukan mahasiswa itu dinilai sedemikian rupa, jika ada proposal yang tingkat konsepsinya dan kemungkinan implementasinya bagus, PPM bisa memberikan dana yang lebih atau mempromosikan ke perusahaan. Maksud kami adalah pendanaan itu disesuaikan dengan program yang diajukan pada proposal dengan sebelumnya PPM menilai proposal kelompok tersebut. Jadi ada semacam kompetisi untuk mendapatkan pendanaan. c. Pemangku Kebijakan Pertama, Desa Tegal Wangi yang berlokasi di perbatasan antara Jawa Barat dan Banten menjadikan desa tersebut mengalami beberapa masalah administrasi seperti lokasi SD Tegal Wangi yang berada di Desa Koleang, banyak masyarakat Tegal Wangi yang berobat ke Banten karena lebih dekat. Pemerintah sudah seharusnya membuat fasilitas-fasilitas umum di daerah perbatasan ini merata supaya administrasinya menjadi tidak membingungkan. Kedua, walaupun desa ini dilalui sungai masalah air tetap terjadi, hampir setiap tahun mereka mengalami kekeringan sumur dan kekurangan air bersih, Pemda sudah selayaknya membuat pompa raksasa yang dapat mensuplai kebutuhan air bersih warga. Ketiga, akses jalan menuju Desa Tegal Wangi sudah rusak tetapi belum parah, sebagai contoh adalah jalan-jalan kecil yang ada di desa atau jalan gang. Setelah hujan selesai jalanan akan berubah menjadi kubangan lumpur yang sangat menghambat perjalanan, beberapa kawan kami pernah terjatuh karenanya. Jalan-jalan gang ini perlu mendapat perhatian pemerintah setempat, masalah jalan menjadi prioritas pembangunan di Tegal Wangi, itu disampaikan oleh Kepala Desa saat Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrembang) d. Tim KKN-PpMM yang akan mengadakan KKN-PpMM di lokasi tersebut pada masa yang akan datang Sebaiknya lakukanlah survei secara mendalam dan komprehensif agar program-program yang kelak dirumuskan menyentuh permasalahan masyarakat yang sesungguhnya. Permasalahan air bersih dan pendidikan Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 51
kami rasa menjadi masalah yang utama bagi tim KKN-PpMM yang kelak mengadakan kegiatan di Desa Tegal Wangi.
52 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
EPILOG A. Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN-PpMM Berikut adalah kesan-kesan dari beberapa tokoh masyarakat Kampung Curug Nanggung, di antaranya: 1.
Bapak Apit, Ketua RT 001 Bapak Apit mengungkapkan kesannya selama kami melakukan KKN di Kampung Curug Nanggung, khususnya di RW 06. Beliau mengungkapkan: “Saya merasa kegiatan yang kami lakukan di kampung ini cukup memuaskan. Saya mendo’akan kesuksesan kalian di masa depan. Bila ada KKN selanjutnya, saya berharap dapat membuat perubahan bagi kemajuan desa khususnya Kampung Curug Nanggung di bidang lingkungan, air bersih, dan kebutuhan masyarakat lainnya.” (Wawancara tanggal 22 Agustus 2016)
2.
Bapak H. Amir Kesan pertama yang diungkapkan beliau terkait kegiatan KKN MENYAPA: “Saya merasa bangga dan bahagia dengan adanya kelompok KKN di kampung ini. Pendekatan kalian kepada masyarakat baik, seakan kalian dapat bersatu dan cepat dekat dengan masyarakat. Saya merasa bersyukur karena masyarakat terbantu karena adanya tambahan pengajar bagi anak-anak, serta memberikan perubahan yang positif bagi anak-anak baik dari segi tambahan ilmu yang mereka dapat maupun keinginan belajar anak-anak yang meningkat. Dalam bidang keagamaan pun, saya merasa mendapatkan tambahan ilmu agama dan dapat berbagi pengalaman. Acara perayaan Hari Kemerdekaan kemarin juga pelaksanaannya dirasa lebih meriah daripada tahun-tahun sebelumnya karena ada partisipasi juga dari kelompok KKN ini. Secara pribadi saya juga merasakan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan mulai tumbuh seiring dengan adanya program pengadaan tong sampah. Bila sebelumnya masyarakat sering membuang sampah seenaknya, namun karena sekarang telah disediakan wadah untuk membuang sampah, masyarakat mulai memanfaatkan fasilitas tersebut. Saya sangat bersyukur dengan program tersebut dapat menggerakkan masyarakat kearah yang lebih baik. Saya juga berterima kasih karena beberapa 53
gang telah memiliki nama sekarang, saya anggap sebagai kenangkenangan KKN kalian kepada kampung ini. Saya berharap ke depannya UIN dapat mengirimkan kelompok KKN lagi di kampung kami agar pengetahuan agama maupun lainnya bisa berkesinambungan.” (Wawancara tanggal 22 Agustus 2016) 3.
Bapak H. Pardi Kami melakukan wawancara dengan salah satu mantri di Desa Tegal Wangi. Alasan kami melakukan wawancara dengan beliau karena beliau sangat berkontribusi dalam pelaksanaan program dan kegiatan selama kami KKN. Berikut kesan yang disampaikan Pak Haji Pardi: “Saya selalu semangat kalau ada mahasiswa KKN karena saya pun dulu pernah melakukan kegiatan KKN sewaktu saya masih kuliah. Jadi saya tahu betul bagaimana rasanya melakukan KKN. Sejauh ini, mahasiswa KKN dari UIN cukup baik dalam berbaur dengan masyarakat, terutama dengan para pemuda. Kalau Pak Haji jadi dosen pembimbingnya, Pak Haji akan kasih nilai 100 untuk KKN MENYAPA.” (Wawancara tanggal 22 Agustus 2016)
54 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
B. Penggalan Kisah Inspiratif
1 KETIKA SURYA TENGGELAM DAN TERBIT DI TEGAL WANGI Alizza Nurfida Menyapa dengan Suara untuk Tegal Wangi yang Ceria uliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu yang terdiri dari program-program pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler yang memadukan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Aku, Alizza Nurfida seorang mahasiswi semester tujuh yang meniti kejuruan Linguistik dalam Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris yang dinaungi oleh Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah selesai melakukan kegiatan KKN yang berlangsung selama 30 hari pada tanggal 25 Juli sampai 25 Agustus 2016 dan bertempat di Desa Tegal Wangi, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini diresmikan oleh rektor, wakil rektor, panitia pusat pengabdian masyarakat, dan staf lainnya tepat pada tanggal 25 Juli 2016 di lapangan Student Center. Acara pelepasan peserta KKN diikuti oleh 2.812 mahasiswa dan mahasiswi yang akan disebar di daerah Bogor, Tangerang, dan Tangerang Selatan yang terdiri dari 250 kelompok dan setiap kelompok terdiri atas 11 mahasiswa. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A meresmikan pembukaan KKN ini dengan mengucap basmallah dan kami, para peserta, menerbangkan balon yang telah disiapkan oleh setiap kelompok. Singkatnya, acara pelepasan ini berlangsung dengan bahagia dan penuh harap yang tersimpan di benak kami, berharap agar kegiatan ini berjalan dengan baik dari awal sampai akhir. Setelah acara tersebut selesai, kami memulai keberangkatan sekitar pukul 12.00 WIB dengan mengendarai lima motor bagi mahasiswa dan
K
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 55
sebuah mobil bagi mahasiswi. Sepanjang perjalanan aku sangat menikmati pemandangan di jalan. Adapun mahasiswa yang melaksanakan kegiatan KKN di Desa Tegal Wangi berjumlah 33 orang yang terdiri dari tiga kelompok yang beranggotakan 11 orang di tiap kelompok, yaitu kelompok dengan nomor urut 87, 88, dan 89. Kelompok 87 melakukan pengabdian kepada masyarakat yang singgah di Kampung Nanggung, kelompok 88 bertempat di Kampung Tegal, dan kelompokku, 89, memfokuskan program kegiatan KKN di Kampung Curug Nanggung. Ketiga kampung tersebut berada dalam kesatuan Desa Tegal Wangi. Ketiga kelompok tersebut memiliki nama tersendiri. Ceria untuk 87, D’Voice 88, dan Menyapa 89. Sehingga jika disatupadukan, nama tersebut menjadi satu tema yang seakan menjadi motivasi dan semangat kerja kami untuk memberdayakan masyarakat dalam pembangunan desa. “Menyapa dengan Suara untuk Tegal Wangi yang Ceria”. Mengingat bahwa aku dan anggota kelompokku telah melakukan survei lokasi pada tanggal 10 April 2016, terlintas di pikiranku tentang kendala yang akan aku hadapi selama melakukan kegiatan di sana. Kondisi sarana yang tidak memadai, seperti kesulitan dalam mencari desa karena tidak ada plang jalan atau petunjuk lainnya, jalur transportasi yang masih berlubang dan bebatuan, persediaan air bersih saat musim kemarau, tidak adanya lampu jalan, terhambatnya sinyal telekomunikasi, bahkan jarak jauh yang harus ditempuh untuk pergi ke pasar. Akan tetapi, semua kendala yang dibayangkan seketika lenyap dalam pikiran ketika aku dan temanteman disambut dengan wajah bersinar dan senyuman hangat oleh masyarakat Desa Tegal Wangi. Hal itu semakin membuatku terpacu untuk membangun desa ini. Meskipun tidak banyak yang bisa kulakukan, namun aku tetap berusaha yang terbaik semampuku. Itulah alasan mengapa aku memberikan judul epilog ini “Ketika Surya Tenggelam dan Terbit di Tegal Wangi”. Artinya, kendala apapun yang akan dihadapi bagaikan gelapnya dunia ketika surya tenggelam, kami akan berusaha sebaik mungkin membangun Tegal Wangi sebagai desa yang semakin berkembang untuk menemui titik cerah sebuah kesuksesan bagaikan terangnya dunia ketika surya terbit membawa harapan baru. Aku dan Keluarga Baruku Ketika semua tidak lagi seperti biasanya, maka aku harus terbiasa tanpa semuanya. Bagaikan rapuh dan cepat sekali berlalu. Itulah yang aku 56 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
rasakan saat ini. Sungguh berkesan mengiringi waktu satu bulan penuh bersama orang-orang yang teramat mengagumkan yang entah bagaimana caranya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempertemukanku dengan mereka. Aku dan keluarga baruku. Kami menyapa satu sama lain di satu kesempatan yang tidak akan terulang kembali. Tak kenal, maka tak sayang. Tak sayang, maka tak cinta. Kali ini aku akan menceritakan siapa dan bagaimana diri kami sebenarnya, agar saling mengenal dan menyayangi. Muhammad Fikri Aly merupakan seorang yang piawai dalam hal berbicara dan mampu memimpin suatu struktur organisasi dengan baik. Maka itulah ia dipilih menjadi ketua kelompok kami. Seorang mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini berasal dari Subang dan selama perkuliahan, ia tinggal di asrama putra bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain gemar membaca dan menulis, ia memiliki wibawa yang cukup baik, tegas, dan rencana masa depan yang terarah. Ia juga sering mengikuti kompetisi menulis essay baik dalam Bahasa Indonesia maupun Inggris. Setiap malam, ia mengerjakan soal-soal tes kemampuan Bahasa Inggris, seperti IELTS, dan terkadang aku dan dia belajar bersama. Menurutku, ia mampu menyusun rencana hidupnya dengan baik dan aku yakin ia akan memiliki kesuksesan yang baik juga. Octowihardi Muslim atau yang biasa disapa dengan sebutan Bie adalah seseorang yang rajin, cepat bertindak, dan pandai menjaga kebersihannya. Mahasiswa yang mengenyam pendidikan Jurusan Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi ini juga pintar dan kreatif dalam hal pembuatan graphic design, maka ia terpilih sebagai sekretaris kelompok kami. Ia merupakan satu-satunya mahasiswa yang tidak merokok dan seringkali merasa terganggu jika menghirup asap rokok. Selain gemar mengajar, bermain dan bercanda bersama anak-anak kecil adalah salah satu hal yang sering ia lakukan. Sikapnya yang baik dalam pendekatan dan komunikasi kepada anak kecil, sedikit menarik perhatianku padanya. Aku merasa bahagia melihatnya bisa tersenyum dan tertawa. Menurutku, ia termasuk sosok yang pengertian, perhatian, dan peduli sesama. Akupun sering berbagi cerita hidup dengannya, mulai dari kebiasaan, keluarga, bahkan hal yang berbau seni seperti musik. Sonhaji, seorang mahasiswa Jurusan Tafsir Hadits di Fakultas Ushuluddin, adalah salah satu anggota keluarga yang berasal dari Serang, Banten. Menurutku, selain pandai dalam mengaji dan melantunkan Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 57
shalawat, ia juga sering mengajarkan kepada masyarakat mengenai agama Islam. Seseorang yang baik hati ini juga perhatian dan peduli terhadap orang yang membutuhkan. Merupakan suatu keberuntungan bagi dirinya ketika ia ditawarkan untuk masuk ke dalam tim sepak bola Kampung Curug Nanggung dan mengikuti pertandingan hingga babak final. Ia sangat berteman baik dengan temanku, Yuli Sopiyullah, yang menurut persepsinya, Sonhaji memiliki karakter yang keras dan terkesan jutek. Bagaimanapun, sejauh ini, kami semua tetap berteman baik dan saling bekerja sama. Sugiarto, menurutku, adalah seseorang yang mampu menghibur orang lain di kala suka maupun duka. Ia duduk di bangku Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora. Oleh karena itu, ia pandai dalam berceramah atau berdakwah kepada masyarakat mengenai agama Islam. Suaranya pun merdu di telinga ketika ia melantunkan shalawat atau bernyanyi. Sikapnya yang mampu menghibur merupakan salah satu caranya melakukan pendekatan kepada anak-anak dan masyarakat di sana, sehingga banyak orang yang lebih mengenal dirinya daripada anggota kelompok yang lain. Yuli Sopiyullah, seorang mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, merupakan sosok yang rajin dalam beribadah dan pandai mengaji. Setiap Subuh, ia menjalankan shalat Subuh berjamaah di masjid. Ia juga seringkali dipersilahkan untuk adzan, bahkan menjadi khotib shalat Jumat. Selain berpengetahuan luas tentang agama, ia juga pandai memasak dan menghibur anak-anak kecil. Dengan candaannya yang khas, membuat anak-anak di sana memanggilnya dengan sebutan Kak Arab, karena ia selalu mengajar Bahasa Arab dan memberi contoh lagu anak-anak dalam versi Bahasa Arab. Kemudian, Rizqy Badilla Akbar atau biasa disebut Bea, laki-laki terakhir yang aku ingin deskripsikan, merupakan seorang mahasiswa Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang pandai bermain musik, salah satunya adalah gitar. Selain kecintaannya pada musik dan berkemampuan dalam bidang fotografi, ia juga peduli dengan sesama dan memiliki loyalitas yang baik. Menurutku, ia tidak pernah terlihat sedih ataupun marah. Selalu terlihat ceria walaupun terkadang aku memerhatikannya, cukup terlihat dari rambut ikalnya yang sedikit agak mengembang ketika ada sesuatu yang sedang dipikirkannya.
58 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Nur Israfiani, atau yang biasa aku sapa dengan sebutan Mak Iis, adalah seorang mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga di Fakultas Syariah dan Hukum yang tinggal di daerah Ciledug. Ia merupakan salah satu teman yang dekat denganku. Selain sering berbelanja ke pasar bersama, aku dan dia juga sering berbagi cerita hidup. Ia sangat pandai dalam mengatur keuangan sehingga ia terpilih menjadi bendahara kelompok kami. Memiliki karakter yang baik dan lembut ketika berbicara, membuat hatiku luluh dibuatnya. Dengan kata lain, kagum. Ia juga gemar menyanyi dengan suara yang ‘hampir lumayan agak’ merdu untuk didengar. Fiqi Fatima adalah seorang yang pandai dalam menulis dan menyukai anime serta hal yang berbau Korea. Berparas imut seperti orang Jepang, mahasiswi yang berpendidikan di jurusan yang sama dengan Octo ini juga terpilih sebagai sekretaris. Ia mempunyai sifat yang baik, perhatian, dan teliti dalam mengerjakan sesuatu. Ia juga gemar menyanyi, banyak hafal lirik-lirik lagu, dan kami pun sering melantunkan lagu bersama. Selain menyanyi, ia sering mendengarkan musik ketika mengerjakan draft buku laporan dan menonton film anime ketika ia merasa jenuh. Sintia Fajar yang biasa aku panggil dengan sebutan Mpok Sintia ini merupakan seorang mahasiswi Jurusan Manajemen di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang pandai dalam berbicara di depan khalayak ramai. Selain itu, ia juga memiliki kemampuan untuk menghibur orang lain dengan cara bicaranya yang terkesan ceplas-ceplos dan pintar dalam bidang pemotretan. Bagaimanapun, ia adalah seseorang yang baik, perhatian, dan pengertian. Perasaannya yang mudah tersentuh ketika melihat orang lain terluka adalah salah satu karakternya. Di kelompok kami, ia dipilih sebagai bendahara yang turut serta mengelola keuangan bersama Iis. Temanku yang ingin aku ceritakan lagi adalah Riska Novaliani, seorang mahasiswi yang sedang melanjutkan pendidikannya di Jurusan yang sama dengan Rizqy atau Bea. Menurutku, ia termasuk orang yang pendiam dan tak banyak bicara. Kegemarannya dalam mendengarkan musik membuat dirinya merasa terhibur dan hilang dari kesunyian. Ia pandai dalam bidang fotografi sehingga ia ditunjuk sebagai salah satu pihak yang mendokumentasikan kegiatan KKN kami, selain Bea dan Sonhaji. Selain itu, ia juga pintar memasak dan peduli dengan sesama. Demikian satu per satu anggota kelompok telah aku jabarkan. Aku tidak ingin menceritakan kekurangan diri kami sedetail mungkin karena Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 59
setiap manusia pasti tidak ada yang sempurna. Jagalah lidahmu dari membicarakan kekurangan orang lain. Karena orang lain pun punya lidah dan kau juga memiliki kekurangan. Namun, dari kekurangan yang kami miliki, ada satu dari ribuan hal yang bisa dipetik untuk sebuah pelajaran besar dalam hidup ini bahwa dari sebuah ayunan, kita akan mengenal kehidupan manusia dengan lembut dan aman. Dan mungkin juga mendapat pelajaran yang terpenting dari segalanya: Tak peduli betapa hebat kau menendang, tak peduli betapa tinggi yang kau capai, kau tetap tidak bisa memutar satu lingkaran penuh. Dengan kata lain, sehebat apapun seseorang, ia tidak akan mampu menjadi seseorang yang benar-benar hebat, karena ‘di atas langit masih ada langit yang terbentang jauh lebih luas’. Maka dari itu, hidup mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas segala yang kita terima dan miliki, seperti aku yang tentunya sangat bersyukur atas nikmat dan fitrah cinta yang Allah berikan pada jalinan persahabatan ini. Sehebat apapun, diri kami akan semakin memiliki kekurangan. Tetapi, dengan cara bersyukur, kami tetap berusaha saling melengkapi segala kekurangan, saling tolong menolong dalam kesulitan, dan saling bersuka cita dalam kebahagiaan. Itulah makna yang bisa kuambil dari sepatah kata ini, “Sebaik-baik manusia ialah dia yang bermanfaat bagi manusia (orang lain)”. Aku dan teman-temanku tiada maksud dan tujuan lain berdiri di Tegal Wangi selain untuk mengabdi dengan loyalitas yang nyata, sehingga apa yang telah kami lakukan teriring harapan masa depan yang pasti bagi masyarakat desa dan bangsa negara ini. Aku sungguh bahagia menikmati sebulan penuh bersama keluarga “Menyapa” ini dan masyarakat Desa Tegal Wangi. Bulan ketika aku benarbenar merasakan hidup yang bermakna. Terima kasih, keluarga baruku. Ayo, Majukan Desaku! Seiring berjalannya waktu, aku bersama teman-temanku menyusuri hari demi hari, kegiatan demi kegiatan, langkah demi langkah, kehidupan demi kehidupan di Desa Tegal Wangi. Berawal dengan bersilaturahmi dengan kepala sekolah dan staf pengajar lainnya di SDN Koleang 02 pada hari Selasa 26 Juli 2016. Kemudian kami dipersilahkan untuk memperkenalkan diri kepada seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6, disambut dengan senyuman hangat dan keceriaan para siswa. Para guru dan siswa sangat mengapresiasi kedatangan kami dan menyimpan harap dan kepercayaan kepada kami untuk mampu membimbing siswa dalam 60 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
kegiatan belajar mengajar. Ketika kami tiba di sekolah tersebut, hatiku luluh dan terharu melihat kondisi lingkungan sekolah yang ternyata sudah memasuki standar sekolah yang layak. Walaupun tidak sebaik sekolah di perkotaan, namun itu tidak menghentikan semangat belajar anak-anak. Setiap harinya, salah satu perbedaan disiplin sekolah ini dengan yang lainnya adalah kebiasaan membuka alas kaki ketika memasuki ruang kelas. Semua siswa diwajibkan untuk melepas sepatunya jika berada di dalam kelas. Hal ini dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan kelas dan kenyamanan belajar. Kami, secara formal, tidak mengadakan program mengajar di sekolah. Akan tetapi, kami siap membantu siswa-siswi yang membutuhkan bimbingan belajar, seperti mengerjakan pekerjaan rumah ataupun mengenai pelajaran yang lain. Ketika aku membimbing anak-anak belajar, dimulai dengan membaca basmallah, mereka sangat antusias dan semangat mengikuti pelajaran Bahasa Inggris yang aku ajarkan. Sebelum mengajar, aku bertanya pada mereka mengenai buku cetak Bahasa Inggris yang dipelajari di sekolah. Mereka menjawab bahwa mereka tidak diberikan buku cetak untuk dibawa pulang, tetapi tetap disimpan di sekolah. Aku sedikit terkejut mendengarnya, karena bagaimana mereka bisa belajar di rumah tanpa buku yang dijadikan sebagai referensi tuntutan ilmu. Aku sedih dan tersentuh. Sedih karena mungkin faktor penyebab hal tersebut adalah kurangnya biaya operasional sekolah dari pemerintah yang tidak merata. Di samping kurangnya sarana buku, staf pengajar di SDN Koleang 02 ini merupakan pegawai honorer, bukan tenaga pendidik tetap. Dan aku tersentuh karena semangat anak-anak yang tak kunjung lenyap dalam belajar dan berjuang untuk masa depan mereka. Tingkat kualitas menyerap pelajaran setiap anak memang berbeda-beda. Ada yang cepat menghafal, ada yang lambat, dan ada pula yang cepat merasa bosan dalam belajar. Akan tetapi kami terus berusaha untuk membantu mereka memahami pelajaran dengan baik. Kemudian, aku juga melihat adanya pengangguran yang didominasi oleh pemuda di kampung ini. Mereka melanjutkan pendidikan hanya sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) dan bahkan ada yang sebatas Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setelah diselidiki, alasan mereka memutuskan pendidikannya adalah dikarenakan mahalnya biaya sekolah, jauhnya jarak yang ditempuh, dan keadaan ekonomi keluarga yang tidak kondusif sehingga mereka diharuskan mencari pekerjaan atau setidaknya Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 61
membantu pekerjaan orang tuanya. Akan tetapi pada kenyataannya, lowongan pekerjaan sama sekali tidak tersedia. Banyak masyarakat yang hanya berprofesi sebagai petani, berkebun, pemilik toko kelontong, dan tukang sayur. Lalu, apa yang seharusnya anak pemuda lakukan? Belajar. Namun, biaya sekolah mahal, lantas bagaimana? Memang sangatlah benar, mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan formal diwajibkan untuk menghasilkan potensi yang akademis yang secara umum menjadi syarat diterima atau tidaknya seseorang ketika sedang melamar pekerjaan, selain itu juga diwajibkan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kurikulum pendidikan guna memperluas wawasan secara sistematis. Lagi-lagi, menurutku, hal ini tidaklah menjadi perhatian utama seseorang jika ia ingin menjadi orang yang sukses. Tidak perlu mengikuti pembelajaran secara akademis jika ia bertekad untuk melakukan usaha sendiri. Belajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Dari siapa saja pun, ia bisa mempelajari banyak hal. Jika apa yang telah ia pelajari mampu diimplementasikan dengan baik, maka ia akan menjadi orang yang sukses dengan caranya sendiri. Bagaimanapun juga, aku tetap merasa sedih mendengar banyak anak pemuda yang memutuskan sekolahnya. Entah itu paksaan dari suatu pihak atau mungkin tidak ada pilihan lain. Jadi, kuharap pemerintah memantau dengan detail mengenai perkembangan pendidikan di pedesaan dan bertindak dengan sigap atas mirisnya kemiskinan ilmu pengetahuan yang dialami oleh pemuda. Di samping semangat belajar anak-anak di tengah keterbatasan dalam bidang pendidikan, warga Kampung Curug Nanggung pun turut antusias dengan adanya sosialisasi program kerja kami. Beramah tamah dengan warga setempat, saling sapa kasih dan hormat, semua itu sudah menjadi tradisi masyarakat yang patut dilestarikan. Kepala Desa Tegal Wangi, Bapak Jamaludin, membuka kegiatan KKN ini dengan sambutan hangat penuh harapan, inspirasi dan motivasi yang semakin membuat semangatku untuk mengabdi dengan nyata dan pasti kepada masyarakat. Sesuai dengan nama timku, Menyapa: Mengabdi, Nyata, Pasti. Kemudian dilanjut dengan berfoto bersama dosen pembimbing, kepala desa, dan anggota kelompok yang lain degan memegang banner kelompok masing-masing. Keadaan sungai di sini tidak terlalu bersih dan tidak terlalu kotor. Aku sedikit berpikir, apakah mencuci baju dan mandi di sungai ini baik untuk kebersihan badan kita? Sedangkan aku perhatikan masih ada kotoran, seperti sampah kecil bahkan kotoran manusia yang mengalir di 62 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
sungai tersebut. Ya, mungkin mandi dan mencuci di sungai dikarenakan keringnya sumur di musim panas ini atau tidak adanya persediaan air bersih, atau memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat desa. Namun, dari peristiwa di atas, aku dapat menyimpulkan fakta bahwa di desa ini ternyata persediaan air bersih masih kurang memadai. Menurut kepala desa, hal tersebut disebabkan tidak adanya program dan kebijakan penyediaan air bersih dan sanitasi yang diluncurkan oleh pemerintah. Program sanitasi memang harus disosialisasikan dan diimplementasikan, serta dilakukan pendampingan yang terus menerus, agar pemerintah dan masyarakat dapat bergerak secara seiring dan searah, dikarenakan program dan kebijakan tersebut secara holistik mampu mempengaruhi sehatnya kehidupan masyarakat dan lestarinya lingkungan masyarakat. Jadi, masyarakat tidak perlu bergantung pada air sungai lagi. Selain kondisi sungai yang kurang bersih dan tidak adanya sanitasi air bersih, fakta lain yang menggugah hatiku untuk memberdayakan masyarakat adalah mengenai sampah yang masih berserakan. Dapat dikatakan bahwa lingkungan Kampung Curug Nanggung dilingkupi oleh sampah seperti halnya di perkotaan. Maka dari itu, kami mengadakan program pembuatan 80 tempat sampah dengan menggunakan ember bekas yang telah dibersihkan dan dicat kembali. Selama kegiatan pengecatan, banyak anak muda kampung ini yang ikut berpartisipasi mengecat. Mereka dengan senang hati melakukannya, diiringi canda tawa di antara satu dengan yang lainnya. Meski lelah, mereka telah menyelesaikannya dengan baik. Jadi dengan kata lain, mereka tetap berjuang akan sesuatu yang nantinya akan mereka perjuangkan, yaitu membiasakan membuang sampah pada tempat yang yang disediakan. Sebagai penerus generasi, mereka lah yang patut memelihara tempat sampah itu dan melestarikan budaya membuang sampah pada tempatnya. Ingatlah bahwa semua kesuksesan besar dimulai dari hal kecil. Banyak kisah inspiratif yang dapat kupetik dari kondisi masyarakat di desa ini. Salah satu di antaranya adalah mengenai Ibu Jumsinah atau biasa disapa dengan sebutan nenek, sang pemilik rumah yang kami singgahi juga (bagi laki-laki). Beliau hidup seorang diri seperti halnya Ibu Iyum. Namun, salah satu anak nenek, Ibu Umi, tinggal di desa yang sama, namun berbeda kampung dan tentunya rumah yang berbeda juga. Nenek ditemani oleh salah satu cucu perempuannya yang bernama Siti Nur Azijah, seorang siswi kelas 6 SDN Koleang 02 dan merupakan anak dari Ibu Umi. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 63
Sedangkan Ibu Umi bertahan hidup bersama kedua anak laki-lakinya yang bernama Umar dan Usman. Dalam kehidupan sehari-hari, Ibu Umi bekerja di kebun dan Nenek Jumsinah membersihkan masjid di Kampung Curug Nanggung. Keduanya sama-sama mencari nafkah untuk sekadar sesuap nasi sesuai dengan kemampuan mereka dan fasilitas yang ada. Setiap pagi, nenek membangunkan kami untuk shalat Subuh dan membuatkan kami sarapan semacam gorengan singkong, comro, misro, dan pisang goreng. Nenek tiada hentinya menyambut kami dengan ceria dan kasih sayangnya. Suatu hari, nenek berencana untuk berobat karena beliau memiliki sakit darah tinggi dan obatnya sudah habis. Kemudian aku bersedia mengantarnya ke puskesmas yang menempuh jarak yang jauh, kurang lebih 15-20 menit dari rumah dengan menggunakan sepeda motor. Aku sedikit terkejut mendengar bahwa setiap kali nenek berobat, ia berjalan kaki dari rumah menelusuri kebun-kebun seorang diri. Jarak itu amatlah jauh dan bagi seorang nenek yang memiliki penyakit darah tinggi, sangatlah membahayakan dirinya karena terlalu lelah berjalan. Sesampainya di sana, ia menjenguk adik iparnya, Bapak Rusman, yang sedang dirawat selama dua hari karena mengidap sakit jantung dan didiagnosa penyakit stroke di Unit Gawat Darurat. Melihat kondisi lingkungan puskesmas, aku mulai terharu lagi, merasa prihatin. Mulai dari kebersihan yang tidak terjaga, puskesmas seharusnya menjadi tempat yang bebas kotoran dan debu yang akan menimbulkan berbagai penyakit. Namun, ketika aku memasuki ruang UGD, lantainya sangat kotor sekali, tabung-tabung oksigen yang besar diletakkan di sana secara tidak tertata rapi, dan ada beberapa pasien yang dirawat intensif dalam keadaan kotor tersebut. Alangkah mirisnya hati ini. Tetapi, apalah daya, dokter dan perawat yang terbatas, teknologi kedokteran yang minim, pasien yang kian hari semakin banyak, hal itu menjadikan pihak puskesmas kewalahan menghadapi masalah-masalah terutama kebersihan. Namun, mereka tetap melayani pasien sebaik mungkin walaupun pasien harus bersedia mengantri berjam-jam untuk diperiksa. Ketika nenek mendapat giliran diperiksa, aku ikut masuk ke ruang dokter dan mendengarkan sarannya bahwa penyakit darah tinggi sangat tidak dianjurkan memakan daging sapi dan kambing yang mengandung kolesterol tinggi, ikan asin, makanan yang mengandung minyak berlebih, dan harus banyak mengonsumsi sayuran hijau. Dokterpun memberi resep obat dan diajukan ke farmasi untuk mendapatkan obat dan pembayarannya. Selama menunggu obat diracik, nenek sempat bercerita 64 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
bahwa ia tidak memiliki kartu BPJS. Ia sangat kecewa dengan pemerintah yang tidak mengalokasikan kartu tersebut secara menyeluruh bagi orang yang tidak mampu. Ia sudah mengajukan syarat-syarat kepada pihak RW, namun tindakan pemerintah daerah tak kunjung ada dan akhirnya ia belum mendapatkan kartu, sehingga dalam pemeriksaan penyakit ke puskesmas, pembayaran harus ditanggung seluruhnya oleh nenek. Sungguh memberatkan dirinya yang memiliki penyakit seperti itu. Di samping penghasilannya yang tidak seberapa, namun ia tetap bersyukur, berusaha, dan berdo’a agar segala penyakit yang ada pada dirinya hilang. Aku sangat berharap, pemerintah daerah maupun pusat agar lebih peduli dan memerhatikan lagi rakyat kecilnya. Kisah lain yang bisa kuambil adalah mengenai sosok Ibu Rumsinah atau biasa dipanggil dengan sebutan Ibu Iyum, sang pemilik rumah yang kami singgahi (bagi perempuan). Beliau adalah seorang janda yang hidup sendiri di rumah tersebut. Suami yang telah terlebih dahulu pergi meninggalkan dunia ini dan dua orang anak yang tinggal di Pulo Gadung, Jakarta untuk bekerja. Alangkah sedihnya apa yang Ibu Iyum rasakan saat ini, namun dengan kedatangan kami, beliau sangat senang dan merasa terhibur karena hilangnya sepi dan sunyi yang menyelimuti rumahnya. Beliau menganggap kami sebagai anaknya sendiri, dan kami pun begitu sebaliknya. Waktu demi waktu ia lewati untuk bertahan hidup, hari demi hari ia lalui sendiri. Tetapi, itu semua tidak menghentikan asa seorang Ibu Iyum. Ia tetap berusaha semampu dan sekuat mungkin untuk menjalani hidup. Dengan berjualan lauk pauk di rumahnya, setidaknya itu cukup membantu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seperti ayam balado, ayam kecap, semur ceker, tumis sayur labu, ikan goreng, dan lauk lainnya diperdagangkan dengan harga mulai dari seribu rupiah sampai dengan enam ribu rupiah. Penghasilannya dalam sehari bisa mencapai 300 ribu rupiah. Sungguh luar biasa! Dalam segala keterbatasan, seperti jauhnya jarak dari rumah ke pasar untuk berbelanja, tidak adanya lowongan pekerjaan, hingga kehidupannya di rumah seorang diri, beliau mampu memperjuangkan hidupnya sebaik mungkin dengan membangun usaha perdagangan di rumahnya. Melihat suatu hal positif yang besar dalam ruang yang sempit. Tak pernah berhenti bersyukur atas apa yang bisa ia lakukan dengan apa yang ia miliki saat ini. Begitulah cara beliau memaknai hidupnya.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 65
Hiduplah dengan bermakna, karena kau tidak akan mati dengan siasia. Ingat bahwa setiap orang itu bernilai. Berharga. Maka, hargailah hidupmu dengan penuh makna. Bersyukurlah dengan hidup hari ini, karena hari kemarin telah usai dan hari esok mungkin tidak akan datang. Allah melimpahkan sebuah kebahagiaan melalui cara yang berbeda kepada setiap orang yang berbeda juga. Karena pada hakikatnya, Allah akan selalu membahagiakan orang-orang yang bersyukur. Aku sangat berharap desa ini semakin berkembang dan maju layaknya kehidupan di perkotaan, baik dari segi pendidikan, kebersihan, teknologi, maupun kesejahteraan masyarakatnya. Mari kita bergandeng tangan, berpacu memadukan satu tujuan besar, untuk memajukan desaku, desamu, desa kita semua! Tegal Wangi. Jika Aku Adalah Mereka Sungguh hatiku tersentak melihat kondisi masyarakat dan lingkungan Tegal Wangi baik yang terlihat maupun tidak. Berpuluh-puluh tahun mereka mampu bertahan hidup dengan segala keterbatasan yang ada, tanpa mengeluh dan tanpa pamrih. Lalu, bagaimana jika aku hidup di sana, di tengah kebahagiaan yang sunyi juga kejahatan yang ada? Mungkinkah aku mampu bertahan dengan kehidupan baru yang tentunya jauh berbeda dengan cara hidupku tinggal di Ibu Kota? Mampukah aku tidak bergantung pada sikap pemerintah yang sangat lambat bertindak dengan segudang visi misi yang tidak merata terhadap desa yang aku singgahi ini? Bagaimana jika aku adalah mereka yang terus berjuang mengejar mimpi untuk sekadar bertahan hidup? Tentu aku tidak akan diam. Aku pasti akan melakukan sesuatu jika aku menetap di sana dan jika aku adalah mereka, seperti mengembangkan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Kemampuan masyarakat meliputi antara lain; kemampuan untuk bertani, beternak, melakukan wirausaha; keterampilan membuat home industry; dan masih banyak lagi kemampuan dan keterampilan masyarakat yang dapat dikembangkan. Dalam rangka mengembangkan kemampuan mereka, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan mengadakan pelatihan atau mengikutkan masyarakat pada pelatihanpelatihan pengembangan keterampilan yang dibutuhkan. Dapat juga dengan mengajak masyarakat mengunjungi kegiatan di tempat lain dengan
66 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
maksud mereka dapat melihat sekaligus belajar, atau dengan kata lain disebut studi banding. Sikap hidup yang perlu diubah tentunya sikap hidup yang merugikan atau menghambat peningkatan kesejahteraan hidup. Misalnya membuang sampah sembarangan, sikap acuh tak acuh sesama warga di kampung lain, bahkan sikap kriminalitas yang masih muncul di desa ini, seperti adanya begal dan tidakan pencurian lainnya. Mengubah sikap bukan pekerjaan mudah. Mengapa? Karena masyarakat sudah puluhan tahun melakukan hal itu. Untuk itu memerlukan waktu yang lama untuk melakukan perubahan sikap. Caranya adalah dengan memberikan kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan selama ini merugikan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan banyak informasi dengan menggunakan berbagai media, seperti buku-buku bacaan, mengajak untuk melihat tempat lain, menyetel film penerangan, dan bahkan siraman rohaniah jika perlu. Pada pengorganisasian masyarakat, terutama para pemuda di desa ini, kuncinya adalah menempatkan masyarakat sebagai pelakunya. Untuk itu masyarakat perlu diajak mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan, sampai pemeliharaan dan pelestarian. Pelibatan masyarakat sejak awal kegiatan memungkinkan mereka memiliki kesempatan belajar lebih banyak. Pada awal-awal kegiatan, mungkin aku sebagai pendamping akan memberikan informasi dan memberikan contoh langsung. Pada tahap ini, masyarakat lebih banyak belajar. Namun pada tahap-tahap selanjutnya, aku harus mulai memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencoba melakukan sendiri hingga mampu. Jika hal ini terjadi, maka di kemudian hari pada saat aku meninggalkan tempat ini, mereka sudah mampu untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 67
2 MENEMUKAN YANG TERSEMBUNYI DI TEGAL WANGI M Fikri Aly Membangun Kesan alah satu indikator yang bisa dilihat untuk menilai sukses tidaknya pelaksanaan sebuah project social selain hasil nyata yang dapat dilihat masyarakat, ada juga hasil yang seharusnya dapat dirasa berupa ”kesan”. Pembangunan sejatinya bukan hanya dilakukan secara fisik namun juga mental, karenanya meninggalkan kesan yang baik di masyarakat itu penting, agar masyarakat selalu ingat dengan pesanpesan yang disampaikan. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan pengabdian yang melibatkan masyarakat, bagaimana masalah dalam masyarkat kita baca, kemudian kita upayakan mencari solusi, sembari mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikannya. Kita perlu melibatkan masyarakat kerena kita bukan kontraktor yang membangun rumah tanpa perlu sang pemilik rumah bekerja mengangkat batu. Selama KKN kita menjadi partner masyarakat, layaknya seorang partner yang baik, kami mencari tahu apa masalah masyarakat, kemudian kami menjelaskan agar masalah tersebut disadari sebagai masalah, lantas kami juga memberi motivasi supaya masyarakat tergugah untuk menyelesaikan masalah sosial mereka, tentu, kami juga turun tangan bersama masyarakat. Kegiatan seperti bersama-sama membuat tong sampah dan plang nama gang jalan, membersihkan lingkungan sebelum perayaan 17 Agustus sampai membicarakan masalah pendidikan anak di sekolah. Selama satu bulan kami tinggal di Desa Tegal Wangi rasanya seperti singkat sekali, masyarakat di sana ramah, baik dan kooperatif. Hingga kami sampai pada hari-hari terakhir tinggal di sana, kami seperti tidak percaya akan segera meninggalkan Desa Tegal Wangi, kata-kata perpisahan pun mulai berdatangan mengetuk telinga kami, ada yang menyampaikan terima kasih, mohon maaf, pesan-pesan agar kami belajar dengan baik, do’a supaya kami bisa jadi orang yang bermanfaat sampai ada yang mendo’akan kami
S
68 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
supaya jadi orang kaya supaya kembali lagi ke Tegal Wangi membantu masyarakat. Pak Haji Pardi salah seorang mantri di desa itu, menyampaikan kedatangan kami ke Desa Tegal Wangi sangat membantu. Beliau senang melihat masyarakat seperti mempunyai semangat ekstra untuk melakukan kegiatan sosial di desa. Para pemuda juga mendapatkan nuansa baru, bermain dengan mahasiswa, apalagi anak-anak yang antusias belajar. Beliau juga menambahkan bahwa kelompok KKN kali ini adalah yang paling dekat dengan masyarakat, yang paling menggembirakan beliau berkata “Kalau dosennya nanya ke Pak Haji, Pak Haji bilang nilainya 100 aja.” Senada dengan Pak Haji Pardi, Pak H. Jamal, Kepala Desa Tegal Wangi juga menyampaikan terima kasih kepada kami, selain itu beliau menitipkan surat kepada kami untuk disampaikan kepada PPM yang isinya adalah apresiasi dan terima kasih kepada UIN Jakarta dan PPM karena telah menempatkan mahasiswa KKN-nya di Tegal Wangi. Dalam surat itu juga kepala desa meminta untuk dikirim kembali mahasiswa KKN UIN Jakarta di tahun-tahun mendatang. Saya merasa Warga Desa Tegal Wangi masih memiliki kepekaan sosial yang bagus, gotong royong masih berjalan, solidaritas juga masih terasa, dan mereka ramah kepada tamu. Ya, kami merasakan itu, kami diposisikan begitu terhormat dalam masyarakat. Kadang kami juga merasa tidak pantas diperlakukan demikian. Apalagi anak-anak yang sangat penasaran dengan kehadiran kami. Mereka mengikuti kami dan kadang mencari tahu apa yang kami lakukan. Saya pikir pengajian yang dilakukan masyarakat setiap minggu itu memiliki dampak yang signifikan terhadap pola tingkah laku masyarakat, maksud saya bagaimana masyarakat begitu ramah terhadap kami, dan mereka membantu hampir semua program yang kami lakukan di kampung tersebut. Saya ingat waktu itu dalam pengajian dikatakan oleh Pak Kyai bahwa kedatangan para mahasiwa itu harus disambut dan dimanfaatkan ilmunya. Saya menduga omongan para guru pengajian itu memiliki pengaruh terhadap masyarakat. Tantangan Ada, Tetapi Tidak Berarti Sejauh ini tidak ada tantangan yang berarti yang menyulitkan saya selama KKN. Saya berbicara seperti itu bukan berarti menganggap remeh, enteng atau sombong. Itu adalah optimis, jika kita sudah merasa sulit, Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 69
artinya kita belum selesai dengan diri kita sendiri, bagaimana kita mau menyelesaikan masalah orang lain atau masyarakat? Hidup di desa bukan suatu masalah atau tantangan yang berarti bagi saya, karena saya sejak kecil tinggal di desa, jadi saya sudah memiliki gambaran bagaimana kehidupan di desa. Bedanya adalah sekarang saya tinggal di desa orang lain dan harus melakukan pengabdian di sana. Tidak ada tantangan yang berat yang saya bayangkan sebelum melakukan KKN, karena saya tahu, saya di tempatkan di Bogor, masyarakat yang berbahasa Sunda, sementara saya juga bisa berbicara Bahasa Sunda, dengan kultur yang kurang lebih sama dengan orang Sunda pada umumnya, warganya 100% beragama Islam dan mereka sudah mengenal teknologi. Seperti telah diarahkan oleh PPM sebelumnya kami melakukan survei ke lokasi KKN, di Desa Tegal Wangi untuk menemukan masalah yang ada di desa itu. Kita juga mengisi form panduan survei yang telah diberikan PPM. Beberapa masalah berhasil kami identifikasi seperti masalah pendidikan dan kebersihan, namun belakangan kami menyadari ada yang terlewatkan, kami tidak sadar di awal bahwa masalah air bersih masih menjadi persoalan besar di masyarakat. Hal ini terjadi mungkin karena waktu survei kami yang terlalu singkat, hanya beberapa jam saja kami berada di desa tersebut untuk mencari informasi pendahuluan. Nama kelompok KKN kami adalah “Menyapa” akronim itu berarti “Mengabdi, Nyata, Pasti” saya sangat bersyukur karena bisa satu kelompok dengan mereka, menurut saya ini adalah kelompok yang luar bisa, komposisi kelompok kami cukup lengkap, ada yang bisa mengaji, ceramah, hubungan dengan masyarakatnya bagus, pembawa acara, fotografi, menyanyi, kelistrikan, masak, hadroh, anak gaul, ahli komputer, bisa dikatakan hampir semua kebutuhan masyarakat bisa kami penuhi, dalam batas-batas tertentu. Kelompok kami tidak membuat aturan khusus tertulis selama KKN seperti jadwal piket kebersihan, jadwal memasak, dan jadwal-jadwal lainya. Tetapi semua berjalan lancar, setiap waktu makan, makanan tersedia, rumah singgah kami setiap pagi rapi dan bersih, karena ada kesadaran di antara mereka dan semua merasa punya tanggung jawab. Tidak sulit satu kelompok dengan mereka. Walau begitu masalah-masalah kecil tentu ada saja, seperti pernah ada yang tersinggung kerena salah ucap ketika bercanda, atau masalah menimba air untuk keperluan kawan
70 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
perempuan kami, ya beberapa dari mereka tidak mau menimba air dan meminta kami yang laki-laki untuk melakukannya. Suatu waktu ketika jadwal pemasangan tong sampah tiba, kami bergotong royong dengan masyarakat, namun teman-teman laki-laki yang lain terlihat malas untuk membantu, lantas saya sendirian bekerja bersama masyarakat, tetapi sepertinya ada rekan perempuan kami yang berseru kepada mereka teman laki-laki kami untuk membantu saya. Tidak lama mereka semua datang membantu. Begitulah rupanya cara yang efektif mengajak dan mengembalikan semangat mereka. Tidak usah banyak bicara tetapi tunjukan saja kepada mereka. Menghadapi Perbedaan Sebagai mahasiswa yang sedang melakukan KKN kita tentu mempunyai gagasan-gagasan untuk diimplementasikan dalam masyarakat. tetapi ketika gagasan kita tertolak lantas kita harus melakukan gagasan orang lain, itu rasanya kadang tidak enak. Itu juga terjadi dalam kelompok kami. Ketika kita mendiskusikan pembuatan plang untuk gang jalan. Salah satu di antara kami ada yang mengusulkan pembuatanya oleh kita saja, dengan tiang kayu dan plat besi yang kita olah sendiri, ada yang berpendapat beli saja toh harganya murah, alasannya kita masih mempunyai banyak kegiatan, jadi pembuatan plang jalan dipesan saja, mengikuti kelompok yang lain. Saya sebagai ketua kelompok cenderung setuju dengan pendapat kedua, agar pembuatan plang jalan dipesan saja. Namun sang pengusul gagasan pertama tampak bersemangat dan yakin dengan gagasannya. Ini adalah masalah yang harus diselesaikan tanpa ada perpecahan yang berpotensi mengganggu kinerja kelompok. Jadi saya putuskan untuk diadakan musyawarah, kita membandingkan keuntungan dan kerugian dari kedua gagasan tersebut, disesuaikan dengan kemampuan kerja dan uang kita. Melalui dialog yang baik akhirnya kami sepakat untuk memesan saja plang nama jalan tersebut, tanpa merusak semangat gagasan pertama. Kami tinggal di sebuah desa namanya Tegal Wangi, pelaksanaan KKN dilakukan fokus di RW 06 atau Kampung Curug Nanggung. Menurut saya keadaan masyarakat di sana tidak terlalu buruk, standar seperti desadesa yang saya tahu di Jawa Barat, hanya saja lokasinya yang berada di perbatasan dengan Banten dan agak jauh dari jalan provinsi membuat desa
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 71
itu sedikit sulit ditemukan, karena sebelum kami melakukan KKN di sana belum ada petunjuk jalan yang memberitahu arah ke Tegal Wangi. Hidup selama sebulan di Desa Tegal Wangi mengajarkan saya, pertama, ternyata desa di Jawa Barat saja masih banyak yang memiliki masalah pendidikan, air bersih, dan fasilitas umum yang masih jelek. Apalagi di luar Jawa? Kedua, masalah pendidikan yang saya temukan di desa tersebut, ternyata banyak orang tua yang tidak bisa membedakan fungsi pendidikan dan pengajaran, mereka juga tidak menganggap penting kerja sama antara pembelajaran di rumah dan di sekolah. Mungkin ini bukan termasuk kesan baik tetapi saya perlu sampaikan untuk pembelajaran di masa mendatang. Tegal Wangi mengajarkan saya kesederhanaan dan kebersamaan yang jernih. Ngaliewet adalah kegiatan yang membuat masyarakat semakin solid. Menemukan Potensi di Tegal Wangi Banyak potensi alam yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti masih banyak tanah-tanah yang kosong di halaman yang tidak ditanami, sungai yang hanya dijadikan tempat mandi, atau karang taruna yang belum berjalan dengan baik. Saya ingin menyoroti pada aspek pemanfaatan sumber daya alam di Desa Tegal Wangi. Hampir semua jenis tanaman palawija akan tumbuh di sana, masyarakat belum mampu menemukan nilai tambah pada hasil bumi mereka. Saya pernah membicarakan rencana untuk membuat produk olahan dari pisang, supaya pisang yang melimpah di desa itu bisa menjadi suntikan bagi perekonomian masyarakat atau Pak Odih yang memiliki keahlian pembibitan lele, mengajarkan keahliannya pada masyarakat lainya supaya Tegal Wangi menjadi centra untuk pemasok bibit lele. Saya baru bicara pisang dan lele, masih ada banyak lagi potensi yang masih tersembunyi dan perlu kita gali, singkong tumbuh besar di sana, air sungai melimpah, jalan menuju kota tidak terlalu buruk dan sulit, satu lagi yang menjadikan Tegal Wangi potensial adalah karena lokasinya yang berbatasan dengan Provinsi Banten sehingga jika Tegal Wangi memiliki unit-unit home industry distribusinya bisa juga disebar ke Banten. Karena pemahaman orang tua tentang pendidikan masih kurang, hal lain yang akan saya lakukan adalah membuat forum diskusi bagaimana mendidik anak dengan baik atau pentingnya pendidikan dan bagaimana seharusnya orang tua bersinergi dengan sekolah. Di Tegal Wangi 72 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
berdasarkan informasi dari warga, mayoritas pendidikan penduduk hanya sampai tingkat SMP-SMA, selepas itu anak perempuan akan menikah dan yang laki-laki mencari pekerjaan. Hari Minggu, kami tidak terlalu banyak melakukan kegiatan yang serius dengan masyarakat, saya pribadi pagi-pagi biasanya melihat kolam lele Pak Odih sambil bertanya-tanya soal lele miliknya. Pak Odih sejak beliau beternak lele beliau tidak melakukan usaha apa-apa lagi, katanya alhamdulillah cukup buat kebutuhan sehari-hari, dengan sepuluh kolam kecil lele miliknya itu Pak Odih bisa menjual 50 ribu ekor lele sekali panen, tetapi lele yang dimaksud itu bukan lele ukuran besar, Pak Odih menjual bibit lele ukuran 2 cm dengan harga Rp100,- / ekor. Siklus panen biasanya 3 bulan sekali, jika untung yang berarti bisa dapat 5 juta rupiah. Hanya Pak Odih di kampung itu yang memiliki keahlian beternak lele, karena ternyata proses pembibitan lele cukup sulit. Pertama kita harus memastikan induk yang bagus, lalu pastikan lele betina sudah mengandung telur yang masak, lantas lele disuntik dengan obat perangsang, kemudian perut lele dipijat supaya telurnya keluar, telur itu kemudian di tebar di kolam yang telah disediakan, dengan cara-cara tertentu, belum lagi kita harus memastikan PH airnya sesuai. Keahlian itu sebenarnya bisa ditularkan kepada warga yang lain sehingga usaha serupa bisa dikembangkan, mengingat hanya Pak Odih yang bisa melakukanya di desa itu. Lagi pula, air sungai sangat melimpah, Jika masyarakat menernakkan lele sepertinya akan lebih ekonomis untuk modal airnya. Para tokoh masyarakat di Desa Tegal Wangi sangat menghargai kedatangan kami dan mengerti akan pentingnnya masukan ilmu dan pola pikir mahasiswa untuk ditularkan kepada masyarakat. Seperti saya yang mengajar Bahasa Inggris sebagai salah satu program individu saya selama KKN, cukup sulit untuk mengajar mereka Bahasa Inggris apalagi membuat mereka tertarik dengan Bahasa Inggris, supaya mereka bisa belajar sendiri. Bahasa adalah salah satu kunci ilmu pengetahuan dan pergaulan. Menguasai bahasa asing selalu membuat seseorang menjadi spesial di masyarakat ditambah lagi kenyataan bahwa pasar atau dunia bisnis membutuhkan tenaga-tenaga profesional yang mampu berkomunikasi dalam bahasa asing. Interkonektivitas dunia usaha yang mengabaikan batas-batas wilayah negaralah yang membuat hal ini terjadi. Untuk kalangan pelajar, kemampuan bahasa asing (Inggris atau Arab) menjadi semacam tiket untuk mendapat beasiswa dalam maupun Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 73
luar negeri karena memang kenyataanya mereka yang mampu membaca tulisan Arab dan Inggris memiliki akses yang lebih luas kepada dunia informasi dan ilmu pengetahuan, tidak heran mereka juga layak mendapat beasiswa. Inilah pentingnya bahasa bagi kemajuan pengetahuan. Kiranya inilah yang perlu saya sampaikan kepada para pelajar di Kampung Curug Nanggung. Bukan hanya menyampaikan tetapi kita juga harus memastikan mereka mengerti apa yang kita sampaikan. Dengan semangat mereka akan terpacu dan mereka bisa belajar sendiri dengan semangat yang mereka miliki. Mengajar di sini juga memiliki beberapa kendala. Pertama, karena tidak ada ruang kelas (kami mengajar di rumah singgah) materi pelajaran tidak tersampaikan dengan baik karena anakanak saling mengganggu, mereka bercanda dan tidak konsentrasi dalam belajar dan sebagainya. Kedua, kami kurang siap dengan materi pelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk anak-anak seusia mereka, mereka pada dasarnya tidak mau belajar tetapi hanya mau bermain. Jadi kami harus mengajak meraka belajar sambil bermain agar mereka tidak jenuh. Saya hanya memiliki 5 orang murid tetap, sisanya entah ke mana. Mereka sekarang sudah bisa memperkenalkan diri mereka dengan Bahasa Inggris. Malam harinya, kami berkumpul dengan pemuda di Kampung Curug Nanggung, sama seperti anak-anak, mereka tidak bisa diajak bicara serius. Mereka memalingkan wajah dan menutup telinga mereka ketika kami mulai membicarakan ilmu. Tetapi kami tidak selesai sampai di situ, kami berusaha mengikuti alur pembicaraan, kemudian kami alihkan lagi pembicaraan pada hal-hal yang lebih substantif tetapi hasilnya tidak jauh berbeda, hanya Kang Jahri yang bisa diajak bicara soal visi dan ilmu. Sampai di akhir pembicaraan saya langsung to the point sampaikan kepada mereka tujuan dan maksud kedatangan kami ke sini sembari kami sampaikan betapa kita harus terus berpikir bukan hanya bercanda, betapa pentingnya perencanaan dan cita-cita. Mereka terlihat mulai mengerti, tidak semua, tentu hanya beberapa. Kepedulian terhadap lingkungan salah satunya menjadi topik pembicaraan. Permasalahan lingkungan menjadi sangat penting ketika kita mulai melihat fakta bahwa lingkungan akan berubah menjadi monster yang mengancam dan membunuh kita. Tidak ada cara lain selain kita menjaganya mulai sekarang. Permasalahan sampah bukan hanya masalah di kampung ini tetapi masalah semua orang di negara ini, bahkan dunia ini. 74 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Desa ini masih hijau tetapi sampah plastik tidak bisa terhindarkan, mereka ada di mana-mana. Pembuatan tong sampah yang kami gagas sebagai salah satu program KKN ini adalah bentuk tindakan nyata dalam merespon fenomena tersebut. Semoga masyarakat mengerti dan sadar maksud kami. Kami menargetkan pembuatan tong sampah akan selesai dalam satu minggu, tetapi hari ini begitu mengejutkan, masyarakat di RW 06 datang berbondong-bondong ada sekitar 15 orang datang membantu pengerjaan pembuatan tong sampah. Sehingga ada 26 orang pagi itu yang bersamasama bekerja untuk membuat tong sampah. Sekitar 70% pekerjaan kita selesai. Nilai-nilai gotong royong ternyata masih ada dalam masyarakat di sini. Bicara soal gotong royong, saya yakin ada rasionalitas tertentu yang mendorong mereka melakukan hal itu. Semangat gotong royong sesungguhnya adalah identitas kebangsaan kita. Agama dan budaya atau campuran keduanya sering menjadi motivasi utama nilai-nilai gotong royong adalah warisan. Kita harus menjaga dan merawatnya dengan baik. Tetapi sisi-sisi kritis masyarakat juga tetap harus dibangun supaya semangat gotong royong tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Ternyata masyarakat mendengar apa yang kami serukan beberapa waktu lalu terkait dengan rencana pembuatan tong sampah. Pembuatan tong sampah ini sesungguhnya adalah sebuah upaya penyadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan. Kami di sini tidak bermaksud membangun tong sampah saja tetapi membangun kesadaran. Masyarakat yang datang untuk melakukan kerja bakti membuat tong sampah ini kebanyakan kaum bapak-bapak, ibu-ibu tidak terlihat hadir dalam kegiatan tersebut. Kecuali Ibu Umi anak dari pemilik rumah yang kami singgahi. Memang sejak awal kami menyuarakan kegiatan ini khusus pada bapak-bapak. Anak-anak muda juga ikut hadir membantu proses pengerjaan pembuatan tong sampah tersebut. Kebetulan kelompok 88 juga memiliki program yang serupa dengan kami, mereka lantas membeli 20 ember dari kami untuk keperluan yang sama. Penjualan tong sampah kami gunakan untuk membeli cat dan bambu. Ada fenomena menarik yang ingin saya ulas pada bagian ini yaitu anak-anak SD yang berjualan, anak-anak yang sama belajar matematika dan Bahasa Inggris dengan saya. Sebelum dan sesudah belajar mereka lantas Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 75
mengambil barang dagangannya, es mambo dan es krim buatan rumahan (tidak seperti es krim) untuk di jual ke teman-teman dan kita mahasiswa KKN. Saya melihat semangat dan cara mereka berjualan sangat percaya diri, ini sesungguhnya adalah harta yang harus dikembangkan dan diberdayakan, mereka harus diarahkan bahwa semangat berdagang itu bagian dari wirausaha. Ketika mereka ditanya milik siapa dagangan yang dijual ini mereka menjawab “ini milik ibu guru”. Ternyata guru yang mereka maksud itu adalah guru SD mereka dan setiap mereka berhasil menjual satu wadah es ukuran sedang itu berisi total sekitar 80 buah es mambo, es krim dan sebagainya. Mereka diberi upah 3 ribu rupiah. Memang bukan upah yang besar tetapi pengalaman dan semangat berjualan itu yang besar nilainya. Mereka butuh pendampingan supaya semangat wirausaha itu kemudian menjadi lebih matang dan berdaya saing, bukan hanya selesai pada tingkat desa, lingkungan mereka tinggal. Pendampingan karenanya perlu dilakukan oleh guru-guru mereka dan para orang tua. Pembicaraan tentang kewirausaaan juga sempat diulas dalam diskusi santai kami bersama pemuda di Kampung Curug Nanggung. Mereka bercerita beberapa waktu lalu sempat ada wacana untuk membuat usaha pembuatan kripik pisang dan singkong. Penanggung jawab sudah ada, orang-orang yang siap melakukan proses pembuatanya juga sudah ada hanya saja masalahnya terkendala pada marketing dan pendistribusian produk, tidak ada yang mau meng-handle bidang ini karena dipandang pekerjaan yang melelahkan dan rendahan. Mereka butuh partner dan mentor yang peduli. Masyarakat di sini selain anak-anaknya sudah diajari berjualan ada yang unik juga yaitu ngaliwet. Ngaliwet bisa jadi tips andalan buat mengumpulkan masyarakat Desa Tegal Wangi. Untuk yang belum tahu, ngaliwet itu semacam kegiatan memasak nasi menggunakan panci namun tidak dikukus tetapi langsung direbus. Jadi nanti ketika sudah masak bagian bawah nasi jadi gosong, bagian itu disebut kerak liwet, bagian ini tidak dibuang justru menjadi bagian favorit. Cukup banyak orang yang hadir dalam acara ngaliwet yang kami selenggarakan, ada sekitar 60 orang ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak. Nasi liwet dan sambalnya nendang banget.
76 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Setelah selesai ngaliwet biasanya kami langsung ngobrol-ngobrol dan kali ini kami melakukan rapat perdana pembentukan panitia 17 Agustusan (06 Agustus 2016). Rapat dipimpin oleh saya, melalui rapat tersebut terpilihlah Kang Badri sebagai ketua pelaksana dan Yuli Sopiyullah sebagai wakil ketua. Penentuan ketua panitia dan wakil ketua sebelumnya memang sudah disetting. Sehingga penentuannya tidak sulit. Saya pikir Kang Badri cocok untuk menjadi ketua panitia karena dia asli orang Kampung Curug Nanggung, sehingga para pemuda bisa bersinergi dengannya. Yuli dipilih sebagai wakil ketua kerena dia cukup dekat dengan pemuda dan mengerti Bahasa Sunda. Diharapkan dengan komposisi yang demikian, kepanitiaan bisa berjalan dengan semestinya. Rapat juga melibatkan aparat desa RW 03 Bapak Yaya, RT 01 Bapak Apit, RT 02 Bapak Udi dan RT 03 Bapak Suminta. Mereka diamanatkan menjadi humas dan sekaligus tim untuk menagih iuran masyarakat. Jumlah iuran per keluarga disepakati sebesar 10 ribu rupiah. Mengamati komposisi masyarakat yang hadir, kebanyakan mereka adalah pemuda dan pada saat itu juga hadir wajah-wajah baru yang bekerja di luar kota atau desa sebelah. Sehingga suasana menjadi semakin seru. Masyarakat di sini masih solid dan inklusif. Kami sempat mendapat undangan untuk mengikuti Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Desa Tegal Wangi. Sebuah kesempatan berharga bagi kami. Musyawarah dihadiri kepala desa Bapak H. Jamal, seluruh RT dan RW, para tokoh, dan petugas kecamatan. Kepala desa menyampaikan dalam sambutannya bahwa pembangunan di desa ini akan berfokus pada pembangunan jalan-jalan dan gang yang ditargetkan selesai pada 2017. Masyarakat perlu paham bahwa pembangunan dilakukan secara bertahap, jadi masyarakat perlu bersabar, aparat desa telah mengusahakan yang terbaik untuk masyarakat, pengajuan sarana prasarana, bantuan dana bagi masyarakat seperti rutilahu, BPJS dan sebagainya selalu diusahakan namun aturan dan kebijakan dari pusat kemudian yang menentukan hasilnya, bukan kepala desa, demikian tegas Pak H. Jamal. Bapak Haerul selaku petugas kecamatan menjelaskan pentingnya musyawarah tersebut sehingga para RT diharapkan dapat memberi penjelasan yang tepat dan rinci terkait kondisi wilayahnya dan pembangunan prioritas di RT tersebut. Bapak Yaya selaku ketua RW 06 sebelum musyawarah dimulai telah melakukan koordinasi dengan kami, Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 77
terutama dia meminta kami untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, namun dalam forum tersebut nampaknya kami tidak diberi kesempatan bicara, sehingga kami menunggu sampai acara selesai dan kami langsung berbicara dengan Pak Haerul di hadapan aparat desa dan warga tentang masalah-masalah yang ada di desa ini. Beberapa dari pembicaraan itu di antaranya mengenai air bersih dan kebersihan lingkungan. Seperti dalam uraian sebelumnya, saya pernah sampaikan bahwa desa ini rawan kekeringan, air sungai yang tidak lagi bersih masih digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Masalah sampah juga menjadi pembicaraan yang menarik, karena ada wacana untuk membuat bank sampah. Di desa ini masalahnya tidak terdapat tempat pembuangan sampah akhir Nah, setiap Jumat malam Sabtu diadakan pengajian di majelis, Kyai Bahrowi sebagai pemateri menyampaikan tausiahnya kepada kita semua dengan menarik, pembahasan fiqih dan akhlak menjadi fokus dalam tausiah tersebut. Namun kiranya perlu juga saya komentari sebagai pendengar yang ikut dalam forum ilmu tersebut, yaitu penjelasan yang dilakukan menurut saya terlalu banyak, menjadi tidak fokus. Akibatnya hadirin menjadi bingung dan mudah lupa apa yang sebenarnya ingin dibahas. Beliau menerima kritik tersebut dan menjelaskan bahwa memang ketika kita berbicara kita terkadang teringat suatu tema lain yang menarik, lantas kita menjadi asyik membahasnya. Saya juga menyampaikan dalam pengajian itu tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan betapa dalam Islam orang berilmu mendapat posisi yang mulia. Sebenarnya tema tersebut adalah penjelasan lanjutan dari apa yang telah dijelaskan oleh Kyai Bahrowi. Tentang hadis yang mengatakan duduk sejam di majelis ilmu itu pahalanya sama dengan membebaskan 1000 budak. Sebelumnya Kyai Bahrowi tidak menjelaskan rasionalisasinya, mengapa hadis itu berbunyi demikian, saya mencoba untuk menambahkan penjelaskan tentang itu. Pengajian malam ini tidak dihadiri oleh Kyai Bahrowi, kami mengisi kekosongan itu dengan memberi tausiah sebagaimana biasa Kyai Bahrowi melakukannya. Sonhaji memberi tausiah mengenai 6 kewajiban muslim terhadap muslim yang lain, sedangkan saya memberikan sambutan karena pengajian kali ini adalah yang terakhir bagi kami selama KKN di desa ini. Masyarakat menyampaikan mereka sangat senang dengan keberadaan kami di desa ini, bahkan mereka menginginkan kami untuk 78 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
tinggal lebih lama di desa ini. Mereka berterima kasih atas apa yang kami lakukan selama ini, hal ini tentu sangat menggembirakan, apa lagi Pak H Pardi menyampaikan “kami merasa dekat dengan kalian, kalo ada dosen yang bertanya soal nilai kalian, saya akan bilang 100”. Tentu dengan semua sanjungan itu kami tidak lantas lupa bahwa kami juga selama ini mempunyai banyak salah dan kekurangan. Kegiatan pengajian di Desa Tegal Wangi memang masih sangat ramai, di satu kampung rata-rata ada 3 kali pengajian dan ada satu pengajian gabungan setiap bulan. Di Kampung Curug Nanggung tempat kami tinggal ada 3 kali pengajian setiap minggu, tetapi sayang pengajian tersebut didominasi oleh kaum tua, jarang para pemuda yang terlibat dalam majelis tersebut, seperti pada minggu pertama kami mengikuti pengajian jamaahnya sedikit, tetapi di minggu kedua, tiga dan empat kami di sana jamaah pengajian bertambah signifikan. Ini menunjukan seruan kami didengar masyarakat bahkan pada minggu kedua dan selanjutnya para pemuda juga ikut dalam pengajian tersebut. Masyarakat meminta kami untuk kembali hadir pada acara-acara besar yang diselenggarakan di desa ini, seperti pengajian gabungan, diharapkan kami bisa mengisi kegiatan tersebut. Sebagai refleksi terakhir seputar penyelenggaraan pengajian, pertama, penyampaian tausiah memang harus disesuaikan dengan konteks masyarakat, isu-isu yang menarik bagi masyarakat adalah yang bersentuhan langsung dengan mereka, kedua, penggunaan dalil dan bahasa Arab, merubah nuansa forum menjadi lebih antusias dan fokus, kelihatannya (saya menduga) mereka menjadi lebih yakin dengan apa yang disampaikan. Metode tausiah yang menggunakan terlalu banyak nalar dan logika kurang begitu diminati. Ketiga, penggunaan contoh-contoh kasus membuat perhatian mereka tertarik dan menambah pemahaman mereka. Pak Jamaludin Kepala Desa Tegal Wangi menelpon saya, beliau meminta saya datang ke Balai Desa. Sesampainya di sana beliau langsung menunjukkan surat tugas yang ditujukan kepada Kepala Desa Tegal Wangi untuk mengikuti pelatihan di Kota Bogor siang itu juga. Sehingga agenda untuk menghadiri acara penutupan KKN harus diwakilkan oleh Pak Sekretaris Desa, beliau meminta maaf atas hal itu. Kepala desa juga menambahkan bahwa masih banyak potensi yang belum digali di desa ini. Kalau kita membandingkan tanah desa ini dengan tanah yang ada di Arab, betapa kita ini kurang bersyukur, orang Arab itu Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 79
harus impor tanah dulu buat menanam pohon. Di desa ini tanah masih banyak yang belum dimanfaatkan, demikian pak kepala desa membandingkan berdasarkan pengalamannya ketika naik haji. Oleh karena itu, perlu pikiran dan tangan tangan kreatif untuk memanfaatkan potensi yang ada di sini, tambah beliau. Pembicaraan jadi semakin asyik, kemudian Pak Kades juga menyampaikan cita-citanya untuk membuat lembaga pendidikan dengan sistem boarding school di Tegal Wangi, karena memang di desa itu belum ada SMP dan SMA. Usaha itu sudah dirintis dari sekarang, mulai dari menyiapkan tanah dan pendirian yayasan. Memang idealnya di Desa Tegal Wangi sudah ada SMP dan SMA. Kesan-Kesan Terakhir Tibalah kami pada acara penutupan, malam itu acaranya pecah, ada bagian seru dan lucu tetapi juga ada haru bahwa kami akan segera pulang ke kampus. Masyarakat Kampung Curug Nanggung memiliki kepekaan sosial yang cukup kuat, mereka ramah dan sopan terhadap kita. Saya rasa pengajian yang dilakukan setiap minggu oleh masyarakat memiliki peran penting dalam pembentukan akhlak masyarakat. Hal ini ditunjukan oleh bagaimana mereka memperlakukan kami. Semua program KKN kami telah selesai pada tanggal 24 Agustus 2016, walaupun masih banyak sesungguhnya masalah-masalah di desa ini yang belum terselesaikan, tetapi setidaknya kami bisa sedikit berkontribusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Sebelum pulang kami berpamitan kepada masyarakat, suasana menjadi haru, kami seolah telah menjadi bagian dari mereka, apalagi ketika beberapa dari mereka menangis, saya jadi semakin sedih. Saya juga sampaikan, saya berencana untuk berkunjung kembali ke Desa Tegal Wangi di waktu mendatang.
80 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
3 CERITA DARI DESA TEGAL WANGI Nur Israfiani Pengantar auh sebelum mengenal lokasi KKN, yang ada dalam benak saya adalah apakah saya mendapatkan tempat yang jauh dari sarana dan prasarana kota seperti di lokasi saya tinggal. Banyak persepsi negatif yang muncul mengenai lokasi walaupun saya tau, saya dan kelompok saya tidak sendiri di Desa Tegal Wangi. Ada sekitar 2 sampai 3 kelompok dari kampus yang sudah diatur oleh PPM, dan mungkin juga bukan hanya saya dan teman-teman kelompok saya yang merasakan kekhawatiran mengenai desa yang akan kami tempati. Kendala terbesar yang saya bayangkan adalah mengenai kondisi air dan cuaca. Apakah jalanan menuju desa itu sudah bagus atau hanya sebatas tanah saja? Apakah Tegal Wangi itu daerah yang pelosok? Namun bukan hanya itu saja, yang ada di dalam benak saya adalah apakah warga di sana memiliki adat tradisi yang di luar nalar saya? Apakah warga di sana dapat menerima saya dan teman-teman yang lain dengan tangan terbuka? Bagaimana penilaian warga desa jika saya dan teman-teman yang lain bertingkah kurang sopan menurut mereka? Bagaimana jika ponsel kami tidak dapat jaringan signal dari provider? Banyak pemikiran-pemikiran aneh yang muncul ketika belum tahu dan mendatangi lokasi KKN.
J
Mengenal Teman Hidup Selama Satu Bulan Nanti Cukup terkejut ketika PPM resmi mengeluarkan peraturan bahwa kelompok KKN 2016 dibentuk oleh pihak PPM. Jadi mahasiswa tidak ada hak untuk memilih teman. Padahal saya sendiri sebelumnya sudah memiliki dan membentuk kelompok KKN tetapi apa boleh buat jika peraturan sudah berbicara demikian. Pada kisaran antara bulan April dan Mei keluarlah nama-nama dan pembagian kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 11 orang. Nama saya ada di urutan kelompok 089 di antara nama-nama yang sangat asing untuk saya. Saya berpikir bagaimana caranya saya bisa hidup dengan mereka yang saya tidak kenali sebelumnya dari yang berbeda fakultas Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 81
hingga organisasi. Bagaimana juga latar belakang mereka di kampus, bagaimana jika mereka bukan teman-teman yang baik dan bagaimana jika saya dan mereka tidak saling cocok mengenai karakter satu dengan yang lainnya. Oh my God. Bagaimana jika di kelompok 089 ini ada masalah yang tidak bisa diselesaikan? Semua muncul begitu saja ketika melihat nama teman-teman yang berada di urutan nomor 089. Lanjut ketika pengarahan KKN kepada seluruh mahasiswa di Auditorium Harun Nasution, saya duduk sebaris dengan orang-orang yang tidak saya kenali. Setelah pengarahan yang diberikan oleh PPM itu selesai, diberikan kesempatan untuk kami untuk saling berkumpul dan saling mengenal. Dalam perkumpulan itu dibuatlah struktural kelompok dengan saya menduduki jabatan sebagai bendahara satu. Di saat itu juga kelompok saya membuat grup whatsapp agar bisa berkomunikasi dengan intens dan lebih mengenal lagi satu sama lainnya. Waktu semakin dekat dengan pelaksanaan KKN, beberapa kali kami rapat koordinasi dengan teman-teman 89. Semakin saya mengenal dan menghafal nama teman-teman. Kami juga membuat nama sebutan untuk kelompok 89 yaitu Menyapa yang artinya Mengadi, Nyata, Pasti. Sebelum pelaksanaan KKN, saya merasa kurang cocok dengan temanteman yang lainnya karena karakter saya yang tidak bisa diam alias banyak berbicara dan bersosialisasi, sedangkan teman-teman perempuan yang saya lihat cukup pasif dan saya berpikir bahwa komunikasi tidak akan berjalan dengan baik jika seperti ini. Namun semua perspektif buruk itu hancur lebur, ketika saya merasa nyaman, cocok dengan mereka seiring berjalannya waktu. Banyak candaan dan kenangan yang sangat indah di setiap detiknya. Saya merasa haru ketika saya berpikir apakah saya bisa hidup selama satu bulan dengan orang asing yang saya tidak kenal sebelumnya sampai saya merasa saya tidak ingin jauh dan tidak ingin pisah dengan mereka. Kegiatan demi kegiatan berlalu, banyak konflik, perbedaan pendapat, juga masalah-masalah yang kami hadapi selama masa KKN di Desa Tegal Wangi, namun alhamdulillah semua bisa teratasi dengan baik dan bijaksana. Masukan demi masukan semua disatukan dengan baik. Tidak ada salah satu orang yang mendominasi dalam kelompok kami, yang ada hanyalah saling melengkapi satu sama lainnya, menutupi kekurangan, dan memperbaiki apa yang salah. 82 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Saya merasa sangat beruntung bisa mengenal mereka dari latar belakang yang berbeda. Kami bisa saling berbagi cerita tentang perjalanan hidup masing-masing dan menceritakan pengalaman yang sangat luar biasa yang pernah terjadi di kehidupan kami jauh sebelum kami saling mengenal. Ternyata teman-teman saya di kelompok ini semuanya luar biasa dengan masing-masing bakat yang kami miliki. Berbeda-beda karakterpun demikian, juga saling melengkapi. Ada Sintia dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang pandai menjadi MC (pembawa acara), juga cara berkomunikasi dengan ibu-ibu pengajian di Desa Tegal Wangi sangat baik menurut saya. Ada Alizza dari Fakultas Adab dan Humaniora yang dasar Bahasa Inggrisnya sudah sangat baik, bisa bershalawat, dan dekat dengan anak didik di sekitar RW 06 Desa Tegal Wangi. Ada Riska dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang pandai menghitung juga bersolek dengan sikapnya yang kalem tidak menggebugebu. Ada Fiqi dari Fakultas Sains dan Teknologi di mana Fiqi sangat mahir dengan penggunaan teknologi seperti laptop dan masalah desain. Lalu ada Sonhaji dari Fakultas Ushuluddin yang mahir dalam berdakwah dan dalam urusan hadist. Ia juga pintar bermain bola bahkan ia juga diajak untuk memperkuat tim bola dari RW 06 yang akan bertanding dalam menyambut 17 Agustus dan alhamdulillah dapat melaju sampai final dan keluar sebagai pemenang. Ada Yuli yang berada satu fakultas dengan saya yaitu Fakultas Syariah dan Hukum. Ia juga mampu berdakwah dan komunikasinya juga bagus dengan warga Desa Tegal Wangi, salah satu orang yang memiliki fisik yang kuat dan tidak mudah lelah dan ikut dalam memperkuat tim sepak bola RW 06 bersama Sonhaji. Ada Aly dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan segudang pengalamannya yang sudah beberapa kali keluar negeri. Hobinya membaca buku, juga yang paling banyak berpikir di antara kami bersepuluh, dengan sosoknya yang leadershsip. Ada Rizqy yang biasa dipanggil dengan nama Bea dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang sukanya bermain musik juga dekat dengan anak-anak didik di sekitar RW 06. Bea juga pandai berkomunikasi dengan warga, pemuda dan tokoh-tokoh masyarakat sekitar. Lalu yang terakhir ada Sugiarto berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora. Kami biasa menyebutnya dengan panggilan Toto, ia pandai bernyanyi, suka melawak dan tentunya ber-shalawat. Anak-anak di sekitar RW 06 juga suka dengan Toto karena wajahnya yang unik dan suka melawak. Toto juga dekat dengan tokoh masyarakat sekitar. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 83
Saya bersyukur bagaimanapun mereka dan apapun saya, saya bisa dekat dan bisa bersama mereka saja saya bahagia. Tidak pernah merasa bahwa saya baru kenal selama satu bulan melainkan saya mengenal mereka sudah lama, mereka adalah salah satu tempat pembelajaran untuk saya selama di tempat KKN. Semua Tentang Tegal Wangi Setelah saya menjalani hidup di sana dan mulai terbiasa dengan kondisi lingkungan juga masyarakatnya, saya menyadari bahwa apa yang ada di pikiran saya tidak sama dengan kenyataannya, jika pemikiran saya mengira bahwa desa ini akan jadi kurang menyenangkan untuk saya maka kenyataan semua berbalik. Saya merasa senang bisa tinggal di RW 06 Desa Tegal Wangi dengan masyarakat yang sangat baik dengan saya juga kelompok saya. Mereka juga menerima kami dan memperlakukan kami sebagai saudara sendiri. Saya juga dekat dengan warga sekitaran RW 06. Selain warga, saya juga senang dengan anak-anak yang ada di RW 06, selain bermain bersama anak-anak saya juga mengajari mereka pelajaran sekolah. Saya lebih difokuskan untuk mengajar kelas 1 SD, masing-masing teman sudah ada pembagianpembagian kerjanya. Agak sedikit terkejut juga sekaligus prihatin karena siswa dan siswi kelas 1 dan 2 juga masih belum bisa membaca. Jangankan untuk membaca, untuk mengenal huruf saja mereka masih kesulitan. Jika dibandingkan dengan siswa dan siswi di kota, siswa kelas 1 dan 2 SD sudah dapat membaca dengan baik bahkan pelajarannya sudah masuk ke materi-materi pertanyaan soal-soal umum. Memang agak tertinggal pendidikan di sini karena dari fasilitasnya yang kurang memadai juga anak-anaknya yang masih belum fokus untuk belajar juga masih ingin banyak bermain. Tetapi saya berusaha untuk membantu mereka agar bisa membaca dan mengenal huruf sedikit demi sedikit walaupun semuanya tidak akan mudah. Saya percaya saya mampu dan anak-anak di sini setidaknya bisa mengenal huruf. Alhamdulillah, hampir sebulan berjalan bimbingan belajar anak-anak kelas 1 sedikit demi sedikit bisa mengenal huruf. Masyarakat di sini 100% beragama Islam. Pengajian di sini terus berjalan rutin baik pengajian ibu-ibu maupun bapak-bapak. Kebiasaan masyarakat desa dengan kota memang sangat berbeda, masyarakat di desa 84 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
terutama di Tegal Wangi lebih suka bergotong royong, bersosialisasi dengan baik antara warga satu dengan yang lainnya, saling melengkapi juga saling menolong. Kondisi lingkungan di Desa Tegal Wangi cuacanya tidak menentu, siangnya bisa sangat panas namun malamnya hujan. Di sini dekat dengan kali, aktifitas warga dari mulai mencuci baju, piring, hingga mandi dilakukan di kali yang cukup bersih tidak seperti di kota. Air bersih di sini kering pada minggu pertama kami tinggal di sana, jadi mau tidak mau kami menimba air dari sumur. Kadang juga kami memakai air kali yang sudah disambungkan ke posko tepat KKN kami tinggal. Pemuda, tokoh masyarakat, warga, dan anak-anak di desa semuanya sangat baik banyak membantu setiap program yang kami jalankan di sana. Tidak ada kendala yang berarti mengenai masyarakat dan lingkungan di Desa Tegal Wangi selama kami mengabdi di sana. Banyak kesan yang saya dapatkan selama di sana, setiap detik terlewatkan dengan kebahagiaan, banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari sana, dari warganya yang ramah, saling membantu, bergotong royong, warga yang bisa dikatakan religius dan lain-lainnya. Anak-anak di sana juga mengajarkan saya tentang apa itu kesabaran, bagaimana cara menghadapi anak-anak, mengukur seberapa jauh saya bisa menghadapi mereka itulah yang terpenting. Di sana jiwa sosial saya juga diuji, bagaimana cara berkomunikasi yang pas dan cocok untuk warga Desa Tegal Wangi yang memang pada dasarnya berbicara dengan Bahasa Sunda, yang tidak saya mengerti sama sekali. Dari situ saya belajar untuk saling menghormati, saling memahami juga belajar sedikit demi sedikit kosa kata Bahasa Sunda. Cara penyampaian pembicaraan pun juga tentu berbeda tidak seperti masyarakat kota yang sedikit langsung mengerti, di sana perlahan dan juga harus detail dalam menjelaskan agar pembicaraan saya bisa dimengerti oleh masyarakat. Kesan baik yang bisa saya sampaikan kepada masyarakat, saya bisa sedikit-sedikit mengubah mindset mereka bahwa masyarakat kota juga bisa bersosialisasi dan hidup di desa, bisa bergabung menjadi satu dan saling membantu. Merangkul adik-adik di sana juga pemuda agar berpendidikan setinggi mungkin, jangan takut untuk bermimpi. Masyarakat desa pun bisa merantau keluar daerah untuk belajar dan kembali untuk membangun desa Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 85
mereka agar lebih baik dan maju lagi. Memberi pesan untuk anak-anak supaya rajin belajar agar bisa meraih mimpi mereka. Tidak bisa dituangkan semua ke dalam tulisan ini, karena saya dan mereka sama-sama membuat kesan yang sangat baik dan membekas di hati. Rasanya tidak sanggup untuk meninggalkan Desa Tegal Wangi yang begitu banyak kenangan juga pembelajaran hidup yang saya dapatkan. Berpisah dengan mereka sama saja seperti kehilangan saudara, namun setiap ada pertemuan di sana ada perpisahan yang menanti. Terima kasih warga Desa Tegal Wangi yang tak mampu saya sebutkan satu persatu semua dalam tulisan ini. Mereka bisa menerima saya dan teman-teman di desa mereka dengan adat dan kebiasaan yang berbeda saja kami sangat bahagia. Entah apa jadinya jika saya tidak ditempatkan di Desa Tegal Wangi, akankah sama ceritanya seperti ini. Bagaimanapun warga Desa Tegal Wangi terutama warga RW 06 sudah memiliki tempat di hati saya. Mereka pun berpesan agar tidak melupakan mereka dan tetap menjaga silaturahmi. Jika Saya Menjadi Warga Desa Tegal Wangi Warga Desa Tegal Wangi terdiri dari macam-macam profesi, ada yang menjadi petani, dokter, guru sekolah, guru ngaji, pedagang dan lainnya dan dari latarbelakang yang masing-masing berbeda juga antara warga. Saya yakin semua warga Desa Tegal Wangi bisa membangun desa mereka dengan saling bergotong royong juga saling melengkapi. Karena melihat sumber daya alam yang cukup melimpah di sana dengan kebun yang berhektar-hektar luasnya. Namun sayang, saya melihat daerah ini menjadi daerah perbatasan yang sedikit terisolasi karena jauh dari pusat pemerintahan dan keramaian, kantor desanya saja ala kadarnya saja. Namun semua itu tidak membuat warga Desa Tegal Wangi menjadi tersudutkan, justru mereka kompak untuk melakukan sesuatu yang bisa mengharumkan nama desa mereka. Jika saya menjadi bagian dari mereka saya akan membangun dan membuat Desa Tegal Wangi agar menjadi lebih maju dan lebih baik dengan kemampuan yang saya miliki. Salah satunya bagian advokasi yang sesuai dengan jurusan saya, lebih khususnya kepada bagian hukum keluarga mengenai pernikahan, perceraian, rujuk, hak asuh anak, warisan, sengketa tanah, hukum perdata, dan lainnya. Apa yang sudah saya timba semasa 86 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
kuliah akan saya amalkan dan praktikan ke dalam masyarakat luas. Tidak lupa pada potensi masyarakat dan lingkungan sekitar Desa Tegal Wangi, banyak potensi dari mereka yang turut membangun Tegal Wangi. Seperti bagian perkebunan di sana ditanami dengan kebun karet namun sangat disayangkan warga sekarang tidak bisa memaksimalkan itu semua karena keterbatasan teknologi juga harga karet yang terus menurun membuat mereka urungkan niat untuk mengolah karet. Solusi dari pendapatan mereka dari perkebunan yang terus menurun adalah, bagaimana mengolah karet untuk menjadi sebuah barang jadi yang bisa digunakan yaitu dengan ekonomi kreatif salah satunya, supaya bisa membuat warga lebih bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk membangun ekonomi yang lebih baik lagi untuk masyarakat Desa Tegal Wangi. Memberdayakan mereka dalam bidang pendidikan, seperti mengajarkan anak-anak agar tidak tertinggal dengan siswa siswi di kota, jika masyarakat kota berpikir kritis mengapa warga desa tidak bisa? Semua bisa diubah asal ada kemauan yang kuat untuk merubah pemikiranpemikiran anak-anak. Namun semua pasti butuh usaha yang keras juga berdo’a kepada sang maha kuasa yang bisa membantu. Tidak hanya persoalan pelajaran umum, mengenai pelajaran agama pun tidak kalah pentingnya untuk mereka untuk menjadi pondasi kehidupan mereka kelak. Menjaga mereka dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik pun juga memang harus dan sangat dibutuhkan di luar sekolah. Semuanya butuh praktik yang nyata. Yang saya tangkap selama ini anak-anak di Desa Tegal Wangi dalam ucapan itu kasar dan suka berbicara yang tidak sepatutnya diucapkan oleh usia anak-anak. Memberdayakan mereka dalam internal keluarga, seperti cara menjadi orangtua yang baik, mendidik anak yang baik dan benar, hak asuh, perceraian, pernikahan, warisan, pertanahan, sertifikasi rumah dan lain-lainnya. Menjaga mereka dari kebersihan dan kesehatan salah satunya dengan membuang air besar di WC, bukan di kali. Membuang sampah pada tempatnya bukan dibiarkan begitu saja sampai menimbun. Mengecek kesehatan rutin setiap minggu atau bulannya. Juga memberikan mereka fasilitas yang memadai agar mereka bisa menjaga kesehatan dan kebersihan Desa Tegal Wangi.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 87
Membangun sarana dan prasarana yaitu salah satunya membuat tempat pembuangan akhir untuk sampah, juga membuat sumur bor untuk mendapatkan air bersih selama musim kemarau tiba karena di Desa Tegal Wangi rutin jika musim panas akan kekeringan air dan semua pusat air berada di kali. Mensosialisasikan urgensi tentang pencatatan pernikahan, karena kebanyakan di Desa Tegal Wangi belum memiliki buku nikah, pernikahan mereka memang sah secara agama namun belum tentu menurut negara karena tidak ada catatan pernikahan mereka, jika ini terjadi akan berdampak untuk anak dari pernikahan tersebut dan bagaimana nanti mengenai hak kewarisan tersebut. Isbat nikah wajib dilakukan agar dapat mempermudah urusan mereka untuk ke depannya. Namun kenyataan yang sudah saya lakukan selama satu bulan belumlah banyak, saya hanya membuat sarana tempat sampah yang setidaknya bisa mengedukasi mereka supaya tidak membuang sampah sembarangan dan harus pada tempatnya. Mengadakan seminar dan talkshow pranikah dan pernikahan usia dini juga mengedukasi warga mengenai pernikahan yang dilakukan pada usia dini akan berdampak seperti apa untuk ke depannya. Apapun yang sudah saya lakukan untuk desa ini semoga bermanfaat untuk warga semua, dapat mengambil semua kesan yang baik dan membuang kesan yang buruk tentang saya dan teman-teman kelompok saya. Namun saya berharap jika diberi kesempatan saya akan melakukan banyak hal yang lebih lagi untuk Desa Tegal Wangi, yang selalu wangi namanya di hati saya.
88 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
4 MENYAPA TEGAL WANGI Octowihardi Muslim Pengantar KN, ya begitulah nama kegiatan yang menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa S1 di hampir setiap perguruan tinggi di Indonesia. KKN atau Kuliah Kerja Nyata tersebut adalah suatu program pengabdian yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa terhadap suatu desa entah untuk menggali potensi yang ada di sana atau memberdayakan masyarakat tersebut dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Memang terkesan keren, tetapi yakin lah bahwa pelaksanaannya jauh lebih keren. Ini adalah kisah pribadi saya baik sebelum, sedang, dan maupun sesudah KKN. Saya sendiri yang masih duduk di semester 6 pada saat itu harus segera bersiap-siap untuk melaksanakan KKN selama liburan semester 6 (menyambut semester 7). Pada masa penantian tersebut saya secara jujur harus mengatakan bahwa saya takut dengan kegiatan KKN itu. Saya tidak tahu harus mendeksripsikan rasa takut saya dengan cara yang bagaimana mengingat sebenarnya tidak ada yang perlu ditakutkan dalam kegiatan tersebut. Tetapi hati saya terus tidak tenang. Saya merasa tidak ingin mengikuti kegiatan tersebut, mungkin karena saya harus tinggal di desa yang sama sekali saya tidak tahu, hidup mandiri di sana, kemudian bersama temanteman dari berbagai jurusan yang saya sama sekali tidak kenal dan berbeda pola pikir. Bayangkan, saya harus melakukan semua hal itu selama satu bulan atau lebih tepatnya 32 hari sesuai jadwal yang diberikan PPM. Tetapi mau bagaimana lagi, KKN harus tetap saya laksanakan demi kelulusan. Hari itu adalah hari Senin, tanggal 25 Juli 2016 pukul 08.00. Hari memang berlalu begitu cepat, tiba-tiba sudah sampai acara pelepasan KKN di kampus saja. Saya dan teman-teman pun mempersiapkan diri untuk segera berangkat menuju Desa Tegal Wangi, ya begitulah nama desa tempat kami akan melaksanakan KKN. Anak laki-laki pergi mengendarai motor sedangkan perempuan menggunakan mobil salah satu teman KKN. Selama perjalanan saya terus meyakinkan diri saya bahwa kegiatan KKN
K
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 89
akan berlangsung cepat dan baik-baik saja, harus beradaptasi dan hidup mandiri di sini. Ya, semoga demikian. Kampung Curug Nanggung Singkat cerita, kami pun sampai di rumah salah satu warga yang sudah kami sewa semasa waktu survei KKN, itu adalah rumah Ibu Jumsinah, seorang wanita yang sudah cukup tua namun terlihat sangat kuat fisiknya. Kebetulan saat itu beliau sedang berada di Jakarta menemani salah satu anaknya yang sedang sakit. Di rumah hanya ada Ibu Umi, beliau adalah salah satu anak dari Ibu Jumsinah, kemudian ada Siti, anak perempuan Ibu Umi yang masih kelas 6 SD. Kedatangan kami pun disambut dengan hangat oleh Ibu Umi tak terkecuali anak-anak kecil yang sudah berkerumun di halaman depan untuk melihat kami. Ya, kebetulan saya suka sekali dengan anak kecil, jadi hal ini semoga bisa membuat saya nyaman selama KKN di sini. Kampung Curug Nanggung ternyata tidak seperti yang ada di pikiran saya sebelumnya, saya berpikir di sini saya tidak akan mendapatkan listrik dan air bersih. Karena memang tidak bisa dibayangkan jika harus hidup tanpa listrik dan air bersih. Alhamdulillah, semua kebutuhan tersebut dapat terpenuhi di sini meski memang sinyal di sini tidak sebagus di Jakarta dan air bersih masih bisa terpenuhi dari galian sumur warga. Kondisi di kampung ini cukup sejuk, masih banyak pepohonan dan sawah di manamana bahkan ada pohon kelapa lengkap dengan buahnya yang sangat segar. Berbicara mengenai warga di sini, sepertinya tidak perlu panjang lebar. Warga di sini pada intinya sangatlah ramah dan santun. Satu yang paling saya suka, warga di sini sangatlah terbuka. Mereka sangat terbuka dengan kami, sebut saja membentuk sebuah relasi dan menjalin komunikasi yang baik dengan peserta KKN di sini. Saya sendiri memiliki relasi yang baik dengan anak-anak di sini terutama anak kecil. Kegiatan demi kegiatan sesuai program kerja KKN MENYAPA saya lakukan bersama teman-teman. Terlihat juga warga yang ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kami. Warga di sini pun sangatlah ramah dan terbuka sehingga membuat komunikasi kami mudah satu sama lain. Memang sih, bahasa di sini adalah Bahasa Sunda, saya pun tidak bisa berbahasa Sunda, namun demikian saya tidak berserah diri, setiap hari saya selalu menambah kosa kata baru agar terlihat lebih membaur dengan
90 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
masyarakat di sini. Memang terkadang ada saja anak-anak yang mengejek karena Bahasa Sunda saya banyak salahnya. Masyarakat yang Inspiratif Berbicara mengenai anak-anak, anak-anak di sini sangat lucu, mulai dari Siti (anak dari pemilik rumah singgah kami), Lisna, Ria, Ami, Maya, Fadhli, Fajri, Agin, Raul, Dahlia, Sapita, Reza, Anisa, Jihan, Farhan, Bedi. Ada 2 di antara mereka yang saya sangat suka, terutama karena senyumnya, mereka adalah Farhan (kelas 2 SD) dan Jihan (PAUD). Entah kenapa, tetapi saya merasa sangat dekat dengan kedua anak tersebut, mereka lucu, manis, dan sangat imajinatif. Mungkin karena saya memiliki keponakan di rumah, sehingga saya memiliki semacam ikatan dengan anak-anak di sini terutama Farhan dan Jihan. Sering kali Jihan dan Farhan menyapa saya jika mereka melihat saya. Seperti biasa, senyum mereka sangat manis, lucu, dan sangat bahagia. Jihan terlihat lebih aktif dan ceria sedangkan Farhan terlihat lebih imajinatif dan manis. Anak-anak di sini sepertinya sangat rajin dan pekerja keras. Contohnya adalah Lisna, Ria, Siti, dan Sepita. Mereka adalah anak-anak yang berjualan jajanan ringan untuk menambah uang jajan mereka. Siti dan Ria terkadang berjualan puding dan es, mereka pernah mengatakan bahwa jajanan tersebut adalah milik gurunya. Mereka nanti akan mendapatkan imbalan bila berhasil menjualnya. Tidak merasa lelah, hanya senyum terpapar di wajah mereka sambil menawarkan saya untuk membeli jajanannya. Saya pun tipe orang yang senang membeli jajanan apalagi jika yang berjualan adalah anak-anak. Tidak demikian dengan Lisna, setahu saya Lisna berjualan di dalam rumahnya. Dia membuat ciker, sebuah makanan yang berbahan dasar aci dan telur serta taburan bumbu-bumbu penyedap. Saya pun hampir setiap hari makan ciker karena memang suka dengan cita rasanya. Beda lagi dengan Sepita, dia adalah seorang anak kelas 4 SD yang berjualan gorengan dan dengkul di kala senggang. Anak-anak tersebut mengingatkan saya akan suatu hal yang luar biasa, apakah saya sudah bisa mencari uang sendiri layaknya mereka? Rasanya seperti ditampar. Bercermin kepada mereka pun sepertinya saya malu. Tetapi itu membuat saya mengerti bahwa saya juga harus mencoba seperti mereka. Mungkin tidak dengan berjualan yang mereka jual, bisa saja nanti saya mencoba bisnis pada bidang yang sama namun dengan produk yang berbeda. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 91
Pada paragraf ini saya akan bercerita sedikit tentang sosok Ibu Jumsinah, Ibu Umi, dan Pak H. Pardi. Saya tidak mungkin menceritakan semua tokoh yang ada di Desa Tegal Wangi, tetapi setidaknya saya akan menceritakan tokoh yang terasa paling dekat dengan saya. Selama kurang lebih 2 minggu mengabdi di sini, di rumah kami ditemani oleh Ibu Umi, saya sendiri memanggil beliau dengan sebutan emak, mungkin hanya saya di antara semua teman KKN yang memanggilnya begitu. Emak adalah sosok wanita tangguh di mata saya. Bagaimana tidak, beliau adalah seorang single parents dengan beberapa anak di antaranya yang saya tahu adalah Siti, Usman, dan Umar. Setiap pagi di saat saya dan teman-teman masih tertidur pulas, emak selalu sudah selesai membuatkan kami gorengan yang masih hangat dan disajikan di atas meja. Emak bahkan selalu menyiapkan kami teh manis hangat. Seolah-olah kami adalah anaknya sendiri, emak selalu menyiapkan yang terbaik bagi kami di pagi harinya sebelum beliau pergi keluar untuk bekerja. Setiap pagi emak selalu menghilang dan pulang kembali ke rumah ketika sore. Pernah saya mengobrol dengan emak di dapur untuk sekedar menanyakan hal tersebut. Emak mengatakan pada pagi hari beliau selalu pergi ke kebun untuk mencari kayu bakar untuk digunakan memasak, meskipun ada kompor gas namun mungkin ada beberapa masakan yang terasa lebih sedap bila di masak dengan kayu bakar. Selain itu, emak juga giat membuang sampah kami yang sudah menumpuk ke tempat pembuangan sampah. Pernah saya menawarkan diri untuk membuang sampah tersebut sendiri tetapi emak lebih menawarkan dirinya agar beliau yang melakukannya. Sesudahnya emak pergi bekerja untuk membiayai sekolah ketiga anaknya. Ya, 3 anak merupakan hal yang tidak mudah untuk dirawat apalagi status emak adalah seorang single parent tetapi emak tetap bisa senyum dalam menjalani kehidupan. Sosok emak adalah suatu hal yang harus dicontoh bagi semua wanita yang nantinya akan menjadi seorang ibu. Tidak menyerah kepada keadaan tidak akan menghalangi seseorang untuk menemukan kebahagiaan. Sama halnya dengan emak, nenek -begitu saya memanggil ibu Jumsinah- adalah sosok yang tidak kalah tangguhnya. Beliau adalah orang yang mengingatkan saya terhadap ibu saya sendiri. Komunikasi saya dengan dengan nenek juga berjalan sangat baik. Hampir setiap hari saya selalu mengobrol dengan nenek. Nenek sangat senang ketika saya mengajar anak-anak. terutama ketika saya sedang menjalankan program kerja 92 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
individu saya yaitu mengajar anak- anak (Siti, Lisna, Ria, Homsa, Dita) mengetik dengan 10 jari dan mengajarkan bagaimana mengoperasikan sebuah laptop untuk keperluan sederhana seperti mengetik, menggambar, menghidupkan dan mematikan laptop. Nenek bahkan selalu menemani saya dan anak-anak belajar mengetik sampai selesai. Ada banyak sekali hal yang bisa saya ceritakan tentang nenek dalam paper ini, bahkan karena terlalu banyaknya, saya jadi bingung sendiri. Lain lagi dengan Pak H. Pardi, beliau adalah salah satu orang yang dipandang di sini. Bagaimana tidak, beliau adalah seseorang yang kharismatik setidaknya itu adalah penilaian saya. Beliau sangat hangat, santun, baik, ramah, hampir semua ada pada beliau. Beliau sangat terbuka dengan kami. Bahkan tidak jarang beliau selalu menyempatkan diri untuk mampir ke rumah untuk sekedar mengobrol berbagi pengalaman, atau main PES bersama kami. Pembawaan beliau yang kalem membuat kami pun cepat untuk beradaptasi dengan beliau. Intinya sih, beliau adalah sosok yang sangat keren, sangat memanjakan teman-teman KKN di sini. Pernah sesekali Pak H. Pardi mengajak kami makan di luar, kami mengobrol banyak dengan beliau di sini, tetapi seperti biasa saya adalah satu-satunya anak yang memang jarang bersuara. Pak H. Pardi pun menyadari bahwa saya tipe anak yang pemalu. Di sela-sela obrolan beliau mengatakan bahwa saya adalah orang yang paling dekat dengan anak-anak dibanding temanteman KKN saya yang lainnya. Saya pun jujur bahwa saya memang sangat menyukai anak-anak, tetapi beda cerita ketika saya harus bertemu dengan orang dewasa. Saya memiliki masalah komunikasi dengan orang dewasa. Entah apa yang menyebabkan saya kesusahan ketika harus berkomunikasi dengan orang dewasa namun saya akan langsung beradaptasi ketika berkomunikasi dengan anak-anak. ketika berbicara dengan anak-anak saya merasa bebas dan lepas, dan saya nyaman. Perkataan Pak H. Pardi tersebut membuat saya ingat bahwa saya seharusnya tidak seperti itu, saya harus bisa berkomunikasi dengan siapapun, mengingat jurusan saya adalah Sistem Informasi di mana saya dituntut untuk pintar dalam menjalin komunikasi dengan klien nantinya. Kesanku Selama KKN Kegiatan paling berkesan bagi saya sendiri adalah program kerja pengadaan tong sampah. Di mana tong sampah ini kami buat dengan menggunakan ember bekas cat 25 kg yang telah kami cat dengan warna Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 93
hijau apel malang, kemudian untuk penyangganya kami menggunakan bambu. Terlihat masyarakat berpartisipasi pada program kerja ini, banyak yang membantu. Padahal kami tidak meminta bantuan mereka, namun mereka berinisiatif untuk membantu kami secara cepat. Saya pun merasa senang karena keberadaan kami di sini menjadi perhatian besar mereka. Pada program kerja ini, saya sendiri tidak turun langsung untuk memotong bambu-bambu melainkan membersihkan ember bekas ke sumur bersama teman-teman perempuan. Saya sendiri menyadari bahwa kemampuan fisik saya tidak sekuat teman laki-laki yang lain dan mereka pun menyadarinya, maka dari itu saya diberikan aktivitas untuk membantu anak-anak perempuan di kali. Selama program kerja pengadaan tong sampah ini saya merasa sadar akan sesuatu, yang tadinya saya berpikir bahwa KKN ini sangat menakutkan, harus jauh dari rumah, hidup bersama orang-orang yang saya tidak kenal sebelumnya, hidup mandiri dan sebagainya, tiba-tiba cara pandang saya berubah terhadap KKN semenjak hari pelaksanaannya. Saya merasakan kebersamaan yang sangat terasa kuat antara saya dengan temanteman KKN, dengan warga, dengan anak-anak. Saya sendiri merasa ada suatu relasi yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Sebuah relasi yang berbeda, infinite, luar biasa. Memang fakta bahwa saya harus jauh dari rumah dan sebagainya tidak berubah, namun keberadaan teman-teman KKN saya lah yang membuat saya merubah cara pandang saya terhadap KKN atau mungkin keberadaan saya juga mengubah cara pandang temanteman KKN yang lain, siapa tahu. Dari sini saya belajar sebuah fakta yang memang sudah menjadi rahasia umum. Coba lah untuk keluar dari comfort zone, siapa tahu kita akan menemukan sesuatu yang baru dan menguntungkan dari pada harus diam melakukan aktivitas yang sama terus menerus dalam comfort zone tersebut. Satu lagi kegiatan yang memiliki kesan sangat bagus bagi saya. Ya, itu adalah hari kemerdekaan Indonesia, di mana saya dan teman-teman dan juga warga melakukan persiapan untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia dengan turut memeriahkan hari tersebut dalam serangkaian kegiatan seperti perlombaan-perlombaan dan hiburan lainnya. Pada pagi hari di hari kemerdekaan Indonesia, saya dan teman-teman sudah mulai bersiap-siap ke lapangan depan posko untuk berkumpul bersama warga untuk mempersiapkan acara 17-an yang akan segera dimulai. Kami selaku anggota KKN yang mengabdi serta selaku panitia 17-an bersama warga dan 94 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
pemuda, memakai kaos KKN MENYAPA kami dengan sedikit tanda di lengan kanan. Kami membuka kegiatan 17-an dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Kami juga membariskan anak-anak di lapangan dengan rapi agar lebih baik dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya. Alhamdulillah pembukaan tersebut berjalan dengan baik. Perlombaan pun dimulai, dan semua warga sudah berada di pinggir lapangan untuk menyaksikan perlombaan dan atau pun ikut berpartisipasi dalam perlombaan tersebut. Lapangan penuh seketika dan ramai. Semua terlihat antusias. Perlombaan pertama adalah makan kerupuk lalu disusul dengan perlombaan lain seperti balap karung, sendok kelereng, paku botol, ambil koin, pukul kendi, joget balon dan jeruk, hingga ditutup dengan perlombaan tarik tambang. Semua warga berpartisipasi dalam perlombaan ini. Kategori yang kami buat pun mencakup juara putra, juara putri, juara remaja putra, juara remaja putri, hingga juara untuk dewasa. Saya, Bea, dan Riska sibuk mengabadikan momen kegiatan tersebut secara bergantian. Saya dan Riska lebih banyak mengabadikan kegiatan tersebut dengan mengambil video sedangkan Bea mengambil gambar meski sesekali mengambil video. Lalu Son dan Sintia bertugas sebagai MC kegiatan tersebut lalu yang lainnya ikut membantu mengkondisikan kegiatan agar berjalan dengan baik. Saya dan yang lainnya dilibatkan pada lomba tarik tambang. Laki-laki melawan pemuda RW 06 dan yang perempuan melawan ibu-ibu RW 06. Sayang sekali, bukan kemenangan yang kami dapat, justru luka-luka dan lecet di tangan. Tangan saya sendiri sampai sedikit terkelupas bagian luarnya. Hingga pengetikan ini tangan saya masih belum pulih benar. Tetapi tidak masalah, yang penting saya dan teman-teman KKN bisa berpartisipasi bersama warga dan membawa kesenangan di sini. Seusai perlombaan tarik tambang, masih ada perlombaan mancing darat yang dikhususkan untuk anak-anak. Kegiatan tersebut diberlangsungkan di samping halaman rumah kami. Saya sendiri karena sudah terlalu lelah ditambah telapak tangan saya yang cedera ringan membuat saya untuk tidur saja. Tetapi dari luar terdengar suara antusias dari anak-anak dalam mengikuti kegiatan mancing darat tersebut. Seusai acara itu, saya dibangunkan untuk sesi foto-foto kelompok KKN di samping halaman. Foto-foto ini adalah foto kami dengan nenek. Sayang sekali, Siti dan Lisna tidak mau bergabung dengan kami sehingga mereka
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 95
tidak ada di dalam foto. Emak pun tidak ikut serta karena kebetulan sedang tidak berada di rumah. Pada sore hari pukul 16.00, masih di hari kemerdekaan Indonesia, saya dan yang lain bergegas pergi menuju lapangan untuk menyaksikan final pertandingan bola. Pada pertandingan tersebut terjadi banyak hal yang menarik dan lucu. Aktor utama dalam kegiatan ini adalah Son dan Yuli. Mereka berdua pun yang mencetak gol berturut-turut sehingga membuat tim RW 06 Kampung Curug Nanggung menang. Itu merupakan sebuah kebanggaan bagi warga di sini dan tentunya bagi Son dan Yuli. Hari itu adalah hari yang sangat berkesan bagi saya, 17-an yang meriah, Son dan Yuli membantu Kampung Curug Nanggung meraih juara 1 pertandingan sepak bola, semua yang saya alami hari itu adalah hal yang sangat luar biasa. Banyak sekali hal yang mengesankan selama saya KKN di sini. Masyarakat yang ramah, terbuka, kondisi yang nyaman, aman, hangat, suasana yang hidup karena setiap hari banyak sekali anak kecil, lalu kegiatan warga yang mendorong saya untuk menjadi lebih baik seperti pengajian dan Ta’liman. Semua adalah hal-hal yang sangat berkesan dan memberikan pengalaman yang benar-benar baru bagi orang seperti saya. Tanpa adanya KKN, mungkin saya tidak akan pernah merasakan pengalaman-pengalaman tersebut. Empatiku Untuk Kampung Curug Nanggung Jika suatu hari nanti saya diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan Kampung Curug Nanggung, saya akan memprioritaskan pembangunan fisik untuk tong sampah dan bank sampah lalu saya akan membuat pengairan air bersih merata untuk setiap rumah warga. Saya berpikir demikian karena memang kebersihan merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan di sana serta air bersih adalah faktor penting bagi kesehatan masyarakat di sana. Sejauh ini, KKN Menyapa memang telah melaksanakan program kerja pengadaan tong sampah, namun kami rasa jumlah tong sampah yang kami sediakan masih tidak sebanding dengan jumlah rumah warga di sana. Biaya memang merupakan faktor yang paling berperan dalam hal ini. Tetapi setidaknya kami sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Kampung Curug Nanggung. Inshaallah.
96 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Sebulan Bersama Teman-Teman KKN Selama melaksanakan KKN, saya mungkin pernah sesekali jengkel atau sakit hati karena teman-teman KKN, tetapi itu merupakan suatu bumbu yang sedap untuk saling mengenal satu sama lain. Mengenali kepribadian masing-masing, karakter, sifat, kebiasaan, dan pola pikir yang berbeda, merupakan suatu hal yang sulit pada awalnya, tetapi karena kami semua berusaha untuk terbuka satu sama lain hal tersebut tidak menjadi masalah besar. Kami masih bisa hidup bersama di sini dengan baik dan saling memahami kondisi masing-masing. Saya sendiri paling sulit untuk terbuka dengan anak perempuan, tetapi saya merasakan perbedaan pada minggu terakhir, di mana saya merasa bahwa saya sudah mencoba terbuka dengan anak perempuan. Terbuka di sini berarti saya mau berkomunikasi dengan mereka. Bayangkan, sebulan hidup bersama mereka tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan begitu saja. Banyak hal yang kami alami bersama, baik itu sedih, pahit, senang, semua dialami bersama. Pada intinya, selesainya KKN bukan berarti relasi kami harus berhenti di situ juga, justru kami harus menjaga relasi yang telah kami buat dan membuatnya menjadi lebih kuat. Akhir kata dari saya, terima kasih kepada semua teman-teman KKN yang sudah mau menerima dan mengerti kondisi saya dan maaf jika saya pernah berkata atau melakukan perbuatan yang menyakiti perasaan kalian.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 97
5 AKU, KAMU, KITA DAN SEMUA YANG TERTINGGAL DI CURUG NANGGUNG Sonhaji Pertemuan Selalu Menyenangkan eorang mahasiswa yang “berlabelkan Islami” dalam perjalanan studinya dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah perguruan tinggi itu mempunyai Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan dan yang terakhir adalah bentuk pengabdian masyarakat. Saya ingin mendeskripsikan bagaimana saya hidup di dalam wadah Kuliah Kerja Nyata yang sangat indah di akhir dan sangat berkesan meskipun banyak lika-liku di dalamnya. Bagi saya ini adalah sebuah pengabdian, perjalanan dan kisah kecil dari luasnya kehidupan. Sebuah keluarga yang hanya berbeda ibu dan bapak yang kemudian dipersatukan dalam sebuah kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang kami namai dengan Menyapa (Mengabdi Nyata Pasti). Memulai bersama-sama dengan kemampuan dan keahlian yang berbedabeda diharapkan dapat memunculkan ide-ide cemerlang sehingga dapat mambawa hal positif untuk masyarakat. Beberapa persiapan telah dilakukan sebelum kita menetap di sebuah desa paling ujung Kabupaten Bogor yaitu Kampung Curug Nanggung, Desa Tegal Wangi, Kecamatan Jasinga yang hanya 500 m berbatasan dengan Provinsi Banten, seperti packing barang yang akan digunakan selama pengabdian, kebutuhan kegiatan dan peralatan pribadi semuanya kami pindahkan terlebih dahulu pada tanggal 23 Juli sebelum kami dilepas oleh pihak kampus pada tanggal 25 Juli. Minimnya pengalaman membuat saya sedikit resah bagaimana terjun ke masyarakat nantinya. Oleh karena itu berbagai rapat dan diskusi dilakukan oleh kelompok kami demi kelancaran pengabdian masyarakat ini. Mulai dari penyusunan keanggotaan, pendanaan dan lain sebagainya. Satu hal lagi yang mungkin dikhawatirkan oleh saya adalah keterbatasan dana yang akan dikeluarkan oleh setiap anggota nantinya, terlebih
S
98 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
mendapati cerita-cerita dari para senior akan menakutkannya KKN. Banyak hal yang dikhawatirkan mulai dari tempat yang seram, pelosok, jauh dari peradaban, minimnya signal dan tidak bisa untuk bersenangsenang. Namun apalah daya itu semua hanya angan yang tersimpan di kepala yang mau tidak mau nantinya kita akan terjun langsung ke tempatnya dan merasakannya. Dilepas oleh pihak kampus pada tanggal 25 Juli dihadiri juga oleh bapak Rektor Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, kami langsung bersiap menuju tempat pengabdian kami. Perjalanan ditempuh kurang lebih 3 jam. Dan sampailah kami di rumah sederhana namun lumayan luas milik Ibu Jumsinah yang akan menjadi tempat kami tinggal selama 30 hari penuh. Awal yang tak pernah saya duga karena memang ini adalah pengalaman pertama terjun ke masyarakat, kami disambut oleh beberapa warga dan anak-anak kecil. Menyalami dan memberikan sambutan kembali bahwa kami adalah mahasiswa KKN yang akan menetap di sini selama 30 hari lamanya. Dari sini saya melihat bahwa setelah mengetahui kami adalah mahasiswa, mereka para warga menaruh harapan penuh pada kami agar menularkan hal positif terhadap desa ini terlebih pada pendidikan anakanak yang memang sedikit kurang mendapatkan perhatian. Hari-hari permulaan, tentu kami mempersiapkan acara opening ceremony di balai desa dan memberitahukan kepada seluruh warga dengan cara berkeliling desa dan membagikan selembaran kertas bahwa kami akan melaksanakan beberapa program kegiatan dan mengharapkan kerjasama dan partisipasi dari para warga. Satu per satu rumah warga kami sambangi, dengan lapang dada dan hati senang mereka menerima keberadaan kami di desa ini. Menyapa Dalam Ingatan Saya tidak pernah mengira akan dipertemukan dengan orang-orang yang sangat luar biasa dalam kerja sama tim. 10 orang yang berjejer bersama saya ini adalah orang-orang yang luar biasa yang sudah memberikan kesan luar biasa juga dalam berbagai hal sepeti edukasi, kekompakan, bagaimana cara tertawa lepas, menciptakan bahagia yang sampai saat ini masih susah untuk dilupakan. Walaupun bukan hal baru dalam hidup saya, tetapi ini adalah pengalaman yang akan melengkapi warna hidup saya dan akan saya kenang sampai tua nanti sampai saya akan ceritakan kepada anak cucu saya bahwa saya pernah berada satu tim dengan mereka yang sangat luar biasa. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 99
Awalnya satu sama lain dari kami mungkin masih sok jaim, tidak saling mengenal dan masih menyembunyikan sifat asli dari masing-masing. Namun seiring berjalannya waktu kami mulai terbuka, mulai saling berbagi kepada teman yang lain, saling curhat, bahkan sampai kami saling hafal apa saja kebiasaan yang dilakukan oleh teman-teman. Sekiranya banyak hal yang terjadi baik hal yang berbau konflik maupun hal indah yang tak terlupakan. Berbagai konflik pun pernah terjadi namun saya rasa hal yang lumrah konflik dan perselisihan ini terjadi seperti birokrasi yang bertele-tele mulai dari kampus dan menentukan suatu program, lamanya menemukan jalan keluar dari suatu permasalahan, berselisih antar teman dan lain sebagainya. Namun semua itu hanyalah bagian kecil dan tidak sebanding dengan banyaknya hal indah yang dirasakan di dalam pengabdian ini. Banyak pula kisah yang tidak bisa dilupakan mulai dari canda, tawa, amarah, bahkan saling bertukar kisah kasih. Rasanya sangat luas jika hal bahagia ini dideskripsikan dalam tulisan ini. Dengan dan bersama kelompok ini, saya merasakan banyak hal baru, mulai dari bagaimana menjaga sesama, berbagi bersama dan saling percaya di antara kami. Sehingga banyak hal yang tidak mudah untuk dilupakan dan pada akhirnya di waktu seperti ini banyak mimpi-mimpi yang sering mendatangiku. Mimpi-mimpi yang sering mendatangiku adalah tentang tempat itu, tempat yang hanya 500 m berbatasan dengan Provinsi Banten. Ada yang tertinggal di tempat itu, nelangsa, dendam dan rindu yang sangat menyiksa atau semacam perasaan asing yang menyelinap ke dalam dada seorang pemuda yang sebelumnya tak pernah mengira akan begini jadinya. Ada yang tertinggal di halaman rumah, gelak tawa, air mata yang tertahan, juga impian besar anak-anak desa. Terkadang waktu bergerak perlahan bak petikan gitar seorang teman diujung bulan. Terkadang juga waktu bergerak cepat secepat alunan musik rock di panggung yang megah. Ada yang tertinggal di dalam rumah itu, tawa antar teman, diskusi ringan, sujud yang terlambat dan takwa yang terpaksa. Ada yang tertinggal bersama kalian, canda, amarah, teman yang sering berbagi cerita dan cinta kasih yang membekas yang sampai sekarang masih terselip di saku hati. Apa kabar kalian? Apa kabar halaman rumah? Apa kabar ruangan kami berkumpul? Apa kabar sahabat? Elemen paling penting selama pengabdian. Karena bersama kalian saya mengetahui arti hidup bersama, membahagiakan sesama dan menolong sesama. 100 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Terima kasih kawan untuk semua kenangan yang pernah kita reka bersama-sama. Untuk semua sedih dan bahagia yang menjadikan kita menjadi semakin dewasa. Untuk membebaskan segala hal yang pernah membuat dada menjadi sesak. Untuk semua yang pernah menjadikan kita tak saling menyapa. Karena saya bukan siapa-siapa tanpa adanya kalian sang Menyapa. Karena kita adalah saudara yang kebetulan saja dilahirkan dari ibu dan bapak yang berbeda. Karena kami selama 30 hari ini dibesarkan dibawah langit yang sama, atas tanah yang sama dalam naungan kasih sayang yang sama. Aku, Kamu, Kita dan Semua Yang Tertinggal di Curug Nanggung Desa ini telah memberikan dan mengajarkan banyak hal mulai dari bagaimana kami harus berlaku sangat baik terhadap tetangga, saudara, bahkan anak-anak. Juga bagaimana harus menyesuaikan dengan kondisi dan lingkungan masyarakat. Begitu juga dengan sikap masyarakat terhadap kami selaku mahasiswa yang akan menempat di desanya seakan mereka sangat menerima dan berlaku baik terhadap kami. Saya pun menemui beberapa orang untuk berkenalan dan berjabat tangan seraya ingin memberitahu bahwa kami akan menempat di sini untuk tugas kuliah yaitu pengabdian masyarakat. Pertama saya temui adalah Kang Jahri selaku pemuda dan pengajar ngaji di Kampung Curug Nanggung ini dan beliau sangat senang dan bahagia dengan kedatangan kami seraya berharap bisa memberikan hal positif terhadap desa. Hari-hari kami berada di desa ini sangat nyaman dan merasa sangat dilindungi karena memang adat dan adab desa ini sangat baik dan masih kental dengan nuansa pedesaan yang dingin. Pernah disampaikan oleh salah satu warga bahwa kami bukanlah satu-satunya yang KKN di desa ini, sebelumnya ada juga dari institusi lain yang KKN di Curug Nanggung ini dan sama pula diperlakukan dengan baik hanya saja mayoritas dari warga desa menganggap bahwa kelompok KKN dari UIN ini adalah yang terbaik dari yang sebelum-sebelumnya dikarenakan mudah dan langsung merangkul para warga seolah kami sudah sebagai saudara dan sudah banyak membantu. Hal yang sangat penting yang bisa saya ambil adalah bahwa pada pengabdian ini menghasilkan simbiosis mutualisme yakni dari pihak kami sangat terbantu dan mendapatkan banyak ilmu begitu juga yang dipaparkan oleh para warga yang sudah sangat terbantu dengan adanya Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 101
kita seperti membantu kegiatan warga yaitu pengajian, memeriahkan Agustusan, gotong royong dan menjuarai lomba sepakbola antar RW. Hal terakhir yang diungkapkan oleh salah satu tokoh masyarakat adalah “Terima kasih kepada para mahasiswa UIN Jakarta, dengan adanya kalian kami di sini sangat terbantu dalam segala hal, kami memohon maaf juga jika ada kata-kata perilaku yang tidak mengenakan yang kalian dapatkan di desa ini mohon dimaklum dan dimaafkan dan kami do’akan semoga kalian sukses dan jangan melupakan desa ini, jika kalian main ke tempat ini lagi, kami siap menyambut dengan senang hati” tutur Pak Haji Amir disela-sela obrolan setelah pengajian mingguan. Saya sendiri merasa haru ketika mendengar kesan yang disampaikan oleh Pak Haji walaupun kami belum merasa maksimal namun para warga merasa senang dan bahagia dengan kedatangan kami bahkan siap menyambut kami kembali. Ada sesuatu yang masih mengganjal di benak salah satu warga dan saya berinisiatif akan saya masukkan dalam kisah ini. Ketika saya berbincang-bincang dengan ketua pemuda yang baru baru ini dibentuk dengan kedatangan kami yaitu Kang Nyong, beliau menuturkan kepada saya bahwa desa ini adalah desa pemekaran dan memang penduduknya juga masih sedikit. Perlu diketahui di setiap gang jalannya itu ada yang sudah rapi ada juga yang belum rapi alias masih beralaskan tanah merah. Jadi salah satu harapan kecilnya untuk mahasiswa KKN siapapun ke depannya agar bisa atau merapikan jalan gang yang belum di batako. Saya lihat bahwa memang ada beberapa gang yang masih menggunakan tanah merah dan jika hujan turun maka akses jalan akan terhalang dan licin sehingga kendaraan akan susah untuk masuk. Total dari 6 gang jalan terdapat 2 gang yang belum di batako. Saya katakan kepada Kang Nyong bahwa hal ini akan saya masukan dalam catatan saya sehingga nanti akan di baca oleh pihak PPM dan juga mohon maaf karena kami juga ber-KKN di sini terbatas waktu dan dana yang hanya bisa disesuaikan dengan apa yang telah kami persembahkan sekarang ini dan semoga kelompok KKN selanjutnya bisa memberikan apa yang warga Curug Nanggung harapkan. Menyesuaikan dengan sub judul di atas, bahwa memang banyak hal yang tertinggal di sana, kenangan, kisah, persahabatan, emosi, amarah dan banyak hal yang memang sampai sekarang susah untuk dilupakan karena sejatinya hal-hal yang sudah terjadi di belakang akan selalu terkenang dan sangat tidak bisa untuk dilupakan hanya saja saya akan merapikan semua
102 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
kenangan yang sudah saya alami di sana mulai dari diriku, dirimu, kalian dan semua yang ada di Curug Nanggung. Bila Saya Menjadi Bagian Kalian Desa ini sungguh indah meskipun akses ke kota sangat jauh, namun bagaimanapun juga kesenangan bukan hanya di kota terkadang desa kecil ini lebih memberikan kesan indah melebihi megahnya kota. Justru di sinilah saya menemukan kedamaian, indahnya tali persaudaraan antara warga, gotong royong yang kompak dan halaman rumah yang teduh membuat siapapun nyaman bercengkrama di sana. Teringat satu wejangan nenek saya, “Kelak kamu akan terjun ke masyarakat, maka minimal jadilah kamu orang yang dianggap di tempat itu. Jangan sampai dengan ada dan tidak adanya kamu mereka biasa saja, berilah kontribusi untuk masyarakat agar kamu bisa dihargai.” Pengandaian saya jika diberikan kesempatan di tempat itu saya tentu ingin berbuat banyak karena potensi desa seperti Curug Nanggung ini sangat besar, tenaga pemudanya harus lebih menyatu dengan para orang tua, kekompakan pemuda harus ditingkatkan lagi terlebih sudah terbentuknya karang taruna di tempat itu. Pengajian dan hal-hal keagamaan di desa ini juga harus ditingkatkan lagi karena pengajar ngaji di sini terbatas dan yang mengajari adalah orang-orang tua yang mungkin memerlukan penerus yang bisa melanjutkan cita-cita desa ini dan tak lupa saya ingin sekali menyerukan bahwa pendidikan antara sekolah dan orangtua itu haruslah seimbang dan berjalan beriringan ini supaya terdapat perisai di diri anak tersebut karena merasa diawasi oleh orang tua. Karena dari kacamata saya anak-anak di desa ini kurang semangat dalam hal belajar dan hanya pergi ke sekolah dan kemudian pulang. Kami bersyukur karena sudah diberikan waktu selama 30 hari menetap dan bisa menyelenggarakan beberapa kegiatan di sana. Alhamdulillah beberapa kegiatan sudah terlaksana dengan baik dan sesuai rencana. Kami mampu menyelenggarakan 7 program kegiatan di desa ini yaitu pertama, pembuatan sarana tong sampah agar warga mampu sadar bahwa kebersihan itu sangat penting dan jika membuang sampah pada tempatnya akan banyak manfaat yang didapat. Kedua, pembuatan plang jalan sebagai akses menuju Desa Tegal Wangi, karena selama ini beberapa orang sering nyasar dan tidak tahu letak Desa Tegal Wangi karena memang desa ini hasil pemekaran dari Desa Koleang. Ketiga, pembuatan gang jalan Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 103
sebagai tanda bahwa desa ini memiliki beberapa gang yang sudah kami namai juga dan berfungsi untuk ketemuan dan semacamnya. Keempat, senam pagi yang dilaksanakan setiap hari Sabtu pagi berupa senam dan bersihbersih halaman. Kelima, bimbingan belajar (bimbel), kegiatan ini dikhususkan untuk para murid SD Tegal Wangi namun tidak menutup pintu untuk anak kecil dari desa tetangga untuk ikut dilaksanakan di minggu pertama sampai kedua yaitu 3 kali dalam seminggu kemudian untuk selanjutnya kami full mengajari anak-anak jika memang anak-anak membutuhkan untuk diajari oleh kami dan juga jika kami para mahasiswa tidak berbentrokan dengan kegiatan lain semisal ada acara 17-an dan sebagainya. Keenam, memeriahkan HUT RI ke 71 sebagai tradisi di desa ini kami ikut memeriahkan acara ini dengan membentuk kepanitiaan dari pihak desa dan mahasiswa kemudian melaksanakannya di tanggal 17 dan alhamdulillah warga merasa puas dan acara sangat meriah. Ketujuh, pengajian mingguan yaitu kegiatan pengajian yang terdapat di desa ini. Biasanya dilakukan terpisah dengan para ibu-ibu yakni hari Jumat pagi untuk ibu-ibu dan malamnya untuk bapak-bapak. Secara pribadi, alhamdulillah saya mengikuti kegiatan ini dengan rutin dan sampai ikut mengisi acara dikarenakan kyai penceramahnya tidak hadir maka digantikan oleh saya sebagai penceramah di malam itu. Dan ketujuh, pengadaan mushaf Alquran dan iqra di setiap tempat pengajian dan masjid. Jika di masjid kami berikan Alquran dan jika tempat mengaji kami berikan sebuah buku iqra yang tujuannya agar fasilitas untuk anak-anak dan para pemuda mengaji bisa memadai. Dari ketujuh itu adalah berupa kegiatan kelompok yakni kita bekerja bersama baik memeriahkan, mengisi dan membantu para warga dalam kegiatan tersebut dan alhamdulillah respon dan kesan para warga senang dengan kehadiran kami. Selebihnya program yang saya terapkan di desa ini adalah mengajari anak-anak membaca Alquran, menulis Bahasa Arab dan mengajarkan do’a-do’a harian. Beberapa anak sangat antusias tetapi tidak sedikit juga anak-anak terkadang malas-malasan namun tetap berkesan karena beberapa anak ada yang cepat dan hafal dalam kegiatan yang saya berikan ini. Terakhir dalam tulisan ini, jika kata terima kasih dapat mewakili rasa syukur saya, saya ucapkan sangat banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu berjalannya program KKN yang saya 104 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
laksanakan, pihak kampus, PPM, aparat Desa Tegal Wangi, warga desa, dan juga para mahasiswa kelompok KKN MENYAPA. Semua yang telah diberikan adalah sebuah pengorbanan yang luar biasa dan semoga apa yang telah dikeluarkan menjadi ladang pahala untuk kita semua dan mendapatkan balasan yang baik juga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kalian para kesatria menyapa saya ucapkan terima kasih karena telah bekerja keras bersama-sama, membantu, membangun kembali semangat desa Curug Nanggung dan banyak hal yang sudah kita berikan di sana. Saya tidak sanggup menyebutkan satu persatu kebaikan kalian bro and sist. Semoga kita bisa tetap menjalin silaturahmi dengan baik kepada warga Curug Nanggung dan semua amal baik kalian mendapat balasan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena aku, kamu dan semua yang tertinggal di Curug Nanggung, kenangannya akan tersimpan rapi di dalam hati, otak dan pikiran saya. Semoga kesuksesan kita dapatkan bersama. Sekedar menambahkan keisengan jari, rasanya tak ingin lepas dari mungilnya keyboard ini dan saya ingin mendeskripsikan teman-teman kelompok dalam buku ini, pertama dari yang kesatria sekaligus bangun tidurnya lama yaitu sang ketua M. Fikri Aly ketua yang menurut saya sangat tepat ditunjuk walaupun sebenarnya dulu saya ada ambisi untuk jadi ketua, hehe. Tetapi saya tidak pernah menyesal telah dikomandoi oleh Aly, berwibawa, tegas dan berwawasan luas. Gila gila gila haha. Kedua, yaitu teman sekaligus shohib ane dalam hal diskusi agama yaitu Yuli Sopiyullah yang sangat rajin ibadah, pintar ngaji, berpengalaman luas, mampu hidup di mana saja dan galak alias ngegas mulu kalo ngomong. Tetapi kemampuannya multi banget. Beruntung disatukan kelompok dengannya. Terima kasih, Yul. Ketiga yaitu teman yang selalu menemani jika ingin jalan keluar yaitu Rizqi Badilla Akbar atau Bea yang bangun tidurnya puuaaaliiing terakhir. Tetapi yang saya salut dari dia adalah semangat kerjanya, solidaritas yang tinggi, teman kesusahan selalu dibantu dan pintar bergaul. Hal luar biasa yang saya temukan di dalam diri Bea. Terima kasih yo blay. Selanjutnya teman saya yang bernama Sugiarto alias Thoto ini sangat piawai dalam berkendara sehingga disebut pembalap. Tetapi bakat lainnya adalah dia sangat gemar bershalawat, bergaul dengan para habib dan berambisi untuk mendapatkan gadis desa, hoho. Kaum laki-laki yang terakhir yaitu Octowihardi Muslim atau biasa dipanggil Bie yang menurut saya orang yang rajin, tekun dalam bekerja apalagi nyuci, mengajari anak-anak adalah Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 105
kesukaannya dan candaan yang frontal yang asal ceplas ceplos. Tetapi sesuatu yang luar biasa yang saya dapat adalah bahwa dia berwawasan luas dan pintar dalam Bahasa Inggris. Sekarang giliran dari kalangan wanita yang terdiri dari lima orang. Pertama yang ingin saya deskripsikan yaitu Israfiani atau mak Iis biasa dipanggilnya, seorang bendahara yang piawai dalam mengelola keuangan dan sangat wajar jika cerewet. Banyak korban hasil dari kecerewetannya, salah satunya Thoto, yang selalu diingatkan makannya jangan banyakbanyak inget temen yang belum makan. Tetapi itu hal yang luar biasa sebagai pengingat, hehe. Kedua adalah Alizza Nurfida seorang juru masak yang rajin, calon emak-emak yang giat, rajin beres-beres rumah, pinter nyanyi, berbahasa Inggris yang sangat lancar, penggemar puisi mungkin yak. Ahh pokoknya banyak hal positif yang bisa dipetik darinya. Selanjutnya adalah kawan saya semenjak Madrasah Aliyah yaitu Sintia Fajar yang tak menyangka ternyata dipertemukan dalam sebuah kelompok KKN. Dari dulu udah kece, ceplas ceplos sih baru tau sekarang, pengertian, asyik diajak curhat, dan baru tahu kalau ngga kuat sama darah. Setidaknya saya belajar bagaimana agar orang lain bahagia. Teman selanjutnya yaitu Fiqi Fatima sekretaris di kelompok ini dengan postur paling kecil. Fiqi orangnya perhatian, tekun dalam mengerjakan sesuatu, kadang ngeselin juga sih, tetapi kepribadiannya patut diacungi jempol, bekerja sama dengan Octo, laporan dan proposal dapat terselesaikan. Terima kasih, Fiqi. Terakhir adalah seorang yang ingin saya berpura-pura tidak tahu tetapi apalah daya tangan ini tak kuasa untuk menuliskan namanya. Riska Novaliani, anak perempuan paling tinggi di kelompok ini, pendiam, pinter masak, perhatiannya tidak nampak tetapi bisa dirasakan, cerdas, banyak orang yang menyukainya dan juga sering jadi bahan perhatian apalagi banyak dibicarakan anak-anak cowo. Ya, memang begitu adanya karena mempunyai daya tarik lebih. Banyak yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata namun hati masih bisa untuk menutup rapat agar tersimpan rapi. Sekali lagi terima kasih untuk masa-masa indah yang telah kita lalui bersama-sama.
106 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
6 PENGALAMAN BERHARGA ITU BERNAMA KKN Riska Novaliani
My Insecurity19 KN atau Kuliah Kerja Nyata merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa di beberapa Universitas, kampus saya salah satunya. KKN dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian kita sebagai mahasiswa kepada masyarakat di desa sebelum kita mengenal dunia kerja setelah lulus nanti. Tujuan diadakannya adalah untuk melakukan pengembangan dan perbaikan mutu masyarakat yang daerahnya masih tertinggal. Bukan perkara mudah memang untuk melakukan pengembangan dan perbaikan masyarakat daerah. Kami hanya memiliki waktu yang singkat, dana yang sangat terbatas, ditambah lagi dengan kami hanyalah kelompok mahasiswa yang juga masih belajar dan memiliki tugas untuk menyiapkan laporan selama KKN berlangsung. Tetapi di samping itu semua, KKN meninggalkan bekas cerita yang menyenangkan, bisa dibilang nano-nano karena banyak yang dapat dirasakan, dari mulai hal gembira yang penuh tawa, hal yang mengundang air mata, serta pengalaman yang begitu berharga. Hal pertama yang terlintas di benak saya ketika mendengar kata KKN adalah tentang desa kecil yang jauh dari perkotaan. Saya membayangkan diri saya berada di daerah tertinggal, mengabdi, mencurahkan segala yang saya punya untuk kemajuan masyarakat di sana. Tidak ada listrik, sinyal, akses informasi yang terbatas, terpencil dan terisolir. Tidak ada gaji yang didapat atau bonus di akhir program, justru harus mengeluarkan kocek pribadi untuk dapat mengikuti program ini. Banyak pertanyaan yang terbesit di otak saya, “Kenapa sih harus ada KKN? KKN itu enak ngga sih? Ngapain aja sih emang KKN? Anak-anak kelompok seru ngga ya? Tempatnya serem nggak ya? Ada sinyal gak ya di sana? Bakal betah ngga ya? Nanti makannya gimana?” Pada awalnya saya termasuk yang skeptis, terutama karena sejak awal sudah ditakut-takuti dengan masalah susahnya transportasi selama
K
19
Ketidaknyamanan Saya Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 107
KKN lantaran saya tidak bisa naik motor. Belum lagi gosip-gosip tentang lokasi yang seram dan angker. Kemudian, jika mendengar cerita-cerita pengalaman KKN dari senior-senior, mereka jarang mandi karena terbatasnya air bersih di lokasi KKN. Kalau ingin mandi harus ke sungai. Kalau air sungai jernih sih tidak masalah. Lah, kalau keruh? Ah, lengkap sudah penderitaan saya. Namun, di luar ketakutan-ketakutan dan kekhawatiran di atas, kendala terbesar yang saya bayangkan adalah adaptasi. Saya mungkin bisa dibilang orang yang sulit beradaptasi, namun ternyata jalan kehidupan memaksa saya untuk terus beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya membayangkan bagaimana caranya nanti saya bisa akrab dengan temanteman kelompok saya saat KKN di sana. Bagaimana caranya supaya saya bisa berbaur dengan warga-warga di sana. Bagaimana caranya supaya betah hidup di tempat baru selama satu bulan dengan orang-orang yang sebelumnya tidak saya kenal dengan segala keterbatasan yang ada. Ah, membayangkannya saja sudah membuat saya malas.
From Strangers To Friends20 Dalam KKN ini saya masuk ke dalam kelompok 89 yang terdiri dari 11 orang. Kelompok KKN dicampur dari berbagai macam program studi, jadi kami dituntut untuk bersosialisasi lagi dengan teman-teman baru. Kami pertama kali dipertemukan dalam acara pembekalan KKN di Auditorium. Setelah tahu nama-nama dan kontak teman satu kelompok, kami mulai berhubungan satu sama lain dan ketemuan baik untuk mempersiapkan program-program yang akan dilaksanakan selama KKN, mencari tempat tinggal, maupun berkoordinasi dengan pihak-pihak daerah di tempat KKN. Sampai akhirnya kami menamai kelompok kami “Menyapa” yang merupakan singkatan dari Mengabdi, Nyata, Pasti. Kebersamaan yang terjalin selama KKN menjadi cerita tersendiri untuk saya dan teman-teman. Awalnya hubungan kami masih canggung, mungkin karena kami berasal dari berbagai fakultas dan tidak saling kenal. Terlebih untuk saya yang sulit akrab dengan orang baru. Namun semuanya berubah menjadi akrab setelah beberapa minggu kami berada di sana dan melakukan berbagai kegiatan program kerja. Kami bahu-membahu sebagai tim agar kegiatan terlaksana dengan baik. 20
Dari orang asing menjadi teman
108 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Tinggal bersama 10 orang yang berbeda sifat dan karakternya, sudah pasti ada konflik dan perbedaan pendapat. Salah satu yang paling saya ingat adalah ketika suatu sore teman laki-laki mengajak kami, teman perempuan untuk makan malam di luar karena saat itu kami malas untuk masak dan bosan dengan bahan makanan yang ada. Anak laki-laki mengajak makan di Lotus (restoran cepat saji, kalau di kota semacam KFC). Namun, saya dan teman-teman perempuan tidak mau makan di sana, kami ingin makan seafood. Anak laki-laki tidak mau makan seafood dengan alasan tempatnya jauh dan harganya mahal. Lalu, terjadi perdebatan hanya untuk menentukan lokasi tempat makan. Belum juga terjadi kesepakatan, akhirnya saya dan teman-teman perempuan memutuskan untuk pergi ke rumah singgah teman laki-laki untuk memastikan tempat makan malam dan tidak membuang-buang waktu berdebat di whatsapp. Sesampainya di sana, tiba-tiba saja Aly, Bea, Toto, dan Bie bersiap untuk ke rumah Pak Haji Pardi dan mengatakan bahwa acara makan malam di luar batal karena mereka diajak berkumpul di rumah Pak Haji Pardi. Kami, para perempuan lantas kesal dengan mereka dan menyampaikan kekecewaan kami. Namun, teman laki-laki terkesan acuh dan tidak peduli. Mereka malah langsung bergegas pergi ke rumah Pak Haji Pardi. Hanya tersisa Sonhaji yang masih di rumah, dia berusaha membujuk anak-anak perempuan yang sedang kesal dan marah. Namun upaya Sonhaji gagal, dia malah kena omel pedas Sintia. Saya sempat kasihan melihatnya. Sadar usahanya sia-sia, Son bergegas ke rumah Pak Haji Pardi menyusul teman laki-laki yang lain dan meninggalkan kami. Sintia adalah yang paling kesal pada saat itu. Akhirnya dia mengajak saya dan teman perempuan yang lain untuk pulang ke rumah singgah kami dengan tetap ngomel sepanjang jalan. “Biarin aja besok cuekin aja tuh anak cowok, ngeselin banget!” omel Sintia. Keesokan paginya, teman laki-laki datang ke rumah singgah kami membawakan makanan sekaligus minta maaf. Masalah ini pun akhirnya berakhir dan sudah tidak ada lagi rasa kesal di antara kami semua. Justru dengan adanya konflik kecil seperti itu, menjadikan kami belajar untuk saling menghargai. Saya sangat bangga dan bersyukur mendapatkan teman-teman satu kelompok seperti mereka. Karena kita mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Dari kelebihan dan kekurangan itulah kami saling melengkapi. Tidak ada ego pribadi yang mendominasi. Kami semua
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 109
sama di sini. Satu bulan yang penuh cerita, satu bulan yang penuh pengalaman. Ah, jadi rindu mereka semua. Di sini saya mencoba mendeskripsikan satu-satu tentang kesepuluh teman-teman KKN Menyapa. Nur Israfiani, ibu bendahara yang hobinya naik gunung. Awal-awal mengenal Iis yang melekat tentang dia adalah anaknya pintar, teratur, berwibawa dan punya jiwa leadership. Namun, setelah hampir sebulan tinggal bersama Iis, mulai kelihatan deh sifat aslinya. Iis yang awalnya saya lihat begitu berwibawa, sekarang kesan itu sudah hilang. Hahaha. Iis orangnya lucu, kadang kalau dipanggil atau diajak ngobrol lama nyambungnya. Si bolot! Yang sangat dirindukan dari Iis adalah suaranya. Dari pertama kali dengar Iis nyanyi, saya sudah ngefans. Sintia Fajar, cewek paling rame di kelompok KKN Menyapa. Sintia adalah MC (pembawa acara) andalan kelompok kami. Sintia tipe orang yang asyik, supel, dan kalau bicara ceplas ceplos. Temen ngomongin Toto sebelum tidur saat minggu-minggu awal KKN. Tidak ada malam tanpa topik Toto, hahaha. Paling seru kalau dengar curhatan galaunya. Kalau dikasih tanggapan/masukan/saran semuanya diterima dan mukanya langsung deh mikirin banget. Jangan gitu ah, Sin! Fiqi Fatima, sekretaris imut anak artis. Fiqi lucu, perhatian, sering lupa naro kacamatanya di mana dan bingung sendiri nyarinya, paling takut kalau nonton film horror atau thriller, kalau mandi paling lama tetapi ngabisin airnya cuma seember. Orang yang paling sibuk buat surat dan laporan ini itu. Fiqi wajahnya seperti orang Jepang. Kalau foto gaya duck face tanpa kacamatanya, duh, model Jepang banget. Yang paling diingat dari Fiqi adalah latahnya, “Eh ayam!” Alizza Nurfida, yang paling rajin di rumah. Ritualnya setiap pagi adalah bangunin kita semua untuk shalat Subuh dan banguninnya itu lembut dan sabar banget. Masya Allah, calon istri yang baik. Dia gak bisa lihat rumah berantakan sedikit, bawaannya pengen beres-beres terus. Anak Sastra Inggris ini juga jago nyanyi. Suaranya bagus! Sebelas dua belas lah sama suara Iis. Puitis juga, suka nulis kayaknya. Bisa nimba juga. Ngangkat galon bisa. Banyak kelebihannya deh. Sayang jomblo. M. Fikri Aly, ketua gila-gila-gila. Dari awal ketemu di Audit sudah kelihatan aura-aura ketuanya. Pintar, berwibawa, wawasannya luas, suka 110 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
berbicara di depan banyak orang (lebih tepatnya suka pencitraan). Walaupun ketua tetapi gak sok dan bossy. Kalau sedang tidak ada kegiatan, hobinya mantengin laptop. Entah baca jurnal, menulis essay, atau menonton yang berbau edukasi. Kadang juga mau sih kalau diajak main tepok nyamuk. Dia tahu kapan waktunya harus serius dan tidak. Sugiarto, si pembawa kebahagiaan. Jangan geer dulu To! Apapun yang berhubungan dengan Toto pasti membuat saya tertawa. Mukanya lucu, kadang ngeselin juga sih. Toto manusia sumur yang sering mengaku mukanya mirip orang Arab. Apalagi kalau sudah pakai sipat. Wuidih, berasa mirip Paman Salim ya To, apa Zayn Malik? Tetapi salut banget sama Toto, dibecandain apa saja gak pernah baper. Palingan update quotes di instagram. Peace, To, peace. Terakhir, Toooo, saha maneh?! Octowihardi Muslim, biasa dipanggil Bie. Sekretaris juga sama seperti Fiqi. Bie yang paling dekat dengan anak-anak kecil di Kampung Curug Nanggung, yang paling sering ngajak main dan ngajarin mereka. Bie orangnya rapi, bersih, telaten, rajin, dan pintar Bahasa Inggris. Dia gak suka dengan asap rokok. Ciri khasnya Bie itu kalau sudah ngeluarin umpatanumpatan dalam Bahasa Inggris, ditambah dengan ekspresi mukanya yang khas. Hahaha, lucu banget deh! Yuli Sopiyullah, teman yang paling dewasa (baca: tua) di antara kita semua. Jadi, anak-anak cewek manggilnya A Yul. A Yul muka dan suaranya kebapak-an. Ustadnya kelompok Menyapa. Yang paling rajin ke masjid dan adzan. Adzannya A Yul khas banget. Tetapi gitu-gitu juga suka iseng dan kasar. Hehehe, punten a. Ohiya, A yul juga bisa masak dan jago main bola. Sering ngegolin waktu tanding bola di desa. Berkat tendangannya A Yul juga, RW 06 menang. Yay! Rizky Badilla Akbar, biasa dipanggil Bea. Teman satu jurusan di FEB. Anaknya nyantai, asyik, dan supel. Yang paling sering nongkrong bareng pemuda-pemuda desa. Hobinya kalau sedang tidak ada kegiatan serius adalah main gitar sambil nyanyi. Selera musiknya bagus. Awalnya agak sebel sama Bea karena sering ngeledekin waktu awal-awal KKN. Suka manggil-manggil gak jelas. Berisik! Tetapi lama-lama terbiasa sih. Bea yang nyetusin panggilan “Ska” untuk saya dan sampai sekarang panggilan itu masih dipakai oleh anak-anak KKN Menyapa
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 111
Sonhaji, yang katanya alim. Son orangnya baik. Kalau dimintain tolong pasti mau. Tetapi waktu awal-awal KKN tuh si Son kalau ngomong nadanya kayak orang marah-marah, gak nyantai. Tetapi lama-lama udah gak gitu lagi sih. Aktif anaknya, gak ada capeknya. Pintar ngaji dan ceramah. Jago main bola dan ikut nyumbang gol kemenangan untuk RW 06. Dia kalau pakai parfum banyak banget, nyemprotnya gak kelar-kelar. Nyemprot apaan tau. Ciri khasnya dia kalau ngomong kata “benga” dan “kocak”. Salah satu cara bersyukur atas nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan adalah dengan berterima kasih pada manusia yang terlibat dalam mekanisme yang Allah Subhanahu wa Ta’ala punya dalam memberikan nikmat tersebut. Berpartisipasi dalam KKN adalah salah satu nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada saya. Ini kesempatan langka untuk berada pada suatu tempat selama waktu tertentu, untuk sebentar saja menjadi manusia yang bermanfaat, untuk sebentar saja menjadi manusia terbaik bagi sesamanya. Ada begitu banyak nikmat, tidak dapat saya hitung, tetapi cukup saya ucapkan segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Banyak hal yang dapat disyukuri dan karenanya saya berterima kasih pada banyak sekali orang yang saya temui sepanjang KKN. Selama ada manusia, di situ ada pengabdian, di situ ada perbuatan, di situ ada perbuatan mulia, di situ ada pahala, di situ ada rasa syukur. Tegal Wangi Tempat kami KKN adalah di Desa Tegal Wangi, Kecamatan Jasinga, Bogor. Lebih tepatnya di RW 06 Kampung Curug Nanggung. Desa Tegal Wangi adalah desa yang cukup besar. Terdapat beberapa sekolah di sana. Lingkungannya cukup asri karena masih banyak pepohonan. Kebanyakan warganya bekerja sebagai buruh tani. Di sana semua warganya pekerja keras yang keluar di pagi hari dan baru pulang pada sore hari. Serta beberapa remaja juga ada yang bekerja di luar kota. Sesampainya di desa, kami mendapat sambutan yang hangat dari warga sekitar terlebih dari anak-anak kecil yang sangat antusias mendatangi tempat kami sesampainya kami menetap di sana. Lokasi rumah singgah saya beserta anak-anak perempuan yang lain adalah di rumah Ibu Yum. Di sana terdapat empat kamar tidur. Kamar pertama ditempati oleh Alizza dan Iis sementara saya, Sintia dan Fiqi di kamar kedua. 112 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Ada hal lucu saat malam pertama kami tidur di sana. Pada malam itu, hampir saja saya memejamkan mata, namun ada suara aneh yang sangat mengganggu telinga saya, Sintia dan Fiqi. Ya, suara aneh itu berasal dari kamar kami. “Eh, suara apa tuh?” ucap saya. “Ini mah kaya suara… curuttt!!!” teriak kami bertiga. Pada saat itu ada curut di kamar kami. Kami segera lari ketakutan keluar kamar. Alizza, Iis, dan Ibu Yum juga keluar karena mendengar teriakan kami. Kemudian Ibu Yum memeriksa kamar kami sambil membawa sapu untuk mengusir curut. Setelah diperiksa, ternyata di kamar itu ada lubang yang sepertinya tempat keluar masuk curut tersebut. Pada saat itu juga saya, Sintia dan Fiqi memutuskan untuk pindah ke kamar belakang saja karena lebih aman dari gangguan curut. Kejadian malam pertama kami di tempat tinggal membuat kami terus tertawa jika mengingatnya. Hari demi hari kami lewati di Desa Tegal Wangi. Kami mulai betah tinggal di sana. Warga-warga di sana sangat ramah dan baik. Ada Ibu Yum, yang selalu sabar menunggu saya dan teman-teman perempuan lain pulang karena kami sering rapat hingga larut malam di rumah singgah anak lakilaki. Tak jarang pula Ibu Yum memasak untuk kami. Ada Ibu Sekretaris Desa, yang walaupun terlihat jutek, namun sebenarnya sangat perhatian kepada kami. Selalu mengingatkan kami apabila kami teledor atau membuat kesalahan. Ada Nenek Jumsinah dan Ibu Umi, pemilik rumah yang rumahnya disinggahi oleh anak laki-laki. Nenek Jumsinah orangnya sedikit cerewet, ibu-ibu di sana menyebutnya gambreng. Namun, Nenek Jumsinah sangat baik. Dia kerap kali mengingatkan kami untuk shalat, memberikan sarapan dan cemilan serta membantu kami, anak-anak perempuan memasak. Ibu Umi juga demikian. Masih banyak tokoh-tokoh lain yang tidak bisa saya jelaskan satu persatu. Di sini kami berusaha membangun sebuah keluarga kecil dan keluarga besar. Keluarga kecil adalah kelompok KKN kami sendiri. Ya, kami adalah sebuah keluarga yang berusaha untuk menerima kekurangan orang lain, saling melengkapi dan memahami. Tanpa adanya keterikatan tersebut, sudah dapat dipastikan program yang akan dijalankan selama satu bulan ke depan tidak akan terlaksana dengan maksimal. Keluarga besar yang kami maksud adalah antara kami dengan masyarakat Desa Tegal Wangi secara keseluruhan. Kedatangan kami di sini bukan semata-mata cuma untuk pindah tempat tidur, pindah tempat makan dan sebagainya. Tetapi di sini kami belajar hal-hal yang baru. Hal Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 113
baru tersebut didapatkan dengan komunikasi dan interaksi yang kami lakukan, baik kepada teman sendiri dan masyarakat sekitar. Penting sekali menumbuhkan semangat internal, kebersamaan dan gotong-royong. Kalau tidak begitu maka bisa dipastikan kedatangan kami di desa ini akan sia-sia. Jika Saya Adalah Bagian Dari Tegal Wangi Banyak program yang saya dan teman-teman lakukan di KKN ini, di antaranya mengajar anak-anak SD, penyediaan tong sampah, penyediaan plang jalan, senam pagi, dan perayaan 17 Agustus. Kami berusaha meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak setempat dengan melakukan sharing pembelajaran dan membuka kelas belajar sore hari. Bimbingan belajar dilaksanakan tiga kali seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Kamis. Program lainnya adalah penyediaan tempat sampah dan plang jalan. Tong sampah yang kami buat diharapkan dapat membuat masyarakat lebih mudah dalam menjangkau tempat sampah dan membiasakan diri untuk hidup bersih dan menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungannya. Selain itu lingkungan menjadi lebih tertata dengan lengkapnya plang nama jalan sehingga pendatang tidak tersesat jika masuk Desa Tegal Wangi. Acara senam pagi diisi dengan senam pagi bersama ibu-ibu Kampung Curug Nanggung. Saya bersama teman-teman perempuan lainnya bertugas menjadi instruktur senam. Kegiatan senam pagi ini memberikan penjelasan kepada warga tentang pentingnya berolahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran serta menimbulkan minat masyarakat terhadap olahraga khususnya senam. Kebetulan kegiatan KKN bertepatan pula dengan Hari Kemerdekaan yaitu 17 Agustus. Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-71, kami mengadakan berbagai macam perlombaan. Perlombaan yang kami adakan ada 11 macam, yaitu lomba makan kerupuk, balap karung, memasukkan paku dalam botol, kelereng sendok, pukul kendi, joget balon, ambil koin di aci, ambil koin di kelapa, tarik tambang, mancing di darat dan lomba panjat pinang. Mungkin waktu satu bulan tidak cukup untuk mengabdi di desa ini. Rasanya masih banyak hal yang harus dilakukan. Masih banyak hal yang kurang. Apabila saya mempunyai banyak waktu dan dapat menjadi bagian dari Desa Tegal Wangi, saya akan mencurahkan ilmu yang saya punya untuk mengembangkan potensi yang ada di desa ini. Salah satunya adalah 114 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
berwirausaha, karena saya berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tegal Wangi mempunyai banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai ladang untuk wirausaha, seperti banyaknya singkong dan pisang yang tumbuh. Mengingat angka pengangguran yang sangat tinggi di Desa Tegal Wangi, maka dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mengurangi pengangguran. Sayangnya, warga di desa belum mengerti bagaimana cara memanfaatkannya. Oleh karena itu, dibutuhkan bimbingan untuk melatih kemampuan berwirausaha mereka. Masalah lain yang menjadi sorotan saya adalah kurangnya kesadaran pemuda untuk turut membangun desa. Mungkin karena kebanyakan pendidikan mereka yang masih rendah dan belum termotivasi. Oleh karena itu, saya akan menumbuhkan motivasi dan rasa memiliki pemuda atas desa di mana mereka berpijak pada saat ini. Membuat program-program yang menarik, agar pemuda desa tertarik untuk mengikutinya. Mungkin proses belajar mereka akan memakan waktu yang cukup lama, tetapi efek yang ditimbulkan akan besar. Pada akhirnya, sebagai mahasiswa kita harus memberikan gagasan yang baik tidak hanya berfokus pada pembangunan ekonomi saja, tetapi dari sisi moral dan agama agar semuanya seimbang, sehingga kita bisa menciptakan generasi bangsa yang berpola pikir maju dan konsisten.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 115
7 KEBERSAMAAN ITU INDAH Sugiarto Pengantar etika saya berada di penghujung studi menggapai S1 saya terikat dalam sebuah program KKN yang memang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa. Karena dalam perguruan tinggi ada yang dikenal dengan istilah Tri Dharma, ini adalah tiga komponen yang harus dilakukan oleh mahasiswa, tiga komponen tersebut adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian. Dalam hal ini saya melakukan pengabdian terhadap masyarakat begitu banyak kisah kehidupan yang sangat bermanfaat dan sangat penting dalam kehidupan saya. KKN terasa sangat menantang dan menakutkan semua itu saya ketahui ketika, senior-senior yang iseng menceritakan pengalaman KKN mereka masing-masing, namun ketika saya berfikir lebih jernih lagi saya mendalami makna dari kata KKN tersebut, tidak terlalu menakutkan bahkan bagi saya ini adalah sebuah tantangan bagaimana kita bisa lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Dalam benak saya apakah saya sanggup melaksanakan KKN ini, apakah saya mampu mengabdi pada masyarakat di suatu tempat yang cukup tertinggal dan terbelakang dari pandangan pemerintah. Desa Tegal Wangi adalah suatu desa yang berada di perbatasan antara Prov. Banten dengan Prov. Jawa Barat yang mana ketika saya datang survei yang pertama kali yakni pada Mei dengan hati yang berdebar-debar seperti apa desa itu, masih hutankah? Atau sudah bukan hutan lagi. Saya berfikir apakah bisa hidup seperti biasanya seperti di rumah, misalnya mandi, apakah saya akan mandi disungai atau di kamar mandi? Untuk makan sehari-hari apakah sulit atau tidak, apakah kita harus mencari kaya bakar terlebih dahulu? Saya tahu di Tegal Wangi saya akan menemui berbagai macam tantangan untuk itu, saya mempersiapkan diri saya dengan ilmu yang sudah saya pelajari baik itu di kampus ataupun di luar kampus untuk menjawab tantangan selama saya melakukan KKN. Salah satu tantangan bagi saya adalah bahasa, walaupun saya berdomisili di Bogor tapi bahasa Sunda saya tidak terlalu bagus, sehingga ketika saya berbicara dengan
K
116 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
masyarakat saya seringkali menggunakan Bahasa Indonesia, tapi saya bersyukur saya bisa mengerti ketika masyarakat berbicara Bahasa Sunda. Alhamdulillah ternyata masyarakat di Tegal Wangi sebagian besar bisa menggunakan Bahasa Indonesia, ketika ada tamu seperti kami, mahasiswa KKN yang tidak mengerti Bahasa Sunda, kami dibantu dengan Bahasa Indonesia. Saya tidak merasakan kehawatiran yang berlebih untuk melakukan KKN di Tegal Wangi, karena saya masih satu kabupaten dengan Tegal Wangi dan sedikit banyak saya tahu kultur masyarakatnya bagaimana. Banyak persepsi tentang KKN dari senior, abang saya yang pernah juga melakukan KKN ada yang menceritakan bahwa KKN itu menyenangkan, santai dan juga asyik bahkan ada yang mengatakan KKN itu ngeribetin. Ketika saya telaah lebih jauh tentang KKN tersebut merupakan sebuah program yang amat baik bagi mahasiswa semester akhir yang akan siap terjun ke masyarakat saya membayangkan ketika tidak ada KKN bagaimana mahasiswa akan belajar di masyarakat secara serius. Yang paling saya harapkan ketika saya berada di desa tersebut adanya sebuah pengajian yang sama dengan daerah saya yaitu diadakannya pembacaan Ratib dan Maulid, itulah yang paling sangat dan harus ada di sana karena sudah menjadi kebiasaan saya di rumah, semoga saja ada di sana kegiatan seperti itu. Masih Tertinggal Saya tidak menyangka akan satu kelompok dan bertemu dengan teman-teman yang sangat amazing, bagaimana tidak amazing saya bertemu dengan teman-teman yang berbeda pemikiran, sifat, kebiasaan dan lainlain. Sebelum kami dipertemukan dalam suatu acara yang dilaksanakan oleh PPM, di sana saya bertemu dengan orang-orang yang berwawasan luas dengan karakteristik yang berbeda-beda saya mulai mempelajari watak teman-teman agar ketika saya berbicara dengan mereka tidak menyinggung hati ataupun menyakiti hati mereka. Hidup sebulan bersama orang-orang yang super, dengan watak dan karakteristik yang berbeda saya merasakan kehidupan layaknya sebagai keluarga. Kebersamaan yang kami bangun dengan penuh rasa saling mengasihi dan rasa kekeluargaan yang dapat menimbulkan kekompakan dalam kelompok kami. Bagi kami hal ini merupakan yang pertama kalinya, disatukan menjadi kelompok yang saling membantu saling menjaga satu sama lain. Awalnya saya menghitung hari ketika kami akan pulang, pokoknya pengen Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 117
cepet-cepet pulang. Tetapi, seiring berjalannya waktu saya merasa nyaman dengan keadaan yang sangat membahagiakan ini, sehingga pada saat kami pulang saya rasanya tidak ingin berpisah, rasanya ingin terus bersama seperti halnya orang berpacaran tak ingin berpisah karena kenyamanan yang terlahir di antara kami. Sampai-sampai di rumahpun rasanya seperti masih bersama kalian, sungguh sulit bagi saya berpisah dengan kalian walaupun kami satu kampus. Namun, bukan berarti kami sering bertemu bisa dikatakan tidak pernah bertemu di kampus. Tetapi saya berharap agar kami semua selalu mendapatkan keridhoan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kembali saat kami mengabdi. Dengan mengusung nama kelompok KKN kami adalah “MENYAPA” yang mana kata ini adalah sebuah singkatan yang cukup sesderhana, mempunyai makna yang sangat dalam yang sampai memyentuh hati, singkatannya yaitu “Mengabdi, Nyata, Pasti” saya bersyukur karena bisa satu kelompok dengan mereka. Menurut saya, ini adalah kelompok yang luar biasa, keahlian kelompok kami bisa dikatakan lengkap, ada yang bisa mengaji, ceramah, hubungan dengan masyarakatnya bagus, pembawa acara, fotografi, menyanyi, kelistrikan, masak, hadroh (saya sendiri), anak gaul, ahli komputer, bisa dikatakan hampir semua kebutuhan masyarakat bisa kami penuhi, dalam hal atau kegiatan yang berhubungan dengan keahlian kami. Dalam kelompok, kami tidak membuat aturan khusus tertulis selama KKN seperti jadwal piket kebersihan, jadwal memasak, dan jadwal-jadwal lainya. Tetapi semua berjalan lancar, setiap waktu makan, makanan tersedia, rumah singgah kami setiap pagi rapih dan bersih, karena ada kesadaran di antara mereka dan semua merasa punya tanggung jawab. Namun, semua itu tidak terlepas dari teman-teman wanita terutama Alizza yang selalu rajin dan selalu gatal tangannya kalau melihat rumah berantakan, tapi saya terkadang juga suka membantu sih kalau sedang melihat dia bersih-bersih tapi itu juga jarang-jarang. Tidak sulit satu kelompok dengan mereka walaupun begitu masalah-masalah kecil tentu ada saja, seperti pernah ada yang tersinggung kerena salah ucap ketika bercanda, atau masalah menimba air untuk keperluan kawan perempuan kami, ya beberapa dari teman wanita tidak mau menimba air dan meminta kami yang laki-laki untuk melakukanya. Padahal kata mereka, mereka ingin kurus biar ga terlalu gemuk tetapi mereka malas untuk menimba, katanya capai.
118 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Hari-hari yang saya lewati penuh dengan kegembiraan, keceriaan, selalu dengan senyum dan tertawa yang apabila dari kami sudah melakukan kegiatan karena setiap kegiatan yang kami lakukan ada saja yang membuat tertawa walaupun ketika kami sedang serius-seriusnya bekerja. Menurut saya kuncinya tiada hari tanpa kebahagiaan, mungkin karena adanya rasa kasih sayang yang sudah saya anggap sebagai keluarga, yang selalu kompak, selalu bekerjasama, selalu membantu dalam hal yang memang perlu bantuan tentunya. Memang, dalam bersosialisasi dengan orang-orang yang baru kami kenal perlu namanya mendalami karakter seseorang agar tidak adanya istilah baper (bawa perasaan), Alhamdulillah banget saya dapat hidup bersama dengan orang-orang tidak baperan. Mungkin kalau saja KKN saya berkelompok dengan orang yang mudah terbawa perasaan tidak akan sebahagia ini, pokoknya we are the best friends. Kekompakan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalin suatu hubungan dengan sesama kelompok, masih teringat dalam benak yang sangat dalam ketika program kami berjalan kerjasama yang kompak dengan bekerja membuat tong sampah. Dalam pekerjaan ini kami saling membantu satu sama lain, misalnya ketika anak cewek mencuci ember di sungai yang akan kami jadikan tong sampah dengan kesadaran sendiri saya dan beberapa teman lelaki membantu membawakannya, mungkin ini terlihat biasa saja tetapi ketika saya telaah lebih dalam ini merupakan kerjasama yang sangat bermanfaat. Karena tidak memungkinkan wanita membawa barang yang berat untuk jarak yang jauh. Berbagi dalam hal apapun juga terlihat jelas di kelompok kami, tidak jarang jika ada teman kami yang mempunyai makanan dibagi kepada kami walaupun saling sedikit tapi setidaknya ada kebaikan hati yang mana ada keniatan untuk saling berbagi. Tidak hanya sabun cucipun kami saling berbagi, satu botol sabun cuci cair kami pakai untuk mencuci pakaian kami masing-masing. Kami juga patungan apabila ingin membeli sesuatu yang sifatnya untuk bersama, ketika yang cewek malas masak kami patungan untuk membeli lauk pauk ataupun kami pergi makan di luar. Sudah menjadi lumrah apabila dalam suatu organisasi maupun kelompok pasti adanya konflik, baik itu konflik skala besar maupun skala yang kecil. Dalam kelompok kami konflik merupakan hal yang cukup saya jumpai, karena kami semua ketika melakukan suatu pasti diiringi dengan rasa kekelurgaan. Namun konflik yang ada hanya ketika di antara kami Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 119
disuruh ke pasar mengantar cewek belanja, terkadang dari cowok-cowok sedikit malas yang namanya pergi ke pasar dengan alasan mager (malas gerak) itu adalah alasan yang tidak baik sehingga terkadang kami suka diam saja. Namun, itu tidak berlangsung lama karena salah satu dari kami yang berbaik hati mengantar kepasar walaupun terpendam dalam hati rasa malas yang menghantui. Pernah suatu saat, ketika Sintia kehabisan paket internet dia melakukan voice note di grup Whatsapp meminta yang cowok diantar untuk membelinya, namun karena keadaan saat itu mepet sekali dengan Magrib dan juga masih dalam keadaan gerimis mengundang ngantuk, dengan niatan bercanda menolak permintaa Sintia akhirnya dengan kompak mengirim voice note dengan beribu-ribu alasan, kami saling perang voice note hingga akhirnya ada teman yang inisiatif berkata ”kompakin yuk bilang siapa elu rame-rame”. Itu menjadi penyebab konflik antar saya denga Shintya, karena pada saat itu mengirim voice note tersebut menggunakan handphone saya. Malamnya Sintia marah-marah, saya menjelaskan kronologinya namun sepertinya kekecewaan sudah melekat di dalam sanubari. Saya menceritakan ini kepada teman namun teman berkata “itu mah elu dikerjain to, soalnya tadi pas lu pergi ngaji di Kang Zahri anak-anak sepakat ngerjain balik elu”. Setelah saya mengetahui itu saya juga baikan lagi dan tidak ada konflik lagi, hehehe. Hal yang sangat melekat dalam ingatan saya dan tidak akan terlupakan adalah bagaimana kami saling menghargai pendapat satu sama lain yang kami jadikan acuan dalam menetapkan keputusan bersama. Berbagai hal yang kami lakukan bersama selama satu bulan lamanya bukanlah hal yang biasa saja, bukan hanya sekedar kami hidup bersama dalam satu lingkungan yang berbeda seperti biasa yang kalau di rumah masing-masing kami bebas melakukan apa saja tanpa memikirkan dengan yang lain. Namun, dalam KKN ini saya merasakan hal yang sangat berharga yang sangat mengesankan yang tidak akan terlupakan oleh ingatan, kebersamaan, konflik yang terjadi di antara kami dapat terselesaikan dengan kepala dingin. Menurut saya, KKN ini bagaikan saya mondok di suatu pesantren yang jauh dari keluarga, yang mana saya harus belajar mengenai ilmu agama, tapi dalam KKN ini saya merasakan bagaimana kami harus memikirkan cara pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat.
120 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Dengan adanya ini saya merasakan hal yang baru, suasana yang baru, bagaimana saya harus mempelajari arti kebersamaan, saling menjaga satu sama lain, mendamaikan konflik di antara kami. Kisah-kisah yang tak sengaja hadir di dalam hidup saya ini akan menjadi suatu kisah yang nanti akan saya ceritakan kepada keturunan saya nanti, bahwasanya dalam kehidupan harus ada namanya kebersamaan, kekompakkan, saling menghargai satu sama lain agar terjalinnya kekeluargaan yang harmonis. Walaupun kami berbeda-beda baik itu watak, karakteristik dan sebagainya bukan menjadi kendala bagi kami untuk mempersatukan ukhuwah yang terjalin dengan adanya rasa kasih sayang dan saling menjaga satu sama lain. Pokoknya semua kisah yang sudah kita lalui bersama akan menjadi sejarah bagi kami. Kalian memang luar biasa. Saya bangga dapat mengenal kalian dalam suatu pengabdian yang sangat mulia untuk membangun karakteristik masyarakat yang awalnya biasa menjadi luar biasa. Walaupun raga ini berada di rumah sendiri, tetapi hati ini masih tertinggal di sana, karena begitu banyak hal yang kami lakukan sehingga saya tidak dapat melupakan setiap detik demi detik bersama kalian. Candaan di antara kami yang khas, selalu terngiang di telinga, wajah-wajah lucu kalian, senyum-senyum manis di bibir, ketawa yang ikhas keluar dari mulut kalian merupakan laksana pelangi yang indah yang warna indahnya tidak akan pernah sirna ditelan masa. Mempererat Kebersamaan dengan Cara Ngeliweut Desa Tegal Wangi, merupakan desa yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Banten. Desa ini bisa dikatakan desa yang terkecil di Kecamatan Jasinga, karena sebagian besar wilayah Desa Tegal Wangi adalah kebun karet, sehingga daerah tersebut masih bisa dikatakan sebagai hutan karet. Begitu pun penduduknya, wilayah perbatasan yang cukup pedalaman yang mana untuk sampai di Desa Tegal Wangi dari kecamatan kami harus masih menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan kondisi jalanan yang masih banyak lubang. Jarak antara tempat kami singgah hanya berjarak 500 M dari belakang rumah kami singgah adalah sudah termasuk wilayah Banten. Karena lokasi desa ini yang berada jauh dari pusat keramain dipedalaman dan diperbatasan juga, maka dalam konteks lingkungan di desa ini cukup nyaman untuk dijadikan tempat hidup. Karena lingkungan yang tidak terlalu ramai dengan keramaian dan kebisingan kendaraan Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 121
bermotor dapat menimbulkan ketentraman tersendiri bagi seseorang. Namun, keterbelakangan lingkungan akan membuat masyarakatnya mengalami ketertinggalan dalam berbagai hal, misalnya: pendidikan, pendidikan di sana sangat memprihatinkan banyak anak-anak yang putus sekolah karena terbentur biaya, orang tua yang hanya bekerja serabutan karena harga jual getah karet belakangan tahun menurun drastis. Sehingga kehidupan dalam perekonomian menjadi terganggu, namun bukan karena hal itu saja, minat belajar yang kurang pun menjadi dasar masalah yang cukup serius di daerah ini. Pergaulan yang bebas membuat remajawan dan remajawati menjadi malas untuk sekolah, maka tidak heran di sana banyak sekali remajawati yang menikah di bawah umur. Sungguh disayangkannya dalam pendidikan di sana, tidak jauh berbeda dengan dikota besar pergaulan dilingkunganpun anak remaja yang masih duduk di sekolah SMP sudah banyak yang merokok bahkan sampai terang-terangan didepan rumahnya, seharusnya sebagai orang tua yang baik melarang anaknya untuk tidak merokok bukanlah tindakan yang salah malah sangat dianjurkan. Ngeliweut merupakan salah satu tradisi yang sangat kental dan juga sudah menjadi rutinitas di kalangan masyarakat khususnya dilingkungan kami singgah yaitu di RW 06 Kampung Curug Nanggung, hampir setiap malam masyarakat mengadakan liweutan, tidak hanya anak muda, tetapi bapak-bapakpun sering bergabung untuk ngeliweut bareng, sungguh fenomena yang jarang saya temui di daerah kami. Dengan acara tersebut maka antar masyarakat dapat saling berkomunikasi dengan yang lain dan juga menjadi sarana untuk berdiskusi. Kami pernah ketika kami ingin membentuk kepanitiaan agustusan, kami mendapatkan saran agar rapat ini dibarengi dengan acara ngeliweut, hasilnya luar biasa para pemuda dan tokoh pun ikut hadir dalam acara tersebut sehingga kami tidak sulit untuk mengundang warga dan juga tokoh-tokoh yang ada di sana. Kekompakan juga terjalin sangat erat ini terlihat dari bagaimana masyarakat masih mau melakukan gotong royong untuk kebersihan bersama, pemuda, bapakbapak berkumpul bekerja sama membersihkan lingkungan. Ketika program tong sampah kami akan kami mulai para warga berkumpul untuk membantu membuat tong sampah. Di kampung ini memang masih tetap menjaga kelestarian, budaya gotong royong dan saling membantu. Kesan yang sangat melekat di hati saya adalah keramahan warga terhadap pendatang sangat diperlihatkan, selama kami berada di sana 122 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
sangat di terima dengan baik. Mulai dari tokohnya yang sangat baik dan mendukung penuh kegiatan kami dan juga alhamdulillah kami dapat menyumbangkan sebuah piala kemenangan pada saat turnamen sepak bola di lapangan dekat kantor desa. Dengan kegigihan dan semangat kemenangan pun kami raih itu berkat kerja keras dan kekompakkan pemain kami dan pemuda yang selalu memberikan dukungan penuh terhadap mereka. Saya juga teringat dengan perkataan seorang tokoh dan sekaligus seorang Mantri di sana yaitu Pak H. Pardi, beliau mengatakan “kelompok KKN UIN Jakarta yang ini merupakan kelompok yang sangat dekat dengan warga, khususnya bagi saya sendiri”. Dari itu maka timbul rasa kebanggaan tersendiri di diri saya bahwasanya kami sudah dapat merangkul masyarakat untuk bekerjasama bersama kami dalam membangun Kampung Curug Nanggung ini. Pelajaran yang sederhana yang dapat saya ambil adalah bagaimana kita memperlakukan orang lain, ketika kita sudah melakukan kebaikan bagi seseorang maka orang itupun akan melakukan kebaikan bagi kita sendiri. Bagimu yang Berada di Ingatan Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwasnya desa itu jauh dari pusat perkotaan. Namun, bukan berarti di sana ketinggalan zaman. Jikalau saya tinggal di sana dan mempunyai jodoh di sana, saya sebagai mahasiswa yang pernah melaksanakan program KKN di sana tentu saya mempunyai gagasan-gagasan untuk di implementasikan dalam masyarakat. Seperti halnya ketika saya ber-KKN di sana, saya akan mengaktifkan kembali program-program yang pernah saya jalankan di sana dengan target yang lebih luas dan lebih efisien lagi tentunya. Mengingat kembali program KKN, saya akan mengabdi dan menyumbangkan pemikiran saya atas desa tersebut baik itu di bidang pendidikan, kebudayaan dan lain sebagainya. Ada beberapa program yang kami ajukan di sana, yaitu: pertama, pembuatan plang nama gang ataupun penujuk arah, hal ini menjadi pemikiran saya ketika saya pertama kali datang ke Desa Tegal Wangi, saya dan teman-teman tersesat hingga ke Banten dikarenakan tidak adanya penunjuk arah, menurut saya itu adalah hal yang paling penting ketika ada suatu desa yang posisinya berada dipedalaman. Kedua, adanya acara untuk memeriahkan ulang tahun Republik Indonesia. Dengan mengadakan suatu perlombaan dalam acara Agustusan merupakan salah satu cara untuk Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 123
menimbulkan rasa jiwa nasionalisme dan menghormati jasa-jasa para pahlawan bangsa yang sudah berjuang mati-matian untuk memerdekakan bangsa Indonesia ini. Ketiga, mengadakan bimbel (bimbingan belajar) bagi para siswa dan siswi tingkat SD sampai SMA. Minat belajar siswa yang terlihat di sana hanyalah siswa SD karena mereka tidak terjerumus pergaulan yang membawa mereka kepada hal yang tidak baik. Namun, anak-anak SMP dan SMAnya tidak mengikuti kegiatan ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya: adanya rasa malu untuk belajar bersama kami, waktu belajar yang kurang tepat, karena mereka bersekolah pada waktu siang sampai sore, dan mungkin kalau paginya mereka membantu ibunya beres-beres. Keempat, pengadaan tong sampah. Ini lahir karena minimnya tingkat kebersihan dalam artian bahwa di sana tidak ada tong sampah untuk sampah plastik, karena sampah plastik ini jika dibuang sangat lama lapuknya jadi kami berusaha bagaimana caranya agar sampah plastik ini tidak berserakan sembarangan. Kelima, pengajian. Alhamdulillah pengajian rutin kami ikuti setiap minggunya, dengan diadakannya pengajian kaidah menunutut ilmu tidak hanya di batas ketika sekolah saja, di sana bapakbapak, ibu-ibu dan remaja ikut pengajian dengan membuka kitab, dan Alhamdulillah kami berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
124 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
8 BERSAHABAT DENGAN DESA TEGAL WANGI Rizqy Badilla Akbar Kesan Pertama elaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat, bagaimana kita membaca keadaan masyarakat di Desa Tegal Wangi, kemudian kita menganalisis, dan kemudian memberikan solusi untuk masyarakat di sana tetapi dengan mengajak masyarakat untuk bersamasama menyelesaikannya. Kita perlu melibatkan masyarakat agar masyarakat di sana lebih menumbuhkan kepeduliannya terhadap lingkungan mereka sendiri. Selama KKN kita menjadi teman masyarakat, layaknya seorang teman yang baik, kami mencari tahu apa masalah masyarakat, kemudian kami menjelaskan agar masalah tersebut disadari sebagai masalah, lantas kami juga memberi motivasi supaya masyarakat tergerak untuk menyelesaikan masalah sosial mereka, tentu, kami juga ikut andil bersama masyarakat. Kegiatan seperti bersama-sama membuat tong sampah dan plang nama gang jalan, membersihkan lingkungan sebelum perayaan 17 Agustus sampai membicarakan masalah pendidikan anak di sekolah. Saya merasa warga Desa Tegal Wangi masih memiliki kepekaan sosial yang bagus, gotong royong masih berjalan, solidaritas juga masih terasa, dan mereka ramah kepada tamu. Ya, saya merasakan itu, kami diposisikan begitu terhormat dalam masyarakat kadang kita juga merasa tidak pantas diperlakukan demikian. Apalagi anak-anak yang sangat penasaran dengan kehadiran kami. Mereka mengikuti kami dan kadang mencari tahu apa yang kami lakukan.
P
Menjalin Kepercayaan Banyak sekali perbedaan perbedaan pada perorangan di kelompok kami terutama pada karakter berbicara, sifat maupun kepribadian tetapi itu semua tidak membuat kami menjadi tidak kompak, itu semua justru membuat kami menjadi kelompok yang solid dan saling menutupi setiap kekurangan masing masing. Saat pertama di sana saya sudah bisa Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 125
membiasakan diri dan langsung akrab dengan semua teman KKN saya, karena kelompok kami satu-satunya kelompok yang jarang sekali melakukan rapat sebelum KKN dan pada saat rapat kadang saya juga ada halangan maka dari itu pada saat sebelum memulai KKN saya kurang dekat dengan teman teman KKN saya karena saya jarang bertemu dengan teman teman KKN saya, tetapi pada saat pertama kali berada di sana saya langsung bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan semua teman kelompok saya karena kepribadian mereka yang baik dan ramah tamah. Kemudian kami selalu saling mengingatkan sesuatu yang menjadi tanggung jawab masing-masing, bahkan teman saya yang bernama Octo sering memasukan motor saya karena saya sering lupa memasukan motor saya ke dalam rumah, semua saling membantu dan saling melengkapi, di saat ada yang kesulitan atau berhalangan mengerjakan pekerjaan nya selalu ada yang membantu pekerjaan tersebut. Anak–anak perempuan kelompok saya juga sangat rajin memasak untuk makanan kami semua tetapi tidak membuat kami yang laki-laki tidak membantu, kami yang laki-laki terkadang ikut membantu anak-anak perempuan membuatkan makanan untuk makan kami bersama-sama, kemudian anak-anak perempuan juga rajin pergi ke pasar apabila perbekalan persiapan makanan dan sayur-sayuran yang kami simpan sudah habis, kemudian salah satu anak perempuan yang menurut saya paling rajin yaitu Alizza, dia terkadang sering membersihkan rumah kami yang lakilaki jika sudah terlalu berantakan, karena kami tinggal di rumah yang berbeda jadi kami yang laki-laki kurang bisa menata atau merapih kan rumah yang kami tinggali, tetapi karena bantuan Alizza kadang-kadang dia suka ikut membantu anak laki-laki membersihkan dan merapikan rumah yang kami tinggali, karena kami kadang suka malas merapihkan rumah yang kami tinggali kalau belum benar-benar berantakan. Kelompok kami tidak membuat aturan khusus tertulis selama KKN seperti jadwal piket kebersihan, jadwal memasak, dan jadwal-jadwal lainya. Tetapi semua berjalan lancar, setiap waktu makan, makanan tersedia, rumah singgah kami setiap pagi rapih dan bersih, karena ada kesadaran di antara mereka dan semua merasa punya tanggung jawab. Tidak sulit satu kelompok dengan mereka. Walau begitu masalah-masalah kecil tentu ada saja, seperti pernah ada yang tersinggung kerena salah ucap ketika bercanda, atau masalah menimba air untuk keperluan kawan
126 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
perempuan kami, ya beberapa dari mereka tidak mau menimba air dan meminta kami yang laki-laki untuk melakukanya. Kadang pada saat hari Sabtu atau Minggu kelompok kami suka refreshing untuk menghilangkan penat dan lelah sehabis berhari-hari melakukan aktifitas bersama warga desa, kami refreshing bersama ke Cipanas untuk berendam air panas dan ke Ciberang untuk melakukan rafting, di sana kami menjadi merasa lebih dari sekedar teman KKN, dari refreshing itu kami mulai merasakan bahwa kami sudah seperti layaknya sebuah keluarga dari ibu bapak yang berbeda. Kami selalu membagi bagi pekerjaan yang sesuai kemampuan masing–masing dan menyalurkan nya kepada desa, contohnya teman saya yang bernama Yuli dan Sonhaji, mereka berdua salah dua teman saya yang pengetahuan agamanya lebih dari pada semua teman kelompok saya, jadi pada saat azan di masjid sering kali Yuli yang azan dengan suaranya yang sangat merdu dan pada saat ceramah sonhaji dengan kemampuan tafsir hadist nya yang menonjol. Kemudian saya melakukan penyuluhan pentingnya wirausaha kepada warga Desa Tegal Wangi Kampung Curug Nanggung khususnya kepada pemuda setempat karena saya berasal dari ekonomi dan bisnis. Konflik-konflik yang saya dan teman-teman saya hadapi juga tidak ada yang menjadi konflik yang besar, contoh nya hanya sebatas konflik biasa seperti kadang ada yang malas mengerjakan tanggung jawabnya termasuk saya, tetapi kembali lagi karena kami dari awal sudah solid jadi kami semua selalu mengerti dan melengkapi satu sama lainnya dan tidak lupa untuk menasihati teman yang lagi malas tersebut. Berbeda-beda Tapi Satu Tujuan Pertama-tama saya berada di Tegal Wangi semua terasa aneh dan tidak biasa. Masih banyak anak-anak yang tidak lanjut dibangku sekolah nya alias berhenti sekolah. Saya sebagai seorang yang baru berada di sana merasa sangat sedih sekaligus ingin menyemangati anak-anak yang putus sekolah tersebut, karena bagaimanapun juga sekolah dasar, menengah dan atas itu sangat penting bagi dasar dari sesesorang untuk menjalani kehidupannya, menurut saya seseorang yang tidak berpendidikan akan sangat jarang yang bisa survive untuk menjadi seseorang yang sukses, karena mereka tidak mempunyai pondasi dari awalnya.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 127
Selanjutnya pada saat sesampainya di sana kondisi kampung tersebut kurang bisa dibilang baik karena kampung tersebut tidak mempunyai tong sampah di setiap rumahnya oleh karena itu banyak sekali sampah-sampah yang terlihat dipinggiran jalan dan di depan rumah-rumah yang ada di Desa Tegal Wangi tersebut. Oleh karena itu saya dan teman-teman saya memusyawarahkan kegiatan-kegiatan apa saja yang pas untuk dijalankan di Desa Tegal Wangi tersebut. Saya dan kelompok KKN saya memutuskan untuk membuat tong sampah, plang jalan, penyuluhan-penyuluhan, serta bimbingan belajar serta motivasi bagi anak-anak maupun pemuda-pemuda yang ada di Desa Tegal Wangi. Pelajar bagi saya adalah masih banyak SDM di Indonesia yang harus diperhatikan khususnya di bidang pendidikan dan bidang ini menurut saya sangat lah krusial karena nilai kesuksesan seseorang adalah ketika orang tersebut dapat berguna bagi dirinya sendiri serta berguna bagi orang lain. Pengembangan Potensi SDM di Tegal Wangi Banyak sekali potensi-potensi alam yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat-masyarakat di Desa Tegal Wangi tersebut, seperti singkong, pisang, serta bambu dan masih banyak yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Oleh karena itu kembali lagi dengan pentingnya pengetahuan sebagai mana dasar dari suatu kehidupan, karena kurangnya pengetahuan tentang pendidikan jadi warga di sekitar Tegal Wangi kurang peka terhadap sumber daya-sumber daya yang ada di desa nya. Padahalnya banyak sekali potensi alam yang bisa dikembangkan dan bisa dijadikan suatu peluang untuk berwirausaha. Program khusus saya adalah penyuluhan pentingnya kewirausahaan yang saya sasarkan untuk khususnya kepada pemuda-pemuda yang ada di Tegal Wangi, karena dengan saya melihat sumber daya alam yang ada di Desa Tegal Wangi banyak yang bisa dijadikan sumber usaha yang bagus, dan tugas saya harus menyadarkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Tegal Wangi untuk membangkitkan jiwa wirausaha serta melihat peluang yang ada di Tegal Wangi untuk memulai berwirausaha. Saya mengilustrasikan kepada para pemuda dengan contoh pisang dan singkong yang bisa dijadikan untuk suatu potensi sumber daya yang bisa dijadikan peluang berwira usaha, contohnya pisang-pisang dan singkong-singkong yang kita potong dan goreng bisa ditambahkan bumbu128 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
bumbu rasa-rasa dan kita kemas menarik dan kita jualkan di sekitaran warga Tegal Wangi saja dulu tidak usah jauh-jauh, jikalau sudah sedikit berkembang boleh mencoba menyalurkan nya kepada desa-desa tetangga sampai akhirnya besar dan kita menjadi pengusaha sukses. Saya sempat mengutarakan kepada pemuda-pemuda di sana “mungkin pisang dan singkong terlihat sepele atau sering dikonsumsi dikala diinginkan, tetapi dari kesepelean itu kita bisa membuat suatu peluang untuk membangkitkan nama serta ekonomi keluarga kita jikalau usaha anda sekalian sudah besar dan terkenal nanti pasti itu berdampak untuk desa anda sekalian, itu bisa membuat desa anda sekalian dengan pengusaha pisang dan singkongnya” ujar saya. Para tokoh masyarakat di Desa Tegal Wangi sangat menghargai kedatangan kami dan mengerti akan pentingnya masukan ilmu dan pola pikir mahasiswa untuk ditularkan kepada masyarakat. Seperti saya yang mengajar Bahasa Inggris sebagai salah satu program individu saya selama KKN, cukup sulit untuk mengajar mereka Bahasa Inggris apalagi membuat mereka tertarik dengan Bahasa Inggris, supaya mereka bisa belajar sendiri. Bahasa adalah salah satu kunci ilmu pengetahuan dan pergaulan. Menguasai bahasa asing selalu membuat seseorang menjadi spesial di masyarakat ditambah lagi kenyataan bahwa pasar atau dunia bisnis membutuhkan tenaga-tenaga professional yang mampu berkomunikasi dalam bahasa asing. Interkoneksivitas dunia usaha yang mengabaikan batas batas wilayah negara lah yang membuat hal ini terjadi. Untuk kalangan pelajar kemampuan bahasa asing (Inggris atau Arab) menjadi semacam tiket untuk mendapat beasiswa dalam maupun luar negeri karena memang kenyataanya mereka yang mampu membaca tulisan Arab dan Inggris memiliki akses yang lebih luas kepada dunia informasi dan ilmu pengetahuan, tidak heran mereka juga layak mendapat beasiswa. Inilah pentingnya bahasa bagi kemajuan pengetahuan. Kiranya inilah yang perlu saya sampaikan kepada para pelajar di Kampung Curug Nanggung. Bukan hanya menyampaikan tapi kita juga harus memastikan mereka mengerti apa yang kita sampaikan. Dengan demikian semangat mereka akan terpacu dan mereka bisa belajar sendiri dengan semangat yang mereka miliki. Mengajar di sini juga memiliki beberapa kendala pertama, karena tidak ada ruang kelas (kami mengajar di rumah singgah) materi pelajaran tidak tersampaikan dengan baik karena
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 129
anak-anak saling mengganggu, mereka bercanda dan tidak konsentrasi dalam belajar dan sebagainya. Kedua, kami kurang siap dengan materi pelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk anak-anak seusia mereka, mereka pada dasarnya tidak mau belajar tetapi hanya mau bermain. Jadi kami harus mengajak mereka belajar sambil bermain agar mereka tidak jenuh. Saya hanya memiliki 5 orang murid tetap, sisanya entah ke mana. Mereka sekarang sudah bisa memperkenalkan diri mereka dengan Bahasa Inggris. Malam harinya, kami berkumpul dengan pemuda di Kp. Curug Naggung, sama seperti anak-anak mereka tidak bisa diajak bicara serius. Mereka memalingkan wajah dan menutup telinga mereka ketika kita mulai membicarakan ilmu. Tetapi kami tidak selesai sampai di situ, kami berusaha mengikuti alur pembicaraan, kemudian kami alihkan lagi pembicaraan pada hal-hal yang lebih substantif tapi hasilnya tidak jauh berbeda, hanya kang Jahri yang bisa diajak bicara soal visi dan ilmu. Sampai di akhir pembicaraan saya langsung to the point sampaikan kepada mereka tujuan dan maksud kedatangan kami ke sini sebari kami sampaikan betapa kita harus terus berfikir bukan hanya bercanda, betapa pentingnya perencanaan dan cita-cita. Mereka terlihat mulai mengerti, tidak semua, tentu hanya beberapa. Kepedulian terhadap lingkungan salah satunya menjadi topik pembicaraan, permasalahan lingkungan menjadi sangat penting ketika kita mulai melihat fakta bahwa lingkungan akan berubah menjadi monster yang mengancam dan membunuh kita. Tidak ada cara lain selain kita menjaganya mulai sekarang. Permasalahan sampah bukan hanya masalah di kampung ini tetapi masalah semua orang di negara ini, bahkan dunia ini. Desa ini masih hijau tetapi sampah plastik tidak bisa terhindarkan, mereka ada di mana-mana. Pembuatan tong sampah yang kami gagas sebagai salah satu program KKN ini adalah bentuk tindakan nyata dalam merespon fenomena tersebut. Semoga masyarakat mengerti dan sadar maksud kami. Kami menargetkan pembuatan tong sampah akan selesai dalam satu minggu, tetapi hari ini begitu mengejutkan, masyarakat di RW 06 datang berbondong-bondong ada sekitar 15 orang datang membantu pengerjaan pembuatan tong sampah. Sehingga ada 26 orang pagi itu yang bersamasama bekerja untuk membuat tong sampah. Sekitar 70% pekerjaan kita selesai. Nilai-nilai gotong royong ternyata masih ada dalam masyarakat di sini. 130 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Bicara soal gotong royong saya yakin ada rasionalitas tertentu yang mendorong mereka melakukan hal itu. Semangat gotong royong sesungguhnya adalah identitas kebangsaan kita. Agama dan budaya atau campuran keduanya sering menjadi motivasi utama nilai-nilai gotong royong adalah warisan. Kita harus menjaga dan merawatnya dengan baik. Tapi sisi-sisi kritis masyarakat juga tetap harus dibangun supaya semangat gotong royong tidak di gunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Ternyata masyarakat mendengar apa yang kami serukan beberapa waktu lalu terkait dengan rencana pembuatan tong sampah. Pembuatan tong sampah ini sesungguhnya adalah sebuah upaya penyadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan. Kami di sini tidak bermaksud membangun tong sampah saja tetapi membangun kesadaran. Masyarakat yang datang untuk melakukan kerja bakti membuat tong sampah ini kebanyakan kaum bapak, ibu-ibu tidak terlihat hadir dalam kegitan tersebut. kecuali Ibu umi anak dari pemilik rumah yang kami singgahi. Memang sejak awal kami menyuarakan kegiatan ini khusus pada bapak-bapak. Anak-anak muda juga ikut hadir membantu proses pengerjaan pembuatan tong sampah tersebut. Kebetulan kelompok 88 juga memiliki program yang serupa dengan kita, mereka lantas membeli 20 ember dari kami untuk keperluan yang sama. penjualan tong sampah kami gunakan untuk membeli cat dan bambu. Ada saat saya sangat merasa senang ketika anak-anak SD Desa Tegal Wangi seperti Ria, Lisna dan Siti mulai belajar berwirausaha dengan menjual yang sering kita sebut dengan es mambo dengan berbagai macam rasa, serta kue-kue dan pisang goreng, saya merasa kalau semua yang saya bicarakan selama ini diresapi dan dilaksanakan walaupun baru anak-anak SD saja yang mulai berjualan, tetapi setidaknya sudah ada yang berusaha untuk memulai berwirausaha di waktu dini. Kesan dan Pesan Terakhir Pada malam terakhir penutupan kelompok kami dengan desa Kampung Curug Nanggung sangat berkesan, kami melakukan liwetan bareng bersama warga desa Curug Nanggung, kemudian setelah selesai liwetan kami melakukan nonton foto-foto semua kegiatan kami di sana serta video–video yang dilaksanakan di Desa Tegal Wangi, dan dilanjutkan dengan ucapan terima kasih yang di wakili oleh tokoh Desa Tegal Wangi Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 131
yaitu Bapak Pardi, beliau mewakili semua warga yang ada di Desa Tegal Wangi tersebut berterima kasih kepada kami semua atas apa yang kami semua lakukan dalam satu bulan full di Desa Tegal Wangi khusus nya Kampung Curug Nanggung RW 06, kemudian diteruskan dengan ucapan selamat tinggal dan terima kasih dari kelompok kami kepada masyarakat Desa Tegal Wangi, kemudian kami berfoto-foto bareng dengan warga Desa Tegal Wangi, kemudian saya ngobrol-ngobrol dengan Kang Jahri, Azahri, dan Akew, semua ingin kami selalu mengingat mereka dan ingin saya dan teman-teman saya tetap menetap di desa mereka lebih lama lagi, tetapi apa boleh buat setiap ada pertemuan pasti ada perpisahaan, kenyataan pahit itu lah yang bisa memaniskan sebuah perjalan hidup sehingga semua bisa bersahabat hingga akhir nanti. Kemudian pesan dari saya untuk warga Desa Tegal Wangi di sana untuk tetap selalu kompak dan bergotong royong dalam melakukan semua kegiatan masyarakat yang ada untuk kemajuan Desa Tegal Wangi sendiri, dan juga saya selalu berpesan jikalau pendidikan itu sangat lah penting karena pendidikan itu pondasi seseorang untuk survive atau bertahan hidup diera globalisasi sekarang ini, karena semua sudah serba maju kalau kita tidak bisa mengikuti atau setidaknya tidak terlalu tertinggal oleh zaman sekarang ini kita akan kehilangan arah dan tujuan. Oleh sebab itu saya berpesan tuntutlah ilmu sampai ke Negeri Cina dalam arti kata jangan menyerah dan capek untuk menuntut ilmu karena ilmu itu sangat berguna bagi diri kita dan juga bagi orang lain. Pesan terakhir dari saya, jangan sampai lupakan kami kelompok KKN MENYAPA dari UIN ini walaupun banyak kekurangannya tetapi kami sangat ikhlas dan bangga bisa mengabdi di Desa Tegal Wangi, semoga semua yang kami ajarkan dan berikan bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh warga Desa Tegal Wangi, khususnya Kampung Curug Nanggung.
132 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
9 KKN ITU TAK SETAKUT YANG DIBAYANGKAN Yuli Sopiyullah Pengantar
K
KN, mendengar singkatan itu kita sering underestimate dengan maknanya. Terlebih saat ini makna KKN boleh dikatakan mengalami peyorasi satu atau perubahan makna kearah yang negatif. Bagaimana tidak, saat ini negara kita Indonesia sedang dilanda fenomena yang bernama Korupsi Kolusi dan Nepotisme atau kalau disingkat jadi KKN. Banyak kalangan pejabat di negeri ini yang terlibat kasus korupsi yang dampaknya bisa menyengsarakan masyarakat. Padahal bagi masyarakat dahulu KKN dikenal sebagai kumpulan mahasiswa yang mengabdi di suatu desa. Berbaur dengan masyarakat dan berkontribusi untuk kemajuan masyarakat. Mungkin justru dari sinilah mahasiswa sekarang akan merasa tertantang untuk kembali mempercantik kembali makna KKN. Yakni dengan berkontribusi dalam pengabdian untuk masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang benar-benar bisa memberikan dampak positif. Entahlah orang menginterpretasikan KKN itu sebagai Kuliah Kerja Nyata atau Korupsi Kolusi dan Nepotisme, yang terpenting bagi saya menganggap bahwa KKN adalah suatu hal yang mempunyai banyak kisah. Bagi saya, KKN itu tak hanya belajar untuk mengabdi tapi KKN itu sesuatu hal ketika kita bisa berlatih memaknai arti sebuah kehidupan. KKN itu kesempatan saat kita bisa belajar arti kebersamaan. KKN itu kesempatan saat kita bisa belajar arti komitmen, KKN itu kesempatan saat kita bisa belajar menghargai dan dihargai. KKN itu kesempatan saat kita belajar keikhlasan hingga tak jarang pula yang mengatakan KKN itu kesempatan belajar memaknai arti cinta. Kegiatan KKN membuat saya mengerti ungkapan Anies Baswedan, bahwa mahasiswa Indonesia mesti memiliki ciri “world class competence, grass roots understanding”. Banyak akademisi yang punya kompetensi kelas dunia, tetapi tidak berdaya menyelesaikan berbagai persoalan di akar rumput. Maka KKN memberikan kita pemaknaan bahwa ilmu yang didapat di bangku kuliah semestinya bisa menyelesaikan masalah di akar rumput, Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 133
pondasi pembangunan negara di tingkat paling bawah. Desa Tegal Wangi Kampung Curug Nanggung, sebuah perkenalan… Awal Tak Selamanya Ringan 25 Juli 2015, tepat pada pukul 09.45 menjelang pukul 10.00 WIB masih ingat betul kala itu kami mengikuti pelepasan peserta KKN yang dilepas oleh Bapak Rektor yang bertempat di lapangan Student Center. Kami diterjunkan di lokasi KKN. Dari acara pelepasan ada beberapa perkataan “Keberhasilan KKN adalah ketika para mahasiswa/i bersosialisasi di masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki”, begitu ungkapan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, dalam acara pelepasan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN). Jika yang menjadi indikator keberhasilan adalah ungkapan pak rektor tadi, maka kelompok 089 MENYAPA (Mengabdi Nyata Pasti) bisa dikatakan sangat berhasil. Di awal kedatangan kami, warga cenderung tidak menghiraukan kedatangan kami. Pelepasan selesai pada pukul 11.00 Prosesi penerjunan yang cukup ribet tapi tak mengurangi semangat kami untuk memulai pengabdian selama satu bulan kedepan. Aly, Rizki, Sonhaji, Octo dan Sugiarto kala itu menjadi saksi keberangkatan menggunakan kendaraan bermotor. kami berangkat dari kampus pada pukul 11.45 bersama-sama menuju Desa Tegal Wangi. Sesampaiannya di sana pukul 14.12, kita disambut oleh pemilik rumah yang akan kami singgahi serta masyarakat lainnya terutama anak-anak kecil yang antusias menginginkan belajar bersama kami. Sesuai dengan time line kami, minggu pertama adalah masa observasi lingkungan, menampung segala informasi tentang lokasi KKN yang akan kami tempati satu bulan mendatang. Namun ternyata berbeda dengan kondisi di unit kami, minggu pertama kegiatan kami adalah masa pengenalan dan sekaligus memperkenalkan dan memberitahu kepada semua masyarakat Curug Nanggung akan program-program yang akan kami laksanakan selama satu bulan. Kami bersatu padu dengan warga setempat mempersiapkan baik secara konsep dan teknis rangkaian acara kerja dalam pembuatan tiang untuk tong sampah. Sejak awal diterjunkan di Desa Tegal Wangi RW 06, sebenarnya ada hal yang menimbulkan pertanyaan dalam benak ini. Tegal Wangi adalah desa yang kupikir memiliki kemajemukan cukup tinggi. Namun selama di sana kami tidak mendengar percekcokan, perselisihan, bahkan pertengkaran di sana. Mungkin inilah karakter warga Tegal Wangi yang 134 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
memang mempunyai toleransi tinggi, dan ternyata warga Desa Tegal Wangi cukup erat dan solid dalam persaudaraannya. Tanggal 27 Juli bertepatan pada hari Rabu di hari ketiga ini kami melaksanakan pembukaan sekaligus peresmian KKN kami di Tegal Wangi, yang mana acara ini dapat dimulai pada pukul 13:30 dan selesai tepat pada pukul 15:00. Acara ini alhamdulillah dapat dihadiri oleh pembimbing KKN kami yaitu Ibu Gefarina Johan M.A. dan alhamdulillah pada acara pembukaan ini dapat dihadiri oleh kepala Desa Bapak Drs. Jamaluddin. Beliau selaku kepala Desa Tegal Wangi, serta juga dihadiri oleh aparataparat Desa Tegal Wangi, di antaranya : Pak RW 01, RW 06, RW 03, RW 08, dan beserta para aparat desa lainnya. “Kami selaku pemerintah desa sangat mendukung program-program KKN 2016 UIN Jakarta ini, karena ini sangat penting sebagai portal informasi masyarakat luas mengenal Desa Tegal Wangi “ Kata Bapak Drs. Jamaluddin, selaku kepala desa setempat dalam suatu acara pembukaan KKN yang dihadiri oleh tiga kelompok yaitu kelompok 087, 088 dan 089. Kami cukup beruntung memilih Desa Tegal Wangi Kampung Curug Nanggung. Sebuah desa di ujung barat Kabupaten Bogor. Udara yang segar, pemandangan yang indah, sawah-sawah yang terhampar luas, warga yang ramah, pemerintahan desa yang senantiasa melakukan blusukan dan terus melaksanakan pembangunan, merupakan beberapa keunggulan yang tidak bisa kita kesampingkan. Alhamdulillah kita bisa mengintegrasikan program KKN dengan program desa, membuatnya berjalan beriringan. Indahnya Kebersamaan Tanpa adanya kebersamaan suatu kelompok KKN tak akan tercipta suatu kesuksesan, kenapa seperti itu? karena bersatu adalah pangkal dari kesuksesan. Awalnya kami 11 orang tak saling kenal mengenal, kami dipertemukan melalui perantara PPM yang mana awal kami bertemu pada bulan Mei sewaktu mengikuti pembekalan KKN. Dan kami semua tercipta dari berbagai fakultas dan jurusan yang berbeda-beda, ada 8 fakultas dan ada 10 jurusan itu yang ada pada kelompok KKN saya yaitu MENYAPA 089. Saya dan teman-teman semua berangkat dari kampus tercinta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membawa beberapa program kerja atau misi ataupun visi, beberapa misi itu harus kami laksanakan di Desa Tegal Wangi Kampung Curug Nanggung, suatu misi akan terlaksana jika kita semua tak bersama dan bersatu tidak akan mungkin terlaksana dengan penuh kesan, Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 135
tetapi alhamdulillah dengan kekompakan dan kebersamaan kami semua dalam melaksanakan misi itu terlaksana di Desa Tegal Wangi Kampung Curug Nanggung, dari kebersamaan yang kami ciptakan dapat menginspirasi bagi pemuda-pemuda dan masyarakat Curug Nanggung, jadi bersama itu bisa membawa menuju kesuksesan. Program-program KKN Tak berhenti di situ saja, dari salah satu program kami adalah pembuatan tong sampah maka dari pada itu untuk mengkampanyekan peduli sampah kami juga mengunjungi ke seluruh rumah yang ada di Curug Nanggung. Kami mengajak anak-anak di sana untuk mengenal sampah, mulai dari apa saja jenis sampah dan bagaimana memilahnya serta materi tambahan yakni tentang mengenalkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kebersihan merupakan hal terpenting dari kehidupan di dalam masyarakat, pembuatan tong sampah merupakan program kami yang cukup memakan biaya yang sangat besar, kegiatan ini memakan biaya kurang lebih Rp2.500.000,- dan memerlukan waktu yang sangat panjang dibanding dengan kegiatan-kegiatan yang lainnya, adapun jumlah tong sampah yang kami sediakan untuk Kampung Curug Nanggung jumlahnya adalah 60 ember tong sampah, pemasangannya di setiap rumah mendapatkan 1 ember tong sampah selebihnya dipasang di SDN (Sekolah Dasar Negeri) Koleang 02. Salah satu Guru SDN Koleang 02, menilai bahwa program KKN tahun ini cukup bagus. “Menurut saya mas, KKN tahun ini programnya cukup bagus, terutama untuk pendidikan anak-anak, menambah pengetahuan dan juga memberikan sarana berkreasi bagi mereka“ tutur Bapak Husen, guru SDN yaitu guru pramuka, dalam suatu kesempatan. Program yang serupa dengan tong sampah yang berbentuk fisik adalah pembuatan plang jalan dan plang gang, tujuan kenapa saya dan teman-teman lainnya mengadakan pembuatan plang jalan adalah pengalaman dari perjalanan kami ketika survei menuju Desa Tegal Wangi kami tersasar. Jadi alasan kami semua mengadakan program ini ialah untuk memberi petunjuk arah supaya tidak ada lagi yang tersasar seperti pengalaman kami pada waktu survei. Beberapa Plang gang yang kami buat ada 6 gang, yaitu : Gang Menyapa, Gang Rambutan, Gang Anggrek, Gang Melati, Gang Tulip, dan Gang Masjid.
136 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Program lainnya yang berbentuk edukasi yaitu pendidikan kami mengadakan bimbingan belajar anak-anak SD. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari yaitu pukul 15.30 sampai dengan 17.00 kegiatan ini semua peserta KKN terlibat karena ini merupakan program wajib kami. Selanjutnya juga saya sendiri memiliki program yaitu mengajar mengaji anak-anak kecil maupun pemuda, mengajar bahasa Arab dan mengajar pramuka. Mengajar mengaji kegiatan ini saya lakukan hampir setiap hari setelah salat Magrib kecuali malam Sabtu karena ada pengajian mingguan di madrasah, kegiatan mengaji ini saya lakukan sendiri karena temen-temen saya belom pada mau. Lalu kegiatan mengajar bahasa Arab kegiatan ini saya laksanakan hanya 5 kali pertemuan dalam sebulan karena ini kegiatan kalah dengan kegiatan mengajar Bahasa Inggris yang merupakan program kelompok. Selanjutnya yaitu mengajar pramuka kegiatan ini saya laksanakan 1 minggu full yaitu pada tanggal 4 agustus sampai dengan 13 agustus, kegiatan ini dilaksanakan setiap sore setelah salat Asar lamanya kegiatan ini yaitu 1 jam. Semua peserta yang mengikuti latihan kepramukaan ada dua regu yaitu regu putra dan regu putri, tiaptiap regu terdiri dari 9 orang.materi-materi yang sudah saya ajarkan kepada mereka di antaranya adalah semaphore, PBBAB (pelatihan baris berbaris angkatan bersenjata), pelatihan baris berbaris, dan yell-yell tentang kepramukaan. Dengan mengajar ngaji ini saya sangat terkesan karena para anakanak mendukung sekali dan bersemangat untuk belajar al-Qur’an, dan saya teringat semasa saya lagi kecil yang penuh semangat mengaji, dan yang paling saya terkesan yaitu cara belajarnya mengaji mereka sama seperti waktu saya lagi kecil yaitu dengan mengejah contohnya seperti alif jabar a alif jeer I alif pees u, a I u, dan itu sangat saya alami waktu saya lagi kecil, dan temen-temen saya tidak ada yang bisa cara mengajar Iqra’ seperti itu. Dengan mengajar mengaji ini tentu saja tidak hanya mereka yang dapat ilmu yang baru tetapi saya pun sangat banyak mendapatkan ilmu-ilmu baru. Terima Kasih Tegal Wangi Curug Nanggung, Demikian secuil kisah perjalanan pengabdian sederhana ala mahasiswa UIN Jakarta dalam KKN Tahun 2016 di Desa Tegal Wangi. Tak banyak yang bisa kami persembahkan untuk Curug Nanggung, namun Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 137
kami yakin inilah kontribusi nyata dari saya yang insyaAllah akan bermanfaat ke depannya. Akhirnya terima kasih saya ucapkan kepada perangkat desa dan seluruh elemen masyarakat Desa Tegal Wangi Curug Nanggung , terima kasih juga kepada Ibu Gefarina Djohan selaku dosen pembimbing, dan teman-teman seperjuangan di KKN Menyapa yang tak bisa disebutkan satu persatu. Jujur saya bangga bisa berjuang bersama teman-teman semua. Terima kasih Tegal Wangi Curug Nanggung untuk kesempatannya belajar mengabdi dan berkontribusi, terima kasih Tegal Wangi Curug Nanggung untuk kesempatannya mengilmui kehidupan ini, dan terima kasih Tegal Wangi Curug Nanggung atas segala kisah penuh kesan yang tentunya tak akan pernah kami lupakan. Terima kasih Curug Nanggungku. Kesan-kesan Ada beberapa kesan yang saya dapat dari KKN ini yang tak bisa saya lupakan sepanjang hidup karena ini merupakan pengalaman hidup yang insyaAllah bermanfaat di antaranya : Saya mendapat ilmu di Desa Tegal Wangi Curug Nanggung, mulai dari resah dan senang. Bisa merasakan dan mengetahui indahnya persaudaraan yang ada di Desa Tegal Wangi Curug Nanggung, begitu kompak, solid dan erat dalam tali persaudaraan. Bisa merasakan betapa indahnya persaudaraan kami dalam bekerja sama, seakan-akan kami seperti keluarga adik dan kakak, seperti jika ada salah satu dari anggota kelompok KKN lagi galau atau lagi sedih kami semua langsung menghiburnya karena saya ingat pesan dari dosen pembimbing kami yaitu semua harus saling menjaga. Pertengkaran. Selama 30 hari KKN, ada beberapa kali pertengkaran yang pernah terjadi di antara teman-teman sekelompok KKN. Pertengkaran pertama, itu terjadi antara anggota cowok. Sebenarnya kalau dikatakan bertengkar pun tidak separah itu, hanya saja keadaan saat itu sedikit tidak mengenakkan. Alasannya, ada salah seorang anggota yang tidak sejalan dengan anggota yang lain. Namun cepat diatasi, dalam waktu sehari mereka bisa berbaikan kembali. Yang kedua, anggota KKN cewek. Yah, alasan klasik juga sebenarnya. Karena ketidaknyamanan satu sama lainnya, ketidakcocokan, dan tidak saling mengerti. Ada yang manja, malas melakukan aktifitas 138 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
bersama, susah diajak, suka ngadu, terlalu keras kepala, kesalah pahaman dan sebagainya. Kondisi seperti ini biasa terjadi pada anggota KKN cewek. Lucunya, kalau sudah berantem, bisa diamdiaman satu sama lainnya hingga kegiatan KKN berakhir. Sok tidak kenal, dan saling tidak peduli satu sama lain. Sesuai dengan tujuan KKN MENYAPA 089, saya dan teman-teman ikut serta dalam beberapa program yang dilaksanakan oleh pemerintah desa, masyarakat, maupun berbagai macam program kerja yang kami buat sendiri. Di antara program-program tersebut dimulai dengan pembukaan, penyelenggaraan lomba-lomba dalam rangka peringatan HUT-RI, pembagian al-Qur’an, pembuatan dan pemasangan plang gang jalan, pembangunan dan penyediaan sarana ibadah, penyediaan tong sampah, bimbingan belajar anak-anak SD. Ternyata banyak sekali agenda-agenda dari pemerintahan desa yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan belajar dari KKN, saya menjadi lebih bersemangat untuk terlibat dalam berbagai program di desa ini. Semangat terus, maju terus pantang mundur! Dalam rangka pelaksanaan dan perealisasian semua program kerja tersebut memang terdapat beberapa kawan kami yang kurang aktif dan kurang berkontribusi. Meskipun demikian, tetap saja tidak mengurangi rasa terima kasih saya kepada mereka semua, terutama kepada Ibu Gefarina Djohan MA, selaku dosen pembimbing kami yang baik hati dan murah senyum saat membimbing kami terkhusus selama pelaksanaan kegiatan KKN dan selalu memberikan kepada kami nasihat. juga kepada rekan-rekan KKN MENYAPA 089 2016, yaitu: 1. M. Fikri Aly, ketua kelompok kami yang cerdas, berwibawa, idealis dan pintar, dan banyak ide, juga bisa saya ambil pengetahuan dan ide-idenya. 2. Sonhaji, partner yang baik dalam berbagai pekerjaan. Walau kadang-kadang galak, tapi saya tidak pernah takut. 3. Rizky Ba, salah satu teman saya yang paling keren, hebat kalau main gitar. Mungkin kalau mau nongkrong selalu pengen ditemani saya. 4. Octowihardi Muslim, teman saya yang paling apik benci sama asap rokok, rajin bersih-bersih tapi paling takut sama setan.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 139
5. Sugiarto. bisa dikatakan seorang pembalap. Orangnya lucu, walau terkadang suka tertawa sendiri dan menyanyi. 6. Sintia, suka bawel, yang selalu ngatain saya Allahu Akbar, paling gendut diantara cewe-cewe lainnya. 7. Alizza, anaknya bawel tapi dia baik yang selalu masak dan membangunkan Subuh kami-kami untuk shalat Subuh. 8. Riska, Orangnya pendiam tapi banyak yang menyukainya, juga pintar masak. 9. Fiqi , orangnya lucu, dan paling kecil di antara kami-kami. hehehe 10. Iis, sifatnya agak keras, punya jiwa kepemimpinan dan tegas. Bagian bendahara KKN kami, selalu bilang “ingat yang belom makan” ketika waktu makan. Terima kasih juga kepada teman-teman saya di Kampung Curug Nanggung, yang selama pelaksanaan KKN sudah banyak membantu saya dan kelompok kami (KKN MENYAPA 089). Terkhusus kepada Sabil, Asep dan Jodi yang kalau disuruh gak pernah nolak. Pak Odi, banyak membantu kami yang tampa pamrih, juga kepada seluruh teman-teman dan adik-adik yang lain yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu namanya. Pokoknya terima kasih. Harapan dan Saran Maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan dari laporan ini, antara lain : - KKN merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang masih dibutuhkan masyarakat. Hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang melaksanakannya sebagai modal awal untuk terjun di masyarakat dan manfaatnya pun bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. - Pemahaman yang komprehensif terhadap karakter, budaya dan kondisi sosial masyarakat tempat lokasi KKN mutlak dibutuhkan, sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat proses adaptasi dan sosialisasi. - Penempatan lokasi KKN di desa akan sangat dihargai, lebih-lebih dari institusi yang berdasarkan ke-Islaman mengingat pendekatan keagamaan akan mudah dalam menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.
140 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
-
Kekompakan dan kebersamaan antara sesama anggota tim KKN itu sendiri sebelum melaksanakan program yang dicanangkan merupakan kunci kesuksesan dan kelancaran program KKN. Kekompakan ini tidak akan terwujud bila masih ada sikap egois, mau menang sendiri, dan merasa paling benar. Harus ada sikap mengalah dan cerdik dalam mengelola perasaan. - Komunikasi yang baik antara tim KKN dengan pemerintah desa, remaja & pemuda desa dan segenap warga Desa Tegal Wangi Curug Nanggung juga menjadi faktor terpenting dalam kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program. Komunikasi yang terjalin dapat mempermudah koordinasi sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. - Program kerja yang efektif untuk dilakukan tim KKN adalah program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dan sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga pada akhirnya nanti masyarakat akan dapat merasakan hasil dari program tersebut. - Semoga segala sesuatu yang kami tinggalkan di Desa Tegal Wangi baik berupa fisik dan non fisik bisa bermanfaat dalam jangka waktu yang lama. Terima kasih atas do’a tulus yang mengiringi kepulangan kami. Semoga Desa Tegal Wangi Kampung Curug Nanggung semakin manis. Saya sadar, bahwa pada KKN kali ini masih banyak terdapat kekurangan yang diperlukan adanya langkah untuk penyempurnaan. Maka dari itu demi kebaikan bersama, perlu kiranya saya menyampaikan saransaran konstruktif. 1. Sebaiknya KKN dilaksanakan dengan persiapan yang cukup matang dan jeda waktu yang cukup antara pembekalan dan pemberangkatan. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada para peserta KKN untuk lebih mempersiapkan diri dengan segala hal yang diperlukan. 2. Sebelum pelaksanaan KKN, hendaknya mahasiswa mempersiapkan diri semaksimal mungkin baik pengetahuan dan keterampilan serta mental. Yang paling penting adalah pengetahuan agama praktis, terutama bagaimana menempatkan diri sesuai dengan kondisi di mana ia tinggal. 3. Sebaiknya PPM mengadakan training bagaimana menjalin komunikasi efektif dengan berbagai pihak asing. Bagaimana mengelola jaringan dengan masyarakat, pengusaha, birokrat, politis, dan seterusnya. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 141
Yang paling penting adalah pembekalan mengenai penggalangan dana. 4. Selayaknya tim KKN tidak bersifat elitis. Pelibatan elemen desa baik tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat desa, serta tokoh pemuda hendaknya harus diperhatikan sehingga akan tercipta suasana yang harmonis. Berbaur dengan masyarakat dalam setiap kegiatan dan acara serta memposisikan diri sebagai manusia yang sedang belajar dan menempatkan masyarakat sebagai guru justru akan menjadikan KKN lebih diterima dan disayangi oleh masyarakat. 5. Mencoba memenuhi keinginan masyarakat serta mau menerima kritik dan saran dari masyarakat. Ini akan memudahkan tim KKN untuk berbaur dan memahami karakter masyarakat. 6. Senantiasa mentaati norma-norma yang ada di masyarakat baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
142 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
10 BERMASYARAKAT ITU HIDUP Oleh : Sintia Fajar Pengantar ebelum ke lokasi aku berpendapat bahwa KKN adalah pembelajaran dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan melalui pendekatan langsung dengan daerah tesebut. Jadi mahasiswa terjun langsung di tengah-tengah masyarakat dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui upaya-upaya yang bisa diberikan oleh mahasiswa kepada masyarakat seperti halnya gotong royong, posyandu, bergabung dengan ibu-ibu PKK, ikut pengajian dengan warga dan ikut serta dalam kegiatan yang ada di daerah tersebut sehingga dapat memberikan perubahan dan dapat mewarnai desa tersebut. Mahasiswa yang tentunya mempunyai banyak bekal ilmu pengetahuan serta pengalaman yang berbeda dengan masyarakat di desa tersebut dan mahasiswa itu bisa menyalurkan atau berbagi kepada masyarakat di sana entah itu berbagi kasih sayang, pengalaman dan pengetahuan. Dan aku juga sempat berpikir bahwa mungkin kalau aku ber-KKN aku akan terjun langsung ke sekolah dan mengajar adik-adik di sekolah lalu melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas lalu mengadakan kegiatan belajar mengajar yang biasa disebut bimbel, bernyanyi dengan mereka, mengajarkan ngaji kepada mereka, ya pokonya semua yang berhubungan dengan pengetahuan. Apa yang aku bisa aku berikan dan apa yang aku punya aku berikan kepada mereka semua. Aku juga sering membayangkan aku akan mempunyai teman baru yang entah mereka itu siapa yang pasti sesorang yang belum aku kenal sama sekali dan aku akan hidup bersama mereka selama satu bulan serta menjalankan program-program yang akan dilakukan dan direncanakan. Masak bersama, tidur bersama dan bekerja sama dengan teman-teman kelompok KKN ku yang aku tidak tau watak dan sifat mereka seperti apa. Sebelum KKN di mulai aku juga sudah berencana untuk memberdayakan masyarakat dengan memberikan contoh tentunya dengan nilai-nilai yang positif seperti halnya menanamkan rasa keberanian dan aku akan menanamkan pola pikir yang maju karena aku sering bertemu
S
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 143
dengan masyarakat yang berada di desa dan itu ternyata rata-rata dari mereka itu keberaniannya kurang jika mereka bertemu dengan orang baru sehingga aku berpendapat bahwa masyarakat desa mungkin mempunnyai pola pikir yang kurang maju dan tertinggal. Kendala yang selalu aku bayangkan ialah takut masyarakat di daerah tertentu tidak menerima kedatangan aku dan teman-teman KKN, takut aku tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat di sana karena tentu pola pikir yang berbeda dan kebiasaan yang berbeda itu menjadi kendala untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat tersebut, takut tidak betah dan merasa tidak nyaman berada di desa itu karena bagi aku sendiri tidak mudah untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dan takut tidak bisa memberikan perubahan terhadap mereka karena jika aku dan teman-teman tidak bisa memberikan perubahan maka aku dan teman-teman tidak bisa dikatakan sukses dalam pengabdian itu sendiri. Tidak hanya itu kendala lainnya ialah aku takut mendapatkan teman kelompok yang tidak sesuai dengan diri aku sendiri, takut mendapatkan teman yang egois, tidak bisa diajak kerja sama, dan tidak baik atau tidak cocok dengan aku dan kepribadiannya tidak sama dengan aku memang pada dasarnya manusia itu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Itu semua terbesit dalam benak ku jika aku dan teman-teman tidak dapat bersatu tapi itu semua salah dan dengan adanya perbedaan justru dapat memberikan warna pada kehidupan. Dan satu lagi kendala yang selalu terbayang dalam benak dan fikirianku sebelum ber-KKN yaitu takut dengan keadaan kondisi atau tempat yang akan aku dan teman-teman tinggal karena banyak sekali isu yang mengerikan tentang daerah Jasinga Desa Tegal Wangi yang katanya masih ada mistis dan seram seklali karena daerah di sana masih banyak hutan itulah yang selalu membuat aku merasa ketakutan. Persepsi Mengenai Kelompok Mengenai kelompok KKN aku tak disangka tak di duga aku menemukan teman-teman yang menyenangkan sehingga aku mempunyai saudara baru dan keluarga baru di antaranya M. Fikri Aly, Alizza Nurfida, Octowihardi Muslim, Fiqi Fatima, Nur Israfiani, Riska Novaliani, Sonhaji, Yuli Sopiyullah, Sugiarto, dan Rizqy Badilla Akbar. Ada salah satu orang yang membuat aku terinspirasi dengan kewibawaannya, gaya bicaranya dan kepintarannya membuat aku merasa kagum dan aku sering sekali 144 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
mendapat pencerahan cerita baru dan pengalaman baru olehnya yaitu M. Fikri Aly yang mana kedudukan di antara kami ia menjadi ketua di kelompok KKN. Alizza Nurfida mahir sekali berBahasa Inggris sesuai dengan Jurusannya di sastra Inggris. Octowihardi yang bagi aku ia sangat unik sekali dia tidak suka dengan kotor-kotoran tapi katanya dia suka sekali dengan air. Fiqi Fatima orang yang paling kecil mungil di antara kami ia mempunyai kepribadian yang santai dan aku suka, Nur Israfiani orang pertama lihat dia itu ia terlihat wibawa tapi ternyata hari demi hari aku lewati dengannya ternyata dia tidak seperti apa yang aku kira dia enjoy dan suka bercanda dengan aku bahkan mungkin dia orang yang sering berkelakuan konyol aku. Riska Novaliani cewe yang menurut aku cantik dan mahir sekali memasak aku seneng sekali kalau dia yang masak dan aku banyak belajar tentang masak dari dia tidak hanya itu kita juga sering berbagi cerita tentang masalah pribadi. Sonhaji aku sudah tidak asing dengannya karena kebetulan dulu waktu SMA kita satu sekolah hanya saja dulu kita tidak terlalu dekat namun dengan ber-KKn aku dengannya menjadi lebih dekat, dia anaknya baik mukanya terlihat marah dan kalau bicara keras tapi hatinya lembut kaya barbie. Yuli Sopiyullah laki-laki yang aku dan teman-teman kira dia seumuran dengan kita tapi ternyata dia leih tua dari kita dan aku suka manggil dia AA bahkan aku sering sekali bercanda dengan dia dan aku memanggilnya Allahhu Akbar karena pada saat dia adzhan suaranya enak sekali menurut ku seperti di makatul mukarramah dia juga sering banget becandaiin dengan kata-kata ya ibu ya karena pada saat aku memberi sambutan di pengajian dia mendengar kata-kata itu dari aku mungkin menurut dia itu menarik dan aneh tapi dengan itu aku merasa seneng sekali karena aku dengannya bisa lebih dekat. Rizqy Badilla Akbar biasa kami panggil Bea, cowok berambut kibo dan putih bersih kaya bayi gayanya yang mungkin lebih keren dibandingkan dengan teman yang lainnya, dia periang sekali tidak pernah memperlihatkan wajah yang marah ataupun sedih. Dia orang yang bosen makan tempe ya memang pada saat ber-KKn kita sering sekali makan dengan tempe sehingga mungkin dia merasa bosan dengan tempe haha dan dia juga kalau foto gayanya ga pernah bagus dia baik dan cuek tapi cueknya dia pengertian dengan temantemannya dan dia juga gemar sekali bermain gitar. Sugiarto biasa dipanggil Toto, laki-laki berkulit hitam yang lucu yang sering membuat aku dan teman-teman bisa tertawa terbahak-bahak.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 145
Dengan begitu aku merasa senang dan bangga mempunyai temanteman seperti mereka dan tidak lupa pula aku selalu mengucap syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan teman-teman yang sangat bermanfaat, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ada yang bisa dan berani berbicara di depan umum, bisa mengaji, solawatan, adzan, khotbah Jum’at, bisa berbahasa Arab dan Inggris. Jadi ilmu yang aku dan teman-teman punya itu bisa disalurkan kepada masyarakat di dearah tersebut. Untuk itu aku berpendapat bahwa teman-teman ku sangat hebat dan tidak memalukan untuk latar belakang kita yaitu mahasiswa kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak hanya kesenangan yang aku rasakan selama satu bulan itupun aku dan teman-teman tentu menemukan berbagai konflik di antaranya adanya perbedaan pendapat, berbeda pendapat mungkin itu hal yang sangat lumrah yang selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari tapi itu semua tidak menjadikan kami untuk berpecah belah satu sama lain. Tak hanya itu di satu sisi aku dan temanteman menemukan konflik dari satu program kami yaitu kegiatan belajar mengajar di rumah singgah KKN yang mana di tempat pengabdian itu anak-anak yang bersekolah susah untuk belajar bersama, awalnya saja pada minggu pertama mereka antusias dan semangat sekali bertemu dan belajar bersama kaka mahasiswa KKN, namun untuk minggu selanjutnya anakanak yang berdatangan sangat sedikit bahkan hampir semuanya tidak datang padahal aku dan teman-teman KKN ku sudah bersosialisasi dengan wali murid dan guru-guru yang ada di sana untuk membujuk anak-anaknya belajar dengan mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN. Dengan itu aku dan teman-teman KKN ku bersepakat untuk bersosialisasi kembali dengan orang tua murid dan guru-guru sekolah di sana dengan cara memberitahu bahwa bimbingan belajar masih berjalan dan mengharapkan anak-anak itu mau belajar bersama dengan kami. Pada akhirnya anak-anak di kampung tersebut berdatangan dan mau belajar dengan kami. Tak hanya konflik yang aku temukan kebersamaan yang tak bisa terlupakan pun banyak sekali, aku dan teman-teman bergotong royong membuat tong sampah yang terbuat dari ember bekas. Aku dan teman-teman pergi ke sungai untuk mencuci ember bekas tersebut agar bersih, sungai besar dengan air yang bersih jarang sekali di temukan di kota-kota namun di tempat pengabdianku ternyata itu ada. Aku dan teman-teman sangat menikmati sekali suasana di sana, dengan semangat nya aku dan temanteman yang lainnya mencuci ember bekas itu di sunga tersebut kamudian 146 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
menjemur ember itu hingga kering lalu ember tersebut dicat hingga terlihat cantik dan menarik. Bagi ku jarang sekali aku bermain air di sungai apalagi main cat sesuka hati. Jadi kalau tidak ada Kuliah Kerja Nyata ini mungkin aku tidak bisa menikmati keindahan sungai dan ditemani dengan temanteman yang baru saja aku kenal dan itu membuat aku dan teman-teman menjadi lebih dekat. Dari hari ke hari, minggu ke minggu aku dan temanteman semakin dekat dan akrab secara kita sudah tau watak dan kepribadian kita masing-masing dan untungnya aku mendapatkan temanteman yang peduli satu sama lain. Senang rasanya bisa mengenal orangorang hebat seperti mereka mempunyai banyak pengalaman yang berbeda dari satu lain dan mau berbagi cerita entah itu cerita tentang masalah pribadi ataupun masalah lainnya. Mendekati hari terakhir aku merasa sedih sekali karena mungkin aku tidak bisa lagi bertemu dengan teman-teman seperti mereka dan tidak bisa berkumpul dengan mereka bercanda tawa dengan mereka semua. Namun apalah daya waktu memisahkan kita dan bagi ku waktu 1 bulan pun tidak cukup untuk aku bisa dekat dengan teman-teman ku. Tapi aku berharap aku dan teman-teman bisa bertemu di lain waktu dan kita bernostalgia mengingat hal-hal konyol yang sudah kita lakukan bersama. Terima kasih untuk teman-teman ku yang sudah menjadi bagian hidup aku yang sudah mewarnai hari-hari ku tanpa kalian apalah aku dengan kepedulian dan kekompakan semua yang kita harapkan tercapai. Rasanya tak cukup sekali hanya dalam satu bulan kita bersama canda tawa amarah dan yang lainnya selalu ku kenang. Semoga kita bisa berjumpa dan berkumpul kembali bersama kalian. Persepsi Mengenai Desa Desa Tegal Wangi Kp Curug Nanggung menurut ku itu adalah desa yang sejuk karena banyak sekali pepohonan dan pemandangan yang indah dan masih asri tidak sama sekali terkena polusi. Bila di rasakan di pagi hari embun itu sangat tebal yang membuat udara terasa sejuk dan udaranya baik sekali bagi kesehatan untuk di hirup di pagi hari. Sayang sekali jika seseorang melewati kesejukan di pagi hari di Desa Tegal Wangi bagi ku itu merugikan sekali karena tidak bisa menghirup udara yang amat segar. Di sana juga aku bisa melihat pemandangan yang indah perkebunan yang amat luas yang bisa di katakan seperti hutan namun tidak begitu karena itu hanya kebun pohon karet yang mana itu adalah salah satu mata Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 147
pencaharaian warga Desa Curug Nanggung. Jika menikmatinya di malam hari desa itu sangat lah sepi dan gelap karena di sepanjang jalan tidak ada lampu untuk menerangi seseorang yang melewati daerah tersebut. Sering aku dan teman-teman melewati jalanan itu dan memang itu menakutkan sekali pinggir jalan hanyalah kebun-kebun pohon jati yang amat sangat luas dan gelap tanpa ada penerangan sama sekali. Namun di desa ini sangat di sayangkan sekali karena Desa Tegal Wangi sering mengalami kemarau atau kekeringan. Itu terjadi di setiap rumah bahkan hampir semua rumah itu mengalami kekeringan pada sumurnya masing-masing sehingga masyarakat yang mengalami kekeringan mengambil air dari sungai dengan menggunakan selang yang panjang untuk kebutuhan sehari hari contohnya mandi, mencuci dll. Tak hanya itu rata-rata warga di sana juga mandi, mencuci dll itu melakukannya di sungai langsung dengan menggunakan kain untuk mandi dan menutupi tubuhnya tersebut. Sangat di sayangkan sekali Bogor itu kota hujan namun kenapa Desa Tegal Wangi itu mengalami kekeringan yang amat parah. Jika di lihat kondisi masyarakatnya itu cukup lumayan baik karena masyarakatnya sudah cukup maju, baik pola pikir maupun pola hidupnya. Biarpun mereka tinggal di perkampungan tetapi mereka sudah mengenal teknologi salah satunya handphone. Tapi jika dilihat dari sudut pendidikan itu sangat di sayangkan sekali karena adik-adik di sana banyak sekali yang putus sekolah, aku sering sekali bertemu pemuda dan berbincang-bincang dengannya dan bertanya mengenai pendidikan dan ternyata kebanyakan dari mereka itu putus sekolah di masa SMP maupun SMA dan aku bertanya kepada mereka mengapa bisa putus sekolah dan ternyata salah satu penyebabnya ialah faktor ekonomi. Dan jika dilihat dari masyarakat lainnya terutama pemuda/i ternyata banyak sekali dari mereka yang pergi ke luar kota untuk mencari pekerjaan yang layak karena bagi mereka mata pencaharian di desa sendiri itu tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup. Di Desa Tegal Wangi kebanyakan orang bercocok tanam misalnya menanam padi, berkebun di kebun karet yang mana pendapatan itu tidak bisa memenuhi kebutuhannya apalagi sekarang harga karet menurun jadi itu salah penyebab masyarakat di sana pergi ke luar kota untuk mencari pekerjaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Dilihat dari semangatnya masyarakat di sana sangat semangat sekali apalagi ibu-ibu yang mengikuti pengajian, aku bangga sekali dengan ibu-ibu yang ada di desa tersebut karena pagi-pagi sekali mereka semangat untuk pergi ke majlis untuk 148 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
mengikuti pengajian yang mana seharusnya mereka pagi-pagi masih mengerjakan pekerjaan rumahnya. Tak hanya itu, masyarakat di sana sangat kompak dalam setiap kegiatan selama aku dan teman-teman berada di Desa Tegal Wangi Kampung Curug Nanggung. Masyarakat di sana pun ramah sekali dengan aku dan teman-teman kelompok KKN ku. Mereka sering sekali mengajak aku dan teman-teman untuk mampir di rumah mereka dan mereka pun semangat dan kompak sekali karena ikut bergabung dalam kegiatan program kerja KKN. Dengan adanya KKN aku mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan karena aku mempunyai teman-teman yang membimbing ke arah yang lebih baik dan teman-teman selalu menghibur satu sama lain saling bekerja sama dan merasakan kekompakkan yang amat sangat baik. Dengan itu juga aku dapat belajar bagaimana rasanya menjadi orang dewasa yang mana aku berada di tengah-tengah masyarakat yang seharusnya aku memberi contoh yang baik dan memberi pengaruh yang positif terhadap mereka. Aku juga amat sangat senang sekali bisa kenal dan berada di tengah-tengah mereka karena diikut sertakan dalam setiap kegiatan yang ada di Desa Tegal Wangi Kampung Curug Nanggung. Banyak sekali pembelajaran yang dapat aku ambil yaitu kekompakkan, kekeluargaan, dan semangat karena saya melihat masyarakat di sana sangat kompak sekali dalam setiap kegiatan, kekeluargaan yang sangat erat karena aku melihat mereka sangat rukun dalam bertetangga serta terlihat peduli satu sama lainnya dan masyarakat di sana terlihat bersemangat sekali. Masyarakat itu membuat aku sadar bahwa bermasyarakat itu penting dan menjadi hidup lebih berarti untuk orang lain karena sesungguhnya sebaikbaiknya manusia itu yang bermanfaat untuk orang lain. Di awal KKN aku merasa takut bertemu dengan orang-orang baru, namun pada akhir pertemuan aku menangis karena aku takut berpisah dengan masyarakat Desa Tegal Wangi dan berat rasanya kaki ku untuk melangkah meninggalkan desa pengabdian ku yang damai yang masih kental budayanya. Namun apalah daya di sana aku hanya sebatas KKN yang mana hanya diberikan waktu satu bulan yang menurut ku itu sangat kurang sekali untuk aku dan teman-teman ku untuk bisa lebih dekat dan memberi warna di desa itu.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 149
Pemberdayaan Bila aku menjadi bagian penduduk desa dan bertempat dengan pengalaman hidup mereka tentu aku akan melakukan hal-hal yang positif dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (bimbel) dengan anakanak desa dan memberdayakan anak-anak serta warga desa tersebut untuk berpikir bahwa pendidikan itu sangat penting agar mereka terutama anakanak tidak putus sekolah dan mengikuti pengajian rutin di majlis yang sudah berjalan lama di daerah tersebut yang mana itu adalah tempat untuk mencari ilmu sehingga mendapatkan pengetahuan yang baru. Mungkin itu yang aku akan lakukan dan akan aku berdayakan hal-hal yang sudah terlaksana sehingga kebiasaan yang baik itu selalu terlaksanakan dan tidak hilang atau punah. Selalu menanamkan kekompakan kelompok, kekeluargaan, kepedulian satu sama lain dan menerapkan kebersihan lingkungan kerena itu sangat penting untuk kesehatan karena Allah berfirman bahwa kebersihan sebagian dari iman. Memberdayakan sumber daya alam yang ada di desa tersebut yang mana agar desa itu lebih maju, karena di Desa Tegal Wangi banyak sekali pepohonan dan perkebunan seperti halnya perkebunan pohon karet dan singkong yang mana itu bisa diberdayakan agar mengasilkan uang sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemberdayaan masyarakat sangat penting dan merupakan hal yang wajib untuk dilakukan mengingat pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang dari zaman ke zaman yang mana itu sangat mempengaruhi kemampuan hidup seseorang. Dengan demikian di Desa Tegal Wangi aku sudah melakukan hal yang dapat memberdayakan mereka dengan mengadakan kegiatan belajar mengajar yang mana itu sangat penting sekali untuk masa depan dan menanamkan pola pikir kepada mereka untuk terus bersekolah agar mereka menjadi orang yang sukses dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Kami juga melakukan penyuluhan kebersihan kepada masyarakat melalui pengadaan tong sampah agar lingkungan tetap bersih dan masyarakat tidak mudah terkena penyakit. Selain itu, kami juga menanamkan rasa keberanian kepada masyarakat di sana untuk terus maju menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat.
150 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
11 PERTEMUAN SINGKAT NAN BERKESAN Fiqi Fatima Pengantar
K
KN (Kuliah Kerja Nyata). Hmm.. mungkin dapat langsung membuat minder bagi mahasiswa yang belum menjalaninya. Itupun yang saya rasakan awalnya, mungkin hanya tahu bahwa kegiatan KKN adalah sebuah kegiatan pengabdian kami para mahasiswa bagi masyarakat. Singkatnya kami harus tinggal di desa tersebut selama kurun waktu yang ditentukan dan melakukan berbagai aktivitas menyangkut pengabdian pada masyarakat di suatu desa. Selama ini yang saya tahu, penggambaran kegiatan KKN dibenak saya adalah hanyalah menyangkut pengabdian dan cara untuk dapat bisa mendapat kelulusan, namun sebenarnya dibalik itu beragam penggambaran lain saya dapatkan saat menjalani kegiatan tersebut. Kegiatan KKN dimulai selama satu bulan. Tepatnya dari tanggal 25 Juli-25 Agustus. Selama itu pula, kami mahasiswa yang tergabung dalam beberapa kelompok, ditempatkan di suatu desa di daerah Bogor dan Tangerang. Bukan sekedar tinggal, tapi kami juga melakukan berbagai aktivitas program kerja yang direncanakan sesuai dengan permasalahan dan potensi desa. Berbagai potensi desa kami gali dan berusaha mengeksplorasinya agar menjadi sesuatu yang berguna serta memberikan wadah bagi masyarakat dalam mengembangkan potensi tersebut. Begitu pula dengan berbagai masalah desa yang dapat kita cari solusinya dan mengajak masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hari Senin, 25 Juli 2016 ketika saat itu adalah acara pelepasan mahasiswa KKN. Tidak terasa hari ini telah datang, hari di saat kami siap atau tidak siap harus mengikuti kegiatan yang sesungguhnya sangat berguna bagi kami. Kami harus membuka diri untuk terjun langsung ke tengah masyarakat dalam rangka sebagai pembelajaran sebelum kami nantinya benar-benar menjadi anggota masyarakat yang sesungguhnya. Ya, inilah salah satu rintangan yang mau tidak mau harus kami lewati. Agak nger’ sebenarnya bila mendengar kata KKN. Mungkin karena saya lebih sering mendengar cerita-cerita negatif daripada yang positif. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 151
Sehingga sepertinya kepala saya sudah membayangkan hal-hal yang membuat rasa takut, tidak percaya diri, khawatir dan perasaan negatif lainnya berkembang. Hal tersebut juga yang membuat saya tidak terlalu senang menyambut kegiatan ini. Imajinasi saya mulai membayangkan saya tinggal di pedesaan terpencil yang jauh dari kata modern dengan banyaknya permasalahan yang ada di desa tersebut. Banyak pertanyaan yang berkecamuk dipikiran saya, muncul satu persatu sehingga sukses membuat kekhawatiran saya semakin menjadi. Namun akhirnya saya menyadari bahwa saya tidak bisa terus bergumul dengan ketakutan saya sendiri. Jadi dengan kepercayaan diri yang tersisa saya mencoba tetap yakin dan memantapkan diri untuk menjalani kegiatan ini sebaik mungkin. Itulah kesan awal yang saya bayangkan mengenai kegiatan ini. Kesan yang cenderung buruk dan negatif. Teman Tertawa, Berkumpul dan Berbagi Pertemuan pertama kelompok kami adalah saat pembekalan KKN yang diadakan PPM. Saya ditempatkan di kelompok dengan nomor kelompok 089, yang beranggotakan 11 orang. Pemikiran awal saya adalah saya harus bisa bersosialisasi secepat mungkin dengan mereka. Karena jujur saya berkaca pada diri sendiri bahwa saya adalah seseorang yang kurang bisa beradaptasi dengan cepat. Itulah yang pada awalnya saya kira akan menjadi kendala terbesar bagi diri saya sendiri. Namun ternyata, hal tersebut tidaklah menakutkan seperti pemikiran awal saya sebelumnya. Awal pembicaraan kami sebagai kelompok adalah penyusunan jabatan bagi masing-masing anggota kelompok, yang mana saya menduduki jabatan sebagai sekretaris. Selain itu juga kami membahas mengenai apa nama yang cocok untuk kelompok kami. Setelah dilakukan pembicaraan yang panjang kami sepakat menamai kelompok kami dengan nama MENYAPA (Mengabdi, Nyata, Pasti). Nama yang cukup bagus, sederhana, tidak terlalu mengandai namun memiliki arti yang mendalam. Selain itu kami juga membahas mengenai lokasi desa tempat kami melakukan kegiatan, yang mana kami ditempatkan di Desa Tegal Wangi yang berada di Kabupaten Bogor. Kami juga membicarakan mengenai program kerja yang akan kami implementasikan di Desa Tegal Wangi di antaranya, pengadaan tong sampah, pengadaan plang nama jalan,
152 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
pengadaan mushaf al-Qur’an dan buku Iqra’, program mengajar dan kegiatan lainnya. Setelah melalui kegiatan yang cukup sering dengan kelompok saya, saya mulai merasa ada kecocokan di antara kami. Obrolan di antara kami mulai bervariasi. Yang sebelumnya hanya membahas mengenai kegiatan apa saja yang akan kami lakukan di Desa Tegal Wangi, pada pertemuan selanjutnya topik yang kami bahas tidak hanya membahas mengenai kegiatan KKN namun topik yang lainnya yang membuat kami lebih dekat satu sama lain. Sampai pada saat kami berangkat menuju Desa Tegal Wangi, kedekatan itu terjaga dan semakin erat. Bermula dari pembicaraan kecil kami mulai membaur dengan sendirinya. Kami tidak lagi terlalu menjaga image diri di depan kelompok. Begitu pun dengan saya yang berusaha berbaur, berusaha mendekatkan diri dengan kelompok saya. Alhamdulillah, pendekatan tersebut tidak terlalu sulit. Sedetik kemudian kami bisa langsung dekat, bercengkrama, bercanda dengan obrolan sederhana. Saya rasa masing-masing dari kami berusaha membuka diri, bersikap apa adanya, sehingga kedekatan tersebut dapat secara langsung tercipta di kelompok kami. Kelompok kami memiliki anggota yang berasal dari fakultas berbeda sehingga di antara kami memiliki kompetensi akademik dan non akademik yang berbeda pula. Saya sangat bersyukur bahwa di kelompok kami memiliki kemampuan anggota yang cukup lengkap. Beberapa dari kami ada yang bisa mengaji, tidak sekedar mengaji namun dapat melantunkan ayatayat suci al-Qur’an dengan merdu, memiliki kemampuan dapat berbicara di depan umum dengan baik, ceramah, ada pula yang jago memasak, pendekatan kepada anak-anak yang cukup baik, jago bermain sepak bola, kemampuan berpramuka dan baris berbaris, kemampuan mengajar yang baik, fotografi dan lainnya yang membuat kelompok kami memiliki formasi yang cukup lengkap dengan segala keterampilan yang kami miliki. Dengan modal tersebut kami mulai menapaki hari demi hari di desa ini. Berkumpul bersama, tertawa bersama dengan segala macam perbedaan yang ada. Bahkan saya bisa tertawa keras karena suatu celetukan dan candaan sederhana dari teman-teman saya. Dari perbedaan tersebut muncul rasa saling memiliki dan menyayangi antara teman sehingga kami saling menjaga satu sama lain dan saling mengingatkan. Setiap individu dari kami merasa memiliki tanggung jawab, baik itu dalam tugas program Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 153
kerja yang kami rencanakan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Itulah yang membuat kegiatan kami secara umum berjalan dengan lancar. Walaupun ditengah-tengah itu pasti ada masalah-masalah kecil di antara kami. Ada beberapa kejadian ketika sulitnya kami menyatukan gagasan yang berasal dari pemikiran 11 kepala yang berbeda. Kami berdebat dan mengeluarkan pendapat sendiri-sendiri. Namun ketua kelompok kami, Aly dapat menengahi. Begitu pula dengan cepat masing-masing individu dapat menahan diri, menahan ego diri sendiri demi kepentingan kelompok yang lebih baik. Saya rasa hal tersebut adalah pencapaian yang baik dari suatu kelompok, saat anggota nya dapat saling menghargai perbedaan dan melengkapi kekurangan satu sama lain. Adaptasi yang sebelumnya saya kira akan menjadi kendala terbesar ternyata bisa saya lewati. Pemikiran negatif saya pada awal pertemuan pun juga langsung hilang, tertelan, terlupakan oleh kerasnya suara canda tawa kami. Bersama, Menyapa Desa Tegal Wangi Desa Tegal Wangi berada dekat dengan perbatasan Provinsi Banten. Letaknya pun sedikit tersembunyi. Bagi pendatang yang tidak jeli memperhatikan, pasti akan nyasar dan tidak bisa menemukan karena jalan masuk Desa Tegal Wangi yang sedikit tersembunyi. Plang nama jalan juga hanya terbuat dari kayu dan ukurannya kecil. Hal tersebutlah yang menjadi alasan untuk membuat program pengadaan plang nama jalan pada program kerja kami. Hidup di perdesaan dapat dikatakan menyenangkan namun juga sedikit asing untuk saya. Suasana nya tentu berbeda dari suasana perkotaan. Saya bisa menemukan suasana berbeda tersebut saat saya pulang ke kampung halaman. Karena itu, saya mencoba membiasakan diri dan terus mensugesti diri bahwa ‘saya lagi pulang kampung’. Kelompok kami tinggal di 2 rumah yang berbeda. Anak laki-laki di rumah Nenek (begitu biasa kami memanggil beliau) dan anaknya yang bernama Ibu Umi yang memiliki anak bernama Siti. Sedangkan saya dan anak perempuan yang lain tinggal di rumah ibu Iyumsinah. Kami memfokuskan kegiatan kami di RW 06 atau biasa disebut Kampung Curug Nanggung. Hal pertama yang dilakukan saya dan kelompok adalah memperkenalkan diri. Konsep perkenalan diri tersebut dibuat dengan cara kami berkeliling desa sambil membagikan selebaran yang berisi program 154 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
kerja kelompok. Setiap rumah saya dan teman-teman saya bagikan juga sambil menjelaskan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam sebulan ini. Ada warga yang penasaran dan terus bertanya ingin tahu, namun ada pula yang hanya menerima selebaran dan berlalu setelahnya. Tapi satu hal yang tidak lepas dari mereka adalah senyuman. Senyuman tersebut buat saya menandakan bahwa mereka secara tidak langsung menyambut saya dan kelompok saya di kampung ini. Saya pikir cara perkenalan diri kami berhasil karena masyarakat tidak hanya sekedar tahu bahwa ada kegiatan KKN di sekitar rumahnya namun dapat melihat langsung keberadaan saya dan kelompok di desa ini. Rasa kepedulian sosial, solidaritas, kekeluargaan, kepekaan masih terasa kental di kampung ini. Saya masih dapat melihat ibu-ibu membantu memasak di rumah tetangganya. Nenek yang dengan senang hati membantu membuat lontong untuk disajikan saat pengajian di majelis. Di pagi hari, saya juga masih dapat mendengar teriakan sapaan Ibu Iyumsinah kepada tetangga sekitar rumahnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan masyarakat perdesaan yang rupanya masih ada dan belum luntur di desa ini. Kebiasaan tersebut juga secara tidak langsung menyadarkan saya untuk lebih sering, lebih ramah menyapa masyarakat di sini, sesuai dengan nama kelompok yang saya sandang di dada saya. Contoh lainnya di desa ini ada suatu kebiasaan yaitu liwetan/ngeliwet. Ngeliwet adalah kegiatan makan bersama dengan anggota masyarakat. seluruh lapisan masyarakat mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, pemudapemudi ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Ngeliwet bisa menjadi sarana masyarakat untuk saling berkomunikasi, mendiskusikan sesuatu sehingga kita tidak hanya sekedar menikmati masakan namun juga menjaga silaturahim antar masyarakat tetap berjalan. Suatu kebiasaan yang tentunya jarang kita liat di perkotaan. Banyak sekali potensi alam yang ada di Desa Tegal Wangi. Tanaman umbi seperti singkong, buah-buahan seperti pisang, rambutan dan lainnya tumbuh subur di sana. Oleh karenanya, saya berpikir, semangat kewirausahaan harus dibangun dan dikenalkan kepada masyarakat. Dengan melimpahnya bahan-bahan tersebut maka sebenarnya banyak yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terutama kaum wanita untuk membuat suatu usaha olahan makanan yang terbuat dari bahan-bahan tersebut. Bisa saja, ibu-ibu di sini menciptakan olahan makanan ‘khas’ Tegal Wangi, seperti halnya bakpia pathuk yang dikenal masyarakat Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 155
Indonesia sebagai oleh-oleh khas Yogyakarta, yang berasal dari kampung Pathuk. Dengan semangat kewirausahaan ini, saya berharap nantinya kaum wanita atau ibu-ibu di sini tidak hanya menjadi ibu rumah tangga biasa namun dapat juga mandiri dengan berkreasi, berinovasi dengan memanfaatkan potensi alam yang ada. Selain impact positif untuk individu itu sendiri namun juga ada impact positif bagi perekonomian masyarakat yang dihasilkan dari usaha tersebut. Sebelumnya pada saat survei kami telah mengindentifikasi beberapa permasalahan desa. Lalu dari permasalahan tersebut diselaraskan dengan program kerja yang telah dibuat. Salah satunya adalah program mengajar atau bimbingsn belajar (Bimbel). Awalnya saya melihat antusiasme yang ditunjukkan oleh anak-anak untuk mengikuti program ini. Sebelumnya saya dan teman-teman telah mensosisalisasikan jadwal bimbingan belajar di SDN KOLEANG 02. Ternyata hal tersebut disambut positif oleh anakanak, ditandai dengan banyaknya anak-anak yang datang. Walaupun begitu saat pelaksanaannya kami menemukan beberapa kendala, diantaranya adalah penyampaian materi yang kurang maksimal karena banyak anak-anak yang justru malah bercanda dengan temannya, berlari ke sana-sini dan membuat suasana jadi gaduh. Selain itu karena banyaknya anak yang datang, saya dan teman-teman tidak bisa mengkondisikan mereka agar tertib dan mendengarkan materi yang sedang diajarkan. Ditambah lagi dengan sarana belajar yaitu rumah tinggal kami yang terlalu kecil untuk menampung jumlah anak-anak. Singkatnya kami tidak berhasil mengkondisikan dan menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi mereka. hal tersebut adalah pembelajaran besar bagi saya dan teman-teman untuk melakukan yang lebih baik di hari berikutnya. Hari berikutnya kami mulai bisa mengkondisikan mereka. Mungkin karena mereka sudah tahu dengan siapa mereka diajarkan dan materi apa yang harus mereka tanyakan kepada kami. Ketika saya tanyakan apa mata pelajaran yang sulit untuk mereka, mereka menjawab pelajaran matematika dan Bahasa Inggris. Karena itu saya mulai mengajarkan Matematika sesuai dengan materi yang mereka dapatkan di sekolah. Mereka adalah anak-anak yang cerdas sebenarnya, namun karena suatu hal kemampuan mereka sebenarnya masih kurang. Sebagai contoh anak-anak kelas 3 tidak lancar dalam operasi dasar Matematika seperti pertambahan dan pengurangan. Sedangkan mereka juga sudah mulai belajar perkalian. Begitu pula dengan anak-anak di kelas 5 dan 6 yang juga belum hafal perkalian. Setelah saya 156 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
amati, saya rasa tidak adanya keselarasan antara pengajaran di sekolah dan di rumah menjadi sebab mengapa kemampuan mereka tidak sebaik yang seharusnya. Mengapa saya berpikir demikian, karena beberapa kali saya melihat anak-anak lebih senang bermain ketimbang belajar. Pada malam hari yang seharusnya waktu untuk mereka mengulang pelajaran, namun mereka lebih senang bermain di luar. Mungkin karena pemahaman mengenai pentingnya pendidikan masih kurang dikalangan orang tua menjadi salah satu faktor juga. Sosialisasi mengenai pentingnya pembelajaran di rumah kepada para orang tua mungkin di masa depan bisa diterapkan di sini. Banyak orang tua yang takut dan mungkin tidak pernah berpikir bisa menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. Beberapa kali saya terlibat obrolan dengan ibu-ibu dan mereka menyampaikan hal tersebut. Saya berusaha menanggapi dengan memberikan kepercayaan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Banyak jalan yang dapat ditempuh untuk mendapatkan ilmu. Kemauan dan semangat belajar yang ditunjukkan anak harus didukung oleh orang tua, jadi jangan sampai orang tua hilang kepercayaan untuk bisa menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Pembicaraan sederhana dan sebentar ini saya harap dapat mengubah pola pikir ibu-ibu tersebut mengenai pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anaknya. Saya senang bahwa kenyataanya masyarakat menghargai dan mendukung kami dalam memberikan ilmu bagi anak-anak lewat program mengajar tersebut. Ibu-ibu mendorong anaknya untuk datang setiap jadwal bimbingan belajar berlangsung. Para guru di SDN Koleang 02 juga ikut mendukung kami mengajar anak-anak. Mereka mengingatkan bahwa mungkin kami akan sedikit kesulitan mengajar anak-anak, namun kita harus mengajar dengan sabar. Saking antusiasnya guru-guru juga meminta kami mengajar baris berbaris serta pramuka untuk anak-anak kelas 4 hingga kelas 6. Karena kebetulan anak-anak akan mengikuti kegiatan baris berbaris di kecamatan. Kami menyanggupi permintaan tersebut. Akhirnya ditentukan yang mengajar baris berbaris adalah saya dan Aly karena kami berdua memiliki pengalaman tentang baris berbaris sebelumnya. Sedangkan kegiatan pramuka diajar oleh Yuli. Saya menjadikan kegiatan mengajar baris berbaris ini sebagai kegiatan individu saya, karena itu saya mencurahkan segala kemampuan Paskibra yang pernah saya dapatkan di bangku SMP, untuk diajarkan kepada mereka.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 157
Kami latihan setiap hari Kamis sekitar jam 4 sore. Lapangan sekolah cukup luas untuk kami melakukan latihan namun kondisinya belum rata dan masih banyak bebatuan. Untuk gerakan baris-berbaris di tempat kami bisa melakukannya, namun untuk gerakan berjalan tidak bisa kami lakukan di sana. Untuk itu saya dan Aly membawa mereka keluar lapangan sekolah untuk melakukan gerakan berjalan di jalanan yang rata sambil memberikan materi. Walaupun cukup menguras kesabaran, namun itu adalah bagian dari seni mengajar anak-anak. Berinteraksi dengan mereka tentunya dibutuhkan kesabaran yang tinggi dan saya belajar banyak tentang itu. Selain pendidikan, masalah pemeliharaan lingkungan juga menjadi hal yang penting. Karena sampah adalah permasalahan umum yang tidak hanya ada di sebuah desa namun juga masalah di perkotaan. Salah satu alasan kami membuat program tong sampah dikarenakan kami ingin menggerakkan masyarakat untuk menjaga lingkungan dimulai dari hal kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya. Terutama sampah plastik yang semakin hari semakin banyak dan sangat berpotensi merusak kelestarian lingkungan. Rupanya niat kami disambut baik oleh masyarakat. Sekitar 10-15 orang yang terdiri dari bapak-bapak dan pemuda datang membantu kami. Para bapak-bapak dan sebagian pemuda fokus membantu memotong-motong bambu dengan anak laki-laki di kelompok kami sedangkan sebagian pemuda lainnya ikut saya dan teman-teman perempuan untuk mencuci tong sampah. Alhasil, 60 tong sampah telah selesai dicuci dan siap dicat, bambu juga sudah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa sehingga dalam waktu sehari, setengah dari proses pembuatan dapat terselesaikan. Hari berikutnya kami melanjutkan pengerjaan dengan mengecat tong sampah lalu dilubangi sehingga dapat dipasang tali. Setelah selesai, tong sampah siap dipasang di jalan sekitar Kampung Curug Nanggung. Bersama masyarakat, anak laki-laki di kelompok kami memasang tong sampah yang diselesaikan secara bertahap. Saya pribadi sangat kagum dengan semangat kerja masyarakat. Saya mengartikan keikutsertaan masyarakat membantu kami adalah karena kesadaran mereka untuk memelihara lingkungan mulai terbangun, sehingga masyarakat tergerak hatinya untuk membantu kami. Kesadaran tersebutlah yang harus ada pada diri setiap individu karena bila kesadaran itu ada, maka otomatis sikap dan perilaku kita mencermikan hal baik dalam konteks memelihara lingkungan. Walaupun saya merasa sikap menjaga lingkungan dari masyarakat Kampung Curug Nanggung 158 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
sebenarnya sudah baik, karena bila dilihat keadaan kampung masih cenderung bersih. Sampah ada, namun tidak sampai mengotori seluruh jalanan. Saya berharap sikap dan kesadaran tersebut semakin bertambah dengan adanya beberapa tong sampah yang kami pasang dan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas tersebut sebagaimana mestinya. Tidak hanya sampah masalah air bersih juga menjadi perbincangan kami. Pada awal survei kami tidak menyadari bahwa sebenarnya masalah air termasuk menjadi masalah yang harus diperhatikan di Kampung Curug Nanggung. Karena sekitar seminggu saat kami tinggal di sana, air sumur kering dan kami harus mengambil air dari kali untuk keperluan mandi, cuci, kakus, sampai memasak. Sedangkan air kali keadaannya tidak lagi bersih. Untuk ke depannya, saya kira masalah air bersih inilah yang harus menjadi perhatian aparat desa yang akan melakukan pembangunan desa dikemudian hari, atau mungkin mahasiswa KKN lainnya yang melakukan KKN di Kampung Curug Nanggung. Di desa ini kami juga mengikuti pengajian yang diadakan seminggu sekali. Setiap hari Jum’at pagi, saya dan teman perempuan mengikuti pengajian di masjid Curug Nanggung yang berada tidak jauh dari tempat tinggal kami. Pada pertemuan awal kami mengikuti pengajian, pada kesempatan itu kami memperkenalkan diri kepada ibu-ibu pengajian. Kami juga meminta bantuan dan mempersilahkan ibu-ibu berpartisipasi pada setiap kegiatan yang kami adakan. Kami diterima dengan sangat baik di sana, mereka memperlakukan kami dengan sangat ramah sampai terkadang rasa tidak enak hati saya rasakan karena mereka memperlakukan kami begitu baik layaknya tamu penting yang datang. Ibu Sukayah selaku pimpinan ibu-ibu pengajian juga menyampaikan rasa senangnya karena ada mahasiswa KKN di sini. Dalam satu kesempatan pengajian Yaasin bersama anak-anak juga. Beliau berharap adanya perubahan di kampung ini, terutama dari pendidikan anak-anak di kampung ini. Beliau juga mengharapkan kami dapat mengajarkan tajwid karena anak-anak sudah dapat mengaji namun untuk mengaji dengan tajwid kemampuannya masih kurang. Kegiatan KKN kami ini juga bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus. Sebuah pengalaman yang baru ketika saya merayakan hari penting ini bersama dengan masyarakat baru, dengan teman-teman baru, di lingkungan baru. Tidak mengurangi euforia kemeriahan hari kemerdekaan, saya dan teman-teman memimpin acara Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 159
agustusan ini. Acara kami mulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama dengan masyarakat yang hadir. Acara dilanjutkan dengan penyelenggaraan berbagai perlombaan yang diikuti seluruh elemen masyarakat. Mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda-pemudi, anak-anak berkumpul memeriahkan acara dengan berpartisipasi mengikuti berbagai perlombaan. Sebelumya kami bersama aparat desa dan beberapa pemuda membentuk panitia acara. Kami sepakat memilih Kang Badri sebagai ketua, lalu teman kelompok kami Yuli sebagai wakil dan Sonhaji sebagai sekretaris. Untuk Desa Tegal Wangi Banyaknya potensi alam yang ada di desa ini lagi-lagi membuat jiwa kewirausahaan saya terbangun. Saya ingin memberikan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat. Karena saya ingin kaum wanita di desa ini mandiri dengan menciptakan berbagai produk rumahan, entah berbentuk produk makanan atau berbentuk kerajinan tangan yang dapat mereka jual. Walaupun kewirausahaan bukan kemampuan yang sesuai dengan bidang ilmu yang saya pelajari namun semangat itu harus ditumbuhkan di pribadi masing-masing individu. Berwirausaha bukan hanya berbicara tentang untung rugi namun ada usaha juga membantu menghasilkan lapangan kerja bagi orang lain. Saya akan sedikit bercerita tentang anak-anak di Curug Nanggung yang berjualan es mambo dan es krim. Ketika itu di siang hari Lisna dan Riah menawari kami untuk membeli es dagangannya seharga Rp1.000,-. Sepulang sekolah mereka menjajakan dagangannya keliling kampung. Hasil yang diterima mungkin sedikit namun pengalaman yang didapat adalah yang terpenting. Saya merasa kagum dengan semangat dan sikap kerja keras mereka. Meskipun masih kecil namun jiwa kewirausahaan mereka sudah tumbuh. Satu bulan, waktu yang cukup lama untuk hanya sekedar berkenalan namun waktu yang singkat untuk dapat mengenal lebih dalam satu sama lain. Setidaknya itu yang saya rasakan saat saya dan teman-teman harus meninggalkan Desa Tegal Wangi yang telah kami tinggali selama sebulan. Walaupun saya selama sebulan berusaha mengenal desa ini khususnya Kampung Curug Nanggung, namun sejatinya masih banyak hal yang belum saya ketahui. Sehari sebelum kepulangan kami, malam hari, kami mengadakan acara penutupan di Kampung Curug Nanggung. Sama seperti saat pembukaan, sebelum acara dimulai kami dan masyarakat berkumpul 160 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
untuk liwetan. Kebiasaan yang mengajarkan kami arti kebersamaan dan akan selalu saya ingat sebagai identitas Desa Tegal Wangi. Setelah liwetan kami memulai acara penutupan dengan sambutan dari tokoh masyarakat. Pak H. Pardi sebagai wakil untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya beliau mengungkapkan kesan-kesan terhadap kegiatan KKN yang kami adakan. Alhamdulillah, secara umum beliau mengungkapkan kesan positif yang beliau dapat dari kami. Beliau juga mengungkapkan bahwa kami adalah kelompok KKN yang paling dekat dengan masyarakat dibandingkan kelompok KKN yang lainnya. Cukup lega saya mendengar bahwasanya ketika kami pergi, kami meninggalkan kesan yang baik di hati masyarakat. Kegiatan KKN kami di Desa Tegal Wangi resmi selesai. Walau begitu masih banyak masalah-masalah desa yang belum tertangani. Kami sudah melakukan pengabdian yang terbaik untuk desa ini, setidaknya kami sudah memberikan sedikit kontribusi untuk perubahan desa ini. Di masa depan pastilah kami ingin melakukan hal yang lebih banyak lagi demi kemajuan Desa Tegal Wangi. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas pembelajaran tentang arti kebersamaan, persaudaraan, cinta kasih, dan ketulusan yang diajarkan masyarakat Desa Tegal Wangi kepada kelompok kami. Pertemuan singkat nan berkesan antara kami dan warga Desa Tegal Wangi itupun berakhir. Terima Kasih Pertemanan yang terjalin antara saya dan teman-teman menjadi suatu hal berkesan tersendiri. Awalnya tidak kenal namun kami akhirnya ‘dipaksa’ untuk saling mengenal lewat kegiatan KKN ini. Bukan sesuatu yang harus disesali, malah menjadi suatu pengalaman yang tidak terlupakan. Banyak pelajaran yang saya dapat dari kalian. Banyak juga pengalaman yang kita dapatkan. Pengalaman bekerja bareng, berjuang bareng, berbagi suka, duka, tangis, canda, tawa, haru. Sabar makan kangkung, tempe, tahu, hampir tiap hari. Capeknya nimba sumur dulu cuma buat mandi, dan banyak pengalaman lainnya. Masih lekat di ingatan segala tingkah laku kalian, dari mulai yang konyol sampe yang ngeselin terkadang membuat saya ketawa-tawa sendiri kalau mengingatnya. Dengan segala kekurangan, kami sama-sama saling melengkapi, menikmati pahit dan manis kegiatan KKN. Pertemuan singkat nan Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 161
berkesan antara kami memang telah berakhir, namun kenangannya masih apik tersimpan. Terima kasih untuk segala rasa yang terbentuk, ketawa bareng, nangis bareng, senang bareng, kecewa bareng, kekompakkan yang luar biasa baik positif maupun yang berbau ‘sedikit’ negatif, hehe dan segala perasaan abstrak yang kita rasakan yang membuat kita menjadi semakin solid. Mereka adalah keluarga baru saya yang secara tidak sengaja terbentuk, yang sampai kapan pun akan selalu tersimpan di hati dan di ingatan.
162 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan. Depok, FISIP UI, 2004. Catatan Observasi Lapangan tanggal 30 Mei 2016. Hamalik, Oemar. “Perbandingan Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran K3 di SMK Muhammadiyah 2 Taman” Media Pendidikan Vol. 03, No. 1 (2014) diakses pada 3 September 2016 dari: http://ejournal.unesa.ac.id/article/11241/45/article.pdf Kecamatan Jasinga diakses pada 4 Agustus 2016 dari: http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_d esa/350 LeGault, M. R. Think!: Why Crucial Decision Can’t Be Made In The Blink of an Eye dalam John G. Bruhn dan Howard M. Rebach. Sociological Practice: Intervention and Social Change. New York: Springer, 2007. Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016. Jakarta: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2016. Peta “Tegal Wangi, Jasinga Bogor” diakses pada 18 Juni 2017 dari: https://goo.gl/maps/r4JT7bZPm6R2 Peta “Tegal Wangi, Jasinga Bogor” diakses pada 20 Juni 2017 dari: http://bogorkab.go.id/index.php/wilayah Peta dibuat berdasarkan kondisi asli wilayah RW 06 Kampung Curug Nanggung. Profil Desa Tegal Wangi tahun 2013, Dokumen tidak dipublikasikan. Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000. Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Tegal Wangi, Bapak Jamaludin, 1 Agustus 2016. Wawancara Pribadi dengan Ketua RW 03, Bapak Nurdin, 30 Mei 2016.
163
164 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
BIOGRAFI SINGKAT Dra. Hj. Gefarina Djohan, M.A adalah Dosen Pembimbing KKN kelompok 089/KKN MENYAPA 2016. Aktif mengajar sebagai dosen di FISIP UIN Jakarta pada Jurusan Ilmu Politik. Beliau menyelesaikan pendidikan S1 Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, tamat 1990, kemudian gelar master, Political Science, di Jamia Millia University, New Delhi, India tamat tahun 1997 dan saat ini sedang melanjutkan S3 Administrasi Publik di Universitas Brawijaya, Malang. Beliau juga aktif di luar kampus seperti DPP KOWANI, Presedium FORHATI 2012-2017 dan masih banyak lagi.
Alizza Nurfida adalah seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora. Ia menjalankan studi di universitas ini sejak tahun 2013 dan mengambil Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang Bahasa Inggris dan menyukai salah satu jenis karya sastra yaitu puisi. Ia berkeinginan menjadi seorang pendidik yang baik bagi diri dan bangsa dan berguna bagi masyarakat, terutama orang tua dan anak-anaknya kelak di masa depan.
165
Fiqi Fatima adalah mahasiswi Jurusan Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang teknologi informasi. Selain itu ia juga memiliki keterampilan akademik mengajar matematika dan keterampilan non akademik adalah paskibra. Ia sangat menyukai seni manga (komik) dan suka mempelajari dan mengamati hal-hal berbau seni seperti pertunjukkan teater, tarian dan berbagai bahasa asing. Ia berkeinginan menekuni hal-hal yang disukainya dan dapat memetik hasil dari apa yang telah ditekuninya tersebut.
M Fikri Aly adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia memiliki kompetensi akademik dalam bidang Bahasa Inggris. Ia juga memiliki kompetensi di bidang jurnalistik dan public speaking. Ia aktif menjadi pengurus HMI Komisariat FISIP– cabang Ciputat, volunteer di Center for Southeast Asia Studies, dan bekerja di Lentera Foundation. Minatnya terlihat di bidang kepenulisan. Cita-citanya ingin menjadi dosen matakuliah Ekonomi Politik Internasional dan menjadi duta besar RI di Amerika Serikat.
166 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Nur Israfiani adalah seseorang mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah. Ia memulai studi di Kampus UIN Jakarta sejak 2013. Ia memiliki kompetensi akademik dalam hukum perdata juga hukum keluarga, selain itu ia juga memiliki keterampilan dalam hukum acara peradilan agama dan juga mengajar. Ia lebih gemar berbicara di depan publik ketimbang untuk menulis, karena baginya mengekspresikan diri dengan berbicara lebih menyenangkan dibanding dengan cara lainnya.
Octowihardi Muslim merupakan seorang mahasiswa Jurusan Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang komputer dan Bahasa Inggris. Dalam kelompok KKN, ia menjabat sebagai seorang sekretaris. Ia memiliki rasa cinta terhadap anak kecil yang sangat tinggi. Ia memiliki harapan di masa akan datang Indonesia bersih dari koruptor sehingga pertumbuhan dan perkembangan negara bisa berjalan cepat serta pendidikan terhadap anak dapat lebih diperhatikan.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 167
Riska Novaliani adalah seseorang mahasiswi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memulai studi di kampus UIN Jakarta sejak 2013. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang matematika, Bahasa Inggris dan ekonomi bisnis. Selain di bidang akademik, ia juga mempunyai keterampilan memasak dan membuat kerajinan tangan seperti scrapbook dan craft lainnya. Ia juga senang mencari resep-resep baru di internet untuk kemudian dipraktekkan. Menurutnya, memasak dan membuat scrapbook adalah kegiatan yang menyenangkan dan melatih kreativitas.
Rizqy Badilla Akbar adalah seorang mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen dengan konsentrasi sumber daya manusia. Ia memiliki kemampuan di bidang non akademik seperti keterampilan menggambar serta bermain alat musik. Kemudian ia juga mempunyai kemampuan di bidang akademik seperti menganalisis sahamsaham dan berwirausaha. Hobinya adalah bermain billiard dan mendengarkan musik. Cita-citanya menjadi pengusaha terkenal yang kaya raya dan dapat bekerja di Bursa Efek Jakarta.
168 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Sintia Fajar adalah mahasiswi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah. Ia sedang menjalankan studi di UIN Jakarta sejak 2013. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang manajemen keuangan syariah, selain itu ia juga memiliki keterampilan dalam berdakwah dan berbicara di muka umum (Public Speaking). Menurutnya, dengan berbicara ia bisa mengekspresikan diri dengan baik dan melatih kemampuan dirinya. Mahasiswi yang menekuni menjadi MC ini sangat supel dan mudah bergaul dengan siapapun. Sonhaji adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Tafsir Hadist Fakultas Ushuluddin. Berasal dari daerah terpencil di Kabupaten Serang. Memiliki keahlian dalam beberapa bidang, di antaranya mengajar, mampu berkomunikasi dengan baik, pengetahuan Agama Islam yang bisa diandalkan, sedikit menguasai Bahasa Arab, Inggris dan Turki. Aktif di luar kampus dan berkecimpung di sebuah lembaga yang bernama UICCI yang kesehariannya belajar dan mendalami al-Qur’ān dan ilmu agama. Berkeinginan melanjutkan studi ke Turki untuk memperluas khazanah ilmu pengetahuannya.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 169
Sugiarto adalah mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Agama Islam, mengajar mengaji dan juga public speaking yang cukup lumayan. Ia aktif di beberapa organisasi di luar kampus. Ia juga memiliki kemampuan di bidang kesenian yakni hadroh (vokal) dan juga hampir setiap malam aktif di berbagai Majlis Ta’lim remaja di lingkungan Desa Sasak Panjang.
Yuli Sopiyullah adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Perbandingan Madzhab atau biasa disebut (Fiqhul Muqarin) Fakultas Syariah dan Hukum. Ia lahir di Garut, 11 November 1992 dan bercita-cita ingin menjadi orang yang sukses serta membahagiakan kedua orang tua. Hobinya adalah berolahraga, menggambar dan mengaji. Ia memiliki kompetensi dalam bidang Agama Islam, Fiqih kalangan 4 Madzhab dan mengajar mengaji, melatih kepramukaan, public speaking yang cukup lumayan terlatih dan aktif di pesantren Modern Drunna’im sebagai staff KMI.
170 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
171
“Keberuntungan itu memang ada, tapi sebagian besar keberhasilan itu adalah hasil kerja keras” -Octowihardi Muslim
172 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
LAMPIRAN I TABEL KEGIATAN INDIVIDU LAPORAN MINGGUAN KEGIATAN INDIVIDU KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT – LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NAMA : Alizza Nurfida NAMA : Gefarina Djohan, M.A DOSEN NIM : 1113026000051 DESA/KEL : Tegal Wangi NO KEL. : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM No Uraian Kegiatan Target Mengajarkan anak-anak untuk bisa menguasai 10 orang anak menguasai kosa kata dalam Bahasa Inggris dan memahami kosa kata Bahasa Inggris, penggunaannya dalam bentuk percakapan. percakapan yang biasa Kegiatan ini dilakukan guna menambah digunakan sehari-hari, 1 wawasan anak-anak mengenai pentingnya misalnya greeting dan belajar Bahasa Inggris di zaman yang makin introduction, serta cara berkembang ini melafalkannya dengan baik. Menyajikan cerita dalam pembelajaran sejarah 5 orang anak dapat hidup Rasulullah Shallallah ‘Alayhi wa Sallam menceritakan kembali kisah dan mampu dengan menggunakan bahasa yang sesuai dan Rasul disukai kalangan anak-anak. Kegiatan ini mengimplementasikan sifat 2 Nabi dalam dilakukan guna menambah kecintaan terhadap tauladan Rasul sejak dini dan semakin mengagumi kehidupan sehari-hari. keagungan dari sosok Nabi pembawa panji moralitas sosial ini. Pembelajaran bahasa Arab kepada anak-anak. 10 anak mampu Kegiatan ini dilakukan guna memperluas menghafalkan kosa kata 3 wawasan anak dalam mengenal kosa kata dan benda sekitar dalam bahasa memahami penggunaannya dalam kalimat. Arab. Pengadaan tong sampah yang akan Seluruh warga membuang dialokasikan ke Kampung Curug Nanggung. sampah pada tempat yang Kegiatan ini dilakukan guna meningkatkan telah disediakan dengan kesadaran masyarakat akan membuang harap mampu mendaur sampah pada tempatnya. ulang sampah sebaik 4 mungkin, terutama terhadap sampah plastik, sehingga dengan adanya hal tersebut bisa memberdayakan masyarakat dengan baik.
173
No
1
2
3
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Hari ini, Selasa 26 Juli 2016, aku berbelanja Adanya persediaan makanan persediaan sayur mayur untuk memasak. yang bisa dimasak selama Bersama teman sekamarku, Iis, kami melaju beberapa hari ke depan. dengan alunan kendaraan beroda dua menuju Dikarenakan letak pasar pasar Jasinga dan menempuh waktu kurang tradisional cukup jauh. lebih setengah jam. Kami bersilaturahim dengan kepala sekolah Para guru dan siswa sangat dan staf pengajar lainnya di SDN Koleang II mengapresiasi kedatangan pada hari Selasa 26 Juli 2016. Kemudian kami kami dan menyimpan harap dipersilahkan untuk memperkenalkan diri dan kepercayaan kepada kepada seluruh siswa kela 4,5, dan 6, kami untuk mampu disambut dengan senyuman hangat dan membimbing siswa dalam keceriaan para siswa. kegiatan belajar mengajar.
Pembagian flyer program kerja dan undangan pembukaan kegiatan KKN kepada kepala desa, ketua RW 06, ketua RT di RW 06, dan tokoh masyarakat yang lain. Pembukaan KKN bersama ketiga kelompok di balai Desa Tegal Wangi. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu jam setengah, dimulai jam 13.00 sampai 14.30 pada hari Rabu, 27 Juli 2016.
Warga turut antusias dengan adanya sosialisasi program kerja kami.
Jum’at pagi, 28 Juli 2016, kami mulai beranjak dari tempat tidur dan setelah shalat subuh kami bergegas untuk mengikuti pengajian ibu-ibu yang rutin dilaksanakan di majelis Kampung Curug Nanggung yang dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00.
Dari pengajian ini, saya memetik sebuah pelajaran bahwa hidup tidak akan ada artinya jika kita tidak berilmu dan tentunya kita tidak ingin menjadi bodoh dalam menjalani hidup ini.
4
5
No 1
Kepala desa, Bapak Jamaludin, membuka kegiatan KKN ini dengan sambutan hangat penuh harapan, insprasi dan motivasi yang semakin membuat semangatku untuk mengabdi dengan nyata dan pasti kepada masyarakat.
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pada hari Senin, 1 Agustus 2016, ketika fajar Bahan ajar
174 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
mulai menyingsing di pucuk bagian barat, itu menunjukkan waktu saatnya untuk membimbing anak-anak belajar. Aku dengan semangat juang 45 mulai mencuci Tong sampah sudah bersih ember dengan menggunakan sikat tanpa sabun, dengan tujuan tidak mencemari lingkungan air dengan sabun. Sembari menyikat, teman mahasiswaku membawa sisa 2 ember-ember di basecamp yang akan dicuci. Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 2 Agustus 2016 pada pukul 07.00-09.15 WIB dan memakan biaya sebesar Rp. 20.000 untuk pembelian 4 sikat. Sebagian teman mahasiswaku membuat tiang Penyangga tempat sampah tong sampah dengan menggunakan 35 bambu terbuat yang dipotong menjadi ukuran 80 cm yang ditancap secara vertikal ke dalam tanah dan 3 bambu kecil berukuran 60 cm yang dipasang secara horizontal ke ujung bambu yang vertikal untuk menyangga atau menggantung tong sampah. Siang harinya, aku bersama anggota kelompok Tong sampah sudah tercat beranjak ke halaman rumah untuk mengecat dengan rapih ulang ember bekas yang akan digunakan 4 sebagai tempat sampah. Para pemuda sekitar Curug Nanggung pun turut berpartisipasi dalam pengecatan ember. Hari ini, Kamis 4 Agustus 2016, kegiatan yang Bahan ajar kami lakukan adalah bimbingan belajar bersama anak-anak SDN Koleang II yang 5 tinggal di sekitar RW 06. Aku bersama Aly mengajar pelajaran Matematika dengan siswa kelas 6. Dan materi yang kami berikan adalah mengenai perkalian 1 sampai 3. Jum’at pagi, 5 Agustus 2016, kami mulai Menjalin relasi dengan beranjak dari tempat tidur dan setelah shalat warga subuh kami bergegas untuk megikuti pengajian ibu-ibu yang rutin dilaksanakan di 6 majelis Kampung Curug Nanggung yang dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA No Uraian Kegiatan Hasil Langsung Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 175
1
2
3
4
5
No
1.
2.
Pada hari Senin, 8 Agustus 2016, ketika fajar mulai menyingsing di pucuk bagian barat, itu menunjukkan waktu saatnya untuk membimbing anak-anak belajar. Setiap anggota kelompok mendapat bagian mengajar berdasarkan tingkatan kelas, dan aku membimbing belajar siswa kelas 6 bersama Aly. Mereka terdiri dari Siti, Lisna, Tina, dan Riah. Pagi ini, 10 Agustus 2016, aku dan Iis pergi ke SD Koleang 02 untuk mensosialisasikan kembali tentang bimbingan belajar yang sudah berjalan.
Bahan Ajar
Sosialisasi
Menyaksikan pertandingan sepak bola Sosialisasi melawan tim Kampung Nanggung di RW 03. Pak Supardi, Kang Supardi, dan dua orang dari temanku, Yuli dan Sonhaji, turut berpartisipasi dalam pertandingan tersebut yang dimulai dari pukul 15.00 sampai 17.00. 12 Agustus 2016. Hari ini adalah lembaran baru Sosialisasi bagiku, Jum’at kali ini aku mengikuti rutinitas pengajian ibu-ibu di majelis Kampung Curug Nanggung. Pagi ini, 14 Agustus 2016 aku bersama Iis akan Hadiah-hadiah sudah dibeli mempersiapkan hadiah untuk lomba 17 Agustus di Desa Tegal Wangi RW 06. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung Plang nama jalan yang sudah Pemasangan plang Desa Tegal Wangi Pemasangan plang dilakukan pada pagi hari terpasang di pintu masuk Senin, 15 Agustus 2016 sekitar pukul 10.00 Desa Tegal Wangi WIB dan dilakukan oleh tiga kelompok yang KKN di Desa Tegal Wangi yaitu kelompok 87, 88 dan kelompok kami kelompok 89. 17 Agustus 2016 Sosialisasi Perayaan 17 Agustus. Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-71, kami mengadakan berbagai macam perlombaan yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2016.
176 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
3.
4.
5.
19 Agustus 2016 Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug Nanggung. Minggu ini adalah pengajian keempat sekaligus pengajian terakhir kami. 20 Agustus 2016 Penyelenggaraan senam sehat. Senam diadakan pukul 08.00 WIB di depan rumah singgah kami. Program ini ditujukan kepada seluruh warga Desa Curug Nanggung khususnya ibu-ibu maupun remaja putri. 21 Agustus 2016 Pemasangan plang nama jalan. Pemasangan plang nama jalan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB di jalanjalan sekitar RW 06 Kampung Curug Nanggung.
Silaturahmi tetap berjalan dan hubungan kami dengan ibu-ibu Curug Nanggung semakin akrab. Sosialisasi
Lingkungan menjadi lebih tertata dengan lengkapnya plang nama jalan.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 177
NAMA NIM NO KEL. No 1
2
No 1
2
3
4
5
: Fiqi Fatima NAMA DOSEN : Gefarina Djohan, M.A : 11140930000129 DESA/KEL : Tegal Wangi : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM Uraian Kegiatan Target Kegiatan yang dilakukan, saya akan mencoba Siswa sekolah dasar kelas 1 – membangun potensi akademik, keterampilan 6 diharapkan dapat memiliki dan pendidikan kepada warga setempat. pengetahuan baru Penyediaan tong sampah bagi warga RW 06 yang akan ditempatkan di sudut jalan dan rumah warga.
Pengadaan 60 tong sampah yang akan disebar dan ditempatkan disudut-sudut jalan dan rumah warga.
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Jum’at, 28 Agustus 2016 pukul 15.00 Antusias dari para siswa saat Kegiatan yang dilakukan adalah mengajar pengajaran berlangsung. baris berbaris kepada siswa-siswa SD 2 KOLEANG. Selasa, 26 Agustus 2016 pukul jam 16.00 Masyarakat mengetahui Sosialisasi kepada masyarakat setempat keberadaan kami sebagai mengenai keberadaan kami sebagai mahasiswa yang sedang mahasiswa KKN di Desa Tegal Wangi. menjalani kegiatan KKN. Jum’at, 29 Agustus 2016 pukul 07.00 Pengajian yang dilakukan di masjid/majelis RW 06. Pengajian dimulai sektar pukul 7 dan diikuti oleh sebagian ibu rumah tangga di RW 06. Rabu, 27 Agustus 2016 pukul 10.00 Pembukaan KKN yang ada di balai desa yang dihadiri oleh dosen pembimbing kelompok 87 dan 89, lurah, perangkat desa lainnya serta beberapa warga desa setempat. Selasa, 26 Agustus 2016 pukul 10.30 Sosialisasi kepada siswa SD 2 KOLEANG. Kami mengunjungi sekolah dan bertemu dengan beberapa petugas sekolah. Kami secara langsung bertemu, memperkenalkan diri serta mengemukakan tentang progam kerja yang akan kami kerjakan, terutama mengenai bimbel/mengajar yang akan kami tujukan untuk siswa sekolah dasar.
Semakin banyak masyarakat yang mengetahui kami.
Tokoh masyarakat sekitar mengetahui mengenai adanya kegiatan KKN di Desa Tegal Wangi. Siswa mengenal kami sebagai mahasiswa yang dapat membantu mereka dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
178 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
No
1
2
3
4
5
6
No
1
2
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Selasa, 2 Agustus 2016 pukul 10.00 Pengerjaan dapat Salah satu program kerja kami adalah dilanjutkan yaitu penyediaan tong sampah. Tong sampah yang pengecatan tong sampah. telah kami kumpulkan lalu dicuci untuk memudahkan dalam proses pengecatan. Rabu, 3 Agustus 2016 pukul 13.00 Pengerjaan telah selesai, Pengecatan tong sampah. Proses lanjutan dari sekitar 60 tong sampah penyediaan tong sampah adalah proses yang nanti nya akan pengecatan. dibagikan di sepanjang jalan RW 06 Desa Tegal Wangi Senin, 1 Agustus 2016 pukul 16.00 Siswa dapat mengikuti Melakukan bimbingan belajar kepada siswa di bimbingan belajar untuk sekitar tempat kami tinggal. Melakukan mengajari pelajaran yang bimbingan pelajaran dan pengajaran mengenai diajarkan guru di sekolah materi-materi yang sedang dipelajari siswa di sekolah. Kamis, 4 Agustus 2016 pukul 16.00 Mengajar baris berbaris. Pengajaran baris berbaris untuk ditampilkan saat perayaan hari kemerdekaan 17 agustus. Jum’at, 5 Agustus 2016 pukul 07.00 Pengajian dengan ibu-ibu di Masjid Curug Nanggung. Seperti biasa kami ikut pengajian bersama-sama dan mendengarkan ceramah. Banyak hal yang dpaat kami ambil dari mendengarkan ceramah tersebut. Kamis, 4 Agustus 2016 pukul 19.00 Pengajian Surat Yasin yang diadakan di rumah Ibu Sukayah. Pengajian ini juga diadakan setiap minggu di hari Kamis malam yang di ikuti anakanak perempuan warga setempat yang dipimpin oleh ibu Sukayah.
Antusias dari para siswa saat pengajaran berlangsung. Pengenalan dan silaturahmi yang berjalan dengan ibu-ibu pengajian.
Silaturahmi dengan ibu Sukayah dan anak-anak.
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Sabtu, 13 Agustus 2016 Pukul 10.30 Sekitar 20 tong sampah Program tong sampah masih terus berlanjut. telah dipasang di gang dan Tahap pencucian dan pengecatan telah selesai. sepanjang jalan rumah Lalu tahap pemotongan bambu juga telah warga di RW 06. selesai sehingga tahap selanjutnya adalah pemasangan. Senin, 8 Agustus 2016 pukul 16.00 Melakukan Siswa dapat mengikuti Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 179
3
4
5
6
No
1
2
3
bimbingan belajar kepada siswa di sekitar bimbingan belajar tempat kami tinggal. Melakukan bimbingan untuk mengajari pelajaran pelajaran dan pengajaran mengenai materi- yang diajarkan guru di materi yang sedang dipelajari siswa di sekolah. sekolah. Kamis, 11 Agustus 2016 pukul 16.00 Antusias dari para siswa Mengajar baris berbaris. Pengajaran baris saat pengajaran berbaris untuk ditampilkan saat perayaan hari berlangsung. Pengetahuan kemerdekaan 17 Agustus. Sekitar 20 siswa SD para siswa mengenai baris KOLEANG 02 mengikuti kegiatan baris berbaris bertambah. berbaris tersebut. Kamis, 11 Agustus 2016 pukul 10.15 Pelaksanaan bimbel Ke SDN 02 KOLEANG untuk dilaksanakan setiap hari menginformasikan jadwal bimbingan belajar dan siswa yang datang terbaru. Mensosialisasikan bahwa bimbingan untuk bimbingan belajar belajar akan dilaksanakan setiap hari. lebih bertambah. Kamis, 11 Agustus 2016 pukul 16.30 Hal-hal yang diperlukan Mempersiapkan peralatan serta hal lainnya untuk perayaan dalam rangka untuk acara perayaan kemerdekaan selesai kemerdekaan 17 Agustus. Menyiapkan hadiah dipersiapkan. untuk pelombaan yang akan dilaksanakan untuk merayakan hari kemerdekaan. Jum’at, 12 Agustus 2016 pukul 07.00 Pengenalan dan Pengajian dengan ibu-ibu di Masjid Curug silaturahmi yang berjalan Nanggung. Seperti biasa kami ikut pengajian dengan ibu- ibu pengajian. bersama-sama dan mendengarkan ceramah. Banyak hal yang dapat kami ambil dari mendengarkan ceramah tersebut. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung 15 Agustus 2016 pukul 10.00 Lingkungan menjadi lebih Pemasangan plang Desa Tegal Wangi tertata dengan lengkapnya Pemasangan dilakukan oleh tiga kelompok yang plang nama jalan dan KKN di Desa Tegal Wangi yaitu kelompok 87, pendatang tidak tersesat 88 dan kelompok kami kelompok 89. Plang jika masuk Desa Tegal dipasang di depan gang Desa Tegal Wangi. Wangi. Senin, 15 Agustus 2016 pukul 16.00 Tidak ada Program bimbingan belajar tidak berjalan terlalu baik. Berkurangnya minat anak-anak untuk ikut bimbingan belajar. Rabu, 17 Agustus 2016 pukul 08.00 Hubungan dengan warga Untuk merayakan hari kemerdekaan yang ke 71 semakin dekat dan akrab tanggal 17 Agustus. Kami mengadakan beberapa perlombaan. Ada 11 perlombaan yang kami adakan.
180 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
4
5
Jum’at, 19 Agustus 2016 pukul 07.00 Pengajian dengan ibu-ibu di Masjid Curug Nanggung. Minggu ini adalah minggu keempat yang artinya adalah pengajian terakhir yang kami hadiri. Sabtu, 20 Agustus 2016 pukul 08.00 Senam pagi yang diikuti seluruh warga Kampung Curug Nanggung. Senam tidak hanya ditujukan kepada ibu-ibu dan remaja putri. 21 Agustus 2016 pukul 10.00 Pemasangan plang nama jalan. Pemasangan plang nama jalan dilakukan di jalan-jalan sekitar RW 06 Kampung Curug Nanggung. Plang jalan yang dipasang berjumlah 6 nama plang.
Kami menyampaikan perpisahan kepada ibu-ibu warga Kampung Curug Nanggung Warga Kampung Curug Nanggung merasa lebih segar dan bugar setelah senam. Lingkungan menjadi lebih tertata dengan lengkapnya plang nama jalan.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 181
NAMA
: M Fikri Aly
NAMA DOSEN
: Gefarina M.A
NIM NO KEL.
: 1113113000014 : 089
DESA/KEL NAMA KEL
: Tegal Wangi : Menyapa
No
1
2
3
4
No
1
2
Djohan,
RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM Uraian Kegiatan Target Melatih siswa-siswi SDN Koleang II Baris Siswa-Siswi kelas 4,5,6 Berbaris, Tatacara Upacara Bendera dan Gerak SDN Koleang II mampu Jalan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan Baris-Berbaris mempersiapkan mereka mengikuti perlombaan sesuai dengan aturan baku gerak jalan dan agar mereka dapat yang ada. menyelengarakan upacara bendera sendiri setiap Siswa – siswi kelas 4,5,6 Senin. Kegiatan akan berlangsung tanggal 29 Juli mampu melakukan 2016 – 23 Agustus 2016. Anggaran kegiatan Rp 0 tatacara upacara bendera dengan baik dan benar Memberikan Bimbingan Belajar Bahasa Inggris Siswa-siswi kelas 5 dan 6 Siswa-siswi SDN Koleang II dan Siswa-siswi SDN Koleang II dan SMP/MTs yang tinggal di Desa Tegal Wangi. SMP/MTs Desa Tegal Wangi mampu melakukan percakapan sehari-hari dan perkenalan dalam Bahasa Inggris. Pemberdayaan Pembuatan Tong Sampah dari Membuat 60 tong sampah ember cat bekas. Kami memberdayakan untuk 60 rumah di RW 06 masyarakat untuk sama-sama bahu membahu untuk membuat tong sampah. Memberikan Ceramah/Seminar/Saresehan Orang tua dan siswa tentang pentingnya pendidikan dan peran orang membuat life mapping dan tua dalam pendidikan anak. Berdasarkan cerita rencana study. dari guru-guru SDN Koleng 02. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Selasa, 26 Juli 2016 Kami melakukan sosialisasi Masyarakat mengetahui kepada warga Desa Tegal Wangi khusunya RW keberadaan kami dan 06 dan RW 03. Sosialisasi dilakukan dengan program yang akan kami maksud memberitahu kepada seluruh warga lakukan selama sebulan Desa bahwa kami sedang melakukan KKN. kedepan. Rabu, 27 Juli 2016, kami melakukan peresmian Acara secara resmi dibuka pembukaan kegiatan KKN di Desa Tegal Wangi dan kami diterima oleh bersama dengan dua kelompok lain nomor 087 kepala desa, aparat dan dan 088. tokoh masyarakat desa tersebut.
182 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
3
4
5
6
No
1
2
3
4
5
No
Kegiatan Bimbingan belajar langsung kami lakukan setelah kami selesai melakukan pembukaan acara 27 Juli 2016. Kami membagi tugas pada masing-masing orang. Kamis, 28 Juli 2016 kami melakukan kunjungan ke SDN Koleang II untuk melakukan sosialisasi kegiatan Bimbel dan meminta pada guru-guru untuk memberikan extra PR supaya mereka mempunyai bahan untuk belajar bersama kami. Jum’at, 29 Juli 2016 pada sore hari kami melakukan latihan gerak jalan dan tata cara pengibaran bendera. Minggu, 31 Juli 2016 Kami menggelar Diskusi Bersama Pemuda. Kegiatan diskusi ini difasilitasi oleh Kang Jahri. Kami membahas tentang urgensi pendidikan.
Siswa siswi SD Koleang 02 merasa terbantu.
Guru SDN memberikan PR extra kepada siswasiswanya.
Masyarakat menawarkan bantuan.
Pemuda mengetahui urgensi pendidikan dan mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kita. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Senin pagi pukul 09.30 bambu pesanan kami Bambu terpotong sesuai datang dan pukul 10.20 ember bekas untuk kebutuhan dan membuat tong sampah datang. Selasa, 02 masyarakat ikut Agustus 2016 Program Pembuatan Tong Sampah berpartisipasi dalam mulai dilakukan. kegiatan pembuatan tong sampah. Kegiatan Bimbingan belajar langsung kami Siswa siswi bisa bebas lakukan setelah kami selesai melakukan bertanya seputar pembukaan acara 27 Juli 2016. Kami membagi pelajaran yang mereka tugas pada masing-masing orang. dapatkan di sekolah. Siswa siswi SD Koleang 02 merasa terbantu. Kamis, 04 Agustus 2016 kami melakukan Murid-murid peserta kunjungan ke pengajian Kang Jahri untuk pengajian mendapatkan membantu pelaksanaan kegiatan mengaji selain motovasi dan terbantu. itu kami juga menyumbang 10 buah Iqro. Jum’at, 05 Agustus 2016 pada sore hari kami Masyarakat menawarkan melakukan latihan gerak jalan dan tata cara bantuan pengibaran bendera. Sabtu, 06 Agustus 2016 Kami menggelar Diskusi Terbentuknya Panitia 17 Bersama Pemuda. Kegiatan diskusi ini difasilitasi Agustusan. oleh Kang Jahri. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 183
1
2
3
4
No 1
2
3
4
Sore hari ini tanggal 08 Agustus 2016 melakukan latihan pramuka dan gerak jalan bersama siswasiswi SD Koleang 02. Kegiatan Bimbingan belajar langsung kami lakukan setelah kami selesai melakukan pembukaan acara 27 Juli 2016. Kami membagi tugas pada masing-masing orang. Jum’at, 12 Agustus 2016, setelah pulang Jum’atan kami melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar bersama warga Kampung Curug Nanggung. Kegiatan berlangsung mulai pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB.
Siswa-siswi SD Koleang 02 mampu melakukan gerak jalan dengan benar. Siswa siswi bisa bebas bertanya seputar pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah. Lingkungan warga menjadi bersih dan rapih. Masyarakat khususnya pemuda memahami pentingnya ilmu dan posisi penting ilmu dalam Islam.
Minggu 14 Agustus 2016. Kami melakukan 60 tong sampah terpasang pemasangan tong sampah di lingkungan RW 06 di lingkungan RW 06. bekerjasama dengan warga. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung Senin, 15 Agustus 2016 kami menyelesaikan Tong sampah terpasang di semua proses pemasangan tong sampah, sambil rumah warga. mensosialisasikan penggunaan tong sampah tersebut khusus untuk sampah plastik. 16 Agustus 2016, kami melalukan Persiapan Acara peringatan 17 perayaan 17 Agustusan di Kampung Curug Agustus, siap Nanggung. Mahasiswa KKN menjadi panitia dilaksanakan. penyelenggara bersama-sama para pemuda di desa ini. Kegiatan ini untuk menanamkan semangat kebangsaan dan nasionalisme masyarakat khususnya para pemuda. Kegiatan Bimbingan belajar langsung kami Siswa siswi bisa bebas lakukan setelah kami selesai melakukan bertanya seputar pelajaran pembukaan acara 27 Juli 2016. Kami membagi yang mereka dapatkan di tugas pada masing-masing orang. sekolah. Siswa siswi SD Koleang 02 merasa terbantu. Rabu 17 Agustus kami melakukan peringatan Masyarakat memahami Hari Kemerdekaan Indonesia ke-71. Melalui arti kemerdekaan dan berbagai perlombaan, acara tersebut kami awali mengenang jasa para dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia pahlawan. Raya sebagai pembuka.
184 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
5
6
Jum’at, 16 Agustus 2016 Malam harinya kami menghadiri pengajian kaum Bapak di RW 06. Dalam kesempatan tersebut kami menyampaikan Tausiah, karena kebetulan kyai yang biasa mengisi pengajian tidak hadir sehingga kita mengisinya.
Peserta pengajian mengetahui memahami tentang pentingnya waktu dan saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran.
Minggu, 21 Agustus 2016 kami menyelesaikan pembuatan dan pemasangan plang nama gang.
Plang nama gang selesai dibuat dan dipasang
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 185
NAMA
: Gefarina Djohan, M.A NIM : 1113044000046 DESA/KEL : Tegal Wangi NO KEL. : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM No Uraian Kegiatan Target - Agar orangtua mampu Mengadakan seminar Parenting. mendidik anak dengan Yaitu mengadakan seminar yang bertemakan benar dan baik. ke-orangtua-an. 1 - Agar orangtua memahami betul karakter anak dan diarahkan ke mana. Mengadakan plang jalan dan tong sampah, Masyarakat pendatang tahu guna untuk menjadikan masyarakat yang nama jalan, dan nama masjid bebas akan sampah, dan care terhadap yang ada di RW 06, lingkungan, plang jalan untuk menjadi sumber Agar masyarakat sekitar petunjuk jalan, karena kebanyakan kampung dapat disiplin membuang sampah pada tempatnya dan 2 di desa belum memiliki petunjuk jalan. kebersihan Di sini saya juga berencana membuat plang menjaga dilingkungan dan nama masjid di RW 06 membiasakan diri untuk hidup bersih dalam bermasyarakat.
3
No
: Nur Israfiani
NAMA DOSEN
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan bekerja sama dengan guru SDN 02 Koleang. Kegiatan ini sesuai dengan kompetensi akademik yang saya miliki. Karena menurut saya tidak terlalu sulit untuk mengajar mata pelajaran SD insyaallah saya menguasai materi. Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan setiap hari Senin, Selasa dan Kamis. Kegiatan mengajar belajar ini dilakukan di rumah singgah yang kami tempati
1.
2.
3.
Anak-anak kelas 1-3 SD bisa hafal alphabet, lancar membaca dan menulis. Anak-anak kelas 4-6 SD bisa hafal perhitungan perkalian dan pembagian 1-10. Anak-anak kelas 3-6 SD bisa memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Inggris. Bisa hafal dan memahami makna Pancasila. Meningkatkan semangat belajar anakanak.
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung
186 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
1
26 Juli 2016 Pukul 08.00 Saya dan teman saya yang bernama Alizza pergi ke pasar untuk membelanjakan kebutuhan kelompok kami yang belum sempat atau yang perlu kami beli. Kami belanja di Pasar Jasinga yang jaraknya lumayan jauh sekitar setengah jam dari tempat kediaman kami.
Warga yang sangat antusias menyambut kedatangan kami dan mereka terlihat tertarik untuk turut serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan dalam program kerja kami.
2
27 Juli 2016 Pukul 10.30 Saya dan teman-teman kelompok mempersiapkan diri untuk ke balai desa untuk mempersiapkan acara pembukaan KKN yang berada di Desa Tegal Wangi selain kelompok kami (89) ada kelompok 87 dan 88 yang juga gabung untuk acara pembukaan di balai desa.
Dapat mengenal dengan kelompok lainnya seperti kelompok 87 dan 88 dan bisa sharing antara kelompok mengenai program
3
29 Juli 2016 Pukul 07.00 Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug Nanggung. Pengajian dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga RW 06 dan dilaksanakan di masjid RW 06.
Kami semakin dikenal oleh warga Desa Tegal Wangi khususnya warga RW 06.
No 1
2
3
4
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pada hari Senin, 1 Agustus 2016, ketika fajar Bahan ajar mulai menyingsing di pucuk bagian barat, itu menunjukkan waktu saatnya untuk membimbing anak-anak belajar. Aku beranjak dari tempat tidur dan bergegas 80 ember bekas sudah bersih pergi ke pinggir sungai untuk mencuci 80 ember bekas yang baru tiba kemarin siang. Sebagian teman mahasiswaku membuat tiang Penyangga tong sampah tong sampah dengan menggunakan 35 bambu terbuat yang dipotong menjadi ukuran 80 cm yang ditancap secara vertikal ke dalam tanah dan bambu kecil berukuran 60 cm yang dipasang secara horizontal ke ujung bambu yang vertikal untuk menyanggah atau menggantung tong sampah. Siang harinya, aku bersama anggota kelompok 80 ember sudah dicat beranjak ke halaman rumah untuk mengecat ulang ember bekas yang akan digunakan sebagai tempat sampah.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 187
5
No
1.
2
3
4
5
No
1.
Hari ini, Minggu 7 Agustus 2016, aku Bahan-bahan pangan dibeli berbelanja persediaan sayur mayur untuk memasak. Bersama temanku, Octo, kami melaju dengan alunan kendaraan beroda dua menuju pasar Jasinga dan menempuh waktu kurang lebih setengah jam. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung 8 Agustus 2016 Bahan ajar Sore ini dan seterusnya kami mengajar bimbel di rumah singgah kami. Mengajar kelas 1 SD untuk membaca dan mengenalkan huruf abjad dan juga angka dan menghitung. 10 Agustus 2016 Sosialisasi Pagi ini akan pergi ke sekolah dasar 02 koleang untuk mensosialisasikan kembali tentang bimbel yang sudah berjalan kami ingin lebih banyak lagi yang datang ke posko KKN kami untuk berbagi ilmu. 11 Agustus 2016 Hadiah-hadiah sudah dibeli Membeli kebutuhan untuk lomba 17 Agustus, Sore ini kami akan mempersiapkan hadiah untuk lomba 17 Agustus di Desa Tegal Wangi RW 06, membungkus hadiah untuk salah satu lomba yang akan dilaksanakan pada 17 Agustus. 12 Agustus 2016 Pukul 07.00 Sosialisasi Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug Nanggung. 13 Agustus 2016 Jadwal program kegiatan Pergi ke KUA untuk mempersiapkan seminar pranikah dan pernikahan dini, untuk menanyakan kepada ketua KUA apa saja yang akan dipersiapkan menjelang seminar tersebut. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung 15 Agustus 2016 Plang sudah terpasang Pemasangan plang Desa Tegal Wangi. Pemasangan plang dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB dan dilakukan oleh tiga kelompok yang KKN di Desa Tegal Wangi yaitu kelompok 87, 88 dan kelompok kami kelompok 89.
188 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
3.
4.
5.
17 Agustus 2016 Perayaan 17 Agustus. Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-71, kami mengadakan berbagai macam perlombaan yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2016, tepatnya Hari Rabu. 19 Agustus 2016 Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug Nanggung. Minggu ini adalah pengajian keempat sekaligus pengajian terakhir kami mahasiswi KKN MENYAPA. 20 Agustus 2016 Penyelenggaraan senam sehat. Senam diadakan pukul 08.00 WIB di depan rumah singgah kami. 21 Agustus 2016 Pemasangan plang nama jalan. Pemasangan plang nama jalan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB di jalanjalan sekitar RW 06 Kampung Curug Nanggung.. Teratai dan Gg. Rambutan.
Sosialisasi
Silaturahmi tetap berjalan dan hubungan kami dengan ibu-ibu Curug Nanggung semakin akrab.
Warga Kampung Curug Nanggung merasa lebih segar dan bugar setelah senam. Plang sudah terpasang di gang-gang
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 189
NAMA
: Octowihardi Muslim
NAMA DOSEN
: Gefarina M.A
Djohan,
NIM NO KEL. No
1
2
3
4
No
: 1113093000038 DESA/KEL : Tegal Wangi : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM Uraian Kegiatan Target Mengajari beberapa anak untuk mengetik Anak-anak dapat dengan menggunakan 10 jari. Memberi mengetik dengan 10 jari pemahaman mengenai masing-masing fungsi jari secara optimal dan untuk menekan tombol huruf. Serta mengetik tanpa harus memberikan pemahaman bahwa belajar melihat papan ketik mengetik adalah hal yang sangat menyenangkan (fokus pada tulisan yang dan dapat mengasah ketelitian serta kesabaran. ingin diketik saja). Mengajari Siti (anak Bu Umi selaku pemilik Siti mampu rumah singgah kelompok KKN) bagaimana cara menghidupkan dan menghidupkan dan mematikan sebuah laptop mematikan sebuah laptop serta mengoperasikan sebuah laptop untuk dengan cara yang benar keperluan sederhana seperti mengakses aplikasi serta mampu pengolah kata (Ms. Word), aplikasi pengolah mengoperasikan sebuah gambar(paint), dan mengakses internet melalui laptop untuk keperluan sederhana. browser (Ms. Edge). Bimbingan Belajar siswa kelas empat Sekolah Dasar Negeri Koleang 02 di rumah singgah. Kegiatan ini dilakukan selama 1 seminggu dan tidak memakan biaya apapun. Alasan dilakukannya kegiatan tersebut adalah untuk membantu para siswa untuk mengerjakan PR yang diberikan oleh guru dengan harapan mampu menumbuhkan semangat mereka dalam belajar. (Kegiatan Kelompok). Memfasilitasi masyarakat Curug Nanggung RW 06 dengan memberikan 80 ember bekas yang nantinya akan dibentuk sedemikian rupa menjadi tong sampah indah. Kegiatan ini akan dilakukan oleh kelompok KKN dan juga atas partisipasi masyarakat sekitar terutama pemuda.
Meningkatkan intelektualitas Siswa kelas 4 SDN Koleang II.
Menumbuhkan rasa peduli masyarakat terhadap lingkungan agar membuanga sampah pada tong sampah yang sudah kami sediakan sehingga lingkungan bisa bersih dari sampah (khususnya sampah plastik).
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung
190 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
1
2
3
4
5
No
1
2
3
No
Pada 26 Juli, sekitar pukul 9 saya melakukan persiapan untuk membuat flyer yang berisikan program kerja dengan menggunakan Adobe Illustrator serta membuat undangan.
Flyer pogram kerja KKN serta surat undangan kepada aparat dan tokoh masyarakat Kampung Curug Nanggung RW 06.
Pada 27 Juli, sekitar pukul 10 kami melakukan Dibukanya acara secara acara peresmian 3 kelompok KKN sekaligus di resmi. balai desa. Acara ini dihadiri oleh Kades, Ketua RT dan RW, Sekretaris Desa, aparat-aparat desa, Dosen Pemimbing, dan semua anggota dari 3 kelompok KKN. Pada 28 Juli, saat malam hari, kami melakukan Sosialisasi rapat koordinasi dengan pemuda yang ada di RW 06. Rapat koordinasi tersebut dilakukan untuk mensosialisasikan program kerja kami. Pada 29 Juli, saya diajak oleh Aly mengujungi Jadwal bimbingan belajar SDN Koleang II untuk sekedar ber-silaturrahim serta mensosialisasikan kepada pihak sekolah bahwa kelompok KKN kami membuka bimbingan belajar kepada siswa SD dari kelas 1 sampai dengan 6. Pada 30 Juli, sekitar pukul 13 saya mengajak Sosialisasi anak-anak untuk menonton film komedi menggunakan laptop saya di rumah singgah. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Kegiatan mengetik dengan 10 jari ini saya Papan ketik yang tercetak lakukan 3 kali dalam seminggu. Hari yang saya di HVS, anak-anak sudah berlakukan adalah hari yang sama di mana memahami masingprogram kerja KKN berlangsung yaitu hari masing fungsi jari. Senin, Rabu, dan Kamis. Kegiatan ini saya lakukan pada hari yang sama Siti sudah bisa seperti program di atas namun jamnya saya menghidupkan dan lakukan pada malam hari sesudah program mematikan laptop secara mengetik dengan 10 jari selesai. proporsional serta memahami interface pada Windows 10. Program kerja pengadaan tong sampah sudah Ember-ember sudah memasuki tahap pengecatan label kelompok terlabel dengan nama KKN kami di masing-masing ember. kelompok KKN kami. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 191
1
2
3
4
No
1
2
3
4
Kegiatan mengetik dengan 10 jari terus berlangsung. Bahkan pada minggu ini, kegiatan ini saya full kan menjadi seetiap hari SeninJum’at (minggu pertama hanya 3 kali dalam seminggu). Alasan saya meningkatkan frekuensi kegiatan ini adalah karena saya melihat antusiasme dari anak-anak yaitu Siti, Ria, dan Lisna untuk belajar mengetik.
Kegiatan tong sampah pada minggu ini terus berlanjut. Dimulai dari melubangi setiap ember sebelum pemasangan dan juga pemasangan tali bagi ember yang kehilanagan tali plastiknya untuk diangkat. Kegiatan bimbingan belajar pada minggu ini sepertinya tidak berjalan secara maksimal, di mana hujan deras di sore hari selalu melanda. Kegiatan saya yang niatnya mengajar Siti saja untuk mengoperasikan sebuah laptop berubah haluan seketika saya melihat semangat belajar yang sama oleh Riah dan Lisna.
Kecepatan mengetik anak didik memang masih lama, namun setidaknya mereka memiliki peningkatan terhadap posisi huruf serta memahami cara menebalkan, memiringkan, dan menggaris bawahi sebuah tulisan. Tong sampah sudah terpasang di sebagian besar wilayah RW 06.
Tidak ada.
Siti, Lisna, dan Riah mulai memahai cara mengoperasikan suatu laptop. Serta sudah mulai terbiasa dengan interface Windows. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pada minggu keempat KKN ini kegiatan Kecepatan mengetik program kerja individu saya berjalan tidak dan melakukan terlalu baik, pasalnnya saya sendiri perintah sedderhana menyibukkan diri saya dengan persiapan acara pada Ms. Word sudah 17-an yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan sangat baik pada anak penutupannya pada tanggal 20. didik. Kegiatan tong sampah memang belum selesai Semua tong sampah sudah pada minggu lalu, namun program kerja ini terpasang di wilayah RW rampung pada tanggal 16 Agustus (sehari seusai 06. laporan mingguan minggu 3 dibuat). Pada tanggal 21 Agustus adalah proker Setiap gang di Kampung pemasangan plang dilakukan. Kami memasang 6 Curug Nanggung RW 06 plang di gang-gang sekitar wilayah RW 06. sudah terpasang plang. Seperti biasa, Pak Odi adalah orang yang menemani kami lagi dalam kegiatan ini. Kegiatan bimbel pada minggu terakhir kegiatan Tidak ada. KKN tidak berjalan semestinya. Minat anakanak sudah semakin menurun dan hanya sedikit
192 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
5
sekali yang datang selama satu pekan terakhir. Pada tanggal 20 Agustus kami melaksanakan program kerja Senam pagi yang diisi dengan kegiatan senam pagi bersama ibu-ibu, bapakbapak, serta remaja Kampung Curug Nanggung RW 06.
Relasi dengan warga terasa lebih harmonis dan meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa keingintahuan antar sesama.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 193
NAMA
: Riska Novaliani
NAMA DOSEN
: Gefarina Djohan, MA
NIM NO KEL. No
1
2
3
: 1113081000060 DESA/KEL : Tegal Wangi : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM Uraian Kegiatan Target Membantu guru SD dalam proses belajar 1. Anak-anak kelas 1-3 mengajar. Kegiatan tersebut saya lakukan karena SD bisa hafal sesuai dengan kompetensi akademik saya. alphabet, lancar Sebagaimana kita ketahui, pelajaran anak-anak membaca dan SD tidaklah terlalu rumit sehingga saya bisa menulis. menyumbangkan ilmu yang saya kuasai kepada 2. Anak-anak kelas 4-6 murid-murid SD tersebut. Kegiatan mengajar ini SD bisa hafal akan dilakukan selama satu bulan kegiatan perhitungan perkalian KKN, satu minggu tiga kali yaitu setiap hari dan pembagian 1-10. Senin, Rabu dan Kamis. Tidak ada biaya yang 3. Anak-anak kelas 3-6 dikeluarkan dalam kegiatan ini karena kegiatan SD bisa dilakukan di rumah dan perlengkapan yang memperkenalkan diri dibutuhkan hanya buku, alat tulis dan papan menggunakan Bahasa tulis. Inggris. Bisa hafal dan memahami makna Pancasila. 4. Meningkatkan semangat belajar anak-anak. Penyediaan tempat sampah. Kebersihan merupakan salah satu permasalahan yang tidak ada ujungnya. Untuk membantu meningkatkan kebersihan Desa Tegal Wangi, salah satu program bidang prasarana fisik adalah dengan menyediakan tempat sampah untuk diletakkan di area umum yang ramai dan padat kegiatan.
Penyediaan plang jalan. Status nama jalan yang terdapat di sepanjang jalan masuk menuju Desa Tegal Wangi dalam kondisi kurang baik, hal ini tentunya akan menyulitkan orang-orang yang berkepentingan. Maka dari itu kelompok kami melaksanakan penyediaan plang nama jalan yang baru yang lebih kokoh dan dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Tong sampah yang kami buat diharapkan dapat membuat masyarakat lebih mudah dalam menjangkau tempat sampah dan membiasakan diri untuk hidup bersih dan menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungannya. Orang-orang yang berkunjung ke Desa Tegal Wangi tidak kebingungan (nyasar) ketika berkunjung ke sini.
194 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
No
1
2
3
4
No
1
2
3
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung 26 Juli 2016 Pukul 10.30 Terjalinnya hubungan Berkunjung ke SD 02 Koleang untuk sosialisasi yang baik antara kami program KKN. Pertama berkunjung ke ruang dengan guru-guru serta guru. Guru di sana meminta anak-anak untuk murid-murid SD 02 diberikan bimbingan belajar dan diajarkan baris Koleang. berbaris. 26 Juli 2016 Pukul 15.45 Kami mendapatkan Melakukan sosialisasi progam kerja. respon positif dari warga Sebelum pelaksanaan Program Kuliah Kerja yang sangat antusias Nyata dilaksanakan, diadakan sosialisasi terlebih menyambut kedatangan dahulu. kami. 27 Juli Pukul 10.00 Kepala Desa senang dan Mengikuti acara pembukaan program Kuliah menyetujui kegiatan KKN Kerja Nyata di Balai Desa. yang akan dilaksanakan Acara dihadiri oleh anggota kelompok dan dosen di Desa Tegal Wangi. pembimbing kelompok 87, 88 dan 89, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Pak RT dan jajarannya, serta tokoh-tokoh masyarakat sekitar. 29 Juli 2016 Pukul 07.00 Kami semakin dikenal Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug oleh warga Desa Tegal Nanggung. Wangi khususnya warga Pengajian dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga RW 06. Dengan begitu RW 06 dan dilaksanakan di masjid RW 06. hubungan kami dengan warga sekitar menjadi lebih dekat. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung 1, 3, 4 Agustus 2016 Anak-anak hafal lebih Melakukan bimbingan belajar. banyak perkalian dan Bimbingan belajar dilaksanakan tiga kali kemampuan berhitung seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu dan mereka semakin Kamis. Kami membagi tugas mengajar meningkat. berdasarkan kelas. 2 Agustus 2016 Mencuci ember bekas cat untuk tong sampah. Kegiatan hari ini adalah persiapan untuk membuat tong sampah. Tong sampah yang akan kami buat berbahan dasar ember bekas cat dan bambu. 3 Agustus 2016 Mengecat ember untuk tong sampah.
Ember-ember yang awalnya sangat kotor menjadi bersih dan siap untuk dicat.
Semua ember selesai dicat dan siap untuk dihias
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 195
4
5.
No 1
2
3
4.
No 1.
2.
Pada siang hari sekitar pukul 14.00 saya bersama teman-teman yang lain menyiapkan tong sampah dan peralatan untuk mengecat. 4 Agustus 2016 Mengikuti pengajian dan melakukan penyerahan Iqra’. 5 Agustus 2016 Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug Nanggung.
dengan logo MENYAPA.
KKN
17 Agustus 2016 Perayaan 17 Agustus. Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-71, kami mengadakan berbagai macam perlombaan yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2016, tepatnya Hari Rabu.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah terhiburnya warga Kampung Curug Nanggung.
Ibu Sukayah menerima pemberian Iqra’ dengan senang. Silaturahmi tetap berjalan dan hubungan kami dengan ibu-ibu Curug Nanggung semakin akrab. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Melakukan bimbingan belajar. Anak-anak mendapat ilmu Sama seperti minggu sebelumnya, minggu ini dan pengetahuan baru. bimbingan belajar masih berjalan. Pemasangan tong sampah. Lokasi-lokasi yang Salah satu program kegiatan kami yaitu sebelumnya tidak ada menyediakan sarana tempat pembuangan tempat sampah menjadi sampah dengan harapan desa tegal wangi bisa ada dan terlihat lebih menjadi lebih bersih, sehat lingkungannya dan rapih serta bersih. menyadarkan kepedulian lingkungan agar tidak membuang sampah sembarangan. Persiapan acara 17 Agustusan. Persiapan kegiatan 17 Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Agustusan sudah 60% pada tanggal 17 Agustus, kelompok kami berjalan dan warga sekitar membuat program untuk merayakan hari RW 06 terlihat antusias kemerdekann tersebut. menyambut acara 17 Agustusan. Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug Silaturahmi tetap berjalan Nanggung. dan hubungan kami Pengajian dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga dengan ibu-ibu Curug RW 06 dan dilaksanakan di masjid RW 06. Nanggung semakin akrab. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung 15 Agustus 2016 Plang sudah terpasang Pemasangan plang Desa Tegal Wangi
196 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
3.
4.
5.
19 Agustus 2016 Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug Nanggung. Minggu ini adalah pengajian keempat sekaligus pengajian terakhir kami mahasiswi KKN MENYAPA. Seperti biasa, pengajian dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga RW 06 dan dilaksanakan di masjid RW 06. Namun kali ini rangkaiannya berbeda dengan minggu-minggu sebelumnya. Biasanya pengajian diawali dengan tahlilan, namun kali ini pengajian dimulai dengan ngaji kitab oleh Ustad. 20 Agustus 2016 Penyelenggaraan senam sehat. Senam diadakan pukul 08.00 WIB di depan rumah singgah kami. Program ini ditujukan kepada seluruh warga Desa Curug Nanggung khususnya ibu-ibu maupun remaja putri. 21 Agustus 2016 Pemasangan plang nama jalan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB di jalan-jalan sekitar RW 06 Kampung Curug Nanggung.
Silaturahmi tetap berjalan dan hubungan kami dengan ibu-ibu Curug Nanggung semakin akrab.
Sosialisasi ibu-ibu
di
kalangan
Lingkungan menjadi lebih tertata dengan lengkapnya plang nama jalan.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 197
NAMA
: Rizqy Badilla NAMA DOSEN : Gefarina Djohan, M.A Akbar NIM : 1113081000043 DESA/KEL : Tegal Wangi NO KEL. : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM No Uraian Kegiatan Target Memberikan penyuluhan tentang pentingnya Semua anak muda yang ada wirausaha kepada warga Desa Tegal Wangi di wilayah Desa Tegal khususnya RW06 Curug Nanggung. Kegiatan Wangi khususnya RW06 1 ini dilakukan hanya dilakukan satu kali pada Curug Nanggung. tanggal 31 juli 2016. Kegiatan ini tidak memakan biaya sedikipun. Memberikan bimbingan belajar kepada anak- Meningkatkan anak SDN 02 Koleang di rumah singgah kami. intelektualitas siswa kelas 3 2 kegiatan ini dilakukan setiap 3 kali dalam SDN Koleang II. seminggu dan tidak memakan biaya apapun. Memfasilitasi masyarakat Desa Tegal Wangi Menumbuhkan rasa peduli khususnya RW 06 Curug Nanggung dengan masyarakat terhadap memberikan 80 ember bekas yang nantinya lingkungan agar membuang akan dibentuk sedemikian rupa menjadi tong sampah pada tong sampah 3 sampah cantik. yang sudah kami sediakan sehingga lingkungan bisa bersih dari sampah (khususnya sampah plastik). IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA No Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pada tanggal 26 Juli 2016 pukul 10.00 saya Jadwal kegiatan bimbingan melakukan kunjungan ke SDN 02 Koleang, di belajar, flyer dan surat sana saya dan teman teman kelompok saya undangan. 1 mengkomunikasikan kepada guru-guru yang ada di SDN 02 Koleang tentang kegiatan bimbingan belajar untuk anak-anak SDN 02 Koleang. Pada tanggal 27 Juli 2016 saya bersama teman Peresmian kegiatan KKN teman bersiap siap untuk melakukan opening oleh Kades. KKN yang akan dilaksanakan di balai Desa Tegal Wangi, pada jam 10 saya dan teman 2 langsung menuju ke balai desa untuk melakukan persiapan pembukaan, dan pembukaan dilaksanakan pada pukul 01.00 sampai selesai. Pada tanggal 28 Juli 2016 saya bersama teman- Hasil rapat. 3 teman saya ke sekolah SDN 02 Koleang untuk 198 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
mengajarkan paskibra dan baris berbaris, saya mendokumentasikan pelaksanaan paskibra dan baris berbaris. Sore hari pukul 03.00 anak-anak RW 06 sudah Bahan ajar ramai didepan rumah untuk belajar bersama kami, kemudian saya mengajarkan mereka 4 matematika dasar dan Bahasa Inggris khususnya anak-anak kelas 3 sekolah dasar sampai jam 05.30. Pada tanggal 30 Juli 2016 saya dan teman-teman Bahan ajar seperti biasa mengajarkan mereka belajar di 5 rumah kami, untuk mengulas pelajaranpelajaran yang diajarkan di sekolah kemarin. Pada tanggal 31 Juli 2016 saya dan ali membuat Sosialisasi forum untuk anak-anak muda RW 06 untuk 6 berdiskusi tentang penting nya cara berfikir akademis dan wirausaha. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA No Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pada tanggal 2 Agustus 2016 saya dan teman- Tong sampah siap untuk teman mulai mengerjakan proker tong sampah dipasang di rumah rumah 1 yang dilakukan pukul 08.00 – sampai dengan warga Desa Tegal Wangi selesai. RW 06 Curug Nanggung.
2
3
No 1
2
Pada tanggal 4 agustus 2016 saya mengajarkan mata pelajaran matematika anak-anak SD Koleang Desa Tegal Wangi RW 06 Curug Nanggung (khususnya kelas 3). Pada tanggal 5 agustus 2016 saya dan temanteman Shalat Magrib bersama di Masjid Baitul Rohman RW 06, kemudian dilanjutkan pengajian bapak-bapak di RW 06 yang diselenggarakan setiap hari Jum’at sehabis magrib.
Anak-anak SD kelas 3 SD Koleang Desa Tegal Wangi RW 06 Curug Nanggung sudah mulai hafal perkalian 1 sampai 3. Jamaah pengajian semakin banyak.
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Saya dan teman-teman mulai memasang tong Sudah terpasang sebagian di sampah di daerah Desa Tegal Wangi RW 06 daerah RW 06 Curug Curug Nanggung, tetapi tidak luput dengan Nanggung. bantuan warga RW 06 Curug Nanggung. Saya seperti biasa mengajarkan anak SD Anak-anak SD 02 Koleang Koleang 02 dalam mata pelajar yang mengerti pelajar IPS. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 199
No
1
2
3
4
5
6
menyangkut IPS. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pemasangan Gang Jalan Pemasangan gang jalan Program kegiatan terakhir kami adalah pemasangan gang jalan di Kampung Curug Nanggung ini. Kami memasang 6 gang jalan sesuai dengan rekomendasi dari bapak RW. Kegiatan bimbingan belajar tidak berjalan Tidak ada selama 1 minggu dikarenakan fokus kami pada minggu terakhir adalah acara 17-an. Selain itu minat anak-anak sepertinya mulai menurun. Perlombaan 17 agustus Tali silaturrahim dengan Kegiatan ini dilakukan selama satu hari di warga terjalin dengan baik. mana di dalamnya terdapat kegiatan perlombaan yang cukup banyak. Kegiatan terdiri dari kegiatan tradisional dan kegiatan panjat pinang. Pengajian Bapak-Bapak Sosialisasi sekaligus do’a Kegiatan ini adalah kegiatan rutin mingguan perpisahan. masyarakat Desa Curug Nanggung yang dilaksanakan pada Jum’at malam Sabtu dikhususkan untuk kaum laki-laki karena kaum perempuan mempunyai jadwal di pagi hari pada hari Jum’at. Senam pagi Kegiatan ini ramai diikuti Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 20 oleh para ibu-ibu dan bapakAgustus di pagi hari pada pukul 08.00 sampai bapak bahkan yang tua pun 10.00. Kegiatan ini mendapat sambutan yang ikut dalam senam ini. sangat baik dari warga terutama kaum ibu-ibu Kegiatan berakhir jam 9. di mana wajah mereka terlihat antusias dan penuh semangat. Pemsangan Tong sampah (Tahap akhir) Bersama Bapak Odi kami finishing pemasangan tong sampah kami memasang tong sampah yang lakukan di minggu keempat yaitu di tempat- berjumlah 20 buah tong tempat yang belum terpasang seperti balai sampah. desa dan di beberapa rumah warga lainnya didampingi oleh Bapak Odi.
200 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
NAMA NIM NO KEL. No
1
No
1
2
: Sintia Fajar NAMA DOSEN : Gefarina Djohan, M.A : 1113503000033 DESA/KEL : Tegal Wangi : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM Uraian Kegiatan Target Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan 1. Kelas 1-3 bisa mengenal bekerja sama dengan guru SDN 02 Koleang. huruf dan bisa Kegiatan ini sesuai dengan kompetensi membaca dengan baik akademik saya. Dan menurut saya ilmu dan benar, bisa pengetahuan bagi tingkat SD tidak lah rumit. mempelajari Dengan begitu kegiatan belajar mengajar ini penjumlahan dan akan dilaksanakan selama masa pengabdian pengurang dan dalam waktu yang sangat singkat yaitu 1 perkalian, dan bisa bulan. Saya dan teman-teman bersepakat mengenal vocabulary untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris. ini dilakukan tiga kali dalam satu minggu 2. Kelas 3-6 bisa hafal yaitu hari Senin, Selasa dan Kamis. Semoga perkalian dan dengan ini saya bisa membantu dalam bidang pembagain, memahami akademik anak-anak yang ada di desa ini. dasar pancasila, dan Kegiatan ini tidak mengeluarkan biaya sama memahami baha sekali karena kegiatan dilakukan di rumah Inggris dengan baik singgah kami dan yang dibutuhkan hanya alat dan benar. tulis dan papan tulis yang telah disediakan. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung 26 Juli 2016 Kami mendapatkan respon Melakukan sosialisasi program kerja yang positif dari warga kelompok KKN “Menyapa”. Kami berkeliling sekitar. ke rumah-rumah sekitar RW 06 Desa Curug Nanggung untuk memberitahu bahwa kami anak KKN dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melaksanakan tugas. 26 Juli 2016 Ibu kepala sekolah, guruPukul 10.30 saya dan teman-teman guru dan murid-murid berkunjung ke SDN 02 KOLEANG dengan sangat senang dengan tujuan yang tidak lain dengan sebelumnya maksud tujuan dan yaitu sosialisasi. kedatang kami.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 201
3
4
No
1
2
3
4
5
No 1
27 Juli 2016 Pukul 10.00 kami mengunjungi balai yang mana pada waktu itu diselenggarakan pembukaan KKN di Tegal Wangi yang akan diresmikan bapak Kepala Desa beserta jajarannya.
desa akan Desa oleh
Bapak Kepala Desa beserta jajarannya sangat senang dengan adanya kegiatan ini.
29 Juli 2016 Mereka menyambut kami Pukul 07.00 kami mengikuti kegiatan rutin dengan hangat mingguan ibu-ibu yaitu pengajian di Masjid Curug Nanggung. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung 01 Agustus 2016 Bahan ajar Melakukan kegiatan belajar mengajar setiap hari Senin pada pukul 16.00. saya mengajar kelas SDN 2. 02 Juli 2016 Ember bekas terlihat bersih. Membersihkan ember bekas yang akan dijadikan tong sampah. Cara membersihkan dengan mencuci ember tersebut ke sungai. 03 Agustus 2016 Ember terlihat lebih cantik Pada siang hari melakukan pengecetan ember dan menarik dengan warna bekas yang sudah bersih. Kegiatan ini kehijauan. dilakukan di halaman rumah bersama temanteman yang lainnya. Setelah ember itu dicat kemudian di jemur hingga kering. 04 Juli 2016 Bahan ajar Pukul 16.00 melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya dengan materi yang sama guna memperlancar mereka dengan amteri yang saya berikan. 05 Juli 2016 Mereka terlihat semangat Seperti biasanya melakukan kegiatan dan senang dengan kegiatan mingguan di RW 06 yaitu pengajian ibu-ibu di mingguan ini. Majlis. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Seperti biasa melakukan kegiatan bimbingan Anak-anak bisa belajar mengajar bersama anak-anak yang ada mendapatkan ilmu dan di Curug Nanggung RW 06. pengetahuan baru.
202 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
2
Pemasangan tong sampah Yang mana ini adalah salah satu dari program kelompok kami yaitu pengadaan tong sampah.
Tempat yang tadinya kosong dan penuh sampah kini terlihat bersih, rapih dan menarik. Mendapatkan ilmu baru.
Pengajian rutin mingguan Seperti biasa melakukan kegiatan mingguan 3 yang ada di Curug Nanggung RW 06 yaitu kegiatan pengajian bersama ibu-ibu sekitar. Persiapan perlombaan hari kemerdekan Warga di sini sangat senang Kini kami memempersiapkan dengan para dengan adanya perlombaan 4 pemuda di sini untuk Hari Kemerdekaan yang kami rencanakan. Republik Indonesia yang dilakasanakan pada tanggal 17 Agustus. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT No Uraian Kegiatan Hasil Langsung 15 Agustus 2016 Telah terpasangnya plang Pemasangan plang Desa Tegal Wanngi menuju desa. Pemasangan plang ini dilakukan di pagi hari 1 pukul 10.00 WIB yang dilakukan oleh tiga kelompok KKN yakni kelompok 87, 88, dan 89 yang pengabdianya di Desa Tegal Wangi. 17 Agustus 2016 Sosialisasi dengan warga. Perayaan Hari Kemerdekaan RI ke 71 2 Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 pada tanggal 17 Agustus 2016. 19 Agustus 2016 Silaturahmi tetap berjalan. Menghadiri pengajian mingguan di Masjid Curug Nanggung. 3 Minggu ini adalah pengajian keempat sekaligus pengajian terakhir kami mahasiswi KKN MENYAPA. 20 Agustus 2016 Sosialisasi dan memperkuat Penyelenggaraan senam sehat. silaturahmi. 4. Senam diadakan pukul 08.00 WIB di depan rumah singgah kami. 21 Agustus 2016 Lingkungan menjadi lebih Pemasangan plang nama jalan. teratur. Pemasangan plang nama jalan dilakukan pada 5. pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB di jalanjalan sekitar RW 06 Kampung Curug Nanggung.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 203
NAMA
: Sonhaji
NAMA DOSEN
: Gefarina Djohan, M.A NIM : 1113034000129 DESA/KEL : Tegal Wangi NO KEL. : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM No Uraian Kegiatan Target Mengajarkan beberapa do’a sehari-hari kepada Agar anak-anak RW 06 anak-anak dan diharapkan juga untuk dihafal Desa Curug Nanggung agar bisa diaplikasikan terhadap kehidupan mendapatkan pemahaman sehari-hari. Dan kami juga berpesan untuk agama terutama yang tidak di sekolah 1 ketika pulang ke rumah masing-masing tetap bersekolah dihafalkan dan disetorkan kepada orangtua Ibtidaiyyah atau Diniyah masing-masing karena pada dasarnya kita hanya memfasilitasi anak-anak agar dalam belajar mereka mendapatkan peningkatan. Mengajar mengaji disalah satu rumah Pak Kyai Target yang dituju yaitu yang terdapat di Desa Curug Nanggung RW Kang Jahri agar 06 tepatnya bersama dengan Kang Jahri. meringankan beban Kegiatan ini dimulai malam hari. Bersama mengajar beliau dan juga 2 anak-anak yang ada di tempat itu terdapat anak-anak yang mengaji di beberapa yang sudah lancar dan beberapa juga tempat itu supaya yang masih belum mengenal huruf Arab dan bersemangat lagi dalam hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh mengaji. Kang Jahri. Membangun fasilitas umum berupa tong Menyadarkan masyarakat sampah yang berjumlah 80 buah yang nantinya untuk membuang sampah akan disebar di setiap rumah dan akan dikelola pada tempatnya dan oleh masyarakat terutama di Kampung Curug menyadarkan juga bahwa Nanggung karena dari hasil pengamatan sampah sekecil apapun akan memang di desa ini fasilitas tong sampah berdampak buruk baik bagi 3 belum memadai bahkan warga cenderung kesehatan maupun membuang sampah di sungai yang nantinya kebersihan desa. akan menimbulkan dampak buruk bagi desa tersebut. Kegiatan ini diperkirakan memakan biaya sebesar Rp. 2,7 juta karena bahan utama dan peralatan lainnya memakan harga yang sangat mahal.
204 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
4
No 1
2
3
4
5
Memberikan bimbingan belajar (Privat) kelas Agar para siswa-siswi 3 SDN Koleang 2 di rumah singgah kami. Kami mendapatkan pengetahuan memfasilitasi segala jenis macam pelajaran yang lebih tidak hanya dari baik yang umum maupun agama. Karena jika sekolah dan juga bekerjsama hanya belajar di sekolah saja tidak cukup sengan para orangtua agar memadai. Sebenarnya kami ingin menyadarkan mengontrol belajar sang para orangtua bahwa anatara sekolah dan anak. pihak orangtua harus berjalan beriringan supaya anak dalam belajar bisa terkontrol dan orangtua bisa mengetahui perkembangan sang anak. Program ini diperkirakan memakan biaya Rp. 1 juta untuk keperluan papan tulis, spidol, kertas dan lain sebagainya. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Sosialisasi Penerimaan masyarakat Kegiatan sosialisasi ini tidak langsung kami terhadap kelompok KKN laksanakan di hari pertama. MENYAPA. Peresmian kegiatan KKN. Opening Ceremony Kegiatan ini dilaksanakan pada keesokan harinya setelah sosialisasi bersama warga RW 06. Opening ceremony ini dilakukan oleh tiga kelompok sekaligus yaitu kelompok 87, 88 dan 89 bertempat di balai desa. Bimbingan Belajar Bahan ajar Di setiap hari Senin, Rabu dan Kamis kegiatan bimbingan belajar ini dilangsungkan waktunya sehabis shalat Ashar di rumah singgah laki-laki. Pengajian Bapak-Bapak Sosialisasi Tujuan dari kegiatan ini adalah menambah wawasan keagamaan dan mempererat tali silaturahmi. Kami menghadiri kegiatan ini dengan antusias karena kami terbilang masih baru menempat di desa ini dan tak lupa ketua kelompok kami memperkenalkan kami dan memaparkan apa saja yang akan kami lakukan di Desa Curug Nanggung ini. Diskusi bersama Pemuda Hasil diskusi Kegiatan ini sebenarnya tidak ada perencanaan dari jauh-jauh hari namun ketika kami menginjakan kaki di desa ini dirasa sangat penting untuk berdiskusi dengan para pemuda terkait hal-hal yang ada di desa ini.
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 205
No
1
2
3
4
5
No
1
3
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pengerjaan Tong Sampah Penyangga tong sampah Minggu kedua kami difokuskan untuk dibuat. pengerjaan tong sampah mulai dari mengangkut bambu, memotongnya, mengecatnya sampai membikin logo untuk ditempelkan ke tong sampahnya. Bimbingan Belajar Bahan Ajar Di setiap hari Senin, Rabu dan Kamis kegiatan bimbingan belajar ini dilangsungkan waktunya sehabis shalat Ashar di rumah singgah laki-laki. Pembuatan Panitia 17 Agustus-an Daftar susunan kepanitiaan Malam minggu tanggal 6 Agustus kami diisi dengan berkumpul dengan masyarakat Kampung Curug Nanggung mulai dari para pemuda, bapak-bapak, anak-anak dan tokoh agama. Kami bersama-sama Leliwetan Bersama Masyarakat memasak di luar rumah Sebelum pembentukan panitia 17-an di atas gitar yang sesudah Maghrib kami mengadakan acara alunan oleh para leliwetan bersama para warga yaitu semacam dibawakan juga memasak nasi yang diliwet yang nantinya warga tak lupa kehadiran anak-anak kecil akan dimakan bersama-sama para warga, tujuannya adalah untuk menjalin kembali yang semakin membuat suasana meriah. silaturahmi dengan para warga. Pengajian Bapak-Bapak Sosialisasi Kegiatan ini adalah kegiatan rutin mingguan masyarakat Desa Curug Nanggung yang dilaksanakan pada Jum’at malam Sabtu dikhususkan untuk kaum laki-laki karena kaum perempuan mempunyai jadwal di pagi hari pada hari Jum’at. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pemasangan Tong Sampah Pemasangan tong sampah Setelah selesai pengerjaan tong sampah mulai ini berjalan dengan baik dari cat, memotong bambu dan sebagainya, ditambah dari baiknya diminggu ketiga ini kami melanjutkan untuk respon para masyarakat memasang tong sampahnya ke setiap rumah karena merasa senang dan tempat umum. dengan adanya fasilitas ini. Bimbingan Belajar Tetap berjalan dengan baik Di setiap hari Senin, Rabu dan Kamis kegiatan walaupun terkadang bimbingan belajar ini dilangsungkan terhalang jika hujan turun.
206 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
4
5
6
7
No
1
2
3
waktunya sehabis sholat ashar di rumah singgah laki-laki. Persiapan Kegiatan 17 Agustus Hasilnya kami mendapatkan Diminggu ketiga kami dihadapkan dengan beberapa lomba yang akan kegiatan 17 Agustus-an yang sangat padat diperlombakan, belanja mulai dari menyiapkan lomba-lomba kebutuhan lomba dan menyusunnya dan membeli perlengkapan membungkus hadiah. untuk kegiatan tersebut. Pengajian Bapak-Bapak Sosialisasi Kegiatan ini adalah kegiatan rutin mingguan masyarakat Desa Curug Nanggung yang dilaksanakan pada Jum’at malam Sabtu dikhususkan untuk kaum laki-laki karena kaum perempuan mempunyai jadwal di pagi hari pada hari Jum’at. Gotong Royong Dari kegiatan ini kami Dalam rangka menyambut HUT RI yang ke 71 dapatkan susana yang lebih kami dan warga sekitar berbondong-bondong nyaman dan indah untuk melakukan kegiatan gotong royong, menyambut HUT RI tahun membersihkan gorong-gorong, memasang ini dengan harapan semoga bendera di setiap sudut, memasang hiasan dan hal positif ini berlanjut ke memperindah halaman rumah masing-masing depannya. dengan bertemakan HUT RI Lomba Sepak Bola Tidak ada Dalam menyambut HUR RI tahun ini kami anak-anak mahasiswa diajak untuk membantu warga Curug Nanggung dalam mengikuti lomba sepakbola yang dilaksanakan oleh warga RW 03 dan RW 06. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pemasangan Plang di Gang Jalan Plang di gang jalan Program kegiatan terakhir kami adalah terpasang pemasangan gang jalan di Kampung Curug Nanggung ini. Kami memasang 6 gang jalan sesuai dengan rekomendasi dari bapak RW. Bimbingan Belajar Bahan ajar Di setiap hari Senin, Rabu dan Kamis kegiatan bimbingan belajar ini dilangsungkan waktunya sehabis shalat Ashar di rumah singgah laki-laki. Perlombaan 17 agustus Sosialisasi Berbagai macam perlombaan tersaji pada tanggal 17 Agustus demi memeriahkan HUT Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 207
4
5
6
RI ke 71 di Kampung Curug Nanggung ini. Pengajian Bapak-Bapak Kegiatan ini terbilang yang terakhir bagi kami anak mahasiswa karena tanggal 25 nanti kami meninggalkan desa ini dan bagi pribadi saya sendiri sangat berkesan karena telah diberi kesempatan mengisi tausiyah untuk malam penutupan pengajian bagi mahasiswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah menambah wawasan keagamaan dan mempererat tali silaturahmi. Senam pagi Salah satu program kegiatan kami juga adalah Senam pagi yaitu pada hari Sabtu pagi kami melakukan kegiatan senam bersama dengan para warga. Dipimpin oleh para mahasiswi, kami mengikuti senam yang disajikan. Pemsangan Tong sampah (Tahap ahir) Finishing pemasangan tong sampah kami lakukan di minggu keempat yaitu di tempattempat yang belum terpasang seperti balai desa dan di beberapa rumah warga lainnya didampingi oleh Bapak Odi.
Tidak ada
Kegiatan ini ramai diikuti oleh para ibu-ibu dan bapakbapak bahkan yang tua pun ikut dalam senam ini. Kegiatan berakhir jam 9. Bersama Bapak Odi kami memasang tong sampah yang berjumlah 20 buah tong sampah.
208 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
NAMA NIM NO KEL. No
1
3
4
No
1
2
: Sugiarto NAMA DOSEN : Gefarina Djohan, M.A : 1113047000072 DESA/KEL : Tegal Wangi : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM Uraian Kegiatan Target Rencana kegatan yang akan dilaksanakan di Anak-anak dapat desa ini difokuskan kepada mengajari menyebutkan dan mengerti beberapa anak kosa kata bahasa Arab, mulai kosa kata berbahasa Arab dari kosa kata yang ada di rumah, kelas, dsb. yang ada di rumah dan Belajar ini perlu menghafal dan teriak untuk dikelas dengan menghafal, mengatakan kosa kata iu. dan dapat mengamalkannya. Selain mengajari beberapa kosakata dalam Anak-anak dapat mengaji bahasa Arab, kegiatan selanjutnya adalah dan mengerti hukum mengajari anak-anak mengaji yaitu membaca bacaannya dan mengetahui al-Qur’an di tempat pengajiannya Kang Zahri, huruf-huruf tajwid dan bisa mulai dari huruf hijaiyah dan hukum bacaan mengamalkannya. al-Qur’an. Melakukan Bimbingan Belajar kepada siswa Meningkatkan kelas lima Sekolah Dasar Negeri Koleang 02 di intelektualitas Siswa kelas 5 rumah singgah. Kegiatan ini dilakukan selama SDN Koleang II. 1 seminggu dan tidak memakan biaya apapun. Mengadakan kegiatan pengadaan tong sampah Menumbuhkan rasa peduli bagi masyarakat Curug Nanggung RW 06 masyarakat terhadap dengan memberikan 80 ember bekas yang lingkungan agar membuanga nantinya akan dibentuk sedemikian rupa sampah pada tong sampah menjadi tong sampah indah. Kegiatan ini akan yang sudah kami sediakan dilakukan oleh kelompok KKN dan juga atas sehingga lingkungan bisa partisipasi masyarakat sekitar terutama bersih dari sampah pemuda. (khususnya sampah plastik). IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pagi ini jadwal kerja bakti bersama warga dan Ember yang awalnya masih pemuda RW 06 membuat tong sampah beserta kotor, yang belum tiang penyanggahnya. Dalam kegiatan kali ini, berwarna sekarang menjadi saya sangat merasakan kebersamaan dengan bagus, sudah berwarna masyarakat dan pemuda di sini. Karena, cerah dan sudah ada tiang kekompakkan yang mereka bangun dalam dari bambu penyanggahnya mengerjakan ataupun membuat tong sampah ini sangat terjalin. Tugas kami sekarang adalah tahap pengecatan Hasilnya adalah ember yang terhadap ember agar terlihat lebih cerah, bagus kemarin dicat dengan dan indah. Dengan semangatnya kami mulai warna yang kurang jelas mengecat satu persatu ember, begitu banyak kami cat ulang agar lebih gelak canda tawa yang keluar dari kami cerah dan lebih bagus. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 209
begitupun anak-anak kecil yang membantu kami.
3
No
1
2
3
No
Selepas Magrib kami mengikuti pengajian rutin al-Qur’an yang bagus dan malam Sabtu bersama bapak-bapak dan anak tidak ada yang rusak sudah muda. Begitu banyak ilmu yang tersedia di masjid. disampaikan oleh Kyai Bahrowi, di antaranya tentang puasa arafah dan yang berhubungan dengan hari raya Idul Adha. Pada kesempatan ini kami mengadakan ngeliwet Terbentuknya kepanitiaan bersama dengan warga-warga dan pemuda agustusan yang di ketuai RW 06. Terasa begitu akrab ketika kami oleh tokoh pemuda RW 06 ngeliwet bersama, karena ngeliwet cara yang dan wakilnya dari kami saudara Yuli efektif untuk mengumpulkan warga soalnya yaitu Sopiyullah. sudah menjadi tradisi. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung 2 Agustus 2016. Pagi ini jadwal kerja bakti Ember yang awalnya masih bersama warga dan pemuda RW 06 membuat kotor, yang belum tong sampah beserta tiang penyanggahnya. berwarna sekarang menjadi Dalam kegiatan kali ini, saya sangat merasakan bagus, sudah berwarna kebersamaan dengan masyarakat dan pemuda cerah dan sudah ada tiang di sini. dari bambu penyanggahnya 3 Agustus 2016. Tugas kami sekarang adalah Hasilnya adalah ember yang tahap pengecatan terhadap ember agar terlihat kemarin dicat dengan lebih cerah, bagus dan indah. Dengan warna yang kurang jelas semangatnya kami mulai mengecat satu persatu kami cat ulang agar lebih ember, begitu banyak gelak canda tawa yang cerah dan lebih bagus. keluar dari kami begitupun anak-anak kecil yang membantu kami. 5 Agustus 2016. Pada kesempatan ini kami Mushaf al-Qur’an yang menghibah 10 mushaf al-Quran. bagus dan tidak ada yang rusak sudah tersedia di masjid. 6 Agustus 2016. Pada kesempatan ini kami Terbentuknya kepanitiaan mengadakan ngeliwet bersama dengan warga- agustusan yang di ketuai warga dan pemuda RW 06. Terasa begitu oleh tokoh pemuda RW 06 akrab ketika kami ngeliwet bersama, karena dan wakilnya dari kami saudara Yuli ngeliwet cara yang efektif untuk mengumpulkan yaitu Sopiyullah. warga soalnya sudah menjadi tradisi. bersama. Begitu banyak usulan perlombaan yang diajukan oleh kami maupun dari warga. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung
210 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
1
2
3
4
No
1
2
3
13 Agustus 2016 Hari ini kami yang laki-laki mencoba pemasangan tong sampah di pos ronda yang deket warung Kang Zahri dan pos yang di gang kearah masjid. Dengan membawa 4 buah ember, 6 batang bambu yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran yang kami butuhkan. 14 Agustus 2016 Kami dan warga baik itu pemuda, bapak-bapak dan anak kecil mempersiapkan untuk perayaan agustusan, menghias jalan dengan pernakpernik khas kemerdekaan, yaitu dengan bendera merah putih yang ukuran kecil dimasukan ke dalam benang dengan panjang sekitar lebih dari 10 meter. 14 Agustus 2016 Memasang tong sampah di sekolah SDN Koleang II, dibeberapa rumah dan juga di masjid.
Sudah terpasangnya tong sampah di tempat warga ronda dan warung tempat kumpulnya warga.
Jalan-jalan yang awalnya tidak terlihat indah, sekarang indah dipandang karena terpasangnya hiasan-hiasan dan atribut agustusan.
Di masjid, rumah warga, dan di sekolah sudah terdapat tong sampah yang awalnya tidak ada tong sampah. Sudah ada kado atau hadiah untuk para pemenang.
Membungkus hadiah untuk hadiah perlombaan agustusan, karena agustusan salah satu proker kami. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung 15 Agustus 2016 Sudah terpasangnya semua Kami menyelesaikan pemasangan tong sampah, tong sampah, baik itu di dan juga memberitahukan kepada warga lokasi umum seperti masjid penggunaan tong sampah khusus untuk sekolah maupun di rumah sampah plastik. Pemasangan tong sampah warga. dimulai pukul 10.10 sampai selesai masyarakat ikut serta dalam kegiatan tersebut. 16 Agustus 2016 Agustusan akan berjalan Kami mempersiapkan keperluan perlombaan sesuai harapan. agustusan esok harinya bersama warga dan pemuda, kami ikut serta agar warga dan pemuda bersemangat dalam memeriahkan kemerdekaan. 17 Agustus 2016 Masyarakat dan pemuda Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia dapat memahami arti Raya dengan warga, yang selanjutnya kemerdekaan dan arti dimulainya perlombaan yang kami adakan perjuangan untuk dengan harapan agar timbulnya rasa memperoleh sesuatu apa nasionalisme dan kebangsaan bagi yang akan dicapai. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 211
4
5
6
mansyarakat. 19 Agustus 2016 Kami menghadiri pengajian rutin bapak-bapak di Majlis, pada kesempatan kali ini perwakilan dari kami dapat menyampaikan atau member tausiyah kepada para jamaah semuanya. 21 Agustus 2016 Kami menyelesaikan pekerjaan memasang plang nama gang. Pembuatan nama gang ini untuk mempermudah masyarakat mengetahui lokasi dia berada. Kegiatan ini kami lakukan pukul 10.00 – 11.45 WIB. Dan memakan biaya Rp 550.000. 20 Agustus 2016 Sabtu senam merupakan proker kami, kegiatan ini ikuti oleh para ibu-ibu, senam ini dipimpin oleh para mahasiswi kelompok kami.
Jamaah memahami agar saling menasehati sesama baik itu dalam kebaikan.
Sekarang setiap gang mempunyai nama gang dan plangnya.
Senam ini diikuti oleh banyak kalangan dan usia ada yang sudah nenek pun ikut serta dalam senam ini.
212 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
NAMA NIM NO KEL. No
1
2
3
4
: Yuli Sopiyullah NAMA DOSEN : Gefarina Djohan, M.A : 1113047000003 DESA/KEL : Tegal Wangi : 89 NAMA KEL : Menyapa RENCANA KEGIATAN SELAMA KEGIATAN KKN-PpMM Uraian Kegiatan Target Mengajari beberapa anak kosa kata bahasa Arab, Anak-anak dapat mulai dari kosa kata yang ada di rumah, kelas, menyebutkan dan dsb. Belajar ini perlu menghafal dan teriak untuk mengerti kosa kata mengatakan kosa kata iu. Kegiatan ini rencana berbahasa Arab yang ada akan dilakukan selama KKN setiap 3 kali dalam di rumah dan dikelas seminggu dan tidak memakan biaya apapun. dengan menghafal, dan Alasan mengapa kegiatan ini perlu dilakukan dapat mengamalkannya. adalah untuk memperkenalkan mereka ahwa bahasa Arab juga sangatlah penting karena bahasa arab adalah bahasa al-Qur’an dan bahkan bahasa akhirat. Mengajari anak-anak mengaji yaitu membaca al- Anak-anak dapat mengaji Qur’an di tempat pengajiannya Kang Zahri, mulai dan mengerti hukum dari huruf hijaiyah dan hukum bacaan al-Qur’an. bacaannya dan Kegiatan ini rencana akan dilakukan selama KKN mengetahui huruf-huruf setiap hari dalam seminggu yaitu setelah shalat tajwid dan bisa Magrib dan tidak memakan biaya apapun. mengamalkannya. Kegiatan ini perlu dilakukan karena tugas saya untuk mengamalkan ilmu yang saya dapat ketika saya dulu di pesantren, belajar al-Qur’an sangatlah wajib khususnya bagi umat muslim. Bimbingan Belajar siswa kelas empat Sekolah Meningkatkan Dasar Negeri Koleang 02 di rumah singgah. intelektualitas Siswa Kegiatan ini dilakukan selama 1 seminggu dan kelas 5 SDN Koleang II. tidak memakan biaya apapun. Alasan dilakukannya kegiatan tersebut adalah untuk membantu para siswa untuk mengerjakan PR yang diberikan oleh guru dengan harapan mampu menumbuhkan semangat mereka dalam belajar. (Kegiatan Kelompok) Memfasilitasi masyarakat Curug Nanggung RW Menumbuhkan rasa 06 dengan memberikan 80 ember bekas yang peduli masyarakat nantinya akan dibentuk sedemikian rupa menjadi terhadap lingkungan agar tong sampah indah. Kegiatan ini akan dilakukan membuang sampah pada oleh kelompok KKN dan juga atas partisipasi tong sampah yang sudah masyarakat sekitar terutama pemuda. kami sediakan sehingga lingkungan bisa bersih dari sampah (khususnya sampah plastik). Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 213
No
1
2
3
4
5
No
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Pada 26 Juli, saya bersama kelompok Flyer pogram kerja KKN melakukan sosialisasi program kerja kelompok serta surat undangan KKN kami dengan cara menyebarkan flyer yang kepada aparat dan tokoh berisikan daftar program kerja kelompok serta masyarakat Kampung undangan untuk menghadiri acara peresmian Curug Nanggung RW 06. KKN untuk 3 kelompok KKN sekaligus kepada masyarakat Kampung Curug Nanggung RW 06. Pada 27 Juli, sekitar pukul 10 kami melakukan Kades secara resmi telah acara peresmian 3 kelompok KKN sekaligus di membuka kegiatan KKN balai desa. Acara ini dihadiri oleh Kades, Ketua kami selama satu bulan ke RT dan RW, Sekretaris Desa, aparat-aparat depan. desa, Dosen Pemimbing, dan semua anggota dari 3 kelompok KKN. Saya sendiri mengemban tugas Tilawah pada acara tersebut. Dan alhamdulillah acara berjalan dengan sangat lancar. Pada 28 Juli, saat malam hari, kami melakukan Klarifikasi bahwa KKN rapat koordinasi dengan pemuda yang ada di MENYAPA fokus pada RW 06. Rapat koordinasi tersebut dilakukan RW 06 dan KKN 87 fokus untuk mensosialisasikan program kerja kami pada RW 03 selama 1 bulan kepada mereka serta meminta bantuan / partisipasi pemuda setempat untuk membantu program kerja kami seperti pengadaan tong sampah. Rapat koordinasi tersebut berjalan cukup baik. Sesudah rapat koordinasi tersebut selesai, sekitar malam pukul 22 kami melanjutkan rapat koordinasi dengan kelompok KKN 87. Pada 29 Juli, saya diajak oleh Aly mengujungi izin yang kami dapat dari SDN Koleang II untuk sekedar besilaturrahim pihak sekolah terkait serta mensosialisasikan kepada pihak sekolah pelaksanaan bimbingan bahwa kelompok KKN kami membuka belajar untuk seluruh bimbingan belajar kepada siswa SD dari kelas 1 siswa SDN Koleang II. sampai dengan 6. Pada 30 Juli, sekitar pukul 13 saya mengajak Siti telah memahami anak-anak bernyanyi dan bermain game dengan bahwa huruf Hijaiyah menggunakan Bahasa Arab. Lalu sekitar pukul berjumlah 29 tanpa 18 sesudah Maghrib saya dan Octo mengajar Siti hamzah atau berjumlah 28 (anak Ibu Umi selaku pemilik rumah singgah) tanpa hamzah dan lam membaca Buku Juz ‘Amma. alif. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA Uraian Kegiatan Hasil Langsung
214 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
1
2
3
No
1
2
3
4
Mengajari dan melatih anak-anak SDN Koleang II kepramukaan, mulai dari materi teori kepramukaan, PBB, PBBAB, smaphore, talitemali, sandi, dan Morse dan ditambah dengan yell-yell dsb. Kegiatan ini rencana akan dilakukan selama KKN 4 kali dalam seminggu yatu mulai pada pukul 15.45 sampai dengan 17.00 dan tidak memakan biaya apapun. Mengajari anak-anak mengaji yaitu membaca alQur’an di tempat pengajiannya Kang Zahri, mulai dari huruf hijaiyah dan hukum bacaan alQur’an yaitu ilmu tajwid. Kegiatan ini dilakukan setiap ba’da magrib.
Anak-anak bisa dan dapat memahami PBBAB (pelatihan baris berbaris angkatan bersenjata) dengan baik dan ceria.
Anak-anak dapat mengaji dan mengerti hukum bacaannya dan mengetahui huruf-huruf tajwid dan bisa mengamalkannya. Kegiatan kelompok yaitu bareng-bareng yaitu Ini adalah kegiatan mengecat ember-ember yang akan dijadikan kelompok yang harus tong sampah, olahraga bersama pemuda Curug diselesaikan dan ini Nanggung merupakan program wajib kelompok KKN kami. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KETIGA Uraian Kegiatan Hasil Langsung Mengajari anak-anak mengaji yaitu membaca Anak-anak dapat mengaji al-Qur’an di tempat pengajiannya Kang Zahri, dan mengerti hukum mulai dari huruf hijaiyah dan hukum bacaan al- bacaannya dan Qur’an yaitu ilmu tajwid. Kegiatan ini dilakukan mengetahui huruf-huruf setiap ba’da Magrib. tajwid dan bisa mengamalkannya. Kegiatan tong sampah pada minggu ini terus Tong sampah sudah berlanjut. Dimulai dari melubangi setiap ember terpasang disebagian sebelum pemasangan dan juga pemasangan tali besar wilayah RW 06. bagi ember yang kehilanagan tali plastiknya untuk diangkat. Pada minggu ini juga kami sudah mulai untuk memasangkan tong sampah di spot-spot tertentu yang sebelumnya sudah kami survei. Kegiatan bimbingan belajar pada minggu ini Tidak Ada. sepertinya tidak berjalan secara maksimal, karena hujan deras di sore hari selalu melanda. Kegiatan kerja bakti bersama warga Kegiatan ini bisa membersihkan gorong-gorong yang sudah penuh merapihkan dan dengan rumput dan tanah-tanah, kegiatan ini membersihkan gorongdilakukan untuk mempererat silaturahmi dan gorong. mempersatukan warga Curug Nanggung. Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 215
5
6
No
1
2
3
4
5
Kegiatan membuat es mambo dan memasang Kegiatan ini menandakan bendera-bendera kecil untuk dipasang di jalan- bahwa kami telah jalan kegiatan ini kami melibatkan anak-anak menyambut dan sekaligus kecil yang ada di kampung ini yaitu Curug menyukseskan HUT RI Nanggung. Kegiatan ini biayanya ditanggung yang ke-71. oleh ketua pemuda di sini. Kegiatan saya yaitu mengikuti tasyakuran Dapat mengetahui walimatus safar di Jasinga dan Kampung Jasinga. susunan hadiah puji yang dibaca dalam Kegiatan ini saya diajak oleh Pak Haji Pardi harus karena mertuanya pada tanggal 23 Agustus akan tasyakuran. melaksanakan ibadah haji. Kegiatan ini sama sekali tidak memakai biaya. IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT Uraian Kegiatan Hasil Langsung Kegiatan individu saya yaitu mengajari anak- Anak-anak dapat mengaji anak mengaji yaitu membaca al-Qur’an di dan mengerti hukum tempat pengajiannya Kang Zahri, mulai dari bacaannya dan huruf hijaiyah dan hukum bacaan al-Qur’an mengetahui huruf-huruf yaitu ilmu tajwid. Kegiatan ini dilakukan setiap tajwid dan bisa mengamalkannya. ba’da Magrib. Kegiatan tong sampah memang belum selesai Tong sampah sudah pada minggu lalu, namun program kerja ini terpasang di sebagian rampung pada tanggal 16 Agustus (sehari seusai besar wilayah RW 06. laporan mingguan minggu 3 dibuat). Pada pagi hari itu, Pak Odi sudah bersiap untuk membantu kami memasang tong sampah di setiap rumah warga. Salah satu program kami juga yaitu senam pagi Kegiatan ini oleh berbagai kami samua mengadakan senam bersama warga warga mulai dari ibu-ibu, yang dimulai dari pukul .08.00 sampai dengan bapak-bapak, anak-anak, pukul 09.00 kegiatan ini kami adakan atau kami dan nenek. laksanakan untuk melestarikan masyarakat Curug Nanggung menjadi warga yang sehat dan tercipta warga yang rukun dan berSabtu. Kegiatan kami pada minggu ini juga adalah 17 Kegiatan ini diikuti oleh agustusan kami, alasan mengapa kegiatan ini semua warga Curug diadakan karena ini merupakan tradisi untuk Nanggung dari semua memeriahkan dan sekaligus memperingati HUT kalangan. RI ke-71. Kegiatan bimbel pada minggu terakhir kegiatan Tidak ada. KKN tidak berjalan semestinya. Minat anakanak sudah semakin menurun dan hanya sedikit sekali yang datang selama satu pekan terakhir.
216 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
LAMPIRAN II SURAT DAN SERTIFIKAT
Gambar Lampiran 2. 1: Surat Kepala Desa Tegal Wangi
217
“Lambat terhambat, malas tergilas, meleng terpelanting, mundur hancur dan berhenti berarti mati” -Yuli Sopiyulloh
218 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
LAMPIRAN III FOTO KEGIATAN KKN MENYAPA
Gambar Lampiran 3. 1: Memasang Tong Sampah Bersama Anak-anak
Gambar Lampiran 3. 2: Kegiatan Ngaliwet Bersama Warga
219
Gambar Lampiran 3. 3: Kegiatan Ngaliwet Bersama Warga II
Gambar Lampiran 3. 4: Rapat Pelaksanaan Agustusan Bersama Warga
220 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan
Gambar Lampiran 3. 5: Kegiatan Kerja Bakti Bersama Warga
Gambar Lampiran 3. 6: Bersama Warga pada Malam Penutupan
Tegal Wangi: Potensi Tanpa Batas di Desa P e r b a t a s a n | 221
222 | T e g a l W a n g i : P o t e n s i T a n p a B a t a s d i D e s a Perbatasan