1
PENGANTAR Kerjasama tim, atau yang lebih sering disebut TEAMWORK .. telah dikenal sejak zaman dahulu. Di masyarakat Indonesia sendiri kita mengenal adanya gotong royong, seperti kerja bakti dan lain sebagainya. Membangun kerjasama tim sangatlah penting karena mustahil untuk mencapai sesuatu sendirian di dalam organisasi. Tidak mungkin seorang individu bisa mencapai prestasi yang sangat besar tanpa bantuan orang lain dan pasti memerlukan dukungan dari anggota-anggota lain.
Teamwork berarti menggabungkan kemampuan masing-masing individu menjadi
satu sehingga memberikan hasil yang luar biasa. Jadi beberapa individu berbeda yang bersama-sama dalam satu grup akhirnya bisa melebur sampaisampai identitas timnya menjadi yang utama sedangkan identitas individunya menjadi yang kedua. Semoga ebook “HOW TO BUILD A WINNING TEAM” ini memberikan manfaat bagi Anda dan Tim Anda, menginspirasi dan memotivasi bagaimana membangun sebuah tim baru yang SOLID, maupun juga mengembangkan tim yang sudah ada menjadi sebuah tim yang UNGGULAN .. selamat membaca ☺
2
DAFTAR ISI Pengantar 2 Daftar Isi 3 BAB I. BAGAIMANA MEMBANGUN SEBUAH TIM KERJA 1. Proses & Tahapan Dalam Pembentukan Tim 2. Hal Penting Dalam Membangun Kerjasama Tim 3. 4 Faktor Utama Membangun Tim 4. 2 Tips Efektif Membangun Tim Yang Solid 5. Mencari & Menentukan Orang Yang Tepat dalam Tim 6. 5 Jenis Tipe Kepribadian 7. Menjadi Anggota Tim Yang Efektif BAB II. BAGAIMANA MERUBAH TIM KERJA MENJADI TIM UNGGULAN 1. Tim yang efektif itu tak sekedar kenal saja 2. Menciptakan Tim dengan budaya berprestasi 3. Ketika sikap baik saja tidaklah cukup 4. Menjadi pemain tim yang baik 5. Pentingnya kesamaan persepsi dalam tim 6. Membentuk tim dinamis 7. Keharmonisan anggota tim 8. Team Building 9.
Ajarkan kebaikan dan transformasi dalam tim
10. Bagaimana Memotivasi Anggota Tim yang Demotivasi ? BAB III. HAL-HAL LAIN YANG DIPERLUKAN UNGGULAN 1. Teamwork tanpa kebersamaan,apalah artinya ? 2. Belajar dan belajar 3. Membentuk sikap mental positif 4. How strong is your team’s synergy ? 5. Peran wanita dalam tim 6. Pemimpin tim kerja yang motivasional
3
MEMBENTUK
TIM
4
1. PROSES & TAHAPAN DALAM PEMBENTUKAN TIM Bila kita telusuri, dalam sebuah organisasi yang disebut perusahaan, terlihat bahwa perusahaan merupakan kumpulan dari berbagai tim yan disebut departemen. Sedangkan, departemen merupakan kumpulan individu sabagai bagian dari sebuah organisasi. Setiap tim memiliki proses tersendiri yang memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi. Proses – proses tersebut satu sama lain akan membentuk rangkaian proses sebagai alat bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Dan tiap departemen memiliki fungsi serta tugas masing – masing. Sedangkan, individu dalam perusahaan adalah karyawan perusahaan yang memiliki latar belakang dan tingkat pendidikan yang berbeda – beda. Sehingga mempengaruhi interaksi antar anggota tim, yang pada akhirnya berdampak pada kinerja tim dan kinerja organisasi. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja departemen – departemen di bawahnya, dimana kinerja departemen sangat bergantung pada kerjasama antar individu di setiap departemen. Kerangka inilah yan menjadi dasar perlunya pembentukan kelompok yang memiliki kinerja tinggi (high performance team) guna mencapai tujuan organisasi sewcara umum. Terdapat empat tahap dalam membangun sebuah tim. Setiap fase memiliki karakteristik dan ciri tersendiri, yang merefleksikan situasi dan kondisi sebuah kelompok pada tahap sbb : 1. Tahap pengenalan atau Storming atau badai, individu-individu ini memiliki kelebihan, karakter, dan kepribadian yang berbeda-beda, sehingga pada awalnya pasti terjadi perbedaan pendapat, salah paham, dan konflik, yang merupakan proses penyesuaian satu sama lain. Dalam tahapan ini, situasi dan suasana yang terjadi sangat egosentris dan mementingkan diri sendiri. Setiap anggota tim selalu merasa yang paling lebih atau paling benar dibandingkan dengan anggota lain dan mereka saling menolak satu sama lainnya. Belum ada komunikasi dan keterlibatan masing – masing dan belum memikirkan target tim. Dalam tahap ini, tidak ada tugas yang dapat dijalankan dengan hasil yang memuaskan. 2. Tahap komunikasi Tahap ini dimulai saat kegairahan mulai timbul dan anggota tim mulia antusias untuk mulai berkelompok dalam melaksanakan tugas – tugas yang 5
diberikan. Kesungguhan dan komitmen mulai Nampak pada tahapan ini. Anggota tim mulai terbuka satu sama lain, meskipun belum secara positif berdampak pada pencapaian tim. Mereka lebih cenderung saling mengkritik, mengeluh dan berdebat. Satu hal positif yang dimulai pada tahapan ini adalah adanya keterlibatan dan komunikasi. 3. Tahap pembentukan atau Norming, setelah melalui proses badai, mulai terbentuk norma kelompok; apa yang akan kita lakukan, apa yang tidak bisa dilakukan, hal-hal apa yang sensitif. Terjadi penyesuaian sehingga sudah mulai muncul satu bentuk. Pada tahap ini, tim mulai siap untuk menyelesaikan dan melakukan pencapian yang baik atas tugas – tugas yang diberikan kepada mereka. Anggota tim mulai berdiskusi dan saling memberikan pendapat, pengalaman dan pengetahuan untuk dapat memberikan kontribusi dalam menyelesaikan tugas tim. Pencapaian dan penyelesaian tugas pada tahapan ini memang belum optimal, tapi setiap anggota tim sudah mengetahui apa yang harus dan bisa dilakukan olehnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik. 4. Tahap
pencapaian atau Performing, pada tahap ini baru mulai bisa berprestasi sebagai sebuah tim. Dalam tahapan ini, sebuah tim tidak hanya dapat melakukan setiap tugas dengan baik, namun tim tersebut sangat mandiri, terkoordinasi, dan terkelola dengan baik. Setiap anggota tim menunjukan kesungguhan dalam menyelesaikan tugasnya. Setiap tim dalm tahapan ini selalu siap mendapatkan tatangan dan tugas baru. Setiap individu yang tergabung dalam tim membawa suatu aspek yang akan berdampak langsung terhadap kinerja tim. Aspek – aspek tersebut harus kita kenali dan kelola dengan baik untuk menciptakan tim yang memiliki kinerja tinggi. Untuk mencapai kinerja tim yang tangguh dan tinggi memerlukan pemimpin yang mampu mempersatukan, mengelola dan memotivasi
6
individu tim. Keberhasilan sebuah tim merupakan keberhasilan yang di capai bersama antara individu dalam tim. 2. HAL PENTING DALAM MEMBANGUN KERJASAMA TIM Teamwork dalam kehidupan sangatlah perlu. Dalam kehidupan dan pekerjaan tidak ada satu hal pun yang tidak membutuhkan teamwork. Teamwork sendiri akan kita bagi menjadi tiga dalam hal ini. 1. Simbiosis Mutualisme Dalam biologi, kita mengenal istilah “ Simbiosis Mutualisme “, yang berarti hubungan yang saling menguntungkan sama lain. Memang kerja sama akan terpaksa terbentuk bila ada sedikitnya dua pihak yang saling membutuhkan dan harus bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Contoh nyata dari kerja sama ini adalah kerja sama antara para staff yang diterjunkan dalam satu proyek. Mungkin saja para staff ini bukan berasal dari departemen yang sama, tetapi mereka dituntut untuk bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem ini dikenal dengan system organisasi matriks, yang sekarang ini menjadi sangat popular di perusahaan yang bedasarkan proyek. Memang cukup sulit untuk membina hubungan teamwork dalam suatu team yang anggotanya bukan berasal dari suatu departemen, tetapi hal ini akan menciptakan suatu sinergi yang baik sekali, bila mereka terus terfokus untuk mencapai tujuan bersama. 2. Menerima Kekurangan Dalam teamwork, hal yang penting adalah mengakui kekurangan yang ada antara sesama anggota team. Setelah menerima bahwa setiap angoota memiliki kelemahan, seorang pemain teamwork yang baik, haruslah mampu untuk bersama – sama mengatasi kekurangan yang ada, entah dengan memberitahukan anggota team yang lain agar merubah cara bekerja mereka mengikuti ritme kerja team ataupun meningkatkan kemampuan teknikal mereka. 3. Open – Minded Keunikan dalam teamwork dapat berupa sifat yang dimiliki masing – masing individu. Keterbukaan untuk saling menghargai sejawat yang 7
mempuyai pendapat berbeda dengan kita merupakan modal utama dalam membentuk teamwork yang solid. Seringkali sebuah tim terbentuk dari orang – orang pilihan, tetapi teamwork tidak dapat dilaksanakan karena steip individu pilihan itu sangat egoistis dan tidak mempuyai pemikiran yang terbuka untuk menerima, atau sedikitnya mendengarkan opini dari rekan kerjanya.
3. 4 FAKTOR UTAMA MEMBANGUN TIM Selanjutnya, untuk membangun tim yang kuat dan solid, ada 4 faktor sukses, yaitu: 1. Vision/visi; tim ini mau diarahkan ke mana, apa yang ingin dicapai, citra tim yang seperti apa yang ingin dibentuk dalam beberapa tahun ke depan.
2. People/orang; berdasarkan visi yang telah ditetapkan, kita menentukan orang-orang yang kita butuhkan untuk mewujudkan visi tersebut dalam kurun waktu sekian. Kita memerlukan orang-orang seperti apa, dengan kemampuan seperti apa, dengan pengalaman seperti apa, atau orang-orang yang punya network/kenalan seperti apa.
8
3. Environment/lingkungan; bagaimana cara menciptakan lingkung-an/suasana di tempat kerja kita supaya orang-orang yang bekerja di sana dapat melalui proses storming, norming dan performing dengan lebih cepat. Lingkungan yang diciptakan harus sesuai dengan orang-orang yang ada dan harus cocok dengan visi yang ingin kita ciptakan.
4. System/sistem; agar lingkungan tersebut bisa terwujud, harus ada aturan main dan aturan main itu termasuk dalam sistem.
4. 2 TIPS MEMBANGUN TIM YANG SOLID Ada 2 tips untuk membangun tim yang solid: 1. Create distinctive identity Suatu tim harus memiliki identitas yang jelas, unik, dan berbeda dari yang lain. Identitas tim yang unik akan menghasilkan rasa memiliki (sense of belonging) dan loyalitas kelompok yang lebih kuat. Distinctive identity itu bisa berupa logo, warna, simbol, tag line, dan sebagainya. Seperti halnya tiap negara memiliki bendera yang berbedabeda, yang menjadi identitas dan simbol negara yang bersangkutan. 2.Be the best in something Untuk menjadi terbaik dalam segala hal tentunya sulit, tetapi kita bisa berusaha menjadi yang terbaik dalam satu atau beberapa aspek tertentu. Misalnya, tim dengan tingkat penjualan terbaik, atau customer service yang luar biasa, staff turnover yang paling rendah, atau hasil audit yang paling bagus, dan sebagainya. Dengan menjadi yang the best in something itu, anggota tim kita menjadi lebih percaya diri menghadapi tim-tim lain yang unggul dalam hal yang berbeda-beda.
9
5. BAGAIMANA MENENTUKAN ORANG YG TEPAT DALAM TIM ? Siapa yang paling berperan untuk membangun sebuah tim yang solid? Manajer tim, karena dia yang melakukan pembentukan tim tersebut. Manajerlah yang memutuskan orang-orang seperti apa yang akan direkrut ke dalam timnya. Salah satu hal yang sangat penting dalam membangun tim adalah memiliki visi/gambaran untuk beberapa tahun ke depan. Dalam dunia bisnis, visi ini bisa mengenai tim seperti apa yang ingin dibangunnya, kualitas tim yang ingin dicapai, tingkat kerjasama antar anggota tim, suasana kerja di kantor, dan hubungan dengan pelanggan dan pemasok, dan sebagainya. Berdasarkan visi tersebut, barulah manajer menentukan orang-orang seperti apa yang harus dimiliki dalam tim. Setelah merekrut anggota tim, selanjutnya ia harus mengkomunikasikan visi tim supaya semua orang dalam tim mengerti visinya dan mempunyai persepsi yang sama tentang visinya. Dengan demikian apabila gambarannya sudah jelas, semua orang tahu ke mana arah tim tersebut. Berbicara tentang orang/anggota tim, dapat dikatakan bahwa orang adalah elemen yang paling kompleks di dalam tim dan suatu tim tidak bisa jalan tanpa anggota dan justru banyak problem yang muncul di tim karena orangnya. Karena itu, kita perlu merekrut orang yang tepat agar kerja sama tim dapat berjalan dengan baik.
10
6. 5 JENIS TIPE KEPRIBADIAN
Untuk membangun sebuah tim yang tangguh dan solid, kita perlu mengetahui berbagai tipe kepribadian. Dengan mengetahui kelima tipe kepribadian di bawah ini, kita belajar memahami bahwa tiap orang itu berbedabeda dan itu adalah sangat wajar. Dan bila kita sudah tahu bahwa mereka berbeda dan di mana perbedaan masing-masing, kita menjadi lebih mengerti bahkan menghargai cara mereka berpikir, berprilaku, dan kita tidak menilai orang berdasarkan benchmark dari karakter kita. Setelah memahami kelebihan dan kekurangan tiap orang, tugas kita adalah mengatur agar tiap-tiap tipe dapat saling bersinergi sehingga kelebihan tipe ini mengimbangi kekurangan tipe itu dan dari sini kita bisa menempatkan orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat. Perlu ditekankan di sini bahwa tidak ada satu orang pun yang murni satu tipe saja. Umumnya tiap orang memiliki gabungan beberapa tipe, namun pasti ada tipe tertentu yang lebih dominan. 1.Tipe Driver Sesuai namanya, ini adalah orang yang berkarakter pemimpin, penuh dengan gagasan dan inovasi, menetapkan arah untuk tim. Sifat tipe ini cenderung selalu optimis (bahkan terkadang terlalu optimis), energik, dan dinamis. Seringkali kita mengenal atasan-atasan seperti ini. Hari ini ada ide, kita sudah melakukan perencanaan berdasarkan idenya, besok berubah lagi, dan demikian seterusnya. Ini memang bisa menjengkelkan dan menimbulkan stres bagi tipe kepribadian yang lain, tetapi bayangkan kalau dalam satu perusahaan tidak ada orang seperti ini, hidup akan terasa membosankan, karena semuanya berjalan sama terus, tidak ada ide-ide baru dan segar.
2. Tipe Planner
Ini adalah perencana atau konseptor. Tipe driver memiliki sangat banyak ide tetapi dia cenderung melontarkan idenya dan setelah itu dia lupa akan hal itu. Sedangkan tipe planner memiliki kemampuan mengambil dan merangkum ide-ide abstrak yang dilontarkan oleh tipe driver, dan kemudian menuangkannya secara tertulis di atas kertas sehingga bisa dibaca dan dilihat oleh orang lain. Action dimulai dari apa yang ditulis bukan dari apa yang dibicarakan. 3.Tipe Enabler Tipe enabler adalah orang yang mewujudkan dari apa yang tertulis di atas kertas (oleh tipe planner) menjadi kenyataan. Bila mengacu pada The Wealth Dynamics Profile dari Roger Hamilton, tipe ini dapat dikategorikan sebagai deal maker, negosiator, dan promotor. Tipe ini umumnya pintar dalam bernegosiasi 11
dan mencari resources untuk mewujudkan perencanaan. Misalnya, di perusahaan ada acara all and new. Apabila dalam kepanitiaan terdapat orang tipe enabler, doorprize itu pasti diperoleh dari sponsor secara gratis, bukan dibeli. Dan kalau belanja, tipe enabler akan membandingkan harga dari satu toko ke toko lain demi mengirit Rp 5.000.
4. Tipe Exact
Tipe ini melakukan koordinasi di lapangan. Misalnya untuk rencana liburan ke villa, tipe inilah yang mengatur peserta harus kumpul di mana, siapa bawa apa, siapa bertanggung jawab atas apa, dan lainnya. 5.Tipe Contractor Tipe ini memiliki insting/kecenderungan untuk melakukan analisa/ evaluasi dan memberikan kritik terhadap pelaksanaan pekerjaan. Sekilas tipe ini tampak cenderung negatif dan orang-orang yang tidak mengerti tipe ini akan merasa jengkel sekali menghadapi analisa dan kritikannya. Tetapi sebenarnya justru tipe inilah yang bisa mengimbangi tipe driver yang seringkali terlalu optimis. Kalau dalam tim tidak ada tipe contractor ini, mereka akan maju terus dan mengulang kesalahan yang sama.
7. MENJADI ANGGOTA TIM YANG EFEKTIF Keberadaan sebuah tim menjadi penting ketika :
12
1. Dibutuhkan input, ide/gagasan yang lebih banyak untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 2. Issue atau masalah yang dihadapi hanya dapat diselesaikan dengan melibatkan departemen lain. 3. Hasil yang ingin dicapai mempuyai dampak yang cukup besar terhadap perusahaan. Dalam sebuah tim ada dua karakter utama keberadaannya tidak dapat dipisahkan yaitu karakter negatif dan karakter positif. Karakter negatif dalam sebuah tim terbentuk karena adanya perbedaan nilai, persepsi, emosi, tingkah laku dan pengalaman diantara anggota tim. Sedangkan karakter positif terbentuk karena adanya pemahaman terhadap perbedaan yang ada. Kehadiran dua karakter ini yang sebenarnya membuat terjadinya sinergi dan membentuk ciri khas atau keunikan dari tim itu sendiri. Di lain pihak, kita sendiri mengharapkan terjadi sinergi positif. Karena itu sebagai anggota tim kita perlu memahami tujuh perilaku untuk menjafi anggota tim yang efektif. 1. Memiliki komitmen terhadap tujuan bersama Sebenarnya sangat sulit untuk bekerja dengan lebih antusias tanpa mengetahui tujuan akhir dari pekerjaan kita. Jadi hal pertama dan utama yang perlu diketahui anggota tim adalah tujuan akhir ini sudah jelas dalam persepsi anggota tim maka akan lebih mudah memperoleh komitmen tujuan akhir. 2. Menunjukan kepedulian terhadap sesama anggota tim. Kita tidak perlu saling menyukai diantara anggota tim. Tetapi yang paling penting adalah kondisi dimana para anggota menunjukan sikap saling peduli. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukan sikap peduli tersebut. 3. Terbuka Terhadap Konflik. Konflik terjadi karena adannya perbedaan dan dalam sebuah organisasi. Ketika terjadi konflik, maka kita harus bersikap : a). Terbuka terhadap perbedaan, b). Memahami ketidakcocokannya terjadi dimana, dan c). Melakukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan. 4. Mendengarkan dengan Aktif (active listening). tidak
Mendengarkan dengan aktif berarti lebih banyak mendengarkan dan menginterupsi pembicaraan seseorang, setelah itu, barulah kita 13
mengemukakan komentar kita. Selain itu kita tidak hanya memahami isi pesan yang disampaikan tetapi juga emosi yang terkandung dalam isi pesan. Dengan demikian diharapkan terjadi komunikasi yang lebih terbuka diantara anggota tim. 5. Bebas Mengungkapkan ide. Anggota tim yang efektif tidak menyimpan ide untuk dirinya sendiri. Mereka harus berani mengemukakannya. Hal ini juga berarti bahwa organisasi memang mendorong para karyawan untuk berani mengungkapkan ide, menyiapkan wacana untuk menampung ide. Organisasi tidak langsung menolak mentah mentah ide tersebut. 6. Terbuka terhadap feedback Anggota tim yang baik selalu siap untuk menerima feedback dari pihak lain mengenai hasil kerjanya. Baik hal yang sudah maupun hal lainnya yang dapat ditingkatkan juga bagaimana meningkatkannya. Jadi memang organisasi sendiri harus membiasakan supaya sesama anggota tim saling memberikan feedback. Perlu diingat, enak atau tidaknya feedback yang diterima tujuan akhirnya adalah peningkatkan. 7. Merayakan keberhasilan tim bersama - sama Apabila tim sudah mencapai keberhasilan atau paling tidak telah mencapai satu titik tertentu dalam perjalanannya, perlu untuk dirayakan bersama - sama. Perayaan ini penting untuk motivasi dan moral dari para anggota tim. Selain itu, juga untuk menunjukan bahwa tugas yang selama ini dikerjakan dihargai organisasi. Ketujuh sikap ini merupakan tatangan bagi kita untuk dapat melaksanakannya. Karena pada dasarnya tim itu memang sengaja dibentuk oleh organisasi dan memang harus mengalami berbagai tantangan dan masalah supaya tim tersebut semakin meningkat kualitas outputnya.
14
15
1.
TIM YANG EFEKTIF ITU TAK SEKEDAR KENAL
Setiap tim terdiri dari beberapa orang dari latar belakang pendidikan, berbeda – beda (tetapi masih dalam satu grup perusahaan). Tetapi tim yang efektif bukanlah semata disebabkan oleh karena para anggota tim sudah saling mengenal dan cocok saja. Banyak faktor – faktor lain yang harus diperhatikan untuk dapat menghasilkan suatu tim yang efektif. Tim yang efektif bukanlah sekedar persoalan saling kenal. Tim yang efektif membutuhkan saling pengertian, saling menghargai pendapat orang lain. Mengurangi dominasi dalam tim dan sadar akan kelemahan keterbatasan masing – masing. Kesadaran akan kelemahan – kelemahan ini kemudian memunculkan semangat kesatuan, merasa senasib, dan sepenanggungan. Saling menguatkan, bukannya saling memojokan apalagi menertawakan pendidikan. Jika ini yang terjadi, bukannya masalah akan terselesaikan dengan baik, justru akan membuat masalah semakin . Dampaknya lebih jauh adalah rusaknya hubungan yang selama ini sudah akrab dan harmonis. Hal lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kerjasama tim adalah suatu tim sering terkecoh dengan pesaing – pesaing yang ada di luar timnya. Pikirkan dan focus lebih sering ditujukan pada mengalahkan, pesaing. Visi dan misi masing – masing tim belum tentu sama. Bahkan, tidak selamanya pesaing di luar sana adalah benar – benar pesaing, bahkan sebenarnya kita bisa bersinergi dan bekerjasama untuk mendapatkan win – win situation. Kesalahan yang juga sering terjadi pada suatu tim adalah bukannya berusaha untuk membenahi diri, memperkuat diri dari dalam tim dan focus dengan tujuan tim, tetapi asyik sibuk untuk mengalahkan kelompok lain. Mereka lupa bahwa dengan memperbaiki diri/tim dari dalam akan berdampak besar pada daya saing tim itu sendiri.
2. MENCIPTAKAN TIM DENGAN BUDAYA BERPRESTASI Salah satu dari beberapa sifat seseorang adalah seseorang memiliki kecendrungan untuk bekerja secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah tim. Kedua tipe ini penting diketahui untuk berjaga – jaga, apakah seorang individu memiliki kecendrungan untuk bertanggung jawab atas hasil kerjanya atau melemparkan kesalahan ke orang lain (mengkambingkan tim-nya). Oleh karena itu, sebenernya seorang pemimpin akan lebih bijaksana ketika di awal pembetukan tim sudah menguji para calon anggota tim tentang masalah ini. Contoh paling sederhana di pertadingan bulu tangkis. Kita tidak boleh memilih seorang pemain ganda hanya karena salah satu kemampuannya baik, misalnya 16
bertahan saja atau menyerang saja. Seorang pemain ganda di bulu tangkis harus memiliki kedua keterampilan itu yakni mampu menyerang dan bertahan. Meskipun demikian, kita dapat mentolerir bahwa salah satunya lebih dominan, misalnya lebih hebat bertahan daripada menyerang dan sebaliknya. Di kantor, dengan anggota tim yang relative berjumlah lebih banyak, pertimbangan yang sama harus ada. Paling tidak, kita perlu memeriksa dari dua jenis keterampilan/kemampuan teknis dan non teknis. Seorang petugas kasir, sebagai contoh, dia memang secara teknis harus jeli terhadap angka. Namun, secara secara non teknis, dia juga harus membawa diri sehingga tutur-katanya ramah, laporan tertulisanya sistematis dan kecepatan kerjanya sesuai dengan yang diharapkan. Dr. Brinkman dan Dr. Kirschner dalam buku “ Dealing with Difficult People “. Dr Brinkman dan Dr. Kirscher berpendapat ada empat motif yang perlu dikuasi oleh seorang pimpinan,termasuk supervisor sekalipun, dalam mengelola tim yang mereka pimpin. 1. Yang Penting Selesai Dalam kalimat yang sederhana, yang perlu kita ingat dari motif ini adalah adanya tipe pekerja yang “asal pekerjaan selesai”. Hal positif dari tipe ini adalah dia tidak pernah menolak tugas dan dia senang mendpatkan tugas. Tapi, jeleknya dia punya kecenderungan menyelesaikan tugas tanpa memperhatikan kualitas. Seorang sekretaris misalnya, karena ingin dinilai punya kecepatan mengetik yang bagus, maka tugas ketikannya cepat – cepat diselesaikan meskipun setelah diperiksa ternyata banyak teks yang salah. Dalam tahap yang lebih parah, ada juga anggota tim yang berani – berani menganggap masalah sudah selesai, padahal masih ada hal lain yang penting dan belum dikerjakan. Seperti contohnya, seorang sopir yang mengaku “siap” mengantar tim marketing untuk presentasi padahal posisi indicator bensin menunjukan di garis E (empty). Terhadap pekerja demikian, kita perlu menenkankan ketelitian dan kewaspadaan. Dengan teliti dan waspada, maka kualitas pekerjaan akan lebih terjaga. 2. Yang Penting “ Sudah Benar “ Di toko retail, antrean pelanggan seringkali menjadi buah simalakama untuk kasir. Kadang – kadang, sulit sekali untuk memotong antrean. Padahal, kasir pun punya dan butuh jam istrirahat. Pada satu sisi, pelanggan sudah melakukan dengan benar yaitu antre. Pada sisi lain, kasir pun sudah mengambil jam istrirahat dengan benar, sesuai prosedur. Tapi,
17
kadang – kadang pelanggan sulit menahan kecewa karena harus pindah antrean. Inti yang perlu kita petik dari pesan ini adalah, system dan prosedur bukan segalanya. Fleksibilitas masih harus disertakan agar hasil yang dicapai lebih sesuai dengan harapan. Hal ini kadang – kadang berlaku juga pada masalah kedisiplinan dan kepimpinan. Pemimpin yang jeli pada situasi dan fleksibel juga tetap diperlukan. 3. Bina hubungan dengan Baik Komunikasi adalh masalah yang munkin paling kuno meskipun begitu, sebuah tim kerja banyak berhasil dengan dukungan iklim berkomunikasi yang positif. Membiasakan anggota tiam diam dan mengganguk setuju, bukan hal yang bijaksana. Sebaliknya, melepaskan mereka secara liar untuk mengumpat,mengkritik dan protes tanpa alas an yang jelas juga akan inefektif terhadap tim. Menyeimbangkan dua hal hal itu mungkin lebih baik yakni agar antara anggota dan pimpinam tim terdapat rasa saling menghargai, apakah itu dalam hal berbicara dan mendengar maupun dalam hal mendiskusikan hal pribadi dan urusan kantor. Kekompakan sebuah tim marketing kadang – kadang terbentuk karena di kantor mereka berprestasi dan di luar kantor mereka juga satu hobi. Berkaraoke di akhir pecan atau berolahraga seusai jam kantor dapat menjadi factor penghubung yang baik antara satu individu dengan individu yang lain. Hubungan yang matang antara atasan dan bawahan akan membuat system pelaporan berjalan lebih lancar dan obyektif. Sebab, kedekatan dengan atasan tidak lagi bias dimanfaatkan untuk mendiskreditkan orang lain. Keterbukaan antara anggota tim juga akan membuat permasalahan lebih jelas proporsinya. Seorang pemimpin yang baik akan membuka jalur formal dan informal untuk menjadikan timnya lebih solid. 4. Penghargaan Seorang individu yang sudah berusaha keras untuk “ tidak asal kerja “, fleksibel terhadap situasi dan tatangan, serta mampu menjalin hubungan kerja yang baik secara horinzotal dan vertical, akan sangat pantas untuk memperoleh penghargaan. Penghargaan di sini hendaknya diberikan bukan hanya dalam konteks atasan dan bawahan saja tapi juga harus diketahui oleh seluruh anggota tim. Terlihat dengan sungguh – sungguh bahwa prestasi akan dihargai dan sebaliknya, kegagalan juga memiliki konsekuensi.
18
Pemimpin yang baik tidak akan pernah menunda memberikan penghargaan kepada anggota timnya. Karena berbagau keterbatasan teknis, biasanya penghargaan emosional berupa pujian juga dirasakan cukup baik. Namun, akan lebih baik lagi kalau pemimpin mampu menggali dan mencapai kesepakatan tentang bentuk penghargaan apa yang diharapkan oleh timnya. Bila empat hal di atas selalu dijadikan sebagai suatu siklus yang berputar terus – menerus secara positif, maka niscaya input dan output yang dihasilkan tidak akan mengecewakan. Kinerja tim tidak akan buruk, sebab yang ada di kepala mereka hanya keinginan berprestasi untuk memperoleh penghargaan dari tim dan atasannya. Anggota tim yang seperti ini dapat kita katkan sudah memilik budaya berprestasi.
3. KETIKA SIKAP BAIK SAJA TIDAKLAH CUKUP Membangun tim yang solid bukan hanya membutuhkan sikap baik. Yang komitmen untuk menetapkan aturan dasar dengan sikap asertif. Terkadang kita mengalami peristiwa tidak bisa menetapkan harus bersikap ramah namun sekaligus tegas terhadap situasi antar anggota tim yang kacau. Ini semua berawal dari focus awal tim adalah komitmen untuk bisa saling menghargai dan menghormati. Seiring berjalannya waktu dan penngembangan yang ada muncul orang – orang baru yang berbeda latar belakang dan berposisi lebih baik. Mereka merusak situasi dan budaya yang sejak awal ada dan berkembang. Banyak berbicara secara terbuka, mengkritik terbuka, berdebat tanpa melihat perasaan anggota tim lainnya. Akibatnya harmonisasi tim terganggu. Pemimpin yang ada terlalu melihat perasaan dahulu baru pekerjaan. Jelas dengan kondisi ini anggota tim lain akan kehilangan kemudi. Bagaimana sebaiknya pemimpin bersikap terhadap kondisi ini ? Lebih dari siapa pun, pemimpin timlah yang memiliki kekuasaan untuk menetapkan norma, memaksimalkan harmoni dan kerjasama untuk memastikan bahwa tim akan mendapatkan manfaat dari bakat terbaik setiap anggotanya. Pemimpin mencapai ini dengan menggerakan kelompok kea rah nada emosi yang lebih tinggi, menggunakan interprestasi yang optimis dan norma serta gaya kepimpinan yang membangun resonasi terutama gaya visioner, demokratik, penggabung dan pembibing. Dalam situasi di atas pemimpin harus melibatkan diri dan bukan melakukan penghindaran. Jangan terlalu khawatir dengan menjaga relasi dengan orang – orang tetapi berakibat tugas – tugas yang ada terabaikan. Akibat dari terlalu menjaga perasaan adalah kita selalu menjadi orang terakhir yang mendengar 19
berita. Tim sudah diambang jurang kegagalan. Sekali lagi kita harus melibatkan diri secara total untuk mengatasi masalah tersebut. Langkah awal yang bisa diambil adalah bersikap asertif. Bersikap arsetif artinya mampu untuk berkomunikasi dengan jelas, spesifik dan tidak taksa (multi tafsir), sambil sekaligus peka terhadap kebutuhan orang lain dan reaksi mereka terhadap peristiwa tertentu. Pemadaman persilisihan internal dilakukan dengan cara mengungkapkan kesadaran diri internal. Berikutnya bisa meredam nafsu yang berkonflik agar tidak meningkat menjadi perdebatan sengit. Yang terakhir adalah bisa mengembalikan dan memulihkan hak – hak pribadi, alasan – alasan pribadi dan nilai – nilai yang sangat diyakini kebenarannya.. Sebagai pemimpin tim kita dituntut untuk mampu mengelola ketenangan sikap, berpikir jernih, sabar dan tidak ragu – ragu dalam mengambil sikap. Diperlukan juga kemampuan untuk menetapkan prioritas mana yang harus dilakukan saat ada masalah. Selajutnya memberikan dukungan moril kepada yang membutuhkan. Apapun situasinya banyak – banyaklah member pujian dan dorongan. Dengan demikian, kita telah bisa memberikan contoh tanggung jawab yang harus dilakukan pemimpin tim.
4. MENJADI PEMAIN TIM YANG BAIK Apakah Anda dalam sedang terlibat dalam sebuah tim kerja, entah di tempat kerja, keluarga, lingkungan tetangga, kelompok masyrakat atau agama ? Jika ya, Anda tentu sudah melihat, merasakan, dan mungkin pernah mendengar bahwa menjadi anggota sebuah tim kerja benar – benar menguji mental, energy, dan pikiran kita. Namun di sisi lain, menjadi bagian dari sebuah tim, sekalipun frustasi kadang mewarnai perasaan dan pikiran kita, sering pula bisa menyenangkan dan produktif. Mengapa demikian ? Karena kendali kita terhadap hasil tim tim kerja menjadi lebih sedikit. Hal yang sering membuat frustasi dalam tim adalah karena partisipasi harus dibagi di antara banyak orang, maka kita memiliki peluang lebih sedikit untuk menyampaikan seluruh maksud hati kita dan untuk membujuk orang lain. Sebagai anggota tim, seseorang harus bekerja keras untuk mencapai sasaran kelompok. Hal ini bisa menjadi sasaran yang menakutkan bagi mereka yang dibesarkan dalam budaya menghargai upaya individual daripada kelompok. Di sini dituntut perubahan sikap, dimana kita harus mengalahkan ego dan keinginan pribadi dalam mengejar agenda pribadi kita dengan memberikan gagasan – gagasan kita kepada tim. Untuk itu, dibutuhkan sebuah kemampuan untuk menjadi
20
seorang pemain di dalam sebuah tim. Tentunya pemain tim yang baik, bukan trouble maker (pembuat masalah). Prinsip – Prinsip apakah yang harus kita pegang untuk menjadi pemain tim yang baik? 1. Setiap anggota tim datang dengan membawa kekuatan dan kelemahan masing – masing. Oleh karena itu, sadarilah bahwa kita tidak dapat memaksakan orang lain utnuk “segera” berbuat, berpikir, dan merasakan persis seperti apa yang kita kehendaki. Artinya, mengubah cara berpikir, dan bertindak orang lain sesuai dengan ide – ide kita (jika kita merasa ide kita adalah yang terbaik). 2. Pahami posisi atau kedudukan Anda saat ini menjadi apa ? Apakah sedang menjadi pimpinan (leader) atau pengikut/staf (follower) dari sebuah tim ? Tim tidak akan berjalan efektif jika semuanya menjadi leader atau semuanya menjadi follower. Harus ada yang berposisi menjadi leader tau follower. Hubungan antara leader dan follower merupakan hubungan yang dinamis, karena keduanya dapat bertukar pesan. Setiap leader dapat juga sekaligus merupakan seorang follower. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan seorang leader juga ikut ditentukan oleh keberhasilannya berperan sebagai follower. Seorang leader yang baik adalah seorang pemimpin yang mengetahui kapan harus bersikap dan berperilaku sebagai follower yang baik. Pertama, ketika Anda sedang memegang posisi leader atau pimpinan, jika Anda tipe pimpinan tradisional, mungkin Anda akan memakai pendekatan pengarahan, pengendalihan, dan pemantuan. Sebagai pimpinan berorientasi tim, peran Anda perlu bergeser menjadi melatih, memotivasi, dan memberdayakan. Dengan demikian, Anda akan terbiasa mengembangkan kelebihan – kelebihan yang dimiliki anggota tim.
5. PENTINGNYA KESAMAAN PERSEPSI DALAM TIM Membangun sebuah tim antara HRD Departemen dan lembaga training / instruktur haruslah dimulai sejak awal sebelum training dimulai. HRD Departemen dan lembaga training /instruktur haruslah memiliki persepsi yang sama tentang materi training yang diinginkan pimpinan perusahaan dan akan dibawa kemanakah perserta training sebagai goal training. Kerjasama antara HRD Departemen dan lembaga training/instruktur untuk saling menyiapkan dan membantu sesuai tugas masing – masing. HRD Departemen bertugas mencari tempat untuk lokasi pelaksanaan training yang sesuai dengan kebutuhan training 21
setelah dikonsultasikan dengan instruktur Training. Tempat yang tidak mendukung suasana teaining berakibat training yang dilaksanakan akan sia – sia. Demikian juga halnya dengan Instruktur, ia bukan hanya berbicara semau dirinya tanpa memperdulikan latar belakang dan sejarah perusahaan tempat peserta training bekerja. Sangatlah tidak terpuji jika instruktur hantam kromo saja dan berprinsip, yang penting materi sudah tersampaikan, urusan apakah makin dapat diterima atau tidak oleh peserta training bukanlah tanggung jawabnya. Hal demikian janganlah sampai terjadi, karena jika contoh – contoh atau simulasi yang diberikan sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh peserta training akan berakibat materi training tersebut tidak mudah dipahami oleh peserta training. Jika peserta training tidak paham tentang materi pelatihan yang diberikan, maka kesan yang didapat oleh peserta training yaitu ketidakpuasan atas materi treaining. Dengan demikian HRD Departemen dan lembaga training / instruktur haruslah memiliki persepsi yang sama dan merupakan sebuah tim yang utuh dalam mewujudkan pelatihan yang sempurana.
6. MEMBENTUK TIM DINAMIS 1. Laksanakan komunikasi efektif antar anggota sehingga : • • •
Tujuan diketahui dengan jelas oleh anggota. Masalah yang timbul segera diketahui untuk segera dipecahkan. Perubahan - perubahan yang timbul/terjadi diketahui oleh anggota untuk penyesuaian yang diperlukan.
22
• •
Informasi - informasi yang terbatas dapat dilipatgandakan menjadi informasi yang lengkap. Kemampuan masing - masing anggota dapat ditingkatkan.
2. Bersifat terbuka dan mau berkonsensus, sehingga : •
•
Memperkecil masalah pribadi yang berpengaruh pada masalah organisasi, misalnya tidak sanggup mengerjakan karena belum tahu caranya. Mempermudah mengambil alternatif terpenting yang dapat dilaksanakan.
3. Memperhatikan fakta dan berani mengambil keputusan sehingga : • • •
Masalah yang timbul selalu dihubungkan dengan faktanya. Keputusan yang diambil lebih tepat karena berdasarkan fakta. Masalah yang timbul dapat segera dipecahkan.
4. Tingkatkan kerja sama dan koordinasi sehingga : • • •
Pekerjaan tidak menumpuk di satu orang atau satu tempat Peranan setiap orang dalam organisasi jelas dan meningkat yang merupakan motivasi berprestasi bagi anggota. Pekerjaan yang satu terpaadu dengan pekerjaan lainnya yang memungkinkan tercapainya efiensi yang sebagai tolak ukur yang dikehendaki.
5. Tingkatkan daya kreativitas anggota sehingga : • • •
Selalu timbul ide baru yang memberikan semangat kerja. Alternatif yang timbul lebih dekat dengan pemecahan masalh yang akan dilakukan. Jalan buntu yang dihadapi dapat dicarikan jalan keluar/pintas yang mudah dilaksanakan.
YANG TERUTAMA DALAM MEMBINA KELOMPOK KERJA, YAITU : 1. Memelihara/junjung harga diri dapat dilakukan dengan : • •
Beri pujian secara jelas dan terangkan mengapa pekerjaan yang bersangkutan layang dipuji Hindari pujian berlebihan, hanya berikan pujian secara tulus. 23
2. Mendengar dengan penuh perhatian, berarti : • • • •
Dengar secara aktif. Penuh perhatian (termasuk gerakan tubuh). Memahami (ikut merasakan). Beri tanggapan.
3. Dengan meminta bantuan mempuyai beberapa keuntungan : 1. 2. 3. 4. 5.
Sebagai faktor motivasi Kepercayaan/pengakuan Melibatkan bawahan dan meningkatkan komitmen. Membuka jalur komunikasi. Mengurangi sikap mempertahankan diri.
Semoga tim Anda semakin solid dan sukses buat Anda.
7. KEHARMONISAN ANGGOTA TIM Presiden SBY terkenal dengan mottonya “Bersama kita Bisa”. Motto tersebut mengandung makna yang sangat dalam bagi penerapan teamwork, yaitu kita harus bersama – sama dalam menghadapi sesuatu dan beberapa hal yang dianggap mustahil akan bisa dikerjakan bila seluruh anggota tim mempuyai arah pergerakan yang sama. Berikut adalah beberapa ide untuk mengharmonisasikan anggota tim agar kekuatan di dalamnya berguna untuk menggerakan organisasi secara efektif : 1. Persatuan Hal ini sangat mungkin terjadi pada perusahaan yang para pemimpinnya sibuk memikirkan strategi untuk menghadapi competitor, yaitu dengan memecah perhatian mereka. Namun, bila hal ini keterusan untuk diterapkan pada pihak – pihak internal perusahaan, akan fatal akibatnya bagi keseluruhan organisasi. Seringkali para praktisi bisnis di perusahaan saling, gebuk menggebuk antar departemen demi kemajuan departemen mereka sendiri. Sering pula didalam departemenya di ciptakan suasana kompetisi yan tidak sehat tersebut, setiap individu akan mengeluarkan kemampuannya. Hanya saja ke depannya, mereka akan berjalan sendiri – sendiri, tidak ada harmonisasi. Bila ini terjadi, perusahaan akan mengalami kemunduran. Kompetisi antar individu tidak dapat dihindarkan dalam suatu perusahaan yang sehat. Di sinilah para pemimpin harus mampu melakukan 24
control agar tidak terjadi gondok – gondaokan. Mereka harus diarahkan untuk mampu mampu bekerja sama merupakan salah satu factor pengukuran kinerja setiap individu. 2. Pembelajaran Pada saat masa – masa pembelajaran, tidak dapat disangkal lagi banyak kesalahan yang terjadi. Kemungkinan blunder mistake pun dapat terjadi pada manajemen level atas. Bila hal ini terjadi, manajemen harus mengakuinya dengan berbesar hati dan menekankan bahwa ini adalah suatu proses learning yang harus dilalui dan harus ada pula jalan keluarnya. Setiap perusahaan yang baik, seharusnya tetap ada dalam proses pembelajaran, tetapi pembelajaran yang terus meningkat kea rah lebih baik. Nah, dalam proses ini biasanya keakraban antar anggota tim akan berjalan secara otomatis. Yang harus dilakukan oleh top level management pada titik adalah meng-encourage setiap anggota tim untuk berbagai tentang pembelajaran ini. Tekankan bahwa biala mereka saling berpadu dalam proses pembelajaran, tim akan semakin canggih dari segi strategis dan juga tim yang baik akan lahir dengan sendirinya.
8.TEAM BUILDING How followers can shape up their team ? Bekerja dalam tim adalah memadukan visi pribadi yang berbeda untuk diolah menjadi satu visi yaitu visi organisasi. Untuk melepaskan baju visi pribadi terkadang amat sulit. Dibutuhkan latihan – latihan bersosialisasi dan memahami sifat / karakter orang lain. Sebelum kelompok/organisasi melakukan suatu kegiatan (“entry strategy”), prasyarat yang harus dibawa yaitu : • •
Membuka hati (open your heart) untuk strategi resolusi konflik. Membuka sensitivitas (active your positive mind only) utnk strategi mengatasi masalah dan strategi berkomunikasi. 25
Pertayaan yang selalu berputar dalam setiap orang yang mau masuk dalam tim atau kelompoknya adalah sebagai berikut : • Apakah saya akan diterima atau tidak terima ? • Apakah tim/kelompok akan “berbeda” karena kehadiran saya ? • Apakah saya harus mengambil risiko ? Apakah saya bisa ? Terbebankah saya ? • Seberapa pentingkah saya dalam tim ? • Siapakah yang akan menjadi pemimpin yang sebenarnya di kelompok ini ? Ketakukan-ketakukan dalam memulai seperti pertayaan di atas akan selalu masuk dalam hadirat semua orang. Sekuat apapun pasti ada pertayaan – pertayaan di atas yang menyelinap. Bagaimana menyikapi sebelum pengambilan keputusan ? Sebelum mengambil keputusan, marilah kita lihat sikap yang muncul dibawah ini : • • • • • •
Diam dan merasa aneh Sangat serius Tidak sabar untuk menjalankan kegiatan Bingung atas tugasnya Saling melakukan penjajakan Pembicaraan yang ringan antar individu Sekelompok pendaki bukit terjal (rock climbing) harus mau dibekali dan melatih diri dengan positive mind (using right brain) dan menerima kritikan dalam bentuk bentakan. Bentakan disini bukan berarti tidak saying namun justru dengan tidak mau kehilangan salah satu anggotanya (lingkungannya sangat berisiko bahkan bisa terjadi kecelakaan atau meninggal). Dalam lingkungan yang berbeda bentuk kritikan akan berbeda pula. Untuk mengambil keputusan perlu dibuat “entry strategy” seperti : • Forming • Stroming 26
• Norming • Perfoming • Adjourning Lingkungan seperti dalam militer, kegiatan outdoor yang berisiko tinggi, organisasi dan keluarga akan sangat mempengerahi dalam membentuk kondisi yang prima dalam tim. Untuk membentuk suatu tim tidak hanya tergantung kepada pimpinan (leader) namun juga keterlibatan pengikut (follower) dalam kesiapan mental (mentally ready), pengetahuan manajemen (management skill), mau tidaknya turun ke lapangan (hand-on to act) dan kasih (love). Sebuah ilustrasi yang “nakal” bisa dijadikan pedoman untuk tidak saling bertentangan namun bisa menjadikan kekuatan yang luar bisa dalam kelompok. Strategi mengatasi masalah, komunikasi dan mengatasi konflik yang baik diperlukan apa yang dinamakan “PDCA Cycle” yaitu plan, do check, dan act.
9. AJARKAN KEBAIKAN DAN TRANSFORMASI DALAM TIM Dari alam, kita banyak belajar seperti dari sikap induk beruang saat melindung anaknya. Juga kuda betina saat mulai menendang anaknya yang baru lahir dengan bagian depan kukunya dan mendorongnya untuk segera bangun. Kedua hal tersebut tidak menunjukkan kebaikan keramahan namun lebih menunjukkan keramahan namun lebih menunjukkan kebaikan dari sang induk dalam menjaha keselamatan anaknya di alam liar. Di lain peristiwa, seorang istri mencoba menghibur suaminya yang sedang menangis setelah memukuli dirinya atau kita kita belajar sejarah dari kisah negara - negara Sekutu yang membagi Cekolowakia dan memberikannya ke Hitler. Apakah kedua peristiwa ini menunjukkan perbuatan baik ? Pendeknya sebagai seorang pemimpin tim, Anda diharapkan bisa menjadi asertif dengan selalu berbuat baik tetapi tidak harus selalu ramah, karena pada kenyataanya Anda akan berhadapan dengan penolakan atau konfrontasi dalam tim Kedua, dalam perkembangan posotif tim di sini bukan hanya sekedar proses tukar menukar (transaksi) namun ke arah pemberdayaan (transformasi). Transaksi sendiri merupakan pertukaran lateral barang atau jasa antar individu. Dalam kisah tadi, kami butuh makan dan pedagang menjualnya. Sedang transformasi adalah sebuah pengalaman tidak terlihat, membahagiakan dan melintasi batasan , yang melibatkan pergeseran atau perubahan fundamental, contoh : perubahan kondisi lapar ke rasa kenyang . Kepemimpinan tim yang berkarakter menuntut Anda untuk melakukan pembangunan tim melalui kebijakan dan perkataan. Kekuatan karakter ini 27
diharapkan dapat mengarahkan tim yang dalam kondisi stagnan ke kondisi dinamis dan terus melaju. Untuk sampai ke tujuan di mana tim dapat melaju dibutuhkan kesadaran atas potensi, kemauan, tindakan yang berkelanjutan yang mengarahkan kepada hasil yang Anda inginkan. Hal ini butuh waktu, pengorbanan dan energi yang besar. Penting sekali mengetahui cara mengkonsetrsikan pada hal - hal penting dan tidak menyia -nyiakan untuk hal yang memang sia - sia. Beberapa model perubahan yang disarankan, yaitu mulai menyadari kebiasaan dan tingkah laku jelek atau negatif. Disusul kemauan membuat keputusan untuk bertindak dan untuk berubah. Berikutnya pembelajaran akan kerja tim lewat berbagai media pembelajaran dan pengembangan diri, seperti belajar lewat kaset, video, ikut seminar. Selain itu, kesadaran untuk melihat sesuatu dari prosesnya dan tidak langsung melihat hasil. Langkah selajutnya adalah mau membukan mata akan terjadinya perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit. Yang tak kalah penting yaitu berlatih dan berlatih setiap hari sampai menjadi bagian hidup Anda dan terakhir menjaga sikap konsisten dengan disiplin. Jangan pernag berhenti belajar sehingga membentuk suatu siklus pencapaian tujuan tim.
10. BAGAIMANA MEMOTIVASI ANGGOTA TIM YANG DEMOTIVASI ? Salah satu tip untuk mendorong motivasi anggota tim adalah selalu mencari alasan untuk memuji, catch your employees doing thing right. Seringkali kalau melakukan kesalahan, kita mungkin ditegur oleh atasan, tetapi kalau melakukannya dengan benar tidak pernah dihargai/dibicarakan, apalagi dipuji. Padahal memberikan penghargaan dalam bentuk kata-kata merupakan tindakan sederhana yang akan memberikan suntikan semangat yang luar biasa kepada anggota tim. Untuk anggota tim sendiri, ada beberapa tips agar motivasi tetap terjaga: 1. Jangan bersikap terlalu lunak pada diri sendiri Ada ungkapan ”If you are soft in yourself the world will be tough on you, but if you tough in yourself the world would be soft on you”. Jadi kalau kita cengeng hidup akan terasa semakin berat, tetapi kalau kita disiplin melakukan apa yang memang harus dilakukan, maka situasi akan tampak lebih lancar. 2. Always have a clear goal 28
Tentukan target anda. Misalnya, sebagai seorang agen asuransi, Anda ingin mencapai tahap member tertentu, atau mencapai jumlah pendapatan sekian, dan sebagainya. 3. Bergaul di lingkungan yang positif Naik turunnya motivasi kita sangat tergantung pada lingkungan tempat kita berada/bergaul. Kalau lingkungan kita terdiri dari orang-orang yang suka mengeluh, otomatis kita akan terbawa juga menjadi tidak bersemangat. Sebaliknya, kalau kita bergaul dengan orang-orang yang tegar, action-oriented, dan positif, kita akan menjadi lebih bersemangat untuk bekerja dengan lebih baik.
29
30
1. TEAMWORK TANPA KEBERSAMAAN, APALAH ARTINYA ? Untuk mengetahui seberapa pentingkah teamwork itu, maka bentuk teamwork dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Jenis Perkerjaan Ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan teamwork dalam kadar yang rendah, seperti contihnya pembuatan modul sofrware untuk setiap departemen di perusahaan yang berskala tidak terlalu besar. Para system analis dan programmer tidak dituntut untuk bertemu setiap hari, tetapi tetap saja suatu perencanaan yang matang dan juga penyamanaan persepsi sngatlah penting agar setiap modul out memiliki keterkaitan dan istilah yang konsisten. Biasanya teamwork seperti ini diperlukan pada saat perencanaan dimulai. Lalu pada saat pebuatan modul – modul yang ada, teamwork masih diperlukan tetapi frekuensinya tidak begitu rutin. Akhirnya, sebelum software ini diluncurkan, harus ada juga teamwork yang solid di antara mereka. Ada juga beberapa pekerjaan yang membutuhkan teamwork yang sangat solid sekali, seperti para auditor yang sedang memeriksa kepatuhan suratu perusahaan yang listed di SEC pada Sarbanes Oxley Act. Para auditor itu harus terus menerus menyamakan persepsi dan juga berdiskusi tentang pekerjaan mereka dengan rekan sejawat agar para yang diperiksa tetap sejalan. 2. Jenis Individu Dalam teamwork , kebersamaan akan terbina bila individu – individu di dalamnya mau saling bekerja sama. Memang ada beberapa individu yang cukup arogan dalam bekerja sama. Salah satu sebabnya dalah karena mereka yakin dengan kemampuan mereka masing – masing menganggap tim ini hanyalah mengganggu keefektifitasan kerja mereka. Apakah hasil kerja tim akan buruk bila individu – individu itu kurang mau bekerja sama ? Mungkin tidak juga, tetapi akan lebih baik bila para individu itu saling rendah hati dan saling membangun. 3. Keadaan lapangan Keadaan tempat bekerja adalah factor yang terbesar dalam untuk menciptakan teamwork, baik secara paksa ataupun secara natural. Dari keadaan yang ada di tempat bekerja, dari waktu ke waktu akan terbentuk suatu budaya kerja atau yang sekarang ini sangat di kenal dengan istilah etos kerja atau juga organizational behavior. Sedikit banyak staf yang ada di dalam lingkingan kerja ini akan dibentuk menjadi serupa. 31
Teamwork tanpa kata together sudah pasti sangat tidak mungkin, tetapi teamwork dengan derajat kebersamaan yang sangat dimungkinkan untuk beberapa keadaan. Kebersamaan yang terbina secara formal maupun informal sangat penting untuk suatu kerjasama yang baik dalam teamwork untuk menghasilkan output yang berkualitas.
2. BELAJAR DAN BELAJAR Akan banyak sekali jawaban yang muncul, dimana hal tersebut merupakan upaya – upaya anda dalam memenuhi keinginan. Apakah dari sekian banyak jawaban anda terdapat sebuah jawaban yaitu BELAJAR ? Jika ada kata tersebut dalam jawaban anda maka saya katakan Anda HEBAT. Namun, jika belum ada, segeralah masukkan kata BELAJAR dalam jawaban anda, karena hal ini sangat penting. Mungkin, bagi sebagian orang belajar adalah tugas anak – anak sekolah. Namun jika kita lihat maknanya lebih mendalam bahwa belajar akan kita lakukan sepanjang hidup kita. Yang membedahkan adalah cra belajarnya. Orang dewasa sudah mempuyai pengalaman dan pola kerja tertentu sehingga pembelajaran yang diberikan akan berbeda dengan seorang anak yang belum punya pengalaman apapun. Orang dewasa menyukai hal – hal yang bermakna, oleh karena itu perlu disampaikan makna dibalik teori atau konsep yang disampaikan. Orang dewasa menyukai contoh konkret, oleh karena itu berikanlah contoh yang mudah dipahami dan lebih baik jika dekat dengan lingkungan sehari –hari mereka. 32
Orang dewasa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan kaitannya dengan implementasi untuk lingkungan sekitarnya. Banyak orang dewasa yang memilih untuk kembali belajar di bangku sekolah. Tentu saja keputusan ini bukan hanya sekedar iseng atau terpaksa namun merupakan pilihan berani saat dirinya juga mempuyai tanggung jawab lain yang lebih besar seperti keluarga maupun pekerjaan. Pilihan tersebut diambil karena mereka mempunya kebutuhan untuk meningkatkan kualitas diri, memenuhi rasa ingin tahu dan mencari makna terhadap suatu pengetahuan. Belajar dan mengajarkan apa yang dipelajari adalah proses pembelajaran yang efektif. Dengan demikian internalisasi materi pembelajaran akan berlangsung terus menerus. Dalam pembelajaran orang dewasa, orang dewasa membutuhkan suatu pemahaman dan pemaknaan terhadap suatu konsep materi. Belajar adalah suatu panggilan bagi orang dewasa. Mengajar juga bukan merupakan pekerjaan sambilan (setengah hati) tetapi pekerjaan yang penuh dedikasi (full-bearted). Dengan demikian karya yang kita hasilkan adalah karya yang optimal, hasil dari segala daya upaya kita, untuk dipersembahkan demi kelangsungan dan perkembangan kualitas hidup manusia. Pembelajaran bukanlah merupakan sesuatu yang langsung jadi tetappi harus di proses untuk mencapai yang terbaik (process-based). Bukan hanya sebatas di pikirkan, logika, intelektual tetapi merupakan pola/gaya hidup. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dapt dilihat dalam perilaku yang Nampak. Dari perilaku yang ditampilkan dapat tercermin seberapa optimal pembelajaran tersebut diserap dan dipraktekan. Orang dewasa kaya akan pengalaman tersebut membutuhkan waktu dan energy untuk dapat dimunculkan kemabali di alam sadar. Pada dasarnya setiap pengalaman dan pengetahuan yang pernah kita miliki, masih “bersama diri kita” meskipun kita “tidak lagi mengingatnya”. Jadi mengapa kebanyankan kita harus bersusah payah utnuk belajar dengan hail mengecewakan utnuk janga waktu dan tenaga yang demikian banyak dikelaurkan.
3. MEMBENTUK SIKAP MENTAL POSITIF DALAM BEKERJA Sikap mental positif adalah sebuah perilaku yang sehat, muncul dari kebiasaan berpola piker positif sebagai reaksi atas situasi yang mempengaruhinya. Orang bermental positif akan bereaksi terhadap segala hal melalui sudut pandang/pola piker yang positif. 33
Kebaikan dari sikap mental positif adalah sikap mental negative. Orang yang bermentalnegatif akan bereaksi terhadap segala hal melalui segala hal melalui sudut pandang yang negative. Orang negative akan berfokus pada risiko, kemungkinan – kerugian, ketidaknyamanan, kesulitan. Kelompok ini pesimistis, cemas, tertekan, suka mengeluh, dan tidak mampu melihat peluang atau kesempatan. Mereka semakin lama akan semakin tidak disukai oleh rekan –rekan kerjanya. Sebenarnya, kunci mengadapi berbagai masalah yang ada di sekitar kita adalah pola pikir/sudut pandang. Masalah yang kita hadapi di dunia kerja sebenarnya hanyalah pemicu/pencetuh masalah. Pemicu masalah yang kita hadapi di dunia kerja pada dasarnya hanyalah BOS. BOS adalah singkatan dari Barang, Orang, Situasi. Barang contohnya computer yang sering hang, AC yang panas, dan sebagainya. Sedangkan orang contohnya konsumen yang rewel, atasan yang bawel. Sedangkan situasi misalnya adalah banjir besar, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Perilaku yang muncul pada diri kita adalh hasil dari bagaimana kita merespon BOS selaku pemicu masalah. Secara sederhana perilaku kita menghadapi masalah dapat digambarkan dengan pola yang dapat Anda lihat pada table di halaman berikutnya . Pola tersebut dapat dicontohkan seperti : manajemen perusahaan berinisiatif menggunakan program teknologi informasi yang baru untuk pengurusan payroll. Hal itu adalah sebuah BOS (Situasi) yang positif. Hanya saja, jika pola pikir kita adalah program itu akan menyusahkan kita, karena harus mempelajari program IT yang baru kembali (pola pikir negative). Kita yang resisten menanggapi perubahan itu. Banyak keluh kesah, banyak dalih akan muncul untuk menolak program baru tersebut, itu merupakan perilaku negative. Contoh lain, ada seorang konsumen tidak puas dengan pelayanan kita sambil memaki – maki ketidakmampuan kita menanggapi keluhan mereka (BOS/Orang – negatife). Kemudian kita menanggapi keluhan mereka dengan pola pikir yang negative juga. Kita menganggap mereka gila hormat, cerewet, dan kita tidak sungguh – sungguh mencoba memahami latar belakang sesungguhnya kenapa konsumen mengeluh. Maka, bisa jadi perilaku kita pun jadi negative, dengan langsung ikut – ikutan marah dan menanggapi keluhan mereka dengan ketus/jutek (perilaku negatife). Jadi, kalau kita ingin memiliki perilaku kerja yang positif dan produktif serta selalu dipandang posotif oleh rekan kerja atau atasan kita, maka kunci utamanya adalah kemampuan dan kemauan utnuk selalu berpikir positif. Kemampuan dan kemauan terhadap rekan kerja/atasan, masalah/rintangan, pekerjaan, mauoun diri sendiri. 34
Berikut adalah bagaimana mengembangkan sikkap mental positif tersebut : 1. Hormati cara orang lain membentuk dunianya. Setiap orang memiliki serangkaian nilai dan kepercayaan yang melatarbelakangi tingkah lakunya.Kita harus melihat sebuah fakta bahwa antara manusia satu dengan yang lain berbeda. 2. Bedakan persepsi/pola pikir dengan kenyataan. Pola pikir ibarat sebuah peta. Peta adalah sebagian gambaran dari kenyataan. Ia bukan wilayah yang sebenarnya (kenyataan). Jarak 2 cm antara kota satu dengan kota yang lain di peta, tentu berbeda dengan kenyataanya bukan ? Jarak 2 cm bisa jadi sesungguhnya 10 km. Jarak 2 cm yang seolah tanpa ada rintangan, kenyataanya harus melewati daerah terjal berbatuan dan sebagainya. Kita akan memahami kenyataan jika kita mau terlibat dan terjun di kenyataan tersebut. Persepsi kita akan berubah setelah terjun di wilayah yang nyata tersebut. Jarak 2 cm di peta yang seolah begitu dekat akan berbeda bila kita langsung ke wilayah nyata tersebut. Maka janganlah pernah selalu menganggap pemikiran/persepsi kita pasti benar. Akan selalu ada sisi lain yang belum pernah kita pahami ataupun kita lihat. 3. Bedakan tindakan dan motif orang berperilaku. Kebanyakan kita berhenti berhubungan dengan orang lain setelah berseritegang dengannya. Kita cenderung hanyut pada perilaku negatifnya dan menjadikan itu sebagai tolak ukur kita terhadap karakter seseorang, Kita langsung menghakimi bahwa begitulah karakter orang yang tidak kita sukai. Kita enggan berupaya memandang hal itu sebagai sebuah insiden dan mencoba memahami maksud di balik semua itu. Cobalah bedakan antara tindakan dan motif seseorang berperilaku. Sebagai contoh, jika Anda bertanya dan bertemu dengan seorang pencuri kambing Anda. Jika kita emosional, tanpa berpikir panjang langsung menghakimi atau memukuli orang tersebut. Ini terjadi karena Anda hanya melihat tindakannya. Namun, perilaku Anda pasti akan berubah jika dia memberikan alasan mencuri karena factor ekonomi, tidak ada uang untuk menghidupi anaknya yang masih balita dan kurang gizi. 4. Mematahkan pola pikir negative Patahkan pola pikir negative yang sedang menerjang Anda. Sebagai contoh, saat Anda mengubah music yang semula dangdut menjadi keroncong, karena Anda tidak menyukai music dangdut. Itulah mematahkan pola! Jangan mendengarkan music melankolis dikala Anda sedang sedih, karena akan 35
semakin membesarkan pola pikir negative dan kesedihan Anda. Anda bisa mematahkan polanya dengan mendengarkan music pop kreatif, rock, dan sebagainya yang tidak berbau melankolis. Cobalah cara –cara tersebut, niscaya Anda akan lebih antusias dalam bekerja, lebih bebas dari rasa takut, lebih ulet, lebih percaya diri, dan akan lebih disukai rekan – rekan Anda. Orang akan lebih mendekati orang yang berpilaku positif daripada yang negative.
4. HOW STRONG IS YOUR TEAM'S SYNERGY ? Saya percaya semua pimpinan akan menyetujui metafora tersebut, tapi kadang kala tim yang lebih banyak orang tidak akan menjadi lebih baik apabila ada halangan - halangan yang ditimbulkan oleh anggota tim yang ada. Sebuah tim yang jumlah personilnya lebih kecil mungkin saja dapat menghasilkan sesuatu yang lebih besar dibandingkan tim dengan personil yang besar. Seringkali di suatu sesi outdoor training, perlombaan antar tim/grup dimenangkan dengan tim yang lebih sedikit personil, padahal dalam tim yang kalah tidak sedikit yang pintar, gesit, lebih muda ataupun skillfull dalam permainan tersebut. Mengapa demikian? Perfomance team sebenarnya tidak hanya ditentukan oleh kompetensi tiap individunya akan tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana setiap energi dalam tim dapt diarahkan pada satu tujan, inilah yang disebut dengan synergy. Optimalisasi sinergi sangat dirasakan pada tim kerja yang saling terkait antar personilnya sehingga tiap personil dapat saling personil dapat saling membantu dan bepengaruh pada perfomance akhir suatu tim. Sinergi dalam tim dapat diukur dengan melihat lima aspek sebagai berikut : 1. Ukuran energi tiap personil. Sebagai ilustrasi, saat Anda menarik sebuah rantai besi dengan sangat kuat, maka uraian rantai tersebut akan terputus di tempat cincin yang paling lemah. Sebuah tim akan menjadi kuat apabila kita mengukur kekuatan energi tiap 36
personil Anda, tapi hal tersebut dapat dirasakan oleh setiap tim dan pimpinannya. Tugas dari team leader adalah bagaimana semua personil dapat mengeluarkan energinya dengan maksimal. 2. Pahami bahwa semua mempuyai tujuan yang sama Dalam sesi permainan outdoor activity, kumpulan orang terbaik sering kali gagal saat mereka mempuyai tujuan yang berbeda. Dalam pekerjaan sehari - hari, hal inipun seringkali terjadi, tujuan dari tim yang kadang tidak jelas atau adanya tujuan individu dari personil tertentu dalam tim. Apakah mengganggu ? Aspek ini sangat mengganggu, kadang hal ini dapat dilihat dengan banyaknya gangguan interupsi dalam tim yang mana seharusnya sudah dapat dipahami bersama dan dijalankan. Oleh karenanya, di awal perubahan tujuan dalam perusahaan, seorang pimpinan mengadakan program yang bertujuan menyamakan visi agar tujuan organisasi dapt dimengerti dan disepakati menjadi tujuan bersama. Memang kadang kala terasa sulit menjelaskan dan meminta personil dari tim untuk menjadikan visi sebagai tujuan bersama. Namun hal ini sangat penting dilakukan pertama kali agar semua personil mempuyai arah yang sama. 3. Tahu tugas masing masing personil Mungkin dalam organisasi, alat yang paling mudah menggambarkan aspek ini adalah job description. Uraian tugas dapat memperjelas "siapa" mengerjakan "apa" dalam suatu tujuan. Kejelasan fungsi juga akan lebih baik apabila diketahui oleh semua personil dalam tim, tidak hanya pimpinan. Dengan begitu akan menunbuhkan rasa saling percaya dalam tim, bahwa semua personil mempuyai tugas masing - masing dan akan mengerjakan fungsinya dengan karena dalam setiap pekerjaan pasti kita akan tergantung pada rekan lainnya dan keterkaitan ini akan membuat uraian benang yang rumit saat pekerjaan menyangkut banyak personil.
37
Mari kita bayangkan tiap personil dari tim Anda akan mengeluarkan masing masing energinya dan saat energi tersebut mengalir;saat terbaik adalah saat dimana energi tersebut dapat mengalir lancar sampai pada ujung tujuannya. Apabila aliran tersebut terhambat di satu titik (dapat terjadi dari birokrasi yang menghambat atau sistem yang tidak effisien) maka akan menimbulkan "bubble energy". Hambatan internal tersebut. Akan dapat membuat masalah yang sering kita sebut demotivasi atau kadang menjadi suatu masalah untuk pimpinan tim. 4. Peran pimpinan Aspek terakhir merupakan salah satu aspek terpenting dalam membangun sinergi tim. Saya yakin seluruh lineratur pembahasan suatu teamwork akan membahas aspek ini sebagai bagian pentingnya, terlebih dalam pekerjaan yang berkelanjutan atau jangka panjang. Pimpinan dalam suatu tim dapat membuat tali - tali yang ada terikat menjadi satu rangkaian kekuatan. Penting sekali peranan pimpinan dalam meningkatkan energi tiap personil dengan motivasi, menentukan tujuan dari tim kerja, membagi tugas para personil sesuai kompetensi masing - masing personil dan menetapkan sistem yang disetujui bersama. Jadi, saat Anda mempuyai tim kerja dari beberapa personil, jadikan sinergi tim Anda menjadi ukuran keberhasilan tim Anda, dan bukan terpaku dengan besarnya energi tiap personil karena hal itu belum tentu membuat tim Anda sukses.
5. PERAN WANITA DALAM TIM Seperti halnya dalam tim, wanita mempuyai peran yang jelas lebih baik dilakukan oleh keahlian dan kepiawaian mereka dibandingkan oleh para pria. Apabila Anda sebagai seorang pria, hargailah bahwa di tim Anda masih ada wanita. Karena dari itu semua, keluarkanlah kelebihannya dalm membuat tim Anda semakin maju. 1. Estetika Perhatian kalau Anda masuk ke dalam ruangan kerja yang semua anggota timnya adalah pria. Pada umumnya, Anda akan menemukan ruangan tersebut begitu dingin dan terkesan kaku, karena ruangannya hanya dirancang untuk bekerja. Nah, kalau Anda berkunjung ke departemen yang mempuyai anggota 38
timnya campuran antara pria dan wanita, ataupun lebih banyak wanitanya, ruangan tersebut akan lebih terasa hangat dan nyaman. Misalkan, di sudut ruangan ada sekuntum bunga meskipun dari plastik, tetapi tetap memberikan nuansa yang bebeda. Terdapat gantungan kunci yang indah, hiasan yang apik, lalu tat letak duduk pun lebih enak terlihat. Paling menonjol adalah ruangan tersebut pasti lebih bersih karena umumnya wanita lebih memperhatikan kebersihan dibandingkan pria. Lalu, apakah fungsi estetikannya? Akan berfungsi sekali kalau Anda ingin membawa tim Anda untuk lebih nyaman bekerja. Kenyamanan ruang untuk berkarya adalah hal yang sangat dibutuhkan agar para anggota tim kerasan bekerja. 2. Keibuan Pada umumnya, ibu lebih telaten mengajarkan kita matematika, hapalan, atau bidang lainnya sewaktu kita duduk di bangku sekolah. Ayah seringkali habis waktunya untuk mencari uang. Pada dasarnya, ibu lebih sabar dalam mengajar. Begitupun dalam tim, wanita biasanya lebih sabar daan detil dalam menghajarkan sesuatu. Ada baiknya Anda mempuyai anggota tim wanita. Ia lebih cepat dalam melakukan transfer ilmu karena mereka memang memiliki kemampuan berkomunikasi secara fasih. Anda tentu ingat kasih ibu, ia selalu menyediakan makanan, minuman, dan juga bekal sewaktu sang anak akan berangkat sekolah ataupun piknik. Umumnya, anak - anak wanita juga dididik dalam hal ini, dan juga membantu sang ibu untuk melakukan ini. Hal ini akan terbawa sampai salah satu dari anak perempuan tersebut menjadi anggota tim Anda. 3. Perasaan versus logika Seorang praktisi bisnis (pria) pernah berkata bahwa ia selalu mengeluhkan tentang anggota tim wanita. Ia selalu memakai perasaan dalam mengambil keputusan meskipun mereka juga mempiyai daya logika yang sangat baik. Memang tidak dapat dipungkiri, dalam berbagai penelitian kejiwaan bahwa umumnya wanita lebih mengedepankan perasaan. Namun, bukan berarti keputusan yang diambil dengan perasaan tersebut menghasilkan keputusan yang buruk. Peran wanita dalam berbagai bidang, khususnya di bidang manajemen, tidak dapat dipungkiri lagi karena memang persamaan hak dan kewajiban tidak mengenal gender lagi. Di era kompetitif sekarang ini, setiap anggota tim harus menghargai sejawat mereka meskipun perbedaan tidak dapat dihindari begitu 39
saja. Biarlah dengan adanya wanita di dalam suatu tim akan mengarahkan dan mendukung tim dalam mencapai tujuan perusahaan.
6. PEMIMPIN TIM KERJA YANG MOTIVASIONAL Jika kita ingin membentuk sebuah tim yang sukses dal dunia kerja, maka beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah : 1. Kemampian menetapkan visi dan misi yang jelas terhadap keberadaan tin/departemen kita, 2. Mampu membaca kepribadian dan arah motivasi tim, 3. Menjadi pimpinan yang mampu bersikap konsekuen dan konsisten. 4. Bersedia mengasah diri. Terkadang masih ada perusahaan yang belum memiliki job desciption yang sangat jelas dari tiap departemen, sehingga terkadang masih ada tumpang tindih antara kerja departemen satu dengan yang lain. Maka tugas pimpinan departemen adalah menetapkan visi dan misi dari departemennya. Hendak menjadi apa departemen itu ? Bagaimana cara menuju ke arah tersebut ? Jika hal ini tidak dimiliki, maka akan menambah beban kerja dan beban pikiran bagi anak buahnya. Departemen yang ia pimpin hanya sekadar menjalankan rutinitas kerja, tanpa membawa kemajuan berarti. Ia membuat anak buah tidak berkembang, demikian juga perusahaannya. Seorang pemimpin departemen ibarat nahkoda kapal, apa jadinya jika kapala dipimpin oleh nahkoda yang tidak tahu hendak kemana kapal dibwa pergi ? Mampu membaca kepribadian anak buah lewat kebiasaan i kebiasaan mereka dalam menyelesaikan pekerjaa, maupun pergaulan sehari - hari akan membantu pimpinan untuk mengarahkan dan memotivasi anak buah atau timnya. Pimpinan yang efektif akan menggunakan gaya kepimpinan situasional terhadap anak buahnya. Beragam kepribadian dan karakter anak buah mengharuskan seorang pimpinan untuk menggunakan gaya kepimpinan situasional. Apakah yang terjadi ? Jika kita memiliki anak buah yang motivasi kerjanya tinggi namun kemampuannya belum memadai (karena masih baru - dimutasi/fresh graduate) namun dipimpin dengan gaya intruktif, yang tidak mentoleransi pertayaan - pertayaan bawahan, dan bawahan "pokoke" harus ikut apapun yang diinginkan pimpinan. wah, bisa jadi mereka akan lekas - lekas binasa atau checkout dari perusahaan cepat-cepat, karena mereka adalah tipe anak buah yang lebih membutuhkan pelatihan,pengetahuan, dan bimbingan. Jika terjadi, hal ini merupakan pemborosan biaya, waktu, dan tenaga bagi perusahaan.
40
Seorang pemimpin yang apabila ingin mendaptkan pengaruh yang baik di mata anak buahnya seperti kehormatan dan kepercayaan, maka sebaiknya ia mampu bersikap konsekuen dan konsisiten atas segala sikapnya. Konsekuen di sini artinya antara kata dan perbuatan sama. Menjadi Orang yang dapat Diandalkan Menjadi orang yang dapat diandalkan Anda akan dituntut beberapa kriterian diantaranya : 1. Aktif Seseorang yang bisa diandalkan harus selalu aktif,baik bertanya maupun bertindak karena pimpinan sudah memberikan kepercayaan kepadanya. Bertanyalah bila belum paham mengenai pekerjaan yang akan dilakukan agar tercipta hasil akhir sesuai harapan. Aktif berkomunikasi juga merupakan hal penting, Oleh karena itu seringlah berkomunikasi sehingga informasi yang diterima dapat meningkatkan wawasan. 2. Sukarela Menjalankan segala perintah dari atasan dengan kemauan penuh dan sukarela. Sukarela bukan harus memberi kepatuhan secara membuta, yaitu semua perintah atasan dijalankan. Dalam menjalankan perintah bukan langsung mengatakan "OK bos. Semua sudah beres." Yang penting adalah mengkomunikasikan terhadap atasan apa yang harus ia dengar, bukan apa yang ingin didengarkan olehnya. Kepatuhan yang membuta bagi seorang atasan sebenarnya akan mendatangkan kesulitan. Ia akan mendengarkan kritik dan saran Anda seperti Anda mendengarkan gagasan dan pandangan bawahan. 3. Cerdik Bila ingin sukses, Bekerjalah dengan cerdik. Cerdik di sini bukan memanipulasi data atau tidak berdasarkan fakta yang ada. Arti cerdik adalah apabila diberikan tugas atasan bisa Anda kerjakan cepat, tepat dan benar berdasarkan norma agama. 4. Seketika Seketika bukan seperti iklan obat yang artinya serap, keluarkan, dan hentikan. Namun, bagaimana Anda dapat langsung mencari solusi terhadap masalah dengan cepat dan benar. Seperti motto di pegadian : "mengatasi masalah 41
tanapa masalah", motto hidup bagi mereka yang ingin berprestasi dimanapun tempatnya dan kapanpun. Untuk menjadi orang yang dapat diandalkan harus didukung dengan kualitas pribadi yang baik. Disamping empat sifat pokok yang disebutkan di atas, harus memperhatikan petunjuk sebagai berikut : Setiap ada kesalahan yang terjadi pada diri Anda, akuilah secara terbuka. Karena tidak ada seorangpun yang sempurna (seperti judul lagu Andra and the back born). Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu, akui kesalahan tersebut bila Anda melakukan kesalahan. Segera perbaiki dan jangan melakukan kesalahan yang sama. Setiap tugas yang dipercayakan kepada Anda, harus dikerjakan sebaik mungkin. Sebelum memberikan tugas, tentunya seorang atasan terlebih dahulu melihara kemampuan bawahannya tersebut. Apabila seorang atasan memberikan tugas terhadap Anda maka jangan sampai sia - siakan kesempatan baik ini. Kerjakanlah hal - hal yang mungkin hanya bersifat kecil dan sepele. Jangan pernah mempuyai sikap untuk meremehkannya. Contoh sedeharna adalah berdoa sebelum bekerja. Kelihatan sepele tetapi (˘ʈ ˘) sebagai penentu kehidupan seseorang apabila orang tersebut menemui jalan buntu. Disiplin dalam menggunakan waktu. Makna dari disiplin ada dua yaitu taat pada aturan dan rela berkorban. Disiplin waktu adalah cara seseorang dalam membagi waktu sebaik mungkin sesuai norma yang ada sehingga waktu tidak terbuang sia - sia. Seseorang yang bisa diandalkan harus bisa membagi waktu sebaik - sebaiknya untuk digunakan dalam hal kebaikan.
42