TAKDIR DAULAH KHILAFAH Pro-Kontra Pembentukan Sebuah Negara Baru
Ali Sadikin F. Irawan K. Mustarom Rudi Azzam
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
TAKDIR DAULAH KHILAFAH
PRO-KONTRA PEMBENTUKAN SEBUAH NEGARA BARU
Ali Sadikin F. Irawan K. Mustarom Rudi Azzam Laporan Khusus Edisi XIII / Agustus 2014 Gambar cover: understandingwar.org
ABOUT US Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis. Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail ke:
[email protected]. Seluruh laporan kami bisa didownload di website:
www.syamina.org 2
SYAMINA
Laporan Khusus
DAFTAR ISI
Edisi XIII / Agustus 2014
EXECUTIVE SUMMARY
DAFTAR ISI
|3
EXECUTIVE SUMMARY
|3
TIGA DEKLARASI NEGARA, SATU PEMERINTAHAN
|7
REAKSI BARAT TERHADAP DAULAH KHILAFAH
| 30
KHILAFAH DALAM PANDANGAN ISLAM
| 54
D
eklarasi khilafah yang dilakukan oleh Daulah Khilafah tepat pada tanggal 1 Ramadhan 1435 H mengundang sejumlah pro dan kontra. Sebagian umat Islam mendukung, dan bahkan berbaiat, sedangkan sebagian yang lain memandang bahwa kekhilafahan yang mereka deklarasikan tersebut tidak sah dan terlalu terburuburu. Deklarasi tersebut merupakan deklarasi ketiga yang dilakukan oleh jamaah yang sama. Dimulai dari deklarasi Daulah Islamiyah Irak pada tahun 2006, yang sebagian besar tokoh jihad mendukungnya, kemudian diikuti dengan deklarasi Daulah Islamiyah Irak dan Syam pada tahun 2013, yang mendapat penentangan dari beberapa tokoh jihad, dan terakhir adalah deklarasi kekhilafahan pada 29 Juni 2014 kemarin yang membuat nama organisasi tersebut berubah menjadi Daulah Khilafah (Islamic State). Tidak banyak perubahan nilai yang ada dalam deklarasi tersebut. Wilayah teritorialnya pun sering berubah seiring dengan dinamika yang masih terus bergulir akibat ketidakstabilan yang terjadi. Satu hal yang berbeda pada deklarasi terakhir adalah permintaan mereka kepada seluruh jamaah yang ada di dunia dan juga umat Islam pada umumnya untuk melakukan baiat kepada mereka. Kata-kata yang mereka sampaikan dalam deklarasi dinilai cukup berbau arogansi dan menciptakan mentalitas “with us or against us” di dalam Daulah Khilafah, yang justru menciptakan lebih banyak musuh lagi.
TANGGAPAN DUNIA ISLAM TERHADAP DAULAH KHILAFAH (THE ISLAMIC STATE)
| 62
AL QAIDAH VERSUS DAULAH KHILAFAH
| 115
LAMPIRAN
| 123
DAFTAR PUSTAKA
| 140
Para tokoh jihad terkemuka pun tak ketinggalan memberikan komentar atas deklarasi tersebut. Abu Muhammad Al-Maqdisi menjelaskan bahwa salah satu tujuan imamah adalah menyatukan umat di bawah satu kepemimpinan. Abu Qatadah AlFalisthini mengutip penjelasan Ibnu Taimiyyah, bahwa sesungguhnya tujuan imamah itu terwujud dengan dibaiat oleh umat. Husain bin Mahmud mengatakan, “Tidak ada satu pun di antara mereka
3
Laporan Khusus
SYAMINA
(Khulafaur Rasyidin) yang mengambil baiat melalui cara pemaksaan dengan pedang. Semuanya terjadi dengan keridhaan Ahlul Halli wal ‘Aqd dan mayoritas kaum muslimin. Imam Al-Ghazali berkata, “Seandainya yang membaiat Abu Bakar hanya Umar, sementara umat Islam secara keseluruhan tidak mau melakukannya, atau mereka terpecah belah dan tidak bisa dibedakan mana kelompok mayoritas dan mana kelompok minoritas, niscaya tidak ada pengukuhan imamah.”
Edisi XIII / Agustus 2014
kedua, yaitu jika Daulah Khilafah Islamiyah tidak berbeda dengan Daulah Islam Irak dan Syam secara syar’i, maka yang lebih berhak untuk mendapat gelar tersebut adalah amir yang lebih dahulu mendapat baiat oleh Ahlu Halli wal ‘Aqdi, seperti Imarah Islam Afghanistan dan Imarah Kaukasus, sebagaimana perintah dalam hadits untuk memenuhi baiat orang yang dibaiat peertama kali. Di kalangan Barat, baik dari pihak pemerintah maupun para analis dan lembaga think tank mereka, pun mencoba menganalisis, baik kekuatan maupun kelemahan Daulah Khilafah. Dalam analisis mereka, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh Daulah Khilafah dengan pendeklarasian tersebut, yang antara lain adalah untuk mengangkat status Daulah Khilafah dan Al-Baghdadi. Deklarasi Daulah Khilafah juga dipandang sebagai usaha untuk menahan perdebatan di kalangan jihadis tentang legitimasi keagamaan atas tindakan yang mereka lakukan. Selain itu—dan yang paling penting—pengumuman ini merupakan bagian dari rencana untuk melakukan mobilisasi umat Islam.
Kesimpulan para ulama tersebut berdasarkan realitas sejarah dan perkataan para pendahulu yang menjadi panutan dalam suksesi. Umar bin Al-Khattab mengatakan, “Barang siapa yang membaiat seseorang tanpa permusyawarahan kaum muslimin maka orang yang membaiat dan orang yang dibaiat tersebut tidak boleh diikuti, karena ia telah menjerumuskan mereka berdua ke dalam pembunuhan.” (HR Al-Bukhari). Abu Qatadah Al-Falisthini mengomentari hadits ini dengan ungkapan, “Syarat Imamah adalah adanya keridhaan, yang mana terdapat dalam redaksi hadits ‘tanpa melalui permusyawaratan kaum muslimin’.”
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh Daulah Khilafah dalam menjalankan perannya sebagai sebuah pemerintahan. Deklarasi tersebut membawa mereka pada beban harapan yang sangat tinggi dari umat Islam yang berpotensi membawa mereka pada kondisi overreach mode, terlalu banyak front dan beban yang mereka buka yang berada di luar jangkauan kemampuan. Kegagalan untuk terus melanjutkan penaklukan atau mempertahankan wilayah yang telah mereka kuasai akan menimbulkan kekecewaan dan akan berpotensi membuat Daulah Khilafah ditinggalkan. Tantangan berikutnya adalah ancaman adanya resistensi yang sangat serius dalam usaha mereka untuk mengimplementasikan visi kekhilafahannya. Sekutu mereka saat ini adalah kelompok yang dulu pernah menjadi musuh mereka saat masih menjadi Daulah Islamiyah Irak. Mereka harus memutuskan seberapa jauh mereka mau berkompromi dan bernegosiasi untuk membangun aliansi yang kuat dari mitra yang sejauh ini lebih oportunistik. Jika Daulah Khilafah tidak mampu untuk mengatasinya, ancaman akan pemberontakan dari dalam akan berpotensi mengganjal tujuan mereka.
Khilafah merupakan sistem ketatanegaraan yang mendapat legitimasi (hukum fikih) Islam. Bahkan terdapat kesepakatan ulama mengenai wajibnya atas umat Islam untuk menegakkan kekhilafahan dan mengangkat seorang khalifah. Perdebatan tema kekhilafahan yang terjadi saat ini bukanlah terletak pada legitimasi Islam terhadap sistem tersebut, namun lebih kepada aplikasi dan penerapan sejumlah syarat-syarat ketentuan kekhilafahan yang telah dibahas oleh fuqaha terdahulu untuk diaplikasikan pada masa sekarang. Deklarasi khilafah oleh Daulah Islam Irak dan Syam menyisakan dua problem yang keduanya berpotensi dapat mendelegitimasi Daulah Khilafah Islamiyah secara syariat. Pertama, jika deklarasi tersebut dimaksud untuk terbentuknya suatu institusi daulah baru yang berbeda dengan daulah sebelumnya, maka adanya baiat dari Ahlu Halli wal ‘Aqdi dari Daulah Islam Irak dan Syam tidak cukup untuk melegitimasi keabsahannya, karena mereka tidak mewakili mayoritas umat, kecuali jika mereka berhasil menguasai sebagian besar negeri umat Islam, maka metode semisal penaklukan dan kudeta (al-qahr wa al-ghalabah) dapat dijadikan justifikasi keabsahan kekhilafahan mereka tersebut. Problem
Sebagai sebuah kelompok vanguards, dengan kepemimpinan pusat yang ketat tetapi keterikatan
4
Laporan Khusus
SYAMINA
dengan masyarakat lokal cukup lemah, Daulah Khilafah berpotensi menuju dua lintasan nasib yang bertolak belakang: terfragmentasi atau terintegrasi. Kelompok vanguards akan terfragmentasi melalui pembunuhan kepemimpinan secara berkelanjutan. Keterikatan dengan lembaga lokal yang lemah membuat tidak adanya lapisan anak tangga kepemimpinan kedua yang siap mengambil alih. Selain itu, kelompok vanguards juga dapat dirusak oleh pemberontakan dari bawah. Mereka mengandalkan kerjasama oportunistik dengan faksi dan jaringan lokal yang tidak dikontrol dengan ketat oleh kepemimpinan pusat. Agen lokal ini dapat berbalik melawan pusat, meluncurkan pemberontakan yang melemahkan atau bahkan menghapus kepemimpinan pusat. Para anggota atau aliansi yang oportunistik tersebut cenderung akan pindah atau bahkan mengkudeta kepemimpinan jika organisasi tersebut tidak mampu membuat mereka kagum.
Edisi XIII / Agustus 2014
masih mempunyai kekuatan untuk menghancurkan daulah tersebut dalam waktu singkat. Mereka mengibaratkannya dengan membangun rumah di tengah terjangan banjir, yang jika rumah itu hancur, maka masyarakat berpotensi mengalami trauma untuk kemudian enggan membantu kembali dalam pembangunan rumah yang kedua. Pengalaman perang di Irak dalam dekade terakhir menunjukkan bahwa pengumuman “mission accomplished” tidak menjamin kesuksesan. Jika mereka tidak berhati-hati dan gagal dalam mengatasi tantangan tersebut, maka mereka telah mengambil sebuah risiko besar yang berdampak pada keberlangsungan organisasi tersebut. Barat juga memandang bahwa deklarasi tersebut sebagai sebuah kompetisi antara Daulah Khilafah dengan Al-Qaidah dalam menancapkan pengaruhnya di kalangan komunitas jihad global. Mereka pun berusaha mengomparasikan di antara keduanya, untuk kemudian menyimpulkan siapa yang lebih berbahaya di antara keduanya bagi mereka. Dalam kesimpulan mereka, pencapaian yang didapat oleh Daulah Khilafah saat ini memang cukup luar biasa. Namun di balik kemajuan yang berhasil mereka peroleh, Daulah Khilafah juga mulai menampakkan kelemahannya, yaitu kegagalan untuk menarik jaringan di luar Irak dan Suriah serta kecenderungannya untuk mengalienasi partner potensial dengan kebrutalan dan penolakan mereka untuk berkompromi.
Kelompok vanguards juga bisa menapaki jalur menuju integrasi dengan cara menciptakan hubungan dengan faksi-faksi lokal bersenjata untuk melawan musuh bersama. Mereka bisa mengatur panggung untuk melakukan penyusupan dan mengendalikan kelompok-kelompok sekutu. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan kompromi tujuan ideologis dengan melakukan adaptasi terhadap kepentingan lokal. Fleksibilitas strategis ini dapat memungkinkan kelompok vanguards untuk membangun institusi baru di lapangan, mengkooptasi dan menyerap faksi lokal, dan akhirnya membentuk sebuah organisasi yang terintegrasi.
Daulah Khilafah lebih menunjukkan karakter yang impulsif dalam usaha merebut wilayah dan melakukan rekrutmen. Mereka tidak terlalu bersabar atas usaha yang rumit dan memakan waktu yang lebih disukai oleh Al-Qaidah. Daulah Khilafah juga dianggap lebih fokus pada masalah regional. Mereka tidak peduli dengan gambar besar. Mereka sangat keras pendirian dan sangat keras dalam menjalankan segala sesuatu. Mereka tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh dunia.
Tantangan lain bagi Daulah Khilafah adalah mengenai bagaimana mereka menjalankan pemerintahan. Pemerintahan sendiri adalah sebuah dilema yang selama ini kelompok jihadi dipandang gagal dalam menjalankannya. Menjalankan pemerintahan bukan sekadar pembagian makanan gratis dan pemberian layanan sosial. Mengatur wilayah jauh lebih kompleks daripada itu. Dan kelemahan inilah yang berusaha dieksploitasi oleh Barat dengan mengekspos betapa buruknya pemerintahan para jihadis. Itulah mengapa beberapa tokoh jihad menasihati untuk tidak terburu-buru mendeklarasikan sebuah daulah di tengah situasi yang masih belum stabil dan musuh
Di saat Daulah Khilafah tampaknya membuat kesalahan yang sama lagi, Al-Qaidah melakukan pergeseran pendekatan secara signifikan. Ideolog Al-Qaidah mulai menekankan bahwa rezim pemerintah telah menghalangi warganya dari mengetahui Islam yang benar, dan dengan demikian mereka berpendapat bahwa penting untuk memperkenalkan kembali orang-orang
5
Laporan Khusus
SYAMINA
tersebut kepada keimanan secara bertahap, bukan malah memaksa untuk mengikuti keinginan mereka melalui kekerasan. Dalam hal proses pendirian negara, Al-Qaidah secara konsisten berargumen bahwa usaha untuk menegakkan negara akan gagal jika mereka tidak bersekutu dengan benar. Mereka berulangkali mengingatkan para anggotanya untuk tidak tergesa-gesa memberlakukan hukum syariah di saat penduduk belum siap untuk itu. Bagi mereka, tidak mungkin membangun negara dalam semalam, diperlukan waktu yang cukup panjang dan mungkin bertahun-tahun untuk menyelesaikannya.
Edisi XIII / Agustus 2014
Jika kita merujuk pada tahapan strategi Al-Qaidah menuju kemenangan mutlak pada tahun 2020, maka saat ini masuk dalam tahapan kelima, yaitu pendeklarasian khilafah (2013-2016). Kenyataan di lapangan dan akurasi strategi mereka sampai sejauh ini membuat Barat cukup terganggu. Masih ada waktu dua tahun untuk melihat apakah tahapan tersebut bisa terpenuhi. Harapan akan persatuan antara Al-Qaidah dan Daulah Khilafah serta barisan kelompok jihad pun masih besar. Persatuan mereka akan menghasilkan kekuatan yang berdampak pada ancaman yang belum bisa dibayangkan oleh AS dan sekutunya. Dan kondisi inilah yang lebih dikhawatirkan oleh Barat.
Daulah Khilafah memilih untuk mendeklarasikan negara segera setelah merebut sejumlah besar wilayah, meski belum menguasai Baghdad atau sisa dari Irak, dan meski sedang berada di tengah-tengah perang yang belum diputuskan pemenangnya. Daulah Khilafah juga mengatakan bahwa dalam proses pengambilan keputusan penegakan khilafah hanya melibatkan anggota mereka sendiri, bukan masyarakat luas sebagaimana yang direkomendasikan oleh Al-Qaidah. Pernyataan mereka juga tidak menyebut tentang terpenuhinya salah satu dari “elemen kesuksesan” yang dijelaskan dalam dokumen Al-Qaidah, yaitu kemampuan untuk berfungsi dan mempertahankan diri, dukungan dari suku terkemuka, dan sebagainya.
Deklarasi Daulah Khilafah adalah sebuah takdir. Perlu waktu panjang untuk membuktikan apakah mereka merupakan sebuah daulah khilafah yang sesuai dengan manhaj kenabian ataukah justru mereka adalah kelompok yang menaruh kereta di depan kuda dalam perjuangan penegakan khilafah di muka bumi.
Kekuatan Al-Qaidah berbeda dengan Daulah Khilafah. Strategi mereka dibangun di atas teori tentang bagaimana bekerjasama dengan sekutu dan kelompok cabang yang selama ini sudah terbukti berhasil. Sedangkan Daulah Khilafah, dengan tidak mengesampingkan kemenangan yang mereka dapatkan saat ini, teori mereka tentang bagaimana merebut wilayah dan melakukan ekspansi masih perlu pembuktian. Aliansi Al-Qaidah lebih strategis dibanding aliansi Daulah Khilafah. Mereka dibangun di atas visi bersama atau, paling tidak, sejumlah tujuan yang sama. Sedangkan aliansi Daulah Khilafah, baik di Irak (suku-suku Sunni dan mantan anggota rezim Saddam) maupun di Suriah dibangun di atas kenyamanan dan darurat perang, belum tentu karena adanya visi umum politik yang sama. Dalam kesimpulan mereka, visi Al-Qaidah paling tidak tetap membuat para analis kontraterorisme terjaga di malam hari selama bertahun-tahun yang akan datang.
6
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
TIGA DEKLARASI NEGARA, SATU PEMERINTAHAN
1. Pendahuluan
diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.
Deklarasi Daulah Khilafah Islamiyah di Irak pada awal bulan Ramadhan 1435H yang lalu telah menimbulkan berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik yang pro maupun yang kontra. Sebelum deklarasi tersebut, telah berlalu pada beberapa tahun belakangan ini sejak invasi AS ke Irak tahun 2003 deklarasi entitas wadah perjuangan bagi sebagian umat Islam Sunni di Irak mulai dari bentuk jamaah, majlis syura, daulah hingga daulah khilafah.
zz Negara adalah pengorganisasian masyarakat suatu wilayah tersebut dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai konstitusi, termasuk di dalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat—secara terpaksa maupun sukarela—sebagai anggota negara, yang kemudian dikenal sebagai dasar negara.
Terkait dengan deklarasi pembentukan daulah (negara) tersebut, tulisan dalam bagian ini berusaha meninjau secara singkat tentang negara dan teori pembentukan negara. Selanjutnya akan diulas tentang perjalanan tahapan deklarasi daulah tersebut dan menganalisis beberapa nilai yang terkandung didalamnya mulai dari deklarasi pembentukan Daulah Islamiyah Irak (Islamic State of Iraq, ISI) kemudian berganti menjadi Daulah Islamiyah Irak dan Syam (Islamic State in Iraq and Sham, ISIS), dan selanjutnya berganti lagi menjadi Daulah Khilafah Islamiyah (Islamic State, IS).
Ada banyak definisi dan pengertian tentang negara yang dikemukakan oleh pakar tata negara diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Robert M. MacIver (R.M. Mac Iver: 1926) Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.2
2. Ulasan singkat tentang negara dan teori pembentukan negara
2. Logeman (M. Solly Lubis: 2007)
a. Definisi negara
Negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujuan untuk mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.
Dalam teori tata negara umum, negara (state/ daulah) biasanya didefinisikan sebagai berikut1: zz Negara dalam arti luas adalah kesatuan sosial yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
3. Roger H. Soltau (Roger H. Soltau: 1961) Negara adalah alat (agency) atau kewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.3
zz Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya 1
2
F. Irawan, Membentuk Negara, Laporan Bulanan LK. Syamina, edisi bulan Juni 2014
3
7
R.M. MacIver, The Modern State, London: Oxford University Press, 1926, h. 22. Robert M. Soltau, An Introduction to Politics, h. 1.
Laporan Khusus
SYAMINA
4. Aristoteles (M. Solly Lubis: 2007)
4. Adanya pengakuan dari negara lain
Asosiasi yang setinggi-tingginya dan yang sempurna-sempurnanya yang dapat dicapai oleh manusia untuk keperluan hidup bersama.
Suatu negara dapat berbentuk salah satu dari bentuk-bentuk negara berikut ini: 1. Negara Konfederasi : negara yang terdiri dari persatuan beberapa negara yang berdaulat.
5. Max Weber Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.4
2. Negara Kesatuan : negara yang tidak tersusun dari beberapa negara, sifatnya tunggal. 3. Negara Serikat (Federal) : negara yang tersusun dari beberapa negara yang semula berdiri sendiri-sendiri dan kemudian negara-negara tersebut mengadakan ikatan kerjasama yang efektif, tetapi di samping itu, negara-negara tersebut masih ingin mempunyai wewenangwewenang yang dapat diurus sendiri.
6. Ibnu Abi Ar-Rabi’ Ibnu Abi Ar-Rabi’ berpendapat bahwa untuk mendirikan negara diperlukan beberapa dua unsur dan sendi. Pertama, harus ada wilayah di dalamnya, terdapat terdapat air bersih, tempat mata pencarian, terhindar dari serangan musuh, jalan-jalan raya, tempat shalat di tengah kota, dan pasar-pasar. Kedua, harus ada raja atau penguasa sebagai pengelola negara yang akan menyelenggarakan segala urusan negara dan rakyat.5
4. Negara Khilafah (Imperium) : dikenal dalam sistem politik Islam, di mana negara ini berbentuk negara global yang meliputi seluruh wilayah di dunia dengan kekuasaan yang terpusat, namun bukan tanpa batas, pada diri seorang kepala negara, yaitu khalifah. Terkait dengan negara khalifah ini, para ulama umat Islam telah merumuskan kaidah keilmuannya berdasarkan syariat (fikih) Islam. Pembahasan tentang hal ini diberikan pada bagian lain dalam laporan khusus ini.
Ringkasnya, negara (state/daulah) adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.
b. Teori pembentukan negara Teori terbentuknya suatu negara dibedakan menjadi empat bagian, yang pertama berdasarkan teori riwayat pembentukannya, kedua berdasarkan kenyataan apa adanya, ketiga berdasarkan teori terjadinya, dan terakhir berdasarkan teori riwayat pertumbuhannya (secara sosiologis).
Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundangundangannya melalui penguasa (kontrol) monopolisitik terhadap kekuasaan yang sah.
Asal mula negara berdasarkan teori riwayat pembentukannya secara klasik tradisional ada empat teori sebagai berikut: 1. Teori hukum alam : Negara terjadi secara alamiah dengan bersumber dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya.
Suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang berdaulat secara internasional harus memenuhi empat persyaratan unsur negara berikut ini: 1. Memiliki wilayah 2. Memiliki rakyat
2. Teori ketuhanan (teokrasi) : raja bertakhta karena kehendak Tuhan.
3. Memiliki pemerintahan yang berdaulat 4 5
Edisi XIII / Agustus 2014
3. Teori perjanjian (perjanjian masyarakat)/teori kontrak sosial : negara dibentuk melalui suatu perjanjian di mana individu-individu merupakan
H.H. Gerth and C. Wright Mills, terj., editorial dan pengantar daribuku Max Weber, Essays in Sociology, New York:Oxford University Press, 1958, h. 78. Ibnu Abi Ar-Rabi’, Suluk Al-Malik fi Tadbir Al-Mamalik, Kairo: Dar AsySya’bah, 1970.
8
Laporan Khusus
SYAMINA
pesertanya. Negara berdaulat merupakan tujuannya sehingga dapat melindungi serta menjamin kehidupan mereka. Perjanjian ini disebut perjanjian masyarakat atau kontrak sosial.
Edisi XIII / Agustus 2014
suatu koloni oleh negara lain yang umumnya adalah bekas jajahannya. 8. Penarikan, di mana awalnya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai/ timbul dari dasar laut (delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang sehingga akhirnya membentuk negara.
4. Teori kekuasaan/kekuatan : negara timbul karena orang-orang kuat menaklukkan orangorang lemah. Untuk dapat menguasai orangorang lemah, maka didirikanlah organisasi, yaitu negara.
9. Pencaplokan (penguasaan), yaitu suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain tanpa reaksi berarti.
Ahli-ahli tata negara modern tidak menyetujui adanya usaha untuk menyelidiki asal mula negara serta hakiki historis dari negara. Mereka bersikap skeptis serta menganggap tidak perlu lagi untuk mengetahui dan menyelidiki tentang asal mula negara itu, yang penting kita terima saja negara itu sebagaimana adanya sebagai suatu kenyataan.
10. Pembentukan Baru, di mana suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah karena suatu hal kemudian lenyap. 11. Perjuangan (proklamasi), yaitu suatu daerah yang pada awalnya merupakan tanah jajahan dari negara lain, suatu saat menyatakan kemerdekaannya.
Menurut kejadian yang nyata, negara itu terbentuk, antara lain, karena hal-hal berikut.
Selanjutnya akan diulas tentang tiga deklarasi atau proklamasi pembentukan daulah yang sekarang ini sedang banyak dibicarakan baik oleh kalangan ilmuwan maupun orang awam dan menimbulkan pro dan kontra. Ketiga daulah tersebut yang satu dengan lainnya merupakan tahapan adalah Daulah Islamiyah Irak (Islamic State of Iraq, ISI), Daulah Islamiyah Irak dan Syam (Islamic State in Iraq and Sham, ISIS), dan Daulah Khilafah Islamiyah (Islamic State, IS).
1. Peleburan (fusi), merupakan penggabungan antara dua atau lebih negara menjadi suatu negara baru. 2. Pemisahan diri, yaitu memisahnya suatu bagian wilayah negara untuk menciptakan suatu negara baru. Pemisahan diri tidak dapat dikatakan sama dengan pemecahan karena negara yang lama masih ada. 3. Pemecahan, yaitu terpecahnya suatu negara yang menimbulkan negara-negara baru sehingga negara sebelumnya menjadi hilang (lenyap).
3. Tiga Deklarasi Daulah a. Daulah Islamiyah Irak (ISI)
4. Penaklukan, yaitu suatu daerah yang telah diduduki seseorang atau bangsa yang kemudian diambil alih untuk didirikan negara di wilayah itu.
Daulah Islamiyah Irak dideklarasikan pada tanggal 15 Oktober 2006 bertepatan dengan 22 Ramadhan 1427H oleh Koalisi Mutayibin yang dipublikasikan dalam bentuk pesan video oleh juru bicara Departemen Informasi daulah tersebut. Dalam video deklarasi yang berdurasi 8 menit 31 detik tersebut, wajah sang juru bicara dikaburkan. Juru bicara tersebut menyampaikan bahwa Daulah Islamiyah Irak meliputi wilayah provinsi, yaitu Baghdad, Anbar, Diyala, Kirkuk, Shalahuddin, Nainawa dan sebagian provinsi Babil dan Wasith. Berikut adalah peta wilayah yang diklaim oleh Daulah Islamiyah Irak yang dimuat dalam artikel berjudul The Rump Islamic Emirate of Iraq oleh Bill Roggio.6
5. Pendudukan, yaitu ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu. 6. Penguasaan terhadap wilayah yang ada penduduknya, namun belum berpemerintahan sebelumnya. 7. Penyerahan, yaitu ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan perjanjian tertentu. Penyerahan ini juga dapat diikatakan pemberian kemerdekakaan kepada
6
9
http://www.longwarjournal.org/archives/2006/10/the_rump_islamic_ emi.php#
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
kepada Amirul Mukminin Daulah Islamiyah Irak Abu Umar Al-Baghdadi untuk mendengar dan menaati perintahnya dan bekerja keras dalam menegakkan pilar-pilar daulah tersebut. Seruan juga diberikan kepada semua umat Islam Ahlus Sunnah di seluruh dunia untuk memberikan bantuan dalam berbagai bentuk mulai dari yang ringan sampai yang berat dengan mengorbankan jiwa. Berikut adalah terjemahan transkrip sebagian isi pesan video Deklarasi ISI yang dimuat dalam artikel berita berjudul Islamic State of Iraq Has Been Proclaimed oleh situs kavkazcenter.com versi bahasa Inggris pada tanggal 16 Oktober 2006, atau satu hari setelah deklarasi tersebut.7
Setelah menghadiahi bangsa Kurdi dengan negara di bagian Utara, dan Rafidhah (Syiah) mendapatkan federasi provinsi di Selatan dan Tengah, dengan bantuan dari Yahudi di Utara maupun Safawi di Selatan, dan dilindungi oleh milisi-milisi militer yang berpikiran hitam, berhati hitam dan bertingkah hitam, mereka beralih kepada saudara-saudara kita dari Ahlus Sunnah dan bersegera dalam menumpahkan darah mereka dan menodai kehormatan mereka, menyebabkan mereka menerima bentuk-bentuk pembunuhan yang paling brutal, penyiksaan dan pengusiran, bahkan Ahlus Sunnah menjadi bagaikan anak yatim dalam pesta orang fasik. Karena itu menjadi penting bagi orang-orang mulia dan merdeka di antara Ahlus Sunnah, Mujahidin, ulama amilun, dan para pemuka untuk melakukan sesuatu terhadap sudarasaudara mereka, anak-anak dan keluarga mereka terutama yang berada di bawah negara ini yang disebut Negara Maliki, yang secara terang-terangan melakukan tindakan pengkhianatan terhadap Ahlus Sunnah, menghalangi agama umat dan rela mengorbankan hak-hak bangsa mereka.
Wilayah yang diklaim dikuasai Daulah Islamiyah Irak pada saat deklarasi
Di antara maksud atau tujuan dibentuknya daulah tersebut menurut ungkapan juru bicara dalam video tersebut adalah untuk melindungi kaum Muslimin dan agamanya dan agar tidak ada fitnah. Kemudian juga disebutkan dalil-dalil yang mendasari wajibnya kaum muslimin mengangkat seorang pemimpin. Dalam deklarasi tersebut juga disampaikan bahwa Daulah Islamiyah Irak tersebut cukup layak untuk berdiri karena kekuatan, luas wilayah, dan keamanan yang dimiliki lebih baik daripada pemerintahan Palestina yang legitimasinya diterima oleh banyak orang, walaupun penjajah Zionis masih mengancam. Selanjutnya juru bicara dalam video tersebut menganalogikan atau penyandarkan pembentukan daulah tersebut dengan penegakkan Daulah Madinah oleh Rasulullah n dengan membandingkan adanya kesamaan kondisi yang dihadapi. Menurut juru bicara dalam video deklarasi tersebut dengan dibentuknya Daulah Islamiyah Irak, umat Islam Ahlus Sunnah di Irak akan lebih mempunyai kehormatan dihadapan musuhnya dari penjajah dan kaum Rafidhah (Syiah).
Oleh sebab itu, saudaramu di Aliansi Mutayibin memberikan kabar gembira dengan pembentukan Daulah Islam Irak, di Baghdad, Anbar, Diyala, Kirkuk, Shalahuddin, Nainawa dan sebagian provinsi Babil serta
Sang Juru Bicara dalam video deklarasi tersebut memberikan seruan kepada Mujahidin, ulama, kaum muslimin Ahlus Sunnah di Irak agar berbai’ah 7
10
http://kavkazcenter.com/eng/content/2006/10/16/5985.shtml
Laporan Khusus
SYAMINA
Wasith, dengan maksud untuk melindungi agama kita dan umat kita agar tidak ada fitnah dan karena itu darah dan pengorbanan putra-putra Mujahidin kalian tidak hilang sia-sia.
Edisi XIII / Agustus 2014
tempat perlindungan bagi kaum Muslim, di mana hak-hak mereka dilindungi terhadap siapapun yang ingin mengganggu mereka. Dan kami, dengan izin dan kekuatan dari Allah, telah mengontrol pada banyak bagian (dari Irak) yang luas areanya sama dengan luas Daulah Madinah pertama, suatu daulah di mana musuh-musuh tidak ada dan Mujahidin menegakkan syariat hudud (hukuman) pada permintaan yang sungguhsungguh dari Ahlus Sunnah sendiri.
{Pembicara kemudian melanjutkan dengan dalil-dali legal yang menunjukkan bahwa pengangkatan amir adalah kewajiban kaum Muslim, mengutip dari Imam Asy-Syaukani dan Ibnu Taimiyah yang menggunakan dalil-dalil dari hadits Rasulullah n}
Biarlah para penjajah dan kaum Rafidhah (Syiah) mengetahui bahwa darah ahlul Sunnah adalah suci dan bernilai dan mereka tidak akan memecah belah dengan semena-mena setelah hari ini. Kita akan menghadapi setiap pelanggaran dari mereka dengan kekuaatan Allah, dengan balasan yang lebih keras dan lebih pedas yang tidak ada batasnya. Biarlah mereka mengetahui bahwa Baghdad Rasyid, tanah Khilafah, yang dibangun oleh leluhur kami, tidak akan ditinggalkan oleh tangan-tangan kami kecuali di atas mayat dan tulang kami, dan kami akan terus menancapkan di atasnya sekali lagi bendera Tauhid, Bendera Daulah.
Mengapa tidak, karena kita dianugerahi kekuatan dan pertolongan dari Allah yang tersebar secara luas; lengan kita menjangkau lebih jauh, dan basis kita lebih aman daripada pemerintahan Palestina yang mempunyai legitimasi yang diterima oleh banyak orang, meskipun pada kenyataannya penjajah Zionis dapat membunuh dan menangkap siapa saja yang mereka inginkan dan membebaskan siapa saja yang mereka inginkan di sembarang waktu dan tempat, sebagaimana jelas dari penangkapan lebih dari 60 orang menteri dan pejabat negara mereka, sementara itu penjajah Amerika tidak mampu mencapai satu pun dari tentara-tentara kami tanpa kami menumpahkan darah mereka, dan Allah adalah saksi atas segala waktu.
Dan kami menyeru pada semua Mujahidin, ulama-ulama Irak, pemimpinpemimpin suku, dan umat di antara ahlu Sunnah untuk berbaiat kepada Amirul Mukminin, yang terhormat Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi hari ini, untuk mendengar dan menaati perintahnya, baik suka atau tidak, dan bekerja keras untuk menguatkan pilar-pilar daulah ini, untuk mengorbankan baginya nyawa kami dan harta yang kami miliki. Kami berjanji kepada Anda bahwa kami akan bersungguh-sungguh dan loyal, bersama dengan Anda dalam keadilan dan kebaikan, mengawal Anda dengan Kitabullah dan Sunnah Nabi n tidak melenceng darinya sejengkalpun. Kita akan mengusir keluar para penjajah, dan menegakkan perdamaian dan keamanan, kehidupan yang terhormat, tidak merampas dari Anda barang-barang yang berada di tanah Anda, karena itu adalah milik Anda, dan kami akan mengulurkan
Dan kami, dengan pengumuman penegakkan daulah ini, menyandarkan pada Sunnah Nabi n ketika beliau berhijrah dari Mekkah ke Madinah dan menegakkan Daulah Islam di sana, walaupun pada kenyataannya koalisi musyrik dan Ahli Kitab memusuhi beliau. Karena kaum Yahudi yang mempunyai area terpisah dan tingkat administrasi, pelatihan militer, dan organisasi yang sangat tinggi, sementara kaum munafik dan musyrik yang bergabung dengan mereka yang dipimpin oleh Ibnu Salul menginginkan memerintah di Madinah, mengancam daulah baru tersebut, Nabi n siap untuk memberikan sepertiga hasil panen Madinah. Walaupun jumlah dan peralatan yang dimiliki terbatas, daulah diperlukan sedemikian sehingga menjadi
11
SYAMINA
Laporan Khusus
Edisi XIII / Agustus 2014
dari suku-suku dengan namanya masing-masing kemudian meningkat ke level-level di atasnya yang semuanya disertai dengan perubahan nama.
tangan kepada saudara-saudara Muslim kami di seluruh dunia, terutama, di sekitar negara kami tercinta, memberikan kepada mereka kebaikan dan pengalaman kami, sementara kami mendapatkan keuntungan dari apa yang mereka miliki berupa sesuatu yang baik dan pengetahuan.
Hal penting lain yang disampaikan dalam deklarasi tersebut adalah bahwa Jabhah AnNushrah—salah satu jamaah jihad yang berjuang di Syam—tidak lain adalah perpanjangan tangan dari Daulah Islamiyah Irak dan (hanya) bagian kecil dari Daulah Islamiyah Irak. Mereka berjuang di Syam karena diutus oleh Daulah Islamiyah Irak untuk menolong saudara-saudara muslim di Syam yang ditindas oleh rezim Bashar Assad.
Selain itu, kami menyerukan kepada semua umat Islam Ahlus Sunnah di seluruh dunia, untuk membantu kami mulai dengan kata-kata dan berakhir dengan darah, karena Anda adalah sumber kekuatan kami, dan kepada Anda kami memanjangkan harapan kami setelah Allah. Begitu juga agar tidak menggagalkan kami dan berdiri bersama kami. Membela kami dan membakar tanah di bawah orang yang ingin membahayakan kita.
Dalam deklarasi tersebut dinyatakan adanya penghapusan nama Daulah Islamiyah Irak dan Jabhah An-Nushrah, kemudian berkumpul dalam satu nama, yaitu Daulah Islamiyah di Irak dan Syam.
Kami memperluas seruan ini khususnya bagi orang-orang yang berilmu, meminta mereka untuk takut kepada Allah tentang diri kami, menjadi pendukung bagi kami, menghasung orang-orang untuk membela kami, dan berdoa bagi kami.
Berikut adalah terjemahan dari transkrip lengkap bahasa Inggris pesan audio oleh Abu Bakar Al-Baghdadi dalam mendeklarasikan Daulah Islamiyah di Irak dan Syam (ISIS) yang dimuat dalam situs website Jihadology.net.8
“Wallahu Akbar, dan kemuliaan adalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang beriman, tetapi orang-orang munafik tidak mengetahui.”
“Dan berilah kabar gembira bagi kaum muslimin” Deklarasi Daulah Islamiyah Irak dan Syam Pesan audio dari Amirul Mukminin Abu Bakar Al-Baghdadi Al-Husaini Al-Qurasyi
Juru Bicara, Departemen Informasi Daulah Islam Irak
Segala puji hanya bagi Allah. Kami memuji-Nya, kami memohon pertolonganNya, kami memohon hidayah-Nya, dan kami bertawakal hanya kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan diri kami, dan keburukan amal-amal kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka dia tidak akan mendapat seorang penolongpun.
Ramadhan 1427 H 15 Okktober 2006 M
b. Daulah Islamiyah di Irak dan Syam (ISIS) Daulah Islamiyah di Irak dan Syam (the Islamic State of Iraq and Sham) dideklarasikan melalui pesan audio oleh Amirul Mukminin Abu Bakar Al-Baghdadi pada tanggal 9 April 2013 bertepatan dengan 28 Jumadil Awal 1434 H. Beberapa nilai yang dapat diambil dalam deklarasi tersebut sebagai berikut:
Aku bersaksi bahwa tiada ilah bagiku kecuali Allah semata tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, Allah
Abu Bakar Al-Baghdadi menyampaikan bahwa peningkatan dari satu level ke level yang lebih tinggi memerlukan nama baru. Hal ini diberikan contoh dengan perjalanan jihad di Irak mulai dari munculnya jamaah-jamaah jihad atau kelompok perlawanan
8
12
http://azelin.files.wordpress.com/2013/04/shaykh-abc5abbakr-al-e1b8a5ussaync4ab-al-qurayshc4ab-al-baghdc481dc4abe2809cannouncement-of-the-islamic-state-of-iraq-and-al-shc481m22en.pdf
Laporan Khusus
SYAMINA
mengutusnya dengan petunjuk dan dien yang benar, agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama, walaupun orang kafir membencinya.
Edisi XIII / Agustus 2014
Dan suatu level yang tinggi tidak akan terjadi, kecuali dengan kemuliaan level-level yang mendahuluinya, karena ia merupakan pembuka dan penilai, dan peningkatan ini hanya dipikirkan oleh siapa saja yang diberi banyak keinginan untuk mencari kerelaan Allah Ta’ala sehingga ia akan pergi kepadanya dengan cepat.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenarbenar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Peningkatan ini juga hanya dipikirkan oleh siapa saja yang diberikan oleh Allah Ta’ala wawasan yang jauh dan pengetahuan tentang kepentingan publik dan apa-apa yang umat sedang menunggunya dari mujahidin, demi Allah Ta’ala.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Peningkatan ini hanya dipikirkan oleh siapa saja yang Allah Ta’ala memberinya pengetahuan tentang sikap yang membuat marah orang-orang kafir dan murtad. Allah Ta’ala berfirman: (... dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik” (At-Taubah:120)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung Dan janganlah kamu menyerupai orangorang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,” (QS Ali ‘Imran :102 – 105)
Rasulullah n sangat berkeinginan untuk membuat marah orang-orang musyrik Mekah, karena itu beliau memelihara unta betina yang beliau dapatkan dari rampasan perang Badar sampai pada tahun keenam setelah hijrah yang diberkahi, untuk dibawa ke Mekah dan menyembelihnya sebagai persembahan bagi Allah Ta’ala. Dan unta betina tersebut dikenal oleh orang-orang Mekah sebagai milik Abu Jahal.
Amma Ba’du, Kami sampaikan kabar gembira kepada umat Islam setelah rentetan peristiwa, di mana kami hidup di dalamnya. Saya katakan, seraya memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala, sesungguhnya peningkatan dari level bawah menuju ke level atas adalah termasuk bentuk pemuliaan Allah kepada jamaahjamaah jihad. Hal tersebut menunjukkan keberkahan amal-amal mereka, sebagaimana kemunduran dan stagnasi adalah bukti keburukan. Kami berlindung kapada Allah darinya.
Ibnul Qoyyim Rahimahullah berkata dalam kitab Zadul Ma’ad: “Dan dari manfaat-manfaat fikih Perjanjian Hudaibiyah adalah bahwa Nabi n menawarkan di antara tawaran-tawaran beliau lainnya, yaitu seekor unta milik Abu Jahal yang mempunyai belang perak di hidungnya agar menjadikan marah orang-orang musyrik.” Selesai dari perkataan beliau Rahimahullah.
13
Laporan Khusus
SYAMINA
Peningkatan ini, keunggulan dan sublimasinya, mengharuskan kita untuk mengalahkan perasaan dan pikiran kita karena hal itu adalah tuntutan Syariah, dan Syariah memiliki prioritas di atas keduanya.
Edisi XIII / Agustus 2014
utama dan level yang lebih tinggi, dengan memberikan baiat terhadap sang mujahid Amir Jamaah Al-Qaidah, Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah menerimanya. Dan saya telah diberitahu oleh orang yang mendengar dari Syaikh Abu Mus’ab:
Nama-nama kelompok jihad bukanlah nama-nama yang diturunkan dari langit, demikian juga nama suku-suku dan kabilahkabilah bukannya tidak dapat dihapus atau diganti atau diubah, tetapi namanama tersebut diberikan karena keperluan legitimasi, Keperluan legitimasi yang paling tinggi memungkinkan untuk membatalkan dan menggantinya dengan nama lain agar berada pada tingkat pertumbuhan dan keagungan.
“Ketika saya memberikan baiat kepada Syaikh Usamah, saya bersumpah demi Allah bahwa saya tidak memerlukan dari beliau uang atau senjata atau personal, tetapi saya melihat dalam diri beliau simbol bagi umat untuk mendukung agama Allah Ta’ala sehingga saya harus berada di bawah komandonya”. Maka baiat yang diberkati kepada Jamaah Al-Qaidah itu pun terjadi.
Peningkatan ini memerlukan nama baru yang membawa kemuliaan Islam dalam ekspansinya, perluasannya dan penyebarannya terhadap umat untuk membawa harapan kembali.
Dan konsekuensi dari permindahan ini adalah adanya perubahan nama: “AtTauhid wal Jihad,” padahal jihad di Irak terkait dengannya, dan jika bukan karena mencari keridhaan Allah Ta’ala, sublimasi, dan keutamaan serta untuk memancing kemarahan para musuh Allah, adalah berat untuk mengganti nama “At-Tauhid wal Jihad” oleh pendiri dan pemiliknya, karena itu adalah nama jamaah yang didirikan oleh Syaikh Al-Zarqawi di tanah Afghanistan pada pertengahan tahun sembilan puluhan, abad yang lalu.
Nama-nama baru untuk melupakan nama-nama sebelumnya, meskipun kita bersimpati dengannya, dan hal itulah yang terjadi dengan jihad Irak, syaikhsyaikh kami sebelumnya—semoga Allah Ta’ala menerimanya. Allah Ta’ala telah menolong mereka untuk memajukan jihad, mujahid Syaikh Abu Mus’ab Al-Zarqawi — semoga Allah menerimanya. Allah Ta’ala memberinya kesuksesan untuk menimbulkan beberapa kerugian pada musuh-musuh Allah Ta’ala dari orang-orang kafir dan murtad. Di samping amal-amal yang diberkahi tersebut, beliau juga bekerja untuk mengumpulkan siapa saja yang beliau lihat dalam diri mereka terdapat kebaikan, kebenaran dan keikhlasan pada dukungan mereka terhadap agama Allah Ta’ala, sehingga beliau mendeklarasikan di Irak nama “At Tauhid wal Jihad”, dan setiap hati (kalbu) terikat dengan nama itu, setiap mata melihat pada kelompok itu dan amal mereka, dan setiap telinga mendengar berita mereka.
Hati yang terkait dengan nama itu, demi Allah, dalam menanggapi bahwa ekspansi yang diberkati dari lingkaran Irak untuk dihubungkan kepada lingkaran jihad global itu, dan jihad di Irak menjadi terkait dengan nama baru “Tanzhim Al-Qaidah fi Bilad Ar-Rafidain” ketika syaikh Abu Mus’ab— semoga Allah menerimanya—memberi baiat kepada Jamaah Al-Qaidah, mengetahui betapa baiat ini akan membutuhkan biaya dari ahlus Sunnah di Irak dan akan berapa banyak pengorbanan putra-putra mujahid dan saudara-saudara. Namun, keridhoan Allah Ta’ala berada di atas semua penilaian manusia sehingga Allah mencukupi dia dari kebutuhan umat.
Setelah kelompok itu mempunyai eksistensi di media dan medan jihad, Syaikh berpindah pada kedudukan yang lebih
14
Laporan Khusus
SYAMINA
Ibunda A’isyah berkata: “Barang siapa yang mencari kerelaan Allah dengan kemurkaan manusia, Allah akan mencukupinya dari manusia. Dan barangsiapa yang mencari kerelaan manusia dengan kemurkaan Allah, Allah akan mempercayakannya pada manusia” (HR Tirmidzi).
Edisi XIII / Agustus 2014
Umar Al-Baghdadi dan menteri perangnya mujahid Syaikh Abu Hamzah Al-Misri AlMuhajir—semoga Allah menerima mereka— mengumumkan sebuah tingkat baru dan langkah yang diberkahi dan dengan bantuan saudara-saudara mereka dan dukungan putra-putra terbaik dari suku-suku dan syaikh-syaikhnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut sebagai Daulah Islamiyah Irak. Alhamdulillah.
Namun, semangat yang tinggi masih terus mencari cara untuk menaikkan jihad ke tempat-tempat di mana Allah Ta’ala mencintai untuk mendapatkan kepuasan dan membuat marah musuh-musuh-Nya. Kemudian Syaikh Abu Mus’ab Al-Zarqawi mengulurkan tangannya kepada jamaahjamaah yang berada di medan jihad yang berada di atas akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Beliau memberikan syarat kepada mereka untuk bersatu, tidak meninggalkan senjata bagaimanapun tekanan pemerintah Thaghut, sampai Allah menentukan di antara kami, menang atau syahid.
Setelah itu nama Majelis Syura Mujahidin memudar dan menghilang. Jadi itu adalah visi dari syaikh senior yang peduli untuk menyatukan barisan mujahidin dan menimbulkan kerugian berat pada musuhmusuh agama, untuk meningkatkan Tauhid yang lurus dan murni, yang menjadikan semangat yang tinggi untuk meluaskan arena tanah Islam, untuk bertempur dengan musuh-musuh Allah Ta’ala. Sesungguhnya, rambu-rambu yang telah diletakkan oleh Syekh Abu Mus’ab kini terus dilalui oleh orang-orang sesudahnya. Kami pun—atas izin—Allah berjalan di atas jejaknya.
Dan para amir jamaah-jamaah itu menanggapi seruan Syaikh dan terwujud kesepakatan dan tekad untuk membentuk formasi baru dan nama baru, “Majelis Syura Mujahidin”. Jamaah itu meninggalkan nama “Jamaah Al-Qaidah” yang telah meneror musuh-musuh Allah Ta’ala yang mempunyai resonansi global dan diasosiasikan dengan nama mujahid Syaikh Usamah bin Ladin semoga Allah menerimanya, juga jamaahjamaah lain meninggalkan nama-nama mereka semoga Allah memberi mereka dengan balasan terbaik demi Muslim dan penyatuan barisannya demi Allah Ta’ala dan demi perjuangan mereka.
Kami telah ditinggalkan oleh para pendahulu kami dari para syaikh kami di jalan yang kita hanya bisa berjalan di atas jejak mereka yang terberkati itu karena mereka telah menggambarkan bagi kita suatu manhaj yang tidak mengakui perbatasan dan sekat-sekat, suatu manhaj yang bukan hanya milik suatu bangsa atau ras. Dan perjalanan peningkatan tidak berhenti. Adapun di negeri Irak mereka melanjutkan perjalanan peningkatan dengan adanya deklarasi mereka tentang Daulah Islamiyah. Adapun di negeri Syam, mereka telah membentuk sel-sel jihad yang baru sebatas pada operasi i’dad dan bantuan jihad, sambil menunggu-nunggu kesempatan mencapai pendakian lebih tinggi yang harus terus berjalan. Ketika kondisi kaum muslimin di negeri Syam telah sampai pada keadaan penumpahan darah, penodaan kehormatan (oleh rezim Nushairiyah Suriah), penduduk Syam meminta bantuan mereka, sementara masyarakat internasional berlepas diri dari
Jalan pelanjutan peningkatan jamaah bagi mujahid syaikh Abu Mus’ab Al-Zarqawi terhenti ketika Allah Ta’ala menganugrahi beliau dengan kesyahidan setelah beliau mencetuskan manhaj keutamaan untuk mendapatkan keridhoan Allah Ta’ala dalam hati siapa saja yang beliau tinggalkan dari para komandan dan amir sehingga mereka mengikuti langkah-langkah yang penuh berkah itu, sehingga mujahid Syaikh Abu
15
Laporan Khusus
SYAMINA
mereka, maka tiada pilihan bagi kami kecuali bangkit untuk menolong mereka. Maka kami mengutus (Abu Muhammad) Al-Jaulani, dan dia adalah salah seorang tentara kami, dan bersamanya sejumlah orang dari putra-putra kami. Kami berangkatkan mereka dari Irak menuju Syam untuk bertemu dengan sel-sel jihad kami di negeri Syam. Kami merumuskan bagi mereka perencanaan-perencanaan dan kami tetapkan untuk mereka pengendalian operasi (siyasat al-’amal), dan kami biayai mereka dari setengah harta baitul mal kaum muslimin (Daulah Islamiyah Irak), dan kami dukung mereka dengan personil-personil yang telah matang di medan-medan jihad dari kalangan Muhajirin dan Anshar.
Edisi XIII / Agustus 2014
bendera, bendera Daulah Islamiyah, bendera Khilafah Islamiyah, insya-Allah. Allah Ta’ala berfirman: “Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hambaNya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya.” (Az-Zumar : 36) Jabir bin Abdullah berkata: “Sekelompok manusia dari umatku akan senantiasa berperang dalam ketaatan terhadap perintah-perintah Allah, tetap berkuasa atas musuh-musuh mereka. Maka siapa saja yang menentang mereka, tidak akan mendatangkan kerugian bagi mereka. Mereka akan tetap dalam kondisi itu sampai hari kiamat datang.” Diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullah.
Mereka pun berjuang dengan sungguhsungguh bersama-sama para penduduk negeri Syam yang bersemangat membela rakyat dan agamanya. Kekuasaan Daulah Islamiyah Irak semakin meluas ke negeri Syam. Pada saat itu kami tidak mengumumkannya karena faktor-faktor keamanan, dan agar rakyat bisa melihat hakikat dari Daulah (Islamiyah Irak), hakikat sebenarnya yang jauh dari pencitraan buruk dan kebohongan oleh media massa. Jabhah An-Nushrah itu sendiri tidak lain adalah perpanjangan tangan dari Daulah Islamiyah Irak dan (hanya) bagian kecil dari Daulah Islamiyah Irak. Mereka menderita apa yang kami derita.
Dengan adanya pengumuman ini, maka nama Daulah Islamiyah Irak dan nama Jabhah An-Nushrah akan menghilang serta tidak muncul lagi dalam interaksi-interaksi kami. Keduanya akan menjadi bagian dari sejarah jihad kami yang penuh berkah, seperti nama-nama lain yang telah mendahuluinya. Kami, dalam waktu yang sama mengulurkan tangan kami yang luas dan membuka tangan dan hati kami untuk faksi-faksi yang beramal jihad fi sabilillah dan suku-suku yang dibanggakan di tanah tercinta Syam untuk menjadikan kalimat Allah yang paling tinggi dan menjadikan umat dan tanahnya diatur oleh hukumhukum Allah Ta’ala tanpa ada selain Allah yang memiliki apapun saham apapun dalam aturan itu.
Kami telah membulatkan tekad, setelah beristikharah kepada Allah Ta’ala dan bermusyawarah dengan orang-orang yang kami percayai agama dan kebijaksanaan mereka, untuk terus melanjutkan perjalanan peningkatan jamaah ini, dan tidak memedulikan apapun celaan yang akan ditujukan kepada kami, karena sesungguhnya ridha Allah di atas segala-galanya, apapun yang akan menimpa kami karena hal itu. Oleh karena itu, kami umumkan, seraya bertawakal kepada Allah, penghapusan nama Daulah Islamiyah Irak dan Jabhah An-Nushrah, kemudian berkumpul dalam satu nama, yaitu Daulah Islamiyah di Irak dan Syam. Demikian pula kami mengumumkan penyatuan
Allah Ta’ala berfirman: “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah” (Al-Anfal: 39) Maka selamat datang kepada mereka yang setuju dengan kami untuk tidak meninggalkan senjata sampai kita memerintah dengan Syariah Allah Ta’ala dan bagi yang akan bertanggung jawab untuk
16
Laporan Khusus
SYAMINA
itu. Insya Allah di sisi Syam dari jamaah ini putra-putra kami dari putra-putra Asy-Syam yang menjual jiwa mereka kepada Allah Ta’ala di samping saudara-saudara mereka Muhajirin demi Allah.
Edisi XIII / Agustus 2014
akan terperosok dua kali dalam lubang yang sama”. Janganlah kalian jadikan demokrasi sebagai harga bagi ribuan orang yang tewas di antara kalian, janganlah kalian jadikan demokrasi sebagai harga untuk pembantaian yang terjadi di bawah reruntuhan rumah yang dihancurkan terhadap wanita, anak-anak dan orang tua, janganlah kalian jadikan demokrasi sebagai harga untuk kepergian dari kampung halaman dan tinggal di tenda-tenda, janganlah kalian jadikan demokrasi sebagai harga untuk kehormatan anak-anak perempuan dan istri-istri kita yang dinodai, karena itu saya bersumpah demi Allah itu adalah harga terburuk dan keuntungan terburuk.
Masalah ini bukanlah untuk siapa yang terdahulu tetapi bagi siapa yang ikhlas, jadi barangsiapa yang menggabungkan keduanya maka telah memperoleh apa yang diperoleh orang yang berkhidmat pada agama Allah. Bagi Anda rakyat kami di Irak dan Syam kami menempatkan pada Anda tanggung jawab ini dan Anda layak untuk membawanya dalam rangka membela agama Allah dan Sunnah nabiNya, kehormatan kaum muslimin,harta dan darah mereka. Bagi para Ulama yang ikhlas kami meminta dukungan Anda untuk agama ini dan memanggil Anda untuk bergabung dengan kami. Belumkah waktunya datang untuk mengotori kaki Anda dengan tanah dari tanah jihad demi Allah? Belumkah waktunya tiba bagi Anda untuk mendengar suara peluru di atas kepala Anda? Saya bersumpah demi Allah Anda akan menemukan bahwa rasa takut demi Allah lebih baik dari tempat tidur nyaman yang Anda tidur di atasnya.
Berhati-hatilah, wahai penduduk Syam, dari kerusakan, yaitu dari kerusakan karena diatur oleh hukum buatan manusia setelah semua pengorbanan ini, Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata dalan Fatawanya: “Siapa saja yang menerapkan dimuka bumi ini selain dari Kitab Allah dan sunah Rasul-Nya, maka dia telah membuat kerusakan di muka bumi”. Maka janganlah kalian melakukan kerusakan karena dalam reformasi Anda adalah bukti yang nyata untuk kebaikan umat Islam sebagaimana orang yang paling jujur mengatakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thayalisi dalam Musnad-nya, dari Muawiyah bahwa Rasulullah n bersabda :” “Ketika penduduk Syam menjadi rusak, maka di sana tidak ada kebaikan bagimu”. Maka berhatihatilah wahai penduduk Syam karena Umat Muhammad n dikalahkan dari sisi kalian, karena awan akan menghilang dari langit umat kita dan berganti cerahnya matahari Islam yang terbit membawa kehangatan, keselamatan, keamanan, kebanggaan dan kehidupan yang baik bagi setiap Muslim dan Muslimah dan setiap anak laki-laki dan perempuan karena mereka semua memiliki hak dalam perbendaharaan kaum muslimin.
Adapun kalian penduduk kami di tanah Syam yang tercinta, janganlah seperti kupukupu yang masuk ke api mengikuti rekanrekannya. Karena kalian telah mengalami kediktatoran dan ketidakadilan selama bertahun-tahun lamanya, maka berhatihatilah jangan sampaimengganti tahuntahun ketidakadilan itu dengan ketidakadilan demokrasi sebagaimana orang-orang Irak telah mendahului untuk hal itu. Dan hal itu telah dilakukan di Mesir, Tunisia dan Libya, maka lihatlah kondisi mereka dan apa yang telah terjadi pada mereka. Dan berhatihatilah kalian jangan sampai terperosok pada lubang yang sama sebagaimana umat Islam di negara-negara tersebut telah terperosok.
Maka kepada putra-putra kami Muhajirin dan Ansar dari putra-putra Daulah Islamiyah saya nasehatkan kepada kalian untuk menjadi sebaik-baik penduduk Syam dan Irak.
Abu Hurairah menceritakan bahwa Nabi n bersabda: “Orang beriman tidak
17
SYAMINA
Laporan Khusus
sejak munculnya pernyataan tersebut. Al-Adnany juga mengingatkan kepada kaum muslimin: bahwa dengan pendeklarasian khilafah tersebut, maka telah wajib atas SELURUH kaum muslimin untuk membaiat dan membela Khalifah Ibrahim, dan batallah seluruh imarah, jamaah, wilayah dan organisasi yang berada di dalam wilayah kekuasaan Daulah dan bala tentaranya. Dalam deklarasi tersebut juga dinyatakan bahwa wilayah kekuasaan Daulah Khilafah adalah dari Halb (Aleppo di Suriah) sampai Diyala (di Irak).
Ya, Allah satukanlah hati-hati dari Muhajirin dan Ansar sebagaimana Engkau telah menyatukan para sahabat Nabi-Mu. Ya, Allah jadikanlah siapa saja yang berhijrah ke Irak dan Syam sebagai orang yang mengikuti Muhajirin dalam kebaikan. Ya, Allah jadikanlah penduduk Irak dan Syam sebagai orang yang mengikuti Anshar dalam kebaikan. Ya, Allah terimalah kematian kami di antara para syuhada dan sembuhkanlah luka-luka kami dengan cepat. Ya, Allah bebaskanlah kaum Muslim dari tawanan. Ya, Allah lindungilah mereka yang terlantar. Ya, Allah berilah kami akhir yang baik dengan kesyahidan untuk-Mu dan jangan jadikan bencana dalam agama kami dan jadikanlah kami selalu menaati-Mu dan kami mencari perlindungan dengan Kemuliaan Wajah-Mu ya Tuhanku yang Engkau gantikan kami, Ya Tuhanku curahkanlah kesabaran kepada kami, dan jadikanlah langkah-langkah kami kuat, dan bantulah kami melawan orangorang kafir, Amin, ya Robbal alamin.
Berikut adalah terjemahan transkrip lengkap deklarasi Daulah Khilafah Islamiyah yang dirilis oleh Al-Furqan Media.
Deklarasi Tegaknya Khilafah Islamiyah Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi yang diutus dengan pedang sebagai rahmat bagi sekalian alam. Amma Ba’du:
Dan sholawat Allah atas Nabi Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya semuanya. Dan akhir dari seruan kami adalah Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan Allah telah berjanji kepada orangorang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benarbenar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)
Saudara kalian Abu Bakar Baghdadi
Al-Husaini
Al-Quraisyi
Edisi XIII / Agustus 2014
Al-
c. Daulah Khilafah Islamiyah (IS) Daulah Khilafah Islamiyah (IS) dideklarasikan menggantikan Daulah Islamiyah di Irak dan Syam (ISIS) oleh Juru Bicara resmi daulah tersebut Abu Muhammad Al-Adnaniy Asy-Syami pada tanggal 29 Juni 2014 bertepatan dengan tanggal 1 Ramadhan 1435H dalam bentuk pesan audio. Dalam pesan audio tersebut Al-Adnany menyampaikan dideklarasikannya Khilafah Islamiyah dan menyatakan telah dibaiatnya Al Baghdady sebagai Khalifah bagi semua umat Islam diseluruh dunia. Dan atas dasar ini, maka nama Iraq dan Syam dihilangkan dari nama Daulah di dalam segala aktifitas dan interaksi resmi, dan cukup dengan nama “Ad-Daulah Al-Islamiyah”
Istikhlaf (pemberian kekuasaan), Tamkin (peneguhan kekusaan), serta rasa aman, adalah janji yang Allah tetapkan bagi kaum muslimin, akan tetapi dengan syarat:
18
Laporan Khusus
SYAMINA
“Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku” (An-Nur: 55)
Edisi XIII / Agustus 2014
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali Imran: 110)
Yaitu iman kepada Allah dan menjauhi segala pintu-pintu syirik dan ragamragamnya, yang disertai pemasrahan diri kepada perintah Allah di dalam hal besar dan kecil, dan ketaatan; yaitu ketaatan yang menjadikan hawa nafsu, keinginan jiwa serta kecenderungan hati tunduk mengikuti apa yang dibawa Nabi n. Dan janji itu tidak akan terealisasi kecuali dengan syarat ini; di mana dengannya diraihlah kemampuan untuk memakmurkan bumi dan melakukan perbaikan, melenyapkan kezaliman, membentangkan keadilan, serta merealisasikan rasa aman dan nyaman.
Dan Allah menjanjikan pemberian kekuasaan bagi umat ini selagi mereka berpegang teguh dengan keimanannya dan mengambil segala sebab-sebab yang diperintahkan: “Dan Allah telah berjanji kepada orangorang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,” (An-Nur: 55)
Dengan itu saja terwujud Khalifah yang mana Allah k telah mengabarkannya kepada malaikat. Dan tanpa hal itu, maka kekuasaan itu hanya sebagai kerajaan, pendominasian dan pemerintahan yang disertai penghancuran, pengrusakan, kezaliman, pemaksaan dan rasa takut, serta pengrusakan moral manusia dan penjerumusan kepada perilaku-perilaku hewan, itulah hakikat istikhlaf (pemberian kekuasaan) yang karenanya Allah menciptakan kita, bukan sekedar kerajaan, pemaksaan kekuasaan, pendominasian dan pemerintahan. Akan tetapi, itu adalah penundukan itu semua dan penggunaannya di dalam membawa seluruh manusia kepada tuntutan Syariat; di dalam kepentingankepentingan akhirat dan dunia, yang tidak mungkin terealisasi kecuali dengan merealisasikan perintah Allah, penegakan dien-Nya dan tahakum kepada syariat-Nya. Istikhlaf ini dengan hakikat ini: adalah tujuan yang karenanya Allah mengutus rasul-rasulNya, dan menurunkan kitab-kitab-Nya serta pedang-pedang jihad itu dihunus.
Dan menjadikan baginya pengendalian dunia dan penguasaan bumi, selagi ia mendatangkan syaratnya: “Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.” (An-Nur: 55) Dan Allah Subhanahu telah menjadikan baginya ‘izzah (kejayaan); “Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,” (Al Munafiqun: 8) Ya, sesungguhnya ‘izzah bagi umat ini adalah ‘izzah yang didapatkan dari ‘izzah Allah k, ‘izzah yang membauri iman pada hati orang mukmin; di mana bila iman telah terpatri dan bersarang di dalam hati maka ‘izzah-pun terpatri dan bersarang pula, ‘izzah yang tidak rendah dan tidak hina, ‘izzah yang tidak membungkuk dan tidak melembek, bagaimanapun dahsyatnya kesulitan atau beratnya ujian, ‘izzah yang pantas bagi umat terbaik, umat Muhammad n yang tidak rela dengan kehinaan selamanya, yang tidak rela dengan ketundukan dan perendahan diri kepada selain Allah selamanya, yang tidak rela dengan aniaya dan tidak rela dengan kezaliman;
Allah Tabaraka Wa Ta’ala telah memuliakan umat Muhammad n, memberikan karunia terhadap mereka dan menjadikan mereka sebagai umat pilihan di antara seluruh umat:
19
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
Dan berfirman:
“Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.” (Asy Syura: 39)
“Dan ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orangorang (Mekah) akan menculik kamu,” (Al Anfal: 26)
Umat yang agung lagi mulia, umat yang tidak tidur menanggung penzaliman, dan tidak rela dengan kehinaan serta tidak rela dengan kerendahan;
Qatadah Rahimahullah berkata di dalam tafsir ayat ini: “Suku dari Arab ini adalah manusia yang paling hina, paling lapar perutnya, paling bodoh, dan paling telanjang. Mereka itu dimakan dan tidak memakan. Orang yang hidup dari mereka maka ia hidup dalam keadaan sengsara dan orang yang mati maka ia terjerumus ke dalam neraka.” Selesai ucapannya Rahimahullah.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali Imran: 139) Umat yang kuat, umat yang perkasa, bagaimana tidak, sedangkan Allah telah mengutusnya untuk mengeluarkan manusia dari peribadatan kepada makhluk menuju peribadatan kepada Sang Pencipta? Bagaimana tidak, sedangkan Allah yang memberikan bantuan kepadanya dan yang menyertainya, Allah-lah yang mengokohkannya dan Allah-lah yang menolongnya?
Duta dari kalangan sahabat telah masuk menemui Kisra Yazdajirda di masa peperangan Qadisiyyah untuk mendakwahinya, maka dia berkata kepada mereka: “Sesungguhnya aku tidak mengetahui di atas bumi ini satu umatpun yang paling sengsara, paling sedikit jumlahnya dan paling buruk keadaannya daripada kalian. Sungguh, dahulu kami telah mewakilkan dalam penanganan kalian kepada wilayah-wilayah pinggiran supaya mereka mencukupkan kami dari menangani kalian, supaya Persia tidak menginvasi kalian dan kalian-pun tidak memiliki keinginan untuk melawan mereka,” maka rombongan-pun terdiam.
“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung.” (Muhammad: 11) Inilah umat Muhammad n yang kapan saja ia itu merealisasikan kejujuran kepada Allah, maka Allah pasti membuktikan janjinya kepadanya.
Kemudian berdirilah Al-Mughirah Ibnu Syu’bah a terus ia menjawabnya, dan di antara yang dikatakan oleh Al-Mughirah adalah: “Adapun apa yang kamu sebutkan tentang keburukan kondisi; maka memang tidak ada orang yang lebih buruk keadaannya daripada kami, dan adapun kelaparan kami; maka tidak ada tandingannya, di mana kami dahulu memakan serangga, kumbangkumbang, kalajengking dan ular, kami memandang hal itu sebagai makanan kami. Adapun tempat tinggal, maka itu adalah tempat terbuka. Kami tidak berpakaian kecuali apa yang kami tenun dari bulu-bulu unta dan kambing, agama kami adalah satu
Allah k telah mengutus Nabi kita n sedangkan bangsa Arab berada di dalam kejahiliahan yang pekat dan dalam kesesatan yang buta; manusia yang paling telanjang badannya dan paling lapar perutnya, umat yang berada di akhir masa berbagai umat, tenggelam di dalam jurang yang sangat dalam, tidak dihiraukan dan tidak diperhitungkan, ia tunduk hina kepada Kisra dan Kaisar, serta tunduk kepada pihak yang menang. Allah k berfirman: “Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Al Jumu’ah: 2)
20
Laporan Khusus
SYAMINA
sama lain saling membunuh dan saling aniaya, dan sungguh orang di antara kami ada yang mengubur hidup-hidup putrinya karena ia tidak ingin dia memakan dari makanannya.“
Edisi XIII / Agustus 2014
Wahai umat kami yang mulia, wahai umat terbaik: Sesungguhnya Allah k telah memberikan kemenangan bagi umat ini dalam satu tahun apa yang tidak Dia berikan kepada pihak yang lain dalam waktu bertahun-tahun, bahkan berabad-abad, di mana dahulu mereka dalam waktu 25 tahun saja telah mampu menghancurkan dua imperium terbesar yang dikenal sejarah, dan mereka menyalurkan simpanan kekayaannya di jalan Allah; di mana mereka telah mematikan api Majusi selama-lamanya dan menundukkan kaum salibis dengan persenjataan paling kuno dan jumlah personil yang sangat sedikit.
Begitulah keadaan bangsa Arab sebelum Islam; suku-suku yang beraneka ragam yang terpecah-pecah, cerai-berai lagi saling berperang, saling membunuh, menderita kelaparan dan kekurangan segala serta diserang banyak pihak. Kemudian tatkala Allah mengkaruniakan Islam kepada mereka dan mereka beriman, maka Allah mengumpulkan dengan Islam perkumpulanperkumpulan mereka, mempersatukan barisan-barisan mereka, Dia menjayakan mereka setelah kehinaan, mencukupkan mereka setelah kemiskinan serta menyatukan hati-hati mereka; sehingga dengan nikmatNya mereka menjadi bersaudara:
Ibnu Abi Syaibah telah meriwayatkan di dalam Mushannaf-nya dari Hushain dari Abu Wail, berkata: “Datang Sa’ad ibnu Abi Waqqas sampai akhirnya ia turun di Qadisiyyah dengan disertai pasukan, ia berkata: “Saya tidak mengetahui sepertinya jumlah kami itu tidak lebih dari 7 atau 8 ribu atau di antara itu, sedangkan kaum musyrikin berjumlah 60 ribu atau sekitar itu yang disertai kuda-kuda. Tatkala musuh sudah tiba, maka mereka berkata kepada kami: “Kembalilah kalian, karena jumlah kalian tidak seberapa dibandingkan kami, dan kami tidak melihat kekuatan dan persenjataan yang kalian miliki, maka kembalilah.” Maka ia berkata: Kami mengatakan: “Kami tidak akan kembali,” maka mereka-pun tertawa dengan penolakan kami itu dan mengatakan: “Duk duk,” seraya mereka menyerupakannya dengan alat-alat pemintal.”.”
“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.” (Al Anfal: 63) Maka lenyaplah dari hati mereka kesumat dan kedengkian, menyatulah mereka dengan sebab keimanan, dan jadilah bagi mereka ketaqwaan itu sebagai tolak ukur; mereka tidak membedakan antara orang ajam dengan orang Arab, antara orang timur dengan orang barat, antara orang berkulit merah dengan yang berkulit hitam, dan tidak pula antara orang faqir dengan orang kaya, mereka campakkan nasionalisme dan seruan kejahiliahan, mereka membawa panji Laa ilaaha illaallaah dan mereka berjihad di jalan Allah dengan jujur dan ikhlash, maka Allah-pun mengangkat mereka dengan dien ini, dan menjayakan mereka dengan pengembanan risalah-Nya, memuliakan mereka dan menjadikan mereka sebagai raja-raja dunia dan para pemimpin alam ini.
Ya, wahai umatku yang mulia! Mereka itulah orang-orang yang telanjang kaki dan badan para penggembala kambing, yang tidak mengenal hal ma’ruf dari kemungkaran dan tidak mengenal hak dari kebatilan; mereka telah memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya penuh dengan kezaliman dan aniaya, dan mereka menguasai dunia berabad-abad, sedangkan hal itu bukan bertopang kepada kekuatan dari mereka dan kepada jumlah yang banyak, dan bukan pula bertopang kepada
21
Laporan Khusus
SYAMINA
kelihaian akal. Tidak sama sekali, akan tetapi itu hanyalah dengan sebab keimanan mereka kepada Allah k dan ittiba’ mereka kepada tuntunan Nabi n.
Edisi XIII / Agustus 2014
tawanan dibebaskan dengan kekuatan pedang, dan manusia di seluruh wilayah Daulah bertebaran dalam kehidupan dan safar-safar mereka dengan rasa aman atas jiwa dan harta mereka, para pemimpin wilayah sudah diangkat, para qadli telah ditunjuk, jizyah telah diberlakukan, dan harta fai, kharaj dan zakat telah diambil, mahkamah-mahkamah telah ditegakkan untuk penyelesaian persengketaan dan pelenyapan kezaliman, kemungkaran telah dilenyapkan, dan kajian-kajian serta halaqah telah diadakan di mesjid-mesjid, sehingga dengan karunia Allah ketundukan itu telah ditujukkan seluruhnya kepada Allah, DAN TIDAK TERSISA kecuali SATU HAL SAJA, yaitu kewajiban kifayah yang mana seluruh umat berdosa dengan sebab meninggalkannya, yaitu kewajiban yang terlupakan, di mana umat ini tidak pernah merasakan nikmatnya kejayaan sejak hal itu ditelantarkan, yaitu IMPIAN yang menyelimuti benak setiap muslim mukmin, HARAPAN yang berkibar di hati setiap mujahid muwahhid; YAITU KHILAFAH! Ingatlah IA itu KHILAFAH!, kewajiban masa kini yang disia-siakan, Allah Ta’ala berfirman:
Wahai Ummat Muhammad n; engkau masih sebagai umat terbaik, dan engkau masih memilik ‘izzah, dan sungguh benarbenar keberkuasaan itu akan kembali ke tanganmu, dan sesungguhnya Ilah umat ini kemarin adalah Ilah umat ini hari ini, dan sesungguhnya yang menolongnya kemarin pasti menolongnya juga hari ini, dan telah tiba saatnya! Telah tiba saatnya bagi generasi-generasi yang telah tenggelam di dalam lautan kehinaan dan yang telah menyusui dengan air susu kenistaan serta setelah lama dikuasai oleh manusia-manusia yang paling hina setelah lama masa tidurnya di dalam kegelapan kelalaian, telah tiba saatnya untuk bangkit, telah tiba saatnya bagi umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam untuk bangun dari tidurnya; bangkit melepaskan pakaian kehinaan dan menyingkirkan debu-debu kehinaan dan kenistaan. Telah berlalu zaman ratapan dan tangisan dan telah menyingsing kembali dengan izin Allah fajar kejayaan, telah terbit matahari jihad, telah bersinar tanda-tanda kebaikan dan telah nampak kemenangan di arah ufuk serta telah nampak tanda-tanda kemenangan. Inilah Panji Daulah Islamiyah, panji Tauhid, berkibar tinggi menjulang menaungi Halb sampai Diyala, dan penjarapenjara para thaghut telah hancur di bawahnya, bendera-benderanya berjatuhan hina, batas-batas wilayahnya dihancurkan dan bala tentaranya ada yang terbunuh, tertawan dan cerai-berai, sedangkan kaum muslimin mengalami kejayaan, dan orang-orang kafir mengalami kehinaan, Ahlussunnah menjadi pemimpin-pemimpin yang dimuliakan sedangkan Ahli bid’ah menjadi hina dan bersembunyi.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.” (Al Baqarah: 30) Al Imam Al Qurthubiy berkata di dalam Tafsir-nya: Ayat ini adalah pijakan dalam pengangkatan imam dan khalifah yang ditaati dan didengar; supaya umat menjadi satu kata dan dilaksanakan dengannya putusan-putusan khalifah, dan tidak ada perselisihan dalam kewajiban hal itu di antara umat ini dan tidak pula di antara para imam, kecuali apa yang diriwayatkan dari Al Ashamm; di mana dia itu tuli dari syariat ini.” Selesai ucapan beliau Rahimahullah. DAN ATAS dasar ini; maka Majlis Syura Ad Daulah Al Islamiyah telah berkumpul dan mengkaji masalah ini, setelah Daulah Islamiyah itu dengan karunia Allah memiliki semua elemen-elemen kekhilafahan yang
Hudud ditegakkan, yaitu semua hudud Allah, tsughur dipenuhi (mujahidin), salibsalib dihancurkan, (bangunan-bangunan di atas) kuburan-kuburan dirobohkan, para
22
Laporan Khusus
SYAMINA
mana kaum muslimin berdosa dengan tidak menegakkan khilafah itu, dan bahwa tidak ada penghalang atau udzur syar’iy pada Daulah Islamiyah yang bisa menghindarkan dosa darinya di saat ia undur diri atau tidak menegakkan kekhilafahan ini, MAKA Daulah Islamiyah memutuskan melalui Ahlul Halli wal ‘Aqdi yang ada di dalamnya yang terdiri dari para tokoh, para panglima, para umara dan Majlis Syura:
Edisi XIII / Agustus 2014
Dan sesungguhnya Khalifah Ibrahim hafidhahullah; telah terpenuhi pada dirinya seluruh syarat-syarat khilafah yang telah disebutkan oleh para ulama, dan beliau telah dibaiat di Iraq oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi di Daulah Islamiyah sebagai pengganti bagi Abu Umar Al Baghdadiy Rahimahullah, dan kekuasaannya telah meluas ke wilayahwilayah yang luas di Iraq dan Syam, dan sesungguhnya negeri itu hari ini tunduk kepada perintah dan kekuasaannya dari Halb sampai Diyala, maka takutlah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, dengarkanlah dan taatilah khalifah kalian dan belalah Daulah-nya yang hari demi hari dengan karunia Allah semakin kuat dan jaya, dan musuh-musuhnya hari demi hari semakin tersingkir dan hancur.
“PENDEKLARASIAN TEGAKNYA KHILAFAH ISLAMIYYAH” Dan pengangkatan Khalifah bagi kaum muslimin serta pembaiatan Asy Syaikh Al Mujahid Al ‘Alim Al ‘Amil Al ‘Abid Al Imam Al Humam Al Mujaddid, keturunan keluarga kenabian, Hamba Allah: Ibrahim Ibnu ‘Awwad Ibnu Ibrahim Ibnu ‘Ali Ibnu Muhammad Al Badriy Al Qurasyiy Al Hasyimiy Al Husainiy secara nasab, As Samira-iy secara tempat lahir dan tumbuh dewasa, Al Baghdadiy dalam hal pencarian ilmu dan tempat tinggal, dan beliau telah menerima pembaiatan ini; sehingga beliau dengan itu telah menjadi imam dan khalifah bagi kaum muslimin di SETIAP TEMPAT. Dan atas dasar ini, maka nama Iraq dan Syam dihilangkan dari nama Daulah di dalam segala aktifitas dan interaksi resmi, dan cukup dengan nama “Ad Daulah Al Islamiyah” sejak munculnya statement ini.
Maka marilah wahai kaum muslimin! Berkumpullah di sekitar khalifah kalian, supaya kalian kembali sebagai mana dahulu menjadi raja-raja bumi, pendekar-pendekar peperangan, marilah (merapat) untuk supaya kalian hidup jaya lagi mulia, sebagai para pemimpin yang agung. Dan ketahuilah bahwa kita ini berperang demi membela agama Allah dan Allah telah menjanjikan pertolongan, dan (kita) adalah umat yang telah jadikan baginya kejayaan, keunggulan dan keberkuasaan, serta Dia menjanjikan pemberian kekuasaan dan tamkin di muka bumi baginya, maka marilah wahai kaum muslimin menuju kejayaan kalian dan kemenangan kalian. Demi Allah seandainya kalian benar-benar kufur terhadap demokrasi, sekulerisme, nasionalisme dan isme-isme lainnya yang merupakan kotoran dan sampah pikiran orang-orang Barat, dan kalian kembali kepada dien dan aqidah kalian, maka demi Allah dan demi Allah sungguh kalian akan menguasai bumi dan pasti orang-orang barat dan orang-orang timur tunduk kepada kalian, ini adalah janji Allah untuk kalian, ini adalah janji Allah untuk kalian.
Dan kami ingatkan kepada kaum muslimin: bahwa dengan pendeklarasian khilafah ini, maka telah wajib atas SELURUH kaum muslimin untuk membaiat dan membela Khalifah Ibrahim hafidhahullah, dan batallah seluruh imarah, jamaah, wilayah dan organisasi yang berada di dalam wilayah kekuasaan Daulah dan bala tentaranya. Al Imam Ahmad Rahimahullah berkata di dalam riwayat Abdus ibnu Malik al ‘Aththar: “Dan siapa saja yang telah menguasai mereka dengan pedang sehingga ia menjadi khalifah dan dinamakan Amirul Mu’minin; maka tidak halal bagi siapapun yang beriman kepada Allah, dia bermalam satu malampun sedang dia tidak memandangnya sebagai imam, baik imam itu adil maupun jahat.”
”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
23
SYAMINA
Laporan Khusus
ini; maka ambillah sikap yang membuat Allah k rela dengannya kepada kalian, karena sungguh tabir itu sudah tersingkap dan kebenaran itu telah nampak, dan sesungguhnya ia adalah benar-benar Daulah, ia benar-benar Daulah! Daulah kaum bagi kaum muslimin, bagi kaum mustadl’afin, untuk anak-anak yatim, para janda dan orang-orang miskin. Bila kalian membelanya, maka manfaatnya bagi kalian sendiri, dan sesungguhnya ia itu Khilafah, dan telah tiba saatnya bagi kalian untuk mengakhiri perpecahan, gontok-gontokan dan keceraiberaian yang buruk ini, yang sama sekali bukan dari ajaran Allah sedikitpun. Dan bila kalian menelantarkannya dan memusuhinya, maka kalian tidak akan memadlaratkannya! Kalian tidak akan memadlaratkan kecuali pada diri kalian sendiri! Dan sesungguhnya ia itu Daulah! Daulah kaum muslimin, dan cukuplah bagi kalian apa yang diriwayatkan oleh Al Bukhari Rahimahullah:
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”(Ali Imran: 139) Ini adalah janji Allah untuk kalian “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu;” (Ali Imran: 160) Ini adalah janji Allah untuk kalian “Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amalamalmu.” (Muhammad: 35) Ini adalah janji Allah untuk kalian “Dan Allah telah berjanji kepada orangorang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,” (An-Nur: 55)
Dari Mu’awiyah a berkata: mendengar Rasulullah n berkata:
Maka mari kalian sambut janji Rabb kalian ini, “Sesungguhnya Allah janji.” (Ali Imran: 9)
tidak
Edisi XIII / Agustus 2014
Saya
“Sesungguhnya urusan ini ada pada Quraisyi, tidak memusuhi mereka seorangpun kecuali Allah pasti membinasakannya, selagi mereka menegakkan dien ini.”
menyalahi
Dan pesan kepada seluruh kelompokkelompok dan jamaah-jamaah di muka bumi ini seluruhnya, para mujahidin, para aktivis yang membela agama Allah dan yang mengangkat syiar-syiar Islam, maka kepada para panglima dan para umara kami katakan: Bertaqwalah kalian kepada Allah pada diri kalian, bertaqwalah kalian kepada Allah pada jihad kalian, bertaqwalah kalian kepada Allah pada umat kalian,
Dan adapun kalian wahai junud kelompok-kelompok dan tandhim-tandhim (organisasi-organisasi); maka ketahuilah bahwa setelah tamkin dan tegaknya khilafah ini, maka gugurlah kesyar’iyyah (keabsahan) jamaah-jamaah dan tandhim-tandhim kalian, dan tidak halal bagi seorangpun di antara kalian yang beriman kepada Allah dia bermalam semalam saja sedangkan dia tidak menganut loyalitas kepada khalifah. Dan bila umara kalian itu memberikan bisikan buruk kepada kalian bahwa ia itu bukan khilafah; maka memang mereka itu selama ini yang selalu membisiki kalian bahwa ia itu bukan Daulah, bahwa ia itu hanyalah wahmiyyah kartuniyyah (khayalan kartun) sampai datang kepada kalian beritanya yang meyakinkan, dan bahwa ia adalah Daulah, dan sungguh benar-benar akan datang
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,” (Ali Imran: 102-103) Sesungguhnya kami demi Allah tidak mendapatkan bagi kalian udzur yang syar’iy di dalam sikap absen dari membela Daulah
24
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
kepada kalian kabarnya bahwa ia adalah khilafah dengan izin Allah walaupun setelah saat nanti. Dan ketahuilah bahwa yang paling memperlambat dan menangguhkan kemenangan itu adalah keberadaan tandhim-tandhim ini; dikarenakan ia adalah sebab perpecahan dan perselisihan yang melenyapkan kekuatan, sedangkan perpecahan itu sama sekali bukan termasuk ajaran Islam:
Enyahlah bagi para umara itu! Dan enyahlah bagi umat yang ingin mereka kumpulkan; umat sekuler, demokrat dan nasionalime, umat murji’ah, ikhwan dan sururiyyah,
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka.” (Al An’am: 159)
Dan sesungguhnya ia dengan izin Allah tetap eksis (baqiyah), dan silahkan tanya kelompok-kelompok di Iraq dan para panglimanya, betapa seringnya mereka itu menginginkan agar Daulah ini lenyap, sedangkan mereka itu lebih dasyat kekuatannya dan lebi banyak personilnya daripada mereka itu,
“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (An Nisa: 120)
Dan ingatlah bahwa umara kalian itu tidak akan menemukan untuk menghalanghalangi kalian dari jamaah dan khilafah serta kebaikan yang agung ini kecuali dua alasan yang batil lagi lemah:
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orangorang sebelum mereka?” (Ar Ruum: 9)
Pertama: Adalah sama dengan apa yang dituduhkan dahulu kepada Daulah; bahwa ia itu Daulah Khawarij dan tuduhantuduhan lainnya yang sudah jelas nampak kebatilannya dan nampak kepalsuannya di dalam kota-kota yang diperintah oleh Daulah.
sedangkan mereka itu lebih dasyat kekuatannya daripada mereka. Dan adapun kalian, wahai junud Daulah Islamiyah, maka selamat bagi kalian, selamat bagi kalian atas penaklukan yang besar ini, selamat bagi kalian atas kemenangan yang agung ini, hari ini orang-orang kafir merasa dongkol dengan puncak kedongkolan, dan hampir saja banyak dari mereka mati karena kedongkolan yang tidak bisa dilampiaskan. Hari ini kaum mukminin berbahagia dengan pertolongan Allah dengan kebahagian yang agung, pada hari ini kaum munafiqin bersembunyi, dan terhinakan pula kaum rafidlah, shahawat dan murtaddin, pada hari ini para thaghut di timur dan di barat gemetaran karena takut dan cemas, pada hari ini bangsa-bangsa kafir di Barat diliputi rasa takut, pada hari ini jatuh hinalah panjipanji setan dan golongannya, pada hari ini menjulang tinggilah panji tauhid dan ahlinya, pada hari ini kaum muslimin dimuliakan!, pada hari ini kaum muslimin dimuliakan! Inilah khilafah kalian telah kembali, walaupun leher-leher dihinakan, inilah khilafah kalian
Kedua: Bahwa umara kalian akan menghayalkan kepada diri mereka sendiri dan kepada kalian bahwa ia (Daulah Khilafah) itu hanya sekedar gejolak yang akan padam dan angin puyuh yang muncul tiba-tiba yang tidak akan langgeng, dan bangsa-bangsa kafir tidak akan membiarkannya eksis dan mereka akan bersekongkol terhadapnya sampai ia lenyap dengan segera, dan orang yang selamat dari kalangan bala tentaranya maka ia akan menyingkir ke puncak-puncak gunung, dasar-dasar lembah, tengahtengah padang pasir dan kegelapan penjarapenjara, dan saat itulah kita kembali kepada jihad Nukhbah (orang-orang pilihan), sedangkan kita tidak memiliki kekuatan dengan jihad Nukhbah, jauh dari hotelhotel dan konferensi-konferensi, kita tidak memiliki kekuatan dengan jihad nukhbah ini, dan kita ingin memimpin umat dalam jihad umat!
25
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
telah kembali walaupun banyak pihak tidak suka, inilah khilafah kalian telah kembali, kami memohon kepada Allah Ta’ala semoga menjadikannya di atas minhaj Nubuwwah, inilah harapan telah terwujud, inilah impian telah menjadi kenyataan, selamatlah bagi kalian, sungguh kalian telah berkata terus kalian jujur, dan kalian telah menjanjikan terus kalian telah memenuhi janji.
mengumumkannya, dikarenakan kita ini dengan karunia Allah telah memiliki pilarpilarnya, dan dengan izin Allah kita mampu terhadapnya, maka kitapun merealisasikan perintah Allah k dan kita diudzur in Syaa Allah, dan setelah itu kita tidak peduli apapun yang terjadi walaupun ia itu hanya eksis satu hari atau satu jam, dan hanya milik Allah saja segala urusan itu sebelum dan sesudahnya.
Wahai bala tentara Daulah Islamiyah; sesungguhnya di antara nikmat Allah k yang paling besar atas kalian adalah Dia menyampaikan kalian kepada hari ini dan menjadikan kalian sebagai saksi atas kemenangan ini yang tidak datang kepada kalian setelah karunia Allah k kecuali di atas darah-darah dan serpihan-serpihan daging saudara-saudara kalian terdahulu, dari kalangan manusia pilihan, kami kira demikian dan Allah-lah yang menilainya dan kami tidak menganggap suci seorang-pun di hadapan Allah, mereka telah memikul panji ini dan telah berkorban dengan segala hal di bawahnya, dan mereka mengerahkan segalanya termasuk nyawa mereka, untuk menyampaikan panji ini kepada kalian dengan kejayaan dan mereka telah berbuat, semoga Allah merahmati mereka dan memberikan balasan kebaikan atas jasanya kepada Islam ini.
Bila Allah k melanggengkannya dan ia bertambah kuat, maka itu adalah dengan karunia dan nikmat-Nya saja, karena kemenangan itu hanya berasal dari sisiNya. Dan bila ia itu lenyap atau melemah, maka ketahuilah bahwa itu berasal dari keteledoran diri kita dan akibat ulah kita, maka kita in Syaa Allah akan melindunginya selagi ia ada dan selagi ada sisa satu orang di antara kita, dan kita in Syaa Allah akan mengembalikannya di atas minhaj An Nubuwwah. Aku terheran dengan orang yang punya tombak dan pedang tajam Namun dia terpental dengan keterpentalan pedang yang tumpul. Siapa yang memiliki jalan kepada kemuliaan Maka jangan ia tinggalkan tunggangan tanpa pundakan. Dan aku tidak melihat sesuatupun pada aib manusia
Maka hendaklah kalian menjaga amanah yang berat ini, dan pikullah panji ini dengan segenap kekuatan, siramilah dengan darah kalian dan angkatlah di atas serpihanserpihan badan kalian, dan matilah di bawahnya, sampai kalian menyerahkannya in Syaa Allah kepada Isa Ibnu Maryam ‘alaihissalam.
Seperti kekurangan orang-orang yang mampu untuk menyempurnakan.
Wahai bala tentara Daulah Islamiyah, sesungguhnya kalian ini akan menghadapi peperangan yang mengerikan yang membuat anak-anak kecil beruban, berbagai ujian dan cobaan yang beraneka ragam, ujian-ujian dan goncangan-goncangan, yang tidak akan selamat darinya kecuali orang yang dirahmati Allah, tidak teguh di dalamnya kecuali orang yang Allah kehendaki, dan di antara fitnah terbesar itu adalah fitnah dunia, maka hatihatilah kalian jangan sampai berlombalomba di dalamnya, hati-hatilah, dan selalu ingatlah besarnya amanah yang kalian pikul
Wahai bala tentara Daulah Islamiyah; Allah k telah memerintahkan kita untuk berjihad dan menjanjikan kemenangan bagi kita dan Dia tidak membebani kita dengan kemenangan itu. Dan pada hari ini Allah Tabaraka Wa Ta’ala telah memberikan karunia kemenangan kepada kalian, maka kita mengumumkan khilafah dalam rangka merealisasikan perintah Allah k. Kita
26
Laporan Khusus
SYAMINA
di atas pundak-pundak kalian, di mana kalian sekarang telah menjadi pelindung barisan Islam dan kalian telah menjadi benteng-bentengnya, dan kalian tidak akan bisa menjaga amanah itu kecuali dengan taqwa kepada Allah dalam kondisi rahasia dan terang-terangan, kemudian dengan pengorbanan-pengorbanan, kesabaran dan pengorbanan darah.
Edisi XIII / Agustus 2014
Allah, dan barangsiapa yang menaati amir maka dia telah menaatiku, dan barangsiapa yang maksiat kepada amir maka dia telah maksiat kepadaku, dan imam itu hanyalah dijadikan sebagai perisai, dilakukan perang di belakangnya dan berlindung di baliknya, kemudian bila dia memerintahkan untuk taat kepada Allah dan berbuat adil, maka sesungguhnya dia itu mendapatkan pahala dengan hal itu, dan bila ia mengatakan selain itu, maka atas dialah dosanya.” (Riwayat Al Bukhari).
Siapa orangnya yang kemuliaan adalah citacita tertingginya Maka segala yang dilalui di dalamnya adalah disukainya.
Wahai bala tentara Daulah Islamiyah; masih ada satu hal yang ingin saya ingatkan kalian kepadanya; orang-orang akan mencari celah-celah untuk mencela kalian, dan mereka akan mengatakan kepada kalian banyak syubhat; bila mereka mengatakan kepada kalian: Bagaimana kalian mengumumkan khilafah sedangkan umat itu tidak sepakat kepada kalian? Sedangkan fashail dan jamaah-jamaah yang lain tidak menerima kalian, juga kataib, liwaliwa, saraya, partai-partai, firqah-firqah, felixfelix, perkumpulan-perkumpulan, dewandewan, lembaga-lembaga, ikatan-ikatan, koalisi-koalisi, bala tentara, jabhah-jabhah, pergerakan-pergerakan dan tandhimtandhim itu juga tidak sepakat dengan kalian, maka katakanlah kepada mereka:
Kemudian ketahuilah: Bahwa di antara sebab terbesar kemenangan yang Allah k karuniakan kepada kalian itu adalah: kerjasama kalian dan tidak adanya perselisihan di antara kalian, ketaatan dan kesetiaan kalian kepada umara kalian, serta kesabaran kalian terhadap mereka, maka ingatlah selalu sebab ini dan jagalah, bersatulah dan jangan berselisih, kerjasamalah dan jangan bertikai, dan jangan sekali-kali kalian memecah belah barisan, dan lebih baik orang di antara kalian disambar kematian daripada dia memecah barisan atau ikut andil di dalam hak itu. Dan barangsiapa ingin memecah belah barisan, maka pecahkanlah kepalanya dengan peluru dan keluarkanlah apa yang ada di dalam kepalanya, siapa saja dia itu, dan tidak ada nilainya dia itu. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” (Hud: 118-119) Mereka itu tidak pernah sepakat terhadap suatu urusanpun pada suatu haripun, dan mereka tidak akan sepakat terhadap suatu urusan selamanya kecuali orang yang dirahmati Allah, kemudian sesungguhnya Daulah itu mengumpulkan orang-orang yang mau berkumpul.
“Dan barangsiapa telah membaiat imam terus ia memberikan kesetiaannya dan kepatuhannya, maka hendaklah ia menaatinya bila dia mampu. Kemudian bila ada datang orang yang menyainginya, maka penggallah leher dia itu.” (Riwayat Muslim dari Abdullah Ibnu ‘Amr radliyallahu ‘anhuma).
Dan bila mereka mengatakan kepada kalian: “Kalian telah lancang terhadap mereka! Kenapa kalian tidak meminta pendapat mereka sehingga kalian memberikan alasan kepada mereka dan kalian menarik hati mereka?” Maka katakanlah kepada mereka:
Dan dari Abu Hurairah a bahwa Rasulullah n berkata: “Barang siapa yang menaatiku maka ia telah taat kepada Allah, dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah maksiat kepada
27
Laporan Khusus
SYAMINA
Sesungguhnya urusannya lebih butuh cepat dari itu,
Edisi XIII / Agustus 2014
Dan katakanlah kepada mereka: Karenanya kami telah menumpahkan sungai-sungai dari darah-darah kami, kami menyirami tanamannya, kami rintis pondasi-pondasinya dengan tengkoraktengkorak kami, kami bangun pilar-pilarnya di atas serpihan-serpihan badan kami, dan kami bersabar terhadap pembunuhan, pemenjaraan, penyiksaan, pemotongan anggota badan bertahun-tahun, dan kami juga mengecap rasa pahit dalam memimpikan hari ini, maka apakah kami harus menangguhkannya sejenak padahal kami sudah sampai kepadanya?
“Dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku).” (Thaha: 84) Dan katakan kepada mereka: Siapa yang kami harus ajak musyawarah?! Sedangkan mereka itu tidak mengakui bahwa ia itu Daulah, padahal Amerika, Inggris dan Prancis telah mengakui bahwa ia adalah Daulah! Siapa yang harus kami ajak musyawarah?! Apakah kami harus mengajak musyawarah orang yang telah menggembosi kami?! Ataukah kami harus mengajak musyawarah orang yang telah mengkhianati kami?! Ataukah kami harus meminta pendapat orang yang telah bara’ dari kami dan telah memprovokasi manusia terhadap kami? Ataukah kami harus meminta pendapat orang yang memusuhi kami? Ataukah kami harus meminta pendapat orang yang memerangi kami? Siapa yang harus kami ajak musyawarah? Dan terhadap siapa kami telah lancang?!
Dan katakanlah kepada mereka: Kami telah mengambilnya secara paksa dengan ketajaman pedang kami telah mengembalikannya dengan cara kemenangan dan perampasan. Kami telah mendirikannya walaupun banyak pihak tidak suka dan leher-leher mereka telah dipukul keras dengan pedang. Dengan pemboman, penghancuran
Dan sesungguhnya suatu yang ada di antaraku dengan anak bapakku dan dengan sepupuku adalah sangat berbeda.
peledakkan
dan
Dan dengan bala tentara yang tidak menganggap susah suatu yang susah.
Dan mereka itu tidak hadir untuk menolongku, dan bila mereka
Dan dengan para singa dalam peperangan yang kehausan
mengajakku kepada pertolongan maka aku mendatangi mereka dengan segera.
sedang mereka telah meminum banyak darah orang-orang kafir.
Dan bila mereka mengatakan kepada kalian: “Kami tidak menerima pendirian oleh kalian.” Maka katakanlah kepada mereka: Sungguh dengan karunia Allah kami telah mampu mendirikannya, maka kami wajib melakukan hal itu, dan kami segera melaksanakannya sebagai perealisasian perintah Allah k.
Sungguh khilafah kita telah kembali secara yakin dan telah tegak Daulah bangunan yang kokoh.
kita
dengan
Telah lega dada kaum mukminin dan hati orang-orang kafir telah dipenuhi rasa ketakutan.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (Al Ahzab: 36)
Dan terakhir: Kami ucapkan selamat kepada kaum muslimin dengan datangnya bulan Ramadhan yang penuh berkah, kami memohon kepada Allah k agar menjadikannya sebagai bulan kemenangan,
28
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
kelompok-kelompok lain yang juga mengontrol wilayah tersebut. Bahkan, Baghdad dan Damaskus selaku ibukota negara Irak dan Suriah belum berhasil ditaklukkan. Berdasarkan penilaian sebatas hanya pada klaim penguasaan dan kontrol wilayah ini patut dipertanyakan sudah tepatkah deklarasi-deklarasi daulah tersebut? Apalagi masih ada beberapa unsur lain yang dapat digunakan untuk menimbang keabsahan deklarasi pembentukan daulah tersebut.
kejayaan dan tamkin bagi kaum muslimin, dan agar menjadikan hari-harinya dan malam-malamnya sebagai bencana bagi Rafidlah, Shahawat dan murtaddin. “Dan Allah Mahakuasa terhadap urusanNya, akan tetapi mayoritas manusia tidak mengetahui.”
b. Tanggapan terhadap deklarasi daulah
4. Analisis terhadap tiga deklarasi pembentukan daulah
Dari ketiga deklarasi daulah di atas terdapat tanggapan yang berbeda dalam komposisi antara yang pro dan kontra khususnya dari dalam kalangan aktivis jihadi. Terhadap deklarasi Daulah Islamiyah Irak tahun 2006, sebagian besar kalangan aktivis jihadi memberikan tanggapan yang positif.Tokoh jihadi global saat itu, Usamah Bin Ladin dan wakilnya Aiman Azh-Zhawahiri, merestui berdirinya Daulah Islam Irak. Sementara pada deklarasi Daulah Islamiyah di Irak dan Syam terdapat penolakan dan penentangan yang lebih luas dari kalangan aktivis jihadi. Apalagi dengan sikap yang ditunjukkan oleh Daulah Islamiyah di Irak dan Syam yang terlalu keras dalam penerapan syariat dan keengganannya untuk tunduk pada pengadilan makhkamah syariah bersama, menjadikan semakin banyak yang tidak berfihak kepadanya. Penolakan dan penentangan semakin meluas ketika Daulah Islamiyah Irak dan Syam mendeklarasikan Daulah Khilafah. Bahkan beberapa orang yang dulunya mendukung Daulah Islamiyah Irak dan Syam mulai meninggalkannya.
Berdasarkan pada tiga deklarasi pembentukan daulah di atas dapat dilakukan analisis sebagai berikut.
a. Wilayah yang dikaim sebagai wilayah kontrol daulah Pada deklarasi Daulah Islamiyah Irak tahun 2006, wilayah daulah tersebut dinyatakan terdiri atas beberapa provinsi dari negara Irak. Walaupun menggunakan nama Irak sebagai nama daulahnya, tetapi tidak seluruh wilayah Irak merupakan wilayah daulah tersebut. Sementara itu pada deklarasi Daulah Islamiyah Irak dan Syam tahun 2013 tidak secara jelas dinyatakan wilayah yang diklaim sebagai wilayahnya. Hanya saja, disebutkan bahwa setelah memasuki konflik di Suriah wilayah kontrol daulah tersebut telah meluas ke sebagian wilayah Syam di samping sebagian wilayah yang ada di Irak. Karena itu nama yang digunakan sebagai nama daulahnya adalah Irak dan Syam. Sekali lagi dalam hal ini juga tidak semua wilayah di Irak dan Syam yang menjadi wilayah kontrolnya.
Deklarasi tiga daulah (negara) ini ternyata dilakukan oleh pemerintahan yang sama, dengan penguasaan wilayah yang terus berubah seiring dengan dinamika di lapangan yang masih labil. Dari ketiga deklarasi tersebut juga tidak didapati perubahan nilai yang signifikan selain bahwa pada deklarasi terakhir mereka meminta kepada umat Islam dan gerakan jihad di seluruh dunia untuk tunduk dan berbaiat pada mereka. Hal inilah yang sampai sekarang menimbulkan pro dan kontra dikalangan umat Islam dan gerakan Islam.
Pada deklarasi Daulah Khilafah tahun 2014 dinyatakan wilayah yang dikontrol dan dikuasai daulah tersebut telah melebar ke wilayah-wilayah yang luas di Irak dan Syam, dari Halb (Aleppo di Suriah) sampai Diyala (di Irak). Sekali lagi, kali ini walaupun nama yang digunakan adalah Daulah Khilafah Islamiyah—yang dengan itu bermaksud meniadakan daulah atau keamiran Islam lain yang telah ada sebelumnya serta menginginkan agar seluruh umat Islam tunduk dan bergabung kepadanya—wilayah yang dikontrolnya hanya merupakan sebagian wilayah dari Irak dan Suriah. Ditambah lagi bahwa dalam sebagian wilayah yang diklaim sebagai wilayah daulah masih terdapat
29
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
REAKSI BARAT TERHADAP DAULAH KHILAFAH
H
anya tiga minggu setelah mengejutkan dunia dengan penaklukan Irak bagian utara dan tengah, Daulah Islamiyah Irak dan Syam, yang lebih dikenal dengan sebutan ISIS (Islamic State of Iraq and Sham) kembali membuat kejutan yang lebih dahsyat. Pada hari ahad, 29 Juni 2014, kelompok mengumumkan pembentukan kembali Khilafah Islamiyah dan menyatakan pemimpinnya, Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai khalifah baru, dengan gelar Khalifah Ibrahim. Daulah Islamiyah Irak dan Syam (ISIS) pun berganti nama menjadi Daulah Khilafah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Islamic State
mampu memenuhi aspirasi para aktivis Islam di saat kelompok-kelompok jihad lainnya hanya berbicara tentang pembentukan khilafah. Sekarang, Daulah Khilafah telah maju selangkah ke depan meski harus menghadapi tuduhan dari kelompok jihadis lainnya bahwa proyek khilafah yang mereka lakukan terlalu prematur. Dengan menekankan pada penghancuran perbatasan antara Irak dan Suriah, Daulah Khilafah membedakan dirinya dari kelompok-kelompok jihad lainnya dengan cara yang berbeda. Di saat penolakan perbatasan yang memisahkan negara-negara dan umat Muslim menjadi tema umum dalam retorika para jihadis, Daulah Khilafah bergerak melakukan tindakan nyata, sehingga memperkuat persepsi tentang otentitas kekhalifahan dan komitmen sejati Daulah Khilafah tersebut.
Sebagai rangkaian dari deklarasi tersebut, Daulah Khilafah merilis pesan Ramadhan dari Al-Baghdadi yang ditujukan kepada seluruh umat Islam, sebuah biografi singkat Khalifah baru, dan sebuah video yang menghapuskan perbatasan Sykes-Picot. Daulah Khilafah juga, melalui Twitter, merilis pengumuman tentang para jihadis yang diduga berbaiat kepada AlBaghdadi, baik dari kelompok maupun individu.
Kedua, deklarasi Daulah Khilafah tersebut berusaha untuk menahan perdebatan di kalangan jihadis tentang legitimasi keagamaan atas tindakan yang mereka lakukan. Dalam perwujudan sebelumnya, Daulah Khilafah sudah menyatakan bahwa mereka adalah sebuah negara, dan dengan demikian, lebih superior dari organisasi jihad dan ulama lainnya.
Beragam tanggapan muncul sebagai respon atas deklarasi tersebut. Banyak yang menentang dan menganggapnya tidak sah, namun tidak sedikit yang mendukung dan bahkan berbaiat. Dari pihak Barat, banyak juga yang underestimate—dengan memandang bahwa deklarasi tersebut cukup berani dan di luar nalar sehat, berisiko, berbau arogansi, dan bisa menjadi bumerang, namun tidak sedikit juga yang menganggap bahwa ancaman Daulah Khilafah bisa menggoyahkan tatanan hegemoni Barat saat ini.
Daulah Khilafah mengandalkan otoritas tersebut untuk membenarkan penolakan mereka terhadap arbitrase dengan kelompok-kelompok jihad lainnya di Suriah. Dengan demikian, pengumuman khilafah—sebuah tingkatan yang lebih tinggi otoritasnya—akan memberikan Daulah Khilafah—dalam perspektif mereka—otoritas yang tak tertandingi, dan berfungsi sebagai alat untuk membungkam kritikan dan tuduhan bahwa tindakannya tidak sesuai dengan hukum syariah.
Menurut Mendelshon,1 pengumuman kekhalifahan mampu memenuhi beberapa tujuan. Pertama, mengangkat status Daulah Khilafah dan Baghdadi. Pengumuman tersebut akan memperkuat citra Daulah Khilafah sebagai sebuah kelompok yang
Ketiga, kelompok-kelompok jihad lainnya (misalnya, Taliban di Afghanistan dan Asy-Syabab di Somalia) berhasil mendapatkan kontrol wilayah yang cukup besar, namun gagal untuk maju ke
1 “ISIL’s Bold Caliphate Roll-Out: Objectives And Risks,” warontherock.com, 8 Juli 2014 http://warontherocks.com/2014/07/ isils-bold-caliphate-roll-out-objectives-and-risks/
30
Laporan Khusus
SYAMINA
arah tujuan sebuah negara yang benar-benar Islam yang tidak terkekang oleh aturan sistem negara Westphalia. Kegagalan untuk memobilisasi umat Islam membuat keuntungan yang mereka dapatkan dipandang berbalik. Daulah Khilafah cukup percaya diri bahwa mereka tidak akan mengalami kegagalan yang sama. Usaha dan langkah-langkah yang mereka lakukan mencerminkan upaya untuk belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut.
Edisi XIII / Agustus 2014
mengkonsolidasikan Negara Islam. Bahkan jika deklarasi khilafah tidak membawa hasil dalam jangka pendek, langkah tersebut masih merupakan langkah pertama yang berguna dalam upaya Daulah Khilafah untuk meningkatkan kekuatan dan otoritas. Kepercayaan Daulah Khilafah tampaknya bukan tanpa manfaat mengingat ukuran wilayah yang telah mereka kuasai, lokasi yang berada di jantung utama Timur Tengah, melimpahnya sumber daya, dan keengganan Amerika Serikat untuk terjerat kembali dalam perang darat, dan timing kampanye Daulah Khilafah yang bertepatan dengan meningkatnya permusuhan antara Sunni dan Syiah.
Keempat, dan yang paling penting, pengumuman ini merupakan bagian dari rencana untuk memobilisasi umat Muslim. Dengan mengumumkan sebuah kekhalifahan, Daulah Khilafah berharap untuk menarik lebih banyak relawan, prajurit dan profesional yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan terus berjuang bersama membangun negara dan pemerintahan.
Langkah berani Daulah Khilafah mencerminkan sikap umum bahwa keberhasilan militer bisa mendahului, dan bahkan menyebabkan, legitimasi agama dan perluasan otoritas keagamaan. Bagi Daulah Khilafah, berdebat tentang legitimasi agama jauh lebih mudah jika dalam posisi punya kekuasaan.
Dalam pesan Ramadhan Baghdadi, ia mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk bergabung dengan Daulah Khilafah. Bukan sekadar permintaan, Baghdadi menggunakan gelarnya sebagai “Amirul Mukminin”, dengan menyatakan hijrah ke kekhalifahan merupakan sebuah kewajiban individual, di mana seluruh umat Islam yang mampu harus mematuhinya. Pengumuman kekhalifahan yang bertepatan dengan awal Ramadhan juga diharapkan bisa menambah daya tarik bagi jihadis dan komunitas muslim yang lebih luas.
Hanya saja, pendekatan berani yang dilakukan oleh Daulah Khilafah bisa jadi menjadi bumerang bagi mereka. Meskipun berusaha untuk membentuk sebuah narasi di mana pengumuman khalifah itu diterima dengan baik, dengan melepaskan banyak tweets tentang kelompok dan pejuang di seluruh dunia yang telah berbaiat kepada “Khalifah Ibrahim”, namun baiat ini lebih merupakan sebuah aliran sungai kecil dibanding gelombang banjir bandang. Daulah Khilafah belum mampu untuk mengubah posisi ulama jihad terkemuka yang telah menolak klaim otoritas kelompok mereka sebelumnya.
Daulah Khilafah menyediakan tempat tujuan yang jelas bagi para jihadis, yang memudahkan mereka yang ingin bergabung saat mereka tiba di area yang berada dalam kontrol Daulah Khilafah. Daulah Khilafah memang telah menawarkan safe havens dan berhasil menarik banyak foreign fighters sebelumnya, namun dengan pendeklarasian khilafah mereka berharap lebih mampu lagi menggerakkan mobilisasi umat. Daulah Khilafah menggunakan klaim otoritas “Khalifah” untuk memanggil—bukan hanya mendorong—umat Islam untuk bergabung. Dengan demikian, Daulah Khilafah menawarkan elemen penting yang tidak ada dalam upaya mobilisasi yang dilakukan oleh Al-Qaidah.
Sebuah khilafah dan khalifah memang dapat merangsang imajinasi beberapa pemuda yang antusias, namun ia juga memberi alasan bagi pihak lain untuk mempertimbangkan bahwa Daulah Khilafah terlalu berlebihan dan melampaui batas. Baghdadi tampaknya percaya bahwa dengan proyek kekhilafahan dia mampu mencapai segmen Muslim yang belum berhasil ia jangkau sebelumnya. Tapi daya tarik kondisi ideal Islam masa lalu harus diiringi dengan kemampuan untuk meyakinkan mayoritas umat Islam bahwa Daulah Khilafah juga mempunyai rencana pembangunan dan pemerintahan yang kuat.
Meski demikian, logika yang dilakukan oleh Daulah Khilafah bukannya bebas risiko. Kelompok ini cukup yakin, bahkan jika respon dari umat Muslim tidak seantusias yang mereka harapkan, penaklukan teritorial yang berhasil mereka lakukan telah menawarkan landasan yang kuat untuk
A. Tantangan yang harus dihadapi Daulah Khilafah Pada hari Ahad pagi, 29 Juni 2014, Daulah Islamiyah Irak dan Suriah (Daulah Khilafah)
31
Laporan Khusus
SYAMINA
mengumumkan penegakan kembali khilafah dengan Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai sang khalifah. Dalam pernyataan yang dirilis dalam bahasa Arab, Inggris, Jerman, Prancis, dan Rusia, Daulah Khilafah mengklaim bahwa mereka telah memenuhi semua persyaratan hukum untuk menjadi khalifah dan bahwa semua kelompok jihad yang ada dan umat Islam di seluruh dunia wajib berbaiat kepada Khalifah Ibrahim Al-Husaini Al-Quraisyi.
overreach mode, terlalu banyak front dan beban yang mereka buka yang berada di luar jangkauan kemampuannya.3 Kedua, ancaman adanya resistensi yang sangat serius dalam usaha mereka untuk mengimplementasikan visi kekhalifahannya. Pengalaman Daulah Islamiyah Irak (nama Daulah Khilafah sebelumnya) cukup bisa menjadi pelajaran. Penerapan syariat yang cukup ekstrim membuat sebagian masyarakat muslim moderat melakukan pemberontakan melalui gerakan Sahwa yang didukung oleh AS. Penolakan tersebut berujung pada kekalahan mereka pada tahun 2006-2009. Terkait pengalaman tersebut, Daulah Khilafah memiliki tugas yang tidak mudah untuk menegaskan otoritasnya atas orang yang sama saat ini.
Langkah tersebut bisa dibilang cukup berani, yang jika Daulah Khilafah tidak berhati-hati, akan menjadi momen di mana seluruh keuntungan yang telah mereka dapatkan di Irak dan Suriah akan siasia; ketika calon sekutu merasa diasingkan; dan ketika kritikan dari komunitas jihad selama ini terbukti benar. Menurut J.M. Berger, langkah yang diambil oleh Daulah Khilafah merupakan sebuah pertaruhan besar, yang membuat seluruh keuntungan yang telah mereka dapatkan berpotensi berada dalam risiko, meskipun keuntungan potensial yang mereka dapatkan juga cukup substansial.2
Daulah Khilafah memperoleh keuntungan di Irak sebagai bagian dari koalisi Sunni yang melakukan gerakan menentang pemerintah Maliki. Kelompok-kelompok tersebut mungkin melihat keuntungan sementara dalam bekerjasama dengan Daulah Khilafah, tetapi deklarasi kekhalifahan mengirim pesan yang jelas kepada seluruh mitra Daulah Khilafah di Irak bahwa mereka adalah pihak bawahan dalam aliansi ini. Daulah Khilafah mungkin telah mencoba mengantisipasi langkah ini di awal, tetapi jika tidak, perebutan kekuasaan bisa jadi akan memecah koalisi tersebut.
Keberhasilan Daulah Khilafah menguasai beberapa wilayah di Irak dan Suriah, yang kemudian diikuti dengan deklarasi khilafah menyisakan beberapa pertanyaan kunci yang menjadi tantangan mereka: Pertama, masa depan Daulah Khilafah sangat bergantung pada kemampuan para pejuangnya untuk terus melanjutkan penaklukan yang telah mereka lakukan dalam beberapa bulan belakangan ini. Jika pemerintah Irak mampu merebut kembali wilayah yang dikuasai oleh Dualah Khilafah, atau bahkan jika pertempuran di Irak menemui kebuntuan, legitimasi atas seluruh usaha Daulah Khilafah akan dipertanyakan.
Lebih penting lagi, kalkulus menguasai wilayah saat ini telah berubah. Sebelum deklarasi tersebut, jika wilayah yang baru saja mereka kuasai terebut kembali oleh musuh—karena kondisi perang masih terus berlangsung—Daulah Khilafah mungkin bisa kembali ke wilayah basis mereka di perbatasan Irak-Suriah tanpa harus banyak kehilangan muka diiringi dengan peningkatan kemampuan perang yang signifikan, mengingat persenjataan dan jutaan dolar dana yang berhasil mereka rebut. Namun sekarang, jika wilayahnya terebut, maka Baghdadi akan berisiko dipandang sebagai orang yang menguasai kekhalifahan, memegangnya sekejap, untuk kemudian kehilangan semuanya.
Kemajuan Daulah Khilafah yang dipandang begitu mudah di Irak bisa menjadi pedang bermata dua: mereka mungkin membiarkan Daulah Khilafah menegakkan sebuah khilafah, namun mereka juga memberikan harapan yang sangat tinggi pada aksi masa depan Daulah Khilafah. Kegagalan untuk memenuhi harapan tersebut akan menimbulkan kekecewaan dan akan membuat Daulah Khilafah ditinggalkan oleh jihadis lainnya.
Kerugian semacam itu akan menyoroti arogansi Daulah Khilafah dalam membuat deklarasi dan juga tampaknya akan memvalidasi argumen Amir Al-Qaidah Ayman Azh-Zhawahiri,
Dalam pandangan David Kilcullen, pakar dalam perang gerilya dan mantan kepala strategi kontra terorisme AS, Daulah Khilafah kini dalam kondisi 2
Edisi XIII / Agustus 2014
http://www.thedailybeast.com/articles/2014/06/29/Daulah Khilafahrisks-everything-to-declare-a-caliphate.html
3 http://www.npr.org/blogs/parallels/2014/07/03/328145985/havethe-islamist-militants-overreached-in-iraq-and-syria
32
Laporan Khusus
SYAMINA
bahwa metodologi Daulah Khilafah adalah cacat dan bahwa Daulah Khilafah adalah kelompok sempalan yang menempatkan kereta di depan kuda dalam melakukan jihad.
mungkin juga akan melawan mereka. Deklarasi yang dikeluarkan oleh Daulah Khilafah meminta seluruh jihadis untuk berbaiat kepada Khalifah Ibrahim— permintaan yang sama juga dilakukan oleh Daulah Islamiyah Irak (ISI) ketika mereka mendeklarasikan Daulah Islamiyah di Irak pada tahun 2006.5 Banyak kelompok militan yang menolak permintaan mereka, yang akhirnya berujung pada pertikaian berdarah pada tahun 2006 dan 2007. Penaklukan Mosul dan beberapa kota di Irak juga dipicu oleh pemberontakan Sunni yang merasa termarjinalisasi oleh kekejaman rezim Syiah di Irak.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana Daulah Khilafah yakin tentang kemampuannya untuk mempertahankan wilayah yang sudah mereka kuasai di Irak, di saat pertempuran masih berlangsung dengan sengit dan Amerika Serikat mulai melancarkan kekuatan udaranya melawan mereka? Jika Daulah Khilafah bisa memastikan bahwa mitranya di lapangan mendukung deklarasi tersebut, dan jika mereka bisa sedikit bersabar untuk melakukan deklarasi sampai yakin bahwa mereka telah mengkonsolidasikan keuntungan yang telah mereka dapatkan, maka mereka bisa berada dalam posisi yang siap untuk menuai keuntungan.
Daulah Khilafah tidak sendirian dalam penaklukan Mosul bulan Juni kemarin. Mereka juga bekerjasama dengan kelompok lain yang juga mantan “musuhnya”,6 terutama Jaisy Rijal al-Thariqah AlNaqsyabandiyah (JRTN), kelompok pemberontak sufi yang banyak beranggotakan orang-orang Baats dan dipimpin oleh Izzat Ibrahim Ad-Duri, mantan orang kedua Saddam Hussein. Mereka mempunyai tujuan jangka pendek yang sama—melawan pemerintahan rezim Syiah di Irak—namun mereka mempunyai tujuan jangka panjang yang berbeda.
Jika Daulah Khilafah terburu-buru atau mengesampingkan keberatan dari mitra lokal, mereka mungkin akan kehilangan keuntungan teritorial dengan cepat dan akhirnya dikecam sebagai kelompok yang arogan dan keliru. Kata-kata yang mereka sampaikan dalam deklarasi, dalam penilaian Zelin, cukup berbau arogansi, menuntut sumpah setia dari seluruh umat Islam, di mana pihak yang membangkang akan dilabeli berdosa atau bahkan murtad. Zelin juga menganggap bahwa Deklarasi khilafah telah menciptakan mentalitas “with us or against us” di dalam Daulah Khilafah, yang justru menciptakan lebih banyak musuh lagi.4
Hal ini ditegaskan oleh mantan wakil presiden Irak dan pimpinan politik masyarakat Sunni di Irak, Thariq Al-Hasim. Pada tanggal 17 Juni 2014, dia menekankan bahwa “Kami (Sunni moderat) mempunyai agenda yang berbeda dengan Daulah Khilafah… kami bukan ekstrimis… kami mempunyai tujuan yang sama dengan Daulah Khilafah dalam hal menggulingkan Maliki atau pemerintah Syiah… tapi kami tidak bersekutu atau berkoordinasi dengan mereka.”7Menurut survey yang dilakukan di Mosul, masyarakat di sana yakin bahwa kota mereka dikuasai oleh orang-orang Ba’ats, bukan jihadis. Dilaporkan bahwa para pejabat dalam pemerintah revolusi baru yang dibentuk di Mosul dan Tikrit adalah para mantan pejabat Ba’ats.8
Daulah Khilafah tampaknya berdiri di tepi jurang dengan keyakinan yang belum matang tentang kemampuannya untuk menjaga keseimbangan. Mereka mungkin akan mampu untuk berjalan di atas jurang tersebut. Namun, ini adalah sebuah risiko yang menakjubkan dan tidak perlu yang dilakukan oleh sebuah kelompok yang sebenarnya beberapa waktu ke depan mempunyai peluang yang sangat baik, dari hasil yang berkisar dari baik menjadi sangat baik. Hanya saja, sekarang mereka telah mengambil risiko yang lebih tinggi untuk sebuah hasil yang benar-benar buruk bagi prospek jangka panjang mereka.
Bisa dikatakan bahwa Daulah Khilafah, sukusuku Sunni, elemen-elemen Ba’ats, mantan tentara dan intelijen Irak melakukan aliansi samar dengan spektrum yang bervariasi untuk mengontrol Mosul. Namun, jika tanda-tanda konflik mulai muncul ke
Ketiga, mungkin tidak hanya muslim biasa yang akan menentang, kelompok militan lain 4
Edisi XIII / Agustus 2014
5 http://web.archive.org/web/20061117040641/http://www. lauramansfield.com/j/default.asp 6 http://carnegieendowment.org/sada/2014/06/17/more-than-Daulah Khilafah-iraq-s-Sunni-insurgency/hdve 7 http://www.bbc.co.uk/iplayer/episode/b04675dv/hardtalk-tariqalhashimi-former-vicepresident-of-iraq 8 http://foreignpolicyblogs.com/2014/07/03/the-Daulah Khilafah-story/
http://www.foreignpolicy.com/articles/2014/06/30/isis_is_dead_long_ live_the_islamic_state_iraq_syria
33
Laporan Khusus
SYAMINA
permukaan, pertanyaannya adalah seberapa lama kekuatan tersebut akan bertahan bersama? Jika Daulah Khilafah tidak mampu untuk mengatasinya, ancaman akan pemberontakan dari dalam akan berpotensi mengganjal tujuan mereka. Menurut analisis David Kilcullen,” dengan mengumumkan khilafah, mereka (Daulah Khilafah) memilih bertempur dengan semua pihak.”9
Edisi XIII / Agustus 2014
Pertanyaannya di sini adalah berapa banyak kelompok militan non-kekerasan saat ini yang akan melompat ke arah Daulah Khilafah dan berapa banyak yang justru akan melompat menjauhi Daulah Khilafah. Sekali lagi, ini adalah sebuah skenario yang berisiko tinggi dan berhadiah tinggi bagi Daulah Khilafah. Mereka bisa menuai manfaat yang cukup besar, namun risikonya juga akan sangat parah. Terlepas dari bagaimana hasilnya, deklarasi tersebut kemungkinan akan menghasilkan aliran baru sumber dana dan perekrutan pasukan tempur, meskipun konsekuensinya harus menekan pihak lain.
Keempat, deklarasi ini akan semakin memperpanjang perselisihan antara Daulah Khilafah dan Al-Qaidah. Jika Daulah Khilafah mampu untuk meyakinkan mayoritas kelompok salafi jihadis bahwa penaklukan yang mereka lakukan akan membawa pada Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah, para pejuangnya mampu untuk terus maju di Irak, dan para pemimpin kelompok mereka mampu menahan diri dari dorongan melakukan tindakan otoriter, maka ada peluang bagi Daulah Khilafah untuk memainkan peranan penting dalam kepemimpinan jihad global.
Sedangkan bagi Al-Qaidah, deklarasi kekhilafahan yang dilakukan oleh Daulah Khilafah akan menciptakan dilema yang cukup serius: jika para pemimpin mereka secara terbuka menentang kekhilafahan Daulah Khilafah, maka mereka akan dipandang menyerang tujuan yang seluruh jihadis berusaha untuk mencapainya dan melecehkan kemenangan yang telah dicapai di Irak. Namun, di sisi lain, jika Al-Qaidah memilih untuk tidak melakukan dan tidak mengatakan apa-apa, para salafi jihadis mungkin menganggapnya sebagai tanda kelemahan, atau bahkan dianggap menyetujui kekhilafahan tersebut, yang akhirnya menyebabkan para pejuang lebih memilih untuk mendukung Daulah Khilafah daripada Al-Qaidah.
Keuntungan yang didapatkan Daulah Khilafah baru-baru ini di Irak memproyeksikan kekuatan dan dinamisme mereka, sedangkan Al-Qaidah tampak lebih hati-hati dan ragu-ragu. Meski demikian, Al-Qaidah Pusat masih lebih unggul dibanding Daulah Khilafah dalam hal dukungan tokoh-tokoh berpengaruh di kalangan komunitas jihad. Deklarasi khilafah mengundang kontroversi yang cukup dahsyat. Bagi segmen jihad global pro Al-Qaidah, deklarasi tersebut akan semakin memicu gerakan anti Daulah Khilafah, terutama dengan pernyataan bahwa kelompok jihad di seluruh dunia berkewajiban untuk berbaiat kepada mereka. Namun di sisi lain, deklarasi tersebut akan menghasilkan antusiasme dari para pasukan lapangan dan segmen lain dari gerakan jihad global yang memandang Daulah Khilafah sebagai rising star, yang kebanyakan berasal dari para pemuda bersemangat.
Namun, bisa jadi Al-Qaidah meyakini bahwa seluruh usaha yang dilakukan oleh Daulah Khilafah akan berakhir pada kegagalan. Mereka membandingkan Daulah Khilafah dengan kelompok GIA (Group of Islamic Army), yang memerangi pasukan Aljazair pada tahun 1990-an.10 Pada masa itu, pemimpin GIA juga mendeklarasikan diri sebagai Khilafah. Mereka berusaha menyatukan barisan para pejuang melalui pemaksaan, dan akhirnya berujung pada deklarasi bahwa hampir seluruh rakyat Aljazair telah kafir yang boleh dibunuh. Hasilnya adalah gagalnya pemberontakan akibat kerapuhan dari dalam. Namun, dampak lainnya adalah munculnya kelompok sempalan—the Salafist Group for Preaching and Fighting (GSPC)—yang akhirnya bergabung dengan Al-Qaidah dan menjadi Al-Qaidah in the Islamic Maghrib (AQIM).
Ada risiko pembelotan dari Al-Qaidah ke Daulah Khilafah, khususnya di Afrika Utara, di mana beberapa segmen kelompok menunjukkan simpati mereka terhadap Daulah Khilafah. Beberapa pendukung AQAP di Yaman secara perorangan juga terkadang menunjukkan dukungan dan simpati pada Daulah Khilafah. Di sisi lain, umat Islam di seluruh dunia cenderung, secara keseluruhan, bereaksi negatif terhadap pengumuman tersebut.
Habeck memprediksi bahwa Al-Qaidah akan memainkan permainan panjang. Mereka akan
9 http://www.npr.org/blogs/parallels/2014/07/03/328145985/havethe-islamist-militants-overreached-in-iraq-and-syria
10
34
http://ent.siteintelgroup.com/Jihadist-News/prominent-jihadist-saysal-qaeda-in-iraq-s-leadership-has-been-infiltrated.html
Laporan Khusus
SYAMINA
bersabar dengan harapan bahwa dari debu jihad di Irak, sekutu baru Al-Qaidah akan muncul untuk menggantikan posisi kelompok sebelumnya dalam kancah jihad global.11
Edisi XIII / Agustus 2014
bagi pemerintah Irak. Bahkan sebelum deklarasi khilafah, Daulah Khilafah banyak melakukan klaim kemenangan dalam hal penguasaan wilayah. Mereka tentunya berusaha untuk mempertahankan kontrol yang telah diperoleh di Suriah. Di Irak, partisipasi perlawanan masyarakat Sunni setempat membantu penguasaan wilayah Daulah Khilafah. Karenanya, kehilangan sekutu lokal mungkin akan mempengaruhi kemampuan kontrol Daulah Khilafah atas wilayah tersebut. Terlebih lagi, banyak dari pasukan Sunni lokal yang saat ini bekerjasama dengan Daulah Khilafah adalah kelompok yang sama dengan yang dulu pernah bersama-sama melawan pasukan Amerika, tapi kemudian melawan pendahulu Daulah Khilafah, Al-Qaidah Irak.
Dengan pendeklarasian khilafah saat ini, Daulah Khilafah juga akan menghadapi sebuah dilema yang justru saat ini banyak dihadapi oleh musuh mereka. zz Faksionalisasi: Milisi Sunni yang membantu Daulah Khilafah menguasai beberapa kota di Irak saat ini mungkin dapat menimbulkan ancaman terhadap kontrol Daulah Khilafah sebagaimana yang mereka lakukan kepada pemerintah Irak. Kekalahan militer Irak atas Daulah Khilafah disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk komandan yang tidak kompeten atau tidak loyal, serta kurangnya dukungan lokal. Kekuatan aliansi antara Daulah Khilafah dan komunitas lokal sangat bervariasi. Ketegangan mulai muncul dalam aliansi ini, yang mungkin akan pecah jika Daulah Khilafah tidak melakukan upaya serius untuk memperkuat aliansi ini— sebuah upaya yang mungkin melibatkan negosiasi dan kompromi atas berbagai tujuan yang bertentangan, serta ketegangan antara tujuan ideologis dan ketidakpuasan lokal.
zz Menjalankan khalifah: Sebagaimana catatan Jim Muir, “Jika proyek khilafah ingin mempunyai akar yang kuat, mereka membutuhkan administrator dan ahli di berbagai bidang, yang Abu Bakar Al-Baghdadi sendiri jelas berharap mereka akan berduyun-duyun memenuhi seruannya.”14 Daulah Khilafah telah menunjukkan beberapa kapasitas untuk melakukan hal ini di kota-kota Suriah seperti Raqqah. Tapi, teknokrat yang kompeten tidak mudah didapat. Bagi Daulah Khilafah, hal ini banyak bergantung pada bagaimana deklarasi kekhalifahan mampu menarik individu yang berkualitas di tempat lain, dan kesediaan kelompok tersebut untuk berkompromi dan bermain politik dalam membangun aliansi.
zz Perlucutan: Daulah Khilafah saat ini menghadapi risiko yang sama dengan pemerintah Irak, yaitu para sekutu yang jika dibiarkan keluar dari proses internal kelompok, atau mempunyai tujuan atau preferensi politik keagamaan yang berbeda mungkin akan menolak kontrol dari Daulah Khilafah. Tampaknya Daulah Khilafah menyadari akan kemungkinan ini, Mereka kini mencoba melakukan DDR (Disarming, Demobilization, and Reintegrating), 12 dengan cara menuntut para pejuang lokal untuk berbaiat kepada Daulah Khilafah, dan meletakkan senjata mereka.13
Mungkin beberapa personil berkualitas tertarik atas seruan Daulah Khilafah, ditambah lagi dengan kemampuan kelompok tersebut untuk membayar mereka, setidaknya untuk saat ini. Tapi orang tersebut sering juga membawa preferensi politik dan agama mereka sendiri. Jika Daulah Khilafah menolak untuk berkompromi, maka akan mereka hanya akan mampu memancing di kolam dangkal administrator yang mempunyai kompetensi yang cukup dan persamaan ideologi dengan mereka saja. Terlebih lagi, jika ISIS mampu menarik personil berkualitas, menggunakan mereka untuk kebutuhan administrasi saja berarti kelompok
zz Kontrol teritorial: Faksionalisasi juga memberikan Daulah Khilafah tantangan kontrol teritorial yang sama dengan pemerintah Irak. Hilangnya Mosul dan daerah lain di Irak utara merupakan kemunduran politik dan militer http://news.siteintelgroup.com/blog/index.php/about-us/21jihad/4397-Daulah Khilafah-declares-the-caliphate-an-analysis 12 Yaitu melucuti (disarming), demobilisasi (demobilizing) dan reintegrasi (reintegrating) ataspara gerilyawan yang sering mengganggu resolusi pasca konflik. 13 http://www.bbc.com/news/world-middle-east-28123258 11
14 http://www.bbc.com/news/world-middle-east-28123258
35
Laporan Khusus
SYAMINA
tersebut tidak dapat secara bersamaan menggunakan keterampilan mereka dalam memimpin atau merencanakan serangan untuk memperluas atau mempertahankan wilayah Daulah Khilafah.
Edisi XIII / Agustus 2014
AS, Ben Rhodes, yang dirilis di website resmi Gedung Putih, menjelaskan bahwa mereka tidak memerangi Daulah Khilafah.16 Terkait dengan ancaman pada Barat, Rhodes menjelaskan bahwa Daulah Khilafah berbeda dengan Al-Qaidah. Fokus utama Daulah Khilafah adalah untuk mengkonsolidasikan wilayah di kawasan Timur Tengah untuk mendirikan Negara Islam ala mereka sendiri.”17
Kemenangan Daulah Khilafah dan deklarasi khilafah yang mereka lakukan telah menimbulkan alarm dan ironi yang menempatkan mereka pada tantangan yang sama dengan pemerintahan yang mereka gulingkan. Peperangan dalam dekade ini telah memberi bukti bahwa proklamasi “mission accomplished” di Irak tidak menjamin kesuksesan.
Namun, jika ternyata eskalasi serangan AS meningkat dan meluas hingga wilayah lain di Irak dan terutama Suriah, maka serangan semacam itu akan memberi Daulah Khilafah satu hal yang sampai sekarang secara definitif tidak mampu mereka klaim, yaitu legitimasi. Jika demikian yang terjadi, maka sebuah tema baru yang potensial dari para jihadis akan muncul: khalifah telah berhasil ditegakkan kembali, namun ia langsung dihancurkan oleh Amerika Serikat.
Saat ini, Daulah Khilafah memiliki keuntungan momentum, uang tunai, dan musuh yang mengalami disfungsional. Tapi ini masih awal, dan masih banyak yang harus dilihat bagaimana ISIS menghadapi tantangan ini. Mereka harus memutuskan seberapa jauh mereka mau berkompromi dan bernegosiasi untuk membangun aliansi yang kuat dari mitra yang sejauh ini lebih oportunistik. Mereka harus merekrut dan mengalokasikan baik sumber daya keuangan dan personil untuk mengelola wilayah yang mereka kuasai. Kemampuan Daulah Khilafah untuk memperluas wilayah atau menimbulkan ancaman bagi negara lain sangat bergantung pada pilihan dan kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan ini.
Iran mungkin juga mengisi peran penjahat di sini, sehingga menghasilkan pergeseran tektonik yang berbeda dalam gerakan global. Dan Israel juga bisa melakukan intervensi, yang mungkin akan menjungkirbalikkan seluruh papan permainan dan memulai permainan yang baru, permainan yang sangat menarik. Bahkan sebelum deklarasi, ada risiko besar bahwa serangan AS terhadap Daulah Khilafah akan meningkatkan posisinya dalam pandangan komunitas jihad global, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan popularitas melawan Al-Qaidah dalam pertempuran memenangkan hati dan pikiran.
Titik Balik Potensial Ada satu faktor yang dapat menyebabkan semua ini bekerja secara dramatis berbalik menguntungkan Daulah Khilafah, tapi faktor tersebut memerlukan sejumlah besar variabel untuk bisa terjadi. Faktor tersebut adalah intervensi AS.
Serangan AS juga bisa mengubah tren dalam beberapa tahun terakhir menuju lokalisasi konflik jihad atau menyatukan gerakan jihad yang saat ini terpecah untuk melawan AS sebagai musuh utama sekali lagi, dengan Daulah Khilafah kemudian memegang posisi sentral dalam perjuangan global terpadu.
AS sudah mulai melancarkan serangan udara dengan tujuan terbatas pada melindungi personil AS dan menghalau Daulah Khilafah dari menguasai Erbil, kota di mana konsulat AS dan basis operasi bersama bermarkas. Pentagon menjelaskan bahwa serangan tersebut sekadar untuk memperlambat tempo operasi Daulah Khilafah dan untuk sementara waktu mengganggu penetrasi mereka di provinsi Erbil. Namun, serangan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kemampuan keseluruhan Daulah Khilafah atau operasi mereka di wilayah lain di Irak dan Suriah.15 Gedung Putih, melalui pernyataan Deputi Penasihat Keamanan Nasional
Jika pernyataan kekhalifahan diterima secara sah oleh sejumlah besar jihadis dan pendukung mereka yang saat ini belum berada di wilayah konflik dan... Jika Amerika Serikat dipandang sebagai kontributor paling penting dalam menghancurkan khalifah yang baru lahir... 16 http://www.whitehouse.gov/blog/2014/08/11/airstrikes-iraq-whatyou-need-know 17 idem
15 http://www.chicagotribune.com/news/nationworld/chi-iraqcrDaulah Khilafah-20140811-story.html
36
Laporan Khusus
SYAMINA
... mungkin akan ada konsekuensi dalam skala yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Akan terjadi gelombang serangan teroris di Barat, lonjakan perekrutan foreign fighter dan penggalangan dana, dan ketidakstabilan yang signifikan di negara-negara Timur Tengah yang belum pernah mengalaminya.
Edisi XIII / Agustus 2014
energi dan kehidupan yang Allah tidak perkenankan untuk dijalani karena kebodohan yang melekat padanya.”18 Nashir Al-Wuhaishy mewanti-wanti tentang potensi ini dalam suratnya kepada pimpinan AQIM, Abu Mus’ab Abdul Wadud. “Dunia saat ini menunggu apa yang selanjutnya akan Anda lakukan dan bagaimana cara Anda mengatur urusan negara Anda. Musuh Anda ingin melihat Anda gagal, mereka melemparkan rintangan untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa Anda hanya pandai bertempur dan berperang, tidak mampu untuk menjalankan negara dan mengatur urusan masyarakat.”19
Tetapi itu adalah dua jika yang sangat besar. Jika semua itu adalah rencana Daulah Khilafah selama ini, maka langkah tersebut adalah sebuah tindakan yang sangat berani berbatasan dengan gila. Ini adalah pertaruhan semua atau tidak sama sekali. Daulah Khilafah telah menempatkan nasibnya pada satu garis dengan deklarasi tersebut. Lebih daripada itu, jelas bahwa Daulah Khilafah adalah seorang pecandu adrenalin. Jika kelompok ini bertahan, mungkin akan lebih berani untuk mengambil risiko yang jauh lebih besar.
Ariel Ahram menulis di Monkey Cage bahwa kelompok pemberontak biasanya mengalami “kutukan sumber daya” yang kedepannya akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam konflik yang mereka jalani. Hal yang sama juga dipandang bisa terjadi di Irak, ketika Daulah Khilafah mendapatkan momentum untuk menguasai minyak dan sumber air.20 Daveed Gartenstein-Ross dan Amichai Magen memandang bahwa kelompok jihadis akan menghadapi masalah pemerintahan yang berbeda yang mungkin tidak akan mampu mereka atasi dalam jangka pendek, dan akan menyulitkan mereka dalam jangka panjang.21
B. Dilema Pemerintahan Satu pertanyaan besar terkait dengan penguasaan wilayah yang didapat oleh Daulah Khilafah yang kemudian diiringi dengan deklarasi khilafah adalah mengenai kemampuan para jihadis untuk mengatur pemerintahan. Bisakah mereka mengelolanya? Bisakah mereka mempertahankan kontrol dan mengelola sumber daya yang ada dalam wilayah mereka? Bisakah mereka mengelola masyarakat? Pertanyaan tersebut adalah satu celah yang seringkali dimanfaatkan oleh pihak Barat untuk menunjukkan dan memberikan citra negatif tentang pemerintahan Islam yang diusung oleh para jihadis. Tujuan mereka adalah untuk membuat masyarakat trauma dan antipati terhadap cita-cita syariat Islam dan negara Islam.
Akhir-akhir ini, ketertarikan para akademisi untuk membuat penelitian mengenai usaha aktor-aktor non-negara untuk memerintah semakin meningkat. Dalam bukunya, Inside Rebellion, Jeremy Weinstein menerangkan bahwa kedisiplinan aktor kekerasan non-negara adalah pusat untuk menentukan apakah mereka akan membangun struktur pemerintahan dan melindungi penduduk dari kekerasan atau justru membunuh tanpa pandang bulu. Weinstein menyimpulkan bahwa organisasi yang lebih kaya lebih kesulitan untuk menjaga kedisiplinan karena mereka menarik para oportunis yang terobsesi untuk mendapat keuntungan langsung, dan dengan demikian cenderung kepada kekerasan. Sementara organisasi yang miskin sumber daya cenderung menarik individu-individu berkomitmen yang mempunyai tujuan yang sama. Dengan demikian,
Kegagalan dan keburukan dalam melakukan pemerintahan inilah yang coba dipotret dan diekspos oleh Barat untuk memburukkan pemerintahan para jihadis. Mark Stout, direktur Program Master of Arts dalam Studi Keamanan Global John Hopkins University, menilai bahwa “cukup mudah untuk membalikkan apa yang telah didapat oleh Daulah Khilafah. Ketika mereka berhasil dibalikkan—tak peduli siapa yang melakukannya—hal yang paling penting dilakukan adalah memotret wilayah yang berhasil direbut oleh Daulah Khilafah sebagai tindakan sia-sia terkini yang dilakukan oleh jihadis Sunni yang selalu ditakdirkan kalah, buang-buang
18 http://warontherocks.com/2014/06/isis-this-too-shall-pass/ 19 Versi bahasa Inggris dan bahasa Arab dari surat tersebut bisa didownlaod di http://www.longwarjournal.org/images/al-qaidapapershow-to-run-a-state.pdf 20 h t t p : / / w w w . w a s h i n g t o n p o s t . c o m / b l o g s / m o n k e y - c a g e / wp/2014/07/02/for-isis-its-oil-and-water/ 21 h tt p : / / w w w . w a s h i n g t o n p o s t . c o m / b l o g s / m o n k e y - c a g e / wp/2014/07/18/the-jihadist-governance-dilemma/
37
Laporan Khusus
SYAMINA
Weinstein meyakini bahwa organisasi yang miskin sumber daya lebih mungkin untuk membentuk pemerintahan dan memberikan pelayanan.22 Dalam Rebel Rulers, Zachariah Cherian Mampilly meneliti variasi strategi pemerintahan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok pemberontak, dengan fokus utama pada keputusan para pemimpin awal kelompok dan selanjutnya interaksi mereka dengan berbagai aktor yang lain. Mampily juga berpendapat bahwa kelompok pemberontak lebih mungkin untuk mendirikan pemerintahan jika negara melakukan penetrasi yang cukup signifikan dalam satu wilayah sebelum pemberontak melakukan pengambilalihan.23
Edisi XIII / Agustus 2014
Pemahaman kaku kelompok jihad tentang hukum Islam dan metode brutal atas penduduk meningkatkan tantangan yang mereka hadapi dalam pemerintahan: legitimasi, efektivitas dan keberlanjutan. Kelompok jihad menghadapi ujian ganda sehubungan dengan legitimasi kekuasaan mereka. Tes pertama berkaitan dengan tingkat penerimaan penduduk. Sosiolog dan ekonom politik Max Weber mendefinisikan legitimasi sebagai hubungan kewenangan antara penguasa dan yang dikuasai yang dianggap mengikat oleh kedua belah pihak. Kelompok jihad akan dipandang legitimate di mata penduduk jika penduduk memandang kelompok tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku, dan mereka melihat aturan kelompok tersebut layak diikuti.
Saat ini, jihadis memiliki beberapa pengalaman terkait dengan tata kelola pemerintahan: Di Irak (2006-2008), Somalia (2007-12), Yaman (2011-12), Mali Utara (2012-13), dan sekali lagi di Irak (2014??). Fenomena ini memancing para akademisi untuk melakukan penelitian atas pemerintahan para jihadis.
Sikap kelompok jihad yang mengalienasi penduduk menyebabkan mereka menghadapi masalah yang mendalam selama perang Irak. Sikap ekstrim mereka atas penduduk setempat memicu reaksi suku Sunni Anbar. Pada bulan September 2006 sejumlah ulama moderat mengumumkan rencana mereka untuk bertempur melawan ISI dan menyebut gerakan tersebut sebagai gerakan kebangkitan, Sahwa. Keberhasilan program Sahwa di Anbar membuat program tersebut diperluas di daerah lain. Meskipun beberapa tahun kemudian mampu bangkit lagi, pada awal 2009 ISI sempat mengalami banyak kemunduran akibat ekstrimisme mereka dan serangan pasukan AS.
Menurut Gartenstein-Ross, Jihadis mengalami dilema mendasar: Mereka tidak bisa mencapai tujuan mereka jika mereka tidak memerintah, namun catatan sejarah menunjukkan bahwa mereka berulang kali gagal dalam upaya pemerintahan. Paradoksnya, ketika kelompok tersebut nampak dalam kekuatan terbaiknya—ketika mereka menguasai aset seperti negara—kelemahan terbesar mereka terekspos. Salah satu tujuan utama Salafi jihadis global yang telah mapan adalah diberlakukannya syariat Islam. Mantan pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin mengatakan pada tahun 1998 bahwa perjuangan Al-Qaidah harus terus dilakukan sampai “syariat Islam ditegakkan di bumi Allah.” Namun, dalam pandangan Gartenstein-Ross, para jihadis cenderung melakukan penafsiran syariat secara kaku. Dalam periode pemerintahan sebelumnya di Mosul— ketika ISI (Islamic State of Iraq) mengendalikan kota tersebut sampai Mei 2008—warga diminta untuk mengikuti aturan yang rumit dan aneh. ISI melarang para penjual makanan menampilkan tomat dan mentimun secara bersandingan karena dianggap provokatif secara seksual.
Belajar dari pengalaman, Al-Qaidah berusaha mengevaluasi titik rawan tersebut. Saat berhasil menguasai Mali Utara, pimpinan AQIM, Abdel Malek Droukdel, menulis surat kepada para pejuangnya di sana untuk menghindari “kecepatan ekstrim dalam menerapkan syariah, yang tidak mempertimbangkan evolusi bertahap yang harus diterapkan dalam lingkungan yang belum paham tentang agama.” Meski demikian, dalam analisis Amichai Magen, masalah legitimasi internal bagi kelompok jihadis tidak berarti secara otomatis memicu suksesnya gerakan ala Sahwa. ISI mungkin akan berhasil menyapu bersih Sahwa di Anbar jika militer AS tidak turun tangan melindungi gerakan tersebut. Jihadis telah mampu menekan perlawanan ditempat-tempat seperti di kota Raqqah, di mana Daulah Khilafah telah berurusan dengan perbedaan
22
Weinstein, J. M. (2007). Inside Rebellion: The Politics of Insurgent Violence. Cambridge, UK: Cambridge University Press. dalam Comparative Political Studies Volume 40 Number 9 September 2007, Sage Publications, hal. 1146 23 Zachariah Cherian Mampilly, Rebel Rulers: Insurgent Governance and Civilian Life during War, Cornell University Press, 2011, hal. 70.
38
Laporan Khusus
SYAMINA
pendapat dengan memenjarakan, menyiksa dan membunuh lawan.
Edisi XIII / Agustus 2014
langkah-langkah brutal, kekecewaan masyarakat juga akan tumbuh ketika kelompok tersebut gagal untuk secara efektif menyediakan barang dan jasa.
Selain tantangan legitimasi internal, jihadis menghadapi tantangan eksternal untuk legitimasi mereka karena negara-negara tetangga, kekuatan global dan LSM besar melihat pemerintahan jihadis tidak sah. Musuh kelompok jihad akan melakukan mobilisasi saat mereka mulai memerintah karena urgensi ancaman jihadis akan meningkat setelah kelompok-kelompok ini berhasil merebut wilayah. Selain itu, saat mereka bertransisi menjadi seperti negara akan membuat mereka lebih rapuh terhadap operasi militer.
Tantangan pemerintahan lain yang akan dihadapi jihadis adalah keberlanjutan—kemampuan untuk memerintah selama periode yang signifikan. Pemerintahan berkelanjutan umumnya memerlukan tercapainya sinkronisasi dengan aktor lain, baik domestik maupun internasional, dan setidaknya mempunyai kapasitas minimal untuk mengontrol perbatasan, wilayah dan populasi. Kegagalan Daulah Khilafah untuk mencapai hal tersebut jelas terlihat di Suriah, di mana mereka telah menghabiskan lebih banyak waktu dalam pertempuran dengan kelompok pemberontak selain dengan rezim Bashar Assad.
Kelompok jihad juga akan menghadapi tantangan efektivitas. Salah satu aspek dari efektivitas ditentukan oleh apakah mereka dapat menjalankan fungsi dasar pemerintahan, termasuk pemberian layanan (seperti pengumpulan sampah, air dan listrik, dan pemeliharaan jalan). Para pengamat telah mencatat peningkatan penyediaan layanan sosial dari kelompok jihad, tapi mengatur wilayah adalah hal yang berbeda.
Selanjutnya, ketidakmampuan kelompok jihad untuk menyediakan layanan secara efektif merusak keberlanjutan upaya pemerintahan mereka. Kurangnya kapasitas umum kelompok jihad memaksa mereka untuk mencoba untuk menangkap lembaga yang sudah ada sebelumnya atau bekerja dengan orang lain yang mampu menyediakan layanan ini. Terlepas dari keberhasilan mereka, mempertahankan dukungan penduduk menjadi lebih sulit bagi kelompok-kelompok jihad seiring berjalannya waktu.
Kelompok jihad mengalami kesulitan menggantikan negara sebagai penyedia layanan utama karena mereka tidak memiliki pengalaman dalam pelayanan dan kurangnya fokus pada aspek pemerintahan yang lebih duniawi, dan juga karena pemerintahan mereka masih rapuh. Surat yang ditulis pemimpin Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP), Nasir Al-Wuhayshi, baru-baru ini mengakui masalah ini. Dalam menjelaskan keputusan AQAP untuk tidak mendeklarasikan emirat di Yaman Selatan, Wuhayshi menyatakan bahwa para pemimpin senior Al-Qaidah menyarankan agar menunda pendeklarasian emirat karena “kita tidak akan mampu untuk melayani masyarakat dalam basis negara karena kita belum mampu untuk menyediakan semua kebutuhan mereka, terutama karena negara kita masih rapuh.”24
Pemerintahan akan terus menjadi tantangan bagi kelompok jihad. Aktor-aktor ini telah tumbuh lebih kompeten pada upaya “pra-pemerintahan”— seperti melakukan dakwah atau upaya memberikan pelayanan sosial yang terbatas. Namun pemerintah yang sah, efektif, dan berkelanjutan masih jauh dari mereka.25
Pemerintah juga sering memotong jalur pendapatan ke daerah-daerah yang berada di bawah kendali jihadis, hal yang memaksa jihadis untuk membayar pelayan masyarakat atau kehilangan sebagian angkatan kerja yang berharga untuk dialihkan ke tugas administratif. Sementara jihadis sering kehilangan dukungan dari penduduk karena
Selanjutnya, dapatkah kelompok jihad menjadi lebih “sah” di mata masyarakat internasional? Untuk saat ini, menurut Ross, jawabannya adalah tidak, sebagian karena ketidakfleksibelan mereka. Kebanyakan pelaku salafi jihad tidak tertarik dalam memperoleh legitimasi karena mereka melihat sistem internasional sebagai sistem yang tidak sah. Tapi hal ini bisa berubah: jihadis mungkin dapat mengembangkan prinsip-prinsip strategis yang berusaha untuk memperbaiki kelemahan pemerintahan mereka. Apakah Daulah Khilafah merupakan sebuah negara? Ini adalah pertanyaan yang lebih bersifat politis dibanding analitis
24
25
Al Qaeda Papers How to Run the State, http://www.longwarjournal. org/images/al-qaida-papershow-to-run-a-state.pdf
39
h tt p : / / w w w . w a s h i n g t o n p o s t . c o m / b l o g s / m o n k e y - c a g e / wp/2014/07/18/the-jihadist-governance-dilemma/
Laporan Khusus
SYAMINA
akademis. Definisi state sendiri di abad ke-21 ini masih cukup mengundang perdebatan. Para akademisi dan analis tidak bisa memberikan jawaban secara pasti. Dalam pandangan Adam Elkus dari George Mason University, jika sebuah “negara” cukup legitimate untuk membanjiri Gedung Putih dengan brosur tentang peluang bisnis yang inovatif dan menarik dari Daulah Khilafah, maka mereka cukup dekat untuk masuk dalam definisi “negara”.26
Menurut Ross, meskipun ‘brutalitas’ jihadis memberikan peluang bagi Barat, kerapuhan ini tidak akan secara otomatis menghasilkan kemunduran bagi kelompok tersebut. Saat kelompok jihadis memperoleh kekuasaan, maka kelemahan mereka akan terekspos—dan tujuan negara-negara Barat saat jihadis memperoleh kekuatan harus lebih ambisius daripada hanya mendorong mereka kembali. Bagi Ross, tujuannya harus untuk memberikan pukulan yang membunuh.
Faktor yang dapat membantu membuat pemerintahan jihadis lebih bisa bertahan lama adalah meningkatnya jumlah tempat yang dikuasai, yang membuat mereka bisa mundur saat musuh mereka maju, dan kemudian melakukan regrouping. Bahkan ketika kelompok-kelompok jihad tampaknya telah dikalahkan—sebagaimana yang terjadi pada AQI dan Boko Haram pada tahun 2009—mereka terbukti masih tangguh. Saat jumlah siklus destruktif tersebut semakin tumbuh, kelompok jihad bisa menemukan diri mereka tetap bisa mempertahankan kekuasaan untuk waktu yang lama karena sistem internasional kewalahan.
Dilema ini juga yang membuat Athiyatullah AlLiby memberikan saran kepada pimpinan AQAP, Nashir Al-Wuhaisy, untuk tidak menegakkan daulah terlebih dulu di saat musuh masih memiliki sarana dan kekuatan untuk menjatuhkan di manapun negara Islam didirikan. “Kami berpendapat untuk saat ini kita tidak usah menceburkan diri dan keluarga kita ke dalam perkara ini sebelum kondisinya siap. Karena hal ini menjadikan kita ibarat orang yang membangun rumah di tengah aliran banjir, di mana ketika banjir itu datang akan langsung merobohkan bangunan tersebut. Kemudian tatkala kita ingin membangun rumah yang kedua kalinya, masyarakat pun menjauh dan tidak mau membantu kita dalam membangun rumah tersebut.”27
Dilema pemerintahan inilah yang berusaha dieksploitasi oleh pemerintah Barat. Mereka berusaha mengeksploitasi kebrutalan pemerintahan jihad. Negara-negara Barat juga berusaha untuk mempelajari kemungkinan penggunaan kelompok lokal untuk melawan jihadis, seperti Sahwa atau Ahlus Sunnah wal Jamaah di Somalia, dan mengembangkan cara-cara baru untuk mendukung mereka. Mereka juga mulai mempelajari, apakah koalisi tersebut lebih cenderung berantakan di awal, atau setelah jihadis membentuk pemerintahan mereka?
Al-Wuhaisy pun menyetujui saran tersebut dan meneruskannya dalam sebuah surat yang ia tujukan kepada pimpinan AQIM, Abu Mus’ab Abdul Wadud. Dalam surat tersebut beliau menuliskan bahwa “kami disarankan oleh Komandan Umum di sini untuk tidak mendeklarasikan berdirinya sebuah negara Islam dengan sejumlah alasan: Kami tidak akan mampu melayani rakyat sebagai sebuah negara karena kami tidak akan mampu menyediakan semua kebutuhan mereka, terutama karena negara kita masih rapuh. Kedua: Takut akan kegagalan, dalam hal bahwa dunia bersekongkol melawan kita. Jika hal ini terjadi, rakyat mungkin akan mulai putus asa dan percaya bahwa jihad adalah sia-sia. Untuk alasan ini dan lainnya, kami menganggap bahwa nasihat mereka bijaksana, dan kami memutuskan untuk tidak mendeklarasikan negara.”28
Selain itu, karena jalan yang paling dominan di mana kelompok jihad dapat menikmati pemerintahan jangka panjang adalah meluasnya ketidakstabilan, maka Ross menyarankan agar negara-negara Barat tidak mengambil tindakan yang mungkin akan menghasilkan kekacauan regional. Sebuah contoh klasik adalah perang NATO di Libya, yang sebagian dirancang untuk mempercepat Arab Spring, namun telah terbukti menguntungkan untuk jihadis: membuat Libya dilanda ketidakstabilan, yang chaosnya memiliki efek destabilisasi di negara tetangga seperti Mesir, Tunisia dan Aljazair. 26
Edisi XIII / Agustus 2014
27 SOCOM-2012-0000016-HT, http://assets.nationaljournal.com/pdf/ OBL14.pdf 28 Al Qaeda Papers How to Run the State
http://warontherocks.com/2014/06/the-state-of-the-state/
40
Laporan Khusus
SYAMINA
C. Disharmony
cara. Pertama, organisasi tersebut lebih sulit untuk menerapkan penggunaan kekuatan sebagai langkah pendisplinan anggota.30 Kondisi ini akan mengurangi tingkat pengaruh politik yang bisa dicapai oleh organisasi tersebut. Kedua, menawarkan amnesti atau mengurangi hukuman bagi ‘para penyeberang’ akan membuat para anggota yang tidak puas berminat meninggalkan organisasi tersebut, dengan cara mengurangi ‘biaya untuk keluar’. Dampaknya, organisasi tersebut akan lebih hati-hati dalam melakukan seleksi calon anggota—yang berdampak berkurangnya kolam calon anggota potensial.
Memotret buruknya pemerintahan para jihadis hanya salah satu dari beberapa strategi yang dirancang oleh AS untuk menghadang kelompok jihad dari mencapai tujuan dan cita-cita penegakan syariat Islam. Pada tahun 2006 silam, salah satu think tank mereka, Combating Terrorism Centre milik Akademi Militer AS (USMA), menulis beberapa strategi untuk mengengksploitasi titik rawan organisasi jihad.29 a. Ganggu kontrol operasi dan batasi efisiensi keuangan mereka Ada beberapa cara yang disarankan untuk mengganggu kontrol operasi: zz Menahan diri dari aksi yang bisa menyatukan preferensi kelompok tersebut
zz Tingkatkan pertikaian pemimpin organisasi
Anggota yang nampak kurang berkomitmen tidak perlu disingkirkan selama mereka mampu diamati, meskipun mereka mungkin merupakan target yang mudah. Dengan tetap membiarkan mereka, probabilitas organisasi tersebut harus menghadapi masalah keagenan akan meningkat. Hal ini akan membuat mereka harus mengorbankan tindakan keamanan untuk lebih fokus mengatasi masalah efisiensi (dilema keamanan vs. efisiensi). Masalah internal organisasi—dalam hal ini agency problem— yang mengakibatkan turunnya kapabilitas organisasi tersebut, akan lebih mungkin tercapai jika agen bermasalah tersebut dibiarkan tetap berada di dalam organisasi dibanding jika disingkirkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan sebuah kegiatan yang melibatkan agen keuangan, kemudian menambahkan kecurigaan akan suap dan korupsi di hadapan pimpinan.
internal
antar
Pertikaian antar para pemimpin akan mengurangi kepaduan dan kontrol di dalam organisasi. Salah satu caranya adalah dengan memfokuskan pada pengaruh negatif yang diakibatkan oleh kebijakan salah seorang pemimpin. Operasi informasi yang efektif juga mampu memberikan efek yang serupa dan membuat para anggota bertanya-tanya akan dalil dan legitimasi pemimpin kunci dalam organisasi. zz Menekankan secara publik tentang perbedaan yang terjadi antara Al-Qaidah dengan cabang-cabangnya. Masalah keagenan (agency problems) bisa ditingkatkan di dalam organisasi seperti Al-Qaidah dengan mengurangi manfaat yang kira-kira akan didapatkan oleh cabang jika tetap berhubungan dekat dengan AlQaidah. Menyampaikan pujian pimpinan pusat Al-Qaidah atas serangan teror yang dilakukan cabang hanya akan memberikan legitimasi dan menguatkan kepemimpinan mereka. Sebaliknya, jika perbedaan di antara pusat dan cabang dieksploitasi secara publik akan menyebabkan kompetisi
zz Membuat organisasi tersebut kesulitan untuk memberikan hukuman yang layak. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan opsi keluar (exit option) bagi para anggota organisasi, dibanding menahan atau menghukum mati mereka. Pendekatan ini dapat memberikan manfaat dalam dua 29
Edisi XIII / Agustus 2014
30 Contoh akan hal ini antara lain adalah menyerahnya Ali Abd alRahman al-Faqasi al-Ghamdi (Arab Saudi) pada bulan Juni 2003. Al-Ghamdi terlibat dalam pengeboman Riyadh May12, 2003 bombings of Riyadh andwas knownto have close ties withAl-Qa’ida. Debate continues regarding al-Azdi’s impetus togive up, buthis own fathertold reporters that “security agencieshave promised that if he gives inand is convicted ofthe allegedcrimes, his punishmentwouldbe reducedto half.”
Combating Terrorism Center, U.S. Military Academy, Harmony And Disharmony: Exploiting Al-Qa’ida’s Organizational Vulnerabilities, Februari 2006. http://www.ctc.usma.edu/aq/Harmony%20and%20 Disharmony%20--20CTC.pdf
41
Laporan Khusus
SYAMINA
otoritas di antara mereka. Organisasi teroris secara alami lebih lemah dibanding musuh mereka. Mereka mencoba untuk mengatasi kelemahan tersebut untuk mendapatkan dukungan. Pimpinan pusat Al-Qaidah mencoba untuk mempertahankan hubungan dengan cabang-cabangnya dalam rangka membangun persepsi bahwa mereka merupakan kelompok yang kuat yang mampu menantang musuhnya. Kebijakan yang efektif untuk mengurangi kemampuan Al-Qaidah akan membuat dukungan pada mereka terhambat dan memicu terjadinya perbedaan di dalam gerakan tersebut.
Edisi XIII / Agustus 2014
akan sangat mengurangi efisiensi transaksi keuangan mereka. Penggalangan dana melalui cara terlarang dalam sejarahnya sering menimbulkan perbedaan pendapat atas alokasi sumber daya dan taktik. Uang yang didapat dari cara ilegal harus dicuci untuk mencegah investigator dari mendapatkan informasi tentang kelompok. Proses pencucian seringkali tidak efisien dan butuh kerahasiaan, yang membuat para pemimpin kesulitan untuk memantau bagaimana dana tersebut digunakan, dan membuat kelompok tersebut rentan terhadap korupsi. Selain itu, sebagaimana pengalaman IRA, sel-sel yang dilatih melakukan penggalangan dana secara ilegal sangat mungkin mulai mencari kesempatan untuk keuntungan pribadi, bahkan dengan mengorbankan tujuan-tujuan politik. Dalam arena taktis, ketergantungan pada penggalangan dana secara kriminal juga menciptakan kesempatan untuk menghasilkan reaksi negatif di masyarakat. Jadi, ketika sel-sel Al-Qaidah diperbolehkan untuk memilih target mereka sendiri demi meningkatkan keamanan, dan mereka memilih target yang memicu kemarahan publik, para pemimpin akan menghadapi pilihan yang tidak menyenangkan. Upaya untuk melakukan kontrol yang lebih besar dalam menanggapi masalah ini akan menyebabkan berkurangnya pengaruh politik yang potensial.
zz Membuat manajemen aset keuangan lebih sulit dilakukan. Salah satu cara untuk untuk melakukannya adalah dengan menahan diri dari mempublikasikan pembekuan dana atau penyitaan aset. Ketika pemerintah mampu melakukannya secara rahasia, orang yang bertanggungjawab atas dana tersebut harus menjelaskan atas apa yang terjadi. Pilihannya, dia harus merogoh dana dari kantongnya sendiri untuk menggantinya atau akan dicurigai oleh anggota kelompok yang lain. Kondisi ini akan memicu perbedaan preferensi yang kemudian menimbulkan agency problems. Melakukan penyitaan secara rahasia juga akan meningkatkan ketidakpastian di lingkungan operasi sehingga lebih sulit untuk mempertahankan pengawasan efektif dalam banyak interaksi. Dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian, akan sulit untuk mengetahui apakah sebuah operasi gagal karena agen tidak menjalankannya, atau karena faktor ketidakberuntungan. Secara lebih eksplisit, semakin rendah rasio sinyal dalam sebuah lingkungan, maka semakin sedikit informasi yang bisa didapatkan. Dalam jangka panjang, hal ini akan semakin memperburuk masalah keagenan.
b. Batasi keamanan lingkungan Al-Qaidah Intervensi pemerintah yang membuat lingkungan kurang aman bagi organisasi juga akan mengurangi kemampuan organisasi tersebut untuk mencapai pengaruh politik. Ilustrasi akan hal ini ada dalam gambar di bawah ini. Dalam gambar tersebut, bisa dilihat pengaruh aksi pemerintah yang mampu mengurangi tingkat maksimal keamanan dari S ke S’. Dengan mempertahankan kontrol operasional dan/atau efisiensi keuangan dalam kondisi keamanan lingkungan yang sudah berubah, akan memaksa kelompok tersebut untuk bergerak ke kurva yang lebih rendah dan berkurangnya dampak politik, yaitu U’. Dengan kata lain, intervensi pemerintah
zz Menindak penggalangan dana yang dilakukan melalui amal sosial dan bisnis yang sah. Memaksa Al-Qaidah melakukan penggalangan dana melalui aksi kriminal
42
Laporan Khusus
SYAMINA
untuk mengurangi keamanan organisasi akan menghasilkan perubahan lingkungan yang berpotensi meningkatkan perbedaan di antara para anggota.
Edisi XIII / Agustus 2014
akan berisiko. Namun, keuntungan ini tidak akan terjadi jika monitoring dilakukan secara tertutup. e. Tingkatkan operasi pengumpulan intelijen. Semakin besar aktivitas intelijen didaerah di mana organisasi tersebut beroperasi, maka semakin rendah tingkat keamanan yang mungkin dicapai oleh organisasi tersebut. Hal Ini memang bukan hal baru, tapi hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa meskipun peningkatan pengumpulan data intelijen akan mengurangi dampak politik organisasi, namun ia tidak memiliki pengaruh yang pasti terhadap bagaimana mereka diorganisir. Tergantung pada tujuan politik masing-masing pimpinan Al-Qaidah, mereka mungkin akan mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan untuk untuk mencapai kontrol yang lebih besar. f.
Gambar. Pengaruh Pembatasan Lingkungan Keamanan.
Prioritaskan usaha pada titik rawan subkelompok Kerentanan kritis sub-kelompok Al-Qaidah sangat ditentukan oleh kebutuhan mereka untuk melakukan pembedaan dalam penggunaan kekerasan demi tercapainya tujuan politik. Sebagai contoh, kelompok seperti IRA berusaha untuk mencapai tujuan yang memerlukan dukungan rakyat yang signifikan. Mereka harus sangat berhati-hati tentang siapa yang mereka pukul agar tidak kehilangan dukungan kritis. Sebaliknya, kelompok seperti Zarqawi di Irak beroperasi dengan tujuan politik yang didefinisikan sangat longgar. Mengingat tujuan mereka tidak bergantung pada memenangkan dukungan rakyat secara luas, kelompok Zarqawi tidak perlu terlalu berhati-hati tentang siapa yang menjadi korban mereka.
c. Ciptakan ketidakpastian tentang informasi teknis yang relevan secara operasional. Salah satu titik rawan kunci dari seluruh organisasi semacam ini adalah komunikasi. Jika komunikasi antara berbagai sel berjalan lancar, hal ini akan meningkatkan peluang terjadinya keselarasan. Namun jika sumber data publik penuh dengan informasi yang salah, maka selsel tersebut harus berkomunikasi lebih untuk memastikan bahwa mereka menggunakan teknik/material yang benar. Meningkatnya komunikasi ini akan mengurangi tingkat keamanan maksimal yang mungkin diraih oleh organisasi tersebut. d. Buat strategi screening nampak berisiko.
Dalam kasus di mana pemimpin organisasi memiliki preferensi yang kuat untuk mengontrol operasi, intervensi yang mampu mengurangi kontrol ini memiliki dampak yang lebih besar pada organisasi dibandingkan program yang bertujuan menurunkan lingkungan keamanan organisasi tersebut. Namun, dalam kasus di mana pemerintah memerangi faksi yang menempatkan nilai yang lebih rendah dalam hal kontrol, pilihan yang lebih baik adalah dengan menurunkan tingkat keamanan kelompok
Berkurangnya perbedaan preferensi—yang berarti meningkatnya kemampuan untuk mencapai pengaruh politik—bisa dikurangi dengan melakukan screening secara lebih ketat. Strategi umum untuk melakukannya adalah dengan melakukan rekrutmen melalui jaringan keluarga. Dengan secara terbuka melakukan monitoring atas hubungan keluarga, pemerintah bisa menciptakan persepsi bahwa menggunakan hubungan keluarga untuk screening anggota
43
Laporan Khusus
SYAMINA
tersebut. Misalnya, ketika mengembangkan strategi untuk membatasi dampak politik kelompok Zarqawi, mengurangi kontrol tidak terlalu berpengaruh banyak karena dia kurang memberikan nilai lebih dalam hal kontrol.31
Edisi XIII / Agustus 2014
pertikaian di antara ahli strategi AlQaidah tentang penentuan prioritas target. h. Cegah kelompok jihad dari keuntungan mendapat wilayah aman yang berusaha mereka eksploitasi dan ciptakan.
Namun, karena Al-Qaidah beroperasi dalam kelompok yang para pemimpinnya menuntut pembedaan lebih besar dalam penggunaan kekerasan. Dengan demikian, mengurangi tingkat kontrol mereka akan meningkatkan probabilitas mereka mau menerima dampak politik yang lebih rendah. Pemimpin dengan preferensi semacam itu akan lebih mungkin mengurangi tindakan kekerasan daripada berisiko terjadinya kerusakan kolateral dan mengasingkan pihak lain.
Para pembuat kebijakan di kalangan pemerintah AS sangat khawatir tentang keberadaan wilayah tak bertuan yang berpotensi menjadi safe haven bagi kelompok teroris. Dengan mengidentifikasi, mengkatalisasi dan mencerna wilayah tak bertuan, para ahli strategi jihadis percaya bahwa mereka akan mampu mengkonsolidasikan kekuatan mereka dan mengejar agenda politik dan internasionali yang lebih luas yang mereka impikan. Perhatikan bahwa apa yang penting bagi ahli strategi tersebut bukanlah adanya wilayah yang vakum dari keamanan tersebut, tetapi apa yang datang berikutnya, yaitu mendirikan lembaga-lembaga negara yang berjalan di bawah kontrol para jihadis.
g. Lakukan studi agresif tentang strategi jihad dan kebijakan luar negeri Pendekatan operasional harus fokus pada perusakan ide yang mengendalikan kegiatan mereka ini. Setiap tujuan yang dinyatakan harus dipandang sebagai jalan baru yang bisa digunakan untuk memecah gerakan dari dalam. Beberapa dokumen dari para jihadis menunjukkan adanya ketegangan di level strategis terkait dengan penentuan prioritas negara tempat dilakukannya jihad, dan kriteria untuk menentukan apakah sebuah populasi sudah cukup matang untuk menerima ideologi jihad.
Strategi yang ditawarkan bukanlah dengan secara konsisten mencegah terjadinya vakum keamanan, karena hal ini akan banyak menguras sumber daya sebagaimana yang terjadi di Irak. Namun, strategi yang lebih efektif adalah dengan mencegah jihadis dari mendapat manfaat dari adanya vakum keamanan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mempertahankan kemampuan untuk melakukan aksi secara menentukan ketika dibutuhkan di daerah vakum keamanan, tanpa harus melakukan misi berkelanjutan untuk mengakhiri semua daerah yang mengalami vakum keamanan di seluruh dunia.
Penjagaan hubungan antara para pimpinan jihad dan masyarakat dipandang sangat penting bagi sebagian besar perencanaan kebijakan para jihadis sejak Abdullah Azzam menganjurkan kebijakan semacam itu pada 1980-an. Hilangnya hubungan antara pimpinan jihad dan masyarakat telah menjadi faktor kunci dalam kegagalan gerakan jihad. AS berusaha meningkatan opsi untuk melawan operasi organisasi Al-Qaidah, dengan berusaha memahami konsensus dan
i.
Balikkan strategi para pelopor jihadis melawan mereka sendiri. Para pendukung strategis Al-Qaidah adalah apa yang disebut Vladimir Lenin sebagai “pelopor (vanguard)”. Para “revolusioner profesional” tersebut memiliki kapasitas intelektual maupun semangat juang untuk membuka jalan menuju revolusi. Abdullah Azzam adalah salah satu contoh orang yang bekerja sebagai pelopor pada awal konseptualisasi organisasi Al-Qaidah. Penerapan doktrin revolusioner Marxis-LeninisMaois sangat penting untuk memahami strategi para jihadis. Para ahli strategi di kalangan jihadis
31 Dalam kasus AbuMus’abal-Zarqawi, beroperasi dalam jarak yang jauh dari Al-Qaidah Pusat berpotensi menciptakan agency problems yang bisa dieksploitasi oleh AS. Mereka bisa memonitor dengan ketat barang dan orang yang meninggalkan Irak dan menyiapkan layanan intelijen di negara tetangga untuk mencari pengaruh intelektual dan operasional Zarqawi. Bagi negara-negara tetangga tersebut, hal ini berarti menekankan sifat nasionalis kelompok oposisi dan dengan sengaja mendemonisasi taktik brutal Zarqawi. Menciptakan pemisahan pasar di antara kelompok nasionalis di Irak dan kelompok Zarqawi akan sangat sulit. Negara-negara tetangga harus memulai proses tersebut dengan kelompok oposisi mereka sendiri dan mencegah kekerasan sebelum dimulai.
44
Laporan Khusus
SYAMINA
telah merumuskan peta jalan umum untuk menumbangkan AS dari pinggiran.
kegagalan.32 Kematian pimpinan jihad senior akan menurunkan tingkat kontrol yang bisa dilakukan Al-Qaidah dan karenanya akan mengurangi potensi dampak politik yang bisa mereka capai. Dari berbagai dokumen jihadis yang berbicara tentang peran dan aktivitas pimpinan, mereka sepakat dalam hal: tidak membiarkan orang yang tidak terlatih menduduki posisi komandan senior; tidak membiarkan pimpinan senior kehilangan sentuhan dengan operator lapangannya; pentingnya melatih anggota yunior tidak hanya dengan pengetahuan taktis dan operasional, tapi juga relevansi strategis tentang partisipasi mereka dalam jihad.
Sebagaimana yang dilihat oleh para ahli strategi jihadis, mobilitas serangan dari pinggiran ala Mao memungkinkan mereka untuk membuat front baru saat front lain ditutup, sehingga memaksa AS untuk terus-menerus bertahan. Gelombang serangan dari para jihadis yang tidak bisa diprediksi bertujuan untuk membingungkan pasukan koalisi dan melumpuhkan kemampuan mereka untuk merumuskan dan menerapkan strategi ofensif mereka sendiri. Dari penjelasan di atas, AS berusaha untuk belajar dari strategi yang digunakan para jihadis saat melawan mereka di Irak dan Afghanistan. AS menggunakan taktik yang berusaha mengejutkan dan membuat lelah para jihadis dengan melakukan serangan yang tak terduga dan terus menerus. Strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan kekosongan kekuasaan di wilayah yang dikuasai para jihadis. j.
Edisi XIII / Agustus 2014
Dengan tujuan untuk membalikkan kekuatan para jihadis, meningkatkan fokus pada strategi yang mampu memisahkan para pimpinan dari pasukan mereka akan cukup efektif. Mengidentifikasi jalur komunikasi antar jihadis adalah kunci dari usaha ini. Kadang-kadang, hal ini sebaiknya dipantau secara sembunyisembunyi. Bahkan, ada bukti anekdot tentang penggunaan internet oleh para jihadis, di mana paranoia mereka tentang adanya pengawasan telah menghambat beberapa operasi. Mereka yang bertugas dalam program kontraterorisme harus berusaha untuk membanjiri jalur komunikasi dengan wacana alternatif, sehingga menyesatkan dan membingungkan para jihadis. Dalam kasus lain, perlu juga untuk menutup jalur ini.
Bingungkan, rendahkan, lemahkan semangat dan permalukan para petinggi jihadis Hal ini bisa dilakukan dengan memfasilitasi rivalitas dan kompetisi antar gerakan. Salah satu contoh kasusnya adalah mujahidin Tajik yang terlemahkan semangatnya akibat intimidasi dan bullying dari jihadis lainnya. Dari beberapa pengalaman perang yang terjadi, baik di Afghanistan maupun tempat lain, ketegangan antar jihadis biasanya berlangsung dalam tensi tinggi. Saat beberapa jihadis, paling tidak dalam kasus Tajik ini, merasa tidak diinginkan, mereka akan terpaksa meninggalkan gerakan dan kembali ke rumah. Upaya pemerintah untuk menghalangi perekrutan jihadis baru seharusnya memanfaatkan kebutuhan psikologis sebagian besar di antara mereka untuk merasakan sense of belonging pada sebuah organisasi. Jika jihadis tidak memperhatikan kebutuhan psikologis tersebut, maka para pendukung di pinggiran akan kembali ke rumah, seperti mujahidin Tajik yang dijelaskan di atas.
l.
Fasilitasi ketidaksepahaman dan kepahaman atas tujuan dan kemampuan AS Hal ini dilakukan dengan cara membiarkan para jihadis meremehkan kekuatan AS. Pada beberapa kondisi hal ini akan mengakibatkan menurunnya persepsi di dalam Al-Qaidah akan perlunya tindakan keamanan operasional.
m. Buat bingung para propagandis jihadis. Dalam upaya memerangi terorisme,diperlukan segala upaya untuk mencegah penyebaran ide para jihadis. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi yang terbukti sukses adalah dengan berfokus pada pencegahan terhadap jihadis dari mendapatkan ruang operasional yang mereka
k. Tumbangkan otoritas komandan senior Tanpa kader pemimpin senior yang aktif dan terlatih, banyak gerakan yang berujung pada 32
45
Harmony AFGP-2002-600080.
Laporan Khusus
SYAMINA
D. Akankah Daulah Khilafah terus melaju atau akan mengalami kemunduran?
cari. Salah satu bentuknya antara lain: mengadu domba kelompok, ideolog, dan bahkan para propagandis satu sama lain; mendorong percekcokan dalam kepemimpinan organisasi, dan melakukan demoralisasi pada rekrutan baru sambil memberikan alternatif yang layak dan strategi keluar bagi mereka.
Kebangkitan Daulah Khilafah menjadi kejutan tersendiri bagi pemerintah Irak. Pertanyaan kuncinya sekarang adalah, apakah kelompok tersebut dapat memperdalam cengkeramannya pada daerah yang sekarang mereka kontrol, atau apakah mereka justru akan menghadapi tantangan dari dalam. Dalam Networks of Rebellion: Explaining Insurgent Cohesion and Collapse, Paul Staniland menjelaskan tentang asal-usul dan evolusi struktur organisasi kelompok pemberontak. Daulah Khilafah di Irak menyerupai apa yang disebut sebagai kelompok “vanguard”, dengan kepemimpinan pusat yang ketat tetapi keterikatan dengan masyarakat lokal cukup lemah. Bentuk ini berbeda dengan kelompok parokial seperti Taliban Pakistan (aglomerasi longgar dari pusat kekuasaan lokal yang berbedabeda), kelompok terpadu seperti Hizbullah yang menggabungkan kohesi pusat dengan kontrol lokal yang konsisten, atau kelompok terfragmentasi (misalnya, Irish National Liberation Army).33
n. Pahami dan eksploitasi perpecahan ideologi di antara gerakan jihad Memerangi gerakan jihad secara jangka panjang diperlukan identifikasi di titik mana para pemikir jihadis pecah satu sama lain. Menghalangi dan merusak garis pengaruh ideologi Al-Qaidah akan memukul pusat kemampuan mereka untuk melakukan kontrol tidak langsung atas para anggotanya. Pengaruh ideologis terbukti menjadi pusat gravitasi Al-Qaidah sebagai gerakan sosial. Serangan padanya akan berpengaruh besar atas kinerja organisasi tersebut. Karenanya, perbedaan ideologis ini menjadi celah untuk dieksploitasi. o. Antisipasi transformasi AQ dari organisasi menjadi gerakan sosial.
Edisi XIII / Agustus 2014
sebuah
Vanguards sering muncul dari gerakan yang dipimpin oleh ideolog—baik itu mahasiswa revolusioner maupun pejuang asing—yang mempunyai ikatan yang cukup lemah dengan jaringan dan masyarakat lokal. Pemahaman awal tentang sifat kelompok ini cukup fundamental, karena kelompok dengan bentuk awal vanguardsbisa mengalami lintasan yang sangat beragam, dari runtuh dengan cepat sebagaimana yang dialami oleh pemberontakan kiri berbasis perkotaan di Amerika Latin hingga keberhasilan Viet Minh bertransformasi dari aktivis terisolasi menjadi kelompok pemberontakan yang hegemonik.
AS dan sekutunya merasa berhasil memerangi Al-Qaidah sebagai sebuah organisasi. Mereka mampu menurunkan struktur komando, membatasi aliran keuangan, menutup fasilitas training, dll. Namun, serangan ala Al-Qaidah terus terjadi sebagaimana di London dan Madrid. Al-Qaidah terus bertransformasi menjadi gerakan sosial yang meluas. Usaha yang agresif dan proaktif diperlukan untuk membatasi transformasi Al-Qaidah dari sebuah organisasi teroris menjadi sebuah gerakan sosial. Meningkatnya peluang dan media bagi individu untuk mendukung jihad, bersama dengan tersedianya variasi peran yang lebih besar, memerlukan mekanisme dan tanggapan yang lebih komprehensif untuk mencegahnya.
Networks of Rebellion menguraikan melalui jalur mana vanguard berubah, baik menuju integrasi maupun fragmentasi. Vanguards akan menuju fragmentasi sebagai hasil dari dua proses. Pertama, pembunuhan kepemimpinan secara berkelanjutan dapat menghancurkan kelompok vanguards. Karena ikatan dengan lembaga lokal yang lemah, tidak ada lapisan anak tangga kepemimpinan kedua yang siap mengambil alih. Berbeda dengan kelompok, seperti Hamas, yang dapat mengisi ulang jajarannyameskipun pemimpin mereka berulang
Dari beberapa arahan strategi di atas, jika kita amati fenomena saat ini, nampaknya beberapa strategi sudah mulai diterapkan. Salah satunya adalah mulai diremehkannya ulama dan para pemimpin jihad yang berdampak pada perpecahan yang berusaha dieksploitasi oleh Barat.
33 Paul Staniland, “Networks of Rebellion: Explaining Insurgent Cohesion and Collapse,” University of Chicago, 2012
46
Laporan Khusus
SYAMINA
kali dibunuh.Namun dalam kasus Daulah Khilafah, Staniland menganggap bahwa pembunuhan pimpinan Daulah Khilafahtidak mungkin untuk melemahkan Daulah Khilafah karena lemahnya intelijen pemerintah Irak dan disfungsi organisasi.
Edisi XIII / Agustus 2014
bersenjata melawan musuh bersama, mereka bisa mengatur panggung untuk melakukan penyusupan dan mengendalikan kelompok-kelompok sekutu. Mengambil keuntungan dari peluang ini memerlukan kompromi tujuan ideologis dengan beradaptasi dengan kepentingan lokal. Fleksibilitas strategis ini dapat memungkinkan kelompok vanguards untuk membangun institusi baru di lapangan, mengkooptasi dan menyerap faksi lokal, dan akhirnya membentuk integrasi organisasi.
Kedua, vanguards dapat dirusak oleh pemberontakan dari bawah. Mereka mengandalkan kerjasama oportunistik dengan faksi dan jaringan lokal yang tidak dikontrol dengan ketat oleh kepemimpinan pusat. Agen lokal ini dapat berbalik melawan pusat, meluncurkan pemberontakan yang melemahkan atau bahkan menghapus kepemimpinan pusat. Pada pertengahan 1990an Afghanistan, misalnya, ketidakmampuan Gulbuddin Hekmatyar untuk menanamkan Hezb-e Islami-nya ke suku-suku lokal di Afghanistan timur membuatnya rentan terhadap pembelotan lokal dalam menghadapi Taliban.
AQI gagal untuk melakukan strategi ini pada pertengahan 2000-an: mereka melampaui batas sebelum bisa membangun kontrol lokal, yang akhirnya membuka pintu pemberontakan dari bawah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata Sunni dibantu oleh dukungan Amerika dan Irak. Tetapi jika Daulah Khilafah menghindari upaya sembarangan untuk membersihkan Baath dan faksi-faksi nasionalis, serta dengan hatihati menginfiltrasi dan mengkooptasi mereka, serta menggunakan kekerasan selektif terhadap kelompok yang jelas-jelas menantang, maka mereka akan mampu menanamkan dirinya secara lebih baik sebagai sebuah organisasi. Laporan awal menunjukkan bahwa Daulah Khilafah cukup cerdas, bekerja sama dengan aktor-aktor bersenjata lainnya,36 membentuk struktur pemerintahan lokal,37 dan menggunakan kader pertempuran yang disiplin.38
Pengalaman Al Qaidahdi Irak tahun 20062008 memberikan kisah peringatan untuk Daulah Khilafah. Ketergantungan pada jaringan Sunni lokal membuatnya rentan terhadap pengkhianatan oleh kelompok-kelompok tersebut yang akhirnya membentuk gerakan Sahwa di Anbar. Jika Daulah Khilafahgagal untuk menjadikan sebagai anggota atau gagal untuk memusnahkan Baatsdan kelompok-kelompok nasionalis bersenjata yang saat ini berjuang bersama mereka, Daulah Khilafah akan menghadapi perang faksi internal yang saat ini kita lihat di Suriah. Sebuah gerakan Sahwa II cukup diragukan untuk muncul kembali karena kurangnya dukungan yang kredibel dari Irak atau Amerika untuk kelompok Sunni lokal. Akan tetapi potensi untuk secara simultan melawan negara dan kelompok Sunni Irak lainnya adalah sebuah kemungkinan yang sangat nyata bagi Daulah Khilafah. Sudah ada laporan konflik semacam ini yang mungkin pertanda runtuhnya dukungan lokal bagi agenda Daulah Khilafah.34 Konflik dengan mitra lokalnya adalah jalur yang kemungkinan membawa Daulah Khilafah menuju fragmentasi.35
Daulah Khilafah mencoba untuk menyatukan umat Islam dalam sebuah hirarki kepemimpinan di bawah pimpinan Khalifah Ibrahim. Dari sudut pandang manajemen organisasi, Les Robinson menggambarkan beberapa catatan yang harus diperhatikan pada sebuah struktur insurgensi yang bersifat hirarkis.39 Hirarki adalah soal kontrol. Kontrol dalam sebuah organisasi modern bekerja melalui aturan dan kendali informasi. Informasi adalah mata uang sejati dalam hirarki. Robinson menjelaskan ada beberapa tanda dari sebuah organisasi hirarki yang tidak sehat:
Tapi Staniland juga mengidentifikasi jalur aliansi lokal yang penting menuju integrasi. Jika kelompok-kelompok pelopor dapat mengambil keuntungan dari kekejaman pemerintah untuk menciptakan hubungan dengan faksi-faksi lokal
zz Anda seringkali tidak bisa informasi yang Anda butuhkan
mendapatkan
36 http://www.bbc.com/news/world-middle-east-27945954 37 http://www.theatlantic.com/international/archive/2014/06/theDaulah Khilafah-guide-to-building-an-islamic-state/372769/ 38 http://www.nytimes.com/2014/06/23/world/middleeast/iraqsmilitary-seen-as-unlikely-to-turn-the-tide.html?hp 39 Les Robinson, “10 Tactics for the Organisational Insurgent, Enablingschange.com.au, 2007.
34 http://time.com/2908431/Sunni-Daulah Khilafah-baathists-iraq/ 35 International CrDaulah Khilafah Group, Iraq’s Jihadi Jack-In-theBox, Middle East Briefing no. 38, 20 Juni 2014.
47
Laporan Khusus
SYAMINA
zz Anda seringkali tidak bisa bertindak sesuai dengan informasi yang Anda dapatkan karena seseorang yang ketakutan di atas Anda berpikir bahwa mereka tidak mendapatkan informasi yang cukup.
Edisi XIII / Agustus 2014
Dalam organisasi yang sehat, para politisi memiliki karakter sangat peduli pada hasil, ingin membangun hubungan baru, serta bertindak dengan kepercayaan untuk menghasilkan kepercayaan. Sedangkan para manajer sangat terbuka terhadap pembelajaran dan perubahan, mau menerima proses yang berisiko dan fleksibel, ingin mendapatkan hubungan yang baik, serta terbuka terhadap informasi. Komunitas pada organisasi yang sehat sangat mengasihi keluarga dan tetangga; ingin merasa bernilai; ingin belajar, berbagi dan berpartisipasi secara terbuka; serta ingin beramal untuk kebaikan bersama.
zz Anda tidak bisa memahami informasi yang Anda lihat karena ia ditulis di dalam sebuah ‘kode’ yang hanya bisa dipahami oleh para petinggi organisasi zz Anda dipaksa untuk mengadopsi jargon tidak jelas yang bahkan tidak Anda pahami dalam rangka melindungi organisasi dari bahaya penyingkapan publik.
Sedangkan dalam organisasi yang tidak sehat, para politisi hanya peduli tentang citra mereka, tidak mempercayai pihak lain, serta berusaha menghalangi perubahan. Para manajer hanya peduli tentang kontrol, menghindari risiko, berusaha untuk mengisolasi diri mereka sendiri dengan jargon dan rahasia. Bagi mereka, yang penting adalah proses. Komunitas pada organisasi yang tidak sehat mudah marah terhadap pengkhianatan. Mereka juga lebih
zz Hubungan dengan publik dan para pemimpin politik cukup tegang yang membuat sebuah mentalitas manajemen risiko yang memegang kendali. Robinson juga menjelaskan tentang perbedaan antara organisasi pemerintahan yang sehat dan tidak sehat dalam gambar berikut:
Gambar Perbedaan antara organisasi pemerintahan yang sehat dan yang tidak sehat
48
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
E. Rencana Strategis dan Taktis Daulah Khilafah
suka mengecam saat terjadi masalah. Mereka sulit untuk memberi kepercayaan, tidak mau belajar atau mendengar serta lebih tertarik pada diri sendiri dan cenderung manipulatif.
Sejak pengumuman dari Daulah Khilafah, kelompok ini telah terobsesi untuk mengendalikan wilayah geografis untuk mendeklarasikan kekhalifahan Islam, sebuah langkah yang, selain penting secara simbolis, juga akan membantu meningkatkan rekrutmen dan mengamankan gerakan logistik. Pada tahun 2010, mereka mulai menyiapkan rencana strategis pasca penarikan mundur pasukan AS tahun 2011 dalam sebuah booklet berjudul Khoutah Istratigya li Ta’aziz alMoqif al-Siyasi al-Dawlat al-Islamyiah fi al-Iraq.40
Pada organisasi yang sehat terdapat keseimbangan antara tiga kepentingan: politisi, manajer internal, dan publik luar atau stakeholder. Ketika para pemain tersebut saling bertautan bersama, sebuah pemerintahan yang baik akan menjadi sebuah sistem yang bisa terus berjalan, karena semua pihak saling memberi keuntungan. zz Politisi bisa menunjukkan kepemimpinan yang berani karena masyarakat mendukung mereka secara aktif
Booklet ini dirilis pada Januari 2010, 3 bulan sebelum Abu Umar Al-Baghdadi, amir ISI waktu itu, dan menteri pertahanan, Abu Hamzah AlMuhajir, gugur pada bulan April 2010. Dokumen tersebut menguraikan rencana strategis untuk “meningkatkan posisi Daulah Islamiyah menjadi lebih kuat secara politik dan militer ... sehingga proyek Daulah Islamiyah akan siap untuk mengambil alih Irak setelah pasukan musuh mundur.”
zz Manajer mampu mengambil risiko karena politisi dan masyarakat berbagi dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab. zz Angggota masyarakat terdorong untuk berpartisipasi karena mereka diperlakukan sebagai partner. Namun, jika para pemain tersebut bekerja dalam isolasi, maka pemerintahan yang buruk akan terjadi. Penyakit klasik yang sering terjadi pada pemerintahan lokal adalah ketakutan dan tidak adanya saling penghormatan di antara para pemain. Jika ini terjadi, maka para politisi akan dimangsa oleh para pelobi dan pengembang. Para manajer akan menghindari usaha dan risiko dan mundur ke bidangnya masing-masing. Masyarakat akan merasa dikhianati dan marah. Keputusankeputusan buruk akan dibuat, dan para pemain akan saling mencurigai. Sebuah pemerintahan yang baik memerlukan empat hal: masyarakat yang aktif, manajer yang responsif, politisi yang berani, dan ruang bagi mereka untuk bertemu, berinteraksi, menemukan landasan bersama, berubah dari posisi yang tetap dan stagnan, dan menemukan solusi imajinatif atas masalah sosial yang sulit.
Kelompok ini membangun legitimasi berdasar sejumlah konsep dan ide-ide seperti AlShawkat (kekuasaan, intensitas) dan Al-Taghloub (penaklukan). Mereka meyakini bahwa jika sebuah kelompok memiliki kekuatan, maka ia akan memiliki legitimasi untuk memerintah. Dokumen tersebut juga menekankan bahwa negara yang mereka ingin tegakkan adalah negara yang tidak terikat dengan komitmen internasional: “Menegakkan negara Islam yang tidak memiliki komitmen terhadap masyarajkbkat internasional bukanlah fantasi, mimpi atau ilusi sebagaimana yang mungkin beberapa orang bayangkan atau khayalkan. Ini adalah masalah yang dibangun di atas strategi yang jelas.” Dalam upaya mendirikan negara Islam yang mengontrol Irak, mereka menetapkan lima poin agenda penting yang didukung oleh berbagai taktik dan strategi:
Selama ini, Daulah Khilafah memiliki track record yang buruk dalam melembagakan aliansi lokal. Jika mereka mau belajar dari masa lalu mereka yang berdarah, mereka seharusnya menghindari pertempuran yang tidak perlu dengan faksi-faksi Sunni dan mencoba secara perlahan-lahan untuk mengintegrasikannya ke dalam struktur mereka.
zz Unifikasi: Agenda ini mendesak para jihadis untuk menyatukan upaya mereka di Irak 40
49
Khoutah Istratigyia li Ta’aziz al-Moqif al-Siyasi al-Dawlat al-Islamyiah fi alIraq (A Strategic Plan to Improve the Political Position of the Islamic State of Iraq), January 2010. Booklet ini bisa diakses di: http://www.hanein. info/vb/showthread.php?t=158433. Lihat juga Terrorism Monitor, April 23, 2010, http://www.jamestown.org/programs/tm/single/?tx_ ttnews%5Btt_news%5D=36299&tx_ttnews%5BbackPid%5D=457&no_ cache=1#.U-6hhsXUn8Q
Laporan Khusus
SYAMINA
dan membuktikan bahwa Daulah Islamiyah adalah sebuah realitas. Upaya mereka untuk menjalankan pengelolaan di Fallujah dan Mosul mungkin bisa dianggap sebagai bagian dari cara untuk mencapai tujuan ini.
dengan menggabungkan kredensial politik dan agama yang diperlukan. Peran simbolis ini tampak ketika Al-Baghdadi menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Agung Mosul al-Nuri (yang dibangun pada tahun 1172-1173), yang secara tradisional digunakan oleh para khalifah di masa lalu.
zz Perencanaan Militer yang Seimbang: Agenda ini dibagi menjadi tiga taktik:
zz Memberi jaminan kepada non-Muslim: Hal ini mengacu pada pemerintahan yang adil dari Negara Islam untuk memberi kepada non-Muslim bahwa jihadis mampu dan mau untuk melindungi mereka dan kepentingan mereka, sikap para jihadis melihat sebagai penting mengingat upaya berkelanjutan untuk menggambarkan jihadis di media. (10) Namun, setelah para jihadis mengambil kota Mosul pada bulan Juni, ratusan keluarga Kristen melarikan diri setelah para jihadis menuntut mereka mengkonversi, tunduk kepada kekuasaan mereka dan membayar retribusi agama (jizyah) atau menghadapi kematian dengan pedang. Negara Islam tidak melihat ini sebagai suatu kontradiksi karena konsep mereka tentang keadilan melibatkan menerapkan syariat sebagai kelompok memahaminya.
1. “Sembilan peluru terhadap orang murtad dan satu peluru melawan tentara Salib.” Strategi ini bertujuan untuk “meningkatkan tingkat ketakutan di antara warga Irak yang bergabung dengan tentara dan pasukan keamanan”; 2.
Edisi XIII / Agustus 2014
Pembersihan (Cleansing), di mana gerakan ini bertujuan untuk menduduki tempat di mana tentara dan pasukan keamanan Irak berada dan membuat mereka sibuk berusaha untuk merebut kembali tempat-tempat ini;
3. Menargetkan pemimpin militer dan politik yang berpengaruh dengan pembunuhan. zz Membentuk “Dewan Kebangkitan” jihadis: Mereka mengakui bahwa pembentukan Dewan Kebangkitan di Anbar adalah “ide cerdas,” Oleh karena itu, mereka mendesak suku-suku Sunni setempat untuk membentuk kelompok untuk melindungi daerah mereka dari pasukan keamanan Irak, mengendalikan keamanan harian di daerah tesebut dan menerapkan Syariah. Dalam dokumen tersebut, tujuan strategi ini adalah untuk mengintegrasikan penduduk setempat ke dalam proyek untuk membangun syariat dan menghindari alienasi masyarakat setempat. Kelompok ini akan diawasi oleh amir dari kalangan jihadis. Kemajuan menuju tujuan tersebut terlihat dengan meningkatnya jumlah warga Irak yang bergabung dengan mereka, serta dibangunnya aliansi dengan beberapa suku lokal di Fallujah pada bulan Januari 2014.
1. Strategi Singa dan Musang Daulah Khilafah Seberapa jauh kemungkinan kesuksesan Daulah Khilafah dalam mencapai tujuannya menjalankan negara? Untuk menjawab pertanyaan ini, Matthias Baun mencoba melakukan analisis strategi Daulah Khilafah: apakah mereka melakukan operasi hanya berdasarkan semangat ideologi ataukah strategi mereka juga menggunakan elemen realisme? Matthias memandang dari teori Machiavelli yang menyatakan bahwa seorang pangeran yang sukses harus belajar untuk menjadi rubah dan singa, apakah Daulah Khilafah memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai keduanya?
zz Simbolisme Politik: Dalam booklet tersebut menegaskan bahwa mengorbitkan seorang pemimpin politik dan agama adalah suatu langkah penting dalam membangun negara Islam. Pada saat booklet tersebut dirilis, mereka berpikir bahwa akan sulit untuk menemukan simbol seperti itu, tapi ketika Abu Bakar alBaghdadi menjadi pemimpin Daulah Islamiyah Irak (ISI) beberapa bulan kemudian, dia diharapkan bisa mengisi peran simbolis ini
“Singa tidak bisa melindungi dirinya dari perangkap, dan rubah tidak dapat membela diri dari serigala. Oleh karena itu seseorang harus menjadi rubah untuk mengenali perangkap, dan menjadi singa untuk menakut-nakuti serigala.” Dalam dunia hewan, singa adalah simbol dari kekuatan paripurna. Ini adalah mamalia yang paling kuat yang ditakuti oleh semua hewan lain.
50
Laporan Khusus
SYAMINA
Namun singa memiliki kelemahan, ia tidak cukup cerdas untuk mengenali bahaya perangkap. Seekor rubah juga seorang predator, hidup dari memangsa hewan lain. Namun, rubah licik dan berhitung. Ia bisa mengenali bahaya ketika merasa tidak nyaman dalam tatanan baru. Seekor rubah tidak perlu menyerang jika ia pandang bahwa hal itu justru membahayakannya.
Edisi XIII / Agustus 2014
Daulah Khilafah telah menunjukkan dirinya sebagai seorang oportunis yang cerdik. Mereka banyak merebut area yang sebenarnya telah dikuasai oleh kelompok perlawanan. Mereka mengembangkan strategi menuai buah matang yang ditaburkan oleh kelompok militan lainnya. Saat ini di Aleppo, tentara Suriah sedang mencoba untuk menggunakan strategi yang paling efektif: melakukan pengepungan di sekitar daerah yang dikuasai oleh oposisi, dan memotong jalur logistik baik secara materi maupun fisik. Sementara itu, Daulah Khilafah beroperasi lebih dekat ke pinggiran kota.
2. Sebuah aliansi kenyamanan sementara Bukti di lapangan di Suriah menunjukkan bahwa ada pemahaman umum antara rezim Assad dan Daulah Khilafah bahwa tidak adanya serangan terhadap satu sama lain bersifat saling menguntungkan. Ada cukup bukti yang menyatakan bahwa Assad tidak menargetkan kawasan yang dikendalikan oleh Daulah Khilafah, tetapi lebih memilih untuk memukul daerah kelompok oposisi yang lain. Beberapa bulan belakang ini, musuh langsung dari Assad dan Daulah Khilafah adalah sama, sebagaimana yang disampaikan Frederic C. Hof, yaitu kelompok oposisi yang melawan rezim Assad.41
Tidak diragukan lagi, aliansi ini sangat bersifat temporer. Jika elemen kelompok perlawanan lain semakin melemah, kita akan melihat pertempuran permanen antara Daulah Khilafah dan Assad. Pertengahan Juli 2014, Daulah Khilafah melakukan serangan atas tentara Suriah yang membuat mereka berhasil menguasai salah satu fasilitas produksi gas paling penting di Suriah.43 Poin ini, dalam kacamata teori Machiavelli, menunjukkan bahwa Daulah Khilafah mampu beroperasi dengan pemahamam realisme. Mereka bertindak sebagai rubah jika diperlukan, dan sebagai singa jika kondisi memungkinkan.
3. Daulah Khilafah sebagai Singa Daulah Khilafah telah menggunakan kekerasan terhadap siapa pun yang bertindak menentangnya. Akhir tahun lalu, kebrutalan mereka, dikombinasikan dengan keengganan Daulah Khilafah untuk melawan Assad, menyebabkan kelompok koalisi menyerang Daulah Khilafah, dan menyebabkan kemunduran mereka di wilayah timur Suriah.
Gambar Peta Konflik Di Aleppo42
Namun rampasan perang datang dari penaklukan di Irak barat.Daulah Khilafahmengalokasikan pasokan vitalke medan Suriah. Meningkatnya moral, dikombinasikan dengan pasokan logistik baru menyebabkan Daulah Khilafahmendapatkan kemajuan yang cukup signifikan di Suriah akhirakhir ini. Mereka juga mengembangkan strategi baru. Mereka menggunakan kekuatan diplomatiknya untuk mengambil alih sebuah wilayah. Jika penduduk setempat mau meletakkan senjata mereka dan
41 http://www.atlanticcouncil.org/blogs/menasource/syria-should-thewest-work-with-assad 42 https://twitter.com/syrianalann/status/499380919015591937/ photo/1
43 http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2014/07/islamic-statefighters-seize-syria-gas-field-2014717134148345789.html
51
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
berbaiat kepada Daulah Khilafah, wilayah mereka akan terhindar dari serangan.44
tiga kondisi yang jika diperlukan akan memicu diluncurkannya serangan udara di Irak:46
Strategi ini kemungkinan akan menjadi sangat efektif. Melihat pencapaian geopolitis mereka, ditambah dengan persenjataan militer dan dana yang semakin tumbuh hari demi hari, maka akan lebih mungkin untuk menarik dukungan publik di Suriah dan Irak untuk memperkuat pasukan militernya. Para pemuda ini tidak perlu untuk selalu percaya pada ide-ide menciptakan negara Islam. Tapi mereka akan jauh lebih nyaman berjuang dengan kekuatan persenjataan yang baik dan yang menang dalam pertempuran. Untuk pemuda Suriah, akan lebih memuaskan untuk naik di bagian belakang Humvee menaklukkan ladang gas dan desa daripada harus terjebak dalam pertempuran tidak pernah berakhir di gedung-gedung runtuh di Aleppo.
zz Jika Daulah Khilafah terus merangsek menuju Erbil, ibukota wilayah otonomi Kurdi, yang menjadi lokasi konsulat AS dan pusat operasi gabungan yang menjadi basis para penasihat militer AS. zz Jika pasukan Daulah Khilafah mengancam pasukan AS atau personilnya di mana saja di Irak, termasuk kedutaan besar AS di Baghdad dan konsulat di Erbil zz Jika diperlukan, untuk membantu pasukan Irak dalam menjebol pengepungan di gunung Sinjar dan melindungi warga sipil yang terjebak di dalamnya. Selain tiga kondisi di atas, Obama juga menegaskan bahwa AS “tidak akan membiarkan mereka menciptakan khilafah di Suriah dan Irak. Tapi kami hanya bisa melakukannya jika kami tahu bahwa kami telah mendapatkan partner di lapangan yang mampu untuk mengisi kekosongan.”47 Menurut Obama, AS akan terus “membantu mencegah teoris tersebut untuk memiliki tempat persembunyian permanen yang bisa digunakan untuk menyerang AS. Dan kami akan terus mendesak masyarakat Irak untuk melakukan rekonsiliasi, bersama memerangi teroris tersebut.”48
4. Daulah Khilafah sebagai Rubah Pada banyak kesempatan, Daulah Khilafah telah menunjukkan sebagai kekuatan militer yang terampil di medan. Mereka banyak melakukan operasi militer dengan taktik pukul dan lari (hit and run). Berlawanan dengan berita populer yang beredar, Mosul tidak jatuh dalam satu malam. Penguasaan oleh Daulah Khilafah dan sekutunya, adalah puncak dari berbulan-bulan‘pencekikan’ dengan memotong rute pasokan antara Baghdad dan Mosul. Penguasaan hanya puncak dari bertahuntahun serangan gerilyawan di kota tersebut. Bahkan, Mosul adalah kota yang telah lama menjadi salah satu sumber utama pendapatan Daulah Khilafah.45
Sikap ini dikeluarkan setelah sebelumnya Obama menerjunkan 300 penasihat militer dan 450 pasukan bersama dengan helikopter Apache dan bantuan $ 5 milyar pada bulan Juni 2014 untuk membantu pasukan Irak dan melindungi kedutaan besar mereka di Baghdad. Ketua komite urusan luar negeri senat Amerika Serikat, Ed Royce, mengatakan bahwa permintaan diluncurkannya serangan udara atas Daulah Khilafahsebenarnya sudah disampaikan sejak satu tahun yang lalu,49 namun baru dilakukan sejak Obama memberikan otorisasi awal Agustus ini.
F. Respon Obama Dan Barat Masih juga belum menentukan sikap resmi mengenai Suriah, Obama mulai mengambil sikap resmi mengenai Irak. Ia memberikan otorisasi atas diluncurkannya serangan udara di negara yang tiga tahun lalu ia menarik pasukan AS darinya—sebagai bagian dari program yang ia gembor-gemborkan dalam kampanye pemilihan presiden tahun 2009. Kamis, 7 Agustus 2014, Obama menetapkan
Sampai kapan operasi ini akan diluncurkan, belum ada kepastian. Namun, secara tersirat Obama mengatakan bahwa “Saya tidak bisa memberikan jadwal tertentu… Saya tidak berpikir bahwa kami 46 47
44 http://carnegieendowment.org/sada/2014/07/14/islamic-state-insyria-back-with-vengeance/hfto 45 http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2014/06/iraqgovernment-neglect-led-mosu-20146117235750482.html
48 49
52
http://cnsnews.com/news/article/patrick-goodenough/obama-sets-3conditions-us-airstrikes-iraq-if-necessary http://www.nytimes.com/2014/08/09/opinion/president-obamathomas-l-friedman-iraq-and-world-affairs.html?_r=1 http://www.usatoday.com/story/news/nation/2014/08/09/obamairaq-Daulah Khilafah-radio-address/13800475/ http://thehill.com/policy/defense/213091-royce-us-ignored-calls-tostrike-Daulah Khilafah-for-months
Laporan Khusus
SYAMINA
bisa menyelesaikan masalah ini dalam hitungan minggu. Ini akan menjadi proyek jangka panjang (long term project).”50
Edisi XIII / Agustus 2014
lain di Irak dan Suriah.53 Saat ditanya, apakah AS berperang dengan Daulah Khilafah, Rhodes menjawab, “Tidak. Tidak ada solusi militer AS atas situasi yang lebih luas di Irak.”54
Sejak ia melakukan penarikan pasukan pada tahun 2011, Obama menegaskan kembali bahwa “pasukan tempur tidak akan kembali untuk berperang di Irak, karena tidak ada solusi militer AS untuk krisisyang lebih luas tersebut.”51 Namun, dua hari setelahnya, dia berjanji bahwa AS akan berdiri bersama pemerintah Irak jika mereka bisa membentuk pemerintahan bersatu dan inklusif untuk melawan militan Sunni yang mengancam masa depannya.
Rhodes juga menjelaskan tentang perbedaan Daulah Khilafah dan Al-Qaidah. “Meskipun keduanya adalah pasukan teroris, tapi mereka mempunyai ambisi yang berbeda. Ambisi utama Al-Qaidah adalah untuk meluncurkan serangan melawan Barat dan AS. Ini adalah ancaman langsung yang kita telah ambil tindakan langsung selama bertahun-tahun. Sedangkan saat ini, fokus utama Daulah Khilafah adalah mengkonsolidasikan wilayah di kawasan Timur Tengah untuk mendirikan Negara Islam ala mereka sendiri. Jadi mereka organisasi yang berbeda dengan tujuan yang berbeda.”55
Senin, 11 Agustus 2014, Ben Rhodes, Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS, menjelaskan tentang serangan udara yang dilakukan oleh AS di Irak. Dalam penjelasan yang diposting secara resmi di website Gedung Putih tersebut,52 Rhodes menjelaskan bahwa tujuan Obama terbatas pada melindungi personil AS di Erbil dan mencegah genosida ribuan Yazidi yang dikepung oleh Daulah Khilafah di gunung Sinjar. “Daulah Khilafah terus melaju di sepanjang Irak. Daulah Khilafah telah bergerak menuju kota Erbil, di mana banyak diplomat AS dan penasihat militer saat ini berada… Untuk menghentikan laju Daulah Khilafah dari mengancam warga dan fasilitas kami, Presiden telah memerintahkan serangan udara atas konvoi Daulah Khilafah jika mereka bergerak menuju Erbil. Rhodes menambahkan bahwa personil AS di Erbil sangat vital bagi berjalannya operasi bersama dengan Kurdi dan pemerintah Irak. “Saat ini, kami mempunyai kapabilitas untuk melihat apa yang terjadi di lapangan dan kami mempunyai kapabilitas militer untuk menyerang target strategis.”
Sikap AS ini segera diikuti oleh sekutu terdekat mereka. Inggris mulai menerjunkan pasukan elitnya ke Irak Utara.56 Presiden Prancis, Francois Hollande juga berjanji akan memberikan dukungan.57
Dalam briefing di Pentagon, 11 Agustus 2014, Letnan Jenderal William Mayville Jr. menjelaskan bahwa serangan di wilayah utara Irak tersebut telah memperlambat kecepatan operasi Daulah Khilafah dan sementara waktu mengganggu penetrasi mereka di provinsi Erbil. Namun, serangan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kemampuan keseluruhan Daulah Khilafah atau operasi mereka di wilayah
53 http://www.chicagotribune.com/news/nationworld/chi-iraqcrDaulah Khilafah-20140811-story.html 54 http://www.whitehouse.gov/blog/2014/08/11/airstrikes-iraq-whatyou-need-know 55 idem 56 http://www.mirror.co.uk/news/world-news/sas-deployed-iraq-britishspecial-4026869 57 http://www.france24.com/en/20140807-france-pledges-supportforces-fighting-isis-iraq/
http://www.nytimes.com/2014/08/10/world/middleeast/iraq.html?_ r=0 51 http://www.usatoday.com/story/news/nation/2014/08/09/obamairaq-Daulah Khilafah-radio-address/13800475/ 52 http://www.whitehouse.gov/blog/2014/08/11/airstrikes-iraq-whatyou-need-know 50
53
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
Khilafah dalam Pandangan Islam
K
hilafah merupakan sistem ketatanegaraan yang mendapat legitimasi (hukum fikih) Islam. Bahkan terdapat kesepakatan ulama mengenai wajibnya atas umat Islam untuk mengangkat seorang pemimpin (amir/khalifah) yang mengatur urusan dunia dan akherat mereka.1 Legitimasi ini ditemukan dalam beberapa hadits Rasulullah n. Di antara hadits tersebut adalah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Rasulullah n bersabda, “Kenabian berlangsung selama kurun waktu yang dikehendaki Allah untuknya, kemudian berakhir. Kemudian berlangsung kekhalifahan yang lurus menurut sistem kenabian selama kurun waktu yang dikehendaki Allah untuknya, kemudian berakhir. Kemudian muncul kerajaan yang keras dalam kurun waktu yang dikehendaki Allah untuknya, kemudian berakhir. Kemudian muncul pemerintahan diktator selama kurun waktu yang dikehndaki Allah untuknya, kemudian berakhir. Lalu muncul (kembali) kekhilafahan yang lurus menurut sistem kenabian yang meliputi seluruh bumi.”2
keduanya setelah terlewatinya fase sistem-sistem sebelumnya. Untuk itu, perdebatan tema kekhilafahan yang terjadi saat bukanlah terletak pada legitimasi Islam terhadap sistem tersebut, namun lebih kepada aplikasi dan penerapan sejumlah syaratsyarat ketentuan kekhilafahan yang telah dibahas oleh fuqaha terdahulu untuk diaplikasikan pada masa sekarang, terkhusus setelah dunia Islam telah kehilangannya dalam rentang waktu yang relatif lama. Perdebatan-perdebatan mengenai ini, jika disederhanakan, akan mengurucut pada tiga persoalan pokok yaitu: (1) definisi khilafah, (2) cara pengangkatan khalifah, dan (3) penguasaan terhadap wilayah teritorial.
1. Definisi Khalifah Dalam pembahasan yang terdapat dalam kitabkitab klasik, istilah khilafah sering diganti dengan istilah imamah. Menurut Al-Mawardi, imamah merupakan pengganti (tugas) kenabian dalam melindungi agama dan mengatur (urusan) dunia.3 Definisi yang serupa juga disebutkan oleh Ibnu Khaldun. Ibnul Khaldun menulis bahwa imamah merupakan pengganti (tugas) pemegang (otoritas) syariat dalam melindungi agama dan mengatur urusan keduniawian.4 Sementara itu, Al-Baidhawi dan Al-Iiji memberikan unsur tambahan dalam definisi khilafah, yaitu adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam untuk mengikuti dan tunduk pada orang yang diangkat sebagai pengganti (tugas) kenabian tersebut. Al-Baidhawi menyebutkan definisi imamah sebagai proses seseorang (di antara umat Islam) dalam menggantikan (tugas) Rasulullah untuk menegakkan pilar-pilar syariat dan
Ungkapan bahwa “Kemudian berlangsung kekhalifahan yang lurus menurut sistem kenabian” yang ada setelah masa kenabian menunjukkan suatu sanjungan terhadap sistem ini, terlebih dengan pemberian label ‘lurus’ setelah kata ‘khilafah’, yang sekaligus menunjukkan bahwa sistem kekhalifahan mendapat legitimasi dalam Islam. Sebagaimana yang disebutkan dalam nubuat pada hadits tersebut, sistem ini akan tergantikan dengan sistem lain yang dilabeli dengan sifat negatif yang menunjukkan delegitimasi Islam terhadap sistem tersebut. Kekhilafahan itu baru muncul kemudian untuk kali 1
2
Ibnu Hazm menulis, “Seluruh Ahlus Sunnah, Syiah, dan Khawarij bersepakat mengenai kewajiban mengangkat seorang pemimpin (amir/khalifah). (Mereka juga sepakat) bahwa umat wajib tunduk pada seorang pemimpin adil yang menjalankan hukum-hukum Allah atas mereka dan mengatur mereka dengan hukum-hukum syariat yang dibawa oleh Rasululllah n.”Lihat Shalah Shawi, AlWajiz fi Fiqh Al-Khilafah, hal. 13-18. HR. Ahmad dalam Al-Musnad, no. 18430, dan Al-Bazzar dalam Musnad-nya, no. 2796.
3 4
54
Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, hal. 3 Ibnu Khaldun, Al-Muqaddimah, hal. 195, dinukil dari Al-Imamah Al-‘Uzhma ‘inda Ahl As-Sunnah wa Al-Jamaah karya Abdullah bin Umar bin Sulaiman Ad-Dumaiji, hal 29.
Laporan Khusus
SYAMINA
menjaga eksistensi agama, di mana ada kewajiban bagi seluruh umat Islam untuk mengikuti (tunduk kepada)nya.5 Dengan ungkapan yang hampir sama, Al-Iiji mendefisikannya dengan proses penggantian (tugas) Rasul n dalam menegakkan agama, di mana ada kewajiban bagi seluruh (umat Islam) untuk tunduk kepadanya.6
1. Karakter kepentingan yang merupakan alasan diangkatnya khilafah yaitu untuk menjaga agama dan mengatur urusan dunia. 2. Bukti kelayakan mereka sebagai pemimpin yang mengatur seluruh aspek kehidupan umat Islam dan diwajibkannya mereka untuk tunduk dan patuh, yaitu bahwa mereka merupakan pengganti atau wakil dari Rasulullah, sehingga perbuatannya yang menyelisihi apa yang diajarkan oleh Rasulullah maka tidak dianggap sebagai pengganti atau wakil darinya.
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditegaskan bahwa unsur terpenting dari institusi khilafah adalah: (1) wakil dalam melanjutkan tugas kenabian, (2) pertanggungjawaban untuk menegakkan agama dan mengatur kemaslahan umat Islam, dan (3) cakupan kepemimpinannya meliputi urusan agama dan dunia umat Islam dan adanya kewajiban bagi seluruh umat Islam untuk tunduk dan taat kepadanya.7
Konsekuensi sebagai pengganti atau wakil dari peran dan tugas kenabian tersebut adalah bahwa seorang khalifah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menegakkan agama dan mengatur kemaslahatan umat Islam. Tugas dan tanggungjawab untuk menegakkan agama dan mengatur kemaslahatan umat Islam merupakan faktor pokok yang menjadi pembeda antara sistem kekhilafahan dan sistem ketatanegaraan konvensional kontemporer saat ini yang memisahkan antara agama dan dunia, di mana suatu negara hanya berkewajiban dan bertanggungjawab untuk mengatur kehidupan dunia rakyatnya sementara untuk kehidupan agama atau akherat diserahkan kepada masing-masing individu. Sementara tujuan utama kekhilafahan adalah untuk menegakkan agama dan mengarahkan seluruh umat untuk berjalan di atas ketentuan-ketentuan syariat dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Khilafah merupakan pengganti yang melaksanakan tugas Rasulullah n terhadap umat Islam setelah wafatnya beliau. Lantaran diutusnya Rasulullah n adalah untuk menegakkan agama dan mengatur urusan umat manusia yang selaras dengan syariat, maka merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang yang bertanggungjawab terhadap urusan manusia setelah beliau untuk menggantikan tugas beliau, terutama untuk menjaga eksistensi agama dengan segenap tenaganya dan mengerahkan pasukan-pasukan Islam demi menumpas orangorang yang menentang dan memerangi Islam. Meski menggantikan peran dan tugas kenabian, tidak berarti bahwa khalifah adalah orang yang suci dan terlepas dari dosa. Legitimasi perbuatanperbuatan yang bisa mereka kerjakan terbatas pada perbuatan yang selaras dengan orang yang digantikannya (Rasulullah) yang bentuk riilnya berupa syariat yang dibawanya. Oleh karena itu, jika khalifah menyelisihi syariat maka dia telah kehilangan bukti kelayakannya untuk memimpin sehingga perbuatan-perbuatannya yang menyelisihi syariat tersebut dianggap bukan dari peran dan tugasnya sebagai wakil dari peran dan tugas kenabian. Karenanya, khalifah sebagai pengganti atau wakil dari peran dan tugas kenabian mengandung dua isyarat yang antara isyarat satu dan lainnya saling berkaitan erat. Kedua isyarat tersebut yaitu:
5 6 7
Edisi XIII / Agustus 2014
Turunan dari kewajiban dan tanggungjawab kekhilafahan tersebut adalah sifat kepemimpinan dalam sistem kekhilafahan mencakup seluruh aspek kehidupan umat; baik berupa urusanurusan agama dan maupun yang berkaitan dengan kehidupan dunia. Karena kepemimpinan yang bersifat menyeluruh inilah maka seluruh umat Islam berkewajiban untuk tunduk dan patuh kepada seorang khalifah. Dalam kondisi ideal, seorang khalifah-lah yang menjadi panutan dalam bidang keagamaan. Dialah yang menjadi imam shalat lima kali dalam sehari, menjadi khathib sekaligus imam shalat Jumat, sebagai khathib dan imam shalat ied dan istisqa’ (shalat meminta hujan), dan juga sebagai qadhi dan mufti yang memutuskan perselisihan dan permasalahan yang berkaitan dengan agama. Selain menjadi pemimpin dalam keagamaan, seorang khalifah juga merupakan panglima tertinggi pasukan
Al-Baidhawi, Hasyiyah Syarh Al-Mathali’, hal. 228, dinukil dari AlWajiz fi Fiqh Al-Khilafah karya Shalah Shawi, hal. 5. Al-Iiji, Al-Mawaqif, hal. 395, dinukil dari Al-Wajiz fi Fiqh Al-Khilafah karya Shalah Shawi, hal. 6. Lihat Shalah Shawi, Al-Wajiz fi Fiqh Al-Khilafah, hal. 6-8.
55
Laporan Khusus
SYAMINA
yang berhak memimpin pasukannya dan juga pimpinan negara yang menjadi penentu berbagai kebijakan untuk mensejahterakan umat.
umum (haqiiqah ‘urfiyyah) manusia mengenai khilafah atau bisa juga dinamakan sebagai definisi secara politis, khilafah didefinisikan sebagai “ketundukan seluruh negeri-negeri Islam atau sebagain besarnya pada seorang pimpinan (imam) dan berikrar untuk patuh dan taat kepadanya ketika kekuasaan imam tadi sudah berhasil menyebar di negeri-negeri tersebut.” Dari dua definisi dengan dua sudut pandang yang berbeda tersebut dapat dikatakan bahwa merupakan suatu yang mungkin saja terjadi di mana terdapat khilafah dalam sudut pandang syariat, namun tidak ada dalam sudut pandang politik.
Adapun mengenai gelar yang dipakai dalam sistem ketatanegaraan khilafah, dikenal tiga istilah yang sering disematkan kepada para pimpinan yang telah dilantik, yaitu khalifah, amirul mukminin, dan imam. Untuk gelar khalifah, yang pertama kali menggunakannya adalah Abu Bakar ra. Gelar khalifah sendiri lengkapnya adalah ‘khaliifatur rasuluulillah’ yang berarti pengganti rasulullah. Sementara gelar amirul mukminin, untuk pertama kalinya digunakan dan dipopulerkan oleh Umar bin Al-Khaththab ra. Sedangkan gelar imam, merupakan gelar yang dirujuk pada hadits-hadits Nabi n. Dari itu, penggunaan gelar; apakah khalifah, amirul mukminin, atau imam, bukanlah persoalan urgen dalam sistem ketatanegaraan ini. Justru persoalan urgen adalah mengenai terdapatnya unsur-unsur pokok kekhilafahan dan keabsahan atau legitimasi pengangkatan seseorang yang diangkat sebagai pimpinan dalam sistem ini.
Poin penting yang harus diperhatikan adalah bahwa hukum atau konsekuensi hukum dalam Islam tidak dikaitkan dengan pemahamam umum (haqiiqah ‘urfiyyah) manusia, namun dikaitkan dengan definisi syar’i sesuatu tersebut. Ini berarti bahwa gelar khalifah hanya disematkan pada pimpinan (amir) yang pertama kali dilantik (mubaya’ah) secara sah menurut syariat, meski pimpinan tadi tidak dipanggil dengan gelar khalifah, karena pelantikan pimpinan tadi sebenarnya sekaligus sebagai pelantikan khilafah menurut definisi syar’i. Pemahaman bahwa gelar khalifah hanya disematkan pada pimpinan yang pertama kali dilantik merupakan petunjuk dari teks-teks syariat yang melarang adanya lebih dari satu pimpinan pada saat yang sama, sehingga syariat memberikan gelar tersebut pada pimpinan yang pertama kali dilantik.9
Menurut Syaikh Abu Mundzir Asy-Syanqithi, terdapat kesalahpahaman sebagian orang mengenai khilafah. Kesalahpahaman tersebut adalah anggapan bahwa Al-Imamah Asy-Sya’iyyah (kepemimpinan syar’i) memungkinkan keberadaannya tanpa keberadaan khilafah; antara keduanya adalah suatu yang berbeda. Padahal, imamah syar’iyyah itu sendiri adalah khilafah syar’iyyah. Keduanya bukan suatu yang berbeda dalam syariat. Oleh karena itu, jika terdapat keberadaan imam syar’i (pemimpin yang sah secara syar’i) maka dialah sang khalifah; baik mereka dipanggil dengan gelar khalifah atau amir. Kekeliruan akan hal ini bersumber dari tidak adanya pembedaan antara definisi khilafah tersebut antara hakikat syar’i (haqiiqah syar’iyyah) khilafah dan pemahaman umum (haqiiqah ‘urfiyyah, atau definisi politis) umat Islam mengenai khilafah.8
2. Cara Pengangkatan Khalifah Dalam literatur Islam –Ahlus Sunnal wal Jamaah, ada tiga cara pengangkatan seorang khalifah, yaitu: (1) pemilihan (al-ikhtiyar) oleh Ahlu Halli wal ‘Aqdi, (2) penunjukan (al-‘ahd/al-istikhlaf) oleh khalifah sebelumnya, dan (3) kudeta (al-qahr/al-ghalabah).10 Dari ketiga cara tersebut, cara yang paling cocok untuk pengangkatan seorang khalifah pada kondisi saat ini adalah cara pertama, yaitu melalui proses pemilihan oleh Ahlu Halli wal ‘Aqdi. Alasan utama bahwa cara ini paling cocok untuk kondisi saat ini adalah karena sistem kekhilafahan sudah lama tidak ada, sehingga untuk mewujudkannya kembali
Khilafah secara syar’i didefinisikan sebagai “proses dilantiknya (mubaya’ah) salah seorang Muslim sebagai pimpinan tertinggi (al-imaamah al-‘uzhma)”. Satu yang perlu dicatat adalah bahwa proses pelantikan ini berlaku selama tidak didahului oleh pelantikan (mubaya’ah) pimpinan yang sah secara syar’i. Sementara menurut pemahaman 8
Edisi XIII / Agustus 2014
9 10
Abul Mundzir Asy-Syinqithi, I’lanul Khilafah fil Mizanisy Syar’i, http://justpaste.it/kil-mon
56
Ibid. Untuk pendalaman persoalan metode pengangkatan seorang amir atau khalifah lihat Al-Imamah Al-‘Uzhma ‘inda Ahl As-Sunnah wa Al-Jamaah karya Ad-Dumaiji, terkhusus pasal ke empat pada bab pertama yaitu Thuruq In’iqad Al-Imamah.
Laporan Khusus
SYAMINA
diperlukan keredaan dari umat yang dipresentasikan oleh Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang mewakili umat, selain juga untuk menghindari perpecahan di antara umat. Sementara untuk cara kedua—melalui penunjukan oleh khalifah sebelumnya—jelas tidak tepat lantaran memang tidak ada sebelumnya yang ada. Sedangkan untuk cara ketiga—melalui kudeta—merupakan cara yang tidak disyariatkan dan ditetapkan sebagai cara pengangkatan kekhilafahan lantaran dalam kondisi darurat dan pengecualian untuk menghindari pertumpahan darah sesama umat Islam.
saksi dan keputusannya jika dia seorang qadhi. Untuk itu, akan lebih diragukan lagi mengenai pilihannya untuk mengangkat seseorang sebagai khalifah. Sementara ilmu –meski tidak sampai pada derajat mujtahid—bagi Ahlu Halli wal ‘Aqdi berperan agar pilihan mereka atas seseorang sebagai khalifah betulbetul berdasarkan ilmu, sehingga mampu untuk memilih seorang khalifah terbaik di antara caloncalon yang terbaik untuk umat Islam. Sedangkan pendapat dan ide yang brilian dan cemerlang yang didampingi oleh kebijaksanaan akan membimbing mereka untuk memilih sesuatu pilihan yang paling mendatangkan kemaslahatan untuk umat Islam.
Dapat dikatakan bahwa pemilihan seseorang sebagai khalifah oleh Ahlu Halli wal ‘Aqdi merupakan cara pokok dalam pengangkatan seorang khalifah. Secara istilah, Ahlu Halli wal ‘Aqdi adalah para ulama dan tokoh-tokoh yang menjadi panutan dan rujukan umat dalam persoalan kebutuhan dan maslahat mereka secara umum. An-Nawawi menyebutkan bahwa mereka—Ahlu Halli wal ‘Aqdi—adalah para ulama, pemimpin, dan tokoh umat yang memungkinkan untuk berkumpul.11 Perkumpulan tersebut dimaksudkan untuk membicarakan orang yang tepat untuk diangkat sebagai khalifah. Ketentuan secara definitif mengenani siapa saja yang berhak menjadi Ahlu Halli wal ‘Aqdi memang tidak dijelaskan dalam Islam secara ekplisit, misal harus dari kabilah atau suku tertentu bukan kabilah atau suku lainnya. Namun yang jelas mereka adalah orang-orang dari umat ini yang memiliki kelebihan atas yang lainnya. Meski demikian, orang yang ditunjuk sebagai Ahlu Halli wal ‘Aqdi harus memenuhi tiga kriteria yaitu: (1) ‘adalah, (2) memiliki ilmu pengetahuan, dan (3) pendapat yang brilian dan kebijaksanaan.12 ‘Adalah secara sederhana dapat diartikan sebagai kepribadian luhur yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah k. ‘Adalah seseorang biasa dideteksi dengan sejauh mana orang tersebut meninggalkan dosa-dosa besar atau apakah orang tersebut terus-menerus melakukan dosa-dosa kecil apa tidak. Keharusan Ahlu Halli wal ‘Aqdi memiliki ‘adalah agar pilihan mereka atas seseorang sebagai pemimpin mendapat kepercayaan dari umat. Hal yang kontradiksi jika sekiranya Ahlu Halli wal ‘Aqdi tersebut adalah seorang yang fasik. Secara personal, terdapat cacat pada kepemimpinan orang yang fasik, pun demikian dengan persaksian jika dia sebagai 11 12
Edisi XIII / Agustus 2014
Pilhan yang tepat dari Ahlu Halli wal ‘Aqdi atas penunjukan seorang khalifah merupakan salah satu faktor penting bersatunya umat Islam. Pada proses pengangkatan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah misalnya, pilihan yang tepat dari Ahlu Halli wal ‘Aqdi saat itu yang masing-masing mewakili dua kelompok besar yaitu Muhajirin dan Anshar telah berhasil menyatukan kedua belah pihak. Tidak menutup kemungkinan jika sekiranya saat itu tidak terpilih seorang khalifah yang diridai oleh kedua belah pihak maka akan terjadi peperangan antara keduanya. Mengenai peran penting pilihan Ahlu Halli wal ‘Aqdi atas penunjukan seorang khalifah, Ibnu Taimiyah pernah mengatakan, “Demikian juga Umar, ketika Abu Bakar menunjuknya sebagai penggantinya, maka dia tidak (sah) menjadi imam kecuali ketika Ahlu Halli wal ‘Aqdi berbaiat padanya dan menaatinya. Jika sekiranya mereka tidak melaksanakan (wasiat) penunjukan Abu Bakar (terhadap Umar) dan tidak berbaiat pada mereka, maka Umar tidak (sah) menjadi Imam.”13 Selain Ibnu Taimiyah, Qadhi Abu Ya’la juga pernah menulis, “Diperbolehkan menunjuk pengganti berdasarkan (kekeluargaan se) bapak (seperti saudara) atau anak jika memang dia memenuhi kriteria Imamah. Ini karena Imamah tidak berlaku (sah) bagi orang yang ditunjuk (sebagai pengganti imamah) dengan penunjukan itu sendiri, ia hanya berlaku (sah) baginya lantaran baiat umat Islam padanya. Sementara tuduhan (nepotisme) telah dinegasikan darinya.”14
An-Nawawi, Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj, jilid. 12, hal. 77. Shalah Shawi, Al-Wajiz fi Fiqh Al-Khilafah, hal. 49.
13 14
57
Ibnu Taimiyah, Minhajus Sunnah An-Nabawiyyah, jilid. 1, hal. 365 Qadhi Abu Ya’la Al-Farra’ Al-Hanbali, Al-Ahkaam Al-Sulthaaniyyah, h. 125.
Laporan Khusus
SYAMINA
Ibnu Taimiyah menunjukkan di dalam keseluruhan perkataannya, bahwa imamah bukanlah jabatan yang ditentukan oleh Allah, akan tetapi ia adalah bentukan manusia. Kalau saja Rasulullah n mewasiatkan imamah kepada seseorang, kemudian umat menyelisihinya dan membaiat orang selainnya, maka yang layak jadi imam adalah orang yang di baiat oleh umat bukan yang di wasiatkan oleh nabi, meski umat berdosa karena menyelisihi wasiat beliau.15
ditegakkan hukum Islam dan umat Islam mendapat keamanan. Ketika umat Islam mendapat keamanan berarti terdapat penguasaan suatu wilayah teritorial yang mampu memberikan rasa aman bagi umat Islam. Syarat ini juga disebutkan secara implisit dalam sabda Rasulullah n “Sesungguhnya imam itu laksana perisai, orang berperang di belakangnya dan belindung kepadanya”17. Perisai ini haruslah ada yang menjadi alat bantunya, alat bantu tersebut adalah apa yang dinamakan Asy Syaukah (kekuatan) dan At Tamkin (kekuasaan). Di dalam hadits ini disebutkan dua hal yang dapat mewujudkan arti seorang pemimpin yaitu: “orang berperang di belakangnya” dan “berlindung kepadanya”.
Selain itu, sudah menjadi hal yang maklum di dalam fiqh syariat, imamah itu adalah akad yang dilakukan antara umat dengan imam. Arti akad menurut syariat sendiri sebenarnya adalah harus ada dua orang yang melakukan akad, objek akad, dan shighat (lafal) akad, ini adalah rukun-rukun akad sebagaimana yang tertulis di dalam buku-buku ulama. Maka apabila ada rukun yang hilang dari akad, maka batallah akad tersebut.16
Ini sesuai dengan kaidah fiqh “Al Gharmu Bil Ghunmi” (tanggungan kewajiban seimbang dengan manfaat yang diambil). Ia ditaati berdasarkan perkataan tersebut; orang berperang di belakangnya, perintahnya ditaati, dan setelah itu sebagai timbal baliknya orang-orang memiliki hak atas dirinya untuk mendapatkan perlindungan darinya. Dan tidak ada yang dapat melindungi kecuali orang yang memiliki arti seorang pemimpin di atas, ini sudah menjadi maklum.18
Dari sini dapat disimpulkan bahwa penentu sah tidaknya pengangkatan kekhilafahan sesorang terletak pada penunjukan dan baiat Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang mewakili umat Islam terhadapnya. Untuk itu, meski sekiranya seseorang telah ditunjuk oleh khalifah sebelumnya sebagai penggantinya namun jika pengganti yang ditunjuk tersebut tidak dibaiat oleh Ahlu Halli wal ‘Aqdi maka kekhilafahannya tidak sah.
Studi Kasus Daulah Khilafah Islamiyah Deklarasi khilafah oleh Daulah Islam Irak dan Syam, yang oleh Barat sering disingkat ISIS, dapat dikatakan langsung menuai polemik serta pro dan kontra di kalangan Islamiyyin (aktivis pergerakan Islam) terkhusus kalangan jihadi. Banyak dari kalangan ulama dan tokoh jihadi terkemuka seperti Abu Muhammad Al-Maqdisi19, Abu Qatadah AlFalishthini20, Abu Bashir Ath-Thurthusi, Abul Mundzir Asy-Syinqithi21, Hani As-Siba’i dll, yang secara ekplisit menolak keabsahan khilafah yang dideklarasikan tersebut. Pada lingkaran jaringan AlQaidah sendiri, meski tidak secara ekplisit menolak deklarasi tersebut, namun secara implisit mereka menolaknya dengan adanya brosur An-Nafir22 yang berisi baiat Aiman Azh-Zhawahiri kepada Amir Imarah Islam Afghanistan, Mullah Umar, yang diikuti dengan statemen dari seluruh afiliasi resmi Al-Qaidah (AQAP, AQIM, Asy-Syabab, dan Jabhan
3. Penguasaan Terhadap Teritorial Wilayah Penguasaan teritorial terhadap suatu wilayah memang jarang ditemukan bahkan tidak ditemukan dibahas secara ekplisit dalam khazanah-khazanah klasik sebagai syarat sahnya suatu kekhilafahan. Ini mengingat bahwa batas teritorial wilayah sebuah kekhilafahan memang tidak ditentukan dalam Islam, bahkan Islam menghendaki bahwa seluruh wilayah teritorial di dunia ini tunduk pada kekhilafahan. Ketundukan seluruh wilayah pada kekhilafahan bukan berarti bahwa pemaksaan penduduknya untuk memeluk Islam, karena Islam tidak pernah memaksa seseorang untuk memeluk Islam. Namun hal ini secara implisit disebutkan oleh fuqaha ketika mereka mendefinisikan mengenai darul Islam, di mana di antara definisi tersebut adalah bahwa darul Islam adalah suatu wilayah yang di sana 15 16
Edisi XIII / Agustus 2014
17 18 19
Abu Qatadah Al-Filishthini, Tsiyaab Al-Khaliifah, http://www. almaqreze.net/ar/news.php?readmore=2479 Ibid.
20 21 22
58
HR. Al-Bukhari, no. 2957, dan Muslim, no. 4878. Ibid. Wa La Takunu Kallati Naqadhat Ghazlaha Min Ba’di Quwwatin Ankatsan, http://t.co/xA3VVjUvV9 Tsiyabul Khalifah, http://t.co/xA3VVjUvV9 I’lanul Khilafah fil Mizanisy Syar’i, http://justpaste.it/kil-mon http://filerio.in/tv2hlyqbopj7
Laporan Khusus
SYAMINA
Nushrah) yang menyatakan kesetiaan mereka kepada Amir Al-Qaidah Pusat, Aiman Azh-Zhawahiri. Sikap yang sama –yakni penolakan—juga dapat ditangkap dari pernyataan dua imarah jihadi terkemuka, yaitu Imarah Islam Afghanistan dan Imarah Kaukasus yang tidak menyatakan ikut bergabung pada Daulah Khilafah Islamiyah yang dideklarisikan oleh Daulah Islam Irak dan Syam. Sementara sikap pro terhadap deklarasi tersebut juga berasal dari beberapa kalangan ulama dan tokoh –meski saat ini mereka belum begitu dikenal, terkhusus di kalangan jihadi, beberapa katibah dan fashail di Irak dan Syam serta tempat lainnya, dan juga dari beberapa kelompok dan person aktivis Islam di berbagai negara. Sikap pro dan kontra terhadap deklarasi khilafah ini memancing suatu pertanyaan mengenai keabsahan deklarasi dalam kaca mata Islam.
mayoritas anggota Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang dengan keberadaan mereka maka persenjataan, kekuatan dan loyalitas bisa diperoleh. Ini adalah pendapat Ibnu Khaldun, An-Nawawi dan Ibnu Taimiyah.24 Ibnu Taimiyah berkata, “Abu Bakar menjadi imam (khalifah) karena baiat dari mayoritas sahabat yang merupakan pemegang kekuatan dan persenjataan. Sehingga ketidak ikut sertaan Sa’ad bin Ubadah tidak begitu berpengaruh, sebab itu tidak mengurangi tujuan dari sebuah kepemimpinan. Karena tujuan kepemimpinan adalah adanya kekuatan dan kekuasaan yang dengan keduanya kemaslahatan-kemaslahatan kepemimpinan sudah tercapai dengan adanya persetujuan dari mayoritas sahabat. Maka, siapa yang mengatakan Abu Bakar menjadi imam hanya berdasarkan persetujuan satu, dua orang, atau empat orang saja, padahal mereka bukan pemilik kekuatan dan persenjataan, maka dia telah keliru. Sebaliknya, orang yang berasumsi bahwa ketidak ikut sertaan satu, dua, atau empat orang bisa mempengaruhinya, maka dia juga telah keliru.”25
Dapat dipahami dari deklarasi khilafah oleh Daulah Islam Irak dan Syam, dalam legitimasi keabsahan berdirinya daulah tersebut, mereka berpegang pada legitimasi Daulah Islam Irak pada tahun 2006, dan dari sana Daulah Islam Irak dan Syam melegitimasi Daulah Khilafah Islamiyah. Dari I’lamul Anam bi Miladi Daulatil Islam yang ditulis oleh ‘Utsman bin Abdurrahman At-Tamimi, salah seorang Dewan Syariat Daulah Islam Irak saat itu, yang memberikan argumentasi-argumentasi mengenai keabsahannya, dapat dipahami bahwa keabsahan Daulah Islam Irak saat itu karena memenuhi tiga hal: (1) pengangkatan Amir Daulah Islam Irak menggunakan metode syar’i (yaitu syura dan baiat ahlu halli wal ‘aqdi di Irak), (2) Amir Daulah Islam Irak memenuhi kriteria syar’i sebagai amir, (3) Daulah Islam Irak memiliki wilayah kontrol yang riil dan menjalankan beberapa tugas sebagai Daulah Islam.23
Al-Bukhari meriwayatkan bahwa ketika mendengar salah seorang berkata, “Seandainya Umar meninggal dunia, aku akan membaiat si Fulan, bukankah pembaiatan Abu Bakar dilakukan mendadak?” maka Umar bin Al-Khathtab pun marah dan berpidato, “Sungguh ada orang yang mengatakan, ‘Seandainya Umar meninggal dunia, aku akan membaiat si Fulan, bukankah pembaiatan Abu Bakar dilakukan mendadak?’ Memang pembaiatan mendadak, namun Allah telah menjaga kaum muslimin dari keburukannya, sedangkan di antara kalian tidak ada orang yang rela lehernya dikorbankan demi orang lain selain untuk Abu Bakar. Ingat, jika ada seseorang membaiat orang lain tanpa musyawarah dari kaum Muslimin maka janganlah orang itu diikuti, demikian juga orang yang membaiatnya. Karena dia menipu dirinya sendiri dan menyodorkan lehernya untuk dibunuh”
Menukil dari An-Nawawi, ‘Utsman bin Abdurrahman menyebutkan adanya ijma’ mengenai keabsahan pengangkatan seorang amir melalui proses pemilihan oleh Ahlu Halli wal ‘Aqdi. Namun demikian ulama berbeda pendapat mengenai jumlah Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang melakukan pemilihan tersebut. ‘Utsman bin Abdurrahman menulis sebelas pendapat mengenai hal itu dan merajihkan pendapat kesebelas yaitu bahwa yang menjadi ukuran keabsahan pemilihan tersebut adalah 23
Edisi XIII / Agustus 2014
Menurut ‘Utsman bin Abdurrahman, di Irak saat itu telah terjadi semisal kesepakatan bersama yang mewakili mayoritas Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang terdiri dari pimpinan berbagai kelompok, katibah dan fashail. Selain itu, juga terjadi musyawarah yang melibatkan lebih dari 60% ketua-ketua kabilah Ahlus
‘Utsman bin Abdurrahman At-Tamimi, I’lamul Anam bi Miladi Daulatil Islam, http://www.tawhed.ws/r?i=436zeuhb
24 25
59
Ibid. Ibnu Taimiyah, Minhajus Sunnah, 1/141.
Laporan Khusus
SYAMINA
Sunnah di wilayah-wilayah yang berhasil dikuasai jihadi.26 Mungkin lantaran inilah maka Usamah bin Ladin dan Aiman Azh-Zhawahiri merestui berdirinya Daulah Islam Irak lantaran didirikan setelah melakukan musyawarah dengan sebagain besar Ahlus Sunnah di Irak.
dan Syam tidak sah lantaran tidak melibatkan ulama dan para komandan yang merepresentasikan Ahlu Halli wal ‘Aqdi di Syam untuk diajak bermusyawarah. Abu Hasan Al-Azdi beralasan bahwa bahwa baiat dari seluruh Ahlu Halli wal ‘Aqdi untuk mengangkat seorang amir bukanlah syarat keabsahan kepemimpinan seorang amir. Namun cukup beberapa orang Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang memungkinkan untuk berkumpul dan berbaiat pada seorang amir. Namun, secara sekilas, pendapat Abul Hasan Al-Azdi ini kontradiksi dengan apa yang disebutkan oleh ‘Utsman bin Abdurrahman At-Tamimi yang merajihkan bahwa keabsahan kepemimpinan seorang amir harus dipilih oleh mayoritas Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang dengannya persenjataan, kekuasaan, dan loyalitas bisa dipenuhi. Sedangkan representasi dari Ahlu Halli wal ‘Aqdi di Syam adalah para ulama dan komandan jihadi, terutama kelompok besar, yang ada di Syam. Dengan demikian, ditinjau dari sudut pengangkatan amir Daulah Islam Irak dan Syam melalui pemilihan Ahlu Halli wal ‘Aqdi, keabsahan Daulah tersebut masih mengundang tanda tanya besar dan keragu-raguan. Barangkali terjadi kesalahan oleh Abu Hasan Al-Azdi dalam menempatkan pendapat ulama mengenai jumlah Ahlu Halli wal ‘Aqdi untuk memilih seorang amir. Dimana hal itu tepat untuk diterapkan dalam kondisi pembaiatan Ahlu Halli wal ‘Aqdi untuk pengganti seorang amir, bukan untuk mengangkat seorang amir yang memang sebelumnya tidak ada. Hal ini seperti baiat Ahlu Halli wal ‘Aqdi para sahabat untuk khalifah Utsman bin ‘Affan dan ali bin Abi Thalib. Keabsahan khalifah keduanya cukup dengan adanya baiat Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang saat itu masih berada di Madinah; tidak seluruh Ahlu Halli wal ‘Aqdi sahabat yang tersebar di berbagai pelosok negeri, karena keduanya merupakan pengganti dari khalifah sebelumnya.
Mengenai Amirnya, yaitu Abu Umar al-Baghdadi, telah memenuhi kriteria sebagai amir secara syar’i, dan dikenal oleh mayoritas Ahlu Halli wal ‘Aqdi. Wilayah yang berhasil dikontrol oleh Daulah Islam Irak saat itu meliputi provinsi Anbar, Kirkuk, Dayala, Shalahuddin, Ninawa, Babil, dan Wasith. Sementara di antara tugas Daulah Islam yang telah dijalankan meliputi: menjaga agama agar tetap berada di atas prinsipnya yang baku, mengadili orang yang bersengketa, mengangkat para qadhi dan hakim, membebaskan tawanan, menjaga wilayah dan tempat-tempat suci, menegakkan hudud, mengusir para agresor dan melindungi daerah perbatasan, dan tugas lainnya. Perdebatan mengenai Daulah Islam Irak mulai muncul setelah mereka berhasil masuk ke Bumi Syam (Suriah) dengan nama Jabhah Nushrah dan mendeklarasikan daulah baru yang mereka namakan dengan Daulah Islam Irak dan Syam. Banyak dari kalangan jihadi yang ikut terlibat langsung di Syam (Suriah) menolak deklarasi ini dan menyatakan bahwa hal itu merupakan keputusan sepihak. Tidak hanya itu, deklarasi tersebut juga memunculkan polemik internal antara Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak dan Syam yang keduanya merupakan afiliasi resmi Al-Qaidah di sana. Untuk menegaskan legitimasi Daulah Islam Irak dan Syam, Abul Hasan Al-Azdi kemudian menulis sebuah buku kecil ‘Mujibatul Indhimam lid Daulatil Islamiyyati fil ‘Iraq wasy Syam’. Poin-poin penting buku tersebut ialah: (1) keabsahan proses berdirinya Daulah Islam Irak dan baiat terhadapnya, (2) Amirnya memenuhi kriteria syar’i, (3) tidak boleh mengangkat amir baru, (4) adanya larangan syariat untuk berpecah-belah; tidak bersatu di bawah satu pimpinan.27
Polemik mengenai hal ini semakin meruncing setelah Daulah Islam Irak dan Syam mendeklarasikan Daulah Khilafah Islamiyah, apalagi pada saat deklarasinya, Abu Muhammad Al-Adnani menegasikan seluruh kelompok jihadi, bahkan imarah-imarah yang sebelumnya sudah ada sebelum berdirinya Daulah Islam Irak, Daulah Islam Irak dan Syam, dan Daulah Khilafah Islamiyah di seluruh dunia. 28 Jika pada deklarasi sebelumnya
Dalam tulisannya, Abul Hasan Al-Azdi membantah alasan para ulama dan komandan jihadi Syam bahwa berdirinya Daulah Islam Irak 26 27
Edisi XIII / Agustus 2014
‘Utsman bin Abdurrahman At-Tamimi, I’lamul Anam bi Miladi Daulatil Islam, http://www.tawhed.ws/r?i=436zeuhb Abul Hasan Al-Azdi, Mujibatul Indhimam lid Daulatil Islamiyyati fil ‘Iraq wasy Syam . https://archive.org/download/daolh1/daolh1.pdf
28
60
Simak http://www.youtube.com/watch?v=cAWCSDkrzLs
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
Khilafah Islamiyah secara syariat. Pertama, jika deklarasi tersebut dimaksud untuk terbentuknya suatu institusi daulah baru yang berbeda dengan daulah sebelumnya, maka syarat pemilihan seorang amir yang dilakukan oleh mayoritas Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang merupakan representasi umat juga berlaku untuk institusi daulah yang baru tersebut. Adanya baiat dari Ahlu Halli wal ‘Aqdi dari Daulah Islam Irak dan Syam tidak cukup untuk melegitimasi keabsahannya, karena mereka tidak mewakili mayoritas umat, kecuali jika mereka berhasil menguasai sebagian besar negeri umat Islam, maka metode semisal penaklukan dan kudeta (al-qahr wa al-ghalabah) dapat dijadikan justifikasi keabsahan kekhilafahan mereka tersebut. Pun demikian dengan problem kedua, yaitu jika Daulah Khilafah Islamiyah tidak berbeda dengan Daulah Islam Irak dan Syam secara syar’i, maka sebagaimana sabda Rasulullah, “Dahulu Bani Israil diurus oleh para Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, Nabi lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada lagi Nabi setelahku, namun akan ada para khalifah dan akan banyak. Ia berkata: “Apa yang Engkau perintahkan kepada kami?” Beliau bersabda: “Penuhilah baiat pertama, dan yang pertama saja. Berikanlah hak mereka, karena sesungguhnya Allah akan menanyai mereka terhadap apa yang telah Dia amanahkan kepada mereka untuk diurusi”30 sehingga yang lebih berhak untuk mendapat gelar tersebut adalah amir yang lebih dahulu mendapat baiat oleh Ahlu Halli wal ‘Aqdi, seperti Imarah Islam Afghanistan dan Imarah Kaukasus. Deklarasi khilafah bukanlah penentu keabsahan syar’i suatu khilafah, namun keabsahan tersebut ditentukan oleh baiat mayoritas Ahlu Halli wal ‘Aqdi yang mewakili umat. Sebagaimana nikah, walimah yang merupakan pemberitahuan akan adanya suatu akad pernikahan bukanlah suatu syarat keabsahan nikah, namun keabsahan tersebut tergantung pada akad ijab kabul antara pihak mempelai lelaki dan wali mempelai wanita dan adanya saksi.
yang bersuara hanya para ulama dan komandan jihadi di Syam, maka pada deklarasi khilafah ini mengundang berbagai tanggapan dari ulama dan komandan jihadi internasional. Tanda tanya besar dan keraguan mengenai Daulah Islam Irak dan Syam yang belum tuntas terjawab malah semakin menimbulkan pertanyaan dan keraguan yang bertambah besar juga. Pada dekralasi khilafah tersebut tidak dijelaskan perbedaan mendasar antara Daulah Khilafah Islamiyah dan daulah sebelumnya, Daulah Islam Irak dan Syam, selain bahwa deklarasi tersebut tidak lagi menyebutkan salah satu tempat atau wilayah. Abul Mundzir Asy-Syanqithi berpendapat bahwa syariat tidak membedakan antara suatu imarah (kepemimpinan) apakah imarah tersebut menyematkan dirinya sebagai imarah, daulah maupun khilafah. Ini berarti siapa saja—jika memenuhi kriteris syar’i—yang dibaiat secara syar’i dengan baiat kubra (untuk pimpinan negara) berhak untuk mendapat gelar khalifah. Untuk itu, tidak ada perbedaan dari segi fikih antara seorang pemimpin tertinggi di sebuah negara dari negara-negara kaum muslimin (jika belum ada yang mendahuluinya dengan dibaiat secara syar’i) dengan jabatan khalifatul muslimin. Dari situ, apa saja yang menjadi hak-hak imam, maka ia juga adalah hak-hak bagi keduanya; dan apa saja yang menjadi kewajiban seorang imam, maka ia juga merupakan kewajiban bagi keduanya. Yang membedakan keduanya adalah orang yang pertama tidak mampu memperluas daerah kekuasaannya hingga mencakup sebagian besar negeri-negeri kaum muslimin atau seluruhnya, sedangkan orang yang kedua mampu untuk melakukannya. Dan ketidakmampuannya untuk memperluas daerah kekuasaannya tidaklah mempengaruhi keabsahan kepemimpinannya, karena memililki kekuasaan bukanlah syarat di dalam imamah, dan juga karena imam itu meraih jabatannya dengan sebab baiat, bukan dengan sebab berkuasa. Maka dari itu jika kekhilafahan itu ditinjau dari segi syariat, maka tidak ada perbedaan antara Khalifah dari Turki Utsmani dengan Khalifah dari Thaliban.29 Deklarasi khilafah menyisakan dua problem yang keduanya dapat mendelegatimasi Daulah 29
Abul Mundzir Asy-Syanqithi, I’lanul Khilafah fil Mizanisy Syar’i, http://justpaste.it/kil-mon
30
61
HR. Muslim, no. 4879.
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
Tanggapan Dunia Islam terhadap Daulah Khilafah (the Islamic State)
P
ada Ahad (29/6/2014), Daulah Islamiyah Irak dan Syam (the Islamic State of Iraq and Sham), melalui juru bicara Abu Muhammad Al-Adnani, telah mengumumkan deklarasi Khilafah Islamiyah untuk menyatukan wilayah-wilayah yang mereka kuasai, mulai dari Irak hingga ke Suriah. Nama Daulah Islamiyah Irak dan Syam (ISIS) pun dihapus dan hanya mencukupkan diri dengan nama Daulah Islamiyah atau the Islamic State (IS).
Daulah, akan tetapi hanyalah negara kartun,”lanjut Al-Adnani. Perlu diketahui, pendeklarasian ini diumumkan setelah ISIS merebut beberapa wilayah di Irak. Saat itu, klaim kekuasaan mereka telah mencakup wilayah dari Aleppo di Suriah utara hingga Diyala di Irak timur. Mereka telah menghapus tapal batas yang memisahkan Irak dan Suriah. Deklarasi khilafah Islam oleh ISIS pun mengundang tanggapan dari berbagai pihak, baik yang pro maupun yang kontra. Ini menunjukkan bahwa tema khilafah adalah tema besar. Salah satu poin yang menjadi titik kritis dari deklarasi tersebut adalah minimnya dukungan dari berbagai elemen umat Islam. Padahal ini merupakan titik krusial dalam sebuah proses suksesi. Tulisan ini secara khusus menghimpun tanggapan berbagai pihak seputar deklarasi tersebut.
“Dewan Syura Daulah Islamiyah telah berkumpul dan membahas permasalahan ini, dan setelah Daulah Islam—dengan izin Allah- memiliki elemen-elemen untuk mendirikan khilafah, yang mana jika tidak dideklarasikan seluruh umat Islam akan berdosa. Juga, tidak ada udzur syar’i bagi Daulah Islamiyah untuk menghindari dosa itu atau untuk tidak mendeklarasikan khilafah. Oleh karena itu, Daulah Islamiyah yang diwakili Ahlu Halli wal Aqdi dari para pejabat dan pemimpin serta majlis Syura mendeklarasikan pendirian Khilafah Islamiyah,” kata Al-Adnani dalam rilis audio yang disebar di internet pada hari Ahad, 1 Ramadhan 1435 H, bertepatan dengan 29 Juni 2014.
Di antara poin menarik yang memancing reaksi banyak pihak adalah peringatan yang disampaikan dalam deklarasi tersebut:“bahwa dengan pendeklarasian khilafah ini, maka telah wajib atas seluruh kaum muslimin untuk membaiat dan membela Khalifah Ibrahim hafidhahullah, dan batallah seluruh imarah, jamaah, wilayah dan organisasi yang berada di dalam wilayah kekuasaan Daulah dan bala tentaranya.”
Dengan deklarasi ini, Pemimpin Daulah Islamiyah Irak dan Syam (ISIS) Abu Bakar AlBaghdadi dibaiat dan diangkat sebagai khalifah bagi kaum muslimin. “Beliau (Syaikh Al-Baghdadi) dengan deklarasi ini telah menjadi imam dan khalifah bagi kaum muslimin di mana pun berada,”bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir oleh Mu’assasah Al-Furqan,sayap media resminya.
Dengan deklarasi tersebut, Al-Adnani meneriakkan bahwa status seluruh jamaah dan kelompok Islam batal dan harus bersatu di bawah bendera negara baru, yaitu Daulah Khilafah Islamiyah(the Islamic State).
“Ketahuilah kalian, setelah khilafah ini berdiri dan tegak, legitimasi kelompok dan organisasi kalian telah batal. Salah seorang dari kalian yang beriman kepada Allah harus setia kepada Khalifah, meskipun pemimpin (kelompok) kalian menghasut (untuk tidak taat—ed). Karena, mereka bukanlah
62
Laporan Khusus
SYAMINA
1. Abu Qatadah Al-Filasthini: Mengapa “Deklarasi Khilafah” Justru Memecah Belah, dan Bukan Menyatukan?
Edisi XIII / Agustus 2014
ekstrem dan siapa mujahid sejati. Mereka bisa memisahkan manakah orang-orang yang mudah memvonis kafir dan menghalalkan darah dan manakah mujahidin yang tulus untuk membela Islam dan kaum muslimin.
Namun, Abu Qatadah Al-Filasthini melihat deklarasi ini tidak akan menyatukan umat. Jamaah Daulah inilah menurut beliau justru memecah belah barisan dan menyempal dalam kelompok baru. Bila banyak ulama melihat sisi negatif deklarasi tersebut, Abu Qatadah melihatnya dari sisi lain. Ia berpendapat bahwa menyempalnya mereka justru merupakan kenikmatan besar dan rahmat dari Allah bagi setiap kelompok jihad.
Tulisan yang diberi judul Tsiyabul Khalifah atau “Jubah Sang Khalifah”1 ini menjadi perbincangan hangat bagi pemerhati jihad global karena sangat berbeda dari tulisan-tulisan lainnya. Dengan spesialisasi nya sebagai ahli ushul fiqh, Abu Qatadah memaparkan tinjauan syar’i mengenai Daulah Khilafah Islamiyah ini dengan membawakan kaidahkaidah ushul fiqh yang selama ini jarang dibawakan oleh para ulama lain dalam memberikan penilaian syar’i terhadap deklarasi khilafah oleh ISIS.
Untuk menguatkan pernyataan tersebut, tokoh mujahid senior ini menjelaskan bahwa gerakan jihad telah berkembang dalam keadaan yang luar biasa. Banyak jalan telah dilalui dan banyak pemimpinnya telah gugur dan sebagian masuk penjara. Selama perjalanan itu pula, ada banyak ulama yang menyelisihi mereka dan memberikan komentar yang tidak baik terhadap gerakan jihad. Mereka tidak menampakkan sedikit pun rasa cinta, kelembutan, dan kebaikan kepada mujahidin. Bahkan sebaliknya, mereka bersama musuh-musuh Islam untuk melawan mujahidin, dengan berbagai cara, menebarkan syubhat dan berbagai propaganda.
Di dalam tulisan tersebut, Abu Qatadah memaparkan bahwa ISIS telah terjebak ke dalam dua penyimpangan ketika mendeklarasikan khilafah. Beliau juga sedikit menyinggung tentang batilnya alasan yang dikemukakan oleh ISIS ketika menolak mahkamah syari’ah independen untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka. Kemudian beliau memaparkan dalil-dalil syar’i dan kaedah-kaedah ushul fiqh yang menjelaskan batalnya khilafah yang dideklarasikan oleh ISIS. Ia mengatakan,“Saya akan membahas tentang pembahasan Al-Imamah Al-‘Uzhma (khilafah) dalam fiqh Islam dari sudut pandang yang tidak seperti biasanya. Saya ingin menyusun pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan orang banyak, dan juga sekaligus akan menjelaskan penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang mencari batu lompatan untuk meraih Al-Imamah Al-‘Uzhma karena kebodohannya.”
Maka hati dua pihak ini pun menjadi keras dan jalan untuk bersambung pun putus. Akibatnya, mujahidin tidaklah melihat ulama yang menyelisihi mereka kecuali sebagai orang-orang munafik yang menjual agama kepada musuh dan penguasa. Sebaliknya, para ulama itu melihat para mujahidin tidak berada dalam kebenaran sama sekali. Dan dialog untuk menjembatani seperti berada di dua lembah yang berbeda dan dalam. Setiap pihak hanya memenangkan dirinya sendiri.
Abu Qatadah Al-Filasthini adalah seorang ulama inspirator jihad yang memiliki kompetensi di bidang ilmu syar’i. Mereka yang akrab dengan tulisannya dapat melihat kepiawaian dan pemahamannya yang mendalam tentang syariat Islam. Konsentrasi kajian yang dikuasainya adalah dalam bidang ushul fiqh, hadis, dan akidah terkait konsep iman dan i’tiqad(keyakinan)menurut manhaj salaf shalih.
Dalam kondisi yang luar biasa ini, muncullah penyimpangan-penyimpangan dan deviasi merajalela di kalangan awam. Sebab, orang-orang awam tidak akan bisa memahami dengan baik kecuali perkara-perkara yang umum, dan inilah kadar kemampuan mereka. Nah, kondisi tersebut berubah ketika ISIS menyempal dari kelompok jihad lain, yang menurut Abu Qatadah, saat ini mereka berada di satu jalur, bahkan di bawah kesetiaan kepada Dr. Aiman AzhZhawahiri. Dengan penyempalan ISIS ini, ulama dan kalangan awam sadar siapa sebenarnya kelompok
Manhajnya sangat berbeda jauh dengan jalannya para mutakallimin/ahlul kalam yang merusak dasardasar ilmu Dien. Beliau benar-benar paham secara detail manhaj mutakallimin, serta menguasai cara 1
63
Sumber asli bisa diunduh di: http://eldorar.net/science/article/10584
Laporan Khusus
SYAMINA
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam kepada Rasulullah. Amma ba’du:
untuk menanggapi mereka. Beliaupun mempunyai cara pandang yang tepat mengenai perkara-perkara dan realita kehidupan, serta pandangan hidup yang menyeluruh.
Ini adalah beberapa catatan dan ulasan yang saya tulis atas dasar cinta di bulan yang mulia ini; bulan Al-Qur’an. Saya memohon kepada Allah Ta’ala supaya memberikan kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan batil. Semoga Allah menjadikan kami sebagai penolong kebenaran, tanpa takut kepada musuh, merasa terancam oleh orang yang akan menyelisihi, atau khawatir menimbulkan permusuhan. Kemudian, mudahmudahan Allah memberikan kepada kami jalan yang lurus dan petunjuk kepada kami serta seluruh ikhwan kami kepada jalan yang sama.
Karena beliau mengkonsentrasikan dirinya dengan ilmu ushul fiqh – sebuah disiplin ilmu yang bersifat teori, pokok-pokok dan dijadikan pedoman/ patokan –, Syaikh Abu Qatadah mempunyai kemampuan menganalisa dalam memberi tanggapan ketika terjadi perdebatan. Beliau juga mampu menilai sesuatu dengan cepat dan tepat dalam hal menentukan salah benarnya keyakinan seseorang atau kelompok. Penentuan hukum yang mendetail atas seseorang dan jamaah didasarkan pada situasi dan kondisi yang berbeda dan sejauh mana mereka menunjukkan situasi dan kondisinya.
Pertama: sekitar sepekan yang lalu, saya telah menyimak banyak cerita (dari orang-orang yang berkunjung setelah beliau bebas–Red). Namun disebabkan oleh kunjungan yang terus-menerus, saya belum sempat membaca (yang wujudnya tulisan) kecuali sedikit saja. Saya telah membaca, namun lebih sedikit daripada yang saya dengar. Masih banyak yang harus saya baca dan pelajari. Bersamaan dengan itu, setiap bagian sangat membutuhkan usaha untuk mendapatkan bantuan yang diinginkan.
Cara pandangnya yang komprehensif menjadikan dirinya hampir tidak melewatkan golongan-golongan yang sesat kecuali sudah beliau teliti. Penelitian berdasarkan proses munculnya golongan-golongan sesat tersebut di masa lalu dan sekarang, kemudian mengorelasikannya dengan golongan semisalnya. Selain itu, Abu Qatadah membahas sangat detail deklarasi khilafah tersebut dan hakikatnya. Penjelasannya bisa disimak pada lampiran (1) di bagian akhir pembahasan ini.
Saya harus memisahkan manakah yang benar dan sungguh-sungguh dalam mengambil petunjuk dengan dalil-dalil serta diperhitungkan keterangannya berdasarkan bukti-bukti yang jelas. Banyak kabar yang tidak cocok dengan keteranganketerangan syariat. Sungguh, banyak sekali kabar dibawa kepadaku dan telah saya pelajari sebelum saya keluar dari penjara.
2. Abu Muhammad Al-Maqdisi Mempertanyakan Deklarasi Khilafah Deklarasi Khilafah Islam telah menimbulkan pertanyaan banyak pihak. Abu Muhammad AlMaqdisi, pada Selasa 1 Juli 2014, merilis sebuah pernyataan yang di antaranya mempertanyakan beberapa hal terkait deklarasi tersebut.2 Pertanyaan ini sekaligus kekhawatiran. Pertanyaannya ialah apakah nama tersebut telah sesuai dengan kenyataan di lapangan, bagaimana pula kedudukan Imarah Taliban dan Kaukasus yang lebih dulu mendeklarasikannya. Demikian pula posisi baiat dan jamaah-jamaah dakwah maupun jihad yang ada di seluruh dunia.
Untuk itu, saya tidak akan menutup pendengaranku atau menutup mata dari apa yang dipaparkan kepada saya. Saya melihat bahwa hal itu tidak lepas dari manfaat, baik untuk menguatkan kebenaran maupun berpulang kepadanya. Kedua: di setiap pihak yang telah saya dengar, tidak diragukan lagi orang-orang yang berakal dan mulia dari kedua pihak sama-sama menginginkan kebenaran dan mendukungnya. Mereka tidak cenderung kepada kebatilan, namun berlepas diri darinya.
Pertanyaan beliau adalah senjata berat ghanimah dari Irak yang diangkut ke Suriah; untuk memerangi siapakah itu nanti? Berikut ini terjemahan pernyataan Al-Maqdisi selengkapnya: 2
Sumber: http://tawhed.ws/r?i=01071401 2014)
Edisi XIII / Agustus 2014
Saya merasa senang dan memutuskan untuk menyambung hubungan dengan mereka. Mereka telah telah mempengaruhi majelisku. Orang-orang
(diakses: 1 Juli
64
Laporan Khusus
SYAMINA
seperti mereka inilah yang bisa dipercaya untuk menjadi penengah dalam sengketa dan menutupi kekurangan.
Edisi XIII / Agustus 2014
lebih layak untuk diikuti. Dan saya tidak terikat atau terbelenggu oleh salah satu pihak. Pernyataan itu saya keluarkan karena adanya penolakan untuk tunduk kepada hukum Allah. Karena itulah, di dalamnya saya menasihatkan agar berpihak kepada orang yang menerima tahkim dengan syariat Allah. Dan itu tidak berarti pihak yang meminta kami sebagai penengah dalam tahkim dengan syariat Allah itu adalah orang-orang yang suci dari kesalahan. Dan bukan pula berarti saya anggap mereka bersih secara mutlak. Akan tetapi, urusan ini seperti ungkapan Syaikhul Islam, “Keadilan yang murni pada setiap sesuatu adalah sulit untuk dilaksanakan, secara ilmu dan amal, namun harus diupayakan seadil-adilnya.” (Al-Fatawa:X/99).
Namun, di antara pihak ada juga orang-orang yang fanatik kepada makalah berjudul: “Orang yang tidak netral tidak akan bisa menjadi penengah.” Mereka tidak banyak memberikan manfaat dalam diskusi. Justru adakalanya malah menambah panas perbincangan. Mereka harus mempelajari cara mendengar dari orang lain dan menyerapnya. Ketiga: saya telah berulang kali mendapatkan tekanan moral agar saya menarik kembali pernyataan yang pernah saya keluarkan, yang merupakan hasil dari upaya yang lama dengan para pihak untuk berdamai atau meminta pihak ketiga sebagai penengah. Upaya ini telah ditolak oleh jamaah Daulah. Mereka yang menolak semua upaya menuju perdamaian ini mengklaim bahwa pernyataan saya hanya sia-sia dan akan sia-sia. Semua klaim itu tidak bersumber dari saya dan saya menyiapkan seseorang untuk itu.
Keempat: Saya senantiasa mengulangi bahwa adil itu sifat orang-orang mulia dan orang bisa bersikap adil itu jumlahnya paling sedikit di antara semua pihak yang bertikai dan pendukung mereka di seluruh negeri. Kurangnya keadilan pada diri tokoh terkemuka, baik bekerja di media maupun sebagai mufti, di masing-masing pihak yang bertentangan, telah memunculkan fenomena yang buruk. Dan ini tersebar di antara para pemuda gerakan jihad di banyak negeri. Mereka telah mendapatkan panutan yang buruk. Wujudnya ialah mencela, kurang sopan santun, berburuk sangka, dan tidak adanya etika dalam berdialog.
Sesungguhnya yang saya katakan di depan mereka dan saya ulangi lagi: pernyataan itu tidaklah lepas dari kesalahan dan saya bukanlah orang yang lepas dari kesalahan, sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, itu merupakan kesimpulan dari upaya melalui sambungan telepon dan surat-menyurat dengan semua pihak yang bersengketa, terutama pihak yang menolak inisiatif-inisiatif perdamaian sebelumnya dan enggan bertahkim dengan syariah.
Sebelum dibebaskan, saya pernah mendengar kata-kata yang buruk dari insan media maupun dewan syariat dari kedua belah pihak yang bertentangan. Saya telah membantah dan mengingkari sebagian darinya. Setelah saya bebas dari penjara, saya juga mendapatkan kata-kata yang tidak layak diucapkan.
Sebagian dari mereka menuduh saya hanya mendengar dari satu pihak saja. Padahal, di ruang sel saja, para pendukung tanzim Daulah duduk bersama saya dan berbicara dengan orang-orang di Syam dalam kunjuangan mingguan. Dan kebanyakan kabar yang datang adalah yang membela jamaah daulah. Telah sampai kepadaku cerita-cerita, kabar, dan tulisan yang isinya mendukung jamaah daulah sebagaimana saya telah mempelajari penolakanpenolakan dewan syariat Daulah dari surat-menyurat.
Orang yang mengatakan itu tidak pantasi disebut mujahidin dan dewan syariat. Mereka lebih pantas disebut sebagai begundal jalanan daripada dewan syariat. Bagaimana tidak, setiap orang yang menyelisihi dicap sebagai anak temuan, anak zina dan kata-kata keji dan cabul lainnya. Menebarkan kata-kata yang rendah, kebohongan, dan fitnah yang tidak layak diucapkan oleh orang-orang yang mengeluarkan restu dan fatwa dalam agama Allah.
Bantahan-bantahan itu masih tersimpan untuk meruntuhkan tuduhan orang-orang yang masih ragu. Meskipun demikian, saya ulangi dan katakan bahwa bila saya telah menzalimi satu pihak dengan pernyataan saya, dan menutupi kebenaran yang sesungguhnya, saya akan segera menarik kembali pernyataan saya itu tanpa alasan apa pun. Kebenaran
Bahkan mereka menghasut orang kepada tindakan pertumpahan darah dan menganggap enteng urusan ini. Dan ini telah menjadi panutan
65
Laporan Khusus
SYAMINA
buruk bagi pemuda di seluruh penjuru dunia, bukan hanya di bumi Syam saja. Sudah tidak ada lagi kesopanan. Anak-anak kemarin sore telah lancang kepada orang tua, ulama dan pendidik dan ini telah merata. Bahkan, setiap muslim yang menyelisihi diserang dan darah umat Islam halal ditumpahkan. Semoga Allah menolong kita dari penyakit yang mereka sebarkan kepada kalangan awam dan bodoh.
Edisi XIII / Agustus 2014
Ini adalah bentuk intimidasi dan tekanan kuat agar saya menarik pernyataan. Cara seperti ini mungkin berguna dalam negosiasi atau proses jual beli. Namun tidak bermanfaat bila digunakan sebagai argumen dan pendekatan untuk yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Dalam urusan ini, cara seperti itu tidak akan mempan. Tuduhan tersebut tidak memiliki kredibilitas karena pernyataan saya tidak menghasut ke arah penumpahan darah seorang muslim, atau mengarahkan kepada pembunuhan dan peperangan.
Kami heran, dengan alasan apa orang-orang seperti itu ditempatkan sebagai dewan syariah, mufti, dan juru bicara resmi, padahal moral mereka buruk dan berani menghalalkan darah kaum muslimin!
Sebaliknya, semua upaya saya selama delapan bulan dan menghasilkan pernyataan tersebut adalah untuk menghentikan pertumpahan darah dan agar tidak ada lagi senjata yang diarahkan kepada kaum muslimin dan mujahidin. Semoga mereka meninggalkan sikap meremehkan muslim lainnya atau enggan memberikan hak-hak mereka. Dan berhenti dari tindakan menumpahkan darah muslim dengan alasan maslahat daulah, membangun daulah dan sejenisnya. Seolah-olah semua orang selain mereka tidak menginginkan pembangunan daulah dan tahkim syariat Allah.
Oleh karena itu, kami berlepas diri dari kedustaan mereka. Kami menuntut para penanggung jawab mereka dari semua pihak—bila mereka benarbenar memiliki niat untuk membela agama Allah, menghormati para pengusungnya, dan peduli terhadap urusan jihad dan kaum muslimin—agar mereka dijauhkan dari posisi pemberi nasihat dan juru bicara. Karena setiap hari, mereka mengeluarkan statemen-statemen yang bertentangan dengan dien ini. Mereka menjauh dari manhaj Islam yang lurus ke manhaj mereka yang bengkok. Mereka mendistorsi akhlak agama ini yang mulia dengan akhlak mereka yang tercela.
Bagaimana pun, orang yang menolak tahkim, maka dialah yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah yang berlanjut. Ia juga bertanggung jawab atas setiap orang yang melakukan pembunuhan dari semua pihak. Adapun saya, segala puji bagi Allah, Allah telah menyelamatkan saya dari tindak menumpahkan setetes darah muslim. Dan saya berharap kepada-Nya agar tidak menjadikan saya sebagai sebab, walaupun hanya dengan satu huruf atau kalimat dalam urusan itu.
Siapa saja yang menginginkan maslahat untuk jihad ini harus mengesampingkan orang-orang yang tidak beradab, sesat menyesatkan, penghasut kepada pertumpahan darah kaum muslimin, menyebarkan akhlak yang buruk, dan kata-kata keji di antara para pemuda muslim. Mereka harus diganti dengan orang yang terbimbing dan membimbing, kasih sayang terhadap kaum muslimin, berhias dengan akhlak nubuwwah, dan berjalan di atas petunjuknya di tengah-tengah umat ini. Dan mereka tahu bagaimana berbicara kepada manusia secara luas.
Saya katakan kepada orang-orang yang menekan saya dengan cara-cara seperti itu, “Saya bukanlah orang yang takut diancam.” Kepada orang yang menghadiahi saya dengan aksi yang menumpahkan darah muslim dari kubu mana pun, saya katakan, “Kalian terlalu bangga dengan hadiah kalian.”
Kelima: beberapa orang yang berbudi luhur mengabarkan kepada saya tentang sebagian orang di Suriah yang berusaha mempengaruhi saya agar menarik kembali pernyataan yang pernah saya keluarkan, dengan alasan pernyataan saya ini— atau setelahnya—telah menyebabkan pertumpahan darah. Dan bahwa aksi pemboman telah dihadiahkan kepada saya dengan nama “Millah Ibrahim” dari pihak yang bermusuhan dengan tanzim Daulah.
Hadiahkanlah kepada saya ketaatan kepada nasihat-nasihat saya dan menerima seruan saya agar tiada lagi pertumpahan darah, rela menerima tahkim dan ishlah, istiqamah di atas petunjuk Nabi n dalam dakwah dan jihad. Inilah hadiah yang saya inginkan dari kalian, bila kalian mencintai kami atau kalian menginginkan kami bangga kepada kalian.
66
Laporan Khusus
SYAMINA
Kami tidak akan pernah gembira oleh pembunuhan terhadapa muslim, dengan cara apa pun, kecuali karena perjuangan membela diri. Dan sudah maklum bahwa membela diri tidak berarti membunuh, melainkan mencegah manakah yang lebih ringan dampaknya. Apabila bisa dicegah dengan lisan atau tangan, maka tidak perlu dicegah dengan pedang karena pada dasarnya darah, harta, dan kehormatan kaum msulimin itu terjaga.
Edisi XIII / Agustus 2014
Akan tetapi yang menjadi tolak ukur adalah seberapa besar kesuaian antara nama dan fakta yang ada, serta keberadaan dan praktik riil di lapangan. Barang siapa menyegerakan sesuatu sebelum datang waktunya maka dia akan kehilangan hal tersebut. Catatan penting saya saat ini adalah dampak bagi dari deklarasi yang dulunya hanya sebuah jamaah menjadi sebuah Daulah Islam Irak (ISI), sekarang menjadi Daulah Irak dan Syam (ISIS) dan terakhir menjadi khilafah.
Keenam, saya ditanya tentang kemenangankemenangan tandzim Daulah (di Irak), maka saya jawab: Tidak ada seorang mukmin yang tidak senang dengan kemenangan muslim lainnya, walau bagaimanapun keadaannya (walaupun mereka memiliki terminologi tersendiri dalam mengartikan Rafidhah dan Murtaddin).
zz Apakah khilafah ini menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang lemah dan tempat kembali setiap muslim? zz Atau apakah nama ini (Khilafah) akan menjadi pedang yang tajam kepada setiap pihak yang berbeda dengan mereka, terutama dari kalangan umat Islam, membatalkan setiap imarah yang telah mendahului mereka, dan menghapus setiap jamaah yang berjihad di jalan Allah di berbagai tempat sebelum mereka?
zz Akan tetapi yang saya takutkan adalah mau dibawa ke mana kemenangan ini? zz Bagaimana mereka memperlakukan Sunni dan jamaah-jamaah lainnya, baik itu jamaah dakwah maupun jihad, dan kaum muslimin secara umum di tempat yang berhasil mereka taklukkan?
Padahal, dahulu saudara kita di Kaukasus telah mengumumkan Emirat Kaukasus, yang diberkahi. Namun, mereka tidak mewajibkan kepada seluruh kaum muslimin di penjuru dunia untuk berbaiat, dan juga tidak menumpahkan darah kaum muslimin dengan dalih nama ini (nama khilafah atau imarah). Lantas bagaimana posisi Imarah Kaukasus bagi mereka (IS) setelah proklamasi khilafah?
zz Akan digunakan melawan siapa senjata-senjata berat hasil ghanimah di Irak dan diangkut ke Suriah? Inilah yang menjadi pertanyaan, sekaligus kegelisahan saya. Dan kami khawatir akan jawaban dari semua ini dalam bentuk tindak nyata, karena kita tidak sepenuhnya percaya kepada pihak yang memegang persenjataan berat ini (ISIS—Red), dengan berbagai macam sebab.
Taliban juga telah memproklamirkan Emirat Taliban dan sampai saat ini Amir Taliban masih memerangi musuh-musuh Islam. Akan tetapi, mereka tidak memaksa umat Islam untuk menumpahkan darah kaum muslimin (agar bergabung dengan Emirat mereka), juga tidak memerintahkan kaum muslimin untuk menanggalkan baiat-baiat mereka kepada jamaah-jamaah yang ada, padahal pemerintahan mereka real dan konkret di lapangan.
Ketujuh, pada pagi ini saya ditanya, “Apakah Anda telah membaca kitab si fulan, yang di dalamnya dia tidak mensyaratkan tamkin (keamanan wilayah) bagi sebuah khilafah?” Maka saya jawab, “Saya belum membacanya, akan tetapi isinya dapat dibaca dari judulnya bahwa dalam waktu dekat tandzim mereka akan memproklamirkan khilafah.” Lalu saya ditanya, “Apa pendapat Anda jika mereka benar-benar memproklamirkan hal itu?”
Lantas bagaimana mereka (ISIS—Red) memandang Imarah Taliban? Bagaimana mereka memposisikan setiap anggota jamaah jihad yang berbaiat kepada qiyadah mereka, baik di Irak maupun di Syam dan di seluruh permukaan bumi?
Bagi saya, tidak masalah perubahan nama dan pengumumannya. Dan saya tidak akan menyianyiakan waktu saya untuk membantah apa yang fulan tulis di dalam kitabnya. Setiap kita bercitacita khilafah bisa tegak kembali, sekat-sekat negara lenyap, panji tauhid berkibar, dan panji-panji musuh tumbang.
zz Dan bagaimanakah hukum darah mereka bagi kalian(ISIS—Red) yang saat ini kalian terus saja
67
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
mengancam pihak-pihak yang menyelisihi kalian dengan ancaman peluru?
Setiap kejadian ada kata yang sesuai dan setiap tempat ada ungkapan yang sesuai pula.
Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan penting yang saya butuhkan jawabannya.
Saya katakan, ini adalah hanya sebagian dari kami, belum semuanya. Pada bulan yang mulia ini saya ingatkan kalian dengan hadits Nabi, “Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan berbuat dusta, maka Allah tidak peduli ia meninggalkan makan dan minumnya “
Sebelum masuk sore nanti, kami mengharap AlAdnani sudah menjawabnya dengan jawaban yang realistis sebagaimana dugaan kami dan kami tidak menzaliminya sedikit pun.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa beliau ditanya, “Bagaimana dahulu kalian menyambut bulan Ramadhan?”Beliau menjawab, “Tidak ada satu pun di antara kami yang berani dan lancang menyambut Ramadhan sedangkan di hatinya masih ada sebesar zarrah kedengkian atau sakit hati terhadap saudaranya.”
Ya Allah kasihanilah kaum muslimin dan sayangilah mereka wahai Rabb semesta alam. Jadikanlah pemimpin mereka dari orang-orang pilihan mereka dan jauhilah mereka dari segala kejelakan dan kerusakan. Sebagai peringatan kepada mereka yang melampaui batas dalam urusan darah kaum muslimin, siapa pun mereka, “Jangan kalian kira bahwa omongan besar kalian akan terdengar benar. Jangan sangka, ancaman, kebiadaban, dan permusuhan kalian akan menjadikan kami membisu dari bersaksi atas kebenaran. Tidak, sama sekali tidak! Kami akan terus menjadi penjaga orang-orang ikhlas dalam membela agama ini. Menjadi pelindung para pejuang agama ini. Kami akan membela mereka dari penyelewengan para penyimpang, tiruan para pembangkang, pemalsuan para ekstrimis dan orangorang yang semisal dengan mereka.
Abu Muhammad Al-Maqdisi Awal Ramadhan 1435
3. Al-Maqdisi: Mengapa Deklarasi Khilafah Justru Memecah Belah?3 Pernyataan Abu Muhammad Al-Maqdisi di atas langsung mendapat reaksi dari para pendukung IS. Beragam tanggapan pun muncul, terutama dari sayap publikasi IS, yaitu Mu’assasah Al-Ghuraba’ (http://twitter.com/ghuraba_ar). Secara garis besar, para pendukung IS mempertanyakan penolakan AlMaqdisi. Pertanyaan mendasar yang disampaikan Al-Maqdisi pada penulisan sebelumnya tentang “bagaimana status imarah dan baiat yang sudah ada sebelumnya” dan “akankah IS benar-benar akan menodongkan peluru kepada pihak-pihak dari kaum muslimin yang tidak sepakat dengan mereka”.
Hendaknya kalian memperbaiki diri, berlaku lurus, bertobat dan kembali kepada jalan yang benar dan berhenti untuk menumpahkan darah kaum muslimin dan berlaku ekstrem dalam agama ini. Bila tidak, kami akan terus menelanjangi kebohongan kalian seperti pedang yang menyambar dengan ketajamannya dan menjadi pegangan para pejuang. Anda dan yang lain tahu bahwa kita tidak akan diam, baik dalam keadaan gembira maupun marah; tidak akan diam setelah lepas dari kungkungan penjara. Demi Allah, yang telah membangkitkan langit tanpa pilar, kami tidak akan membiarkan siapa pun yang merusak agama ini dan meremehkan darah Muslim, meskipun dia meneror kami dengan permusuhan dan fitnah, kedustaan dan kebohongan baik dekat maupun jauh.
Melihat urgensi persoalan, dan bahwa Al-Maqdisi merasakan “beban moral” di mana ulama tidak boleh berdiam diri atau “mengakhirkanpenjelasan dari waktunya”, maka Al-Maqdisi menulis risalah tanggapan yang kedua tentang konsep khilafiah dan imamah. Berikut ini terjemahan lengkapnya:
Khilafah dan Imamah adalah kedudukan penting dan agung bagi umat Islam. Orang-orang Islam yang tulus senantiasa berupaya untuk mengembalikan dan menegakkannya. Namun, upaya mereka diwarnai oleh tindakan sebagian kelompok Islam
Kami peringatkan kepada kalian dari pemalsuan terhadap agama Allah, tindakan yang merusak, dan dari penumpahan darah kaum Muslimin dan para Mujahidin. Takutlah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar.
3
68
Sumber: http://www.tawhed.ws/r?i=12071401 (diakses pada 13 Juli 2014).
Laporan Khusus
SYAMINA
yang tergesa-gesa dalam urusan khilafah dan pengangkatan khalifah. Mereka menjadikan imam yang memimpin umat Islam adalah sosok yang tidak memiliki kekuasaan maupun otoritas. Bahkan kabar ini (Deklarasi Khilafah) telah sampai ke London dan mereka menyeru orang-orang untuk berbaiat dan berdosa bila enggan membaiat khalifahnya.
Edisi XIII / Agustus 2014
berbaiatlah bila kalian tidak ingin ditalak. Baiat yang dipaksa itu tidaklah mengikat. Sudah maklum bahwa Imam Ahmad berpendapat bila wanita mendapatkan paksaan dari suaminya dengan ancaman cerai maka talaknya berlaku. Saya perlu menyebutkan pertanyaan dan fatwa seperti ini karena telah muncul orang-orang yang keras kepala, menekan umat Islam, menakut-nakuti mereka dengan pedang ancaman dosa dan kafir, dan ditambah lagi dengan ancaman talak kepada istri-istri mereka.
Sementara itu, kelompok lain menyempitkan masalah ini dengan klaim Al-Mahdi sudah berada di antara mereka. Tidak diragukan lagi, ini merupakan upaya pencarian khalifah yang keliru dan tidak bisa diterima oleh manusia sebagai pemimpin.
Yang lebih berbahaya daripada ancaman cerai ini, menurut saya, adalah apa yang menuntut saya untuk menulis kalimat-kalimat ini. Yaitu yang berdampak pada perpecahan antara sesama mujahidin dari kelompok dan pemimpin mereka, dan hal-hal membingungkan mereka oleh isu yang dihembuskan di tengah-tengah barisan. Barisan mujahidin heboh ketika juru bicara resmi mereka membuat pernyataan:
Upaya seperti itu dan sejenisnya tidak memiliki tempat di bumi kenyataan di antara kaum muslimin secara umum. Sebab, itu hanyalah label dan khalifahnya dipilih dari kelompok dan perkumpulannya saja. Ia tidak dipilih oleh Ahlul Halli wal Aqdi yang mewakili umat yaitu para ulama rabbani. Bentuk seperti ini biasanya akan lenyap dan rusak dengan sendirinya tanpa mempengaruhi kaum muslimin atau mengubah keyakinan mereka tentang kedudukan yang tinggi ini.
“Pesan kami kepada seluruh kelompok dan jamaah di muka bumi ini seluruhnya, para mujahidin, para aktivis yang membela agama Allah dan yang mengangkat syiar-syiar Islam; kepada para panglima dan para pemimpin, kami katakan: Bertakwalah kalian kepada Allah pada diri kalian. Bertakwalah kalian kepada Allah pada jihad kalian.” “Demi Allah, kami tidak mendapatkan udzur syar’i bagi kalian bila kalian tidak mendukung Daulah ini.”
Adalah kelompok yang hanya banyak pidato dengan nada tinggi, dan memakai pendekatan ancaman dan pembasmian terhadap siapa saja yang menyelisihi. Mereka tidak mengindahkan kata-kata ulama umat dan senior mereka, serta mengklaim ingin menegakkan syariat di tengah-tengah umat, namun tidak menerima tuntutan peradilan dalam sengketa, pembunuhan, dan pengambilan harta orang lain!
“Kalian wahai tentara kelompok dan organisasi mana pun, ketahuilah bahwa setelah tamkin dan tegaknya khilafah ini, gugurlah keabsahan jamaah dan organisasi kalian. Tidak halal bagi seorang pun di antara kalian yang beriman kepada Allah dia bermalam semalam saja, dalam kondisi tidak memberikan loyalitas kepada Khalifah,” tambahnya.
Kemudian mereka unggul dalam beberapa hal di kampung-kampung umat Islam (Irak). Namun, sebelum semua urusan ditangani, serta masyarakat muslim dan para ulama yang mulia berkumpul di negeri itu (maksudnya Irak), mereka (ISIS) telah meneriakkan wajibnya baiat kepada khalifahnya. Sang Khalifah pun menyeru kepada umat Islam di seluruh dunia tentang wajibnya hijrah ke negerinya.
Perhatikanlah bagaimana mereka membatalkan jihad para mujahidin dan seperti apa orang yang mengikuti menghasut orang yang diikuti; murid menghasut gurunya. Konspirasi apa lagi ini yang akan memecah belah barisan mujahidin dan mengabaikan pernyataan-pernyataan mereka?
Orang yang tidak memenuhi seruan itu disebut telah berdosa, hingga kami perlu menyampaikan fatwa Imam Malik tentang batal atau tidaknya talak yang disebabkan oleh paksaan untuk berbaiat. Ada kabar yang sampai kepada saya bahwa banyak istri diancam para suaminya, untuk memilih cerai atau baiat kepada khalifah ini. Maka saya jawab,
Kami katakan kepada saudara-saudara kita mujahidin dan pendukung mereka di seluruh dunia, dengarkanlah firman dan panggilan Allah ini:
69
SYAMINA
Laporan Khusus
Edisi XIII / Agustus 2014
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan janganlah kalian membatalkan amal-amal kalian.” (Muhammad: 33).
“Peluang telah terbuka untukmu. Silakan bertelur, memangsa dan mematuk selama Anda punya pelatuk.”
“Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (An-Nahl: 92)
zz Menjatuhkan kredibilitas para tokoh dan ulama gerakan jihad yang tidak sepakat dengan pilihan organisasi ini, dan tidak mendukung kekerasan, pelanggaran, dan kecatatan mereka.
Bersatulah kalian di bawah pemimpin, panutan, dan senior kalian. Janganlah kalian menganggap enteng pengaruh seruan orang-orang yang berusaha memecah barisan kaum muslimin, yang melihat bahwa tidak ada kebenaran kecuali pada diri mereka, sedangkan setiap orang yang tidak mengikuti mereka lantas menjadi musuh.
zz Membelokkan arah kompas gerakan jihad dan memecah-mecah wilayah konflik dengan para penguasa thaghut; membalikkan peluru dari dada musuh umat ke dada generasi mujahidin yang tulus atau kepada kaum muslimin awam, dengan berbagai tuduhan, alasan, dan generalisasi bagi setiap orang yang menyelisihi tidak akan selamat dari ancaman.
Bahkan, mereka menggunakan dan senantiasa menggunakan—saya tidak tahu apakah karena sengaja, bodoh, atau pura-pura lupa— cara-cara konspirasi keji terhadap gerakan jihad yang diberkahi ini, khususnya, dan umat Islam umumnya. Mereka memakai kedok proyek Islam yang mendasar! Sehingga, banyak umat Islam tertipu.
zz Mencerai-beraikan umat Islam dan memalingkan mereka dari proyek Islam. Merusak setiap bibit kesadaran umat yang mulai memahami tugasnya, memalingkan mereka dari dukungan kepada gerakan jihad dengan buruknya perilaku dan praktik di lapangan, buruknya muamalah dnegan manusia di setiap tempat.
Saya tidak meragukan keikhlasan banyak orang di antara mereka serta semangat keislamannya. Akan tetapi, saya meragukan kesehatan akal dan kedalaman pemahaman serta ilmu mereka. Sebab, orang yang berakal itu tampak jelas akalnya.
zz Mendistorsi proyek Khilafah dan Daulah Islamiyah di dada umat Islam, dengan tingkah lagi mereka yang keras kepala, berlebih-lebihan, dan menumpahkan darah. Padahal inilah yang dahulu membuat orang awam lari dari proyek ini selama bertahun-tahun setelah pengalaman jihad sebelumnya banyak diwarnai tindakan negatif, pelanggaran dan penyimpangan.
Keras kepalanya para pemimpin organisasi ini, kedangkalan, ketergesa-gesaan, pendeknya pandangan, dan penolakan terhadap arahan para ulama, membuat mereka selalu membuka konspirasi terhadap gerakan jihad. Padahal mereka dibesarkan oleh buku-buku para ulama ini dan sampai sekarang pun masih mempelajarinya. Kemungkinan disebabkan oleh penetrasi orang-orang yang menyimpang, ekstremis dan sejenis mereka, organisasi ini selalu dan senantiasa membuka konspirasi terhadap gerakan jihad ini dengan berbagai cara, di antaranya:
zz Dengan deklarasi mereka yang terakhir—seperti disebutkan sebelumnya, mereka semakin beringas memecah belah barisan orang-orang yang bekerja untuk dien ini, mencerai-beraikan barisan mujahidin, dan membatalkan jamaahjamaah mereka yang bergerak untuk agama Allah, membuat pengikut tidak taat kepada pemimpin, dan murid lancang kepada guru mereka!
zz Menghabisi setiap mujahidin senior dan orangorang terpilih di antara mereka yang dianggap akan menjadi penghalang bagi mereka untuk memetik buah jihad di Suriah, sehingga tidak ada di lapangan yang mengganggu orang-orang yang keras kepala, bodoh, dungu, dan lalai.
َض َوأَ ْص َفري َو َن ْقري ما ْ ِفَبيْ ي ِ ِ ِ
Apakah kalian mengira saya akan putus asa dari buah-buah gerakan jihad ini dan putra-putranya hanya karena klaim khilafah? Apakah bangunan khilafah di sebuah bagian di bumi ini mengharuskan hancurnya dakwah dan jihad di seluruh wilayah lain? Apakah kalian mengiran semua jamaah mujahidin akan terpecah belah dan para anggotanya lancang kepada guru-guru mereka di semua medan jihad?
ْج َ َ َ خال ل ِك ال َ ًّو ّ ُ َْ ْ ت أن تنق ِري ِ ِشئ
70
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
Deklarasi khilafah itu adalah konspirasi lain terhadap gerakan jihad yang diberkahi dan kelompok-kelompok yang ikhlas. Ringkasnya, mereka memberikan pilihan: bersama kami, atau kami akan menghembuskan perpecahan di barisan kalian. Kami akan bekerja untuk mencerai-beraikan barisan kalian.
senior mereka, ketika mengumumkan daulah yang pertama (Daulah Islam Irak: 2006 (ISI)). Dan ketika mereka mengumumkan yang kedua (ISIS: 2013), mereka menumpahkan darah yang diharamkan, dan menolak tahkim kepada syariat. Karena itu, kami wajib mempertanyakan, apa yang akan mereka lakukan setelah deklarasi khilafah (2014)?
Itu adalah cara yang dipakai oleh kaum anarkis di negara kita saat memaksakan diri pada orang lain untuk ikut dalam suatu permainan. Ada ungkapan mereka, “Bermain atau hancur!” Yakni, harus ikut dan menerima permainan secara total atau hancur oleh permainan itu.
Ulah mereka yang paling berbahaya bagi dakwah hingga hari ini adalah memecah-belah kaum muslimin, dan giat menghancurkan barisan jamaah jihad dan dakwah, setelah mereka memecah belah kaum muslimin secara umum, dengan pilihan bersama mereka atau menjadi musuh. Orang yang lemah di antara kaum muslimin tidak mereka kasihani, dan tidak memberi maaf kepada siapa saja yang bergabung dengan kelompok mana saja di Suriah.
Akhlak seperti itu hanya cocok untuk anakanak berandal jalanan, dan tidak layak sama sekali bagi orang yang mengaku berdakwah dan jihad. Bagaimana jika pilihan yang dipaksakan oleh mereka adalah mereka yang memimpin permainan itu dan mengarahkannya sesuai kemauan, kebodohan, dan kekerasan kepala mereka atau mereka akan menghancurkan dan merusaknya? Atau dengan makna lain, mereka yang memimpin atau hancur!
Bahkan, setiap orang yang menyelisihi mereka, dianggap sebagai pengkhianat, pelepas baiat, saluli (plesetan keluarga Saud, maksudnya antek penguasa Saudi), sururi (dinisbatkan kepada Muhammad Surur (tokoh Ikhwanul Muslimin), shahawat, berbaris dengan shahawat, pecinta shahawat, atau berfoto, berjalan bersama shahawat dan seterusnya.
Sejatinya, itulah yang paling berbahaya dalam deklarasi mereka yang terakhir itu. Seperti saya katakan sebelumnya, saya tidak masalah dengan pengumuman khilafah mereka di Syam, Irak, atau London! Hanya saja, yang saya khawatirkan adalah dampaknya. Dan kenyataannya memang demikian!
Mereka bersiap untuk membunuh siapa saja yang tidak berbaiat, dan menebarkan ancaman akan menahan istri-istri orang yang menyelisihi!! Kami belum mendapati mereka melakukan ini, bila benarbenar mereka lakukan, niscaya kami ungkap cerita ini. Dan kami memohonkan perlindungan kepada Allah bagi para muslimah dari keburukan yang luar biasa ini.
Kami bukanlah memusuhi upaya penegakan khilafah. Justru kami mendukung, menyeru, dan bekerja untuk menegakkannya, dan berusaha mengembalikannya. Akan tetapi, khilafah adalah proyek untuk menjaga kesatuan kaum muslimin, bukan untuk merusak, memecah belah, dan mencerai-beraikan barisan mereka.
Pada hari ini ketika mereka mengajak orang agar memisahkan diri dari jamaahnya untuk berbaiat dan hijrah kepada mereka. Mereka tahu bahwa mayoritas orang yang menerima seruan itu adalah orangorang yang dangkal pemikirannya. Mayoritas yang mendengarkan mereka adalah orang-orang yang berlebih-lebihan (ghulat) juga. Mereka adalah orangorang yang menang semangat dan bangga dengan cara pandang sendiri. Mereka mengutamakan kebodohan daripada ilmu. Dan membangun khayalan-khayalan, lalu menggembar-gemborkan di tengah-tengah pengikutnya, untuk menceraiberaikan orang-orang yang bijak, ulama dan orang yang berakal.
Demikian pula seorang imam, seperti dikabarkan oleh Rasulullah, “… (imam) adalah perisai yang melindungi orang yang berperang di baliknya dan melindunginya.” (HR Muslim). Imam adalah perisai dan penjaga bagi kaum muslimin dari setiap bahaya, bukan pengundang bahaya. Khilafah wajib menjadi tempat berlindung dan aman bagi setiap muslim, bukan ancaman, dan intimidasi, dan penebar ketakutan di setiap kepala manusia. Mereka (ISIS) telah membatalkan baiat awalnya kepada pemimpin mereka dan memberontak kepada amir-amir mereka (Al-Qaidah). Menjelek-jelekkan
71
Laporan Khusus
SYAMINA
Maka, hakikat seruan mereka kepada orangorang agar melepaskan baiat jamaahnya merupakan tindakan yang merusak gerakan jihad, memecah belah organisasi jihad, mencerai-beraikan barisan mujahidin. Inilah yang mendorong kami mengungkap ada apa di balik deklarasi khilafah itu. Kita tidak menilai mereka dari kalangan awam mereka. Kita telah melihat ancaman sebelum pengumuman khilafah: bersama kami atau menjadi musuh kami. Lantas bagaimana setelah deklarasi?
Edisi XIII / Agustus 2014
(gencatan senjata) maka orang itu bukan termasuk umatku dan aku bukan termasuk golongannya.”
Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik berkata kepada seorang tabiin yang zuhud Salamah bin Dinar Al-Mudni (Abu Hazim): “Wahai Abu Hazim, apa pendapatmu tentang kekuasaan saat ini?” “Apakah engkau akan memaafkan aku, wahai Amirul Mukminin?”
Khilafah mestinya menjadi kenikmatan bagi kaum muslimin dan surga yang hilang bagi mereka. Mereka sedang mencari itu. Maka jangan jadikan khilafah sebagai neraka bagi mereka dan menambah keputus-asaan.
“Berikanlah nasihat kepadaku.” “Bapak-bapakmu telah mencuri hak manusia dalam perkara ini (kekuasaan). Mereka mendapatkan kekuasaan dengan pedang tanpa musyawarah dan mengumpulkan pendapat orang. Mereka telah melakukan pembunuhan besar-besaran untuk mendapatkan kekuasaan. Mereka telah berlalu. Maka sebagai pelajaran, alangkah baiknya bila engkau merasakan apa yang mereka katakan atau kata orang tentang mereka (bapak-bapaknya).”
Khilafah adalah impian kaum muslimin. Mereka berusaha mewujudkannya. Janganlah kalian perburuk impian indah ini dengan memenggal kepala orang yang menyelisihi dan mengeluarkan isinya!! Bila kalian benar-benar tulus, wujudkanlah kekhilafahan itu dengan rahmat bagi kaum muslimin dan menolong orang yang lemah.
“Buruk sekali kata-katamu!” kata seorang yang hadir di situ. “Kamu bohong! Allah ta’ala mengambil perjanjian dari para ulama perjanjian agar dijelaskan (kepada umat),” jawab Abu Hazim.
Kalian sedang bermigrasi sebagaimana orang lain juga demikian. Maka tetaplah dengan peringatan yang baik, bukan menyebarkan keburukan. Dan bersama-samalah dalam membangun pilar-pilar Khilafah Islamiyah Ar-Rasyidah, bukan bughat yang sesat dan berpaling. Bersama-samalah dalam hal yang orang-orang Islam dan jamaah-jamaah mereka belum lengkap, bukan mencerai-beraikan mereka. Bersama-samalah dalam menolong orangorang yang lemah dan mengangkat yang tumbang di antara mereka, bukan malah menambahnya. Bersama-samalah dalam melindungi darah kaum muslimin, bukan malah mengalirkannya. Diriwayatkan Imam Ahmad, Muslim, dan Nasai dari Abu Hurairah secara marfu’:
Jika pendapat anak kecil dan ajaran orang-orang bodoh telah diagungkan, maka itulah kehancuran Ada aturan bagi setiap orang dalam masyarakat dan hancurnya anak muda adalah melanggar aturan Dalam hadits riwayat Abu Hurairah a, Rasulullah n, bersabda, “Imam itu perisai, orangorang berperang dan berlindung di belakangnya.” HR Bukhari. Nabi n masih menjadi imam kaum muslimin, bahkan pemimpin dunia. Kepemimpinan beliau tidak untuk memecah belah kaum muslimin, tetapi untuk menyatukan mereka. Kepemimpinan beliau bukan untuk menggelindingkan kepala orang-orang yang terlindungi darahnya dengan peluru, atau memenggalnya dengan pedang. Kepemimpinan beliau tidak untuk memisahkan kepala-kepala mereka, melainkan untuk melindunginya, menjaga akal, mengembangkan, dan mengangkatnya ke derajat yang tinggi. Agar dengan akal itu manusia selamat dari perkara-perkara yang hina.
َ َ َ َ َ َ َ َّ َ ُ َْ ْ َ َ َ لَىَ ُ َّ َ ر وال.اجرها ِ ضب برها وف ِ ي،من خرج ع أم يِت ْ َ ْ َ َ ُْ ْ َ َ ََ َ َ ،لي عه ٍد عه َد َه ِ ِ َوال ي يِف ذ،يتحاش ِمن مؤ ِم ِنها ُ ْ ُ ْ َ َ َّ َ ْ َ ي ت ِمنه فليس ِم ِن ولس
“Barang siapa keluar untuk memerangi umatku, memukul (membunuh) orang yang baik dan orang yang jahat tidak mempedulikan orang-orang yang mukmin, tidak memenuhi janji terhadap orang yang telah berjanji
Bahkan beliau kelompok-kelompok
72
berusaha militan,
menyelamatkan yang karena
Laporan Khusus
SYAMINA
keadaannya tidak memungkinkan untuk berbaiat kepada Nabi n dan masuk di bawah wilayah politik beliau, seperti kelompok Abu Bashir pada masa perjanjian Hudaibiyyah. Demikian pula orang-orang yang melawan Al-Aswad Al-Ansi setelah mengudeta pegawai Rasulullah di Yaman.
Edisi XIII / Agustus 2014
zz Imam Al-Haramain dalam bukunya, Ghiyatsul Umam fie At-Tiyats Adh-Dhulm, mengatakan, “Jika suatu zaman kosong dari imam dan kekuasaan yang memiliki keberanian, kekuatan, dan keilmuan, maka semua urusan (kaum muslimin) diwakilkan kepada para ulama. Semua masyarakat dengan berbagai tingkatannya harus merujuk kepada ulama mereka dalam setiap urusan hukum dan mengikuti pendapat mereka. Bila mereka melakukan itu, maka mereka mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Ulama suatu negeri menjadi pemimpin kaum muslimin. Bila mereka sulit bersatu pada satu ulama, maka penduduk setiap wilayah dan tempat mengikuti ulama masing-masing. Bila dalam satu wilayah banyak ulamanya, yang diikuti adalah yang paling tinggi ilmunya.”
Tidak ada seorang pun dari mereka yang mengklaim jihad beliau batal, menyerukan hijrah terbatas, dan meninggalkan medan amal dan hijrah beliau. Mereka tidak menyatakan bahwa orang yang tidak mau bergabung dengan mereka berdosa, menebar ancaman, memecah belah, atau menganggap batal semua kelompok lain. Sebaliknya, mereka tetap fokus pada pekerjaan hingga mendapatkan kemenangan dan bergabung dengan negeri Islam. Demikian pula pada zaman khilafah, tidak ada khilafah yang dibentuk untuk membatalkan jihad mujahidin, memecah belah mereka, atau menyeru mereka untuk melakukan perlawanan terhadap para guru, tokoh, dan ulama mereka di negeri yang keluar atau memisahkan diri dari khilafah. Sebaliknya, para ulama menyerukan agar mereka teguh pada manhaj mereka, didukung khilafah dan saling berkirim surat. Khilafah tidak menyeru mereka agar meninggalkan medan jihad mereka, membatalkan jamaah mereka, dan tidak menganggap dosa siapa pun yang tidak bergabung.
Orang-orang yang mengumumkan khilafah hari ini kondisinya lebih lemah daripada itu. Sebab deklarasi itu tidak didukung dan tidak dikuatkan, atau tidak ada satu pun ulama rabbani yang condong kepada mereka secara akidah, manhaj, rujukan, dan pemikiran. Maka hendaknya orang yang cerdas merenungkan hal ini baik-baik. Mengapa mereka kehilangan kepercayaan ulama yang tulisan dan buku-bukunya mereka pelajari? Mengapa para ulama itu berpaling dan tidak mendukung? Padahal para ulama itu tidak takut celaan siapa pun (untuk mendukung kebenaran). Ini harus dijawab!
Sejarah telah merekam kemuliaan dan keteguhan kelompok-kelompok Islam dengan pemimpin daan ulama di suatu negeri yang terpisah dari khilafah; keluar dari wilayah hukum dan baiatnya, dan tempat tinggal mereka masuk ke dalam kekuasaan Dinasti Ubaidiyyin, Tartar, maupun Tentara Salib.
zz Khilafah tidak dapat dicapai dengan klaim, nama tanpa realita, ataupun angan-angan saja, tetapi dengan realisasi di bumi nyata. Ketika Umar menamai Abu Bakar sebagai khalifah, maka Abu Bakar tidak langsung menjadi khalifah hanya dengan nama itu saja. Tetapi, Beliau tidaklah menjadi khalifah secara nyata kecuali setelah dibaiat oleh mayoritas sahabat dan urusan kaum muslimin diserahkan kepadanya tanpa ada yang protes.
Oleh karena itu, kami memperingatkan masyarakat Muslim dan tokoh-tokoh mereka dari seruan yang memecah belah barisan, menggoyahkan bangunan, dan memporak-porandakan mujahidin. Kami menyeru mereka agar tidak terpengaruh oleh ancaman pemikiran, moral, dan perasaan yang dihembuskan oleh para penyeru kepada perpecahan. Tetaplah teguh pada perjanjian, dan bersatu di bawah pemimpin kalian untuk menampakkan kebenaran, tanpa takut kepada orang yang menyelisihi atau yang tidak peduli hingga urusan Allah datang.
Maka setiap amir yang tidak diakui oleh jamaah kaum muslimin dan tokoh mereka dari kalangan ulama rabbani maka ia adalah amir jamaah atau amir wilayahnya yang terbatas, bukan Amirul Mukminin secara keseluruhan atau khalifah seluruh kaum muslimin. Orang yang tidak berbaiat dan hijrah kepadanya tidaklah berdosa. Sebab, keengganan para ulama tepercaya untuk
Saya akhiri beberapa peringatan ini:
73
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
mendukung kelompok berlabel khilafah seperti ini menunjukkan bahwa jamaahnya bukanlah jamaah yang dipercaya dalam urusan agama dan dunia.
arah berlawanan dengan mereka meskipun ini sulit dan berat. Kami tidak akan mundur meskipun mereka menghinakan kami. Atau memberondong kepala kami dengan peluru dan mengeluarkan isinya!!
zz Harus dikatakan bahwa seandainya di medan jihad tidak ada kecuali jamaah ini saja, niscaya para ulama berdasarkan ilmu mereka berbondongbondong mendukung amirnya karena mereka pun menginginkan amir yang paling mewakili mujahidin. Tidak diragukan bahwa mereka lebih mewakili daripada para thaghut dan penguasa murtad. Tetapi medan jihad di sana penuh dengan kelompok perang yang berkompetisi di dalamnya. Beberapa kelompok memiliki kekuatan dan jumlah seimbang. Dan ada kelompok yang lebih unggul dalam manhaj dan kepemimpinan. Maka tidak wajib menduhulukan yang kurang unggul daripada yang lebih unggul.
Persoalannya adalah bahwa jamaah Daulah, para pemimpin, dan juru bicaranya setiap hari mendebat kami sehingga kami terpaksa menanggapi mereka. Bila tidak, kami pasti berhenti mengeluarkan pernyataan. Perang ini tidak dideklarasikan untuk melawan jamaah Daulah dengan minimal saya sebagai pihak yang memusuhinya. Bukan itu! Kebenaranlah yang saja dukung dan saya mengeluarkan pernyataan ketika diperlukan. Sebab, mengakhirkan penjelasan saat dibutuhkan itu tidak boleh. Dan merekalah yang memaksa kami setiap saat, sehingga tidak ada jalan bagi kami untuk diam. Ya Allah, kami memohon petunjuk, bimbingan, ketabahan, dan akhir yang baik. Semoga salam dan shalawat dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad n beserta keluarga, dan para sahabat seluruhnya.
zz Terakhir, kami tidak akan pernah berhenti mengoreksi jamaah Daulah. Dan kami tidak ingin musuh-musuh Islam bergembira dengan kata-kata kami. Atau mereka mengira bahwa kami akan bergabung dalam barisan mereka yang sejatinya musuh-musuh Islam itu tidaklah melawan jamaah Daulah, melainkan melawan proyek daulah dan khilafah Islam sesungguhnya. Kami tidak akan membuat mereka gembira dengan apa yang kami tulis.
Abu Muhammad Al-Maqdisi 13 Ramadhan 1435 H4
4. Tanggapan Husain bin Mahmud terhadap Deklarasi Al-Adnani
Kami menulis tidak untuk menggembirakan musuh Islam. Kami berlindung kepada Allah bila ada kesepakatan atau proyek barter kepentingan di antara kami dengan mereka. Apa yang kami tulis dan katakan ini adalah kewajiban kami sebagai pengemban amanah ilmu untuk menyampaikan perkataan yang benar, serta mendukung ahlul haq dan kelompok-kelompoknya.
Salah satunya ialah ulama yang beberapa karya tulisnya diterbitkan dalam bahasa Indonesia, Syaikh Husain bin Mahmud. Ulama Mimbar Tauhid dan Jihad yang pernah menyurati Syaikh Al-Baghdadi ini melihat ada yang tertinggal dalam deklarasi tersebut. Bahasa Syaikh Al-Adnani dalam menjelaskan khilafah dinilai sangat bagus, namun ketika sampai pada pengumuman khilafah, ada beberapa hal ditinggalkan. Syaikh melihat pendekatan dan bahasa yang dipakai tidak tepat.
Di luar itu, kami tidak peduli siapa yang suka atau benci kepada perkataan kami. Tidak peduli siapa yang menerima dan siapa yang kerongkongannya tersumbat. Bila ridha manusia dan kehormatan yang kami cari, dengan tulisan dan perkataan kami, maka kami pasti berlayar dalam perahu Daulah, lalu mereka membawa kami terbang ke angkasa dan mengangkat kami di atas setiap kepala bahkan di atas awan.
Berikut ini ulasan beliau secara lengkap, mulai dari proses pengangkatan khilafah yang benar menurut syariat Islam, penerapannya pada Deklarasi Khilafah, apa yang kurang, dan bagaimana memperbaikinya:
Namun, kami tidak menginginkan itu demi membela kebenaran. Kami lebih memilih berlayar ke 4
74
http://www.tawhed.ws/r?i=12071401 (diakses pada 13 Juli 2014)
Laporan Khusus
SYAMINA
Di Atas Manhaj Nubuwah
Edisi XIII / Agustus 2014
sudah terjadi, yaitu masa khilafah ‘ala minhaj nubuwah (masa khulafurrasyidin) atau akan kembali pada akhir zaman nanti atau di antara kedua masa tersebut?
Segala puji bagi Allah, Yang Mahakuasa atas seluruh hamba-Nya. Shalawat dan salam atas Nabi yang diutus di akhir zaman dengan pedang untuk memerangi manusia sampai mereka memurnikan ibadah hanya kepada Allah, atau mereka akan menjadi hina dan rendah karena menyelisihi urusanNya. Amma ba’du!
Saya tidak mengetahui nash yang menjelaskan secara spesifik perkara ini, karena hal tersebut adalah perkara gaib. Akan tetapi yang kita ketahui adalah masa nubuwah sudah berlalu bersama para sahabatnya yang mulia. Masa khilafah pertama yang sesuai dengan manhaj nabi sudah tegak pada masa empat khulafauurasyidin (sebagian ulama memasukkan juga masanya khilafah.
Banyak hadits shahih dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang menyebutkan bahwa khilafah akan tegak kembali pada akhir zaman. Yaitu muncul setelah melewati masa pemimpin yang bengis dan kejam. Beliau tidak memberi kabar kepada kita tentang bagaimana cara menegakkan khilafah ini kembali. Beliau hanya bersabda bahwa akan kembali tegak “khilafah ‘ala minhaji nubuwwah”. Lalu kapan khilafah ini akan tegak sesuai dengan sifat tersebut? Bagaimana sistem pemerintah bengis ini akan berpindah menjadi manhaj nabawi?
Hasan bin Ali r.a seluruh khilafah ini tegak berdasarkan baiat yang syar’i. Berikut ini beberapa perinciannya: Ketika Rasulullah Saw wafat, beliau tidak menunjuk salah seorang pun untuk menjadi khalifah. Namun beliau hanya memberi beberapa isyarat yang mengarah kepada sahabat Abu Bakar As-Shiddiq. Ketika sahabat Anshar berkumpul di Saqifah, Abu Bakar As-Shiddiq, Umar Al-Faruq dan kepercayaan ummat ini (Abu Ubaidah bin Jarrah) datang menemui mereka dan setelah terjadi perdebatan sejenak, mereka pun menunjukkan Abu Bakar dan berbaiat kepadanya.
Tidak ada satu pun hadits yang menyebutkan bagaimana periode tersebut akan tercapai. Hanya saja Nabi memberi kabar kepada kita bahwa khalifah yang terakhir itu adalah Muhammad bin Abdullah Al-Mahdi Al-Husaini Al-Quraisyii. Pada masa beliau akan turun Al-Masih Isa bin Maryam alaihissalam di Menara Putih (Damaskus).
Kemudian diikuti oleh tokoh para sahabat dan Ahlul Halliy wal ‘Aqdi. Sehingga dengan demikian Abu Bakar pun menjadi khalifah kaum muslimin. Nah, ketika Abu Bakar merasa usianya sudah mendekati ajal, beliau pun bermusyawarah dengan tokoh para sahabatnya tentang ishtikhlaf Umar. Mayoritas di antara mereka setuju dengan pengangkatan Umar, meskipun ada beberapa yang menolak (dengan alasan Umar berwatak keras).
Jadi, riwayat tersebut menunjukkan bahwa Syam akan berada di bawah hukum Islam, kecuali Palestina karena dia akan menjadi tempat orang Yahudi yang akan memerangi tentara Islam. Sedangkan di Yaman dan Jazirah Arab akan ada sekelompok mujahidin dan orang-orang yang terpilih dari kaum muslimin yang akan berbaiat kepada Al-Mahdi di depan Ka’bah. Kemudian akan terjadi perang Malhamah Kubra dengan bangsa Romawi (kemungkinan orang-orang barat sekarang) yang akan datang dengan kekuatan militer mereka untuk memerangi umat Islam yang menghina mereka.
Abu Bakar pun terus mengadakan musyawarah sampai semuanya setuju. Setelah itu, beliau pun berkhutbah di depan penduduk Madinah dan meminta kesepakatan kepada mereka. Akhirnya mereka pun sepakat atas pilihannya. Dengan demikian Umar menjadi khalifah setelah dibaiat dan disetujui oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi.
Riwayat ini menunjukkan bahwa tahun penangkaran akan kembali dalam satu dekade terakhir, dan bangsa Salib Barat akan memusuhi Islam sampai akhir zaman nanti. Sementara khilafah akan tegak kembali beberapa waktu sebelum turunnya Al-Mahdi. Jadi, khilafah pasti akan tegak kembali. Silahkan! Mau mengharap atau tidak. Namun yang menjadi pertanyaan apakah khilafah yang dimaksud itu
Setelah Umar r.a ditikam, beliau meninggalkan perkara tersebut kepada enam orang Ahlus Syura, mereka adalah para sahabat yang dijamin masuk surga dan termasuk tokoh sahabat yang disetujui oleh manusia. Namun, enam orang tersebut menyerahkan urusan kepada Abdurrahman bin Auf
75
Laporan Khusus
SYAMINA
untuk menetukan pilihan antara Ali dan Utsman. Mendapat amanah seperti itu, Abdurrahman pun bermusyawarah dengan seluruh para sahabat baik sahabat senior maupun yang junior.
Edisi XIII / Agustus 2014
Mungkin pertama kali yang menegakkan khilafah dengan cara kudeta adalah Abdul Malik bin Marwan yang memerangi saingannya (Ibnu Zubair) dan membunuhnya di Mekkah. Para ulama telah berfatwa bolehnya hukum al-mutaghallib (baiat kepada pemimpin yang menang dalam kudeta) agar tidak terjadi pertumpahan darah. Sebenarnya ini bukan hukum asal dalam pengangkatan khalifah. Tetapi ia adalah ijtihad dalam kondisi darurat yang menimpa pada umat. Kalau tidak demikian maka proses pengangkatan khalifah tetap kembali kepada hukum asalnya, yaitu dipilih oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi.
Setelah dimintai pendapatnya, mayoritas para sahabat menentukan pilihannya kepada Utsman. Akhirnya, Abdurrahman pun berbaiat kepada Utsman dan diikuti oleh penduduk Madinah. Utsman baru menjadi imam yang syar’i setelah baiatnya disetujui oleh Ahlul Halli wal’Aqdi. Kemudian (singkat cerita) Utsman pun dibunuh. Orang-orang menunjuk beberapa tokoh sahabat untuk dijadikan khalifah, namun mereka semua menolaknya. Kemudian mereka bersikeras untuk mengangkat Ali, beliau pun setuju dengan syarat seluruh masyarakat berbaiat kepadanya secara terang-terangan di masjid, akhirnya masyarakat pun berbaiat kepadanya. Setelah itu beliau menulis surat kepada para gubernur untuk mengambil baiat dari mereka. Semuanya berbaiat kecuali penduduk Syam. Dengan demikian Ali pun menjadi khalifah yang syar’i setelah dibaiat oleh Ahlul Halli wal ’Aqdi dan diikuti oleh mayoritas penduduk Madinah.
Adalah Yazid bin Abi Sufyan, ketika dia dibaiat sebagai khalifah ia mengutus kepada gubernur Madinah untuk mengambil baiat Ibnu Zubair dan Husain a dengan harga apapun. Karena dia mengetahui bahwa pemerintahannya tidak sah kecuali setelah dibaiat oleh orang-orang seperti mereka yang diikuti oleh Ahlul Halli wal ’Aqdi. Ini adalah bentuk penghormatan Yazid kepada para sahabat, tabi’in dan para pengikut mereka. Karena kalau tidak dia akan mencukupkan diri dengan baiat orang-orang yang di sekelilinginya saja. Terlebih dia juga memiliki kekuasaan dan kekuatan, dan ini baru dua orang saja di antara kaum muslimin.
Perlu diketahui, sebenarnya penduduk Syam bukan tidak setuju atas pengangkatan Ali sebagai khalifah—sebagaimana keyakinan sebagian orang—namun mereka hanya lebih mengutamakan penyerahan para pembunuh Utsman untuk diqishash.
Sesungguhnya proses pengembalian khilafah ‘ala minhaji nubuwwah tidak terlaksana kecuali mengikuti sebagaimana yang dilakukan pada masa khilafah periode pertama. Karena tidak akan menjadi baik urusan ummat yang terakhir ini kecuali dengan proses yang telah menyebabkan generasi awal menjadi baik. Maka pengangkatan imam pun harus kembali kepada persetujuan Ahlul Halli wal ’Aqdi di antara umat ini. Sehingga dengan seperti itu akan menjadi khalifah yang syar’i.
Sementara khulafaurrasyidin yang kelima, yaitu “Umar bin Abdul Aziz”—semoga Allah meridhainya dengan mengembalikan kepemimpinan kepadanya secara istikhlaf—beliau melepaskan jabatannya dan menyerahkan urusan tersebut kepada kaum muslimin untuk diputuskan secara musyawarah. Kemudian beliau pun dibaiat oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi.
Kami telah menyebutkan dalam setiap kesempatan bahwa para Ahlul Halli Wal ’Aqdi zaman ini adalah para ulama rabbani dan para pemimpin mujahidin di Khurasan, Kaukasus, Jazirah Arab, Maroko, Somalia dan negara-negara lain yang melakukan perperangan di bawah bendera Islam yang jelas. Jika mereka telah berbaiat maka baiatnya telah sah dan wajib diikuti oleh seluruh kaum muslimin karena pada saat itu tidak ada tempat untuk berijtihad atau bahkan membantah.
Dengan demikian beliau sah menjadi khalifah yang syar’i, atau bahkan khulafaurrasyidin yang memperbarui sistem kekhalifahan kepada manhaj nubuwah. Demikianlah cerita singkat tentang proses baiat pada masa khalifah ‘ala minhaji nubuwah. Tidak ada satu pun di antara mereka yang mengambil baiat melalui cara pemaksaan dengan pedang. Semuanya terjadi dengan keridhaan ahlul halli wal ‘aqdi dan mayoritas kaum muslimin.
Sebagian orang meminta untuk menjelaskan sikap saya tentang deklarasi “Daulah Islamiyah”
76
Laporan Khusus
SYAMINA
sebagai khalifah dan tentang baiat (Syaikh) AlBaghdadi hafidzahullah, apakah proses tersebut dibenarkan secara syar’i,dan apakah wajib berbaiat kepadanya?
Edisi XIII / Agustus 2014
paling jelas dan yang paling aman di Irak saat ini. Mereka telah memberikan kita nasihat, perwalian dan pertolongan. Dan bahkan kepada mereka yang belum mengakui sahnya seruan kekhalifahan, mereka meminta untuk berperang di bawah satu bendera melawan dan menghancurkan musuh.
Karena ini adalah permasalahan besar dan paling riskan, maka harus mendapatkan penjelasan yang terang dan jelas sehingga tidak tersisa sedikit pun keraguan. Maka saya menyatakan dengan meminta pertolongan kepada Allah.
Itulah daulah yang telah berdiri dan tentara muslim walaupun sebagian belum menganggap sebagai khilafah.
Pertama, saya bukan seorang syaikhul Islam dan muftinya umat. Namun saya hanyalah bagian dari kaum muslimin yang berijtihad dengan akal dan ilmu saya yang seadanya. Jika ada yang benar maka itu dari Allah dan jika salah maka itu dari pribadi saya dan dari syaithan. Dan agama terlepas dari segala kesalahan.
Kelima,berdasarkan kabar yang sampai kepada kita tentang Syaikh Al-Baghdadi, membuat kita percaya dan yakin bahwa beliau adalah orang yang ahli dalam memegang amanah ini, dan tidak tergesagesa dalam suatu urusan. Kita tidak mengetahui ada orang yang melebihi kapabilitas dirinya saat ini. Ia adalah mujahid, rela berkorban, mempunyai ilmu, kekuatan, kejujuran dan nasab.
Kedua, pendapatku dan ijtihadku yang terbatas ini tidak mesti harus diikuti. Namun ia hanyanya sebatas apa yang saya yakini dari agama Allah, dan saya ridha dengan hal itu. Dan janganlah seseorang mengatakan ini adalah pendapat yang paling syar’i, namu itu hanya pendapat dan ijtihadku yang terbatas di mana bisa jadi salah atau bisa juga benar.
Tetapi yang kami kritisi adalah karena mereka tidak melakukan musyawarah dengan saudarasaudara mereka dalam perkara ini, meskipun ini dilakukan untuk kebaikan kaum muslimin dan untuk menyatukan kalimat. Allah berfirman, “Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya.” (Al-Baqarah: 189)
Ketiga, pendapatku dalam urusan baiat adalah sebagaimana yang dipahami oleh Abdullah bin Umar r.a ketika beliau berkata, “Sesungguhnya saya hanyalah bagian dari kaum muslimin. Saya berbaiat jika mereka semuanya telah berbaiat.” Atau dengan lafadh yang semakna. Dengan itu: Jika ahlul halli wal ‘aqdi telah berbaiat yaitu orang yang saya sebutkan d iatas maka saya akan mengikuti mereka (Daulah Islamiyah) dan ahlul halli wal’ aqdi umat ini.
Keenam, kami berlepas dari tindakan Daulah, dalam hal membunuhi kaum muslimin dan berlebihlebihan dalam masalah takfir. Kami menyeru kepada daulah yang berusaha menyatukan kalimat dan belum bersatu serta belum berkomunikasi dengan kelompok militan di Syam, melakukan amal yang besar dan mencapai puncaknya melampaui batas kekhalifahan dan berperang dalam satu barisan melawan Nushairiyah dan musuh-musuh Islam. Seperti seruan Syaikh Al-Baghdadi hafidzahullah kepada para tentaranya untuk tidak terjun ke dalam permasalahan takfir, dan tidak menentang orangorang yang lebih dahulu berkecimpung dalam jihad dan para ulama.
Saya berpendapat bahwa baiat (Al-Baghdadi) tidak termasuk baiat yang syar’i kecuali setelah dibaiat oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi umat ini atau oleh mayoritas mereka. Inilah yang saya yakini dalam agama ini setelah mengkaji berbagai macam nash dan pendapat para ulama. Dan ijtihad saya itu bisa jadi benar dan bisa jadi juga salah.
Ketujuh, saya menekankan kepada para pemimpin jihad di Khurasan, Irak dan wilayah lainnya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dan tidak memecah belah kaum muslimin, dan mereka tidak memastikan atau memutuskan perkara di antara mereka, bersepakat dalam satu kalimat, menyatukan barisan dan bendera-bendera mereka. Saling berkomunikasi dengan baik dan saling menasehati dalam kebaikan, tidak berlomba dalam
Keempat, bukan berarti bahwa kami tidak mengharapkan Allah menolong dan memuliakan daulah Islamiyah, bahkan kami bersama daulah dalam memerangi musuh-musuh Islam dari pihak Rafidhah, munafik dan murtadin, memegang erat dan menyerukan kepada segenap rakyat Irak untuk bersatu padu dalam berperang melawan musuh di bawah satu bendera, yaitu bendera yang paling kuat,
77
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
tentara Amerika dan Iran di Baghdad bersatu padu untuk menghantam para mujahidin??
mencari keduniawian karena dunia adalah tipuan belaka sedangkan akhirat adalah tempat kembali yang sesungguhnya.
zz Mengapa Nuri Al-Maliki yang mengumpulkan Rafidhah dari India, Pakistan, Afghanistan, Yaman, Lebanon, Iran dan negara Teluk untuk memerangi Daulah??
Kedelapan, siapa yang melihat ada sebagian dari kaum muslimin membaiat Al-Baghdadi, ketahuilah ini adalah bentuk ijtihad mereka. Kita tidak boleh mengingkarinya. Dengan kekuatan dan kemenangannya, Daulah Islamiyah mempunyai tanggung jawab dan beban yang berat. Kami memohon kepada Allah agar selalu meyakinkan dan menolongnya atas musuh-musuh Islam. Dan kami menyeru kepada kelompok-kelompok jihad yang tidak bergabung dengan Daulah dalam memerangi musuh itu adalah semata-mata berperang membela kaum muslimin, dan jangan sampai –semoga Allah melindungi dari hal ini—berbuat dosa dengan membunuhi sesama muslim dan bahkan bahu membahu bersama musuh untuk menghabisi saudara kita; kaum muslimin.
zz Benarkah anggapan sebagian orang bahwa Daulah itu boneka Al-Maliki? zz Tetapi mengapa Daulah memamerkan tentara Irak yang disembelih di negaranya sendiri? Kesebelas, sebagian orang ada yang bertanyatanya, siapakah Ahlu Halliy wa ‘Aqdiy itu? Jawabannya setelah contoh berikut ini. Jika ada seorang pelamar datang untuk meminang seorang putri dari seorang bapak, kemudian bapak ini istikharah kepada Allah dan meminta pendapat dan bertanya kepada orang yang terpercaya—kenal dengan baik budi pekerti dan ketulusan hatinya— tentang dien dan akhlak si pelamar, kemudian baru menjawab lamaran si pelamar.
Kesembilan, kami berkata kepada Daulah, jangan memaksakan kepada kaum muslimin dalam suatu perkara yang mereka mempunyai kebebasan di dalamnya, serulah mereka ke jalan Allah dengan hikmah, mau’idzah hasanah dan dengan perkataan yang baik, dan jangan meminta baiat darinya tanpa kerelaan akal dan hati. Sibukkanlah diri dengan berperang melawan musuh dan orang kafir yang berlumuran darah kaum muslimin. Dengan itu, pantas bagi kalian untuk mendapatkan pengakuan dari umat, pengakuan kejujuran dan kebenaran perkara kalian.
Seandainya bapak tadi menikahkan putrinya tanpa bertanya keadaan si pelamar, maka dia telah menyia-nyiakan amanah, seharusnya dia tahu keadaaan dien, akhlak si pelamar yang cocok untuk putrinya. Ini adalah cara yang benar bagi orang yang berakal dan berilmu. jika dalam permasalahan khitbah seorang gadis harus melewati proses seperti ini, bagaimana dengan persoalan yang lebih besar dalam permasalahan khilafah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam untuk umatnya? Ahlul Halli wal Aqdi adalah mereka yang dipercaya oleh umat karena keilmuan, kemampuan pikir, kejujuran dan nasehat mereka. Mereka adalah pemimpin dan pembimbing umat yang diikuti orang banyak. Maka tidak selayaknya Ahlul Halli wal ‘Aqdi adalah orang-orang yang tidak dikenal. Hal seperti ini tidak masuk akal, terkadang seorang khalifah yang terpilih adalah orang yang tidak dikenal oleh umat.
Sepuluh, aku hadapkan wajahku kepada kaum muslimin dan berkata, “Berhati-hatilah terhadap makar musuh-musuh kalian. Obama mengumumkan telah memberikan bantuan sejumlah 500 juta dolar untuk mendukung kelompok-kelompok militan moderat di Suriah. Dan hari berikutnya kita melihat beberapa kelompok memberikan bantuan tanktank kepada pihak Nushairiyah serta mereka juga menyerang beberapa tempat yang dikuasai Daulah di Syam bersamaan dengan serangan Nushairiyah terhadap Daulah di Irak dan serangan pesawatpesawat Iran dan Rafidhah terhadap kaum muslimin di dalamnya.
Namun, tatkala dibaiat oleh Ahlul Halli wal Aqdi dia menjadi dikenal. Jadi, mereka adalah orangorang yang bertugas memilih untuk umat, dan umat mengikutinya. Para sahabat senior di Madinah adalah Ahlul Halli wal Aqdi, demikian juga para shahabat junior di Madinah dan Damaskus. Dan termasuk juga para tabiin senior dan panglima tentara, ulama, pembimbing serta pemimpin berbagai kabilah
zz Apakah itu hanyalah suatu kebetulan?? zz Apakah suatu kebetulan jika tentara-tentara kawakan Rusia berkumpul bersama tentara-
78
Laporan Khusus
SYAMINA
di damaskus dan yang lainnya. Dan yang semisal dengan mereka di Baghdad ibukota khilafah Pendapatku, bahwasanya Ahlul Halli wal Aqdi pada hari ini adalah ulama rabbani dan para pemimpin front jihad. Pemimpin dari mereka semua adalah Mullah Umar, Az-Zawahiri dan semisalnya. Dan orang-orang tidak tergambar dalam benar mereka ikatan bai’ah khilafah pada hari ini tanpa bermusyawarah dengan mereka. Kebanyakan mujahidin di Afghanistan, Pakistan dan Kashmir berbaiat kepada Mullah Umar. Dan kebanyakan mujahidin dari Jazirah Arab dan daerah Maghrib, Somalia, dan selainnya berbaiat kepada Az-Zawahiri. Ada juga Imarah Islam Kaukasus yang juga memiliki Amir. Dan front-front di Irak yang baru. Mereka itu termasuk golongan-golongan terdahulu dan orang-orang pada mengetahuinya. Dan mereka adalah tempat pegangan kaum muslimin. Allah ta’ala berfirman, “Maka tanyakanlah kepada ahlu dzikri jika kalian tidak mengetahui.” Ahlu dzikri dalam masalah ini adalah mereka Ahlul Halli wal Aqdi yang disebut tadi. Orang-orang bertanya kepada mereka. Dan mereka itu yang berijtihad terhadap orangorang seperti dalam masalh ini. Maka tidak mungkin melewati mereka-mereka itu dalam perkara yang krusial ini.
Edisi XIII / Agustus 2014
pembantu Amerika yang memberinya kemenangan untuk menguasai daulah Islamiyah. Ketika orang Amerika memerangi beliau, mereka mengatakan, “Dia adalah orang yang pengecut yang hanya bersembunyi di gua yang ingin memeragi dunia dengan membuat jamaah-jamaah di setiap tempat di dunia dan memerangi orang kafir di setiap tempat. Maka mereka mengatakan, “Khawarij yang menyesatkan.!!! Amerika menguasai Irak dan muncul Al-Zarqawi, lalu mereka berkata, “Itulah teroris khawarij orang gila merusak kaum muslimin.” Ketika ia banyak membunuh para tentara Irak, mereka mengatakan, “Mereka tiba-tiba membunuhi kaum muslimin yang ada di Irak dan membuat fitnah sesama saudara.” Lalu Al-Maliki dan antek-anteknya memperlihatkan kepada mereka bagaimana sebenarnya sektarian itu. Kemudian Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) berdiri. Dan mereka tidak memperhatikan para pengamat dan peneliti. Mereka mengatakan itu negara kartun (ilusi). Para politisi selalu melemparkan kata-kata, kalimat, atau ungkapan kepada Daulah seperti itu. Mereka mengatakan itu negara ilusi. Mereka mengatakan Daulah bekerja untuk Iran, Amerika, Nuri Al Maliki, Zionis, Saudi, Turki, dan Ba’ats. Mereka mengatakan Daulah adalah takfiri, teroris, dan khawarij. Mereka mengatakan Daulah memerangi mujahidin.
Kedua belas, sungguh sebagian orang mengolokolok mujahidin Afghan pada permulaan perang melawan Soviet. Mereka mengatakan bagaimana golongan kecil melawan kekuatan terbesar di bumi, sungguh gila. Maka pasukan yang kecil ini menang dengan fadhilah Allah dan karunia-Nya. Setelah menang mereka mengatakan, “Mereka adalah para pembantu Amerika, ini adalah perang antara Soviet dan Amerika, mereka orang-orang Afghan adalah ahlu bidah dan para penyembah kuburan.”
Mereka berkata, berkata, dan terus berkata, dan daulah memenangkan negeri, membunuh musuhmusuh, memerangi murtadin, membunuh para penentang, dan meludahi tawanan kaum muslimin hingga kemenangan akhir yang menakuti dunia. Dan menimpakan kerusakan yang keras buaian-buaian kekuatan jahat di dunia. Para thaghut menjadi gemetaran, musuh-musuh berkumpul kemarin di ruangan yang gelap dan mereka melupakan khilafah mereka untuk berhadapan dengan kesedihan ini.
Kemudian datanglah Taliban dan mereka mengatakan, “Golongan yang keras memerangi kaum muslimin (para penyembah kubur tadi) dan membunuhi mereka. Tatkala mereka (Taliban) sudah menguasai 95% dari Afghanistan mereka berkata, “Mereka adalah boneka Pakistan dan buatan intel Pakistan, kemudian boneka Amerika.”
Pengkhianatan yang dihadapi oleh Negara Islam Irak (ISI) tidak sederhana, banyak orang yang berasal dari Sunni mengkhianati mujahidin dan setuju dengan Tentara Salib dan Syiah untuk mengubur gerakan jihad di Irak. (Maka timbullah fitnah). Banyak mujahidin dibunuh dan disiksa dengan tuduhan “shahawat”. Dampaknya adalah para mujahidin mengumumkan kekafiran mereka yang membantu musuh. Mujahidin memerangi dan
Kemudian Syaikh Usamah muncul dan mereka mengatakan, “Orang gila yang bermimpi memerangi Amerika.” Tatkala beliau banyak membunuh orangorang Amerika, mereka mengatakan, “Dia adalah
79
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
membersihkan mereka karena loyal kepada kaum kafir dan rafidhah.
lembut kepada sesama mereka.” (QS. Muhammad: 29).
Dalam hal kelonggaran dalam masalah takfir—yang kita tidak sepakat—Daulah tidak bisa disalahkan begitu saja selama antek-antek musuh dan orang-orang di belakangnya tidak disalahkan. Perasaan dikhianati dan ditipu selalu menyertai kepemimpinan Daulah dalam perang mereka. Kami memaklumi sebagian alasannya, namun kami menginginkan mereka mengikuti aturan syariat.
Kata-kata yang bernada tinggi tidaklah pantas diucapkan kepada sesama muslim, namun kepada orang kafir. “Mereka adalah orang-orang yang lemah lembut kepada sesama orang mukmin dan sangat kuat—ditakuti—oleh orang-orang kafir.” (Al-Ma’idah: 54). Jadi, keras dan lembut tidak untuk dicampuradukkan. Semoga Allah mengampuni kita dan kalian dan menunjuki kalian kepada perbaikan kepada kaum muslimin.
Kita tidak ifrath dan tafrith (berlebihan atau meremehkan). Allah berfirman, “Janganlah kebencian kalian kepada suatu kaum membuat kalian tidak berlaku adil.” “Dan seseorang tidak menanggung dosa orang lain.” Tidaklah setiap orang yang tidak sepakat dengan Daulah merupakan “shahawat” dan menjadi kafir atau murtad, lalu setiap yang setuju menjadi benar dan pro. Setiap keadaan punya hukum tersendiri dan setiap tempat punya ijtihad tersendiri.
Terakhir saya katakan: Sesungguhnya kelembutan khilafah menghendaki generasi-generasi muslim yang berkelanjutan. Orang-orang terbaik dari umat ini telah mengorbankan harta dan jiwa untuk menyiapkan jalan kembali kepada khilafah. Aku tidak mengetahui jamaah Islamiyah bisa berdiri kecuali dengan kelembutan dalam masalah ini dan berusaha untuk mewujudkannya. Pengumuman khilafah bukanlah sebuah perkara yang remeh sebagaimana sebagian orang mengiranya.
Kemudian saya ingin mengomentai perkataan Syaikh Al Adnani—semoga Allah menjaga dan mengampuninya. Saya katakan:
Anehnya, negara-negara kafir mengetahui bahaya pengumuman ini. Mereka melupakan Cina, Amerika, Rusia dan sekutunya yang masuk ke Syam dan Irak untuk mememerangi niatan ini, yang menghalangi munculnya kekafiran di bumi. Sebagian kamu muslimin meremehkan perintah dan tidak mengetahui besarnya perkara yang penting ini. Perkara ini tidak sederhana dan bukan perkara yang telah lalu.
Pembukaan tentang penjelasan khilafah kepada publik sangat bagus. Tetapi, setelah sampai pada pengumuman khilafah, ada beberapa hal yang kalian (ISIS) tinggalkan. Maka kata khilafah belum lengkap dan tuntas. Khilafah bukan alat untuk mengancam, menggertak atau mengecilkan kelompok atau jamaah lain. Kalian sebenarnya cukup menjelaskan khilafah, tanpa menyinggung jamaah, kelompok atau kepemimpinan mana pun. Umumkanlah khilafah tanpa ancaman.
Kita merindukan tegaknya khilafah. Kita berusaha untuk mewujudkannya. Setiap dari kita memohon kepada Allah agar khilafah bisa ditegakkan oleh sebuah kelompok yang memiliki kekuatan yang dapat memikul beban berat ini. Namun perkara yang besar dan penting ini tidak pantas didirikan kecuali dengan kaidah-kaidah syar’i yang benar.
Yang lebih pantas bagi kalian adalah mengumumkan khilafah dengan bahasa kerinduan bagi kaum muslimin dan semakin dekatnya dengan hal itu. Pendekatan ini menjadi ramah atau baik. Ini akan membangkitkan kasih sayang sesama muslim. Allah ta’ala memerintahkan nabi-Nya Shallallahu alaihi wa sallam dengan lemah lembut kepada para pengikutnya.
Bukan dengan cara tanpa bermusyawarah dengan para pemimpin umat dan ahlul halli wal aqdi. Seluruh umat memerlukan khilafah dan umat wajib berbaiat kepada khilafah yang syar’i. Khilafah tidak tegak kecuali dengan ridha umat dengan jalan ahlul halli wal aqdi. Ini adalah sahih yang mana kita beribadah kepada Allah.
Inti dari seruan terhadap kaum muslimin adalah kasih sayang, kelembutan, dan kecintaan. Sedangkan inti dari seruan terhadap kaum kafir adalah kekerasan dan ancaman. “Mereka (kaum muslimin) keras terhadap orang-orang kafir, lemah
Kita memohon kepada Allah untuk menyegerakan berdirinya khilafah yang tidak membingungkan
80
Laporan Khusus
SYAMINA
kita sebagaimana eksistensi khilafah itu sendiri. Tidak membingungkan kelompok atau individu sebagaimana orang-orang yang mendirikannya pun tidak misterius. Dengan demikian, ketika mereka menegakkannya, kita langsung mengikutinya. Wallahu a’lam.
Edisi XIII / Agustus 2014
berdosa jika ia tiada, dan dosa terbesar dipikul oleh para anggota Ahlul Halli wal Aqdi, Al Imamah Al Kubra memiliki beberapa persyaratan, diantaranya adalah: Orang yang ditunjuk untuk memangku jabatan penting bagi umat ini haruslah seorang lelaki dewasa yang bebas (bukan budak), berperilaku baik, seorang yang berdarah Quraisyi, seorang mujtahid, bertaqwa, bersikap adil, pemberani, menguasai politik dan strategi peperangan, kuat bagi dirinya sendiri dan kuat dalam menapaki kebenaran, dan masih ada syarat-syarat lainnya yang telah ditetapkan oleh para ulama, namun para ulama berbeda pendapat dalam sebagian syaratnya.
Shalawat kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya dan shahabatnya juga salam kepada mereka. Ditulis oleh Husain bin Mahmud 2 Ramadhan 1435H
Pemilihan imam ini haruslah dilaksanakan oleh Ahlul Halli wal Aqdi dan lembaga ini meridhainya. Anggota dari lembaga ini haruslah orang-orang yang ahli berpikir dan bijaksana, ia juga harus memiliki peran penting di tengah-tengah masyarakat. Sebagian ulama ada yang mensyaratkan bahwa ia atau salah satu dari anggotanya adalah seorang mujtahid, namun setelah dilakukan kajian secara mendalam terhadap perkataan para ulama dan kitab-kitab sejarah, maka dapat disimpulkan bahwa mereka haruslah orang-orang yang diikuti atau dijadikan panutan bagi manusia, dan manusia ridha dengan pemikirannya, menaati dan percaya dengan mereka.
5. Husain bin Mahmud Menjelaskan Konsep Khilafah dalam Islam Kemudian, Husain bin Mahmud melanjutkan review-nyadalam makalah yang lebih singkat. Jika sebelumnya, ia lebih menyoroti pendekatan IS dalam mendirikan khilafiah, selanjutnya ia lebih meletakkan titik tekan pada penjelasan tentang konsep khilafah itu sendiri.
Pembahasan tentang Khilafah Segala puji bagi Allah k, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad n, keluarga-keluarganya, para sahabatnya dan kepada para pengikutnya, amma ba’du..
Jadi yang dapat kita ketahui dari sini adalah, Imamah pada hari ini tidak akan bisa terjadi jika hanya ada seorang manusia yang dibaiat oleh sebuah jamaah saja, dan tanpa seluruh umat.
Pembicaraan tentang Al Imamah Al Kubra – atau khilafah – adalah pembicaraan tentang menegakkan urusan keagamaan dan keduniaan umat, dengan meniru cara dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ini adalah persoalan penting yang tidak dapat dijabarkan dengan hanya sepatah dua patah kata, karena persoalan ini lebih besar dari yang disangka sebagian orang.
Atau mari kita katakan (khilafah itu sebagai kumpulan) negara-negara Ahlul Halli wal Aqdi, dan tidak diragukan lagi bahwa anggota Ahlul Halli wal Aqdi adalah para ulama yang dikenal jujur, berilmu dan rekomended. Dan orang-orang seperti ini banyak didapati di kalangan umat – Alhamdulillah – dan Allah telah memudahkan kita semua untuk berkomunikasi dengan mereka melalui alat telekomunikasi modern.
Ketika kita berbicara dengan orang yang kita anggap telah menguasai keilmuan dan pengetahuan, semangat dalam menindak lanjutinya serta bersemangat untuk bekerja demi kemaslahatan umat –nahsabuhum kadzalika wa Allah hasibuhum – maka kita tidak perlu untuk berpanjang, cukup kita berikan isyarat saja.
Dan tidak diragukan lagi bahwa para komandan jihad – yang telah dikenal secara meluas kesungguhan mereka dan kebencian mereka terhadap musuh – adalah orang-orang Ahlul Halli wal Aqdi di kalangan umat, di antara yang terkenal pada hari ini adalah : Amir Mulla Muhammad Umar Mujahid, Syaikh Dr.
Semua orang mengetahui bahwa Al Imamah Al Kubra wajib diterapkan pada umat, dan umat
81
Laporan Khusus
SYAMINA
Ayman Azh Zhawahiri dan para amir-amir mujahidin lainnya di Iraq, Syam, Chechnya, Somalia, Maghribi, Yaman, dan negara-negara lainnya. Mereka – dan selain mereka – semuanya adalah Ahlul Halli wal Aqdi yang harus diajak bermusyawarah dan dimintai pendapatnya dalam persoalan besar ini.
Edisi XIII / Agustus 2014
terbunuhnya orang-orang pilihan dari penduduk bumi, maka apalagi kita pada hari ini!!! Ibnu Katsir dalam sirahnya menyebutkan sebuah riwayat yang memiliki jalur sanad yang baik, bahwa ketika Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu anhu menerima jabatan kekhilafahan, beliau memandangi wajah para pembaiatnya, namun beliau tidak melihat Zubair dan Ali Radhiyallahu anhuma, maka beliau memanggil keduanya, menegur keduanya di depan umum karena keterlambatan mereka berdua, maka keduanya meminta maaf dan berbaiat. Beliau melakukan yang demikian itu mengingat karena posisi keduanya, dan agar kaum muslimin dapat bersatu, maka inilah fiqh dan ilmu dari para sahabat Radhiyallahu anhum.
Ketika kami berkata kepada para pencari ilmu untuk menempuh tahapan-tahapan seperti ini dalam urusan yang besar ini, maka kami mengira bahwa sebagian besar dari mereka sudah mengetahui persoalan ini, menguasai hukum-hukumnya dan menyadari betapa urgennya persoalan ini, dan kami tidak berpikir bahwa yang seperti ini tidak diketahui oleh orang-orang yang berilmu dan memiliki pengetahuan. Umat Islam telah mengalami banyak penderitaan dalam urusan yang satu ini, bahkan pada zaman sahabat sekalipun, ketika Khalifah Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu menerima jabatan kekhilafahan, sebagian sahabat berbeda pendapat dengan beliau dalam sebuah ijtihad, maka merekapun pergi ke Iraq, mereka tahu bahwa beliau layak untuk menerima kekhilafahan. Beliau adalah orang yang paling utama di kalangan mereka, dan mampu untuk mengemban amanah ini. Namun ketika situasi kacau, lalu mereka menganggap bahwa mereka membenci beliau, dan mereka ingin menuntut pembunuhan Utsman Radhiyallahu anhu, maka mereka mengangkat senjata untuk membela agama dan memerangi para pemberontak yang telah membunuh Khalifah Utsman Bin Affan Radhiyallahu anhu, maka terjadilah apa yang telah terjadi, merekapun saling berperang dalam Perang Jamal, akhirnya umat Islam terpecah belah sampai saat ini.
Sesungguhnya baiat yang terbatas hanya dari sebuah jamaah tidak mencukupi persyaratan tegaknya khilafah, akan tetapi ia haruslah mendapatkan baiat dari Ahlul Halli wal Aqdi, dan mereka pada hari ini adalah para ulama terpercaya, para komandan jihad dan para pemuka umat ini, dan berkomunikasi dengan mereka sangat diperlukan dibandingkan dengan masa lalu. Sebagian ulama meyakini bahwa kekhilafahan tidaklah sah kecuali dengan adanya baiat dari lima orang, karena Umar Radhiyallahu anhu membentuk majelis syura dengan berjumlah 6 orang. Maka pada hari ini kekhilafahan tidaklah benar kecuali dengan mengikuti cara Umar Radhiyallahu anhu, membentuk majelis syura dengan 6 orang anggota, yang kesemuanya disepakati pendapatnya oleh kaum muslimin. Umar Al Faruq dan 6 orang lainnya adalah orang-orang yang mendapat kabar gembira berupa jaminan surga, semuanya adalah para sahabat senior, semuanya adalah para fuqaha dan para pembesar umat, semuanya pernah bertemu Nabi Muhammad n dan beliau ridha terhadap mereka dan semuanya adalah orang-orang yang diridhai oleh kaum muslimin. Proses pemilihan khalifah ini terjadi di ibukota khilafah, dan disaksikan oleh para sahabat beserta para senior dan pembesarnya. Jika kondisinya seperti ini, maka tidak diragukan lagi keabsahannya. Sedangkan jika pada hari ini ada 5 orang lelaki yang membaiat orang keenamnya sebagai khalifah – sebagaimana yang dilakukan oleh setiap jamaah khawarij – maka ini tidaklah sah.
Jika kita melihat peristiwa yang menakjubkan ini, maka kita akan mendapati bahwa Ali Radhiyallahu anhu tidak meminta jabatan khalifah, tidak memiliki ambisi terhadapnya, dan jabatan ini sebenarnya agak ia benci, namun para sahabat senior bersikeras untuk membaiat beliau. Para sahabat mengetahui akan keilmuan, kecerdasan, kesederhanaan, sikap wara’ dan taqwa beliau, mereka juga menghormati beliau karena posisinya dan senioritasnya, namun mereka tetap memerangi para pemberontak yang ada di dalam barisan pasukan beliau, beliau pun tetap menolak untuk memenuhi tuntutan mereka. Fitnah yang terjadi pada saat itu sangat dahsyat, peperangan sengit yang terjadi juga menyebabkan
Sesungguhnya urusan ini haruslah dijalankan oleh orang yang selalu keras dalam berusaha,
82
Laporan Khusus
SYAMINA
memiliki sikap yang bijaksana, seorang negarawan, memiliki pengetahuan yang mumpuni, dan cakap dalam mengatur. Pekerjaan ini membutuhkan kesabaran dan mushabarah (lebih bersabar lagi), membutuhkan ijtihad dari para ulama dan para pemimpin umat agar menghasilkan instrumen yang dapat membantu pemilihan khalifah, dan juga membutuhkan kebersamaan, solidaritas dan musyawarah di antara kaum muslimin. Saya katakan kaum muslimin, bukan hanya para mujahidin karena khalifah tidaklah ditentukan untuk para pelaku jihad saja. Khilafah membutuhkan persiapan kekuatan dan pondasi, membutuhkan adanya negara beserta para politikusnya yang bijkasana, pintar dalam urusan kenegaraan dan cerdik akalnya. Maka urusan khalifah ini tidaklah senaif dan semudah ini, akan tetapi ia adalah urusan yang paling besar dan urgen terutama pada zaman kita ini.
Edisi XIII / Agustus 2014
Maka kita wajib merujuk kepada kitab Allah dan Sunnah Nabi Muhammad n, kita tidak boleh merubah hukum-hukum syariat dengan menggunakan fatwafatwa pembenaran. Kita wajib mengamalkan Al Kitab dan As Sunnah sesuai dengan kemampuan kita. Terkadang kita terjebak dalam sebuah amalan dari amalan-amalan yang menyelisihi nash-nash karena hal-hal yang sifatnya darurat, namun alasan darurat ia tidaklah menyebabkan hukum syariat berubah, yang wajib akan tetap wajib hukumnya walaupun kita telah meninggalkannya, yang haram tetaplah haram walaupun kita mengerjakannya. Wallahu a’lam. Semoga salawat dan salam senantiasa ditujukan atas nabi kita Muhammad neserta keluarga dan para sahabatnya.5
6. Penjelasan AQIM Tentang Khilafah ISIS dan Penegasan Baiat Mereka kepada Syaikh Ayman
Deklarasi khilafah artinya adalah menentang segala kekuatan kafir yang ada di muka bumi, yang bersepakat memerangi umat, dan ini haruslah ada persiapan kekuatan dan persatuan umat. Khalifah tidaklah eksklusif milik negara tertentu dari negaranegara kaum muslimin. Yang benar adalah seluruh negeri kaum muslimin haruslah menegakkan hukum Islam, lalu diangkatlah seorang wali yang membawahi negara-negara tersebut, dan semua kaum muslimin yang ada di setiap negara Islam mempercayainya dan memberikan kepadanya sikap wala’ dan ketaatan selagi tidak dalam kemaksiatan. Maka yang benar adalah imamah tidak boleh lebih dari satu dalam tubuh umat.
TANZHIM AL-QAEDA DI MAGHRIB ISLAMI (AQIM) TAHUN JAMAAH DAN HARAPAN UMAT Segala puji bagi Allah yang telah berfirman : “…dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Qs. Al Anfal: 46) Shalawat serta salam dipanjatkan kepada Nabi yang diutus sebagai rahmatan lil alamin, yang telah bersabda:
َْ ُ هَّ َ َ ج َ ال َ َم اع ِة الل مع ِ يد
Tidak boleh ada seorangpun penguasa independen atas sebuah wilayah, semuanya harus berada di bawha naungan kekhilafahan, inilah yang benar dan praktek yang sesuai sengan nashnash syariat. Namun ada beberapa ulama yang membolehkan independensi para penguasa untuk memimpin negeri – sebagaimana yang terjadi sekarang – maka ini menyelisihi nash-nash syariat di dalam al kitab dan as sunnah dan menyelisihi hakekat bahwa umat ini bersatu. Para ulama yang mengatakan demikian itu tidak lain hanya ingin membaguskan kondisi kehidupan umat ini, berapa banyak fatwa politik yang menyelisihi nash-nash syariat, yang muncul karena untuk menghindari kenyataan pahit yang dijalani umat saat ini?
“Tangan Allah bersama Al Jama›ah” (HR. Tirmidzi No.2092), kepada keluarganya yang suci, para sahabatnya yang baik, dan kepada orang-orang yang mengikuti jejaknya dengan baik hingga hari kiamat, amma ba’du:
5
83
https://shamikh1.info/vb/showthread.php?t=225834 http://jihadology.net/2014/06/30/new-article-from-shaykh%e1%b8%a5ussayn-bin-ma%e1%b8%a5mud-upon-the-manhajof-prophecy/
Laporan Khusus
SYAMINA
Kami memulai pernyataan ini dengan ucapan selamat kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di manapun mereka berada atas datangnya bulan Ramadhan yang diberkahi. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan bulan ini sebagai bulan kemenangan bagi kaum muslimin, dan untuk tidak melewatkan bulan suci ini kecuali tragedi yang menimpa kaum muslimin menjadi sirna, dan luka yang mereka derita menjadi pulih. Ya Allah kami memohon kepada Engkau agar menolong hambahamba-Mu para mujahidin dan membebaskan orang-orang yang ditawan dan dipenjara, Amin.
Edisi XIII / Agustus 2014
sepertinya kami tidak harus menyatakan sikap, tidak harus membuat tulisan singkat yang menyatakan sikap kami, dan memberikan nasehat kepada umat dan saudara-saudara kita. Kami telah mendengarkan – sebagaimana para mujahidin dan kaum muslimin juga mendengarkan – perkataan juru bicara resmi ISIS yang di dalamnya ia mengumumkan pendirian Khilafah Islamiyah, dan pembaiatan Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai Khalifah bagi kaum muslimin, maka dari itu kami memiliki sikap atas hal tersebut: 1. Sesungguhnya penegakan Khilafah Rasyidah yang berdasarkan manhaj nubuwah, yang menegakkan hukum Allah bagi kaum muslimin, dan yang menyatukan mereka serta menjaga daerah mereka adalah apa yang diperjuangkan oleh setiap mujahid yang benar-benar berjuang dan setiap jamaah-jamaah jihad yang dikenal baik dan lurus manhajnya, yang mengerahkan seluruh daya upayanya, yang rela menuangkan darah dan mengorbankan hartanya di atas manhaj tersebut.
Akhir-akhir ini terjadi beberapa peristiwa di Syam, kami selalu mengamati, mengikuti dan tidak melewati setiap pemberitaannya. Bagaimana kami bisa mengabaikan urusan Syam, padahal ia adalah negerinya orang-orang yang beriman yang para malaikat membentang sayap mereka di atasnya, dan di sana terdapat berbagai perang hebat yang pernah dilakukan oleh kaum muslimin. Diamnya kami selama ini bukan berarti kami tidak mampu untuk berbicara, bukan juga karena kami tidak mampu mengeluarkan pernyataan, akan tetapi kami takut jika perkataan kami dapat menjadi kayu bakar yang memperbesar kobaran api fitnah. Karena banyak orang-orang yang inginmerongrong jihad kaum muslimin di bumi Syam, banyak orang yang menjadikan api fitnah semakin besar, la haula wala quwwata illa billah.
2. Suatu hal yang tak diragukan lagi oleh kalangan jamaah-jamaah jihad yang memiliki manhaj yang benar adalah, bahwa mengumumkan langkah yang urgen seperti ini (yang kami maksud adalah penegakan khilafah), tidaklah sah kecuali setelah mengadakan musyawarah, sebagai bentuk realisasi kita terhadap perintah Allah: “…sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka…” (Qs. Asy Syura: 38), serta firman-Nya ketika memerintahkan Nabi Muhammad n yang maksum: “…dan bermusyarahlah dengan mereka dalam urusan itu…” (Qs. Ali Imran: 159). Dan kami tidaklah menyebarkan rahasia jika kami mengatakan bahwa ketika mulai tampak bibit-bit fitnah di Syam, saudara-saudara kami di Daulah mengirimi kami surat yang menceritakan detail apa yang terjadi. Ini adalah perbuatan mereka yang kami puji, sebagaimana kami memuji mereka karena telah percaya kepada kami. Namun mengapa pada hari ini dalam urusan yang lebih besar mereka justru mengumumkan urusan seperti ini tanpa bermusyawarah dengan para komandan mujahidin? Yaitu orang-orang yang telah diakui kejujurannya dalam berjuang, telah teruji, mereka adalah orang-orang yang
Kami khawatir jika musuh-musuh memanfaatkan kondisi kita sekarang ini untuk menghabisi kelompok mujahidin tertentu, sementara kami berharap agar perpecahan dapat dihindari dan polemik dapat dihindarkan. Kami tidak hanya berharap dan berdiam diri saja, kami terus berusaha untuk memperbaiki keadaan secara tertutup, yaitu dengan menggandeng saudara-saudara kita dari jamaahjamaah jihad lainnya, karena kami meyakini bahwa perselisihan antar sesama mujahidin itu haruslah diselesaikan secara tertutup, jauh dari pendengaran dan penglihatan media massa musuh yang selalu mengintai, dan takdir Allah, ternyata rentetan peristiwa fitnah ini terjadi begitu cepat, dan usaha kami (untuk mendamaikan – red.) tidak menemui keberhasilan, sungguh milik Allah-lah segala urusan, baik sebelum maupun sesudahnya. Hari ini, di hadapan peristiwa yang paling besar dari sekian banyak peristiwa yang telah terjadi,
84
Laporan Khusus
SYAMINA
selalu mengarahkan umat ini, dan selalu berusaha untuk menegakkan khilafah.
Edisi XIII / Agustus 2014
Wuhaisyi, Syaikh Abu Az Zubair, Syaikh Abu Muhammad Al Jaulani dan yang selain mereka dari para ulama yang melakukan amal nyata dan para komandan mujahidin, untuk bersepakat, memperbaiki kecacatan yang ada di rumah kita ini sambil menjauhi media massa, demi menjaga wilayah Islam dan menjaga persatuan kaum muslimin serta menghindari tumpahnya darah mereka.
3. Wahai saudara-saudara kami di Daulah Islamiyah, di mana posisi kalian jika dibandingkan dangan kepemimpinan Thaliban beserta amirnya Mulla Umar Mujahid hafizhahullah, yang rela mengorbankan seluruh negerinya demi menjaga hubungan dengan kaum muhajirin yang di antaranya adalah pendiri Daulah Islamiyah Iraq, Syaikh Abu Mushab Az Zarqawi Rahimahullah?
5. Kami mengumumkan dengan jelas, bahwa kami akan menjadi pihak yang pertama kali menyambut sikap yang dinyatakan oleh para tokoh tersebut, sedangkan pada saat kami menunggu keluarnya sikap mereka, insya Allah kami masih membaiat Syaikh kami dan amir kami, Ayman Azh Zhawahiri, karena ia adalah baiat yang syar’i yang mengikat pada leher kami.Kami juga memandang belum ada yang dapat membatalkan baiat ini, yaitu baiat untuk berjihad demi membebaskan negeri-negeri kaum muslimin, menegakkan Syariat Islam di dalamnya, serta mengembalikan kekhilafahan rasyidah yang berdasarkan manhaj nubuwah.
Dimanakah posisi kalian jika dibandingkan dengan Syaikh Dr. Ayman Azh Zhawahiri yang selalu memuji kemenangan kalian di Iraq? Di mana posisi kalian jika dibandingkan dengan Imarah Islam Kaukasus, di manakah posisi kalian jika dibandingkan dengan komandokomando cabang Al Qaida di seluruh tempat, dan para mujahidin lainnya? Ini belum lagi dari para ulama dan para pendakwah yang jujur dalam berdakwah yang langkah kakinya tetap tegak berada di jalan Islam dan dakwah untuk menegakkan khilafah, yang tidak pernah condong kepada para thaghut yang menerapkan hukum buatan manusia dan memberikan wala’nya kepada para musuh Islam.
6. Kami tujukan pernyataan sikap kami ini kepada para ulama umat, terutama para masyayikhnya mujahidin yang menjadi referensi mereka, agar dapat memberikan fatwa kepada kami tentang peristiwa ini, serta meluruskan sikap kami ini jika mereka melihat di dalamnya ada yang bengkok, karena yang kami cari adalah kebenaran, dan saat inilah waktu yang tepat untuk membongkar mana yang benar sehingga dapat memberikan arahan kepada para mujahidin.
Kami menyebutkan secara khusus bahwa di antara mereka ada singa tauhid, Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi, Syaikh Abu Qatadah Al Filishthini, Syaikh Mujahid Abu Al Walid Al Ghazi dan Syaikh Al Muhaddits Sulaiman Al ‘Ulwan yang telah merasakan penjara selama bertahuntahun karena pembelaan mereka terhadap jihad di Iraq.
Tidak lupa, kami juga ingin menyampaikan beberapa pesan berikut ini:
Urusan ini lebih luas dari hanya sekedar perbedaan pendapat dalam masalah fiqh atau siyasah (politik).Sesungguhnya, ini adalah urusan kekhilafahan yang dapat menaungi seluruh kaum muslimin yang baik maupun yang buruk perilakunya.
zz Kami mengajak kepada kelompok-kelompok jihad yang terlibat peperangan dengan Daulah, terutama saudara-saudara kami di Jabhah Nushrah untuk mencukupkan diri dari mengkampanyekan peperangan melawannya dan mematuhi perintah amir mereka, yaitu Syaikh Dr. Ayman Azh Zhawahiri hafizhahullah, sebagaimana kami juga mengajak kepada saudara-saudara kami di Daulah Islamiyah untuk melakukan hal serupa. Ini semua adalah langkah awal untuk mewujudkan perdamaian di antara mereka, karena orang yang benar-benar beriman tidaklah senang dengan adanya saling
4. Dengan adanya kondisi yang baru ini, kami mengajak kepada para pemimpin, baik itu ulama maupun umara, secara khusus kami sebutkan nama-nama para masyayikh yang terhormat yaitu Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi, Syaikh Abu Al Walid Al Ghazi, Syaikh Abu Bakar AlBaghdadi, Mulla Muhammad Umar, Syaikh Dr. Ayman Azh Zhawahiri, Syaikh Nashir Al
85
Laporan Khusus
SYAMINA
7. Tanggapan Abu Bashir Ath-Tharthusi
memerangi di antara para mujahidin. Orangorang yang senang dengannya adalah para musuh yang dengki dan orang munafik yang iri.
Setiap Ada Deklarasi Baru, Maka Ia Akan Tambah Banyak Menumpahkan Darah
zz Kami berharap kepada jamaah-jamaah jihad untuk memberikan bantuan dalam usaha (mendamaikan ini – red.) dan menyerahkan penanganannya kepada para ulama agar persatuan di antara para mujahidin dapat terwujud, sehingga menghilangkan kesempatan bagi musuh untuk mencelakakan mujahidin.
Dahulu ketika Jamaah Daulah masih mengakui bahwa ia hanya sebuah jamaah dan tanzhim, ia sudah menumpahkan darah yang haram untuk ditumpahkan, agar semua orang mengakui bahwa ia adalah Jamaah induk, terbesar dan paling utama. Namun ia merasa bosan karena keinginannya tak segera terlaksana, iapun mengklaim bahwa ia sekarang adalah negara Iraq, maka ia semakin banyak menumpahkan darah yang haram untuk ditumpahkan. Lalu ia mengklaim bahwa ia adala negara di Iraq dan Syam, maka darah yang ia tumpahkan semakin banyak hingga berlipat-lipat dari sebelumnya. Ini semua dilakukan ketika ia masih sebuah negara, dan orang yang keluar dari negara maka ia dianggap tidak taat dan tidak patuh olehnya, ia anggap halal darahnya!
zz Kami mengingatkan kepada media-media jihad, bahwa segala pengumuman dan pernyataan sikap yang tidak dirilis melalui Yayasan Media Al Andalus, maka ia tidak mewakili AQIM. Kami juga memperingatkan akan pentingnya melakukan verifikasi dan investigasi untuk menjaga keotentikan berita. Terakhir, kami tegaskan bahwa Khilafah Islamiyah adalah tuntutan kami, kami beramal untuk mewujudkannya dengan berjihad dan berperang menghadapi musuh-musuh umat ini, yaitu orang-orang yang senantiasa menyusun makar untuk menghalangi penegakannya, dan kami menginginkan kekhilafahan yang berada di atas manhaj nubuwah, yang didirikan dengan landasan syura, yang berusaha untuk menyatukan barisan kaum muslimin, dan menjaga darah mereka. Sebagaimana kami juga tegaskan bahwa masih ada waktu untuk memperbaiki kecacatan yang ada, yaitu dengan melibatkan para ahli ilmu dan ahli jihad dalam menetapkan keputusan, dengan meminta pendapat mereka, karena mereka adalah manusia yang paling utama yang dapat dijuluki dengan Ahlul Halli wal Aqdi.
Inilah dia pada hari ini, sikap ekstrimnya tidak mereda, hausnya akan darah yang haram untuk ditumpahkan juga tidak berkurang, gelar-gelar dan julukan-julukan yang dibuat-buat itu. Ia mengklaim bahwa dirinya adalah kekhilafahan dan ketuanya adalah seorang khalifah, yang berhak menerima segala hak-hak khalifah. Setiap orang yang menyelisihinya dan tidak taat kepadanya maka ia akan dibunuh. Sungguh betapa senangnya musuhmusuh Islam melihat orang-orang bodoh itu, anakanak kecil itu, yaitu kaum khawarij zaman ini, yaitu orang-orang yang menghunuskan pedangnya kepada kaum muslimin, sambil berilusi dan mengklaim demi membela julukan-julukan dan gelar-gelar yang dibuat-buat tersebut. Sebelum mereka ada sejumlah orang-orang sakit (akalnya), orang-orang ekstrimis yang aneh dan dikenal oleh semua orang yang juga melakukan hal serupa.
Ya Allah, kumpulkan umat ini di dalam hal yang baik, sehingga orang yang menaati-Mu dihormati, dan orang yang bermaksiat kepada-Mu dihinakan, Ya Allah satukanlah barisan kaum muslimin, dan tolaklah makar musuh-musuh mereka yang selalu mengintai, gagalkanlah makar orang-orang munafik dan pengecut. Akhir kata, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Setiap ada deklarasi baru dari kaum khawarij yang ekstrim tersebut, maka umat Islam akan bertambah sedih, mengingat mereka akan membunuh, memperbanyak perpecahan, melemahkan kekuatan dan menumpahkan darah demi membela julukan-julukan dan gelar-gelar omong kosong itu. Sedangkan musuh-musuh memiliki rencana kepada kaum khawarij ini – setiap kali ada deklarasi baru – maka mereka akan berteriak mengecam, dan
YAYASAN MEDIA AL ANDALUS
6 Ramadhan 1435 H / 4 Juli 20146 6
Edisi XIII / Agustus 2014
Lihat: http://www.longwarjournal.org/archives/2014/07/aqim_ rejects_islamic.php
86
Laporan Khusus
SYAMINA
mengancam sebatas dengan lisan saja. Sebenarnya musuh tahu akan hakekat persoalan ini, dan musuh membiarkan mereka terus berkembang hingga batas tertentu, sambil merestui mereka dan terkadang sambil memberikan dukungan kekuatan kepada mereka.
Umat Islam wajib memberikan uluran tangan dan menolong antara satu dengan yang lain. Mereka harus bersama-sama, baik dalam kesusahan maupun kesedihan. Rasulullah n bersabda: ““Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas” (Muttafaqun Alaih). Beliau juga bersabda: “Seorang mukmin bagi seorang mukmin lainnya laksana bangunan, antara satu dengan yang lain saling menguatkan” (Muttafaqun Alaih)
Sungguh benar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau menyebutkan sifat mereka, “… mereka membunuh pemeluk Islam & membiarkan para penyembah berhala…” (HR. Bukhari No.3095)7
8. Nasihat Emirat Islam Afghanistan
Umat Islam harus berusaha menyatukan barisan dan menghimpun satu kata. Mendahulukan kepentingan umat dari pada kepentingan pribadi. Menghindari perselisihan dan pertikaian antara sesama. Tidak memaksakan pendapat kepada yang lain. Selalu menyebarkan kasih dan sayang antara sesama umat Islam. Sahabat Muhammad n adalah orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang kafir, tapi mereka saling berkasih sayang antara sesama. Sesungguhnya cinta, kasing sayang, persaudaraan dan belas kasih termasuk dari sebab-sebab kemenangan dan kesuksesan. Allah k berfirman: “Sesungguhnya Allah mencintai mereka yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan seperti sebuah bangunan yang tersusun kokoh” (QS AshShaff: 4)
Perselisihan dan perbedaan pendapat yang kian tajam di barisan umat Islam, terutama setelah deklarasi khilafah oleh Daulah Islam Irak dan Syam. Fenomena yang menyesakkan hati inilah yang juga dirasakan Emirat Islam Afghanistan. Melalui media resminya, emirat yang dipimpin Mullah Umar itu memberikan sejumlah masukan berharga demi kesatuan barisan umat Islam, khususnya di bumi Syam yang diberkahi. Berikut nasihat kepada kaum muslimin sebagaimana yang dimuat di situs resmi shahamatarabic.com, pada Kamis (10/07):
Rahasia Kemuliaan Umat Islam dan Kekuatan Mereka pada Kesatuan Termasuk dari keistimewaan Allah k yang diberikan kepada kita adalah menganugerahkan kita nikmat keimanan, mengutus kepada kita utusannya dan menurunkan Al-Qur’an untuk kita.
Wajib bagi umat Islam tunduk dan patuh kepada ketentuan-ketentuan Syariat Islam. Allah k berfirman: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS An-Nisa›: 65)
Setiap orang mengetahui bahwa termasuk dari ajaran Din kita (Islam) adalah saling menunjukkan antara satu sama lain ke jalan yang benar dan saling membimbing ke arah kebenaran. Sesungguhnya sesama mukmin itu bersaudara. Saling mencintai antara mereka karena Allah merupakan tali keimanan yang paling kuat. Kita harus takut kepada Allah, baik dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan. Kita juga wajib berpegang dengan kitab Allah dan Sunnah Rasulullah n, kembali kepada ulama dan orang-orang yang memiliki ilmu. Kita mendengarkan dan berkonsultasi kepada mereka dalam perkara-perkara penting yang mereka menguasai dalam perkara tersebut. 7
Edisi XIII / Agustus 2014
Sepantasnya para komandan faksi-faksi jihad, orang-orang yang berpengalaman serta para ulama di Syam membentuk Dewan Syura untuk menyelesaikan perselisihan mereka. Ini melalui saling tukar pendapat dan musyawarah bersama. Allah berfirman: “Dan urusan mereka (orangorang yang beriman, pent.) diputuskan dengan musyawarah antara sesama mereka” (QS. Syura: 38) Umat Islam juga wajib menghindari sifat Ghuluw (Ekstrim) dalam beragama dan menghakimi orang
Sumber: http://www.altartosi.net/forum/upload/showthread.php?410...
87
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
9. Tanggapan Dr. Abdullah Al-Muhaisini, pemimpin Maktab Du’at Al-Jihad
lain tanpa bukti. Antara sesama mereka tidak boleh saling buruk sangka dan begitu saja percaya dengan prasangka-prasangka dan tuduhan-tuduhan kosong. Sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS AlHujarat: 6)
KAMI MENGINGINKAN KHILAFAH ‘ALA MINHAJIN NUBUWAH Saya sebelumnya telah men-tweet memutuskan untuk mencukupi diri sendiri dalam hal apa yang saya klarifikasi berkaitan dengan Jamaah al-Baghdadi. Namun sebuah insiden, dan saya memohon kepada Allah untuk metoleril para mujahidin, insiden itu adalah pengumuman khilafah oleh Jamaah alBaghdadi.
Sesungguhnya perselisihan dan perbedaan pendapat atas satu perkara dalam kehidupan masyarakat manusia merupakan fenomena yang tak terelakkan. Ketika muncul perselisihan antara manusia, atau akan muncul perselisihan itu di kemudian hari, para pemikir yang cerdas akan berusaha mengurai perselisihan itu dan memadamkan apinya. Agama kita yang lurus telah membimbing ke jalan yang jelas dalam menyelesaikan setiap perselisihan dan perbedaan. Allah berfirman: “Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allâh (al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allâh dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya,” (QS An-Nisa›: 59)
Sekelompok saudara bersikeras bahwa saya harus memperjelas sikap saya secara syar’i, bijaksana, jauh dari sengketa yang sedang berlangsung, jauh dari emosi, dan hanya untuk kebaikan Islam. Jadi saya katakan, dengan mengharap bantuan Allah, melalui tweet-tweet yang berjudul “Nuriduha ‘Ala Minhajin Nubuwwah” (Kami menginginkan Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah) : PEMBUKAAN Untuk berjuang menuju pembentukan khilafah atas manhaj kenabian, yang mana ummat Muhammad n dihinakan dan direndahkan ketika meninggalkan jihad, para ulama’nya merendahkan dirinya untuk menjadi ulama yang diundang oleh para penguasa dan membuat hukum sesuai pesanan mereka, diminta agar mengeluarkan fatwa sesuai keinginan mereka, Wallahu musta’an.
Rasulullah bersabda: “Aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barang siapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak Habasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan menurutinya” (HR Ibnu Hibban dari hadits AlIrbadh bin Sariyah)
Jadi (mengatakan bahwa) kembali kepada khilafah dan berjuang untuk itu adalah kewajiban yang paling utama, yang mana kekuatan kaum muslimin terletak pada kesatuan dan hubungan mereka, dan karena itu negara-negara Eropa yang sangat ingin memecahkan kesatuan Muslim dengan memberlakukan batas Sykes-Picot. Maka dari itu, tidak ada pendirian Negara Islam dalam artian Negara Islam sebenarnya kecuali melalui khilafah dan tidak ada keselamatan yang sebenarnya bagi kaum Muslimin kecuali melalui khilafah. Dan saya katakan di sini kepada semua orang yang di dalam hatinya bersarang penyakit wahn, wahai kalian yang terkejut dengan goyahnya kekuatan Barat, dan berpikir bahwa untuk mengejar khilafah adalah khayalan dan imajinasi, kami katakan kepada mereka : Ketahuilah bahwa khilafah
88
Laporan Khusus
SYAMINA
akan kembali, dan kami bersumpah dengan Yang tiada Ilah melainkan Dia, bahwa khilafah dan ‘izzah ummat akan kembali. Itulah janji Nabi kita n, kalian melihatnya jauh dan kami melihatnya dekat.
Edisi XIII / Agustus 2014
pertimbangan adalah bahwa hal itu harus sesuai dengan manhaj kenabian, kalau tidak, kita akan gagal. Dan di sini kita hari ini, menghadapi berbagai kemungkinan terpecahnya barisan mujahidin, ada upaya untuk mengubur jihad dan untuk memperpanjang perselisihan, perpecahan dan pertumpahan darah. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami mengadu.
Kalian sedang melihat dari perspektif dunia, dan kami melihat perubahan situasi Tunisia kemarin dan kemudian Dia (Allah) yang memasukkan penguasa Mesir (Mubarak) ke penjara, dan kemudian Dia menjadikan yang sebelumnya dipenjara menjadi penguasa (Morsi) dan kemudian kembali Dia penjarakan penguasa itu (Morsi). Memang hanya Dialah yang mampu mengubah kondisi ini, dan tentu saja Dia mampu mengubah kondisi umat Islam saat ini dengan mengatakan “kun Fayakun”. Selain itu, kita hanya dituntut untuk berusaha, sementara hasil maka itu adalah urusan Allah k.
Hari ini, Jamaah al-Baghdadi mengumumkan “khilafah tidak hanya di ‘Irak dan Syam, melainkan di seluruh dunia dari timur ke barat, walaupun tidak ada ulama’ jihad yang mengakui!”. Kepada kalian orang-orang yang jujur, takutlah kepada Allah, ini adalah upaya yang berkali-kali dilakukan untuk mengubur jihad dan menjauhkan umat dari kelompok-kelompok jihad, para ulamanya, para intelektualnya, dan sungguh kalian akan dipinta pertanggung jawaban di depan Allah Tuhan semesta alam.
Namun meskipun begitu, kami katakan bahwa khilafah yang sedang kita upayakan dengan segenap upaya ini adalah Khilafah yang telah dijanjikan oleh Nabi n yang merupakan khilafah “’Ala Minhajin Nubuwwah”.
Wahai pencari kebenaran, para ulama’ telah menetapkan bahwa penguasa mendapatkan kekuasaan dengan salah satu dari tiga cara:
Adapun selain itu yang ada hanyalah penguasapenguasa yang zalim, yang umat telah bosan dan telah mengalami penderitaan selama beberapa dekade.
1. Penunjukan oleh penguasa sebelumnya 2. Bermusyawarah dengan metodologi kenabian
Sesungguhnya mengklaim label khilafah tanpa memenuhi persyaratan-persyaratannya hanyalah yang mencederai perasaan umat Islam, mengeksploitasi emosi mereka dan merugikan agama Allah.
3. Menaklukkan Adapun poin yang pertama itu tidak mungkin, sehingga tinggal dua poin, bermusyawarah dan memenangkan daerah.
Pengumuman khilafah oleh Jamaah al-Baghdadi bukan kasus yang pertama, sudah banyak yang mengumumkan seperti itu. Di Aljazair, mereka mengumumkan khilafah dan melawan umat, dan kemudian Barat dan agen-agennya bersukacita atas terjadinya fitnah itu.
Adapun bermusyawarah, yang merupakan metodologi Nabi n yang telah dijanjikan oleh Nabi n, bahwa khilafah akan kembali dan itulah yang saat ini kita lakukan, menumpahkan darah di jalan Allah untuk menegakkan kembali khilafah, dan hal ini juga tidak terdapat dalam proses penegakan “khilafah” ‘ala al-Baghdadi.
Dua tahun lalu, “khilafah” telah diumumkan oleh Abul Banat dan teman-temannya di Suriah, mereka menuntut baiat, mereka mengisolasi diri dari syura dari umat dan kita lihat, mereka hancur!
Agama telah menetapkan untuk setiap ibadah ada persyaratan dan larangannya sehingga amal ibadah tidak dilakukan di tempat yang salah dan menyebabkan kerugian dan tidak bermanfaat, bahkan jika itu menarik bagi pelakunya dan berpikir bahwa dia berada dalam kebaikan, maka pelaku bid’ah dan Sufi ketika mereka menambahnambahkan shalawat-shalawat mereka, doa-doa dan zikir mereka, dan berpikir bahwa mereka telah berbuat baik.
Begitu juga di Afghanistan, mereka (juga) mengumumkan “khilafah”, mereka keluar melawan mujahidin, dan memaksa kaum muslimin membaiat mereka. Mereka berjuang, dibunuh dan tewas! Apa yang harus dipertimbangkan bukanlah menaikkan slogan khilafah, akan tetapi memenuhi persyaratannya. Dan yang harus menjadi
89
Laporan Khusus
SYAMINA
Seperti shalat itu ada waktunya dan persyaratannya, begitu juga dengan zakat, puasa dan haji. Jadi kecintaan dan keinginan kita untuk shalat, puasa, haji dan mendirikan khilafah tidak membawa kita melakukannya sesuka kita dan kemudian kita berasalan bahwa itu adalah bukti kecintaan dan keinginan kita dalam mengamalkan ibadah. Jangan sampai kita jatuh ke dalam bid’ah dan mengadangada dalam agama.
Edisi XIII / Agustus 2014
wal Aqdi di daerah itu. Bukankah Allah mengatakan : “dan urusan mereka (dilakukan) dimusyawarahkan di antara mereka bersama”? Bukankah Rasulullah n bersabda : “Jikalau aku diperintahkan untuk menunjuk siapa pun tanpa konsultasi maka aku akan menunjuk ibn Mas’ud”? Maka dari itu perlu adanya perwakilan Ahlul Halli wal aqdi pilihan umat. Sesungguhnya pemilihan Ahlul Halli wal Aqdi itu bukan dipilih dari golongan mereka sendiri. Mereka mengangkat orang-orang dari jamaahnya menjadi dewan syura kemudian mengklaim diri mereka adalah Ahlul Halli wal Aqdi, itulah adalah yang dilakukan oleh para thagut, bukan cara-cara khilafah.
Sesungguhnya penegakan khilafah itu memiliki berbagai persyaratan, dan syarat yang terpenting adalah penegakan dan bermusyawarah. Penegakan yang hakiki bukan hanya angan-angan, dan bermusyawarah cara Nabi bukanlah musyawarah dengan kelompoknya saja, namun bermusyawarah dengan umat. Khilafah itu milik ummat bukan milik suatu jamaah.
Siapakah orang-orang yang masuk dalam dewan syura itu? Siapa nama mereka dan apa kondisi mereka? Siapa yang mereka wakili dan siapa yang memilih mereka untuk memilih (khalifah tersebut)?
Dan keberadaan Al-Baghdadi tidak bisa dikatakan pantas menjadi khalifah, karena salah satu persyaratan yang terpenting adalah memenuhi persyaratan dalam mendirikan khilafah, dan juga memilih Ahlu Halli wal Aqdi dari mereka yang dipilih oleh ummat. Karena sesungguhnya khilafah dalam sudut pandang syariah maupun fiqhiyyah berarti perwakilan, maka seorang khalifah haruslah seorang yang mewakili ummat.
Deklarasi yang dikenal sebagai “Daulah Islam di Irak dan Syam” adalah kesalahan yang menyebabkan pertumpahan darah umat dan kesengsaraan, dan itu akan ditanggung oleh semua orang yang mendirikannya, mendukung dan berbaiat untuk itu. Di sini kita hari ini, menghadapi pengumuman khilafah tanpa pembentukan atau musyawarah, ini adalah manhaj ahli bid’ah bukan manhaj kenabian. Jadi berapa banyak darah kaum muslimin yang akan tumpah karena itu?
Dan sesungguhnya pengangkatan ini tidak akan berlangsung syar’i, bijaksana dan arif kecuali ummat turut andil dalam memilih khalifah. Dan dalam hal ini, deklarasi khilafah yang dilakukan oleh satu atau segelintir jamaah tidaklah sah.
Sesungguhnya saya melihat bahwa Al-Baghdadi tidak memiliki kekuasaan di sebagian besar Syam, seperti Alleppo, As-Sahil (wilayah pesisir), Homs, Damaskus dan di tempat lainnya. Jadi bagaimana dia mengumumkan khilafah untuk seluruh umat? Ini adalah demi Allah kesalahan yang fatal dan fitnah yang menyilaukan.
Apakah terpilihnya Al-Baghdadi sebagai khilafah atas pilihan Mullah Umar, Syaikh Ayman Azh-Zhawahiri, amir Imarah Kaukasus, Syaikh AlWuhayshi dan lain-lain dari para pemimpin jihad? Apakah ia dipilih oleh ulama atau mayoritas dari mereka? Apakah ia dipilih oleh ahlul Halli wal Aqdi dari kalangan mujahidin dan orang-orang selain mereka? Karena kita tidak mencari khilafah untuk mujahidin saja, tapi khilafah untuk umat. Maka di sini ada pertanyaan, apakah “khilafah” Al-Baghdadi merupakan sebuah khilafah untuk ummat ini atau khilafah untuk jama’ahnya sendiri?
Kesalahan ini bahkan lebih mengerikan ketika didirikan dari darah dan pelanggaran kehormatan kaum muslimin, maka Al-Baghdadi mendeklarasikan khilafah dan pengumuman bahwa semua orang yang tidak berbaiat kepadanya akan diperangi, yang akan menumpahkan darah para muwwahidin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang berbaiat dan mendukung “khilafah” untuk menumpahkan darah ini, kecelakaanlah bagi kalian saat kalian berdiri di depan Allah yang Maha Perkasa kelak.
Wahai pencari kebenaran, (bahkan) mengakui kepemimpinan atas daerah tertentu tidak diperbolehkan kecuali dengan konsultasi rakyat yang berpengaruh di daerah itu, dalam hal ini Ahlul Halli
90
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
PENUTUP
Celakalah bagi mereka yang memecahkan barisan mujahidin di dunia Islam! Seolah-olah fitnah mereka akan mencapai Yaman, Maghreb dan Somalia, semoga Allah tidak mengizinkan hal itu, maka bersukacitalah Amerika dan agen-nya ketika itu terjadi!
Wahai pencari kebenaran, deklarasi khilafah yang dilakukan secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan para ulama dan kelompok-kelompok mujahidin lainnya, adalah deklarasi yang bathil, dan hanya menegaskan kepalsuan dari kelompok ini dan itu adalah pelanggaran terhadap hak-hak umat Islam lainnya.
Dari dilema tentang hal-hal yang tidak ada jalan keluar bagi orang yang jatuh tersebut, adalah pertumpahan darah Muslim tanpa alasan. Kami dan juga para mujahidin, demi Allah, tidak berangkat jauh-jauh untuk menumpahkan darah dan melanggar kehormatan kaum muslimin dan mujahidin lainnya, melainkan kami datang untuk menghapus penindasan, kufur dan fitnah. Maka bertakwalah kepada Allah dalam urusan dengan kaum muslimin.
Tujuan dari penunjukan seorang khalifah adalah untuk menyatukan kata, untuk menyatukan jamaah kita, untuk mendirikan agama, untuk melaksanakan keputusan dari Allah, untuk mengangkat penindasan dan untuk menyebarkan keadilan. Jadi saya bertanya kepada kalian, demi Allah, tindakan kalian ini menyatukan ummat atau memecah belah ummat?
Memang kurangnya konsultasi para mujahidin dan ulama adalah fitnah terbesar, ini akan menyebabkan pertempuran dan pertumpahan darah. Seandainya mereka kembali kepada para ulama sebagaimana yang diperintahkan Allah maka mereka pasti menang!
Wahai pencari kebenaran, sesungguhnya orang yang mampu dan pantas dibaiat sebagai pemimpin adalah orang yang yang mampu menyebarkan kekuasaannya ke semua negara-negara Muslim, maka membaiatnya adalah wajib pada seluruh ummat.
Jika tidak ada Khilafah yang sesuai dengan manhaj kenabian, maka yang ada hanyalah penaklukan dan perampasan, dan itu adalah aturan tirani bukan aturan khilafah seperti yang dijanjikan oleh Nabi n.
Orang yang tidak memiliki kemampuan atau kekuasaan atas sebagian besar umat Islam, tanah mereka, sumber daya dan SDM mereka, maka orang ini tidak layak menjadi khilafah kecuali hanya nama.
Dan jika mereka mengklaim bahwa kepemimpinan Al-Baghdadi tidak bisa dicapai melalui konsultasi tapi melalui pemaksaan, maka semua ulama’ telah bersepakat dalam memerangi pemimpin yang fasik, maka wajib memukul mundur dia di daerah-daerah yang tidak ia kuasai.
Sesungguhnya kewajiban pemimpin dalam Islam lebih besar dan lebih dari sekedar menyenangkan dan memberi gelar untuk dirinya sendiri. Apakah khalifah yang Anda pilih mampu melindungi orang-orang Yaman, Somalia atau di tempat lainnya? Bagaimana dia bisa menjadi khalifah sementara ada hadits yang mengatakan: “Imam adalah perisai”??
Jadi, jika kalian mengatakan bahwa dia penakluk dan pemenang, maka bila diasumsikan, baiatnya di Raqqah disebabkan kekuasaannya di daerah itu. Namun daerah lainnya tidak melihat dia sebagai pemimpin tanpa melewati proses musyawarah, dan karena dia penakluk maka dia fasiq dan tidak boleh membaiatnya bahkan diharuskan untuk mengusirnya.
Apakah dia benar-benar menjadi perisai bagi umat, yang ia mintakan baiatnya dari mereka, dari segala sesuatu yang merugikan mereka atau menakutkan mereka, sedangkan Nabi n bersabda: “Imam adalah perisai”. Menuntut ketaatan dan baiat bagi orang yang yang tidak mampu mengurus urusan ummat yang jauh dari tempatnya adalah manifestasi dari ketidaktahuan mengenai tujuan dari khilafah dan tugas-tugasnya itu sendiri.
Dari apa yang telah disebutkan sebelumnya, berdirinya khilafah Al-Baghdadi bukanlah berdasarkan permusyawarahan Ahlul Halli wal Aqdi, melainkan sebuah baiat yang bathil yang hanya menyengsarakan umat, memecahkan barisan mereka dan menumpahkan darah mereka.
91
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
10. Tanggapan Majelis Syura Mujahidin Wilayah Syarqiyah
Sesungguhnya khilafah yang telah diumumkan tidak lebih dari menumpahkan lebih banyak darah dari Ahlus Sunnah, lebih banyak pelanggaran dan sebagai alasan untuk membunuh orang-orang yang menentang mereka dari mujahidin dan muwahhidin.
Sembilan kelompok pejuang di Suriah, termasuk faksi-faksi Islam yang besar-besar seperti Front Islamiyah dan Majelis Syura Mujahidin Syarqiyah (MSM, di mana Jabhah Nusrah terdapat di dalamnya) di Deir Zour menolak pembentukan khilafah versi jamaah daulah (ISIS), dan mereka mengumumkannya secara online.
Ini berarti adalah upaya untuk menghilangkan dan memerangi kelompok lain selain mereka yang tidak setuju dengan keinginan “Daulah”. Ini berarti adalah perang melawan Al-Qaeda dan cabang kelompok yang telah menggentarkan pemerintah Barat dan sekutunya, karena mereka tidak berbaiat kepada khalifah, dan dengan demikian terjadi perang melawan Ahlus Sunnah atas dalih menegakkan Sunnah!
Sembilan kelompok mujahidin tersebut mengatakan bahwa “pengumuman khilafah oleh jamaah daulah adalah batal dan tidak sah (secara syar’i),” baik “dari sisi legalitas maupun sisi logis.” Pernyataan, yang ditandatangani oleh dewandewan syar’i masing-masing kelompok perjuangan itu, lebih lanjut mengatakan bahwa pengumuman khilafah tersebut “tidak mengubah apa pun dalam hal bagaimana kita memandang mereka, atau bagaimana kita akan berurusan dengan mereka.”
Pengumuman khilafah berarti mengepung organisasi jihad sebelum mereka melangkah ke fase selanjutnya, yang berarti itu adalah perang melawan mujahidin atas nama agama! Wahai pencari kebenaran, ketika kalian memberi label kepada semua orang yang menentang Anda sebagai orang yang sesat, bahkan memerangi mereka, padahal mereka berasal dari mujahidin Ahlus Sunnah yang tulus, maka ini adalah tanda terbesar dari kesesatan kalian.
Para penandatangan tersebut memperingatkan tiap mujahid dan organisasinya agar tidak mendukung ISIS. Mereka berpendapat bahwa keputusan untuk mengumumkan Khilafah adalah untuk kepentingan ego diri sendiri dan upaya untuk “membatalkan revolusi yang diberkati di Suriah dan Irak.”
Wahai Jamaah al-Baghdadi dan pendukungnya, sesungguhnya kata kebenaran yang kami sampaikan telah disampaikan sebelumnya oleh para ulama besar terdahulu, sesungguhnya ummat dan daulah Islam itu bukan hanya di Raqqah atau Mosul, ummat Islam itu lebih besar dari kalian dan kami, jadi takutlah kepada Allah dalam hal itu.
Pada status Twitter-nya, MSM memasang link ke pernyataan yang menolak kekhalifahan yang telah diumumkan. MSM mengatakan bahwa pengumuman khilafah oleh ISIS adalah bagian dari “kampanye sistematis untuk mendistorsi makna syariah” dan ISIS telah mendistorsi syariah, dan (aturan untuk) hukuman, dan sekarang mereka ingin mendistorsi Khilafah.”
Bertakwalah kepada Allah dalam urusan kelompok mujahidin di Afghanistan, Yaman, Chechnya dan Maghreb, janganlah merusak jihad mereka.
Selain Jabhah Islamiyah dan MSM, dewan syariah dari tujuh kelompok lain juga menandatangani penolakan terhadap Khilafah versi ISIS.Demikian terjemahan bunyi pernyataan resminya:
Sesungguhnya agama Allah tidak dengan slogan yang berapi-api atau kata-kata yang mempesona, dan kalian akan mengetahui dampak dari tindakan Anda beberapa saat lagi.
PERNYATAAN SIKAP SETELAH DEKLARASI KHILAFAH
Dan bagi Allah segala urusan, sebelum dan sesudahnya.
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Sumber:www.mhesne.com http://www.ansharulislam.com/berita/tanggapansyaikh-muhaisini-hafizahulloh-atas-deklarasikhilafah-versi-isis/
Segala puji bagi Allah k, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad n, keluarga-keluarganya,
92
Laporan Khusus
SYAMINA
para sahabatnya dan kepada para pengikutnya, amma ba’du..
Edisi XIII / Agustus 2014
serta menutupi segala apa yang telah mereka lakukan dengan memolesnya menggunakan balutan syariat, khususnya adalah membunuh orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka dan orangorang yang enggan untuk berbaiat dengan mereka. Deklarasi ini juga merupakan usaha mereka untuk mempromosikan diri mereka kepada orang-orang yang semangatnya meluap-luap dan penuh gairah, dengan tujuan meraih dukungan mereka.
Setelah kaum khawarij Jamaah Daulah melukai perasaan orang Islam di Iraq lalu di Syam selama bertahun-tahun dengan sejumlah kejahatan dan pelanggaran syariat mereka, yang dipersembahkan untuk kebaikan para thaghut, kini inilah mereka muncul di hadapan kita dengan mengumumkan kekhilafahan Islam demi menutupi dosa-dosa mereka yang banyak, sehingga dengannya emosi kita terpancing, kita panik karena tekanan dari para thaghut terhadap kaum muslimin yang lemah terus berlanjut.
KETIGA – Kami mendapati bahwa deklarasi ini menjalankan proyek yang membagi-bagikan negerinegeri kaum muslimin dengan didasari prinsip yang tidak dapat mewujudkan kemaslahatan sebesarbesarnya bagi umat, sehingga kekayaan umat hanya mengalir kepada segelintir orang saja, dan mayoritas ahlus sunnah yang menempati wilayah-wilayah yang terbagi itu nantinyalah yang dikorbankan. Aksiaksi dari berbagai jamaah kurdi di Iraq menjadi bukti akan hal ini.
Dan belum sampai kita mengambil nafas lega, ekstrimis Jamaah Daulah muncul dengan deklarasinya ini, semua orang tahu akan hakekat mereka yang sebenarnya hanya mengambil keuntungan dari revolusi, dengan tujuan menjalankan agenda-agenda dan target-target mereka yang mencurigakan, yang semakin lama semakin tersingkap. Jika kalian mau, kalian bisa tanyakan kepada seluruh kaum muslimin dari penduduk Iraq dan Syam, karena mereka memiliki jawaban yang dapat memuaskan kalian.
KEEMPAT – Pihak-pihak lokal dan internasional akan memanfaatkan deklarasi khawarij ini untuk menjajah tanah kaum muslimin, tujuannya adalah menciptakan keseimbangan baru yang lebih menguntungkan mereka dan menggagalkan dua revolusi yang diberkahi ini, di Syam dan Iraq. Rezim Nushairiyah juga akan memanfaatkan deklarasi ini untuk melanjutkan programnya, sebagai komandan perang melawan mujahidin di hadapan dunia internasional.
Kami mendapati bahwa deklarasi Khilafah Islamiyah dari kaum khawarij ini adalah suatu yang batil, baik ditinjau secara syar’i maupun akal. Deklarasi ini tidak merubah sifat mereka sedikitpun, kami akan menjelaskannya dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
KELIMA – Meskipun deklarasi ini sukses di tingkat media massa dan tingkat lokal, namun dampaknya adalah pertumpahan darah di negeri kaum muslimin akan semakin banyak terjadi, karena pada dasarnya begitulah ciri-ciri khawarij di sepanjang masa dan di manapun ia berada. Hal ini telah dibuktikan sebelum deklarasi ini dan memang telah mereka tunjukkan secara terang-terangan pada dua deklarasi sebelumnya. Tidak hanya itu, deklarasi kali ini juga menempatkan kelompok-kelompok jihad yang beroperasi di Syam dan juga seluruh kaum muslimin yang lemah serta para pengungsi yang menderita dalam ancaman bahaya dari Khawarij Daulah, dan ini secara langsung menguntungkan musuh-musuh Islam.
PERTAMA – Persyaratan khilafah belumlah terpenuhi pada saat ini, khususnya pada Jamaah Daulah. Kami telah kenyang akan pembahasan tentang cara yang ampuh untuk mengembalikan kekhilafahan, sudah banyak studi yang membahas akan penyimpangan jamaah ini dari persyaratan daulah dan kekuasaan. Imam Ahmad berkata di dalam riwayat Ishaq bin Ibrahim: “Semua orang mengatakan bahwa imam itu adalah imam yang disepakati oleh ahlus sunnah wal jamaah”, maka ini adalah syarat seorang imam. Lalu apakah syarat ini terpenuhi di jamaah ini? Ia adalah jamaah yang bid’ah dan sesat, dilarang bagi kita untuk bergabung ke dalamnya.
KEENAM – Sedangkan klaim bahwa jamaahjamaah dan tanzhim-tanzhim Islami menjadi tidak sah hanya karena adanya deklarasi khilafah yang diumumkan oleh Daulah Khawarij, maka ini adalah
KEDUA – Kami melihat bahwa deklarasi dari kaum khawarij ini adalah merupakan usaha untuk melarikan diri dari kejahatan dan dosa-dosa mereka,
93
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
sangat tidak benar, dan di dalamnya terdapat peremahan terhadap kewajiban yang dituntut oleh syariat, dan ini sudah diketahui dengan luas di kalangan orang yang mengikuti perkembangan umat. Ini juga diperjelas dengan keberadaan jamaah-jamaah Islam di berbagai medan perang, yang kewajiban syariat terpenting mereka adalah mempertahankan diri dari serangan musuh terhadap negeri-negeri kaum muslimin. Jika saja setiap orang yang mengklaim kekhilafahan dapat menggugurkan kewajiban syariat yang sebenarnya pada saat ini, maka sungguh kewajiban syariat itu sudah tiada sejak zaman dahulu. Berapa banyak orang yang mengklaim kekhilafahan sepanjang sejarah Islam namun mereka berakhir dengan terbunuh, tertawan, atau terusir. Mereka tidak berhasil membela diri mereka sendiri, maka bagaimana mungkin mereka akan menjalankan kewajiban syariat, hudud dan menjamin keselamatan umat?
Muhammad n, kepada keluarganya dan kepada seluruh sahabat-sahabatnya.
KETUJUH – Kami mengingatkan kepada kaum muslimin dan kepada seluruh kelompok jihad agar tidak membuang potensi dan kekuatan mereka dengan tujuan melemahkan kekuatan umat, sehingga ia tidak dapat digunakan dengan optimal sesuai dengan kebutuhan, karena umat ini adalah amanah yang dibebankan di pundak kita, dan kita tidak boleh membiarkannya dijarah oleh setiap orang yang berniat jahat.
zz Hai’ah Syariyah As Sahil
Senin, 2 Ramadhan 1435 30 Juni 2014 Yang menandatangani: zz Majelis Syura Mujahidin Timur Suriah zz Hai’ah Syariyah Jaisy Mujahidin zz Hai’ah Syariyah Ittihad Islami zz Hai’ah Syariyah Aleppo zz Hai’ah Al Ammah Lil Ulama Al Muslimin fie Suriah zz Hai’ah Syariyah Markaziah Timur Suriah zz Majelis Syura Jabhah Islamiyah zz Hai’ah Islamiyah Idlib
11. Tanggapan Personal dari Petinggi Jabhah AnNushrah Reaksi dari para pemimpin Jabhah An-Nushrah adalah sama. Dalam serangkaian tweet dalam bahasa Inggris dan Arab, oleh Abu Sulaiman al Muhajir, seorang pejabat syariah teratas di Jabhah nusrah, dengan tajam mengkritik pengumuman khilafah. Dengan menggunakan hashtag #Khilafah_ Proclaimed dalam tweet-nya, Abu Sulaiman berpendapat bahwa kegagalan Daulah Islamiyah (IS) untuk berkonsultasi dengan para pemimpin jihad sebelum membuat pengumuman “adalah pelanggaran yang jelas dari Islam.”
Sesungguhnya fitnah yang diciptakan oleh Khawarij Daulah dengan deklarasi mereka ini, menambah kadar beban yang harus dipikul oleh seluruh kelompok jihad yang ada di Syam dan Iraq yang didasari dengan semangat yang tinggi untuk bersatu di bawah kebenaran, deklarasi ini juga menyadarkan kepada kita akan wajibnya bekerjasama dalam hal kebaikan dan ketaqwaan, serta wajibnya bersepakat atas tujuan syariat yang secara bertahap menapaki jalan menuju tujuan akhir yang strategis sebagai realisasi dari rasa ketaatan kita kepada Allah dan perintah-Nya.
Situasi tidak berubah sama sekali di sini, “kata Abu Sulayman dalam satu tweetnya, mengacu pada Suriah.” Hanya perbedaannya yang saya lihat adalah adanya pembenaran atas nama ‘Islam’ bagi mereka (IS) untuk membunuh Muslim lainnya. “jamaah daulah telah lama melakukan pembenaran atas pembunuhan mujahidin pejuang pembebasan lainnya dan para pemimpinnya dengan dalih bahwa mereka adalah satu-satunya otoritas yang sah di Irak dan Suriah.
Kami memohon agar Allah membaguskan nasib orang Islam, mempersatukan mereka dalam hal yang baik, yang Allah cintai dan ridhai, sesungguhnya Dia adalah maha pendengar dan maha mengabulkan. Akhir kata, kami mengucapkan segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kepada nabi kita Nabi
Abu Sulaiman, yang berasal dari Australia, menjabat sebagai mediator selama upaya awal AlQaeda untuk mendamaikan IS dengan kelompok-
94
Laporan Khusus
SYAMINA
kelompok jihad lainnya di Suriah. Ketika upayaupaya tersebut gagal, ia menjadi kritikus vokal dari IS dan sekarang menjadi penentang khilafah versi IS.
Edisi XIII / Agustus 2014
Perdebatan berkecamuk dalam hari-hari yang lalu seputar sah dan tidaknya khilafah yang diumumkan ISIS. Ada yang mendukung dan menolak. Saya pikir perlu membahas persoalan ini dari sisi syar’inya, jauh dari keberpihakan pada kelompok yang pro maupun kontra. Maka dengan memohon pertolongan dari Allah ta’ala dan berharap ada kebenaran, kebaikan, keikhlasan, saya katakan:
Dua pejabat senior Jabhah Nusrah lainnya yang aktif di Twitter juga dengan tanggap mengecam Khilafah tersebut. Salah satunya adalah Sami AlUraidi, yang sekarang menjabat Ketua Dewan Syariah Jabhah Nusrah. Beliau mengatakan bahwa pengumuman kekhilafahan”adalah benar-benar sebuah deklarasi perang terhadap Muslim lainnya, ketimbang (pembentukan) sebuah kekhalifahan Islam.”Al-Uraidi melemparkan kritik yang mirip dengan Abu Sulaiman, dengan alasan bahwa Khilafah seharusnya diatur oleh aturan-aturan yang disepakati oleh para ulama Muslim dan tidak sesuai dengan tuntutan dari Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin ISI.
Sebagian orang berpikir bahwa Imamah (kepemimpinan Islam) yang benar menurut syariat Islam bisa didapat tanpa adanya khilafah. Dan dua perkara ini adalah perkara yang berubah-ubah. Ini adalah pendapat yang salah. Imamah yang sah adalah khilafah yang sah itu sendiri. Kedua-duanya secara hukum tidaklah berubah-ubah. Ketika ada imam atau pemimpin Islam yang sah, maka dialah khalifah, baik dinamai khalifah maupun amir.
Pejabat Jabhah Nusrah lainnya, Al Gharib Al Muhajir Al Qahthani (Abu Mariya), salah satu komandan lapangan tertinggi. Ia menolak khilafah versi ISIS dan menyebutnya sebagai “imajiner.” Menurut Al Qahtani, ISIS sebelumnya telah gagal mendapatkan dukungan dari “banyak siswa ilmu (Islam) dan para pemimpin.” Dengan demikian, kelompok ini sekarang telah menjadi terobsesi dengan gagasan tentang Khilafah, berharap memperoleh legitimasi yang lebih kuat daripada ketika ia masih hanya berbentuk sebuah negara.
Kesalahan ini disebabkan tidak adanya pembedaan antara hakikat imamah menurut syariat dan tradisi. Seharusnya, khilafah dalam pemahaman syariat Islam dilihat dalam gambaran yang benar, sehingga kita meyakini hal itu dengan hukum yang benar pula. Karena hukum atas sesuatu itu merupakan cabang dari gambarannya. Kita juga harus membedakan khilafah dalam konteks hukum dan politik. Sebab, khilafah adakalanya ada secara hukum tetapi tidak ada secara politik.
ISIS telah menculik ribuan orang di Suriah, termasuk aktivis pemberontak dan oposisi, dan melakukan sidang harian, serta mengeksekusi pelaku di depan publik di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya. Mereka saat ini mengontrol Provinsi Raqqah di Suriah utara, sebagian kawasan yang kaya minyak di Provinsi Deir Az-Zur di selatan yang berbatasan dengan Irak, serta sebagian Aleppo di utara.
Saat berbicara tentang pentingnya mengembalikan khilafah, ini tidak berarti bahwa kita mengakui khilafah saat ini tidak ada secara hukum syariat. Akan tetapi, sebagaimana keyakinan agama kita bahwa kekuasaan itu ada sejak berdirinya pemerintahan Islam di Afghanistan yang dipegang Taliban. Namun khilafah yang belum ada adalah khilafah dalam konteks politik. Untuk menjelaskan perkara ini, saya katakan:
http://www.ansharulislam.com/berita/9kelompok-terbesar-di-suriah-menolak-khilafahbentukan-jamaah-daulah/
Hakikat khilafah dalam konteks syariat adalah: Pembaiatan kaum Muslimin kepada satu orang menjadi Imamah ‘udzma. Walaupun pada saat baiat ataupun setelahnya ia tidak memiliki kekuasaan terhadap negeri kaum muslimin. Adapun hakikat ‘khilafah dalam konteks politik menurut tradisi adalah tunduknya semua negeri Muslim kepada imam kaum muslimin dan memberikan kepercayaan untuk mendengar dan taat di bawah pemerintahannya.
12. Abul Mundzir Asy-Syanqithi: Deklarasi Khilafah dalam Timbangan Syariat Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi yang mulia, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya.
95
Laporan Khusus
SYAMINA
Aturan hukum Islam tidak terkait dengan konsep politik kekhalifahan, tetapi terpaut dengan konsep syariat dari khilafah. Maksudnya adalah bahwa gelar khalifah tidak diberikan kecuali kepada amir yang pertama kali dibaiat dengan baiat yang benar. Meskipun ia tidak mengakui dirinya sebagai khalifah, ia tetaplah seorang khalifah, karena baiat yang diberikan kepada dirinya adalah baiat khilafah menurut hakekat syariat.
Edisi XIII / Agustus 2014
memperluas daerah kekuasaannya tidaklah mempengaruhi keabsahan kepemimpinannya, karena memiliki kekuasaan bukanlah syarat di dalam imamah, dan juga karena imam itu meraih jabatannya dengan sebab baiat, bukan dengan sebab berkuasa. Maka dari itu jika kekhilafahan itu ditinjau dari segi syariat, maka tidak ada perbedaan antara Khalifah dari Turki Utsmani dengan KhalifahThaliban. Ketika kaum muslimin mampu bersatu di bawah satu pemimpin, mereka tidak diperbolehkan memisahkan diri dan membuat kepemimpinan yang berbeda. Bila mereka memisahkan diri, maka syariat tidak akan merestuinya. Dalam kondisi seperti ini, imam yang sah adalah penguasa yang pertama kali dibaiat, berdasarkan sabda Rasulullah n: “Penuhilah baiat kepada khalifah yang lebih dahulu…” Kepemimpinan setelah itu tidak dianggap, karena kaidah ushul berkata: Apa yang tidak ada menurut syariat maka ia seperti tidak ada pada realita. Jika kita menerapkan hal di atas pada kondisi kita sekarang ini, maka kami katakan:
Gambaran tentang konsep dan hakekat khilafah ini bukanlah bersumber dari pendapat saya, melainkan berasal dari penelitian terhadap dalildalil yang bersumber dari nash-nash syar’i, di mana nash-nash tersebut melarang adanya dualisme kepemimpinan dalam satu waktu. Gelar khalifah hanya diberikan kepada orang yang pertama kali dibaiat. Tidak masuk akal apabila ada kaum muslimin di salah satu negeri kaum muslimin memberikan baiat kepada seseorang agar menjadi imam yang sah dan menjadi orang yang berhak atas baiat dan imamah, lalu ada seseorang muncul dan mengklaim untuk dirinya sendiri dan berkata, “Pembaiatan kepadamu telah habis waktu, mulai sekarang engkau hanyalah seorang kepala negara saja, dan saya membaiat diri saya sendiri sebagai khalifah bagi kaum muslimin.”
Bila kaum muslimin bersatu pada hari ini di bawah satu amir itu tidak mungkin bisa dilakukan, maka diperbolehkan untuk mendirikan pemerintahan di wilayah asing-masing dengan cara yang paling memungkinkan. Maka tidak ada salahnya mendirikan imarah Islam di Somalia, Azwad, Libya, Jazirah, dan Irak jika ada halangan bersatu dalam satu amir.
Ungkapan seperti itu didasari oleh pembedaan antara imamah dan khilafah, bukan atas dasar syar’i. Ia berpegang pada hakikat tradisi dan keliru dalam hakikat syar’inya. Khilafah menangani urusan kaum muslimin. Setiap yang mengurus urusan kaum muslimin maka dia dalam konteks syar’i adalah khalifah.
Jika kaum Muslimin bersatu pada hari ini bisa di bawah satu amir itu, maka tidak boleh ada banyak pemimpin. Sebaliknya, wajib bagi seluruh kepemimpinan untuk tunduk kepada siapa yang pertama kali dibaiat dari amir-amir yang ada. Dalam hal ini pada hari ini yang berhak adalah amirul mukminin Mullah Umar hafidhahullah.
Sekarang, kita tinggal membahas siapa yang lebih utama disebut khalifah bila ada banyak penguasa. Tidak ada perbedaan dari sisi fikih antara pemimpin umum di suatu negeri kaum muslimin (jika tidak didahului dengan baiat), dan penyematan khalifah kaum muslimin. Maka setiap hak imam, adalah hak bagi keduanya dan demikian pula kewajibannya.
Pertanyaan selanjutnya adalah siapakah amirul mukminin? Dialah amir yang pertama kali dibaiat jamaah kaum muslimin dengan baiat syar’i, baik kita namakan khilafah muslimin atau pemimpin negeri. Tidak ada bedanya apakah ia mengakui dirinya memiliki hak khilafah atau tidak. Jabatannya sah karena pembaiatannya itu. Ia kita anggap sebagai khilafah dari sisi syar’i walaupun dari sisi politik belum ada. Ini berdasarkan kaidah fikih: Sesuatu ada secara syar’i itu sama dengan hal yang ada secara nyata. Makna dari kaidah tersebut adalah bahwa sesuatu yang oleh syariat dihukumi ada memiliki kekuatan
Perbedaan antara keduanya adalah: orang yang pertama tidak mampu memperluas daerah kekuasaannya hingga mencakup sebagian besar negeri-negeri kaum muslimin atau seluruhnya, sedangkan orang yang kedua mampu untuk melakukannya. Dan ketidakmampuannya untuk
96
Laporan Khusus
SYAMINA
hukum yang mesti diperhitungkan, dan seakan dia ada wujudnya meski pada kenyataannya tidak di dapati. Karena standar ada dan tidaknya sesuatu dalam perkara syar’i adalah syariat itu sendiri bukan sekedar hal yang tampak. Maka segala sesuatu yang dihukumi ada oleh syariat harus dianggap ada meskipun pada kenyataan lahirnya tidak tampak.
Edisi XIII / Agustus 2014
shalatnya yang sendiri itu berada pada kedudukan secara berjamaah dalam timbangan syar’i. Sesuatu yang ada secara syar’i maka itu ada secara realita juga ada. Seorang wanita jika ditalak oleh suaminya dan diharamkan atasnya, lalu ia (suami) mengingkari talaknya, maka seorang hakim menghukumi talaknya itu ada walaupun tidak adanya saksi. Ia haram menggaulinya .
Beberapa dalil yang menguatkan kaidah ini adalah: 1. Diriwayatkan dari Ashim bin Umar bin Khathab, dari ayahnya, ia berkata, Rasulullah n bersabda, “Jika malam telah tiba dari sini, dan siang pun telah berlalu dari sini, maka orang yang berpuasa dapat berbuka.” (HR Bukhari).
Kalau begitu, maka khilafah, hak-haknya, dan apa saja yang menjadi ketentuan dari hukumhukumnya ditetapkan berdasarkan baiat. Dan khilafah wujud karena wujudnya baiat syar’i yang pertama kali kepada imam yang sah, dan dia adalah amirul mukminin Mullah Umar hafidhahullah.
Sebagaimana yang diketahui, bahwa orang yang berpuasa tidak dikatakan berbuka kecuali ia mengerjakan sesuatu yang merupakan pembatal puasa, dan jika ia tetap tidak mengerjakan sesuatu yang merupakan pembatal puasa padahal saat itu adalah waktunya berbuka puasa, maka puasanya pada waktu tersebut adalah tidak sah. Sebagian ahli ilmu ada yang menakwilkan makna lain dari hadits ini.
Adapun pengumuman tentang khilafah, maka hal itu adalah langkah-langkah politik yang tidak mengubah sesuatu dari hukum-hukum fikih. Karena hukum-hukum terkait dengan baiat, bukan pada pengumuman. Maka penerapan hukum-hukum khilafah berdasarkan adanya baiat walaupun tidak ada pengumuman. Misalnya dalam nikah. Hukum-hukumnya berlakukarena adanya akad dan syarat-syaratnya. Baik itu ada pengumuman nikah ataupun tidak. Walaupun pengumuman atas nikah itu memang disyariatkan. Kemudian dengan pengumuman tentang khilafah ini jika diakhirkan dari baiat, maka hal itu terkadang sesuai dengan hukum-hukum fikih, dan kadangkala tidak. Hal itu sesuai dengan hukum fikih jika yang mengumumkan khilafahnya itu adalah satu amir yang dibaiat oleh kaum muslimin. Atau yang pertama kali dibaiat dari amir-amir yang ada. Hal itu menjadi tidak sesuai dengan hukum fikih jika yang mengumumkan khilafah bukan amir pertama yang dibaiat. Maka tidak boleh mengumumkan khilafah kecuali yang pertama kali dibaiat oleh kaum muslimin berdasarkan sabda Nabi n: Penuhilah baiat yang pertama. (HR. Muslim). Dengan demikian, siapa yang dibaiat setelah itu, tidak boleh mengumumkan khilafah karena khalifah sebelumnya masih ada. Hal ini Ini seperti halnya orang yang ingin menikahi seorang wanita yang sudah dinikahi orang lain.
2. Diriwayatkan dari Ummu Salamah ra, Rasulullah n telah bersabda, “Saya hanyalah manusia biasa, dan kalian sering kali mengadukan sengketa kepadaku, bisa jadi sebagian di antara kalian lebih pandai berkata-kata daripada lainnya sehingga aku putuskan seperti yang kudengar. Maka barang siapa yang kuputuskan menang dengan menganiaya hak saudaranya, janganlah ia mengambilnya, sebab sama artinya aku ambilkan sundutan api baginya”. (HR. Bukhari No.6634). Hadits ini menunjukkan bahwa hukum syar’i tidak dianggap hilang karena tidak adanya bukti yang ada di peradilan. Dan dalam haditsini ada penetapan bukti yang dterima syariat meski pada realitanya tidak ada. Penerapan kaedah-kaedah ini yaitu: Imam rawatib jika shalat sendirian, maka ia seperti shalat berjamaah. Karena masjid di situ dimaksudkan untuk melaksanakan shalat berjamaah. Jika masjid lain tidak tersedia, maka tetap seperti berjamaah dan mendapatkan keutamaan jamaah. Dan jamaah tidak kembali setelahnya di dalam masjid “menurut perkataan Malikiyah” karena
Sesungguhnya amir syar’i yang pertama kali dibaiat setelah jatuhnya khilafah islamiyah dengan
97
Laporan Khusus
SYAMINA
baiat syar’i yang benar berdasarkan kitab dan sunnah adalah amirul mukminin Mullah Umar.
Edisi XIII / Agustus 2014
Dan sekarang kita berada di antara dua kemungkinan sebagaimana yang telah saya katakan sebelumnya:
Ini adalah baiat syar’i yang benar yang tidak didahului yang lainnya. Maka hukum-hukum khilafah telah tetap dengannya walaupun tidak mengumumkan khilafah. Karena khilafah terkait dengan baiat. Dan baiat yang diambil oleh Amirul Mukminin Mullah Umar masih sah dan berlaku. Ia tidak bisa dicela walaupun orang-orang kafir masih menguasai sebagian besar bumi Afghanistan, karena kekuasaan (tamkin) bukanlah syarat untuk mewujudkan baiat, dan ketiadaannya tidak menjadi penghalang akan eksisnya baiat tersebut. Maka dari itu seluruh keimarahan yang muncul setelah keimarahan Thaliban memiliki keharusan untuk berafiliasi kepadanya berdasarkan sabda Nabi n, “Penuhilah baiat yang pertama, dan yang pertama saja” (HR Muslim). Dan barangsiapa yang mengklaim baiat syar’i ini untuk dirinya, maka ia telah menentang pemilik baiatsyari ini. Benar, jika kaum muslimin bersama seluruh penguasa bermusyawarah dengan amirul mukminin Mulla Umar dan beliau rela jika urusan ini diambil alih oleh orang lain selain dirinya, maka itu tidak menjadi masalah.
Yang pertama adalah kita mengatakan bahwa multi-imamah itu adalah sah karena ada udzur berupa ketidakmampuan untuk bersatu, sehingga dibolehkan kepada setiap penduduk di setiap negeri untuk membaiat pemimpin yang memiliki kekuasaan yang luas atau orang yang paling mendekati hal itu, dan tidak diperbolehkan kepada kita untuk menyalahkan orang yang tidak membaiat pemimpin tersebut. Yang kedua adalah apabila kita mengatakan bahwa kaum muslimin mampu untuk bersatu, maka multi-imamah menjadi batal dan kita wajib untuk membaiat pemimpin yang pertama kali dibaiat, yaitu Amirul Mukminin Mulla Umar. Mungkin ada sebagian orang yang akan menentang beliau karena beliau tidak memenuhi syarat Quraisyi, maka kami katakan: Sesungguhnya syarat Quraisyi kaitannya dengan Thaliban maka diberi kelonggaran karena dari Thaliban telah lahir Imarah Islam, kemudian kaum muslimin membaiat orang yang paling ideal dan paling memenuhi syarat sebagai seorang amir dan telah ada baiat yang sah atas hal ini.
Jika ada orang yang merebut jabatan ini tanpa melakukan musyawarah dengan beliau, maka ia telah bersegketa dalam urusan ini. Pendapat yang mengatakan akan keabsahan keimarahan yang lebih dari satu karena kondisi yang darurat tetap tidak akan boleh merampas hak dari sang amir yang dibaiat pertama kali, dan apabila kondisi darurat yang menjadikan multi-imarah tersebut dibolehkan telah hilang, maka hak keimarahan harus dikembalikan kepada orang yang pertama kali dibaiat dan tidak boleh ada yang menyelisihinya.
Ada juga sebagian orang dari kaum muslimin yang mengatakan bahwa ada beberapa kesalahan syariat yang dilakukan oleh para ikhwah di Daulah Islamiyah ketika mereka mendeklarasikan khilafah, di antaranya adalah: zz Pengumuman khilafahnya Syaikh Abu Bakar AlBaghdadi dilakukan setelah Mullah Umar dibaiat. Jika Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi pada asalnya berbaiat kepada Syaikh AzZawahiri, maka tidak halal memutusnya dengan mengklaim dirinya sebagai khilafah walaupun pada dirinya belum ada baiat di pundaknya maka baiat Mullah Umar lebih dahulu. Tidak ada pilihan bagi Syaikh AlBaghdadi kecuali menjadi bagian dari Mullah Umar.
Perkataan kami tentang keabsahan baiat para penguasa dengan baiat yang independen di Irakq, Libya dan di tempat lainnya dari negeri-negeri kaum muslimin, itu dibangun di atas keabsahan multiimarah dengan sebab kaum muslimin tidak mampu bersatu di bawah kepemimpinan satu penguasa.
zz Tujuan khilafah adalah menyatukan kaum muslimin dan menghindari perselisihan. Khalifah haruslah memperhatikan apa saja yang dapat digunakan untuk meraih tujuan tersebut ketika ia mengumumkan kekhilafahan. Akan tetapi pilihan yang dibuat oleh Syaikh Abu Bakar
Namun apabila udzur tersebut telah hilang, dan kaum muslimin sudah mampu bersatu, maka hukumnya kembali menjadi seperti semula, yaitu “tidak boleh ada multi-imamah” dan jika kita telah kembali ke hukum asalnya, maka kita harus kembali memegang baiat yang pertama.
98
Laporan Khusus
SYAMINA
Al-Baghdadi ini justru datang pada saat terjadi kekacauan besar di dalam barisan mujahidin, dan tanpa melalui proses musyawarah sebagaimana yang telah Allah perintahkan kepada dua pihak yang saling berselisih untuk merujuk kepadanya, musyawarah ini tidak ditempuh padahal ada kemungkinan perselisihan tersebut dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka yang tampak dari deklarasi ini justru ada kesan bahwa ia dilakukan dengan tujuan menyingkirkan jamaah tertentu dan untuk meredam kekuatan jamaah yang berselisih dengan Daulah, dan ini akan menambah dalam perselisihan yang tengah terjadi. Dan lagi, para ikhwah yang ada di Daulah Islamiyah memilih beberapa orang untuk menjadi mediator perdamaian, jika saja mereka memilih beberapa orang dari luar jamaah mereka, maka itu akan lebih memudahkan untuk tercapainya kesepakatan.
Edisi XIII / Agustus 2014
Wahai kaum muslimin… Sesungguhnya baiat bagian dari agama yang menjadi bagian dari ibadah kita kepada Allah. Ia adalah ikatan serta perjanjian yang kuat. Akan tetapi sebagian kaum muslimin pada hari ini mempermainkannya. Engkau akan menyaksikan seseorang terhadap sebuah jamaah, jika jamaah tersebut tidak membuatnya kagum maka ia akan pindah ke jamaah lain, apabila jamaah tersebut tetap tidak bisa membuatnya kagum, maka ia akan pindah ke jamaah ketiga. Seperti inilah yang terus terjadi, baiat dan mengingkari baiat dilakukan dengan silih berganti. Hingga pada akhirnya baiat tidak lagi ditempatkan pada tempatnya, baiat tidak lagi menjadi peredam bagi diri manusia dan pencegah bagi terjadinya perselisihan atau pembangkangan terhadap para pemimpin. Hendaklah kalian bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, meneguhkan hati kalian dalam berbaiat dan janganlah kalian bermain-main dengan agama kalian.
zz Manakala Daulah Islamiyah mendeklarasikan khilafah, saya berpikir: seakan-akan di negerinegeri kaum muslimin tidak ada imarah lain yang sah. Mereka tidak bermusyawarah dengan Imarah Thaliban dan tidak bekerjasama dengannya, mengapa ini terjadi? Apakah Daulah tidak menganggapnya sebagai imarah yang sah? Lalu katakanlah jika mereka menganggapnya sebagai imarah yang sah, dengan dalih syariat apa mereka menyingkirkan keabsahannya dan mengatakan kepada para pengikutnya, “Bai’atlah saya”? Jika tujuannya adalah mempersatukan kaum muslimin di dalam satu wadah politik, maka mengapa Daulah tidak membubarkan diri dan menggabungkan dirinya dengan Thaliban dalam satu frame yaitu Khilafah Islamiyah? Instrumen fikih manakah yang memperbolehkan Daulah Islamiyah membubarkan seluruh imarah yang telah ada sebelum Daulah?
Terakhir saya katakan: Ini bukanlah pendirian politik kami, namun ia adalah penjelasan hukum syar’i. Dan kami tidak mendukung siapapun jika itu dapat mengorbankan syariat Allah k. Kami mengucapkan apa yang kami ketahui dan kami yakini. Jika itu adalah benar, maka itu adalah taufik dari Allah ‘AzzawaJalla. Sedangkan jika itu salah, maka itu dari diri saya sendiri dan dari setan, dan Allah serta Rasul-Nya berlepas diri darinya. Wallahua’lam. Segala puji bagi Allah Rabb sekalian Alam.. Abul Mundzir Asy-Syinqithi 15/07/20148
13. Tanggapan Selain dari Kalangan Jihadis Tanggapan Amir Hizbut Tahrir Terhadap Proklamasi Tegaknya al-Khilafah oleh ISIS
zz Para ikhwah di Daulah Islamiyah telah melakukan kesalahan dengan mengajak kepada semua orang untuk membatalkan baiat kepada para pemimpin yang telah dibaiat sebelum mereka dan memprovokasi para mujahidin untuk tidak menaati para komandan mereka. Ajakan ini bisa saja menimbulkan fitnah jika sebagian orang mengikuti mereka dan sebagian lagi menentang mereka.
بسم اهلل الرمحن الرحيم Silsilah Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah, Amir Hizbut Tahrir atas pertanyaan di akun Facebook (https://www. facebook.com/Ata.abualrashtah)
8
99
http://tawhed.ws/dl?i=28071401 (diakses pada 16 Agustus 2014)
SYAMINA
Laporan Khusus
Proklamasi Tegaknya Khilafah oleh ISIS Kepada semua saudara yang mengirimkan permintaan penjelasan tentang proklamasi tegaknya al-Khilafah oleh ISIS… dan mohon maaf tidak dituliskan nama-nama Anda karena sangat banyak… Assalamu barakatuhu.
‘alaikum
wa
rahmatullah
wa
Kami telah kirimkan sebelumnya jawaban pada waktu itu dan saya ingin ulangi kepada Anda: Saudara-saudara yang dimuliakan, 1. Sesungguhnya tanzhim (organisasi) apapun yang ingin memproklamirkan al-Khilafah di suatu tempat, yang wajib baginya adalah mengikuti thariqah Rasulullah Saw dalam hal itu. Di antaranya adalah, organisasi itu memiliki kekuasaan yang menonjol di tempat tersebut, yang menjaga keamanannya di dalam dan di luar negeri. Harus ada pilar-pilar negara di daerah yang di situ diproklamirkan al-Khilafah… Itulah yang dahulu ada pada Rasulullah Saw ketika beliau mendirikan Daulah Islamiyah di al-Madinah al-Munawarah: Kekuasaan di sana adalah milik Rasul Saw, keamanan dalam negeri dan luar negerinya dijamin dengan keamanan (kekuasaan) Islam, dan negara itu memiliki pilar-pilar negara di wilayah tersebut. 2. Sementara itu, organisasi yang memproklamirkan al-Khilafah tersebut, tidak memiliki kekuasaan atas Suriah dan tidak pula atas Irak. Organisasi itu juga tidak merealisasi keamanan dan rasa aman di dalam negeri dan tidak pula di luar negeri, hingga orang yang dibaiat sebagai khalifah saja tidak bisa muncul di sana secara terbuka, akan tetapi keadaannya tetap tersembunyi seperti keadaannya sebelum proklamasi daulah! Ini menyalahi apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Rasulullah Saw, sebelum daulah tegak, boleh saja bersembunyi di goa Tsur. Akan tetapi setelah berdiri daulah, beliau Saw memelihara urusan-urusan masyarakat, memimpin pasukan, memutuskan perkara di antara orangorang yang bersengketa, mengirim para utusan, dan menerima para utusan secara terbuka tanpa sembunyi. Jadi, sebelum berdiri daulah berbeda dengan sesudahnya… Begitulah, proklamasi organisasi itu atas al-Khilafah adalah ucapan sia-sia (laghwun) tanpa isi. Itu sama saja dengan
100
Edisi XIII / Agustus 2014
yang sebelumnya dalam hal proklamasi alKhilafah, tanpa realita riil di lapangan dan tidak memiliki pilar-pilar. Semua itu hanya untuk memuaskan apa yang ada di dalam diri mereka. Yang ini memproklamirkan diri sebagai khalifah. Yang itu memproklamirkan diri sebagai alMahdi… dan sebagainya, tanpa pilar-pilar, tanpa kekuasaan dan tanpa menguasai keamanan dan rasan aman…! 3. Sesungguhnya al-Khilafah adalah negara yang punya bobot. Syariah telah menjelaskan thariqah pendiriannya dan tata cara menggali hukumhukumnya tentang pemerintahan, politik, ekonomi, hubungan-hubungan internasional… Bukan hanya proklamasi nama tanpa isi, yang dilontarkan di situs-situs elektronik atau media massa-media massa audio visual. Proklamasi al-Khilafah merupakan kejadian agung yang mengguncang dunia. Akarnya menancap dalam di bumi. Kekuasaannya menjaga keamanan dalam dan luar negeri atas wilayah tersebut, menerapkan Islam di dalam negeri dan mengembannya ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad… 4. Proklamasi yang terjadi adalah ucapan yang sia-sia (laghwun), tidak memajukan dan tidak memundurkan dalam hal realita organisasi ISIS. ISIS adalah gerakan bersenjata, baik sebelum proklamasi dan setelah proklamasi. Posisinya seperti gerakan-gerakan bersenjata lainnya yang saling memerangi satu sama lain dan juga berperang melawan rezim, tanpa satu pun dari faksi-faksi itu bisa meluaskan kekuasaan atas Suria atau Irak atau keduanya. Seandainya ada faksi dari faksi-faksi itu, termasuk ISIS, yang mampu meluaskan kekuasaannya atas wilayah yang memiliki pilar-pilar negara dan memproklamasikan al-Khilafah serta menerapkan Islam, niscaya layak untuk dibahas guna dilihat jika al-Khilafah yang didirikannya sesuai hukum-hukum syariah, sehingga pada saat itu diikuti. Hal itu karena penegakan al-Khilafah merupakan kewajiban atas kaum Muslimin dan bukan fardhu atas Hizbut Tahrir saja. Maka siapa saja yang berhasil menegakkannya dengan benar, ia diikuti… Fakta yang terjadi saat ini tidak lah seperti itu. Semua faksi bersenjata (milisi), di antaranya ISIS, tidak memiliki pilar-pilar negara,
Laporan Khusus
SYAMINA
tidak memiliki kekuasaan atas wilayah, dan tidak menguasai keamanan dan rasa aman. Karena itu, proklamasi ISIS atas tegaknya al-Khilafah adalah ucapan sia-sia (laghwun), tidak layak diperhatikan untuk dibahas pada realitanya sebab sudah tampak jelas… 5. Yang layak untuk diperhatikan dan dikaji adalah kekhawatiran adanya dampak negatif atas proklamasi ini, terkait ide al-Khilafah pada orang-orang yang berpikiran dangkal. Sehingga ide al-Khilafah pada diri mereka jatuh dari posisi sentralnya yang agung dan urgensitasnya bagi kaum Muslimin. Jatuh pada pemikiran yang rapuh, yang sekadar menjadi penyaluran perasaan-perasaan gelisah pada sebagian person. Maka salah seorang dari mereka berdiri di lapangan atau di medan atau di kampung, lalu memproklamirkan diri bahwa dia adalah khalifah, kemudian dia mengundurkan diri dan menyangka telah berbuat sebaik-baiknya! Maka al-Khilafah akan kehilangan urgensitas dan keagungannya pada hati orang-orang yang berpikiran dangkal dan menjadi tidak lebih dari nama bagus yang dijadikan sebutan bagi orang yang menginginkan tetapi tanpa isi… Inilah yang layak diperhatikan, khususnya saat di mana al-Khilafah telah makin dekat, lebih dekat dari sebelum-sebelumnya, dan kaum Muslimin telah menunggu pendiriannya dengan tidak sabar. Mereka melihat Hizbut Tahrir meniti jalan dalam urusannya, dengan berpegang teguh kepada thariqah Rasulullah Saw tentang tata cara pendirian al-Khilafah di al-Madinah al-Munawarah… Kemudian mereka melihat adanya interaksi dinamis dan ekspresif yang berpengaruh antara Hizbut Tahrir dengan umat yang mengasuhnya. Dari interaksi ini kaum Muslimin paham makna ukhuwah Islam. Mereka mencari kabar gembira akan kesuksesan Hizb dalam menegakkan alKhilafah dan baiknya ri’ayah asy-syu’un dan menjadi benar-benar Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian… Pada saat yang demikian, justru datang proklamasi ini. Maka proklamasi itu mendatangkan potret kabur, jika bukan malah palsu, tentang realita al-Khilafah di benak orang-orang yang berpikiran dangkal di antara masyarakat…
101
Edisi XIII / Agustus 2014
6. Semua itu memunculkan tanda tanya, bahkan banyak tanda tanya… seputar timing proklamasi ini tanpa kekuasaan yang nyata dan stabil bagi pemilik proklamasi; yaitu kekuasaan yang menjaga keamanan negara ini di dalam dan luar negeri. Begitulah yang terjadi di Facebook atau media massa… Timing ini mencurigakan, khususnya bahwa gerakan-gerakan bersenjata yang tegak bukan atas asas takatuliyun fikriyun (kelompok yang bersifat intelektual), membuat infiltrasi menjadi mudah. Masuknya orangorang jahat dari Timur dan Barat di barisannya adalah mudah. Sudah diketahui bersama bahwa Barat dan Timur terus melakukan tipu daya terhadap Islam dan al-Khilafah. Kepentingan mereka adalah memalsukan potretnya. Jika mereka tidak bisa memadamkan namanya, maka mereka sangat mementingkan agar al-Khilafah tidak lain hanyalah nama yang digunakan oleh orang yang menginginkan tanpa isi sama sekali. Sehingga kejadian agung yang menampar kaum kafir menjadi sekadar nama yang dijadikan ejekan oleh musuh-musuh itu siang malam…! 7. Atas semua yang diperbuat musuh-musuh jahat itu, kita tegaskan kepada musuh-musuh Islam dari Timur dan Barat, antek-antek dan para pengikutnya, serta orang-orang bodoh mereka, bahwa al-Khilafah yang telah memimpin dunia berabad-abad adalah sudah diketahui dan tidak majhul, kuat menghadapi distorsi bagaimanapun tipu daya dan konspirasi dilakukan.
ُ ََْ َ ُُ ََْ ُ َّالل َو ه ُ َّك ُر ه ُ ْالل َخ ر َ ي ال ْ َماكِر ﴿ويمكرون ويم ﴾ين ِ “Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaikbaik Pembalas tipu daya.” (QS al-Anfal: 30)
Allah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa telah mendatangkan untuk khilafah satu partai yang menghimpun orang-orang, yang perdagangan dan jual beli tidak melalaikan mereka dari mengingat Allah. Mereka melingkupi khilafah dengan pikiran, pendengaran, dan penglihatannya. Mereka telah menyiapkan segala persiapan yang dibutuhkan untuk khilafah. Mereka istinbath hukum-hukum dan konstitusinya, serta struktur pemerintahan dan administrasinya. Mereka berjalan dalam
SYAMINA
Laporan Khusus
upaya menegakkannya dengan meneladani sirah Rasulullah Saw tanpa menyimpang sehelai rambut pun… Mereka, dengan izin Allah, merupakan pagar yang menghalangi kekaburan tentang khilafah. Mereka layaknya batu cadas, yang dengan pertolongan Allah, dapat menghancurkan konspirasi-konspirasi kaum kafir, antek-antek, dan para pengikutnya. Mereka adalah para politisi yang memiliki kesadaran, yang dengan kekuatan Allah, dapat membalikkan segala tipu daya musuh-musuh Islam dan kaum Muslimin menjadi kebinasaan bagi musuh-musuh itu.
Edisi XIII / Agustus 2014
al-Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian.
َُّ ذ ْ َ﴿ف ُ ِاس َتبْ ر ﴾ِشوا بِبَيْ ِعك ُم الِي بَ َاي ْع ُت ْم بِه
“Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu…” (QS alt-Tawbah (9): 111)
ْ َ ََّ اَ حَ ُ ْ َ ْ ُ َّ ّ ُ ا ﴾ِ﴿ول يِيق المكر السيِئ إِل بِأهلِه
“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.” (Al-Fathir: 43) Saudara-saudara yang dimuliakan,
Sesungguhnya perkara al-Khilafah al-Islamiyah amatlah agung dan posisinya sungguh sangat signifikan. Berdirinya tidak akan sekadar berita yang menjadi bahan ejekan media massa menyesatkan. Akan tetapi dengan izin Allah, berdirinya Khilafah akan menjadi ‘gempa’ menggema, yang membalikkan neraca internasional dan mengubah wajah dan arah sejarah… Sesungguhnya Khilafah akan kembali berupa Khilafah Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian, sebagaimana yang disampaikan kabar gembiranya oleh Rasul n. Maka orang-orang yang menegakkannya, mereka seperti orang-orang yang menegakkan Khilafah Rasyidah pertama, orangorang yang bertakwa lagi bersih, mencintai umat dan umat mencintai mereka, mereka mendoakan umat dan umat pun mendoakan mereka. Umat merasakan kebahagiaan bertemu dengan mereka dan mereka merasakan kebahagiaan bertemu dengan umat; bukannya keberadaan mereka di tengah umat justru dibenci… Begitulah, mereka adalah ashhâbul khilâfah mendatang yang mengikuti manhaj kenabian. Allah akan memberikannya kepada orang yang memang layak untuknya. Dan sungguh kita memohon kepada Allah agar kita termasuk orangorang yang layak itu dan termasuk orang-orang yang mengaturnya. Kita memohon kepada Allah k agar memberi karunia kepada kita dengan tegaknya
Janganlah Anda berputus asa dari rahmat Allah, sehingga Allah tidak menyia-nyiakan untuk Anda wahai saudara-saudara yang dimuliakan, kelelahan yang telah Anda persembahkan. Allah tidak menolak permohonan yang Anda pinta dari-Nya, Allah tidak menggagalkan harapan yang Anda ajukan kepadaNya. Maka tolonglah kita dengan meningkatkan kesungguhan dan pemberian. Perlihatkan kepada Allah dari diri Anda kebaikan, niscaya Allah menambah kebaikan untuk Anda. Jangan sampai ucapan main-main bisa memalingkan Anda dari perjuangan Anda yang penuh kesungguhan lagi jujur. Wassalamu barakatuh.
wa
rahmatullah
wa
3 Ramadhan 1435 H/1 Juli 2014 M Selesai jawaban yang telah saya kirimkan sebelumnya.9 Saya berharap jawaban ini mencukupi. Semoga Allah memberikan taufik kepada Anda dan menolong Anda. Dan semoga Allah memberi menunjuki kami dan Anda kepada perkara yang paling lurus. Saudaramu, Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah 04 Ramadhan 1435 H/02 Juli 2014 M
14. Tanggapan Mujahidin Emirat Islam Kaukasus Pada Ahad yang lalu (29/7), Daulah Islam Irak dan Syam mengumumkan melalui juru bicara resminya Abu Muhammad Al Adnani, dalam sebuah rekaman suara yang diberi judul, “Pendirian Khilafah Islamiyah”, dan pemberian baiat kepada pemimpinnya, Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai
9
102
‘alaikum
http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/ entry_37540
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
Imam dan khalifah bagi kaum muslimin di manapun mereka berada.
menyimak pandangan dari Ahlul Halli wal Aqdi, karena Allah berfirman:
Deklarasi ini tidaklah dibuat secara kebetulan, akan tetapi ia ada setelah Jamaah Daulah berhasil meraih kemenangan di Iraq. Tidak ada orang mukmin yang tidak gembira dengan kemenangan kaum muslimin, dan kami para mujahidin wilayah Dagestan yang berafiliasi kepada Imarah Islam Kaukasus adalah salah satu pihak yang turut bergembira dengan kemenangan yang diraih oleh para mujahidin Iraq.
“…Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (An Nahl: 43)
Jika para ulama umat ini telah mengumumkan bahwa khalifah sudah terpilih, dan setiap orang wajib menaatinya, maka kami akan menjadi yang pertama berbaiat dan menaatinya, serta paling pertama yang bergabung dengan Daulah Islamiyah. Dan inilah yang selalu diusahakan oleh seluruh saudara-saudara di Imarah Kaukasus, baik para mujahidinnya maupun umara’nya, sebagai bentuk realisasi dari hadits Nabi Muhammad n berikut: “Orang-Orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)” (HR. Muslim 4685)
Dari awal, sikap kami memang seperti ini, para mujahidin bumi Syam yang berbaiat kepada amir kami Syaikh Ali Abu Muhammad Ad Dagestani tidaklah bergabung dengan pihak manapun yang berseteru, mereka memilih untuk berdiri di tepian, agar mereka terhindar dari menumpahkan darah yang terlarang. Dan kami menyarankan kepada para ulama agar tidak menunda-nunda untuk mengeluarkan penjelasan, karena menunda-nunda pada waktu yang mendesak tidaklah diperbolehkan. Dewan Penerangan Emirat Islam Kaukasus di Wilayah Dagestan
15. Tanggapan “Tidak Langsung” Al-Qaidah Bagaimana tanggapan Al-Qaidah sebagai bekas “induk organisasi “ dari the Islamic State (IS)? Menurut analisis dari sejumlah pengamat Barat, di antaranya yang ditulis di the Long War Journal, AlQaidah telah memberi tanggapan “tidak langsung” melalui beberapa rilis ulang. Di antaranya adalah buletin An-Nafir yang dipublikasikan oleh Global Islamic Media Front (GIMF), salah satu unit dari AsSahab Media Foundation, yang merupakan divisi media dari Al-Qaidah.
Tentu saja berita tentang deklarasi khilafah dan terpilihnya seorang khalifah adalah berita utama yang sangat menarik bagi kaum muslimin di seluruh penjuru dunia, namun urusan ini menjadi membingungkan, mereka lupa dengan firman Allah k:
Pernyataan itu diterbitkan dalam Buletin AnNafir yang terbit pada bulan Rajab 1435 H dengan
“…kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (An-Nisa’: 59)
ّ
judul, “ ”يا أمـة انلرص إنفـري وجاـهدي و إستبرشيatau“Wahai umat yang menang, berangkatlah dan berjihadlah, lalu berikanlah kabar gembira”.
Dan kami pada saat ini tengah menunggu pandangan dari para ulama umat ini yang rabbani dan memiliki hubungan langsung dengan jihad, agar kami dapat menentukan sikap kami terhadap deklarasi ISIS dan pendirian khilafah. Dalam menentukan sikap kami terhadap Deklarasi khilafah dan pembaiatan Al-Baghdadi sebagai Khalifatul muslimin, kami perlu untuk
103
Dalam selebaran tertulis tersebut, Al-Qaidah dan jajarannya menegaskan loyalitasnya kepada Mulla Umar sebagai pemimpin mereka, juga pemimpin seluruh anggota cabang Al-Qaidah di seluruh dunia. Berikut ini bunyi teks lengkapnya:
Dengan Nama Allah dan segala puji bagi-Nya. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah juga untuk keluarga dan sahabatnya serta yang mengikuti mereka.
Laporan Khusus
SYAMINA
Wahai umat yang menang, berangkatlah dan berjihadlah lalu berikanlah kabar gembira.
Edisi XIII / Agustus 2014
Sesungguhnya pemerintahan boneka yang disebar-luaskan oleh para penjajah di negeri-negeri kita, dan kelompok-kelompok murtad antek-antek mereka yang memerangi Islam dan kaum muslimin, kami tidak akan pernah tinggal diam –dengan kekuatan dan pertolongan Allah – dari menghadang mereka dan mengobarkan semangat jihad melawan mereka semua.
Wahai umat kami yang berharga, ini adalah buletin An-Nafir (Seruan berjihad) yang di pegang teguh mujahidin kalian di setiap tempat. Edisi perdana ini dimulai dengan memperbaharui baiat kami kepada Amirul mukminin Al-Mulla Muhammad Umar Al-Mujahid–semoga Allah menjaga beliau-, dan kami menegaskan bahwa Jamaah Qa’idat ul-Jihad dan seluruh cabangnya di setiap tempat adalah tentara dari tentara-tentara beliau, yang beramal di bawah panjinya yang mendapatkan kemenangan melalui pertolongan Allah dan taufikNya semata, untuk meninggikan kalimat Allah, hingga Syari’at Allah berlaku sebagai hukum yang berkuasa bukan yang dikuasai, hukum yang memberi perintah bukan yang diperintah, dan juga agar setiap jengkal negeri kaum muslimin dibebaskan dan panji kemenangan serta panji-panji jihad berkibar tinggi di atas langit Grozny, Kashghar, Bukhara, Samarkand, Kabul, Manila, Jakarta, Baghdad, Damaskus, Makkah, Madinah, Sana’a, Mogadishu, Kairo, Algiers,serta Ceuta dan Melilla. Dan hingga kemenangan Islam terulang kembali sampai terbebaskannya Al-Andalus yang terampas dan Al-Aqsha yang dicuri, agar dikembalikan bersama seluruh negeri Islam lainnya yang telah dirampas kepada Daulah Khilafah yang akan segera datang dengan izin Allah.
Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Kaukasus yang telah menghadang invasi Rusia sejak 4,5 abad yang lalu. Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Turkistan Timur yang mempertahankan agama mereka, kehormatan mereka dan kemulian mereka. Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Indonesia yang telah mengorbankan darahnya dengan murah demi membela agama Islam. Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Iraq yang menghadang rezim Safawi yang didukung oleh Amerika sang penumpah darah ahlus Sunnah. Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Syam ribath dan jihad, yang akan maju menyerang sampai ke Damaskus dan dari sana mereka akan bergerak ke tempat isra’ Nabi shalallahu alaihi wa salam. Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Palestina yang sabar dan di Gaza yang teguh, yang tidak pernah berhenti untuk menimpakan tikaman kepada para penjajah Zionis, walau mereka harus menghadapi pembunuhan, penangkapan dan siksaan dalam dakwah untuk penegakan Syari’at yang tidak pernah padam.
Buletin An-Nafir memulai edisi perdananya dengan sebuah risalah kepada kaum muslimin yang tertindas di setiap penjuru bumi dan negeri, bahwa kami bersama kalian dan kami tidak akan melupakan kalian, dan sesungguhnya darah kalian adalah darah kami juga, luka kalian adalah luka kami juga, dan para syuhada kalian, orang-orang yang terluka di antara kalian, anak-anak yatim kalian, janda-janda kalian, mereka adalah anak-anak kami, saudara laki-laki kami, saudari perempuan kami, maka darah dibalas dengan darah dan penghancuran dibalas dengan penghancuran.
Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Mesir, kinanah Allah di bumi-Nya, yang melancarkan jihad melawan kekuatan sekuler militer yang keji serta persekongkolan Amerika dan Zionis, demi menjadikan kalimat Allah yang tertinggi di Mesir dan agar membebaskan Mesir kemudian mengembalikannya sebagai basis bagi Islam serta untuk kemenangan dan pembebasan Baitul Maqdis.
Sesungguhnya kejahatan (terhadap Muslim) yang terjadi di Afrika Tengah, Nigeria, Mali, Sahel, Burma, Gujarat, Ahmadabad, Kashmir, Philipina, Kaukasus, Turkistan Timur dan di setiap negeri yang terjajah dan ditindas serta di negeri-negeri Islam lainnya, tidak akan pernah dibiarkan begitu saja tanpa ada harga yang setimpal dengan izin Allah Ta’ala.
Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Afrika Timur yang tengah menerjuni pertempuran yang paling dasyat sebagai bentuk pembelaan mereka terhadap umat Islam di negeri tanduk Afrika, yang mana invasi salibis satu persatu hancur lebur menghadapi keteguhan mereka.
104
Laporan Khusus
SYAMINA
Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Jazirah Arab, tempat turunnya wahyu, Yaman iman dan hikmah, yang mana bombardir Amerika dan para rezim pengkhianat tidak menambah bagi mereka kecuali ketegaran, keteguhan, penyebaran dan kemenangan dengan pertolongan Allah dan bantuan-Nya. semoga Allah menjayakan kabilahkabilah yang perkasa yang telah berjuang bersama putra-putranya melawan rezim Amerika dan sekutunya.
Edisi XIII / Agustus 2014
Dan akhir seruan kami adalah segala puji hanya milik Allah Rabb sekalian alam. Shalawat dan salam semoga di limpahkan pada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya.
16. Dr. Hani As-Siba’i Meminta Dr. Aiman AzhZhawahiri Menanggapi Deklarasi Khilafah Syaikh Dr. Hani As Sibai, seorang ulama’ yang sangat dihormati di Al Qaeda, telah meminta petinggi senior Al-Qaeda dan cabang-cabang regional untuk membuat pernyataan sikap mengenai deklarasi Khilafah oleh Daulah Islam (eks ISIS). Syaikh As Sibai telah lama mengkritisi sikap ISIS yang saat ini berubah nama menjadi Daulah Islam. Dan beliau berpikir bahwa respon Al Qaeda terhadap deklarasi itu belum cukup.
Semoga Allah menjayakan singa-singa Islam di Maghribil Islam, penjaga perbatasan Islam di belahan barat, yang tengah berjihad menghadapi rezim pengkhianat yang dikendalikan oleh Washington dan Paris, yang menyetirnya dari atas kursi kursi roda rezim yang lumpuh, dan disokong oleh partaipartai pecundang dan penguasa yang menjual agama mereka agar terpenuhi kepentingannya dan didukung penjajahannya serta kesombongannya.
“Diamnya kepemimpinan di Khurasan dan cabang-cabangnya mengenai pengumuman kekhalifahan yang baru adalah tindakan yang kurang bijaksana,” tulis beliau dalam tweetnya pada tanggal 8 Juli. Khurasan adalah wilayah geografis yang meliputi Afghanistan dan Pakistan, di mana para pemimpin Al Qaeda senior berbasis.
Semoga Allah menjayakan para mujahidin dan para dai tauhid wal jihad, juga bagi para penyeru kepada tegaknya Syari’at di setiap tempat, takutlah kepada Allah akan umat kalian, jadilah pelindung dan pedang bagi umat dan teladan dalam kasih sayang, kesantunan, kesabaran, persatuan, jamaah, mendengar dan taat, adil, musyawarah dan berhukum kepada Syari’at.
Tweet Syaikh As Sibai selanjutnya: “Saran dan sindiran tidaklah cukup, membuat pernyataan sangatlah penting, untuk menyikapi isu yang besar ini.”
Semoga Allah menjayakan umat Islam yang mana para mujahidin telah mengorbankan darahnya dengan murah demi menjaga kehormatan mereka. Wahai umat Muslim kami, semoga telah jelas di hadapanmu bahwa fatamorgana demokrasi telah menghantarkan mereka yang menjulurkan lidah di belakangnya pada kerugian di dunia dan akherat, bahwa pelindungmu yang sejati adalah para mujahidin yang menyeru pada tegaknya Syari’at. Dan semoga telah jelas dihadapanmu bahwa revolusi Arab di musim semi telah di curi oleh orang-orang sekuler, sedangkan gerakan-gerakan Islam yang turut memperjuangkan Syari’at Islam dengan jalan parlemen telah berguguran karena menempuh jalan yang sia-sia.
Tweet Syaikh As Sibai itu dengan cepat di-retweet oleh para pendukung Al Qaeda dan setidaknya oleh seorang pejabat di Jabhah Nusrah, cabang resmi Al Qaeda di Suriah. Sejauh ini, baik pemimpin Al-Qaeda, maupun cabang/afilasi, telah merespon pengumuman Khilafah oleh “Daulah Islam”, dengan Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi, amir “Daulah Islam”, menjabat sebagai “Khalifah Ibrahim.” Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) merilis dua pesan beberapa hari yang lalu, termasuk salah satunya adalah pujian terhadap Syaikh Ayman. Syaikh As Sibai telah retweet kedua pesan AQAP tersebut, namun AQAP juga tidak menyebutkan nama Daulah Islam atau Al-Baghdadi dalam salah satu dari kedua pesan itu. Dan Al Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) juga merilis sebuah pesan memuji kemajuan mujahidin di Irak dan menyerukan rekonsiliasi di Suriah, tetapi pernyataan itu ditulis sebelum Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) menyatakan
Maka lanjutkanlah wahai umat kami menuju kepada revolusi Islam, revolusi dakwah dan jihad, revolusi pembebasan dan kebebasan, revolusi keadilan dan kemuliaan dengan kitab yang menjadi petunjuk dan pedang yang melindungi.
105
Laporan Khusus
SYAMINA
dirinya sebagai Daulah Islam dan mengumumkan kekhalifahannya.
Edisi XIII / Agustus 2014
“Liberation_of_Mosul” dalam Tweetnya yang berbunyi, “Sukacita mengendalikan kota seharusnya tidak membuat kita lupa bahwa musuh sedang merencanakan dan tidak akan ragu-ragu mengebom dengan pesawat.”
Syaikh Ayman Azh-Zhawahiri telah mengenal dan mempercayai Syaikh As Sibai selama beberapa dekade. Jadi, ketika Syaikh As Sibai berbicara, Syaikh Azh-Zhawahiri mendengarkan.
“Aku ingin tahu siapa yang terluka dengan kesedihan karena berita yang sedang berlangsung tentang pembebasan #Mosul,” tulis Sibai di tweet lainnya. “Hari ini adalah hari penting dan suram bagi Syiah dan para penguasa yang telah menyerahkan negara-negara Teluk kepada Khamenei.”
Pada bulan April, Syaikh As Sibai adalah salah satu dari beberapa mujahid terkemuka yang menyerukan kepada Syaikh Azh-Zhawahiri untuk menangani aspek-aspek tertentu dari persengketaan yang sedang berlangsung antara Al Qaeda dengan ISIS. Beberapa minggu kemudian, pada awal Mei, Syaikh Azh-Zhawahiri merespon dengan merilis sebuah pesan baru, “Kesaksian Untuk Mempertahankan Darah Mujahidin di Syam.” Meskipun Syaikh Azh-Zhawahiri telah membahas konflik antara ISIS dan kelompok jihad lainnya beberapa kali sebelumnya dan beliau juga menyelipkan beberapa kesaksiannya sebelumnya, Syaikh Azh-Zhawahiri mengatakan beliau memutuskan untuk memulai pembicaraan topik ini sekali lagi karena rasa hormatnya kepada Syaikh As Sibai. Dalam sebuah dokumen sebanyak tiga halaman yang dirilis pada akhir Mei, Syaikh AzhZhawahiri kembali mengutip permintaan dari Syaikh As Sibai, serta ulama lainnya, sebagai alasan mengapa ia memutuskan untuk membahas kejadian di Suriah. Syaikh As Sibai seperti beberapa jihadis yang pro-Al-Qaeda lainnya, pada awalnya memuji kemenangan ISIS di Irak pada bulan Juni. Dalam satu tweet, Syaikh As Sibai menggunakan hashtag
106
Dalam tweet ketiga yang ditulis pada bulan Juni, Sibai mengatakan bahwa jika ISIS membuka blokade di #Deir Ezzor dan bergerak untuk memperkuat pasukannya di Mosul atau perang melawan pasukan Bashar akan menjadi hal yang terbaik bagi umat Islam. ISIS, telah memerangi Jabhah Nusrah dan kelompok jihad lainnya di Deir Ezzour. Oleh karena itu, Syaikh As Sibai berharap bahwa ISIS akan meninggalkan perang melawan sesama jihadis di Suriah timur dan fokus pada rezim Assad di Suriah dan pemerintah Maliki di Irak. Namun yang terjadi adalah, ISIS terus memerangi kelompok jihad di Suriah. Selanjutnya, di saat banyak pihakmenantinantitanggapanAmir Al Qaeda terhadap deklarasi Daulah Islam oleh ISIS, salah satu agen senior Al Qaeda di Twitter mengingatkan para ikhwah mengenai perkataan Syaikh Ayman Azh-Zhawahiri mengenai penegakan Daulah Islam. Sosok yang dikenal sebagai Syaikh Sanafi al Nasr mentweet banner (foto) di atas. Ini isi kutipan berikut dari Syaikh Azh-Zhawahiri:
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
harus berkomitmen dengan aturan syariah dan memenuhi syarat untuk itu.
“Dan ketahuilah, wahai orang-orang terkasih, bahwa kita telah mengajak, dan masih mengajak, dan akan Insya Allah, terus mengajak kepada semua orang untuk berusaha dalam membentuk Daulah Islam di Syam, dan mereka akan memutuskan siapa yang memenuhi kriteria—di antara mereka orangorang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan hukum syariah – sebagai pemimpin mereka. Siapa saja yang mereka pilih adalah pilihan kami juga, dan kami tidak ingin orang untuk memaksakan dirinya pada mereka karena kami berusaha untuk mengembalikan kekhalifahan sesuai dengan manhaj nubuwwah dan sesuai dengan aturan-aturan syariah, memperbanyak musyawarah, menyebarkan keadilan, melindungi hak-hak, dan melawan agresi”.
Meskipun para pemimpin senior Al Qaeda belum secara resmi menanggapi klaim kekhalifahan dari Daulah Islam, namun pesan Syaikh Azh-Zhawahiri jelas. Secara syar’i, khalifah baru seharusnya dipilih melalui permusyawarahan ahlul halli wal aqdi, dan bukan dideklarasikan secara sepihak seperti yang dilakukan oleh ISIS.
17. Tanggapan Petinggi AQAP terhadap Deklarasi Khilafah
Tampak bahwa kutipan ini diambil dari pesan audio yang dirilis oleh Syaikh Azh-Zhawahiri pada bulan Januari. Syaikh Azh-Zhawahiri tidak secara khusus mendukung salah satu faksi jihad yang bertikai di Suriah dalam pesannya itu, tetapi sebaliknya menyerukan rekonsiliasi dan secara implisit mengkritik sikap ISIS di Suriah. Dalam beberapa jam dari rilisnya pesan awal Syaikh Azh-Zhawahiri, Syaikh Abdullah Muhammad al Muhaysini merilis sebuah ajakan rekonsiliasi yang bertujuan untuk menyatukan kelompok-kelompok jihad saingan terhadap rezim Bashar al Assad. Syaikh Al Muhaysini secara khusus menyebutkan Syaikh Azh-Zhawahiri dalam ajakannya. Namun, pada 27 Januari, ISIS menolak ajakan Syaikh Al Muhaysini itu. Sehingga, pada awal Februari, Al Qaeda pusat tidak mengakui ISIS, yang kini menyebut dirinya Daulah Islam. Pernyataan Syaikh Azh-Zhawahiri dalam hal ini ada kemiripan dengan yang dibuat oleh Amir Jabhah Nusrah, Syaikh Abu Muhammad Al Jaulani, dalam wawancara yang ditayangkan di Al Jazeera pada Desember 2013. Syaikh Al Jaulani mengatakan bahwa Syaikh Azh-Zhawahiri dan kepemimpinan pusat Al Qaeda telah memberikan kita kesempatan besar untuk memutuskan sendiri mengenai halhal yang terjadi di Suriah. Syaikh Azh-Zhawahiri selalu memberitahu kita untuk bekerja sama dengan fraksi lainnya, kata Syaikh Al Jaulani. Kami tidak akan memaksakan aturan pada orang-orang, Syaikh Al Jaulani menambahkan. Al-Qaeda hanya menginginkan pelaksanaan syariah dan Amir pun
107
Para petinggi Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) merilis dua pesan pada awal Juli. Yang pertama, dari amir AQAP, Syaikh Nasir Al Wuhayshi Hafidhahullah, yang berisi pujian kepada amir tertinggi Al Qaeda Syaikh Ayman Azh-Zhawahiri Hafidhahullah, dan menyebut beliau adalah “bapaknya” para mujahidin. Yang kedua, video yang berisi kritikan dua ulama’ AQAP, terhadap “Daulah Islamiyah” dan para pendukungnya. Anggota Al Qaeda secara online melihat dua pesan itu sebagai balasan dari klaim yang barubaru ini dibuat oleh “Daulah Islamiyah”, yang mendeklarasikan berdirinya “Khilafah” pada akhir Juni ini, dan mengangkat sendiri pemimpinnya, Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai khalifah, yang sekarang dikenal sebagai “Khalifah Ibrahim”. Pujian dan penghormatan Syaikh Al Wuhayshi untuk Syaikh Azh-Zhawahiri disampaikan dalam bentuk puisi, yang disertai dengan lagu jihad. Kedua puisi dan lagu ini diposting online pada feed twitter (@bashaer_Audio) yang merupakan media audio resmi AQAP. “Dia membawa bendera di masa mudanya, di usia pertengahan, dan di usia tua dan sampai hari ini ia terus berpegang teguh pada itu,” Syaikh Al Wuhayshi menggambarkan tentang Syaikh AzhZhawahiri. Beliau kemudian menggambarkan Syaikh Azh-Zhawahiri sebagai “guru yang terampil, veteran berpengalaman, dan komandan yang hebat”. “Yang merawat dengan kebijaksanaan dan bahagia atas itu”, “diajarkan oleh perang” dan “adalah orang bijak kedua di bumi jihad”. Syaikh Az Zawahiri “jantung hatinya para mujahidin saat ini” dan “ahli teori gerakan jihad dan orator handal”
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
dan seseorang yang menolong agamanya, juga seorang ulama’, maka menjaga dan menghormati mereka adalah hal yang penting dan merupakan perintah agama.” Syaikh Harits Al Nadhari melanjutkan dengan menggambarkan pria yang tidak disebutkan namanya ini sebagai seorang yang tua, dan memiliki banyak pengalaman. Deskripsi ini berlaku untuk Syaikh Azh-Zhawahiri, serta ulama’ jihad terkemuka lainnya yang telah kritis terhadap “Daulah Islam” yang mengklaim khilafah secara sepihak.
dan “bapaknya para Syaikh.”Ditulis oleh: Nashir Al Wuhayshi Selain menjabat sebagai amir AQAP, Syaikh Al Wuhayshi juga diangkat menjadi general manager Al Qaeda pada musim panas 2013. Posisi itu menjadikan beliau, yang pernah menjabat sebagai pembantu Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah sebelum serangan 9/11, memiliki kekuasaan yang luas di seluruh jaringan Al Qaeda internasional. Selanjutnya AQAP merilis video kedua tak lama setelah puisi Syaikh Al Wuhayshi dan menampilkan sepasang ulama AQAP terkemuka, Syaikh Harits bin Ghazi Al Nadhari dan Syaikh Ibrahim Al Rubaish. Video ini berjudul, “Mas’uliyyah Kalimah”. Kedua ulama ini mempertahankan reputasi para ulama’ jihad yang tidak disebutkan namanya dan memperingatkan dari memfitnah mereka. Meskipun kedua ulama ini tidak menyebutkan peristiwa tertentu, tampak bahwa mereka sedang membahas mengenai konflik yang terjadi saat ini antara “Daulah Islamiyah” dan kelompok jihad lainnya. “Daging para ulama beracun, jadi memfitnah para ulama, yang memiliki keutamaan dan kebaikan, mengandung banyak kejahatan,” Syaikh Al Nadhari memperingatkan. “Dan menghina ahli kebaikan dan kebenaran, dan ahli ilmu dan keutamaan, bukanlah dari ajaran Islam”, Syaikh Nadhari melanjutkan. “Di antara ajaran Islam adalah untuk menghargai seorang Muslim yang lebih tua, ia bukan siapa-siapa, ia tidak melakukan apa-apa, dan dia hanya seorang Muslim yang bertaqwa, maka menghormatinya adalah termasuk perintah agama, lebih-lebih terhadap orang tua yang memiliki kemuliaan, keutamaan, seseorang yang dibesarkan dalam Islam,
108
Kemudian Syaikh Ibrahim Al Rubaish menambahkan: “Alih-alih menguduskan para ulama, mereka tidak menghormati para ulama, dan memfitnah mereka, dan berbicara buruk tentang mereka karena kesalahan apapun, bahkan dalam khilaf,” kata Syaikh Ibrahim Al Rubaish. “Ini adalah salah satu bencana yang dialami oleh mujahid hari ini”, kata beliau. ”Kami tidak berbicara mengenai ulama suu’ yang terkenal mendukung tiran, namun mereka para ahli yang kita anggap dan Allah mengetahui mereka lebih baik, mereka orang-orang yang saleh, jujur, dan memegang teguh kebenaran”, lanjut beliau. Syaikh Al Rubaish mengkritik mujahid yang membatasi “agama untuk isu-isu tertentu,” hanya mengambil kata-kata dari ulama yang setuju dengan mereka, dan loyalis mereka, sementara mengingkari perkataan para ulama’ yang tidak sesuai dengan mereka, sedangkan ulama’ tersebut lebih baik dari mereka. Syaikh Al Nadhari adalah seorang pemikir jihad yang penting. Selain karyanya dipromosikan oleh AQAP, tulisan Syaikh Al Nadhari telah ditampilkan di Nawa-e-Jihad Afghan (Suara Jihad di Afghanistan), sebuah majalah yang menerbitkan karya-karya para pemimpin Al Qaeda top dan pemimpin jihad lainnya. Edisi Juli majalah termasuk tulisan dari Syaikh Al Nadhari pada tema “ideologi dan ajaran.” Syaikh Al Rubaish adalah mantan tahanan Guantanamo. Selama berada di tahanan di Kuba, para pejabat Amerika mengidentifikasi dirinya
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
sebagai anggota Al-Qaeda. Kemudian beliau dideportasi ke Negara asalnya, Arab Saudi pada bulan Desember 2006 dan dimasukkan ke dalam program rehabilitasi jihad sebelum dibebaskan. Pada akhir tahun 2009, Syaikh Al Rubaish dikenal publik sebagai salah satu ulama terkemuka AQAP. Para pemimpin AQAP tidak secara eksplisit menyebutkan “Daulah Islam” atau pemimpinnya, apalagi mengutuknya. Tapi pesan ini dengan cepat menyebar di akun Twitter para mujahidin.Di antaranya yang me-retweet pesan AQAP ini adalah Syaikh Abu Sulaiman al Muhajir dan Syaikh Sami Al Uraydi, keduanya adalah pejabat syariah senior Jabhah Nusrah.
18. Tanggapan Awal Dr. Iyadh Qunaibi, pemerhati jihad dari Yordania Bagaimana prospek khilafah di akhir zaman bisa terwujud? Dr. Iyadh Qunaibi mengajak kita untuk mendiskusikan persoalan ini. Beliau akan menjawab beberapa persoalan penting: zz Bagaimana tegaknya khilafah Islam dalam kondisi umat saat ini yang sulit bersatu. zz Kemungkinan penegakan khilafah dengan cara deklarasi sepihak, seperti dilakukan oleh ISIS saat ini, lalu menundukkan elemen umat Islam lain, sehingga terwujudlah imamah mutaghallibah. Dr Iyad Qunaibi mengatakan: Saudara-saudara yang terhormat, tulisan ini akan membahas beberapa persoalan yang dipertanyakan sebagian orang: 1. Khilafah harus ditegakkan. 2. Namun kaum muslimin tidak akan sepakat pada satu orang pemimpin. 3. Mereka dalam kondisi lemah dan tidak memiliki kekuasaan. Solusinya adalah: 1. Salah satu jamaah Islam mengangkat khalifah.
3. Dengan demikian, kaum muslimin akan bersatu di bawah satu kalimat. Pertama, kita katakan: tentang khilafah harus ditegakkan, perlu dipahami bahwa khilafah tidak wujud hanya dengan deklarasi tanpa kehadiran komponen-komponennya. Di antara komponennya adalah kaum muslimin menjadi pemegang otoritas di negeri mereka, dan satu kata dalam otoritas tersebut. Ketika ini tidak ada, maka kewajibannya adalah mengembalikan kekuasaan kaum muslimin dan menyatukan mereka dengan dakwah dan jihad. Bukan dengan cara bersekutu untuk mencuri hak kaum muslimin di dalam otoritas wilayah mereka. Dan juga bukan dengan klaim khilafah pada seseorang, sehingga mengakibatkan sengketa yang justru menambah jauh kemungkinan kembalinya kekuasaan dan kesatuan umat Islam! Kewajiban menegakkan khilafah tidak berarti selesai hanya dengan menyematkan nama khilafah kepada pihak atau entitas tertentu. Lalu dengan label saja entitas ini menjadi khilafah sesungguhnya. Seperti shalat, tidak semua orang yang mengaku telah shalat berarti telah menunaikan shalat sesuai tuntutan syariat. Nabi n kepada orang yang shalatnya buruk mengatakan, “Shalatlah kembali karena engkau belum shalat.” Maka siapa yang tidak melakukan sesuatu sesuai syarat dan rukun-rukunnya, ia tidak berhak mengklaim telah melakukan kewajiban syariat sesuai tuntutannya. Jika orang-orang yang bekerja untuk menolong agama belum mampu menegakkan khilafah pada
2. Lalu memperluas kekuasaannya secara paksa dan peperangan.
109
Laporan Khusus
SYAMINA
waktu tertentu, maka ini bukanlah perkara yang membuat mereka berdosa. Mereka tidak dibebani untuk teresa-gesa mengumumkan sesuatu yang belum ada komponen-komponennya.
Edisi XIII / Agustus 2014
Umat Islam hari ini tidak akan bersatu dalam satu khalifah dengan cara seperti itu. Bagaimana mungkin umat Islam yang baik dan yang jahat bisa sepakat pada seseorang, sedangkan hampir-hampir mereka tidak bisa bersatu dalam satu hal saja?
Dalam kondisi apa pun, mereka diperintahkan untuk menegakkan Islam. Upaya mereka untuk menegakkan Islam dan memperjuangkan kebenaran dalam kerja mereka akan menjadi penyebab terwujudnya realitas yang sesuai untuk khilafah. Sebab, ada janji ilahi bagi mereka. Akhir yang baik itu untuk mereka. Dan bahwa tamkin atau kekuasaan akan didapat bila mereka istiqamah dalam perintah Allah. Dalam hal ini Allah berfirman:
Jawabannya: Itu adalah bentuk ketidakpercayaan kepada Allah. Ada janji Nabi n akan kembalinya khilafah berplatform manhaj nubuwwah. Manhaj nubuwwah dalam khilafah adalah terjadinya baiat melalui keridhaan kaum muslimin kepada satu orang. Kaum muslimin melalui ahlul halli wal aqdi di antara mereka bermusyawarah dalam masalah ini. Ini tentu saja tidak mencakup orang-orang yang memerangi dan membenci penegakan syariat Islam (khilafah).
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amalamal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)
Sebelum deklarasi khilafah ini, sudah ada realisasi janji yang menggembirakan dengan berdirinya beberapa entitas dan pemerintahan (imarah) Islam yang tempatnya berjauhan. Demikian pula banyak kelompok jihad yang akan memberikan kontribusi pada pencapaian kabar gembira itu meski tidak bisa dipastikan kapan waktunya. Namun, tidak ada hak bagi kelompok mana pun untuk mengklaim khilafah dan membatalkan pemerintahan yang lain, atau membatalkan panji jamaah-jamaah yang ada! Pertanyaan selanjutnya adalah, siapa yang mengatakan kepada kalian bahwa khilafah kami tidak ditegakkan melalui baiat ahlul halli wal aqdi? Atau ungkapan lain, persoalan ini bisa di atasi dengan penundukan melalui pedang di bawah satu kelompok muslim.
Ada janji kenabian bahwa akan ada khilafah berplatform manhaj nubuwwah. Ini adalah kabar gembira dan janji, bukan beban yang kemudian membuat kita terburu-buru dengan sesuatu yang tidak ada. Dan kita tidak mampu mewujudkannya pada saat ini. Yang wajib dilakukan adalah bekerja sungguhsungguh untuk menegakkan Islam sesuai beban yang diwajibkan Allah kepada mereka. Mereka harus mengevaluasi setiap tindakan yang menyelisihi dan bertentangan dengan kebenaran. Selain itu adalah istiqamah dalam perintah Allah dengan segala kemampuan. Di antaranya adalah mengupayakan sebab-sebab terwujudnya tamkin yang sesungguhnya dan berupaya menegakkan khilafah sesuai tuntutan syariat. Ketika mereka melakukan ini semua, janji Allah akan terwujud pada mereka. Allah akan memberikan kekhilafanan dan kekuasaan sejati, bukan klaim. Tetapi kemudian timbul pertanyaan:
110
Ironis bila ada jamaah yang mencampurkan antara taghallub (penundukan dengan pedang) dan baiat ahlul halli wal aqdi. Kemudian mereka menggoreng definisi ahlul halli wal aqdi dan mengeluarkan pembenaran untuk menyematkan label khilafah pada orang yang dipilih sebagai khilafah! Bahkan agar baiat tersebut tampak seperti baiat ahlul halli wal aqdi, kelompok ini memilih beberapa nama dari jamaahnya dan diklaim sebagai ahlul halli wal aqdi yang mewakili umat! Tidak sampai di situ, kelompok ini juga merasa tidak perlu musyawarah kepada seorang pun untuk mewakili umat. Bahkan mujahidin dan ulama umat pun tidak dimintai pertimbangan. Sebaliknya, mereka malah mengklasifikasikan
Laporan Khusus
SYAMINA
umat ini sebagai kelompok yang tidak peduli, pengkhianat, memerangi, penyembah demokrasi, sururi, ikhwani (IM), dan penganut murjiah. Maka jamaah inilah umat itu sendiri, sedangkan selain mereka tidak layak untuk dimintai pertimbangan atau menjadi bagian dari ahlul halli wal aqdi. Tidak ada kata lain bagi mereka kecuali harus tunduk dengan kekerasan dan penindasan!
Edisi XIII / Agustus 2014
dianggap sebagai perlepasan diri dari agama Allah? Ataukah itu pertanda bahwa kalian perlu introspeksi diri dan mempertanyakan mengapa mereka menyelisihi kalian?
Bila di tengah-tengah umat Islam ini; dengan sederetan ulama, jamaah Islam, dan kelompok jihadnya dari Afghanistan di timur sampai Mali di barat tidak ada lagi yang pantas dimintai pertimbangan, maka bertakbirlah empat kali di tengah-tengah umat. Dan tidak perlu lagi menegakkan khilafah, tetapi tunggu saja kiamat terjadi! Ada Mullah Umar yang dibaiat oleh Syaikh Usamah dan Taliban dengan imarah Islamnya telah menunjukkan pengorbanan yang nyata untuk tidak menyerahkan mujahidin kepada musuh. Ada sosok yang telah menghabiskan usianya untuk jihad dan semua keluarganya dibunuh. Ada juga kelompok-kelompok jihad di Irak dan Syam yang tidak diragukan memiliki semangat yang sama dengan kalian dalam kepemimpinan syariat Islam, seperti Anshar Islam Irak, Jaisy Mujahidin Irak, Jabhah Nusrah (JN), Katibah Khadhra’, Suqur Al-Izz, Jaisy Muhajirin dan Anshar, Pasukan Syam Al-Islam dan masih banyak lagi. Ada lagi cabang-cabang Al-Qaidah dan kelompok jihad lain yang bertujuan menegakkan syariat Islam di Yaman, Sinai, Libya, Maroko, dan Somalia. Ada lagi para ulama yang menghabiskan usianya di dalam penjara karena mendukung jihad dan mujahidin, serta membela syariat Rabb semesta alam. Bila mereka semua tidak layak diajak musyawarah, dan kalian menyingkirkan mereka semua dengan majelis beberapa orang yang tidak dikenal seorang pun, baik keadilan, keilmuan, dan tidak ada ulama maupun tokoh mujahid yang merekomendasikannya, maka kalian ini sedang membicarakan khilafah berdasarkan manhaj nubuwwah model apa? Apa landasan agamanya bila kemudian ada pertanyaan, bagaimana kami bermusyawarah dengan orang yang berlepas diri dan memusuhi kami?
Ya, itu sebagian, dan kami tidak menyebutkan bagian lainnya dari umat ini yang tidak kurang layak untuk disebut sebagai muslim yang bekerja untuk menolong agama Allah, atau sebagai ulama yang layak dimintai pertimbangan. Kami tidak menyebutkan mereka bukan berarti mengeliminasi. Kami menyebutkan itu saja karena merekalah yang secara global sepakat dengan kalian dalam asal-usul manhaj. Bila khilafah yang serukan tidak mencakup mereka untuk menjadi bagian dalam musyawarah, lantas bagaimana lagi status seluruh ahli kiblat (setiap orang yang masih disebut muslim) selain mereka? Ini adalah bahasan khilafah dari sudut pandang yang sesuai dengan manhaj nubuwwah. Adapun bila yang diibicarakan adalah imarah Islam di suatu wilayah di negeri kaum muslimin, maka pihak yang mengklaim imarah harus memastikan: apakah pemerintahannya didapat dengan penundukan (ghalabah) atau dengan baiat ahlul halli wal aqdi di wilayah tersebut. Sebab dua hal ini tidak bisa bercampur. Bila ahlul halli wal aqdi di wilayah tersebut membaiat seorang imam, maka tidak diperlukan pemaksaan dan penundukan dengan pedang. Sebab, ahlul halli wal aqdi itu telah menyelesaikan semua masalah dan mengukuhkan baiat itu, sedangkan penduduk setempat mengikuti mereka. Maka baiat mereka kepada seseorang menjadi imam sudahlah cukup, sehingga tidak perlu lagi penundukan masyarakat dengan kekuatan. Jadi, mencampurkan antara baiat ahlul halli wal aqdi dan penundukan dengan pedang adalah perkara yang aneh dan membingungkan. Kemudian, ketika kita membicarakan deklarasi kekhilafahan Islam, maka akan muncul beberapa pertanyaan: 1. Apakah otoritas kaum muslimin benar-benar terwujud di wilayah tersebut? 2. Apakah tingkat kemerdekaan di wilayah tersebut memiliki komponen-komponen kekuasaan secara nyata?
Apakah perlepasan diri dan permusuhan mereka kepada kalian itu sendiri merupakan poin yang bisa
111
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
3. Apakah penegakan dan manajemen pemerintahan yang ada justru lebih menyibukkan mereka daripada jihad mengusir musuh (daf’ush Shail) dan membebaskan kaum muslimin di seluruh negeri?
kelompok tertentu menundukkan kaum muslimin di wilayah yang telah dibebaskan dan membuat konsentrasi mereka untuk memerangi musuh yang kafir menjadi terpecah, maka ini adalah kerusakan di muka bumi.
4. Apakah pembentukan pemerintahan justru menyebabkan terpecahnya wilayah kaum muslimin, yang justru membuat musuh lebih mapan di seluruh negeri?
Ini bukan penundukan, melainkan tindakan yang tercela menurut syariat, dan tidak memenuhi syarat untuk dianggap sah! Bahkan ini merusak.Pihak yang melakukan itu tidak perlu berdalih luasnya wilayah kekuasaan mereka, kemudian membatasi ahlul halli wal aqdi secara eksklusif!
Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dimunculkan pada setiap proyek pemerintahan Islam, bukan hanya pada pihak yang mengklaim khilafah saja.
Mereka tidak perlu berbicara tentang pemerintahan Islam yang benar di wilayah, tempat mereka berbuat seperti itu. Apalagi mendeklarasikan khilafah yang fungsinya menghanguskan semua pemerintahan dan jamaah lain, serta mewajibkan kaum muslimin di seluruh dunia untuk loyal kepadanya!
Namun saya tidak akan mengoreksi atau menyalahkan pendirian pemerintahan Islam di Irak dari sudut pandang penundukan terhadap kaum syiah Rafidhah yang memerangi. Koreksi saya ini tidak ditujukan kepada pemerintahan Islam yang berdiri atau akan didirikan di negeri kaum muslimin atas dasar kemenangan atas musuh yang kafir. Maksud kami di sini adalah ingin menjelaskan sesatnya penggunaan kata taghallub (penundukan dengan pedang) seolah-olah merupakan dalil yang sah untuk legitimasi perbuatan yang sangat merusak! Ahli fikih yang berbicara tentang Imam mutaghallib (menjadi penguasa karena menang dalam merebut kekuasaan), maka yang mereka diskusikan adalah konteks perebutan kekuasaan di negeri Islam (darul Islam). Yakni kaum muslimin dalam keadaan jaya dan kuat. Ulama yang menganggap sah imamah mutaghalibah ini memberlakukan syarat, di antaranya adalah diridhai oleh kaum muslimin dan berhukum dengan syariat Allah. Para ahli fikih yang mengakui keabsahan pemerintahannya setelah mendapatkan ridha kaum muslimin, bukan sebelumnya. Dan perlu digarisbawahi bahwa pendapat mereka ini bukan berarti anjuran bagi siapa saja untuk merebut kekuasaan sama sekali, dengan cara apa pun. Bahkan tindakan ini haram menurut para ulama yang menganggap sah imamah mutaghallib itu sendiri. Ia bisa dianggap sah dengan syarat-syarat ketat sebagai solusi atas krisis yang terjadi (terutama untuk menghindari pertumpahan darah lebih luas).
Ini belum lagi pengakuan penerapan hukum dengan syariat Allah dari pihak yang berulang kali meminta tahkim atau pengadilan. Dan belum lagi kredibilitas sistem peradilan yang dipercayakan untuk memutuskan dengan apa yang diturunkan oleh Allah. Sebagai penutup, kami heran dengan kedangkalan pikir sebagian orang ketika mereka mengira bahwa klaim khilafah bisa menyatukan kaum muslimin, lalu setiap orang yang punya semangat untuk menyatukan umat mendukung dan berbaiat. Bila khalifah yang diserukan tidak mendapatkan dukungan seorang pun dari ulama dan pemimpin jihad, bila belum mendapatkan kelompok jihad yang mendahuluinya di jagad ini, namun hanya didukung oleh anak-anak usia belia dan kurang ilmu yang mudah dibakar oleh semboyan-semboyan, akal mereka mudah dikuasai oleh label dan retorika, apakah kira-kira hasilnya persatuan atau perpecahan? Apa yang membuat Anda merasa jamaah, ulama umat, dan kelompok-kelompok jihad secara umum tidak bersama Anda, lalu orang yang menginginkan kaum muslimin bersatu, harus mengikuti Anda? Dan siapa tidak melakukannya maka ia adalah penghasut yang memecah belah jamaah? Kami memohon kepada Allah agar memperbaiki kondisi umat Islam.
Adapun bila kaum muslimin dalam kondisi perang melawan musuh yang kafir, dan telah membebaskan beberapa wilayah kafir, lalu ada
Wassalam.
112
Laporan Khusus
SYAMINA
http://twitmail.com/email/532700952/381/% D8%AA%D8%B5%D8%AD%D9%8A%D8%AD-%D9 %85%D9%81%D8%A7%D9%87%D9%8A%D9%85%D8%B9%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D9 %84%D8%A7%D9%81%D8%A9 Pernyataan kedua Iyadh Qunaibi di video tanggal 5 Agustus 2014 di YouTube dan Twitter English
19. Tanggapan Dr. Iyadh Qunaibi atas Serangan Udara AS terhadap IS
Edisi XIII / Agustus 2014
demikian, berarti lawan-lawan ISIS berada dalam kebenaran.” Kita tidak boleh terjebak oleh logika sederhana ini. Janganlah menilai manhaj suatu kelompok itu haq atau batil dari penilaian dan penyikapan orang kafir terhadapnya. Ketika pesawat Nushairiyah menggempur Aleppo dengan bom barel dan membiarkan Raqqah berbulan-bulan berturutturut, kita tidak pantas menjadikan ini sebagai dasar untuk melihat benar dan tidaknya suatu kelompok. Kita perlu mempelajari situasi dan kondisi musuh agar tahu apa yang mereka inginkan. Supaya kita tidak berbuat yang membuat mereka senang atau bekerja sejalan dengan rencana mereka, tanpa kita sadari.
Dalam perkembangan lebih lanjut, pada tanggal 8 dan 9 Agustus 2014, AS mulai melakukan serangan udara terhadap konvoi IS di wilayah Kurdistan. Dr. Iyadh Qunaibi, ulama jihadi dari Yordania, memberikan catatan khusus tentang bagaimana membaca fenomena serangan AS terhadap IS. Dengan kemajuan yang ditorehkan tentara Daulah (IS) di wilayah Kurdi dan Yazidi, media memberitakan kelompok ini dengan tuduhan kejahatan kemanusiaan. Maka AS memulai “serangan terbatas”. Ini merupakan intervensi pertama, setelah masuknya jamaah ini ke Syam sejak enam belas bulan yang lalu. Serangan Amerika terhadap ISIS tersebut bagi sebagian pihak dipandang sebagai bukti bahwa ISIS berada dalam kebenaran, sedangkan pihak yang lain berada dalam kebatilan. Namun, mengapa AS hanya memerangi ISIS saja, sedangkan yang lain tidak?
Saya sadar sepenuhnya bahwa komplotankomplotan yang melawan Islam berusaha untuk menyerang Jamaah Daulah (IS) dan jamaah-jamaah yang lain dalam pertempuran di Suriah. Mereka berusaha memecah belah antara satu dengan yang lain.
20. Tanggapan IUMS (International Union of Muslim Scholars) Persatuan Ulama Muslim Se-Dunia (IUMS), yang dipimpin oleh Syaikh Yusuf Qaradhawi, mengeluarkan pernyataan terkait deklarasi khilafah islamiyah yang dilakukan oleh organisasi Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS), pada Jumat (4/7/2014).
Tujuan saya di sini bukanlah untuk membatasi kebenaran pada satu kelompok saja dan kebatilan untuk kelompok yang lain. Akan tetapi untuk memperluas persepsi kita dengan harapan bisa membangun kesadaran antara faksi mujahidin untuk menghadapi musuh bersama.
Dalam pernyataan yang dirilis Aljazeera itu, IUMS menekankan bahwa deklarasi khilafah yang dilakukan ISIS untuk wilayah cukup luas di Irak dan Suriah tidak sah secara syariah Islam dan juga tidak membantu proyek kejayaan Islam. “Kami juga mengharapkan khilafah Islam bisa berdiri dengan cepat. Hari ini, tidak menunggu esok hari. Tapi khilafah yang didasarkan pada manhaj Nabi n. dan syura. Bukan seperti yang dideklarasikan ISIS, yang malah mengakibatkan banyak bahaya kepada Sunni di Irak dan juga kepada revolusi di Suriah,” sebagaimana dikutip dari pernyataan itu.
Ada logika yang muncul ke permukaan, yaitu: Siapa atau kelompok mana saja yang diperangi AS berarti kelompok itu berada dalam kebenaran, sedangkan yang dibiarkan berada dalam kebatilan. Dengan logika ini pula, bisa juga dikatakan: “AS membiarkan jamaah Daulah untuk memerangi jamaah lain di Syam selama 8 bulan dan tidak menggempurnya. Pada saat yang sama, ISIS membiarkan kelompok Kristen dan tidak menyerang antek-antek AS di wilayah Kurdi. Ini menunjukkan bahwa Amerika merasa senang bila lawan-lawan (faksi-faksi mujahidin lain) ISIS melemah. Bila
IUMS juga menyatakan bahwa deklarasi ini terjadi karena ISIS kurang menguasai fiqh waqi’ (memahami realitas), sehingga bahkan terkesan meruntuhkan revolusi rakyat yang dilakukan oleh suku-suku Sunni dan kelompok-kelompok revolusi yang lain di Irak.
113
Laporan Khusus
SYAMINA
Menurut IUMS, deklarasi khilafah dan mengangkat seorang khalifah, dilanjutkan dengan menuntut umat Islam seluruh dunia untuk tunduk dan taat kepadanya dilakukan tanpa standar syariah dan realitas. Bahkan sisi bahayanya lebih besar daripada sisi manfaatnya.
Edisi XIII / Agustus 2014
mereka ada di mana, di padang pasir atau gua. Oleh karena itu kewajiban untuk loyal hanyalah mengikat orang-orang yang terkait saja.
Tidak mungkin semua organisasi perjuangan di seluruh dunia Islam dianggap ilegal dan tidak sah begitu ada deklarasi sepihak yang kemudian menamakan dirinya sebagai khilafah. Padahal saat itu umat Islam tidak disertakan sama sekali. Apalagi banyak orang jadi mempunyai kesan tentang khilafah sebagai sebuah sikap yang keras. Hal itu ketika khilafah dihubungkan dengan ISIS. Umat Islam akan merekam negatif segala yang terkait dengan khilafah. Sehingga deklarasi ini pun bisa dikatakan tidak mendukung proyek kejayaan Islam.10 Di mata IUMS, yang juga mengejutkan adalah bahwa khilafah tersebut dinamakan dengan “Daulah Islamiyah” tanpa imbuhan “di Irak dan Syam’, sehingga berarti sebuah negara Islam bagi seluruh umat Islam dunia. Demikian yang disebutkan situs resmi IUMS, Rabu (2/7/2014).
Dalam hal ini beliau menukil perkataan Umar bin Khattab ra., “Orang yang berjanji setia seseorang tanpa melalui musyawarah dengan umat Islam, maka orang itu tidak perlu diberi kesetiaan, demikian juga orang yang berjanji setia kepadanya.” Oleh karena itu, menurut Syaikh Raisuni, lebih tepat kalau dikatakan bahwa di Irak sana sudah terlaksana syuting sebuah adegan film yang bergenre khayalan. Tapi sayangnya, untuk melaksanakannya harus melalui pertumpahan darah. Padahal yang sebenarnya, kasus di Irak ini adalah salah satu akibat dari rangkaian kezhaliman yang mereka alami sejak dulu. Mulai dari masa Saddam Husein, penjajahan Amerika, dan pemerintahan Syiah yang disetir oleh Iran.11
21. Tanggapan Khilafah
Tentang kasus ini, seorang ulama pakar Maqashid Syari’ah (Tujuan-tujuan Syariah Islam), Prof. Dr. Ahmad Ar-Raisuni, berkomentar bahwa deklarasi berdirinya khilafah islamiyah di Irak tak lebih adalah sebuah angan-angan, fatamorgana, dan mimpi. Baik itu ditinjau dari sisi realitas maupun sisi Syariah. Ulama yang juga merupakan wakil ketua IUMS ini menambahkan bahwa saat ini umat Islam di berbagai negara sedang berjuang membebaskan diri mereka dari para penguasa diktator yang menindas mereka dengan kekerasan senjata. Di waktu yang sama malah tiba-tiba muncul sebuah organisasi baru dan mendeklarasikan berdirinya khilafah dengan kekuatan senjata, lalu mengangkat seorang khalifah juga dengan senjata, lalu memaksa kelompok lain untuk tunduk dan loyal kepadanya. Menurutnya, deklarasi berdirinya khilafah ini tidak lain adalah sebuah khayalan. Janji setia hanya dilaksanakan oleh orang-orang yang tak dikenal kepada orang yang juga tidak dikenal. Kita tidak tahu 10 http://www.dakwatuna.com/2014/07/05/54134/syaikh-qaradhawikhilafah-ala-isis-tak-sah-secara-syariah/#ixzz3AWcMqk1G
Kelompok
Pendukung
Deklarasi
Meskipun sebagian besar ulama dan tokoh di Dunia Islam menyatakan penolakan terhadap deklarasi khilafah Daulah Islamiyah (IS), ternyata mengalir pula dukungan dari sekelompok gerakan Islam dari berbagai belahan bumi. Dimulai dari kelompok splinter yang berasal dari jantung bumi jihad, seperti di wilayah Kaukasus, Afghanistan, Pakistan, dan Yaman. Umumnya, mereka adalah person-person yang tidak sepakat dengan induk jamaah/tanzhim jihadnya dalam menyikapi deklarasi khilafah, bahkan jauh hari sejak deklarasi pendirian Daulah Islamiyah Irak dan Syam (ISIS). Kebanyakan dukungan yang ada bersifat personal, terutama dari mujahidin yang berasal dari negara-negara Barat serta Arab. Adapun yang bersifat kolektif, sejauh ini justru berasal dari belahan bumi yang bukan merupakan front utama jihad. Tercatat di sini adalah Kelompok Abu Sayyaf (ASG) di Filipina dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Sementara untuk Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Indonesia yang didirikan oleh Abu Bakar Baasyir (ABB), sebagian besar anggotanya memisahkan diri dan mendirikan jamaah baru bernama Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) karena tidak sepakat dengan sikap ABB yang mendukung Daulah Khilafah. 11 http://www.dakwatuna.com/2014/07/02/53982/persatuan-ulamamuslim-se-dunia-khilafah-ala-isis-hanya-khayalan/#ixzz3AWdxICxI
114
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
AL QAIDAH VERSUS DAULAH KHILAFAH
B
eberapa bulan terakhir ini, perselisihan terjadi antara Al-Qaidah Pusat dan Daulah Khilafah. Bermula pada pertengahan tahun 2013, perselisihan mencapai puncaknya setelah Ayman Azh-Zhawahiri menyatakan bahwa Daulah Islamiyah Irak dan Syam (nama Daulah Khilafah waktu itu) bukan bagian dari Al-Qaidah. Sejak saat itu, berbagai kelompok dan tokoh jihad menyatakan kesetiaannya pada masing-masing pihak, yang membuat gerakan jihad terpecah menjadi dua faksi yang berkompetisi. Deklarasi khilafah yang dilakukan oleh Daulah Khilafah menandai babak baru dalam perjuangan kelompok jihadis melawan Barat. Para think tank Barat mencoba untuk mengomparasikan dan menganalisa tingkat ancaman yang diberikan oleh keduanya kepada Barat. Profesor Peter Neumann dari International Centre for the Study of Radicalization menyimpulkan pengumuman tersebut sebagai “deklarasi perang melawan Barat dan Al-Qaidah.”1 Ada dua skenario hasil dari perselisihan ini yang dampaknya dianggap akan mempengaruhi kebijakan kontraterorisme AS.2 Skenario pertama, jika Al-Qaidah terus mengalami kemunduran, dan bahkan bubar, maka konsep yang selama ini dipegang oleh pemerintah AS bisa dibenarkan: yaitu bahwa Al-Qaidah adalah organisasi yang lemah dan semakin lemah dalam kepemimpinan Ayman Azh-Zhawahiri.3 Sesuai pandangan ini, perang yang berlangsung saat ini telah hampir mengeliminasi kelompok yang pernah melakukan serangan spektakuler 11 September tersebut, dan sedikit dari mereka yang tersisa tidak akan mampu untuk melakukan serangan atas AS. Meskipun banyak 1 http://www.theguardian.com/world/2014/jun/29/isis-iraq-caliphatedelcaration-war 2 http://news.siteintelgroup.com/blog/index.php/entry/183-assessingthe-isis-al-qaeda-split-introduction-1 3 http://www.frontpagemag.com/2014/dgreenfield/obamaspokesman-al-qaeda-is-defeated-now-we-have-to-bomb-al-qaeda/
konflik terjadi di negara Muslim, namun tidak ada satu pun yang berada di bawah kontrol Al-Qaidah. Mereka tidak mampu menggalang kelompok lokal di bawah arahan Al-Qaidah Pusat. Perpecahan antara Zhawahiri dan Al-Baghdadi pun dianggap sebagai pukulan terakhir pada Al-Qaidah. Jika memang skenarionya seperti itu, maka menurut Habeck, tidak ada yang perlu diubah dari kebijakan kontraterorisme AS. Skenario kedua, Al-Qaidah masih jauh untuk dikatakan hancur. Perang yang dilakukan AS telah gagal, dan kekerasan yang terjadi di dunia Islam adalah hasil langsung dari organisasi dan ideologi AlQaidah. Dalam pandangan skenario ini, kelompok lokal adalah bagian dari jaringan Al-Qaidah yang merespon order dari Pusat, sebagaimana diktum Usamah bin Ladin, “sentralisasi keputusan dan desentralisasi eksekusi.”4 Kondisi ini akan memberi fleksibilitas kepada kelompok lokal dalam mengimplementasikan strateginya untuk mencapai cita-cita penegakan syariat Islam dan pada akhirnya menuju penegakan khilafah. Para ahli yang memegang pendapat ini yakin bahwa kepemimpinan Al-Qaidah mampu mengatasi perselisihan dan perpecahan dalam organisasi tersebut. Jika pandangan ini benar, maka menurut Habeck, Al-Qaidah yang mampu bangkit dari ujian yang mereka hadapi ini membutuhkan perubahan menyeluruh dari kebijakan kontraterorisme AS.5 AS berharap bahwa perpecahan di dalam AlQaidah dengan keluarnya Daulah Khilafah akan melemahkan Al-Qaidah Pusat dan Daulah Khilafah itu sendiri. Namun, Bruce Hoffman memperingatkan bahwa “kristalisasi ancaman serius yang diberikan oleh IS di Syam dan Mesopotamia seharusnya tidak 4 5
115
Lawrence Wright, The Looming Tower: Al Qaeda and the Road to 9/11, Alfred A. Knopf: New York, 2006, hal. 318 http://news.siteintelgroup.com/blog/index.php/entry/183-assessingthe-isis-al-qaeda-split-introduction-1
Laporan Khusus
SYAMINA
membutakan kita dari ancaman yang gigih dari AlQaidah inti. Kepasifan mereka seyogyanya tidak membuat kita lengah atau terlalu percaya diri bahwa kita tidak perlu lagi memperhatikan Ayman AzhZhawahiri dan para pengikutnya.”6 Meskipun beberapa analis menilai bahwa perolehan Daulah Khilafah sekarang bisa menjadi ancaman baru bagi Barat,7 namun mereka masih menganggap Al-Qaidah sebagai organisasi paling berbahaya.8 Al-Qaidah dipandang sebagai ancaman utama Barat paling utama dalam tiga sampai lima tahun ke depan. Meskipun banyak mengalami kemajuan, Daulah Khilafah juga mulai menampakkan kelemahannya, yaitu kegagalan untuk menarik jaringan di luar Irak dan Suriah serta kecenderungannya untuk mengalienasi partner potensial dengan kebrutalan dan penolakan mereka untuk berkompromi. Para analis mengatakan bahwa Daulah Khilafah lebih menunjukkan karakter yang impulsif dalam usaha merebut wilayah dan melakukan rekrutmen. Mereka tidak terlalu bersabar atas usaha yang rumit dan memakan waktu yang lebih disukai oleh AlQaidah.9 Daulah Khilafah juga dianggap lebih fokus pada masalah regional. “Mereka tidak peduli dengan gambar besar. Mereka sangat keras pendirian dan sangat keras dalam menjalankan segala sesuatu. Mereka tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh dunia.”10 Sampai saat in, belum ada satu pun cabang Al-Qaidah yang berbaiat kepada Daulah Khilafah. Daulah Khilafah telah tiga kali mencoba untuk membujuk cabang Al-Qaidah untuk berbaiat kepada mereka, namun semuanya gagal. Dukungan dari para ulama jihadis terkemuka pun jarang mereka dapatkan. Dengan jaringan yang masih lengkap dan sinergis, Al-Qaidah masih dianggap sebagai organisasi global yang lebih kapabel daripada Daulah Khilafah. Hegghammer menyimpulkan bahwa 6 http://news.siteintelgroup.com/blog/index.php/component/content/ article/21-jihad/4414-al-qaeda-s-playbook-persistence-toward-thecaliphate?Itemid=122 7 http://www.newsweek.com/2014/07/18/iraqs-Daulah Khilafaheclipsing-al-qaeda-especially-young-jihadists-257402.html 8 http://www.foreignpolicy.com/articles/2014/07/31/zawahiris_ revenge_aqap_is_more_dangerous_than_the_islamic_state_al_ qaeda 9 http://www.washingtonpost.com/world/national-security/fightersabandoning-al-qaeda-affiliates-to-join-islamic-state-us-officialssay/2014/08/09/c5321d10-1f08-11e4-ae54-0cfe1f974f8a_story. html 10 http://www.stratfor.com/video/conversation-analyzing-differencesbetween-al-qaeda-and-islamic-state#axzz3AKRsYUve
116
Edisi XIII / Agustus 2014
sampai sekarang Daulah Khilafah belum berhasil memenangkan opini komunitas jihad global. Sejumlah ulama berpengaruh menentang deklarasi mereka, sedangkan Daulah Khilafah hanya didukung oleh sejumlah kecil figur yang kurang berpengaruh. Menurut J.M. Berger, “tangkapan terbesar Daulah Khilafah sampai hari ini adalah Abu Bakar Ba’asyir.”11 Ini bukan pertama kalinya para pengamat Barat percaya bahwa kelompok jihad berbasis di Irak tersebut telah mengalahkan Al-Qaidah. Dari tahun 2005 sampai 2007, beberapa berpendapat bahwa pendahulu Daulah Khilafah, Al-Qaidah di Irak (AQI), dan amirnya, Abu Musab al-Zarqawi, telah mampu ‘mengalahkan’ Al-Qaidah. Zarqawi luar biasa populer di kalangan jihadis muda. Dia dipandang cukup brutal, merilis video pemenggalan kepala, dan membantai Muslim Syiah, yang disebutnya sebagai “sekte pengkhianat.” Dan seperti Daulah Khilafah, Zarqawi berhasil mengendalikan wilayah penting di kawasan itu. Dalam assessment yang ditulis oleh Kolonel Peter Devlin pada bulan Agustus 2006, ia menemukan bahwa AQI telah menjadi “organisasi dominan yang berpengaruh” di provinsi Anbar. Tapi Al-Qaidah tidak sepakat dengan pendekatan Zarqawi. Zawahiri, yang saat itu wakil amir AlQaidah, menegur pemimpin AQI melalui sebuah surat dan mendesak dia untuk tidak “tertipu oleh pujian dari beberapa pemuda bersemangat dan deskripsi mereka tentang Anda sebagai syaikh para pemenggal.”12 Dia memperingatkan bahwa para fanatik ini “tidak mengekspresikan pandangan umum dari para pengagum dan pendukung perlawanan di Irak.”13
11 https://twitter.com/intelwire/status/496397682450391040 12 https://www.ctc.usma.edu/posts/zawahiris-letter-to-zarqawienglish-translation-2 13 idem
Gambar Peta aliansi kelompok jihad dengan Al-Qaidah dan Daulah Khilafah. (per Agustus 2014).14
Laporan Khusus
SYAMINA
117
Edisi XIII / Agustus 2014
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
Zawahiri benar, dan Zarqawi salah. Meskipun Zarqawi mampu menangkap imajinasi fanatik muda yang menyukai kekerasannya, AQI tidak hanya mengalami kekalahan tetapi juga melemahkan organisasi Al-Qaidah secara umum dengan merusak brand-nya. Sebuah tinjauan akademis tentang bagaimana AQI kalah di Irak memberikan catatan panjang kegagalan kelompok ini:15Mereka salah mengasumsikan bahwa kelompok-kelompok pemberontak lainnya akan menerima supremasi mereka, menggunakan kebrutalan yang memicu permusuhan kelompok suku di kawasan itu, dan menerapkan hukum Islam secara ekstrim, yang pada akhirnya mengalienasi kelompok-kelompok lokal. Kesalahan-kesalahan tersebut nampak cukup familiar dengan perilaku Daulah Khilafah baru-baru ini.
Sebaliknya, Al-Qaidah bisa mengharapkan kemajuan yang signifikan dalam waktu dekat. Meskipun para pemimpin senior di Pakistan banyak yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak selama beberapa tahun, kampanye drone AS telah berkurang secara signifikan. Dan saat Amerika Serikat keluar dari Afghanistan, Al-Qaidah akan menemukan tempat berlindung yang baru di negara itu. Provinsiprovinsi terpencil seperti Kunar dan Nuristan adalah rumah bagi kader signifikan Al-Qaidah, dan Al-Qaidah terus beroperasi berdampingan dengan sekutu-sekutunya di bagian lain negara itu. Kondisi ini memberi peluang bagi pemimpin senior Al-Qaidah—yang selama ini terbukti cukup kenyal dari hilangnya personil—kesempatan untuk meningkatkan jangkauan internasional di tahuntahun mendatang.
Di saat Daulah Khilafah tampaknya membuat kesalahan yang sama lagi, Al-Qaidah melakukan pergeseran pendekatan secara signifikan. Ideolog AlQaidah mulai menekankan bahwa rezim pemerintah telah menghalangi warganya dari mengetahui Islam yang benar, dan dengan demikian mereka berpendapat bahwa penting untuk memperkenalkan kembali orangorang tersebut kepada keimanan secara bertahap, bukan malah memaksa untuk mengikuti keinginan kita melalui kekerasan. Bahkan beberapa bagian jaringan internasional Al-Qaidah yang paling keras mengakui bahwa mereka perlu untuk mengimplementasikan hukum Islam secara bertahap.16
Al-Qaidah memiliki barisan pemain cadangan yang panjang, lebih panjang dibanding data yang dimiliki oleh Washington selama ini. Untuk menggantikan figur-figur yang telah gugur, para pemimpin inti mampu menarik pemain dari bangku cadangan. Mereka seringkali adalah orang-orang yang tidak diketahui oleh pihak di luar organisasi, namun mempunyai kredibilitas yang besar di dalam organisasi. Meskipun serangan drone mampu mengeliminasi beberapa figur senior, namun gerakan tersebut masih memiliki kapasitas untuk menggantikannya dengan suksesor yang kompeten.17
Tidak diragukan lagi bahwa Daulah Khilafah telah memiliki kekuatan yang signifikan, terutama kekuatan militer mereka di Irak dan Suriah. Meski demikian, dalam analisis Jocelyn, kondisi Daulah Khilafah saat ini mungkin cukup cemerlang, namun masa depan mereka terlihat suram. Mereka banyak membuat musuh di Suriah, dan koalisi kelompok Sunni yang mereka bangun di Irak pun berpotensi mengarah pada pertikaian. Selanjutnya, meski kebrutalan Daulah Khilafah mungkin menghasilkan beberapa keuntungan di wilayah tersebut—yaitu, meningkatkan ketegangan sektarian Sunni-Syiah, yang cenderung memberi keuntungan pada Daulah Khilafah—brand mereka, seperti yang terjadi pada AQI sebelumnya, akan mengalami pukulan secara internasional. 14 http://news.intelwire.com/2014/07/aq-vs-isis-fractures-chart-update. html 15 http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10357710802649840 16 http://hosted.ap.org/specials/interactives/_international/_pdfs/alqaida-manifesto.pdf
118
Untuk memastikan keberlanjutannya, Al-Qaidah juga mulai melakukan diversifikasi prinsip sumber perekrutan. Untuk beberapa waktu, Al-Shahab, lini media Al-Qaidah, memproduksi lebih banyak pesan dan propaganda dalam bahasa Urdu daripada bahasa Arab. Inti Al-Qaidah sengaja membidik kelas menengah dan menengah-atas Pakistan, terutama yang bergelar sarjana di bidang teknik dan hard sciences. 18 Penunjukan Nashir al-Wuhayshi, amir AQAP, sebagai wakil komandan Al-Qaidah juga dipandang menjadi indikasi dilakukannya revitalisasi strategi untuk memperluas jangkauan gerakan tersebut di Timur Tengah dan Afrika. Dengan membuat sebuah kantor pusat regional tambahan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan dan memberikan dukungan operasi, inti Al-Qaidah mampu fokus 17 http://news.siteintelgroup.com/blog/index.php/component/content/ article/21-jihad/4414-al-qaeda-s-playbook-persistence-toward-thecaliphate?Itemid=122 18 idem
Laporan Khusus
SYAMINA
untuk memproyeksikan kekuatan dan menekankan koordinasi serta pengaruhnya di berbagai medan perang. 19 Saat Daulah Khilafah dibenci oleh calon sekutu, Al-Qaidah telah lama beroperasi di Asia Selatan sebagai bagian dari apa yang oleh mantan Menteri Pertahanan Robert Gates sebut sebagai sebuah “sindikat” jihadis.20 Mereka memiliki hubungan yang lama dan dekat dengan kelompok-kelompok seperti Taliban Afghanistan, jaringan Haqqani, Harakat-ulJihad-al-Islami, Gerakan Islam Uzbekistan, Jaish-eMohammed, Lashkar-e-Taiba, dan Taliban Pakistan. Dan faksi sekutu Al-Qaidah di Asia Selatan juga mulai tumbuh lagi selama dua bulan terakhir dengan pengumuman kesetiaan kepada Zawahiri dari Junud al-Fida dan Ansar ut-Tauhid, yang keduanya aktif di Afghanistan. Meningkatnya kekuatan kelompokkelompok tersebut akan menyumbangkan keuntungan bagi Al-Qaidah, sebagaimana yang dikatakan Gates, “Apa yang kita lihat adalah bahwa keberhasilan salah satu dari kelompok-kelompok tersebut akan menyebabkan kemampuan baru dan reputasi baru bagi semua kelompok secara keseluruhan.” Mungkin banyak yang mengesampingkan posisi Afghanistan dalam sengketa antara Daulah Khilafah dan Al-Qaidah. Tapi saat Daulah Khilafah mendapatkan momentum dari apa yang diperolehnya di Irak, Al-Qaidah dan sekutunya cenderung akan melakukan hal yang sama di Afghanistan dalam beberapa bulan mendatang. Al-Qaidah baru-baru ini menegaskan kembali kesetiaannya kepada Mullah Umar, amir Taliban.21 Sikap ini dipandang sebagai usaha untuk melemahkan klaim Baghdadi sebagai seorang khalifah dengan menggambarkan Mullah Umar sebagai pemimpin yang para jihadis yang sah, serta upaya untuk menegaskan tempat AlQaidah di Afghanistan saat pasukan Mullah Umar menaklukkan negara tersebut sekali lagi. Selain itu, ada resiko yang sangat nyata bahwa kebrutalan Daulah Khilafah, bahkan terhadap sesama jihadis, akan membantu Al-Qaidah untuk mendapatkan ‘keuntungan’. Di Suriah, masyarakat dan kelompok pemberontak lainnya menganggap 19 idem 20 h t t p : / / w w w . w a s h i n g t o n p o s t . c o m / w p - d y n / c o n t e n t / article/2010/01/20/AR2010012001575.html 21 http://www.longwarjournal.org/archives/2014/07/al_qaeda_ renews_its.php
119
Edisi XIII / Agustus 2014
cabang lokal Al-Qaidah, Jabhah An-Nusra, sebagai alternatif yang lebih moderat daripada Daulah Khilafah. Dalam jangka pendek ini, kondisi ini tidak menghentikan Daulah Khilafah dari mencapai kemenangan taktis atas Nusra, tetapi dalam jangka panjang, Jabhah An-Nusra mungkin memiliki strategi yang lebih layak. Bahkan, kalaupun AlQaidah tidak bisa mengalahkan Daulah Khilafah di Suriah, mereka akan tetap menjadi ancaman jihadis tertinggi bagi Barat secara global.22 Dalam hal proses pendirian negara, Al-Qaidah secara konsisten berargumen bahwa usaha untuk menegakkan negara akan gagal jika mereka tidak bersekutu dengan benar (not correctly aligned). Dokumen Abbottabad, khususnya, penuh dengan peringatan terhadap ketergesa-gesaan, dengan banyak diskusi menekankan tentang perlunya kehatihatian dan ketelitian. Dokumen tersebut mewantiwanti dari upaya tergesa-gesa yang nantinya akan memukul balik keseluruhan organisasi. Pada tahun 2010, misalnya, Usamah bin Ladin menulis surat yang berargumen bahwa diperlukan prasyarat dan kondisi untuk penegakan kembali kekhalifahan, termasuk “dasar-dasar penting untuk bisa berfungsi dan bisa mempertahankan diri sendiri. “Jika negara kita tidak didukung oleh pondasi yang tepat, musuh akan dengan mudah menghancurkannya. “23 Dokumen lain, yang ditemukan di Mali, menunjukkan bahwa sikap ini telah disampaikan kepada cabang Al-Qaidah juga. Abu Mus’ab Abdul Wadud, pimpinan Al-Qaidah di Maghrib Islami (AQIM), menegur Ansar al-Din atas pemberlakuan hukum syariah secara tergesa-gesa di saat penduduk belum siap untuk itu—sebuah langkah yang dikhawatirkan akan mengancam upaya untuk menegakkan negara Islam di wilayah utara Mali. Abdul Wadud mengutip pernyataan Usamah akan ketidakmungkinan membangun negara dalam semalam dan kebutuhan untuk memastikan bahwa mereka memiliki semua “elemen kesuksesan” yang diperlukan, dengan menyebut secara khusus perlunya persekutuan dengan tokoh kesukuan yang paling penting. Ia juga menggambarkan secara hatihati serangkaian kebijakan politik dan kelembagaan yang akan diperlukan untuk memungkinkan 22 http://www.foreignpolicy.com/articles/2014/07/31/zawahiris_ revenge_aqap_is_more_dangerous_than_the_islamic_state_al_ qaeda 23 https://www.ctc.usma.edu/wp-content/uploads/2012/05/SOCOM2012-0000019-Trans.pdf
Laporan Khusus
SYAMINA
penegakan dan kemudian mengembangkan setiap negara Islam. Seluruh pesannya, yang dibingkai sebagai “arahan” dan “perintah” untuk Ansar al-Din, memperjelas bahwa ini adalah proses yang panjang dan rinci yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya.24 Pernyataan dari Ayman Azh-Zhawahiri juga mendukung pandangan ini dan memperjelas bahwa ia dan Al-Qaidah akan menolak cara yang dipilih oleh Daulah Khilafah untuk menyatakan kekhalifahan mereka. Pada bulan Januari 2014,25 ia menegaskan perlunya dan kewajiban untuk mendirikan sebuah negara di Syam, tetapi menambahkan bahwa “kami tidak akan menerima siapa pun yang memaksakan dirinya” pada orang-orang di wilayah tersebut, yaitu siapa pun yang berkuasa tanpa konsensus penduduk. Ia juga mencatat enam tugas yang harus dilakukan oleh sebuah kekhilafahan, termasuk kebutuhan untuk terlibat dalam “konsultasi” (syura). Dalam sebuah wawancara dengan al-Sahab Media pada bulan April 2014,26 Zhawahiri bahkan lebih eksplisit. Untuk menjelaskan perbedaan metodologi antara AlQaidah dan Daulah Khilafah, Zhawahiri mengatakan bahwa perhatian utama Al-Qaidah adalah untuk menyatukan seluruh komunitas Muslim dan bekerja “untuk mengembalikan Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah yang didasarkan pada syura dan diterima oleh umat Islam.” Dia juga mencatat bahwa tidak mungkin untuk menyatukan masyarakat jika “citra kita adalah seorang dominator, seseorang yang merampas hak orang lain, dan penyerang”, citra yang selama ini dipandang identik dengan reputasi Daulah Khilafah di Suriah. Jika pendekatan yang dilakukan Al-Qaidah dalam upaya penegakan negara cenderung hati-hati—di mana mereka meyakini bahwa usaha tersebut akan sukses jika beberapa kriteria dasar terpenuhi, maka perbedaan antara cara pandang mereka dan jalan Al-Qaidah tidak bisa lebih mencolok lagi. Daulah Khilafah memilih untuk mendeklarasikan negara segera setelah merebut sejumlah besar wilayah, meski belum menguasai Baghdad atau sisa dari Irak, dan meski sedang berada di tengah-tengah perang yang belum diputuskan pemenangnya. 24 http://www.liberation.fr/monde/2013/10/06/le-document-secret-daqmi_937101 25 http://sitemultimedia.org/video/SITE_AS_Zawahiri_Call_Syria.mp4 26 http://ent.siteintelgroup.com/Multimedia/zawahiri-denies-changinghis-ideology-speaks-in-interview-on-syrian-conflict-egypt-war-withu-s.html
120
Edisi XIII / Agustus 2014
Daulah Khilafah juga mengatakan bahwa dalam proses pengambilan keputusan penegakan khilafah hanya melibatkan anggota mereka sendiri,27 bukan masyarakat luas sebagaimana yang direkomendasikan oleh Al-Qaidah. Pernyataan mereka juga tidak menyebut tentang terpenuhinya salah satu dari “elemen kesuksesan” yang dijelaskan dalam dokumen Al-Qaidah, yaitu kemampuan untuk berfungsi dan mempertahankan diri, dukungan dari suku terkemuka, dan sebagainya. Mengingat pandangan ini, Al-Qaidah mungkin melihat deklarasi khilafah Daulah Khilafah sebagai tindakan yang tergesa-gesa dan cacat secara fundamental. Sikap ini bisa disimpulkan dari sikap yang cenderung lambat dan berhati-hati yang diambil Abu Muhammad al-Jawlani, pemimpin afiliasi Al-Qaidah di Suriah, tentang pembentukan negara. Dalam sebuah rekaman audio, ia mengumumkan bahwa proses untuk menciptakan sebuah Imarah Islam telah dimulai,28 namun dalam sebuah pernyataan resmi mereka membantah bahwa mereka sudah menegakkan Imarah di Syam.29 Kekuatan Al-Qaidah berbeda dengan Daulah Khilafah. Strategi mereka dibangun di atas teori tentang bagaimana bekerjasama dengan sekutu dan kelompok cabang yang selama ini sudah terbukti berhasil. Sedangkan Daulah Khilafah, dengan tidak mengesampingkan kemenangan yang mereka dapatkan saat ini, teori mereka tentang bagaimana merebut wilayah dan melakukan ekspansi masih perlu pembuktian. Lebih dari itu, Ross Harrison dan Michael W.S. Ryan memandang bahwa aliansi Al-Qaidah lebih strategis dibanding aliansi Daulah Khilafah. Mereka dibangun di atas visi bersama atau, paling tidak, sejumlah tujuan yang sama. Sedangkan aliansi Daulah Khilafah, baik di Irak (suku-suku Sunni dan mantan anggota rezim Ba’ats) maupun di Suriah dibangun di atas kenyamanan dan darurat perang, belum tentu karena adanya visi umum politik yang sama.30 Dalam kesimpulan Daveed Gartenstein-Ross dan Thomas Joscelyn, sebagaimana AQI pada masa kejayaannya, Daulah Khilafah terdiri dari 27 http://ent.siteintelgroup.com/Multimedia/isis-spokesman-declarescaliphate-rebrands-group-as-islamic-state.html 28 https://www.youtube.com/watch?v=3nGUj86jwrk 29 http://ent.siteintelgroup.com/Jihadist-News/al-nusra-front-deniesannouncing-islamic-emirate.html 30 http://nationalinterest.org/feature/the-isis-paradox-mirage-or-mortalthreat-10818?page=2
Laporan Khusus
SYAMINA
para ahli taktik brilian tanpa visi strategis—mereka tampaknya tidak mampu membayangkan di mana posisi kelompok tersebut dalam satu tahun ke depan, apalagi lima tahun ke depan. Di sisi lain, visi Al-Qaidah paling tidak tetap membuat para analis kontraterorisme terjaga di malam hari selama bertahun-tahun yang akan datang.31 Menariknya, apa yang dilakukan oleh Daulah Khilafah atas Al-Qaidah saat ini dianggap lebih berhasil dibanding milyaran dolar yang dikeluarkan AS. “Salah satu ironi terbesar dalam pertempuran di Irak adalah bahwa untuk miliaran dollar yang telah dihabiskan dalam perang melawan teror, semua peluru yang ditembakkan, semua kehidupan yang hilang, seluruh usaha yang mungkin akhirnya mengalahkan al-Qaeda bukanlah dilakukan oleh Amerika Serikat atau sekutu Barat lainnya—tapi justru sebuah kelompok dari dalam gerakan jihad sendiri. Tidak butuh waktu drone, atau serangan bergelombang. Yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin kharismatik yang dikenal sebagai Abu Bakar al-Baghdadi, yang baru-baru ini mengesampingkan perintah Al-Qaidah dan memutuskan bahwa ia dan teman-temannya akan melakukan urusan mereka sendiri.”32 Dari kacamata resmi pemerintah AS, yang saat ini dianggap sebagai musuh terbesar para jihadis, mengenai siapa yang lebih berbahaya antara AlQaidah dan Daulah Khilafah? Secara diplomatis, deputi penasihat keamanan nasional AS, Benjamin Rhodes menjawab, “Meskipun keduanya adalah pasukan teroris, tapi mereka mempunyai ambisi yang berbeda. Ambisi utama Al-Qaidah adalah untuk meluncurkan serangan melawan Barat dan AS. Ini adalah ancaman langsung yang kita telah ambil tindakan langsung selama bertahun-tahun. Sedangkan saat ini, fokus utama Daulah Khilafah adalah mengkonsolidasikan wilayah di kawasan Timur Tengah untuk mendirikan Negara Islam ala mereka sendiri. Jadi mereka organisasi yang berbeda dengan tujuan yang berbeda.”33 Hoffman menilai Al-Qaidah mampu berpikir strategis dan menggunakan konsep operasional 31 http://www.foreignpolicy.com/articles/2014/07/31/zawahiris_ revenge_aqap_is_more_dangerous_than_the_islamic_state_al_ qaeda 32 h t t p : / / w w w . w a s h i n g t o n p o s t . c o m / n e w s / m o r n i n g - m i x / wp/2014/06/30/the-war-on-terror-didnt-defeat-al-qaeda-but-isiscould/ 33 http://www.whitehouse.gov/blog/2014/08/11/airstrikes-iraq-whatyou-need-know
121
Edisi XIII / Agustus 2014
yang dirancang untuk memastikan keberlangsungan mereka. Dalam kesimpulan Hoffman, ada tiga dimensi kunci strategi Al-Qaidah: zz Membuat lelah AS hingga membuat mereka lemah, yang pada akhirnya memaksa mereka keluar dari tanah yang mereka jajah. Bahkan kalaupun mereka ingin melakukan intervensi lagi, seperti yang mereka lakukan di Irak utara saat ini, intervensi tersebut bersifat sangat terbatas. zz Mengambil alih dan mengendalikan wilayah untuk menciptakan tempat perlindungan yang bisa menjadi urat nadi gerakan. zz Mendeklarasikan “emirat” di negeri-negeri yang telah dibebaskan yang dinilai aman dari intervensi AS dan Barat karena pelemahan kolektif yang sudah dilakukan. Al-Qaidah juga telah merancang tahapan strategi kemenangan yang mereka mulai dari tahun 2000: 1. Fase Penyadaran (2000-2003), yaitu membangkitkan kesadaran umat dengan memberi pukulan yang sangat kuat pada kepala ular, yaitu AS. Tujuannya adalah memaksa Amerika dan sekutunya keluar dari kandangnya agar mudah untuk dijangkau alias dihancurkan. 2. Fase Membuka Mata (2003-2006). Fase ini dirancang untuk terus-menerus melibatkan dan melemahkan AS dan Barat dengan serangkaian serangan yang berkepanjangan. Tujuannya adalah membuat umat sadar akan kondisinya dan menguak kedok kejahatan kaum kafirin yang dikawal oleh Amerika dan semua sekutunya. 3. Fase Kebangkitan dan Berdiri (2007-2010). Tujuannya untuk menambah personil yang siap terjun ke bebagai medan di seluruh dunia. Di antara strategi yang dilakukan pada fase ini adalah ekspansi proaktif untuk membuka lading jihad baru, sebagaimana yang terjadi di Afrika Barat, Yaman dan Syam. 4. Fase Pemulihan Keadaan (2010-2013). Fase ini betujuan untuk menjatuhkan kekuasaan rezimrezim tiran yang mencengkeram negara-negara Islam dengan melakukan kontak kuat secara langsung. 5. Fase Memproklamasikan Khilafah (2013-2016). Fase ini memfokuskan untuk mendirikan
Laporan Khusus
SYAMINA
Daulah Islam dengan menggabungkan berbagai organisasi jihad dunia dan Al-Qaidah. Dengan pelemahan yang berkelanjutan dan sistematik atas AS dan sekutunya, pemerintahan Islam akan membawa pada tatanan dunia baru. Barat tidak akan sanggup untuk menahan tatanan dunia baru ini karena kebangkrutan ekonomi, ketidakstabilan politik, atau kombinasi keduanya,
Edisi XIII / Agustus 2014
berbagi tips untuk menyiasati serangan drone, mereka juga mengingatkan untuk kembali fokus menggetok kepala ular, yaitu Amerika Serikat, sebagi musuh terbesar yang menghalangi cita-cita penegakan pemerintahan Islam di muka bumi.38
6. Fase Konfrontasi Total (mulai 2016). Perang besar-besaran antara dua kubu. Kubu Mukminin dan Kubu Kafirin. Perang antara yang Haq dan yang Bathil. Perang dari seluruh segi dan meluas ke seluruh penjuru negeri. 7. Fase Kemenangan Mutlak (2020). Dimulai dari Fase Konfrontasi Total yang diyakini oleh para konseptor Al-Qaidah akan berjalan singkat 3 atau 9 tahun. Yaitu dari tahun 2016 hingga 2019 atau 2025. Rencana tersebut “so far so good.”34 Dan kini kita berada dalam tahapan kelima, yaitu pendeklarasian khilafah. Kenyataan di lapangan dan akurasi strategi tersebut sampai sejauh ini membuat Barat cukup terganggu. Masih ada waktu dua tahun untuk melihat apakah tahapan tersebut bisa terpenuhi. Harapan akan persatuan antara Al-Qaidah dan Daulah Khilafah serta barisan kelompok jihad pun masih besar. Persatuan mereka akan menghasilkan kekuatan yang berdampak pada ancaman yang belum bisa dibayangkan oleh AS dan sekutunya. Dan kondisi inilah yang lebih dikhawatirkan oleh Barat.35 Untuk mencapai kondisi tersebut, Al-Qaidah dipandang akan memainkan permainan panjang dan bersabar dalam mengadapi Daulah Khilafah.36 Mereka tidak serta merta membantah klaim khilafah yang dilakukan oleh Daulah Khilafah, namun justru mengingatkan melalui buletin al-Nafir yang antara lain berisi tentang penegasan baiat pada Mullah Muhammad Umar.37 Baru-baru ini, menanggapi serangan udara AS ke Irak baru-baru ini, Al-Qaidah Semenanjung Arab (AQAP) merilis sebuah statement yang mengharapkan agar mujahidin bersatu. Selain 34 http://www.marshallfrank.com/articles/2012/02/al-qaedas-sevenphase-plan-so-far-so-good/ 35 http://news.siteintelgroup.com/blog/index.php/component/content/ article/21-jihad/4414-al-qaeda-s-playbook-persistence-toward-thecaliphate?Itemid=122 36 http://news.siteintelgroup.com/blog/index.php/about-us/21jihad/4397-Daulah Khilafah-declares-the-caliphate-an-analysis 37 http://ent.siteintelgroup.com/Jihadist-News/as-sahab-introducesnew-publication-al-nafeer.html
122
38 http://justpaste.it/gmu1
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
Lampiran: Terjemahan1
Tsiyabul Khilafah Abu Qatadah Al-Filasthini Ramadhan 1435/Juli 2014
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam kepada Muhammad Al Amin, kepada keluarganya, dan kepada para sahabatnya, amm ba’du: Telah tersiar dan tersebar apa yang diumumkan oleh Jamaah dan Tanzhim Daulah Islamiyah di Iraq dan Syam berupa pengumuman bahwa mereka beserta pemimpin mereka adalah jamaatul muslimin, atau al khilafah al islamiyah al ‘uzhma. Mereka mengajak kepada seluruh kaum muslimin di seluruh dunia untuk membaiat amir mereka sebagai khalifah, yang mana sebelumnya sudah ada yang menyampaikan kepada saya bahwa mereka akan melakukannya, yaitu para ikhwah di Syam, dan mereka telah meminta berulang kali kepada saya untuk menulis pandangan syariat tentang apa yang mereka kerjakan, sebagaimana Syaikh kami yang penyabar Abu Muhammad Al Maqdisi juga telah meminta kepada saya untuk menulis suatu makalah, ketika beliau yakin bahwa Tanzhim (Daulah) telah menolak ajakan perdamaian antara mereka dengan Jabhah Nushrah, dengan alasan bahwa mereka adalah negara dan tidak ada di dalam agama maupun sejarah ada negara yang duduk bersama dengan pihak lain untuk berdamai (klaim dusta dan menyimpang mereka). Saya juga telah mengatakan kepada para ikhwah yang datang menjenguk saya, bahwa Tanzhim Daulah telah terjebak pada dua penyimpangan :
orang lain dari kalangan ahlul bait untuk dijadikan pemangku gelar yang agung ini (khalifah). Saya telah berbicara panjang lebar dengan mereka, di mana bahwa setiap orang yang baru belajar agama, maka akan mengetahui kebodohan mereka ini, apalagi para penuntut ilmu yang mumpuni keilmuannya, maka ia faham dan memiliki bashirah (ketajaman pandangan) akan bodohnya klaim semacam ini. Ketika itu perkataan terakhir yang saya tujukan kepada sang khalifah abal-abal ini adalah : Sesungguhnya cara kalian ini berarti menggabungkan kesesatan rafidhah dan khawarij sekaligus. Kesesatan yang kalian ambil dari rafidhah adalah dari sisi pemberian gelar imam kepada orang yang tidak diketahui keberadaannya, yaitu imam mereka yang kedua belas, Muhammad bin Al Hasan Al Askari. Para ulama telah banyak membahas panjang lebar tentang makna yang timpang (dari keyakinan kaum rafidhah – red.) ini. Sedangkan bagi siapa saja yang memperhatikan perkataan Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Minhajus Sunnah An Nabawiyah, yaitu ketika beliau memberikan pengantar tentang pembahasan makna al imamah menurut para cendikiawan Islam dan kalangan ahlus sunnah, maka ia akan mendapati kecacatan makna imamah (menurut rafidhah), baik secara syar’i maupun akal.
PERTAMA: Di antara bentuk ingusannya Jamaah Khilafah, dan ia adalah jamaah yang terbentuk di atas kebodohan, termasuk bentuk keburukannya adalah ketika mereka mengklaim bahwa hakekat kekhilafahan (imamah al ‘uzhma) adalah jika ada satu orang dari umat Islam yang membaiat satu Naskah asli telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh situs Muqawamah dan Kiblat: http://muqawamah.com/inilah-naskah-tinjauan-syari-khilafah-isis-olehsyaikh-abu-qatadah-yang-menggemparkan-dunia-jihad.html http://www.kiblat.net/files/2014/07/Topeng-Khilafah.pdf 1
123
Saya juga mengatakan kepada mereka, bahwa hakekat (kebenaran) menurut pandangan universal adalah sesuainya kata-kata dengan makna yang sesungguhnya, begitu juga hakekat syariat. Karenanya kekhilafahan itu adalah istilah yang memiliki hakekat, bukan istilah yang maknanya tidak masuk akal, yang disematkan pada sesuatu yang nihil, lalu mereka jadikan itu sebagai hakekat syariat sebagaimana yang mereka klaim, dan mereka membantah bahwa ini – syarat-syarat imamah – belum ditetapkan oleh syariat. Dalih
Laporan Khusus
SYAMINA
yang sering kali mereka andalkan adalah hadits Nabi Muhammad n: “Setiap syarat yang bukan dari Kitab Allah adalah batil”, dan saya telah berusaha untuk menjelaskan hakekat dari kata khilafah, imamah dan imarah kepada mereka. Dan hakekathakekat dari kata-kata itu adalah ketika tujuannya (tujuan khilafah – red.) telah berhasil diwujudkan. Jika makna-mana ini tidak ada , maka hilang pula sebutan syar’inya, dan ini adalah pernyataan yang bahkan anak kecil sekalipun faham, namun jawaban mereka selalu: “ini adalah filsafat, dan kami tidak memahaminya”. Saya telah banyak duduk bermajelis dengan mereka, kebanyakan niat mereka dari bermajlis tersebut adalah ingin mendapatkan rekomendasi saya atas keyakinan yang mereka anut. Yang saya berulang kali tekankan kepada mereka adalah : “Sesungguhnya kalian tidaklah terhitung sebagai jamaatul muslimin, namun tetap sebagai jamaah minal muslimin –ini jika kita berprasangka baik pada mereka. Ketika kalian menamakan khayalan kalian yakni gelar syar’i yang diberkahi (khilafah) maka kalian dalam hal ini mengikuti manhaj kaum rafidhah. Mereka(rafidhah) adalah golongan yang paling banyak berkhayal dalam pembahasan ini, yaitu dengan menamakan orang yang tidak ada wujudnya sebagai seorang imam, kemudian mengaitkan hukum-hukum imamah kepadanya, bahkan lebih dari itu”. Adapun kesamaan kalian dengan khawarij adalah ketika kalian melakukan kejahatan terbesar yang pernah mereka lakukan, yaitu kalian mengkafirkan orang yang berbeda pendapat dengan kalian dalam masalah ini. Khalifah abal-abal beserta ahli fikih mereka yang terkemuka telah memberikan pernyataan kepada saya bahwa memang mereka menganut keyakinan yang demikian, yaitu mengkafirkan orang yang tidak berbaiat kepada mereka, namun mereka berkata: “Sesungguhnya keyakinan kami tadi telah berubah – khalifah dan ahli fikih macam apa?! – meskipun ada sebagian dari kami yang masih berkeyakinan seperti itu, dan kami tidak menjadikan hal tersebut sebagai landasan loyalitas (wala’)”. Menurut mereka ini adalah pemasalahan khilafiyah yang boleh ada perbedaan pendapat di dalamnya. Walaupun ini adalah keyakinan mereka yang lalu, di antara mereka ada yang terjerumus
124
Edisi XIII / Agustus 2014
dalam banyak kebodohan, berupa menghalalkan darah dan harta. Di sini bukan tempatnya untuk menbahas sejarah kejahatan yang mereka akui sendiri bukan dari orang lain. Akhir dari pergumulanku dengan sang khalifah abal-abal dan ahli fikihnya adalah kita akan tetap menjaga persahabatan yang baik meski aku tetap pada penjelasanku tentang siapa mereka seperti yang sudah saya jelaskan, dan saya tahu ada beberapa pengikutnya yang menjatuhkan vonis kafir kepada saya, ada juga yang mengumumkan status hukum saya, dan meneriakkannya di masjidmasjid, hingga ada salah satu dari syaikh kami, yaitu Syaikh Abu Iyadh yang berinisiatif mengadakan pertemuan antara saya dengan dirinya – ia adalah orang yang dihormati di kalangan mereka – karena ia sangat menghindari untuk bertemu dengan saya dan mengadakan dialog. Ketika saya tiba di rumah Syaikh Abu Iyadh, ia tidak tahu keberadaan saya hingga saya mendekati dirinya, maka serta-merta ia berusaha keluar dari rumah, namun oleh Syaikh Abu Iyadh ia ditahan dan diperintahkan untuk duduk. Ketika mulai ada dialog dengannya – Syaikh Abu Iyadh menyaksikannya – tidak ada yang ia katakan kecuali hanya mengulang-ulangi perkataan bahwa diri saya kafir. Ketika saya tanyakan kepadanya beberapa permasalahan pokok di dalam bab takfir, saya tidak mendapatkan apa-apa darinya kecuali ketidak tahuannya akan permasalahanpermasalahan tersebut. Ketika ia mulai meneteskan keringat, saya menjadi kasihan kepadanya, maka saya mengizinkan kepada pemilik rumah untuk membiarkannya melarikan diri, dan ia benar-benar melarikan diri. Alasannya mengkafirkan saya adalah, ia mengatakan bahwa saya membolehkan berhukum dengan hukum selain syariat, itu dikarenakan pada suatu hari saya pernah membahas tentang permasalahan meminta pertolongan untuk membela diri dari kezhaliman, dan ini tidak ada kaitannya dalam permasalahan menerapkan hukum, ini adalah tentang meminta bantuan hukum dalam sebuah konflik atau hal-hal lain, dan ia tidak faham sama sekali dari apa yang saya sampaikan ketika itu. Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi telah mengabarkan kepada saya bahwa orang ini pernah dipenjara oleh Jamaah Daulah karena keberaniannya dalam
Laporan Khusus
SYAMINA
mengkafirkan orang Islam yang berbeda pendapat dengannya. Dan ini menurutku menunjukan bahwa jamaah khalifah yang dulu ada di peshawar telah bergabung dengan ISIS dan memiliki pengaruh, di mana saya mengetahui bahwa jamaah khilafah yang dulu menyerukan untuk membaiat imam yang lebih dulu muncul, maka ISIS telah terjangkiti bid’ah berupa ajakan pada kekhalifahan di atas makna yang bathil, akan tetapi mereka tidak menerima adanya seorang khalifah, maksudnya mereka mengambil fikrah dan keyakinan ini dan memanipulasinya pada amir mereka Abu Bakar Al-Baghdadi. Inilah sumber penyimpangan pertama dari jamaah ISIS, dan orang-orang yang berada diluar, baik diluar jamaah maupun diluar negeri mengajak untuk membaiat Al-Baghdadi sebagai khalifah, dan ini berhasil jika ditawarkan kepada orang yang memiliki pandangan yang bodoh, ceroboh dan menyimpang. Makna dari ajakan Jamaah Daulah ini tidak akan terlihat kecuali oleh orang-orang yang meneliti perkataan mereka ketika menolak ajakan perdamaian antara mereka dengan orang yang berselisih dengan mereka, dan syaikh kami Abu Muhammad (Al-Maqdisi) adalah salah seorang yang telah memberikan peringatan kepada mereka akan bahaya dari penyakit ini, dan telah ada pembicaraan melalui surat-menyurat antara beliau dengan mereka, dan sebagian dari penanggung jawab syariat mereka diduga bodoh, karena berkata: “imamah adalah pokok agama ini, ia adalah standar untuk menjatuhkan vonis kafir dan menyatakan keimanan seseorang”.
Edisi XIII / Agustus 2014
sangat dalam. Perumpamaan mereka adalah seperti orang-orang ajam yang baru masuk Islam, jika ia di beri petunjuk bertemu dengan ulama ahlu sunnah maka ia akan mendapat petunjuk, namun jika tidak maka kerusakannya akan dasyat, sebagaimana yang telah dikatakan oleh para imam pada zaman dahulu. Maka dari itu, kalian akan mendapati para pengikut mereka adalah orang-orang bodoh yang baru mulai belajar agama, yang dikarenakan kebodohannya tersebut, ia tidak mampu memahami detail-detail permasalahan agama. Sudah menjadi hal yang maklum bagi orang-orang yang berilmu bahwa merealisasikan hukumhukum syariat adalah bagian dari permasalahan fiqh yang rumit, bahkan itu adalah hal yang paling rumit menurut ahli fiqh sendiri. Maka bagaimana bisa hukum menentukan kekufuran dan keimanan seseorang atau jamaah diserahkan kepada orang bodoh yang tidak faham tentang hukum air serta tata cara wudhu dan shalat? Sudah ada banyak orang yang memberitahukan kepada saya bahwa mereka (orang-orang Jamaah Daulah – red.) berhujjah dengan perkataanku untuk menerapkan hukum vonis kafir tehadap individu atau jamaah tertentu, bahkan ada beberapa orang yang mencari pembenaran dengan menggunakan perkataanku untuk berbuat kerusakan, bahwa saya adalah sumber kesesatan mereka. Mereka sudah lupa bahwa dalil syar’i yang mengandung kaedah-kaedah umum dapat dijadikan hujjah bagi semua pihak, sebagaimana kaum khawarij berhujjah dengan menggunakan firman Rabb kita. Namun terdapat perbedaan antara hidayah dan kesesatan dalam menerapkan kaedah-kaedah umum, istilahnya, syarat-syaratnya dan penghalang-penghalangnya, dan ini adalah bab pembahasan yang mana para ulama berbeda pendapat di dalamnya dan bertingkat-tingkat pula kemampuan masing-masing ulama dalam soal dien dan ilmu dalam masalah ini.
KEDUA: Sedangkan sumber penyimpangan kedua dari Jamaah Daulah adalah bergabungnya sisa-sisa anggota jamaah tawaquf dan tabayun ( jamaah yang dalam menghukumi keislaman seseorang menunggu di test terlebih dahulu) dan sisa-sisa anggota jamaah ghulat atau yang sering dinamakan jamaah takfir. Ada beberapa orang dari mereka yang pada awalnya pergi berjihad, dan saya tahu sebagian nama-nama mereka, di mana mereka ini menanamkan pengaruh yang sangat buruk di benak para aktivis sebagaimana kuatnya pengaruh perkataan mereka pada sekelompok pemuda aktivis jihad pendatang baru, yang tiba-tiba berteriak tentang pembahasan agama yang mendalam yang sebelumnya berasal dari jurang kebodohan yang
Kesempatan ini bukanlah untuk mengobati hati pendengki dan orang yang iri hati, jika tidak demikian maka akan banyak orang yang angkat bicara. Bagi semua orang yang kenal dekat dengan saya dan membaca tulisan saya dengan teliti akan mengetahui perbedaan antara orang yang berdusta dengan menggunakan nama saya dan hakikat keyakinan saya, sebagaimana semua orang yang mengenalku akan tahu bagaimana kerasnya upaya
125
Laporan Khusus
SYAMINA
saya untuk menghindari sikap menggampanggampangkan dalam mengkafirkan individu atau jamaah tertentu. Cukuplah saya beritahukan kepada kalian, bahwa saya selalu menghalangi dan mengungkap kebodohan yang terjadi seputar permasalahan ini agar tidak mempengaruhi kalangan aliran jihadis, beserta banyaknya upaya saya untuk memeranginya. Lalu inilah diri saya sekarang, terbelenggu selama hampir 13 tahun di dalam penjara. Dalam perjalanan jihad, sudah banyak orang-orang yang terdahulu dalam menempuh jalannya dan membuka pintunya telah habis, mereka semua telah berpulang keharibaan Rabb mereka sebagai syuhada, dan tidak ada yang tersisa kecuali sedikit, namun mereka mengetahui hakekat dan dasar-dasar dari jalan ini, dan mereka pada umumnya berada di penjara atau sedang dicari-cari. Di tengah-tengah perjalanan ini, tumbuhlah bibit-bibit kebid’ahan dan kesalahan, para ahli bid’ah dari golongan ekstrimis seperti jamaah khilafah sudah mampu menggaet orang-orang dan para pemuda yang baru keluar dari kubangan kebodohan. Rata-rata mereka adalah wajah-wajah non-Arab, dan mereka adalah bahan bakar yang pas bagi sikap ekstrim dan menyimpang, sebagaimana mereka adalah bahan bakar tepat bagi sikap ceroboh dan anti terhadap sikap yang bijaksana, maka dari itu jangan heran jika kita mendengar setiap hari ada saja pengikut baru dari mereka. Seseorang yang sekiranya ia bebas tentulah dia lebih bisa bersikap obyektif dalam kancah pertempuran, akan tetapi (dalam kondisi terpenjara) kemudian engkau harus menulis sebuah risalah bagi umat yang tidak akan sampai kepada mereka kecuali dengan segenap upaya dan kemampuan, bahkan engkau diperangi agar tidak berbicara dan membiarkan kancah yang ada bagi orang selainmu secara umum, agar orang lain tersbut bebas berbuat degan segala kebodohannya sesuai dengan yang dia inginkan. Meski demikian kehinaan itu tidak terpisah pada diri orang tersebut di mana dia menuduhmu dengan berbagai penyakit hati yang ada padanya, sementara kamu tahu bahwa dia dengan sikapnya yang seperti itu telah menguntungkan musuh Islam. Musuh selalu memantau sikapnya degan penuh kegirangan dan melihat bahwa sikap ghuluwnya tersebut adalah jalan keluar yang
126
Edisi XIII / Agustus 2014
bisa menghadang para pemuda untuk bergabung dengan kafilah jihad, karena kehidupan ini tidak akan lurus kecuali dengan sikap adil dan berlaku baik sebagaimana yang Allah perintahkan. Maksud saya di sini, bahwa berbagai permintaan yang di kirimkan oleh para ikhwah kepadaku cukup banyak, dan semuanya membawa berbagai kepedihan dan kekhawatiran, dan seseorang tidak mendapati jawaban dari itu semua kecuali air mata dan kata “aduhai sekiranya”, perihalnya sama seperti ucapan penyair : Aduhai, apakah sedikitpun berfaedah ungkapan aduhai… Aduhai sekiranya masa muda itu di jual belikan kemudian aku membelinya… Maka dia –kalapun bisa menulis—masih berpikir bagaimana mengirimnya, kalau bisa mengirimkanya bagaimana menjawab berbagai penanya dan mereka yang tak sependapat? Beginilah kondisinya di hadapan para ikhwah yang bertutur nasehat : “Jangan terlalu panjang engkau menulisnya sehingga kami bisa mendiktekannya, dan segala puji hanya milik Allah”. Sedangkan mengenai pembahasan imamah al ‘uzhma (khilafah), maka setiap orang harus mengetahui bahwa persoalan ini bukanlah hal yang baru bagi kalangan ahlus sunnah, para ulama terdahulu telah banyak membahas hukum-hukum dan konsep-konsepnya. Di dalam sejarah Islam sendiri telah banyak terjadi peristiwa besar yang bermacam-macam, dan itu semua telah banyak ditulis oleh para ulama. Kekhilafahan kaum Sunni telah banyak dihadapkan dengan pemikiran ahli bid’ah dan kesesatan, ini terus berlanjut sehingga ranah pembahasan khilafah telah dianggap sebagai sebuah rumusan yang paten dan teruji. Oleh karena itu jika ada orang yang mengatakan tentang hal ini maka sebenarnya ia adalah rumusan baru dari kata-kata yang lama, atau ia hanyalah mengambil ketentuan-ketentuan yang lama untuk diterapkan dalam kondisi sekarang. Inilah puncak yang bisa di usahakan oleh orang-orang sekarang yang menulis pada bahasan ini. Statemen ini saya katakan, karena saya telah memerinci sampai halhal yang tersembunyi dari prinsip-prinsip bid’ah yang muncul belakangan ini yang sedang saya bahas
Laporan Khusus
SYAMINA
dan kemudian menjangkiti juga Jamaah Daulah Iraq dan Syam, mereka mengklaim telah mendapatkan petunjuk yang tidak didapatkan oleh pihak selain mereka, dan menurut mereka kerusakan jamaahjamaah secara umum dan jamaah-jamaah jihad secara khusus adalah disebabkan hilangnya esensi dari makna khilafah dalam visi jamaah-jamaah tersebut. Dan kini di hadapan saya telah disuguhkan dengan istilah “Khalifah” yang dahulu sudah pernah aku dengar di afghanistan, hal serupa yang hari ini dikatakan oleh orang bodoh yang menjadi juru bicara resmi Jamaah Daulah Islamiyah, Al-‘Adnani, ia berkata dalam pernyataannya untuk memberikan bantahan kepada Syaikh Ayman Azh Zhawahiri, ia mengatakan kepada beliau bahwa solusi dari perselisihan yang terjadi di antara keduanya adalah mendeklarasikan khilafah. Ia juga menegaskan arti dari hal ini dalam pernyataan deklarasi khilafah, yaitu dengan menjadikan deklarasi ini sebagai pemenuh harapan kaum muslimin, seakan-akan seluruh harapan sudah dapat dipenuhi. Saya memberitahukan kepada saudarasaudaraku yang mau mendengarkan nasehat dan ingin mencari kebenaran, bahwasanya deklarasi ini tidak merubah kondisi perlawanan terhadap kejahiliyahan. Kekuatan Jamaah Al-Baghdadi dan Al-‘Adnani beserta pengikut mereka berdua tidak akan bertambah, dan barisan jahiliyah tidak akan melemah, jamaah-jamaah jihad secara umum berada dalam satu alur, bahkan kebanyakan dari mereka berada di bawah satu kepemimpinan, yaitu berada di bawah sumpah setia kepada sang Doktor (Ayman Azh Zhawahiri,-red), maka masuknya nama khilafah tetap tidak akan merubah kondisi peperangan melawan musuh-musuh agama, bahkan ia justru membawa petaka, ia akan menyeret para pelaku jihad ke dalam perang internal, dan seruan khilafah ini pada hakekatnya adalah perlawanan terhadap jamaah-jamaah jihad yang bergerak di seluruh dunia, mulai dari Yaman, Somalia, Aljazair, Kaukasus, Afghanistan, Mesir, dan seluruh negeri Syam, dan bukanlah kepada orang-orang awam dari kaum muslimin, karena mereka tidak peduli dengan deklarasi ini, bagi mereka deklarasi ini adalah bagian dari komoditas kehidupan belaka.
127
Edisi XIII / Agustus 2014
Dan petaka tersebut benar-benar ada, ia adalah bagian dari peperangan melawan imarah dan qiyadah, dan ia adalah petaka terburuk dalam sejarah umat Islam. Setiap orang Islam memiliki hak untuk membanggakan setiap aspek dari sejarah Islam, namun ketika mereka sampai dalam pembahasan sejarah imamah, mereka justru melihat kegelapan, kebencian, pertumpahan darah dan banyak lagi halhal yang sebagian besar adalah hal-hal keduniaan, dan sedikit hal-hal yang bernuansa akhirat. Apa yang dilakukan oleh Jamaah Daulah adalah menjadikan perselisihan yang terjadi antara dirinya dengan lawannya dari para pemimpin jamaah-jamaah jihad – atau jamaah Al Qaeda – sebagai pembenaran untuk menumpahkan darah yang terlarang. Kita akan mendapati hal ini dalam fiqhnya para pembangkang, kita akan mendapatinya dalam pernyataan si orang yang sangat bodoh ini, yaitu Al-‘Adnani, kita akan mendapati hal ini ketika ia mengancam akan menumpahkan darah dan membunuh orang yang tidak tunduk kepadanya, bahkan kita akan mendapati anjing-anjing neraka itu mengkafirkan orang yang menyelisihi imam dan amir mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh para pengikut jamaah khilafah. Sesungguhnya apa yang diinginkan oleh AlBaghdadi jika ia benar-benar pemegang kendali dalam tanzhimnya – saya ragu apakah benar ia yang memegang kendali – karena ada banyak isyarat yang menunjukkan bahwa hubungan antara Al-Baghdadi dengan orang-orang dibaliknya adalah seperti hubungan Muhammad bin Abdullah Al Qahthani (Al Mahdi Palsu) dengan Juhaiman, yaitu adanya kelemahan psikologis sehingga kepemimpinannya seperti disetir dengan orang-orang semacam Al‘Adnani dan selain dirinya, dan saya mendapatkan kabar tentang diri mereka. Kembali lagi, apa yang diinginkan oleh Al-Baghdadi dengan mendeklarasikan kekhilafahan adalah memutus perselisihan serius yang terjadi antara mereka dengan Jabhah Nushrah dalam hal kewenangan berjihad di negeri Syam, khususnya setelah kedustaan mereka dengan menyatakan bahwa mereka tidak ada ikatan baiat dengan Dr. Ayman terbongkar, dan Al-Baghdadi hanya terdiam tak dapat menjawab dan membantah. Sebagai penggantinya muncullah orang-orang yang ahli dalam menghina dan mencela, karena jamaah ini tidak memiliki para penuntut ilmu
Laporan Khusus
SYAMINA
syar’i yang mampu menyampaikan pandangan syariat dalam pembahasan ini. Kalaupun ada yang berbicara, maka ia justru mendatangkan musibah dan bencana, ia hanya dapat melengking dan mengancam untuk membunuh dan menumpahkan darah. Jalan pintas yang mereka maksudkan untuk memecahkan masalah dan mereka klaim untuk mewujudkan mimpi kaum muslimin ini justru akan menjadikan jurang perselisihan bertambah dalam, dan menjadikan pertumpahan darah semakin besar. Dengan ini, engkau harus tahu asal hukumnya dalam agama Allah. Jika engkau tidak mampu mengetahui masalah hukum sesuatu, maka lihatlah hasil yang diakibatkan darinya. Ingatlah! Darah yang akan ditumpahkan adalah darah para mujahidin, bukan darah orang-orang murtad dan zindiq. Bagi para pemikir, ahli agama dan orang-orang yang bijaksana, hal ini adalah sangat penting, yaitu berusaha untuk bersepakat dalam satu hal, lalu menjadikan hal tersebut berada di atas landasan kesepakatan itu, bukannya bergerak berdasarkan doktrin yang menyelisihi pedoman para sahabat Radhiyallahu ‘anhum, sebagaimana yang akan saya jelaskan nanti. Cara terbaik untuk mewujudkan kesepakatan dalam bermasyarakat baik ditimbang dari sisi agama, akhlak, ketaqwaan maupun keilmuan, yaitu cara yang banyak orang telah mengajak untuk melakukannya adalah Tahkim Syariat. Namun mereka merasa sombong, maka mereka menolaknya, mereka membesar-besarkan diri mereka dengan berkata bahwa tanzhim mereka adalah negara, tidak pantas untuk duduk dengan jamaah-jamaah yang lebih kecil dalam majelis tahkim dan pengadilan, lalu para penipu dari mereka yang mengenakan baju keilmuan palsu mulai mencari pembenaran dengan merujuk kepada sejarah Islam, lalu mengatakan bahwa tidak ada sejarahnya sebuah negara duduk di majelis tahkim dengan tanzhim. Jika saja mereka membaca firman Allah: “Dan jika kedua kelompok dari orangorang beriman berperang…” (Qs. Al Hujurat: 9) dan tafsirnya dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, pastilah mereka tidak akan membuat kedustaan semacam ini untuk mendustakan Al-Quran dan As Sunnah. Jika saja mereka membaca sejarah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, pastilah mereka akan
128
Edisi XIII / Agustus 2014
melihat bagaimana Rasulullah menerima putusan hukum Saad bin Muadz dalam tahkim pada saat perang Yahudi Bani Quraizhah. Jika saja mereka mengkaji sejarah, pastilah mereka akan melihat bagaimana Khalifah Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘anhu menerima putusan tahkim antara dirinya dengan Muawiyah Radhiyallahu ‘anhu. Akan tetapi mereka adalah para pakar syariat tanzhim yang menyimpang karena kebodohan mereka, sehingga apa yang mereka sampaikan adalah bencana yang besar. *** Yang diminta dari seseorang yang mencurahkan tenaganya untuk berjuang menerapkan syariat dan menegakkan agama Allah bukanlah mengumumkan bahwa cita-cita terbesarnya adalah mengembalikan kekhilafahan ke negeri-negeri kaum muslimin, karena tidak ada yang akan mengingkari tuntutan ini kecuali orang yang sesat atau orang yang membangkang terhadap agama Allah. Yang kita bicarakan bukanlah tentang dalil-dalil syar’i tentang wajibnya imamah dan khilafah, karena ia adalah hal yang telah disepakati sebagaimana yang tertera di dalam kitab-kitab fiqh dan siyasah syariyyah. Begitu juga yang diminta dari dirinya adalah bukan berteriak ketika ia mengumumkan tentang apa yang terjadi sekarang ini tidaklah sesuai dengan keinginannya, tidak sesuai dengan apa yang ia ketahui dari perkataan para fuqaha dan ulama, tidak sesuai dengan pemahaman para sahabat Radhiyallahu ‘anhum, yaitu perpecahan adalah hal yang tercela, dan tidak boleh ada dua imam dipilih dalam satu waktu, sedangkan beberapa ulama terdahulu dan juga kontemporer yang membolehkan ada dua imam dalam satu waktu maka mereka telah salah. Akan tetapi agar ia mengetahui bahwa jamaah ini (Jamaah Daulah) adalah jamaah yang menyempal dari barisan, dan menciptakan perpecahan barisan mujahidin, padahal penulis tulisan ini (maksudnya Abu Qatadah sendiri – red.) memandang bahwa menyempalnya mereka adalah sebuah kenikmatan besar dan rahmat dari Allah bagi kelompokkelompok jihad. Untuk menjelaskannya, maka saya katakan: Pergerakan jihad telah tumbuh dengan kondisi yang luar biasa, para pemimpinnya menempuh jalan yang panjang di dalamnya, di antara mereka ada yang telah berpulang ke sisi Rabbnya, ada
Laporan Khusus
SYAMINA
juga yang dipenjara. Orang-orang berilmu yang menyelisihi mereka tidak bersikap baik terhadap mereka, atau tidak menampakkan kecintaan, kelemahlembutan dan sikap yang baik, bahkan bersama musuh-musuh Islam mereka memusuhi para qadah (pemimpin) jihad ini dengan berbagai cara, dengan cara yang hak, bathil, syubhat dan berbagai propaganda. Maka kedua belah pihak yang bertikai hatinya menjadi keras kering, dan jalan yang dapat menghubungkan antara keduanya menjadi tertutup. Akibatnya para mujahidin memandang orang-orang yang berilmu yang berselisih sebagai orang-orang munafik yang menjual agama mereka kepada barat dan para penguasa, dan sebaliknya para ahli ilmu memandang mereka sebagai orang yang tidak memiliki kebenaran sedikitpun. Obrolan yang terjadi pun berubah bagaikan dua orang yang ada di dua lembah yang masing-masing berteriak, ia tidak dapat mendengar perkataan kecuali perkataan dirinya saja. Dalam kondisi yang luar biasa ini, mulai ada penambahan-penambahan, dan mulai muncul penyimpangan-penyimpangan, karena orang-orang awam tidak akan bisa memahami dengan baik kecuali perkara-perkara yang umum, dan inilah kadar kemampuan mereka.
Edisi XIII / Agustus 2014
dan berperang, namun jika di dalamnya tidak ada ulama, maka suara yang akan lebih banyak terdengar dari lingkungan ini adalah suara-suara ghuluw. Barang siapa yang mengetahui peristiwa penuh pelajaran di Aljazair, maka ia akan mengetahui hal ini secara pasti, dan pada hari ini kita mendengarnya ada pada suara Al-‘Adnani dan orang-orang semisal dengannya. Sebagaimana kami juga mengetahui bahwa panjangnya perjalanan dan terjadinya pergantian zaman akan menimbulkan penyakit dalam diri para penempuh perjalanan tersebut. Dan di antara sunnatullah adalah terjadinya fitnah di dalam tubuh jamaah dan umat, gejala-gejala tersebut akan terus merintangi perjalanan, maka terjadilah apa yang telah terjadi, khususnya dalam permasalahan ghuluw, orang-orang yang ghuluw mendengarkan perkataan para penempuh jalan tanpa memahami dan meneliti.
Jalan ini adalah jalan yang paling berbahaya, karena ia adalah jalan darah dan nyawa, keburukan dan kebaikan dapat masuk secara bersamaan dan bercampur bedanya tipis sekali. Berjihad di jalan Allah itu adalah puncak dari aktifitas manusia dengan berbagai keragamannya, barangsiapa yang membaca sejarah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, maka ia akan menyaksikan permasalahanpermasalahan besar itu muncul dan terjadi di berbagai ghazwah dan sariyah. Orang-orang Islam pada hari ini banyak yang menyangka bahwa banyak hal tentang agama Islam yang dapat kita ungkap yang itu belum pernah diungkap oleh orang-orang terdahulu, dan ini adalah kecenderungan yang terjadi di kalangan mujahidin aliran salafi jihadi pendatang baru. Dampaknya adalah mereka tidak lagi mempelajari ilmu, baik itu ilmu yang dibaca maupun ilmu yang didengarkan. Ilmu yang dibaca adalah ilmu yang berasal dari zaman dahulu, sedangkan yang didengarkan itu adalah ilmu yang ada pada saat ini. Akibatnya aliran jihadis mulai dimasuki asap (ketidakjelasan – red.), yaitu lingkungan jihad indentik dengan membunuh
129
Fitnah-fitnah ini datang untuk menguji manusia, ia adalah cobaan yang akan memisahkan manusia sesuai dengan kedudukan mereka. Tebusan yang harus dibayarkan akibat perpisahan ini jumlahnya besar, dan ia adalah hal yang urgen. Dengan karunia Allah saya tidak merasa bersedih dengan apa yang sedang terjadi, bahkan saya justru melihat ada hikmah Allah di dalam cobaan ini, yaitu perjalanan ini sedang dibersihkan dari berbagai macam keganjilan, kotoran dan penyimpangan. Sebelumnya masyarakat tidak dapat membedakan antara kaum ekstrimis dengan kaum jihadis karena urusan kita bagi orang-orang awam bukanlah hal yang penting. Namun pada hari ini perbedaan tersebut nampak jelas terlihat, dan setiap orang dapat berterima kasih kepada Allah karena ia tidak terjerumus ke dalam kejahatan, kebid’ahan dan penyimpangan, walaupun anggotanya banyak dan jumlahnya mayoritas. Al-Quran telah mengajarkan kepada kita tentang dasar-dasar Al Wujud (keberadaan) dan Al Ittiba’. Al Wujud itu dijelaskan di dalam firman Allah Ta’ala: “Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi” (Qs. Ar Ra’d: 17). Karenanya hanya kebenaranlah yang boleh menetap, walaupun orang-orang terombang-
SYAMINA
Laporan Khusus
ambing di dalam kebatilan dan hal-hal yang superior, namun ia tidak terpengaruh dengan euforia dan lonjakan sesaat. Karena tidak ada yang tertipu dengannya kecuali anak kecil yang memang selalu ingin sesuatu yang banyak. Sedangkan Al Ittiba’ adalah sebagaimana yang tercantum di dalam firman Allah sebagai berikut:
Edisi XIII / Agustus 2014
pandang yang tidak seperti biasanya. Saya ingin menyusun pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan orang banyak, dan juga sekaligus akan menjelaskan penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang mencari batu lompatan untuk meraih Imamah Al ‘Uzhma karena kebodohannya, maka saya katakan: PERTAMA
“Katakanlah: “tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu” (Qs. Al Maidah: 100). Alhamdulillah saya telah memutuskan sejak awal untuk tidak tertipu dengan kelompok ini beserta pemahaman mereka walaupun anggotanya menjadi semakin banyak. Dan sekarang tibalah saatnya penyaringan dan ujian, ia akan mendatangkan perpecahan serta akan melemahkan, namun ia akan memiliki dampak yang baik – insya Allah – namun syaratnya adalah sabar, teguh dan mamahami kondisi. Lihatlah tumpukan kesalahan yang berkumpul di dalam aliran ini, orang yang mengikuti hawa nafsunya akan mendekati tumpukan tersebut hingga antara dirinya dengan saudara-saudaranya akan ada kerenggangan, selanjutnya ia akan mencaricari kesempatan untuk mencela dan mengeluarkan uneg-uneg yang ada pada dirinya. Orang yang memiliki ambisi untuk berkuasa terganjal jalannya, sedangkan orang yang terjangkiti dengan kebid’ahan tidak lekas disembuhkan dengan ilmu, dan bagi mereka orang-orang seperti ini dapat dimanfaatkan untuk mencapai kekuasaan dan menguatkan barisan. Dan jika niat awal dari pengumuman ini adalah karena kecenderungan terhadap hawa nafsu (yang saya maksud adalah pengumuman mereka bahwa Jabhah Nushrah adalah kepanjangan tangan mereka dan cabang mereka di Suriah) bagaimana bisa itu terus dilanjutkan? Bagi para analis, mereka dapat melihat perkembangan hawa nafsu tadi di dalam rentetan kejadian, mulai dari pertama hingga pada hari ini, bagaimana bisa secapat itu ia tumbuh, hingga menjadi seperti sekarang ini, yaitu deklarasi khilafah yang bid’ah. Sungguh, terkadang fitnah dapat menjadi anugerah, Wal Hamdu Lillahi Rabbil Alamin. *** Saya akan membahas tentang pembahasan Imamah Al ‘Uzhma dalam fiqh Islam dari sudut
130
1. Sesuatu itu dapat menjadi bernilai ketika ia dapat menjalankan kewajiban-kewajiban dan ia bermakna. Kata-kata khilafah adalah istilah yang memiliki realita tersendiri, dan ia dapat diketahui melalui tugas-tugas yang menjadi kewajibannya. Setiap kali ada kemangkiran dari tugas maka realitas yang diraih menjadi semakin hilang, ini adalah sebuah hal yang dapat diterima oleh naluri setiap orang. Jika seseorang dikatakan dengan selain hal ini, kemudian ia menerimanya, maka ia telah menyalahi nalurinya. Imamah Al ‘Uzhma dan kekhilafahan adalah sesuatu yang memiliki wujud dan dapat diketahui maknanya, ia bukanlah bagian dari ibadah mahdhah (personal) seperti shalat, dzikir, haji dan puasa, namun ia memiliki makna sebagaimana yang dikatakan oleh semua ahli fiqh, “Pekerjaan imamah itu bergantung dengan kemaslahatan rakyat”. Maksudnya adalah imamah memiliki pekerjaan-pekerjaan yang sekaligus menjadi tugasnya. Jika tugastugasnya tidak dilakukan maka hilanglah eksistensinya. Landasannya adalah kaedah fiqh berikut: “Sesuatu yang dilarang oleh syariat karena dzatnya, maka larangan itu tidak diterapkan pada sebagiannya saja”, maksudnya adalah: apa yang tidak terbagi yaitu hilangnya dzat syar’iyah, bagi siapa yang memahaminya, maka ia akan tahu bahwa hilangnya tugas-tugas imamah dari si imam yang telah dibaiat berarti menunjukkan hilangnya arti dari keimamahan yang sah sesuai syariat. Ini adalah jawaban ringkas yang ditujukan kepada orang yang bodoh, lalu ia mengklaim bahwa At Tamkin (memiliki kekuasaan) adalah syarat yang batil dalam syarat-syarat mendirikan khilafah, dan jawaban yang sifatnya dialog kepada orang yang menguasai ilmu fiqh dan
Laporan Khusus
SYAMINA
ushul fiqh, bukan kepada orang yang tidak menguasainya. 2. Rasulullah n bersabda: “Sesungguhnya imam itu laksana perisai, orang berperang di belakangnya dan belindung kepadanya”. Perisai ini haruslah ada yang menjadi alat bantunya, alat bantu tersebut adalah apa yang dinamakan Asy Syaukah (kekuatan) dan At Tamkin (kekuasaan). Di dalam hadits ini disebutkan dua hal yang dapat mewujudkan arti seorang pemimpin yaitu: “orang berperang di belakangnya” dan “berlindung kepadanya”. Ini sesuai dengan kaidah fiqh “Al Gharmu Bil Ghunmi” (“Tanggungan kewajiban seimbang dengan manfaat yang diambil”). Ia ditaati berdasarkan perkataan tersebut; orang berperang di belakangnya, perintahnya ditaati, dan setelah itu sebagai timbal baliknya orang-orang memiliki hak atas dirinya untuk mendapatkan perlindungan darinya. Dan tidak ada yang dapat melindungi kecuali orang yang memiliki arti seorang pemimpin di atas, ini sudah menjadi maklum. 3. Sudah menjadi hal yang maklum di dalam fiqh syariat, yang juga telah dijabarkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam mukadimah Minhajus Sunnah, imamah itu adalah akad yang dilakukan antara umat dengan imam. Arti akad menurut syariat sendiri sebenarnya adalah harus ada dua orang yang melakukan akad, objek akad, dan shighat (lafal) akad, ini adalah rukunrukun akad sebagaimana yang tertulis di dalam buku-buku ulama kita dan sebagaimana yang dipelajari oleh para siswa. Maka apabila ada rukun yang hilang dari akad, maka batallah akad tersebut, tidak ada yang perlu saya tambahkan dalam pembahasan ini. 4. Ibnu Taimiyah menunjukkan di dalam keseluruhan perkataannya, bahwa imamah bukanlah jabatan yang ditentukan oleh Allah, akan tetapi ia adalah bentukan manusia. Kalau saja Rasulullah n mewasiatkan imamah kepada seseorang, kemudian umat menyelisihinya dan membaiat orang selainnya, maka yang layak jadi imam adalah orang yang di baiat oleh umat bukan yang di wasiatkan oleh nabi, meski umat berdosa karena menyelisihi wasiat belaiu. Karena maksud dari imarah itu terelisasi pada diri orang yang di baiat tersebut bukan
131
Edisi XIII / Agustus 2014
pada orang selain dia. Ini menjelaskan makna ungkapan para ulama bahwa khalifah itu adalah produk manusia, maksudnya ia adalah akad dalam Islam sebagaimana akad-akad lainnya yang terjadi atas dasar kerelaan, yang mesti memiliki syarat-syarat dan tujuan, karena jika tidak maka itu akan hanya tinggal sebatas nama. Barang siapa yang membuat akad dengan seorang wanita dengan syarat tidak digauli maka akan lenyap maksud nikah. Dan akad tersebut hanya tinggalah akad yang tidak ada nilainya. Dan ini di antara makna ucapan para ahli ushul fikih : “Sesuatu yang keluar dari makna dan tidak sah kecuali dengannya”, juga makna ucapan mereka : “Sesuatu yang di larang dalam syariat itu seperti tidak ada wujudnya”. 5. Objek akad dari imamah adalah menegakkan hukum, melindungi wilayah, berdakwah kepada Allah, dan berjihad. Itu semua adalah tugas-tugas dari akad ini, dan ia tidak akan dapat direalisasikan kecuali dengan alat bantunya yang bernama persyaratanpersyaratan imamah, namun ini diingkari oleh orang-orang bodoh tersebut. 6. Hadits “Innama Al Imamu Junnatun” : “Sesungguhnya imam itu laksana perisai” adalah sama dengan sabda Nabi Muhammad n: “Al Hajju Arafatun” : “Haji itu adalah wuquf di Arafah”. Kata-kata “Innama” itu berfungsi sebagai “Adatu hashrin wa qashrin” (huruf yang berfungsi untuk membatasi suatu masalah). Jadi ketika orang yang dibaiat tidak mampu untuk mewujudkan perisai atau penjagaan karena ia tidak memiliki alat bantunya atau karena keterbatasan kemampuannya, maka sifat keimamahan hilang dari dirinya. Imamah yang dimaksudkan di sini adalah yang memiliki arti secara khusus: sistem perpolitikan menurut anggapan kalangan kontemporer. 7. Sedangkan keharusan untuk melakukan baiat imamah dengan ridha, maka dalilnya adalah perkataan Al Faruq, Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu: “Maka barangsiapa membaiat seseorang tanpa melalui musyawarah dengan kaum muslimin, niscaya orang yang membaiat tersebut dan orang yang dibaiat tersebut tidak boleh diikuti, karena ia telah menjerumuskan mereka berdua untuk
Laporan Khusus
SYAMINA
dibunuh”. Maka syarat imamah al ‘uzhma adalah adanya keridhaan, yaitu sebagaimana yang beliau katakan: “…tanpa melalui musyawarah dengan kaum muslimin…”. Barang siapa yang memahami sejarah Abdurrahman bin ‘Auf Radhiyallahu ‘anhu ketika beliau memberikan baiatnya kepada Dzun Nuraini (Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu), maka ia akan mengetahui bahwa para sahabat menganggap harus ada keridhaan umat dalam membaiat seorang imam, kisahnya adalah sebagai berikut: ((Dikala mereka telah berkumpul, Abdurrahman menyatakan kesaksian dan berujar; “Amma ba’du. Wahai Ali, saya telah mencermati masalah manusia, dan tak kulihat mereka berpaling dari Ustman, maka janganlah engkau mencari-cari alasan terhadap dirimu)) beliau menjadikan pendapat orang-orang sebagai penentu pilihan, kejadian di atas tertera di dalam Shahih Bukhari. Sebelumnya Al Faruq telah mengetahui bahwa ada beberapa orang yang merasa keberatan dengan apa yang ia katakan tentang baiat kepada Ash Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, dan ia berjalan tidak sesuai dengan maknanya, maka Umar langsung menjawabnya: “Sesungguhnya ia memanglah sementara, dan Allah telah memaafkan dosa-dosa beliau”. Dosa-dosa Ash Shiddiq dihapuskan karena tingginya maqam beliau di hadapan para sahabat lainnya, dan ini adalah realisasi dari sabda Nabi Muhammad n: “Allah menolak (selain dia) dan orang-orang mukmin enggan (kekhilafahan untuk selain Abu Bakar)”. (HR. Bukhari No.6677), di dalam diri Abu Bakar terkumpul keridhaan dari Allah dan kemampuan yang ia miliki. 8. Jenis dari akad ini adalah akad wakalah, yaitu umat mewakilkan kepada seseorang untuk menjadi imam agar ia menjalankan pekerjaan imamah dan kepemimpinan. Itu dikarenakan AlQuran menjadikan penegakan hukum sebagai hal yang wajib dilaksanakan oleh semua orang, sebagaimana yang Allah firmankan sebagai berikut: “Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya” (Qs. Al Maidah: 47), namun karena orang yang bekelompok tidak mampu menjalankannya, maka mereka mewakilkan kepada seseorang di antara mereka
132
Edisi XIII / Agustus 2014
untuk mewujudkan tujuan. Dengan akad ini, maka sang imam akan memiliki kekuatan yang dapat digunakan untuk menjalankan tugas, umat Islam-lah yang menjadi kekuatannya. 9. Sunnah dari Al Wujud adalah adanya eksistensi orang-orang yang memiliki pengetahuan, mereka adalah orang-orang yang mewakili umat dalam permasalahan dan kebutuhan mereka. Orang-orang ini adalah para ulama, orang-orang yang bijaksana dan orang-orang kuat lainnya. Orang-orang ini adalah anggota majelis syura dan Ahlul Halli wal ‘Aqdi, atau bisa dikatakan bahwa merekalah yang memiliki wewenang untuk melaksanakan tugas-tugas seluruh umat. Dari sini dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang ada di dalam permasalahan ini adalah milik umat, bukan milik orang lain. Jikalau mereka tidak disetujui sebagai wakil dari sebagian umat, maka baik imam maupun Ahlul Halli wal ‘Aqdi tidak berhak untuk menyandang gelar apapun atas mereka. Imam tidak berhak menyandang nama, Ahlul Halli wal ‘Aqdi pun tidak berhak, maka seperti inilah ketentuan imamah di dalam agama Allah. 10. Sedangkan apa yang disebutkan di dalam kitab-kitab para fuqaha dari hukum-hukum kontemporer lainnya seperti hukum suara mayoritas misalnya, maka ia tidak dapat diterapkan. Namun jika dengan adanya suara mayoritas kemudian dapat melancarkan tugas imamah, maka ia boleh diterapkan dengan tujuan menghindari fitnah kepemimpinan, karena fitnah tersebut adalah fitnah terbesar yang dapat menumpahkan darah dengan jumlah yang besar pada seluruh pihak, kaum dan negara. 11. Dengan demikian, maka mulai sekarang engkau mampu untuk membedakan antara perkataan dan perbuataan yang benar dengan yang salah. Engkau juga akan tahu akan makna dan hakekat dari nama-nama yang ada di dalam pembahasan ini, sebagaimana engkau juga akan mengetahui khayalan dan kebodohan manusia. KEDUA 1. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
Laporan Khusus
SYAMINA
dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindungmelindung. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al Anfal: 72). Dan juga firman Allah: “Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain…” (Qs. At Taubah: 71) 2. Al-Quran menetapkan dua wilayah kepada orang-orang yang beriman sebagaimana yang dapat engkau saksikan. Yang pertama adalah wilayah keimanan, yaitu terdapat di dalam ayat: “Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain…”. Sedangkan wilayah yang kedua adalah wilayah perpolitikan, yaitu yang pada hari ini dinamakan dengan kewarganegaraan. Kewarganegaraan menurut negara Islam ditetapkan dengan dua syarat; Islam dan hijrah. Dan hijrah memerlukan sebuah syarat, yaitu baiat. Ayat pertama (Al Anfal: 72) menjelaskan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk meraih wilayah ini, ayat ini juga menetapkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Menetapkan keimanan kepada orang yang belum berhijrah: “…dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah…” b. Menetapkan wajibnya membantu jihad melawan musuh orang-orang beriman yang belum berhijrah, walaupun mereka masih belum memiliki wilayah politik. Namun dengan syarat bahwa jihad tersebut tidak melanggar janji antara imam yang diajak bicara di dalam ayat ini dengan kaum musyrikin.
133
Edisi XIII / Agustus 2014
c. Menetapkan bolehnya melakukan perjanjian damai dengan kaum musyrikin dengan syarat-syarat yang dapat dilihat di dalam kitab-kitab fiqh, hal ini berdasarkan ayat: “…kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka…” d. Menetapkan adanya kemungkinan untuk terbentuk kelompok politik di dalam thaifah kaum muslimin, dan ini jelas dinyatakan di dalam ayat pertama, bahwa ayat ini menetapkan bagi kelompok yang berhijrah akan bolehnya melakukan peperangan jika itu diminta, sebagaimana yang tertera di dalam ayat di atas: “(akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama…” dan ini adalah bagian dari pekerjaan imamah, namun Allah membolehkannya juga kepada kelompok yang berada di luar jangkauan kekuasaan imam. Dalilnya adalah kisah Abu Bashir Radhiyallahu ‘anhu yang terjadi setelah perjanjian Hudaibiyah, dan ini tercantum di dalam Shahih Bukhari: ((Kemudian beliau kembali ke Madinah, kemudian beliau di datangi seorang lakilaki Quraisyi. Lalu orang-orang Quraisyi mengirimkan utusan untuk mencarinya, kemudian beliau menyerahkannya kepada dua orang. Kemudian kedua orang tersebut keluar dengan membawanya, hingga tatkala mereka sampai di Dzul Hulaifah, mereka singgah dan makan sebagian kurma mereka. Lalu Abu Bashir berkata kepada salah seorang dari mereka; demi Allah, sungguh aku melihat pedangmu ini bagus wahai Fulan. Kemudian orang yang lain menghunusnya dan berkata; “Benar, sungguh aku telah mencobanya”. Lalu Abu Bashir bekata: “Perlihatkan kepadaku! aku akan melihatnya”. Kemudian orang tersebut menyerahkan pedang tersebut kepadanya, lalu Abu Bashir menebasnya hingga mati, dan yang lain melarikan diri hingga datang ke Madinah, lalu ia memasuki masjid. Kemudian Nabi berkata: “Sungguh orang ini telah melihat rasa takut”. Kemudian orang tersebut berkata: “Demi Allah, sahabatku telah terbunuh, dan aku akan dibunuh”. Lalu
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi XIII / Agustus 2014
zz Diperbolehkan juga kepada kelompok pertama untuk berkomitmen dengan akad perjanjian yang didalamnya terdapat larangan untuk berperang dengan pihak lain karena faktor agama, sedangkan kelompok kedua maka ia jelas masuk ke dalam ketentuan perjanjian tadi.
Abu Bashir datang dan berkata; “Sungguh Allah telah memenuhi perlindunganmu, Anda telah mengembalikanku kepada mereka kemudian Allah menyelamatkanku dari mereka”. Kemudian Nabi bersabda: “Mengherankan, ia akan mengobarkan api peperangan apabila ia memiliki teman yang menolongnya”. Kemudian tatkala Abu Bashir mendengar hal tersebut maka ia mengerti bahwa beliau akan mengembalikannya kepada mereka. Maka ia keluar hingga sampai di tepi laut, dan Abu Jandal hilang dan bergabung dengan Abu Bashir hingga terkumpul dari mereka sekelompok orang (berjumlah empat puluh atau lebih). Dan demi Allah, tidaklah ada yang mendengar unta milik kafilah Quraisyi keluar menuju Syam kecuali mereka akan menghadangnya,membunuh orangorangnya dan mengambil harta mereka)).
3. Pengelompokan ini sebagaimana diketahui bersama adalah bukan hukum aslinya, ia hanya kejadian darurat. Hukum aslinya adalah sebagaimana firman Allah: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. 4. Semua itu menetapkan bahwa keharusan kaum muslimin berbaiat dalam setiap waktunya adalah tidak benar. Orang yang mengatakannya adalah sesat jika ia mengatakan bahwa orang yang tidak berbaiat boleh dibunuh, dan ia benar-benar menjadi anjing-anjing neraka jika ia mengkafirkan pelaku perbuatan ini dan menjadikannya sebagai salah satu dari dasardasar agama, karena di dalam ayat pertama telah ditetapkan bahwa orang yang tidak berhijrah dan berbaiat masih tetap beriman.
Manfaat yang dapat dipetik dari hadits di atas adalah: zz Ada sebab-sebab lain yang tidak disebutkan di dalam ayat pertama di atas, dari kemungkinan-kemungkinan adanya pembentukan kelompok politik kaum muslimin, yang dimaksud di sini adalah sekelompok kaum muslimin yang tetap memegang akad yang tidak dibebankan kepada selain mereka, ada Abu Bashir yang memiliki kelompok sendiri selain kelompok penduduk Madinah, mereka menjalankan kepemimpinan mereka sendiri dan mereka berjihad. zz Ibnu Taimiyah menjadikan hadits ini sebagai dalil dalam makna yang sama pada beberapa fatwanya, di mana pada saat itu terdapat beberapa penguasa muslim yang terikat perjanjian dengan orang-orang kafir, tetapi perjanjian tersebut tidak mengikat kepada setiap penguasa muslim lainnya, ini sekaligus membantah apa yang diklaim oleh beberapa orang dari kalangan kontemporer yang mengatakan bahwa kisah Abu Bashir adalah merupakan peristiwa belaka.
134
5. Hadits Abdul Qais: “Ketika utusan Abdul Qais datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Beliau bertanya kepada mereka: “Kaum manakah ini atau utusan siapakah ini?”. Mereka menjawab: “Rabi’ah!”. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Selamat datang wahai para utusan dengan sukarela dan tanpa menyesal”. Para utusan itu berkata: “Ya Rasulullah, kami tidak dapat mendatangimu kecuali di bulan suci, karena antara kami dan engkau ada suku Mudlor yang kafir. Oleh karena itu ajarkanlah kami dengan satu pelajaran yang jelas yang dapat kami amalkan dan dapat kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami, yang dengan begitu kami dapat masuk surga”. Kemudian mereka bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang minuman, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, kemudian bertanya: “Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?”. Mereka
Laporan Khusus
SYAMINA
menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan: “Persaksian tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang…”. Manfaat dari hadits ini adalah:
Edisi XIII / Agustus 2014
dan melarang kemungkaran, tak mengomel di jalan Allah Tabaaraka wa Ta’ala, tak takut celaan orang saat menjalankan perintah-Nya, membela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat datang ke Yatsrib seperti menjaga diri, istri dan anak-anak dan sebagai jaminannya kami mendapatkan surga. Inilah baiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dibaiatkan kepada kami”. Ibnu Katsir berkata: sandanya bagus dan kuat.
a. Nabi tidak memerintahkan mereka untuk berhijrah, namun memerintahkan kepada mereka untuk menetap di daerah mereka, ini menunjukkan bahwa hijrah diperintahkan kepada perorangan, yang Allah berkata tentang mereka: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)” (Qs. At Taubah: 97), jika seseorang mampu untuk menampakkan agamanya maka ia boleh kembali ke negeri asalnya. b. Mereka dibolehkan untuk melakukan kegiatan jihad di wilayah mereka, jika mereka mampu, itu berdasarkan sabda beliau: “mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang”. c. Ada satu kesimpulan yang didapatkan dari hadits utusan Abdul Qais dan hadits Abu Bashir, bahwa kegiatan jihad – adalah pekerjaan imamah – boleh dilakukan dalam segala kondisi namun harus ada izin dari imam jika jihad tersebut dilakukan di dalam wilayah kekuasaannya. Jika itu dilakukan di luar wilayahnya, maka boleh tanpa ada izin, baik itu dilakukan oleh perseorangan maupun jamaah. KETIGA Pekerjaan imamah itu disesuaikan dengan kemampuan, dan kemampuan itu terkadang dapat melemah, terkadang dapat menguat. Ada beberapa hal yang dapat menjelaskannya:
2. Dalam urusan kepemimpinan Kota Madinah, Rasulullah n membutuhkan pendapat kaum Anshar dalam perang Badar, yaitu ketika beliau keluar untuk menghadang kafilah namun beliau mendapat informasi bahwa di depan mereka telah ada pasukan tempur Quraisyi yang menghadang. Hadits ini disebutkan di dalam Shahih Bukhari, dan dirinci di dalam Shahih Muslim dan Musnad Imam Ahmad: “Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam hendak berangkat ke Badr, beliau minta saran. Abu Bakar memberikan pendapatnya, lalu minta saran kepada ‘Umar juga. Maka ‘Umar memberikan sarannya. Kemudian beliau meminta saran kepada mereka, maka sebagian kaum Anshar berkata: “Kamikah yang Anda kehendaki wahai Rasulullah? Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Anda memerintahkan kami mengarungi lautan, pasti akan kami arungi…” (Al Hadits). 3. Apa yang terjadi dengan Ali Radhiyallahu ‘anhu setelah pembunuhan Dzun Nuraini (Utsman bin Affan) Radhiyallahu ‘anhu, beliau tidak melakukan qishah dan menuntut balas atas pembunuhan tersebut. Nash-nashnya adalah sebagaimana yang diketahui bersama oleh para penuntut ilmu, maka silahkan merujuk kepadanya. KEEMPAT
1. Asal dari baiat yang terjadi di Aqabah pertama dan kedua adalah melindung Nabi Muhammad n dan menjaga beliau, yaitu untuk membela diri beliau jika sampai beliau dibunuh di Madinah. Di dalam musnad Imam Ahmad, Ubadah bin Ash Shamit berkata: “Kami berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendengar dan taat saat giat dan malas, bersedekah saat lapang dan susah, memerintahkan kebaikan
135
1. Kaedah yang telah ditetapkan oleh Al Faruq Radhiyallahu ‘anhu: “Maka barangsiapa membaiat seseorang tanpa melalui musyawarah dengan kaum muslimin, niscaya orang yang membaiat tersebut dan orang yang dibaiat tersebut tidak boleh diikuti, karena ia telah menjerumuskan mereka berdua untuk dibunuh”. Perkataan ini menunjukkan bahwa seorang imam tidaklah sah jika ia hanya dibaiat oleh satu orang, atau dua, atau tiga orang,
Laporan Khusus
SYAMINA
bahkan ini menunjukkan bahwa sebuah kaum tidak dapat memaksa kaum lainnya hanya karena baiat khilafah, dan ini tidak dimengerti oleh sebagian mereka. Mereka mengira bahwa hanya dengan adanya baiat sebagian orang terhadap khilafah, maka sang imam telah berhak atas gelarnya dan kaum muslimin wajib menerimanya, sedangkan Al Faruq memerintahkan untuk tidak mengikuti kecuali kepada imam yang diangkat melalui musyawarah di antara kaum muslimin. Telah jelas bahwa yang dimaksud dengan kaum muslimin di sini adalah para ahli ilmu dan para pemikir yang mereka dikenal dengan nama ahli syura atau Ahlul Halli wal ‘Aqdi. Perintah dari Al Faruq ini lebih menguatkan lagi akan kesesatan dari perbuatan membunuh orang yang tidak sependapat dengan kita; barangsiapa yang menaati perintah Al Faruq untuk tidak mengikuti (imam yang diangkat tanpa melalui musyawarah dengan kaum muslimin), maka seharusnya ia tidak dibunuh. Justru sebaliknya, ia lebih patut untuk dipuji. Sedangkan sang pembunuh, maka ia telah menyelisihi fiqh Al Faruq ini. 2. Ketika masyarakat tengah berada pada tahapan membangun kekuatan untuk berkuasa dengan cara melawan musuh sebagaimana kondisi kita sekarang ini, dan sebagian dari mereka tengah mencoba menstabilkan kekuasaan terhadap wilayah dan bangsa tertentu, namun tiba-tiba ada orang yang mendahului mereka dengan mendeklarasikan keimamahan, kemudian ia menentukan dirinya sebagai khalifah tanpa ada persetujuan dari pihak lainnya. Maka ini tidak akan dapat menyelesaikan masalah, dan hal ini menggambarkan bahwa hakekat orang tadi adalah ia memiliki sifat kekanakkanakan dan orang yang naif dalam berpikir. Ia membayangkan bahwa permasalahan ini adalah sebuah perlombaan, ia harus mendeklarasikan kekhilafahan sebelum pihak lain melakukannya, sungguh ini adalah cara berpikir yang menyedihkan. 3. Terkadang mereka merasa benar berdasar sabda Nabi : “Bani Isra’il, kehidupan mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tak ada Nabi
136
Edisi XIII / Agustus 2014
sepeninggal aku, yang ada adalah para khalifah yang banyak jumlahnya”. Para shahabat bertanya: “Apa yang baginda perintahkan kepada kami?”. Beliau menjawab: “Penuihilah baiat kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka”. Hadits ini bukanlah hujjah atas perkataan atau pendapat mereka : a. Nash ini berbicara tentang beberapa khalifah yang berkuasa, artinya mereka punya kekuasaan atas rakyat tidak sama sedikitpun dengan yang difahami oleh mereka yakni dibawa kepada makna orang yang tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur rakyat, tidak sanggup melindungi mereka dan orang selain mereka sebagaimana yang sudah di jelaskan di depan pada pembahasan (Innamal imamu junnatun). b. Bahwa baiat itu hanya wajib dan mengikat sifatnya pada orang yang membaiat saja tidak untuk yang lain, seperti yang di sebutkan “penuhilah baiat yang pertama”, maka bagaimana bisa kemudian mengikat juga bagi orang lain. c. Kemudian hadits ini cocok pada kasus orang yang berselisih pada imarah manapun, barang siapa yang membawanya pada makna baiat khalifah sungguh dia bodoh, karena maknanya bisa benar secara umum jika dibawa pada pengertian bahwa baiat pada amir yang pertama itulah yang kuat bukan pada yang setelahnya. Kalau saja mereka mau berpikir sejenak pastilah akan faham bahwa baiat mereka ini adalah bathil, karena bukan yang pertama kali ada. Sebelumnya sudah ada baiat-baiat yang banyak sekali, diantaranya ada yang sudah lenyap dan yang lainnya masih eksis, semua adalah baiat untuk mendengar dan taat dalam melaksanakan amal-amal agama yang parsial dan dalam koridor yang dimampui, dan baiat dalam perkara yang tidak di sanggupi adalah main-main tidak ada gunanya. Maka selanjutnya membawanya pada pengertian khalifah bukan yang lainnya adalah salah. Perihal mereka ini, kalau boleh kita gambarkan :
Laporan Khusus
SYAMINA
Ada sebuah jamaah yang memiliki sebagian tamkin atau kekuatan dan ada baiat untuknya dalam perkara yang dimampui untuk dilaksanakan dalam perkara agama, kemudian datang orang asing yang lemah dan tertindas tidak memiliki kekuatan sampai mengimami shalat sekalipun, dan dia keturunan Quraisyi. Kemudian datang seseorang atau beberapa orang yang tidak bisa terwujud qudrah (kemampuan) dengan keberadaan mereka ini, kemudian mereka membaiat orang tersebut, maka ini di anggap pertama oleh mereka, sehingga wajib bagi umat untuk membaiatnya termasuk jamaah pertama yang memiliki beberapa tamkin di atas, maka ini jelas suatu kedohohan terhadap makna hadist di atas tidak di ragukan lagi. Karena kalau demikian lafadz khilafah itu jadi sia-sia belaka tidak ada nilainya. Padahal sebagaimana diketahui bahwa aqad-aqad itu adalah tergantung makna dan maksudnya bukan sekedar lafadz dan gambarannya. Karena lafadz khilafah di sini sama seperti lafadz hibbah di sertai adanya barang pengganti yang di hibahkan dan ini dikategorikan ke dalam bab jual beli tidak diragukan lagi. Sebagai penutup, sesungguhnya pengumuman kekhilafahan oleh Jamaah ISIS adalah tidak sah dari berbagai sisi, ia juga merupakan hal yang bodoh dari sekian banyak kebodohan mereka yang tidak mampu membedakan mana perkara yang cabang, dan mana perkara yang pokok. Oleh karenanya maka saya katakan: 1. Telah dibahas sebelumnya bahwa imamah tidaklah sah kecuali dengan adanya keridhaan, dan tidak dapat diwujudkan kecuali dengan adanya kesepakatan dengan orang-orang yang mumpuni dari kalangan Ahlus Syura. Sebagaimana diketahui bahwa orang-orang yang memiliki kekuatan adalah para mujahidin di jalan Allah yang berada di Suriah, Syam, Yaman, Afghanistan, Chechnya, Somalia, Aljazair, Libya dan lain sebagainya dari kalangan kelompok perlawanan terhadap musuh-musuh Allah. Namun kekhalifahan ditegakkan jauh dari mereka, tidak didapati ada yang mengumumkan pendiriannya kecuali hanya dari satu jamaah saja
137
Edisi XIII / Agustus 2014
– diumumkan oleh juru bicara resminya – dan hanya jamaah tersebut yang membaiatnya. Maka berdasarkan perintah dari Al Faruq Radhiyallahu anhu dan berdasarkan pemahaman yang telah dibahas sebelumnya, dapat diketahui bahwa tidak boleh mengikuti langkah orang yang membaiat dan yang dibaiat, bahkan keduanya dalam status “dikhawatirkan dapat terbunuh”. Jamaah ini (ISIS) tidak memiliki otoritas untuk berkuasa dan menjalankan pemerintahan terhadap seluruh kaum muslimin, ia tidak lain hanyalah jamaah minal muslimin, dan bukan jamaatul muslimin atau kekhilafahan, atau imamah al ‘uzhma. Maka baiat untuk menaati khalifahnya tidak diwajibkan kecuali kepada para anggotanya saja, dan status pihak-pihak selain jamaah ini tidaklah berubah sama sekali. 2. Ancaman mereka untuk membunuh siapa saja yang memecah belah tongkat kaum muslimin (khilafah) adalah didasarkan pada hadits Nabi Muhammad n sebagai berikut: “Barang siapa orang yang datang kepada kalian sedangkan urusan kalian itu bersatu di bawah kepemimpinan seorang pria, seraya dia ingin membelah tongkat (kepemimpinan) kalian atau memecah barisan kalian, maka bunuhlah”. Jelas sekali di dalam hadits ini beliau bersabda: “sedangkan urusan kalian itu bersatu di bawah kepemimpinan seorang pria”, sedangkan mereka berbeda dengan kondisi yang disebutkan oleh Nabi di atas, karena pada hari ini manusia itu terbagi dalam berbagai jamaah, tidak ada yang boleh mengumpulkan mereka menjadi satu kecuali orang yang diridhai atau jika terjadi kemenangan mutlak. Saya katakan: Kemenangan mutlak ini bukanlah sebuah lampu hijau untuk menggunakan cara penaklukan, bukan juga peperangan melawan pihak yang berselisih dengan mereka, ini tidaklah diperbolehkan berdasarkan kaedah fiqh: “Apa yang bebas dilakukan di tengah-tengah amalan, terkadang tidak dapat dikerjakan di awal amalan itu”. Maka sesuatu yang dapat dikerjakan setelah berhasil mewujudkan suatu amalan, bukan berarti dapat dilakukan di awal amalan itu. 3. Mereka tidak ingin jamaah-jamaah kaum muslimin menguasai wilayah-wilayah yang ada kecuali jamaah mereka. Penghinaan ini mereka
Laporan Khusus
SYAMINA
lakukan untuk mewujudkan deklarasi khilafah, dan sudah dijelaskan sebelumnya tentang keburukan yang akan ditimbulkan akibat hawa nafsu terhadap tujuan ini, maka deklarasi dan kekhalifahan mereka tidak perlu diikuti. 4. Keadaan mereka menunjukkan akan kehausan mereka untuk memerangi orang-orang yang menyelisihi mereka. Peperangan tersebut adalah sebuah dosa dan kejahatan besar, baik ia ditujukan untuk menaklukkan, atau dengan tujuan yang lain. Sedangkan jika ada vonis kafir terhadap orang yang menyelishi mereka, maka tidak diragukan lagi bahwa ia adalah ajaran agamanya kaum khawarij. 5. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa para pendahulu mereka adalah kaum ekstrimis dan ahli bid’ah, dan ini telah dipaparkan secara jelas. Mereka memiliki kebodohan besar, di mana para ulama dan fuqaha saja tidak mampu menguasai kebesaran hal yang mereka gaunggaungkan ini, yaitu Khilafah. Adapun dengan kekuasaan yang mereka raih baru-baru ini di Iraq, maka Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zhalim”, menurut para fuqaha yang membahas ayat yang agung ini, orang yang zhalim tidak boleh diserahi urusan kepemimpinan. Adapun jika mereka memiliki perlawanan kepada kaum zindiq yang najis (pasukan Al Maiki – red.), maka ini adalah urusan yang berbeda dengan urusan siyasah kaum muslimin dan para pemimpinnya. Mereka tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap saudara-saudara mereka para mujahidin, maka bagaimana mungkin mereka ingin mengasihi kaum fakir miskin, orangorang yang lemah dan orang-orang awam. Para ulama kita pernah membolehkan melaksanakan jihad di bawah komando seorang amir yang memiliki faham khawarij, sebagaimana yang difatwakan oleh para ulama madzhab Maliki di Maghribi, namun tidak pernah ada ulama yang memberikan pengakuan baik kepada pemimpin khawarij yang keinginannya adalah membunuhi manusia.
Edisi XIII / Agustus 2014
jamaah ini. Jika saja mereka mau bersatu dalam memerangi kaum zindiq, maka sungguh semua orang akan berperang di bawah bendera mereka. Namun yang menjadi permasalahan adalah ketika mereka mencapai ranah imamah al ‘uzhma, mereka menjadi terjerumus ke dalam kerusakan syariat dan ilmu. 7. Sesungguhnya keberhasilan mereka dalam meraih kekuasaan di Iraq tidak lantas menjadikan mereka sebagai yang terbaik di dalam bidang ini. Mulla Muhammad Umar juga berhasil meraih kekuasaan, mujahidin Somalia, Yaman dan Mali juga berhasil meraih kekuasaan, dan mereka-mereka ini sebagaimana diketahui bersama sangat jauh dari sikap yang bodoh, tertipu dan mengakuaku dirinya sebagai pihak yang berhak atas kekhilafahan. Karena lafazh-lafazh syariat hanya dapat ditetapkan jika terbukti keberadaannya atau jika terbukti ada nash yang mendukungnya, sedangkan jika ditetapkan berdasarkan hal-hal kosong, maka ia adalah ajaran rafidhah dan kaum bathiniyah. 8. Sang juru bicara resmi jamaah ini telah mengajak Syaikh Dr. Ayman Azh Zhawahiri untuk mengumumkan khilafah sebagai solusi atas permusuhan mereka, hal ini ia sampaikan sebelum kemenangan di Iraq. Maka ini menunjukkan bahwa kebodohan mereka dalam tema khilafah sudah ada sebelumnya, mereka tidak butuh tamkin dan lain sebagainya untuk menegakkan kekhilafahan. 9. Sebagai penutup, saya katakan bahwa jamaah bid’ah ini kita ketahui memiliki hasrat untuk membunuhi kaum muslimin, khususnya para pelaku jihad dan mereka masih seperti ini, bahkan kami melihat bahwa hasrat tersebut terus bertumbuh seiring dengan keberhasilan mereka menguasai beberapa wilayah di Iraq, padahal apa yang mereka raih tersebut adalah pemberian dari Allah. Bahkan ada sebagian dari mereka yang mengaku bahwa ada beberapa wilayah yang berhasil ditaklukkan tanpa melakukan pertempuran, maka ini adalah nikmat agung yang seharusnya disikapi dengan bersyukur dan merendahkan hati, bukannya dengan kesombongan dan menambah hasrat untuk membunuh orang-orang yang menyelisihi
6. Deklarasi khilafah mereka tidak dapat menjadikan peperangan mereka melawan kaum zindiq sebagai sesuatu yang hina, ia tetap menjadi perbuatan yang terpuji dari
138
Laporan Khusus
SYAMINA
mereka. Penaklukan ini tidak dianggap sebagai upaya untuk meraih kehidupan yang lebih baik, karena manusia selalu melihat tranformasi besar dalam kehidupannya, dan trasnformasi terbesar biasanya jatuh dalam waktu sekejap, dan inilah yang tidak kita harapkan dari mereka, karena yang akan menggantikan mereka pada hari ini adalah kaum zindiq. Namun tetap saja kemenangan orang-orang yang beriman akan menciptakan rasa takut dan gentar bagi musuh, sebagaimana keadaan imam kita Muhammad n ketika beliau menaklukkan Kota Makkah, dan keadaan Al Faruq Radhiyallahu ‘anhu ketika pundi-pundi Kisra Persia berada di bawah telapak kakinya, dan kita berada di zaman yang disebutkan oleh Nabi Muhammad n sebagai zaman yang cepat, maknanya; banyak peristiwa yang terjadi dalam waktu yang sekejap, Wallahu A’lam. Karena ia adalah jamaah yang bid’ah maka janganlah kita berperang di bawah panjinya kecuali dalam keadaan darurat. Kebid’ahannya terus bertambah seiring dengan klaimnya sebagai Jamaah Muslimin, dan imamnya adalah imam satu-satunya bagi kaum muslimin, mereka menyalahkan pihakpihak lain selain dirinya tanpa landasan yang berarti kecuali seruan untuk membaiat pemimpinnya, maka orang Islam yang mengetahui agama Allah tidak diperbolehkan untuk mengikuti perbuatan seperti ini. Sedangkan kepada para pemikir dari jamaah ini, mereka harus mencegah pertumbuhan sikap ekstrim yang ada di dalam jamaah mereka jika mereka menginginkan kebaikan bagi diri mereka dan saudara-saudara mereka, karena di dalam setiap kemenangan ada jatahnya masing-masing, ada rasa sakit yang akan diderita dan ada beban-beban yang harus ditanggung. Jika mereka tidak berbenah, maka ketahuilah bahwa ketentuan sunnatullah pasti berlaku atas mereka dan orang-orang selain mereka, “Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” (Qs. Yusuf: 21). Inilah yang dapat saya sampaikan pada waktu yang sempit ini, dan ia insya Allah akan cukup jelas bagi para penuntut ilmu. Maka barangsiapa yang mau menelitinya, ia akan mendapatkan kebenaran di dalamnya, Wallahu A’lam. Walhamdu Lillahi Rabbil ‘Alamin.
139
Edisi XIII / Agustus 2014
SYAMINA
Laporan Khusus
Edisi XIII / Agustus 2014
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Robert M. Soltau, An Introduction to Politics, h. 1.
Ad-Dumaiji, Abdullah bin Umar bin Sulaiman, AlImamah Al-‘Uzhma ‘inda Ahl As-Sunnah wa AlJamaah, (Riyadh: Dar Ath-Thayyibah), tt.
Shalah Shawi, Al-Wajiz fi Fiqh Al-Khilafah, Dar AlI’lam Ad-Duwali, tt Weinstein, J. M. (2007). Inside Rebellion: The Politics of Insurgent Violence. Cambridge, UK: Cambridge University Press. dalam Comparative Political Studies Volume 40 Number 9 September 2007, Sage Publications, hal. 1146
Al-Farra’, Qadhi Abu Ya’la, Al-Ahkam AsSulthaniyyah, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, 2000), cet. 2. Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, (Kuwait: Maktabah Ibnu Qutaibah, 1989), cet. 1.
Zachariah Cherian Mampilly, Rebel Rulers: Insurgent Governance and Civilian Life during War, Cornell University Press, 2011, hal. 70.
An-Nawawi, Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj, (Beirut: Dar Ihya’ At-Turats Al-’Arabi: 1392 H), cet. 2.
Web
Bill Roggio,The Rump Islamic Emirate of Iraq
Abul Mundzir Asy-Syinqhiti, I’lanul Khilafah fil Mizanisy Syar’i, http://justpaste.it/kil-mon
Combating Terrorism Center, U.S. Military Academy, Harmony And Disharmony: Exploiting AlQa’ida’s Organizational Vulnerabilities, Februari 2006
Abu Qatadah Al-Filishthini, Tsiyaab Al-Khalifah, http://www.almaqreze.net/ar/news. php?readmore=2479
F. Irawan, Membentuk Negara, Laporan Bulanan LK. Syamina, edisi bulan Juni 2014
Abu Muhammad Al-Maqdisi, Wa La Takunu Kallati Naqadhat Ghazlaha Min Ba’di Quwwatin Ankatsan, http://t.co/xA3VVjUvV9
H.H. Gerth and C. Wright Mills, terj., editorial dan pengantar dari buku Max Weber, Essays in Sociology, New York: Oxford University Press, 1958, h. 78.
Abul Hasan Al-Azdi, Mujibatul Indhimam lid Daulatil Islamiyyati fil ‘Iraq wasy Syam . https:// archive.org/download/daolh1/daolh1.pdf
Ibnu Abi Ar-Rabi’, Suluk Al-Malik fi Tadbir AlMamalik, Kairo: Dar Asy-Sya’bah, 1970.
Abu
Lawrence Wright, The Looming Tower: Al Qaeda and the Road to 9/11, Alfred A. Knopf: New York, 2006, hal. 318 Les Robinson, “10 Tactics for the Organisational Insurgent, Enablingschange.com.au, 2007.
Muhammad Al-’Adnani, Hadza Wa’dullah, http://www.youtube.com/ watch?v=cAWCSDkrzLs, http://www. longwarjournal.org/archives/2006/10/the_ rump_islamic_emi.php#
‘Utsman bin Abdurrahman At-Tamimi, I’lamul Anam bi Miladi Daulatil Islam, http://www. tawhed.ws/r?i=436zeuhb
Paul Staniland, “Networks of Rebellion: Explaining Insurgent Cohesion and Collapse,” University of Chicago, 2012
Daulah Islamiyah Iraq, Khoutah Istratigyia li Ta’aziz al-Moqif al-Siyasi al-Dawlat al-Islamyiah fi alIraq, January 2010, http://www.hanein.info/vb/ showthread.php?t=158433.
R.M. MacIver, The Modern State, London: Oxford University Press, 1926, h. 22.
140