Tahap 6, No. 13 Januari – Februari 2015
DAFTAR ISI Amsal • Pengkhotbah • Kidung Agung • Mazmur • Titus • Filemon Redaksi ............................................................................................. 3 Renungan Tahun Baru 2015 . ............................................................ 4 Takut kepada Allah adalah Permulaan Hikmat.................................. 5 Renungan Tanggal 2 Januari – 1 Februari 2015 ................................ 6 Jangan Mengabaikan Realita........................................................... 37 Renungan Tanggal 2 – 9 Februari 2015 . ......................................... 38 Kidung Agung: Puisi Tentang Cinta.................................................. 46 Renungan Tanggal 10 – 24 Februari 2015 . ..................................... 47 Pelayanan Sepanjang Zaman........................................................... 62 Renungan Tanggal 25-27 Februari 2015 ......................................... 63 Mengenal Berdasarkan Kitab Filemon............................................. 66 Renungan Tanggal 28 Februari 2015 .............................................. 67 Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 68
Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus
Ketua: Pdt. Joni Sugicahyono Editor Umum: GI. Purnama Penulis: Pdt. Candra Gunawan, GI Daniel Yonathan, GI. Emanuel Cahyanto Wibisono, GI Laazar Manuain, GI Surya Sudipan, GI Wirawaty Yaputri Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08. Website: www.gky.or.id • e-Mail:
[email protected] Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui: 1. Buku renungan. 2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA). 3. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, iPod Touch): - www.gky.or.id lalu klik download pada aplikasi yang Anda pilih. Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Redaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Selamat Tahun Baru! Puji Tuhan! Oleh anugerah Tuhan, kita diizinkan untuk memasuki tahun 2015 ini dengan pengharapan yang baru. Walaupun hidup kita tidak pernah terlepas dari hambatan dan rintangan, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Janji Penyertaan Tuhan yang berlaku untuk segala zaman membuat kita bisa mengatakan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28). Allah bisa memakai berbagai pengalaman yang tidak menyenangkan untuk menjadi kebaikan bagi kita. Setiap kali kita menghadapi kesulitan, dan bahkan kegagalan, orang yang beriman bisa meyakini bahwa Allah telah menyediakan kebaikan yang belum bisa kita mengerti saat ini, tetapi akan menjadi jelas di masa depan. Para pembaca GEMA yang kami kasihi, kami ingin menyampaikan bahwa saat ini, para pemakai smartphone atau tablet berbasis Android maupun IOS (Apple) tetap bisa memasang aplikasi GEMA di smartphone atau tablet yang Bapak/Ibu miliki. Bila sampai tahun lalu hanya tersedia aplikasi GEMA dalam bahasa Indonesia, tahun ini aplikasi tersebut telah kami perbaiki dan kami lengkapi dengan aplikasi GEMA dalam bahasa Mandarin. Perlu diketahui bahwa aplikasi dalam bahasa Mandarin sedang dalam tahap penyiapan dan baru bisa diaktifkan satu atau dua bulan mendatang. Kami berharap bahwa Bapak/Ibu yang memakai smartphone atau tablet berbasis Android maupun IOS (Apple) memanfaatkan fasilitas tersebut, sehingga Bapak/Ibu bisa membaca GEMA setiap hari di mana pun dan kapan pun. Mengingat bahwa pemakai aplikasi GEMA di luar Android dan IOS sangat sedikit dan kami menghadapi kesulitan teknis untuk terus menyediakan aplikasi tersebut, maka kami memutuskan untuk menghentikan penyediaan aplikasi GEMA non-Android dan non-IOS. Kami ingin mengucapkan terima kasih untuk seorang sahabat dari mancanegara yang dengan setia telah menyediakan aplikasi GEMA mobile sejak pertengahan tahun 2007 sampai saat ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa sahabat di Indonesia yang telah membantu dalam penyiapan perbaikan GEMA mobile yang hasilnya terwujud dalam format baru GEMA mobile pada tahun 2015 ini. Walaupun mereka bukan anggota GKY, mereka telah berjuang untuk pekerjaan Tuhan melalui GEMA mobile ini. Kiranya Tuhan membalas jerih payah mereka dengan berkat yang berkelimpahan!
Kamis
Melibatkan Tuhan dalam perencanaan Bacaan Alkitab hari ini: Yakobus 4:13-17
1 Jan Tahun Baru
Tahun 2014 baru saja berlalu. Hari ini kita memasuki hari pertama di tahun 2015. Biasanya, saat memasuki tahun yang baru, kita membuat rencana untuk melakukan ini dan itu. Namun, ada satu hal yang mesti kita ingat, yaitu bahwa hidup kita ini tidak berada di tangan kita atau di dalam kekuasaan kita. Secara khusus, kita tidak bisa menentukan apa yang akan terjadi di masa depan. Jangankan mengerti apa yang akan terjadi di masa depan, apa yang akan terjadi di hari esok pun kita tidak tahu. Karena itu, firman Tuhan mengingatkan kita untuk bersikap rendah hati dengan menyadari dan mengakui kelemahan serta keterbatasan kita. Itulah sebabnya, Yakobus 4:13-17 ditujukan kepada orang-orang yang sombong, yaitu bagi mereka yang berkata, “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung,” padahal mereka tidak menguasai dan tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu merencanakan masa depan. Yakobus tidak melarang kita untuk merencanakan masa depan. Ia justru menganjurkan agar kita berkata, ”... kami akan ... berbuat ini dan itu,” tetapi perkataan itu diberi catatan, “jika Tuhan menghendaki”. Kita tetap harus merencanakan masa depan sekaligus melibatkan Tuhan dalam perencanaan dan keputusan yang kita buat. Kita perlu bertanya tentang apa yang menjadi kehendak Tuhan. Jika kita betul-betul yakin bahwa Tuhan menghendaki kita melakukan sesuatu, kita serahkan segala rencana kita kepada Tuhan agar diberkati Tuhan. Jadi, lakukan apa yang menjadi bagian kita sebaik-baiknya. Selebihnya, Tuhan akan mengerjakan apa yang menjadi bagian-Nya. Ingatlah apa yang tertulis dalam Amsal 16:3, ”Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu”. [CG] Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata, ”Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu”.
Takut Kepada Allah adalah Permulaan Hikmat
S
eperti kitab lain dalam Alkitab, kitab Amsal juga menyajikan makanan rohani yang perlu dinikmati dalam porsi yang tepat. Isinya berupa nasihat-nasihat yang sangat padat. Kitab Amsal menjawab masalah kehidupan sehari-hari, terutama masalah yang menyangkut moral, etika, sosial, dan ekonomi. Selain Raja Salomo sebagai penulis utama, ada penulis-penulis lain yang menuliskan bagian-bagian tertentu dalam kitab Amsal. Kehidupan Raja Salomo memperlihatkan adanya hikmat yang meliputi segala aspek kehidupan, baik akal maupun tindakan. Hal ini terlihat jelas saat dia memimpin pengadilan (1 Raja-Raja 3:16-28). Ia mengasihi Tuhan. Ia berdoa memohon agar Allah memberikan kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Hikmat yang dimiliki Salomo merupakan karunia Allah. Kita hidup dalam dunia yang telah terkontaminasi (tercemar) oleh dosa. Segala sesuatu dalam kehidupan praktis sehari-hari tidak berjalan sebagaimana yang dikehendaki Tuhan. Ada kekacauan moral serta ketiadaan norma dan etika. Orang percaya tidak steril terhadap persoalanpersoalan yang sulit, sehingga tidak mudah menjalani kehidupan ini. Namun demikian, ada kekuatan dan jalan keluar di dalam Tuhan. Jalan keluar ini diberikan oleh Tuhan Sang Pencipta manusia. Tuhan tahu siapa kita dan Dia juga mengetahui keadaan dunia yang berdosa ini. Dalam kondisi seperti ini, sangat perlu bagi kita untuk kembali kepada kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan. Kitab Amsal perlu kita hayati agar kita memiliki standar dan etika moral untuk mengendalikan tingkah laku yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan sesama. Dalam kitab Amsal, hikmat ditekankan sebagai jalan hidup. Hikmat dipandang terutama sebagai kemampuan yang menguntungkan, tetapi keuntungan yang dimaksud bukanlah keuntungan secara duniawi. Hikmat adalah kemampuan untuk mengajarkan kehidupan yang sederhana dalam kebenaran, dengan maksud agar kita berbakti kepada Allah. Walaupun kitab Amsal ditulis dalam konteks masyarakat Yahudi kuno yang penduduknya umumnya hidup sebagai petani dan gembala, kitab ini mencatat beberapa referensi tentang kehidupan perkotaan dan ruang lingkup bahasannya mencakup seluruh aspek kehidupan. Menarik untuk diperhatikan bahwa nabi-nabi dalam Perjanjian Lama, Tuhan Yesus, Rasul Petrus, maupun Rasul Paulus mengutip beberapa ayat dari kitab Amsal. Hal ini menunjukkan bahwa kitab Amsal tepat guna pada segala zaman. Orang yang menolak ajaran kitab Amsal adalah orang bodoh. [LM]
Jumat
Mencari Hikmat
2 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 1 Hikmat dapat dicari. Hikmat dapat diminta dari Tuhan karena Tuhan adalah sumber dan pemberi hikmat. Walaupun hikmat adalah anugerah Allah, ada bagian kita sebagai manusia yang harus kita kerjakan. Hikmat diperlukan untuk dapat bertindak dengan bijaksana. Hikmat diperoleh atas dasar takut akan Allah. Seorang yang takut akan Allah akan memperoleh hikmat. Hikmat dapat diperoleh baik oleh orang muda yang belum berpengalaman maupun oleh orang tua. Orang yang datang kepada sumber hikmat akan mendapatkan hikmat secara berlimpah-limpah (Yakobus 1:5). Dalam kitab Amsal, arti hikmat bukan hanya berkaitan dengan akal budi, tetapi juga meliputi segenap unsur dalam diri seseorang. Salomo adalah perwujudan dari hikmat ini. Apa yang dapat kita pelajari dari Salomo sehingga ia memiliki hikmat yang luar biasa? Pertama, Salomo takut akan Tuhan (1:7). Kedua, Salomo mengasihi Tuhan (1 Raja-Raja 3:3). Ketiga, Salomo meminta hikmat kepada Tuhan agar ia bisa membedakan yang baik dan yang jahat dan Tuhan mengabulkan permintaan tersebut (1 Raja-Raja 3:9,12). Hikmat Salomo yang merupakan karunia Allah terlihat saat ia mengadili dua orang pelacur yang memperebutkan bayi yang masih hidup (1 Raja-Raja 3:16-28). Ia mengarang tiga ribu amsal (pepatah) dan seribu lima nyanyian (1 Raja-Raja 4:32) serta sanggup menjawab teka-teki yang sukar (1 Raja-Raja 10:1). Teladan Salomo itu mengajarkan bahwa kita perlu mencari hikmat yang berasal dari Tuhan. Apakah anda telah memperoleh hikmat dari Tuhan? Hikmat sangat dibutuhkan saat kita menjalani hidup di dunia yang penuh kekacauan moral dan etika. [LM] Amsal 1:7 “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.”
Sabtu
Faedah Menuntut Hikmat
3 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 2 Untuk memperoleh faedah dari hikmat, kita perlu memahami bahwa hikmat adalah pemberian Allah (2:6). Namun demikian, hikmat bagaikan harta terpendam yang harus digali dan dicari dengan sungguh-sungguh. Mencari pengertian adalah seperti mencari perak (2:4). Perak adalah barang berharga, sehingga dibutuhkan usaha untuk memperolehnya. Orang yang memperolehnya akan menikmatinya. Anda tidak akan mendapatkan faedahnya jika Anda tidak menuntut diri untuk mendapatkannya. Harta yang terpendam itu adalah milik Allah, pemberian Allah. Untuk bisa mendapatkannya, manusia perlu berusaha. Hikmat yang diberikan Allah pasti bermanfaat. Orang yang menuntut hikmat akan memperoleh hasil yang baik, yaitu moral yang baik. Allah sendiri akan menjadi perisai bagi orang yang kelakuannya tanpa cela (2:7). Kata “memelihara” bisa diartikan sebagai “menjaga” (2:8). Allah menjaga jalan yang dilalui oleh orang yang setia dan menempatkan orang itu pada jalan yang benar, sehingga ia akan terhindar dari kecelakaan dan terlepas dari yang jahat (2:12). Kalau hikmat dan pengetahuan menjadi pemikiran dan kesenangan kita, maka kata-kata dan keinginan orang jahat akan terasa asing bagi kita. Kita akan dimampukan untuk bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang jahat. [LM] Amsal 2:4-5 “jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.”
Minggu
Rahasia Hidup Sejahtera & Panjang Umur
4 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 3 Setiap orang pasti merindukan hidup sejahtera dan panjang umur. Kitab Amsal memberitahukan bahwa rahasia untuk memperoleh berkat panjang umur dan sejahtera (shalom) adalah ketaatan kepada nasihat “ayah”. Nasihat “ayah” yang dimaksudkan di sini adalah hidup sesuai dengan hikmat Allah. Kehidupan orang yang tidak berhikmat adalah kehidupan yang kacau dan membuat kita menjadi tidak sejahtera karena kita menyia-nyiakan hidup dan tidak menjaga tubuh yang merupakan bait Allah. Sebenarnya, kata Ibrani shalom mempunyai arti yang lebih luas dari sekadar berarti “sejahtera”. Kata ini mencakup hubungan yang harmonis dalam keluarga, bahkan hubungan yang baik dengan Tuhan melalui Yesus Kristus sebagai sumber damai sejahtera. Memperhatikan sungguh-sungguh kata-kata dan nasihat dalam Amsal adalah sumber sejahtera dan panjang umur (3:1-2). Ada dua hal yang perlu diperhatikan agar kita bisa mengalami hidup sejahtera dan panjang umur: Pertama, kalau orang memperhatikan dasar-dasar untuk kehidupan yang baik, yaitu firman Tuhan, ia akan menghindari jerat dan perangkap kejahatan dalam hidupnya. Kasih dan setia harus diperhatikan. Kasih dan setia adalah sifat-sifat ilahi (bandingkan dengan Mazmur 25:10). Kasih dan setia akan mendatangkan pujian atau penghargaan dari Allah dan manusia. Damai sejahtera tidak dapat diperoleh dengan cara lain, tidak dapat dibeli dengan uang. Damai sejahtera hanya dapat diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan firman Tuhan. Kedua, mengakui Allah dalam semua bidang kehidupan kepercayaan kita kepada Allah harus dihayati dan dikaitkan dengan kehidupan nyata kita hari lepas hari. Dengan demikian, kita akan memperoleh berkat hidup sejahtera dan panjang umur. [LM] Amsal 3:1-2 “Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.”
Senin
Hikmat dari Atas
5 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 4 Hikmat dari atas adalah hikmat yang berasal dari Tuhan. Hikmat ini lebih bernilai dari segala hal karena berkaitan dengan keselamatan, moral dan kerohanian. Penulis Amsal, sang “guru”, menceritakan pelajaran yang indah dan pengalaman hidupnya sendiri. Mendapat hikmat dari atas berarti menerima hidup, dalam hal ini adalah hidup yang panjang (bandingkan dengan 4:4,10). Hidup yang panjang tentu akan melewati ujian dan tantangan yang panjang. Siapa yang dapat menjamin dan memberikan perlindungan sehingga kita bisa melewati semuanya itu? Selama menjalani hidup yang panjang, ajaran sang guru yang akan memberikan “perlindungan” (4:6,12). Mendapatkan hikmat berarti mendapatkan kehidupan bermoral yang menuntun kepada jalan yang benar menuju kepada sikap moral dan hidup. Hikmat yang nyata dalam sikap moral yang demikian dengan pasti menunjukkan jalan kepada kebebasan. Orang yang meninggalkan jalan hikmat dan jalan yang lurus pasti akan terhambat jalannya (4:11-12). Jalan hikmat dan jalan yang lurus adalah jalan Tuhan. Betapa pentingnya berpegang pada didikan karena hikmat adalah segala sesuatu bagi semua orang. Sang “guru” menunjukkan bahwa ajaran ini harus dihayati dan dijadikan pusat dalam hidup, disimpan dalam hati sebagai pusat dari akal dan kehendak orang, dan sumber dari segala perbuatan. Marilah kita mengejar hikmat yang dari atas, yakni hikmat Ilahi dan bukan hikmat duniawi. [LM] Amsal 4:11 “Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.”
Selasa
Perempuan Jalang
6 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 5 Perempuan jalang adalah perempuan tunasusila atau perempuan yang berzinah di antara bangsa Israel. Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul “nasihat mengenai perzinahan” untuk pasal ini. Tindakan perzinahan melibatkan dua oknum, laki-laki dan perempuan. Keduanya memberikan “andil” dalam dosa dan keduanya harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Pasal ini diawali dengan nasihat untuk memperhatikan dengan baik apa yang akan disampaikan. Penulis Amsal melukiskan perempuan jalang dan bujukan-bujukannya (5:3-6), memerintahkan untuk menghindari perempuan jalang (5:7-8), serta memperlihatkan nasib orang yang jatuh dalam bujukan perempuan jalang dan menjadi mangsanya (5:9-14). Berzinah merupakan perilaku yang serong, jalan yang sesat, dan membuat hidup menjadi tidak tenang. Lebih dari itu, perzinahan adalah dosa yang berakibat serius. Amsal memberikan peringatan keras terhadap dosa perzinahan. Peringatan keras terhadap perzinahan ini dilatarbelakangi oleh pengalaman-pengalaman pahit yang ditimbulkan oleh perzinahan yang pernah terjadi dalam kehidupan bangsa Israel. Mungkin juga pengarang sendiri pernah dikuasai oleh dosa zinah, sehingga nasihat yang dia berikan sebenarnya merupakan hasil perenungan dari pengalamannya sendiri. Setelah mengingatkan akibat buruk dari dosa, sang guru melanjutkan dengan memberi pelajaran positif, yaitu tentang kebahagiaan dan kekudusan dari perkawinan yang murni. Untuk menghormati cinta kasih yang diberikan Allah, sang murid disuruh menikmati kebahagiaan dengan istrinya sendiri, bukan dengan perempuan jalang (5:15-20). [LM]
Amsal 5:20 “Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?” 10
Rabu
Anto Kong Mo Yung
7 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 6 Orang Tionghoa dari Suku Hakka (Khek) mengenal istilah Anto Kong Mo Yung yang artinya “omdo” (omong doang). Orang yang omdo adalah orang yang banyak bicara, tetapi tidak mempraktikkannya, sehingga perkataannya tidak berguna. Orang semacam itu tidak berarti bagi orang lain. Sebutan Anto Kong Mo Yung adalah sebutan negatif. Ada berbagai macam perilaku buruk manusia yang menimbulkan penilaian dan label negatif dari orang lain. Label negatif yang dimaksud antara lain adalah sebutan “Pemalas”, “Penipu”, “Pendosa”, “Orang yang Tidak Berguna”, dan lain sebagainya. Bacaan Alkitab hari ini menyebutkan tujuh dosa yang dibenci Allah (6:16-19). Perkataan “jahatlah orang” adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Ibrani yang bisa diterjemahkan sebagai “orang dari Belial”. Kata Belial yang berarti “tanpa guna” adalah kata yang sering dipakai dalam Perjanjian Lama. Rasul Paulus memakai kata tersebut sebagai sebutan untuk setan (2 Korintus 6:15). Tujuh Dosa yang dibenci Allah berhubungan dengan orang dari Belial. Orang itu tidak berguna karena melakukan dosa. Dosa umumnya dimulai dari mata, turun ke hati, lalu melahirkan tindakan dosa. Wujud dari dosa begitu banyak. Penulis Amsal menekankan juga tentang kemalasan. Orang yang malas bisanya banyak bicara, tapi tidak mau bekerja. Untuk menghindari kewajiban bekerja, orang malas biasanya membuat berbagai alasan. Manusia harus bekerja karena kerja adalah konsekuensi diciptakannya manusia segambar dengan rupa Allah. Manusia diciptakan Tuhan dan diperkenankan lahir dan hidup di dunia dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Sudahkah Anda melakukan sesuatu untuk kemulian Tuhan dan sudahkah Anda berguna bagi sesama? [LM] Efesus 5:15-16 “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” 11
Kamis
Bahaya Perzinahan
8 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 7 Jangan berzinah adalah hukum ketujuh dari 10 hukum yang diberikan Tuhan kepada Musa di Gunung Sinai. Berzinah dilarang Tuhan. Amsal pasal 7 menyinggung bahaya perzinahan. Selain menasihatkan agar kita memperhatikan pelajaran “orang tua” yang merupakan jalan hidup, penulis Amsal juga menasihatkan agar kita menghindarkan diri dari perempuan jalang (lihat renungan Amsal 5). Penulis Amsal melihat, mengamati, dan memperhatikan kondisi orang yang jatuh dalam dosa perzinahan dan akibatnya. Pemuda yang berzinah digambarkan sebagai orang yang tidak berakal budi (7:7) atau orang yang tidak mempunyai gambaran tentang yang baik dan yang jahat. Pemuda semacam ini menghampiri perempuan tunasusila. Perempuan tunasusila adalah orang yang tidak tahu malu dan menentang hukum Tuhan serta hukum manusia. Perempuan seperti ini mungkin mempunyai rumah yang baik, tetapi jelas tidak mempunyai rumah tangga yang baik. Bila perempuan seperti ini mempunyai suami dan anak-anak, maka ia adalah seorang yang tidak bertanggung jawab terhadap suami dan anak-anaknya (7:19). Keadaan pemuda yang tidak berakal budi serta kerinduan perempuan tunasusila yang mengambil keuntungan dari peristiwa yang terjadi bersama-sama menuju kepada tragedi yang akan terjadi. Perempuan “tunasusila” dan pemuda “bodoh” berada dalam keadaan bahaya. Jalan yang mereka tempuh adalah jalan menuju kebinasaan, bukan jalan menuju kehidupan. Perempuan tunasusila dan laki-laki bodoh ada di segala tempat dan di segala zaman. Para laki-laki hendaklah berhatihati serta menjauhkan diri dari perempuan tunasusila. Jadilah laki-laki yang berakal budi! [LM] Amsal 6:32 “Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.” 12
Jumat
Carilah Hikmat
9 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 8 Hikmat yang dipersonifikasikan (diperlakukan seperti manusia) memberikan pelajaran dalam pasal ini. Pasal ini berbeda dengan pasalpasal lain dalam kitab Amsal, yaitu dalam hal—di sini—hikmat berbicara sebagai “seorang” manusia. Hikmat berbicara bukan seperti seorang ayah yang memberi nasihat kepada anaknya atau seorang guru yang memberi nasihat kepada muridnya, tetapi hikmat itu sendiri memberi pengajaran kepada dunia. Di sini, hikmat berbicara dengan terang dan penuh wibawa pada tempat-tempat yang terbuka bagi umum. Sejak abad pertama, hikmat diartikan secara kristologis (dikaitkan dengan doktrin tentang Kristus). Paulus melihat hal-hal yang maknanya baru penuh dalam Kristus yang adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (1 Korintus 1:24). Tuhan Yesus sendiri menyinggung personifikasi hikmat ini waktu Ia berbicara tentang nabi-nabi dan rasul-rasul (Lukas 11:49). Walaupun hikmat dipersonifikasikan sebagai “manusia”, hikmat dalam pengertian akal budi juga dibutuhkan untuk menjalankan kehidupan dalam dunia ini dengan baik. Hikmat dibutuhkan oleh semua orang (Amsal 8:5) dan hikmat dapat diperoleh asal dicari (8:17; bandingkan dengan Lukas 11:9-13 dan Yakobus 1:5). Hikmat ditawarkan baik kepada pemimpin (Amsal 8:15-16) maupun kepada orang tak berpengalaman, bahkan orang bebal pun mempunyai kemungkinan untuk belajar (8:5). Hikmat memberikan banyak manfaat kepada orang yang mencintainya. Tidak mendapatkan hikmat berarti merugikan diri sendiri. Siapa mencintai hikmat akan mendapat hidup. Carilah hikmat dan kamu akan mendapatkannya! [LM] Amsal 8:6 “Dengarlah, karena aku akan mengatakan perkara-perkara yang dalam dan akan membuka bibirku tentang perkara-perkara yang tepat.” 13
Sabtu
Mana Yang Kau Pilih?
10 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 9 Dalam hidup kita di dunia ini, setiap saat kita akan berhadapan dengan berbagai pilihan. Dalam pasal ini, baik hikmat maupun kebodohan mengundang orang untuk mengikuti suatu “pesta” (9:1-6; 9:13-18). Hikmat dipersonifikasikan (diperlakukan seperti manusia) dan ditampilkan sebagai seorang penerima tamu yang ramah. Dalam rumahnya, hikmat telah menyiapkan pesta besar dan ia menyuruh pembantu-pembantunya untuk mengundang para tamu dan bahkan ia sendiri juga pergi mengundang siapa saja yang mau datang kepestanya. Kebodohan juga mengadakan pesta. Kebodohan di sini dipersonifikasikan seperti perempuan sundal. Dengan tanpa malu, perempuan ini mengundang orang yang tak berpengalaman ke pestanya. Undangannya disebarkan seperti yang dilakukan oleh hikmat (9:13-15). Kita harus memilih satu di antara hikmat dan kebodohan. Mana yang akan kita pilih? Kita diciptakan Tuhan dengan diberi kehendak bebas untuk memilih. Kita bebas untuk memilih, tetapi kita tidak bebas memilih akibat dari pilihan bebas kita. Dosa dan daya tariknya begitu kuat di era postmodern ini (postmodern adalah sebuah gerakan di akhir abad kedua puluh yang melanjutkan—atau lebih tepat bila dikatakan sebagai “meninggalkan”—era modern). Dimulai dari apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita amati di sekitar kita, mana yang kita pilih: jalan hikmat atau jalan dosa? Memiliki hikmat akan menuntun kita kepada kehidupan, tetapi kebodohan akan menuntun kepada kematian. Sudahkah Anda berjalan di jalan yang benar? [LM] Amsal 9:12 “Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya.” 14
Minggu
Perhatikan dengan Seksama, Bagaimana Kamu Hidup
11 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 10 Menjadi orang baik (orang benar) atau menjadi orang jahat (orang fasik) adalah pilihan. Tuhan memperkenankan kita hidup dalam dunia ini bukanlah merupakan suatu kebetulan, tetapi karena ada maksud tertentu Allah bagi kita. Ada ganjaran bagi hidup yang baik dan juga hidup yang jahat. Orang benar (orang yang dibenarkan Tuhan) akan melakukan kebenaran. Orang yang melakukan kebenaran, hidupnya menjadi benar. Para Nabi sering menyoroti penindasan, penipuan dan pemerasan terhadap orang lemah. Semuanya ini mengingkari kebenaran yang dituntut Allah dari umat-Nya. Perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan Firman Tuhan adalah perbuatan yang tidak pantas, tidak cocok, dan memalukan kalau dilakukan oleh seorang yang mengatakan bahwa dirinya telah dilahirkan kembali. Kita hidup untuk memuliakan Tuhan. Bagaimana kita dapat memuliakan Tuhan kalau kita masih hidup dalam kefasikan? Tidak mungkin. Ketika berbicara kepada jemaat di Efesus (Ef 5:15), Rasul Paulus meminta jemaat untuk memperhatikan dengan saksama bagaimana mereka hidup. Jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Perhatikan bahwa dengan “saksama” artinya harus belajar dari Alkitab dengan teliti dan melihat teladan hidup dari orangorang yang takut akan Tuhan. Dengan demikian, ayat Firman Tuhan mendapat tempat yang layak di hati kita dan dapat mengubah kita menjadi bejana yang indah di mata Tuhan. [LM] Efesus 5:15 “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.” 15
Senin
Hukum Ekonomi
12 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 11 Ada sebuah prinsip ekonomi yang sudah dikenal secara umum, yaitu mengusahakan pengeluaran yang sekecil-kecilnya untuk bisa mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Bila prinsip ini diterapkan dengan ketat, pasti ada yang menjadi korban atau dikorbankan. Penulis Amsal membicarakan satu sisi dari ekonomi, yaitu berdagang. Neraca serong adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat (11:1). Artinya, berdagang itu harus jujur. Segala sesuatu yang kita lakukan dalam dunia ini dilihat dan dikontrol oleh Tuhan. Berdagang atau berniaga dihubungkan dengan hukum Allah. Jadi, di dalam ayat ini, Allah menuntut kejujuran dalam perdagangan. Rupanya penipuan dalam berjual beli sudah mulai ada sejak adanya pasar. Bagi umat Israel, sudah ada undang-undang yang ditetapkan mengenai perdagangan (Imamat 19:35-36). Nabi Amos—dalam Amos 8:5—menegur para pedagang Samaria yang mengecilkan efa (ukuran isi) dan membesarkan syikal (harga yang harus dibayar oleh pembeli). Batu timbangan yang dimiliki oleh setiap pedagang harus sesuai dengan standar umum. Akan tetapi, realitasnya, banyak pedagang yang mempunyai beberapa batu timbangan yang berukuran sama, tapi beratnya berbeda. Prinsip ekonomi dunia berbeda dengan prinsip kebenaran Tuhan. Berdagang memang harus untung, tetapi ada aturan yang ditetapkan umum yang juga disebut dalam firman Tuhan. Niat untuk mengorbankan orang lain dan mempraktikkan ekonomi yang tidak jujur merupakan suatu penipuan yang dibenci Tuhan. [LM] Amsal 11:1 “Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.” 16
Selasa
Realitas Dualisme
13 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 12 Sepanjang sejarah, budaya manusia selalu dibayangi oleh realitas dualisme, yaitu paham bahwa dalam kehidupan ini terdapat dua prinsip yang saling bertentangan (misalnya kebaikan-kejahatan, terang-gelap, dan sebagainya). Dalam budaya Tionghoa, kita mengenal konsep dualisme Yin-Yang. Secara singkat, konsep ini dapat diartikan sebagai positif dan negatif. Ada begitu banyak realitas dualisme di alam raya yang dapat dipertentangkan. Namun, Yin-Yang bukanlah ajaran Alkitab. Walaupun ada realitas dualisme, Alkitab tidak mengajarkan tentang keseimbangan yang harus memiliki porsi yang sama banyak. Amsal 12 menyinggung tentang realitas dualisme. Ada orang jahat dan ada orang benar, baik dan buruk, rencana baik dan rencana jahat, rajin dan malas, teratur dan sembrono, dan sebagainya. Ada perbedaan besar antara orang benar dan orang jahat, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Dunia diibaratkan sebagai suatu arena yang besar dan segala sesuatu ada di dalamnya. Ada orang yang baik dan ada orang yang jahat. Ada jalan yang menuju kepada hkeidupan dan ada jalan yang menuju kepada kematian. Manusia yang ditempatkan di dunia ini harus memilih jalan mana yang akan kita tempuh. Selain menyinggung realitas dualisme, pasal ini menekankan pemikiran tentang jalan yang diambil oleh setiap orang dan akibat dari pilihan yang diambil. Dalam 11:26, jalan orang benar dan jalan orang fasik dikontraskan. Nasihat yang baik dari orang benar dikontraskan dengan nasihat yang menyesatkan dari orang jahat. Orang jahat tidak mungkin dapat memimpin orang ke jalan yang benar karena ia sendiri tersesat. Sudahkah Anda berjalan di jalan orang benar? [LM] Mazmur 1:6 “sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.” 17
Rabu
Hidup Bijaksana
14 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 13 Hidup dalam dunia bagaikan suatu panggung yang sangat besar yang di atasnya segala lakon dipertontonkan. Ada orang bijak, ada pencemooh. Ada orang kaya, ada orang miskin. Ada orang kikir, ada orang yang senang pamer. Ada orang kaya yang benar, ada orang kaya yang palsu. Inilah beberapa lakon yang diuraikan dalam pasal 13 ini. Penulis Amsal mengontraskan lakon-lakon tersebut di atas sebagai suatu gambaran yang terjadi dalam hidup ini. Segala sesuatu tidak berjalan normal. Kita menemukan bahwa ada orang yang berpura-pura kaya dan ada orang yang berpura-pura miskin (13:7). Berbagai lakon itu membeberkan suatu kenyataan bahwa manusia tidak pasti seperti apa yang kelihatan di depan mata. Orang kaya bisa purapura miskin karena memiliki sikap rendah hati atau karena berusaha untuk mendapat simpati. Sebaliknya, ada orang miskin yang berpura-pura kaya karena tidak mau dipandang rendah. Ada pula orang yang kaya secara materi, tetapi tidak memiliki mental sebagai orang kaya, bahkan miskin dalam kehidupan sosial dan kehidupan rohani. Sebaliknya, ada orang yang miskin secara materi, tetapi mereka memiliki kegembiraan, keamanan, persahabatan, dan mereka beriman kepada Tuhan. Kitab Amsal tidak mengatakan bahwa kekayaan atau kemiskinan adalah dosa, tetapi kitab ini mengajarkan tentang kehidupan yang bijaksana. Kekayaan harus disertai kebijaksanaan dalam mempergunakannya. Apakah Anda dipercaya Allah untuk hidup dalam kelimpahan atau Anda hidup dalam keterbatasan? Hal yang terpenting adalah bahwa kita harus bersikap tulus dan bijaksana dalam menjalani hidup ini. [LM] Lukas 12:21 “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” 18
Kamis
Kebenaran Meninggikan Derajat Bangsa
15 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 14 Kata “kebenaran” dan “dosa” merupakan dua kata terkenal yang terdapat di bagian akhir pasal ini. Kedua kata ini berdampak pada suatu bangsa. Kata “bangsa” dalam 14:34 tersebut tidak perlu dibatasi penerapannya hanya untuk suatu pemerintahan atau suatu badan politik. Ayat di atas dapat juga diterapkan untuk pribadi atau kelompok manusia yang tidak harus berkaitan secara geografi atau bangsa tertentu. Kebesaran suatu bangsa bukanlah tergantung pada jumlah penduduknya atau kekuatan militernya, bukan pula tergantung pada kekuatan politik dan ekonominya. Keagungan yang sesungguhnya dari suatu bangsa ditentukan oleh kehidupan publiknya secara nasional yang dilandasi oleh kebenaran dan keadilan. Nilai-nilai kebenaran akan menghasilkan status terhormat dan berharga dari suatu bangsa. Nilai kebenaran adalah nilai yang berkenan di hadapan Allah dan meninggikan derajat siapa pun, baik secara individual maupun secara komunal (kebersamaan). Hilangnya nilai-nilai kebenaran berdampak serius bagi suatu bangsa maupun bagi individu. Kebenaran meninggikan kelompok manusia mana saja, sedangkan dosa adalah noda bagi mereka. Seorang pribadi atau suatu bangsa yang ingin mendapatkan penghargaan di mata Allah dan manusia harus menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. Kemuliaan yang benar dari suatu bangsa atau pribadi terletak pada kesetiaan terhadap hukum yang benar dari Allah. Jika Anda ingin hidup dalam “kemuliaan”, hiduplah dalam kebenaran. [LM] Amsal 14:34 “Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.” 19
Jumat
Didunia ini Tidak Ada Tempat Persembunyian
16 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 15 Di sepanjang sejarah, kita disuguhi dengan berita tentang pelakupelaku kejahatan yang mencoba untuk melarikan diri sebagai buronan, agar dapat menyembunyikan diri dan lepas dari jerat hukum. Akan tetapi, kebanyakan dari buronan itu pada akhirnya dapat ditangkap dan dihukum. Serapi apa pun mereka bersembunyi, pada akhirnya mereka tetap tertangkap. Penegak hukum yang mencari buronan dengan berbagai keterbatasan sebagai manusia yang dibatasi oleh ruang dan waktu saja pun dapat menangkap buronan, apalagi Tuhan yang tidak hanya melihat hidup yang sekarang ini, tetapi juga hidup dalam kekekalan. Tuhan dapat melihat dunia orang mati (Sheol) dan kebinasaan (Abadon), tempat tergelap untuk kematian dan penghancuran (15:11), maka Ia pasti bisa melihat kedalaman hati manusia. Tuhan itu maha tahu serta tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik (15:3). Menghayati kemahatahuan Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan seharusnya membuat kita takut kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya. Apakah Anda saat ini merasa diperlakukan tidak adil? Apakah Anda mengalami diskriminasi? Apakah Anda disalah mengerti? Hendaknya ayat di atas menguatkan dan menghibur Anda. Sebaliknya, jika Anda melakukan kejahatan, sekalipun secara tersembunyi, ingatlah bahwa Mata Tuhan ada di segala tempat dan memperhatikan segala sesuatu. Tidak ada suatu tempat pun yang benarbenar tersembunyi di mata Tuhan. [LM] Mazmur 139:8 “Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.” 20
Sabtu
Orang Sabar
17 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 16 Banyak orang ingin memiliki sifat sabar. Rupanya hal ini terlihat dari nama yang diberikan oleh orang tua kepada anak mereka dalam berbagai budaya tertentu. Orang senang bergaul dengan orang yang sabar. Namun, kesabaran adalah buah Roh Kudus. Karena kesabaran merupakan buah Roh Kudus, maka orang yang ingin memiliki sifat sabar harus menjalin relasi dengan Tuhan. Tanpa mulai dari relasi dengan Tuhan, maka kesabaran yang dimiliki adalah kesabaran yang palsu dan manipulatif (menipu). Setiap sisi manusiawi kita yang lemah yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan harus kita bawa kepada Tuhan. Kita harus belajar dari Tuhan yang sabar dan memohon agar Tuhan menolong kita untuk menjadi sabar. Melalui karya dan pimpinan Roh Kudus, hidup kita akan menampilkan buah kesabaran. Ketika Rasul Paulus berbicara tentang kasih, salah satu unsur dari kasih adalah kesabaran. Kasih itu sabar. Orang yang sabar itu tahan menderita (1 Korintus 13:4). “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan” (Amsal 16:32). Pernyataan tersebut merupakan peringatan bagi semua orang untuk mengontrol kemarahan. Pernyataan tersebut juga merupakan peringatan bagi setiap orang yang tidak sabar bahwa mereka tidak akan mencapai tujuan hidup dengan baik bila mereka tetap tidak sabar. Pernyataan di atas juga merupakan sebuah teguran kepada semua orang yang menguasai orang lain, tetapi gagal menguasai diri sendiri. Apakah Anda adalah orang yang sabar? [LM] Amsal 16:32 “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”
21
Minggu
Berhenti Bertengkar
18 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 17 Pertengkaran biasanya dimulai dari perselisihan kecil, kemudian merambat, dan melahirkan pertengkaran yang lebih besar. Pertengkaran dapat merusak hubungan seseorang dengan orang lain. Hubungan manusia yang rusak karena pertengkaran digambarkan seperti pecahnya bendungan karena tekanan air yang besar. Pecahnya bendungan dimulai dari sebuah lubang air yang kecil. Aliran air yang kecil dan terus mengalir akan melahirkan pancaran air yang besar dan menghancurkan (17:14). Kalau kita mengamati konflik-konflik yang terjadi—mulai dari lingkup yang kecil, antar teman, antar saudara, bahkan antar bangsa—biasanya yang menjadi pemicu adalah hal kecil yang tidak diselesaikan dengan baik. Lebih daripada itu, akar dari semua pertengkaran adalah dosa yang diwujudkan dalam perbuatan daging (Galatia 5:19-21). Keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh. Seorang Kristen tidak pantas hidup dalam kedagingan yang melahirkan konflik. Pertengkaran yang timbul di antara sesama yang tidak segera diselesaikan akan menghancurkan hubungan yang ada. Perpecahan akan semakin lama semakin hebat dan berkepanjangan bila tidak dihentikan. Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air. Jadi, mundurlah sebelum perbantahan dimulai. [LM] Lukas 12:58 “Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.” 22
Senin
Jagalah Mulutmu
19 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 18 Lidah adalah anggota tubuh yang digunakan untuk berbicara. Ketika lidah kita difungsikan untuk berbicara, akan ada perkataan yang keluar dari mulut kita. Amsal 18:6-8 memperluas pokok tentang memakai lidah dengan benar. Mulut orang bodoh menimbulkan kesukaran bagi orang itu sendiri. Kata “pukulan” (18:6) berarti hajaran yang ia terima dari ayah, majikan, atau musuh. Perkataan seorang yang bodoh, sembrono, atau bersifat provokatif akan membuat orang lain menjadi marah, lalu mencari dan menghajar orang bodoh itu. Orang yang berkata-kata secara sembrono adalah orang bodoh. Ia menyusahkan dirinya sendiri dengan perkataannya. Ada sebuah akronim yang sering diplesetkan, yaitu SMS (Senang Melihat orang lain Susah dan Susah Melihat orang lain Senang). Orang seperti ini biasanya tidak berdisiplin dalam perkataannya. Perbendaharaan hatinya jahat sehingga mengeluarkan perkataan dari mulutnya yang menghancurkan orang lain. Kata Ibrani untuk sebutan “pemfitnah” (18:8, 26:22) menggunakan kata yang mengandung makna enak atau sedap. Gosip rasanya enak atau sedap didengar sehingga kita tidak berdaya untuk menghindar. Mendengar sesuatu yang buruk tentang orang lain adalah sesuatu yang “enak”, sehingga kita menyimpannya dalam ingatan. Betapa baiknya kalau kesukaan kita adalah mendengar sesuatu yang baik tentang orang lain. Mulut adalah anggota tubuh yang diciptakan untuk memuliakan Allah dan membangun sesama. Jagalah mulutmu! [LM] Amsal 18:6-8 “Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan. Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya. Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati.” 23
Selasa
Didiklah Anakmu
20 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 19 Melalui Musa, Tuhan menetapkan bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab setiap orang tua. Setiap orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anak mereka ke arah yang positif, terutama agar mereka sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dengan segenap hati (Ulangan 6:4-7). Orang tua haruslah memberi waktu yang cukup untuk mendidik anak. Merupakan hal yang ironis bahwa banyak orang tua lalai dalam hal mendidik anak. Orang tua yang menyediakan waktu yang cukup untuk mendidik anak pun sering kali melakukannya dengan motif untuk mengejar ambisi dan angan-angan pribadi, yaitu agar sang anak menjadi “orang” bagi diri sendiri, bukan bagi Tuhan dan sesama. Tanggung jawab mendidik tidaklah mudah karena anak dilahirkan sebagai manusia berdosa dan ditempatkan di dunia yang berdosa. Potensi untuk tidak taat dan hidup dalam dosa sangat besar. Oleh karena itu, disiplin patut diterapkan. Kadang-kadang orang tua putus harapan karena berpikir bahwa anaknya sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Akan tetapi, Tuhan memberi jaminan kepada orang tua bahwa ada pengharapan melalui disiplin yang terus-menerus. Dalam Amsal 19:18, hajaran diizinkan, tetapi tentu dalam situasi dan porsi yang tepat. Bila seorang anak tidak dididik dalam disiplin yang ketat, mereka akan menjadi orang yang tidak berdisiplin serta memiliki kelakuan yang buruk, dan pada gilirannya akan membinasakan diri mereka sendiri melalui kelakuan mereka. Apakah Anda merupakan orang tua dari anak yang belum dewasa? Didiklah anakmu! Apakah Anda adalah seorang anak? Dengarkanlah didikan orang tuamu. [LM] Amsal 19:18 “Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.” 24
Rabu
Orang Yang Setia
21 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 20 Dalam Alkitab, kita sering menemukan kata “setia” yang dikaitkan dengan kata “kasih”. Kedua kata ini memiliki makna yang dalam. Kesetiaan berasal dari kata Ibrani Emet yang berarti “kekokohan”. Kata ini juga dapat diartikan sebagai “dapat dipercaya”, “stabil” dan juga “kebenaran”. Tuhan adalah “Yang Setia dan Yang Benar” (Wahyu 19:11). Setia adalah sifat Ilahi (misalnya lihat Mazmur 25:10). Kesetiaan yang sesungguhnya adalah jarang, tetapi kesetiaan yang palsu—sebagaimana sifat palsu yang lain—sering kita jumpai (Amsal 20:6). Jarang ada orang yang menunjukkan kesetiaan dan kasih. Banyak orang mengaku mempunyai kebaikan tertentu, tetapi sebenarnya hanya berpura-pura saja karena sebenarnya ia tidak setia. Kesetiaan dan kasih menyangkut semua segi kehidupan seseorang. Orang yang setia rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri. Tidak ada satu pun sapaan yang lebih berarti dan lebih menyejukkan daripada sapaan Tuhan ketika kita menghadap Dia, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; …. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21). Penerapan bagi kita pada masa kini jelas sekali, yaitu bahwa kita harus bertanya, “Bagaimana kesan orang lain terhadap diri kita? Apakah perkataan kita cocok dengan perbuatan kita? Apakah kita sungguhsungguh melakukan kehendak Tuhan? Bagaimana kita dapat menyatakan integritas dan kesetiaan dalam semua segi kehidupan kita, termasuk pernikahan kita? Bagaimana kita bisa setia dalam perkara kecil? Apakah kita selalu menepati janji? Itulah beberapa pertanyaan yang dapat kita ajukan kepada diri kita sendiri untuk mengukur apakah kita adalah orang yang setia atau bukan. Kiranya Tuhan menolong kita! [LM] Amsal 20:6 “Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?” 25
Kamis
Tuhan Melihat Hati
22 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 21 Pemahaman bahwa “Tuhan melihat hati” akan meyejukkan dan menguatkan kita saat kita tidak dimengerti oleh orang lain atau saat kita diperlakukan dengan tidak adil oleh orang lain. Tuhan yang menciptakan manusia tentulah dapat melihat hati. Tuhan juga mengontrol dan mengendalikan sejarah umat manusia. Demikian juga, Allah mengendalikan hati raja (21:1). Ayat tersebut mengatakan bahwa hati raja seperti batang air di dalam tangan Tuhan, dialirkan-Nya kemana Ia ingini. Walaupun seorang raja atau seorang penguasa mempunyai kuasa, sejarah menunjukkan bahwa sesungguhnya Tuhanlah yang memegang kendali. Banyak contoh dalam Alkitab yang mengungkapkan hal itu. Di antaranya adalah bagaimana Tuhan mengeraskan hati Firaun serta bagaimana bangsa Israel memperoleh kebebasan (Keluaran 7:3). Sebagaimana petani yang pada masa lampau bisa membuka dan menutup saluran air untuk mengontrol pengairan, demikian pula Tuhan berdaulat mengatur raja-raja. Bagi orang Ibrani, hati adalah pusat kehidupan manusia. Siapakah Anda? Apa status dan profesi Anda saat ini? Kalau Anda adalah seorang raja atau seorang pemimpin, pekalah terhadap kehendak Tuhan dan jadilah saluran berkat bagi bawahan atau rakyat yang Anda pimpin. Kalau Anda seorang bawahan atau rakyat jelata, bersyukurlah kepada Tuhan. Ia akan menyalurkan berkat-Nya kepada Anda. Hiduplah di dalam Tuhan dan pekalah terhadap kehendak-Nya bagi kehidupan Anda. [LM] 1 Samuel 16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” 26
Jumat
Jangan Terlambat
23 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 22 Hidup manusia dalam dunia ini bagaikan sebuah garis lurus yang memiliki awal dan akhir. Rentang usia manusia tidak bisa diputar kembali. Ada masa bayi-anak kecil-remaja-pemuda-dewasa-lanjut usia. Di setiap tahap kehidupan, ada kebutuhan yang perlu diisi. Amsal 22:6 mengatakan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Ayat ini adalah ayat yang terkenal bagi orang tua masa kini yang menggumuli pendidikan anak. Ada dua pandangan yang berhubungan dengan ayat tersebut. Pandangan pertama adalah pandangan tradisional yang melihat ayat ini berarti mengajarkan jalan yang patut ditempuh kepada seorang anak. Pandangan kedua adalah pandangan yang mengatakan bahwa bila Anda memberi semangat kepada seorang anak untuk menuntut hal yang menarik baginya, ia akan menjadi mahir pada hal tersebut setelah ia besar. Pendapat tradisional kelihatannya lebih cocok dengan ayat di atas maupun dengan ayat-ayat lain tentang mendidik anak dalam kitab Amsal. Berapa banyak orang tua yang kecewa atau menyesal karena anaknya memiliki sikap dan karakter yang tidak sebagaimana mestinya? Kalau sudah terlambat, karakter akan sulit diubah. Kalau sudah terlambat, terjadinya perubahan harus melalui proses yang panjang, bahkan perlu campur tangan Tuhan. Apa yang dipelajari seorang anak akan tetap melekat padanya sampai ia bertumbuh dewasa. Kalau yang ia pelajari adalah hal yang negatif, akan terbentuk sikap dan perilaku yang negatif. Demikian pula sebaliknya. Perilaku negatif atau positif akan terus terbawa dalam kehidupan. Jangan terlambat. [LM] Amsal 1:3-4 “Untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda.” 27
Sabtu
Penebus
24 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 23 “Jangan engkau memindahkan batas tanah yang lama, dan memasuki ladang anak-anak yatim. Karena penebus mereka kuat, Dialah yang membela perkara mereka melawan engkau.” (23:10-11). Kata “Penebus”—berasal dari kata Ibrani Go-eL—menunjuk kepada orang yang melindungi kepentingan keluarga dari saudaranya yang telah meninggal. Penebus mempunyai hak dan tanggung jawab untuk melakukan “pembunuhan” balasan (Bilangan 35:19) dan menebus warisan dari orang yang telah meninggal (Rut 4:4). Sebutan “janda” dan “yatim” sering dipakai bersama dalam Alkitab. Keduanya melukiskan tidak adanya pemimpin pria dalam rumah—identik dengan kondisi kelemahan— sehingga keduanya disebut sebagai kaum yang lemah atau tertekan. Sangat mudah untuk mengambil untung dari orang yang lemah dan sangat mudah mempermainkan orang yang tidak dapat melawan. Orang jahat tahu bahwa rumah tanpa ayah adalah mangsa empuk. Seorang penebus bertanggung jawab untuk membela dan melindungi keluarga—yang mempunyai hak untuk ditebus—dari ancaman bahaya ketidakadilan dan penindasan oleh orang yang berkuasa atau yang tidak bertanggung jawab. Kalau tugas membela kaum lemah dilupakan, Allah akan bertindak membela orang yang lemah dan yang tak punya penolong. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah pembela kaum lemah (23:11). Dia akan menyediakan pertolongan untuk melawan orang yang akan mengambil milik orang lemah, sekaligus Ia akan memenangkan perkara mereka. Betapa indah memikirkan Tuhan yang menempati kedudukan sebagai “Suami” dan “Ayah” dan juga menjadi seorang “Kerabat” yang secara hukum bertanggung jawab terhadap kehidupan orang yang tidak berdaya. [LM] Mazmur 121:2-3 “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.” 28
Minggu
Jangan Memihak
25 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 24 Praktik berpihak sering kita jumpai di tempat peradilan yang seharusnya menjadi tempat orang mendapatkan keadilan. Bukankah kita sering menjumpai orang yang benar dianggap bersalah dan sebaliknya, orang yang bersalah dianggap benar dalam suatu peradilan? Hal ini terjadi karena ada keberpihakan dari penegak hukum. Sikap memihak atau berprasangka dalam peradilan mendatangkan hukuman, kutukan, dan celaan atau laknat (24:24). Sebaliknya, sikap tidak memihak dan tidak berprasangka akan mendatangkan berkat bagi orang yang telah mengadili dengan adil (24:25). Mengatakan benar kepada orang yang benar dan salah kepada orang yang salah (tidak memihak) adalah perbuatan terpuji. Prinsip ini berlaku untuk semua orang, bukan hanya bagi para penegak hukum. Setiap hari, kita diperhadapkan dengan pilihan-pilihan dan kita harus mengambil keputusan. Apakah kita “mengadili” orang benar dan membenarkan orang salah? Apakah kita telah bersikap adil? Apakah kita telah mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari orang lain? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering kita hadapi, dan kita harus bertindak serta memutuskan secara benar. Tuhan membenci pemerkosaan keadilan, yaitu tindakan menghukum orang yang benar dan membenarkan orang yang bersalah. Bersikap membela orang jahat adalah sama jahat dengan merampas keadilan dari orang yang tidak bersalah. Kedua hal ini menghancurkan hukum yang sebenarnya dibuat untuk melindungi hak setiap orang. [LM] Matius 5:37 “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” 29
Senin
Kebaikan Teragung
26 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 25 Setiap orang Kristen yang berasaskan kasih harus berbelaskasihan. Orang Kristen yang mengasihi orang lain disebut sebagai “orang baik”. Akan tetapi, kebaikan orang Kristen yang hanya berbuat baik kepada sesama yang pernah berbuat baik kepadanya bukanlah kebaikan yang teragung. Alkitab mengajarkan lebih daripada itu, yaitu ajaran untuk berbuat baik tidak hanya pada sesama yang pernah berbuat baik kepada kita, tetapi juga berbuat baik kepada musuh. Inilah yang disebut sebagai “kebaikan yang teragung”. Memperlakukan musuh dengan memberi roti untuk dimakan dan air untuk diminum (25:21) akan membuat musuh kita melihat kelemahannya sendiri. Memperlakukan musuh dengan memberi kebaikan itu seperti menimbun bara api di atas kepala seseorang (25:22). Menimbun bara api di atas kepala itu menunjuk kepada suatu ritual di Mesir, yaitu orang yang telah melakukan kesalahan menghukum diri sendiri dengan menjunjung suatu pinggan berisi arang yang membara dengan abu di atas kepala. Ritual semacam ini tidak sukar untuk kita mengerti kalau kita memahami bahwa memperlakukan musuh dengan kebaikan itu akan menyadarkan orang tersebut dari kesalahanya. Kebaikan yang tak terduga dan menyentuh hati nurani itu memberikan pelajaran yang tak dapat kita berikan kalau kita bertindak keras. Kebaikan seperti itu adalah kebaikan yang teragung, kebaikan yang menyelamatkan musuh dan membuang rasa permusuhan. Kebaikan teragung adalah inti ajaran Kristen, suatu ajaran yang khas Kristiani! Bila Anda adalah orang Kristen, Anda dipanggil untuk melakukan kebaikan yang teragung. [LM] Lukas 6:27-28 “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” 30
Selasa
Tidak Pantas
27 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 26 Amsal banyak membicarakan tentang ketidakpantasan. Hal-hal yang tidak pantas digambarkan sebagai cincin emas dimoncong seekor babi, seorang budak yang memerintah, seorang bebal yang memakan makanan mahal, seorang istri yang cerewet, seorang bebal yang menerima pujian, salju di musim panas, hujan di waktu panen, dan anjing yang kembali ke muntahnya. Dalam pasal 26 ini, disebutkan tiga kelompok orang, yakni kelompok orang bodoh atau orang bebal (26:1-12), kelompok orang malas (26:13-16), dan kelompok orang yang kurang ajar (26:1728). Dalam kitab Amsal, orang bebal yang mengulangi kebodohannya dan tetap hidup dalam kebodohan digambarkan seperti seekor anjing yang kembali ke muntahannya. Rasul Petrus memakai lukisan yang sama untuk menggambarkan orang yang murtad (2 Petrus 2:22). Meskipun gambaran ini menjijikan, demikianlah keadaan orang bebal dan orang murtad. Keduanya kembali bertekun kepada kebiasaan buruk dan kepercayaan yang salah. Ada berbagai sifat atau perilaku yang disinggung dalam Alkitab, yang tidak pantas dilakukan oleh seorang yang menganggap dirinya sebagai seorang Kristen. Ketika Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Efesus (Efesus 5:1-21), beliau mengingatkan jemaat akan status mereka sebagai anakanak terang. Percabulan, kecemaran, keserakahan, serta perkataan yang kotor, kosong, dan sembrono adalah berbagai sifat dan perilaku yang “tidak pantas” dilakukan oleh anak-anak terang. Sudahkah Anda hidup secara pantas sebagai seorang Kristen? Jangan kembali kepada kehidupan yang lama! [LM] 2 Petrus 2:20 “Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.” 31
Rabu
Pelajaran Dari Desa
28 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 27 Kehidupan desa identik dengan kehidupan pertanian dan peternakan. Bangsa Israel kuno memahami bagaimana menanam modal yang mempunyai risiko yang kecil. Pertanian dan peternakan merupakan “usaha” orang desa yang memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan barang dagangan atau usaha lainnya. Mengusahakan pertanian dan peternakan membutuhkan hikmat. Misalnya, ternak harus dipelihara dengan baik, termasuk diberi makan pada waktunya. Ternak kambing domba yang sehat akan menghasilkan susu kambing yang berlimpah, daging yang baik, dan bulu domba yang baik (27:26-27). Sawah juga harus diolah dan digunakan sebaik-baiknya dengan tanaman yang ditanam secara bergilir sehingga menghasilkan tuaian pada waktu yang berbeda-beda dan dengan hasil yang berlimpahlimpah. Pada zaman dulu, rekayasa genetik dalam dunia pertanian dan peternakan belum dikenal. Oleh karena itu, ternak yang berkembang biak dengan baik dan hasil pertanian yang berlimpah-limpah adalah murni berkat Tuhan yang diperoleh melalui usaha yang terfokus dan sungguh-sungguh serta melalui pengharapan pada kemurahan Tuhan. Orang desa biasanya sederhana, bijaksana, penuh hikmat dan berbudi luhur. Mereka tidak hanya berhikmat pada waktu bekerja, tetapi juga berhikmat dalam menjalani kehidupan. Ayat-ayat dalam pasal ini mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan fokus dan dengan bijaksana. Usaha yang dilakukan dengan melakukan kecurangan atau dengan kecenderungan untuk berlaku tidak adil adalah hal-hal yang dicela dalam pasal ini. Adakah hal-hal yang dapat kita pelajari dari kehidupan desa? Belajarlah! [LM] Amsal 27:23-24 “Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu. Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?” 32
Kamis
Lintah Darat
29 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 28 Lintah darat adalah istilah yang dikenal umum yang menunjuk kepada orang loba yang meminjamkan uang dengan memungut riba (bunga) yang berlebihan. Melakukan pemerasan dan menjadi lintah darat adalah terlarang di Israel. Hukum Musa melarang riba (Imamat 25:36-37), tapi pasal ini lebih menekankan apa yang terjadi dengan orang yang menarik bunga terlalu tinggi. Hukuman bagi orang seperti itu tepat sekali, yakni uang yang diperoleh akan dibagikan kembali kepada orang miskin (Amsal 28:8). Orang itu akan “menuai” apa yang ia tabur! Obyek dari lintah darat biasanya adalah kaum miskin yang identik dengan orang yang lemah dan tidak berdaya. Orang Israel dituntut untuk memperlakukan kaum miskin dengan baik. Pinjaman yang diberikan kepada sesama orang Israel tidak boleh dilakukan dengan memungut bunga. Bagaimana memaknai bagian ini dalam konteks zaman ini? Apakah membungakan uang merupakan dosa? Alkitab membedakan antara sesama orang Israel yang miskin dan pedagang yang menumpang sebagai orang asing atau pendatang. Jika orang miskin meminjam untuk makan atau untuk kebutuhan primer, maka ia harus diberi pinjaman tanpa bunga, atau bahkan dibantu (diberi). Tetapi, kalau yang meminjam adalah pedagang yang memerlukan tambahan modal untuk usahanya, orang itu boleh dikenai bunga, tetapi haruslah bunga yang wajar. Bunga yang wajar adalah bunga yang tidak melampaui bunga yang berlaku umum (bunga bank yang ditetapkan pemerintah). Yang memungut bunga berlebihan adalah lintah darat. Janganlah menjadi lintah darat! [LM] Imamat 25:36-37 “Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba.” 33
Jumat
Kerja
30 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 29 “Kerja … Kerja … Kerja” adalah spirit yang diberikan Presiden RI kepada kabinetnya yang diberi nama “kabinet kerja”. Pemerintah harus bekerja keras untuk membangun pemerintahan yang baik. Orang yang tidak mau bekerja keras jangan mengeluh kalau pemerintahan menjadi buruk. Amsal 29:2 mengajarkan bahwa pemerintah yang baik membuat rakyat bersukacita, sedangkan pemerintah yang buruk membuat rakyat menderita. Kerja adalah konsekuensi diciptakannya manusia segambar dengan rupa Allah. Pemerintah yang bekerja dan masyarakat yang bekerja akan mendatangkan kebaikan dan kemajuan, baik bagi sebuah bangsa maupun untuk sebuah keluarga. Di samping membicarakan orang yang senang bekerja, Amsal juga banyak membicarakan tentang orang malas yang suka mencari alasan untuk tidak bekerja. Pada gilirannya, kemalasan akan melahirkan banyak kesukaran dan kejahatan. Bila orang yang malas (jahat) berkuasa, akan timbul ketakutan, kekhawatiran, dan keluh kesah. Pemimpin yang benar dan pemimpin yang jahat sama-sama dapat mempengaruhi masyarakat. Pengaruh positif akan diberikan oleh pemimpin yang benar dan bekerja untuk rakyat. Adalah sebuah berkat besar bagi sebuah negara bila pemerintah itu kuat, stabil, dan dikendalikan oleh para pemimpin yang bekerja keras dan jujur. Demikian juga, pentingnya pemimpin yang bekerja keras ini berlaku dalam sebuah unit kecil seperti keluarga. Sudahkah Anda bekerja keras hari ini? Rencanakanlah sesuatu yang memuliakan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama untuk dikerjakan! [LM] Amsal 29:2 “Jika orang benar bertambah, bersukacitalah rakyat, tetapi jika orang fasik memerintah, berkeluhkesahlah rakyat.” 34
Sabtu
Dua Permintaan
31 Jan
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 30 Dalam pasal ini, kitab Amsal mencatat beberapa kelompok ayat yang dimulai dengan angka-angka seperti angka dua dan angka empat. Penulis Amsal meminta dua hal sebelum ia meninggal, yaitu perlindungan dari kecurangan dan kebohongan serta kemampuan untuk melaksanakan keperluan sehari-hari dalam keadaan jauh dari kemiskinan dan kekayaan. Pada pemohonan kedua—“biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku”—penulis Amsal hendak mengemukakan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Ayat 9 menjelaskan mengapa kita harus meminta agar kebutuhan kita terpenuhi. Meminta terlalu banyak dapat membuat kita bersandar kepada diri sendiri, sehingga kita melupakan (tidak mengakui) Tuhan sebagai sumber berkat dalam hidup kita. Kalau kita mempunyai terlalu banyak harta, kita mungkin saja bersandar kepada kekayaan kita untuk bisa mencukupi segala keperluan kita. Sebaliknya, kalau kita mempunyai terlalu sedikit harta juga tidak baik karena bisa membuat kita mencari jalan pintas yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kemiskinan dapat membawa seseorang kepada Tuhan, tetapi juga dapat menyebabkan orang menjadi bingung, iri hati, dan bahkan mencuri. Hal ini akan membuat hidup kita tidak memuliakan nama Tuhan. Penulis kitab Amsal hendak mengajarkan hidup yang sederhana. Apa pun yang Tuhan percayakan, entah kita anggap cukup atau tidak, harus kita gunakan untuk memuliakan Tuhan. Kita dituntut untuk menjadi penatalayan (pengurus) yang baik dari apa yang Tuhan percayakan. [LM] Amsal 30:7-8 “Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.” 35
Minggu
Pelajaran dari Ibu
1 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 31 Ada dua nama yang disebut di bagian akhir kitab Amsal, yaitu Agur (30:1) dan Lemuel (31:1). Kita tidak tahu secara pasti siapa kedua nama ini. Namun, ada yang berpendapat bahwa Agur adalah nama lain untuk Salomo. Walau demikian, usaha untuk membuktikan bahwa dia adalah Salomo tidak terlalu meyakinkan. Amsal-amsal untuk Lemuel dari ibunya perlu kita perhatikan. Sang ibu memperingatkan putranya mengenai dua kejahatan: Pertama, tentang seks (31:3). Sang Ibu mengajar anaknya agar tidak menghamburkan waktu dan kekuatan untuk bersenang-senang dengan wanita. Nafsu seks yang berlebihan merupakan kelemahan utama Raja Salomo yang akhirnya membuat dia berpaling dari Tuhan dan menyebabkan Kerajaan Israel—yang semula merupakan satu kerajaan—terpecah menjadi dua kerajaan (1 Raja-raja 11:1-11). Kedua, tentang Alkohol (Amsal 31:4-5). Ayat-ayat ini membicarakan tentang bahaya alkohol yang dapat menjatuhkan seseorang, termasuk para raja. Peringatan ini penting, terutama bagi para raja dan para pembesar. Para pemimpin tidak boleh minum alkohol karena—saat mabuk—mereka bisa melupakan hukum, lalu mempermainkan orang lemah serta melupakan kewajibannya. Dalam ayat 8-9, Sang Ibu memberikan nasihat agar Lemuel berbicara demi orang miskin dan tidak berdaya. Bagi seorang pemimpin, tidak cukup bila ia hanya menjauhkan diri dari kejahatan. Seorang pemimpin harus berusaha menolong orang yang tertindas dan yang miskin serta membela hak mereka secara adil. Siapa pun Anda, jauhkanlah diri Anda dari bahaya seks dan minuman keras. [LM] Amsal 31:3-4 “Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja. Tidaklah pantas bagi raja, hai Lemuel, tidaklah pantas bagi raja meminum anggur, ataupun bagi para pembesar mengingini minuman keras,” 36
Jangan Mengabaikan Realita
P
ada umumnya, manusia tidak menyukai kenyataan hidup yang pahit atau buruk. Ungkapan bagi kenyataan hidup yang pahit “diperhalus” agar lebih enak didengar, bahkan ada orang yang tabu menyebut hal yang buruk atau pahit dalam hidup seperti kematian. Banyak orang tidak suka menyebut kata “mati”, sehingga kata itu sering diganti menjadi “wafat”, “meninggal dunia”, atau “pulang ke rumah Bapa”, bila kata itu ditujukan untuk manusia. Alasan di atas membuat banyak orang menganggap gaya bahasa Kitab Pengkotbah terlalu blak-blakan. Nuansa melankolis (muram) dan pesimis (memandang segala sesuatu secara negatif) dalam kitab ini terlihat dari isinya yang diwarnai oleh kesedihan dan frustasi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa kitab ini ditulis sewaktu Raja Salomo sudah menjelang ajalnya. Walaupun ditulis secara puitis, kitab yang hanya membicarakan tentang kesia-siaan hidup dan tentang kematian ini sangat tidak enak didengar bagi telinga kebanyakan orang. Mungkin ada yang bertanya, “Jika hidup begitu sia-sia, untuk apa Tuhan memberikan hidup kepada manusia?”. Konsep kesia-siaan hidup ini sangat bertolak belakang dengan aliran humanisme yang merasuki jiwa angkatan sekarang yang sangat optimis terhadap kemampuan manusia. Namun, benarkah kitab Pengkotbah adalah kitab yang sangat pesimis tentang hidup atau kitab yang menganggap bahwa kehidupan manusia adalah sia-sia semata? Jawabannya adalah “ya” bagi orang-orang yang tidak mau menerima kenyataan tentang fananya hidup dan pahitnya hidup setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Penulis kitab ini hanya berbicara tentang kehidupan manusia secara jujur, lugas, dan apa adanya. Meskipun ada perkataan yang agak ekstrim dan lebai (ungkapan bahasa gaul yang artinya adalah “berlebihan”)—misalnya menyamakan manusia dengan binatang—namun perkataan tersebut merangkum pengalaman, pengamatan, dan refleksi tentang kehidupan penulis dan kehidupan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sesungguhnya, penulis tidak memandang kehidupan secara negatif karena penulis berkali-kali mengajak pembaca untuk bersukacita dan beria-ria dalam hidup. Namun, untuk dapat menikmati hidup yang bermakna, manusia harus memiliki hikmat yang berasal dari Tuhan. Tanpa hikmat dari Tuhan, seseorang tidak akan mampu mengisi hidupnya untuk menjadikan hidup itu bermakna. Melalui kitab Pengkhotbah, penulis ingin mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengisi hidup ini dengan hikmat dari Tuhan. [WY] 37
Senin
Tujuan Hidup Manusia
2 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 1 Tanpa tujuan hidup yang benar, maka kehidupan manusia hanya kesia-siaan belaka. Segala jerih lelah yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya adalah kesia-siaan. Mengapa? Pertama, manusia tidak akan mampu mencapai tujuan yang diinginkannya karena hati manusia tidak akan pernah puas dengan hal-hal yang ada di dunia ini. Pengkhotbah mengumpamakan ketidakpuasan hati manusia seperti laut yang tidak pernah penuh, mata yang tidak kenyang melihat, dan telinga yang tidak puas mendengar (1:7-8). Hal-hal baru pun menjemukan, tidak mampu memuaskan hati manusia, bahkan hal-hal baru itu sebenarnya “sudah pernah ada” (1:8-11). Kedua, kehidupan manusia begitu fana dan terbatas. Manusia fana dan terbatas dalam segi usia (1:4-5). Kematian adalah sesuatu yang sangat alami dan tidak dapat diprediksi. Lagipula, terjadinya kematian terasa sangat cepat (bandingkan dengan Mazmur 90:10). Manusia juga terbatas dalam segi kekuatan dan hikmat. Semakin banyak mengetahui, semakin banyak pula yang tidak dapat diketahui (Pengkhotbah 1:13-18), sehingga hal ini menimbulkan frustasi dan kepedihan hati. Kehidupan terasa begitu sia-sia. Sesungguhnya, apa yang membuat kehidupan manusia itu bermakna? Jawabannya adalah bahwa manusia harus kembali kepada Allah Penciptanya. Hati manusia hanya dapat dipuaskan oleh Allah Penciptanya. Melalui iman kepada Allah Anak, manusia memperoleh kehidupan bukan saja di dunia ini tetapi juga di dunia yang akan datang. Dalam Katekismus Besar Westminster yang berisi rumusan iman dari pokok-pokok ajaran Alkitab yang paling mendasar, dikatakan bahwa tujuan utama dan tertinggi manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya. Apakah tujuan hidup kita adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya? Jika ya, hidup kita tidak sia-sia! [WY] Roma 11: 36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” 38
Selasa
Kedaulatan Allah
3 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 2 Di dalam bagian firman Tuhan ini, Pengkotbah mengontraskan kehidupan manusia yang fana dengan kedaulatan Allah yang tidak terbatas. Kehidupan manusia yang fana dengan segala jerih lelahnya ditulis dan diceritakan panjang lebar (2:1-23), namun semuanya tidak akan bermakna jika Tuhan tidak memberkati (2:24-26). Ini berarti bahwa Allah berdaulat penuh atas kehidupan manusia. Apakah maksud perkataan bahwa Allah berdaulat atas kehidupan manusia? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berdaulat diartikan sebagai: “memiliki kekuasaan tertinggi atas suatu pemerintahan negara atau daerah”. Dengan demikian, jika dikatakan bahwa Allah berdaulat atas hidup manusia, hal ini berarti bahwa Allah memiliki kekuasaan tertinggi atas kehidupan manusia. Allah boleh bertindak sesuka hati-Nya terhadap hidup seseorang (2:26). Apakah tindakan ini bisa dianggap semena-mena (tidak mempedulikan hak manusia)? Tentu tidak. Allah berdaulat sehingga Ia boleh bertindak sesuka hati-Nya atas hidup manusia karena Ia adalah Pencipta manusia. Manusia sebagai ciptaan tidak memiliki hak untuk protes atau mempertanyakan kedaulatan Allah. Di sini, pengkotbah berhasil menunjukkan “perbedaan yang tidak dapat dijembatani” antara Sang Pencipta dengan ciptaannya. Ciptaan hanyalah debu yang mendapat kasih karunia Sang Pencipta. Jika demikian halnya, apakah kemudian manusia hanya ciptaan yang hidupnya sia-sia seperti debu? Tentu tidak, jika hidup kita dapat memperkenan hati Tuhan (2:24-26). Kita boleh berjerih lelah dan berupaya keras demi mencapai kesuksesan dalam hidup ini, namun hal yang harus diprioritaskan adalah berupaya dan berjerih lelah untuk mencari kehendak Tuhan dan menyukakan hati-Nya. Ini akan membuat hidup kita yang fana menjadi bermakna dan diberkati oleh Tuhan. [WY] Pengkotbah 2:24-25 “Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?” 39
Rabu
Waktu Tuhan
4 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 3:1-4:16 Apakah waktu adalah milik kita? Ini adalah pertanyaan penting yang harus kita renungkan selama hidup kita yang singkat di dunia ini. Seringkali kita mendengar ada orang mengatakan, “Saya hanya punya waktu setengah jam untuk berbicara dengan Anda,” atau, “Saya harus memakai sisa waktu saya malam ini untuk mengecek media sosial online.” Perkataan-perkataan itu menunjukkan bahwa seakan-akan waktu adalah milik kita. Karena waktu adalah milik kita, maka kita boleh memakai waktu sebebas-bebasnya, sesuka hati kita. Namun, Pengkhotbah memiliki pandangan yang berbeda tentang waktu. Bagi Pengkotbah, waktu adalah milik Tuhan, bukan milik kita. Mengapa? Karena Tuhan yang menciptakan waktu adalah Tuhan yang berkuasa atas waktu. Manusia tidak berhak memakai waktu semaunya karena waktu adalah pemberian Tuhan. Pengkhotbah mengatakan bahwa segala sesuatu indah pada waktu yang ditentukan oleh Tuhan. Karena Tuhanlah yang memberikan “kekekalan” (kata ini lebih tepat bila diterjemahkan sebagai “durasi waktu”) dalam hati manusia, maka manusia tidak akan dapat menyelami waktu dan pekerjaan Tuhan dari awal sampai akhir (3:11). Manusia yang lemah dan terbatas tidak mampu mengontrol atau menguasai waktu. Ada waktu saat seseorang lahir, namun ada waktu saat ia harus mati tanpa dapat ditunda atau ditangguhkan. Ada waktu ketika kita dapat tertawa, tetapi ada waktu saat kita akan meratap. Ada waktu ketika kita dapat mencari, namun ada pula waktu saat kita harus merugi. Waktu memang bukan milik manusia. Waktu adalah milik Tuhan. Jika demikian, bagaimanakah seharusnya kita mengisi waktu? Kita tentunya harus mengisi waktu dengan penuh tanggung jawab kepada Yang Empunya waktu. Kita mengisi waktu yang dipercayakan kepada kita dengan takut akan Dia. [WY] Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” 40
Kamis
Tuan yang Jahat
5 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 4:17-6:12 Sebuah pepatah Italia mengatakan, “uang adalah hamba yang baik, namun tuan yang jahat.” Yang menjadi masalah sebenarnya bukan terletak pada uang, melainkan pada kecintaan akan uang. Pengkhotbah tidak memandang negatif terhadap uang dan kekayaan, karena baginya, pekerjaan, kekayaan dan kemampuan (kapasitas) untuk menikmatinya adalah hadiah dari Tuhan (5:17-19). Yang menjadi masalah menurut pengkotbah adalah bila seseorang mencintai kekayaan lebih daripada Sang Pemberi kekayaan. Akhirnya, orang yang demikian akan jatuh ke dalam berbagaibagai duka (1 Timotius 6:10). Duka apa saja yang disebabkan oleh memburu uang? Pertama, tidak pernah puas akan uang (Pengkhotbah 5:9). Semakin banyak uang, semakin tidak puas, dan semakin menderita karena uang. Kedua, semakin banyak uang, semakin banyak pengeluaran uang (5:10). Ketiga, semakin banyak uang, semakin banyak kekhawatiran (5:11). Uang seringkali membuat seseorang tidak dapat tidur nyenyak di waktu malam karena terlalu banyak rencana atau pertimbangan tentang uangnya. Keempat, semakin banyak uang, semakin banyak menimbun (5:12-13). Bagi pengkotbah, ini adalah kemalangan. Orang yang menimbun terlalu banyak akan kehilangan hal-hal yang lain termasuk keluarga, sahabat, pelayanan, bahkan Tuhan, karena hatinya selalu tertuju kepada timbunan kekayaannya. Ia akan menjadi semakin tamak dan keinginan utamanya hanyalah menimbun uang. Kelima, semakin banyak uang, semakin banyak pula yang akan kita tinggalkan (5:14-16). Ini adalah penderitaan dan duka yang sangat berat. Manusia datang dengan telanjang, demikian pula ia akan kembali tanpa membawa apa pun. Banyak orang yang di akhir hidupnya tidak bahagia meskipun memiliki banyak kekayaan. Ada pula yang tidak rela meninggalkan hartanya. Ini juga adalah duka yang sangat menyedihkan. [WY] 1 Timotius 6:10 “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” 41
Jumat
Keburukan yang Baik
6 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 7-8 Kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat dunia ini tercemar oleh dosa, sehingga hal-hal buruk selalu mewarnai kehidupan kita. Sekalipun demikian, Tuhan bisa memakai hal yang nampak buruk untuk menjadi kebaikan bagi kita. Kita perlu mengingat bahwa konsep baik dan buruk dalam kitab Pengkhotbah tidak sama dengan konsep yin dan yang dalam Taoisme. Dalam Taoisme, semua unsur di dunia ini memiliki dua sifat yang saling berlawanan, namun saling membangun satu sama lain. Kedua sifat berlawanan ini bersifat alami dan tidak dapat ditolak. Keduanya dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan kehidupan. Konsep yin dan yang ini tidak berhubungan dengan masalah moral. Hal ini berbeda dengan iman Kristen. Alkitab mengajarkan bahwa keburukan adalah akibat dosa. Namun, Tuhan yang adalah Imanuel (artinya “Allah Beserta Kita”) turut campur tangan dalam segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan orang percaya (termasuk dalam hal-hal yang nampak buruk) untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Hal ini sejalan dengan pandangan Pengkotbah. Bagi Pengkotbah, kematian memiliki nilai kebaikan (Pengkhotbah 7:1), pergi ke rumah duka ada baiknya (7:2), bersedih membuat hati lega (7:3), dan hardikan orang berhikmat bermanfaat (7:5). Hal-hal buruk bisa mendatangkan kebaikan bagi orangorang yang menjalani kehidupan dengan hikmat (7:11-12). Karena itu, yang paling penting adalah bagaimana kita dapat belajar mengambil hikmah dari setiap keburukan yang terjadi dalam hidup ini. Sikap Ayub dalam Ayub 1-2 merupakan teladan bagi kita. Ia percaya bahwa segala yang baik dan buruk yang terjadi dalam hidupnya harus Ia terima. Ia percaya bahwa ketika hal buruk terjadi, Allah memiliki maksud dan tujuan-Nya sendiri. Tentu kita percaya bahwa tujuan Allah adalah untuk kebaikan anak-anak-Nya. [WY] Pengkotbah 7:14 “Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.” 42
Sabtu
Ketidakpastian Hidup
7 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 9 Apakah ada sesuatu yang pasti dalam hidup kita yang singkat ini? Segala sesuatu yang ada di dunia ini bisa berubah tanpa bisa kita duga dan tanpa bisa kita bendung. Hal yang ironis (bertentangan dengan harapan kita) adalah bahwa kematian merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi bagi setiap manusia. Kondisi kehidupan yang kita jalani tidak pasti, tetapi kematian pasti akan kita hadapi. Kehidupan manusia begitu rapuh dan fana (bisa rusak, hilang, dan mati). Bagaimana seharusnya kita menghadapi kondisi kehidupan seperti itu? Pertama, selama kita masih hidup, kita masih memiliki pengharapan dan kesempatan (9:4). Orang mati tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengubah atau mengerjakan apa pun. Oleh karena itu, kita harus menghargai kehidupan yang Tuhan berikan kepada kita. Jangan menjadi orang yang gampang putus asa dan meratapi hidup, apalagi bunuh diri. Kedua, kita harus hidup sebaik-baiknya, seakan-akan hari ini adalah hari terakhir. Pengkhotbah menasihati kita untuk bergembira dan menikmati setiap kali kita bisa makan dan minum (9:7-8). Kita harus menghargai kebersamaan dengan orang-orang yang kita kasihi (9:9) dan kita harus bekerja dengan sekuat tenaga selama Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita (9:10). Ketiga, dalam kehidupan yang tidak pasti ini, kita harus selalu bersandar dan percaya kepada Tuhan. Segala yang terjadi dalam hidup kita—hal yang nampak baik maupun hal yang nampak buruk—semuanya terjadi atas seizin Tuhan (9:1). Ketika hal yang baik terjadi, kita sudah sepatutnya mengucap syukur dan hidup lebih berkenan kepada-Nya. Namun, ketika hal yang buruk diizinkan Tuhan terjadi, kita juga harus belajar mengucap syukur dan percaya bahwa Tuhan memegang kendali atas segala sesuatu. Ia terlibat dalam segala aspek kehidupan orang percaya! [WY] Roma 8: 28a “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” 43
Minggu
Jangan Remehkan Nila Setitik
8 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 10:1-11:8 Peribahasa “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga” memiliki makna yang sama dengan peribahasa yang dipakai oleh pengkotbah dalam bagian firman Tuhan ini, “Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk” (10:1a). Peribahasa ini akan lebih mudah dimengerti bila diterjemahkan menjadi, “Lalat yang mati membuat seluruh minyak wangi yang dibuat berbau busuk”. Makna peribahasa ini dijelaskan di bagian selanjutnya (10:1b), yaitu bahwa sedikit kebodohan lebih berpengaruh daripada hikmat dan kehormatan. Lalat yang kecil mungkin dianggap tidak berarti dibandingkan minyak wangi dalam jumlah banyak yang dibuat seseorang. Namun, bila lalat itu mati dan terjatuh ke dalam minyak wangi, seluruh minyak wangi bisa menjadi berbau busuk Sebagai orang percaya, kita tidak boleh melakukan kebodohan, termasuk yang kelihatan sepele, karena kebodohan yang nampak sepele dapat menghancurkan reputasi baik yang kita bangun selama bertahun-tahun. Seringkali, kita mungkin meremehkan “sedikit kebodohan” karena kita ingin melakukan kompromi, ingin lebih banyak untung, atau ingin disukai oleh orang lain. Sebagai contoh, kita mengucapkan lelucon yang tidak pantas (misalnya lelucon porno). Walaupun tujuan kita adalah untuk menghibur, lelucon yang tidak pantas bisa langsung menjatuhkan reputasi diri kita di mata orang lain, terlebih di mata orang yang belum percaya. Kita mungkin menganggap remeh sedikit kata-kata lucu yang tidak pantas yang kita ucapkan, namun kita mungkin tidak sadar jika ada orang yang tersandung mendengar kata-kata kita. Selain perkataan, cara berpakaian atau gaya hidup kita secara tidak kita sadari mungkin bisa menjadi “lalat-lalat kecil” yang menyebabkan diri kita berbau busuk dalam penciuman orang lain. [WY] Matius 5: 48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” 44
Senin
Cintai Tuhan Sejak Dini
9 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 11:9-12:14 Seorang hamba Tuhan pernah mengatakan demikian: “Jikalau engkau memenangkan seorang anak kecil bagi Tuhan, engkau menyelamatkan seluruh hidupnya.” Artinya, jika seorang anak kecil mengenal dan mengasihi Tuhan sejak usia dini, ia akan mengasihi Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain sampai ia mati. Makna dari kata “Ingatlah” dalam perkataan, “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu,...” (12:1) bukan hanya sekedar mengingat dan tidak lupa, tetapi adalah suatu komitmen sepenuh hati untuk mengasihi, melayani, dan takut akan Tuhan. Pengkhotbah menekankan pentingnya seseorang mengasihi Tuhan sejak usia muda. Pengkhotbah menasihati pembacanya agar sejak masa muda benar-benar hidup berkomitmen penuh untuk mengasihi, melayani, dan takut akan Tuhan. Namun, banyak anak muda yang tidak demikian. Mereka menganggap masa muda sebagai masa untuk bersenang-senang, masa untuk mengejar impian dan karir setinggi-tingginya, dan masa untuk hidup mengikuti kata hati selagi masih sanggup. Mengasihi, melayani, atau hidup takut akan Tuhan baru dilakukan saat berusia senja dan sesudah tidak mampu berbuat apa pun. Pengkhotbah mengecam sikap demikian. Ia mengatakan bahwa segala yang engkau lakukan di masa mudamu akan dihakimi Tuhan di pengadilan-Nya (11:9). Pengkhotbah tidak melarang kita untuk bergembira dan menikmati masa muda, namun yang paling penting adalah “ingat” kepada Tuhan di masa muda. Masa muda yang penuh dengan kekuatan dipersembahkan kepada Tuhan, sehingga Tuhan memberkati dan memakai dengan luar biasa. Jika kita benar-benar “ingat” kepada Tuhan, di masa tua pun kita tidak akan pernah menyesal. Kita akan merasa puas dengan kehidupan ini dan kita sudah siap untuk bertemu dengan Tuhan. [WY] Pengkotbah 12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” 45
Kidung Agung: Puisi Tentang Cinta
K
itab Kidung Agung merupakan salah satu kitab yang unik dibandingkan kitab-kitab lain dalam Alkitab. Kidung Agung hanya menyebut satu kali saja salah satu nama untuk Allah, yaitu ‘Yahweh’ (Kidung Agung 8:6) yang diterjemahkan menjadi ‘TUHAN’ dalam Alkitab Terjemahan Baru LAI. Tetapi, yang paling unik dari kitab ini adalah ungkapan yang jujur, blak-blakan, terkesan berani mengenai bagian-bagian tubuh pria maupun wanita. Keunikannya itu memunculkan diskusi mengenai bagaimana cara menafsir kitab tersebut. Salah satu pendekatan penafsiran yang sering diterapkan terhadap Kidung Agung adalah metode alegori. Pada penafsiran alegori, Kidung Agung dipandang memuat cinta Allah kepada Israel. Sedangkan di dalam gereja Kristen, penafsiran alegori marak digunakan sejak sekitar tahun 200 AD (Richard S. Hess, Song of Songs, Baker 2005, halaman 22), kitab ini dinilai menyatakan hubungan antara Kristus dan gerejanya. Namun, mereka yang membaca dan mencoba memahami Kidung Agung tidak harus memakai pendekatan alegori. Kitab ini bisa dipandang sebagai memuat puisi mengenai cinta, kecantikan, keintiman, bahkan seksualitas antara pria dan wanita. Ungkapan-ungkapan yang jujur, berani, dan blak-blakan itu seringkali membuat para penafsir merasa tidak sepatutnya membaca Kidung Agung secara harfiah. Akan tetapi, membaca Kidung Agung sebagai puisi tentang cinta dan keindahannya membuka hal-hal yang penting kepada kita, yaitu bahwa Alkitab tidak hanya mengungkapkan tentang diri Allah, tetapi juga tentang apa yang Allah kehendaki bagi umat-Nya. Dalam hal ini, Kidung Agung mengungkapkan rencana dan kehendak Allah tentang relasi suami dengan isteri dalam pernikahan. Orang seringkali bertanya tentang pandangan mengenai seksualitas menurut teologi Kristen. Apakah seks itu berdosa? Selain itu, banyak orang tidak memahami cinta manusiawi secara utuh. Apakah pengertian cinta alamiah yang tumbuh di antara pria dan wanita? Lalu, bagaimana cinta tersebut—juga seksualitas yang disaksikan Alkitab—berlaku dalam keluarga Kristen? Ketika sebuah lembaga keluarga dibina dengan landasan Alkitab, setiap anggotanya akan bertumbuh menjadi semakin menyerupai Kristus dan semakin memuliakan Allah. Puisi cinta dalam Kitab Kidung Agung menyingkapkan makna-makna yang penting bagi hubungan antara pria dan wanita, agar dapat mencapai maksud Allah seperti tertulis di atas. [EC] 46
Selasa
Agape dan Cinta Dalam Keluarga
10 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Kidung Agung 1:1-2:7 Allah menganugerahkan perasaan yang unik, yang dapat dimiliki semua pria dan wanita. Perasaan itu tidaklah sama dengan cinta antar teman (filia), maupun cinta dalam keluarga (storge). Cinta yang dimaksud dikenal dalam bahasa Yunani sebagai eros. Eros adalah perasaan yang Allah berikan supaya pria dan wanita dapat saling membahagiakan dalam konteks pernikahan yang telah diberkati oleh-Nya. Cinta yang demikian mendorong mereka saling mendekat. Ada gelora emosi sehingga keduanya ingin segera menikmati cinta (1:4). Pujian kepada pasangan mengalir (1:8-17), dan pasangan ingin senantiasa menghabiskan waktu bersama-sama (1:7, 2:3). Cinta eros idealnya menyebabkan suami dan isteri menikmati kebersamaan sehingga maut memisahkan mereka. Namun, kehidupan nyata rumah tangga tidak sama dengan kondisi ideal yang tertuang di Kidung Agung karena ada orang yang kurang mampu untuk memiliki dan menyatakan cinta yang semestinya kepada pasangannya. Orang semacam ini umumnya dibesarkan dalam keluarga yang tidak hangat, yang tidak mengalami ungkapan kasih sayang dari orang tua. Selain itu, cinta dalam rumah tangga akan berbenturan dengan kelemahan pribadi, kesalahan, dan juga dosa. Keluarga membutuhkan cinta yang orientasinya adalah kepada yang dicintai—yaitu cinta atau kasih agape. Agape memampukan pria dan wanita berkurban demi yang dicintainya. Agape dibutuhkan setiap keluarga. Agape dianugerahkan oleh Allah hanya di dalam Yesus Kristus. [ECW] 1 Korintus 13 : 4-7 “Kasih (agape) itu sabar; kasih (agape) itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” 47
Rabu
Bekerjasama Mengatasi Kendala!
11 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Kidung Agung 2:8-3:5 Dua pribadi yang sedang jatuh cinta seringkali dipenuhi oleh harapan dan mimpi indah (2:8-14). Akan tetapi, realita hidup menyadarkan kita tentang adanya berbagai hal yang dapat menghambat hubungan percintaan. Tantangan serta kesulitan itu tidak harus berasal dari suatu sebab yang ‘besar’ seperti menderita sakit berat, bencana alam, kejahatan manusia, atau dosa perselingkuhan, melainkan bisa berasal dari berbagai hal remeh—bagaikan rubah-rubah kecil (2:15)—yang dapat memicu pertengkaran, merenggangkan relasi, dan memunculkan problem pelik seperti misalnya kepribadian seseorang yang selalu merasa benar (sehingga sulit mengakui kesalahan, apalagi meminta maaf), gampang cemburu, dan mudah marah. Mengatasi berbagai kendala antara dua individu memang tidak mudah. Namun, relasi antarpribadi yang saling mencintai di dalam Tuhan seperti sebuah kebun anggur yang berharga dan perlu dirawat dengan baik. Dalam hal ini, tidak bisa hanya salah satu pihak saja yang ingin mempertahankan, melakukan perbaikan, dan menjadikannya lebih baik. Haruslah kedua pribadi berupaya bersama-sama. Perhatikan bahwa sang wanita mengajak kekasihnya untuk menyingkirkan “rubah-rubah pengganggu” (2:15). Teks Alkitab LAI Terjemahan Baru yang kita miliki tidak jelas memperlihatkan hal itu. Namun, bila kita membaca Kidung Agung dalam bahasa aslinya, kita dapati sebuah perintah kepada orang pertama jamak (kita atau kami) dari sang wanita. Menyingkirkan “rubah” tidak bisa hanya dilakukan oleh sang wanita seorang diri. Pria dan wanita yang saling mencintai di dalam Tuhan hendaknya berusaha mengetahui berbagai sumber kendala dan mengatasinya. Allah telah menetapkan pria dan wanita menjadi rekan pewaris kasih karunia. [ECW] 1 Petrus 3:7 “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, .... Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” 48
Kamis
Seksualitas Dalam Rancangan-Nya
12 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Kidung Agung 3:6-5:1 Allah menciptakan manusia sebagai mahluk rohani, mahluk sosial, dan juga seksual. Dari sudut pandang seksualitas, Alkitab bukan hanya menyebut tentang perbedaan gender, melainkan menempatkan seksualitas sebagai sebuah anugerah bagi pria dan wanita yang telah dikuduskan dan disatukan melalui pernikahan di dalam Tuhan. Kitab Kidung Agung memberikan ruang bagi seksualitas seperti itu. Mungkin banyak dari pembaca Kidung Agung tidak siap membaca ungkapan yang terbuka dari mempelai yang sedang menikmati malam pernikahan mereka (4:1-15). Tetapi, melalui ayat-ayat tersebut, sebetulnya kita disadarkan ulang bahwa seksualitas tidaklah kotor—apalagi berdosa—dalam rancangan Allah. Selanjutnya, seksualitas dalam kehendak Tuhan boleh dinikmati oleh pria dan wanita hanya di dalam pernikahan. Bahasa simbolik yang digunakan dalam 4:12 menyatakan bahwa sang mempelai wanita menjaga kekudusan hidupnya hingga saat malam pernikahan tiba. Sadarilah bahwa wanita mendapat hak istimewa dari Allah berupa tanda khas kekudusan seksualitas. Tanda kekudusan seksualitas itu tidak boleh dianggap remeh atau dipandang sebagai beban yang tidak adil. Budaya zaman ini menempatkan seksualitas begitu rendah. Seksualitas dieksploitasi untuk memuaskan kebutuhan nafsu manusia dan bebas dinikmati di luar lembaga keluarga. Kesadaran untuk menjaga kekudusan hidup tidak lagi sekuat dahulu. Kebanyakan kaum muda, termasuk yang Kristen, beranggapan bahwa hubungan badan dalam masa pacaran adalah hal yang lumrah. Marilah kita melawan pengaruh dunia dengan berani! Allah memberikan seksualitas untuk dieksplorasi di dalam pernikahan yang telah diberkati oleh-Nya, dengan didasarkan pada kasih dan kemauan untuk saling berbagi serta menghargai. [ECW] Kejadian 2:24 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” 49
Jumat
Cinta Romantika
13 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Kidung Agung 5:2-6:13 Mempelai wanita terbangun dari tidur, dan tidak ditemuinya sang pria di dekatnya. Rindu yang mendalam digambarkan melalui kalimat-kalimat puitis yang imajinatif (5:2-8). Namun, bukankah hasrat ingin selalu bersama (5:6), penilaian serba baik kepada yang dicintai (5:9), dan penampilan fisik dipandang prima tiada duanya (5:10-15, 6:4-7) menggambarkan sepasang manusia yang dipenuhi cinta romantika? Selain itu, ciri lain dari cinta romantika adalah perkataan (dan perbuatan) yang baik serta manis (5:16). Kitab Kidung Agung memberi porsi yang besar bagi kedua mempelai untuk mengungkapkan cinta romantika mereka. Ini tidak salah! Cinta romantika penting pada tahap awal hubungan sepasang manusia. Sebuah teori mengatakan, usia 0-2 tahun pertama pernikahan biasanya masih dipenuhi cinta romantika dengan ciri seperti tergambar di Kidung Agung. Pada tahap ini, secara naluriah, baik pria maupun wanita akan mengendalikan diri, sehingga tindakan selalu menyenangkan dan tutur kata hampir selalu sedap didengar. Tahap cinta romantika ini penting sebab menjadi fondasi bagi indahnya relasi di fase selanjutnya. Bayangkan bahwa kehadiran anak akan membuat hidup menjadi lebih kompleks, sehingga romantika suami dan isteri menjadi lebih sulit dipupuk. Namun, romantika belaka tidaklah cukup. Cinta romantika harus diperhadapkan dengan realita saat apa yang diungkapkan oleh pasangan sudah tidak semata-mata manis. Cinta romantika perlu “direnggangkan” agar mencakup berbagai kekurangan, ketidakpuasan, dan kekecewaan. Anugerah dari Tuhan, kemauan diri sendiri untuk berubah, kesediaan memahami dan menerima keunikan serta memaafkan pasangan merupakan faktor penting yang menentukan kesuksesan pernikahan. [ECW] Efesus 5:33 “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” 50
Sabtu
Prinsip Seksualitas Dalam Keluarga
14 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Kidung Agung 7:1-8:4 Seksualitas dalam rencana dan kehendak Allah hanya disediakan bagi suami dan isteri yang telah diberkati oleh Tuhan dalam penikahan kudus. Dalam lembaga keluarga itulah, Allah memberikan seks untuk dinikmati oleh kedua belah pihak pasangan. Akan tetapi, seringkali pria dan wanita dalam keluarga Kristen tidak mengerti atau tidak menjalani prinsip penting dalam seksualitas suami-isteri. Prinsip pertama, berdasarkan kasih. Alkitab sebenarnya tidak pernah melepaskan hubungan yang sangat intim itu dari kasih. Tetapi, pengaruh pornografi di zaman ini telah merusak moralitas dan menempatkan seks tanpa kasih. Hubungan seks di luar konteks pernikahan adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. Sebaliknya, tanpa kasih, hubungan seks hanya merupakan sarana pemuas naluri yang merendahkan seks dan kemanusiaan . Kasih menjadi dasar seluruh relasi suami dan isteri, termasuk relasi seksualitas. Prinsip kedua adalah “ke-saling-an”. Kidung Agung 7:10 berkata “Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.” Sedangkan di 7:12b tertulis, “Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!” Rasul Paulus menulis dalam Efesus 5:21, “Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Tulisan Rasul Paulus ini sekali lagi menegaskan prinsip ke-saling-an tersebut. Tidak bisa hanya salah satu saja yang memberi, sedangkan yang lain hanya menerima. Keduanya harus saling berbagi dan saling mendapatkan. Tidak boleh hanya salah satu pihak yang merendahkan diri. Kedua pihak perlu menanggalkan sikap tinggi hati serta rela membuang ke-aku-an. Prinsip penting lainnya adalah kemauan masing-masing pihak untuk saling membahagiakan pasangan. [ECW] 1 Korintus 7:4 “Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.” 51
Minggu
Komitmen & Cinta dalam Pernikahan
15 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Kidung Agung 8:5-13 Ketika seseorang jatuh cinta kepada lawan jenis, perasaan itu umumnya hampir-hampir tidak bisa dihentikan atau ditolak sama sekali. Kidung Agung menggambarkannya seperti maut (8:6) yang tidak mungkin dielakkan oleh setiap orang. Cinta dapat sangat menghangatkan hati, bagaikan api yang kuat dan tidak dapat dipadamkan oleh air (8:7). Akan tetapi, cinta semua pasangan pasti berbenturan dengan berbagai rintangan, entah dari dalam maupun dari luar diri sendiri. Masalah yang hadir silih berganti berpotensi mengganjal perjalanan cinta. Kala cinta mereka memudar, perasaan tidak berdaya membuat mereka tidak berusaha lagi untuk mempertahankan pernikahan mereka. Oleh karena itu, sebetulnya diperlukan komitmen dari kedua pribadi dalam pernikahan. Seluruh pasangan Kristen hendaknya memahami pernikahan sebagai sebuah perjanjian di hadapan Tuhan dan manusia (Maleakhi 2:14). Perjanjian itu dikonkritkan dengan membacakan janji pernikahan. Janji nikah bukan sekadar formalitas tanpa makna. Janji itu juga bukan janji untuk menjadi sempurna. Akan tetapi, janji itu menyatakan komitmen untuk menjalani pernikahan sampai akhir. Dalam janji tersebut, tersirat kebulatan hati untuk mengerjakan pernikahan, termasuk berjuang mengobarkan cinta sampai maut memisahkan mereka. Oleh karena itu, kita perlu untuk: Pertama, memutuskan hidup takut akan Tuhan dan mengandalkan pertolongan-Nya, sehingga kita bisa tetap saling mencintai. Kedua, belajar menghargai dan mempercayai pasangan. Ketiga, memaafkan dan selalu mencintai pasangan nikah kita. Keempat, meningkatkan kuantitas dan kualitas waktu komunikasi serta mendengarkan pasangan. Kelima, dengan kreatif berusaha mempertahankan cinta, misalnya dengan memberikan hadiah kejutan. [ECW] Kidung Agung 8:6 “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut.” 52
Senin
Kurang Apa Lagi ?
16 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 64-65 Kehidupan yang rutin yang kita jalani setiap hari, ditambah segala hal yang membuat kita jenuh, lelah, dan letih seringkali membuat kita menjadi hidup secara apatis (masa bodoh). Demikian juga, perjalanan hidup kita di hadapan Tuhan juga seringkali dipenuhi oleh kerutinan yang adakalanya membuat kita lupa akan segala kebaikan-Nya. Melalui bacaan Alkitab hari ini, marilah kita kembali menyadari dan mensyukuri keajaiban anugerah Tuhan bagi kita. Saat kita berdosa, ingatlah akan karya Kristus yang menghapuskan segala pelanggaran dan dosa-dosa kita, mendamaikan kita, serta melayakkan kita untuk dapat menghampiri tahta kasih karunia-Nya. Saat kita beribadah, Ia mengenyangkan kita dengan segala yang baik di rumah-Nya, kita dilayakkan untuk dapat beribadah dan menikmati kehadiran-Nya. Saat kita berdoa dalam segala kesusahan hidup kita, Ia adalah Allah yang setia yang mendengarkan seruan doa permohonan dan permintaan tolong kita. Dengan kuasa-Nya, Ia sanggup melakukan perbuatan-perbuatan yang dahsyat serta memberikan tanda-tanda mujizat untuk menolong umatNya. Dalam Kebaikan-Nya, Ia senantiasa menyediakan segala keperluan kita dan memelihara hidup kita, bahkan memberkati kita dengan segala kelimpahan. Bila kita membandingkan diri kita dengan keadaan di sekeliling kita, kita dapat menjadi sombong dan lupa diri, atau sebaliknya, kita mengeluh dan mengasihani diri. Namun, saat kita mengingat segala kebaikan-Nya, biarlah hidup kita menjadi puas dan hati kita terus melimpah dengan ucapan syukur yang tak henti-hentinya, karena sesungguhnya tiada hari dalam tahun-tahun hidup kita yang luput dari kebaikan-Nya, entah hal itu kita sadari atau tidak. Bila Anda mengingat kembali kebaikan Allah yang telah Anda terima, kebaikan Allah menyangkut hal apa lagi yang Anda anggap masih kurang? [SS] Mazmur 65:12a “Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu” 53
Selasa
Lihatlah Karya Allah dalam Hidupku
17 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 66-67 Manusia pada umumnya mempercayai akan adanya Tuhan, bahkan cukup banyak orang bisa berkata-kata dan bercerita mengenai Tuhan dan karyaNya di alam semesta yang luar biasa ini. Namun, tidak banyak orang yang dapat menceritakan pengalaman pribadinya bersama Tuhan. Mazmur 66 yang kita baca hari ini mengajak kita untuk bersyukur dan memuji Tuhan secara seimbang. Kita dapat bersyukur untuk berbagai karya-Nya yang ajaib dalam alam semesta dan sejarah manusia, tetapi kita juga dapat bersyukur untuk perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dalam kehidupan kita secara pribadi. Mazmur 66 dimulai dengan ajakan kepada seluruh bumi untuk bersorak-sorai memuji dan memuliakan Allah atas segala pekerjaan-Nya yang dahsyat. Allah telah melakukan perbuatan yang ajaib dalam perjalanan sejarah bangsa Israel dan bangsa-bangsa. Ia telah mengubah laut menjadi tanah kering, melindungi dan membebaskan umat-Nya, serta memurnikan mereka di dalam kesusahan mereka. Semuanya itu membuat sang pemazmur bersukacita dan memuji Allah serta memenuhi janjinya untuk membawa korban persembahan syukur kepada Tuhan. Di akhir tulisannya, pemazmur menambahkan dengan kesaksian pribadinya akan betapa ia bersyukur karena Allah telah mendengar doanya dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadanya. Anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus yang sekaligus membawa kita mengenal Allah secara pribadi, seharusnya juga membawa kita mengalami indahnya suatu kehidupan pribadi dalam penyertaan Allah yang penuh dengan kasih setia. Allah tidak pernah bosan mendengar doa-doa kita, umat kesayangan-Nya. Tidakkah pengalaman yang demikian indah seharusnya mendorong kita untuk menceritakannya juga pada orang-orang di sekeliling kita. [SS] Mazmur 66:16 “Marilah, dengarlah, hal kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku.” 54
Rabu
Hari Demi Hari Allah Peduli
18 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 68 Melihat kehidupan sehari-hari yang dipenuhi oleh berbagai kejahatan dan ketidakadilan dapat membuat seseorang meragukan kehadiran dan pemeliharaan Allah atas umat-Nya. Namun, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, seharusnya kita dapat melihat kehidupan dengan cara berbeda, karena kita selalu yakin bahwa akan tiba saatnya bagi Allah untuk bangkit dan bertindak menegakkan kebenaranNya. Sesungguhnya, Allah tidak pernah diam. Setiap hari, Ia selalu hadir, bahkan menjadi keselamatan bagi umat-Nya. Mazmur 68 merupakan nyanyian pujian akan keperkasaan Allah, yang dengan segala kemegahan dan kekuatan-Nya mengalahkan musuh-musuh-Nya dalam kemenangan-Nya yang gemilang. Ketika Allah bangkit, para musuh-Nya akan terserak dan orang-orang fasik akan binasa, tetapi orang-orang benar akan bersukacita dan orang-orang lemah akan mendapatkan haknya. Ketika Allah berperang bagi umat-Nya, Ia menunjukkan kebesaran kuasa-Nya. Akan ada berkat dan pemulihan bagi umat-Nya, tetapi raja-raja musuh akan terserak dan melarikan diri. Allah yang kuat dan perkasa dengan penuh setia menanggung kehidupan umat-Nya hari demi hari dan selalu menjadi keselamatan bagi umat kesayangan-Nya. Betapa kita bersyukur karena di tengah segala pergumulan dan kesusahan hidup kita, sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, tetapi Ia selalu menopang kita hari demi hari, memelihara kehidupan kita, bahkan senantiasa menjadi Juruselamat bagi kita. Apakah kita pernah menyadari, mensyukuri, dan semakin mempercayai Dia dan kita semakin bangga memiliki Allah yang begitu peduli akan kehidupan kita hari demi hari? [SS] Mazmur 68:20 “Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita.” 55
Kamis
Biarlah Hatimu Hidup Kembali! Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 69
19 Feb Imlek
Kehidupan kita sebagai seorang Kristen tidaklah selalu berjalan lancar. Adakalanya kesusahan datang, dan mungkin saja kesusahan itu begitu menyesakkan sehingga membuat seluruh kekuatan kita habis dan kita ingin menyerah. Ungkapan dalam Maz 69 merupakan gambaran ungkapan isi hati seorang anggota umat Allah yang mengalami kesesakan hidup di tengah dunia yang tidak sempurna ini. Dalam Mazmur tersebut, terlihat betapa berat kesesakan yang menekan kehidupannya. Ada yang disebabkan karena kesalahannya sendiri, namun ada pula kesesakan yang disebabkan karena iman kepada Tuhan dan cinta kepada rumah Tuhan. Musuhmusuh telah mengelilinginya dan begitu menekan, bahkan memperlakukannya dengan kejam. Dalam keadaan yang seolah-olah tidak ada harapan lagi, pemazmur mengarahkan hatinya untuk berdoa memohon pertolongan Tuhan yang penuh dengan kasih setia agar bertindak menyelamatkannya dan menghancurkan musuh-musuhnya. Dalam kesesakan kita, seringkali kita merasa ditinggalkan sendirian, padahal Tuhan tidak pernah meninggalkan kita (Ibrani 13:5b). Dalam kitab Injil, kita akan menemukan Kristus yang paling banyak menghadapi kesesakan dan penderitaan, namun Ia tidak pernah menyerah, karena Ia tahu bahwa Bapa-Nya tidak pernah meninggalkan Dia (Yohanes 16:32). Kristus sudah mengalami segala penderitaan dan kesesakan, sehingga ia merupakan Pribadi yang paling mengerti segala kesusahan kita. Datanglah kepada-Nya, ceritakanlah segala kesesakan hatimu kepada-Nya, harapkanlah pertolongan-Nya dan “biarlah hatimu hidup kembali.” [SS]
Mazmur 69:33 “Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!.”
56
Jumat
Kekuatan Menjalani Masa Tua
20 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 70-71 Bayangan akan masa tua seringkali menakutkan bagi kita, apalagi saat kita membayangkan atau mengalami bahwa kekuatan fisik kita semakin berkurang dan hidup kita menjadi sangat bergantung kepada pertolongan orang lain dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Perasaan takut, kuatir, dan berbagai pikiran yang buruk sangat mudah untuk terus menghantui kita, namun bagi seorang percaya yang sungguh-sungguh sudah mengalami penyertaan dan kebaikan Tuhan, masa tua justru menjadi kesempatan untuk menyaksikan kesetiaan Tuhan yang tidak pernah meninggalkannya. Mazmur 71 merupakan suatu doa permohonan, sekaligus doa kepercayaan serta doa syukur dari pemazmur di masa tuanya. Dalam doa ini, pemazmur memohon perlindungan Tuhan di masa tuanya terhadap orang fasik, orang-orang jahat dan musuh-musuhnya. Tak lupa, ia mengingat kembali perbuatan-perbuatan Tuhan dan kesetiaan Tuhan yang telah dialaminya dari sejak ia masih dalam kandungan, pada masa kecilnya, serta pada masa mudanya. Semua itu membuat ia dapat terus menaruh harapan dan kepercayaan di dalam Tuhan, bahkan membawanya untuk selalu menaikkan syukur dan pujian kepada Tuhan serta menggerakkannya menyaksikan kebaikan Tuhan kepada orang lain. Pengalaman perjalanan hidup bersama Tuhan merupakan harta yang teramat berharga yang akan memampukan kita untuk terus menjalani hidup dengan penuh percaya dan harap. Bagi kita yang masih muda, marilah kita memenuhi hidup kita dengan pengalaman hidup dalam penyertaanNya. Bagi kita yang sudah berusia lanjut, biarlah pengalaman kita akan kebaikan dan kasih setia Tuhan memampukan kita menjalani masa tua kita dengan penuh sukacita dan sejahtera. [SS] Mazmur 71:18 “Juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.” 57
Sabtu
Menanti Raja yang Sempurna
21 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 72 Dalam perjalanan sejarah bangsa kita, seringkali—secara sadar atau tanpa sadar—kita merindukan dan menuntut adanya pemimpin yang sempurna, yang hidup tanpa cacat dan memerintah dengan penuh tanggung jawab untuk membawa bangsa kita ke arah yang lebih baik dan sejahtera. Mazmur 72—yang sering disebut sebagai mazmur kerajaan—adalah doa Raja Daud untuk anaknya, yaitu Raja Salomo. Doa ini mencerminkan kerinduan Raja Daud akan seorang raja Israel yang ideal dan sempurna, yang menaati hukum Tuhan serta memerintah dengan penuh keadilan dan kebenaran, sehingga terdapat damai sejahtera dalam pemerintahannya. Raja yang dirindukannya adalah raja yang agung, panjang umur, dan pemerintahannya sampai ke ujung bumi, namun tidak melupakan kaum yang lemah, bahkan membela orang yang miskin dan tertindas. Dalam batas tertentu, Tuhan mengabulkan doa Daud karena Salomo dikenal sebagai raja yang agung dan paling berhikmat yang pernah hidup di dunia ini. Namun, Raja Agung yang ideal dan sempurna yang sesungguhnya baru datang kurang lebih 1000 tahun kemudian di dalam diri Tuhan Yesus Kristus (Lukas 1:31-33). Dialah Sang Raja yang kekal, “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” (Wahyu 19:16), yang memerintah umat-Nya dengan kasih setia, keadilan, dan kebenaran. Sebagai warga negara yang baik, marilah kita mendoakan para pemimpin negara kita agar mereka dapat memerintah dengan jujur dan takut akan Tuhan, sehingga ada keadilan dan damai sejahtera berlimpah di tengah bangsa kita. Marilah kita selalu hidup dalam kebenaran, ikut mengusahakan damai sejahtera di mana pun kita berada, sambil menantikan kedatangan-Nya kelak sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan atas seluruh alam semesta ini. [SS] Mazmur 72:7 “Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan!” 58
Minggu
Percayalah akan Hati-Nya
22 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 73 Tidaklah mudah hidup di tengah dunia yang telah jatuh dalam dosa. Dengan kacamata kita yang terbatas, seringkali kita melihat banyak hal yang nampak tidak adil. Hidup sering terasa sangat melelahkan dan menyakitkan. Mazmur 73 adalah hasil perenungan pemazmur saat ia melihat kehidupan manusia di tengah dunia yang penuh dengan kefasikan. Pemazmur melukiskan pergumulannya saat menyaksikan kemujuran orang fasik yang terlihat sehat, gemuk, kaya, dan selalu senang, tanpa kesakitan dan kesusahan, padahal mereka hidup dalam kecongkakan, kekerasan dan pemerasan. Mulut mereka penuh kata-kata jahat, hujatan, dan keangkuhan. Pemazmur sempat berpikir apa gunanya berusaha hidup dengan hati yang bersih, sedangkan hidupnya penuh kesusahan. Dalam pergumulannya, pemazmur akhirnya menyadari keterbatasan pandangannya saat Tuhan menunjukkan kesudahan (akhir) dan kebinasaan orang fasik itu. Hal ini membuat pemazmur mengakui dan menyesali kebodohannya sendiri. Akhirnya, pemazmur menyadari bahwa Tuhan itu amat baik kepadanya, bahwa Tuhan selalu memegang tangannya, menuntunnya, membawanya pada masa depan yang mulia. Sesungguhnya ,Tuhan tidak pernah meninggalkan dia. Kesadaran ini membuat pemazmur mengerti dan makin menyadari betapa berharganya Tuhan baginya, lebih daripada siapa pun dan apa pun dalam kehidupannya, baik di surga maupun di bumi. Jika kita meragukan kebaikan-Nya, ingatlah akan karya-Nya di atas kayu salib yang menyelamatkan kita. Sesungguhnya, kita selalu ada dalam perhatian-Nya dan Kasih sayang-Nya. Percayalah akan hati-Nya. Dialah satu-satunya harta terindah dan kekal yang paling berharga bagi kita. [SS] Mazmur 73:1 “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.” 59
Senin
Doa Memohon Penyelamatan
23 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 74 Adakalanya kehidupan umat Tuhan begitu sulit di bawah himpitan musuh mereka; sedangkan Tuhan seolah-olah diam, berpangku tangan, dan membiarkan semuanya terjadi. Apa yang dapat dilakukan seorang beriman di tengah situasi sulit seperti itu? Mazmur 74 merupakan nyanyian ratapan yang berisi doa dan seruan memohon agar Tuhan kembali bertindak menyelamatkan umatNya dan menegakkan nama-Nya. Kondisi umat Tuhan saat itu dilukiskan sebagai dalam keadaan terbuang, tertindas di bawah musuh, serta rumah Tuhan telah dirusak, dihancurkan, dan dibakar, bahkan Nama Tuhan terus-menerus menjadi celaan dan hujatan musuh. Sementara itu, sebagai umat Tuhan, mereka tidak tahu mengapa Tuhan membiarkan hal tersebut terjadi, sampai kapan hal tersebut akan terus berlangsung, serta mengapa Tuhan seolah-olah meninggalkan dan membuang umatNya. Di sisi lain, sebagai seorang percaya, pemazmur tetap meyakini bahwa sesungguhnya Tuhan adalah Yang Maha Kuat dan Yang Berkuasa di bumi, bahkan di alam semesta ini. Tuhan yang di masa lalu telah menunjukkan kebesaran kuasa-Nya di tengah umat-Nya dan di tengah dunia ini adalah Sang Raja yang melakukan penyelamatan di bumi atas umat-Nya. Oleh karena itu, pemazmur memohon agar Tuhan kembali bertindak menyelamatkan umat-Nya, kembali menegakkan nama-Nya, serta tidak melupakan perjanjian dengan umat-Nya. Saat melihat penderitaan umat Tuhan, biarlah kita memeriksa diri kita sendiri terlebih dahulu di hadapan Tuhan. Setelah itu, berharaplah kepada Tuhan. Berdoalah dan percayalah bahwa Ia tetap adalah Raja atas alam semesta ini. Ia akan melakukan penyelamatan atas umatNya serta menunjukkan kembali kebesaran dan kemuliaan nama-Nya pada waktu-Nya. [SS] Mazmur 74:12 “Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan penyelamatan di atas bumi.” 60
Selasa
Tuhan adalah Hakim yang Dahsyat
24 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 75-76 Ketika melihat kefasikan dimana-mana, baik secara perorangan maupun kepemimpinan suatu bangsa, seringkali hati nurani kita terganggu. Kita dibingungkan oleh pertanyaan mengapa Allah seolah-olah berdiam diri dan membiarkan semua kefasikan itu berjalan terus. Bagaimana kita merespons keadaan tersebut ? Mazmur 75 merupakan nyanyian syukur karena Allah benar-benar ada dan Ia adalah Hakim yang tidak pernah terlambat untuk bertindak menegakkan kebenaran-Nya. Ia akan menghakimi dalam kebenaran. Akan tiba saatnya, Ia akan menghancurkan tanduk kekuatan orang fasik dan meninggikan tanduk orang benar. Selanjutnya, Mazmur 76 berlanjut dengan nyanyian pengagungan bahwa Allah adalah Hakim yang dahsyat atas seluruh bumi. Kedahsyatan Allah membuat tidak ada yang dapat bertahan di hadapan-Nya, baik para pemimpin maupun raja-raja di bumi takut di hadapan-Nya. Ia adalah hakim yang berkuasa untuk menghukum maupun menyelamatkan. Tidak ada yang dapat menahan keputusan-Nya. Pemahaman bahwa Allah adalah Hakim yang benar dan penuh kuasa, akan menghibur dan menenangkan kita karena kita tahu bahwa meskipun kadang kala terjadi ketidakadilan, penindasan, atau tindakan jahat (kefasikan) terhadap seorang anak Tuhan, kita yakin dan percaya bahwa pada saat-Nya, Allah akan menunjukkan pembelaan-Nya serta kuasa-Nya atas kehidupan anak-anak-Nya, di masa kini maupun di masa depan. Karena itu, sebagai orang percaya, marilah kita selalu bersyukur kepada-Nya melalui kehidupan yang benar di hadapan-Nya dan menghormati nama-Nya. Tuhan adalah hakim yang dahsyat, tetapi Dia mengasihi umat-Nya, Ia selalu tahu kapan saat yang tepat untuk bertindak dan menyatakan keputusan-Nya. [SS] Mazmur 75:3 “Apabila Aku menetapkan waktunya, Aku sendiri akan menghakimi dengan kebenaran.” 61
Pelayanan Sepanjang Zaman
P
ekerjaan pelayanan Tuhan di sepanjang jaman, di segala kondisi, di segala tempat tidak boleh berhenti. Sampai Yesus Kristus datang untuk yang kedua kalinya, pelayanan pekerjaan-Nya harus dikerjakan secara berkesinambungan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan giat dan setia, tidak boleh terputus. Pelayanan pekerjaan Tuhan pertama-tama di mulai melalui dan di dalam gereja, kemudian bergerak keluar menuju dunia guna mencari dan menyelamatkan yang terhilang, lalu kembali masuk ke dalam gereja untuk membawa orang-orang yang yang telah diselamatkan agar diajar, dibentuk, dan dipersiapkan untuk melayani. Pelayanan yang berkelanjutan ini membutuhkan pelayan-pelayan yang mau bekerja, rela membayar harga, memiliki kualitas kehidupan dan kerohanian yang baik, serta menjadi contoh atau teladan bagi orang-orang yang dilayani, sehingga iman orang-orang pilihan dapat terpelihara dengan benar (Titus 1:1) Karena alasan di atas, maka Rasul Paulus menuliskan surat Titus. Surat Titus disebut sebagai salah satu “surat Penggembalaan” karena membahas masalah yang berkaitan dengan gereja, pelayanan, dan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, secara khusus dalam konteks berjemaat. Surat ini ditujukan kepada Titus, seorang muda yang merupakan rekan kerja Paulus di dalam pelayanan, yang saat itu ditempatkan di Pulau Kreta untuk menata dan mengatur seluruh pelayanan yang ada (1:5). Paling sedikit ada empat hal yang dikemukakan di dalam surat ini untuk diperhatikan: Pertama, Titus diingatkan mengenai kriteria orang yang boleh menjadi penatua atau pemimpin jemaat (1:6-9). Hal ini dikemukakan terutama karena banyak orang di Pulau Kreta yang memiliki kelakuan hidup tidak baik (1:12). Kedua, membungkam “guru-guru palsu” yang mengacau banyak keluarga melalui ajarannya yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan secara memalukan. Ketiga, Titus dinasehati mengenai bagaimana seharusnya memberitakan apa yang sesuai dengan ajaran sehat kepada semua golongan (Titus 2) Keempat, Titus diminta untuk mengingatkan jemaat tentang bagaimana seharusnya seorang Kristen bersikap di tengah dunia (3:1-3). [DY] 62
Rabu
Bukan Sembarang Pekerja
25 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Titus 1 Gereja merupakan tempat bagi seluruh orang percaya untuk belajar, dididik dan mengenal kebenaran dengan baik, sehingga iman mereka dapat bertumbuh, terpelihara, dan menjadi membawa terang Tuhan di tengah dunia ini. Di gereja, selain hamba Tuhan yang memiliki peranan penting dalam tugas memelihara iman orang-orang pilihan Allah (1:1), orang-orang percaya lainnya juga dipanggil untuk bersama-sama bekerja dan melayani di rumah-Nya (1:5) karena pekerjaan Tuhan tidak bisa dikerjakan seorang diri. Ketika melayani di rumah Tuhan, penting untuk dipahami bahwa pekerjaan pelayanan di rumah Tuhan adalah pelayanan yang suci dan mulia karena yang dilayani adalah Allah yang suci dan mulia. Oleh sebab itu, diperlukan kriteria yang ketat bagi orang yang melayani di dalamnya. Rasul Paulus menjabarkan beberapa kriteria utama bagi orang yang dapat dilibatkan dalam pelayanan di rumah Tuhan, yakni: Pertama, seorang yang tidak bercacat/tidak dapat dicela oleh orang lain, hanya memiliki satu pasangan dari gender yang berbeda, memiliki keluarga yang beriman, tidak hidup secara tidak senonoh, dan bukan pemberontak yang tidak taat aturan (1:6). Kedua, bukan seorang yang sombong/keras kepala, tidak mudah marah, tidak terikat pada minuman keras dan tidak serakah/tamak (1:7). Ketiga, seorang yang murah hati, mencintai apa yang baik, bijaksana, adil, saleh dan bisa menguasai diri (1:8). Keempat, seorang yang berpegang pada ajaran iman yang benar dan sehat, dapat membangun dan mengajar orang lain, serta dapat menjawab tantangan iman yang ditujukan kepadanya (1:9). Semua persyaratan ini dibutuhkan untuk menjawab tantangan pelayanan di segala zaman, bahwa para pelayan di rumah Tuhan bukanlah sembarang pekerja, dan dunia dapat melihat buktinya [DY] 2 Timotius 2:5 “Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” 63
Kamis
Umat Allah Yang Menjadi Teladan
26 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Titus 2 Tujuan Tuhan Yesus menyerahkan diri-Nya bagi kita adalah untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik (2:14). Dia menghendaki agar kita memberi contoh dan teladan kepada semua orang selama hidup di dunia ini bukan dengan teori semata-mata, tetapi dengan tindakan nyata. Kepada para laki-laki tua, Rasul Paulus memberikan enam kualitas yang harus dijalani untuk bisa menjadi teladan, yaitu hidup sederhana, terhormat, bijaksana, serta sehat dalam iman, kasih, dan ketekunan (2:2). Keenam hal ini adalah kualitas yang merupakan teladan bagi orang-orang muda agar mereka dapat melihat contoh dan sekaligus menghormati Tuhan melalui cara hidup para orang tua. Kepada kaum ibu yang sudah tua, Rasul Paulus memberi nasehat agar mereka hidup beribadah, jangan memfitnah, jangan suka mabuk, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik kepada ibu-ibu muda. Mengajar kaum ibu yang sudah tua itu sangat penting karena mereka harus menjadi contoh bagi ibu-ibu muda dalam hal mengasihi suami dan anak-anak, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangga, baik hati, dan taat kepada suami, sehingga firman Allah tidak dihujat orang (2:3-5). Kepada kaum muda, Rasul Paulus memberikan satu nasihat penting, yaitu agar mereka menguasai diri dalam segala hal. Penguasaan diri sangat dibutuhkan bagi kaum muda yang harus menghadapi godaan dan cobaan yang begitu kuat. Bila kaum muda dapat menguasai diri, maka mereka akan dapat menjadi teladan dalam hal berbuat baik (2:6-7). Sebuah kata bijak berbunyi, “Carilah teladan di generasi masa lalu, dan jadilah teladan bagi generasi masa depan.” [DY] 1 Timotius 4:12 “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” 64
Jumat
Diperbarui Untuk Berbuat Baik
27 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Titus 3 Alkitab secara jelas memberitahukan kepada kita bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara kehidupan orang yang belum diselamatkan dan orang yang telah diselamatkan. Kehidupan orang yang belum diselamatkan adalah sebuah kehidupan yang dikuasai oleh berbagai macam kebodohan yang merusak dan berdampak kepada kehancuran (3:3). Mereka pada dasarnya tidak bisa dan tidak mampu untuk melakukan kebaikan menurut standar Tuhan karena mereka adalah hamba dari dosa. Namun, tidak demikian dengan orang yang telah diselamatkan. Orang percaya bukan hanya memiliki jaminan kehidupan kekal (3:7), tetapi juga diberi kemampuan dan kekuatan untuk melakukan perbuatan baik yang diinginkan Allah baginya (3:1, 8, 14). Kemampuan untuk berbuat baik ini dapat dilakukan karena orang yang telah diselamatkan telah mengalami pembaruan hidup, akal budi, dan kehendak, yang dikerjakan Roh Kudus di dalam hidupnya (3:5). Apa yang dulu tidak mungkin untuk tidak dilakukan—sesat, tidak taat, hidup dalam berbagai nafsu dan keinginan, kejahatan, dengki, keji, dan kebencian—oleh orang yang masih diperhamba oleh dosa (3:3), kini menjadi mungkin untuk ditinggalkan oleh orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Orang percaya mendapat kemampuan untuk melakukan apa yang baik. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dan dihasilkan oleh orang percaya pada akhirnya berguna dan mendatangkan kebaikan bagi banyak orang (3:8). Perlu disadari bahwa perbuatan-perbuatan baik itu merupakan buah dari pembaharuan hidup yang dikerjakan oleh Roh Kudus (3:5). [DY] Efesus 2:10 “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” 65
Kasih dan Pengampunan di dalam Kristus
S
urat Filemon adalah surat yang sifatnya sangat pribadi dan merupakan surat terpendek dari semua surat Rasul Paulus. Rasul Paulus menuliskan surat ini kepada Filemon sewaktu ia dipenjara di kota Roma kira-kira tahun 61-62 AD. Surat ini terkait erat dengan sebuah masalah yang tergolong sensitif, yaitu masalah sebagai berikut: Onesimus—budak Filemon—telah melarikan diri dari tuannya dan tampaknya mencuri sesuatu (uang) dari Filemon. Namun, kemudian ia bertemu dengan Rasul Paulus dan akhirnya percaya kepada Kristus, bahkan menjadi orang yang sangat berguna bagi Rasul Paulus dalam pelayanannya. Meskipun keberadaan Onesimus sangat berguna bagi pelayanannya, Rasul Paulus tahu bawa ia harus bertanggung jawab—sebagai warga negara Roma—untuk mengembalikan Onesimus kepada Filemon. Namun, Rasul Paulus juga menyadari bahwa tindakannya ini bisa membuat Onesimus tidak lagi bebas untuk menjalin persahabatan dan membantu dirinya. Oleh karena itu, Rasul Paulus mengirimkan Onesimus kembali ke Kolose bersama dengan surat Filemon yang singkat ini. Surat Filemon berisi permohonan Rasul Paulus agar Filemon bersedia menerima kembali Onesimus dalam hubungan yang baru, yaitu sebagai saudara dalam Kristus. Rasul Paulus berharap agar Filemon bersedia menerima Onesimus dengan penerimaan yang sama seperti penerimaannya terhadap Rasul Paulus (Filemon 1:17). Banyak ahli Perjanjian Baru yang berpendapat bahwa Rasul Paulus sebetulnya meminta agar Onesimus dapat dibebaskan dan diserahkan kepadanya demi pelayanan kristiani. Bahkan, Rasul Paulus rela membayar kerugian yang dialami oleh Filemon akibat tindakan Onesimus. Memang, kita tidak tahu apa yang terjadi dengan Onesimus ketika ia kembali kepada Filemon. Ada kemungkinan bahwa Filemon kemudian melepaskan Onesimus untuk melayani bersama dengan Rasul Paulus. Pada awal abad kedua, bapa Gereja Ignatius menyebut tentang seorang bernama Onesimus yang menjadi pemimpin jemaat di Efesus dan melukiskannya sebagai “seorang yang memiliki kasih yang tak terlukiskan” dan “ada seorang uskup yang sangat baik”. Ada yang menduga bahwa Onesimus dan orang yang dimaksud oleh Ignatius adalah orang yang sama. Namun, terlepas dari semua kemungkinan itu, kita bisa melihat bahwa surat ini memberikan kepada kita potret yang indah tentang kasih dan pengampunan yang seharusnya ada di dalam tubuh Kristus. [CG]
66
Sabtu
Terimalah Seorang akan Yang Lain dalam Kasih
28 Feb
Bacaan Alkitab hari ini: Filemon 1 Onesimus adalah hamba Filemon. Ia pernah merugikan Filemon, kemungkinan karena ia mencuri sesuatu, lalu kabur. Sesuai dengan hukum yang berlaku saat itu, apabila seorang budak melarikan diri dari tuannya, maka kesalahannya patut diganjar dengan hukuman mati. Dalam pelariannya itu, Onesimus bertemu dengan Rasul Paulus dan akhirnya menjadi percaya kepada Kristus. Hidupnya pun mengalami suatu perubahan. Dulu ia tidak berguna ketika ia lari dari tuannya. Namun, setelah ia percaya kepada Kristus, ia menjadi orang yang sangat berguna. Onesimus yang sekarang bukanlah Onesimus yang dulu. Rasul Paulus memakai permainan kata—dalam bahasa Yunani—yang terkait erat dengan nama Onesimus, “dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.” (1:11). Karena itu, Rasul Paulus meminta kepada Filemon agar bersedia menerima Onesimus kembali bukan sebagai hamba tetapi sebagai saudara yang kekasih, bahkan seperti Filemon menerima dirinya. Sebenarnya, Rasul Paulus mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan apa yang harus Filemon lakukan, namun ia tidak mau memakai otoritas rohaninya untuk memaksa Filemon. Rasul Paulus ingin Filemon menerima Onesimus dengan sukarela, dengan kasih yang keluar dari hati, bukan karena terpaksa. Ia berjanji bahwa segala kerugian Filemon karena tindakan Onesimus akan dia tanggung. Rasul Paulus meminta agar Filemon tidak lagi mengungkit kesalahan di masa lalu dan mau menerima Onesimus kembali sebagai saudara seiman, karena Onesimus sekarang sudah berubah. Pengalaman dikasihi dan diampuni Tuhan seharusnya mendorong kita untuk mengasihi dan mengampuni orang lain? Sudahkah Saudara mengasihi dan mengampuni orang lain yang bersalah kepada Saudara? [CG] Filemon 1:17 “Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.” 67
DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 GKY BENGKULU - 20 Mei 2012 Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.17.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY HONGKONG
- 1 Desember 2013 1 Haven of Hope Road, Tseung Kwan O, New Territories, Hong Kong Mobile: + 8526 2786171, + 8526 1047093 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.30
70
GKY JAMBI Hotel Aston, Jl. Sultan Agung No. 99, Jambi Telp. (0711) 922 9168
- 23 Februari 2014 -
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.09.00 GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 93823230 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 GKY MEDAN - 10 November 2006 -
Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460.Telp. (021) 33393737. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.0033393737.
71
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.10.00, 17.00 GKY PURI INDAH
- 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00. The Cathay Cineplex, Hall 3, Level 6, The Cathay, 2 Handy Road, Singapore 229233. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30. Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900
GKY SUNTER
- 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Jl. Pemuda 19-21, Grand Surabaya Hotel (Ex Garden Hotel Lama), sebelah Bank Mandiri, depan Wisma BII, Surabaya. Telp. (031) 5995399 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket (di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000. Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00 GKY TANJUNG PINANG
Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00
GKY TELUK GONG
- 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH
- 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA
- 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
72