Tahap 6, No. 8 Maret – April 2014
DAFTAR ISI 1-2 Raja-raja • Kolose Redaksi ............................................................................................. 3 Mengenal Allah Melalui Kitab 1 Raja-raja......................................... 4 Renungan Tanggal 1 – 25 Maret 2014 .............................................. 5 Mengenal Allah Melalui Kitab 2 Raja-raja....................................... 30 Renungan Tanggal 26 Maret - 12 April 2014 .................................. 31 Saat-saat Akhir Yesus Kristus........................................................... 49 Renungan Tanggal 13-26 April 2014 ............................................... 50 Menegakkan Kebenaran dalam Kitab Kolose.................................. 65 Renungan Tanggal 27-30 April 2014 ............................................... 66 Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 70 Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus Ketua: Pdt. Joni Sugicahyono Editor Umum: GI. Purnama Penulis: Pdt. Hari Sudjatmiko, GI. Dessy Natalia Pane, GI Fifi Wijaya, GI Purnama, GI. Wirawaty Yaputri
Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08. Website: www.gky.or.id • e-Mail:
[email protected] Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui: 1. Buku renungan. 2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA). 3. Unduh ke perangkat telepon genggam: - www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201403.jar (GEMA bahasa Indonesia bulan Maret 2014). - www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201404.jar (GEMA bahasa Indonesia bulan April 2014). 4. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, iPod Touch): - www.gky.or.id lalu klik download pada salah satu dari 2 pilihan (Android atau IOS). Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Redaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Banjir dahsyat yang terjadi di berbagai kota di Indonesia serta bencana meletusnya Gunung Sinabung yang berkepanjangan mengingatkan kita bahwa manusia itu terbatas. Kita tidak sanggup menguasai alam. Saat Allah menciptakan manusia, Allah berfirman agar manusia memenuhi dan menaklukkan bumi (Kejadian 1:28). Sayangnya, manusia hanya memenuhi bumi, namun tidak menaklukkan bumi. Seharusnya, “menaklukkan” bumi berarti bahwa manusia harus “mengusahakan dan memelihara” bumi (bandingkan dengan Kejadian 2:15). Akan tetapi, manusia bukan hanya tidak memelihara bumi, melainkan manusia merusak bumi. Kerusakan bumi membuat berbagai sungai menyempit dan semakin dangkal. Suhu bumi memanas sehingga es abadi di berbagai belahan bumi meleleh dan membuat permukaan air laut naik. Akibatnya, iklim di bumi menjadi kacau sehingga di sebagian tempat terjadi kebanjiran dan di tempat lain terjadi cuaca panas yang luar biasa. Siklus musim yang dulu berulang setiap tahun, sekarang menjadi tidak teratur dan tidak bisa diduga. Semua bencana yang terjadi pada masa kini merupakan peringatan bagi kita akan datangnya penghakiman akhir saat setiap orang harus menghadap takhta pengadilan Kristus (2 Korintus 5:10). Dalam edisi ini, kita akan merenungkan kitab 1-2 Raja-raja dan kitab Kolose, serta merenungkan peristiwa-peristiwa yang membawa Kristus ke kayu salib. Kitab 1-2 Raja-raja akan menolong kita untuk semakin mengenal Allah melalui cara Allah memperlakukan bangsa Israel. Allah itu baik dan setia, namun kesucian-Nya membuat Dia tidak bisa membiarkan dosa merajalela. Sekalipun demikian, kasihNya membuat Dia menyediakan anugerah pengampunan. Bahkan, hukuman pun merupakan bagian dari anugerah Allah untuk membawa umat-Nya kembali kepada-Nya. Kitab Kolose mengingatkan kita bahwa ajaran sesat bukan hanya merupakan ancaman bagi jemaat di kota Kolose, tetapi juga menjadi ancaman bagi umat Tuhan pada masa kini, walaupun dalam bentuk yang berbeda. Merenungkan kisah-kisah yang membawa Kristus ke kayu salib diharapkan membuat kita lebih menghayati betapa berharganya anugerah keselamatan yang disediakan Allah di dalam Kristus bagi kita. Kami berharap bahwa renungan GEMA edisi ini menjadi berkat bagi pembaca sekalian.
Mengenal Allah Melalui Kitab 1 Raja-raja
K
itab 1 Raja-raja merupakan sebuah kitab yang mengisahkan tentang pecahnya Kerajaan Israel menjadi dua buah kerajaan, yaitu Kerajaan Yehuda (Kerajaan Israel Selatan) dan Kerajaan Israel (yang dimaksud adalah Kerajaan Israel Utara). Perpecahan ini amat menyedihkan bila kita mengingat penyebab dan akibat dari terjadinya perpecahan tersebut. Perpecahan tersebut terjadi karena Salomo—yaitu raja Israel sebelum terjadinya perpecahan— berhasil disesatkan oleh istri-istrinya yang berasal dari bangsa-bangsa kafir untuk mendua hati, yaitu dia tetap beribadah kepada Allah, tetapi dia beribadah pula kepada berhala-berhala yang dibawa oleh istri-istrinya (1 Rajaraja 11:1-13). Akibat dari perpecahan itu, Yerobeam—yaitu raja pertama Kerajaan Israel Utara—berusaha mencegah agar rakyatnya tidak beribadah di Yerusalem dengan membuat dua buah patung anak lembu emas sebagai alternatif. Yang satu diletakkan di Betel—yaitu kota perbatasan di sebelah Selatan yang berbatasan dengan Kerajaan Yehuda—sedangkan yang satu lagi diletakkan di kota Dan—yaitu kota perbatasan di sebelah Utara (12:29-30). Akibatnya, semua raja yang memerintah Israel menjadi raja yang jahat. Perlu diingat bahwa patung anak lembu emas ini dianggap sebagai wujud dari Allah Israel yang seharusnya tidak bisa dilihat! Jelas bahwa pembuatan dua patung anak lembu emas ini merupakan pemberontakan terhadap ketetapan Allah (Lihat Keluaran 20:4-5). Riwayat perpecahan Kerajaan Israel ini memberikan pengajaran penting bagi kita saat ini; Pertama, kesucian Allah membuat Ia membenci dosa dan tidak bisa memberikan toleransi terhadap dosa. Walaupun Allah telah memberkati Raja Salomo karena sikapnya yang sangat baik di awal pemerintahannya, Allah tidak merasa sungkan atau sayang untuk menghukum Raja Salomo yang telah mengkhianati Allah. Kedua, ketidaksetiaan manusia tidak membatalkan kesetiaan Allah. Walaupun dosa Raja Salomo membuat Kerajaan Israel pecah, kesetiaan Allah terhadap janji-Nya kepada Raja Daud membuat Dia menyisakan suku Yehuda (Ingatlah bahwa Raja Daud adalah suku Yehuda) ditambah suku Benyamin dan suku Lewi (suku ini tidak ikut dihitung karena tidak memiliki warisan tanah) untuk tetap diperintah oleh keturunan Raja Daud. Ketiga, walaupun Allah selalu menghukum dosa, anugerah Allah selalu tersedia bagi umat-Nya yang mau berbalik dan kembali kepada Allah. Oleh karena itu, sejarah kedua kerajaan di atas selalu diwarnai oleh hukuman Allah bila mereka mengabaikan Allah dan pemulihan bila mereka kembali kepada Allah. [P]
Sabtu
Allah adalah Penentu
1 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 1 Sejarah tidak ditentukan oleh kebiasaan atau adat, melainkan oleh Allah. Menurut kebiasaan pada zaman itu—dan kebiasaan itu masih berlaku di berbagai tempat sampai saat ini—yang paling berhak untuk menjadi pewaris takhta kerajaan adalah anak yang paling tua. Amnon—anak sulung Raja Daud (2 Samuel 3:2)—telah mati dibunuh oleh Absalom (13:28-29), sedangkan Absalom—anak ketiga Raja Daud (3:3)—telah mati dibunuh oleh Yoab, panglima Raja Daud (18:10-15). Kileab—anak kedua Raja Daud—tidak menonjol dan tidak ada berita sama sekali tentang dia. Adonia adalah anak Raja Daud yang keempat. Oleh karena itu, secara kepantasan, jelas bahwa Adonia lebih berhak untuk menjadi raja menggantikan Raja Daud bila dibandingkan dengan Salomo (bandingkan dengan 1 Raja-raja 2:15). Sekalipun demikian, Raja Daud memiliki hak veto untuk menentukan siapa yang akan menjadi pengganti dirinya (1:29-40), sehingga penunjukan Salomo untuk menjadi raja menggantikan ayahnya merupakan penunjukan yang sah. Di dalam Alkitab, Allah kadang-kadang melakukan intervensi terhadap aturan hak kesulungan. Misalnya, Yakub adalah pewaris hak kesulungan, padahal seharusnya yang menjadi pewaris hak kesulungan adalah Esau. Contoh lain adalah pemilihan Daud untuk menjadi raja menggantikan Raja Saul. Saat Nabi Samuel diutus Tuhan untuk menemui keluarga Isai, dia mengira bahwa Eliab—kakak Daud—adalah orang yang dipilih Tuhan, tetapi ternyata dugaannya salah (1 Samuel 16:6-7) dan yang dipilih Tuhan adalah Daud—anak yang bungsu (16:11-12). Jelaslah bahwa sejarah ditentukan oleh Tuhan, bukan oleh adat atau kebiasaan. [P] 1 Samuel 16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
Minggu
Kekuatan dan Kelemahan
2 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 2:1-12 Setiap orang memiliki kekuatan (hal yang baik) dan kelemahan (hal yang buruk). Bila kita tidak memiliki sikap terbuka untuk meneliti dan mengoreksi diri sendiri, kita hanya akan melihat kebaikan diri sendiri dan sulit melihat kelemahan diri kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh membiarkan diri kita terbuai oleh pujian orang lain terhadap diri kita, melainkan kita harus dengan rendah hati mengoreksi sikap buruk kita terhadap orang lain. Bagian awal dari pesan Raja Daud terhadap anaknya (2:2-4) merupakan pesan yang amat baik, yaitu bahwa kunci sukses adalah menaati firman Allah. Seharusnya setiap orang tua Kristen menyimak baik-baik pesan tersebut dan menyampaikan hal yang sama saat memberi nasihat kepada anak-anak mereka! Akan tetapi, bagian selanjutnya dari pesan Raja Daud (2:5-9) harus ditanggapi secara kritis. Dari satu sisi, benar bahwa pembunuhan terhadap Abner dan Amasa yang dilakukan oleh Yoab itu patut disesalkan, baik karena waktunya tidak tepat (pembunuhan dilakukan saat perang sudah berakhir) maupun karena kedua pembunuhan itu dilakukan dengan cara yang licik. Akan tetapi, reaksi Raja Daud terhadap kedua pembunuhan itu menunjukkan bahwa Raja Daud tidak bisa menghargai Yoab yang telah berulang kali mempertaruhkan nyawa untuk membela Raja Daud. Lagi pula, mengapa Raja Daud harus meminjam tangan putranya untuk menghukum Yoab? Sikap Raja Daud terhadap Barzilai (2:7) patut dihargai. Akan tetapi, sikap terhadap Simei bin Gera (2:8-9) menunjukkan bahwa Raja Daud adalah seorang pendendam. Dia membiarkan Simei bin Gera mengutuk dirinya, tetapi sebenarnya dia tidak memaafkan Simei bin Gera secara tulus. [P] Mazmur 139:23-24 “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”
Senin
Bila Kesalahan Tidak Dibereskan
3 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 2:13-46 Adonia, Imam Abyatar, Yoab, dan Simei adalah orang-orang yang melakukan kesalahan pada masa kekuasaan Raja Daud. Sayangnya, mereka tidak segera menyelesaikan masalah mereka sampai tuntas. Akibatnya, mereka menerima hukuman saat Raja Salomo berkuasa. Kelemahan Raja Daud dalam mendidik anak-anaknya—yaitu bahwa dia bersikap terlalu protektif (melindungi) dan tidak tega memberikan hukuman (bahkan menegur pun tidak tega)—membuat sebagian anakanaknya (khususnya Amnon, Absalom, dan Adonia) tidak bisa menguasai diri mereka dan mereka melakukan apa saja yang mereka kehendaki tanpa mempertimbangkan apakah perbuatan mereka benar atau salah. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Adonia menginginkan Abisag, gadis Sunem yang merupakan perawat Raja Daud. Walaupun Abisag merupakan perawat, dalam pandangan umum pada masa itu, Abisag adalah gundik Raja Daud. Oleh karena itu, mengambil gundik ayah sebagai istri merupakan dosa yang harus diganjar dengan hukuman mati (Imamat 20:11). Pengkhianatan Imam Abyatar dan Yoab merupakan keputusan yang tragis. Mereka telah berjuang bertahun-tahun untuk membela Raja Daud, tetapi mereka kehilangan kesetiaan pada akhir masa pemerintahan Raja Daud. Dukungan mereka terhadap Adonai merupakan pengkhianatan terhadap Raja Daud sehingga mereka tidak bisa lolos dari hukuman. Baik Yoab maupun Simei seharusnya sadar bahwa mereka telah membuat Raja Daud menjadi sakit hati. Karena mereka tidak segera membereskan masalah mereka, mereka akhirnya harus mengalami hukuman pancung di bawah pemerintahan Raja Salomo. [P] Mazmur 32:5 “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.”
Selasa
Hak dan Kewajiban
4 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 3 Manakah yang lebih penting: hak atau kewajiban? Banyak orang lebih mengutamakan hak, tetapi mengabaikan kewajiban. Hal ini terlihat jelas dalam pelayanan pegawai maupun pejabat publik (di Indonesia) pada umumnya. Sikap mengutamakan hak membuat seseorang memprioritaskan pelayanan terhadap orang yang bisa memberi keuntungan lebih banyak serta mengabaikan pelayanan terhadap orang yang dianggap tidak bisa memberi keuntungan. Akibatnya, korupsi merajalela. Oleh karena itu, saat muncul seorang pejabat tinggi yang memandang pelayanan terhadap semua orang sebagai kewajiban yang harus diprioritaskan, para bawahannya menjadi gelisah. Di awal pemerintahannya, Salomo adalah seorang raja yang mengutamakan kepentingan rakyatnya. Dia tidak memikirkan fasilitas apa yang bisa dia nikmati dalam kedudukannya sebagai raja, melainkan ia dengan sungguh-sungguh memikirkan bagaimana bisa memimpin rakyatnya secara bijaksana. Hal ini tercermin dari permintaan yang ia ajukan kepada Allah (3:9). Permintaan yang tidak mementingkan diri sendiri itu amat dihargai Tuhan, sehingga Tuhan bukan hanya mengabulkan permintaan Raja Salomo, tetapi Dia juga mengaruniakan berkat-berkat lain yang tidak diminta oleh Raja Salomo (3:10-14). Saat kita membaca kasus yang ditangani oleh Raja Salomo dalam bacaan Alkitab hari ini (3:16-27), perlu kita perhatikan bahwa kasus tersebut adalah kasus perebutan anak antara dua orang perempuan sundal (pelacur) yang hidup tanpa suami. Jelas bahwa menangani kasus semacam itu tidak akan mendatangkan keuntungan secara materi bagi Raja Salomo. [P] 1 Raja-raja 3:13 “Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.”
Rabu
Pengertian Hikmat
5 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 4 Ada beberapa macam pengertian tentang kata “hikmat”. Pertama, hikmat adalah kemampuan atau ketrampilan untuk mengerjakan pekerjaan seni. Seorang yang bisa mengerjakan karya seni yang indah yang tidak bisa dikerjakan oleh orang lain bisa kita sebut sebagai seorang yang memiliki hikmat. Kedua, hikmat adalah kemampuan untuk memahami dan mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari. Hikmat yang dimiliki Salomo adalah hikmat dalam pengertian yang kedua ini. Ketiga, hikmat adalah cara pandang dan cara hidup yang secara moral benar. Dalam kitab Amsal, Raja Salomo mengajarkan tentang hikmat dalam pengertian yang ketiga ini. Sayangnya, kehidupan Raja Salomo tidak selalu sesuai dengan apa yang dia ajarkan dalam kitab itu. Seorang yang memiliki hikmat dalam pengertian ketiga ini seharusnya adalah seorang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya. Keempat, hikmat adalah pola pikir yang sesuai dengan pola pikir Allah. Dalam Perjanjian Baru, apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Tuhan Yesus merupakan hikmat Allah. Keselamatan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib merupakan hikmat Allah yang sulit dipahami oleh orang-orang yang berpikir dalam pola pikir filsafat Yunani. Memiliki hikmat seperti Raja Salomo memang penting dalam menjalani hidup di dunia ini. Akan tetapi, memiliki hikmat seperti itu belum cukup! Kita perlu memiliki hikmat yang membuat kita hidup benar secara moral; dan hikmat seperti ini adalah hikmat yang dimulai dengan sikap takut akan Allah (Amsal 9:10; Mazmur 111:10). Hikmat yang paling tinggi adalah bila kita berpikir dengan pola pikir Allah. Hikmat semacam inilah yang membuat Rasul Paulus dan banyak orang beriman lainnya rela dan berani menyerahkan hidup mereka untuk dipakai Allah. [P] Yesaya 33:6 “Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.”
Kamis
Mengenal Batas
6 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 5 Apakah persahabatan Raja Salomo (dan juga Raja Daud) dengan Raja Hiram tidak melanggar perintah Allah agar bangsa Israel tidak bergaul dengan bangsa-bangsa di sekitar mereka? Pertama, kita tidak melihat pengaruh negatif Tirus terhadap iman bangsa Israel. Hal ini mungkin disebabkan karena bangsa Tirus adalah bangsa pelaut, sedangkan bangsa Israel bukan. Oleh karena itu, persahabatan di antara mereka bukanlah persahabatan dalam kehidupan sehari-hari yang membawa pengaruh langsung dalam kehidupan. Kedua, perhatikan bahwa hubungan antara Raja Salomo dan Raja Hiram dalam pasal ini adalah hubungan dagang, bukan kerja sama untuk membangun Bait Suci atau kerja sama dalam rangka ibadah. Lagi pula, hubungan antara Raja Salomo dengan Raja Hiram menghasilkan pengaruh positif yang terlihat dari komentar Raja Hiram, “Terpujilah TUHAN pada hari ini” (5:7). Sebutan “TUHAN” di sini adalah terjemahan dari “Yahweh” yang menunjuk kepada Allah Israel. Ketiga, para pekerja Israel yang bekerja bersama-sama dengan orang-orang Tirus hanya bekerja selama sebulan, lalu beristirahat di rumah selama dua bulan, lalu bekerja lagi selama sebulan, dan seterusnya. Dengan demikian, interaksi dengan sesama umat Allah masih lebih banyak dibandingkan interaksi dengan bangsa asing. Pada masa kini, kita tidak dapat menghindari kerja sama dengan orang-orang yang tidak beriman. Namun, kita akan aman bila kita mengenal batas, yaitu bahwa kita harus membatasi hubungan kerja sama dengan orang-orang yang tidak seiman dan tetap menjalin relasi dengan saudara-saudara seiman. [P] 1 Raja-raja 5:13-14a “Raja Salomo mengerahkan orang rodi dari antara seluruh Israel, maka orang rodi itu ada tiga puluh ribu orang. Ia menyuruh mereka ke gunung Libanon, sepuluh ribu orang dalam sebulan berganti-ganti: selama sebulan mereka ada di Libanon, selama dua bulan di rumah. 10
Jumat
Rumah TUHAN
7 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 6 Rumah TUHAN atau Bait Allah yang didirikan oleh Raja Salomo sangat megah. Sekalipun demikian, Allah hanya berkenan untuk diam di sana bila umat Allah (khususnya Raja Salomo) hidup dalam ketaatan terhadap segala ketetapan, peraturan, dan perintah Allah (6:12-13). Dari satu sisi, keberadaan rumah TUHAN yang megah merupakan kebanggaan bagi umat Israel dan sekaligus merupakan kesaksian bagi bangsa-bangsa lain. Orang-orang dari bangsa-bangsa lain datang khusus untuk melihat kemegahan bangunan tersebut. Dengan demikian, keberadaan bangunan itu menjadi sarana kesaksian bagi umat Allah. Di sisi lain, keberadaan rumah TUHAN yang megah itu menjadi tidak berarti bila tidak disertai oleh ketaatan umat Allah. Umat TUHAN harus menyadari bahwa Allah lebih menuntut ketaatan daripada persembahan. Kemegahan rumah TUHAN yang mewah itu menakjubkan bagi manusia, tetapi tidak bagi Allah. Bila Allah menghendaki, jelas bahwa Allah sanggup mendirikan bangunan yang jauh lebih indah daripada bangunan yang dibuat oleh manusia. Bila orang Kristen pada masa kini ingin membangun gereja yang megah, ingatlah bahwa pembangunan rumah TUHAN yang megah harus disertai dengan hasrat yang menyala-nyala untuk memuliakan TUHAN dan memperkenalkan Dia kepada dunia ini. Rumah TUHAN yang megah menjadi tidak bernilai tanpa sikap ketaatan dari umat TUHAN. Ingatlah bahwa Allah lebih menghargai iman dan ketaatan kita dibandingkan dengan rumah besar yang kita persembahkan kepada-Nya. [P] 1 Raja-raja 6:12-13 “Mengenai rumah yang sedang kaudirikan ini, jika engkau hidup menurut segala ketetapan-Ku dan melakukan segala peraturan-Ku dan tetap mengikuti segala perintah-Ku dan tidak menyimpang dari padanya, maka Aku akan menepati janji-Ku kepadamu yang telah Kufirmankan kepada Daud, ayahmu, yakni bahwa Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan tidak hendak meninggalkan umat-Ku Israel.” 11
Sabtu
Kemuliaan Harus Diwaspadai
8 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 7 Dalam alam pikir orang-orang pada zaman dulu, kemegahan rumah TUHAN menggambarkan kemuliaan Allah dan kemegahan istana raja menggambarkan kebesaran sang raja. Bisa pula kita katakan bahwa kemegahan rumah TUHAN dan kemegahan istana raja menunjukkan bahwa Allah memberkati Raja Salomo. Rumah TUHAN dibangun selama tujuh tahun (6:38), sedangkan istana raja dibangun selama tiga belas tahun. Hal ini tidak berarti bahwa istana raja lebih megah daripada rumah TUHAN, tetapi lamanya pembangunan istana itu disebabkan karena kompleks istana lebih luas daripada rumah TUHAN. Perlu diperhatikan bahwa Hiram, tukang tembaga dari Tirus itu (7:13) berbeda dengan Raja Hiram (5:1). Pada zaman itu (dan bahkan sampai masa kini) bukan merupakan hal yang mengherankan bila dua orang bernama sama! Perlu diperhatikan pula bahwa kemuliaan dan hikmat yang dimiliki Raja Salomo merupakan berkat Tuhan yang patut disyukuri. Sekalipun demikian, seharusnya Raja Salomo menyadari bahwa kemuliaan yang patut disyukuri itu juga harus diwaspadai. Tindakan Salomo membangun sebuah gedung yang megah bagi putri Firaun yang menjadi istrinya (7:8) merupakan tindakan yang melampaui batas dan membahayakan iman umat Tuhan. Dari satu sisi, kesungguhan Raja Salomo untuk membangun rumah TUHAN yang megah merupakan teladan bagi kita agar memperhatikan kepentingan pekerjaan Tuhan, bukan hanya mengumpulkan kekayaan bagi diri sendiri. Dari sisi lain, berkat Tuhan bagi kita harus kita waspadai agar tidak membuat kita bertindak melampaui batas sampai kehilangan iman. [P] 1 Tawarikh 29:11 “Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.” 12
Minggu
Berdoa di Rumah TUHAN
9 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 8:1-53 Sampai pada pasal ini, Salomo adalah seorang hebat yang rendah hati. Dia tidak beranggapan bahwa rumah TUHAN yang ia dirikan merupakan bukti kehebatan dirinya, melainkan bukti kesetiaan TUHAN terhadap janji-Nya kepada Raja Daud (8:17-24). Walaupun Raja Salomo mengatakan bahwa ia telah mendirikan rumah kediaman bagi Allah, tempat Allah menetap selama-lamanya (8:13), ia juga mengakui bahwa kemegahan rumah TUHAN itu tidak sebanding dengan kebesaran Allah. Allah yang Mahabesar itu tidak mungkin bisa dikungkung dalam sebuah rumah yang ia dirikan (8:27). Sekalipun demikian, Raja Salomo memohon agar Allah berkenan membuat rumah TUHAN itu sebagai tempat Allah mendengar doa dari umat-Nya (8:28-53). Berdoa merupakan bagian yang amat penting dalam ibadah. Sayangnya, keyakinan umat Tuhan saat ini tentang pentingnya berdoa dalam rumah Tuhan mulai luntur. Banyak orang Kristen beranggapan bahwa berdoa di mana pun sama saja, sehingga berdoa di rumah TUHAN dianggap tidak begitu penting. Memang benar bahwa kita bisa berdoa di mana pun. Akan tetapi, doa yang bebas kita lakukan di mana pun itu umumnya adalah doa pribadi. Di samping berdoa secara pribadi, umat TUHAN perlu berdoa sebagai satu umat (kumpulan orang beriman). Berdoa bersama di rumah TUHAN akan membuat kita tidak merasa sendirian dan kita bisa saling menguatkan. Tuhan Yesus pun pernah bersabda bahwa ada berkat khusus dalam doa bersama, “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:19-20). [P] 1 Raja-raja 8:29 “Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini.” 13
Senin
Teladan bagi Pemimpin Kristen
10 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 8:54-66 Pada masa awal pemerintahannya, Raja Salomo memberikan teladan yang amat baik bagi para pemimpin Kristen. Di depan rakyatnya, Raja Salomo memanjatkan doa dan permohonan kepada TUHAN sambil berlutut (8:54). Dengan demikian, walaupun dia adalah pemimpin Israel, Salomo memperlihatkan bahwa dia tunduk kepada TUHAN. TUHAN adalah pemimpin nomor satu, sedangkan Raja Salomo adalah pelaksana kehendak TUHAN. Teladan Raja Salomo ini merupakan tantangan bagi para pemimpin Kristen untuk memperlihatkan kepada anak buahnya bahwa dia tunduk kepada kehendak Allah. Sebagai pemimpin, Raja Salomo mengajak rakyatnya untuk mengingat berkat TUHAN pada masa lampau. Dia menegaskan bahwa TUHAN telah memenuhi semua janji-Nya (8:56). Oleh karena itu, kesetiaan Allah merupakan landasan bagi umat Allah untuk bersandar kepada Allah dalam menghadapi masa depan. Bersandar kepada Allah merupakan hal yang sulit bagi umat Allah sepanjang masa karena cara kerja Allah tidak ditentukan oleh logika manusia. Dosa membuat kita harus berhadapan dengan kesukaran dan penderitaan. Kita menginginkan agar kesukaran dan penderitaan segera berlalu, tetapi Allah seringkali membiarkan kita mengalami kesukaran dan penderitaan untuk mendidik dan mendewasakan kerohanian kita. Kesukaran dan penderitaan merupakan sarana di tangan Allah untuk membuat kita bersandar kepada Allah dan mempercayai Dia. Bila kita menolak didikan Allah, kita akan menjadi “manusia duniawi” yang bertindak dan berpikir seperti cara tindak dan cara pikir orang yang tidak beriman. Bila kita bersedia mengikuti didikan TUHAN, kita akan menjadi dewasa secara rohani! [P] 1 Raja-raja 8:56 “Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi.” 14
Selasa
Kesungguhan dan Kesetiaan
11 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 9 Mendirikan rumah TUHAN merupakan karya agung Raja Salomo yang dipersembahkan kepada TUHAN. Selesainya pembangunan rumah TUHAN menunjukkan bahwa Raja Salomo memiliki kesungguhan hati untuk memuliakan Allah, mengingat bahwa pembangunan rumah TUHAN tersebut memakan waktu tujuh tahun (6:38). Rumah TUHAN tersebut merupakan kebanggaan umat Israel dan menimbulkan kekaguman bagi bangsa-bangsa lain. Sekalipun demikian, bagi TUHAN, kesungguhan saja tidak cukup. Allah menuntut kesetiaan. Walaupun Raja Salomo telah mempersembahkan suatu karya yang agung, Allah tetap menuntut kesetiaan seumur hidup (9:4-9). Peringatan terhadap Raja Salomo ini sekaligus merupakan peringatan bagi para pemimpin—termasuk para aktivis—Kristen, bahwa tuntutan Allah adalah tuntutan kesetiaan seumur hidup. Bila kita pernah melakukan hal-hal besar untuk Allah, tidak berarti bahwa kita telah berjasa kepada Tuhan, sehingga kita boleh hidup semau gue. Sungguh menyedihkan bahwa pada masa kini masih ada orang-orang yang membanggakan jasa atau jabatan mereka dalam melakukan pekerjaan Tuhan, tetapi kemudian mereka mengalami kemunduran secara rohani. Penulis kitab Ibrani mengatakan, “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” (Ibrani 13:7). [P] 1 Raja-raja 9:6-7 “Tetapi jika kamu ini dan anak-anakmu berbalik dari pada-Ku dan tidak berpegang pada segala perintah dan ketetapan-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, maka Aku akan melenyapkan orang Israel dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, dan rumah yang telah Kukuduskan bagi nama-Ku itu, akan Kubuang dari hadapan-Ku, maka Israel akan menjadi kiasan dan sindiran di antara segala bangsa.” 15
Rabu
Hikmat yang Luar Biasa
12 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 10 Allah menepati janji-Nya kepada Raja Salomo (3:11-13) dengan menganugerahkan hikmat dan kekayaan (10:7). Kita telah membaca tentang hikmat Raja Salomo dalam memecahkan masalah perebutan anak dalam 3:16-27. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita bisa membaca bahwa saat Ratu Syeba datang mengunjungi Raja Salomo, ia terpesona menyaksikan hikmat Raja Salomo, baik dalam hal menjawab semua pertanyaan yang ia ajukan maupun dalam hal pengaturan istana dan rumah TUHAN (10:3-7). Hikmat Raja Salomo yang luar biasa itu membuat banyak orang dari berbagai tempat di seluruh dunia berdatangan untuk menyaksikan hikmat Raja Salomo (10:24). Kita perlu mengingat bahwa Raja Salomo memiliki hikmat yang luar biasa bukan karena dia memang hebat, melainkan karena Allah memberikan hikmat di dalam hatinya (10:24). Hikmat Allah jauh melampaui hikmat dunia ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila hikmat Allah yang Dia berikan kepada Raja Salomo melampaui hikmat seluruh dunia ini. Selama hikmat yang diberikan Allah dipergunakan dengan benar, hikmat itu merupakan sarana untuk memuliakan Allah (10:9). Akan tetapi, bila hikmat yang diberikan Allah dipakai untuk meninggikan diri, hikmat itu bisa menjadi sumber kejatuhan ke dalam dosa. Allah adalah sumber segala hikmat. Hikmat Allah bukan hanya diberikan kepada Raja Salomo, melainkan diberikan pula kepada semua orang percaya yang berharap penuh kepada Allah dan yang bersedia merendahkan diri untuk meminta hikmat itu dalam iman kepada Allah (bandingkan dengan Yakobus 1:5). [P] 1 Raja-raja 10:6b-7 “Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar.” 16
Kamis
Waspadalah Saat Anda Sukses!
13 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 11 Dalam renungan tanggal 5 Maret, telah dibahas tentang berbagai pengertian mengenai kata “hikmat”. Raja Salomo memiliki hikmat yang luar biasa dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Sayangnya, hikmat yang dimiliki oleh Raja Salomo tidak memiliki landasan moral yang benar. Hikmat yang dimiliki Raja Salomo membuat dia sangat populer, dan selanjutnya membuat banyak negara ingin menjalin hubungan persekutuan dengan Raja Salomo. Pada zaman dulu, persekutuan di antara dua negara seringkali diperkuat dengan memberikan seorang putri raja untuk diperistri oleh raja yang hendak dijadikan sekutu. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Raja Salomo yang amat populer itu memiliki banyak perempuan asing sebagai istri, apalagi nampaknya Raja Salomo adalah seorang yang mata keranjang. Akibatnya, istri-istri yang masing-masing memiliki dewa sendiri itu akhirnya berhasil mencondongkan hati Raja Salomo kepada ilah-ilah lain, sehingga Raja Salomo tidak sepenuh hati berpaut kepada Allah (11:1-8). Kisah Raja Salomo dalam bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita agar kita selalu bersikap waspada, terutama bila kita memiliki kelebihan tertentu yang membuat kita menjadi orang yang populer. Kesombongan, kemewahan, dan hawa nafsu yang tidak terkendali merupakan contoh dari bahaya yang mengancam orang-orang yang populer. Hal ini tidak berarti bahwa kita boleh merasa puas dengan menjadi orang Kristen yang “biasa-biasa saja”, tetapi berarti bahwa kita perlu waspada agar kesuksesan tidak menjauhkan kita dari Allah. Kesuksesan bisa menjadi alat untuk memuliakan Allah, tetapi kesuksesan juga bisa membuat kita menyingkirkan Allah! [P] 1 Raja-raja 11:4 “Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya.” 17
Jumat
Hikmat Dunia Penyebab Bencana
14 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 12 Sikap Raja Rehabeam dan sikap Raja Yerobeam menunjukkan ciri-ciri dari hikmat dunia ini. Saat menjadi raja, Raja Rehabeam mengabaikan nasihat yang bijaksana dari para tua-tua yang mendampingi Raja Salomo, tetapi mengikuti nasihat teman-teman sebayanya yang tidak berpengalaman dan yang bersikap congkak (12:6-14). Sikap Raja Rehabeam ini mengingatkan kita kepada perkataan Tuhan Yesus, “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.” (Matius 20:25). Akibat dari sikap duniawi ini adalah bahwa Raja Yerobeam kehilangan sebagian besar wilayah kerajaannya. Yerobeam seharusnya sadar bahwa dia dipilih Tuhan menjadi raja, bukan karena dia memiliki keunggulan, tetapi karena Allah hendak menghukum Raja Salomo yang mulai meninggalkan Allah (1 Raja-raja 11:29-33). Melalui Nabi Ahia, Allah berjanji bahwa Ia akan menyertai Yerobeam bila Yerobeam taat kepada-Nya. Sayangnya, setelah menjadi raja, Ye-robeam melupakan janji Allah itu dan mulai memakai hikmat duniawi untuk mempertahankan kekuasaannya, yaitu ia mencegah rakyat Israel pergi beribadah ke Yerusalem dengan membuat dua buah patung anak lembu emas dan meletakkan patung anak lembu emas itu di Betel—kota perbatasan di sebelah Selatan yang berbatasan dengan Kerajaan Yehuda—serta di Dan—kota perbatasan di sebelah Utara (12:26-29). Akibatnya, rakyat Israel Utara jatuh dalam penyembahan berhala. [P] 1 Raja-raja 11:38 “Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu.” 18
Sabtu
Jangan Membabi Buta
15 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 13 Walaupun Allah telah mengingatkan Raja Yerobeam bahwa Allah hanya akan menyertai bila dia menaati perintah Allah (11:38), Yerobeam lebih meyakini logikanya sendiri, sehingga ia membuat dua patung anak lembu emas untuk mencegah rakyatnya beribadah di Yerusalem (12:26-30). Dalam bacaan Alkitab hari ini, TUHAN mengutus seorang abdi Allah untuk menyampaikan berita penghukuman kepada Raja Yerobeam (13:12). Walaupun anugerah Allah telah dinyatakan melalui kesembuhan tangannya yang mendadak menjadi kaku (13:4-6), Raja Yerobeam tetap tidak bertobat dari kelakuannya yang jahat. Secara membabi buta, ia menahbiskan siapa saja yang mau menjadi imam untuk bertugas di bukit-bukit pengorbanan (13:33), padahal yang boleh menjadi imam menurut peraturan hukum Taurat hanyalah keturunan Harun. Kisah keberdosaan Raja Yerobeam merupakan peringatan keras bagi umat TUHAN sepanjang zaman. Allah telah menetapkan hukum-hukum yang bisa kita baca di dalam firman-Nya. Bila kita ingin memperoleh berkat Allah, kita harus hidup dalam ketaatan. Bila kita tidak bersedia untuk hidup taat, hukuman Allah pasti akan menimpa kita. Bila kita berbuat dosa, kita harus segera bertobat dan memohon pengampunan Allah. Bila kita tidak mau bertobat, dosa yang telah kita lakukan akan mendorong kita untuk melakukan dosa berikutnya. Tuhan Yesus telah datang dari sorga untuk menebus dosa kita. Akan tetapi, bila kita tidak mau merendahkan diri dan bersandar kepada pengorbanan Tuhan Yesus, dosa akan terus mengikat kita dan kita tidak akan sanggup melepaskan diri kita dari rantai dosa yang semakin lama semakin menjauhkan kita dari Tuhan. [P] 1 Raja-raja 13:33 “Sesudah peristiwa ini pun Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengorbanan. Siapa yang mau saja, ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengorbanan.” 19
Minggu
Kepercayaan Setengah Hati
16 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 14 Saat anaknya sakit, Raja Yerobeam menyuruh istrinya untuk pergi menyamar dan mencari Nabi Ahia guna menanyakan tentang apa yang akan terjadi dengan anak mereka (14:1-3). Tindakan ini menunjukkan bahwa Raja Yerobeam masih memiliki “iman” terhadap TUHAN. Sayangnya, iman Raja Yerobeam adalah iman yang setengah hati. Hal ini terlihat dari tindakannya membuat dua buah patung anak lembu emas dan meletakkan yang satu di kota Betel dan yang satu lagi di kota Dan, sehingga dia membuat rakyat Kerajaan Israel Utara berdosa terhadap TUHAN dengan menyembah patung (12:26-30). Akibatnya, Tuhan menetapkan untuk memberikan malapetaka kepada seluruh keluarga Yerobeam (14:1011). Raja Rehabeam juga beriman dengan setengah hati. Dari satu sisi, ia masih beribadah kepada TUHAN (14:28). Dari sisi lain, dia membiarkan rakyatnya berbuat dosa dengan mendirikan tempat-tempat pengorbanan, tugu-tugu berhala, dan tiang-tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun, bahkan mereka menyelenggarakan pelacuran bakti (14:23-24). Akibatnya, TUHAN membiarkan Sisak, Raja Mesir, mengalahkan pasukan Kerajaan Yehuda dan merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN serta barang-barang perbendaharaan rumah raja, sehingga Raja Rehabeam harus mengganti perisai-perisai emas yang telah dirampas musuh dengan perisai-perisai tembaga (14:25-27), padahal kekayaan yang diwariskan Raja Salomo merupakan sumber kebanggaan yang dikagumi oleh bangsa-bangsa lain. Raja Yerobeam dan Raja Rehabeam harus menerima hukuman karena mereka beriman dengan setengah hati! [P] 1 Raja-raja 14:9 “Sebab engkau telah melakukan perbuatan jahat lebih dari semua orang yang mendahului engkau dan telah membuat bagimu allah lain dan patung-patung tuangan, sehingga engkau menimbulkan sakit hati-Ku, bahkan engkau telah membelakangi Aku.” 20
Senin
Pengaruh Orang Tua
17 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 15:1-32 Pada umumnya, teladan orang tua sangat berpengaruh terhadap anakanak mereka. Dalam bacaan Alkitab hari ini, terdapat dua orang anak yang hidup dalam dosa karena meniru ayah mereka, yaitu Raja Abiam (yang meniru Raja Rehabeam, 15:3) dan Raja Nadab (yang meniru Raja Yerobeam, 15:26). Akan tetapi, ada pula anak raja—yaitu Raja Asa— yang tidak hidup mengikuti dosa ayahnya (yaitu Raja Abiam) melainkan mengikuti teladan kakek buyutnya (yaitu Raja Daud, 15:11). Selain dipengaruhi oleh ayahnya, setiap orang umumnya juga dipengaruhi oleh ibunya. Dalam Alkitab, bila nama seorang Ibu disebutkan (misalnya “Maakha” dalam 15:2), berarti bahwa ibu tersebut berpengaruh besar, bahkan mungkin lebih berpengaruh daripada suaminya. Saat membaca kisah para raja di dalam kitab 1 Raja-raja, kita harus mengingat beberapa hal, yaitu: Pertama, teladan orang tua amat berpengaruh terhadap kelakuan anak-anak mereka. Iman orang tua bisa ditiru oleh anak-anak mereka, tetapi kejahatan orang tua juga bisa menurun pada diri anak-anak mereka. Dalam riwayat raja-raja Kerajaan Israel Utara, kejahatan Raja pertama—yaitu Raja Yerobeam—ditiru oleh keturunannya, bahkan juga oleh para pengganti raja yang memperoleh kekuasaan melalui kudeta. Kedua, anugerah Allah selalu tersedia. Ada orang tua yang jahat, tetapi anak mereka tidak meniru kejahatan orang tua mereka. Dalam riwayat Kerajaan Yehuda (Israel Selatan), ada raja-raja yang jahat, tetapi keturunannya justru meniru iman bapa leluhurnya, yaitu Raja Daud. Sekalipun anugerah Allah selalu tersedia, ingatlah bahwa anugerah Allah seharusnya membuat kita lebih bertanggung jawab, bukan membuat kita mengabaikan tanggung jawab kita. [P] 1 Raja-raja 15:2b-3 “Nama ibunya ialah Maakha, anak Abisalom. Abiam hidup dalam segala dosa yang telah dilakukan ayahnya sebelumnya, dan ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, moyangnya. 21
Selasa
Jangan Sia-siakan Anugerah Tuhan!
18 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 15:33-16:34 Raja Salomo tidak setia kepada TUHAN, padahal TUHAN telah memberikan anugerah yang luar biasa berupa hikmat dan kekayaan. Akibatnya, Kerajaan Israel dikoyakkan oleh TUHAN menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Yehuda (Israel Selatan) dan Kerajaan Israel (Utara). Kerajaan Israel Utara diserahkan TUHAN kepada Yerobeam, tetapi Raja Yerobeam malah membuat dua buah patung anak lembu emas di daerah perbatasan, yaitu di kota Betel serta kota Dan, untuk mencegah agar rakyatnya tidak beribadah di kota Yerusalem. Kelakuan Raja Yerobeam yang berdosa itu kemudian ditiru oleh anaknya, yaitu Raja Nadab (15:25-26). Dosa Raja Yerobeam membuat Allah memutuskan untuk melenyapkan seluruh keluarga Raja Yerobeam (14:14) dan menyerahkan Kerajaan Israel ke tangan Baesa (15:27-28). Sayang, Raja Baesa juga mengikuti dosa yang sama dengan yang dilakukan oleh Raja Yerobeam, sehingga keluarga Raja Baesa juga dimusnahkan oleh TUHAN (16:2-3, 12). Yerobeam dan Baesa adalah dua orang yang telah mendapat anugerah TUHAN. Sayangnya, mereka tidak menjaga anugerah TUHAN tersebut, melainkan mereka berkhianat kepada TUHAN dan membuat bangsa Israel ikut berdosa. Pada masa kini, terdapat banyak orang yang melakukan hal yang serupa dengan apa yang telah dilakukan oleh Raja Yerobeam dan Raja Baesa. Ada orang-orang yang latar belakang kehidupannya amat berdosa, kemudian menemukan anugerah Allah dalam Yesus Kristus. Sayangnya, sebagian di antara mereka ada yang kemudian kembali ke dalam kehidupan yang berdosa! [P] 1 Raja-raja 16:2-3 “Oleh karena engkau telah Kutinggikan dari debu dan Kuangkat menjadi raja atas umat-Ku Israel, tetapi engkau telah hidup seperti Yerobeam dan telah menyuruh umat-Ku Israel berdosa, sehingga mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan dosa mereka, maka sesungguhnya Aku akan menyapu bersih Baesa dan keluarganya, kemudian Aku akan membuat keluargamu seperti keluarga Yerobeam bin Nebat.” 22
Rabu
Bencana Alam Sebagai Hukuman
19 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 17 Sejarah para raja Kerajaan Israel Utara merupakan gambaran tentang orang-orang berdosa yang keras kepala dan keras hati. Mereka tidak mempedulikan teguran Allah dan terus-menerus memberontak terhadap kehendak Allah. Dosa Raja Yerobeam ditiru secara turun-temurun oleh para penggantinya. Raja Ahab yang mulai disebut dalam 16:28 adalah seorang raja yang lebih jahat daripada raja-raja yang mendahului dia, sehingga kelakuannya menimbulkan sakit hati Tuhan (16:33). Akibatnya, melalui mulut Nabi Elia, Tuhan menyampaikan berita penghukuman berupa bencana alam kekeringan dan kelaparan selama jangka waktu yang ditetapkan oleh Tuhan sendiri (17:1). Tuhan menghukum raja-raja Israel yang jahat, tetapi Dia mengingat hamba-Nya, yaitu Nabi Elia, dan juga mengingat keluarga janda di Sarfat yang telah menyediakan makanan bagi Nabi Elia. Allah dapat memberikan makanan kepada Nabi Elia dengan memakai burung gagak (17:36), tetapi Dia juga bisa memberikan makanan dengan memakai seorang janda yang hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak (17:916). Allah memelihara hamba-Nya—yaitu Nabi Elia—yang telah berani menghadapi Raja Ahab yang jahat dengan iman. Allah juga memelihara janda di Sarfat yang dengan iman berani membagi persediaan makanannya yang sangat sedikit itu dengan Nabi Elia. Dari satu sisi, bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita agar kita tidak mengeraskan hati dan terus-menerus hidup dalam dosa karena hukuman Tuhan pasti akan datang. Dari sisi lain, bila kita berani mengambil langkah ketaatan dengan iman, kita bisa yakin bahwa Allah pasti akan menjaga dan memelihara kita. [P] 1 Raja-raja 17:1 Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.” 23
Kamis
Bersaksi dalam Situasi Sulit
20 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 18 Pada umumnya, manusia selalu berusaha menghindar dari risiko yang bisa merugikan dirinya. Sayangnya, kita tidak selalu bisa menghindar dari risiko. Apa pun juga yang kita lakukan selalu mengandung risiko. Melakukan hal yang baik pun juga kadang-kadang membuat kita harus berhadapan dengan risiko yang bisa membuat kita mengalami kerugian. Demikian pula halnya dengan kesaksian hidup kita sebagai umat beriman. Bila kita menunggu sampai tidak ada risiko, mungkin kita tidak akan pernah bersaksi. Obaja, kepala istana Kerajaan Israel Utara, adalah seorang yang berani mengambil risiko dalam situasi yang sulit. Dia adalah seorang yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN, tetapi dia harus melayani Raja Ahab yangmenentang TUHAN. Ratu Izebel, yaitu istri Raja Ahab, hendak melenyapkan nabi-nabi TUHAN. Secara diam-diam, Obaja menentang rencana tersebut dan dia menyembunyikan seratus nabi TUHAN dalam gua, serta mengurus makanan dan minuman mereka (18:3-4). Tindakan Obaja ini amat mengesankan, apalagi mengingat bahwa Obaja adalah orang biasa, bukan nabi! Dia berani mengambil risiko: Bila tindakannya ketahuan, dia pasti akan dibunuh oleh Ratu Izebel! Pada masa kini, setiap orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus adalah saksi Kristus (Lihat Lukas 24:48; Kisah Para Rasul 1:8). Sayangnya, ada banyak saksi Kristus yang tidak berani mengambil risiko sehingga memilih bungkam saat mendapat kesempatan untuk bersaksi. Sebenarnya orang Kristen tidak perlu takut bersaksi! Yang harus diingat adalah bahwa bersaksi tidaklah berarti memaksa orang lain mengikuti keyakinan kita serta bahwa bersaksi harus dilakukan secara sopan dan bijaksana. [P] Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” 24
Jumat
Depresi dalam Pelayanan
21 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 19 Depresi (gangguan jiwa yang disebabkan oleh stres dalam jangka waktu lama) adalah masalah yang bisa menimpa siapa saja, termasuk para hamba Tuhan dan para aktivis gereja. Elia adalah seorang nabi yang hebat. Dia berani menentang Ahab, raja Israel Utara yang jahat itu! Dia berani—seorang diri—menantang dan menghadapi 450 nabi Baal dan 400 orang nabi Asyera. Akan tetapi, dalam bacaan hari ini, nampak bahwa Nabi Elia mengalami stres yang amat hebat, bahkan sudah sampai pada tingkat depresi. Depresi yang dialami oleh Nabi Elia ini ditandai oleh perasaan sangat lelah (secara kejiwaan) dan ingin mati (19:4) serta perasaan “merasa sendiri” (19:14). Depresi harus diobati dan sedapat mungkin dicegah. Terhadap Nabi Elia yang mengalami depresi, TUHAN tidak menghakimi, melainkan melakukan “terapi”: Pertama, TUHAN mengutus seorang malaikat untuk memberikan makanan dan minuman (19:5-7). Kondisi fisik yang baik akan membuat seseorang bisa menghadapi masalah dengan lebih santai. Kedua, Elia harus berjalan ke gunung Horeb selama empat puluh hari empat puluh malam (19:7-8). Melakukan perjalanan jauh (meninggalkan lingkungan yang menyebabkan stres) merupakan salah satu cara untuk lebih cepat melepaskan diri dari depresi. Ketiga, TUHAN menetapkan Elisa untuk menjadi seorang nabi yang akan menggantikan (meneruskan) pelayanan Nabi Elia. Di samping itu, TUHAN juga menjelaskan bahwa masih ada tujuh ribu orang di Israel yang tidak sujud menyembah Baal. Dengan demikian, Elia tidak memiliki alasan untuk merasa sendirian dalam menghadapi para penyembah Baal (19:14-18). [P] 1 Raja-raja 19:5-6 “Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: “Bangunlah, makanlah!” Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.” 25
Sabtu
Jangan Sia-siakan Anugerah Allah!
22 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 20 Raja Ahab adalah seorang yang tidak bisa menghargai anugerah Allah. Dia merasa tak berdaya menghadapi Benhadad, raja Aram. Saat menghadapi tuntutan Raja Benhadad, dia memilih untuk menyerah. Akan tetapi, saat tuntutan Raja Benhadad diperberat, Raja Ahab akhirnya melawan. Tentu tidak terduga bagi Raja Ahab bahwa tiba-tiba TUHAN mengutus seorang nabi untuk menyampaikan berita bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepadanya. Bagi Ahab, jelas bahwa kedatangan nabi TUHAN ini mengejutkan karena dia adalah seorang raja yang memberontak kepada TUHAN dengan mengikuti kemauan istrinya untuk mencari dan membunuh nabi-nabi Allah. Kemenangan yang diberikan TUHAN ini bukan hanya sekali, tetapi dua kali. Bila kita membaca dengan teliti, jelas bahwa Allah memberi kemenangan kepada Raja Ahab karena orang Aram telah meremehkan kekuatan Allah. Sayangnya, Raja Ahab tidak bisa menghargai anugerah Allah itu. Raja Ahab melepaskan Benhadad, raja Aram, padahal seharusnya Raja Ahab membunuh Raja Benhadad agar bisa terbebas dari ancaman bangsa Aram di masa depan. Dengan demikian, tentara Aram masih tetap merupakan sumber ancaman bagi rakyat Israel Utara. Jelas bahwa tindakan Raja Ahab itu merupakan tindakan yang bodoh! Dalam kehidupan kita, kadang-kadang Allah memberikan kita berbagai kesempatan yang harus kita ambil. Bila kesempatan tersebut kita abaikan, belum tentu kita bisa menemukan kesempatan yang sama di masa depan. Bila kita sudah bisa mengenali dengan jelas kehendak Allah dalam hidup kita, kita harus segera menaati kehendak Allah itu tanpa banyak pertimbangan agar kita tidak kehilangan anugerah Allah. [P] 1 Raja-raja 20:42 Kata nabi itu kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah membiarkan lolos orang yang dikhususkan bagi-Ku untuk ditumpas, maka nyawamu adalah ganti nyawanya dan rakyatmu ganti rakyatnya.” 26
Minggu
Hati-hati Terhadap Pembisik!
23 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 21 Ahab adalah seorang raja yang jahat yang kelakuannya membuat Tuhan menjadi sakit hati. Sekalipun demikian, sebenarnya kejahatan yang dilakukannya itu terutama disebabkan oleh pengaruh istrinya. Istrinya membuat dia menyembah dewa Baal (dewa badai) serta Asyera (dewi kesuburan, ibu dari dewa Baal), yaitu dewa-dewi yang disembah oleh orang Kanaan. Dalam bacaan hari ini, sebenarnya tidak terpikir bagi Raja Ahab untuk membunuh Nabot. Pembunuhan terhadap Nabot itu dirancang dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Ratu Izebel, istri Raja Ahab. Akan tetapi, sebagai suami dan sebagai raja di Israel, Raja Ahab harus bertanggung jawab atas terjadinya pembunuhan tersebut. Sayang, kita tidak melihat adanya penyesalan dalam sikap Raja Ahab selanjutnya. Kisah pembunuhan terhadap Nabot ini merupakan suatu peringatan bagi para suami dan para pemimpin bahwa para pembisik yang berada di sekitar kita yang sifatnya nampak baik terhadap diri kita belum tentu melakukan tindakan yang benar di hadapan Allah. Bagi Anda yang belum menikah, ingatlah bahwa menikah dengan orang yang salah dapat menjauhkan kita dari TUHAN. Bagi Anda yang telah menikah, Anda harus berjuang untuk memberikan pengaruh yang positif terhadap pasangan Anda. Jangan mencari jalan yang gampang atas masalah hidup yang Anda jumpai, tetapi Anda harus mencari jalan yang benar! Seorang istri harus mendorong pasangannya untuk tabah menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Seorang suami harus memimpin istrinya dengan tegas untuk taat terhadap kehendak Allah. [P] 1 Raja-raja 21:25-26 “Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya. Bahkan ia telah berlaku sangat keji dengan mengikuti berhala-berhala, tepat seperti yang dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.” 27
Senin
Keterbukaan Terhadap Teguran
24 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 22:1-40 Raja Ahab sebenarnya sadar bahwa 400 nabi yang dia kumpulkan adalah nabi-nabi palsu yang hanya berusaha menyenangkan hati Raja Ahab. Dia sadar pula bahwa nabi TUHAN yang sesungguhnya adalah Nabi Mikha bin Yimla. Yang menjadi masalah, Nabi Mikha selalu menyampaikan firman TUHAN apa adanya. Karena kelakuan Raja Ahab sering menyakitkan hati TUHAN, firman TUHAN yang disampaikan melalui Nabi Mikha selalu mengenai malapetaka (hukuman TUHAN). Sayangnya, Raja Ahab tidak cukup rendah hati untuk menerima teguran. Oleh karena itu, dia membenci Nabi Mikha. Dia hanya mau mendengar firman TUHAN yang enak (menghibur, membesarkan hati), dan dia tidak mau mendengar firman TUHAN yang tidak enak (bersifat menegur). Dalam hidup kita, mungkin saja kita bersikap seperti Raja Ahab. Bila kita melakukan kesalahan, kita tidak mau mendengar teguran dan kita membenci orang yang menegur kita. Marilah kita mengintrospeksi diri kita: Bila kita mendengar khotbah, apakah kita beranggapan bahwa khotbah yang baik adalah khotbah yang lucu dan menghibur? Apakah kita beranggapan bahwa khotbah yang selalu mengulas firman Tuhan secara teliti kita anggap sebagai khotbah yang membosankan? Bila kita membaca Alkitab, apakah kita senang mengulang-ulang membaca bagian yang menyenangkan dan menghindari bagian Alkitab yang membosankan? Apakah kita menganggap gereja yang tidak pernah menyampaikan teguran TUHAN sebagai gereja yang baik? Bila jawaban kita adalah “ya”, kita bisa terjebak untuk bersikap seperti Raja Ahab! [P] 1 Raja-raja 22:8 Jawab raja Israel kepada Yosafat: “Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.” Kata Yosafat: “Janganlah raja berkata demikian.” 28
Selasa
Pengaruh Lingkungan
25 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 22:41-53 Yosafat—raja Yehuda—adalah seorang yang hidup melakukan apa yang benar di mata TUHAN, terutama di masa awal pemerintahannya. Selain dipengaruhi oleh kesalehan ayahnya (22:43), penyebutan nama ibunya—yaitu Azuba (22:42)—menunjukkan bahwa ibunya ikut berpengaruh dalam pembentukan karakter dan iman Raja Yosafat (bandingkan dengan renungan tanggal 17 Maret). Walaupun Raja Yosafat tidak langsung menjauhkan bukit-bukit pengorbanan (tempat mempersembahkan korban kepada Allah, padahal seharusnya korban hanya boleh dipersembahkan di Bait Suci yang terletak di Yerusalem), Raja Yosafat memusnahkan sisa pelacuran bakti yang masih ada pada zaman Raja Asa (22:47). Ketaatan Raja Yosafat terhadap perintah-perintah Allah serta ketulusannya dalam mencari Allah membuat Allah mengokohkan Kerajaan Yehuda, sehingga akhirnya ia bisa melanjutkan reformasi rohani dengan menjauhkan segala bukit pengorbanan dan tiang berhala, sekalipun tidak sepenuhnya berhasil (2 Tawarikh 17:3-6; 20:33). Patut disayangkan bahwa kondisi negara yang stabil membuat Raja Yosafat melakukan kesalahan yang berakibat fatal, yaitu dia menjadi besan Raja Ahab yang jahat itu. Persahabatan Raja Yosafat dengan Raja Ahab membuat Raja Yosafat menerima teguran Allah melalui Nabi Yehu bin Hanani. Raja Yosafat juga bersekutu dengan Raja Ahazia—anak Raja Ahab—dalam membuat kapal. Akibatnya, TUHAN menegur Raja Yosafat melalui Eliezer bin Dodawa, kemudian TUHAN menghancurkan kapal itu. Peristiwa ini membuat Yosafat menghentikan kerja sama dengan Raja Ahazia (2 Tawarikh 18:1; 19:2; 20:37; 1 Raja-raja 22:50). [P] 2 Tawarikh 20:37 Tetapi Eliezer bin Dodawa dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya: “Karena engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu.” Lalu kapal-kapal itu pecah, dan tak dapat berlayar ke Tarsis. 29
Mengenal Allah Melalui Kitab 2 Raja-raja
A
lkitab selalu menyaksikan siapa Allah melalui segala karya dan perbuatan-perbuatan-Nya di dalam sejarah bangsa-bangsa, yaitu bahwa Allah itu berdaulat dan penuh kasih. Sekalipun demikian, Dia tidak akan segan-segan untuk menghukum/mendisiplin mereka yang tidak menaati-Nya. Hal itu disebabkan karena Allah sangat membenci dosa dan Ia tidak akan bersikap “pandang bulu”. Siapa pun yang melanggar perintah-Nya pastilah Ia hukum, termasuk umat pilihan-Nya, Israel, seperti yang kita baca dalam kitab 2 Rajaraja. Sejarah kitab 2 Raja-raja terbagi atas dua bagian utama: • Pertama, Sejarah kedua kerajaan sebelum keruntuhan Kerajaan Israel Utara (yang terdiri dari sepuluh suku) pada tahun 722 BC (pasal 1-17). • Kedua, Sejarah Kerajaan Yehuda (Israel Selatan) setelah keruntuhan Kerajaan Israel Utara hingga kejatuhannya sendiri pada tahun 586 BC (pasal 18-25). Kitab 2 Raja-raja mengambarkan kejatuhan sebuah kerajaan yang terpecah. Para nabi terus memperingatkan umat Allah tentang penghukuman Allah yang dekat, namun mereka tidak mau bertobat. Kerajaan Israel Utara dipimpin oleh raja-raja yang jahat, sedangkan raja-raja Kerajaan Yehuda sebagian baik dan sebagian jahat. Di tengah kemurtadan hebat yang terjadi di Israel, Allah membangkitkan nabi-nabi perkasa seperti Nabi Elia dan Nabi Elisa untuk memanggil bangsa itu dan para pemimpinnya agar kembali kepada Allah dan perjanjian-Nya (pasal 1-9). Kitab 2 Raja-raja melanjutkan penelusuran kemerosotan Kerajaan Israel Utara dan Yehuda, yang dimulai sekitar tahun 852 BC. Kitab ini mencatat dua musibah nasional besar yang mengakibatkan hancurnya kedua kerajaan itu: Pertama, penghancuran kota Samaria, ibu kota Israel Utara, dan pembuangan penduduk negeri itu ke Asyur pada tahun 722 BC. Kedua, penghancuran kota Yerusalem dan pembuangan rakyat Yehuda ke Babel pada tahun 586 BC. Sekalipun nantinya umat Allah berada dalam tawanan, sejarah membuktikan bahwa Allah tetap setia pada perjanjian-Nya dengan memelihara sisa-sisa bangsa itu bagi diri-Nya sendiri. Bahkan, Perjanjian Baru menunjukkan dengan jelas bahwa Allah di dalam kesetiaan-Nya menggenapi janji perjanjian-Nya kepada Daud melalui Yesus Kristus, “Anak Daud” (Matius 1:1; 9:27; 21:9), yang masa pemerintahan dan kerajaan-Nya takkan pernah berakhir (Lukas 1:32-33; bandingkan dengan Yesaya 9:6). [DP] 30
Rabu
Allah atau “dia” yang Berkuasa?
26 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 1 “Like father, like son”, demikianlah kata pepatah yang artinya adalah bahwa kebiasaan yang dilakukan oleh seorang anak sama atau mirip dengan kebiasaan yang dilakukan oleh orang tuanya. Dalam bacaan Alkitab hari ini, diceritakan bahwa pada suatu hari, Raja Ahazia—anak Raja Ahab—terluka karena jatuh. Raja Ahazia mengutus orang untuk meminta petunjuk dari para imam atau nabi dari Baal-Zebub, yaitu ilah di Ekron, di negeri Filistin (1:2). Secara tidak langsung, misi ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Raja Ahazia, bukan Allah—melainkan Baal—yang dianggap berkuasa dan mampu menjadi penentu/pengendali masa depannya. Tentu saja hal itu membuat TUHAN sangat marah. Akibatnya, Tuhan menetapkan bahwa Ahazia tidak akan sembuh dari sakitnya (1:3-4, bandingkan dengan ayat 17, “Maka matilah raja sesuai dengan firman TUHAN yang dikatakan oleh Elia”). Jika Raja Ahazia menggantungkan kehidupan dan masa depannya pada nabi Baal dan menganggap Baal sebagai Tuhan yang berkuasa, bagaimana dengan kita? Pada saat pergumulan hidup menerpa kehidupan kita—entahkah itu berupa sakit-penyakit, pasangan hidup yang mengkhianati kita, anak-anak yang sulit diatur, krisis ekonomi rumah tangga, tekanan pekerjaan di kantor, dan lain-lain—bagaimanakah kita menyikapi masalah seperti itu? Apakah kita seperti Raja Ahazia yang mencari orang atau ilah yang bukan Tuhan yang berkuasa untuk mengatur dan mengendalikan hidup kita supaya menjadi lebih baik? Apakah kita mencari orang atau ilah lain yang dianggap berkuasa untuk menentukan masa depan kita? Sebaliknya, apakah kita justru mencari Tuhan dan menyerahkan segala persoalan hidup kita kepada Dia yang kita percayai sebagai Allah yang berkuasa atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Pilihan ada di tangan Anda! [DP] Yesaya 55:6 “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” 31
Kamis
Permintaan yang Dikabulkan
27 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 2 Kekuatan bangsa Israel terletak pada para pemimpinnya yang saleh—bukan pada tentara yang hebat—dan para nabi adalah pertahanan Israel yang sejati. Nabi Elisa menyadari bahwa ia adalah ahli waris pelayanan Nabi Elia, sehingga ia meminta juga untuk menjadi pewaris kekuatannya (2:9). Permintaan Nabi Elisa akan dua bagian dari roh Nabi Elia bukanlah permintaan yang congkak dan serakah, melainkan permintaan yang wajar dari seorang ahli waris yang merupakan “anak sulung” yang berhak atas dua bagian dari segala kepunyaan ayahnya (Ulangan 21:17). Apakah Allah berkenan akan permintaan Elisa itu? Ya, Allah mengabulkan permintaan Elisa karena ayat-ayat selanjutnya mengisahkan bagaimana Tuhan memberi kuasa/otoritas kepada Nabi Elisa, termasuk untuk melakukan mujizat (2 Raja-raja 2:14-22). Allah mengabulkan apa yang diminta Nabi Elisa karena tujuan permintaan Nabi Elisa bukanlah untuk menjadikan dirinya lebih hebat atau lebih berkuasa daripada Elia, melainkan agar dia dapat mengerjakan tugas panggilan dari Allah sebagai nabi yang menggantikan Elia. Apabila motivasi kita murni, janganlah kita takut untuk meminta sesuatu yang besar dari Tuhan. Namun, kita perlu terlebih dahulu menguji keinginan dan motivasi kita dalam meminta (berdoa) kepada Tuhan, apakah permintaan kita itu dimaksudkan untuk kepentingan atau kepuasan diri sendiri atau tidak. Roh Kudus yang ada di dalam diri kita akan menolong dan memberi kepekaan akan apa yang sepatutnya kita minta kepada Tuhan, serta menolong kita untuk menyadari apakah doa/permintaan kita itu memuliakan Tuhan atau tidak. [DP] Yohanes 15:7 “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” 32
Jumat
Reaksi yang Benar Terhadap Krisis
28 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 3 Di dalam pasal 3 ini, kembali diceritakan mengenai pemerintahan Israel yang dipimpin oleh anak Raja Ahab, yakni Raja Yoram. Meskipun tidak sejahat Raja Ahab, ayahnya; ia tidak berusaha memperbaiki keadaan buruk yang disebabkan oleh leluhurnya, yaitu Raja Yerobeam bin Nebat. Setelah Raja Ahab mati, raja Moab memberontak terhadap Israel dan berniat untuk menguasai Israel. Lalu, Raja Yoram mengajak raja Edom dan Yosafat, raja Yehuda, untuk bersama-sama berperang melawan Moab. Setelah tujuh hari mereka berjalan dan tidak ada lagi air untuk tentara dan hewan yang mengikuti mereka (krisis air), timbullah dua macam reaksi yang amat berbeda. Reaksi pertama datang dari Raja Yoram yang menyalahkan TUHAN atas situasi yang mereka hadapi (3:10). Reaksi kedua datang dari Raja Yosafat yang menanyakan, “Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN,” karena ia yakin bahwa melalui nabi Tuhan, pasti ada firman dan petunjuk (3:11-12). Di dalam Perjanjian Lama, nabi Tuhan diasosiasikan (dikaitkan) dengan firman Tuhan karena ia dapat menyampaikan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Saat memperhatikan kedua reaksi dalam menghadapi krisis di atas, kita perlu bertanya, “reaksi apakah yang paling sering muncul ketika kita menghadapi krisis dalam hidup ini?” Apakah kita bereaksi seperti Raja Yoram yang hanya kecewa dan mempersalahkan Tuhan atas apa yang terjadi, atau kita bereaksi seperti Raja Yosafat yang datang mencari Tuhan dan percaya pada firman dan janji-janji-Nya? Datang pada Tuhan tidak akan pernah membuat kita rugi, melainkan akan membuat kita beruntung! [DP] 2 Raja-raja 3:11-12b “Tetapi bertanyalah Yosafat: Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN? Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: “Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia. Berkatalah Yosafat: Memang padanya ada firman TUHAN.” 33
Sabtu
Menyatakan Kehadiran dan Kemahakuasaan Tuhan
29 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 4 Empat kisah dalam 2 Raja-raja 4 yang kita baca hari ini sesungguhnya hendak mengkonfirmasi (menegaskan) kehadiran dan kemahakuasaan Tuhan melalui kehadiran hamba-Nya di tengah suburnya pemujaan Baal di Israel Utara. Kisah pertama (4:1-7) adalah kisah tentang salah seorang janda dari istri nabi yang terjepit oleh masalah hutang, sehingga anakanaknya terancam hendak dijadikan budak untuk membayar hutang-hutang tersebut. Akhirnya, Nabi Elisa menolong janda itu sehingga dia bisa membayar hutang-hutangnya. Kisah kedua (4:8-37)adalah kisah tentang seorang perempuan Sunem kaya yang setia menjamu Nabi Elisa makan, namun tidak memiliki anak. Tahun berikutnya, Tuhan memberikan anak sebagaimana yang dijanjikan-Nya melalui Nabi Elisa. Namun, tak lama kemudian, anak laki-laki itu mati, lalu Nabi Elisa menghidupkan kembali anak laki-laki itu. Kisah ketiga (4:38-41) adalah kisah tentang rombongan nabi di Gilgal yang merasa terkejut saat sedang makan karena ada “maut” (tanaman yang berbahaya/beracun) dalam kuali mereka. Kemudian, Nabi Elisa melemparkan tepung ke kuali itu, sehingga makanan itu akhirnya bisa dimakan dan tidak berbahaya. Kisah keempat (4:4244) adalah kisah tentang Elisa melipatgandakan makanan, sehingga dua puluh roti jelai serta sekantong gandum cukup untuk dipakai memberi makan 100 orang, bahkan masih ada sisanya. Kehadiran Nabi Elisa sebagai nabi Tuhan merupakan konfirmasi dari kehadiran dan kuasa Tuhan di tengah umat-Nya. Kehadirannya menjadi berkat di mana pun dia berada. Biarlah hal itu mendorong kita sebagai orang-orang Kristen agar kehadiran kita selalu bisa menyatakan kehadiran dan kuasa Tuhan yang besar, sehingga orang lain pun diberkati melalui kehadiran kita dan memuliakan Bapa kita di Sorga. [DP] 1 Petrus 2:12a,c “Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi, supaya mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.” 34
Minggu
Waspadai Dosa Kerakusan!
30 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 5 Motivasi yang salah dalam pelayanan bisa mendatangkan masalah terhadap diri sendiri. Pasal 5 ini memperlihatkan kontras antara Nabi Elisa dan bujangnya, Gehazi. Pada waktu itu, Naaman, panglima Aram yang handal, terkena penyakit kusta dan disembuhkan TUHAN melalui Nabi Elisa. Ketika Naaman hendak memberikan imbalan (5:4), Nabi Elisa menolaknya dengan tegas, bahkan ketika terus-menerus didesak oleh Naaman, Nabi Elisa tetap menolaknya (5:16). Mengapa? Karena bagi Nabi Elisa, kemurahan dan belas kasihan Allah tidak bisa dibeli dengan apa pun. Akan tetapi, sikap Nabi Elisa ini berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh Gehazi. Karena kerakusannya, Gehazi melakukan tiga tindakan yang berakibat fatal, yakni: Pertama, dia menginginkan uang yang sebenarnya diperuntukkan bagi Nabi Elisa. Kedua, dia berpikir bahwa kemurahan Allah bisa ditukar dan dibeli dengan uang. Ketiga, dia menutupi kerakusannya akan harta dengan kebohongan, sekalipun yang dia minta jauh lebih kecil daripada imbalan yang hendak diberikan kepada Nabi Elisa (5:22). Pasal ini bukan dimaksudkan untuk mengajarkan bahwa uang itu jahat atau bahwa kita tidak boleh menerima pemberian (uang) dalam pelayanan, namun pasal ini merupakan peringatan terhadap motivasi yang salah dalam pelayanan (khususnya nafsu rakus/tamak). Motivasi yang benar dalam pelayanan adalah motivasi yang dilandasi oleh kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama, tanpa maksud mencari keuntungan. Marilah kita memeriksa motivasi kita di hadapan Tuhan yang Mahatahu, karena sesungguhnya kita tidak bisa melayani Tuhan dan uang secara bersamaan (bandingkan dengan Matius 6:24b). [DP] 2 Raja-raja 5:16 “Tetapi Elisa menjawab: Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa. Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak.” 35
Senin
Kacamata Iman
31 Mar
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 6 Seorang yang penglihatannya kurang jelas tentu akan sangat tertolong bila menggunakan kacamatanya. Dengan begitu, barulah ia dapat melihat dengan jelas tanpa mengalami gangguan berupa kaburnya pandangan. Ketika Raja Aram datang untuk menangkap Nabi Elisa, nabi tersebut sangat yakin kepada Tuhan. Keyakinannya dia ungkapkan kepada bujangnya dengan berkata bahwa “lebih banyak yang menyertai kita daripada yang menyertai mereka” (6:16). Dalam hal ini, Nabi Elisa memakai “kacamata iman” di tengah tekanan dan himpitan yang ada. Keyakinan Nabi Elisa ini berbanding terbalik dengan ketakutan bujangnya. Menghadapi kepungan tentara Aram, bujangnya menganggap hal itu bisa mengakibatkan celaka dan dia tidak melihat adanya jalan keluar. Namun, Nabi Elisa berdoa dan meminta agar mata bujangnya terbuka sehingga bujangnya akhirnya bisa “melihat” bahwa gunung di sekitar mereka tinggal penuh dengan tentara Sorga beserta kuda dan kereta berapi yang mengelilingi mereka (6:17-18). Ketika kita menghadapi masalah atau tekanan hidup yang tidak bisa kita atasi dan yang seolah-olah tidak memiliki jalan keluar, ingatlah kisah dalam 2 Raja-raja 6 ini. Ingatlah bahwa ketika kita memandang masalah hidup dengan kacamata iman, kita akan menyadari bahwa Allah senantiasa menyertai kita dan Dia sedang bekerja melalui masalah yang Dia izinkan terjadi atas hidup kita. Apabila kita tidak bisa melihat bahwa Allah sedang bekerja melalui masalah yang sedang kita hadapi, bisa jadi masalahnya adalah karena kita tidak memandang masalah tersebut dengan kacamata iman. [DP] 2 Raja-raja 6:16 “Jawabnya: Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita daripada yang menyertai mereka.” 36
Selasa
Bagi Tuhan, Tak Ada yang Mustahil
1 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 7 Pasal 7 ini sesungguhnya merupakan kisah berkelanjutan dari pasal 6:24-33 tentang pengepungan yang dilakukan oleh orang Aram atas Samaria. Pengepungan ini mengakibatkan orang-orang dalam kota tersebut menderita kelaparan. Raja Israel menyalahkan Nabi Elisa atas bencana itu (6:31), namun dengan tenang Nabi Elisa menubuatkan bahwa kelaparan itu akan berakhir pada keesokan harinya (7:1). Respons dari salah seorang perwira raja meragukan pernyataan Nabi Elisa itu dengan berkata, “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” (7:2). Namun, kisah itu berakhir dengan tergenapinya nubuatan Nabi Elisa pada waktu orang Aram mendengar suara hiruk-pikuk yang mereka duga berasal dari pasukan yang akan menyerang mereka, sehingga mereka melarikan diri sambil meninggalkan peralatan dan persediaan makanan mereka. Hal itu membuktikan bahwa Tuhan adalah Allah yang setia memelihara Israel, umat pilihan-Nya dan Dia berkuasa melakukan hal-hal yang nampak sulit dan mustahil. Melalui kisah ini, kita harus makin bersyukur kepada Tuhan yang setia memelihara kehidupan anak-anak-Nya, baik yang menyangkut halhal yang kita sadari maupun yang menyangkut hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan dan pikirkan sebelumnya. Betapapun beratnya himpitan dan tantangan yang kita hadapi, janganlah sekali-kali kita meragukan kuasa Tuhan karena tidak ada yang mustahil bagi-Nya, sebagaimana penarikan tentara Aram dalam bacaan Alkitab hari ini terjadi melalui mujizat. [DP] 2 Raja-raja 6:15-16 “Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat? Jawabnya: Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita daripada yang menyertai mereka.” 37
Rabu
Sadarlah dan Berjaga-jagalah!
2 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 8 Tidak menyadari adanya bahaya merupakan bahaya yang lebih besar daripada bahaya itu sendiri. Hal inilah yang digambarkan oleh penulis kitab 2 Raja-raja tentang Hazael, orang kepercayaan Benhadad, Raja Aram. Kisah ini bermula saat Benhadad—penguasa dan kepala persekutuan kota-kota Aram selama 40 tahun—yang sudah tua sedang sakit (8:7-9). Karena ingin mengetahui nasibnya, Raja Benhadad menyuruh Hazael untuk meminta petunjuk kepada Elisa (hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh Raja Ahazia dalam 2 Raja-raja 1). Jawaban Elisa agak membingungkan juga, “Pergilah, katakanlah kepadanya: Pastilah engkau sembuh. Namun demikian, TUHAN telah memperlihatkan kepadaku, bahwa ia pasti mati dibunuh” (8:10). Maksudnya, penyakit Raja Benhadad tidak begitu parah, namun Nabi Elisa mengetahui bahwa Hazael akan bersekongkol melawan raja, membunuhnya, dan menggantikan Benhadad menjadi raja. Bukan hanya itu saja, Hazael juga akan mendatangkan penderitaan yang hebat atas bangsa Israel (8:12). Meskipun Hazael protes terhadap pernyataan Nabi Elisa, namun fakta berbicara persis seperti apa yang dinubuatkan oleh Nabi Elisa (bandingkan 8:15 dengan 1 Raja-raja 19:15). Kita seringkali tidak menyadari bahwa kita bisa berpotensi untuk melakukan dosa, bahkan mungkin kita mengganggap diri kita tidak mungkin jatuh ke dalam dosa. Firman Tuhan yang kita baca hari ini mengingatkan bahwa kita harus bersikap realistis melihat bahaya potensi dosa dalam diri kita. Marilah kita berdoa dengan sungguh-sungguh agar Tuhan memberi kekuatan kepada kita untuk melawan segala tipu daya Iblis yang berusaha menggoda dan menjatuhkan kita. Sadarlah dan berjaga-jagalah! [DP] 1 Petrus 5:8 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 38
Kamis
Stop Bermain-main dengan Dosa
3 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 9 Hukum “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” adalah hukum yang berlaku pada masa Perjanjian Lama. Dosa yang dilakukan oleh Ahab, raja Israel, mengakibatkan dijatuhkannya hukuman terhadap seluruh anggota keluarganya (9:7-10). Dalam bacaan Alkitab hari ini, Nabi Elisa mengutus seorang nabi (yang lebih yunior daripada dirinya) untuk mengurapi Yehu sebagai raja Israel yang bertugas untuk melakukan “pembersihan” dengan melenyapkan dinasti Ahab, khususnya membunuh Izebel yang selalu bersikap kurang ajar dan angkuh terhadap TUHAN sampai akhir hidupnya. Kita tidak boleh menganggap Tuhan itu sadis karena Dia menyuruh Yehu—melalui mandat yang diberikan kepada Nabi Elisa—melenyapkan semua keturunan Raja Ahab. Kita harus menganggap perintah Tuhan itu sebagai konsekuensi dari kekudusan-Nya yang membuat Dia tidak bisa berkompromi dengan dosa. Ingatlah bahwa dosa yang dilakukan Raja Ahab itu sangat luar biasa, bahkan Alkitab mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan Raja Ahab itu melebihi kejahatan semua raja yang mendahuluinya (1 Raja-raja 16:30). Melalui bacaan Alkitab hari ini, kita belajar bahwa kita tidak boleh menyepelekan dosa karena kekudusan Allah membuat Dia tidak bisa membiarkan adanya dosa. Allah itu kasih, tetapi Dia juga adil, sehingga Dia tidak akan membiarkan orang bersalah (berdosa) bebas dari hukuman. Sekalipun demikian, kita patut bersyukur karena Kristus sudah menanggung hukuman dosa bagi kita ketika Dia disalib di Bukit Golgota, sehingga sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (Roma 8:1). Tanda bahwa kita sudah berada di dalam Kristus adalah bahwa kita sekarang hidup di dalam terang, artinya kita hidup dengan menjauhi dosa (1 Yohanes 1:6-7). [DP/P] Galatia 6:7 “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” 39
Jumat
Dengan Segenap Hati
4 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 10 Banyaknya hal yang kita kerjakan buat Tuhan belum tentu menjadikan kita seorang pengikut Tuhan yang taat. Hal ini bisa kita lihat dari kehidupan Yehu sendiri. Meskipun Yehu dipilih Elisa untuk melenyapkan dinasti Ahab dan Izebel melalui penumpahan darah—sebagaimana yang dikehendaki Tuhan—dan juga merobohkan atau meruntuhkan semua yang berhubungan dengan Baal, Yehu tidak menjauhkan umat Israel dari dosa-dosa Raja Yerobeam bin Nebat—yakni dosa penyembahan anak-anak lembu emas di kota Betel serta kota Dan (10:29). Raja Yehu tidak menaati TUHAN dengan segenap hati (10:31a). Dia tidak konsisten dalam menaati hukum-hukum TUHAN, Allah Israel. Dalam kehidupan kita, mungkin saja kita bertindak seperti Raja Yehu. Mungkin kita merasa sudah melakukan banyak hal untuk Tuhan, termasuk sudah terlibat banyak dalam kegiatan gerejawi, sudah banyak memberi untuk pekerjaan Tuhan, sudah memberikan perpuluhan seperti yang Tuhan perintahkan, dan sudah memberikan banyak waktu untuk mengerjakan tugas pelayanan. Namun, jikalau kita menyelidiki kondisi hati kita dengan jujur di hadapan Tuhan, apakah kita sudah sungguhsungguh menaati firman Tuhan? Apakah kita tetap hidup di dalam hukum-hukum-Nya? Apakah kita setia melakukan perintah-perintah-Nya? Sungguh menyedihkan bila ternyata bahwa kita hanya setengah hati dalam menaati perintah Tuhan dan kita tidak konsisten untuk hidup di dalam jalan-Nya! Memang, hanya Tuhan dan kita sendiri yang tahu keadaan yang sebenarnya. Sekalipun demikian, bila kita ingin agar hidup kita berkenan kepada Tuhan, ketaatan dengan segenap hati merupakan hal yang tidak bisa ditawar! [DP] 2 Raja-raja 10:31 “Tetapi Yehu tidak tetap hidup menurut hukum TUHAN, Allah Israel, dengan segenap hatinya; ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.” 40
Sabtu
Takkan Terjadi Tanpa Seizin Tuhan
5 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 11 Kisah dalam bacaan Alkitab hari ini merupakan kelanjutan dari pasal 9:27 yang mengisahkan pembunuhan terhadap Raja Ahazia (anak Atalya) oleh Yehu. Karena ingin merebut kekuasaan, Atalya berusaha membunuh semua keturunan raja Yehuda (11:1). Namun, Yoseba berhasil menyembunyikan dan menyelamatkan salah seorang keturunan Raja Ahazia, yakni Yoas (11:2-3), sehingga akhirnya Yoas berhasil merebut kembali kekuasaan dan menjadi raja di Yehuda (11:4-21). Peristiwa di atas mengingatkan kita pada peristiwa kelahiran Musa. Musa disembunyikan oleh ibu dan kakaknya ketika terjadi pembunuhan massal terhadap bayi-bayi laki-laki Ibrani—sebutan untuk bangsa Israel—di Mesir (Keluaran 1:15-16), sampai akhirnya Musa menjadi pemimpin umat Israel. Di dalam Perjanjian Baru, ketika Raja Herodes mendengar bahwa ada seorang raja Yahudi yang telah lahir di Betlehem— yaitu Yesus Kristus, Raja Herodes membunuh semua anak laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah (Matius 2:16). Namun, Yusuf dan Maria berhasil melarikan diri ke Mesir untuk menyelamatkan Yesus Kristus. Dalam kehidupan kita, mungkin ada orang-orang di sekeliling kita yang tidak menyukai kita (karena kita berbuat benar). Mungkin mereka berusaha “menjatuhkan” kita atau “menyikut” kita. Mungkin mereka berusaha menghancurkan karier atau usaha kita dengan berbagai macam cara. Ingatlah firman Tuhan hari ini yang menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang bisa terjadi dalam hidup kita tanpa seizin Tuhan. Kuasa Tuhan tidak akan bisa dikalahkan oleh kuasa siapa pun. Rencana Tuhan tidak akan bisa dibatalkan oleh siapa pun. Terpujilah Tuhan! [DP] 2 Raja-raja 11:2 “Tetapi Yoseba,.... mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh.” 41
Minggu
Cinta Tuhan = Cinta Rumah Tuhan
6 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 12 Di bawah bimbingan Imam Yoyada, Raja Yoas mendorong para imam untuk melakukan pembaruan ibadah kepada TUHAN, khususnya merenovasi rumah Tuhan yang sudah diabaikan dan mungkin juga sudah dinodai oleh Atalya dan para pengikutnya (lihat 2 Tawarikh 24:7). Keadaan rumah TUHAN itu menyedihkan serta memerlukan perbaikan, dan Raja Yoas menaruh perhatian besar atas kondisi tersebut. Namun, semangat dan kepedulian Raja Yoas terhadap rumah Tuhan bertolak belakang dengan sikap para imam. Mereka nampak tidak antusias (tidak bergairah), entah karena mereka malas atau karena ada praktik korupsi di antara mereka. Menyedihkan sekali bahwa setelah Raja Yoas menjabat sebagai raja selama 23 tahun, renovasi rumah Tuhan tetap terabaikan. Oleh karena itu, wewenang para imam untuk mengumpulkan uang persembahan dan merenovasi rumah Tuhan diambil alih dari para imam dan diserahkan kepada “kaum awam” (para mandor atau pengawas) yang langsung mengatur dan mengawasi para tukang yang bertugas untuk merenovasi rumah TUHAN (2 Raja-raja 12:6-15). Sekalipun Raja Yoas telah menduduki jabatan yang nyaman sebagai raja, hal itu tidak membuat dia melupakan Tuhan. Cintanya kepada Tuhan diwujudkannya dengan mencintai rumah Tuhan, memperhatikan rumah Tuhan, dan melaksanakan renovasi terhadap rumah Tuhan dengan seluruh totalitas hidupnya. Bagaimana dengan Anda? Saat Anda berada dalam posisi yang aman dan nyaman, apakah Anda tetap mencintai Tuhan? Apakah Anda menunjukkan kepedulian terhadap rumah Tuhan? Marilah kita mengekspresikan kasih kita kepada Tuhan dengan mencintai rumah Tuhan. [DP] Mazmur 26:8 “TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu. Dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.”
42
Senin
Kasih dan Adil
7 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 13 Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih dan adil. Karakter Allah itu bisa kita lihat secara jelas pada masa pemerintahan Raja Yoahas. Karena Raja Yoahas melakukan yang jahat di mata TUHAN, maka Tuhan menghukum Raja Yoahas dengan “memakai” Hazael, raja Aram untuk menindas Israel selama zaman pemerintahan Raja Yoahas (13:3, 22). Namun, kisah itu tidak berakhir dengan penghukuman TUHAN. Tuhan tidak membinasakan Israel dan belum membuang mereka karena TUHAN mengasihani dan menyayangi Israel serta mengingat perjanjian-Nya dengan para bapa leluhur (Abraham, Ishak, dan Yakub, 13:23). Meskipun demikian, setelah TUHAN menolong bangsa Israel, mereka tetap saja hidup dalam dosa (13:5-6). Kondisi umat Tuhan pada masa kini seringkali serupa dengan pengalaman bangsa Israel pada masa lampau. Kita memiliki kecenderungan untuk melakukan dosa. Ketika kita menghadapi masalah sebagai konsekuensi dari dosa yang kita lakukan, barulah kita mencari Dia. Namun, setelah Tuhan menolong kita, kita kembali hidup dalam dosa dan menyia-nyiakan anugerah Tuhan. Tuhan adalah Allah yang adil yang tidak pernah berkompromi dengan dosa dan yang memberikan hukuman yang setimpal atas dosa yang kita lakukan (Keluaran 34:7). Akan tetapi, kasih-Nya membuat Ia memutuskan untuk menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung sebagai manusia berdosa. Pertanyaannya adalah, “Apakah kita mau menyia-nyiakan anugerah Tuhan? Apakah kita mau membuat pengorbanan-Nya yang begitu besar atas diri kita menjadi sia-sia?” Hiduplah di dalam anugerah Tuhan! Tinggalkanlah dosa dan bertekadlah untuk hidup bagi Tuhan! [DP] 2 Raja-raja 13:23 “Tetapi TUHAN mengasihani serta menyayangi mereka, dan Ia berpaling kepada mereka oleh karena perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub, ...” 43
Selasa
Kesombongan Awal Kehancuran (1)
8 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 14 Apakah musuh “terganas” yang mengintai seseorang di balik keberhasilannya? Jawabannya adalah kecerobohan dan kesombongan. Hal inilah yang bisa kita jumpai pada Amazia, raja Yehuda. Ketika kerajaannya kokoh—dia mampu mengalahkan Edom dan merebut kota Sela—Raja Amazia mengajak Yoas, raja Israel, untuk “mengadu tenaga” (berperang, 14:8). Takhta kerajaan Yehuda yang Allah berikan kepada Amazia di usianya yang kedua puluh lima itu (14:2) sungguh merupakan anugerah yang mulia. Namun, siapa yang dapat menduga bahwa kesuksesan yang Allah berikan justru membuat Amazia tergelincir dalam kecerobohan dan kesombongan? Peringatan Tuhan melalui jawaban Yoas sama sekali tak diperhatikan oleh Amazia (14:9-11). Akibatnya, tembok Yerusalem dirobohkan dan Yerusalem dengan Bait Allah di dalamnya diporakporandakan (14:12-14). Begitu mudahnya bagi seseorang untuk terjebak dalam kesombongan pada saat berada di puncak kesuksesan. Kesombongan membuat menara Babel berakhir dengan kekacauan (Kejadian 11). Kesombongan membuat Nebukadnezar direndahkan begitu rupa (Daniel 4). Thomas Aquinas berkata, “kesombongan merupakan cinta berlebihan terhadap keunggulan diri sendiri”. Marilah kita senantiasa menjaga hati agar tidak terperangkap dalam dosa kesombongan. Ketika bisnis kita lancar, ketika usaha kita berkembang pesat, ketika kita mendapatkan promosi jabatan, ketika prestasi kita diperbincangkan orang, ketika pelayanan kita dipuji orang; justru di saat seperti itulah kita harus menjaga hati agar tidak menganggap diri lebih daripada yang lain. Kita harus mengingat bahwa tanpa Tuhan, kita bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa! [DP] Yesaya 2:17 “Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.” 44
Rabu
Kesombongan Awal Kehancuran (2)
9 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 15 Bukan awal yang menentukan hidup seseorang, melainkan akhirlah yang menentukannya. Banyak orang Kristen yang memulai dengan kerendahhatian, lalu berdoa dengan sungguh-sungguh, dan datanglah berkat. Akan tetapi, setelah mendapat berkat, muncul kesombongan yang membawa pada kejatuhan. Saat usianya masih sangat muda (16 tahun), Azarya atau Uzia sudah memerintah sebagai raja (lihat 2 Tawarikh 26). Ia mencari Allah hanya selama Zakharia masih hidup. Ia takut akan Tuhan sehingga Tuhan membuat segala usahanya berhasil. Namun, setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga melakukan hal yang merusak, yaitu ia membakar ukupan dan mempersembahkan korban kepada Tuhan (lihat 2 Tawarikh 26:16-19), padahal sebenarnya hanya imam yang dikuduskan—yaitu keturunan Harun—yang boleh membakar ukupan dan mempersembahkan korban. Akibatnya, Raja Uzia mendapat hukuman berupa tulah dari Tuhan. Kesombongan masuk dalam kehidupan seseorang bukan saat seseorang merasa dirinya lemah, melainkan saat ia merasa kuat. Demikianlah yang umumnya terjadi dalam hidup kita. Saat baru memulai sesuatu—seperti bekerja, membuka usaha, dan bersekolah—mungkin kita rajin “mencari” Tuhan (berdoa syafaat, membaca Alkitab, meminta petunjuk Tuhan). Namun, setelah mencapai puncak kesuksesan, mungkin saja sikap kita mulai berubah. Kita tidak lagi mencari Tuhan, melainkan mencari nama. Kita tidak lagi mengandalkan Tuhan, melainkan mengandalkan kekuatan diri sendiri. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tetap—bahkan semakin bersungguh-sungguh—mencari Tuhan seumur hidup Anda? [DP] Yesaya 2:12 “Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan.” 45
Kamis
Hormatilah Tuhan, Allahmu
10 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 16 “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” adalah sebuah peribahasa dalam bahasa Indonesia yang artinya adalah bahwa kelakuan seorang anak tidak banyak berbeda dengan kelakuan orang tuanya. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku dalam kehidupan Ahas, raja Yehuda. Raja Yotam, ayah Raja Ahas, adalah seorang yang hidup benar di mata Tuhan, sedangkan Raja Ahas berlaku jahat. Kejahatan Raja Ahas mencakup empat hal: Pertama, ia hidup mengikuti praktik keagamaan bangsa Kanaan, bahkan ia mempersembahkan anaknya sendiri sebagai korban dalam api (bandingkan 16:3 dengan Ulangan 12:31). Kedua, ia pergi minta pertolongan kepada raja Asyur, yaitu Tiglat Pileser, untuk melawan Kerajaan Aram dan Kerajaan Israel Utara (16:5-9). Ketiga, ia mengambil perak dan emas yang ada di dalam Rumah TUHAN sebagai persembahan kepada raja Asyur (16:8). Keempat, ia memerintahkan pembuatan mezbah tiruan dari mezbah di Damsyik untuk dipakai sebagai mezbah korban bakaran di rumah TUHAN (16:10-18). Kejahatan Raja Ahas membuktikan bahwa dia tidak takut dan tidak menghormati Tuhan. Walaupun mungkin saja kita mengutuk perbuatan Raja Ahas, bisa jadi kita meniru perilaku Raja Ahas. Mungkin saja cara hidup kita tidak berbeda dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Mungkin saja di dalam kondisi tertekan dan terjepit, kita lebih mengandalkan orang lain daripada Tuhan. Mungkin saja kita mengambil apa yang seharusnya merupakan milik Tuhan (seperti persembahan persepuluhan), dan memakainya untuk memuaskan hawa nafsu kita. Marilah kita merenungkan sikap hidup kita di hadapan Tuhan: Apakah sikap kita sudah menunjukkan rasa takut akan Tuhan. Apakah kita sudah menghormati Tuhan melalui sikap hidup kita? [DP] 2 Raja-raja 16:18 “Selanjutnya, demi raja Asyur, disingkirkannya dari rumah TUHAN serambi tertutup untuk hari Sabat yang telah didirikan pada rumah TUHAN, juga pintu masuk untuk raja yang di sebelah luar.” 46
Jumat
Hidup di dalam Anugerah Tuhan
11 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 17 Sebuah drama umumnya diakhiri dengan “happy ending” atau “sad ending”. Dalam sejarah “drama” pemerintahan Kerajaan Israel Utara, kisahnya diakhiri dengan “sad ending”, yaitu bangsa Israel dibuang oleh TUHAN ke negeri Asyur setelah pemerintahan Raja Hosea bin Ela berakhir. TUHAN membuang bangsa Israel bukan karena Dia tidak mengasihi, melainkan justru karena kasih dan keadilan-Nya. Dosa yang terus dilakukan oleh bangsa Israel menunjukkan bahwa “mata rohani” mereka sudah dibutakan oleh penyembahan kepada ilah-ilah lain (17:7-23), padahal TUHAN sudah memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat melalui teguran para nabi dan semua “tukang tilik” (17:1314). Perlu diingat bahwa “tukang tilik” atau “pelihat” adalah sebutan untuk nabi pada zaman dulu (1 Samuel 9:9). Sayangnya, bangsa Israel tidak menghargai, bahkan tidak mempedulikan, teguran untuk bertobat tersebut. Sejarah bangsa Israel sebenarnya merupakan cermin bagi kita pada masa kini. Jangan pernah kita berpikir bahwa Tuhan akan membiarkan kita terus-menerus berbuat dosa. Kita harus bersyukur bila kita terusmenerus ditegur dan diperingatkan oleh Tuhan, baik melalui khotbah, melalui orang-orang di sekeliling kita, atau melalui sarana apa pun. Sebagaimana relasi orang tua dan anak dalam Amsal 29:15, “Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya”. Oleh sebab itu, janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan, melainkan hiduplah di dalam anugerah, teguran, dan didikan-Nya! [DP] Amsal 15:31-32 “Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.” 47
Sabtu
Berpegang pada Kebenaran Firman
12 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 18 Setelah Kerajaan Israel Utara dikalahkan dan dibawa ke pembuangan oleh bangsa Asyur, Kerajaan Yehuda juga tidak luput dari ancaman serupa. Sanherib, raja Asyur, kembali mengerahkan kekuatan untuk menyerbu dan merebut segala kota berkubu di Kerajaan Yehuda (18:13). Ia mengutus kepala istana dan juru minuman agungnya ke Yerusalem bersama dengan sejumlah tentara yang besar. Mereka menyampaikan kata-kata raja Asyur terhadap orang Yehuda yang bersifat mengancam dan menghina. Tujuannya adalah supaya bangsa Yehuda kehilangan rasa percaya diri dan menyerah secara sukarela. Raja Asyur mengatakan empat hal: Pertama, Mesir tidak dapat diharapkan (18:21). Kedua, tentara Yehuda sangat sedikit jumlahnya dibandingkan dengan tentara Asyur (18:23-24). Ketiga, tentara Asyur telah mengalahkan Samaria (ibu kota Kerajaan Israel Utara) dan negeri-negeri yang berdekatan dengan Samaria (18:33-34). Keempat, TUHAN ada di pihak tentara Asyur (18:25). Semua ancaman dan penghinaan ini secara sekilas seolah-olah mengandung kebenaran. Oleh karena itu, kata-kata itu akan mematahkan pengharapan bangsa Yehuda kepada Allah jika mereka tidak benar-benar berpegang pada firman Tuhan dan memahami firman Tuhan dengan benar. Jika ditelusuri dengan kacamata firman Tuhan, jelas bahwa klaim raja Asyur hanyalah bualan yang tidak berdasar. Kekalahan Samaria adalah tindakan Tuhan untuk menghukum umat-Nya yang tidak taat, sedangkan bangsa Asyur hanyalah alat yang dipakai Tuhan untuk menjalankan kehendak-Nya. Bangsa Asyur pun di kemudian hari akan dibinasakan (bandingkan dengan Yesaya 10:5-19). Janganlah kita membiarkan diri kita dibutakan oleh “kebenaran” yang tidak memiliki dasar firman Tuhan. [WY] Yesaya 10: 5 “Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat amarah-Ku.” 48
Saat-Saat Akhir Yesus Kristus
H
erbert Lockyer mengatakan, “Sepertiga Injil Matius, sepertiga Injil Markus, seperempat Injil Lukas, dan setengah Injil Yohanes diabadikan untuk menceritakan saat-saat terakhir kehidupan Yesus. Sekitar sepertiga materi yang membentuk keempat Kitab Injil berkaitan dengan minggu terakhir kehidupan Yesus.” Perkataan di atas menggambarkan betapa pentingnya saat-saat terakhir dalam kehidupan Tuhan Yesus di dunia ini. Kita akan merenungkan beberapa hal menyangkut peristiwa menuju penyaliban: Pertama, Tuhan Yesus menyadari bahwa waktu untuk menuju salib sudah dekat (Lukas 9:51; Matius 26:18; Yohanes 13:1). Oleh karena itu, Ia memasuki kota Yerusalem untuk menjalankan misi terakhir-Nya. Kedua, Setelah 70 murid yang Dia utus kembali untuk melaporkan pelayanan mereka, Tuhan Yesus bersukacita karena perkara-perkara besar telah dilakukan oleh orang–orang sederhana. Para murid pasti bangga karena pelayanan mereka berhasil, namun sukacita sejati akan diperoleh bila “namamu terdaftar di sorga” (Lukas 10:20). Ketiga, Tuhan Yesus mendoakan murid-murid-Nya dan orang-orang lain yang percaya kepada-Nya agar Bapa melindungi mereka daripada yang jahat karena Ia akan meninggalkan mereka dan para murid harus berjuang dalam dunia yang jahat ini. Keempat, Para murid (terutama Petrus) telah disiapkan untuk menghadapi goncangan iman saat Tuhan Yesus ditangkap, diadili, dan disalibkan. Namun, Petrus gagal dan menyangkal Tuhan Yesus. Pemulihan terjadi setelah Petrus sadar bahwa kebenaran harus dipegang, bukan disangkal! Kelima, Tuhan Yesus meninggalkan teladan kerendahhatian dengan mencuci kaki para murid-Nya. Tujuannya adalah agar para murid meniru teladan tersebut melalui sikap rendah hati dan saling melayani. Keenam, Tuhan Yesus menegaskan kepada Pilatus bahwa kerajaanNya bukan dari dunia ini karena Dia datang dari sorga. Dia adalah Raja atas segala raja yang bertahta di sorga, bukan di dunia. Ketujuh, penyaliban membuat Tuhan Yesus (berdasarkan ukuran manusia) berstatus sebagai Sang Penjahat, padahal sebenarnya penyaliban adalah kemuliaan yang membuat Dia menjadi Sang Penebus dosa. Kedelapan, penyaliban merupakan kisah kasih Allah yang heroik, agung, dan mulia bagi manusia berdosa; yaitu kisah kasih Allah yang rela memberikan Anak-Nya yang tunggal sebagai korban penebusan. Semoga perenungan penyaliban Tuhan Yesus menguatkan iman kita dan memperdalam pemahaman kita akan kasih Allah bagi kita. [FW] 49
Minggu
Fokus Ke Yerusalem Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 9:51-56
13 Apr Pra-Paskah
Kehadiran Tuhan Yesus di dunia memiliki tujuan yang jelas. Sejak kelahiran-Nya ke dalam dunia, tidak pernah fokus-Nya bergeser dari apa yang direncanakan Allah Bapa bagi-Nya. Seluruh hidup dan waktu-Nya terfokus pada rencana Allah. Hal ini jelas terlihat ketika Tuhan Yesus hendak ke Yerusalem. Ia mengetahui bahwa waktunya hampir genap, yaitu bahwa ia berada dalam “waktu yang ditentukan” Allah bagi-Nya. Alkitab mencatat bahwa “Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem” (9:51). Yerusalem menjadi penting bagi Tuhan Yesus karena Yerusalem merupakan tempat Ia akan melakukan misi terakhir-Nya yang akan digenapi di Yerusalem (bandingkan dengan Lukas 9:31: “Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem”), sedangkan orang Samaria yang mengetahui bahwa Tuhan Yesus akan ke Yerusalem malah menolak Dia karena mengetahui kota tujuan-Nya itu. Sungguh Ironis! Orang Samaria tidak hanya tidak menerima Yerusalem sebagai pusat penyembahan orang Israel, tetapi juga tidak menerima Yerusalem sebagai tempat rencana Allah dinyatakan. Banyak orang pada masa Tuhan Yesus yang tidak melihat rencana Allah yang digenapi di Yerusalem, tempat penyaliban terjadi. Penolakan orang Samaria ini tidak membuat fokus Tuhan Yesus ke Yerusalem berubah serta tidak mempengaruhi kesiapan-Nya melakukan rencana Allah. Manusia dapat kehilangan fokus ketika ada penolakan. Banyak tujuan gagal karena adanya halangan di tengah perjalanan. Dalam mengikut Tuhan, kita harus memiliki hati yang peka terhadap kehendak Tuhan serta memiliki hati yang teguh, sehingga kita tidak goyah dan melenceng dari fokus dan tujuan Allah yang mulia bagi kita. [FW] Lukas 18:31 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.” 50
Senin
Kebahagiaan Ilahi Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 10: 21-24
14 Apr Pra-Paskah
Banyak orang yang sulit untuk percaya kepada Tuhan Yesus karena mereka mengandalkan pikiran (logika) sendiri untuk memahami tentang keberadaan Tuhan Yesus dan Allah, padahal keberadaan Allah melampaui akal manusia. Dengan kepandaian dan hikmatnya, manusia mencoba memahami Allah, tetapi pemahaman manusia tidak bisa menjadi pengetahuan dasar mengenal Allah (10:21). Sesungguhnya, kehadiran Tuhan Yesus di dunia ini mewujudnyatakan apa yang tidak mampu dilihat dan dipahami manusia. Pengenalan akan Allah dimulai ketika manusia percaya kepada Tuhan Yesus yang diutus ke dalam dunia untuk menjadi Juruselamat atas dosa manusia, sehingga orang yang percaya kepada Tuhan Yesus memperoleh penyingkapan mengenai rahasia keberadaan Allah yang dahsyat itu (10:22). Pengalaman menyaksikan kehadiran Tuhan Yesus secara fisik di dunia ini tidak pernah dialami oleh orang-orang yang hidup pada masa Perjanjian Lama (10:24). Pada masa kini, kehadiran Tuhan Yesus bisa kita pahami melalui firman-Nya. Berbahagialah orang percaya yang mendapat anugerah khusus untuk mengenal Allah melalui keberadaan Tuhan Yesus (10:23). Bagi orang percaya, pribadi Tuhan Yesus itu dapat dikenal dalam suatu hubungan rohani yang sangat intim. Hal ini memberikan kebahagiaan ilahi kepada kita. Pengetahuan kita tentang Allah harus dimulai dengan mempercayai Tuhan Yesus sebagai Pribadi yang diutus Allah untuk meyelamatkan manusia berdosa. Bersyukurlah karena dengan semakin mengenal Tuhan Yesus, kita akan semakin memahami dan mengenal Allah, dan demikian pula sebaliknya. [FW] Yohanes 20:30-31 “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” 51
Selasa
Doa Yesus Bagi Murid-Murid-Nya Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 17
15 Apr Pra-Paskah
Siapakah Murid-murid Tuhan Yesus? Mereka adalah orang yang percaya kepada Allah yang benar yang telah mengutus Yesus Kristus (17:3, 18) ke dalam dunia, sehingga mereka memiliki hidup yang kekal. Karya Kristus di dunia menyiratkan kuasa Allah di dalam diri-Nya. Nama Allah telah dinyatakan kepada orang yang percaya melalui Yesus Kristus. Semua milik Yesus Kristus merupakan milik Allah, sehingga orang percaya adalah milik Allah. Orang percaya “bukan dari dunia” (17:16), artinya bukan milik dunia. Sekalipun demikian, orang percaya tidak diangkat langsung ke surga, melainkan tetap berada di dunia. Oleh karena itu, Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa-Nya supaya melindungi orang percaya dari “yang jahat” (17:15; perkataan “yang jahat” ini lebih tepat bila diterjemahkan menjadi “si jahat”, yaitu setan). Perlindungan Bapa terhadap milik-Nya pastilah sempurna. Dunia yang menentang Allah yang benar tentulah tidak mungkin dihadapi oleh orang percaya sendirian. Setiap saat Iblis mengincar orang percaya agar menentang Allah dan jatuh dalam dosa, sehingga Tuhan Yesus meminta Allah Bapa melindungi orang percaya. Hanya Allah yang sanggup melindungi dan menolong orang percaya dari kejahatan dunia ini. Setiap orang percaya harus menyadari bahwa kita bukan berasal dari dunia karena kita adalah milik Allah. Allah menghendaki agar keberadaan kita di dunia menjadi saluran berkat dan kita menjalankan kehendak Allah sesuai dengan rencana-Nya. Doa Tuhan Yesus merupakan sumber kekuatan dan jaminan bahwa Allah Bapa akan menyertai, menolong, melindungi kita dari segala kejahatan dan segala tipu daya dunia ini. Yang dituntut dari kita adalah bahwa kita harus terus hidup taat kepada-Nya. [FW] Yohanes 17:15-16 “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” 52
Rabu
Penyangkalan Kebenaran Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18: 12-27
16 Apr Pra-Paskah
Penangkapan Tuhan Yesus memberikan dampak buruk bagi para murid, termasuk Petrus. Tidak pernah ia menyangka bahwa ia akan mengalami dan merasakan situasi yang “mengerikan”, yaitu bahwa Guru yang diagungkan dan dianggapnya sangat hebat dibawa oleh sepasukan prajurit yang bersenjata. Tidak masuk akal baginya bahwa Guru yang hebat itu akan dibawa ke pengadilan karena dianggap melakukan kejahatan. Ia adalah saksi mata bahwa selama tiga setengah tahun “hidup bersama”, ia tidak pernah melihat Sang Guru melakukan hal yang jahat atau yang memalukan. Sang Guru melakukan hal yang berbeda dengan guru-guru agama di Israel. Sang Guru mempedulikan orang yang tidak dipedulikan serta menyembuhkan orang yang sakit dan kerasukan setan. Sang Guru mengasihi orang yang tidak dikasihi. Sang Guru memberikan makanan jasmani dan rohani bagi orang yang Dia jumpai. Sungguh mengejutkan menghadapi fakta bahwa Ia ditangkap pada malam hari oleh sepasukan tentara. Apakah kesalahannya? Tidak ada! Petrus tidak siap menerima kenyataan yang sangat memalukan itu, sehingga ketika ditanya, “Bukankah engkau juga murid orang itu?” Petrus menjawab, “Bukan!” (18:17). Petrus menyangkal kebenaran! Kita juga dapat menghadapi kondisi yang serupa dengan kondisi yang dihadapi oleh Petrus. Ketidaksadaran akan kelemahan diri serta ketidaksiapan menghadapi situasi yang tidak kita duga dapat membuat keyakinan kita goyah. Sekalipun Tuhan Yesus telah mengingatkan murid-murid-Nya bahwa iman mereka akan terguncang (Matius 26:31), Petrus tetap tidak waspada! Kita ini rapuh sehingga kita harus bergantung senantiasa pada Tuhan agar iman kita tetap teguh dan kita tidak tergoda untuk mencari aman dengan menyangkal kebenaran iman kita. [FW] Yohanes 13:38 Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. 53
Kamis
Perbuatlah yang Sama! Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 13:1-20
17 Apr Pra-Paskah
Tindakan Tuhan Yesus—menanggalkan jubah, mengambil dan mengikatkan kain lenan di pinggang, serta menuang air ke baskom—mengejutkan para murid, apalagi setelah Ia mulai membasuh kaki para murid satu persatu (13:4-5). Pembasuhan kaki biasanya dilakukan sebelum seseorang masuk ke dalam rumah. Karena pembasuhan kaki itu terjadi saat mereka sedang makan bersama (13:2), tindakan Tuhan Yesus itu amat mengejutkan. Petrus menyadari bahwa dirinya tidak layak untuk dilayani seperti itu oleh Tuhan Yesus. Akan tetapi, setelah tahu bahwa ia tidak akan mendapat bagian di dalam Kristus bila ia tidak ikut dibasuh, ia meminta agar Tuhan Yesus bukan hanya membasuh kakinya, tetapi juga tangan dan kepalanya. Akan tetapi, Tuhan Yesus beranggapan bahwa hal itu tidak perlu (13:8-10). Melalui tindakan membasuh kaki, Tuhan Yesus memberi teladan kepada murid-murid-Nya tentang kerendahhatian dan pelayanan terhadap sesama, yang diharapkan agar ditiru oleh muridmurid-Nya (13:14-15). Manusia cenderung ingin ditinggikan dan ingin meninggikan dirinya. Oleh karena itu, merendahkan diri dan melayani sesama merupakan tindakan yang sulit, apalagi jika pelayanan terhadap sesama itu menuntut pengorbanan. Bila kita ingin mengikuti teladan Tuhan Yesus, kita harus memulai dengan menanggalkan “jubah” (kesombongan) kita dan mengenakan kasih Allah agar kita bisa “turun” untuk melayani sesama. Manusia dalam dunia ini membutuhkan manusia lain yang mau “turun” untuk melayani sesama. Teladan Tuhan Yesus hendaknya menjadi “patron” (pola) bagi kita untuk melakukan hal yang sama pada sesama kita. Perbuatlah yang sama seperti yang diperbuat oleh Tuhan Yesus! [FW] Yohanes 13:14-15 “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” 54
Jumat
Kerajaan-Ku Bukan Dari Dunia Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18:28-38a
18 Apr Pra-Paskah
Percakapan Tuhan Yesus dengan Pilatus di gedung Pengadilan sangatlah menarik. Pilatus bertanya kepada Tuhan Yesus, “Engkau inikah raja orang Yahudi?” (18:33). Kemudian, ia menegaskan ulang pertanyaannya, “Jadi Engkau adalah raja?” (18:37). Pengharapan bangsa Israel akan munculnya seorang raja Israel menyiratkan kerinduan mereka untuk bebas dari belenggu penjajahan. Pengharapan Israel akan seorang raja bukanlah untuk pembebasan jiwa dari dosa. Pengharapan mereka merupakan suatu ironi (suatu yang seharusnya tidak terjadi): Di depan mereka telah hadir Yesus Kristus, yaitu Raja di atas segala raja, bahkan Raja atas alam semesta, tetapi Sang Raja malah diperhadapkan dengan sidang dunia ini. Kerajaan Yesus Kristus bukan dari dunia ini. Dia datang bukan untuk menjadi raja atas dunia ini. Namun, hati Pilatus, para imam, orang Farisi, dan rakyat Israel telah dibutakan oleh dosa sehingga mereka dikuasai oleh kebencian dan penolakan terhadap kebenaran. Yesus Kristus yang berdiri di depan Pilatus adalah kebenaran (Yohanes 14:6), namun Pilatus justru bertanya: “Apakah kebenaran itu?” (18:38a). Kebutaan rohani dan kedegilan hati membuat banyak orang menolak kebenaran dan membenci Yesus Kristus “tanpa alasan”. Hanya orang yang berasal dari kebenaran yang mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah Raja atas alam semesta yang telah lahir ke dunia bagi mereka yang mau mendengarkan dan percaya kepada-Nya. Yesus Kristus adalah Raja yang memerintah dalam pemerintahan yang kekal. Ingatlah bahwa Yesus Kristus datang ke dalam dunia untuk menyatakan kebenaran Allah. [FW] Yohanes 18:37 “Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” 55
Sabtu
Status: Penjahat Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:16b-24
19 Apr Pra-Paskah
Sesungguhnya, Yesus Kristus disalibkan bukan karena desakan orang Yahudi kepada pemerintah pada waktu itu, tetapi karena Allah mengizinkan hal itu terjadi. Hukuman penyaliban adalah hukuman paling berat dan paling keji pada masa itu yang tujuannya adalah untuk mempermalukan seorang penjahat. Yesus Kristus disalibkan di tengah bersama dengan dua orang penjahat besar sehingga Yesus Kristus termasuk dalam kategori penjahat besar yang berbahaya. Dengan demikian, kemanusiaan Yesus Kristus dianggap menyandang status penjahat besar. Yesus Kristus menjalani perendahan diri—martabat, hak, dan status—sampai tahap paling rendah. Di kayu salib, Yesus Kristus mengalami pelecehan dan olokan, baik secara fisik maupun secara verbal. Tambahan pula, saat penyaliban, pakaian-Nya dan jubah-Nya diambil dan dibagi-bagi, dan dengan demikian menggenapi nubuat Kitab Suci tentang Sang Mesias (lihat Mazmur 22:19). Apakah status kita yang sesungguhnya di hadapan Tuhan? Seharusnya status kita adalah penjahat, tetapi Yesus Kristus menggantikan diri kita dan menempati posisi kita. Kita tidak perlu menjalani cercaan, olokan, penderitaan fisik, dan pelecehan karena Yesus Kristus telah menempati posisi kita. Sudah sepantasnya bila kita semakin mengasihi Dia dari hari ke hari saat kita mengingat apa yang telah Dia lakukan bagi kita di kayu salib. Marilah kita meninggikan Dia dalam hidup kita sambil mengingat apa yang telah Dia lakukan bagi kita. [FW] Filipi 2:5-8 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” 56
Sisipan Ucapan Selamat Paskah
Minggu
Kisah Kasih Allah Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:28-42
20 Apr Paskah
Kata “sudah selesai” (19:30) yang diucapkan Tuhan Yesus menandakan selesainya tugas yang Dia lakukan dalam rangka menggenapi kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Harga penyelamatan manusia dari murka Allah telah dibayar lunas melalui kematian Yesus Kristus. Allah “menerima” kematian Yesus Kristus untuk menyatakan keadilan-Nya atas dosa, sekaligus menyatakan kasih-Nya yang membuat Dia merelakan Anak-Nya yang Tunggal untuk menjadi korban penebusan. Kesatuan Allah Bapa dan Anak-Nya—yaitu Yesus Kristus—telah terpisah di kayu salib (lihat Matius 27:46). Dosa memiliki kuasa “mematikan” yang begitu dahsyat, bahkan terhadap Yesus Kristus. Salib dan kematian Anak Allah adalah kisah kasih Allah yang sejati. Disebut ”sejati” karena hati Allah tergambar secara jelas atau terpampang secara gamblang di depan seluruh umat manusia. Peristiwa setelah kematian Yesus Kristus merupakan lanjutan dari kisah kasih Allah yang telah terwujud di kayu salib. Yesus Kristus adalah fokus kasih Allah, dan manusia adalah penerima kasih Allah di dalam Yesus Kristus. Orang percaya adalah orang yang memahami dan mengalami kisah kasih Allah ini. “Memahami” berarti menerima secara akal budi dan “mengalami” berarti kita berada di dalam Yesus Kristus dan menjadi terikat dengan-Nya. Kasih itu bukan lagi sekedar kata atau bahasa yang abstrak, tetapi nyata berupa jiwa dan raga, yaitu Yesus Kristus, Sang Anak Allah. Pemahaman Yesus akan kematianNya selaras dengan pemahaman-Nya akan kasih Allah dan misi Allah. Berbahagialah manusia yang memahami kasih Allah dan mengalami kasih itu di dalam persekutuan yang intim dengan Yesus Kristus. Datanglah dan nikmatilah kisah kasih Allah yang terus berlanjut. [FW] Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” 58
Senin
Allah Satu-Satunya Penolong Kita
21 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 19 Raja Sanherib angkuh karena telah berhasil mengalahkan beberapa negeri di Utara, termasuk Samaria. Ia merasa bahwa ia adalah penguasa dunia yang hebat dan tidak terkalahkan. Ia bahkan berani menghujat Allah dengan mengatakan bahwa Allah memihak kepadanya (18:25) dan Allah tidak dapat melepaskan Yerusalem dari tangannya (18:35). Kesombongan Raja Sanherib mendahului kehancuran yang kemudian menimpa dirinya dan bangsanya. Apa yang terjadi pada Raja Sanherib dan pasukan Asyur yang menyerang Kerajaan Yehuda sesuai dengan firman Tuhan yang Ia sampaikan melalui Nabi Yesaya. Tindakan Raja Hizkia untuk mencari Tuhan dan memohon pertolongan-Nya dalam menghadapi ancaman Sanherib, raja Asyur, adalah tindakan yang tepat. Mencari pertolongan pada bangsa Mesir atau pada bangsa-bangsa lain bukanlah jalan keluar yang tepat, bahkan tindakan seperti itu merupakan tindakan yang dicela oleh para nabi. Secara khusus, mencari pertolongan pada bangsa Mesir amat tercela karena tindakan tersebut berarti bahwa bangsa Yehuda telah melupakan peristiwa sejarah yang amat penting, yaitu bahwa Tuhan sudah mengalahkan bangsa Mesir dan membawa mereka keluar dari perbudakan di sana. Mencari pertolongan pada bangsa Mesir sama saja dengan tidak mempercayai Tuhan yang telah membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Tanah Mesir (Yesaya 30:1-3). Kesalahan terbesar Raja Sanherib adalah bahwa ia tidak mengenal Allah Israel sebagai Allah Pencipta Langit Bumi yang berkuasa dan berdaulat atas semua ciptaan-Nya. Ia tidak sadar bahwa Allah Israel adalah Allah yang mengontrol sejarah dan bekerja aktif membentuk sejarah. Hanya kepada Allah yang demikianlah kita dapat menaruh pengharapan dan kepercayaan kita. Hanya Dialah satu-satunya Penolong yang dapat melepaskan kita dari ancaman dan masalah apa pun. [WY] Roma 8:31b “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” 59
Selasa
Egoisme Rohani
22 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 20 Acap kali doa atau pelayanan yang kita lakukan memiliki motivasi yang bersifat egosentris (berpusat pada kepentingan pribadi). Kisah Raja Hizkia memberikan pelajaran penting bagi kita. Ketika ia jatuh sakit dan hampir mati, ia berdoa dengan sungguh-sungguh sampai menangis keras (20:2-3). Ia memohon agar Tuhan mengingat kesetiaan dan kebaikannya, dan kemudian menyembuhkannya. Namun, doa Raja Hizkia yang disertai oleh tangisan air mata ini kemudian disusul dengan tindakan meminta tanda kesembuhan dari Tuhan (20:8-11). Ia tidak berdoa dengan iman! Ia berdoa karena ia sangat ingin sembuh dan tidak mau mati. Doa Raja Hizkia adalah doa yang bersifat egois. Keegoisan Raja Hizkia bukan hanya dapat dilihat dari doa yang ia naikkan dan tanda yang ia minta kepada Tuhan, melainkan juga dari tindakannya memperlihatkan seluruh perbendaharaannya tanpa terkecuali ketika ia menyambut kedatangan utusan raja Babel. Dengan memperlihatkan seluruh isi istana kepada utusan raja Babel berarti Raja Hizkia membuka tali persahabatan dan persekutuan dengan raja Babel—sesuatu yang sangat ditentang oleh para nabi. Ketika Nabi Yesaya menegur tindakannya dan menubuatkan tentang apa yang akan terjadi karena tindakannya itu, Hizkia berpikir, “asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!” (20:19). Sungguh, pemikiran seperti itu adalah pemikiran yang sangat egois dari seorang Raja Yehuda yang merasa bahwa dirinya setia, tulus, dan baik. Namun, pertanyaannya adalah, “Mengapa Tuhan mengabulkan doa Raja Hizkia dan menolong dia?” Jawabannya adalah karena Allah mengingat perjanjian yang telah Ia berikan kepada umat-Nya, terlebih kepada Daud—leluhur Hizkia (20:5). Kesetiaan Tuhan seharusnya membuat kita tidak berfokus pada diri sendiri—melainkan pada Tuhan—dalam doa dan pelayanan kita. [WY]
Mazmur 112:1 “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.” 60
Rabu
Respon Terhadap Anugrah Tuhan
23 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 21 Tindakan penyelamatan yang dilakukan Allah merupakan alasan bagi bangsa Yehuda untuk berpuas diri dan berkompromi. Bukannya mensyukuri anugerah Tuhan dengan hidup lebih taat, Manasye—anak Raja Hizkia—malah berkompromi dengan bangsa-bangsa asing. Raja Hizkia telah menyambut utusan raja Babel dengan begitu hangat dan Raja Manasye malah kembali bersekutu dengan bangsa Asyur. Meskipun tidak disebutkan di dalam Alkitab, namun di dalam dokumen sejarah di luar Alkitab terdapat catatan bahwa Raja Manasye membayar upeti kepada bangsa Asyur dan tunduk kepada mereka. Persekutuan dengan bangsa Asyur membuat Raja Manasye melakukan segala kekejian yang dilakukan oleh bangsa Asyur. Ia membangun kembali bukit-bukit pengorbanan, mezbah-mezbah dan patung-patung, termasuk patung Asyera—dewi Kanaan—yang diletakkan dalam Rumah Allah yang dibangun oleh Raja Salomo. Ritus astrologi Asyur dirayakan, dan semua sihir serta ramalan dipraktikkan. Manasye juga mengorbankan anaknya sendiri dalam api (21:6, bandingkan dengan Ulangan 18:10)—suatu perbuatan yang tidak dapat dibayangkan kejamnya dan kejinya. Segala perbuatan Manasye membuat keruntuhan Kerajaan Yehuda tidak lagi terelakkan. Ia menyeret rakyat Yehuda untuk memiliki gaya hidup seperti—dan bahkan lebih jahat daripada—orang-orang Kanaan yang telah dimusnahkan oleh Tuhan (2 Raja-raja 21:9) Keselamatan yang dari Tuhan janganlah pernah dianggap enteng. Anugerah Tuhan tidak murah harganya. Oleh karena itu, anugerah Tuhan harus direspons dengan kehidupan yang memuliakan Tuhan. Setiap penyelewengan terhadap anugerah Tuhan selalu mendatangkan penghukuman dan konsekuensi yang berat. [WY] Galatia 6:7 “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” 61
Kamis
Anugerah di Tengah Kesesakan
24 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 22 Kefasikan rakyat Yehuda membuat datangnya penghukuman terhadap mereka tidak terelakkan lagi. Tuhan sudah berfirman dan penghukuman atas bangsa Yehuda mulai dilaksanakan melalui tangan bangsa-bangsa lain. Di kemudian hari, Raja Yosia wafat dalam pertempuran melawan bangsa Mesir yang berada di bawah kepemimpinan Firaun Nekho (23:29). Pemberontakan bangsa Babel terhadap Asyur membuat kondisi politik makin mencekam. Ancaman penyerbuan bangsa Babel mulai menghantui Kerajaan Yehuda. Kondisi seperti ini semakin lama semakin memuncak dan berujung pada kehancuran Kerajaan Yehuda, sesuai dengan nubuat para nabi. Di tengah kesesakan yang dialami bangsa Yehuda, Allah masih menyatakan belas kasihan dan anugerah-Nya. Reformasi terhadap iman dan ibadah bangsa Yehuda yang dilakukan oleh Raja Yosia membuat ia mendapat belas kasihan dan anugerah Tuhan. Raja Yosia telah menyesal dengan sungguh-sungguh dan ia telah merendahkan diri di hadapan Tuhan. Ia berkabung dengan mengoyakkan pakaian dan menangis dengan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan (22:19). Kesungguhan dan pertobatan Raja Yosia membuat Tuhan berjanji bahwa Raja Yosia tidak akan melihat kehancuran Yehuda dengan matanya sendiri (22:20). Kehancuran Yehuda akan dialami oleh generasi selanjutnya. Tidak dapat dibayangkan bahwa anugerah Tuhan itu begitu besar bagi anak-anak-Nya. Ketika penghukuman sudah di ambang pintu, Ia masih menunjukkan kasih dan sayangnya kepada orang (seperti Raja Yosia) yang mau kembali mencari Dia dan sungguh-sungguh bertobat di hadapan-Nya. [WY] Ratapan 3:22-23 “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 62
Jumat
Akibat Dosa
25 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 23:1-24:7 Reformasi yang dilakukan oleh Raja Yosia adalah peristiwa yang luar biasa pada masa itu. Alkitab mencatat bahwa sebelum dan sesudah Raja Yosia, tidak ada raja yang berbalik kepada Tuhan dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya, dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa (23:25). Meskipun demikian, murka Tuhan tidak surut dan penghukuman-Nya tidak Ia tangguhkan atas Yehuda (23:26-27). Tentunya hal ini menjadi sesuatu yang tidak biasa di dalam sejarah perjalanan bangsa Israel. Allah selalu dikenal sebagai Allah yang penuh belas kasihan. Ia dapat murka dan menghukum umat-Nya. Namun, ketika umat-Nya berbalik dan bertobat, Ia pun segera berbelas kasihan dan mengampuni mereka. Penghukuman Tuhan yang tidak Ia tangguhkan atas umat Yehuda menunjukkan kepada kita bahwa akibat dosa itu begitu mengerikan. Reformasi total yang dilakukan oleh Raja Yosia pun tidak dapat menghapus segala dosa yang sudah dilakukan oleh bangsa Israel. Allah Yang Kudus tidak pernah mengabaikan dosa dan menutup mata terhadap dosa yang dilakukan oleh umat-Nya. Setiap dosa yang kita lakukan memiliki konsekuensi, baik berupa penghukuman Tuhan maupun berupa akibat yang ditimbulkan oleh dosa itu sendiri. Oleh karena itu, Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk menebus dosa kita agar kita beroleh pengampunan dosa dari Allah Bapa. Anugerah dan belas kasihan-Nya harus direspons dengan ketaatan dan melalui hidup takut akan Dia. [WY] 2 Raja-raja 21:11-12 “Oleh karena Manasye, raja Yehuda, telah melakukan kekejiankekejian ini, berbuat jahat lebih dari pada segala yang telah dilakukan oleh orang Amori yang mendahului dia, dan dengan berhalaberhalanya ia telah mengakibatkan orang Yehuda berdosa pula, sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan malapetaka atas Yerusalem dan Yehuda, sehingga setiap orang yang mendengarnya akan bising kedua telinganya.” 63
Sabtu
Takutlah akan Tuhan Senantiasa
26 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 24:8-25:30 Rahasia untuk hidup berbahagia adalah memiliki hati yang takut akan Tuhan senantiasa (Mazmur 112:1). Di dalam takut akan Tuhan ada ketentraman besar (Amsal 14:26). Bahkan takut akan Tuhan memperpanjang umur (Amsal 10:27). Semua janji yang diungkapkan di dalam firman Tuhan bukanlah janji kosong. Hanya dengan hidup takut akan Tuhanlah, kita dapat diberkati dan menjadi berkat. Sebaliknya, bagi orang yang hidupnya tidak takut akan Tuhan—apalagi yang sering melawan Tuhan—kehancuran sudah menanti. Sayangnya, hal itulah yang terjadi pada bangsa Israel dan Yehuda. Bangsa Israel adalah keturunan Yakub, Ishak, dan Abraham yang dikasihi Tuhan. Sayangnya, mereka tidak hidup dalam takut akan Tuhan. Mereka menolak, bahkan melawan Tuhan, dengan hidup menyembah berhala dan berbuat jahat seperti kelakuan bangsa-bangsa asing yang sudah dihalau Tuhan dari Tanah Kanaan (2 Raja-raja 16:3; 17:8; 21:2). Perbuatan mereka mendatangkan kehancuran dan tragedi yang amat ironis (bertentangan dengan apa yang seharusnya terjadi). Allah yang dulu di pihak mereka, sekarang berbalik melawan dan menghancurkan mereka. Allah yang dulu sedemikian mengasihi dan menyayangi mereka seperti biji mata-Nya sendiri, sekarang murka dan membuang mereka dari hadapan-Nya. Bila Allah sudah murka dan membuang bangsa Israel dari hadapan-Nya, tidak ada lagi yang dapat menolong dan meluputkan mereka. Mereka harus menjalani penghukuman dengan hidup dalam pembuangan di Babel. Hukuman yang menimpa umat Israel dan Yehuda merupakan pelajaran berharga bagi kita. Marilah kita bersandar pada kuasa Roh Kudus agar kita bisa hidup dalam takut akan Tuhan senantiasa. [WY] Amsal 19:23 “Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.” 64
Menegakkan Kebenaran Dalam Kitab Kolose
K
ota Kolose terletak di barat daya propinsi Asia Kecil, dekat Laodikia (bd. Kol 4:16), kira-kira 160 km di sebelah timur kota Efesus. Di masa Romawi Kolose menjadi kota dagang transit yang ramai, namun kota ini telah menjadi puing-puing karena gempa bumi. Kini berdiri kota di dekatnya yang bernama Chonas atau Chonum, di negara Turki. Nampaknya jemaat Kolose didirikan sebagai pengaruh pelayanan Rasul Paulus selama 3 tahun di Efesus (Kis 20:31). Pengaruh Paulus begitu luas jangkauannya sehingga “semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani” (Kis 19:10). Besar kemungkinan bukan Paulus yang mendirikan jemaat di Kolose ini, tetapi andil Paulus tetap ada dengan mengutus rekanrekan sepelayanan dari Efesus, karena banyak saudara-saudara Yahudi yang telah menetap di Kolose. Beberapa penafsir memasukkan nama Epafras sebagai pendiri jemaat ini. Munculnya surat ini diawali dari laporan Epafras kepada Paulus bahwa di dalam jemaat itu makin menyebar pengaruh Gnostik (=yaitu ajaran yang mencoba mencampurkan ajaran Yudaisme, kekristenan dengan filsafat Yunani). Juga ada guru-guru Yudaisme yang mengajarkan bahwa seseorang dapat mengenal Tuhan dan diselamatkan dengan sempurna jika orang tersebut memelihara pantangan-pantangan yang diajarkan dalam Taurat atau peraturan sunat, seolah-olah mereka masih hidup dalam cara dunia (2:20). Bagi Paulus, semua ketentuan Taurat telah digenapkan di dalam anugerah Yesus Kristus, maka Paulus mendorong mereka mengalami pembaharuan sebagai manusia baru di dalam Kristus (3:10). Sebagai bapa rohani bagi jemaat-jemaat di Asia Kecil Paulus merasa bertanggung jawab terhadap jemaat di Kolose tersebut. Itulah yang mendorong Paulus menuliskan suratnya kepada Jemaat di Kolose ini. Paulus mengarahkan ajaran Kristen yang benar dan menentang ajaranajaran salah yang diajarkan oleh Gnostik dan guru-guru palsu itu. Inti sari pengajaran Paulus di sini ialah penekanan pada Kristus adalah Tuhan (1:15-19) dan Kristus sebagai pembawa damai dari Allah. Yesus Kristus sanggup memberi keselamatan yang sempurna dan bahwa ajaran-ajaran yang lainnya itu hanya menjauhkan orang dari Kristus. Paulus juga menekankan bahwa melalui Kristuslah, Tuhan menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Tuhan menyelamatkannya. [HSM]
65
Minggu
Pengharapan Itu Tidak Sia-sia
27 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Kolose 1 Hal yang menarik dari bacaan kita hari ini, Paulus mengungkapkan 3 kasih karunia yang ada pada jemaat di Kolose (ay.4-5): IMAN mereka kepada Yesus Kristus (yang sudah diterima pada masa lalu - past); KASIH mereka terhadap orang kudus (yang senantiasa nyata sehari-hari - present), dan PENGHARAPAN di dalam Tuhan yang pasti tidak mengecewakan (karena akan terwujud pada masa depan - future). Iman dan pengharapan itu tidak pernah sia-sia, karena kalau kita setia sampai akhir maka kasih karunia Tuhan akan dilimpahkan kepada kita, diberi kekuatan oleh kuasa kemuliaan Allah untuk dapat menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar (ay.11). Dalam kondisi apapun kiranya kasih tidak pernah hilang, bahkan justru semakin dinyatakan kepada semua orang, terlebih terhadap orang kudus. Bahkan Paulus menekankan, bahwa kita telah memiliki hal yang paling utama: yaitu kerajaan Anak-Nya (ay.13) Seringkali dalam pergumulan iman kita, banyak hal yang menjadi penghalang, rintangan bahkan penderitaan yang membuat duka dan kecut bagi iman kita. Namun jangan kita menjadi putus asa. Mari teguhkan dan kuatkan iman dan pengharapan kita kepada Tuhan. Berbahagialah kita sebagai anak-anak Allah, karena pemeliharaan Allah yang tak terhingga, anugerah-Nya yang tak terkira dan berkat-Nya yang tak kunjung habis. Sepatutnya setiap orang percaya memiliki pengharapan yang tak berkesudahan di dalam Tuhan yang dipercayainya. Mari kita tidak pernah berhenti mengasihi dalam iman dan pengharapan yang tak pernah pudar kepada Allah. “Ya Tuhan, kami sungguh bersyukur karena dalam segala beban berat kami Engkau tidak pernah meninggalkan kami. Itulah iman dan pengharapan kami yang tidak pernah menjadi sia-sia. kasih dan anugerah-Mu sungguh kami rasakan, amin.” [HSM] Roma 12:12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” 66
Senin
Ajaran Kristus vs Filsafat Kosong
28 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Kolose 2 Pada masa Paulus Asia Kecil telah berkembang pemikiran-pemikiran filsafat Yunani yang mulai mempengaruhi pemikiran teologis Yahudi dan kekristenan. Tanpa disadari jemaat Kolose mulai disusupi ajaran Gnostisisme, yaitu ajaran yang mencoba mencampurkan ajaran Yudaisme, kekristenan dengan filsafat Yunani. Paulus menyadari bahayanya ajaranajaran palsu dan filsafat yang kosong yang dapat merusak pemahaman yang benar tentang Kristus dan akan menghambat bagi pertumbuhan iman jemaat. Paulus ingin menolong jemaat tetap pada iman yang murni di dalam Kristus, karena beberapa alasan. Pertama, bahwa sesungguhnya jemaat itu telah dipenuhi di dalam Kristus. Artinya, segala kebutuhan jemaat baik jasmani dan rohani telah dipenuhi oleh Kristus. Untuk apa lagi mereka mencari-cari sumber yang lain? Alasan kedua, jemaat Kolose telah dipersatukan dengan Kristus dengan cara dikuburkan dan dibangkitkan bersama-sama dengan Dia. Jemaat yang dulu mati rohani kini telah dihidupkan oleh Allah sebagaimana Kristus juga hidup. Jemaat Kolose sudah mengalami penebusan dari dosa dan berhak atas hidup yang kekal. Mengapa jemaat ini harus berpaling dari Yesus Kristus yang telah menjamin kehidupan dan keselamatan kekal mereka? Mengapa jemaat Kolose harus tertarik pada filsafat yang kosong jika dalam Kristus berdiam seluruh kepenuhan Allah? Mengapa harus tertarik pada ritual sunat yang dilakukan oleh manusia, jika secara rohani mereka sudah mendapat Kristus yang begitu mulia dan agung? Yesus Kristus adalah Pribadi yang memiliki kepenuhan Ilahi. “Tolonglah kami Tuhan untuk tetap setia pada kebenaran firman-Mu dan mengenal-Mu, sehingga kami tidak bimbang dan ragu di dalam dunia ini, amin.” [HSM] Efesus 4:14 “...kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh ruparupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,” 67
Selasa
Tugas dan Peran Dalam Keluarga
29 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Kolose 3 Paulus menghendaki bahwa setiap jemaat Kolose men-Tuhankan Kristus dengan mematikan segala sesuatu yang duniawi dan menanggalkan manusia lama, kemudian mengenakan manusia baru dalam segala aspek kehidupan. Salah satu yang khusus Paulus bicarakan adalah hubungan antara anggota keluarga. Paulus menekankan adanya hubungan hak dan kewajiban yang dilandaskan akan kasih, maka tugas dan peran dalam keluarga menjadi nasehat yang penting (hal ini juga muncul dalam tulisan Paulus lainnya di Efesus 5:22). Paulus tidak ingin melihat rumah tangga Kristen itu hancur karena kurang memperhatikan tugas dan peran masing-masing. Karena itu Paulus sangat mengharapkan masing-masing anggota keluarga di jemaat Kolose dapat menjalankan hak dan kewajibannya sesuai kehendak Tuhan supaya nama Tuhan dimuliakan. Ketika seluruh anggota keluarga memahami posisi ini maka akan terbentuklah sebuah keluarga yang sehat, kuat dan memiliki relasi yang indah dengan Tuhan dan sesama anggota. Tujuan dari setiap orang percaya membina rumah tangga adalah agar Kristus yang dimuliakan, dengan demikian setiap anggota keluarga akan menikmati kebahagiaan hidup. Pernikahan dan hidup berkeluarga merupakan suatu hal yang kudus dan sakral karena Allah sendirilah yang mencetuskan dan berkehendak bagi manusia ciptaan-Nya. Amanat dan rencana Allah yang indah bagi umat-Nya dalam Kej 1:28 ingin dinyatakan dalam suatu hubungan pernikahan dan keluarga yang berbahagia. Membentuk keluarga, yaitu: ayah, ibu dan anak-anak, merupakan wujud kasih Allah yang abadi dan mulia. Ikatan/janji pernikahan adalah ikatan hidup yang panjang dan paling serius yang pernah diucapkan oleh sepasang kekasih untuk sepanjang hidupnya. “Tuhan, tolonglah kami menjalankan bagian kami dalam keluarga seturut firman-Mu, amin”. [HSM] Kolose 3:23 “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” 68
Rabu
Doa dan Kesaksian Hidup
30 Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Kolose 4 Jemaat di Kolose dinasehatkan oleh Paulus untuk bertekun dalam doa sambil berjaga-jaga (ay.2, = berwaspada). Jangan berdoa dalam keadaan tidak sadar secara seremonial atau mengucapkan doa yang bertele-tele. Hal ini masih terkait dalam konteks di Kol 3:23 dikatakan:“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Nasehat Paulus ini sangat jelas memberikan kepada kita pengertian akan hubungan kita dengan orang lain bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam interaksi dengan orang lain itu adalah melakukan segenap hati untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Hal inilah yang akan membawa dampak yang positif untuk hidup kerohanian kita ketika kita berdoa bagi saudara seiman, dan mengucapkan kata-kata yang penuh kasih (ay.6) Paulus juga ingin lebih dalam lagi menjelaskan bahwa interaksi kita dengan orang lain adalah merupakan sesuatu yang sangat berharga sehingga Paulus mengatakan di ayat 5 “....pergunakanlah waktu yang ada”. Kita memandang waktu yang diberikan oleh Allah bukan hanya sekedar interaksi yang tanpa makna ataupun menggunakan waktu yang telah diberikan oleh Allah malah kita gunakan mendukakan hati Allah. Bagaimana kita dapat memperlihatkan dalam kehidupan kita sehari-hari bahwa kita adalah pengikut Kristus yang setia, sehingga pengenalan akan Tuhan tidak hanya pengenalan dogma namun juga pengamalannya dalam realitas hidup ini. “Ya Tuhan, tolonglah kami agar mampu menggunakan waktu yang ada dengan melakukan segenap hati dan menjaga hidup kami lebih berarti, amin”. [HSM] Kolose 4:2 “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.”
69
DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 - 20 Mei 2012 GKY BENGKULU Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.17.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY HONGKONG
- 1 Desember 2013 1 Haven of Hope Road, Tseung Kwan O, New Territories, Hong Kong Mobile: + 8526 2786171, + 8526 1047093 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.30 GKY JAMBI Hotel Aston, Jl. Sultan Agung No. 99, Jambi Telp. (0711) 922 9168
70
- 23 Februari 2014 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.09.00
GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 93823230 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 GKY MEDAN - 10 November 2006 -
Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460.Telp. (021) 33393737. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00,
GKY PONTIANAK
- 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.10.00, Pk.17.00
71
GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00. Le Danz, 222 Queen Street #01-01/02, Singapore 188550. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30. Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900
GKY SUNTER
- 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Jl. Pemuda 19-21, Grand Surabaya Hotel (Ex Garden Hotel Lama), sebelah Bank Mandiri, depan Wisma BII, Surabaya. Telp. (031) 5995399 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket (di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000. Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00 GKY TANJUNG PINANG
Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00
GKY TELUK GONG
- 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH
- 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA
- 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
72