MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG OPERASI PERKALIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 34 TUMBANG TITI Syahri Azzuar, Kartono, Siti Halidjah PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email:
[email protected] Abstrak: Meningkatkan Kemampuan Berhitung Operasi Perkalian Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Paikem Pada Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar Negeri 34 Tumbang Titi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III pada SD Negeri 34 Tumbang Titi melalui Pendekatan Paikem. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yang disajikan secara deskriptif. Sedangkan jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. Pelaksanaan perbaikan untuk meningkatkan tes hasil belajar siswa pada pelajaran matematika tentang operasi perkalian dengan pendekatan PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata saat pra siklus 51,25 menjadi 66,00. Hal ini berarti, dengan menggunakan pendekatan PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa dalam operasi perkalian pada siswa SDN 34 Tumbang Titi Kabupaten Ketapang. Kata Kunci: kemampuan, perkalian, pendekatan PAIKEM. Abstract: Improving the Ability to Count Operation Multiplication In Mathematics Learning Approach Paikem With Students In Class Iii Elementary School 34 Tumbang Titi. This study aims to improve numeracy skills third grade students at elementary school 34 Titi tumbles through Paikem approach. In this research, using qualitative and quantitative methods are presented descriptively. While this type of research is a classroom action research. Implementation of improvements to enhance student achievement test in math multiplication operation on PAIKEM approach can improve students' numeracy skills. It can be seen from the increase in the average value of the pre cycle 51.25 to 66.00. This means, using PAIKEM approach can improve students' numeracy skills in the operation of multiplication to students of SDN 34 tumbles Titi Ketapang. Keywords: ability, multiplication, PAIKEM approach.
1
Siswa selalu merasa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, membosankan, dan cendrung takut terlebih dahulu sebelum mempelajari dan mengalaminya langsung. Hal ini dikarenakan guru cendrung monoton dalam megajar. Hasilnya siswa mudah jenuh dan merasa bosan. Pada akhirnya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran jadi terhambat. Memiliki siswa yang aktif dan mudah dalam menyerap materi dan konsep – konsep pelajaran, terutama dalam pelajaran Matematika adalah impian semua guru. Namun untuk mewujudkan semua itu haruslah dengan kerja keras dan efektifitas pembelajaran yang harus segera menjadi refleksi dari semua guru yang ada di sekolah kami. Untuk itu, untuk memenuhi keinginan dan impian semua tenaga pendidik itu, maka diasumsikan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa pada operasi perkalian harus dengan pendekatan yang tepat dan efektif. Dikarenakan kemampuan berhitung siswa yang ada di kelas III SDN 34 Tumbang Titi, terutama pada operasi perkalian dinilai kurang, selama ini guru kurang memperhatikan pendekatan yang layak dan efektif bagi siswa, maka harus segera dilakukan perbaikan sesegera mungkin. Hal ini dikarenakan operasi perkalian merupakan merupakan satu konsep dalam Matematika yang banyak hubungannya dengan materi – materi atau bahasan – bahasan lain yang saling terkait. Jika siswa lemah dalam perkalian, otomatis siswa akan sukar juga pada operasi berikutnya; yaitu pembagian. Adapun secara umum Matematika di sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam belajar matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan matematika. Kenyataan ini merupakan alasan untuk segera melakukan penelitian untuk perbaikan pembelajaran matematika, dalam operasi perkalian agar kemampuan berhitung siswa dapat meningkat yaitu dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Berdasarkan analisis situasi di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan umum yang akan dikaji pada penelitian ini adalah: “Apakah kemampuan berhitung siswa dapat ditingkatkan melalui Pendekatan PAIKEM pada siswa SDN 34 Tumbang Titi?” Untuk mempermudah mengkaji dan mengatasi masalah tersebut di atas dapat dirinci menjadi sub masalah sebagai berikut : (1) Bagaimana langkah – langkah pembelajaran dengan Pendekatan Paikem yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa pada operasi perkalian? (2) Apakah
2
dengan Pendekatan Paikem dapat meningkatkan hasil belajar pada operasi perkalian siswa ? Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III pada SD Negeri 34 Tumbang Titi melalui Pendekatan Paikem. (2) Untuk merumuskan langkah – langkah pembelajaran dengan Pendekatan Paikem agar kemampuan berhitung siswa pada operasi perkalian meningkat. (3) Untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada operasi perkalian pada siswa dengan Pendekatan Paikem. Matematika merupakan ilmu tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsepkonsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri ( James yang dikutip dari Erman Suherman, 2003 : 16 ). Menurut Roys, dkk yang dikutip oleh Erman Suherman (2003:17) Matematika adalah sebagai telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Sujono (1998:4) mendefinisikan matematika sebagai berikut (a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. (b) Matematika adalah bagian pengetahuan manusia tentang bilanga dan kalkulasi. (c) Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan. (d) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran dan logika dan masalah-masalah tentang ruang dan bentuk. (e) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruangan. Kesimpulannya matematika adalah ilmu tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya, sebagai telaah tentang pola dan hubungan serta merupakan suatu bidang pendidikan yang sangat erat hubungannya dengan notasi – notasi dan angka. Hal ini dikarenakan matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan dan kehidupan. Dalam matematika hampir mencakup seluruh aspek kehidupan, terutama yang bersifat penalaran atau logika, kwantitas, suatu seni, bersifat eksak dan bahkan dapat membantu seseorang menginterpretasikan sesuatu secara lengkap dan secara tepat berbagai ide. Menurut Sujono, ( 1998:6-12 ), di dalam matematika terdapat nilai-nilai pendidikan yang membantu dalam menghindarkan diri dari pengajaran tanpa arah. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar” (Depdikbud). Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti “ berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”(Depdikbud). Menurut Gagne dan Briggs dalam (Aisyah) melukiskan pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar” (Nyimas Aisyah, dkk, 2007), secara lebih terinci Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai “ seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal (Gredler, 1991). Suatu pengertian yang hamper sama dikemukakan oleh Corey bahwa pembelajaran adalah “Suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau
3
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan sub-set khusus pendidikan. (Miarso dkk, 1977). Dari keempat pengertian pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berpusat pada kegiatan siswa belajar dan bukan berpusat pada kegiatan guru mengajar. Oleh karena itu pada hakekatnya pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang (sipelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Dalam batasan pengertian pembelajaran yang dilakukan di sekolah, pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas atau sekolah yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika di sekolah. Dari pengertian tersebut jelas kiranya bahwa unsur pokok dalam pembelajaran matematika SD adalah guru sebagai salah satu perancang proses, proses yang sengaja dirancang selanjutnya disebut proses pembelajaran, siswa sebagai pelaksana kegiatan belajar, dan matematika sekolah sebagai obyek yang dipelajari dalam hal ini sebagai salah satu bidang studi dalam pelajaran. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Menurut Suherman (2003 : 7), pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Ada dua jenis pendekatan yaitu pendekatan yang bersifat metodologi dan yang bersifat materi. Pendekatan metodologi berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara menyajikan bahan tersebut. Sedangkan pendekatan secara material adalah pendekatan pembelajaran matematika dimana guru dalam menayajikan konsep matematika melalui konsep matematika lainnya. Salah satu strategi pembelajaran matematika yang dapat digunakan adalah Strategi PAIKEM. Paikem adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,dan menyenangkan.
4
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harusmenciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas,kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Menyenangkan maksudnya adalah membuat suasanabelajar mengajar yang menyenangka. Sehingga dalam pembelajaran anak dapat memusatkan perhatiaanya secara penuh dan dengan konsentrasi tinggi. Dalam pendekatan Paikem, guru dituntut dapat mengembangkan dan menciptakan suasana belajar aktif. Guru juga harus mampu membangun makna dan pemahaman lewat informasi yang diberikan. Kreativitas guru yang optimal akan berhasil baik apabila berhasil mendorong anak didik untuk menumbuh kembangkan kreativitasnya. Pembelajaran tersebut sangat besar andilnya bagi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan. Dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan, tentu saja akan mendorong siswa untuk senang berangkat ke sekolah. Tidak takut terhadap siapa dan apapun, termasuk tidak takut salah, ditertawakan ataupun dianggap sepele. Murid akan lebih berani mencoba, bertanya, mengemukakan pendapat, serta berani mendiskusikan gagasan sendiri maupun orang lain. Pembelajaran matematika melalui metode PAIKEM merupakan salah satu altenatif yang diharapkan mampu mengaktifkan anak, menemukan sesuatu yang beda (inovatif), mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenagkan. Suasana belajar yang menyenagkan diindikasikan dapat menyebabkan proses pembelajaran yang lebih efektif, yaitu siswa akan dapat membangun pemahamanya dalam kedaan fisik dan psikis yang tidak tertekan. Suasana yang menyenangkan akan membuat guru mampu menyampaikan materi pelajaran dengan lebih baik, di pihak lain siswa akan dapat menerima materi dengan senang, sehingga apa yang disampaikan oleh guru akan lebih cepat diterima siswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul ” Peningkatan Pemahaman siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung melalui metode PAIKEM matematika”. Menurut Suherman (2003 : 7) Ciri – ciri dari pendekatan Paikem adalah agar siswa: (a) Aktif : Pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat aktif, baik dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. (b) Kreatif : Pembelajaran membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas
5
yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu merancang dan melaksanakan PAIKEM, (c) Inovatif : Proses pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menerapkan beberapa metode dan teknik dalam setiap pertemuan. Artinya dalam setiap kali tatap muka guru harus menerapkan beberapa metode sekaligus. Namun dalam penerapannya harus memperhatikan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapainya, sehingga sangat dimungkinkan setiap kali tatap muka guru menerapkan metode pembelajaran yang berbeda. (d) Efektif : Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil belajar peserta didik. (e) Menyenangkan : Pembelajaran akan diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan di dukung lingkungan aman, bahan ajar yang relevan, menjamin bahwa hasil belajar secara emosional lebih positif. Gambaran kegiatan Paikem sebagai berikut: (a) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. (b) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. (c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik. (d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. (e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya. Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuankemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).
6
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Perkalian adalah penjumlahan yang dilakukan secara berulang. Perkalian merupakan operasi matematika yang mengalikan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Simbol untuk operasi perkalian adalah tanda silang ( x ). http://ppi19.com/frd/2_DasarMatematika.htm ( 28 November 2012 ). Contoh : 4 x 3 = 12. Artinya angka 3 dijumlahkan secara berulang sebanyak empat kali ( 3 + 3 + 3 + 3 ) maka hasilnya adalah 12. METODE Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yang disajikan secara deskriptif (yaitu menggambarkan hasil tindakan), sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Susilo, 2007:16). Penelitian Tindakan Kelas berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Sesuai orientasinya, jenis penelitian ini memiliki kelebihan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Prosedur atau rancangan model penelitian merupakan pentahapan atau siklus-siklus yang menggambarkan bagaimana penelitian akan dilaksanakan. Penelitian Tindakan Kelas ini akan menggunakan model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmnis (Suwarsih Madya, 1994). Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah yang terjadi di lapangan dengan cara mengamati proses belajar mengajar dan hasilnya, dan kemudian merancang tindakan yang akan dilakukan. Langkah berikutnya dengan merencanakan langkah-langkah belajar mengajar dan merancang instrumen berupa lembar observasi dan soal Dalam Suwarsih Madya (1994) mengatakan bahwa tindakan dilaksanakan sebagai pemecahan masalah adalah sebagaimana yang telah direncanakan. Tindakan ini dipandu oleh perencanaan yang telah dibuat dalam arti perencanaan tersebut dilihat sebagai rasional dari segala tindakan itu. Namun, perencanaan yang dibuat tadi harus bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahanperubahan dalam pelaksanannya. Jadi, tindakan bersifat tidak tetap dan dinamis, yang memerlukan keputusan yang cepat tentang apa yang diperlukan. Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi terhadap proses tindakan yang sedang dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang dilaksanakan berorientasi ke masa
7
yang akan datang dan memberikan dasar bagi kegiatan refleksi yang lebih kritis. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja dan tidak disengaja situasi tempat tindakan dilakukan dan kendala tindakan semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Masalah yang penting diobservasi adalah kurangnya kemampuannya berhitung siswa dalam pembelajaran Matematika. Dalam Suwarsih Madya (1994), refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksi dilakukan guru peneliti sebagai upaya untuk saling mengoreksi beberapa kegagalan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus. Pada tahap ini tim guru peneliti juga merencanakan kembali rencana pelaksanaan pendekatan keterampilan proses yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Subjek dan obyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III 34 Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Siswa kelas III berjumlah 20 anak, dengan perincian 10 siswa putra dan 10 siswa putri. Serta peneliti sendiri selaku guru di Sekolah Dasar Negeri 34 Tumbang titi, bersama Kepala sekolah yang mendampingi dan sebagai rekan sejawat. Obyek penelitian ini sejauh mana peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III setelah pembelajaran menggunakan pendekatan PAIKEM pada operasi peralian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2006 : 160). Teknik yang dilakukan adalah dengan tes dan non tes. Dalam hal ini instrumen yang digunakan adalah : (a) Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data, apakah kegiatan pembelajaran yang dirancang guru sudah menunjukkan membuat siswa aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. (b) Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan pree-test untuk mengetahui keadaan awal sebelum tindakan kelas dilaksanakan dan post-test untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan. Analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya. Data yang telah diperoleh dihitung kemudian diprosentase. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana peningkatan yang telah dicapai dalam pembelajaran. Hasil analisis data kemudian disajikan secara deskriptif. Data tes hasil belajar disajikan dalam bentuk data tunggal. Data tersebut dianalisis dengan ditentukan. (1) Nilai tertinggi dan terendah. (2) Jangkauan atau range, yaitu selisih nilai tertinggi dan nilai terendah. (3) Modus atau data yang sering muncul (3) Rata-rata kelas / mean dengan rumus : Mean hitung = Jumlah semua nilai data Jumlah data
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini bertujuan untuk: Meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III pada SD Negeri 34 Tumbang Titi melalui Pendekatan Paikem. Jumlah siswa sebanyak 20 anak, dengan rincian 10 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan. Adapun data peningkatan nilai siswa pada operasi perkalian siswa dapat dilihat dari tabel berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Siswa
Siklus I
Siklus II
Ahmad F Abdul A Antoni Aldi Bahrian S Diki Deden Halimatus S. Jayani Karina Kardini Lensi Melda Masna Irawati M. Irawan M. Rizki Syahputra Normalasari Rudi Riswandi Suardi Tanti Yepian
80 50 40 35 45 50 65 50 60 70 75 75 40 100 40 95 75 60 65 55 1225 63,56 63,56 %
80 55 45 35 60 55 70 45 65 70 80 80 40 95 50 100 100 60 70 65
Jumah Rata-rata Persentase
1300 65,00 65% %
Pembahasan Pelaksanaan perbaikan untuk meningkatkan tes hasil belajar siswa pada pelajaran matematika tentang operasi perkalian dengan pendekatan PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata saat pra siklus 51,25 menjadi 63,56 pada siklus I. Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan. Agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan, maka langkahlangkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran ini adalah: Guru melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan pertanyaan dari siswa, kemudian menyajikan media pembelajaran untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran. Menyampaikan tujuan yang hendak dicapai. Menyampaikan langkah kegiatan
9
yang akan dilakukan siswa. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran sebelumnya. Menunjukkan manfaat dari mempelajari materi pembelajaran. Meminta siswa mengemukakan pengalaman sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kegiatan inti Pembelajaran menggambarkan penggunaan pendekatan belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, Kegiatan Inti Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan PAIKEM dan media kertas angka ditambah dengan metode ceramah bervariasi, tanya jawab, dan serta. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan PAIKEM, guru membagikan kertas – kertas angka kepada siswa dan siswa disuruh mencari pasangan – pasangan bilangan pada kertas angka tersebut. Siswa yang berhasil menemukan pasangan bilangannnya langsung menuliskannya di papan tulis. Siswa sudah mulai terlihat keatifannya dengan upaya – upaya siswa untuk menemukan pasangan bilangan tersebut. Dan beberapa siswa juga sudah nampak kreatifitasnya, hal ini tergambar dari cara mereka mencari pasangan – pasangan bilangan itu. Kegiatan ini bisa dibilang menyenangkan, karena siswa bisa bermain – bermain dan kesana kemari demi usahanya mencari pasangan bilangan tersebut. Siswa yang berhasil menekukan jawabannya dengan benar – benar diberi tepukan tangan dari seluruh siswa. Selanjutnya siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 2 orang. Tujuannya adalah untuk melihat kerjasama siswa dalam kelompok dalam mencari pasangan bilangan yang telah dibagikan Perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan pendekatan PAIKEM pada materi operasi perkalian dapat lebih meningkatkan kemampuan berhitungnya. Siswa juga lebih tertarik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan diskusi, bermain, dan belajar mengkoreksi hasil hasil kelompok lain. Meskipun pada awalnya siswa tampak ragu – ragu dan takut. Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan. Agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan, maka langkahlangkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran ini adalah: Guru melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan pertanyaan dari siswa, kemudian menyajikan media pembelajaran untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran. Menyampaikan tujuan yang hendak dicapai. Menyampaikan langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran sebelumnya. Menunjukkan manfaat dari mempelajari materi pembelajaran. Meminta siswa mengemukakan pengalaman sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kegiatan inti Pembelajaran menggambarkan penggunaan pendekatan belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, Kegiatan Inti Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan PAIKEM dan media kertas angka ditambah dengan metode ceramah bervariasi, tanya jawab, dan serta. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan PAIKEM, guru membagikan kertas – kertas angka kepada siswa dan siswa disuruh mencari pasangan – pasangan bilangan pada kertas angka
10
tersebut. Siswa yang berhasil menemukan pasangan bilangannnya langsung menuliskannya di papan tulis. Siswa sudah mulai terlihat keatifannya dengan upaya – upaya siswa untuk menemukan pasangan bilangan tersebut. Dan beberapa siswa juga sudah nampak kreatifitasnya, hal ini tergambar dari cara mereka mencari pasangan – pasangan bilangan itu. Kegiatan ini bisa dibilang menyenangkan, karena siswa bisa bermain – bermain dan kesana kemari demi usahanya mencari pasangan bilangan tersebut. Siswa yang berhasil menekukan jawabannya dengan benar – benar diberi tepukan tangan dari seluruh siswa. Selanjutnya siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 2 orang. Tujuannya adalah untuk melihat kerjasama siswa dalam kelompok dalam mencari pasangan bilangan yang telah dibagikan. Kemampuan berhitung siswa dapat ditingkatkan dengan pendekatan PAIKEM. Hal ini terlihat dari peningkatan siklus II menjadi 66,00. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dalam penyusunan laporan perbaikan pembelajaran Matematika yang telah melalui rangkaian proses pengamatan dan pelaksanaan, akhirnya penulis dapat mengambil kesimpulan: Langkah Pendekatan PAIKEM dalam pembelajaran operasi perkalian adalah: (1) Melihat minat siswa, ternyata belajar sambil bermainlah yang disenanginya dan mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran perkalian. (2) Membuat berbagai media – media bantu yang menarik berupa fariasi warna / bentuk, agar menarik perhatian anak. (4) Dalam pelaksanaannya, anak harus terus digali inovasi dari dalam diri mereka, untuk tahap awal anak mencoba untuk mengkoreksi hasil jawaban temannya di papan tulis dengan mengemukakan alasan dan opsi jawabannya. (5) Pemberian tepuk tangan dan penghargaan yang diberikan guru atas jawaban dari anak merupakan hal yang paling menyenangkan bagi anak. Sehingga mereka tidak sabar ingin belajar matematika lagi esok hari. Kegiatan pembelajaran yang tekandung dalam tujuan – tujuan dari pendekatan PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan berhitung operasi perkalian siswa. Terutama jika dilakukan dengan kreatifitas dan kejelian yang tinggi dari guru. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan berhitung anak pada siklus I dan II Saran Bagi Guru : (1) Dapat lebih kreatif dalam menyusun pembelajaran yang menarik bagi siswa. (2) Dapat menciptakan model pembelajaran dengan penggunaan metode atau media yang cocok. (3) Dapat menciptakan model pembelajaran yang tergambar pada pendekatan PAIKEM. Bagi Siswa: Dengan penggunaan media dan penerapan metode pembelajaran yang diciptakan guru diharapkan dapat meningkatkan minat, keaktifan dan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
11