SUSUT RENDEMEN DALAM SISTEM TEBANG MUAT ANGKUT DI PABRIK GULA SINDANG LAUT DAN TERSANA BARU, CIREBON
Oleh IRFAN ARDIANSYAH SUPATMA F 34102032
2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR i
IRFAN ARDIANSYAH SUPATMA. F 34102032. Susut Rendemen Dalam Sistem Tebang Muat Angkut Di Pabrik Gula Sindang Laut dan Tersana Baru, Cirebon. Di Bawah Bimbingan Tajuddin Bantacut dan Sukardi. 2008.
RINGKASAN Susut rendemen gula di lini produksi dari saat tebu ditebang sampai akhir pengolahan dapat mencapai 35 persen. Kehilangan terbesar terjadi saat tebang dan sebelum giling yaitu 5 sampai 25 persen. Tingginya angka kehilangan disebabkan permasalahan manajemen tebang muat angkut sehingga waktu menunggu tebu menjadi lebih lama dan tidak sesuai dengan baku prosedur. Lamanya tebu menunggu disebabkan oleh kurangnya ketersediaan alat angkut di kebun, kemacetan lalu lintas, dan panjangnya antrian di caneyard. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam sistem tebang muat angkut, menganalisa pola penyusutan rendemen tebu sebelum giling, merekomendasikan sistem tebang muat angkut terbaik sesuai dengan kondisi pabrik gula yang menjadi objek penelitian. Pengelolaan tebang muat angkut (TMA) di kedua pabrik gula adalah dengan menggunakan sistem TMA manual. Pengelolaan dengan sistem manual berarti pelaksanaan penebangan dan pemuatan dilakukan dengan tenaga manusia bukan dengan menggunakan mesin. Sedangkan proses pengangkutan dengan menggunakan truk dan lori. Pelaksanaan proses penebangan dan pemuatan di kedua pabrik gula mengggunakan tenaga kerja yang sama. Hal tersebut menyebabkan waktu menunggu tebu di kebun menjadi lama. Begitu juga dengan penggunaan lori sebagai alat angkut tebu menjadi penyebab lamanya waktu siklus tebu dari kebun ke pabrik. Waktu rata-rata tebu menunggu setelah ditebang adalah 3,3 jam dengan kisaran antara 0,25 jam sampai 48 jam. Pemuatan adalah 0,9 jam dengan kisaran antara 0,5 jam sampai 1,5 jam. Pengangkutan dari kebun ke pabrik adalah 0,83 jam dengan kisaran 0,25 jam sampai 2 jam. Nilai briks tebu rata-rata kebun PG Sindang Laut adalah 18,73 %. Nilai rata-rata tersebut memiliki kisaran terendah adalah 16,04 % sedangkan tertinggi adalah 22,20 %. Pabrik Gula Tersana Baru memiliki nilai briks tebu rata-rata diatas PG Sindang Laut, yaitu 20,12 %. Nilai tersebut memiliki rentang antara 18 % sampai 23 %. Umur tebang tebu berkisar diantara 9 sampai 14 bulan, dengan kondisi normal akan menghasilkan potensi rendemen 12 – 14 %. Rendemen sebesar itu seharusnya nilai briks yang dihasilkan dapat mencapai angka 26 % sampai 30 %. PG Sindang Laut memiliki rentang nilai Briks tebu di caneyard antara 9,00 % sampai 20,50 % dengan rata-rata 18,32 %. Sedangkan nilai pol tebu memiliki rentang antara 14,02 % sampai 15,69 % dengan rata-rata 15,23 %. PG Tersana Baru memiliki rentang nilai briks tebu antara 15,32 % sampai 22,42 % dengan rata-rata 19,51 %. Sedangkan nilai pol tebu PG Tersana Baru memiliki rentang antara 12,20 % sampai 18,74 % dengan rata-rata adalah 16,27 %. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, terjadi penyusutan nilai briks dan pol di kedua PG. Hal tersebut menunjukan bahwa kandungan padatan terlarut tebu dan kandungan sukrosa tebu mengalami penyusutan setelah tebu sampai di pabrik. ii
Penyusutan nilai briks memiliki pola kurva logarithmic dengan nilai R2 = 0,978 dan persamaan kurva y = 0,186 ln(x) + 0,054. “Y” merupakan nilai penyusutan briks dan “x” merupakan waktu siklus dengan satuan jam. Penyusutan nilai pol juga memiliki pola kurva logarithmic dengan nilai R2 = 0,776 dan persamaan kurva y = 0,388 ln(x) + 0,037. “Y” merupakan nilai penyusutan pol dan “x” merupakan waktu siklus dengan satuan jam dengan batas “x” kurang dari sama dengan 60. Berdasarkan faktor penting dalam sistem tebang-muat-angkut, penebangan yang sesuai di kedua pabrik gula adalah dengan tenaga manusia, proses pemuatan dengan mekanisasi dan proses pengangkutan dari kebun ke pabrik dengan menggunakan truck. Untuk alat angkut lori diganti dengan menggunakan truck karena dapat mempercepat waktu menunggu tebu. Perubahan tersebut dapat mengurangi waktu siklus selama 12,77 jam. Mengacu pada pola penyusutan rendemen, maka rendemen di masing-masing pabrik gula meningkat sebesar 0,83 %. Peningkatan produksi gula per hari untuk PG Sindang Laut sebesar 14,93 ton dan PG Tersana Baru sebesar 24,89 ton.
iii
IRFAN ARDIANSYAH SUPATMA. F34102032. Sucrose Content Loss in the Harvest-Loading-Transport System at PG Sindang Laut and PG Tersana Baru, Cirebon. Supervised by Tajuddin Bantacut and Sukardi. 2008.
SUMMARY The loss of sucrose content in the cane sugar production could reach 35 percents. The largest contribution to this loss is at the harvesting, loading and transporting of sugar cane prior to milling, ranging from 5 – 25 percent. This loss is mostly caused by cane harvesting and transporting managerial problem, such as long waiting periode of sugar cane in the caneyard, which is inappropriate according to the standard procedure. The long waiting time of the sugar cane is caused by the lack of availability of transportation in the plantation, the traffic disturbance, and the long queue in cane yard. The objectives of this study were to identify factors that influence the harvestloading-transport system, to analyze the pattern of sucrose content loss in sugar cane before milling, and to recommend the best harvest-loading-transport system according to the condition of sugar factories in the studied areas. The harvest-loading-transport system in both observed sugar factories is carried out manually, which means the implementation of harvesting and loading of sugarcane is done by using human worker, not machines. The transporting process itself is carried by using trucks or flatcar. The harvesting and loading process in both sugar factories are done by using the same worker. As a result, there is an extended duration of sugarcane in the plantation. The implementation of flatcars as a means of transportation is also resulting in an extended lead time of sugarcane transportation from the plantation area to the sugar factory. The average lead time of cane until being chopped is 3.3 hours with the turn around of 0.25 hour to 48 hours. The carrying is 0.9 hour with the turn around between 0.5 hour to 1.5 hours. The transportation from plantation to factory is 0.83 hour with the turn around of 0.25 hour to 2 hours. The average value of sugarcane brix at PG Sindang Laut is 18.73 %. The average value has the lowest turn of 16.04 % while the highest is 22.20 %. PG Tersana Baru has the average brix value better than PG Sindang Laut, i.e. 20.12 %. The value has range from 18 % to 23 %. The chopping age of cane is around 9 to 14 months, in normal condition will potentially result of 12 – 14 % sucrose. Such sucrose content should have brix value reaching the amount of 26 % to 30 %. PG Sindang Laut has a value of brix cane in the cane yard around 9.00 % to 20.50 % with the average of 18.32 %. Meanwhile, the poll value is between 14.02 % to 15.69 % with the average of 15.23 %. PG Tersana Baru has the value of brix cane around 15.32 % to 22.42 % with the average of 19.51 %. While the poll value is around 12.20 % to 18.74 % with the average of 16.27 %. Based on the measurement result, there is a decreasing of brix value and poll in both PGs. It shows that the soluble solid matter content of cane and sucrose content of cane experience a loss after the cane reaches the factory.
iv
The decrease of brix value has a logarithmic curve pattern with the value of R2 = 0.978 and the curve equation y = 0.186 ln(x) + 0.054. “Y” is the value that represent the brix loss and “x” is the cycle time with the hour unit. The decrease of poll value also has the logaritmic curve pattern with the value of R2 = 0.776 and the curve equation y = 0.388 ln(x) + 0.037. “Y” is the value that represent the poll loss and “x” is the cycle time with the hour unit with the limit of “x” less than 60. Based on the significant factors in the harvest-loading-transport system, the harvesting that is appropriate for the two sugar factories is with the worker, and the carrying process are with mechanization and the transportation process from the plantation to the factory by using the truck. For the transporting tool, the flatcar is replaced by using the truck because it can accelerate the lead-time for the sugar cane. The modification can decrease the cycle time for 12.77 hours. Referring to the loss pattern of sucrose content, the sucrose content in each sugar factory increases about 0.83 %. The sugar production increase for PG Sindang Laut is 14.93 tons/day and PG Tersana Baru is 24.89 tons/day.
v
SUSUT RENDEMEN DALAM SISTEM TEBANG MUAT ANGKUT DI PABRIK GULA SINDANG LAUT DAN TERSANA BARU, CIREBON
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh IRFAN ARDIANSYAH SUPATMA F 34102032
2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR vi
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SUSUT RENDEMEN DALAM SISTEM TEBANG MUAT ANGKUT DI PABRIK GULA SINDANG LAUT DAN TERSANA BARU, CIREBON
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh IRFAN ARDIANSYAH SUPATMA F 34102032
Dilahirkan pada tanggal 23 Desember 1983 Di Bogor Tanggal lulus: 14 Maret 2008
Disetujui, Bogor, Mei 2008
Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, MSc Dosen Pembimbing I
Dr. Ir. Sukardi, MM Dosen Pembimbing II vii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : “Susut Rendemen Dalam Sistem Tebang Muat Angkut Di Pabrik Gula Sindang Laut dan Tersana Baru, Cirebon.” adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.
Bogor,
Maret 2008
Yang Membuat Pernyataan
Nama : Irfan Ardiansyah Supatma NRP
: F 34102032
viii
BIODATA RINGKAS PENULIS
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Desember 1983 dari pasangan Apay Suparta dan Rohayati. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan dasarnya di SD Negeri Panaragan 3 Kota Bogor pada tahun 1990 dan menyelesaikannya pada tahun 1996. Penulis melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 2 Bogor hingga tahun 1999, yang kemudian dilanjutkan ke SMU Negeri 5 Bogor hingga selesai pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Selama masa studinya di Departemen Teknologi Industri Pertanian, penulis aktif terlibat dalam kegiatan akademis maupun non-akademis. Dalam kegiatan akademis, penulis aktif menjadi asisten Mata Kuliah Laboratorium Bioproses. Di bidang nonakademis penulis aktif sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (BEM FATETA) periode 2004 – 2005 sebagai staf departemen hubungan luar dan sebagai koodinator pendidikan dan latihan pencak silat merpati putih IPB periode 2004 – 2005. Pada tahun 2005, penulis melakukan praktek lapang di PT. Unilever Indonesia, tbk dengan topik “Sistem Manajemen Lingkungan dan Pengelolaan Limbah Di PT. Unilever Indonesia, tbk. Cikarang-Bekasi”. Penulis juga melakukan magang di PT. Rajawali Nusantara Indonesia dalam pelaksanaan importasi gula putih pada tahun 2006.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena berkat kekuasaan dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulis yang berjudul “Susut Rendemen Dalam Sistem Tebang Muat Angkut Di Pabrik Gula Sindang Laut dan Tersana Baru, Cirebon”. Selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari banyak pihak. Karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, MSc, selaku dosen pembimbing I yang selama ini telah memberikan arahan, bimbingan dan juga kesabarannya kepada penulis. 2. Dr. Ir. Sukardi, MM, selaku dosen pembimbing II atas ide-ide, masukan, dan saran bagi penulis. 3. Ir. Faqih Udin, MSc, sebagai dosen penguji atas evaluasi dan saran yang diberikan demi perbaikan tugas akhir ini. 4. Ibu, Ayah, dan seluruh anggota keluarga penulis atas doa, dukungan serta bantuan moril dan materiil sampai selesainya skripsi ini. 5. Ir. Andes Ismayana, MT dan Indra Laksmana, STP atas segala dukungan, saran dan bantuannya. 6. Sdri. Wati, Kurnia dan rekan-rekan TIN ’39 atas segala saran dan dukungannya. 7. Staf dan karyawan Pabrik Gula Sindang Laut dan Pabrik Gula Tersana Baru. 8. Staf pengajar Departemen Teknologi Industri Pertanian, atas semua ilmu yang diberikan selama penulis berada di Departemen Teknologi Industri Pertanian. 9. Semua pihak yang telah membantu proses penelitian ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu. Semoga karya ini bisa bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi siapapun yang membacanya.
Bogor,
Maret 2008
Penulis x