33
IV. DESKRIPSI PG. TERSANA BARU A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pabrik gula Tersana Baru didirikan pada tahun 1937 (zaman penjajahan Belanda) oleh NV. Nederland Handles Maatscappij di Rotterdam. PG Tersana Baru semula bernama Suiker Onderneming Neuw Tersana. PG Tersana Baru ini berdiri sejak tahun 1901, namun tahun yang menjadi patokan pendirian pabrik gula ini adalah tahun 1937, karena pada tahun tersebut PG Tersana Baru mengadakan renovasi peningkatan kapasitas pabrik dan menjadi penggabungan dari pabrik gula lain seperti Leuwing gajah dan pabrik gula yang sudah tidak beroperasi lagi, seperti Suiker Onderneming Ketanggungan West yang berdiri sejak 1911 yang rusak akibat peperangan. Dalam perkembangannya, pabrik milik Belanda ini tidak terlepas dari masalah-masalah politik, khususnya hubungan antara RI dengan Belanda yang saat itu sedang mempersengketakan Irian Barat. Pemerintah RI memutuskan hubungan diplomatis dalam segala hal (hubungan dagang dan politik) dengan kerajaan Belanda. Memburuknya hubungan yang diikuti dengan peningkatan konfrontasi antara pemerintah RI dengan kerajaan Belanda yang ada di Indonesia dimana perusahaan tesebut mengalami nasionalisasi termasuk PG. Tersana Baru, kemudian diambil oleh pemerintah RI berdasarkan UU Nasionalisasi perusahaan milik Belanda No. 86 pada tanggal 31 Desember 1958. Penguasaan pabrik gula telah diserahkan oleh NV. Nederland Handels Maatschappij kepada pusat perkebunan Negara Jawa Barat pada tanggal 31 Januari 1960. Menurut catatan timbang terima, penyerahan pabrik gula tersebut didasarkan atas surat-surat keputusan, sebagai berikut : 1.
Surat keputusan Menteri Pertanian RI No. 372/MP/1959 dan instruksi penguasa perang pusat No. Inst/perpu/0101/1959 tertanggal 22 Oktober 1959.
2.
Naskah timbang terima antar Badan Urusan Dagang Pusat dan PPN Pusat No. 2047/Dir/BUD/59 tanggal 8 Desember 1959. Setelah diambil alih pemerintah RI, kemudian PG Tersana Baru menjadi
salah satu pabrik gula yang tergabung dalam Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) kesatuan Jawa Barat VI yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 sesuai
34
dengan ketetapan peraturan pemerintah No. 159 tahun 1961. Dengan demikian, maka mulai waktu itu segala hak dan kewajiban kekayaan dan perlengkapan termasuk para karyawan dan pimpinan pabriknya beralih kepada perusahaan perkebunan negara kesatuan Jawa Barat VI. Selain itu pabrik gula Tersana Baru adalah anggota persatuan pengusaha pabrik gula Indonesia (PPGI) yang dahulu bernama Algement Syndicat Van Suikerfabrikaten in Indonesia (ASSI). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1963 tentang pendirian perusahaan-perusahaan perkebunan negara dalam pertimbangannya, mengatakan, bahwa untuk menambah daya guna dan daya hasil perusahaan-perusahaan negara sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat 1 UU No.19 perpu tahun 1961 dengan nama “Perusahaan Perkebunan Negara Tersana Baru” yang merupakan badan hukum yang berlokasi di Babakan, kabupaten Cirebon. Dengan demikian, maka mulai waktu itu segala hak dan kewajiban kekayaan dan perlengkapan termasuk para karyawan dan pimpinan pabriknya beralih kepada perusahaan perkebunan gula negara Tersana Baru. Meskipun pabrik tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab atas kehidupan sendiri, akan tetapi, demi kesatuan tindakan pengurusan diantara perusahaan perkebunan gula negara, maka dibentuk “Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Gula Negara (BPU-PPN Gula)” yang didirikan dengan peraturan pemeritah NP. 2 tahun 1963 tentang Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Gula Negara, dan Perusahaan Negara Karung Goni di serahi tugas untuk melaksanakaanya. Disamping tugas itu, BPU-PPN gula juga melakukan pengawasan pekerjaan, menguasai dan mengurus perusahaanperusahaan tersebut. Tetapi oleh karena dirasa tidak mungkin mengurus 54 pabrik pada saat itu, maka dibentuklah inspeksi-inspeksi yang mempunyai daerah wilayah tertentu. Kepada inspeksi-inspeksi tersebut diberi wewenang untuk bertindak atas nama BPU-PPN GULA, kecuali dalam hal-hal tersebut yang sifatnya nasional dan strategis, misalnya: 1) Financiering yang dapat mempengaruhi keadaan moneter. 2) Pemasaran yang bersifat nasional. 3) Import dan eksport. 4) Penelitian dan pendidikan staf, dan lain-lain.
35
PPN Gula Tersana Baru dalam hal ini ada dibawah BPU-PPN GULA inspeksi wilayah III Cirebon. Perkembangan terakhir terutama dalam bidang ekonomi, maka pemerintah memandang perlu untuk mengadakan pembubaran BPU termasuk juga didalamnya BPU PPH GULA / KARUNG GONI dan didirikanlah PPN PNP yang diberi kekuasaan dan wilayah tertenu yang dipimpin oleh seorang direktur utama, sesuai peraturan pemerintah No.14 tahun 1968 dan untuk PG. Tersana Baru termasuk dalam kekuasaan serta wilayah dan tanggung jawab PPN XIV yang berkedudukan di Cirebon yang dipimpin oleh seorang direktur utama, dengan demikian pabrik gula Tersana Baru bukan merupakan badan hukum tersendiri. Berdasarkan peraturan pemerintah RI No.10 tahun 1981 tentang penyertaan Modal Negara RI untuk pendirian perusahaan perseroaan (Persero) dibidang produksi gula yang didirikan dengan PP No.14 / 1968 dinyatakan bubar pada saat pendirian persero. Kemudian setelah akte pendiri yang dibuat dihadapan notaris pada tanggal 1 Mei 1981, maka PNP XIV diubah namanya menjadi PT. Perkebunan XIV (persero) yang dipimpin oleh seorang direktur utama. Pada bulan Februari tahun 1989 diadakan perubahan manajemen dengan bentuk tetap PT. Perkebunan XIV (persero) dibawah pengelolaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di Jakarta. Berdasarkan surat PT. RNI Jakarta NO. FY /96 / 372 tanggal 11 september 1996 dengan akte Notaris No. 94 tanggal 28 Agustus 1996 nama dan logo PT. Perkebunan XIV berubah menjadi PT. PG Rajawali II yang berkedudukan di Cirebon, sedangkan untuk PG. Tersana Baru terjadi perubahan nama dari PT. Perkebunan XIV (persero) PG. Tersana Baru menjadi PT. PG Rajawali II Unit PG.Tersana Baru. B. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan PT. PG Rajawali II Unit PG. Tersana Baru berada di Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat di Desa Babakan Kecamatan Babakan. Jarak dari pusat Kota Cirebon sekitar 30 Km ke arah timur. Secara geografis PT. PG Rajawali II Unit PG. Tersana Baru terletak pada 60 LS dan 1080 BT, di sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa, sebelah timur dibatasi dengan Sungai Cisanggarung, sebelah selatan
36
dibatasi Kecamatan Waled dan sebelah barat dibatasi oleh PG. Sindang Laut dan PG. Karang Suweng. Keadaan iklim di sekitar PT. PG Rajawali II Unit PG. Tersana Baru menurut Schmidt dan Fergusson digolongkan ke dalam tipe C yang menurut ciri alam, sebagai berikut: 1. Curah hujan 1.545,8 mm/thn 2. Kecepatan angin antara kurang dari 10 km/jam 3. Suhu udara rata-rata 21 0C sampai 31 0C 4. Kelembaban relative 78% Tanaman tebu termasuk golongan tanaman yang tumbuh pada curah hujan rata-rata 1.500 mm/thn - 2.000 mm/thn. Bulan kemarau terjadi 4 sampai 5 bulan yaitu antara Mei sampai Oktober. Pada peralihan musim kemarau bertiup angin pusat tenggara. (biasa disebut angin kumbang) yang bersifat kering. Suhu tahunan tidak terlalu berbeda yaitu berkisar antara 28 oC pada bulan Juli dan 30,7 oC pada bulan Oktober. Kelembaban udara relative (RH) rata-rata tahunan berkisar antara 89% pada bulan oktober dan 93% pada bulan Januari. Lahan perkebunan tebu terbentuk datar dibagian utara dengan kemiringan 3% sedangkan di bagian selatan berombak agak datar dengan kemiringan 3-5%. C. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan PT PG Rajawali II unit PG Tersana Baru dipimpin oleh seorang General Manager yang bertugas melaksanakan manajemen keseluruhan kegiatan termasuk keputusan kebijakan yang telah ditetapkan oleh RNI pusat, General Manager mempertanggungjwabkan segala kegiatan yang terjadi di PG Tersana Baru kepada direksi PT PG Rajawali II. Dalam melaksanakan tugasnya seorang General Manager dibantu oleh : -
Kepala Bagian Tanaman (Plantation Manager) bertanggung jawab kepada General
Manager
di
bidang
tanaman.
Tugas-tugasnya
adalah
mengkoordinasikan penyusunan areal tanaman untuk tahun yang akan datang, mengadakan pengawasan, dan evaluasi pembiayaan pada bidang tanaman, termasuk tebang-angkut, serta merencanakan kebun-kebun percobaan dan penelitian.
37
-
Kepala Bagian Instalasi (Engineering Manager) bertanggung jawab dalam pengoperasian alat-alat dan mesin yang digunakan dalam proses produksi.
-
Kepala Bagian Pabrikasi (Processing Manager) yang bertanggung jawab kepada General Manager dalam bidang pabrikasi, mengkoordinasikan kegiatan di bidang pabrikasi, peningkatan efisiensi proses, serta menjaga kelangsungan proses produksi.
-
Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan / TUK (Finance and Administration Manager) yang bertugas mengkoordinasikan dan memimpin kegiatan pengolahan anggaran dan biaya produksi, kegiatan pembelian dan penjualan, serta mengawasi hasil produksi di gudang gula.
Karyawan di PG. Tersana Baru terdiri dari : 1. Karyawan Pimpinan; 2. Karyawan Pelaksana; 3. Karyawan Kontrak Kerja Waktu Terbatas (KKWT). Karyawan Kontrak Kerja Waktu Terbatas (KKWT) dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Karyawan Kontrak Kerja Waktu Terbatas (KKWT) Klasifikasi; 2. Karyawan Kontrak Kerja Waktu Terbatas (KKWT) Non Klasifikasi; 3. Karyawan Borongan. Jam kerja yang berlaku di PG. Tersana Baru dibagi menjadi dua, yaitu : a. Luar Masa Giling 1. Senin – Kamis
: 06.30-15.00 WIB
2. Istirahat
: 11.30-12.30 WIB
3. Jumat
06.30-11.00 WIB
4. Sabtu
06.30-12.00 WIB
5. Minggu
: Libur
b. Dalam Masa Giling Pada masa giling, jadwal kerja karyawan bagian administrasi atau umum sama dengan jadwal kerja luar masa giling, sedangkan jadwal kerja karyawan bagian pabrikasi dan instalasi terbagi menjadi tiga shift, yaitu : 1. Shift I : 06.00-14.00 WIB 2. Shift II: 14.00-22.00 WIB
38
3. Shift III
: 22.00-06.00 WIB
Selama masa giling, karyawan bagian pabrikasi dan instalasi tetap bekerja, meskipun hari minggu maupun hari libur lainnya. Karyawan di PG Tersana Baru juga mendapatkan jaminan sosial berupa fasilitas pelayanan pabrik yang diatur dalam perjanjian kerja dengan perusahaan dan disetujui oleh departemen tenaga kerja daerah Cirebon. Jaminan Sosial yang diberikan oleh pabrik antara lain : Premi, Jaminan Hari Tua, Bantuan Kematian, Perumahan, Uang Pensiun dan Uang Jasa (Pesangon), Kesehatan, Pendidikan, dan Sarana dan Prasarana. D. Pengelolaan Limbah Perusahaan Limbah yang dihasilkan PG. Tersana Baru antara lain : limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Ketiga jenis limbah tersebut selalu dilakukan pengawasan dan penanganan agar tidak terjadi pencemaran terhadap lingkungan pabrik dan lingkungan masyarakat sekitar. Penanganan limbah dilakukan dengan mengolah kembali limbah yang masih memiliki nilai ekonomis tinggi menjadi bahan baku untuk industri lain dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis (seperti zat berbahaya) harus dilakukan pengananan sebelum terbuang di lingkungan. 1. Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan proses produksi gula terdiri atas : tetes (mollasse), air buangan ketel dan air sisa proses (seperti : air tetes kondensor, air pendingin, dan air pencuci). Tetes merupakan cairan yang dipisahkan dari hasil masakan DI. Tetes dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun bahan pembantu untuk proses pembuatan alkohol/spirtus, pembuatan MSG, dan untuk pakan ternak. Tetes yang dihasilkan dari setiap proses penggilingan sebesar 4% 5% dari tebu tergiling. Tetes yang dihasilkan ditampung dan dijual le PG. Palimahan untuk memproduksi alkohol. Air tetesan kondensor berasal dari uap yang terkondensasi menjadi cairan. Air tetesan kondensor dapat terkontaminasi oleh senyawa-senyawa organik yang bersal dari nira tebu yang ikut terbawa pada saatproses di stasiun penguapan dan stasiun masakan. Penanganannya dilakukan dengan cara mengalirkan air tetesan kondensor ke spray pond setelah dicampur dengan air permukaan, sehingga temperatur air menjadi menurun sehingga dapat dimanfaatkan kembali ke proses
39
produksi. Sedangkan penanganan untuk menaikkan pH dilakukan dengan cara menambahkan air kapur pada saluran masuk dan saluran keluar spray pond. Air pendingin yang dihasilkan PG. Tersana Baru digunakan untuk mendinginkan mesin-mesin agar tidak terjadi akumulasi panas pada proses maupun alat. Air pendingin mengandung kontaminan berupa minyak atau oli, sehingga dalam saluran pembuangannya dibuat bak-bak penampungan minyak atau oli. Air pencuci digunakan untuk mencuci evaporator. Air pencuci mengandung kontaminan seperti nira, soda, dan bahan-bahan kimia untuk mencuci. Air pencuci kemudian dialirkan ke bagian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Limbah cair oli bekas dan aki bekas oleh PG. Tersana Baru dikategorikan sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Aki bekas berasal dari alat transportasi seperti kendaraan bermotor, mesin diesel, dan traktor, sedangkan oli bekas dihasilkan dari kendaraan bermotor, traktor, dan lokomotif. Limbah cair ini ditampung ke dalam drum (isi 220 liter), kemudian dikirim ke gudang penyimpanan limbah B3 untuk disimpan sementara. Oli bekas yang dihasilkan mesin-mesin penggerak produksi seperti mesin uap, pompa uap, dan mesin-mesin penggerak lainnya, akan dipergunakan kembali untuk pelumas rantai-rantai dan gigi transmisi. Oli yang tercecer dalam air pembuangan dialirkan menuju ke bak penyaringan oli bekas, sehingga oli dan air dapat dipisahkan. Setiap satu jam sekali oli bekas hasil penyaringan diambil dalam ember kemudian disimpan dalam drum kemudian dimasukkan ke dalam gudang limbah B3. Sedangkan air hasil penyaringan dialirkan ke dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Air yang masuk ke unit pengolahan IPAL PG. Tersana Baru ini adalah air yang akan dibuang ke aliran sungai dikarenakan mengandung bahan-bahan yang harus dihilangkan sebelum dibuang. Unit IPAL ini baru berjalan pada tahun 2006 dan pelaksanaannya masih dalam tahap penyempurnaan. Sistem pengolahan IPAL ini mengalir secara overflow dan pengolahannya dilakukan secara bakteriologi (aerob). Cara pengoperasian pengolahan IPAL PG. Tersana Baru adalah air limbah yang masuk ke dalam kolam diukur debitnya, kemudian ditambahkan dengan bahan koagulasi yang dosisnya disesuaikan dengan debit air limbah, lalu dimixing dengan putaran 100 rpm. Setelah air limbah mengalami proses koagulasi dan
40
flokulasi dan diendapkan pada unit bak pengendap, kemudian air limbah diendapkan secara optimal dengan proses biologi (lumpur aktif). Pengendapan proses biologi harus memperhatikan kontrol pH dan nutrein, pH netral 6-8. Parameter yang harus dianalisis dalam pemantauan kualitas limbah cair industri gula menurut SK Gubernur Jawa Barat No. 6 tahun 1999 adalah BOD5, COD, TSS, pH, total Nitrogen, Minyak dan Lemak, dan Sulfida (sebagai S). Gambar skema Intalasi Pengolahan Air Limbah PG. Tersana Baru dapat dilihat pada Gambar 9.
9 1 2
5 6
7
8
3
4
10
11
Gambar 9. Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PG. Tersana Baru Keterangan Gambar : 1. Unit Koagulasi 2. Unit Flokulasi 3. Unit Sedimentasi 4. Unit Aerasi
5. Unit Stabilisasi 9. Unit Pengering lumpur 6. Unit Klarifikasi 10. Unit Kontrol Biologi 7. Unit Transisi 11. Flow Meter (Pengukur 8. Unit Filtrasi Karbon Aktif Debit Air)
2. Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan dari produksi gula di PG. Tersana Baru ini adalah blotong, ampas tebu, dan abu ketel. Blotong merupakan bahan sisa penapisan yang dihasilkan pada proses penyaringan di stasiun pemurnian yang berwarna hitam. PG. Tersana Baru, memanfaatkan blotong sebagai bahan utama pupuk mixorganik dan kompos untuk perkebunan tebu. Ampas tebu yang dihasilkan PG. Tersana Baru, dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketel uap, karena ampas tebu mengandung alkohol yang mudah menghasilkan panas untuk proses
41
pembakaran. Abu ketel yang dihasilkan dari cerobong asap ketel PG. Tersana Baru dilengkapi dengan dust collector. Abu ketel yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai bahan urug dan campuran pupuk granula oleh petani. Selain itu abu dicampurkan ke air kemudian dialirkan ke bak pemisah sebelum dibuang ke saluran irigasi. 3. Limbah Udara Limbah udara yang dihasilkan PG. Tersana Baru berasal dari ketel uap, proses pemurnian, sugar rotary dryer and cooller. Pada ketel uap, kurangnya ampas tebu yang dibakar menyebabkan PG. Tersna Baru harus menggunakan IDO sebagai bahan bakar tambahan. Hasil pembakaran IDO akan mengeluarkan gas yang berwarna hitam pekat ke lingkungan. PG. Tersana Baru memiliki lima serobong asap, dua cerobong memiliki ketinggian 25 meter untuk ketel uap tekanan rendah, dua cerobong yang lain untuk ketel uap tekanan menengah yang dilengkapi dengan dust collector (pengumpul debu). Pada sugar rotary dryer and cooller terdapat gas yang masih bercampur dengan debu gula. Debu gula yang keluar melalui cerobong pembuangan lalu ditangkap dengan menggunakan dust collector berupa water spray. Water spray mengikat debu gula dan membawa debu gula menuju tangki penampungan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam leburan proses pemasakan. Teknologi pengendalian pencemaran udara yang dilakukan di PG. Tersana Baru adalah teknologi yang menguji kualitas udara emisi, ambien, dan indoor serta kebisingan yang dilakukan oleh Laboratorium Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bandung Departemen Tenaga Kerja Bandung. Berdasarkan hasil pengujian kualitas udara ambien lokasi arah angin Up Wind dan Down Wind dan pengujian eminisi sumber tidak bergerak (cerobong), didapatkan bahwa seluruh parameter (NO2, SO2, CO, NH3, Debu/TSP) memiliki nilai di bawah baku mutu, seperti yang terlihat pada Tabel 5 dan Tabel 6 . Nilai ambang batas untuk gas ambien NH3, H2S mengacu pada SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. : 660.31/SK/694-BKPMD/82 dan Baku Mutu udara ambien Nasional NO2, SO2, CO, dan Debu berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 41 tahun 1999. Sedangkan nilai Baku Mutu Emisi tidak Bererak mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
42
No. : Kep. 13/MENLH/3/1995. hal ini menunjukkan bahwa aktivitas PG. Tersana Baru tidak mengganggu kualitas udara masyarakat sekitar pabrik dan cerobong PG. Tersana Baru masih layak digunakan. Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara Ambien Lokasi Up Wind dan Down Wind Satuan
Hasil Analisis Up Wind
Hasil Analisis Down Wind
Baku Mutu/ NAB
1 NO2
µgr/m3
19,64
37,62
150
2 SO2
µgr/m3
5,52
17,59
3 CO
µgr/m3
288,75
361,37
4 NH3
µgr/m3
0,03
0,04
5 H2S
µgr/m3
2,69
3,20
6 Debu (TSP)
µgr/m3
107,52
196,14
No.
Parameter
o
Suhu C 32-34 31-33 Kelembaban (RH) % 59-61 56-57 Kecepatan Angin m/detik 0,2-2,8 0,2-3,4 Arah Angin Barat Barat keLaut Laut Cuaca Cerah Cerah
(Sumber : PG. Tersana Baru, 2006)
Metode Griess Salizman
Peralatan
UV-VIS Spectrofotometer UV-VIS 365 Pamrosanilain Spectrofotometer Iodine UV-VIS 10 Pentoksida Spectrofotometer UV-VIS 2 Nesser Spectrofotometer Mercury Tiosianat UV-VIS 24 Gravimetric Spectrofotometer UV-VIS 230 Spectrofotometer
43
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Emisi Cerobong Satuan
Hasil Analisis
Baku Mutu/ NAB
1 NO2
µgr/m3
64,39
150
2 SO2
µgr/m3
32,17
365
3 CO
µgr/m3
4,521,85
10
4 NH3
µgr/m3
47,24
2
5 H2S
µgr/m3
8,10
24
6 Debu (TSP)
µgr/m3
1,128,09
230
No.
Parameter
Suhu Kelembaban (RH) Cuaca
o
C
21,50
% -
55,00 Cerah
(Sumber : PG. Tersana Baru, 2006)
Metode Griess Salizman Pamrosanilain Iodine Pentoksida Nesser Mercury Tiosianat Gravimetric
Peralatan UV-VIS Spectrofotometer UV-VIS Spectrofotometer UV-VIS Spectrofotometer UV-VIS Spectrofotometer UV-VIS Spectrofotometer UV-VIS Spectrofotometer