Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
SUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI SUNDARI 1 1
Dosen Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Khairun Email:
[email protected]
ABSTRAK Mycology merupakan cabang ilmu mikrobiologi yang mempelajari objek kajian jamur/kapang dan kamir. Jamur merupakan makhluk hidup mikroskopis yang memiliki organisasi seluler lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Biasanya dikenal dengan sebutan cendawan. Umumnya multiseluler (kapang) beberapa yang uniseluler (khamir), heterotrof dan tidak berklorofil, berukuran 1 -5 m (khamir). Selama ini pembelajaran Mycologi dalam matakuliah mikrobiologi mengalami kendala dalam pengamatan struktur tubuh kapang secara mikroskopis. Dalam pembuatan preparat, seringkali tidak utuh struktur hifa maupun alat reproduksi kapang, sehingga kesulitan dalam melakukan identifikasi. Kendala dalam pengamatan struktur mikroskopis tubuh kapang mengakibatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep struktur tubuh, ciri, alat produksi dan klasifikasi kapang rendah. Pemahaman yang kurang akan menyebabkan hasil belajar rendah dan minat terhadap matakuliah juga rendah. Penelitian ini bersifat pengembangan yaitu bentuk penelitian yang memuat butir-butir model pengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba produk berupa media pembelajaran dalam bentuk Slide culture. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk desain media pembelajaran Slide culture pada pada matakuliah Mycology dinyatakan valid dan layak digunakan berdasarkan hasil validasi oleh validator dengan rata-rata nilai validasi sebesar 80,52%. Kata Kunci: pengembangan, media, slide culture, Mycologi
Pembelajaran merupakan kegiatan yang
dan membantu peserta didik supaya cukup
dilakukan untuk menciptakan suasana atau
cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas
memberikan pelayanan agar peserta didik
tanggung jawabnya sendiri (Ahmadi dan
(mahasiswa)
dapat
lanjut
Unbiyati, 2001). Mycology merupakan cabang
dinyatakan
bahwa
adalah
ilmu mikrobiologi yang mempelajari objek
belajar.
Lebih
mendidik
mempengaruhi peserta didik dalam usaha
kajian jamur/kapang dan kamir.
membimbingnya
merupakan mahluk hidup mikroskopis yang
supaya
menjadi
dewasa
berpikir dan mengembangkan potensi dirinya
memiliki
organisasi
seluler
lebih
Jamur
tinggi
25
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012 dibandingkan
dengan
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
bakteri.
Biasanya
dikenal dengan sebutan cendawan. Umumnya
Aseksual, misalnya konidia, Sporangiospora, Klamidospora, Blastospora.
multiseluler (kapang) beberapa yang uniseluler
Selama ini pembelajaran Mycologi dalam
(khamir), heterotrof dan tidak berklorofil, dan
matakuliah mikrobiologi mengalami kendala
berukuran 1 -5 m (khamir).
dalam pengamatan struktur tubuh kapang
Struktur kapang umumnya tersusun atas
secara
mikroskopis.
Dalam
pembuatan
dinding sel yang khas yaitu gklukan dan
preparat seringkali tidak utuh struktu hifa
mannan (pada khamir) atau selulosa dan kitin
maupun alat reproduksi kapang, sehingga
(pada kapang), serta organel-organel sel yang
kesulitan
dalam
serupa
Kendala
dalam
dengan
sel
eukariota.
Umumnya
melakukan
identifikasi.
pengamatan
struktur
mempunyai struktur berfilamen yang disebut
mikroskopis tubuh, kapang mengakibatkan
hifa. Kumpulan
pemahaman
hifa membentuk suatu
mahasiswa
terhadap
konsep
struktur tubuh, ciri, alat reproduksi dan
jaringan yang disebut miselium. kapang/cendawan
klasifikasi kapang rendah. Pemahaman yang
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar
kurang akan menyebabkan hasil belajar rendah
yaitu kapang, khamir dan jamur (sebutan
serta minat terhadap matakuliah juga rendah.
Klasifikasi
Berdasarkan
Menurut Sardiman (2006), bahwa proses
mekanisme reproduksi aseksual: ada 5 filum
belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi
yaitu: 1) Zygomycotina (Rhizopus) kelompok
antara dua unsur manusiawi, yakni mahasiswa
Kapang;
(Chytrid)
sebagai pihak yang belajar dan dosen sebagai
Ascomycotina
pihak yang mengajar, dengan mahasiswa
cendawan
makroskopik).
2)
kelompok
Chytridiomycotina kapang;
(Sacccharomyces khamir; bisporus)
4)
3)
cerevisiae)
Basidiomycotina kelompok
kelompok
sebagai subjek pokoknya. Motivasi dianggap
(Agaricus
penting dalam upaya belajar dan pembelajaran
jamur;
5)
yang dapat dilihat dari segi fungsi dan
Deuteromycotina merupakan kelompok fungi
nilainya.
Selanjutnya
menurut
Sardiman
yang memiliki reproduksi seksual yang belum
(2006), bahwa motivasi dapat dirangsang oleh
jelas (Penicillium)
merupakan kelompok
faktor dari luar dan faktor dari dalam. Salah
kapang. Reproduksi: alat reproduksi kapang
satu faktor luar yang mempengaruhi motivasi
umumnya dalam bentuk Spora, Spora ada
belajar mahasiswa adalah peranan media
yang bersifat: 1) Seksual, misalnya Zygospora,
pembelajaran. Djamarah dan Zain (1995),
Oospora, Askospora dan Basidiospora; 2)
dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting,
26
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan
METODE
bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan
media
sebagai
perantara.
Penelitian ini bersifat pengembangan yaitu bentuk penelitian yang
memuat butir-butir
Kerumitan bahan yang akan disampaikan
model
kepada peserta didik dapat disederhanakan
pengembangan dan uji coba produk (PPKI,
dengan bantuan media.
2000).
Salah satu media yang dapat digunakan
pengembangan,
Penelitian
pendidikan
prosedur
dilaksanakan
Biologi
FKIP
di
prodi
Unkhair
dan
dalam pembelajaran mikologi adalah media
laboratorium MIPA untuk pengembangan
slide
dapat
desain media. Penelitian ini dilaksanakan pada
mempermudah dosen maupun mahasiswa
bulan Mei 2010. Untuk mendapatkan data
dalam proses belajar mengajar karena media
yang akurat dalam penelitian ini, digunakan
Culture,
dimana
media
ini
ini dapat menampilkan srtuktur mikroskopis tubuh kapang secara utuh. Melalui penelitian
instrumen berupa : 1) Produk desain media yang divalidasi oleh
ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi
mahasiswa
biologi
agar
mampu
dosen dan mahasiswa 2) Angket
mengembangkan desain media pembelajaran
respon
validator
ahli
(dosen
Biologi)
pada matakuliah mikologi dalam bentuk Slide Culture.
Pengembangan
desain
media
Pembuatan Slide Culture Pembuatan slide culture dilakukan untuk
sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi Desain
mendapatkan sediaan kapang yang utuh, guna
juga
pengamatan mikrokopis. Proses pembuatan
disesuaikan dengan kemampuan dosen/guru
slide culture ini dilakukan secara aseptik.
dan ketersediaaan fasilitas
Adapun cara pembuatan slide culture ini
dasar
pada
pengembangan
setiap
materi
media
ajar.
sebaiknya
dasarnya media pembelajaran
belajar. Pada slide culture
tidaklah serumit yang kita bayangkan karena
sebagai berikut: a.
Medium lempeng CA atau PDA dipotong-
prosedur kerjanya relatif sederhana. Hasil
potong dengan bentuk persegi dengan
penelitian ini diharapkan dapat memotivasi
panjang sisi
mahasiswa untuk kreatif mendesain media
scalpel steril
pembelajaran khususnya media yang berbasis pemecahan
masalah
dalam
rangka
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi.
1 x 1 cm, menggunakan
b. Potongan medium diletakkan di atas kaca benda steril, dalam cawan petri steril c. Biakan kapang dari isolat-isolat terpilih diinokulasikan di atas potongan medium
27
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012 dan
kemudian
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
ditutup
kaca
warna hifa, dinding hifa, diameter hifa,
penutup steril. Sediaan diletakkan pada
warna konidiofor, panjang konidiofor,
suatu pipa kaca penyangga dalam cawan
konidiofor bercabang atau tidak, dinding
petri steril, yang sebelumnya telah diberi
konidiofor halus atau tidak, vesikula,
alas kertas tissue yang dibasahi dengan
metula warna fialida, ukuran fialida,
aquades
biakan
bentuk fialida, warna konidia, diameter
diinkubasikan dalam suhu 250C selama 2-3
konidia, dinding konidia (halus/kasar),
x 24 jam.
makrokonidia
steril.
dengan
Semua
dan
mikrokonidia,
d. Setelah alat perkembangbiakan diketahui
klamidospora. Data pengamatan isolat
telah tumbuh, kaca penutup dilepaskan dan
kapang tanah hasil isolasi pada tanah
kemudian diberi 1 tetes alkohol 95%. Pada
sekitar perakaran tanaman kentang terdiri
kaca benda yang masih bersih diberi 1
dari data pengamatan makroskopis dan
tetes lactofenol atau lactofenol cotton blue
mikroskopis. Data ini digunakan untuk
untuk
pucat,
mengidentifikasi isolat kapang. Kegiatan
kemudian kaca penutup ditutup pada kaca
identifikasi dilakukan sampai pada tingkat
benda tersebut.
spesies dengan merujuk pada buku Fungi
kapang
yang
berwarna
e. Sediaan diamati di bawah mikroskop dan
and Food Spoilage oleh Pitt,dkk (1985),
dilakukan deskripsi ciri-ciri mikroskopis
buku Introduction to Food-Borne Fungi
dan dilakukan identifikasi sampai tingkat
oleh Samson, dkk (1981) dan buku
spesies.
Ilustrated Genera of Imperfect Fungi oleh
Pengamatan
Isolat
Kapang
untuk
Keperluan Identifikasi a.
Pengamatan
Barnett (1972). HASIL DAN PEMBAHASAN
makrokopis:
Pengamatan
Data
hasil
penelitian
tentang
makroskopis dilakukan secara langsung.
pengembangan media pembelajaran
Pengamatan
Culture pada matakuliah Mycology dapat
meliputi
deskripsi
warna
koloni, sifat koloni, diameter koloni, ada
Slide
dipaparkan sebagai berikut :
atau tidaknya warna khas pada dasar media. b.
Pengamatan
mikroskopis:
Pengamatan
dilakukan dengan bantuan mikroskop. Pengamatan meliputi deskripsi ciri-ciri yaitu: ada atau tidaknya sekat pada hifa,
Data Hasil
Validasi
Mengenai Media
Pembelajaran Slide Culture Hasil
validasi
mengenai
media
pembelajaran Slide Culture yang terdiri 10
28
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012 orang mahasiswa
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
(Validator) dapat dilihat
PEMBAHASAN
pada Tabel 1. di bawah ini :
Pada bagian pembahasan tentang hasil validasi terhadap media pembelajaran slide culture pada produk yang dihasilkan, tidak
Tabel 1. Data Hasil Analisis Validasi Terhadap Media Pembelajaran Slide Culture Aspek yang Dinilai 1.
2.
3.
4.
Tampilan Media
Bentuk Media
Peran Media
Pengunaan Media
Kriteria A.1 Warna media representative B.2 tampilan struktur tubuh utuh B1. Ukuran representative B.2 Gambar representatif C1. Menyampaikan konsep C2. Mencapai tujuan C3.Kedalaman materi D1. Efektif waktu D2. Mudah digunakan / Sederhana
4
3
2
1
Prosentase Rata-rata (%)
2
7
8
3
2
75
Valid
2
9
10
1
-
85
Valid
3
14
12
4
83,33
Valid
2
5
13
2
78,75
Valid
80,52
Valid
Jumlah Item Pertanyaan
Pilihan Jawaban
9
Jumlah
Ket
semuanya dapat dimanfaatkan secara relevan Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa hasil validasi pengembangan media pembelajaran Slide Culture oleh 10 responden sebagai validator, secara umum valid berdasarkan uraian: kriteria 1 (tampilan media) dengan
prosentasi 75%, kriteria 2
(bentuk media) dengan jumlah prosentasi ratarata 85%, kriteria 3 (pesan media) dengan prosentasi rata-rata 83,33%, sedangkan pada kriteria
4
(penggunaan
media)
dengan
prosentasi rata-rata 78,75%. Prosentasi ratarata dari ke 4 kriteria adalah 80,52%.
untuk pendidikan terutama untuk proses dan hasil
pembelajaran
dapat
dideskripsikan
sebagai berikut: Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa
hasil
validasi
terhadap
media
pembelajaran slide culture oleh 10 responden sebagai
validator,
secara
umum
valid
berdasarkan uraian: kriteria 1 (tata tulis dan bahasa media) dengan
prosentase 84,38%,
kriteria 2 (kualitas desain media) dengan jumlah prosentase rata-rata 78,13%, kriteria 3 (pesan media) dengan prosentase rata-rata 84,38%,
sedangkan
pada
kriteria
4
(penggunaan media) dengan prosentase rata-
29
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
rata 81,25%, kriteria 5 (bentuk media) dengan
dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan
prosentase rata-rata 78,13%, kriteria 6 (Pada
dengan yang dikatakan Haryadi dan Androni
media terdapat kejelasan petunjuk) dengan
(1993)
prosentase rata-rata 96,88%, kriteria 7 (sumber
memungkinkan anak mudah untuk mengerti
dan daftar pustaka dalam media up to date dan
dan memahami sesuatu dengan mudah dan
representatif)
rata-rata
dapat mengingatnya dalam waktu yang lama
81,25%. Prosentase rata-rata dari ke 7 kriteria
dibandingkan dengan penyampaikan materi
adalah 83,49. Dari hasil validasi media ini
pelajaran dengan ceramah tanpa alat bantu.
dengan
presentase
bahwa media merupakan alat yang
valid dan layak digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada matakuliah
KESIMPULAN
Mycology. Hal ini seperti dikatakan oleh
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
Benny dan Rosita (2002) bahwa penggunaan
bahwa Produk desain media pembelajaran
media dalam proses belajar mengajar dapat
Slide culture pada matakuliah Mycology
meningkatkan
dinyatakan
hasil
belajar
dengan
penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Sasaran penggunaan media adalah agar
valid
dan
layak
digunakan
berdasarkan hasil validasi oleh validator. DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang
Ahmadi dan Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Semarang.
telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi
lain
yang berguna,
dengan
demikian mahasiswa dengan mudah mengerti dan
memahami
materi
pelajaran
yang
disampaikan oleh dosen. Dari uraian diatas dapat
dilihat
bahwa
dengan
adanya
pengembangan media dapat membantu dosen maupun mahasiswa dalam
proses belajar
mengajar di kelas. Respon dalam hal ini validasi
terhadap media pembelajaran slide
culture
sangat
merupakan
baik
media
karena yang
media
ini
menggunakan
prosedur kerja aseptik sederhana dan singkat
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teoritis. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Djamarah dan Zain, 1995. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta. Banjarmasin. Pribadi dan Rosita, 2002 (Artikel 2009). Pengertian Dan Peranan TI (http : //iie – pinkers.blogspot.com. Diakses tanggal 19 Desember 2010 Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
sehingga memudahkan dosen dan mahasiswa
30
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan Dan Aplikasinya. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Yatim, 1990. (Arikel 2009). Reproduksi Pada Manusia (http://edu-articles.com). Diakses tanggal 22 September 2010.
LEMBAR DESKRIPSI JAMUR No. Kode Koloni Kapang : Spesies Kapang : Jenis Medium : Umur Biakan : I. MORFOLOGI KOLONI No. 1. 2. 3. 4.
Ciri-ciri yang diamati Warna koloni Diameter koloni Sifat koloni Warna khas bagian dasar
Hasil Pengamatan
II. PENGAMATAN MIKROSKOPIS No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Ciri-ciri yang diamati
Hasil Pengamatan
Warna hifa Sekat pada hifa Diameter hifa Warna sporangiofor Diameter sporangiofofor Panjang sporangiofor Konidiofor bercabang atau tidak Dinding konidiofor halus/ kasar Bentuk sporangium Diameter sporangium Metula ada/ tidak Ukuran metula Warna metula Kedudukan fialida terhadapa vesikula Tipe percabangan konidiofor Ukuran kolumela Warna kolumela Bentuk kolumela Bentuk spora Dinding spora halus/ kasar Diameter spora Warna spora Tipe pertumbuhan 31