p-ISSN : 0852-0151 e-ISSN : 2502-7182
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22(2): 149 -161, 2016
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA MATAKULIAH DISAIN INSTRUKSIONAL Sahat Siagian, Binsar Panjaitan dan Yasaratodo Wau Universitas Negeri Medan, Jln. Willem Iskandar Pasar V,Medan 20221 Diterima 12 Juli 2016, disetujui untuk publikasi 27 Agustus 2016
Abstract This research aims to develop a model of Interactive Learning-based elearning-assisted program Edmodo on Subject of Design Instructional, this research is expected to produce (1) Generate Model Interactive Learning Based eLearning proper use, easy to learn and can be used for individual learning and learning material that refers to competencies that have been established, (2) To know the results of the implementation of Model Interactive learning Based elearning subject on the design of instructional as well as the right strategies used in learning design instructional, (3) To determine the effectiveness of Model Interactive learning Based e-learning subject of developed in instructional design and to determine the model of interactive learning that is effective and efficient. This research was conducted three stages. In the first stage in the first year to do an analysis of the interactive learning model that is most appropriate to use in learning instructional design, through a survey of preliminary studies, including the identification of learning needs and determine the competency standards subjects, analysis of learning. Identified characteristic and early behavior of students, basic competence and indicator writing, writing reference benchmark tests, preparing instructional strategies, develop learning materials. Then proceed with the initial design manufacture moodel based learning, instructional design based e-learning, and develop story board.
Pendahuluan Pembelajaran dewasa ini menghadapi dua tantangan, tantangan yang pertama datang dari adanya perubahan persepsi tentang belajar itu sendiri dan tantangan yang kedua datang dari adanya teknologi informasi dan telekomunikasi yang memperlihatkan perkembangan yang luar biasa. Konstruktivisme pada dasarnya telah menjawab tantangan yang pertama dengan meredefinisi belajar sebagai proses konstruktif di mana informasi diubah menjadi pengetahuan melalui proses
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
Keywords : E-learning; Instructional Design
interpretasi, korespondensi, representasi, dan elaborasi. Sementara itu, kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang begitu pesat yang menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan baru dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside guided menjadi selfguided dan dari knowledge as possession menjadi knowledge as construction. Teknologi ini memainkan peran penting dalam memperbarui konsepsi pembenaran yang semula fokus pada pembelajaran sebagai semata-mata suatu penyajian berbagai pengetahuan menjadi .
149
Sahat Siagian, Binsar Panjaitan dan Yasaratodo Wau
pembelajaran sebagai suatu bimbingan agar mampu melakukan eksplorasi sosial-budaya yang kaya akan pengetahuan Keberhasilan peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pendidikan, terkait dengan berbagai aspek, salah satunya menyangkut kemampuan dosen dalam mendesain suatu proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, Rooidjakkers (1993) menyatakan bahwa mengajar adalah suatu upaya untuk menularkan pengetahuan kepada orang lain [1]. Selanjutnya, Gagné, Briggs dan Wager (1992) mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dapat menjadikan peserta didik belajar dan mudah mengetahui apa yang disampaikan [2]. Untuk mencapai hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari penggunaan media pembelajaran yang merupakan alat untuk menyampaikan pesan. Hal ini sesuai dengan pendapat Jaemu Lee and Yong-Jae Lee yang menyatakan bahwa : “The successful design of e-learning relies on careful consideration of the underlying pedagogy of how learning takes place online and e-Learning will yield new levels of institutional and instructional productivity[3]. Arikunto (2005), mengatakan bahwa dosen diharapkan sanggup menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas tinggi sehingga mampu menghasilkan prestasi belajar mahasiswa. Fungsi yang dapat diperankan dosen dalam pembelajaran, yakni : (1) sebagai perancang pembelajaran (2) pengelola pembelajaran dan (3) evaluator pembelajaran [4]. Pendekatan pembelajaran klasikal dengan menggunakan metode ceramah sampai saat ini masih sangat disukai oleh dosen karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode yang lain. Keunggulan metode ceramah antara lain hemat dalam penggunaan waktu dan media, di samping itu juga praktis dan ekonomis dalam menyampaikan isi pembelajaran. Dengan metode ceramah, dosenakan mudah mengontrol kecepatan mengajar sehingga mudah menentukan kapan selesainya penyampaian seluruh isi pelajaran. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
150
pada learning material atau materi pembelajaran.Pendidikan yang mendapatkan sentuhan media teknologi informasi telah mencetuskan lahirnya gagasan tentang elearning atau elektronic learning.Terdapat berbagai jenis e-learning misalnya Moodle, Blackboard, Sakai, Dokeas dll.Adapun elearning merupakan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik atau jaringan internet untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan.Selain itu e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.E-learning juga sebagai kegiatan belajar tidak langsung (asyinchronous) melalui perangkat elektronik komputer untuk memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.Selanjutnya Madar and Willis (2014) menyatakan bahwa“Technology is not everything but only a complementary factor in establishing E-learning system, be that asynchronous and synchronous” [5].Hal ini juga sejalan dengan pendapat Anaraki (2004) yang menyatakan “It can be considered scheduled delivery of learning and may take the form of multicasts, video conferencing, and virtual classrooms, etc” [6].Disamping itu materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dan dengan cepat dapat diperbaharui oleh tenaga pengajar. Program studi Teknologi Pendidikan (TP) Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Medan (Unimed) merupakan salah satu program studi yang ada di PPs Unimed. Salah satu kawasan Teknologi Pendidikan adalah kawasan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Berdasarkan karakteristik mata kuliah ini, kesulitankesulitan dan rendahnya hasil belajar mahasiswa dalam belajar desain instruksional, metode pembelajaran dosen yang masih konvensional serta peluang integrasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran maka diperlukan sebuah inovasi pembelajaran Mata kuliah Disain Instruksional yang berorientasi kepada peserta didik dan memfasilitasi kebutuhan belajar
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis E-Learning Pada Matakuliah Disain Instruksional
serta mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi masa depan yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan persaingan global, salah satunya adalah dengan cara mengintegrasikan proses pembelajaran disain instruksional dengan Teknologi Informasi Komunikasi yang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran interaktif berbasis e-learning. Salah satu aplikasi dari pembelajaran e-learning adalah dengan menggunakan suatu perangkat lunak (software) yang membantu perencanaan,perancangan, menganalisis, mengimplementasikan, mengelola pembelajaran dan memberikan akses kepada peserta didik terhadap materi kapanpun dan di manapun peserta didik berada yang dikenal dengan istilah LMS (Learning Manajemen System). Solusi utama yang diberikan oleh LMS adalah menggantikan program pengajaran yang konvensional dengan pembelajaran yang lebih interaktif dan memberikan penilaian yang sistematis serta meningkatkan kompetensi belajar suatu individu atau kelompok. LMS berfokus pada pengaturan pelajaran, pengaturan proses pembelajaran dan pengaturan kinerja dari semua LMS Moodle. Moodle merupakan Singkatan dari (Modular Object Oriented Dynamic Learning Enviroment).
bentuk permulaan dari pembelajaran elearning yang akan dihasilkan dalam pengembangan model pembelajaran, 4) Preliminary field testing (Uji Coba Awal). Tahapan ini merupakan tahapan ujicoba dalam skala terbatas berdasarkan observasi atau angket, 5) Main product revision (Revisi Produk Pembelajaran).Pada tahap ini akan dikaji dan dilakukan perbaikan terhadap produk pembelajaran awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal, 6) Operational product revision (Uji Coba Lapangan). Pada tahap ini akan dilakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil ujicoba lebih luas, 7) Final product revision (Revisi Produk Akhir). Pada tahap ini akan dilakukan perbaikan terhadap model pembelajaran yang dikembangkan, 8) Dissemination. Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan implementasi. Adapun sintaks model pembelajaran yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Borg and Gall (1983) yang dimodifikasi [7]. Adapun langkahlangkah dari tahapan pengembangannya adalah sebagai berikut : 1) Research and information collecting (Perencanaan dan Pengumpulan Informasi Awal). Dalam hal ini dilakukan studi literatur terkait dengan permasalahan yang dihadapi, 2) Planning (Perencanaan). Pada tahap ini kegiatan terkait dengan perumusan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, 3)Develop preliminary of product (Pengembangan Format Produk Awal). Pada tahap ini akan dikembangkan
Gambar 1. Sintaks Pembelajaran e-learning
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
151
Sahat Siagian, Binsar Panjaitan dan Yasaratodo Wau
Penelitian ini melibatkan mahasiswa secara aktif, baik dalam studi pendahuluan, pengembangan produk, pengembangan bahan ajar, uji coba produk sampai pada desain produk final. Sistimatika penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Penelitian ini dilakukan tiga tahap.Tiap tahapan merupakan pelaksanaan tahunnya. Pada tahap penelitian ini dilakukan masih pada tahap pertama. Kegiatan tahap pertama ini adalah melakukan analisis terhadap media pembelajaran e-learning yang paling tepat digunakan dalam pembelajaran disain instruksional, melalui survei pada studi pendahuluan, meliputi identifikasi kebutuhan pembelajaran, Identifikasi karakteristik mahasiswa, identifikasi kemampuan awalmahasiswa, selain itu juga ditentukan tentang standar kompetensi mata kuliah yang meliputianalisis pembelajaran.mengidentifikasi karakteristik dan perilaku awal mahasiswa, menulis kompetensi dasar dan indikatornya. Tes hasil belajar yang akan dibuat pada pembelajaran e-learning adalah tes acuan patokan. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun strategi pembelajaran,mengembangkanbahan pembelajaran.Selain itu dalam pembelajaran ini juga ada quis yang harus diikuti oleh mahasiswa, karenanya perlu menyusun quis dari setiap akhir materi yang ditentukan dan memberi umpan baliknya. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan dan mendesain software meliputi: pembuatan naskah, pembuatan storyboard, pembuatan flowchart view. Pada tahap kedua adalah merupakan tahun kedua. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan bahan, meliputi: pembuatan dan pengumpulan gambar (image) dan animasi, perekaman dan pengumpulan audio, mengembangkan dan membuat media pembelajaran e-learning yang interaktif. Kegiatan selanjutnya melakukan kajian terhadap media, kompetensi, dan materi pembelajaran yang telah ditemukan pada tahap pertama. Media pembelajaran, materi pembelajaran,
152
kompetensi akan diuji cobakan pada skala kecil dan besar sekaligus sebagai bahan masukan untuk revisi tahap awal. Dengan demikian dalam tahap awal kedua akan dilakukan ujicoba terbatas, uji coba skala besar, revisi, dan hasil jadi. Pada penelitian tahap ke dua, digunakan metode uji coba melalui prosedur (a) review ahli, (b) uji coba satu-satu, (c) uji coba kelompok kecil, dan (d) uji coba kelompok besar (kelas riel) untuk media pembelajaran yang operasional. Pada tahap ketiga adalah merupakan tahun ketiga. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun pedoman (panduan) pelaksanaan penggunaan media pembelajaran e-learning interaktif, evaluasi, diseminasi dan pengembangan yang dapat dilakukan dalam bentuk eksperimen untuk melihat efektifitas dan efisiensi produk media pembelajaran interaktif yang dikembangkan. Pengukuran keefektifan dan kepraktisan model pembelajaran interaktif berbasis e-learningdalam penelitian ini elearning yang digunakan berbantuan edmodo, maka dikembangkan dan disusunlah beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) angket kebutuhan mahasiswa terhadap model pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo dan perangkat pembelajaran yang digunakan, (2) angket kebutuhan dosenterhadapmodel pembelajaran interaktif berbasis e-learning edmodo; (3) kuis tiap bab mata kuliah disain instruksional, (4) tes akhir pada mata kuliah disain instruksional.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis E-Learning Pada Matakuliah Disain Instruksional
Gambar 2. Sintaks Pelaksanaan Penelitian
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil yang diperoleh padapenelitian ini adalah sebuah produk berupa model pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo.Pada tahap pertama di tahun pertama ini dilakukan analisis terhadap model pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang paling tepat digunakan dalam pembelajaran disain instruksional, melalui survei pada studi pendahuluan. Dalam mengembangkan model pembelajaran matakuliah Desain instruksional ini dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi yang dikemukakan oleh Borgand Gall.Penyajian hasil penelitian ini mengikuti tahapan pengambangan yang telah diuraikan sebelumnya. Hasil penelitian yang diperoleh
dalam setiap tahapan penelitian dan pengembangan disajikan sebagai berikut: Tahapan yang dilakukan pada studi pustaka ini adalah 1) Mendaftar semua variable yang perlu diteliti, 2) Mencari setiap variable masalah melalui analisis , 3) Memilih deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari sumber-sumber yang tersedia, 4) Memeriksa indeks yang memuat variabel-variabel dan topik masalah yang diteliti, 5) Selanjutnya yang menjadi lebih khusus adalah mencari artikel-artikel, bukubuku, dan biografi yang sangat membantu untuk mendapatkan bahan-bahan yang relevan dengan masalah yang diteliti, 6) Setelah informasi yang relevan ditemukan, peneliti kemudian "mereview"dan menyusun bahan pustaka sesuai dengan urutan kepentingan dab relevansinya dengan masalah yang sedang diteliti, 7) Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
153
Sahat Siagian, Binsar Panjaitan dan Yasaratodo Wau
dicatat, diatur, dan ditulis kembali. 8) Dalam langkah terakhir,yaitu proses penulisan penelitian dari bahan-bahan yang telah terkumpul dijadikan satu dalam sebuah konsep penelitian yang merupakan hasil tinjauan pustaka.Sumber rujukan dalam melakukan kajian pustaka sebagai berikut: 1) Sumber literatur utama/pertama. Sumber literatur utama termasuk didalamnya studi empiris laporan penelitian, dokumen Desain Instruksional, monograp. Sumber ini bisa diakses dan banyak tersedia melalui jaringan internet. Sumber literatur utama terdiri dari: indeks jurnal pendidikan terbaru, abstraksi dan indeks yang berhubungan dengan Desain Instruksional yang mendiskusikan masalah-masalah penelitian dengan kajian yang spesifik, indeks dokumen, disertasi atau tesis, indeks kutipan, 2) Sumber literatur kedua. Selain sumber utama juga ada sumber kedua yang dapatdijadikan rujukan penelitian yang terdiri dari: buku profesional, ensiklopedia, buku pegangan khusus yang membahas tentang Desain Instruksional, serta ERIC (Educational Resource Information Center). Studi pustaka juga didapatkan bahwa terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan elearning diuraikan sebagai berikut: a) Kesusaian Model pembelajaran. Model pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan sarana dan prasarana, b) Kemenarikan tampilan e-learning. Tampilan aplikasi harus dapat memberikan daya tarik mahasiswa untuk belajar, c) Fitur aplikasi elearning.Kelengkapan fitur yang ada pada elering harus disesuaikan dengan kebutuhan dosesn dan mahasiswa, d) Kandungan kognisi. Kandungan isi program harus memberikan pengalaman kognitif (pengetahuan) yang dibutuhkan mahasiswa, e) Integrasi media. Media harus mengintegrasikan beberapa aspek dan keterampilan lainnya, f) Estetika. Untuk menarik minat pembelajar e-learning harus mempunyai tampilan yang artistik, g) Fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran kepada mahasiswa sehingga
154
pada waktu mahasiswa selesai menjalankan sebuah aplikasi (e-learning edmodo) mahasiswaakan merasa telah mempelajari sesuatu. Dalam mendesain suatu produk atau program pendidikan baru,gambarkan terlebih dahulu temuan-temuan penelitian yang berhubungandengan prinsip-prinsip desain pembelajaran yang didasarkan pada hasil penelitian. Dari hasil penelitian pendahuluan diperoleh data bahwa masih terdapat sebanyak 47% dosen yang belum memiliki bahan kuliah secara lengkap di awal kuliah, hanya 27% dosen yang memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran, padahal sebanyak 87% dosen sudah memanfaatkan komputer ataupun laptop sebagai media pembelajran. Hal ini sejalan dengan data yang menunjukkan bahwa sebanyak 87% dosen melakukan perkuliahan secara tatap-muka sepenuhnya.Data-data diatas menunjukkan bahwa para dosen masih harus didorong untuk memanfaatkan keunggulan TI dalam melaksanakan pembelajarannya. Ada beberapa hasil penelitian yang dijadikan rujukan dalam penelitian yang dikembangkan ini, semuanya menyangkut tentang pengembangan model pembelajaran berbasis e-learning dengan beberapa keefektifan dalam penggunaan elearning pada siswa maupun mahasiswa sangat membantu dalam penelitian ini dengan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan. Hasil analisis yang diperoleh dari lapangan menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti mata kuliah disain instruksional memerlukan suatu pola pembelajaran yang menarik dan interaktif. Berdasarkan hal itu dilakukanlah analisis kebutuhan pada mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah disain instruksional pada Tahun Ajaran 2014/2015 dengan cara menyebarkan angket kepada 66 mahasiswa dan 3 dosen yang berpredikat Guru Besar dan Doktor. Berdasarkan hasil sebaran angket diperoleh bahwa sebesar 85 % dosen pengampu dan yang pernah mengampu
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis E-Learning Pada Matakuliah Disain Instruksional
mata kuliah disain instruksional menyatakan membutuhkan media pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo dalam proses pembelajaran agar pembelajaran berjalan efektif. Berdasarkan angket yang disebar diperoleh bahwa 97 % mahasiswa menyatakan sangat mebutuhkan media pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodo agar mahasiswa memiliki sarana pembelajaran individual. Berdasarkan data analisis kebutuhan oleh mahasiswa diperoleh kesimpulan sebagai berikut:Sebanyak 20 orang atau sebesar 30,3% menyatakan bahwa mata kuliah disain instruksional merupakan mata kuliah yang sangat sulit, sebanyak 30 orang atau sebesar 45,45% menyatakan bahwa mata kuliah disain instruksional sulit, sedangkan sisanya sebanyak 16 orang atau sebesar 24,24% menyatakan bahwa mata kuliah disain instruksional merupakan mata kuliah yang biasa saja.Sebanyak 30 orang atau sebesar 45,45% bahwa ketersediaan media untuk mempelajari mata kuliah disain instruksional sudah memadai, sebaliknya dengan besar yang sama menyatakan bahwa ketersediaan media untuk mempelajari mata kuliah disain instruksional kurang memadai dan sebanyak 6 orang atau sebesar 9,09% menyatakan bahwa ketersediaan media untuk mempelajari mata kuliah disain instruksional tidak memadai. Sebesar 90,9% atau sebanyak 60 orang menyatakan bahwa sangat setuju dengan adanya media pembelajaran interaktif berbasis e-learning dengan berbantuan edmodo pada mata kuliah disain instruksional, sebagian kecil yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar 9,09% menyatakan setuju dengan adanya media pembelajaran interaktif berbasis e-learning dengan berbantuan edmodo pada mata kuliah disain instruksional.Secara menyeluruh (100%) mahasiswa menyatakan bahwa sangat perlu dan perlu disampaikan tujuan pembelajaran dalam media pembelajaran interaktif edmodo. Tentang cara penyampaian materi diperoleh bahwa sebanyak 50 orang atau
sebesar 75,75% menyatakan materi perlu disampaikan secara singkat dan jelas sedangkan 10 orang atau sebesar 15,15% menyatakan bahwa materi perlu diuraikan dengan sangat jelas, sisanya sebanyak 6 orang atau sebesar 0,9% menyatakan bahwa materi diuraikan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan data diperoleh bahwa sebesar 75,75% atau 50 orang menyakan perlu disampaikan semua materi tentang disain instruksional pada media pembelajaran interaktif edmodo, sedangkan sisanya sebesar 24,24% atau 16 orang menyatakan bahwa penyampaian materi perlu disesuaikan dengan materi yang sudah ada. Secara keseluruhan atau sebesar 90,9% atau sebanyak 60 orang dan 0,9% atau sebanyak 6 orang mahasiswa menyatakan bahwa materi disain instruksional sangat perlu dan perlu diberikan disertai dengan contoh dan latihan.Secara keseluruhan atau sebesar 90,9% atau sebanyak 60 orang dan 0,9% atau sebanyak 6 orang mahasiswa menyatakan bahwa materi disain instruksional sangat perlu dan perlu diberikan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar pemahaman mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan. Bentuk soal evaluasi yang diinginkan mahasiswa didominasi pada bentuk essay test, sebanyak 36 orang atau sebesar 54,54%, sedangkan yang memilih bentuk pilihan berganda ada sebanyak 25 orang atau sebedar 37,87% dan sisanya sebesar 0,75% atau sebanyak 5 orang memilih untuk soal dengan bentuk benar-salah. Dalam hal karakter warna yang ditampilkan pada media pembelajaran diperoleh bahwa mahasiswa banyak memilih warna yang cerah sebesar 54,54% atau 36 orang dan sisanya sebanyak 30 orang atau sebesar 45,46% memilih warna yang gelap. Akan tetapi secara keseluruhan mahasiswa setuju dalam hal warna yang akan digunakan tidak mengacaukan tampilan dan memberikan kenyamanan.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
155
Sahat Siagian, Binsar Panjaitan dan Yasaratodo Wau
Tentang efek suara yang ditampilkan pada media pembelajaran, mahasiswa dominan memilih tidak perlu ada efek suara, hal ini ditunjukkan sebanyak 36 orang atau sebesar 54,54% memilih tidak perlu ada efek suara sedangkan sebanyak 20 orang atau sebesar 30,3% memilih perlu ada efek suara, dan sebesar 15,15% atau sebanyak 10 orang memilih sangat perlu ada efek suara.Hal yang sama terjadi pada perlu tidaknya animasi pada media pembelajaran. Dalam hal ini mahasiswa dominan memilih tidak perlu ada animasi, hal ini ditunjukkan sebanyak 36 orang atau sebesar 54,54% memilih tidak perlu ada animasi sedangkan sebanyak 20 orang atau sebesar 30,3% memilih perlu ada animasi dan sebesar 15,15% atau sebanyak 10 orang memilih sangat perlu ada animasi.Sebanyak 63 orang atau sebesar 95,45% mahasiswa memilih bahwa produk pembelajaran yang dikembangkan merupakan hal yang penting bagi pendidikan sedangkan sebanyak 3 orang atau sebesar 0,46% memilih bahwa produk yang dikembangkan tidak penting bagi pendidikan. Pada item pengembangan Perangkat Pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodo sebanyak 61 orang atau sebesar 92,42% memilih bahwa media ini memiliki kemungkinan untuk dapat dikembangkan sedangkan sisanya sebanyak 5 orang atau sebsar 7,58% memilih bahwa tidak ada kemungkinan media ini untuk dapat dikembangkan.Sebanyak 56 orang atau sebesar 84,84% mahasiswa memilih bahwa SDM mahasiswa, dosen, memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodo. Sedangkan 10 orang atau sebesar 15,16% memilih bahwa SDM mahasiswa, dosen, tidak memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo. Sebanyak 55 orang atau sebesar 83,33% mahasiswa memilih bahwa Perangkat Pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodo yang
156
dikembangkan merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki/meningkatkan kompetensi mahasiswa. Sedangkan sisanya, sebanyak 11 orang atau sebesar 1,67% memilih tidak merupakan solusi untuk memperbaiki/meningkatkan kompetensi mahasiswa. Sebanyak 61 orang atau sebesar 92,42% mahasiswa menyatakan bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan dalam proses Pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo sesuai dengan kompetensi pada bidang keahlian dosen matakuliah. Sedangkan sebanyak 5 orang atau sebesar 7,58% menyatakan tidak sesuai dengan kompetensi pada bidang keahlian dosen matakuliah. Sebagian besar mahasiswa yaitu sebanyak 50 orang atau sebesar 75,76% menyatakan bahwa proses pembelajaran desain instruksional selama ini merupakan permasalahan yang akan diselesaikan dengan pengembangan multimedia interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo. Sedangkan sebesar 24,24% atau sebanyak 16 orang menyatakan tidak. Berdasarkan data analisis kebutuhan oleh dosen diperoleh kesimpulan yaitu sebanyak 3 orang atau sebesar 100% dosen memilih bahwa mahasiswa perlu memiliki penguasaan yang baik terhadap mata kuliah disain instruksional. Sebanyak 1 orang atau sebesar 33,33% dosen memilih bahwa buku Disain Instruksional yang sudah ada belum memotivasi mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah disain instruksional. Sedangkan sebanyak 2 orang atau 66,67% menyatakan buku Disain Instruksional yang sudah ada dapat belum memotivasi mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah disain instruksional, 3) Sebesar 66,67% atau sebanyak 2 orang dosen menyatakan bahwa media untuk mempelajari mata kuliah disain instruksional sudah memadai, sedangkan sebanyak 1 orang atau sebesar 33,33% memilih bahwa media yang ada kurang memadai. Berdasarkan informasi tentang media baru untuk mempelajari mata kuliah disain
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis E-Learning Pada Matakuliah Disain Instruksional
instruksional diperoleh sebanyak 2 orang atau sebesar 66,67% dosen sangat setuju dengan adanya media baru dan 1 orang dosen atau sebesar 33,33% menyatakan setuju dengan adanya media baru.Semua dosen atau sebesar 100% menyatakan bahwa materi yang ada di dalam media pembelajaran perlu disesuaikan dengan kurikulum.Semua dosen atau sebesar 100% menyatakan tujuan pembelajaran perlu disampaikan di dalam media tersebut.Sebanyak 2 orang dosen memilih agar penyampaian mata kuliah disain instruksional itu singkat dan jelas sedangkan 1 orang atau sebesar 33,33% memilih agar diuraikan dengan sejelas-jelasnya.Sebanyak 2 orang dosen atau sebesar 66,67% menyatakan bahwa materi pada mata kuliah disain instruksional perlu disampaikan semua pada media pembelajaran interaktif sedangkan 1 orang atau sebesar 33,33% memilih agar disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.Semua dosen atau sebesar 100% memilih agar penyampaian materi perlu disertai dengan contoh dan latihan dalam media.Semua dosen atau sebesar 100% memilih agar di bagain akhir perlu ada evaluai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan. Mengenai karakter warna sebanyak 2 orang atau sebesar 66,67% dosen memilih warna-warna cerah sedangkan sebanyak 1 orang atau sebesar 33,33% memilih warna yang gelap, akan tetapi semua setuju jika warna yang dipilih tidak mengacaukan tampilan dan memberikan kenyamanan.Sebanyak 2 orang atau sebesar 66,67% dosen memilih tidak perlu ada efek suara sedangkan 1 orang atau sebesar 33,33% memilih perlu ada efek suara dalam media pembelajaran.Sebanyak 2 orang atau sebesar 66,67% dosen memilih tidak perlu ada animasi sedangkan 1 orang atau sebesar 33,33% memilih perlu ada animasi dalam media pembelajaran.Semua dosen atau sebesar 100% memilih bahwa Pengembangan Perangkat Pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodo mempunyai kemungkinan untuk dapat
dikembangkan.Semua dosen atau sebesar 100% memilih bahwa SDM mahasiswa, dosen, memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodo.Semua dosen atau sebesar 100% memilih bahwa perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo yang dikembangkan merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki/meningkatkan kompetensi mahasiswa.Semua dosen atau sebesar 100% memilih bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan dalam proses pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo sesuai dengan kompetensi pada bidang keahlian dosen matakuliah.Semua dosen atau sebesar 100% memilih bahwa proses pembelajaran desain instruksional selama ini merupakan permasalahan yang akan diselesaikan dengan pengembangan multimedia interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran interaktif berbasis elearning yang dikembangkan dari edmodo, survey lapangan juga dilakukan kepada mahasiswa untuk menganalisis kebutuhan perangkat pembelajaran interaktif berbasis elearning yang dikembangkan dari edmodo dilihat dari sisi pengguna. Berdasarkan survey lapangan tersebut, didapatkan hasil sebagai berikut: a) Perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodoharus bersifat interaktif dalam hal ini mahasiswa dilibatkan langsung dalam pembelajaran dengan memampukan mahasiswa belajar mandiri, tidak hanya penyaji yang bertindak aktif dan dan proses pembelajaran yang dilakukan, b) Materi yang terkandung dalam pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami mahasiswa serta memberikan ilustrasi atau gambaran yang mudah, c) Kemudahan pengoprasian pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo yang dilengkapi
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
157
Sahat Siagian, Binsar Panjaitan dan Yasaratodo Wau
berbagai macam fitur yang diperlukan oleh dosen, mahasiswa dan orang tua ataupun pihak yang berkepentingan diharapkan untuk mempermudah mahasiswa melihat materi yang diinginkan dan bersifat responsif terhadap perintah mahasiswa, mengikuti tes, melihat hasil belajar, dan orang tua mereka juga dapat melihat laporan hasil belajar mahasiswa, d) Kemasan perangkat pembelajaran dalam sajian pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo, diharapkan bersifat interaktif dan tidak membosankan, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan memberikan solusi cerdas dalam memecahkan suatu permasalahan yang terdapat dalam materi, e) Estetika tampilan pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo diharapkan ditampilkan dalam bentuk yang banyak diminati dan digemari oleh mahasiswa, f) Berkaitan dengan pengalaman yang diinginkan mahasiswa, pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar menjadi lebih mudah dalam memahami sebuah materi serta mahasiswa mampu belajar mandiri dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Produk Perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo, prosedur pengembangan memerlukan tahapan, diantaranya tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap implementasi dan tahap penilaian produk. Tahapan analisis merupakan tahapan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang relevan mengenai perlunya Pengembangan Perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo. Pada tahap analisis ini diperlukan kerjasama antara dosen dengan pengembang pembelajarandengan mengacu pada kurikulum yang digunakan. Tahap desain merupakan tahap yang meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam aplikasipembelajaran
158
interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodoyang esuai dengan desain pembelajaran. Pada tahap ini dihasilkan perancangan tujuan, flowchart, storyboard, dan perancangan antarmuka pemakai. Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk awal yang selanjutnya diuji untuk memastikan apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Tahap pengembangan pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodomeliputi langkah-langkah penyediaan papan cerita (storyboard), carta alir (flowchart), grafik, media (suara dan video) dan pengintegrasian sistem. Tahap ini dikategorikan ke dalam tahap uji coba produk yang bertujuan untuk mengetahui daya tarik multimedia yang dikembangkan bagi mahasiswa dan untuk memperoleh data yang diinginkan dari mahasiswa, misalnya skor tes. Implementasi pengembangan pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo disesuaikan dengan model pembelajaran yang diterapkan. Peserta didik dapat menggunakan pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmododi dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatan individu atau kelompok Tahap penilaian merupakan tahap yang ingin mengetahui kesesuaian pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo tersebut dengan program pembelajaran. Yang dilakukan dalam tahap penilaian ini adalah melihat kembali mengenai produk yang dihasilkan dilihat dari kelayakan, motivasi belajar mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo, tanggapan atau respon mahasiswa terhadap Perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning yang dikembangkan dari edmodo dan kekurangan, kelebihan, kendala dan rekomendasi dari multimedia yang telah dikembangkan.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis E-Learning Pada Matakuliah Disain Instruksional
Dari hasil studi pustaka dan survey lapangan yang dilakukan, maka diperoleh analisis kebutuhan sebagai gambaran umum untuk mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif desain instruksional. Hasil analisis kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Perangkat pembelajaran Interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodoyang akan dikembangkan mengangkat materi desain instruksional berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2) Perangkat pembelajaran Interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodoyang akan dikembangkan bersifat interaktif terhadap pengguna yang memainkannya dan dikemas semenarik mungkin, 3) Perangkat pembelajaran Interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodoyang akan dikembangkan mengadaptasi dengan melibatkan peran di dalamnya, Perangkat 4) Pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodoyang akan dikembangkan menyajikan materi pembelajaran dengan tetap mengacu pada alur perkuliahan dan tahapan materi yang disajikan, 5) Perangkat Pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodoyang akan dikembangkan bersifat interaktif dengan menyediakan tantangan dalam bentuk tugas, pertanyaan, soal-soal evaluasi dan adanya aturan tertentu untuk menjawabnya, 6) Perangkat pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodoyang akan dikembangkan dapat menumbuhkan motivasi mahasiswa untuk belajar, 7) Perangkat pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodoyang akan dikembangkan dapat digunakan di komputer manapun serta mudah digunakan atau dinavigasikan. Tahapan desain ini merupakan tahap membuat rancangan sebuah perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmododengan mengacu pada hasil analisis kebutuhan dari tahapan analisis sebelumnya. Dalam tahapan ini, didapatkan sebuah konsep pengembangan perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo, materi “Desain
Instruksional”. Secara umum, perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodoini merupakan tipe interaktif online yang mengajak mahasiswa/penggunanya untuk masuk dan mencari materi-materi pembelajaran pada mata kuliah desain instruksional dan mampu mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Materi perkuliahan akan disisipkan pada sesi latihan yang harus diikuti oleh mahasiswa tersebut baik online maupun dikelas. Soalsoal evaluasi disajikan dalam bentuk multiple choice/pilihan ganda, maupun essai. Berdasarkan gambaran konsep sebelumnya dan untuk memudahkan proses pengembangan perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmododesain instruksional pada tahapan pengembangan, maka pada tahap desain ini dibuat diagram alir (flowchart), storyboard dan rancangan antarmuka pemakai. Masingmasing bagian diuraikan sebagai berikut:1) Rumuskan tujuan pengembangan produk atau program dalam suatubentuk pernyataan yang jelas sehingga dapat dievaluasi dengan jelas, 2) Dalam upaya memenuhi rekomendasi ini, penelitian ini telahmerumuskan tujuan pengembangan secara jelas, yaitu diperolehnyaperangkatmodel pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo, yaitu diperolehnya perangkat model pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodo, yang terdiri dari silabus, RPP,bahan ajar sistem evaluasi, dan program pembelajaran online learning.
Simpulan dan Saran Hampir seluruh mahasiswa memberikan respon positif mengenai pembelajaran yang menggunakan perangkat pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo, dalam konteks dapat membawa manfaat, menarik, dan bisa meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, yang dilakukan dalam menjaring data pada analisis kebutuhan.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
159
Sahat Siagian, Binsar Panjaitan dan Yasaratodo Wau
Ditinjau dari aspek umum, rekayasa perangkat lunak, komunikasi visual, substansi materi dan pembelajaran, maka perangkat pembelajaran interaktif berbasis elearning berbantuan edmodo yang dihasilkan perlu dilanjutkan untuk tahap validasi dan uji coba produk, dengan beberapa kriteria yang sudah ditetapkan dalam perencanaan metode penelitian dan pengembangan. Penggunaan pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmododiharapkan dapat memberi kemudahan kepada dosen dan mahasiswa dalam menyerap. Ditinjau dari pembelajaran pada mata kuliah desain instruksional, aspek multimedia, kemudahan penggunaan multimdedia dan interaktifitas multimedia, sangat diharapkan oleh semua mahasiswa untuk memiliki laptop/komputer, agar proses pembelajaran dengan media pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo berjalan dengan baik dan lancar Tahap pengembangan pembelajaran interaktif berbasis e-learning berbantuan edmodo masih terus dilakukan, sehingga produk yang dihasilkan secara maksimal dapat memberikan kemudahan dalam belajar mahasiswa. Tahap selanjutnya akan dilanjutkan dengan validasi ahli dan uji coba dengan revisi, sampai pada menentuan efektifitas produk pembelajaran dengan melakukan eksperimen untuk mengetahui kualitas produk dan keunggulan produk yang dikembangkan.
Daftar Pustaka AECT. Definisi Teknologi Pendidikan (satuan tugas definisi & terminologi AECT). Jakarta: Rajawali, (1977). Arikunto, S. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, (2005). Borg,
160
W. &V Gall, M.D. Educational Research. An Introduction (4nded).
New York& London: Longman, (1983). Degeng, I. N. Paradigma Baru Pendidikan Memasuki Era Desentralisasi dan Demokratisasi. Makalah Seminar Regional, di Universitas PGRI Surabaya: 19 April 2000. Dick, W. dan Carey, L. The Systematic Design of Instruction. United States of America: Scott Foresman and Company, (2005). Firouz
Anaraki (2004, Mei.Aug.).“Developing an Effective and Efficient eLearning Platform”.International Journal of The Computer, the Internet and Management. [On-line]. Vol. 12 No. 2, pp. 57-63. Available: http://ijcim.th.org/SpecialEditions/v1 2n2/pdf/p57-63-FirouzDeveloping%20an%20Effective.pdf[ Aug. 22, 2016].
Gagné, R.M.;Briggs, L.J & Wager, W.W. Principles of Instruction Design. New York: Saunders College Publishing, (1992). Heinich, Robert, et. Al. Instructional Media and Technologies for Learning (5thed). New Jersey : A Simon & Schuster Company Engelewood Cliffs, (1996). Jaemu Lee and Yong-Jae Lee (2012, oct.). “Development and Application of E-Learning Content for Advertising Education”.International Journal of Advanced Science and Technology. [online].vol 47 no 1, pp 1-12. Available: http://www.sersc.org/journals/IJAST/ vol47/1.pdf[Aug. 22, 2016]. Kemp.Design Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company, (1994). Merrill.
M.D.Teaching Concepts: An Instructional Design Guide. New Jersey: Educational Technology Publications, (1977).
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis E-Learning Pada Matakuliah Disain Instruksional
Mohamed Jama Madar and Oso Willis (2014, May). “Strategic Model Of Implementing E-Learning”. International Journal Of Scientific & Technology Research. [On-line]. Vol. 5, pp. 235-238. Rooijakkers, Ad. 1993. Mengajar denganSukses: Petunjuk Untuk Merencanakan dan menyampaikan Pengajaran. Jakarta: Gramedia, (1993). Sadiman,
A. dkk. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya . Jakarta : Pustekkom Dikbud, (2003).
Seells dan Richey. Instructional Technology (Mahasiswa S2 IKIP Malang Terjemahan). IKIP Malang, (1996). Smaldino, E. S., dkk. Instrucional Technology and Media For Learning. New Jersey: Upper Saddle River, (2008) Suparman, A. Desain instruksional. Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi, Departemen Pendidikan Tinggi, (2001).
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 22 Nomor 2 September 2016
161