SUARA DAKWAH ISLAM DALAM MUSIK RELIGI BIMBO 1974-1980: SUATU KAJIAN SEJARAH SENI
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh: Yudha Adipradana NIM : 1111022000015
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H
i
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan sudah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Ferbruari 2017
Yudha Adipradana
ii
iii
iv
DEDIKASI
Didedikasikan untuk Ibundaku almh. Ratna Nurmala, Ayahandaku Bambang Setiono dan adik tercintaku Dhea Prastika Setiono.
v
ABSTRAK Yudha Adipradana Suara Dakwah Islam dalam Musik Religi Bimbo Tahun 1974-1980 Musik merupakan sesuatu yang sifatnya universal. Termasuk musik yang bertemakan rohani, atau biasa disebut musik religi. Dalam perkembangannya, musik religi Islam di Indonesia termasuk salah satu musik musiman, karena pada zaman sekarang musik-musik religi hanya tenar pada saat bulan Ramadhan saja. Awal perkembangan musik religi Islam di Indonesia, salah satu pencetusnya adalah grup band asal Bandung yang berdiri pada tahun 1967, yaitu Bimbo. Pada awalnya Bimbo bukanlah sebuah band religi melainkan band pop yang lagulagunya masih bertemakan cinta, politik, lingkungan dan humor. Namun ada sesuatu yang membuatnya pindah haluan menjadi musik religi Islam, yaitu saat pertemuannya dengan sastrawan ternama Taufiq Ismail. Pada akhirnya Taufik Ismail sering menuliskan beberapa puisi untuk dijadikan lagu oleh Bimbo. Lagu-lagu religi yang dituliskan dalam bentuk puisi oleh Taufiq Ismail dan dijadikan lagu oleh Bimbo berjumlah 68 lagu. Grup band Bimbo kemudian semakin sukses dan konsisten dalam aliran musik religi Islam. Bahkan berpengaruh dalam perkembangan musik di Indonesia. Kata Kunci:Suara Dakwah Islam, Musik Religi Bimbo, Sejarah, 1974-1980
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur untuk Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan nikmat yang tiada terhitung, dan dengan kasih sayang-Nya kita dapat terus bernapas dan berbuat di dunia ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita nabi Muhammad Saw. Banyak
rintangan
dan
hambatan
yang
penulis
hadapi
dalam
merampungkan skripsi yang berjudul: Suara Dakwah Islam dalam musik Religi Bimbo 1974-1980: Suatu Kajian Sejarah Seni. Namun, semua rintangan dan hambatan itu bisa terlewati sedikit demi sedikit dan setahap demi setahap dengan usaha dan kerja keras. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada mereka semua, di antaranya: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag. selaku Dekan Faultas Adab dan Humaniora. 3. Bapak Nurhasan, MA. selaku Ketua Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa dalam beberapa hal yang berhubungan dengan birokrasi universitas sehingga segalanya menjadi mudah. 4. Ibu Sholikatus Sa’diyah, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam yang telah banyak membantu penulis saat menjadi mahasiswa di Prodi Sejarah dan Peradaban Islam tercinta ini baik yang vii
berkenaan dengan surat menyurat maupun motivasi untuk terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. 5. Bunda Imas Emalia, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang memberikan banyak masukan serta saran kepada penulis untuk terus mencari sumber primer dalam penulisan sejarah, serta segala kemudahan yang penulis dapatkan ketika menjadi mahasiswa bimbingan beliau. 6. Bunda Tati Hartimah, MA. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan kewajiban menulis skripsi. 7. Seluruh Dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang banyak bermanfaat. 8. Seluruh staff pegawai Fakultas Adab dan Humaniora yang telah baik membantu segala urusan akademik dan administrasi. 9. Samsudin Hardjakusumah (Sam Bimbo), selaku narasumber dan juga personil Bimbo yang bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk penulis wawancarai. 10. Taufiq Ismail, selaku narasumber dan juga pencipta lagu-lagu religi dari Bimbo yang bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk penulis wawancarai. 11. Keluargaku, Ibundaku almh. Ratna Nurmala, Ayahandaku Bambang Setiono dan adik tercintaku Dhea Prastika Setiono yang selalu memberikan dukungan setiap hari baik moril maupun materi tak viii
terhingga dan didikan di rumah ini menjadikan penulis menjadi pribadi yang memiliki karakter. 12. Bapak Irjen. Drs. Anton Bachrul Alam, SH. MBA atau biasa saya panggil Pakde Anton selaku kakak dari almarhumah ibuku, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah ini dari segi moril maupun materi. 13. Keluarga Om Kenmada Wijayanto, yang telah memberi tempat singgah bagi penulis untuk melakukan penelitian dan wawancara di Bandung. 14. Dyah Diu Djemba Wati, yang telah membantu penulis dalam melakukan pencarian sumber, penelitian dan wawancara, serta memberi motivasi. 15. Himpunanku, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora (KOFAH) Cabang Ciputat, yang telah menjadi tempat penulis belajar berorganisasi dan belajar banyak hal. Terima kasih kepada senior-junior yang tidak bisa disebutkan namanya satupersatu. Namun penulis harus berterima kasih kepada Dini Hafizah, Danty, Lilis, dan Fika, teman-teman seperjuangan di komisariat. 16. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandung, yang telah memberikan tempat singgah bagi penulis saat di Bandung guna melakukan penelitian. 17. Teman-teman seperjuangan di SPI 2011, dan senior-juniornya yang saking banyaknya sehingga tidak bisa disebutkan satu-persatu, namun penulis merasa harus berterima kasih kepada, Bang Mayong, Bang Johan, Firdaus, Ahmad Al-Faiz, Ikhwanuddin, Illham, Humaedi, Indi, ix
Ririn, Wilda dan Naufan sahabat penulis yang banyak membantu selama masa perkuliahan ini. 18. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ-SPI) Sejarah dan Peradaban Islam, Senat Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (SEMA-FAH) Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (DEMA-FAH) tempat penulis meluangkan waktu untuk berproses dan berorganisasi. 19. Teman-teman di kosan. Luthfi, Rizqal, Abror, Opang dan Tama yang sehari-hari menjadi teman berbincang penulis dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 20. Teman-teman band Broken Street dan Broken Street Crew, yang menjadi wadah penulis dalam menyalurkan bakat musik dan menambah wawasan musik penulis. Terima kasih kepada Cipay, Angki, Blek, Kule, Abe dan Gerry yang masih kompak hingga sekarang. 21. Teman-teman Satukan Kepalan Crew (SKC), komunitas musik tempat penulis menambah teman dan wawasan mengenai musik, terima kasih kepada, Squad To Attack (Bedul dan Degol), Bopak, Hendra, Arif, Deni dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis jelaskan satu-persatu. 22. Teman-teman KKN Kemping, Ibnu, Fikri, Doni, Bayu, Afif, Acep, Syifa, Fitri, Ziah, Shofa.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................... iv DEDIKASI ............................................................................................................ v ABSTRAK ........................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 9 D. Kajian Pustaka ............................................................................... 10 E. Kerangka Teori dan Pendekatan ..................................................... 11 F. Metode Penelitian .......................................................................... 14 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 16
BAB II
SEJARAH BERDIRINYA BIMBO ................................................. 18 A.1 . Sekilas Mengenai Keluarga Bimbo ............................................ 18 A.2. Latar Belakang Terbentuknya Bimbo ......................................... 21 B. Perkembangan Bimbo dan Musik Pop di Indonesia ...................... 28 xi
C. Pertemuan Bimbo dengan Taufiq Ismail ....................................... 32 BAB III PERKEMBANGAN MUSIK RELIGI DI INDONESIA 1974-1980 ........................................................................................... 37 A. Awal Muncul Musik Religi ........................................................... 37 B. Bimbo:Peletak Dasar Musik Pop Religi di Indonesia ................... 41 BAB IV PESAN DAKWAH DALAM MUSIK RELIGI BIMBO ............... 46 A. Pesan Dakwah dan Nilai-nilai Islam yang Terdapat pada Lagu-lagu Bimbo ............................................................................................ 46 B. Tema-tema Syair dalam Musik Bimbo .......................................... 48 B.1 Tasawuf .................................................................................. 45 B.2 Aqidah .................................................................................... 56 B.3 Ibadah ..................................................................................... 63 B.4 Akhlak .................................................................................... 70 B.5 Sosial ...................................................................................... 74 BAB V
RESPONS MASYRAKAT ATAS MUSIK RELIGI BIMBO ...... 79 A. Keluarga ....................................................................................... 79 B. Penggubah Syair .......................................................................... 80 C. Pemain Musik .............................................................................. 81 D. Musikus ........................................................................................ 83 E.
Lembaga Penyiaran ...................................................................... 88
F.
Pemerintah .................................................................................... 89
G. Masyarakat Luas .......................................................................... 90
xii
BAB VI
PENUTUP ......................................................................................... 94 A. Kesimpulan .................................................................................. 94 B. Saran ............................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 98 LAMPIRAN ...................................................................................................... 103
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Grup Vokal Yanti Bersaudara
17
Gambar 2
Grup Musik Aneka Nada
19
Gambar 3
Sampul Piringan Hitam Bimbo saat rekaman di Singapura
23
Gambar 4
Sam saat menyerakan piringan hitam di Kedutaan Besar Amerika Serikat
86
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menurut Diter Mack dalam bukunya yang berjudul Sejarah Musik : Jilid IV dikatakan bahwa: “Musik telah memberi dampak besar bagi kehidupan manusia. Salah satu peran penting musik adalah sebagai hiburan. Musik yang berkembang di seluruh dunia, mengangkat beragam tema mulai dari tema sosial, politik, budaya, hingga agama.”1 Musik dengan tema agama khususnya Islam di Indonesia biasanya berkembang pesat selama bulan Ramadhan. Musik hiburan yang biasanya membahas tentang kehidupan percintaan dan lain-lain, berubah haluan ke arah pertaubatan, cinta pada Tuhan, atau rindu kepada Rasul di bulan Ramadhan. Musik yang bernapaskan Islam kemudian diputar di berbagai tempat sebagai bentuk totalitas tema bulan ramadhan. Hal ini memberikan dampak positif bagi penyanyi dan pendengarnya. Bagi penyanyi, menyanyikan lagu religi akan menambah pekerjaan dan meningkatkan pendapatan mereka, karena menurut penulis ketika memasuki bulan Ramadhan banyak berbagai acara off air2 ataupun on air3 yang menyajikan tema religi, termasuk mengundang beberapa musisi untuk menyanyikan lagu-lagu religi. Abdurrahman al-Bagdadi berpendapat bahwa :
1
Diter Mack. Sejarah Musik: Jilid IV. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 2007 h. 11 Off Air, acara yang tidak ditayangkan ditelevisi dan tidak disiarkan melalui radio atau media manapun yang dapat menayangkan dan menyiarkan secara langsung. 3 On Air, acara yang disiarkan secara langsung melalui radio, atau ditayangkan secara langsung melalui televisi. 2
2
“dalam agama Islam, pujian terhadap Allah SWT bisa dilakukan dengan berbagai cara. Paling banyak dilakukan ialah berdzikir. Berdzikir membuat manusia benar-benar merasa dekat dengan Allah SWT. Selain dzikir, bisa juga dengan seni salah satunya adalah musik, mendengarkan lagu religi Islam pun bisa menjadi asupan bagi jiwa kita untuk merasa dekat dengan Allah SWT dan mensyukuri semua yang telah diberikan Allah kepada kita”.4 Adapun makna dzikir menurut Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur‟an Tantang Dzikir dan Doa, adalah : “Dzikir dan doa, di samping menjadi media yang menghubungkan manusia dengan Allah, juga bentuk pengakuan manusia akan keberadaan dirinya yang dependent (memiliki ketergantungan). Allah sangat mengecam orang yang tidak mau berdzikir dan doa.”5 Dari kedua pendapat di atas, menurut pendapat penulis, Bimbo mengemas dzikir dan doa menjadi lagu (seni musik), agar berdzikir dan berdoa bisa dilakukan sesering mungkin. Hal ini merupakan sebuah ide baru dalam permusikan di Indonesia. Bimbo didirikan pada 1967. Personil Bimbo merupakan kakak-beradik, yang tertua adalah Samsudin Hardjakusumah atau lebih dikenal dengan Sam. Kemudian yang kedua adalah Darmawan Hardjakusumah atau lebih dikenal dengan Acil. Selanjutnya yang ketiga adalah Jaka Purnama Hardjakusumah atau lebih dikenal dengan Jaka. Adapun yang terakhir adalah Parlina Hardjakusumah yang akrab disapa Iin. Awalnya grup Bimbo bernama Trio Bimbo yang terdiri dari 3 personil, yang banyak dipengaruhi musik pop Latin6. Kehadiran Bimbo
4
Abdurrahman Al Bagdadi. Seni dalam Pandangan Islam (Vocal, Musik, Tari). Jakarta: Gema Insani. 2004. h. 24 5 M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur‟an Tantang Dzikir dan Doa, Jakarta: Lentera Hati. 2006. h. 10 6 Aliran musik Latin masuk ke Indonesia pada tahun 1950. Musik yang dibawa oleh Edmundo Ros, Xavier Cugat, Perez Prado, dan Los Panchos merupakan musik Amerika Latin
3
dalam sejarah permusikan negeri ini tidaklah tergantikan. Pada awalnya Bimbo beraliran pop Latin, mereka juga masih membawakan lagu-lagu Indonesia yang sedang populer pada masa itu seperti “Manis dan Sayang” karya almarhum Tony Koeswoyo. Nama Bimbo sendiri diberi oleh salah seorang produser dari Televisi Republik Indonesia ketika mereka tampil pertama kali di stasiun televisi tersebut pada tahun 1967, produser tersebut adalah Hamid Gruno. Pada saat mereka akan tampil, mereka belum mempunyai nama, dan Hamid Gruno langsung menamai grup musik ini dengan nama Bimbo yang berarti “bagus”. Karena pada saat itu mereka masih bertiga, maka kata “trio” ditambahkan sehingga menjadi Trio Bimbo. Walaupun belum mempunyai lagu sendiri dan masih membawakan lagulagu dari orang lain, di situlah awal karier mereka dimulai.7 Tahun 1970 Bimbo dikontrak untuk bernyanyi selama tiga bulan di Ming Court Hotel di bilangan Orchard, Singapura. Kontrak tersebut datang dari perusahaan manajemen artis yaitu Asia Cat, Bimbo dipilih karena kemampuan mereka pada penampilan di pentas dalam segi harmoni vokal dan jenis musik Latin yang dibawakannya. Sebelum pulang ke Indonesia Bimbo mendapat tawaran rekaman untuk album kompilasi di perusahaan rekaman Polydor. Dari hasil rekaman itu lahirlah lagu-lagu seperti “Melati Jayagiri”, “Flamboyan” atau “Angin November.8
yang kemudian menjadi lekat dengan telinga orang Indonesia. Lihat:http://www.portalsejarah.com/sejarah-dan-perkembangan-musik-dangdut-di-indonesia.html (diakses, 25 Maret 2016 pukul 3:50 WIB) 7 Lihat, http://kita.kompas.com/tokoh/detail/16/bimbo (diakses, 30 April 2015, 1:10 WIB) 8 Tatang Sumarsono. Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius. Bandung: Mizan. 1989 h. 37
4
Di pertengahan 1970-an, Bimbo lalu diperkuat oleh Iin Parlina dan mulai menjamah lagu-lagu dengan tema-tema keseharian dan jenaka seperti “Abang Becak” hingga lagu-lagu yang temanya terinspirasi dari anggota tubuh seperti “Kumis”, “Tangan” hingga “Mata” yang cenderung bernada humor. 9 Selain itu suara Iin dinilai cocok oleh Sam untuk menambah warna suara dalam Bimbo. Mendekati umur 30-an, setelah selesai menjalankan ibadah haji Sam menjadi sosok yang religius. Ia mencoba menuliskan lagu yang mempunyai tema berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.10 Lagu "Tuhan" menjadi lagu religius pertama yang dikenalkan oleh kelompok musik tersebut. Lagu ini merupakan ciptaan Sam sendiri. Sam mengambil tema tasawuf dalam lagu ini. Awalnya lagu ini diragukan mampu meraih kesuksesan, namun justru berhasil menarik perhatian pecinta musik di tanah air. Pada 1972 Bimbo adalah grup musik yang sedang menanjak kariernya dan paling populer di Indonesia, akhirnya dalam Pertemuan Sastrawan Indonesia tersebut Bimbo dipilih dan dihubungi. Beberapa puisi dikirim ke Bandung untuk dipelajari termasuk puisi dari Taufiq Ismail yaitu “Dengan Puisi, Aku” menjadi lagu pertama ciptaan Taufiq Ismail yang dibawakan oleh Bimbo. Tahun 1972 Taman Ismail Marzuki menyelenggarakan Pertemuan Sastrawan Indonesia. Ramadhan K.H., Sekretaris Pelaksana Dewan Kesenian Jakarta, penggagas dari pertemuan nasional itu, mengajukan sebuah gagasan untuk mendatangkan grup
9
Tabloid E-Music: Flasback, 21 Desember 2005 Wawancara dengan Samsudin Hardjakusumah 24 Oktober 2015, Komplek Dosen UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung:Pukul 12:00 WIB 10
5
musik populer dan membawakan lagu-lagu yang isinya dari sajak penyairpenyair.11 Pertemuan dengan sastrawan Taufiq Ismail, menjadi salah satu titik terpenting dalam karier Bimbo dalam bermusik. Sastrawan sekaligus penyair kenamaan inilah yang melihat potensi bahwa Sam dan ketiga saudaranya sangat cocok untuk menyanyikan lagu-lagu religi bernuansa Islam. Taufiq Ismail pun menulis berbagai lirik lagu yang kemudian dibawakan oleh Bimbo dalam alunan nada. Di antaranya adalah, Dengan Puisi, Aku12, Doa Nelayan, Ada Anak Bertanya pada Bapaknya, Maha Segala Maha, Matahari dan Rembulan Mengingat Dikau, Telah Datang Dia, Umat Manusia Bergembira, dan Rindu Rasul. Tahun 1974 lagu-lagu tersebut diluncurkan dan beredar di seluruh wilayah Indonesia. Taufiq Ismail merupakan sosok orang yang religius, hampir sebagian besar syair syair puisinya bernapaskan Islam, jadi tidak heran apabila lirik lagu yang dibuat untuk dinyanyikan Bimbo bernuansa Islam. Adapun judul lagu religi yang digubah oleh Taufiq Ismail, adalah sebagai berikut : (1) Dengan Puisi, Aku, 1972; (2) Doa Nelayan, 1972; (3) Ada Anak Bertanya pada Bapaknya, 1973; (4) Maha Segala Maha, 1973; (5) Matahari dan Rembulan Mengingat Dikau, 1973; (6) Umat Manusia Bergembira, 1973; (7) Telah Datang Dia, 1973; (8) Hakekat Kehidupan, 1974; (9) Gravitasi, 1974; (10) Rindu Rasul, 1974; (11) Balada Nabi Adam AS, 1975; (11) Balada Nabi Idris AS dan Nabi Hud AS, 1975; (12) Balada 11
Teater Kecil Taman Ismail Marzuki. Penyerahan Penghargaan Akademi Jakarta 2010 kepada Taufiq Ismail, Jakarta 9 Desember 2010. h. 27 12 Puisi Taufiq Ismail ini, ditulis tahun 1965 adalah puisi yang pertama dijadikan lagu oleh Sam Bimbo tahun 1972, dan pertama kali dipentaskan dalam Pertemuan Sastrawana Indonesia, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Desember 1972.
6
Nabi Nuh AS, 1975; (13) Balada Nabi Saleh AS, 1975; (14) Balada Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, 1975; (15) Balada Nabi Luth AS, 1975; (16) Balada Nabi Ishaq AS dan Nabi Yaqub AS, 1975; (17) Balada Nabi Yusuf AS, 1975; (18) Balada Nabi Ayub AS, 1975; (19) Balada Nabi Zulkifli AS, 1975; (20) Balada Nabi Syuaib AS, 1975; (21) Balada Nabi Khaidir AS, 1975; (22) Balada Nabi Musa AS, 1975; (23) Balada Nabi Harun AS, 1975; (24) Balada Nabi Daud AS, 1975; (25) Balada Nabi Sulaiman AS, 1975; (26) Balada Nabi Ilyas AS dan Nabi Ilyasa AS, 1975; (27) Balada Nabi Yunus AS, 1975; (28) Balada Nabi Zakari AS dan Nabi Yahya AS, 1975; (29) Balada Nabi Isa AS, 1975; (30) Balada Nabi Muhammad SAW, 1975; (31) Gerbang Keampunan, 1975; (32) Anakku Bertanya Tentang Rasul, 1976; (33) Rasul Hancurkan Berhala, 1976; (34) Rasul Menyuruh Kita Mencintai Anak Yatim, 1976; (35) Aku Impikan Sebuah Masjid, 1978; (36) Di mana Dunia Di mana Surga, 1976; (37) Doa Orang Biasa, 1978; (38) Ibu Merebus Air Merebus Batu, 1978; (39) Jangan Tolak Kenikmatan, 1978; (40) Pinjaman Tanpa Bunga, 1978; (41) Dunia dan Akhirat, 1979; (42) Celupkan Jarimu ke Air Lautan, 1984; (43) Jabal Rahmah, 1984; (44) Jangan Ditundatunda, 1984 (45); Lebaran Sebentar Lagi, 1984; (46) Mengingat Dikau, 1984; (47) Sajadah Panjang, 1984; (48) Syirik, 1984; (49) Setiap Habis Ramadhan, 1984; (50) Tuhan Bimbing Kami, 1984; (51) Aisyah Adinda Kita, 1984; (52) Ibunda Kita Surga Kita, 1985; (53) Semoga Jalan Dilapangkan Tuhan, 1985; (54) Titian Serambut Dibelah Tujuh, 1985; (54) Suara Dari Dalam Kubur, 1986; (55) Bermata Tapi Tak melihat, 1987; (56)
Apakah Pohon dan Hewan Ada
Bahasanya?, 1994; (57) Pengakuan Seorang yang Rendah Hati, 1994; (58) Rindu
7
Tak Lepas Rinda Tertahan, 1994; (59) Sejak Itu Tak Bisa Tertawa Keras Rasul Kita, 1994; (60) Wukuf di Arafah, 1994; (61) Semua yang Ada Jadi Tida, 1994; (62) Warisan, 1999; (63) Yerusalem, 1999; (64) Nikmat Ramadhan, 2000; (65) Barang Titipan, 2003; (66) Hati Kami, 2003; (67) Sayang Hewan, 2003; (68) Hitam Putih, 2007. Bimbo menjadi indentik dengan musik religi memasuki tahun 19701980an. Tahun 1997 Bimbo membuat album kompilasi13 lagu-lagunya, dengan tujuan menghimpun yang sebelumnya terpisah dari beberapa albumnya dari tahun 1973-1984. Lagu-lagu tersebut disatukan dalam album Qasidah pada tahun 1997 yang terdiri atas 10 lagu yaitu; (1) Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya, 1973; (2) Umat Manusia Bergembira. 1973; (3) Rindu Rasul, 1974; (4) Tuhan, 1974; (5) Rasul Menyuruh Kita Mencintai Anak Yatim, 1976; (6) Sajadah Panjang, 1984; (7) Jangan Ditunda-tunda, 1984; (8) Jabal Rahmah, 1984; (9) Aisyah Adinda Kita, 1984; (10) Setiap Habis Ramadhan, 1984. Produksivitas Bimbo dalam membuat karya mulai menurun ketika memasuki tahun 1990-an hingga tahun 2007. Maka dari itu untuk mempertahankan eksistensinya mereka membuat album kompilasi dari lagu-lagu lama mereka. Tahun 2000-an beberapa grup band seperti; Gigi dan Ungu, menyanyikan kembali lagu-lagu dari Bimbo. Lagu-lagu Bimbo pun hampir selalu menjadi tema Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Salah satu contoh saat memasuki bulan Ramadhan sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri lagu-lagu seperti; Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya dan Lebaran Sebentar Lagi yang 13
Album kompilasi berisi lagu-lagu yang sebelumnya sudah pernah direkam dan dipopulerkan, namun sebelumnya lagu-lagu tersebut tidak dalam satu album, melainkan terpisahpisah dari beberapa album, dan dalam album kompilasi lagu-lagu tersebut disatukan. Biasanya album kompilasi dibuat dengan tema khusus.
8
mempunyai tema tentang ibadah puasa dan Hari Raya Idul Fitri yang masih sering terdengar diradio dan televisi. Walaupun secara umum, Bimbo tidak lagi terlalu aktif masuk dapur rekaman dan menciptakan lagu-lagu baru. Namun, banyak yang menganggap bahwa lagu Bimbo merupakan lagu sepanjang zaman, sehingga kapan pun diperdengarkan akan terasa nyaman di telinga. Masyarakat masih menyambut baik kehadiran Bimbo, bahkan sekalipun era terus berganti, lagu Bimbo masih sering diputar. Hal ini pula yang kemudian menjadi alasan bagi salah satu grup musik rock tanah air, yaitu Gigi yang melakukan reproduksi lagu karya Bimbo. Beberapa lagu Bimbo yang pernah menjadi musik top hits di tanah air, diaransemen ulang dengan irama rock dan dinyanyikan kembali dengan gaya ciri khas Gigi. Dalam buku karangan Dani R. Indriya dan Indri Guli dijelaskan bahwa : “lagu religi Islam bisa menjadi salah satu cara yang digunakan untuk berdakwah. Dakwah juga bisa disampaikan lewat seni salah satunya musik religi ini.”14 Beberapa penyanyi/band religi tidak hanya melakukan syiar melalui lagu religi, rata-rata melakukan syiar juga melalui dakwah, seperti Rhoma Irama selain kariernya sebagai musisi beliau juga sesekali menjalani profesi sebagai Da‟i. Hal ini menarik untuk dikaji lebih mendalam, bagaimana Bimbo menyuarakan dakwahnya lewat lagu-lagu. Membuat para pendengar musik menemukan warna baru dalam dunia musik di Indonesia, dengan judul-judulnya yang berbagai macam, yang intinya berisi tentang keislaman. Maka dari itu penulis ingin
14
2010. h. 15
Indriya. Dani R., Indri Guli. Kekuatan Musik Religi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
9
mengkaji lebih dalam, bagaimana Bimbo bisa konsisten terhadap musik religi dan menyuarakan dakwah-dakwahnya melalui musik religi. B. Pembatasan dan Rumusan Masalah Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar perlu diadakannya pembatasan masalah. Penulis membatasi tahun dalam penulisan ini, yaitu dari tahun 1974-1980 dimana tahun tersebut merupakan tahun eksistensi Bimbo dengan lagu-lagu religinya. Selanjutnya penulis membatasi masalah fokus pada Bimbo sebagai langkah awal berkembangnya musik religi yang bernapaskan Islam dan napas Islam dalam musik itu sendiri. Adapun perumusan masalah penelitian ini dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan musik religi Bimbo? 2. Bagaimana pesan dakwah dalam lagu religi Bimbo? 3. Bagaimana respons masyarakat atas musik religi Bimbo? Pertanyaan-pertanyaan di atas akan penulis jawab dalam uraian-uraian dan analisis yang didasarkan pada sumber-sumber yang penulis gunakan. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan Pertama, mengetahui sejarah dan perkembangan musik religi Bimbo, mengetahui nilai-nilai Islam yang terdapat dalam lagu-lagu Bimbo, dan respon masyarakat mengenai musik religi Islam. Adapun dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
10
1. Memberikan wawasan kesejarahan tentang sejarah berdiri dan perkembangan musik religi Bimbo. 2. Menjelaskan tentang pesan dakwah dalam musik religi Bimbo. 3. Menjelaskan respon masyarakat tentang musik religi Bimbo. D. Kajian Pustaka Tinjauan pustaka sangat diperlukan dalam suatu penelitian, untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang relevan dengan topik telah dilakukan, di samping untuk memperkaya data. Berikut ini beberapa tinjauan pustaka yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan topik tersebut dan juga untuk menguatkan dan menginspirasi dalam penulisan yang berjudul “Suara Dakwah Islam dalam Musik Religi Bimbo 1974-1980:Suatu Kajian Sejarah Seni”. Dalam membuat penulisan ini kaset-kaset dari beberapa album Bimbo menjadi insipirasi saya dalam penulisan skripsi ini. Selanjutnya buku dari Tatang Sumarsono yang berjudul Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religi, buku ini yang menginspirasi saya dalam penulisan dengan isinya yang menjelaskan bagaimana sejarah perjalanan kelompok musik religi Bimbo. Dalam buku ini alur sejarah yang diceritakan dari awal mula berdirinya bimbo, sampai eksistensinya di kancah musik Indonesia sangat berurut dan juga terdapat profil masing-masing personil. Buku ini ditulis berdasarkan wawancara kepada Bimbo itu sendiri yang dilakukan penulis. Lalu yang kedua adalah buku karangan penyair terkenal Taufiq Ismail, Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit. Buku ini adalah sumber primer kedua saya selain wawancara dengan Bimbo, berisi data-data yang
11
saya butuhkan seperti proses kerjasama Taufiq Ismail dengan Bimbo dan juga berisi tentang kumpulan lagu-lagu yang sebagian besar ia tulis untuk Bimbo. Maka dari itu selain buku tersebut penulis juga memiliki empat buah buku sebagai sumber lainnya, sebagai bahan perbandingan, yang digunakan dalam penulisan yaitu buku, Sejarah Musik, buku yang ditulis Dieter Mack yang diterbitkan di Yogyakarta oleh Pusat Musik Liturgi tahun 2007, buku ini juga menginspirasi saya dalam penulisan, membuat saya bisa menuliskan sejarah mengenai musik dengan lebih spesifik ke musik religi Bimbo, buku ini menjelaskan tentang sejarah musik dan aliran-aliran musik yang berkembang di dunia. Kemudian buku selanjutnya yang menjadi sumber adalah, Kekuatan Musik Religi: Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju Kebaikan Unversal, buku yang tulis oleh Indriya R. Dani dan Indri Guli, buku ini merupakah salah satu hal yang membuat saya menyukai musik religi, tidak hanya menjelaskan tentang apa itu musik religi dan namun dijelaskan juga tujuan dan manfaat dari musik religi. Buku lainnya yaitu, Seni dalam Pandangan Islam (Vocal, Musik, Tari). Buku ini ditulis oleh Abdurrahaman Al Bagdadi, menjadi sumber untuk saya mengerti bagaimana musik dari sisi pandangan Islam, di dalamnya juga terdapat berbagai macam seni termasuk musik dalam pandang Islam. E. Kerangka Teori Dalam penelitian ini penyusun menggunakan media dakwah sebagai landasan teori. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
12
Dalam penelitian ini, penyusun mengambil media berupa kaset-kaset, yaitu kaset-kaset dari lagu religi Bimbo, adapun fokus obyeknya terletak pada lirik, karena dalam lirik lagu Bimbo tersebut banyak terdapat nilai-nilai Islam yang dapat dijadikan sebagai media dakwah. Dengan lirik tersebut Bimbo berusaha menyampaikan pesan-pesan ajaran agama Islam melalui lagu. Dengan menggunakan lirik lagu yang digunakan sebagai media dakwah diharapkan dapat mengubah image berdakwah yang tidak hanya bisa dilakukan dengan ceramah, namun bisa dilakukan melalui musik. Dalam hal ini berdakwah melalui musik mengandung pesan tertentu. Pesan dalam kamus besar bahasa Indonesia pesan mengandung arti perintah, nasihat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain.15 Menurut Onong Uchana Effendy, pesan adalah: “Seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Lambang yang dimaksud di sini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasa yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.”16 Dalam bukunya yang berjudul Studi Islam di Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ dan Wawasan, E. Hasan Saleh mengklafikasikan garis-garis besar pesan dakwah, dan dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Perum Balai Pustaka: Jakarta. 1999. h. 602 16 Onong Uchana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosda Karya: Bandung 1994. h. 18
13
a. Aqidah Dalam ensiklopedia Islam aqidah adalah keyakinan atau kepercayaan, yang mana merupakan unsur paling esensial dan paling utama dalam Islam, meliputi segala hal yang bertalitan dengan kepercayaan atau keimanan seseorang Muslim. Aqidah dalam al-Qur‟an disebut dengan iman. Dalam ajaran Islam aspek aqidah secara umum termaktub dalam rukun iman, namun juga berisi tentang hal-hal yang merusak aqidah seperti murtad, syirik dan lain-lain. 17 b. Syariah Secara terminologi syariah ialah ketentuan atau norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesamanya (social). Dengan demikian aspek syariah memuat tentang berbagai aturan yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Hakikatnya pesan yang dimaksud dalam menganalisis lagu adalah nilai, aqidah, akhlak, sosial, ibadah dan akhlak karena nilai-nilai ini sangat berkaitan dengan dengan kehidupan manusia.18 c. Akhlak Ajaran Akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaan. Dengan demikian yang menjadi materi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya. Karena 17
Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Islam. Jakarta:Ichtiar Van Hoeven. 1999. h. 24 18 E. Hasan Saleh. Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ dan Wawasan. Jakarta:ISTN. 2000. h. 55
14
setiap manusia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, maka Islam mengajarkan
kriteria
perbuatan
dan
kewajiban
yang
mendatangkan
kebahagiaan, bukan siksaan.19 Menurut teori-teori yang telah dikemukakan di atas, penulis berpendapat teori-teori tersebut relevan dan sesuai dengan tema yang akan penulis susun dalam skripsi ini, dan yang menjadi pembahasan adalah grup Bimbo yang menggunakan musik sebagai media berdakwah. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan sosial, karena Bimbo berdakwah dengan musik dan hal tersebut secara tidak langsung adalah sebuah interaksi dengan pendengar musik. Dalam penulisan ini perjalanan karier dan eksistensi Bimbo menjadi sebuah patokan penulis dalam menulis skripsi ini. Seperti yang sudah diketahui grup Bimbo berdiri tahun 1967 dan sekarang berusia 50 tahun. Meskipun dengan usia yang sudah tidak lagi muda, Bimbo masih eksis dengan musik-musik religinya hingga sekarang, terbukti dari beberapa jadwal panggung yang selalu update hingga sekarang di website sambimbo.com. F. Metode Penelitian Metode
yang akan digunakan di dalam penulisan ini adalah metode
sejarah dan bersifat deskriptif naratif. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. dalam melakukan penelitian ini penulis
20
menggunakan metode historis yang
meliputi empat tahapan21, yaitu:
19
Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta:Pustaka Setia. 1999. h. 117-118 Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Pres. 1975 h. 32 21 Dudung Abdurahman. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos. 1999 h. 54 20
Adapun
15
Heuristik, adalah kegiatan untuk mencari data atau pengumpulan bahanbahan atau sumber sejarah. Adapun dalam pengumpulan data-data dan sumber yang akan digunakan dalam membuat skripsi ini penulis mencari buku-buku di perpustakaan yang berhubungan dengan judul. Sumber yang digunakan tidak hanya berasal dari buku melainkan juga berupa surat kabar, majalah serta artikelartikel tentang Bimbo yang diperoleh dari internet. Sumber-sumber tertulis tersebut ditemukan di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaaan Nasional RI, Perpustakaan UI, Katalog Musik di Arsip Nasional RI serta majalah-majalah dan koran-koran di Arsip Nasional RI dan Perpustakaan Nasional. Selain buku-buku dari perpustakaan-perpustakaan penulis juga mendownload buku dari Internet. Penulis juga menggunakan album-album Bimbo yang di dalamnya terdapat liriklirik lagu, untuk dijadikan sebagai sumber penulisan. Penulis juga akan melakukan wawancara, salah satu metode untuk mendapat sumber secara lisan. Penulis akan mewawancarai personel Bimbo, Taufiq Ismail, fans-fans Bimbo dan masyarakat guna mendapatkaan informasi tentang napas Islam dalam musik yang dilantukan oleh Bimbo. Verifikasi, adalah kritik sumber, usaha untuk mendapatkan sumber-sumber yang relevan dangan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan judul. Setelah mencari sumber-sumber dari perpustakan yang telah disebutkan, penulis akan melakukan verifikasi terhadap sumber-sumber yang telah penulis temukan seperti buku-buku, majalah, koran dan kaset mengenai Bimbo dan Musik Religi.
16
Interpretasi atau penafsiran sejarah yang juga disebut dengan analisis sejarah, yaitu mencoba menguraikan sebab dan akibat kejadian tersebut. Karena itu, data-data yang sudah terkumpul dilakukan metode kritik sumber-sumber yang sudah saya dapatkan mengenai Bimbo seperti buku, lirik lagu, dan hasil wawancara. Historiografi, adalah sejarah penulisan sejarah, tahap ini adalah tahap yang terakhir dalam menulis skripsi ini. Setelah melakukan tahap heuristik, verifikasi dan interpretasi, selanjutnya historiografi dengan menulis dalam suatu urutan yang sistematik yang telah diatur dalam pedoman penulisan skripsi. Dalam penulisan ini penulis berusaha menyusun cerita sejarah menurut urutan peristiwa, berdasarkan kronologi waktu dan tema-tema tertentu yang akhirnya isi inti dari skripsi atau klimaks dari skripsi ini. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam penelitian maka penulis akan membagi penulisan penulisan ini dalam empat bab, adapun bagian-bagian dari bab tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : Adalah latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : Adalah isi dalam penelitian ini yang membahas mengenai sejarah Bimbo, di antaranya sejarah berdirinya Bimbo yaitu : mengenai keluarga dari Bimbo, latar belakang berdirinya Bimbo, faktor-faktor terbentuknya Bimbo dan
17
perkembangan Bimbo musik pop di Indonesia. Dilanjutkan dengan membahas pertemuan Bimbo dengan Taufiq Ismail. BAB III : Berisi tentang perkembangan musik religi di Indonesia tahun 1974 – 1980. Pembahasan dimulai dari : awal munculnya musik religi dan dilanjutkan dengan membahas Bimbo : sebagai peletak dasar musik pop religi di Indonesia. BAB IV : Pembahasan dalam bab ini berisi tentang pesan dakwah dalam musik religi Bimbo, dalam bab ini terdapat dua pembahasan yaitu pertama, pesan dakwah dan nilai-nilai Islam yang terdapat pada lagu-lagu Bimbo, dan tema-tema syair dalam musik religi Bimbo : tasawuf, aqidah, ibadah, ahklak, dan sosial. BAB V : Mengenai respons masyarakat atas musik religi Bimbo:keluarga, penggubah syair, pemain musik, musikus, lembaga penyiaran, pemerintah dan masyarakat. BAB VI : Terdapat kesimpulan dan saran.
18
BAB II SEJARAH BERDIRINYA BIMBO
A.1 Sekilas Mengenai Keluarga dari Bimbo Bimbo merupakan sebuah grup musik yang personilnya terdiri atas Sam, Darmawan, Jaka, dan Iin. Mereka berempat adalah bersaudara, dan Sam merupakan kakak tertua, selanjutnya Darmawan, Jaka, dan yang bungsu adalah Iin. Sam Hardjakusumah lahir Pada 6 Mei 1942 di Cimahi dari pasangan Dajat Hardjakusumah22 dan Uken Kenran. Sam yang kemudian akrab dipanggil Sam merupakan anak pertama. Selang satu tahun, pada 20 Agustus 1943 lahirlah anak kedua yang diberi nama Darmawan Hardjakusumah. Dajat memanggilnya “si kecil”, yang kemudian akrab di sapa Acil, pada akhirnya nama tersebut melekat pada dirinya hingga sekarang. Sedangkan Jaka Hardjakusumah lahir pada 1 Mei 1947, yang kemudia akrab disapa Jaka. Pada 24 Mei 1949 Uken melahirkan anak perempuan yang diberi nama oleh Dajat, Satiyani Hardjakusumah yang akrab disapa Yani. Lalu 15 bulan kemudian lahir anak kelima yang juga perempuan. Dajat memberikan nama Agustina Hardjakusumah yang kemudian akrab disapa Tina. Tanggal 1 November 1952, lahir lagi anak perempuan yang ternyata menjadi bungsu bagi Dajat dan
22
Dajat Hardjakusumah dan Uken Kenran merupakan orang tua dari Sam, Darmawan, Connie, Jaka, Yani, Tina, dan Iin. Dajat Hardjakusumah sendiri adalah seorang wartawan dari Tjahaja yang dipimpin oleh Otto Iskandardinata, dan pada tahun 1945 Tjahaja berganti nama menjadi Soeara Merdeka. Dajat juga pernah juga menjadi ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)
19
Uken. Itulah Parlina Hardjakusumah yang kemudian lebih dikenal dengan panggilan Iin karena terbiasa dipanggil oleh saudara-saudaranya “in”. Pada masa kecilnya Sam dan Acil adalah penggemar dari seorang penyanyi asal Indonesia Sam Saimun23, karena gaya dan suaranya yang mempunyai ciri khas tersendiri, dan karena itu juga Sam dan Acil menyukai musik dan terdorong untuk belajar musik, dari bermain gitar sampai menyanyi. Belajar musik mereka lakukan secara otodidak, tanpa ada guru atau siapa pun yang mengajari. Mereka belajar dari buku-buku musik. Setelah bisa Sam dan Acil pun mengajari adiknya Jaka. Memasuki
bangku
SMP,
Sam
mendapatkan
teman-teman
yang
mempunyai hobi musik yang sama dengannya, dan karena ada dukungan dari orang tua masing-masing, kemudian lahirlah band The Alulas. Pada grup band ini Acil ikut bergabung. Untuk mempersiapkan lagu, membuat lagu, aransemen musik dan lain sebagainya, The Alulas menjadikan rumah Pulung Yumatra sebagai tempat mereka berkumpul, dan beliau juga menjadi penyedia logistik bagi The Alulas. Tiga putra dari Pulung Yumatra yaitu, Yanaka, Yardini dan Yarnendi ikut bergabung. Personil lainnya ialah Indradi, Yusuf, dan Iman Jumaedi. Sedangkan yang menjadi vokalis adalah, Rahman, Sam, dan Acil. Pada perjalanan berikutnya The Alulas terus mematangkan diri dan tetap bertahan sampai mereka semua duduk di bangku SMA.24
23
Sam Saimun, adalah penyanyi Indonesia pada era 50-an, yang menyanyikan lagu- lagu keroncong, prestasinya dimulai saat menjuarai pemilihan BintangRadio Republik Indonesia tahun 1951, dan 1952, 1955 untuk kategori Keroncong . 24 Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 42
20
Sam juga melatih adik-adik perempuannya yaitu, Yani, Tina dan Iin untuk bermusik. Mereka bertiga membentuk sebuah grup vokal yang diberi nama Yanti Bersaudara. Nama Yanti bersaudara diambil dari nama mereka bertiga yang disingkat menjadi sebuah akronim Yanti (Yani, Tina, Iin). Yanti bersaudara sangat populer di kalangan remaja terutama anak SMA. Mereka tampil secara off air25 di pentas seni sekolah-sekolah di Bandung. Terkadang Yanti bersaudara juga berkolaborasi dengan The Alulas dalam sebuah pentas. Namun grup ini tidak bertahan lama, saat Yani, Tina, dan Iin mulai masuk kuliah, mereka tidak lagi melanjutkan karier Yanti bersaudara. Popularitas The Alulas yang meningkat juga memberi dampak pada popularitas Yanti bersaudara.
Gambar 1 : Yanti Bersaudara (Sumber: Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
25
Off air, adalah pertunjukan yang tidak disiarkan melalui sinyal televisi maupun radio.
21
A.2 Latar Belakang Terbentuknya Bimbo The Alulas adalah grup musik yang dibentuk oleh Sam dan Acil sejak masih SMP. Pada awalnya The Alulas sering membawakan lagu-lagu musisi lain yang populer pada saat itu, terkadang mereka juga sering membawakan lagu-lagu Barat. Dalam bergaya di panggung, mereka sering menirukan gaya dari musisimusisi lain yang sudah terkenal, khususnya musisi-musisi dari Amerika Serikat. Berkat keseriusannya dalam bermusik The Alulas berhasil menjuarai festival musik se-Jawa Barat. Nama The Alulas mulai masuk koran dan tawaran rekaman pun datang. Untuk pertama kalinya Sam dan kawan-kawan masuk dapur rekaman yang dikelola oleh Bambu Record. Penampilan Sam dan kawan-kawan mendapat dukungan dari seorang wartawan muda, bernama Rahmatullah Ading Affandi26. Selain itu untuk menambah pengetahuan di bidang musik mereka mendapat bimbingan dari John Patirane yang tidak lain adalah sahabat dekat dari Dajat Hardjakusumah. Patirane lah yang banyak membimbing Sam dan adik-adiknya, termasuk saat Bimbo sudah terbentuk pada masa-masa awal. The Alulas mampu bertahan dalam beberapa tahun, kemudian mereka berganti nama menjadi Aneka Nada, atas anjuran pemerintah dalam hal penggunaan istilah Indonesia. Nama The Alulas dinilai terlalu keBarat-Baratan.27 Tahun 1960 Aneka Nada bubar dikarenakan ketidaksatuan visi misi, anggota grup 26
Rahmatullah Ading Affandi adalah salah satu murid Dajat Hardjakusumah ketika ia duduk di bangku SMA. 27 Presiden Soekarno mengeluarkan peraturan tanggal 17 Agustus 1959 tentang kebudayaan nasional. Pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk melindungi kebudayaan nasional dari pengaruh asing. Bagi yang melanggar akan dikenakan hukuman penjara. Oleh karena itu The Alulas berganti nama menjadi Aneka Nada. Lihat Juga, Industri Musik Indonesia, Muhammad Mulyadi. h. 10
22
ini memilih jalan masing-masing. Beberapa anggota yang keluar sempat membuat grup musik baru bersama Ebet Kadarusman dengan nama “Puspa Irama”. Sam memilih kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Seni Rupa. Selama setahun kuliah di ITB Sam bertemu dengan Guntur Soekarnoputra mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang tidak lain adalah anak dari Presiden RI Soekarno. Sam mengajak Guntur membentuk kelompok musik baru. Setelah mendapat persetujuan dari ayahnya Soekarno, tahun 1962 Guntur Soekarnoputra bergabung dengan Sam dan membentuk sebuah grup musik dengan nama yang dulu pernah ia gunakan yaitu Aneka Nada. Kelompok ini didukung oleh sebagian mantan personil Aneka Nada yang pertama (Iman, Idradi, Sam dan Acil) ditambah beberapa personel baru Yessy Wenas, Memet, dan Alfons mereka semua terdiri atas mahasiswa ITB dan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung.
Gambar 2 : Grup musik Aneka Nada Sumber : (ruangkabar.com)
23
Di samping itu Sam juga melatih adik-adiknya untuk bermusik, dibentuk pula Aneka Nada Yunior yang pada saat itu personilnya terdiri atas, Jaka, Iwan Abdurachman, Yunan, dan Kiki. Seriring berjalannya waktu Aneka Nada mulai sering mengadakan pertunjukan di berbagai kota di Pulau Jawa. Aneka Nada juga pernah tampil di TVRI. 28 Sam mulai melirik potensi yang dimiliki ketiga adik perempuannya. Harmoni suara mereka lebih bagus dibanding suara adiknya yang laki-laki. Terlebih lagi Iin yang kemampuannnya di bidang menyanyi sudah mulai tampak sejak usianya baru beranjak 5 tahun. Karena kakak-kakaknya sudah lebih dahulu masuk dalam dunia musik maka tidaklah sulit bagi adik-adiknya untuk bergabung menjadi penyanyi. Maka lahirnya Yanti Bersaudara yaitu Yani, Tina dan Iin. Trio ini populer pada paruh kedua era 1960-an dengan lagu seperti Abunawas. Pada 1965 setelah terjadinya G30S/PKI, dampak dari adanya peristiwa itu mulai terasa sampai ke Aneka Nada. Guntur sendiri adalah aktivis dari organisasi GMNI begitu pula dengan Iman yang juga seorang aktivis HMI. Guntur dan Iman sebagai aktivis mahasiswa sibuk di organisasinya masing-masing dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk bubar karena dampak dari situasi politik. 29 Memasuki tahun 1967 Sam tidak punya kegiatan apa-apa selain menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Seni Rupa ITB. Sam lebih banyak menghabiskan waktu di kampus sampai pada akhirnya Sam memutuskan untuk bergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Pada saat itu
28
Wawancara dengan Sam Hardjakusumah pada 24 Oktober 2015 di Komplek Dosen UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung. Pukul 12:00 WIB 29 http://news.detik.com/laporan-khusus/3100141/bermusik-dengan-putra-bung-karno (diakses, 11 Maret 2016, pukul 20:41 WIB)
24
demonstrasi mahasiswa sering terjadi, Sam dan temannya Ade Irma Nasution, menggunakan keahliannya dalam membuat sarana demonstrasi salah satunya membuat lukisan tujuh pahlawan revolusi dalam ukuran besar yang dipergunakan untuk kegiatan demonstrasi. Setelah Aneka Nada bubar, Sam mempunyai banyak waktu untuk berkomunikasi dengan adik-adik laki-lakinya seperti; Acil yang saat itu sedang kuliah di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran. Adapun Jaka di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Namun tidak lama kemudian setalah Aneka Nada bubar, mereka tidak memiliki sarana untuk menyalurkan bakatnya. Pada saat yang bersamaan Yanti Bersaudara sedang berjaya, sementara Sam, Acil, dan Jaka mengalami kevakuman dikarenakan Aneka Nada bubar dan masing-masing dari mereka juga harus menyelesaikan studinya. Iin, Yani, dan Tina mempunyai inisiatif untuk memberikan semangat bermusik kembali kepada ketiga kakaknya Sam, Acil dan Jaka, mereka memberi hadiah 3 buah gitar kepada ketiga kakaknya. Yani, Tina dan Iin memesan tiga gitar pada pembuat gitar di Bandung, yaitu Oen Peng Hok. Yanti Bersaudara membeli gitar tersebut dari hasil pentas mereka. Pada saat itu Sam, Acil, dan Jaka tidak mempunyai alat musik sendiri, sebelumnya mereka menyewa alat-alat musik untuk pentas mereka. Setelah lebih mudah mengaransemen musik karena mempunyai alat musik sendiri, mereka kembali bermusik dengan memulai dipanggung-panggung festival daerah. Setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI tahun 1966, Sam, Acil dan Jaka mendapat tawaran pentas ke wilayah Jawa Tengah untuk menghibur daerah-
25
daerah disana yang pernah menjadi tempat terjadinya perisitwa tersebut. Tawaran itu datang dari kolonel Sarwo Eddie. Hiburan panggung ini bertujuan agar suasana mencekam yang terjadi di daerah-daerah akibat persitiwa tersebut bisa menjadi damai kembali dengan adanya hiburan musik. Dalam wawancaranya dengan media online Sam mengatakan: “Kami bertugas menggairahkan kembali kota-kota yang ada akibat pemberontakan PKI dengan pentas-pentas musik.”30 Pementasan mulai dari Cilacap dan berakhir di Kudus. Bagi ketiga bersaudara ini, mengikuti pementasan keliling bukanlah hal yang baru. Pada saatsaat sebelumnya pun mereka sudah sering bepergian, dari satu kota ke kota lainnya. Beberapa waktu kemudian, secara kebetulan pula, Sam, Acil dan Jaka yang sudah mulai melangkah ini ditemukan oleh Hamid Gruno31, seorang pencari bakat dari Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang sering bertindak sebagai pengarah acara. Hamid Gruno memberi kesempatan bagi Sam, Acil, dan Jaka untuk tampil di TVRI. Yanti bersaudara pun juga sudah direncanakan untuk tampil pada acara serupa. Saat Sam, Acil, dan Jaka akan tampil di TVRI, mereka belum mempunyai nama untuk grupnya. Sam menyampaikan masalah tersebut kepda Hamid Gruno mengenai nama yang akan dimunculkan di layar kaca, dan Hamid Gruno berkata :
30
http://arsip.gatra.com/2010-09-14/majalah/artikel.php?pil=23&id=141480 (diakses 10 Januari 2017 pukul 04:00 WIB) 31 Hamid Gruno, adalah seorang pencari bakat dari TVRI dan juga merupakan anggota Brigade Mobil atau Menpo (Resimen Pelopor). Dia sangat berjasa dalam pembuatan film dokumenter saat penggalian pahlawan revolusi di Lubang Buaya.
26
“Pakai saja nama Bimbo, Artinya; Bagus lah. Ya, jadi Bimbo itu artinya Bagus!!”32. Seperti itu spontanitas mereka menggunakan nama Bimbo. Mereka membawakan lagu-lagu yang berirama Latin. Karena kemunculan mereka di layar kaca bertiga lalu di depannya ditambahakan dengan “trio”, menjadi Trio Bimbo. Tahun 1967 dijadikan sebagai tahun kelahiran sekaligus pertama kalinya ketiga bersaudara ini tampil di TVRI. Trio Bimbo pun masuk dapur rekaman. Bimbo dikontrak selama tiga bulan untuk bernyanyi di Ming Court Hoteiol di Orchard, Singapura. Sebelum pulang ke Indonesia, Bimbo merekam album mereka di perusahaan rekaman Polydor, Singapura. Rekaman di studio yang bernama Kinetex Studio itu melibatkan seniman jazz Maryono pada flute dan saksofon, serta Mulyono pada piano. Sebelumnya nama Trio Sitompul dan Parsito Bersaudara sudah ada lebih dulu di dunia musik. Oleh karena itu Trio Bimbo tidak ingin sama, mencamtukan kata “trio” dalam nama grupnya. Baru pada tahun 1971 ketika Iin bergabung dengan Bimbo kata”trio” tidak digunakan lagi pada nama Bimbo.
Gambar 3: Sampul piringan hitam Bimbo yang direkam di Singapura. (Sumber: detik.com)
32
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 39
27
Dahulu masih sangat jarang ada grup musik yang dapat membawakan lagu-lagunya sendiri. Maka dengan mencipta lagu sendiri, Bimbo dapat selangkah lebih maju dari grup musik lainnya. Sam dan Jaka yang lebih banyak berperan dalam mencipta lagu, meski aransemen dikerjakan bersama. Tetapi memang tak hanya Sam dan Jaka, Titik Puspa dan musisi lainnya pun ikut menyumbangkan karyanya untuk Bimbo. Debut33 album perdana langsung meledak di pasaran dan masuk dalam tangga lagu RRI (Radio Republik Indonesia). Sekitar tahun 19501970-an siaran-siaran hiburan radio berada pada puncak kejayaannya. Karena dapat menyiarkan lagu dan musik secara langsung. Sampai tahun 1966 RRI merupakan media tunggal yang dapat menyiarkan lagu-lagu sampai ke rumahrumah penduduk.34 Dalam tangga lagu35 RRI, urutan 1 sampai 3 diduduki oleh lagu-lagu Bimbo. Senandung balada dari “Melati Jayagiri”, “Flamboyan” atau “Angin November” mengisi masa-masa romantis pada saat itu. Pada tahun 1970an, Bimbo identik dengan lagu-lagu balada yang cenderung berpola minor dengan lirik-lirik puitis. Terdapat beberapa faktor dalam hal pembentukan Bimbo, yang pertama adalah lingkungan. Sam, Acil, dan Jaka hidup di lingkungan yang sama, dari tempat mereka bermain hingga bersekolah di tempat yang sama. Mereka mempunyai teman-teman yang menyukai musik. Untuk belajar soal musik, mereka mempelajarinya secara otodidak bersama teman-temannya dari buku-buku 33
Debut album, adalah hasil karya dalam bentuk album yang pertama kalinya. Mulyadi, Industri Musik Indonesia : Suatu Sejarah. Bekasi : Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial. 2009. h. 30 35 Dalam Majalah HAI No. 51 Th. XIII Desember 1989, dikatakan bahwa: Dalam tangga lagu, disengaja ataupun tidak disengaja dapat mempengaruhi selera penggemar dan membuat citra suatu lagu yang tengah digemari masyarakat. (Lihat juga : Mulyadi, Industri Musik Indonesia. h. 57) 34
28
musik sampai mereka membentuk sebuah grup musik saat masih duduk di bangku sekolah. Selain itu adalah faktor hobi, bagi Sam dan Acil, musik tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Sekalipun dalam kesibukannya, mereka tetap melatih dan mengajarkan musik bagi keluarganya, terutama adik-adiknya seperti; Jaka, Iin, Yani, dan Tina. Grup Bimbo ini juga sangat didukung oleh keluarga. Bakat yang dimiliki keluarga ini nampak juga diikuti oleh adik-adik Bimbo senhingga berhasil mendirikan Aneka Nada Junior. Di samping itu ketiga adik perempuannya Yani, Tina dan Iin pun juga membentuk grup vokal Yanti Bersaudara. Dukungan keluarga juga dibuktikan pada saat Sam, Acil, dan Jaka mengalami kevakuman, Yani, Tina, dan Iin memberikan tiga gitar kepada mereka sebagai bentuk dukungan agar semangat bermusik kembali. Ketiga faktor tersebut yaitu, hobi, lingkungan, dan keluarga turut menyukseskan grup musik Bimbo. Awal Bimbo berdiri pun Sam dan Acil langsung mengajak adiknya Jaka untuk menjadi personel, hingga pada tahun 1971 Bimbo diperkuat oleh adiknya Iin.36 B. Perkembangan Bimbo dan Musik Pop di Indonesia Pada 1971 Trio Bimbo diperkuat oleh adiknya dari Yanti Bersaudara, Parlina Hardjakusumah atau akrab disapa Iin dan mulai menjamah lagu-lagu dengan tema-tema keseharian seperti “Abang Becak” hingga lagu-lagu yang titlenya (judul) menggunakan serial anggota tubuh seperti “Kumis”, “Tangan”
36
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 53
29
hingga “Mata” yang cenderung bernada humor. Karena sudah berempat kata “trio” dihilangkan dan menjadi “Bimbo” saja. Namun tidak semua lagu-lagu Bimbo dinyanyikan oleh Iin. Hal ini kerap kali membuat masyarakat mengaggap Iin hanya sebagai personil tambahan, bukan personil tetap. Setelah itu Bimbo mulai identik dengan lagu-lagu jenaka. Yang menarik dalam hal ini adalah bagian tubuh yang dijadikan inspiraasi dalam membuat lagu oleh Sam dan Acil yang kebanyakan membuat lagu-lagu jenaka ini. Liriknya pun tidak sembarangan tulis, rimanya sudah tersusun rapih layaknya sebuah pantun. Lirik lagu yang ditulis tidak terlalu vulgar, kejenakaan yang ditampilkan dibungkus lagi dengan kalimat yang lebih halus. Memang lirik seperti itu besar kemungkinan tidak akan membuat pendengar tertawa, tetapi cukup membuat tersenyum. Lirik-lirik lagu dengan tema seperti itu dinilai cocok dengan suara Iin, karena itu Iin diminta oleh kakaknya Sam untuk bergabung bersama Bimbo dan menyanyikan lagu-lagu dengan tema keseharian dan humoris. Bimbo hampir bubar, ketika Acil dan Jaka harus pulang menyelesaikan kuliah. Sam pun sudah lulus kuliah (Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung). Pada saat membuat album mereka tidak terlalu serius, tapi tanpa mereka duga, album terserbut meledak dipasaran dan itu lah awal mula lagu Melati Jayagiri. Piringan hitamnya pun hanya dicetak terbatas. Itu merupakan pintu masuk Bimbo ke belantika musik Indonesia. Bimbo tidak pernah membatasi aliran musik yang dibawakan. Tema lagu juga bisa beragam, tak melulu mengangkat cinta sepasang kekasih. Dengan jiwa yang selalu kritis, Bimbo mengangkat tema seputar kritik sosial, Memasuki tahun
30
1980-an Bimbo mulai bermain dengan lagu-lagu bertemakan kritik sosial seperti “Tante Sun” atau “Surat Untuk Reagan dan Brezhnev”. Lagu-lagu Islami juga tak luput disenandungkan. Bahkan hingga saat ini, lagu-lagu bernapaskan Islam tersebut masih terus mengalun setiap kali bulan Ramadhan tiba. Hingga Bimbo mendapat cap sebagai Grup Musik Islami. Dalam menciptakan lagu, Sam mengaku tidak pernah mengkhususkan diri untuk merenung. Inspirasi lagu bisa ia dapatkan tanpa terduga. Seperti ketika di jalan ia melihat tukang becak, maka terciptalah lagu “Tukang Becak”. Begitulah spontanitas penggubah lagu seperti halnya, lagu “Tuhan” yang sampai sekarang setiap bulan Ramadhan selalu disenandungkan, tercipta ketika Sam berada di dalam masjid. Dari kepekaan tersebut, terciptalah lagu-lagu Bimbo yang monumental namun tidak hilang dimakan zaman. Menurut Sam, “begitulah seharusnya seorang musisi, selalu peka terhadap keadaan di sekitarnya.37 Fenomena alam maupun sosial yang dilihat, didengar, dan dirasakan baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain kiranya dapat menjadi bahan untuk dituangkan ke dalam lagu.” 38 Namun apresiasi terhadap orisinalitas sebuah lagu masih belum maksimal di negara kita. Sejak tahun 1972, lagu-lagu Bimbo telah banyak yang diputar di beberapa supermarket, hotel, dan restauran di hampir seluruh wilayah Indonesia. Namun royalti yang diterima Bimbo dari KCI (Karya Cipta Indonesia) hanya dari 3 kota, itupun hanya yang sempat terkoordinir. Belum lagi ditambah dengan kehadiran para pembajak yang mengedarkan karya Bimbo tanpa izin. Contoh 37 38
Kartanegara. Musisiku. Jakarta: Republika. 2009. h. 172 Tabloid E-Music: Flasback, 21 Desember 2005
31
kasusnya, tahun 1979, PT Remaco melakukan perekaman ulang, menggandakan, dan memperdagangkan secara luas karya cipta Bimbo yang dihasilkan sejak tahun 1973 sampai 1978 dalam bentuk kaset lagu, tanpa sepengetahuan dan izin/lisensi tertulis dari Bimbo. PT Remaco juga membuat dan atau mengedarkan cover album lagu-lagu ciptaan Bimbo yang gambarnya tidak mencerminkan karakter dan isi lagu-lagu maupun gambar foto personil Bimbo. Bahkan desain labelnya pun diubah-ubah. Hak edar lagu dan musik Bimbo juga dialihkan kepada pihak yang tidak berhak. Untuk semua pelanggaran itu, Bimbo mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada bulan April 199939. Walaupun secara tidak langsung perbuatan tersebut berdampak pada popularitas Bimbo yang semakin baik, namun karya tetap karya, tidak bisa direkam ulang tanpa izin dari yang membuat karya tersebut.40 PT Remaco pada akhirnya dikenakan denda sebagai ganti rugi dari pembajakan karya tersebut. Untunglah hingga kini Bimbo masih tetap dapat berkarya di blantika musik Indonesia, meski usia semakin tua. Kini Sam memproduseri album Bimbo yang berada di bawah label HP Records dan manajemen Bimbo dipegang sendiri oleh puteri-puteri personil Bimbo. Manajemen Bimbo diurusi oleh keluarganya sendiri. Pasalnya, Sam sudah mulai lupa syair lagu yang akan dinyanyikan. Di sinilah peran manajer terasa. Dengan sabar, puteri Sam yang tidak lain adalah
39
PT. Remaco adalah perusahaan label musik pada saat itu, yang mencetak ulang dan mengedarkan kembali lagu-lagu Bimbo secara tanpa seizin pihak Bimbo, karena Bimbo sudah putus kontrak dengan PT. Remaco. Pencetakan dan penjualan lagu-lagu secara ilegal tersebut digunakan untuk kepentingan komersil. 40 Mulyadi, Industri Musik Indonesia. h. 30
32
mantan vokalis dan pemain biola digrup band “SHE” Asri menuliskan syair lagulagu yang akan dinyanyikan. Tentunya, hal-hal lain juga akan dapat terstruktur dengan lebih baik, untuk mendukung kelangsungan karier Bimbo. C. Pertemuan dengan Taufiq Ismail Pada 10 Desember 1972, Taman Ismail Marzuki (TIM) menslengarakan Pertemuan Sastrawan Indonesia. Bimbo yang pada saat itu sedang populer di blantika musik Indonesia kemudian menjadi salah satu musisi yang undang dalam pertemuan selanjutnya guna membahas kelanjutan menggubah puisi menjadi lagu. Puisi-puisi tersebut nantinya akan dipentaskan di acara Pertemuan Sastrawan Indonesia. Pada awalnya Bimbo ragu untuk tampil di TIM, karena
mereka
diharuskan tampil di hadapan para sastrawan Indonesia, karena menurutnya antara sastra dan musik pop boleh dikatakan dunia yang berbeda. Hal yang ditakutkan adalah ketika gubahan puisi menjadi lagu tersebut tidak menyatu atau sesuai. Bimbo datang dengan pakaian yang biasa saja bahkan terkesan berantakan karena rambutnya panjang, sementara Iin justru memangkas rambutnya menjadi pendek. Beberapa orang yang berpenampilan rapih memandang penampilan mereka tidak sopan. Setelah Bimbo selesai tampil dengan membawakan lagu gubahan dari puisi berjudul “Dengan Puisi, Aku”, para sastrawan yang saat itu jarang sekali begaul dengan musik pop Indonesia, bertepuk tangan dan yang pertama kali kagum atas penampilannya adalah Taufiq Ismail, beliau menunjukkan kekagumannya dengan bertepuk sambil berdiri. Sebaliknya, Sam Bimbo juga kagum terhadap syair-syair ciptaan Taufiq Ismail, maka dari itu Sam
33
memilih syair dari Taufiq Ismail untuk digubah menjadi lagu. Hal ini yang menjadikan mereka bekerja sama. Puisi pertama yang dipilih dan dibawakan dengan lagu oleh Bimbo adalah karangan Taufiq Ismail yang dibuat tahun 1965 yaitu berjudul, “Dengan Puisi, Aku”.41 Merasa cocok dengan Taufiq Ismail, lalu Bimbo meminta kepada Taufiq Ismail untuk dibuatkan beberapa lirik lagu kembali. Sebagian besar lirik lagu yang dibuat oleh Taufiq Ismail bertemakan Islam. Sudah sekitar 70 lagu yang ditulis Taufiq Ismail untuk Bimbo, meskipun sebagian kecil ada juga lirik lagu yang tidak bertemakan religi. Pembuatan lagu dengan Taufiq Ismail dilakukan dari jarak jauh, Bimbo di Bandung sementara Taufiq Ismail di Jakarta. Bimbo merekam aransemen musik dalam sebuah kaset dan dikirim kepada Taufiq Ismail. Dalam kiriman tidak hanya kaset yang diterima oleh Taufiq Ismail, namun juga terdapat sebuah kertas yang berisi garis-garis untuk diisikan lirik. Setiap garis menunjukkan jumlah suku kata yang diperlukan. Untuk tema lagu Bimbo lebih sering menyerahkan kepada Taufiq Ismail, walaupun terkadang mereka meminta untuk dibuatkan tema khusus seperti tentang, keindahan alam, lingkungan hidup, semangat bersedekah atau situasi Pasang Arafah di bulan Dzulhijjah. Terkadang jika kesulitan mencari tema, komunikasi pun dilakukan lewat telepon. Salah satu contoh inspirasi dalam pembuatan lirik, Taufiq Ismail secara sepontan teringat pada pagian hidup Rasulullah SAW, ketika beliau ditawari harta dan kedudukan oleh pemuka suku Quraisy, dengan spontan keluar lah kata: 41
Taufiq Ismail. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008”. Panitia 55 tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia dan Majalah Sastra Horison: Jakarta.2008. h. xii
34
“Matahari di tangan kanan, Rembulan di tangan kiri”. Itulah awal mula lagu “Matahari dan Rembulan” yang diciptakan pada tahun 1976, salah satu lagu religi yang ditulis oleh Taufiq Ismail. Di samping itu juga Taufiq Ismail merupakan sosok orang yang religius, jadi wajar jika puisi-puisi yang ia tulis selalu bersemangat religi dengan tema yang beragam seperti, tasawuf, pendidikan, cinta, kehidupan Nabi dan lain-lain.42 Lagu “Aisyah Adinda Kita” yang diciptakan Taufiq Ismail untuk digubah oleh Bimbo tahun 1984, pernah populer di kalangan pelajar dan mahasiswa berjilbab. Lagu yang terinspirasi dari anak tetanga Taufiq Ismail yang bernama Aisyah. Anak yang cerdas dan konsisten, dan berhasil melanjutkan studinya ke ITB dan berprestasi secara akademis di sana. Lagu ini berisi tentang mengajak kaum wanita menggunakan jilbab. Pada saat itu lagu ini menjadi semangat mahasiswi menggunakan jilbab sampai pada akhirnya banyak mahasiswi yang menggunakan jilbab terutama di ITB karena mengikuti jejak Aisyah. Bahkan jika di toko kaset persediaan kaset Bimbo telah habis, banyak mahasiswi yang membawa kaset kosong hanya untuk merekam lagu itu saja. Adapun lagu lainya, yaitu lagu “Ibunda Kita Surga Kita” yang pernah dibawakan di Arab Saudi pada tahun 1985 dalam acara pameran lukisan kaligrafi, baca puisi dan pentas musik di Jeddah dan Riyadh, sehubungan dengan peresmian gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di ibukota negara itu. Duta Besar Republik Indonesia pada saat itu Ahmad Tirtosudiro. Pelukis-pelukis yang
42
Taufiq Ismail. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008”. h. xiv
35
mengikuti pameran pada saat itu adalah, Ahmad Sadali, Amri Yahya, A.D. Pirous, Amang Rachman, dan Syaiful Adnan. Pada saat tampil diacara tersebut Sam hanya tampil sendiri tidak dengan Bimbo, di sinilah Sam membawakan lagu “Ibunda Kita Surga Kita” ditambah masyarakat Indonesia yang menonton dan sengat antusias. Menurut hasil wawancara penulis dengan Taufiq Ismail, pada saat itu banyak penonton yang menangis dan setelah lagu tersebut selesai penonton seperti sempat lupa bertepuk tangan selama beberapa detik karena kagum.43 Salah satu lagu yang berjudul “ Jabal Rahmah”, ini bisa dikatakan dibuat berdua oleh Sam dan Taufiq Ismail, Sam yang mempunyai ide untuk membuat lagu tentang Jabal Rahmah, dan Taufiq Ismail yang membuat syairnya. Dalam penulisan syair Taufiq Ismail sangat menyesuaikan nada dengan jumlah suku kata. Sam memberikan rekaman istrumen pada Taufiq Ismail dan saat membuat bait keempat dari lagu “Jabal Rahmah” Taufiq Ismail membutuhkan lima belas suku kata di baris pertama dan tiga belas suku kata di baris kedua. Lalu yang menjadi inspirasi untuk mengisi bait tersebut adalah ayat dari al-Ma‟idah (5:3), dan ternyata suku kata yang ia tulis cukup untuk mengisi baris yang kosong tersebut. Berikut adalah syair dari lagu “Jabal Rahmah” : Ada padang pasir Arafah Terbentang amat luasnya Ada gunung kecil bernama Jabal Rahmah Berdiri dengan kukuhnya Ada tugas berat selesai Dua puluh tiga tahun Terdengar dalam amanatnya 43
Wawancara dengan Taufiq Ismail pada 8 Agustus 2015 di Jl. Utan Kayu Raya No. 66E, Jakarta Timur. Pukul 11:00 WIB.
36
Di Jabal Rahmah Lelaki agung itu Shalawat dan salam kita baginya Dia sampaikan firmah dari Tuhan “Hari ini telah Kusempurnakan agamamu Dan telah Kucukupkan nikmat-Ku bagimu Dan telah Kurelakan Islam jadi agamamu” Alangkah mulia tugasnya Rahmat bagi alam semesta Alangkah besar syukur kita Shalawat dan salam baginya44 Menurut pendapat penulis lagu ini sedikit menjelaskan tentang Jabal Rahmah, namun lebih kepada tugas kenabian yang diberikan kepada Rasulullah SAW. Dalam hal ini juga menyangkut tentang tugas yang tetap sempurna diemban Rasulullah seperti pada bait 4 yang merupakan arti dari surat al-Maidah ayat 3. Taufiq Ismail mulai menuliskan syair untuk digubah menjadi lagu oleh Bimbo sekitar empat puluh tujuh syair dari tahun 1972-1979. Lalu produksivitasnya dalam membuat syair mulai menurun saat memasuki tahun 1980-an, Taufiq Ismail menciptakan empat belas syair dari tahun 1984-1986, dan semakin menurun memasuki tahun 1994-1999, Taufiq Ismail menciptakan 7 syair. Memasuki tahun 2000-2007 Taufiq Ismail menciptakan 6 syair untuk Bimbo. Lirik-lirik lagu dari Taufiq Ismail yang hampir semua bertemakan Islam membuat Bimbo konsisten dengan musik religi Islam-nya. Tahun 1974 musik religi merupakan suatu hal yang baru dalam dunia musik Indonesia. Bimbo adalah sebuah grup musik yang membawakan lagu-lagu yang bertemakan religi tersebut
44
Taufiq Ismail. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008”. h. 54
37
yang masih terus dibawakan hingga sekarang. Musik religi ini merupakan salah satu media yang cukup efektif untuk berdakwah, dan tidak membuat pendengar merasa diceramahi karena diimbangi dengan alunan nada.
38
BAB III PERKEMBANGAN MUSIK RELIGI DI INDONESIA TAHUN 1974-1980
A. Awal Muncul Musik Religi Sekitar tahun 1970-an musik di Indonesia masih diwarnai dengan musikmusik beraliran pop dengan tema cinta, politik, dan lain-lain, begitu banyak band atau musisi yang membawakan aliran ini. Pada masa ini budaya musik pop dari Barat sangat memengaruhi musik pop di Indonesia, bahkan ada beberapa penyanyi yang indentik dengan penyanyi pop Barat seperti, Priyo Sigit yang indentik dengan Demis Rouses, Eddy Lumatow yang indentik dengan Roy Orbi Son, Diah Iskandar yang identik dengan Connie Francis, Kris Biantoro yang identik dengan Mario Lanza, Rahmat Kartolo yang mirip dengan Cliff Richard, dan Bob Tutupoly yang mirip dengan Harry Belafone, dan sebagainya.45 Begitu pun juga dengan Bimbo yang masih mengusung aliran popnya. Walaupun mengadopsi irama Latin dari budaya Barat, namun gaya dan isi lagunya masih orisinal dari Bimbo sendiri, karena musik Latin dari Barat rata-rata bermain pada nada mayor46, berbeda dengan Bimbo yang rata-rata bermain pada nada minor, hal ini pun juga menjadi ciri khas dari gaya musik bermusik Bimbo. Pada saat itu Bimbo pun masih membawakan lagu-lagu pop dengan tema cinta, politik, dan humoris. Nada minor sudah melekat menjadi ciri khas grup musik Bimbo ini. Namun dalam perkembangannya musisi Indonesia lebih banyak menggunakan nada mayor. Karena memilih nada yang berbeda dari pada musisi 45
Mulyadi, Industri Musik Indonesia. h. 92 Major/Minor, adalah jenis nada dasar dalam musik. Musik yang dimainkan dengan nada major biasanya terdengar lebih ringan dibandingkan dengan musik yang bernada minor. 46
39
lain, nada minor menjadi ciri khas tersendiri dari Bimbo. Selain itu, dalam soal lirik Bimbo mencoba tampil beda. Untuk lirik-lirik bertemakan cinta, mereka usahakan agar tidak terlalu vulgar, sebagai contoh adalah lagu “Sunyi” sebagai berikut. Sunyi sendiri tiada kawan menemani Kering hatiku kau tinggal pergi Hati yang suci kuserahkan kepadamu Namun kau buang tiada berarti Kupersembahkan cintaku Semurni air surgawi Namun tiada berkesan Bagimu tiada apa Sunyi oh sepi dunia gelap tenggelam Anganku melayang ditelan alam47 Menurut penulis dalam lagu ini, kesan kesedihan memang masih melekat, tapi tidak terlalu berlebihan. Pilihan kata-kata yang dipakai dalam lagu ini menggunakan sajak a-a, seperti pada lirik “Sunyi oh sepi dunia gelap tenggelam, Anganku melayang ditelan alam”, bisa dilihat bahwa kata “tenggelam” bertemu dengan kata “alam” di bagian akhir. Tahun 1970-an sampai 1980-an Indonesia mulai diramaikan oleh beberapa jenis aliran musik yang kebanyakan datang dari Barat. Aliran musik yang sedang hangat di telinga masyarakat Indonesia pada saat itu antara lain; Pop, Jazz, dan Rock. Beberapa musisi yang membawakan aliran-aliran musik tersebut adalah Bimbo, Koes Plus, Panber‟s, God Bless, Fariz R.M, dan lain-lain. Setelah bersaing ketat dengan musisi-musisi lainnya dan bisa dibilang sukses dengan 47
Taufiq Ismail. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008”. h. 52
40
lagu-lagu pop yang bertema cinta, politik, lingkungan, budaya, dan humoris, Bimbo melanjutkan karya nya dengan tema baru yaitu religi. Berdasarkan hasil wawancara dan buku yang penulis jadikan sumber terdapat kesamaan mengenai ide lagu religi muncul dari Bimbo. Sam yang menciptakan lagu “Tuhan” merupakan seorang pencinta seni dan juga merupakan seorang yang religius, dalam melaksanakan shalat Sam lebih sering melakukannya di masjid dari pada di rumah.48 Suatu ketika ia berangkat shalat Jumat, setelah mengikuti khotbah pertama, tiba – tiba inspirasi datang tak terduga, menurut wawancara yang saya lakukan dengan Samsudin Hardjakusumah, inspirasi itu mungkin datang hanya sekitar dua menit saja, selama itu lah ia merasakan ada getaran dalam hatinya, setelah pulang dari masjid ia langsung mengambil gitar dan mulai menulis lagu. Itulah awal mula inspirasi Sam dalam menulis lagu yang berjudul “Tuhan” dan juga merupakan lagu religi yang menguatkan Sam untuk mempopulerkan lagulagu religi dari Bimbo selanjutnya.49 Seperti yang sudah penulis jelaskan di bab sebelumnya, setelah pertemuan dengan Taufiq Ismail, Bimbo semakin menguatkan materi lagu-lagunya dalam nuansa religi. Berawal dari penampilan Bimbo di Taman Ismail Marzuki pada Tahun 1971, Bimbo yang pada saat itu mengagumi puisi-puisi dari ciptaan Taufiq Ismail, melanjutkannya dengan bekerja sama dalam pembuatan lagu-lagu religi.50
48
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 159 Wawancara dengan Samsudin Hardjakusumah 24 Oktober 2015, Komplek Dosen UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung:Pukul 12:00 WIB 50 Pangelaran Musik yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki pada waktu itu mengundang Bimbo sebagai salah satu pengisi acara. Pada saat itu Bimbo hanya sebatas membawakan gubahan puisi – puisi dari Taufiq Ismail dan tidak direkam atau dipopulerkan. 49
41
Taufiq Ismail membuatkan puisi dan Bimbo yang menggubah puisi tersebut menjadi lagu dan kemudian dipopulerkan. Lagu “Tuhan” menjadi populer di tahun 1974, lagu religi ini yang pada awalnya diperkirakan tidak akan sukses di Indonesia, ternyata mampu menyaingi lagu – lagu lain yang bertemakan umum. Bahkan lagu ini sempat dijadikan sebagai lagu wajib dalam lomba menyanyi yang diselenggarakan oleh gereja seDKI Jakarta pada masa itu. Setelah itu Bimbo pun berpikir mengapa tidak membuat lagu-lagu dengan tema keagamaan. Bimbo pun melanjutkan kerjasamanya dengan sastrawan Taufiq Ismail dalam pembuatan lagu religi. Kemudia jadilah lagu-lagu “Rindu Rasul”, “Qasidah Matahari dan Rembulan”, “Gerbang Kemampuan”, “Maha Segala Maha”, “Telah Datang Dia”, “Umat Manusia Bergembira”, “Anak Bertanya pada Bapaknya”, dan “Rasul Menyuruh Mencintai Anak Yatim”. Akhirnya pada tahun 1974 muncul lah album religi Bimbo yang semua lagunya bertemakan keagamaan atau bisa disebut religi. Album religi Bimbo sukses menembus pasar musik Indonesia, dan menjadikan warna baru bagi permusikan di Indonesia yaitu musik pop religi. Sam dalam wawancara saya dengan beliau memastikan bahwa Bimbo adalah grup musik pertama yang membawakan lagu religi di Indonesia. B. Bimbo : Peletak Dasar Musik Pop Religi di Indonesia Bimbo merupakan grup musik atau musisi pertama yang membawakan lagu-lagu yang berbeda dari pada musisi lainnya terutama dalam musik yang beraliran pop, dengan tambahan tema keagamaan diiringi alunan musik pop,
42
ditambah lirik lagu yang dalam maknanya, Bimbo sukses membawakan musik pop religi di Indonesia. Menurut hasil wawancara saya dengan bapak Samsudin Hardjakusumah (Sam Bimbo), beliau memastikan bahwa Bimbo adalah grup musik atau musisi pertama yang membawakan lagu-lagu religi.51 Sosok seorang Taufiq Ismail disini berperan penting dalam suksesnya lagu-lagu religi dari Bimbo, karena sebagian besar lagu religi Bimbo, ialah yang menulis liriknya dan kemudian digubah menjadi lagu oleh Bimbo. Bila diurutkan dari awal tema lagu Bimbo, awal mula terbentuk 1967 Bimbo masih membawakan lagu-lagu yang bukan buatannya sendiri dengan tema cinta, sampai dengan tahun 1971 Bimbo membuat lagu “Flamboyan” yang membuat Bimbo ke Singapura. Lalu selanjutnya ketika sang adik Iin bergabung dengan Bimbo, mereka menambahkan tema humor atau jenaka dalam lagulagunya seperti “Kumis”, “Tangan” dan “Bibir. Selanjutnya Bimbo menambahkan kembali tema lagu-lagunya dengan tema keagamaan pada tahun 1974 setelah bekerjasama dengan sastrawan Taufiq Ismail. Walupun pada saat itu tidak semua lagu yang Bimbo bawakan bertemakan religi, namun lagu-lagu religi milik Bimbo mampu memberi warna baru pada permusikan di Indonesia. Pada tahun 1974, Bimbo harus bersaing dengan musisi-musisi pop lainnya yang kebanyakan lagunya mengadopsi musik-musik dari Barat, seperti Eddy Lumatow, Diah Iskandar, Rahmat Kartolo, dan sebagainya. Kebanyakan dari mereka bergaya dan membawakan lagu-lagu Barat. Pementasan musik pop pada
51
Wawancara dengan Samsudin Hardjakusumah 24 Oktober 2015, Komplek Dosen UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung:Pukul 12:00 WIB
43
tahun 1970-an mendominasi di Jakarta. Hal ini tidak membuat semangat Bimbo yang berasal dari Bandung menurun, dan mereka terus berjuang dalam karier bermusiknya. Ditengah-tengah persaingan pasar musik Indonesia, lagu-lagu religi dari Bimbo mampu bersaing dan mendapat posisi pertama dalam daftar tanggu lagu di RRI. Bimbo berani dan mampu memberikan nuansa baru dalam permusikan di Indonesia dengan membawakan lagu – lagu religi. Dalam website republika.co.id dikatakan bahwa: “Bimbo merupakan revolusioner musik religi di Indonesia khususnya dalam musik pop, karena Bimbo yang pertama kali berani keluar dari pakem musik religi yang selalu identik dengan gambus.”52 Banyak
musisi
yang
mencoba
mengikuti
jejak
Bimbo
dalam
mempopulerkan musik religi, namun hal itu hanya diperuntukkan untuk menigkatkan popularitas ketika bulan Ramadhan. Setelah itu muncul pula grup musik wanita dengan nama Nasyida Ria dengan lagu-lagunya yang religi pula. Salah satu lagunya yang sangat terkenal yaitu “Perdamaian”. Koes Plus juga pernah merilis album religi yang berjudul “Qasidahan Bersama Koes Plus” pada 1976. Tetapi di tahun yang sama juga Koes Plus merilis album yang berjudul “Natal Bersama Koes Plus” sehingga karakter islami pada grup musik itu pun pudar. Berbeda dengan Bimbo, grup musik yang sangat konsisten dalam mencipta dan menyanyikan lagu dan musik religi, khususnya Islam, tidak harus bulan
52
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/02/28/miwo8i-revolusimusik-religi-di-indonesia (diakses, 27 Juli 2016:pukul 00:55 WIB)
44
Ramadhan, kapan pun itu Bimbo tetap menyanyikan lagu religi. Bahkan di zaman ini orang-orang lebih mengenal Bimbo dengan musik religi tanpa tahu bahwa Bimbo dahulu pernah membawakan lagu – lagu pop dengan tema yang umum. Tahun 1977 ketika permusikan di Indonesia sedang diwarnai dengan tema politik, Bimbo juga sempat mebuat lagu dengan tema politik yang berjudul “Tante Sun” yang berceritakan tentang para istri pejabat yang hidup bermewah-mewahan. Lagu ini pernah dilarang ditayangkan di TVRI, tetapi kemudian dicabut kembali pelarangannya. Lagu ini adalah salah satu ciptaan Taufiq Ismail, beliau berperan dalam pembuatan syairnya. Walaupun dengan syair yang menyindir, Sam juga menambahkan nada humor dalam lagu tersebut agar terkesan tidak terlalu menyindir. Lagu ini pernah dimainkan oleh regu musik drumband ITB pada pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) IX tahun 1977 di Jakarta, yang juga menambah popularitas lagu ini. Walapun Bimbo mengluarkan lagu dengan tema politik berjudul “Tante Sun” pada tahun 1977, namun kesan religius yang telah melekat pada Bimbo semenjak tahun 1974, tidak begitu saja hilang, karena popularitas lagu Tuhan pada saat itu. Setelah itu Bimbo melanjutkan karyanya kembali dengan tema religi, dan seterusnya sampai Bimbo dicap sebagai grup musik religi.53 Lagu religi menjadi tumpuan Bimbo, namun tidak semua lagu Bimbo yang menggunakan irama pop dalam lagu-lagu religinya, ada juga yang menggunakan irama Arab, salah satunya lagu “ Rasul Hancurkan Berhala”. Menurut Sam dalam buku Sajadah Panjang : 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius, ia 53
Setelah membawakan lagu – lagu religi, Bimbo masih membawakan lagu – lagu dengan tema umum ditahun selanjutnya. Namun tidak sebanyak mereka mebawakan lagu – lagu religi, maka dari itu Bimbo lebih terkenal dengan tema lagu – lagu religi.
45
membuat irama Arab, karena Islam datangnya dari Arab dan agar tidak kehilangan konteksnya sebagai musik dengan tema agama Islam.54 Setelah Bimbo memperkenalkan musik pop religi di Indonesia, dilanjutkan dengan Koes Plus, lalu Nasyidah Ria, dan Rhoma Irama dengan musik dangdut yang juga bertemakan keagamaan atau religi, pada tahun 2000-an sampai sekarang ada banyak musisi yang membawakan lagu-lagu religi, bisa kita lihat pada zaman sekarang dengan musik yang lebih kekinian ada grup band Gigi yang juga meng-cover55 ulang lagu “Tuhan” dan “Ada Anak Bertanya pada Bapaknya” dari Bimbo dalam album religinya. Lalu juga yang terbaru ada grup band Noah yang menyanyikan kembali lagu “Sajadah Panjang” milik Bimbo. Ada juga beberapa grup band yang buat album khusus religi dengan lagu ciptaannya sendiri seperti; Ungu, Radja, Vagetoz, Wali, dan lain-lain.56
54
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 172 Cover : dalam dunia musik berarti adalah, ketika seseorang membawakan lagu dari orang lain dengan versinya sendiri. 56 Lagu – lagu religi dari Bimbo selalu menjadi pengiring utama bulan Ramdhan hingga sekarang. Hal ini menyebabkan banyak beberapa musisi dan grup musik yang mengikutinya dengan menciptakan lagu – lagu religi pada bulan Ramadhan, dan terus berlanjut hingga zaman sekarang. Karena dipercaya lagu religi tidak akan mudah hilang ditelan zaman, terutama ketika bulan Ramadhan, lagu – lagu religi tersebut masih akan diputar kembali. 55
46
BAB IV PESAN DAKWAH DALAM MUSIK RELIGI BIMBO
A. Pesan Dakwah dan Nilai-nilai Islam yang Terdapat Pada Lagu-lagu Bimbo Dalam membuat syair lagu, ada maksud atau pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh pencipta syair tersebut. Berbagai macam syair dibuat dengan gaya yang berbeda. Ada syair yang tidak terlalu sulit dalam pengolahan katanya, namun justru sukar dimengerti, namun ada juga syair yang rumit pengolahan katanya tapi mudah dimengerti. Taufiq Ismail sendiri dalam menulis syair-syair untuk Bimbo memang tidak asal tulis, melainkan memberikan pesan tertentu untuk para pendengar. Dalam pembuatan syair lagu Taufiq Ismail juga terinsipirasi dari ayat-ayat Al-Qur‟an, seperti lagu “Jabal Rahmah” yang sudah penulis jelaskan di bab sebelumnya. Insipirasi tersebut datang dari potongan surat Al-Maidah (5:3) yaitu sebagai berikut:
ِ ِ ِ ۚ اْل ْس ََل َم ِدينًا ِْ يت لَ ُكم ُ ت لَ ُك ْم دينَ ُك ْم َوأَْْتَ ْم ُ الْيَ ْوَم أَ ْك َم ْل ُ ُ ت َعلَْي ُك ْم ن ْع َم ِِت َوَرض
Yang artinya :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu, dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-relakan Islam jadi agamamu. (QS.AlMaidah(5):3). Ada juga yang memasukkan kisah perjalanan Rasulullah SAW yang terinspirasi dari buku-buku cerita perjalanan Nabi ke dalam lagu, seperti lagu “Matahari dan Rembulan”. Kolaborasi yang harmonis antara Taufiq Ismail dan Bimbo dalam pembuatan syair terwujud, Bimbo juga memberikan ide-ide kepada
47
Taufiq Ismail, hal ini berarti ide syair religi bukan hanya datang dari Taufiq Ismail. Hal ini mengantarkan Bimbo menjadi sebuah grup musik religi satusatunya pada masa itu sampai memasuki tahun 1980-an. Setelah Sam tergerak hatinya untuk menjadi pribadi yang lebih religius, ia ingin orang lain juga merasakan hal yang sama bahwa Tuhan itu selalu dekat pada kita. Maka dari itu beliau mencoba menyampaikan pesan tersebut lewat lagulagunya. Seperti halnya salah satu Wali Songo Raden Mas Said (Sunan Kalijaga) yang menggunakan kesenian wayang sebagai media berdakwah, Bimbo juga menggunakan hal yang serupa, yaitu seni musik. Dalam buku yang berjudul “Seni dalam Pandangan Islam” Abdurhaman Al Bagdadi berpendapat bahwa : “dalam agama Islam, pujian terhadap Allah SWT bisa dilakukan dengan berbagai cara. Paling banyak dilakukan ialah berdzikir. Selain berdzikir, bisa juga dengan seni salah satunya adalah musik, mendengarkan lagu religi Islam pun bisa menjadi asupan bagi jiwa kita untuk mensyukuri semua yang telah diberikan Allah kepada kita”.57 Dalam hasil wawancara penulis dengan Sam Bimbo, beliau juga berpendapat : “dengan berdakwah melalui media musik, Bimbo berharap pendengar tidak merasa diceramahi, dan berharap pesan dari dakwah tersebut lebih mudah dimengerti dan tidak membosankan karena dibarengi dengan alunan nada.”58 Terdapat beberapa tema dalam lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Bimbo, dan tentunya dalam menyampaikan dakwah lewat musik, Bimbo juga harus memikirkan bagaimana aransemen musik yang sesuai pada tema lagu tersebut, 57
Abdurrahman Al Bagdadi. Seni dalam Pandangan Islam (Vocal, Musik, Tari). Jakarta: Gema Insani. 2004. h. 24 58 Wawancara dengan Samsudin Hardjakusumah 24 Oktober 2015,Komplek Dosen UNPAD Jl. Parasitologi No.15, Cigadung Dago, Bandung:Pukul 12:00 WIB
48
karena jika tidak sesuai pesan dakwah yang disampaikan akan sukar dimengerti dan diterima oleh pendengar. B. Tema-tema Syair dalam Musik Bimbo B.1 Tasawuf Inspirasi lagu-lagu dalam menulis syair dengan tema tasawuf kebanyakan didapat secara spontanitas. Inpirasi tersebut didapatkan ketika Sam dan Taufiq Ismail sedang berdzikir ataupun mengaji. Adapun pengertian Tasawuf menurut Harun Nasution, adalah : “hakekat sufisme atau mistisisme, baik yang terdapat dalam agama Islam maupun di luar Islam adalah „memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan. Intisari dari mistisisme, termasuk dalam tasawuf Islam, adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan, dengan mengasingkan diri dan merenung. Kesadaran yang demikian kemudian mengambil bentuk rasa dekat sekali dengan Tuhan. Kesadaran itu dalam tradisi tasawuf dikenal dengan istilah “ittihad”.59 Hal yang sama dirasakan oleh Sam ketika sedang berdiam diri di dalam masjid dan berdzikir.”
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa Tasawuf adalah bentuk rasa yang dekat atau ingin dekat dengan Tuhan. Dalam hal ini Bimbo mengemasnya dalam lagu-lagu religinya. Lagu-lagu religi Bimbo yang akan penulis jelasakan juga berdasarkan wawancara dengan Sam Bimbo dan lagu-lagu Bimbo yang telah penulis kumpulkan. Adapun lagu-lagu religi Bimbo dengan tema tasawuf yang telah penulis kumpulkan adalah sebagai berikut.
59
Harun Nasution. Teologi Islam. Jakarta: Universitas Indonesia. 1972. h.71
49
B.1.1 Di mana Dunia Di mana Surga Ada yang mengejar dunia Bagai hidup tiada habisnya Ada yang mengejar surga Bagai hidup besok habisnya Yang cuma mengejar dunia Dunia itu cepat larinya Yang Cuma mengejar surga Surga itu jauh larinya Kami juga mengejar dunia Bagai hidup tiada habisnya Kami juga mengejar surga Bagai hidup besok habisnya Di mana dunia di mana surga Di mana dunia di mana surga Di mana tumpukan harta dan benda Di mana telapak kaki ibu kita.60 Dilihat dari syairnya, menurut analisa penulis dalam lagu ini, Bimbo berdakwah kepada pendegar musik bahwa manusia hidup di dunia hanya sementara, jangan sampai terbuai oleh kehidupan duniawi. Namun ketika sedang mengalami kesulitan, barulah manusia ingat kepada Tuhan. Oleh karena itu jangan sampai manusia terbuai dengan kehidupan duniawi yang hanya sementara. Bentuk mengingat jika Tuhan selalu memperhatikan setiap makhluk ciptaan-Nya adalah dengan menjalankan ibadah wajib dan menjauhi segala larangan-Nya. B.1.2 Mengingat Dikau Ingin benar hamba mengingat Dikau Disetiap tarikan nafas hamba Setiap denyutan nadi hamba Setiap gerakan badan hamba 60
2008.h.36
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
50
Tanpa putus-putusnya Ingin benar hamba mengingat Dikau Disetiap kedipan mata hamba Setiap getaran syaraf hamba Setiap tindakan hidup hamba Tanpa Putus-putusnya Subhanallah Walhamdulillah Walailaha Illahllah Wallahu Akbar Alangkah rindunya hamba Menyebut nama Dikau Bersama degup jangtung hamba Tanpa bibir bersuara Ketika sarapan pagi Ketika menuntut ilmu Ketika mencari nafkah Ketika mengasuh anak Ketika naik bis kota Ketika tertidur malam Sampai terbangun lagi Subhanallah Walhamdulillah Walailaha Illahllah Wallahu Akbar.61 Menurut analisa penulis, dalam syair lagu ini Bimbo menjelaskan tentang seseorang yang menyesal atas ketidakingatannya kepada Tuhan, karena Tuhan selalu mengawasi disetiap apapun perbuatan seseorang. Menurut analisa penulis, pesan dakwah dalam lagu ini adalah, jangan sampai manusia melakukan sesuatu tanpa memikirkan Tuhan-nya. Tuhan ada di mana-mana, mengawasi setiap apapun perbuatan hambanya. Oleh karena itu kita sebagai manusia sebaiknya jangan sampai melakukan perbuatan-perbuatan berdosa yang dilarang oleh agama Islam. 61
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.66
51
B.1.3 Doa Orang Biasa Segala puji bagi Allah semata Shalawat pada Rasulullah Muhammad Ya Allah Ya Tuhan Hamba Ya Tuhan Hamba Limpahkan kiranya pada ibu dan bapak hamba Hari-hari terakhir yang sentausa Keampunan, cahaya dan ketenangan Ya Allah Ya Tuhan Hamba Ya Tuhan Hamba Limpahkan kiranya pada keluarga hamba Rahmat serta cintamu tak putus-putusnya Kesehatan, rezeki dan bahagia Ya Allah Ya Tuhan Hamba Ya Tuhan Hamba Wahai Tuhan Yang Maha Murah Nikmat dari-Mu tak habis-habis Hamba bertingkah Banyak yang salah Ya Tuhan Ampunilah Hamba Amin. Lagu ini berisi tentang doa seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa kepada dirinya dan keluarganya, agar selalu diberikan kesehatan dan rezeki. Lagu ini juga merupakan bentuk ucapan syukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah bahwa manusia tidak luput dari kesalahan dan dalam bagian akhir lagu ini merupakan bentuk ucapan permintaan maaf kepada Tuhan untuk diampuni dosa-dosanya.
52
B.1.4 Dunia dan Akhirat Bekerja mencari dunia Bagai hidup selamanya Bekerja mencari akhirat Bagai mati esok pagi Inilah makna hakikat Yang mencari akhirat Akan mendapat akhirat dan dunia Yang mencari dunia Hanya mendapat dunia saja Susah payah menggali ilmu Berkeringat mencari nafkah Susah payah ngatur negara Berkeringat menjaga alam Kasih sayang dengan tangga Mencintai margasatwa Disimpulkan dalam fatwa Dipadatkan dalam taqwa.62 Menurut analisa penulis pesan dakwah yang suarakan oleh Bimbo di dalam lagu ini adalah agar manusia dalam menjalani hidup tidak hanya memikirkan kehidupan duniawi saja yang sifatnya hanya sementara. Kita tidak boleh lupa dengan ibadah, walapun kehidupan duniawi menyibukan kita, ibadah tidak boleh ditinggalkan, karena itu adalah hal yang paling utama. B.1.5 Gerbang Kampunan Gerbang keampunan Gerbang keampunan Bukalah, ya Tuhan Cahaya Cintamu Cahaya Cintamu Kurnia, kurniakan 62
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.39
53
Langit amat cerah dan biru Gemerlap cahaya nur cintamu Semoga pada hari ini Kami lahir fitri kembali.63 Lagu ini sebenarnya bercerita tentang hari raya Idul Fitri, akan tetapi dalam lagu ini tidak menjelaskan tentang permintaan maaf kepada sesama manusia yang biasa kita lakukan setiap hari raya Idul Fitri, namun permintaan maaf ini lebih ditunjukan kepada Tuhan akan dosa-dosa yang telah dilakukan. B.1.6 Gravitasi Kulihat daunan Gugur jatuhnya ke bawah Perlahan dan pasti Arahnya ke bumi Kulemparkan Batu Gugur jatuhnya ke bawah Segera dan pasti Arahnya ke Bumi Segala-galanya yang di atas bumi Patuh tunduk pada sunnah Tuhan Segala-galanya yang di atas bumi Patuh tunduk pada sunnah Tuhan Gravitasi Gravitasi64 Dalam lagu ini menurut pendapat penulis, terdapat pengolahan kata yang sangat baik, yaitu menggunakan analogi. Analogi yang dicontohkan dalam syair lagu “Gravitasi” adalah bagaimana daun dan batu selalu jatuh ke bawah. Gravitasi sendiri dalam lagu ini bercerita tentang semua benda yang dilemparkan ke atas
63
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.44 64
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.45
54
akan jatuh ke bawah karena bumi mempunya gelombang elektromagnetik. Kata gravitasi disini berartikan bahwa semua ciptaan Tuhan harus tunduk pada-Nya. B.1.7 Maha Segala Maha Maha Suci Dikau Tuhan Segala puji dan Maha Besar Maha Suci Dikau Tuhan Segala puji dan Maha Besar Subhannallah Walhamdulillah Lindungi mata Dari semua yang tak pantas dilihat Lindungi telinga Dari semua yang tak pantas didengar Lindungi tangan Dari semua yang tak pantas dipegang Lindungi mulut Dari semua yang tak pantas diucapkan Maha Suci Dikau Tuhan Segala puji dan Maha Besar Allahuakbar Lindungi hati Dari semua tak pantas didengkikan Lindungi Otak Dari semua tak pantas dipikirkan Lindungi hamba Sekeluarga dari bencana Lindungi Kami Senegara dari semua bencana. Isi dari lagu ini adalah seseorang yang meminta perlindungan dengan Tuhan dari semua perbuatannya. Pada dasarnya perbuatan manusia ada yang disengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu penulis lagi tersebut ingin menyampaikan bahwa terkadang kita tidak tahu apakah perbuatan kita salah atau benar, menyinggung orang lain atau tidak, maka dari itu Tuhan adalah satu-
55
satunya yang mengetahui itu dan tidak salah jika kita selalu meminta perlindungan pada-Nya. B.1.8 Pengakuan Seorang yang Rendah Hati Ya Allah, ya Rabbi, Tuhanku yang satu Menjelang datangnya sakratul mautku Mohon bagi hamba dilancarkan jalan Mohon bagi hamba dimudahkan jalan Ketika bertangisan anak cucuku Ketika mulai dibuka kain kafan Ketika Surah Yasin yang dibacakan Mohon bagi hamba dimudahkan jalan Hamba tak pernah pamer harta hamba Hama tidak menyakiti hati siapa-siapa Hamba takut menyebutkan sedekahku Hamba tak bercerita tentang tahajudku Hamba ngeri berhutang uang dan janji Hamba takut menggunjingkan orang Ya Allah, ya Rabbi, Tuhanku yang satu Menjelang datangnya sakratul mautku Mohon bagi hamba dimudahkan jalan Mohon bagu hamba dilancarkan jalan. Dalam lagu ini sebenarnya berisikan tentang permintaan pengampunan dosa-dosa seseorang jika suatu hari dipanggil kembali oleh Yang Maha Kuasa, dan juga agar dimudahkan jalannya ketika sudah berada di alam kubur nanti. Lagu ini berpesan cepat atau lambat kematian akan datang kepada kita, dan hanya Tuhan yang mengetahuinya. Oleh karena itu kita tidak boleh meninggalkan perintah-perintah-Nya B.1.9 Semua yang ada jadi tiada Angin bertanya pada bintang malam hari Kenapa engkau bisa bercahaya begini Jawabnya, tanyalah pada matahari Dialah asal usul keadaanku ini
56
Hujan bertanya pada bulan malam hari Kenapa engkau indah purnaman begini Jawabnya, tanyalah pada matahari Dialah asal usul keberadaanku ini Awan bertanya siang pada matahari Kenapa cahayamu sangat dahsyat begini Jawabnya, memang begini dicipta aku Bertugas membagi semua cahaya Maka hancurlah bumi dan bulan Maka leburlah bintang dan mentari Maka musnalah seluruh makhluk Ketika semua yang ada jadi tiada Yang kekal hanya Yang Maha Pencipta Yang kekal hanya Yang Maha pencipta Kabutbertanya siang pada matahari Apakah cahayamu bisa menghilang nanti Jawabnya. Kau sirna di suatu hari Hancur bersama seluruh alam semesta.65 Dalam lagu ini menjelaskan bahwa keagungan Tuhan dalam menciptakan alam semesta, dan Tuhan juga yang mempunyai kuasa untuk menghancurkannya. Lagu ini berpesan kepada umat Muslim bahwa kita harus percaya adanya hari kiamat yang cepat atau lembat akan datang. Kata “cahaya” yang dimaksud dalam lagu ini menurut pendapat penulis mempunyai arti tentang kehidupan duniawi, yang dimana kita sukses dalam kehidupan duniawi namun tidak berarti demikian juga di akhirat nanti. B.2 Aqidah Aqidah dalam istilah Islam yang berarti iman, yaitu sesuatu yang dipercayai dan diyakini kebenarannya oleh hati manusia sesuai ajaran Islam 65
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.84
57
dengan berpedoman kepada al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam bukunya yang berjudul “Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin”, Hasan alBanna berpendapat : “Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.”66 Menurut penulis dalam lagu-lagu Bimbo juga terdapat unsur aqidah, dan berikut adalah lagu-lagu Bimbo dengan unsur aqidah: B.2.1 Tuhan Tuhan tempat aku berteduh Di mana aku mengeluh Dengan segala peluh Tuhan Tuhan Yang Maha Esa Tempat aku memuja Dengan segala do'a Aku jauh Engkau jauh Aku dekat Engkau dekat Hati adalah cermin Tempat pahala dan dosa bertaruh Tuhan tempat aku berteduh Di mana aku mengeluh Dengan segala peluh Aku jauh Engkau jauh Aku dekat Engkau dekat Hati adalah cermin Tempat pahala dan dosa bertaruh Tuhan Tuhan Yang Maha Esa Tempat aku memuja Dengan segala do'a.67
66
Hasan al-Banna. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin.Solo: Era Intermedia. 2005 (terjemahan dari buku Majmu‟ah Rasail Al-Imam Asy-Syahid) h. 30 67 Tatang, Sajadah Panjang Bimbo. h. 159
58
Menurut analisa penulis, Bimbo menyuarakan dakwahnya kepada para pendengar untuk mengingat bahwa Tuhan selalu dekat dengan kita. Tuhan adalah tempat kita untuk berdo‟a memohon segala pengampunan kepada-Nya. Oleh karena itu sebagai manusia kita tidak boleh putus asa dalam keadaan apapun, karena Tuhan selalu di samping kita dan dapat mendegarkan apapun do‟a kita. B.2.2 Pada-Mu Tuhan Pada-Mu Insan Kepada Allah Yang Maha Esa Kami beriman kami bertakwa Kepada hamba sesama manusia Kami sesuka, kami seduka ... Kepada Allah Yang Maha Esa Kami berdzikir, kami berdoa Kepada mitra sebangsa senusa Kami sebahagia, kami selara Maha Pengampun ya Allah Cucilah noda dan dosa kami Maha Penyantun ya Rabbi Sucikan kami Maha Pemurah ya Allah Curahkan rahmat kepada kami Maha pengasih ya Rabbi Kami kepada Allah Yang Maha Esa Kami memuja Kami menghamba kepada rakyat Sesama jelata kami melayani sepenuh cinta Kepada Allah yang Maha Esa kami mohon Kami mendamba Adil merata Tahta menjabat pada nestapa68 Menurut analisa penulis dalam lagu ini, pada bait pertama dan kedua menggambarkan keimanan dan takwa seorang hamba kepada Allah SWT, dan 68
http://lirik-lagu7.blogspot.co.id/2015/08/bimbo-padamu-tuhan-padamu-insan.html (diakses 10 Januari 2017 pukul 02:30 WIB)
59
juga bentuk ke-Esa-an Allah SWT. Pada bait ini terdapat pesan dakwah yang disampaikan oleh Bimbo bahwa sebagai umat Muslim kita harus ingat bahwa Allah SWT selalu ada di samping kita, mengawasi seluruh hamba-Nya. Nilai ini juga terdapat pada bait kelima. Sedangkan pada bait ketiga menggambarkan bahwa Allah SWT tempat umat Muslim berdoa dan memohon pengampunan, dan pada bait keempat adalah seruan Bimbo kepada para pendengar untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT. B.2.3 Umat Manusia Bergembira Ummat manusiakini bergembira Karena Rasul terakhir telah tiba Angin segar „niup di mana-mana Membawa rasa taqwa pada-Nya Umat manusia kini bergembira Karena Rasul terakhir telah tiba Cuaca baru amatlah sedapnya Manusia abdi Yang Maha Esa.69 Menurut pendapat penulis, dalam lagu ini menceritakan kekaguman Bimbo terhadap Rasulullah SAW. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, bahwa kita sebagai umat Muslim harus menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri tauladan. B.2.4 Anakku Bertanya Tentang Rasul Anakku bertanya padaku Mengapa Rasul itu mulia? Rasul mulia, hai anakku Karena dia sederhana Mengapa Rasul utusan Tuhan? Karena dia tak pernah gentar 69
Kaset Bimbo. Album Qasidah ‟97. 1997
60
Berkata benar, hai anakku Dialah kejujuran. Tutur kata amat lemah lembutnya Hidupnya yang penuh cinta Dia sering lapar dan berpakaian tua Dialah cahaya kita.70 Menurut analisa penulis, lagu ini menceritakan tentang Rasulullah SAW, namun dianalogikan dalam perbincangan seorang ayah dan anak. Dalam lagu ini terdapat unsur pendidikan aqidah, oleh karena itu penulis mengkategorikan lagu pada syair-syair aqidah lagu religi Bimbo. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah mengajak pendengar untuk beriman kepada Rasul, dalam lagu tersebut Rasul digambarkan adalah sosok yang mulia, jujur dan sederhana. B.2.5 Apakah Pohon dan Hewan Ada Bahasanya? Ada anak bertanya pada orang tuanya Apakah pohon dan rumput ada bahasanya? Ada anak bertanya tak habis-habisnya Apakah semua hewan bisa berbicara? Ada anak bertanya tak bosan-bosannya Apakah gunung dan laut ada bahasanya? Nak sayang, alangkah pintar pertanyaanmu Nak sayang, alangkah cerdas fikiranmu Pohon, rumput dan semua hewan, gunung, laut Dan semua makluk bahasanya adalah bahasa iman Bahasa tunduk pada Tuhan Allah Yang Maha Menciptakan Mereka tunduk pada Tuhan Allah Yang Maha Penyayang. Ada anak bertanya tak habis-habisnya Nak sayang, alangkah pintar pertanyaanmu Nak sayang, alangkah cerdas fikiranmu Burung-burung, serangga dan ikan Bukit-bukit, danau, padang pasir Daun-daun, akar, dedaunan 70
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. h. 5
61
Semua tunduk dengan kasih sayang Di hadapan Tuhan.71 Menurut analisa penulis, lagu ini tidak jauh berbeda dengan lagu “Anakku bertanya tentang Rasul”. Jika lagu sebelumnya menjelaskan tentang iman terhadap Rasul, lagu ini menjelaskan tentang iman terhadap Allah SWT, dengan analogi yang sama, yaitu perbincangan ayah dan anak. Dalam lagu ini menjelaskan bahwa tidak hanya manusia yang tunduk pada Allah SWT, namun semua mahluk ciptaan-Nya termasuk hewan dan tumbuhan. Pesan dakwah dalam lagu ini menurut penulis, adalah agar manusia sadar akan kebesaran Allah SWT dan meningkatkan keimanannya. B.2.6 Hati Kami Rabbana ya Tuhan kami Bersihkanlah hati kami Dari noda iri dan dengki Dari cacat angkuh dan sombong Rabbana ya Tuhan Kami Sembuhkanlah hati kami Dari sifat tipu dan dusta Dari cacat ujub dan riya Mulut kami suka betul Bergunjing bergosip sepanjang hari Mulut kami senang betul Menyakiti hati kawan sendiri Rabbana ya Tuhan kami Sembuhkanlah hati kami Bersihkanlah hati.72 Menurut analisa penulis, dalam lagu ini menjelaskan tentang seseorang yang memohon pengampunan dosa kepada Allah SWT atas kesalahan-kesalahan 71
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. h.6 Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.47
72
62
yang dilakukannya. Pesan dakwah yang disuarakan Bimbo dalam lagu ini ditujukan kepada seluruh umat Muslim agar sadar akan dosa-dosa yang pernah dilakukan dan segera mohon pengampunan terhadap Allah SWT. B.2.7 Rasul Hancurkan Berhala Ketika rumah Tuhan dipenuhi berhala Adalah tugas Rasul untuk membersihkannya Waktu gelap dunia Rasul nyala cahaya Menyatukan pandangan ke arah rumah Tuhan Tunduk ke satu arah, ke arah Ka‟bah Tunduk ke satu arah, ke arah Ka‟bah.73 Menurut analisa penulis dalam lagu ini, Bimbo menggambarkan bahwa Rasul sosok yang meluruskan umat manusia pada jalan yang benar. Pesan dakwah yang dalam lagu ini menurut analisa penulis adalah, agar manusia tetap dijalan yang lurus tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. B.2.8 Rindu Rasul Rindu kami padamu Ya Rasul Rindu tiada terperi Berabad jarak darimu Ya Rasul Serasa dikau disini Cinta ikhlasmu Pada Manusia Bagai Cahaya surga Dapatkah kami membalas cintamu, secara bersahaja?.74 Menurut analisa penulis, kata “rindu” dalam lagu ini menunjukkan kekaguman Bimbo terhadap Rasulullah SAW yang menjadi junjungan umat 73
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.73 Kaset Bimbo. Album Qasidah ‟97. 1997
74
63
muslim. Pesan dakwah dalam lagu ini menurut analisa penulis adalah, agar umat muslim mengetahui jerih payah Rasullah SAW pada saat memperjuangkan Islam pada masanya dan sadar akan usahanya, dan juga meningkatkan keimanan terhadap Rasul. B.2.9 Setiap Habis Ramadhan Setiap habis Ramadhan Hamba rindu lagi Ramadhan Saat-saat padat beribadat Tak terhingga nilai mahalnya. Setiap habis Ramadhan Hamba cemas kalau tak sampai Umur hamba di tahun depan Berilah hamba kesempatan Alangkah nikmat ibadat di bulan Ramadhan Sekeluarga, sekampung, senegara Kaum Muslimin dan Muslimat sedunia Seluruhnya kukuh dipersatukan Dalam memohon ridha-Nya Setiap habis Ramadhan Rindu hamba tak pernah menghilang Mohon tambah umur setahun lagi Berilah hamba kesempatan.75 Menurut analisa penulis dalam lagu ini menceritakan tentang seseorang yang berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan panjang umur agar bisa merasakan bulan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Pesan dakwah dalam lagu ini menurut analisa penulis adalah, bahwa bulan Ramadhan adalah bulan suci yang dipenuhi berkah, agar kita mencari pahala sebanyak-banyaknya pada bulan Ramadhan, dan jika umur tidak sampai pada bulan Ramadhan berikutnya maka kita akan bisa lagi menambah pahala baik di bulan biasa maupun Ramadhan. 75
Kaset Bimbo. Album Qasidah ‟97.1997
64
B.3 Ibadah Ibadah merupakan suatu perintah Allah SWT yang wajib dijalankan oleh seluruh umat-Nya. Definisi ibadah sendiri menurut Ibnu Taimiyah yang penulis kutip adalah: “Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Maka salat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang ma‟ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan), berbuat baik kepada orang atau hewan yang dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do‟a, berdzikir, membaca Al Qur‟an dan lain sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya, memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya itu semua juga termasuk bagian dari ibadah kepada Allah.”76 Berdasarkan pendapat di atas, penulis juga menemukan nilai-nilai ibadah dalam lagu-lagu Bimbo. Adapun lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai ibadah dalam lagu bimbo adalah sebagai berikut: B.3.1 Sajadah Panjang Ada sajadah panjang terbentang Dari kaki buaian Sampai ke tepi kuburan hamba Kuburan hamba bila mati Ada sajadah panjang terbentang Hamba tunduk dan sujud Di Atas sajadah yang panjang ini Diselingi sekedar interupsi 76
Yusuf Al-Qurdawi. Fiqih Ibadah. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. 2000. h. 23
65
Mencari rezeki, mencari ilmu Mengukur jalanan seharian Begitu terdengar suara adzan Kembali tersungkur hamba Ada sajadah panjang terbentang Hamba tunduk dan rukuk Hamba sujud tak lepas kening hamba Mengingat Dikau sepenuhnya.77 Menurut analisa penulis dalam lagu ini terdapat ucapan rasa syukur dan nilai ibadah. Kata “sajadah” yang digunakan dalam syair ini mengandung makna bahwa sajadah adalah tempat umat muslim menunjukkan rasa keagungan kepada Allah SWT. Adapun pada syair “begitu terdengar adzan kembali tersungkur hamba” menunjukkan bahwa dalam melaksanakan sholat tidak lepas dari gerakan sujud yang menyembah Allah SWT. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah agar manusia selalu menjalankan shalat, karena shalat merupakan ibadah wajib yang tidak boleh ditinggalkan. B.3.2 Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya Ada anak bertanya pada bapaknya Buat apa berlapar-lapar puasa? Ada anak bertanya pada ibunya Tadarus tarawih apalah gunannya Lapar mengajarimu rendah hati selalu Tadarus artinya memahami Kitab Suci Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi Lihatlah langit keampunan yang indah Membuka luas dan angin pun semerbak Nafsu angkara terbelenggu dan lemah Bunga ibadah dalam ikhlas sedekah.78 77
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit:Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.78 78
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.1
66
Dalam lagu ini terdapat nilai pendidikan ibadah. Menurut analisa penulis lewat lagu ini Bimbo berpesan kepada orang tua untuk mengajari anaknya berpuasa, tadarus, dan tarawih serta memberi penjelasannya. Supaya sejak usia dini mereka sudah bisa memahami hal-hal yang wajib dilakukan dalam agama Islam dan melaksanakannya sejak dini. Selain itu menurut penulis lagu ini juga ditujukan kepada seluruh umat muslim, tua maupun muda agar menjalakan ibadah wajib maupun sunnah di bulan Ramadhan. B.3.3 Jangan Tolak Kenikmatan Ada orang yang berkata Ibadah itu nanti kalau sudah tua saja Ada kenalan yang bilang Ternyata shalat itu nikmat Terasa teduh serta damai dan tenang Ada orang yang berkata Ibadah itu nanti kalau tua saja Ada kenala yang bilang Kalau sudah tua saya „kan sembahyang Ternyata shalat itu nikmat Terasa teduh serta damai dan tenang Apa sebab ditunda kenikmatan Apa sebab ditolak kenikmatan Tak ada tua, tak ada muda Waktu muda terasa nikmat Waktua semakin lezat.79
Menurut analisa penulis, pesan dakwah dalam lagu ini adalah seruan Bimbo terhadap pendengar untuk selalu melaksanakan ibadah shalat. Tidak kenal
79
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.58
67
tua atau muda, bahkan shalat harus dilaksanakan sejak ini dan tidak perlu menunggu tua, karena shalat merupakan ibadah wajib bagi umat muslim. B.3.4 Lebaran Sebentar Lagi Lebaran sebentar lagi Berpuasa sekeluarga Sehari penuh yang sudah besar Setengah hari yang masih kecil Alangkah asyik pergi ke masjid Shalat tarawih bersama-sama Lebaran sebentar lagi Berpuasa dengan gembira Menahan lapar menahan nafsu Melatih diri sedari kecil Membaca Qur‟an, shalat tarawih Melatih iman sedari kecil Sesudah saling bermaafan Dengan penuh keikhlasan Ya Tuhan, mohon keridhoan Sepenih kasih dan sayang Lebaran sebentar lagi Tak ada miskin tak ada kaya Semua sama di depan Tuhan Yang berbeda Cuma amalnya Semua ingin Lailatul Qadar Semoga kita mendapatkannya.80 Judul lagi ini memang bersinggungan dengan Hari Raya Idul Fitri, namun jika dilihat dari lirik lagunya, lagu ini membahas tentang ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan seperti; puasa, tarawih, dan tadarus. Menurut analisa penulis pesan dakwah dalam lagu ini adalah, memberikan ajakan terhadap seluruh umat muslim untuk melaksanakan puasa, tadarus dan tarawih, dan juga mengajari puasa
80
Taufiq. Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-
2008.h.62
68
bagi anak-anak yang berusia dini seperti pada kalimat “setengah hari yang masih kecil” dalam lagu tersebut. B.3.5 Wudhu Kubaca Ta‟awudz dan Basmalah lalu ku ucapkan Kubasuh tanganku Kusucikan kedua tanganku Kubasuh mulutku, Kusucikan lidah dan ucapanku Kubasuh hidungku, Kusucikan penciumanku Kubasuh mukaku, Kusucikan wajah dan penglihatanku Kubasuh lenganku, Kusucikan perbuatanku Kubasuh rambutku, Kusucikan pikiranku Kubasuh telingaku, Kusucikan pendengaranku Kubasuh kakiku, Kusucikan langkahku Allah ya Rabbi Ijinkan aku menghadapMu Allah ya Rabbi Ijinkan aku menghadapMu Kubaca Ta‟awudz dan Basmalah lalu ku ucapkan Kubasuh tanganku, Kusucikan kedua tanganku Kubasuh mulutku, Kusucikan lidah dan ucapanku Kubasuh hidungku, Kusucikan penciumanku Kubasuh mukaku, Kusucikan wajah dan penglihatanku Kubasuh lenganku,
69
Kesucikan perbuatanku.81 Wudhu merupakan salah satu dari rukun shalat. Sebelum melaksanakan shalat umat muslim diwajibkan untuk melakukan wudhu terlebih dahulu. Menurut analisa penulis pesan dakwah dalam lagu ini adalah agar pendengar mengetahui bahwa wudhu adalah tindakan mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah, bukan sekedar membershikan diri dalam artian fisik, dan juga diawali dengan doa dan basmallah. B.3.6 Puasa Puasa puasa Sebulan penuh puasa Puasa puasa Ramadhan bulan mulia Puasa puasa Wajib bagi yang beriman Puasa puasa Sebetulnya menyehatkan Sebulan menahan nafsu Menjauhi larangan Tuhan Meningkatkan ketaqwaan Puasa dengan penuh ikhlas Tingkatkan martabat diri Lahir bathin suci kembali Semoga Tuhan ridhoi Ibadah puasa kita di bulan Ramadhan.82 Menurut analisa penulis, dalam lagu ini menjelaskan tentang ibadah puasa yang wajib dilakukan oleh umat muslim di bulan Ramadhan. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah seruan Bimbo kepada para pendengar agar seluruh umat muslim menjalankan ibadah puasa yang tidak boleh ditinggalkan, seperti dijelaskan dalam rukun Islam. 81
Kaset Bimbo. Album Wudhu. 1991 https://jiwamusik.wordpress.com/2008/09/30/bimbo-puasa/ (diakses 12 Januari 2017 pukul 03:51 WIB) 82
70
B.4 Akhlak Dalam buku “Daur Ulang Jiwa” karangan Mujtaba Misbah pengertian tentang akhlak adalah: “Akhlak menuntun manusia untuk berbuat baik dan bagaimana melakukannya, selain itu juga agar manusia dapat menghindari sifat-sifat buruk. Dapat diketahui di sini bahwa sasaran atau objek pembahasan ilmu akhlak adalah menilai baik dan buruk, benar dan salah, pantas dan tidak pantas, serta mana yang harus dan mana yang tidak boleh dari segala sifat atau tindakan manusia yang dilakukan dalam keadaan sadar.”83 Sedangkan pendapat lain mengenai akhlak yang dijelaskan oleh Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Studi Akhlak” dikatakan bahwa “Akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan manusia dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.”84 Lagu yang mengandung nilai akhlak juga terdapat dalam lagu-lagu Bimbo, adapun lagu-lagu yang terdapat nilai akhlak adalah sebagai berikut: B.4.1 Hidup dan Pesan Nabi Hidup bagaikan garis lurus Tak pernah kembali Ke masa yang lalu Hidup bukan bulatan bola Yang tiada ujung Dan tiada pangkal Hidup ini merangkak terus Semakin mendekat ke titik terakhir Setiap langkah hilanglah jatah Menikmati hidup, nikmat di dunia
83
Mujtaba Mishbah. Daur Ulang Jiwa. Jakarta: Al-Huda Cet.1. 2008. h. 20 Zahruddin AR, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Cet.1, 2004. h. 41-42 84
71
Pesan Nabi tentang mati Jangan takut mati karna pasti terjadi Setiap insan pasti mati Hanya soal waktu Pesan Nabi tentang mati Janganlah minta mati datang kepadamu Dan jangalah kau berbuat Menyebebabkan mati Tiga rahasia Illahi Yang berkaitan dengan hidup manusia Kesatu tentang kelahiran Kedua: pernikahan Ketiga: kematian Penuhi hidup dengan cinta Ingatkan diri saat untuk berpisah Tegakkan sholat lima waktu Dan ingatkan diri saat disholatkan Pesan Nabi tentang mati Jangan takut mati karna pasti terjadi Setiap insan pasti mati Hanya soal waktu Pesan Nabi tentang mati Janganlah minta mati datang kepadamu Dan jangalah kau berbuat Menyebebabkan mati Pesan Nabi jangan takut mati Meski kau sembunyi, dia menghampiri Takutlah pada kehidupan sesudah kau mati Renungkanlah itu Pesan Nabi jangan takut mati Meski kau sembunyi, dia menghampiri Takutlah pada kehidupan sesudah kau mati Renungkanlah itu Pesan Nabi tentang mati Jangan takut mati karna pasti terjadi Setiap insan pasti mati
72
Hanya soal waktu. 85 Menurut pendapat penulis, dalam lagu ini sosok seorang Nabi oleh Bimbo dijadikan sebagai panutan seseorang dalam menjalani kehidupan. Bimbo berharap kepada para pendengar lagu ini, agar mengikuti perbuatan-perbuatan dan pesanpesan yang sampaikan oleh Nabi. B.4.2 Bermata tapi tak Melihat Bermata tapi tak melihat Bertelinga tapi tak mendengar Bermulut tapi tak menyapa Berhati tapi tak merasa Berharta tapi tak sedekah Berbenda tapi tak berzakat Berilmu tapi tak beramal Berjalan tapi tak terarah Semoga kita terhindar dari hal-hal sedemikian Semoga kita menjauh dari sifat demikian Beramal tapi kurang ikhlas Berjanji tapi kurang ikhlas Berjanji tapi suka lupa Bergunjing hampir setiap hari Berkata sering menyakitkan Bermata tapi tak melihat Bermata tapi tak melihat.86 Menurut analisa penulis, dalam lagu ini menjelaskan tentang perbuatanperbuatan tidak baik antar sesama manusia diantaranya; tidak peduli sesama, tidak berzakat, tidak beramal, bergunjing, ingkar janji, dan perkataan yang menyakitkan. Selanjutnya pada bait ketiga “Semoga kita terhindar dari hal-hal
85
http://lirikasyik.blogspot.co.id/2008/10/bimbo-hidup-dan-pesan-nabi.html (diakses 12 Januari 2017 pukul 02:45 WIB) 86 Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.33
73
demikian, semoga kita menjauh dari sifat demikian”, Bimbo berharap pada para pendengar agar menjauhi sifat-sifat tersebut dan menjadi pribadi yang lebih baik. B.4.3 Aisyah Adinda Kita Aisyah adinda kita, yang sopan dan jelita Angka SMP dan SMA sembilan rata-rata Pandai mengarang dan berorganisasi Mulai muharram satu empat nol satu Memaikai jilbab menutup auratnya Busana muslimah amat pantasnya. Aisyah adinda kita, yang sopan dan jelita Indeks prestasi tertinggi tiga tahun lamanya Calon insinyur dan bintang di kampus Bulan Muharram satu empat nol empat Tetap berjilbab menutup rambutnya Busana muslimah amat pantasnya. Aisyah adinda kita Tidak banyak berkata Dia memberi contoh saja Ada sepuluh Aisyah berbusana muslimah Ada seratus Aisyah berbusana muslimah Ada sejuta Aisyah berbusana muslimah Ada sejuta Aisyah Aisyah adinda kita.87 Menurut analisa penulis, dalam lagu ini dijelaskan bahwa Aisyah adalah sosok seseorang siswi yang berprestasi. Aisyah dalam lagu ini juga dijelaskan bahwa ia menggunakan busana muslimah dengan adanya kata “jilbab” di dalam lagu tersebut. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, khususnya kepada para siswi dan perempuan, untuk berbusana selayaknya ajaran Islam, yaitu menutupi seluruh aurat. B.4.4 Pinjaman tanpa Bunga 87
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. h. 3
74
Telah berlimpah-limpah Nikmat untuk manusia Bumi, air, udara dan nyawa Keluarga, harta, benda Telah berlebih-lebih Nikmat untuk manusia Dan ini semuanya pinjaman Nikmatilah, syukurilah Telah berlimpah-limpah Nikmat untuk manusia Pinjaman jangka panjang Pinjaman tanpa bunga Dan sering kita lupa Pinjaman sementara.88 Menurut analisa penulis, dalam lagu ini pesan dakwah yang disampaikan oleh Bimbo kepada para pendengar agar sadar apapun yang didapat di dunia hanyalah sementara, dan selalu ingat apapun yang diberikan didunia adalah permberian dari Allah SWT. B.5 Sosial Menurut pendapat penulis, lagu-lagu Bimbo juga mengandung nilai-nilai sosial yang dikombinasikan dengan tema religi. Lagu-lagu dengan nilai sosial ini berceritakan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama di Indonesia. Pesan yang dilantunkan lewat lagu-lagu sosial ini agar manusa dapat menjalankan kehidupannya dengan baik dan melakukan hal-hal positif. Adapun lagu-lagu religi Bimbo dengan tema sosial yang telah penulis kumpulkan adalah sebagai berikut:
B.5.1 Ibu Merebus Air Merebus Batu 88
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.71
75
Seorang janda miskin dan hina Beranak banyak amat melarat Bajunya tua tiada duanya Dapurnya kosong tanpa makanan Semua anak-anak menangis Karena perut terasa lapar Malam pun makin lama melarut Perutpun makin pedih menyiksa Sang ibu amat miskin dan hina Merebus air dan batu, perut pedih menyiksa Khalifa Umar dan Ibnu Abbas Mendengar tangis anak yang lapar Terhari hati mereka segera Mengambil, gandum, minyak, dan bumbu Khalifah mikul karung di bahu Nafasnya sesak berat bebannya Tetapi untuk anak-anak yang lapar Khalifah rela berkorban Lagu ini berkisah tentang derita seorang ibu yang mempunyai anak dan ia tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, karena suaminya telah wafat, sehingga ia terpaksa merebus batu untuk mengalihkan perhatian anak-anaknya dari rasa lapar mereka. Pada suatu malam Khalifah Umar dan Ibnu Abbas menemukan mereka dan memberinya makan. Menurut analisa penulis, pesan dakwah dalam lagu ini adalah, kita sebagai manusia harus saling memperhatikan sesama, dan menolong sesama, karena pada dasarnya manusia adalah makluk sosial. B.5.2 Jangan Ditunda-tunda Berbuat baik janganlah ditunda-tunda Berbuat baik janganlah ditunda-tunda Membelanjai anak yatim, menafkahi anak yatim Menyantuni fakirmiskin, melindungi fakir miskin Sembahyang fardhu janganlah ditunda-tunda
76
Sembahyang fardhu janganlah ditunda-tunda Dari Subuh sampai Dzuhur, dari Dzuhur sampai Ashar Dari Ashar sampai Maghrib, dari Mahrib sampai Isya. Beramal saleh janganlah ditunda-tunda Beramal saleh janganlah ditunda-tunda Menutut ilmu yang tekun, menuntut ilmu yang gigih Mencari rezeki yang halal, mencari nafkah yang halal Beramar ma‟ruf janganlah ditunda-tunda Beramar ma‟ruf janganlah ditunda-tunda Menghapus kemusyrikan, menghapus kemusyrikan Menyampaikan kebenaran, menyampaikan kebenaran.89 Menurut analisa penulis, lagu ini menjelaskan tentang perbuatan-perbuatan baik yang tidak ditunda-tunda untuk dilakukan oleh manusia. Nilai sosial dalam lagu ini dijelaskan pada bait pertama “membelanjai anak yatim, menafkahi anak yatim, menyantuni fakir miskin, melindungi fakir miskin”. Pada bait tersebut menjelaskan tentang kehidupan manusia yang seharusnya dijalankan oleh setiap orang yaitu saling memperhatikan dan saling menolong. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, agar manusia bisa saling tolong menolong dan tidak lupa menjalankan ibadah seperti pada bait kedua. B.5.3 Harta dan Ilmu Acap kali kita terlena Semangat tinggi mengejar harta Pernahkah kita bertanya Mana yang lebih utama Berburu ilmu atau berburu harta Kaya ilmu ataukah kaya harta Dengar kawan nasehat berguna Nasehat sahabat junjungan kita Ilmu menjaga manusia Manusia menjaga harta Bertambah ilmu dalam amalan Berkurang harta dibelanjakan Ilmu ringan memikulnya 89
Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.57
77
Harta berat memikulnya Ilmu menyinari hati Harta mengeraskan hati Dengan ilmu iman dan takwa Terkendali nafsu manusia Harta di dapat sewajarnya Memberi manfaat bagi sesama.90 Menurut analisa penulis, nilai sosial dalam lagu ini terdapat pada bagian akhir lagu. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, mencari ilmu adalah merupakan tujuan yang lebih diprioritaskan dibanding harta. Harta dalam lagu ini dapat dikatakan sebagai rezeki, dan merupakan kewajiban umat muslim suntuk membagi sebagian rezeki kita kepada sesama atau yang lebih membutuhkan. B.5.6 Rasul Menyuruh Kita Mencintai Anak Yatim Rasul menyuruh kita mencintai anak yatim Rasul menyuruh kita mengasihi orang miskin Rasul menyuruh kita mencintai anak yatim Rasul menyuruh kita mengasihi orang miskin Dunia penuh dengan orang yang malang Dunia penuh dengan orang yang malang Mari dengan rata kita bagi cahaya matahari Mari dengan rata kita bagi cahaya bulan.91 Menurut analisa penulis, lagu ini menjelaskan tentang sikap manusia terhadap sesama yang juga merupakan sifat sosial. Dalam lagu ini fakir miskin dan anak yatim menjadi objek sebagai bentuk perhatian manusia kepada sesama. Pesan dakwah dalam lagu ini adalah, agar meperhatikan sekeliling kita terutama
90
http://liriknasyid.com/index.php/lirik/detail/123/bimbo-harta-dan-ilmu.html (diakses 12 Januari 2017 pukul 05:31 WIB) 91 Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008.h.75
78
anak yatim dan fakir miskin. Tidak berbeda dengan lagu “Harta dan Ilmu”, dalam lagu ini juga berpesan kepada seluruh pendengar agar membagi sebagian rezeki kepada yang lebih membutuhkan, seperti pada bait terakhir kata rezeki digambarkan dalam bentuk “cahaya matahari” dan “cahaya bulan”.
79
BAB V RESPON MASYARAKAT ATAS MUSIK RELIGI BIMBO
A. Keluarga Keluarga merupakan peranan penting dibalik eksistensi Bimbo di dunia musik Indonesia. Faktor keluarga turut mendukung karier Bimbo dalam bermusik. Peranan tersebut tidak lepas dari peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Dajat Hardjakusumah merupakan ayah dari keluarga Bimbo yang mendukung karier bermusik Bimbo, walapun di tengah kesibukannya sebagai wartawan Dajat terlebih lagi ia harus bertugas di Jakarta sementara Bimbo tinggal di Bandung, Dajat tetap memperhatikan karier bermusik Bimbo, hal ini dapat di lihat dari beberapa rekan-rekan Dajat yang memberi masukan pada musikalitas Bimbo, bahkan saat mereka masih bermusik di Aneka Nada pada masa itu, seperti Rahmatullah Ading Affandi yang merupakan murid Dajat saat mengajar di sekolah dan John Patirane rekan sesama wartawan Dajat yang juga sebagai pengajar vokal di gereja. Setahun setelah Bimbo berdiri Dajat terkena serangan jantung dan wafat pada 27 September 1968.92 Selanjutnya peranan seorang ibu juga tidak lepas dari karier Bimbo dalam musikalitas, Uken Keran ibunda dari Bimbo dan Yanti Bersaudara, Uken lah yang membuat kekompakan Sam dengan saudara-saudaranya menjadi harmonis. Dalam buku Sajadah Panjang Bimbo : 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius Sam mengatakan:
92
Tatang, Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius. h. 66
80
“Kami berangkat dari sebuah kesadaran yang diikat tali persaudaraan, dengan perekat yang berupa doa restu Indung93.”94 Selain itu dukungan dari saudara-saudara sendiri juga diperlihatkan. Terbukti saat Sam dan Acil mengajari adaik-adik mereka bermusik dan sikap Yani, Tina, dan Iin yang pernah memberikan tiga gitar kepada Sam, Acil dan Jaka untuk memulai karier mereka, seperti yang sudah penulis jelaskan di bab sebelumnya. B. Penggubah Syair Dalam membuat lagu Bimbo menjalin kerjasama dengan salah seorang sastrawan yaitu Taufiq Ismail, meskipun tidak semua lagu religi Bimbo ditulis syairnya oleh Taufiq Ismail, namun ada beberapa lagu yang Bimbo syairnya ditulis oleh Bimbo sendiri. Taufiq Ismail sendiri sudah menulis syair untuk Bimbo kurang lebih berjumlah 68 lagu semenjak terjalinnya kerjasama tahun 1972.95 Adapun pendapat Taufiq Ismail mengenai Bimbo adalah sebagai berikut: “Pertama kali saya melihat tiga bersaudara Sam, Acil dan Jaka adalah ketika mereka bernyanyi di layar TVRI pada tahun 1967. Mereka dengan merdu melantunkan lagu-lagu Amerika Latin salah satu diantaranya “Malaguena”. Kemudian dalam sebuah pementasan musik di Istora Senayan, sekitar tahun-tahun itu juga, untuk pertama kalinya saya menonton grup gadis-gadis penyanyi populer Yanti Bersaudara, yang personilnya terdiri dari Yani, Tina dan Iin, waktu itu saya belum tahu bahwa Yanti Bersaudara seayah-seibu dengan Sam, Acil dan Jaka. Dalam penggarapan lagu Bimbo mengirim sebuah rekaman aransemen musik pada saya yang kemudia saya isikan syairnya. Untuk penentuan tema lagu kita bicarakan bersama. Kepedulian Bimbo pada masyarakatnya tampak dalam luasnya tema kehidupan yang mereka garap. Memulai
93
Indung, merupakan panggilan Sam, Acil, Jaka, Iin, Yani, dan Tina kepada Ibunya. Tatang Sumarsono, Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius. h. 53 95 Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. h. XI 94
81
karier sebagai pementas yang menguasai teknik, Bimbo tumbuh menjadi penggubah karya yang kreatif. Dibesarkan di lingkungan yang religius, tidak mengherankan bila mereka terdorong cukup awal menggarap musik dengan rasa Ilahiah yang kuat, dan karena latar pendidikan formal yang tinggi, semuanya ini mereka sikapi secara terpelajar. Berbicara dengan Sam, Acil dan Jaka, seperti berbicara dengan komentator sosial-ekonomi-politik yang senantiasa berada di tengah pusaran peristiwa, bersemangat dan terlibat, sampai saya sering lupa bahwa Sam pelukis, Acil kriminolog plus notaris. Jaka, ekonomi itu lebih kalem tapi memiliki pemahaman yang sama. Iin, yang dulu studi bahasa dan sastra Prancis, polos, mungil, awet muda dan senantiasa gembira adalah pengamat masyarakat dengan caranya sendiri.”96 Menurut Taufiq Ismail seperti yang dijelaskan di atas bahwa Bimbo adalah musisi yang dilatarbelakangi pendidikan tinggi, hal ini juga menjadi bahan pertimbangan mereka dalam menentukan tema dan aransemen lagu. Lagu-lagu Bimbo dibuat berdasarkan pengalaman dan kehidupan nyata di lingkungan masyarakat atas pandangan mereka sendiri. C. Pemain Musik Dalam setiap penampilan Bimbo, sesekali mereka membutuhkan pemain musik tambahan untuk melengkapi aransemen musiknya. Dalam lagu-lagu Bimbo terdapat beberapa instrument97 yang semua itu tidak hanya dimaikan oleh personil Bimbo, melainkan orang-orang yang membantu Bimbo dalam mengaransemen musiknya. C.1 Erwin Badudu Erwin Badudu adalah seorang pemain piano, dia bergabung dengan grup musik Giant Step pada tahun 1978 menggantikan Triawan yang keluar dari grup 96
Taufiq Imail. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 19722008. h. XI-XVI. 97 Instrument, merupakan kata lain dari alat musik yang dimainkan dalam beberapa bagian lagu.
82
tersebut. Di samping kariernya sebagai pemain piano, Erwin juga merupakan seorang pengarang musik orkestra. Erwin pernah mengarang ulang lagu “Bukitbukit Sunyi” milik Bimbo dan dinyanyikan ulang pula oleh Bimbo yang berkolaborasi dengan penyanyi Farman Purnama.98 Adapun
pendapat Erwin
mengenai Bimbo adalah sebagai berikut: “Bimbo adalah salah satu musisi yang seakan-akan mempunyai aura magis dalam bernyanyi, khususnya pada lagu “Bukit-bukit Sunyi”. Materi lagu dan aransemen serta intepretasi mereka sudah terdengar megah. Lagu ini saya aransemen ulang dengan gaya orkestrasi yang grande, plus suara tenor Farman Purnama berhasil menghidupkan nyawa lagu. Dan meskipun berbeda karakter, paduan vokal bersama Bimbo terhitung pas.”99 Menurut
pendapat
penulis,
Erwin
Badudu
menuturkan
tentang
kemampuan vokal atau menyanyi para personil Bimbo yang dinilainya sangat baik. Erwin juga mengomentari aransemen musik yang dibuat Bimbo tidak terdengar terlalu lawas dengan menyebutkan kata “megah” pada pendapatnya. Hal itu menunjukkan kualitas aransemen musik Bimbo yang dapat bertahan oleh zaman. C.2 Maya Hasan Maya Hasan adalah seorang pemain harpa yang pernah berkolaborasi dengan Bimbo. Maya Hasan sering tampil di panggung-panggung Orkestra, beberapa kali ia juga berkolaborasi dengan Surabaya Symphony Orchestra dan Erwin Gutawa Orchestra.100
98
https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/kolaborasi-lintas-generasi-di-konser-indonesiamenyanyi-bimbo (diakses 17 Januari 2017 pukul 07:16 WIB) 99 http://kamarmusik.net/artikel-105-3.html (diakses 17 Januari 2017 pukul 07:18 WIB) 100 http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/3336-maya-hasan (diakses 17 Januari 2017 pukul 06:41 WIB)
83
Ada pun pendapat Maya Hasan tentang Bimbo adalah: “Saya mendengar lagu Bimbo sejak dari dahulu, mereka adalah lagenda musik Indonesia. Saya merinding bisa bermain musik dengan mereka yang luar biasa, suatu kehormatan untuk saya.”101 Menurut pendapat penulis, Maya Hasan menunjukkan kekagumannya kepada
Bimbo
dengan
menyebutkan
Bimbo
adalah
lagenda.
Lagenda
menunjukkan bahwa Bimbo adalah grup musik yang berpengaruh, oleh karena itu Maya Hasan menyebutkan bahwa bermain musik dengan Bimbo adalah suatu kehormatan. D. Musikus Eksistensi Bimbo di permusikan Indonesia masih bertahan hingga sekarang. Penggemar Bimbo sendiri tidak hanya datang dari kalangan masyrakat luas, akan tetapi juga dari kalangan musikus terkenal, dan juga ada beberapa musikus yang menyayikan ulang lagu-lagu dari Bimbo, seperti; Gigi band dan Noah band. Adapun pendapat dari beberapa musikus yang sudah penulis kutip sebagai berikut : D.1 Franki Raden R. Franki Notosudirdjo atau dikenal dengan nama Franki Raden adalah musikus berkebangsaan Indonesia. Ia adalah lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tahun 1974. Namanya dikenal sebagai penata musik untuk film dan meraih beberapa penghargaan pada Festival Film Indonesia. Beberapa penghargaan tersebut antara lain adalah; Pemenang Sayembara Komposisi Musik Dewan 101
http://www.beritasatu.com/musik/330486-musisi-lintas-generasi-akan-dendangkanlagulagu-bimbo.html (diakses 17 Januari 2017 pukul 06:40 WIB)
84
Kesenian Jakarta (DKJ) untuk Remaja (1975), Pemenang Piala Citra Ilustrasi Musik pada Festival Film Indonesia (FFI) 1979, dan Piala Citra Ilustrasi Musik pada FFI 1987.102 Sebagai pengamat musik, tentu ia mengikuti perkembangan musik tahun 1970-an. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Bimbo dengan musik religinya yang dinilai unik baginya. Adapun pendapat Franki mengenai Bimbo adalah: “Dengan sejumlah karya dalam rentang waktu tiga puluh tahun, Bimbo tidak sekedar tampil sebagai penyanyi. Fenomena Bimbo yang paling menarik adalah dalam hal mentransformasikan nilai-nilai religius melalui musik pop.”103 Menurut analisa penulis, pendapat yang dikemukakan oleh Franki Raden adalah mengenai kekaguman beliau terhadap eksistensi Bimbo yang dapat bertahan dalam waktu yang lama, dan kekaguman beliau terhadap Bimbo yang bisa memasukan unsur-unsur religius ke dalam sebuah lagu. D.2 Denny Sakrie Denny Sakrie adalah seorang penulis, produser musik dan pengamat musik Indonesia. Denny mengawali kariernya sebagai penulis artikel musik sejak tahun 1975 di media Pedoman Rakyat yang terbit di Makassar, Sulawesi Selatan. Selain itu, tulisan-tulisannya juga dimuat di media lain seperti Hai, Variasi, Vista, Mode, Gadis, Sinar Harapan, Suara Pembaruan dan Republika. Sebagai pemerhati musik, sosok Denny Sakrie sering kali mengomentari berbagai aspek dalam industri
102
http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/raden.html (diakses 14 Januari 2017 pukul 02:31 WIB) 103 Majalah Ummat, Lantunan Musik Religius Bimbo. Edisi 19 Februari 1996. h. 24
85
musik.104 Denny Sakrie juga mengomentari grup musik Bimbo, terutama dari sisi musik religiusnya. Adapun komentar Denny Sakrie mengenai Bimbo adalah: “Bimbo adalah sebuah varian qasidah modern, dengan musik yang memasukkan unsur musik flamenco105.”106 Menurut pendapat penulis, dalam hal ini Denny Sakrie menyebutkan bahwa Bimbo merupakan varian qasidah modern, modern yang dimaksud adalah pada masa itu Bimbo adalah pelopor musik religi, dan dakwah yang dilakukannya melalui musik merupakan suatu hal yang baru pada masa itu. Menurut pendapat penulis, unsur flamenco yang disebutkan Denny Sakrie dalam musik Bimbo menjadi hal unik bagi permusikan Indonesia pada tahun 1970-an. D.3 Bens Leo Bens Leo adalah pengamat musik yang terkenal dan diakui di bidang musik. Berawal saat ia mewawancarai Koes Plus dan dikirim ke Aktuil yang merupakan majalah musik pada tahun 1970-an. Tak lama setelah wawancaranya dimuat dalam majalah tersebut, nama Bens Leo diberikan oleh Aktuil dan merekrut Bens sebagai jurnalis. Bens juga di kenal sebagai seorang pencari bakat dan produser musik, di mana ia berhasil berhasil memproduseri album perdana Kahitna “Cerita Cinta” pada 1993. Dalam wawancaranya dengan Antara News mengenai Bimbo, beliau berpendapat bahwa bimbo adalah grup musik religi pertama di Indonesia. Adapun pendapat Bens Leo adalah sebagai berikut:
104
https://dennysakrie63.wordpress.com/ (diakses 14 Januari 2017 pukul 03:19 WIB) Flamenco, adalah jenis musik Latin khas negeri Matador. Memiliki nada-nada yang ritmik, kuat dan bersemangat. 106 http://www.madinaonline.id/khazanah/dunia-islam/ketika-rock-melintasi-qasidah/ (diakses 12 Januari 2017 pukul 03:30 WIB) 105
86
"Bimbo itu grup pertama yang menggarap lagu religi dalam nuansa pop yang dimasukkan dalam album umum mereka, bukan album religi secara khusus”. Bahkan cara mereka melagukan puisi dengan irama minor yang menyentuh membuat Bimbo lebih dikenal sebagai grup pop religi, padahal grup ini juga pernah mengeluarkan lagu-lagu bertema lingkungan. Lagu pop religi Bimbo sangat populer dalam waktu yang begitu lama dibandingkan lagu-lagu pop mereka sendiri. Membuktikan musik mereka sangat diterima semua kalangan dari beragam usia."107 Menurut pendapat penulis, opini dari Bens Leo sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Sam Bimbo yang menyebutkan bahwa Bimbo adalah grup musik religi pertama di Indonesia. Penulis juga sependapat dengan pendapat Bens Leo mengenai musik Bimbo yang masih eksis hingga sekarang, terbukti pada saat bulan Ramadhan lagu religi Bimbo biasa menjadi pengisi dalam acaraacara di televisi. Adapun respon yang bersifat kontemporer, untuk tambahan terdapat dari berbagai musisi, diantaranya: D.4 Arman Maulana Grup band Gigi adalah salah satu grup musik yang cukup banyak menyanyikan ulang lagu-lagu religi Bimbo. Dalam wawancaranya dengan Majalah Rolling Stone Indonesia, Armand Maulana berpendapat tentang musikalitas sebuah grup musik lagendaris Bimbo. Adapun pendapatnya adalah sebagai berikut; “Saya juga menyadari betapa besar pengaruh pendekatan Bimbo terhadap tema religi dan musik pop, sampai memengaruhi apa yang Gigi lakukan juga di karier kami. Gigi membuat album religi itu karena terinspirasi oleh Bimbo. Saya, Thomas dan Hendy, anggota yang beragama Islam di Gigi, memang berencana untuk membuat album religi untuk mengembalikan sensasi era Bimbo ini. Ketika Bimbo muncul di kancah musik Indonesia 107
http://www.antaranews.com/berita/506946/bimbo-dan-koes-plus-lahirnya-pop-religiindonesia-1 (diakes, 16 Oktober 2016 pukul 02:46 WIB)
87
dengan konsep ini, rasanya anak muda sangat apresiatif dengan tema religi. Namun zaman kemudian berubah. Bisa dibilang sampai waktuwaktu sebelum Gigi merilis album religi, anak muda di Indonesia sangat tidak apreasiatif, bahkan apriori terhadap tema religi. Kenapa ini bisa terjadi? Kalau boleh saya berpendapat, ini adalah karena tidak pernah terjadinya regenerasi musik religi yang bisa „masuk‟ ke anak muda itu sendiri. Bimbo adalah inspirasi utama Gigi untuk merilis album Raihlah Kemenangan. Sebuah alternatif album religi untuk generasi muda. Sudah terlalu lama musik religi hanya berkumandang di mal-mal. Saya melakukan riset sebelum merilis album religi. Anak muda sekarang berbeda sekali dengan anak muda era Bimbo yang bisa dekat dengan pendekatan religi di musik. Inspirasinya memang saya akui datang dari Bimbo. Saya merasa bangga waktu kecil menikmati lagu-lagu religi dari Bimbo. Sensasi itulah yang ingin saya kembalikan.”108 Dalam pendapat dari Arman Maulana, menurut penulis Arman Maulana ingin adanya regenerasi musik religi dalam permusikan di Indonesia yang mudah diterima oleh kaum muda. Lagu-lagu religi dari Bimbo juga mempengaruhi musik dari grup band Gigi sehingga Gigi juga terinspirasi untuk mengaransemen ulang musik religi dari Bimbo. D.5 Nazriel Ilham Grup band Noah juga merekam ulang lagu “Sajadah Panjang” dan dipopulerkan kembali dengan gaya aransmen versi Noah. Nazriel Ilham yang akrab disapa Ariel vokalis dari grup band Noah, menuturkan komentarnya tentang lagu “Sajadah Panjang” yang dimuat dalam situs m.tempo.co. Adapun pendapat Ariel adalah sebagai berikut: “Saya terkesan dengan lagu ini karena penuh makna. Apalagi liriknya dibuat oleh penyair ternama Taufiq Ismail. Setiap mendengar lagu ini merinding, ini bukan sekadar lagu religi biasa, Saya setiap teringat lagu ini ya jadi ingat bulan puasa. Selama bulan Ramadan lagu ini diputar terus dan berasa mau menangis mendengarnya. Nah, setiap mendengar alunan 108
Majalah Rolling Stone Indonesia, 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa, 23 November 2015.
88
pianonya seperti ajakan untuk khusyuk berdoa, bersujud, dan memohon ampun pada Tuhan Sang Pencipta.”109 Menurut pendapat penulis, disini Ariel terkesan dengan syair-syair lagu Bimbo yang dibuat oleh Taufiq Ismail. Seperti yang sudah penulis jelaskan di bab sebelumnya, bahwa Taufiq Ismail tidak sembarangan dalam hal pengolahan kata. E. Lembaga Penyiaran Komunikasi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah sebuah lembaga yang bertanggung jawab atas seluruh penyiaran yang ditayangkan melalu televisi ataupun disiarkan melalui radio, mulai dari liputan berita, sinetron, talk show, penyangan film, video musik, pemutaran musik dan lain sebagainya. Pada tahun 1970-an ada beberapa musisi yang membuat lagu dengan tema sindiran politik, termasuk Bimbo juga pernah membuat lagu dengan tema tersebut. Respon negatif muncul dari KPI yang pernah mencekal salah satu lagu Bimbo yang berjudul “Tante Sun” di tahun 1970-an, karena lagu tersebut dinilai sebagai sindiran terhadap istri-istri perjabat. Lagu tersebut pun pernah dilarang untuk sementara diputar di televisi, sampai pelarangannya dicabut kembali.110 Tidak diketahui apa alasan pemerintah tidak memperbolehkan lagu tersebut diputar, sedangkan undang-undang tentang penyiaran baru diresmikan pada tahun 2002, yaitu Undang-undang No.32 tahun 2002 tentang penyiaran. Namun untuk penayangan musik religi Bimbo televisi maupun radio sampai sejauh ini tidak ditemukan adanya masalah semenjak lagu “Tante Sun”.
109
https://m.tempo.co/read/news/2016/05/29/112774937/ariel-akui-lagu-sajadah-panjangbikin-merinding-kenapa (diakes, 16 Oktober 2016 pukul 04:50 WIB) 110 http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160308095737-227-116009/kisah-10-musisiyang-membuat-resah-pemerintah-indonesia (diakses pada, 16 Oktober 2016 pukul 03:46 WIB)
89
Beberapa sinetron religi yang ditayangkan saat memasuki bulan Ramadhan ada juga yang menggunakan lagu Bimbo sebagai pengiring, dan selama itu tidak ada masalah sampai sekarang mengenai penayangan lagu-lagu Bimbo dalam televisi ataupun radio. F. Pemerintah Tahun 1980 Bimbo bembuat lagu yang berjudul “Surat untuk Reagan dan Brezhnev”, yang mengundang respon dari Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Kedutaan Besar Uni Soviet di Indonesia. Lagu ini menjelaskan tentang dua pemimpin negara yang saling berperang antara Amerika dan Uni Soviet yang juga menyebabkan dampak kepada negara lain. Lagu itu kemudian dikirimkan ke Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Kedutaan Besar Uni Soviet dalam bentuk piringan hitam, agar disampaikan ke kedua presiden negara tersebut pada masa itu. Setelah peristiwa itu pihak Gedung Putih Amerika Serikat pun membalas kiriman Bimbo melalui Kedutaan Besar Amerika Serikat lewat sebuah surat yang ditulis oleh Anne Higgins Pembantu khusus Presiden Amerika Serikat untuk urusan krespondensi111, adapun isi surat itu adalah: “Atas nama Presiden (Ronald Reagan), “saya ingin mengucapkan terima kasih atas piringan hitam kepadanya. Beliau menghargai waktu dan usaha Anda untuk menyertakan keterlibatan Anda di dalam menciptakan perdamaian dunia. Salam hangat dari Presiden”.”112 Gambar 4 : Sam saat menyerahkan piringan hitam di Kedutaan Besar Amerika Serikat. (Sumber : Pikiran Rakyat, 9 Agustus 1981) 111 112
Pikiran Rakyat, Lagu Himbauan Perdamaian dari Bimbo. 9 Agustus 1981.h. 11 Pikiran Rakyat, Lagu Himbauan Perdamaian dari Bimbo. 9 Agustus 1981.h. 11
90
Selain respon baik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, ada juga respon baik dari Keduataan Besar Republik Indoneisa di Arab Saudi pada saat diresmikan pada tahun 1985. Dalam acara peresmian tersebut dibuka pameran lukisan dan panggung pentas. Bimbo, Taufiq Ismail, Tatang Sumarsono dan Ike Supomo diundang sebagai pengisi acara. Turut hadir pelukis-pelukis seperti; Ahmad Sadali, Amri Yahya, dan Syaiful Adnan. Acara tersebut juga dihadiri oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. G. Masyarakat Luas Respon masyarakat kepada Bimbo sampai saat ini tetap baik. Bahkan untuk lagu-lagu sindiran seperti “Tante Sun”, masyarakat juga menyukainya, sampai lagu tersebut penah dibawakan oleh marching band dari ITB dalam acara pembukaan Pekan Olahraga Nasional IX di Bandung. Sampai pada saat ini lagulagu Bimbo masih digemari oleh masyarakat, terbukti karena lagu-lagunya masih terdengar di telivisi, radio, film, dan lain-lain terutama saat memasuki bulan Ramadhan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan beberapa pendapat dari Komunitas Pencinta Bimbo dalam sebuah website yang terdapat di internet. Dalam situs website tersebut berisikan penggemar-penggemar dari Bimbo, dan juga ada pendapat-pendapat dari penggemar Bimbo terhadap musiknya. Adapun pendapat dari Tatep Kurniawan (Pendiri Komunitas Pencinta Bimbo) Dalam postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo pada 27 Juni 2016. “Kecintaan kepada Grup musik kesayangan yang bernama Bimbo mendorong saya untuk membentuk Komunitas Pencinta Bimbo (KPB) dengan harapan dapat menjalin tali silaturahim diantara para pecinta yang tersebar di mana-mana dan dapat saling bertukar informasi tentang segala
91
sesuatu yang berkaitan dengan Bimbo, yang terpenting kita dapat mengenal Bimbo lebih dekat lagi, dan dapat meneladaninya. Semoga Bimbo selalu abadi di hati para pecintanya.”113 Dalam mengemukakan pendapatnya Tatep Kurniawan berharap dapat meneladani sikap para personil Bimbo yang rendah hati. Beliau mendirikan Komunitas Pencinta Bimbo agar bisa bersilaturahmi dengan penggemarpenggemar Bimbo lainnya.
Sedangkan salah satu penggemar Bimbo yaitu Putra Kencana dalam postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo (KPB) pada 6 Juli 2016 berpendapat bahwa ; “Ternyata karya yang tidak didasari arogan dan aji mumpung menjadikan karya yang abadi, dikenang dan banyak terkandung makna maka pantaslah karya-karya kang Sam dan kawan-kawan selain jadi tontonan layak dijadikan tuntunan. Semoga beliau semua diberi kesehatan, rezeki yang berkah dan umur yang panjang.”114 Dalam pendapatnya Putra Kencana mengagumi karya-karya Bimbo, karena dinilainya karya Bimbo dibuat dengan serius dan tidak asal buat untuk alasan popularitas saja. Lirik yang banyak mengandung makna membuat ia menggemari lagu-lagu dari Bimbo. Selanjutnya ada Iman Hilman salah satu penggemar Bimbo juga, dalam postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo (KPB) pada 15 Juni 2016 berpendapat bahwa;
113
https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/ (diakses, 16 Oktober 2016 pukul 02:18 WIB) 114 https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/ (diakses, 16 Oktober 2016 pukul 02:22 WIB)
92
“Lirik sebuah lagu ketika hanya dibaca terasa biasa, tapi kalau didengar lewat suara Bimbo terasa menjadi luar biasa. Jadi kalau dengar Bimbo mah sanaos lagu teu kenal juga ni'matnya bisa terasa.”115 Dalam pendapatnya, Iman Hilman menilai suara dari para personil Bimbo baik untuk didengar ditambah dengan lirik dengan pengolahan kata yang baik. Menurut dia walaupun orang lain tidak tahu siapa yang menyanyikan lagu tersebut tetap akan bagus untuk didengar.
Pendapat penggemar Bimbo selanjutnya adalah Rosa Lina dalam postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo (KPB) pada 15 Juni 2016 berpendapat bahwa; “Bimbo bernyanyi bukan sekedar hobi dan cari uang, mereka bernyanyi sambil berdakwah makanya mereka bernyanyi dengan hati dan perasaan. Beda dengan yang lain yang bernyanyi demi uang dan popularitas.”116 Menurut penilaian Rosa Lina, Bimbo bernyanyi sambil berdakwah, dan lagu yang dibuatnya tidak asal buat, namun dibuat dengan keseriusan. Berbeda dengan musisi lain yang membuat lagu terlalu mengikuti pasar musik sehingga terlihat asal membuat lagu demi mencari popularitas. Pendapat yang terakhir dari penggemar Bimbo adalah pendapat dari Maksum Haidar dalam postingannya di grup facebook Komunitas Pencinta Bimbo (KPB) pada 16 Oktober 2016 berpendapat bahwa; “Bimbo adalah band yang paling produktif mengeluarkan album sepanjang sejarah perkembangan musik di Indonesia. Balada, keroncong, melayu, pop, dan qasidah sangat lengkap.117 115
https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/ (diakses, 16 Oktober 2016 pukul 03:21 WIB) 116 https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/ (diakses, 16 Oktober 2016 pukul 04:26 WIB)
93
Menurut pendapat penulis penilaian Maksum Haidar terhadap Bimbo adalah merupkana musisi yang paling produktif dalam sejarah perkembangan musik Indonesia. Hal dapat ini dibuktikan dengan jumlah album dan lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Bimbo. Bimbo mempunyai 50 album dan 176 lagu. Demikian pendapat-pendapat dari masyarakat luas terutama para penggemar Bimbo yang berhasil penulis kumpulkan, rata-rata berpendapat bahwa lagu religi Bimbo tidak hanya laris pada masanya, namun bisa bertahan hingga sekarang, ditambah dengan syair-syair dengan pengolahan kata yang sangat baik. Walaupun Bimbo merupakan musisi terkenal namun sikap mereka terhadap para penggemar dan masyarakat tetap baik dan apa adanya layaknya masyarakat biasa.
117
https://www.facebook.com/groups/165484550138857/permalink/1211417002212268/ (diakses, 16 Oktober 2016 pukul 04:26 WIB)
94
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Melalui skripsi ini, dapat diketahui bahwa Bimbo merupakan grup musik religi pertama di Indonesia dengan aliran musik pop. Bimbo yang berdiri pada tahun 1967 sebelumnya belum mempopulerkan musik religi melainkan pop cinta, politik dan humoris. Bimbo mulai mengeluarkan lagu religi pada tahun 1971 yaitu lagu “Tuhan”. a. Perkembangan Musik Religi Bimbo Pada 1972 saat menghadiri acara di Taman Ismail Marzuki dan membawakan sebuah lagu gubahan dari puisi Taufiq Ismail dengan judul “Dengan Puisi, Aku”. Pertemuan Bimbo dengan Taufiq Ismail tersebut belanjut hingga terjadinya proses kerjasama antara Bimbo dan Taufiq Ismail. Setelah pertemuan tersebut, Bimbo meminta Taufiq Ismail untuk membuatkan syair-syair lagu dengan tema religi dan mengandung unsur dakwah. Setelah proses kerjasama tersebut dan setelah Bimbo mempopulerkan lagu-lagu religi, Bimbo dikenal sebagai grup musik religi. Dalam hal ini Taufiq Ismail berperan besar dalam perubahan aliran musik Bimbo dari pop dengan tema umum menjadi pop religi, karena sebagian besar lagu religi Bimbo, syairnya ditulis oleh Taufiq Ismail. Setelah kerjasama tersebut Bimbo mulai konsisten mempopulerkan lagu-lagu religi pada tahun 1974.
95
b. Nilai-nilai Islam dalam Musik Religi Bimbo Dalam lagu-lagu religi Islam Bimbo yang telah penulis jelaskan terdapat nilai-nilai 9 lagu dengan nilai tasawuf, 9 lagu dengan nilai aqidah, 6 lagu dengan nilai ibadah, 4 lagu dengan nilai akhlak, dan 6 lagu dengan nilai sosial. Hal ini berdasarkan sumber dari buku kumpulan syair-syair Bimbo yang berjudul “Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit (Kumpulan Lirik Lagu 1972-2008)”, yang ditulis oleh Taufiq Ismail. c. Respon Masyarakat Luas Dari penulisan ini dapat diketahui bahwa karier Bimbo dalam bermusik mendapat respon dari keluarga, pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat antara lain; musisi, pemain musik, dan penggemar Bimbo. Dari beberapa pengamat music yang sudah penulis jelaskan semua mengapresiasi musikalitas Bimbo. Selain respon positif Bimbo juga pernah mendapatkan respon negatif dari Komisi Penyiaran Indonesia mengenai lagu “Tante Sun” yang bertema politik dan tidak diperbolehkan untuk tayang sementara. B. Saran Pembahasan tema sejarah musik ini menurut penulis sangat menarik dan jarang diangkat oleh mahasiswa Sejarah dan Peradaan Islam, terlebih lagi pembahasan yang penulis ambil pengenai Suara Dakwah Islam dalam Musik Religi Bimbo 1974-1980: Suatu Kajian Sejarah Seni. Penulis hanya menemukan beberapa tulisan terkait perkembangan musik Bimbo, dan tulisan tersebut merupakan sumber sekunder. Oleh karena itu penulis melakukan
96
wawancara langsung dengan Sam Bimbo dan Taufiq Ismail guna mendapatkan sumber primer. Menurut penulis Bimbo sebaiknya tetap memproduksi lagu-lagu religi kembali, untuk mempertahankan eksistensinya dalam bidang musik religi Islam di Indonesia. Karena musisi-musisi di Indonesia kebanyakan membuat musik religi hanya pada bulan Ramadhan, sedangkan Bimbo tidak, hal ini yang membuat Bimbo berbeda dengan grup musik lain dari segi konsistensinya dalam membuat tema music. Taufiq
Ismail
merupakan tokoh
yang sangat
berpengaruh bagi
perkembangan musik Bimbo, memang ide merubah aliran pop umum ke pop religi merupakan ide Sam. Namun dalam prosesnya lagu-lagu religi Bimbo lahir tulisan-tulisan puisi Taufiq Ismail. Tulisan-tulisan yang menjelaskan tentang sejarah musik Bimbo masih jarang ditemukan. Oleh karena itu skripsi ini bisa menjadi modal berharga untuk mengembangkan dan membangun kembali penulisan sejarah musik Bimbo maupun sejarah musik dengan subjek yang berbeda. Penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai sejarah perkembangan musik khusunya grup musik religi Bimbo. Penulis merasakan bahwa, apa-apa yang disampaikan dalam skripsi ini masih begitu kurang. Dan masih diperlukan data-data yang lebih banyak lagi, juga memberikan kesempatan kepada penulis lain yang ingin mengangkat tentang sejarah musik Bimbo. Karena dengan kritik dan saran yang membangun, diharapkan dalam penulisan sejarah musik Bimbo menjadi sempurna dengan
97
masukan-masukan, ide-ide baru serta didukung dengan data-data yang lebih banyak lagi.
98
DAFTAR PUSTAKA
A. Arsip Kaset Bimbo, Album Wudhu, 1991 Kaset Bimbo, Album Qasidah „97, 1997 Kaset Bimbo, Album Ibunda Kita, Surga Kita. 1999 Kaset Bimbo, Album Taqaballahu Mina Waa Minkum. 2003 Kaset Bimbo, Album 40 Tahun Bimbo. 2007 Taman Ismail Marzuki. Penyerahan Penghargaan Akademi Jakarta 2010 kepada Taufiq Ismail, Jakarta 9 Desember 2010. Rekaman TVRI. Pesona Nada, 21:50, 9 Mei 1990 B. Sumber Majalah dan Surat Kabar. Tabloid E-Music: Flasback, Edisi: 21 Desember 2005. Majalah Rolling Stone Indonesia: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa, Edisi: 23 November 2015 Majalah Musika : Brosur Ilmu Musik dan Koreografi. Jakarta: Lembaga Musikologi dan Koreografi Ditjen Kebudayaan Departemen P & K. Jilid 1. 1971 Majalah MAS : Musik, Artis, Santai. No:50/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975 _____________________________. No:51/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975 _____________________________. No:52/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975 _____________________________. No:53/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975 _____________________________. No:54/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975
99
_____________________________. No:56/thn. Ke.III: Yayasan Tujuh Dua. 1975 Pikiran Rakyat : 9 Agustus 1981. C. Buku Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta : Logos. 1999 Al Banna, Hasan. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin.Solo: Era Intermedia. 2005 (Terjemahan)
Al-Qurdlawi, Yusuf. Fiqih Ibadah. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. 2000 AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Cet.1 2004
Bagdadi, Abdurrahman Al. Seni dalam Pandangan Islam (Vocal, Musik, Tari). Jakarta: Gema Insani. 2004 Chapman, Caroline. Ensiklopedi Seni dan Arsitektur Islam. Jakarta: Erlangga. 2012 Gazalba, Sidi. Islam dan Kesenian. Jakarta: Pustaka Al-Husna. 1998 Georfe, Kenneth M, Hawe Setiawan, Dudy Wiyancoko. Melukis Islam : Amal dan Etika Seni Islam di Indoneisa. Bandung : Mizan. 2012 Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Pres, 1975. Hamju, Atam. Pengetahuan Seni Musik. Bandung: PT. Remaja Karya, 1998 Hardjana, Suka. Musik Antara Kritik dan Apresiasi.Jakarta: Kompas.2004 Hardjo, Seno M. Sepuluh Tokoh Showbiz Musik Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1991 Hossein, Seyyed Nasr. Spiritualitasa dan Seni Islam. Bandung: Mizan. 1993 Indriya, Dani. R, Indri Guli. Kekuatan Musik Religi: Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju Kebaikan Universal. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2010
100
Ismail, Faisal. Paradigma Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Titian Ilahi Press. 1997 Ismail, Taufiq. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008. Jakarta: Majalah Sastra Horison, dan Panitia 55 Tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia. 2008 Kartanegara, EH. Musisiku. Jakarta: Republika. 2009 Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1990 Komunitas Pecinta Musik Indonesia. Musisiku. Jakarta: Republika. 2007 Mack, Diter. Sejarah Musik: Jilid IV. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 2007 , Apresiasi Musik. Yogyakarta : Pustaka Nusatama. 1995 Mishbah, Mujtaba. Daur Ulang Jiwa. Jakarta: Al-Huda Cet.1. 2008
Muhaya, Abdul. Bersufi Melalui Musik: Sebuah Pembelaan Musik Sufi oleh Ahmad al Ghazali, Yogyakarta: Gama Media, 2003 Mulyadi, Muhammad. Indrustri Musik Indonesia : Suatu Sejarah. Bekasi: Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial. 2009 Moeloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007 Saifullah, Febri Yulika. Sejarah Perkembangan Seni dan Kesenian dalam Islam. Yogyakarta : Gre Publishing. 2013 Santana, Septiawan. Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif, Edisi II. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2010
101
Sumarsono, Tatang. Sajadah Panjang Bimbo: 30 Tahun Perjalanan Kelompok Musik Religius. Bandung: Mizan. 1989 Yazid bin Abdul Qadir Jawaz. Hukum Lagu, Musik dan Nasyid Menurut Syari‟at Islam. Yogyakarta: Pustaka At-Taqwa. 2010 D. Wawancara Samsudin Hardjakusumah, Personil Bimbo. Wawancara pada tanggal 24 Oktober 2015, di Jl. Parasitologi No.15, Bandung Taufiq Ismail, Penulis syair-syair lagu Bimbo. Wawancara pada tanggal 8 Agustus 2015, di Jl. Utan Kayu Raya No. 66 E, Jakarta Timur E. Skripsi dan Tesis Nugroho, Panji Suryo. „Membongkar Mitos Musik Pop dalam Mitologi Budaya Massa Islam di Indonesia: Semiotika Sampul Album Pop Religi Ungu‟. Tesis, program pascasarjana Institut Agama Islam Walisongo Semarang. 2008. Firmansyah, Fahmi. „Dari Cikini Stones Comlplex Hingga Slank: Sebuah Cacatan Perjalanan Slank (1983 – 1996)‟. Skripsi, Universitas Indonesia. 2011. Arisoffi Wulandari, Dinny. „Representasi Dakwah Dalam Rilik Lagu “Tobat Maksiat” Pada Album Ingat Sholawat Karya Wali Band‟. Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya. 2010. Rohimah, Leli. „Analisis Pesan Dakwah Pada Album “Jalan Kebenaran” Group Band Gigi‟. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.
102
Adawiyah, Robiatul, „Pesan Dakwah di Media Musik Terhadap Album 1000 Bulan (Group Band Radja‟). Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009 F. Sumber Elektronik http://ebooks.com http://ebookindonesiagratis.com http://sambimbo.com http://kamarmusik.net http://kita.kompas.com/tokoh/detail/16/bimbo http://news.detik.com/laporan-khusus/3100141/bermusik-dengan-putra-bungkarno http://www.portalsejarah.com/sejarah-dan-perkembangan-musik-dangdut-diindonesia.html http://www.antaranews.com/berita/506946/bimbo-dan-koes-plus-lahirnya-popreligi-indonesia-1 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/02/28/miwo8irevolusi-musik-religi-di-indonesia http://arsip.gatra.com/2010-09-14/majalah/artikel.php?pil=23&id=141480 http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/3336-maya-hasan http://www.beritasatu.com/musik/330486-musisi-lintas-generasi-akandendangkan-lagulagu-bimbo.html http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/raden.html
103
LAMPIRAN
Lampiran 1: DAFTAR WAWANCARA
Nama : Yudha Adipradana Nim
: 1111022000015
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Narasumber
: Samsudin Hardjakusumah
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Oktober 2015 Tempat
: Jl. Parasitologi No. 15, Komp. Dosen UNPAD 1, Cigadung Dago-Bandung.
Pokok Pembicaraan 1. Bagaimana proses terbentuknya Bimbo? Tahun berapakah? “Bimbo tuh lahir tahun 1967, sebelumnya kita gabung sama grup Aneka Nada, dan Aneka Nada itu membawakan lagu pop dan didalamnya ada Guntur Soekarnoputra. Di tahun 1965 bubar, lalu karena kosong, tahun 1967 kita berdiri, bertiga. Dulu waktu sama Guntur itu mereka ngiringin kita nyanyi, setelah bertiga ya jadinya mengirngi sambil menyanyi. Supaya ga sulit jadi menggunakan equipment yang mudah yaitu gitar akustik. Setelah kita cobacoba nyanyi, sampai tahun 1971 ternyata dapat tawaran dari Singapura untuk manggung di hotel di sana. Disana banyak musisi-musisi hebat, jadi sambil melihat mereka manggung kita juga belajar. Setelah itu karena capek dan mau fokus sama kegiatan masing kita mau bubar kalo udah sampe Indonesia. Waktu mau pulang kita bikin kenang-kenangan yaitu rekaman disana, salah satunya lagu “Melati Jayagiri” itu, pas pulang ke Indonesia ternyata lagu itu
104
meledak, dan kita dapet tawaran dari TVRI buat tampil di TV. Pas mau tampil kita belom punya nama, tau produser saat itu Hamid Gruno nyeletuk pakai aja nama Bimbo, artinya baguslah!, yaudah akhirnya karena masih bertiga waktu itu namanya Trio Bimbo. Setelah itu lagu-lagu kita dialbumkan dalam bentuk piringan hitam oleh pihak label singapura dan sudah ada nama Trio Bimbo di albumnya.” 2. Faktor apa yang mempengaruhi terbentuknya Bimbo? “Hmm, kalau saya pikir-pikir kayaknya, pertama lingkungan, karena kita bergaul dengan orang-orang yang suka musik, terus kedua hobi, dan ketiga keluarga. Karena Alhamdulillah selama ini keluarga selalu mendukung.” 3. Sebelum menjadi grup musik religi, Bimbo mengambil genre musik apa? “Pop biasa, temanya kadang cinta, kadang politik, kadang humoris, macammacam lah, kadang juga kita bawain lagu-lagu orang” 4. Bagaimana prosesnya sehingga Bimbo selalu diidentikan dengan lagu-lagu religi? Tahun berapakah? “setelah lagu “Tuhan” booming , kita merasa cocok untuk membawakan lagulagu religi. Tahun 1972, waktu itu kita di undang ke Taman Ismail Marzuki buat ngisi disana, tapi kita disuruh membawakan lagu yang tadinya berupa puisi, nah saya pilih lah puisinya bang Taufiq Ismail, tadinya kita takut kalo hasilnya jelek, tapi ternyata diluar dugaan bang Taufiq justru sampai standing applause setelah kita tampil. Saya pilih puisinya bang Taufiq karena menurut saya puisi-puisi beliau sangat menarik dari segi bahasanya, pengolahan katanya itu sangat baik, baru setelah itu saya minta dibuatkan syair lagu-lagu religi sama bang Taufiq, abis itu musiknya Bimbo yang buat, setelah itu berlanjutlah dengan kerjasama sampai terkahir itu tahun 2007. ” 5. Kenapa memilih lagu religi dan tetap konsisten dengan lagu religi? “Pengalaman setelah pulang haji, dan pengalaman setalah menciptakan lagu “Tuhan” membuat saya secara pribadi ingin menjadi orang yang lebih baik mendekatkan diri dengan agama. Hal itu pun saya ajarin kepada adik-adik saya, dan saya juga mau masyarakat merasakan hal yang sama. Makanya kita
105
buat lagu-lagu religi dengan harapan masyarakat itu ga lupa sama agama dan Tuhannya. Ya, itung-itung berdakwah lewat musik.” 6. Bagaimana respon masyrakat/pendengar musik Indonesia mengenai musik religi Islam? “Alhamdulillah baik dan pada suka. Ada satu pengalaman menarik saya, waktu itu saya mengisi materi disebuah training, lalu tiba-tiba ada perempuan lari dari jauh datang ke saya sambil nangis-nangis terus memeluk saya, awalnya saya ga enak kan ada istri saya, waktu saya tanya kenapa, subhanallah ternyata dia suka dengan lagu “Tuhan”, lagu itu membuat dia menjadi orang yang lebih baik dan lebih religius.” 7. Pesan apa yang ingin Bimbo sampaikan kepada masyarakat dengan lagu-lagu religinya? “Harapan kita mah satu saja, kita saling menjaga dengan silaturahmi yang baik, meskipun di dalam budaya banyak perbedaan. Agama sama budaya beda, misalkan ada yang Muhammadiyah, Persis, NU itu ga jadi masalah, asal kapan waktu shalat ya kita shalat.”
106
Lampiran 2:
107
Lampiram 3: DAFTAR WAWANCARA
Nama : Yudha Adipradana Nim
: 1111022000015
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Narasumber
: Taufiq Ismail
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Agustus 2015 Tempat
: Jl. Utan Kayu Raya No. 66E, Jakarta Timur
Pokok Pembicaraan 1. Bagaimana awal perkenalan dengan Bimbo? Jawaban : “ Waktu itu tahun 1972 TIM (Taman Ismail Marzuki) mengadakan Pertemuan Sastrawan Indonesia, dan dalam pertemuan itu para sastrawan membicarakan tentang puisi yang dikemas kembali menjadi lagu, hasil pembicaraan tersebut mengeluarkan nama Bimbo, akhirnya Bimbo lah yang dipilih sebagai musisi yang nanti akan membawakan lagu-lagu dari syair para sastrawan.” 2. Bagaimana awal kerjasama dengan Bimbo? Jawaban : “Kurang lebih jawabannya sama dengan pertanyaan yang pertama. Tambahan, Sam waktu itu memilih puisi yang saya buat pada tahun 1965 yang berjudul “Dengan Puisi, Aku”, itu adalah puisi pertama pilihan Sam yang dibuatkan lagu dan dinyanyikannya.” 3. Apa bentuk kerjasama dengan Bimbo? Jawaban : “Ya, Saya hanya membuatkan lirik lagu, namun aransmen musiknya, Bimbo lah yang membuatnya.” 4. Apa hasil pertama kali setelah bekerjasama dengan Bimbo?
108
Jawaban : “Sama seperti pertanyaan yang tadi, lagu Dengan Puisi, Aku adalah hasil awal pertama kali kerjasama saya dengan Bimbo.” 5. Setelah lagu tersebut, apakah Anda masih melanjutkan atau membuat puisipuisi untuk dijadikan lagu oleh Bimbo? Jawaban : “Ya, masih. Saya sudah tidak terlalu ingat berapa lirik lagu yang saya buat, kurang lebih ada sekitar 70-an lagu.” 6. Apakah puisi-puisi yang ditulis untuk Bimbo mengandung nilai-nilai Dakwah? Jawaban : “Tentu saja, terutama lagu-lagu yang bernuansa Islam.” 7. Adakah bentuk kerjasama lain selain membuat lagu dengan Bimbo? Jawaban : “Paling hanya sekedar musikalisasi pusisi saja, tidak pernah membuat kerjasama yang bentuknya wah.” 8. Sebelumnya Bimbo bukanlah grup musik yang membawakan lagu-lagu religi, setelah bekerjasama dengan Anda, sudut pandang Bimbo berubah menjadi grup musik religi. Apakah Anda mengetahui apa alasan Bimbo untuk tetap konsisten membawakan lagu-lagu religi? Jawaban : “Untuk alasan mereka pribadi sih saya kurang tahu, tapi mungkin saja karena faktor umur, biasanya orang kalau sudah mulai menua, mulai ingat dengat akhirat.”
109
Lampiran 4:
Islam
110
Lampiran 5:
Foto Penulis dengan narasumber Taufiq Ismail saat wawancara mengenai proses kerjasama dengan Bimbo, dan juga mengenai syair-syair religi yang ditulis oleh beliau untuk Bimbo. Lampiran 6:
Foto penulis dengan Samsudin Hardjakusumah (Sam Bimbo), saat diwawancarai sebagai narasumber, guna memproleh data-data kelengkapan sumber mengenai Bimbo.
111
Lampiran 7:
Sam Bimbo dan Iman Jumaedi (mantan personil The Alulas atau Aneka Nada), saat ditemui menghadiri acara 40 tahun Bimbo di Taman Ismail Marzuki (TIM). Lampiran 8:
Bimbo sedang membuat videoklip untuk TVRI di tahun 1976.
112
Lampiran 9:
Surat Kabar, Pikiran Rakyat, 9 Agustus 1981. Berisi tentang penghargaan Bimbo yang diraih lewat lagu “Surat untuk Reagan dan Brezhnev”. Sumber:Perpusnas Lampiran 6:
Surat pernyataan dari Gedung Putih Amerika Serikat bahwa kiriman piringan hitam telah sampai pada Presiden Amerika Serikat. Sumber: dok.Metro TV
113
Lampiran 10:
Surat balasan dari pihak Gedung Putih Amerika Serikat atas kiriman piringan hitam Bimbo.Sumber: dok.Metro TV Lampiran 11:
Surat balasan dari Uni Soviet atas kiriman piringan hitam Bimbo.Sumber: Dok. Metro TV