STRATEGI DAKWAH HADDAD ALWI ASSEGAF MELALUI MUSIK RELIGI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Dita Prastika Mentari NIM. 1111051000119
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
ABSTRAK Dita Prastika Mentari 1111051000119 Strategi Dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik Religi Dakwah Islam memerlukan strategi dalam menyampaikan ajarannya, bukan hanya seorang da’i, tetapi setiap muslim terpanggil untuk berdakwah mengingatkan terhadap sesama. Cara yang digunakan pun bermacam-macam. Salah satunya adalah melalui musik religi. Maka dari itu seorang musisi, khususnya pada musik religi dapat diduga memiliki strategi yang tepat agar mampu menyampaikan pesan dakwah melalui musik dan lagu yang diciptakannya dapat menyentuh hati pendengarnya tepat pada sasaran. Merujuk dari latar belakang tersebut rumusan masalah dalam ini adalah bagaimana strategi dakwah Haddad Alwi Assegaf memalui music religi? Dari sini peneliti menggali berbagai upaya strategi dakwah yang dilakukan oleh Haddad Alwi Assegaf melalui musik religi. Walaupun Haddad Alwi Assegaf sudah lama menjadi musisi religi, dalam hal benyanyi dan menciptkan sebuah lirik lagu ia tetap memerlukan strategi agar aktivitas dakwah melalui lagu yang diciptakannya tetap sesuai dengan tujuan. Strategi dakwah yang beliau pakai sesuai dengan ayat suci Al-Qur’an surah an-Nahl ayat 125, yaitu: Al-Hikmah, Al-mauidzah al-Hasanah, dan Al-Mujadalah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fred R. David dalam Manajemen Strategi Konsep. Teori ini menjelaskan bahwa sebuah proses strategi memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan, yaitu tahapan perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah metodologi kualitatif dengan tehnik analisis deskriptif. Kemudian sumber data diperoleh melalui observasi di lapangan, terutama wawancara dengan Haddad Alwi Assegaf yang menjadi subjek dakwah dalam penelitian ini, kemudian dokumentasi dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Haddad Alwi Assegaf. Strategi dakwah merupakan gabungan dari sebuah perencanaan, metode, dan taktik yang yang di manage menjadi satu sesuai dengan perencanaan yang digunakan seorang pendakwah untuk mencapai tujuan dakwah. Kata Kunci: Strategi, Dakwah, Musik Religi, Musisi, Haddad Alwi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan nikmat-Nya berupa hidayah, inayah,serta rahmat kepada semua makhluk-Nya. Salah satunya adalah ilmu yang selalu dicurahkan, dan kasih sayang-Nya yang selalu diberikan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini sesuai dengan yang penulis harapkan. Shalawat serta salam tak lupa diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa penerangan bagi kehidupan. Tiada kata yang bisa dikatakan selain mengucap syukur Alhamdulillah karena pada akhirnya skripsi ini mampu diselesaikan oleh penulis penuh dengan perjuangan dalam meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mendapatkan hasil yang baik. Peneliti menyadari, dalam penulisan skripsi ini tidak jauh dari kekuranga. Kesempurnaan dan keberhasilan peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini tidak lain atas usaha dan upaya yang telah peneliti lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Ditengah kesibukannya mereka meberikan waktu luang untuk berbagi informasi dan motivasi bagi peneliti gr dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dengan dengan yang tulus, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada mereka yang telah membantu dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. DR. Dede Rosyada MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
ii
3. Suparto, M.Ed, Ph.D, Selaku Wakil Dekan Bidang Akdemik 4. Dr. H. Roudhonah, MA,Selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. 5. Dr. Suhaimi, M.Si, Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 6. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Rachmat Baihaky , MA ,serta Sekertaris Jurusan Penyiaran Islam Fita Faturokhmah, M.Si yang selalu berkenan membantu peneliti. 7. Dosen Penasehat Akademik Drs. Jumroni, M.Si yang memberikan nasehat serta arahan bagi peneliti. 8. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing skripsi saya, Dr. Arief Subhan, MA, yang sabar membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini. 9. Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang membantu peneliti untuk menemukan referensi buku yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. 10. Staf TU (Tatat Usaha) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam kepengurusan terselesaikannya skripsi ini. 11. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya sehingga apa yang diajarkan dapat peneliti terapkan dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Orangtua ku tercinta, Ayah ku dan Ibu ku yang senantiasa tak henti mendoakan putrinya untuk menyelesaikan skripsi ini dan melihat putrinya sukses dan menjadi sarjana. 13. Eyang Kung dan Eyang ti yang senantiasa mendoakan cucunya dalam menyelesaikan pendidikan.
iii
14. Kakak ku yang selalu memberikan pendapat yang bermanfaat dan motivasi dalam penuyelesaian skripsi ini. 15. Terimakasih banyak kepada Haddad Alwi Assegaf dan bpk. Ahmad Muhajir sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini yang telah bersedia memberikan waktu, dan banyak informasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 16. Teman-teman KPI D 2011, yang selalu saling mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan pendidikan. 17. Terimakasih untuk Ka Muchlas Noor Hidayat (ka Amay) yang terus memberikan semangat, dorongan, masukan, dan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 18. Sahabat ku Rilanda, Nurmalia, Wahyu, Andri, Reza, Atikah, yang selalu memberikan canda dan tawa dalam rumitnya penulisan skripsi ini. 19. Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang tidak bisa diucapkan satu persatu. Terimakasih atas doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt senantiasa membalas kebaikan kalian semua. Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan segenap keluarga besar jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 29 Juni 2015
Dita Prastika Mentari
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR……………………………………………….
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….
v
PENDAHULUAN…………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah……………………………
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………….
7
C. Tujuan Penelitian……………………………………
7
D. Manfaat Penelitian………………………………….
7
E. Metodologi Penelitian………………………………
7
F. Teknik Analisis Data………………………………..
9
G. Tinjauan Pustaka……………………………………
10
H. Sistematika Penulisan………………………………
11
TINJAUAN TEORITIS………………………………
13
BAB I
BAB II
A. Dakwah 1. Pengertian Dakwah……………………………..
13
2. Unsur-unsur Dakwah……………………………
14
3. Bentuk-bentuk Metodologi dakwah…………….
19
B. Strategi 1. Pengertian Strategi………………………………
21
2. Tahapan-tahapan Strategi……………………….
22
C. Strategi Dakwah 1. Pengertian Strategi Dakwah…………………….
v
23
2. Prinsip-prinsip Strategi Dakwah…………………
26
D. Musik dan Musisi 1. Pengertian Musik……………………………….
27
2. Pengertian Musisi……………………………….
28
3. Jenis-jenis Musik………………………………..
28
E. Musik Religi
BAB III
BAB IV
1. Pengertian Musik Religi…………………………
32
2. Musik dalam Tradisi Islam………………………
33
3. Musik Sebagai Media Dakwah………………….
35
GAMBARAN UMUM…………………………………
38
A. Biografi Haddad Alwi Assegaf……………………..
38
B. Perjalanan Karir di Dunia Musik…………………….
39
C. Aktivitas Dakwah Haddad Alwi Assegaf…………..
40
D. Visi dalam Bermusik………………………………...
41
E. Karya Album Haddad Alwi Assegaf………………..
43
ANALISIS DAN HASIL TEMUAN………………….
44
A. Strategi Dakwah Haddad Alwi melalui musik
BAB V
Religi………………………………………………..
44
1. Perumusan Strategi Dakwah Haddad Alwi………..
45
2. Implementasi Strategi Haddad Alwi………….
47
3. Evaluasi Strategi Dakwah Haddad Alwi……..
52
B. Tujuan Dakwah Haddad Alwi Melalui Musik……
55
PENUTUP………………………………………………
62
A. Kesimpulan………………………………………….
65
vi
B. Saran………………………………………………...
67
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
68
LAMPIRAN……………………………………………………………
72
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menurut Rudyanto, penelaah musik independen, musik religi terutama di Indonesia saat ini sudah tidak begitu semarak seperti beberapa tahun lalu. Ketika banyak band atau musisi pop atau dangdut mengeluarkan single bahkan album religi pun tetap saja album religi bukan menjadi pusat perhatian utama bagi beberapa kalangan. Namun, bukan berarti penggemar musik religi hilang begitu saja tergerus perubahan tren. Pasarnya masih selalu ada meski musisi-musisi yang murni di jalur religi biasanya baru mengeluarkan album di bulan Ramadan.1. Banyak musisi ataupun penyanyi yang berlomba menciptakan lagu religi. Namun setelah bulan suci Ramadhan, maka eksistensi lagu religi kembali menurun. Tetapi diantara nya, tetap ada musisi dan penyanyi yang berusaha konsisten dalam mengembangkan lagu religi sebagai penyampaian pesan dakwah dan berkeinginan mewujudkan mimpi mejadi musisi yang tak kenal lelah menyebarkan pesan dakwah nya agar nilai-nilai agama Islam selalu diingat dan tersirat melalui alunan lagu yang diciptakan untuk mengingatkan khalayak
akan pentingnya mengingat
Allah Swt.
1
AFZ, “Revolusi Musik Religi,” artikel ini diakses pada 30 Maret 2015 dari http://www.koran-jakarta.com/?16290-revolusi%20musik%20religi 1
2
Tak dapat dipungkiri bahwa musik religi punya nilai tersendiri bagi penggemarnya. Namun mendengarkan musik religi sebaiknya tak sebatas lewat telinga. Tapi juga lewat hati. karena musik adalah jiwa .Dibuat oleh sesuatu yang berjiwa. Hati dan sense of art dari manusia pembuatnya. Musik religi bagaimanapun punya kelebihan sendiri. Mampu menggugah kesadaran atas kebiasaan buruk seseorang lewat syair-syairnya yang menyentuh. Syair-syair yang dibuat untuk musik bernuansa religi tentu saja tak bisa sembarangan. Tidak hanya sekedar memenuhi unsur keindahannya saja. Musik religi harus punya nilai lebih. Yakni lewat kekuatan syair-syairnya. Syair yang kuat tak akan mengurangi keindahan nuansa seni yang terkandung didalamnya. Syair yang kuat akan mengikat pembaca atau pendengarnya. Apalagi bila dikemas dalam sebuah lagu. Maka akan terjadi sinergitas yang powerfull. Namun syair kuat tanpa keindahan akan terkesan kaku dan menggurui. Maka disinilah pentingnya pemilihan kata. Pemilihan kata yang indah namun tetap membumi.2 Maka
sebuah
lagu
religi
akan
menjadi
legendaris
bagi
pendengarnya bila memenuhi kaidah seni musik berupa keindahan seni, pemilihan kata dan nilai spiritualnya yang menonjol. Ini hanya sebagian saja tentunya. Tentunya para seniman musik khususnya yang mendalami musik religi lebih mengetahuinya secara pasti. Hingga lagu-lagu mereka menjadi begitu nikmat didengarkan, indah dijiwa, serta mampu menggugah perasaan untuk menjadi hamba Tuhan yang lebih baik hari ini, ataupun kedepannya. Musik religi, baik yang konservatif maupun yang 2
AFZ, “Revolusi Musik Religi.”
3
sudah dikemas secara modern dan ringan, tetaplah punya nilai masingmasing bagi para pendengarnya. Lagu religi juga memiliki banyak manfaat. Selain mengingatkan manusia untuk dekat dengan Tuhan, music religi juga digunakan untuk sebuah terapi kesadaran spiritual. Lewat terapi musik religi yang mampu menyentuh kedalaman jiwa seseorang, hingga memasuki kesadaran spiritualnya yang sempat tertidur, adalah salah satu terapi yang bersifat holistik. Tak hanya keindahan seni yang kita dapatkan, tapi juga makna hakiki dalam nilai-nilai spiritual itu sendiri. Bila nilai spiritual itu sudah kita dapatkan, maka lambat laun akan menyehatkan jiwa. Kesadaranpun mulai bangkit. Dan mengintervensi segala tingkah laku pada akhirnya. Demikianlah salah satu kehebatan seni musik dalam kehidupan umat manusia. Khususnya musik bernuansa religi. Tentu saja umat lainpun punya musik religinya masing-masing.3 Indonesia sendiri memiliki penyanyi atau musisi musik yang bergenre religi. Tak sedikit dari mereka yang menciptakan music religi baik saat bulan Ramdhan ataupun karena memiliki konsistesi bermusik religi sebagai profesi nya. Baik dari group band, ataupun solo. Menurut Jurnalis Musik, Buddy Ace mengatakan cukup merepotkan ketika berusaha mencari tahu, kapan tepatnya industri musik ditanah air memperkenalkan istilah musik religi untuk lagu-lagu bernafaskan moral Islam, atau musik rohani untuk lagu-lagu dengan etik Kristiani. Sejumlah Sayuri Yosiana, “Pengaruh Musik Religi Bagi Kesadaran Spiritual,” artikel ini diakses pada 30 Maret 2015 dari http://www.kabarsehat.com/pengaruh-musik-religi-bagikesadaran-spiritual.html/ 3
4
ahli sejarah musik ditelevisi dan media lainnya, menyebutkan nama Koes Plus yang pertama kali memperkenalkan istilah tersebut.4 Di era 70-an, kita mengenal nama Raden Haji Oma Irama yang menawarkan konsep dakwah Islamiyah melalui syair lagu berbasis musik dangdut melalui Soneta Band yang karya awalnya muncul ditahun 1973. Bahkan secara mengejutkan Oma Irama memadukan antara pola ritme dangdut dan musik rock sekaligus yang ditandai pada melodi gitar yang dimainkannya. Meskipuan demikian, gambus, gendang dan suling tetap menjadi varian penting dalam setiap karyanya. Ditahun 1976, ada nama Nasida Ria yang oleh barat genre musiknya disebut sebagai Indonesian Gambus. Karena pada dasarnya Nasida Ria mengemas syairnya dengan aransemen yang didominasi alat musik Gambus, yang kemudian dicampur dengan musik pop modern dan gaya musik Arab.5 Sekitar tahun 1976, kelompok musik Bimbo yang semula bermain dijalur Musik Latin, mengalami metamorfosa, baik secara lirik maupun secara melodi. Genre Balada pun membalut lagu-lagu moral Islam mereka yang dikemas secara populer. Maka jadilah karya Bimbo sebagai arus utama trend musik religi di tanah air, meskipun tidak menggeser sama sekali, tapi perlahan berada didepan menggantikan posisi "Indonesian Gambus" tersebut.6
Buddy Ace, “Adakah Spirit Ideologi Musik Religi di Indonesia?”, artikel ini diakses pada 30 Maret 2015 dari http://musiclistforum.com/newrelease/detail/44 5 AFZ, “Revolusi Musik Religi.” 6 Ace, “Adakah Spirit Ideologi Musik Religi di Indonesia?” 4
5
Dalam konteks industri musik dunia, istilah "Religious Music" sesungguhnya untuk menggambarkan sejumlah keragaman musik yang berbasis "moral song" atau lagu moral atau lagu yang mengedepankan pesan moral agama dalam syairnya, seperti yang tercatat dalam sejumlah literature musik dunia, yakni; Islamic Music, Christian Music, Jewish Music, Hindu Music, Sikh Music, Rastafarian Music,Shinto Music, Buddhist Music dan Zoroastrian Music. Secara musikal, masih-masing agama membungkus pesan moralnya dengan gaya, karakter serta struktur musik yang berbeda, sejalan dengan multi etnis yang menjadi basis dari komunitas setiap agama tersebut diberbagai belahan dunia.7 Beberapa penyanyi solo yang kita kenal di Indonesia sebagai penyanyi lagu religi adalah Opick, Maher Zain, Sulis, dan Haddad Alwi. Dalam penyampaian isi pesan moral dan pesan dakwah dalam lagu yang mereka lantunkan memiliki tujuan yang sama,
yaitu mengajak
pendengarnya untuk senantiasa mengingat Allah Swt dalam hidup dan mengajak pendengarnya untuk mengamalkan nilai-nilai agama. Namun, tentu dalam pembawaannya dan menyampaikan pesan dakwah nya dalam bermusik mereka memiliki cara yang berbeda agar pendengar bisa menghayati setiap lagu yang mereka sampaikan dalam karyanya dan diingat oleh pendengarnya. Diantara musisi religi solo yang lainnya, Haddad Alwi lebih dikenal sebagai penyanyi religi yang gemar bershalawat dalam karyanya. Hal terebut merupakan salah satu ciri khas nya yang melekat sejak tahun 1997 hingga sekarang menjadi popular dan
Ace, “Adakah Spirit Ideologi Musik Religi di Indonesia?”
7
6
dikenal oleh masyarakat dalam karir nya. Ia memiliki catatan sejarah bahwa album nya merupakan album terlaris sepanjang masa dengan album rohani paling laris sepanjang sejarah industri musik Indonesia merupakan prestasi yang ia raih pada album Cinta Rasul 1 dan 2 yang dimilikinya terjual hingga 1 juta keping mampu membawa namanya menjadi musisi sekaligus pendakwah dengan penjualan angka fantastik.8 Pada tahun 2006 beliau juga mendapatkan platinum award pada album The Way of Love (Jalan Cinta). Sebagai musisi atau penyanyi religi solo yang memulai berkarya sejak tahun 1997, Haddad Alwi tak pernah redup dalam menyebarkan nilai-nilai Islam untuk mencintai Allah dan Rasulullah. Tak peduli ketika Ramadhan datang, usai Ramadhan pun ia tetap berkarya dengan lagu religinya untuk menyebarkan nilai-nilai Islam. Ia tak henti berkarya menciptakan lagu religi dan membuktikan karya nya selalu dikenal oleh masyarakat. Album Cinta Rasul featuring Sulis di tahun 1999 mendapatkan respon yang baik oleh masyarakat. Hal tersebut mampu membawa namanya yang terus eksis dalam dunia musik bergenre religi. Lagu yang ia ciptakan memiliki karakter, ciri khas dan arti tersendiri dalam lantunannya sehingga membuat namanya dikenal oleh masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mencoba untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Strategi Dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik Religi” Michael Fernandez, “15 Album TERLARIS Sepanjang Masa Indonesia part 1,” artikel ini diakses pada 9 Maret 2015 dari www.kompasiana.com/post/read/391479/3/15album-terlaris-sepanjang-masa-indonesia-part-1.html 8
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan, maka penulis membatasi penelitian ini pada Strategi Dakwah Hadad Alwi Assegaf, Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi dakwah Hadad Alwi Assegaf?” C. Tujuan Penelitian Untuk mendeskripsikan dan mengetahui lebih dalam upaya strategi dakwah apa saja yang diterapkan musisi Hadad Alwi Assegaf sebagai musisi melalui musik religi. D. Manfaat Penelitian 1. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan, terutama bagi peminat musik. Karena musik merupakan salah satu media dalam menyampaikan pesan dakwah. Tentang proses strategi seorang musisi dalam berdakwah melalui musik religi. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang dakwah Islam. 2. Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna di masa yang akan datang. Dapat menjadi masukan bagi para pembaca yang tertarik menjadi seorang musisi untuk berkarya sekaligus berdakwah melalui lagu.
8
E. Metodologi Penelitian
a. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis.
Paradigma
Konstruktivis
adalah
paradigma
yang
meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Peneliti menggunakan paradigma ini karena peneliti ingin mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses interpretasi suatu peristiwa.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya menggunakan data empiris yang bertujuan mengembangkan pengertian tentang kejadian dengan memprhitungkan konteks yang relevan.
c. Metode Penelitian Dalam menganalisis penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengeksplorasikan dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.9
9
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal 13
9
Berdasarkan beberapa definis diatas, penelitian melakukan penelitian dengan menguraikan fakta-fakta yang didapat dan berdasarkan hasil dari penelitian dilapangan, kemudian diolah, dikaji dan dianalisis agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan. d. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Hadad Alwi Assegaf dan objek penelitian ini adalah Strategi dakwah. F. Teknik Analisis Data Untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu: a. Observasi Observasi dalam penelitian ini dilakukan di Jl.Teratai Blok F-II No.20, Komplek Lembah Cinere, Depok untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian yaitu tntang strategi dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik Religi. b. Wawancara Peneliti melakukan wawancara untuk menemukan jawaban dari masalah yang akan diteliti kepada pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam.10 Peneliti melakukan wawancara
dengan
Haddad
Alwi
Assegaf
dan
menggunakan
wawancara terstruktur dan mendalam untuk mendapatkan data yang relevan untuk mengetahui strategi apa saja strategi yang dilakukan Haddad Alwi Assegaf melalui musik religi.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 231
10
c.
Dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi berupa catatan file data aktivitas Haddad Alwi sepanjang perjalan dakwahnya melalui musik religi. Baik berupa foto, dan catatan file album pertama hingga saat ini untuk melengkapi data yang dibutuhkan sebagai tambahan informasi penelitian.
G. Tinjauan Pustaka Skripsi yang menjadi acuan penulis sebagai contoh dan pembanding adalah sebagai berikut: 1.
“Strategi kreatif produser dalam mempertahankan eksistensi program dakwah mamah & Aa beraksi di Indosiar.” Oleh Innayatul Fitriah, penelitian berisi tentang bagaimana strategi produser dalam mempertahankan eksistensi program Mamah&AA di Indosiar.
2.
“Strategi Dakwah Ustadz Muhammad Arifin Ilham di Kalangan Masyarakat Perkotaan” Oleh Muhammad Yusra Nuryazmi, penelitian berisi tentang bagaimana strategi dakwah yang dilakukan Ustadz Muhammad Arifin Ilham dalam menyampaikan pesan dakwah nya pada masyarakat perkotaan.
H. Sistematika Penulisan. Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap–tiap bab terdiri dari sub–sub sebagai berikut:
11
BAB I Pendahuluan, bab ini berisi uraian mengenai Latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang relevan digunakan sebagai dasar pemikiran dan memberikan arah dalam melakukan penelitian dan definisi konsep.
BAB III Gambaran Umum, memuat biografi Haddad Alwi Assegaf, visi dan misi Hadad Alwi Assegaf, dan album religi karya Haddad Alwi Assegaf.
BAB
IV Analisis Penelitian, bab ini berisi uraian mengenai hasil
penelitian dan pembahasan objek penelitian.
BAB V Penutup, bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan dan saran dari penulis berdasarkan apa yang telah penulis teliti.
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Dakwah Toha Yahya mendefinisikan dakwah secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara atau tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ide/ gagasan, pendapat atau pekerjaan tetentu. Adapun definisi dakwah menurut kebanyakan sarjana muslim adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai peringatan Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.11 Dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progress, sebuah proses terus menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Dengan begitu, dalam dakwah terdapat suatu ide dinamis sesuau yang terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan ruang dan waktu. Sementara itu, dakwah dalam prakteknya merupakan kegiatan untuk mentrasformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting dan berperan langsung dalam pembentukan persepsi umat tentang nilai kehidupan.12 Dakwah juga merupakan ajakan yang tujuannya dapat tercapai hanya dengan persetujuan tanpa paksaan dari objek dakwah. dakwah merupakan ajakan 11
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah,(Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010),
h.16 12
Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 17.
12
13
untuk untuk berpikir, berdebat, dan berargumen untuk menilai suatu kasus yang muncul.13 Pada intinya dakwah adalah ajakan ke jalan Allah Swt sebagai kegiatan untuk mempengaruhi manusia agar masuk jalan Allah Swt dengan sasaran fardiyah atau jama’ah. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 104: َ ت ُ َ َ ت َ ت تٞ َّ ُ ُ ت َ ت ت َ ُ َ َ ُ ت ت َ َ ُ ََت ١٠٤ وف َو َي تن َه تون َع ِّن ٱل ُمنكرِّ َوأ ْو َٰٓلئِّك ه ُم ٱل ُمفل ُِّحون ِّ ي َو َيأ ُم ُرون ب ِّٱل َم تع ُر ِّ وۡلكن مِّنكم أمة يدعون إَِّل ٱۡل Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar; mereka itlah orang-orang yang beruntung.” (Q.S Ali Imran [3]: 104) b. Unsur- unsur Dakwah Operasionalisasi dakwah yaitu dengan lisan, tulisan, seni dan bil hal. Dakwah dengan lisan berupa berupa ceramah, seminar, symposium, diskusi, khutbah, seresahan, brain stroming dan lain-lain. Dakwah dengan tulisan berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, pamlet, lukisanlukisan dan lain-lain. Dakwah bil hal berupa perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerjakeras, menolong sesama manusia. Misalnya mendirikan rumah sakit, mendirikan dan memelihara anaka yatim dan piatu, medirikan lembaga pendidikan, medirikan pusat-pusat pencaharian nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan dan lain-lain, 13
Munzier Suparta dan Harjani Henfni, Metodologi Dakwah. (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006), h.31
14
meliputi berbagai sektor kehidupan. Seni meliputi seni lukis, seni tari, seni suara atau musik dan lain-lain.14 Dalam berdakwah atau menyampaikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat yang biasa disebut mad’u, tentunya harus memiliki beberapa persiapan yang harus dipenuhi dalam berdakwah. Mulai dari Subjek ( siapa
yang menyampaikan), objek (kepada siapa dakwah akan
disampaikan), Materi (Apa yang ingin disampaikan), media dakwah (melalui apa dakawah akan disampaikan kepada objek dakwah), Efek Dakwah ( reaksi dari proses dakwah yang sampaikan), dan metode dakwah (bagaimana cara atau metode yang akan digunakan ketika dakwah akan disampaikan). Dalam kegiatan atau aktivitas dakwah perlu diperhatikan unsur- unsur yang terkandung dalam dakwah atau dalam bahasa lain adalah komponen-komponen yang harus ada dalam setiap kegiatan dakwah. Desain pembentuk tersebut adalah meliputi : a.
Dai Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan maupun tulisan maupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga. Pada dasarnya pribadi muslim berperan secara otomatis sebagai juru dakwah yang artinya orang yang harus menyampaikan atau dikenal sebagai komunikator dakwah.15
b.
14
Mad’u
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997), h.34 15 Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 19
15
Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu, kelompok baik yang beragama Islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan. c.
Materi/ pesan dakwah Materi pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan dai kepada mad’u. Pada dasarnya pesan dakwah adalah ajaran Islam. Beberapa diantaranya adalah ajaran tentang rukun iman, rukun Islam dan akhlak sesuai dengan ajaran Islam.
d.
Media Dakwah Media dakwah ini banyak ragamnya, misalnya seperti alatalat eletronika seperti radio, televisi, tape recorder, komputer, dan lain-lain. Media merupakan jamak dari bahasa latin yaitu medion, yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media bersti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa media dakwah berate segala sesuatu yang dapat dugunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Kepandaian untuk memilih media dakwah yang tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah. terlebih dalam mengantisipasi perkembangan zaman yang saat ini dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan dan kecangihan teknologi. Dengan demikian media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan
16
dakwah yang dilakukan.berkaitan dengan media dakwah ini dengan memanfaatkan media moderen seperti pers, radio, televisi, dan internet sebagai media dakwah.16 Apabila media dakwah dilihat dari instrumennya, maka dapat dilihat dari empat sifat. Menurut Drs. Slamet Muhaemin Abda yaitu yang bersifat visual, auditif, audio visual, dan cetak: 1. Media visual yaitu alat yang dapat dioperasikan untuk kepentingan dakwah dengan melalui indera penglihat seperti film, slide, transparansi, gambar, foto, dan lain-lain.17 2. Media auditif, yaitu alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang dakwah yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran, seperti radio, tape recorder, telepon, telegram dan sebagainya.18 3. Media audio visual, alat dakwah yang dapat didengar jga sekaligus dilihat, seperti move film, televisi.19 4. Media cetak, yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan gambar sebagai pelengkap informasi tulis, seperti buku, surat kabar, majalah, bulletin, dan lain-lain.20 e. 16
Efek Dakwah
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher,(Jakarta: Grafindo, 2005), h.157 17 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.43 18 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, h.43 19 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, h.43 20 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, h.43
17
Efek dalam komunikasi disebut dengan feed back ( umpan balik) reaksi dari proses dakwah. Menurut Jalaludin Rahmat efek dapat terjadi pada tataran efek kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi oleh khlayak, efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan,
keterampilan,
kepecayaan
atau
informasi. Efek afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang berkaitan dengan emosi, sikap, serta nilai. Behavioral, yaitu merujuk kepada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan tindakan beperilaku.21 f. Metode Dakwah Dari segi bahasa metode berasal dari dua kaa yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Artiya metode adalah cara yang telah diaur dan melali proses
pemikiran
untuk
mencapai
suatu
maksud.
Sedangkan dakwah merupakan ajakan kepada manusia untuk melakukan kebaikan dan mebgikuti petunjuk sesuai ajaran Islam. Maka dapat diambil penegrtian bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan 21
Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 21
18
oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.22 c.
Bentuk- bentuk Metodologi Dakwah Secara terperinci metode dakwah dalam Al-Qur’an terdapat pada Q.S An- Nahl ayat 125
َ َّ َ َ ُ َ ت َّ َ َّ َ ت ت َ َ تَت َ َ ُ تَ َ َ َ َ ت َ َٰ ُ ت َ ِّ ٱلت ِه أ تح َس ُنُۚ إِّن َر َّبك ه َو أعل ُم ب ِّ َمن ضل َعن ِّ ِّ يل ربِّك ب ِّٱۡل ِّكمةِّ وٱلموعِّظةِّ ٱۡلسنةِّ وجٰدِّلهم ب ِّ ِّ ٱدع إَِّل سب َ َسبيلِّهِّۦ َو ُه َو أ َ تعلَ ُم بٱل ت ُم ته َتد ١٢٥ ِّين ِّ ِّ
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl ayat: 125)
Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu: 1. Al- Hikmah Al- Hikmah merupakan kemampuan dan ketepatan dai dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Al-Hikmah merupakan kemampuan dai dalam menjelaskan doktrin-
22
Suparta dan Henfni, Metodologi Dakwah, h. 6
19
doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi lois dan bahasa yang komunikatif.23 2. Al- Mau’idza Al- Hasanah Al- Mau’idza Al- Hasanah merupakan kata-kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab kelemahan-kelembutan dalam menasihati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar, ia lebih mdah melahirkan kebaikan darpada larangan dan ancaman. 3. Al- Mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan Al- Mujadalah Bi-al-Hiya adalah tukar pendapat yang dilakkan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dan yang lainnya saling menghargai dan menghormati. Strategi
B.
1. Pengertian Strategi Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagia suatu siasat untuk mengalahkan musush. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi, termasuk keperluan ekonomi, sosal, budaya, dan agama. Strategi ini
23
Suparta dan Henfni, Metodologi Dakwah, h.11
20
dalam segala hal digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tidakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Adapun tentang taktik, sebenarnya merupakan cara yang digunakan, dan merupakan bagia dari startegi.24 Menurut kamus besar Bahsa Indonesia, Strategi merupakan taktik, rencana langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis dalam perang.25 Strategi juga merupakan sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai.26 Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpullkan bahwa strategi merupakan cara dan taktik yang digunakan oleh individu atau kelompok dengan menyusun sebuah perencanaan yang matang dalam menyelesaikan suatu permasalahan untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Sebuah strategi yang digunakan dalam pencapaian sebuah tujuan pun memiliki banyak macam nya sesuai dengan permasalahan yang dialami dan menggunakan cara yang sesuai dan tepat untuk menyelesaikan sebuah permasalahan tersebut. b. Tahapan-tahapan Strategi Menurut Fred R. David dalam strategi dibutuhkan evaluasi terhadap strategi yang telah dilakukan berhasil atau tidak. Dalam
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 76-77 25 Tanti Yuniar Sip, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Agung Media Mulia, 2004), h.560 26 Fred R David, Manajemen Strategi dan Konsep. (Jakarta: Prenhalindo, 2002) h.18 24
21
teori manajemen strategi milik David mengemukakan tiga tahapan strategi, yaitu: 1.
Perumusan Startegi Perumusan strategi merupakan tahapan pertama dalam strategi. Dalam tahap ini mencakup pengembangan visi dan misi , identifikasi peluangdan ancaman eksternal, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tetentu untuk mencapai tujuan.27 Dalam tahap ini penulis memahami bahwa langkah awal untuk mencapai tujuan yang diinginkan, perlu dilakukan perumusan strategi untuk mengananlisis masalah yang ada sehingga dapat dirumskan menggunakan strategi yang tepat untuk tercapainya sebuah tujuan yag diinginkan.
2. Penerapan Strategi Implementasi adalah tahapan setelah strategi dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategi sering disebut juga sebagai tahap aksi. Penerapan atau implementasi strategi membutuhkan disiplin, komitmen, pengorbanan.28 Maksud dari tahapan implentasi ini adalah dimana strategi yang sudah dirancang, ditentukan, dan digunakan dalam tahap perumusan strategi mulai diaplikasikan dan diterapkan dalam proses pencapaiannya. 3.
27 28
Evaluasi Strategi
David, Manajemen Strategi dan Konsep, h.3 David, Manajemen Strategi dan Konsep, h. 7
22
Evaluasi strategi diperlukan karena apa yang berhasil saat ini tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan baru dan berbeda.29 Dalam tahap akhir ini merupakan tahap dimana strategi yang telah digunakan dan dilakukan menjadi sebuah tolak ukur apakah strategi yang digunakan
layak
dan
masih
dapat
digunakan
dalam
penyampaian tujuan. Evaluasi berati memperbaiki kembali kekukarang serta kelebihan strategi yang digunakan. C.
Strategi Dakwah a. Pengertian Strategi Dakwah Strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan kegiatan dan operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.30 Strategi
dakwah
merupakan
perpaduan
dari
perencanaan
(planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara tekhnik (taktik) harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.31
29
David, Manajemen Strategi dan Konsep, h. 7 Acep Aripudin dan Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 138 30
31
Iim Rohimah, Strategi Dakwah Masyarakat Marginal II, diakses pada 20 April 2015 di http://www.sebelasmeter.com/2013/06/strategi-dakwah-masyarakat-marginalii.html
23
Pada dasarnya dakwah merupakan ajaran agama yang ditujukan sebagai rahmat untuk semua, yang membawa nilai-nilai positif, misalnya rasa aman, sejahtera, dan nyaman. Ada dua segi dakwah yang tidak dapat dipisahkan, namun dapat dibedakan, yaitu dua hal yang menyangkut isi dan bentuk, pesan dan cara penyampaian, esensi dan metode. Semuanya harus padu, hanya saja, perlu disadari bahwa isi, substansi, pesan, dan esensi senantiasa mempunyai dimensi universal yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam hal ini substansi dakwah adalah pesan keagamaan itu sendiri. inilah sisi pertama sebagai sisi primer.32 Sisi kedua yakni sisi bentuk, cara penyampaian, dan metode. Semuanya dapat berbeda-beda menyesuaikan tuntutan ruang dan waktu. Dalam hal ini al-Qur’an mengatur dan menjelaskan segala sesuatu yang berkenaan dengan dakwah, baik dari segi substansi maupun metodologi. Secara singkat dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa, adalah ajaran islam dengan berbagai dimensi dan substansinya. Ia dapat dikutip dan ditafsirkan dari sumbernya, yaitu al-Qura’an dan hadits. Lebih populernya, apa ini dikenal sebagai materi atau pesan dakwah. 2. Siapa pertama, ialah yang menyeru atau menyampaikan dan disebut sebagai da’i. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia siapa dikenal dengan mubaligh atau juru dakwah, lebih luasnya sebagai pengelola dakwah.
32
Rohimah, “Strategi Dakwah Masyarakat Marginal II.”
24
3. Siapa kedua, adalah sasaran dakwah atau mad’u. Ia adalah peserta dakwah, baik perseorangan maupun kolektif, laki-laki dan perempuan, anak-anak dan dewasa. Siapa ini disebut sebagai obyek atau target dakwah. 4. Cara, menunjukan metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah. Ia adalah alat dakwah yang menjadi kelengkapan dari metode. 5. Saluran, merupakan media yang digunakan dalam berdakwah. Ia dapat berupa saluran langsung maupun melalui media untuk dakwah dalam jarak jauh, seperti radio dan televisi. Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, strategi dakwah merupakan sebuah strategi atau cara
yang
digunakan individu atau kelompok (komunikator) untuk menyebarkan nilai dakwah sesuai dengan keadaan dan situasi komunikan (mad’u) agar tujuan yang dikehendaki tercapai. Yaitu menyebarkan nilai-nilai Islam sesuai dengan ajarannya. Dengan cara yang sesuai agar dapat diterima oleh komunikan sehingga mendapatkan respon dan pengaruh yang baik. Dalam penyampaian dakwah, banyak strategi yang digunakan. Melalui pidato, majlis, tulisan, musik, kaligafi, dan lain-lain. Hal yang terpenting adalah tercapainya tujuan yang diinginkan, yaitu berhasil mengajak khalayak untuk memahami dan melakukan pesan dakwah yang disampakan untuk mengajak kebaikan dan menyeru ke jalan Allah Swt. 33
33
Rohimah, “Strategi Dakwah Masyarakat Marginal II”
25
b. Prinsip- prinsip Strategi Dakwah Menurut Achmad Mubarok dalam bukunya psikologi dakwah, maka pirnsip-prinsip nya adalah sebgai berikut: 1. Berdakwah harus dimulai dari diri sendiri kmudian menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat.34 2. Citra positif dakwah akan sangat melancarkan komunkasi dakwah, sebaliknya citra buruk akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi
kontradikti.
Citra
positif
bisa
dibangun
dengan
kesungguhan dan konsistensi dalam waktu lama, tetapi citra buruk dapat dibangun seketika hanya oleh satu kesalahan fatal. Dalam hal ini, keberhasilan membangun komunitas Islam, meski kecil akan sangat efektif untuk dakwah.35 3. Dalam menghadapi kesulitan, dai harus bersabar, jangan bersedih atas kekafiran masyarakat dan jangan sesak napas terhadap tipu daya mereka (Q.S 16:27), karena sudah menjadi sunatullah bahwa setiap pembawa kebenaran akan dilawan oleh orangg kafir, bahkan setiap nabi pun harus mengalami diusir kaumnya. Seorang dai hanya bisa mengajak, sedangkan yang memberi petunjuk adalah Allah Swt.36 D. Musik dan Musisi a. Pengertian Musik
34
Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 23 Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 23 36 Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 23 35
26
Musik adalah kesenian yang bersumber dari bunyi. Musik dibangun dari empat unsur, yaitu nada atau bunyi yang teratur, amplitudo atau kuat lemah nya bunyi, unsur waktu yang terdiri dari panjang pendeknya bunyi, serta timbre atau warna suara.37 Menurut para ahli, Merriam mengatakan bahwa musik adalah suatu lambing dari hal-hal yang berkaitan dengan ide dan perilaku masyarakat. Menurut David Ewen, musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik nada-nada yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuau yang ingin di ungkapkan. Sedangkan menurut Jamalus, musik adalah hasil karya seni berupa bunyi yang dituangkan dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur- unsur pokok musik, yakni melodi, irama, harmoni dan struktur lagu serta ekspresi sebagai satu kesatuan.38 Musik terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut dipengaruhi oleh perkembangan budaya manusia. Trend musik yang sedang di gandrungi oleh beberapa kalangan juga bisa membuat perkembangan musik berubah- ubah di dunia ini terdapat banyak jenis music, seperti pop, jazz, keroncong, klasik, rock, dangdut, instrumental, dll. Setiap jenis musik tersebut memiliki cirri khas yang tidak sama dengan jenis lainnya. Secara umum, musik diartikan sebagai nada atau suara yang disususn sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan.39
37
Adjie Esa Poetra, 1001 jurus Mudah Menyanyi. (Bandung: Mizan, 2008) h. 28 TN, Pengertian Musik Menurut Para Ahli, diakses pada 20 April 2015 di dilihatnya.com/1572/pengertian-musik-menurut-para-ahli 39 TN, “Pengertian Musik Menurut Para Ahli.” 38
27
Sedangkan menurut KH. Habib Muhammad Lutfi selaku Pimpinan Jamaah Kanzus Sholawat di Pekalongan, musik adalah universal. Tidak yang sekedar bergantung dengan alat. Kita mendengarkan gemercik air sungai, kita dengarkan dengan saksama dan kita hayai, maka akan terdengar alunan musik yang sangat menawan musik alami ciptaan Sang Pencipta, Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.40 b. Pengertian Musisi Musisi adalah seorang musikus. Artinya musisi adalah orang yang berkecimpung di dunia musik khusus nya dalam mengembangkan musik dan liriknya sehingga menghasilkan karya sebuah lagu yang diciptakan. Musisi yang baik akan menciptakan sebuah lagu yan menyentuh hati dan disenangi oleh banyak orang. Karena seorang musisi adalah orang yang memahi dimana ia harus menciptakan komposisi nada sesuai dengan takarannya sehingga berusaha agar lagu yan dibuatnya dapat dinikmati untuk didengar dan dapat diterima oleh masyarakat. Bukan hal yang mudah untuk melakukan hal tersebut. Namun karena jiwa seni musik yang melekat pada diri musikus dan kemampuan yang dimiliki dalam melihat situasi, kondisi, dan selera musik yang sedang tenar di masyarakat, maka dengan sendrinya lirik lagu dan alunan musik yang diciptakan menjadi bisa diterima oleh masyarakat. c. Jenis- jenis Musik Jika kita menyukai sebuah lagu, tentunya dari sebuah lagu yang kita dengarkan memiliki genre musik tersendiri. Sebuah genre musik
40
Habbib Muhammad Lutfi dkk., Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, (Jakarta: Desantara, 2009) h. 4
28
menandakan identitas musik tersebut. Jenis music dapat digolongkan menjadi beberapa jenis menurut beberapa alas an, yaitu: a. Berdasarkan Sumber Bunyi Yaitu terdiri dari musik vocal dan musik instrumental. Vocal berasal dari kata voce (Italia) atau voice (Inggris) yang berarti suara yang dihasilkan oleh organ tubuh manusia dan binatang. Musik vocal merupakan musik yang menggunakan suara manusia sebagai media/alat ekspresi yang pada umumnya dalam bentuk nyanyian. Sedangkan musik instrumental merupakan musik yang sumber suaranya bukan berasal dari makhluk
hidup,
tetapi
berasal
dari
alat
musik
yang
menghasilkan bunyi.41 b. Berdasarkan proses atau dasar penciptaan Yaitu terdiri dari musik seni dan musik progmatis. Musik seni yaitu musik yang diciptakan untuk keindahan musik itu sendiri, sedangkan musik progmatis adalah musik yang biasa digunakan untuk tari, opera, dan musik drama.42 c. Berdasarkan fungsi Yaitu terdiri dari musik sakral atau musik religi. Musik sakral diciptakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat religious atau keagamaan, termasuk juga musik untuk upacara adat, pernikahan, dan kematian. Sedangkan musik sekuler atau duniawi, musik yang digunakan untuk dansa, dan musik hiburan yang bersifat duniawi. 41
Setyo Budi,dkk.,. Seni Budaya, (Demak: Erlangga,2007) h. 72 Budi,Seni Budaya, h. 73
42
29
d. Beradasarkan gaya/aliran Beradasarkan alirannya, maka musik terdiri dari: 1. Musik Pop Musik pop memliki berbagai gaya, seperti jazz, country,
dan
blues.
Kebanyakan
musik
ini
berkembang dari musik trasdisional negara atau masyaraka tertentu. Misalnya jazz, blues, dan rap berakar pada musik kulit hitam Amerika. 2. Musik Dangdut Musik dangdut merupakan komninasi antara music melayau dan music india. Jenis musik ini muncul pada tahun 1970-an. Kata “Dangdut” berasal dar bunyi gendang khas yang umm digunakan dalam pertunjukan, yaitu tabla.43 3. Musik Gamelan Gamelan merupakan instrument music orkes yang dikenal di beberapa daerah Indonesia, seperti di pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan. Musik ini biasanya dmainkan untuk mengiringi drama atau taraian-tarian tradisional. 4. Musik Keroncong Sekitar abad ke 17, masyarakat Indonesia yang bermukim di sekitar perkampungan Portugis mulai mengenal musik iringan ukulele. Perkembangan ini
43
Budi, Seni Budaya, h. 75
30
diikuti dengan memasukan alat musik lain sebagai pelengkap, sehingga menjadi orkes.44 5. Musik Jazz Ciri
terpenting
improvisasi,
dalam
musik
jazz
adalah
yaitu pengolahan sebagaian atau
seluruh musik sambil memainkannya. Kental dengan bunyi alat musik terompet, dan juga gitar melodinya. 6. Musik Rock Lagu rock and roll memiliki ritme yang menggebugebu. Musik ini berkembang dari jenis “rhythm and blues tradisional.”45 7. Musik Blues Istilah bues mengacu pada “blues devil” yang berarti melankolis dan kesedihan. Ada pepatah mengatakan bahwa “blues is the roots of music” itu bisa digambarkan bagaimana unsur blues dapat ditemukan dalam bentuk jazz, RnB, dan rock and roll.46 E. Musik Religi a. Pengertian Musik Religi Musik merupakan irama yang bersatu dalam komponen melodi. Sedangkan lagu adalah bagian dari musik yang terdiri dari alunan musik dan
44
Budi, Seni Budaya, h. 75 Budi, Seni Budaya, h. 76 46 IN, “Sejarah Msuik Blues”, diakses pada tanggal 30 April 2015 di speedytrek.com/news/sejarah-musik-blues 45
31
lirik lagu yang berasal dari imajinasi penciptanya mewakili ekspresi isi hati yang dituangkan dalam sebuah lagu. Berbicara tentang religi, berarti berbicara tentang sebuah kepercayaan kepada Tuhan. Berkaitan tentang keimanan, dan ajaran agama. Religi Islam yaitu membahas tentang kepercayaan agama dan ajaran Islam. Berati dapat disimpulkan bahwa musik religi adalah musik yang syair lagunya berisikan tentang ajaran-ajaran Islam dan menyampaikan pesan dakwah kepada pendengarnya. Dengan harapan dapat mengajak dan mempengaruhi pendengarnya untuk ikut merasakan dan melakukan nilai- nilai pesan dakwah yang disampaikan. Secara lebih rinci Yusuf Al-Qardawi dalam buku Nuansa-nuansa Komunkasi karangan Deddy Mulyana, M.A menyebutkan bahwa ada syartasyarat tertentu dalam bernyanyi, yaitu:47 1. Pesan dalam lagu tidak bertentangan dengan ajaran Islam 2. Meskipun pesan lagunya tidak haram, bila lagunya diiringi dengan gerakan seksal yang sangat sugestif, maka menyanyinya pun jadi haram 3. Islam menentang segala hal yang berlebihan, bahkan juga dalam ibadah
apalagi
dalam
hiburan.
Keberlebihan
itu
pastilah
mengorbankan kewajiban orang lain. 4. Setiap orang adalah hakim yang baik. Bila suatu jenis nyanyian membawanya kedalam dosa, ia harus menghindarinya jadi menutup pintu ke dalam godaan.
47
h,.57
Mulyana, Nuansa- nuansa Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999)
32
5. Ada kesepakatan bila menyanyi ( pakaian, penampilan, perilaku) dan kata-kata dalam lagunya sendiri dalam bertentangan dengan ajaran Islam, maka nyanyian itu pun menjadi terlarang. b. Musik Dalam Tradisi Islam Musik adalah bagian dari budaya, hasil karya, cipta, dan karsa manusia. Pandangan kaum ulama berbeda-beda tentang music ini. Sebagian ulama melarangnya karena musik cenderung membuat orang lalai mengingat Allah Swt dan beribadah, kecuali nyanyian-nyayian sederhana dengan menggunakan rebana pada hari raya Islam dan hari perkawinan, nyanyian yang dilakukan oleh kaum pria untuk membangkitkan semangat saat berjihad atau untuk mengatasi kebosanan ketika bekerja berat, atau senandung untuk menidurkan bayi.48 Ketika ada benturan antara agama dan seni, khususnya, serta budaya pada umumnya, Islam kembali mendapat cemoohan. Bahwa Islam agama yang kaku. Islam umumnya adalah budaya Arab yang tidak cocok diterapkan di Indonesia. Islam tidak menghargai kreativitas seseorang untuk berekspresi. Islam tidak menghargai nilai seni. Islam mengharamkan kesenian, melarang bermain music, menjauhkan umatnya ari hiburan dan segala macam cacian yang memojokkan Islam. Padahal Rasulullah pun mengajarkan untuk ramah terhadap lingkungan, ramah terhadap tradisi dan budayalokal dan seterusnya. Sehingga benturan Islam dengan budaya itu bukan
48
Mulyana, Nuansa- nuansa Komunikasi, h,.55
33
termasuk dalam ajaran beliau. Nabi Muhammad SAW sangat apesiatif terhadap berbagai jenis budaya setempat.49 Setelah banyak yang memeluk Islam, budaya penduduk Makkah ternyata kebiasaan bersyair tetap dibawa dikala mereka hijarah ke Madinah. Ada beberapa syair yang nge-pop saat itu, sering diucapkan bila sedang melakukan kerja gotong-royong mengerjakan pembangunan Masjid Nabawi, dan juga menggali parit dalam perang menghadapi Ahzab. Mereka selalu mendendangkan sajak berirama Rojaz bersama Rasulullah SAW: “Ya Allah. Tiada keindahan melainkan indahnya akhirat, karenanya bantulah orang- orang Anshar (Penduduk Madinah) da mereka yang telah berhijrah.”50 Lain pula dengan kebiasaan penduduk Madinah, mereka lebih dinamis dan selalu bergembira apalagi disaat hari- hari bahagia. Mereka lebih senang dengan hiburan melalui music dan nyanyian. Hal ini tampak misalnya saat penyambutan Rasulullah SAW ketika datang berhijrah dari Makkah ke Madinah. Beliau dikawal dan elukan serta tak ketinggalan, diiringi dengan irama musik dan nyanyian, mereka memuji dan mengelukan dengan lagu yang mereka dendangkan: thola’al badru alaina… (telah datang sang purnama…). Begitu pula setiap kaum muslimiin pulang dari perag dengan membawa kemenangan selalu dielukan dan diiringi musik serta nyanyian untuk menyambut mereka.51
49
Lutfi, Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, h.10
50
Lutfi, Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, h. 11
51
Lutfi, Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, h. 13
34
Dalam struktur bangunan Islam, musik sebagaimana unsurunsur budaya lainnya, bukanlah pilarnya. Ia sekedar memperindah, tetapi tidak harus ada. Bila diibaratkan rumah, musik sekedar gorden jendela, lukisan, atau hiasan lainnya. Bila Islam diibaratkan makanan, musik bukanlah nasi atau dagingnya, melainkan bawang putih atau cabai merahnya.52 c. Musik Sebagai Media Dakwah Berdakwah adalah kegiatan dimana mengajak khalayak untuk melakukan hal- hal yang diajarkan oleh agama Islam. Mengajak khalayak (mad’u) untuk mencintai Allah dan Rasullah. Mengajak melakukan apa yang diajarkan oleh Rasulullah dan mematuhi perintah Allah Swt. Dakwah bisa dilakukan melalui lisan, tulisan, perbuatan, melalui karya seni seperti kaligrafi, dan melalui musik. Belakangan ini kini musik sudah menjadi media dakwah. Musik yang dilantunkan ata dinyanyikan adalah berpa pujian kepada Allah Swt dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Dakwah melaluui musik ini dilakukan sesuai dengan berkembangnya zaman serta situasi dan kondisi yang memungkinkan seorang musisi, penyanyi, dan dai sekalipun bernyanyi mengajak orang-orang khususnya kaum muslim untuk memuja Allah Swt dan Rasulullah. Dengan harapan bahwa melalui musik, pesan dakwah yang disampaikan lebih mudah diingat dan memudahkan pendengarnya untuk bisa terus mengingat dan memuji Allah Swt, mencintai Rasullah, melakukan hal- hal yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam karena memiliki makna lebih dalam sehingga siapapun yang 52
Mulyana, Nuansa- nuansa Komunikasi, h,.57
35
mendengarnya merasa tersentuh dan mempengaruhi hati serat pikirannya untuk melakukan apa yang didengarkannya karena musik bukan hal yang asing lagi dikalangan masyarakat. Musik dan lagu (termasuk tilawah Qur’an dan lantunan adzan), boleh jadi lebih efektif digunakan sebagai sarana awal bagi nonmuslim yang bersimpati kepada Islam dan generasi muda muslim yang mulai mencintai Islam.53 Banyak pandangan yang berbeda tentang musik dalam Islam. Ada yang mengatakan bahwa musik itu haram, dan ada pula yang mekatakan bahwa musik sebenarnya tidak demikian. Pada dasar nya hukum berbagai alat musik (yang dalam fikih disebut alat al-malahi, alat hiburan) baik yang ditabuh, dipetik, ditiup, maupun elektrik hokum fikihnya sama, yaitu mubah. Terdapatnya beberapa
hadist
yang
menyatakan
keharaman
seni
musik
dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama, jika ada tred mark tertentu melekat dalam pemakaian alat-alat tersebut. Misalnya, terompet identk dengan peribadatan kaum Zoroaster, lonceng identik dengan kaum Naasrani, dan seterusnya. Kedua, syair-syair atau teks lirik yang terkandung dalam lagu yang dinyanyikan mengandung halhal yang menimbulkan fitnah, syahwat, pelecehan, dan yang bermakna negatif tidak diperbolehkan dalam Islam.54 Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, penulis berpendapat bahwa musik adalah kesenian yang diperbolehkan dalam Islam selagi lirik dan musiknya tetap berada pada jalur sesuai ajaran tradisi Islam 53 54
Mulyana, Nuansa- nuansa Komunikasi, h,.53 Lutfi, Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, h. 16
36
dan ajaran Islam. Tidak akan menjadi haram bila musik dan lirik yang diciptaan dan dimainkan merupakan ajakan untuk kebaikan serta mengingat Allah Swt dan Nabi Muhammad SAW, meningkatkan kesadaran spiritual,mendorong orang untuk beramal seperti besedekah, melakukn shalat dll. Dengan catatan bahwa musik yang didendangkan tidak membuat lalai yang menikmatinya untuk beribadah dan senantiasa mengingat Allah Swt. Karena Islam tidak sempit dalam memahami musik.
BAB III GAMBARAN UMUM HADDAD ALWI ASSEGAF
A. Biografi Haddad Alwi Assegaf Abdullah Haddad Assegaf adalah seorang musisi musik religi yang memiliki hobi bernyanyi dan bershalawat sejak berusia tiga tahun. Pria keturuna Arab dan lahir di Solo pada 13 Maret tahun 1966 ini lebih memilh menyamaikan dakwah Islam melalui musik. Pria yang akbrab dipanggil Haddad Alwi ini dikenal di masyarakat ketika albumnya pada tahun 1999 yang berjudul Cinta Rasul mampu menghipnotis ank-anak dan remaja serta orangtua untuk ikut bershalawat. Sukses menggandeng Sulis sebagai teman featuring nya pada album Cinta Rasul, akhirnya
ia
melanjutkan
menghasilkan
karya-karya
berikutnya
untuk
menginspirasi anak-anak Indonesia untuk bershalawat bersama. Walaupun karyanya terlihat kurang dikenal lagidi masyarakat, Haddad Alwi selalu mencoba untuk terus bangkit, mencoba, dan tak kenal lelah untuk terus mengeluarkan karya-karya nya untuk bershalawat sekalipun tidak ada lagi seorang pun yang mengenal namanya. Di tahun 2015 ini ia berusaha untuk mengeluarkan album barunya dengan tajuk shalawat sebagai ciri khas nya, dan berharap dalam album ini akan lebih banyak orang-orang yang terinspirasi dan tersentuh untuk bershalawat lewat albumnya. Inspirasi selalu ia dapatkan dimanapun, termasuk di keiamannya yang berada di jalan Teratai Blok F-II No. 20, Komplek Lembah Cinere, Depok.
37
38
B. Perjalanan Karir di Dunia Musik Mengawali kiprahnya dengan membuat dua album shalawat bertajuk Nur Muhammad (1997) dan Ziarah Rasul (1998), di dalam manajemen Sholla Studio dan di bawah music label M-Record. Pada tahun 1999 Haddad Alwi menggandeng Sulis menjadi teman duet ciliknya dan merilis album religi anak-anak berjudul Cinta Rasul yang kemudian meledak di pasaran; album ini terjual lebih dari 1 juta keping hanya dalam waktu beberapa bulan. Semua lagu dalam album itu dihafal dan dinyanyikan oleh jutaan anak di seluruh pelosok tanah air. Sejak itu album Cinta Rasul diproduksi secara berseri. Sampai dengan tahun 2003 tercipta 6 album serial Cinta Rasul. Untuk melengkapi serial Cinta Rasul, Haddad Alwi juga membuat satu album religi spesial orchestra berjudul Love for The Messenger. Aransemen musik album ini digarap oleh Dwiki Darmawan, sedangkan musiknya diiringi oleh Victoria Philharmonic Orchestra Melbourne dan Sydney Concert Orchestra, Australia. Setelah itu Haddad Alwi melepas Sulis yang mulai beranjak dewasa, dan keduanya mengambil jalan karirnya masing-masing secara terpisah. Selama periode 2004-2010, di bawah label Sony Music, Haddad Alwi menelurkan 3 album yaitu Shimtud-Durar, The Way of Love, dan Jalan Cinta 2, serta 1 single lagu berjudul Marhaban Ya Ramadhan. Dalam album Jalan Cinta 2, oleh Sony Music Haddad Alwi dikolaborasikan dengan penyanyi remaja Tasya dan Gita Gutawa serta penyanyi pop Duta Sheila On 7 dan Fadly PADI.
39
Pada tahun 2011 Haddad Alwi menggandeng 2 penyanyi cilik baru (Anti dan Vita), dan bekerjasama dengan Falcon Music menghasilkan 2 album baru yaitu Muhammad Nabiku dan Muhammad Nabiku 2. Sampai saat ini kedua album tersebut telah terjual tak kurang dari 120.000 (seratus dua puluh ribu) keping. Salah satu lagu di album Muhammad Nabiku yang berjudul “Rindu Muhammadku” segera menjadi popular dan RBT-nya didownload oleh lebih dari 3 juta pengguna ponsel, sehingga masuk dalam kategori lima besar RBT terlaris versi Telkomsel di antara semua jenis lagu lainnya. Video clip lagu itu di situs Youtube sampai sekarang sudah ditonton hampir 2 juta kali. Sejak 2012 Haddad Alwi tidak lagi terikat dengan label musik mana pun. Kini semua produksi dan pemasaran lagu-lagunya dikerjakan sendiri oleh Haddad Alwi Management. Di bawah manajemennya sendiri, Haddad Alwi sudah menghasilkan 2 album yaitu Senandung Shalawat untuk Negeriku yang dipasarkan sendiri dan Kidung Cinta untuk AyahBunda yang dijual melalui gerai Kentucky Fried Chiken (KFC). Selain memproduksi lagu, sejak meledaknya album Cinta Rasul (1999) Haddad Alwi juga tampil off-air di panggung-panggung terbuka atau tertutup di hadapan ribuan audience atas undangan berbagai kalangan (pemerintah atau swasta) di hampir seluruh pelosok tanah air, bahkan sampai ke luar negeri (Hongkong, Korea, Taiwan, dan Australia). Aktifitas off-air ini masih berjalan hingga saat ini.
40
C. Aktivitas Lainnya Mulai 2006, dalam setiap tampilannya, Haddad Alwi mencoba menyisipkan taushiah ringan tentang makna kecintaan kepada Rasulullah SAW dan bagaimana mewujudkan kecintaan itu dalam perilaku seharihari. Program semacam ini diberi nama “Hikmah dan Shalawat”, yang dilakukan di panggung-panggung terbuka maupun di gedung atau aula tertutup. Dalam perkembangannya, pada tahun 2007 mulai dirintis program pencerahan dan pelatihan spiritual yang kemudian diberi nama “Sehari Bersama Rasulullah”. Program ini dilaksanakan di gedung tertutup dengan kapasitas audience terbatas, dan menggunakan sarana audio-visual. Pada tahun 2009 program “Sehari Bersama Rasulullah” dilaksanakan secara reguler beberapa kali dengan sistem pemasaran komersial. Namun belakangan, karena alasan keterbatasan manajemen, program tersebut hanya dilaksanakan secara in-house atas permintaan lembaga tertentu. D. Visi dalam Bermusik Visi adalah gambaran yang ingin digapai pada suatu waktu yang panjang. Memikirkan dan menjadikan sebuah gambaran atau planning yang diinginkan dengan cara pandang jauh ke depan kemana sebuah oraganisasi atau seseorang dapat eksis, dan inovatif. Dimana sebuah visi adalah sebuah tantangan untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Berdasarkan pengertian diatas, maka Haddad Awi Assegaf sebagai seorang musisi memiliki visi tersendiri dalam berkarya. Visinya adalah menginginkan dan mengajak orang- orang untuk bershalawat, untuk mencintai Allah Swt dan Rasulullah SAW. Dengan ketulusan hatinya dan
41
keinginnnya yang kuat Haddad Alwi berusaha semampunya untuk menularkan hobi nya yaitu
membuat orang- orang menyukai dan
mencintai shalawat. Tentunya dari berbagai kalangan, mulai dari anak kecil, remaja, orang dewasa, dan orangtua. Baik yang miskin, kaya, semua bershalawat. Menurutnya, bershalawat merupakan salah satu bentuk cara kita untuk mencintai Allah dan Rasullah. Banyak yang mengatakan, jika dirinya bershalawat, dan mengajak orang lain untuk bershalawat artinya hanya ia hanya mengajak mencintai Rasullah dan melupakan Allah Swt. Namun ia selalu mengatakan bahwa jika kita mencintai Rasullah, artinya kita mencintai Allah. “Saya di pojokkan begini, cinta rasul-cinta rasul kenapa nggak cinta Allah sekalian. Terlalu mengagungkan Rasullah katanya. Saya bilang, Astaghfirullahadzim, jangan sombong jangan gampang nilai hatinya orang. Kalau kalian mencintai Allah, ikuti aku kata Rasulullah. Allah akan mncintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa- dosa kalian. Artinya jika mencintai Allah maka kita harus mengikuti Rasulullah. Mulai dari cara tidurnya, makannya, semuanya. Sesuai dengan ajaran Rsulullah sebagai contoh kita, dan suri tauladan.”55 Sedangkan untuk mendukung keinginannya, Haddad Alwi juga memiliki misi untuk mencapai visinya. Misi merupakan pernyataan yang akan diimplementasikan sebagai bentuk usaha yang nyata untuk mewujudkan visi. Sebagai seorang musisi Haddad Alwi Assegaf memiliki beberapa misi yang dilakukan. Bila visi nya adalah menginginkan orangorang untuk bershalawat, maka misinya atau tindakan yang dilakukan adalah membuat sebuah lantunan shalawat dengan irama musik agar nyaman dan mudah diingat. Beliau juga melakukan beberapa kali kunjungan ke beberapa masjid serta majlis untuk melakukan shalawat 55
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
42
bersama-sama. Baginya, bershalawat atau melantunkan lagu merupakan sebuah
dakwah.
Menurutnya,
bershalawat
dengan
musik
akan
memudahkan orang yang mendengarkan akan mudah mengikuti alunan nya. Baginya musik merupakan sebuah media dakwah. Dakwah yang dilakukan juga oleh para Wali. E. Karya Album Haddad Alwi Assegaf Seluruh Album Haddad Alwi Assegaf berjumlah 18 album yang diawali dari tahun 1997-2014. Tahun 2015 ini Haddad Alwi sedang merilis album yang bertema persatuan yang terinspirasi dari pecahnya sesame umat muslim karena banyaknya perbedaan paham dan pemikiran. Album Haddad Alwi Assegaf merupakan album shalawat. Adapun lagu-lagu yang bukan shalawat namun tetap berema macam-macam. Yaitu pujian kepada Allah Swt, tentang taubat, ajaran akhlak kepada orangtua, (ayah-ibu), akhlak terhadap orang lain, pengenalan terhadap sahabat dan keluarga Nabi, tentang pentingnya shalat, tentang puasa, dan tentang kasih sayang. Daftar album lengkap lihat pada lampiran.
BAB IV HASIL ANALISIS TEMUAN
A. Strategi Dakwah Musisi Haddad Alwi yang Digunakan Melalui Musik Religi Hadad Alwi merupakan salah satu musisi religi Indonesia yang memiliki jam terbang yang tinggi. Walaupun tidak sering muncul di layar televisi untuk bernyanyi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa melaui album-albumnya yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, namanya selalu dikenal di kalangan masyarakat. Dengan berbagai macam hambatan yang dialaminya, serta banyaknya musisi serta penyanyi religi musiman dan penyanyi pendatang baru, Haddad Alwi tetap bertahan dengan karya lagu religinya dan tidak menjadi musisi sekaligus penyanyi musiman. Sepanjang tahun, terutama di bulan Ramdhan ia tetap menghasilkan karyakarya musik bernuansa religi. Meskipun banyak penyanyi yang berasal bukan dari genre religi banyak mengambil keuntungan dari datangnya bulan Ramdhan, ia tidak demikian. Karena baginya karyanya adalah hobinya. Hobi bershalawat dan berdakwah melalui musik religi adalah cara ia menyampaikan dakwah. Untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah yang digunakan oleh Haddad Alwi agar tetap bertahan dengan dakwahnya melalui musik religi yang dijelaskan pada bab 2, peneliti menggunakan konsep Fred R. David yaitu dalam strategi terdapat perumusan, implementasi, dan 43
44
evaluasi. Ketiga tahap tersebut bertujuan untuk memastikan apakah penikmat musik religi merasakan efek yang dar pesan dakwah yang disampaikan. selain itu juga menjadi salah satu bahan koreksi bagi musisi yang menciptakan dan menyayikan lagu tersebut untuk mengevalusi berbagai macam kekurangan dan kelebihan dari karya yang dibuatnya. 1. Perumusan Strategi Musisi Haddad Alwi Assegaf Dalam perumusan strategi yang dilakukan Haddad Alwi sebelum menciptakan lagu, berdasarkan hasil wawancara peneliti, ia selalu menyesuaikan kepada siapa lagu yang ia ciptakan dan ia nyanyikan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Jadi pesan dakwah yang ingin ia sampaikan melalui lagunya bisa diterima dengan baik dan berdampak efektif bagi yang mendengarkannya. Bershalawat merupakan pilihan yang masuk dalam perencanaan strategi Haddad alwi dalam menyampaikan pesan dakwahnya. Dengan bershalawat, ia mengajak orang-orang untuk mencintai Rasulullah dan shalawat dengan alunan musik merupakan cara yang menarik untuk lebih mudah membiasakan orang lain melantunkan shalawat. “Kalau kalian mencintai Allah, ikuti aku kata Rasulullah. Allah akan mencintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa- dosa kalian. Artinya jika mencintai Allah maka kita harus mengikuti Rasulullah.” Peneliti memahami bahwa pernyataan ini dimaksudkan bahwa bila ingin dicintai Allah Swt, maka ikutilah ajaran Rasulullah, cintailah Rasulullah. Bentuk dari salah satu mencintai Rasulullah adalah dengan bershalawat.
45
“Setelah album kedua saya rilis dan Subhanallah bisa diterima oleh masyarakat, selanjutnya di lagu terakhir saya ingin membawakan lagu al I’tiraf. Itu ter-Ilhami dari saya rekaman bersama M.H Ainun Najib, dan bila dibawakan dengan vokal saya dan piano pasti akan lebih bagus. Dan ternyata Subhanallah banyak orang tersentuh. Setelah itu Seminggu kemudian saya dapat telfon dari sekretaris saya diminta untuk mengisi shalawat di Rutan Tangerang karena mereka suka dan tersentuh dengan Al I’tiraf. Dan ada satu wanita namanya Maria, dia orang Kristiani. Ketika ia mendengarkan Al I’tiraf akhirnya ia masuk Islam menjadi Mualaf dan ingin bertemu dengan saya. Subhanallah.”56 Melalui wawancara ini peneliti memahami bahwa lagu yang pernah dirils bersama M.H Ainun Najib merupakan lagu favoritnya. Maka beliau merencanakan lagu tersebut dengan dentingan piano. Sehingga mendapatkan respon yang baik dari pendengarnya. Pada setiap Album Haddad Alwi selalu memiliki perencanaan yang matang untuk persiapan album yang ia ciptakan. Mulai dari lirik lagu, video clip, dan genre musik nya. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi efek dari apapun pesan dakwah yang ingin disampaikan olehnya. Bagi Haddad Alwi bernyanyi merupakan hobinya. Jadi hal terpenting dalam menciptakan dan menyanyikan sebuah lagu adalah penuh dengan keikhlasan agar menyatu dengan lagu yang dinyanyikan dan diciptakannya. Uang bukan menjadi tujuan utamanya dalam berkarya. Dapat menginspirasi seseorang dan mengajak orang-orang bisa mengingat Allah dan Rasulullah melalui shalawat adalah tujuan utamanya dalam langkahnya untuk tetap terus berkarya. Baginya ketika ia berhasil memberikan inspirasi dan kebaikan dari orang yang mendengarkan
56
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
46
karyanya dan menjadi bertaubat adalah hadiah istimewa. Ia ingin membuat Allah merasa iba kepadanya. Itu lah arti dakwah sesungguhnya baginya. Dalam teori Fred R david, perumusan strategi merupakan langkah awal untuk merencanakan dasar-dasar pemikiran yang menjadi sebuah strategi untuk pelaksanaan sebuah tindakan sesuai tujuan. Jika dilihat dalam penerapan
strategi dakwah, maka perencanaan materi penting
untuk dilakukan sebelum melakukan dakwah kepada mad’u. Yaitu memilih materi yang akan disampaikan kepada mad’u agar dapat difahami. Minimal, pesan dakwah yang disampaikan dapat diingat oleh mad’u dengan harapan pesan dakwah yang disampaikan dapat diamalkan dalam kehidpan sehari-hari. Materi dakwah yang dimaksudkan adalah lirik-lirik dakwah dan shalawat yang akan dijadikan sebuah lagu. Maka dapat dikatakan bahwa berdakwah juga memerlukan strategi agar dakwah yang disampaikan dapat memberikan efek kepada mad’u nya, Dalam tahap perumusan strategi dakwah yang dilakukan Haddad Alwi sesuai dengan konsep Fred R. David. Karena Haddad Alwi merencanakan segala sesuatunya sebelum berdakwah untuk dijadikan sebagai strategi. 2. Implementasi Strategi Musisi Haddad Alwi Assegaf Bicara tentang implentasi berati berbicara bagaimana Haddad Alwi mengaplikasikan dari perumusan strategi yang telah direncanakan. Ada beberapa langkah yang ia lakukan untuk tetap bertahan menjadi musisi dakwah dan menjadikan orang-orang yang mendengarkan lagu nya mendapatkan efek dari pesan dakwah yang disampaikannya.
47
a. Memfokuskan Musik Religi bersama anak-anak Bershalawat merupakan sebuah rumusan perencanaan Haddad Alwi dalam berdakwah. Namun tidak semua orang bisa dengan langsung menerima cara berdakwah nya melalui shalawat. Belum tentu dengan
bershalawat
saja
melalui
musik,
bisa
mengabulkan
keinginannya agar semua orang juga ikut bershalawat. Tetapi dalam pelaksanaannya, Haddad Alwi mengajak anak-anak untuk bershalawat melalui karyanya. Dengan harapan, banyak anak-anak yang akan ikut bershalawat. Generasi penerus bangsa adalah anak-anak. Bila menanamkan nilai-nilai dakwah kepada anak-anak dari usia dini, mereka akan merasa dekat dengan Allah dan Rasulullah. Dalam pelaksanaan dakwah nya, lagu yang bertema shalawat Nabi bersama anak-anak merupakan ciri khas nya dalam menyampaikan dakwah. Anak-anak yang diajak bernyanyi dan bershalawat olehnya tidak ditentukan usianya selagi dikategorikan sebagai usia anak-anak. Beliau selalu memperhatikan setiap lagu-lagu yang diciptakan. Mulai dari lirik, irama, genre, dan cara pembawaannya. Walaupun terlihat dan terdengar sekilas lagu anak-anak, tetapi sebenarnya lagunya juga bisa dinikmati oleh remaja dan orangtua. Sehingga lagu tersebut menjadi sebuah lagu keluarga. Dalam perencanaan dakwah melalui music sudah disebutkan bahwa Haddad Alwi selalu membaca situasi dan kondisi sehingga lagu yang dibawakan mengikuti perkembangan zaman. Album Cinta Rasul misalnya pada tahun 1999, pada zaman tersebut anak-anak menyukai
48
nuansa musik yang mendayu-dayu. Maka terjual lah 3 juta keping kaset dan vcd dari album tersebut. Selain karena irama musik yang pada saat itu memang disukai oleh anak-anak, karakter vocal juga mendukung agar anak-anak mudah mengingat lagu tersebut. Pada saat itu Sulis yang menjadi teman featuring Haddad Alwi. Akhirnya banyak anakanak Indonesia yang ikut bershalawat melalui lagu tersebut. Kemudian di album berikutnya di tahun 2013, Haddad Alwi pun pun jgs melihat situasi dan kondisi dalam mengeluarkan karyanya untuk mengajak anak-anak bershalawat. Ia merasakan bahawa anak-anak kurang menyukai irama alunan musik yang mendayu-dayu seperti dulu. Ketika diperhatikan, pada zaman sekarang anak-anak lebih menyukai musik yang bernuansa pop. Maka kemudian tercipta lah sebuah lagu yang bertema shalawat kepada Nabi bernuansa pop dan repp bersama anak-anak. Lirik lagunya pun lebih ceria dan mudah diingat. Yaiu dengan mengulang-ulang beberapa lirik lagu dengan kalimat yang mudah diingat. Selain itu, karakter suara anak-anak yang khas untuk menemaninya dalam berkolaborasi juga mendukung dalam lagu tersebut. Anti dan Fita, adalah anak-anak yang menjadi teman featuring Haddad Alwi dalam album Muhammad Nabiku. Dari lagu ini, banyak anak-anak, remaja, bahkan orangtua yang mengenali dan ikut menyanyikan lagu tersebut. Hal ini terbukti dari survey kecil-kecilan yang dilakukan oleh penulis. Yaitu menyanyikan lirik lagu Rindu Muhammad
pada
kalangan
anak-anak,
remaja,
dan
orangtua.
49
Berdasarkan hal yang dilakukan, ternyata memang banyak yang hafal dan mengetahui lagu tersebut. Karakter suara, dan semua elemenelemen dalam lagu selalu disiapkan dengan matang dan diciptakan agar lagu mudah dikenali, dihafalkan, dan mudah diserap pula maksud isi pesan dakwah dari lirik lagu tersebut. Sehingga pendengar pun merasa senang dan menjiwai lagu tersebut. Bernyanyi bersama anak- anak merupakan sebuah icon baginya. Berangkat dari keprihatinannya kepada anak-anak yang selalu menyanyikan lagu-lagu orang dewasa dan masih sedkit lagu religi untuk anak-anak, Hadad Alwi mulai menggandeng anak-anak dalam setiap lagu yang ia nyanyikan. Mulai gemar mengajak anak-anak untuk senang memanggil nama Rasulullah dengan nyanyian bertajuk shalawat. Ia memfokuskan bernyanyi bersama anak-anak dengan harapan setiap anak-anak yang mendengarkan lagunya akan ikut bernyanyi dan mencintai Allah dan Rasulullah. Hal ini ia lakukan bukan karena keuntungan berupa uang, tetapi ia lakukan karena Allah Ta’ala. Bahkan bila karyanya pun sudah tidak banyak diminati lagi, ia tetap akan terus berkarya demi mewujudkan harapannya. Yaitu mengajak orang-orang untuk tetap bershalawat. Kalaupun memang tidak menjadi inspirasi bagi oranglain, minimal ia bisa selalu melakukan hobinya, yaitu bershalawat. “Walaupun penjualan vcd sekarang luar biasa sulitnya, tetapi kita tidak boleh berhenti. Karena kalau kita berhenti, selama ini kita mencari uang. Tidak masalah, keluarkan saja terus album. Saya tidak bisa
50
berdakwah, saya bukan ustad. Tapi jika saya masih bisa berdakwah lewat lagu saya akan terus berkarya.”57 b. Ciri khas dan Karakter Musik Haddad Alwi Dalam implementasinya kegiatan dakwahnya melalu musik religi, Haddad Alwi memiliki ciri khas dan karakter dalam bermusik. lagu yang berbahasa Arab merupakan salah satu ciri khas yang ia miliki. Musik yang
ceria sehingga membawa karakter yang ceria
bersama anak-anak, dan mencintai anak-anak mampu membawanya sebagai penyanyi religi yang karyanya dikenal dikalangan di masayarakat. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, Haddad Alwi juga menyesuaikan lagu yang ia ciptakan agar anak-anak mampu menyerap
pesan
dakwah
yang
disampaikanya
serta
senang
menyanyikan lagunya. “Yang paling penting album-album yang dikeluarkan mengikuti zaman. Tidak mungkin ditahun 2015 ini saya membawakan lagu yang gayanya seperti album diawal-awal saya mengeluarkan album. Anak-anak kita sekarang sudah berbeda. Terbukti ketika mengeluarkan album rap kemarin sambutannya luar biasa. Saya berharap anak-anak yang bermain-main bisa sambil bernyanyi lagu Rindu Muhammad yang liriknya “Muhhammad ku,Muhammad ku, dengarlah seruanku, aku rindu, aku rindu, keapda mu Muhammad ku”, dan demi Allah itu terjadi ketika saya di Solo. Saya melihat dan mendengar nya sendiri.”58 Hal ini sesuai dengan perumusan strategi yang direncakan olehnya, yaitu lagu yang akan ia ciptakan sesuai berdasarkan dengan situasi dan kondisinya. Efek yang didapatkan oleh pendengar dari pesan dakwah yang disampaikan melalui musiknya pun dapat dilihat. Bila dengan album pertama dan keduanya bisa laku terjual sampai satu juta
57 58
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015 Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
51
keping, bila membuat lagu shalawat anak-anak maka logikanya adalah satu juta anak-anak Indonesia juga akan ikut bershalawat. Itu lah tujuannya berdakwah melalui musik bersama anak-anak. 3. Evaluasi Strategi Dakwah Musisi Haddad Alwi Assegaf Dalam berkarya melalui musik dakwah dengan tujuan mengajak agar pendegar lagunya menerima pesan dakwah nya dengan baik dan merasakan efek dari lagu yang diciptakan merupakan hal yang tidak mudah. Melakukan perencanaan berdakwah dengan mengajak orang-orang bershalawat dan mengimplementasikannya kepada anak-anak merupakan rancangan dan karya yang telah berhasil dilakukan untuk menyampikan pesan dakwahnya kepada orang-orang. Tentu dalam pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dilakukan akan mendapatkan beberapa masukan, kritikan, dan pendapat dari materi juga metode yang sudah digunakan. Menurut konsep strategi Fred R. David evaluasi diperlukan karena apa yang berhasil saat ini tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan baru dan berbeda. Jika dilihat dengan teori ini, Haddad Alwi sebagai musisi menyadari bahwa karya dan usaha dakwahnya yang dilakukan untuk mengajak orang-orang bershalawat akan mendapatkan hambatan. Hambatan ini lah yang nantinya akan menjadi sebuah cobaan sehingga membuat dirinya mengukur apakah ia bisa melewati cobaan yang didapatkan dari hambatan dakwah yang ia terima. Ketika karya nya redup dan kurang diminati masyarakat, banyak hujatan yang memojokkan dirinya, ia selalu mengkoreksi dirinya tanpa harus berhenti berkarya. Ia tetap berkarya melalui musik dengan shalawat-
52
shalawatnya. Pada akhirnya ia berhasil membuat anak-anak bershalawat kembali dengan lagu yang ia bawakan. Dengan lirik lagu “Muhhammad ku- Muhammad ku, dengarlah seruan ku, aku rindu- aku rindu, kepada mu Muhammad ku” banyak anak-anak, remaja, bahkan orang-oran dewasa yang
memanggil-manggil
nama
Rasulullah
dan
senang
ketika
mendengarkan lagu tersebut. Dengan
menggandeng
anak-anak
Haddad
Alwi
berhasil
menyampaikan pesan dakwahnya yang efeknya adalah banyak anak-anak yang ikut bershalawat ketika mendengarkan lagunya, dan dengan suaranya pun ada beberapa orang yang tersentuh sehingga menjadi seorang mualaf ketika mendengarkan lagunya. Namun, yang menjadi bahan evaluasi Haddad Alwi adalah bisa menciptakan lagu yang berbeda dari yang sebelumnya. Mungkin sebagai contoh bisa dengan membuat lagu berirama dangdut dan melakukan featuring
dengan penyanyi-penyanyi dangdut
yang berhijab, atau menggandeng remaja dalam featuring nya. Berhasil dengan anak-anak saat ini bukan berati akan berhasil selamanya dengan anak-anak. Karena untuk mendapatkan dan menggapai sebuah tujuan diperlukan sebuah perubahan. Memberanikan untuk out of the box (keluar dari dalam kotak) atau keluar dari zona aman. Walaupun karya bersama anak-anak yang dibuatnya aman dan melekat pada karakternya, serta bisa diterima oleh berbagai kalangan, mungkin akan lebih efektif lagi bila karyanya dikhususkan juga untuk semua kalangan tentunya dengan gaya yang sesuai perkembangan zaman. Sesuai dengan teori Fred R david, mengatakan bahwa keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan yang
53
berbeda. Artinya, dituntut untuk lebih kreatif lagi dari perencaaanperencanaan dan karya kreatif yang telah dilakukan. Hal in sesuai pula dengan prinsip dakwah, yaitu tdak pernah kenal lelah menyebarkan nilainilai agama dengan berbagai hambatan yang diterima. Justru hambatan tersebutlah yang membawa seorang Dai untuk mencari cara lagi dan lagi untuk tetap bisa berdakwah tanpa kenal lelah. B. Tujuan Dakwah Melalui Musik Haddad Alwi merupakan musisi yang memulai karirnya sejak tahun 1997. Berawal dari hobinya yang bershalawat membawanya untuk terus mengepakkan sayapnya untuk berkarir sekaligus berdakwah melalui shalawat dengan musik religi. Tujuannya bukanlah hanya untuk kepentingan pribadi semata, tetapi melalui music inilah ia bisa berdakwah agar pesan dan nilai-nilai Islam bisa ia sebarkan pula kepada orang-orang yang mendengarkan lagunya.Jika memilih berdakwah seperti ustad, bukan menjadi bidang nya. Karena masih banyak yang harus ia pelajari daripada mengajarkan kepada orang-orang tentang nilai-nilai Islam. Berbagi ilmu dengan lirik-lirik lagu yang bernafaskan nilai-nilai Islam sekiranya adalah hal lebih tepat dan lebih pantas baginya. Ada beberapa tujuan dakwah Haddad Alwi melalui musik religi, yaitu: 1.
Ingin membentuk karakter anak-anak, khususnya di negara Indonesia untuk mencintai Allah dan Rasulullah
54
2.
Melihat kurangnya antusias musisi-musisi pada genre religi merupakan salah satu alasan dan tujuan Haddad Alwi untuk tetap bertahan berdakwah melalui musik religi. Banyak beberapa musisi yang membawakan dan menyanyikan musik religi ketika bulan Ramdhan tiba. Merasa bahagia ketika pada saat Ramdhan tersebut, karena alangkah begitu banyaknya musisi dan penyanyi yang menggebu-gebu dalam menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu Islami. Tetapi kemudian menjadi sedih kembali ketika bulan Ramdahan sudah berakhir. Karena pada saat itu pula musisi dan penyanyi
yang
awalnya
menggebu-gebu
membawakan
lagu
bernafaskan Islami menjadi redup kembali. Hanya beberapa nama musisi dan penyanyi saja yang bertahan pada lagu-lagu religi tersebut. Berakhirnya bulan Ramadhan menjadi berhentinya para musisi dan penyanyi musiman tersebut menyebarkan nilai-nilai dakwah, nilai-nilai Islam melalui musik. Ini lah yang menjadi salah satu alasan yang menguatkan Haddad Alwi tetap bertahan dengan lagu-lagu religinya. 3.
Ia memilih berdakwah melalui media audio, yaitu musik. Dengan musik orang-orang bisa menikmati dan menyanyikan lagulagu bernafaskan Islam. Dengan musik biasanya orang-orang bisa lebih mudah mengingat, mencerna, memahami, dan merasa mudah untuk mengikuti pesan dakwah yang dilantunkan.
4.
Melalui media audio biasanya anak-anak lebih senang untuk mendendangkan nya untuk bernyanyi. Karena dengan demikian apa
55
yang sering dinyanyikannya, akan terus teringat hingga dewasa kelak. Maka mereka selalu mengingat nilai-nilai Islam sejak kecil. 5.
Prihatin dengan kurangnya lagu anak-anak yang beruansa religi pada zaman ini. Lebih banyak yang menghafal lagu-lagu orang dewasa dan memuja manusia daripada memuja Allah dan Rasulullah. Maka ia ingin menjadikan anak-anak menghafal shalawat Nabi yang ditanamkan sejak kecil. Sehngga dewasa kelak bisa mengamalkan nilai-nilai dakwh yang didaptkanya.
6. Mengajak
orangtua
untuk
memberikan
hiburan
yang
agamis.
Sebenarnya tidak hanya dengan musik saja, melalui media lain pun seperti televisi juga dapat dilakukan. Namun, melalui musik biasanya lebih mudah untuk didengarkan. Melalui teknologi internet pun lagu Islami bisa didapatkan dengan mudah. Alangkah lebih indahnya bila di dalam rumah bisa mendengarkan lagu bernuansa religi sambil melakukan aktivitas. 7.
Membuat anak-anak mencitai Rasullah. Semakin sering mereka mendengarkan lagu yang bershalawat, semakin sering mereka hafal dan memahami apa yang mereka nyanyikan, maka demikian semakin mereka menngingat Rasulullah dan mencintai Rasulullah.
8.
Berkarya
untuk
berdakwah,
meskipun
ada
beberapa
keuntungan yang ia dapatkan dari hasil karya yang sudah ia keluarkan, ha tersebut bukan menjadi prioritasnya, terbukti dari pernah redupnya nama Haddad Alwi, ia tetap memiliki album, tetap berkarya dengan beberapa lagu
yang tidak dikomersilkan. Mencoba
menjadi
musisi
yang
56
beristiqomah dalam berdakwah melalui musik tanpa menjadikan keuntungan sebagai alasannya. Berdasarkan poin diatas bila dilihat dari strategi komunikasi milik Fred R David dapat dijelaskan bahwa: 1.
Melakukan Perumusan Perencanaan
Pada tahap ini bisa dilihat bahwa perencanaan yang dilakukan Haddad Alwi adalah ingin membuat anak-anak Indonesia mencinta Allah dan Rasulullah sejak dini serta mengajarkan anak-anak nilai budi pekerti dengan berdakwah melalui musik agar lebih mudah diterima di masyarakat dan mudah dipahami. Ingin mengajak
orangtua untuk
memilih lagu religi sebagai lagu keluarga. Gambar diata merupakan salah satu bukti dari lagu yang dinyanyikan Haddad Alwi bersama anak-anak. Ini merupakan dakwah Haddad Alwi melalui musik untuk mengajarkan anak-anak menghormati dan menyanyangi orangtua. 2.
Melalukan implentasi perencaan
57
Dalam tahap ini Haddad Alwi melalakukan dakwah nya dengan bernyanyi. Tidak hanya melalui kaset vcd, tetapi juga melalui beberapa konser shalawat dan mengahdiri beberapa acara.
Foto ini adalah ketika Haddad Alwi melakukan Shalawatnya di Negara Hongkong dan dihadiri oleh semua kalangan. Dari anak-anak, remaja, dan orangtua.Hal ini membuktika bahwa melalui musiknya, Haddad Alwi tidak ragu mengajak semua orang dari kalangan mana pun untuk mencintai Allah dan Rasulullah.
58
Dalam dakwah melalui musiknya Haddad Alwi selalu melibatkan anakanak. Pada foto ini adalah Haddad Alwi bersama dengan anak-anak dalam lagunya yang berjudul Muhammad Nabiku.
Lagu-lagu yang dinyanyikan HaddadAlwi selalu bersama anak-anak dengan lirik yang mengajarkan untuk Sholat. Sholat merupakan kewajiban kita untuk meningat dan beribadah kepada Allah. Dengan demikian artinya, Haddad Alwi mengajarkan dan mengajak anak-anak untuk menjaga shalatnya, menjaga rasa cintanya kepada Allah Swt. 3.
Evaluasi Perencanaan Paa Tahap evaluasi perencaan, Haddad Alwi melakukan berbagai macam cara agar lagunya yang diciptakan untuk anak-anak lebih disukai oleh anak-anak.
59
Gambar ini adalah salah satu dari video clip Haddad Alwi yang berjudul Muhammad Nabiku pada Album Rindu Muhammad. Dalam lagu ini konten lagunya sangat berbeda dari lagu sebelumnya. Lagu ini dikombinaskan dengan genre musik rapp agar lebih menarik dan disukai oleh anak-anak juga remaja. Berhasil, video ini dilihat oleh 2 juta viewers pada akun Youtbe. Dengan demikian maka Haddad Alwi melakukan konsep strategi dalam menciptakan lagu religinya yang sesuai dengan teori Fred R David sehingga ia bisa mendapatkan respon yang baik dan diterima di masyarakat karena memiliki konsep srategi yang matang. Pada bab sebelumnya telah dibahas tentang beberapa metode dakwah. pada surah An-Nahl ayat 125 diterangkan bahwa dakwah dapat dilakukan melalui cara Al-Hikmah, Al- Mau’idza, Al-Mujadalah bi-al-lati Hiya Ahsan. Peneliti memahi bahwa dalam penyampaian pesan dakwah melalui music religi, Haddad Alwi melakukan dakwahnya diantaranya dengan metode tersebut. Yaitu: a.
Al-Hikmah
60
Al- Hikmah yaitu kemampuan dan ketepatan dai dalam memilih, memilah, dan menyelaraskan teknik dakwah dalam kondisi objekif mad’u. Haddad Alwi dalam lagunya yang bernuansa musik religi mencoba untuk mengemasnya semenarik mungkin sehingga dapat diterima dengan baik. Sering berkembangnya zaman, Haddad Alwi mampu memilah dan memilih teknik dakwah yang sekiranya dapat memberikan efek yang baik pada mad’u nya (pendengar) nya. Melihat kondisi anak-anak pada zaman ini yang notabenenya hidup pada zaman globalisasi, sudah menjadi sebuah sasaran bagi Haddad Alwi untuk menariknya kembali untuk lebih mendekatkan rohaninya kepada Allah Swt. Sehingga musik menjadi sebuah pilihannya dalam menyalurkan pesan
dakwahnya,
dan
anak-anak
menjadi
objeknya.
Membantu orangtua untuk mendidik putra-putri nya untuk dekat dengan Allah Swt dan Rasulullah. Artinya, Haddad Alwi melakukan metode Al-Hikmah dalam melakukan dakwahnya. Karena memilih media musik sebagai alat dakwahnya sesuai dengan kondisi zaman yang dapat diterima oleh masyarakat (mad’u). Sehingga menjadi komunikatif. b. Al-Mau’idza Al-Hasanah Merupakan kata-kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dengan penuh kelembutan.
61
Haddad
Alwi
menciptakan
lagu-lagu
religinya
dengan
menggunakan kata-kata yang begitu bermakna sehingga lagu yang diciptakan, liriknya dapat difahami dan dihayati sehingga masuk dalam kalbu. Dalam bernyanyi, Haddad Alwi juga lebih mengajak anak-anak dengan bahasa yang santun, dan mengajarkan kasih sayang terhadap orangtua, dan sesama. Lagu yang dibawakan dengan pebuh kelembutan, kasih sayang, dan tulus akan menjadikan pendengarnya merasakan atau menghayati pula pesan yang disampaikan oleh penyanyi. Disini Haddad Alwi melakukan A-Mau’idza A-Hasanah, pada wawancara yang dilakukan, Haddad Alwi mampu membuat seorang Nasrani yang bernama Maria bertemu dengannya dan menjadi seorang mualaf. “Jadi ada seorang relawan yang sering melatunkan Al- I’tiraf itu, jadi orang-orang di penjara itu hafal semua. Jadi saya diundang disana, dan ada satu wanita namanya Maria, dia karena sering mendengarkan itu, dia masuk Islam dan ingin bertemu dengan saya.”59 Dalam hal ini peneliti memahami bahwa cukup kuat untuk membuktikan bahwa lagu yang dibawakan berisikan pesan dakwah yang disampaikan Haddad Alwi masuk kedalam kalbu. c.
Al-Mujadalah Bi-al-Hiya Ahsan Tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan
59
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
62
argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dan yang lainnya saling menghargai dan menghormati. Berdakwah melalui music memang sebuah pilihan cara berdakwah yang dipilih sebagai strategi oleh Haddad Alwi. Namun, bukan berate Haddad Alwi tidak melakukan shalawat secara langsung bersama masyarakat. Dalam aktivitasnya yang sudah dipaparkan pada gambaran Haddad Alwi di bab 3, Haddad Alwi juga rajin mengisi acara tausiyah dibeberapa majelis yang meminta beliau menjadi narasumbernya. Bukan hal yang mudah baginya memberikan stimulus kepada jama’ah yang pada saat itu hadir untuk menerima pesan dakwah yang ingin ia sampaikan. Terlebih kabar berita yang ada pada media online habis-habisan menghakimi dirinya sebagai penganut ajaran sesat. Namun dengan cara berbicara yag bijaksana dan penuh dengan kelembutan Haddad Alwi memberikan sebuah pengertian bahwa ia adalah seorang muslim yang ingin menyatukan dan memngingatan esama muslim lainnya untuk bershalawat mengingat Allah Swt dan Rasulullah SAW. Dari berbagai acara tausiyah ini lah Haddad Alwi bertukar pendapat pula dengan beberapa jama’ah nya tanpa ada permusuhan. Kemudian selanjutnya, dalam merancang dan menciptakan sebuah karya music bernuansa religi bukan hal yang mudah. Terlebih Haddad Alwi memfokuskan anak-anak sebagai objek dakwahnya.
Maka
diperlukan
strategi
tersendiri
untuk
63
mendapatkan efek yang baik setelah pesan dakwah melalui musiknya didengarkan oleh masyarakat khususnya anak-anak. Pada saat ingin membuat sebuah video clip di album Rindu Muhammad, Haddad Alwi memerlukan ratusan anak-anak ar beberapa
TPA
(Taman
Pengajian
Anak-anak)
untuk
mensukseskan video clip tersebut. Tetapi sontak orangtua anakanak yang pada saat itu bersama mereka menentang Haddad Alwi karena adanya berita bahwa beliau menganut ajaran sesat. Tetapi disinilah Haddad Alwi berargumentasi dengan para orangtua tersebut. Memerikan pengertian kepada orangtua bahwa beliau bukan ingin mencari sebuah perdebatan, justru ingin mengajak bershalawat bersama. “Ibu, saya kesini ingin mengajak anak-anak ikut bershalawat. Karena Rasulullah adalah Muhammad SAW. Tuhan kita adalah Allah Swt. Pedoman kita adalah Al-Qur’an. Jadi tidak ada alasan untuk bertengkar. Masalah kabar berita media online adalah salah satu cobaan bagi saya seorang hamba Allah yang sedang melakukan dakwah. Saya tidak berurusan dengan mahzab. Saya sama seperti muslim pada umumnya. Hanya ingin mengingatkan dan mengajak sesame muslim untuk mencintai Allah dan Rasulullah, terlebih menanamkan hal tersebut kepada anak-anak kita.”60 Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan Haddad Alwi untuk menjawab dari beberapa argument yang berbeda ketika melakukan dakwahnya. Meskipun mengisi acara tausyiah tidak rutin ia lakukan kepada masyarakat, namun AlMujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan selalu ia lakukan ketika memang diperlukan. Karena dalam kesehariannya, berdakwah 60
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
64
melali lagu religi dengan tepat untuk pendengar dan memiliki lirik penuh dengan kasih sayang ketika menyanyikan dan menyampaikannya merupakan hal yang bisa ia lakukan untuk berdakwah dan memberikan kesenangan serta efek yang baik bagi pedengarnya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagaimana metode dakwah dalam Al-Qur’an pada Surah AnNahl ayat 125 yang berbunyi: ِۖ َ ظ ِة ۡٱل َح ۡ َ سبِي ِل َربِكَ بِ ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو ۡٱل َم ۡو ِع س ُۚنُ إِ َّن َربَّكَ ه َُو أ َ ۡعلَ ُم بِ َمن ُ ٱ ۡد َ ِي أ َ ۡح َ ع إِلَى َ س َن ِة َو َجدِل ُهم بِٱلَّتِي ه ٥٢١ َسبِي ِلِۦه َوه َُو أ َ ۡعلَ ُم بِ ۡٱل ُمهۡ تَدِين َ ض َّل َ َ عن Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl: 125) Penulis memahami bahwa metode dakwah yang terdapat dalam AlQur’an terbagi menjadi tiga, yaitu Al-Hikmah, Mau’idza Al-Hasanah, dan Al-Mujadalah. Dalam berdakwah pun juga memerlukan media (saluran) yang digunakan untuk berdakwah. Mengingat perkembangan zaman yang membawa teknologi semakin canggih, dakwah dapat dilakukan dengan tulisan yaitu menggunakan media cetak atau melalu internet dengan menuliskan nilai-nilai dakwah pada blog atau akun media tertentu, media elektronik berupa televisi, radio, dan recording (musik). Dalam
menyampaikan
dakwahnya,
Haddad
Alwi
Assegaf
menggunakan media elektronik yaitu recording (musik). Melalui musik ia menyampaikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Ia memandang bahwa
66
dengan
musik
masyarakat
bisa
mendendangkan
lirik-lirik
yang
mengagungkan kekuasaan Allah Swt dan menyanjung Rasulullah. Dengan perkembangan zaman pula, musik merupakan media yang mudah dicari, mudah diterima, mudah diingat, dan mudah dipahami. Terlebih anak-anak sedikit sekali pendapatkan hiburan musik anak-anak, terlebih musik religi. Haddad Alwi melakukan dakwah dengan menyanyikan lagu-lagu religi bersama anak-anak. Menanamkan nilai cinta kepada Allah dan Rasulullah sejak dini. Dengan demikian, dakwah al- hikmah dan al- mau’idza alhasanah merupakan metode yang digunakan Haddad Alwi untuk menyampaikan dakwahnya khusus melalui musik. Memilih dan memilah serta menyelaraskan dakwah dengan kondisi obejektif. Yaitu memilih kalimat-kalimat yang dapat mendoktrin pendengarnya untuk mencintai Islam dengan bahasa yang komunikatif. Kalimat yang digunakan sebagai lirik lagu sehingga efektif bagi pendengarnya. Menggunakan dakwah almau’idza untuk menyebarkan nilai dakwah nya, yaitu memberikan nasehat menggunakan kata-kata yang masuk kedalam kalbu penuh dengan kelembutan. menggunakan
Dalam
menyampaikan
memberikan
lirik-lirik
dakwahnya, lagu
yang
Haddad
Alwi
menyentuh
hati
pedengarnya. Memberikan nasehat melalui lagunya kepada pendengarnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami. Misalnya, dirinya selalu dijadikan bulan-bulanan dalam perbedaan mahzab. Pecahnya umat muslim karena adanya berbedaan mahzab, Haddad Alwi mencoba menyampaikan keprihatinannya dan memberikan nasehat kepada umat muslim agar tetap bersatu melalui karyanya dengan lagu. Dengan lagu, masyarakat bisa
67
mendengarkan nilai-nilai dakwah yang ia sampaikan. Semua lagunya merupakan lagu yang memiliki nilai-nilai Islam untuk disebarkan kepada masyarakat agar mencintai Allah Swt dan Rasullah SAW. Terlebih ia khususkan kepada anak-anak sebagai bibit penerus generasi bangsa untuk mencitai Agama Islam. B. Saran Selaku penulis yang melakukan penelitian berkaitan dengan strategi dakwah seorang musisi, ada beberapa catatan dalam kesimpulan yang telah dituliskan dengan lengkap sebelumnya. Tujuannya agar bisa menjadi catatan dan evaluasi bagi Haddad Alwi Assegaf. Dalam berdakwah, sekiranya tidak hanya menggunakan metode dakwah al hikmah dan al mau’idza saja. Alangkah lebih baiknya juga menggunakan metode lain. Misalnya bil hal, yaitu melakukan kegiatan-kegiatan rutin untuk kebutuhan sesama. Misalnya adanya pendirian sebuah TPA atau Studio musik yang khusus didirikan untuk mengajak dan mengajarkan anak-anak bersenadung nama Allah Swt dan Rasulullah. Dengan tujuan agar anak-anak lebih mengenal agama Islam dan senang bersenandung memuja dan memuji Agamanya, Allah Swt sebagai Tuhannya, dan Rasulullah sebagai suri tauladannya. Kemudian, Haddad Alwi juga bisa mencoba berdakwah melalui tulisan, jika belum memiliki passion berdakwah melalui media cetak secara berlanjut, setidaknya Haddad Alwi mungkin bisa menuliskan beberapa cerita pengalamannya menjadi seorang musisi religi yang bisa
68
menginspirasi masyarakat lainnya dalam sebuah buku. Dengan demikian akan lahir musisi-musisi religi lainnya yang lebih kreatif dan inovatif dalam memainkan musik religi karena peduli pada anak-anak dan umat Islam lainnya untuk menyebarkan serta mengajak masyarakat untuk mencintai Allah Swt dan Rasulullah SAW. Saran berikutnya adalah kepada peneliti selanjutnya yang ingin menjadikan penelitian ini sebagai referensi bahan penelitiannya, maka diharapkan agar lebih kritis pada permasalahan yang ingin diteliti dan lebih mengembangkan materi dalam sebuah penelitian. Sehingga penelitian berikutnya dapat menghasilkan penelitian baru yang lebih baik dan inovatif.
69
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997. Badruttamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Grafindo: Jakarta Selatan, 2005. Budi, Setyo. Musoifuh Faqih Munsi,dkk. Seni Budaya. Demak: Erlangga, 2007. David, Fred R. Manajemen Strategi dan Konsep. Jakarta: Prenhalindo, 2002. Esa, Adjie Poetra. 1001 jurus Mudah Menyanyi. Bandung: Mizan, 2008. Hasanuddin. Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia. Pedoman Ilmu Jaya: Jakarta, 1996. Ilahi Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Kusnawan, Aep. Berdakwah Lewat Tulisan. Bandung: Mujahid Press, 2004. Muhammad, Habbib Lutfi, dkk. Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, Jakarta: 2009. Mulyana, Deddy,
Nuansa- nuansa Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999. Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: Pustaka setia, 1997.
70
Salam Syamsir dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012. Suparta, Munzier dan Harjani Henfni. Metodologi Dakwah. Jakarta: Rahmat Semesta, 2006. Yuniar , Tanti Sip. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Agung Media Mulia, 2004. Buddy Ace, “Adakah Spirit Ideologi Musik Religi di Indonesia?”, artikel ini
diakses
pada
30
Maret
2015
di
http://musiclistforum.com/newrelease/detail/44 IN, Sejarah Msuik Blues, diakses pada tanggal 30 April 2015 di speedytrek.com/news/sejarah-musik-blues Michael, Fernandez “15 Album TERLARIS Sepanjang Masa Indonesia part 1,” artikel ini diakses pada 9 Maret 2015 di www.kompasiana.com/post/read/391479/3/15-album-terlarissepanjang-masa-indonesia-part-1.html Rohimah, Iim Strategi Dakwah Masyarakat Marginal II, diakses pada 20 April 2015 http://www.sebelasmeter.com/2013/06/strategi-dakwahmasyarakat-marginal-ii.html TN, Pengertian Musik Menurut Para Ahli, diakses pada 20 April 2015 di dilihatnya.com/1572/pengertian-musik-menurut-para-ahli
71
Yosiana, Sayuri “Pengaruh Musik Religi Bagi Kesadaran Spiritual,” artikel
ini
diakses
pada
30
Maret
2015
di
http://www.kabarsehat.com/pengaruh-musik-religi-bagi-kesadaranspiritual.html/ ZAF, “Revolusi Musik Religi,” artikel ini diakses pada 30 Maret 2015 di http://www.koran-jakarta.com/?16290-revolusi%20musik%20religi
Transkip Wawancara Nama Narasumber Tempat
: Abdullah Haddad Assegaf (Haddad Alwi Assegaf) : Jalan Teratai Blok F-II No. 20, Komplek Lembah Cinere, Depok.
Tanggal dan Waktu
: Jum’at, 5 Mei 2015, pukul 13.00- 15.00 WIB
1. Menurut bapa arti dari dakwah sendiri itu apa sih? Jawab: Dakwah itu bukan hanya cermah, tetapi bisa juga dengan musik. Untuk saya setiap umatnya Rasulullah itu berdakwah dengan cara yang berbeda-beda. Keseharin kita itu dakwah, bertetangga kita itu dakwah, berniaga berbisnis itu dakwah, mengajar kita dakwah, menjadi pemimpin itu dakwah, semuanya dakwah, sikap kita itu dakwah, perilaku kita itu dakwah, membawa nama rasulullah alias membawa nama Islam itu sendiri. 2. Mengapa bapa berdakwah melalui musik? Jawab:
Bicara dakwah melalui musik, janngan lupa kita tau bahwa
Walisongo yang mengislamkan Indonesia ini sangat kental dakwahnya dengan seni. Dengan gamelan dan sebagainya kental dengan seni. Rasulullah bilang, berbicaralah dengan bahasa kaum kalian, itu kalau kaum itu zaman Rasulullah luar biasa dengan syair. Al-Quran diatas syair. Disini orang kok seneng dengan klenengan, dengan wayang dan sebagainya. Walisongo dakwah dengan itu, dan orang-orang memahami dengan bahasa dan cara mereka. Nah ketika saya menyadari baha saya bukan ustad, bukan guru, apalagi kiyai. Saya juga ingin memberikan
sesuatu yang memberkan manfaat buat orang banyak termask untuk diri saya. Kata orang-orang suara saya bagus. Jadi saya ingin berdakwah lewat suara saya ini. Sebenarnya dari kecil saya senang bershawalat. Kata ibu saya sejak usia 3 tahun. Jadi memang karena awalnya ini musik dan shalawat adalah hobi saya. 3. Bagaimana sih awal perjalanan bapak berdakwah melalui musik hingga sekarang? Jawab: SMP saya bertemu dengan guru asli dari Yaman. Guru itu banyak mengajarkan saya lirik shalawat lagu shalawat yang serius bukan dengan rabana dan lain-lain. Sampai di Jakarta tahun 1995 saya bertemu dengan teman-teman dan mencoba merekam suara saya just vocal. Betremu lah dengan kawan saya Haydar Yahya, saya liat ada nama dia di album Neno Warisman a ba ta tsa. Saya sodorkan suara saya. Mencoba untuk mendengarkan suara saya. Akhirnya besoknya dia mencari saya. Katanya suara saya bagus. Mengapa tidak dibuat album rekaman? Oh saya mau. Akhirnya saya membuat album. Dan Subhanallah dicoba oleh lebel musik, diterima oleh masyarakat. Nah mulai lah lebel itu membuat saya untuk membuat
album
berikutnya.
Akhirnya
seterusnya
saya
selalu
mengeluarkan album karena masyarakat bisa menerima saya. Dan mudahmudahan selalu memberikan insprirasi. 4. Mengapa dalam menyampaikan dakwah bapa memilih untuk shalawat? Jawab :
Jangan sombong, jangan gampang menilai hatinya orang. Allah bilang Annabiyu aula bil mukminina min anfusihin. Nabi itu buat orang-orang yang beriman,harus didahulukan lebih dari diri mereka sendiri. Kalau kalian yang mencintai Allah, ikuti aku. Kata Rasulullah. Allah akan mencintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian. Artinya, kalau kita mau dicintai Allah, kita ikuti Rasulullah. Kalau mencintai Allah, ikuti semuanya dari cara tidurnya, makannya, semuanya. Bagaimana kita punya semangat kalau kita tidak cinta pada orang yang disuruh untuk mengikuti oleh Allah SWT. Kalau kita mengidolakan seseorang, kita pasti tau semua tentangnya. Hobinya, cara makannya, semuanya. Nah kalau kita tergila-gila pada Rasullah, kita akan mengikuti semuanya yang Rasululah lakukan. Kita tahu bahwa Rasulullah adalah juga hambanya Allah, kita tidak pernah meminta kepada Rasulullah tetapi tetap kepada Allah Swt. 5. Mengapa lebih memilih mengajak anak-anak untuk bershalawat? Jawab : Karena anak-anak merupakan bibit penerus generasi bagsa. Hanya anakanak yang mampu. Maka dari itu penting hukumnya bagi saya untuk menanamkan nilai-nilai cinta kepada Allah Swt dan cinta kepada Rasulullah SAW. Itu kenapa sebabnya lagu anak-anak yang pada album terakhir saya buat musiknya menjadi rap. Karena agar anak-anak dan remaja pun ikut senang menyanyikannya. Coba saja liriknya “siapa yang cinta pada Nabinya pasti bahagia dalam hidupnya” itu lirik yang bagus ketimbang lagu cinta orang dewasa yang dinyanyikan anak-anak.
6. Apa visi dan misi bapak dalam bershalawat melalui music religi ini? Jawab: Visi misi saya jelas ingin membuat umat muslim untuk senang bershalawat.
Khususnya untuk anak-anak, saya jelas ingin membuat
anak-anak dan menanamkan rasa cinta kepada Rasul sejak dini. Dan para orangtua juga. Sehingga lagu yang saya ciptakan dengan tujuan berdakwah ini bisa dijadikan lagu yang dinikmati bersama keluarga. Coba bayangkan, bila lagu Joshua yang judulnya diobok-obok itu bisa terjual hingga 1 juta keping, kalau lagu shalawat saya terjual 1 juta keping juga, maka aka ada 1 juta anak-anak yang bershalawat. Demi Allah bukan karena uang. Walaupun lagu saya nantinya tidak diminati, tidak apa-apa. Saya akan terus mengeluarkan karya-karya saya. Saya tidak akan berhenti. Kalau saya berhenti, sudah jelas itu artinya kita memang ingin mencari uang. 7. Bagaimana strategi yang digunakan Haddad Alwi untuk mempertahankan karyanya, lagu-lagunya, sehingga tetap mendapatkan “posisi” khusus dihati fans ataupun masyarakat pada umumnya? Jawab: Anak-anak
merupakan
salah
satu
strategi
untuk
lebih
berefek
mengingatkan dan menanamkan pesan dakwah kepada mereka. Dengan sendirinya bershalawat bersama anak-anak merupakan salah satu ciri khas dari seorang Haddad Alwi. Saya membuat atau menyanyikan lagu pun sesuai dengan berkembangnya zaman. Selalu berinovatif. Jika zaman sekarang, anak-anak menyukai lagu yang pop, dan ngebite tidak mungkin saya menyanyikan lagu dengan music atau irama yang seperti dulu di
tahun 1999. Saya juga melakukan berbagai macam evaluasi, apabila lagu yang dikeluarkan belum cukup membuat anak-anak ‘terangsang’ untuk ikut bershalawat dan menyanyikan lagu tersebut. Karena anak-anak, remaja dan dewasa memiliki porsinya sendiri dalam menerima pesan dakwah, khususnya melalui lagu. Tergantung pada jenis musik dan liriknya. Tapi yang jelas saya memfokuskan untuk bershalawat bersama anak-anak. Tapi tidak menutup kemungkinan jika nantinya bisa featuring anak remaja dan dewasa secara intensif seperti bersama anak-anak. 8. Selama berdakwah melalui musik, apa saja sih pak hambatannya? Cara mengatasinya bagaimana? Jawab: Iya ada, pasti ada. Meskipun sekarang penjualan vcd itu sulit tetapi kita gak boleh berhenti. Saya bukan ustad, tapi kalau saya masih bisa berdakwah dengan lagu saya masih bisa terus berkarya. Walaupun, saya dihabisi saya dengan fitnah-fitnah yang luar biasa. Kalau yang buka internet pasti tau. Bahwa Haddad Alwi Syiah, Haddad Alwi benci isteri Nabi. Benci sahabat Nabi. Apakah itu membuat saya berhenti untuk berkarya? Tidak. Yang menilai itu Allah Swt. Jika seluruh dunia mengatakan Haddad Alwi sesat, kalau Allah bilang tidak ya tidak. Dimana-mana selalu terus seperti itu, tetapi saya selalu mengatakan saya nggak ada urusan dengan mahzab. Dulu waktu zaman Rasulullah nggak ada mahzab. Buat saya menurut saya, saya dikatakan syiah karena orangorang yang mengatakan saya syiah itu karena benci shalawatan. Pada dasarnya mereka nggak suka shalawatan. Dulu, sebelum ada syiah sunah,
saya juga sudah dihabisi. Cuma kan belum ada internet seperti sekarang ini. Dihabisinya dengan cara apa? Dengan cara shalawat pakai musik itu bid’ah. Tidak apa, saya ini bukan orang yang kaget dengan adanya perbedaan pendapat. Apa iya orang yang tidak mau Qunut itu sesat? Oh jelas tidak. Dia juga orang beriman. Dia juga berhak masuk Syurga. Kemudian yang suka Maulid, zikiran, jangna sombong. Jangan dikira karena sering shalawat, zikir, pakai buju koko seperti saya sekarang ini misalnya, itu ahli Janah. Hati kamu gimana? Amal kamu gimana? Zikir kamu, shalawat kamu, mampu nggak bikin kamu mau nggak bersedekah? Tidak liat mahzab. Tidak usah kecil hati. Kalau dakwah tidak ada hambatannya, malah tidak buat Allah Swt. Kalau buat Allah pasti ada tantangannya. Untuk membuktikan kamu ini betul tidak buat Aku? Kan begitu. Jangan kamu baru dapat tantang trus sudah malas, itu tandanya bukan untuk Aku. Jangan dikira terjual album 1 juta keping itu berhasil. Terjual hingga 10 juta keping pun dapat uang banyak, kalau tidak ada yang tersentuh hatinya buat saya itu namanya tidak berhasil. Terus saya minta ampun sama Allah Swt, minta kekuatan agar dikuatkan dari fitnah-fitnah ini. Beri saya istiqomah ya Allah. Allah nggak liat baju kita, wajah kita. Tapi hati kita. Saya juga dibilang terlalu mengkuduskan Rasulullah. Padahala seperti yang sudah saya katakana tadi, Rasulullah berkata, kalau kalian mencintai Allah, maka ikuti aku. 9. Apakah bapak yakin dengan lagu yang bapa ciptakan dan bapa nyanyikan ini masyarakat sudah merasa tersentuh? Jawab:
Begini mbak Dita, di lagu saya album ke 5 Al- I’tiraf, saya di telpon oleh sekertaris saya untuk diminta mengisi shalawat di Rotan, Tanggerang. Oh menarik saya bilang. Sekertaris saya bilang kepada saya, mereka teratarik karena Al- I’tiraf yang saya pernah bawakan. Jadi ada seorang relawan yang sering melatunkan Al- I’tiraf itu, jadi orang-orang di penjara itu hafal semua. Jadi saya diundang disana, dan ada satu wanita namanya Maria, dia karena sering mendengarkan itu, dia masuk Islam dan ingin bertemu dengan saya. ESQ, setiap pelatihannya selalu menggunakan lagu AlI’tiraf. Saya bersyukur luar biasa. Demi Allah bukan uang yang membuat saya senang ketika orang-orang senang dengan Al- I’tiraf. Tetapi betapa bahagianya dan semoga Allah terima sebagai amal baik. Lagu itu bisa mengilhami dan menyentuh hati mereka sehingga mereka bertaubat. Itu sebuah hadiah yang luar biasa buat saya Demi Allah. Hadiah yang luar biasa ketika mereka bercerita kepada saya lagu Al- I’tiraf membuat mereka tersentuh, membuat mereka menangis dan membaut mereka mengakui semua dosa-dosa Lahaula Walakuata Illabilla. Saya nggak punya apa-apa. Saya sedang tidak berbasa-basi cerita begini, dan saya biasanya semangat kalau cerita ini berulangkali seperti ini. Saya hanya punya dosa. Tapi kalau lagu itu membuat Allah kasihan kepada saya, dan mengampuni dosa-dosa saya, alangkah bahagianya saya. Itu yang saya katakan berdakwah. Kemudian sewaktu sedang mau rekaman, saya bilang saya yang main musik. Kalau di gang-gang itu anak-anak bermain sambil menyanyikan lagu “Muhammad ku- Muhammad ku, Dengarlah seruan ku, aku rindu-aku rindu kepada mu Muhammad ku,” itu luar biasa. Dan Demi
Allah itu terjadi ketika album itu keluar. Ramadhan, kan saya pulang ke Solo. Ketika saya silaturahim ke tempat keponakan saya, ponakan saya itu rumahnya dibelakangnya itu gang. Saya lagi duduk dengan ponakan saya, Demi Allah anak-anak itu lari sambil menyanyikan “Muhammad kuMuhammad ku, Dengarlah seruan ku, aku rindu-aku rindu kepada mu Muhammad ku” ya Allah itu terjadi, harapan saya dikabulkan oleh Allah.
Peneliti
Dita Prastika Mentari
Narasumber
Haddad Alwi Assegaf
SURAT KETERANGAN HASIL PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Nama
: Haddad Alwi Assegaf
Sebagai
: Narasumber
Dengan ini menerangkan bahwa yang tersebut dibawah ini Nama
: Dita Prastika Mentari
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 19 Oktober 1992 NIM
: 1111051000119
Fakultas
: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Program
: Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Adalah benar telah mengadakan observasi dan wawancara/ melakukan penelitian untuk bahan skripsi yang berjudul Dakwah dan Musik Religi (Strategi Dakwah Haddad Alwi Assegaf), dan yang beersangkutan telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Dengan demikian keterangan ini dibuat dengan benar untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Komplek Lembah Cinere, 5 Mei 2015
Haddad Alwi Assegaf
Haddad Alwi Assegaf sedang meanandatangi hasil transkip wawancara
DAFTAR ALBUM HADDAD ALWI ASSEGAF
Tabel 1.1 Nur Muhammad, album ke 1 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Asyroqol- Badru ‘Alaina
1997
Shalawat
2.
Sholawat Badar
1997
Shalawat
3.
Ya Sayyidas- Saadaat
1997
Shalawat
4.
Ya Robbi bil- Mustofa
1997
Shalawat
5.
Lakal- Hamdu
1997
Shalawat
6.
Ya Rasulullah Salamun ‘Alaika
1997
Shalawat
Tabel 1.2 Ziarah Rasul, album ke 2 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Alfu Salam
1998
Shalawat
2.
Zaiarah Rasul
1998
Shalawat
3.
Tholama Asyku
1998
4.
Ya Imamar- Rusli
1998
5.
Inna fil-Janati
1998
6.
Sholawat
1998
Shalawat
Shalawat
Tabel 1.3 Cinta Rasul 1, album ke 3 Hadda Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
1.
Ya Nabiy Salam ‘Alaika
1999
2.
Ya Thoyiba
1999
Keterangan Shalawat
3.
Ya Robbi bil- Mustofa
1999
4.
Asma’ul Husna
1999
5.
Lil-Abi wal- Ummi
1999
6.
Akhlaqul Karimah
1999
7.
Sholawat Badar
1999
8.
Al- I’tiraf
1999
Shalawat
Shalawat
Tabel 1.4 Cinta Rasul 2, Album ke 4 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Ya Abaz- Zahro
2000
Shalawat
2.
Ummiy
2000
3.
Nurul- Mustofa
2000
Shalawat
4.
Ya Sayyidiy Ya Rasulullah
2000
Shalawat
5.
An- Nabiy Shollu ‘Alaih
2000
Shalawat
6.
Assalamu ‘Alaik
2000
Shalawat
7.
Ya Ghoffar
2000
Tabel 1.5 Seribu Salam Bagi Rasul, album ke 5 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Alfu Salam
2001
Shalawat
2.
2001
Shalawat
3.
Ziarah Rasul & Ya ImammarRusli Sholawat Badar
2001
Shalawat
4.
Ya Nabi Salam ‘Alaika
2001
Shalawat
5.
Ya Robbi bil- Mustofa
2001
Shalawat
6.
Ya Thoyibah
2001
7.
Ya Rasulullah Salamun ‘Alaik
2001
8.
Al- I’Tiraf
2001
9.
Akhlakul Karimah
2001
Shalawat
Tabel 1.6 Cinta Rasul 3, album ke 6 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Marhaban
2001
Shalawat
2.
Maulaya
2001
Shalawat
3.
Ya Zahro
2001
4.
Allah Allah
2001
5.
Laka Ya Robb
2001
6.
Ridhor- Rohman
2001
Tabel 1.7 Cinta Rasul 4, album ke 7 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Ya Hannan
2002
Shalawat
2.
Sholawatullahi ‘Alaik
2002
Shalawat
3.
Ya ‘Alaimal- Hal
2002
4.
Alfu Salam
2002
Shalawat
5.
Sholli wa Shallim
2002
Shalawat
6.
Ya ‘Ala Baitin- Nabiy
2002
Shalawat
7.
Khoirol- Bariyyah
2002
Shalawat
8.
Ya Arhamar- Rohimin
2002
Tabel 1.8 Cinta Rasul 5, album ke 8 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Allah- Allah
2003
2.
Abiy
2003
3.
Ya Nabiyal- Huda
2003
Shalawat
4.
Assalamu ‘Alaik
2003
Shalawat
5.
Ya Ummi Ya Zahro
2003
6.
Da’Uniy
2003
7.
Ya Allah Ya ‘Azhim
2003
Shalawat
Pada Album Cinta Rasul 1, merupakan album favorit dan terjual tiga juta keping. Tabel 1.9 Cinta Rasul 6, album ke 9 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Allah Allahu
2004
2.
Isyfa’ Lana
2004
Shalawat
3.
Al- Hub
2004
Shalawat
4.
Ya Robbiy Ya Rahman
2004
5.
Ya Nuro ‘Ainiy
2004
Shalawat
6.
Ya Nabi Salam ‘Alaika
2004
Shalawat
7.
Solallahu ‘Ala Muhammad
2004
Shalawat
8.
Nashiriy
2004
Shalawat
9.
Thola ‘al- Badru
2004
Shalawat
Tabel 1.10 Love For The Messenger, album ke 10 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
1.
Madinatul ‘Ilmi
2004
2.
Tholama Asyku
2004
3.
Ummi
2004
4.
Al- I’Tirof
2004
5.
Ya Thoyibah
2004
6.
Ya Zahro
2004
7.
Shalawat Badar
2004
8.
Ya ‘Alimal- Hal
2004
Keterangan
Shalawat
Tabel 1.11 Simthud-Duror, album ke 11 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Maulid (1)
2005
Shalawat
2.
Assalamu a’alaik
2005
Shalawat
3.
Nurul- Mustofa
2005
Shalawat
4.
Ya Imamar- Rusli
2005
Shalawat
5.
Maulid (2)
2005
Shalawat
6.
Huwan- Nur
2005
Shalawat
7.
Marhaban
2005
Shalawat
8.
Do’a
2005
Tabel 1.12 The Way Of Love, album ke 12 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Insan Utama
2006
2.
The Way of Love
2006
3.
Kekasih Allah
2006
4.
Do’a ku
2006
5.
Satu Bintang
2006
6.
Ilaika
2006
7.
Astaghfirullah
2006
8.
Ma Zam Zam
2006
9.
Sebuah Pengakuan
2006
Tabel 1.13 Jalan Cinta 2, album ke 13 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
1.
Salam Ramadhan
2007
2.
Menghitung Dosa
2007
3.
Dengar Jeritan Kami
2007
4.
Pengakuan
2007
5.
Tempat Yang Termulia
2007
6.
Rahmat Quran
2007
7.
Puasa
2007
8.
Damai Bersama-Mu
2007
Keterangan
Tabel 1.14 12 Lagu Pilihan, album ke 14 Haddad Alwi Assegaf No. 1.
Judul Lagu Marhaban Ya Ramadhan
Tahun Produkisi 2009
Keterangan
2.
Insan Utama
2009
3.
Rahmat Qur’an
2009
4.
Puasa
2009
5.
The Way of Love
2009
6.
Ma Zam Zam
2009
7.
Damai Bersama Mu
2009
8.
Pergi Haji
2009
9.
Kekasih Allah
2009
10
Dengar Jeritan Kami
2009
11
Sau Bintang
2009
12.
Salam Ramadhan
2009
Tabel 1.15 Muhammad Nabiku 1, album ke 15 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
1.
Jadikan Kami Anak Yang Sholeh
2010
2.
Muhammad Nabiku
2010
3.
Rindu Muhammadku
2010
4.
Sambut Rahmat-Nya
2010
5.
Jagalah Sholatmu
2010
6.
Mencintai Nabi
2010
7.
Engkau Teladanku
2010
8.
Selamat Datang Kekasihku
2010
9.
Tuhan Dengarlah Keluhku
2010
Keterangan
Tabel 1.16 Muhammad Nabiku 2, album ke 16 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
1.
Semua Untuk-Nya
2011
2.
Ku Mencintaimu
2011
3.
Ibu
2011
4.
Kau Bagai Purnama
2011
5.
HAI (Harapan Anak Indonesia)
2011
6.
Dialah Tuhan Kita
2011
7.
Engkau Dambaan Kami
2011
8.
I Miss You My Muhammad
2011
Keterangan
Tabel 1.17 Senandung Shalawat Untuk Negeri, album ke 17 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Sholawatun
2013
Shalawat
2.
Qod Tummamallah Moqoshidna
2013
Shalawat
3.
Ya Hanana
2013
Shalawat
4.
Nurul- Kawakib
2013
Shalawat
5.
Sholatun Bissalamil- Mubin
2013
Shalawat
6.
Ya Habibiy
2013
Shalawat
7.
Ya Robba Makkah
2013
Shalawat
8.
Khoirol- Bariyyah
2013
Shalawat
Tabel 1.18 Kidung Cinta Untuk Ayah Bunda, album ke 18 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
1.
Allahu Allah
2014
2.
Rahmati Mereka
2014
3.
Cahaya Hatiku
2014
4.
Ayahku
2014
5.
Do’a Hasanah
2014
6.
Ya Rasulullah
2014
7.
Ramdhan
2014
8.
Junjungan Tercinta
2014
9.
Bintang Kecil
2014
10.
Indonesiaku
2014
Keterangan
Tabel 1.19 Tembang Shalawat 1997-2015, album ke 19 Haddad Alwi Assegaf No.
Judul Lagu
Tahun Produksi
Keterangan
1.
Islam Agama Kasih Sayang
2015
2.
Ummahu Ya Ummah
2015
3.
Senyum Itu Sedekah
2015
4.
Al-I’tiraf
2015
5.
Ya Nabi Salam Alaika
2015
Shalawat
6.
Ya Imamar-Rusli
2015
Shalawat
7.
Ya Robbi bil-Mustofa
2015
8.
Alfu Salam
2015
9.
Ya Abaz-Zahro
2015
10.
Asyrokqol-Badru ‘Alaina
2015
11.
Ya Rasulullah Salamun ‘Alaika
2015
Shalawat
12.
Sholawat Badar
2015
Shalawat