Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI TENTANG KEBERADAAN MUSEUM WAJAKENSIS DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
OLEH : PURWATININGSIH NPM 14.1.01.02.0061P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2016 PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id ||1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id ||2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id ||3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI TENTANG KEBERADAAN MUSEUM WAJAKENSIS DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PURWATININGSIH NPM 14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi Sejarah Email
[email protected] Drs.Yatmin,M.Pd¹ dan Drs. Agus Budianto,M.Pd² UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Peninggalan manusia masa lalu tidak semuanya dikenal oleh manusia masakini,karena itu perlu perhatian dan upaya untuk merekam jejak masa lalu melalui pengumpulan benda-benda purbakala di Tulungagung, dengan menyediaknuntuk sebagai upaya pelestaran yaitu di museum Wajakensis. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana keadaan geografis di kabupaten Tulungagung ? (2) Bagaimana aspek historis dan geografis masyarakat di kabupaten Tulungagung ? ( 3) Bagaimana keberadaan benda-benda koleksi di musem Wajakensis Tulungagung? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif, tahapan yang dilakukan dalam penelitian historis antara lain Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi Participan, Wawancara (interview),Studi dokumentasi dan Triangulasi ( menggabungkan ). Kesimpulan hasil penelitian adalah (1) mengetahui keadaan geografis kabupaten Tulungagung yang terletak di Jawa Timur bagian Selatan , yang secara terletak pada 7◦ 51 LS - 8◦ 18 LS dan 111◦43 BT 112◦07 BT dengan temperature udara 22◦C - 23◦C dekat dengan Samudera Indonesia. (2) mengetahui aspek historis dan psikologis masyarakat Tulungagug yang berkaitan, dari aspek historis , Tulungagungsarat denga peninggalan sejarah terutama penemuan homo wajakensis,sedangkan dari psikologis , dengan terkenalnya kadipaten ngrowo masih ada unsur-unsur yang mengikatnya untuk keberlangsungan masyarakatnya. (3) mengetahui keberadaan benda koleksi museum wajakensis yang memiliki koleksi arkeologi dan etnografi berasal di sekitar Tulungagung. Hasil simpulan penelitian ini , direkomendasikan (1) kepada Pemda ( Dinas Pedidikan dan Kebudayaan) bersama BPC Trowulan perlu bersinergi untuk memajukan dan melestarikan keberadaan benda-benda koleksi di musem.(2) untuk masyarakat perlu mendorong dan mendukung keberadaan benda-benda peninggalan yang bersal dari Tulungagung.
Kata kunci : peninggalan, arkeologi,etnografi, keberadan musem.
PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id ||4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dan perlu merasa “ andharbeni” ( rasa
I. LATAR BELAKANG Di
era
globalisasi
sepertisaat
ini
memiliki) yang tinggi ( Sujud,2005 107 )
banyak peristiwa masa lalu yang cepat
Dibangunnya museum sejak tahun
terekam dan cepat hilang diakses oleh
1996 itu dahulu bernama museum Daerah,
manusia. Sehingga dianggap mudah jika
dimana
peristiwa itu penting atu modernen akan
peninggalan hanya ditempatkan di sebuah
direkam dan disimpan tetapi jika tidak aka
Pendopo Kongas arum , yang lama
dibuang
diangganya
kelamaan banyak dan perlu tempat khusus
sesuatu yang kuno . Untuk mengetahui
yaitu museum Wajakensis .Lokasi museum
penjejakan masa alu diperlukan suatu
ada di jalan Raya Boyolangu Km 4 satu
upaya pengumpulan dan pengiventarisisian
kompleks dengan SMKN 1 Tulungagung
agar tidak hilang dan dapat terekam oleh
merupakan lokasi yang strategis karena
masa kini.
berada pada jalur lalu lintas menuju obyek
atau
dihilangkan
Oleh karena itu perlu adanya tempat untuk
pelestarian
wisata
seperti
benda-benda
Popoh,
Brumbun,
sb.
pengumpulan
maupun menuju obyek sejarah seperti
benda-benda peninggalan masa lalu yang
candi Dadi, candi Sanggrahan, candi
rata-rata sudah punah dan tidak diketahui
Gayatri, dsb.
keberadaannya
atau
sebelumnya
oleh
manusia.Museum
Instasi
pengelola
PEMDA
menginformasikan
manusia
Kebudayaan) bekerjasama dengan BPCB
skarang tentang peradaban masa lalu dari
Trowulan untuk menjaga dan melestarikan
kehidupan
benda-benda peninggalan yang bersal dari
sangat
manusia
bernilai
yang
dalam
sebenarnya sejarah
dan
peradaban umat manusia selanjutnya.
Pendidikan
adalah
adalah salah satu cara untk mengetahui dan kepada
(Dinas
museum
dan
Tulungagung. Dari penulisan ini dapat diketahui
Tulungagung
dari
aspek
Keberadaan museum Wajakensis dalam
geografis, historis dan psikologis sangat
hal ini tepat untuk upaya pengumpulan dan
berpengaruh pada perkembangan budaya
pelestarian benda-benda purbakala yang
masyarakat Tulungagung. Terlebih dengan
berasal dari Tulungagung. Dimana benda-
keberadaan museum yang sarat dengan
benda
telah
peninggalan arkeologi dan etnografinya
peninggalan
sebagi bukti dari peradaban masyarakat
arkeologi dan etnografi. Dengan adanya
masa lalu di wilayah Tulungagung yang
museum
secara geografis berada di bagian selatan
peninggalan
itu
diinventarisasikan menjadi
itu
maka
masyarakat
luas
terutama yang ada di Tulungagung dan
Jawa
instansi terkait perlu memupuk kesadaran
Samudera Indonesia.
PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
Timur
dan
berdekatan
dengan
simki.unpkediri.ac.id ||5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2. Kritik Sumber
II. METODE Dalam penelitian ini menggunakan
Kegiatan
melakukan
penyelidikan
pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang
apakahkesan-kesan dan jejak masa lampau
hasilnya berupa data deskriptif melalui
itu masih autentik, baik bentuk maupun
fakta-fakta dari kondisi alami sebagai
isinya. Selanjutnya dibandingkan antara
sumber langsung dengn instrument dan
sumber
peneliti
dengan tujuan mendapatkan kebenarannya.
sendiri.
Penelitian
bersifat induktif
kualitatif
yaitu pengembangan
satu
dengan
sumber
lainnya
3. Interpretasi
konsep yang didasarkan atas dasar desain
Tahapan ini penulis menafsirkan data-
yang ada, mengikuti desain penelitian yang
data, yang tidak terlepas dari subyektifitas.
fleksibel dengan konteksnya. Desain yang
Agar karya ini bersifat obyektif digunakan
dimaksud tidak kaku sifatnya sehingga
teknik
member peluang kepada peneliti untuk
perbandingan dan analisa.
menyesuaikan
4.Historiografi
konteks
yang
ada
di
lapangan .( Moloeng, 2005 4 ). Dalam
deskriptif
Tahapan
penelitian
setelah
kualitatif
dengan
interpretasi
data
kualitatif
diperoleh, penulis menyajikannya dalam
pengumpulan data dilakukan pada natural
bentuk laporan penulisan sejarah atau
setting( kondisi yang alamiah) , sumber
karya tulis.
data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi ( participan
III. HASIL DAN KESIMPULAN
observation ), wawancara mendalam ( in
Hasil
depth interviev ) dan dokumentasi
Geografis Tulungagung
dan
gabungan / triangulasi.
Luas wilayah kabupaten tulungagung
Berkaitan dengan metode sejarah diatas, maka
langkah-langkah
yang
penulis
secara keseluruhan sebesar 1.150,41 km2 ( 105.605 Ha ) atau sekitar 2,2% dari
lakukan adalah sebagai berikut
wilayah
1. Tahapan Heuristik
wilayah administratif Tulungagung sebagai
Dalam
tahapan
ini
penulis
Jawa
Timur.
Adapun
batas
berikut :
mengumpulkan atau menghimpun data-
- Sebelah Utara : Kabupaten Kediri
data masa lampau. Oleh karena itu
- Sebelah timur : Kabupaten Blitar
penelitian ini bersifat kualitatif, dimana
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
sumber – sumber data yang digunakan
- Sebelah Barat :
berupa
gambar,
dokumen,
buku-buku
Kabupaten
Trenggalek.
literature yang relevan. PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id ||6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ciri umum wilayah ini adalah terdapat
unsur wilayah lam ayng bersifat turun
sungai Brantas yang mengalir dari utara ke
temurun seperti tidak eninggalkan mata
selatan dan melewati 6 kecamatan di
pencahariannyadi
Tulungagung. Hampir semua wilayah di
pertanian,
kabupaten Tulungagung dilewati aliran
perkembangan dalam kemajuannya.Hal ini
sungai
kecamatan
menunjukkan adanya keterikatan secara
kecamatan
psikologis
kecuali
Tanggunggunung
dan
Pucanglaban.
sektor
walaupun
terhadap
telah
mata
dan
mengalami
pencaharian
sebagai kelangsungan dalm kehidupan
Sejak berfunginya saluran Tulungagung pada tahun 1986 dan bendungan wonorejo
masyarakatnya. Keberadan Museum
tahun 2001, tidak terdengar adanya banjir
Benda-benda peninggalan manusia
seperti sebelum kedua proyek dibangun.
masa
Fungsi
diinventarisasikan menjadi
saluran
mengendalikan
agro
tersebut banjir,
tidah tetapi
hanya sebagai
lalu
di
Tulungagung
telah
peninggalan
arkeologi dan etnografi, dimana potertnya
saluran irigasai, pembuangan dan sudetan
dapat terlihat dalam koleksi di museum
yang bermuara di Samudera Hindia.
Wajakensis
Aspek Historis dan Psikologis
arkeologi dan etnografinya diantaranya
Historis
sebagai berikut
Tulungagung
dikenal
sarat
dengan
peninggalan-peninggalan sejarah seperti penemuan Homo Wajakensis di dusun Cerme,
Gamping
purbakala
seperti
Campurdarat, candi
Dadi,
situs candi
Sanggarahan, dll. Selain haltersebut pada masa Belanda dan Jepang wilayah bagian selatan ini dipakai sebagai basis militer menuju ke Australia. Karena itu jika ditelusuri peristiwa masa lalu bernilai bagi perdabana kebudayaan maupun sejarah generasi mendatang. Psikologis Walaupun perkembangan tata kota telah berubah namun pola pikir dan tradisi masyarakatnya masih terikat pada unsurePURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
-
. adapun contoh
koleksi
Koleksi arkeologi Nama Koleksi 1. Dwara pala
No
No.Reg
Deskripsi
53/TLA/96 Terbuat dari batu parus digambarkan dengan mata melotot 2. Budha 38/TLA/96 Menggambar kan tokoh dalam bentuk duduk semedi 3. Ganesha 96/TLA/96 Dewa manusia berkepala gajah, putra Dewa Siwa dan Dewi Parwati 4. Patung 14/TLA/96 Lembu Nandi wahana Dewa Siwa yang simki.unpkediri.ac.id ||7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
5. Jalad wara
6
4/TLA/96
dianggap mampu memberikan kesuburan dan keberhasilan panen Saluran air dalam kompleks percandian yang dihiasi dengan motif makara
dll
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan 1. Wilayah Tulungagung yang secara Astronomis terletak pada 7◦55 LS – 8◦18 LS dan 111◦43 BT - 112◦07 BT Dengan temperatur udara sekitar 22◦ C - 23◦ C merupakan di bagian
selatan
Jawa
dengan
Timur
yang
sarat
peninggalan budaya masa lalu dan sebagai wilayah penghasil marmer
Koleksi Etnografi No 1.
2.
Nama koleksi Kepis
Perahu Kayu
No.Reg -
-
Mangkok porselin
-
4. Bothekan
-
3.
5.
6.
Keris
-
Deskripsi Wadah ikan hasil memancing Terbuat dari kayu bagian tengah dibri lubang memanjang untuk menyusuri sungai Berwarna putih susu berasal dari Thailand Wadah serbuk jamu yang terbuat dari tumbuhtumbuhan Keris luk 13 dengan warangka gayaman merupakan senjata tradisional masyarakat Jawa
dll
PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
yang
terbesar di pulau Jawa. Dahulu
ketika
Tulungagng dikenal dengan
Kadipaten
Ngrowobanjir
sering
melanda Kadipaten ini. Namun seiring dengan berjalannnya
Waktu dan
dengan dibangunnya saluran air / pintu air Niama dan bendungan Wonorejo, Tulungagung
bukanlah
Kadipaten
Ngrowo lagi melainkan Kabupaten Tulungagung seperti yang
saat ini
telah mengalami banyak perubahan. 2. Berdasarkan aspek historis maupun psikologis masyarakat Tulungagung merasa masih terikat oleh unsurunsur
peristiwa
dan
peninggalan
masa silam hingga keberlangsungan hidup
masyarakatnyapun
tradisional
masih
menyangkut
wilayah
pemukiman yang kegiatannya
masih
dibidang agro walaupun
sudah maju
dan mengalami berbagai
perubahan
dalam
pembangunan.
Tetapi
simki.unpkediri.ac.id ||8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
masyarakat
masih
meninggalkan
tidak
mata
lamanya di bidang
dapat
pencaharian
agro / pertanian
yang masih tradisional.
di
Hendaknya
sering
museum
Wajakensis
melakukan
Pertunjukkan koleksi / pameran untuk Memberikan
3. Keberadaan benda-benda koleksi yang Berada
1. Pengelola museum (instansi terkait)
informasi
kepada
Masyarakat agar merasa handarbeni Dan ikut melestarikan perdaban masa
merupakan bukti peradaban masa lalu
Silam
yang pernah terjadi di wilayah ini.
dinventarisasikan .Sehingga tidak ada
Peradaban masyarakat Tulungagung
kesan
di masa silam yang mempunyai nilai
menakutkan
Tinggi dan penting untuk diketahui
Museum
Dan diinformasikan kepada generasi
kegunaan/fungsi selain sebagai tempat
ang secara historis maupun psikologis
pemeliharaan dan penyimpanan benda-
masih saling berkaitan sampai saat ini .
benda purbakala , juga sebagai tempat
Selanjutnya demi pengembangan dan
belajar bagi siswa dan mahasiswa
dan
bahkan sebagi tempat rekreasi dan
pelestarian
benda-benda
peninggalan di kabupaten Tulungagung
yang
yang
telah
bernuansa untuk
berhasil
kuno
dikunjungi.
mempunyai
inspirasi yang
dan
banyak
menyenangkan.
telah diinventarisasikan dan dilbuatkan
2. Melakukan
sebuah tempat khusus yaitu museum
dengan
yang sekarang diberi nama museum
benda-benda hasil temuan baik yang
Wajakensis. Koleksi yang ada di
lama
museum terdiri dari koleksi arkeologi
Tulungagung
dan
arkeologi
kebudayaan, sejarawan, arkeolog, dll
keterkaitan
demi pelestarian benda-benda cagar
etnografi.
menunjukkan
koleksi adanya
cara
budaya.
masa lalu sedangkan koleksi etnografi
3. Memberikan
secara
pencaharian
dan
psikologis
mata
penghisupan
koleksi
mengidentivikasikan
maupun
secara historis peninggalan peristiwa di
berkaitan
pengembangan
baru
oleh
para
informasi
di
sekitar pemerhati
apabila
terdapat penemuan baru yang telah berhasil diidentivikasi oleh
para ahli
masyarakat tulungagung di masa silam
sejarah maupun arkeolog
maupun saat sekarang yang masih
masyarakat
dilestarikan oleh generasi ke generasi.
mengetahui dan tidak melupakan hasil
Dari hasil penelitian ini , disampaikan
peradaban manusa di masa silam yang
saran-saran kepada
kebanyakan
sehingga
kepada masyarakat
sudah rusak, hilang atau
bahkan diambil oleh orang yang tidak PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id ||9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
bertanggung jawab demi kepentingan pribadi atu yang lain. 4. Pengunjung sopan
dan
(masyarakat) tertib
kegiatan di museum
bila
berlaku melakukan
Wajakensis baik
hanya sekedar melihat-lihat maupun
Kepurbakalaan. Palem Jaya
Jakarta
:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010, Tentang Benda Cagar Budaya, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur.
melakukan studi obsevasi di museum
IV. DAFTAR PUSTAKA Asmar, Teguh.1982. Pemeliharaan Dan Perlindungan Benda-benda Sejarah Dan Purbakala. Jakarta : Palem jaya Akbar, Ali. 2010. Museum di Indonesia Kendala dan Harapan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung 2007.Seri Mengenal Benda Cagar Budaya Tulungagung Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung Dinas Sejarah Kodam VIII Brawijaya, 1984. Mengenal Museum Brawijaya Malang Dinas Sejarah Kodam Malang Fatoni, Abdurrahman. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta Moleong,Lexy.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Proyek Pengembangan Permuseuman, 1981/1982. Informasi Permuseuman Surabaya Proyek Pengembangan Permuseuman Jawa Timur Sutaarga, M.Amir. 1989. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, Jakarta : _ Suyono,1982 Methode Peninggalan
Konservasi Keperluan
PURWATININGSIH| NPM.14.1.01.02.0061P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id ||10||